bab ii ganti

23
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEP DAN PERTANYAAN PENELITIAN A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Kontrasepsi Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti ‘melawan’ atau ‘mencegah’ dan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma. Untuk itu, maka yang membutuhkan kontrasepsi adalah pasangan yang aktif melakukan hubungan intim/seks dan kedua-duanya memiliki kesuburan normal namun tidak menghendaki kehamilan. (Suratun, 2008) 2. Definisi Program Keluarga Berencana Program Keluarga Berencana (KB) adalah salah satu usahan untuk mencapai kesejahteraan keluarga. Program Keluarga Berencana merupakan bagian terpadu dalam program

Upload: indrypurnamasari

Post on 12-Jan-2016

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

PENELITIAN

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II Ganti

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEP DAN

PERTANYAAN PENELITIAN

A. Tinjauan Pustaka

1. Konsep Kontrasepsi

Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti ‘melawan’ atau ‘mencegah’ dan

konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma yang

mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah

terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan

sel sperma. Untuk itu, maka yang membutuhkan kontrasepsi adalah pasangan yang

aktif melakukan hubungan intim/seks dan kedua-duanya memiliki kesuburan normal

namun tidak menghendaki kehamilan. (Suratun, 2008)

2. Definisi Program Keluarga Berencana

Program Keluarga Berencana (KB) adalah salah satu usahan untuk mencapai

kesejahteraan keluarga. Program Keluarga Berencana merupakan bagian terpadu

dalam program pembangunan nasional yang bertujuan untuk mewujudkan penduduk

tumbuh seimbang agar kesejahteraan ekonomi, spiritual dan sosial budaya penduduk

Indonesia dapat tercapai dengan Total Fertility Rate (TFR).

Menurut WHO (World Health Organisation) KB adalah tindakan yang

membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif-objektif

tertentu, untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran

yang memang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu

Page 2: BAB II Ganti

saat kelahiran dalam hubungan dengan suami isteri, menentukan jumlah anak dalam

keluarga (Hanafi Hartanto,2004).

Komponen dalam pelayanan KB yang dapat diberikan adalah KIE

(Komunikasi, Informasi, dan Edukasi), konseling, pelayanan kontrasepsi (PK),

pelayanan infertilitas, pendidikan seks, konsultasi pra-perkawinan dan konsultasi

perkawinan, konsultasi genetik, tes keganasan, adopsi (Hanafi Hartanto,2004).

3. Manfaat Keluarga Berencana

Setiap tahun, terdapat 500.000 perempuan meninggal akibat berbagai masalah yang

melingkupi kehamilan, persalinan, dan pengguguran kandungan (aborsi) yang tidak

aman. KB bisa mencegah sebagian besar kematian itu. Pada masa kehamilan, KB

dapat mencegah sebagian besar kematian dan bahaya-bahaya akibat keadaan lain

yaitu:

1. Kehamilan terlalu dini : perempuan yang sudah hamil ketika umurnya belum

mencapai 17 tahun sangat terancam oleh kematian sewaktu persalinan. Hal

ini dikarenakan tubuhnya belum sepenuhnya tumbuh ; belum cukup matang

dan siap untuk dilewati oleh bayi dan bayinya memiliki resiko kematian

sebelum usia mencapai 1 tahun.

2. Kehamilan terlalu telat : perempuan yang usianya sudah terlalu tua untuk

mengandung dan melahirkan terancam banyak bahaya. Khususnya jika

memiliki problema-problema kesehatan lain, atau sudah terlalu sering hamil

dan melahirkan.

3. Jenis Metode Keluarga Berencana

a. Non Hormonal

1) Metode Amenore Laktasi (MAL)

Page 3: BAB II Ganti

Metode Amenorea Laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang mengandalkan

pemberian Air Susu PUS (ASI) secara eksklusif, artinya bayi hanya diberikan ASI

tanpa tambahan makanan atau minuman apapun. ASI bekerja sebagai penunda

kehamilan dengan menekan ovulasi. Syarat untuk dapat menggunakan metode ini

adalah dengan melakukan kegiatan menyusui secara penuh (full breast feeding) yang

akan lebih efektif bila melakukan pemberian dengan jumlah lebih dari delapan kali

dalam sehari (BKKBN, 2012).

