bab ii kajian pustaka a. 1. - umprepository.ump.ac.id/4744/3/wendi prastomo bab ii.pdf · 2017. 10....

30
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Pendidikan Karakter Naim (2013:60) menyatakan bahwa “manusia berkarakter adalah manusia yang dalam perilaku dan segala hal yang berkaitan dengan aktivitas hidupnya sarat dengan nilai-nilai kebaikan.” Menurut Naim (2013:55) Dari kata karakter kemudian berkembang menjadi karakteristik. Karakteristik adalah realisasi perkembangan positif sebagai individu (intelektual, sosial, emosional, dan etika). Individu yang berkarakter baik seseorang yang berusaha melakukan hal terbaik. Prof. Suyanto (dalam Muslich, 2011:70) menyatakan bahwa „karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas dari diri individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.‟ Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa karakter sangat erat kaitannya dengan sikap moral dan pribadi manusia. Karakter dapat disamakan serta dianggap sebagai ciri perilaku individu manusia yang bersifat positif. Jadi orang yang berkarakter yaitu orang yang mempunyai ciri khas kepribadian atau perilaku bermoral yang positif dalam lingkup kehidupan. Pembangunan karakter yang dikembangkan secara tepat dapat membantu memajukan bangsa yang tertinggal, namun dalam Pengaruh Kreativitas Belajar..., Wendi Prastomo, FKIP UMP, 2014

Upload: others

Post on 25-Nov-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. - UMPrepository.ump.ac.id/4744/3/WENDI PRASTOMO BAB II.pdf · 2017. 10. 16. · berpikir afektif, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan ... multidimensional,

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Pengertian Pendidikan Karakter

Naim (2013:60) menyatakan bahwa “manusia berkarakter adalah

manusia yang dalam perilaku dan segala hal yang berkaitan dengan

aktivitas hidupnya sarat dengan nilai-nilai kebaikan.” Menurut Naim

(2013:55) Dari kata karakter kemudian berkembang menjadi

karakteristik. Karakteristik adalah realisasi perkembangan positif sebagai

individu (intelektual, sosial, emosional, dan etika). Individu yang

berkarakter baik seseorang yang berusaha melakukan hal terbaik. Prof.

Suyanto (dalam Muslich, 2011:70) menyatakan bahwa „karakter adalah

cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas dari diri individu

untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat,

bangsa dan negara.‟

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa karakter

sangat erat kaitannya dengan sikap moral dan pribadi manusia. Karakter

dapat disamakan serta dianggap sebagai ciri perilaku individu manusia

yang bersifat positif. Jadi orang yang berkarakter yaitu orang yang

mempunyai ciri khas kepribadian atau perilaku bermoral yang positif

dalam lingkup kehidupan.

Pembangunan karakter yang dikembangkan secara tepat dapat

membantu memajukan bangsa yang tertinggal, namun dalam

Pengaruh Kreativitas Belajar..., Wendi Prastomo, FKIP UMP, 2014

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. - UMPrepository.ump.ac.id/4744/3/WENDI PRASTOMO BAB II.pdf · 2017. 10. 16. · berpikir afektif, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan ... multidimensional,

9

pelaksanaannya terdapat banyak kendala yang dihadapi, misalnya di

negara Indonesia. Menurut Raka, „krisis karakter bangsa kita disebabkan

oleh hal-hal berikut :

a. Terlampau terlena oleh Sumber Daya Alam yang melimpah.

b. Pembangunan ekonomi yang terlalu bertumpu pada modal fisik.

c. Surutnya idealisme, berkembangnya pragmatisme ‘overdoses.’

d. Kurang berhasil belajar dari pengalaman bangsa sendiri.‟

(Muslich, 2011:72).

Karakter itulah yang membuat negara Indonesia belum mampu

mewujudkan sumber daya yang baik terutama dibidang Sumber Daya

Manusianya. Karakter dalam aspek pendidikan lah yang perlu dibangun

agar karakter dan moral bangsa penerus dapat menjadi lebih baik.

“Pendidikan karakter adalah proses internalisasi budaya ke dalam

diri seseorang dan masyarakat sehingga membuat orang dan masyarakat

sehingga membuat orang dan masyarakat jadi beradab.” (Muslich,

2011:75). Definisi lain dikemukakan oleh Frakry Gaffar (2010:1) (dalam

Kesuma, dkk., 2012:5): „Sebuah proses transformasi nilai-nilai

kehidupan untuk ditumbuhkembangkan dalam kepribadian seseorang

sehingga menjadi satu dalam perilaku kehidupan orang itu.‟

“Pendidikan karakter dalam setting sekolah sebagai Pembelajaran

yang mengarah pada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara

utuh yang didasarkan pada suatu nilai tertentu yang dirujuk oleh sekolah.

Pengaruh Kreativitas Belajar..., Wendi Prastomo, FKIP UMP, 2014

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. - UMPrepository.ump.ac.id/4744/3/WENDI PRASTOMO BAB II.pdf · 2017. 10. 16. · berpikir afektif, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan ... multidimensional,

10

Definisi tersebut mengandung makna:

a. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang terintegrasi

dengan pembelajaran yang terjadi pada semua mata pelajaran;

b. Diarahkan pada penguatan dalam pengembangan perilaku anak

secara utuh. Asumsinya anak merupakan organisme manusia yang

memiliki potensi untuk dikuatkan dan dikembangkan.

c. Penguatan dan pengembangan perilaku didasari oleh nilai yang

dirujuk sekolah (lembaga).” (Kesuma, dkk., 2012:5-6).

Berdasarkan definisi para ahli dapat disimpulkan bahwa pendidikan

karakter yaitu proses pengembangan dan penguatan budaya dalam aspek

sikap atau perilaku pada diri seseorang untuk mendapatkan kepribadian

yang baik dan utuh. Pendidikan karakter telah ada sejak dulu, namun

untuk diterapkan pada proses pembelajaran di sekolah di Indonesia masih

untuk mewujudkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana

tertuang dalam UUSPN No. 20 tahun 2003 Bab 2 Pasal 3:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mendiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

Fungsi dan tujuan pendidikan nasional tersebut dapat terwujud jika

pengembangan karakter yang dilakukan dalam sekolah dilaksanakan

secara maksimal oleh setiap pendidik didalam instansi yang terkait.

