bab ii gambaran umum kondisi daerah ii.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/bab 2....

159
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 1 RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022 BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 Aspek Geografi dan Demografi II.1.1 Karakteristik Lokasi dan Wilayah II.1.1.1. Luas dan Batas Wilayah Administrasi Kabupaten Bireuenterbentuk pada tahun 1999 berdasarkan Undang-Undang Nomor 48 Tahun 1999, yang kemudian dirubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2000. Daerah kabupaten yang terletak diwilayah pesisir Provinsi Aceh ini sebelumnya merupakan wilayah dari Kabupaten Aceh Utara, yang kemudian dimekarkan pada tahun 1999 melalui peraturan undang-undang tersebut. Secara geografis, posisi Kabupaten Bireuen berada pada titik koordinat antara 4 0 54’-5 0 21’ Lintang Utara (LU) dan 96 0 20- 97 0 21’ Bujur Timur (BT). Luas wilayah Kabupaten Bireuenadalah 1.796,31 kilometer persegi (km 2 ) atau seluas 179.631 hektar (Ha). Luas wilayah Kabupaten Bireuen tersebut adalah sekitar 3,13 persen dari total luas wilayah Provinsi Aceh secara keseluruhan (57.365,57 km 2 ). Secara administrasi, wilayah daerah Kabupaten Bireuen secara langsung berbatasan pada masing-masing sisi sebagai berikut : Sebelah Utara dengan Selat Malaka; Sebelah Timur dengan Kabupaten Aceh Utara; Sebelah Selatan dengan Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah dan; Sebelah Barat dengan Kabupaten Pidie dan Pidie Jaya; Selanjutnya, pembagian wilayah administrasi pemerintahan dalam lingkup pemerintah Kabupaten Bireuen saat ini terdiri dari sebanyak 17 (tujuh belas) wilayah kecamatan, meliputi: Kecamatan Samalanga, Simpang Mamplam, Pandrah, Jeunieb, Peulimbang, Peudada, Juli, Jeumpa, Kota Juang, Kuala, Jangka, Peusangan, Peusangan Selatan, Peusangan Siblah Krueng, Makmur, Gandapura, dan Kuta Blang. Diantaraseluruh kecamatan tersebut, Kecamatan Peudada dan Kecamatan Juli merupakan kecamatan dengan luaswilayah paling dominandiantara kecamatan lainnya. Kecamatan terluas dalam hal ini adalah Kecamatan Peudada, dengan wilayah seluas 31.283,90 Ha atau 17,42 persen dari total luas wilayah Kabupaten Bireuen, berikutnya adalah Kecamatan Juli dengan wilayah seluas 23.118,35 Ha

Upload: hanhi

Post on 11-Mar-2019

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 1

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

BAB II

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

II.1 Aspek Geografi dan Demografi

II.1.1 Karakteristik Lokasi dan Wilayah

II.1.1.1. Luas dan Batas Wilayah Administrasi

Kabupaten Bireuenterbentuk pada tahun 1999 berdasarkan Undang-Undang Nomor 48

Tahun 1999, yang kemudian dirubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2000. Daerah

kabupaten yang terletak diwilayah pesisir Provinsi Aceh ini sebelumnya merupakan wilayah

dari Kabupaten Aceh Utara, yang kemudian dimekarkan pada tahun 1999 melalui peraturan

undang-undang tersebut.

Secara geografis, posisi Kabupaten Bireuen berada pada titik koordinat antara 40

54’-50

21’ Lintang Utara (LU) dan 960

20’- 970 21’ Bujur Timur (BT). Luas wilayah Kabupaten

Bireuenadalah 1.796,31 kilometer persegi (km2) atau seluas 179.631 hektar (Ha). Luas

wilayah Kabupaten Bireuen tersebut adalah sekitar 3,13 persen dari total luas wilayah Provinsi

Aceh secara keseluruhan (57.365,57 km2). Secara administrasi, wilayah daerah Kabupaten

Bireuen secara langsung berbatasan pada masing-masing sisi sebagai berikut :

Sebelah Utara dengan Selat Malaka;

Sebelah Timur dengan Kabupaten Aceh Utara;

Sebelah Selatan dengan Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah dan;

Sebelah Barat dengan Kabupaten Pidie dan Pidie Jaya;

Selanjutnya, pembagian wilayah administrasi pemerintahan dalam lingkup pemerintah

Kabupaten Bireuen saat ini terdiri dari sebanyak 17 (tujuh belas) wilayah kecamatan, meliputi:

Kecamatan Samalanga, Simpang Mamplam, Pandrah, Jeunieb, Peulimbang, Peudada, Juli,

Jeumpa, Kota Juang, Kuala, Jangka, Peusangan, Peusangan Selatan, Peusangan Siblah

Krueng, Makmur, Gandapura, dan Kuta Blang. Diantaraseluruh kecamatan tersebut,

Kecamatan Peudada dan Kecamatan Juli merupakan kecamatan dengan luaswilayah paling

dominandiantara kecamatan lainnya. Kecamatan terluas dalam hal ini adalah Kecamatan

Peudada, dengan wilayah seluas 31.283,90 Ha atau 17,42 persen dari total luas wilayah

Kabupaten Bireuen, berikutnya adalah Kecamatan Juli dengan wilayah seluas 23.118,35 Ha

Page 2: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 2

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

atau 12,87 persen dari total luas wilayah Kabupaten Bireuen secara keseluruhan. Sementara

itu, kecamatan dengan luas wilayah paling kecil adalah Kecamatan Kota Juang (1.690,87 Ha)

dan Kecamatan Kuala (1.724,56 Ha), dengan proporsi luas wilayah masing-masing sebesar

0,94 dan 0,96 persen dari total luas wilayah Kabupaten Bireuen secara keseluruhan. Gambaran

distribusi luas wilayah Kabupaten Bireun dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.1.

Luas Wilayah Kabupaten Bireuen Menurut Kecamatan Tahun 2016

No Kecamatan Luas Wilayah (Ha) Persentase (%)

1 Samalanga 14.087,19 7,84

2 Simpang Mamplam 15.772,05 8,78

3 Pandrah 11.396,78 6,34

4 Jeunieb 11.237,49 6,26

5 Peulimbang 12.774,66 7,11

6 Peudada 31.283,90 17,42

7 Jeumpa 10.886,02 6,06

8 Kota Juang 1.690,87 0,94

9 Juli 23.118,35 12,87

10 Kuala 1.724,56 0,96

11 Peusangan 5.907,63 3,29

12 Jangka 3.748,92 2,09

13 Peusangan Selatan 9.414,70 5,24

14 Peusangan Siblah Krueng 11.205,35 6,24

15 Kuta Blang 3.870,13 2,15

16 Makmur 6.857,36 3,82

17 Gandapura 4.655,82 2,59

Jumlah 179.631,77 100,00 Sumber : RTRW Bireuen, 2016

II.1.1.2. Letak dan Kondisi Geografis

Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas pulau

Sumatera juga merupakan nilai strategis yang perlu dimanfaatkan sebagai peluang bagi daerah

ini untuk dapat lebih mengoptimalkan potensi sumber daya yang dimilikinya. Dalam posisi

tersebut, Kabupaten Bireuen diharapkan menjadi suatu kawasan pertumbuhan ekonomi di

kawasan pantai timur Aceh.Hal tersebut dapat diwujudkan denganmemanfaatkanletak strategis

daerah ini diantara sejumlah daerah lain di sekitarnya terutama Kabupaten Pidie Jaya, Bener

Page 3: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 3

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Meriah, dan Aceh Tengah.Posisi Kabupaten Bireuen dalam hal ini juga memungkinkan

kemitraan lintas daerah dalam bentuk transaksi perdagangan, pariwisata,maupun jasa-jasa

lainnya.

Gambar 1.Peta Administratif Kabupaten Bireuen

Sumber : RTRW Bireuen, 2016

Karena itu pula, upaya untuk menjadikan Kabupaten Bireuen sebagai suatu kawasan

pertumbuhan ekonomi kiranya perlu didukung oleh keberadaan sejumlah prasarana dan sarana

infrastruktur penunjang bagi aktifitas sektor perdagangan, pariwisata maupun jasa lainnya,

yang dapat memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi daerah. Peningkatan

aktifitas usaha sektor perdagangan, pariwisata dan jasa ini pula yang diharapkan dapat

memberikan manfaat serta dampak secara lebih luas(multiplier effect) bagipeningkatan taraf

hidup dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Bireuen, sertasemakin mempercepat

pertumbuhan ekonomi daerah ini nantinya.

Page 4: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 4

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Letak geografis dari sebagian besar wilayah Kabupaten Bireuen pada sisi utarayang

berhadapan langsung dengan Selat Malaka, merupakan wujud potensi sekaligus peluang pada

sektor perikanan yang dapat dimanfaatkan secara lebih potensial. Potensi tersebut didukung

oleh keberadaan dari sejumlah aliran sungai di daerah ini, yang hampir seluruhnya bermuara

ke Selat Malaka. Selain menjadi sumber air yang mengairi lahan pertanian maupun kebutuhan

masyarakat lainnya, keberadaan aliran sungai yang bermuara (kuala) di sejumlah kawasan di

Kabupaten Bireuen juga dimanfaatkan oleh masyarakat yang bermata pencaharian nelayan

sebagai jalur keluar masuk mereka menuju perairan saat akan mencari dan menangkap ikan di

laut. Meskipun demikian selama ini sejumlah muara sungai atau kuala di sejumlah kawasan

telah mengalami pendangkalan, sehingga untuk itu diperlukan perhatian pemerintah untuk

melakukan pengerukan dan upaya pemeliharaan secara berkala, agar pemanfaatan dari

kebaradaan muara aliran sungai ataupun kuala tersebut dapat lebih dirasakan oleh masyarakat

bagi peningkatan taraf perekonomiannya.

Potensi sektor kelautan dan perikanan di Kabupaten Bireuen selama ini juga telah

didukung dengan keberadaan fasilitas tempat pendaratan ikan (TPI) yang ada di sejumlah

wilayah kecamatan, serta pelabuhan pendaratan ikan (PPI) yang terdapat di Kecamatan

Peudada,beserta infrastruktur penunjang operasional lainnya, termasuk dalam hal pengelolaan

hasil tangkapan para nelayan di daerah ini. Namun demikian, upaya mendorongpeningkatan

aktivitas ekonomi di sektor perikanan tersebut masih memerlukan keseriusan dan komitmen

dari semua pihak, termasuk pemerintah dan masyarakat itu sendiri, untuk dapat menggali

potensi sektor kelautan secara lebih maksimal, dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip

dan nilai kearifan lokal (local wisdom), terutama menyangkut dengan konsep pengelolaan dan

pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan (sustainable development).

Bentuk upaya yang sangat penting dalam hal ini adalah adanya kesadaran dikalangan

masyarakat, terutama masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan untuk tidak melakukan

metode ataupun teknik penangkapan ikan yang dapat merusak ekosistem laut itu sendiri,

misalnya dengan tidak menggunakan bom ikan, pukat harimau, maupun jenis alat tangkap

lainnya yang dapat mengancam kelestarian ekosistem laut tersebut. Terkait hal tersebut

masyarakat juga harus dapat bekerjasama dengan pemerintah, untuk menjaga dan mengawal

wilayah laut dan perairan di daerah ini dari ancaman penjarahan dan pengrusakan oleh nelayan

asing, yang pada umumnya menggunakan teknologi peralatan tangkap yang dapat mengancam

Page 5: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 5

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

serta menyebabkan kerusakan ekosistem laut tersebut secara masif. Untuk itu diperlukan peran

dan dukungan semua pihak, karena jika hal ini tidak dilakukan maka keberadaan potensi

kekayaan alam hasil laut yang ada, hanya akan dirasakan manfaatnya oleh generasi sekarang,

tapi tidak akan dapat dinikmati lagi oleh generasi penerus bangsa ini dimasa yang akan datang.

II.1.1.3. Topografi

Dari sisi topografi lahan, secara umum wilayah Kabupaten Bireuen terdiri dari wilayah

yang datar, landai, bergelombang dan berbukit. Kelerengan yang bervariasi antara 0-2 persen

dan yang paling tinggi tingkat kelerengannya adalah dengan kemiringan di atas 40% yang

tersebar di beberapa kecamatan. Penjabaran kelerengan pada tiap kecamatan dapat dilihat pada

tabel berikut.

Tabel 2.2.

Kemiringan Lereng Kabupaten BireuenTahun 2016

KEMIRINGAN

LERENG KECAMATAN LUAS (HA)

0 - 2 % Gandapura 1.487,52

0 - 2 % Jangka 1.089,59

0 - 2 % Jeumpa 1.742,88

0 - 2 % Jeunieb 2.334,71

0 - 2 % Juli 491,78

0 - 2 % Kota Juang 840,23

0 - 2 % Kuala 1.122,25

0 - 2 % Kuta Blang 1.516,48

0 - 2 % Makmur 131,38

0 - 2 % Pandrah 999,15

0 - 2 % Peudada 2.872,79

0 - 2 % Peulimbang 1.067,17

0 - 2 % Peusangan 2.259,19

0 - 2 % Peusangan Selatan 596,09

0 - 2 % Peusangan Siblah Krueng 37,23

0 - 2 % Samalanga 1.972,52

0 - 2 % Simpang Mamplam 3.154,17

0 - 2 % Simpang Mamplam 0,00

2 - 5 % Gandapura 2.117,23

2 - 5 % Jangka 1.303,24

2 - 5 % Jeumpa 466,26

Page 6: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 6

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

KEMIRINGAN

LERENG KECAMATAN LUAS (HA)

2 - 5 % Jeunieb 638,87

2 - 5 % Juli 883,31

2 - 5 % Kota Juang 776,34

2 - 5 % Kuta Blang 691,84

2 - 5 % Makmur 682,87

2 - 5 % Pandrah 680,90

2 - 5 % Peudada 256,08

2 - 5 % Peulimbang 745,28

2 - 5 % Peusangan 1.680,10

2 - 5 % Peusangan Selatan 1.135,87

2 - 5 % Peusangan Siblah Krueng 270,16

2 - 5 % Samalanga 453,71

2 - 5 % Simpang Mamplam 1.193,87

5 - 15 % Gandapura 1.051,06

5 - 15 % Jangka 1.356,09

5 - 15 % Jeumpa 3.546,04

5 - 15 % Jeunieb 1.477,06

5 - 15 % Juli 10.510,60

5 - 15 % Kota Juang 74,31

5 - 15 % Kuala 602,31

5 - 15 % Kuta Blang 1.661,81

5 - 15 % Makmur 6.043,10

5 - 15 % Pandrah 1.093,50

5 - 15 % Peudada 9.516,78

5 - 15 % Peulimbang 1.912,49

5 - 15 % Peusangan 1.650,48

5 - 15 % Peusangan Selatan 2.679,14

5 - 15 % Peusangan Siblah Krueng 7.744,42

5 - 15 % Samalanga 1.570,47

5 - 15 % Simpang Mamplam 2.570,56

5 - 15 % Simpang Mamplam 0,00

15 - 40 % Jeumpa 4.627,17

15 - 40 % Jeunieb 4.669,19

15 - 40 % Juli 11.193,43

15 - 40 % Pandrah 5.682,51

15 - 40 % Peudada 16.815,23

15 - 40 % Peulimbang 6.219,20

15 - 40 % Peusangan 317,86

15 - 40 % Peusangan Selatan 5.003,60

15 - 40 % Peusangan Siblah Krueng 3.153,54

Page 7: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 7

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

KEMIRINGAN

LERENG KECAMATAN LUAS (HA)

15 - 40 % Samalanga 5.332,35

15 - 40 % Simpang Mamplam 6.575,80

> 40 % Jeumpa 503,67

> 40 % Jeunieb 2.117,66

> 40 % Juli 39,24

> 40 % Pandrah 2.940,72

> 40 % Peudada 1.823,02

> 40 % Peulimbang 2.830,52

> 40 % Samalanga 4.758,13

> 40 % Simpang Mamplam 2.277,64

Jumlah (Ha) 179.631,00

Sumber : RTRW Bireuen, 2016

2.1.1.4. Geologi

Geologi wilayah Kabupaten Bireuen dapat di bagi atas beberapa jenis bebatuan yang

menjadi tumpukan dan penampang pembentukan permukaan tahan. Hal ini didukung juga oleh

penampang geologi permukaan sebagai sebaran bebatuan baik lateral maupun vertikal hingga

sampai pada kedalaman batuan dasar. Sebaran geologi diantaranya adalah Aluvial, Batuan

Sedimen, Batuan Gunungapi, dan Batuan sedimen-meta sedimen.

2.1.1.5. Hidrologi

Dalam menunjang berbagai kegiatan seperti pertanian, industri, rumah tangga dan lain

sebagainya, sumber daya air yang dapat dimanfaatkan di wilayah Kabupaten Bireuen yaitu:

1. Daerah Aliran Sungai

Perairan terbuka yang dapat dimanfaatkan di wilayah ini adalah sungai, semuanya berhulu

di dataran tinggi bukit barisan dan bermuara ke Selat Malaka. Terdapat 1 buah Daerah

Aliran Sungai (DAS) yang cukup besar yaitu DAS Krueng Peusangan sedangkan sub DAS

lainnya, diantaranya Krueng Peudada, Krueng Pandrah, dan Krueng Jeunieb. Jika dilihat

bentuk pola alirannya, maka sungai-sungai yang mengalir di wilayah ini berbentuk sub

paralel di bagian hulu hal ini karena wilayah yang bergunung sehingga pola aliran yang

terbentuk mengikuti lereng dari suatu jalur pegunungan, sedangkan pada bagian hilir

berbentuk linier. Keadaan sungai-sungai tersebut sebagian ada yang sudah terkena erosi

Page 8: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 8

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

yang mengakibatkan lingkungan rusak dan rawan bahaya banjir. Banjir ini disebabkan

karena terjadinya penggundulan hutan di wilayah hulu sungai.

Daerah Aliran Sungai (DAS) secara general adalah suatu daerah aliaran sungai dan anak-

anaknya sungainya dalam banyak literatur disebut juga daerah tangkapan air atau basin

(cekungan, lembah) sungai (river basin) atau satuan wilayah sungai dengan batasan bahwa

semua air yang jatuh dari hujan atau keluar dari sumber air akan mengalir dalam suatu

aliran pembuangan air (drainase) dan berkumpul disuatu outlet di wilayah pesisir yang

dapat berupa estuari atau muara atau delta dan lahan basah. Daerah resapan air di

Kabupaten Bireuen meliputi DAS Peusangan dan DAS Meuredu yang berhulu di dataran

tinggi bagian selatan yang merupakan lembah-lembah atau punggung bukit yang berfungsi

untuk menangkap air hujan (Catchment Area). Terdapat 16 (enam belas) sungai yang

mengaliri wilayah ini dengan luas 1.842 ha, yang terbesar adalah sungai peusangan di

samping sungai, daerah rawa–rawa (Paya) termasuk daerah resapan air yang perlu di jaga

kelestariannya. Di Kabupaten Bireuen terdapat 29 (dua puluh sembilan) daerah rawa

seluas 310 ha.

2. Daerah Rawa

Di Kabupaten Bireuen daerah berawa tersebar di beberapa kecamatan, dari Kecamatan

Samalanga sampai Gandapura, daerah-daerah tersebut merupakan sumber daya air dan

daerah resapan yang perlu dijaga kelestariannya. Adapun daerah rawa (Paya) yang paling

besar adalah Paya Nie seluas 150 ha yang berada di Kecamatan Kuta Blang. Luas

keseluruhan daerah rawa di wilayah ini adalah 310 ha. Adapun rawa-rawa tersebut, yaitu:

Kecamatan Samalanga, Cot Mane (5 ha), Batee Glungku (6 ha), Glee Mendong (3 ha),

Pingan (1 ha). Kecamatan Pandrah, Alue Igeuh(3 ha), Kupula (1 ha), Cot Nase (2 ha),

Kubang Tujoh (1 ha), Reudeup (1 ha). Kecamatan Jeunib, Ruseb (1 ha), Jambo Dalam (5

ha), Alue Syueng (1,5 ha). Kecamatan Peudada, Paya Kameng (7 ha), Pinto Rimba (3,5

ha). Kecamatan Jeumpa, Paya Jagat (14 ha). Kecamatan Juli, Paya Geudeubang (16 ha).

Kecamatan Peusangan, Paya Cut (3 ha), Krueng Panjo (7 ha), Paya Lipah (5 ha), Paya

Kura (3 ha), Paya Beusalok (5 ha), Paya Umpung (8 ha). Kecamatan Jangka, Paya Bieng

(5 ha), Paya Krueng Mate (15 Ha), Paya Krueng Nie (8 ha). Kecamatan Makmur, Paya

Page 9: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 9

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Leubu (7 ha), Paya Meuseujid (8 ha). Kecamatan Gandapura, Paya Nie (150 ha), Paya

Geurogok (15 ha).

II.1.1.6.Klimatologi

Iklim merupakan salah satu faktor yang berperan penting untuk pertumbuhan tanaman.

Kondisi iklim di Kabupaten Bireuen sebagaimana pada umumnya di Indonesia, Kabupaten

Bireuen merupakan daerah tropis dengan tipe iklim muson, dengan klasifikasi menurut sistem

mohr, schimidt dan ferguson termasuk dalam tipe C. Kondisi iklim di wilayah kabupaten

Bireuen relatip lebih kering di banding dengan bagian lain di Provinsi Aceh. Hal ini di

pengaruhi oleh adanya pegunungan Bukit Barisan, yang mana secara umum wilayah Timur

dan Utara merupakan wilayah yang lebih kering dibandingkan dengan wilayah sebelah Barat

dan Selatan.Keadaan iklim secara umum di wilayah Kabupaten Bireuen dengan suhu rata-rata

30 OC dan kelembaban udara berkisar 84-89 %, bila dirata-rata dalam sepuluh tahun berkisar

86,6 %.

Curah hujan rata–rata tahunan di wilayah Kabupaten Bireuen berdasarkan pantauan

dari 4 (empat) BPP adalah berkisar 1.447 mm pertahun, dengan rata-rata hari hujan adalah

sebesar 120 hari pertahun. Pada bulan Agustus sampai Desember, curah hujan bulanan

mencapai maksimal dengan rata-rata berkisar antara 9 – 19 hari dalam satu bulan. Pada bulan

Juni curah hujan paling rendah dengan rata-rata curah hujan berkisar 84 mm dengan hari hujan

sebanyak empat hari.

