bab ii gambaran umum kondisi daerahbappeda.sukabumikab.go.id/download/bab ii...
TRANSCRIPT
12
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.1 Aspek Geografi dan Demografi
2.1.1 Kondisi Fisik
Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Provinsi Jawa Barat
dengan jarak tempuh 96 km dari Ibukota Provinsi Jawa Barat (Bandung) dan 119 km dari Ibukota Negara (Jakarta). Secara geografis wilayah Kabupaten Sukabumi terletak diantara 6o 57’ - 7o
25’ Lintang Selatan dan 106o49’ - 107o00’ Bujur Timur dan mempunyai luas daerah 4.128 km2 atau 14,39 persen dari luas
Provinsi Jawa Barat atau 3,01 persen dari luas Pulau Jawa, dengan batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bogor Provinsi Jawa
Barat - Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia - Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Lebak Provinsi
Banten dan Samudera Indonesia - Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Cianjur Provinsi
Jawa Barat
Selain itu secara administratif Kabupaten Sukabumi juga
berbatasan secara langsung dengan wilayah Kota Sukabumi yang merupakan daerah kantong (enclave) dikelilingi beberapa wilayah
kecamatan di Kabupaten Sukabumi, Kecamatan tersebut yaitu Kecamatan Sukabumi di sebelah Utara, Kecamatan Cisaat dan Kecamatan Gunung Guruh di sebelah Barat, Kecamatan Nyalindung
di sebelah Selatan, Kecamatan Sukaraja dan Kecamatan Kebon Pedes di sebelah Timur.
Dari tahun 2005 sampai tahun 2010 Kabupaten Sukabumi mengalami pemekaran kecamatan yang meliputi 47 kecamatan, 5 kelurahan dan 381 desa. Sedangkan jumlah sampai akhir tahun
2010 terdapat 3707 RW dan 14.205 RT. Saat ini ibukota Kabupaten Sukabumi berada di Kecamatan Palabuhanratu, meskipun demikian beberapa kantor pemerintahan masih ada yang berdomisili di
Kecamatan Cisaat, Kecamatan Cibadak bahkan di Kota Sukabumi. Bentuk topografi wilayah Kabupaten Sukabumi pada umumnya
meliputi permukaan yang bergelombang di daerah selatan dan bergunung di daerah utara dan tengah. Dengan ketinggian berkisar 0 – 2.960 m. (dengan puncak tertinggi terdapat di Gunung Salak
2.211 m dan Gunung Gede 2.958 m). Daerah pesisir pantai dengan ketinggian 0-25 m seluas 10.455,45 ha meliputi 10 kecamatan di Sukabumi Selatan yaitu : Ciemas, Ciracap, Surade, Cibitung,
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
13 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
Tegalbuleud, Cidolog, Palabuhanratu, Simpenan, Cisolok, dan Cikakak. Daerah pegunungan dengan ketinggian > 1000 m
umumnya terletak di bagian utara dengan luas 27.568,49 ha. Luas wilayah Kabupaten Sukabumi berdasar kemampuan tanah
(ketinggian) selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.1
Luas Wilayah Kabupaten Sukabumi Menurut Kemampuan Tanah (Ketinggian)
Ketinggian Luas Wilayah
(ha) Persen
0-25 10.455,45 2,52%
25-100 51.759,24 12,48%
100-500 183.710,65 44,29%
500-1000 141.253,85 34,06%
> 1000 27.568,49 6,65%
Jumlah 414.747,68 100,00%
Sumber : BPS Kabupaten Sukabumi
Kabupaten Sukabumi seperti juga daerah lainnya di Indonesia
termasuk yang beriklim tropis. Udara yang cukup hangat tersaji hampir setiap tahunnya. Pada Tahun 2011 curah hujan tertinggi yang tercatat di pusat pemantauan Goalpara terjadi pada bulan
Februari dengan curah hujan 640 mm dan terjadi selama 25 hari. Sedangkan curah hujan terkecil terjadi di bulan Agustus sebesar 1
mm. Grafik 1.1 Rata-rata Curah Hujan per Bulan di Kabupaten Sukabumi
Tahun 2009-2011
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
14 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
Aspek kemampuan tanah (kedalaman efektif dan tekstur), daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah
sedang (tanah lempung). Kedalaman tanahnya dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) golongan besar yaitu kedalaman tanah sangat dalam
(lebih dari 90 cm) dan kedalaman tanah kurang dalam (kurang dari 90 cm). Kedalaman tanah sangat dalam tersebar di bagian utara, sedangkan kedalaman tanah kurang dalam tersebar di bagian
tengah dan selatan. Hal ini mengakibatkan wilayah bagian utara lebih subur dibanding wilayah bagian selatan.
Struktur geologi wilayah Kabupaten Sukabumi terbagi menjadi dua zona yaitu zona utara dan zona selatan, dengan batas Sungai Cimandiri yang mengalir dari arah Timur Laut ke Barat Daya. Zona
Utara merupakan kawasan yang dipengaruhi oleh vulkan dan sebagian besar merupakan daerah yang subur, dimana terdapat kawasan perkebunan, persawahan dan kegiatan pertanian lainnya.
Sedangkan zona selatan merupakan kawasan yang berbukit-bukit yang terdiri atas kawasan pertanian lahan kering, perkebunan dan
kehutanan. Jenis tanah di bagian utara pada umumnya terdiri dari tanah latosol, andosol dan regosol. Di bagian tengah pada umumnya terdiri dari tanah latosol dan podzolik, sedangkan di bagian selatan
sebagian besar terdiri dari tanah laterit, grumosol, podzolik dan alluvial. Jenis tanah ini termasuk tanah yang agak peka erosi.
Kondisi hidrologi dan hidrogeologi wilayah Kabupaten Sukabumi meliputi air tanah terutama berupa mata air, dan air permukaan berupa sungai dan anak-anak sungainya. Di wilayah
Kabupaten Sukabumi banyak dijumpai mata air, biasanya tempat pemunculan mata air ini berasal dari dasar lembah atau kaki perbukitan. Munculnya mata air dari tempat-tempat tersebut
disebabkan adanya lapisan batuan kedap air di bawahnya, sehingga peresapan tidak terus ke dalam melainkan ke arah lateral dan
muncul di kaki-kaki tebing/lembah atau kaki perbukitan. Sementara air permukaan yang sebagian besar terdiri atas sungai-sungai dan anak-anak sungainya membentuk daerah aliran sungai (DAS) yang
mengaliri luas areal persawahan, meliputi DAS Cikaranggeusan (4.038 ha), DAS Ciletuh (6.248 ha), DAS Cisalada (632 ha), DAS Cimandiri (700 ha), DAS Ciseureuh Cibeureum (1.303 ha), DAS
Cikarangnguluwung (1.874 ha), DAS Cikarang Cigangsa (1.025 ha), DAS Cigangsa (1.514 ha), dan 19 DAS kecil lainnya (8.909 ha).
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
15 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
Gambar 2.1
Peta Administratif Kabupaten Sukabumi
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
16 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
Gambar 2.2
Peta Pemanfaatan Ruang
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
17 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
2.1.2 Penggunaan Lahan dan Potensi Sumber Daya Alam
Kabupaten Sukabumi dengan luas wilayah ± 412.799,54 Ha
mengalami pergeseran pola penggunaan lahan dari Tahun 2004 ke Tahun 2008 sebagai berikut:
Tabel 2.2 Pergeseran Pola Penggunaan Lahan Kabupaten Sukabumi
(dalam hektar) Tahun 2004 – 2008
No Penggunaan
Lahan 2004 2007 2008
1 Lahan Sawah 62.751 (15,35%) 62.896 (15,24%) 69.239 (16,91%)
2 Kebun/tegalan 103.678 (25,37%) 73.461 (17,79%) 72.151 (17,62%)
3 Padang rumput 4.335 (1,06%) 2.021 (0,49%) 1.548 (0,38%)
4 Kolam/empang 1.702 (0,42%) 1.812 (0,44%) 1.792 (0,44%)
5 Tambak 200 (0,05%) 0 (0,00%) 451 (0,11%)
6 Hutan rakyat 45.851 (11,22%) 39.303 (9,52%) 34.917 (8,53%)
7 Perkebunan 74.839 (18,32%) 68.047 (16,48%) 62.524 (15,27%)
8 Hutan negara 85.296 (20,87%) 79.429 (19,24%) 79.237 (19,36%)
9 Bangunan dan halaman
18.641 (4,57%) 17.493 (4,24%) 16.595 (4,05%)
10 Tanah bera 4.395 (1,09%) 849 (0,21%) 510 (0,12%)
11 Lain-lain 6.872 (1,68 %) 25.799 (6,24 %) 29.431 (7,19%) Sumber : BPS Kabupaten Sukabumi
Dari aspek sumber daya alam, potensi yang dimiliki Kabupaten
Sukabumi meliputi: - Potensi sumber daya pertanian, perkebunan, dan kehutanan.
Pertanian di Kabupaten Sukabumi terutama tersebar di bagian Utara aliran Sungai Cimandiri. Kondisi ini tidak bisa terlepas dari keberadaan Gunung Gede-Pangrango di sebelah Utara dan
Gunung Salak di sebelah Barat. Selain karena didukung kondisi lembah dan lereng di kedua gunung tersebut yang melandai ke arah Selatan juga karena kondisi hutannya yang memberi daya
dukung iklim dan tata air yang baik sehingga daerah pertanian relatif lebih subur dibandingkan daerah pertanian bagian selatan
aliran sungai Cimandiri. Dalam sejarahnya, sejak dulu daerah Utara terkenal sebagai penghasil komoditi perkebunan berupa karet dan teh yang sempat
memegang peranan penting dalam perekonomian negara di masa lampau. Sementara adanya dukungan tata air yang sangat baik,
menyebabkan daerah utara berkembang menjadi daerah persawahan, usahatani sayur mayur, peternakan dan budidaya ikan air tawar yang cukup potensial. Potensi sumber daya
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
18 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
pertanian lain yang juga terdapat di Kabupaten Sukabumi adalah kehutanan.
Sebaran kawasan hutan di Kabupaten Sukabumi terdapat di beberapa kecamatan, dengan pengelompokan besar terdapat di
Sukabumi-Sukaraja bagian Utara, Cicurug – Parungkuda – Parakansalak –Kalapanunggal – Cisolok, Palabuhanratu, Ciemas, Surade – Jampangkulon – Kalibunder – Lengkong – Tegalbuleud –
Cidolog – Sagaranten dan Nyalindung. - Potensi geologi pertambangan Kabupaten Sukabumi yang
teridentifikasi Hasil Kajian Bahan Galian Gol. C dan Logam Kerjasama Distamben dengan LPM UNPAD (Tahun 2001) meliputi Mineral Logam (Besi, Timbal, Emas, Mangan, Perak, Tembaga,
dan Seng), Mineral Bukan Logam (Batugamping, Lempung, Zeolit, Fospat, Bentonit, Feldspar, Kaolin, Batu Apung, Batu sela (Damar), Batubara Muda, Serpentin, Perlit, Dolomit, Kalsit),serta
batuan (Tras, Pasir, Sirtu, Marmer, Diabas, Gabro,Toseki, Andesit, Pasir kuarsa, Obsidian, Granit, dan Rijang).
Peta sebaran bahan galian unggulan non logam, dan estimasi cadangan dapat dilihat gambar 2.3 berikut :
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
19 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
Gambar 2.3 Peta Sebaran Bahan Galian Unggulan Non Logam
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
20 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
- Potensi energi yang dimiliki di Kabupaten Sukabumi meliputi Energi Panas Bumi yang berlokasi di Gn. Halimun Salak dengan
potensi 600 MW dan telah termanfaatkan sebesar 377 MW, Cisolok dengan potensi 45 MW, Cikundul, Cibuni Cidadap, dan
Simpenan (Gambar 2.4). Energi Angin, lokasi potensi sebelah Baratdaya Kabupaten Sukabumi, meliputi wilayah Simpenan, Ciemas, Ciracap, Waluran, Jampangkulon, Surade, Kalibunder,
Cibitung, Tegalbuleud dengan kecepatan 4 – 8 m/det, secara teknis kecepatan minimal memutar turbin sekitar 2 m/det, secara
ekonomis, kapasitas daya terbangkitkan minimal sekitar 1 MW. Energi Air, dengan potensi Pembangkit Listrik Mikro Hidro (PLTMH) yang tersebar di Ubrug Warungkiara, Kabandungan,
Simpenan, Lengkong, Pabuaran, Curugkembar, Purabaya, Ciemas Cibitung, dan Cidolog.
Gambar 2.4 Peta Sebaran Potensi Panas Bumi
di Kabupaten Sukabumi
- Potensi sumber daya pesisir dan kelautan Kabupaten Sukabumi
terutama tersebar di 7 (tujuh) wilayah kecamatan yang
berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia, yaitu sepanjang ± 117 km yang memanjang dari wilayah kecamatan
Cisolok, Palabuhanratu, Ciemas, Ciracap, Surade, Cibitung, dan Tegalbuleud. Adapun jenis potensi sumber daya pesisir dan kelautan yang ada antara lain : perikanan, terumbu karang,
hutan mangrove, rumput laut, penyu, bahan tambang dan
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
21 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
mineral, serta pariwisata. Sejauh ini, pemanfaatan pesisir dan kelautan di wilayah Kabupaten Sukabumi, selain dimanfaatkan
untuk pariwisata pantai, juga pelabuhan nelayan sebagai sarana bagi penangkapan ikan. Daerah Palabuhanratu dan sekitarnya
yang saat ini menjadi pusat kunjungan wisata, merupakan titik tumbuh dalam pengembangan daerah wisata pantai di bagian Selatan Sukabumi.
2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat 2.2.1 Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
2.2.1.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan gambaran kemampuan suatu daerah dalam mengelola sumber daya alam dan
sumber daya manusia yang dimiliki, hal ini dapat dilihat dari nilai tambah yang mampu diciptakan akibat timbulnya berbagai aktivitas
ekonomi dalam daerah tersebut. Total dari nilai tambah tersebut adalah nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Sukabumi tahun
2008-2011 disajikan atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan. Ini dimaksudkan agar perkembangan PDRB dapat ditelaah dengan atau tanpa memperhitungkan pengaruh harga. Penyajian
PDRB atas dasar harga konstan akan lebih mencerminkan PDRB tanpa dipengaruhi perubahan fluktuasi harga yang biasanya dapat
menunjukkan kecenderungan pada perubahan produksi. Pada tahun 2011 hampir di semua sektor perekonomian di
Kabupaten Sukabumi mampu tumbuh positif. Pertumbuhan
ekonomi/PDRB atas dasar harga pasar Kabupaten Sukabumi pada tahun 2011 ini didominasi oleh sektor Jasa-jasa Bangunan, dan sektor Perdagangan, Hotel & Restoran yang masing-masing mampu
tumbuh sebesar 12,43 persen; 12,46 persen dan 11,88 persen. Dominasi ini sedikit bergeser, mengingat kegiatan sektor Bangunan,
tengah menunjukkan pertumbuhan yang cenderung meningkat dari tahun sebelumnya.
Selama tahun 2011, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
yang dihitung Atas Dasar Harga Berlaku di Kabupaten Sukabumi mencapai Rp. 20,16 trilyun, atau mengalami peningkatan sebesar
8,42 persen dibandingkan tahun sebelumnya, yang hanya sebesar Rp. 18,59 trilyun.Sedangkan PDRB 2011 atas dasar harga konstan tahun 2000 mengalami peningkatan sebesar 4,07 persen, yaitu dari
Rp. 8,64 trilyun tahun 2010 naik menjadi Rp. 8,99 trilyun pada tahun 2011. Selanjutnya PDRB Kabupaten Sukabumi periode 2008-2011 selengkapnya ditampilkan pada Grafik di bawah ini.
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
22 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
Grafik 2.2 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan 2000
Tahun 2008 – 2011 (dalam milyar rupiah)
Sumber : BPS Kabupaten Sukabumi
Dari pengelompokan sembilan sektor menjadi tiga sektor utama yaitu; sektor primer, sekunder, dan tersier, tampak bahwa
kelompok sektor tersier masih mendominasi dalam menciptakan nilai tambah di Kabupaten Sukabumi. Total Nilai Tambah Bruto (NTB) atas dasar harga berlaku dari kelompok sektor tersier di tahun
2011 mencapai Rp. 8.941 milyar, atau meningkat 11,48 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Adapun kelompok sektor primer mengalami peningkatan
sebesar 4,29 persen yaitu dari Rp. 6.537,4 milyar di tahun 2010 menjadi Rp. 6.817,8 milyar di tahun 2011. Sedangkan kelompok
sektor sekunder meningkat sebesar 9,03 persen atau dari Rp. 4.037,6 milyar di tahun 2010 menjadi Rp. 4.402,1 milyar di tahun 2011. Kendati demikian peningkatan tersebut belum menunjukkan
peningkatan riil dari kelompok sektor bersangkutan, karena pada NTB atas dasar harga berlaku masih terkandung inflasi.
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
23 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
Tabel 2.3 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Sukabumi
Menurut Sektor Usaha Tahun 2008 – 2011 (dalam milyar rupiah)
Sektor 2008 2009 2010 2011
[1] [2] [3] [4] [5]
I. Primer 5.881,1 6.171,1 6.537,4 6.817,8
1. Pertanian 5.140,8 5.416,0 5.754,7 5.994,7
2. Pertambg & Penggalian 740,3 755,1 782,7 823,1
II. Sekunder 3.490,3 3.785,6 4.037,6 4.402,1
3. Industri Pengolahan 2.720,9 2.933,5 3.103,4 3.366,0
4. Listrik, Gas &Air Bersih 207,8 225,1 244,1 260,0
5. Bangunan 561,6 627,1 690,0 776,1
III. Tersier 6.761,8 7.308,0 8.020,1 8.941,0
6. Perdagang, Hotel & Rest 3.713,0 4.056,3 4.490,7 5.024,0
7. Angkt & Kom. 1.408,1 1.509,8 1.623,4 1.787,9
8. Keu,Perswn& Jasa Perh. 490,7 519,6 550,7 605,3
9. Jasa-jasa 1.150,0 1.222,4 1.355,3 1.523,8
PDRB 16.133,2 17.264,7 18.595,1 20.160,9
Sumber : BPS Kabupaten Sukabumi
Apabila PDRB tersebut dihitung atas dasar harga konstan 2000, pada sektor primer, sektor sekunder dan sektor tersier selama tahun 2011 menunjukkan kinerja yang meningkat dengan
pertumbuhan yang positif. Kinerja kelompok sektor primer tahun 2011 mampu tumbuh sebesar 0,57 persen dari tahun 2010. PDRB
sektor primer tersebut pada tahun 2010 sebesar Rp. 3.445,0 milyar naik menjadi Rp. 3.464,8 milyar pada tahun 2011. Sedangkan kelompok sektorsekunder pada tahun 2011 ini meningkat sebesar
5,49 persen dari tahun sebelumnya. Jika pada tahun 2010 PDRB kelompok sektor sekunder sebesar Rp. 1.851,5 milyar maka pada tahun 2011 meningkat menjadi Rp. 1.953,2 milyar.
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
24 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
Tabel 2.4 PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten Sukabumi
Menurut Sektor Usaha Tahun 2008 – 2011 (dalam milyar rupiah)
Sektor 2008 2009 2010 2011
[1] [2] [3] [4] [5]
I. Primer 3.230,7 3.348,3 3.445,0 3.464,8
1. Pertanian 2.840,7 2.946,9 3.038,6 3.050,0
2. Pertambg & Penggalian 390,0 401,4 406,5 414,8
II. Sekunder 1.705,2 1.769,5 1.851,5 1.953,2
3. Industri Pengolahan 1.437,7 1.485,5 1.546,2 1.622,3
4. Listrik, Gas &Air Bersih 93,7 99,1 104,5 108,8
5. Bangunan 173,8 184,9 200,8 222,1
III. Tersier 3.079,3 3.190,3 3.345,4 3.575,1
6. Perdagang, Hotel & Rest 1.524,8 1.591,4 1.692,7 1.821,1
7. Angkt & Kom. 443,0 458,8 475,7 509,1
8. Keu,Perswn& Jasa Perh. 306,1 316,7 328,1 354,4
9. Jasa-jasa 805,4 823,3 848,9 890,5
PDRB 8.015,2 8.308,1 8.642,0 8.993,0
Sumber : Kabupaten Sukabumi dalam Angka
Sementara itu kelompok sektor jasa-jasa (tersier) yang merupakan sektor-sektor pendukung dari seluruh kegiatan ekonomi,
pada tahun 2011 mampu menciptakan PDRB sebesar Rp. 3.575,1 milyar sedangkan tahun 2010 sebesar Rp. 3.345,4 milyar atau mengalami peningkatan yaitu sebesar 6,87 persen.
Bila dilihat dari sektor yang paling tinggi peningkatannya atas dasar harga berlaku (Tabel 2.5), maka sektor Bangunan dan Jasa-
jasa merupakan sektor dengan nilai peningkatan mencapai 12,46 persen dan 12,43 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Disusul kemudian sektor Perdagangan, Hotel & Restoran yang
mengalami kenaikan sebesar 11,88 persen, berturut turut sektor Angkutan dan Komunikasi, Keeuangan dan Persewaan, Industri Pengolahan yaitu masing-masing sebesar 10,13 persen dan 9,92
persen. Sedangkan sektor yang terkecil kenaikannya adalah sektor Pertanian sebesar 4,17 persen.
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
25 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
Tabel 2.5 Kenaikan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Sukabumi
Menurut Sektor Usaha Tahun 2011
No. Sektor Nilai Nominal
(Juta Rp.) Kenaikan (%)
01. Pertanian 5.994.665,49 4,17
02. Pertambangan & Penggalian 823.125,83 5,16
03. Industri Pengolahan 3.366.034,72 8,46
04. Listrik, Gas & Air Bersih 259.987,65 6,49
05. Bangunan 776.042,43 12,46
06. Perdagangan, Hotel & Restoran
5.024.027,39 11,88
07. Angkutan & Komunikasi 1.787.888,73 10,13
08. Keu., Persewaan & Jasa Perh. 605.308,38 9,92
09. Jasa-jasa 1.523.813,25 12,43
PDRB 20.160.893,87 8,42
Sumber : BPS Kabupaten Sukabumi
2.2.1.2 Struktur Ekonomi
Struktur Ekonomi suatu daerah secara kuantitatif bisa digambarkan dengan besarnya distribusi persentase nilai tambah bruto dari masing-masing sektor terhadap nilai total PDRB yang
bersesuaian.Distribusi persentase PDRB secara sektoral menunjukkan peranan masing-masing sektor dalam sumbangannya
terhadap PDRB secara keseluruhan. Semakin besar persentase suatu sektor semakin besar pula pengaruh sektor tersebut didalam perkembangan ekonomi suatu daerah.
