bab ii kajian pustaka 2.1 landasan teori 2.1.1 pengertian … ii.pdf · harus digunakan dalam...

32
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Akuntansi Menurut Munawir (2004) mendefinisikan “Akuntansi adalah seni dari pada pencatatan, penggolongan dan peringkasan daripada peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian yang setidak-tidaknya sebagian bersifat keuangan dengan cara yang setepat-tepatnya dan dengan penunjuk atau dinyatakan dalam uang. Menurut Haryono Jusup (2011) mendefinisikan “Akuntansi adalah sistem informasi yang mengukur aktivitas bisnis, mengolah data menjadi laporan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada para pengambil keputusan. Akuntansi adalah “bahasa bisnis” karena dengan akuntansi sebagian besar informasi bisnis dikomunikasikan. Perusahaan mendistribusikan laporan akuntansi yang meringkas kinerja keuangan perusahaan kepada pemilik, kreditur, pemerintah, dan calon investor. Semakin baik anda menguasai bahas bisnis, akan semakin baik pula anda mengelola perusahaan”.

Upload: vukhuong

Post on 07-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Akuntansi

Menurut Munawir (2004) mendefinisikan “Akuntansi adalah seni dari

pada pencatatan, penggolongan dan peringkasan daripada peristiwa-peristiwa

dan kejadian-kejadian yang setidak-tidaknya sebagian bersifat keuangan

dengan cara yang setepat-tepatnya dan dengan penunjuk atau dinyatakan

dalam uang.

Menurut Haryono Jusup (2011) mendefinisikan “Akuntansi adalah

sistem informasi yang mengukur aktivitas bisnis, mengolah data menjadi

laporan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada para pengambil keputusan.

Akuntansi adalah “bahasa bisnis” karena dengan akuntansi sebagian besar

informasi bisnis dikomunikasikan. Perusahaan mendistribusikan laporan

akuntansi yang meringkas kinerja keuangan perusahaan kepada pemilik,

kreditur, pemerintah, dan calon investor. Semakin baik anda menguasai bahas

bisnis, akan semakin baik pula anda mengelola perusahaan”.

10

2.1.2 Pengertian Aktiva

Aktiva atau sering disebut dengan harta (aset) merupakan kekayaan

yang dimiliki perusahaan yang digunakan dalam menjalankan kegiatan

perusahaan. Aktiva perusahaan diperoleh dari hasil kegiatan di masa lampau

dan bermanfaat untuk kegiatan perusahaan di masa yang akan datang.

Menurut PSAK No. 16 (SAK IFRS 2012) disebutkan bahwa: “aktiva ialah

sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa

masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan

diperoleh oleh perusahaan”.

Pada dasarnya aktiva dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian utama

yaitu aktiva lancar dan aktiva tidak lancar yaitu:

1. Aktiva Lancar

Aktiva lancar adalah uang kas dan aktiva-aktiva lain atau sumber-sumber

yang diharapkan akan direalisasi menjadi uang kas atau dijual atau

dikonsumsi selama siklus usaha perusahaan yang normal atau dalam

waktu satu tahun, mana yang lebih lama.

Yang termasuk kelompok aktiva lancar adalah:

1) Kas atau uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi

perusahaan.

2) Investasi jangka pendek (surat berharga atau marketable securities)

adalah investasi yang sifatnya sementara dengan maksud untuk

11

memanfaatkan uang kas yang untuk sementara belum dibutuhkan

dalam operasi.

3) Piutang wesel, adalah tagihan perusahaan kepada pihak lain yang

dinyatakan dalam suatu wesel atau perjanjian yang diatur dalam

undang-undang, karena itu, wesel mempunyai kekuatan hukum dan

lebih terjamin perluasannya dan dapat diperjualbelikan atau

didiskontokan.

4) Piutang dagang, adalah tagihan kepada pihak lain (kepada kreditur

atau langganan) sebagai akibat dari adanya penjualan dagang secara

kredit.

5) Persediaan, adalah semua barang yang diperdagangkan yang sampai

tanggal neraca masih di gudang atau belum laku di jual.

6) Piutang penghasilan atau penghasilan yang masih harus diterima

adalah penghasilan yang sudah menjadi hak perusahaan karena

perusahaan telah memberikan jasa atau prestasinya tetapi belum

diterima pembayarannya.

7) Persekot atau biaya dibayar di muka, adalah pengeluaran untuk

memperoleh jasa atau prestasi dari pihak lain tetapi pengeluaran itu

belum jadi biaya atau jasa/prestasi pihak lain belum dinikmati oleh

perusahaan pada periode ini melainkan pada periode berikutnya.

12

2. Aktiva Tidak Lancar

Aktiva tidak lancar adalah aktiva yang mempunyai umur kegunaan relatif

permanen atau jangka panjang (mempunyai umur ekonomis lebih dari

satu tahun atau tidak habis dalam satu kali perputaran operasi

perusahaan).

Yang termasuk kelompok aktiva tidak lancar adalah:

1) Investasi jangka panjang

Bagi perusahaan yang cukup besar dalam arti mempunyai kekayaan

atau modal yang cukup atau sering melebihi dari yang dibutuhkan,

maka perusahaan ini dapat menanamkan modalnya dalam investasi

jangka panjangnya di luar usaha pokoknya. Investasi ini dapat berupa

saham dari perusahaan, aktiva tetap yang tidak ada hubungannya

dengan perusahaan. Tujuannya adalah:

(1) Untuk dapat mengadakan pengawasan terhadap

kebijaksanaan atau kegiatan perusahaan ini.

