bab ii kajian pustaka 2.1 hasil penelitian terdahulurepository.untag-sby.ac.id/586/3/bab 2.pdf ·...

20
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu Peneliti menemukan tiga penelitian yang relevan mengenai kajian cyberlove dan tehnis analisi wacana. Penelitian-penelitian tersebut akan dijadikan bahan rujukan bagi peneliti agar peneliti memperoleh tambahan informasi mengenai topik pembahasan penelitian yang akan dilakukan. Dalam kajian penelitian terdahulu ini berikut peneliti paparkan melalui abstrak penelitian. 2.1.1 Merry Fridha, Meria Octavianti, KONSTRUKSI MAKNA KENCAN DI SITUS PENCARIAN JODOH TINDER Studi Fenomenologi Pada Pria Pengguna Tinder Di Jakarta (Universitas Islam Balitar, Universitas Padjajaran) Penggunaan aplikasi pencarian jodoh saat ini sedang ramai digunakan oleh masyarakat Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya aplikasi pencarian jodoh seperti beetalk, meowchat, okcupid, tinder dan masih banyak lagi yang lainnya. Situs pencarian jodoh dipercaya dapat memberi solusi akan kecepatan dan ketepatan datangnya jodoh bagi penggunanya. Fenomena ini membuat pergeseran makna akan kencan dimana pada masa lalu kencan akan dilakukan oleh pasangan yang telah melalui tahap perkenalan, pendekatan, penjajakan baru dilanjutkan dengan kencan. Namun dewasa ini tahapan tersebut dipersingkat menjadi perkenalan melalui aplikasi pencarian jodoh tinder, lalu bertemu untuk kencan. Sehingga kencan yang dilakukan merupakan kencan buta (blind date) sebab kedua orang berkencan tanpa mengenal dengan baik lawan kencannya. Hal ini menarik perhatian peneliti sehingga peneliti tergelitik untuk mengetahui bagaimana konstruksi makna kencan di situs pencarian jodoh Tinder (Studi Fenomenologi pada Pria Pengguna Tinder di Jakarta). Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Computer Mediated Communication (CMC) dan Teori Penetrasi Sosial. Dengan metodologi penelitian Kualitatif dan Pendekatan Fenomenologi, penelitian

Upload: lamkien

Post on 06-May-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulurepository.untag-sby.ac.id/586/3/BAB 2.pdf · Analisis wacana Sara Mills ini yang akan digunakan peneliti dalam membedah artikel

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Hasil Penelitian Terdahulu

Peneliti menemukan tiga penelitian yang relevan mengenai kajian

cyberlove dan tehnis analisi wacana. Penelitian-penelitian tersebut akan

dijadikan bahan rujukan bagi peneliti agar peneliti memperoleh tambahan

informasi mengenai topik pembahasan penelitian yang akan dilakukan. Dalam

kajian penelitian terdahulu ini berikut peneliti paparkan melalui abstrak

penelitian.

2.1.1 Merry Fridha, Meria Octavianti, KONSTRUKSI MAKNA KENCAN DI

SITUS PENCARIAN JODOH TINDER Studi Fenomenologi Pada Pria

Pengguna Tinder Di Jakarta (Universitas Islam Balitar, Universitas

Padjajaran)

Penggunaan aplikasi pencarian jodoh saat ini sedang ramai digunakan

oleh masyarakat Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya aplikasi

pencarian jodoh seperti beetalk, meowchat, okcupid, tinder dan masih

banyak lagi yang lainnya. Situs pencarian jodoh dipercaya dapat memberi

solusi akan kecepatan dan ketepatan datangnya jodoh bagi penggunanya.

Fenomena ini membuat pergeseran makna akan kencan dimana pada masa

lalu kencan akan dilakukan oleh pasangan yang telah melalui tahap

perkenalan, pendekatan, penjajakan baru dilanjutkan dengan kencan.

Namun dewasa ini tahapan tersebut dipersingkat menjadi perkenalan

melalui aplikasi pencarian jodoh tinder, lalu bertemu untuk kencan.

Sehingga kencan yang dilakukan merupakan kencan buta (blind date)

sebab kedua orang berkencan tanpa mengenal dengan baik lawan

kencannya. Hal ini menarik perhatian peneliti sehingga peneliti tergelitik

untuk mengetahui bagaimana konstruksi makna kencan di situs pencarian

jodoh Tinder (Studi Fenomenologi pada Pria Pengguna Tinder di Jakarta).

