bab ii kajian pustaka 2.1. pengertian kolam...

28
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Dasar Teori 2.1.1. Kolam Renang 2.1.1.1. Pengertian Kolam Renang Kolam renang dapat diartikan sebagai tempat dimana orang bisa melakukan suatu kegiatan mandi atau membersihkan badan baik yang bertujuan untuk olah raga maupun hanya sekedar mencari kesenangan. Banyak definisi kolam renang yang dikemukakan antara lain menurut Menteri Kesehatan dalam Permenkes No. 061/Menkes/Per/I/1991 dalam Rozanto (2015), tentang persyaratan kesehatan kolam renang dan pemandian umum menyatakan “kolam renang adalah suatu usaha bagi umum yang menyediakan tempat untuk berenang, berekreasi, berolah raga serta juga pelayanan lainnya menggunakan air bersih yang telah diolah”. 2.1.1.2. Macam-macam dan Tipe Kolam Renang Berbagai macam kolam dibuat orang dan dilengkapi dengan fasilitas dan perlengkapan lainnya berdasarkan arsitekstur dan konstruksi yang memadai. Kolam renang ini biasanya disebut dengan kolam renang buatan atau “artificial bething places”. Kolam renang dapat dibedakan menjadi beberapa tipe menurut pemakaian, letak, dan cara pengisian airnya (Rozanto, 2015). Menurut Elpizunianti (2001), macam-macam kolam renang dipandang dari segi lokasinya, dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

Upload: hatuong

Post on 25-Apr-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kolam Renangeprints.umm.ac.id/35056/3/jiptummpp-gdl-warokurnia-47848-3-babii.pdf · 10 2. Flow trough pool, yaitu sistem aliran dimana air didalam

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Dasar Teori

2.1.1. Kolam Renang

2.1.1.1. Pengertian Kolam Renang

Kolam renang dapat diartikan sebagai tempat dimana orang bisa melakukan

suatu kegiatan mandi atau membersihkan badan baik yang bertujuan untuk olah raga

maupun hanya sekedar mencari kesenangan. Banyak definisi kolam renang yang

dikemukakan antara lain menurut Menteri Kesehatan dalam Permenkes No.

061/Menkes/Per/I/1991 dalam Rozanto (2015), tentang persyaratan kesehatan kolam

renang dan pemandian umum menyatakan “kolam renang adalah suatu usaha bagi

umum yang menyediakan tempat untuk berenang, berekreasi, berolah raga serta juga

pelayanan lainnya menggunakan air bersih yang telah diolah”.

2.1.1.2. Macam-macam dan Tipe Kolam Renang

Berbagai macam kolam dibuat orang dan dilengkapi dengan fasilitas dan

perlengkapan lainnya berdasarkan arsitekstur dan konstruksi yang memadai. Kolam

renang ini biasanya disebut dengan kolam renang buatan atau “artificial bething

places”. Kolam renang dapat dibedakan menjadi beberapa tipe menurut pemakaian,

letak, dan cara pengisian airnya (Rozanto, 2015). Menurut Elpizunianti (2001),

macam-macam kolam renang dipandang dari segi lokasinya, dibedakan menjadi dua

macam, yaitu:

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kolam Renangeprints.umm.ac.id/35056/3/jiptummpp-gdl-warokurnia-47848-3-babii.pdf · 10 2. Flow trough pool, yaitu sistem aliran dimana air didalam

9

1. Indoor-pool, yaitu kolam renang yang berlokasi di halaman perumahan atau

pemukiman penduduk. Kolam renang seperti ini biasanya dimiliki dan

diperuntukkan bagi perorangan atau kelompok yang digunakan untuk keluarga atau

tamu-tamunya.

2. Outdoor-pool, yaitu kolam renang yang berlokasi di luar halaman pemukiman

penduduk. Kolam renang semacam ini biasanya diperuntukkan bagi umum.

Kolam renang dapat dibedakan menjadi beberapa tipe menurut pemakaian,

letak, dan cara pengisian airnya (Rozanto, 2015). Berdasarkan pemakaiannya, kolam

renang dapat dibagi menjadi 3 yaitu:

1. Kolam renang perorangan (private swimming pool) adalah kolam renang milik

pribadi yang terletak di rumah perseorangan.

2. Kolam renang semi umum (semi public swimming pool) adalah kolam renang yang

biasanya terdapat di hotel, sekolah, atau perumahan sehingga tidak semua orang

dapat menggunakannya.

3. Kolam renang umum (public swimming pool) adalah kolam renang yang

diperuntukan untuk umum dan biasanya terdapat di perkotaan.

Menurut Elpizunianti (2001) dalam Rozanto (2015), berdasarkan cara

pengisian air pada pemandian buatan termasuk kolam renang, dapat dibedakan

menjadi 3 tipe, yaitu:

1. Fill and draw pool, yaitu pengisian air pada kolam renang yang apabila kondisi

airnya kotor akan diganti secara keseluruhan. Penentuan kondisi air tersebut

ditetapkan dengan melihat kondisi fisik air atau dari jumlah perenang yang

menggunakan.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kolam Renangeprints.umm.ac.id/35056/3/jiptummpp-gdl-warokurnia-47848-3-babii.pdf · 10 2. Flow trough pool, yaitu sistem aliran dimana air didalam

10

2. Flow trough pool, yaitu sistem aliran dimana air didalam kolam akan terusmenerus

bergantian dengan yang baru. Tipe ini dianggap yang terbaik namun membutuhkan

banyak air yang berasal dari satu mata air di alam.

3. Recirculation pool, merupakan tipe pengisian air kolam renang dimana airnya

dialirkan secara sirkulasi dan menyaring air kotor dalam filter-filter.

2.1.1.3. Sanitasi Kolam Renang

Kolam renang yang ideal adalah kolam renang yang senantiasa memenuhi

syarat keamanan, kebersihan, dan kenyamanan. Suatu kolam renang diharapkan

mampu memberikan kenyamanan bagi para pengunjung namun tetap harus

mengedepankan faktor keamanan, terutama untuk semua fasilitas penunjang yang

berada di dalam area kolam renang. Selain itu, menurut Mukono (2010) dalam

Rozanto (2015), aspek kebersihan juga merupakan hal penting untuk diperhatikan

karena berkaitan erat dengan aspek kesehatan khususnya faktor penularan penyakit.

