bab ii kajian pustaka a. kajian penelitian...

21
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Penelitian Terdahulu Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah penelitian yang telah dilakukan oleh Citra Monikasari pada tahun 2013 dengan judul “Pelaksanaan Program Parenting Bagi Orang Tua Peserta Didik Di Paud Permata Hati” penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pelaksanaan program parenting bagi orang tua peserta didik di SPS Permata Hati dan penerapan hasil belajar program parenting oleh orang tua. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Tekhnik yang digunakan dalam analisis data adalah display data, reduksi data dan kesimpulan. Tekhnik keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) Proses pelaksanaan program Parenting dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan program Parenting. 2) penerapan hasil belajar program parenting dilaksanakan oleh orang tua peserta didik sesuai dengan materi yang telah di sampaikan oleh narasumber program Parenting. B. Konsep Pola Pendidikan 1. Pengertian Pendidikan Pendidikan adalah sesuatu hal yang luhur dimana suatu pendidikan tak hanya sebatas dalam lembaga formal saja tetapi pendidikan juga ada dilingkungan informal, karena hakikatnya kitalah yang sampai akhir hayat.

Upload: others

Post on 26-Dec-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44105/3/jiptummpp-gdl-ichram-47386-3-bab2.pdfC. Konsep Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 1. Pengertian Dalam undang-undang

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah

penelitian yang telah dilakukan oleh Citra Monikasari pada tahun 2013 dengan

judul “Pelaksanaan Program Parenting Bagi Orang Tua Peserta Didik Di Paud

Permata Hati” penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses

pelaksanaan program parenting bagi orang tua peserta didik di SPS Permata

Hati dan penerapan hasil belajar program parenting oleh orang tua. Penelitian

ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dengan

metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Tekhnik yang digunakan

dalam analisis data adalah display data, reduksi data dan kesimpulan. Tekhnik

keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukan

bahwa: 1) Proses pelaksanaan program Parenting dimulai dari tahap

perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan program Parenting. 2)

penerapan hasil belajar program parenting dilaksanakan oleh orang tua peserta

didik sesuai dengan materi yang telah di sampaikan oleh narasumber program

Parenting.

B. Konsep Pola Pendidikan

1. Pengertian Pendidikan

Pendidikan adalah sesuatu hal yang luhur dimana suatu pendidikan

tak hanya sebatas dalam lembaga formal saja tetapi pendidikan juga ada

dilingkungan informal, karena hakikatnya kitalah yang sampai akhir hayat.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44105/3/jiptummpp-gdl-ichram-47386-3-bab2.pdfC. Konsep Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 1. Pengertian Dalam undang-undang

7

Belajar adalah bagaimana kita berkembang untuk erus menjadi baik menjadi

pemimpin di bumu ini.

Pendidikan dapat mempengaruhi perkembangan manusia dalam

seluruh aspek kepribadian dan kehidupan. Pendidikan memiliki kekuatan

yang dinamis dalam kehidupan manusia di masa depan. Pendidikan dapat

mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki secara optimal, yaitu

perkembangan potensi individu yang setinggi-tingginya dalam aspek fisik,

intelektual, emosional, social dan spiritual, sesuai dengan tahap

perkembangan serta karakteristik lingkungan fisik dan lingkungan sosial

budaya di mana dia hidup.

Konsep dasar pendidikan di Indonesia sendiri didefinisikan sebagai

berikut. Menurut Motoatmodjo (2012) pendidikan adalah semua usaha atau

upaya yang sudah direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik

kelompok, individu, maupun masyarakat sehingga mereka akan melakukan

apa yang di harapkan oleh pelaku pendidikan sedangkan menurut

Mudyaharjo pendidikan merupakan upaa dasar yang dilakukan oleh

keluarga, masyarakat, serta pemerintah, dengan melalui pengajaran atau

latihan, kegiatan bimbingan, yang berlangsung di dalam sekolah dan di luar

sekolah sepanjang hidupnya, yang bertujun untuk mempersiapkan anak

didik supaya mampu memainkan peranan pada berbagai kondisi lingkungan

hidup dengan tepat di waktu yang akan datang. Menurut kamus besar

Bahasa Indonesia (2010) pendidikan adalah suatu proses untuk mengubah

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44105/3/jiptummpp-gdl-ichram-47386-3-bab2.pdfC. Konsep Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 1. Pengertian Dalam undang-undang

8

sikap dan tingkah laku seseorang maupun kelompok orang dengan tujuan

mendewasakan seseorang melalui usaha pengajaran dan pelatihan.