Keuntungan kontraseptif metode ini adalah memiliki efektivitas tinggi yaitu

keberhasilan yang dapat mencapai 98% pada enam bulan pascapersalinan, tidak

mengganggu aktivitas senggama, tidak menimbulkan efek samping secara sistemik,

tidak perlu pengawasan medis dan tidak memerlukan obat dan biaya. Keuntungan

non kontraseptif untuk bayi, adalah bayi akan mendapatkan kekebalan pasif

(mendapatkan antibodi melalui ASI), kemudian ASI juga menjadi sumber asupan

gisi yang paling baik untuk tumbuh kembang bayi yang optimal, serta bayi dapat

terhindar dari paparan kontaminatif dari air, susu formula dan atau alat minum yang

dipakai (Kemenkes, 2012)

Namun metode ini memiliki keterbatasan yaitu memerlukan persiapan sejak

perawatan kehamilan agar segera menyusui dalam 30 menit pasca persalinan, agak

sulit dilakukan karena kondisi sosial, efektifitas hanya tinggi sampai kembalinya haid

atau sampai dengan 6 bulan, serta tidak melindungi terhadap IMS termasuk virus

hepatitis B/ HBV dan HIV/AIDS (Kemenkes 2011).

2) Kondom

Kondom merupakan selubung/ sarung karet sebagai salah satu metode

kontrasepsi atau alat untuk mencegah kehamilan dan atau penularan penyakit

kelamin pada saat bersenggama, dengan cara menghalangi terjadinya pertemuan

Page 4: BAB II Ganti

sperma dan sel telur dnegan cara mengemas sperma di ujung selubung karet yang

dipasang pada penis sehingga sperma tidak tercurah kedalam saluran reproduksi

perempuan dan mencegah penularan mikroorganisme (IMS termasuk HBV dan HIV)

dari satu pasangan kepada pasangan yang lain (khusus kondom yang terbuat dari

lateks dan vinil) (BKKBN, 2012).

Manfaat kontraseptif dari penggunaan kondom adalah dapat secara efektif

mencegah kehamilan bila digunakan dengan benar, tidak mengganggu produksi ASI

dan tidak memiliki pengaruh sistemik, harganya murah dan dapat dibeli secara

umum, tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus. Sedangkan

manfaat non kontraseptifnya adalah membantu mencegah terjadinya kanker serviks

(mengurangi iritasi bahan karsinogenik eksogen pada serviks), dapat mencegah

penularan IMS dan HIV, memberi dorongan kepada suami untuk ikut ber-KB,

mencegah ejakulasi dini serta mencegah imuno infertilitas (BBKBN 2012).

Keterbatasan kondom adalah keberhasilannya sangat dipengaruhi oleh cara

penggunaannya, dapat mengurangi sentuhan langsung sehingga cukup mengganggu

hubungan seksual, kondom harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual,

timbul masalah psikososial yaitu perasaan malu saat membeli kondom di tempat

umum (BKKBN,2012).

3) Coitus Interuptus

Coitus interuptus atau senggama terputus adalah menghentikan senggama

dengan mencabut penis dari vagina pada saat suami menjelang ejakulasi. Kelebihan

dari cara ini adalah tidak memerlukan alat/obat sehingga relatif sehat untuk

digunakan wanita dibandingkan dengan metode kontrasepsi lain, risiko kegagalan

dari metode ini cukup tinggi.

4) KB Alami

Page 5: BAB II Ganti

KB alami berdasarkan pada siklus masa subur dan tidak masa subur, dasar

utamanya yaitu saat terjadinya ovulasi. Untuk menentukan saat ovulasi ada 3 cara,

yaitu : metode kalender, suhu basal, dan metode lendir serviks.

