bab ii kajian pustaka dan landasan teori 2.1 kajian ...eprints.umm.ac.id/60002/3/bab ii.pdfdan...

29
20 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kerja Wanita Pemandu Karaoke Wanita pemandu karaoke disadari atupun tidak, ada dalam realitas kehidupan sosial kita. Dalam sisi kehidupan sosialnya, seorang pemandu karaoke senantiasa terlibat dalam aktivitas komunikasi dan interaksi dengan dunia sekelilingnya, seorang pemandu karaoke saat bekerja di room karaoke dengan menggunakan pakaian yang terbilang sexy, glamour bahkan agak terbuka dilengkapi dengan polesan make up yang sedikit menor demi mendukung penampilan, mereka pun dituntut untuk lebih centil dan energik. 1 Pemandu karaoke atau purel bertugas untuk menemani, memandu, menghibur, dan menyediakan dan menyiapkam musik yang akan dinyanyikan oleh para konsumen karaoke. Namun, saati ini tugas para pemandu karaoke seakan bergeser. Pemandu karaoke pastilah identik dengan wantia cantik, baju mini atau ketat, seksi yang memperlihatkan bentuk tubuhnya dan dandanan yang menor. Kabar yang beredar dari masyarakat dewasa ini, mereka tidak hanya menemani para konsumen saja, namun pemandu 1 Darmawan, Aprizal Wahyu. 2017. Kontruksi Sosial Pekerja Purel Karaoke: (Studi Deskriptif Tentang Arti Purel Pada Para Pekerja Purel Yang Aktif Berstatus Pelajar). Jurnal Sosial dan Politik vol. 1, no.1, (online, http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers- kmnts1675f63c70full) diakses pada 20-08-2019

Upload: others

Post on 04-Dec-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian ...eprints.umm.ac.id/60002/3/BAB II.pdfdan menyiapkam musik yang akan dinyanyikan oleh para konsumen karaoke. Namun, saati ini tugas

20

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Kerja Wanita Pemandu Karaoke

Wanita pemandu karaoke disadari atupun tidak, ada dalam

realitas kehidupan sosial kita. Dalam sisi kehidupan sosialnya, seorang

pemandu karaoke senantiasa terlibat dalam aktivitas komunikasi dan

interaksi dengan dunia sekelilingnya, seorang pemandu karaoke saat

bekerja di room karaoke dengan menggunakan pakaian yang terbilang

sexy, glamour bahkan agak terbuka dilengkapi dengan polesan make

up yang sedikit menor demi mendukung penampilan, mereka pun

dituntut untuk lebih centil dan energik.1 Pemandu karaoke atau purel

bertugas untuk menemani, memandu, menghibur, dan menyediakan

dan menyiapkam musik yang akan dinyanyikan oleh para konsumen

karaoke. Namun, saati ini tugas para pemandu karaoke seakan

bergeser. Pemandu karaoke pastilah identik dengan wantia cantik, baju

mini atau ketat, seksi yang memperlihatkan bentuk tubuhnya dan

dandanan yang menor. Kabar yang beredar dari masyarakat dewasa ini,

mereka tidak hanya menemani para konsumen saja, namun pemandu

1 Darmawan, Aprizal Wahyu. 2017. Kontruksi Sosial Pekerja Purel Karaoke: (Studi Deskriptif

Tentang Arti Purel Pada Para Pekerja Purel Yang Aktif Berstatus Pelajar). Jurnal Sosial

dan Politik vol. 1, no.1, (online, http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-

kmnts1675f63c70full) diakses pada 20-08-2019

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian ...eprints.umm.ac.id/60002/3/BAB II.pdfdan menyiapkam musik yang akan dinyanyikan oleh para konsumen karaoke. Namun, saati ini tugas

21

karaoke juga menerima “panggilan” dari para konsumennya. Pemandu

karaoke hanya menemani para konsumen saat menyanyikan lagu.

Dengan perubahan tahun demi tahun, tugas pemandu ini bergeser

menjadi teman ngobrol, bahkan menurut isu yang beredar menjadi

teman kencan.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa pekerja

pemandu karaoke adalah seseorang yang sengaja dan terencana

melakukan kegiatan berupa pemberian arahan kepada seseorang atau

beberapa orang yang menyanyikan lagu dengan diiringi musik dan

syair yang muncul di layar dan melayani tamu hingga puas. Para wanita

pemandu karaoke, selain menjadi wanita pemandu karaoke ada

beberapa yang berprofesi ganda seperti mahasiswa dan pegawai. Yakni

dalam menjalani kehidupannya dia berperilaku dan bersosialisasi

layaknya seperti tuntutan atau profesi diluar sebagai wanita pemandu

karaoke.

Pemandu Karaoke biasanya bekerja melayani tamu untuk

memilihkan lagu, menemani bernyanyi, mengambilkan makanan

minuman, atau menghubungi bagian lain bila terjadi permasalahan

seperti mic yang tidak rusak atau baterai habis atau hal lainnya. Tidak

semua tempat karaoke menyediakan pemandu karaoke, biasanya

tempat karaoke seperti itu adalah tempat karaoke keluarga. Tempat

karaoke keluarga biasanya seorang pemandu karaoke didoktrin untuk

melayani pelanggan tidak lebih sekedar bernyanyi dengan sopan.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian ...eprints.umm.ac.id/60002/3/BAB II.pdfdan menyiapkam musik yang akan dinyanyikan oleh para konsumen karaoke. Namun, saati ini tugas

22

Karaoke keluarga disetting dengan ruangan yang lebih terbuka, kaca

pintu lebih lebar dan bisa diliat sepintas dari luar room.

Sekarang ini seorang pemandu karaoke sudah banyak

berkembang berubah dari perkerjaan biasanya. Banyak sekali tempat

tempat karaoke apalagi di kota besar seorang pemandu karaoke biasa

merangkap pekerjaannya selain melayani pelanggan untuk bernyanyi,

seperti diajak kencan oleh pelanggannya. Seorang pemandu karaoke

identik dengan pakaian yang ketat dan seksi menarik perhatian

pelanggan. Pakaian serba mini dan dandanan yang syur tentu akan

menggoda mata melihat, Apalagi bila menemani bernyanyi dan jogged

bersama. Tidak mengherankan bila naluri lelaki normal tergelitik

mencoba untuk mengajak lebih dari sekedar bernyanyi di room

karaoke, bernyanyi sambil berpelukan, berciuman, bahkan bisa terjadi

ada adegan mesum di room karaoke.

Pelanggan yang mau diteman seorang pemandu karaoke untuk

karaoke biasanya dikenakan tarif perjam, untuk tariff pemandu karaoke

berkisar mulai Rp. 100an ribu perjam. Tarif Pemandu Karaoke tersebut

tergantung kelas masing-masing karaoke dan kelas pemandu karaoke,

untuk kelas yang lebih bagus lagi bisa 300-500rb perjam. Tarif

pemandu karaoke tersebut biasanya dibagi untuk pihak karaoke dan

pemandu karaoke, bisanya berkisar 40 sampai 70% dari tarif diberikan

untuk pemandu karaoke, tergantung dari tempat karaoke dan kebijakan

pimpinan. Di tempat karaoke yang ramai seorang pemandu karaoke

bisa melayani 3 sampai 5 jam, apalagi bila pemandu karaoke mau

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian ...eprints.umm.ac.id/60002/3/BAB II.pdfdan menyiapkam musik yang akan dinyanyikan oleh para konsumen karaoke. Namun, saati ini tugas

23

memberikan service lebih tentunya akan dicari pelanggan terus, dan

jam melayani semakin banyak.