Menurut UU No.20 Tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa dan Negara.

Dari beberapa definisi pendidikan di atas, dapat di simpulkan bahwa

konsep dasar pendidikan di Indoesia bertujuan untuk membentuk sikap yang

baik, sesuai nilai yang berlaku, juga menumbuhkan potensi-potensi yang

dimiliki peserta didik untuk dikembangkan lebih lanjut di masa yang akan

datang.

2. Pola Pendidikan

UU No.20 Tahun 2013 tentang sistem pendidikan nasional telah

dijelaskan bahwa pendidikan terdiri dari pendidikan anak usia dini,

pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi yang

keseluruhanya merupakan keseluruhan yang sistematik. Pada pasal 13

dijelaskan bahwa jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal,

nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya.

Pasal 14 dijelaskan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan

dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pasal 15 pada jenis

pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi,

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44105/3/jiptummpp-gdl-ichram-47386-3-bab2.pdfC. Konsep Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 1. Pengertian Dalam undang-undang

9

vokasi, keagamaan, dan khusus. Di dalam pasal 28 juga dijelaskan bahwa

pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui pendidikan formal,

non formal, dan informal. Pada pasal 28 ayat 4 menjelaskan bahwa jalur

pendidikan non formal berbentuk kelompok bermain (KB), taman penitipan

anak (TPA), dan bentuk lain yang sederajat.

Pendidikan anak usia dini (PAUD) pada hakikatnya adalah

pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi

pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan

pada pengembangan seluruh aspek kepribadian anak. Jadi sejak dini

pertumbuhan dan perkembangan anak selalu di pantau agara terarah dan

nantunya akan membentuk karakter dan kepribadian anak yang baik. Proses

ini pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini diperlukan

peran dari orang tua. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.20

tahun 2013 pasal 27 ayat 1 mengenai pendidikan informal dijelaskan bahwa

kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan

berbentuk kegiatan secara mandiri.

C. Konsep Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

1. Pengertian

Dalam undang-undang tentang sistem pendidikan nasional

dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan

yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun

yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44105/3/jiptummpp-gdl-ichram-47386-3-bab2.pdfC. Konsep Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 1. Pengertian Dalam undang-undang

10

kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Nomor 20 Tahun

2003 Bab I Pasal 1 Ayat 14).

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan

sebelum jenjang. Pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan

yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang

dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki

kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan

pada jalur formal, nonformal, dan informal.

Anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6

tahun. Usia ini merupakan usia yang sangat menentukan dalam

pembentukan karakter dan kepribadian anak (Yuliani Nurani Sujiono, 2009:

7). Usia dini merupakan usia di mana anak mengalami pertumbuhan dan

perkembangan yang pesat. Usia dini disebut sebagai usia emas (golden age).

Makanan yang bergizi yang seimbang serta stimulasi yang intensif sangat

dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tersebut.

Ada berbagai kajian tentang hakikat anak usia dini, khususnya anak

TK diantaranya oleh Bredecam dan Copple, Brener, serta Kellough (dalam

Masitoh dkk., 2005: 1.12 - 1.13) sebagai berikut.

a. Anak bersifat unik.

b. Anak mengekspresikan perilakunya secara relatif spontan.

c. Anak bersifat aktif dan enerjik.

d. Anak itu egosentris.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44105/3/jiptummpp-gdl-ichram-47386-3-bab2.pdfC. Konsep Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 1. Pengertian Dalam undang-undang

11

e. Anak memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak

hal.

f. Anak bersifat eksploratif dan berjiwa petualang.

g. Anak umumnya kaya dengan fantasi.

h. Anak masih mudah frustrasi.

i. Anak masih kurang pertimbangan dalam bertindak.

j. Anak memiliki daya perhatian yang pendek.

k. Masa anak merupakan masa belajar yang paling potensial.

l. Anak semakin menunjukkan minat terhadap teman.

