bab ii kajian pustaka 2.1. kebugaran fisik 2.1.1...

29
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kebugaran fisik 2.1.1. Pengertian Kebugaran Fisik Beberapa definisi mengenai kebugaran fisik yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Kebugaran fisik didefinisikan sebagai kemampuan tubuh untuk melakukan suatu tugas rutin dalam jangka waktu yang cukup lama tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan masih memiliki tenaga cadangan untuk melaksanakan aktivitas yang bersifat mendadak (Nala, 2011). Pengertian lain menyatakan kebugaran fisik adalah suatu keadaan kemampuan fisik yang dapat menyesuaikan fungsi alat-alat tubuhnya terhadap tugas fisik tertentu atau terhadap keadaan lingkungan yang harus di atasi dengan cara yang efisien, tanpa kelelahan yang berlebihan dan telah pulih sempurna sebelum datang tugas yang sama pada esok harinya (Giriwijoyo dan Mucchtamaji, 2005). Menurut Corbin dkk., kebugaran fisik atau physical fitnes adalah kemampuan seseorang melakukan kerja sehari-hari secara efisien tanpa timbul kelelahan yang berlebihan sehingga masih dapat menikmati waktu luangnya. Setiap orang membutuhkan kebugaran fisik yang baik, agar ia dapat melaksanakan pekerjaannya dengan efektif dan efisien tanpa mengalami kelelahan yang berarti (Corbin Dkk., 2008). 10

Upload: haliem

Post on 02-Feb-2018

225 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kebugaran fisik 2.1.1 ...erepo.unud.ac.id/9156/3/fba56ec1f899a751b8d10f862deae240.pdf · dasar gerak fisik atau aktifitas fisik dari tubuh manusia (Nala

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kebugaran fisik

2.1.1. Pengertian Kebugaran Fisik

Beberapa definisi mengenai kebugaran fisik yang dikemukakan oleh

beberapa ahli. Kebugaran fisik didefinisikan sebagai kemampuan tubuh untuk

melakukan suatu tugas rutin dalam jangka waktu yang cukup lama tanpa

mengalami kelelahan yang berarti dan masih memiliki tenaga cadangan untuk

melaksanakan aktivitas yang bersifat mendadak (Nala, 2011).

Pengertian lain menyatakan kebugaran fisik adalah suatu keadaan

kemampuan fisik yang dapat menyesuaikan fungsi alat-alat tubuhnya terhadap

tugas fisik tertentu atau terhadap keadaan lingkungan yang harus di atasi dengan

cara yang efisien, tanpa kelelahan yang berlebihan dan telah pulih sempurna

sebelum datang tugas yang sama pada esok harinya (Giriwijoyo dan Mucchtamaji,

2005).

Menurut Corbin dkk., kebugaran fisik atau physical fitnes adalah

kemampuan seseorang melakukan kerja sehari-hari secara efisien tanpa timbul

kelelahan yang berlebihan sehingga masih dapat menikmati waktu luangnya.

Setiap orang membutuhkan kebugaran fisik yang baik, agar ia dapat

melaksanakan pekerjaannya dengan efektif dan efisien tanpa mengalami kelelahan

yang berarti (Corbin Dkk., 2008).

10

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kebugaran fisik 2.1.1 ...erepo.unud.ac.id/9156/3/fba56ec1f899a751b8d10f862deae240.pdf · dasar gerak fisik atau aktifitas fisik dari tubuh manusia (Nala

11

Kebugaran fisik adalah kesanggupan kemampuan tubuh melakukan

penyesuaian terhadap pembebanan fisik yang diberikan kepadanya (dari kerja

yang di lakukan sehari-hari) tanpa menimbulkan rasa kelelahan yang berlebihan

atau tidak menimbulkan kelelahan yang berarti maksudnya ialah setelah seseorang

melakukan suatu kegiatan atau aktivitas, masih mempunyai cukup semangat dan

tenaga untuk menikmati waktu senggangnya dan untuk keperluan-keperluan

lainnya yang mendadak ( Anonim, 2012).

Kartina dkk., (2006) dalam buku sport medicine mendefinisikan

kebugaran fisik adalah salah satu kunci untuk tetap sehat dan merupakan

serangkaian karakteristik terhadap pekerjaan kapasitas jantung dan paru-paru,

kekuatan dan daya tahan otot, fleksibilitas sendi terkait dengan kemampuan

seseorang untuk melakukan kegiatan fisik ( Kartina Dkk., 2006 ).

Kategori fisik merupakan cikal bakal dari kesegaran jasmani secara umum.

Jadi apabila orang dalam keadaan segar salah satu aspek pokok yang nampak

adalah keadaan penampilan fisiknya ( Pollowek dan Wilmore, 1990 ). Tidak

menimbulkan kelelahan yang berarti maksudnya ialah setelah seseorang

melakukan suatu kegiatan atau aktivitas, masih mempunyai cukup semangat dan

tenaga untuk menikmati waktu senggangnya dan untuk keperluan-keperluan

lainnya yang mendadak (Giriwijoyo dan Sidik, 2010), kebugaran fisik harus

ditingkatkan agar kemampuan cadangan untuk menghadapi tugas-tugas ekstra

khususnya bagi kesejahteraan keluarga, bagi kegiatan kemasyarakatan dan guna

menghadapi keadaan darurat dapat bertambah (Giriwijoyo dan Muchtamaji,

2005).

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kebugaran fisik 2.1.1 ...erepo.unud.ac.id/9156/3/fba56ec1f899a751b8d10f862deae240.pdf · dasar gerak fisik atau aktifitas fisik dari tubuh manusia (Nala

12

2.1.2. Kemampuan Kebugaran Fisik

Kemampuan biomotorik atau unsur biomotorik merupakan kemampuan

dasar gerak fisik atau aktifitas fisik dari tubuh manusia (Nala, 2011). Status

kebugaran fisik seseorang dijadikan dasar untuk menentukan tingkat beban

kinerja yang boleh dilakukan sehingga dapat mencegah hal yang tidak diinginkan

(Adiatmaja, 2002).

Menurut Depertemen Kesehatan RI (Anonim, 1994), kebugaran fisik

(physical fitnes) terdiri atas 10 komponen yaitu :

1) Daya tahan kardiovaskuler (cardiovasculer Endurance)

2) Daya tahan otot (Muscular Endurace)

3) Kekuatan otot (Muscular Streength)

4) Kelentukan (Flexibility)

5) Komposisi tubuh ( Body Composition)

6) Kecepatan (Speed)

7) Kelincahan (Agility)

8) Keseimbangan (Balance)

9) Kecepatan reaksi (Reaction time)

10) Koordinasi (coordination)

2.1.2.1. Daya Tahan Kardiovaskular (cardiovasculer Endurance)

Daya tahan kardiovaskular adalah kesanggupan sistem jantung, paru dan

pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal pada keadaan istirahat dan kerja

dalam mengambil oksigen dan menyalurkannya ke jaringan yang aktif sehingga

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kebugaran fisik 2.1.1 ...erepo.unud.ac.id/9156/3/fba56ec1f899a751b8d10f862deae240.pdf · dasar gerak fisik atau aktifitas fisik dari tubuh manusia (Nala

13

dapat digunakan pada proses metabolisme tubuh (Boreham dkk., 2006; perry,

2008)

Saat beraktivitas kenaikan frekuensi denyut jantung lebih lama. Setelah

beraktifitas fisik, denyut jantung, pernapasan dan pembuluh darah akan lebih

cepat kembali ke keadaan normal dari pada orang yang tidak terlatih (Boreham

dkk., 2006). Efek akibat terciptanya peningkatan kebugaran fisik pada daya tahan

kardiovaskuler yaitu terjadinya pembesaran otot jantung sehingga ukuran jantung

meningkat, isi darah sekuncup perdenyut jantung bertambah sehingga volume

yang dipompakan keseluruh tubuh lebih banyak, (denyut jantung orang yang

terlatih 6-8 kali lebih sedikit dari yang tidak terlatih) dan peningkatan tekanan

darah lebih sedikit (Boreham, 2006 )

2.1.2.2. Daya tahan otot (Muscular Endurace)

Daya tahan otot adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan

ototnya untuk berkontraksi secara terus menerus, dalam waktu yang relatif lama

dengan beban tertentu (Borcham, 2006). Jika otot tidak kuat dan daya tahannya

kurang baik maka tidak akan tercapai tujuan pelatihan (Chander dan Brown,

2008). Seseorang dengan keterampilan yang tinggi sekalipun tidak ada artinya

tanpa dukungan oleh daya tahan yang baik (Nala, 2011).