Sebab-sebab seseorang menjadi wanita pemandu karaoke yaitu,

permulaan seseorang mau menjadi pemandu lagu biasanya adalah

masalah ekonomi atau kebutuhan uang, namun tidak jarang karena

broken home atau sekedar mencari kesenangan semata. Banyak

pemandu karaoke yang memulai pekerjaannya diusia relatif muda,

bahkan umur 18 tahun sudah menjadi pemandu karaoke dan masih

belum mempunyai KTP. Banyak pemandu karaoke awalnya adalah

pergi atau kabur dari rumah bahkan pergi keluar kota dan orang tua

sudah tidak bisa mengontrol anaknya dan tidak tahu sama sekali apa

yang dilakukan anaknya. Dunia hiburan seperti karaoke menuntut

seorang pemandu karaoke untuk bisa berhadapan dengan sang malam,

tempat karaoke biasanya dibuka siang hari jam diatas jam 12 siang dan

tutup kurang lebih jam 2-3 malam. Tempat karaoke biasanya rame di

malam hari.

2.1.2 Stereotipe Single Parent (Janda)

Kehilangan pasangan hidup akibat perceraian atau kematian

pasangan dapat membuat seseorang menyandang status baru sebagai

janda atau duda. Pada perempuan, status janda adalah satu tantangan

emosional yang paling berat karena di dunia ini tidak akan ada seorang

perempuan yang merencanakan jalan hidupnya untuk menjadi janda,

baik karena kematian suami atau bercerai dengan pasangan hidupnya.

Hidup sebagai janda merupakan hal yang sulit karena di satu sisi

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian ...eprints.umm.ac.id/60002/3/BAB II.pdfdan menyiapkam musik yang akan dinyanyikan oleh para konsumen karaoke. Namun, saati ini tugas

24

mereka harus bertanggung jawab untuk menjadi orang tua tunggal bagi

anak-anaknya dan di sisi lain mereka merasakan beban psikologis dari

masyarakat yang umumnya menganggap kehidupan menjanda sebagai

hal yang negatif.

Status pada dasarnya merupakan suatu kompleks dari

kewajiban-kewajiban dan yang mengandung hak-hak bagi fungsionaris

yang menempatinya. Ditinjau dari sudut tertentu, status adalah posisi

seseorang atau sekelompok orang dalam suatu kelompok sosial

sehubungan dengan orang-orang lain dalam kelompok itu.2 Kedudukan

atau status seringkali dibedakan dengan kedudukan sosial atau status

sosial. Status adalah sebagai tempat atau posisi seseorang secara umum

dalam masyarakat sehubungan dengan orang lain dalam kelompok

tersebut, atau tempat suatu kelompok sehubungan dengan kelompok-

kelompok lain di dalam kelompok yang lebih besar lagi

Janda merupakan perempuan yang tidak memiliki pasangan

dan status kesendirian karena berpisah dengan suami setelah

dikumpuli, baik berpisah karena dicerai maupun karena ditinggal mati.

Pria maupun perempuan yang telah menikah dan telah bercampur

kemudian berpisah, baik disebabkan karena perceraian maupun

kematian adalah berstatus sama. Hanya karena frame budaya yang

memberikan kekuasaan kepada pria atas perempuan dan lebih lebih

banyak menunjuk status kaum perempuan sebagai janda.

2 Taneko, Soleman b. 1984. Struktur dan Proses Sosial: Suatu Prngantar Sosiologi Pembangunan.

Jakarta: Rajawali. Hlm; 86

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian ...eprints.umm.ac.id/60002/3/BAB II.pdfdan menyiapkam musik yang akan dinyanyikan oleh para konsumen karaoke. Namun, saati ini tugas

25

Status janda bukanlah posisi yang menguntungkan bagi

perempuan secara biologis, psikologis, maupun sosiologis. Kondisi

yang melingkupi diri kaum perempuan seringkali mengundang

bargaining position kaum ini ketika berhadapan dengan kaum pria.

Kaum janda kadang ditempatkan sebagai perempuan pada posisi yang

tidak berdaya, lemah, dan perlu dikasihani sehingga dalam kondisi

sosial budaya yang patriarkhi seringkali terjadi ketidakadilan terhadap

kaum perempuan, khususnya kaum janda. Secara ilmiah, janda dapat

diartikan seorang perempuan yang pernah melakukan hubungan

biologis, tapi dengan alasan tertentu harus hidup tanpa suami.

Sedangkan berdasar filsafat, bahwa janda adalah perempuan yang

pernah merasakan cinta kasih dan melakukan hubungan intim, tapi

merelakan cinta kasihnya tidak berlanjut dikarenakan masing-masing

memilih jalan hidup sendirisendiri untuk memperoleh kebebasan

masing-masing tanpa suatu ikatan pernikahan.

Secara ontologis, janda merupakan sosok perempuan yang

tidak bersuami, harus menanggung penderitaan secara fisik dan psikis

dari berbagai persepsi masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Secara

epistimologi, janda adalah perempuan yang mempunyai fungsi ganda.

Perempuan di satu sisi sebagai ibu dari keturunan yang ditinggalkan

ayahnya, baik melalui perceraian ataupun kematian dan di sisi lain,

merupakan perempuan yang pernah melakukan hubungan biologis

dengan lawan jenisnya, tetapi tidak mendapat perlakuan yang lazim

dari pasangannya sehingga harus melaksanakan fungsi sebagai kepala

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian ...eprints.umm.ac.id/60002/3/BAB II.pdfdan menyiapkam musik yang akan dinyanyikan oleh para konsumen karaoke. Namun, saati ini tugas

26

keluarga. Secara axiologi, janda harus tetap menjaga harkat dan

martabat dirinya ditengah-tengah masyarakat sebagai perempuan yang

pernah bersuami sehingga nasib yang dipandang kurang beruntung itu

harus mampu survifal ditengah-tengah kehidupan tanpa didampingi

pria yang bisa mengayominya. Kehidupan menjanda khususnya

mempengaruhi perempuan karena:

1. Perempuan cenderung hidup lebih lama daripada pria.

2. Perempuan pada umumnya menikahi pria yang leb`ih tua dari

mereka sendiri.

3. Laki-laki tua lebih mungkin menikah kembali dibandingan

perempuan tua.

4. Ada norma-norma sosial yang kuat, yang menentang perempuan tua

menikahi pria muda, dan juga norma-norma yang menentang

perempuan tua menikah lagi.