2. Jalur penyelenggaraan PAUD

Dalam undang-undang tentang sistem pendidikan nasional

dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya

pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia

enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan

untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar

anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU

Nomor 20 Tahun 2003 (Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional) Bab I

Pasal 1 Ayat 14). Dalam pasal 28 ayat 3 Undang-undang Sistem Pendidikan

Nasional dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan

formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), Raudathul Athfal, atau bentuk

lain yang sederajat.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44105/3/jiptummpp-gdl-ichram-47386-3-bab2.pdfC. Konsep Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 1. Pengertian Dalam undang-undang

12

3. Satuan Pendidikan Anak Usia Dini

Satuan pendidikan anak usia dini merupakan institusi pendidikan

anak usia dini yang memberikan layanan pendidikan bagi anak usia lahir

sampai dengan 6 tahun. Di Indonesia ada beberapa lembaga pendidikan

anak usia dini yang selama ini sudah dikenal oleh masyarakat luas, yaitu:

a. Taman Kanak-kanak (TK) atau Raudhatul Atfal (RA)

TK merupakan bentuk satuan pendidikan bagi anak usia dini pada

jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan bagi anak

usia 4 sampai 6 tahun, yang terbagi menjadi 2 kelompok : Kelompok A

untuk anak usia 4 – 5 tahun dan Kelompok B untuk anak usia 5 – 6

tahun.

b. Kelompok Bermain (Play Group)

Kelompok bermain berupakan salah satu bentuk pendidikan anak

usia dini pada jalur pendidikan nonformal yang menyelenggarakan

program pendidikan sekaligus program kesejahteraan bagi anak usia 2

sampai dengan 4 tahun (Yuliani Nurani Sujiono, 2009:23)

c. Taman Penitipan Anak (TPA)

Taman penitipan anak merupakan salah satu bentuk pendidikan

anak usia dini pada jalur pendidikan non formal yang menyelenggarakan

program pendidikan sekaligus pengasuhan dan kesejahteraan anak sejak

lahir sampai dengan usia 6 tahun. TPA adalah wahana pendidikan dan

pembainaan kesejahteraan anak yang berfungsi sebagai pengganti

keluarga untuk jangka waktu tertentu selama orang tuanya berhalangan

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44105/3/jiptummpp-gdl-ichram-47386-3-bab2.pdfC. Konsep Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 1. Pengertian Dalam undang-undang

13

atau tidak memiliki waktu yang cukup dalam mengasuh anaknya karena

bekerja atau sebab lain (Yuliani Nurani Sujiono, 2009: 24).

4. Landasan Pendidikan Anak Usia Dini

a. Landasan Yuridis Pendidikan Anak Usia Dini

Dalam Amandemen UUD 1945 pasal 28 B ayat 2 dinyatakan

bahwa ”Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan

berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan

diskriminasi”. Dalam UU NO. 23 Tahun 2002 Pasal 9 Ayat 1 tentang

Perlindungan Anak dinyatakan bahwa ”Setiap anak berhak memperoleh

pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan

tingkat kecerdasarnya sesuai dengan minat dan bakatnya”.

Dalam UU NO. 20 TAHUN 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional Bab 1, Pasal 1, Butir 14 dinyatakan bahwa ”Pendidikan Anak

Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak

sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui

pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam

memasuki pendidikan lebih lanjut”. Sedangkan pada pasal 28 tentang

Pendidikan Anak Usia Dini dinyatakan bahwa ”(1) Pendidikan Anak usia

dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, (2) Pendidkan

anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidkan formal, non

formal, dan/atau informal, (3) Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

formal: TK, RA, atau bentuk lain yang sederajat, (4) Pendidikan anak

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44105/3/jiptummpp-gdl-ichram-47386-3-bab2.pdfC. Konsep Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 1. Pengertian Dalam undang-undang

14

usia dini jalur pendidikan non formal: KB, TPA, atau bentuk lain yang

sederajat, (5) Pendidikan usia dini jalur pendidikan informal: pendidikan

keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan, dan (6)

Ketentuan mengenai pendidikan anak usia dini sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan

peraturan pemerintah.”

b. Landasan Filosofis Pendidikan Anak Usia Dini

Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memanusiakan

manusia. Artinya melalui proses pendidikan diharapkan terlahir manusia-

manusia yang baik. Standar manusia yang “baik” berbeda antar

masyarakat, bangsa atau negara, karena perbedaan pandangan filsafah

yang menjadi keyakinannya. Perbedaan filsafat yang dianut dari suatu

bangsa akan membawa perbedaan dalam orientasi atau tujuan

pendidikan.