Faktor penentu daya tahan otot meliputi : jenis fibril otot, kualitas

pernapasan dan peredaran darah, proses metabolisme dalam otot dan kerja

hormon, pengaturan sistem saraf pusat maupun sistem saraf perifer, kekuatan

maksimal ledak dan power endurance, koordinasi gerakan otot, irama gerakan,

susunan serat otot, dan jenis kelamin (Tozeren, 2000 ).

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kebugaran fisik 2.1.1 ...erepo.unud.ac.id/9156/3/fba56ec1f899a751b8d10f862deae240.pdf · dasar gerak fisik atau aktifitas fisik dari tubuh manusia (Nala

14

2.1.2.3. Kekuatan otot (Muscle Streength)

Kekuatan merupakan komponen yang paling penting pada setiap pelatihan

olahraga. Boreham dkk., (2006 ) menjelaskan bahwa :

Strength training aims to increase the athlete’s competition performanced

by : (a) enhancing the neural component of muscle contraction, and (b)

augmenting the muscle fibre size. Exercise training causes an accumulation of

metabolites which specifically induce the adeptive synthesis of structural and

enzyme proteins resulting in larger and more efficient muscle.

Maksud dari penjelasan tersebut adalah pelatihan kekuatan bertujuan

untuk meningkatkan komponen saraf dan kontraksi otot, menambah serat otot,

menyebabkan akumulakasi metabolik yang secara khusus menginduksi sintesis

protein dan enzim dalam menghasilkan otot yang besar dan efisien.

Kekuatan otot melukiskan kontraksi maksimal yang di hasilkan oleh otot-

otot dan kemampuannya di titik beratkan pada otot tangan, kaki, bahu, dada,

perut, tungkai kaki, dan punggung agar dapat memegang, mengangkat, mengayun,

menarik, melempar, mendorong, dan menolak ( Juliantine, dkk., 2007).

Bompa (2009) kekuatan otot secara psikologis dapat di artikan sebagai

kemampuan berdasarkan kemudahan bergerak proses sistem saraf dan perangkat

otot untuk melakukan gerakan dalam waktu tertentu.

2.1.2.4. Kelentukan (Flexibility)

Kelentukan adalah kemampuan tubuh mengulur dari seluas-luasnya yang

di tunjang oleh luasnya gerakan pada sendi. Kemampuan untuk menggerakkan

tubuh dan anggota tubuh seluas-luasnya, berhubungan erat dengan kemampuan

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kebugaran fisik 2.1.1 ...erepo.unud.ac.id/9156/3/fba56ec1f899a751b8d10f862deae240.pdf · dasar gerak fisik atau aktifitas fisik dari tubuh manusia (Nala

15

gerakan kelompok otot besar dan kapasitas kinerjanya ( Chandler dan Brown,

2008 ). Semakin tua usia seseorang kelentukan akan semakin menurun yang di

sebabkan karena elastik otot semakin berkurang (Nala, 2011).

Ketentuan membuat sendi-sendi dapat digerakkan dengan baik dan

sepenuhnya ke segala arah yang diinginkan (Chandler dan Brown, 2008).

Kehilangan kelentukan berarti mengurangi efisiensi gerakan dan kemungkinan

terjadi cidera sangat besar (Nala, 2011).

Menurut Parks dan Beverly (1990) pelatihan-pelatihan kelenukan sangat

penting dan perlu dilaksanakan karena dapat memperbaiki keluwesan dan

kekenyalan, mengembangkan aliran darah yang lebih efisien dalam jaringan

kapiler untuk mengurangi cidera. Pelatihan senam adalah pelatihan yang cocok

untuk meningkatkan ketentuan bergerak (Anonim, 2009).

2.1.2.5. Komposisi tubuh ( Body Composition)

Komposisi tubuh adalah komponen yang menggambarkan perbandingan

bagian tubuh yang secara metabolisme aktif terutama otot di bandingkan dengan

bagian yang kurang aktif yaitu lemak (Tozeren, 2000). Komponen tubuh dihitung

dengan menggunakan perhitungan IMT atau Indeks Massa Tubuh (Sudarssono,

2008; Tozeren, 2000). Komposisi tubuh digambarkan dengan berat badan tanpa

lemak dan berat lemak. Makin kecil persentase lemak makin baik kinerja

seseorang (Berger, 1982, Tozeren, 2000) membuktikan bahwa jumlah porsi

“muscle mass” dan lemak yang rapat akan menambah kekuatan.

Tubuh yang mempunyai berat jenis yang tinggi berarti massa ototnya

banyak sedangkan kadar lemak relatif lebih kecil. Secara garis besar indeks massa

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kebugaran fisik 2.1.1 ...erepo.unud.ac.id/9156/3/fba56ec1f899a751b8d10f862deae240.pdf · dasar gerak fisik atau aktifitas fisik dari tubuh manusia (Nala

16

tubuh di pengaruhi oleh usia, jenis kelamin, kebugaran tubuh, ras, asupan nutrisi

serta rasio pinggang atlit yang sesuai dengan kesehatan estimasi tingkat minimum

dari lemak tubuh adalah 5% untuk pria dan 12% untuk wanita (Anonim, 2012).

2.1.2.6. Kecapatan (Speed)

Menurut torzern (2000) kecepatan adalah kemampuan untuk berpindah

atau bergerak dari tubuh atau anggota tubuh dari satu titik ke titik lainnya atau

untuk mengerjakan suatu aktivitas berulang yang sama serta berkesinambungan

dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

Harsono (2003) mengatakan kecepatan adalah kemampuan untuk

melakukan gerakan-gerakan yanng sejenisnya secara berturut-turut dalam waktu

yang sesingkat-singkatnya. Kecepatan merupakan komponen fisik yang erat

kaitannya dengan komponen biomotorik lain terutama kekuatan, kelincahan,

koordinasi, waktu reaksi dan daya tahan. (Nala, 2011).

2.1.2.7. Kelincahan (Agility)

Kelincahan (Agility) adalah kemampuan untuk mengubah posisi tubuh

atau arah gerakan tubuh dengan cepat ketika sedang bergerak cepat tanpa

kehilangan keseimbangan atau kesadaran orientasi terhadap posisi tubuh.