Oleh karenanya dengan melihat perkembangan suatu sektor dirasa kurang tepat bila memperhatikan peranan sektor tersebut dalam PDRB.Jadi persentase ini dapat dianggap sebagai penimbang
apabila kita ingin melihat perkembangan sektoral secara teliti. Sebagai contoh, apabila peranan sektor pertanian masih cukup besar
maka kenaikan yang relatif kecil di sektor ini dari tahun ke tahun akan cukup besar pengaruhnya terhadap situasi ekonomi suatu daerah. Sebaliknya apabila sektor tersebut nilai turun sedikit saja
maka akan dirasakan oleh semua kegiatan dan dapat mempengaruhi perkembangan ekonomi secara keseluruhan.
Disamping itu, distribusi persentase dapat memperlihatkan kontribusi nilai tambah setiap sektor dalam pembentukan PDRB, sehingga akan tampak sektor-sektor yang menjadi pemicu
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
26 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
pertumbuhan (sektor andalan) di wilayah yang bersangkutan. Dengan demikian, struktur perekonomian daerah sangat dipengaruhi
oleh kemampuan tiap-tiap sektor dalam penciptaan nilai tambah.
Grafik 2.3 Struktur Ekonomi Kabupaten Sukabumi dengan 3 Kelompok Sektor
UtamaTahun 2008 – 2011
Pada grafik 2.3 di atas, terlihat struktur ekonomi Kabupaten Sukabumi menurut kelompok sektor pada tahun 2008-2011. Dalam
kurun waktu 4 tahun nampak bahwa kelompok sektor primer mengalami penurunan kontribusi yang cukup signifikan.Hal ini disebabkan kinerja sektor pertanian yang cenderung melemah
perkembangannya dari sektor-sektor lainnya.Sementara itu kelompok sektor tersier terlihat semakin memberikan kontribusi
yang berarti bagi perekonomian Kabupaten Sukabumi. Selama tahun 2011 nampaknya kelompok sektor tersier
mengalami peningkatan kontribusi terhadap pembentukan PDRB
Kabupaten Sukabumi dibanding dengan sektor lainnya meskipun tidak terlalu signifikan. Hal ini dapat di lihat pada Tabel 4.4. Bila pada tahun sebelumnya kelompok sektor tersier hanya menyumbang
sebesar 43,13 persen, maka pada tahun 2011 ini meningkat menjadi 44,35 persen.Meningkatnya kontribusi kelompok sektor tersier ini
terutama didukung oleh meningkatnya kontribusi sektor Perdagangan, Hotel & Restoran.
Sedangkankontribusi lainnya, yaitu Angkutan dan
Komunikasi, sektor Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan & Jasa-jasa menyumbang andil positif terhadap PDRB Kabupaten Sukabumi
dengan besaran masing-masing dibanding tahun sebelumnya mengalami kenaikan.
3,230.7
1,705.2
3,079.33,348.3
1,769.5
3,190.3
3,445.0
1,851.5
3,345.4
3,464.8
1,953.2
3,575.1
primer sekunder tersier
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
27 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
Apabila dilihat struktur perekonomian berdasarkan klasifikasi 9 sektor lapangan usaha, maka terlihat pada tahun 2011 sektor
pertanian masih mempunyai peranan/sumbangan yang terbesar dalam perekonomian Kabupaten Sukabumi diikuti oleh sektor
Perdagangan, Hotel, dan Restoran serta Industri Pengolahan. Pada tahun 2010sektor Pertanian mempunyai peranan 30,95 persen pada tahun 2010 mengalami perlambatan menjadi 29,73 persen di tahun
2011. Kemudian bila ditelaah lebih lanjut pada sektor pertanian dari
tahun ke tahun masih didominasi oleh sub sektor Pertanian Tanaman Pangan yang memiliki peranan sebesar 16,21 persen pada tahun 2010 sedikit mengalami perlambatan menjadi 15,92 persen
pada tahun 2011. Kemudian pada Sektor Perdagangan sub sektor Perdagangan Besar dan Eceran pun mengalami peningkatan kontribusi dari tahun sebelumnya, yaitu dari 20,13 persen menjadi
20,88 persen di tahun 2011. Selain sektor Pertanian yang mengalami perlambatan peranan
terhadap PDRB dari tahun sebelumnya walaupun perlambatannya tidak terlalu signifikan adalah sektor Pertambangan & Penggalian, (dari 4,21 persen di tahun 2010 menjadi 4,08 persen di tahun 2011);
sektor Listrik, Gas dan Air Minum (dari 1,31 persen di tahun 2010 menjadi 1,29 persen di tahun 2011).
Tabel 2.6 Distribusi PDRB atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Sukabumi
Menurut Sektor Usaha Tahun 2008– 2011
Sektor 2008 2009 2010 2011
[1] [2] [3] [4] [5]
I. Primer 36,45 35,74 35,16 33,82
1. Pertanian 31,86 31,37 30,95 29,73
2. Pertambg & Penggalian 4,59 4,37 4,21 4,08
II. Sekunder 21,63 21,92 21,71 21,83
3. Industri Pengolahan 16,87 16,99 16,69 16,70
4. Listrik, Gas &Air Bersih 1,29 1,30 1,31 1,29
5. Bangunan 3,48 3,63 3,71 3,85
III. Tersier 41,91 42,32 43,13 44,35
6. Perdagang, Hotel & Rest 23,01 23,49 24,15 24,92
7. Angkt & Kom. 8,73 8,74 8,73 8,87
8. Keu,Perswn& Jasa Perh. 3,04 3,01 2,96 3,00
9. Jasa-jasa 7,13 7,08 7,29 7,56
PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber: BPS Kabupaten Sukabumi
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
28 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
2.2.1.3 Laju Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator makro yang sering digunakan sebagai salah satu alat strategis untuk
pengambilan kebijakan di bidang ekonomi. Laju Pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan adalah
salah satu indikator pendekatan pertumbuhan ekonomi suatu
daerah.Indikator yang menunjukan naik tidaknya produk yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan ekonomi di daerah tersebut dan
laju pertumbuhan tersebut dikenal dengan sebutan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE).
Seiring dengan suasana yang cukup kondusif di tingkat
nasional maupun regional pada tahun 2011, laju perekonomian Kabupaten Sukabumi sebesar 4,07 persenmengalami peningkatan dibandingkan pertumbuhan ekonomi tahun sebelumnya.
Selama dua tahun berturut-turut, yaitu tahun 2004 dan 2005 LPE Kabupaten Sukabumi mengalami kenaikan sebesar 3,96 persen
dan 4,35 persen. Sedangkan pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2009 LPE Kabupaten Sukabumi mengalami perlambatan, masing-masing sebesar 4,12 persen; 3,98 persen; 3,90 persen dan 3,65
persen. Kemudian untuk tahun 2010 dan 2011, LPE Kabupaten Sukabumi mengalami kenaikan menjadi sebesar 4,02 persen dan
4,07 persen. Hal ini mengindikasikan perekonomian di Kabupaten Sukabumi yang mulai stabil dua tahun terakhir ini dari beberapa tahun belakangan yang tidak stabil karena efek dari krisis global
yang terjadi.
Tabel 2.7 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sukabumi Atas Dasar Harga
Konstan 2000 Menurut Sektor Tahun 2008– 2011 (Dalam Persen)
No. Sektor 2008 2009 2010 2011
01. Pertanian 2,93 3,74 3,11 0,38
02. Pertambangan & Penggalian 3,03 2,94 1,27 2,04
03. Industri Pengolahan 5,05 3,33 4,09 4,92
04. Listrik, Gas &Air Bersih 5,94 5,80 5,37 4,19
05. Bangunan/Konstruksi 6,47 6,34 8,64 10,57
06. Perdagangan, Hotel & Restoran 5,19 4,37 6,35 7,60
07. Pengankutan & Komunikasi 4,00 3,57 3,68 7,01
08. Keuang., Persew. & Jasa Pers. 3,73 3,45 3,60 8,00
09. Jasa-jasa 2,54 2,22 3,11 4,91
LPE 3,90 3,65 4,02 4,07
Sumber : BPS Kabupaten Sukabumi
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
29 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
Laju pertumbuhan ekonomi suatu daerah yang dirinci per sektor dapat memberikan gambaran yang lebih rinci tentang
pertumbuhan ekonomi secara sektoral tersebut. Apabila LPE Kabupaten Sukabumi dipakai sebagai dasar (base line), maka kinerja
sektoral dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama adalah sektor yang berhasil mencapai pertumbuhan diatas rata-rata laju pertumbuhan ekonomi periode 2008 – 2011 ( yaitu
rata-ratanya sebesar 3,91 persen); kelompok kedua sektor yang berhasil mencapai pertumbuhan positif walaupun masih di bawah
LPE rata-rata; kelompok ketiga adalah sektor yang mengalami pertumbuhan negatif.
Pertumbuhan sektor yang termasuk kelompok pertama adalah
hampir di semua sektor, kecuali Pertanian serta Pertambangan dan Penggalian karena pertumbuhan ekonomi sektoral melebihi rata-rata laju total LPE dan laju rata-rata sebesar 3,91 persen. Sedangkan
kelompok kedua pertumbuhan sektoral yaitu sektor Pertanian dan Pertambangan dan Penggalianyakni sebesar 0,38 persen dan 2,04
persen. Sedangkan pada kelompok ketiga tidak ada sektor yang mengalami pertumbuhan rata-rata minus. Hal ini berarti di semua sektor pertumbuhan ekonomi semakin menuju ke arah yang lebih
baik.
2.2.1.4 Inflasi PDRB
Indeks Harga Implisit adalah suatu indeks harga yang
menggambarkan perbandingan antara nilai produk atas dasar harga berlaku dan nilai produk atas dasar harga konstan.Jadi perkembangan Indeks Harga Implisit Produk Domestik Regional
Bruto dapat menggambarkan tingkat inflasi pada tingkat produsen di suatu daerah dalam satu tahun.
Bila dilihat inflasi menurut sektor maka inflasi yang terbesar dialami oleh sektor Jasa-jasa yaitu7,18 persen, hal ini disebabkan semakin menjamurnya sarana hiburan dan rekreasi serta jasa-jasa
sosial kemasyarakatan maupun jasa perorangan sehingga memacu inflasi di sektor ini yang berimbas ke sektor-sektor lainnya.
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
30 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
Tabel 2.8
Perbandingan Tingkat Inflasi Kabupaten Sukabumi Tahun 2009– 2011
No. Sektor 2009 2010 2011
01. Pertanian 1,55 3,05 3,78
02. Pertambangan & Penggalian -0,91 2,35 3,06
03. Industri Pengolahan 4,34 1,64 3,38
04. Listrik, Gas & Air Minum 2,40 2,93 2,21
05. Bangunan/Konstruksi 4,67 1,28 1,71
06. Perdag., Hotel & Restoran 5,01 4,10 3,97
07. Pengangkutan & Komunikasi 3,52 3,71 2,92
08. Keuang., Persewaan & Jasa Perusahaan 2,36 2,31 1,77
09. Jasa-jasa 3,99 7,53 7,18
Kabupaten Sukabumi 3,24 3,55 4,19
Sedangkan inflasi sektor Bangunan/Konstruksi dan sektor
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan adalah yang terendah yaitu 1,71 persen dan 1,77 persen. Dilihat dari inflasi tahun
sebelumnya, maka hampir semua sektor usaha mengalamipeningkatan tingkat inflasi.
2.2.1.5 PDRB Per Kapita Indikator yang sering dipakai untuk menggambarkan tingkat
kemakmuran masyarakat secara makro adalah pendapatan per kapita atau Percapita Income. Semakin tinggi pendapatan yang
diterima penduduk di suatu wilayah maka tingkat kesejahteraan di wilayah yang bersangkutan dapat dikatakan bertambah baik.
Dengan asumsi bahwa pendapatan faktor produksi dan
transfer yang mengalir keluar (transfer out) sama dengan pendapatan faktor produksi dan transfer yang masuk (transfer in) maka
pendapatan regional sama besar dengan PDRB perkapita. Asumsi ini digunakan karena sulitnya untuk mendapatkan data pendapatan
faktor produksi dan transfer yang keluar masuk suatu wilayah. Angka PDRB per kapita diperoleh dengan cara membagi PDRB tahun bersangkutan dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun
yan bersangkutan. Jumlah penduduk yang dipakai dalam estimasi pendapatan
per kapita adalah proyeksi penduduk yang didasarkan pada data hasil Sensus Penduduk tahun 2000 dan 2010 hasil iterasi. Oleh karena pendapatan faktor produksi dan transfer yang mengalir
keluar (transfer out) serta pendapatan faktor produksi dan transfer
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
31 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
yang mengalir masuk (transfer in) yang menjadi bagian komponen penghitungan pendapatan regional belum dapat dihitung maka yang
dapat disajikan hanya PDRB per kapita.
Tabel 2.9 Perbandingan PDRB Perkapita Kabupaten Sukabumi untuk Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 dengan Minyak dan Gas Bumi
(Dalam Rupiah)
Tahun
Berlaku Konstan 2000
Nilai (Rp.) Pertumbuhan (%) Nilai (Rp.) Pertumbuhan (%)
2007 6.441.484,32 9,60 3.404.400,01 2,77
2008 7.038.467,71 9,27 3.496.809,34 2,71
2009 7.448.192,21 5,82 3.584.196,10 2,50
2010 7.941.832,20 6,63 3.690.826,37 2,98
2011 8.458.702,25 6,51 3.773.111,70 2,23
Tabel di atas dapat dilihat bahwa PDRB perkapita Kabupaten
Sukabumi terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan selama periode 2007-2011. Tahun 2007, PDRB perkapita atas dasar harga berlaku masyarakat di Kabupaten Sukabumi mencapai Rp.
6.441.484,32 kemudian naik menjadi Rp. 7.038.467,71 pada tahun 2008, Rp. 7.448.192,21 pada tahun 2009,pada tahun 2010
mencapai Rp. 7.941.832,20 dan terakhir tahun 2011 mencapai Rp. 8.458.702,25.Dari tahun 2006 ke tahun 2007 mencapai kenaikan yang cukup tinggi sebesar 9,60 persen, sedangkan kenaikan secara
rata-rata mencapai lebih dari 7,56 persen pertahunnya bila dilihat perkembangan dari tahun 2007 - 2011.
Kendati demikian peningkatan PDRB perkapita di atas masih
belum menggambarkan secara riil kenaikan daya beli masyarakat Kabupaten Sukabumi secara umum. Hal ini disebabkan pada PDRB
perkapita yang dihitung berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku masih terkandung faktor inflasi yang sangat berpengaruh terhadap daya beli masyarakat.
Memantau perkembangan daya beli masyarakat secara riil bisa digunakan PDRB perkapita yang dihitung dari PDRB atas dasar
harga konstan. Dari Tabel 2.9 dapat dilihat bahwa PDRB perkapita yang dihitung dari PDRB atas dasar harga konstan pada tahun 2007 adalah sebesar Rp. 3.404.400,01, kemudian sebesar Rp.
3.496.809,34 pada tahun 2008,pada tahun 2009 mencapai Rp.
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
32 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
3.584.196,10. Sedangkan pada tahun 2010 PDRB perkapita Kabupaten Sukabumi mencapai Rp. 3.690.826,37 dan terakhir
tahun 2011 mencapai Rp. 3.773.111,70. Dari dua kondisi diatas memberikan gambaran bahwa secara riil daya beli masyarakat hanya
meningkat sebesar 2,23 persen periode tahun 2010 sampai tahun
2011. 2.2.1.6 Distribusi Pendapatan
Salah satu indikator penting yang sering digunakan dalam mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat adalah pendapatan
masyarakat itu sendiri.Indikator awal yang secara umum memberikan petunjuk bahwa telah terjadi peningkatan kesejahteraan rakyat adalah berkurangnya jumlah penduduk
miskin.Berkurangnya jumlah penduduk miskin mencerminkan bahwa secara keseluruhan pendapatan penduduk meningkat,
begitupun sebaliknya.Dengan demikian jumlah penduduk miskin merupakan indikator yang cukup baik untuk mengukur tingkat kesejahteraan rakyat.
Tingkat pendapatan masyarakat di suatu wilayah dapat digunakan sebagai ukuran kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut.Disamping peningkatan, aspek pemerataan pendapatan
merupakan strategi dan tujuan pembangunan nasional. Ketimpangan dalam menikmati hasil pembangunan diantara
kelompok-kelompok penduduk dikhwatirkan akan menimbulkan masalah-masalah sosial. Penghitungan distribusi pendapatan menggunakan data pengeluaran sebagai proxy
pendapatan.Walaupun hal ini tidak dapat mencerminkan keadaan yang sebenarnya namun paling tidak dapat digunakan sebagai
petunjuk untuk melihat arah dari perkembangan yang terjadi. Dewasa ini, salah satu indikator yang representatif dan
mendapat rekomendasi para ahli ekonomi untuk melihat pemerataan
pendapatan atas keberhasilan pembangunan digunakan ukuran atas kriteria bank dunia dan angka gini (gini ratio). Bank Dunia membagi
penduduk menjadi tiga kelompok :
Kelompok 40 persen penduduk yang berpendapatan rendah
Kelompok 40 persen penduduk yang berpendapatan menengah
Kelompok 20 persen penduduk yang berpendapatan tinggi
Selanjutnya tingkat ketimpangan pendapatan penduduk
menurut bank dunia terpusat pada kelompok 40 persen penduduk berpendapatan rendah, dengan kriteria sebagai berikut :
Bila persentase pendapatan yang diterima oleh kelompok
tersebut lebih kecil dari 12 persen, berarti tingkat ketimpangan sebaran pendapatan “ tinggi “
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
33 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
Bila kelompok tersebut menerima 12 sampai 17 persen dari
total pendapatan berarti tingkat ketimpangan sebaran pendapata “ sedang “
Bila kelompok tersebut menerima lebih dari 17 persen dari
total pendapatan, berarti tingkat ketimpangan sebaran pendapatan “ rendah “
2.2.1.7 Indeks Gini Rasio
Salah satu parameter lain yang sering digunakan untuk
mengukur distribusi pendapatan gini adalah angka gini ratio yang
juga sering disebut indeks gini atau nama lengkapnya “ Gini Contentration ratio”, merupakan salahsatu teknik statistik untuk
mengukur ketimpangan pendapatan. Keistimewaan dari alat pengukur ini adalah dapat ditampilkan secara geometris, sehingga
mempunyai dua aspek sekaligus yaitu aspek visual melalui kurva yang disebut kurva Lorentz dan aspek matematis.
Angka gini ratio sebagai ukuran pemerataan pendapatan
mempunyai selang nilai antara nilai 0 ( nol ) dan 1 ( satu ). Gini ratio sama dengan 0 ( nol ) menunjukkan ketimpangan sebaran pendapatan yang rendah ( pemerataan sempurna ). Sedangkan nilai
1 ( satu ) menunjukkan tingkat ketimpangan sebaran yang tinggi ( ketimpangan sempurna ). Walaupun demikian, menurut Michael
Todaro seorang ahli ekonomi pembangunan dari Italia menyebutkan bahwa
Gini ratio terletak antara 0,50 – 0,70 menandakan pemerataan
sangat timpang.
Sedangkan nilainya terletak antara 0,36 – 0,49 menunjukkan
ketimpangan sedang.
Sementara apabila terletak antara 0,20 – 0,35 dinyatakan
pemerataan relative tinggi ( merata ).
Dalam hal ini, kenyataannya tidak mungkin suatu daerah atau
wilayah mempunyai angka gini ratio yang besarnya sama dengan 0 dan 1.
Gambar 2.5
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
34 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perkembangan Indeks Gini Ratio Kabupaten Sukabumi dari Tahun 2009–2011
Sumber : Susenas 2009 - 2011
Dikarenakan sulitnya untuk memperoleh data pendapatan,
maka untuk keperluan penghitungan ini digunakan data pengeluaran yang merupakan hasil pengolahan Susenas, dengan
asumsi bahwa pengeluaran merupakan proxy dari pendapatan. Data distribusi pendapatan dan gini ratio penduduk Kabupaten Sukabumi dapat dilihat di Gambar 2.5
Informasi yang ditunjukkan oleh Gambar 4.3. menunjukkan bahwa pada tahun 2010 distribusi pendapatan penduduk Kabupaten
Sukabumi masih dikategorikan cukup merata, yaitu dengan pencapaian angka sebesar 0,285 yang berarti mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2009 yang nilainya
sebesar 0,281. Berdasarkan angka indeks gini yang berada dibawah angka 1 ini dapat disimpulkan bahwa tingkat ketimpangan
pengeluaran penduduk antar kelompok pengeluaran di Kabupaten Sukabumi masih tergolong baik sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat pemerataan pendapatan masih menunjukkan kecenderungan
yang membaik.
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
35 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
Tabel 2.10
Laju Pertumbuhan Ekonomi Atas Harga Tetap dan Harga Berlaku dengan Distribusi Pendapatan dan Gini Ratio Penduduk Kabupaten
Sukabumi Tahun 2009 – 2011
Indikator
Tahun
2009 2010 2011
(1) (2) (3) (4)
LPE Atas Harga Berlaku LPE Atas Harga Tetap Gini Ratio
7,01 3,65
0,223
7,71 4,02
0,223
8,42 4,07
0,301
Sumber : Susenas 2010
Melihat lebih jauh lagi mengenai perbandingan beberapa indikator ekonomi yang berkaitan erat dengan tingkat kesejahteraan rakyat dapat dilihat pada Tabel 2.10. Dari tabel tersebut diperoleh
informasi bahwa laju pertumbuhan ekonomi dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 secara terus menerus mengalami pertumbuhan
yang positif. Pada tahun 2010, indeks gini ratio Kabupaten Sukabumi masih berada di kisaran yang relatif merata, terlihat bahwa pada tahun 2010 angka indeksnya berada pada angka 0,223
yang artinya tingkat pemerataan pendapatan masih menunujukkan kecenderungan yang membaik.