Bangsa Indonesia yang menganut falsafah Pancasila berkeyakinan

bahwa pembentukan manusia Pancasilais menjadi orientasi tujuan

pendidikan yaitu menjadikan manusia indonesia seutuhnya.Bangsa

Indonesia juga sangat menghargai perbedaan dan mencintai demokrasi

yang terkandung dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang maknanya

“berbeda tetapi satu.” Dari semboyan tersebut bangsa Indonesia juga

sangat menjunjung tinggi hak-hak individu sebagai mahluk Tuhan yang

tak bisa diabaikan oleh siapapun. Anak sebagai mahluk individu yang

sangat berhak untuk mendaptkan pendidikan yang sesuai dengan

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44105/3/jiptummpp-gdl-ichram-47386-3-bab2.pdfC. Konsep Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 1. Pengertian Dalam undang-undang

15

kebutuhan dan kemampuannya. Dengan pendidikan yang diberikan

diharapkan anak dapat tumbuh sesuai dengan potensi yang dimilkinya,

sehingga kelak dapat menjadi anak bangsa yang diharapkan. Bangsa

Indonesia yang menganut falsafah Pancasila berkeyakinan bahwa

pembentukan manusia Pancasilais menjadi orientasi tujuan pendidikan

yaitu menjadikan manusia indonesia seutuhnya Sehubungan dengan

pandangan filosofis tersebut maka kurikulum sebagai alat dalam

mencapai tujuan pendidikan, pengembangannya harus memperhatikan

pandangan filosofis bangsa dalam proses pendidikan yang berlangsung.

c. Landasan Keilmuan Pendidikan Anak Usia Dini

Konsep keilmuan PAUD bersifat isomorfis, artinya kerangka

keilmuan PAUD dibangun dari interdisiplin ilmu yang merupakan

gabungan dari beberapa displin ilmu, diantaranya: psikologi, fisiologi,

sosiologi, ilmu pendidikan anak, antropologi, humaniora, kesehatan, dan

gizi serta neuro sains atau ilmu tentang perkembangan otak manusia

(Yulianai Nurani Sujiono, 2009: 10).

Berdasarkan tinjauan secara psikologi dan ilmu pendidikan, masa

usia dini merupakan masa peletak dasar atau fondasi awal bagi

pertumbuhan dan perkembangan anak. Apa yang diterima anak pada

masa usia dini, apakah itu makanan, minuman, serta stimulasi dari

lingkungannya memberikan kontribusi yang sangat besar pada

pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa itu dan berpengaruh

besar pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44105/3/jiptummpp-gdl-ichram-47386-3-bab2.pdfC. Konsep Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 1. Pengertian Dalam undang-undang

16

Pertumbuhan dan perkembangan anak tidak dapat dilepaskan

kaitannya dengan perkembangan struktur otak. Dari segi empiris banyak

sekali penelitian yang menyimpulkan bahwa pendidikan anak usia dini

sangat penting, karena pada waktu manusia dilahirkan, menurut Clark

(dalam Yuliani Nurani Sujono, 2009) kelengkapan organisasi otaknya

mencapai 100 – 200 milyard sel otak yang siap dikembangkan dan

diaktualisasikan untuk mencapai tingkat perkembangan optimal, tetapi

hasil penelitian menyatakan bahwa hanya 5% potensi otak yang terpakai

karena kurangnya stimulasi yang berfungsi untuk mengoptimalkan fungsi

otak.

5. Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini

Secara umum tujuan pendidikan anak usia dini adalah

mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk

hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Secara khusus

tujuan pendidikan anaka usia dini adalah (Yuliani Nurani Sujiono, 2009: 42

– 43):

a. Agar anak percaya akan adanya Tuhan dan mampu beribadah serta

mencintai sesamanya.

b. Agar anak mampu mengelola keterampilan tubuhnya termasuk gerakan

motorik kasar dan motorik halus, serta mampu menerima rangsangan

sensorik.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44105/3/jiptummpp-gdl-ichram-47386-3-bab2.pdfC. Konsep Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 1. Pengertian Dalam undang-undang

17

c. Anak mampu menggunakan bahasa untuk pemahaman bahasa pasif dan

dapat berkomunikasi secara efektif sehingga dapat bermanfaat untuk

berpikir dan belajar.

d. Anak mampu berpikir logis, kritis, memberikan alasan, memecahkan

masalah dan menemukan hubungan sebab akibat.

e. Anak mampu mengenal lingkungan alam, lingkungan social, peranan

masyarakat dan menghargai keragaman social dan budaya serta mampu

mngembangkan konsep diri yang positif dan control diri.

f. Anak memiliki kepekaan terhadap irama, nada, berbagai bunyi, serta

menghargai karya kreatif.