(2) Untuk memperoleh pendapatan yang tetap secara terus

menerus.

(3) Untuk membina hubungan baik dengan perusahaan lain.

(4) Dan lain-lain.

13

2) Aktiva tetap

Aktiva tetap adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan yang

fisiknya merupakan syarat lain untuk dapat diklasifikasikan

sebagai aktiva tetap selain aktiva itu dimiliki perusahaan, juga

harus digunakan dalam operasi yang bersifat permanen (aktiva

tersebut mempunyai umur kegunaan jangka panjang atau tidak

akan habis dalam satu periode kegiatan perusahaan.

Menurut PSAK No. 16 (SAK IFRS 2012) menyatakan bahwa

yang dimaksud dengan aset tetap adalah: “aset berwujud yang

dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang

atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan

administratif dan diperkirakan untuk digunakan selama lebih dari

satu periode.

Sedangkan menurut Munawir (2004) menyatakan bahwa yang

dimaksud dengan aktiva tetap adalah “Kekayaan yang dimiliki

perusahaan yang phisiknya nampak (konkrit) dan harus digunakan

dalam operasi yang bersifat permanen (aktiva tersebut mempunyai

umur kegunaan jangka panjang atau tidak akan habis dipakai

dalam satu periode kegiatan perusahaan)”.

14

3. Aktiva tetap tidak berwujud

Aktiva tetap tidak berwujud adalah kekayaan perusahaan yang secara fisik

tidak tampak, tetapi merupakan suatu hak yang mempunyai nilai dan

dimiliki oleh perusahaan untuk digunakan dalam perusahaan.

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, aktiva tetap memiliki

karakteristik: memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun atau satu

periode akuntansi, dan tidak dimaksudkan untuk dijual kembali.

2.1.3 Penggolongan Aktiva Tetap

Pada dasarnya aktiva tetap dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:

1. Aktiva Tetap Berwujud

Menurut Zaki Baridwan (2004) “Yang dimaksud dengan aktiva tetap

berwujud adalah aktiva-aktiva yang berwujud yang sifatnya relatif

permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal.

Untuk tujuan akuntansi, jangka waktu penggunaan ini dibatasi dengan

“lebih dari satu periode akuntansi”. Aktiva tetap yang berwujud yang

dimiliki perusahaan dapat mempunyai macam-macam bentuk seperti

tanah, bangunan, mesin-mesin dan alat-alat, kendaraan dan lain-lain.

15

2. Aktiva Tak Berwujud

Menurut Zaki Baridwan dalam bukunya Intermediate Accounting

(2004) “Aktiva Tak Berwujud adalah aktiva nonmoneter yang dapat

diidentifikasi dan tidak mempunyai bentuk fisik serta dimiliki untuk

digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa,

disewakan pada pihak lainnya atau untuk tujuan administratif”.

2.1.4 Jenis Aktiva Tetap

Aktiva tetap berwujud yang dimiliki oleh suatu perusahaan bisa

berupa: tanah, bangunan, mesin dan alat-alat pabrik, meubel dan alat-alat

kantor, kendaraan dan sebagainya.

1. Ditinjau dari umurnya aktiva tetap dibedakan menjadi tiga golongan,

yaitu:

1) Aktiva tetap yang umur atau masa kegunaanya tidak terbatas.

Termasuk dalam kelompok aktiva ini ialah: tanah yang dipakai

sebagai tempat kedudukan bangunan pabrik dan bangunan kantor,

tanah untuk pertanian dan lain-lain yang semacamnya. Terhadap

aktiva tetap yang mempunyai masa kegunaan yang tidak terbatas

tidak dilakukan penyusutan atas harga perolehannya, karena

manfaatnya tidak akan berkurang di dalam menjalankan fungsinya

selama jangka waktu yang tidak terbatas

16

2) Aktiva tetap yang umur atau masa kegunaannya terbatas, dan

dapat diganti dengan aktiva sejenis apabila masa kegunaannya

telah berakhir. Termasuk dalam kelompok aktiva ini antara lain:

bangunan, mesin, alat-alat pabrik, meubel dan alat-alat transport

dan lain sebagainya. Karena manfaat yang diberikan di dalam

menjalankan fungsinya semakin berkurang atas terbatas jangka

waktunya, maka harga perolehan aktiva ini harus disusut selama

masa kegunaanya.

3) Aktiva tetap yang umur atau masa kegunaannya terbatas, dan

tidak dapat diganti dengan aktiva sejenis apabila masa

kegunaannya telah habis. Termasuk dalam kelompok ini: misalnya

sumber-sumber alam seperti: tambang, hutan dan lain sebagainya

atau biasa disebut aktiva sumber alam. Sumber alam akan semakin

habis melalui kegiatan eksploitasi sumber tersebut, oleh sebab itu

harga perolehan aktiva sumber alam harus dialokasikan kepada

periode-periode dimana sumber-sumber itu memberikan hasilnya.

