bab ii kajian pustaka a. landasan teori 1. peduli …repository.ump.ac.id/4623/3/bab ii_nuriza...

21
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Peduli Lingkungan Lingkungan berdampingan dengan kehidupan manusia sejak dari manusia itu lahir. Manusia dituntut untuk selalu menjaga dan melestarikan lingkungan, karena hidup manusia bergantung oleh lingkungan. Lingkungan menurut Uno (2011: 137) merupakan salah satu potensi yang diciptakan oleh Allah SWT untuk digunakan sebagai pemenuhan kebutuhan manusia dalam menjalani hidup di dunia yang perlu dijaga kelestariannya. Manusia hidup berdampingan dengan alam, oleh karena itu manusia dituntut untuk mempunyai sikap peduli lingkungan. Peduli lingkungan menurut Daryanto (2013: 150) yaitu sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan lingkungan alam di sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. Indikator peduli lingkungan di sekolah menurut Daryanto (2013: 150) dalam Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah disajikan pada table 2.1 berikut: 7 Upaya Meningkatkan Peduli…, Nuriza Meilina, FKIP UMP, 2017

Upload: hatu

Post on 25-Apr-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Peduli …repository.ump.ac.id/4623/3/BAB II_NURIZA MEILINA_PGSD'17.pdfPrestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI

1. Peduli Lingkungan

Lingkungan berdampingan dengan kehidupan manusia sejak dari

manusia itu lahir. Manusia dituntut untuk selalu menjaga dan

melestarikan lingkungan, karena hidup manusia bergantung oleh

lingkungan. Lingkungan menurut Uno (2011: 137) merupakan salah

satu potensi yang diciptakan oleh Allah SWT untuk digunakan sebagai

pemenuhan kebutuhan manusia dalam menjalani hidup di dunia yang

perlu dijaga kelestariannya. Manusia hidup berdampingan dengan alam,

oleh karena itu manusia dituntut untuk mempunyai sikap peduli

lingkungan. Peduli lingkungan menurut Daryanto (2013: 150) yaitu

sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan

lingkungan alam di sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk

memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.

Indikator peduli lingkungan di sekolah menurut Daryanto (2013:

150) dalam Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah disajikan

pada table 2.1 berikut:

7

Upaya Meningkatkan Peduli…, Nuriza Meilina, FKIP UMP, 2017

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Peduli …repository.ump.ac.id/4623/3/BAB II_NURIZA MEILINA_PGSD'17.pdfPrestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam

8

Tabel 2.1 Indikator Peduli Lingkungan

Nilai

Karakter Indikator

Peduli

Lingkungan

Membersihkan WC.

Membersihkan tempat sampah.

Membersihkan lingkungan sekolah.

Memperindah kelas dan sekolah dengan tanaman.

Ikut memelihara taman di halaman sekolah.

Ikut dalam kegiatan menjaga kebersihan lingkungan.

Indikator di atas adalah indikator jenjang Sekolah Dasar (SD)

kelas 4-6 pada karakter peduli lingkungan. Indikator karakter sebagai

pacuan atau pedoman guru dalam menerapkan dan menilai karakter

siswa di sekolah. Indikator nilai karakter juga disesuaikan dengan mata

pelajaran yang ada di sekolah.

Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peduli lingkungan

memiliki beberapa indikator yaitu membersihkan WC, membersihkan

tempat sampah, membersihkan lingkungan sekolah, memperindah kelas

dan sekolah dengan tanaman, ikut memelihara taman di halaman

sekolah, dan ikut dalam kegiatan menjaga kebersihan sekolah. Indikator

tersebut harus dikembangkan agar guru mengetahui seberapa besar

siswa yang telah peduli terhadap lingkungan di sekolah. Guru juga

perlu bekerja sama dengan orang tua mengenai penerapan peduli

lingkungan di kehidupan siswa sehari-hari.