Pengaruh Kreativitas Belajar..., Wendi Prastomo, FKIP UMP, 2014

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. - UMPrepository.ump.ac.id/4744/3/WENDI PRASTOMO BAB II.pdf · 2017. 10. 16. · berpikir afektif, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan ... multidimensional,

11

Beberapa karakter yang diharapkan mengembangkan pendidikan nasional

yaitu kreativitas dan kejujuran.

2. Kreativitas

a. Pengertian Kreativitas

Wahyudin (2007:3) mengartikan kreativitas merupakan

kemampuan menghasilkan sesuatu yang baru dan orisinil yang

berwujud ide-ide dan alat-alat, serta lebih spesifik lagi, keahlian

menemukan sesuatu yang baru (inventiveness). Menurut Satiadarma

dan W. Fidelis (2003:107) arti kreativitas yang popular

mendefinisikan kreatif dalam empat dimensi yang dikenal Four P’s

of Creativity, yakni dimensi Person, Process, Press dan Product.

Kreativitas pada dasarnya merupakan kemampuan

seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa

gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk ciri-ciri

berpikir afektif, baik dalam karya baru maupun kombinasi

dengan hal-hal yang ada. (Satiadarma dan W. Fidelis,

2003:109).

Berbagai definisi mengenai kreativitas, yang paling menonjol

adalah orisinalitas. Menurut Pamilu (2007:9) orisinalitas artinya

bahwa suatu produk, proses atau orang mampu menciptakan sesuatu

hal yang belum diciptakan oleh orang lain. Pamilu (2007:9)

menambahkan, setiap orang dituntut untuk kreatif, dan kreativitas ini

sebenarnya ada pada setiap orang, namun dalam kadar dan bentuk

yang berbeda-beda. Sifat kreatif sangat dibutuhkan oleh semua

orang, tanpa adanya kreativitas maka tidak akan ada kemajuan.

Pengaruh Kreativitas Belajar..., Wendi Prastomo, FKIP UMP, 2014

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. - UMPrepository.ump.ac.id/4744/3/WENDI PRASTOMO BAB II.pdf · 2017. 10. 16. · berpikir afektif, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan ... multidimensional,

12

Menurut Munandar (2009:19) kreativitas adalah suatu gaya hidup,

suatu cara dalam mempersepsi dunia.

Supriadi (2001:6) (dalam Narwanti, 2011:4) menyatakan ada

banyak pemahaman tentang definisi kreativitas, namun tidak ada

satupun definisi yang dianggap dapat mewakili pemahaman tersebut.

Hal ini disebabkan karena dua alasan, yaitu:

1) Kreativitas merupakan ranah psikologis yang kompleks dan

multidimensional, yang mengandung berbagai tafsiran yang

beragam.

2) Definisi-definisi kreativitas memberikan tekanan yang

berbeda-beda, tergantung dasar teori yang menjadi acuan

pembuat definisi.

Supriadi (2001:6) (dalam Narwanti, 2011:4) menyimpulkan

bahwa “kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan

sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, yang

relatif berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya.”

Berdasarkan istilah dari para ahli, kreativitas dapat

disimpulkan sebagai suatu dasar pemikiran atau kemampuan berpikir

untuk menciptakan hal yang baru dan bersifat orisinil dari hal yang

sudah ada dengan tujuan agar lebih mempermudah suatu pekerjaan.

Orang dapat berpikir kreatif apabila terdapat motivasi yang tinggi

untuk menyelesaikan sebuah masalah yang dihadapinya dan

penyelesaiannya menuntut pengembangan suatu yang lebih baik atau

Pengaruh Kreativitas Belajar..., Wendi Prastomo, FKIP UMP, 2014

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. - UMPrepository.ump.ac.id/4744/3/WENDI PRASTOMO BAB II.pdf · 2017. 10. 16. · berpikir afektif, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan ... multidimensional,

13

baru. Peserta didik dapat dikatakan kreatif jika mereka dapat

menghasilkan suatu hal yang baru berdasarkan hasil pemikirannya

sendiri.

“Orang kreatif adalah orang yang tidak bisa diam, dalam arti

selalu berusaha mencari hal-hal yang telah ada.” (Naim, 2013:152).

“Ada 5 (lima) tahapan berpikir kreatif, yaitu :

1) Orientasi (pandangan)

2) Preparasi (sediaan)

3) Inkubasi (masa tunas)

4) Iluminasi (penerangan)

5) Verifikasi (pemeriksaan kebenaran).” (Wahyudin, 2007:5).

Amabile (1983) menyampaikan bahwa penentuan kriteria

kreativitas menyangkut tiga dimensi yaitu:

1) Dimensi proses, segala produk yang dihasilkan dari proses itu

dianggap sebagai produk kreatif.

2) Dimensi person, sering dikatakan sebagai kepribadian kreatif.

3) Dimensi produk-produk kreatif, menunjuk pada hasil

perbuatan, kinerja atau karya seseorang dalam bentuk barang

atau gagasan.

(Narwanti, 2011:7).

Dimensi-dimensi yang menyangkut tentang tindakan kreatif di

atas telah mewakili segala perbuatan yang bersifat kreatif dan

kreativitas. Tindakan kreatif menurut Narwanti (2011:6) yaitu

Pengaruh Kreativitas Belajar..., Wendi Prastomo, FKIP UMP, 2014

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. - UMPrepository.ump.ac.id/4744/3/WENDI PRASTOMO BAB II.pdf · 2017. 10. 16. · berpikir afektif, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan ... multidimensional,

14

menyingkap, menyeleksi, mengubah susunan, menggabungkan,

menyintesiskan fakta-fakta, ide-ide, keahlian dan keterampilan yang

sudah ada.

Menurut Wahyudin (2007:6) membangun kreativitas anak

berarti membangun fondasi kreativitas itu sendiri, sehingga

kreativitas dalam masa anak-anak sangat penting untuk dibangun

sejak dini. Membangun sifat kreativitas peserta didik merupakan

suatu tantangan bagi guru dalam proses pembelajaran karena

kemauan dan kemampuan peserta didik untuk kreatif susah

didapatkan, perlu adanya rangsangan dan dorongan dari guru

terhadap peserta didik. Pembelajaran yang aktif dapat merangsang

kreativitas peserta didik dalam menciptakan hal baru secara terarah.

