bab ii kajian teoriabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/c0712023_bab2.pdfperancangan menurut kamus...

26
8 BAB II KAJIAN TEORI A. Perancangan Buku Aktivitas Bergambar sebagai Media Kampanye 1. Definisi Perancangan Perancangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata dasar rancang, yang kemudian mendapat awalan per- dan akhiran –an, yang berarti proses, cara, perbuatan merancang, merancang segala sesuatu sebagai bagian dari kerangka kerja (www.kbbi.web.id). Sedangkan pengertian perancangan menurut Al-Bahra Bin Ladjamudin dalam buku Analisis dan Desain Sistem Informasi (2005: 39) “Perancangan adalah tahapan perancangan (design) memiliki tujuan untuk mendesain sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi perusahaan yang diperoleh dari pemilihan alternatif sistem yang terbaik” (www.academia.edu). 2. Proses Perancangan Menurut Mustafa, Pulat, (Industrial Ergonomics Case Studies, 1992) proses perancangan yang merupakan tahapan umum teknik perancangan dikenal dengan sebutan NIDA, yang merupakan kepanjangan dari Need, Idea, Decision, dan Action. Artinya tahap pertama seorang perancang menetapkan dan mengidentifikasi kebutuhan (need). Sehubungan dengan alat atau produk yang harus dirancang. Kemudian dilanjutkan dengan pengembangan ide-ide (idea) yang akan melahirkan berbagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan tadi dilakukan suatu penilaian dan penganalisaan terhadap berbagai alternatif yang

Upload: vanthuy

Post on 31-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN TEORIabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0712023_bab2.pdfPerancangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata ... yang kemudian mendapat awalan per- dan

8

BAB II KAJIAN TEORI

A. Perancangan Buku Aktivitas Bergambar sebagai Media Kampanye

1. Definisi Perancangan

Perancangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata

dasar rancang, yang kemudian mendapat awalan per- dan akhiran –an, yang

berarti proses, cara, perbuatan merancang, merancang segala sesuatu sebagai

bagian dari kerangka kerja (www.kbbi.web.id).

Sedangkan pengertian perancangan menurut Al-Bahra Bin Ladjamudin

dalam buku Analisis dan Desain Sistem Informasi (2005: 39) “Perancangan

adalah tahapan perancangan (design) memiliki tujuan untuk mendesain sistem

baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi perusahaan

yang diperoleh dari pemilihan alternatif sistem yang terbaik”

(www.academia.edu).

2. Proses Perancangan

Menurut Mustafa, Pulat, (Industrial Ergonomics Case Studies, 1992)

proses perancangan yang merupakan tahapan umum teknik perancangan dikenal

dengan sebutan NIDA, yang merupakan kepanjangan dari Need, Idea, Decision,

dan Action. Artinya tahap pertama seorang perancang menetapkan dan

mengidentifikasi kebutuhan (need). Sehubungan dengan alat atau produk yang

harus dirancang. Kemudian dilanjutkan dengan pengembangan ide-ide (idea)

yang akan melahirkan berbagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan tadi

dilakukan suatu penilaian dan penganalisaan terhadap berbagai alternatif yang

Page 2: BAB II KAJIAN TEORIabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0712023_bab2.pdfPerancangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata ... yang kemudian mendapat awalan per- dan

9

ada, sehingga perancang akan dapat memutuskan (decision) suatu alternatif yang

terbaik. Dan pada akhirnya dilakukan suatu proses pembuatan (action).

Perancangan suatu peralatan kerja dengan berdasarkan data antropometri

pemakainya bertujuan untuk mengurangi tingkat kelelahan kerja, meningkatkan

performansi kerja dan meminimasi potensi kecelakaan kerja

(www.belajarilmukomputerdaninternet.blogspot.co.id)

3. Buku Aktivitas Bergambar

Buku aktivitas bergambar merupakan salah satu dari berbagai ragam

buku bergambar. Dalam buku berjudul The Literature Connection : Using

Children’s Book in The Classroom, buku bergambar adalah buku yang disajikan

dengan menggunakan teks dan ilustrasi atau gambar. Buku ini biasanya

ditujukan pada anak-anak. Untuk anak usia SD kelas rendah, gambar berperan

penting dalam proses belajar membaca dan menulis. Buku bergambar lebih

dapat memotivasi mereka untuk belajar. Dengan buku bergambar yang baik,

anak-anak akan terbantu dalam proses memahami dan memperkaya pengalaman

dari cerita (Rothlein, L., & Meinbach, A.M., 1991: 132)

Menurut J.W. Stewing (1980: 97) dalam bukunya Children and

Literature, buku bergambar adalah sebuah buku yang menjajarkan cerita dengan

gambar. Kedua elemen ini bekerja sama untuk menghasilkan cerita dengan

ilustrasi gambar. Biasanya buku-buku bergambar dimaksudkan untuk

mendorong ke arah apresiasi dan kecintaan terhadap buku. Selain ceritanya

secara verbal harus menarik, buku harus mengandung gambar sehingga

mempengaruhi minat siswa untuk membaca.

Gambar dalam cerita anak-anak harus sesuai dengan tema, latar,

Page 3: BAB II KAJIAN TEORIabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0712023_bab2.pdfPerancangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata ... yang kemudian mendapat awalan per- dan

10

perwatakan dan plot dalam cerita (Stewing, 1980). Begitu pula sebagai ilustrasi

dalam buku cerita bergambar (pictury story book) berfungsi untuk

mengilustrasikan pelaku, latar, dan kegiatan yang dipakai untuk membangun

rangkaian cerita (plot) dari suatu cerita. Buku bergambar yang bagus dapat

memberi anak kesenangan/hiburan dan pengalaman estetik.

