bab ii kajian pustaka a. metodeeprints.stainkudus.ac.id/300/5/5. bab ii.pdf · 1. pengertian...

20
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metode Read, Repeat dan Distribute 1. Pengertian Metode Read, Repeat dan Distribute Metode adalah cara atau siasat yang dipergunakan dalam pengajaran. Sebagai strategi, metode ikut memperlancar kearah pencapaian tujuan pembelajaran. Peranan metode ini akan nyata jika guru memilih metode yang sesuai dengan tingkat kemampuan yang hendak dicapai oleh tujuan pembelajaran. 1 Menurut Abudin Nata metode berarti cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. 2 Sedangkan pembelajaran merupakan bagian atau elemen yang memiliki peran sangat dominan untuk mewujudkan kualitas baik proses maupun lulusan (output) pendidikan. 3 Pembelajaran juga memiliki pengaruh yang menyebabkan kualitas pendidikan menjadi rendah. Artinya pembelajaran sangat tergantung dari kemampuan guru dalam melaksanakan atau mengemas proses pembelajaran. Pembelajaran yang di laksanakan secara baik dan tepat akan memberikan kontribusi sangat dominan bagi siswa, sebaliknya pembelajaran yang dilaksanakan dengan cara yang tidak baik akan menyebabkan potensi siswa sulit dikembangkan atau diberdayakan. 4 Sementara itu, tentang pengertian pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. 5 1 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Rineka Cipta, Jakarta, 2000, hlm. 70 2 Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, Logos Wacana Ilmu, Jakarta, 1997, hlm. 91 3 M. Saekhan Muchith, Pembelajaran Kontekstual, Rasail Media Group, Semarang, 2008, hlm. 1 4 Ibid, hlm. 1 5 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta, 2005, hlm. 57

Upload: others

Post on 05-Nov-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metodeeprints.stainkudus.ac.id/300/5/5. BAB II.pdf · 1. Pengertian Kognitif Istilah “cognitive” berasal dari kata cognition yang padanannya knowing,

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Metode Read, Repeat dan Distribute

1. Pengertian Metode Read, Repeat dan Distribute

Metode adalah cara atau siasat yang dipergunakan dalam

pengajaran. Sebagai strategi, metode ikut memperlancar kearah

pencapaian tujuan pembelajaran. Peranan metode ini akan nyata jika guru

memilih metode yang sesuai dengan tingkat kemampuan yang hendak

dicapai oleh tujuan pembelajaran.1 Menurut Abudin Nata metode berarti

cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan.2

Sedangkan pembelajaran merupakan bagian atau elemen yang memiliki

peran sangat dominan untuk mewujudkan kualitas baik proses maupun

lulusan (output) pendidikan.3 Pembelajaran juga memiliki pengaruh yang

menyebabkan kualitas pendidikan menjadi rendah. Artinya pembelajaran

sangat tergantung dari kemampuan guru dalam melaksanakan atau

mengemas proses pembelajaran. Pembelajaran yang di laksanakan secara

baik dan tepat akan memberikan kontribusi sangat dominan bagi siswa,

sebaliknya pembelajaran yang dilaksanakan dengan cara yang tidak baik

akan menyebabkan potensi siswa sulit dikembangkan atau diberdayakan.4

Sementara itu, tentang pengertian pembelajaran adalah suatu kombinasi

yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,

perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan

pembelajaran.5

1Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Rineka Cipta,Jakarta, 2000, hlm. 70

2Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, Logos Wacana Ilmu, Jakarta, 1997, hlm. 913M. Saekhan Muchith, Pembelajaran Kontekstual, Rasail Media Group, Semarang, 2008,

hlm. 14Ibid, hlm. 15Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta, 2005, hlm. 57

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metodeeprints.stainkudus.ac.id/300/5/5. BAB II.pdf · 1. Pengertian Kognitif Istilah “cognitive” berasal dari kata cognition yang padanannya knowing,

7

Melihat pengertian di atas, dapat dipahami bahwa metode

pembelajaran didefinisikian sebagai cara yang digunakan guru dalam

menjalankan fungsinya dan merupakan alat untuk mencapai tujuan

pembelajaran.6

Menurut Darmiyati Zuchdi, dkk sebagaimana yang dikutip oleh Rini

Dwi Susanti mendefinisikan membaca sebagai penafsiran yang bermakna

terhadap bahasa tulis.7 Menurut Acep Hermawan mendefinisikan

membaca adalah 1) mengenali simbol-simbol tertulis, 2) memahami

makna yang terkandung, 3) menyikapi makna yang terkandung dan

4) implementasi makna dalam kehidupan sehari-hari.8

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan

oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh

penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Suatu proses menuntut agar

kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu

pandangan sekilas dan makna kata-kata secara individual akan dapat

diketahui.9

Membaca dalam Islam memang dianjurkan, sebagaimana firman

Allah SWT:

6Hamzah B. Uno, Nurdin Mohamad, Belajar dengan Pendekatan Pailkem, Bumi aksara,Jakarta, 2015, hlm. 7

7Rini Dwi Susanti, Strategi Pembelajaran Bahasa, Nora Media Enterprise, Kudus, 2011,hlm. 47

8Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Remaja Rosdakarya,Bandung, 2011, hlm. 144

9Henry Guntur Tarigan, Membaca; Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Angkasa,Bandung, 2008, hlm. 7

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metodeeprints.stainkudus.ac.id/300/5/5. BAB II.pdf · 1. Pengertian Kognitif Istilah “cognitive” berasal dari kata cognition yang padanannya knowing,

8

Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, bacalah,dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang mengajar(manusia) dengan perantaran kalam, dia mengajar kepadamanusia apa yang tidak diketahuinya.” (Qs. Al-‘Alaq:1-5)10

Berdasarkan dalil di atas, dapat dipahami bahwa membaca sangat

dianjurkan sekali bagi seseorang, baik masih anak-anak maupun dewasa.

