bab ii kajian pustaka a. tinjauan penelitian terdahulueprints.umm.ac.id/56337/3/bab ii.pdf · 2019....

16
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian terdahulu dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Wulandari (2014), di kantor Pelayanan Pajak Pratama Manado bahwa dari kesimpulan klasifikasi pengukuran efektivitas pemeriksaan pajak pertambahan nilai pada tahun 2012 tergolong tidak efektif sedangkan tahun 2013 kurang efektif. Dengan jenis penelitian yang digunakan dalam peneltian ini adalah penelitan deskriptif kuantitatif, dimana data data yang telah digunakan berupa angka angka dan diolah menggunakan statistik sehingga penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh wulandari adalah megenai jumlah pelaksanaan pemeriksaan mencakup semua yang berkaitan dengan penerimaan pajak sedangkan penelitian yang telah dilakukan wulandari ini mengenai pelaksanaan pemeriksaan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Manado yang mencakup PPh dan PPN Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahim (2016), di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta bahwa, dengan menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitantif untuk mendeskripsikan segala sesuatu yang terjadi pada lokasi penelitian dan juga didukung dengan data kuantitatif yang digunakan untuk perhitungan efektivitas pelaksanaan pemeriksaan dan efektivitas penerbitan surat ketetapan pajak. Dan diperoleh dengan hasil kesimpulan pelaksanaan pemeriksaan yang dilakukan di KPP Pratama Surakarta telah memenuhi prinsip efektif. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Hanifa adalah

Upload: others

Post on 25-Dec-2020

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/56337/3/BAB II.pdf · 2019. 11. 20. · Pengertian pemeriksaan pajak berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian terdahulu dapat dilihat dari hasil penelitian yang

dilakukan oleh Wulandari (2014), di kantor Pelayanan Pajak Pratama Manado

bahwa dari kesimpulan klasifikasi pengukuran efektivitas pemeriksaan pajak

pertambahan nilai pada tahun 2012 tergolong tidak efektif sedangkan tahun 2013

kurang efektif. Dengan jenis penelitian yang digunakan dalam peneltian ini adalah

penelitan deskriptif kuantitatif, dimana data – data yang telah digunakan berupa

angka – angka dan diolah menggunakan statistik sehingga penelitian ini

merupakan penelitian kuantitatif. Perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian

yang dilakukan oleh wulandari adalah megenai jumlah pelaksanaan pemeriksaan

mencakup semua yang berkaitan dengan penerimaan pajak sedangkan penelitian

yang telah dilakukan wulandari ini mengenai pelaksanaan pemeriksaan di Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Manado yang mencakup PPh dan PPN

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahim (2016), di Kantor Pelayanan

Pajak Pratama Surakarta bahwa, dengan menggunakan jenis penelitian deskriptif

kualitantif untuk mendeskripsikan segala sesuatu yang terjadi pada lokasi

penelitian dan juga didukung dengan data kuantitatif yang digunakan untuk

perhitungan efektivitas pelaksanaan pemeriksaan dan efektivitas penerbitan surat

ketetapan pajak. Dan diperoleh dengan hasil kesimpulan pelaksanaan

pemeriksaan yang dilakukan di KPP Pratama Surakarta telah memenuhi prinsip

efektif. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Hanifa adalah

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/56337/3/BAB II.pdf · 2019. 11. 20. · Pengertian pemeriksaan pajak berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan

8

penelitian ini mengenai jumlah pelaksanaan pemeriksaan mencakup SP2, LHP,

SKP yang terbit, kontribusi yang berkaitan dengan penerimaan pajak, sedangkan

penelitian yang dilakukan Hanifa ini mengenai pelaksanaan pemeriksaan yang

mencakup rasio penyelesaian pemeriksaan pajak, rasio penyelesaian pemeriksaan

tepat waktu, dan rasio SKP yang disetujui.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Listyaningtyas (2012) bahwa dengan

menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif dan menganalisis perhitungan

terhadap data yang bersifat pembuktian dari berbagai masalah dengan

mendeskripsikan Perhitungan yang dilakukan secara efektif dari segi pengukuran

yang dihitung berdasarkan pada penerbitan dan realisasi Surat Perintah

Pemeriksaan Pajak (SP3) yang selesai dengan tuntas walaupun di tahun 2011

meninggalkan beban saldo, tapi secara keseluruhan sudah sangat optimal kinerja

dari KPP dalam menuntaskan Surat Perintah Pemeriksaan Pajak (SP3) yang

selesai.

