bab ii kajian pustaka 2.a -...

75
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2A. Kajian Pustaka 2.A.1 Judul “Desain Interior Dental Center di Karawang dengan Pendekatan Konsep Jungle2.A.2 Definisi Judul a. Desain adalah suatu sistem yang berlaku untuk segala macam jenis perancangan dimana titik beratnya adalah melihat sesuatu persoalan tidak secara terpisah atau tersendiri melainkan sebagai suatu kesatuan dimana satu masalah dengan lainnya saling kait mengait. (Eka, 2014, https://www.academia.edu//5337431/PEN GERTIAN_DESAIN_kk_yeti, diakses pada 27/02/2016) b. Interior adalah bagian dalam suatu ruangan atau tatanan perabot di dalam ruang gedung dan sebagainya. (Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Dilengkapi Dengan Ejaan Yang Disempurnakan : Ahmad A.K. Muda, 2006 : 271) c. Dental adalah yang berhubungan dengan gigi. (Kamus Lengkap Inggris-Indonesia : Stefanie Paramitha, 2013 : 79) d. Center adalah pusat atau bagian tengah. (Kamus Lengkap Inggris- Indonesia : Stefanie Paramitha, 2013 : 53) e. Karawang adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Bogor di barat, Laut Jawa di utara, Kabupaten Subang di timur, Kabupaten Purwakarta di tenggara, serta Kabupaten Cianjur di selatan. Karawang memiliki luas wilayah 1.737,53 km 2 dengan jumlah penduduk 2.125.234 jiwa yang berarti berkepadatan 1.223 jiwa per km 2 . (Ramdan, 2016, https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Karawang, diakses pada 27/02/2016)

Upload: dangquynh

Post on 06-Feb-2018

241 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2A. Kajian Pustaka

2.A.1 Judul

“Desain Interior Dental Center di Karawang dengan Pendekatan

Konsep Jungle”

2.A.2 Definisi Judul

a. Desain adalah suatu sistem yang berlaku untuk segala macam

jenis perancangan dimana titik beratnya adalah melihat sesuatu

persoalan tidak secara terpisah atau tersendiri melainkan sebagai

suatu kesatuan dimana satu masalah dengan lainnya saling kait

mengait. (Eka, 2014, https://www.academia.edu//5337431/PEN

GERTIAN_DESAIN_kk_yeti, diakses pada 27/02/2016)

b. Interior adalah bagian dalam suatu ruangan atau tatanan perabot

di dalam ruang gedung dan sebagainya. (Kamus Lengkap Bahasa

Indonesia Dilengkapi Dengan Ejaan Yang Disempurnakan :

Ahmad A.K. Muda, 2006 : 271)

c. Dental adalah yang berhubungan dengan gigi. (Kamus Lengkap

Inggris-Indonesia : Stefanie Paramitha, 2013 : 79)

d. Center adalah pusat atau bagian tengah. (Kamus Lengkap Inggris-

Indonesia : Stefanie Paramitha, 2013 : 53)

e. Karawang adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat.

Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Bekasi dan

Kabupaten Bogor di barat, Laut Jawa di utara, Kabupaten Subang

di timur, Kabupaten Purwakarta di tenggara, serta Kabupaten

Cianjur di selatan. Karawang memiliki luas wilayah 1.737,53 km2

dengan jumlah penduduk 2.125.234 jiwa yang berarti

berkepadatan 1.223 jiwa per km2. (Ramdan, 2016,

https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Karawang, diakses pada

27/02/2016)

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

10

f. Jungle adalah hutan rimba atau wilayah atau daerah yang

ditumbuhi oleh berbagai pohon secara alami serta didiami oleh

berbagai jenis binatang. (Kamus Lengkap Inggris-Indonesia :

Stefanie Paramitha, 2013 : 154)

2.A.3 Tinjauan Umum Dental Center

Dalam upaya pelayanan kesehatan gigi dan mulut, terdapat

beberapa sarana yang memberikan pelayanan pengobatan dan

pemulihan pada kasus penyakit gigi dan mulut seperti Rumah Sakit

Gigi dan Mulut (RSGM), Pusat Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut

atau Dental Center, maupun perseorangan. Menurut Peraturan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1173 tahun 2004

tentang Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) adalah sarana

pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

gigi dan mulut perorangan untuk pelayanan pengobatan dan

pemulihan tanpa mengabaikan pelayanan peningkatan kesehatan dan

pencegahan penyakit yang dilaksanakan melalui pelayanan rawat

jalan, gawat darurat dan pelayanan tindakan medis. Selain itu, RSGM

juga merupakan sarana pendidikan dan penelitian tenaga kesehatan

gigi jenjang diploma, pendidikan dokter gigi, dokter gigi spesialis,

pendidikan magister dan doktoral. (Politeknik UB, 2016,

http://poliklinik.ub.ac.id/id/layanan/jenis-pelayanan/poli-gigi/, diakses

pada 27/02/ 2016)

Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 028/Menkes/Per/I/2011, pengertian klinik adalah fasilitas

pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan spesialistik,

diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan dan

dipimpin oleh seorang tenaga medis (Menkes RI, 2001). Sedangkan

berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

920/Menkes/Per/XIII/1986, Dental Center merupakan tempat

pelayanan yang bertugas melakukan penanganan dan perawatan

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

11

kesehatan gigi serta seleksi terhadap pasien. Pengunjung dilayani oleh

Dokter Gigi yang bertugas melakukan anamnesa dan diagnosa awal

terhadap pasien. Pada Dental Center, terdapat fasilitas-fasilitas dan

peralatan yang lengkap sehingga tidak perlu adanya rujukan ke tempat

pelayanan kesehatan yang lebih tinggi. (Politeknik UB, 2016,

http://poliklinik.ub.ac.id/id/layanan/jenis-pelayanan/poli-gigi/, diakses

pada 27/02/2016)

2.A.4 Jenis-Jenis Klinik Gigi Spesialis

Di rumah sakit atau poliklinik gigi, ruang perawatan gigi dibagi

atas beberapa jenis sesuai jenis perawatan yang ditangani oleh dokter

yang berada di klinik tersebut, diantaranya:

a. Klinik Gigi Orthodonti

Klinik gigi yang menangani pasien dengan masalah

pertumbuhan, perkembangan, variasi wajah, rahang, gigi, dan

abnormalitas dari hubungan gigi dan wajah serta perawatan

perbaikannya. Secara garis besar ada dua macam alat orthodonti

seperti bracket atau behel yaitu alat orthodonti lepasan dan

cekat. Selain berbeda cara pemakaiannya, kedua alat ini juga

memiliki fungsi yang berbeda. Pada umumnya alat orthodonti

lepasan digunakan pada anak-anak dengan kasus mudah,

sedangkan alat orthodonti cekat digunakan untuk pasien dewasa

atau anak-anak dengan kasus yang lebih sulit atau kompleks.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

12

Gambar 2. 1. Bracket atau Behel Lepasan dan Cekat

(Sumber : http://www.google.com/behel/, 27/02/2016)

b. Klinik Gigi Pedodonti

Klinik gigi yang menangani masalah pertumbuhan dan

perkembangan gigi dan mulut pasien anak. Hal tersebut

dibedakan dengan pasien dewasa karena pasien anak memiliki

jenis gigi yang berbeda dengan gigi orang dewasa, dimana

pasien anak masih memiliki gigi susu sedangkan pasien dewasa

memiliki gigi tetap.

Gambar 2. 2. Gigi Susu Pada Anak

(Sumber : http://www.google.com/gigianak/, 27/02/2016)

c. Klinik Gigi Prosthodonti

Klinik gigi yang menangani penggantian satu atau

beberapa gigi asli dan jaringannya yang hilang dengan gigi

tiruan. Secara umum gigi tiruan dibagi menjadi dua bagian,

yaitu gigi tiruan lepas dan gigi tiruan cekat.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

13

Gambar 2. 3. Gigi Tiruan Lepas dan Cekat

(Sumber : http://www.google.com/gigitiruan/, 27/02/2016)

d. Klinik Gigi Bedah Mulut

Klinik gigi yang menangani pasien yang membutuhkan

tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam

bagian klinik ini ada yang disebut bagian eksodonti, tindakan

yang dilakukan mulai dari cabut gigi sampai operasi gigi dan

mulut.

Gambar 2. 4. Cabut Gigi Bungsu

(Sumber : http://www.google.com/cabutgigibungsu/, 27/02/2016)

e. Klinik Gigi Konservasi

Klinik gigi yang menangani perawatan restorasi gigi

(misalnya tambalan gigi dan pembuatan mahkota buatan) tiap-

tiap gigi. Pada klinik ini terdapat bagian endodontik yaitu

perawatan saluran akar gigi atau segala upaya yang ditujukan

untuk mempertahankan gigi selama mungkin di dalam mulut.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

14

Gambar 2. 5. Penambalan Gigi dan Pembuatan Mahkota Buatan

(Sumber : http://www.google.com/penambalangigi/, 27/02/2016)

f. Klinik Gigi Periodonti

Klinik gigi yang menangani pasien dengan perawatan

jaringan penyangga gigi, termasuk diantaranya gusi yang terlihat

gelap dan mudah berdarah, tulang rahang, pembersihan karang

gigi, operasi flap, dan kuret dilakukan di klinik gigi ini. (I’M

Dental Specialist, 2015, http://orthodontic.co.id/jenis-klinik-

gigi.html, diakses pada 27/02/2016)

Gambar 2. 6. Pembersihan Karang Gigi

(Sumber : http://www.google.com/karanggigi/, 27/02/2016)

2.A.5 Syarat-Syarat Pembangunan Dental Center

Berikut adalah beberapa syarat yang diajukan untuk mendirikan

sebuah klinik di Indonesia menurut Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 028/MENKES/PER/I/2011:

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

15

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:

a. Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang

menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau spesialistik,

diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan dan

dipimpin oleh seorang tenaga medis.

b. Tenaga medis adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi atau

dokter gigi spesialis.

c. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri

dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau

keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang

untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan

upaya kesehatan.

d. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan

pemerintahan di bidang kesehatan.

BAB II

JENIS

Pasal 4

a. Klinik menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bersifat

promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

b. Pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilaksanakan dalam bentuk rawat jalan, one day care, rawat inap

dan/atau home care.

c. Klinik yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan 24 (dua

puluh empat) jam harus menyediakan dokter serta tenaga

kesehatan lain sesuai kebutuhan yang setiap saat berada di

tempat.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

16

Pasal 5

a. Kepemilikan Klinik Pratama yang menyelenggarakan rawat

jalan dapat secara perorangan atau berbentuk badan usaha.

b. Kepemilikan Klinik Pratama yang menyelenggarakan rawat inap

dan Klinik Utama harus berbentuk badan usaha.

BAB III

PERSYARATAN

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 6

Klinik harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan dan

ruangan, prasarana, peralatan, dan ketenagaan.