2.2.1.8 Pola Konsumsi
Aspek lain yang perlu dipantau berkenaan dengan peningkatan pendapatan penduduk adalah bagaimana pendapatan tersebut terdistribusi diantara kelompok penduduk. Walaupun indikator
distribusi pendapatan didekati dengan pengeluaran, akan tetapi dapat memberi petunjuk tercapai atau tidaknya aspek pemerataan.
Dari data pengeluaran dapat juga diungkapkan tentang pola konsumsi rumah tangga secara umum dengan menggunakan indikator proporsi pengeluaran untuk makanan dan bukan
makanan. Pola pengeluaran per kapita dapat mencerminkan tingkat kehidupan masyarakat. Di negara-negara yang sedang berkembang,
pengeluaran untuk keperluan makan masih merupakan bagian terbesar dari keseluruhan pengeluaran rumah tangga. Terjadinya
perubahan pengeluaran atau pergeseran proporsi pengeluaran untuk
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
36 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
makanan dapat menunjukkan ada atau tidaknya peningkatan taraf kehidupan rumah tangga.
Sedangkan negara-negara maju, pengeluaran non makanan merupakan bagian yang terbesar dari pengeluaran rumah tangga.
Pengeluaran makanan bukan lagi dianggap sebagai kebutuhan yang utama. Pengeluaran primer sudah bergeser kepada pengeluaran untuk pendidikan, kesehatan, rekreasi dan sebagainya. Dalam bab
ini akan membahas berbagai gambaran tingkat kehidupan masyarakat di Kabupaten Sukabumi dengan melihat pola konsumsi
penduduk (perkapita).
Gambar 2.6
Rata-rata Pengeluaran Per Kapita Sebulan Menurut Kelompok Barang di Kabupaten Sukabumi Tahun 2011
Sumber : Susenas 2009-2011
Pengeluaran rata-rata per kapita terdiri dari makanan dan non makanan. Pengeluaran rata-rata per kapita merupakan seluruh
pengeluaran dibagi dengan jumlah penduduk yang tinggal di daerah tersebut. Arti lainnya adalah merupakan pengeluaran rata-rata seseorang tiap bulannya, baik itu untuk kebutuhan makanan
maupun non makanan. Gambar 2.6. menunjukkan bahwa pola pengeluaran untuk makanan lebih besar daripada pengeluaran
untuk non makanan. Sebanyak 58,86 persen dari pengeluaran digunakan untuk kebutuhan makanan dan sisanya 41,44 persen digunakan untuk kebutuhan non makanan hal ini menggambarkan
masih rendahnya tingkat kesejahteraan penduduk karena komposisi pengeluaran rumahtangga dapat dijadikan ukuran guna menilai tingkat kesejahteraan ekonomi penduduk, dengan asumsi bahwa
penurunan persentase untuk makanan terhadap total pengeluaran
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
37 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
merupakan gambaran membaiknya tingkat perekonomian penduduk.
Apabila dibandingkan dari tahun 2009 - 2011, terlihat pola konsumsi yang fluktuatif, hal ini menggambarkan belum stabilnya
pola pengeluaran di Kabupaten Sukabumi meskipun dari setiap tahunnya proporsi pengeluaran tidak berubah yaitu pola pengeluaran untuk makanan lebih besar daripada pengeluaran
untuk non makanan. Berdasarkan Tabel 2.11. memperlihatkan bahwa proporsi untuk makanan lebih besar dibandingkan dengan
pengeluaran untuk non makanan.
Tabel 2.11 Persentase Pengeluaran Rata-rata per Rumah Tangga
Sebulan Untuk Kelompok Makanan di Kabupaten Sukabumi Tahun 2009 – 2011
Jenis Pengeluaran T a h u n
2009 2010 2011
1. Padi-padian 2. Umbi-umbian 3. Ikan 4. Daging 5. Telur dan Susu 6. Sayur-sayuran 7. Kacang-kacangan 8. Buah-buahan 9. Minyak dan Lemak 10. Bahan Minuman 11. Bumbu-bumbuan 12. Konsumsi Lainnya 13. Makanan Jadi 14. Minuman Beralkohol 15. Tembakau dan Sirih
15,41 0,46 5,92 2,20 3,20 2,83 1,98 1,84 2,64 1,94 1,32 2,21 8,89 0,00 8,42
28,47 0,92 9,31 3,72 5,01 4,62 2,65 3,01 4,35 3,40 2,23 3,92
14,24 0,00
14,15
13,38 0,35 5,25 2,44 2,89 4,09 1,24 2,88 2,06 1,73 1,01 1,74
11,82 0,00 7,96
J u m l a h 100,00 100,00 100,00
Sumber : Susenas 2011
Persentase pengeluaran rata-rata per kapita sebulan untuk kelompok makanan disajikan pada Tabel 2.11 tabel tersebut menunjukkan pendapatan yang dikeluarkan untuk komoditi apa
saja yang dikonsumsi penduduk. Pola pengeluaran makanan penduduk pada tahun 2011 masih didominasi oleh padi-padian yaitu
sebesar 28,47 persen dari total konsumsi,hal ini sesuai dengan konsumsi masyarakat Indonesia pada umumnya.Disusul kemudian oleh konsumsi makanan jadi yaitu sebesar 14,24 persen keadaan ini
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
38 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
mengalami kenaikan yang cukup besar dari tahun sebelumnya (8,89%), sedangkan pengeluaran untuk tembakau dan sirih masih
tetap tinggi yaitu sebesar 14,15 persen. Untuk pengeluaran sumber protein seperti ikan, daging, telur dan susu serta komoditi kacang-
kacangan relatif tidak memperlihatkan perubahan yang berarti.
Tabel 2.12 Persentase Pengeluaran Rata-rata per Rumah Tangga
Sebulan Untuk Kelompok Bukan Makanan di Kabupaten Sukabumi Tahun 2009 - 2011
Jenis Pengeluaran T a h u n
2009 2010 2011
1. Perumahan,Bahan bakar,Penerangan dan Air 2. Aneka Barang dan Jasa 3. Biaya Pendidikan 4. Biaya Kesehatan 5. Pakaian, Alas Kaki dan Tutup Kepala 6. Barang Tahan Lama 7. Pajak Pemakaian dan Premi Asuransi 8. Keperluan Pesta dan Upacara
50,53 17,50 6,81 5,18 8,27
10,64 1,06 0,00
58,39 17,27 4,84 5,75 7,84 3,52 1,56 0,82
18,77 14,38
- -
3,78 2,92 0,73 0,57
J u m l a h 100,00 100,00 100,00
Sumber : Susenas 2011
Salah satu ukuran untuk melihat tingkat kesejahteraan penduduk secara umum adalah dengan melihat seberapa besar
pengeluaran untuk konsumsi kelompok non makanan. Semakin besar porsi pengeluaran untuk konsumsi non makanan dari pendapatan yang diperoleh oleh rumahtangga mencerminkan
semakin baik tingkat kesejahteraan. Hal ini dapat dijelaskan dari pola pengeluaran untuk konsumsi makanan pada umumnya
elastisitasnya rendah, sebaliknya elastisitas permintaan terhadap konsumsi non makanan tinggi. Keadaan ini jelas terlihat pada kelompok penduduk yang tingkat konsumsi makanannya sudah
mencapai titik jenuh sehingga peningkatan pendapatan akan digunakan unutk memenuhi kebutuhan non makanan. Pengeluaran untuk kelompok bukan makanan seperti yang ditampilkan oleh
Tabel 2.12 sebagian besar digunakan untuk perumahan, bahan bakar, dan penerangan serta air yaitu sebesar 50, 53 persen.
Proporsi pengeluaran untuk kelompok perumahan ini dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 cenderung berfluktuatif, demikian halnya dengan pengeluaran untuk kelompok lainnya selama kurun
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
39 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
waktu tiga tahun cenderung fluktuatif dan perubahannya tidak terlalu besar.
2.2.1.9 Ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan merupakan aspek yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia karena mencakup dimensi ekonomi dan sosial. Salah satu sasaran utama pembangunan adalah terciptanya
lapangan kerja baru dalam jumlah dan kualitas yang memadai agar dapat menyerap tambahan angkatan kerja yang memasuki pasar kerja setiap tahun. Setiap upaya pembangunan selalu diarahkan
pada perluasan kesempatan kerja dan berusaha sehingga penduduk dapat memperoleh manfaat langsung dari pembangunan.
Konsep ketenagakerjaan mendefiniskan bahwa angkatan kerja adalah penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja atau mencari pekerjaan dalam periode seminggu yang lalu (seminggu
sebelum waktu survei). Masalah ketenagakerjaan di Indonesia umumnya dan di Kabupaten Sukabumi pada khususnya, dalam
tahun-tahun belakangan ini, diperkirakan akan semakin kompleks. Ini diindikasikan dari terus bertambahnya penduduk usia kerja tiap tahunnya.
Tambahan lagi masih banyaknya pengangguran terbuka maupun terselubung (disguised unemployed) atau bekerja kurang
dari jam kerja atau upah yang kurang (under employed) yang antara lain sebagai akibat dari masyarakat bercorak agraris, lapangan pekerjaan yang sangat terbatas dan semakin banyaknya calon
tenaga kerja baik yang berpendidikan maupun tidak. Beberapa konsekuensi yang sering timbul adalah tingkat upah yang rendah
dan relatif kurang memadai serta terjadinya perpindahan penduduk usia produktif ke daerah lain yang lebih menjanjikan di bidang pekerjaan.
2.2.1.10 Angkatan Kerja
Penduduk merupakan sumber angkatan kerja, sehingga profil
ketenagakerjaan merupakan gambaran kondisi demografi. Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi dengan sendirinya akan
mencerminkan laju pertumbuhan angkatan kerja yang tinggi pula. Cepatnya laju pertumbuhan angkatan kerja apabila tanpa dibarengi kesempatan kerja yang memadai tentunya akan menimbulkan
berbagai persoalan sosial ekonomi. Untuk mengukur berbagai persoalan sosial ekonomi diperlukan indikator yang dapat mencerminkan kondisi yang sebenarnya yang sedang terjadi.
Secara garis besar, kegiatan penduduk suatu wilayah dibedakan atas penduduk yang dikelompokkan partisipatif dalam memutar roda
perekonomian yaitu penduduk usia kerja dan penduduk yang
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
40 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
termasuk dalam kelompok partisipatif dalam perekonomian keluarga yang disebut penduduk bukan usia kerja.
Tabel 2.13 menggambarkan kondisi ketenagakerjaan di Kabupaten Sukabumi yang cenderung fluktuatif dalam tiga tahun
terakhir, terlihat bahwa pada tahun 2011 persentase Angkatan Kerja lebih tinggi dibandingkan dua tahun sebelumnya yaitu sebesar 62,05 persen, demikian halnya dengan kelompok bukan angkatan kerjanya
yang angkanya mengalami fluktuatif, terlihat bahwa pada tahun 2011 sebesar 37,95 persen mengalami penurunan 3,03 persen
dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar 40,98 persen.
Tabel 2.13 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut
Kegiatan Utama dan Jenis Kelamin di Kabupaten Sukabumi Tahun 2009 - 2011
Kegiatan Utama Laki-laki Perempuan Laki-laki +Perempuan
2009 2010 2011 2009 2010 2011 2009 2010 2011
(1) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Angkatan Kerja *Bekerja *Mencari Pekerjaan Bukan Angkatan Kerja *Sekolah *Mengurusrumahtangga *Lain-lain
84,84 91,89 8,11 15,16 50,30 10,52 39,18
83,70 90,32 9,68
16,30 48,84 9,29
41,87
82,68 90,92 17,32 43,78 9,70 46,52
37,35 92,45 7,55 62,65 8,35 88,47 3,19
33,43 89,55 10,45
66,57 11,86 84,53
3,61
40,71 89,70 59,29 13,11 80,70 6,19
62,00 92,05 7,95 38,00 17,04 72,32 10,64
59,02 90,11
9,89
40,98 19,35 69,30 11,36
62,05 90,53 6,77 37,95 20,23 64,22 15,55
Jumlah 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Sumber : Sakernas 2010
Sementara itu kegiatan penduduk yang termasuk kelompok bukan angkatan kerja pada tahun 2011, meliputi sekolah sebesar
20,23 persen,terlihat adanya kenaikan dari tahun sebelumnya. Hal yang menarik adalah mengurus rumahtangga terlihat bahwa selama kurun waktu 3 tahun mengalami penurunan, hal ini
menggambarkan bahwa ada pergeseran aktivitas yang terjadi sehari-hari ternyata mengurus rumah tangga sudah mulai berkurang, ada kemungkinan pergeseran ini akibat dari semakin bertambahnya para
wanita yang memilih untuk bekerja di luar rumah.
2.2.1.11 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Keterlibatan penduduk dalam kegiatan ekonomi diukur dengan porsi penduduk yang masuk dalam pasar kerja (bekerja atau
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
41 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
mencari pekerjaan), disebut sebagai tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK). TPAK mengidentifikasikan besarnya penduduk usia
kerja (15 tahun keatas) yang aktif secara ekonomi di suatu wilayah. TPAK diukur sebagai persentase jumlah angkatan kerja (Bekerja dan
pengangguran)terhadap jumlah penduduk usia kerja. Indikator ini menunjukkan besaran relatif dari pasokan tenaga kerja (Labour Supply) yang tersedia untuk memproduksi barang-barang dan jasa
dalam suatu perekonomian.
Tabel 2.14 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT) di Kabupaten Sukabumi Tahun 2009 - 2011
Indikator Ketenagakerjaan
Laki-laki Perempuan Laki-laki +Perempuan
2009 2010 2011 2009 2010 2011 2009 2010 2011
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
TPAK TPT
84,84
8,11
83,70
9,68
62,68
9,08
37,35
7,55
33,43
10,45
40,71
10,30
62,00
7,95
59,02
9,89
62,05
9,47
Sumber data Survei Angkatan Kerja 2009 - 2011
Tabel 2.14 menyajikan TPAK dan TPT di Kabupaten Sukabumi tahun 2009 – 2011, TPAK tahun 2010 mencapai 59,02 persen dan
pada tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 3,03 persen menjadi 62,05 persen. Hal ini memberi arti bahwa pada tahun 2011, penduduk usia kerja atau penduduk umur 15 tahun ke atas di
Kabupaten Sukabumi yang aktif secara ekonomi sebesar 62,05 persen. Lain halnya dengan TPT pada tahun 2011 yang
mengalami penurunan sebesar 0,42 persen yaitu dari 9,89 persen pada tahun 2010 menjadi 9,47 persen pada tahun 2011. Tabel tersebut menunjukkan bahwa penduduk laki-laki lebih
tinggi partisipasinya dalam kegiatan ekonomi dibandingkan dengan penduduk perempuan. Banyaknya penduduk yang masuk dalam pasar kerja menunjukkan jumlah penduduk yang siap terlibat dalam
kegiatan ekonomi. Kesempatan kerja yang ada memberikan gambaran besarnya tingkat penyerapan pasar kerja, sehingga
angkatan kerja yang tidak terserap merupakan masalah karena mereka terpaksa menganggur.
2.2.1.12 Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha
Proporsi pekerja menurut lapangan usaha merupakan salah satu ukuran untuk melihat potensi sektor perekonomian dalam
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
42 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
menyerap tenaga kerja. Selain itu, indikator tersebut mencerminkan struktur perekonomian suatu wilayah. Di lain pihak, dewasa ini isu
sentral yang menjadi pembahasan dalam berbagai kesempatan adalah produktivitas dan kualitas Sumber Daya Manusia.
Peningkatan kegiatan ekonomi di berbagai sektor (lapangan usaha) akan berdampak langsung terhadap penciptaan lapangan kerja. Dari struktur lapangan pekerjaan yang ditunjukkan oleh Tabel
2.15, diketahui bahwa pada tahun 2011 distribusi lapangan usaha pada seluruh sektor menyebar merata, meskipun jika kita telaah
lebih dalam dibandingkan antar tahunnya mengalami kenaikan di setiap sektor walaupun tidak signifikan, hanya saja pada sektor pertanian mengalami penurunan yang cukup signifikan yaitu dari
47,71 persen pada tahun 2010 menjadi 28,27 persen pada tahun 2011. Lain halnya pada sektor industri mengalami kenaikan yang signifikan dari 9,52 persen pada tahun 2010 menjadi 20,56 persen
pada tahun 2011. Jelas terlihat adanya pergeseran lapangan usaha dari pertanian ke industri, hal ini memang terjadi di Kabupaten
Sukabumi yang sudah mulai banyak para investor yang menanamkan modal usahanya di bidang industri. Nampak bahwa jenis kelamin perempuan lebih mendominasi pekerjaan di sektor
industri, karena mereka kini banyak bekerja di pabrik-pabrik yang menyebar di Kabupaten Sukabumi.
Tabel 2.15
Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut LapanganPekerjaan Utama di Kabupaten Sukabumi Tahun 2009 – 2011
Indikator Ketenagakerjaan
Laki-laki Perempuan Laki-laki +Perempuan
2009 2010 2011 2009 2010 2011 2009 2010 2011
(1) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
1. Pertanian 2. Industri 3. Perdagangan 4. Jasa-jasa 5. Lainnnya *)
37,20 15,22 16,46
7,09 24,02
46,86
7,11 18,751
,68 25,59
28,57 15,88 18,42
7,10 30,03
36,59 24,95 25,68 10,67
2,11
50,15 16,43 27,13
3,34 2,94
27,63 30,55 31,65
9,07 1,10
37,03 18,05 19,14
8,13 17,65
47,71
9,52 20,92
2,11 19,74
28,27 20,56 22,65
7,73 20,78
Sumber : Susenas 2009 – 2011 *)Lainnya adalah gabungan dari sektor pertambangan, listrik,/gas/air,
bangunan,pengankutan/komunikasi,keuangann/persewaan
2.2.1.13 Status Pekerjaan
Status pekerjaan dibedakan menjadi lima macam status pekerjaan, yaitu usaha sendiri tanpa dibantu orang lain, usaha dibantu anggota rumah tangga (ART)/buruh tidak tetap, berusaha
dibantu dengan buruh tetap, buruh/karyawan pemerintah dan
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
43 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
swasta serta pekerja keluarga. Klasifikasi status pekerjaan ini bermanfaat terutama untuk membandingkan proporsi penduduk
yang bekerja sebagai buruh atau pekerja, usaha sendiri, dengan yang menjadi pekerja keluarga pada sektor tertentu.
Tabel 2.16
Komposisi Penduduk yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan
Di Kabupaten Sukabumi Tahun 2011
Status Pekerjaan 2011
Laki-laki Perempuan L + P
(1) (2) (3) (4)
Berusaha Sendiri 24,98 15,65 22
Berusaha dibantu oranglain 22,71 15,83 20,51
Berusaha dengan Buruh tetap 2,22 1,53 2,00
Buruh/Karyawan 23,36 28,98 25,16
Pekerja Bebas Pertanian 10,69 7,29 9,60
Pekerja Bebas di Non Pertanian 12,65 2,34 9,35
Pekerja Keluarga 3,39 28,39 11,38
Jumlah 100,00 100,00 100,00
Sumber : Sakernas 2011
Data ketenagakerjaan menurut status pekerjaannya pada tahun 2011 tersaji dalam Tabel 2.16 Penduduk Kabupaten
Sukabumi yang bekerja umumnya bekerja sebagai buruh/karyawan yaitu sebesar 25,16 persen, demikian halnya jenis kelamin perempuan menempati peringkat pertama sebagai buruh/karyawan
hal ini berbanding lurus dengan lapangan usaha industri yang mengalami kenaikan pada tahun 2011, hal ini mengindikasikan bahwa semakin banyak buruh/karyawan di Kabupaten Sukabumi
terkait semakin pesat sektor industri di wilayah Kabupaten Sukabumi, terbukti dengan proporsi jenis kelamin perempuan lebih
banyak dibandingkan dengan pekerja laki-laki, mengingat bahwa sektor industri lebih banyak menyerap tenaga kerja wanita yang berstatus sebagai buruh.
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
44 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
2.2.2 Kesejahteraan Sosial
2.2.2.1 Sosial Budaya Daerah
1. Kependudukan
Pembangunan kependudukan dan keluarga kecil berkualitas
merupakan langkah penting dalam mencapai pembangunan berkelanjutan. Hal ini diselenggarakan melalui pengendalian
kuantitas penduduk dan peningkatan kualitas insani dan sumber daya manusia. Karakteristik pembangunan antara lain dilaksanakan melalui pengendalian pertumbuhan penduduk, keluarga berencana,
dan dengan cara pengembangan kualitas penduduk, melalui pewujudan keluarga kecil yang berkualitas dan mobilitas penduduk. Dalam kaitan itu, aspek penataan administrasi kependudukan
merupakan hal penting dalam mendukung perencanaan pembangunan daerah.
Jumlah penduduk Kabupaten Sukabumi menurut data hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional pada tahun 2011 mencapai 2.383.450 jiwa yang terdiri dari 1.214.769 laki-laki dan 1.168.681
perempuan dengan Rasio jenis kelamin sebesar 103,94yang berarti bahwa dalam 100 penduduk perempuan terdapat sekitar 104 laki-
laki. Kepadatan penduduk Kabupaten Sukabumi adalah sebesar 577 orang per Km2. Selain data BPS, data kependudukan juga dilengkapi dengan data hasil registrasi penduduk sebagai pembanding dan
pendamping. Dilihat dari kelompok umur, terlihat bahwa penduduk yang berumur 5-9 tahun dan 10-14 tahun merupakan penduduk yang terbanyak.
Jumlah Keluarga Pra Sejahtera di Kabupaten Sukabumi pada tahun 2011 sebanyak 194.265 kepala keluarga (KK), yang terbanyak
berada di Kecamatan Jampang Tengah dan Cibadak dengan jumlah 10.732 dan 10.731 KK.