Wanita dalam perspektif sejarah, agama Hammurabi yang

tersohor di Babilonia memperhitungkan wanita itu satu bahagian dari

hewan peliharaan, yang menjadi milik seseorang. Sebagai bukti

klimaksya dalam menilai kedudukan wanita, ialah adanya suatu

ketetapan bagi masyarakat Babilonia untuk membunuh setiap anak

wanitanya, serta anak orang lain yang berjenis kelamin wanita. Dan

jika tidak dilaksanakan atau ada seseorang yang memaafkannya maka

anak tersebut harus di jadikan budak.3 Sedangkan di kalangan

3 Abbas, Mahmoud Al-Akkad. 1984. Wanita Dalam Al Qur’an. Cetakan II. Jakarta: PT Bulan

Bintang. hlm; 83.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian ...eprints.umm.ac.id/60002/3/BAB II.pdfdan menyiapkam musik yang akan dinyanyikan oleh para konsumen karaoke. Namun, saati ini tugas

27

masyarakat Yunani Kuno wanita sama sekali tidak memiliki

kemerdekaan dan kedudukan dalam segala sesuatu yang dihubungkan

dengan hak-hak menutut undang-undang. Wanita pada masa itu

ditempatkan pada rumah-rumah yang besar, disuatu tempat yang

terpisah jauh dari jalan raya dan pintunya selalu dijaga.

Masyarakat juga membagi rumah-rumah mereka menjadi dua

bagian dan masing-masing berdiri sendiri, yang satu untuk pria dan

yang satunya untuk wanita.4 Selain itu wanita sama sekali tidak

diperbolehkan untuk terjun dalam dunia pendidikan sebaliknya wanita

pada masa itu baik yang merdeka atau masih berstatus budak hanya

popular sebagai penyayi dan wanita yang bebas. Jika kedudukan wanita

sangat rendah pada masa Yunani Kuno maka lain halnya bagi bangsa

Persia, kaum wanita memperoleh sedikit perlakuan yang lebih baik,

serta pengakuan terhadap hak-hak asasi.

Hanya saja dalam keyakinannya terhadap Agama Zardasyt

orang-orang Persia memandang wanita sebagai mahluk yang tidak suci,

dan karena itu mereka diharuskan menutup mulut dan hidung mereka

dengan sesuatu agar nafas mereka tidak mengotori api suci yang

merupakan sesembahan Agama Persia lama. Kedudukan yang lebih

baik juga dapat kita lihat pada kebudayaan Mesir lama, wanita pada

masa itu memiliki keistimewaan karena wanita diberi hak-hak sama

seperti hak-hak kaum pria. Wanita mesir lama berhak mendapatkan

4 Ibid, hlm; 105

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian ...eprints.umm.ac.id/60002/3/BAB II.pdfdan menyiapkam musik yang akan dinyanyikan oleh para konsumen karaoke. Namun, saati ini tugas

28

harta benda, dan juga berhak mewarisi, serta berhak meimpin rumah

tangganya disaat kepala rumah tangga itu sedang pergi. Sedangkan

kedudukan wanita dalam sejarah Islam mendapat kenikmatan di dalam

nauangannya dengan keutamaan dan derajat yang tinggi berupa

penjagaan dan pemeliharaan. Islam menjamin nilai-nilai kemanusiaan

wanita secara sempurna.

Wanita dalam ragam perspektif, kamus Besar Bahasa Indonesia

menjelaskan bahwa persepsi adalah proses seseorang mengetahui

beberapa hal melalui panca indera. Persepsi seseorang merupakan

suatu proses yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang

mengenainnya, tetapi ia juga sebagai keseluruhan dengan

pengangalaman- pengalaman, motivasinya dan sikap-sikap yang

relevan terhadap stimulus tersebut.5 Kartini Kartono mengemukakan

bahwa persepsi adalah proses dimana seseorang menjadi sadar akan

segala sesuatu dalam lingkungannya melalui inderaindera yang

dimilikinya, pengetahuan lingkungan yang diperoleh melalui

interpretasi indera dapat menangkap dan memahami berbagai

fenomena, informasi atau data yang enantiasa mengikutinya.

Sedangkan dengan adanya persepsi memungkinkan individu untuk

memilih, bersikap serta menilai lingkungannya, karena persepsi adalah

proses penafsiran terhadap suatu objek yang dilihat, didengar, dan

dirasakan.

5 Saparinah. 1977. Persepsi Sosial Mengenai Perilaku Menyimpang, cetakan 1. Jakarta: Bulan

Bintang. Hlm; 72.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian ...eprints.umm.ac.id/60002/3/BAB II.pdfdan menyiapkam musik yang akan dinyanyikan oleh para konsumen karaoke. Namun, saati ini tugas

29

Wanita dalam perspektif gender dan feminis, secara bahasa,

kata gender berasal dari bahasa Inggris yang berarti jenis kelamin.6 Ann

Oakley menambahkan bahwa gender merupakan perbedaan jenis

kelamin berdasar pada konsep kultural, berupaya membuat pembedaan

dalam hal peran, perilaku, mentalitas dan karakteristik emosional

antara laki-laki dan wanita yang berkembang dalam masyarakat.

Masyarakat beranggapan bahwa wanita itu emosional, irasional dalam

berfikir, serta wanita tidak bisa tampil sebagai pemimpin (sebagai

pengambil keputusan), maka akibatnya wanita ditempatkan pada posisi

yang tidak strategis (second person).

Feminis sebagai gerakan pada mulanya berangkat bahwa kaum

wanita pada dasarnya ditindas dan dieksploitasi. Oleh sebah itu mereka

sepakat bahwa hakikat dari perjuangan feminis adalah demi kesamaan

martabat dan kebebasan mengontrol raga dan kehidupan baik di dalam

maupun di luar. Menurut penilaian para feminis, rumah tangga yang

memposisikan suami sebagai suami terhadap istri sebagaimana yang

telah diyakini umat Islam umumnya, itu merupakan bagian dari bentuk

dominasi laki-laki terhadap wanita yang berimplikasi kesewenang-

wenangan laki-laki untuk berbuat semaunnya terhadap wanita.

Feminisme radikal beranggapan bahwa faktor utama penyebab

pembagian kerja secara seksual adalah sistem patriarki. Bagi feminism

radikal partiarkia adalah dasar dari ideologi penindasan yang

6 Ridwan. 2016. Kekerasan Berbasis Gender, Cetakan 1. Yogyakarta: Pusat Studi Gender. Hlm; 16

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian ...eprints.umm.ac.id/60002/3/BAB II.pdfdan menyiapkam musik yang akan dinyanyikan oleh para konsumen karaoke. Namun, saati ini tugas

30

merupakan sistem hirarki seksual dimana laki-laki memiliki kekuasaan

superior atas wanita.

2.1.3 Perempuan dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan.

Pekerja berasal dari kata “kerja” yaitu aktivitas yang dinamis

dan bernilai, tidak dapat dilepaskan dari faktor fisik, psikis dan sosial.