2. Ditinjau dari mobilitasnya, aktiva tetap dibedakan menjadi dua golongan,

yaitu:

1) Aktiva tetap berwujud bergerak, yaitu aktiva tetap berwujud yang

dapat dengan mudah berpindah atau dipindahkan. Misalnya

kendaraan, perlengkapan dan sebagainya.

17

2) Aktiva tetap berwujud tidak bergerak, misalnya tanah, gedung dan

sebagainya.

3. Ditinjau dari undang-undang perpajakan, aktiva tetap dibedakan menjadi

empat golongan yaitu:

1) Golongan I, yaitu aktiva tetap selain bangunan yang mempunyai

umur ekonomis sampai 4 tahun, misalnya: peralatan, mebel,

kendraan, dan truk ringan.

2) Golongan II, yaitu aktiva tetap selain bangunan yang mempunyai

umur ekonomis diatas 4 tahun, misalnya: mebel dan peralatan

yang terbuat dari logam, truk berat, mobil tangki dan sebagainya.

3) Golongan III, yaitu aktiva tetap selain bangunan yang mempunyai

umur ekonomis antara 8 sampai 20 tahun, misalnya: mesin-mesin

yang menghasilkan peralatan, mesin produksi, dan sebagainya.

4) Golongan IV, yaitu aktiva tetap berwujud yang berupa tanah dan

bangunan.

2.1.5 Perlakuan Akuntansi Aset Tetap

2.1.5.1 Pengakuan

Menurut PSAK No. 16 (SAK IFRS 2012) menyatakan bahwa

biaya perolehan aset tetap harus diakui jika dan hanya jika:

18

1. Kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomi

masa depan dari aset tersebut; dan

2. Biaya perolehannya dapat diukur secara andal.

Aktiva tetap yang dimiiki perusahaan dapat diperoleh dengan

beberapa cara dimana masing-masing cara akan menimbulkan masalah

akuntansi tersendiri, terutama yang berhubungan dengan penentuan

atau penilaian harga perolehan dari aktiva tetap tersebut.

Proses perolehan aktiva tetap yang dimaksud adalah mulai

sejak pembelian, pengangkutan, pemasangan sampai aktiva tetap

tersebut siap untuk dipakai dalam kegiatan perusahaan. Harga

perolehan diukur dengan kas yang dibayarkan pada suatu transaksi

secara tunai. Dalam hal ini aktiva tidak dibayar dengan kas, maka

harga perolehan ditetapkan sebasar nilai wajar dari aktiva yang

diperoleh atau aktiva yang diserahkan, yang mana yang lebih layak

berdasarkan bukti atau data yang tersedia. Apabila harga perolehan

telah ditetapkan, maka harga perolehan tersebut akan menjadi dasar

untuk akuntansi selama masa pemakaian aktiva yang bersangkutan.

Akuntansi tidak mengakui pemakaian harga pasar atau harga

pengganti selama pemakaian suatu aktiva tetap.

19

Dari definisi diatas, terdapat dua unsur pembentuk harga

perolehan suatu aktiva tetap, yaitu:

1. Unsur pokok pembentukan harga perolehan aktiva tetap, yaitu

sebesar nilai sumber ekonomis yang diserhakan/dikorbankan pada

saat terjadinya peralihan hak kepemilikan suatu aktiva atau sebesar

nilai taksiran yang ditetapkan pada saat perolehan aktiva yang

bersangkutan. Unsur pokok ini sangat tergantung pada proses

perolehan hak kepemilikan, mungkin proses perolehan hak

kepemilikan dilakukan dengan cara jual beli tunai, jual-beli

angsuran, leasing, hibah atau membuat sendiri. Dengan begitu

yang dapat diperhitungkan sebagai unsur harga perolehan suatu

aktiva antara lain: harga beli, nilai tunai dari suatu angsuran,

taksiran harga pasar ataupun biasa berdasarkan kebijakan pimpinan

atau ekspertis.

2. Unsur tambahan pembentuk harga perolehan, yaitu segala

pengorbanan ekonomis yang dapat diatribusikan secara langsung,

yang timbul mulai saat persiapan pembelian, pembuatan sampai

dengan aktiva tetap yang bersangkutan dinyatakan siap digunakan

dalam kegiatan usaha sehari-hari.

20

2.1.5.1.1 Biaya Perolehan Awal

Menurut PSAK No. 16 (SAK IFRS 2012) menyatakan

bahwa biaya perolehan aset tetap meliputi:

1. Harga perolehannya;

2. Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan

aset tetap dan restorasi lokasi aset tetap. Kewajiban

tersebut timbul ketika aset tetap diperoleh.

2.1.5.1.2 Biaya Selanjutnya

Menurut Soemarsono (2008) pengeluaran aktiva tetap

dapat dikelompokan men jadi dua macam, yaitu:

1. Pengeluaran Modal

Pengeluaran Modal adalah pengeluaran-pengeluaran

yang harus dicatat sebagai aktiva. Pengeluaran-

pengeluaran yang akan mendatangkan manfaat lebih

dari satu periode akuntansi termasuk dalam kategori ini.

Demikian juga halnya dengan pengeluaran-pengeluaran

yang akan menambah efisiensi, memperpanjang umur

aktiva atau meningkatkan kapasitas atau mutu produksi.