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Computer

Mediated Communication (CMC) dan Teori Penetrasi Sosial. Dengan

metodologi penelitian Kualitatif dan Pendekatan Fenomenologi, penelitian

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulurepository.untag-sby.ac.id/586/3/BAB 2.pdf · Analisis wacana Sara Mills ini yang akan digunakan peneliti dalam membedah artikel

10

berparadigma Konstruktivis ini memberikan gambaran akan adanya

pergeseran makna kencan bagi laki-laki pengguna aplikasi pencarian

jodoh di aplikasi tinder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nara sumber

laki-laki pengguna tinder di Jakarta akan memilih teman kencan, seperti

layaknya memilih barang yang disukai di online shop. Bila mereka

menyukai perempuan tersebut maka mereka akan mengajak bertemu dan

hubungan dapat bergerak cepat menuju tahap kencan. Makna kencan yang

diidentikkan dengan tahapan hubungan “intim” menjadi lebih singkat

tahapannya.

2.1.2 Cristiany Juditha, POLA KOMUNIKASI DALAM CYBERCRIME

(KASUS LOVE SCAMS) (Balai Besar Pengkajian dan

Pengembangan Komunikasi dan Informatika (BBPPKI))

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memunculkan

fenomena baru yang dikenal dengan cybercrime. Berdasarkan laporan dari

State of The Internet 2013 menyimpulkan bahwa Indonesia memiliki

banyak catatan kasus kejahatan dunia internet terbesar dan masuk

peringkat kedua dunia untuk kasus kejahatan cybercrime. Salah satu kasus

cybercrime yang banyak dialami perempuan Indonesia adalah love scams

(penipuan hubungan cinta melalui internet). Pola komunikasi yang

dilancarkan pelaku cybercrime (scammers) yang baru dikenal korban

justru lebih dipercaya, dibanding komunikasi langsung dari orang yang

telah dikenal dekat. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan pola

komunikasi dalam kasus cybercrime. Metode penelitian yang digunakan

adalah analisis isi kualitatif dengan menggunakan Computer Mediated

Communication (CMC) Models yang terdiri dari impersonal, interpersonal

dan hyperpersonal. Penelitian ini menyimpulkan ketiga pola ini terbangun

dalam kasus love scam. Faktor sumber pesan (scammers) memiliki kontrol

yang besar terhadap dirinya sendiri dan berada dalam pengaturan

komunikasi dengan korban-korbannya yang sama sekali tidak tahu siapa

sebenarnya mereka. Karena itu scammers umumnya mencoba

menyampaikan unsur-unsur diri yang terbaik, termasuk kepribadian,

prestasi, dan bahkan penampilan (foto) melalui saluran komunikasi

internet. Penerima pesan (korban) yang sedang kesepian dan mencari

jodoh biasanya langsung tersanjung dengan pesan cinta dan tanpa pikir

panjang melakukan umpan balik. Komunikasi secara intens pun terjalin

hingga korban terjerumus dan masuk perangkap penipuan dan kehilangan

uang hingga ratusan juta rupiah.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulurepository.untag-sby.ac.id/586/3/BAB 2.pdf · Analisis wacana Sara Mills ini yang akan digunakan peneliti dalam membedah artikel

11

2.1.3 Nur Janah, 091211056, KESETARAAN JENDER PADA RUBRIK

SAKINAH DALAM MAJALAH ASY SYARIAH EDISI 66–77 TAHUN

2010-2011 (Analisis Wacana Sara Mills) (Institut Agama Islam Negeri

Walisongo Semarang)

Penelitian ini berjudul Kesetaraan Jender pada Rubrik Sakinah dalam

Majalah Asy Syariah edisi 66-77 tahun 2010-2011. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui konstruksi Majalah Asy Syariah dalam kasus

Kesetaraan Jender pada Rubrik Sakinah edisi 66 – 77 Tahun 2010 – 2011.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan analisis

wacana pendekatan francis. Adapun model wacana yang dipilih adalah

model wacana yang dikembangan oleh Sara Mills yang sering disebut

sebagai prespektif feminisme. Selanjutnya metode ini memiliki dua bagian

yaitu posisi subyek – obyek dan posisi pembaca. Kesimpulan skripsi ini

adalah Majalah Asy Syariah dalam rubrik Sakinah tidak hanya

menampilkan pendapat kaum laki – laki saja tetapi juga kaum wanita yang

mempunyai hak dan kewajiban yang sama baik itu dalam bidang domestik

maupun publik. Jadi tidak semua rubrik Sakinah menggambarkan seorang

istri dan wanita begitu di hormati dalam melakukan semua aktivitas sesuai

dengan syariat Islam Al-Quran dan Sunnah tetapi pihak laki-laki juga

mempunyai hak dan kewajiban sama sesuai syariat Islam. Laki – laki

maupun suami dilarang melakukan kekerasan terhadap wanita baik dalam

bentuk fisik maupun non fisik dan juga memberikan peluang atau

kesempatan untuk mengapai cita – citanya. Sedangkan Majalah Asy

Syariah ikut berperan dalam mengikis bias jender yang ada dalam

masyarakat, meskipun seluruh karyawannya dari pihak laki –laki tetapi

majalah tersebut tidak lupa menambahkan satu rubrik khusus yaitu

Sakinah yang membahas lembar untuk wanita dan keluarga.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Teori Interaksionis Simbolik