Komponen kelincahan ini erat sekali kaitannya dengan komponen kecepatan

(gerakan dan reaksi), keseimbangan dan koordinasi (Nala, 2011). Untuk dapat

meningkatkan kelincahan dibutuhkan kualitas dan latihan khusus terhadap tiga

komponen penting yaitu kelentukan (fleksibility), kecepatan gerak (speed), dan

ketepatan gerak (accuracy) dimana latihan yang dapat di berikan mencakup luas

pergerakan persendian untuk meningkatkan kelentukan, kekuatan otot, untuk

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kebugaran fisik 2.1.1 ...erepo.unud.ac.id/9156/3/fba56ec1f899a751b8d10f862deae240.pdf · dasar gerak fisik atau aktifitas fisik dari tubuh manusia (Nala

17

meningkatkan kecepatan gerak dan koordinasi fungsi otot untuk meningkatkan

ketepatan gerak dan memelihara keseimbangan (Giriwijoyo dan Zidik, 2010;

McGinnis, 2005).

2.1.2.8. Keseimbangan (Balance)

Keseimbangan adalah kemampuan tubuh untuk melakukan reaksi atas

setiap perubahan posisi tubuh, sehingga tubuh tetap stabil terkendali (Nala, 2011;

McGinnis,2005). Keseimbangan adalah suatu kemampuan mempertahankan

posisi tubuh dalam keseimbangan pada situasi gerakan statis maupun dinamis dan

juga merupakan kemampuan statis atau mengontrol sistem neuromuskular dalam

kondisi statis maupun dinamis (Harson,2003).

2.1.2.9. Kecepaan reaksi (Reaction time)

Kecepatan reaksi adalah kemampuan tubuh atau anggota tubuh untuk

bereaksi secepat mungkin ketika ada rangsangan yang diterima oleh reseptor

somatik, kinestatik, atau vestibular atau kemampuan tubuh untuk melakukan

aktifitas kinatis secepatnya akibat suatu rangsangan yang diterima oleh reseptor

(Nala, 2011).

Rangsangan muncul dan diterima reseptor dan kemudian dialihkan melalui

saraf aferen sensoris menuju ke sistem saraf pusat dan menghasilkan pesan yang

akan dihantarkan kepada efektor (otot skeletal) melalui saraf eferenmotorik

sehingga munculah kontraksi, gerakan, aktifitas fisik atau kerja. Komponen waktu

reaksi ini sangat erat kaitannya dengan waktu bergerak atau waktu berpindah

(Nala, 2011: McGinnis 2005).

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kebugaran fisik 2.1.1 ...erepo.unud.ac.id/9156/3/fba56ec1f899a751b8d10f862deae240.pdf · dasar gerak fisik atau aktifitas fisik dari tubuh manusia (Nala

18

2.1.2.10. Koordinasi (coordination)

Koordinasi adalah kemampuan untuk menggabungkan sistem motor dan

sensori menjadi suatu pola gerak yang lebih efisien. Koordinasi merupakan

gabungan berbagai gerakan yang dilakukan secara harmonis (Nala,2011).

Kontraksi dan relaksasi otot berjalan secara mulus bila terjadi koordinasi yang

tinggi keseimbangan tidak terganggu sasaran yang diinginkan tepat terjangkau,

tidak cepat lelah dan mengurangi kemungkinan cidera.

Bompa (2009) faktor yang berpengaruh terhadap koordinaasi adalah

intelegensia, semakin tinggi intelegensia akan semakin baik pengembangan

komponen koordinasinya, kepekaan organ sensoris yang tinggi terutama

dibutuhkan pada sensor analisis motorik dan kinestetik (Bompa, 2009).

2.2. Pelatihan Fisik

2.2.1. Pengertian Pelatihan Fisik

Pelatihan adalah suatu usaha atau proses yang sistematik terhadap organ

atau alat tubuh yang dilakukan berulang-ulang dengan penambahan beban

pelatihan dan pekerjaannya secara progresif dan fungsinya yang bertujuan untuk

mengoptimalkan penampilan dan kinerja. Prinsip pelatihan adalah suatu petunjuk

dan peraturan yang sistematik, dengan pemberian beban yang ditingkatkan secara

progresif, yang harus ditaati dan harus dilaksanakan agar tercapai tujuan pelatihan

( Parks dan Beverly, 1990).

Menurut Bompa (2009), pelatihan merupakan suatu aktivitas komplek,

suatu kinerja yang dilakukan secara sistematik dalam durasi yang panjang,

progresif dan berjenjang ( Bompa 2009;58) bahwa :

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kebugaran fisik 2.1.1 ...erepo.unud.ac.id/9156/3/fba56ec1f899a751b8d10f862deae240.pdf · dasar gerak fisik atau aktifitas fisik dari tubuh manusia (Nala

19

“Physical training has two main goals, the first is to increase the athlete’s

physiological potential, and the second is to maximize sport-specipic biomotor

abilities” .

Ia membagi dua tujuan yang akan dicapai dari pelatihan fisik, yaitu

meningkatkan potensi fisik serta meningkatkan kemampuan biomotor agar

mencapai hasil yang maksimal.

Pelatihan fisik merupakan suatu gerakan fisik dan atau aktivitas mental

yang dilakukan secara sistematik dan berulang-ulang (repetitif) dalam jangka

waktu (durasi) yang lama, dengan pembebanan yang meningkat secara progresif

(Bertahap) dan individual, dengan tujuan untuk memperbaiki sistem serta fungsi

fisiologis dan psikologis tubuh agar pada waktu melakukan aktifitas olahraga

dapat mencapai penampilan yang optimal ( Boreham dkk., 2006).

Pelatihan fisik yang akan di terapkan pada penelitian ini adalah pelatihan

Senam Ayo Sergerak dan Senam Kesegaran Jasmani 2012 pada mahasiswa

Poltekkes YRSU Dr. Rusdi Medan.

2.2.2. Tujuan pelatihan

Setiap pelatihan tentu mempunyai tujuan, jika tidak ditetapkan terlebih

dahulu dalam setiap pelatihan akan menuliskan penyusunan program pelatihan.

Menurut Bompa (2009) tujuan pelatihan secara garis besar adalah :

mengembangkan komponen fisik umum atau multilateral, mengembangkan

komponen fisik khusus, meningkatkan derajat kesehatan dengan memberikan

takaran dan peningkatan yang sesuai dengan kemampuan, mencegah cedera

(lakukan pemanasan) sehingga dapat meningkatkan komponen kelentukan,

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kebugaran fisik 2.1.1 ...erepo.unud.ac.id/9156/3/fba56ec1f899a751b8d10f862deae240.pdf · dasar gerak fisik atau aktifitas fisik dari tubuh manusia (Nala

20

kekuatan otot, tendon dan ligamentum terlebih dahulu bagi pemula ( Bompa dan

Gregory, 2009).

2.2.3. Prinsip- Prinsip Dasar Latihan Senam

Latihan fisik pada olahraga senam dan cabang olahraga yang lain pada

prinsipnya adalah memberikan stress fisik terhadap tubuh secara teratur,

sistematik, berkesinambungan sedemikian rupa sehingga dapat meningkatkan

kemampuan didalam melakukan kerja secara teratur atau meningkatkan

kebugaran fisik secara nyata (Boreham, 2006).

Kondisi fisik yang berbeda dalam keadaan baik akan menyebabkan

terjadinya peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi dan kerja jantung, juga

terjadi peningkatan dalam komponen kekuatan, kelentukan, stamina, kelincahan,

ekonomisasi gerak yang baik serta pemulihan lebih cepat dalam organ-organ

tubuh setelah pelatihan. ( Harsono, 2003; Kenney dkk.,2012). Ada pun prinsip

latihan senam terdiri dari :

2.2.3.1. Pemanasan

Saat istirahat denyut nadi berada keadaan rendah, begitu juga dengan isi

sekuncup jantung atau volume jantung, sedangkan otot-otot skelet dalam keadaan

kaku. Pemanasan ditujukan agar otot-otot rangka yang akan di gerakkan mulai

beradaptasi sehingga mencegah terjadinya cedera otot. Oleh karena itu, otot tubuh

siap menerima pembebanan dan dengan meregangkan dan atau melemaskan otot

tubuh, maka jantung juga bereaksi (Suharno, 1993). Denyut jantung dan tekanan

darah akan meningkat sehingga isi (volume) jantung akan bertambah besar.