Tabel 2.3.Keadaan Curah Hujan dan Hari Hujan Rata-rataDirinci Menurut Bulan

Di Kabupaten Bireuen Tahun 2015-2016

No. Bulan

Tahun

2015 2016 Curah Hujan

(mm) Hari

Hujan Curah Hujan

(mm) Hari

Hujan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus

168 207 131 96

122 45 64

112

19 9 11 12 15 12 9 11

112 380 262 135 99 39 30 82

17 18 19 15 9 8 8 10

Page 10: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 10

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

9. 10. 11. 12.

September Oktober November Desember

57 291 126 120

13 16 12 19

46 234 267 23

10 24 16

5

Jumlah/Rata-rata 128.25 158 142.42 159 Sumber : Stat, BMKG Iskandar Muda.2016

II.1.1.7.Penggunaan Lahan

Berdasarkan sebarannya, pola penggunaan lahan di Kabupaten Bireuen terbagi atas

tiga wilayah yaitu wilayah pantai, wilayah tengah dan wilayah pedalaman. Wilayah pantai

didominasi kegiatan tambak dan sawah, wilayah tengah kegiatan perdagangan dan jasa serta

sawah dan wilayah pedalaman kegiatan dominan pertanian tanaman pangan, perkebunan dan

kehutanan.

Penggunaan lahan di Kabupaten Bireuen terbagi dalam 12 jenis penggunaan lahan,

dengan luas terbesar 59.525,16 Ha yaitu pertanian lahan kering campur, dan luas terkecil

dengan peruntukan rawa seluas 101,56 Ha. Gambaran lebih rinci terkait rencana penggunaan

lahan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel2.4.

Rencana Penggunaan Lahan di Kabupaten Bireuen

KELAS GUNA LAHAN LUAS (HA)

Tanah Terbuka/kosong 950,47

Tambak 4.814,43

Sungai 925,06

Semak/Belukar 22.313,63

Sawah 13.990,00

Rawa 101,56

Pertanian Lahan Kering

Campur

59.525,16

Pertanian Lahan Kering 1.717,75

Permukiman 1.146,62

Hutan Primer 18.694,49

Hutan Lahan Kering

Sekunder

55.034,42

Air 418,18

179.631,77 Sumber : RTRW Bireuen, Tahun 2016

Page 11: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 11

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

II.1.2. Demografi

Dalam pelaksanaan pembangunan, penduduk merupakan faktor yang sangat dominan,

karena tidak saja berperan sebagai pelaksana pembangunan, tetapi juga sebagai sasaran

pembangunan. Dengan kata lain bahwa sumber daya manusia yang berkualitas tinggi sangat

dibutuhkan dalam menunjang keberhasilan pembangunan. Oleh karena itu pembangunan

sumberdaya manusia merupakan suatu keharusan dalam pelaksanaan pembangunan yang

berkesinambungan di Kabupaten Bireuen. Sebagai input dalam setiap penyusunan rencana

pembangunan, maka pengetahuan tentang data kondisi kependudukan eksisting di wilayah

rencana sangat dibutuhkan.

Berdasarkan data statistik, jumlah penduduk Kabupaten Bireuen tahun 2016 adalah

443.627 jiwa, yang terdiri atas 217.105 jiwa laki-laki dan 226.522 jiwa perempuan. Dibanding

dengan tahun 2012, jumlah penduduk Kabupaten Bireuen meningkat 8,52 persen, dimana

pada tahun 2012 jumlah penduduk kabupaten Bireuen masih sebanyak 406.083 jiwa.

Adapun jumlah rumah tangga yang ada di Kabupaten Bireuen tahun 2016 berjumlah

102.428 RT, dengan anggota keluarga sebanyak 4 - 5 jiwa per rumah tangga. Kondisi ini

relatif sama dengan daerah-daerah lain di provinsi Aceh. Penyebaran penduduk masih

bertumpu pada beberapa Kecamatan yang dekat dengan ibukota Kabupaten. Kecamatan

Peusangan, Kota Juang dan Jeumpa adalah tiga kecamatan urutan teratas yang memiliki

jumlah penduduk terbanyak, yang masing-masing berjumlah 53.919 jiwa, 50.710 jiwa, dan

36.877 jiwa.

Dengan luas wilayah Kabupaten Bireuen yaitu 1,796.32 kilometer persegi yang

berpenduduk 443.627 jiwa dan tersebar di 17 Kecamatan, maka rata-rata tingkat kepadatan

penduduk Kabupaten Bireuen adalah 229 jiwa per kilometer persegi. Komposisi penduduk di

Kabupaten Bireuen pada tahun 2016, lebih didominasi oleh kaum perempuan dengan sex ratio

sebesar 95,84 yang artinya penduduk perempuan di kabupaten ini 2,17 persen lebih banyak

dibandingkan jumlah penduduk laki-laki.

Page 12: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 12

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Tabel 2.5.Jumlah Penduduk dan Sex Ratio Menurut Kecamatan

Dalam Kabupaten Bireuen Tahun 2016

No Kecamatan/

Sub District

Penduduk (Jiwa)/ Population Rasio Jenis

Kelamin/

Gampong Laki-Laki Perempuan L + P Sex Ratio

1 Samalanga 46 15.561 15.642 31.203 99,48

2 Sp.Mamplam 41 14.063 14.028 28.091 100.25

3 Pandrah 19 4.248 4.443 8.691 95.61

4 Jeunieb 43 12.509 13.094 25.603 95.53

5 Peulimbang 22 5.635 6.127 11.762 91.97

6 Peudada 52 13.274 14.015 27.289 94.71

7 Juli 36 16.301 16.592 32.893 98.25

8 Jeumpa 42 18.531 18.346 36.877 101.01

9 Kota Juang 23 25.323 25.387 50.710 99.75

10 Kuala 20 8.776 9.537 18.313 92.02

11 Jangka 46 14.047 15.037 29.084 93.42

12 Peusangan 69 25.965 27.954 53.919 92.88

13 Peusangan Selatan 21 7.236 7.733 14.969 93.57

14 Psg Siblah Krueng 21 5.761 6.179 11.940 93.24

15 Makmur 27 7.590 8.154 15.744 93.08

16 Gandapura 40 11.036 12.178 23.214 90.62

17 Kuta Blang 41 11.031 11.850 22.881 93.09

Jumlah/Total 609 217.105 226.522 443.627 95.84

Sumber : Bireuen Dalam Angka Tahun 2017

Komposisi penduduk menurut kelompok umur, jumlah penduduk berusia muda (umur

0-4 tahun hingga 20-24 tahun) lebih dominan, yaitu mencapai 44.363 jiwa(0-4 tahun) 41.255

jiwa(20-24 tahun). Sementara penduduk yang berusia 60 tahun keatas terlihat relatif sedikit,

yakni berjumlah 12.444 jiwa. Dengan komposisi penduduk berumur muda dan produktif yang

lebih banyak, maka pemerintah Kabupaten Bireuen memiliki beban yang berat pada masa

yang akan datang, baik dalam menyediakan akses pendidikan bagi mereka yang masuk dalam

Page 13: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 13

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

kategori usia belajar, maupun dalam menyediakan lapangan pekerjaan bagi mereka yang

termasuk angkatan kerja produktif.

II.1.3. Potensi Pengembangan Wilayah

1. Struktur Ruang

Kondisi objektif hirarki pusat-pusat permukiman eksisting Kabupaten Bireuen Tahun

2011, kebijakan penataan ruang nasional dan provinsi yang menempatkan Bireuen sebagai

Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), hirarki pusat-pusat permukiman saat ini (eksisting) berada

pada 17 Kecamatan. Salah satu peranan rencana penataan ruang adalah untuk menciptakan

keseimbangan pembangunan antar wilayah (kecamatan) dan sekaligus mengantisipasi

pertumbuhan pembangunan yang terkonsentrasi pada pusat kota (ibu kota kabupaten) atau

pada kawasan tertentu saja. Hal ini juga berkenaan dengan penciptaan sistem pusat-pusat kota

yang berjenjang sehingga terbangun suatu sistem perkotaan yang efektif dan efisien. Oleh

karena itu, terdapat pusat-pusat permukiman yang perlu didorong pertumbuhannya dan ada

pula yang hanya cukup dikendalikan sesuai potensinya, bahkan mungkin dibatasi.

Pusat Kegiatan Lokal (PKL) Matang Geulumpang Dua adalah Ibukota Kecamatan

Peusangan merupakan pusat kegiatan pendukung dari PKW Bandar Bireuen sebagai

pengembangan dengan berfungsi utama dalam bidang pendidikan, perdagangan, perindustrian,

simpul transportasi bagian timur, pertanian lahan basah, perikanan, pertahanan keamanan,

pertambangan danpermukiman dengan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL).

2. Pola Ruang

Rencana pola ruang wilayah kabupaten merupakan rencana distribusi peruntukan ruang

dalam wilayah kabupaten yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan

rencana peruntukan ruang untuk fungsi budidaya.

Rencana pola ruang wilayah kabupaten berfungsi sebagai alokasi ruang untuk berbagai

kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah

kabupaten, mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang, sebagai dasar

Page 14: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 14

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

penyusunan indikasi program utama jangka menengah lima tahunan untuk 20 (dua puluh)

tahun dan sebagai dasar pemberian izin pemanfaatan ruang pada wilayah kabupaten.

Penjelasan lebih lanjut dan mendetil mengenai struktur ruang dan pola ruang Kabupaten

Bireuen tertuang dalam Dokumen RTRW Kabupaten Bireuen Tahun 2012-2032.

II.1.4. Wilayah Rawan Bencana

1. Daerah Rawan Gempa

Gempa adalah suatu kejadian dimana lapisan bumi mengalami pergeseran, baik

pergeseran arah vertikal maupun horizontal. Ini dipengaruhi oleh adanya lapisan/gugusan

lempengan sembako yang melintang dari ujung barat Kota Banda Aceh sampai sepanjang

pesisir pantai barat, yang mengakibatkan imbasan gerakan lempeng tersebut dapat dirasakan

sampai kepesisir pantai timur yang melintasi Kabupaten Bireuen.

Jika ditinjau dari Struktur Tatanan Geologi Tektonik Regional Pulau Sumatera dari

arah barat laut melalui pulau jawa sampai di Indonesia Bagian Timur merupakan jalur

magmatik dan jalur busur luar dari rangkaian gunung berapi aktif dan di bagian pantai barat

terdapat Trench (Palung).

2. Daerah Rawan Abrasidan Tsunami

Wilayah Kabupaten Bireuen termasuk yang terkena dampak dari hantaman gelombang

tsunami yang terjadi tanggal 26 Desember 2004. Wilayah pesisir adalah daerah yang paling

terkena dampak abrasi dan tsunami yang merupakan sebagian besar peruntukan lahannya

adalah tambak dan pantai. Faktor lain yang memperparah kerusakan adalah tidak adanya

kawasan penyangga alamiah (Buffer Zone) yang dapat menahan laju gelombang tsunami ke

arah darat.

3. Daerah Potensi Banjir

Kabupaten Bireuen berpotensi banjir ringan atau rendah. Hal ini disebabkan topografi

Kabupaten Bireuen dengan kelerengan yang bervariasi dan hanya sebagian kecil pada wilayah

pesisir yang memiliki potensi banjir. Faktor terjadinya banjir sangat memungkinkan

Page 15: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 15

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

dikarenakan kondisi curah hujan yang anomali. Untuk lebih jelas mengenai potensi banjir di

Kabupaten Bireuen dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel2.6.

Tingkat Kerawanan wilayah berpotensi banjir Kabupaten Bireuen

Tinggi Genangan Keterangan Luas (Ha)

0.0 - 0.50 m Rendah 18.227,72

0.50 - 1.00 m Sedang 5.046,37

1.00 - 1.50 m Tinggi 403,32

1.30 - 1.50 m Sangat tinggi 16.584,51

1.50 - 2.00 m Berbahaya 13.648,64

53.910,55

Sumber :RTRW (diolah) Kabupaten Bireuen, 2016

Gambar 2.Peta Potensi Banjir Kabupaten Bireuen

Page 16: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 16

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Sumber : Bappeda Kabupaten Bireuen, 2016

4. Daerah Rawan Longsor dan Gerak Tanah

Kawasan rawan gerakan tanah dan/atau longsor di Kabupaten Bireuen seluas 8.379,23

ha, meliputi Kecamatan Samalanga seluas 48,57 ha, Peulimbang seluas 1.047,75 ha dan Juli

seluas 8.330,66 ha. Kawasan gerak tanah yang berpotensi rawan secara menyatu terdapat pada

jalan nasional Bireuen – Aceh Tengah sekitar km 11 sampai km 30.

Dampak dari gerakan tanah tersebut mengakibatkan hancurnya kawasan permukiman

penduduk, rusaknya perkebunan masyarakat, infrastruktur, jaringan listrik dan komunikasi.

Kerusakan infrastruktur mengakibatkan putusnya akses dari Kabupaten Bireuen ke Kabupaten

Bener Meriah dan Aceh Tengah, sehingga pergerakan orang dan barang antar kabupaten

terhambat.

Gambar 3.Peta Potensi Gerak Tanah Kabupaten Bireuen

Page 17: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 17

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Sumber : Bappeda Kabupaten Bireuen, 2016

II.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

II.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

II.2.1.1. Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Untuk mengkaji tingkat kesejahteraan dan pemerataan ekonomi masyarakat, maka

digunakan indikator perhitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB merupakan

jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha disuatu daerah dalam

periode waktu tertentu. Perhitungan PDRB terbagi dalam dua kategori utama, yaitu Atas Dasar

Harga Berlaku (ADHB) dan Atas Dasar Harga konstan (ADHK) 2010. Sejak tahun 2014,

perhitungan PDRB (regional) dan PDB (nasional) telah menggunakan tahun dasar 2010 dan

tidak lagi menggunakan tahun dasar 2000. Penggunaan tahun dasar 2010 dimaksudkan agar

nilai pertumbuhan PDRB sebagai parameter penilaian kinerja perekonomian suatu daerah

dapat lebih akurat dan objektif.

Secara umum, perekonomian Kabupaten Bireuen dalam kurun waktu beberapa tahun

terakhir mengalami perkembangan yang relatif pesat. Kondisi ini juga dapat menggambarkan

bahwa usaha ekonomi yang dijalankan oleh warga masyarakat Kabupaten Bireuen selama ini

semakin berkembang. Gambaran secara lebih nyata dari realita tersebut juga terlihat dari

kecenderungan peningkatan nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten

Bireuen selama kurun waktu beberapa tahun terakhir. Dari tahun 2012–2016, trend

Page 18: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 18

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

pertumbuhan nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)Kabupaten Bireuen terus

mengalami peningkatan yang cukup menggembirakan, denganangka pertumbuhan rata-rata

sebesar 6,42 persen pertahun.

Pada tahun 2012, PDRB ADHB Kabupaten Bireuen tercatat sebesar Rp. 8,25 triliun,

yang kemudianmeningkat sebesar 7,13 persen menjadi sebesar Rp. 8,88 triliun pada tahun

2013. Nilai PDRB ADHB tersebut terus meningkatmenjadi Rp. 10,75 triliun di tahun 2016

atau naik sebesar 23 persen dari tahun 2012 atau rata-rata meningkat 6,42 persen pertahun.

Tanpa memasukkanperhitungan angka inflasi, nilai PDRB atas dasar harga konstan

(ADHK) Kabupaten Bireuen selama periode 2012–2016 juga menunjukkan trendpeningkatan.

Besaran rata-rata peningkatan nilai PDRB ADHK Kabupaten Bireuen selamakurun waktu

tersebut adalah 3,40 persen per-tahun. Pada tahun 2016 nilai PDRB ADHK tercatat sebesar

Rp. 8,83 triliun, yang meningkat bila dibandingkan dengan nilai PDRB ADHK tahun 2012

sebesar Rp. 7,69 triliun, meningkat sebesar 12,92 persen. Trend peningkatan nilai PDRB

ADHB dan PDRB ADHK tersebut selama ini juga harus diakui sebagai bagian dari buah

upaya kerja keras pemerintah daerah melalui implementasi berbagai program dan kegiatan

pembangunan yang dilakukan selama ini, serta upaya dan peran serta masyarakat dan pelaku

dunia usaha/swasta dalam menggerakkan roda perekonomian daerah. Gambaran

perkembangan nilai PDRB Kabupaten Bireuen dalamkurun waktu tahun 2012–2016 tersebut

dapat dilihat pada tampilan gambar berikut ini.

Gambar 4. Perkembangan PDRB Kabupaten Bireuen Tahun 2012-2016 (Rp. Juta)

2012 2013 2014 2015 2016

ADHB 8,245,129 8,878,330 9,392,310 10,072,01 10,750,16

ADHK 7,689,706 7,999,503 8,171,310 8,483,005 8,830,808

-

2,000,000.00

4,000,000.00

6,000,000.00

8,000,000.00

10,000,000.00

12,000,000.00

Page 19: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 19

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Sumber : BPS Kabupaten Bireuen, 2017

Jika dilihat lebih jauh berdasarkan peran sektoral dalam pembentukan nilai PDRB

ADHB, terlihat bahwa sektor pertanian selama ini masih dominan diantara sektor-sektor lain

dalam struktur perekonomian daerah Kabupaten Bireuen. Secara absolut nilai tambah produksi

sektor pertanian dalam PDRB ADHB terus meningkat selama kurun waktu tahun 2012-2016.

Pada tahun 2012 nilai tambah sektor pertanian masih tercatat sebesar Rp. 2,81 triliun,

sementara pada tahun 2016 nilai tambah sektor ini telah tercatat sebesar 3,65 triliun. Artinya

selama kurun waktu tahun 2012–2016, besaran nilai tambah sektor pertanian dalam PDRB

ADHBKabupaten Bireuen mengalami peningkatan rata-rata sebesar 6,26 persen per-tahun.

Pada posisi berikutnya setelah sektor pertanian, peran kontribusi sektor perdagangan

besar dan eceran selama ini juga cukup signifikan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi,

dalam kurun waktu antara tahun 2012–2016 terlihat bahwa peran dan kontribusi sektor

perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor terhadap struktur PDRB

ADHB Kabupaten Bireuen rata-rata berkisar antara 22,25 persen. Dengan kata lain dapat

dinyatakan bahwa hampir ¼ bagian dari pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bireuen selama ini

digerakkan oleh sektor ini. Dalam hal ini kiranya situasi keamanan dan ketentraman serta

iklim usaha di daerah ini perlu terus diupayakan agar dapat terus terjaga dengan baik, dimana

hal tersebut dapat berimplikasi positif bagi perekonomian masyarakat. Nilai dan kontribusi

sektoral dalam struktur perekonomian Kabupaten Bireuen dapat dilihat pada tabelberikut.

Tabel 2.7.

Tren PDRB ADHB Kabupaten Bireuen

Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012-2016 (Juta Rupiah)

Lapangan Usaha

2012

2013

2014

2015*

2016**

Pertumbuhan

Rata-Rata%

a. Pertanian, Kehutanan,

dan Perikanan

2,813,134.8 3,035,301.9 3,174,748.4 3,447,123.7 3,645,117.5 6.26

b. Pertambangan dan

Penggalian

226,280.8 238,149.9 259,019.0 272,471.5 283,740.0 5.49

c. Industri Pengolahan 137,353.5 147,992.2 163,142.7 171,521.2 179,996.2 6.52

d. Pengadaan Listrik dan

Gas

4,766.4 4,886.7 5,358.2 6,013.4 6,671.1 8

e. Pengadaan Air,

Pengelolaan Sampah,

2,806.2 3,538.7 4,223.3 4,800.5 6,089.0 17.52

Page 20: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 20

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Limbah dan Daur

Ulang

f. Konstruksi 721,401.0 769,698.5 800,513.6 857,204.5 938,910.5 6.36

g. Perdagangan Besar

dan Eceran; Reparasi

Mobil dan Sepeda

Motor

1,877,112.6 1,975,958.2 2,079,046.6 2,224,594.6 2,391,898.4 5.87

h. Transportasi dan

Pergudangan

838,125.9 928,532.8 981,731.2 1,000,605.4 1,008,051.0 4.45

i. Penyediaan

Akomodasi dan

Makan Minum

85,692.4 92,694.8 98,578.2 105,996.0 123,711.9 8.71

j. Informasi dan

Komunikasi

232,282.0 242,383.6 248,673.9 260,826.7 268,329.3 3.54

k. Jasa Keuangan dan

Asuransi

104,868.4 111,053.3 113,053.0 118,870.5 129,597.6 5.13

l. Real Estat 240,576.2 251,176.0 270,703.2 291,997.9 323,287.6 7.1

m. Jasa Perusahaan 23,957.7 26,612.1 28,486.0 30,588.2 32,375.3 7.23

n. Administrasi

Pemerintahan,

Pertanahan dan

Jaminan Sosial Wajib

545,505.3 616,912.8 691,906.2 754,567.3 823,941.2 9.78

o. Jasa Pendidikan 126,291.3 134,239.0 145,831.4 159,577.1 179,365.7 8.38

p. Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial

162,148.0 191,252.6 211,788.1 238,381.9 265,450.5 11.57

q. Jasa Lainnya 102,827.1 107,947.8 115,607.1 126,873.0 143,629.6 7.98

PDRB 8,245,129.6 8,878,330.9 9,392,410.1 10,072,013.4 10,750,162.4 6.41

Sumber : BPS Kabupaten Bireuen, 2016

*) Angka sementara

**) Angka sangat sementara

Tabel 2.8.

Kontribusi PDRB ADHB Kabupaten Bireuen

Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012-2016 (Persen)

Lapangan Usaha

2012

2013

2014

2015

2016

Pertumbuhan

Rata-Rata (%)

a. Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan

34.12 34.19 33.80 34.22 33.91 -0.16

b. Pertambangan dan

Penggalian

2.74 2.68 2.76 2.71 2.64 -0.96

c. Industri Pengolahan 1.67 1.67 1.74 1.70 1.67 -0.03

d. Pengadaan Listrik dan Gas 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0

e. Pengadaan Air, Pengelolaan 0.03 0.04 0.04 0.05 0.06 15.42

Page 21: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 21

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Sampah, Limbah dan Daur

Ulang

f. Konstruksi 8.75 8.67 8.52 8.51 8.73 -0.07

g. Perdagangan Besar dan

Eceran; Reparasi Mobil dan

Sepeda Motor

22.77 22.26 22.14 22.09 22.25 -0.59

h. Transportasi dan

Pergudangan

10.17 10.46 10.45 9.93 9.38 -2.11

i. Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum

1.04 1.04 1.05 1.05 1.15 2.41

j. Informasi dan Komunikasi 2.82 2.73 2.65 2.59 2.50 -3.06

k. Jasa Keuangan dan

Asuransi

1.27 1.25 1.20 1.18 1.21 -1.25

l. Real Estat 2.92 2.83 2.88 2.90 3.01 0.73

m. Jasa Perusahaan 0.29 0.30 0.30 0.30 0.30 0.83

n. Administrasi Pemerintahan,

Pertanahan dan Jaminan

Sosial Wajib

6.62 6.95 7.37 7.49 7.66 3.57

o. Jasa Pendidikan 1.53 1.51 1.55 1.58 1.67 2.14

p. Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial

1.97 2.15 2.25 2.37 2.47 5.48

q. Jasa Lainnya 1.25 1.22 1.23 1.26 1.34 1.68

PDRB 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

Sumber : BPS Kabupaten Bireuen, 2016

*) Angka sementara

**) Angka sangat sementara

Jika dilihat dari sisi nilai tambah sektoral terhadap pembentukan PDRB ADHK

Kabupaten Bireun periode 2012-2016, sektor pertanian masih menempati urutan pertama bagi

perekonomian daerah Kabupaten Bireuen, selanjutnya sektor perdagangan besar dan eceran;

reparasi mobil dan sepeda motor juga terdapat di urutan kedua perekonomian daerah ini.