Buku bergambar dapat digunakan untuk membantu anak mengenal

lingkungan dan situasi yang berbeda dengan lingkungan mereka. Dengan buku

bergambar anak-anak dapat menegenal karakteristik pelaku, latar, yakni waktu

dan tempat terjadinya cerita, serta situasi. Di samping itu menurut Stewing

(1980: 118) ada tiga manfaat buku bergambar, yaitu :

a. Membantu masukan bahasa kepada anak-anak

b. Memberikan masukan visual bagi anak-anak

c. Menstimulasi kemampuan visual dan verbal anak-anak

Dengan demikian melalui buku bergambar anak-anak dapat

memberikan komentar atau reaksi terhadap gambar, misalnya orang, benda dan

tempat (setting), warna yang ditampilkan, ilustrasi/gambar serta karakter dan

perubahan objek termasuk perkembangan cerita dari awal hingga akhir.

Orang tua perlu memperhatikan kebutuhan bacaan yang baik bagi anak-

anak dengan membimbing anak-anak untuk memilih bacaan yang sesuai dengan

tingkat kematangan berpikir dan kebutuhannya. Perlu diketahui bahwa buku

bacaan yang baik adalah buku bacaan yang :

a. Dapat memberikan nilai tambah positif pada pembacanya. Misalnya,

memberi kegembiraan, membantu memecahkan persoalan dan mampu

membuka pikiran untuk suatu hal.

Page 4: BAB II KAJIAN TEORIabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0712023_bab2.pdfPerancangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata ... yang kemudian mendapat awalan per- dan

11

b. Disampaikan dalam bahasa yang sederhana, enak dibaca dan penulisnya

seakan ingin berbagai dengan pembaca, bukan menggurui.

c. Gaya penulisannya tidak meledak-ledak.

d. Menggunakan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku, tidak banyak

menggunakan istilah asing yang sebenarnya ada padanannya dalam Bahasa

Indonesia (Christantiowati, 1994).

Menurut Widajatmi (1998), berbagai jenis buku dapat diberikan kepada

anak sesuai dengan tingkat usia, perkembangan dan kemampuan anak.

Berdasarkan tiga aspek ini, orang tua berperan penting dalam menentukan buku-

buku bacan untuk anaknya. Usia pengenalan terhadap buku berkisar dari 0-4

tahun. Buku bacaan yang baik memberikan nilai edukatif, menghormati hak

anak, menghormati agama, dan memiliki kualitas sastra atau seni. Di sisi lain

bahasa buku bacaan tidak boleh terlalu sederhana. Ciri-ciri tersebut terlihat pada

pemisahan perbuatan yang bernilai baik atau buruk dalam suatu cerita. Berikut

ini rangkuman pembagian buku bacaan untuk anak menurut usia :

a. Anak Sampai Usia 2 Tahun

Buku yang sesuai untuk anak sampai usia dua tahun adalah buku yang terbuat

dari bahan yang tidak mudah robek, aman (terbuat dari kertas tebal dan

dilapisi plastik), jumlah halamannya tidak banyak (8-10 halaman), bukan dari

bahan yang mengandung racun, permukaannya halus, dan sudutnya bulat

dengan gambar yang menonjol.

b. Anak Usia 2-3 Tahun

Buku-buku bergambar sesuai untuk anak usia dua sampai tiga tahun, terutama

yang mengenalkan konsep keteraturan, urutan, atau pengertian tertentu,

Page 5: BAB II KAJIAN TEORIabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0712023_bab2.pdfPerancangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata ... yang kemudian mendapat awalan per- dan

12

seperti gambar hewan, buah- buahan, warna, angka, huruf dengan ilustrasi

dan warna yang menarik. Sebaiknya dalam setiap halaman hanya berisi satu

konsep (tanpa kata). Buku cerita bergambar sudah bisa diberikan terutama

mengenai hal-hal yang akan mereka alami, seperti ke dokter gigi, ke sekolah,

mendapat adik dan lain-lain. Selain itu anak perlu juga mengetahui tentang

suatu proses, misalnya pembuatan pakaian, lemari dan lain-lain.

c. Anak usia 3-4 Tahun

Buku yang sesuai untuk anak usia tiga sampai empat tahun adalah buku-buku

cerita fantasi, cerita rakyat dan dongeng yang alur ceritanya sederhana dan

cepat (biasanya didahului dengan kalimat : Pada jaman dahulu kala). Pada

masa ini mereka sudah dapat berimajinasi, karena itu perlu diberikan buku

bergambar tanpa teks agar mereka dapat merangkai cerita sendiri sesuai

dengan gambar yang ada atau diminta menceritakan kembali isi buku dengan

bahasa mereka.

d. Anak Usia 5 Tahun

Anak usia lima tahun memerlukan buku cerita yang mempunyai tokoh sentral

atau yang alur ceritanya sedikit rumit. Mereka akan senang jika dapat

menebak akhir cerita.

e. Anak Usia 6-8 Tahun

Secara fisik buku untuk anak-anak usia pemula (anak yang baru belajar

membaca) adalah buku berilustrasi dengan huruf yang agak besar dan lebih

banyak gambar dari pada teksnya. Jika anak semakin besar buku yang sesuai

adalah buku yang semakin sedikit ilustrasinya, karena mereka juga perlu

berimajinasi sendiri dan supaya lebih tertarik kepada isi cerita dari pada

Page 6: BAB II KAJIAN TEORIabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0712023_bab2.pdfPerancangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata ... yang kemudian mendapat awalan per- dan

13

gambarnya. Jika sudah dapat membaca, biarkan ia membaca dengan keras

agar dapat meningkatkan kemampuan mengucapkan kalimat secara benar.

f. Anak Usia 9-11 Tahun

Anak sudah pandai membaca sendiri karena itu buku yang mempunyai awal

cerita menarik seperti petualangan atau humor sesuai, sehingga ia

berkeinginan mengetahui cerita sampai selesai.