Volume jantung yang besar akan menghasilkan aliran darah yang besar dan dan

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kebugaran fisik 2.1.1 ...erepo.unud.ac.id/9156/3/fba56ec1f899a751b8d10f862deae240.pdf · dasar gerak fisik atau aktifitas fisik dari tubuh manusia (Nala

21

tekanan darah yang mulai naik. Bertambahnya denyut jantung dan tekanan darah,

maka aliran darah ke jantung dan otot jantung akan meningkat sehingga jantung

siap menerima pembebanan (Suharno, 1993). Peningkatan sirkulasi juga terjadi ke

otot-otot yang bergerak. Pembuluh darah jadi lebar pada otot yang bergerak

karena tahanan atau hambatan di tempat itu menurun (Kusmana, 2007).

Pemanasan merupakan upaya tubuh untuk menyesuaikan diri dengan

peningkatan sirkulasi secara bertahap serta meminimalkan kekurangan oksigen

dan pembentukan asam laktat.

2.2.3.2. Latihan Inti

Sesudah pemanasan, seseorang dapat diberikan latihan inti. Latihan ini

bertujuan untuk meningkatkan denyut jantung dan masuk kedalam zona latihan,

menggerakkan seluruh otot, tulang dan persendian tubuh untuk mencapai

kebugaran fisik yang diinginkan (Kusmana, 2007).

2.2.3.3. Pendinginan

Pada pendinginan akan terjadi penurunan tekanan darah dan denyut

jantung yang berangsur-angsur turun kembali, tidak menurun drastis dan tidak

melampaui tekanan darah dan denyut jantung sebelum latihan. pendinginan

berguna memulihkan dan melepaskan otot-otot yang digunakan dalam latihan dan

mengeluarkan sisa pembakaran (Kusmana, 2007).

2.2.4. Format Latihan Senam

Pada umumnya setiap olahraga prinsipnya harus memenuhi format latihan

yang benar yaitu FITT (Frekuensi, Intensitas, Time/waktu dan Tipe) serta

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kebugaran fisik 2.1.1 ...erepo.unud.ac.id/9156/3/fba56ec1f899a751b8d10f862deae240.pdf · dasar gerak fisik atau aktifitas fisik dari tubuh manusia (Nala

22

memiliki prinsip latihan PLP ( Pemanasan, Latihan dan Pendinginan)

(Kusmana,2007).

2.2.4.1. Frekuensi Latihan Senam

Frekuensi adalah beberapa kali dalam seminggu olahraga senam dilakukan

agar memberi efek latihan. Menurut Cooper (2005), olahraga senam minimal

dilakukan tiga kali dalam seminggu pada hari yang bergantian, artinya berselang

sehari dan tidak boleh lebih dari 2 x 24 jam atau dua hari. Jika dilakukan lebih

dari 5 kali dalam seminggu maka akan menimbulkan komplikasi psikologis

maupun fisiologis, sering timbul beban mental kalau tidak berolahraga atau timbul

cedera pada tungkai bila olahraga cukup berat. Pada penelitian ini, peneliti

menerapkan latihan senam dengan frekuensi 3 kali seminggu dengan selang 1 hari

di antara hari latihan (Cooper, 2005).

2.2.4.2. Intensitas latihan senam

Intensitas mengandung arti beban latihan yang diberikan agar memberi

efek yang tidak membahayakan (Kusmana, 2007). Intensitas latihan pada Senam

Ayo Bergerak di lakukan selama 42 menit 22 detik dengan gerakan pemanasan

dilakukan selama 15 menit 12 detik, latihan inti dilakukan selama 20 menit 40

detik dan pendinginan dilakukan selama 6 menit 30 detik. Sedangkan pada Senam

Kesegaran Jasmani dilakukan selama 37 menit 38 detik terdiri dari pemanasan

yang di lakukan selama 11 menit 4 detik, latihan inti dilakukan selama 20 menit

26 detik serta pendinginan dilakukan selama 6 menit 8 detik.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kebugaran fisik 2.1.1 ...erepo.unud.ac.id/9156/3/fba56ec1f899a751b8d10f862deae240.pdf · dasar gerak fisik atau aktifitas fisik dari tubuh manusia (Nala

23

2.2.4.3. Time atau Waktu Latihan Senam

Waktu latihan mengandung arti jangka waktu atau lamanya latihan senam

diberikan agar memberi manfaat (Kumana, 2007). Menurut Nala (1998) target

kebugaran fisik akan tercapai mulai dari 6 – 8 minggu waktu latihan. Pada

penelitian ini waktu untuk pelatihan senam dilaksanakan selama 8 minggu.

2.2.4.4. Tipe Latihan

Tipe latihan merupakan jenis atau aktivitas fisik pada olahraga yang akan

dikembangkan atau dilatih (Sudarsono, 2011). Dalam hal ini tipe latihan yang

akan dilakukan adalah olahraga senam.

2.3. Kajian Senam dan Pelatihannya

Senam merupakan suatu cabang olahraga yang melibatkan gerakan yang

membutuhkan kekuatan, kecepatan dan keserasian gerakan fisik yang teratur.

Senam biasa digunakan untuk prestasi, relaksasi ataupun rekreasi untuk

meningkatkan kebugaran fisik. Salah satu bentuk senam yang berkembang di

Indonesia adalah Senam Ayo Bergerak yang baru di rilis pada akhir tahun 2012

oleh Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI),

Senam Kesegaran Jasmani 2012 ini beserta musik yang mengiringinya

menjadi sangat populer pada tahun '80-an dan '90-an saat masa pemerintahan

Orde Baru. Seri Senam Pagi Indonesia (SPI) diperkenalkan di akhir '70-an.

Senam Kesegaran Jasmani diperkenalkan pada awal 1984 berdasarkan Surat

Perintah Menpora untuk diajarkan ke seluruh lapisan masyarakat Indonesia

dengan tujuan meningkatkan kebugaran fisik. Kedua senam tersebut akan

dijadikan bahan penelitian penulis.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kebugaran fisik 2.1.1 ...erepo.unud.ac.id/9156/3/fba56ec1f899a751b8d10f862deae240.pdf · dasar gerak fisik atau aktifitas fisik dari tubuh manusia (Nala

24

Senam merupakan aktivitas fisik yang bisa dijadikan cabang olahraga atau

sebagai latihan untuk cabang olahraga lain. Senam mengacu pada bentuk gerak

yang dikerjakan dengan kombinasi terpadu pada setiap anggota bagian tubuh dari

komponen-komponen kemampuan motoric seperti kekuatan, kecepatan,

keseimbangan, kelentukan, kelincahan dan ketepatan (Anonim, 2009; Utomo

dkk., 2012). Dengan koordinasi yang sesuai tata urutan gerak yang selaras akan

terbentuk gerakkan yang menarik (Anonim, 2009).

Menurut Christopher Sommer dalam bukunya yang berjudul The Science Of

Gymnastic Strengeth Tranning (Sommer, 2008) ciri-ciri senam antara lain :

1. Gerakannya selalu dibuat atau diciptakan dengan sengaja.

2. Gerakan-gerakannya harus selalu berguna untuk mencapai tujuan tertentu

(kelentukan, memperbaiki sikap dan gerak atau keindahan tubuh, menambah

keterampilan, meningkatkan keindahan gerak, dan meningkatkan kesehatan

tubuh).