Upaya Meningkatkan Peduli…, Nuriza Meilina, FKIP UMP, 2017

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Peduli …repository.ump.ac.id/4623/3/BAB II_NURIZA MEILINA_PGSD'17.pdfPrestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam

9

2. Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan hasil dari kemampuan siswa terhadap

materi belajar. Prestasi menjadi tolak ukur keberhasilan proses

pembelajaran. Pengertian prestasi belajar yang dijelaskan oleh Arifin

(2013: 12-13) mengatakan bahwa, kata prestasi berasal dari bahasa

Belanda yaitu prestatie, dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang

berarti hasil usaha. istilah prestasi belajar (achievement) berbeda

dengan hasil belajar (learning outcome). Prestasi Belajar menurut

Mulyasa (2014: 189) prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh

seseorang setelah menempuh kegiatan belajar, sedangkan belajar pada

hakekatnya merupakan usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk

memenuhi kebutuhannya. Prestasi belajar pada umumnya berkenaan

dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek

pembentukan watak peserta didik. Kata prestasi banyak digunakan

dalam berbagai bidang dan kegiatan antara lain dalam kesenian,

olahraga, dan pendidikan, khususnya pembelajaran.

Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial

dalam sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang rentang

kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan

kemampuan masing-masing. Fungsi dari prestasi belajar antara lain:

1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan

yang telah dikuasi siswa.

2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.

Upaya Meningkatkan Peduli…, Nuriza Meilina, FKIP UMP, 2017

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Peduli …repository.ump.ac.id/4623/3/BAB II_NURIZA MEILINA_PGSD'17.pdfPrestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam

10

3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.

Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi

siswa dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan

berperan sebagai umpan balik (feedback) dalam meningkatkan mutu

pendidikan.

4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu

institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi

belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institusi

pendidikan. Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan

dengan kebutuhan masyarakat dan siswa. Indikator ekstern dalam

arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator

tingkat kesuksesan siswa di masyarakat. Asumsinya adalah

kurikulum yang digunakan relevan pula dengan kebutuhan

masyarakat.

5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan)

siswa. Siswa menjadi fokus utama yang harus diperhatikan dalam

proses pembelajaran, karena diharapkan siswa dapat menyerap

seluruh materi pelajaran.

Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi

berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor

internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. Ahmadi

(2013: 138) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar, antara lain:

Upaya Meningkatkan Peduli…, Nuriza Meilina, FKIP UMP, 2017

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Peduli …repository.ump.ac.id/4623/3/BAB II_NURIZA MEILINA_PGSD'17.pdfPrestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam

11

Faktor internal:

1) Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang

diperoleh, misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan

sebagainya.

2) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh

terdiri atas :

a) Faktor intelektif yang meliputi:

(1) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat.

(2) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.

b) Faktor non-intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu

seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi,

penyesuaian diri.

c) Faktor kematangan fisik maupun psikis.

Faktor eksternal:

1) Faktor sosial yang terdiri dari:

a) Lingkungan keluarga

b) Lingkungan sekolah

c) Lingkungan masyarakat

d) Lingkungan kelompok

2) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan,

teknologi, kesenian.

3) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar,

iklim.

4) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.

Upaya Meningkatkan Peduli…, Nuriza Meilina, FKIP UMP, 2017

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Peduli …repository.ump.ac.id/4623/3/BAB II_NURIZA MEILINA_PGSD'17.pdfPrestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam

12

Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu dari dalam diri siswa itu

sendiri yang di dorong oleh faktor luar yaitu berupa faktor keluarga, dan

faktor lingkungan masyarakat. Jika faktor dari dalam sudah baik, maka

faktor yang berpengaruh besar yaitu dari keluarga dan lingkungan

masyarakat. Peran orangtua untuk mendidik akan berpengaruh pada

prestasi belajar siswa di sekolah.

3. Contextual Teaching and Learning (CTL)

Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan salah satu

model pembelajaran yang inovatif. CTL merupakan model

pembelajaran yang mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari,

sehingga siswa dapat memahami dan menerapkannya langsung

dikehidupan nyata. Johnson (2006: 19) menyebutkan bahwa:

“…an educational process that aims to help students see

meaning in the academic material they are studying by

connecting academic subjects with the context of their daily

lives, that is, with context of their personal, social, and cultural

circumstance. To achieve this aim, the system encompasses the

following eights components: making meaningful connections,

doing significant work, self-regulated learning, collaborating,

critical and creative thinking, nurturing the individual,

reaching high standards, using authentic assessment.”