4. Strategi Layout Buku Aktifitas Bergambar

a. Pengertian Layout

Untuk mendapatkan sebuah layout yang baik dalam membuat buku

cerita bergambar, diperlukan strategi yang tepat agar penyampaian pesan

pada buku cerita bergambar dapat terkomunikasikan pada target audience.

Dalam buku “Layout Dasar dan Penerapannya” diuraikan cara membuat

layout yang baik, yaitu:

1) Membuat konsep desain.

2) Menentukan media dan spesifikasinya.

3) Merencanakan pengorganisasian melalui thumbnails atau sketsa layout.

4) Mulai membuat desain menggunakan komputer (desktop publishing).

5) Menentukan teknik cetak yang sesuai (Surianto Rustan, 2009: 7-15).

b. Elemen Layout

Dalam buku aktivitas bergambar juga mengandung elemen-elemen

layout. Layout memiliki banyak sekali elemen yang mempunyai peran yang

berbeda- beda dalam membangun keseluruhan layout. Untuk membuat layout

yang optimal, desainer perlu menetahui peran masing-masing elemen

tersebut. Secara umum tujuan elemen dalam layout yang pertama adalah

Page 7: BAB II KAJIAN TEORIabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0712023_bab2.pdfPerancangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata ... yang kemudian mendapat awalan per- dan

14

menyampaikan informasi dengan lengkap dan tepat. Yang kedua

kenyamanan dalam membaca termasuk didalamnya kemudahan mencari

informasi yang dibutuhkan, navigasi dan estetika. Elemen layout dibagi

menjadi tiga:

1) Elemen Teks

a) Judul

Suatu artikel biasanya diawali oleh sebuah atau beberapa kata singkat

yang disebut judul. Judul diberi ukuran besar untuk menarik perhatian

pembaca dan membedakan dari elemen layout lainnya. Selain dari

ukuran, pemilihan sifat yang tercermin dari jenis huruf tersebut juga

harus menarik perhatian, karena untuk judul segi estetis lebih

diprioritaskan.

b) Deck

Deck adalah gambaran singkat tentang topik yang dibicarakan di

bodytext. Letaknya bervariasi, tetapi biasanya antara judul dan

bodytext. Fungsi deck berbeda dengan judul, yaitu sebagai pengantar

sebelum orang membaca bodytext. Karena itu perbedaan fungsi ini

harus ditangkap oleh pembaca dengan jelas.

c) Byline

Berisi nama penulis, kadang disertai dengan jabatan atau keterangan

singkat lainnya.

d) Bodytext

Keberhasilan suatu bodytext ditentukan oleh beberapa hal, antara lain:

dukungan judul dan deck yang menarik sehingga memancing pembaca

Page 8: BAB II KAJIAN TEORIabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0712023_bab2.pdfPerancangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata ... yang kemudian mendapat awalan per- dan

15

meneruskan keingintahuannya akan informasi yang lengkap dan gaya

penulisan yang menarik dari naskah itu sendiri.

e) Caption

Merupakan keterangan singkat yang menyertai elemen visual dan inset.

Caption biasanya dicetak dalam ukuran kecil dan dibedakan gaya atau

jenis hurufnya dengan bodytext dan elemen teks lainnya.

f) Callouts

Pada dasarnya sama seperti caption, kebanyakan callouts menyertai

elemen visual yang memiliki lebih dari satu keterangan. Callouts

biasanya memiliki garis-garis yang menghubungkannya dengan

bagian-bagian dari elemen visualnya. Balloon adalah salah satu bentuk

callouts.

g) Spasi

Untuk membedakan paragraf yang satu dengan yang lainnya,

antarparagraf diberi spasi.

h) Nomor halaman

Untuk materi publikasi yang memiliki lebih dari delapan halaman dan

memuat banyak topik yang berbeda, sebaiknya kita gunakan nomor

halaman untuk memudahkan pembaca mengingat lokasi artikel. Lebih

baik lagi bila disertai dengan daftar isi/index di halaman depan.

2) Elemen Visual

Yang termasuk dalam komponen elemen visual adalah semua

elemen bukan teks yang kelihatan dalam suatu layout. Berikut adalah

macam elemen visual dalam layout:

Page 9: BAB II KAJIAN TEORIabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0712023_bab2.pdfPerancangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata ... yang kemudian mendapat awalan per- dan

16

a) Foto

Kekuatan terbesar dari fotografi pada media periklanan khususnya

adalah kredibilitasnya atau kemampuannya untuk memberi kesan

sebagai ‘dapat dipercaya’.

b) Artworks

Untuk menyajikan informasi yang lebih akurat, kadang pada situasi

tertentu ilustrasi menjadi pilihan yang lebih dapat diandalkan

dibandingkan bila memakai teknik fotografi. Artworks adalah segala

jenis karya seni bukan fotografi baik itu berupa ilustrasi, kartun maupun

sketsa.

c) Informational Graphics

Fakta-fakta dan data-data statistik hasil dari survey dan penelitian yang

disajikan dalam bentuk grafik (chart), table, diagram, peta dan lain-

lain.

d) Garis

Garis merupakan elemen desain yang dapat menciptakan kesan estetis

pada suatu karya desain. Di dalam suatu layout, garis mempunyai sifat

yang fungsional antara lain membagi suatu area, penyeimbang berat

dan sebagai elemen pengikat system desain supaya terjaga kesatuannya.

e) Kotak

Bila letaknya di pinggir halaman disebut dengan sidebar. Elemen-

elemen visual juga sering diberi kotak supaya terlihat lebih rapi.