Bagian Kedua

Pasal 7

a. Lokasi pendirian klinik harus sesuai dengan tata ruang daerah

masing-masing.

b. Pemerintah daerah kabupaten/kota mengatur persebaran klinik

yang diselenggarakan masyarakat di wilayahnya dengan

memperhatikan kebutuhan pelayanan berdasarkan rasio jumlah

penduduk.

c. Ketentuan mengenai lokasi dan persebaran klinik sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dan (2) tidak berlaku untuk klinik

perusahaan atau klinik instansi pemerintah tertentu yang hanya

melayani karyawan perusahaan atau pegawai instansi

pemerintah.

Bagian Ketiga

Bangunan dan Ruangan

Pasal 8

a. Klinik diselenggarakan pada bangunan yang permanen dan tidak

bergabung dengan tempat tinggal atau unit kerja lainnya.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

17

b. Bangunan klinik harus memenuhi persyaratan lingkungan sehat

sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

c. Bangunan klinik harus memperhatikan fungsi, keamanan,

kenyamanan dan kemudahan dalam pemberian pelayanan serta

perlindungan dan keselamatan bagi semua orang termasuk

penyandang cacat, anak-anak dan orang usia lanjut.

Pasal 9

a. Bangunan klinik paling sedikit terdiri atas:

1. Ruang pendaftaran/ruang tunggu

2. Ruang konsultasi dokter

3. Ruang administrasi

4. Ruang tindakan

5. Ruang farmasi

6. Kamar mandi/WC

7. Ruangan lainnya sesuai kebutuhan pelayanan

Bagian Keempat

Prasarana

Pasal 10

a. Prasarana klinik meliputi:

1. Instalasi air

2. Instalasi listrik

3. Instalasi sirkulasi udara

4. Sarana pengelolaan limbah

5. Pencegahan dan penanggulangan kebakaran

6. Ambulance untuk klinik yang menyelenggarakan rawat

inap

7. Sarana lainnya sesuai kebutuhan

b. Prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dalam

keadaan terpelihara dan berfungsi dengan baik.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

18

Bagian Kelima

Peralatan

Pasal 1 1

a. Klinik harus dilengkapi dengan peralatan medis dan nonmedis

yang memadai sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan.

b. Peralatan medis dan nonmedis sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) harus memenuhi standar mutu, keamanan, dan keselamatan.

c. Selain memenuhi standar sebagaimana dimaksud pada ayat (21)

peralatan medis harus memiliki izin edar sesuai ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Pasal 12

Peralatan medis yang digunakan di klinik harus diuji dan

dikalibrasi secara berkala oleh Balai Pengarnanan Fasilitas Kesehatan

dan/atau institusi penguji dan pengkalibrasi yang berwenang.

Pasal 13

Peralatan medis yang menggunakan radiasi pengion harus

mendapatkan izin sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 14

Penggunaan peralatan medis untuk kepentingan penegakan

diagnosis, terapi dan rehabilitasi harus berdasarkan indikasi medis.

Bagian Keenam

Ketenagaan

Pasal 15

a. Pimpinan Klinik Pratama adalah seorang dokter atau dokter gigi.

b. Pimpinan Klinik Utama adalah dokter spesialis atau dokter gigi

spesialis yang memiliki kompetensi sesuai dengan jenis

kliniknya.

c. Pimpinan klinik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat

(2) merupakan penanggung jawab klinik dan merangkap sebagai

pelaksana pelayanan.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

19

Pasal 16

Ketenagaan klinik terdiri atas tenaga medis, tenaga kesehatan

lain dan tenaga non kesehatan.

Pasal 17

a. Tenaga medis pada Klinik Pratama minimal terdiri dari 2 (dua)

orang dokter dan/atau dokter gigi.

b. Tenaga medis pada Klinik Utama minimal terdiri dari 1 (satu)

orang dokter spesialis dari masing-masing spesialisasi sesuai

jenis pelayanan yang diberikan.

c. Klinik Utama dapat mempekerjakan dokter dan/atau dokter gigi

sebagai tenaga pelaksana pelayanan medis.

d. Dokter gigi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus memiliki

kompetensi setelah mengikuti pendidikan atau pelatihan sesuai

dengan jenis pelayanan yang diberikan oieh klinik.

e. Jenis, kualifikasi, dan jumlah tenaga kesehatan lain serta tenaga

non kesehatan disesuaikan dengan kebutuhan dan jenis

pelayanan yang diberikan oleh klinik.

Pasal 18

a. Setiap tenaga medis yang berpraktik di klinik harus mempunyai

Surat Tanda Registrasi dan Surat lzin Praktik (SIP) sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan.

b. Setiap tenaga kesehatan lain yang bekerja di klinik harus

mempunyai Surat Izin sebagai tanda registrasi/Surat Tanda

Registrasi dan Surat lzin Kerja atau Surat Izin Praktik Apoteker

sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 19

Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di klinik harus bekerja

sesuai dengan standar profesi, standar prosedur operasional, standar

pelayanan, etika profesi, menghormati hak pasien, mengutamakan

kepentingan dan keselamatan pasien.

Pasal 20

Klinik dilarang mempekerjakan tenaga kesehatan warga asing.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

20

BAB V

PENYELENGGARAAN

Pasal 22

Bagi klinik yang menyelenggarakan pelayanan rawat inap, maka

terdapat beberapa persyaratan diantaranya:

a. Ruang rawat inap yang memenuhi persyaratan

1. Tempat tidur pasien minimal 5 (lima) dan maksimal 10

(sepuluh).

2. Tenaga medis dan keperawatan yang sesuai jumlah dan

kualifikasinya.

3. Tenaga gizi, tenaga analis kesehatan, tenaga kefarmasian,

dan tenaga kesehatan dan/atau tenaga non kesehatan lain

sesuai kebutuhan.

4. Dapur gizi.

5. Pelayanan laboratorium Klinik Pratama.

b. Pelayanan rawat inap hanya dapat dilakukan maksimal selama 5

hari. (“Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

028/MENKES/PER/I/2011 Tentang Klinik”, 2010,

http://www.bksikmikpikkfki.net/?p=download&action=go&pid

=56, diakses pada 27/02/2016)

Sementara berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 920/Menkes/Per/XII/86 tentang Fasilitas Pelayanan

Kesehatan Swasta, terdapat pula persyaratan pendirian klinik

kedokteran gigi yaitu sebagai berikut:

Pasal 11

a. Klinik Kedokteran Gigi merupakan tempat yang digunakan

untuk menyelenggarakan pelayanan kedokteran gigi yang

dilaksanakan oleh lebih dari satu orang dokter gigi, dengan

persyaratan sebagai berikut:

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

21

1. Dipimpin oleh seorang dokter gigi atau dokter gigi

spesialis yang mempunyai Surat Tanda Registrasi dan

Surat Izin Praktik sebagai penanggung jawab pelayanan.

2. Masing-masing dokter gigi atau dokter gigi spesialis

mempunyai Surat Tanda Registrasi dan Surat Izin Praktek

(SIP) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

3. Bangunan atau ruangan sebagai berikut:

a. Mempunyai bangunan fisik yang permanen dan

tidak bergabung dengan tempat tinggal.

b. Mempunyai ruang pendaftaran/ruang tunggu, ruang

konsultasi kedokteran gigi minimal 3x4 meter

dengan fasilitas tempat cuci tangan dengan air yang

mengalir, ruang administrasi, ruang emergency,

kamar mandi/WC dan ruang lainnya yang memenuhi

persyaratan kesehatan.

c. Memenuhi persyaratan hygiene dan sanitasi.

d. Ventilasi yang menjamin peredaran udara yang baik

dilengkapi dengan mekanis (AC, kipas angin,

exhaust fan) dan penerangan yang cukup.

e. Mempunyai sarana pembuangan limbah dan limbah

harus dikelola sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

4. Memiliki Peraturan Internal, Standar Prosedur Operasional

dan Peraturan Disiplin yang tidak bertentangan dengan

Standar Kompetensi, Standar Profesi dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

5. Memiliki izin fasilitas pelayanan kesehatan, izin

penyelenggaraan dan izin peralatan kedokteran sesuai

dengan ketentuan peratuan perundang-undangan yang

berlaku.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

22

6. Memasang papan nama fasilitas pelayanan kesehatan dan

daftar nama dokter yang berpraktik di klinik tersebut.

b. Dalam memberikan pelayanan klinik kedokteran gigi

berkewajiban:

1. Melaksanakan praktik dan memberikan pelayanan yang

aman, bermutu dengan mengutamakan kepentingan

terbaik pasien sesuai dengan standar kompetensi dan

standar profesi.

2. Memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien

sesuai dengan kemampuan pelayanannya.

3. Melaksanakan fungsi sosial.

4. Menyelenggarakan rekam medis.

5. Melaksanakan sistem rujukan.

c. Klinik kedokteran gigi dapat menyimpan dan menyerahkan obat

melalui suatu unit farmasi yang dikelola oleh tenaga kesehatan

yang memiliki kompetensi dan kewenangan untuk itu.

d. Dalam pelaksanaan sebagaimana dimaksud ayat (1) minimal

dibantu oleh 2 (dua) orang perawat gigi yang memiliki Surat

Izin Perawat dan Surat Izin Kerja, dapat berkolaborasi dengan

tenaga kesehatan lain dan atau dibantu tenaga lainnya.

(“Peraturan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Nomor

920/Menkes/Per/XII/86 tentang Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Swasta”, 2009, http://bppt.jabarprov.go.id, diakses pada

27/02/2016)

2.A.6 Peralatan-Peralatan pada Dental Unit

Dental unit adalah suatu alat yang dipakai oleh dokter gigi untuk

membantu pemeriksaan dan kemudian menentukan terapi apa yang

dapat diberikan kepada pasien, secara umum untuk membantu

perawatan gigi dan mulut (pengeboran, penambalan, pembersihan, dan

pemeriksaan).

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

23

Pada dental unit terdapat 3 sumber tenaga, diantaranya:

a. Sumber tenaga listrik untuk memberikan satu daya pada

semua sistem elektrik seperti lampu operasi, switch valve

electric, sistem hidrolik, mikromotor, dan sistem pada dental

chair (menaikkan, menurunkan, menyandar, dan posisi duduk).

b. Sumber tenaga udara atau angin untuk memberikan pada

semua sistem yang bekerja berdasarkan tekanan udara. Udara

bertekanan ini berasal dari compressor sekitar 2,5 atm sampai 4

atm. Selain itu untuk sistem atau bagian yang bekerja

berdasarkan tekanan seperti turbine jet, switch valve, spray git,

scaller, dan sistem hidrolik pada dental chair.

c. Sumber tenaga air digunakan pada sistem pendinginan turbine

jet, spray git, dan pembuangan kotoran. Tekanan yang

dibutuhkan yaitu 1 atm, walaupun tekanan air yang dihasilkan

juga berasal dari tekanan yang dihasilkan dari compressor.