Kemudian berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Aminah (2016)

bahwa hasil pengukuran tingkat efektivitas pelaksanaan pemeriksaan pajak

melalui surat pemeriksaan pajak sifatnya fluktuatif namun cenderung meningkat,

sedangkan efektivitas dari segi penerimaan pajak yang cenderung fluktuatif dan

menurun disebabkan oleh beberapa faktor yakni faktor internal. Dari penelitian ini

peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif yang dapat memberi

gambaran melalui analisis dari data-data yang mengenai efektivitas pemeriksaan

pajak terhadap kantor pelayanan pajak Pratama Singosari. Perbedaan dari

penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Aminah adalah

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/56337/3/BAB II.pdf · 2019. 11. 20. · Pengertian pemeriksaan pajak berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan

9

penelitian ini mengenai jumlah pelaksanaan pemeriksaan mencakup SP2, LHP,

SKP yang terbit, kontribusi yang berkaitan dengan penerimaan pajak, sedangkan

penelitian yang dilakukan Aminah tidak beda jauh dengan yang peneliti telah

lakukan hanya saja penelitian yang dilakukan oleh Aminah ada prosedur

pelaksanaannya.

B. Tinjauan Pustaka

Pelaksanaan pemeriksaan tujuan utamanya merupakan untuk menguji

tingkat kepatuhan wajib pajak baik formal maupun material dan meningkatkan

kepatuhan perpajakan seorang wajib pajak, dimana kepatuhan wajib pajak yang

timbul karena kesadaran dirinya sendiri untuk memenuhi kewajiban perpajakan

itu tidak akan ada pelaksanaan pemeriksaan atau sebaliknya wajib pajak tidak

memiliki kesadaran diri dan tidak patuh terhadap pemenuhan kewajiban

perpajakannya maka fiskus akan melakukan pelaksanaan pemeriksaan guna

meningkatkan tingkat kepatuhan wajib pajak, dimana kepatuhan wajib pajak ini

akan sangat berdampak terhadap penerimaan pajak.

Keterkaitan antara pemeriksaan pajak dan penerimaan pajak dalam

penelitian ini didasarkan dengan pernyataan bahwa proses pemeriksaan adalah

suatu instrument yang penting untuk mengelola administrasi pajak secara efektif

dan efisien, khususnya dalam yuridiksi yang menggunakan perhitungan sendiri

(self assessment) atau perhitungan administrasi otomatis.

1. Pajak

Menurut Sumarsan (2015) pajak adalah iuran masyarakat kepada negara

(yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh wajib pajak membayarnya

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/56337/3/BAB II.pdf · 2019. 11. 20. · Pengertian pemeriksaan pajak berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan

10

berdasarkan peraturan-peraturan umum (undang-undang) dengan tidak

mendapatkan prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk yang gunanya

adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan tugas

negara untuk menyelengarakan pemerintahan. Definisi pajak berdasarkan Undang

– undang No. 28 tahun 2007 pasal 1 berbunyi sebagai berikut ; Pajak adalah

kontribusi wajib pajak kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan

yang bersifat memaksa berdasarkan Undang – undang, dengan tidak mendapatkan

imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar –

besarnya kemakmuran rakyat.