Pengeluaran-pengeluaran modal dapat dicatat sebagai

debit pada akun: (1) aktiva atau; (2) akumulasi

penyusutan. Pengeluaran-pengeluaran untuk

penambahan dan penggantian, pada umumnya, dicatat

21

dalam akun aktiva. Pengeluaran untuk perbaikan besar-

besaran yang akan memperpanjang umur aktiva dicatat

sebagai debit pada akun akmulasi penyusutan.

2. Pengeluaran Pendapatan

Pengeluaran pendapatan adalah pengeluaran-

pengeluaran yang hanya mendatangkan manfaat untuk

tahun di mana pengeluaran tersebut dilakukan. Oleh

karena itu, pengeluaran pendapatan akan dicatat sebagai

beban. Pengeluaran untuk pemeliharaan dan perbaikan

rutin merupakan contoh dari jenis pengeluaran ini.

Beban pemeliharaan terjadi agar aktiva tetap selalu

berada dalam keadaan baik. Sedang beban perbaikan

adalah beban-beban untuk mengembalikan aktiva tetap

dalam keadaan baik.

Menurut Zaki Baridwan dalam bukunya Intermediate

Accounting (2004) dalam Aktiva tetap yang dimiliki dan

digunakan dalam usaha perusahaan akan memerlukan pengeluaran-

pengeluaran yang tujuannya adalah agar dapat memenuhi

kebutuhan perusahaan. Pengeluaran-pengeluaran tersebut dapat

dikelompokan menjadi:

22

1. Reparasi dan Pemeliharaan

Biaya reparasi dapat merupakan biaya yang jumlahnya

kecil jika reparasinya biasa, dan jumlahnya cukup besar jika

reparasinya besar. Biaya reparasi kecil seperti penggantian

baut, mur, sekering mesin merupakan biaya yang sering terjadi.

Biaya pemeliharaan merupakan biaya yang dikeluarkan untuk

memelihara aktiva agar tetap dalam kondisi yang baik.

Kenyataannya, sering terjadi biaya reparasi dan

pemeliharaan yang sulit dipisahkan, sehingga dalam akuntansi

dipakai satu rekening untuk mencatat biaya reparasi dan

pemeliharaan. Karena biaya reparasi dan pemeliharaan itu

sering terjadi (berulang-ulang), dapat disimpulkan bahwa

manfaat biaya-biaya tersebut hanya dalam periode terjadinya,

sehingga dicatat sebagai biaya (pengeluaran pendapatan).

Reparasi besar biasanya terjadi selang beberapa tahun,

sehingga dapat dikatakan bahwa manfaat reparasi seperti ini

akan dirasakan dalam beberapa periode. Oleh karena itu biaya

reparasi besar dikapitalisasi dan pembebannya sebagai biaya

dilakukan dalam periode-periode yang menerima manfaat.

Ada dua cara untuk mencatat biaya reparasi besar yaitu; (a)

menambah harga perolehan aktiva tetap, apabila biaya ini

dikeluarkan untuk menaikkan nilai kegunaan aktiva dan tidak

23

menambah umurnya; (b) mengurangi akumulasi depresiasi,

apabila biaya ini dikeluarkan untuk memperpanjang umur

aktiva tetap dan mungkin juga nilai residunya. Karena jumlah

akumulasi depresiasi berkurang berarti nilai bukunya menjadi

bertambah besar. Perhitungan depresiasi untuk tahun-tahun

berikutnya harus direvisi sesuai dengan perubahan nilai bukuu

aktiva dan umur ekonomis yang baru.

2. Penggantian, Perbaikan dan Penambahan

Penggantian adalah biaya yang dikeluarkan untuk

mengganti aktiva atau suatu bagian aktiva dengan unit baru

yang tipenya sama.

Perbaikan adalah penggantian suatu aktiva dengan aktiva

baru untuk memperoleh kegunaan yang lebih besar. Perbaikan

yang biayanya kecil dapat diperlakukan seperti reparasi biasa,

tetapi perbaikan yang memakan biaya yang besar dicatat

sebagai aktiva baru. Aktiva lama yang diganti dan akumulasi

depresiasinya dihapuskan dari rekening-rekeningnya.

Penambahan adalah memperbesar atau memperluas

fasilitas suatu aktiva seperti penambahan ruang dalam

bangunan, ruang parkir dan lain-lain. Akhir-akhir ini sering

terdapat tambahan mesin yang dipasang dalam pabrik untuk

menghilangkan (mengurangi) pencemaran. Apabila alat

24

tambahan itu dipasang menjadi satu dengan mesin maka biaya

yang dikeluarkan untuk memperoleh dan memasang alat itu

merupakan suatu penambahan. Biaya-biaya yang timbul dalam

penambahan dikapitalisasi menambah harga perolehan aktiva

dan depresiasi selama umur ekonomisnya.

3. Penyusunan Kembali Aktiva Tetap

Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam penyusunan kembali

aktiva atau perubahan rute produksi, atau untuk mengurangi

biaya produksi, jika jumlahnya cukup berarti dan manfaat

penyusunan kembali itu akan dirasakan lebih dari satu periode

akuntansi maka harus dikapitalisasi. Biaya-biaya semacam itu

dikapitalisasi sebagai biaya dibayar dimuka atau beban yang

ditangguhkan dan akan diamortisasikan ke periode-periode

yang memperoleh manfaat dari penyusunan kembali tersebut.