Berikut merupakan bagian-bagian dari dental unit, diantaranya:

a. Dental Chair

Gambar 2. 7. Dental Chair

(Sumber : http://www.google.com/dentalchair/, 27/02/2016)

Ciri-ciri :

1. Kegunaan : Tempat duduk pasien saat dilakukan

pemeriksaan dan perawatan. Kursi ini dapat diatur

sedemikian rupa untuk kenyamanan pasien maupun dokter

gigi dalam melakukan pemeriksaan maupun perawatan.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

24

2. Terbuat dari busa yang dilapisi oleh bahan kulit.

3. Tempat duduknya dapat diatur sesuai kebutuhan.

b. Three Way Syringe

Gambar 2. 8. Three Way Syringe

(Sumber : http://www.google.com/threewaysyringe/, 27/02/2016)

Ciri-ciri :

1. Handle sampai ujungnya terbuat dari stainless stell.

2. Alat disambungkan dengan pipa kecil sebagai media

penghantar yang sesuai dengan kegunaan.

3. Kegunaan : Memberikan udara, air atau kombinasi

semprotan udara dan air. Udara, air, dan kombinasi

semprotan membantu menjaga rongga mulut bersih dan

kering serta melindungi gigi dari panas yang dihasilkan

oleh drill handpiece.

4. Pemeliharaan : Desinfeksi dengan alkohol 90%.

c. Saliva Ejector

Gambar 2. 9. Saliva Ejector

(Sumber : http://www.google.com/salivaejector/, 27/02/2016)

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

25

Ciri-ciri :

1. Kegunaan : Menghisap saliva atau air liur pada kavitas

sehingga membuat daerah kerja menjadi kering.

2. Tangkainya terbuat dari logam/non-logam.

3. Bentuknya bulat memanjang dengan karet di ujungnya.

4. Pemeliharaan : Cuci ujungnya dengan air lalu desinfeksi

dengan alkohol 90%.

d. Suction Filter

Gambar 2. 10. Suction Filter

(Sumber : http://www.google.com/suctionfilter/, 27/02/2016)

Ciri-ciri :

1. Kegunaan : Bagian dari dental unit yang berfungsi

menyaring saliva untuk mempermudah operator atau

dokter gigi dalam bekerja.

e. Dental Light

Gambar 2. 11. Dental Light

(Sumber : http://www.google.com/dentallight/, 27/02/2016)

Ciri-ciri :

1. Kegunaan : Sumber penerangan atau penyinaran yang

digunakan dokter gigi dalam memeriksa rongga mulut

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

26

pasien. Dental light bisa digantikan dengan head lamp jika

tidak ada.

2. Bentuknya seperti lampu yang tangkainya bisa digerakkan

serta bisa ditongakkan atau ditundukkan sesuai

kenyamanan operator saat pemeriksaan atau perawatan.

3. Pemeliharaan : Desinfeksi lampu serta tangkainya dengan

alkohol 90%.

f. Dental Stool

Gambar 2. 12. Dental Stool

(Sumber : http://www.google.com/dentalstool/, 27/02/2016)

Ciri-ciri :

1. Kegunaan : Tempat duduk bagi operator dalam melakukan

pemeriksaan dan perawatan.

2. Dudukannya terbuat dari busa yang dilapisi bahan dari

kulit dan dapat berputar 360o.

3. Kursi bisa dinaik-turunkan sesuai kenyamanan operator.

g. Multifunction Foot Controller

Gambar 2. 13. Multifunction Foot Controller

(Sumber : http://www.google.com/multifunctionfootcontroller,

27/02/2016)

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

27

Ciri-ciri :

1. Kegunaan : Mengatur kecepatan sumber penggerak pada

dental unit menggunakan kaki operator.

2. Terbuat dari logam atau non-logam.

3. Mempunyai tombol yang mempunyai fungsinya masing-

masing digerakkan dengan kaki operator.

h. Contra Angele Handpiece

Gambar 2. 14. Contra Angele Handpiece

(Sumber : http://www.google.com/contraangelehandpiece/,

27/02/2016)

Ciri-ciri :

1. Kegunaan : Menghapus sebagian besar enamel, karang

gigi dan plak pada lubang gigi.

2. Bekerja dengan menggunakkan bur yang dipasang

dibagian ujungnya.

3. Handpiece kecepatan tinggi dioperasikan oleh tekanan

udara.

4. Pemeliharaan : Desinfeksi handle sampai bagian ujungnya

serta bur setelah digunakan.

i. Slow and Speed Handpiece

Gambar 2. 15. Slow and Speed Handpiece

(Sumber : http://www.google.com/slowandspeedhandpiece/,

27/02/2016)

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

28

Ciri-ciri :

1. Kegunaan : Menghilangkan karies gigi dan melakukan

profilaksis pada gigi.

2. Bekerja dengan menggunakkan bur yang dipasang

dibagian ujungnya.

3. Pemeliharaan : Desinfeksi handle sampai bagian ujungnya

serta bur setelah digunakan.

j. Separator

Gambar 2. 16. Separator

(Sumber : http://www.google.com/separator/, 27/02/2016)

Ciri-ciri :

1. Kegunaan : Media penggerak 3 sumber gerak.

2. Terbuat dari logam dan biasanya terletak di lantai

belakang atau samping kiri dental chair.

k. Tray Assembly

Gambar 2. 17. Tray Assembly

(Sumber : http://www.google.com/trayassembly/, 27/02/2016)

Ciri-ciri :

1. Terbuat dari plastik yang berbentuk persegi panjang.

2. Kegunaan : Tempat untuk meletakan peralatan yang

dibutuhkan oleh operator selama bekerja.

3. Pemeliharaan : Desinfeksi dengan alkohol 90%.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

29

l. Radiograph Viewer

Gambar 2. 18. Radiograph Viewer

(Sumber : http://www.google.com/radiographviewer/,

27/02/2016)

Ciri-ciri :

1. Bentuknya seperti LCD

2. Kegunaan : Melihat hasil foto rontgen gigi.

m. Water Unit

Gambar 2. 19. Water Unit

(Sumber : http://www.google.com/waterunit/, 27/02/2016)

Ciri-ciri :

1. Kegunaan : Alat yang digunakan untuk membuang air

bekas kumur pasien selama pemeriksaan dan perawatan.

Alat ini biasanya terletak pada sebelah kiri pasien untuk

memudahkan pasien membuang air kumur.

2. Membentuk seperti mangkuk besar yang berlubang

dibagian dalamnya dan terletak disebelah kiri pasien.

3. Pemeliharaan : Bersihkan bowl dan sekitarnya dengan air

kemudian desinfeksi dengan alkohol 90%.

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

30

n. Suction System (Suction Filter)

Gambar 2. 20. Sunction System

(Sumber : http://www.google.com/sunctionsystem/, 27/02/2016)

Ciri-ciri :

1. Kegunaan : Penyaring saliva untuk mempermudah

operator dalam bekerja.

(Nabilah Maulina, 2014, Dental

Unit,http://www.scribd.com/mobile/doc/216403388/Dental-

Unit, diakses pada 27/02/2016)

2.A.7 Pertumbuhan Gigi Berdasarkan Tingkat Usia

Gambar 2. 21. Pertumbuhan Gigi Berdasarkan Tingkat Usia

(Sumber : http://pinterest.com/dentaleducation/, 27/02/2016)

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

31

2.A.8 Daftar Aktivitas Tindakan Pada Dental Center

a. Alur Aktivitas Pasien Rawat Jalan

Tabel 2. 1. Alur Aktivitas Pasien Rawat Jalan

(Sumber : Penulis, 2016)

Pasien datang dan mendaftar di bagian resepsionis

Pasien menunggu panggilan sesuai dengan urutan pendaftaran

Pasien diperiksa oleh dokter di ruang tindakan

Pengobatan pasien oleh dokter dan dibantu oleh perawat (Tindakan lain jika diperlukan seperti rontgen, bedah minor,

dan sebagainya)

Penyelesaian administrasi

Penebusan obat di apotek

Pasien pulang

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

32

b. Alur Aktivitas Pasien Rawat Inap

Tabel 2. 2. Alur Aktivitas Pasien Rawat Inap

(Sumber : Penulis, 2016)

Pasien datang dan mendaftar di bagian resepsionis

Pasien menunggu panggilan sesuai dengan urutan pendaftaran

Pasien diperiksa oleh dokter di ruang tindakan

Pengobatan pasien oleh dokter dan dibantu oleh perawat

Mengurus administrasi

Tindakan lain jika diperlukan, seperti rontgen, bedah minor, dan sebagainya

Melakukan rawat inap

Kondisi pasien dikontrol oleh dokter dan perawat

Menyelesaikan administrasi

Pembelian obat di apotik

Pasien pulang

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

33

c. Alur Aktivitas Dokter dan Perawat di Ruang Tindakan

Tabel 2. 3. Alur Aktivitas Dokter dan Perawat di Ruang Tindakan

(Sumber : Murda Sulistya, 2015)

Perawat menyiapkan ruangan dan alat, membersihkan meja, dental unit, menyiapkan alat-alat gigi, dan bahan-bahan/obat-

obatan yang berfungsi untuk gigi

Perawat menghidupkan kompresor, memeriksa bor, dan melakukan sterilisasi alat-alat gigi yang akan digunakan

Dokter gigi dan perawat memakai APD (Alat Perlindungan Diri) seperti masker, sarung tangan, dan jas praktek

Dokter gigi melakukan pemeriksaan pasien, meliputi anamnesa tentang keluhan utama, keluhan tambahan, dan riwayat penyakit

Dokter menentukan diagnosa dan melakukan persiapan tindakan dengan membuat rencana tindakan, konseling kepada pasien

tentang rencana tindakan dan hal-hal yang penting diketahui oleh pasien

Pemeriksaan gigi

Dokter melakukan tindakan sesuai dengan diagnosa dan jenis tindakan yang diperlukan

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

34

Menurut Hatmoko, A., U., dkk. (2010), adapun beberapa

persyaratan penting Instalasi Rawat Jalan (IRJA) yang sangat penting

bagi Klinik Gigi, diantaranya:

a. Instalasi Rawat Jalan (IRJA) harus terletak di tempat yang relatif

nyaman, dekat dengan pelayanan vital seperti registrasi, rekam

medik, emergency dan pelayanan sosial.

b. Mudah diakses dari dan ke fasilitas laboratorium, radiologi,

farmasi, dan pelayanan terapi fisik.

c. Didesain aksesibel bagi pengguna.

d. Didesain dengan pemisahan penanganan yang menyebarkan

infeksi dan tidak.

e. Didesain dengan pemisahan antara sirkulasi paramedik dan

sirkulasi pasien.

f. Didesain untuk menemukan jalan dengan mudah (penomoran

ruang, papa nama, signage).

g. Didesain dengan lobby dan ruang tunggu cukup.

h. Didesain dengan meja pendaftaran yang mengakomodasi privasi

dilengkapi dengan fasilitas laboratorium minor pada fasilitas

IRJA jika terlalu jauh.

i. Dilengkapi dengan ruang tunggu kecil selain ruang tunggu

utama dipisahkan untuk anak-anak dan dewasa.

j. Dilengkapi meja pengambilan resep, telepon, toilet, dan

kafetaria.

k. Dilengkapi dengan loket pembayaran dan tagihan IRJA

hendaknya dekat dengan lobby dapat dikunci untuk keamanan

setelah jam pelayanan. (Tanuwidjaja, et al. (2015) Pengaruh

Warna dalam Desain Fasilitas Perawatan Gigi Ramah Anak di

Amerika. Seminar Nasional Teknologi 2015 Institut Teknologi

Nasional Malang. Malang)

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

35

2.A.9 Kewajiban dan Hak Antara Dokter Gigi dan Pasien

a. Kewajiban Dokter Gigi Terhadap Pasien

1) Memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar

profesi dan standar prosedur.