Terlebih-lebih membaca buku agama atau buku PAI, sebab dalam buku

PAI ini banyak mengajak para pembacanya untuk selalu ingat kepada

Allah SWT, seperti membaca buku PAI yang berisi tentang sejarah Islam,

sejarah para Rasul, dan lain sebagainya.

Metode membaca yaitu menyajikan materi pelajaran dengan cara

lebih dulu mengutamakan membaca, yakni guru mula-mula membacakan

topik-topik bacaan, kemudian diikuti oleh siswa. Tapi kadang-kadang guru

dapat menunjuk langsung siswa untuk membacakan pelajaran tertentu

lebih dulu, dan tentu siswa lain memperhatikan dan mengikutinya.11

Repetitive atau pengulangan memang sebuah metode yang dikenal

dalam dunia pembelajaran. Seorang guru kerap meminta murid-muridnya

untuk mengulang kembali pelajaran yang telah diberikan ketika belajar

kembali di rumah. Tujuannya agar pelajaran yang telah diterima melekat

dalam ingatan.12 Dalam Al-Qur’an terdapat sebuah ayat yang menjelaskan

pentingnya metode pengulangan. Sebagaimana firman Allah SWT:

Artinya: “Dan Sesungguhnya dalam Al-Quran ini Kami telah ulang-ulangi

(peringatan-peringatan), agar mereka selalu ingat. Dan ulanganperingatan itu tidak lain hanyalah menyebabkan mereka tidaksuka (terhadap pelajaran yang diberikan).” (Qs. Al-Isra’:41)13

10Al-Qur’an Surat Al-‘Alaq ayat 1-5, Yayasan Penyelenggara Penafsir dan PenerjemahAl-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Depag RI, Jakarta, 2010, hlm. 597

11Hafiz Muthoharoh, “Metode Membaca”, Artikel Pendidikan, diakses tanggal 19September 2016

12Artikel diambil melalui http://www.voa-islam.com/read/article/2012/03/28/18400/dahsyatnya-metode-repetitive-mengulang-untuk-mendidik-anak-shalih/ diakses tanggal 19 September 2016

13Al-Qur’an Surat Al-Isra’ ayat 41, Yayasan Penyelenggara Penafsir dan Penerjemah Al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Depag RI, Jakarta, 2010, hlm. 287

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metodeeprints.stainkudus.ac.id/300/5/5. BAB II.pdf · 1. Pengertian Kognitif Istilah “cognitive” berasal dari kata cognition yang padanannya knowing,

9

Berdasarkan dalil di atas, dapat dipahami bahwa metode repeat

atau pengulangan adalah cara untuk memberikan pemahaman pada siswa

dengan meminta siswanya untuk mengulang kembali pelajaran yang telah

diberikan. Pengulangan dan dukungan nantinya akan memberikan

kemudahan bagi siswa untuk memahami materi yang disampaikan oleh

guru saat pembelajaran berlangsung. Sebagaimana firman Allah SWT:

Artinya: “Dan sesungguhnya Kami telah berikan kepadamu tujuh ayat

yang dibaca berulang-ulang dan Al Quran yang agung.” (Qs.Al-Hijr:87)14

Metode distribute atau metode praktek merupakan metode

pembelajaran dimana siswa melaksanakan kegiatan latihan atau praktek

agar memiliki ketegasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari teori

yang telah dipelajari.15 Metode ini umumnya dilaksanakan dalam

pendidikan kejuruan, pendidikan profesi, dan diklat.

Praktek merupakan upaya untuk memberi kesempatan kepada

peserta didik untuk mendapatkan pengalaman langsung. Ide dasar belajar

berdasarkan pengalaman mendorong siswa untuk merefleksi atau melihat

kembali pengalaman-pengalaman yang mereka pernah alami.

2. Teknik Metode Read, Repeat dan Distribute

Teknik metode membaca ini dapat dilakukan dengan cara guru

langsung membacakan materi pelajaran dan siswa disuruh memperhatikan/

mendengarkan bacaan-bacaan gurunya dengan baik, setelah itu guru

menunjuk salah satu di antara siswa untuk membacakannya, dengan jalan

berganti-ganti (bergiliran). Setelah masing-masing siswa mendapat giliran

membaca, maka guru mengulangi bacaan itu sekali lagi dengan diikuti

14Al-Qur’an Surat Al-Hijr ayat 87, Yayasan Penyelenggara Penafsir dan PenerjemahAl-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Depag RI, Jakarta, 2010, hlm. 180

15Ribut Purwo Juono, ”Metode Pembelajaran”, Artikel Pendidikan, diakses tanggal 17September 2015

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metodeeprints.stainkudus.ac.id/300/5/5. BAB II.pdf · 1. Pengertian Kognitif Istilah “cognitive” berasal dari kata cognition yang padanannya knowing,