3) Invisible Element

Elemen-elemen yang tergolong sebagai invisible elements ini

Page 10: BAB II KAJIAN TEORIabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0712023_bab2.pdfPerancangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata ... yang kemudian mendapat awalan per- dan

17

merupakan fondasi atau kerangka yang berfungsi sebagai acuan

penempatan semua elemen layout lainnya. Selayaknya fondasi atau

kerangka sebuah bangunan, elemen inilah yang dirancang terlebih dahulu

oleh seorang desainer, baru kemudian menyusul elemen- elemen teks dan

visual. Dan sesuai dengan namanya, invisible elements ini nantinya tidak

akan terlihat pada hasil produksi (tidak ikut dicetak). Walaupun demikian

elemen-elemen ini mempunyai fungsi yang sangat penting, apalagi bila

layout akan menggunakan elemen teks yang banyak atau banyak

halamannya. Dalam kondisi seperti itu invisible elements akan bermanfaat

sebagai salah satu pembentuk unity dari keseluruhan layout. Berikut ini

macam-macam elemen visual dalam layout:

a) Margin

Margin menentukan jarak antara pinggir kertas dengan ruang yang akan

ditempati oleh elemen-elemen layout. Kalau kita jalan-jalan ke pantai,

sering kali kita lihat ada tonggak-tonggak yang dipancangkan di laut

sebagai batas aman untuk berenang, margin juga berfungsi seperi itu.

Margin mencegah agar elemen-elemen layout tidak terlalu jauh ke

pinggir halaman. Karena hal tersebut secara estetika kurang

menguntungkan atau yang lebih parah lagi: elemen layout terpotong

pada saat pencetakan. Namun ada juga yang sengaja meletakkan

elemen layout jauh ke pinggir halaman bila memang konsep desain

tersebut mengharuskan demikian dan sudah melalui pertimbangan

estetis sebelumnya.

Page 11: BAB II KAJIAN TEORIabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0712023_bab2.pdfPerancangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata ... yang kemudian mendapat awalan per- dan

18

b) Grid

Grid adalah alat bantu yang sangat bermanfaat dalam me-layout. Grid

mempermudah kita menentukan dimana harus meletakkan elemen

layout dan mempertahankan konsistensi dan kesatuan layout terlebih

untuk karya desain yang mempunyai beberapa halaman. Dalam

membuat grid, kita membagi halaman menjadi beberapa kolom dengan

garis-garis vertikal dan ada juga yang horisontal. Sedangkan untuk

merancangnya harus mempertimbangkan faktor-faktor berikut: berapa

ukuran dan bentuk bidangnya, apa konsep dan style desainnya, berapa

ukuran huruf yang akan dipakai, berapa banyak isinya/informasi yang

ingin dicantumkan, dan lain-lain.

c. Prinsip Layout

Menyusun layout untuk buku cerita bergambar sama halnya dengan

menyusun layout secara umum, maka perlu diketahui tentang prinsip dasar

layout yang juga merupakan prinsip dasar desain grafis, antara lain:

1) Sequence (Urutan)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dr. Mario R. Garcia

dan Pegie Stark tahun 2007, di wilayah-wilayah pengguna bahasa dan

tulisan latin, orang membaca dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah.

Karena itu pada materi-materi publikasi, urutan/alur pembacaan

kebanyakan didesain berdasarkan kecenderungan tersebut.

2) Emphasis (Penekanan)

Salah satu pembentuk emphasis adalah kontras. Kontras tersebut

bertujuan untuk membangun sequence. Ada bermacam-macam cara

Page 12: BAB II KAJIAN TEORIabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0712023_bab2.pdfPerancangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata ... yang kemudian mendapat awalan per- dan

19

mendapatkan kontras, bisa lewat ukuran, posisi, warna, bentuk maupun

konsep yang berlawanan. Selain kontras, emphasis bisa juga mengandung

pesan-pesan yang unik, emosional atau kontroversial, efeknya akan lebih

kuat dalam menarik orang untuk membacanya.

3) Balance (Keseimbangan)

Dalam desain grafis, kita mengenal ada dua macam balance, yaitu

balance simetris dan asimetris. Balance/keseimbangan dapat dicapai

dengan pencerminan. Keseimbangan yang simetris dapat dibuktikan tepat

secara matematis, sedangkan yang asimetris keseimbangannya lebih

bersifat optis atau: ‘kelihatannya seimbang’. Keseimbangan yang dicapai

lewat simetris sebagai contoh dapat dijumpai pada makhluk hidup dan

benda seperti kupu-kupu dan jam pasir. Sedangkan asimetris member

kesan adanya movement/gerakan sehingga lebih dinamis dan tidak

statis/kaku.

4) Unity (Kesatuan)

Unity tidak berarti hanya kesatuan dari elemen-elemen yang

secara fisik kelihatan, namun juga kesatuan antara yang fisik dan non-fisik

yaitu pesan/komunikasi yang dibawa dalam konsep desain tersebut

(Surianto Rustan, 2009: 27-84).

d. Membuat Cover Buku yang Menarik

Buku aktivitas bergambar yang memang ditujukan untuk anak-anak

haruslah menarik perhatian serta mudah untuk dibaca, sehingga diperlukan

desain cover buku yang juga menarik. Karena cover atau sampul buku adalah

wajah pertama yang akan dilihat oleh pembaca. Beberapa langkah untuk

Page 13: BAB II KAJIAN TEORIabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0712023_bab2.pdfPerancangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata ... yang kemudian mendapat awalan per- dan

20

membuat cover buku cerita bergambar yang menarik, yaitu:

1) Menyiapkan konsep gambar untuk sampul yang sesuai dengan tema yang

diangkat dalam cerita bergambar.

2) Menentukan font judul yang cocok atau sesuai untuk karakter buku cerita

bergambar yang akan dibuat. Sesuaikan juga dengan isi buku, bercerita

tentang apa, dan ukurannya sesuaikan agar bisa terbaca pertama kali yakni

tidak terlalu kecil tapi juga tidak terlalu besar.

3) Penggunaan sub judul memerlukan sub judul yang sekilas bisa

menginformasikan isi buku cerita bergambar.