Penyakit-penyakit yang dapat ditularkan di kolam renang meliputi semua penyakit

food and water borne disease, seperti penyakit mata, penyakit kulit, penyakit kuning

(hepatitis), dan penyakit yang berhubungan dengan pencernaan. Menurut Peraturan

Menteri Kesehatan RI No.061 Tahun 1991, suatu kolam renang harus memenuhi

persyaratan kesehatan lingkungan kolam renang, antara lain:

1. Persyaratan umum

a. Lingkungan kolam renang harus selalu dalam keadaan bersih dan dapat

mencegah kemungkinan terjadinya penularan penyakit serta tidak menjadi

sarang dan perkembangbiakan vektor penular penyakit.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kolam Renangeprints.umm.ac.id/35056/3/jiptummpp-gdl-warokurnia-47848-3-babii.pdf · 10 2. Flow trough pool, yaitu sistem aliran dimana air didalam

11

b. Bangunan kolam renang dan semua peralatan yang digunakan harus memenuhi

persyaratan kesehatan serta dapat mencegah tejadinya kecelakaan.

2. Persyaratan tata bangunan

Setiap bangunan di lingkungan kolam renang harus tertata sesuai fungsinya dan

harus memenuhi persyaratan kesehatan sehingga tidak menyebabkan pencemaran

terhadap air kolam renang.

3. Persyaratan konstruksi bangunan

a. Lantai

1) Lantai kolam renang harus kuat, kedap air, memiliki permukaan yang rata,

tidak licin, dan mudah dibersihkan.

2) Lantai kolam renang yang selalu kontak dengan air harus memiliki

kemiringan yang cukup (2-3 persen) ke arah saluran pembuangan air limbah.

b. Dinding kolam renang

1) Permukaan dinding harus mudah dibersihkan.

2) Permukaan dinding yang selalu kontak dengan air harus terbuat dari bahan

yang kuat dan kedap air.

c. Ventilasi

Sistem ventilasi harus dapat menjamin peredaran udara di dalam ruang dengan

baik.

d. Sistem pencahayaan

1) Tersedia sarana pencahayaan dengan intensitas yang sesuai.

2) Untuk kolam renang yang digunakan saat malam hari harus dilengkapi

dengan lampu berkapasitas 12 volt.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kolam Renangeprints.umm.ac.id/35056/3/jiptummpp-gdl-warokurnia-47848-3-babii.pdf · 10 2. Flow trough pool, yaitu sistem aliran dimana air didalam

12

e. Atap

Atap tidak boleh bocor agar tidak memungkinkan terjadinya genangan air.

f. Langit-langit

Langit-langit harus memiliki ketinggian minimal 2,5 meter dari lantai dan

mudah dibersihkan.

g. Pintu

Pintu harus dapat mencegah masuknya vektor penyakit seperti serangga, tikus,

dan binatang pengganggu lain.

4. Persyaratan kelengkapan kolam renang

Kolam renang harus memiliki fasilitas kelengkapan diantaranya: bak cuci kaki,

kamar dan pancuran bilas, kamar ganti dan penitipan barang, kamar P3K, fasilitas

sanitasi (bak sampah, jamban dan peturasan, serta tempat cuci tangan) dan gudang

bahan-bahan kimia dan perlengkapan lain.

5. Persyaratan bangunan dan fasilitas sanitasi

a. Area kolam renang

1) Harus ada pemisah yang jelas antara area kolam renang dengan area

lainnya.

2) Kolam harus selalu terisi air dengan penuh.

3) Jumlah maksimum perenang adalah sebanding dengan luas permukaan

kolam dibagi 3 m2.

4) Lantai dan dinding kolam harus kuat, kedap air, rata, berwarna terang, dan

mudah dibersihkan. Sudut dinding dan dasar kolam harus melengkung.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kolam Renangeprints.umm.ac.id/35056/3/jiptummpp-gdl-warokurnia-47848-3-babii.pdf · 10 2. Flow trough pool, yaitu sistem aliran dimana air didalam

13

5) Saluran air yang masuk ke kolam renang harus terjamin tidak terjadi kontak

antara air bersih yang masuk dengan air kotor. Lubang pembuangan air

kotor harus berada di dasar kolam renang yang paling rendah dan

berseberangan dengan lubang masuknya air.

6) Lubang saluran pembunagan air kolam dilengkapi dengan ruji dan tidak

membahayakan perenang.

7) Kolam berkedalaman < 1,5 meter, kemiringan lantai tidak > 10%. Pada

kedalaman > 1,5 meter kemiringan lantai kolam tidak > 30%.

8) Dinding kolam renang harus rata dan vertikal, jika terdapat injakan maka

pegangan dan tangga tidak boleh ada penonjolan, terbuat dari bahan

berbentuk bulat dan tahan karat.

9) Kolam harus dilengkapi dengan saluran peluap di kedua belah sisinya.

10) Lantai tepi kolam harus kedap air dan memiliki lebar minimal 1 meter, tidak

licin, dan permukaannya miring keluar kolam.

11) Pada setiap kolam harus ada tanda yang menunjukkan kedalaman kolam dan

tanda pemisah untuk orang yang dapat berenang dan tidak dapat berenang.

12) Apabila ada papan loncat dan papan luncur, harus memenuhi ketentuan

teknis untuk mencegah kecelakaan.

b. Bak cuci kaki

1) Harus terdapat bak cuci kaki yang berukuran minimal panjang 1,5 meter,

lebar 1,5 meter, dan kedalaman 20 cm dengan pengisian air yang penuh.

2) Kadar sisa khlor pada air bak cuci kaki kurang lebih 2 ppm.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kolam Renangeprints.umm.ac.id/35056/3/jiptummpp-gdl-warokurnia-47848-3-babii.pdf · 10 2. Flow trough pool, yaitu sistem aliran dimana air didalam

14

c. Kamar dan pancuran bilas

1) Minimal terdapat 1 pancuran bilas untuk 40 perenang.

2) Pancuran bilas untuk pria harus terpisah dari pancuran bilas untuk wanita.

d. Tempat sampah

1) Memiliki tutup yang mudah dibuka/ditutup tanpa mengotori tangan.

2) Tempat sampah terbuat dari bahan yang ringan, tahan karat, kedap air, dan

mempunyai permukaan yang halus pada bagian dalamnya.

3) Tempat sampah harus mudah dibersihkan dan memiliki volume yang sesuai

untuk menampung sampah dari tiap kegiatan.

4) Tersedia tempat pengumpulan sampah sementara yang tidak terbuat dari

beton permanen dan tidak menjadi ternpat perindukan vektor penyakit.

