bab ii kajian pustaka a. sistem pendukung keputusan ...repository.ump.ac.id/2273/3/khaerul fahmi_bab...

15
19 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Sistem Pendukung Keputusan/ Decision Support System (DSS) DSS adalah sistem pendukung berbasis komputer bagi para pengambil keputusan manajemen yang menangani masalah-masalah tidak terstruktur (Turban, dkk., 2005). Tujuan dari DSS adalah (Turban, dkk., 2005): 1. Membantu manajer dalam pengambilan keputusan atas masalah semiterstruktur. 2. Memberikan dukungan atas pertimbangan manajer dan bukannya dimaksudkan untuk menggantikan fungsi manajer. 3. Meningkatkan efektivitas keputusan yang diambil manajer lebih daripada perbaikan efisiensinya. 4. Kecepatan komputasi. Komputer memungkinkan para pengambil keputusan untuk melakukan banyak komputasi secara cepat dengan biaya yang rendah. 5. Peningkatan produktivitas. Membangun satu kelompok pengambil keputusan, terutama para pakar, bisa sangat mahal. 6. Dukungan kualitas. Komputer bisa meningkatkan kualitas keputusan yang dibuat. 7. Berdaya saing. Manajemen pemberdayaan sumber daya perusahaan. Tekanan persaingan menyebabkan tugas pengambilan keputusan menjadi Sistem Pendukung Keputusan…, Khaerul Fahmi, Fakultas Teknik UMP, 2016

Upload: others

Post on 22-Feb-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Sistem Pendukung Keputusan ...repository.ump.ac.id/2273/3/Khaerul Fahmi_BAB II.pdf · Dapat diintegrasikan dengan DSS lain dan atau aplikasi lain, serta bisa

19

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Sistem Pendukung Keputusan/ Decision Support System (DSS)

DSS adalah sistem pendukung berbasis komputer bagi para pengambil

keputusan manajemen yang menangani masalah-masalah tidak terstruktur (Turban,

dkk., 2005).

Tujuan dari DSS adalah (Turban, dkk., 2005):

1. Membantu manajer dalam pengambilan keputusan atas masalah

semiterstruktur.

2. Memberikan dukungan atas pertimbangan manajer dan bukannya

dimaksudkan untuk menggantikan fungsi manajer.

3. Meningkatkan efektivitas keputusan yang diambil manajer lebih daripada

perbaikan efisiensinya.

4. Kecepatan komputasi. Komputer memungkinkan para pengambil

keputusan untuk melakukan banyak komputasi secara cepat dengan biaya

yang rendah.

5. Peningkatan produktivitas. Membangun satu kelompok pengambil

keputusan, terutama para pakar, bisa sangat mahal.

6. Dukungan kualitas. Komputer bisa meningkatkan kualitas keputusan yang

dibuat.

7. Berdaya saing. Manajemen pemberdayaan sumber daya perusahaan.

Tekanan persaingan menyebabkan tugas pengambilan keputusan menjadi

Sistem Pendukung Keputusan…, Khaerul Fahmi, Fakultas Teknik UMP, 2016

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Sistem Pendukung Keputusan ...repository.ump.ac.id/2273/3/Khaerul Fahmi_BAB II.pdf · Dapat diintegrasikan dengan DSS lain dan atau aplikasi lain, serta bisa

20

sulit. Persaingan didasarkan tidak hanya pada harga, tetapi juga pada

kualitas, kecepatan, kustomasi produk, dan dukungan pelanggan.

8. Mengatasi keterbatasan kognitif dalam pemrosesan dan penyimpanan.

Karakteriktik yang diharapkan ada dalam DSS adalah (Turban, dkk.,

2005):

1. Dukungan kepada pengambil keputusan, terutama pada situasi

semiterstruktur dan tak terstrukur, dengan menyertakan penilaian manual

dan informasi terkomputerisasi.

2. Dukungan untuk semua level manajerial, dari eksekutif puncak sampai

manajer lini.

3. Dukungan untuk individu dan kelompok.

4. Dukungan untuk keputusan independen dan/atau sekuensial. Keputusan

dapat dibuat sekali, beberapa kali, atau berulang-ulang.

5. Dukungan di semua fase proses pengambilan keputusan: inteligensi,

desain, pilihan, dan implementasi.