2.2.1.1 Interaksi Simbolik: Sosiologi

Komunikasi yang berlangsung dalam tatanan interpersonal

tatap muka dialogis timbal balik dinamakan interaksi simbolik

(Symbolic Interac- tion/SI). Kini, Interaksi simbolik telah menjadi

istilah komunikasi dan sosiologi yang bersifat interdisipliner. Obyek

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulurepository.untag-sby.ac.id/586/3/BAB 2.pdf · Analisis wacana Sara Mills ini yang akan digunakan peneliti dalam membedah artikel

12

material (objectummaterial)- nya pun sama, yaitu manusia, dan

perilaku manusia (human behavior).

Interaksi adalah istilah dan garapan sosiologi; sedangkan

simbolik adalah garapan komunikologi atau ilmu komunikasi.

Kontribusi utama sosiologi pada perkembangan ilmu psikologi

sosial yang melahirkan perspektif interaksi simbolik.

Perkembangan ini bisa dikaitkan dengan aliran Chicago.

Perkembangan sosiologi di Amerika sejauh ini didahului oleh

penyerapan akar sosiologi yang berkembang luas di Eropa.

2.2.1.2 Pemikiran Herbert Blumer

Dalam penjelasan konsepnya tentang interaksi

simbolik, Blumer menunjuk kepada sifat khas dari tindakan atau

interaksi antarmanusia. Kekhasannya bahwa manusia saling

menerjemahkan, mendefenisikan tindakannya, bukan hanya reaksi

dari tindakan seseorang terhadap orang lain. Tanggapan seseorang,

tidak dibuat secara langsung atas tindakan itu, tetapi didasarkan

atas “makna” yang diberikan. Olehnya, interaksi dijembatani oleh

penggunaan simbol, penafsiran, dan penemuan makna tindakan orang

lain. Dalam konteks ini, menurut Blumer, actor akan memilih,

memeriksa, berpikir, mengelompokkan, dan mentransformasikan

makna sesuai situasi dan kecenderungan tindakannya (Basrowi

dan Sukidin, 2002). Pada bagian lain, Blumer dalam Soeprapto

(2002) mengatakan bahwa individu bukan dikelilingi oleh

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulurepository.untag-sby.ac.id/586/3/BAB 2.pdf · Analisis wacana Sara Mills ini yang akan digunakan peneliti dalam membedah artikel

13

lingkungan obyek-obyek potensial yang mempermainkan dan

membentuk perilakunya, sebaliknya ia membentuk obyek-obyek itu.

Dengan begitu, manusia merupakan actor yang sadar dan reflektif,

yang menyatukan obyek yang diketahuinya melalui apa yang

disebutnya sebagai self-indication. Maksudnya, proses komunikasi

yang sedang berjalan dimana individu mengetahui sesuatu,

menilainya, memberi makna dan memberi tindakan dalam konteks

sosial. Menurutnya dalam teori interaksi simbolik mempelajari

suatu masyarakat disebut “tindakan bersama”.

Dalam perspektif Blumer, teori interaksi simbolik

mengandung beberapa ide dasar, yaitu:

1. Masyarakat terdiri atas manusia yang bertinteraksi.

Kegiatan tersebut saling bersesuaian melalui tindakan

bersama, membentuk struktur sosial;

2. Interaksi terdiri atas berbagai kegiatan manusia yang

berhubungan dengan kegiatan manusia lain. Interaksi

nonsimbolis mencakup stimulus respons, sedangkan

interaksi simbolis mencakup penafsiran tindakan-tindakan;

3. Obyek-obyek tidak memiliki makna yang intrinsik. Makna

lebih merupakan produk interaksi simbolis. Obyek-obyek

tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kategori, yaitu

obyek fisik, obyek sosial, dan obyek abstrak;

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulurepository.untag-sby.ac.id/586/3/BAB 2.pdf · Analisis wacana Sara Mills ini yang akan digunakan peneliti dalam membedah artikel

14

4. Manusia tidak hanya mengenal obyek eksternal. Mereka

juga melihat dirinya sebagai obyek;

5. Tindakan manusia adalah tindakan interpretasi yang dibuat

manusia itu sendiri;

6. Tindakan tersebut saling berkaitan dan disesuaikan oleh

anggota-anggota kelompok. Ini merupakan “tindakan

bersama”. Sebagian besar “tindakan bersama” tersebut

dilakukan berulang-ulang, namun dalam kondisi yang

stabil. Kemudian di saat lain ia melahirkan kebudayaan

(Bachtiar, 2006:249-250).