a. Jenis - Jenis Pajak

Menurut Suparmono and Damayanti (2010) jenis pajak dapat dikelompokan

dalam tiga kategori yaitu menurut golongannya yakni pajak langsung dan pajak

tidak langsung. Pajak langsung adalah pajak yang pembebanannya tidak dapat

dilimpahkan kepada pihak lain, tetapi harus menjadi beban langsung wajib pajak

yang bersangkutan contohnya pajak penghasilan (PPh). Sedangkan pajak tidak

langsung adalah pajak yang pembebanannya dapat dilimpahkan kepihak lain,

contohnya pajak pertambahan nilai (PPn). Menurut sifat yakni pajak subjektif dan

pajak objektif, menurut lembaga pemungutan meliputi pajak pusat terdiri dari

PPh, PPN dan PPnBM dan pajak daerah terdiri dari pajak provinsi dan pajak

kota/kabupaten. Jadi dapat disimpulkan bahwa jenis pajak dikelompokan menjadi

tiga kategori yakni menurut golongan, sifat, dan lembaga pemungutannya, dimana

jenis – jenis pajak diatas berfungsi untuk mempermudah dalam pelaksanaan

pemungutan pajak serta memahami jenis pajak serta dapat membantu wajib pajak

dalam menentukan pembayaran pajak itu sendiri.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/56337/3/BAB II.pdf · 2019. 11. 20. · Pengertian pemeriksaan pajak berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan

11

b. Fungsi Pajak

Fungsi pajak menurut Nurmantu (2005) fungsi pajak dapat dikenal dengan dua

macam yakni fungsi budgetair (sumber keuangan negara) dan fungsi pajak

regularend (pengatur). Fungsi Budgetair contohnya pemerintah yang

membutuhkan dana untuk membiayai berbagai kepentingan suatu daerah dengan

memperoleh sumber penerimaan APBN, Sedangkan fungsi regularend contohnya

dapat memberikan insentif pajak dengan meningkatkan harga minuman keras

sehingga peningkatkan investasi dalam negeri tinggi terhadap minuman keras dan

dapat pula mengurangi penggunaan minuman keras terhadap kalangan muda.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi pajak sebagai

fungsi Budgetair merupakan fungsi kursial yang paling utama dan kursial yang

digunakan untuk membiayai keperluan daerah ataupun keperluan suatu Negara.

Sedangkan untuk fungsi regulerent merupakan alat untuk mengontrol

perekonomian suatu daerah ataupun Negara baik untuk kegiatan didalam maupun

diluar negri. Keduanya sangat berperan penting dan berpengaruh secara signifikan

pada suatu Negara. Dari dua macam fungsi pajak tersebut penerimaan yang

dihasilkan oleh negara dapat tercapai.

c. Sistem Pemungutan Pajak

Negara Indonesia memiliki tiga sistem pemungutan pajak yang meliputi

official assessment system merupakan sistem pemungutan yang memberi

wewenang kepada pemerintah (fiskus). Self assessment system merupakan sistem

pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada wajib pajak. Dan with

holding system merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang

kepada pihak ketiga. Untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh pajak.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/56337/3/BAB II.pdf · 2019. 11. 20. · Pengertian pemeriksaan pajak berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan

12

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa sistem pemungutan

di Indonesia ada tiga. Mulai dari reformasi perpajakan pada tahun1983 dengan

merubah ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan di Indonesia.

Pemerintah mengganti sistem pemunggutan pajaknya dari official assessment

system menjadi self assessment system yang masih berlaku sampai saat ini. Self

assessment system merupakan sistem pemunggutan yang memberikan

kepercayaan penuh kepada wajib pajak dalam menghitung, menyetor, dan

melaporkan sendiri jumlah pajak yang terutang berdasarkan peraturan perundang-

undangan perpajakan yang berlaku. Self assessment system menutut adanya

kesadaran dan kepatuhan wajib pajak dalam menjalankan kewajibannya serta

berkontribusi aktif dari untuk membayar pajak.

2. Pemeriksaan Pajak

Pengertian pemeriksaan pajak berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan

Republik Indonesia Nomor 184/PMK.03/2015 tentang perubahan atas Peraturan

Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.03/2013 tentang Tata

Cara Pemeriksaan, menyebutkan bahwa: “Pemeriksaan pajak adalah serangkaian

kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang

dilaksanakan secara objektif dan professional berdasarkan suatu standar

pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau

untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang

undangan perpajakan”.