10

oleh semua siswa hal ini terutama pada tingkat-tingkat pertama; lalu

kemudian guru mencatatkan kata-kata sulit atau baru yang belum

diketahui siswa di papan tulis untuk dicatat di buku catatan untuk

memperkaya perbendaharaan kata-kata dan begitulah selanjutnya, hingga

selesai topik-topik yang telah ditetapkan/ditentukan.16

Teknik metode pengulangan meliputi dua hal yaitu pengulangan

berurut dan pengulangan serentak. Pengulangan berurut adalah guru

menyampaikan hal yang sama dengan cara yang sama pada waktu yang

berbeda. Pengulangan serentak adalah Guru menyampaikan hal yang sama

dengan teknik berbeda dalam satu waktu.17

Teknik adalah sebagai suatu cara mengajar di mana siswa

melaksanakan kegiatan-kegiatan praktek, agar siswa memiliki ketangkasan

atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah di pelajari. Teknik

mengajar ini biasanya digunakan untuk tujuan agar siswa memiliki

kerampilan motorik/gerak, mengembangkan kecakapan intelek dan

memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan dengan hal

lain. Untuk kesuksesan pelaksanakan teknik praktek, seorang guru

haruslah memperhatikan prosedur yang disusun demikian:18

a. Guru harus memilih praktek yang mempunyai arti luas ialah yang dapat

menanamkan pengertian pemahaman akan makna dan tujuan praktek

sebelum mereka melakukan.

b. Perlu mengutamakan ketepatan, agar siswa melakukan praktek secara

tepat, kemudian diperhatikan kecepatan, agar siswa dapat melakukan

kecepatan atau keterampilan menurut waktu yang di tentukan.

16Hafiz Muthoharoh, Loc. Cit17Artikel diambil melalui http://khoirulumam92.blogspot.co.id/2013/05/makalah-metode-

pembelajaran.html diakses tanggal 19 September 201618Abdul Kadir Arno, “Metode Pembelajaran Praktek”, Artikel Pendidikan, diakses tanggal

19 September 2016

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metodeeprints.stainkudus.ac.id/300/5/5. BAB II.pdf · 1. Pengertian Kognitif Istilah “cognitive” berasal dari kata cognition yang padanannya knowing,

11

c. Guru memperhitungkan waktu/masa praktek yang singkat saja agar

tidak meletihkan dan membosankan, dan masa praktek itu harus

menyenangkan dan menarik.

3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Read, Repeat dan Distribute

Setiap metode dalam proses belajar mengajar tak lepas dari

kelebihan dan kekurangan, satu sama lain saling melengkapi. Adapun

kelebihan dan kekurangan metode read, repeat dan distribute adalah

sebagai berikut:

Kelebihan metode membaca/read adalah sebagai berikut:19

a. Siswa dapat dengan lancar membaca dan memahami bacaan-bacaan

berbahasa asing dengan fasih dan benar.

b. Siswa dapat menggunakan intonasi bacaan bahasa asing sesuai dengan

kaidah membaca yang benar.

c. Tentu saja dengan pelajaran membaca tersebut siswa diharapkan

mampu pula menerjemahkan kata-kata atau memahami kalimat-kalimat

bahasa asing yang diajarkan, dengan demikian pengetahuan dan

penguasaan bahasa anak menjadi utuh.

Kekurangan metode membaca/read adalah sebagai berikut:20

a. Pada metode membaca ini, untuk tingkat-tingkat pemula terasa agak

sukar diterapkan, karena siswa masih sangat asing untuk membiasakan

lidahnya, sehingga kadang-kadang harus terpaksa untuk berkali-kali

menuntun dan mengulang-ulang kata dan kalimat yang sulit ditiru oleh

lidah siswa yang bukan dari bahasa asing yang sedang diajarkan. Dan

dengan demikian metode ini relatif banyak menyita waktu.

b. Dilihat dari segi penguasaan bahasa, metode membaca lebih

menitikberatkan pada kemampuan siswa untuk

mengucapkan/melafalkan kata-kata dalam kalimat-kalimat bahasa asing

yang benar dan lancar. Adapun arti dan makna kata dan kalimat

kadang-kadang kurang diutamakan.

19Hafiz Muthoharoh, Loc. Cit20Ibid

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metodeeprints.stainkudus.ac.id/300/5/5. BAB II.pdf · 1. Pengertian Kognitif Istilah “cognitive” berasal dari kata cognition yang padanannya knowing,

12

c. Pengajaran sering terasa membosankan, terutama apabila guru yang

mengajarkan tidak simpatik/metode diterapkan secara tidak menarik

bagi siswa. Dari segi tensi suarapun kadang-kadang cukup

menjenuhkan karena masing-masing guru dan siswa terus-menerus

membaca topik-topik pelajaran.

Kelebihan metode pengulangan/repeat adalah sebagai berikut:21

a. Mengingatkan siswa pada pelajaran yang sebelumnya.

b. Memperkuat pemahaman siswa pada materi.

c. Mengoreksi kesalahpahaman siswa pada materi sebelumnya.

Kekurangan metode pengulangan/repeat adalah sebagai berikut:22

a. Membuang waktu yang berlebihan.

b. Membutuhkan waktu yang lebih banyak.

c. Seringkali membuat siswa bosan.

d. Ketidaksingkronan antara materi sebelumnya dengan materi yang di

ulang.

Kelebihan metode praktek/distribute adalah sebagai berikut:23

a. Diperolehnya perubahan perilaku ranah psikomotor dalam bentuk

ketrampilan melakukan pekerjaannya sesuai dengan tuntutan profesinya

kelak.

b. Mempermudah dan memperdalam pemahaman tentang berbagai teori

yang terkait dengan praktek yang sedang dikerjakannya.

c. Meningkatkan motivasi dan gairah belajar siswa karena pekerjaan yang

dilakukan memberikan tantangan baru baginya.

d. Meningkatkan kepercayaan diri siswa tentang profesionalisme yang

dimilikinya.

