bab ii kajian pustakaeprints.umm.ac.id/35492/3/jiptummpp-gdl-hendraekaw-48472...mendamaikannya....

21
10 BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian pustaka adalah proses umum yang dilakukan oleh peneliti dalam upaya menemukan teori. Peneliti melakukan kajian pustaka dengan tujuan untuk membantu dalam mengembangkan pengertian serta wawasan yang mendalam tentang hal-hal yang telah dikerjakan, serta kecenderungan-kecenderungan yang terjadi. Kajian pustaka dalam BAB II membahas teori-teori yang relevan tentang pengembangan media pembelajaran video animasi. Dalam kajian pustaka ini akan menjelaskan mengenai: A. Pengembangan Pengembangan berarti memperdalam dan memperluas pengetahuan yang telah ada. Pengembangan, dalam pengertian secara umum berarti pertumbuhan, perubahan secara perlahan (evolusi), dan perubahan secara bertahap. Menurut Seels & Richey dalam (Setyosari, 2010:197) pengembangan berarti proses menerjemahkan atau menjabarkan spesifikasi rancangan kedalam bentuk fisik, atau dengan kata lain pengembangan berarti proses menghasilkan bahan-bahan pembelajar. Menurut Tessmer and Richey dalam (Setyosari, 2010:199) pengembangan memungkinkan memusatkan perhatiannya tidak hanya analisis kebutuhan, tetapi juga isu-isu tentang analisis awal sampai akhir, seperti analisis kontekstual. Pengembangan berbeda dengan penelitian pendidikan karena tujuan pengembangan adalah menghasilkan produk berdasarkan temuan-temuan uji lapangan kemudian direvisi dan seterusnya. Pengembangan bukanlah sebuah strategi peneliti pengganti

Upload: others

Post on 26-Feb-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/35492/3/jiptummpp-gdl-hendraekaw-48472...mendamaikannya. Dengan istilah mediator media menunjukkan fungsi atau peran dari media, yaitu mengatur

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Kajian pustaka adalah proses umum yang dilakukan oleh peneliti dalam upaya

menemukan teori. Peneliti melakukan kajian pustaka dengan tujuan untuk membantu

dalam mengembangkan pengertian serta wawasan yang mendalam tentang hal-hal

yang telah dikerjakan, serta kecenderungan-kecenderungan yang terjadi. Kajian

pustaka dalam BAB II membahas teori-teori yang relevan tentang pengembangan

media pembelajaran video animasi. Dalam kajian pustaka ini akan menjelaskan

mengenai:

A. Pengembangan

Pengembangan berarti memperdalam dan memperluas pengetahuan yang telah

ada. Pengembangan, dalam pengertian secara umum berarti pertumbuhan, perubahan

secara perlahan (evolusi), dan perubahan secara bertahap. Menurut Seels & Richey

dalam (Setyosari, 2010:197) pengembangan berarti proses menerjemahkan atau

menjabarkan spesifikasi rancangan kedalam bentuk fisik, atau dengan kata lain

pengembangan berarti proses menghasilkan bahan-bahan pembelajar.

Menurut Tessmer and Richey dalam (Setyosari, 2010:199) pengembangan

memungkinkan memusatkan perhatiannya tidak hanya analisis kebutuhan, tetapi juga

isu-isu tentang analisis awal sampai akhir, seperti analisis kontekstual.

Pengembangan berbeda dengan penelitian pendidikan karena tujuan pengembangan

adalah menghasilkan produk berdasarkan temuan-temuan uji lapangan kemudian

direvisi dan seterusnya. Pengembangan bukanlah sebuah strategi peneliti pengganti

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/35492/3/jiptummpp-gdl-hendraekaw-48472...mendamaikannya. Dengan istilah mediator media menunjukkan fungsi atau peran dari media, yaitu mengatur

11

penelitian dasar dan terapan. Namun ketiga strategi tersebut, yaitu penelitian dasar,

penelitian terapan, dan penelitian pengembangan diperlukan untuk mengupayakan

perbaikan dalam bidang pendidikan.

Metode penelitian pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan

untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji kefektifan produk tersebut

(Sugiyono, 2011:297). Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan

penelitian yang bersifat analisis dan untuk menguji keefektifan produk tersebut

supaya dapat berfungsi di masyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji

keefektifan produk tersebut. Jadi penelitian dan pengembangan bersifat longitudinal

(bertahap bisa multy years).

B. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Menurut istilah kata media berasal dari bahasa latin “medius” yang

memiliki arti dalam bentuk jamak, perantara atau pengantar. Menurut Gerlach dan

Ely dalam (Arsyad, 2010:3) menyatakan bahwa media merupakan suatu

pemahaman yang terpenting bagi manusia, materi atau kejadian yang dapat

membangun atau merangsang pemikiran siswa dalam pengetahuan, keterampilan

dan sikap. Menurut Daryanto (2012:4) media pembelajaran merupakan bentuk

jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau

pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima, namun kita

membatasi pada media pendidikan saja yakni media yang digunakan sebagai alat

dan bahan kegiatan pembelajaran.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/35492/3/jiptummpp-gdl-hendraekaw-48472...mendamaikannya. Dengan istilah mediator media menunjukkan fungsi atau peran dari media, yaitu mengatur

12

Menurut Munadi (2008:7) mendefinisikan bahwa media pembelajaran

dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan

menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan

belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara

efisien dan efektif. Menurut Arsyad (2010:3) menyimpulkan bahwa: Associatoin

Of Education dan Communication Technologi (AECT) memberi batasan tentang

media sehingga segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan

pesan atau informasi. Disamping sebagai sistem penyampaian pesan atau

pengantar, media yang sering diganti dengan kata mediator menurut Fleming

adalah penyebab atau yang turut campur tangan dalam dua pihak

mendamaikannya. Dengan istilah mediator media menunjukkan fungsi atau peran

dari media, yaitu mengatur hubungna yang efektif antara dua pihak utama dalam

proses belajar siswa dan pelajaran. Selain itu media pembelajaran adalah segala

perangsang dan alat yang disediakan guru untuk mendorong siswa belajar cepat,

tepat, mudah, benar dan tidak terjadi verbalisme (Hanafiah, 2009:59).

Dari pendapat-pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa media adalah

segala sesuatu yang digunakan sebagai perantara atau penghubung untuk

menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima melalui alat indra, sehingga dapat

meransang pikiran, perasaan, dan minat serta perhatian siswa yang digunakan

dalam kegiatan belajar mengajar dengan tujuan pembelajaran yang telah

ditentukan.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/35492/3/jiptummpp-gdl-hendraekaw-48472...mendamaikannya. Dengan istilah mediator media menunjukkan fungsi atau peran dari media, yaitu mengatur

13

2. Fungsi Media Pembelajaran

Menurut Kemp dan Dayton dalam (Arsyad, 2010:19) fungsi utama apabila

media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang

besar jumlahnya, yaitu:

a) Memotivasi minat atau tindakan. Hasil yang diharapkan adalah

melahirkan minat dan merangsang para siswa atau pendengar untuk

bertindak dengan tujuan mempengaruhi sikap, nilai dan emosi. b)

Menyajikan informasi dengan tujuan media pembelajaran dapat digunakan

dalam rangka penyajian informasi dihadapan sekelompok siswa. c)

Memberi intruksi dengan tujuan intruksi dimana informasi yang terdapat

dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau mental

maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat

terjadi.

Media digunakan untuk membantu kinerja fungsi guru, yaitu fungsi dalam

memberikan informasi atau isi pelajaran. Menurut Basuki dan Farida (2001:14)

media dapat memberikan informasi yang lebih baik: 1) Media mampu

memperlihatkan gerakan cepat yang sulit diamati dengan cermat oleh mata biasa,

2) Media dapat memperbesar benda-benda kecil yang tidak dapat dilihat oleh

mata, 3) Memberikan penjelasan di kelas atas objek yang sangat besar, 4)

Memperjelas objek yang terlalu kompleks dengan menggunakan diagram atau

model yang disederhanakan, 5) Media dapat menyajikan suatu proses atau

pengalaman hidup yang utuh.

Pada dasarnya fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai sumber

belajar. Fungsi-fungsi yang lain merupakan hasil pertimbangan pada kajian ciri-

ciri umum yang dimilikinya, bahasa yang dipakai menyampaikan pesan dan

dampak atau efek yang ditimbulkannya (Munadi, 2008:36).

