bab ii kajian pustaka 2.1. teori implementasi...

22
13 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Teori Implementasi Kebijakan Pelaksanaan (Implementasi) kebijaksanaan terutama dikebanyakan Negara dengan Negara berkembang, selama ini baru mampu dalam tahap pengesahan kebijaksanaan dan belum sepenuhnya mampu menjamin bahwa kebijakan yang telah di tetapkapkantersebut dapat dilaksbakan dan akan menimbulkan dampak atau perubahan-perubahan (inovasi) yang di harapkan. Suatu kebijakan akan sulit di implementasikan apabila isi kebijakan menyangkut banyak kepentingan di dalamnya dan adanya perubahan sikap dan perilaku (Jedawi, 2008). Implementasi merupakan salah satu tahap dalam proses kebijakan publik. Biasanya implementasi dilaksanakan setelah sebuah kebijakan dirumuskan dengan tujuan yang jelas. Implementasi adalah suatu rangkaian aktifitas dalam rangka menghantarkan kebijakan kepada masyarakat sehingga kebijakan tersebut dapat membawa hasil sebagaimana yang diharapkan. Rangkaian kegiatan tersebut mencakup persiapan seperangkat peraturan lanjutan yang merupakan interpretasi dari kebijakan tersebut. Misalnya dari sebuah undang-undang muncul sejumlah Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, maupun Peraturan Daerah, menyiapkan sumber daya guna menggerakkan implementasi termasuk di dalamnya sarana dan prasarana, sumber daya keuangan, dan tentu saja siapa yang bertanggung jawab melaksanakan

Upload: ngocong

Post on 06-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Teori Implementasi Kebijakaneprints.ung.ac.id/7022/5/2013-2-2-13201-811409005-bab2... · Pengertian implementasi apabila dikaitkan dengan kebijakan adalah

13

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Teori Implementasi Kebijakan

Pelaksanaan (Implementasi) kebijaksanaan terutama dikebanyakan Negara

dengan Negara berkembang, selama ini baru mampu dalam tahap pengesahan

kebijaksanaan dan belum sepenuhnya mampu menjamin bahwa kebijakan yang telah

di tetapkapkantersebut dapat dilaksbakan dan akan menimbulkan dampak atau

perubahan-perubahan (inovasi) yang di harapkan. Suatu kebijakan akan sulit di

implementasikan apabila isi kebijakan menyangkut banyak kepentingan di dalamnya

dan adanya perubahan sikap dan perilaku (Jedawi, 2008).

Implementasi merupakan salah satu tahap dalam proses kebijakan publik.

Biasanya implementasi dilaksanakan setelah sebuah kebijakan dirumuskan dengan

tujuan yang jelas. Implementasi adalah suatu rangkaian aktifitas dalam rangka

menghantarkan kebijakan kepada masyarakat sehingga kebijakan tersebut dapat

membawa hasil sebagaimana yang diharapkan. Rangkaian kegiatan tersebut

mencakup persiapan seperangkat peraturan lanjutan yang merupakan interpretasi dari

kebijakan tersebut. Misalnya dari sebuah undang-undang muncul sejumlah Peraturan

Pemerintah, Keputusan Presiden, maupun Peraturan Daerah, menyiapkan sumber

daya guna menggerakkan implementasi termasuk di dalamnya sarana dan prasarana,

sumber daya keuangan, dan tentu saja siapa yang bertanggung jawab melaksanakan

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Teori Implementasi Kebijakaneprints.ung.ac.id/7022/5/2013-2-2-13201-811409005-bab2... · Pengertian implementasi apabila dikaitkan dengan kebijakan adalah

14

kebijakan tersebut, dan bagaimana mengantarkan kebijakan secara konkrit ke

masyarakat (Jedawi 2008).

Implementasi kebijakan pada prinsipnya adalah cara agar sebuah kebijakan

dapat mencapai tujuannya, tidak lebih dan kurang. Untuk mengimplementasikan

kebijakan publik, maka ada dua pilihan langkah yang ada, yaitu langsung

mengimplementasikan dalam bentuk programprogram atau melalui formulasi

kebijakan derivate atau turunan dari kebijakan tersebut. Kebijakan publik dalam

bentuk undang-undang atau Peraturan Daerah adalah jenis kebijakan yang

memerlukan kebijakan publik penjelas atau sering diistilahkan sebagai peraturan

pelaksanaan (Jedawi, 2008).

Kebijakan publik yang bisa langsung dioperasionalkan antara lain Keputusan

Presiden, Instruksi Presiden, Keputusan Menteri, Keputusan Kepala Daerah,

Keptusan Kepala Dinas, dll (Dwijowijoto, 2004).

Daniel A. dan Paul A. Sabatier (1979) yang dikutip oleh Wahab, menjelaskan

makna implementasi ini dengan mengatakan bahwa: memahami apa yang senyatanya

terjadi sesudah suatu program dinyatakan berlaku atau dirumuskan merupakan fokus

perhatian implementasi kebijakan, yakni kejadian-kejadian dan kegiatan-kegiatan

yang timbul sesudah disahkannya pedoman-pedoman kebijakan Negara, yang

mencakup baik usaha-usaha untuk mengadministrasikannya maupun untuk

menimbulkan akibat/dampak nyata pada masyarakat atau kejadian kejadian (Wahab

2004).