2.2.1.3 Interaksionisme Simbolik dalam Kehidupan Masyarakat

Maya

Mengutip pemikiran Argyo Demartoto dalam situsnya

memaparkan bahwa kata-kata dan gambar digunakan sebagai alat

interaksi oleh masyarakat cyber. Bentuk interaksi bermacam-

macam sesuai kebutuhan dan kesukaan, interaksi bisa berupa senda

gurau, debat, terlibat dalam wacana intelektual, melakukan

perdagangan, saling tukar pengetahuan, saling memberikan

dorongan emosional, membuat rencana, brainstorming, gossip,

pertengkaran, jatuh cinta, protes terhadap siapa saja, kritik

terhadap siapa saja. Mencari teman, kekasih, bermain game,

bermesraan, menciptakan karya seni, atau pun hanya sekedar

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulurepository.untag-sby.ac.id/586/3/BAB 2.pdf · Analisis wacana Sara Mills ini yang akan digunakan peneliti dalam membedah artikel

15

berinteraksi tanpa tujuan yang jelas. Melalui e-mail, pengguna

internet dapat menuliskan pesan-pesan, mengkritik, membalas

surat cinta ataupun tujuan lainnya.

Pengguna internet dapat menggunakan bahasa tertentu

dalam e-mail. lebih lanjut Dr. Argyo memberi penjelasan mengenai

bahasa yang digunakan dalam internet yang memperlihatkan

evolution of discourse dimana termasuk didalamnya adalah bentuk

bahasa tradisional, adaptasi bahasa slang dan bentuk-bentuk non-

standard yang biasa digunakan dalam kehidupan off-line. Adapun

beberapa contoh bahasa yang digunakan dalam internet seperti :

singkatan (A/S/L = Age, Sex, Location; ASAP = As Soon As

Possible; AMBW = All My Best Wishes; AFAIK = As Far As I

Know), Emoticons, yang merupakan lambang atau tanda yang

merepresentasikan emosi seperti : J (tersenyum, bahagia, gembira),

L (sedih, cemberut), (tertawa terbahak-bahak) dan sebagainya

adalah bahasa yang lazim digunakan diinternet. Bahasa ini juga

memainkan peranan penting ketika ingin melihat interaksi yang

terjadi didalam internet.

Esensi teori interaksionisme simbolik adalah suatu aktivitas

yang merupakan ciri khas manusia, yakni komunikasi atau

pertukaran simbol yang diberi makna. Herbert Blumer

mengintegrasikan gagasan-gagasan tentang interaksionisme

simbolik lewat tulisan-tulisannya. Interaksionisme simbolik

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulurepository.untag-sby.ac.id/586/3/BAB 2.pdf · Analisis wacana Sara Mills ini yang akan digunakan peneliti dalam membedah artikel

16

mengandung inti dasar pemikiran umum tentang komunikasi dan

masyarakat. Tujuh hal mendasar yang bersifat teoritis dan

metodologis dari teori interaksionisme simbolik yaitu:

1. Orang-orang dapat mengerti berbagai hal dengan belajar

dari pengalaman. Persepsi seorang selalu diterjemahkan

dalam simbol- simbol.

2. Berbagai arti dipelajari melalui interaksi diantara orang-

orang. Arti muncul dari adanya pertukaran simbol-simbol

dalam kelompok-kelompok sosial.

3. Seluruh struktur dan institusi sosial diciptakan dari adanya

interaksi di antara orang-orang.

4. Tingkah laku seseorang tidak mutlak ditentukan oleh

kejadian-kejadian pada masa lampau saja, tetapi juga

dilakukan secara sengaja.

5. Pikiran terdiri dari sebuah ercakapan internal yang

mereduksikan interaksi yang telah terjadi antara seseorang

dengan orang lain.

6. Tingkah laku terbentuk atau tercipta didalam kelompok

sosial selama proses interaksi

7. Kita dapat memahami pengalaman seorang individu dengan

mengamati tingkah lakunya belaka. Pemahaman dan

pengertian seseorang akan berbagai hal harus diketahui

pula secara pasti (Littlejohn, 1998:271).

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulurepository.untag-sby.ac.id/586/3/BAB 2.pdf · Analisis wacana Sara Mills ini yang akan digunakan peneliti dalam membedah artikel

17

Blumer menekankan bahwa studi terhadap manusia tidak

dapat dilakukan dengan cara yang sama seperti terhadap benda.

Peneliti seharusnya berempati dengan subjek yang diteliti,

memasuki ruang lingkup pengalamannya dan berusaha mengerti

nilai tersebut. Blumer dan pengikutnya menghindari pendekatan-

pendekatan kuantitatif dan ilmiah dalam mempelajari tingkah laku

manusia. Mereka lebih memfokuskan diri pada sejarah kehidupan,

autobiografi, studi kasus, cacatan-cacatan pribadi, surat-surat dan

berbagai wawancara yang bersifat umum. Blumer secara khusus

menekankan pentingnya seorang partisipan melakukan peninjauan

pada studi komunikasi. Lebih jauh lagi tradisi Chicago

menganggap orang-orang itu kreatif, inovatif, dan bebas untuk

mendefinisikan segala situasi dengan berbagai cara yang tidak

terduga. Pribadi dan masyarakat dipandang sebagai suatu proses

bukan sebagai struktur membekukan proses berarti menghilangkan

inti hubungan individu-masyarakat (Littlejohn, 1998:147).

