bab ii gambaran umum kondisi daerahbappeda.sukabumikab.go.id/download/bab ii...

87
12 BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi dan Demografi 2.1.1 Kondisi Fisik Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Provinsi Jawa Barat dengan jarak tempuh 96 km dari Ibukota Provinsi Jawa Barat (Bandung) dan 119 km dari Ibukota Negara (Jakarta). Secara geografis wilayah Kabupaten Sukabumi terletak diantara 6 o 57’ - 7 o 25’ Lintang Selatan dan 106 o 49’ - 107 o 00’ Bujur Timur dan mempunyai luas daerah 4.128 km 2 atau 14,39 persen dari luas Provinsi Jawa Barat atau 3,01 persen dari luas Pulau Jawa, dengan batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut: - Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat - Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia - Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Lebak Provinsi Banten dan Samudera Indonesia - Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat Selain itu secara administratif Kabupaten Sukabumi juga berbatasan secara langsung dengan wilayah Kota Sukabumi yang merupakan daerah kantong (enclave) dikelilingi beberapa wilayah kecamatan di Kabupaten Sukabumi, Kecamatan tersebut yaitu Kecamatan Sukabumi di sebelah Utara, Kecamatan Cisaat dan Kecamatan Gunung Guruh di sebelah Barat, Kecamatan Nyalindung di sebelah Selatan, Kecamatan Sukaraja dan Kecamatan Kebon Pedes di sebelah Timur. Dari tahun 2005 sampai tahun 2010 Kabupaten Sukabumi mengalami pemekaran kecamatan yang meliputi 47 kecamatan, 5 kelurahan dan 381 desa. Sedangkan jumlah sampai akhir tahun 2010 terdapat 3707 RW dan 14.205 RT. Saat ini ibukota Kabupaten Sukabumi berada di Kecamatan Palabuhanratu, meskipun demikian beberapa kantor pemerintahan masih ada yang berdomisili di Kecamatan Cisaat, Kecamatan Cibadak bahkan di Kota Sukabumi. Bentuk topografi wilayah Kabupaten Sukabumi pada umumnya meliputi permukaan yang bergelombang di daerah selatan dan bergunung di daerah utara dan tengah. Dengan ketinggian berkisar 0 – 2.960 m. (dengan puncak tertinggi terdapat di Gunung Salak 2.211 m dan Gunung Gede 2.958 m). Daerah pesisir pantai dengan ketinggian 0-25 m seluas 10.455,45 ha meliputi 10 kecamatan di Sukabumi Selatan yaitu : Ciemas, Ciracap, Surade, Cibitung,

Upload: lekhuong

Post on 01-Feb-2018

263 views

Category:

Documents


29 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

12

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1 Aspek Geografi dan Demografi

2.1.1 Kondisi Fisik

Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Provinsi Jawa Barat

dengan jarak tempuh 96 km dari Ibukota Provinsi Jawa Barat (Bandung) dan 119 km dari Ibukota Negara (Jakarta). Secara geografis wilayah Kabupaten Sukabumi terletak diantara 6o 57’ - 7o

25’ Lintang Selatan dan 106o49’ - 107o00’ Bujur Timur dan mempunyai luas daerah 4.128 km2 atau 14,39 persen dari luas

Provinsi Jawa Barat atau 3,01 persen dari luas Pulau Jawa, dengan batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bogor Provinsi Jawa

Barat - Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia - Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Lebak Provinsi

Banten dan Samudera Indonesia - Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Cianjur Provinsi

Jawa Barat

Selain itu secara administratif Kabupaten Sukabumi juga

berbatasan secara langsung dengan wilayah Kota Sukabumi yang merupakan daerah kantong (enclave) dikelilingi beberapa wilayah

kecamatan di Kabupaten Sukabumi, Kecamatan tersebut yaitu Kecamatan Sukabumi di sebelah Utara, Kecamatan Cisaat dan Kecamatan Gunung Guruh di sebelah Barat, Kecamatan Nyalindung

di sebelah Selatan, Kecamatan Sukaraja dan Kecamatan Kebon Pedes di sebelah Timur.

Dari tahun 2005 sampai tahun 2010 Kabupaten Sukabumi mengalami pemekaran kecamatan yang meliputi 47 kecamatan, 5 kelurahan dan 381 desa. Sedangkan jumlah sampai akhir tahun

2010 terdapat 3707 RW dan 14.205 RT. Saat ini ibukota Kabupaten Sukabumi berada di Kecamatan Palabuhanratu, meskipun demikian beberapa kantor pemerintahan masih ada yang berdomisili di

Kecamatan Cisaat, Kecamatan Cibadak bahkan di Kota Sukabumi. Bentuk topografi wilayah Kabupaten Sukabumi pada umumnya

meliputi permukaan yang bergelombang di daerah selatan dan bergunung di daerah utara dan tengah. Dengan ketinggian berkisar 0 – 2.960 m. (dengan puncak tertinggi terdapat di Gunung Salak

2.211 m dan Gunung Gede 2.958 m). Daerah pesisir pantai dengan ketinggian 0-25 m seluas 10.455,45 ha meliputi 10 kecamatan di Sukabumi Selatan yaitu : Ciemas, Ciracap, Surade, Cibitung,

Page 2: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

13 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

Tegalbuleud, Cidolog, Palabuhanratu, Simpenan, Cisolok, dan Cikakak. Daerah pegunungan dengan ketinggian > 1000 m

umumnya terletak di bagian utara dengan luas 27.568,49 ha. Luas wilayah Kabupaten Sukabumi berdasar kemampuan tanah

(ketinggian) selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.1

Luas Wilayah Kabupaten Sukabumi Menurut Kemampuan Tanah (Ketinggian)

Ketinggian Luas Wilayah

(ha) Persen

0-25 10.455,45 2,52%

25-100 51.759,24 12,48%

100-500 183.710,65 44,29%

500-1000 141.253,85 34,06%

> 1000 27.568,49 6,65%

Jumlah 414.747,68 100,00%

Sumber : BPS Kabupaten Sukabumi

Kabupaten Sukabumi seperti juga daerah lainnya di Indonesia

termasuk yang beriklim tropis. Udara yang cukup hangat tersaji hampir setiap tahunnya. Pada Tahun 2011 curah hujan tertinggi yang tercatat di pusat pemantauan Goalpara terjadi pada bulan

Februari dengan curah hujan 640 mm dan terjadi selama 25 hari. Sedangkan curah hujan terkecil terjadi di bulan Agustus sebesar 1

mm. Grafik 1.1 Rata-rata Curah Hujan per Bulan di Kabupaten Sukabumi

Tahun 2009-2011

Page 3: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

14 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

Aspek kemampuan tanah (kedalaman efektif dan tekstur), daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah

sedang (tanah lempung). Kedalaman tanahnya dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) golongan besar yaitu kedalaman tanah sangat dalam

(lebih dari 90 cm) dan kedalaman tanah kurang dalam (kurang dari 90 cm). Kedalaman tanah sangat dalam tersebar di bagian utara, sedangkan kedalaman tanah kurang dalam tersebar di bagian

tengah dan selatan. Hal ini mengakibatkan wilayah bagian utara lebih subur dibanding wilayah bagian selatan.

Struktur geologi wilayah Kabupaten Sukabumi terbagi menjadi dua zona yaitu zona utara dan zona selatan, dengan batas Sungai Cimandiri yang mengalir dari arah Timur Laut ke Barat Daya. Zona

Utara merupakan kawasan yang dipengaruhi oleh vulkan dan sebagian besar merupakan daerah yang subur, dimana terdapat kawasan perkebunan, persawahan dan kegiatan pertanian lainnya.

Sedangkan zona selatan merupakan kawasan yang berbukit-bukit yang terdiri atas kawasan pertanian lahan kering, perkebunan dan

kehutanan. Jenis tanah di bagian utara pada umumnya terdiri dari tanah latosol, andosol dan regosol. Di bagian tengah pada umumnya terdiri dari tanah latosol dan podzolik, sedangkan di bagian selatan

sebagian besar terdiri dari tanah laterit, grumosol, podzolik dan alluvial. Jenis tanah ini termasuk tanah yang agak peka erosi.

Kondisi hidrologi dan hidrogeologi wilayah Kabupaten Sukabumi meliputi air tanah terutama berupa mata air, dan air permukaan berupa sungai dan anak-anak sungainya. Di wilayah

Kabupaten Sukabumi banyak dijumpai mata air, biasanya tempat pemunculan mata air ini berasal dari dasar lembah atau kaki perbukitan. Munculnya mata air dari tempat-tempat tersebut

disebabkan adanya lapisan batuan kedap air di bawahnya, sehingga peresapan tidak terus ke dalam melainkan ke arah lateral dan

muncul di kaki-kaki tebing/lembah atau kaki perbukitan. Sementara air permukaan yang sebagian besar terdiri atas sungai-sungai dan anak-anak sungainya membentuk daerah aliran sungai (DAS) yang

mengaliri luas areal persawahan, meliputi DAS Cikaranggeusan (4.038 ha), DAS Ciletuh (6.248 ha), DAS Cisalada (632 ha), DAS Cimandiri (700 ha), DAS Ciseureuh Cibeureum (1.303 ha), DAS

Cikarangnguluwung (1.874 ha), DAS Cikarang Cigangsa (1.025 ha), DAS Cigangsa (1.514 ha), dan 19 DAS kecil lainnya (8.909 ha).

Page 4: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

15 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

Gambar 2.1

Peta Administratif Kabupaten Sukabumi

Page 5: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

16 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

Gambar 2.2

Peta Pemanfaatan Ruang

Page 6: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

17 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

2.1.2 Penggunaan Lahan dan Potensi Sumber Daya Alam

Kabupaten Sukabumi dengan luas wilayah ± 412.799,54 Ha

mengalami pergeseran pola penggunaan lahan dari Tahun 2004 ke Tahun 2008 sebagai berikut:

Tabel 2.2 Pergeseran Pola Penggunaan Lahan Kabupaten Sukabumi

(dalam hektar) Tahun 2004 – 2008

No Penggunaan

Lahan 2004 2007 2008

1 Lahan Sawah 62.751 (15,35%) 62.896 (15,24%) 69.239 (16,91%)

2 Kebun/tegalan 103.678 (25,37%) 73.461 (17,79%) 72.151 (17,62%)

3 Padang rumput 4.335 (1,06%) 2.021 (0,49%) 1.548 (0,38%)

4 Kolam/empang 1.702 (0,42%) 1.812 (0,44%) 1.792 (0,44%)

5 Tambak 200 (0,05%) 0 (0,00%) 451 (0,11%)

6 Hutan rakyat 45.851 (11,22%) 39.303 (9,52%) 34.917 (8,53%)

7 Perkebunan 74.839 (18,32%) 68.047 (16,48%) 62.524 (15,27%)

8 Hutan negara 85.296 (20,87%) 79.429 (19,24%) 79.237 (19,36%)

9 Bangunan dan halaman

18.641 (4,57%) 17.493 (4,24%) 16.595 (4,05%)

10 Tanah bera 4.395 (1,09%) 849 (0,21%) 510 (0,12%)

11 Lain-lain 6.872 (1,68 %) 25.799 (6,24 %) 29.431 (7,19%) Sumber : BPS Kabupaten Sukabumi

Dari aspek sumber daya alam, potensi yang dimiliki Kabupaten

Sukabumi meliputi: - Potensi sumber daya pertanian, perkebunan, dan kehutanan.

Pertanian di Kabupaten Sukabumi terutama tersebar di bagian Utara aliran Sungai Cimandiri. Kondisi ini tidak bisa terlepas dari keberadaan Gunung Gede-Pangrango di sebelah Utara dan

Gunung Salak di sebelah Barat. Selain karena didukung kondisi lembah dan lereng di kedua gunung tersebut yang melandai ke arah Selatan juga karena kondisi hutannya yang memberi daya

dukung iklim dan tata air yang baik sehingga daerah pertanian relatif lebih subur dibandingkan daerah pertanian bagian selatan

aliran sungai Cimandiri. Dalam sejarahnya, sejak dulu daerah Utara terkenal sebagai penghasil komoditi perkebunan berupa karet dan teh yang sempat

memegang peranan penting dalam perekonomian negara di masa lampau. Sementara adanya dukungan tata air yang sangat baik,

menyebabkan daerah utara berkembang menjadi daerah persawahan, usahatani sayur mayur, peternakan dan budidaya ikan air tawar yang cukup potensial. Potensi sumber daya

Page 7: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

18 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

pertanian lain yang juga terdapat di Kabupaten Sukabumi adalah kehutanan.

Sebaran kawasan hutan di Kabupaten Sukabumi terdapat di beberapa kecamatan, dengan pengelompokan besar terdapat di

Sukabumi-Sukaraja bagian Utara, Cicurug – Parungkuda – Parakansalak –Kalapanunggal – Cisolok, Palabuhanratu, Ciemas, Surade – Jampangkulon – Kalibunder – Lengkong – Tegalbuleud –

Cidolog – Sagaranten dan Nyalindung. - Potensi geologi pertambangan Kabupaten Sukabumi yang

teridentifikasi Hasil Kajian Bahan Galian Gol. C dan Logam Kerjasama Distamben dengan LPM UNPAD (Tahun 2001) meliputi Mineral Logam (Besi, Timbal, Emas, Mangan, Perak, Tembaga,

dan Seng), Mineral Bukan Logam (Batugamping, Lempung, Zeolit, Fospat, Bentonit, Feldspar, Kaolin, Batu Apung, Batu sela (Damar), Batubara Muda, Serpentin, Perlit, Dolomit, Kalsit),serta

batuan (Tras, Pasir, Sirtu, Marmer, Diabas, Gabro,Toseki, Andesit, Pasir kuarsa, Obsidian, Granit, dan Rijang).

Peta sebaran bahan galian unggulan non logam, dan estimasi cadangan dapat dilihat gambar 2.3 berikut :

Page 8: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

19 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

Gambar 2.3 Peta Sebaran Bahan Galian Unggulan Non Logam

Page 9: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

20 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

- Potensi energi yang dimiliki di Kabupaten Sukabumi meliputi Energi Panas Bumi yang berlokasi di Gn. Halimun Salak dengan

potensi 600 MW dan telah termanfaatkan sebesar 377 MW, Cisolok dengan potensi 45 MW, Cikundul, Cibuni Cidadap, dan

Simpenan (Gambar 2.4). Energi Angin, lokasi potensi sebelah Baratdaya Kabupaten Sukabumi, meliputi wilayah Simpenan, Ciemas, Ciracap, Waluran, Jampangkulon, Surade, Kalibunder,

Cibitung, Tegalbuleud dengan kecepatan 4 – 8 m/det, secara teknis kecepatan minimal memutar turbin sekitar 2 m/det, secara

ekonomis, kapasitas daya terbangkitkan minimal sekitar 1 MW. Energi Air, dengan potensi Pembangkit Listrik Mikro Hidro (PLTMH) yang tersebar di Ubrug Warungkiara, Kabandungan,

Simpenan, Lengkong, Pabuaran, Curugkembar, Purabaya, Ciemas Cibitung, dan Cidolog.

Gambar 2.4 Peta Sebaran Potensi Panas Bumi

di Kabupaten Sukabumi

- Potensi sumber daya pesisir dan kelautan Kabupaten Sukabumi

terutama tersebar di 7 (tujuh) wilayah kecamatan yang

berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia, yaitu sepanjang ± 117 km yang memanjang dari wilayah kecamatan

Cisolok, Palabuhanratu, Ciemas, Ciracap, Surade, Cibitung, dan Tegalbuleud. Adapun jenis potensi sumber daya pesisir dan kelautan yang ada antara lain : perikanan, terumbu karang,

hutan mangrove, rumput laut, penyu, bahan tambang dan

Page 10: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

21 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

mineral, serta pariwisata. Sejauh ini, pemanfaatan pesisir dan kelautan di wilayah Kabupaten Sukabumi, selain dimanfaatkan

untuk pariwisata pantai, juga pelabuhan nelayan sebagai sarana bagi penangkapan ikan. Daerah Palabuhanratu dan sekitarnya

yang saat ini menjadi pusat kunjungan wisata, merupakan titik tumbuh dalam pengembangan daerah wisata pantai di bagian Selatan Sukabumi.

2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat 2.2.1 Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

2.2.1.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan gambaran kemampuan suatu daerah dalam mengelola sumber daya alam dan

sumber daya manusia yang dimiliki, hal ini dapat dilihat dari nilai tambah yang mampu diciptakan akibat timbulnya berbagai aktivitas

ekonomi dalam daerah tersebut. Total dari nilai tambah tersebut adalah nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Sukabumi tahun

2008-2011 disajikan atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan. Ini dimaksudkan agar perkembangan PDRB dapat ditelaah dengan atau tanpa memperhitungkan pengaruh harga. Penyajian

PDRB atas dasar harga konstan akan lebih mencerminkan PDRB tanpa dipengaruhi perubahan fluktuasi harga yang biasanya dapat

menunjukkan kecenderungan pada perubahan produksi. Pada tahun 2011 hampir di semua sektor perekonomian di

Kabupaten Sukabumi mampu tumbuh positif. Pertumbuhan

ekonomi/PDRB atas dasar harga pasar Kabupaten Sukabumi pada tahun 2011 ini didominasi oleh sektor Jasa-jasa Bangunan, dan sektor Perdagangan, Hotel & Restoran yang masing-masing mampu

tumbuh sebesar 12,43 persen; 12,46 persen dan 11,88 persen. Dominasi ini sedikit bergeser, mengingat kegiatan sektor Bangunan,

tengah menunjukkan pertumbuhan yang cenderung meningkat dari tahun sebelumnya.

Selama tahun 2011, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

yang dihitung Atas Dasar Harga Berlaku di Kabupaten Sukabumi mencapai Rp. 20,16 trilyun, atau mengalami peningkatan sebesar

8,42 persen dibandingkan tahun sebelumnya, yang hanya sebesar Rp. 18,59 trilyun.Sedangkan PDRB 2011 atas dasar harga konstan tahun 2000 mengalami peningkatan sebesar 4,07 persen, yaitu dari

Rp. 8,64 trilyun tahun 2010 naik menjadi Rp. 8,99 trilyun pada tahun 2011. Selanjutnya PDRB Kabupaten Sukabumi periode 2008-2011 selengkapnya ditampilkan pada Grafik di bawah ini.

Page 11: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

22 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

Grafik 2.2 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan 2000

Tahun 2008 – 2011 (dalam milyar rupiah)

Sumber : BPS Kabupaten Sukabumi

Dari pengelompokan sembilan sektor menjadi tiga sektor utama yaitu; sektor primer, sekunder, dan tersier, tampak bahwa

kelompok sektor tersier masih mendominasi dalam menciptakan nilai tambah di Kabupaten Sukabumi. Total Nilai Tambah Bruto (NTB) atas dasar harga berlaku dari kelompok sektor tersier di tahun

2011 mencapai Rp. 8.941 milyar, atau meningkat 11,48 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Adapun kelompok sektor primer mengalami peningkatan

sebesar 4,29 persen yaitu dari Rp. 6.537,4 milyar di tahun 2010 menjadi Rp. 6.817,8 milyar di tahun 2011. Sedangkan kelompok

sektor sekunder meningkat sebesar 9,03 persen atau dari Rp. 4.037,6 milyar di tahun 2010 menjadi Rp. 4.402,1 milyar di tahun 2011. Kendati demikian peningkatan tersebut belum menunjukkan

peningkatan riil dari kelompok sektor bersangkutan, karena pada NTB atas dasar harga berlaku masih terkandung inflasi.

Page 12: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

23 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

Tabel 2.3 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Sukabumi

Menurut Sektor Usaha Tahun 2008 – 2011 (dalam milyar rupiah)

Sektor 2008 2009 2010 2011

[1] [2] [3] [4] [5]

I. Primer 5.881,1 6.171,1 6.537,4 6.817,8

1. Pertanian 5.140,8 5.416,0 5.754,7 5.994,7

2. Pertambg & Penggalian 740,3 755,1 782,7 823,1

II. Sekunder 3.490,3 3.785,6 4.037,6 4.402,1

3. Industri Pengolahan 2.720,9 2.933,5 3.103,4 3.366,0

4. Listrik, Gas &Air Bersih 207,8 225,1 244,1 260,0

5. Bangunan 561,6 627,1 690,0 776,1

III. Tersier 6.761,8 7.308,0 8.020,1 8.941,0

6. Perdagang, Hotel & Rest 3.713,0 4.056,3 4.490,7 5.024,0

7. Angkt & Kom. 1.408,1 1.509,8 1.623,4 1.787,9

8. Keu,Perswn& Jasa Perh. 490,7 519,6 550,7 605,3

9. Jasa-jasa 1.150,0 1.222,4 1.355,3 1.523,8

PDRB 16.133,2 17.264,7 18.595,1 20.160,9

Sumber : BPS Kabupaten Sukabumi

Apabila PDRB tersebut dihitung atas dasar harga konstan 2000, pada sektor primer, sektor sekunder dan sektor tersier selama tahun 2011 menunjukkan kinerja yang meningkat dengan

pertumbuhan yang positif. Kinerja kelompok sektor primer tahun 2011 mampu tumbuh sebesar 0,57 persen dari tahun 2010. PDRB

sektor primer tersebut pada tahun 2010 sebesar Rp. 3.445,0 milyar naik menjadi Rp. 3.464,8 milyar pada tahun 2011. Sedangkan kelompok sektorsekunder pada tahun 2011 ini meningkat sebesar

5,49 persen dari tahun sebelumnya. Jika pada tahun 2010 PDRB kelompok sektor sekunder sebesar Rp. 1.851,5 milyar maka pada tahun 2011 meningkat menjadi Rp. 1.953,2 milyar.

Page 13: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

24 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

Tabel 2.4 PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten Sukabumi

Menurut Sektor Usaha Tahun 2008 – 2011 (dalam milyar rupiah)

Sektor 2008 2009 2010 2011

[1] [2] [3] [4] [5]

I. Primer 3.230,7 3.348,3 3.445,0 3.464,8

1. Pertanian 2.840,7 2.946,9 3.038,6 3.050,0

2. Pertambg & Penggalian 390,0 401,4 406,5 414,8

II. Sekunder 1.705,2 1.769,5 1.851,5 1.953,2

3. Industri Pengolahan 1.437,7 1.485,5 1.546,2 1.622,3

4. Listrik, Gas &Air Bersih 93,7 99,1 104,5 108,8

5. Bangunan 173,8 184,9 200,8 222,1

III. Tersier 3.079,3 3.190,3 3.345,4 3.575,1

6. Perdagang, Hotel & Rest 1.524,8 1.591,4 1.692,7 1.821,1

7. Angkt & Kom. 443,0 458,8 475,7 509,1

8. Keu,Perswn& Jasa Perh. 306,1 316,7 328,1 354,4

9. Jasa-jasa 805,4 823,3 848,9 890,5

PDRB 8.015,2 8.308,1 8.642,0 8.993,0

Sumber : Kabupaten Sukabumi dalam Angka

Sementara itu kelompok sektor jasa-jasa (tersier) yang merupakan sektor-sektor pendukung dari seluruh kegiatan ekonomi,

pada tahun 2011 mampu menciptakan PDRB sebesar Rp. 3.575,1 milyar sedangkan tahun 2010 sebesar Rp. 3.345,4 milyar atau mengalami peningkatan yaitu sebesar 6,87 persen.

