bab ii kajian pustaka a. tinjauan penelitian terdahulu et al.eprints.umm.ac.id/46269/3/bab...

26
4 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Mukaromah et al. (2013) analisis sistem akuntansi persediaan obat-obatan untuk meningkatkan efektivitas pengendalian internal pada RSUD kota Madiun. Hasil penelitian menyatakan sistem akuntansi persediaan yang diterapkan belum mendukung efektivitas pengendalian internal karena ada perangkapan tugas pada prosedur pengadaan persediaan, belum menggunakan dokumen laporan penerimaan barang, bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang, serta formulir belum bernomor urut dan belum dicetak rangkap. Riskiwati & Widyawati (2014) sistem informasi akuntansi persediaan obat-obatan terkomputerisasi yang efisien dan efektif pada perusahaan. Hasil dari penelitian menyatakan sistem informasi akuntansi persediaan obat-obatan berbasis komputer yang diterapkan oleh Rumah Sakit Umum Haji Surabaya belum berperan secara baik karena terdapat kelemahan pada penggunaan dan pengendalian penggunaan komputer serta tidakadanya pemisahan fungsi penerimaan dan fungsi penyimpanan dalam sistem informasi akuntansi persediaan obat Riskiwati & Widyawati (2014). Rizki et al. (2015) Sistem akuntansi persediaan obat untuk mencegah kehabisan stok obat pada RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar. Penelitiannya menyatakan rumah sakit dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar belum menerapkan sistem informasi akuntansi dengan baik guna mencegah

Upload: others

Post on 24-Oct-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 4

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

    Mukaromah et al. (2013) analisis sistem akuntansi persediaan obat-obatan

    untuk meningkatkan efektivitas pengendalian internal pada RSUD kota Madiun.

    Hasil penelitian menyatakan sistem akuntansi persediaan yang diterapkan belum

    mendukung efektivitas pengendalian internal karena ada perangkapan tugas pada

    prosedur pengadaan persediaan, belum menggunakan dokumen laporan

    penerimaan barang, bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang, serta

    formulir belum bernomor urut dan belum dicetak rangkap.

    Riskiwati & Widyawati (2014) sistem informasi akuntansi persediaan

    obat-obatan terkomputerisasi yang efisien dan efektif pada perusahaan. Hasil dari

    penelitian menyatakan sistem informasi akuntansi persediaan obat-obatan berbasis

    komputer yang diterapkan oleh Rumah Sakit Umum Haji Surabaya belum

    berperan secara baik karena terdapat kelemahan pada penggunaan dan

    pengendalian penggunaan komputer serta tidakadanya pemisahan fungsi

    penerimaan dan fungsi penyimpanan dalam sistem informasi akuntansi persediaan

    obat Riskiwati & Widyawati (2014).

    Rizki et al. (2015) Sistem akuntansi persediaan obat untuk mencegah

    kehabisan stok obat pada RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar.

    Penelitiannya menyatakan rumah sakit dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar

    belum menerapkan sistem informasi akuntansi dengan baik guna mencegah

  • 5

    kehabisan stok obat karena masih ditemukan perangkapan tugas oleh bagian

    gudang.

    Pangadda et al. (2015) Analisis Sistem dan Prosedur Persediaan Obat-

    Obatan Dalam Upaya Mendukung Pengendalian Internal. Metode yang digunakan

    yaitu metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus. hasil penelitian pada

    prosedur penghitungan fisik persediaan pihak manajemen belum menetapkan

    prosedur yang baku dalam melaksanakan prosedur penghitungan fisik persediaan

    ini dapat menyebabkan informasi tentang persediaan yang dibutuhkan pihak

    manajemen menjadi kurang akurat. Untuk pengendalian internal pada prosedur

    penghitungan fisik persediaan masih kurang, hal ini disebabkan belum adanya

    prosedur yang jelas untuk prosedur penghitungan fisik persediaan.