3. Gerakannya harus selalu tersusun dan sistematik (Sommer, 2008).

Salah satu jenis senam yaitu senam aerobik. Aerobik adalah suatu cara

latihan untuk memperoleh oksigen sebanyak-banyaknya. Senam aerobik adalah

gerakan yang menggunakan seluruh otot terutama otot-otot besar, dilakukan terus

menerus, berirama, maju dan berkelanjutan. Senam aerobic adalah olahraga untuk

peningkatan kesegaran jasmani dan merupakan olahraga preventif yang dapat

dilakukan secara massal (Utomo dkk., 2012 ; Kushartanti, 2012).

Lynne Brick dalam bukunya yang berjudul Fitness Aerobic (bugar dengan

Senam Aerobik) (2001) menulis keuntungan dari senam aerobic untuk

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kebugaran fisik 2.1.1 ...erepo.unud.ac.id/9156/3/fba56ec1f899a751b8d10f862deae240.pdf · dasar gerak fisik atau aktifitas fisik dari tubuh manusia (Nala

25

meningkatkan kebugaran fisik terhadap peningkatan komponen biomotorik

adalah sebagai berikut :

1. Kardiovaskular : terjadi oeningkatan asupan oksigen ke dalam otot karena

beban kerja otot meningkat sehingga pengiriman oksigen ke jantung semakin

meningkat dan menyebabkan detak jantung dan frekuensi pernapasan

meningkat sampai terpenuhi kapasitas kebutuhannya, jantung memompa

darah lebih banyak keseluruh tubuh dan menghasilkan lebih banyak

pembuluh darah untuk membantu menyalurkan oksigen.

2. Kekuatan otot : dengan prinsip beban berlebih, otot dilatih melebih beban

normalnya sehingga meningkatkan kekuatan otot. Hal ini terjadi setelah otot

dilatih dengan senam aerobic pada intensitas yang tinggi dalam waktu singkat

dengan tenaga maksimal dan berulang. Jika dipadu dengan latihan kekuatan

dan latihan aerobic otot akan menjadi semakin kuat.

3. Daya tahan otot : Senam Aerobik meningkatkan daya tahan otot lewat

gerakan-gerakan ringan seperti melompat, mengangkat lutut, menendang dan

berjalan. Selama ini gerakan yang memanfaatkan bagian belakang bokong

dan tungkai (gluteal squeeses)dan dipadukan dengan aerobic steps, maka

akan menciptakan daya tahan otot yang kuat.

4. Kelenturan : kelenturan adalah gerakan yang berada disekeliling sendi.

Dengan senam aerobic akan terjadi peningkatan kelenturan dari peregangan

yang dilakukan. Latihan peregangan yang dilakukan seusai senam aerobic

membuat otot semakin elastis sehingga lebih muda menjadi lentur.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kebugaran fisik 2.1.1 ...erepo.unud.ac.id/9156/3/fba56ec1f899a751b8d10f862deae240.pdf · dasar gerak fisik atau aktifitas fisik dari tubuh manusia (Nala

26

5. Komposisi tubuh : setelah melakukan latihan aerobic akan terjadi

perbandingan yang signifikan terhadap kumpulan otot, tulang, cairan tubuh

dan lemak tubuh. Kadar lemak akan berkurang, kekuatan dan densitas tulang

bertambah, masa otot bertambah serta menjadi pembentukan otot.

Berdasarkan bentuknya pada lantai dikenal tiga macam senam aerobic yaitu :

1. Senam aerobik non impact ( kedua kaki selalu bertumpu pada lantai)

2. Senam aerobik low impact (salah satu kaki bertumpu pada lantai)

3. Senam aerobik high Impact (kedua kaki adakalanya tidak bertumpu pada

lantai).

Pelatihan Senam Ayo Bergerak dan Senam Kesegaran Jasmani 2012

merupakan senam low impact aerobic atau senam dengan hentakan atau gerakan

ringan. Gerakan impact merupakan gerakan yang menekan kekuatan pergelangan

kaki, tulang kering, lutut dan pinggul (Brick, 2001). Low impact aerobic adalah

gerakan senam aerobik yang dilakukan secara kontinyu kurang lebih 30-60 menit

dimana gerakan kakinya tidak banyak melakukan lompatan-lompatan tetapi hanya

berupa variasi jalan di tempat sehingga aman dilakukan untuk segala usia dan

tidak menyebabkan cedera pada lutut dan punggung (Tilarso, 2008). Gerakan

pada Senam Aerobik ini merupakan hentakan ringan dimana setiap gerakan salah

satu kaki selalu kontak dengan lantai untuk membatasi terjadi hentakan yang

keras pada kaki.

Senam aerobik dapat memberikan hasil yang diinginkan apabila dilakukan

dengan takaran yang cukup. Menurut American College Of Sport Medicine

(Haskell, 2009) intensitas latihan aerobik harus mencapai target zone sebesar 60-

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kebugaran fisik 2.1.1 ...erepo.unud.ac.id/9156/3/fba56ec1f899a751b8d10f862deae240.pdf · dasar gerak fisik atau aktifitas fisik dari tubuh manusia (Nala

27

90% dari frekuensi denyut jantung maksimal atau maximal Heart Rate (MHR).

Intensitas latihan dikatakan ringan apabila mencapai 60-69% dari MHR, apabila

mencapai 70-79 % dari MHR, dan tinggi apabila mencapai 80-89 % dari MHR.

Pelatihan Senam Ayo Bergerak dan Senam Kesegaran Jasmani 2012 sangat

efektif bagi mahasiswa yang ingin meningkatkan kebugaran fisik. Dengan

melakukan senam aerobik hentakan ringan ini maka akan memberikan

keuntungan bagi tubuh terutama pada jantung dan paru-paru. Otot jantung

bertambah kuat, sehingga jantung dapat memompa jumlah darah yang lebih

banyak. Curah jantung meningkat sehingga dapat berdenyut lebih lambat

(Kushartanti, 2012). Paru-paru akan bertambah kapasitasnya oleh karena kekuatan

otot pernapasan meningkat sehingga rongga dada meningkat. Lemak dalam tubuh

akan dibakar menyebabkan metabolisme meningkat, bila pelatihan ini dilakukan

dengan intensitas sedang dan berlagsung lama ( Brick, 2001)

2.3.1. Pelatihan Senam Ayo Bergerak

Senam Ayo bergerak merupakan senam kebugaran fisik yang di rumuskan

oleh Federasi Olahraga Masyarakat indonesi (FORMI) dan baru di rilis pada akhir

tahun 2012. Sekarang Senam Ayo Bergerak sedang di sosialisasikan keberbagai

instansi pendidikan, pemerintah, swasta, organisasi masyaratak dan segenap

masyarakat Indonesia yang menyukai senam. Senam ini diciptakan dan dikemas

dengan memadukan gerakan otot yang kuat, kencang, lincah dan melibatkan otot-

otot besar dan ruang lingkup persediaan yang cukup luas dengan tujuan

mengoptimalkan peningkatan kebugaran fisik, selain itu dinamika gerak dan

musik yang dikemas dalam senam ini merupakan bentuk nyata dari upaya

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kebugaran fisik 2.1.1 ...erepo.unud.ac.id/9156/3/fba56ec1f899a751b8d10f862deae240.pdf · dasar gerak fisik atau aktifitas fisik dari tubuh manusia (Nala

28

mengangkat kekayaan budaya nusantara dari berbagai wilayah tanah air yang

mencerminkan indahnya keberagaman budaya daerah dalam kesatuan gerak

olahraga kebugaran fisik yang unik, menyenangkan dan menyehatkan. Ini terlihat

dari berbagai gerakannya mengandung gerakan dasar senam, seni bela diri khas

berbagai daerah, disertai dengan alunan music yang mencerminkan lagu khas

daerah (Anonim , 2002).