2) Operasional serta kebutuhan medis pasien.

3) Merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang

mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik,

apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau

pengobatan.

4) Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang

pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia.

5) Melakukan pertolongan darurat atas dasar

perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang

bertugas dan mampu melakukannya.

6) Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti

perkembangan ilmu kedokteran atau kedokteran gigi.

b. Kewajiban Pasien dalam Menerima Pelayanan

1) Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang

masalah kesehatannya.

2) Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter atau dokter gigi.

3) Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan

kesehatan.

4) Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.

c. Hak Pasien dalam Menerima Pelayanan

1. Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis.

2. Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain.

3. Menolak tindakan medis.

4. Mendapatkan isi rekam medis dengan penjelasan secara

lengkap tentang tindakan medis mencakup diagnosis dan

tata cara tindakan medis, prognosis terhadap tindakan

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

36

yang dilakukan, risiko dan komplikasi yang mungkin

terjadi, alternatif tindakan lain dan risikonya.

5. Tujuan tindakan medis yang dilakukan.

(Murda, 2015, Menjadi Pasien Aktif dan Cerdas Ketika Berobat

ke Dokter, http://kompasiana.com/menjadipasienaktifdancerdas

ketikaberobatkedokter/, diakses pada 27/02/2016)

2B. PENDEKATAN DESAIN

2.B.1 Tinjauan Tentang Konsep Jungle

Desain interior bertema Jungle ini dipilih untuk dihadirkan di

Dental Center agar menciptakan efek damai dan menyenangkan bagi

pasien sehingga tidak memberi kesan menakutkan saat memasuki

tempat ini. Efek tersebut dapat ditemukan di alam bebas dengan

nuansa yang penuh warna dan adanya unsur alam seperti flora dan

fauna. Hal tersebut dapat menjadi sarana edukasi dan rekreasi bagi

pasien anak dan dewasa karena alam atau hutan mampu

mempresentasikan konsep alam dengan keragaman flora fauna dan

warna yang ada.

Pada konsep ini, kesan jungle seolah-olah disembunyikan pada

dinding, lantai, plafon, maupun furniture pada ruangan.

Pengaplikasian bentuk flora fauna tidak secara langsung diterapkan

pada ruangan, tetapi ditransformasi ke bentuk yang lebih sederhana

seperti contoh, bentuk binatang yang ditransformasi menjadi bentuk

kursi, warna binatang yang diterapkan pada karpet, dinding yang di

finishing dengan warna-warna alam serta dilukis menyerupai bentuk

pepohonan, dan sebagainya. Ruangan yang dirancang dengan konsep

ini juga diterapkan untuk pasien dewasa tetapi dengan porsinya sendiri

dan tetap memunculkan konsep jungle dalam perancangannya.

Dalam perancangan Dental Center ini, desain interior dan

kebutuhan ruangnya dibuat dengan suasana yang nyaman dan aman

sehingga pasien tidak lagi merasakan hal yang membosankan dan

menakutkan. Hal tersebut akan terlihat dari perancangan yang ada,

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

37

seperti pemakaian material dinding, lantai, ceiling yang aman serta

pencahayaan dan penghawaan yang diatur sedemikian rupa. Konsep

ini juga secara estetis cukup tepat digunakan karena di dalamnya

menyajikan unsur dan motif binatang maupun tumbuhan dengan

warna yang beragam sehingga menarik minat pasien anak maupun

dewasa untuk lebih menimbulkan rasa ingin tahu.

Di bawah ini terdapat beberapa contoh penerapan konsep jungle

pada Dental Center, diantaranya:

a. Membuat pintu layaknya Jungle Entrance Arch

Agar nuansa jungle langsung terasa saat masuk ke Dental

Center ini, maka pintu dibuat semacam lengkungan atau gapura

kecil agar seolah-olah sedang memasuki gerbang untuk menuju

ke hutan.

Gambar 2. 22. Pintu Berkonsep Jungle

(Sumber : http://google.com/Pintulengkung, 27/02/2016)

b. Menggunakan Warna dengan Unsur Jungle

Untuk memperkuat nuansa jungle dalam ruangan, maka

digunakan warna hijau muda, kuning muda, hijau tua atau lush

green agar memberi kesan layaknya hutan yang hijau dan lebat.

Selain itu, juga digunakan warna cokelat tua yang menyerupai

warna batang pohon atau warna tanah serta unsur warna biru

cerah pada plafon yang mempresentasikan awan dan keberadaan

danau dalam hutan.

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

38

Gambar 2. 23. Ruangan Berkonsep Jungle

(Sumber : http://google.com/ruangantemajungle, 27/02/2016)

c. Penggunaan Material Kayu Lantai, Ceiling, dan Tiang

Penyangga

Material kayu merupakan material yang dipilih agar

memperkuat kesan jungle pada ruangan. Lantai berbahan kayu

dengan tekstur serat dapat diterapkan pada lantai, aksen motif

pada ceiling serta dijadikan tiang penyangga ruangan atau

elemen estetis pada sisi lain.

Gambar 2. 24. Penggunaan Kayu pada Ruangan

(Sumber : http://google.com/ruangankonsepalam, 27/02/2016)

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

39

d. Menghadirkan Motif Binatang dalam Ruangan

Motif binatang dihadirkan pada ruangan berkonsep jungle

ini. Motif dapat digunakan untuk selimut, sprai, gorden, sarung

bantal, upholstery, atau karpet bermotif hewan seperti motif

zebra atau harimau. Selain itu, juga bisa mengaplikasikan

bentuk hewan pada furniture yang telah ditransformasi menjadi

lebih sederhana.

Gambar 2. 25. Furniture dengan Corak Binatang

(Sumber : http://google.com/furmiturecorakbinatang, 27/02/2016)

e. Mempresentasikan Tanaman dalam Ruangan

Tanaman dengan daun yang lebat bisa ditempatkan dalam

ruangan bertema jungle ini. Selain tanaman merambat, tanaman

pakis, tanaman palem, bunga anggrek, dan sebagainya.

Gambar 2. 26. Mempresentasikan Tanaman dalam Ruangan

(Sumber : http://google.com/ruangandenganmezanine, 27/02/2016)

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

40

f. Mempresentasikan Alang-Alang Sebagai Pelengkap Konsep

Jungle pada Ruangan

Karena Indonesia beriklim tropis, maka ditempatkan pula

elemen yang bernuansa tropis pada desain interior Dental

Center ini. Salah satunya yaitu dengan menggunakan alang-

alang yang sudah dikeringkan atau alang-alang sintetis lalu

ditempatkan atap mushola atau sebagainya.

Gambar 2. 27. Mempresentasikan Alang-Alang Sebagai

Pelengkap Konsep Jungle

(Sumber : http://google.com/pintualang-alang, 27/02/2016)

g. Elemen, Furniture, dan Dekorasi Lain yang Menunjang

Konsep Jungle

Untuk melengkapi ruangan Dental Center bertema jungle

ini, ditambahkan beberapa elemen atau dekorasi pendukung lain,

seperti pot tanaman atau vas dari terakota yang dapat digunakan

dalam ruangan, tirai atau kerai bambu pada jendela untuk

menghalau sinar matahari yang berlebih dan juga dapat

digunakan untuk mempertegas dekorasi ala jungle. Selain itu,

pengaplikasian teknik lukis pada dinding atau seni menempel

tiga dimensi juga dapat mendukung terciptanya konsep ruangan.

(“Manjakan Si Buah Hati dengan Kamar Anak Bertema Hutan”,

2014, http://architectaria.com/manjakan-si-buah-hati-dengan-

kamar-anak-bertema-hutan.html, diakses pada 27/02/2016)

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

41

Gambar 2. 28. Elemen dan Dekorasi Lain yang

Menunjang Konsep Jungle

(Sumber : http://google.com/elemendandekorasibahannatural,

27/02/2016)

2C. TINJAUAN UMUM LOKASI

2.C.1 Tinjauan Tentang Kota Karawang

Karawang merupakan kabupaten di Provinsi Jawa Barat yang

berbatasan dengan Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Bogor di barat,

Laut Jawa di utara, Kabupaten Subang di timur, Kabupaten

Purwakarta di tenggara, serta Kabupaten Cianjur di selatan. Karawang

memiliki luas wilayah 1.737,53 km2 dengan jumlah penduduk

2.125.234 jiwa yang berarti berkepadatan 1.223 jiwa per km2.

Gambar 2. 29. Kota Karawang

(Sumber : http://www.google.com/karawang, 27/02/2016)

Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

42

a. Geografis

Secara geografis, wilayah Kabupaten Karawang terletak

antara 070-02-1070-40 B dan 50-56-60-34 LS, termasuk daerah

dataran yang relative rendah, mempunyai variasi ketinggian

wilayah antara 0-1279 meter di atas permukaan laut dengan

kemiringan wilayah 0-2%, 2-15%, 15-40%, dan diatas 40%.

Luas wilayah Kabupaten Karawang 1753,27 Km2 atau 175327

Ha, 3,73% dari luas Provinsi Jawa Barat dan memiliki luas

seluas 4 Mil x 73 Km.

b. Potensi

Kabupaten Karawang merupakan lokasi dari beberapa

kawasan industri, antara lain Karawang International Industry

City KIIC, Kawasan Surya Cipta, Kawasan Bukit Indah City atau

BIC di jalur Cikampek (Karawang). Salah satu industri strategis

milik negara juga memiliki fasilitasnya di deretan kawasan

industri tersebut, yaitu Perusahaan Umum Percetakan Uang

Republik Indonesia (PERURI) yang mencetak uang kertas, uang

logam, maupun dokumen-dokumen berharga seperti paspor, bea

cukai, materai Di bidang pertanian, Karawang terkenal sebagai

lumbung padi Jawa Barat. Selain itu, sekarang ini sedang

dilaksanakan proyek bandara dan stasiun kereta cepat.