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
45 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
TABEL 2.17 JUMLAH PENDUDUK, RASIO JENIS KELAMIN, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMINDI
KABUPATEN SUKABUMI TAHUN 2011
Kecamatan
Jumlah Penduduk Rasio Jenis
Kelamin
Kepadatan Penduduk per
Km2 Laki-laki Perempuan Jumlah
[1] [2] [3] [4] [5] [6]
1930 311.617 315.342 626.959 98.82 152
1961 477.171 487.424 964.595 97.90 234
1971 604.169 607.648 1.211.817 99.43 294
1980 758.479 759.152 1.517.631 99.91 368
1990 932.729 915.523 1.848.252 101.88 448
2000 1.050.096 1.025.045 2.075.141 102.44 503
2005 1.136.359 1.088.634 2.224.993 104.38 539
2006 1.151.103 1.089.798 2.240.901 105.63 543
2007 1.151.413 1.106.840 2.258.253 104.03 547
2008 1.158.964 1.118.056 2.277.020 103.66 552
2009 1.185.833 1.142.971 2.328.804 103.75 564
2010 1.193.342 1.148.067 2.341.409 103,94 567
2011 1.214.769 1.168.681 2.383.450 103,94 577
Sumber :Sensus Penduduk, Khusus untuk tahun 2005-2009 dan 2011 dari Survei Sosial Ekonomi Nasional
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
46 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
TABEL 2.18 JUMLAH PENDUDUK MENURUT KELOMPOK UMUR DAN JENIS
KELAMIN DI KABUPATEN SUKABUMI TAHUN 2011
Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan
[1] [2] [3] [4]
0-4 127.289 111.622 238.911
5-9 118.314 129.879 248.193
10-14 142.404 123.819 266.223
15-19 106.144 94.066 200.210
20-24 80.019 102.575 182.594
25-29 109.932 114.099 224.031
30-34 91.985 85.127 177.112
35-39 98.224 91.769 189.993
40-44 83.151 67.639 150.790
45-49 77.103 69.599 146.702
50-54 55.089 51.481 106.570
55-59 42.644 40.365 83.009
60-64 34.273 23.488 57.761
65+ 48.198 63.153 111.351
Jumlah 1.214.769 1.168.681 2.383.450
Sumber : BPS Kabupaten Sukabumi (Survei Sosial Ekonomi Nasional 2011)
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
47 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
TABEL 2.19 JUMLAH PENDUDUK MENURUT KELOMPOK UMUR SEKOLAH DAN JENIS KELAMIN DI KABUPATEN SUKABUMI TAHUN 2011
Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan
[1] [2] [3] [4]
5-6 41.555 48.442 89.997
7-12 175.254 158.363 333.617
13-15 66.736 71.180 137.916
16-18 63.121 58.182 121.303
19-24 100.265 114.343 214.608
Jumlah 446.931 450.510 897.441
Sumber : BPS Kabupaten Sukabumi (Survei Sosial Ekonomi Nasional 2011)
Upah Minimum Regional (UMR) Kabupaten Sukabumi tahun 2012 naik 4,12 % dibanding tahun 2011. Pencari kerja yang
namanya sudah teregistrasi di Dinas tenaga kerja dan transmigrasi sebanyak 20.429 orang dengan komposisi 6.994 laki-laki dan 13.372 perempuan. Mayoritas pencari kerja berpendidikan tamatan SLTA,
dan terbanyak mendaftar pada bulan Juni. Hal itu terkait dengan masa kelulusan sekolah atau perguruan tinggi yang jatuh pada
bulan tersebut. Pengiriman TKI ke luar negeri merupakan salah satu
permasalahan penting karena selain dapat mengurangi jumlah
pengangguran di daerah, juga dapat meningkatkan kesejahteraan rumah tangga pekerja yang pada akhirnya dapat menambah devisa negara, walaupun ada juga beberapa permasalahan yang timbul dari
pengiriman TKI ini. Jumlah TKI asal Sukabumi yang sudah diseleksi oleh Disnakertrans tahun 2011 ini sebanyak 4.785 yang terdiri dari
212 laki-laki dan 4.573 perempuan dengan tujuan utama Negara Saudi Arabia.
Jumlah transmigran yang ditempatkan di unit pemukiman
transmigran (UPT) lokal di Kabupaten Sukabumi pada posisi tahun 2011 ini 997 KK dengan jumlah jiwa sebanyak 3.233 orang. Sedangkan jumlah transmigran asal Kabupaten Sukabumi yang
ditempatkan di luar Pulau Jawa tahun 2011 sebanyak 65 KK dengan jumah jiwa sebanyak 273 orang yang tersebar di Pulau Kalimantan
dan Maluku.
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
48 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
2. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator yang mampu menunjukan seberapa jauh keberhasilan (performance) suatu wilayah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Oleh karena itu, IPM dapat dijadikan dasar buat penentuan target dan pengukuran kamajuan program-program pembangunan secara
keseluruhan yang langsung menyentuh pada kualitas masyarakatnya.
Tabel 2.20
IPM Kabupaten Sukabumi dan Komponennya Tahun 2010 -2011
No Indikator Satuan Realisasi
Tahun 2010
Target Tahun 2011
Realisasi Tahun 2011
1 IPM
70,66 71,08 71,06
a. RLS Tahun 6,88 6,96 6,90
b. AMH % 97,56 98,79 97,35
c. AHH Tahun 67,06 67,37 67,38
d. Kemampuan Daya Beli Ribu Rp 626,99 568,24 629,72
Sumber : BPS Kabupaten Sukabumi
3. Kemiskinan
Kemiskinan merupakan masalah kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, antara lain: tingkat
pendapatan, kesehatan, pendidikan, akses terhadap barang dan jasa, lokasi, geografis, gender, dan kondisi lingkungan. Mengacu pada strategi nasional penanggulangan kemiskinan definisi
kemiskinan adalah kondisi di mana seseorang atau sekelompok orang, laki-laki dan perempuan, tidak terpenuhi hak-hak dasarnya
untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Definisi ini beranjak dari pendekatan berbasis hak yang mengakui bahwa masyarakat miskin mempunyai hak-hak
dasar yang sama dengan anggota masyarakat lainnya. Keluarga miskin menurut Dinas KBPP Kabupaten Sukabumi
adalah keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahetra I. Data
keluarga miskin berdasar pentahapan keluarga sejahtera tertera pada tabel berikut :
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
49 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
Tabel 2.21 Data Pentahapan Keluarga Sejahtera di Kabupaten Sukabumi Tahun 2011
Kecamatan Keluarga Pra
Sejahtera Keluarga Sejahtera I
Keluarga Sejahtera II
Keluarga Sejahtera III
Keluarga Sejahtera III Plus
[1] [2] [3] [4] [3] [4]
01. Ciemas 2.526 5.100 6.697 1.035 683
02. Ciracap 3.154 3.815 6.171 1.787 299
03. Waluran 1.643 3.122 2.462 912 65
04. Surade 3.129 4.966 11.444 3.818 683
05. Cibitung 1.821 2.787 3.131 632 50
06. Jampang Kulon 2.000 4.305 5.187 1.596 249
07. Cimanggu 1.492 2.182 2.421 601 88
08. Kalibunder 1.566 2.347 4.324 1.282 287
09. Tegalbuleud 2.061 2.621 4.421 1.895 562
10. Cidolog 670 1.575 3.931 747 9
11. Sagaranten 1.889 5.439 8.850 602 221
12. Cidadap 1.813 2.860 2.485 161 65
13. Curug Kembar 1.504 2.196 4.744 1.955 469
14. Pabuaran 1.252 7.658 3.495 715 160
15. Lengkong 4.804 2.641 1.133 744 137
16. Pelabuhanratu 8.419 5.195 8.235 4.027 2.021
17. Simpenan 4.714 6.045 2.723 995 177
18. Warungkiara 3.599 5.773 4.068 1.518 1.367
19. Bantargadung 2.961 2.230 3.817 961 249
20. Jampangtengah 10.732 7.113 2.570 1.063 64
21. Purabaya 3.694 4.911 3.828 765 474
22. Cikembar 6.571 6.240 7.172 3.121 742
23. Nyalindung 3.493 4.108 6.785 1.155 68
24. Gegerbitung 2.479 3.779 4.144 1.428 21
25. Sukaraja 8.553 8.377 3.688 2.438 273
26. Kebonpedes 1.966 3.724 2.833 411 73
27. Cireunghas 591 2.638 5.254 1.281 387
28. Sukalarang 2.152 3.602 4.220 1.964 231
29. Sukabumi 2.938 4.193 3.742 1.775 237
30. Kadudampit 5.766 5.917 1.962 1.214 350
31. Cisaat 8.483 7.785 7.444 5.237 1017
32. Gunung Guruh 1.417 5.627 4.934 1.737 546
33. Cibadak 10.731 8.943 4.867 2.537 1155
34. Cicantayan 5.370 4.591 3.093 1.004 387
35. Caringin 5.791 3.736 2.143 853 231
36. Nagrak 9.300 7.979 2.878 2.167 483
37. Ciambar 6.106 1.187 930 647 112
38. Cicurug 4.583 7.406 8.076 7.532 1.135
39. Cidahu 4.325 3.699 4.647 2.658 638
40. Parakansalak 4.716 2.559 1.519 1.328 951
41. Parungkuda 4.693 4.399 4.855 2.222 533
42. Bojonggenteng 4.078 2.759 1.837 712 326
43. Kalapanunggal 3.405 3.358 3.725 1.953 205
44. Cikidang 7.565 5.123 2.268 810 129
45. Cisolok 7.219 6.395 2.807 911 392
46. Cikakak 3.435 2.981 3.223 1.268 241
47. Kabandungan 3.096 4.576 1.349 914 392
Jumlah 2011 194.265 210.562 196.532 77.088 19.010
2010 177.662 182.426 208.088 100.483 21.042
2009 147.076 195.269 231.861 90.888 26.629
Sumber : BPS Kabupaten Sukabumi
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
50 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
3. Pendidikan dan Kebudayaan
a. Pendidikan Pengukuran keberhasilan pembangunan melalui pendekatan
IPM dari aspek Pendidikan dimulai dari Indeks Angka Melek Huruf (AMH), Angka Melek Huruf (AMH), Indeks Rata-rata Lama Sekolah, Angka Rata-rata Lama Sekolah. Kemudian analisis dilanjutkan
terhadap indikator makro yang terkait dan ikut mempengaruhi angka tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung seperti
Angka Partisipasi Kasar (APK). Angka-angka yang ada pada beberapa indikator makro yang
terkait dengan aspek Pendidikan dari tahun 2005 sampai tahun
2009 dapat dilihat pada Tabel 2.21.
Tabel 2.21 Perkembangan Data Pendidikan
di Kabupaten Sukabumi Tahun 2006-2009 dan Target 2010
No INDIKATOR
KUNCI
KONDISI RIIL
Rencana
Target SPM
PROV.
2005-
2010 2005 2006 2007 2008 2009 2010
1
ProyeksiJumlah
Penduduk
Seluruhnya
2.200.833
2.268.900
2.278.836
2.301.205
2.437.395
2.443.732
- Penduduk
usia 0 - 6 th
(usia PAUD)
- - - -
338.189
339.068
- Penduduk
usia 3 - 6 th
(usia PAUD)
- - - -
136.434
136.789
- Penduduk
usia 5 - 6 th
(usia TK)
93.923
96.828
97.272
94.981
90.348
90.583
- Penduduk
usia 7 - 12 th
281.377
290.079
295.373
269.831
267.222
267.917
- Penduduk
usia 13 - 15 th
124.989
128.854
131.913
127.840
152.191
152.587
- Penduduk
usia 16 - 18 th
127.528
131.472
133.809
124.512
150.567
150.958
2 · Jumlah Siswa
435.138
483.951
497.915
522.417
546.750
566.822
- PAUD -
30.773
44.001
45.321
- TK
5.262
6.612
5.628
7.441
7.333
7.553
- RA
3.028
3.028
2.669
3.135
4.484
4.619
- SD
254.746
263.646
268.682
270.350
272.129
280.293
- MI
44.968
47.500
49.846
49.147
51.019
52.550
- PLB
220
220
325
390
390
402
- SMP
51.004
60.389
59.956
72.196
75.095
77.348
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
51 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
No INDIKATOR
KUNCI
KONDISI RIIL
Rencana
Target SPM
PROV.
2005-
2010 2005 2006 2007 2008 2009 2010
- SMPT
5.543
8.618
8.618
23.616
15.614
16.082
- MTs
29.296
36.183
39.148
41.014
41.528
42.774
- SMA
13.180
17.388
17.878
17.300
17.209
19.446
- MA
6.670
7.827
7.666
8.570
8.260
8.508
- SMK
8.830
20.150
12.009
15.361
19.488
22.021
- Paket A
1.440
1.440
6.610
3.746
6.709
6.910
- Paket B
8.452
8.452
15.980
6.956
19.601
20.189
- Paket C
2.499
2.499
2.900
3.195
7.891
8.128
- Salafiah ula
-
-
-
759
782
- Salafiah
Wustha
-
3.042
3.042
4.489
4.624
3
Jumlah Siswa
Bedasarkan
Usia Sekolah
395.917
420.533
419.441
453.257
460.607
477.403
- PAUD ( 0 - 6
Tahun )
-
-
15.008
15.458
15.922
- TK ( 5 - 6
Tahun )
3.207
3.306
3.306
5.500
5.451
5.615
- RA ( 5 - 6
Tahun )
2.141
2.207
2.274
2.304
3.193
3.289
- SD ( 7 - 12
Tahun )
231.500
236.598
241.238
240.768
239.931
247.129
- MI ( 7 - 12
Tahun )
41.513
42.797
44.976
43.067
45.191
46.547
- PLB ( 7 - 12
Tahun )
-
-
-
-
- SMP ( 13 - 15
Tahun )
50.284
52.870
46.029
56.526
56.993
58.703
- SMPT ( 13 -
15 Tahun )
4.048
8.297
8.297
20.485
21.099
21.732
- MTs ( 13 - 15
Tahun )
29.002
29.899
31.240
32.886
34.132
35.156
- SMA ( 16 - 18
Tahun )
11.803
12.168
12.553
12.922
12.002
13.562
- MA ( 16 - 18
Tahun )
5.383
6.580
5.871
6.381
5.306
5.996
- SMK ( 16 - 18
Tahun )
6.567
15.018
9.035
11.222
13.665
15.441
- Paket A ( 7 -
12 Tahun )
1.074
1.107
3.730
340
350
361
- Paket B ( 13 -
15 Tahun )
7.422
7.652
9.216
2.812
2.896
2.983
- Paket C ( 16
- 18 Tahun )
1.973
2.034
1.676
408
420
433
- Salafiah ula (
7 - 12 Tahun )
-
-
320
543
559
- Salafiah
Wustha ( 13 -
15 Tahun )
-
-
2.308
3.977
3.977
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
52 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
No INDIKATOR
KUNCI
KONDISI RIIL
Rencana
Target SPM
PROV.
2005-
2010 2005 2006 2007 2008 2009 2010
4 APK Prasekolah
(PAUD, TK, RA) 30
8,83
9,96
8,53
43,53
45,33
46,57
- Paud
-
-
32,40
32,25
33,13
- TK
5,60
6,83
5,79
7,83
8,12
8,34
- RA
3,22
3,13
2,74
3,30
4,96
5,10
5
APK
SD/MI/SDLB/Pa
ket A
100
107,03
107,76
110,08
119,79
123,72
127,10
- SD
90,54
90,89
90,96
100,19
101,84
104,62
- MI
15,98
16,37
16,88
18,21
19,09
19,61
- Paket A
0,51
0,50
2,24
1,39
2,51
2,58
- Salafiah Ula
-
-
-
0,28
0,29
6
APK
SMP/MTs/SMPL
B/Paket B
90
75,44
87,57
90,95
111,61
91,74
105,52
- SMP
40,81
46,87
45,45
56,47
49,34
50,69
- MTs
23,44
28,08
29,68
32,08
27,29
28,03
- SMPT
4,43
6,69
6,53
18,47
10,26
10,54
- Paket B
6,76
5,94
6,99
2,20
1,90
13,23
- Salafiah
Wustha
-
-
2,31
2,38
2,95
3,03
7
APK SMA/MA/
SMK/SMALB/Pa
ket C
80
24,45
36,41
30,23
35,68
35,10
38,49
- SMA
10,34
13,23
13,36
13,89
11,43
12,88
- MA
5,23
5,95
5,73
6,88
5,49
5,64
- SMK
6,92
15,33
8,97
12,34
12,94
14,59
- Paket C
1,96
1,90
2,17
2,57
5,24
5,38
8
APM
SD/MI/SDLB/Pa
ket A
100
97,41
96,70
98,16
105,32
106,83
109,75
- SD
82,27
81,56
81,67
89,23
89,79
92,24
- MI
14,75
14,75
15,23
15,96
16,91
17,37
- Paket A
0,38
0,38
1,26
0,13
0,13
0,13
9
APM
SMP/MTs/SMPL
B/Paket B
90
72,61
76,61
71,85
88,16
78,25
80,32
- SMP
40,23
41,03
34,89
44,22
37,45
38,47
- MTs
23,20
23,20
23,68
25,72
22,43
23,04
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
53 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
No INDIKATOR
KUNCI
KONDISI RIIL
Rencana
Target SPM
PROV.
2005-
2010 2005 2006 2007 2008 2009 2010
- SMPT
3,24
6,44
6,29
16,02
13,86
14,24
- Paket B
5,94
5,94
6,99
2,20
1,90
1,95
- Salafiah
Wustha
2,61
2,61
10
APM SMA/MA/
SMK/SMALB/Pa
ket C
70
20,17
27,23
21,77
24,84
20,85
23,47
- SMA
9,26
9,26
9,38
10,38
7,97
8,98
- MA
4,22
5,00
4,39
5,12
3,52
3,97
- SMK
5,15
11,42
6,75
9,01
9,08
10,23
- Paket C
1,55
1,55
1,25
0,33
0,28
0,29
11 Angka
Melanjutkan - -
- SD/MI ke
SMP/Mts 100 84,31
88,75
91,41
90,55
94,67
100,00
- SMP/MTs ke
SMA/MA/SMK 75 73,09
77,75
80,08
87,90
75,61
75,00
-
SMA/MA/SMK
ke PT
30 - -
12 Angka
Mengulang
4,75
3,44
3,23
2,22
1,67
0,9
- SD 0
2,09
1,40
1,37
1,12
0,80
0,50
- MI 0
1,17
0,90
0,87
0,51 0,55 0,30
- SMP 0
0,10
0,08
0,05
0,05 0,04 0,01
- MTs 0
0,82
0,63
0,60
0,28 0,04 0,01
- SMA 0.5
0,04
0,03
0,00
0,02 0,01 0,005
- MA 0.5
0,37
0,28
0,25
0,25 0,23 0,10
- SMK 0.5
0,16
0,12
0,09
- - -
13 Angka Drop
Out
4,58
3,53
3,32
3,16
2,31
1,77
- SD 0 0,24
0,18
0,15
0,07 0,03 0,02
- MI 0 0,19
0,14
0,11
0,07 0,08 0,05
- SMP 0 0,95
0,73
0,70
0,47 0,57 0,35
- MTs 0 1,20
0,93
0,90
0,74 0,35 0,25
- SMA 1 0,25
0,19
0,16
0,62 0,51 0,33
- MA 1 1,26
0,97
0,94
0,64 0,40 0,30
- SMK 1 0,50
0,38
0,35
0,57 0,37 0,47
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
54 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
No INDIKATOR
KUNCI
KONDISI RIIL
Rencana
Target SPM
PROV.
2005-
2010 2005 2006 2007 2008 2009 2010
14 Rata-rata nilai
UN
6,85
6,54
6,94
7,00
7,27
7,00
- SD
6,82
6,67
6,90
6,77
6,89
7,00
- MI
6,54
6,82
7,01
6,61
6,91
7,00
- SMP
7,37
6,54
6,80
6,13
7,38
7,00
- MTs
6,61
6,54
6,92
7,37
7,70
7,00
- SMA
7,01
6,45
6,91
7,52
7,38
7,00
- MA
6,68
6,41
6,68
7,17
7,14
7,00
- SMK
6,90
6,38
7,37
7,45
7,48
7,00
15 Jumlah Guru
Seluruhnya
20.910
20.288
21.622
23.197
27.763
27.763
- TK
656
523
399
600
821
821
- RA
254
358
348
336
627
627
- SD
8.813
8.822
9.249
10.050
11.294
11.294
- MI
1.997
1.995
2.124
2.115
2.666
2.666
- SMP
3.176
3.022
3.445
3.650
4.537
4.537
- MTs
2.826
2.665
2.834
3.100
3.653
3.653
- SMA
1.242
1.121
1.351
1.347
1.377
1.377
- MA
1.119
995
1.048
1.098
1.352
1.352
- SMK
827
787
824
901
1.436
1.436
16
Jumlah Guru
yang telah lulus
sertifikasi
88
747
411
1.321
1.496
- TK 10 2 12 149
- SD 7 510 205 761 716
- SMP 81 133 129 357 340
- SMA/SMK 94 75 191 291
16
Rombel
(Rombongan
Belajar)
8.917
8.917
14.965
15.065
16.237
17.899
- SD
8.620
8.887
8.956
9.083
9.179
9.343
- MI
1.734
1.788
1.583
1.826
1.877
1.752
- SMP
2.670
2.753
1.994
1.829
2.832
3.094
- MTs
768
792
1.088
1.175
934
1.711
- SMA
387
399
501
480
470
778
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
55 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
No INDIKATOR
KUNCI
KONDISI RIIL
Rencana
Target SPM
PROV.
2005-
2010 2005 2006 2007 2008 2009 2010
- MA
217
224
593
285
439
340
- SMK
257
265
250
387
506
881
17 Ruang Kelas SD 90
7.077
7.073
7.073
7.386
8.222
8.944
- Baik
2.851 2851 3179 3373
5.573
7219
- Rusak
Ringan/Sedan
g
2.060 2058 2058 1582 1182 920
- Rusak Berat
2.166 2164 1836 2431 1467 805
18 Ruang Kelas MI 90
1.496
1.496
1.496
1.517
1.566
1.622
- Baik
581 581 622 651 1022 1266
- Rusak
Ringan/Sedan
g
454 454 454 395 298 189
- Rusak Berat
461 461 420 471 246 167
19 Ruang Kelas
SMP 90
1.163
1.163
1271 1748 1768 1778
- Baik
846 846 1038 1333 1389 1399
- Rusak
Ringan/Sedan
g
244 244 233 282 247 42
- Rusak Berat
73 73 133 132 65
20 Ruang Kelas
MTs 90
380 380 434 1051 1120 1145
- Baik
333 333 405 708 805 998
- Rusak
Ringan/Sedan
g
35 35 17 229 143 72
- Rusak Berat
12 12 12 114 172 75
21 Ruang Kelas
SMA 100
380 380 395 523 536 543
- Baik
321 321 358 411 442 479
- Rusak
Ringan/Sedan
g
35 35 15 80 76 55
- Rusak Berat
24 24 22 32 18 9
22 Ruang Kelas
MA 100
257
257
257
297
311
326
- Baik
163
169
213
228 231 265
- Rusak
Ringan/Sedan
g
52
46
23
50 58 49
- Rusak Berat
42
42
21
19 22 12
23 Ruang Kelas 100 351 360
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
56 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
No INDIKATOR
KUNCI
KONDISI RIIL
Rencana
Target SPM
PROV.