Namun untuk pertumbuhan rata-ratanya Sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah

dan Daur ulang mengalami pertumbuhan positif yang sangat tinggi.

Perlu dicermati untuk mengetahui berbagai kemungkinan penyebab dari

kecenderungan melambatnya pertumbuhan sektor ekonomi/lapangan usaha yang menjadi

andalan daerah. Salah satu kecenderungan kondisi yang memungkinkan hal tersebut terjadi

selama ini adalah aktifitas produksi sektor ekonomi unggulan daerah, terutama sektor

Page 22: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 22

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

pertanian, dalam beberapa waktu terakhir telah memasuki tahap kejenuhan dalam siklus

produksinya. Banyak kemungkinan faktor yang dapat menjadi penyebab, dimana dari hal ini

nantinya dapat dicari solusi dan jalan keluar, sehingga kegiatan produksi sektor pertanian

benar-benar dapat memberikan kontribusinya bagi perekonomian daerah ini.

Gambaran tentang nilai dan kontribusi dari masing-masing sektor dalam pembentukan

PDRB ADHK Kabupaten Bireuen selama beberapa tahun terakhir, lebih rinci dapat dilihat

pada tabel berikut ini,

Tabel 2.9. Tren PDRB ADHK Kabupaten Bireuen

Menurut Sektor Ekonomi Tahun 2012-2016 (Jutaan Rupiah

Lapangan Usaha

2012

2013

2014*

2015**

2016**

Pertumbuhan

Rata-Rata

a. Pertanian, Kehutanan,

dan Perikanan

2,518,474.5

2,584,308.5

2,566,955.1

2,664,514.9

2,731,052.0

1.99

b. Pertambangan dan

Penggalian

213,647.1

220,199.3

226,751.5

232,737.8

237,861.9

2.65

c. Industri Pengolahan

127,973.5

131,963.2

136,424.7

139,116.5

142,110.5

2.58

d. Pengadaan Listrik dan

Gas

5,393.9

5,738.0

6,193.9

6,722.6

7,317.1

7.34

e. Pengadaan Air,

Pengelolaan Sampah,

Limbah dan Daur

Ulang

2,495.7

2,729.2

3,071.2

3,356.8

3,970.5

10.91

f. Konstruksi 658,127.3

684,131.0

693,575.5

724,994.5

769,994.5

3.84

g. Perdagangan Besar

dan Eceran; Reparasi

Mobil dan Sepeda

Motor

1,840,525.3

1,929,959.1

2,024,527.1

2,102,560.1

2,218,259.5

4.56

h. Transportasi dan

Pergudangan

782,725.4

839,343.1

864,291.0

880,292.5

890,362.7

3.15

i. Penyediaan

Akomodasi dan

Makan Minum

80,662.5

83,717.6

85,207.6

87,779.4

95,708.8

4.15

Page 23: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 23

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

j. Informasi dan

Komunikasi

227,104.0

231,928.9

235,323.7

245,230.9

251,572.0

2.52

k. Jasa Keuangan dan

Asuransi

90,504.6

91,058.6

88,240.4

89,474.8

93,116.4

0.08

l. Real Estat 228,706.3

233,565.2

240,984.0

251,416.7

268,034.8

3.88

m,n Jasa Perusahaan 22,088.8

23,193.4

23,532.9

24,213.1

24,969.4

3.01

o. Administrasi

Pemerintahan,

Pertanahan dan

Jaminan Sosial Wajib

524,625.2

552,541.7

580,458.2

611,477.6

648,211.3

5.15

p. Jasa Pendidikan 124,409.4

126,996.9

129,584.4

135,665.2

143,674.7

3.52

q. Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial

146,767.2

160,702.8

167,336.2

179,300.6

192,567.0

6.55

r,s,t,u Jasa Lainnya

95,475.6

97,427.2

98,853.3

104,151.8

112,025.3

3.89

PDRB

7,689,706.3

7,999,503.7

8,171,310.7

8,483,005.8

8,830,808.4

3.4

Sumber : BPS Kabupaten Bireuen, 2016

*) Angka sementara

**) Angka sangat sementaa

Tabel 2.10.

Kontribusi PDRB ADHK Kabupaten Bireuen

Menurut Sektor Ekonomi Tahun 2012-2016 (Persen)

Lapangan Usaha

2012

2013

2014

2015

2016

Pertumbuhan

Rata-Rata

a. Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan

34.12 34.19 33.80 34.22 33.91 -0.16

b. Pertambangan dan

Penggalian

2.74 2.68 2.76 2.71 2.64 -0.96

c. Industri Pengolahan 1.67 1.67 1.74 1.70 1.67 -0.03

d. Pengadaan Listrik dan Gas 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0

e. Pengadaan Air,

Pengelolaan Sampah,

0.03 0.04 0.04 0.05 0.06 15.42

Page 24: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 24

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Limbah dan Daur Ulang

f. Konstruksi 8.75 8.67 8.52 8.51 8.73 -0.07

g. Perdagangan Besar dan

Eceran; Reparasi Mobil

dan Sepeda Motor

22.77 22.26 22.14 22.09 22.25 -0.59

h. Transportasi dan

Pergudangan

10.17 10.46 10.45 9.93 9.38 -2.11

i. Penyediaan Akomodasi

dan Makan Minum

1.04 1.04 1.05 1.05 1.15 2.41

j. Informasi dan Komunikasi 2.82 2.73 2.65 2.59 2.50 -3.06

k. Jasa Keuangan dan

Asuransi

1.27 1.25 1.20 1.18 1.21 -1.25

l. Real Estat 2.92 2.83 2.88 2.90 3.01 0.73

m,n Jasa Perusahaan 0.29 0.30 0.30 0.30 0.30 0.83

o. Administrasi

Pemerintahan, Pertanahan

dan Jaminan Sosial Wajib

6.62 6.95 7.37 7.49 7.66 3.57

p. Jasa Pendidikan 1.53 1.51 1.55 1.58 1.67 2.14

q Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial

1.97 2.15 2.25 2.37 2.47 5.48

r,s,t,u Jasa Lainnya 1.25 1.22 1.23 1.26 1.34 1.68

PDRB 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

Sumber : BPS Kabupaten Bireuen, 2016

*) Angka sementara

**) Angka sangat sementara

II.2.1.2. Laju Inflasi

Inflasi merupakan tingkat kenaikan harga-harga yang terjadi secara umum pada suatu

tahun tertentu. Seberapa besar tingkat inflasi yang terjadi selama ini di Kabupaten Bireuen

dapat dicermati dari angka inflasi di Kota Lhokseumawe. Data yang ada menunjukkan, tingkat

inflasi di daerah Lhokseumawe berada di atas rata-rata nasional, dan bahkan berada di atas

Banda Aceh (pada tahun tertentu).

Perkembangan kecenderungan kenaikan harga-harga barang dan jasa di Kabupaten

Bireuen yang tergambar dari laju inflasi selama ini mulai menunjukkan kecenderungan dapat

lebih terkendali dan terjaga dengan cukup baik. Hal tersebut merupakan suatu bentuk

kemajuan yang perlu tetap dipertahankan, agar daya beli masyarakat tetap dapat menjangkau

Page 25: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 25

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

upaya mereka untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam kehidupan sehari-hari,

terutama bagi kelompok masyarakat miskin. Mengutip publikasi data BPS, pada tahun 2016,

tercatat laju inflasi di Kabupaten Bireuen sebesar 5,6 persen. Angka tersebut lebih tinggi

diatas tingkat inflasi nasional pada periode yang sama, yaitu sebesar 3,02 persen. Pada tahun-

tahun sebelumnya dalam periode tahun 2012-2016, kecenderungan naiknya harga-harga

barang dan jasa di Kabupaten Bireuenrelatif cukup tinggi. Laju inflasi pada tahun 2013tercatat

sebesar 8,27 persen, ini disebabkan naiknya harga cabai merah, Bahan Bakar Minyak (BBM)

solar dan premium, bawang merah, tarif listrik, dll.Sampai pada tahun 2015, angka inflasi

Bireuen menurun secara drastis, yaitu sebesar 2,44 persen dan kemdian meningkat lagi pada

tahun 2016, sebesar 5,6 persen.

Berikutnya, tren perkembangan harga-harga barang dan jasa yang sudah relatif lebih

stabil saat ini kiranya perlu diupayakan agar dapat terus terjaga dengan baik. Inflasi yang

cenderung tinggi dapat melemahkan daya beli masyarakat dalam memenuhi kebutuhan barang

dan jasa yang diperlukan untuk dapat bertahan hidup, yang ikut melemahkan daya perputaran

ekonomi daerah karena menurunnya permintaan atas produksi dan perdagangan barang dan

jasa oleh masyarakat dalam mekanisme pasar.

Oleh Karena itu, kiranya dalam upaya pembangunan daerah ke depan, Pemerintah

Kabupaten Bireuen diharapkan dapat terus mewaspadai dan melakukan pengawasan, bahkan

ikut serta berupaya untuk mengendalikan dan melakukan intervensi, dengan menempuh

langkah-langkah responsif dan inisiatif yang diperlukan apabila sewaktu-waktu ada

kecenderungan peningkatan harga barang dan jasa secara terus menerus ataupun dengan

besaran yang sudah dirasa mengkhawatirkan. Salah satu pedoman dan panduan bagi upaya

pemantauan dan pengendalian laju inflasi tersebut dapat dilakukan melalui rekaman atau

dokumentasi data terkait laju inflasi selama beberapa tahun sebelumnya, sebagaimana terlihat

pada tabel dan grafik berikut ini.

Tabel 2.11.Tingkat Inflasi Tahun 2012-2016 (persen)

DAERAH 2012 2013 2014 2015 2016

Lhokseumawe 0,39 8.27 8.53 2.44 5.6

Banda Aceh 0.06 6.39 7.83 1.27 3.13

Nasional 4.3 8.38 8.36 3.35 3,02

Sumber : BPS Kabupaten Bireuen 2017

Page 26: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 26

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Gambar 5.Perkembangan Laju Inflasi Tahun 2012-2016 (persen)

Sumber : BPS Kabupaten Bireuen 2017

Menyikapi kondisi tersebut, pemerintah daerah kiranya perlu terus berupaya ikut

berperan dalam menjaga serta mendorong terciptanya stabilitas harga-harga secara umum agar

dimasa mendatang tidak menyebabkan inflasi yang tinggi, sehingga dapat menyulitkan

kehidupan anggota masyarakat yang berpenghasilan tetap dan rendah. Salah satu upaya

penting yang harus dilakukan pemerintah daerah adalah menjamin distribusi barang-barang

dan jasa dengan lancar, dan membuka peluang peningkatan produksi lokal, terutama barang-

barang kebutuhan pokok yang mampu dihasilkan oleh daerah serta peningkatan peran dan

fungsi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID)

II.2.1.3. Pendapatan Perkapita

Kondisi taraf hidup dan kesejahteraan warga Kabupaten Bireuen salah satunya dapat

dilihat daribesaran nilai pendapatan per-kapita penduduknya. Dalam beberapa tahun terakhir,

pendapatan per-kapita masyarakat penduduk Kabupaten Bireuen secara umum menunjukkan

tren penurunan secara persentase tetapi tidak dalam nominal baik ADHB maupun ADHK.

Selama kurun waktu tahun 2012-2016. Pendapatan per-kapita atas dasar harga berlaku

(ADHB) mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 4,47 persen per-tahun,dan 0,87 persen

untuk pendapatan per-kapita atas dasar harga konstan (ADHK).

Berdasarkan PDRB ADHB, tercatat pendapatan per-kapita penduduk Kabupaten

Bireuen tahun 2012sebesar Rp.20,18 juta. Jumlah tersebut kemudian meningkat pada tahun

2013menjadi sebesar Rp. 21,28 juta atau naik sebesar5,17 persen.Demikian halnya tahun

2015- 2016, dimana pendapatan per-kapita penduduk ADHB juga mengalami tren penurunan

persentase tetapi tidak pada nominal. Tahun 2014 tercatat pendapatan per-kapita ADHB

0

5

10

2012 2013 2014 2015 2016

Lhokseumawe Banda Aceh Nasional

Page 27: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 27

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

sebesar Rp. 22,18 juta menjadi 4.06 persen, dan pada tahun 2016 jumlah pendapatan per-

kapita ADHB sebesar Rp. 24,23 juta meningkat 4,50 persen.

Berdasarkan ADHK, pendapatan per-kapita penduduk Kabupaten Bireuen selama

kurun waktu antara 2012-2016 juga menunjukkan tren penurunan secara persentase tetapi

tidak dalam nominal baik ADHB maupun ADHK. Hingga tahun 2015, pendapatan per-kapita

ADHK penduduk Kabupaten Bireuen tercatat sebesar Rp. 19,47 juta, yang meningkat secara

rata-rata 0,87 persen per-tahun , dimana pada tahun 2012, saat itu nilai pendapatan per-kapita

ADHK penduduk Kabupaten Bireuen tercatat sebesar RP. 18,82 juta. Gambaran lebih rinci

terkait nilai pendapatan per-kapita ADHB dan ADHK penduduk Kabupaten Bireuen dalam

kurun waktu beberapa tahun terakhir dapat dilihat pada tampilan berikut,

Gambar 6

Pendapatan Per-Kapita Penduduk Kabupaten Bireuen

Tahun 2012-2016 (juta rupiah)

Sumber : BPS Kabupaten Bireuen, 2016

II.2.1.4 Kemiskinan

Kemiskinan adalah kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang tidak mampu

memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang

bermartabat (Bappenas, 2004). Hak-hak dasar antara lain (a) terpenuhinya kebutuhan pangan,

(b) kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan, sumberdaya alam dan

lingkungan hidup, (c) rasa aman dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan, (d) hak untuk

berpartisipasi dalam kehidupan sosialpolitik.

05

10152025

Thn 2012

Thn 2013

Thn 2014

Thn 2015

Thn 2016

ADHK 18.82 19.17 19.3 19.47 19.49

ADHB 20.18 21.28 22.18 23.14 24.23

Page 28: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 28

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Kemiskinan merupakan persoalan yang sangat kompleks serta sangat mendasar bagi

setiap masyarakat di negara sedang berkembang, termasuk Indonesia. Untuk itu perlu upaya

penanganan yang dilakukan secara terpadu, komprehensif dan berkelanjutan.

1. Persentase Penduduk Miskin

Pemerintah Kabupaten Bireuen selama ini telah dan akan terus memberikan perhatian

khusus dengan upaya yang sungguh-sungguh dalam kaitannya dengan

penanggulanganmasalah kemiskinan. Berbagai program pembangunan yang dapat mengurangi

angka kemiskinan akan terus diprioritaskan dan diintensifkan pelaksanaannya. Sektor

pembangunan terkait dalam hal ini seperti pemberdayaan ekonomi, pendidikan, kesehatan,

maupun infrastruktur. Dalam konteks kewilayahan, prioritas program pembangunan yang

mengarah pada upaya pengurangan angka kemiskinan di daerah ini nantinya akan langsung

lebih diarahkanpada wilayah-wilayah yang selama ini dinilai menjadi kantong-kantong

kemiskinan di wilayah perkotaan, dan sebagian diantaranya yang ada di wilayah pesisir.

Selama periode 2012-2016, implementasi kegiatan pembangunan dalam kaitannya

dengan upaya mengurangi jumlah penduduk miskin dalam hal ini masih perlu mendapat

perhatian lebih serius. Hal ini didasarkan pada fenomena, bahwa meskipun persentase angka

kemiskinan Kabupaten Bireuen beberapa tahun terakhir menunjukkan tren penurunan. Pada

tahun 2012 persentase kemiskinan Kabupaten Bireuensebesar 18,21 persen. Tahun 2013 dan

2014 yang masing- masing turun 17,65 persen dan 16,94 persen. Untuk tahun 2015 tingkat

kemiskinan hampir sama dengan tahun sebelumnya sekitar 16,94 persen. Sedangkan untuk

tahun 2016 persentase kemiskinan Kabupaten Bireuen mengalami penurunan 15,95 persen.

Berdasarkan data BPS rata – rata persentase penduduk miskin di Kabupaten Bireuen

termasuk daerah yang memiliki tingkat kemiskinan yang masih cukup tinggi di Provinsi Aceh.

Salah satu faktor yang mungkin dapat menyebabkan masih belum maksimalnya dampak dari

upaya keras Pemerintah Kabupaten Bireuen dalam hal penanggulangan kemiskinan adalah,

kenyataan bahwa garis kemiskinan di Kabupaten Bireuen selama kurun waktu tersebut terus

mengalami peningkatan setiap tahunnya. Berbagai kemungkinan penyebab, seperti dorongan

inflasi dan naiknya harga-harga barang dan jasa yang cenderung ikut mendorong naiknya

Page 29: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 29

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

batas garis kemiskinan,dimana hal ini tentunya dapat mempengaruhi besaran jumlah penduduk

miskin maupun angka kemiskinan itu sendiri.

Kondisi dan kenyataan tersebut pula yang dinilai perlu mendapat perhatian sekaligus

dapat dijadikan pedoman bagi pemerintah Kabupaten Bireuen dalam kaitannya dengan upaya

yang sudah, sedang maupun yang masih akan dilakukan dalam hal perencanaan dan

penyusunan berbagai program pembangunan terkait upaya penanggulangan kemiskinan

maupun program-program pembangunan lain yang lebih berpihak pada golongan masyarakat

miskin. Gambaran terkait angka kemiskinan dan garis kemiskinan Kabupaten Bireuen beserta

angka perbandingannya, dapat dilihat secara rinci pada tabel berikut:

Tabel 2.12.

Statistik Penduduk Miskin Kabupaten Bireuen Tahun 2012 – 2016

U r a i a n Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

Garis Kemiskinan (Rp./kap/bln) 277,831 292,308 295,294 301,027 317,562

Persentase Penduduk Miskin ( %) 18,21 17,65 16,94 16.94 15,95

Jumlah Penduduk Miskin (orang) 74.300 73.900 72.220 73.14 70,44

Sumber : BPS Aceh, 2016 www.aceh.bps.go.id

Mengingat persoalan kemiskinan yang bersifat kompleks dan multidimensi, upaya

penanggulangan kemiskinan kiranya perlu terus diupayakan pelaksanaannya secara terpadu

dan bersifat lintas sektoral, dengan melibatkan seluruh SKPK terkait dengan hal tersebut.

2. Indeks Kedalaman Kemiskinan(P1) dan Keparahan Kemiskinan (P2)

Indeks Kedalaman Kemiskinan merupakan indeks yang mempresentasikan besarnya

total uang yang harus disediakan untuk mengangkat seluruh individu dan rumah tangga miskin

sampai pada garis kemiskinan (sebagai rasio terhadap total pendapatan seluruh penduduk pada

tingkat garis kemiskinan).

Page 30: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 30

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Indeks Keparahan atau Poverty Severity Index (P2) adalah jumlah dari kuadrat selisih

(dalam persen terhadap garis kemiskinan) rata-rata antara pengeluaran penduduk miskin

dengan garis kemiskinan,

Gambar. 7

Indeks Kedalaman kemiskinan dan Keparahan Kemiskinan

Sumber : BPS Bireuen, 2017

Dari Grafik 2.7 diperlihatkan bahwa pada tahun 2016, Indeks Kedalaman Kemiskinan

(P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) meningkat cukup drastis. Indeks Kedalaman

Kemiskinan (P1) meningkat dari 2,11 pada tahun 2015 menjadi 3,07 pada tahun 2016.

Demikian pula Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) meningkat dari 0,47 menjadi 0,84 pada

periode yang sama. Peningkatan nilai kedua indeks ini mengindikasikan bahwa ada penurunan

pengeluaran penduduk miskin yang semakin mendekati garis kemiskinan.

Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) melalui Basis Data

Terpadu untuk Program Perlindungan Sosial (2015) telah mengeluarkan jumlah rumah tangga

miskin dengan status kesejahteraan 40% termasuk untuk Kabupaten Bireuen.

Jumlah penduduk miskin Kabupaten Bireuen sebanyak 53.221 Rumah Tangga dengan

rumah tangga miskin terbanyak berada di Kecamatan Peusangan sebanyak 4.734 Rumah

Tangga. Hal ini disebabkan karena jumlah penduduk Kecamatan Peusangan merupakan

kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak di Kabupaten Bireuen.Upaya Pemerintah

Kabupaten Bireuen untuk mengatasi kemiskinan untuk kedepannya harus berdasarkan data

BDT dikarenakan data BDT ini merupakan sebuah sistem basis data mikro untuk perencanaan

program perlindungan sosial yang berisi data dan calon penerima bantuan sosial, baik rumah

2.87 2.78

2.21 2.11

3.07

0.690.67 0.53 0.47

0.84-

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

3.50

2 0 1 2 2 0 1 3 2 0 1 4 2 0 1 5 2 0 1 6

Index Kedalaman Kemiskinan Index Keparahan Kemiskinan

Page 31: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 31

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

tangga, keluarga maupun anggota rumah tangga/keluarga, dilengkapi dengan keterangan

sosial-ekonomi.

Tabel 2.13.