Kerja merupakan penggunaan proses mental dan fisik dalam mencapai

beberapa tujuan yang produktif. Sementara itu, tujuan yang dimaksud

seperti yang dikemukakan oleh May Smith yang mengatakan bahwa

tujuan kerja adalah untuk hidup, dengan demikian, mereka yang

menukarkan kegiatan fisik atau kegiatan otak dengan sarana kebutuhan

hidup, berarti bekerja. Henderson mengemukakan bahwa manusia

adalah mahluk sosial yang perlu bekerja dan ingin bekerja yang berarti

dapat memberikan dampak fisik dan emosi. Sementara bekerja

merupakan upaya untuk mengisi kualitas hidup.

Istilah pekerja muncul sebagai pengganti istilah buruh, pada

zaman feodal atau zaman penjajahan belanda yang dimaksud dengan

buruh adalah orang-orang pekerja “kasar” seperti kuli, mandor, tukang

dan lain-lain. Jadi pekerja dapat diartikan sebagai tenaga kerja atau

setiap orang yang bekerja dan menerima gaji, upah, atau imbalan dalam

hubungan kerjadan dan dalam bentuk lain7. Jadi dapat disimpulkan

bahwa pekerja wanita adalah suatu aktivitas manusia yang dilakukan

7 Soelaeman, Munandar. 2011. Ilmu Sosial Dasar. Bandung: PT Refika Aditama. Hlm; 89

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian ...eprints.umm.ac.id/60002/3/BAB II.pdfdan menyiapkam musik yang akan dinyanyikan oleh para konsumen karaoke. Namun, saati ini tugas

31

oleh salah satu jenis kelamin (wanita), untuk mendapat jasa, berupa

imbalan atau upah untuk meningkatkan kualitas hidup.

2.1.4 Pola Asuh

Pola asuh memiliki dua suku kata yaitu pola yang memiliki arti

sistem atau cara kerja, 8 sedangkan asuh berarti menjaga (merawat dan

mendidik) anak kecil.9 Jika diartikan secara satu kesatuan pola asuh

adalah cara menjada anak dengan memperhatikan tumbuh kembang

sang anak hingga anak dewasa. Konsep pola asuh didefinisikan oleh

ahli psikologi diantaranya dijelaskan sala buku Kapita Selekta

Pendidikan Islam oleh Chabib Thoha10, yang mana berisi:

“Sikap orang tua dalam berhubungan dengan anak-anaknya,

sikap ini dapat dilihat dari berbagai segi, antara lain dari cara orang tuaa

memberikan hadiah kepada anak, cara orang tua memberikan peraturan

kepada anak, dan hukuman, kemudian cara orang tua memberikan

otoritas dan juga cara orang tua memberikan perhatian dan tanggapan

terhadap keinginan anak.”

Pola asuh adalah merupakan suatu cara terbaik yang dapat

ditempuh orang tua dalam mendidik anak sebagai perwujudan dari rasa

tanggung jawab kepada anak di mana tanggung jawab untuk mendidik

anak ini merupakan tanggung jawab primer. Karena anak merupakan

buah dari buah kasih sayang yang diikat dalam tali perkawinan antara

8 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1999. Kamus BesarBahasa

Indonesia; Cet. X. Jakarta: Balai Pustaka, 1999. Hlm; 778. 9 Ibid. hlm; 63. 10 Thoha, Chabib. 1996. Kapita Selekta Pendidikan Islam.Cet. I. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hlm;

110.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian ...eprints.umm.ac.id/60002/3/BAB II.pdfdan menyiapkam musik yang akan dinyanyikan oleh para konsumen karaoke. Namun, saati ini tugas

32

suami istri dalam suatu keluarga. Keluarga adalah satu elemen terkecil

dalam masyarakat yang merupakan institusi sosial terpenting dan

merupakan unit sosial yang utama melalui individu-individu disiapkan

nilai-nilai hidup dan kebudayaan yang utama.11 Demikian peran

keluarga menjadi penting untuk mendidik anak baik dari tinjauan

agama, tinjauan social kemasyarakatan maupun tinjauan individu.

Yang menjadi persoalan sekarang bukan lagi pentingnya pendidikan

keluarga, melainkan bagaimana pendidikan keluarga dapat

berlangsung dengan baik sehingga mampu menumbuhkan

perkembangan kepribadian anak menjadi manusia dewasa yang

memiliki sikap positif terhadap agama, kepribadian yang kuat dan

mandiri, potensi jasmani dan rohani serta intelektual yang berkembang

secara optimal. Cara mendidik ini menurut penulis dapat dilihat dalam

tiga pola asuh orang tua terhadap anak yakni pola asuh yang

demokratis, otokratik, dan permisif. Menurut Kohn pola asuh

merupakan sikap orang tua dalam berhubungan dengan anaknya, sikap

ini dapat dilihat dari berbagai segi, antara lain dari cara orang tua

memberikan peraturan kepada anak, cara memberikan hadiah, cara

orang tua memberikan otoritas dan cara orang tua memberikan

perhatian atau tanggapan terhadap keinginan anak19. Dengan demikian

bahwa yang disebut denagn pola asuh orang tua adalah bagaimana cara

mendididk orang tua kepada anak baik secara langsung maupun tidak

langsung.

11 Langgulung, Hasan. 1986. Manusia Dan Pendidikan. Jakarta: Pustaka Al-husna.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian ...eprints.umm.ac.id/60002/3/BAB II.pdfdan menyiapkam musik yang akan dinyanyikan oleh para konsumen karaoke. Namun, saati ini tugas

33

Cara mendidik secara langsung artinya bentuk-bentuk asuhan

orang tua yang berkaitan dengan pembentukan kepribadian,

kecerdasan, dan keterampilan yang dilakuakan secara sengaja baik

perintah, larangan, hukuman, dan penciptaan situasi maupun

pemberian hadiah sebagai alat pendidikan. Dalam keadaan seperti ini

yang diharapkan muncul dari anak adalah efek-instruksional yakni

respon-respon anak terhadap aktifitas pendidikan itu. Pendidikan

secara tidak langsung adalah berupa contoh kehidupan sehari-hari baik

tutur kata sampai kepada adaptasi kebiasaan dan pola hidup, hubungan

antara keluarga, masyarakat, hubungan suami istri. Semua ini secara

tidak sengaja telah membentuk situasi di mana anak selalu bercermin

terhadap kehidupan sehari-hari dari orang tuanya.

Hourlock, mengemukakan ada tiga jenis pola asuh orang tua terhadap

anaknya, yakni:

1. Pola asuh otoriter

Pola asuh otoriter ditandai dari cara mengsuh anak dengan

aturan-aturan yang ketat, sering kali orang tua memaksa anak untuk

berperilaku seperti dirinya. Tidak diberi kebebasa untuk bertindak

atas nama diri sendiri dibatasi. Anak jarang diajak berkomunikasi

dan bertukar fikiran dengan orang tua, orang tua menganggap

bahwa semua sikapnya sudah benar sehingga tidak perlu

dipertimbangkan dengan anak. Pola asuh yang bersifat otoriter juga

ditandai dengan penggunaan hukuman yang keras, lebih banyak

menggunakan hukuman badan, anak juga diatur segala keperluan

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian ...eprints.umm.ac.id/60002/3/BAB II.pdfdan menyiapkam musik yang akan dinyanyikan oleh para konsumen karaoke. Namun, saati ini tugas

34

dengan segala aturan yang ketat dan masih diberlakukan meskipun

sudah menginjak dewasa.