2005-
2010 2005 2006 2007 2008 2009 2010
SMK 231 231 231 349
- Baik 201
211
231
276 277 318
- Rusak
Ringan/Sedan
g
26
16
-
58 71 42
- Rusak Berat 4
4
-
15 3 0
24
Pesentase
Ruang Kelas
Baik ( % )
SD/MI 39,56 39,57 43,26 44,29 66,52 79,38
SD 40,29 40,31 44,95 45,67 67,78 80,71
MI 38,84 38,84 41,58 42,91 65 78,05
SMP/MTs 80,19 80,19 87,49 71,81 75,22 82,92
SMP 72,74 72,74 81,67 76,26 78,56 78,68
MTS 87,63 87,63 93,32 67,36 71,88 87,16
SMA/MA/SMK 78,30 80,52 91,17 78,15 78,55 85,95
SMA 84,47 84,47 90,63 78,59 82,46 88,21
MA 63,42 65,76 82,88 76,77 74,28 81,29
SMK 87,01 91,34 100,00 79,08 78,92 88,33
25 Rasio Murid :
Guru - -
- SD 40 : 1 31: 1 30 : 1 29 : 1 27 : 1 1 1
- MI 40 : 1 24 : 1 24 : 1 23 : 1 23 : 1 1 1
- SMP 28 : 1 21 : 1 20 : 1 17 : 1 20 : 1 1 1
- MTs 28 : 1 14 : 1 14 : 1 14 : 1 13 : 1 1 1
- SMA 23 : 1 16 : 1 16 : 1 13 : 1 13 : 1 1 1
- MA 23 : 1 8 : 1 8 : 1 7 : 1 8 : 1 0 0
- SMK 18 : 1 24 : 1 26 : 1 15 : 1 17 : 1 1 1
26 Rasio Murid :
Rombel
- SD (30 -
40) : 1 30 : 1 30 : 1 30 : 1 30 : 1 1 1
- MI (30 -
40) : 1 27 : 1 27 : 1 31 : 1 27 : 1 1 1
- SMP (30 -
40) : 1 44 : 1 44 : 1 30 : 1 39 : 1 2 2
- MTs (30 -
40) : 1 46 : 1 46 : 1 36 : 1 35 : 1 2 2
- SMA (30 -
40) : 1 39 : 1 44 : 1 36 : 1 36 : 1 2 2
- MA (30 -
40) : 1 35 : 1 35 : 1 13 : 1 30 : 1 1 1
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
57 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
No INDIKATOR
KUNCI
KONDISI RIIL
Rencana
Target SPM
PROV.
2005-
2010 2005 2006 2007 2008 2009 2010
- SMK (30 -
40) : 1 57 : 1 76 : 1 48 : 1 40 : 1 2 2
27 Jumlah
Sekolah SMK 38
38
38
50 63 66
28
·
Sekolah/Madra
sah Bertaraf
Internasional
1
1
1
1
1
29 Sekolah NSS
- SD 2 26 37 37
- SMP 3 5 5 8 13
30
Jumlah Warga
Belajar Non
Formal (WB)
- KF
18.714
23.082
9.511 15725 256
- PAKET A
1.440
6.610
3.746
6.709
1.420
- PAKET B
8.452
15.980
6.956
19.601
4.300
- PAKET C
2.499
2.900
3.195
7.891
2.925
30
Jumlah Warga
Belajar Non
Formal yang
Lulus (WB)
- KF
16.951
22.085
9.280 15568 256
- PAKET A
1.038
4.847
2.865 5175
1.420
- PAKET B
6.253
12.082
5.496 15771
4.300
- PAKET C
1.953
2.331
2.686 6721
2.925
31
Jumlah Warga
Belajar Non
Formal yang
Lulus (%)
- KF 90,58 95,68 97,57 99,00 100
- PAKET A 72,08 73,33 76,48 77,14 100
- PAKET B 73,98 75,61 79,01 80,46 100
- PAKET C 78,15 80,38 84,07 85,17 100
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi
b. Kebudayaan
Kebudayaan suatu bangsa hakekatnya adalah identitas, kepribadian, atau jati diri bangsa itu, sehingga membangun
kebudayaan adalah membangun identitas, jati diri atau kepribadian bangsa itu. Persaingan antar bangsa pada dasarnya adalah
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
58 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
pertarungan untuk mempertahankan jati diri bangsa yang berlangsung dalam kontek karakteristik kebudayaan yang dinamis
yang terus berubah seiring perubahan yang dialami para pelaku budayanya.
Kehidupan sosial budaya masyarakat Kabupaten Sukabumi termasuk yang bercorak heterogen namun masih dalam pengaruh dominasi kebudayaan suku sunda. Dominasi ini dimungkinkan
sebagai konsekuensi Kabupaten sukabumi merupakan sub kultur dari lingkup kebudayaan yang hidup dan tinggal di wilayah Jawa
Barat (Sunda Pituin maupun Sunda Mukimin). Identitas kesundaan atau ciri pribadi orang Sunda dapat terlihat dan terapresiasi antara lain dalam penggunaan bahasa sehari–hari bahasa Sunda yang
memiliki intonasi khas, kesenian, kepribadian dan sistem kemasyarakatan orang Sunda.
Berbagai ungkapan tradisional Sunda yang masih digunakan
di masyarakat antara lain, silih asih, silih asah jeung silih asuh sebagai konsep kemasyarakatan dan bernegara. Ungkapan cageur, bageur, pinter tur singer sebagai konsep pembangunan manusianya dan ungkapan genah, merenah tur tumaninah digunakan sebagai
konsep pembangunan rumah maupun lingkungan perumahan, desa dan kota. Ungkapan tersebut merupakan gambaran pandangan
hidup masyarakat yang memiliki nilai nilai kehidupan bermasyarakat yang luhur dan sangat penting untuk dipelihara, dilestarikan dan diwariskan kepada generasi penerus.
Pengembangan kebudayaan yang berlandaskan nilai nilai luhur budaya lokal diarahkan untuk mengimbangi perubahan masyarakat yang sangat cepat sebagai akibat dari globalisasi dan
pesatnya kemajuan teknologi komunikasi dan informasi Di samping itu pengembangan kebudayaan dimaksudkan untuk
menciptakan iklim kondusif dan harmonis sehingga nilai-nilai kearifan lokal akan mampu merespon modernisasi secara positif dan produktif sejalan serta memperkaya khasanah kebudayaan nasional.
c. Pemuda dan Olah Raga
Keberadaan pemuda di Indonesia memegang peranan yang
sangat penting, bahkan posisinya itu menentukan kualitas bangsa. Oleh karena itu, agar penentu kualitas bangsa ini bisa berkiprah lebih besar lagi dalam proses pembangunan di Indonesia, mereka
harus diberdayakan seoptimal mungkin. Upaya untuk memberdayakan pemuda antara lain melalui peningkatan kesempatan dalam memperoleh pendidikan dan pelatihan,
peningkatan partisipasi dalam pembangunan sosial politik, ekonomi, sosial budaya, serta pertahanan keamanan, peningkatan
kepeloporan dan kepemimpinan pemuda dalam pembangunan, dan peningkatan kemandirian dalam berorganisasi.
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
59 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
Pemda Kabupaten Sukabumi menitikberatkan pemberdayaan pemuda ini ke arah pembinaan organisasi kepemudaan melalui
pembinaan Karang Taruna, KNPI, OSIS, dan Pramuka, sedangkan program pembinaan keolahragaannya diserahkan tugasnya kepada
KONI Kabupaten Sukabumi. Dalam masa pergantian abad, dimana proses reformasi dan
demokratisasi tengah berlangsung, tantangan yang dihadapi oleh
Kabupaten Sukabumi antara lain makin derasnya arus informasi dan masuknya nilai-nilai budaya asing dari luar. Informasi dan nilai-
nilai budaya asing yang masuk melalui berbagai media tersebut terkadang tidak sesuai dengan nilai agama dan nilai luhur budaya daerah dan bisa menjadi ancaman bagi pembangunan kebudayaan.
Lebih jauh, hal ini dapat mengakibatkan pendangkalan nilai-nilai moral dan nilai-nilai luhur budaya daerah yang pada gilirannya dapat mengakibatkan krisis jati diri dan kepribadian bangsa.
4. Agama
Mayoritas penduduk Kabupaten Sukabumi (2008) pemeluk agama Islam sebanyak 99,52 persen, diikuti penganut Kristen Protestan 0.27 persen, Kristen Katolik 0,18 persen ,Hindu 0,02
persen, Budha 0,02 persen. Pembangunan agama merupakan upaya mewujudkan agenda meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui
peningkatan kualitas pelayanan dan pemahaman agama serta kehidupan beragama. Selain itu, pembangunan agama juga mencakup dimensi peningkatan kerukunan hidup umat beragama,
yang mendukung peningkatan saling percaya dan harmonisasi antar kelompok masyarakat. Dimensi kerukunan ini sangat penting dalam rangka membangun masyarakat yang memiliki kesadaran mengenai
realitas multikultur dan memahami makna kemajemukan sosial, sehingga tercipta suasana kehidupan masyarakat yang penuh
toleransi, tenggang rasa, dan harmonis. 5. Kesehatan
Dalam pengukuran IPM, kesehatan adalah salah satu aspek utama selain pendidikan dan pendapatan. Kesehatan juga merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi
serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan
dibutuhkan perubahan cara pandang (mindset) dari paradigma sakit ke paradigma sehat, sejalan dengan Visi Kabupaten Sukabumi Sehat 2010.
Derajat kesehatan Kabupaten Sukabumi telah mengalami kemajuan cukup berarti. Berdasarkan data BPS Angka Harapan
Hidup (AHH) meningkat dari 61,70 tahun pada tahun 2000 menjadi 65,82 tahun pada tahun 2008. Selengkapnya lihat Tabel di bawah ini.
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
60 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
Tabel 2.23 Perkembangan Angka Harapan Hidup
Tahun 2000-2008
Tahun AHH
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
61,70 63,89 64,60 64,80 64,82 65,37 65,89 65,94 66,43
Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat dan BPS Kab. Sukabumi
Angka Kematian Bayi selama periode tahun 2000-2000
mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Tahun 2002 AKB Kabupaten Sukabumi sebesar 56,00 dan pada tahun 2009 menjadi
48.
Tabel 2.24
ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB) Tahun 2000-2009
Tahun AKB
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
62,20 60.01 56,00 55,01 55,01 53,25 53,25 50,00 48,00 48.00
Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat
Angka Kematian Bayi di Kabupaten Sukabumi lebih banyak
terjadi pada pada masa perinatal (0-7 hari). Adapun penyebabnya: pertama, kesehatan dan gizi ibu selama kehamilan dan cara
persalinan; dan kedua, gangguan yang diterima neonatus setelah beradaptasi dengan dunia luar, termasuk perawatan dan kebiasaan pemberian makanan padat dini pada bayi baru lahir.
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
61 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
Seiring meningkatnya jumlah penduduk, pengembangan wilayah baru dan meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan, jumlah Puskesmas telah mengalami peningkatan. Beberapa Puskesmas pembantu ditingkatkan
statusnya menjadi Puskesmas.
Tabel 2.25 Jumlah Sarana Kesehatan di Kabupaten Sukabumi
Tahun 2011
No. Sarana Kesehatan Jumlah
1. 2. 3. 4. 5.
Puskesmas Puskesmas pembantu Puskemas Keliling Rumah Sakit Posyandu
58 111 55 3
3.178
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi
Secara administratif sarana Puskesmas yang tersedia saat ini telah menjangkau disemua kecamatan yang berjumlah 47 Kecamatan, disamping itu dibantu dengan tersedianya Puskesmas
pembantu,puskesmas keliling ke desa-desa telah menjangkau pelayanan kesehatan yang masing-masing disertai dengan kurang
lebih dua Puskesmas dan Puskesmas keliling. Namun dari segi bentang alam dan geografis memungkinkan adanya wilayah-wilayah yang jauh dari jangkauan sarana kesehatan.
6. Kesejahteraan Sosial
Perlindungan dan kesejahteraan sosial merupakan hal-hal
yang berkaitan dengan keterlantaran baik anak maupun lanjut usia, kecacatan, ketunasusilaan, dan bencana alam, serta bencana sosial.
Menurut data dari Dinas Sosial dan Penanggulangan Bencana Alam Kabupaten Sukabumi pada tahun 2008 tercatat data penyandang masalah sosial sebagai berikut :
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
62 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
Tabel 2.26
Jumlah Penyandang Masalah Sosial di Kabupaten Sukabumi Tahun 2008
No Penyandang Masalah Sosial Jumlah
1 Anak Balita Terlantar 2.535
2 Anak Terlantar 6.385
3 Anak Korban Tindak Kekerasan 457
4 Anak Nakal 828
5 Anak Jalanan 727
6 Anak Cacat 2.384
7 Wanita Rawan Sosial Ekonomi 13.576
8 Wanita Korban Tindak Kekerasan 483
9 Lanjut Usia Terlantar 10.704
10 Lanjut Usia Korban Tindak Kekerasan 232
11 Penyandang Cacat 4.903
12 Penyandang Cacat ex Penyakit Kronis 1.732
13 Tuna Susila 246
14 Pengemis 287
15 Gelandangan 218
16 ex Narapidana 750
17 Korban NAPZA 220
18 Keluarga Fakir Miskin 130.319
19 Keluarga Rumah Tidak Layak Huni 24.490
20 Keluarga Bermasalah Sosial Psikologis 405
21 Komunitas Adat 314
22 Masyarakat Rawan Bencana 4.651
23 Korban Bencana Alam 838
24 Korban Bencana Sosial 40
25 Pekerja Migran 2.370
26 Keluarga Rentan 1
Sumber : Dinas Sosial Kabupaten Sukabumi
Penyandang cacat masih menghadapi kendala untuk
kemandirian, produktivitas dan hak untuk hidup normal yang meliputi antara lain akses ke pelayanan sosial dasar, terbatasnya
jumlah dan kualitas tenaga pelayanan sosial untuk berbagai jenis kecacatan, dan aksesibilitas terhadap pelayanan umum untuk mempermudah kehidupan mereka.
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
63 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
2.2.2.2 Capaian Kinerja Pembangunan Daerah 2006 - 2011
Capaian kinerja pembangunan daerah Kabupaten Sukabumi
2006 -2011 berdasarkan indikator makro telah memperlihatkan hasil yang cukup baik : - Capaian IPM Kabupaten Sukabumi pada kurun waktu 2006 –
2011 meningkat 1,86 poin dari 69,20 menjadi 71,06. Rata-rata kenaikan IPM lebih dari 0,31 poin per tahun.
Rata-rata lama sekolah meningkat 0,29 tahun dari 6,61 tahun menjadi 6,90 tahun. Peningkatan ini dirasa masih belum memuaskan dan harus lebih ditingkatkan lagi.
Angka Melek Huruf meningkat sebesar 0,64 % dari 96,71 % menjadi 97,35 %. Berarti kurang dari 2,65% lagi masyarakat
Kabupaten Sukabumi bebas buta huruf. Angka Harapan Hidup meningkat selama 1,49 tahun dari
65,89 tahun menjadi 67,38 tahun, dari semua komponen IPM,
komponen AHH mengalami peningkatan yang paling besar Daya beli masyarakat Kabupaten Sukabumi meningkat Rp.
70.760 dari Rp. 558.940 menjadi Rp. 629.700, peningkatan ini
pun dirasa masih belum seimbang dengan pertumbuhan ekonomi yang telah dicapai.
- Jumlah penduduk Kabupaten Sukabumi, Hasil sensus BPS pada Tahun 2010 berjumlah 2.383.450 jiwa, dalam dekade sepuluh tahun 2000 – 2011 laju pertumbuhan penduduk Kabupaten
Sukabumi sebesar 1,79 %, berarti menurun dari dekade sepuluh tahun sebelumnya 1990 – 2000 yaitu 1,81 % dan berada di bawah laju pertumbuhan penduduk nasional.
- Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sukabumi rata-rata tumbuh 3,01% setiap tahun, angka pertumbuhan ini dihitung
berdasarkan PDRB harga konstan pada Tahun 2006 sebesar Rp. 7,318 Trilyun , meningkat pada tahun 2011 sebesar Rp. 8,980 Trilyun.
- Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Kabupaten Sukabumi meningkat pada tahun 2006 sebesar 56,73% menjadi
62,05 % pada tahun 2011 dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT ) dari 8,16 % pada tahun 2006 menjadi 9,47% pada tahun 2011.
- Pendapatan per kapita dihitung berdasar PDRB harga berlaku dibagi jumlah penduduk Kabupaten Sukabumi , diperoleh pendapatan per kapita penduduk Kabupaten Sukabumi pada
tahun 2006 sebesar Rp. 5.244.460 per tahun menjadi Rp. 8.417.674 per tahun.
- Pertumbuhan ekonomi yang terjadi belum mampu menyelesaikan masalah kemiskinan di Kabupaten Sukabumi walaupun trend angka kemiskinan cenderung menurun.
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
64 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
Selengkapnya capaian pembangunan daerah Kabupaten
Sukabumi 2006 – 2010 berdasar indikator makro dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 2.27 Capaian Indikator Makro Pembangunan
Kabupaten Sukabumi 2006 – 2011
No Indikator Satuan 2006 2007 2008 2009 2010 2011
1 IPM
69.20 69.42 69.66 70.17 70.66 71.06
a. RLS Tahun 6.54 6.88 6.90 6.54 6.88 6,90
b. AMH % 96.71 96.96 97.11 97.33 97.56 97.35
c. AHH Tahun 65.89 65.94 66.43 66.74 67.06 67.38
d. Kemampuan Daya Beli
Ribu Rp 558.94 562.09 563.09 626.15 626.99 629.72
2 Jumlah Penduduk Jiwa 2,240,901 2,258,253 2,277,020 2,328,804 2,341,409 2,383,450
3 LPP (% Per Tahun) %/ Thn 0,71 0,77 0,83 1,70 1,27 1,79
4 Jumlah Miskin
a. Penduduk Miskin % 17.66 15.98 13.26 11.78 10.65 10.33
5 Pendapatan Per Kapita (Harga Berlaku)
Rp 5.874.341 6.463.819 7.085.227 7.019.577 7.941.832 8.417.674
6 PDRB
a. PDRB a.d H.Konstan 2000
Juta Rp. 7.419.360 7.714.653 8.015.201 8.302.792 8.641.734 8.8981.000
b. PDRB a.d H.Berlaku Juta Rp. 13.163.815 14.596.938 16.133.202 17.230.598 18.595.077 20.160.893
7 LPE
a. LPE Konstan 2000 %/ Thn 4,12 3,98 3,90 3,55 4,02 4,07
b. LPE Harga Berlaku %/ Thn 16,24 10,89 10,52 7 – 10 7 - 10 7 – 10
8 Konsumsi Pemerintah Milyar Rp 883,84 1.059,92 1.240,30 1,274,679 1.621,02 1.849,556
9 TPT %/ Thn 13,89 10,85 8,94 8 - 12 8 - 12 8 - 12
10 TPAK %/ Thn 50,58 64,77 63,38 55 - 65 55 - 65 55 - 65
Sumber : BPS Kabupaten Sukabumi
2.3 Aspek Pelayanan Umum
2.3.1 Perencanaan Pembangunan
Untuk menjamin agar kegiatan pembangunan berjalan efektif, efisien, dan bersasaran maka diperlukan proses perencanaan pembangunan. Proses perencanaan pembangunan di daerah
meliputi : 1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang daerah (RPJPD). RPJPD
menekankan tentang pentingnya penggunaan perencanaan
strategis berbasis skenario (scenario planning), keterlibatan stakeholders yang relevan dan kompeten, terutama lembaga
penelitian untuk merumuskan skenario perkembangan faktor-faktor eksternal pendorong pembangunan daerah (sosial, politik,
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
65 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
ekonomi, teknologi, lingkungan hidup) dan implikasinya pada pembangunan daerah 20 tahun kedepan.
2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) menekankan tentang pentingnya menerjemahkan secara arif VISI,
MISI dan Agenda KEPALA DAERAH TERPILIH kedalam tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan pembangunan yang merespon kebutuhan dan aspirasi masyarakat serta kesepakatan tentang
tolok ukur kinerja untuk mengukur keberhasilan atau ketidak berhasilan pembangunan daerah dalam 5 tahun kedepan
3. Rencana Strategi Organisasi Perangkat daerah (RENSTRA OPD) menekankan tentang pentingnya setiap SKPD memiliki tolok ukurkinerja kunci pelayanan OPD yang jelas berdasarkan
TUPOKSI OPD yang dapat memberikan gambaran secara cepat kepada masyarakat tentang status kinerja pelayanan OPD dan rencana pencapaian program OPD sesuai dengan Standar
Pelayanan Minimal (SPM), serta mendorong peningkatan kualitas konsultasi FORUM MULTI STAKEHOLDERS OPD.
4. Rencana Kerja Pemerintah daerah (RKPD) menekankan tentang pentingnya penyusunan berdasarkan Kerangka Penyelenggaraan Fungsi, Urusan Wajib dan Urusan Pilihan Pemerintahan Daerah;
perumusan tujuan dan sasaran pembangunan daerah yang realistis dan konsisten denganvisi, misi Kepala Daerah, dan
RPJMD; memastikan bahwa sumber daya dan dana daerah diarahkanuntuk menangani isu pembangunan daerah yang prioritas dan mendesak; kesesuaian dengan RKP dan Pedoman
Penyusunan APBD yang diterbitkan oleh MENDAGRI setiap tahunnya; didasarkan pada kesepakatan dengan stakeholder yang dicapai melalui mekanisme Musrenbang RKPD dan Forum Multi
Stakeholder OPD; disusun dengan pendekatan perencanaan berbasis kinerja; penyusunannya transparan dan dapat
dipertanggungjawabkan kepada stakeholder; serta perlunya dukungan data dan informasi yang akuratdan mutakhir.