5) Tempat pengumpul sampah sementara harus dikosongkan minimal 3 x 24

jam.

e. Jamban dan peturasan

1) Tersedia minimal 1 buah jamban untuk tiap 40 orang wanita dan 1 buah

jamban untuk tiap 60 orang pria dan harus terpisah antara jamban untuk pria

dan wanita.

2) Tersedia 1 buah peturasan untuk tiap 60 orang pria.

3) Apabila kapasitas kolam renang kurang dari jumlah pengunjung diatas, maka

harus disediakan minimal 2 buah jamban dan 2 buah peturasan untuk pria dan

3 buah jamban untuk wanita.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kolam Renangeprints.umm.ac.id/35056/3/jiptummpp-gdl-warokurnia-47848-3-babii.pdf · 10 2. Flow trough pool, yaitu sistem aliran dimana air didalam

15

4) Jamban yang tersedia kedap air dan tidak licin, dinding berwarna terang,

jamban leher angsa, memiliki ventilasi dan penerangan cukup, tersedia air

pembersih yang cukup, dan memiliki luas lantai minimal 1 m2.

5) Konstruksi peturasan terbuat dari bahan kedap air, tahan karat, sistem leher

angsa, luas lantai minimal 1,5 m2.

6) Jika peturasan dibuat sistem talang atau memanjang, maka untuk tiap satu

peturasan panjangnya minimal 60 m.

f. Tempat cuci tangan

Tempat cuci tangan terletak di tempat yang mudah dijangkau dan berdekatan

dengan jamban peturasan dan kamar ganti pakaian serta dilengkapi dengan

sabun, pengering tangan dan cermin.

g. Gudang bahan kimia

1) Tersedia gudang khusus untuk tempat pengelolaan bahan kimia.

2) Penempatan kalsium hipoklorit harus terpisah dengan aluminium sulfat atau

bahan-bahan kimia lainnya.

h. Perlengkapan lain

1) Tersedia papan pengumuman yang berisi antara lain larangan berenang bagi

penderita penyakit kulit, penyakit kelamin, penyakit epilepsi, penyakit

jantung dan lain-lain.

2) Tersedia perlengkapan pertolongan bagi perenang, antara lain: pelampung,

tali penyelamat dan lain-lain.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kolam Renangeprints.umm.ac.id/35056/3/jiptummpp-gdl-warokurnia-47848-3-babii.pdf · 10 2. Flow trough pool, yaitu sistem aliran dimana air didalam

16

3) Tersedia alat untuk mengukur kadar pH dan sisa khlor air kolam renang

secara berkala. Hasil pengukuran sisa khlor dan pH air kolam renang harian,

diumumkan kepada pengunjung melalui papan pengumuman.

4) Tersedia tata tertib berenang dan anjuran menjaga kebersihan.

2.1.2. Air Kolam Renang

2.1.2.1. Sumber Air Kolam Renang

Air yang digunakan sebagai air kolam renang dapat berasal dari beberapa

sumber air. Berdasarkan letak sumbernya, air dapat dibagi menjadi air angkasa

(hujan), air permukaan, dan air tanah (Chandra, 2007).

1. Air angkasa (hujan)

Air angkasa atau air hujan merupakan sumber utama air di bumi. Pada saat

presipitasi air tersebut merupakan air yang paling bersih, namun cenderung akan

mengalami pencemaran ketika berada di atmosfer. Pencemaran tersebut dapat

disebabkan oleh partikel debu, mikroorganisme, dan gas, misalnya gas karbon

dioksida, nitrogen, dan amonia.

2. Air permukaan

Air permukaan meliputi badan-badan air seperti sungai, danau, telaga, waduk,

rawa, air terjun, dan sumur permukaan yang sebagian besar berasal dari air hujan

yang jatuh ke permukaan bumi. Air hujan tersebut kemudian akan mengalami

pencemaran baik oleh tanah, sampah, maupun pencemar lainnya.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kolam Renangeprints.umm.ac.id/35056/3/jiptummpp-gdl-warokurnia-47848-3-babii.pdf · 10 2. Flow trough pool, yaitu sistem aliran dimana air didalam

17

3. Air tanah

Air tanah (ground water) berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan

bumi yang kemudian mengalami perkolasi atau penyerapan ke dalam tanah dan

mengalami proses filtrasi secara alamiah. Proses yang telah dialami air hujan tersebut

dalam perjalanannya ke bawah tanah akan membuat air tanah menjadi lebih baik dan

lebih murni dibandingkan air permukaan. Akan tetapi, air tanah mengandung zat-zat

mineral dalam konsentrasi yang tinggi. Konsentrasi yang tinggi dari zat-zat mineral

seperti magnesium, kalsium, dan logam berat seperti besi dapat menyebabkan

kesadahan air.

2.1.2.2. Pencemaran Air Kolam Renang

Menurut WHO (2006) dalam Rozanto (2015), Pencemaran air kolam renang

dapat dibedakan menjadi 2, yaitu pencemaran mikrobiologis dan pencemaran kimia.

1. Pencemaran Mikrobiologis

Pencemaran mikrobiologis pada air kolam renang dapat disebabkan karena

kontaminasi fekal dan kontaminasi non-fekal. Kontaminasi fekal berasal dari kotoran

yang dikeluarkan oleh pengguna kolam renang maupun dari kotoran yang terdapat

pada sumber air yang digunakan sebagai air kolam renang. Pada kolam renang

terbuka, kontaminasi fekal juga dapat berasal dari kotoran hewan seperti burung dan

tikus yang berada di area kolam renang.

Kontaminasi non-fekal di kolam renang dapat berasal dari pengguna kolam

renang, yaitu dari muntahan, lendir, air liur, atau lapisan kulit yang mencemari air

kolam renang. Kontaminasi tersebut merupakan sumber potensial dari

mikroorganisme patogen seperti bakteri, virus, jamur, dan protozoa dalam air yang

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kolam Renangeprints.umm.ac.id/35056/3/jiptummpp-gdl-warokurnia-47848-3-babii.pdf · 10 2. Flow trough pool, yaitu sistem aliran dimana air didalam

18

dapat menyebabkan infeksi pada penguna kolam renang lain apabila kontak dengan

air yang telah terkontaminasi tersebut.

2. Pencemaran kimia

Pencemaran kimia pada air kolam renang berasal dari bahan kimia yang

dihasilkan dari proses desinfeksi serta berasal dari bahan kimia yang dihasilkanoleh

pengguna kolam renang seperti keringat, urin, sisa sabun, dan lotion kosmetik yang

melekat pada tubuh pengguna kolam renang.