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/35492/3/jiptummpp-gdl-hendraekaw-48472...mendamaikannya. Dengan istilah mediator media menunjukkan fungsi atau peran dari media, yaitu mengatur

14

Berdasarkan fungsi media di atas menunjukkan bahwa media sangat

diperlukan dalam proses belajar mengajar dari yang bersifat sederhana sampai

canggih. Penggunaan media dan multimedia akan sangat memperlancar proses

belajar mengajar dan merangsang semangat belajar siswa yang akhirnya akan

mengoptimalkan pola pikir siswa. Pemilihan media juga harus memperhatikan

kemampuan pengadaan media yakni berkaitan dengan biaya yang harus

dikeluarkan dan waktu yang harus dihabiskan dengan media yang sedang

digunakan. Oleh sebab itu pemilihan media hendaknya disesuaikan dengan tujuan,

kemampuan, kepraktisan, ketepatgunaan dan keefektifan waktu yang digunakan.

3. Macam-macam Media Pembelajaran

Media pembelajaran dapat berupa media alamiah dan media buatan. Media

alamiah adalah media pembelajaran langsung, misalnya yang berupa lingkungan

keluarga, pasar, alam, lingkungan sekolah, dan sebagainya. Sedangkan media

buatan adalah media yang dibuat oleh guru, percetakan, pabrik dan lain-lain.

Misalnya surat kabar, majalah, media elektronik, computer dan sebagainya.

Media dalam proses pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi 4

kelompok besar, yakni media audio, media visual, media audio visual, dan

multimedia (Munadi, 2008: 55-57) sebagai berikut:

a) Media audio adalah media yang hanya melibatkan indra pendengaran dan

hanya mampu memanipulasi kemampuan suara semata. b) Media visual

adalah media yang hanya melibatkan indera penglihatan. c) Media audio

visual adalah media yang melibatkan indera pendengaran dan penglihatan

sekaligus dalam satu proses. d) Multimedia adalah media yang melibatkan

berbagai indera dalam sebuah proses pembelajaran.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/35492/3/jiptummpp-gdl-hendraekaw-48472...mendamaikannya. Dengan istilah mediator media menunjukkan fungsi atau peran dari media, yaitu mengatur

15

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa macam-macam media

itu terbagi menjadi 4. Selanjutnya guru ditekankan untuk mengembangkan

kreatifitas berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa serta

meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya

meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran melalui media

pembelajaran.

4. Pemilihan Media Pembelajaran

Pemilihan media apabila dilihat dari kesiapan pengadaannya menurut

Sadiman (2010:83) mengelompokkan media ke dalam dua jenis, yaitu:

a. Media yang langsung digunakan (media by untilization) yang merupakan

komoditi perdagangan yang terdapat dipasaran luas dalam keadaan siap

pakai. Media ini memiliki keunggulan yaitu hemat dan waktu, tenaga dan

biaya untuk pengadaanya, tetapi kekurangan dari media jadi yaitu kecilnya

kemungkinan untuk mendapatkan media jadi yang dapat sepenuhnya sesuai

dengan tujuan atau tujuan pembelajaran.

b. Media rancang (media by desine) merupakan media yang dirancang dan

dipersiapkan secara khusus untuk maksud dan tujuan pembelajaran

tertentu.

Sedangkan menurut Arsyad Azhar (2010:71) pemilihan media sebaiknya

mempertimbangkan:

a. Kemampuan mengakomodasikan penyajian stimulus yang tepat (visual,

dan/ atau audio).

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/35492/3/jiptummpp-gdl-hendraekaw-48472...mendamaikannya. Dengan istilah mediator media menunjukkan fungsi atau peran dari media, yaitu mengatur

16

b. Kemampuan mengakomodasikan respon siswa yang tepat (tertulis, audio,

dan/ atau kegiatan fisik).

c. Kemampuan mengakomodasikan umpan balik.

d. Pemilihan media utama dan media sekunder untuk penyajian informasi

atau stimulus dan untuk latihan tes.

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa pemilihan media

pembelajaran perlu mempertimbangan karakteristik anak, tujuan yang ingin

dicapai, kemampuan guru, ketersediaan media, jenis rangsangan belajar yang

diinginkan, situasi dan kondisi setempat, luasnya jangkauan yang ingin dilayani

dan kebaruan dari media yang digunakan.