4) Membuat sinopsis yang menarik, sinopsis adalah ringkasan isi buku yang

tertera pada cover belakang. Sinopsis juga menentukan apakah buku yang

dibuat akan laku di pasaran atau diminati pembaca, karena pembaca

setelah tertarik melihat cover, pasti akan membaca judul, sub judul, dan

terakhir akan membaca sinopsis dari isi buku, sehingga usahakan

ringkasan dibuat semenarik mungkin dan bisa membuat pembaca

penasaran (www.malkasmedia.wordpress.com)

e. Layout Buku Aktivitas Bergambar

Untuk layout bagian isi dari buku cerita bergambar perlu

memperhatikan prinsip-prinsip dasar layout seperti yang telah diuraikan

sebelumnya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:

1) Buku cerita bergambar biasanya menyejajarkan antara ilustrasi dengan

teks, sehingga proporsinya dibuat dengan kesan seimbang. Dan antara

elemen satu dengan lainnya harus saling berkaitan agar tercipta menjadi

satu kesatuan.

Page 14: BAB II KAJIAN TEORIabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0712023_bab2.pdfPerancangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata ... yang kemudian mendapat awalan per- dan

21

2) Pemilihan tipografi yang tepat untuk teks dalam buku cerita bergambar,

disesuaikan dengan tema dan target pembacanya. Untuk cerita bergambar

gunakan huruf yang sederhana dan mudah dibaca seperti jenis huruf sans

serif. Bila target pembacanya anak Sekolah Dasar gunakan jenis huruf sans

serif dengan ukuran 14 pt sampai 24 pt.

3) Tingkat keterbacaan dari teks di dalam buku cerita bergambar perlu

diperhatikan, baik dari jenis huruf, ukuran, warna, lebar baris, jarak antar

baris, kontras, dan sebagainya agar pembaca yang masih anak-anak

nyaman dalam membaca buku tersebut (www.taranokanai.blogspot.com)

5. Kampanye

a. Pengertian Kampanye

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kampanye merupakan

tindakan serentak untuk melawan atau mengadakan aksi. Kampanye juga

dapat diartikan proses mengkomunikasikan gagasan, ide dan pesan sebagai

suatu usaha untuk menarik simpati orang terhadap suatu ide atau gagasan

yang bersifat kemasyarakatan dalam bentuk gerakan atau tindakan bersama

yang dilakukan dengan serentak, agar dapat mempengaruhi sasaran sehingga

melakukan tindakan sesuai dengan apa yang diterjemahkan komunikator

(penyampai pesan). Rogers dan Storey mendefinisikan kampanye sebagai

“Serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan

menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan

secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu” (www.dokumen.tips)

Page 15: BAB II KAJIAN TEORIabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0712023_bab2.pdfPerancangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata ... yang kemudian mendapat awalan per- dan

22

b. Tujuan Kampanye

Tujuan kampanye sebagai efek dari proses komunikasi dapat

dijabarkan sebagai berikut:

1) Membujuk audience untuk meninggalkan kebiasaan yang berdampak

kurang baik.

2) Menumbuhkan kebiasaan baik terhadap suatu kebutuhan untuk audience.

3) Memperkenalkan dan memberikan pemahaman tentang informasi suatu

produk kepada audience.

4) Mendorong audience untuk melakukan kebiasaan atau kegiatan yang telah

diinfokan dengan baik dan benar.

c. Komunikasi Persuasif dalam Kampanye

Menurut Michael Pfau dan Roxanne Parrot, “Campaign are

incherently persuasive communication activities” yang artinya dengan

demikian aktivitas kampanye selalu melekat dengan kegiatan komunikasi

persuasi (Rosady Ruslan, 2005: 27)

Lebih lanjut Rosady Ruslan, S.H., M.M. memberikan kesimpulan

dari pengertian kampanye melalui komunikasi persuasi bahwa tindakan

persuasif pada prinsipnya dalam proses komunikasi adalah bertujuan untuk

mengubah atau ingin mempertehuhkan sikap, pandangan, kepercayaan, dan

perilaku masyarakat secara sukarela sesuai dengan apa yang telah

direncanakan oleh komunikatornya (Rosady Ruslan, 2005: 27)

Buku merupakan salah satu media kampanye yang memuat

komunikasi persuasif. Berikut merupakan alasan dasar buku sebagai media

kampanye yang efektif :

Page 16: BAB II KAJIAN TEORIabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0712023_bab2.pdfPerancangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata ... yang kemudian mendapat awalan per- dan

23

1) Buku tidak jauh berbeda dengan media cetak (pers cetak) lainnya.

Perbedaan keduanya terletak pada bentuk atau formatnya. Isi kedua

terbitan ini pada dasarnya tidak berbeda. Keduanya mengandung

informasi dan pendapat (Atmakusumah, 2010).

Pada umumnya media cetak hadir dalam tenggat waktu tertentu : harian,

mingguan, atau bulanan. Sehingga ‘umur’ sebuah iklan di media cetak

akan berbanding lurus dengan tenggat waktu tertentu. Berbeda dengan

buku yang bisa menembus waktu, kekuatan buku terletak pada sifatnya

yang dokumentatif dan monumental. Meski dicetak dalam jumlah lebih

sedikit, namun ‘umur’ sebuah buku relatif lebih lama, sehingga secara

otomatis efek pengaruhnya juga lebih lama.

2) Buku sering dipersepsi sebagai ‘produk intelektual’.

3) Di dalam buku dapat memberikan informasi dengan lebih leluasa kepada

publik, baik dalam bentuk tulisan maupun foto.

4) Buku merupakan media kampanye yang kompetitif dibanding dengan

berkampanye melalui media televisi maupun media cetak lainnya

(www.kompasiana.com).