2.1.2.3. Persyaratan Kualitas Air Kolam Renang

Untuk menjaga agar kolam renang tidak menjadi tempat penularan penyakit,

maka kualitas airnya harus benar-benar dijaga dan diawasi agar senantiasa memenuhi

persyaratan dan standar yang telah ditetapkan oleh menteri kesehatan. Adapun

persyaratan air kolam renang yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:

1. Syarat fisik

Yang dimaksud dengan syarat fisik air adalah dipandang dari segi fisiknya.

Jadi air kolam harus memenuhi dari segi fisiknya. Jadi air kolam harus memenuhi

persyaratan seperti jernih atau tidak berwarna, tidak keruh, tidak berbau, tidak

berasa, dan berada dalam suhu udara biasa. Selain itu, menurut Peraturan Menteri

Kesehatan RI Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990 pada Lampiran III tentang

Persyaratan Kualitas Air Kolam Renang adalah bebas dari bau yang menggangu,

bebas dari benda terapung, dan jernih.

Bau dan rasa biasanya terjadi bersama-sama dan biasanya disebabkan oleh

adanya bahan-bahan organik yang membusuk, tipe-tipe tertentu organisme

mikroskopik, serta persenyawaan-persenyawaan kimia seperti phenol. Intensitas bau

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kolam Renangeprints.umm.ac.id/35056/3/jiptummpp-gdl-warokurnia-47848-3-babii.pdf · 10 2. Flow trough pool, yaitu sistem aliran dimana air didalam

19

dan rasa dapat meningkat bila pada air dilakukan khlorinasi (Sutrisno, 2010). Seperti

yang disebutkan dalam penelitian Cita dan Adriyani (2009), timbulnya bau pada air

kolam renang Tirta Krida berasal dari kandungan kaporit yang berlebihan dalam air

pada saat proses khlorinasi.

Air yang jernih adalah air yang bebas dari partikel bahan yang tersuspensi.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990,

kejernihan air dapat diukur dengan menggunakan Piringan Sechi yang diletakkan

pada dasar kolam yang terdalam dapat dilihat jelas dari tepi kolam renang pada jarak

lurus 9 m. Jika air kolam jernih maka kenyamanan pengguna kolam renang saat

berenang tetap terjaga.

2. Syarat kimia

Syarat kimia air pada kolam renang yang diperhatikan secara terus menerus,

antara lain:

a. Oksigen Terabsorsi (O2)

Kadar oksigen terlarut dalam air dapat dijadikan ukuran untuk menentukan

mutu air. Jika tingkat oksigen terlarut terlalu rendah, maka organisme anaerob dapat

mati ataupun menguraikan bahan organik dan menghasilkan bahan seperti metana

dan hidrogen sulfida yang dapat menyebabkan air berbau busuk (Rozanto,

2015).Batas maksimum yang telah ditetapkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI

Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990 adalah 1 mg/L setelah terpapar dalam waktu 4 jam

pada suhu udara.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kolam Renangeprints.umm.ac.id/35056/3/jiptummpp-gdl-warokurnia-47848-3-babii.pdf · 10 2. Flow trough pool, yaitu sistem aliran dimana air didalam

20

b. Sisa Khlor

Pada suatu kolam pembubuhan zat khlor harus benar-benar diperhatikan

dengan seksama dan terus menerus. Khlor merupakan senyawa kimia yang bersifat

bakteriosid dan digunakan sebagai bahan desinfektan air kolam renang (Chandra,

2009). Dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990,

batas pemberian senyawa khlor yang diperbolehkan adalah 0,2 – 0,5 mg/L. Dosis

pemberian klorin untuk setiap kolam renang harus diperhatikan sesuai dengan

ketentuan yaitu sebanyak 2 gram/m3 air (Chandra, 2009).

Senyawa khlor yang biasa digunakan dalam air kolam renang adalah Kaporit

(Ca(OCl2)). Penggunaan kaporit yang kurang dari 0,2 mg/l tidak akan dapat

membunuh kuman patogen, sedangkan penggunaan kaporit yang berlebihan atau

melebihi 0,5 mg/l akan mengakibatkan timbulnya keluhan kesehatan pada pengguna

air kolam renang misalnya timbulnya iritasi.

c. pH

Batas pH air kolam renang yang diperbolehkan yaitu antara 6,5 – 8,5. Jika pH

tidak sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan dapat menghambat proses

pengumpulan dan menyebabkan iritasi pada mata perenang (Elly, 2007). Air yang

memiliki pH lebih kecil dari pH normal akan bersifat asam, sedangkan yang

memiliki pH lebih besar dari pH normal akan bersifat basa. Menurut John D Puetz

(2013) dalam Rozanto (2015), Kadar pH air dapat berpengaruh terhadap efektivitas

khlorin sebagai desinfektan, semakin tinggi pH air dapat mengakibatkan proses

khlorinasi tidak efektif karena 90% dari asam hipoklorit itu akan mengalami ionisasi

menjadi ion hipoklorit sehingga khasiat desinfektan yang dimiliki khlor akan

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kolam Renangeprints.umm.ac.id/35056/3/jiptummpp-gdl-warokurnia-47848-3-babii.pdf · 10 2. Flow trough pool, yaitu sistem aliran dimana air didalam

21

menjadi lemah dan berkurang, karena kadar pH air yang naik atau turun akan

menentukan jumlah HOCl dan OCl- dalam air yang berperan dalam membunuh

kuman.

Tabel 2.1. Pengaruh pH terhadap jumlah HOCl- dan ClO- dalam air

(Sumber: Rozanto, 2015).

d. Tembaga (Cu)

Tembaga pada umumnya diperlukan oleh tubuh untuk perkembangan tubuh

manusia. Akan tetapi jika dosisnya terlalu tinggi, tembaga justru bersifat racun yaitu

dapat mengganggu enzim yang terkait dengan pembentukan sel darah, dapat

menimbulkan gejala pada ginjal, hati, muntaber, pusing, lemah, anemia, kram dan

lain sebagainya. Pada dosis yang terlalu rendah, tembaga dalam air dapat

menimbulkan rasa kesat, berwarna, dan korosi pada pipa (Soemirat, 2011). Dalam

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990, kadar maksimum

kandungan tembaga yang diperbolehkan dalam air kolam renang adalah 1,5 mg/l.