(“Kabupaten Karawang”, 2016, http://www.jabarprov.go.id/in

dex.php/pages/id/1055, diakses pada 27/02/2016)

Page 35: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

43

c. Kesehatan

Tabel 2. 4. Jumlah Sarana Kesehatan di Kabupaten Karawang

(Sumber : http://www.karawangkab.go.id/dokumen/dinas-

kesehatan-0, 27/02/2016)

Tabel 2. 5. Jumlah Tenaga Kesehatan di Kabupaten Karawang

(Sumber : http://www.karawangkab.go.id/dokumen/dinas-

kesehatan-0, 27/02/2016)

Tabel 2. 6. Standarisasi Pelayanan Kesehatan

(Sumber : http://www.karawangkab.go.id/dokumen/dinas-

kesehatan-0, 27/02/2016)

Page 36: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

44

Tabel 2. 7. Jumlah Karyawan RSUD menurut Profesi

(Sumber : http://www.karawangkab.go.id/dokumen/rsud, 27/02/2016)

2.C.2 Tinjauan Interior Perancangan Dental Center

a. Lobby

Lobby adalah ruang peralihan atau menghubungkan pintu

masuk gedung bioskop, hotel, atau apartemen, dengan ruang-

ruang di dalamnya. Fungsinya sebagai ruang tunggu atau tempat

lalu lalang. Loby bisa juga merupakan ruangan peralihan yang

terbuka untuk umum dengan menghubungkan tempat-tempat

pertemuan di dalam bangunan tersebut. (“Pengertian Lobi”,

2014, http://arti-definisi-pengertian.info/pengertian-lobi-lobby-

inggris/, diakses pada 27/02/2016)

Page 37: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

45

Gambar 2. 30 Meja Resepsionis

(Sumber : Panero, Yulius dan Zelnik, Martin. Dimensi Manusia

dan Ruang Interior. 2003 : 189)

Gambar 2. 31. Ergonomi Stool di Lobby

(Sumber : Panero, Yulius dan Zelnik, Martin. Dimensi Manusia

dan Ruang Interior. 2003 : 128)

Page 38: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

46

b. Ruang Tunggu

Gambar 2. 32. Tempat Duduk di Ruang Tunggu

(Sumber : Panero, Yulius dan Zelnik, Martin. Dimensi Manusia dan

Ruang Interior. 2003 : 129)

c. Ruang Tindakan

Ruang tindakan adalah ruang untuk melakukan tindakan

medis dan perawat harus mengawasi semua kegiatan yang

berlangsung dalam dental center, termasuk mengawasi pasien

saat akan memasuki ruang pemeriksaan. Untuk itu, ruang

perawat harus ditempatkan satu area dengan ruang pemeriksaan.

Selain itu, ruang pemeriksaan dan ruang konsultasi harus selalu

dalam keadaan tertutup agar menjaga privasi pasien. Ruang

pemeriksaan sangat mempengaruhi keadaan pasien, untuk itu

harus dirancang secara fungsional dengan tujuan untuk membuat

pasien nyaman karena secara tidak langsung dapat

mempengaruhi psikologi pasien. Secara ukuran, terdapat standar

minimal dalam pembuatan ruang pemeriksaan yaitu 8-12 kaki

yang lengkap dengan kasur pemeriksaan, kabinet dengan

wastafel, meja kecil, kursi dokter, kursi pasien, dan unit untuk

peralatan medis. (Finkbeiner BL, 2000: 8)

Page 39: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

47

1) Zona Aktivitas Dokter Gigi dan Perawat Gigi

Semua aktivitas perawatan gigi dilakukan di sekitar

pasien, dan tentunya pemilihan peralatan pun perlu

dipertimbangkan. Selain itu, dokter gigi dan perawat gigi

harus memperhatikan hubungan spasial fungsional di

sekitar dental chair. Area kerja pasien dibagi menjadi

empat zona aktivitas, diantaranya yaitu zona operator,

zona asisten, zona transfer, dan zona statis.

Gambar 2. 33. Zona Aktivitas untuk Dokter Gigi yang

Menggunakan Tangan Kanan

(Sumber : Finkbeiner BL. Four-Handed Dentistry: a

Handbook of Clinical Application and Ergonomic

Concepts. 2000: 7)

Gambar 2. 34. Zona Aktivitas untuk Dokter Gigi yang

Menggunakan Tangan Kiri

(Sumber : Finkbeiner BL. Four-Handed Dentistry: a

Handbook of Clinical Application and Ergonomic

Concepts. 2000: 8)

Page 40: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

48

Adanya keterlibatan Dokter Gigi dan Perawat Gigi maka

terdapat konsep Four Handed Dentistry yang mendasari

perletakan alat atau pengaturan zona dalam Klinik Gigi atau

disebut juga Clock Concept. Dengan menjadikan kepala pasien

menjadi pusat dan jam 12 pada bagian belakang pasien maka

arah jam 11 sampai jam 2 disebut Static Zone, arah jam 2

sampai jam 4 disebut Assisten’s Zone, arah jam 4 sampai jam 8

disebut Transfer Zone, terakhir dari arah jam 8 sampai jam 11

disebut

a. Operator’s Zone sebagai tempat pergerakan Dokter Gigi.

b. Static Zone adalah daerah yang tidak digunakan oleh

dokter gigi maupun perawat gigi serta tidak terlihat oleh

pasien, zona ini untuk menempatkan meja instrument

bergerak (Mobile Cabinet).

c. Assistant’s Zone adalah zona tempat pergerakan perawat

gigi, yang dilengkapi oleh dengan semprotan air/angin dan

penghisap ludah, serta Light Cure Unit pada Dental Unit

yang lengkap.

d. Transfer Zone adalah daerah tempat alat dan bahan

dipertukarkan antara tangan dokter gigi dan tangan

perawat gigi.

e. Operator’s Zone sebagai tempat pergerakan dokter gigi.

(Finkbeiner BL, 2000: 8)

Page 41: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

49

Gambar 2. 35. Ruang Tindakan

(Sumber : Panero, Yulius dan Zelnik, Martin. Dimensi Manusia dan

Ruang Interior. 2003 : 240)

Page 42: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

50

Gambar 2. 36. Ruang Pemeriksaan

(Sumber : Panero, Yulius dan Zelnik, Martin. Dimensi Manusia

dan Ruang Interior. 2003 : 241)

Gambar 2. 37. Meja Dokter

(Sumber : Panero, Yulius dan Zelnik, Martin. Dimensi Manusia

dan Ruang Interior. 2003 : 172)

Page 43: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

51

2) Jenis-Jenis Posisi Peletakkan Dental Unit

a. Transhorax Delivery

Dengan penataan ini, posisi kabinet dengan leluasa

dapat dipindah dan tidak mengganggu aktivitas dokter gigi

maupun perawat gigi.

Gambar 2. 38. Transhorax Delivery

(Sumber : Finkbeiner BL. Four-Handed Dentistry: a Handbook

of Clinical Application and Ergonomic Concepts. 2000: 3)

b. Side Delivery

Konsep ini paling banyak digunakan pada klinik

gigi. Kekurangannya adalah dokter gigi mengambil sendiri

peralatan yang akan digunakan pada unit di depannya serta

sedikit mengganggu pasien saat perawat mengambil

peralatan di kabinet yang akan diberikan ke dokter gigi.

Gambar 2. 39. Slide Delivery

(Sumber : Finkbeiner BL. Four-Handed Dentistry: a Handbook

of Clinical Application and Ergonomic Concepts. 2000: 4)

Page 44: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

52

c. Rear Delivery

Pada konsep penataan ini, perawat gigi mengambil

peralatan pada kabinet yang berada di bagian belakang

dental chair. Peralatan seperti bor dan selang saliva

ditempelkan secara permanen di belakang dental chair.

Penataan seperti ini akan mensiasati ruangan yang kecil

karena menempatkan dental unit sejajar dengan kabinet

dan menyembunyikan dental unit dari pandangan pasien.

Gambar 2. 40. Rear Delivery

(Sumber : Finkbeiner BL. Four-Handed Dentistry: a Handbook

of Clinical Application and Ergonomic Concepts. 2000: 4)

d. Split Unit/Cabinet

Peralatan seperti bor diletakkan di depan, sementara

peralatan lain seperti selang saliva diletakkan pada

kabinet. Kekurangannya adalah perawat harus berjalan

untuk mengambil bahan yang disimpan di kabinet yang

letaknya berjauhan dengan dental chair.

Gambar 2. 41. Split Unit/Cabinet

(Sumber : Finkbeiner BL. Four-Handed Dentistry: a Handbook

of Clinical Application and Ergonomic Concepts. 2000: 4)

Page 45: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

53

Gambar 2. 42. Alternatif Layout Dental Center

(Sumber : Hokwerda, O., Wouters, J., de Ruijter, R, dan Zijlstra

Shaw. Ergonomic Requirements For Dental Equipment. Annual

Meeting of the European Society of Dental Ergonomics. 2006: 37)

3) Standar Ukuran Dental Unit

i. Dental Stool

Page 46: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

54

Gambar 2. 43. Standar ukuran Dental Stool

(Sumber : Hokwerda, O., Wouters, J., de Ruijter, R, dan

Zijlstra Shaw. Ergonomic Requirements For Dental

Equipment. Annual Meeting of the European Society of

Dental Ergonomics. 2006: 15)

ii. Standar Ukuran Dental Chair

Gambar 2. 44. Standar Ukuran Kursi Pasien untuk

Dokter Gigi Duduk

(Sumber : Hokwerda, O., Wouters, J., de Ruijter, R, dan

Zijlstra Shaw. Ergonomic Requirements For Dental

Equipment. Annual Meeting of the European Society of

Dental Ergonomics. 2006: 19-30)

Page 47: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

55

iii. Peletakkan Layar dan Jarak yang Sesuai

Tabel 2. 8. Ukuran Layar dan Jarak yang Sesuai

Pada Ruang Pemeriksaan

(Sumber : Hokwerda, O., Wouters, J., de Ruijter, R, dan

Zijlstra Shaw. Ergonomic Requirements For Dental

Equipment. Annual Meeting of the European Society of

Dental Ergonomics. 2006: 53)

Gambar 2. 45. Peletakkan Layar Monitor Ruang Tindakan

(Sumber : Hokwerda, O., Wouters, J., de Ruijter, R, dan

Zijlstra Shaw. Ergonomic Requirements For Dental

Equipment. Annual Meeting of the European Society of

Dental Ergonomics. 2006: 451)

d. Ruang Arsip atau Rekam Medis

Ruang arsip atau ruang rekam medis sangat penting dalam

klinik. Ruang ini berfungsi untuk menyimpan data serta riwayat

penyakit pasien. Pada ruang arsip dapat menggunakan kabinet

tanpa pintu atau kabinet tertutup serta menggunakan sistem kode

warna atau aturan menurut alphabet nama pasien pada arsipnya

Page 48: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

56

sehingga memudahkan dalam penataan berkas. Untuk ukuran

besarnya kolom pada kabinet, dapat mengacu pada standar

ukuran file biasa yaitu 8x11 inch dan file hasil rontgen 14x17

inch. (Jain Malkin, 2002: 46-48)

Gambar 2. 46. Ruang Arsip atau Rekam Medis

(Sumber : Malkin, Jain. Medical and Dental Space Planning.

3rd Edition, 2002: 46-48)

Gambar 2. 47. Meja Administrasi dengan Lemari Arsip

(Sumber : Panero, Yulius dan Zelnik, Martin. Dimensi Manusia

dan Ruang Interior. 2003 : 182)

Page 49: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

57

Gambar 2. 48. Ergonomi Rak Pada Ruang Arsip

(Sumber : Panero, Yulius dan Zelnik, Martin. Dimensi Manusia

dan Ruang Interior. 2003 : 184)

Gambar 2. 49. Ergonomi Meja Counter pada Ruang Arsip

(Sumber : Panero, Yulius dan Zelnik, Martin. Dimensi Manusia

dan Ruang Interior. 2003 : 185)

e. Pintu Masuk Tersembunyi

Pada klinik atau rumah sakit, harus memiliki dua pintu

masuk (satu untuk pasien dan satu untuk dokter), jadi dokter

masuk ke klinik tanpa diketahui oleh pasien yang sedang

menunggu di ruang tunggu. Sementara untuk menghemat

tempat, perawat atau staff lain masuk melalui ruang staff.