2. Pola asuh demokratik

Pola asuh demokratis dilihat dari adanya pengakuan orang

tua terhadap kemampuan anak, anak diberi kesempatan untuk tidak

selalu tergantung kepada orang tua. Anak diberi kebebasan dalam

mengemukakan pendapat, keinginannya, dan perasaan yang ia

rasakan. Jadi dalam pola asuh ini terdapat kunci yang penting yaitu

komunikasi, antara anak dan orangtua. Adapun ciri-ciri pola asuh

demokratis yaitu:

a. Menentukan peraturan-peraturan seerta disiplin dalam

memperhatikan dan mempertimbangkan alasan yang

dapat dipahami dan diterima oleh anak,

b. Memberi pengarahan tentang perbuatan baik yang perlu

dipertahankan dan yang tidak baik agar tidak dilakukan

lagi,

c. Membuat keharmonisan dalam keluarga,

d. Membimbing dengan penuh pengertian,

e. Menciptakan suasana yang komunikatif antara anak dan

orang tua serta sesama keluarga.

3. Pola asuh yang permisif

Pola asuh ini dilihat dengan cara orang tua yang cenderung

bebas, anak dianggap debagai dewasa atau muda, ia diberi

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian ...eprints.umm.ac.id/60002/3/BAB II.pdfdan menyiapkam musik yang akan dinyanyikan oleh para konsumen karaoke. Namun, saati ini tugas

35

kelonggaran seluas-luasnya untuk melakukan apa saja yang

dikehendaki. Pola asuh permisif cenderung membuat anak manja

karena membebaskan anak tanpa adanya larangan melakukan

apapun, tidak memberi arahan kepada anak dengan benar dan tidak

mengendalikan anak, tidak memberukan hukuman atau sanksi

kepada anak ketika anak melakukan kesalahan, hidup tidak teratur,

dan tidak memiliki standart nagi perilaku anak. Biasanya pola

pengasuhan yang seperti ini disebabkan oleh orang tua yang terlalu

sibuk dengan kesibukan pekerjaan maupun urusan lainnya yang

akhirnya lupa untuk mendidik dan mengasuh anak dengan baik.

Anak hanya diberi uang atau materi saja kemudian terserah anak

mau tumbuh dan berkembang seperti apa.

Pola asuh antara anak dan orang tua sangaat dipengaruhi oleh

persepsi anak terhadap apa yang ia terima, alami, dan interpretasi

terhadap motivasi hukuman daru orang tua, karena pada dasarnya setiap

pola asuh yang diterapkan oleh orang tua nantinya akan membawa

dampak dalam kehidupan anak di segala aspek kehidupannya.

Bagaimanapun bentuk dari pola asuh yang diterapkan oleh orang tua ke

anak merupakan pilihan dari orang tua sebagai orang dewasa yang

sudah seharusnya merawat dan membesarkan anak.

2.1.4.1 Pola Asuh dilihat dalam betuk pendidikan dan agama

Pendidikan merupakan sebuah tanggung jawab semua

elemen masyarakat, yang mana tanggung jawab terhadap

pelaksanaan pendidikan diselenggarakan dengan kewajibannya

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian ...eprints.umm.ac.id/60002/3/BAB II.pdfdan menyiapkam musik yang akan dinyanyikan oleh para konsumen karaoke. Namun, saati ini tugas

36

yaitu “mendidik”, yang artinya bahwa mendidik adalah

membantu anak dalam perkembangannya dalam berbagai aspek

seperti aspek fisik dan psikis dalam upaya menginternalisasi

nilai-nilai yang dilakukan dalam situasi pendidikan yang

didesain seperti di sekolah formal maupun tidak, kemudian

didesain seperti di keluarga dan masyarakat. Proses internalisasi

nilai-nilai inilah yang dimaksud dengan pendidikan dasar untuk

anak, dan tanggung jawab pendidikan secara mendasar

tertumpu pada orang tua, terutama ibu yang dibantu oleh bapak

dalam mendidik anak.

Anak dapat diibaratkan sebagai perhiasan dunia atau

harta yang diberikan oleh Allah SWT, sebagaimana yang

dijalskan adalam Al-Qur’an Surat Al-Kahfi ayat 46, yang mana

Allah berfirman; “harta dan anak – anak merupakan perhiasan

kehidupan dunia.” Keberadaan anak yang telah digambarkan

didalam Al-Qur’an tersebut dapat dapat menjadi terwujut jika

orang tua benar – benar mempersiapkan segala sesuatu untuk

tumbung kembang dan segala proses yang berhubungan dengan

anak mereka yang sudah lahir maupun yang masih dalam

proses. Pendidikan, dari moral hinga pendidikan agama,

kemudian gizi, perkembangan kepribadian, serta pola asuh

seperti apa yang akan orang tua terapkan kepada anak. Jika hal

– hal ringan seperti itu tidak diperhatikan oleh orang tua,

nantinya akan menjadi sebaliknya, yaitu bencana dalam

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian ...eprints.umm.ac.id/60002/3/BAB II.pdfdan menyiapkam musik yang akan dinyanyikan oleh para konsumen karaoke. Namun, saati ini tugas

37

keluarga dan akan menjadi ganguan bagi masyarakat umum

maupun seluruh umat manusia.

Islam pun juga memperhatikan pentignya peranan

orangtua dalam memberikan pengarahan tentang perlakuan

yang pantas dan baik kepada anak, hal ini tidak lain karrena anak

madalah amanah sekaligus cobaan, apabila anak diasuh dengan

baik maka akan mendatangkan kebaikan atau kebajikan,

sedangkan ketika anak tidak diasuh dengan baik maka nantinya

akan memberikan kebatilan bagi orang tua, keluarga, maupun

masyarakat luas.

Secara teoritis pola asuh anak memiliki 3 macam jenis

seperti yang sudah dibahas sebelumnya, ada pola asuh otoriter,

demokratik, dan permisif. Ketiga pola asuh anak tersebut

memiliki sebab dan akibat yang berbeda pada setiap penyerapan

anak dan pemicu orangtua melakukan pola yang seperti itu.

Setiap pola asuh memiliki pengaruh besar terhadap

pembentukan kepribadian anak, karena itu pola asuh yang orang

tua terapkan kepada anak nantinya akan menjadi penentu watak,

sikap, dan prilaku anak ketika anak beranjak dewasa. Disinilah

pentingnya pendidikan dalam keluarga yang mana pada

dasarnya perlu aturan yang benar dan memiliki kekuatan

sehingga dapat mengikat semua anggota keluarga untuk

mematuhi dan melaksanakannya, dan ketika ada hal-hal yang

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian ...eprints.umm.ac.id/60002/3/BAB II.pdfdan menyiapkam musik yang akan dinyanyikan oleh para konsumen karaoke. Namun, saati ini tugas

38

tidak seharusnya dan seharusnya dilakukan, disitu pula peran

keluarga dalam menuntun anak-anaknya.