2.2.2 Teori CMC (Computer Mediated Communication)

Computer mediated communication (CMC) adalah suatu proses

komunikasi yang menggunakan media komputer. Internet adalah sebuah

bentuk CMC yang mana melibatkan manusia yang melakukan proses

komunikasi dan melakukan aktifitas di dalamnya. Perkembangan CMC

memiliki banyak dampak positif bagi perkembangan proses komunikasi.

Komputer mempermudah proses pertukaran pesan.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulurepository.untag-sby.ac.id/586/3/BAB 2.pdf · Analisis wacana Sara Mills ini yang akan digunakan peneliti dalam membedah artikel

18

“CMC adalah suatu proses komunikasi atau pertukaran informasi

yang dilakukan melalui medium, dalam hal ini komputer. Dalam

prakteknya, CMC biasanya dikaitkan dengan komunikasi manusia

pada, melalui, atau menggunakan internet dan web.” (Tomic dalam

Astuti dalam Octavia, 2015:17).

Kapasitas atau porsi seseorang untuk melakukan adaptasi

lingkungan dalam CMC lebih rendah dibandingkan pada komunikasi

langsung. Dalam komunikasi face to face, nada bicara, gesture, ekspresi

menjadi hal yang sangat berpengaruh, tetapi dalam CMC, keseluruhan

kondisi tersebut dapat diperbaiki dan diterima sesuai dengan ekspektasi

komunikan. Seseorang tidak perlu memahami kondisi lingkungan sekitar

untuk dapat memahami komunikannya. Pemahamannya akan lebih kecil

dibandingkan dengan komunikasi langsung (Dijk, 1999:228).

Komunikasi menggunakan CMC juga memiliki kelemahannya

sendiri. Bahasa dan tanda yang datang melalui sebuah layar berbeda

dengan bahasa dan tanda yang datang secara langsung.

Terdapat empat aspek yang merupakan ciri utama dari computer

mediated communication (Dijk, 1999:228), yaitu:

1. Partner komunikasi tidak harus berada di satu tempat yang sama.

2. Tidak harus berkomunikasi dalam waktu yang bersamaan.

3. Komputer atau media dapat menjadi pengganti manusia sebagai partner

komunikasi, baik hanya sebagian atau keseluruhan.

4. Proses mental selama berkomunikasi dapat tergantikan oleh alat proses

informasi.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulurepository.untag-sby.ac.id/586/3/BAB 2.pdf · Analisis wacana Sara Mills ini yang akan digunakan peneliti dalam membedah artikel

19

2.2.3 Analisis Wacana

2.2.3.1 Batasan Wacana

Wacana memiliki sudut pandang yang sama bagi para pakar

bahasa yaitu merupakan satuan bahasa terlengkap dan satuan

gramatikal tertinggi. Samsuri (1988:1) mengemukakan bahwa

sebuah wacana memiliki rekaman kebahasaan yang utuh tentang

peristiwa komunikasi, baik lisan maupun tulisan. Wacana

mengasumsikan adanya penyapa (addressor) dan pesapa

(addressee). Dalam wacana lisan penyapa disebut pembicara dan

pesapa disebut pendengar, sedangkan dalam wacana tulis pesapa

adalah penulis dan pesapa adalah pembaca.

2.2.3.2 Pengertian Analisis Wacana

Analisis wacana merupakan suatu kajian yang meneliti dan

menganalisis bahasa yang digunakan secara alamiah, baik dalam

bentuk lisan maupun tulisan (Stubbs, 1983:1).

Penggunaan bahasa secara alamiah yang dimaksud oleh

stubbs adalah penggunaan bahasa yang digunakan dalam

komunikasi sehari-hari. Dalam kajiannya penggunaan bahasa

dalam analisis wacana lebih ditekankan pada konteks sosial, yaitu

interaksi antarpenutur yang terjadi dalam masyarakat pemakai

bahasa.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulurepository.untag-sby.ac.id/586/3/BAB 2.pdf · Analisis wacana Sara Mills ini yang akan digunakan peneliti dalam membedah artikel

20

Rani (2004:24) melalui hasil rangkumannya dari berbagai

pendapat para pakar mendapat kesimpulan bahwa analisis wacana

berusaha menginterpretasikan makna sebuah penuturan atau tulisan

denngan memperhatikan konteks yang melatarinya, yaitu konteks

linguistik dan konteks etnografi. Konteks linguistik yang dimaksud

adalah rangkaian kata yang mendahului atau yang mengikuti

satuan bahasa tertentu. Sedangkan dalam konteks etnografi

melingkupi faktor budaya, tradisi dan adat yang berlaku dalam

masyarakat tersebut.