2.1.5.2 Pengukuran Saat Pengakuan

Dalam PSAK 16 menyatakan bahwa saat pengakuan aktiva

tetap harus diukur sebesar biaya perolehan. Menurut PSAK No. 16

(SAK IFRS 2012) menyatakan bahwa:

25

1. Harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian

yang tidak dapat dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian

dan potongan lain;

2. Setiap biaya dapat diatribusikan secara langsung untuk membuat

aset ke lokasi dan kondisi yang diingikan supaya suatu aset

tersebut siap digunakan sesuai dengan maksud manajemen;

3. Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan

restorasi lokasi aset tetap. Kewajiban tersebut timbul ketika aset

tetap diperoleh atau sebagai konsekuensi penggunaan aset tetap

selama periode tertentu untuk tujuan selain menghasilakan

persediaan.

Adapun jenis-jenis perolehan aktiva tetap antara lain:

1. Pembelian Tunai

Aktiva tetap yang dibeli secara tunai dicatat sebesar uang yang

dikeluarkan untuk pembelian aktiva tetap tersebut ditambah

dengan biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan

pembelian aktiva dikurangi potongan harga yang diberikan, baik

karena pembelian partai besar maupun karena pembayaran yang

diperbesae. Tetapi jika potongan harga tidak dimanfaatkan maka

jumlah yang harus dibayar adalah jumlah harga pembelian bruto.

Potongan tunai yang tidak dimanfaatkan diperlakukan sebagai rugi

26

atau biaya bungan. Kerugian sebagai akibat tidak

dimanfaatkannya potongan tunai ini dilaporkan dilaporan laba-

rugi dalam kelompok rugi dan biaya lain-lain.

2. Pembelian secara Kredit Jangka Panjang

Kebanyakan transaksi pembelian aktiva diperoleh dengan kredit

jangka panjang. Pada dasarnya penentuan harga perolehan aktiva

tetap dengan pembelian secara kredit sama dengan pembelian

secara tunai, sehingga besarnya harga perolehan tersebut tidak

termasuk bunga. Bunga yang ditimbulkan atas pembelian

angsuran harus dikeluarkan dari harga perolehan dan dinyatakan

sebagai biaya bunga pembebanan.

3. Pembelian Angsuran

Harga perolehan aktiva tetap yang didapat dari transaksi

pembelian angsuran diukur dengan jumlah uang (harga) yang

dibayarkan apabila aktiva itu dibeli secara tunai. Unsur bunga dan

financing cost yang terdapat di dalamnya harus dikelurakan dan

diperlukan sebagai biaya dalam periode dimana pembayaran itu

terjadi. Jika di dalam harga kontrak pembelian secara tidak

spesifik dinyatakan adanya bunga yang dibebankan, maka pada

dasarnya unsur bunga itu harus diperhitungkan dan dikurangkan

dari harga kontrak di dalam menentukan harga perolehan aktiva

tetap bersangkutan.

27

4. Aktiva Tetap yang Didapat dari Donasi dan Penemuan

Aktiva tetap dapat pula diperoleh dari sumbangan, misalnya dari

pemerintah atau dari lembaga lain. Meskipun untuk memperoleh

sumbangan ini tidak ada pengorbanan, akuntansi akan

mencatatnya karena akuntansi merupakan alat

pertanggungjawaban. Apabila mengikuti prinsip harga perolehan,

semestinya harga perolehan aset dari sumbangan ini adalah nihil

sehingga tidak perlu dicatat. Namun penyimpangan terhadap

prinsip harga perolehan dibenarkan untuk mencatat aktiva dari

sumbangan. Aktiva tetap dari sumbangan didebet, dan akun

lawannya adalah modal sumbangan. Nilainya adalah sebesar nilai

wajar pada saat sumbangan tersebut diterima.

5. Aktiva Tetap yang Dibangun Sendiri

Harga perolehan aktiva tetap yang dibangun sendiri oleh

perusahaan (tidak dibeli dari pihak luar) meliputi (1) biaya bahan

bangunan yang dipakai (2) upah tenaga kerja langsung, dan (3)

biaya-biaya pemakaian lain seperti pemakaian listrik dan

depresiasi asset tetap perusahaan yan digunakan untuk

membangun. Kadang-kadang untuk membiayai pembangunan aset

tetap digunakan dana dari pinjaman. Bunga yang menjadi

tanggungan perusahaan atas penggunaan dana dari pinjaman dapat

dimasukkan sebagai unsur biaya perolehan. Namun besarnya

28

bunga yang dimasukkan sebagai unsur biaya perolehan hanyalah

bunga selama masa konstruksi. Jika setelah masa konstruksi

pinjaman belum lunas, maka biaya bunganya dibebankan sebagai

biaya periodik dalam laporan laba-rugi di kelompok biaya di luar

usaha.

Jumlah pengorbanan untuk membangun sendiri aktiva tetap

boleh jadi lebih kecil ketimbang jumlah harga apabila aktiva tetap

itu dibeli dari luar. Penghematan yang diperoleh karena

membangun sendiri tidak boleh diakui sebagai untung.