Bila dilihat dari sektor yang paling tinggi peningkatannya atas dasar harga berlaku (Tabel 2.5), maka sektor Bangunan dan Jasa-

jasa merupakan sektor dengan nilai peningkatan mencapai 12,46 persen dan 12,43 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Disusul kemudian sektor Perdagangan, Hotel & Restoran yang

mengalami kenaikan sebesar 11,88 persen, berturut turut sektor Angkutan dan Komunikasi, Keeuangan dan Persewaan, Industri Pengolahan yaitu masing-masing sebesar 10,13 persen dan 9,92

persen. Sedangkan sektor yang terkecil kenaikannya adalah sektor Pertanian sebesar 4,17 persen.

Page 14: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

25 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

Tabel 2.5 Kenaikan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Sukabumi

Menurut Sektor Usaha Tahun 2011

No. Sektor Nilai Nominal

(Juta Rp.) Kenaikan (%)

01. Pertanian 5.994.665,49 4,17

02. Pertambangan & Penggalian 823.125,83 5,16

03. Industri Pengolahan 3.366.034,72 8,46

04. Listrik, Gas & Air Bersih 259.987,65 6,49

05. Bangunan 776.042,43 12,46

06. Perdagangan, Hotel & Restoran

5.024.027,39 11,88

07. Angkutan & Komunikasi 1.787.888,73 10,13

08. Keu., Persewaan & Jasa Perh. 605.308,38 9,92

09. Jasa-jasa 1.523.813,25 12,43

PDRB 20.160.893,87 8,42

Sumber : BPS Kabupaten Sukabumi

2.2.1.2 Struktur Ekonomi

Struktur Ekonomi suatu daerah secara kuantitatif bisa digambarkan dengan besarnya distribusi persentase nilai tambah bruto dari masing-masing sektor terhadap nilai total PDRB yang

bersesuaian.Distribusi persentase PDRB secara sektoral menunjukkan peranan masing-masing sektor dalam sumbangannya

terhadap PDRB secara keseluruhan. Semakin besar persentase suatu sektor semakin besar pula pengaruh sektor tersebut didalam perkembangan ekonomi suatu daerah.

Oleh karenanya dengan melihat perkembangan suatu sektor dirasa kurang tepat bila memperhatikan peranan sektor tersebut dalam PDRB.Jadi persentase ini dapat dianggap sebagai penimbang

apabila kita ingin melihat perkembangan sektoral secara teliti. Sebagai contoh, apabila peranan sektor pertanian masih cukup besar

maka kenaikan yang relatif kecil di sektor ini dari tahun ke tahun akan cukup besar pengaruhnya terhadap situasi ekonomi suatu daerah. Sebaliknya apabila sektor tersebut nilai turun sedikit saja

maka akan dirasakan oleh semua kegiatan dan dapat mempengaruhi perkembangan ekonomi secara keseluruhan.

Disamping itu, distribusi persentase dapat memperlihatkan kontribusi nilai tambah setiap sektor dalam pembentukan PDRB, sehingga akan tampak sektor-sektor yang menjadi pemicu

Page 15: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

26 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

pertumbuhan (sektor andalan) di wilayah yang bersangkutan. Dengan demikian, struktur perekonomian daerah sangat dipengaruhi

oleh kemampuan tiap-tiap sektor dalam penciptaan nilai tambah.

Grafik 2.3 Struktur Ekonomi Kabupaten Sukabumi dengan 3 Kelompok Sektor

UtamaTahun 2008 – 2011

Pada grafik 2.3 di atas, terlihat struktur ekonomi Kabupaten Sukabumi menurut kelompok sektor pada tahun 2008-2011. Dalam

kurun waktu 4 tahun nampak bahwa kelompok sektor primer mengalami penurunan kontribusi yang cukup signifikan.Hal ini disebabkan kinerja sektor pertanian yang cenderung melemah

perkembangannya dari sektor-sektor lainnya.Sementara itu kelompok sektor tersier terlihat semakin memberikan kontribusi

yang berarti bagi perekonomian Kabupaten Sukabumi. Selama tahun 2011 nampaknya kelompok sektor tersier

mengalami peningkatan kontribusi terhadap pembentukan PDRB

Kabupaten Sukabumi dibanding dengan sektor lainnya meskipun tidak terlalu signifikan. Hal ini dapat di lihat pada Tabel 4.4. Bila pada tahun sebelumnya kelompok sektor tersier hanya menyumbang

sebesar 43,13 persen, maka pada tahun 2011 ini meningkat menjadi 44,35 persen.Meningkatnya kontribusi kelompok sektor tersier ini

terutama didukung oleh meningkatnya kontribusi sektor Perdagangan, Hotel & Restoran.

Sedangkankontribusi lainnya, yaitu Angkutan dan

Komunikasi, sektor Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan & Jasa-jasa menyumbang andil positif terhadap PDRB Kabupaten Sukabumi

dengan besaran masing-masing dibanding tahun sebelumnya mengalami kenaikan.

3,230.7

1,705.2

3,079.33,348.3

1,769.5

3,190.3

3,445.0

1,851.5

3,345.4

3,464.8

1,953.2

3,575.1

primer sekunder tersier

Page 16: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

27 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

Apabila dilihat struktur perekonomian berdasarkan klasifikasi 9 sektor lapangan usaha, maka terlihat pada tahun 2011 sektor

pertanian masih mempunyai peranan/sumbangan yang terbesar dalam perekonomian Kabupaten Sukabumi diikuti oleh sektor

Perdagangan, Hotel, dan Restoran serta Industri Pengolahan. Pada tahun 2010sektor Pertanian mempunyai peranan 30,95 persen pada tahun 2010 mengalami perlambatan menjadi 29,73 persen di tahun

2011. Kemudian bila ditelaah lebih lanjut pada sektor pertanian dari

tahun ke tahun masih didominasi oleh sub sektor Pertanian Tanaman Pangan yang memiliki peranan sebesar 16,21 persen pada tahun 2010 sedikit mengalami perlambatan menjadi 15,92 persen

pada tahun 2011. Kemudian pada Sektor Perdagangan sub sektor Perdagangan Besar dan Eceran pun mengalami peningkatan kontribusi dari tahun sebelumnya, yaitu dari 20,13 persen menjadi

20,88 persen di tahun 2011. Selain sektor Pertanian yang mengalami perlambatan peranan

terhadap PDRB dari tahun sebelumnya walaupun perlambatannya tidak terlalu signifikan adalah sektor Pertambangan & Penggalian, (dari 4,21 persen di tahun 2010 menjadi 4,08 persen di tahun 2011);

sektor Listrik, Gas dan Air Minum (dari 1,31 persen di tahun 2010 menjadi 1,29 persen di tahun 2011).

Tabel 2.6 Distribusi PDRB atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Sukabumi

Menurut Sektor Usaha Tahun 2008– 2011

Sektor 2008 2009 2010 2011

[1] [2] [3] [4] [5]

I. Primer 36,45 35,74 35,16 33,82

1. Pertanian 31,86 31,37 30,95 29,73

2. Pertambg & Penggalian 4,59 4,37 4,21 4,08

II. Sekunder 21,63 21,92 21,71 21,83

3. Industri Pengolahan 16,87 16,99 16,69 16,70

4. Listrik, Gas &Air Bersih 1,29 1,30 1,31 1,29

5. Bangunan 3,48 3,63 3,71 3,85

III. Tersier 41,91 42,32 43,13 44,35

6. Perdagang, Hotel & Rest 23,01 23,49 24,15 24,92

7. Angkt & Kom. 8,73 8,74 8,73 8,87

8. Keu,Perswn& Jasa Perh. 3,04 3,01 2,96 3,00

9. Jasa-jasa 7,13 7,08 7,29 7,56

PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber: BPS Kabupaten Sukabumi

Page 17: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

28 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

2.2.1.3 Laju Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator makro yang sering digunakan sebagai salah satu alat strategis untuk

pengambilan kebijakan di bidang ekonomi. Laju Pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan adalah

salah satu indikator pendekatan pertumbuhan ekonomi suatu

daerah.Indikator yang menunjukan naik tidaknya produk yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan ekonomi di daerah tersebut dan

laju pertumbuhan tersebut dikenal dengan sebutan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE).

Seiring dengan suasana yang cukup kondusif di tingkat

nasional maupun regional pada tahun 2011, laju perekonomian Kabupaten Sukabumi sebesar 4,07 persenmengalami peningkatan dibandingkan pertumbuhan ekonomi tahun sebelumnya.

Selama dua tahun berturut-turut, yaitu tahun 2004 dan 2005 LPE Kabupaten Sukabumi mengalami kenaikan sebesar 3,96 persen

dan 4,35 persen. Sedangkan pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2009 LPE Kabupaten Sukabumi mengalami perlambatan, masing-masing sebesar 4,12 persen; 3,98 persen; 3,90 persen dan 3,65

persen. Kemudian untuk tahun 2010 dan 2011, LPE Kabupaten Sukabumi mengalami kenaikan menjadi sebesar 4,02 persen dan

4,07 persen. Hal ini mengindikasikan perekonomian di Kabupaten Sukabumi yang mulai stabil dua tahun terakhir ini dari beberapa tahun belakangan yang tidak stabil karena efek dari krisis global

yang terjadi.

Tabel 2.7 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sukabumi Atas Dasar Harga

Konstan 2000 Menurut Sektor Tahun 2008– 2011 (Dalam Persen)

No. Sektor 2008 2009 2010 2011

01. Pertanian 2,93 3,74 3,11 0,38

02. Pertambangan & Penggalian 3,03 2,94 1,27 2,04

03. Industri Pengolahan 5,05 3,33 4,09 4,92

04. Listrik, Gas &Air Bersih 5,94 5,80 5,37 4,19

05. Bangunan/Konstruksi 6,47 6,34 8,64 10,57

06. Perdagangan, Hotel & Restoran 5,19 4,37 6,35 7,60

07. Pengankutan & Komunikasi 4,00 3,57 3,68 7,01

08. Keuang., Persew. & Jasa Pers. 3,73 3,45 3,60 8,00

09. Jasa-jasa 2,54 2,22 3,11 4,91

LPE 3,90 3,65 4,02 4,07

Sumber : BPS Kabupaten Sukabumi

Page 18: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

29 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

Laju pertumbuhan ekonomi suatu daerah yang dirinci per sektor dapat memberikan gambaran yang lebih rinci tentang

pertumbuhan ekonomi secara sektoral tersebut. Apabila LPE Kabupaten Sukabumi dipakai sebagai dasar (base line), maka kinerja

sektoral dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama adalah sektor yang berhasil mencapai pertumbuhan diatas rata-rata laju pertumbuhan ekonomi periode 2008 – 2011 ( yaitu

rata-ratanya sebesar 3,91 persen); kelompok kedua sektor yang berhasil mencapai pertumbuhan positif walaupun masih di bawah

LPE rata-rata; kelompok ketiga adalah sektor yang mengalami pertumbuhan negatif.

Pertumbuhan sektor yang termasuk kelompok pertama adalah

hampir di semua sektor, kecuali Pertanian serta Pertambangan dan Penggalian karena pertumbuhan ekonomi sektoral melebihi rata-rata laju total LPE dan laju rata-rata sebesar 3,91 persen. Sedangkan

kelompok kedua pertumbuhan sektoral yaitu sektor Pertanian dan Pertambangan dan Penggalianyakni sebesar 0,38 persen dan 2,04

persen. Sedangkan pada kelompok ketiga tidak ada sektor yang mengalami pertumbuhan rata-rata minus. Hal ini berarti di semua sektor pertumbuhan ekonomi semakin menuju ke arah yang lebih

baik.

2.2.1.4 Inflasi PDRB

Indeks Harga Implisit adalah suatu indeks harga yang

menggambarkan perbandingan antara nilai produk atas dasar harga berlaku dan nilai produk atas dasar harga konstan.Jadi perkembangan Indeks Harga Implisit Produk Domestik Regional

Bruto dapat menggambarkan tingkat inflasi pada tingkat produsen di suatu daerah dalam satu tahun.

Bila dilihat inflasi menurut sektor maka inflasi yang terbesar dialami oleh sektor Jasa-jasa yaitu7,18 persen, hal ini disebabkan semakin menjamurnya sarana hiburan dan rekreasi serta jasa-jasa

sosial kemasyarakatan maupun jasa perorangan sehingga memacu inflasi di sektor ini yang berimbas ke sektor-sektor lainnya.

Page 19: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

30 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

Tabel 2.8

Perbandingan Tingkat Inflasi Kabupaten Sukabumi Tahun 2009– 2011

No. Sektor 2009 2010 2011

01. Pertanian 1,55 3,05 3,78

02. Pertambangan & Penggalian -0,91 2,35 3,06

03. Industri Pengolahan 4,34 1,64 3,38

04. Listrik, Gas & Air Minum 2,40 2,93 2,21

05. Bangunan/Konstruksi 4,67 1,28 1,71

06. Perdag., Hotel & Restoran 5,01 4,10 3,97

07. Pengangkutan & Komunikasi 3,52 3,71 2,92

08. Keuang., Persewaan & Jasa Perusahaan 2,36 2,31 1,77

09. Jasa-jasa 3,99 7,53 7,18

Kabupaten Sukabumi 3,24 3,55 4,19

Sedangkan inflasi sektor Bangunan/Konstruksi dan sektor

Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan adalah yang terendah yaitu 1,71 persen dan 1,77 persen. Dilihat dari inflasi tahun

sebelumnya, maka hampir semua sektor usaha mengalamipeningkatan tingkat inflasi.

2.2.1.5 PDRB Per Kapita Indikator yang sering dipakai untuk menggambarkan tingkat

kemakmuran masyarakat secara makro adalah pendapatan per kapita atau Percapita Income. Semakin tinggi pendapatan yang

diterima penduduk di suatu wilayah maka tingkat kesejahteraan di wilayah yang bersangkutan dapat dikatakan bertambah baik.

Dengan asumsi bahwa pendapatan faktor produksi dan

transfer yang mengalir keluar (transfer out) sama dengan pendapatan faktor produksi dan transfer yang masuk (transfer in) maka

pendapatan regional sama besar dengan PDRB perkapita. Asumsi ini digunakan karena sulitnya untuk mendapatkan data pendapatan

faktor produksi dan transfer yang keluar masuk suatu wilayah. Angka PDRB per kapita diperoleh dengan cara membagi PDRB tahun bersangkutan dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun

yan bersangkutan. Jumlah penduduk yang dipakai dalam estimasi pendapatan

per kapita adalah proyeksi penduduk yang didasarkan pada data hasil Sensus Penduduk tahun 2000 dan 2010 hasil iterasi. Oleh karena pendapatan faktor produksi dan transfer yang mengalir

keluar (transfer out) serta pendapatan faktor produksi dan transfer

Page 20: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

31 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

yang mengalir masuk (transfer in) yang menjadi bagian komponen penghitungan pendapatan regional belum dapat dihitung maka yang

dapat disajikan hanya PDRB per kapita.

Tabel 2.9 Perbandingan PDRB Perkapita Kabupaten Sukabumi untuk Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 dengan Minyak dan Gas Bumi

(Dalam Rupiah)

Tahun

Berlaku Konstan 2000

Nilai (Rp.) Pertumbuhan (%) Nilai (Rp.) Pertumbuhan (%)

2007 6.441.484,32 9,60 3.404.400,01 2,77

2008 7.038.467,71 9,27 3.496.809,34 2,71

2009 7.448.192,21 5,82 3.584.196,10 2,50

2010 7.941.832,20 6,63 3.690.826,37 2,98

2011 8.458.702,25 6,51 3.773.111,70 2,23

Tabel di atas dapat dilihat bahwa PDRB perkapita Kabupaten

Sukabumi terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan selama periode 2007-2011. Tahun 2007, PDRB perkapita atas dasar harga berlaku masyarakat di Kabupaten Sukabumi mencapai Rp.

6.441.484,32 kemudian naik menjadi Rp. 7.038.467,71 pada tahun 2008, Rp. 7.448.192,21 pada tahun 2009,pada tahun 2010

mencapai Rp. 7.941.832,20 dan terakhir tahun 2011 mencapai Rp. 8.458.702,25.Dari tahun 2006 ke tahun 2007 mencapai kenaikan yang cukup tinggi sebesar 9,60 persen, sedangkan kenaikan secara

rata-rata mencapai lebih dari 7,56 persen pertahunnya bila dilihat perkembangan dari tahun 2007 - 2011.

Kendati demikian peningkatan PDRB perkapita di atas masih

belum menggambarkan secara riil kenaikan daya beli masyarakat Kabupaten Sukabumi secara umum. Hal ini disebabkan pada PDRB

perkapita yang dihitung berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku masih terkandung faktor inflasi yang sangat berpengaruh terhadap daya beli masyarakat.

Memantau perkembangan daya beli masyarakat secara riil bisa digunakan PDRB perkapita yang dihitung dari PDRB atas dasar

harga konstan. Dari Tabel 2.9 dapat dilihat bahwa PDRB perkapita yang dihitung dari PDRB atas dasar harga konstan pada tahun 2007 adalah sebesar Rp. 3.404.400,01, kemudian sebesar Rp.

3.496.809,34 pada tahun 2008,pada tahun 2009 mencapai Rp.

Page 21: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

32 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

3.584.196,10. Sedangkan pada tahun 2010 PDRB perkapita Kabupaten Sukabumi mencapai Rp. 3.690.826,37 dan terakhir

tahun 2011 mencapai Rp. 3.773.111,70. Dari dua kondisi diatas memberikan gambaran bahwa secara riil daya beli masyarakat hanya

meningkat sebesar 2,23 persen periode tahun 2010 sampai tahun

2011. 2.2.1.6 Distribusi Pendapatan

Salah satu indikator penting yang sering digunakan dalam mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat adalah pendapatan

masyarakat itu sendiri.Indikator awal yang secara umum memberikan petunjuk bahwa telah terjadi peningkatan kesejahteraan rakyat adalah berkurangnya jumlah penduduk

miskin.Berkurangnya jumlah penduduk miskin mencerminkan bahwa secara keseluruhan pendapatan penduduk meningkat,

begitupun sebaliknya.Dengan demikian jumlah penduduk miskin merupakan indikator yang cukup baik untuk mengukur tingkat kesejahteraan rakyat.

Tingkat pendapatan masyarakat di suatu wilayah dapat digunakan sebagai ukuran kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut.Disamping peningkatan, aspek pemerataan pendapatan

merupakan strategi dan tujuan pembangunan nasional. Ketimpangan dalam menikmati hasil pembangunan diantara

kelompok-kelompok penduduk dikhwatirkan akan menimbulkan masalah-masalah sosial. Penghitungan distribusi pendapatan menggunakan data pengeluaran sebagai proxy

pendapatan.Walaupun hal ini tidak dapat mencerminkan keadaan yang sebenarnya namun paling tidak dapat digunakan sebagai

petunjuk untuk melihat arah dari perkembangan yang terjadi. Dewasa ini, salah satu indikator yang representatif dan

mendapat rekomendasi para ahli ekonomi untuk melihat pemerataan

pendapatan atas keberhasilan pembangunan digunakan ukuran atas kriteria bank dunia dan angka gini (gini ratio). Bank Dunia membagi

penduduk menjadi tiga kelompok :

Kelompok 40 persen penduduk yang berpendapatan rendah

Kelompok 40 persen penduduk yang berpendapatan menengah

Kelompok 20 persen penduduk yang berpendapatan tinggi

Selanjutnya tingkat ketimpangan pendapatan penduduk

menurut bank dunia terpusat pada kelompok 40 persen penduduk berpendapatan rendah, dengan kriteria sebagai berikut :

Bila persentase pendapatan yang diterima oleh kelompok

tersebut lebih kecil dari 12 persen, berarti tingkat ketimpangan sebaran pendapatan “ tinggi “

Page 22: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

33 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

Bila kelompok tersebut menerima 12 sampai 17 persen dari

total pendapatan berarti tingkat ketimpangan sebaran pendapata “ sedang “

Bila kelompok tersebut menerima lebih dari 17 persen dari

total pendapatan, berarti tingkat ketimpangan sebaran pendapatan “ rendah “

2.2.1.7 Indeks Gini Rasio

Salah satu parameter lain yang sering digunakan untuk

mengukur distribusi pendapatan gini adalah angka gini ratio yang

juga sering disebut indeks gini atau nama lengkapnya “ Gini Contentration ratio”, merupakan salahsatu teknik statistik untuk

mengukur ketimpangan pendapatan. Keistimewaan dari alat pengukur ini adalah dapat ditampilkan secara geometris, sehingga

mempunyai dua aspek sekaligus yaitu aspek visual melalui kurva yang disebut kurva Lorentz dan aspek matematis.

Angka gini ratio sebagai ukuran pemerataan pendapatan

mempunyai selang nilai antara nilai 0 ( nol ) dan 1 ( satu ). Gini ratio sama dengan 0 ( nol ) menunjukkan ketimpangan sebaran pendapatan yang rendah ( pemerataan sempurna ). Sedangkan nilai

1 ( satu ) menunjukkan tingkat ketimpangan sebaran yang tinggi ( ketimpangan sempurna ). Walaupun demikian, menurut Michael

Todaro seorang ahli ekonomi pembangunan dari Italia menyebutkan bahwa

Gini ratio terletak antara 0,50 – 0,70 menandakan pemerataan

sangat timpang.

Sedangkan nilainya terletak antara 0,36 – 0,49 menunjukkan

ketimpangan sedang.

Sementara apabila terletak antara 0,20 – 0,35 dinyatakan

pemerataan relative tinggi ( merata ).

Dalam hal ini, kenyataannya tidak mungkin suatu daerah atau

wilayah mempunyai angka gini ratio yang besarnya sama dengan 0 dan 1.

Gambar 2.5

Page 23: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

34 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

Perkembangan Indeks Gini Ratio Kabupaten Sukabumi dari Tahun 2009–2011

Sumber : Susenas 2009 - 2011

Dikarenakan sulitnya untuk memperoleh data pendapatan,

maka untuk keperluan penghitungan ini digunakan data pengeluaran yang merupakan hasil pengolahan Susenas, dengan

asumsi bahwa pengeluaran merupakan proxy dari pendapatan. Data distribusi pendapatan dan gini ratio penduduk Kabupaten Sukabumi dapat dilihat di Gambar 2.5

Informasi yang ditunjukkan oleh Gambar 4.3. menunjukkan bahwa pada tahun 2010 distribusi pendapatan penduduk Kabupaten

Sukabumi masih dikategorikan cukup merata, yaitu dengan pencapaian angka sebesar 0,285 yang berarti mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2009 yang nilainya

sebesar 0,281. Berdasarkan angka indeks gini yang berada dibawah angka 1 ini dapat disimpulkan bahwa tingkat ketimpangan

pengeluaran penduduk antar kelompok pengeluaran di Kabupaten Sukabumi masih tergolong baik sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat pemerataan pendapatan masih menunjukkan kecenderungan

yang membaik.