Sehingga dengan pembelajaran aktif, peserta didik dapat

berkreativitas dalam belajar sesuai dengan porsinya.

Munandar (2009:45) menyatakan bahwa “Setiap orang pada

dasarnya memiliki bakat kreatif dan kemampuan untuk

mengungkapkan dirinya secara kreatif, meskipun masing-masing

dalam bidang dan dalam kadar yang berbeda-beda. Oleh karena itu,

sikap kreatif dapat dikembangkan oleh setiap orang yang mau belajar

untuk menjadi kreatif dengan bantuan pendidikan yang berorientasi

kepada pendidikan karakter.

Pengaruh Kreativitas Belajar..., Wendi Prastomo, FKIP UMP, 2014

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. - UMPrepository.ump.ac.id/4744/3/WENDI PRASTOMO BAB II.pdf · 2017. 10. 16. · berpikir afektif, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan ... multidimensional,

15

b. Penilaian Kreativitas dalam Matematika

Penilaian kreativitas dalam pelajaran Matematika ada penilaian

tersendiri karena proses berpikirnya berkaitan dengan otak kanan

dan otak kiri. Kreativitas anak dalam Matematika memiliki konsep

bahwa anak dinilai kreatif dari seberapa kreatif dia menyelesaikan

masalah. Menurut Pehkonen (1997) yang berpendapat bahwa:

Dalam usaha mendorong kreativitas berpikir dalam

Matematika akan digunakan konsep masalah dalam suatu

situasi tugas yang meminta peserta didik menghubungkan

informasi-informasi yang diketahui dan informasi dalam tugas

yang harus dikerjakan tersebut merupakan hal baru bagi

peserta didik.

Tujuan pembelajaran Matematika yang tertuang dalam

kurikulum Matematika mengajarkan tentang pemecahan masalah.

Kategori pemecahan masalah dalam Matematika yaitu:

1) Pemecahan masalah mengembangkan ketrampilan kognitif

secara umum.

2) Pemecahan masalah mendorong kreativitas.

3) Pemecahan masalah merupakan bagian dari proses aplikasi

Matematika.

4) Pemecahan masalah memotivasi peserta didik untuk belajar

Matematika.

(Pehkonen, 1997)

Berdasarkan pendapat tersebut jadi pandangan mengenai

kreativitas dalam belajar Matematika merupakan suatu kemampuan

kreatif yang ditujukan pada peserta didik dengan memberi masalah

Pengaruh Kreativitas Belajar..., Wendi Prastomo, FKIP UMP, 2014

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. - UMPrepository.ump.ac.id/4744/3/WENDI PRASTOMO BAB II.pdf · 2017. 10. 16. · berpikir afektif, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan ... multidimensional,

16

dan peserta didik diminta untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Dengan demikian kreativitas atau berpikir kreatif dapat dilihat

melalui tugas pengajuan masalah.

Silver (1997) menyatakan bahwa untuk menilai berpikir kreatif

dalam Matematika pada anak-anak dan orang dewasa sering

digunakan “The Torance Tests of Creative Thinking (TTCT)”. Tiga

komponen kunci yang dinilai dalam kreativitas menggunakan TTCT

adalah kefasihan (fluency), fleksibilitas dan kebaharuan (novelty).

Silver (1997) menambahkan, kefasihan mengacu pada

banyaknya ide-ide yang dibuat dalam merespon sebuah perintah.

Sedangkan Fleksibilitas tampak pada perubahan-perubahan

pendekatan ketika merespon perintah. Kebaharuan merupakan

keaslian ide yang dibuat dalam merespon perintah.

Jadi secara garis besar penilaian kreativitas dalam Matematika

dapat dilihat dari seseorang memecahkan suatu masalah berdasarkan

kefasihan, fleksibilitas dan kebaharuannya. Lebih jelasnya dapat

dilihat sesuai kriteria penilaiannya sebagai berikut.

1) Kefasihan dalam pemecahan masalah mengacu pada

bermacam-macam interpretasi, metode penyelesaian atau

jawaban masalah, sedang dalam pengajuan masalah mengacu

pada banyaknya masalah yang diajukan.

2) Fleksibilitas dalam pemecahan masalah mengacu pada

kemampuan peserta didik memecahkan masalah dalam satu

Pengaruh Kreativitas Belajar..., Wendi Prastomo, FKIP UMP, 2014

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. - UMPrepository.ump.ac.id/4744/3/WENDI PRASTOMO BAB II.pdf · 2017. 10. 16. · berpikir afektif, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan ... multidimensional,

17

cara, kemudian dengan menggunakan cara lain. Sedang

fleksibilitas dalam pengajuan masalah mengacu pada

kemampuan peserta didik mengajukan masalah yang cara

penyelesaian berbeda-beda.

3) Kebaruan (novelty) dalam pemecahan masalah mengacu pada

kemampuan peserta didik memeriksa beberapa metode

penyelesaian atau jawaban , kemudian membuat lainnya yang

berbeda. Kebaruan dalam pengajuan masalah mengacu pada

kemampuan peserta didik memeriksa beberapa masalah yang

diajukan, kemudian mengajukan suatu masalah yang berbeda.

Berbeda yang dimaksud adalah berbeda dalam konteks atau

konsep matematika yang digunakan.

(Siswono, 2009)

Karakteristik pemikiran kreatif menurut Guilford berkaitan

erat dengan lima ciri yang menjadi sifat kemampuan berpikir:

1) Kelancaran (fluency)

2) Keluwesan (flexibility)

3) Keaslian (originality)

4) Penguraian (elaboration)

5) Perumusan kembali (redefinition)

(Satiadarma dan W. Fidelis, 2003:108).

Karakter peserta didik inilah yang dapat menggambarkan

watak orang yang kreatif dalam pemecahan masalahnya.

Pengaruh Kreativitas Belajar..., Wendi Prastomo, FKIP UMP, 2014

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. - UMPrepository.ump.ac.id/4744/3/WENDI PRASTOMO BAB II.pdf · 2017. 10. 16. · berpikir afektif, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan ... multidimensional,

18

Berdasarkan kemampuan peserta didik yang sesuai dengan masalah

di atas dan proses pemecahannya maka sudah sesuai dengan ciri

yang menjadi sifat kemampuan berpikir kreatif tersebut. Jadi ciri

kemampuan berpikir kreatif menurut Guilford menjadi tolak ukur

dalam pembuatan indikator kreativitas belajar Matematika.