Berdasarkan pengertian di atas pemeriksaan pajak menekankan pada

pemeriksaan bukti yang berupa buku-buku, dokumen dan catatan yang

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/56337/3/BAB II.pdf · 2019. 11. 20. · Pengertian pemeriksaan pajak berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan

13

dilaksanakan secara objektif oleh pemeriksa pajak yang profesional berdasarkan

standar pemeriksaan, dan pemeriksaan pajak tidak mencari kesalahan wajib pajak

tetapi untuk meguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan.

a. Surat Perintah Pemeriksaan (SP2)

Berdasarkan PMK No 17/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pemeriksaan,

pengertian dari Surat Perintah Pemeriksaan (SP2) adalah sebagai berikut: “Surat

Perintah Pemeriksaan yang selanjutnya disingkat SP2 adalah surat perintah untuk

melakukan pemeriksaan dalam rangka menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban

perpajakan dan /atau tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan.”

Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak Nomor SE-28/PJ/2013 menjelaskan

tentang ketentuan SP2 adalah Surat Perintah Pemeriksaan (SP2) dan SP2

perubahan:

1) SP2 sebagaimana dimaksud pada Pasal 24 Peraturan Menteri Keuangan

Republik Indonesia Nomor 17/PMK.03/2013 diterbitkan berdasarkan:

a) Instruksi/persetujuan/penugasan pemeriksaan dari Kepala Kantor Wilayah

Direktorat Jenderal Pajak, Direktur Pemeriksaan dan Penagihan atau

Direktur Jenderal Pajak;

2) Dalam hal susunan tim pemeriksa pajak diubah, Kepala UP2 harus

menerbitkan SP2 perubahan.

3) Pemeriksaan pajak wajib memperlihatkan SP2 perubahan kepada wajib pajak.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/56337/3/BAB II.pdf · 2019. 11. 20. · Pengertian pemeriksaan pajak berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan

14

4) Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan disampaikan kepada wajib pajak

dalam jangka waktu paling lama 15 (lima belas) hari kerja setelah tanggal

SP2.

5) Surat Panggilan Dalam Rangka Pemeriksaan Kantor dikirimkan kepada wajib

pajak dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) hari kerja setelah tanggal SP2.

b. Tujuan Pemeriksaan

Dijelaskan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.03/2015

tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.03/2013

tentang Tata Cara Pemeriksaan, Direktur Jenderal Pajak dalm rangka pengawasan

perpajakan berwenang melakukan pemeriksaan untuk:

1) Menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan wajib pajak (Pasal 4)

di antaranya:

a) Wajib pajak yang mengajukan permohonan pengembalian kelebihan

pembayaran pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17B Undang-

Undang KUP;

b) Terdapat keterangan lain berupa data konkret;

c) Wajib pajak menyampaikan Surat Pemberitahuan yang menyatakan lebih

bayar, selain yang mengajukan permohonan pengembalian kelebihan

pemabyaran pajak;

d) Wajib pajak yang telah diberikan pengembalian pendahuluan kelebihan

pembayaran pajak;

e) Wajib pajak menyampaikan surat pemberitahuan yang menyatakan rugi;

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/56337/3/BAB II.pdf · 2019. 11. 20. · Pengertian pemeriksaan pajak berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan

15

f) Wajib pajak yang melakukan penggabungan, peleburan, pemekaran,

likuidasi, pembubaran, atau akan meninggalkan Indonesia untuk selama-

lamanya;

g) Wajib pajak melakukan perubahan tahun buku atau metode pembukuan

atau karena dilakukannya penilaian kembali aktiva tetap;

h) Wajib pajak tidak menyampaikan atau menyampaikan Surat

Pemberitahuan tetapi melampaui jangka waktu yang telah ditetapkan

dalam surat teguran yang terpilih untuk dilakukan pemeriksaan

berdasarkan analisis resiko; atau

i) Wajib pajak menyampaikan Surat Pemberitahuan yang terpilih untuk

dilakukan Pemeriksaan berdasarkan Analisis Resiko.

2) Tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-

undangan perpajakan (Pasal 70), di antaranya:

a) Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak secara jabatan;

b) Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak;

c) Pengukuhan atau pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak;

d) Wajb pajak mengajukan keberatan;

e) Pengumpulan bahan guna penyusunan Norma Perhitungan Penghasilan

Neto;

f) Pencocokan data dan/atau alat keterangan;

g) Penentuan wajib pajak berlokasi di daerah terpencil;

h) Penentuan satu atau lebih tempat terutang Pajak Pertambahan Nilai;

i) Pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak;

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/56337/3/BAB II.pdf · 2019. 11. 20. · Pengertian pemeriksaan pajak berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan

16

j) Penentuan saat produksi dimulai atau memperpajang jangka waktu

kompensasi kerugian sehubung dengan pemberian fasilitas perpajakan;

k) Pemenuhan permintaan informasi dari negara mitra Perjanjian

Penghindaran Pajak Berganda.

c. Jenis-Jenis Pemeriksaan

Menurut Pudyatmoko (2007:75) secara garis besar terdapat beberapa jenis-

jenis pemeriksaan yang dilakukan pemeriksa pajak terdiri atas: pemeriksaan rutin

yaitu pemeriksaan yang bersifat rutin dilakukan terhadap wajib pajak sehubungan

dengan pemenuhan hak dan kewajiban perpajakannya, pemeriksaan kriteria

seleksi yaitu pemeriksaan yang dilakukan terutama terhadap wajib pajak yang

terpilih berdasarkan skor risiko kepatuhan, pemeriksaan khusus yaitu pemeriksaan

yang dilakukan terutama terhadap wajib pajak sehubungan dengan adanya

informasi, data, laporan, atau panduan mengenai kemungkinan terjadi

penyimpangan pajak; serta untuk memperoleh informasi atau data untuk tujuan

tertentu dalam rangka pelaksanaan peraturan perundang-undangan perpajakan

termasud karena permintaan wajib pajak, dan pemeriksaan bukti permulaan yaitu

pemeriksaan yang dilakukan untuk mendapatkan bukti permulaan mengenai

dugaan terjadinya tindak pidana di bidang perpajakan.

3. Efektivitas

Menurut Siagian (2004) pengertian efektivitas adalah “sejauh mana

organisasi berhasil memuaskan permintaan dan ekspetasi dari semua kelompok.”.

Kata efektif diartikan sebagai terjadinya suatu akibat yang dikehendaki dalam

suatu perbuatan yang dilakukan, berdasarkan beberapa pengertian mengenai

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/56337/3/BAB II.pdf · 2019. 11. 20. · Pengertian pemeriksaan pajak berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan

17

efektivitas dapat diartikan bahwa efektivitas suatu keadaan yang terjadi karena

adanya kesesuaian dalam kegiatan yang dilakuakan agar dapat mencapai sasaran

yang dituju.

Jadi dapat disimpulkan pengertian efektivitas adalah suatu keadaan yang

terjadi karena adanya kesesuaian dalam kegiatan yang dikehendaki agar dapat

mencapai sasaran yang dituju. Sebagai suatu organisasi publik, derektorat jendral

pajak juga harus memperhatikan tingkat keberhasilan organisasinya.

a. Ukuran Efektivitas

Menurut Siagian (2004), untuk mengukur tingkat efektivitas dari suatu sistem

kerja dapat juga dengan memberikan skala peringkat. Mengukur tingkat

efektivitas dari pelaksanaan pemeriksaan pajak pertambahan nilai (PPN) baik

kriteria rutin maupun pemeriksaan khusus yang didasarkan pada kriteria atau

standar seperti dalam tabel berikut ini :

Tabel 2. Klasifikasi Pengukuran Efektivitas

No Presentase Efektivitas Kriteria

1 > 100% Sangat Efektif

2 90% - 100% Efektif

3 80% - 90% Cukup Efektif

4 60% - 80% Kurang Efektif

5 < 60% Tidak Efektif

Sumber: Depdagri, Kepmendagri No. 690.900.327(dalamWulandari:2014)