Page 24: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

35 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

Tabel 2.10

Laju Pertumbuhan Ekonomi Atas Harga Tetap dan Harga Berlaku dengan Distribusi Pendapatan dan Gini Ratio Penduduk Kabupaten

Sukabumi Tahun 2009 – 2011

Indikator

Tahun

2009 2010 2011

(1) (2) (3) (4)

LPE Atas Harga Berlaku LPE Atas Harga Tetap Gini Ratio

7,01 3,65

0,223

7,71 4,02

0,223

8,42 4,07

0,301

Sumber : Susenas 2010

Melihat lebih jauh lagi mengenai perbandingan beberapa indikator ekonomi yang berkaitan erat dengan tingkat kesejahteraan rakyat dapat dilihat pada Tabel 2.10. Dari tabel tersebut diperoleh

informasi bahwa laju pertumbuhan ekonomi dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 secara terus menerus mengalami pertumbuhan

yang positif. Pada tahun 2010, indeks gini ratio Kabupaten Sukabumi masih berada di kisaran yang relatif merata, terlihat bahwa pada tahun 2010 angka indeksnya berada pada angka 0,223

yang artinya tingkat pemerataan pendapatan masih menunujukkan kecenderungan yang membaik.

2.2.1.8 Pola Konsumsi

Aspek lain yang perlu dipantau berkenaan dengan peningkatan pendapatan penduduk adalah bagaimana pendapatan tersebut terdistribusi diantara kelompok penduduk. Walaupun indikator

distribusi pendapatan didekati dengan pengeluaran, akan tetapi dapat memberi petunjuk tercapai atau tidaknya aspek pemerataan.

Dari data pengeluaran dapat juga diungkapkan tentang pola konsumsi rumah tangga secara umum dengan menggunakan indikator proporsi pengeluaran untuk makanan dan bukan

makanan. Pola pengeluaran per kapita dapat mencerminkan tingkat kehidupan masyarakat. Di negara-negara yang sedang berkembang,

pengeluaran untuk keperluan makan masih merupakan bagian terbesar dari keseluruhan pengeluaran rumah tangga. Terjadinya

perubahan pengeluaran atau pergeseran proporsi pengeluaran untuk

Page 25: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

36 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

makanan dapat menunjukkan ada atau tidaknya peningkatan taraf kehidupan rumah tangga.

Sedangkan negara-negara maju, pengeluaran non makanan merupakan bagian yang terbesar dari pengeluaran rumah tangga.

Pengeluaran makanan bukan lagi dianggap sebagai kebutuhan yang utama. Pengeluaran primer sudah bergeser kepada pengeluaran untuk pendidikan, kesehatan, rekreasi dan sebagainya. Dalam bab

ini akan membahas berbagai gambaran tingkat kehidupan masyarakat di Kabupaten Sukabumi dengan melihat pola konsumsi

penduduk (perkapita).

Gambar 2.6

Rata-rata Pengeluaran Per Kapita Sebulan Menurut Kelompok Barang di Kabupaten Sukabumi Tahun 2011

Sumber : Susenas 2009-2011

Pengeluaran rata-rata per kapita terdiri dari makanan dan non makanan. Pengeluaran rata-rata per kapita merupakan seluruh

pengeluaran dibagi dengan jumlah penduduk yang tinggal di daerah tersebut. Arti lainnya adalah merupakan pengeluaran rata-rata seseorang tiap bulannya, baik itu untuk kebutuhan makanan

maupun non makanan. Gambar 2.6. menunjukkan bahwa pola pengeluaran untuk makanan lebih besar daripada pengeluaran

untuk non makanan. Sebanyak 58,86 persen dari pengeluaran digunakan untuk kebutuhan makanan dan sisanya 41,44 persen digunakan untuk kebutuhan non makanan hal ini menggambarkan

masih rendahnya tingkat kesejahteraan penduduk karena komposisi pengeluaran rumahtangga dapat dijadikan ukuran guna menilai tingkat kesejahteraan ekonomi penduduk, dengan asumsi bahwa

penurunan persentase untuk makanan terhadap total pengeluaran

Page 26: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

37 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

merupakan gambaran membaiknya tingkat perekonomian penduduk.

Apabila dibandingkan dari tahun 2009 - 2011, terlihat pola konsumsi yang fluktuatif, hal ini menggambarkan belum stabilnya

pola pengeluaran di Kabupaten Sukabumi meskipun dari setiap tahunnya proporsi pengeluaran tidak berubah yaitu pola pengeluaran untuk makanan lebih besar daripada pengeluaran

untuk non makanan. Berdasarkan Tabel 2.11. memperlihatkan bahwa proporsi untuk makanan lebih besar dibandingkan dengan

pengeluaran untuk non makanan.

Tabel 2.11 Persentase Pengeluaran Rata-rata per Rumah Tangga

Sebulan Untuk Kelompok Makanan di Kabupaten Sukabumi Tahun 2009 – 2011

Jenis Pengeluaran T a h u n

2009 2010 2011

1. Padi-padian 2. Umbi-umbian 3. Ikan 4. Daging 5. Telur dan Susu 6. Sayur-sayuran 7. Kacang-kacangan 8. Buah-buahan 9. Minyak dan Lemak 10. Bahan Minuman 11. Bumbu-bumbuan 12. Konsumsi Lainnya 13. Makanan Jadi 14. Minuman Beralkohol 15. Tembakau dan Sirih

15,41 0,46 5,92 2,20 3,20 2,83 1,98 1,84 2,64 1,94 1,32 2,21 8,89 0,00 8,42

28,47 0,92 9,31 3,72 5,01 4,62 2,65 3,01 4,35 3,40 2,23 3,92

14,24 0,00

14,15

13,38 0,35 5,25 2,44 2,89 4,09 1,24 2,88 2,06 1,73 1,01 1,74

11,82 0,00 7,96

J u m l a h 100,00 100,00 100,00

Sumber : Susenas 2011

Persentase pengeluaran rata-rata per kapita sebulan untuk kelompok makanan disajikan pada Tabel 2.11 tabel tersebut menunjukkan pendapatan yang dikeluarkan untuk komoditi apa

saja yang dikonsumsi penduduk. Pola pengeluaran makanan penduduk pada tahun 2011 masih didominasi oleh padi-padian yaitu

sebesar 28,47 persen dari total konsumsi,hal ini sesuai dengan konsumsi masyarakat Indonesia pada umumnya.Disusul kemudian oleh konsumsi makanan jadi yaitu sebesar 14,24 persen keadaan ini

Page 27: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

38 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

mengalami kenaikan yang cukup besar dari tahun sebelumnya (8,89%), sedangkan pengeluaran untuk tembakau dan sirih masih

tetap tinggi yaitu sebesar 14,15 persen. Untuk pengeluaran sumber protein seperti ikan, daging, telur dan susu serta komoditi kacang-

kacangan relatif tidak memperlihatkan perubahan yang berarti.

Tabel 2.12 Persentase Pengeluaran Rata-rata per Rumah Tangga

Sebulan Untuk Kelompok Bukan Makanan di Kabupaten Sukabumi Tahun 2009 - 2011

Jenis Pengeluaran T a h u n

2009 2010 2011

1. Perumahan,Bahan bakar,Penerangan dan Air 2. Aneka Barang dan Jasa 3. Biaya Pendidikan 4. Biaya Kesehatan 5. Pakaian, Alas Kaki dan Tutup Kepala 6. Barang Tahan Lama 7. Pajak Pemakaian dan Premi Asuransi 8. Keperluan Pesta dan Upacara

50,53 17,50 6,81 5,18 8,27

10,64 1,06 0,00

58,39 17,27 4,84 5,75 7,84 3,52 1,56 0,82

18,77 14,38

- -

3,78 2,92 0,73 0,57

J u m l a h 100,00 100,00 100,00

Sumber : Susenas 2011

Salah satu ukuran untuk melihat tingkat kesejahteraan penduduk secara umum adalah dengan melihat seberapa besar

pengeluaran untuk konsumsi kelompok non makanan. Semakin besar porsi pengeluaran untuk konsumsi non makanan dari pendapatan yang diperoleh oleh rumahtangga mencerminkan

semakin baik tingkat kesejahteraan. Hal ini dapat dijelaskan dari pola pengeluaran untuk konsumsi makanan pada umumnya

elastisitasnya rendah, sebaliknya elastisitas permintaan terhadap konsumsi non makanan tinggi. Keadaan ini jelas terlihat pada kelompok penduduk yang tingkat konsumsi makanannya sudah

mencapai titik jenuh sehingga peningkatan pendapatan akan digunakan unutk memenuhi kebutuhan non makanan. Pengeluaran untuk kelompok bukan makanan seperti yang ditampilkan oleh

Tabel 2.12 sebagian besar digunakan untuk perumahan, bahan bakar, dan penerangan serta air yaitu sebesar 50, 53 persen.

Proporsi pengeluaran untuk kelompok perumahan ini dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 cenderung berfluktuatif, demikian halnya dengan pengeluaran untuk kelompok lainnya selama kurun

Page 28: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

39 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

waktu tiga tahun cenderung fluktuatif dan perubahannya tidak terlalu besar.

2.2.1.9 Ketenagakerjaan

Ketenagakerjaan merupakan aspek yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia karena mencakup dimensi ekonomi dan sosial. Salah satu sasaran utama pembangunan adalah terciptanya

lapangan kerja baru dalam jumlah dan kualitas yang memadai agar dapat menyerap tambahan angkatan kerja yang memasuki pasar kerja setiap tahun. Setiap upaya pembangunan selalu diarahkan

pada perluasan kesempatan kerja dan berusaha sehingga penduduk dapat memperoleh manfaat langsung dari pembangunan.

Konsep ketenagakerjaan mendefiniskan bahwa angkatan kerja adalah penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja atau mencari pekerjaan dalam periode seminggu yang lalu (seminggu

sebelum waktu survei). Masalah ketenagakerjaan di Indonesia umumnya dan di Kabupaten Sukabumi pada khususnya, dalam

tahun-tahun belakangan ini, diperkirakan akan semakin kompleks. Ini diindikasikan dari terus bertambahnya penduduk usia kerja tiap tahunnya.

Tambahan lagi masih banyaknya pengangguran terbuka maupun terselubung (disguised unemployed) atau bekerja kurang

dari jam kerja atau upah yang kurang (under employed) yang antara lain sebagai akibat dari masyarakat bercorak agraris, lapangan pekerjaan yang sangat terbatas dan semakin banyaknya calon

tenaga kerja baik yang berpendidikan maupun tidak. Beberapa konsekuensi yang sering timbul adalah tingkat upah yang rendah

dan relatif kurang memadai serta terjadinya perpindahan penduduk usia produktif ke daerah lain yang lebih menjanjikan di bidang pekerjaan.

2.2.1.10 Angkatan Kerja

Penduduk merupakan sumber angkatan kerja, sehingga profil

ketenagakerjaan merupakan gambaran kondisi demografi. Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi dengan sendirinya akan

mencerminkan laju pertumbuhan angkatan kerja yang tinggi pula. Cepatnya laju pertumbuhan angkatan kerja apabila tanpa dibarengi kesempatan kerja yang memadai tentunya akan menimbulkan

berbagai persoalan sosial ekonomi. Untuk mengukur berbagai persoalan sosial ekonomi diperlukan indikator yang dapat mencerminkan kondisi yang sebenarnya yang sedang terjadi.

Secara garis besar, kegiatan penduduk suatu wilayah dibedakan atas penduduk yang dikelompokkan partisipatif dalam memutar roda

perekonomian yaitu penduduk usia kerja dan penduduk yang

Page 29: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

40 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

termasuk dalam kelompok partisipatif dalam perekonomian keluarga yang disebut penduduk bukan usia kerja.

Tabel 2.13 menggambarkan kondisi ketenagakerjaan di Kabupaten Sukabumi yang cenderung fluktuatif dalam tiga tahun

terakhir, terlihat bahwa pada tahun 2011 persentase Angkatan Kerja lebih tinggi dibandingkan dua tahun sebelumnya yaitu sebesar 62,05 persen, demikian halnya dengan kelompok bukan angkatan kerjanya

yang angkanya mengalami fluktuatif, terlihat bahwa pada tahun 2011 sebesar 37,95 persen mengalami penurunan 3,03 persen

dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar 40,98 persen.

Tabel 2.13 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut

Kegiatan Utama dan Jenis Kelamin di Kabupaten Sukabumi Tahun 2009 - 2011

Kegiatan Utama Laki-laki Perempuan Laki-laki +Perempuan

2009 2010 2011 2009 2010 2011 2009 2010 2011

(1) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Angkatan Kerja *Bekerja *Mencari Pekerjaan Bukan Angkatan Kerja *Sekolah *Mengurusrumahtangga *Lain-lain

84,84 91,89 8,11 15,16 50,30 10,52 39,18

83,70 90,32 9,68

16,30 48,84 9,29

41,87

82,68 90,92 17,32 43,78 9,70 46,52

37,35 92,45 7,55 62,65 8,35 88,47 3,19

33,43 89,55 10,45

66,57 11,86 84,53

3,61

40,71 89,70 59,29 13,11 80,70 6,19

62,00 92,05 7,95 38,00 17,04 72,32 10,64

59,02 90,11

9,89

40,98 19,35 69,30 11,36

62,05 90,53 6,77 37,95 20,23 64,22 15,55

Jumlah 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Sumber : Sakernas 2010

Sementara itu kegiatan penduduk yang termasuk kelompok bukan angkatan kerja pada tahun 2011, meliputi sekolah sebesar

20,23 persen,terlihat adanya kenaikan dari tahun sebelumnya. Hal yang menarik adalah mengurus rumahtangga terlihat bahwa selama kurun waktu 3 tahun mengalami penurunan, hal ini

menggambarkan bahwa ada pergeseran aktivitas yang terjadi sehari-hari ternyata mengurus rumah tangga sudah mulai berkurang, ada kemungkinan pergeseran ini akibat dari semakin bertambahnya para

wanita yang memilih untuk bekerja di luar rumah.

2.2.1.11 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

Keterlibatan penduduk dalam kegiatan ekonomi diukur dengan porsi penduduk yang masuk dalam pasar kerja (bekerja atau

Page 30: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

41 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

mencari pekerjaan), disebut sebagai tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK). TPAK mengidentifikasikan besarnya penduduk usia

kerja (15 tahun keatas) yang aktif secara ekonomi di suatu wilayah. TPAK diukur sebagai persentase jumlah angkatan kerja (Bekerja dan

pengangguran)terhadap jumlah penduduk usia kerja. Indikator ini menunjukkan besaran relatif dari pasokan tenaga kerja (Labour Supply) yang tersedia untuk memproduksi barang-barang dan jasa

dalam suatu perekonomian.

Tabel 2.14 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat Pengangguran

Terbuka (TPT) di Kabupaten Sukabumi Tahun 2009 - 2011

Indikator Ketenagakerjaan

Laki-laki Perempuan Laki-laki +Perempuan

2009 2010 2011 2009 2010 2011 2009 2010 2011

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

TPAK TPT

84,84

8,11

83,70

9,68

62,68

9,08

37,35

7,55

33,43

10,45

40,71

10,30

62,00

7,95

59,02

9,89

62,05

9,47

Sumber data Survei Angkatan Kerja 2009 - 2011

Tabel 2.14 menyajikan TPAK dan TPT di Kabupaten Sukabumi tahun 2009 – 2011, TPAK tahun 2010 mencapai 59,02 persen dan

pada tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 3,03 persen menjadi 62,05 persen. Hal ini memberi arti bahwa pada tahun 2011, penduduk usia kerja atau penduduk umur 15 tahun ke atas di

Kabupaten Sukabumi yang aktif secara ekonomi sebesar 62,05 persen. Lain halnya dengan TPT pada tahun 2011 yang

mengalami penurunan sebesar 0,42 persen yaitu dari 9,89 persen pada tahun 2010 menjadi 9,47 persen pada tahun 2011. Tabel tersebut menunjukkan bahwa penduduk laki-laki lebih

tinggi partisipasinya dalam kegiatan ekonomi dibandingkan dengan penduduk perempuan. Banyaknya penduduk yang masuk dalam pasar kerja menunjukkan jumlah penduduk yang siap terlibat dalam

kegiatan ekonomi. Kesempatan kerja yang ada memberikan gambaran besarnya tingkat penyerapan pasar kerja, sehingga

angkatan kerja yang tidak terserap merupakan masalah karena mereka terpaksa menganggur.

2.2.1.12 Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha

Proporsi pekerja menurut lapangan usaha merupakan salah satu ukuran untuk melihat potensi sektor perekonomian dalam

Page 31: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

42 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

menyerap tenaga kerja. Selain itu, indikator tersebut mencerminkan struktur perekonomian suatu wilayah. Di lain pihak, dewasa ini isu

sentral yang menjadi pembahasan dalam berbagai kesempatan adalah produktivitas dan kualitas Sumber Daya Manusia.

Peningkatan kegiatan ekonomi di berbagai sektor (lapangan usaha) akan berdampak langsung terhadap penciptaan lapangan kerja. Dari struktur lapangan pekerjaan yang ditunjukkan oleh Tabel

2.15, diketahui bahwa pada tahun 2011 distribusi lapangan usaha pada seluruh sektor menyebar merata, meskipun jika kita telaah

lebih dalam dibandingkan antar tahunnya mengalami kenaikan di setiap sektor walaupun tidak signifikan, hanya saja pada sektor pertanian mengalami penurunan yang cukup signifikan yaitu dari

47,71 persen pada tahun 2010 menjadi 28,27 persen pada tahun 2011. Lain halnya pada sektor industri mengalami kenaikan yang signifikan dari 9,52 persen pada tahun 2010 menjadi 20,56 persen

pada tahun 2011. Jelas terlihat adanya pergeseran lapangan usaha dari pertanian ke industri, hal ini memang terjadi di Kabupaten

Sukabumi yang sudah mulai banyak para investor yang menanamkan modal usahanya di bidang industri. Nampak bahwa jenis kelamin perempuan lebih mendominasi pekerjaan di sektor

industri, karena mereka kini banyak bekerja di pabrik-pabrik yang menyebar di Kabupaten Sukabumi.

Tabel 2.15

Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut LapanganPekerjaan Utama di Kabupaten Sukabumi Tahun 2009 – 2011

Indikator Ketenagakerjaan

Laki-laki Perempuan Laki-laki +Perempuan

2009 2010 2011 2009 2010 2011 2009 2010 2011

(1) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

1. Pertanian 2. Industri 3. Perdagangan 4. Jasa-jasa 5. Lainnnya *)

37,20 15,22 16,46

7,09 24,02

46,86

7,11 18,751

,68 25,59

28,57 15,88 18,42

7,10 30,03

36,59 24,95 25,68 10,67

2,11

50,15 16,43 27,13

3,34 2,94

27,63 30,55 31,65

9,07 1,10

37,03 18,05 19,14

8,13 17,65

47,71

9,52 20,92

2,11 19,74

28,27 20,56 22,65

7,73 20,78

Sumber : Susenas 2009 – 2011 *)Lainnya adalah gabungan dari sektor pertambangan, listrik,/gas/air,

bangunan,pengankutan/komunikasi,keuangann/persewaan

2.2.1.13 Status Pekerjaan

Status pekerjaan dibedakan menjadi lima macam status pekerjaan, yaitu usaha sendiri tanpa dibantu orang lain, usaha dibantu anggota rumah tangga (ART)/buruh tidak tetap, berusaha

dibantu dengan buruh tetap, buruh/karyawan pemerintah dan

Page 32: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

43 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

swasta serta pekerja keluarga. Klasifikasi status pekerjaan ini bermanfaat terutama untuk membandingkan proporsi penduduk

yang bekerja sebagai buruh atau pekerja, usaha sendiri, dengan yang menjadi pekerja keluarga pada sektor tertentu.

Tabel 2.16

Komposisi Penduduk yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan

Di Kabupaten Sukabumi Tahun 2011

Status Pekerjaan 2011

Laki-laki Perempuan L + P

(1) (2) (3) (4)

Berusaha Sendiri 24,98 15,65 22

Berusaha dibantu oranglain 22,71 15,83 20,51

Berusaha dengan Buruh tetap 2,22 1,53 2,00

Buruh/Karyawan 23,36 28,98 25,16

Pekerja Bebas Pertanian 10,69 7,29 9,60

Pekerja Bebas di Non Pertanian 12,65 2,34 9,35

Pekerja Keluarga 3,39 28,39 11,38

Jumlah 100,00 100,00 100,00

Sumber : Sakernas 2011

Data ketenagakerjaan menurut status pekerjaannya pada tahun 2011 tersaji dalam Tabel 2.16 Penduduk Kabupaten

Sukabumi yang bekerja umumnya bekerja sebagai buruh/karyawan yaitu sebesar 25,16 persen, demikian halnya jenis kelamin perempuan menempati peringkat pertama sebagai buruh/karyawan

hal ini berbanding lurus dengan lapangan usaha industri yang mengalami kenaikan pada tahun 2011, hal ini mengindikasikan bahwa semakin banyak buruh/karyawan di Kabupaten Sukabumi

terkait semakin pesat sektor industri di wilayah Kabupaten Sukabumi, terbukti dengan proporsi jenis kelamin perempuan lebih

banyak dibandingkan dengan pekerja laki-laki, mengingat bahwa sektor industri lebih banyak menyerap tenaga kerja wanita yang berstatus sebagai buruh.

Page 33: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

44 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

2.2.2 Kesejahteraan Sosial

2.2.2.1 Sosial Budaya Daerah

1. Kependudukan

Pembangunan kependudukan dan keluarga kecil berkualitas

merupakan langkah penting dalam mencapai pembangunan berkelanjutan. Hal ini diselenggarakan melalui pengendalian

kuantitas penduduk dan peningkatan kualitas insani dan sumber daya manusia. Karakteristik pembangunan antara lain dilaksanakan melalui pengendalian pertumbuhan penduduk, keluarga berencana,

dan dengan cara pengembangan kualitas penduduk, melalui pewujudan keluarga kecil yang berkualitas dan mobilitas penduduk. Dalam kaitan itu, aspek penataan administrasi kependudukan

merupakan hal penting dalam mendukung perencanaan pembangunan daerah.

Jumlah penduduk Kabupaten Sukabumi menurut data hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional pada tahun 2011 mencapai 2.383.450 jiwa yang terdiri dari 1.214.769 laki-laki dan 1.168.681

perempuan dengan Rasio jenis kelamin sebesar 103,94yang berarti bahwa dalam 100 penduduk perempuan terdapat sekitar 104 laki-

laki. Kepadatan penduduk Kabupaten Sukabumi adalah sebesar 577 orang per Km2. Selain data BPS, data kependudukan juga dilengkapi dengan data hasil registrasi penduduk sebagai pembanding dan

pendamping. Dilihat dari kelompok umur, terlihat bahwa penduduk yang berumur 5-9 tahun dan 10-14 tahun merupakan penduduk yang terbanyak.