Adanya kandungan tembaga ini digunakan untuk menghambat perkembang biakan

pertumbuhan alga atau lumut.

e. Alumunium

Aluminium merupakan metal yang mudah dibentuk. Sumber alamiah dari

aluminium adalah bauksit dan kryolit. Pada dosis tinggi aluminium dapat

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kolam Renangeprints.umm.ac.id/35056/3/jiptummpp-gdl-warokurnia-47848-3-babii.pdf · 10 2. Flow trough pool, yaitu sistem aliran dimana air didalam

22

menimbulkan ganguan kesehatan. Sifat toksisitas aluminium bergantung dari

senyawanya, jika berikatan dengan arsen seperti Al-arsenat zat tersebut sangat toksik

(Rozanto, 2015). Dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor

416/Menkes/Per/IX/1990, kadar maksimum kandungan tembaga yang diperbolehkan

dalam air kolam renang adalah 0,2 mg/l. Unsur ini biasanya terkandung pada

senyawa-senyawa bahan koagulan dalam proses pengolahan air kolam, misalnya

tawas (Al2(SO4)3).

f. Kebasaan (CaCO3)

Kesadahan dalam air dapat disebabkan oleh ion-ion magnesium atau kalsium.

Ion-ion tersebut terdapat dalam air dalam bentuk sulfat, klorida, hidrogen karbonat.

Sedangkan pada air alam, kesadahan dapat disebabkan oleh garam karbonat atau

garam asamnya (Rozanto, 2015). Adanya kalsium klorida atau magnesium sulfat

disebabkan oleh geologi tanah disekitarnya Kadar kebasaan (CaCO3) yang telah

diperbolehkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor

416/Menkes/Per/IX/1990 adalah antara 50 – 500 mg/l.

3. Syarat bakteriologis

Syarat bakteriologis air kolam renang adalah syarat kualitas air ditinjau dari

segi ada tidaknya atau banyak sedikitnya jumlah kehidupan mikroba air. Penentuan

jumlah kuman ditujukan pada kuman yang dapat tumbuh di laboratorium dan bukan

menghitung semua kuman yang terdapat di dalam kolam.

Penetapan jumlah kuman digunakan sebagai indikator pengawasan kualitas air

pada sistem pengolahannya. Jumlah maksimum bakteri yang diperbolehkan adalah

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kolam Renangeprints.umm.ac.id/35056/3/jiptummpp-gdl-warokurnia-47848-3-babii.pdf · 10 2. Flow trough pool, yaitu sistem aliran dimana air didalam

23

200 per 1 ml sampel air, sedangkan jumlah kuman golongan E. coli dalam kolam

renang yang diperbolehkan adalah 0,0/100 ml sampel air (Effendi, 2004).

2.1.2.4. Cara Pengolahan Air Kolam Renang

Kualitas air kolam renang tipe resirkulasi sangat tergantung pada cara

pengolahannya, karena pengolahan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan

kualitas air kolam renang. Pada dasarnya tindakan pengolahan air kolam renang

berkisar pada dua macam yaitu proses kimia dan proses fisika.

1. Proses Kimia

Proses kimia pada pengolahan air kolam renang adalah proses pembubuhan zat

kimia ke dalam air pada saat pengolahan. Proses pengolahan air kolam meliputi:

a. Khlorinasi

Proses pendesinfeksian air dengan menggunakan khlor aktif ini bertujuan

untuk meningkatkan kualitas air secara bakteriologis sehingga dapat mengendalikan

atau mengurangi jumlah bakteri yang ada dalam air kolam renang. Zat khlor

merupakan bahan yang aktif dan mudah terurai sehingga dapat cepat bereaksi

dengan bahan-bahan organik atau anorganik di dalam air. Untuk proses khlorinasi

yang baik maka pH air yang diperlukan adalah berkisar antara 7,2 – 7,6 sebab

suasana basa akan mempercepat terurainya khlor aktif membentuk asam hipoklorit

dan kedua ini adalah sangat taksis terhadap mikroorganisme (Chandra, 2009).

Sumber senyawa khlorinasi aktif yang biasanya dipakai untuk bahan desinfektan

adalah:

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kolam Renangeprints.umm.ac.id/35056/3/jiptummpp-gdl-warokurnia-47848-3-babii.pdf · 10 2. Flow trough pool, yaitu sistem aliran dimana air didalam

24

1) Kalsium hipoklorit atau yang biasa disebut kaporit, dengan rumus kimia

(Ca(COCl)2) yaitu senyawa khlor aktif yang berbentuk bubuk putih atau granula

dengan kadar khlor aktif mulai dari 25 – 30%.

2) Natrium hipoklorit dengan rumus kimia NaCl yaitu senyawa khlorit aktif yang

berupa cairan berwarna kekuning-kuningan dengan kadar khlor aktif antara 12 –

25%.

3) Hepta oksida dikhlor aktif dengan rumus kimianya Cl2O, yaitu senyawa khlor

aktif yang berupa cairan kental seperti minyak kelapa dan tidak berwarna.

b. Koagulasi (penggumpalan)

Proses ini bertujuan untuk penjernihan air yang dilakukan dengan cara

pembubuhan bahan-bahan koagulasi seperti Al2(SO4)3 atau yang biasa disebut

tawas, FeCL3 atau ferri khlorida, FeCl2 atau ferro khlorida. Tujuan dari

pembubuhan zat koagulasi adalah untuk mengingat kotoran-kotoran yang ada di

dalam air kolam menjadi gumpalan-gumpalan kotoran yang lebih besar lagi,

sehingga mudah mengendap untuk kemudian disedot/disaring. Untuk memperoleh

efektifitas yang tinggi dalam proses koagulasi, maka diperlukan suasana pH antara

7,4 – 7,6 dan harus dilakukan pengadukan yang baik sehingga zat koagulan yang

diberikan dapat tercampur rata dengan air kolam secara merata (Sitanggang, 2012).

c. Pengendalian lumut

Lumut dan alga merupakan tumbuhan air yang dapat berkembang biak dalam

air kolam renang sehingga dapat mempengaruhi kualitas air kolam. Tumbuhan ini

tumbuh disebabkan adanya kandungan lumpur yang terdapat pada dinding kolam,

dan dasar kolam. Secara fisiologis, dapat menimbulkan gangguan estetika karena

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kolam Renangeprints.umm.ac.id/35056/3/jiptummpp-gdl-warokurnia-47848-3-babii.pdf · 10 2. Flow trough pool, yaitu sistem aliran dimana air didalam

25

adanya bercak-bercak atau noda sehingga air kolam tampak kotor. Untuk

menghilangkan atau mengendalikan alga dan lumut tersebut dapat digunakan bahan

kimia seperti senyawa cupri sulfat (zat prusi, vitriol bitu). Pemberian prusi ini harus

dilakukan penyikatan dinding dan dasar kolam dengan prusi pada setiap kali

diadakan pembersihan umum. penggunaan prusi yang berlebihan akan

membahayakan karena dapat berakibat hilangnya warna rambut pada perenang

disamping itu dapat membuat air kolam menjadi biru (Sitanggang, 2012).

d. Netralisasi

Netralisasi adalah proses pembubuhan bahan kimia untuk membantu atau

mempercepat penetralan bahan-bahan yang digunakan dalam pengolahan air, yaitu

dengan jalan menaikkan atau menurunkan pH air, dalam hal ini ditujukan untuk

menetralkan kandungan alumunium dan bahan membahayaka lainnya yang terdapat

di dalam air kolam (Sitanggang, 2012).