5. Rencana Kerja Organisasi Perangkat Daerah (RENJA OPD)
menekankan tentang pentingnya OPD menguasai dan kompeten dalam menyusun program dan kegiatan OPD sesuai PERMENDAGRI 13/2006 tentang PedomanPengelolaan Keuangan
Daerah jo PERMENDAGRI 59/2007 tentang Perubahan atas PERMENDAGRI 13/2006 tentang PedomanPengelolaan Keuangan
Daerah; karena RENJA OPD merupakan dasar utama bagipenyusunan rencana dan penganggaran tahunan dan rencana strategis jangka menengah daerah. Kualitas penyusunan
RENJA OPD akan sangat menentukan kualitas rencanadaerah diatasnya.
6. Kebijakan Umum Anggaran (KUA), Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) dan Rencana Kerja dan Anggaran Organisasi Perangkat Daerah (RKA OPD), ketiga dokumen ini telah diatur
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
66 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
secara rinci dan lengkap dalam PERMENDAGRI 13/2006 jo PERMENDAGRI 59/2007 tentang Perubahan atas PERMENDAGRI
13/2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah ; menekankan tentang pentingnya menggunakan RKA OPD sebagai
alat untuk meningkatkan pengelolaan pelayanan dan mengembangkan standar pelayanan OPD karena RKA OPD memiliki informasi yang pada dasarnya diperlukan bagi
pengembangan STANDAR PELAYANAN MINIMAL.
Proses Perencanaan Daerah telah diatur dalam Peraturan Bupati Sukabumi Nomor 11 Tahun 2007 tentang Penyusunan, Penetapan, dan Pelaporan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
Kabupaten Sukabumi. Bidang-bidang yang telah dikembangkan Standar Pelayanan
Minimal (SPM) diatur dalam Peraturan Bupati Sukabumi sebagai
berikut : 1. PERBUP Nomor 31 Tahun 2006 Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Bid. Industri dan Perdagangan di Kabupaten Sukabumi 2. PERBUP Nomor 32 Tahun 2006 Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Bid. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera di Kabupaten
Sukabumi 3. PERBUP Nomor 33 Tahun 2006 Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Bid. Koperasi dan Usaha Kecil dan Madrasah di Kabupaten Sukabumi
4. PERBUP Nomor 34 Tahun 2006 Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Bid. Kesehatan di Kabupaten Sukabumi 5. PERBUP Nomor 35 Tahun 2006 Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Bid. Pendidikan di Kabupaten Sukabumi
Proses Penyusunan Perencanaan dan Penganggaran Daerah
Secara Terpadu dapat dilihat pada Gambar 2.7 berikut :
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
67 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
Gambar 2.7 Proses Penyusunan Perencanaan
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
68 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
2.3.2 Pemerintahan Umum
Berlakunya Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara
Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007, Peraturan Daerah Nomor 32 Tahun 2008 yang diperbaharui
dengan Peraturan Daerah Nomor 25 Tahun 2012 tentang Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Sukabumi
(Lembaran Daerah Kabupaten Sukabumi Tahun 2012 Nomor 25) tentang Organisasi Perangkat Daerah, menuntut pemerintah daerah melakukan penataan kembali baik kelembagaan maupun sumber
daya manusianya (SDM) sehingga akan terjadi suatu pemerintahan yang ramping struktur kaya fungsi.
Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat perlu upaya penyempurnaan terhadap kelembagaan OPD, penyusunan standar operasional dan prosedur (SOP) serta standar pelayanan
minimal (SPM) bagi seluruh OPD. Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 25 Tahun 2012 tentang
Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Sukabumi, Perangkat
Daerah Kabupaten Sukabumi adalah unsur pembantu kepala daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang terdiri dari
sekretariat daerah, sekretariat DPRD, dinas daerah, lembaga teknis daerah, kecamatan, dan kelurahan.
1. Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Sukabumi, meliputi SKPD :
a. Sekretariat Daerah
Sekretariat daerah merupakan unsur staf yang mempunyai
tugas dan kewajiban membantu bupati/walikota dalam menyusun kebijakan dan mengoordinasikan dinas daerah dan lembaga teknis
daerah. Sekretariat Daerah menyelenggarakan fungsi :
1. Penyusunan kebijakan pemerintahan daerah;
2. Pengoordinasian pelaksanaan tugas dinas daerah dan lembaga teknis daerah;
3. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pemerintahan daerah;
4. Pembinaan administrasi dan aparatur pemerintahan daerah; dan
5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati/walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Sekretariat daerah dipimpin oleh Sekretaris Daerah yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati.
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
69 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
b. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut Sekretariat DPRD merupakan unsur pelayanan terhadap DPRD. Sekretariat DPRD mempunyai tugas menyelenggarakan
administrasi kesekretariatan, administrasi keuangan, mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD, dan menyediakan serta
mengoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD sesuai dengan kemampuan keuangan daerah. Sekretariat DPRD menyelenggarakan fungsi :
1. Penyelenggaraan administrasi kesekretariatan DPRD; 2. Penyelenggaraan administrasi keuangan DPRD;
3. Penyelenggaraan rapat-rapat DPRD; dan 4. Penyediaan dan pengoordinasian tenaga ahli yang diperlukan oleh
DPRD.
Sekretariat DPRD dipimpin oleh sekretaris dewan, secara teknis operasional berada di bawah dan bertanggung jawab kepada pimpinan DPRD dan secara administratif bertanggung jawab kepada
bupati/walikota melalui sekretaris daerah.
c. Inspektorat
Inspektorat merupakan unsur pengawas penyelenggaraan
pemerintahan daerah. Inspektorat mempunyai tugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah kabupaten/kota, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan
pemerintahan desa dan pelaksanaan urusanpemerintahan desa. Inspektorat dalam melaksanakan tugasnya menyelenggarakan fungsi:
1. Perencanaan program pengawasan; 2. Perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan; dan
3. Pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas pengawasan. Inspektorat dipimpin oleh inspektur. Inspektur dalam
melaksanakan tugasnya bertanggung jawab langsung kepada bupati/walikota dan secara teknis administratif mendapat
pembinaan dari sekretaris daerah.
d. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Badan perencanaan pembangunan daerah merupakan unsur perencana penyelenggaraan pemerintahan daerah. Badan
perencanaan pembangunan daerah mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan daerah. Badan perencanaan
pembangunan daerah dalam melaksanakan tugas nya, menyelenggarakan fungsi:
1. Perumusan kebijakan teknis perencanaan; 2. Pengoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan;
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
70 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan daerah; dan
4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati/walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Badan perencanaan pembangunan daerah dipimpin oleh kepala badan. Kepala badan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada bupati melalui sekretaris daerah.
e. Dinas Daerah
Dinas daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah. Dinas daerah mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan
daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Dinas daerah dalam melaksanakan tugas nya menyelenggarakan fungsi : 1. Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;
2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum sesuai dengan lingkup tugasnya;
3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup
tugasnya; dan 4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati/walikota
sesuai dengan tugas dan fungsinya. Dinas daerah dipimpin oleh kepala dinas. Kepala dinas
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada bupati
melalui sekretaris daerah. Pada dinas daerah dapat dibentuk unit pelaksana teknis dinas untuk melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang yang
mempunyai wilayah kerja satu atau beberapa kecamatan.Dinas di Pemerintah Kabupaten Sukabumi berjumlah 17 Dinas yaitu :
1. Dinas Pendidikan; 2. Dinas Kesehatan; 3. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika;
4. Dinas Kepariwisataan, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olah Raga;
5. Dinas Bina Marga; 6. Dinas Tata Ruang, Permukiman dan Kebersihan; 7. Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air;
8. Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan; 9. Dinas Pertanian Tanaman Pangan; 10. Dinas Peternakan;
11. Dinas Kehutanan dan Perkebunan; 12. Dinas Kelautan dan Perikanan;
13. Dinas Pengelolaan Energi dan Sumber Daya Mineral; 14. Dinas Sosial; 15. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi;
16. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil; 17. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
71 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
f. Lembaga Teknis Daerah
Lembaga teknis daerah merupakan unsur pendukung tugas kepala daerah. Lembaga teknis daerah mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang
bersifat spesifik. Lembaga teknis daerah dalam melaksanakan tugas nya menyelenggarakan fungsi:
1. Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya; 2. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah
sesuai dengan lingkup tugasnya;
3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan
4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati/walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Lembaga teknis daerah dapat berbentuk badan dan kantor,
dan rumah sakit. Lembaga teknis daerah yang berbentuk badan dipimpin oleh kepala badan, yang berbentuk kantor dipimpin oleh kepala kantor, dan yang berbentuk rumah sakit dipimpin oleh
direktur. Kepala dan direktur berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada bupati melalui sekretaris daerah.
Pada lembaga teknis daerah yang berbentuk badan dapat dibentuk unit pelaksana teknis tertentu untuk melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang
yang mempunyai wilayah kerja satu atau beberapa kecamatan.Badan di Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi yaitu :
1. Badan Lingkungan Hidup; 2. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa;
3. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Daerah; 4. Badan Kepegawaian Daerah;
5. Badan Pendidikan dan Pelatihan; 6. Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu;
7. Badan Ketahanan Pangan. Kantor di Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi yaitu :
1. Kantor Arsip Daerah; 2. Kantor Perpustakaan Daerah; 3. Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik;
4. Kantor Pemadam Kebakaran.
RSUD di Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi yaitu : 1. RSUD Sekarwangi 2. RSUD Palabuanratu
3. RSUD Jampangkulon
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
72 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
g. Lembaga Lain, terdiri dari :
1. Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan;
2. Badan Penanggulangan Bencana Daerah;
3. Satuan Polisi Pamong Praja; 4. Sekretariat DPK KORPRI Sukabumi.
h. Kecamatan
Kecamatan merupakan wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah kabupaten dan daerah kota. Camat mempunyai tugas melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh
bupati/walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah. Camat menyelenggarakan tugas umum pemerintahan meliputi : 1. Mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat;
2. Mengoordinasikan upaya penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum;
3. Mengoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan;
4. Mengoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas
pelayanan umum; 5. Mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di
tingkat kecamatan; 6. Membina penyelenggaraan pemerintahan desadan/atau
kelurahan; dan
7. Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya dan/atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan desa atau kelurahan.
Pelimpahan sebagian kewenangan bupati dapat ditetapkan dengan peraturan bupati. Kecamatan dipimpin oleh camat. Camat
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada bupati melalui sekretaris daerah.
i. Desa / Kelurahan
Desa/Kelurahan merupakan wilayah kerja kepala desa/lurah
sebagai perangkat daerah kabupaten/kota dalam wilayah kecamatan. Desa/Kelurahan dipimpin oleh Kepala Desa/Lurah.
Kepal Desa/Lurah berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada bupati melalui camat.
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
73 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
2.3.3 Kepegawaian Jumlah pegawai di lingkungan Pemerintah Kabupaten
Sukabumi pada tahun 2006 sebanyak 13.972 dan pada Tahun 2011 sebanyak 16.155 orang. PNS tersebut terkonsentrasi di OPD Dinas
Pendidikan 66 %, Dinas Kesehatan dan RSUD 10 %, serta di Kecamatan 5 %.Sisanya 19 % tersebar di OPD-OPD lainnya (Hasil Analisis).
Dari tahun 2006 – 2011 terjadi pertambahan jumlah PNS rata-rata 4,35 %. Jumlah PNS yang pensiun dalam lima tahun terakhir
rata-rata 2,26 % dan rata-rata jumlah penerimaan PNS per tahun adalah 7,28 %. Perkembangan Jumlah PNS, Jumlah PNS yang Pensiun, dan Penerimaan PNS Kabupaten Sukabumi dari tahun ke
tahun dapat dilihat pada tabel 2.28 berikut :
Tabel 2.28 Perkembangan Jumlah PNS Kabupaten Sukabumi Tahun 2006 - 2011
TAHUN JUMLAH Pertambahan % Pertambahan
2006 13.972
2007 14.830 858 6,14%
2008 15.674 844 5,69%
2009 16.165 491 3,13%
2010 16.559 394 2,44%
2011 16.155 -404 -2,44%
Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sukabumi
Tabel 2.29 Jumlah PNS Kabupaten Sukabumi yang Pensiun Tahun 2006 - 2010
TAHUN JUMLAH % dari Jumlah PNS
2006 328 2,35 %
2007 307 2,07%
2008 389 2,48%
2009 399 2,47%
2010 316 1,91%
Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sukabumi
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
74 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
Tabel 2.30 Jumlah Penerimaan PNS Kabupaten Sukabumi Tahun 2005 - 2009
TAHUN PTT UMUM SEKDES JUMLAH % dari Jumlah PNS
2005 400 172 0 572
2006 1.444 0 0 1.444 10,33%
2007 1.272 0 94 1.366 9,21%
2008 463 381 51 895 5,71%
2009 426 202 23 628 3,88%
Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sukabumi
Jumlah PNS Kabupaten Sukabumi yang naik pangkat dari tahun ke tahun jumlahnya semakin menurun, rata-rata jumlah kenaikan pangkat PNS Kabupaten Sukabumi adalah 16,14 %.
Tabel 2.31
Jumlah PNS Kabupaten Sukabumi yang Naik Pangkat Tahun 2006 - 2009
TAHUN JUMLAH % dari Jumlah PNS
2006 2.749 19,68%
2007 2.619 17,66%
2008 2.177 13,89%
2009 2.157 13,34%
Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sukabumi
Pada Tahun 2010 klasifikasi PNS Kabupaten Sukabumi
berdasarkan gender, terdapat PNS perempuan sebesar 35 % dan laki-laki 65 % (Tabel 2.8). Klasifikasi PNS berdasar jenjang
pendidikan, masih terdapat PNS lulusan SD sebanyak 1,73 % dan SLTP sebanyak 2,87 %, PNS Lulusan S1 dan Diploma menempati jumlah terbanyak yaitu 37,70 % dan 31,69 %, sedangkan lulusan
S2 baru 3,58 %, dan S3 baru 2 orang.
Tabel 2.32 Jumlah PNS Kabupaten Sukabumi Berdasar Gender Tahun 2010
GENDER JUMLAH % dari Jumlah PNS
- Laki-laki 10.761 64,99%
- Perempuan 5.798 35,01%
Jumlah 16.559 100,00%
Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sukabumi
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
75 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
Tabel 2.33 Jumlah PNS Kabupaten Sukabumi Berdasar Jenjang Pendidikan
Tahun 2010
JENJANG PENDIDIKAN JUMLAH % dari Jumlah PNS
SD 286 1,73%
SLTP 476 2,87%
SLTA 3.714 22,43%
DIPLOMA 5.247 31,69%
S.1 6.242 37,70%
S.2 592 3,58%
S.3 2 0,01%
Jumlah 16.559 100,00%
Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sukabumi
Komposisi PNS berdasar golongan pada Tahun 2010, Golongan IV menempati jumlah paling banyak yaitu 38,26 % dan golongan III 32,59 %.
Tabel 2.34 Jumlah PNS Kabupaten Sukabumi Berdasar Golongan Tahun 2010
GOLONGAN JUMLAH % dari Jumlah PNS
- Golongan IV 6.335 38,26%
- Golongan III 5.397 32,59%
- Golongan II 4.435 26,78%
- Golongan I 392 2,37%
Jumlah 16.559 100,00%
Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sukabumi
Jumlah formasi jabatan struktural di lingkungan Pemerintah
Daerah Kabupaten Sukabumi adalah 1.705, formasi tertinggi adalah Eselon II.A ditempati Sekretaris Daerah (SEKDA), adapun jumlah
formasi terbanyak adalah eselon IV.A sejumlah 53,78 %.
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
76 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
Tabel 2.35 Jumlah Formasi Jabatan Struktural
PNS Kabupaten Sukabumi Tahun 2010
ESELONERING FORMASI % dari Jumlah Struktural
II.A 1 0,06%
II.B 38 2,23%
III. A 99 5,81%
III. B 173 10,15%
IV. A 917 53,78%
IV. B 411 24,11%
V. A 66 3,87%
Jumlah 1.705 100 %
Sumber : BKD Kabupaten Sukabumi 2.3.4 Statistik
Statistik adalah data yang diperoleh dengan cara pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan analisis serta sebagai
sistem yang mengatur keterkaitan antar unsur dalam penyelenggaraan statistik. Ada tiga jenis statistik yaitu : 1) Statistik dasar adalah statistik yang pemanfaatannya ditujukan untuk
keperluan yang bersifat luas, baik bagi pemerintah maupun masyarakat, yang memiliki ciri-ciri lintas sektoral, berskala nasional,
makro, dan yang penyelenggaraannya menjadi tanggung jawab BPS. 2) Statistik sektoral adalah statistik yang pemanfaatannya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan instansi tertentu dalam rangka
penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan yang merupakan tugas pokok instansi yang bersangkutan. 3) Statistik khusus adalah statistik yang pemanfaatannya ditujuan untuk
memenuhi kebutuhan spesifik dunia usaha, pendidikan, sosial budaya, dan kepentingan lain dalam kehidupan masyarakat, yang
penyelenggaraannya dilakukan oleh lembaga, organisasi, perorangan, dan atau unsur masyarakat lainnya.
Berdasarkan PP Nomor 51 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Statistik bahwa hasil kegiatan statistik yang diselenggarakan oleh BPS, pemanfaatannya terbuka untuk umum. BPS memberikan kesempatan yang sama kepada masyarakat untuk
memperoleh hasil statistik yang diselenggarakannya. Masyarakat berhak memperoleh manfaat dari hasil statistik yang
diselenggarakan oleh BPS.Penyelenggaraan statistik sektoral dan statistik khusus yang hasilnya untuk dipublikasikan, pemanfaatannya terbuka untuk umum. Penyelenggara kegiatan
statistik sektoral dan khusus memberikan kesempatan yang sama kepada masyarakat untuk memperoleh hasil statistik.
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
77 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
Produk Statistik Kabupaten Sukabumi yang telah dipublikasikan (sumber :http://sukabumikab.bps.go.id) adalah :
- Data Sensus Penduduk Tahun 2000 dan 2010 - Indeks Pembangunan Manusia Tahun 2010, 2011
- Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sukabumi 2000 - 2007
- Inflasi Bulanan
- Kabupaten Sukabumi Dalam Angka (KSDA) 2003 - 2011 - Kecamatan Dalam Angka 2008 - 2011
- PDRB 2000 - 2006 - UKM 2005 - 2006
2.3.5 Kearsipan Pengelolaan kearsipan di Kabupaten Sukabumi bertujuan
meningkatkan sistem pengelolaan kearsipan yang efesien dan efektif,
penyelamatan dan pelestarian arsip, serta akses informasi arsip yang cepat, cermat, tepat, dan akurat. Saat ini kearsipan memiliki 4 depo
arsip dengan perincian pada tabel berikut :
Tabel 2.36 Depo dan Kapasitas Arsip di Kantor Arsip Daerah Kabupaten Sukabumi
No Depo Luas (m2) Kapasitas
Roll O’ Pack Rak Arsip Bok Arsip Keterangan
I 108,5 39 1.288
II 34,2 3 7 650
III 154 75 3.024
IV 588 2 39 1.775
JUmlah 884,7 5 160 6.737
Sumber : Kantor Arsip Daerah Kabupaten Sukabumi
Sistem alih teknologi kearsipan dari sistem manual ke sistem elektornik belum berjalan sepenuhnya, karena sarana prasarana
teknologi informasi yang belum memadai.
2.3.6 Komunikasi dan Informatika Selama satu dekade terakhir telah terjadi pergeseran
paradigma dalam perekonomian dunia, yaitu beralihnya masyarakat
industri menjadi masyarakat informasi yang didorong oleh kemajuan teknologi serta ditandai dengan semakin meningkatnya peran
informasi dan ilmu pengetahuan dalam kehidupan manusia. Dalam era informasi, pos dan telematika mempunyai arti
strategis karena tidak saja berperan dalam percepatan pembangunan
ekonomi, tetapi juga dalam berbagai aspek lain seperti peningkatan kualitas hidup masyarakat, serta pendukung aspek politik dan pertahanan keamanan. Dalam rangka menjamin kelancaran arus
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
78 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
informasi, perlu dilakukan perluasan jangkauan serta peningkatan kapasitas dan kualitas penyelenggaraan pos dan telematika.
Di Kabupaten Sukabumi secara umum layanan pos baru mencapai pada tingkat Kecamatan, namun untuk menjangkau
keseluruh pelosok Desa/ Kelurahan perlu adanya upaya-upaya penanganan secara bertahap.
Untuk bidang Teknologi informasi (Telematika) merupakan
bagian penting dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan pemerintahan dan di tempatkan sejajar dengan sumberdaya penting lainnya.
Penerapan teknologi informasi harus terencana dengan baik dan matang sehingga tidak terjadi penerapan teknologi yang tidak optimal, dan tidak terintegrasi. Penerapan teknologi yang terencana
akan mengoptimalkan kegiatan-kegiatan pemerintahan daerah Kabupaten Sukabumi sehingga biaya yang dianggarkan tidak sia-sia, karena biaya-biaya yang di keluarkan untuk penerapan teknologi
informasi di setiap jajaran pemerintahan Kabupaten Sukabumi adalah sebuah investasi yang seharusnya menguntungkan pihak
pemerintahan Kabupaten Sukabumi Hasil Studi Identifikasi Tahun 2009, Teknologi Informasi yang
telah ada di Kabupaten Sukabumi adalah sebagai berikut :
1. Aspek Perangkat Keras (Hardware) Berdasarkan hasil identifikasi Sistem Informasi jumlah
komputer yang saat ini digunakan dalam membantu menyelesaikan tugas di OPD-OPD berjumlah 591 unit, dengan perincian 317 unit terdapat di 10 OPD yang telah memiliki Sistem Informasi dan 274
unit di 19 OPD lainnya (data selengkapnya terlampir). Komputer-komputer di 10 OPD yang telah memiliki SIM seluruhnya memiliki spesifikasi di atas Pentium IV, sedangkan di OPD lainnya 87,5 % di
atas Pentium IV dan 12,5 % masih Pentium III. OPD-OPD yang memiliki SIM, cenderung memiliki spesifikasi komputer yang lebih
tinggi dibanding OPD yang belum memiliki SIM. Perawatan perangkat keras yang selama ini dilakukan untuk
OPD yang belum memiliki SIM 50 % dibetulkan sendiri dan 50 % lagi
dilakukan oleh pihak ketiga, sedangkan di OPD yang telah memiliki SIM, 70 % dilakukan oleh pihak ketiga, dan hanya 30 % saja yang
dibetulkan sendiri. OPD yang telah memiliki SIM dan mempunyai perlengkapan
Komputer Server yang telah handal yaitu Dinas Kesehatan memiliki
dua unit computer server beserta rack nya, Dinas Pendidikan memiliki dua unit server, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil memiliki tiga unit server, Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan
dan Asset Daerah (DPPKAD) memiliki 1 unit server , dan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu memiliki 2 unit Server.