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Teori Implementasi Kebijakaneprints.ung.ac.id/7022/5/2013-2-2-13201-811409005-bab2... · Pengertian implementasi apabila dikaitkan dengan kebijakan adalah

15

Pengertian implementasi apabila dikaitkan dengan kebijakan adalah bahwa

sebenarnya kebijakan itu tidak hanya dirumuskan lalu dibuat dalam suatu bentuk

positif seperti undang-undang dan kemudian didiamkan dan tidak dilaksanakan atau

diimplmentasikan, tetapi sebuah kebijakan harus dilaksanakan atau

diimplementasikan agar mempunyai dampak atau tujuan yang diinginkan.

Implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan proses interaksi

antara tujuan dan tindakan untuk mencapainya serta memerlukan jaringan pelaksana,

birokrasi yang efektif”(Setiawan, 2004).

Proses implementasi kebijakan publik baru dapat dimulai apabila tujuan-

tujuan kebijakan publik telah ditetapkan, program-program telah dibuat, dan dana

telah dialokasikan untuk pencapaian tujuan kebijakan tersebut

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan yang

terdiri dari:

1. Faktor hukumnya

Faktor hukumnya sendir yakni peraturan perundang-undangan atau kebijakan

yang dikeluarkan itu telah lengkap peraturan pelaksanaannya, tidak

bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lainnya, apakah

muatan materi hukum yang tedapat di dalamnya mengandung ketidakjelasan,

apakah memiliki sanksi (hukuman) yang berat terhadap ketidaktaatan.

2. Faktor penegak hukumnya

Faktor penegak hukumnya yakni pihak-pihak yang membentuk maupun

melaksanakannya haruslah memahami perturan atau kebijakan itu secara baik,

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Teori Implementasi Kebijakaneprints.ung.ac.id/7022/5/2013-2-2-13201-811409005-bab2... · Pengertian implementasi apabila dikaitkan dengan kebijakan adalah

16

adanya koordinasi dalam melaksanakan tugas, tidak bersifat diskriminatif

dalam melaksanakan dan menegakkan hukum, melaksanakannya secara

konsisten, sumber daya yang baik.

3. Faktor sarana atau fasilitas

Faktor sarana atau fasilitasyakni seberapa besar atau seberapa banyak sarana

atau fasilitas yang disediakan dapat digunakan untuk mendukung pelaksanaan

dan penegakan hukum.

4. Faktor masyarakat

Faktor masyarakat yakni lingkungan dimana hukum tersebut berlaku atau

diterapkan dapat mencakup: partisipasi masyarakat untuk mengawal sebuah

peraturan atau kebijakan agar berjalan sebagaimana mestinya, kesadaran

untuk patuh, memahami akan hak- haknya terganggu atau dirugikan.

5. Faktor kebudayaan

Faktor kebudayaan yakni pada dasarnya mencakup nilai-nilai yang mendasari

hukum yang berlaku, nilai-nilai mana merupakan konsepsi-konsepsi abstrak

mengenai apa yang dianggap baik (sehingga dianuti) dan apa yang dianggap

buruk (sehingga dihindari). Nilai-nilai Nilai-nilai tersebut lazimnya

merupakan pasangan nilai yang mencerminkan dua keadaan ekstrim yang

harus diserasikan seperti: nilai ketertiban dan nilai ketentraman.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Teori Implementasi Kebijakaneprints.ung.ac.id/7022/5/2013-2-2-13201-811409005-bab2... · Pengertian implementasi apabila dikaitkan dengan kebijakan adalah

17

2.2. Pencemaran Udara

Udara merupakan kebutuhan primer bagi ummat manusia dan semua benda

hidup di bumi ini. Apabila tercemar, maka yang lainnya akan terikut pula menerima

dampaknya. Oleh karena itu, pengelolaan pencemaran udara penting untuk dikaji

melalui paper ini, termasuk baku mutu yang diterapkan untuk mengetahui apa kondisi

lingkungan yang diharapkan sudah memenuhi persyaratan atau belum (Harsanto,

2001).

Berbagai dampak telah timbul akibat perkembangan bidang sains dan

teknologi baik di negara maju maupun di negara yang sedang berkembang. Seperti

halnya Bangsa Indonesia, untuk mengejar ketinggalannya dari pembangunan di

masa lampau, maka berbagai jenis industri telah didirikan. Selain dampak positif

yang dapat diharapkan dari pembangunan tersebut, tentu akan muncul pula dampak-

dampak yang tidak diharapkan. Pembangunan sarana dan prasarana transportasi dan

pemakaian mesin-mesin berat untuk industri, pembangunan kompleks pemukiman,

pembangunan kompleks perkantoran, yang walaupun akan meningkatkan keaktifan

dan pendapatan bagi penduduk, namun dampak lain yang tak dapat dihindarkan

dari kegiatan pembangunan tersebut adalah dampak pada kualitas udara (Soedomo,

2001).