Page 50: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

58

f. Unit Rawat Inap

Fasilitas perabot standar pada ruang pasien meliputi

tempat tidur, meja makan yang digunakan di atas tempat tidur,

laci samping tempat tidur, meja tinggi, dan kursi geriatrik

dengan sandaran punggung tinggi.

Gambar 2. 50. Tempat Tidur Pasien dengan Tirai

(Sumber : Panero, Yulius dan Zelnik, Martin. Dimensi Manusia

dan Ruang Interior. 2003 : 245)

g. Area Perawat

Antropometri jarak ruang perawat terhadap ruang pasien

harus diperhatikan karena akan mempengaruhi waktu untuk

berjalan dan kemampuan menengok pasien penting untuk

mengatasi keterbatasan tenaga perawat. Jika jarak perjalanan

pendek dan mudah, maka perawat dapat menggunakan waktu

lebih banyak untuk pasien. Jadi, dapat ditegaskan bahwa jarak

ruang perawat terhadap ruang pasien harus sedekat mungkin

sehingga memudahkan jangkauan.

Menurut Panero dan Zelnik (2003: 244), lebar 91,4 cm

adalah jarak ruang minimal yang memungkinkan antara meja

kerja dengan meja belakang. Ini akan memungkinkan akses ke

meja belakang bagi orang kedua sementara perawat sedang

menggunakan meja kerja. Disamping itu juga membuat arsip-

Page 51: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

59

arsip mudah terjangkau oleh perawat yang memutar kursinya ke

belakang. Data lapangan menunjukkan bahwa jarak meja kerja

dengan meja belakang (berupa rak panjang) adalah 175 cm.

Dengan demikian akses orang kedua ke meja belakang dapat

dilakukan dengan leluasa.

Ketinggian meja pelayanan harus nyaman untuk

pengunjung dan tidak menghalangi penglihatan perawat. Untuk

itu, ketinggian meja pelayanan 110 cm dari lantai, lebar alas

kepala meja 35 cm, lebar area meja kerja perawat 65 cm, tinggi

meja kerja 76 dan tinggi alas duduk kursi 45 cm dari lantai.

Dengan demikian maka dari segi bentuk dan ukuran maka

kondisi meja palayanan sebagian telah memenuhi standar.

(Panero, Yulius dan Zelnik, Martin, 2003 : 244)

Gambar 2. 51. Pos Perawat

(Sumber : Panero, Yulius dan Zelnik, Martin. Dimensi Manusia

dan Ruang Interior. 2003 : 244)

Page 52: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

60

h. Ruang Radiologi

Pada ruang radiologi, terdapat tiga jenis rontgen yaitu

rontgen gigi 2D, 3D, dan Panoramic X-Ray. Ruangan ini

mempunyai pengaruh pada organ tubuh tergantung pada jumlah

dosis dan luas lapangan radiasi yang diterima. Pada tahun 1950

Komisi Internasional untuk perlindungan terhadap penyinaran

menetapkan bahwa pengaruh sinar X adalah kerusakan kulit,

epilasi, kuku rapuh, kerusakan hemopoetik, induksi keganasan,

berkurangnya kemungkinan hidup, mutasi gen, perubahan

kromosom, katarak, dan obesitas.

Sementara dalam perancangannya, terdapat standar agar

pengguna tidak terkena paparan radiasi diantaranya:

1) Ukuran ruangan radiasi adalah panjang 4 meter, lebar 3

meter, tinggi 2,8 meter. Ukuran tersebut tidak termasuk

ruang operator dan kamar ganti pasien.

2) Tebal Dinding suatu ruangan radiasi sinar-X dirancang

sedemikian rupa sehingga penyerapan radiasinya setara

dengan penyerapan radiasi dari timbal setebal 2 mm.

Tebal dinding yang terbuat dari beton dengan rapat jenis

2,35 gr/cc adalah 15 cm. Sementara tebal dinding yang

terbuat dari bata dengan plester adalah 25 cm.

3) Pintu serta lubang-lubang yang ada di dinding (misal

lubang stop kontak, dll) harus diberi penahan-penahan

radiasi yang setara dengan 2 mm timbal. Di depan pintu

ruangan radiasi harus ada lampu merah yang menyala

ketika meja kontrol pesawat dihidupkan.

4) Jendela di ruangan radiasi letaknya minimal 2 meter dari

lantai luar. Bila ada jendela yang letaknya kurang dari 2

meter harus diberi penahan radiasi yang setara dengan 2

mm timbal dan jendela tersebut harus ditutup ketika

penyinaran sedang berlangsung.

Page 53: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

61

5) Jendela pengamat di ruang operator harus diberi kaca

penahan radiasi minimal setara dengan 2 mm timbal. (Asti

Sanjiwani, 2015)

Gambar 2. 52. Ruang Radiologi (2D)

(Sumber : Malkin, Jain. Medical and Dental Space Planning.

3rd Edition, 2002: 436)

Gambar 2. 53. Ruang Radiologi (3D)

(Sumber : Malkin, Jain. Medical and Dental Space Planning.

3rd Edition, 2002: 472)

Gambar 2. 54. Panoramic X-Ray

(Sumber : Malkin, Jain. Medical and Dental Space Planning.

3rd Edition, 2002: 473)

Page 54: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

62

i. Ruang Sterilisasi dan Teknik Gigi

Gambar 2. 55. Tahap Penggunaan Kabinet Sterilisasi

(Sumber : Malkin, Jain. Medical and Dental Space Planning.

3rd Edition, 2002: 464)

Gambar 2. 56. Keterangan Penggunaan Kabinet Sterilisasi

(Sumber : Malkin, Jain. Medical and Dental Space Planning.

3rd Edition, 2002: 463)

Gambar 2. 57. Meja Teknik Gigi

(Sumber : Panero, Yulius dan Zelnik, Martin. Dimensi Manusia

dan Ruang Interior. 2003: 237)

Page 55: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

63

j. Apotik

Gambar 2. 58. Area Penjualan

(Sumber : Panero, Yulius dan Zelnik, Martin. Dimensi Manusia

dan Ruang Interior. 2003: 201-203)

Page 56: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

64

k. Ruang Dokter dan Perawat

Gambar 2. 59. Ergonomi Sofa dan Cabinet

(Sumber : Panero, Yulius dan Zelnik, Martin. Dimensi Manusia

dan Ruang Interior. 2003: 136-137)

Gambar 2. 60. Ergonomi Ruang Tidur Dokter dan Perawat

(Sumber : Panero, Yulius dan Zelnik, Martin. Dimensi Manusia

dan Ruang Interior. 2003: 154)

Page 57: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

65

l. Pantry

Gambar 2. 61. Ergonomi Pada Pantry

(Sumber : Panero, Yulius dan Zelnik, Martin. Dimensi Manusia

dan Ruang Interior. 2003: 160)

Gambar 2. 62. Ergonomi Pada Meja Makan

(Sumber : Panero, Yulius dan Zelnik, Martin. Dimensi Manusia

dan Ruang Interior. 2003: 144)

m. Toilet

Gambar 2. 63. Antropometri Toilet

(Sumber : Panero, Yulius dan Zelnik, Martin. Dimensi Manusia

dan Ruang Interior. 2003: 280)

Page 58: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

66

n. Sirkulasi Ruang

1) Sirkulasi Linier

Gambar 2. 64 Sirkulasi Linier

(Sumber : D.K.Ching, Francis, 2000: 265)

Jalan yang lurus dapat menjadi unsur pengorganisir

utama deretan ruang. Memotong jalan lain, bercabang-

cabang, atau membentuk putaran.

2) Sirkulasi Radial

Gambar 2. 65 Sirkulasi Radial

(Sumber : D.K.Ching, Francis, 2000: 265)

Konfigurasi Radial memiliki jalan-jalan lurus yang

berkembang dari sebuah pusat bersama.

3) Sirkulasi Spiral (Berputar)

Gambar 2. 66 Sirkulasi Spiral

(Sumber :D.K.Ching, Francis, 2000: 265)

Konfigurasi Spiral memiliki suatu jalan tunggal

menerus yang berasal dari titik pusat, mengelilingi

pusatnya dengan jarak yang berubah.

Page 59: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

67

4) Sirkulasi Jaringan

Gambar 2. 67 Sirkulasi Jaringan

(Sumber :D.K.Ching, Francis, 2000: 265)

Konfigurasi yang terdiri dari jalan-jalan yang

menghubungkan titik-titik tertentu dalam ruang.

5) Sirkulasi Grid

Gambar 2. 68 Sirkulasi Grid

(Sumber :D.K.Ching, Francis, 2000: 265)

Konfigurasi Grid terdiri dari dua pasang jalan sejajar

yang saling berpotongan pada jarak yang sama dan

menciptakan bujur sangkar atau kawasan ruang segi

empat.

o. Organisasi Ruang

Menurut Andie Wicaksono dan Endah Tisnawati (2014:

10-11) terdapat lima bentuk organisasi ruang, yaitu:

1) Organisasi Terpusat

Gambar 2. 69 Organisasi Terpusat

(Sumber : Andie dan Endah, 2014: 11)

Page 60: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

68

Organisasi terpusat merupakan komposisi terpusat

dan stabil yang terdiri dari sejumlah ruang sekunder,

dikelompokkan mengelilingi sebuah ruang pusat yang luas

dan dominan. Ruang pusat sebagai ruang pemersatu dari

organisasi terpusat, pada umumnya berbentuk teratur dan

ukurannya cukup besar untuk mengumpulkan sejumlah

ruang sekunder di sekitar bentuknya.

2) Organisasi Linier

Gambar 2. 70 Organisasi Linier

(Sumber : Andie dan Endah, 2014: 11)

Organisasi linier biasanya terdiri dari ruang-ruang

yang berulang mirip dalam hal ukuran, bentuk dan fungsi.

Dapat juga terdiri dari ruang-ruang linier yang diorganisir

menurut panjangnya sederetan ruang-ruang yang berbeda

ukuran, bentuk dan fungsi. Masing-masing ruangan

berhubungan langsung. Bentuk ini biasanya mengadaptasi

adanya perubahan perubahan topografi. Bentuk dapat

lurus, persegi atau melengkung. Menurut Andie

Wicaksono dan Endah Tisnawati (2014: 10), bentuk linier

terdiri atas bentuk-bentuk yang diatur dalam suatu deret

dan berulang.

3) Organisasi Radial

Gambar 2. 71 Organisasi Radial

(Sumber : Andie dan Endah, 2014: 11)

Page 61: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

69

Organisasi radial memadukan unsur-unsur

organisasi terpusat maupun linier. Organisasi ini terdiri

dari ruang pusat yang dominan dimana sejumlah

organisasi-organisasi linier berkembang seperti bentuk

jari-jarinya. Dengan lengan-lengan liniernya, bentuk ini

dapat meluas dan menggabungkan dirinya pada unsur-

unsur tertentu atau benda-benda lapangan lainnya.