2.3 Definisi Konsep

2.3.1 Cyberlove

Cyberlove adalah hubungan romantis yang terdiri dari komunikasi

komputer yang dimediasi. Terlepas dari kenyataan bahwa pasangan secara

fisik jauh hingga masih anonim atau belum diketahui identitasnya, dalam

satu aspek penting hubungan ini serupa dengan hubungan romantis

offline-emosi cinta yang dialami sepenuhnya dan sama intensnya seperti

dalam hubungan offline. Komunikasi online lebih cepat dan lebih

mendalam daripada pertemuan tatap muka.

Anonimitas dapat mengurangi tingkat kerentanan vulgar dalam

hubungan online. Orang bisa menjadi anonim sebagian dan sepenuhnya.

Orang bisa mempertaruhkan identitas sejati mereka atau aspek penting

darinya. Anonimitas dalam hubungan online memfasilitasi pengungkapan

diri karena mengurangi resiko terlibat dalam pengungkapan diri lebih

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulurepository.untag-sby.ac.id/586/3/BAB 2.pdf · Analisis wacana Sara Mills ini yang akan digunakan peneliti dalam membedah artikel

21

intim. Orang bisa mengekspresikan diri lebih bebas karena mereka

anonim.

Cyberlove is a romantic relationship consisting manly of computer

mediated communication. despite the fact that the partner is

physically remote and is to certain extent anonymous, in one

important aspect this relationship is similar to an offline romantic

relationship-the emotion of love is experienced as fully and as

intenselly as in an offline relationship (Aaron B, 2004:4).

Cyberlove mempunyai kemiripan dengan sahabat pena dalam

menjalin hubungan, hubungan ini bisa menjadi romantis, platonis, atau

bahkan berdasarkan urusan bisnis. cyberlove umumnya dipertahankan

untuk waktu tertentu sebelum memasuki hubungan yang serius. Perbedaan

utama di sini adalah bahwa cyberlove ditopang melalui komputer atau

layanan online, dan individu dalam hubungan mungkin tidak pernah

bertemu satu sama lain secara pribadi. Jika tidak, istilah ini cukup luas dan

dapat mencakup hubungan berdasarkan teks, video, audio, atau bahkan

karakter virtual. Hubungan ini bisa terjadi diantara orang-orang di

berbagai daerah, berbagai negara, sisi yang berbeda dari dunia, atau

bahkan orang-orang yang tinggal di daerah yang sama tapi tidak

berkomunikasi secara langsung.

Media online yang memfasilitasi terjadinya cyberlove :

1. Situs dan aplikasi kencan online

Situs kencan online menawarkan jasa perjodohan bagi orang untuk

menemukan cinta atau apapun yang dingin mereka cari. Penciptaan

internet dan inovasi progresif telah membuka pintu bagi orang untuk

bertemu orang lain yang mereka mungkin sangat baik.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulurepository.untag-sby.ac.id/586/3/BAB 2.pdf · Analisis wacana Sara Mills ini yang akan digunakan peneliti dalam membedah artikel

22

2. Sosial media

Sosial media mempermudah seseorang untuk berkenalan dan

berhubungan dengan siapapun di seluruh belahan dunia. Sosial media

menjadi fasilitas cyberlove kedua yang paling banyak terjadi

dikarenakan dengan sosial media seseorang dapat mengamati sifat-sifat

orang yang dia sukai dari postingan-postingan yang diunggahnya dan

juga akan lebih mudah menemukan kriteria.

3. Game Online

Permainan menciptakan ruang sosial untuk orang-orang dari berbagai

usia, dengan userbases sering melintasi kelompok usia. Sebagian besar

game-game ini memungkinkan individu untuk chatting dengan satu

sama lain, serta membentuk kelompok dan klan. Interaksi ini dapat

menyebabkan komunikasi lebih lanjut, berubah menjadi persahabatan

atau hubungan romantis.

4. Forum online

Forum ini menimbulkan komunikasi antara individu, tidak peduli

lokasi, jenis kelamin, etnis, dll meskipun beberapa lakukan termasuk

batasan umur. Melalui forum ini orang mungkin mengomentari topik

atau benang masing-masing, dan dengan komunikasi lebih lanjut

membentuk persahabatan, kemitraan, atau hubungan romantis.

5. Chatroom

penggunaan chatroom seperti yahoo messenger yang sempat populer

yang kini sudah tergantikan dengan whatsapp sebagai aplikasi chat

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulurepository.untag-sby.ac.id/586/3/BAB 2.pdf · Analisis wacana Sara Mills ini yang akan digunakan peneliti dalam membedah artikel

23

yang paling banyak diminati, membuat seseorang lebih mudah

mengungkapkan perasaan dan lebih terbuka. Karena interaksi secara

virtual lebih meningkatkan kepercayaan diri dari pada interaksi secara

langsung atau face to face.