    Berdasarkan penelitian diatas dengan objek rumah sakit dapat disimpulkan

    bahwa kelemehan yang sering terjadi pada sistem informasi persediaan obat

    adalah terletak pada proses yaitu terdapat perangkapan fungsi atau tugas. Seperti

    penelitian Mukaromah et al. (2013) terdapat perangkapan fungsi pada prosedur

    pengadaan, belum menggunakan dokumen laporan penerimaan barang, bukti

    permintaan dan pengeluaran barang gudang, serta formulir belum bernomor urut

    dan belum dicetak rangkap. Penelitian Riskiwati & Widyawati (2014) terdapat

    kelemahan pada penggunaan dan pengendalian penggunaan komputer serta tidak

    adanya pemisahan fungsi penerimaan dan fungsi penyimpanan dalam sistem

    informasi akuntansi persediaan obat. Penelitian Rizki et al. (2015) belum

    menerapkan sistem informasi akuntansi dengan baik guna mencegah kehabisan

    stok obat karena masih ditemukan perangkapan tugas oleh bagian gudang.

  • 6

    Penelitian Pangadda et al. (2015) pada prosedur perhitungan fisik persediaan

    pihak manajemen belum menetapkan prosedur yang baku dalam melaksanakan

    prosedur perhitungan fisik persediaan, ini dapat menyebabkan informasi tentang

    persediaan yang dibutuhkan pihak manajemen menjadi kurang akurat dan juga

    untuk pengendalian internal pada prosedur perhitungan fisik persediaan masih

    kurang, hal ini disebabkan belum adanya prosedur yang jelas untuk prosedur

    perhitungan fisik persediaan.

    B Landasan Teori

    1. Sistem Informasi Akuntansi

    a. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

    Menurut Mulyadi (2001) menyatakan bahwa: “ Sistem akuntansi adalah

    organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk

    menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna

    memudahkan pengelolaan perusahaan”.

    Widjajanto (2001) Sistem Informasi Akuntansi adalah susunan formulir,

    catatan, peralatan termasuk komputer dan perlengkapannya serta alat komunikasi,

    tenaga pelaksanaannya dan laporan yang terkoordinasi secara erat yang didesain

    untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi yang dibutuhkan

    manajemen.

    Sistem Informasi adalah suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang

    terdiri dari komponen-komponen dalam perusahaan untuk mencapai satu tujuan

    yaitu menyajikan informasi. Sistem informasi dalam suatu perusahaan dapat

    dilakukan sebagai suatu sistem yang menyediakan informasi bagi semua tingkatan

    dalam perusahaan tersebut kapan saja diperlukan Akbar & Perdamaian (2015).

  • 7

    2. Persediaan Obat

    a. Definisi Persediaan Obat

    Persediaan merupakan proses penyediaan obat yang dibutuhkan di

    Rumah Sakit dan untuk unit pelayanan kesehatan lainnya yang diperoleh

    dari pemasok eksternal melalui pembelian dari manufaktur, distributor,

    atau pedagang besar farmasi.

    Anief (2000) menyatakan yang dimakud dengan obat adalah suatu

    bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnose,

    mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit

    atau gejala penyakit, luka atau kelainan baniah dan rohaniah pada

    manusia atau hewan, memperelok badan atau bagian badan manusia.

    b. Jenis Persediaan Obat di Rumah Sakit

    Jenis persediaan obat di Rumah Sakit dibagi menjadi :

    1) Berdasarkan dari persediaan barang, yaitu :

    Persediaan barang dan farmasi

    Persediaan bahan dan makanan

    Persediaan barang-barang dan logistik

    2) Berdasarkan sifat penggunaannya, yaitu :

    Bahan baku, misalnya : bahan antibiotika untuk pembuatan salep

    Bahan pembantu, misalnya : saccharum lactis untuk pembuatan

    racikan puyer

    Komponen jadi, misalnya : kapsul gelatin

  • 8

    Bahan jadi, misalnya : bukan kapsul antibiotika, cairan infus

    3) Berdasarkan waktu persediaan, yaitu :

    Pembelian tahunan (Annual purchasing), merupakan pembelian

    dengan selang waktu satu tahun.

    Pembelian terjadwal (Schedule Purchasing), merupakan

    pembelian dengan selang waktu tertentu, misalnya 1 bulan, 3

    bulan ataupun 6 bulan

    Pembelian tiap bulan. Merupakan pembelian setiap saat dimana

    pada saat obat mengalami kekurangan.