Jumlah Rumah Tangga Miskin Menurut Desil di Kabupaten Bireuen

No Kecamatan Desil 1 Desil 2 Desil 3 Desil 4 Grand

Total

1. Gandapura 644 648 773 858 2.923

2. Jangka 759 808 1.027 1.225 3.819

3. Jeumpa 1.055 1,063 1.302 1.165 4.585

4. Jeunieb 955 927 1.024 844 3.750

5. Juli 1.121 1.075 1.195 1.111 4.502

6. Kota Juang 450 630 847 1.004 2.931

7. Kuala 408 541 578 658 2.185

8. Kuta Blang 508 613 731 772 2.624

9. Makmur 700 584 607 551 2.442

10. Pandrah 338 359 441 372 1.510

11. Peudada 1.069 975 1.100 937 4.081

12. Peulimbang 572 455 427 349 1.803

13. Peusangan 782 1.010 1.377 1.565 4.734

14. Peusangan Selatan 592 610 681 671 2.554

15. Peusangan Siblah Krueng 491 425 527 487 1.930

16. Samalanga 678 663 859 892 3.092

17. Simpang Mamplam 1.093 907 953 803 3.756

Total 12.215 12.293 14.449 14.264 53.221

Sumber : TNP2K, 2015

3. Angka Pengangguran

Pengangguran, ketersediaan lapangan kerja serta kualitas SDM tenaga kerja merupakan

salah satu permasalahan klasik bidang ketenagakerjaan di berbagai daerah, termasuk

Kabupaten Bireuen dalam hal ini. Peran penting sumber daya manusia/tenaga kerja dalam

proses produksi dan perekonomian secara lebih luas, menjadikannya harus dapat lebih

kreatif dan inovatif agar mampu mengaktualisasikan potensi diri, adaptif terhadap

teknologi baru, serta memanfaatkan peluang sumberdaya ekonomi lainnya secara lebih

optimal. Semakin banyak tenaga kerja berkualitas tentu akan berkontribusi secara positif

Page 32: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 32

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

terhadap kinerja ekonomi daerah. Untuk itu, kualitas SDM suatu daerah perluterus

ditingkatkanagar nantinya daerah tersebut dapat memiliki SDM tenaga kerja yang berdaya

saing tinggi dan mampu merespon perubahan.

Tabel 2.14.

Kondisi Ketenagakerjaan Kabupaten Bireuen Tahun 2012-2016

Indikator 2012 2013 2014 2015 2016

Jumlah Angkatan kerja 172,364 181,580 189,362 191,893 199,853

Jumlah Penduduk Bekerja 155,171 164,197 172,276 170,753 178,230

Jumlah Penduduk Tidak Bekerja 17,193 17,383 17,086 21,140 21,623

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

(TPAK) (persen)

60.38 62.18 63.95 62.38 62.84

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

(persen)

9.97 9.57 9.02 11.02 10.81

Sumber : Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Perindustrian Kabupaten Bireuen Tahun 2017

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), penduduk angkatan kerja adalah setiap

penduduk berumur 15 tahun ke atas dan selama seminggu yang lalu mempunyai pekerjaan,

baik bekerja maupun sementara tidak bekerja karena suatu sebab, misalnya menunggu panen,

sedang cuti, dan sedang menunggu pekerjaan berikutnya. Di samping itu, penduduk yang tidak

mempunyai pekerjaan tetapi sedang mencari pekerjaan ataupun mengharapkan akan mendapat

pekerjaan, juga termasuk dalam kategori angkatan kerja dimaksud dalam hal ini.

Berdasarkan data pada tabel diatas, pada tahun 2012 jumlah penduduk yang tergolong

angkatan kerja di Kabupaten Bireuen adalah sebanyak 172.364 atau 42,44 persen dari total

jumlah penduduk. Sementara pada tahun 2016, jumlah angkatan kerja tercatat sebanyak

199.853 orang atau 45,04 persen dari total jumlah penduduk. Selama kurun waktu antara tahun

2012-2016 tersebut , sejalan dengan pertumbuhan penduduk, persentase jumlah angkatan kerja

di Kabupaten Bireuen berada di rentang 42,44 s/d 45,04 persen.

Jumlah penduduk tidak bekerja terlihat sedikit meningkat, pada tahun 2012 berjumlah 17.193

orang menjadi 21.623 orang pada tahun 2016, dengan laju pertumbuhan rata-rata sebesar

11,79 persen.

Selain itu, tren data yang ada menunjukkan bahwa jumlah atau tingkat pengangguran terbuka

(TPT) di Kabupaten Biereuen selama ini belum mengalami perubahan yang berarti. Pada

tahun 2012angka jumlah pengangguran terbuka tercatat sebanyak 17.193 orang atau 9,97

Page 33: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 33

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

persen dari total jumlah angkatan kerja saat itu, yaitu sebanyak 172.364 orang. Sampai

dengan tahun 2016, Tingkat Pengangguran Terbuka mencapai 10,81 persen. Hal ini diperlukan

perhatian serius dari pemerintah daerah Kabupaten Bireuen, dimana nantinya dalam konsep

perencanaan program pembangunan jangka menengah perlu mengakomodir bentuk-

bentukprogram maupun kegiatan yang mampu mendorong penciptaan dan perluasan lapangan

kerja, yang nantinya diharapkan dapat menampung jumlah angkatan kerja serta memberi

kesempatan kerja bagi masyarakat secara lebih luas, sekaligus mampu menurunkan angka

pengangguran di daerah ini.

Selanjutnya tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK), pada tahun 2012 tercatat

sebesar 60,38 persen. Angka tersebut tidak mengalami peningkatan setiap tahunnya meskipun

dengan besaran yang tipis, menjadi sebesar 62,84 persen di tahun 2016. Gambaran terkait

dengan tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

Kabupaten Bireun selama beberapa tahun terakhir dapat dilihat pada tampilan berikut ini,

Grafik diatas kiranya dapat memberikan gambaran kondisi ketenagakerjaan maupun

tingkat pengangguran di daerah ini. Namun demikian bila dibandingkan dengan

kabupaten/kota lainnya di provinsi Aceh, angka pengangguran Kabupaten Bireuen tersebut

masih tergolong lebih kecil atau rendah. Oleh karena itu, peran optimalisasi sumberdaya

ekonomi guna mendorong peningkatan investasi di daerah ini ke depan merupakan suatu hal

yang perlu terus dilakukan,sehingga dapat semakin meningkatkan daya serap tenaga kerja

yang ada di daerah ini. Dari hal tersebut kiranya akan semakin meningkatkan daya serap

tenaga kerja dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat daerah ini memperoleh

pekerjaan yang layak. Kondisi tersebut tentunya akan berimplikasi secara positif terhadap

percepatan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bireuen dimasa mendatang.

II.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial

II.2.2.1. Angka Rata-Rata Lama Sekolah

Rata-rata lama sekolah adalah rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk

berusia 15 tahun ke atas untuk menempuh semua jenis pendidikanformal yang pernah dijalani.

Rata-rata lama sekolah penduduk Kabupaten Bireuen untuk tahun 2016 sebesar 9,15 tahun ini

Page 34: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 34

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

bermakna bahwa pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh penduduk Kabupaten Bireuen di

tahun 2016 berada di jenjang pendidikan SMP. Berikut rata-rata lama sekolah penduduk

Kabupaten Bireuen dari tahun ke tahun.

Tabel 2.15.

Rata-rata Lama Sekolah di Kabupaten Bireuen

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016

Rata-Rata Lama Sekolah (Tahun) 8,50 8,58 8,85 9,14 9,15

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2017

II.2.2.2. Harapan Lama Sekolah

Harapan lama sekolah didefinisikan sebagai lamanya sekolah (dalam tahun) yang

diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa mendatang. Angka harapan

lama sekolah penduduk Kabupaten Bireuen dari tahun ke tahun belum menunjukkan

perkembangan seperti yang diharapkan. Di tahun 2016 angka harapan lama sekolah sebesar

14,42 tahun ini berarti bahwa harapan lamanya pendidikan yang akan dirasakan oleh anak

yang lahir pada tahun 2016 adalah sebesar 14,42 tahun setara dengan pendidikan di jenjang

pendidikan diploma.

Tabel 2.16.

Harapan Lama Sekolah di Kabupaten Bireuen

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016

Harapan Lama Sekolah (tahun) 14,03 14,22 14,25 14,41 14,42 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2017

II.2.2.3. Pengeluaran perkapita

Pengeluaran per kapita adalah biaya yang dikeluarkan untuk konsumsi semua anggota rumah

tangga selama sebulan dibagi dengan banyaknya anggota rumah tangga. Pengeluaran

perkapita rata-rata masyarakat Kabupaten Bireuen dari tahun ke tahun semakin besar, ini

terlihat dari pengeluaran pada tahun 2012 sebesar Rp.699.600 meningkat menjadi Rp. 788.500

pada tahun 2016.

Page 35: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 35

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Tabel 2.17.

Pengeluaran PerkapitaPenduduk Kabupaten Bireuen

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016

Pengeluaran perkapita

(dalam ribuan)

699,6 723,2 731,9 762,2 788,5

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2017

II.2.2.4. Angka Usia Harapan Hidup

Angka Usia Harapan Hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah

dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat

kesehatan pada khususnya. Angka Harapan Hidup yang rendah di suatu daerah harus diikuti

dengan program pembangunan kesehatan, dan program sosial lainnya termasuk kesehatan

lingkungan, kecukupan gizi dan kalori termasuk program pengentasan kemiskinan.

Angka harapan hidup adalah perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dengan asumsi

tidak ada perubahan pola mortalitas (kematian) menurut umur. angka ini adalah angka

pendekatan yang menunjukkan kemampuan untuk bertahan hidup lebih lama. Angka harapan

hidup masyarakat kabupaten Bireuen dari tahun ke tahun menunjukan perkembangan yang

sangat baik seperti yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini :

Tabel 2.18.

Angka Harapan Hidup di Kabupaten Bireuen

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016

Angka Harapan Hidup (Tahun) 70,32 70,34 70,35 70,64 70,72 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2017

II.2.2.5. Persentase Balita Gizi Buruk

Perkembangan upaya penanganan gizi buruk di Kabupaten Bireuen cukup berhasil

dimana persentase balita gizi buruk dari tahun ke tahun terus menurun, ini terlihat dari

persentase balita gizi buruk tahun 2013 sebanyak 149 orang (0,41 persen) turun menjadi 19

orang (0,05 persen) pada tahun 2014. Angka gizi buruk tahun 2015 sedikit meningkat menjadi

27 orang (0,07 persen) dan kembali menurun pada tahun 2016 menjadi 11 orang (0,02 persen).

Page 36: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 36

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Tabel 2.19. Persentase Balita Gizi Buruk di Kabupaten Bireuen

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016

Balita Gizi Buruk - 149 19 27 11

Jumlah Balita 35.831 36.036 35.918 37.727 48.798

Persentase Gizi Buruk - 0,41 0,05 0,07 0,02 Sumber : Dinas Kesehatan, 2017

II.3. ASPEK PELAYANAN UMUM

II.3.1. Layanan Urusan Keistimewaan Aceh

II.3.1.1. Pendidikan

1. Pendidikan Islami

Pendidikan Islami merupakan sesuatu hal yang sangat mendasar bagi masyarakat Aceh

mengingat Aceh yang dijuluki sebagai Serambi Mekkah juga telah memproklamirkan diri

sebagai daerah yang bersyari’at Islam sejak Penerapan Syariat Islam di Aceh diberlakukan

berdasarkan UU No. 44 tahun 1999 dan UU No. 18 tahun 2001. Namun jauh sebelum Undang-

Undang tersebut itu dirancang dan diterapkan di Bumi Serambi Mekkah, Pendidikan Islami telah

mengakar dalam kehidupan masyarakat Aceh. Anak-anak Aceh masa lalu, meskipun tidak

mengenyam pendidikan formal seperti SD, SMP dan SMA, namun mereka tetap menjalani proses

belajar pada dayah-dayah yang ada di lingkungan mereka terutama bagi mereka yang orang tuanya

tidak mampu menyekolahkan anaknya ke sekolah-sekolah formal.

Di dayah, santri merupakan peserta didik atau pelajar yang dipersiapkan oleh pengasuh

dayah sebagai kader ulama, kader bangsa yang pada gilirannya akan menjadi tokoh

masyarakat bangsa. Hal ini dimungkinkan karena kemampuan dayah bukan hanya dalam

pembinaan pribadi muslim, tetapi juga mengadakan perubahan sosial dan masyarakat.

Pengaruh dayah dapat terlihat pada kehidupan santri dan alumninya serta kehidupan

masyarakat sekitarnya.

Bireuen sebagai salah satu Kabupaten yang telah lama dikenal sebagai daerah yang banyak

memiliki Dayah, saat ini terus mencoba membenahi dayah-dayah yang ada agar proses belajar

mengajar di dayah dapat berjalan dengan lancar yang pada akhirnya dayah tersebut dapat

menghasilkan santri-santri yang memiliki kompetensi yang baik dan tidak kalah bersaing dengan

anak-anak lulusan pendidikan umum. Salah satu dayah tertua dan terbesar yang ada di Kabupaten

Bireuen adalah dayah Madrasah Ulum Diniyah Islamiyah Mesjid Raya(MUDI MESRA)

Page 37: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 37

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Samalanga yang merupakan institusi pendidikan yang mengambil peran paling sakral dalam

mencetak generasi umat dan kader dayah. paling sakral. Data jumlah dayah tahun 2012 sampai

dengan Tahun 2016 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.20.

Jumlah Dayah, Guru dan Santri di Kabupaten Bireuen

Tahun Jumlah

Dayah

Jumlah

Guru

Jumlah

Santri

2012 130 879 19.829

2013 142 2.726 24.547

2014 139 2.571 22.305

2015 139 2.571 22.313

2016 160 3.094 37.345 Sumber : Kabupaten Bireuen Dalam angka 2017

Dari sejumlah dayah yang ada, tim akreditasi dayah telah mencoba melakukan penilaian

terhadap dayah-dayah tersebut sehingga muncul beberapa katagori dayah di Kabupaten

Bireuen. Tabel berikut menggambarkan kondisi dayah yang ada di Kabupaten Bireuen pada

Tahun 2016.

Tabel2.21

Tipe Dayah di Kabupaten Bireuen

Tahun Type Dayah

A B C D

2012 NA NA NA NA

2013 NA NA NA NA

2014 NA NA NA NA

2015 NA NA NA NA

2016 4 10 8 13 Sumber : Dinas Pendidikan Dayah, 2017

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa hanya 35 dayah yang sudah memperoleh

akreditasi dengan jenis tipe A, B, C dan D. Sementara sisanya masih berupa dayah non tipe.

Yang menjadi persoalan adalah belum ada standar yang baku terhadap penilaian akreditasi

sebuah dayah, dimana tipe dayah di Bireuen berbeda indikatornya dengan tipe dayah yang ada

di Provinsi Aceh. Untuk itu kiranya perlu dilakukan akreditasi kembali terhadap dayah-dayah

yang ada di Kabupaten Bireuen sehingga dayah-dayah tersebut memiliki akreditasi yang baik.

Disamping itu, guna meningkatkan mutu lulusan dayah, kiranya perlu dilakukan

peningkatan mutu terhadap tenaga pendidik dayah sehingga mutu lulusan dayah dapat

Page 38: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 38

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

bersaing dengan mutu lulusan sekolah-sekolah umum dan sekolah agama lainnya. Terhadap

sarana dan prasarana dayah juga perlu mendapat perhatian dalam rangka kelancaran proses

belajar dan mengajar serta keamanan dan kenyamanan siswa, dimana dari sejumlah dayah

yang ada hanya 40 persen dayah yang sudah memiliki memiliki kamar, ruang masak dan

sanitasi layak.

II.3.1.2. Keagamaan

1. Syari’at Islam.

Syari’at Islam adalah hukum atau peraturan Islam yang mengatur seluruh sendi

kehidupan Umat Islam yang berlaku sepanjang masa dan dimanapun. Selain berisi hukum,

aturan dan panduan peri kehidupan, Syariat Islam juga berisi kunci penyelesaian seluruh

masalah kehidupan manusia.

Demikian juga dengan penerapan Syariat Islam terhadap pelanggaran Qanun. Beberapa

kasus pelanggaran Syariat Islam telah ditindaklanjuti sesuai dengan Qanun tentang

Pelanggaran Syari’at, berikut adalah tabel jumlah pelanggaran Syariat Islam di Kabupaten

Bireuen.

Tabel 2.22.

Jumlah Pelanggaran Syariat Islam di Kabupaten Bireuen

URAIAN TAHUN

2012 2013 2014 2015 2016

Jumlah Pelanggar Syariat Islam 0 53 40 40 25

Sumber : Satpol PP dan WH, 2017

Dari tabel diatas terlihat bahwa sejak tahun 2013, jumlah pelanggaran Syariat Islam di

Kabupaten Bireuen mengalami penurunan dimana pada tahun 2013, sebanyak 53 pelanggaran

menurun sebesar 28 kasus menjadi 25 kasus pelanggaran Syariat Islam pada tahun 2016.

Melihat berbagaipersoalan yang ada, penguatan pendidikan pada bidang Syariat Islam

sangat dibutuhkan di Kabupaten Bireuen. Terutama untuk mencetak kader-kader di bidang

hafis Al Qur”an dan penerapan syariat Islam yang baik di Kabupaten Bireuen, berikut adalah

tabel jumlah masjid, qari dan qari’ah serta hafiz di Kabupaten Bireuen,

Tabel 2.23

Jumlah Mesjid, Qari dan Hafiz di Kabupaten Bireuen

Page 39: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 39

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

No Uraian Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

1 Jumlah Mesjid 181 181 181 181 181

2 Jumlah Qari 400 420 440 450 480

3 Jumlah Hafiz 5 Juz N/A N/A N/A 2 10

4 Jumlah Hafiz 10 Juz N/A N/A N/A N/A 6

5 Jumlah Hafiz 20Juz N/A N/A N/A N/A 3

6 Jumlah Hafiz 30Juz N/A N/A N/A N/A 2 Sumber : Dinas Syari’at Islam, 2017

Dari tabel di atas terlihat bahwa sarana ibadah berupa mesjid di Kabupaten Bireuen

sudah tersedia di setiap kecamatan dan jika dirata-ratakan maka setiap kecamatan memiliki 10

buah mesjid. Begitu juga dengan jumlah qari, dari tahun 2012 sejumlah 400 orang meningkat

menjadi 480 orang pada tahun 2016. Terjadi peningkatan sebanyak 80 orang. Namun yang

menjadi persoalan adalah jumlah hafiz masih sangat kurang.Perlu adanya pengkaderan bagi

hafis sehingga kedepannya anak-anak Kabupaten Bireuen memiliki kemampuan membaca

dan menghafal Al-Qur,an dengan baik.

2. Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU)

Majelis Permusyawaratan Ulama adalah sebuah lembaga yang anggotanya terdiri dari

para ulama dan cendikiawan muslim yang merupakan mitra kerja dari pemerintah, baik di

tingkat pusat maupun di daerah. Majelis Permusyawaratan Ulama berfungsi menetapkan

Fatwa yang dapat menjadi salah satu pertimbangan terhadap kebijakan pemerintahan daerah

dalam bidang pemerintahan, pembangunan.

MPU mempunyai tugas dan wewenang:

1. Memberi fatwa baik diminta maupun tidak diminta terhadap persoalan pemerintahan,

pembangunan, pembinaan masyarakat; dan

2. Memberi arahan terhadap perbedaan pendapat pada masyarakat dalam masalah

keagamaan.

3. Serta mengkaji setiap rancangan qanun keagamaan yang dirancang oleh Pemerintah

Daerah

Berbagai persoalan yang ada di dalam masyarakat saat ini, menuntut ulama dapat lebih

berperan sehingga apapun persoalan yang ada dalam masyarakat dapat diminimalisir sehingga

tidak terjadi benturan dan huru hara di dalam kehidupan, terutama yang menyangkut persoalan

Page 40: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 40

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

yang berkaitan dengan kemaslahatan umat. Sejauh ini peran ulama masih terbatas mengingat

dana yang dikucurkan untuk Sekretariat MPU masih rendah mengingat terbatasnya anggaran.

Namun dalam rangka memperkuat Syariat Islam di Kabupaten Bireuen dimana ulama sangat

berperan dalam mewujudkan hal tersebut, maka program-program MPU perlu mendapat

perhatian.

3. Majelis Pendidikan Daerah

Kabupaten Bireuen sebagai salah satu Kabupaten dalam wilayah hukum provinsi Aceh

mempunyai tanggung jawab dalam bidang penyelenggaraan dan peningkatan kualitas

pendidikan yang berada dalam wilayah Kabupaten. Untuk provinsi Aceh dan didalamnya

termasuk Kabupaten Bireuen untuk mencerdaskan putra putri selaku anak bangsa melalui

lembaga pendidikan termasuk ke dalam komponen keistimewaan Aceh. Oleh karena itu

pengembangan dan peningkatan kualitas pendidikan, pemerintah Kabupaten Bireuen

mempunyai tanggung jawab yang sangat besar dalam memproduk dan sumber daya manusia

yang berkualitas, dalam regulasi saat ini semenjak pendidikan dasar samapai pada pendidikan

menengah tingkat pertama. Dengan demikian, disamping keberadaan lembaga-lembaga Satuan

Kerja Perangkat Kabupaten (SKPK) yang telah dimasukkan dalam satuan organisasi tata kerja

perangkat Kabupaten yang bertanggung jawab dalam

bidang peningkatan kuantitas dan kualitas pendidikan, juga perlu membentuk lembaga yang

independen untuk membantu pemerintah Kabupaten dalam bidang pembangunan pendidikan.

Selama ini yang sudah eksis ditengah-tengah masyarakat adalah Majelis Pendidikan

Daerah(MPD). Untuk Kabupaten Bireuen Majelis Pendidikan Daerah (MPD) di bentuk

dengan Qanun Kabupaten Bireuen Nomor 3 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan

Perangkat Daerah Kabupaten Bireuen merupakan sebuah lembaga yang setingkat dengan

Musyawarah Pimpinan Daerah seperti lembaga Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU)

Kabupaten Bireuen, Majelis Ulama Indonesia (MUI),Kabupaten Bireuen dan Majelis Adat

Aceh (MAA) Kabupaten Bireuen. Lembaga ini hanya ada di Aceh sebagai sebuah kekhususan

Aceh yang diberikan oleh Pemerintah Republik Indonesia dalam kerangka Negara kesatuan

republik Indonesia. Keberadaan lembaga Majelis Pendidikan Daerah Kabupaten Bireuen

adalah lembaga yang mengkhususkan diri dalam urusan pendidikan, semenjak pendidikan

dasar sampai pendidikan menengah tingkat pertama, dalam hal-hal tertentu juga pendidikan

Page 41: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 41

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

menengah atas sampai perguruan tinggi. Majelis Pendidikan Daerah Kabupaten Bireuen

merupakan lembaga yang bersifat mandiri, tidak mempunyai hubungan hierarkis dengan

satuan pendidikan maupun lembaga pemerintah lainnya.