Islam sendiri pada dasarnya sudah memiliki aturan yang

jelas dan benar mengenai pembinaan keluarga, seperti halnya

pendidikan keluarga, mulai dari cara membangun keluarga,

membina keluarga, interaksi pasangan suami istri, berbicara

kepada orang tua, kemudian pola asuh dijalankan dengan

melihatt dua karakter yang berbeda, yaitu orang tua dan anak.

Pada dasarnya Al-Qur’an dan Hadist telah menjadi sumber

pokok dalam ajaran Islam yang mana sudah menggariskan

semua aturan untuk berbagai aktivitas maupun interaksi didalam

sebuah keluarga sebagai salah satu acuan untuk pembinaan

akhlak.

Islam sendiri menjadikan orang tua, khusunya ibu,

umtuk bertanggung jawab penuh pada pendidikan agama

terutama akhlak, moral, maupun pendidikan keislaman dengan

detail untuk anak. Kewajiban untuk beribadah kepada Allah

SWT merupakan ajaran wajib dalam Islam yang mana harus

orang tua ajarkan sejak dini untuk membentuk watak dan

karakter yang akhklakul karimah atau memiliki akhlak yang

baik, dengan dibekalinya pendidikan akhlak, mereka nantinya

akan siap dan peka terhadap segala situasi maupun lingkungan

seperti apapun yang muncul di lingkungan mereka, serta anak

dapat mampu menghadapi segala kemungkinan terburuk dari

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian ...eprints.umm.ac.id/60002/3/BAB II.pdfdan menyiapkam musik yang akan dinyanyikan oleh para konsumen karaoke. Namun, saati ini tugas

39

pengaruh negatif dari lingkungan diluar keluarga mereka seperti

tempat mereka berinteraksi dengan kelompok atau orang baru

maupun lingkukan sosial lainnya.

2.2 Penelitian Terdahulu

1. Deskripsi Kerja Wanita Pemandu Karaoke (Studi Kasus di R & B Karaoke

Surakarta). (Imanuddin, 2018).

Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini yaitu

mengenai fenomena karier wanita pemandu karaoke. Disini peneliti sedikit

bisa mengungkapkan sisi lain yang positif dari pemandu karaoke, tidak

semuanya pemandu karaoke itu bekerja sepenuhnya menjadi pemandu

karaoke. Peneliti menemukan beberapa penemuan yang unik dari wanita

pemandu karaoke di R&B karaoke, ada empat kategori yang peneliti

temukan di antaranya: motif wanita pemandu karaoke, perilaku wanita

pemandu karaoke, kondisi keluaraga mereka, masyarakat lingkungan

tempat tinggal mereka, hingga tempat-tempat biasa mereka nongkrong.

2. Model Komunikasi Keluarga pada Orangtua Tunggal (Single Parent) dalam

Pengasuhan Anak Balita. (Sari, 2015).

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka kesimpulan dari

penelitian ini adalah sebagai berikut;

1) Komunikasi verbal yang dilakukan orangtua tunggal kepada anak

balitanya dalam pola pengasuhan menggunakan kata-kata yang mudah

dimengerti anak, bernada lemah lembut, tegas dan dimengerti oleh anak.

Sedangkan komunikasi nonverbal yang dilakukan orangtua tunggal kepada

anaknya adalah memeluk anak saat diajak kerumah keluarga lain, diajak

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian ...eprints.umm.ac.id/60002/3/BAB II.pdfdan menyiapkam musik yang akan dinyanyikan oleh para konsumen karaoke. Namun, saati ini tugas

40

jalan ketempat rekreasi. Orangtua tunggal menuntun anak saat anak

meminta sesuatu atau menunjukkan sesuatu.

2) Pola komunikasi orangtua tunggal kepada anak balitanya dipengaruhi

oleh situasi dan kondisi saat orangtua berinteraksi dengan anak. Situasi dan

kondisi dalam komunikasi verbal orangtua lebih menunjukkan sikap

perhatian dan kasih sayang. Sedangkan saat melakukan komunikasi

nonverbal orangtua memperlihatkan perilaku memeluk dan menuntun.

3). Model komunikasi keluarga yang dihasil dari orangtua tunggal antara

ayah dan ibu terdapat perbedaan dalam model komunikasi keluarga yaitu;

model komunikasi keluarga yang dilakukan oleh ayah lebih mengunakan

pola protektif dan laizzer-fair, sedangkan model komunikasi keluarga yang

dilakukan oleh ibu lebih mengunakan modifikasi atau gabungan pola

protektif dengan pola pluralistik juga gabungan pola protektif dengan pola

konsensual.

3. Persepsi Masyarakat Terhadap Pekerja Wanita di Tempat Karaoke Princess

Syahrini Kota Makassar (Yanti, 2018).

Hasil Penelitian ini mengemukakan beberapa masalah atau pertanyaan yaitu

mengenai karateristik pekerja wanita di tempat karaoke Princess Syahrini

Kota Makassar. Kemudian dampak bagi pekrja wanita di tempat karaoke

terhadap kehidupan sosial mereka. Jenis penelitian bersifat kualitatif

deskriptif dengan menggunakan pendekatan sosiologis, fenomenologis, dan

teologis. Penentuan sample menggunakan purposive sampling. Sumber data

berupa data langsung yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa karakteristik dari pekerja

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian ...eprints.umm.ac.id/60002/3/BAB II.pdfdan menyiapkam musik yang akan dinyanyikan oleh para konsumen karaoke. Namun, saati ini tugas

41

wanita karaoke dari segi pakaian, ekonomi, solidaritas sosial, hingga

karakteristik dari segi agama. Dampak negative pekerja wanita di karaoke

teerhadap kehidupan sosial mereke yaitu adanya penilaian buruk serta

kritikan dan sindiran yang mempengaruhi status mereka di mata

masyarakat.

4. Konstruksi Sosial Pekerja Purel Karaoke (Studi Deskriptif Tentang Arti

Purel padaPekerja Purel yang Aktif Berstatus Pelajar). (Dermawan, 2017)

Jurnal ini membahas mengenai latar belakang terbentuknya purel dan

memahami bagaimana pemaknaan seoorang purel terhadap sebuah perilaku

purel yang berstatus pelajar. Teori yang digunakan yaitu teori kostruksi

sosial oleh Peter L. Berger. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah analisis kualitatis yang bersifat deskriptif. Penentuan informan

menggunakan cara purposive sampling, dan data yang dikumpulkan berupa

wawancara secara mendalam (indepth interview). Hasil dari penelitian ini

mengungkap bahwa realitas fenomena purel pelajar dapat terbentuk dari

tiga tahapan, yaitu ekternalisasi sebagai tahap awal seorang pelajar

mengetahui dan memahami pekerjaan sebagai purel hingga bagaimana

pekerjaan purel tersebut.

5. Perjuangan Hidupsingle parent (Layliyah, 2014.)

Jurnal ini berfokus bagaimana seorang janda menghidupi keluarganya serta

kendala apa saja yang dihadapi dalam memenuhi atau menghidupi

keluarganya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, deskriptif.