B. Perkembangan Psikologi Anak Usia 6-12 Tahun

Masa anak-anak dimulai saat mereka melewati masa bayi, yaitu sekitar

usia 2 tahun hingga anak matang secara seksual. Menurut Elizabeth B. Hurlock

(2003), masa anak-anak masih dibagi lagi yaitu periode awal masa anak-anak (usia

2-6 tahun) dan periode akhir masa anak-anak (usia 6 tahun sampai anak matang

secara seksual). Pada sub bab ini akan sedikit diuraikan tentang perkembangan anak

Page 17: BAB II KAJIAN TEORIabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0712023_bab2.pdfPerancangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata ... yang kemudian mendapat awalan per- dan

24

pada usia 6-12 tahun (Elizabeth B. Hurlock, 2003: 108).

1. Perkembangan Pengamatan Anak Usia 6-12 Tahun

Dalam perkembangan jiwani anak, pengamatan menduduki tempat

yang sangat penting. Beberapa teori mengenai fungsi pengamatan ini dipaparkan

oleh Meumann, Stern dan Oswald Kroh.

a. Teori Meumann : membedakan tiga fase perkembangan fungsi pengamatan,

yaitu :

1) Fase sintese fantastis. Semua pengamatan atau penghayatan anak

memberikan kesan total. Hanya beberapa onderdil/bagian saja yang bias

ditangkap jelas oleh anak. Selanjutnya, anak akan melengkapi tanggapan

tersebut dengan fantasinya. Periode ini berlangsung pada usia 7-8 tahun.

2) Fase analisa, 8-9 tahun. Ciri-ciri dari macam-macam benda mulai

diperhatikan oleh anak. Bagian atau onderdilnya mulai ditangkap, namun

belum dikaitkan dalam kerangka keseluruhan/totalitasnya. Sekarang

fantasi anak mulai berkurang, dan diganti dengan pemikiran yang lebih

rasional.

3) Fase sintese logis, ± 12 tahun ke atas. Anak mulai memahami benda-benda

dan peristiwa. Tumbuh wawasan akal budinya atau insight.

Bagian/onderdil-onderdil sekarang mulai dikaitkan dengan hubungan

totalitasnya.

b. Teori Stern menampilkan 4 stadium dalam perkembangan fungsi pengamatan

anak, yaitu :

Page 18: BAB II KAJIAN TEORIabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0712023_bab2.pdfPerancangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata ... yang kemudian mendapat awalan per- dan

25

1) Stadium keadaan, 0-8 tahun. Di samping mendapatkan keadaan total yang

samar-samar, anak-anak kini mengamati benda-benda dan beberapa orang

secara teliti.

2) Stadium perbuatan, 8-9 tahun. Anak menaruh minat besar terhadap

pekerjaan dan perbuatan oramg dewasa, serta tingkah laku binatang.

3) Stadium hubungan, 9-10 tahun dan selanjutnya. Anak mengamati

relasi/hubungan dalam dimensi ruang dan waktu; juga hubungan kausal

dari benda-benda dan peristiwa.

4) Stadium perihal (sifat), anak mulai menganalisa hasil pengamatannya,

dengan mengkonststir ciri-ciri/sifat dari benda, orang dan peristiwa.

c. Teori Oswald Kroh dalam bukunya Die Psychologie des Grundschulkindes

(Psikologi Anak Sekolah Dasar) menyatakan adanya 4 periode dalam

perkembangan fungsi pengamatan anak, yaitu :

1) Periode sintese fantastis, 7-8 tahun. Artinya, segala hasil pengamatan

merupakan kesan totalita/global, sedang sifatnya masih samar-samar.

Selanjutnya, kesan-kesan tersebut dilengkapi dengan fantasi anak.

Asosiasi dengan ini anak-anak suka sekali dengan dongeng-dongeng, sage,

mythe, legenda, kisah-kisah dan ceritera khayalan.

2) Periode relisme naif, 8-10 tahun. Anak sudah bias membedakan

bagian/onderdil, tetapi belum mampu menghubungkan satu dengan lain

dalam hubungan totallitas. Unsur fantasi sudah diganti dengan

pengamatan konkrit.

3) Periode realism kritis, 10-12 tahun. Pengamatannya bersifat realistis dan

kritis. Anak sudah bias mengadakan sintese logis karena munculnya

Page 19: BAB II KAJIAN TEORIabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0712023_bab2.pdfPerancangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata ... yang kemudian mendapat awalan per- dan

26

pengertian, insight/wawasan dan akal yang sudah mencapai taraf

kematangan. Anak kini bisa menghubngkan bagian-bagian menjai satu

kesatuan atau menjadi satu struktur.

4) Fase subyektif, 12-14 tahun. Unsur emosi atau perasaan muncul kembali,

dan kuat sekali mempengaruhi penilaian anak terhadap semua

pengamatannya. Masa ini dibatasi oleh gejala pubertas kedua (Trotzalter

kedua) (Kartini Kartono, 1990: 135-137).

Ringkasnya, pengamatan anak selama periode sekolah rendah itu

berlangsung sebagai berikut :

a. Dimulai dari pengamatan kompleks-totalitas, menuju pada bagian-

bagian/onderdil.

b. Berangkat dari sikap pasif menerima, menuju pada sikap pemahaman; aktif,

mendekati dan mencoba mengerti.

c. Bertitik tolak dari aku, menuju pada obyek-obyek dunia sekitar dan

milieunya.

d. Dari dunia fantasi menuju dunia realitas (Kartini Kartono, 1990: 137)

2. Perkembangan Kreativitas Anak Usia 6-12 Tahun

Menurut Drevdahl (1956), dalam bukunya Journal of Clinical

Psychology, kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan

komposisi, produk, atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru, dan

sebelumnya tidak dikenal pembuatnya. Ia dapat berupa kegiatan imajinatif atau

seintesis pemikiran yang hasilnya bukan hanya perangkuman. Ia mungkin

mencakup pembentukan pola baru dan gabungan informasi yang diperoleh dari

pengalaman sebelumnya dan pencangkokan hubungan lama ke situasi baru dan

Page 20: BAB II KAJIAN TEORIabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0712023_bab2.pdfPerancangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata ... yang kemudian mendapat awalan per- dan