Menurut Andie Wicaksono dan Endah Tisnawati (2014:

10), bentuk radial merupakan komposisi-komposisi dari

bentuk-bentuk linier yang berkembang keluar dari bentuk

berpusat searah dengan jari-jarinya.

4) Organisasi Cluster/Mengelompok

Gambar 2. 72 Organisasi Cluster/Mengelompok

(Sumber : Andie dan Endah, 2014: 11)

Organisasi cluster menggunakan pertimbangan

penempatan peletakan sebagai dasar untuk

menghubungkan suatu ruang terhadap ruang lainnya.

Seringkali penghubungnya berupa sel-sel ruang yang

berulang dan memiliki fungsi-fungsi serupa dan memiliki

persamaan sifat visual seperti halnya bentuk dan orientasi.

Bentuk organisasi bersifat luwes dan dapat menerima

pertumbuhan dan perubahan langsung tanpa

mempengaruhi karakternya.

5) Organisasi Grid

Gambar 2. 73 Organisasi Grid

(Sumber : Andie dan Endah, 2014: 11)

Page 62: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

70

Terdiri dari beberapa ruang yang tersusun secara

grid tiga dimensi atau bidang. Organisasi grid membentuk

hubungan antara ruang dari seluruh fungsi posisi dan

sirkulasi. Bentuk grid terdiri dari dua set jalan yang sejajar

yang saling berpotongan pada jarak yang sama dan

menciptakan bujursangkar/ kawasan-kawasan segi empat.

Menurut Andie Wicaksono dan Endah Tisnawati (2014:

10), bentuk grid yaitu bentuk-bentuk modular yang

hubungannya satu sama lain diatur oleh grid-grid tiga

dimensi.

p. Komponen Pembentuk Ruang

1) Lantai

Menurut Andie Wicaksono dan Endah Tisnawati

(2014: 11), lantai adalah bidang bawah dari suatu

bangunan yang dapat digunakan penggunaannya untuk

beraktivitas (hidup, bekerja, rekreasi, dan ain-lain). Lantai

biasanya terdiri dari beberapa sub-lantai sebagai

pendukung dan penutup lantai yang memberikan

permukaan untuk kenyamanan sirkulasi pergerakan

penggunaan ruang.

Sedangkan menurut Pamudji Suptandar (1982: 5-6),

lantai merupakan salah satu bagian yang penting dari

ruang. Lantai dapat menunjang fungsi atau kegiatan yang

terjadi dalam ruang, dapat memberi karakter, dan dapat

memperjelas sifat ruang. Persyaratan lantai diantaranya:

i. Lantai harus kuat dan dapat menahan beban

diatasnya.

ii. Mudah dibersihkan.

iii. Kedap suara.

iv. Tahan terhadap kelembaban.

Page 63: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

71

Syarat perencanaan lantai dengan anak dan dewasa

sebagai pengguna yaitu:

i. Seluruh permukaan lantai harus non slip (anti selip

atau anti licin) hal ini berkaitan dengan kenyataan

bahwa sifat licin adalah penting, karena bahaya

secara psikologis dan berlaku untuk keseluruhan

bagian ruangan.

ii. Lantai harus tidak kasar, meskipun non slip lantai

tidak boleh kasar. (Hery Ratnadi, 2004 : 39)

2) Dinding

Dinding adalah struktur vertikal, biasanya berbentuk

padat yang membatasi dan melindungi suatu area.

Umumnya dinding di desain untuk menggambarkan

bentuk sebuah bangunan, mendukung superstruktur,

memisahkan ruang dalam bangunan menjadi beberapa

bagian, serta melindungi atau menggambarkan ruang di

udara terbuka. Ada tiga jenis utama dinding struktural,

yaitu bangunan tembok, dinding batas atau partisi, dan

dinding penahan (bearing wall). (Andie dan Endah, 2014:

12)

Menurut keputusan Direktur Jenderal

Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Pemukiman nomor: HK.00.06.6.44. tentang

persyaratan kesehatan lingkungan, ruang dan bangunan

serta fasilitas sanitasi rumah sakit, persyaratan dinding

dalam rumah sakit yaitu:

i. Permukaan dinding harus rata, berwarna terang,

dicat tembok dan mudah dibersihkan.

ii. Permukaan dinding yang selalu terkena percikan air

harus terbuat dari bahan yang kuat dan kedap air.

(Hery Ratnadi, 2004 : 41)

Page 64: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

72

iii. Menggunakan jenis cat yang tidak beracun, mudah

dibersihkan, menghindari penggunaan obat atau

bahan kimia. Sebaiknya menggunakan bahan alami

seperti kayu solid, papan fiber bebas formaldehida,

multipleks, papan press, dan linoleum. (R.r Vicky,

dkk, 2014: 12)

3) Ceiling

Ceiling adalah permukaan bidang atas interior yang

meliputi batas atas sebuah ruangan. Sebuah plafon

umumnya bukan elemen struktural, tetapi hanyalah bidang

untuk menyembunyikan bagian bawah struktur lantai atas

atau atap. Ceiling di klasifikasikan menurut tampilan dan

konstruksinya. Drop ceiling adalah plafon yang

permukaannya diletakkan beberapa meter di bawah

strukur di atasnya. Ceiling rendah ini dibuat untuk tujuan

estetika, misalnya untuk mencapai ketinggian plafon yang

diinginkan atau untuk tujuan fungsional seperti

menyediakan ruang HVAC atau perpipaan. (Andie dan

Endah, 2014: 12)

Dasar pertimbangan dalam perencanaan ceiling

adalah:

i. Fungsi langit-langit : Selain sebagai penutup ruang

juga sebagai pengatur udara dan ventilasi.

ii. Penentuan ketinggian : Penentuan ketinggian

didasari oleh pertimbangan fungsi, proporsi ruang,

kegiatan ruang, konstruksi dan permainan ceiling.

iii. Bentuk penyelesaian : Bentuk dan penyelesaian

dapat dilakukan berdasarkan fungsinya seperti

melengkung, berpola, polos, memperlihatkan

struktur, dan sebagainya. (Djoko Panuwun, 1999 :

72)

Page 65: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

73

Menurut Keputusan Direktur Jenderal

Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Pemukiman nomor: HK.00.06.6.44. tentang

persyaratan kesehatan lingkungan, ruang dan bangunan

serta fasilitas sanitasi rumah sakit, persyaratan langit-

langit dalam rumah sakit atau klinik yaitu:

i. Kuat, berwarna terang dan mudah dibersihkan.

ii. Tinggi minimal 2,5 m dari lantai.

iii. Kerangka kayu langit-langit dibuat anti rayap dan

perlu diresidu terlebih dahulu agar anti rayap.

iv. Sebelum pemasangan kayu reng dilapisi lembaran

triplek dan alumunium foil supaya tidak bocor.

v. Tidak menjadi perindukan serangga dan tikus. (Hery

Ratnadi, 2004 : 43)

4) Elemen Pengisi Ruang

Kata "furniture" berdasarkan Encyclopedia

Americana adalah sebagai berikut : Furniture, morable

obyects in a room designated are that useful for men'

activities (suatu obyek/benda didalam ruangan yang

didesain dengan tujuan untuk aktivitas manusia).

Terdapat beberapa faktor keamanan furniture pada

anak yang perlu diperhatikan, diantaranya:

i. Furniture dan elemen lain di dalam kamar tidak

mengandung benda tajam.

ii. Memastikan furniture tidak terbalik dan sudut

furniture yang harus dibulatkan.

iii. Menjauhkan furniture yang bisa dinaiki dari jendela.

iv. Menghindari peletakkan kontak dengan arus listrik

yang mudah dijangkau. Tutup bagian depan stop

kontak atau menggantinya dengan model yang

memunyai pengaman. (R.r Vicky, dkk, 2014: 12-13)

Page 66: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

74

5) Sifat Perletakan

i. Bulit In : Jenis furniture yang perletakannya

menempel pada dinding, misalnya almari, rak, dan

sebagainya.

ii. Moveable : Jenis furniture yang bergerak bebas dan

dapat dipindahkan.

6) Bentuk Furniture

i. Fungsional : Furniture yang didesain atas dasar

kepentingan aman, pemanfaatan bahan, dan teknik

maksimal.

ii. Tema : Kelompok furniture yang secara visual

memberi suatu tema tertentu.

iii. Khusus : Furniture yang direncanakan secara khusus

guna suatu kepentingan, dalam hal ini furniture

dirancang khusus untuk anak-anak. Pemilihan

furniture yang akan digunakan untuk anak-anak

hendaknya menghindari bentuk yang runcing atau

tajam, berserat kasar, dan memiliki elemen yang

membahayakan.

7) Penyusunan Letak Furniture

Penyusunan letak funiture berdasarkan pada

penentuan daerah aktif dan pasif. Daerah aktif adalah

daerah dimana terjadi kegiatan dengan frekuensi tinggi

dan bersifat cepat.

8) Warna

Setiap warna memiliki efek berbeda pada setiap

orang. Warna kombinasi yang dipilih secara benar akan

menciptakan harmoni. Sebaliknya, warna yang tidak

dipilih dengan benar akan menghasilkan agresi,

Page 67: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

75

ketidaknyamanan, dan kelelahan. Selain itu, warna

membentuk karakter yang dapat membantu mengatasi

kesulitan dengan mengalihkan perhatian dari emosi

negatif.

Dalam dunia interior, pengaplikasian warna baik

dalam ruang ataupun furniture sangatlah penting. Menurut

R.r Vicky, dkk (2014: 23-26), terdapat efek psikologis

yang dapat ditimbulkan dari warna, diantaranya :

i. Merah

Merah merupakan sumber energi dan

kegembiraan, meningkatkan tekanan darah dan

membuat jantung berdetak lebih cepat. Warna cat

merah sempurna dapat diapliaksikan untuk ruang

makan, kamar tidur orang dewasa, ruang bermain

anak-anak, ruang kerja, dan benda didalam ruang

yang membutuhkan aktivitas fisik yang tinggi.

ii. Kuning

Kuning adalah warna kebahagiaan, harapan,

dan membangkitkan kreativitas. Warna kuning ini

dapat diaplikasikan pada kamar mandi utama, meja

makan, ruang baca, ruang belajar, ruang kerja, ruang

pertemuan sosial, dan tempat dimana diperlukan

pembicaraan. Jangan gunakan warna ini pada ruang

istirahat serta pada anak dan orang dewasa yang

hiperaktif, agresif atau memiliki kelaianan perilaku.

iii. Orange

Orange merupakan personifikasi kegembiraan

dan energi yang berpengaruh menyingkirkan

kesepian dan ketakutan, meningkatkan nafsu makan,

memberikan kreativitas, membuka pikiran,

memberikan energi dan kehangatan. Warna ini baik

Page 68: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

76

digunakan pada area bermain, ruang latihan, sanggar

tari, dan ruang olahraga, dan jangan digunakan pada

ruang istirahat atau area bersantai lainnya.

iv. Biru Muda

Biru adalah warna yang dapat memperlambat

denyut jantung, menurunkan suhu tubuh,

mengurangi rasa sakit, dan mengurangi stres otot.