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
79 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
2. Aspek Perangkat Lunak (Software)
Sebagian besar OPD di Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi menggunakan sistem operasi Windows pada komputer
nya. Untuk OPD yang telah memiliki SIM, 70 % menggunakan sistem operasi Windows dan 30 % menggunakan sistem operasi Linux OS. OPD-OPD yang belum memiliki SIM, 94 % menggunakan
Sisitem Operasi Windows dan hanya 6 % yang menggunakan Sistem Operasi Linux OS.
Seluruh OPD di Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi sudah terbiasa menggunakan aplikasi pengolahan kata (word) dan angka (excell) dalam melaksanakan tugas pekerjaan sehari-hari.
Hanya 30 % OPD yang terbiasa menggunakan aplikasi data base, dan 31 % OPD yang terbiasa menggunakan aplikasi pengolahan gambar (photoshop).
OPD yang memiliki website dan mengelola nya secara aktif dirasakan masih minim. Daftar alamat website OPD yang memiliki
domain atau sub domain sendiri yaitu : http://www.kabupatensukabumi.go.id, portal resmi Pemerintah
Daerah Kabupaten Sukabumi
http://bappeda.kabupatensukabumi.go.id, website BAPPEDA http://sukabumikab.diknas.go.id, website Dinas Pendidikan
http://dinkes.sukabumikab.net, website Dinas Kesehatan http://diskoperindag-sukabumikab.net, website Dinas Koperasi,
Perindustrian, dan Perdagangan
http://www.gurilapss.com, website Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata
Sistem Informasi Manajemen adalah suatu tatanan yang sistematik dalam pengumpulan data, pengelolaan data, penyajian
informasi, analisa dan penyimpulan informasi, serta penyampaian informasi yang dibutuhkan untuk pelaksanaan dan pengembangan program-program sesuai bidang yang dikerjakan. SIM memiliki
peran penting dalam mengumpulkan basis data yang valid, mengevaluasi proses, menyusun pelaporan yang cepat, serta menjadi bahan untuk pegambilan keputusan dan perencanaan ke depan.
Hasil studi identifikasi di Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi memiliki setidaknya 11 SIM yaitu :
1. SIM Pendidikan : SIM PADATIWEB, NISN, NPSN, NUPTK, SIMKEU, KERTAS EXCEL, dan SIG di Dinas Pendidikan
2. SIM Kesehatan (SIMKES) dan SP3 di Dinas Kesehatan
3. Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK ) di Dinas Kependudukan dan Catata Sipil
4. Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah (DPPKAD)
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
80 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
5. Sistem Pelayanan Satu Pintu (SIMYANTU) di Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
6. SIM Kantor Perpustaaan Daerah (SIM KANPUSDA) 7. SIM Pengendalian Program (SIMDAL) di Bagian Pengendalian
Program Sekretariat Daerah 8. Sistem Informasi Manajemen Pelaporan Daerah (SIMPELDA) di
Badan Penelitian dan Perencanaan Pembangunan (BAPPEDA)
9. Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) di Badan Kepegawaian Daerah (BKD)
10. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) di RSUD Sekarwangi
11. SIM Angkutan Umum di Dinas Perhubungan (tidak aktif karena
kewenangan nya sudah berpindah ke BPPT)
3. Aspek Jaringan Komunikasi Data (Netware)
Berdasarkan hasil studi identifikasi Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi, kondisi infrastruktur jaringan yang dimiliki
oleh OPD-OPD adalah sebagai berikut : Tabel 2.37
Kondisi Infrastruktur Jaringan Komunikasi Data
No Sarana Prasarana 10 OPD yang Memiliki SIM
16 OPD yang Tidak Memiliki SIM
1 Jaringan
- Server 50% 25%
- LAN Kabel 40% 13%
- LAN Nirkabel 50% 19%
2 Koneksi Internet 100% 63%
Sumber : Hasil Studi Identifikasi IT Tahun 2009
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
81 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
Gambar 2.8 Infrastruktur dan Cakupam Jaringan SIAK
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
82 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
2.3.7 Ketertiban dan Ketentraman
Gangguan keamanan di Kabupaten Sukabumi cenderung
semakin memprihatinkan dari tahun ke tahun, terutama kasus
pencurian dan pelanggaran narkoba. Kondisi ini tentu saja meresahkan dan berakibat pada pudarnya rasa aman masyarakat. Berbagai gangguan keamanan tersebut yang belum dapat diimbangi
dengan penuntasan penanganan oleh penegak hukum, akibatnya dapat melemahkan rasa kepercayaan masyarakat terhadap institusi
pemerintahan secara keseluruhan. Perkembangan gangguan keamanan dari tahun 2003 sampai dengan 2008 sebagaimana dibawah ini:
Tabel 2.38
Kejadian Gangguan Kamtibmas di Kabupaten Sukabumi Tahun 2003 – 2008
No Jenis Kejadian /Gangguan JUMLAH KEJADIAN (kali)
2003 2004 2005 2006 2007 2008
I TINDAKAN KRIMINALITAS
1 Perampokan dng senjata api 2 2
2 Perampokan dng senjata tajam
6 3 21 23 53
3 Pencurian kendaraan roda 4 10 9 4 4 27
4 Pencurian kendaraan roda 2 24 29 39 42 134
5 Pencurian biasa ( umum ) 90 79 111 110 200 579
6 Pencurian kawat listrik/telphone
0
7 Pencurian kayu hutan 1 4 4 5 14
8 Pencurian hewan 10 7 6 6 29
9 Pembunuhan 29 15 15 15 74
10 Penganiayaan 26 14 21 25 6 92
11 Pemerkosaan 2 3 4 9
12 Pelanggaran susila/adat 3 4 4 11
13 Penipuan 12 19 28 25 9 93
14 Pemerasan 0
15 Penodongan 1 2 2 5
16 Penculikan 0
17 Perkelahian/kenakalan remaja 10 6 7 6 29
18 Pengrusakan barang/bangunan
9 12 19 19 59
19 Perjudian gelap 0
20 Pemalsuan uang/surat 1 1 1 3
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
83 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
No Jenis Kejadian /Gangguan JUMLAH KEJADIAN (kali)
2003 2004 2005 2006 2007 2008
berharga
21 Pemalsuan barang/benda 0
22 Penyelundupan barang/orang 1 1
23 Pelanggaran narkoba 3 1 5 6 26 41
24 Korupsi 8 8
II. KECELAKAAN
1 Bunuh diri 5 8 2 3 5 23
2 Penemuan mayat/bayi 21 24 29 25 12 111
3 Tenggelam disungai/laut 22 13 10 12 13 70
4 Tersambar petir 2 1 3 1 7
5 Tersengat arus listrik 7 5 5 8 3 28
6 Tertimpa longsor 11 5 3 3 6 28
7 Keracunan makanan/minuman
1 4 4 6 15
8 Kecelakaan lalulintas 77 70 103 102 96 448
9 Kecelakaan kerja 3 3
10 Keracunan Gas Berbahaya 1 1
III. BENCANA ALAM
1 Gempa bumi 3 2 2 2 14 23
2 Longsor 29 65 13 25 36 148
3 Tanah Anjlok 3 3
4 Angin topan/Putting 9 9 13 16 27 74
5 Banjir 6 16 3 4 19 48
6 Kebakaran bangunan 80 71 120 118 76 465
7 Kebakaran hutan 0
8 Wabah penyakit menular 2 4 4 10
9 Gelombang Pasang 7 7
IV. LAIN – LAIN
1 Unjuk rasa 15 10 11 9 45
2 Digigit Hewan Liar 4 4
3 Tertimpa Bangunan 0
4 Bangunan Ambruk 1 1
5 Orang hilang 0
6 Pohon Tumbang 1 1
JUMLAH 517 505 613 635 415 2.685
Sumber : Kantor Satpol PP Kabupaten Sukabumi.
Berdasarkan data dari pengadilan Negeri Kabupaten
Sukabumi, jumlah perkara pidana di Kabuaten Sukabumi setiap tahun mengalami peningkatan Tahun 2006 tercatat ada 473 perkara,
Tahun 2007 ada 695 perkara, dan Tahun 2008 ada 746 perkara.
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
84 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perkara terbanyak adalah pencurian sebanyak 373, ini berarti bahwa hampir setiap hari dalam setahun (365 hari) terjadi pencurian di
Kabupaten Sukabumi, dan perkara yang cukup meresahkan dan kerap terjadi di kalangan generasi muda yaitu psikotorpika
sebanyak 123 perkara.
Tabel 2.39 Jumlah Perkara Pidana Menurut Jenis Pelanggaran
di Kabupaten Sukabumi Tahun 2008
No. Jenis Pelanggaran Perkara Pidana
1 Politik 0
2 Psikotropika 123
3 Ketertiban 0
4 Pembakaran 0
5 Penyuapan 0
6 Mata Uang 2
7 Kesusilaan 69
8 Perjudian 10
9 Penculikan 0
10 Pembunuhan 1
11 Penganiayaan 65
12 Pencurian 373
13 Perampokan 0
14 Pemerasan 0
15 Penggelapan 34
16 Penipuan 41
17 Merusak Barang 6
18 Sajam 0
19 Korupsi 4
20 Lingkungan Hidup 18
Sumber : Pengadilan Negeri Kabupaten Sukabumi
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
85 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
2.4 Aspek Daya Saing Daerah
2.4.1 Investasi Perkembangan investasi di Kabupaten Sukabumi cenderung
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Berdasarkan data BPS
Kabupaten Sukabumi pada tahun 2007 tercatat nilai investasi di Kabupaten Sukabumi sebesar Rp. 677.470.318.100. Industri besar memiliki nilai investasi sebesar Rp. 623.136.068.000 yang menyerap
30.001 tenaga kerja. Industri menengah memiliki nilai investasi Rp10.950.894.000 yang menyerap sekitar 2.283 tenaga kerja.
Industri kecil formal memiliki nilai investasi Rp. 25.151.954.000 yang menyerap 14.659 tenaga kerja, dan Industri Kecil Non Formal yang ternyata memiliki nilai investai yang cukup besar
Rp18.231.402. serta mampu menyerap tenaga kerja paling banyak yaitu 44.119 orang.
Tabel 2.40 Nilai Investasi Industri di Kabupaten Sukabumi
Tahun 2007
Jenis Industri Unit
Usaha Investasi
Tenaga Kerja
rata2 investasi /unit
rasio tenaga kerja / unit
Industri Besar 97 Rp623.136.068.000 30.001 Rp6.424.083.175 309
Industri Menengah 30 Rp10.950.894.000 2.283 Rp365.029.800 76
Industri Kecil Formal 1.075 Rp25.151.954.000 14.659 Rp23.397.167 14
Industri Kecil Non Formal 17.674 Rp18.231.402.100 44.119 Rp1.031.538 2
Jumlah 18.876 Rp677.470.318.100 91.062
Sumber : BPS Kabupaten Sukabumi
2.4.2 Keuangan Daerah
Jumlah total pendapatan daerah Kabupaten Sukabumi dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Pada Tahun 2005 realisasi pendapatan daerah Kabupaten Sukabumi sebesar Rp.
626.160.761.971 meningkat lebih dari dua kali lipat pada tahun 2009 menjadi Rp. 1.431.706.893.101. Rata-rata capaian target
pendapatan 103,3 %. Persentase pertumbuhan pendapatan daerah cenderung menurun dari tahun ke tahun, rata-rata pertumbuhan pendapatan dalam kurun waktu 2005 – 2009 adalah 23,55 % per
tahun.
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
86 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
Tabel 2.41
Perkembangan Jumlah Total Pendapatan Daerah Kabupaten Sukabumi Tahun 2005 – 2009
Sumber : DPPKAD Kabupaten Sukabumi dan Hasil Analisis
Hasil analisis rentang tahun 2005 – 2009, dari total Pendapatan Daerah, proporsi yang paling kecil berasal dari Pendapatan Asli Daerah / PAD (5,59 % - 7,15%), yang paling besar
berasal dari Dana Perimbangan (79,78 % - 86,79 %), dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah (7,23 % - 14,61 %).
a. Pendapatan Asli Daerah
Perkembangan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sukabumi
selama kurun waktu 5 Tahun (2005-2009), mengalami kenaikan hampir dua kali lipat dari Tahun 2005 sebesar Rp. 40.633.013.731
menjadi Rp. 80.086.088.393 pada tahun 2009, sebagaimana disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 2.42
Perkembangan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sukabumi Tahun 2005 - 2009
Tahun Pendapatan
Pajak Daerah Retribusi Daerah
Pengelolaan Kekayaan Daerah
Dipisahkan
Lain-lain PAD yang Sah
Jumlah
2005 Rp8.787.705.735 Rp21.477.302.604 Rp2.260.319.208 Rp8.107.686.184 Rp40.633.013.731
2006 Rp9.845.572.312 Rp29.612.291.075 Rp3.254.297.624 Rp10.933.022.140 Rp53.645.183.151
2007 Rp11.234.399.206 Rp37.158.476.507 Rp3.803.358.207 Rp14.603.110.873 Rp66.799.344.793
2008 Rp13.596.928.718 Rp44.617.421.393 Rp5.852.965.675 Rp23.335.108.765 Rp87.402.424.551
2009 Rp14.779.112.925 Rp46.766.679.208 Rp4.685.945.386 Rp13.854.350.874 Rp80.086.088.393
Sumber : DPPKAD Kabupaten Sukabumi Penyumbang terbesar Pendapatan Asli Daerah Kabupaten
Sukabumi berasal dari Retribusi Daerah kemudian Lain-Lain PAD
Tahun PENDAPATAN % Capaian
Target % Pertumbuhan
Anggaran Realisasi
2005 Rp610.371.171.000 Rp626.160.761.971 102,59% 2006 Rp885.621.383.000 Rp897.128.900.646 101,30% 43,27%
2007 Rp1.052.084.304.000 Rp1.106.308.945.430 105,15% 23,32%
2008 Rp1.210.743.928.000 Rp1.222.180.912.785 100,94% 10,47%
2009 Rp1.342.855.120.000 Rp1.431.706.893.101 106,62% 17,14%
Rata2
103,32% 23,55%
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
87 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
yang sah, Pajak Daerah, dan yang paling kecil adalah dari Pendapatan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan.
Retribusi Daerah diperoleh dari 18 jenis retribusi terdiri dari Retribusi Jasa Umum (10), Retribusi Jasa Usaha (5), dan Retribusi
Perizinan Tertentu (3). Lain-lain PAD yang sah diperoleh dari Hasil Penjualan Aset Daerah Yang Tidak dipisahkan, Penerimaan Jasa Giro, Pendapatan Bunga Deposito, Pendapatan Denda Retribusi,
Pendapatan Fasilitas Sosial dan Umum, Penjualan Kendaraan Dinas, dan Pendapatan Lainnya. Pajak Daerah diperoleh dari tujuh
pajak daerah yaitu Pajak Hotel, Restoran, Hiburan, Reklame, Penerangan Jalan/Genset, Mineral bukan Logam dan Batuan, dan Pajak Parkir. Pendapatan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan adalah Bagian Laba Atas Penyertaan Modal pada Perusahaan Milik Daerah.
Persentase pertumbuhan PAD dari tahun ke tahun tidak
menentu, kadang-kadang naik kadang-kadang turun, namun bila dirata-ratakan pertumbuhan PAD kurun waktu 2005 – 2009 adalah
19,75%. Dari komponen PAD, rata-rata pertumbuhan yang paling kecil adalah pendapatan yang berasal dari pajak daerah, rata-rata pertumbuhannya hanya sebesar 13,97%. Komponen PAD yang lain
rata-rata pertumbuhannya di atas 20 %.
b. Dana Perimbangan Dana perimbangan terdiri dari Dana Bagi Hasil Pajak / Bukan
Pajak (SDA), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus
(DAK). Pendapatan dari dana perimbangan menunjukkan peningkatan terus setiap tahunnya,kenaikan yang terjadi pada kurun waktu 2005 – 2009 lebih dari dua kali lipat, Tahun 2005
sebesar Rp. 499.561.404.089 menjadi Rp. 1.142.458.841.028 pada tahun 2009, sebagaimana disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 2.43
Perkembangan Dana PerimbanganKabupaten Sukabumi Tahun 2005-2009
Tahun Bagi Hasil
Pajak/Bukan Pajak Dana Alokasi
Umum Dana Alokasi
Khusus Jumlah
2005 Rp53.161.404.089 Rp446.400.000.000
Rp499.561.404.089
2006 Rp56.059.932.812 Rp684.475.000.000 Rp38.050.000.000 Rp778.584.932.812
2007 Rp100.239.076.016 Rp759.683.000.000 Rp72.215.800.000 Rp932.137.876.016
2008 Rp81.442.812.092 Rp827.153.450.000 Rp96.746.000.000 Rp1.005.342.262.092
2009 Rp181.645.811.028 Rp855.787.030.000 Rp105.026.000.000 Rp1.142.458.841.028
Sumber : DPPKAD Kabupaten Sukabumi
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
88 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
Persentase pertumbuhan dana perimbangan dari tahun ke tahun cenderung menurun, walau demikian bila dirata-ratakan
pertumbuhan DanaPerimbangan kurun waktu 2005 – 2009 lebih besar dari rata-rata pertumbuhan PAD(19,75 %), rata-rata
pertumbuhan Dana Perimbangan adalah 24,27 %. Rata-rata pertumbuhan Dana Perimbangan yang paling kecil adalah dari Dana Alokasi Umum (DAU), rata-rata pertumbuhan DAU hanya sebesar
19,17 %. Sedangkan DAK dan Dana Bagi Hasil Pajak / Bukan Pajak (SDA) rata-rata pertumbuhannya di atas 40%.
c. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah terdiri Dana Bagi Hasil
Pajak dari Provinsi dan Pemerintah daerah Lainnya, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus, Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya, serta Pendapatan Lain-lain.
Pendapatan dari Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah menunjukkan peningkatan terus setiap tahunnya, kenaikan yang
terjadi pada kurun waktu 2005 – 2009 lebih dari dua kali lipat, Tahun 2005 sebesar Rp. 85.966.344.151 menjadi Rp. 209.161.963.680 pada tahun 2009, sebagaimana disajikan pada
tabel berikut ini.
Tabel 2.44 Perkembangan Dana Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
Kabupaten Sukabumi Tahun 2005-2009
Tahun DBH Pajak dari
Provinsi dan Pemda Lainnya
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
Bantuan Keuangan dari Provinsi atau
Pemda Lainnya
Pendapatan Lain-lain
JUMLAH
2005 Rp53.188.764.151 0 Rp32.777.580.000 0 Rp85.966.344.151
2006 Rp64.898.784.683 0 0 0 Rp64.898.784.683
2007 Rp31.558.789.055 Rp5.000.000.000 0 Rp70.812.935.566 Rp107.371.724.621
2008 Rp48.490.174.301 Rp7.002.252.000 Rp73.830.066.361 Rp113.733.480 Rp129.436.226.142
2009 Rp55.347.197.195 Rp2.000.000.000 Rp151.813.303.100 Rp1.463.385 Rp209.161.963.680
Sumber : DPPKAD Kabupaten Sukabumi
Persentase pertumbuhan Lain-lain Pendapatan Daerah yang
Sah dari tahun ke tahun cenderung naik turun secara drastis, namun bila dirata-ratakan pertumbuhan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah kurun waktu 2005 – 2009 berada di atas rata-rata
pertumbuhan PAD(19,75 %) dan pertumbuhan Dana Perimbangan (24,27%). Rata-rata pertumbuhan Lain-lain Pendapatan Daerah
yang Sah sebesar 30,77 %.
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
89 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
2.4.3 Prasarana Dan Sarana Daerah
Pembangunan prasarana dan sarana adalah bagian integral
dari pembangunan daerah, serta merupakan roda penggerak pertumbuhan ekonomi. Jenis Prasarana dan sarana daerah meliputi Sumber daya air, transportasi dan perhubungan, Energi,
Ketenagalistrikan, Pos Dan Telematika,Perumahan Dan Permukiman.
1. Sumber Daya Air
Air merupakan kebutuhan pokok manusia untuk
melangsungkan kehidupan dan meningkatkan kesejahteraannya. Pembangunan di bidang sumber daya air pada dasarnya adalah upaya untuk memberikan akses secara adil kepada seluruh
masyarakat untuk mendapatkan air agar mampu berperikehidupan yang sehat, bersih, dan produktif. Selain itu, pembangunan di
bidang sumber daya air juga ditujukan untuk mengendalikan daya rusak air agar tercipta kehidupan masyarakat yang aman.
Meningkatnya ancaman terhadap keberlanjutan daya dukung
sumber daya air, baik air permukaan maupun air tanah. Kerusakan lingkungan yang semakin luas akibat kerusakan hutan secara
signifikan telah menyebabkan penurunan daya dukung Daerah Aliran Sungai (DAS) dalam menahan dan menyimpan air. Hal yang memprihatinkan adalah indikasi terjadinya proses percepatan laju
kerusakan daerah tangkapan air. Kecenderungan meluas dan bertambahnya jumlah DAS kritis telah mengarah pada tingkat kelangkaan dan peningkatan daya rusak air yang semakin serius.
Selain itu, kelangkaan air yang terjadi cenderung mendorong pola penggunaan sumber air yang tidak bijaksana, antara lain pola
eksploitasi air tanah secara berlebihan sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan permukaan dan kualitas air tanah.
Menurunnya kemampuan penyediaan air. Berkembangnya
daerah permukiman dan industri telah menurunkan area resapan air dan mengancam kapasitas lingkungan dalam menyediakan air. Pada sisi lain, kapasitas infrastruktur penampung air seperti waduk
dan bendungan makin menurun sebagai akibat meningkatnya sedimentasi, sehingga menurunkan keandalan penyediaan air untuk
irigasi maupun air baku. Kondisi ini diperparah dengan kualitas operasi dan pemeliharaan yang rendah sehingga tingkat layanan prasarana sumber daya air menurun semakin tajam.
Kabupaten Sukabumi mempunyai ketersediaan air terbesar di Jawa Barat, namun tidak tersedia secara merata sepanjang
tahun.Berdasarkan siklus hidrologi, 80% air tersedia pada musim hujan (durasi 5 bulan), dan 20% air tersedia pada musim kemarau (durasi 7 bulan).