    Sistem pengadaan perbekalan farmasi adalah penentu utama

    ketersediaan obat dan biaya total kesehatan. Manajemen

    pembelian yang baik membutuhkan tenaga medis. Proses

    pengadaan efektif seharusnya :

    a) Membeli obat-obatan yang tepat dengan jumlah yang tepat.

    b) Memperoleh harga pembelian serendah mungkin.

    c) Yakin bahwa seluruh obat yang dibeli standar kualitas

    diketahui.

    d) Mengatur pengiriman obat dari penyalur secara berkala

    (dalam waktu tertentu), menghindari kelebihan persediaan

    maupun kekurangan persediaan.

    e) Yakin akan kehandalan penyalur dalam hal pemberian serius

    dan kualitas.

  • 9

    f) Atur jadwal pembelian obat dan tingkat penyimpanan yang

    aman untuk mencapai total lebih rendah.

    3. Manajemen Logistik

    a. Pengertian Manajemen Logistik

    Manajemen merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan

    yang diinginkan. Menurut Terry (2004) manajemen adalah suatu proses

    kegiatan yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan

    dan pengawasan dengan memadukan penggunaan ilmu dan seni untuk

    mencapai tujuan organisasi. Konsep ini dikenal dengan POAC yaitu

    Planning (perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Actuating

    (pengarahan) Controlling (pengawasan).

    Logisitik berasal dari kata Yunani Kuno yaitu logistikos yang

    artinya pandai memperkirakan. Logistik merupakan suatu ilmu

    pengetahuan dan seni serta proses mengenai perencanaan dan penentuan

    kebutuhan pengadaan, penyimpanan, penyaluran, serta penghapusan

    material atau alat-alat Aditama (2007). Manajemen logistik adalah

    bagian dari instansi yang tugasnya adalah menyediakan bahan atau

    barang yang dibutuhkan untuk kegiatan operasional instansi tersebut

    dalam jumlah, kualitas, dan pada waktu yan tepat (sesuai kebutuhan)

    dengan harga serendah mungkin. Kegiatan logistik secara umum

    mempunyai tiga tujuan yaitu, tujuan operasional, tujuan keuangan, dan

    tujuan keamanan.

    b. Fungsi Manajemen Logistik

  • 10

    Terdapat beberapa fungsi logistik dalam pemenuhan kegiatan

    operasional bagi suatu institusi menurut Subagya (1994). Fungsi-fungsi

    tersebut tergambar dalam suatu siklus manajemen logistik, dimana

    setiap fungsi dalam siklus tersebut saling berkaitan satu sama lain dan

    sangat menentukan keberhasilan kegiatan logistik dan organisasi

    tersebut. Berikut adalah fungsi-fungsi manajemen logistik tersebut :

    1) Fungsi perencanaan dan penentuan kebutuhan

    Perencanaan dan penentuan kebutuhan merupakan aktivitas dalam

    menerapkan sasaran, pedoman, pengukuran, penyelenggaraan

    bidang logistik. Menurut Dirjend Binakefarmasian dan alat

    kesehatan RI (2010), pendekatan perencanaan kebutuhan dapat

    dilakukan melalui beberapa metode, antara lain metode konsumsi,

    metode epidemiologi dan metode kombinasi.

    2) Fungsi penganggaran

    Penganggaran adalah semua jenis kegiatan dan usaha untuk

    merumuskan perincian penentuan kebutuhan dalam suatu skala

    standar tertentu, skala mata uang dan jumlah biaya, dengan

    memperhatikan pengarahan dan pembatasan yang berlaku baginya.

    3) Fungsi pengadaan

    Menurut Kepmenkes No 1997/MENKES/X/2004 tentang Standar

    Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit, pengadaan merupakan kegiatan

    untuk merealisasikan kebutuhan yang telah direncanakan dan

    disetujui melalui pembelian, produksi dan sumbangan/hibah

  • 11

    4) Fungsi penyimpanan

    Penyimpanan merupakan suatu kegiatan dan usaha untuk

    melakukan pengurusan penyelenggaraan dan pengaturan barang

    persediaan di dalam ruang penyimpanan. Penyimpanan berfungsi

    untuk menjamin penjadwalan yang telah ditetapkan dalam fungsi-

    fungsi sebelumnya dengan pemenahan setepat-tepatnya dan dengan

    biaya serendah mungkin.

    5) Fungsi penyaluran

    Penyaluran merupakan kegiatan menyalurkan barang sesuai

    permintaan, tepat waktu, tepat jumlah dan sesuai dengan spesifikasi

    Subagya (1994).