C. Pembelajaran Tematik

1. Pengertian Pembelajaran Tematik

Beberapa ahli yang memberikan pengertian tentang pembelajaran tematik,

diantaranya adalah menurut T.Raka Joni dalam (Trianto, 2009:81) yang

mengartikan pembelajaran tematik sebagai suatu sistem pembelajaran yang

memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok aktif mencari,

menggali dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara holistik, bermakna

dan otentik. Pembelajaran tematik akan terjadi apabila peristiwa-peristiwa otentik

atau eksplorasi tema menjadi pengendali dalam kegiatan pembelajaran. Dengan

berpartisipasi dalam eksplorasi tema maka siswa akan sekaligus belajar tentang

proses dan isi beberapa mata pelajaran secara serempak.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/35492/3/jiptummpp-gdl-hendraekaw-48472...mendamaikannya. Dengan istilah mediator media menunjukkan fungsi atau peran dari media, yaitu mengatur

17

Menurut Lampiran Peraturan Mendikbud No.67 (2013:132) pembelajaran

tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan

berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema.

Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam dua hal, yaitu integrasi sikap,

keterampilan dan pengetahuan dalam proses pembelajaran dan integrasi berbagai

konsep dasar yang berkaitan. Tema merajut makna berbagai konsep dasar

sehingga peserta didik tidak belajar konsep dasar secara parsial. Dengan demikian

pembelajarannya memberikan makna yang utuh kepada peserta didik seperti

tercermin pada berbagai tema yang tersedia. Pembelajaran ini menggunakan

pendekatan antar mata pelajaran yang dipadukan. Beberapa mata pelajaran dicari

konsep, sikap, dan ketrampilan yang tumpang tindih dipadukan menjadi satu.

Kegiatan guru pertama menyeleksi konsep, nilai-nilai dan ketrampilan yang

memiliki keterkaitan erat satu sama lain dari berbagai mata pelajaran. Keuntungan

model pembelajaran ini bagi peserta didik adalah lebih mudah mengaitkan materi

pembelajaran dari berbagai mata pelajaran. Model inilah yang dikembangkan

sebagai pembelajaran tematik terpadu di kurikulum 2013.

Jadi, pembelajaran tematik terpadu pada dasarnya adalah pembelajaran

terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran

sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik. Saat ini

pembelajaran di Sekolah Dasar menggunakan pembelajaran tematik terpadu

karena sesuai tingkatan usia. Peserta didik siswa sekolah dasar psikologisnya

belum membutuhkan pengetahuan yang spesifik melainkan pengetahuan yang

lebih umum tetapi komprehensif. Pemahaman pelajaran dapat secara mudah

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/35492/3/jiptummpp-gdl-hendraekaw-48472...mendamaikannya. Dengan istilah mediator media menunjukkan fungsi atau peran dari media, yaitu mengatur

18

dengan menggunakan pendekatan berbasis tematik terpadu ini yang erat kaitannya

dengan kehidupan di sekeliling mereka. Pengelolaan kelas yang efektiflah yang

menuntut guru agar dapat menciptakan kondisi pembelajaran tematik yang

kondusif sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara optimal.

2. Prinsip Dasar Pembelajaran Tematik

Menurut Kemendikbud dalam Bahan Ajar Pembelajaran Tematik Terpadu

(2013:7), prinsip-prinsip dalam pelaksanaan pembelajaran tematik, sebagai

berikut:

a) Guru tidak bersikap otoriter dan berperan sebagai single actor yang

mendominasi proses pembelajaran.

b) Pemberian tanggungjawab terhadap individu dan kelompok harus jelas dan

mempertimbangkan kerja sama kelompok.

c) Guru bersikap akomodatif terhadap ide-ide yang muncul saat proses

pembelajaran yang di luar perencanaan.

d) Memberkan kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri

disampaing penilaian lain.

Jadi kesimpulan dari prinsip-prinsip pelaksanaan pembelajaran tematik

terpadu yaitu keterampilan guru sebagai manajer kelas dalam mengelola kelas baik

secara individual maupun kelompok sangat dibutuhkan agar suasana pembelajaran

dapat kondusif sehingga proses pembelajaran di kelas berjalan dengan lancar.