6. Aktiva Tetap yang Diperoleh Secara Pertukaran

Aktiva tetap dapat diperoleh dengan cara pertukaran dengan

aktiva tetap lainnya. Harga perolehan atas aktiva yang didapat

diukur dengan harga pasar (fair market value) dari aktiva yang

diserahkan (dilepaskan) sebagai alat penukarnya. Rugi-laba

pertukaran harus diakui, apabila terdapat perbedaan antara nilai

buku dengan harga pasar aktiva tetap yang diserahkan di dalam

transaksi tersebut.

Apabila penentuan harga pasar aktiva tetap yang diserahkan

dalam transaksi ini sulit ditentukan, maka harga perolehan aktiva

tetap yang didapat diukur dengan harga pasar aktiva itu sendiri.

Apabila dalam transaksi pertukaran itu disertai dengan

pembayaran uang tunai disamping penyerahan aktiva tetap (lama)

29

maka harga perolehan aktiva tetap yang didapat, adalah jumlah

harga pasar aktiva lama ditambah dengan jumlah uang yang

dibayarkan.

Menurut Zaki Baridwan (2004) Pertukaran dengan aktiva tetap

lainnya dapat dibagi dua jenis, antara lain:

1. Pertukaran aktiva tetap yang sejenis

Yang dimaksud dengan pertukaran aktiva tetap yang sejenis

adalah pertukaran aktiva tetap yang fungsi dan sifatnya

sama, seperti mesin produksi merk A dengan merk B, Truk

merek A dengan merek B dan seterusnya. Dalam

hubungannya dengan aktiva tetap yang sejenis PSAK No.

16 menyatakan bahwa laba atau rugi yang timbul akibat

perbedaan nilai wajar aktiva tetap yang diperoleh dengan

yang diserahkan tidak boleh diakui, sehingga selisihnya

akan digunakan untuk mengkoreksi nilai wajar yang

diperoleh. Bila terdapat selisih nilai wajar, maka nilai wajar

aktiva tetap baru ditetapkan sebesar nilai buku aktiva yang

dilepaskan. Sebaliknya bila nilai buku aktiva yang

dilepaskan lebih tinggi dari nilai wajar aktiva yang

diterima, maka nilai buku aktiva yang diserahkan harus

diturunkan dan nilai baru sesudah penurunan digunakan

sebagai nilai wajar aktiva yang diterima.

30

2. Pertukaran aktiva tetap yang tidak sejenis

Yang dimaksud dengan pertukaran aktiva tetap yang tidak

sejenis adalah pertukaran aktiva tetap yang sifat dan

fungsinya tidak sama, seperti misalnya pertukaran tanah

dengan mesin-mesin, tanah dengan gedung, dan lain-lain.

Perbedaan antara nilai wajar aktiva tetap yang diserahkan

dengan nilai wajar yang digunakan sebagai dasar

pencatatan aktiva yang diperoleh pada tanggal transaksi

terjadi harus diakui sebagai laba atau rugi pertukaran aktiva

tetap. Penentuan harga perolehan dalam pertukaran seperti

ini harus didasarkan pada nilai wajar aktiva tetap yang

diserahkan ditambah uang yang dibayarkan. Bila nilai

wajar aktiva yang diserahkan tidak dapat diketahui, maka

harga perolehan aktiva baru diidasarkan pada nilai wajar

aktiva baru.

2.1.5.3 Pengukuran Setelah Pengakuan

Menurut PSAK No. 16 (SAK IFRS 2012) mengakui adanya

dua metode dalam pengukuran akuntansi aset tetap tersebut

31

1. Metode Biaya

Setelah pengakuan sebagai aset, aset tetap dicatat pada biaya

perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi

penurunan nilai.

2. Metode Revaluasi

Setelah pengakuan sebagai aset, aset tetap yang nilai wajarnya

dapat diukur secara andal dicatat pada jumlah revaluasian, yaitu

nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan

dan akumulasi rugi penurunan nilai setelah tanggal revaluasi.

Revaluasi dilakukan dengan keteraturan yang cukup regular untuk

memastikan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara material

dengan jumlah yang ditentukan dengan menggunkan nilai wajar

pada akhir periode pelaporan.

2.1.5.3.1 Penyusutan

1. Pengertian Penyusutan atau Depresiasi

Menurut Zaki Baridwan (2004) menyatakan bahwa “Depresiasi

adalah sebagian dari harga perolehan aktiva tetap yang secara

sistematis dialokasikan menjadi biaya setiap periode akuntansi.

Menurut PSAK No. 17, depresiasi (penyusutan) adalah lokasi

jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa

manfaat yang diestimasi yang akan dibebankan ke pendapatan

32

baik secara langsung maupun tidak langsung. Aktiva tetap yang

dapat disusutkan adalah aktiva yang:

1) Diharapakan untuk digunakan selama lebih dari satu

periode akuntansi.

2) Memiliki masa manfaat yang terbatas.

3) Dimiliki oleh suatu perusahaan untuk digunakan dalam

produksi atau memasok barang atau jasa, untuk disewakan

atau untuk tujuan administrasi.