Tabel 2.1. Kisi-kisi Kreativitas belajar Matematika

No Aspek

Penilaian

Indikator-indikator kreativitas belajar

Matematika

1. Kelancaran

(fluency)

Menyelesaikan masalah dengan cepat dan

tepat waktu.

2. Keluwesan

(flexibility)

Menyelesaikan masalah dengan berbagai

pendekatan atau pemecahan.

3. Keaslian

(originality)

Mampu melahirkan gagasan baru yang

asli dari pemikiran sendiri.

4. Penguraian

(elaboration)

Menguraikan masalah secara terperinci

untuk diselesaikan.

5. Perumusan

Kembali

(redefinition)

Mengkaji persoalan melalui cara yang

berbeda dengan sebelumnya.

Sumber: Satiadarma dan W. Fidelis (2003:108)

3. Pengertian Kejujuran

Menurut Mustari (2011:15) jujur merujuk pada suatu karakter moral

yang mempunyai sifat-sifat positif dan mulia seperti integritas, penuh

kebenaran, lurus, tidak bohong, curang ataupun mencuri. Pepatah kuno

(dalam Naim, 2013:132) mengatakan, kejujuran adalah mata uang yang

laku dimana-mana, bawalah sekeping kejujuran dalam saku Anda, maka

itu telah melebihi mahkota raja diraja sekalipun. Makna jujur menurut

Pengaruh Kreativitas Belajar..., Wendi Prastomo, FKIP UMP, 2014

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. - UMPrepository.ump.ac.id/4744/3/WENDI PRASTOMO BAB II.pdf · 2017. 10. 16. · berpikir afektif, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan ... multidimensional,

19

Kesuma, dkk. (2012:16) merupakan “sebuah karakter yang kami anggap

dapat membawa bangsa ini menjadi bangsa yang bebas dari korupsi,

kolusi, dan nepotisme.” Menurut Naim (2013:135) mengajarkan sifat jujur

tidak cukup hanya dengan penjelasan lisan semata, namun dibutuhkan

suatu pemahaman, metode yang tepat serta keteladanan.

Mustari (2011:16) menganggap bahwa jujur bersifat moral,

sedangkan dusta dianggap immoral. Jujur sebagai nilai merupakan

keputusan seseorang untuk mengungkapkan (dalam bentuk perasaan, kata-

kata dan/atau perbuatan) bahwa realitas yang ada tidak dimanipulasi

dengan cara berbohong atau menipu orang lain untuk keuntungan dirinya.

Menurut Samani dan Hariyanto (2012:51) jujur menyatakan apa adanya,

terbuka, konsisten antara apa yang dikatakan dan dilakukan, berani karena

benar, dapat dipercaya dan tidak curang. Orang yang memiliki karakter

jujur dicirikan oleh perilaku berikut:

1) Jika bertekad (inisiasi keputusan) untuk melakukan sesuatu,

tekadnya adalah kebenaran dan kemaslahatan;

2) Jika berkata tidak berbohong (benar apa adanya);

3) Jika adanya kesamaan antara yang dikatakan hatinya dengan apa

yang dilakukannya.

(Kesuma, dkk., 2012:17)

Jadi kejujuran dapat diartikan sebagai sikap baik berupa ucapan yang

nyata dan tidak dibuat-buat atau dimanipulasi dari keadaan yang

sebenarnya sehingga ucapan tersebut sesuai dengan kenyataan yang

Pengaruh Kreativitas Belajar..., Wendi Prastomo, FKIP UMP, 2014

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. - UMPrepository.ump.ac.id/4744/3/WENDI PRASTOMO BAB II.pdf · 2017. 10. 16. · berpikir afektif, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan ... multidimensional,

20

sebenarnya dan apa adanya. Kejujuran berkaitan erat dengan hal positif

manusia yang susah dilakukan dengan iklas. Terkadang sifat jujur berat di

lakukan apabila seseorang sedang mengalami masalah yang menuntut

untuk tidak jujur agar terbebas dari masalah tersebut.

Sifat jujur di sekolah ditunjukkan oleh setiap peserta didik yang

menjadi subjek pada saat pembelajaran di kelas. Guru mempunyai peran

penting dalam mengembangkan sifat jujur kepada peserta didik, sehingga

pendidikan kejujuran harus diterapkan sejak dini khususnya di sekolah.

Perbuatan jujur peserta didik pada saat pembelajaran berlangsung dapat

ditunjukkan apabila:

1) Menyampaikan sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya.

2) Bersedia mengakui kesalahan, kekurangan ataupun keterbatasan diri.

3) Tidak suka mencontek.

4) Tidak suka berbohong.

5) Tidak memanipulasi fakta/informasi.

6) Berani mengakui kesalahan.

(Mustari, 2011:19)

Berdasarkan penjabaran di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

indikator kejujuran yang mencerminkan pembelajaran di sekolah yaitu

peserta didik yang mampu membiasakan diri dengan beberapa ciri sifat

jujur menurut Mustari. Keenam ciri sifat tersebut yang dijadikan sebagai

acuan pembuatan indikator kejujuran siswa dalam mengerjakan tugas.

Pengaruh Kreativitas Belajar..., Wendi Prastomo, FKIP UMP, 2014

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. - UMPrepository.ump.ac.id/4744/3/WENDI PRASTOMO BAB II.pdf · 2017. 10. 16. · berpikir afektif, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan ... multidimensional,

21

Tabel 2.2. Kisi-kisi Kejujuran Siswa dalam Mengerjakan Tugas

No Aspek Penilaian Indikator-indikator Kejujuran Siswa

dalam Mengerjakan Tugas

1. Berkata benar

a. Mengatakan sesuai dengan kenyataan.

b. Melaporkan kecurangan yang terjadi saat

pelajaran Matematika.

2. Mengakui

kekurangan

a. Meminta bantuan kepada teman jika

mengalami kesulitan belajar.

b. Tetap menyimpan semua hasil tugas

Matematika yang rendah.

3. Tidak menyontek

a. Menyelesaikan masalah (tugas) secara

mandiri.

b. Mengerjakan tugas dengan tuntas tanpa

bantuan orang lain.