6. Prinsip- Prinsip Pendidikan Anak Usia Dini

Pendidikan anak usia dini pelaksanaannya menggunakan prinsip-

prinsip (Forum PAUD, 2007) sebagai berikut.

a. Berorientasi pada Kebutuhan Anak

Kegiatan pembelajaran pada anak harus senantiasa berorientasi

kepada kebutuhan anak. Anak usia dini adalah anak yang sedang

membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi

semua aspek perkembangan baik perkembangan fisik maupun psikis,

yaitu intelektual, bahasa, motorik, dan sosioemosional.

b. Belajar melalui bermain

Bermain merupakan saran belajar anak usia dini. Melalui bermain

anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan, memanfaatkan, dan

mengambil kesimpulan mengenai benda di sekitarnya.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44105/3/jiptummpp-gdl-ichram-47386-3-bab2.pdfC. Konsep Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 1. Pengertian Dalam undang-undang

18

c. Menggunakan lingkungan yang kondusif

Lingkungan harus diciptakan sedemikian rupa sehingga menarik

dan menyenangkan dengan memperhatikan keamanan serta kenyamanan

yang dapat mendukung kegiatan belajar melalui bermain.

d. Menggunakan pembelajaran terpadu

Pembelajaran pada anak usia dini harus menggunakan konsep

pembelajaran terpadu yang dilakukan melalui tema. Tema yang dibangun

harus menarik dan dapat membangkitkan minat anak dan bersifat

kontekstual. Hal ini dimaksudkan agar anak mampu mengenal berbagai

konsep secara mudah dan jelas sehingga pembelajaran menjadi mudah

dan bermakna bagi anak.

e. Mengembangkan berbagai kecakapan hidup

Mengembangkan keterampilan hidup dapat dilakukan melalui

berbagai proses pembiasaan. Hal ini dimaksudkan agar anak belajar

untuk menolong diri sendiri, mandiri dan bertanggungjawab serta

memiliki disiplin diri.

f. Menggunakan berbagai media edukatif dan sumber belajar

Media dan sumber pembelajaran dapat berasal dari lingkungan

alam sekitar atau bahan-bahan yang sengaja disiapkan oleh pendidik

/guru.

g. Menggunakan berbagai media edukatif dan sumber belajar

Pembelajaran bagi anak usia dini hendaknya dilakukan secara

bertahap, dimulai dari konsep yang sederhana dan dekat dengan anak.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44105/3/jiptummpp-gdl-ichram-47386-3-bab2.pdfC. Konsep Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 1. Pengertian Dalam undang-undang

19

Agar konsep dapat dikuasai dengan baik hendaknya guru menyajikan

kegiatan–kegiatan yang berulang.

D. Konsep PAUD Berbasis Keluarga

1. Pengertian

PAUD berbasis keluarga merupakan suatu bentuk layanan

pendidikan anak usia dini yang dilaksanakan oleh keluarga. Layanan

pendidikan dilaksanakan secara tidak terstruktur meskipun interaksi yang

dilaksanakan tetap berbasis pada upaya untuk mengembangkan semua

potensi kecerdasan anak. Oleh karena itu PAUD berbasis keluarga

merupakan pendidikan informal.

2. Permasalahan PAUD dalam Keluarga

Upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu pelayanan pendidikan

bagi anak usia dini sampai pada tatann keluarga dan sebagai upaya

melaksanakan amanat UUD 1945 ternyata tidak semudah membalikkan

telapak tangan dalam fase implmentasinya, karena saat ini akses serhadap

lembaga PAUD masih rendah, bahkan pada tahun 2009 saja baru

ditargetkan sebesar 35% saja dari anak usia2-4 tahun. Jumlah ini tentu

masih belum memuaskan, karena berdasarkan prosentase tersebut 65% anak

belum terakses oleh lembaga PAUD. Salah satu upaya yang bisa

dilakukan adalah optimalisasi lembaga keluarga sebagai institusi terdekat

anak agar mampu menjalankan peranannya dalam mendidik anak, tapi hal

itu tentu saja tidak mudah karena berbagai permasalahan sebagai berikut:

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44105/3/jiptummpp-gdl-ichram-47386-3-bab2.pdfC. Konsep Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 1. Pengertian Dalam undang-undang

20

a. Keterbatasan pengetahuan orang tua adalah permasalahan yang paling

banyak muncul dalam pendidikan anak di rumah, banyak orang tua baik

itu yang sudah lama atau yang baru menjadi orang tua tidak memiliki

pengetahuan tentang cara mendidik anak, mereka cenderung meneruskan

pola pendidikan yang sudah berlahun-tahun dilakukan dalam

keluarganya, tanpa pernah tahu kebenaran dan kesalahan yang telah

mereka lakukan selama ini.

b. Rendahnya pemahaman orang tua dalam meningkatkan fungsi keluarga.