    6) Fungsi pemeliharaan

    Fungsi pemeliharaan merupakan usaha atau proses kegiatan untuk

    mempertahankan kondisi teknis, daya guna dan daya hasil barang

    inventaris Aditama (2007).

    7) Fungsi penghapusan

    Fungsi penghapusan yaitu berupa kegiatan dan usaha pembebasan

    barang dari pertanggungjawaban sesuai peraturan atau perundang-

    undangan yang berlaku Dwiantara et al (2004).

    8) Fungsi pengendalian

    Pengendalian persediaan adalah berhubungan dengan aktivitas

    dalam pengaturan persediaan bahan-bahan agar dapat menjamin

    kelancaran proses produksi atau persediaan obat di apotek dan

  • 12

    farmasi rumah sakit agar menjamin kelancaran pelayanan pasiennya

    secara efektif dan efisien Seto (2004).

    c. Tujuan Manajemen Logistik

    Tujuan manajemen logistik adalah menyampaikan barang jadi dan

    bermacam-macam material dalam jumlah yang tepat pada waktu yang

    dibutuhkan dan dengan total biaya yang rendah. Penyelenggaraan

    logistik memberikan kegunaan waktu dan tempat.

    Menurut Aditama (2007), ada 3 tujuan logistik dalam sebuah

    organisasi/institusi, yaitu :

    a. Tujuan operasional adalah tersedianya barang material dalam

    jumlah yang tepat dan kualitas yang baik pada saat dibutuhkan

    b. Tujuan keuangan yaitu tercapainya tujuan operasional dengan

    biaya yang rendah

    c. Tujuan kebutuhan adalah tercapainya persediaan yang tidak

    terganggu oleh kerusakan, pemborosan, penggunaan tanpa hak,

    pencurian dan penyusutan yang tidak wajar lainnya, serta nilai

    persediaan yang tercermin dalam sistem akuntansi.

    d. Manajemen Persediaan

    Persediaan merupakan salah satu komponen yang mempunyai

    peranan penting dalam suatu perusahaan. Setiap perusahaan biasanya

    memiliki persediaan untuk dapat melangsungkan kegiatan perusahaannya.

    Keberadaan persediaan dalam suatu sistem mempunyai suatu tujuan

  • 13

    tertentu. Alasan utamanya adalah karena sumber daya tertentu tidak bisa

    didatangkan ketika sumber daya tersebut dibutuhkan. Sehingga untuk

    menjamin tersedianya sumber daya tersebut perlu adanya persediaan yang

    siap digunakan ketika dibutuhkan. Dengan kata lain, persediaan digunakan

    untuk menghadapi ketidakpastian.

    Manajemen persediaan berusaha mencapai keseimbangan diantara

    kekurangan dan kelebihan persediaan dalam suatu periode perencanaan

    yang mengandung resiko dan ketidakpastian. Konsep yang ideal dari

    persediaan terdiri dari pengadaan suatu produk yang sesuai dengan

    spesifikasi pelanggan. Sistem yang demikian tidak akan membutuhkan

    penumpukan bahan mentah atau bahan jadi untuk mengantisipasi

    penjualan dimasa depan. Walaupun sistem ini tidak praktis, namun penting

    diingat bahwa setiap dollar yang di investasikan dalam persediaan harus

    ditujukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

    4. Input Persediaan

    Menurut Mulyadi (1993) adapun dokumen yang terkait pada sistem

    informasi akuntansi persediaan ini khusus pada pembelian adalah :

    a. Surat permintaan pembelian

    Surat permintaan pembelian ini merupakan formulir yang diisi oleh fungsi

    gudang atau fungsi pemakai barang untuk meminta fungsi pembelian melakukan

    pembelian barang dengan jenis, jumlah, dan mutu seperti yang tersebut dalam

    surat tersebut. Surat permintaan pembelian ini biasanya dibuat 2 lembar untuk

  • 14

    setiap permintaan, satu lembar untuk fungsi pembelian, dan tembusannya untuk

    arsip fungsi yang meminta barang.

    Contoh surat permintaan pembelian menurut Mulyadi (2001:303)

    Sumber : Mulyadi (2001)

    Gambar 2.1 Surat Permintaan Pembelian

    Adakalanya surat permintaan pembelian berupa travelling purchase

    requisition (surat permintaan pembeliaan berungkali). Dokumen ini digunakan

    jika pesanan berungkali dilakukan secara rutin sehingga tidak diinginkan

    berungkali dilakukan penulisan informasi pokok dalam dokumen. Surat

    permintaan pembelian berungkali ini disimpan sebagai lampiran kartu gudang.