Teori yang digunakan adalah teori tindakan sosial oleh Max Weber. Dalam

penelitian ini kendala utama dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian ...eprints.umm.ac.id/60002/3/BAB II.pdfdan menyiapkam musik yang akan dinyanyikan oleh para konsumen karaoke. Namun, saati ini tugas

42

merupakan masalah ekonomi, karena mereka harus menanggung kebutuhan

hidup keluarga mereka seorang diri.

Tabel. 2.1 Penelitian Terdahulu

No Judul Penelitian Temuan Relevansi

1. Deskripsi Kerja

Wanita Pemandu Karaoke (Studi

Kasus di R & B

Karaoke Surakarta) (Imanuddin, 2018)

Berdasarkan dari hasil penelitian

dan pembahasan dalam penelitian ini yaitu mengenai fenomena

karier wanita pemandu karaoke.

Disini peneliti sedikit bisa mengungkapkan sisi lain yang

positif dari pemandu karaoke,

tidak semuanya pemandu karaoke

itu bekerja sepenuhnya menjadi pemandu karaoke. Peneliti

menemukan beberapa penemuan

yang unik dari wanita pemandu karaoke di R&B karaoke, ada

empat kategori yang peneliti

temukan di antaranya: motif

wanita pemandu karaoke, perilaku wanita pemandu

karaoke, kondisi keluaraga

mereka, masyarakat lingkungan tempat tinggal mereka, hingga

tempat-tempat biasa mereka

nongkrong.

Relevansi penelitian sama-

sama mengkaji mengenai perempuan pemandu karaoke

Sehingga peniliti dapat

meneliti pola asuh orangtua tunggal atau janda yang

berprofesi sebagai pemandu

karaoke. Teori yang

digunakan dalam penelitian tersebut adalah structural

fungsional, sedangkan

penelitian ini menggunakan teori kepribadian oleh Carl G.

Jung

2. Model Komunikasi Keluarga pada

Orangtua Tunggal

(Single Parent) dalam Pengasuhan

Anak Balita.

(Sari, 2015)

Penelitian ini berfokus pada cara komunikasi Orangtua tunggal

dalam keluarga. Anak akan

mendapatkan imitasi dari seorang ayah atau seorang ibu sebagai

orangtua tunggal. Sehingga akan

muncul pengambaran dalam memberikan transformasi nilai

kepada anak terutama anak balita.

Berdasarkan hal tersebut

penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan

komunikasi secara verbal dan

nonverbal yang di gunakan orangtua tunggal kepada anak

Balitanya dalam kegiatan rutin

sehari-hari.

Penelitian ini mengkaji mengkaji mengenai janda

atau ibu yang merawat

anaknya seorang diri, dalam melakukan penelitian peneliti

mengkaitkan data-data yang

terkait dengan teori konflik oleh Ralf Dahrendorf untuk

Karena pada dasarnya

seorang janda yang memilih

untuk bekerja di tempat karaoke untuk menjadi purel

dapat memunculkan konflik

sosial dalam keluarga

3. Persepsi Masyarakat

Terhadap Pekerja

Hasil Penelitian ini mengemukakan beberapa masalah

atau pertanyaan yaitu mengenai

Relevansi penelitian berada pada pendekatan

penelitiannya, yaitu sama-

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian ...eprints.umm.ac.id/60002/3/BAB II.pdfdan menyiapkam musik yang akan dinyanyikan oleh para konsumen karaoke. Namun, saati ini tugas

43

Wanita di Tempat

Karaoke Princess Syahrini Kota

Makassar (Yanti,

2018).

karateristik pekerja wanita di

tempat karaoke Princess Syahrini Kota Makassar. Kemudian

dampak bagi pekrja wanita di

tempat karaoke terhadap

kehidupan sosial mereka. Jenis penelitian bersifat kualitatif

deskriptif dengan menggunakan

pendekatan sosiologis, fenomenologis, dan teologis.

Penentuan sample menggunakan

purposive sampling. Sumber data berupa data langsung yaitu

observasi, wawancara, dan

dokumentasi.

sama menggunakan

pendekatan fenomenologis karena penelitian ini

bertujuan untuk melihat

fakta-fakta secara aktual serta

mengungkap makana yang tersembunyi dalam

kehidupan sosial masyarakat.

Penelitian ini menggunakan teori wacana oleh Michael

Foucaoult, sedangkan

penelitian yang akan datang menggunakan teori pilihan

rasional oleh james S.

Coleman.

4. Konstruksi Sosial Pekerja Purel

Karaoke (Studi

Deskriptif Tentang Arti Purel pada

Pekerja Purel yang

Aktif Berstatus

Pelajar) (Dermawan, 2017)

Jurnal ini membahas mengenai latar belakang terbentuknya purel

dan memahami bagaimana

pemaknaan seoorang purel terhadap sebuah perilaku purel

yang berstatus pelajar. Teori yang

digunakan yaitu teori kostruksi

sosial oleh Peter L. Berger. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah analisis

kualitatis yang bersifat deskriptif. Penentuan informan

menggunakan cara purposive

sampling, dan data yang

dikumpulkan berupa wawancara secara mendalam (indepth

interview)

Subjek yang digunakan sama sehingga penile dapat

mengembangkan sserta

mendapat informasi lebih mengenai purel. Namun dalm

perbedaannya berada pada

status subjek yang peneliti

gunakan adalah purel dengan status janda.

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian ...eprints.umm.ac.id/60002/3/BAB II.pdfdan menyiapkam musik yang akan dinyanyikan oleh para konsumen karaoke. Namun, saati ini tugas

44

5 Perjuangan

Hidupsingle

parent (Layliyah,

2014)

Jurnal ini berfokus bagaimana

seorang janda menghidupi keluarganya serta kendala apa

saja yang dihadapi dalam

memenuhi atau menghidupi

keluarganya. Penelitian ini menggunakan pendekatan

kualitatif, deskriptif. Teori yang

digunakan adalah teori tindakan sosial oleh Max Weber. Dalam

penelitian ini kendala utama

dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari merupakan masalah

ekonomi, karena mereka harus

menanggung kebutuhan hidup

keluarga mereka seorang diri.

Relevansi penelitian ini

dengan penelitian yang akan datang yaitu sama-sama

menggunakan subjek

orangtua tunggal atausingle

parent perempuan atau janda. Bagaimana pola asuh seorang

janda untuk anak-anak

mereka. Teori yang digunakan menggunakan

teori tindakan sosial, namun

penelitian yang akan datang menggunakan teori pilihan

rasional dikarenakan dalam

kasusnya, janda yang dituntut

untuk menghidupi atau mencukupi kebutuhan sehari-

hari keluarganya seorang diri

harus mencari pekerjaan yang menguntungkan dan

mendapat uang secara cepat,

sehingga pilihan-pilihan

yang nantinya dihadapkan kepada subjek itulah yang

nantinya akan diteliti.

2.3 Landasan Teori Pilihan Rasional

Penelitian ini menggunakan teori pilihan rasional oleh James S.

Coleman, yang merupakan teori dalam kajian sosiologi kontemporer.