Udara merupakan faktor yang penting dalam kehidupan, namun dengan

meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara telah

mengalami perubahan. Udara yang dulunya segar, kini kering dan kotor. Pada sore

hari dari ketinggian tampak kota besar seperti Jakarta memperlihatkan warna yang

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Teori Implementasi Kebijakaneprints.ung.ac.id/7022/5/2013-2-2-13201-811409005-bab2... · Pengertian implementasi apabila dikaitkan dengan kebijakan adalah

18

kumuh, cakrawala yang diliputi asap dan debu. Hal ini bila tidak segera

ditanggulangi, perubahan tersebut dapat membahayakan kesehatan manusia,

kehidupan, hewan serta tumbuhan (Srikandi Fardiaz, 2002).

Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan pencemaran udara,

yaitu masuknya zat pencemar (berbentuk gas-gas dan partikel kecil/aerosol) ke dalam

udara. Masuknya zat pencemar ke dalam udara dapat secara alamiah, misalnya asap

kebakaran hutan, akibat gunung berapi, debu meteorit dan pancaran garam dari laut;

juga sebagian besar disebabkan oleh kegiatan manusia, misalnya akibat aktivitas

transportasi, industri, pembuangan sampah, baik akibat proses dekomposisi ataupun

pembakaran serta kegiatan rumah tangga (Wisnu Wardhana, 2004).

Pembangunan fisik kota dan berdirinya pusat-pusat industri disertai dengan

melonjaknya produksi kenderaan bermotor, mengakibatkan peningkatan kepadatan

lalulintas dan hasil produksi sampingan, yang merupakan salah satu sumber

pencemaran udara. Konsentrasi pencemaran udara dibeberapa kota besar dan daerah

industri Indonesia menyebabkan adanya gangguan pernapasan, iritasi pada mata dan

telinga, serta timbulnya penyakit tertentu. Selain itu juga mengakibatkan gangguan

jarak panjang (visibilitas) yang sering menimbulkan kecelakaan lalu lintas terutama

lalu lintas di udara dan laut (Soedomo, 2001).

Pembahasan ini bertujuan untuk mengetahui gambaran secara umum tentang

udara dan permasalahannya serta mengetahui tentang upaya dalam pengendalian

pencemaran udara. Untuk mengetahui tujuan tersebut, bahasan dibagi ke dalam 4

kelompok, yaitu:

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Teori Implementasi Kebijakaneprints.ung.ac.id/7022/5/2013-2-2-13201-811409005-bab2... · Pengertian implementasi apabila dikaitkan dengan kebijakan adalah

19

1. Sumber pencemaran udara.

2. Jenis pencemaran udara.

3. Dampak pencemaran udara.

4. Pengendalian pencemaran udara.

Sumber pencemaran dapat merupakan kegiatan yang bersifat alami (natural)

dan kegiatan antropogenik. Contoh sumber alami adalah akibat letusan gunung

berapi, kebakaran hutan, dekomposisi biotic, debu, spora tumbuhan dan lain

sebagainya. Pencemaran udara akibat aktivitas manusia (kegiatan antropogenik),

secara kuantitatif sering lebih besar. Untuk kategori ini sumber-sumber pencemaran

dibagi dalam pencemaran akibat aktivitas transportasi, industri, dari persampahan,

baik akibat proses dekomposisi ataupun pembakaran, dan rumah tangga (Soedomo,

2001).

Pencemaran udara akibat kegiatan transportasi yang sangat penting adalah

akibat kenderaan bermotor di darat. Kenderaan bermotor merupakan sumber

pencemaran udara yaitu dengan dihasilkannya gas CO, NOx, hidrokarbon, SO2 dan

tetraethyl lead, yang merupakan bahan logam timah yang ditambahkan ke dalam

bensin berkualitas rendah untuk meningkatkan nilai oktan guna mencegah letupan

pada mesin. Parameter-parameter penting akibat aktivitas ini adalah CO, Partikulat,

NOx, HC, Pb dan SOx. (Soedomo, 2001).

Emisi pencemaran udara oleh industri sangat tergantung dari jenis industri dan

prosesnya. Emisi dari industri selain akibat prosesnya juga diperhitungkan

pemcemaran udara dari peralatan yang digunakannya (utilitas). Berbagai industri dan

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Teori Implementasi Kebijakaneprints.ung.ac.id/7022/5/2013-2-2-13201-811409005-bab2... · Pengertian implementasi apabila dikaitkan dengan kebijakan adalah

20

pusat pembangkit tenaga listrik menggunakan tenaga dan panas yang berasal dari

pembakaran arang dan bensin, hasil sampingan dari pembakaran tersebut adalah SOx,

asap dan bahan pencemar lainnya (Soedomo, 2001).

Pembakaran sampah merupakan kegiatan ketiga yang dideteksi mempunyai

peranan besar dalam pencemaran udara. Sampah perlu mendapat perhatian dan

penanganan yang baik, terutama di kota-kota besar, di mana masyarakat tidak dapat

menangani sendiri pembuangannya. Begitu pula sampah yang berasal dari industri,

pasar, pertokoan, kaki lima dan sampah jalanan. Sampah yang tidak dikelola dengan

baik juga dapat menjadi sumber penularan penyakit yang mencemari lingkungan.