6. Dukungan diberbagai proses dan gaya pengambilan keputusan.

7. Adaptivitas sepanjang waktu. Pengambil keputusan seharusnya reaktif,

bisa menghadapi berbagai perubahan kondisi secara cepat, dan

mengadaptasi DSS untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

8. Pengguna seperti merasa di rumah. Rumah-pengguna, kapabilitas grafis

yang sangat kuat, dan antarmuka manusia-mesin yang interaktif dengan

satu bahasa alami bisa sangat meningkatkan efektifitas DSS.

9. Peningkatan efektifitas pengambilan keputusan (akurasi, timelines,

kualitas) daripada efisiensinya (biaya pengambilan keputusan).

Sistem Pendukung Keputusan…, Khaerul Fahmi, Fakultas Teknik UMP, 2016

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Sistem Pendukung Keputusan ...repository.ump.ac.id/2273/3/Khaerul Fahmi_BAB II.pdf · Dapat diintegrasikan dengan DSS lain dan atau aplikasi lain, serta bisa

21

10. Kontrol penuh oleh pengambil keputusan terhadap semua langkah proses

pengambilan keputusan dalam memecahkan suatu masalah. DSS secara

khusus menekankan untuk mendukung pengambilan keputusan bukan

untuk menggantikan.

11. Pengguna akhir bisa mengembangkan dan memodifikasi sendiri sistem

sederhana.

12. Model-model digunakan untuk menganalisis situasi pengambilan

keputusan. Kapabilitas pemodelan memungkinkan eksperimen dengan

berbagai strategi yang berbeda di bawah konfigurasi yang berbeda.

13. Akses kesediaan untuk berbagai sumber data, format, dan tipe, mulai dari

sistem informasi geografi (GIS) sampai sistem berorientasi objek.

14. Dapat digunakan sebagai alat standalone oleh seorang pengambil

keputusan pada satu lokasi atau didistribusikan di suatu organisasi secara

keseluruhan dan dibeberapa organisasi sepanjang rantai persediaan.

Dapat diintegrasikan dengan DSS lain dan atau aplikasi lain, serta bisa

didistribusikan secara internal dan eksternal menggunkan networking dan

teknologi web.

Karakteristik dari DSS tersebut memungkinkan para pengambil

keputusan untuk membuat keputusan yang lebih baik dan lebih konsisten

dalam satu cara yang dibatasi oleh waktu.

Keputusan yang diambil untuk menyelesaikan suatu masalah dilihat

dari keterstrukturannya yang bisa dibagi menjadi:

Sistem Pendukung Keputusan…, Khaerul Fahmi, Fakultas Teknik UMP, 2016

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Sistem Pendukung Keputusan ...repository.ump.ac.id/2273/3/Khaerul Fahmi_BAB II.pdf · Dapat diintegrasikan dengan DSS lain dan atau aplikasi lain, serta bisa

22

1. Keputusan tertstruktur (structured decision)

Keputusan terstruktur adalah keputusan yang dilakukan secara berulang-

ulang dan bersifat rutin. Prosedur pengambilan keputusannya sangat

jelas. Keputusan tersebut terutama dilakukan pada manajemen tingkat

bawah. Misalnya, keputusan pemesanan barang.

2. Keputusan semiterstruktur (semistructured decision)

Keputusan semiterstruktur adalah keputusan yang memiliki dua sifat.

Sebagian keputusan bisa ditangani oleh komputer dan yang lain tetap

harus dilakukan oleh pengambil keputusan. Prosedur dalam pengambilan

keputusan ini secara garis besar sudah ada, tetapi ada beberapa hal yang

masih memerlukan kebijakan dari pengmabil keputusan. Biasanya

keputusan semcam ini diambil oleh manajemen tingkat menengah dalam

suatu organisasi. Contoh dari keputusan jenis ini adalah penjadwalan

produksi.

3. Keputusan tak terstruktur (unstrucuterd decision)

Keputusan tak terstruktur adalah keputusan yang penanganannya rumit

karena tidak terjadi berulang-ulang atau tidak selalu terjadi. Keputusan

tersebut menuntut pengalaman dan berbagai sumber yang bersifat

eksternal. Keputusan tersebut umumnya terjadi pada manajemen tingkat

atas. Contoh dari keputusan tak terstruktur adalah keputusan untuk

bergabung dengan perusahaan lain.