2. Proses Fisika

Menurut Sitanggang (2012), dalam pengolahan air kolam renang yang

dimaksudkan dengan proses fisika adalah proses pengolahan air melalui tahapan

pengadukan, pengendapan, dan penyaringan.

a. Pengadukan

Proses pengadukan ini adalah proses pencampuran bahan kimia yang

digunakan dalam pengolahan air dengan seluruh air yang ada dengan cara

mengadukkannya, di dalam instilasi pengolahan proses pengadukan dilakukan

setelah pembubuhan bahan-bahan kimia. Idealnya suatu unit pengaduk yang

komplit dapat menjangkau volume air kolam renang sehingga dapat merata.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kolam Renangeprints.umm.ac.id/35056/3/jiptummpp-gdl-warokurnia-47848-3-babii.pdf · 10 2. Flow trough pool, yaitu sistem aliran dimana air didalam

26

b. Pengendapan

Proses ini dimaksudkan untuk mengendapkan flok-flok kotoran yang

terbentuk pada proses koagulasi. Pengendapan ini diharapkan dapat membantu dan

mempermudah dalam proses penyaringan.

c. Penyaringan

Pada proses penyaringan ini bertujuan untuk membersihkan kotoran-kotoran

yang masih melayang di dalam air karena kotoran tersebut tidak dapat mengendap

sehingga melalui filter ini air diharapkan dapat jernih kembali.

2.1.3. Tinjauan tentang Sumber Belajar Biologi

2.1.3.1. Pengertian Sumber Belajar

Menurut Purnomo (2012), Sumber belajar merupakan segala sesuatu yang

dapat memudahkan peserta didik dalam memperoleh sejumlah informasi,

pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan dalam proses belajar mengajar. Tujuan

dalam proses pembelajaran dapat tercapai dengan baik apabila komponen-komponen

dalam pembelajaran dapat terpenuhi, beberapa komponen ini diantaranya manusia dan

penggunaan media atau sumber-sumber belajar. Keberadaan sumber belajar dapat

memungkinkan dan memudahkan terjadinya proses belajar (Suhardi, 2007). Dalam

melaksanakan kegiatan belajar mengajar guru sewajarnya memanfaatkan sumber

belajar, karena pemanfaatan sumber belajar merupakan hal yang sangat penting dalam

konteks belajar mengajar tersebut. Dikatakan demikian karena memanfaatkan sumber

belajar akan dapat membantu dan memberikan kesempatan belajar yang berpartisipasi

serta dapat memberikan perjalanan belajar yang kongkrit. Sehingga tujuan

pembelajaran yang telah ditentukan dapat dicapai dengan efisien dan efektif.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kolam Renangeprints.umm.ac.id/35056/3/jiptummpp-gdl-warokurnia-47848-3-babii.pdf · 10 2. Flow trough pool, yaitu sistem aliran dimana air didalam

27

Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar sangat penting guna mendukung

proses dan pencapaian tujuan belajar, harapannya dapat membangkitkan motivasi dan

minat belajar siswa (Kasrina, dkk., 2012).

2.1.3.2. Ciri-ciri Sumber Belajar

Sumber belajar menurut Badriyah (2010) ciri-cirinya sebagai berikut:

1. Sumber belajar merupakan suatu “daya” yang dapat mendukung proses pencapaian

tujuan pembelajaran.

2. Sumber belajar mempunyai nilai-nilai belajar.

3. Secara keseluruhan sumber belajar dapat digunakan sebagian demi sebagian atau

secara keseluruhan.

2.1.3.3. Macam-macam Sumber Belajar

Pada umumnya terdapat dua cara memanfaatkan sumber belajar dalam

pembelajaran di sekolah yaitu dengan membawa sumber belajar langsung ke dalam

kelas atau membawa kelas ke lapangan dimana sumber belajar berada (Mulyasa,

2006). Dilihat dari tipe atau asal usulnya, sumber belajar dibedakan menjadi 2

kategori, yakni (Munajah & Susilo, 2015):

1. Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design)

Yaitu sumber belajar yang yang disederhanakan atau dimodifikasi (by design)

untuk membantu kegiatan pembelajaran seperti buku paket, modul, film, komputer

dan video pembelajaran.

2. Sumber belajar yang sudah tersedia (learning resources by utilization)

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kolam Renangeprints.umm.ac.id/35056/3/jiptummpp-gdl-warokurnia-47848-3-babii.pdf · 10 2. Flow trough pool, yaitu sistem aliran dimana air didalam

28

Yaitu sumber belajar yang siap digunakan dalam proses pembelajaran tanpa adanya

penyederhanaan atau modifikasi (by utilization) misalnya pabrik, taman safari,

kebun raya dan museum.

Berdasarkan jenis sumbernya, sumber belajar dapat dikelompokkan menjadi

enam macam yaitu pesan, orang, bahan, alat, teknik dan latar/lingkungan (Lindiani,

2011).

1. Pesan, adalah pelajaran/informasi yang diteruskan oleh komponen lain dalam

bentuk ide, fakta, arti, dan data.

2. Orang, mengandung pengertian manusia yang bertindak sebagai penyimpan,

pengolah, dan penyaji pesan. Tidak termasuk mereka yang menjalankan fungsi

pengembangan dan pengelolaan sumber belajar.

3. Bahan, merupakan sesuatu (bisa pula disebut program atau software) yang

mengandung pesan untuk disajikan melalui penggunaan alat ataupun oleh dirinya

sendiri.

4. Alat, adalah sesuatu (biasa pula disebut hardware) yang digunakan untuk

menyampaikan pesan yang tersimpan di dalam bahan.

5. Teknik, berhubungan dengan prosedur rutin atau acuan yang disiapkan untuk

menggunakan bahan, peralatan, orang, dan lingkungan untuk menyampaikan pesan.