Proses pembakaran sampah walaupun skalanya kecil sangat berperan dalam

menambah jumlah zat pencemar di udara, terutama debu dan hidrokarbon. Hal

penting yang perlu diperhitungkan dalam emisi pencemaran oleh sampah, adalah

emisi partikulat akibat proses pembakaran, sedangkan emisi dari proses dekomposisi

yang perlu diperhatikan adalah emisi HC dalam bentuk gas methana (Soedomo,

2001).

Kegiatan rumah tangga mengemisikan pencemar udara yaitu dari proses

pembakaran untuk keperluan pengelohan makanan. Parameter udara yang diemisikan

ke atmosfer juga identik dengan parameter-parameter yang dilepaskan oleh kenderaan

bermotor, kecuali senyawa tambahan di dalam bahan bakar seperti Pb.

Dilihat dari cirri fisik, bahan pencemar dapat berupa:

1. Partikel (debu, aerosol, timah hitam)

2. Gas (CO, NOx, H2S, Hidrokarbon)

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Teori Implementasi Kebijakaneprints.ung.ac.id/7022/5/2013-2-2-13201-811409005-bab2... · Pengertian implementasi apabila dikaitkan dengan kebijakan adalah

21

3. Energi (Suhu dan kebisingan)

Berdasarkan dari kejadian, terbentuknya pencemar terdiri dari: pencemar

primer (yang diemisikan langsung oleh sumber) dan pencemar sekunder (yang

terbentuk karena reaksi diudara antara berbagai zat). Sedangkan pola emisi, akan

menggolongkan pencemar dari sumber titik (point source), atau sumber garis (line

source), dan sumber area (area source) (Soedomo, 2001:6).

Dilihat dari kimiawi, banyak sekali macam bahan pencemar (puluhan ribu

bahkan tak terbatas), sebagai contoh dari asap rokok telah diidentifikasi lebih dari 200

macam bahan pencemar. Namun biasanya yang menjadi perhatian adalah pencemar

utama (major air pollutants) yaitu golongan oksida karbon (CO, CO2), oksida

belerang (SO2, SO3), oksida nitrogen (N2O, NO, NO3), senyawa hasil foto reaksi

kimia, partikel (asap, debu, asbestos, metal, minyak, garam sulfat), senyawa

inorganic (asbestos, HF, H2S, NH3, H2SO4, HNO3), hidrokarbon (CH4, C4H10), unsur

radio aktif (Tritium, Radon), energy panas (suhu) dan kebisingan (Soedomo, 2001).

Gas di udara dengan reaksi fotokimia dapat membentuk bahan pencemar

sekunder, misalnya, peroxyl radikal dengan oksigen akan membentuk ozon dan

nitrogen dioksida berubah menjadi nitrogen monoksida dengan oksigen dan

sebagainya. Pemaparan dari gas terhadap manusia pada umumnya melalui pernapasan

dan cara penanggulangannya terutama dengan mengurangi pembebasan bahan

pencemar secara langsung ke udara, misalnya dengan menggunakan “gas scrubber”,

alat tambahan pada knalpot dan sebagainya (Soedomo, 2001).

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Teori Implementasi Kebijakaneprints.ung.ac.id/7022/5/2013-2-2-13201-811409005-bab2... · Pengertian implementasi apabila dikaitkan dengan kebijakan adalah

22

Partikel dengan ukuran antara 0,01-5um merupakan sumber pencemar utama

yang utama karena keadaan tidak terlihat secara nyata dan terus berada diatmosfer

untuk waktu yang cukup lama dan kemungkinan besar dengan proses kimia dapat

berubah menjadi bahan pencemar sekunder. Dampak negative dari bahan-bahan

pencemar ini biasanya berupa gangguan pada baha-bahan bangunan, tanaman, dan

hewan serta manusia (Soedomo, 2001).

Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun 1999 tentang

Pengendalian Pencemaran Udara dikatakan bahwa :

1. Udara sebagai sumberdaya alam yang mempengaruhi kehidupan manusia

serta makhluk hidup lainnya harus dijaga dan dipelihara kelestarian fungsinya

untuk pemeliharaan kesehatan dan kesejahteraan manusia serta perlindungan

bagi makhluk hidup lainnya.

2. Agar udara dapat bermanfaat sebesar-besarnya bagi pelestarian lingkungan

hidup, maka perlu dipelihara, dijaga dan dijamin mutunya melalui

pengendalian pencemaran udara.

Ini berarti bahwa walaupun ada aktifitas pembangunan, dampaknya pada

kualitas udara tetap harus ditekan seminimal mungkin, sehingga apa yang diharapkan

dari PP No. 41 Tahun 1999 tetap terwujud.

Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau

biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia,

hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.

Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Teori Implementasi Kebijakaneprints.ung.ac.id/7022/5/2013-2-2-13201-811409005-bab2... · Pengertian implementasi apabila dikaitkan dengan kebijakan adalah

23

manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau

polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan

dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global

(Soedomo, 2001).