Efek positif media cyberlove :

1. Membantu para para lajang atau single parent yang ingin

mendapatkan pasangan, namun lebih banyak kesibukan sehingga

kurang ada waktu untuk bersosialisasi secara langsung.

2. Membantu si tipe tertutup dalam menemukan pasangan.

3. Interaksi secara virtual dapat lebih meningkatkan kepercayaan diri.

4. Lebih banyak peluang menemukan pujaan hati dengan banyak

kriteria.

Efek Negatif media cyberlove :

1. Perselingkuhan.

2. Cybersex.

Cybersex umumnya dapat dipahami sebagai pengalaman seksual

yang dimediasi komputer yang menyebabkan kepuasan kausal.

Bentuk dapat dibedakan. Tapi tulisan ini mempunyai dua varian

berbeda (lihat Waskul:2004). Pertama, cybersex berbasis teks

sebagai interaksi semiotik murni yang mendukung masturbasi.

Kedua, cybersex berbasis video sebagai "permainan tubuh" yang

ditampilkan dengan tujuan kepuasan yang sama (Johannes L,

2011:2).

3. Melemahnya ikatan sosial.

4. Memberi peluang romance scammer.

Romance scammer adalah penipuan yang mengatas namakan cinta.

Dalam buku SCAMS - and how to protect yourself from them:2012,

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulurepository.untag-sby.ac.id/586/3/BAB 2.pdf · Analisis wacana Sara Mills ini yang akan digunakan peneliti dalam membedah artikel

24

dipaparkan bahwa penipuan romansa tradisional kini telah beralih

ke situs kencan internet. Pelaku aktif membina hubungan romantis,

yang kerap melibatkan janji pernikahan. Setelah beberapa lama

terjadilah pembahasan bahwa pelaku ingin berkunjung ke negara

pasangannya, namun tidak mempunyai cukup biaya. Penipuan

kemudian menjadi penipuan tingkat lanjut atau penipuan cek.

Beragam alasan dilakukan agar sang pasangan mau membiayai

perjalanannya. Setelah pasangan mengirimkan uang, si pelaku

akan hilang bersama akun palsunya.

5. Menjadi target cyberbullying, cyberstalking dan predator.

Cyberbullying adalah saat seseorang menggunakan teknologi,

seperti telepon dan komputer, untuk menggertak seseorang.

Sebagian besar waktu terjadi di internet. Ini sangat mirip dengan

jenis intimidasi lain yang terjadi secara langsung. Yang biasanya

dimaksudkan untuk menyakiti, mempermalukan, atau mengancam

seseorang (Drew N, 2013:6).

Cyberstalking menggambarkan penggunaan teknologi informasi

dan komunikasi untuk melecehkan satu atau lebih korban.

Tindakan pelecehan bisa termasuk pengiriman pesan email yang

bersifat menyerang atau menyakitkan, pencurian identitas, dan

kerusakan data atau peralatan (Paul B, 2006:160).

2.3.2 Wanita Indonesia

Tabloid Nova pada tahun 2015 melalui wawancaranya dengan

Adinda Reska Budiani, Psikolog Muda lulusan Universitas Atma Djaya,

mengemukakan bahwa Bagi sebagian wanita Indonesia, berpacaran atau

mengencani pria asing atau bahkan menikahi pria asing seakan menjadi

sebuah kebanggaan serta kemajuan dalam hal lingkup sosial, terutama

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulurepository.untag-sby.ac.id/586/3/BAB 2.pdf · Analisis wacana Sara Mills ini yang akan digunakan peneliti dalam membedah artikel

25

menyangkut persoalan finansial. Setidaknya fenomena ini menjadi stigma

yang melekat, disamping alasan memperbaiki keturunan dengan memiliki

anak hasil pernikahan dengan pria asing yang ganteng rupawan. Beberapa

alasan yang dikemukakan yaitu karena menganggap pria asing lebih

‘bebas’, lebih serius dan fokus, lebih romantis dan bisa diajak ke Negara

tempat si pria tinggal. “Lima kali berpacaran dengan pria bule, saya selalu

diajak berlibur dan bertemu keluarga mereka disana. Terakhir saya

mengunjungi Paris setahun lalu bersama pasangan. Enaknya juga karena

kurs uang dan gaji mereka dolar, jadi mereka mampu membiayai semua

pengeluarannya,” terang Putri D. Yuhana (30), Karyawati.