    Jika kartu gudang sudah menunjukkan titik pemesanan kembali, fungsi gudang

    mengisi surat permintaan pembelian berungkali ini dan mengirimkannya ke fungsi

    pembelian. Jika surat order pembelian telah dibuat, fungsi pembelian kemudian

    mengisi informasi nama pemasok, harga, dan nomor surat order pembelian ke

  • 15

    dalam surat permintaan pembelian berungkali ini dan mengirim kembali dokumen

    tersebut ke fungsi gudang, untuk disimpan lagi sebagai lampiran kartu gudang.

    Sumber : Mulyadi (2001)

    Gambar 2.2 Surat Permintaan pembeliaan Berungkali

    b. Surat Permintaan Penawaran Harga

    Dokumen ini digunakan untuk meminta penawaran harga bagi

    barang yang pengadaannya tidak bersifat berungkali terjadi (tidak

    repetitif), yang menyangkut jumlah rupiah pembelian yang besar.

  • 16

    Sumber : Muyadi (2001)

    Gambar 2.3 Surat permintaan penawaran harga

    c. Surat Order Pembelian

    Dokumen ini digunakan untuk memesan barang kepada pemasok

    yang telah dipilih.

    Sumber : Mulyadi (2001)

    Gambar 2.4 Surat Order Pembelian

    d. Laporan Penerimaan Barang

    Dokumen ini dibuat oleh fungsi penerimaan untuk menunjukkan

    bahwa barang yang diterima dari pemasok telah memenuhi

    jenis,spesifikasi, mutu, dan kuantitas seperti yang tercantum dalam surat

    order pembelian.

  • 17

    Sumber: Mulyadi (2001)

    Gambar 2.5 Laporan Penerimaan Barang

    e. Surat perubahan Order

    Kadangkala diperlukan perubahan terhadap isi surat order pembelian

    yang sebelumnya telah diterbitkan. Perubahan tersebut dapat berupa

    perubahan kuantitas, jadwal penyerahan barang, spesifikasi, penggantian

    (subtitusi) atau hal lain yang bersangkutan dengan perubahan desain atau

    bisnis. Biasanya perubahan tersebut diberitahukan kepada pemasok secara

    resmi dengan menggunakan surat perubahan order pembelian. Surat

    perubahan order pembelian dibuat dengan jumlah lembar tembusan yang

    sama dan dibagikan kepada pihak yang sama dengan yang menerima surat

    order pembelian.

  • 18

    Sumber : Mulyadi (2001)

    Gambar 2.6 Surat Perubahan Order Pembelian

    f. Bukti Kas Keluar

    Dokumen ini dibuat oleh fungsi akuntansi untuk dasar pencatatan

    transaksi pembelian. Dokumen ini juga berfungsi sebagai perintah

    pengeluaran kas untuk pembayaran utang kepada pemasok dan yang

    sekaligus berfungsi sebagai surat pemberitahuan kepada kreditur mengenai

    maksud pembayaran (berfungsi sebagai remittance advice).

    Sumber : Mulyadi (2001)

    Gambar 2.7 Bukti Kas Keluar

  • 19

    Selain dokumen adapun beberapa catatan akuntansi yang digunakan

    menurut Mulyadi (2001:308) dalam sistem informasi akuntansi pembelian

    persediaan, yaitu :

    a. Register Bukti Kas Keluar (Voucher Register)

    Jika dalam pencatatan utang perusahaan menggunakan voucher

    payable procedure, jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi

    pembelian adalah register bukti kas keluar.

    Sumber : Mulyadi (2001)

    Gambar 2.8 Register Bukti Kas Keluar

    b. Jurnal pembelian

    Jika dalam pencatatan utang perusahaan menggunakan account

    payable procedure, jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi

    pembelian adalah jurnal pembelian.

  • 20

    Sumber : Mulyadi (2001)

    Gambar 2.9 Jurnal Pembelian

    c. Kartu Utang

    Jika dalam pencatatan utang, perusahaan menggunakan account

    payable procedure, buku pembantu yang digunakan untuk mencatat utang

    kepada pemasok adalah kartu utang. Jika dalam pencatatan utang,

    perusahaan menggunakan voucher payable procedure, yang berfungsi

    sebagai catatan utang adalah arsip bukti kas keluar yang belum dibayar.