Biru membangkitkan perasaan tenang dan dapat

digunakan di kamar tidur, kamar mandi, ruang

istirahat, klinik, ruangan bagi mereka yang

menderita insomnia dan mengalami syok.

v. Biru Tua

Biru tua adalah warna yang merangsang

aktivitas hormonal di seluruh tubuh, proses-proses

yang tidak disadari, imajinasi, pemahaman, naluri,

dan kemampuan psikis. Gunakan warna ini untuk

area meditasi. Jangan gunakan warna ini pada ruang

bermain atau pusat aktivitas fisik.

vi. Hijau

Hijau merupakan warna yang memberi efek

menenangkan, jiwa muda, kedamaian, relaksasi,

warna dingin, dan semangat. Warna ini baik

digunakan pada ruang istirahat, ruang makan, dan

ruang membaca, Jangan gunakan warna ini pada

laboratorium atau ruangan yang memerlukan

pemikiran analitis.

vii. Pink

Pink merupakan warna yang identik dengan

dunia mimpi, rasa nyaman, serta mengurangi pikiran

suram, melankolis, dan stres. Warna ini dapat

melarutkan hal-hal negatif serta menceritakan

tentang cinta dan gairah.

Page 69: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

77

viii. Ungu

Ungu adalah warna yang mencerminkan

kemewahan, romantis, merangsang aktivitas otak,

memberikan rasa sejuk, tenang, kreatifitas, estetika,

artistik, dan cita-cita. Di sisi lain, ungu dapat

menyebabkan depresi dan isolasi. Gunakan warna

ini pada ruangan dengan aktivitas artistik, estetik,

dan imajinatif, ruang teater, dan ruang kelas untuk

anak-anak. Jangan gunakan warna ini di dalam

ruangan yang digunakan untuk hiburan atau dimana

kita menginginkan adanya percakapan, atau di

ruangan yang ditinggali oleh mereka yang memiliki

gangguan mental.

ix. Hitam

Hitam adalah warna yang kaya, menarik, dan

dipertanyakan, agresif, sinyal suasana hati yang

pesimis. Warna ini dapat diaplikasikan hanya

ssebagai aksen karena penggunaan yang berlebihan

dapat mengakibatkan depresi.

x. Abu-Abu

Abu-abu merupakan warna yang

membangkitkan perasaan tenang di sebuah ruangan,

warna netral yang elegan, tetapi dapat menyebabkan

depresi bagi sebagian orang.

xi. Putih

Putih adalah warna yang netral dan

mencerminkan semua cahaya dalam spektrum

warna. Putih memberikan efek ruang yang lebih

luas, menenangkan, steril, dan terasa dingin. Warna

ini baik digunakan pada ruang yang berhubungan

dengan profesi kesehatan, seperti ruang praktik

dokter, apotek, laundry, dan ruang kerja.

Page 70: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

78

q. Interior Sistem

1) Penghawaan

Penghawaan merupakan faktor penting dalam proses

pergantian udara, udara kotor dapat diganti dengan udara

yang bersih melalui pintu maupun jendela. Tingkat

kepuasan penghawaan dapat dicapai dari proses

mendinginkan udara mencapai temperatur dan

kelembaban distribusi udara dalam ruang dapat

diperhatikan pada tingkat keadaan yang diinginkan.

Berikut merupakan standar dari kebutuhan pergantian

udara bersih dari suatu ruangan, yaitu:

Tabel 2. 9. Pergantian Udara Bersih

(Sumber : Hery Ratnadi, 2004 : 47)

Jenis penghawaan berdasarkan sumbernya, yaitu:

i. Penghawaan Alami : Penghawaan yang bersumber

dari alam.

ii. Penghawaan Buatan : Penghawaan buatan

diperlukan pada ruang serba guna karena tidak

memungkinkan perlubangan yang dapat

mengakibatkan kebocoran suara sehingga tercipta

kondisi akustik yang tidak baik. (Pamudji Suptandar,

1982: 85)

2) Pencahayaan

Pencahayaan adalah suatu penerangan yang

digunakan untuk menerangi bangunan maupun ruangan.

Perencanaan sistem pencahayaan harus disesuaikan

dengan jenis bangunan atau ruangan yang akan dibuat.

Page 71: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

79

Menurut R.r Vicky, dkk (2014: 104-118), sistem

pencahayaan dibagi menjadi 2, yaitu :

i. Pencahayaan alami

Proses menempatkan jendela, bukaan, dan

permukaan rekletif lainnya sehingga pada siang hari

ruangan tersebut dapat menyediakan cahaya alami

yang efektif ke dalam ruangan. Perhatian khusus

diberikan pada pencahayaan alami saat merancang

bangunan dengan tujuan untuk memaksimalkan

kenyamanan visual atau untuk mengurangi

penggunaan energi. Penggunaan energi

pencahayaan buatan dapat dikurangi dengan

mengurangi instalasi lampu atau dengann mode

lampu listrik otomatis (daylight harvesting).

Pencahayaan alami siang hari terutama di

daerah tropis dapat dimanfaatkan mulai sekitar

pukul 06.00-18.00. Penggunaan cahaya alami siang

hari ini bermanfaat untuk mengurangi konsumsi

energi listrik dalam ruangan dan memberikan

kenyamanan fisiologis serta psikologis bagi

pengguna.

ii. Pencahayaan Buatan

Sistem pencahayaan yang menggunakan

sumber cahaya buatan, seperti lampu (lampu lantai,

lampu dinding, dan lampu plafon), armature dan

peralatan yang memendarkan cahaya. Pencahayaan

buatan dalam ruangan terbagi menjadi pencahayaan

utama (general lighting), pencahayaan khusus

(accent Lighting), pencahayaan tambahan (task

Lighting), dan pencahayaan yang bersifat dekoratif

(decorative lighting). (Imelda Akmal, 2006 : 22)

Page 72: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

80

Pencahayaan buatan dipengaruhi oleh beberapa

faktor, diantaranya:

i. Distribusi intensitas cahaya dari armatur.

ii. Perbandingan antara keluaran cahaya dari lampu di

dalam armatur.

iii. Reflektansi cahaya dari langit-langit, dinding,dan

lantai.

iv. Pemasangan armatur (menempel atau digantung di

plafon).

v. Dimensi atau ukuran luas ruangan.

Menurut sumbernya, cahaya dapat dibagi menjadi

dua yaitu:

1) Cahaya langsung (direct lighting) yaitu cahaya

yang bias sinarnya langsung mengarah pada objek.

Direct lighting biasanya digunakan agar ruangan

berfungsi dengan baik sehingga sangat bergantung

pada intensitas cahayanya.

2) Cahaya tidak langsung (indirect lighting) yaitu

cahaya yang bias sinarnya tidak langsung mengarah

pada objek. Indirect lighting biasanya digunakan

untuk tujuan estetika dan memfokuskan pada

intensitas cahayanya. (R.r Vicky, dkk, 2014: 104-

111)

Page 73: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

81

Berikut merupakan ketentuan besaran cahaya dalam

ruang khususnya Dental Center, yaitu:

Tabel 2. 10. Ketentuan Besaran Cahaya Dalam Ruang

Khususnya Dental Center

(Sumber : Ratnadi, Hery. 2004 : 45)

3) Akustik

Menurut Satwiko (2004: 124), sistem akustik adalah

ilmu yang mempelajari tentang mutu suara dan bunyi yang

dihasilkan. Akustik sendiri berhubungan dengan organ

pendengar, suara, atau ilmu bunyi. Sistem akustik dalam

sebuah ruangan merupakan keadaan sebuah ruang yang

mempengaruhi mutu bunyi yang terjadi di dalamnya.

Tujuan dari akustik yaitu:

i. Mengatur sistem tata suara agar bunyi yang

dikehendaki terdengar jelas tanpa gangguan.

Page 74: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

82

ii. Mengurangi dan meniadakan bunyi yang sifatnya

mengganggu.

iii. Menjaga kontinuitas intensitas bunyi dan

perambatan dalam ruang khusus yang menghendaki

sistem akustik yang spesifik.

iv. Tingkat kebisingan disetiap kamar atau ruang.

Selain itu, berdasarkan fungsinya akustik juga harus

memenuhi persyaratan kesehatan, menurut keputusan

Direktur Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan

Penyehatan Lingkungan adalah sebagai berikut:

i. Ruang perawatan, isolasi, radiologi, operasi

(maksimum 45 dBA).

ii. Poliklinik atau poli gigi (maksimum 80 dBA).

iii. Laboratorium (maksimum 68 dBA).

4) Sistem Keamanan

i. Sistem Pengamanan Terhadap Kegiatan

Dental Center ini menggunakan Security dan

CCTV (Closed Circuit Television) adalah suatu alat

yang berfungsi untuk memonitor suatu ruang

melalui monitor yang menampilkan gambar dari

rekaman kamera yang dipasang pada setiap sudut

ruangan yang diinginkan.

ii. Sistem Pengamanan Terhadap Bahaya

Kebakaran

Dental Center ini menggunakan smoke

detektor yang bekerja bila suhu mencapai 700C, fire

alarm system yang otomatis akan berbunyi jika ada

api atau panas pada suhu 1350C sampai 160

0C, fire

estinguisher, sprinkler (Penempatan titik sprinkler

harus disesuaikan dengan standar yang berlaku

dalam kebakaran ringan. Setiap sprinkler dapat

Page 75: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.A - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812002_bab2.pdf · tindakan bedah, termasuk tindakan cabut gigi sehingga didalam ... dan kuret

83

melayani luas area 10-20 meter dengan ketinggian

ruang 3 meter. Kepala sprinkler yang dipasang dekat

dinding, harus mempunyai jarak tidak boleh lebih

dari 2,25 meter dari dinding), dan hidrant kebakaran

sebagai sistem keamanan terhadap bahaya

kebakaran.

iii. Sistem Pengamanan Terhadap Bahaya Asap

Dental Center ini menggunakan beberapa alat

sebagai sistem keamanan terhadap bahaya asap,

diantaranya:

ia. Fire damper : Alat untuk menutup pipa

ducting yang mengalirkan udara supaya asap

dan api tidak menjalar kemana-mana. Alat ini

bekerja secara otomatis, kalau terjadi

kebakaran akan segera menutup pipa-pipa

tersebut.

ib. Smoke & heat ventilating : Alat ini dipasang

pada daerah-daerah yang menghubungkan

udara luar. Kalau terjadi kebakaran, asap yang

timbul segera dapat mengalir keluar, sehingga

para petugas pemadam kebakaran akan

terhindar dari asap-asap tersebut.

ic. Vent & exhaust : Alat ini dipasang di depan

tangga kebakaran yang akan berfungsi

menghisap asap yang akan masuk pada tangga

yang akan dibuka pintunya. Dapat pula

dipasang di dalam tangga, secara otomatis

berfungsi memasukkan udara untuk

memberikan tekanan pada udara di dalam

ruang tangga.