Pendapat di atas menjelaskan bahwa, sistem CTL adalah sebuah

proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna

di dalam materi akademik yang siswa pelajari dengan cara

menghubungkan subjek-subjek akademik dengan konteks dalam

kehidupan keseharian siswa, yaitu dengan konteks keadaan pribadi,

sosial, dan budaya siswa. Tujuan tersebut dapat tercapai melalui sistem

Upaya Meningkatkan Peduli…, Nuriza Meilina, FKIP UMP, 2017

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Peduli …repository.ump.ac.id/4623/3/BAB II_NURIZA MEILINA_PGSD'17.pdfPrestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam

13

yang meliputi delapan komponen berikut: membuat keterkaitan-

keterkaitan yang bermakna, melakukan pekerjaan yang berarti,

melakukan pembelajaran yang diatur sendiri, melakukan kerja sama,

berpikir kritis dan kreatif, membantu individu untuk tumbuh dan

berkembang, mencapai standar yang tinggi, dan menggunakan penilaian

autentik.

Penjabaran lain mengenai pengertian model pembelajaran

Contextual Teaching and Learning yaitu dari Sanjaya (2006: 255) yang

mengatakan bahwa, Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah

suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses

keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang

dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata

sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam

kehidupan mereka. Hudson dan Vesta (2007: 58) menyebutkan bahwa:

“Contextual Teaching and Learning (CTL) has been defined

here as a way to introduce content using a variety of active-

learning techniques designed to help students connect what

they already know to what they are expected to learn, and to

construct new knowledge from the analysis and synthesis of

this learning process.”

Pendapat di atas merupakan definisi dari Contextual Teaching

and Learning (CTL).Hudson dan Vesta (2007: 58) menyebutkan bahwa

Contextual Teaching and Learning (CTL) didefinisikan di sini sebagai

cara untuk memperkenalkan konten menggunakan berbagai teknik

pembelajaran aktif. Hal tersebut dirancang untuk membantu siswa

menghubungkan apa yang mereka tahu dengan apa yang mereka

harapkan untuk belajar, dan untuk membangun pengetahuan baru dari

Upaya Meningkatkan Peduli…, Nuriza Meilina, FKIP UMP, 2017

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Peduli …repository.ump.ac.id/4623/3/BAB II_NURIZA MEILINA_PGSD'17.pdfPrestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam

14

analisis dan sintesis proses belajar ini. Hal tersebut akan memudahkan

siswa untuk memahami proses pembelajaran. Proses pembelajaran

Contextual Teaching and Learningakan tercapai jika konsep dari

pembelajaran CTL dapat dilaksanakan dengan baik dan benar.

Pendekatan model pembelajaran Contextual Teaching and

Learning (CTL) memiliki tujuh asas yang melandasi pelaksanaan

proses pembelajarannya, antara lain:

1) Konstruktivisme

Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun

pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan

pengalaman. Konstruktivisme digagas oleh Mark Baldawin dan

dikembangan dan diperdalam oleh Jean Piaget menganggap bahwa

pengetahuan itu terbentuk bukan hanya dari objek semata, tetapi juga

dari kemampuan individu sebagai subjek yang menangkap setiap

objek yang diamatinya. Jean Piaget dalam Sanjaya (2006: 265) lebih

lanjut menyatakan hakikat pengetahuan sebagai berikut:

a) Pengetahuan bukanlah merupakan gambaran dunia kenyataan

belaka, akan tetapi merupakan konstruksi kenyataan melalui

kegiatan subjek.

b) Subjek membentuk skema kognitif, kategori, konsep, dan struktur

yang perlu untuk pengetahuan.

c) Pengetahuan dibentuk dalam struktur konsepsi seseorang.

Struktur konsepsi membentuk pengetahuan bila konsepsi itu

berlaku dalam berhadapan dengan pengalaman-pengalaman

seseorang.