Sistem Pendukung Keputusan…, Khaerul Fahmi, Fakultas Teknik UMP, 2016

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Sistem Pendukung Keputusan ...repository.ump.ac.id/2273/3/Khaerul Fahmi_BAB II.pdf · Dapat diintegrasikan dengan DSS lain dan atau aplikasi lain, serta bisa

23

B. Obyek Wisata

Dalam dunia kepariwisataan, segala sesuatu yang menarik dan

bernilai untuk dikunjungi dan dilihat, disebut atraksi atau lazim pula

dinamakan objek wisata. Objek wisata adalah segala sesuatu yang

mempunyai daya tarik, keunikan dan nilai yang tinggi, yang menjadi tujuan

wisatawan datang ke suatu daerah tertentu. (Soekadijo, 2000).

Sebuah objek wisata yang baik harus dapat mendatangkan

wisatawan sebanyak-banyaknya, menahan mereka ditempat objek wisata

dalam waktu yang cukup lama dan memberi kepuasan kepada wisatawan

yang datang berkunjung. Untuk mencapai hasil itu, beberapa syarat harus

dipenuhi, yaitu (Soekadijo, 2000):

1. Kegiatan (act) dan objek (artifact) yang merupakan objek wisata itu

sendiri harus dalam keadaan yang baik.

2. Karena objek wisata itu disajikan dihadapan wisatawan, maka cata

penyajiannya harus tepat.

3. Objek wisata adalah terminal dari suatu mobilitas spasial atau

perjalanan. Oleh karena itu juga harus memenuhi semua determinan

mobilitas spasial,yaitu akomodasi, transportasi dan promosi serta

pemasaran.

4. Keadaan di objek wisata harus dapat menahan wisatawan cukup

lama.

5. Kesan yang diperoleh wisatawan waktu menyaksikan atraksi wisata

harus diusahakan supaya bertahan selama mungkin.

Sistem Pendukung Keputusan…, Khaerul Fahmi, Fakultas Teknik UMP, 2016

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Sistem Pendukung Keputusan ...repository.ump.ac.id/2273/3/Khaerul Fahmi_BAB II.pdf · Dapat diintegrasikan dengan DSS lain dan atau aplikasi lain, serta bisa

24

Banyaknya tempat wisata di Kabupaten Purbalingga diantaranya seperti

Owabong, Wisata Karangbanjar, Curug Silintang dan Silawang, Pubasari

Pancuran Mas, Museum Uang dan Wayang, Goa Lawa, Kelenteng Hok Tek

Tjeng Sin, Kolam Pemandian Walik, Monumen Jendral Soedirman, dan Wana

Wisata Serang. Kriteria yang sering dijadikan acuan untuk menarik minat

masyarakat di antaranya adalah jenis wisata, biaya tiket, akses jalan, pusat

perbelanjaan serta fasilitas. Hal itu tentunya menjadi permasalahan tersendiri

bagi masyarakat karena setiap jenis wisata mempunyai kriteria atau ketentuan

yang berbeda-beda.

C. SAW (Simple Additive Weighting)

Menurut (Fishburn (1967) dan MacCrimmon (1968) dalam Kusumadewi,

dkk. (2006)) mendefinisikan Simple Additive Weighting (SAW) merupakan

penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode (SAW) adalah mencari penjumlahan

terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua kriteria. Metode SAW

membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat

diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada.

Adapun langkah penyelesaian dalam menggunakannya adalah :

1. Menentukan alternatif, yaitu Ai. i = 1, 2, …m

2. Menentukan kriteria yang dijadikan acuan dalam pengambilan

keputusan, yaitu Cj. j = 1, 2, …n

3. Memberikan nilai rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria.

4. Menentukan bobot preferensi atau tingkat kepentingan (W) setiap

kriteria seperti pada persamaan 1.

[ ] ........(1)

Sistem Pendukung Keputusan…, Khaerul Fahmi, Fakultas Teknik UMP, 2016

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Sistem Pendukung Keputusan ...repository.ump.ac.id/2273/3/Khaerul Fahmi_BAB II.pdf · Dapat diintegrasikan dengan DSS lain dan atau aplikasi lain, serta bisa

25

5. Membuat tabel rating kecocokan dari setiap alternatif pada setiap

kriteria.