Berdasarkan uraian tersebut, klasifikasi konsep efektif dapat dilihat dari

seberapa besar realisasi yang dapat dicapai atas target yang akan ditetapkan oleh

pihak Kantor Pelayanan Perpajakan Mataram setiap tahunnya untuk memenuhi

tujuan yang telah ditetapkan dengan menggunakan indikator yang dilihat dari segi

tingkat penyelesaian pemeriksaan yang didasarkan pada pencapaian target dan

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/56337/3/BAB II.pdf · 2019. 11. 20. · Pengertian pemeriksaan pajak berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan

18

realisasi atas penerbitan surat perintah pemeriksaan pajak (SP2), dan segi tingkat

penerimaan pajak atas hasil pemeriksaan yang didasarkan pada pencpaian

rencana dan realisasi atas penerimaan dari hasil pemeriksaan.

b. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas

Menurut Streers (2005), faktor – faktor yang mempengaruhi efektivitas

adalah sebagai berikut ;

1) Karakteristik organisasi adalah hubungan yang sifatnya relatif tetap seperti

susunan sumber daya manusia yang terdapat dalam organisasi. Struktur

merupakan cara yang unik menempatkan manusia dalam rangka

menciptakan sebuah organisasi. Dalam struktur, manusia ditempatkan

sebagai bagian dari suatu hubungan relatif tetap yang akan menentukan pola

interaksi dan tingkah laku yang berorientasi pada tugas.

2) Karakteristik lingkungan, mencakup dua aspek yakni dari aspek pertama

adalah lingkungan ekstern yaitu lingkungan yang berada diluar batas

organisasi dan sangat berpengaruh terhadap organisasi, terutama dalam

pembuatan keputusan dan pengambilan tindakan. Aspek kedua adalah

lingkungan intern yang dikenal sebagai iklim organisasi yaitu lingkungan

yang secara keseluruhan dalam lingkungan organisasi.

3) Karakteristik pekerja merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap di

dalam diri setiap individu akan ditemukan banyak perbedaan, akan tetapi

kesadaran individu akan perbedaan itu sangat penting dalam upaya mecapai

tujuan organisasi. Jadi apabila suatu organisasi menginginkan keberhasilan,

oreganisasi tersebut harus dapat mengintegrasikan tujuan individu dengan

tujuan organisasi.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/56337/3/BAB II.pdf · 2019. 11. 20. · Pengertian pemeriksaan pajak berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan

19

4) Karakteristik manajemen, adalah strategi dan mekanisme kerja yang di

rancang untuk mengkondisikan semua hal yang didalam organisasi sehingga

efektivitas kebijakan dan praktek manajemen merupakan alat bagi pimpinan

untuk mengarahkan setiap kegiatan guna mencapai tujuan organisasi. Dalam

melaksanakan kebijakan dan praktek manajemen harus memperhatikan

manusia, tidak hanya mementingkan strategi dan mekanisme kerja saja.

Mekanisme tersebut meliputi penyusunan tujuan strategi, pencarian dan

pemanfaatan atas sumber daya, penciptaan lingkungan prestasi, proses

komunikasi, kepemimpinan dan pengambilan keputusan, serta adaptasi

terhadap perubahan lingkungan inovasi organisasi.

4. Penerimaan

Menurut Ilyas (2002) Penerimaan pajak merupakan perwujudan dari

pengabdian kewajiban dan peran serta wajib pajak yang secara langsung dan

bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan tetapi tidak ada jasa timbal

balik dari negara secara langsung yang diperlukan untuk pembiayaan pengeluaran

negara, pembangunan nasional, dan memelihara kesejahteraan umum. Upaya-

upaya tersebut adalah salah satunya melalui upaya penegakan hukum (law

enforcement) yang terdiri dari pemeriksaan, penyidikan, dan penagihan pajak.