Upaya Meningkatkan Peduli…, Nuriza Meilina, FKIP UMP, 2017

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Peduli …repository.ump.ac.id/4623/3/BAB II_NURIZA MEILINA_PGSD'17.pdfPrestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam

15

Asumsi itu melandasi CTL yaitu mendorong siswa agar siswa

bisa mengkonstruksi pengetahuannya melalui proses pengamatan

dan pengalaman nyata. Pengetahuan hanya akan fungsional

manakala dibangun oleh individu. Pengetahuan yang diberikan tidak

akan menjadi pengetahuan yang bermakna.

2) Inkuiri

Asas kedua yaitu inkuiri. Pembelajaran inkuiri didasarkan pada

pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis.

Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasil mengingat, akan tetapi

hasil dari proses menemukan sendiri.

Penerapan asas ini dalam proses pembelajaran CTL, dimulai

dari adanya kesadaran siswa akan masalah yang jelas dan ingin

dipecahkan. Siswa harus didorong untuk menemukan masalah. Jika

masalah telah dipahami dengan batasan-batasan yang jelas,

selanjutnya siswa dapat mengajukan hipotesis atau jawaban

sementara sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan. Hipotesis

itulah yang akan menuntun siswa utuk melakukan observasi dalam

rangka mengumpulkan data. Manakala data telah terkumpul,

selanjutnya siswa dituntun untuk menguji hipotesis sebagai dasar

dalam merumuskan kesimpulan. Asas ini diharapkan siswa memiliki

sikap ilmiah, rasional, dan logis yang kesemuanya itu diperlukan

sebagai dasar pembentukan kreativitas.

Upaya Meningkatkan Peduli…, Nuriza Meilina, FKIP UMP, 2017

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Peduli …repository.ump.ac.id/4623/3/BAB II_NURIZA MEILINA_PGSD'17.pdfPrestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam

16

3) Bertanya (Questioning)

Belajar pada hakikatnya adalah bertanya dan menjawab

pertanyaan. Bertanya dapat dipandang sebagai refleksi dari

keingintahuan setiap individu, sedangkan menjawab pertanyaan

mencerminkan kemampuan seseorang dalam berpikir. Guru dalam

proses pembelajaran CTL tidak menyampaikan informasi begitu

saja, akan tetapi memancing agar siswa dapat menemukan sendiri.

Guru memancing siswa dengan pertanyaa-pertanyaan yang diberikan

pada saat proses pembelajaran. Hal tersebut diharapkan guru dapat

membimbing dan mengarahkan siswa untuk menemukan setiap

materi yang dipelajarinya.

4) Masyarakat Belajar (Learning Community)

Konsep masyarakat belajar (learning community) dalam CTL

menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh melalui kerja sama

dengan orang lain. Kerja sama itu dapat dilakukan dalam berbagai

bentuk baik dalam kelompok belajar secara formal maupun dalam

lingkungan yang terjadi secara alamiah. Hasil belajar dapat diperoleh

dari hasil sharing dengan orang lain, antar teman, antar kelompok.

Pada kelas CTL, penerapan asas masyarakat belajar dapat

dilakukan dengan menerapkan pembelajaran melalui kelompok

belajar. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang anggotanya

bersifat heterogen, baik dilihat dari kemampuan dan kecepatan

belajarnya, maupun dilihat dari bakat dan minatnya. Biarkan dalam

kelompoknya mereka saling membelajarkan; yang cepat belajar

didorong untuk membantu yang lambat belajar, yang memiliki

kemampuan tertentu didorong untuk menularkannya pada yang lain.

Upaya Meningkatkan Peduli…, Nuriza Meilina, FKIP UMP, 2017

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Peduli …repository.ump.ac.id/4623/3/BAB II_NURIZA MEILINA_PGSD'17.pdfPrestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam

17

5) Pemodelan (Modeling)

Asas pemodelan atau modeling adalah proses pembelajaran

dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh

setiap siswa. contoh dari asas pemodelan yaitu guru memperagakan

bagaimana cara mengoperasikan sebuah alat, atau bagaimana cara

melafalkan sebuah kalimat asing, dan lain sebagainya.