21Artikel diambil melalui http://khoirulumam92.blogspot.co.id/2013/05/makalah-metode-pembelajaran.html diakses tanggal 19 September 2016

22Ibid23Ribut Purwo Juono, Loc. Cit

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metodeeprints.stainkudus.ac.id/300/5/5. BAB II.pdf · 1. Pengertian Kognitif Istilah “cognitive” berasal dari kata cognition yang padanannya knowing,

13

Kekurangan metode praktek/distribute adalah sebagai berikut:24

a. Memerlukan persiapan yang matang.

b. Siswa memerlukan waktu yang relatif lama untuk mencapai kompetensi

standar yang diperlukan dilapangan kerja sebenarnya.

c. Memerlukan biaya yang tinggi untuk pengadaan bahan dan peralatan

praktek.

d. Membutuhkan biaya yang tinggi untuk pengoprasian serta pemeliharaan

peralatan praktek.

e. Memerlukan guru yang benar-benar terampil dalam melakukan

pekerjaan yang akan dipraktekkan oleh siswa.

B. Kognitif

1. Pengertian Kognitif

Istilah “cognitive” berasal dari kata cognition yang padanannya

knowing, berarti mengetahui. Dalam arti yang luas, cognition (kognisi)

ialah perolehan, penataan dan penggunaan pengetahuan. Dalam

perkembangan selanjutnya, istilah kognitif menjadi popular sebagai salah

satu domain atau wilayah/ranah psikologis manusia yang meliputi setiap

perilaku mental yang berhubungan dengan pemahaman, pertimbangan,

pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan dan kenyakinan.

Ranah kejiwaan yang berpusat di otak ini juga berhubungan dengan konasi

(kehendak) dan afeksi (perasaan) yang bertalian dengan ranah rasa.25

Menurut para ahli psikologi kognitif, pendayagunaan kapasitas

ranah kognitif manusia sudah mulai berjalan sejak manusia itu mulai

mendayagunakan kapasitas motor dan sensorinya. Hanya cara dan

intensitas pendayagunaan ranah kognitif tersebut tentu masih belum jelas

benar.

24Ibid25Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan; dengan Pendekatan Baru, Remaja Rosdakarya,

Bandung, 2008, hlm. 66

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metodeeprints.stainkudus.ac.id/300/5/5. BAB II.pdf · 1. Pengertian Kognitif Istilah “cognitive” berasal dari kata cognition yang padanannya knowing,

14

Al-Qur’an menyebutkan tentang kemampuan kognitif manusia

dalam suarat As-Shood ayat 43 dan surat Al-Qiyamah ayat 17-18 yang

berbunyi:

Artinya: “Dan Kami anugerahi Dia (dengan mengumpulkan kembali)

keluarganya dan (kami tambahkan) kepada mereka sebanyakmereka pula sebagai rahmat dari kami dan pelajaran bagiorang-orang yang mempunyai fikiran”. (Qs. As-Shood:43)26

Artinya: “Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di

dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila kamitelah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu” (Qs.Al-Qiyamah:17-18)27

2. Klasifikasi Perkembangan Kognitif

Selanjutnya, seorang pakar terkemuka dalam disiplin psikologi

kognitif dan psikologi anak, Jean Pieget mengklasifikasikan

perkembangan kognitif anak menjadi empat tahapan:28

a. Tahap sensory-motor yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi

pada usia 0-2 tahun

b. Tahap pre-operasional yakni perkembangan ranah kognitif yang

terjadi pada usia 2-7 tahun

c. Tahap concrete-operasional yang terjadi pada usia 7-11 tahun

d. Tahap formal- operasional yakni perkembangan ranah kognitif yang

terjadi pada usia 11-15 tahun.

Domain kognitif berkenaan dengan perilaku yang berhubungan

dengan berpikir, mengetahui dan memecahkan masalah. Domain ini

memiliki enam tingkatan, mulai dari tingkatan yang paling rendah sampai

tingkatan yang paling tinggi. Tingkatan yang paling rendah menunjukkan

26Al Qur’an Surat As-Shood ayat 43, Al-Qur’an dan Terjemahnya, YayasanPenyelenggara Penterjemah/Pentafsir Al Qur’an, Departemen Agama, Jakarta, 2012, hlm. 408

27Al Qur’an Surat Al-Qiyamah ayat 17-18, Al-Qur’an dan Terjemahnya, YayasanPenyelenggara Penterjemah/Pentafsir Al Qur’an Departemen Agama, Jakarta, 2012, hlm. 461

28Muhibbin Syah, Op. Cit, hlm. 67

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metodeeprints.stainkudus.ac.id/300/5/5. BAB II.pdf · 1. Pengertian Kognitif Istilah “cognitive” berasal dari kata cognition yang padanannya knowing,

15

kemampuan yang sederhana , sedang yang paling tinggi menunjukkan

kemampuan yang cukup komplek. Keenam tingkatan tersebut terdiri atas

knowledge (pengetahuan), comprehension (pemahaman), application

(penerapan), analysis (analisis), syntesis (sintesis) dan evaluation

(evaluasi).29

Knowledge atau pengetahuan berhubungan dengan mengingat

kepada bahan yang sudah dipelajari sebelumnya atau disebut dengan

recall konsep-konsep yang khusus dan umum. Tingkatan ini merupakan

tingkatan yang paling rendah.

Comprehensif atau pemahaman adalah kemampuan memahami arti

suatu bahan pelajaran, seperti menafsirkan, menjelaskan atau meringkas/

merangkum pengertian. Kemampuan seperti ini lebih tinggi dari pada

pengetahuan.