2. Sebab-sebab Depresiasi

Faktor-faktor yang menyebabkan depresiasi bisa dikelompokan

menjadi dua, yakni:

1) Faktor-faktor fisik

Faktor-faktor fisik yang mengurangi fungsi aktiva tetap

adalah aus karena dipakai, aus karena umur dan kerusakan-

kerusakan.

2) Faktor-faktor fungsional

Faktor-faktor fungsional yang membatasi umur aktiva tetap

antara lain, ketidak mampuan aktiva untuk memenuhi

kebutuhan produksi sehingga perlu diganti dank arena

adanya perubahan permintaan terhadap barang atau jasa

yang dihasilkan, atau karena adanya kemajuan teknologi

sehingga aktiva tersebut tidak ekonomis lagi juka dipakai

33

3. Faktor-faktor dalam Menentukan Biaya Depresiasi

Ada tiga faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan

besarnya biaya depresiasi setiap periode antara lain:

1) Harga Perolehan (Cost)

Yaitu uang yang dikeluarkan atau hutang yang timbul dan

biaya-biaya yang terjadi dalam pemerolehan suatu aktiva

dan menempatkannya agar dapat digunakan.

2) Nilai Sisa (Residu)

Nilai sisa suatu aktiva yang didepresiasi adalah jumlah

yang diterima bila aktiva tersebut sudah tidak dapat

digunakan lagi, dikurangi dengan biaya-biaya yang terjadi

pada saat menjual atau menukarnya.

3) Taksiran Umur

Taksiran umur kegunaan aktif dipengaruhi oleh cara-cara

pemeliharaan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang

dianut dalam reparasi. Taksiran umur ini biasanya

dinyatakan dalam satuan periode waktu, satuan hasil

produksi atau satuan jam kerjanya. Dalam menaksir umur

aktiva, harus dipertimbangkan sebab-sebab kepuasan fisik

dan fungsional

34

4. Metode Perhitungan Penyusutan

Menurut PSAK No. 16 (SAK IFRS 2012) menyebutkan bahwa

“Berbagai metode penyusutan dapat digunakan untuk

mengalokasikan jumlah yang tersusutkan secara sistematis dari

suatu aset selama umur manfaatnya”. Metode tersebut antara lain:

1) Metode Garis Lurus

Metode garis lurus menghasilkan pembebanan yang tetap

selama umur manfaat aset jika nilai residunya tidak

berubah.

2) Metode Saldo Menurun

Metode saldo menurun menghasilkan pembebanan yang

menurun selama umur manfaat aset.

3) Metode Unit Produksi

Metode jumlah unit menghasilkan pembebanan berdasarkan

pada ekspektasi penggunaan atau keluaran dari aset.

Menurut Soemarsono (2005) ada dua faktor yang mempengaruhi

besarnya penyusutan. Dua faktor itu adalah nilai aktiva tetap yang digunakan

dalam penghitungan penyusutan (dasar penyusutan) dan taksiran

manfaat. Ada beberapa cara untuk menghitung penyusutan, yaitu:

1. Metode Garis Lurus

2. Metode Saldo Menurun

3. Metode Jumlah Angka Tahun

35

4. Metode Unit Produksi

Setiap metode tersebut digunakan sesuai dengan prinsip akuntansi

yang berterima umum, dan manajemen dapat memilih salah satu dari metode

yang dianggap paling sesuai. Apabila suatu metode tertentu telah dipilih,

maka metode tersebut harus diterapkan secara konsisten sepanjang masa

aktiva yang bersangkutan, sehingga laporan keuangan dari periode ke periode

dapat diperbandingkan. Apabila dalam satu periode dimana metode

penyusutan berubah, pengaruh perubahan harus dikuantifikasikan dan alasan

perubahan harus diungkapkan. Namun perusahaan tidak harus hanya

menggunakan satu metode penyusutan saja untuk semua aktiva tetap yang

dimiliki. Perusahaan dapat menggunakan metode garis lurus untuk salah satu

kelompok aktiva tetap dan metode saldo menurun untuk kelompok aktiva

yang lain.

1. Metode Garis Lurus

Metode ini merupakan metode perhitungan yang paling

sederhana dan banyak digunakan oleh organisasi perusahaan. Cara

ini memberikan beban depresiasi yang konstan pada setiap periode

akuntansi selama masa manfaat dari aktiva tetap yang bersangkutan.

Rumus untuk menghitung depresiasi dengan metode ini yaitu:

Depresiasi = 𝐇𝐏−𝐍𝐒

𝐧

Keterangan :

36

HP = Harga Perolehan Aktiva

NS = Taksiran Nilai Sisa

N = Taksiran Umur Kegunaan/Ekonomis

Perhitungan depresiasi dengan metode garis lurus ini didasarkan

pada anggapan-anggapan berikut :