Proses modeling tidak terbatas dari guru saja, akan tetapi dapat

juga guru memanfaatkan siswa yang dianggap memiliki

kemampuan. Modeling merupakan asas yang penting dalam

pembelajaran CTL, sebab melalui modeling siswa dapat terhindar

dari pembelajaran yang teoretis-abstrak yang dapat memungkinkan

terjadinya verbalisme.

6) Refleksi (Reflection)

Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah

dipelajari yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali

kejadian-kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya.

Melalui proses refleksi, pengalaman belajar itu akan dimasukkan

dalam struktur kognitif siswa yang pada akhirnya akan menjadi

bagian dari pengetahuan yang dimilikinya. Bisa terjadi melalui

proses refleksi siswa akan memperbarui pengetahuan yang telah

dibentuknya, atau menambah khazanah pengetahuannya.

Upaya Meningkatkan Peduli…, Nuriza Meilina, FKIP UMP, 2017

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Peduli …repository.ump.ac.id/4623/3/BAB II_NURIZA MEILINA_PGSD'17.pdfPrestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam

18

Pada proses pembelajaran menggunakan CTL, setiap berakhir

proses pembelajaran, guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk “merenung” atau mengingat kembali apa yang telah

diepalajarinya. Siswa dibiarkan secara bebas menafsirkan

pengalamannya sendiri, sehingga ia dapat menyimpulkan tentang

pengalaman belajarnya.

7) Penilaian Nyata (Authentic Assessment)

Penilaian nyata (authentic assessment) adalah proses yang

dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang

perkembangan belajar yang dilakukan siswa. Penilaian ini

diperlukan untuk mengetahui apakah siswa benar-benar belajar atau

tidak; apakah pengalaman belajar siswa memiliki pengaruh yang

positif terhadap perkembangan baik intelektual maupun mental

siswa.Penilaian keberhasilan tidak hanya ditentukan oleh aspek hasil

belajar seperti hasil tes, akan tetapi juga proses belajar melalui

penilaian nyata.

Penjelasan dari ketujuh asas yang melandasi pelaksanaan proses

pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat disimpulkan

yaitu pengetahuan yang disusun atau dibangun oleh diri sendiri

berdasarkan penglaman siswa yang disebut konstruktivisme. Siswa pada

tahap konstruktivisme berlangsung diiringi dengan proses pembelajaran

yang didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir

secara sistematis yang disebut pembelajaran inkuiri. Pada saat

Upaya Meningkatkan Peduli…, Nuriza Meilina, FKIP UMP, 2017

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Peduli …repository.ump.ac.id/4623/3/BAB II_NURIZA MEILINA_PGSD'17.pdfPrestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam

19

berlangsungnya proses pembelajaran inkuiri, siswa diarahkan untuk

bertanya (questioning) dan menjawab pertanyaan. Hal tersebut merupakan

hakikat dari belajar dan merupakn konsep dari masyarakat belajar yang

saling membagi pengetahuan satu sama lain. Proses belajar yang bermakna

yaitu dengan menggunakan pemodelan (modeling), dan merefleksi materi

yang kemudian semua proses tersebut dinilai oleh guru dengan

menggunakan penilaian nyata (Authentic Assessment).

Berdasarkan tujuh asas yang melandasi pembelajaran Contextual

Teaching and Learning (CTL) dibentuk sebuah pola pembelajaran CTL

yang merupakan merupakan gambaran bagaimana cara menerapkan model

pembelajaran CTL ke dalam proses pembelajaran di kelas. Sanjaya (2006:

270) menyebutkan bahwa untuk mencapai kompetensi yang sama dengan

menggunakan CTL guru melakukan langkah-langkah pembelajaran seperti

di bawah ini:

1) Pendahuluan

a) Guru menjelaskan kmpotensi yang harus dicapai serta manfaat

dari proses pembelajaran dan pentingnya materi pembelajaran

yang akan dipelajari.

b) Guru menjelaskan prosedur pembelajaran CTL:

(1) Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan

jumalah siswa.

(2) Tiap kelompok ditugaskan untuk melakukan observasi.