Jumlah Keluarga Pra Sejahtera di Kabupaten Sukabumi pada tahun 2011 sebanyak 194.265 kepala keluarga (KK), yang terbanyak

berada di Kecamatan Jampang Tengah dan Cibadak dengan jumlah 10.732 dan 10.731 KK.

Page 34: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

45 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

TABEL 2.17 JUMLAH PENDUDUK, RASIO JENIS KELAMIN, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMINDI

KABUPATEN SUKABUMI TAHUN 2011

Kecamatan

Jumlah Penduduk Rasio Jenis

Kelamin

Kepadatan Penduduk per

Km2 Laki-laki Perempuan Jumlah

[1] [2] [3] [4] [5] [6]

1930 311.617 315.342 626.959 98.82 152

1961 477.171 487.424 964.595 97.90 234

1971 604.169 607.648 1.211.817 99.43 294

1980 758.479 759.152 1.517.631 99.91 368

1990 932.729 915.523 1.848.252 101.88 448

2000 1.050.096 1.025.045 2.075.141 102.44 503

2005 1.136.359 1.088.634 2.224.993 104.38 539

2006 1.151.103 1.089.798 2.240.901 105.63 543

2007 1.151.413 1.106.840 2.258.253 104.03 547

2008 1.158.964 1.118.056 2.277.020 103.66 552

2009 1.185.833 1.142.971 2.328.804 103.75 564

2010 1.193.342 1.148.067 2.341.409 103,94 567

2011 1.214.769 1.168.681 2.383.450 103,94 577

Sumber :Sensus Penduduk, Khusus untuk tahun 2005-2009 dan 2011 dari Survei Sosial Ekonomi Nasional

Page 35: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

46 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

TABEL 2.18 JUMLAH PENDUDUK MENURUT KELOMPOK UMUR DAN JENIS

KELAMIN DI KABUPATEN SUKABUMI TAHUN 2011

Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan

[1] [2] [3] [4]

0-4 127.289 111.622 238.911

5-9 118.314 129.879 248.193

10-14 142.404 123.819 266.223

15-19 106.144 94.066 200.210

20-24 80.019 102.575 182.594

25-29 109.932 114.099 224.031

30-34 91.985 85.127 177.112

35-39 98.224 91.769 189.993

40-44 83.151 67.639 150.790

45-49 77.103 69.599 146.702

50-54 55.089 51.481 106.570

55-59 42.644 40.365 83.009

60-64 34.273 23.488 57.761

65+ 48.198 63.153 111.351

Jumlah 1.214.769 1.168.681 2.383.450

Sumber : BPS Kabupaten Sukabumi (Survei Sosial Ekonomi Nasional 2011)

Page 36: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

47 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

TABEL 2.19 JUMLAH PENDUDUK MENURUT KELOMPOK UMUR SEKOLAH DAN JENIS KELAMIN DI KABUPATEN SUKABUMI TAHUN 2011

Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan

[1] [2] [3] [4]

5-6 41.555 48.442 89.997

7-12 175.254 158.363 333.617

13-15 66.736 71.180 137.916

16-18 63.121 58.182 121.303

19-24 100.265 114.343 214.608

Jumlah 446.931 450.510 897.441

Sumber : BPS Kabupaten Sukabumi (Survei Sosial Ekonomi Nasional 2011)

Upah Minimum Regional (UMR) Kabupaten Sukabumi tahun 2012 naik 4,12 % dibanding tahun 2011. Pencari kerja yang

namanya sudah teregistrasi di Dinas tenaga kerja dan transmigrasi sebanyak 20.429 orang dengan komposisi 6.994 laki-laki dan 13.372 perempuan. Mayoritas pencari kerja berpendidikan tamatan SLTA,

dan terbanyak mendaftar pada bulan Juni. Hal itu terkait dengan masa kelulusan sekolah atau perguruan tinggi yang jatuh pada

bulan tersebut. Pengiriman TKI ke luar negeri merupakan salah satu

permasalahan penting karena selain dapat mengurangi jumlah

pengangguran di daerah, juga dapat meningkatkan kesejahteraan rumah tangga pekerja yang pada akhirnya dapat menambah devisa negara, walaupun ada juga beberapa permasalahan yang timbul dari

pengiriman TKI ini. Jumlah TKI asal Sukabumi yang sudah diseleksi oleh Disnakertrans tahun 2011 ini sebanyak 4.785 yang terdiri dari

212 laki-laki dan 4.573 perempuan dengan tujuan utama Negara Saudi Arabia.

Jumlah transmigran yang ditempatkan di unit pemukiman

transmigran (UPT) lokal di Kabupaten Sukabumi pada posisi tahun 2011 ini 997 KK dengan jumlah jiwa sebanyak 3.233 orang. Sedangkan jumlah transmigran asal Kabupaten Sukabumi yang

ditempatkan di luar Pulau Jawa tahun 2011 sebanyak 65 KK dengan jumah jiwa sebanyak 273 orang yang tersebar di Pulau Kalimantan

dan Maluku.

Page 37: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

48 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

2. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator yang mampu menunjukan seberapa jauh keberhasilan (performance) suatu wilayah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Oleh karena itu, IPM dapat dijadikan dasar buat penentuan target dan pengukuran kamajuan program-program pembangunan secara

keseluruhan yang langsung menyentuh pada kualitas masyarakatnya.

Tabel 2.20

IPM Kabupaten Sukabumi dan Komponennya Tahun 2010 -2011

No Indikator Satuan Realisasi

Tahun 2010

Target Tahun 2011

Realisasi Tahun 2011

1 IPM

70,66 71,08 71,06

a. RLS Tahun 6,88 6,96 6,90

b. AMH % 97,56 98,79 97,35

c. AHH Tahun 67,06 67,37 67,38

d. Kemampuan Daya Beli Ribu Rp 626,99 568,24 629,72

Sumber : BPS Kabupaten Sukabumi

3. Kemiskinan

Kemiskinan merupakan masalah kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, antara lain: tingkat

pendapatan, kesehatan, pendidikan, akses terhadap barang dan jasa, lokasi, geografis, gender, dan kondisi lingkungan. Mengacu pada strategi nasional penanggulangan kemiskinan definisi

kemiskinan adalah kondisi di mana seseorang atau sekelompok orang, laki-laki dan perempuan, tidak terpenuhi hak-hak dasarnya

untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Definisi ini beranjak dari pendekatan berbasis hak yang mengakui bahwa masyarakat miskin mempunyai hak-hak

dasar yang sama dengan anggota masyarakat lainnya. Keluarga miskin menurut Dinas KBPP Kabupaten Sukabumi

adalah keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahetra I. Data

keluarga miskin berdasar pentahapan keluarga sejahtera tertera pada tabel berikut :

Page 38: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

49 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

Tabel 2.21 Data Pentahapan Keluarga Sejahtera di Kabupaten Sukabumi Tahun 2011

Kecamatan Keluarga Pra

Sejahtera Keluarga Sejahtera I

Keluarga Sejahtera II

Keluarga Sejahtera III

Keluarga Sejahtera III Plus

[1] [2] [3] [4] [3] [4]

01. Ciemas 2.526 5.100 6.697 1.035 683

02. Ciracap 3.154 3.815 6.171 1.787 299

03. Waluran 1.643 3.122 2.462 912 65

04. Surade 3.129 4.966 11.444 3.818 683

05. Cibitung 1.821 2.787 3.131 632 50

06. Jampang Kulon 2.000 4.305 5.187 1.596 249

07. Cimanggu 1.492 2.182 2.421 601 88

08. Kalibunder 1.566 2.347 4.324 1.282 287

09. Tegalbuleud 2.061 2.621 4.421 1.895 562

10. Cidolog 670 1.575 3.931 747 9

11. Sagaranten 1.889 5.439 8.850 602 221

12. Cidadap 1.813 2.860 2.485 161 65

13. Curug Kembar 1.504 2.196 4.744 1.955 469

14. Pabuaran 1.252 7.658 3.495 715 160

15. Lengkong 4.804 2.641 1.133 744 137

16. Pelabuhanratu 8.419 5.195 8.235 4.027 2.021

17. Simpenan 4.714 6.045 2.723 995 177

18. Warungkiara 3.599 5.773 4.068 1.518 1.367

19. Bantargadung 2.961 2.230 3.817 961 249

20. Jampangtengah 10.732 7.113 2.570 1.063 64

21. Purabaya 3.694 4.911 3.828 765 474

22. Cikembar 6.571 6.240 7.172 3.121 742

23. Nyalindung 3.493 4.108 6.785 1.155 68

24. Gegerbitung 2.479 3.779 4.144 1.428 21

25. Sukaraja 8.553 8.377 3.688 2.438 273

26. Kebonpedes 1.966 3.724 2.833 411 73

27. Cireunghas 591 2.638 5.254 1.281 387

28. Sukalarang 2.152 3.602 4.220 1.964 231

29. Sukabumi 2.938 4.193 3.742 1.775 237

30. Kadudampit 5.766 5.917 1.962 1.214 350

31. Cisaat 8.483 7.785 7.444 5.237 1017

32. Gunung Guruh 1.417 5.627 4.934 1.737 546

33. Cibadak 10.731 8.943 4.867 2.537 1155

34. Cicantayan 5.370 4.591 3.093 1.004 387

35. Caringin 5.791 3.736 2.143 853 231

36. Nagrak 9.300 7.979 2.878 2.167 483

37. Ciambar 6.106 1.187 930 647 112

38. Cicurug 4.583 7.406 8.076 7.532 1.135

39. Cidahu 4.325 3.699 4.647 2.658 638

40. Parakansalak 4.716 2.559 1.519 1.328 951

41. Parungkuda 4.693 4.399 4.855 2.222 533

42. Bojonggenteng 4.078 2.759 1.837 712 326

43. Kalapanunggal 3.405 3.358 3.725 1.953 205

44. Cikidang 7.565 5.123 2.268 810 129

45. Cisolok 7.219 6.395 2.807 911 392

46. Cikakak 3.435 2.981 3.223 1.268 241

47. Kabandungan 3.096 4.576 1.349 914 392

Jumlah 2011 194.265 210.562 196.532 77.088 19.010

2010 177.662 182.426 208.088 100.483 21.042

2009 147.076 195.269 231.861 90.888 26.629

Sumber : BPS Kabupaten Sukabumi

Page 39: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

50 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

3. Pendidikan dan Kebudayaan

a. Pendidikan Pengukuran keberhasilan pembangunan melalui pendekatan

IPM dari aspek Pendidikan dimulai dari Indeks Angka Melek Huruf (AMH), Angka Melek Huruf (AMH), Indeks Rata-rata Lama Sekolah, Angka Rata-rata Lama Sekolah. Kemudian analisis dilanjutkan

terhadap indikator makro yang terkait dan ikut mempengaruhi angka tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung seperti

Angka Partisipasi Kasar (APK). Angka-angka yang ada pada beberapa indikator makro yang

terkait dengan aspek Pendidikan dari tahun 2005 sampai tahun

2009 dapat dilihat pada Tabel 2.21.

Tabel 2.21 Perkembangan Data Pendidikan

di Kabupaten Sukabumi Tahun 2006-2009 dan Target 2010

No INDIKATOR

KUNCI

KONDISI RIIL

Rencana

Target SPM

PROV.

2005-

2010 2005 2006 2007 2008 2009 2010

1

ProyeksiJumlah

Penduduk

Seluruhnya

2.200.833

2.268.900

2.278.836

2.301.205

2.437.395

2.443.732

- Penduduk

usia 0 - 6 th

(usia PAUD)

- - - -

338.189

339.068

- Penduduk

usia 3 - 6 th

(usia PAUD)

- - - -

136.434

136.789

- Penduduk

usia 5 - 6 th

(usia TK)

93.923

96.828

97.272

94.981

90.348

90.583

- Penduduk

usia 7 - 12 th

281.377

290.079

295.373

269.831

267.222

267.917

- Penduduk

usia 13 - 15 th

124.989

128.854

131.913

127.840

152.191

152.587

- Penduduk

usia 16 - 18 th

127.528

131.472

133.809

124.512

150.567

150.958

2 · Jumlah Siswa

435.138

483.951

497.915

522.417

546.750

566.822

- PAUD -

30.773

44.001

45.321

- TK

5.262

6.612

5.628

7.441

7.333

7.553

- RA

3.028

3.028

2.669

3.135

4.484

4.619

- SD

254.746

263.646

268.682

270.350

272.129

280.293

- MI

44.968

47.500

49.846

49.147

51.019

52.550

- PLB

220

220

325

390

390

402

- SMP

51.004

60.389

59.956

72.196

75.095

77.348

Page 40: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

51 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

No INDIKATOR

KUNCI

KONDISI RIIL

Rencana

Target SPM

PROV.

2005-

2010 2005 2006 2007 2008 2009 2010

- SMPT

5.543

8.618

8.618

23.616

15.614

16.082

- MTs

29.296

36.183

39.148

41.014

41.528

42.774

- SMA

13.180

17.388

17.878

17.300

17.209

19.446

- MA

6.670

7.827

7.666

8.570

8.260

8.508

- SMK

8.830

20.150

12.009

15.361

19.488

22.021

- Paket A

1.440

1.440

6.610

3.746

6.709

6.910

- Paket B

8.452

8.452

15.980

6.956

19.601

20.189

- Paket C

2.499

2.499

2.900

3.195

7.891

8.128

- Salafiah ula

-

-

-

759

782

- Salafiah

Wustha

-

3.042

3.042

4.489

4.624

3

Jumlah Siswa

Bedasarkan

Usia Sekolah

395.917

420.533

419.441

453.257

460.607

477.403

- PAUD ( 0 - 6

Tahun )

-

-

15.008

15.458

15.922

- TK ( 5 - 6

Tahun )

3.207

3.306

3.306

5.500

5.451

5.615

- RA ( 5 - 6

Tahun )

2.141

2.207

2.274

2.304

3.193

3.289

- SD ( 7 - 12

Tahun )

231.500

236.598

241.238

240.768

239.931

247.129

- MI ( 7 - 12

Tahun )

41.513

42.797

44.976

43.067

45.191

46.547

- PLB ( 7 - 12

Tahun )

-

-

-

-

- SMP ( 13 - 15

Tahun )

50.284

52.870

46.029

56.526

56.993

58.703

- SMPT ( 13 -

15 Tahun )

4.048

8.297

8.297

20.485

21.099

21.732

- MTs ( 13 - 15

Tahun )

29.002

29.899

31.240

32.886

34.132

35.156

- SMA ( 16 - 18

Tahun )

11.803

12.168

12.553

12.922

12.002

13.562

- MA ( 16 - 18

Tahun )

5.383

6.580

5.871

6.381

5.306

5.996

- SMK ( 16 - 18

Tahun )

6.567

15.018

9.035

11.222

13.665

15.441

- Paket A ( 7 -

12 Tahun )

1.074

1.107

3.730

340

350

361

- Paket B ( 13 -

15 Tahun )

7.422

7.652

9.216

2.812

2.896

2.983

- Paket C ( 16

- 18 Tahun )

1.973

2.034

1.676

408

420

433

- Salafiah ula (

7 - 12 Tahun )

-

-

320

543

559

- Salafiah

Wustha ( 13 -

15 Tahun )

-

-

2.308

3.977

3.977

Page 41: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

52 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

No INDIKATOR

KUNCI

KONDISI RIIL

Rencana

Target SPM

PROV.

2005-

2010 2005 2006 2007 2008 2009 2010

4 APK Prasekolah

(PAUD, TK, RA) 30

8,83

9,96

8,53

43,53

45,33

46,57

- Paud

-

-

32,40

32,25

33,13

- TK

5,60

6,83

5,79

7,83

8,12

8,34

- RA

3,22

3,13

2,74

3,30

4,96

5,10

5

APK

SD/MI/SDLB/Pa

ket A

100

107,03

107,76

110,08

119,79

123,72

127,10

- SD

90,54

90,89

90,96

100,19

101,84

104,62

- MI

15,98

16,37

16,88

18,21

19,09

19,61

- Paket A

0,51

0,50

2,24

1,39

2,51

2,58

- Salafiah Ula

-

-

-

0,28

0,29

6

APK

SMP/MTs/SMPL

B/Paket B

90

75,44

87,57

90,95

111,61

91,74

105,52

- SMP

40,81

46,87

45,45

56,47

49,34

50,69

- MTs

23,44

28,08

29,68

32,08

27,29

28,03

- SMPT

4,43

6,69

6,53

18,47

10,26

10,54

- Paket B

6,76

5,94

6,99

2,20

1,90

13,23

- Salafiah

Wustha

-

-

2,31

2,38

2,95

3,03

7

APK SMA/MA/

SMK/SMALB/Pa

ket C

80

24,45

36,41

30,23

35,68

35,10

38,49

- SMA

10,34

13,23

13,36

13,89

11,43

12,88

- MA

5,23

5,95

5,73

6,88

5,49

5,64

- SMK

6,92

15,33

8,97

12,34

12,94

14,59

- Paket C

1,96

1,90

2,17

2,57

5,24

5,38

8

APM

SD/MI/SDLB/Pa

ket A

100

97,41

96,70

98,16

105,32

106,83

109,75

- SD

82,27

81,56

81,67

89,23

89,79

92,24

- MI

14,75

14,75

15,23

15,96

16,91

17,37

- Paket A

0,38

0,38

1,26

0,13

0,13

0,13

9

APM

SMP/MTs/SMPL

B/Paket B

90

72,61

76,61

71,85

88,16

78,25

80,32

- SMP

40,23

41,03

34,89

44,22

37,45

38,47

- MTs

23,20

23,20

23,68

25,72

22,43

23,04

Page 42: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

53 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

No INDIKATOR

KUNCI

KONDISI RIIL

Rencana

Target SPM

PROV.

2005-

2010 2005 2006 2007 2008 2009 2010

- SMPT

3,24

6,44

6,29

16,02

13,86

14,24

- Paket B

5,94

5,94

6,99

2,20

1,90

1,95

- Salafiah

Wustha

2,61

2,61

10

APM SMA/MA/

SMK/SMALB/Pa

ket C

70

20,17

27,23

21,77

24,84

20,85

23,47

- SMA

9,26

9,26

9,38

10,38

7,97

8,98

- MA

4,22

5,00

4,39

5,12

3,52

3,97

- SMK

5,15

11,42

6,75

9,01

9,08

10,23

- Paket C

1,55

1,55

1,25

0,33

0,28

0,29

11 Angka

Melanjutkan - -

- SD/MI ke

SMP/Mts 100 84,31

88,75

91,41

90,55

94,67

100,00

- SMP/MTs ke

SMA/MA/SMK 75 73,09

77,75

80,08

87,90

75,61

75,00

-

SMA/MA/SMK

ke PT

30 - -

12 Angka

Mengulang

4,75

3,44

3,23

2,22

1,67

0,9

- SD 0

2,09

1,40

1,37

1,12

0,80

0,50

- MI 0

1,17

0,90

0,87

0,51 0,55 0,30

- SMP 0

0,10

0,08

0,05

0,05 0,04 0,01

- MTs 0

0,82

0,63

0,60

0,28 0,04 0,01

- SMA 0.5

0,04

0,03

0,00

0,02 0,01 0,005

- MA 0.5

0,37

0,28

0,25

0,25 0,23 0,10

- SMK 0.5

0,16

0,12

0,09

- - -

13 Angka Drop

Out

4,58

3,53

3,32

3,16

2,31

1,77

- SD 0 0,24

0,18

0,15

0,07 0,03 0,02

- MI 0 0,19

0,14

0,11

0,07 0,08 0,05

- SMP 0 0,95

0,73

0,70

0,47 0,57 0,35

- MTs 0 1,20

0,93

0,90

0,74 0,35 0,25

- SMA 1 0,25

0,19

0,16

0,62 0,51 0,33

- MA 1 1,26

0,97

0,94

0,64 0,40 0,30

- SMK 1 0,50

0,38

0,35

0,57 0,37 0,47

Page 43: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

54 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

No INDIKATOR

KUNCI

KONDISI RIIL

Rencana

Target SPM

PROV.

2005-

2010 2005 2006 2007 2008 2009 2010

14 Rata-rata nilai

UN

6,85

6,54

6,94

7,00

7,27

7,00

- SD

6,82

6,67

6,90

6,77

6,89

7,00

- MI

6,54

6,82

7,01

6,61

6,91

7,00

- SMP

7,37

6,54

6,80

6,13

7,38

7,00

- MTs

6,61

6,54

6,92

7,37

7,70

7,00

- SMA

7,01

6,45

6,91

7,52

7,38

7,00

- MA

6,68

6,41

6,68

7,17

7,14

7,00

- SMK

6,90

6,38

7,37

7,45

7,48

7,00

15 Jumlah Guru

Seluruhnya

20.910

20.288

21.622

23.197

27.763

27.763

- TK

656

523

399

600

821

821

- RA

254

358

348

336

627

627

- SD

8.813

8.822

9.249

10.050

11.294

11.294

- MI

1.997

1.995

2.124

2.115

2.666

2.666

- SMP

3.176

3.022

3.445

3.650

4.537

4.537

- MTs

2.826

2.665

2.834

3.100

3.653

3.653

- SMA

1.242

1.121

1.351

1.347

1.377

1.377

- MA

1.119

995

1.048

1.098

1.352

1.352

- SMK

827

787

824

901

1.436

1.436

16

Jumlah Guru

yang telah lulus

sertifikasi

88

747

411

1.321

1.496

- TK 10 2 12 149

- SD 7 510 205 761 716

- SMP 81 133 129 357 340

- SMA/SMK 94 75 191 291

16

Rombel

(Rombongan

Belajar)

8.917

8.917

14.965

15.065

16.237

17.899

- SD

8.620

8.887

8.956

9.083

9.179

9.343

- MI

1.734

1.788

1.583

1.826

1.877

1.752

- SMP

2.670

2.753

1.994

1.829

2.832

3.094

- MTs

768

792

1.088

1.175

934

1.711

- SMA

387

399

501

480

470

778

Page 44: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

55 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

No INDIKATOR

KUNCI

KONDISI RIIL

Rencana

Target SPM

PROV.