Telah disadari bersama, kualitas udara saat ini telah menjadi persoalan global,

karena udara telah tercemar akibat aktivitas manusia dan proses alam. Masuknya zat

pencemar ke dalam udara dapat secara alamiah, misalnya asap kebakaran hutan,

akibat gunung berapi, debu meteorit dan pancaran garam dari laut ; juga sebagian

besar disebabkan oleh kegiatan manusia, misalnya akibat aktivitas transportasi,

industri, pembuangan sampah, baik akibat proses dekomposisi ataupun pembakaran

serta kegiatan rumah tangga (Soedomo, 2001).

Terdapat 2 jenis pencemar yaitu sebagai berikut :

a. Zat pencemar primer, yaitu zat kimia yang langsung mengkontaminasi udara

dalam konsentrasi yang membahayakan. Zat tersebut bersal dari komponen

udara alamiah seperti karbon dioksida, yang meningkat diatas konsentrasi

normal, atau sesuatu yang tidak biasanya, ditemukan dalam udara, misalnya

timbal. Pencemar primer yaitu semua pencemar yang berada di udara dalam

bentuk yang hampir tidak berubah. Pencemar ini sifat dan komposisi

kimianya sama seperti saat ia dibebaskan dari sumbernya sebagai hasil dari

suatu proses tertentu. Pencemar primer umumnya berasal dari sumber-sumber

yang diakibatkan oleh aktifitas manusia (karena perbuatan tangan manusia),

antara lain yang diakibatkan pada proses pembakaran batubara di Industri.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Teori Implementasi Kebijakaneprints.ung.ac.id/7022/5/2013-2-2-13201-811409005-bab2... · Pengertian implementasi apabila dikaitkan dengan kebijakan adalah

24

Contoh untuk pencemar-pencemar primer antara lain: a) Oksida belerang

(SO2) : yang dikeluarkan dari cerobong industri peleburan atau pemurnian

logam dan pada pusat-pusat penyulingan minyak. b) CO2, CO, NOx, CH4,

SO2: Bahan/gas buangan dari industri yang menggunakan bahan bakar batu

bara (Soedomo, 2001).

b. Zat pencemar sekunder, yaitu zat kimia berbahaya yang terbentuk di atmosfer

melalui reaksi kimia antar komponen-komponen udara. Pencemar sekunder

yaitu pencemar yang di udara sudah berubah sifat-sifat dan komposisinya

karena hasil reaksi antara dua kontaminan/pollutan. Umumnya pencemar

sekunder tersebut merupakan hasil antara pencemar primer dengan

kontaminan/polutan lain yang ada di dalam udara. Reaksi-reaksi yang

dimaksud adalah reaksi fotokimia dan reaksi oksida katalitis. Pencemar

sekunder yang terjadi melalui reaksi fotokimia umumnya diwakili contohnya

oleh pembentukan ozon yang terjadi antara zat-zat hidrokarbon yang ada

di udara dengan NOx melalui sinar ultra violet yang dipancarkan matahari.

Sebaliknya pencemar sekunder yang terjadi melalui reaksi-reaksi oksida

katalitis diwakili oleh pencemar-pencemar berbentuk oksida-oksida gas,

yang terjadi karena adanya partikel-partikel logam di udara sebagai

katalisator (Soedomo, 2001).

Sumber bahan pencemar primer dapat dibagi lagi menjadi dua golongan

besar:

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Teori Implementasi Kebijakaneprints.ung.ac.id/7022/5/2013-2-2-13201-811409005-bab2... · Pengertian implementasi apabila dikaitkan dengan kebijakan adalah

25

1. Sumber alamiah

Beberapa kegiatan alam yang bisa menyebabkan pencemaran udara adalah

kegiatan gunung berapi, kebakaran hutan, kegiatan mikroorganisme, dan lain-lain.

Bahan pencemar yang dihasilkan umumnya adalah asap, gas-gas, dan debu.

2. Sumber buatan manusia

Kegiatan manusia yang menghasilkan bahan-bahan pencemar bermacam-

macam antara lain adalah kegiatan-kegiatan berikut :

a. Pembakaran, seperti pembakaran sampah, pembakaran pada kegiatan

rumah tangga, industri, kendaraan bermotor, dan lain-lain. Bahan-bahan

pencemar yang dihasilkan antara lain asap, debu, grit (pasir halus), dan

gas (CO dan NO).

b. Proses peleburan, seperti proses peleburan baja, pembuatan soda,semen,

keramik, aspal. Sedangkan bahan pencemar yang dihasilkannya antara lain

adalah debu, uap dan gas-gas.

c. Pertambangan dan penggalian, seperti tambang mineral dan logam. Bahan

pencemar yang dihasilkan terutama adalah debu.

d. Proses pengolahan dan pemanasan seperti pada proses pengolahan

makanan, daging, ikan, dan penyamakan. Bahan pencemar yang

dihasilkan terutama asap, debu, dan bau.

e. Pembuangan limbah, baik limbah industri maupun limbah rumah tangga.