3. Tujuan Pembelajaran Tematik

Tujuan pembelajaran tematik menurut Sutirjo (2004: 23) adalah sebagai

berikut:

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/35492/3/jiptummpp-gdl-hendraekaw-48472...mendamaikannya. Dengan istilah mediator media menunjukkan fungsi atau peran dari media, yaitu mengatur

19

a) Pengalaman dan kegiatan belajar yang relevan dengan tingkat

perkembangan dan kebutuhan anak

b) Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan anak hasil

belajar akan bertahan lebih lama karena lebih berkesan dan bermakna

c) Mengembangkan keterampilan berfikir anak sesuai dengan permasalahan

yang dihadapi dan menumbuhkan keterampilan sosial dalam bekerja sama,

toleransi, komunikasi, serta tanggap terhadap gagasan orang lain.

d) Pembelajaran tematik dimaksudkan agar pelaksanaan kegiatan belajar

mengajar menjadi lebih bermaknsa dan utuh.

e) Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik perlu mempertimbangkan

beberpa hal antara lain alokasi waktu setiap tema, memperhitungkan

banyak dan sedikitnya bahan yang ada di lingkungan.

f) Memilih tema yang terdekat dengan anak dan aktual.

g) Lebih mengutamakan kompetensi dasar yang akan dicapai daripada tema.

4. Ruang Lingkup Pembelajaran Tematik

Ruang lingkup pembelajaran tematik meliputi seluruh mata pelajaran inti

pada Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah yaitu meliputi; Pendidikan Agama,

Bahasa Indonesia, Matematika, Sains, Ilmu Pengetahuan Sosial, Pendidikan

Kewarganegaraan, Seni Budaya dan Keterampilan, serta Pendidikan Jasmani,

Olahraga, dan Kesehatan.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/35492/3/jiptummpp-gdl-hendraekaw-48472...mendamaikannya. Dengan istilah mediator media menunjukkan fungsi atau peran dari media, yaitu mengatur

20

5. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik memiliki beberapa keuntungan bagi guru menurut

Trianto (2010: 89-90) adalah sebagai berikut:

a) Materi pelajaran tidak dibatasi oleh jam pelajaran, melainkan dapat

dilanjutkan sepanjang hari, mencangkup berbagai mata pelajaran.

b) Hubungan antar mata pelajaran dan topik dapat diajarkan secara logis dan

alami.

c) Dapat ditunjukkan bahwa belajar merupakan kegiatan yang kontinu, tidak

terbatas pada buku paket, jam pelajaran, atau bahkan empat dinding kelas.

Guru dapat membantu siswa memperluas kesempatan belajar keberbagai

aspek kehidupan.

d) Guru bebas membantu siswa melihat masalah, situasi, atau topik dari

berbagai berbagai sudut pandang.

e) Pengembangan masyarakat belajar terfasilitasi. Penekanan pada kompetisi

bisa dikurangi dan diganti dengan kerja sama dan kolaborasi.

Sedangkan keuntungan pembelajaran tematik bagi siswa diantaranya

sebagai berikut:

a) Dapat lebih memfokuskan diri pada proses belajar, daripada hasil belajar.

b) Menghilangkan batas semu antar bagian kurikulum dan menyediakan

pendekatan proses belajar yang integrative.

c) Menyediakan kurikulum yang berpusat pada siswa yang dikaitkan dengan

minat, kebutuhan, dan kecerdasan; mereka didorong untuk membuat

keputusan sendiri dan bertanggung jawab pada keberhasilan belajar.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/35492/3/jiptummpp-gdl-hendraekaw-48472...mendamaikannya. Dengan istilah mediator media menunjukkan fungsi atau peran dari media, yaitu mengatur

21

d) Merangsang penemuan dan penyelidikan mandiri di dalam dan di luar

kelas.

e) Membantu siswa membangun hubungan antar konsep dan ide, sehingga

meningkatkan apresiasi dan pemahaman.

Jadi kelebihan yang dimiliki, pembelajaran tematik juga memiliki

keterbatasan, terutama dalam pelaksanaannya, yaitu pada perencanaan dan

pelaksanaan evaluasi yang lebih banyak menuntut guru untuk melakukan evaluasi

proses, dan tidak hanya evaluasi dampak pembelajaran langsung saja.

6. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Sebagai model pembelajaran di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah

menurut Rusman (2012: 258-259), pembelajaran tematik memiliki karakteristik

antara lain:

a) Berpusat pada siswa

Hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak

menempatkan siswa sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih banyak

berperan sebagai fasilitator, yaitu memberikan kemudahan kepada siswa

untuk melakukan aktifitas belajar.

b) Memberikan pengalaman langsung

Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang

nyata (konkret) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/35492/3/jiptummpp-gdl-hendraekaw-48472...mendamaikannya. Dengan istilah mediator media menunjukkan fungsi atau peran dari media, yaitu mengatur

22

c) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas

Dalam pembelajaran tematik pemisahan antara mata pelajaran tidak begitu

jelas.

d) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran

Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata

pelajaran dalam suatu proses pembelajaran.

e) Bersifat fleksibel

Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat

mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang

lainnya.