5) Diafragma

Diafragma merupakan suatu alat yang berfungsi untuk mencegah sperma

mencapai serviks sehingga sperma tidak memperoleh akses ke saluran alat

reproduksi bagian atas (uterus dan tuba fallopi). Angka kegagalan diafragma 4-8%

kehamilan.

6) Spermicida

Spermicida adalah suatu zat atau bahan kimia yang dapat mematikan dan

menghentikan gerak atau melumpuhkan spermatozoa di dalam vagina, sehingga

tidak dapat membuahi sel telur. Spermicida dapat berbentuk tablet vagina, krim dan

jelly, aerosol (busa/foam), atau tisu KB. Cukup efektif apabila dipakai dengan

kontrasepsi lain seperti kondom dan diafragma.

7) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Alat Kontrasepsi Dalam Rahim atau yang disingkat AKDR merupakan alat

kontrasepsi yang dipasang dalam rahim dengan menjepit kedua saluran yang

menghasilkan indung telur sehingga tidak terjadi pembuahan, terdiri dari bahan

plastik polietilena dna ada yang dililit oleh tembaga dan ada yang tidak. Cara

kerjanya adalah mencegah terjadinya fertilisasi yaitu tembaga yang ada pada AKDR

dapat menyebabkan reaksi inflamasi steril yang toksik untuk sperma sehingga tidak

mampu untuk fertilisasin (BKKBN, 2012).

Keuntungan AKDR adalah efektivitasnya yang tinggi dalam mencegah

kehamilan 99,2-99,4%, dapat efektif segera setelah pemasangan termasuk untuk

jangka panjang, tidak ada efek samping hormonal, tidak mempengaruhi kualitas dan

Page 6: BAB II Ganti

volume ASI, dapat digunakan sampai menopause, tidak ada interaksi dengan obat-

obat dan dapat membantu mencegah kehamilam ektopik (BKKBN, 2012).

Sedangkan keterbatasan penggunaan AKDR adalah tidak mencegah infeksi

menular seksual (IMS), tidak sesuai bila digunakan oleh perempuan dengan IMS

atau perempuan yang sering berganti pasangan, memerlukan prosdur medis termasuk

pemeriksaan pelvis, akseptor harus memeriksakan posisi benang AKDR nya dari

waktu ke waktu, yaitu dengan memasukkan jarinya sendiri ke dalam vagina, namun

sebagian perempuan tidak berkenan melakukan hal ini (BKKBN, 2012).

8) Kontrasepsi Mantap

a) Tubektomi

Tubekotomi merupakan metode operasi wanita (MOW), yaitu metode

kontrasepsi mantap yang bersifat sukarela bagi seorang wanita bila tidak ingin hamil

lagi dengan cara mengoklusi tuba falopi (mengikat dan memotong atau memasang

cincin), sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum. Waktu yang tepat untuk

melakukan prosedur tubektomi adalah dalam 48 jam pascapersalinan.

Manfaat kontraseptif dari tubektomi adalah efektivitasnya yang tinggi yaitu

99,5% pada 0,5 kehamilan per 100 orang perempuan, tidak mempengaruhi preoses

menyusui, tidak bergantung pada faktor hubungan seksual, tidak ada efek samping

dalam jangka panjang dan tidak ada perubahan dalam fungsi seksual. Sedangkan

manfaat non kontraseptifnya adalah berkurangnya risiko kanker ovarium.

Namun keterbatasan metode ini adalah harus dipertimbangkan sifat permanen

dari kontrasepsi ini (tidak dapat dipulihkan kembali, kecuali dengan operasi

rekanalisasi), dan harus dilakukan oleh dokter yang terlatih (BKKBN, 2012).

Page 7: BAB II Ganti

b) Vasektomi

Vasektomi merupakan metode operasi pria (MOP) yaitu prosedur klinik yang

dilakukan untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan cara mengoklusi

vasa deferensia sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi

(penyatuan dengan ovum tidak terjadi).