Application atau penerapan adalah kemampuan menggunakan atau

menafsirkan suatu bahan yang sudah dipelajari kedalam situasi yang

kongkrit, seperti menerapkan suatu dalil, metode, konsep, prinsip atau

teori. Kemampuan ini lebih tinggi nilainya dari pada pemahaman.

Analysis (analisis) adalah kemampuan menguraikan atau

menjabarkan sesuatu kedalam komponen atau bagian-bagian, sehingga

susunannya dapat dimengerti. Kemampuan ini meliputi mengenal bagian-

bagian, hubungan antar bagian serta prinsip yang digunakan dalam

organisasinya.

Synthesis (sintesis) kemampuan ini menunjukkan kepada upaya

menghimpun bagian kedalam suatu keseluruhan. Seperti merumuskan

tema rencana atau melihat hubungan abstrak dan berbagai informasi/fakta.

Kemampuan semacam ini merupakan kemampuan merumuskan suatu pola

atau struktur baru berdasarkan kepada berbagai informasi atau fakta.

Evaluation (evaluasi) berkenaan dengan kemampuan membuat

penilaian terhadap sesuatu berdasarkan pada maksud atau kriteria tertentu.

29Heri Gunawan, Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Alfabeta,Bandung, 2012, hlm. 156

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metodeeprints.stainkudus.ac.id/300/5/5. BAB II.pdf · 1. Pengertian Kognitif Istilah “cognitive” berasal dari kata cognition yang padanannya knowing,

16

Kriteria yang digunakan dapat bersifat internal (seperti organisasinya),

ataupun eksternal (relevansinya untuk maksud tertentu).30

Keenam jenjang di atas berkelanjutan dan tumpang tindih dimana

aspek yang lebih tinggi, evaluasi, meliputi aspek lainnya. Maka

kemampuan kognitif adalah subtaksonomi yang mengungkapkan tentang

kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai

tingkat yang paling tinggi, evaluasi. Aspek kognitif dapat diukur melalui

tes atau pertanyaan lisan di kelas, pilihan ganda, uraian obyektif, uraian

non-obyektif atau uraian bebas, jawaban atau isian singkat, menjodohkan,

portofolio dan performance.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif

Perkembangan kognitif pada seorang anak tidak serta merta tumbuh

begitu saja. Hal ini berarti bahwa setiap manusia (anak) memiliki

karakteristik yang berbeda-beda. Perkembangan kognitif pada anak

memang tidak dapat dikatakan sama dari anak yang satu dengan anak yang

lain. Perbedaan perkembangan ini tidak lepas dari beberapa faktor.

Terdapat 4 (empat) faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif

pada diri seorang anak.

a. Perkembangan organik dan kematangan sistem syaraf.

Hal ini erat kaitannya dengan pertumbuhan fisik dan

perkembangan organ tubuh anak itu sendiri. Seorang anak yang

memiliki kelainan fisik belum tentu mengalami perkembangan kognitif

yang lambat. Begitu juga sebaliknya, seorang anak yang pertumbuhan

fisiknya sempurna bukan merupakan jaminan pula perkembangan

kognitifnya cepat. Sistem syaraf dalam diri anak turut mempengaruhi

proses perkembangan kognitif anak itu sendiri. Bila syaraf dalam

otaknya terdapat gangguan tentu saja perkembangan kognitifnya tidak

seperti anak-anak pada umumnya (dalam hal ini anak dalam kondisi

normal), bisa jadi perkembangannya cepat tetapi bisa juga sebaliknya.

30Ibid, hlm. 157

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metodeeprints.stainkudus.ac.id/300/5/5. BAB II.pdf · 1. Pengertian Kognitif Istilah “cognitive” berasal dari kata cognition yang padanannya knowing,

17

b. Latihan dan Pengalaman

Hal ini berkaitan dengan pengembangan diri anak melalui

serangkaian latihan-latihan dan pengalaman yang diperolehnya.

Perkembangan kognitif seorang anak sangat dipengaruhi oleh latihan-

latihan dan pengalaman.

c. Interaksi Sosial

Perkembangan kognitif anak juga dipengaruhi oleh hubungan

anak terhadap lingkungan sekitarnya, terutama situasi sosialnya, baik

itu interaksi antara teman sebaya maupun orang-orang terdekatnya.

d. Ekuilibrasi

Ekuilibrasi merupakan proses terjadinya keseimbangan yang

mengacu pada keempat tahap perkembangan kognitif menurut Jean

Piaget. Keseimbangan tahapan yang dilalui si anak tentu menjadi

faktor penentu bagi perkembangan kognitif anak itu sendiri.31

Ketika individu berkembang menuju kedewasaan akan mengalami

adaptasi biologis dengan lingkungannya yang akan menyebabkan adanya

perubahan-perubahan kualitatif di dalam sruktur kognitifnya.

C. Psikomotorik

1. Pengertian Ranah Psikomotor

Dalam psikologi, kata motor diartikan sebagai istilah yang menunjuk

pada hal, keadaan, dan kegiatn yang melibatkan otot-otot juga gerakan-

gerakannya. Secara singkat, motor dapat pula dipahami sebagai segala

keadaan yang meningkat atau menghasilkan stimulus atau rangsangan

terhadap kegiatan organ-organ fisik.32

Perkataan psikomotor berhubungan dengan kat “motor, sensory

motor perceptual motor”. Jadi ranah psikomotor berhubungan erat dengan

31http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/self-publishing/2267897-faktor-yang-mempengaruhi-perkemban gan-kognitif, 15/04/2015

32Muhibbin Syah, Op. Cit, hlm. 61

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metodeeprints.stainkudus.ac.id/300/5/5. BAB II.pdf · 1. Pengertian Kognitif Istilah “cognitive” berasal dari kata cognition yang padanannya knowing,

18

kerja otot sehingga menyebabkan gerakanya tubuh atau bagian-bagiannya.