7. Langkah-Langkah Pembelajaran Tematik

Menurut Kemendikbud dalam Bahan Ajar Pembelajaran Tematik Terpadu

(2013: 8-9) langkah-langkah pembelajaran tematik terpadu adalah sebagai berikut:

a) Invitasi/apersepsi

Pada tahap ini guru melakukan brainstorming dan menghasilkan

kemungkinan topik untuk penyelidikan. Topik dapat bersifat umum atau

khusus, tetapi harus mampu menimbulkan minat siswa dan memberikan

wilayah yang cukup untuk penyelidikan. Apersepsi dalam kehidupan dapat

dilakukan, yaitu dengan mengaitkan peristiwa yang telah diketahui siswa

dengan materi yang akan dibahas. Dengan demikian, tampak adanya

kesinambungan pengetahuan karena diawali dari hal-hal yang telah

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/35492/3/jiptummpp-gdl-hendraekaw-48472...mendamaikannya. Dengan istilah mediator media menunjukkan fungsi atau peran dari media, yaitu mengatur

23

diketahui siswa sebelumnya dan ditekankan pada keadaan yang ditemui

dalam kehidupan sehari-hari (kontekstual).

b) Eksplorasi

Pada tahap ini siswa di bawah bimbingan guru mengidentifikasi topic

penyelidikan. Pengumpulan data dan informasi selengkap-lengkapnya

tentang materi dapat dilakukan dengan bertanya (wawancara), mengamati,

membaca, mengidentifikasi, serta menganalisis (menalar) dari sumber-

sumber langsung (tokoh, obyek yang diamati) atau sumber tidak langsung

misalnya buku, Koran, atau sumber-sumber lainnya.

c) Mengusulkan penjelasan/solusi

Pada tahap ini seluruh informasi, temuan, sintesa yang telah dikembangkan

dalam proses penyelidikan dibahas dengan teman secara berpasangan

ataupun dalam kelompok kecil. Saling mengkomunikasikan hasil temuan,

menguji hipotesis kemudian melaporkan atau menyajikannya di depan

kelas untuk menggambarkan temuan setelah pembahasan. Pada tahap ini

adalah tahap proses pembentukan konsep yang dapat dilakukan melalui

berbagai pendekatan dan metode. Misalnya pendekatan keterampilan

proses, life skill, demonstrasi, eksperimen, diskusi kelompok, bermain

peran dan lain-lain.

d) Mengambil tindakan

Berdasarkan temuan yang dilaporkan siswa menindaklanjuti dengan

menyusun simpulan serta penerapan dari temuan-temuannya. Hal ini

bertujuan untuk mengungkap pengetahuan dan penguasaan dan penguasaan

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/35492/3/jiptummpp-gdl-hendraekaw-48472...mendamaikannya. Dengan istilah mediator media menunjukkan fungsi atau peran dari media, yaitu mengatur

24

siswa terhadap materi dapat dilakukan melalui evaluasi. Evaluasi

merupakan suatu bentuk pengukuran atau penilaian terhadap suatu hasil

yang telah dicapai. Evaluasi meliputi:

1) Pemahaman konsep dan prinsip sains dalam kehidupan sehari-hari.

2) Penerapan konsep dan keterampilan sains dalam kehidupan sehari-hari.

3) Penggunaan proses ilmiah dalam pemecahan masalah.

4) Pembuatan keputusan yang didasarkan pada konsep-konsep ilmiah.

e) Penilaian pembelajaran tematik menggunakan lima domain, yaitu:

1) Konsep, meliputi penguasaan konsep dasar, fakta, dan generalisasi.

2) Proses, penggunaan proses ilmiah dalam menemukan konsep pada saat

penyelidikan (eksplorasi)

3) Aplikasi, penggunaan konsep dan proses dalam situasi yang baru atau

dalam kehidupan.

4) Kreativitas, pengembangan kuantitas dan kualitas pertanyaan,

penjelasan, dan tes untuk memvalidasi penjelasan secara personal.

5) Sikap, mengembangkan sikap positif.

D. Materi

Materi pembelajaran merupakan sarana untuk mencapai seperangkat

kompetensi sebagai tujuan pembelajaran. Itulah sebabnya penentuan materi

pembelajaran harus disusun berdasarkan berbagai kompetensi yang hendak dicapai.