Jenis vasektomi ada dua, yaitu dengan insisi dan Vasektomi Tanpa Pisau

(VTP).-----------------------------------

Keuntungan dari vasektomi adalah efektivitas yang tinggi yaitu 99,6-99,8%,

sangat aman dan hampir tidak ditemukan efek samping jangka panjang, morbiditas

san mortalitas jarang, hanya sekali aplikasi dan efektif dalam jangka panjang, tingkat

rasio efisiensi biaya dan lamanya penggunaan kontrasepsi tinggi. Sedangkan

keterbatasannya, tidak efektif segera, karena itu WHO menyarankan kontrasepsi

tambahan selama 3 bulan setelah prosedur (kurang lebih 20 kali ejakulasi), dan

teknik tanpa pisau merupakan pilihan mengurangi perdarahan dan nyeri

dibandingkan teknik insisi (BKKBN,2012).

b. Hormonal

1) Progestin

a) Pil Progestin

Suatu cara kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk pil atau tablet yang berisi

gabungan hormon progesteron. Cara kerja pil ini adalah dengan menekan ovulasi

untuk mencegah lepasnya sel telur wanita dari indung telur, mengentalkan lendir

mulut rahim sehingga sperma sukar untuk masuk kedalam rahim, dan menipiskan

lapisan endometrium. Mini pil dapat dikonsumsi saat menyusui. Efektifitas pil sangat

Page 8: BAB II Ganti

tinggi, angka kegagalannya berkisar 1-8% untuk pil kombinasi, dan 3-10% untuk

mini pil.

Keuntungan dari konsumsi pil progestin adalah sangat efektif jika diminum

setiap hari di waktu yang sama, tidak memerlukan pemeriksaan panggul, tidak

mempengaruhi ASI, tidak mengganggu hubungan seksual, serta efek samping yang

minimal (BKKBN, 2012).

Keterbatasan penggunaan pil progestin, harus digunakan setiap hari dan pada

waktu yang sama, berisiko munculnya kehamilan ektopik, efektifitas menjadi lebih

rendah bila digunakan bersamaan dengan obat tuberkulosis atau obat epilepsi, serta

tidak mencegah IMS (BKKBN, 2012).

b) Injeksi Progestin

Injeksi progestin sangat efektif mencegah kehamilan jangka panjang, yang tidak

memengaruhi hubungan seksual, ia juga tidak mengandung estrogen sehingga tidak

akan berdampak serius terhdap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah,

tidak memengaruhi ASI, dapat dikonsumsi oleh perempuan berusia > 35 tahun

sampai perimenopause, membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan

ektopik, menurunkan kejadian penyakit jinak payudara serta menurunkan krisis

anemia bulan sabit (BKKBN, 2012).

Namun yang menjadi keterbatasan penggunaan injeksi ini ialah akseptor

sangat bergantung kepada tempat penyedia layanan kesehatan, tidak dapat dihentikan

sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya, tidak mencegah IMS serta terlambatnya

kembalinya kesuburan setelah penghentian pemakaian.

Injeksi progestin ini dapat digunakan oleh perempuan dalam kategori usia

reproduksi, nulipara dan yang telah memiliki anak menghendaki kontrasepsi jangka

Page 9: BAB II Ganti

panjang menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai setelah abortus atau

keguguran telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi tidak dapat

memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen menggunakan obat untuk epilepsy

(fenitoin dan barbiturat) atau obat tuberculosis (rifampisin) tekanan darah < 180/110

mmhg, dengan masalah gangguan pembekuan darah, anemia bulan sabit dan anemia

defisiensi besi. Namun tidak boleh digunakan oleh perempuan dengan keadaan hamil

atau dicurigai hamil, perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya, tidak

dapat menerima terjadinya gangguan haid terutama amenorea, menderita kanker

payudara atau riwayat kanker payudara, diabetes mellitus disertai komplikasi.

c) Implan Progestin

Merupakan alat kontrasepsi bawah kulit yang mengandung progestin yang

dPUSngkus dalam kapsul silastik silikon polidimetri. Keuntungan menggunakan alat

kontrasepsi implan ini ialah efektifitas dan daya gunanya cukup tinggi serta memberi

perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun), pengembalian tingkat kesuburan

setelah pencabutan sangat cepat, tidak memeplukan pemeriksaan dalam, bebas dari

pengaruh estrogen, tidak mengganggu kegiatan hubungan seksual dan tidak

mengganggu ASI.