Saat ini banyak orang tua tidak paham fungsi keluarga dalam tumbuh

kembang anak usia dini. Latar belakang pendidikan dan tingkat ekonomi

dirasa cukup berpengaruh terhadap kondisi ini.

c. Keluarga di indonesia sibuk dengan masalah pemenuhan kebutuhan

ekonomi. Dampak krisis ekonomi setelah sepuluh tahun berlangsung di

Indonesia temyata masih banyak dirasakan oleh masyarakat, pendapatan

perkapita yang rendah ditambah dengan sering naiknya harga kebutuhan

bahan-bahan pokok menyebabkan orang tua harus bekerja keras untuk

sekedar memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tidak hanya bapak yang

menjadi tulang punggung ekonomi keluarga tapi ibu juga harus

membantu menari nafkah untuk keluarga. Kondisi seperti ini telah

menyita waktu berinterkasi orang tua terutama ibu dengan anaknya. Bagi

keluarga mampu mereka lebih suka menitipkan anaknya di play group

atau tempat penitipan anak, kesalahannya adalah para orang tua tersebut

cukup puas dengan hasil kerja sekolah atau play group tempat anaknya

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44105/3/jiptummpp-gdl-ichram-47386-3-bab2.pdfC. Konsep Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 1. Pengertian Dalam undang-undang

21

dititipkan, padahal tanpa adanya kesinambungan antara pola pendidikan

yang dilakukan di sekolah atau play group dengan pola pendidikan di

rumah menyebabkan pola pendidikan tersebut menjadi sia-sia tidak

ada artinya.

d. Keluarga umumnya menitikberatkan pada pemenuhan kebutuhan

fisik dan pendidikan intelektual saja. Kecenderungan saat ini dengan

semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan

orang tua beranggapan anak-anak mereka akan bahagia jika mereka

mampu memenuhi kebutuhan materi atau fisik. Sejak kecil anak-anak

dikenalkan dengan stratifikasi sosial melalui kepemilikan materi, anak-

anak mulai bangga dengan banyaknya harta yang dimiliki orang tuanya.

Anak-anak selalu mendapatkan apa yang mereka inginkan, bahkan tanpa

alasan yang jelaspun orang tua rela mengeluarkan uang cukup banyak

hanya untuk membelikan sebuah mainan agar anaknya tidak nangis

atau tidak diejek oleh temannya yang lain. Kondisi ini menyebabkan

anak tidak kreatif, lebih suka sesuatu yang instan dengan meminta tanpa

melakukan suatu usaha untuk mendapatkannya. Kelima; keluarga mampu

memanjakan anak dengan materi. Salah satu kesalahan dalam pendidikan

anak di keluarga adalah kepuasan orang tua jika mereka mampu

menyenangkan anak mereka dalam bentuk materi saja. Kondisi seperti

ini menyebabkan orang tua tidak lagi selektif memenuhi kebutuhan

materi anaknya. Anak tidak lagi diajarkan untuk menilai tingkat

kepentingan, dampak positif dan negatif apa yang menjadi keinginan

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44105/3/jiptummpp-gdl-ichram-47386-3-bab2.pdfC. Konsep Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 1. Pengertian Dalam undang-undang

22

mereka. Kondisi seperti ini tentu saja tidak hanya berdampak ketika

mereka masih kecil, tetapi juga akan berdampak ketika mereka sudah

remaja dan dewasa.