Mudahnya materi pembelajaran tersebut harus mampu mengantarkan siswa menjadi

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/35492/3/jiptummpp-gdl-hendraekaw-48472...mendamaikannya. Dengan istilah mediator media menunjukkan fungsi atau peran dari media, yaitu mengatur

25

sosok individu sebagaimana yang dideskripsikan dalam Standar Kompetensi Lulusan

(SKL), Kompetensi Inti, dan Kompetensi Dasar (Wiyani, 2013:125).

Tema Lingkungan pada materi “Lingkungan sehat dan lingkungan tidak

sehat”, pada kelas III semester 1.

Tabel 2.1 Kompetensi Dasar dan Indikator

Mata Pelajaran Kompetensi Dasar Indikator

Bahasa Indonesia 4.1 Menyusun

paragraf

berdasarkan

bahan yang

tersedia dengan

memperhatikan

penggunaan ejaan

1. Mendiskripsikan

gambar tentang

lingkungan sekitar

2. Menulis paragraf

berdasarkan bahan

yang tersedia dengan

memperhatikan

penggunaan ejaan

IPA 2.1 Membedakan

ciri-ciri

lingkungan sehat

dan lingkungan

tidak sehat

berdasarkan

pengamatan

1. Menyebutkan ciri-ciri

lingkungan sehat dan

tidak sehat

2. Membedakan ciri-ciri

lingkungan sehat dan

lingkungan tidak sehat

berdasarkan

pengamatan

E. Pengembangan Media Video Animasi pada Pembelajaran Tematik

1. Media Pembelajaran Video Animasi

Video merupakan media yang tepat jika digunakan untuk memperlihatkan

contoh ketrampilan yang menyangkut gerak. Video dapat menjadi media yang

efektif jika dipergunakan untuk mengkomunikasikan informasi atau pengetahuan

untuk mencakup unsur gerak (Agus & Yuni, 2004:52). Video juga merupakan

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/35492/3/jiptummpp-gdl-hendraekaw-48472...mendamaikannya. Dengan istilah mediator media menunjukkan fungsi atau peran dari media, yaitu mengatur

26

bahan ajar non cetak yang kaya informasi dan tuntas karena dapat sampai ke

hadapan siswa secara langsung (Daryanto, 2012:86).

Media video memiliki kemampuan untuk memperluas wawasan

pengetahuan siswa dengan menampilkan informasi, pengetahuan baru, dan

pengalaman belajar yang sulit diperoleh secara langsung oleh peserta didik. Video

mampu merangsang minat siswa melalui penyajian gambar dan informasi yang

menarik.

Dalam video animasi waktu dan tempat bisa juga direkayasa dalam bentuk

animasi gambar bergerak. Terdapat berbagai teknik untuk memperoleh animasi,

tetapi pada dasarnya animasi dibuat dari serangkaian foto, gambar, atau gambar

computer dari pemindahan-pemindahan kecil dari benda atau gambar. Dengan

perkembangan komputer yang terus-menerus yang bisa merekayasa gambar visual,

kita bisa menciptakan seni animasi melalui video. Urutan animasi yang dibuat

komputer sekarang ini terus dan terus digunakan dalam program video pengajaran

untuk menggambarkan proses yang kompleks atau cepat dalam bentuk yang

disederhanakan (Sharon E. dkk, 2011:408).

Media video animasi merupakan bentuk dari pengembangan yang terdiri

dari beberapa gambar yang menceritakan suatu kejadian/peristiwa dari potongan-

potongan gambar yang dijadikan menjadi satu dan dijadikan gambar bergerak

yang diambil dari kehidupan sehari-hari. Contoh potongan-potongan gambar

dalam video animasi tema lingkungan materi “lingkungan sehat dan tidak sehat”,

dapat dilihat sebagai berikut:

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/35492/3/jiptummpp-gdl-hendraekaw-48472...mendamaikannya. Dengan istilah mediator media menunjukkan fungsi atau peran dari media, yaitu mengatur

27

Gambar 2.1 Potongan desain gambar dalam video animasi

Gambar diatas merupakan potongan gambar dalam video animasi pada

materi lingkungan tidak sehat.

2. Ciri-ciri Media Video Animasi

Adapun ciri-ciri media video animasi menurut Sharon E. dkk, (2011:409),

yaitu sebagai berikut:

a. Dapat menyampaikan pesan dan ide tertentu.

b. Menarik perhatian, sederhana namun memberi kesan yang kuat.