Yang dimaksud gerak disini mulai dari gerak yang paling sederhana.33

Kompetensi psikomotor guru meliputi segala keterampilan atau

kecakapan yang bersifat jasmaniah yang pelaksanaannya berhubungan

dengan tugas-tugas selaku pengajar. Guru yang profesional memerlukan

penguasaan yang prima atas sejumlah ketermpilan ranah karsa yang

berlangsung berkaitan dengan bidang studi garapannya.

Secara garis besar, kompetensi ranah karsa guru terdiri atas dua

kategori, yaitu:

a. Kecakapan fisik umum, yang direfleksikan dalam benuk gerakan dan

tindakan umum jasmani guru seperti duduk, berdiri, berjalan, berjabat

tangan, dan sebaginya yang tidak langsung berhubungan dengan

aktifitas mengajar.

b. Kecakapan ranah karsa guru yang khusus, meliputi keterampilan-

keterampilan ekspresi verbal dan non verbal tertentu yang

direfleksikan guru terutama ketika mengelola proses belajar mengajar.

Dalam merefleksikan ekspresi verbal, guru sangat diharapkan

terampil, dalam arti fasih dan lancar berbicara baik ketika menyampaikan

uraian materi pelajaran maupun ketika menjawab pertanyaan-pertanyaan

para siswa atau mengomentari anggapan dan pendapat mereka.

Adapun mengenai keterampilan ekspresi nonverbal yang harus

dikuasi guru dalam hal mendemonstrasikn apa-apa yang terkandung dalam

materi pelajaran. Kecakapan itu meliputi: memperagakan proses terjadinya

sesuatu, memperagakan penggunaan alat atau sesuatu yang sedang

dipelajari, dan memperagakan prosedur melakukan keterampilan praktis

tertentu sesuai dengan penjelasan verbal yang telah dilakukan guru.34

33Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta, 2002,hlm. 122

34Ibid, hal. 234-236

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metodeeprints.stainkudus.ac.id/300/5/5. BAB II.pdf · 1. Pengertian Kognitif Istilah “cognitive” berasal dari kata cognition yang padanannya knowing,

19

2. Evaluasi Hasil Belajar Psikomotor

Cara yang dipandang tepat mengevaluasi keberhasilan belajar yang

berdimensi ranah psikomotor (ranah karsa) adalah observasi. Observasi

dalam hal ini, dapat diartikan sebagai sejenis tes mengenai peristiwa,

tingkah laku, atau fenomena lain, dengan pengamatan langsung.35

Pengukuran ranah psikomotorik dilakukan tehadap hasil-hasil belajar

yang berupa penampilan. Namun demikian biasanya pengukuran ranah ini

disatukan atau dimulai dengan pengukuran ranah kognitif sekaligus.

Misalnya penampilannya dalam praktek shalat sunnah dimulai dari

pengetahuan mengenai syarat dan rukun shalat, pemahaman tentang alat

atau perlengkapan yang digunakan dalam shalat dan penggunannya

(aplikasinya), kemudian baru cara menggunakan dalam bentuk

keterampilan. Untuk pengukuran yang terakhir ini harus diperinci antara

lain cara memakai perlengkapan shalat dan benar, kemudian melaksanakan

rukun dan syarat shalat, cara membaca lafad-lafadh shalat dan sebagainya.

Ini semua tergantung kehendak kita, asal tujuan pengukuran dapat

tercapai.36

Indikator dan cara evaluasi prestasi ranah psikomotor, adalah sebagai

berikut:37

a. Keterampilan bergerak dan bertindak, artinya dapat

mengkoordinasikan gerak mata, tangan, kaki dan anggota tubuh

lainnya.

b. Kecekapan ekspresi verbal dan non verbal, artinya dapat

mengucapkan, membuat mimik dan gerakan jasmani.

Hasil belajar ranah psikomotor tampak dalam bentuk ketrampilan

(skill) dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan

ketrampilan, yaitu:

1) Gerakan refleks (kerampilan pada gerakan yang tidak sadar).

35Muhibbin Syah, Op. Cit, hal. 15636Suharsimi Arikunto, Op. Cit, hal. 18237Muhibbin Syah, Op. Cit, hal. 152

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metodeeprints.stainkudus.ac.id/300/5/5. BAB II.pdf · 1. Pengertian Kognitif Istilah “cognitive” berasal dari kata cognition yang padanannya knowing,

20

2) Ketrampilan pada gerakan-gerakan dasar.

3) Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual,

auditif, motoris, dan lain-lain.

4) Kemampuan dibidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan

ketepatan.

5) Gerakan-gerakan skill, mulai dari ketrampilan yang sederhana sampai

pada ketrampilan yang kompleks.

6) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non- decursive

seperti gerakan ekspresif dan interpreatif.

Hasil belajar yang ditentukan diatas sebenarnya tidak berdiri sendiri,

tetapi selalu berhubungan satu sama lain, bahkan ada dalam kebersamaan.