Pencemarannya terutama adalah dari instalasi pengolahan air buangannya.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Teori Implementasi Kebijakaneprints.ung.ac.id/7022/5/2013-2-2-13201-811409005-bab2... · Pengertian implementasi apabila dikaitkan dengan kebijakan adalah

26

Sedangkan bahan pencemarnya yang teruatam adalah gas H2S yang

menimbulkan bau busuk.

f. Proses kimia, seperti pada proses fertilisasi, proses pemurnian minyak

bumi, proses pengolahan mineral. Pembuatan keris, dan lain-lain. Bahan-

bahan pencemar yang dihasilkan antara lain adalah debu, uap dan gas-gas

g. Proses pembangunan seperti pembangunan gedung-gedung, jalan dan

kegiatan yang semacamnya. Bahan pencemarnya yang terutama adalah

asap dan debu.

h. Proses percobaan atom atau nuklir. Bahan pencemarnya yang terutama

adalah gas-gas dan debu radioaktif.

Masalah pencemaran udara dari sektor transportasi sudah saatnya mendapat

perhatian serius, seperti keseriusan untuk juga mendapatkan sistem transportasi yang

lebih baik efisien, murah dan nyaman. Sektor transportasi di Indonesia telah menjadi

kontributor utama pencemaran udara, khususnya untuk jenis-jenis pencemar : karbon

monoksisa (CO), nitrogen oksida (Nox), hidrokarbon (HC), timah hitam (Pb) dan

karbondioksida (CO2), yang semuanya bukan hanya berbahaya bagi kesehatan

manusia tetapi juga mengancam lingkungan, bahkan lingkungan global (Pirngadie,

2001).

Senyawa-senyawa karbón monoksida dan timah hitam seluruhnya bersifat

merugikan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap kesehatan.

Karbon monoksida (CO) merupakan senyawa yang sangat beracun. Karbon

monoksida adalah jenis gas tidak berwarna, tidak berbau, tak berasa dapat terbakar

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Teori Implementasi Kebijakaneprints.ung.ac.id/7022/5/2013-2-2-13201-811409005-bab2... · Pengertian implementasi apabila dikaitkan dengan kebijakan adalah

27

dan mudah meledak, gas ini lebih ringan dari udara (Umar, 2001). Sumber potensi

gas karbon monoksida (CO) adalah apabila ada pembakaran tidak sempurna bahan

organik seperti mesin pembakar internal bertenaga minyak dan diesel, tungku

pembakaran, pekerjaan peledakan dan api. CO yang diabsorbsi hanya melalui paru-

paru dan di dalam darah akan berikatan dengan hemoglobin membentuk

karboksihemoglobin dan dalam jeringan, gas ini akan berikatan dengan zat-zat yang

mengandung besi lainnya seperti mioglobin, sitokrom, sitokrom oksidase dan katalase

(Munarto, 2004).

Karbon monoksida juga terbentuk secara alami di dalam tubuh, demikian juga

karboksihemoglobin. Kadar normal karboksihemoglobin dalam darah adalah sampai

1% COHb pada bukan perokok dan 2-10% COHb pada perokok (Encyclopedia of

Occupattional Health & Safety dalam Munarto, 2004).

Senyawa lainnya adalah nitrogen oksida (NO2) yang merupakan prekursor

terjadinya hujan asam, prekusor terbentuknya senyawa ozone dan penyebab masalah

gangguan pernafasan. Kadar NO2 antara 0,063 – 0,083 ppm selama 6 bulan terus-

menerus akan mengakibatkan terjadinya masalah kesehatan berupa gangguan saluran

pernafasan (Pirngadie, 2001). Demikian juga sulphur dioksida dan hidrokarbon juga

dapat menyebabkan gangguan saluran pernafasan. Adapun timah hitam adalah

senyawa yang ditambahkan pada bahan bakar untuk lebih menyempurnakan performa

mesin, dan bahaya senyawa ini adalah dapat mengakibatkan penurunan kualitas

intelegensia pada anak-anak.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Teori Implementasi Kebijakaneprints.ung.ac.id/7022/5/2013-2-2-13201-811409005-bab2... · Pengertian implementasi apabila dikaitkan dengan kebijakan adalah

28

2.3. Dampak Pencemaran Udara

Pencemaran udara pada dasarnya berbentuk partikel (debu, aeresol, timah

hitam) dan gas. Udara yang tercemar dengan partikel dan gas ini dapat menyebabkan

gangguan kesehatan yang berbeda tingkat dan jenisnya (soedomo, 2001).

a. Dampak terhadap manusia

Pencemaran udara dapat menyebabka dampak terhdap kesehatan. Hal tersebut

menimbulkan gangguan kesehatan berupa; rasa sakit pada dada, nafas pendek, sakit

kepala, mual, menurunnya pendengaran dan penglihatan menjadi kabur. Selain itu,

fungsi dan koordinasi motorik menjadi lemah. Bila keracunan berat (70 – 80 % Hb

dalam darah telah mengikat), dapat menyebabkan pingsan dan diikuti dengan kematian.

b. Dampak terhadap lingkungan

Dampak pencemaran udara terhadap kehidupan tumbuhan, antara lain: Merusak

kehidupan ekosistem perairan, menghancurkan jaringan tumbuhan (karena

memindahkan zat hara di daun dan menghalangi pengambilan Nitrogen) dan

mengganggu pertumbuhan tanaman. Melarutkan kalsium, potasium dan nutrien

lain yang berada dalam tanah sehingga tanah akan berkurang kesuburannya dan

akibatnya pohon akan mati.