e. Keluarga kurang harmonis. Kondisi keluarga yang kurang harmonis

akan membekas sampai anak-anak menjadi dewas4 perlakuan ayah yang

kasar terhadap ibu akan memberikan beban psikologis bagi sang anak,

anak akan cenderung menjadi pendiam, trauma psikologis dengan sosok

ayah dan lain sebagainya. Dari survey yang dilakukan oleh BKKBN pada

tahun 2006 menyebutkan bahwa: peran orang tua menstimulasi anak di

tingkat nasional 18,09%, peran orang tua menemani anak-anak mereka

bermain sebesar 38,61%, peran orang tua dalam menemani belajar

38,68%, peran orang tua sebagai tempat curhat anak sebesar 24,44%, dan

orang tua sebagai teladan oleh anak sebesar 41,85%. Dari hasil survey

di atas menuniukkan bahwa selama ini antara orang tua yang paham akan

pentingnya mendampingi anak dalam perekembangannya masih lebih

rendah prosentasenya dibandingkan dengan orang tua yang tidak paham

akan pentingnya pendampingan anak. Bahkan banyak orang tua yang

cenderung mempercayakan fungsi pendidikan hanya di sekolah saja,

orang tua puas jika anaknya telah pergi kesekolah ditambah

mengikuti les tambahan di lembaga bimbingan belajar.

3. Pentingnya PAUD berbasis Keluarga

Sudah menjadi keyakinan kita bahwa keluarga memiliki peran yang

sangat menentukan bagi perkembangan anak, terutama pada masa awal atau

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44105/3/jiptummpp-gdl-ichram-47386-3-bab2.pdfC. Konsep Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 1. Pengertian Dalam undang-undang

23

usia dini dimana pada masa ini anak sangat mudah menerima pengaruh dari

lingkungan. Pada masa ini anak masih belum memiliki budi pekerti tertentu,

belum memiliki bentuk jiwa yang tetap dan masih bersifat global. Anak

masih mudah menerima pengaruh dari lingkungan. Interkasi antara pengaruh

dengan dasar pembawaan anak inilah yang akan membentuk dasar

perkembangan anak (Ki Hadjar Dewantara,2004)

Di dalam keluarga anak pertama kali mengenal lingkungan sosial, dan

oleh karena itu anak mendapat pendidikan yang pertama dan utama. Di dalam

keluarga, anak memperoleh pengalaman awal yang akan mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangannya. Melalui pengalaman ini anak

memperoleh pengertian, perlengkapan emosional dan ikatan-ikatan moral

yang memungkinkannya bertindaksebagai orang dewasa di lingkungan

masyarakatnya.

Dalam penelitian yang dilakukart Bloom, dikemukakan bahwa

perkembangan intelektual anak terjadi sangat pesat pada tahuntahun awal

kehidupan anak. Sekitar 50% yariabilitas kecerdasan orang dewasa sudah

terjadi ketika anak berusia 4 tahun. Peningkatan 30% berikutnya terjadi pada

usia 8 tahun, dan 20% sisanya pada pertengahan atau akhir dasawarsa kedua.

Ini berarti bahwa perkembangan yang terjadi pada usia 0-4 tahun sama

besarnya dengan perkembangan yang terjadi pada usia 4 tahun hingga 15-20

tahun. Perkembangan yang terjadi pada usia 4-8 tahun lebih besar dari pada

perkembangan yang terjadi pada usia 8 tahun hingga 15-20 tahun. Dalam

kaitan ini, Bloom mengatakan bahwa 4 tahun pertama merupakan kurun

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44105/3/jiptummpp-gdl-ichram-47386-3-bab2.pdfC. Konsep Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 1. Pengertian Dalam undang-undang

24

waktu yang sangat peka terhadap kaya miskinnya lingkungan stimulasi.

Dalam kurun waktu tersebut perbedaan kecerdasan pada anak yang

lingkungannya kaya akan stimulasi dengan anak yang berada di lingkungan

yang miskin stimulasi mencapai sekitar 10 unit IQ. Selanjutnya, perbedaan

sekitar 6 unit IQ terjadi pada usia 4-8 tahun.

Berdasarkan aspek pedagogis, masa usia dini merupakan masa peietak

dasar atau pondasi awal bagi pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya.

Diyakini oleh Hurlock (2009) bahwa masa kanak-kanak yang bahagia

merupakan dasar bagi keberhasilan di masa datang, dan sebaliknya. Untuk

itu, agar pertumbuhan dan perkembangan tercapai secara optimal, maka

dibutuhkan situasi dan kondisi yang kondusif pada saat memberikan stimulasi

dan upayaupaya pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan anak.