Seseorang yang berubah tingkat kognisinya sebenaryna dalam kadar

tertentu telah berubah pula sikap dan perilakunya.38

D. Mata Pelajaran Fiqih

1. Pengertian Mata Pelajaran Fiqih

Mata pelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah merupakan salah satu

mata pelajaran PAI yang mempelajari tentang Fiqih Ibadah, terutama

menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan

rukun Islam dan pembiasaannya dalam kehidupan sehari-hari, serta Fiqih

Muamalah yang menyangkut pengenalan dan pemahaman sederhana

mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan haram,

khitan, kurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam

melalui keteladanan dan pembiasaan.39 Fiqih sendiri secara etimologis

artinya memahami sesuatu secara mendalam, adapun secara terminologis

Fiqih adalah hukum-hukum syara’ yang bersifat praktis (amaliah) yang

diperoleh dari dalil-dalil yang rinci.40

38Nana Sujdana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya,bandung, 2009, hal. 31

39Tim Penyusun, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Fiqih, Depag RI,Jakarta, t.th, hal. 141

40Ahmad Falah, Materi dan Pembelajaran Fiqih MTs-MA, STAIN Kudus, Kudus, 2009,hlm. 2

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metodeeprints.stainkudus.ac.id/300/5/5. BAB II.pdf · 1. Pengertian Kognitif Istilah “cognitive” berasal dari kata cognition yang padanannya knowing,

21

2. Standar Kompetensi Bahan Kajian

Landasan al Qur’an dan sunnah Nabi Muhammad SAW, peserta

didik beriman dan bertaqwa kepada Allah, berkahlak mulia yang tercermin

dalam perilaku sehari-hari dalam hubungannya dengan Allah SWT,

sesama manusia dan alam sekitar, mampu menjaga kemurniaan syariat

Islam. Memiliki keimanan yang kokoh yang dilandasi dengan dalil-dalil

naqli (al Qur’an dan Hadits) dan dalil-dalil aqli, menumbuhkan ketaatan

menjalankan syariat Islam, disiplin dan tanggung jawab sosial yang tinggi

dalam kehidupan pribadi maupun sosialnya.41 Sehingga kompetensi mata

pelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah adalah sekumpulan kemampuan

minimal yang harus dikuasai peserta didik selama belajar, yang tercermin

dari perilaku afektif dan psikomotorik siswa dengan didukung oleh

kualitas akademis yang memadai.

3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fiqih

Adapun ruang lingkup mata pelajaran Fiqih di Madrasah

Tsanawiyah kelas VII meliputi:42

a. Fiqih ibadah, yang menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang

cara pelaksanaan rukun Islam yang benar dan baik, seperti tata cara

taharah, salat, puasa, zakat dan ibadah haji.

b. Fiqih muamalah, yang menyangkut pengenalan dan pemahaman

mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan

haram, khitan, kurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam

meminjam.

4. Tujuan Mata Pelajaran Fiqih

Mata pelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah bertujuan untuk

membekali peserta didik agar dapat:43

41Tim Penyusun, Op.Cit, hlm. v42Tim Penyusun, Op.Cit, hlm. v43Ibid, hlm. v

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metodeeprints.stainkudus.ac.id/300/5/5. BAB II.pdf · 1. Pengertian Kognitif Istilah “cognitive” berasal dari kata cognition yang padanannya knowing,

22

a. Mengetahui dan memahami cara-cara pelaksanaan hukum Islam baik

yang menyangkut aspek ibadah maupun muamalah untuk dijadikan

pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial.

b. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan

benar dan baik, sebagai perwujudan dari ketaatan dalam menjalankan

ajaran agama Islam baik dalam hubungan manusia dengan Allah

SWT, dengan diri manusia itu sendiri, sesame manusia, dan makhluk

lainnya maupun hubungan dengan lingkungannya.

5. Fungsi Mata Pelajaran Fiqih

Fungsi dari pembelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah adalah

sebagai berikut:44

a. Penanaman nilai-nilai dan kesadaran beribadah peserta didik kepada

Allah SWT sebagai pedoman mencapai kebahagiaan hidup di dunia

dan akhirat.

b. Penanaman kebiasaan melaksanakan hukum Islam dikalangan peserta

didik dengan ikhlas dan perilaku yang sesuai dengan peraturan yang

berlaku di madrasah dan masyarakat.

c. Pembentukan kedisiplinan dan rasa tanggung jawab sosial di

madrasah dan masyarakat.

d. Pengembangan keimanan dan ketaqwaan Allah SWT serta akhlaq

mulia peserta didik seoptimal mungkin, melanjutkan yang telah

ditanamkan lebih dahulu dalam lingkungan keluaraga.

e. Pembangunan mental peserta didik terhadap lingkungan fisik dan

sosial melalui ibadah dan muamalah.

f. Perbaikan kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelemahan peserta didik

dalam keyakinan dan pelaksanaan ibadah dalam kehidupan sehari-

hari.