6. Membuat matriks keputusan (X) yang dibentuk dari tabel rating

kecocokan dari setiap alternatif pada setiap kriteria, seperti pada

persamaan 2.

[

] ........(2)

7. Melakukan normalisasi matriks keputusan dengan cara menghitung nilai

dari rating setiap kriteria ternormalisasi ( ) dari alternatif Ai pada

kriteria Cj seperti persamaan 3.

{

........(3)

Keterangan :

rij = Nilai rating ternormalisasi

xij = Nilai atribut yang dimiliki setiap kriteria

Max xij = Nilai terbesar dari setiap kriteria

Min xij = Nilai terkecil dari setiap kriteria

Benefit = Jika nilai terbesar adalah nilai terbaik

Cost = Jika nilai terkecil adalah nilai terbaik

Sistem Pendukung Keputusan…, Khaerul Fahmi, Fakultas Teknik UMP, 2016

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Sistem Pendukung Keputusan ...repository.ump.ac.id/2273/3/Khaerul Fahmi_BAB II.pdf · Dapat diintegrasikan dengan DSS lain dan atau aplikasi lain, serta bisa

26

a. Dikatakan kriteria keuntungan apabila nilai merupakan nilai

maximum terbaik, sebaliknya kriteria biaya apabila merupakan

nilai minimum tebaik.

b. Apabila berupa kriteria keuntungan maka nilai dibagi dengan nilai

dari setiap kolom, sedangkan untuk kriteria biaya, nilai

dari setiap kolom dibagi dengan nilai .

c. Dengan rij adalah rating kinerja ternormalisasi dari alternatif Ai pada

atribut Cj ; i = 1,2, ... m dan j = 1,2, ... n.

8. Hasil dari nilai rating kinerja ternormalisasi ( ) membentuk matriks

ternormalisasi (R) seperti persamaan 4.

[

] ......(4)

9. Hasil akhir nilai preferensi (Vi) diperoleh dari penjumlahan dari perkalian

elemen baris matrik ternormalisasi (R) dengan bobot preferensi (W)

yang bersesuaian elemen kolom matriks (W) seperti persamaan 5.

n

j

ijji rwV1

........(5)

Keterangan :

Vi : Nilai akhir dari alternative

wj : Bobot yang telah ditentukan

rij : Normalisasi matriks

Sistem Pendukung Keputusan…, Khaerul Fahmi, Fakultas Teknik UMP, 2016

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Sistem Pendukung Keputusan ...repository.ump.ac.id/2273/3/Khaerul Fahmi_BAB II.pdf · Dapat diintegrasikan dengan DSS lain dan atau aplikasi lain, serta bisa

27

Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif Ai lebih

terpilih.

Contoh Kasus :

Suatu perusahaan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ingin

membangun sebuah gudang yang akan digunakan sebagai tempat untuk

menyimpan sementara hasil produksinya. Ada 3 lokasi yang akan

menjadi alternatif, yaitu : A1 = Ngemplak, A2 = kalasan, A3 = Kota

Gedhe. Ada 5 kriteria yang dijadikan acuan dalam pengambilan

keputusan, yaitu :

C1 = jarak dengan pasar terdekat

C2 = kepadatan penduduk di sekitar lokasi

C3 = jarak dari pabrik

C4 = jarak dengan gudang yang sudah ada

C5 = harga tanah untuk lokasi

Rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria, dinilai dengan 1 –

5, yaitu :

1 = Sangat buruk,

2 = Buruk

3 = Cukup

4 = Baik

5 = Sangat baik

Rating kecocokan dari setiap alternatif pada setiap kriteria dapat dilihat

pada Tabel 1.