Tugas pokok majelis Pendidikan (MPD) Kabupaten Bireuen adalah memberi pendapat dan

pertimbangan mengenai pendidikan, penyusunan konsep-konsep pengembangan pendidikan

yang Islami menampung aspirasi masyarakat mengenai pendidikan dan mendorong partisipasi

masyarakat dalam penyelenggaraan dan peningkatan kualitas pendidikan di Kabupaten

Bireuen. Sedangkan Kewenangan MPD Kabupaten Bireuen adalah mengawasi dan menilai

penyelenggaraan pendidikan semua jalur, jenis dan jenjang pendidikan serta menjaga standar

mutu pendidikan di Kabupaten Bireuen.

4. Majelis Adat Aceh

Aceh adalah salah satu provinsi dalam wilayah hukum Negara kesatuan republik

Indonesia yang diberikan sebagai daerah keistimewaan, salah satu keistimewaan provinsi

Aceh yaitu keistimewaan dalam bidang adat istiadat. Untuk mengembangkan, melestarikan

dan memberdayakan adat, adat istiadat dan hukum adat dibentuk sebuah lembaga yang pada

saat ini diberi nama Majelis Adat Aceh provinsi, Majelis Adat Aceh Kabupaten/Kota, Majelis

Adat Aceh Kecamatan dan Majelis Adat Aceh Gampong. Adat, adat istiadat dan hukum adat

dalam masyarakat Aceh sudah ada sejak zaman dahulu kala dan sudah melembaga semenjak

zaman kesultanan Aceh yang dikenal dengan istilah “ Adat Bak Po Teumereuhom Hukum Bak

Syiah Kuala”. Sehingga adat, adat istiadat dan hukum adat sudah tumbah dan

berkembangserta dijunjung tinggi oleh masyarakat Aceh baik sebagai alat pemersatu

masyarakat Aceh, maupun sebagai pedoman hidup dan sebagai aturan dalam menyelesaikan

berbagai persoalan yang terjadi dalam masyarakat Aceh. Setelah Indonesia Merdeka mulai

zaman orde lama yang dilanjutkan dengan zaman orde baru dan saat ini dalam suasana zaman

reformasi keberadaan adat, adat istiadat dan hukum adat serta lembaga adat sangat eksis di

tengah-tengah masyarakat Aceh, namun untuk kelembagaannya yang terdapat perbedaan

nomenklaturnya. Sebelum lahirnya istilah “Majelis Adat Aceh“ (MAA) di kenal dengan

istilah Lembaga Adat dan Kebudayaan Aceh (LAKA) yang diberi tugas dan kewenangan

untuk menggali, melestarikan, mengembangkan dan mempertahankan adat, adat istiadat dan

hukum adat yang berlaku dalam masyarakat Aceh. Sebagai daerah yang istimewa antara lain

Page 42: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 42

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

dalam bidang adat, maka pengelolaan manajemen pemerintahan di Aceh baik secara konstitusi

Negara Republik Indonesia, maupun berdasarkan ketentuan-ketentuan hukum organik, di

wajibkan ada untuk menggali, melestarikan, memberdayajakan, mengembangkan dan

mempertahankan keberadaan adat, adat istiadat dan hukum adat sebagai kekayaan budaya

masyarakat dan sebagai karakteristik masyarakat Aceh yang menjadi kekayaan nasional

haruslah dikelola dengan baik oleh Pemerintah Aceh dengan membentuk suatu lembaga yang

bertanggung jawab dalam bidang tersebut. Oleh karena itu keberadaan dan kehadiran Majelis

Adat Acehsangatlah penting dalam manajemen dan struktur pemerintahan dalam Kabupaten

Bireuen. Dengan demikian pemerintah Kabupaten Bireuen telah membentuk Majelis Adat

Aceh Kabupaten Bireuen berdasarkan Qanun Kabupaten Bireuen Nomor 3 Tahun 2016

tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Bireuen.

Berdasarkan qanun tersebut untuk melakukan penggalian, pelestarian, pemberdayaan,

pengembangan adat, adat istiadat dan hukum adat dipertanggungjawabkan kepada lembaga

majelis adat Aceh Kabupaten Bireuen tersebut. Sampai saat ini keberadaan majelis adat aceh

Kabupaten Bireuen telah menjalankan bebagai program dan kegiatan untuk menggali,

melestarikan, mengembangkan adat, adat istidat dan hukum adat di wilayah Kabupaten

Bireuen. Sehingga keberadaan Lembaga Majelis Adat Aceh Kabupaten Bireuen sudah

menyatu dan sangat dikenal oleh masyarakat Bireuen.

5. Baitul Mal

Kehadiran Qanun Nomor 10 Tahun 2007 Tentang Baital Mal menegaskan bahwa

Pemerintah Aceh komitmen dalam merealisasikan Syariat Islam di Bidang kesejahteraan dan

pemberdayaan umat di Aceh. Menindaklanjuti Qanun tersebut, Pemerintah Kabupaten Bireuen

mengeluarkan Peraturan Bupati Bireuen Nomor 20 tahun 2013 tentang Mekanisme

Pengelolaan Zakat, Infaq, Sadaqah dan Harta Agama Lainnya.

Saat ini, masyarakat Kabupaten Bireuen mulai mempercayakan pengelolaan zakat,

infaq dan sadaqahnya melalui Baitul Mal Kabupaten Bireuen. Potensi dan zakat di Kabupaten

Bireuen dinilai cukup strategis sebagai salah satu sumber dalam rangka mengurangi beban

Page 43: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 43

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

pengeluaran masyarakat miskin . Karena melalui penyaluran zakat, para mustahik dapat

mengurangi beban dalam kesulitan ekonominya.

Potensi zakat yang dikelola oleh Baitul Mal di Kabupaten Bireuen sebagian besar

besumber dari para Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Bireuen.

Untuk pegawai yang mempunyai penghasilan di atas 3,8 juta perbulan dikenakan zakat

sebesar 2,5% perbulan. Sedangkan bagi pegawai yang berpenghasilan di bawah 3,8 juta

perbulan dikenakan infak sebesar 1% perbulan. Namun penerimaan zakat tersebut masih perlu

dioptimalkan mengingat zakat merupakan salah satu sumber dana yang dapat digunakan untuk

memberikan perlindungan bagi keluarga miskin melalui pembagian zakat berupa uang tunai,

beasiswa sekolah bagi anak kurang mampu maupun dalam bentuan pembangunan rumah dan

rehab rumah kaum dzuafa. Berikut adalah gambaran potensi zakat dan infaq di Kabupaten

Bireuen sampai tahun 2017. Berikut adalah grafik penerimaan zakat dan infaq di Kabupaten

Bireuen.

Gambar 8. Rekapitulasi Penerimaan Zakat dan Infaq di Kabupaten Bireuen

Sumber : Sekretariat Baitul Mal, 2017

II.3.2. LAYANAN URUSAN WAJIB

0

2,000,000,000

4,000,000,000

6,000,000,000

8,000,000,000

10,000,000,000

12,000,000,000

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Zakat 332,628 481,606 703,165 786,175 951,521 1,044,2 1,100,6 1,759,3 2,051,0 3,075,7 4,065,9 3,256,2

Infaq 1,033,1 762,517 992,095 1,339,4 1,459,9 1,339,4 2,095,1 2,952,8 3,911,7 4,815,3 6,016,6 6,314,3

Jumlah 1,365,8 1,244,1 1,695,2 2,125,6 2,411,4 2,383,7 3,195,8 4,712,2 5,962,8 7,891,0 10,082, 9,570,5

Page 44: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 44

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

II.3.2.1. LAYANAN URUSAN WAJIB DASAR

II.3.2.1.1. PENDIDIKAN

1. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Pendidikan Anak Usia Dini merupakan sebuah jenjang pendidikan dalam rangka

mendukung dan merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak mengigat usia dini

merupakan periode emas bagi pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya. Disamping

itu Pendidikan Usia Dini juga dilaksanakan untuk membentuk karakter anak dan sekaligus

dalam rangka mempersiapkan sianak memasuki Sekolah Dasar. Berikut gambaran

perkembangan Jumlah lembaga Pendidikan Usia Dini (PAUD) di kabupaten Bireuen selama

kurun waktu tahun 2012 sampai dengan 2016 :

Tabel 2.24.

Perkembangan PAUDDi Kabupaten Bireuen

INDIKATOR 2012 2013 2014 2015 2016

Pendidikan Anak Usia Dini 119 253 299 341 362

Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, 2017

Jika dilihat dari tabel di atas terlihat bahwa jumlah PAUD di Kabupaten Bireuen terus

meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini dikarenakan semakin tingginya kesadaran orang tua

memasukkan anaknya ke lembaga PAUD dengan harapan membentuk karakter anak yang

baik dan sekaligus mempersiapkan si anak untuk memasuki Sekolah Dasar. Namun untuk

Page 45: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 45

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

memenuhi Target. 4.2 Goals 4 SDGs bahwa Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua anak

perempuan dan laki-laki memiliki akses terhadap perkembangan dan pengasuhan anak usia

dini, pengasuhan, pendidikan pra-sekolah dasar yang berkualitas, sehingga mereka siap untuk

menempuh pendidikan dasar, maka Pendidikan Usia Dini perlu mendapat perhatian mengingat

jumlah bangunan dan sarana belajar mengajar PAUD masih sangat minim jika dibandingkan

dengan jumlah anak usia dini.

2. Angka Partisipasi Kasar (APK)

Angka Partisipasi kasar merupakan persentase jumlah penduduk yang sedang bersekolah

pada suatu jenjang pendidikan (berapapun usianya) terhadap jumlah penduduk usia sekolah

yang sesuai dengan jenjang pendidikan tersebut. APK SD merupakan jumlah persentase

penduduk yang sedang bersekolah di Sekolah Dasar dan sederajat (SD) terhadap jumlah

penduduk usia 7–12 tahun.APK SMP merupakan jumlah persentase penduduk yang sedang

bersekolah di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan sederajat (SMP) terhadap jumlah

penduduk usia 13–15 tahunAPK SMA/K merupakan jumlah persentase penduduk yang sedang

bersekolah di Sekolah Menengah Umum/Kejuruan dan sederajat (SMU/K) terhadap jumlah

penduduk usia 16–18 tahun. Berikut adalah gambaran secara lengkap mengenai

perkembangan APK SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA selama kurun waktu Tahun 2013

s/d 2016

Tabel 2.25. Perkembangan APK SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA

Di Kabupaten Bireuen

Indikator 2013 2014 2015 2016

APK SD/MI 110.27 112.46 110.61 110.09

APK SMP/MTs 95.53 93.33 102.82 100.33

APK SMA/SMK/MA 70.78 72.23 80.51 84.93 Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga,

3. Angka Partisipasi Murni (APM)

Page 46: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 46

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Angka Partisipasi Murni (APM) adalah persentase jumlah anak pada kelompok usia

sekolah tertentu yang sedang bersekolah pada jenjang pendidikan yang sesuai dengan usianya

terhadap jumlah seluruh anak pada kelompok usia sekolah yang bersangkutan :

- APM SD merupakan jumlah persentase jumlah penduduk pada kelompok usia 7-12

tahun yang bersekolah di Sekolah Dasar dan sederajat (SD) terhadap jumlah seluruh

penduduk pada kelompok usia 7-12 tahun.

- APM SMP merupakan jumlah persentase jumlah penduduk pada kelompok usia 13-

15 tahun yang bersekolah di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan sederajat (SMP)

terhadap jumlah seluruh penduduk pada kelompok usia 13-15 tahun.

- APM SMA merupakan jumlah persentase jumlah penduduk pada kelompok usia 16-

18 tahun yang bersekolah di Sekolah Menengah Atas/Kejuruan dan sederajat

(SMA/K) terhadap jumlah seluruh penduduk pada kelompok usia 16-18 tahun.

Berikut adalah gambaran secara lengkap mengenai perkembangan APM SD/MI,

SMP/MTs dan SMA/SMK/MA di Kabupaten Bireuen selama kurun waktu Tahun

2013 s/d 2016.

Tabel 2.26. Perkembangan APM SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA

Di Kabupaten Bireuen

Indikator 2013 2014 2015 2016

APM SD/MI 98.76 99.18 96.40 97,98

APM SMP/MTs 89.00 89,51 85.77 83,85

APM SMA/SMK/MA 65,74 70,20 63,80 66,54 Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, 2017

4. Angka Partisipasi Sekolah (APS)

Angka Partisipasi Sekolah (APS) merupakan ukuran daya serap lembaga pendidikan

terhadap penduduk usia sekolah. APS merupakan indikator dasar yang digunakan untuk

melihat akses pada pendidikan khususnya bagi penduduk usia sekolah. Berikut adalah

gambaran secara lengkap mengenai perkembangan APS Usi 7-12 Tahun, 13-15 Tahun dan 16-

18 Tahun di Kabupaten Bireuen selama kurun waktu Tahun 2013 s/d 2016.

Page 47: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 47

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Tabel2.27. Perkembangan APS 7-12Tahun, 13-15 Tahun dan 16-18 Tahun

Di Kabupaten Bireuen

Indikator 2013 2014 2015 2016

APS 7-12 Tahun 99.76 100.00 100.00 100.00

APS 13-15 Tahun 97.57 98,11 96.94 98.27

APS 16-18 Tahun 76.65 78.55 77,39 79.24 Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, 2017

5. Angka Putus Sekolah (APtS)

Angka Putus Sekolah adalah Proporsi penduduk menurut kelompok usia sekolah yang

sudah tidak bersekolah lagi atau yang tidak menamatkan suatu jenjang pendidikan tertentu

terhadap jumlavh penduduk yang pernah/sedang bersekolah pada kelompok usia sekolah yang

bersesuaian. Kelompok umur yang dimaksud adalah kelompok umur 7-12 tahun, 13-15 tahun,

16-18 tahun dan 19-24 tahun.

APtS digunakan untuk mengukur kemajuan pembangunan di bidang pendidikan dan untuk

melihat keterjangkauan pendidikan maupun pemerataan pendidikan pada masing-masing

kelompok umur (7-12, 13-15, 16-18 dan 19-24 tahun)

Semakin tinggi Angka Putus Sekolah menggambarkan kondisi pendidikan yang tidak baik dan

tidak merata. Sebaliknya jika Angka Putus Sekolah semakin kecil maka kondisi pendidikan di

suatu wilayah semakin baik. Hasil Pemutakhiran Basis Data Terpadu (PBDT) Tahun 2015

menunjukkan bahwa masih tingginya Angka Putus Sekolah untuk semua jenjang pendidikan

di Kabupaten Bireuen : Berikut adalah gambaran secara lengkap mengenai jumlah anak putus

sekolah Usi 7-12 Tahun, 13-15 Tahun dan 16-18 Tahun di Kabupaten Bireuen Berdasarkan

Hasil Pemutakhiran Basis Data Terpadu (PBDT) Tahun 2015

Tabel2.28. Jumlah Angka Putus Sekolah

Berdasarkan Hasil Pemutakhiran Basis Data Terpadu (PBDT) Tahun 2015

Usia 7-12 13-15 16-18

Jumlah Anak Putus

Sekolah 704 1.555 6.023

Sumber : Hasil PBDT 2015

Dari hasil Hasil Pemutakhiran Basis Data Terpadu (PBDT) Tahun 2015 tersebut dapat

disimpulkan bahwa hal tersebut perlu menjadi mengingat saat ini biaya pendidikan yang

selama ini menjadi persolan sudah tertangani dengan Program Indonesia Pintar (PIP), PKH

Page 48: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 48

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

dan beasiswa anak yatim. Hasil pantauan di lapangan bahwa prilaku dari siswa dan keluarga

yang harus dirubah.

6. Angka Kelulusan

Angka Kelulusan adalah proporsi jumlah siswa yang lulus jenjang sekolah tertentu

terhadap jumlah siswa tingkat tertinggi pada jenjang sekolah tertentu pada tahun sebelumnya.

Berikut adalah gambaran secara lengkap mengenai perkembangan Angka Kelulusan

SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA di Kabupaten Bireuen selama kurun waktu Tahun

2012 s/d 2016.

Tabel 2.29. Perkembangan Angka Kelulusan SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA

Di Kabupaten Bireuen

Angka Kelulusan 2012 2013 2014 2015 2016

Angka Kelulusan SD/MI 98,82 99,59 99,58 99,95 99,96

Angka Kelulusan SMP/MTs 99,6 99,91 99,94 100.00 98,75

Angka Kelulusan SMA/SMK/MA 96,8 100 99,26 99,44 98,87 Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, 2017

7. Angka Melanjutkan

Angka Melanjutkan adalah proporsi jumlah siswa baru tingkat 1 pada jenjang Pendidikan

diatasnya terhadap jumlah lulusan pada jenjang pendidikan dibawahnya pada tahun ajaran

sebelumnya. Berikut adalah gambaran secara lengkap mengenai perkembangan dari SD/MI ke

SMP/MTs dan dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA di Kabupaten Bireuen selama kurun waktu

Tahun 2012 s/d 2016

Tabel 2.30. Perkembangan Angka Melanjutkan dari SD/MI ke SMP/MTs

dan dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA Di Kabupaten Bireuen

Indikator 2012 2013 2014 2015 2016

Angka Melanjutkan dari SD/MI ke SMP/MTs 99,74 99,54 99,76 99,85 99,98

Angka Melanjutkan dari SMP/MTSn ke SMA/MA 94,8 96,62 98,8 98,7 99,2 Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, 2017

8. Fasilitas Pendidikan

Page 49: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 49

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Fasilitas pendidikan adalah semua sarana dan prasarana yang mendukung aktifitas

pembelajaran di sebuah lembaga pendidikan. Fasilitas pendidikan yang baik akan sangat

mendukung kelancaran proses belajar mengajar di sekolah.

Tabel 2.31. Perkembangan Fasilitas Pendidikan Di Kabupaten Bireuen

No Uraian 2012 2013 2014 2015 2016

1 Fasilitas Pendidikan SD/MI Kondisi

Bangunan Baik

76,42 78,92 84,8 88,84 91.81

2 Fasilitas Pendidikan SMP/MTs dan

SMA/SMK/MA Bangunan Kondisi Baik

80,12 95,13 80,26 84,54 89,29

3 Rasio Ketersediaan Sekolah Terhadap

Penduduk Usia Sekolah Pendidikan Dasar

47,3 47,31 47,58 52,98 53,53

4 Rasio Ketersediaan Sekolah Terhadap

Penduduk Usia Sekolah Pendidikan

Menengah

49,8 50,6 52,41 53,2 53,24

5 Rasio guru/ murid sekolah pendidikan dasar 1 : 14 1 : 14 1 : 15 1 : 15 1 : 17

6 Rasio guru terhadap murid pendidikan

menengah

1 : 0 1 : 10 1 : 10 1 : 10 1 : 9

7 Rasio guru terhadap murid per kelas rata-

rata sekolah dasar

1 : 20 1 : 20 1 : 20 1 : 8 1 : 8

8 Rasio guru terhadap murid per kelas rata-

rata sekolah menengah pertama

1 : 8 1 : 9 1 : 8 1 : 7 1 : 8

9 Proporsi murid kelas 1 yang berhasil

menamatkan sekolah dasar

96,8 94,1 95,64 95,4 94,6

10 Angka Melek Huruf >15 Tahun 90,4 93,56 94,44 96,2 96,67

11 Angka Melek Huruf Penduduk Usia 15-24

Tahun Perempuan dan Laki-laki

92,8 94,75 95,1 96,84 97.5

12 Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV 1.648 1.826 1.870 2.186 2.244 Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, 2017

Dari tabel di atas terlihat bahwa dari sisi kuantitas jumlah fasilitas pendidikan sudah sangat

memadai, namun jika dilihat dari segi kualitas, masih perlu mendapat perhatian mengingat fasilitas

belajar belum memenuhi standar. Disamping itu fasilitas pendidikan setiap tahun butuh perawatan dan

penambahan untuk menggantikan mobiler yang rusak dan Rehabilitasi gedung dalam rangka keamanan

dan kenyamanan siswa.

Mengingat sampai saat ini Kabupaten Bireuen belum memiliki sekolah unggul (boarding scool),

maka sudah saatnya Kabupaten Bireuen memiliki sekolah unggul sehingga Sekolah benar-benar

berfungsi sebagai tempat transfer pengetahuan (knowledge transfer), transfer nilai (value

transfer) dan berfungsi sebagai tempat mempertahankan dan mengembangkan tradisi dan

budaya-budaya luhur dalam suatu masyarakat melalui proses pembentukan kepribadian (in the

making personality processes) sehingga nantinya para siswa dapat menjadi manusia dewasa

Page 50: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 50

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

yang mampu berdiri sendiri di dalam kebudayaan dan masyarakat sekitarnya dengan

kemampuan lebih dan berkarakter Islami.

9. Rendahnya Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.

Walaupun guru dan pengajar bukan satu-satunya faktor penentu keberhasilan pendidikan, tetapi

pengajaran merupakan titik sentral dan memberikan andil sangat besar pada kualitas pendidikan yang

menjadi tanggung jawabnya. Semakin tinggi kompetensi seorang guru, maka dapat dipastikan mutu

lulusan juga akan semakin baik. Hasil Uji Kompetensi Guru di kabupaten Bireuen menunjukkan angka

yang masih sangat rendah, dimana nilai Rata-rata hasil Uji kompensi Guru TK sebesar : 43,07, SD :

38,28 dan SMP : 28,67. Jika dibandingkan dengan hasil Uji Kompetensi Guru Provinsi Aceh, maka

kompetesi guru Kabupaten Bireuen masih berada di bawah mutu guru provinsi dan di bawah UKG

nasional, dimana hasil Uji Kompetensi Guru Provinsi Aceh sebesar 48,33 dan hasil Uji Kompetensi

Guru Nasional sebesar 56,69. Mengingat mutu guru sangat berperan dalam peningkatan kualitas

pendidikan, maka peningkatan mutu pendidikan dan tenaga kependidikan sangat diperlukan dan

menjadi program prioritas bidang pendidikan untuk 5 tahun kedepan.

II.3.2.1.2. KESEHATAN

1. Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 kelahiran hidup

Angka kematian bayi merupakan indikator penting untuk mencerminkan keadaan derajat

kesehatan masyarakat, karena bayi yang baru lahir sangat sensitif terhadap keadaan

lingkungan tempat orang tua sibayi tinggal dan sangat erat kaitannya dengan status sosial

orang tua sibayi. Kemajuan yang dicapai dalam bidang pencegahan dan pemberantasan

berbagai penyakit penyebab kematian akan tercermin secara jelas dengan menurunnya tingkat

AKB. Dengan demikian angka kematian bayi merupakan tolok ukur yang sensitif dari semua

upaya intervensi yang dilakukan oleh pemerintah khususnya di bidang kesehatan.