44Irzu, “Tujuan dan Fungsi Pembelajaran Fiqih”, Artikel diambil darihttp://id.shvoong.com/social-sciences/education/2244868-tujuan-dan-fungsi-pembelajaran-fiqih/,diakses tanggal 23 September 2015

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metodeeprints.stainkudus.ac.id/300/5/5. BAB II.pdf · 1. Pengertian Kognitif Istilah “cognitive” berasal dari kata cognition yang padanannya knowing,

23

g. Pembekalan peserta didik untuk mendalami Fiqih/hukum Islam pada

jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

E. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Siti Khomsiatun dengan judul Peranan

Orang Tua terhadap Membaca Buku PAI Siswa Kelas VII di SMP 1 Todanan

Blora Tahun Pelajaran 2010/2011, bahwa hasil analisis product moment

bahwa studi tentang peranan orang tua terhadap membaca buku PAI siswa

kelas VII di SMP 1 Todanan Blora tahun pelajaran 2010/2011 sebesar adalah

0,824 kemudian dikonsultasikan dengan taraf signifikan 5% = 0,195 dan 1% =

0,256, sehingga r hitung lebih besar daripada r tabel (ro > rt), artinya adanya

hubungan yang positif dan signifikan antara kedua variabel, yaitu variabel

peranan orang tua terhadap membaca buku PAI siswa kelas VII di SMP 1

Todanan Blora tahun pelajaran 2010/2011. Besarnya koefisien determinasi (R)

sebesar 0,678976 atau 67,89%. Hal ini berarti pengaruh peranan orang tua

terhadap membaca buku PAI siswa kelas VII di SMP 1 Todanan Blora tahun

pelajaran 2010/2011 sebesar 67,89%, sedang sisanya 100%-67,89% = 32,11%

yang merupakan pengaruh variabel lain yang belum diteliti oleh penulis. Dari

hasil tersebut terdapat persamaan regresi y = a + bx, dimana y = 8,261 + 0,794

(10) = 8,261 + 7,94 = 16,201.45

Penelitian yang dilakukan oleh Juipah judul Pengaruh Metode

Demonstasi terhadap Peningkatan Psikomotorik Siswa di SD 1 Sumber Agung

Blora Tahun Pelajaran 2007/2008, bahwa dijelaskan dalam proses belajar

mengajar, guru harus berusaha memaksimal metode belajar yang digunakan

agar siswa aktif dan kreatif secara optimal. Oleh sebab itu guru harus pandai

berinteraksi dengan siswa dengan cara-cara yang membuat aktif para siswa.

Agar di dalam mengajar tidak terjadi pembelajaran yang monoton, maka

seorang guru harus tahu strategi pembelajaran yang efektif. Di antaranya

adalah dengan metode pembelajaran, yaitu demonstrasi. Dengan demikian

45Siti Khomsiatun, “Peranan Orang Tua terhadap Membaca Buku PAI Siswa Kelas VII diSMP 1 Todanan Blora Tahun Pelajaran 2010/2011”, Skripsi, Jurusan Tarbiyah/PAI, STAINKudus, 2010

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metodeeprints.stainkudus.ac.id/300/5/5. BAB II.pdf · 1. Pengertian Kognitif Istilah “cognitive” berasal dari kata cognition yang padanannya knowing,

24

keterampilan siswa akan menjadi luas dan dalam serta dapat bertahan lama

apabila didapatkan melalui suatu proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

Sebaliknya kalau dalam proses belajar mengajar itu kurang terjadi keterlibatan

intelektual-emosional siswa, maka kulaitas dan kuantitas pengetahuan siswa

juga akan berkurang. Hal yang sama juga akan terjadi pada bidang

ketrampilan (skill) maupun bidang sikap dan nilai (afektif), yakni kualitas dan

kuantitasnya akan sangat bergantung kepada tingkat keterlibatan siswa dalam

proses belajar mengajar.46

F. Kerangka Berpikir

Komunikasi memegang peranan penting dalam pengajaran. Agar

komunikasi antara siswa dan guru berlangsung baik dan informasi yang

disampaikan guru dapat diterima siswa, guru perlu menggunakan media

pembelajaran. Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan

pemahaman yang cukup tentang media pendidikan, karena media pendidikan

merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar

mengajar. Dengan demikian, media pendidikan merupakan dasar yang sangat

diperlukan yang bersifat melengkapi dan merupakan bagian integral demi

berhasilnya proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Salah satunya

menggunakan metode.

Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan

oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin

dicapai setelah pengajaran berakhir. Metode membaca adalah sebagai

penafsiran yang bermakna terhadap bahasa tulis. Metode repeat atau

pengulangan adalah cara untuk memberikan pemahaman pada siswa dengan

meminta siswanya untuk mengulang kembali pelajaran yang telah diberikan

ketika belajar kembali di rumah. Pengulangan dan dukungan nantinya akan

46Juipah, “Metode Demonstrasi terhadap Peningkatan Psikomotorik Siswa di SD 1Sumber Agung Blora Tahun Pelajaran 2007/2008” Skripsi, Jurusan Tarbiyah/PAI, STAIN Kudus,2007

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metodeeprints.stainkudus.ac.id/300/5/5. BAB II.pdf · 1. Pengertian Kognitif Istilah “cognitive” berasal dari kata cognition yang padanannya knowing,

25

memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami materi yang

disampaikan oleh guru saat pembelajaran berlangsung.

Metode distribute atau metode praktek merupakan metode

pembelajaran dimana siswa melaksanakan kegiatan latihan atau praktek agar

memiliki ketegasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari teori yang telah

dipelajari. Metode ini umumnya dilaksanakan dalam pendidikan kejuruan,

pendidikan profesi, dan diklat.

Dengan adanya metode tersebut akan memberikan kemampuan

kognitif dan psikomotorik siswa. Menurut para ahli psikologi kognitif,

pendayagunaan kapasitas ranah kognitif manusia sudah mulai berjalan sejak

manusia itu mulai mendayagunakan kapasitas motor dan sensorinya. Hanya

cara dan intensitas pendayagunaan ranah kognitif tersebut tentu masih belum

jelas benar. Psikomotor berhubungan erat dengan kerja otot sehingga

menyebabkan gerakannya tubuh atau bagian-bagiannya. Yang dimaksud gerak

disini mulai dari gerak yang paling sederhana.