Sistem Pendukung Keputusan…, Khaerul Fahmi, Fakultas Teknik UMP, 2016

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Sistem Pendukung Keputusan ...repository.ump.ac.id/2273/3/Khaerul Fahmi_BAB II.pdf · Dapat diintegrasikan dengan DSS lain dan atau aplikasi lain, serta bisa

28

Tabel 1. Rating kecocokan dari setiap alternatif pada setiap kriteria

Alternatif

Kriteria

C1 C2 C3 C4 C5

A1 4 4 5 3 3

A2 3 3 4 2 3

A3 5 4 2 2 2

Matriks keputusan dibentuk dari tabel kecocokan dari Tabel 1 seperti

berikut:

[

]

Kemudian dilakukan normalisasi berdasarkan persamaan 3 sebagai

berikut:

r11 =

=

= 0,80

r21 =

=

= 0,60

r31 =

=

= 1

r12 =

=

= 1

r22 =

=

= 0,75

r32 =

=

= 1

Sistem Pendukung Keputusan…, Khaerul Fahmi, Fakultas Teknik UMP, 2016

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Sistem Pendukung Keputusan ...repository.ump.ac.id/2273/3/Khaerul Fahmi_BAB II.pdf · Dapat diintegrasikan dengan DSS lain dan atau aplikasi lain, serta bisa

29

r13 =

=

= 1

r23 =

=

= 0,80

r33 =

=

= 0,40

r14 =

=

= 1

r24 =

=

= 0,66

r34 =

=

= 0,66

r15 =

=

= 1

r25 =

=

= 1

r35 =

=

= 0,66

sehingga diperoleh matriks ternormalisasi (R) seperti persamaan 4

sebagai berikut:

[

]

Proses perankingan dengan menggunakan bobot yang telah diberikan oleh

pengambilan keputusan sebagai berikut:

[ ]

Sistem Pendukung Keputusan…, Khaerul Fahmi, Fakultas Teknik UMP, 2016

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Sistem Pendukung Keputusan ...repository.ump.ac.id/2273/3/Khaerul Fahmi_BAB II.pdf · Dapat diintegrasikan dengan DSS lain dan atau aplikasi lain, serta bisa

30

Hasil perankingan yang diperoleh berdasarkan persamaan 5 adalah sebagai

berikut:

V1 = (5)(0,80) + (3)(1,00) + (4)(1,00) + (4)(1,00) + (2)(1,00) = 17

V2 = (5)(0,60) + (3)(0,75) + (4)(0,80) + (4)(0,66) + (2)(1,00) = 13,1167

V3 = (5)(1,00) + (3)(1,00) + (4)(0,40) + (4)(0,66) + (2)(0,66) = 13,6

Nilai terbesar ada pada V1 sehingga alternatif A1 adalah alternatif yang

terpilih sebagai alternatif terbaik. Dengan kata lain Ngemplak terpilih

sebagai lokasi untuk mendirikan gudang baru.

D. PHP (Programming Hypertext Preprocessor)

PHP secara umum dikenal sebagai bahasa pemrograman script-script yang

membuat dokumen HTML yang dieksekusi di server web, dokumen HTML yang

dihasilkan dari suatu aplikasi bukan dokumen HTML yang dibuat dengan editor teks

atau editor HTML. Jika menggunakan PHP maka maintenance suatu situs web

menjadi lebih mudah. Proses update data dapat dilakukan dengan aplikasi yang

dibuat dengan script PHP.

PHP secara mendasar dapat mengerjakan semua yang dapat dikerjakan

oleh CGI (Common Gateway Interface), seperti mendapatkan data dari form,

menghasilkan isi halaman web yang dinamik, dan menerima cookies. CGI adalah

spesifikasi standar modul yang ditambahkan kepada server web, agar server web

dapat memiliki kemampuan untuk memberikan layanan yang interaktif, tidak

sekedar melayani permintaan dokumen web (HTML) saja.

PHP juga telah dikembangkan menjadi bahasa pemrograman script yang

dapat dijalankan diatas platform sistem operasi secara langsung. PHP dapat

digunakan untuk membuat program dekstop, sehingga tidak perlu untuk

Sistem Pendukung Keputusan…, Khaerul Fahmi, Fakultas Teknik UMP, 2016

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Sistem Pendukung Keputusan ...repository.ump.ac.id/2273/3/Khaerul Fahmi_BAB II.pdf · Dapat diintegrasikan dengan DSS lain dan atau aplikasi lain, serta bisa

31

mempelajari bahasa pemrograman lain. Kemampuan (feature) PHP yang paling

diandalkan adalah dukungan kepada banyak database. Membuat halaman web

yang menggunakan data dari database dengan sangat mudah dapat dilakukan.