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
90 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
Yang memiliki peran penting dalam penyediaan sumber air baku di Kabupaten Sukabumi adalah sungai mempunyai 558 Sungai
dengan debit Q = 3.627 m3/dt panjang 3.003,57 Km , 39 Situ, Q = 29.25 m3/dt seluas 25,50 Ha serta 520 Mata Air dengan debit ( Q )
650 m3/dt potensi ketersediaan air yang ada tidak optimal karena kondisi Catchment Area yang terdegradasi, sehingga mengakibatkan menurunnya nilai kemanfaatan air sehubungan penurunan fungsi
daerah tangkapan dan resapan air. Areal irigasi potensial mencapai 19 Daerah Irigasi > 500 Ha
mencapai 20.792,00 Ha, 1024 Daerah Irigasi < 500 Ha : 35.138,00, 756 Daerah Irigasi Tadah Hujan : 7.635,00 dari areal yang ada yang berfunsi secara optimal jaringan irigasi baru mencapai 40 % karena
disebabkan oleh Catchment Area yang terdegradasi, kondisi jaringan irigasi yang mengalami penurunan fungsi, pemakai air kurangnya
tanggung jawab terhadap pemeliharaan dan minimnya dana pemeliharan. Areal irigasi tersebut berfungsi untuk mendukung Program Ketahanan Pangan Daerah maupun Nasional.
2. Transportasi dan Perhubungan
Transportasi secara umum berfungsi sebagai katalisator dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, pengembangan wilayah,. Pada
umumnya infrastruktur transportasi mengemban fungsi pelayanan publik. Di sisi lain transportasi juga berkembang sebagai industri jasa.
Permasalahan yang masih dihadapi pada pembangunan lalu lintas angkutan jalan sampai dengan tahun 2009, baik prasarana
dan sarana moda transportasi jalan terutama adalah belum optimalnya kelaikan prasarana dan sarana jalan, disiplin dan keselamatan lalu lintas di jalan, serta perkembangan armada dan
pergerakan angkutan jalan yang terus meningkat dan tidak sebanding dengan perkembangan panjang dan kapasitas prasarana jalan. Di samping itu, masalah kemacetan dan dampak polusi udara
khususnya di daerah utara Kabupaten Sukabumi seperti Wilayah Cicurug, Cibadak, Cisaat, dan Sukabumi masih merupakan
tantangan yang harus diatasi. Dimana akibat kemacetan akan berdampak kepada Biaya Operasi Kendaraan (BOK) yang sangat tinggi dan polusi akan berdampak kepada gangguan Kesehaatan
Masyarakat yang nilai uangnya tidak bisa diukur. Jumlah kecelakaan lalu lintas dan pelanggaran lalu lintas,
serta pelanggaran muatan lebih di jalan masih tinggi sehingga
memerlukan koordinasi dan upaya yang lebih intensif di masa depan. Tingkat jangkauan pelayanan angkutan jalan di wilayah
perdesaan dan terpencil masih terbatas, dilihat dari terbatasnya pembangunan prasarana jalan dan penyediaan angkutan umum perintis.
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
91 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
Sasaran pembangunan Pelayanan Perhubungan diarahkan kepada upaya penyelenggaraan transportasi guna mewujudkan
Kabupaten Sukabumi yang lebih sejahtera. Guna mendukung perwujudan kesejahteraan masyarakat, pelayanan transportasi
difungsikan melului penyediaan jasa transportasi guna mendorong pemera-taan pembangunan, melayani kebutuhan masyarakat luas dengan harga terjangkau, baik di perkotaan maupun di pedesaan,
mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat di wilayah pedalaman dan terpencil, serta untuk memperlancar mobilitas orang,
distribusi barang dan jasa serta mendorong pertumbuhan sektor-sektor ekonomi daerah. Dalam rangka mendukung perwujudan Kabupaten yang berdaya saing, diupayakan penyediaan aksesibilitas
transportasi wilayah perbatasan dan wilayah terisolasi untuk mendorong kelancaran mobilitas orang, distribusi barang dan jasa, serta mempercepat pengembangan wilayah dan mempererat
hubungan antar wilayah dalam di Kabupaten Sukabumi.
3. Prasarana Jalan
Jalan merupakan moda transportasi utama yang berperan penting dalam mendukung pembangunan daerah serta mempunyai
kontribusi terbesar dalam melayani mobilitas manusia maupun distribusi komoditas perdagangan dan industri. Prasarana jalan semakin diperlukan untuk menjembatani kesenjangan dan
mendorong pemerataan hasil-hasil pembangunan antar-wilayah, antar-perkotaan dan antar-perdesaan.
Sampai pada tahun 2009 dihadapi tantangan menurunnya
kualitas pelayanan jalan di jalur-jalur utama perekonomian akibat meningkatnya volume kendaraan maupun muatan dan dimensi
berlebih yang antara lain di ruas jalan Ciawi – Cicurug - Sukabumi – Gekbrong sehingga akibat dari itu semua mengakibatkan cost produksi ekonomi menjadi tinggi akibat dari kemacetan yang
bedampak kepada meningkatnya Biaya Operasi Kendaraan (BOK ). Berbagai tantangan lain yang dihadapi terutama :
- Meningkatnya muatan dan dimensi berlebih dan rendahnya
alokasi dana pemeliharaan, - Masih tingginya kesenjangan antar wilayah dan terbatasnya akses
dari pusat produksi ke pemasaran, termasuk masih banyaknya daerah yang terisolasi, Banyaknya kerusakan prasarana jalan akibat bencana alam,
menyebabkan alokasi yang semula untuk pemeliharaan jalan berubah untuk penanganan tanggap darurat,
- Mewujudkan keseimbangan dan keterkaitan pembangunan dan pengembangan wilayah (termasuk daerah terisolasi, daerah
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
92 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
perbatasan, pulau-pulau kecil) dalam rangka memperkokoh persaudaraan di Kabupaten Sukabumi,
- Semakin terbatasnya kemampuan Pemerintah dalam membiayai pembangunan prasarana jalan dibandingkan dengan tuntutan
kebutuhan yang ada, sehingga diperlukan upaya meningkatkan efisiensi dan efektifitas penggunaan dana yang ada, dan mencari terobosan sumber-sumber pendanaan dari masyarakat atau
swasta, - Rumitnya masalah hukum dan investasi, menyebabkan
terlambatnya pelaksanaan pembangunan jalan Tol Ciawi – Sukabumi
- Sesuai dengan tuntutan masyarakat, diperlukan upaya-upaya
percepatan proses reformasi, dan penyelenggaraan pembangunan yang lebih transparan dan akuntabel, serta peran serta masyarakat dan dunia usaha yang lebih baik.
Panjang jalan yang ada di wilayah di Kabupaten Sukabumi pada tahun 2011 yang dikelola oleh negara sepanjang 213.051 km,
dikelola provinsi sepanjang 242.360 km, dan yang dikelola kabupaten sepanjang 1.316.300 km dan jalan desa sepanjang 408.350 km. Panjang jalan yang dikelola Kabupaten Sukabumi,
sebagian besar telah diaspal dengan persentase sebesar 61,92 %, sisanya masih berupa kerikil dan tanah sebesar 38,08 %. Dari segi
kondisi jalan aspal yang kondisinya baik dan sedang hanya sebesar 39,19 %, sisanya 60,81 % pada kondisi sedang rusak, rusak, dan rusak berat. Berdasarkan kelas jalan, klasifikasi jalan yang berada di
wilayah Kabupaten Sukabumi termasuk jalan kelas III.
Tabel 2.45 Panjang Jalan Menurut Tingkat Pemerintah yang berwenang
dan keadaan jalan di Kabupaten Sukabumi Tahun 2006-2008 (dalam Km)
No
Uraian
Jalan Negara Jalan Provinsi
2006 2007 2008 2006 2007 2008
1
Jenis Permukaan
a.Diaspal 49.932 49.932 115.090 426.448 426.448 300.100
b.Kerikil - - - - - -
c.Tanah - - - - - -
d.Tidak dirinci - - - - - -
Jumlah 49.932 49.932 115.090 426.448 426.448 300.100
2
Kondisi Jalan
a.Baik 16.200 16.200 16.200 255.869 255.869 255.869
b.Sedang 28.932 28.932 28.932 85.290 85.290 85.290
c.Rusak Sedang - - - - - -
d.Rusak 4.800 4.800 4.800 63.967 63.967 63.967
e.Rusak Berat - - - 21.322 21.322 21.322
Jumlah 49.932 49.932 49.932 426.448 426.448 426.448
3
Kelas Jalan
Kelas I - - - - - -
Kelas II 49.932 49.932 49.932 - - -
Kelas III - - - 426.448 426.448 426.448
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
93 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
Kelas IIIA - - - - - -
Kelas IIIB - - - - - -
Kelas IIIC - - - - - -
Tidak Terinci - - - - - -
Jumlah 49.932 49.932 49.932 426.448 426.448 426.448
4
a.Diaspal 815.050 815.050 1.236.175 117.690 117.690 95.430
b.Kerikil 459.650 459.650 431.050 73.400 73.400 295.065
c.Tanah 41.600 41.600 61.300 217.260 217.260 114.035
d.Tidak Dirinci - - - - -
Jumlah 1.316.300 1.316.300 1.728.525 408.350 408.350 408.350
5
Kondisi Jalan
a.Baik 22.900 22.900 170.050 18.800 18.800 2.700
b.Sedang 311.750 311.750 574.625 110.850 110.850 56.400
c.Sedang Rusak 456.450 456.450 - 30.100 30.100 -
d.Rusak 485.600 485.600 376.050 278.700 278.700 30.230
e.Rusak Berat 39.600 39.600 117.450 - - 6.100
Jumlah 1.316.300 1.316.300 1.238.175 408.350 408.350 408.350
6
Kelas Jalan
Kelas I - - - - - -
Kelas II - - - - - -
Kelas III - - - - - -
Kelas IIIA 278.500 278.500 278.500 - - -
Kelas IIIB 18.200 18.200 18.200 - - -
Kelas IIIC 1.019.300 1.019.300 1.019.300 - - -
Tidak Terinci - - - 408.350 408.350 408.350
Jumlah 1.316.300 1.316.300 1.316.300 408.350 408.350 408.350
Sumber : Dinas Bina Marga Kab. Sukabumi
4. Perkeretaapian Perkeretaapian diselenggarakan berdasarkan azas manfaat,
adil dan merata, berdasarkan kepada keseimbangan kepentingan
umum, keterpaduan dan percaya diri sendiri, dan bahwa perkeretaapian ditujukan untuk memperlancar perpindahan orang dan/atau barang secara massal, menunjang pemerataan,
pertumbuhan dan stabilitas serta sebagai pendorong dan penggerak pembangunan. Sampai saat ini, perkeretaapian masih berkembang
terbatas, serta kontribusi berdasarkan pangsa angkutan yang dihasilkan, masih sangat rendah dibandingkan moda angkutan lain. Disisi lain minat masyarakat dalam pelayanan perkeretaapian
sangat tinggi, hal ini terbukti dengan sangat tingginya jumlah penumpang.
5. Transportasi Udara
Pengembangan sarana transportasi udara merupakan langkah
maju dalam pengembangan wilayah selatan Jabar pada umumnya dan Sukabumi selatan pada khususnya. Transportasi udara merupakan sarana transportasi pilihan bagi wisatawan, pengusaha,
dan masyarakat. Saat ini wisatawan yang datang ke Kabupaten Sukabumi masih menggunakan sarana transportasi darat, untuk
dapat mewujudkan Transportasi udara di Kabupaten Sukabumi perlu dituntaskan studi kelayakan Bandara yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Daerah.
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
94 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
6. Energi, Ketenagalistrikan, Pos, Dan Telematika
a. Energi Ketersediaan energi saat ini merupakan isu nasional yang
membutuhkan penanganan yang tepat. Potensi energi Panas Bumi di Kabupaten Sukabumi cukup besar, namun pemanfaatannya masih terbatas. Keterbatasan pemanfaatan
Sumber energi tersebut harus direncanakan, diintegrasikan dan dikonsolidasikan secara optimal.
b. Ketenagalistrikan Tenaga listrik sebagai salah satu bentuk energi vital yang memegang peranan penting dalam mendorong berbagai aktivitas
sosial ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Jumlah Pelanggan yang menggunakan listrik pada tahun 2008/2009 tercatat sebanyak 407.231 Pelanggan dengan jumlah
tersambung sebesar 414.869.410 VA dan yang yang terjual 761.294.746 KWH. (sumber PLN Cabang Sukabumi)
c. Pos Dan Telekomunikasi Selama satu dekade terakhir telah terjadi pergeseran paradigma dalam perekonomian dunia, yaitu beralihnya masyarakat industri
menjadi masyarakat informasi yang didorong oleh kemajuan teknologi serta ditandai dengan semakin meningkatnya peran
informasi dan ilmu pengetahuan dalam kehidupan manusia. Dalam era informasi, pos dan telekomunikasi mempunyai arti strategis karena tidak saja berperan dalam percepatan
pembangunan ekonomi, tetapi juga dalam berbagai aspek lain seperti peningkatan kualitas hidup masyarakat, serta pendukung aspek politik dan pertahanan keamanan. Dalam rangka menjamin
kelancaran arus informasi, perlu dilakukan perluasan jangkauan serta peningkatan kapasitas dan kualitas penyelenggaraan pos
dan telekomunikasi. Di Kabupaten Sukabumi secara umum layanan pos baru mecapai pada tingkat Kecamatan, namun untuk menjangkau keseluruh
pelosok Desa/ Kelurahan perlu adanya upaya-upaya penanganan secara bertahap.
7. Perumahan dan Permukiman Di Kabupaten Sukabumi, penyediaan perumahan khususnya
untuk masyarakat berpendapatan menengah ke bawah, selama ini difasilitasi oleh Perum Perumnas sebagai developer milik pemerintah, namun di dalam melakukan pembangunan perumahannya masih
terbatas. Pembangunan prasarana dan sarana permukiman yang
meliputi air bersih dan penyehatan lingkungan (air limbah, persampahan dan drainase) banyak kemajuan yang telah dicapai, namun demikian cakupan pelayanan air bersih dan penyehatan
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
95 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
lingkungan di Kabupaten Sukabumi masih jauh dari memadai dimana kondisinya adalah sebagai berikut :
a. Air Bersih Sistem air bersih terbangun baru melayani 30.545 jaringan air
minum (Skala Ibukota Kecamatan) atau 40% penduduk perkotaan, 85.475 jaringan air minum (Skala Perkotaan) dan dan yang sudah terlayani jaringan air minum (Skala Perdesaan)
adalah sebanyak 172 Desa/Kelurahan dari 367 Desa/Kelurahan di Kabupaten Sukabumi. Untuk Skala Ibukota Kecamatan dan
Skala Perkotaan sebagian besar dilayani oleh PDAM (90%) dimana permasalahannya adalah Dari tahun 2007-2009 jumlah penduduk yang terlayani air bersih meningkat tetapi cakupan
layanan menurun karena keterbatasan sumber air baku. (Sumber:Persatuan Daerah Air Minum Kabupaten Sukabumi), sedangkan jaringan air minum (Skala Perdesaan) masih disubsidi
oleh pemerintah karena masyarakat miskin di kawasan rawan air terutama di perdesaan dan daerah terpencil masih harus
berjuang untuk mendapatkan air bersih pada saat musim kemarau dibanding kelompok yang lebih mampu di perkotaan
b. Sanitasi (PLP)
Pelayanan sistem pengolahan air limbah di kabupaten Sukabumi masih terbatas, pelayanan terpusat hanya pada diperkotaan tingkat pelayanan sanitasi (jamban) di perkotaan
mencapai 50% penduduk diperkotaan dan perdesaan 23 % penduduk dimana Prasarana MCK saat ini tahun 2007 baru tersedia 360 unit dari target tahun 2010 menjadi 1100 unit jadi
masih jauh dari target yang diinginkan. c. Persampahan.
Pengelolaan persampahan di Kabupten Sukabumi baru bisa melayani 19 Kecamatan dengan jumalah desa/kelurahan terlayani sejumlah 58 desa/kelurahan
Kondisi pengelolaan persampahan di Kabupaten Sukabumi terbagi menjadi 5 korwil. Masing-masing korwil mempunyai cakupan pelayanan yang berbeda-beda, dapat dilihat pada tabel
berikut :
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
96 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
Tabel 2.46
Wilayah Pelayanan dan Jumlah Sarana dan Prasarana Persampahan Di Kabupaten Sukabumi Tahun 2007
No Wilayah Cakupan
Pelayanan (Jiwa) Truk Sampah TPS Kontainer TPA
1 Sukabumi 80.509 5 84 4 0
2 Cibadak 35.325 2 48 6 1
3 Cicurug 37.565 3 45 4 1
4 Palabuanratu 39.285 8 54 18 1
5 Jampangkulon 21.202 2 19 0 1
Jumlah 213.886 20 250 32 4
Sumber : Kantor Kebersihan, Pertamanan, dan Pemakaman Kab. Sukabumi
Data Volume Sampah yang ditangani oleh Kantor Kebersihan berdasarkan tempat asal sampah dari Tahun 2005 – 2007 adalah
sebagai berikut : Tabel 2.47
Data Volume Sampah (m3) yang Terkumpul di TPS dan Non TPS Menurut Asa Sampah Di Kabupaten Sukabumi Tahun 2005-2007
Asal Sampah Tahun
2005 2006 2007
Permukiman 100.087 101.892 104.892
Tempat Komersil 219.848 220.947 225.362
Kawasan Industri 26.088 26.226 26.352
Fasilitas Lain 6.552 8.971 9.216
Jumlah 352.575 358.036 365.822
Sumber : Kantor Kebersihan, Pertamanan, dan Pemakaman Kab. Sukabumi
Permasalahan yang dihadapi adalah banyaknya timbunan sampah yang terkumpul belum optimal penanganannya
tertangani (diangkut/ditanam) sehingga pada saat sampah tersebut menjadi terdekomposisi dan menimbulkan bau yang
menganggu pernafasan dan mengundang lalat yang merupakan pembawa dari berbagai jenis penyakit dikarenakan masih kurangnya penyediaan tempat sampah yang memadai , masih
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
97 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
banyaknya masyarakat yang membuang sampah kesungai, khususnya masyarakat perkotaan, pada beberapa daerah yang
padat penduduknya TPS sangat kecil dn tidak cukup untuk menampung sampah yang ditimbulkan, masih terbatasnya
jumlah truk yang dijadikan sebagai pengangkut sampah, luas TPA yang digunakan semakin kecil Dalam mengoptimalkan pengelolaan persampahan
selanjutnya diperlukan penanganan secara terintegrasi yang dilakukan oleh pemerintah, masyarakat dan swasta agar bisa
dicapai pelayanan secara optimal. d. Saluran drainase di perkotaan
Perbaikan / pembangunan saluran drainase di perkotaan
dilakukan untuk menurunkan lamanya waktu genangan di daerah perkotaan belum optimal dimana rencana Pembangunan jaringan drainase dari 18.000 m’ menjadi 50.000m’ pada tahun
2010, saat ini belum mencapai, karena alokasi anggaran pembangunan belum optimal disesuaikan dengan kebutuhan
permasalahan lain adalah penanganan genangan air di ruas jalan perkotaan yang merupakan kewenangan provinsi dan pusat karena kurangnya koordinasi penanganan sehingga pembebanan
anggaran pembangunan dan pemeliharaannya ditanggung oleh daerah yang seharusnya beban pemerintah provinsi dan pusat.
e. Perumahan dan Permukiman Masih adanya permukiman kumuh tersebar di berbagai ibu
kota kecamatan yang penduduknya padat dimana permasalahan
utamanya adalah masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam penanganan kawasan kumuh termasuk pendanaan dan menumbuhkan gerakan masyarakat. Masalah perumahan
permukiman di Kabupaten Sukabumi selain pemenuhan kebutuhan rumah yang masih belum mencukupi antara lain :
permukiman kumuh, rumah di bantaran sungai, dan rumah di daerah bencana. Kawasan permukiman kumuh di Kabupaten Sukabumi pada tahun 2008 tercatat sebanyak 160 lokasi dengan
luas 7.739 ha. Lokasi permukiman kumuh tersebut ditemui di Kecamatan-Kecamatan sebagai berikut: Kecamatan Sagaranten, Pelabuanratu, Simpenan, Warungkiara, Bantargadung, Cikembar,
Cisaat, Cicurug, Kalapanunggal, dan Cisolok. Jumlah keluarga yang berada di kawasan permukiman kumuh di Kabupaten
Sukabumi pada tahun 2008 adalah 7.661 keluarga dan meliputi 6.161 bangunan. Adapun untuk rumah di bantaran sungai, pada tahun 2008 tercatat masih ada 1.828 keluarga yang bertempat
tinggal di bantaran sungai atau sebanyak 1.269 bangunan. Masalah perumahan permukiman lainnya di Kabupaten
Sukabumi adalah keluarga yang bertempat tinggal di bawah jaringan listrik tegangan tinggi yaitu sebanyak 4.848 keluarga atau sejumlah 1.542 bangunan.Dilihat dari aspek keselamatan,
Dokumen Perubahan RPJMD Kab. Sukabumi 2010 - 2015
98 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
terdapat 7.314 keluarga yang bertempat tinggal di daerah rawan bencana, meliputi 4.164 keluarga pada daerah rawan longsor,
2.209 keluarga pada daerah rawan banjir dan 941 keluarga pada daerah rawan bencana lainnya. Pasar perumahan yang ada tidak
dapat dijangkau oleh masyarakat menengah ke bawah backlog stok rumah masih tinggi dibandingkan dengan kebutuhan tambahan rumah per tahun disamping itu rumah yang ada,
kualitasnya tidak layak huni. Pengembangan perumahan swadaya masih terkendala terbatasnya kemampuan ekonomi masyarakat,
ketersediaan tanah dan pembiayaan; disamping itu bantuan bahan bangunan bergulir untuk perumahan swadaya belum sepenuhnya dimanfaatkan, perlu dukungan pemberian kredit
mikro dari Bank/Lembaga Keuangan, serta dukungan prasarana dan sarana, fasos dan fasum seperti listrik dsb. Mengingat sifatnya sebagai kebutuhan dasar manusia yang pada umumnya
tidak cost-recovery maka keterlibatan badan usaha milik swasta dan masyarakat dalam penyediaan dan pengelolaan prasarana
dan sarana dasar permukiman sangat diperlukan karena keterlibatannya sampai saat ini masih terbatas.