4. Tidak berbohong

a. Selalu berkata jujur kepada orang lain.

b. Mengakui hasil pekerjaan Matematika

sendiri meskipun hasilnya tidak bagus.

5.

Tidak

memanipulasi

fakta

a. Dapat mengembangkan diri sesuai

dengan kemampuan yang dimiliki.

b. Menilai tugas sesuai kenyataan saat

pencocokan jawaban.

6. Mengakui

kesalahan

a. Menyelesaikan masalah dengan sabar.

b. Menerima segala resiko atas perbuatan

yang dilakukan.

Sumber: Mustari (2011:19)

4. Pengertian Belajar dan Prestasi Belajar

a. Belajar

Pengertian belajar secara umum telah diketahui oleh sebagian

orang, namun pengertian belajar yang bersifat objektif perlu

Pengaruh Kreativitas Belajar..., Wendi Prastomo, FKIP UMP, 2014

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. - UMPrepository.ump.ac.id/4744/3/WENDI PRASTOMO BAB II.pdf · 2017. 10. 16. · berpikir afektif, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan ... multidimensional,

22

dirumuskan secara jelas berdasarkan sumber-sumber. Menurut

pengertian secara psikologis (dalam Slameto, 2010:2), „belajar

merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku

sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya.‟ Slameto (2010:2) mengemukakan bahwa

belajar merupakan proses serta usaha manusia untuk memperoleh

suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Abdillah (2002) (dalam Aunurrahman, 2011:35) menyimpulkan

bahwa belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu

dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman

yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotorik untuk

memperoleh tujuan tertentu.

Berdasarkan pengertian belajar menurut para ahli dapat

disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu usaha sadar yang

menginginkan perubahan tingkah laku melalui pengalaman serta

latihan dalam proses yang positif serta diharapkan dapat mengubah

tingkah laku menjadi positif dengan berinteraksi dengan lingkungan.

b. Prestasi belajar

Menurut Arifin (2011:12) kata „prestasi‟ berarti „hasil usaha.‟

Istilah „prestasi belajar‟ (achievement) berbeda dengan „hasil belajar‟

(learning outcome). Arifin (2011:12) menambahkan prestasi belajar

Pengaruh Kreativitas Belajar..., Wendi Prastomo, FKIP UMP, 2014

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. - UMPrepository.ump.ac.id/4744/3/WENDI PRASTOMO BAB II.pdf · 2017. 10. 16. · berpikir afektif, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan ... multidimensional,

23

pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan sedangkan

hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak peserta didik.

Fungsi prestasi belajar yang utama antara lain:

1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas

pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik.

2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.

Para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai „tendensi

keingintahuan (couriosity) dan merupakan kebutuhan umum

manusia.‟

3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi

pendidikan asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan

sebagai pendorong bagi peserta didik dalam meningkatkan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Serta berperan sebagai umpan balik

(feedback) dalam meningkatkan mutu pendidikan.

4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu

institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi

belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu

institusi pendidikan.

5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap

(kecerdasan) peserta didik. Dalam proses pembelajaran, peserta

didik menjadi fokus utama yang harus diperhatikan, karena

peserta didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi

pelajaran. (Arifin, 2011:12-13)

Pengaruh Kreativitas Belajar..., Wendi Prastomo, FKIP UMP, 2014

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. - UMPrepository.ump.ac.id/4744/3/WENDI PRASTOMO BAB II.pdf · 2017. 10. 16. · berpikir afektif, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan ... multidimensional,

24

Berdasarkan beberapa pendapat tentang prestasi belajar, maka

dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang

didapat oleh individu melalui proses ketika individu tersebut telah

belajar atau mempelajari suatu hal yang ditekuni dengan baik

sehingga pada akhirnya mendapat suatu hasil dari perbuatannya

(belajar) yang dapat berupa nilai. Prestasi belajar dapat dihasilkan

dengan belajar baik formal maupun nonformal, suatu bentuk

perbuatan belajar dapat dilihat dari segi proses.

Gagne menyebutkan bahwa perbuatan belajar dari segi proses

ada delapan tipe yaitu:

a. Belajar signal

b. Belajar mereaksi perangsang melalui penguatan

c. Belajar membentuk rangkain

d. Belajar asosiasi verbal

e. Belajar membedakan hal yang majemuk

f. Belajar konsep

g. Belajar kaidah atau belajar prinsip

h. Belajar memecahkan masalah

(Sudjana, 2011:46)

Perbuatan belajar ini telah tersusun secara berurutan, sehingga

mulai dari yang sederhana sampai kepada yang kompleks seluruhnya

mempunyai hubungan secara hirarki. Hal ini diharapkan dapat

menjadi acuan dalam berbuat ketika dalam proses belajar.

Pengaruh Kreativitas Belajar..., Wendi Prastomo, FKIP UMP, 2014

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. - UMPrepository.ump.ac.id/4744/3/WENDI PRASTOMO BAB II.pdf · 2017. 10. 16. · berpikir afektif, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan ... multidimensional,

25

Belajar merupakan langkah yang baik untuk mewujudkan

kesuksesan seseorang, namun banyak hal yang dapat merubah

pendapat seperti itu jika orang yang sedang belajar tidak

bersungguh-sungguh dan hanya membuang waktunya. Prestasi yang

didapat ketika masih duduk di bangku pendidikan adalah

kebanggaan tersendiri untuk orang yang mau belajar.

Prestasi belajar mempunyai indikator yang pada prinsipnya

menurut Syah (2006:150) yaitu hasil belajar yang ideal dapat

diungkapkan dengan memandang segenap ranah psikologis yang

berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar peserta didik.

Pada pengungkapan ini wajib diketahui garis-garis besar indikator

prestasi belajar yang berkaitan dengan jenis prestasi yang akan

diungkapkan atau diukur. (Syah, 2006:150). Selanjutnya Syah

(2006:150) menerangkan bahwa untuk lebih memahami

pengungkapan prestasi belajar ini, maka yang harus dilakukan adalah

menentukan alat evaluasi yang tepat, realibel dan valid.

Tolak ukur tercapainya tujuan pembelajaran dapat dilihat dari

keberhasilan peserta didik dalam menyelesaikan belajarnya dan telah

memenuhi setiap indikator yang dijadikan sebagai pedoman

keberhasilan peserta didik. Indikator-indikator tersebut nantinya

akan disesuaikan dengan KKM mata pelajaran yang di tempuh.

Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.3 di bawah ini:

Pengaruh Kreativitas Belajar..., Wendi Prastomo, FKIP UMP, 2014

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. - UMPrepository.ump.ac.id/4744/3/WENDI PRASTOMO BAB II.pdf · 2017. 10. 16. · berpikir afektif, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan ... multidimensional,

8

Tabel 2.3. Kisi-kisi Prestasi Belajar Matematika

Standar

Kompetensi

Kompetensi

Dasar

Sub Pokok

Materi Indikator Soal

Perilaku

yang

diukur

Aspek

Teknik

Penilaian

dan

Bentuk

Instrumen

Banyak

butir

soal

No

soal

5. Menggunakan

Pecahan dalam

pemecahan

masalah

5.1.Mengubah

bentuk

pecahan

kebentuk

persen dan

desimal

serta

sebaliknya.

Pecahan 5.1.1. Mengubah Pecahan

biasa menjadi

persen.

5.1.2. Mengubah pecahan

Biasa menjadi

decimal

Rincian:

a. Peserta didik dapat

menyebutkan bilangan

pecahan, persen dan

desimal.

b. Peserta didik dapat

C1

C2

Pengeta-

huan

konsep

Pemaha-

Tertulis

Tertulis

1

4

1

2, 3,

Pengaruh Kreativitas Belajar..., Wendi Prastomo, FKIP UMP, 2014

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. - UMPrepository.ump.ac.id/4744/3/WENDI PRASTOMO BAB II.pdf · 2017. 10. 16. · berpikir afektif, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan ... multidimensional,

mengubah bilangan

pecahan menjadi

persen dan sebaliknya.

c. Peserta didik dapat

membandingkan

bilangan persen,

pecahan dan desimal

secara benar.

d. Peserta didik dapat

menganalisis soal cerita

untuk mengubah

bentuk bilangan.

C2 dan

C3

C3 dan

C4

man

konsep

Pemaha-

man

konsep

dan

penerapan

Penerapan

dan

analisis

Tertulis

Tertulis

1

4

4, 5

10

6, 7,

8, 9

Sumber: Panduan KTSP (2006)

Pengaruh Kreativitas Belajar..., Wendi Prastomo, FKIP UMP, 2014

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. - UMPrepository.ump.ac.id/4744/3/WENDI PRASTOMO BAB II.pdf · 2017. 10. 16. · berpikir afektif, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan ... multidimensional,

28

8

Setelah mengetaui indikator prestasi belajar, maka perlu

adanya suatu usaha untuk menetapkan batas minimal keberhasilan

peserta didik dalam perkembangan prestasi belajarnya. Syah

(2006:152) mengemukakan bahwa keberhasilan peserta didik dalam

arti yang luas yaitu keberhasilan yang meliputi ranah cipta, rasa dan

karsa peserta didik.

5. Pembelajaran Matematika

a. Pengertian Matematika

Matematika menurut Ruseffendi, (1991) (dalam Heruman,

2012:1), adalah:

bahasa simbol; ilmu deduktif yang tidak menerima

pembuktian secara induktif; ilmu tentang pola keteraturan, dan

struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak

didefinisikan, ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau

postulat, dan akhirnya ke dalil.

Hakikat Matematika menurut Soejadi (2000) (dalam Heruman,

2012:1) yaitu memiliki tujuan yang abstrak sebagai objeknya,

bertumpu pada kesepakatan dan mempunyai pola pikir yang bersifat

deduktif.

Berdasarkan beberapa pengertian para ahli dapat disimpulkan

bahwa Matematika adalah ilmu pengetahuan yang konkret dan

bersifat deduktif yang didapatkan dengan berpikir secara logika

dengan tujuan objek abstrak bertumpu pada kesepakatan dan pola

pikir deduktif. Matematika dalam pendidikan merupakan konsep

yang dapat berupa abstrak menjadi konkret tergantung dari

Pengaruh Kreativitas Belajar..., Wendi Prastomo, FKIP UMP, 2014

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. - UMPrepository.ump.ac.id/4744/3/WENDI PRASTOMO BAB II.pdf · 2017. 10. 16. · berpikir afektif, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan ... multidimensional,

29

ketersediaan alat bantu misalnya, media dan alat peraga untuk

memperjelas pemahaman mempelajari konsepnya. Matematika

menekankan pada kegiatan yang berupa penalaran kemudian dapat

menjadi konkret, namun pengetahuan tentang Matematika harus

ditanamkan beriringan dengan mengaitkan media dan alat peraga

yang sesuai dengan penalaran konsep.

Menurut Heruman (2012:2-3), konsep-konsep pada kurikulum

matematika SD dapat dibagi menjadi tiga kelompok besar yaitu

penanaman konsep dasar (penanaman konsep), pemahaman konsep

dan pembinaan keterampilan. Berikut ini adalah pemaparan

pembelajaran yang ditekankan pada konsep-konsep matematika.

1) Penanaman Konsep Dasar (Penanaman Konsep)

Penanaman konsep yaitu pembelajaran suatu konsep baru

Matematika, ketika peserta didik belum pernah mempelajari

konsep tersebut. Kita dapat mengetahui konsep ini dari isi

kurikulum, yang dicirikan dengan kata “mengenal”.

Pembelajaran penanaman konsep dasar merupakan jembatan

yang harus dapat menghubungkan kemampuan kognitif peserta

didik yang kongkret dengan konsep baru matematika yang

abstrak. Dalam kegiatan pembelajaran konsep dasar ini media

atau alat peraga diharapkan dapat digunakan untuk membantu

kemampuan pola pikir peserta didik.

Pengaruh Kreativitas Belajar..., Wendi Prastomo, FKIP UMP, 2014

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. - UMPrepository.ump.ac.id/4744/3/WENDI PRASTOMO BAB II.pdf · 2017. 10. 16. · berpikir afektif, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan ... multidimensional,

30

2) Pemahaman Konsep

Pemahaman konsep yaitu pembelajaran lanjutan dari

penanaman konsep, yang bertujuan agar peserta didik lebih

memahami suatu konsep matematika. Pemahaman konsep terdiri

atats dua pengertian. Pertama, merupakan kelanjutan dari

pembelajaran penanaman konsep dalam satu pertemuan.