2005-

2010 2005 2006 2007 2008 2009 2010

- MA

217

224

593

285

439

340

- SMK

257

265

250

387

506

881

17 Ruang Kelas SD 90

7.077

7.073

7.073

7.386

8.222

8.944

- Baik

2.851 2851 3179 3373

5.573

7219

- Rusak

Ringan/Sedan

g

2.060 2058 2058 1582 1182 920

- Rusak Berat

2.166 2164 1836 2431 1467 805

18 Ruang Kelas MI 90

1.496

1.496

1.496

1.517

1.566

1.622

- Baik

581 581 622 651 1022 1266

- Rusak

Ringan/Sedan

g

454 454 454 395 298 189

- Rusak Berat

461 461 420 471 246 167

19 Ruang Kelas

SMP 90

1.163

1.163

1271 1748 1768 1778

- Baik

846 846 1038 1333 1389 1399

- Rusak

Ringan/Sedan

g

244 244 233 282 247 42

- Rusak Berat

73 73 133 132 65

20 Ruang Kelas

MTs 90

380 380 434 1051 1120 1145

- Baik

333 333 405 708 805 998

- Rusak

Ringan/Sedan

g

35 35 17 229 143 72

- Rusak Berat

12 12 12 114 172 75

21 Ruang Kelas

SMA 100

380 380 395 523 536 543

- Baik

321 321 358 411 442 479

- Rusak

Ringan/Sedan

g

35 35 15 80 76 55

- Rusak Berat

24 24 22 32 18 9

22 Ruang Kelas

MA 100

257

257

257

297

311

326

- Baik

163

169

213

228 231 265

- Rusak

Ringan/Sedan

g

52

46

23

50 58 49

- Rusak Berat

42

42

21

19 22 12

23 Ruang Kelas 100 351 360

Page 45: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

56 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

No INDIKATOR

KUNCI

KONDISI RIIL

Rencana

Target SPM

PROV.

2005-

2010 2005 2006 2007 2008 2009 2010

SMK 231 231 231 349

- Baik 201

211

231

276 277 318

- Rusak

Ringan/Sedan

g

26

16

-

58 71 42

- Rusak Berat 4

4

-

15 3 0

24

Pesentase

Ruang Kelas

Baik ( % )

SD/MI 39,56 39,57 43,26 44,29 66,52 79,38

SD 40,29 40,31 44,95 45,67 67,78 80,71

MI 38,84 38,84 41,58 42,91 65 78,05

SMP/MTs 80,19 80,19 87,49 71,81 75,22 82,92

SMP 72,74 72,74 81,67 76,26 78,56 78,68

MTS 87,63 87,63 93,32 67,36 71,88 87,16

SMA/MA/SMK 78,30 80,52 91,17 78,15 78,55 85,95

SMA 84,47 84,47 90,63 78,59 82,46 88,21

MA 63,42 65,76 82,88 76,77 74,28 81,29

SMK 87,01 91,34 100,00 79,08 78,92 88,33

25 Rasio Murid :

Guru - -

- SD 40 : 1 31: 1 30 : 1 29 : 1 27 : 1 1 1

- MI 40 : 1 24 : 1 24 : 1 23 : 1 23 : 1 1 1

- SMP 28 : 1 21 : 1 20 : 1 17 : 1 20 : 1 1 1

- MTs 28 : 1 14 : 1 14 : 1 14 : 1 13 : 1 1 1

- SMA 23 : 1 16 : 1 16 : 1 13 : 1 13 : 1 1 1

- MA 23 : 1 8 : 1 8 : 1 7 : 1 8 : 1 0 0

- SMK 18 : 1 24 : 1 26 : 1 15 : 1 17 : 1 1 1

26 Rasio Murid :

Rombel

- SD (30 -

40) : 1 30 : 1 30 : 1 30 : 1 30 : 1 1 1

- MI (30 -

40) : 1 27 : 1 27 : 1 31 : 1 27 : 1 1 1

- SMP (30 -

40) : 1 44 : 1 44 : 1 30 : 1 39 : 1 2 2

- MTs (30 -

40) : 1 46 : 1 46 : 1 36 : 1 35 : 1 2 2

- SMA (30 -

40) : 1 39 : 1 44 : 1 36 : 1 36 : 1 2 2

- MA (30 -

40) : 1 35 : 1 35 : 1 13 : 1 30 : 1 1 1

Page 46: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

57 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

No INDIKATOR

KUNCI

KONDISI RIIL

Rencana

Target SPM

PROV.

2005-

2010 2005 2006 2007 2008 2009 2010

- SMK (30 -

40) : 1 57 : 1 76 : 1 48 : 1 40 : 1 2 2

27 Jumlah

Sekolah SMK 38

38

38

50 63 66

28

·

Sekolah/Madra

sah Bertaraf

Internasional

1

1

1

1

1

29 Sekolah NSS

- SD 2 26 37 37

- SMP 3 5 5 8 13

30

Jumlah Warga

Belajar Non

Formal (WB)

- KF

18.714

23.082

9.511 15725 256

- PAKET A

1.440

6.610

3.746

6.709

1.420

- PAKET B

8.452

15.980

6.956

19.601

4.300

- PAKET C

2.499

2.900

3.195

7.891

2.925

30

Jumlah Warga

Belajar Non

Formal yang

Lulus (WB)

- KF

16.951

22.085

9.280 15568 256

- PAKET A

1.038

4.847

2.865 5175

1.420

- PAKET B

6.253

12.082

5.496 15771

4.300

- PAKET C

1.953

2.331

2.686 6721

2.925

31

Jumlah Warga

Belajar Non

Formal yang

Lulus (%)

- KF 90,58 95,68 97,57 99,00 100

- PAKET A 72,08 73,33 76,48 77,14 100

- PAKET B 73,98 75,61 79,01 80,46 100

- PAKET C 78,15 80,38 84,07 85,17 100

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi

b. Kebudayaan

Kebudayaan suatu bangsa hakekatnya adalah identitas, kepribadian, atau jati diri bangsa itu, sehingga membangun

kebudayaan adalah membangun identitas, jati diri atau kepribadian bangsa itu. Persaingan antar bangsa pada dasarnya adalah

Page 47: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

58 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

pertarungan untuk mempertahankan jati diri bangsa yang berlangsung dalam kontek karakteristik kebudayaan yang dinamis

yang terus berubah seiring perubahan yang dialami para pelaku budayanya.

Kehidupan sosial budaya masyarakat Kabupaten Sukabumi termasuk yang bercorak heterogen namun masih dalam pengaruh dominasi kebudayaan suku sunda. Dominasi ini dimungkinkan

sebagai konsekuensi Kabupaten sukabumi merupakan sub kultur dari lingkup kebudayaan yang hidup dan tinggal di wilayah Jawa

Barat (Sunda Pituin maupun Sunda Mukimin). Identitas kesundaan atau ciri pribadi orang Sunda dapat terlihat dan terapresiasi antara lain dalam penggunaan bahasa sehari–hari bahasa Sunda yang

memiliki intonasi khas, kesenian, kepribadian dan sistem kemasyarakatan orang Sunda.

Berbagai ungkapan tradisional Sunda yang masih digunakan

di masyarakat antara lain, silih asih, silih asah jeung silih asuh sebagai konsep kemasyarakatan dan bernegara. Ungkapan cageur, bageur, pinter tur singer sebagai konsep pembangunan manusianya dan ungkapan genah, merenah tur tumaninah digunakan sebagai

konsep pembangunan rumah maupun lingkungan perumahan, desa dan kota. Ungkapan tersebut merupakan gambaran pandangan

hidup masyarakat yang memiliki nilai nilai kehidupan bermasyarakat yang luhur dan sangat penting untuk dipelihara, dilestarikan dan diwariskan kepada generasi penerus.

Pengembangan kebudayaan yang berlandaskan nilai nilai luhur budaya lokal diarahkan untuk mengimbangi perubahan masyarakat yang sangat cepat sebagai akibat dari globalisasi dan

pesatnya kemajuan teknologi komunikasi dan informasi Di samping itu pengembangan kebudayaan dimaksudkan untuk

menciptakan iklim kondusif dan harmonis sehingga nilai-nilai kearifan lokal akan mampu merespon modernisasi secara positif dan produktif sejalan serta memperkaya khasanah kebudayaan nasional.

c. Pemuda dan Olah Raga

Keberadaan pemuda di Indonesia memegang peranan yang

sangat penting, bahkan posisinya itu menentukan kualitas bangsa. Oleh karena itu, agar penentu kualitas bangsa ini bisa berkiprah lebih besar lagi dalam proses pembangunan di Indonesia, mereka

harus diberdayakan seoptimal mungkin. Upaya untuk memberdayakan pemuda antara lain melalui peningkatan kesempatan dalam memperoleh pendidikan dan pelatihan,

peningkatan partisipasi dalam pembangunan sosial politik, ekonomi, sosial budaya, serta pertahanan keamanan, peningkatan

kepeloporan dan kepemimpinan pemuda dalam pembangunan, dan peningkatan kemandirian dalam berorganisasi.

Page 48: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

59 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

Pemda Kabupaten Sukabumi menitikberatkan pemberdayaan pemuda ini ke arah pembinaan organisasi kepemudaan melalui

pembinaan Karang Taruna, KNPI, OSIS, dan Pramuka, sedangkan program pembinaan keolahragaannya diserahkan tugasnya kepada

KONI Kabupaten Sukabumi. Dalam masa pergantian abad, dimana proses reformasi dan

demokratisasi tengah berlangsung, tantangan yang dihadapi oleh

Kabupaten Sukabumi antara lain makin derasnya arus informasi dan masuknya nilai-nilai budaya asing dari luar. Informasi dan nilai-

nilai budaya asing yang masuk melalui berbagai media tersebut terkadang tidak sesuai dengan nilai agama dan nilai luhur budaya daerah dan bisa menjadi ancaman bagi pembangunan kebudayaan.

Lebih jauh, hal ini dapat mengakibatkan pendangkalan nilai-nilai moral dan nilai-nilai luhur budaya daerah yang pada gilirannya dapat mengakibatkan krisis jati diri dan kepribadian bangsa.

4. Agama

Mayoritas penduduk Kabupaten Sukabumi (2008) pemeluk agama Islam sebanyak 99,52 persen, diikuti penganut Kristen Protestan 0.27 persen, Kristen Katolik 0,18 persen ,Hindu 0,02

persen, Budha 0,02 persen. Pembangunan agama merupakan upaya mewujudkan agenda meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui

peningkatan kualitas pelayanan dan pemahaman agama serta kehidupan beragama. Selain itu, pembangunan agama juga mencakup dimensi peningkatan kerukunan hidup umat beragama,

yang mendukung peningkatan saling percaya dan harmonisasi antar kelompok masyarakat. Dimensi kerukunan ini sangat penting dalam rangka membangun masyarakat yang memiliki kesadaran mengenai

realitas multikultur dan memahami makna kemajemukan sosial, sehingga tercipta suasana kehidupan masyarakat yang penuh

toleransi, tenggang rasa, dan harmonis. 5. Kesehatan

Dalam pengukuran IPM, kesehatan adalah salah satu aspek utama selain pendidikan dan pendapatan. Kesehatan juga merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi

serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan

dibutuhkan perubahan cara pandang (mindset) dari paradigma sakit ke paradigma sehat, sejalan dengan Visi Kabupaten Sukabumi Sehat 2010.

Derajat kesehatan Kabupaten Sukabumi telah mengalami kemajuan cukup berarti. Berdasarkan data BPS Angka Harapan

Hidup (AHH) meningkat dari 61,70 tahun pada tahun 2000 menjadi 65,82 tahun pada tahun 2008. Selengkapnya lihat Tabel di bawah ini.

Page 49: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

60 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

Tabel 2.23 Perkembangan Angka Harapan Hidup

Tahun 2000-2008

Tahun AHH

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

61,70 63,89 64,60 64,80 64,82 65,37 65,89 65,94 66,43

Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat dan BPS Kab. Sukabumi

Angka Kematian Bayi selama periode tahun 2000-2000

mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Tahun 2002 AKB Kabupaten Sukabumi sebesar 56,00 dan pada tahun 2009 menjadi

48.

Tabel 2.24

ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB) Tahun 2000-2009

Tahun AKB

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

62,20 60.01 56,00 55,01 55,01 53,25 53,25 50,00 48,00 48.00

Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat

Angka Kematian Bayi di Kabupaten Sukabumi lebih banyak

terjadi pada pada masa perinatal (0-7 hari). Adapun penyebabnya: pertama, kesehatan dan gizi ibu selama kehamilan dan cara

persalinan; dan kedua, gangguan yang diterima neonatus setelah beradaptasi dengan dunia luar, termasuk perawatan dan kebiasaan pemberian makanan padat dini pada bayi baru lahir.

Page 50: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

61 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

Seiring meningkatnya jumlah penduduk, pengembangan wilayah baru dan meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap

pelayanan kesehatan, jumlah Puskesmas telah mengalami peningkatan. Beberapa Puskesmas pembantu ditingkatkan

statusnya menjadi Puskesmas.

Tabel 2.25 Jumlah Sarana Kesehatan di Kabupaten Sukabumi

Tahun 2011

No. Sarana Kesehatan Jumlah

1. 2. 3. 4. 5.

Puskesmas Puskesmas pembantu Puskemas Keliling Rumah Sakit Posyandu

58 111 55 3

3.178

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi

Secara administratif sarana Puskesmas yang tersedia saat ini telah menjangkau disemua kecamatan yang berjumlah 47 Kecamatan, disamping itu dibantu dengan tersedianya Puskesmas

pembantu,puskesmas keliling ke desa-desa telah menjangkau pelayanan kesehatan yang masing-masing disertai dengan kurang

lebih dua Puskesmas dan Puskesmas keliling. Namun dari segi bentang alam dan geografis memungkinkan adanya wilayah-wilayah yang jauh dari jangkauan sarana kesehatan.

6. Kesejahteraan Sosial

Perlindungan dan kesejahteraan sosial merupakan hal-hal

yang berkaitan dengan keterlantaran baik anak maupun lanjut usia, kecacatan, ketunasusilaan, dan bencana alam, serta bencana sosial.

Menurut data dari Dinas Sosial dan Penanggulangan Bencana Alam Kabupaten Sukabumi pada tahun 2008 tercatat data penyandang masalah sosial sebagai berikut :

Page 51: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

62 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

Tabel 2.26

Jumlah Penyandang Masalah Sosial di Kabupaten Sukabumi Tahun 2008

No Penyandang Masalah Sosial Jumlah

1 Anak Balita Terlantar 2.535

2 Anak Terlantar 6.385

3 Anak Korban Tindak Kekerasan 457

4 Anak Nakal 828

5 Anak Jalanan 727

6 Anak Cacat 2.384

7 Wanita Rawan Sosial Ekonomi 13.576

8 Wanita Korban Tindak Kekerasan 483

9 Lanjut Usia Terlantar 10.704

10 Lanjut Usia Korban Tindak Kekerasan 232

11 Penyandang Cacat 4.903

12 Penyandang Cacat ex Penyakit Kronis 1.732

13 Tuna Susila 246

14 Pengemis 287

15 Gelandangan 218

16 ex Narapidana 750

17 Korban NAPZA 220

18 Keluarga Fakir Miskin 130.319

19 Keluarga Rumah Tidak Layak Huni 24.490

20 Keluarga Bermasalah Sosial Psikologis 405

21 Komunitas Adat 314

22 Masyarakat Rawan Bencana 4.651

23 Korban Bencana Alam 838

24 Korban Bencana Sosial 40

25 Pekerja Migran 2.370

26 Keluarga Rentan 1

Sumber : Dinas Sosial Kabupaten Sukabumi

Penyandang cacat masih menghadapi kendala untuk

kemandirian, produktivitas dan hak untuk hidup normal yang meliputi antara lain akses ke pelayanan sosial dasar, terbatasnya

jumlah dan kualitas tenaga pelayanan sosial untuk berbagai jenis kecacatan, dan aksesibilitas terhadap pelayanan umum untuk mempermudah kehidupan mereka.

Page 52: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

63 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

2.2.2.2 Capaian Kinerja Pembangunan Daerah 2006 - 2011

Capaian kinerja pembangunan daerah Kabupaten Sukabumi

2006 -2011 berdasarkan indikator makro telah memperlihatkan hasil yang cukup baik : - Capaian IPM Kabupaten Sukabumi pada kurun waktu 2006 –

2011 meningkat 1,86 poin dari 69,20 menjadi 71,06. Rata-rata kenaikan IPM lebih dari 0,31 poin per tahun.

Rata-rata lama sekolah meningkat 0,29 tahun dari 6,61 tahun menjadi 6,90 tahun. Peningkatan ini dirasa masih belum memuaskan dan harus lebih ditingkatkan lagi.

Angka Melek Huruf meningkat sebesar 0,64 % dari 96,71 % menjadi 97,35 %. Berarti kurang dari 2,65% lagi masyarakat

Kabupaten Sukabumi bebas buta huruf. Angka Harapan Hidup meningkat selama 1,49 tahun dari

65,89 tahun menjadi 67,38 tahun, dari semua komponen IPM,

komponen AHH mengalami peningkatan yang paling besar Daya beli masyarakat Kabupaten Sukabumi meningkat Rp.

70.760 dari Rp. 558.940 menjadi Rp. 629.700, peningkatan ini

pun dirasa masih belum seimbang dengan pertumbuhan ekonomi yang telah dicapai.

- Jumlah penduduk Kabupaten Sukabumi, Hasil sensus BPS pada Tahun 2010 berjumlah 2.383.450 jiwa, dalam dekade sepuluh tahun 2000 – 2011 laju pertumbuhan penduduk Kabupaten

Sukabumi sebesar 1,79 %, berarti menurun dari dekade sepuluh tahun sebelumnya 1990 – 2000 yaitu 1,81 % dan berada di bawah laju pertumbuhan penduduk nasional.

- Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sukabumi rata-rata tumbuh 3,01% setiap tahun, angka pertumbuhan ini dihitung

berdasarkan PDRB harga konstan pada Tahun 2006 sebesar Rp. 7,318 Trilyun , meningkat pada tahun 2011 sebesar Rp. 8,980 Trilyun.

- Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Kabupaten Sukabumi meningkat pada tahun 2006 sebesar 56,73% menjadi

62,05 % pada tahun 2011 dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT ) dari 8,16 % pada tahun 2006 menjadi 9,47% pada tahun 2011.

- Pendapatan per kapita dihitung berdasar PDRB harga berlaku dibagi jumlah penduduk Kabupaten Sukabumi , diperoleh pendapatan per kapita penduduk Kabupaten Sukabumi pada

tahun 2006 sebesar Rp. 5.244.460 per tahun menjadi Rp. 8.417.674 per tahun.

- Pertumbuhan ekonomi yang terjadi belum mampu menyelesaikan masalah kemiskinan di Kabupaten Sukabumi walaupun trend angka kemiskinan cenderung menurun.

Page 53: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

64 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

Selengkapnya capaian pembangunan daerah Kabupaten

Sukabumi 2006 – 2010 berdasar indikator makro dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 2.27 Capaian Indikator Makro Pembangunan

Kabupaten Sukabumi 2006 – 2011

No Indikator Satuan 2006 2007 2008 2009 2010 2011

1 IPM

69.20 69.42 69.66 70.17 70.66 71.06

a. RLS Tahun 6.54 6.88 6.90 6.54 6.88 6,90

b. AMH % 96.71 96.96 97.11 97.33 97.56 97.35

c. AHH Tahun 65.89 65.94 66.43 66.74 67.06 67.38

d. Kemampuan Daya Beli

Ribu Rp 558.94 562.09 563.09 626.15 626.99 629.72

2 Jumlah Penduduk Jiwa 2,240,901 2,258,253 2,277,020 2,328,804 2,341,409 2,383,450

3 LPP (% Per Tahun) %/ Thn 0,71 0,77 0,83 1,70 1,27 1,79

4 Jumlah Miskin

a. Penduduk Miskin % 17.66 15.98 13.26 11.78 10.65 10.33

5 Pendapatan Per Kapita (Harga Berlaku)

Rp 5.874.341 6.463.819 7.085.227 7.019.577 7.941.832 8.417.674

6 PDRB

a. PDRB a.d H.Konstan 2000

Juta Rp. 7.419.360 7.714.653 8.015.201 8.302.792 8.641.734 8.8981.000

b. PDRB a.d H.Berlaku Juta Rp. 13.163.815 14.596.938 16.133.202 17.230.598 18.595.077 20.160.893

7 LPE

a. LPE Konstan 2000 %/ Thn 4,12 3,98 3,90 3,55 4,02 4,07

b. LPE Harga Berlaku %/ Thn 16,24 10,89 10,52 7 – 10 7 - 10 7 – 10

8 Konsumsi Pemerintah Milyar Rp 883,84 1.059,92 1.240,30 1,274,679 1.621,02 1.849,556

9 TPT %/ Thn 13,89 10,85 8,94 8 - 12 8 - 12 8 - 12

10 TPAK %/ Thn 50,58 64,77 63,38 55 - 65 55 - 65 55 - 65

Sumber : BPS Kabupaten Sukabumi

2.3 Aspek Pelayanan Umum

2.3.1 Perencanaan Pembangunan

Untuk menjamin agar kegiatan pembangunan berjalan efektif, efisien, dan bersasaran maka diperlukan proses perencanaan pembangunan. Proses perencanaan pembangunan di daerah

meliputi : 1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang daerah (RPJPD). RPJPD

menekankan tentang pentingnya penggunaan perencanaan

strategis berbasis skenario (scenario planning), keterlibatan stakeholders yang relevan dan kompeten, terutama lembaga

penelitian untuk merumuskan skenario perkembangan faktor-faktor eksternal pendorong pembangunan daerah (sosial, politik,

Page 54: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

65 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

ekonomi, teknologi, lingkungan hidup) dan implikasinya pada pembangunan daerah 20 tahun kedepan.

2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) menekankan tentang pentingnya menerjemahkan secara arif VISI,

MISI dan Agenda KEPALA DAERAH TERPILIH kedalam tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan pembangunan yang merespon kebutuhan dan aspirasi masyarakat serta kesepakatan tentang

tolok ukur kinerja untuk mengukur keberhasilan atau ketidak berhasilan pembangunan daerah dalam 5 tahun kedepan

3. Rencana Strategi Organisasi Perangkat daerah (RENSTRA OPD) menekankan tentang pentingnya setiap SKPD memiliki tolok ukurkinerja kunci pelayanan OPD yang jelas berdasarkan

TUPOKSI OPD yang dapat memberikan gambaran secara cepat kepada masyarakat tentang status kinerja pelayanan OPD dan rencana pencapaian program OPD sesuai dengan Standar

Pelayanan Minimal (SPM), serta mendorong peningkatan kualitas konsultasi FORUM MULTI STAKEHOLDERS OPD.

4. Rencana Kerja Pemerintah daerah (RKPD) menekankan tentang pentingnya penyusunan berdasarkan Kerangka Penyelenggaraan Fungsi, Urusan Wajib dan Urusan Pilihan Pemerintahan Daerah;

perumusan tujuan dan sasaran pembangunan daerah yang realistis dan konsisten denganvisi, misi Kepala Daerah, dan

RPJMD; memastikan bahwa sumber daya dan dana daerah diarahkanuntuk menangani isu pembangunan daerah yang prioritas dan mendesak; kesesuaian dengan RKP dan Pedoman

Penyusunan APBD yang diterbitkan oleh MENDAGRI setiap tahunnya; didasarkan pada kesepakatan dengan stakeholder yang dicapai melalui mekanisme Musrenbang RKPD dan Forum Multi

Stakeholder OPD; disusun dengan pendekatan perencanaan berbasis kinerja; penyusunannya transparan dan dapat

dipertanggungjawabkan kepada stakeholder; serta perlunya dukungan data dan informasi yang akuratdan mutakhir.