6. Lingkungan, merupakan situasi sekitar di mana pesan diterima atau ruang dan

tempat dimana sumber-sumber dapat berinteraksi dengan peserta didik.

Keenam sumber belajar tersebut juga merupakan komponen sistem dalam

pembelajaran, artinya dalam setiap kegiatan pembelajaran selalu terdapat keenam

komponen tersebut.

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kolam Renangeprints.umm.ac.id/35056/3/jiptummpp-gdl-warokurnia-47848-3-babii.pdf · 10 2. Flow trough pool, yaitu sistem aliran dimana air didalam

29

2.1.3.4. Manfaat Sumber Belajar

Menurut Hijrah Saputra (2008), manfaat sumber belajar adalah:

1. Dapat memberi pengalaman belajar langsung dan kongkrit kepada peserta didik

2. Menyajikan sesuatu yang tidak bisa diadakan, dikunjungi, dilihat secara langsung.

3. Menambah dan memperluas cakrawala sajian yang ada dalam kelas.

4. Memberi informasi yang akurat dan terpadu.

5. Membantu memecahkan masalah pendidikan baik mikro maupun makro.

6. Memberi motivasi yang baik, apabila pemanfaataannya diatur dan direncanakan

secara tepat.

Fungsi-fungsi di atas sekaligus menggambarkan tentang alasan dan arti penting

sumber belajar untuk kepentingan proses dan pencapaian hasil pembelajaran siswa.

2.1.3.5. Pemanfaatan Hasil Penelitian sebagai Sumber Belajar Biologi berupa

Jurnal Ilmiah

1. Pemanfaatan Hasil Penelitian sebagai Sumber Belajar Biologi

Biologi merupakan salah satu ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup

dan lingkungannya. Dalam mempelajari Biologi diperlukan suatu sumber belajar agar

mempermudah siswa dalam memperoleh informasi yang dibutuhkannya. Sumber

belajar Biologi adalah segala sesuatu, baik benda maupun gejalanya, yang dapat

digunakan untuk memperoleh pengalaman dalam rangka pemecahan permasalahan

Biologi tertentu. Sumber belajar memungkinkan dan memudahkan terjadinya proses

belajar (Suhardi, 2010). Sumber belajar Biologi dalam proses pembelajaran Biologi

dapat diperoleh di sekolah atau di luar sekolah. Mengembangkan proses dan produk

penelitian sebagai sumber belajar memiliki landasan yang memenuhi kaidah filsafat

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kolam Renangeprints.umm.ac.id/35056/3/jiptummpp-gdl-warokurnia-47848-3-babii.pdf · 10 2. Flow trough pool, yaitu sistem aliran dimana air didalam

30

ilmu (sains) di samping kaidah praktikal sebagaimana dalam pengembangan

kurikulum, silabus, hingga rancangan pembelajaran (Widodo, dkk., 2015).

Menurut Djohar dalam Munifah (2012), dalam proses belajar biologi

diperlukan keterampilan dasar yang meliputi observasi, klasifikasi, pengukuran,

komunikasi, pengontrolan variabel, perumusan masalah, serta interpretasi data. Selain

itu, suatu hasil penelitian dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar biologi jika

ditinjau dari segi proses dan produknya, dimulai dari perumusan masalah sampai

penarikan kesimpulan yang akan menghasilkan fakta-fakta selama kegiatan penelitian

untuk kemudian digeneralisasikan menjadi konsep dan prinsip. Pemanfaatan hasil

penelitian ini harus disesuaikan dengan konsep yang ingin dicapai pada kurikulum,

sehingga dapat menunjang kebutuhan kurikulum yang digunakan.

Menurut Nurmiyanti (2007), Sumber belajar dapat berupa materials atau bahan

yaitu perangkat lunak yang mengandung pesan untuk disajikan melalui penggunaan

alat/perangkat keras ataupun oleh dirinya sendiri, misalnya hasil penelitian yang

diseleksi dan dikemas sesuai dengan tujuan dan materi yang akan diajarkan contohnya

pada penelitian siklus pertumbuhan jamur tiram sebagai sumber belajar materi fungi.

Data hasil penelitian diperoleh dengan melakukan penelitian di lapangan yang

sesungguhnya. Prosedur, proses dan hasilnya dikemas melalui seleksi dan

penyederhanaan objek sehingga penelitian tersebut dapat disajikan secara sistematis,

yang pada akhirnya dapat diakses oleh peserta didik sebagai sumber belajar.

Pada prinsipnya setiap benda atau gejala dapat digunakan sebagai sumber

belajar. Namun, dalam pemanfaatannya harus memperhatikan syarat-syarat tertentu

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kolam Renangeprints.umm.ac.id/35056/3/jiptummpp-gdl-warokurnia-47848-3-babii.pdf · 10 2. Flow trough pool, yaitu sistem aliran dimana air didalam

31

dimana menurut Djohar dalam Hermahwati (2012) harus didasari pada hal-hal sebagai

berikut:

a. Kejelasan potensi, didasari pada proses dan produk dari kegiatan penelitian yang

dapat dijadikan sumber belajar.

b. Kesesuaian dengan tujuan belajar, dimana antara tujuan penelitian yang dilakukan

dengan tujuan belajar sesuai dengan tujuan intruksional yang dirumuskan.

c. Kejelasan sasaran, berkaitan dengan sasaran subjek belajar atau sasaran peruntukan

sumber belajar.

d. Kejelasan informasi yang dapat diungkap, berdasarkan informasi dari hasil

penelitian eksplorasi yang berupa proses dan produk penelitian.

e. Kejelasan pedoman eksplorasi, berhubungan erat dengan proses pelaksanaan

penelitian.

f. Kejelasan perolehan yang diharapkan, yaitu hal-hal yang diperoleh dari kegiatan

yang dapat dikembangkan.

2. Definisi Jurnal Ilmiah

Jurnal ilmiah merupakan bentuk publikasi ilmiah yang memuat hasil kegiatan

bidang keilmuan tertentu, baik berupa hasil pengamatan empirik maupun kajian

konseptual, yang bersifat penemuan baru, konsep dan teori yang sudah ada. Jurnal

ilmiah dapat dijadikan sebagai salah satu sumber belajar karena merupakan sarana

komunikasi antar komunitas bidang keilmuan. Dengan sarana ini, para ilmuwan dapat

berinteraksi satu sama lain dan saling mengisi untuk membangun suatu bidang

keilmuan. Jurnal ilmiah pada umumnya memuat kumpulan informasi terbaru, hasil

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kolam Renangeprints.umm.ac.id/35056/3/jiptummpp-gdl-warokurnia-47848-3-babii.pdf · 10 2. Flow trough pool, yaitu sistem aliran dimana air didalam

32

objektif dari sebuah kajian ilmu, dan rekomendasi dengan kata lain jurnal ilmiah tetap

dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar (Hermawanti, 2012).