Senam Ayo Bergerak termasuk senam aerobic low impact dan banyak

melibatkan anggota gerak tubuh dan persendian. Senam ini mengandung gerakan

inti yang banyak memuat variasi teknik bela diri khas berbagai daerah, dimana

gerakan-gerakan tersebut meningkatkan pelatihan kekuatan, kontraksi, otot dan

persendian. Banyak kontraksi otot yang terjadi , di setiap gerakan memiliki variasi

yang bertumpu pada berbagai otot tubuh, yaitu pada otot kaki, otot tangan, otot

dada, perut, tungkai kaki dan punggung. Hal ini selain memberi keuntungan pada

kekuatan otot, juga akan memberi keuntungan pada jantung dan paru. Otot

jantung akan bertambah kuat sehingga dapat memompa darah lebih banyak, curah

jantung meningkat sehingga dapat berdenyut lebih banyak. Disamping itu

peningkatan suplai darah ke jantung semakin sempurna dengan perkembangannya

pembuluh darah baru pada jantung sehingga jantung mendapat lebih banyak

oksigen dan mengakibatkan fisik tidak mudah lelah (Balley, 1994).

Selain itu senam ini memiliki tempo lebih cepat atau intensitas lebih tinggi

dibandingkan dengan senam yang lain sehingga faktor ini dapat melatih kecepatan

gerak, kelentukan dan kelincahan sehingga pergerakan persediaaan semakin luas,

waktu reaksi dan waktu bergerak atau waktu berpindah semakin capat,

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kebugaran fisik 2.1.1 ...erepo.unud.ac.id/9156/3/fba56ec1f899a751b8d10f862deae240.pdf · dasar gerak fisik atau aktifitas fisik dari tubuh manusia (Nala

29

keseimbangan semakin terlatih sehingga kemampuan mengontrol gerak dan alat

tubuh bertambah, pembakaran energi dapat terjadi dengan cepat sehingga berguna

untuk menghasilkan energi bagi otot. Hal ini membantu membangun dasar

fisiologis yang kuat (Bompa, 2009).

Karena begitu banyak komponen biomotorik yang berjalan dalam pelatihan

ini, maka penulis memilih senam ayo bergerak untuk dijadikan bahan penelitian

sebab memenuhi syarat untuk meningkatkan kebugaran fisik. Struktur senam ini

terdiri dari pemanasan, latihan inti dan pendinginan.

2.3.1.1. Pengaruh Latihan Aerobik pada Organ Tubuh

Pelatihan yang dilakukan secara kontinyu, sistematis dan berulang akan

memberikan efek terhadap organ tubuh yang terkait dengan kebugaran fisik

sehingga tubuh mencapai penampilan yang optimal. Jika kebugaran fisik

meningkat dengan sendirinya organ-organ tubuh yang ada juga mempunyai

kebugaran yang maksimal. Organ tubuh yang dimaksud adalah organ tubuh yang

berhubungan langsung aktivitas fisik yaitu jantung dan pembuluh darah, paru-paru

sebagai sistem pernapasan, dan otot sebagai sistem pergerakan ( Bompa, 2009).

2.3.1.2. Pengaruh Latihan Aerobik pada Jantung dan Pembuluh Darah

Jantung merupakan alat untuk memompo darah dari kedua bilik menuju ke

paru-paru dan keseluruh tubuh. Jumlah darah yang dipompa tergantung dengan isi

sekuncup jantung. Sekali denyut jantung akan memompa darah sebanyak 70-90

ml kedua bilik jantung, sedangkan frekuensi denyut jantung 70 kali dalam satu

menit sehingga darah yang dipompa oleh jantung dari bilik kanan maupun dari

bilik kiri sebesar kurang lebih 5 liter (Ganong, 2002).

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kebugaran fisik 2.1.1 ...erepo.unud.ac.id/9156/3/fba56ec1f899a751b8d10f862deae240.pdf · dasar gerak fisik atau aktifitas fisik dari tubuh manusia (Nala

30

Aktivitas latihan aerobik akan menyebabkan perubahan penyebaran curah

jantung ke sistem organ. Terjadi penambahan aliran darah 4 kali lebih besar ke

jantung. Kemudian volume isi sekuncup meningkat, yaitu volume darah yang

dipompa pada sekali jantung berdenyut, sehingga hal ini dapat mengurangi

frekuensi jantung, meningkatkan ukuran bilik kiri jantung, menebalkan otot

jantung serta perbaikan kapasitas oksidasi enzim (Sharkey, 2003). Hal ini akan

mempengaruhi fungsi fisiologi jantung di mana jantung akan memompa lebih

baik dan dengan demikian akan dapat memompa darah lebih banyak sehingga

intake oksigen lebih banyak dan terjadi penurunan frekuensi denyut jantung baik

pada saat kondisi istirahat maupun kondisi pelatihan.

2.3.1.3. Pengaruh Latihan Aerobik Terhadap Paru-Paru

Paru-paru adalah organ tubuh untuk pernapasan, dalam fisiologis yang

terjadi adalah penyerapan oksigen dan pengeluaran karbondioksida dari tubuh dan

penggunaan oksigen serta pembentukan karbondioksida oleh sel tubuh dan

pertukaran gas antar sel tubuh dengan media sekitarnya (Ganong, 2003).

Kebugaran aerobik paru-paru merupakan kapasitas maksimal untuk

menghirup, menyalurkan dan menggunakan oksigen sebaik-baiknya. Kemampuan

kebugaran tubuh untuk hal ini dinyatakan dalam VO2Max. VO2Max adalah

volume maksimal oksigen yang diproses oleh tubuh manusia pada saat melakukan

kegiatan intensif. VO2Max merupakan tingkat kemampun tubuh atau indikator

untuk menentukan kebugaran fisik seseorang (Kenney dkk, 2012).

Pelatihan aerobik tidak merubah ukuran paru-paru tapi meningkatkan

efisiensi pernapasan dengan cara meningkatkan kondisi otot-otot pernapasan dan

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kebugaran fisik 2.1.1 ...erepo.unud.ac.id/9156/3/fba56ec1f899a751b8d10f862deae240.pdf · dasar gerak fisik atau aktifitas fisik dari tubuh manusia (Nala

31

mengurangi volume udara residu serta mengurangi frekuensi pernapasan untuk

menggerakan volume udara yang sama. Pernapasan yang lambat dan efisien akan

meningkatkan porsi pertukaran oksigen dan paru-paru sehingga. Selain itu

pelatihan aerobik meningkatkan jumlah dan besar alveoli sehingga mempercepat

suplai oksigen kedalam sel-sel tubuh (Balley, 1994). Hal ini mnyebabkan

peningkatan jumlah oksigen maksimal (VO2Max) yang dibutuhkan seseorang. Ini

dapat tercapai jika seseorang mampu menghirup, menyalurkan dan menggunakan

oksigen secara optimal ( Kenney 2012).

2.3.1.4. Pengaruh Latihan Aerobik Terhadap Otot

Pengaruh pelatihan aerobik otot berkaitan dengan kemampuan otot

berkontraksi dan kemampuan otot mengkonsumsi oksigen. Otot memiliki

mekanisme kontraksi yang dijalankan oleh potensi aksi. Dengan tersedianya

cukup oksigen maka oksidasi dalam otot akan menghasilkan ATP (Adenosin Tri

Phospate) sebagai sumber energi kontraksi otot yang dibutuhkan otot untuk

bergerak. Mekanisme kontraksi yang berjalan terus-menerus akan meningkatkan

serat-serat otot untuk bekerja menjadi lambat dan lama kemudian akan

meningkatkan kandungan mioglobin otot serta meningkatkan jumlah pembuluh

darah yang mengitari serat otot. Lama kelamaan kekuatan otot (muscle strength)

dan ketahanan otot (muscle endurance) akan bertambah sehingga kondisi tersebut

memungkinkan terjadinya peningkatan kebugaran fisik (Sharkey, 2003).