5. Rencana Kerja Organisasi Perangkat Daerah (RENJA OPD)

menekankan tentang pentingnya OPD menguasai dan kompeten dalam menyusun program dan kegiatan OPD sesuai PERMENDAGRI 13/2006 tentang PedomanPengelolaan Keuangan

Daerah jo PERMENDAGRI 59/2007 tentang Perubahan atas PERMENDAGRI 13/2006 tentang PedomanPengelolaan Keuangan

Daerah; karena RENJA OPD merupakan dasar utama bagipenyusunan rencana dan penganggaran tahunan dan rencana strategis jangka menengah daerah. Kualitas penyusunan

RENJA OPD akan sangat menentukan kualitas rencanadaerah diatasnya.

6. Kebijakan Umum Anggaran (KUA), Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) dan Rencana Kerja dan Anggaran Organisasi Perangkat Daerah (RKA OPD), ketiga dokumen ini telah diatur

Page 55: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

66 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

secara rinci dan lengkap dalam PERMENDAGRI 13/2006 jo PERMENDAGRI 59/2007 tentang Perubahan atas PERMENDAGRI

13/2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah ; menekankan tentang pentingnya menggunakan RKA OPD sebagai

alat untuk meningkatkan pengelolaan pelayanan dan mengembangkan standar pelayanan OPD karena RKA OPD memiliki informasi yang pada dasarnya diperlukan bagi

pengembangan STANDAR PELAYANAN MINIMAL.

Proses Perencanaan Daerah telah diatur dalam Peraturan Bupati Sukabumi Nomor 11 Tahun 2007 tentang Penyusunan, Penetapan, dan Pelaporan Rencana Kerja Pemerintah Daerah

Kabupaten Sukabumi. Bidang-bidang yang telah dikembangkan Standar Pelayanan

Minimal (SPM) diatur dalam Peraturan Bupati Sukabumi sebagai

berikut : 1. PERBUP Nomor 31 Tahun 2006 Standar Pelayanan Minimal (SPM)

Bid. Industri dan Perdagangan di Kabupaten Sukabumi 2. PERBUP Nomor 32 Tahun 2006 Standar Pelayanan Minimal (SPM)

Bid. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera di Kabupaten

Sukabumi 3. PERBUP Nomor 33 Tahun 2006 Standar Pelayanan Minimal (SPM)

Bid. Koperasi dan Usaha Kecil dan Madrasah di Kabupaten Sukabumi

4. PERBUP Nomor 34 Tahun 2006 Standar Pelayanan Minimal (SPM)

Bid. Kesehatan di Kabupaten Sukabumi 5. PERBUP Nomor 35 Tahun 2006 Standar Pelayanan Minimal (SPM)

Bid. Pendidikan di Kabupaten Sukabumi

Proses Penyusunan Perencanaan dan Penganggaran Daerah

Secara Terpadu dapat dilihat pada Gambar 2.7 berikut :

Page 56: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

67 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

Gambar 2.7 Proses Penyusunan Perencanaan

Page 57: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

68 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

2.3.2 Pemerintahan Umum

Berlakunya Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang

Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara

Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007, Peraturan Daerah Nomor 32 Tahun 2008 yang diperbaharui

dengan Peraturan Daerah Nomor 25 Tahun 2012 tentang Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Sukabumi

(Lembaran Daerah Kabupaten Sukabumi Tahun 2012 Nomor 25) tentang Organisasi Perangkat Daerah, menuntut pemerintah daerah melakukan penataan kembali baik kelembagaan maupun sumber

daya manusianya (SDM) sehingga akan terjadi suatu pemerintahan yang ramping struktur kaya fungsi.

Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat perlu upaya penyempurnaan terhadap kelembagaan OPD, penyusunan standar operasional dan prosedur (SOP) serta standar pelayanan

minimal (SPM) bagi seluruh OPD. Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 25 Tahun 2012 tentang

Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Sukabumi, Perangkat

Daerah Kabupaten Sukabumi adalah unsur pembantu kepala daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang terdiri dari

sekretariat daerah, sekretariat DPRD, dinas daerah, lembaga teknis daerah, kecamatan, dan kelurahan.

1. Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Sukabumi, meliputi SKPD :

a. Sekretariat Daerah

Sekretariat daerah merupakan unsur staf yang mempunyai

tugas dan kewajiban membantu bupati/walikota dalam menyusun kebijakan dan mengoordinasikan dinas daerah dan lembaga teknis

daerah. Sekretariat Daerah menyelenggarakan fungsi :

1. Penyusunan kebijakan pemerintahan daerah;

2. Pengoordinasian pelaksanaan tugas dinas daerah dan lembaga teknis daerah;

3. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pemerintahan daerah;

4. Pembinaan administrasi dan aparatur pemerintahan daerah; dan

5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati/walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Sekretariat daerah dipimpin oleh Sekretaris Daerah yang

berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati.

Page 58: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

69 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

b. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut Sekretariat DPRD merupakan unsur pelayanan terhadap DPRD. Sekretariat DPRD mempunyai tugas menyelenggarakan

administrasi kesekretariatan, administrasi keuangan, mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD, dan menyediakan serta

mengoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD sesuai dengan kemampuan keuangan daerah. Sekretariat DPRD menyelenggarakan fungsi :

1. Penyelenggaraan administrasi kesekretariatan DPRD; 2. Penyelenggaraan administrasi keuangan DPRD;

3. Penyelenggaraan rapat-rapat DPRD; dan 4. Penyediaan dan pengoordinasian tenaga ahli yang diperlukan oleh

DPRD.

Sekretariat DPRD dipimpin oleh sekretaris dewan, secara teknis operasional berada di bawah dan bertanggung jawab kepada pimpinan DPRD dan secara administratif bertanggung jawab kepada

bupati/walikota melalui sekretaris daerah.

c. Inspektorat

Inspektorat merupakan unsur pengawas penyelenggaraan

pemerintahan daerah. Inspektorat mempunyai tugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah kabupaten/kota, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan

pemerintahan desa dan pelaksanaan urusanpemerintahan desa. Inspektorat dalam melaksanakan tugasnya menyelenggarakan fungsi:

1. Perencanaan program pengawasan; 2. Perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan; dan

3. Pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas pengawasan. Inspektorat dipimpin oleh inspektur. Inspektur dalam

melaksanakan tugasnya bertanggung jawab langsung kepada bupati/walikota dan secara teknis administratif mendapat

pembinaan dari sekretaris daerah.

d. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Badan perencanaan pembangunan daerah merupakan unsur perencana penyelenggaraan pemerintahan daerah. Badan

perencanaan pembangunan daerah mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan daerah. Badan perencanaan

pembangunan daerah dalam melaksanakan tugas nya, menyelenggarakan fungsi:

1. Perumusan kebijakan teknis perencanaan; 2. Pengoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan;

Page 59: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

70 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan daerah; dan

4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati/walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Badan perencanaan pembangunan daerah dipimpin oleh kepala badan. Kepala badan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada bupati melalui sekretaris daerah.

e. Dinas Daerah

Dinas daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah. Dinas daerah mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan

daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Dinas daerah dalam melaksanakan tugas nya menyelenggarakan fungsi : 1. Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;

2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum sesuai dengan lingkup tugasnya;

3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup

tugasnya; dan 4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati/walikota

sesuai dengan tugas dan fungsinya. Dinas daerah dipimpin oleh kepala dinas. Kepala dinas

berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada bupati

melalui sekretaris daerah. Pada dinas daerah dapat dibentuk unit pelaksana teknis dinas untuk melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang yang

mempunyai wilayah kerja satu atau beberapa kecamatan.Dinas di Pemerintah Kabupaten Sukabumi berjumlah 17 Dinas yaitu :

1. Dinas Pendidikan; 2. Dinas Kesehatan; 3. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika;

4. Dinas Kepariwisataan, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olah Raga;

5. Dinas Bina Marga; 6. Dinas Tata Ruang, Permukiman dan Kebersihan; 7. Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air;

8. Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan; 9. Dinas Pertanian Tanaman Pangan; 10. Dinas Peternakan;

11. Dinas Kehutanan dan Perkebunan; 12. Dinas Kelautan dan Perikanan;

13. Dinas Pengelolaan Energi dan Sumber Daya Mineral; 14. Dinas Sosial; 15. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi;

16. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil; 17. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

Page 60: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

71 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

f. Lembaga Teknis Daerah

Lembaga teknis daerah merupakan unsur pendukung tugas kepala daerah. Lembaga teknis daerah mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang

bersifat spesifik. Lembaga teknis daerah dalam melaksanakan tugas nya menyelenggarakan fungsi:

1. Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya; 2. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah

sesuai dengan lingkup tugasnya;

3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan

4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati/walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Lembaga teknis daerah dapat berbentuk badan dan kantor,

dan rumah sakit. Lembaga teknis daerah yang berbentuk badan dipimpin oleh kepala badan, yang berbentuk kantor dipimpin oleh kepala kantor, dan yang berbentuk rumah sakit dipimpin oleh

direktur. Kepala dan direktur berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada bupati melalui sekretaris daerah.

Pada lembaga teknis daerah yang berbentuk badan dapat dibentuk unit pelaksana teknis tertentu untuk melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang

yang mempunyai wilayah kerja satu atau beberapa kecamatan.Badan di Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi yaitu :

1. Badan Lingkungan Hidup; 2. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa;

3. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Daerah; 4. Badan Kepegawaian Daerah;

5. Badan Pendidikan dan Pelatihan; 6. Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu;

7. Badan Ketahanan Pangan. Kantor di Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi yaitu :

1. Kantor Arsip Daerah; 2. Kantor Perpustakaan Daerah; 3. Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik;

4. Kantor Pemadam Kebakaran.

RSUD di Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi yaitu : 1. RSUD Sekarwangi 2. RSUD Palabuanratu

3. RSUD Jampangkulon

Page 61: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

72 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

g. Lembaga Lain, terdiri dari :

1. Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan;

2. Badan Penanggulangan Bencana Daerah;

3. Satuan Polisi Pamong Praja; 4. Sekretariat DPK KORPRI Sukabumi.

h. Kecamatan

Kecamatan merupakan wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah kabupaten dan daerah kota. Camat mempunyai tugas melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh

bupati/walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah. Camat menyelenggarakan tugas umum pemerintahan meliputi : 1. Mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat;

2. Mengoordinasikan upaya penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum;

3. Mengoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan;

4. Mengoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas

pelayanan umum; 5. Mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di

tingkat kecamatan; 6. Membina penyelenggaraan pemerintahan desadan/atau

kelurahan; dan

7. Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya dan/atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan desa atau kelurahan.

Pelimpahan sebagian kewenangan bupati dapat ditetapkan dengan peraturan bupati. Kecamatan dipimpin oleh camat. Camat

berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada bupati melalui sekretaris daerah.

i. Desa / Kelurahan

Desa/Kelurahan merupakan wilayah kerja kepala desa/lurah

sebagai perangkat daerah kabupaten/kota dalam wilayah kecamatan. Desa/Kelurahan dipimpin oleh Kepala Desa/Lurah.

Kepal Desa/Lurah berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada bupati melalui camat.

Page 62: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

73 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

2.3.3 Kepegawaian Jumlah pegawai di lingkungan Pemerintah Kabupaten

Sukabumi pada tahun 2006 sebanyak 13.972 dan pada Tahun 2011 sebanyak 16.155 orang. PNS tersebut terkonsentrasi di OPD Dinas

Pendidikan 66 %, Dinas Kesehatan dan RSUD 10 %, serta di Kecamatan 5 %.Sisanya 19 % tersebar di OPD-OPD lainnya (Hasil Analisis).

Dari tahun 2006 – 2011 terjadi pertambahan jumlah PNS rata-rata 4,35 %. Jumlah PNS yang pensiun dalam lima tahun terakhir

rata-rata 2,26 % dan rata-rata jumlah penerimaan PNS per tahun adalah 7,28 %. Perkembangan Jumlah PNS, Jumlah PNS yang Pensiun, dan Penerimaan PNS Kabupaten Sukabumi dari tahun ke

tahun dapat dilihat pada tabel 2.28 berikut :

Tabel 2.28 Perkembangan Jumlah PNS Kabupaten Sukabumi Tahun 2006 - 2011

TAHUN JUMLAH Pertambahan % Pertambahan

2006 13.972

2007 14.830 858 6,14%

2008 15.674 844 5,69%

2009 16.165 491 3,13%

2010 16.559 394 2,44%

2011 16.155 -404 -2,44%

Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sukabumi

Tabel 2.29 Jumlah PNS Kabupaten Sukabumi yang Pensiun Tahun 2006 - 2010

TAHUN JUMLAH % dari Jumlah PNS

2006 328 2,35 %

2007 307 2,07%

2008 389 2,48%

2009 399 2,47%

2010 316 1,91%

Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sukabumi

Page 63: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

74 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

Tabel 2.30 Jumlah Penerimaan PNS Kabupaten Sukabumi Tahun 2005 - 2009

TAHUN PTT UMUM SEKDES JUMLAH % dari Jumlah PNS

2005 400 172 0 572

2006 1.444 0 0 1.444 10,33%

2007 1.272 0 94 1.366 9,21%

2008 463 381 51 895 5,71%

2009 426 202 23 628 3,88%

Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sukabumi

Jumlah PNS Kabupaten Sukabumi yang naik pangkat dari tahun ke tahun jumlahnya semakin menurun, rata-rata jumlah kenaikan pangkat PNS Kabupaten Sukabumi adalah 16,14 %.

Tabel 2.31

Jumlah PNS Kabupaten Sukabumi yang Naik Pangkat Tahun 2006 - 2009

TAHUN JUMLAH % dari Jumlah PNS

2006 2.749 19,68%

2007 2.619 17,66%

2008 2.177 13,89%

2009 2.157 13,34%

Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sukabumi

Pada Tahun 2010 klasifikasi PNS Kabupaten Sukabumi

berdasarkan gender, terdapat PNS perempuan sebesar 35 % dan laki-laki 65 % (Tabel 2.8). Klasifikasi PNS berdasar jenjang

pendidikan, masih terdapat PNS lulusan SD sebanyak 1,73 % dan SLTP sebanyak 2,87 %, PNS Lulusan S1 dan Diploma menempati jumlah terbanyak yaitu 37,70 % dan 31,69 %, sedangkan lulusan

S2 baru 3,58 %, dan S3 baru 2 orang.

Tabel 2.32 Jumlah PNS Kabupaten Sukabumi Berdasar Gender Tahun 2010

GENDER JUMLAH % dari Jumlah PNS

- Laki-laki 10.761 64,99%

- Perempuan 5.798 35,01%

Jumlah 16.559 100,00%

Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sukabumi

Page 64: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

75 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

Tabel 2.33 Jumlah PNS Kabupaten Sukabumi Berdasar Jenjang Pendidikan

Tahun 2010

JENJANG PENDIDIKAN JUMLAH % dari Jumlah PNS

SD 286 1,73%

SLTP 476 2,87%

SLTA 3.714 22,43%

DIPLOMA 5.247 31,69%

S.1 6.242 37,70%

S.2 592 3,58%

S.3 2 0,01%

Jumlah 16.559 100,00%

Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sukabumi

Komposisi PNS berdasar golongan pada Tahun 2010, Golongan IV menempati jumlah paling banyak yaitu 38,26 % dan golongan III 32,59 %.

Tabel 2.34 Jumlah PNS Kabupaten Sukabumi Berdasar Golongan Tahun 2010

GOLONGAN JUMLAH % dari Jumlah PNS

- Golongan IV 6.335 38,26%

- Golongan III 5.397 32,59%

- Golongan II 4.435 26,78%

- Golongan I 392 2,37%

Jumlah 16.559 100,00%

Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sukabumi

Jumlah formasi jabatan struktural di lingkungan Pemerintah

Daerah Kabupaten Sukabumi adalah 1.705, formasi tertinggi adalah Eselon II.A ditempati Sekretaris Daerah (SEKDA), adapun jumlah

formasi terbanyak adalah eselon IV.A sejumlah 53,78 %.

Page 65: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

76 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

Tabel 2.35 Jumlah Formasi Jabatan Struktural

PNS Kabupaten Sukabumi Tahun 2010

ESELONERING FORMASI % dari Jumlah Struktural

II.A 1 0,06%

II.B 38 2,23%

III. A 99 5,81%

III. B 173 10,15%

IV. A 917 53,78%

IV. B 411 24,11%

V. A 66 3,87%

Jumlah 1.705 100 %

Sumber : BKD Kabupaten Sukabumi 2.3.4 Statistik

Statistik adalah data yang diperoleh dengan cara pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan analisis serta sebagai

sistem yang mengatur keterkaitan antar unsur dalam penyelenggaraan statistik. Ada tiga jenis statistik yaitu : 1) Statistik dasar adalah statistik yang pemanfaatannya ditujukan untuk

keperluan yang bersifat luas, baik bagi pemerintah maupun masyarakat, yang memiliki ciri-ciri lintas sektoral, berskala nasional,

makro, dan yang penyelenggaraannya menjadi tanggung jawab BPS. 2) Statistik sektoral adalah statistik yang pemanfaatannya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan instansi tertentu dalam rangka

penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan yang merupakan tugas pokok instansi yang bersangkutan. 3) Statistik khusus adalah statistik yang pemanfaatannya ditujuan untuk

memenuhi kebutuhan spesifik dunia usaha, pendidikan, sosial budaya, dan kepentingan lain dalam kehidupan masyarakat, yang

penyelenggaraannya dilakukan oleh lembaga, organisasi, perorangan, dan atau unsur masyarakat lainnya.

Berdasarkan PP Nomor 51 Tahun 1999 tentang

Penyelenggaraan Statistik bahwa hasil kegiatan statistik yang diselenggarakan oleh BPS, pemanfaatannya terbuka untuk umum. BPS memberikan kesempatan yang sama kepada masyarakat untuk

memperoleh hasil statistik yang diselenggarakannya. Masyarakat berhak memperoleh manfaat dari hasil statistik yang

diselenggarakan oleh BPS.Penyelenggaraan statistik sektoral dan statistik khusus yang hasilnya untuk dipublikasikan, pemanfaatannya terbuka untuk umum. Penyelenggara kegiatan

statistik sektoral dan khusus memberikan kesempatan yang sama kepada masyarakat untuk memperoleh hasil statistik.

Page 66: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

77 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

Produk Statistik Kabupaten Sukabumi yang telah dipublikasikan (sumber :http://sukabumikab.bps.go.id) adalah :

- Data Sensus Penduduk Tahun 2000 dan 2010 - Indeks Pembangunan Manusia Tahun 2010, 2011

- Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sukabumi 2000 - 2007

- Inflasi Bulanan

- Kabupaten Sukabumi Dalam Angka (KSDA) 2003 - 2011 - Kecamatan Dalam Angka 2008 - 2011

- PDRB 2000 - 2006 - UKM 2005 - 2006

2.3.5 Kearsipan Pengelolaan kearsipan di Kabupaten Sukabumi bertujuan

meningkatkan sistem pengelolaan kearsipan yang efesien dan efektif,

penyelamatan dan pelestarian arsip, serta akses informasi arsip yang cepat, cermat, tepat, dan akurat. Saat ini kearsipan memiliki 4 depo

arsip dengan perincian pada tabel berikut :

Tabel 2.36 Depo dan Kapasitas Arsip di Kantor Arsip Daerah Kabupaten Sukabumi

No Depo Luas (m2) Kapasitas

Roll O’ Pack Rak Arsip Bok Arsip Keterangan

I 108,5 39 1.288

II 34,2 3 7 650

III 154 75 3.024

IV 588 2 39 1.775

JUmlah 884,7 5 160 6.737

Sumber : Kantor Arsip Daerah Kabupaten Sukabumi

Sistem alih teknologi kearsipan dari sistem manual ke sistem elektornik belum berjalan sepenuhnya, karena sarana prasarana

teknologi informasi yang belum memadai.

2.3.6 Komunikasi dan Informatika Selama satu dekade terakhir telah terjadi pergeseran

paradigma dalam perekonomian dunia, yaitu beralihnya masyarakat

industri menjadi masyarakat informasi yang didorong oleh kemajuan teknologi serta ditandai dengan semakin meningkatnya peran

informasi dan ilmu pengetahuan dalam kehidupan manusia. Dalam era informasi, pos dan telematika mempunyai arti

strategis karena tidak saja berperan dalam percepatan pembangunan

ekonomi, tetapi juga dalam berbagai aspek lain seperti peningkatan kualitas hidup masyarakat, serta pendukung aspek politik dan pertahanan keamanan. Dalam rangka menjamin kelancaran arus

Page 67: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

78 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

informasi, perlu dilakukan perluasan jangkauan serta peningkatan kapasitas dan kualitas penyelenggaraan pos dan telematika.

Di Kabupaten Sukabumi secara umum layanan pos baru mencapai pada tingkat Kecamatan, namun untuk menjangkau

keseluruh pelosok Desa/ Kelurahan perlu adanya upaya-upaya penanganan secara bertahap.

Untuk bidang Teknologi informasi (Telematika) merupakan

bagian penting dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan pemerintahan dan di tempatkan sejajar dengan sumberdaya penting lainnya.

Penerapan teknologi informasi harus terencana dengan baik dan matang sehingga tidak terjadi penerapan teknologi yang tidak optimal, dan tidak terintegrasi. Penerapan teknologi yang terencana

akan mengoptimalkan kegiatan-kegiatan pemerintahan daerah Kabupaten Sukabumi sehingga biaya yang dianggarkan tidak sia-sia, karena biaya-biaya yang di keluarkan untuk penerapan teknologi

informasi di setiap jajaran pemerintahan Kabupaten Sukabumi adalah sebuah investasi yang seharusnya menguntungkan pihak

pemerintahan Kabupaten Sukabumi Hasil Studi Identifikasi Tahun 2009, Teknologi Informasi yang

telah ada di Kabupaten Sukabumi adalah sebagai berikut :

1. Aspek Perangkat Keras (Hardware) Berdasarkan hasil identifikasi Sistem Informasi jumlah

komputer yang saat ini digunakan dalam membantu menyelesaikan tugas di OPD-OPD berjumlah 591 unit, dengan perincian 317 unit terdapat di 10 OPD yang telah memiliki Sistem Informasi dan 274

unit di 19 OPD lainnya (data selengkapnya terlampir). Komputer-komputer di 10 OPD yang telah memiliki SIM seluruhnya memiliki spesifikasi di atas Pentium IV, sedangkan di OPD lainnya 87,5 % di

atas Pentium IV dan 12,5 % masih Pentium III. OPD-OPD yang memiliki SIM, cenderung memiliki spesifikasi komputer yang lebih

tinggi dibanding OPD yang belum memiliki SIM. Perawatan perangkat keras yang selama ini dilakukan untuk

OPD yang belum memiliki SIM 50 % dibetulkan sendiri dan 50 % lagi

dilakukan oleh pihak ketiga, sedangkan di OPD yang telah memiliki SIM, 70 % dilakukan oleh pihak ketiga, dan hanya 30 % saja yang

dibetulkan sendiri. OPD yang telah memiliki SIM dan mempunyai perlengkapan

Komputer Server yang telah handal yaitu Dinas Kesehatan memiliki

dua unit computer server beserta rack nya, Dinas Pendidikan memiliki dua unit server, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil memiliki tiga unit server, Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan

dan Asset Daerah (DPPKAD) memiliki 1 unit server , dan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu memiliki 2 unit Server.