1. Penipisan Lapisan Ozon

Merusak tanaman, mengurangi hasil panen (produksi bahan makanan, seperti beras,

jagung dan kedelai), penurunan jumlah fitoplankton yang merupakan produsen bagi

rantai makanan di laut.

2. Pemanasan global

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Teori Implementasi Kebijakaneprints.ung.ac.id/7022/5/2013-2-2-13201-811409005-bab2... · Pengertian implementasi apabila dikaitkan dengan kebijakan adalah

29

Penurunan hasil panen pertanian dan perubahan keanekaragaman hayati. Keanekaragaman

hayati dapat berubah karena kemampuan setiap jenis tumbuhan untuk bertahan hidup

berbeda-beda sesuai dengan kebutuhannya.

c. Dampak pada hewan

Dampak pencemaran udara bagi kehidupan hewan, antara lain:

Menimbulkan kanker mata pada sapi, terganggunya atau bahkan putusnya rantai

makanan pada tingkat konsumen di ekosistem perairan karena penurunan jumlah

fitoplankton, Penurunan hasil panen perikanan

2.4. Kebijakan Uji Emisi Kendaraan Bermotor

Dwiyatmo (2007) menjelaskan bahwa emisi yang berasal dari transportasi

(pencemaran udara akibat aktivitas transportasi besarnya 33-50% dari pencemaran

total pada udara) dengan menggunakan metode pengubah katalik. Namun, alat ini

hanya dapat digunakan pada kenderaan dengan bahan bakar minyak (BBM) bensin

dan tidak pada mesin diesel.

Polutan yang terdapat di dalam kendaraan bermotor sangat mempengaruhi

kesehatan manusia. Zat yang terdapat dalam polutan tersebut adalah :

1. Hydrocarbons (HC), adalah senyawa organik yang mudah menguap, beracun

dan karsinogenik.

2. Karbon Monoksida (CO) adalah gas beracun yang mengganggu aliran oksigen

ke darah dan bagian tubuh lainnya.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Teori Implementasi Kebijakaneprints.ung.ac.id/7022/5/2013-2-2-13201-811409005-bab2... · Pengertian implementasi apabila dikaitkan dengan kebijakan adalah

30

3. Nitrogen Oksida (NOx) memperparah gangguan pernapasan, secara langsung

maupun tidak langsung, karena menciptakan PM dan smog (gas asap), NOx

juga menyebabkan hujan asam dan merusak lingkungan hidup di air.

4. Partikel debu (PM10) yang berterbangan dan sangat halus menyebabkan

gangguan paru-paru (napas yang pendek), memperburuk gangguan

pernapasan dan kondisi jantung, kerusakan paru-paru dan kanker.

Untuk mengatasi masalah emisi ini, Kementerian Negara Lingkungan Hidup

pada 23 September 2012, mengeluarkan Keputusan Menteri No 141 mengenai

standar emisi gas buang dari jenis yang diijinkan. Hal ini berlaku untuk kendaraan

produksi baru dan tipe baru. Peraturan ini menyatakan bahwa standar Euro 2 akan

diterapkan mulai Januari 2005 dan bagi kendaraan tipe baru mulai Januari 2007

dengan produksi yang sudah beredar.

Diharapkan pabrik kendaraan akan mentaati standar emisi yang lebih ketat

dengan cara memperbarui teknologi mesin dan kendaraan, antara lain :

1. Mendesain sistem pembakaran yang sangat efisien untuk meminimalkan

pencemaran gas buang.

2. Mengembangkan teknologi yang efektif seperti catalytic cenverter dan

saringan partikulat yang menghilangkan polutan dari gas buang sebelum

mereka dapat terlepas di udara.

Agar masalah standar emisi ini dapat terlaksana maka kita harus menjalankan

rekomendasi kebijakan strategis yang diajukan, seperti:

1. Menerapkan standar emisi kendaraan tipe baru

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Teori Implementasi Kebijakaneprints.ung.ac.id/7022/5/2013-2-2-13201-811409005-bab2... · Pengertian implementasi apabila dikaitkan dengan kebijakan adalah

31

2. Memperkenalkan catalytic converters untuk kendaraan

Departemen Perhubungan (Dephub) berencana melakukan pengujian emisi

gas buang kendaraan bermotor roda empat yang sedang diproduksi sebagai bagian

pelaksanaan pengujian tipe kendaraan bermotor. Keputusan tersebut diambil sesuai

nota kesepahaman (MOU) antara Dephub dan Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi (BPPT). Dirjen Perhubungan Darat Dephub Iskandar Abubakar

mengatakan pihaknya dan BPPT akan mencoba melengkapi fasilitas pengujian emisi

gas buang standar Euro 2 pada kendaraan bermotor. Pemanfaatan fasilitas Balai

Termodinamika Motor dan Propulsi (BTMP-BPPT) untuk pengujian emisi gas buang

kendaraan bermotor sesuai standar Euro 2 khususnya kendaraan bermotor roda

empat. Pengujian tersebut merupakan bagian dari uji tipe kendaraan bermotor yang

dilaksanakan Ditjen Perhubungan Darat atas ambang batas emisi gas buang sesuai

standar Euro 2 bagi kendaraan tipe baru yang diberlakukan sejak 1 Januari lalu.