27

mungkin mencangkup pembentukan korelasi baru. Ia harus mempunyai maksud

atau tujuan yang ditentukan, bukan fantasi semata, walaupun merupakan hasil

yang sempurna dan lengkap. Ia mungkin dapat berbentuk produk seni,

kesusasteraan, produk ilmiah, atau mungkin bersifat prosedural atau

metodologis (Elizabeth B. Hurlock, 1990: 4).

a. Fikiran dan Ingatan Anak Usia 6-12 Tahun

Dalam keadaan normal, fikiran anak usia 6-12 tahun berkembang

secara berangsur-angsur dan secara tenang. Anak betul-betul ada dalam

stadium belajar. Pengetahuannya bertambah secara pesat. Banyak

keterampilan mulai dikuasai, dan kebiasaan-kebiasaan tertentu mulai

dikembangkannya.

Ingatan anak pada usia 8-12 tahun mencapai intensitas paling besar,

dan paling kuat. Daya menghafal dan daya memorisasi (= dengan sengaja

memasukkan dan melekatkan pengetahuan dalam ingatan) adalah paling kuat.

Dan anak mampu memuat jumlah materi ingatan paling banyak (Kartini

Kartono: 1990: 138).

b. Keterampilan Anak Usia 6-12 Tahun

Beberapa keterampilan juga mulai muncul pada periode akhir masa

anak- anak, keterampilan tersebut antara lain :

1) Keterampilan menolong diri sendiri, di mana anak mulai bisa berpakaian,

makan, mandi, dan berdandan sendiri.

2) Keterampilan menolong orang lain, yang dimulai dari lingkungan rumah

seperti merapikan tempat tidur, menyapu, membantu orang tua, dan lain

sebagaianya.

Page 21: BAB II KAJIAN TEORIabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0712023_bab2.pdfPerancangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata ... yang kemudian mendapat awalan per- dan

28

3) Keterampilan sekolah, di sini anak mulai mengembangkan berbagai

keterampilan, misalnya menulis, menggambar, melukis, membentuk tanah

liat, menari, mewarnai, dan lain sebagainya.

4) Keterampilan bermain, anak-anak akan mulai aktif mengembangkan

ketertarikannya pada mainan yang sedikit lebih sulit. Misalnya bermain

bola, bermain sepeda, sepatu roda, dan berenang (Elizabeth B. Hurlock,

2003: 151).

c. Kondisi yang Meningkatkan Kreativitas

Berikut merupakan kondisi-kondisi yang dapat meningkatkan

kreativitas menurut Elizabeth B. Hurlock (1990: 11):

1) Waktu

Untuk menjadi kreatif, kegiatan anak seharusnya jangan tidur sedemikian

rupa sehingga hanya sedikit waktu bebas bagi mereka untuk bermain-main

dengan gagasan-gagasan dan konsep-konsep dan mencobanya dalam

bentuk baru dan orisinal.

2) Kesempatan Menyendiri

Hanya apabila tidak mendapat tekanan dari kelompok social, anak dapat

menjadi kreatif. Singer (1968), menerangkan bahwa anak membutuhkan

waktu dan kesempatan menyendiri untuk mengembangkan kehidupan.

3) Dorongan

Terlepas dari seberapa jauh prestasi anak memenuhi standar orang dewasa,

mereka harus didorong untuk kreatif dan bebas dari ejekan dan kritik yang

seringkali dilontarkan pada anak yang kreatif.

Page 22: BAB II KAJIAN TEORIabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0712023_bab2.pdfPerancangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata ... yang kemudian mendapat awalan per- dan

29

4) Sarana

Sarana untuk bermain dan kelak sarana lainnya harus disediakan untuk

merangsang dorongan eksperimentasi dan eksplorasi, yang merupakan

unsur penting dari semua kreativitas.

5) Lingkungan yang Merangsang

Lingkungan rumah dan sekolah harus merangsang kreativitas dengan

memberikan bimbingan dan dorongan untuk menggunakan sarana yang

akan mendorong kreativitas. Ini harus dilakukan sedini mungkin sejak bayi

dan dilanjutkan hingga masa sekolah dengan menjadikan kreativitas suatu

pengalaman yang menyenangkan dan dihargai secara sosial.

6) Hubungan Orang Tua – Anak yang Tidak Posesif

Orang tua yang tidak terlalu melindungi atau terlalu posesif terhadap anak,

mendorong anak untuk mandiri dan percaya diri, dua kualitas yang sangat

mendukung kreativitas.

7) Cara Mendidik Anak

Mendidik anak secara demokratis dan permisif di rumah dan sekolah

meningkatkan kreativitas sedangkan cara mendidik otoriter

memadamkannya.

8) Kesempatan Memperoleh Pengetahuan

Kreativitas tidak muncul dalam kehampaan. Semakin banyak pengetahuan

yang dapat diperoleh anak, semakin baik dasar untuk mencapai hasil yang

kreatif. Pulaski (1974), mengatakan bahwa anak-anak harus berisi agar

dapat berfantasi.

Page 23: BAB II KAJIAN TEORIabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0712023_bab2.pdfPerancangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata ... yang kemudian mendapat awalan per- dan

30

C. Limbah Plastik

1. Definisi Limbah

Berdasarkan keputusan Menperindag RI No. 231/MPP/Kep7/1997

Pasal I tentang Prosedur Impor Limbah, menyatakan bahwa limbah adalah

bahan/barang sisa atau bekas dari suatu kegiatan atau proses produksi yang

fungsinya sudah berubah dari aslinya, kecuali yang dapat dimakan manusia atau

hewan. Pengertian limbah menurut WHO yaitu suatu yang tidak berguna, tidak

dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan

manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (www.ilmulingkungan.com).