2.3.3 Pria Pakistan

Budaya percintaan dalam adat Pakistan adalah hal yang hampir

mustahil dan sulit tercapai. Pria Pakistan yang ingin menjalin cinta dengan

wanita Pakistan harus mempunyai modal yang besar, Modal yang

dimaksud adalah si pria harus makmur secara ekonomi, punya pekerjaan

yang layak dan berkendaraan setidaknya mobil. Selain itu si pria juga

harus berhadapan dengan kedua orang tua dan keluarga si wanita, si pria

tidak akan diterima jika tidak sesuai dengan kriteria keluarga. Orang

Pakistan lebih memilih pernikahan sesama ras. Hampir semua pernikahan

di Pakistan terjadi atas hasil dari perjodohan. Perjodohan biasanya sudah

dilakukan oleh kedua pihak orang tua sejak si anak masih kecil. sisanya

adalah pernikahan karena cinta. Pernikahan karena cinta termasuk hal

yang memalukan.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulurepository.untag-sby.ac.id/586/3/BAB 2.pdf · Analisis wacana Sara Mills ini yang akan digunakan peneliti dalam membedah artikel

26

Mohammad Zaman, profesor sosiologi di Quaid-e-Azam

University di Islamabad, yang telah menulis sebuah buku tentang

pernikahan, mengatakan bahwa pernikahan yang diatur keluarga

mendominasi Pakistan. “Pernikahan karena internet adalah tren baru yang

muncul di Pakistan. Kemajuan teknologi telah masuk ke rumah-rumah

kami dan tabu tradisi perlahan-lahan memudar dalam keluarga-keluarga

berpendidikan,” kata Zaman. Lewat online, mereka bisa berbagi informasi

personal dan memasang foto – hal-hal yang dilarang dalam pemilihan

pasangan secara tradisional. “Ada semacam emansipasi dalam masyarakat

dan orang-orang muda ingin melakukan sendiri dalam memilih pasangan

mereka,” kata Zaman meski ia mengakui orangtua lebih mudah menerima

pilihan anak lelaki daripada anak wanita.

Fakta-fakta di atas kurang lebih menggambarkan bagaimana

sulitnya seorang pria Pakistan yang ingin menjalin kasih dengan seorang

wanita yang ia sukai. Internet membawa jalan bagi pria-pria Pakistan

untuk menjalani hubungan percintaan tanpa terbebani syarat-syarat dan

adat istiadat meski hanya melalui dunia maya. Itulah kiranya yang

membuat situs atau aplikasi kencan online lebih banyak dipenuhi pria

Pakistan atau bahkan lewat sosial media.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulurepository.untag-sby.ac.id/586/3/BAB 2.pdf · Analisis wacana Sara Mills ini yang akan digunakan peneliti dalam membedah artikel

27

2.4 Kerangka Dasar Pemikiran

Gambar 1.1 Bagan Kerangka Berpikir

Analisis wacana Sara Mills mengacu pada perspektif feminisme yang

mana lebih menekankan pada bagaimana perempuan digambarkan dalam sebuah

Analisis Wacana

Sara Mills

Posisi

Subjek-Objek

Posisi

Penulis-Pembaca

Artikel “Bila Wanita

Indonesia Punya Hubungan

dengan Pria Pakistan”

Teori :

1. Interaksionis Simbolik

2. Computer Mediated

Communication (CMC)

Wacana yang direpresentasikan

dalam artikel “Bila Wanita

Indonesia Punya Hubungan

dengan Pria Pakistan”

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulurepository.untag-sby.ac.id/586/3/BAB 2.pdf · Analisis wacana Sara Mills ini yang akan digunakan peneliti dalam membedah artikel

28

teks, gambar atau media. Sara Mills juga menempatkan pembaca pada posisi

yang penting dalam sebuah analisanya dan memusatkan perhatian pada

bagaimana seorang pembaca menempatkan dirinya dalam sebuah teks tersebut.

Analisis wacana Sara Mills ini yang akan digunakan peneliti dalam

membedah artikel Ratnawati Utami yang berjudul “Bila Wanita Indonesia Punya

Hubungan dengan Pria Pakistan” pada blog Amiratnawatiutami.blogspot.com.

Artikel ini akan peneliti analisis menggunakan teori computer mediated

communication (CMC) dan teori Interaksionis Simbolik.

Analisis wacana secara teoritis juga tidak dapat dipisahkan dengan

pendekatan interaksi simbolis, karena prinsip yang melandasi filsafatnya dan

pendekatan metodologinya sama (Burhan B, 2003:156).

Analisi wacana sangat dekat dengan prinsip metode interaksi simbolik

dalam muhadjir, 1998:137:

1. Simbol dan interaksi itu menyatu.

2. Simbol dan makna tidak lepas dari sikap pribadi, maka jati diri subjek

dapat di tangkap.

3. Peneliti harus sekaligus mengaitkan antara simbol dengan jati diri dengan

lingkungan sosialnya.

4. Hendaknya direkam situasi yang menggambarkan simbol dan maknanya.

Dengan dua teori tersebut maka akan ditemukan wacana-wacana

cyberlove antara wanita Indonesia dengan pria Pakistan hasil representasi

dari tulisan Ratnawati Utami tersebut.