Hasil-hasil penelitian yang ditulis dalam bentuk artikel untuk kemudian

diterbitkan dalam jurnal-jurnal memiliki kelebihan-kelebihan dibanding dengan yang

ditulis dalam bentuk laporan teknis resmi. Laporan teknis resmi memang dituntut

untuk berisi hal-hal yang menyeluruh dan lengkap sehingga naskahnya cenderung

tebal dan direproduksi dalam jumlah yang sangat terbatas, dan akibatnya hanya

kalangan yang sangat terbatas saja yang dapat membacanya. Jurnal yang diterbitkan

oleh suatu fakultas akan dibaca sedikitnya oleh para dosen (dan karyawan) serta

mahasiswa di fakultas tersebut sehingga hasil penelitian yang ditulis dalam bentuk

artikel berupa jurnal akan memiliki pembaca yang jauh lebih banyak daripada laporan

penelitian teknis resmi. Singkatnya, hasil penelitian yang ditulis dalam bentuk artikel

dalam jurnal akan memberikan dampak akademis yang lebih cepat dan luas daripada

laporan teknis resmi (Widodo, dkk., 2015).

Jurnal Ilmiah mempunyai kaidah-kaidah khusus yang harus diikuti oleh

peneliti. Kaidah-kaidah tersebut sudah terstandarisasi pada setiap kelompok bidang

ilmu. Adapun sistematika penulisan artikel jurnal ilmiah atau karya tulis ilmiah di

antaranya (Widodo, dkk., 2015):

a. Judul: ditulis dengan singat dan padat, maksimal 13 katas, dan harus mencerminkan

substansi penelitian yang diuraikan pada batang tubuh artikel.

b. Nama Penulis: ditulis tanpa gelar, letaknya dibawah judul artikel yang berasal dari

nama kelompok, semua anggota harus dicantumkan dengan ururtan yang sama.

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kolam Renangeprints.umm.ac.id/35056/3/jiptummpp-gdl-warokurnia-47848-3-babii.pdf · 10 2. Flow trough pool, yaitu sistem aliran dimana air didalam

33

c. Instansi dan Alamat Penulis: ditulis nama instansi tempat penulis berasal dan

alamat e-mail yang letaknya di bawah nama penulis, jika penulis lebih dari seorang,

alamat e-mail cukup ketuanya saja.

d. Abstrak: ditulis dalam dua bahasa, Indonesia dan Inggris, satu alinea yang

panjangnya antara 120-150 kata. Abstrak artikel kajian ilmiah terdiri atas

permasalahan dan inti pembahasan secara substansial, sedangkan artikel hasil

penelitian terdiri atas tujuan, metode, dan hasil.

e. Kata Kunci: diisi kata atau istilah yang mencerminkan esensi konsep dalam

cakupan permasalahan, terdiri atas beberapa buah kata/istilah dan disebut dalam

judul/abstrak. Kata kunci ditulis di bawah abstrak dengan jarak satu baris dan

dicetak miring-tebal.

f. Batang Tubuh Artikel: (i) artikel kajian ilmiah terdiri atas pendahuluan yang berisi

permasalahan dan kerangka pikir atau kerangka analisis, sub-sub judul yang berisi

pembahasan, dan kesimpulan. (ii) artikel hasil penelitian terdiri atas pendahuluan

yang memuat latar belakang masalah (maksimal 20%), metode penelitian (15 %),

hasil dan pembahasan (60%), serta kesimpulan (5%).

g. Ucapan Terima Kasih: ditujukan kepada berbagai pihak yang membantu penulisan,

misalnya sponsor penelitian dan narasumber.

h. Daftar Pustaka: diusahakan paling banyak dari sumber primer (jurnal) mutakhir (3-

5 tahun) dan hanya mencantumkan sumber yang ditunjuk di dalam batang tubuh

artikel. Sebaliknya, nama yang dirujuk dalam batang tubuh harus ada dalam daftar

pustaka. Daftar pustaka tidak boleh memuat karya penulis sendiri. Penulisannya

mengikuti APA Referencing Style.

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kolam Renangeprints.umm.ac.id/35056/3/jiptummpp-gdl-warokurnia-47848-3-babii.pdf · 10 2. Flow trough pool, yaitu sistem aliran dimana air didalam

34

i. Cara merujuk pengarang di dalam batang tubuh artikel harus menyebutkan nama

belakang pengarang, tahun, dan halaman (jika perlu). Contoh: (Mitchel, 2012:53)

atau Mitchel (2012:53).

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kolam Renangeprints.umm.ac.id/35056/3/jiptummpp-gdl-warokurnia-47848-3-babii.pdf · 10 2. Flow trough pool, yaitu sistem aliran dimana air didalam

35

2.2. Kerangka Konsep Penelitian

Keterangan:

:yang diteliti

: tidak diteliti

: ada hubungan

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual

Kolam renang

Persyaratan air kolam renang

Kuantitas Kualitas

Syarat fisik Kapasitas jumlah pengunjung yang

sesuai standar

Syarat bakteriologis

Syarat kimia

1. Suhu 2. Warna 3. Bau 4. Rasa

1. Oksigen 2. Sisa Khlor 3. pH 4. Zat Kimia

(Ca, Mg, Cu, Al)

1. Total Koliform (MPN)

2. Jumlah Kuman

Terjadinya gangguan kesehatan pada pengguna/pengunjung seperti iritasi mata, batuk, pilek, dan gangguan-

gangguan kesehatan lainnya

Jika sisa khlor ≥ 0,5 mg/L maka akan terjadi gangguan pada kesehatan

Jika sisa khlor ≤ 0,2 mg/L maka kuman-kuman di dalam air kolam renang tidak terdesinfeksi secara maksimal

Dikembangkan menjadi Sumber Belajar Biologi berupa Jurnal Ilmiah yang berdasarkan Silabus Kurikulum 2013 Kelas X-IPA Materi “Perubahan Lingkungan/Iklim dan Daur Ulang Limbah” KD 3.10 yakni Menganalisis data perubahan lingkungan dan dampaknya bagi kehidupan.