Upaya Meningkatkan Peduli…, Nuriza Meilina, FKIP UMP, 2017

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Peduli …repository.ump.ac.id/4623/3/BAB II_NURIZA MEILINA_PGSD'17.pdfPrestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam

20

(3) Melaui observasi siswa ditugaskan untuk mencatat berbagai

hal yang ditemukan di tempat yang akan diobservasi oleh

siswa nantinya.

c) Guru melakukan tanya jawab mengenai tugas yang harus

dikerjakan oleh setiap siswa.

2) Inti

a) Di lapangan

(1) Siswa melakukan observasi ke tempat yang sudah ditentukan

sebelumnya oleh guru.

(2) Siswa mencatat hal-hal yang mereka temukan di lapangan

sesuai dengan alat observasi yang telah mereka tentukan

sebelumnya.

b) Di dalam kelas

(1) Siswa mendiskusikan hasil temuan mereka sesuai dengan

kelompoknya masing-masing.

(2) Siswa melaporkan hasil diskusi.

(3) Setiap kelompok menjawab sesuai pertanyaan yang diajukan

oleh kelompok yang lain.

3) Penutup

a) Guru membantu siswa menyimpulkan hasil observasi sekitar

masalah pasar sesuai dengan indicator hasil belajar yang harus

dicapai.

b) Guru menugaskan siswa untuk membuat karangan tentang

pengalaman belajar mereka dengan tema.

Upaya Meningkatkan Peduli…, Nuriza Meilina, FKIP UMP, 2017

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Peduli …repository.ump.ac.id/4623/3/BAB II_NURIZA MEILINA_PGSD'17.pdfPrestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam

21

4. Pembelajaran IPA

Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA merupakan salah satu mata

pelajaran pokok di Sekolah Dasar. Mata pelajaran IPA menekankan

pada nilai karakter siswa karena berhubungan langsung dengan alam

sekitar manusia. Zubaedi (2011: 291) menyatakan bahwa upaya

menanamkan nilai karakter kepada siswa juga bisa dilakukan melalui

mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (sains). Banyak nilai penting

kehidupan yang dapat dipelajari dari IPA, memberi konsekuensi kepada

para pendidik untuk dapat mengembangkan IPA sebagai salah satu

media dalam pembentuk pribadi siswa. Siswa dalam hal ini diajak

menelaah serta mempelajari nilai-nilai dalam IPA yang berguna dalam

kehidupan bermasyarakat.

Nilai-nilai dalam IPA yang berguna dalam kehidupan

bermasyarakat merupakan salah satu tujuan IPA di terapkan di sekolah

dasar. Depdikbud dalam Zubaedi (2011: 292) menyebutkan bahwa

tujuan IPA adalah sebagai tuntunan untuk mencukupi kebutuhan

masyarakat sesuai zamannya. Zubaedi (2011: 292) mengatakan bahwa

tujuan pengajaran IPA semakin berkembang, khususnya dalam tiga

aspek hakikat, yaitu proses, produk, dan sikap. Hal ini ditekankan

kepada aspek teori dan praktik serta dirumuskan dengan

mempertimbangkan kepentingan personal dan sosial. Menurut

Rustaman, dan Rustmana dalam Zubaedi (2011:293) menyatakan

bahwa tujuan pembelajaran IPA selain untuk memahami konsep-konsep

IPA dan keterkaitannya, juga ditujukan untuk:

Upaya Meningkatkan Peduli…, Nuriza Meilina, FKIP UMP, 2017

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Peduli …repository.ump.ac.id/4623/3/BAB II_NURIZA MEILINA_PGSD'17.pdfPrestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam

22

a) Meningkatkan kesadaran akan kelestarian lingkungan, kebanggaan

nasional, dan kebesaran serta kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.

b) Mengembangkan daya penalaran untuk memecahkan masalah

sehari-hari.

c) Mengembangkan keterampilan proses untuk memperoleh konsep-

konsep IPA dan menumbuhkan nilai serta sikap ilmiah.

d) Menerapkan konsep dan prinsip IPA untuk menghasilkan karya

teknologi sederhana yang berkaitan dengan kebutuhan manusia.