Selain itu, secara non-kontraseptif dapat mengurangi nyeri haid, dapat

mebgurangi jumlah darah haid, dapat mengurangi atau memperbaiki anemai, dapat

melindungi terjadinya kanker endometrium, menurunkan angka kejadian kelainan

jinak payudara, melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggunl

serta menurunkan angka kejadian endometriosis.

Namun keterbatasan penggunaan alat kontrasepsi implan ini ialah

penggunaannya membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan

Page 10: BAB II Ganti

pencabutan, tidak mencegah infeksi menular seksualm akseptor tidak dapat

menghentikan sendiri pemakaian alat kontrasepsi, akan tetapi harus mengunjungi

klinik untuk pencabutan, serta efektivitasnya menuurun apabila menggunakan obat

tuberkulosis atau obat epilepsi (BKKBN, 2012).

2) Kombinasi Hormon

Kombinasi hormon yang dimaksud adalah kombinasi hormon estrogen dan

progesteron sebagai alat kontrasepsi berbentuk pil atau tablet.

Manfaat dari penggunaan pil kombinasi adalah efektivitas yang tinggi (1

kehamilan per 100 perempuan dalam satu tahun pertama penggunaan), risiko

terhadap kesehatan sangat kecil, tidak mengganggu hubungan seksual, mudah

dihentikan setiap saat, kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan,

dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat , dapat digunakan sejak usia remaja

hingga menopause, serta membantu mencegah kehamilan ektopik, kanker

endometrium, kista ovarium, penyakit radang panggul, kelainan jinak pada payudara

dan dismenore atau akne.

Namun keterbatasannya ialah ia tidak boleh diberikan kepada PUS yang

sedang menyusui serta ia tidak mencegah IMS (BKKBN, 2012).

a) Injeksi Kombinasi

Keuntungan kontraseptif dari penggunaan injeksi kombinasi hormon ialah

efektivitasnya cukup tinggi, risiko terhadap kesehatan sangat kecil, tidak

memengaruhi aktivitas hubungan seksual, tidak memerlukan pemeriksaan dalam

serta efek samping yang sangat kecil. Sedangkan keuntungan non kontraseptifnya

Page 11: BAB II Ganti

adalah dapat mengurangi jumlah perdarahan, dapat mengurangi nyeri saat

menstruasi, dapat mencegah anemia, membantu mencegah terjdinay kanker ovarium

dan kanker endometrium, dapat mengurangi penyakit payudara jinak dan kista

ovarium, mencegah kehamilan ektopik, melindungi akseptor dari penyakit radang

panggul serta pada keadaan tertentu dapat diberikan pada perempuan usia

perimenopause (BKKBN, 2012).

Namun kerugian dari penggunaan injeksi kombinasi hormon adalah ia dapat

mengakibatkan pola haid menjadi tidak teratur, menimbulkan perdarahan bercak

sampai 10 hari, kemudian dapat menimbulkan perasaan mual, sakit kepala, nyeri

kepala ringan namun akan menghilang setelah suntikan kedua atau ketiga, dapat

menimbulkan ketergantungan akseptor terhadap pelayanan kesehatan, dan akseptor

harus kembali setiap 30 hari untuk mendapatkan suntikan, efektivitas dapat

berkurang apabila digunakan bersamaan dengan obat-obat epilepsi (Fenitoin dan

Barbiturat) atau obat Tuberkulosis (Rifampisin), dapat menimbulkan kenaikan berat

badan, tidak menjamin perlindungan terhadap penularan IMS, Hepatitis B atau

HIV/AIDS, serta muncul kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah

penghentian pemakaian (BKKBN, 2012).