AKB merujuk pada jumlah bayi yang meninggal pada fase antara kelahiran hidup hingga

bayi belum mencapai umur 1 tahun per 1.000 kelahiran hidup. Saat ini angka kematian bayi

(AKB) di kabupaten Bireuen dari hasil perhitungan AKB adalah 12 per 1.000 kelahiran

dengan referensi waktu Bulan Desember tahun 2016. Artinya di Kabupaten Bireuen pada

tahun 2016 diantara 1000 kelahiran hidup ada 12 bayi yang meninggal sebelum usia tepat 1

tahun.

Page 51: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 51

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Angka Kematian Bayi pada tahun 2016 ini mengalami peningkatan jika dibandingkan

dengan tahun 2015, dimana angka kematian bayi pada tahun 2015 adalah 11 per 1.000

kelahiran, sehingga dengan meningkatnya angka kematian bayi ini perlu di kaji gambaran

tingkat permasalah kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi, tingkat

pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program KIA dan KB, serta kondisi

lingkungan dan sosial ekonomi.

Untuk tingkat Kematian bayi di Kabupaten Bireuen masih tergolong rendah dimana angka kematian

bayi berkisar pada 11 per 1.000 kelahiran dimana angka kematian bayi diklasifikasikan menjadi empat

kelompok yaitu :

1. Rendah jika AKB kurang dari 20.

2. Sedang jika AKB antara 20 – 49.

3. Tinggi jika AKB antara 50 – 99.

4. Sangat Tinggi AKB lebih dari 100.

Tabel 2.32.

Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 kelahiran hidupdi Kabupaten Bireuen

Uraian Tahun

Angka Kematian Bayi (AKB)

per 1000 kelahiran hidup 2012 2013 2014 2015 2016

8/1000KH 13/1000KH 13/1000KH 11/1000KH 12/1000KH Sumber : Dinas Kesehatan. 2017

2. Angka kematian Balita per 1000 kelahiran hidup

Angka kematian balita mempunyai arti bahwa suatu kejadian atau kematian anak berusia

antara 0-4 tahun, dimana yang dihitung adalah Jumlah kematian anak berusia 0-4 tahun selama

satu tahun tertentu per 1000 anak umur yang sama pada pertengahan tahun itu (termasuk

kematian bayi). Dimana AKABA adalah jumlah anak yang dilahirkan pada tahun tertentu dan

meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun. Kematian yang terjadi pada balita sendiri

sebenarnya memiliki banyak faktor penyebab, diantaranya :

kurangnya gizi

sanitasi yang tidak sehat

penyakit menular

kecelakaan dan lain sebagai nya

Page 52: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 52

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Indikator ini terkait langsung dengan target kelangsungan hidup anak dan merefleksikan

kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan anak-anak bertempat tinggal termasuk pemeliharaan

kesehatannya.

Angka Kematian Balita kerap dipakai untuk mengidentifikasi kesulitan ekonomi

penduduk. Dari hasil perhitungan dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Bireuen mendapatkan

perkiraan Angka Kematian Balita sebesar 13 per 1.000 balita, dengan referensi waktu sampai

desember 2016. Artinya, pada tahun 2016 setiap 1.000 balita (umur 0 sampai 4 tahum 11

bulan 29 hari) pada tahun 2016, 13 anak diantaranya tidak akan berhasil mencapai umur tepat

lima tahun. Angka Kematian Balita di Kabupaten Bireuen termasuk dalam kategori rendah,

dimana nilai normatif AKABA ≥ 140 sangat tinggi, antara 71 – 140 sedang dan ≤ 20 rendah.

Tabel 2.33.

Angka Kematian Balita per 1000 kelahiran hidupdi Kabupaten Bireuen

Uraian Tahun

Angka Kematian Balita

per 1000 kelahiran hidup 2012 2013 2014 2015 2016

10/1000KH 17/1000KH 19/1000KH 11/1000KH 13/1000KH Sumber : Dinas Kesehatan. 2017

3. Angka Kematian Neonatal per 1000 kelahiran hidup

Angka Kematian Neo-Natal adalah kematian yang terjadi sebelum bayi berumur satu

bulan atau 28 hari, per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu. Angka Kematian

Neonatal = Neonatal Mortality Rate: Jumlah kematian bayi di bawah usia 28 hari per 1000

kelahiran hidup pada masa tertentu (biasanya 1 tahun).

Angka kematian bayi endogen atau kematian neonatal adalah banyaknya kematian

bayi yang terjadi pada bulan pertama (dinyatakan dengan perseribu kelahiran hidup)

setelah dilahirkan, dan umumnya disebabkan oleh factor-faktor yang dibawa anak sejak

lahir, yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat selama kehamilan.

Oleh karena kematian neonatal disebabkan oleh faktor endogen yang berhubungan dengan

kehamilan maka angka ini dapat dimanfaatkan untuk menyusun program-program untuk

mengurangi angka kematian neonatal yang bersangkutan dengan program pelayanan

kesehatan ibu hamil.

Page 53: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 53

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Dari hasil perhitungan dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Bireuen mendapatkan

perkiraan Angka Kematian Neonatal sebesar 9 per 1.000 balita, dengan referensi waktu

sampai desember 2016. Artinya, pada tahun 2016 setiap 1.000 balita pada tahun 2016, 9 anak

diantaranya meninggal sebelum bayi berumur satu bulan atau 28 hari.

Tabel 2.34.

Angka Kematian Neonatal per 1000 kelahiran hidupdi Kabupaten Bireuen

Uraian Tahun

Angka Kematian Neonatal

per 1000 kelahiran hidup 2012 2013 2014 2015 2016

8/1000KH 13/1000KH 13/1000KH 9/1000KH 9/1000KH Sumber : Dinas Kesehatan. 2017

4. Angka Kematian Ibu per 100.000 kelahiran hidup

Banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi

kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan, yang disebabkan karena

kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan karena sebab-sebab lain, per 100.000 kelahiran

hidup.

Yang dimaksud dengan Kematian Ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau

kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya

kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau

pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh dan lain

sebagainya.

Informasi mengenai tingginya Mortality Maternal Ratio akan bermanfaat untuk

pengembangan program peningkatan kesehatan reproduksi, terutama pelayanan kehamilan dan

membuat kehamilan yang aman bebas risiko tinggi (making pregnancy safer), program

peningkatan jumlah kelahiran yang dibantu oleh tenaga kesehatan, penyiapan sistem rujukan

dalam penanganan komplikasi kehamilan, penyiapan keluarga dan suami siaga dalam

menyongsong kelahiran, yang semuanya bertujuan untuk mengurangi Angka Kematian Ibu

dan meningkatkan derajat kesehatan reproduksi.

Berdasarkan data dari dinas kesehatan, Angka Kematian Ibu atau Maternal Mortality

Ratio (MMR) di Kabupaten Bireuen untuk periode tahun 2012 - 2016, adalah sebesar 634.

Page 54: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 54

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Artinya terdapat 634 kematian ibu yang disebabkan karena kehamilan, persalinan sampai 42

hari setelah melahirkan pada periode tersebut per 100.000 kelahiran hidup.

Tabel 2.35.

Angka Kematian Ibu per 100.000 kelahiran hidupdi Kabupaten Bireuen

Uraian Tahun

Angka Kematian Ibu

per 100.000 kelahiran

hidup

2012 2013 2014 2015 2016

200/

100.000

KH

157/

100.000

KH

81/

100.000

KH

71/

100.000

KH

125/

100.000

KH Sumber : Dinas Kesehatan. 2017

5. Rasio Posyandu per satuan balita

Rasio Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Per Satuan Balita Posyandu merupakan salah

satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) yang dikelola dan

diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, dalam rangka penyelenggaraan

pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan

kepada masyarakat, dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, untuk mempercepat

penurunan angka kematian ibu dan bayi.

Jumlah Posyandu di Kabupaten Bireuen pada tahun 2017 sebanyak 629 buah dan jumlah

balita sebanyak 48.798 jiwa. Dengan demikian rasio Posyandu terhadap Balita mencapai 1:78.

Hal ini berarti bahwa dari 1 posyandu di Kabupaten Bireuen melayani 78 balita. Berikut

secara lengkap disajikan data mengenai kondisi rasio Posyandu di Kabupaten Bireuen selama

kurun waktu tahun 2012-2016.

Tabel 2.36.

Rasio Posyandu per satuan balitadi Kabupaten Bireuen

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016

Jumlah Posyandu 623 633 634 610 629

Jumlah Balita 35.831 36.036 35.918 37.727 48.798

Rasio 1:58 1:57 1:57 1:62 1:78 Sumber : Dinas Kesehatan. 2017

Page 55: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 55

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

6. Rasio Puskesmas, Polindes, Pustu per satuan penduduk

Puskesmas, Polindes dan Pustu merupakan salah satu sarana penunjang kesehatan dalam

rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama saat ini dimana Puskesmas

menjadi garda terdepan dalam pelayanan kesehatan masyarakat. Semakin banyak jumlah

ketersediaannya, semakin memudahkan masyarakat dalam menjangkau pelayanan kesehatan.

Rasio puskesmas, polindes dan puskesmas pembantu per seribu penduduk tahun 2016

sebesar 1:1.268, yang berarti satu faskes melayani 1.268 penduduk. Beberapa tahun terakhir

ini ketersediaan faskes ini semakin sedikit, dimana disebabkan peningkatan jumlah penduduk

yang terus terjadi sementara jumlah faskes tidak mengalami penambahan kuantitas yang

signifikan.

Berikut adalah gambaran secara lengkap mengenai rasio Puskesmas, Polindes dan Pustu

terhadap jumlah penduduk di Kabupaten Bireuen selama kurun waktu tahun 2012 - 2016.

Tabel 2.37.

Rasio Puskesmas, Poliklinik dan Puskesmas Pembantudi Kabupaten Bireuen

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016

Jumlah Puskesmas 18 18 18 18 18

Jumlah Polindes 216 239 253 270 285

Jumlah Pustu 46 46 46 47 47

Jumlah Penduduk 406.083 413.817 423.397 435.300 443.627

Rasio 1:1.692 1:1.366 1:1.336 1:1.299 1:1.268 Sumber : Dinas Kesehatan. 2017

7. Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk

Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang berfungsi menyelenggarakan

pelayanan kesehatan rujukan, asuhan keperawatan secara berkesinambungan, diagnosis serta

pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien. Secara kuantitas, pada tahun 2016 tidak terjadi

penambahan jumlah rumah sakit.

Rasio rumah sakit persatuan penduduk adalah jumlah rumah sakit per 10.000 penduduk.

Rasio ini mengukur ketersediaan fasilitas rumah sakit berdasarkan jumlah penduduk. Rasio

Rumah Sakit per satuan penduduk dari tahun 2012 sampai dengan 2014 terhitung konstan, hal

ini terjadi karena jumlah rumah tidak bertambah dan jumlah pertumbuhan penduduk

Page 56: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 56

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

cenderung sangat sedikit, sehingga rasio Rumah Sakit per jumlah penduduk statis di angka

0,013524. Berikut adalah tabel jumlah dan rasio rumah sakit per satuan penduduk tahun 2012

sampai dengan tahun 2016 di Kabupaten Bireuen.

Tabel 2.38.

Rasio Rumah Sakit per satuan pendudukdi Kabupaten Bireuen

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016

Jumlah RS Daerah 1 1 1 1 1

Jumlah RS Propinsi 1 1 1 1 1

Jumlah RS Swasta 2 2 4 4 4

Jumlah Seluruh RS 4 4 6 6 6

Jumlah Penduduk 406.083 413.817 423.397 435.300 443.627

Rasio 1:0,009850 1:0,09666 1:0,014171 1:0,013783 1:0,013524 Sumber : Dinas Kesehatan. 2017

8. Rasio dokter per satuan penduduk

Indikator ini dapat menggambarkan tingkat pelayanan yang dapat diberikan oleh dokter

dibandingkan jumlah penduduk yang ada. Apabila dikaitkan dengan standar sistem pelayanan

kesehatan terpadu, idealnya satu orang dokter umum melayani 2.500 penduduk, namun untuk

tahun 2016 satu orang dokter umum di Kabupaten Bireuen melayani 6.077 penduduk.

Rasio dokter spesialis pada tahun 2016 sebesar 1: 14.310 yang berarti bahwa satu orang

dokter spesialis melayani 14.310 penduduk. Untuk Rasio dokter spesialis masih jauh dari ideal

dimana seharusnya satu orang dokter spesialis hanya melayani 5.000 penduduk.

Untuk rasio dokter gigi di Kabupaten Bireuen juga masih jauh memnuhi standar sistem

pelayanan kesehatan terpadu dimana idealnya satu dokter gigi melayani 9.000 penduduk,

namun satu dokter gigi di Kabupaten Bireuen melayani 31.687 penduduk.

Berikut adalah gambaran secara lengkap mengenai rasio dokter persatuan penduduk di

Kabupaten Bireuen selama kurun waktu tahun 2012-2016.

Tabel 2.39.

Rasio dokter per satuan pendudukdi Kabupaten Bireuen

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016

Jumlah Dokter Umum 46 77 81 94 73

Jumlah Dokter

Spesialis 35 35 30 30 31

Jumlah Dokter Gigi NA NA NA 29 14

Page 57: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 57

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Jumlah Penduduk 406.083 413.817 423.397 435.300 443.627

Rasio Dokter Umum

per 40/100.000 (1:2500

penduduk)

1:8.827 1:5.374 1:5.227 1:4.630 1:6.077

Rasio Dokter Spesialis

per 20/100.000 (1:5000

penduduk)

1:11.602 1:11.823 1:14.113 1:14.510 1:14.310

Rasio Dokter Gigi per

11/100.000 (1:9000

penduduk)

- - - 1:15.010 1:31.687

Sumber : BPS. 2017

9. Cakupan Komplikasi kebidanan yang ditangani

Komplikasi dan kematian ibu maternal serta bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada

saat proses persalinan. Persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dapat meminimalisasi

jumlah komplikasi/kematian ibu dan bayi. Di Kabupaten Bireuen pada tahun 2016 jumlah ibu

bersalin mencapai sekitar 68,64%. Persentase ini merupakan penurunan bila dibandingkan

dengan persentase selama lima tahun terakhir.

Tabel 2.40.

CakupanKomplikasi kebidanan yang ditanganidi Kabupaten Bireuen

Uraian Tahun

Cakupan Komplikasi kebidanan

yang ditangani 2012 2013 2014 2015 2016

70,77% 72,16% 73,35% 70% 68,84% Sumber : Dinas Kesehatan. 2017

10. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi

kebidanan

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi

kebidanan di Kabupaten Bireuen berfluktuatif. Tahun 2012 mencapai 92,64%, namun pada

tahun 2013 turun menjadi 84,67%.Untuk cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga

kesehatandi Kabupaten Bireuen sudah sangat baik ini terlihat dari pertolongan persalinan yang

naik sangat signifikan dari 87,77% pada tahun 2014 sampai menjadi 91,57% pada tahun 2016.

Berikut tabel cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki

kompetensi kebidanan dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016.

Page 58: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 58

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Tabel 2.41.

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

yang memiliki kompetensi kebidanandi Kabupaten Bireuen Uraian Tahun

Cakupan pertolongan persalinan

oleh tenaga kesehatan yang

memiliki kompetensi kebidanan

2012 2013 2014 2015 2016

92,64% 84,67% 87,77% 90% 91,57%

Sumber : Dinas Kesehatan. 2017

11. Cakupan Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI)

Desa atau Kelurahan UCI adalah desa/kelurahan dimana 80% dari jumlah bayi yang ada

di desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun

UCI (Universal Child immunization) adalah kondisi tercapainya imunisasi dasar secara

lengkap pada bayi (0.11 bulan), ibu hamil, Wanita Usia Subur (WUS), dan anak sekolah

tingkat dasar. Imunisasi dasar lengkap pada bayi meliputi: 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 Dosis

Polio, 4 dosis Hepatitis B, 1 dosis Campak. Ibu hamil dan WUS meliputi 2 dosis IT. Anak

sekolah tingkat dasar meliputi 1 dosis DT, 1 dosis campak dan 2 dosis IT.

Data menunjukkan fluktuatif dari tahun 2012 sampai tahun 2016 yang pada tahun 2012

tercatat 65,7%, naik menjadi 72,2% pada tahun 2013, naik kembali menjadi 73,4% di tahun

2014, kemudian turun menjadi 69% di tahun 2015 dan 70% di tahun 2016. Tabel berikut

menggambarkan cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) dari tahun

2012 sampai dengan tahun 2016,

Tabel 2.42.

Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)di Kabupaten Bireuen

Uraian Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

65,7% 72,2% 73,4% 69% 70% Sumber : Dinas Kesehatan. 2017

12. Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan

Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan adalah jumlah balita gizi buruk yang

dirawat/ditangani di sarana pelayanan kesehatan sesuai tatalaksana gizi buruk di satu wilayah

kerja pada kurun waktu tertentu. Peranan ibu sangat penting dalam mendukung upaya

mengatasi masalah gizi, terutama pada asupan gizi keluarga, mulai dari penyiapan makanan,

Page 59: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 59

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

pemilihan bahan makanan, sampai menu makanan. Ibu yang memiliki status gizi baik akan

melahirkan anak yang bergizi baik. Anak yang bergizi baik menjadi aset dan investasi bangsa

masa depan.

Di Kabupaten Bireuen telah banyak upaya dilakukan untuk mengatasi masalah gizi ini.

Data menunjukkan prevalensi balita gizi buruk cenderung mengalami penurunan. Pada tahun

2016 persentase balita gizi buruk sebesar 100%, dengan jumlah balita gizi buruk sebanyak 16

orang.

Berikut adalah gambaran secara lengkap kondisi balita gizi baik di Kabupaten Bireuen

selama kurun waktu 2012 – 2016.

Tabel 2.43. Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat Perawatandi Kabupaten Bireuen

Uraian Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

100% 100% 100% 100% 100% Sumber : Dinas Kesehatan. 2017

13. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC (Tuberculosis) BTA

(Bakteri Tahan Asam)

Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA adalah Penemuan

pasien TB melalui pemeriksaan dahak sewaktu pagi dan sewaktu (SPS) dalam suatu wilayah

kerja pada waktu tertentu. Adapun untuk cakupan penemuan dan penanganan penderita

penyakit TBC BTA untuk tahun 2016 adalah 100% dalam artian bahwa semua penderita TBC

BTA 100% tertangani oleh petugas kesehatan. Berikut adalah gambaran secara lengkap

Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA di Kabupaten Bireuen

selama kurun waktu 2012 – 2016,

Tabel 2.44.

Page 60: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 60

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit TBC BTAdi Kabupaten

Bireuen

Uraian Tahun

Cakupan Penemuan dan Penanganan

Penderita Penyakit TBC BTA 2012 2013 2014 2015 2016

100% 100% 100% 100% 100% Sumber : Dinas Kesehatan. 2017

14. Tingkat Prevalensi Tuberkulosis (per 100.000 Penduduk)

Kasus yang ada (baik kasus baru maupun kasus lama) per 100.000 penduduk pada

wilayah dan kurun waktu tertentu. Untuk tahun 2016 tingkat prevalensi tuberculosis adalah

453 per 100.000 penduduk dalam arti bahwa dalam 100.000 penduduk terdapat 453 kasus

yang ditemukan. Berikut adalah gambaran secara lengkap Tingkat prevalensi tuberculosis di

Kabupaten Bireuen selama kurun waktu 2012 – 2016

Tabel 2.45.

Tingkat Prevalensi Tuberkulosis (Per 100.000 Penduduk)di Kabupaten Bireuen

Uraian Tahun

Tingkat Prevalensi

Tuberkulosis (Per

100.000 Penduduk)

2012 2013 2014 2015 2016

160/100.000 160/100.000 160/100.000 160/100.000 453/100.000

Sumber : Dinas Kesehatan. 2017

15. Proporsi kasus tuberkolosis yang diobati dan sembuh dalam program DOTS

BTA (+) diobati adalah Pemberian pengobatan pada pasien baru TB BTA positif dengan

OAT (Obat Anti Tuberkulosis) selama 6 bulan.Penderita TB Paru (+) sembuh adalah

Penderita TB Paru yang setelah menerima pengobatan anti TB paru dinyatakan sembuh (hasil

pemeriksaan dahaknya menunjukkan 2 kali negative dan telah mendapatkan pengobatan

Lengkap dimana pasien TB BTA+ yang telah menjalani pengobatan dengan OAT selama 6

bulan, dimana untuk tahun 2016 jumlah kasus tuberkulosis yang diobati dan sembuh sebesar

52,8%. Berikut adalah gambaran secara lengkap kasus tuberkolosis yang diobati dan sembuh

dalam program DOTS di Kabupaten Bireuen selama kurun waktu 2012 – 2016.

Tabel 2.46.

Page 61: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 61

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Proporsi Jumlah Kasus Tuberkulosis yang terdeteksi

dalam Program DOTdi Kabupaten Bireuen

Uraian Tahun

Proporsi Jumlah Kasus Tuberkulosis

yang terdeteksi dalam Program DOT

2012 2013 2014 2015 2016

100% 100% 100% 100% 100%

Sumber : Dinas Kesehatan. 2017

16. Cakupan pelayanan kesehatan Orang dengan risiko terinfeksi virus yang

melemahkan daya tahan tubuh manusia (Human Immunodefiency Virus)

AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan gejala penyakit

akibat menurunnya sistim kekebalan tubuh karena diserang virus HIV (Human

Immunodeficiency Virus).

Tabel 2.47.

Proporsi Jumlah Kasus HIV dan AIDS di Kabupaten Bireuen

Uraian Tahun

Jumlah Kasus HIV (Orang) 2012 2013 2014 2015 2016

1 4 NA 2 3

Jumlah Kasus AIDS 1 2 NA 5 4 Sumber : Dinas Kesehatan. 2017

Untuk tahun 2016 dari pemeriksaan pada kelompok resiko tinggi diketahui jumlah pengidap

penyakit infeksi menular seksual di Kabupaten Bireuen adalah 7 orang. 3 orang dengan jenis

kelamin laki-laki menderita HIV, sedangkan 4 orang AIDS, 4 orang dengan jenis kelamin

laki-laki. Sehingga harus dilakukan berbagai upaya pencegahan dan penanggulangan melalui

penyuluhan ke masyarakat,pengobatan dan pemeriksaan berkala penyakit menular seksual

(IMS), pengamanan darah donor dan kegiatan lain yang menunjang pemberantasan penyakit

HIV/AIDS.