Berikut adalah database yang didukung oleh PHP : Adabas D, dBase, Empress,

FilePro, FrontBase, MSQL, MySQL, ODBC, Oracle, dan lain-lain (Sidik, 2012).

E. XAMPP

Menurut Utomo (2008), XAMPP adalah sebuah paket perangkat lunak yang

di dalamnya terdiri dari Apache, MySQL, dan PHP. Apache merupakan salah satu

perangkat lunak yang dipergunakan secara luas pada sistem operasi Linux.

Pengembangannya yang dimulai dari tahun 1995 oleh sekelompok kecil pemrogram

yaitu Apache Software Foundation Incorporated, pada tahun 1999 mulai

berkonsentrasi untuk mendukung projek Aphace HTTP server. Dengan berbasis

jumlah pengguna lebih dari 25 juta server di seluruh dunia, membuat Apache HTTP

server mempunyai keunggulan dari sisi fleksibilitas dan perfomansi.

F. Website

Menurut Jovan (2007), Website adalah media penyampaian informasi di

internet. Web menyajikan informasi menggunakan Hypertext Markup Language

sehingga dapat menampilkan informasi dengan berbagai format data seperti

text, image, bahkan video dan dapat diakses menggunakan berbagai aplikasi

klien. Selain dikenal sederhana dan mudah, adanya teknologi server side

programming pada web memungkinkan penyajian informasi yang lebih menarik

dan dinamis dengan pengelolaan yang terorganisasi.

Sistem Pendukung Keputusan…, Khaerul Fahmi, Fakultas Teknik UMP, 2016

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Sistem Pendukung Keputusan ...repository.ump.ac.id/2273/3/Khaerul Fahmi_BAB II.pdf · Dapat diintegrasikan dengan DSS lain dan atau aplikasi lain, serta bisa

32

G. Penelitian Sejenis

1. Sistem pendukung keputusan penentuan penyakit tanaman sayuran

menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW) (Afiani, 2014).

Telah dikembangkan sebuah sistem pendukung keputusan dalam

penentuan penyakit tanaman sayuran menggunakan metode Simple

Additive Weighting (SAW). Metode ini merupakan metode yang tepat

untuk menentukan penyakit tanaman sayuran dan disertakan

penanggulangan untuk suatu gejala yang timbul pada suatu tanaman

sayuran, karena dengan menggunakan metode ini akan menghasilkan

alternatif – alternatif terbaik berdasarkan kriteria – kriteria yang

ditentukan.

2. Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Tempat Wisata di Timor Leste

menggunakan metode ELimination Et Choix Traduisant la Realita (ELECTRE)

(Oktovianus. P, dkk, 2014).

Penelitian ini menghasilkan sebuah aplikasi web yang memberikan

informasi rekomendasi kepada user atau pengguna dalam hal ini

merupakan calon wisatawan. Rekomendasi yang diberikan sistem

didasarkan pada masukkan yang diberikan user kemudian diproses dengan

metode ELECTRE sehingga menghasilkan rekomendasi daftar tempat

berwisata. Dan Kriteria yang digunakan yaitu biaya, jarak dan waktu.

3. Sistem pendukung keputusan Pemilihan Lokasi Objek Wisata di Kabupaten

Grobogan menggunakan metode Profile Matching. (Nugroho, 2015).

Sistem Pendukung Keputusan…, Khaerul Fahmi, Fakultas Teknik UMP, 2016

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Sistem Pendukung Keputusan ...repository.ump.ac.id/2273/3/Khaerul Fahmi_BAB II.pdf · Dapat diintegrasikan dengan DSS lain dan atau aplikasi lain, serta bisa

33

Sistem pendukung keputusan penentuan objek wisata dilakukan secara

perhitungan detail berdasarkan metode profile matching. Sistem

pendukung keputusan memberikan hasil berupa prioritas objek wisata

yang sesuai bagi setiap wisatawan. Sistem ini juga mengacu pada skala

bobot yang dimuliki oleh setiap wisatawan dalam memilih objek wisata dan

kriteria yang digunakan yaitu factor biaya, fasilitas objek wisata, jenis objek

wisata, dan jarak tempuh ke objek wisata.

Sistem Pendukung Keputusan…, Khaerul Fahmi, Fakultas Teknik UMP, 2016