Sedangkan kedua, pembelajaran pemahaman konsep dilakukan

pada pertemuan yang berbeda, tetapi masih merupakan lanjutan

dari penanaman konsep. Pada pertemuan tersebut, penanaman

konsep dianggap sudah disampaikan pada pertemuan

sebelumnya, disemester atau kelas sebelumnya.

3) Pembinaan Keterampilan

Pembinaan keterampilan yaitu pembelajaran lanjutan dari

penanaman konsep dan pemahaman konsep. Pembelajaran

pembinaan ketrampilan bertujuan agar peserta didik lebih

terampil dalam menggunakan berbagai konsep matematika.

Seperti halnya pada pemahaman konsep, pembinaan ketrampilan

juga terdiri atas dua pengertian. Pertama, merupakan lanjutan

dari pembelajaran penanaman konsep dan pemahaman konsep

dalam satu pertemuan. Sedangkan kedua, pembelajaran

pembinaan ketrampilan dilakukan pada pertemuan yang

berbeda, tapi masih merupakan lanjutan dari penanaman dan

pemahaman konsep. Pada pertemuan tersebut, penanaman dan

Pengaruh Kreativitas Belajar..., Wendi Prastomo, FKIP UMP, 2014

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. - UMPrepository.ump.ac.id/4744/3/WENDI PRASTOMO BAB II.pdf · 2017. 10. 16. · berpikir afektif, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan ... multidimensional,

31

pemahaman konsep dianggap sudah disampaikan pada

pertemuan sebelumnya, di semester atau kelas sebelumnya,

(Heruman, 2012:2-3).

b. Pembelajaran Matematika

Pembelajaran Matematika dilaksanakan dengan perlakuan

seperti biasa oleh guru kelas dan sama sekali tidak ada perubahan

cara belajar siswa. Hal ini dimaksudkan agar penelitian yang

dilakukan mendapatkan data yang orisinil dan dapat dipercaya. Pada

pelaksanaan pembelajaran Matematika di kelas VA dilakukan oleh

guru kelas menggunakan metode pembelajaran langsung. Pada

pelaksanaannya tentu menyesuaikan tujuan dari pelajaran

Matematika itu sendiri.

1) Tujuan Pelajaran Matematika

Mata pelajaran Matematika di SD mempunyai tujuan agar

peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

a) Memahami konsep Matematika, menjelaskan keterkaitan

antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau alogaritma

secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam penyelesaian

masalah.

b) Menggunakan penelaran pada pola dan sifat, melakukan

manipulasi metematika dalam membuat generalisasi,

menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan

matematika.

Pengaruh Kreativitas Belajar..., Wendi Prastomo, FKIP UMP, 2014

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. - UMPrepository.ump.ac.id/4744/3/WENDI PRASTOMO BAB II.pdf · 2017. 10. 16. · berpikir afektif, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan ... multidimensional,

32

c) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan

memahami masalah, merancang model matematika,

menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang

diperoleh.

d) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol. Tabel,

diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan atau

masalah.

e) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam

kehidupan yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan

minat dalam mempelajari matematika serta sikap ulet dan

percaya diri dalam penyelesaian masalah. (BSNP, 2007:11).

2) Materi Matematika

Pada penelitian ini, materi yang digunakan yaitu Pecahan

pada kelas V semester II. Adapun standar kompetensi (SK) dan

kompetensi dasar (KD) yang akan dijadikan bahan penelitian

yaitu:

Tabel 2.4. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar kelas V

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

5. Menggunakan pecahan

dalam pemecahan

masalah

5.1 Mengubah pecahan ke

bentuk persen dan

desimal serta

sebaliknya

Sumber : Panduan KTSP (2006)

Pengaruh Kreativitas Belajar..., Wendi Prastomo, FKIP UMP, 2014

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. - UMPrepository.ump.ac.id/4744/3/WENDI PRASTOMO BAB II.pdf · 2017. 10. 16. · berpikir afektif, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan ... multidimensional,

33

Berdasarkan tabel tersebut maka dapat diketahui mengenai

standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan digunakan

untuk penelitian. Standar kompetensi poin 5 yaitu menggunakan

pecahan dalam pemecahan masalah. Kemudian kompetensi

dasar poin 5.1 yaitu mengubah pecahan ke bentuk persen dan

desimal serta sebaliknya dalam bentuk tabel pada materi

pecahan. Materi yang akan digunakan untuk penelitian ini yaitu

mengenai pecahan pada pembelajaran Matematika kelas V

semester II.

B. KERANGKA BERPIKIR

Menurut Riduwan (2011:8) kerangka berpikir atau kerangka pemikiran

adalah dasar pemikiran yang disintesiskan dari fakta-fakta, observasi dan

kajian kepustakaan. Sekaran, (1992) (dalam Sugiyono, 2010:91)

mengemukakan bahwa, kerangka berpikir merupakan model konseptual

tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah

diidentifikasi sebagai masalah yang penting.

Berdasarkan pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

kerangka berpikir adalah dasar pemikiran yang dimiliki oleh peneliti dengan

diperkuat dengan anggapan bahwa masalah yang akan diteliti merupakan

masalah yang penting dan harus diteliti.

Kerangka berpikir memuat banyak teori, dalil atau konsep yang akan

dijadikan sebagai dasar dari penelitian. Uraian dalam kerangka berpikir

menjelaskan hubungan dan keterkaitan antar variabel penelitian. (Riduwan,

Pengaruh Kreativitas Belajar..., Wendi Prastomo, FKIP UMP, 2014

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. - UMPrepository.ump.ac.id/4744/3/WENDI PRASTOMO BAB II.pdf · 2017. 10. 16. · berpikir afektif, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan ... multidimensional,

34

2011:8). Kerangka berpikir yang baik menurut Sugiyono (2010:91) dapat

menjelaskan pertautan atau hubungan antar variabel yang akan diteliti secara

teoritis. Berkaitan dengan kerangka pemikiran yang baik juga dijelaskan

Riduwan (2011:8) yaitu “apabila mengidentifikasi variabel-variabel penting

yang sesuai dengan permasalahan penelitian dan secara logis mampu

menjelaskan keterkaitan antar variabel.” Jadi secara umum kerangka

pemikiran yang baik adalah yang isinya mampu menjelaskan hubungan antar

variabel sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti sesuai dengan

hipotesis yang diajukan.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka pada penelitian yang akan

dilakukan dapat dituliskan bahwa kerangka berpikir yang dihasilkan

merupakan hubungan yang terjadi antar variabel yang akan diteliti. Teori

yang tepat dalam pelaksanaan penelitian ini yaitu membahas setiap variabel

yang akan dijadikan sebagai subjek dalam penelitian untuk menjawab setiap

masalah yang akan diteliti secara relevan. Kerangka pemikiran pada

penelitian ini yaitu:

1. Pengaruh Kreativitas belajar terhadap prestasi belajar

Matematika

Kreativitas merupakan istilah berupa karakter dari seseorang yang

mampu menciptakan hal yang dianggap bernilai dalam menyelesaikan

tugas. Kreatif merupakan salah satu faktor yang dapat mempengeruhi

hasil kerja atau prestasi dalam belajar peserta didik. Kreativitas yang

dimaksud yaitu kreativitas peserta didik dalam belajar Matematika.

Pengaruh Kreativitas Belajar..., Wendi Prastomo, FKIP UMP, 2014

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. - UMPrepository.ump.ac.id/4744/3/WENDI PRASTOMO BAB II.pdf · 2017. 10. 16. · berpikir afektif, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan ... multidimensional,

35

Peserta didik membutuhkan tanggap kreativitas dalam bentuk

pengerjaan soal maupun pada proses pembelajaran Matematika.

Adapun Kreativitas belajar dimaksudkan agar peserta didik mencari

dengan cara sendiri pada saat mengerjakan suatu soal atau pada

kegiatan belajar Matematikanya khususnya pada materi pecahan. Oleh

karena itu, kreativitas peserta didik yang baik akan dapat

mengoptimalkan kerja otak secara baik dalam pembelajaran

Matematika. Jika peserta didik mempunyai sifat kreatif maka mereka

tidak selalu kebingungan dalam mengumpulkan data secara tepat untuk

disajikan dalam bentuk angka.

2. Pengaruh kejujuran siswa dalam mengerjakan tugas terhadap

prestasi belajar Matematika

Kejujuran adalah karakter yang mestinya wajib dimiliki oleh

setiap orang untuk kebaikan diri sendiri dan orang lain. Sifat jujur

merupakan tolak ukur yang dapat diterapkan dalam segala perbuatan

manusia agar setiap perbuatan maupun perkataan mudah dipercaya oleh

orang lain. Begitu juga dengan kejujuran dalam lingkup pendidikan di

sekolah dasar, sifat jujur dapat mempengaruhi peserta didik dalam

pembelajaran di sekolah. Pada pembelajaran Matematika materi

pecahan, karakter kejujuran seringkali diuji pada saat peserta didik

mengerjakan tugas, ulangan maupun tes. Matematika sering dianggap

sebagai pelajaran yang sulit sehingga saat peserta didik menghadapi

kesulitan tersebut maka segala sesuatu akan dilakukan untuk mencapai

Pengaruh Kreativitas Belajar..., Wendi Prastomo, FKIP UMP, 2014

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. - UMPrepository.ump.ac.id/4744/3/WENDI PRASTOMO BAB II.pdf · 2017. 10. 16. · berpikir afektif, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan ... multidimensional,

36

keberhasilan mengerjakan soal sehingga kejujuran jarang terlihat saat

peserta didik mengerjakan suatu tugas dari guru. Hal ini dikarenakan

menyontek dianggap sebagai jalan keluar dalam menyelesaikan

masalah oleh kebanyakan peserta didik. Kejujuran dapat mempengaruhi

prestasi belajar secara keseluruhan karena dengan terbiasa jujur maka

peserta didik akan senantiasa belajar ketika menghadapi ulangan serta

tidak kaget ketika mendapat tugas dari guru.

3. Pengaruh Kreativitas belajar dan kejujuran siswa dalam

mengerjakan tugas terhadap prestasi belajar Matematika

Kreativitas dan kejujuran merupakan sifat yang positif dan sangat

baik apabila diterapkan dalam lingkup pendidikan. Oleh karena itu

kreativitas dan kejujuran yang direalisasikan akan berdampak positif

terutama dalam menunjang prestasi belajar. Kreativitas peserta didik

dalam belajar Matematika tentu saja dibutuhkan agar peserta didik

dapat berpikir secara mandiri dan kreativitas peserta didik yang baik

pasti akan mempengaruhi prestasi belajarnya. Hubungan ini pasti akan

menjadi kenyataan di dunia pendidikan, karena dengan sikap positif

maka hal yang dihasilkan juga positif. Hal ini tidak sertamerta sama

dengan kejujuran siswa dalam mengerjakan tugas. Prestasi belajar yang

baik belum dapat membuktikan bahwa kejujuran individu baik pula.

Oleh karena itu sikap jujur dapat mempengaruhi prestasi belajar

matematika namun tingkat pengaruhnya dapat sangat lemah.

Pengaruh Kreativitas Belajar..., Wendi Prastomo, FKIP UMP, 2014

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. - UMPrepository.ump.ac.id/4744/3/WENDI PRASTOMO BAB II.pdf · 2017. 10. 16. · berpikir afektif, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan ... multidimensional,

37

Gambar 2.1. Skema hubungan antar variabel

C. HIPOTESIS PENELITIAN

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir, maka hipotesis yang

dapat diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara kreativitas belajar terhadap

prestasi belajar Matematika pada materi pecahan.

2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara kejujuran siswa dalam

mengerjakan tugas terhadap presatasi belajar Matematika pada materi

pecahan.

3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara kreativitas belajar dan

kejujuran siswa dalam mengerjakan tugas terhadap prestasi belajar

Matematika pada materi pecahan.

Kreativitas belajar (X1)

Aspek Indikator:

1. Kelancaran

2. Keluwesan

3. Keaslian

4. Elaborasi

5. Perumusan kembali

Kejujuran Siswa dalam

Mengerjakan Tugas

(X2)

Aspek Indikator:

1. Berkata benar

2. Mengakui kekurangan

3. Tidak menyontek

4. Tidak berbohong

5. Tidak memanipulasi

fakta

6. Mengakui kesalahan

Prestasi Belajar Matematika

(Y)

Feed Back (Umpan Balik)

Pengaruh Kreativitas Belajar..., Wendi Prastomo, FKIP UMP, 2014