17. Cakupan kunjungan bayi

Adalah cakupan kunjungan bayi umur 29 hari – 11 bulan di sarana pelayanan kesehatan

maupun di rumah melalui kunjungan petugas. Setiap bayi memperoleh pelayanan kesehatan

Page 62: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 62

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

minimal 4 kali yaitu satu kali pada umur 29 hari – 3 bulan, 1 kali pada umur 3 – 6 bulan, 1 kali

pada umur 6 – 9 bulan dan 1 kali pada umur 9 – 11 bulan. Pelayanan kesehatan tersebut

meliputi pemberian imunisasi dasar, stimulasi deteksi dini tumbuh kembang bayi, pemantauan

pertumbuhan dan pemberian vitamin A kapsul biru pada usia 6 – 11 bulan.

Adapun cakupan kunjungan bayi untuk tahun 2016 adalah sebesar 77,85%, ini jauh

meningkat jika dibandingkan dengan jumlah cakupan di tahun 2015 yaitu sebesar 70,84% dan

67,75 di tahun 2014. Berikut adalah gambaran secara lengkap Cakupan kunjungan bayi di

Kabupaten Bireuen selama kurun waktu 2012 – 2016

Tabel 2.48.

Cakupan Kunjungan Bayidi Kabupaten Bireuen

Uraian Tahun

Cakupan Kunjungan Bayi

2012 2013 2014 2015 2016

80,57% 80,38% 67,75% 70,84% 77,85% Sumber : Dinas Kesehatan. 2017

18. Cakupan kunjungan ibu hamil K4

Adalah Cakupan ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar yang

pertama kali pada masa kehamilan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali,

dengan distribusi pemberian pelayanan yang dianjurkan adalah minimal satu kali pada

triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua dan dua kali pada triwulan ketiga umur

kehamilan. Pelayanan yang mencakup minimal : (1) Timbang badan dan ukur tinggi badan,

(2) Ukur tekanan darah, (3) Nilai status gizi (ukur lingan lengan atas), (4) (ukur) tinggi fundus

uteri, (5) Tentukan presentasi janin & denyut jantung janin(DJJ), (6) Skrining status imunisasi

tetanus (danpemberian Tetanus Toksoid) ,(7) Pemberian tablet besi (90 tablet

selamakehamilan), (8) Test laboratoriumsederhana (Hb, Protein urin) dan atau berdasarkan

indikasi (HbsAg, Sifilis, HIV, Malaria, TBC),(9) Tata laksana kasus, (10) temu wicara

(pemberian komunikasi interpersonal dan konseling. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 di

kabupaten Bireuen untuk tahun 2016 adalah sebesar 88,02%, ini lebih rendah dari tahun 2015

dimana cakupannya mencapai 89,39% dan ini menjadi catatan penting untuk melihat

penyebab sehingga angka cakupan kunjungan ibu hamil K4 di tahun 2016 bisa terjadi

penurunan.

Page 63: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 63

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Berikut adalah gambaran secara lengkap Cakupan kunjungan ibu hamil K4 di Kabupaten

Bireuen selama kurun waktu 2012 – 2016

Tabel 2.49. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4di Kabupaten Bireuen

Uraian Tahun

Cakupan Kunjungan

Ibu Hamil K4 2012 2013 2014 2015 2016

93,86% 82,95% 86,2% 89,39% 88,02% Sumber: Dinas Kesehatan. 2017

19. Cakupan pelayanan nifas

Adalah Pelayanan nifas sesuai standar dimana diberikan pelayanan kepada ibu nifas

sedikitnya 3 kali, (kunjungan nifas ke1) pada 6 jam pasca persalinan s.d 3 hari; kunjungan

nifas ke 2 hari ke 4 s/d hari ke 28 setelah persalinan, kunjungan nifas ke 3 hari ke 29 s/d hari

ke 42 setelah persalinan termasuk pemberian vitamin A 2 kali serta persiapan dan/atau

pemasangan KB pascapersalinan. Cakupan pelayanan nifas di kabupaten Bireuen dari tahun ke

tahun menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan dimana terlihat bahwa cakupan

pelayanan nifas untuk tahun 2016 adalah sebesar 91,46% dibandingkan dengan tahun 2015

yang mencapai 89,75%.

Berikut adalah gambaran secara lengkap Cakupan pelayanan nifas di Kabupaten Bireuen

selama kurun waktu 2012 – 2016

Tabel 2.50. Cakupan Pelayanan Nifasdi Kabupaten Bireuen

Uraian Tahun

Cakupan

Pelayanan Nifas 2012 2013 2014 2015 2016

88,66% 81,06% 88,05% 89,75% 91,46% Sumber : Dinas Kesehatan. 2017

20. Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan

epidemiologi <24 jam

Desa/Kelurahan yang mengalami KLB dan dilakukan penyelidikan < 24 jam oleh

Kabupaten/Kota terhadap Kejadian Luar Biasa (KLB) pada periode/kurun waktu tertentu,

dimana timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan atau kematian yang bermakna

secara epidemiologis pada suatu desa/kelurahan dalam waktu tertentu. Cakupan

Page 64: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 64

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi <24 jam untuk

lima tahun terakhir di Kabupaten Bireuen sudah mampu mencapai 100% dan ini masih harus

terus dipertahankan dengan cara menemukan upaya untuk menemukan penderita atau

tersangka penderita, penatalaksanaan penderita, pencegahan peningkatan, perluasan dan

menghentikan suatu KLB (penanggulangan KLB).

21. Stunting

Stunting merupakan bentuk lain dari kegagalan pertumbuhan. Gagalnya pertumbuhan anak

dapat disebabkan oleh banyak faktor baik itu faktor dari dalam maupun dari luar. Bila dilihat

dari status gizi, stunting merupakan indek perbandingan antara TB dengan Usia. Ada banyak

faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tinggi badan balita ataupun faktor-faktor yang

dapat menyebabkan terjadinya stunting berupa asupan makanan, berat lahir, ASI ekslusif, usia

balita, jenis kelamin, pendidikan orang tua dan besarnya keluarga.

Prevalensi stunting di Kabupaten Bireuen masih sangat tinggi berkisar pada 28,1 yang

berarti bahwa dari seluruh jumlah balita yang ada di Kabupaten Bireuen, ada sekitar 28,1 %

anak yang mengalami stunting.

22. Kepesertaan BPJS

Pemanfaatan Dana JKN melalui Perpres No. 22. Tahun 2012 Tentang Manfaat Jaminan

Kesehatan telah mengatur pelayanan kesehatan tingkat pertama, meliputi kesehatan non

spesialistik.

Tabel2.51.

Kepesertaan BPJSKabupaten Bireuen Periode Oktober 2017

Berdasarkan SK Kepala BPJS Kesehatan Cabang Lhokseumawe

No. 38 Tahun 2017 Tanggal 11 September 2017

NO KDFASKES NMFASKES Non

PBI PBI TNI/Polri

Total

Peserta

Tarif

Kapitasi

Biaya

Kapitasi

1 00120001 Peulimbang 525 11.769 - 12.294 5.550 68.231.700

2 00120002 Kuala 1.803 15.792 - 17.775 5.550 98.651.250

3 00120003 Kota Juang 6.036 34.038 - 40.074 5.400 216.399.600

4 00120004 Juli Dua 1.806 15.760 - 17.566 5.550 97.491.300

5 01140101 Samalanga 3.085 22.557 - 25.642 4.950 126.927.900

6 01140102 Simpang

Mamplam 1.368 25.892 - 27.260 5.550 151.293.000

Page 65: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 65

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

7 01140201 Jeunieb 1.570 22.598 - 24.168 5.550 134.132.400

8 01140202 Pandrah (Cot

Geulungku) 412 8.937 - 9.349 4.163 38.919.887

9 01140301 Peudada 2.230 24.191 - 26.421 5.550 146.636.550

10 01140401 Jeumpa 2.274 31.718 - 33.992 5.550 188.655.600

11 01140402 Juli 1.033 13.706 - 14.739 5.400 79.590.600

12 01140501 Peusangan 7.252 35.266 - 42.518 5.700 242.352.600

13 01140502 Peusangan

Selatan 744 13.674 - 14.418 5.550 80.019.900

14 01140503 Peusangan

Siblah Krueng 795 11.886 - 12.681 5.550 70.379.550

15 01140504 Jangka 1.907 26.315 - 28.222 4.950 139.698.900

16 01140601 Makmur 999 15.219 - 16.218 5.550 90.009.900

17 01140701 Gandapura 3.385 19.738 - 23.123 5.550 128.332.650

18 01140702 Kuta Blang 2.495 18.228 - 20.723 5.550 115.012.650

19 0012B008 Klinik Kodim

0111/Bireuen - - 39 39 9.000 351.000

TOTAL PESERTA 33.719 367.284 39 401.042 2.213.086.93

7

Sumber : Dinas Kesehatan, 2017

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah peserta BPJS sampai periode september

2017 adalah 407.222 orang.

23. Puskesmas dan Rumah Sakit Terakreditasi

Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 bahwa setiap Puskesmas dan

rumah sakit wajib untuk diakreditasi secara berkala paling sedikit tiga tahun sekali. Akreditasi

merupakan salah satu persyaratan kredensial sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat

pertama yang bekerjasama dengan BPJS, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri

Kesehatan Nomor 71 tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan

Nasional Pasal 6 ayat (2).

Akreditasi dimaksudkan untuk memacu puskesmas agar memenuhi standar yang

ditetapkan sehingga akreditasi diharapkan mampu memunculkan puskesmas dan rumah sakit

yang mampu memenuhi standar yang ditentukan baik dari segi mutu layanan, kinerja pegawai

maupun infrastruktur pendukung yang memenuhi standar.

Untuk Kabupaten Bireuen akreditasi puskesmas telah dilaksanakan untuk 5 puskesmas

pada tahun 2017 dan direncanakan akan melaksanakan akreditasi untuk 13 puskesmas lainnya

pada tahun 2018.

Page 66: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 66

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

24. Pelayanan Kesehatan Pada Usia Produktif

Situasi saat ini terjadi pergeseran pola penyakit dari penyakit menular ke Penyakit Tidak

Menular. Penyakit Tidak Menular yang selanjutnya disingkat PTM adalah penyakit yang tidak

bisa ditularkan dari orang ke orang, yang perkembangannya berjalan perlahan dalam jangka

waktu yang panjang (kronis).

Pengendalian faktor risiko PTM merupakan upaya mencegah PTM, bagi masyarakat sehat,

yang mempunyai faktor risiko dan bagi penyandang PTM, dengan tujuan bagi yang belum

memiliki faktor risiko agar tidak timbul faktor risiko PTM, kemudian bagi yang mempunyai

faktor risiko diuapayakan agar kondisi faktor risiko PTM menjadi normal kembali atau

mencegah terjadinya PTM, dan bagi yang sudah menyandang PTM, untuk mencegah

komplikasi, kecacatan dan kematian dini serta meningkatkan kualitas hidup. Salah satu

strategi pengendalian PTM yang efisien dan efektif adalah pemberdayaan dan peningkatan

peran serta masyarakat melalui Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) dengan

membentuk dan mengembangkan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM.

Pelayanan kesehatan pada usia produktif sasarannya untuk penanggulangan

PTM. Penanggulangan PTM adalah upaya kesehatan yang mengutamakan aspek promotif dan

preventif tanpa mengabaikan aspek kuratif dan rehabilitatif serta paliatif yang ditujukan untuk

menurunkan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian yang dilaksanakan secara

komprehensif, efektif, efisien, dan berkelanjutan. Setiap penduduk Kabupaten Bireuen usia

15–59 tahun sejumlah 278.649 jiwa wajib mendapatkan skrining kesehatan sesuai standard,

dimana Pemerintah Kabupaten Bireuen melalui Dinas Kesehatan wajib memberikan skrining

kesehatan sesuai standar pada warga negara usia 15–59 tahun di wilayah kerjanya dalam

kurun waktu satu tahun.

25. Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut

Makin bertambah usia, makin besar kemungkinan seseorang mengalami permasalahan

fisik, jiwa, spiritual, ekonomi dan sosial. Salah satu permasalahan yang sangat mendasar pada

lanjut usia adalah masalah kesehatan akibat proses degeneratif, hal ini ditunjukkan oleh data

pola penyakit pada lanjut usia.

Page 67: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 67

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Masalah utama bagi para lanjut usia adalah pemenuhan kebutuhan pelayanan

kesehatan, oleh karena itu perlu dikembangkan pelayanan kesehatan yang lebih

mengutamakan upaya peningkatan, pencegahan, dan pemeliharaan kesehatan di samping

upaya penyembuhan dan pemulihan.

Lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun keatas.

Pelayanan kesehatan lanjut usia adalah upaya kesehatan yang diselenggarakan sendiri atau

secara bersama-sama dalam suatu wadah dan merupakan upaya preventif, promotif, kuratif,

serta rehabilitatif bagi lanjut usia. Setiap penduduk Kabupaten Bireuen yang berusia 60 tahun

ke atas harus mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar, dimana pada tahun 2016 jumlah

penduduk Kabupaten Bireuen yang berusia 60 tahun keatas sebanyak 34.412 Jiwa, minimal 1

kali dalam kurun waktu satu tahun.

26. Pelayanan kesehatan penderita hipertensi

Setiap penderita hipertensi mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar. Pemerintah

Kabupaten Bireuen mempunyai kewajiban untuk memberikan pelayanan kesehatan sesuai

standar kepada seluruh penderita hipertensi sebagai upaya pencegahan sekunder di wilayah

kerjanya.

Sasaran Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi adalah penduduk usia 15 tahun ke atas,

dimana untuk tahun 2016 jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas sebanyak 313.061 jiwa.

II.3.2.1.3. PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG

1. Kondisi Jaringan Jalan Kabupaten Bireuen

Tabel 2.52.

Kondisi Jaringan Jalan Kabupaten Bireuen

NO

URAIAN

TAHUN

2012 2013 2014 2015 2016 1 Proporsi Panjang Jaringan Jalan Dalam Kondisi Baik 0.29 0.33 0.33 0.43 0.33 2 Rasio Panjang Jalan Dengan Jumlah Penduduk 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 3 Persentase Jalan Kabupaten Dalam Kondisi Baik (>40 km/Jam) 28.55 33.3 32.8 43.1 33.01

Page 68: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 68

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Sumber : PUPR, 2017

Dari tabel diatas, diketahui bahwa dalam rentang lima tahun terakhir, proporsi panjang

jaringan jalan dalam kondisi baik di wilayah Kabupaten Bireuen tidak mengalami kenaikan

signifikan, hanya pada tahun 2014 sedikit meningkat dari 0,33 pada tahun 2013 menjadi

0,43. Begitu juga dengan Rasio Panjang jalan dengan jumlah penduduk tetap stagnan tidak

bergerak diangka 0.002 dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016. Sedangkan untuk

indikator persentase jalan kabupaten dalam kondisi baik ada peningkatan signifikan dari

tahun 2012 berada pada angka 28,55 persen meningkat menjadi 43,16 persen pada tahun

2015 tetapi kembali turun pada tahun 2016 menjadi 33,01 persen.

2. Kondisi Jembatan

Tabel 2.53. Kondisi Jembatandi Kabupaten Bireuen

Kewenangan

Panjang Jembatan per Tahun (M)

2012 2013 2014 2015 2016

Kewenangan Pusat

Panjang Jembatan 1.087,60 1.087,60 1.087,60 1.087,60 1.087,60

Kondisi Baik 887,60 887,60 887,60 887,60 887,60

Rasio kondisi baik 81,61 81,61 81,61 81,61 81,61

Kewenangan Provinsi

Panjang Jembatan 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00

Kondisi Baik 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00

Rasio kondisi baik 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Kewenangan Kabupaten

Panjang Jembatan 1.266,20 1.266,20 2.671,00 2.878,20 2.878,20

Kondisi Baik 471,00 530,50 1.904,70 2.537,20 2.537,20

Rasio kondisi baik 37,20 41,90 71,31 88,15 88,15 Sumber : BIDA Bireuen, 2016 – 2017

Kondisi jembatan untuk kewenangan pusat bisa dikategorikan kondisinya baik dengan

rasio kondisi baik sebesar 81,61 persen, untuk jembatan kewenangan provinsi ditemukan

berkondisi maksimal 100 persen baik, kondisi dan panjang jembatan kewenangan pusat dan

provinsi tidak berubah dari tahun 2012 hingga tahun 2016. Sedang kondisi jembatan

kewenangan kabupaten terjadi peningkatan yang signifikan, rasio kondisi baik dari 37,20

persen pada tahun 2012 menjadi 88,15 persen. Selain itu terjadi peningkatan panjang jembatan

lebih dari 100 persen dari 1.266,20 meter pada tahun 2012 menjadi 2.878,20 meter pada tahun

Page 69: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 69

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

2016. Dari tabel diatas bisa dilihat kinerja pemerintah kabupaten terhadap pembangunan

jembatan terjadi peningkatan yang dapat memperlancar arus transportasi masyarakat.

3. Pelayanan Irigasi Teknis

Kabupaten Bireuen memiliki 2 (dua) Daerah Irigasi (D.I) kewenangan pusat yaitu D.I

Pante Lhong dan D.I Paya Nie dengan total luas lahan 9.681 ha, untuk D.I kewenangan

Provinsi ada 4 D.I yaitu D.I Samalanga, D.I Pandrah, D.I Nalan dan D.I Peudada dengan luas

lahan sebesar 6.288 ha. Sedangkan untuk D.I kewenangan kabupaten ada 71 D.I dengan luas

keseluruhan mencapai 18.343 ha. Luas pelayanan irigasi bisa dilihat dalam Tabel.2.xx berikut

ini:

Tabel 2.54

Luas Pelayanan Irigasi Teknisdi Kabupaten Bireuen

Daerah Irigasi Luas Lahan

(Ha)

Luas Lahan

Terlayani

Irigasi (Ha)

Rasio Jaringan

Irigasi (%)

D.I Kewenangan Pusat (2 D.I) 9.681 8.712,90 90,00

D.I Kewenangan Provinsi (4 D.I) 6.288 5.659,20 90,00

D.I Kewenangan Kabupaten (71 D.I) 18.343 11.005,80 60,00

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Bireuen

Rasio jaringan irigasi dapat didefinisikan luas lahan yang terlayani irigasi dibagi dengan

jumlah keseluruhan lahan persawahan. Secara umum jaringan irigasi untuk D.I kewenangan

pusat kondisinya cukup bagus dengan rasio jaringan irigasi sebesar 90 persen begitu juga

dengan D.I kewenangan provinsi sebesar 90 persen, sedangkan untuk D.I kewenangan

kabupaten rasio jaringan irigasi masih berada pada angka 60 persen, diperlukan kebijakan

khusus dalam rangka meningkatkan produktivitas hasil pertanian dengan memperbaiki dan

memperluas pelayanan jaringan irigasi.

Page 70: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 70

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

4. Cakupan Layanan Sanitasi Layak

Upaya peningkatan kesehatan lingkungan sangat dipengaruhi oleh lingkungan yang

bersih dan teratur, sementara itu kebersihan dan keteraturan lingkungan tidak terlepas dari

ketersediaan fasilitas perumahan yang memadai, salah satunya adalah fasilitas sanitasi yang

layak. Indikator ini menggambarkan tingkat kesejahteraan rakyat dari aspek kesehatan. Salah

satu indikator dalam melihat kondisi kesehatan lingkungan adalah ketersediaan tempat buang

air besar dan Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL) rumah tangga.

Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilaksanakan oleh petugas puskesmas yang

yang dirangkum dalam dokumen Rencana Aksi Daerah Air Minum dan Penyehatan

Lingkungan Kabupaten Bireuen Tahun 2015-2019 mayoritas rumah tangga di

Kabupaten Bireuen hingga tahun 2015 telah memiliki akses terhadap sanitasi layak

sebesar 72,00 persen, sementara 28,00 persen sisanya masih belum memiliki akses

terhadap sanitasi layak.

Rumah Tangga (RT) memiliki akses berkelanjutan terhadap sanitasi layak,

perkotaan dan perdesaan secara keseluruhan sebesar 72,00% dengan rincian:

-1- 86,70% Rumah Tangga (RT) memiliki akses berkelanjutan terhadap perkotaan;

-I- 54,32% Rumah Tangga (RT) memiliki akses berkelanjutan terhadap perdesaan.

Tabel 2.55.

Status Cakupan Layanan Sanitasi Layak Kabupaten Bireuen

5. Cakupan Layanan Air Minum Layak

Air bersih merupakan salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik dan

No Indikator

Tahun Capaian

(%)

Target

SPM

Prov. (%)

Target

RPJMN-

Indonesia (%)

2012 2013 2014 2015 2015 2019

1 Cakupan penduduk dg akses

65.00 100.00

sanitasi yang layak

- Capaian Kabupaten 50,75 63,35 68,90 72,00

- Capaian Provinsi 52,79 54,23 56,20 59,60

- Capaian Nasional 57,82 59,71 61,04 62,40

Sumber : Rencana Aksi Daerah Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Kabupaten Bireuen

Tahun 2015-2019

Page 71: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 71

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka

sehari-hari termasuk diantaranya adalah sanitasi. Ketersedian air bersih masih menjadi

permasalahan umum di dunia, tak terkecuali di Kabupaten Bireuen. Oleh sebab itu kedua

permasalahan ini masuk dalam target pembangunan dunia yang tertuang dalam Sustainable

Development Goals (SDGs) yang ditetapkan sebagai penganti Millennium Development Goals

(MDGs) yang masih mengutamakan pentingnya pengurangan kemiskinan dan peningkatan

akses terhadap air bersih (prioritas 6) (United Nations, 2016). Berbeda dengan MDGs terkait

peningkatan akses terhadap air bersih, SDGs menekankan pengelolaansumber daya air yang

harus mampu berkelanjutan. Setiap negara yang tergabung dalam United Nations (UN)

diharuskan mengaggendakan kegiatan-kegiatan yang mendukung tujuan SDGs, termasuk

Indonesia.

Tujuan yang dicanangkan dalam program SDGs tersebut juga tercantum pada

Rencana strategis Kementerian PUPR tahun 2015-2019, dimana salah satunya memuat

program 100-0100 yang artinya tercapainya100% akses air minum, 0% permukiman kumuh

serta 100% akses sanitasi layak. Kabupaten Bireuen memiliki beberapa kegiatan yang

menunjang peningkatan pelayanan air minum. Status capaian kinerja pelayanan air minum

Kabupaten Bireuen pada tahun 2015 berdasarkan jumlah Rumah Tangga (RT) sebesar

72,50% Rumah Tangga (RT) telah memiliki akses berkelanjutan terhadap sumber air

minum layak, perkotaan dan perdesaan dengan rincian sebagai berikut:

-I- 89,67% Rumah Tangga (RT) memiliki akses berkelanjutan terhadap sumber air minum

layak perkotaan;

-I- 66,79% Rumah Tangga (RT) memiliki akses berkelanjutan terhadap sumber air minum

layak perdesaan.