    Sumber : Mulyadi (2001)

    Gambar 2.10 Kartu Utang

  • 21

    d. Kartu Persediaan

    Dalam sistem akuntansi pembelian, kartu persediaan ini digunakan

    untuk mencatat harga pokok persediaan yang dibeli.

    Sumber : Mulyadi (2001)

    Gambar 2.11 Kartu Persediaan

    5. Proses Persediaan

    Menurut mulyadi (2001:299) fungsi , dokumen dan catatan yang terkait

    pada sistem akuntansi persediaan khususnya pada pembelian persediaan

    adalah:

    a. Fungsi Gudang

    Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi gudang bertanggung jawab

    untuk mengajukan permintaan pembelian sesuai dengan posisi persediaan

    yang ada di gudang dan untuk menyimpan barang yang telah diterima oleh

    fungsi penerimaan. Untuk barang-barang yang langsung pakai (tidak

    diselenggarakan persediaan barang di gudang), permintaan pembelian

    diajukan oleh pemakai barang.

    b. Fungsi pembelian

    Fungsi pembelian bertanggung jawab untuk memperoleh informasi

    mengenai harga barang, menentukan pemasok yang dipilih dalam

    pengadaan barang, dan mengeluarkan order pembelian kepada pemasok

    yang dipilih.

    c. Fungsi penerimaan

    Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi ini bertanggung jawab

    untuk melakukan pemeriksaan terhadap jenis, mutu, dan kuantitas barang

  • 22

    yang diterima dari pemasok guna menentukan dapat atau tidaknya barang

    tersebut diterima oleh perusahaan. Fungsi ini juga bertanggung jawab

    untuk menerima barang dari pembeli yang berasal dari transaksi retur

    penjualan.

    d. Fungsi akuntansi

    Fungsi akuntansi yang terkait dalam transaksi pembelian adalah fungsi

    pencatat utang dan fungsi pencatat persediaan. Dalam sistem akuntansi

    pembelian, fungsi pencatat utang bertanggung jawab untuk mencatat

    transaksi pembelian ke dalam register bukti kas keluar dan untuk

    menyelenggarakan arsip dokumen sumber (bukti kas keluar) yang

    berfungsi sebagai catatan utang atau menyelenggarakan kartu utang

    sebagai buku pembantu utang. Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi

    pencatat persediaan bertanggung jawab untuk mencatat harga pokok

    persediaan barang yang di beli ke dalam kartu persediaan.

    Menurut Mulyadi (2001:301) jaringan prosedur yang membentuk sistem

    akuntansi persediaan pembelian adalah :

    a. Prosedur permintaan pembelian

    Dalam prosedur ini fungsi gudang mengajukan permintaan pembelian

    dalam formulir surat permintaan pembelian kepada fungsi pembelian. Jika

    barang tidak disimpan di gudang, misalnya untuk barang-barang yang

    langsung pakai, fungsi yang memakai barang mengajukan permintaan

    pembelian langsung ke fungsi pembelian dengan menggunakan surat

    pembelian.

    b. Prosedur permintaan penawaran harga dan pemilihan pemasok

    Dalam prosedur ini, fungsi pembelian mengirimkan surat permintaan

    penawaran harga kepada para pemasok untuk memperoleh informasi

    mengenai harga barang dan berbagai syarat pembelian yang lain, untuk

    memungkinkan pemilihan pemasok yang akan ditunjuk sebagai pemasok

    barang yang diperlukan oleh perusahaan.

    c. Prosedur order pembelian

  • 23

    Dalam prosedur ini fungsi pembelian mengirim surat order pembelian

    kepada pemasok yang dipilih dan memberitahukan kepada unit-unit

    organisasi lain dalam perusahaan (misalnya fungsi penerimaan, fungsi

    yang meminta barang, dan fungsi pencatat utang) mengenai order

    pembelian yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan.

    d. Prosedur penerimaan barang

    Dalam prosedur ini fungsi pemerimaan melakukan pemeriksaan

    mengenai jenis, kuantitas, dan mutu barang yang diterima dari pemasok,

    dan kemudian membuat laporan penerimaan barang untuk menyatakan

    penerimaan barang dari pemasok tersebut.

    e. Prosedur pencatatan utang

    Dalam prosedur ini fungsi akuntansi memeriksa dokumen-dokumen

    yang berhubungan dengan pembelian (surat order pembelian, laporan

    penerimaan barang, dan faktur dari pemasok) dan menyelenggarakan

    pencatatan utang atau mengarsipkan dokumen sumber sebagai catatan

    utang.

    f. Prosedur distribusi pembelian

    Prosedur ini meliputi distribusi rekening yang didebit dari transaksi

    pembelian untuk kepentingan pembuatan laporan manajemen.