Pemeriksaan pajak merupakan instrumen untuk menentukan kesadaran dan

kepatuhan pajak baik formal maupun material. Tujuan utamanya adalah untuk

menguji dan meningkatkan kepatuhan pajak seorang wajib pajak.

a. Jenis Penerimaan

Penerimaan dari sektor pajak dapat dilakukan oleh pemerintah pusat maupun

daerah terhadap wajib pajak tertentu berdasarkan Undang – undang, dalam

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/56337/3/BAB II.pdf · 2019. 11. 20. · Pengertian pemeriksaan pajak berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan

20

kontribusi yang di peroleh daerah kabupaten dari penerimaan pajak pada tahun

2017 dimana memperoleh penerimaan atas dana bagi hasil berdasarkan PPh wajib

pajak orang pribadi dalam negeri (WPOPDN) sebesar Rp. 467.264.000,- Dan

perolehan dari PPh pasal 21 sebesar Rp. 7.033.097.000 Adapun jenis - jenis

penerimaan pajak adalah sebagai berikut :

1) Pajak Pusat

a) PPh

b) PPN dan PPnBM

c) Bea Materai

d) Bea masuk

e) Cukai

b. Faktor – Faktor Yang Berperan Penting Dalam Mengoptimalkan

Penerimaan Pajak

1) Sistem Administrasi Perpajakan yang Tepat

Seberapa besar penerimaan yang diperoleh melalui pemungutan pajak juga

dipengaruhi oleh bagaimana pemungutan pajak itu dilakukan. Mardiasmo (2013),

pemungutan pajak hendaknya didasarkan atas empat asas, yaitu :

a) Equity/Equality dimana keadilan merupakan pertimbangan penting dalam

membangun system perpajakan. Dalam hal ini, pemungutan pajak hendaknya

dilakukan seimbang dengan kemampuan. Negara tidak boleh melakukan

diskriminasi diantara sesama pembayar pajak.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/56337/3/BAB II.pdf · 2019. 11. 20. · Pengertian pemeriksaan pajak berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan

21

b) Certainy, yaitu pajak yang harus dibayar haruslah terang dan tidak mengenal

kompromis. Kepastian hukum harus tercermin mengenai subjek, objek,

besarnya pajak dan juga ketentuan mengenai pembayaran.

c) Convenience adalah pajak harus dipungut pada saat yang paling baik bagi

pembayar pajak, yaitu saat diterimanya penghasilan.

d) Economy, yaitu pemungutan pajak hendaknya dilakukan sehemat –

hematnya. Biaya pemungutan hendaknya tidak melebihi pemasukan

pajaknya.

2) Kualitas Fiskus (Petugas Pajak)

Kualitas fiskus sangat menentukan di dalam efektivitas pelaksanaan

peraturan Undang – Undang di bidang perpajakan. Bila dikaitkan dengan

optimalisasi target penerimaan pajak, maka fiskus haruslah orang yang

berkompeten dibidang perpajakan, memiliki kecakapan teknis, dan bermoral

tinggi.

5. Kontribusi

Penegrtian kontribusi menurut T Guritno (1992:76) dan Kamus Ilmiah

Populer, Dany H. (2006:264) kontribusi adalah sesuatu yang diberikan (uang

sumbangan) bersama-sama dengan pihak lain untuk tujuan biaya, atau kerugian

tertentu atau bersama. Kontribusi terkait pemeriksaan pajak dihitung guna

mengetahui jumlah sumbangan penerimaan pajak dari hasil pemeriksaan pajak itu

sendiri. Sehingga dibutuhkan kiteria tingkat kontribusi dan formula untuk

menghitung besarnya kontribusi. Adapun Kriteria Tingkat Kontribusi berdasarkan

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/56337/3/BAB II.pdf · 2019. 11. 20. · Pengertian pemeriksaan pajak berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan

22

Depdagri, Kepmendagri No. 690.900.327 tentang pedoman penilaian dan kinerja

keuangan.

C. Kerangka Pemikiran

Data Sekunder ; data SP2 dan Penerimaan Pajak dari hasil

pemeriksaan

Seksi Pemeriksaan Dan Fungsional Pemeriksaan Pajak

Kegiatan Pemeriksaan Pajak

Hasil Analisis

Kesimpulan dan Saran

Analisis

Data

Gambar 1 : Kerangka pemikiran

Membandingkan Realisasi

dengan target dari

pemeriksaan & penerimaan