Page 68: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

79 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

2. Aspek Perangkat Lunak (Software)

Sebagian besar OPD di Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi menggunakan sistem operasi Windows pada komputer

nya. Untuk OPD yang telah memiliki SIM, 70 % menggunakan sistem operasi Windows dan 30 % menggunakan sistem operasi Linux OS. OPD-OPD yang belum memiliki SIM, 94 % menggunakan

Sisitem Operasi Windows dan hanya 6 % yang menggunakan Sistem Operasi Linux OS.

Seluruh OPD di Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi sudah terbiasa menggunakan aplikasi pengolahan kata (word) dan angka (excell) dalam melaksanakan tugas pekerjaan sehari-hari.

Hanya 30 % OPD yang terbiasa menggunakan aplikasi data base, dan 31 % OPD yang terbiasa menggunakan aplikasi pengolahan gambar (photoshop).

OPD yang memiliki website dan mengelola nya secara aktif dirasakan masih minim. Daftar alamat website OPD yang memiliki

domain atau sub domain sendiri yaitu : ­ http://www.kabupatensukabumi.go.id, portal resmi Pemerintah

Daerah Kabupaten Sukabumi

­ http://bappeda.kabupatensukabumi.go.id, website BAPPEDA ­ http://sukabumikab.diknas.go.id, website Dinas Pendidikan

­ http://dinkes.sukabumikab.net, website Dinas Kesehatan ­ http://diskoperindag-sukabumikab.net, website Dinas Koperasi,

Perindustrian, dan Perdagangan

­ http://www.gurilapss.com, website Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata

Sistem Informasi Manajemen adalah suatu tatanan yang sistematik dalam pengumpulan data, pengelolaan data, penyajian

informasi, analisa dan penyimpulan informasi, serta penyampaian informasi yang dibutuhkan untuk pelaksanaan dan pengembangan program-program sesuai bidang yang dikerjakan. SIM memiliki

peran penting dalam mengumpulkan basis data yang valid, mengevaluasi proses, menyusun pelaporan yang cepat, serta menjadi bahan untuk pegambilan keputusan dan perencanaan ke depan.

Hasil studi identifikasi di Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi memiliki setidaknya 11 SIM yaitu :

1. SIM Pendidikan : SIM PADATIWEB, NISN, NPSN, NUPTK, SIMKEU, KERTAS EXCEL, dan SIG di Dinas Pendidikan

2. SIM Kesehatan (SIMKES) dan SP3 di Dinas Kesehatan

3. Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK ) di Dinas Kependudukan dan Catata Sipil

4. Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah (DPPKAD)

Page 69: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

80 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

5. Sistem Pelayanan Satu Pintu (SIMYANTU) di Badan Pelayanan Perijinan Terpadu

6. SIM Kantor Perpustaaan Daerah (SIM KANPUSDA) 7. SIM Pengendalian Program (SIMDAL) di Bagian Pengendalian

Program Sekretariat Daerah 8. Sistem Informasi Manajemen Pelaporan Daerah (SIMPELDA) di

Badan Penelitian dan Perencanaan Pembangunan (BAPPEDA)

9. Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) di Badan Kepegawaian Daerah (BKD)

10. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) di RSUD Sekarwangi

11. SIM Angkutan Umum di Dinas Perhubungan (tidak aktif karena

kewenangan nya sudah berpindah ke BPPT)

3. Aspek Jaringan Komunikasi Data (Netware)

Berdasarkan hasil studi identifikasi Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi, kondisi infrastruktur jaringan yang dimiliki

oleh OPD-OPD adalah sebagai berikut : Tabel 2.37

Kondisi Infrastruktur Jaringan Komunikasi Data

No Sarana Prasarana 10 OPD yang Memiliki SIM

16 OPD yang Tidak Memiliki SIM

1 Jaringan

- Server 50% 25%

- LAN Kabel 40% 13%

- LAN Nirkabel 50% 19%

2 Koneksi Internet 100% 63%

Sumber : Hasil Studi Identifikasi IT Tahun 2009

Page 70: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

81 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

Gambar 2.8 Infrastruktur dan Cakupam Jaringan SIAK

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

Page 71: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

82 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

2.3.7 Ketertiban dan Ketentraman

Gangguan keamanan di Kabupaten Sukabumi cenderung

semakin memprihatinkan dari tahun ke tahun, terutama kasus

pencurian dan pelanggaran narkoba. Kondisi ini tentu saja meresahkan dan berakibat pada pudarnya rasa aman masyarakat. Berbagai gangguan keamanan tersebut yang belum dapat diimbangi

dengan penuntasan penanganan oleh penegak hukum, akibatnya dapat melemahkan rasa kepercayaan masyarakat terhadap institusi

pemerintahan secara keseluruhan. Perkembangan gangguan keamanan dari tahun 2003 sampai dengan 2008 sebagaimana dibawah ini:

Tabel 2.38

Kejadian Gangguan Kamtibmas di Kabupaten Sukabumi Tahun 2003 – 2008

No Jenis Kejadian /Gangguan JUMLAH KEJADIAN (kali)

2003 2004 2005 2006 2007 2008

I TINDAKAN KRIMINALITAS

1 Perampokan dng senjata api 2 2

2 Perampokan dng senjata tajam

6 3 21 23 53

3 Pencurian kendaraan roda 4 10 9 4 4 27

4 Pencurian kendaraan roda 2 24 29 39 42 134

5 Pencurian biasa ( umum ) 90 79 111 110 200 579

6 Pencurian kawat listrik/telphone

0

7 Pencurian kayu hutan 1 4 4 5 14

8 Pencurian hewan 10 7 6 6 29

9 Pembunuhan 29 15 15 15 74

10 Penganiayaan 26 14 21 25 6 92

11 Pemerkosaan 2 3 4 9

12 Pelanggaran susila/adat 3 4 4 11

13 Penipuan 12 19 28 25 9 93

14 Pemerasan 0

15 Penodongan 1 2 2 5

16 Penculikan 0

17 Perkelahian/kenakalan remaja 10 6 7 6 29

18 Pengrusakan barang/bangunan

9 12 19 19 59

19 Perjudian gelap 0

20 Pemalsuan uang/surat 1 1 1 3

Page 72: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

83 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

No Jenis Kejadian /Gangguan JUMLAH KEJADIAN (kali)

2003 2004 2005 2006 2007 2008

berharga

21 Pemalsuan barang/benda 0

22 Penyelundupan barang/orang 1 1

23 Pelanggaran narkoba 3 1 5 6 26 41

24 Korupsi 8 8

II. KECELAKAAN

1 Bunuh diri 5 8 2 3 5 23

2 Penemuan mayat/bayi 21 24 29 25 12 111

3 Tenggelam disungai/laut 22 13 10 12 13 70

4 Tersambar petir 2 1 3 1 7

5 Tersengat arus listrik 7 5 5 8 3 28

6 Tertimpa longsor 11 5 3 3 6 28

7 Keracunan makanan/minuman

1 4 4 6 15

8 Kecelakaan lalulintas 77 70 103 102 96 448

9 Kecelakaan kerja 3 3

10 Keracunan Gas Berbahaya 1 1

III. BENCANA ALAM

1 Gempa bumi 3 2 2 2 14 23

2 Longsor 29 65 13 25 36 148

3 Tanah Anjlok 3 3

4 Angin topan/Putting 9 9 13 16 27 74

5 Banjir 6 16 3 4 19 48

6 Kebakaran bangunan 80 71 120 118 76 465

7 Kebakaran hutan 0

8 Wabah penyakit menular 2 4 4 10

9 Gelombang Pasang 7 7

IV. LAIN – LAIN

1 Unjuk rasa 15 10 11 9 45

2 Digigit Hewan Liar 4 4

3 Tertimpa Bangunan 0

4 Bangunan Ambruk 1 1

5 Orang hilang 0

6 Pohon Tumbang 1 1

JUMLAH 517 505 613 635 415 2.685

Sumber : Kantor Satpol PP Kabupaten Sukabumi.

Berdasarkan data dari pengadilan Negeri Kabupaten

Sukabumi, jumlah perkara pidana di Kabuaten Sukabumi setiap tahun mengalami peningkatan Tahun 2006 tercatat ada 473 perkara,

Tahun 2007 ada 695 perkara, dan Tahun 2008 ada 746 perkara.

Page 73: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

84 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

Perkara terbanyak adalah pencurian sebanyak 373, ini berarti bahwa hampir setiap hari dalam setahun (365 hari) terjadi pencurian di

Kabupaten Sukabumi, dan perkara yang cukup meresahkan dan kerap terjadi di kalangan generasi muda yaitu psikotorpika

sebanyak 123 perkara.

Tabel 2.39 Jumlah Perkara Pidana Menurut Jenis Pelanggaran

di Kabupaten Sukabumi Tahun 2008

No. Jenis Pelanggaran Perkara Pidana

1 Politik 0

2 Psikotropika 123

3 Ketertiban 0

4 Pembakaran 0

5 Penyuapan 0

6 Mata Uang 2

7 Kesusilaan 69

8 Perjudian 10

9 Penculikan 0

10 Pembunuhan 1

11 Penganiayaan 65

12 Pencurian 373

13 Perampokan 0

14 Pemerasan 0

15 Penggelapan 34

16 Penipuan 41

17 Merusak Barang 6

18 Sajam 0

19 Korupsi 4

20 Lingkungan Hidup 18

Sumber : Pengadilan Negeri Kabupaten Sukabumi

Page 74: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

85 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

2.4 Aspek Daya Saing Daerah

2.4.1 Investasi Perkembangan investasi di Kabupaten Sukabumi cenderung

mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Berdasarkan data BPS

Kabupaten Sukabumi pada tahun 2007 tercatat nilai investasi di Kabupaten Sukabumi sebesar Rp. 677.470.318.100. Industri besar memiliki nilai investasi sebesar Rp. 623.136.068.000 yang menyerap

30.001 tenaga kerja. Industri menengah memiliki nilai investasi Rp10.950.894.000 yang menyerap sekitar 2.283 tenaga kerja.

Industri kecil formal memiliki nilai investasi Rp. 25.151.954.000 yang menyerap 14.659 tenaga kerja, dan Industri Kecil Non Formal yang ternyata memiliki nilai investai yang cukup besar

Rp18.231.402. serta mampu menyerap tenaga kerja paling banyak yaitu 44.119 orang.

Tabel 2.40 Nilai Investasi Industri di Kabupaten Sukabumi

Tahun 2007

Jenis Industri Unit

Usaha Investasi

Tenaga Kerja

rata2 investasi /unit

rasio tenaga kerja / unit

Industri Besar 97 Rp623.136.068.000 30.001 Rp6.424.083.175 309

Industri Menengah 30 Rp10.950.894.000 2.283 Rp365.029.800 76

Industri Kecil Formal 1.075 Rp25.151.954.000 14.659 Rp23.397.167 14

Industri Kecil Non Formal 17.674 Rp18.231.402.100 44.119 Rp1.031.538 2

Jumlah 18.876 Rp677.470.318.100 91.062

Sumber : BPS Kabupaten Sukabumi

2.4.2 Keuangan Daerah

Jumlah total pendapatan daerah Kabupaten Sukabumi dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Pada Tahun 2005 realisasi pendapatan daerah Kabupaten Sukabumi sebesar Rp.

626.160.761.971 meningkat lebih dari dua kali lipat pada tahun 2009 menjadi Rp. 1.431.706.893.101. Rata-rata capaian target

pendapatan 103,3 %. Persentase pertumbuhan pendapatan daerah cenderung menurun dari tahun ke tahun, rata-rata pertumbuhan pendapatan dalam kurun waktu 2005 – 2009 adalah 23,55 % per

tahun.

Page 75: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

86 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

Tabel 2.41

Perkembangan Jumlah Total Pendapatan Daerah Kabupaten Sukabumi Tahun 2005 – 2009

Sumber : DPPKAD Kabupaten Sukabumi dan Hasil Analisis

Hasil analisis rentang tahun 2005 – 2009, dari total Pendapatan Daerah, proporsi yang paling kecil berasal dari Pendapatan Asli Daerah / PAD (5,59 % - 7,15%), yang paling besar

berasal dari Dana Perimbangan (79,78 % - 86,79 %), dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah (7,23 % - 14,61 %).

a. Pendapatan Asli Daerah

Perkembangan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sukabumi

selama kurun waktu 5 Tahun (2005-2009), mengalami kenaikan hampir dua kali lipat dari Tahun 2005 sebesar Rp. 40.633.013.731

menjadi Rp. 80.086.088.393 pada tahun 2009, sebagaimana disajikan pada tabel berikut ini.

Tabel 2.42

Perkembangan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sukabumi Tahun 2005 - 2009

Tahun Pendapatan

Pajak Daerah Retribusi Daerah

Pengelolaan Kekayaan Daerah

Dipisahkan

Lain-lain PAD yang Sah

Jumlah

2005 Rp8.787.705.735 Rp21.477.302.604 Rp2.260.319.208 Rp8.107.686.184 Rp40.633.013.731

2006 Rp9.845.572.312 Rp29.612.291.075 Rp3.254.297.624 Rp10.933.022.140 Rp53.645.183.151

2007 Rp11.234.399.206 Rp37.158.476.507 Rp3.803.358.207 Rp14.603.110.873 Rp66.799.344.793

2008 Rp13.596.928.718 Rp44.617.421.393 Rp5.852.965.675 Rp23.335.108.765 Rp87.402.424.551

2009 Rp14.779.112.925 Rp46.766.679.208 Rp4.685.945.386 Rp13.854.350.874 Rp80.086.088.393

Sumber : DPPKAD Kabupaten Sukabumi Penyumbang terbesar Pendapatan Asli Daerah Kabupaten

Sukabumi berasal dari Retribusi Daerah kemudian Lain-Lain PAD

Tahun PENDAPATAN % Capaian

Target % Pertumbuhan

Anggaran Realisasi

2005 Rp610.371.171.000 Rp626.160.761.971 102,59% 2006 Rp885.621.383.000 Rp897.128.900.646 101,30% 43,27%

2007 Rp1.052.084.304.000 Rp1.106.308.945.430 105,15% 23,32%

2008 Rp1.210.743.928.000 Rp1.222.180.912.785 100,94% 10,47%

2009 Rp1.342.855.120.000 Rp1.431.706.893.101 106,62% 17,14%

Rata2

103,32% 23,55%

Page 76: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

87 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

yang sah, Pajak Daerah, dan yang paling kecil adalah dari Pendapatan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan.

Retribusi Daerah diperoleh dari 18 jenis retribusi terdiri dari Retribusi Jasa Umum (10), Retribusi Jasa Usaha (5), dan Retribusi

Perizinan Tertentu (3). Lain-lain PAD yang sah diperoleh dari Hasil Penjualan Aset Daerah Yang Tidak dipisahkan, Penerimaan Jasa Giro, Pendapatan Bunga Deposito, Pendapatan Denda Retribusi,

Pendapatan Fasilitas Sosial dan Umum, Penjualan Kendaraan Dinas, dan Pendapatan Lainnya. Pajak Daerah diperoleh dari tujuh

pajak daerah yaitu Pajak Hotel, Restoran, Hiburan, Reklame, Penerangan Jalan/Genset, Mineral bukan Logam dan Batuan, dan Pajak Parkir. Pendapatan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang

dipisahkan adalah Bagian Laba Atas Penyertaan Modal pada Perusahaan Milik Daerah.

Persentase pertumbuhan PAD dari tahun ke tahun tidak

menentu, kadang-kadang naik kadang-kadang turun, namun bila dirata-ratakan pertumbuhan PAD kurun waktu 2005 – 2009 adalah

19,75%. Dari komponen PAD, rata-rata pertumbuhan yang paling kecil adalah pendapatan yang berasal dari pajak daerah, rata-rata pertumbuhannya hanya sebesar 13,97%. Komponen PAD yang lain

rata-rata pertumbuhannya di atas 20 %.

b. Dana Perimbangan Dana perimbangan terdiri dari Dana Bagi Hasil Pajak / Bukan

Pajak (SDA), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus

(DAK). Pendapatan dari dana perimbangan menunjukkan peningkatan terus setiap tahunnya,kenaikan yang terjadi pada kurun waktu 2005 – 2009 lebih dari dua kali lipat, Tahun 2005

sebesar Rp. 499.561.404.089 menjadi Rp. 1.142.458.841.028 pada tahun 2009, sebagaimana disajikan pada tabel berikut ini.

Tabel 2.43

Perkembangan Dana PerimbanganKabupaten Sukabumi Tahun 2005-2009

Tahun Bagi Hasil

Pajak/Bukan Pajak Dana Alokasi

Umum Dana Alokasi

Khusus Jumlah

2005 Rp53.161.404.089 Rp446.400.000.000

Rp499.561.404.089

2006 Rp56.059.932.812 Rp684.475.000.000 Rp38.050.000.000 Rp778.584.932.812

2007 Rp100.239.076.016 Rp759.683.000.000 Rp72.215.800.000 Rp932.137.876.016

2008 Rp81.442.812.092 Rp827.153.450.000 Rp96.746.000.000 Rp1.005.342.262.092

2009 Rp181.645.811.028 Rp855.787.030.000 Rp105.026.000.000 Rp1.142.458.841.028

Sumber : DPPKAD Kabupaten Sukabumi

Page 77: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

88 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

Persentase pertumbuhan dana perimbangan dari tahun ke tahun cenderung menurun, walau demikian bila dirata-ratakan

pertumbuhan DanaPerimbangan kurun waktu 2005 – 2009 lebih besar dari rata-rata pertumbuhan PAD(19,75 %), rata-rata

pertumbuhan Dana Perimbangan adalah 24,27 %. Rata-rata pertumbuhan Dana Perimbangan yang paling kecil adalah dari Dana Alokasi Umum (DAU), rata-rata pertumbuhan DAU hanya sebesar

19,17 %. Sedangkan DAK dan Dana Bagi Hasil Pajak / Bukan Pajak (SDA) rata-rata pertumbuhannya di atas 40%.

c. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah terdiri Dana Bagi Hasil

Pajak dari Provinsi dan Pemerintah daerah Lainnya, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus, Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya, serta Pendapatan Lain-lain.

Pendapatan dari Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah menunjukkan peningkatan terus setiap tahunnya, kenaikan yang

terjadi pada kurun waktu 2005 – 2009 lebih dari dua kali lipat, Tahun 2005 sebesar Rp. 85.966.344.151 menjadi Rp. 209.161.963.680 pada tahun 2009, sebagaimana disajikan pada

tabel berikut ini.

Tabel 2.44 Perkembangan Dana Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

Kabupaten Sukabumi Tahun 2005-2009

Tahun DBH Pajak dari

Provinsi dan Pemda Lainnya

Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus

Bantuan Keuangan dari Provinsi atau

Pemda Lainnya

Pendapatan Lain-lain

JUMLAH

2005 Rp53.188.764.151 0 Rp32.777.580.000 0 Rp85.966.344.151

2006 Rp64.898.784.683 0 0 0 Rp64.898.784.683

2007 Rp31.558.789.055 Rp5.000.000.000 0 Rp70.812.935.566 Rp107.371.724.621

2008 Rp48.490.174.301 Rp7.002.252.000 Rp73.830.066.361 Rp113.733.480 Rp129.436.226.142

2009 Rp55.347.197.195 Rp2.000.000.000 Rp151.813.303.100 Rp1.463.385 Rp209.161.963.680

Sumber : DPPKAD Kabupaten Sukabumi

Persentase pertumbuhan Lain-lain Pendapatan Daerah yang

Sah dari tahun ke tahun cenderung naik turun secara drastis, namun bila dirata-ratakan pertumbuhan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah kurun waktu 2005 – 2009 berada di atas rata-rata

pertumbuhan PAD(19,75 %) dan pertumbuhan Dana Perimbangan (24,27%). Rata-rata pertumbuhan Lain-lain Pendapatan Daerah

yang Sah sebesar 30,77 %.

Page 78: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

89 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

2.4.3 Prasarana Dan Sarana Daerah

Pembangunan prasarana dan sarana adalah bagian integral

dari pembangunan daerah, serta merupakan roda penggerak pertumbuhan ekonomi. Jenis Prasarana dan sarana daerah meliputi Sumber daya air, transportasi dan perhubungan, Energi,

Ketenagalistrikan, Pos Dan Telematika,Perumahan Dan Permukiman.

1. Sumber Daya Air

Air merupakan kebutuhan pokok manusia untuk

melangsungkan kehidupan dan meningkatkan kesejahteraannya. Pembangunan di bidang sumber daya air pada dasarnya adalah upaya untuk memberikan akses secara adil kepada seluruh

masyarakat untuk mendapatkan air agar mampu berperikehidupan yang sehat, bersih, dan produktif. Selain itu, pembangunan di

bidang sumber daya air juga ditujukan untuk mengendalikan daya rusak air agar tercipta kehidupan masyarakat yang aman.

Meningkatnya ancaman terhadap keberlanjutan daya dukung

sumber daya air, baik air permukaan maupun air tanah. Kerusakan lingkungan yang semakin luas akibat kerusakan hutan secara

signifikan telah menyebabkan penurunan daya dukung Daerah Aliran Sungai (DAS) dalam menahan dan menyimpan air. Hal yang memprihatinkan adalah indikasi terjadinya proses percepatan laju

kerusakan daerah tangkapan air. Kecenderungan meluas dan bertambahnya jumlah DAS kritis telah mengarah pada tingkat kelangkaan dan peningkatan daya rusak air yang semakin serius.

Selain itu, kelangkaan air yang terjadi cenderung mendorong pola penggunaan sumber air yang tidak bijaksana, antara lain pola

eksploitasi air tanah secara berlebihan sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan permukaan dan kualitas air tanah.

Menurunnya kemampuan penyediaan air. Berkembangnya

daerah permukiman dan industri telah menurunkan area resapan air dan mengancam kapasitas lingkungan dalam menyediakan air. Pada sisi lain, kapasitas infrastruktur penampung air seperti waduk

dan bendungan makin menurun sebagai akibat meningkatnya sedimentasi, sehingga menurunkan keandalan penyediaan air untuk

irigasi maupun air baku. Kondisi ini diperparah dengan kualitas operasi dan pemeliharaan yang rendah sehingga tingkat layanan prasarana sumber daya air menurun semakin tajam.