Namun, karena fasilitas pengujian emisi sesuai standar Euro 2 masih belum terpenuhi

maka ketentuan tersebut belum dapat diimplementasikan di lapangan. Untuk itu,

Dephub menunjuk lembaga yang memiliki fasilitas uji yang telah terakreditasi yakni

BMTPM-BPPT, yang diharapkan pengujian tersebut bisa dilaksanakan (Dwiyatmo

(2007).

Tujuan kerjasama itu adalah memanfaatkan fasilitas dan sumber daya manusia

yang dimiliki oleh kedua pihak. Sesuai MoU, BPPT akan menyiapkan program

pelatihan, pendidikan dan peralatan uji emisi agar penerapan pengujian emisi gas

buang kendaraan bisa diterapkan berbarengan dengan pengujian tipe kendaraan

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Teori Implementasi Kebijakaneprints.ung.ac.id/7022/5/2013-2-2-13201-811409005-bab2... · Pengertian implementasi apabila dikaitkan dengan kebijakan adalah

32

bermotor. Uji emisi gas buang dilakukan untuk mendukung kebijakan pemerintah

menerapkan peraturan emisi kendaraan bermotor baru berdasarkan Keputusan

Menteri Negara Lingkungan Hidup (Kepmeneg LH) No.141/2003 sebagai bagian dari

pelaksanaan uji tipe kendaraan. Merujuk keputusan Menteri Negara Lingkungan

Hidup RI tersebut, menegaskan pemberlakuannya tidak bisa dilakukan pada 1 Januari

lalu. Pemberlakukan tersebut tidak bisa dijalankan sesuai jadwal karena belum

adanya fasilias pengujian emisi sesuai standar Euro 2 di Indonesia (Dwiyatmo 2007).

2.4 Kerangka Berpikir

2.4.1 Kerangka Teori

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir

Faktor Hukum

Faktor Penegak Hukum

Faktor Sarana

Atau Fasilitas

Faktor Masyarakat

Faktor Kebudayaan

Implementasi Kebijakan Uji

Emsis

Pencemaran

Udara

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Teori Implementasi Kebijakaneprints.ung.ac.id/7022/5/2013-2-2-13201-811409005-bab2... · Pengertian implementasi apabila dikaitkan dengan kebijakan adalah

33

Implementasi merupakan merupakan salah satu tahap dalam proses kebijakan

publik. Di rumuskan dengan tujuan yang jelas. Implementasi pada prinsipnya adalah

cara agar sebuah kebijakan dapat mencapai tujuannya. Proses-proses implementasi

baru dapat di mulai apabila tujuan-tujuan kebijakan publik telah di tetapkan,

program-program telah di buat, dana-dana telah di alokasikan. Adapun faktor-faktor

yang mempengaruhi implementasi adalah faktor hukumnya, faktor penegak hukum,

faktor sarana atau fasilitas, faktor masyarakat, faktor sumber daya.

Dalam mengatasi pencemaran udara akibat transportasi darat ini, maka

Departemen Perhubungan (Dephub) melakukan pengujian emisi gas buang kendaraan

bermotor roda empat yang sedang diproduksi sebagai bagian pelaksanaan pengujian

tipe kendaraan bermotor.

Pencemaran udara akibat kegiatan transportasi yang sangat penting adalah

akibat kenderaan bermotor di darat yang menghasilkan gas CO, NOx, hidrokarbon,

SO2 dan tetraethyl lead. Pencemaran udara dapat menimbulkan dampak terhadap

kesehatan, ekosistem maupun cuaca atau iklim.

Sumber pencemaran dapat merupakan kegiatan yang bersifat alami (natural)

dan kegiatan antropogenik. Contoh sumber alami adalah akibat letusan gunung

berapi, kebakaran hutan, dekomposisi biotic, debu, spora tumbuhan dan lain

sebagainya. Pencemaran udara akibat aktivitas manusia (kegiatan antropogenik),

secara kuantitatif sering lebih besar.

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Teori Implementasi Kebijakaneprints.ung.ac.id/7022/5/2013-2-2-13201-811409005-bab2... · Pengertian implementasi apabila dikaitkan dengan kebijakan adalah

34

2.4.2 Kerangka Konsep

Gambar 2.2 Bagan Kerangka Konsep

Ket :

Variable indevenden : Implementasi Kebijakan Uji Emisi

Variable dependen : Pencemaran Udara Sektor Transportasi

Implementasi kebijakan uji emisi Pencemara Udara

Sektor Transportasi

Kendaraan Bermotor