2.4. Senam Kesegaran Jasmani

Senam Kesegaran Jasmani adalah rangkaian gerakan senam yang bertujuan

untuk meningkatkan dan mempertahankan kesegaran jasmani. Sesuai dengan

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kebugaran fisik 2.1.1 ...erepo.unud.ac.id/9156/3/fba56ec1f899a751b8d10f862deae240.pdf · dasar gerak fisik atau aktifitas fisik dari tubuh manusia (Nala

32

kaedah dan ciri-ciri Senam Kesegaran Jasmani (SKJ), gerakan-gerakan

direncanakan, disusun secara sistematis, dan bertujuan untuk memperoleh

kesehatan dan kesegaran jasmani. Dalam melakukan Senam Kesegaran Jasmani

selalu diiringi musik yang telah ada.

2.4.1. Pengaruh Senam Kesegaran Jasmani terhadap Peningkatan

Komponen Daya Tahan Jantung Paru

SKJ ’92 adalah termasuk senam aerobik. Menurut Keren (1986) latihan

senam aerobik dapat merangsang kerja jantung paru dan peredaran darah.

Peningkatan daya tahan jantung paru dapat dijadikan sebagai indicator tunggal

untuk menentukan tingkat kebugaran jasmani seseorang antara lain dengan

pengukuran VO2 max secara tidak langsung. Begitu juga menurut Wilmore

(1994) pengaruh ltihan aerobik terhadap denyut jantung istirahat dapat menurun

30 sampai 40 enyutan permenit. Sedangkan menurut Astrand (1970) pada orang

terlatih sel darah merah lebih banyak dibandingkan dengan orang yang tidak

terlatih dan aliran darah keseluruh tubuh meningkat. Menurut Fox (1987) latihan

dapat menyebabkan terjadinya hypertropi pada otot jantung, karena otot jantung

terdiri dari sejumlah serabut otot. Olahraga yang tergolong jenis olahraga aerobic

tersebut bermanfaat bagi peningkatan kesehatan jantung paru sebaiknya latihan

20-30 menit, dan frekuensi latihan olahraga dilakukan minimal 3x seminggu dan

maksimal 5x seminggu (A.Purba, 2002).

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kebugaran fisik 2.1.1 ...erepo.unud.ac.id/9156/3/fba56ec1f899a751b8d10f862deae240.pdf · dasar gerak fisik atau aktifitas fisik dari tubuh manusia (Nala

33

2.4.2. Pengaruh Senam Kesegaran Jasmani terhadap peningkatan

kekuatan otot.

Latihan aerobik dengan takaran yang cakup dapat meningkatkan

kekuatan otot. Menurut Saltin dan Gollnick (1983),Fox dkk (1989) meningkatnya

kekuatan otot terjadi karena hypertropi serabut otot, peningkatan myoglobin,

peningkatan enzim-enzim oksidasi di dalam sacroplasmik otot, peningkatan

jumlah mithocondria dan bertambah kuatnya ligamentum. Hasil penelitian

Karpovich (1953) menunjukan bahwa orang terlatih 77% danya hipertropi serabut

otot dan dikuatkan oleh pendapat Linge (1962) dan Reitsma (1965) adanya

hubungan linier antara latihan, ukuran otot, dan kekuatan otot. Latihan beban

merupakan cara yang paling efektif untuk mengembangkan kekuatan. Supaya

latihan mempunyai pengaruh, maka beban yang diberikan harus lebih berat

daripada beban yang dihadapi dalam kegiatan sehari-hari (Astrand, 1986).

Beban yang digunakan tidak selamanya merupakan beban dari luar saja, tetapi

beban latihan dapat pula berupa badan itu sendiri terutama bagi yang masih muda

dan pemula (Fox, 1988).

2.4.3. Pengaruh Senam Kesegaran Jasmani terhadap peningkatan

komponen daya tahan otot

Latihan senam aerobik menyebabkan terjadinya hypertropi otot disertai

dengan terjadinya peningkatan sirkulasidarah ke otot (Edugerton, 1978),

selanjutnya Pyke (1971) mengatakan latihan dengan pengulangan yang banyak

dapat meningkatkan daya tahan otot karena terjadi kapilerisasi didalam otot;

myoglobin, enzim-enzim oksidatif di dalam otot, ukran dan jumlah mithochondria

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kebugaran fisik 2.1.1 ...erepo.unud.ac.id/9156/3/fba56ec1f899a751b8d10f862deae240.pdf · dasar gerak fisik atau aktifitas fisik dari tubuh manusia (Nala

34

meningkat. Menurut Claudi (1992), Howley & Don Franks (1986) myoglobin

terdapat di dalam otot dan berfungsi sebagai hemoglobin dalam mengikat oksigen.

Dengan latihan, maka pengikatan oksigen oleh myoglobin dapat meningkat

sekitar 13-14% (Wilmore, 1991).

2.4.4. Pengaruh Senam Kesegaran Jasmani terhadap peningkatan

komponen fleksibilitas.

Setiap kali orang melakukan olahraga atau melakukan kegiatan fisik

dengan gerakan yang berulang-ulang seperti memantul-mantulkan anggota

badan, maka akan terjadi peningkatan elastisitas otot (Chew, 1985; Larry,S &

Frank, B 1986). Ross & Kinsman (1986) mengatakanbentuk latihan untuk sendi

dengan latihan peregangan yaitu dengan menggerakan anggota tubuh secara

berirama yang menyerupai latihan senam aerobik. Begitu pula dengan Pyke

(1980) latihan telah memperlihatkan perubahan terhadap kelentukan sendi setelah

melakukan selama satu bulan dengan lama latihan 10 menit setiap kali latihan.

2.5. Analisis Pelatihan Senam Ayo Bergerak dan Senam Kesegaran Jasmani

2012

Tujuan dari senam adalah untuk mencapai kebugaran fisik yang maksimal.

Oleh karena itu tata urutan senam dikemas sedemikian rupa sehingga

dimungkinkan dapat meningkatkan kebugaran. Hal itu dapat kita lihat dari

gerakan atau latihan-latihan senam yang kaya variasi dan melibatkan hampir

semua komponen biomotorik di dalamnya, dalam hal ini senam yang akan penulis

pakai sebagai bahan penelitian yaitu Senam Ayo Bergerak dan Senam Kesegaran

Jasmani. Senam Ayo Bergerak terdiri atas tiga bagian gerakan utama yaitu

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kebugaran fisik 2.1.1 ...erepo.unud.ac.id/9156/3/fba56ec1f899a751b8d10f862deae240.pdf · dasar gerak fisik atau aktifitas fisik dari tubuh manusia (Nala

35

pemanasan, latihan inti dan pendinginan serta masing-masing bagian mempunyai

gerakan-gerakan yang melibatkan semua unsur pergerakan otot, terutama otot-otot

besar. Meskipun tiap-tiap bagian latihan diselingi dengan selang waktu antara

gerakan, beban latihan yang ada cukup merangsang sistem kardiovaskular dan

respirasi. Untuk prinsip pembebanan, beban latihan untuk masing-masing otot

tidak terlalu tinggi sehinggga kelelahan tidak terjadi secara primer pada otot-otot

karena otot-otot tidak bekerja secara berlebihan, tetapi secara sekunder oleh

karena kurang mempunyai mekanisme penyediaan O2 dan menyingkirkan sisa-

sisa metabolisme pada saat itu (Gregory, 2009).