Alasan peneliti menggunakan teori pilihan rasional ini karena adanya

anomali dalam realitas sosial dalam kehidupan janda yang bekerja sebagai

purel karaoke serta bagaimana pola asuh mereka dalam membesarkan anak

mereka. Judul penelitian ini adalah “Pola Asuh Anak Purel Karaoke

Berstatus Janda” untuk mengetahui realitas sosial kehidupan perempuan

pemandu karaoke di Kota tersebut. Dalam melakukan penelitian peneliti

megnaitkan data-data yang terkait dengan teori pilihan rasional atau

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian ...eprints.umm.ac.id/60002/3/BAB II.pdfdan menyiapkam musik yang akan dinyanyikan oleh para konsumen karaoke. Namun, saati ini tugas

45

tindakan rasional oleh James S. Coleman untuk mengetahui lebih detail

mengenai kebutuhan yang terjadi dikarenakan adanya perubahan social

yang terjadi sebagai hasil dari perilaku sosial yang disebabkan oleh perilaku

individu masing-masing untuk memenuhi kebutuhannya sendiri.

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan pada

penelitian ini, peneliti akan mengkaji mengenai pola asuh anak oleh janda

yang bekerja sebagai purel karaoke di Kecamatan Sawahan SurabayaTidak

hanya itu, peneliti juga ingin memberikan gambaran mengenai aktifitas dari

para purel janda tersebut dan juga aktifitas mereka sebagai single parent

atau janda.

Berbicara mengenai motif atau latar belakang dalam menjadi purel,

Karena pada dasarnya berfokus pada individu, Coleman adalah seorang

individualis metodis yang sambil fokus pada faktor-faktor internal pada

fenomena level mikro. Tentunya dari para aktor akan ditemui keberagaman

atas motif atau latar belakang yang akan mereka ungkapkan dalam

penelitian ini. Sehingga peneliti akan mengkajinya dan

mengklasifikasikannya dengan pilihan rasional oleh James S. Coleman yang

mana nantinya akan ditemui beberapa klasifikasi dari tindakan para aktor

pemandu karaoke ini dengan pilihan-pilihan rasional yang mereka pilih

dalam menghidupi keluarga mereka

Orientasi besarnya pilihan rasional Coleman memiliki ide dasar

bahwa “orang-orang bertindak secara sengaja kearah suatu tujuan, dengan

tujuan itu dibentuk oleh nilai-nilai atau pilihan-pilihan” Para aktor akan

melakukan tindakan-tindakan dalam rangka memaksimalkan manfaat,

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian ...eprints.umm.ac.id/60002/3/BAB II.pdfdan menyiapkam musik yang akan dinyanyikan oleh para konsumen karaoke. Namun, saati ini tugas

46

keuntungan serta pemuasan pada kebutuhan-kebutuhan mereka. Oleh

karena itu ada dua unsur yang harus ada dalam teori ini yaitu aktor dan

sumber daya. Tentu sumber daya yang dimaksud dapat dikontrol oleh sang

aktor. Coleman memerinci bagaimana interaksi mereka mendorong pada

level sistem, ini tentu akan menghubungkan isu mikro-makro yang

lainnya.12 Beberapa contoh kasus yang digunakan oleh Coleman untuk

menperjelas bagaimana teori pilihan rasoinal.

1. Perilaku Kolektif

Perilaku kolektif adalah isu makro yang dapat dilihat dari sisi mikro

individu pelakunya. Munculnya perilaku kolektif karena aktor menilai

perlu menyandarkan kepentingan atau tujuannya kepada individu lain

agar mendapat keuntungan yang maksimal tanpa harus malakukan

usaha yang besar.

2. Norma-norma

Norrma dalam kelompok sosial adalah sebuah upaya yang dilakukan

oleh aktor agar individu lain mengontrol kendala dari aktor agar

efektifitas menjadi meningkat dan memunculkan konsensus yang

mencegah ketidak seimbangan.

3. Aktor Korporat

Munculnya seorang aktor korporat adalah upaya dari kelompok

sosial untuk mendorong sang aktor secara bersama-sama. Ketika aktor

12 Ritzer, George. 2012 “Teori Sosiologi: Dari Sosiologi Klasik Smapai Perkembangan Terakhir

Postmodern.” Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hlm; 128

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian ...eprints.umm.ac.id/60002/3/BAB II.pdfdan menyiapkam musik yang akan dinyanyikan oleh para konsumen karaoke. Namun, saati ini tugas

47

berkompetisi dalam pemilihan maka proses pemumutan suara individu-

individu adalah isu mikro menuju makro.

Teori pilihan rasional oleh Coleman memiliki gagasan dasar bahwa

tindakan perseorangan mengarah pada suatu tujuan yang mana tujuan

tersebut merupakan tindakan yang ditentukan oleh preferensi maupun nilai

atau pilihan. Coleman juga menyatakan bahwa aktor memilih tindakan

mereka dengan konsep rasional yang berasal dari ekonomi agar dapat

memaksimalkan kebutuhan, kegunaan maupun keinginan mereka. Aktor

dan sumber daya merupakan dua unsur utama dalam teori Coleman. Sumber

daya merupakan potensi yang ada atau yang dimiliki. Sumber daya tersebut

dapat berupa sumber daya alam, yaitu sumber daya yaang telah disediakan

atau potensi alam yang dimiliki dan juga sumber daya manusia, yaitu

potensi yang ada dalam diri seseorang. Sedangkan aktor adalah seseorang

yang melakukan sebuah tindakan, dalam hal ini dapat dikatakan bahwa

individu yang mampu memanfaatkan sumber daya dengan baik disebut

aktor. Aktor dianggap sebagai individu yang memiiki tujuan dan juga

memiliki suatu pilihan yang bernilai dasar yang digunakan aktor untuk

menentukan pilihan yaitu menggunakan pertimbangan secara mendalam

berdasarkan kesadarannya, selain itu aktor juga mempunyai kekuatan

sebagai upaya untuk menentukan pilihan dan tindakan yang menjadi

keinginannya. Sedangkan sumber daya adalah dimana aktor memiliki

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian ...eprints.umm.ac.id/60002/3/BAB II.pdfdan menyiapkam musik yang akan dinyanyikan oleh para konsumen karaoke. Namun, saati ini tugas

48

kontrol serta memiliki kepentingan tertentu, yang mana sumber daya juga

sebagai sesuatu yang dapat dikendalikan oleh aktor.13

Coleman juga menjabarkan mengenaii interaksi antara aktor dengan

sumber daya ke tingkat sistem sosial. Basis minimall untuk sistem sosial

adalah tindakan dua orang aktor, dimana setiap aktor mengendalikan

sumber daya yang dianggap menarik perhatian bagi pihak lain. Aktor selalu

mempunyai tujuan, yang masing-masing bertujuan untuk memaksimalkan

wujud dari kepentingannya yang memberikan ciri saling tergantung pada

tindakan aktor tersebut.

13 Ritzer, George, & Douglas J. Goodman. 2012. Teori Sosiologi Modern Edisi Revisi. Yogyakarta: Kreasi

Wacana. Hlm; 85