Pola asuh orang tua atau keluarga di rumah merupakan kata kunci

mengatasi permasalahan tumbuh kembang anak. Anak lahir ke dunia

dikaruniai dengan berbagai potensi fisik (fasmani dengan semua alat

inderanya) maupun non fisik (akal, kalbu, dan lainnya). Untuk

mengembangkan potensi yang telah dimiliki anak ini peran orang tua

sangatlah penting, pengetahuan orang tua akan tumbuh kembang anak serta

tugas perkembangannya agar mereka mampu memberikan rangsangan untuk

menumbuhkan kecerdasan anak dan menyeimbangkan fungsi otak kiri dan

otak kanan. Disamping itu, rumah adalah lingkungan terdekat anak, dimana

anak dalam perekembangannya anak akan belajar dan berinteraksi dengan

orang dewasa maupun teman sebayanya.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44105/3/jiptummpp-gdl-ichram-47386-3-bab2.pdfC. Konsep Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 1. Pengertian Dalam undang-undang

25

Fungsi orang tua dalam keluarga adalah memfasilitasi, memberikan

dorongan dan membimbing proses belajar, disamping itu juga orang tua

berfungsi memfasilitasi anak untuk bermain dan memberikan peluang bagi

anak untuk melalarkan eksplorasi dan bereksperimen yang dibutuhkan oleh

anak untuk membangun pengetahuan dan pola pikir mereka. orang tua adalah

guru yang pertama dan utama anak tumbuh dan berkembang dalam budaya

dan nilai keluarga. Ungkapan ini mempertegas fungsi penting orang tua

dalam tumbuh kembang anak. Sebelum mereka dapat berinteraksi dengan

lingkungan sekitarnya, orangfua lah yang paling sering berinteraksi dengan

anak, tidak hanya setelah anak lahir, melainkan ketika mereka dalam

kandunganpun orang tua telah berperan dalam menentukan masa depan

anaknya.

Anak usia dini lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah dari

pada di sekolah. Banyaknya waktu yang dihabiskan oleh anak dirumah

seharusnya mendapatkan dukungan penuh dari orang tua dengan memberikan

fasilitas belajar yang memadai, memberikan fasilitas dan akses bermain yang

mendidik dan memberikan perlakuan terhadap anak yang mendidik pula.

Tujuan jangka panjang pembentukan pusat studi PAUD berbasis keluarga ini

adalah:,

a. Memberikan orang tua pengetahuan dan keterampilan dalam perawatan

dan pengasuhan anak. Kajian-kajian penelitian maupun pengabdian pada

masyankat diarahkan untuk peningkatan pengetahuan dan keterampilan

orang tua dalam perawatan dan pengasuhan anak. Peningkatan kuantitas

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44105/3/jiptummpp-gdl-ichram-47386-3-bab2.pdfC. Konsep Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 1. Pengertian Dalam undang-undang

26

dan kualitas penelitian dan pengabdian pada masyarakat untuk

memperkaya khasanah keilmuan dan kajian pendidikan anak usia dini

khususnya yang berbasis keluarga.

b. Menjadikan orang tua sebagai pendidik yang efektif bagi anak-anaknya.

Dengan sering dilakukannya program-program penelitian dan pengabdian

pada masyarakat, diharapkan dapat meningkatkan kualitas orang tua dalam

mendidik anak dan meminimalisir kekeliruan yang sering dilakukan orang

tua dalam pengasuhan anak.

c. Mendukung orang tua dalam peran-peran pengasuhan dan pendidikan.

Kegiatan seminar dan lokakarya akan dijadikan sebagai agenda rutin oleh

puast studi ini, tujuannya adalah sebagai sarana sosialisasi hasil kajian-

kajian penelitian dan pengabdian pada masyarakat terhadap masyarakat

luas terutama orang tua-orang tua baru atau orang tua yang sedang

memiliki anak usia dini (balita). Disamping kegiatan-kegiatan tersebut,

pusat studi ini diharapkan dapat menjadi inisiator maupun fasilitator

berbagai kegiatan yang berhubungan dengan peningkatan kapasitas orang

tua dalam pengasuhan dan pendidikan. Berbagai kegiatan yang dapat

dilakukan diantaranya: pelatihan bagi para orang tua maupun calon orang

tua kegiatan penyuluhan sampai ke daerah perdesaan, penyediaan panduan

pola asuh anak, pendampingan terhadap keluarga-keluarga yang

mengalami kesulitan akses di lembaga PAUD formal maupun non formal.