  • 24

    Sumber : Mulyadi (2001)

    Gambar 2.12 Sistem Pembelian Kredit

    Sumber : Mulyadi (2001)

    Gambar 2.13 Sistem Pembelian Kredit (lanjutan)

  • 25

    6. Output Persediaan

    a. Laporan penerimaan barang

    Dalam transaksi retur penjualan, laporan penerimaan barang

    merupakan dokumen pendukung yang melampiri memo kredit. Dokumen

    ini dikeluarkan oleh fungsi penerimaan sebagai laporan telah diterima dan

    diperiksanya barang yang diterima dari pembeli.

    Sumber : Mulyadi (2001)

    Gambar 2.14 Laporan Penerimaan Barang

    b. Memo Kredit

    Dalam pencatatan transaksi retur penjualan, memo kredit merupakan

    dokumen sumber (source document) sebagai dasar pencatatan transaksi

    tersebut dalam kartu piutang dan jurnal umum atau jurnal retur penjualan.

    Dokumen ini dikeluarkan oleh fungsi penjualan yang memberi perintah

  • 26

    kepada fungsi penerimaan untuk menerima barang yang dikembalikan

    oleh pembeli.

    Sumber : Mulyadi (2001)

    Gambar 2.15 Memo Debit

    c. Bukti Kas Keluar

    Dokumen ini dibuat oleh fungsi akuntansi untuk dasar pencatatan

    transaksi pembelian. Dokumen ini juga berfungsi sebagai perintah

    pengeluaran kas untuk pembayaran utang kepada pemasok dan yang

    sekaligus berfungsi sebagai surat pemberitahuan kepada kreditur mengenai

    maksud pembayaran (berfungsi sebagai remittance advice).

  • 27

    Sumber : Mulyadi (2001)

    Gambar 2.16 Bukti Kas Keluar

    d. Laporan Pengiriman Barang

    Dokumen ini dibuat oleh fungsi pengiriman untuk melaporkan jenis

    dan kuantitas barang yang dikirimkan kembali kepada pemasok sesuai

    dengan perintah retur pembelian dalam memo debit dari fungsi pembelian.

    Sumber : Mulyadi (2001)

    Gambar 2.17 Laporan Pengiriman Barang

  • 28

    e. Bukti Penerimaan dan Pengeluaran Barang Gudang

    Bukti penerimaan dan pengeluaran barang gudang merupakan sebuah

    bukti yang digunakan oleh bagian gudang dalam mencatat pengurangan

    persediaan karena pemakaian intern.bukti penerimaan dan pengeluaran

    barang juga berfungsi sebagai dasar dalam pencatatan pemakaian

    persediaan kedalam jurnal pemakaian bahan baku atau jurnal umum.

    Sumber : Mulyadi (2001)

    Gambar 2.18 Bukti Permintaan dan Pengeluaran Barang Gudang

    Beberapa catatan yang digunakan dalam sistem informasi akuntansi

    persediaan, yaitu :

    1. Jurnal Umum

    Jurnal umum digunakan oleh fungsi gudang untuk mencatat pemakaian

    persediaan atau pengembalian persediaan ke dalam gudang.

  • 29

    Sumber : Mulyadi (2001)

    Gambar 2.19 Jurnal Umum

    2. Kartu Persediaan

    Kartu persediaan digunakan oleh bagian kartu persediaan untuk

    mencatat rincian persediaan yang baru dibeli. Selain itu kartu persediaan

    juga digunakan untuk mencatat berkurangnya persediaan akibat dari

    adanya transaksi retur, mencatat bertambah dan berkurangnya persediaan

    dan harga pokok persediaan akibat dari pengeluaran dan pengembalian

    barang digudang.

    Sumber : Mulyadi (2001)

    Gambar 2.20 Kartu Persediaan