Secara garis besar fungsi sistem kardiovaskular (jantung dan peredaran

darah) serta paru-paru dapat ditingkatkan demi mencukupi oksigen melalui

pelatihan senam ini. Di samping ini juga dapat meningkatkan sistem skeletal dan

neuromuscular, karena seluruh otot di pacu untuk aktif terlibat dalam gerakan

sehingga membantu peningkatan sistem kardiovaskular (Guyton dan Hall, 2006).

2.6. Kasch Step Test (Harvard Modified Step Test)

Kasch Step Test atau YMCA Step test atau dikenal juga dengan YMCA 3

Minutes Step atau 3 Minutes StepTest dan juga merupakan modifikasi dari tes naik

turun bangku Harvard (Harvard Modified Step Test) adalah metode mengukur

kapasitas daya tahan kardiovaskuler yang dilakukan dengan cara tes langkah naik

turun bangku selama 3 menit dan dipergunakan untuk mengukur kebugaran fisik

seseorang (Golding, 2000).

Tes ini merupakan modifikasi dari Harvard Step Test metode Brouha (1943)

yang banyak memiliki kekurangan seperti menghasilkan tingkat stress yang tinggi

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kebugaran fisik 2.1.1 ...erepo.unud.ac.id/9156/3/fba56ec1f899a751b8d10f862deae240.pdf · dasar gerak fisik atau aktifitas fisik dari tubuh manusia (Nala

36

dan tidak dapat dilakukan pada semua jenis umur terutama pada usia di atas 18

tahun, tidak efektif untuk wanita, tinggi bangku yang terlalu tinggi untuk wanita,

30 langkah permenit sulit dilakukan dengan teratur dan tepat, waktu pelaksanaan

yang cukup lama (5 menit) dan perhitungan 3 kali denyut nadi pemulihan yang

tidak efisien serta dapat menghasilkan saat perhitungan (Brouha.dkk., 1943 ;

Smotherman, 1996). Kasch Step Test merupakan metode yang sederhana dan

mudah pelaksanaannya, tidak memerlukan biaya yang besar dan bisa dilakukan

pada usia yang lebih tua(18-65 tahun) dibandingkan dengan Harvard Step Test (di

bawah 18 tahun) (Haskell, 2009).

Kennery dkk (2012) mengatakan bahwa daya tahan kardiovaskular

merupakan salah satu unsur kebugaran fisik yang penting di mana ketahanan

kardiovaskular mengacu pada kemampuan sistem peredaran darah dan pernapasan

darah dan pernapasan untuk memasok oksigen selama aktivitas fisik

berkelanjutan. American College of Sport Medicine (2009) merujuk bahwa tes ini

merupakan metode yang bagus untuk mengukur kebugaran dan ketahanan

kardiovaskular serta kemampuan tubuh untuk pulih dari olah raga berat (Haskell,

2009).

Prinsip dari Kasch Step Test adalah mengukur kebugaran kardiovaskular

dengan patokan perhitungan denyut jantung pemulihan atau recovery heart rate

segera setelah orang coba melakukan kerja naik turun bangku step test selama 3

menit dengan ketukan 96 bpm (beatperminute) atau 24 langkah dalam satu menit.

Recovery heart rate diukur selama 1 menit, dimulai 5 detik sesudah orang caba

selesai melakukan step test (Golding, 2000; Santo dan Golding, 2003).

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kebugaran fisik 2.1.1 ...erepo.unud.ac.id/9156/3/fba56ec1f899a751b8d10f862deae240.pdf · dasar gerak fisik atau aktifitas fisik dari tubuh manusia (Nala

37

Hasil yang didapat akan dilihat pada tabel berikut untuk menentukan status

kebugaran fisik seseorang :

Tabel 2.1 : Nilai Kebugaran Fisik Kasch Step Test

Age Excelle

nt

Good Above

Averag

e

Average Below

Average

Poor Very

Poor

Male

18-25 50-76 79-84 88-93 95-100 102-107 111-119 124-157

26-35 51-76 79-85 88-94 96-102 104-110 114-121 126-161

36-45 49-76 80-88 92-98 100-105 100-105 116-124 130-163

46-55 56-82 97-93 95-101 103-111 103-111 121-126 131-159

56-65 60-77 86-94 97-100 103-109 103-109 119-128 131-154

65+ 59-81 87-92 94-102 104-110 104-110 121-126 130-151

Female

18-25 52-81 85-93 96-102 104-110 113-120 122-131 135-169

26-35 58-80 85-92 95-101 104-110 113-119 122-129 134-171

36-45 51-84 89-96 100-104 107-112 115-120 124-132 137-169

46-55 63-91 95-101 104-110 113-118 120-124 126-132 137-171

56-65 60-92 97-103 106-111 113-118 119-127 129-135 141-174

65+ 70-92 96-101 104-111 116-121 123-126 128-133 135-155

Smotherman dalam penelitiannya pada 42 orang wanita sehat usia 28-58

tahun ini San Jose University (1996) dengan menggunakan Kasch Step Test

menemukan bahwa :

“ Kasch 3 minutes steps test provide effective estimates of VO2Max (Volume of

Oxygen Maximum) and could be use as VO2Max high probability predictor

(p≤0,05)”

Dari penelitian tersebut didapatkan bahwa penggunaan metode Kasch Step

Test dalam pengkuran kapasits VO2Max efektif sebagai predictor nilai VO2Max.

Chin-Mou dan Kuei-Fu (2007) dari National Hsinchu University of

Education Taiwan dalam penelitian pada 31 subjek terdapat recovery heart rate

atau denyut nadi pemullihan dan indeks kebugaran fisik dengan metode 3 minutes

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kebugaran fisik 2.1.1 ...erepo.unud.ac.id/9156/3/fba56ec1f899a751b8d10f862deae240.pdf · dasar gerak fisik atau aktifitas fisik dari tubuh manusia (Nala

38

step test menemukan bahwa dengan ukuran bangku 12 inchi (30,48 cm) dan 24

langkah permenit merupakan metode yang efektif untuk mengukur kebugaran

fisik pada orang sehat berbagai usia dengan estimasi standar eror yang rendah.

Recovery heart rate atau post-exercise heart rate (PHR) atau denyut nadi

pemulihan dalam berbagai step test merupakan parameter uama dalam

perhitungan dalam berbagai step test merupakan parameter utama dalam

perhitungan kapasitas aerobik. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa

denyut nadi pemulihan yang dihitung pada 1 menit pertama (PHR60) setelah

melakukan tes naik turun bangku merupakan parameter yang valid dalam

perhitungan estimasi kapasitas aerobik (Bell dan Jacobs, 1992 ; Golding, 2000 ;

Chin-Mou dan Kuei-Fu, 2007 ; Santo dan Golding, 2003).

Beberapa alasan lain penggunaan step test menurut American College of

Sport Medicine (2009) yaitu membutuhkan gerakan yang tidak rumit (naik turun),

memerlukan waktu yang pendek, dapat mengukur orang yang banyak sekaligus,

mudah dipaparkan pada orang coba, murah, dan alat peraganya gampang

dipindahkan (Haskell, 2009).

Selain merupakan metode yang efektif dalam pengukuran kebugaran fisik,

penggunaan recovery heart rate sebagai parameter perhitungan kapasitas aerobik

dan ditambah alas an di atas maka penulis memilih metode Kasch Step Test

sebagai tes pengukuran kebugaran fisik dalam penelitian ini.