4. Karkateristik

a. Umur

Umur merupakan salah satu sifat karakteristik yanag berhubungan

dengan ketepaparan terhadap penyakit. Beberapa pemyakit menular

menunjukkan bahwa umur muda mempunyai risiko yang tinggi bukan hanya

karena kerentanan melainkan juga pengalaman terhadap penyakit tertentu

yang biasanya sudah dialamai umur yang lebih tinggi (Noor, 2008).

Page 12: BAB II Ganti

Debpuur dkk (2002) menemukan pengaruh umur, jumlah anak dan

pendidikan terhadap pengetahuan alat/cara KB modern, pengetahuan sumber

KB, pemakaian lata/cara KB dan pilihan fertilitas. Semakin tua umur,

semakin banyak jumlah anak dan semakin tinggi pendidikan, semakin besar

peluang mengetahui suatu alat/cara KB modern, semakin besar peluang

mengetahui suatu sumber KB, semakin besar peluang membatasi kelahiran

dan semakin besar peluang memakai alat/cara KB Namun pada penelitian

kali ini dilakukan untuk semua pasangan usia subur yaitu 15-45 tahun.

b. Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah upaya persuasi atau pembelajaran kepada

masyarakat agar masyarakat mau melakukan tindakan-tindakan praktik

untuk memelihara kesehatannya. Konsep dasar pendidikan adalah suatu

proses belajar yang berarti di dalam pendidikan itu terjadi proses

pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan kearah yang lebih dewasa,

lebih baik, dan lebih matang pada diri individu, kelompok, atau

masyarakat.

c. Pekerjaan

Sesuatu yang dikeluarkan oleh seseorang sebagai profesi, sengaja

dilakukan untuk mendapatkan penghasilan.Pengeluaran energi untuk

kegiatan yang dPUStuhkan oleh seseorang untuk mencapai tujuan

tertentu.

d. Pengetahuan

Page 13: BAB II Ganti

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan ini terjadi melalui panca indera manusia yakni penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Penginderaan terjadi melalui

panca indra manusia, yaitu indra penglihatan, penciuman, rasa dan raba.

Sebagian besar pengetahuan merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang (ever behavior).

Pada dasarnya pengetahuan terdiri dari sejumlah fakta dan teori

yang memungkinkan seseorang dapat memahami sesuatu gejala dan

memecahkan masalah yang dihadapi. Pengetahuan dapat diperoleh dari

pengalaman langsung ataupun melalui pengalaman orang lain.

Pengetahuan dapat ditingkatkan melalui penyuluhan baik secara individu

maupun kelompok untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan yang

bertujuan untuk tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan

masyarakat dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan optimal.

Menurut Notoatmodjo (1993), pengetahuan mempunyai enam

tingkatan yaitu:

1) Tahu (know)

Diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya, termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bagian

yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Kata kerja untuk

mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain :

menyebutkan, mendefenisikan, mengatakan.

Page 14: BAB II Ganti

2) Pemahaman (Comprehension)

Diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi

tersebut secara benar. Orang telah memahami terhadap objek atau materi

atau harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyampaikan,

meramalkan terhadap objek yang dipelajari.

B. Kerangka Konsep

C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan tentang pemilihan jenis alat kontrasepsi

di Desa Karyamukti, Kota Banjar Provinsi Jawa Barat tahun 2014?

2. Bagaimana gambaran usia PUS tentang pemilihan jenis alat kontrasepsi di Desa

Karyamukti, Kota Banjar Provinsi Jawa Barat tahun 2014?

3. Bagaimana gambaran tingkat pendidikan PUS tentang pemilihan jenis alat

kontrasepsi di Desa Karyamukti, Kota Banjar Provinsi Jawa Barat tahun 2014?

4. Bagaimana gambaran jenis pekerjaan PUS tentang pemilihan jenis alat kontrasepsi di

Desa Karyamukti, Kota Banjar Provinsi Jawa Barat tahun 2014?

PERILAKU

SIKAP

TINGKAT PENGETAHUANMENGENAI ALAT KONTRASEPSI

VARIABEL PENELITIAN: 1. USIA2. TINGKAT PENDIDIKAN3. JENIS PEKERJAAN

Page 15: BAB II Ganti