Menurut Kamus Lingkungan (1994), limbah adalah bahan yang tidak

mempunyai nilai atau tidak berguna untuk digunakan secara biasa atau khusus

dalam produksi atau pemakaian; barang rusak atau cacat selama manufaktur;

atau materi berkelebihan atau buangan (Basriyanta, 2007: 17-18).

2. Macam-macam Limbah

Berdasarkan asalnya, limbah padat digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu

sebagai berikut :

a. Limbah Organik

Limbah organik adalah limbah yang dihasilkan dari bahan-bahan

hayati yang dapat didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable.

Limbah ini dengan mudah dapat diuraikan melalui proses alami. Limbah

rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk limbah

organik, misalnya limbah dapur, sisa-sisa makanan, pembungkus (selain

kertas, karet dan plastik), tepung, sayuran, kulit buah, daun dan ranting.

Page 24: BAB II KAJIAN TEORIabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0712023_bab2.pdfPerancangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata ... yang kemudian mendapat awalan per- dan

31

b. Limbah Anorganik

Limbah anorganik adalah limbah yang dihasilkan dari bahan-bahan

non-hayati, baik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi

pengolahan bahan tambang. Limbah anorganik dibedakan menjadi: limbah

logam dan produk-produk olahannya, limbah plastik, limbah kertas, limbah

kaca dan keramik, limbah detergen. Sebagian besar limbah anorganik tidak

dapt diurai oleh alam/mikro-organisme secara keseluruhan

(unbiodegradable). Sementara, sebagian lainnya hanya dapat diuraikan

dalam waktu yang lama. Limbah ini dalam tingkat rumah tangga misalnya

botol plastik, botol gelas, tas plastik, dan kaleng (Basriyanta, 2007: 18-19).

3. Pemanfaatan Limbah Plastik Menjadi Kerajinan Tangan

Pemanfaatan limbah plastik merupakan upaya menekan pembuangan

plastik seminimal mungkin dan dalam batas tertentu menghemat sumber daya

dan mengurangi ketergantungan bahan baku impor. Pemanfaatan limbah plastik

dapat dilakukan dengan pemakaian kembali (reuse) maupun daur ulang

(recycle). Pemanfaatan limbah plastik dengan cara daur ulang umumnya

dilakukan oleh industri. Secara umum terdapat empat persyaratan agar suatu

limbah plastik dapat diproses oleh suatu industri, antara lain limbah harus dalam

bentuk tertentu sesuai kebutuhan (biji, pellet, serbuk, pecahan), limbah harus

homogen, tidak terkontaminasi, serta diupayakan tidak teroksidasi. Untuk

mengatasi masalah tersebut, sebelum digunakan limbah plastik diproses melalui

tahapan sederhana, yaitu pemisahan, pemotongan, pencucian, dan penghilangan

zat-zat seperti besi dan sebagainya (Sasse et al.,1995).

Page 25: BAB II KAJIAN TEORIabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0712023_bab2.pdfPerancangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata ... yang kemudian mendapat awalan per- dan

32

Seperti diketahui plastik merupakan bahan kebutuhan yang banyak

dipergunakan dalam kehidupan manusia modern. Akan tetapi sisa sampah

plastik menjadi permasalahan tersendiri bagi kehidupan. Solusinya adalah

dengan mengurangi penggunaan bahan yang berasal dari plastik atau mendaur

ulang sampah plastik menjadi barang yang bermanfaat. Sampah plastik bisa

diolah menjadi aneka kerajinan yang memiliki potensi ekonomi yang cukup

baik. Peluang usaha kerajinan sampah plastik ini disamping mendatangkan

keuntungan juga dapat mengurangi polusi akibat sampah plastik.

Langkah awal mengolah sampah plastik menjadi kerajinan adalah

memisahkan sampah kering dan sampah basah. Selanjutnya sampah kering

seperti bungkus minuman ringan seperti kopi, susu dan mi instan dibersihkan.

Setelah itu plastik-plastik yang telah dicuci sampai bersih dan dikeringkan.

Setelah melalui tahap pembersihan, sampah plastik tersebut

kemudian dipotong-potong mengikuti pola barang kerajinan yang akan dibuat.

Pola bisa digambar pada kertas terlebih dahulu kemudian digunting mengikuti

gambar yang telah dibuat. Pola dapat disesuaikan dengan kreasi dan barang yang

diinginkan (www.peniwidihastuti.blogspot.co.id).

Sampah plastik yang berupa bungkus detergent, bungkus makanan atau

kantung plastik dapat disulap menjadi berbagai barang yang berguna, seperti tas,

dompet, payung, dan sandal. Sedangkan untuk botol plastik dapat dikreasikan

menjadi vas bunga, hiasan dinding, kincir angin mainan, hiasan pintu, gelang,

toples, bunga hias, celengan, berbagai mainan dan lain sebagainya. Kerajinan

dari sampah plastik yang sesuai untuk anak-anak adalah kerajinan tangan yang

mudah cara pembuatannya, selain itu memiliki bentuk yang menarik. Elemen

Page 26: BAB II KAJIAN TEORIabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0712023_bab2.pdfPerancangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata ... yang kemudian mendapat awalan per- dan

33

tambahan yang bersifat dekoratif dapat di aplikasikan, seperti manik-manik,

pita, karakter buatan dari kain flannel, potongan-potongan kain perca dan kertas,

bunga palsu dan lain-lain. Selain itu diperlukan memilih bahan yang aman untuk

anak-anak, serta adanya pengawasan langsung orang dewasa khususnya orang

tua untuk mendampingi dan membimbing anak-anak saat melaksanakan

aktivitas ini. Selain memberikan contoh kerajinan tangan anak-anak juga

dibebaskan untuk mengkreasikannya sesuai yang mereka suka. Dengan

demikian kegiatan ini dapat mengasah kreativitas anak.