Kabupaten Sukabumi mempunyai ketersediaan air terbesar di Jawa Barat, namun tidak tersedia secara merata sepanjang

tahun.Berdasarkan siklus hidrologi, 80% air tersedia pada musim hujan (durasi 5 bulan), dan 20% air tersedia pada musim kemarau (durasi 7 bulan).

Page 79: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

90 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

Yang memiliki peran penting dalam penyediaan sumber air baku di Kabupaten Sukabumi adalah sungai mempunyai 558 Sungai

dengan debit Q = 3.627 m3/dt panjang 3.003,57 Km , 39 Situ, Q = 29.25 m3/dt seluas 25,50 Ha serta 520 Mata Air dengan debit ( Q )

650 m3/dt potensi ketersediaan air yang ada tidak optimal karena kondisi Catchment Area yang terdegradasi, sehingga mengakibatkan menurunnya nilai kemanfaatan air sehubungan penurunan fungsi

daerah tangkapan dan resapan air. Areal irigasi potensial mencapai 19 Daerah Irigasi > 500 Ha

mencapai 20.792,00 Ha, 1024 Daerah Irigasi < 500 Ha : 35.138,00, 756 Daerah Irigasi Tadah Hujan : 7.635,00 dari areal yang ada yang berfunsi secara optimal jaringan irigasi baru mencapai 40 % karena

disebabkan oleh Catchment Area yang terdegradasi, kondisi jaringan irigasi yang mengalami penurunan fungsi, pemakai air kurangnya

tanggung jawab terhadap pemeliharaan dan minimnya dana pemeliharan. Areal irigasi tersebut berfungsi untuk mendukung Program Ketahanan Pangan Daerah maupun Nasional.

2. Transportasi dan Perhubungan

Transportasi secara umum berfungsi sebagai katalisator dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, pengembangan wilayah,. Pada

umumnya infrastruktur transportasi mengemban fungsi pelayanan publik. Di sisi lain transportasi juga berkembang sebagai industri jasa.

Permasalahan yang masih dihadapi pada pembangunan lalu lintas angkutan jalan sampai dengan tahun 2009, baik prasarana

dan sarana moda transportasi jalan terutama adalah belum optimalnya kelaikan prasarana dan sarana jalan, disiplin dan keselamatan lalu lintas di jalan, serta perkembangan armada dan

pergerakan angkutan jalan yang terus meningkat dan tidak sebanding dengan perkembangan panjang dan kapasitas prasarana jalan. Di samping itu, masalah kemacetan dan dampak polusi udara

khususnya di daerah utara Kabupaten Sukabumi seperti Wilayah Cicurug, Cibadak, Cisaat, dan Sukabumi masih merupakan

tantangan yang harus diatasi. Dimana akibat kemacetan akan berdampak kepada Biaya Operasi Kendaraan (BOK) yang sangat tinggi dan polusi akan berdampak kepada gangguan Kesehaatan

Masyarakat yang nilai uangnya tidak bisa diukur. Jumlah kecelakaan lalu lintas dan pelanggaran lalu lintas,

serta pelanggaran muatan lebih di jalan masih tinggi sehingga

memerlukan koordinasi dan upaya yang lebih intensif di masa depan. Tingkat jangkauan pelayanan angkutan jalan di wilayah

perdesaan dan terpencil masih terbatas, dilihat dari terbatasnya pembangunan prasarana jalan dan penyediaan angkutan umum perintis.

Page 80: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

91 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

Sasaran pembangunan Pelayanan Perhubungan diarahkan kepada upaya penyelenggaraan transportasi guna mewujudkan

Kabupaten Sukabumi yang lebih sejahtera. Guna mendukung perwujudan kesejahteraan masyarakat, pelayanan transportasi

difungsikan melului penyediaan jasa transportasi guna mendorong pemera-taan pembangunan, melayani kebutuhan masyarakat luas dengan harga terjangkau, baik di perkotaan maupun di pedesaan,

mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat di wilayah pedalaman dan terpencil, serta untuk memperlancar mobilitas orang,

distribusi barang dan jasa serta mendorong pertumbuhan sektor-sektor ekonomi daerah. Dalam rangka mendukung perwujudan Kabupaten yang berdaya saing, diupayakan penyediaan aksesibilitas

transportasi wilayah perbatasan dan wilayah terisolasi untuk mendorong kelancaran mobilitas orang, distribusi barang dan jasa, serta mempercepat pengembangan wilayah dan mempererat

hubungan antar wilayah dalam di Kabupaten Sukabumi.

3. Prasarana Jalan

Jalan merupakan moda transportasi utama yang berperan penting dalam mendukung pembangunan daerah serta mempunyai

kontribusi terbesar dalam melayani mobilitas manusia maupun distribusi komoditas perdagangan dan industri. Prasarana jalan semakin diperlukan untuk menjembatani kesenjangan dan

mendorong pemerataan hasil-hasil pembangunan antar-wilayah, antar-perkotaan dan antar-perdesaan.

Sampai pada tahun 2009 dihadapi tantangan menurunnya

kualitas pelayanan jalan di jalur-jalur utama perekonomian akibat meningkatnya volume kendaraan maupun muatan dan dimensi

berlebih yang antara lain di ruas jalan Ciawi – Cicurug - Sukabumi – Gekbrong sehingga akibat dari itu semua mengakibatkan cost produksi ekonomi menjadi tinggi akibat dari kemacetan yang

bedampak kepada meningkatnya Biaya Operasi Kendaraan (BOK ). Berbagai tantangan lain yang dihadapi terutama :

- Meningkatnya muatan dan dimensi berlebih dan rendahnya

alokasi dana pemeliharaan, - Masih tingginya kesenjangan antar wilayah dan terbatasnya akses

dari pusat produksi ke pemasaran, termasuk masih banyaknya daerah yang terisolasi, Banyaknya kerusakan prasarana jalan akibat bencana alam,

menyebabkan alokasi yang semula untuk pemeliharaan jalan berubah untuk penanganan tanggap darurat,

- Mewujudkan keseimbangan dan keterkaitan pembangunan dan pengembangan wilayah (termasuk daerah terisolasi, daerah

Page 81: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

92 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

perbatasan, pulau-pulau kecil) dalam rangka memperkokoh persaudaraan di Kabupaten Sukabumi,

- Semakin terbatasnya kemampuan Pemerintah dalam membiayai pembangunan prasarana jalan dibandingkan dengan tuntutan

kebutuhan yang ada, sehingga diperlukan upaya meningkatkan efisiensi dan efektifitas penggunaan dana yang ada, dan mencari terobosan sumber-sumber pendanaan dari masyarakat atau

swasta, - Rumitnya masalah hukum dan investasi, menyebabkan

terlambatnya pelaksanaan pembangunan jalan Tol Ciawi – Sukabumi

- Sesuai dengan tuntutan masyarakat, diperlukan upaya-upaya

percepatan proses reformasi, dan penyelenggaraan pembangunan yang lebih transparan dan akuntabel, serta peran serta masyarakat dan dunia usaha yang lebih baik.

Panjang jalan yang ada di wilayah di Kabupaten Sukabumi pada tahun 2011 yang dikelola oleh negara sepanjang 213.051 km,

dikelola provinsi sepanjang 242.360 km, dan yang dikelola kabupaten sepanjang 1.316.300 km dan jalan desa sepanjang 408.350 km. Panjang jalan yang dikelola Kabupaten Sukabumi,

sebagian besar telah diaspal dengan persentase sebesar 61,92 %, sisanya masih berupa kerikil dan tanah sebesar 38,08 %. Dari segi

kondisi jalan aspal yang kondisinya baik dan sedang hanya sebesar 39,19 %, sisanya 60,81 % pada kondisi sedang rusak, rusak, dan rusak berat. Berdasarkan kelas jalan, klasifikasi jalan yang berada di

wilayah Kabupaten Sukabumi termasuk jalan kelas III.

Tabel 2.45 Panjang Jalan Menurut Tingkat Pemerintah yang berwenang

dan keadaan jalan di Kabupaten Sukabumi Tahun 2006-2008 (dalam Km)

No

Uraian

Jalan Negara Jalan Provinsi

2006 2007 2008 2006 2007 2008

1

Jenis Permukaan

a.Diaspal 49.932 49.932 115.090 426.448 426.448 300.100

b.Kerikil - - - - - -

c.Tanah - - - - - -

d.Tidak dirinci - - - - - -

Jumlah 49.932 49.932 115.090 426.448 426.448 300.100

2

Kondisi Jalan

a.Baik 16.200 16.200 16.200 255.869 255.869 255.869

b.Sedang 28.932 28.932 28.932 85.290 85.290 85.290

c.Rusak Sedang - - - - - -

d.Rusak 4.800 4.800 4.800 63.967 63.967 63.967

e.Rusak Berat - - - 21.322 21.322 21.322

Jumlah 49.932 49.932 49.932 426.448 426.448 426.448

3

Kelas Jalan

Kelas I - - - - - -

Kelas II 49.932 49.932 49.932 - - -

Kelas III - - - 426.448 426.448 426.448

Page 82: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

93 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

Kelas IIIA - - - - - -

Kelas IIIB - - - - - -

Kelas IIIC - - - - - -

Tidak Terinci - - - - - -

Jumlah 49.932 49.932 49.932 426.448 426.448 426.448

4

a.Diaspal 815.050 815.050 1.236.175 117.690 117.690 95.430

b.Kerikil 459.650 459.650 431.050 73.400 73.400 295.065

c.Tanah 41.600 41.600 61.300 217.260 217.260 114.035

d.Tidak Dirinci - - - - -

Jumlah 1.316.300 1.316.300 1.728.525 408.350 408.350 408.350

5

Kondisi Jalan

a.Baik 22.900 22.900 170.050 18.800 18.800 2.700

b.Sedang 311.750 311.750 574.625 110.850 110.850 56.400

c.Sedang Rusak 456.450 456.450 - 30.100 30.100 -

d.Rusak 485.600 485.600 376.050 278.700 278.700 30.230

e.Rusak Berat 39.600 39.600 117.450 - - 6.100

Jumlah 1.316.300 1.316.300 1.238.175 408.350 408.350 408.350

6

Kelas Jalan

Kelas I - - - - - -

Kelas II - - - - - -

Kelas III - - - - - -

Kelas IIIA 278.500 278.500 278.500 - - -

Kelas IIIB 18.200 18.200 18.200 - - -

Kelas IIIC 1.019.300 1.019.300 1.019.300 - - -

Tidak Terinci - - - 408.350 408.350 408.350

Jumlah 1.316.300 1.316.300 1.316.300 408.350 408.350 408.350

Sumber : Dinas Bina Marga Kab. Sukabumi

4. Perkeretaapian Perkeretaapian diselenggarakan berdasarkan azas manfaat,

adil dan merata, berdasarkan kepada keseimbangan kepentingan

umum, keterpaduan dan percaya diri sendiri, dan bahwa perkeretaapian ditujukan untuk memperlancar perpindahan orang dan/atau barang secara massal, menunjang pemerataan,

pertumbuhan dan stabilitas serta sebagai pendorong dan penggerak pembangunan. Sampai saat ini, perkeretaapian masih berkembang

terbatas, serta kontribusi berdasarkan pangsa angkutan yang dihasilkan, masih sangat rendah dibandingkan moda angkutan lain. Disisi lain minat masyarakat dalam pelayanan perkeretaapian

sangat tinggi, hal ini terbukti dengan sangat tingginya jumlah penumpang.

5. Transportasi Udara

Pengembangan sarana transportasi udara merupakan langkah

maju dalam pengembangan wilayah selatan Jabar pada umumnya dan Sukabumi selatan pada khususnya. Transportasi udara merupakan sarana transportasi pilihan bagi wisatawan, pengusaha,

dan masyarakat. Saat ini wisatawan yang datang ke Kabupaten Sukabumi masih menggunakan sarana transportasi darat, untuk

dapat mewujudkan Transportasi udara di Kabupaten Sukabumi perlu dituntaskan studi kelayakan Bandara yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Daerah.

Page 83: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

94 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

6. Energi, Ketenagalistrikan, Pos, Dan Telematika

a. Energi Ketersediaan energi saat ini merupakan isu nasional yang

membutuhkan penanganan yang tepat. Potensi energi Panas Bumi di Kabupaten Sukabumi cukup besar, namun pemanfaatannya masih terbatas. Keterbatasan pemanfaatan

Sumber energi tersebut harus direncanakan, diintegrasikan dan dikonsolidasikan secara optimal.

b. Ketenagalistrikan Tenaga listrik sebagai salah satu bentuk energi vital yang memegang peranan penting dalam mendorong berbagai aktivitas

sosial ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Jumlah Pelanggan yang menggunakan listrik pada tahun 2008/2009 tercatat sebanyak 407.231 Pelanggan dengan jumlah

tersambung sebesar 414.869.410 VA dan yang yang terjual 761.294.746 KWH. (sumber PLN Cabang Sukabumi)

c. Pos Dan Telekomunikasi Selama satu dekade terakhir telah terjadi pergeseran paradigma dalam perekonomian dunia, yaitu beralihnya masyarakat industri

menjadi masyarakat informasi yang didorong oleh kemajuan teknologi serta ditandai dengan semakin meningkatnya peran

informasi dan ilmu pengetahuan dalam kehidupan manusia. Dalam era informasi, pos dan telekomunikasi mempunyai arti strategis karena tidak saja berperan dalam percepatan

pembangunan ekonomi, tetapi juga dalam berbagai aspek lain seperti peningkatan kualitas hidup masyarakat, serta pendukung aspek politik dan pertahanan keamanan. Dalam rangka menjamin

kelancaran arus informasi, perlu dilakukan perluasan jangkauan serta peningkatan kapasitas dan kualitas penyelenggaraan pos

dan telekomunikasi. Di Kabupaten Sukabumi secara umum layanan pos baru mecapai pada tingkat Kecamatan, namun untuk menjangkau keseluruh

pelosok Desa/ Kelurahan perlu adanya upaya-upaya penanganan secara bertahap.

7. Perumahan dan Permukiman Di Kabupaten Sukabumi, penyediaan perumahan khususnya

untuk masyarakat berpendapatan menengah ke bawah, selama ini difasilitasi oleh Perum Perumnas sebagai developer milik pemerintah, namun di dalam melakukan pembangunan perumahannya masih

terbatas. Pembangunan prasarana dan sarana permukiman yang

meliputi air bersih dan penyehatan lingkungan (air limbah, persampahan dan drainase) banyak kemajuan yang telah dicapai, namun demikian cakupan pelayanan air bersih dan penyehatan

Page 84: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

95 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

lingkungan di Kabupaten Sukabumi masih jauh dari memadai dimana kondisinya adalah sebagai berikut :

a. Air Bersih Sistem air bersih terbangun baru melayani 30.545 jaringan air

minum (Skala Ibukota Kecamatan) atau 40% penduduk perkotaan, 85.475 jaringan air minum (Skala Perkotaan) dan dan yang sudah terlayani jaringan air minum (Skala Perdesaan)

adalah sebanyak 172 Desa/Kelurahan dari 367 Desa/Kelurahan di Kabupaten Sukabumi. Untuk Skala Ibukota Kecamatan dan

Skala Perkotaan sebagian besar dilayani oleh PDAM (90%) dimana permasalahannya adalah Dari tahun 2007-2009 jumlah penduduk yang terlayani air bersih meningkat tetapi cakupan

layanan menurun karena keterbatasan sumber air baku. (Sumber:Persatuan Daerah Air Minum Kabupaten Sukabumi), sedangkan jaringan air minum (Skala Perdesaan) masih disubsidi

oleh pemerintah karena masyarakat miskin di kawasan rawan air terutama di perdesaan dan daerah terpencil masih harus

berjuang untuk mendapatkan air bersih pada saat musim kemarau dibanding kelompok yang lebih mampu di perkotaan

b. Sanitasi (PLP)

Pelayanan sistem pengolahan air limbah di kabupaten Sukabumi masih terbatas, pelayanan terpusat hanya pada diperkotaan tingkat pelayanan sanitasi (jamban) di perkotaan

mencapai 50% penduduk diperkotaan dan perdesaan 23 % penduduk dimana Prasarana MCK saat ini tahun 2007 baru tersedia 360 unit dari target tahun 2010 menjadi 1100 unit jadi

masih jauh dari target yang diinginkan. c. Persampahan.

Pengelolaan persampahan di Kabupten Sukabumi baru bisa melayani 19 Kecamatan dengan jumalah desa/kelurahan terlayani sejumlah 58 desa/kelurahan

Kondisi pengelolaan persampahan di Kabupaten Sukabumi terbagi menjadi 5 korwil. Masing-masing korwil mempunyai cakupan pelayanan yang berbeda-beda, dapat dilihat pada tabel

berikut :

Page 85: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

96 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

Tabel 2.46

Wilayah Pelayanan dan Jumlah Sarana dan Prasarana Persampahan Di Kabupaten Sukabumi Tahun 2007

No Wilayah Cakupan

Pelayanan (Jiwa) Truk Sampah TPS Kontainer TPA

1 Sukabumi 80.509 5 84 4 0

2 Cibadak 35.325 2 48 6 1

3 Cicurug 37.565 3 45 4 1

4 Palabuanratu 39.285 8 54 18 1

5 Jampangkulon 21.202 2 19 0 1

Jumlah 213.886 20 250 32 4

Sumber : Kantor Kebersihan, Pertamanan, dan Pemakaman Kab. Sukabumi

Data Volume Sampah yang ditangani oleh Kantor Kebersihan berdasarkan tempat asal sampah dari Tahun 2005 – 2007 adalah

sebagai berikut : Tabel 2.47

Data Volume Sampah (m3) yang Terkumpul di TPS dan Non TPS Menurut Asa Sampah Di Kabupaten Sukabumi Tahun 2005-2007

Asal Sampah Tahun

2005 2006 2007

Permukiman 100.087 101.892 104.892

Tempat Komersil 219.848 220.947 225.362

Kawasan Industri 26.088 26.226 26.352

Fasilitas Lain 6.552 8.971 9.216

Jumlah 352.575 358.036 365.822

Sumber : Kantor Kebersihan, Pertamanan, dan Pemakaman Kab. Sukabumi

Permasalahan yang dihadapi adalah banyaknya timbunan sampah yang terkumpul belum optimal penanganannya

tertangani (diangkut/ditanam) sehingga pada saat sampah tersebut menjadi terdekomposisi dan menimbulkan bau yang

menganggu pernafasan dan mengundang lalat yang merupakan pembawa dari berbagai jenis penyakit dikarenakan masih kurangnya penyediaan tempat sampah yang memadai , masih

Page 86: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

97 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

banyaknya masyarakat yang membuang sampah kesungai, khususnya masyarakat perkotaan, pada beberapa daerah yang

padat penduduknya TPS sangat kecil dn tidak cukup untuk menampung sampah yang ditimbulkan, masih terbatasnya

jumlah truk yang dijadikan sebagai pengangkut sampah, luas TPA yang digunakan semakin kecil Dalam mengoptimalkan pengelolaan persampahan

selanjutnya diperlukan penanganan secara terintegrasi yang dilakukan oleh pemerintah, masyarakat dan swasta agar bisa

dicapai pelayanan secara optimal. d. Saluran drainase di perkotaan

Perbaikan / pembangunan saluran drainase di perkotaan

dilakukan untuk menurunkan lamanya waktu genangan di daerah perkotaan belum optimal dimana rencana Pembangunan jaringan drainase dari 18.000 m’ menjadi 50.000m’ pada tahun

2010, saat ini belum mencapai, karena alokasi anggaran pembangunan belum optimal disesuaikan dengan kebutuhan

permasalahan lain adalah penanganan genangan air di ruas jalan perkotaan yang merupakan kewenangan provinsi dan pusat karena kurangnya koordinasi penanganan sehingga pembebanan

anggaran pembangunan dan pemeliharaannya ditanggung oleh daerah yang seharusnya beban pemerintah provinsi dan pusat.

e. Perumahan dan Permukiman Masih adanya permukiman kumuh tersebar di berbagai ibu

kota kecamatan yang penduduknya padat dimana permasalahan

utamanya adalah masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam penanganan kawasan kumuh termasuk pendanaan dan menumbuhkan gerakan masyarakat. Masalah perumahan

permukiman di Kabupaten Sukabumi selain pemenuhan kebutuhan rumah yang masih belum mencukupi antara lain :

permukiman kumuh, rumah di bantaran sungai, dan rumah di daerah bencana. Kawasan permukiman kumuh di Kabupaten Sukabumi pada tahun 2008 tercatat sebanyak 160 lokasi dengan

luas 7.739 ha. Lokasi permukiman kumuh tersebut ditemui di Kecamatan-Kecamatan sebagai berikut: Kecamatan Sagaranten, Pelabuanratu, Simpenan, Warungkiara, Bantargadung, Cikembar,

Cisaat, Cicurug, Kalapanunggal, dan Cisolok. Jumlah keluarga yang berada di kawasan permukiman kumuh di Kabupaten

Sukabumi pada tahun 2008 adalah 7.661 keluarga dan meliputi 6.161 bangunan. Adapun untuk rumah di bantaran sungai, pada tahun 2008 tercatat masih ada 1.828 keluarga yang bertempat

tinggal di bantaran sungai atau sebanyak 1.269 bangunan. Masalah perumahan permukiman lainnya di Kabupaten

Sukabumi adalah keluarga yang bertempat tinggal di bawah jaringan listrik tegangan tinggi yaitu sebanyak 4.848 keluarga atau sejumlah 1.542 bangunan.Dilihat dari aspek keselamatan,

Page 87: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHbappeda.sukabumikab.go.id/Download/BAB II RPJMDRev2010-2015.pdf · daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung)

Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015

98 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah

terdapat 7.314 keluarga yang bertempat tinggal di daerah rawan bencana, meliputi 4.164 keluarga pada daerah rawan longsor,

2.209 keluarga pada daerah rawan banjir dan 941 keluarga pada daerah rawan bencana lainnya. Pasar perumahan yang ada tidak

dapat dijangkau oleh masyarakat menengah ke bawah backlog stok rumah masih tinggi dibandingkan dengan kebutuhan tambahan rumah per tahun disamping itu rumah yang ada,

kualitasnya tidak layak huni. Pengembangan perumahan swadaya masih terkendala terbatasnya kemampuan ekonomi masyarakat,

ketersediaan tanah dan pembiayaan; disamping itu bantuan bahan bangunan bergulir untuk perumahan swadaya belum sepenuhnya dimanfaatkan, perlu dukungan pemberian kredit

mikro dari Bank/Lembaga Keuangan, serta dukungan prasarana dan sarana, fasos dan fasum seperti listrik dsb. Mengingat sifatnya sebagai kebutuhan dasar manusia yang pada umumnya

tidak cost-recovery maka keterlibatan badan usaha milik swasta dan masyarakat dalam penyediaan dan pengelolaan prasarana

dan sarana dasar permukiman sangat diperlukan karena keterlibatannya sampai saat ini masih terbatas.