Pada pembelajaran IPA memuat materi-materi yang berhubungan

dengan manusia dana lam sekitar. Salah satu materi yang terdapat pada

IPA yaitu materi sumber daya alam. Peneliti mengambil materi Sumber

Daya Alam yang terdapat di kelas IV SD semester 2 yaitu pada KD

11.3 yaitu menjelaskan dampak pengambilan bahan alam terhadap

pelestarian lingkungan. Materi tersebut berisi tentang dampak

pengambilan bahan alam tanpa pelestarian dan menghemat energi dan

mengurangi pencemaran. Pembelajaran ini bertujuan untuk membantu

siswa memahami tentang dampak pengambilan bahan alam tanpa

pelestarian, memahami langkah pelestarian alam, memahami cara

menghemat energi dan mengurangi pencemaran udara, tanah, dan air.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Ada beberapa penelitian mengenai model pembelajaran Contextual

Teaching and Learning (CTL) yang telah dilakukan, antara lain:

1. Krisnandari Ekowati, dkk. (2015) tentang “The Application of Contextual

Approach in Learning Mathematic to Improv Students Motivation At

SMPN 1 Kupang” menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa meningkat

Upaya Meningkatkan Peduli…, Nuriza Meilina, FKIP UMP, 2017

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Peduli …repository.ump.ac.id/4623/3/BAB II_NURIZA MEILINA_PGSD'17.pdfPrestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam

23

dengan diadakannya tiga siklus. Nilai awal yaitu 38,78, pada siklus perta

naik 34,9% yaitu menjadi 73,68, siklus kedua naik 40.33% yaitu menjadi

79,11 dari nilai awal, dan pada siklus ke tiga naik 43.84% yaitu menjadi

82,62 dari nilai awal.

2. Yudha Aprizani. (2016) tentang “Improving Reading Comprehension

Using Contextual Teaching and Learning (CTL)” menunjukan bahwa

pembelajaran dengan menggunakan model CTL lebih baik dari pada

pembelajaran dengan instruksi langsung. Diharapkan guru dapat

memperbaharui model pembelajaran mereka dengan menggunakan model

pembelajaran CTL.

3. Penilitian yang dilakukan oleh Noor Alfu Laila (2009) tentang “Pengaruh

Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) terhadap Hasil

Belajar Membaca Pemahaman Bahasa Indonesia siswa kelas IV SD”

menunjukkan bahwa pertama, hipotesis penelitian yang menyatakan

bahwa hasil belajar membaca pemahaman siswa yang diajar melalui

pendekatan CTL lebih tinggi dari siswa yang diajar melalui pendekatan

konvensional, ternyata secara empiris teruji oleh data. Kedua, kedua

hipotesis penelitian yang menyatakan hasil belajar membaca pemahaman

siswa antara siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi yang diberi

perlakuan CTL lebih tinggi dari siswa yang diberi perlakuan konvensional,

ternyata secara empiris teruji oleh data. Ketiga, hipotesis penelitian yang

menyatakan bahwa hasil belajar membaca pemahaman siswa antara siswa

yang memiliki motivasi belajar rendah yang diberi perlakuan CTL lebih

tinggi dari siswa yang diberi perlakuan konvensional, ternyata secara

empiris teruji oleh data.

Upaya Meningkatkan Peduli…, Nuriza Meilina, FKIP UMP, 2017

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Peduli …repository.ump.ac.id/4623/3/BAB II_NURIZA MEILINA_PGSD'17.pdfPrestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam

24

4. Suryanti, dkk. (2006) melakukan penelitian tentang “Pembelajaran

Kontekstual Sebagai Upaya Mengatasi Kesulitan Siswa Kelas V SD

Laboratorium Unesa dalam Memahami Materi Panas” menunjukkan

bahwa berdasarkan matriks orang-butir skor hasil tes pemahaman konsep

materi perpindahan panas, diketahui siswa yang tuntas atau nilainya ≥75

yaitu 85% dari jumlah siswa.

Berdasarkan dari uraian di atas mengenai penelitian-penelitian yang

relevan, dalam penelitian ini peneliti mengembangkan penerapan model

pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada materi sumber

daya alam di kelas IV SD. Peneliti akan mengembangkan penerapan model

CTL dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.