1) Kegunaan ekonomis dari suatu aktiva akan menurun secara

proporsional setiap periode

2) Biaya reparasi dan pemeliharaan tiap-tiap periode jumlahnya

relatif tetap

3) Kegunaan ekonomis berkurang karena lewatnya waktu

4) Penggunaan (kapasitas) aktiva tiap-tiap relatif tetap

2. Metode Saldo Menurun Ganda

Pada metode ini, biaya depresiasi dari tahun ke tahun semakin

menurun. Hal ini terjadi karena perhitungan biaya depresiasi

periodik didasarkan pada nilai buku (harga perolehan dikurangi

dengan akumulasi depresiasi) aktiva yang semakin menurun dari

tahun ke tahun. Metode ini merupakan metode depresiasi yang

dihitung dengan mengalihkan nilai buku aktiva pada awal periode

dengan dua kali tarif garis lurus. Nilai buku pada awal tahun

pertama adalah sama dengan harga perolehan aktiva, sedangkan

pada tahun-tahun berikutnya, nilai buku adalah selisih antara harga

perolehan dengan akumulasi depresiasi pada awal tahun. Berbeda

dengan metode lainnya, pada metode ini nilai residu tidak

37

diperhitungkan. Akan tetapi, nilai residu akan menjadi batas jumlah

depresiasi yang akan dilakukan. Depresiasi akan berakhir apabila

nilai buku telah mencapai jumlah yang sama dengan atau mendekati

taksiran nilai residu. Rumus untuk menghitung depresiasi dengan

metode ini yaitu:

Depresiasi = N/2 x (n + 1)

Keterangan :

n = Taksiran Umur Ekonomis

3. Metode Jumlah Angka Tahun

Metode jumlah angka tahun akan menghasilkan biaya

depresiasi yang lebih pada tahun-tahun awal dan semakin kecil pada

tahun-tahun akhir. Oleh karena itu, metode ini juga termasuk dalam

metode depresiasi yang dipercepat. Metode ini disebut jumlah

angka-angka tahun karena tarif depresiasinya didasarkan pada suatu

pecahan yang:

1) Pembilangnya adalah tahun-tahun pemakaian aktiva yang

masih tersisa sejak awal tahun ini.

2) Penyebutnya adalah jumlah tahun-tahun sejak tahun pertama

hingga tahun pemakaian akhir. Rumus metode jumlah angka

tahun:

Depresiasi = n (n + 1)/2

38

Keterangan :

n = umur ekonomis

4. Metode Satuan Kegiatan/Hasil/Jam kerja

Dalam metode suatu hasil, masa pemakaian aktiva yang

dinyatakan dengan jangka waktu, melainkan dengan jumlah satuan

(unit) yang dapat dihasilkan oleh aktiva yang bersangkutan. Metode

ini cocok digunakan untuk depresiasi mesin pabrik, karena hasil

suatu mesin dapat diukur satuannya. Metode ini dapat juga

didasarkan pada jam kerja mesin atau jam kerja operator yang

menangani mesin. Metode ini dapat digunakan juga untuk peralatan

angkutan (diukur dengan jarak yang ditempuh) atau peralatan

kantor tertentu (diukur dengan jam pemakaian). Namun demikian

metode ini tidak tepat digunakan pada gedung atau mebel, karena

untuk aktiva semacam ini depresiasi lebih merupakan fungsi waktu

(bukan kegiatan), dan satuan hasilnya sukar untuk diukur. Oleh

karena itu dalam metode ini yang perlu ditaksir adalah jumlah

satuan hasil yang diperkirakan dapat dihasilkan oleh aktiva.

Taksiran satuan hasil ini dipakai untuk membagi harga perolehan

depresiasi, sehingga dapat ditentukan depresiasi per tahun hasil.

Angka depresiasi per unit hasil ini kemudian dikalikan dengan

jumlah satuan hasil sesungguhnya pada satru tahun, sehingga dapat

39

diterapkan depresiasi untuk tahun yang bersangkutan. Rumus untuk

menghitung metode tersebut adalah hasilnya sebagai berikut:

Depresiasi per jam = 𝐇𝐏−𝐍𝐒

𝐧

Keterangan :

HP = Harga Perolehan

NS = Nilai Sisa

n = Taksiran Jumlah Penggunaan Aktiva

2.1.5.4 Penghentian Pengakuan

Menurut PSAK No. 16 (SAK IFRS 2012) menyatakan bahwa

jumlah aset tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya:

1. Pada saat dilepaskan; atau

2. Ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomi masa depan yang

diekpektasikan dari penggunaan atau pelepasannya.

Menurut Soemarsono (2005) tetap bisa dihentikan

pemakaiannya dengan cara dijual, ditukarkan ataupun karena rusak.

Pada waktu aktiva tetap dihentikan dari pemakaian maka semua

rekening yang berhubungan dengan aktiva tersebut dihapuskan.

Apabila aktiva itu dijual dijual maka selisih antara harga jual dengan

nilai buku atau nilai residu dicatat sebagai laba atau rugi.

2.1.5.5 Pengungkapan

Menurut PSAK No. 16 (SAK IFRS 2012) menyatakan bahwa

laporan keuangan juga mengungkapkan:

40

1. Keberadaan dan jumlah pembatasan atas hak milik dan aset tetap

yang dijaminkan untuk liabilitas;

2. Jumlah pengeluaran yang diakui dalam jumlah tercatat aset tetap

yang sedang dalam konstruksi;

3. Jumlah komitmen kontraktual untuk memperoleh aset tetap; dan

4. Jumlah kompensasi dari pihak ketiga untuk aset tetap yang

mengalami penurunan nilai, hilang, atau dihentikan yang termasuk

dalam laba rugi, jika tidak diuungkapkan secara terpisah dalam

laporan laba rugi komprehensif.