1. Membuang sampah di sungai 2. Pencemaran sungai oleh sampah

3. Tumpukan sampah yang mencemari

makhluk hidup di sungai

4. Banjir di area perkampungan

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/35492/3/jiptummpp-gdl-hendraekaw-48472...mendamaikannya. Dengan istilah mediator media menunjukkan fungsi atau peran dari media, yaitu mengatur

28

c. Berani dan dinamis, gambar dalam video animasi hendaknya

menunjukkan gerak dan perbuatan.

d. Bentuk gambar dalam cerita video animasi hendaknya bagus, menarik dan

sesuai dengan tujuan pembelajaran.

e. Sangat baik menjelaskan suatu proses dan keterampilan; mampu

menunjukkan rangsangan yang sesuai dengan tujuan dan respon yang

diharapkan siswa

3. Syarat-syarat Media Video Animasi

Adapun syarat-syarat media video animasi menurut Sharon E. dkk,

(2011:409), yaitu sebagai berikut:

a. Autentik yaitu gambar harus menunjukkan situasi yang sebenarnya seperti

yang dilihat orang.

b. Sederhana yaitu komposisi gambar harus jelas menunjukkan poin pokok

dalam video animasi.

c. Gambar hendaklah bagus dari segi seni dan sesuai dengan tujuan

pembelajaran.

d. Memiliki pesan yang disampaikannya cepat dan mudah diingat.

4. Langkah-langkah Penggunaan Media Video Animasi

Dalam pembelajaran mengenai tema lingkungan mengenai lingkungan

sehat dan tidak sehat dengan menggunakan media video animasi sebagai media

pembelajaran siswa diajarkan tentang bagaimana memahami materi dalam video

animasi antara lingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat. Tujuan dari media

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/35492/3/jiptummpp-gdl-hendraekaw-48472...mendamaikannya. Dengan istilah mediator media menunjukkan fungsi atau peran dari media, yaitu mengatur

29

video animasi yaitu untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami

pengertian maupun perbedaan lingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat.

Adapun langkah-langkah dalam penggunaan media video animasi di dalam proses

pembelajaran tematik, yaitu:

a. Guru memberikan penjelasan mengenai media video animasi dan materi yang

akan diajarkan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

b. Guru memberikan pemahaman konsep mengenai lingkungan sehat dan

lingkungan tidak sehat secara umum.

c. Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari guru.

d. Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok.

e. Guru membagikan 1 lembar kertas kosong kepada masing-masing kelompok

untuk kemudian diisi sebagai hasil diskusi kelompok sesuai dengan arahan

yang dijelaskan guru.

f. Guru menampilkan video animasi pada LCD mengenai tema lingkungan

materi “lingkungan sehat dan tidak sehat”, masing-masing siswa

memperhatikan.

g. Dalam berkelompok, siswa berdiskusi untuk menemukan dan menyimpulkan

dengan membuat 1-4 kalimat pertanyaan dan kemudian diberi jawaban sesuai

hasil diskusi kelompok.

h. Setelah melakukan diskusi kelompok masing-masing siswa mengerjakan

tugas individu dengan menulis cerita dalam bentuk satu paragraf cerita sesuai

dengan bahasa maupun kemampuan masing-masing individu.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/35492/3/jiptummpp-gdl-hendraekaw-48472...mendamaikannya. Dengan istilah mediator media menunjukkan fungsi atau peran dari media, yaitu mengatur

30

i. Setelah tugas kelompok dan individu selesai, guru meminta beberapa

perwakilan siswa untuk membacakan hasil pekerjaannya didepan kelas.

j. Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran.

5. Kelebihan-kelebihan Media Video Animasi

Kelebihan-kelebihan dalam menggunakan media pembelajaran video

animasi diantaranya adalah mudah dipahami oleh siswa karena menggunakan

desain gambar bergerak yang bagus dan menarik sehingga siswa dapat belajar

dengan baik khususnya dalam pembelajaran tematik. Media pembelajaran video

animasi juga dapat mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman yang dimiliki

oleh siswa. Penggunaan media pembelajaran video animasi pada pembelajaran

khususnya pada tema “Lingkungan” sangat tepat karena didalam tersebut

menjelaskan lingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat yang ada disekitar serta

dapat mengidentifikasi mana yang termasuk lingkungan sehat dan lingkungan

tidak sehat.