Penelitian ini lebih menekankan pada sikap peduli lingkungan dan prestasi

belajar siswa dalam pembelajaran.

C. Kerangka Pikir

Setelah dilaksanakannya observasi dan wawancara di kelas IVB SD

Negeri Pasir Wetan pada tanggal 12 Januari 2017 terdapat masalah mengenai

sikap peduli lingkungan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA

yang belum maksimal. Pembelajaran IPA yang telah diajarkan belum mampu

memberikan dorongan bagi siswa untuk mengaplikasikan ilmu yang siswa

dapat ke dalam kehidupan sehari-hari. Siswa kurang memiliki sikap peduli

terhadap lingkungan sekitar sekitar sekolah. Siswa juga kurang memahami

Upaya Meningkatkan Peduli…, Nuriza Meilina, FKIP UMP, 2017

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Peduli …repository.ump.ac.id/4623/3/BAB II_NURIZA MEILINA_PGSD'17.pdfPrestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam

25

dan menguasai materi pelajaran IPA yang menyebabkan prestasi belajar

siswa belum maksimal pada mata pelajaran IPA. Guru perlu melakukan

tindakan untuk meningkatkan sikap peduli lingkungan dan prestasi belajar

siswa di kelas IVB SD Negeri Pasir Wetan.

Guru dapat melakukan beberapa cara untuk meningkatkan sikap peduli

lingkungan dan prestasi belajar siswa, salah satunya menggunakan penerapan

model Contextual Teaching and Learning (CTL). Model CTL dapat

memberikan pembelajaran yang lebih bermakna, sehingga siswa mampu

untuk memahami, menguasai, dan menerapkan di kehidupan nyata. Pada

model pembelajaran CTL terdapat tiga hal yang harus dipahami, yaitu:

1. CTL menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan

materi, artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman

secara langsung.

2. CTL mendorong siswa agar dapat menemukan hubungan antara materi

yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata.

3. CTL mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan

sehari-hari.

Berdasarkan penjelasan di atas, diharapkan model pembelajaran CTL

dapat meningkatkan sikap peduli lingkungan dan prestasi belajar siswa pada

mata pelajaran IPA materi sumber daya alam. Kesimpulan uraian di atas

disajikan dalam kerangka pikir penelitian pada gambar 2.1 sebagai berikut:

Upaya Meningkatkan Peduli…, Nuriza Meilina, FKIP UMP, 2017

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Peduli …repository.ump.ac.id/4623/3/BAB II_NURIZA MEILINA_PGSD'17.pdfPrestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam

26

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian

Kondisi

Awal

Tindakan

Kondisi

Akhir

Model pembelajaran CTL dapat

meningkatkan sikap peduli lingkungan

dan prestasi belajar siswa.

- Sikap peduli lingkungan dan prestasi

belajar yang belum maksimal.

- Belum menggunakan model

pembelajaran CTL.

Menggunakan model Pembelajaran CTL.

Siklus I

Guru menerapkan model pembelajaran

Contextual Teaching and Learning dalam

materi sumber daya alam dengan

mengunjungi pabrik, dan lingkungan

sekitar sekolah.

Siklus II

Guru menerapkan model pembelajaran

Contextual Teaching and Learning

dalam materi sumber daya alam dengan

mengobservasi lingkungan sekolah, dan

lingkungan sekitar sekolah.

Upaya Meningkatkan Peduli…, Nuriza Meilina, FKIP UMP, 2017

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Peduli …repository.ump.ac.id/4623/3/BAB II_NURIZA MEILINA_PGSD'17.pdfPrestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam

27

D. Hipotesis Penelitian Tindakan

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir di atas, maka

dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Penerapan model Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat

meningkatkan sikap peduli lingkungan siswa terhadap mata pelajaran IPA

di kelas IVB SD Negeri Pasir Wetan.

2. Penerapan modal Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas IVB

SD Negeri Pasir Wetan.

Upaya Meningkatkan Peduli…, Nuriza Meilina, FKIP UMP, 2017