Dibandingkan dengan capaian provinsi dan nasional pada tahun 2015, status capaian

kinerja pelayanan air minum Kabupaten Bireuen relatif masih berada dibawah rata-rata

provinsi dan capaian nasional, tetapi sudah berada diatas target Standar Pelayanan

MinimalProvinsi. Status kinerja capaian akses air minum layak Kabupaten Bireuen

ditampilkan pada Tabel berikut:

Tabel 2.56

Page 72: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 72

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Diharapkan kinerja Pemerintah Kabupaten terhadap akses air minum layak dapat

ditingkatkan oleh semua pihak untuk dapat memberikan kontribusi dalam mencapai target

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015 - 2019 sebesar 100

persen baik untuk akses air minum layak

II.3.2.1.4. PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN

Melihat kondisi permukiman dan perumahan dikabupaten Bireuen menurut tabel

diatas rasio permukiman layak huni tidak ada peningkatan dari tahun 2012 hingga tahun 2016

hanya sebesar 0.16.Pemerintah Kabupaten perlu penanganan yang konfrehensif terhadap

angka Cakupan Layanan Rumah Layak Huni yang terjangkau yang turun sangat drastis dari

Status Capaian Air Minum Layak Kabupaten Bireuen

No Indikator

Tahun Capaian

(%)

Target

SPM

Prov. (%)

Target

RPJMN-

Indonesia (%)

2012 2013 2014 2015 2015 2019

1 Cakupan penduduk dg

75,00 100.00

akses air minum yang layak

- Capaian Kabupaten 53,86 67,40 72,50 76,45

- Capaian Provinsi 52,53 62,40 75,10 80,00

- Capaian Nasional 57,35 60,91 68,30 73,70

Sumber : Rencana Aksi Daerah Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Kabupaten Bireuen Tahun 2015-

2019

Tabel 2.57. Tabel Kondisi Permukiman dan Perumahandi Kabupaten Bireuen

NO URAIAN TAHUN

2012 2013 2014 2015 2016

1 Rasio Permukiman Layak Huni 0.16 0.16 0.16 0.16 0.16

2 Cakupan Layanan Rumah Layak Huni yang

terjangkau 5.17% 4.42% 4.30% 4.07% 3.90%

3 Persentase Permukiman yang bertata - 0.41% 3.64% 0.78% 0.85%

4 Persentase Lingkungan Permukiman Kumuh - - 0.57% 0.57% 0.57%

5 Persentase Luasan Permukiman Kumuh dikawasan

perkotaan

1.91% 1.36% 1.31%

6 Proporsi Rumah tangga kumuh perkotaan 19.88% 18.91% 20.24% 20.91% 20.04%

Page 73: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 73

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

52.78

60.22 61 62.1 63.9

2012 2013 2014 2015 2016

Persentase Rumah Layak Huni (%)

5.17 persen pada tahun 2012 menjadi 3.90 persen pada tahun 2016.

Kondisi Indikator permukiman yang bertata berfluktuasi dari angka 0.41 persen pada

tahun 2013 meningkat pada tahun 2014 menjadi 3.64 persen dan kembali turun ditahun

berikutnya hingga pada tahun 2016 menjadi 0.85 persen. Persentase lingkungan permukiman

kumuh tetap stagnan pada angka 0.57 persen dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2016

menandakan belum ada penanganan yang serius oleh pemerintah daerah terhadap

permukiman kumuh tersebut dan begitu juga dengan persentase luasan permukian kumuh

dikawasan perkotaan hanya sedikit menurun dari tahun 2013 sebesar 1.91 persen menjadi

1.31 persen pada tahun 2016. Proporsi rumah tangga kumuh perkotaan secara garis besar ada

peningkatan yang perlu diawasi secara serius oleh pemerintah, pada tahun 2012 sebesar 19.88

persen sedikit meningkat menjadi 20.04 persen pada tahun 2016.

Rumah layak huni didefinisikan sebagai rumah yang memenuhi persyaratan

keselamatan, bangunan dan kecukupan minimum luas bangunan serta kesehatan penghuninya.

Data yang didapatkan dari Dinas Kesehatan menunjukkan bahwa jumlah rumah layak huni di

Kabupaten Bireuen meningkat setiap tahunnya. Pencapaian rumah layak huni pada tahun 2012

4508752685 54152 57207 59698

85425 87488 88775 92121 93425

0

20000

40000

60000

80000

100000

2012 2013 2014 2015 2016

Rumah Sehat / Layak Huni

Rumah Sehat/Layak Huni Jumlah Rumah (unit)

Gambar 9

Gambar 10

Page 74: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 74

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

sejumlah 45.087 unit memiliki selisih sebesar 40.338 unit dengan jumlah keseluruhan unit

rumah yang tersedia pada tahun tersebut. Peningkatan terbesar rumah layak huni/sehat terjadi

pada tahun 2013 dengan jumlah 52.685 unit, dimana pertambahan mencapai 7.598 unit dari

tahun sebelumnya. Grafik diatas juga menunjukkan kondisi yang sama terhadap peningkatan

rumah sehat/layak huni di Kabupaten Bireuen. Data terakhir yang didapatkan pada tahun

2016, rumah layak huni berjumlah 59.698 dibandingkan dengan keseluruhan unit rumah di

Kabupaten Bireuen (93.425 unit).

II.3.2.1.5. KETENTERAMAN, KETERTIBAN UMUM, DAN PERLINDUNGAN

MASYARAKAT

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengatur

mengenai peyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat yang merupakan

urusan wajib pemerintah daerah, dimana Satuan Polisi Pamong Praja dibentuk untuk

membantu Kepala Daerah dalam penegakan Peraturan Daerah atau Qanun.

Satuan Polisi Pamong Praja pada hakekatnya memberikan perlindungan kepada

masyarakat, sehingga dapat terwujud rasa tenteram dan tertib ditengah-tengah masyarakat.

Berikut adalah tabel data mengenai kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2012 sampai

dengan tahun 2017,

Tabel 2.58.

Ketenteraman, Ketertiban UmumDan Perlindungan Masyarakatdi Kabupaten Bireuen

NO URAIAN TAHUN

2012 2013 2014 2015 2016

1 Jumlah Petugas Perlindungan Petugas

Masyarakat ( LINMAS)

1833 1833 1833 1833 1696

2 Jumlah Tingkat Penyelesaian Pelanggaran

K3 ( Ketertiban,Ketenteraman,Keindahan)

105 130 175 210 120

3 Persentase Penegakan PERDA 12 15 19 13 22

4 Penyelesaian Kasus Pelanggar Syariat

Islam

0 53 40 40 25

5 Pelaksanaan Eksekusi Cambuk 0 0 7 21 18

Sumber : Satpol dan WH, 2017

Pada tabel diatas dapat kita lihat bahwa jumlah pelanggaran K3 dari tahun 2012

sampai dengan 2015 meningkat sebesar 210 kasus namun pada tahun 2016 menurun menjadi

Page 75: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 75

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

120 kasus. Jika dilihat dari penyelesaian kasus pelanggar Syariat Islam dari tahun 2013 terus

menurun sampai tahun 2016 menjadi 25 kasus. Diharapkan dengan ditegakkannya sanksi atas

pelanggaran dapat memberikan efek jera sehingga dapat menurunkan tingkat pelanggaran

Syariat Islam.

11.3.2.1.6. SOSIAL

1. Bantuan Sosial

Pemberian bantuan sosial di Kabupaten Bireuen adalah pemberian bantuan berupa

uang/barang dari Pemerintah Daerah kepada individu, keluarga, kelompok dan/atau

masyarakat yang sifatnya tidak secara terus menerus dan selektif yang bertujuan untuk

melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko sosial.

Pemberian bantuan sosial yang telah dilaksanakan di Kabupaten Bireuen disesuaikan

dengan kemampuan keuangan daerah dan dilakukan secara selektif serta setelah

memprioritaskan pemenuhan belanja urusan wajib yang ditetapkan dalam Peraturan

Perundang-Undangan.

Dalam pelaksanaan Pemberian bantuan sosial selama ini ditujukan untuk menunjang

pencapaian sasaran program dan kegiatan pemerintah daerah dengan memperhatikan asas

keadilan, kepatutan, rasionalitas dan manfaat untuk masyarakat, dimana bantuan sosial

diberikan kepada anggota/kelompok masyarakat yang meliputi individu, keluarga dan/atau

masyarakat yang mengalami keadaan yang tidak stabil sebagai akibat dari krisis sosial,

ekonomi, politik, bencana atau fenomena alam agar dapat memenuhi kebutuhan hidup

minimum.

Penerima bantuan sosial di tahun 2017 lebih di fokuskan kepada pemberdayaan

ketrampilan bagi wanita rawan sosial ekonomi (WRSE), korban tindak kekerasan dan pekerja

migran dan telah disalurkan kepada 140 orang penerima manfaat atau sebesar 0,038 persen

dengan jenis usaha penerima berupa jenis usaha jual nasi sebanyak 35 orang, jenis usaha

menjahit 35 orang, jenis usaha jual kue 35 orang dan jenis usaha ternak kambing 35 orang.

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) adalah seseorang atau keluarga

yang karena suatu hambatan, kesulitan atau gangguan tidak dapat melaksanakan fungsi

sosialnya dan karenanya tidak dapat menjalin hubungan yang serasi dan kreatif dengan

lingkungannya sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya (jasmani, rohani dan

Page 76: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 76

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

sosial) secara memadai dan wajar sehingga perlu memperoleh bantuan sosial. Untuk kedepan

Kabupaten Bireuen perlu menyediakan data base untuk Penyandang Masalah Kesejahteraan

Sosial (PMKS) sehingga pemberian bantuan akan lebih tepat sasaran.s

Persentase (%) PMKS skala kabupaten/kota yang menerima program pemberdayaan

sosial melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) atau Kelompok Sosial ekonomi sejenis

lainnya, dalam SPM target ditetapkan 80% dan terealisasi 100%. SPM mengamatkan bahwa

minimal 80% KUBE yang tumbuh harus difasilitasi dalam rangka percepatan pengentasan

kemiskinan. Berdasarkan realisasi anggaran tahun 2017 tercatat Pemerintah Kabupaten

Bireuen melalui Dinas Sosial hanya mampu memfasilitasi 1 KUBE dari seluruh KUBE yang

tumbuh. Dari 500 KUBE yang ada hanya 1 KUBE yang mampu difasilitasi berarti pencapaian

target tahunan hanya sebesar 0,079 persen KUBE (APBA) dan KUBE (APBN) sebesar 0,47

persen.

Tabel 2.59.

Persentase PMKS Yang Memperoleh Bantuan Sosialdi Kabupaten Bireuen

URAIAN TAHUN

2012 2013 2014 2015 2016 2017

WRSE (APBK) - - 0,13 0,188 - 0,038

KUBE (APBA) - - - - - 0,079

KUBE (APBN) - - - - - 0,47

Sumber : Dinas Sosial, 2017

Persentase (%) PMKS yang tertangani di Kabupaten Bireuen dari tahun ke tahun

berfluktuatif, ini terlihat pada tabel di bawah ini. Untuk tahun 2017 persentase PMKS yang

tertangani masih sangat rendah hanya sebesar 0,58 persen.

Tabel 2.60.

Persentase PMKS yang Tertanganidi Kabupaten Bireuen

URAIAN TAHUN

2012 2013 2014 2015 2016 2017

Persentase PMKS Yang

Tertangani (APBK)

12,75 0,15 8,44 11,94 9,46 0,58

Sumber : Dinas Sosial, 2017

Page 77: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 77

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Persentase (%) PMKS skala Kabupaten Bireuen yang memperoleh bantuan

sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar dari tahun ke tahun berfluktuatif, ini terlihat pada

tabel di bawah ini. Untuk tahun 2017 persentase PMKS yang tertangani masih sangat rendah

hanya sebesar 0,58 persen.

Tabel 2.61.

Persentase PMKS Skala Yang Memperoleh Bantuan Sosial

Untuk Pemenuhan Kebutuhan Besardi Kabupaten Bireuen

URAIAN TAHUN

2012 2013 2014 2015 2016 2017

Persentase PMKS Skala Yang

Memperoleh Bantuan Sosial Untuk

Pemenuhan Kebutuhan Besar

(APBK)

12,56 0,0094 6,24 11,93 8,49 0,58

Sumber : Dinas Sosial, 2017

Untuk Persentase (%) Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat yang menyediakan

sarana prasarana pelayanan kesejahteraan sosial dalam Target capaian SPM sampai dengan

tahun 2017 adalah 30%, yang berarti dari seluruh wahana yang ada 30% nya harus

menyiapkan sarana prasarana pelayanan sosial, tetapi di Kabupaten Bireuen belum seluruh

wahana yang ada mempunyai sarana prasarana yang memadai. Terdapat 12 Panti Sosial yang

ada namun hanya 1 Panti Sosial Yang Menyediakan Sarana Prasarana Pelayanan Kesehatan

Sosial atau sekitar 8,33 persen seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini,

Tabel 2.62. Persentase Panti Sosial Yang Menyediakan Sarana Prasarana

Pelayanan Kesehatan Sosialdi Kabupaten Bireuen

URAIAN TAHUN

2012 2013 2014 2015 2016 2017

Persentase Panti Sosial Yang

Menyediakan Sarana Prasarana

Pelayanan Kesehatan Sosial

(APBK)

10 100 100 1,10 9,09 8,33

Page 78: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 78

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Sumber : Dinas Sosial, 2017

Persentase (%) korban bencana yang menerima bantuan sosial selama masa tanggap darurat di

Kabupaten Bireuen dari tahun ke tahun berfluktuatif, ini terlihat pada tabel di bawah ini.

Untuk tahun 2017 persentase korban bencana yang menerima bantuan sosial selama masa

tanggap darurat masih sangat rendah hanya sebesar 15 persen.

Tabel 2.63. Persentase Korban Bencana Yang Menerima Bantuan Sosial

Selama Masa Tanggap Daruratdi Kabupaten Bireuen

URAIAN TAHUN

2012 2013 2014 2015 2016 2017

Persentase Korban Bencana Yang

Menerima Bantuan Sosial Selama

Masa Tanggap Darurat (APBK)

25 20 40 25 22,22 15

Sumber : Dinas Sosial, 2017

Persentase (%) korban bencana yang dievakuasi dengan menggunakan sarana prasarana di

Kabupaten Bireuen dari tahun ke tahun berfluktuatif, ini terlihat pada tabel di bawah ini.

Untuk tahun 2017 persentase korban bencana yang dievakuasi dengan menggunakan sarana

prasarana masih sangat rendah hanya sebesar 33,33 persen.

Tabel 2.64. Persentase Korban Bencana Yang Dievakuasi Dengan Menggunakan Sarana

Prasarana Tanggap Darurat Lengkapdi Kabupaten Bireuen

URAIAN TAHUN

2012 2013 2014 2015 2016 2017

Persentase Korban Bencana Yang

Dievakuasi Dengan Menggunakan

Sarana Prasarana Tanggap Darurat

Lengkap (APBK)

20 10 25 10 47,05 33,33

Sumber : Dinas Sosial, 2017

Persentase (%) penyandang cacat fisik dan mental,serta usia tidak potensial yang telah

menerima jaminan sosial di Kabupaten Bireuen dari tahun ke tahun berfluktuatif, ini terlihat

pada tabel di bawah ini. Untuk tahun 2017 persentase penyandang cacat fisik dan mental, serta

usia tidak potensial yang telah menerima jaminan sosial masih sangat rendah hanya sebesar

0,39 persen.

Page 79: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 79

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Tabel 2.65. Persentase Penyandang Cacat Fisik Dan Mental,Serta Lanjut Usia Tidak

Potensial Yang Telah Menerima Jaminan Sosialdi Kabupaten Bireuen

URAIAN TAHUN

2012 2013 2014 2015 2016 2017

Persentase Penyandang Cacat Fisik

Dan Mental,Serta Usia Tidak Potensial

Yang Telah Menerima Jaminan Sosial

(APBN)

- - - - 0,39 0,39

Sumber : Dinas Sosial, 2017

2. Disabilitas

Disabilitas adalah seseorang yang memiliki kelainan fisik dan atau mental yang sifatnya

menganggu atau merupakan suatu hambatan bagi nya untuk melakukan kegiatan sehari-

hari secara layak atau normal. Di Kabupaten Bireuen bantuan sosial (bansos) dari

pemerintah untuk penyandang disabilitas selama ini masih belum menyeluruh walau pun

selama ini pemerintah telah berupaya membantu melalui program-program yang dirancang

untuk penyandang disabilitas. Upaya pemberian bantuan sosial perlu terus diupayakan

mengingat masih tinggi nya angka disabilitas di Kabupaten Bireuen seperti yang

diperlihatkan dibawah ini.

Tabel 2.66.

Jumlah Penderita Cacatdi Kabupaten Bireuen

URAIAN TAHUN

2012 2013 2014 2015 2016

Tuna Netra 572 508 NA 332 400

Bisu/Tuli 572 64 NA 428 216

Cacat Tubuh 3.109 193o NA 965 1.339

Cacat Mental 649 130 NA 189 1.009

Bibir Sumbing 9 130 NA 52 19

Eks Kusta 241 183 NA 152 204

Sumber : Dinas Sosial, 2017

3. Rumah Aman

Dalam upaya untuk Perlindungan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak

Kabupaten Bireuen telah menyediakan rumah aman yang dibangun dengan dana OTSUS pada

tahun 2016.

Page 80: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 80

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Dalam skema perlindungan perempuan dan anak korban kekerasan berbasis gender,

rumah aman menjadi salah satu hal yang penting untuk diadakan, karena seperti diketahui,

pelaku kekerasan berbasis gender paling banyak adalah orang yang dikenal dekat oleh korban

sehingga tempat aman sementara bagi korban kekerasansangat diperlukan baik karena

memerlukan tempat singgah sementara atau karena keamanannya terancam sehingga

keamanan korban paska kekerasan menjadi hal yang utama dilakukan.

Rumah aman Kabupaten Bireuen selama ini telah memberikan pendampingan baik

secara pribadi melalui konseling, pendampingan spiritual, reunifikasi keluarga maupun

pendampingan dalam merencanakan kehidupan setelah keluar dari rumah aman. Selain itu

pendampingan dalam pelayanan kesehatan, pendampingan kelompok, advokasi kasus dan

pendidikan masyarakat juga menjadi bagian dari kerja rumah aman tersebut.

II.3.2.2. LAYANAN URUSAN WAJIB NON DASAR

II.3.2.2.1. TENAGA KERJA

Tenaga kerja sebagai sumber daya manusia memiliki peran yang besar dalam

pembangunan daerah. Tenaga kerja adalah salah satu faktor penting dalam pembangunan.

Tenaga kerja dalam pembangunan daerah merupakan faktor dinamika penting yang

menentukan laju ekonomi daerah.

Peningkatan kualitas tenaga kerja merupakan upaya menyeluruh dan ditujukan kepada

pembentukan dan pengembangan tenaga kerja yang berkualitas, produktif, efisien, efektif dan

berjiwa wirausaha sehingga mampu mengisi, menciptakan dan memperluas lapangan kerja

serta kesempatan berusaha.

Berikut adalah tabel kondisi ketenagakerjaan di Kabupaten Bireuen,

Tabel 2.67.

Kondisi Tenaga Kerja di Kabupaten Bireuen

URAIAN TAHUN

2012 2013 2014 2015 2016

Besaran Pencari Kerja Yang Terdaftar

Yang Ditempatkan (Persen)

11,12 20,21 59,5 20,7 9,69

Keselamatan Dan Perlindungan (Persen) 16,04 17,51 18,87 2,05 25,6

Besaran Pekerja/Buruh Yang Menjadi

Peserta Program Jamsostek (Persen)

7,9 9,12 14,67 26,00 63,36

Page 81: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 81

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Besaran Pemeriksaan Perusahaan

(Persen)

12,34 13,44 8,16 8,23 16,12

Besaran Pengujian Peralatan

Diperusahaan (Persen)

- 100 100 100 100

Besaran Tenaga Kereja Yang

Mendapatkan Pelatihan Berbasis

Masyarakat (Persen)

83,79 89,32 88,88 92,21 75,59

Sumber : Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Perindustrian, 2017

Pada tabel diatas, besaran pencari kerja yang terdaftar yang ditempatkan pada tahun 2016

adalah sebesar 9,69 persen, menurun dari tahun-tahun sebelumnya. Dan untuk besaran tenaga

kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis masyarakat secara umum tidak jauh berbeda dari

tahun 2012-2016 dengan rata-rata besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan sebesar

85,95 persen dalam lima tahun, sehingga diharapkan pelatihan ketenagakerjaan dapat lebih

ditingkatkan agar lebih berkualitas.

II.3.2.2.2 PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

1. Rasio Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)

Kekerasan terhadap perempuan muncul dan telah melanggar UU No 39 tentang Hak

Asasi Manusia. Hal ini sangat disayangkan mengingat Indonesia adalah negara hukum yang

menjunjung tinggi hak asasi manusia (HAM). Kenyataan menunjukkan bahwa berbagai aturan

hukum yang sudah ada dan ditujukan bagi perempuan dan anak belum memadai. Berbagai

kendala yang harus dihadapi sangat kompleks terutama ketika korban harus berhadapan di

muka hukum. Bahkan ada kecenderungan tidak berpihak pada perempuan maupun anak

sebagai korban.

Berikut tabel data Gambaran umum kondisi Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)

dalam Wilayah Kabupaten Bireuen dari Tahun 2013 – 2016 :

Tabel 2.68.

Rasio Kekerasan Dalam Rumah Tanggadi Kabupaten Bireuen

URAIAN TAHUN

2012 2013 2014 2015 2016

Jumlah Rumah

Tangga

- 100281 100381 100400 100580

Kasus KDRT - 26 30 07 23

Page 82: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 82

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Rasio KDRT - 0,026 0,03 0,007 0,023

Sumber : DPMGPKB, 2017

Dari data tabel diatas bahwa KDRT di Kabupaten Bireuen di tahun 2015 terjadi

penurunan mencapai 0.007% dari 2 tahun sebelumnya. Pada tahun 2016 KDRT mengalami

kenaikan mencapai 0.023% sehingga perlu mendapat perhatian khusus untuk mencari solusi

pemecahan masalah, salah satu upaya yang perlu ditindak lanjuti oleh Pemerintah Kabupaten

Bireuen adalah Penanganan Pengaduan Oleh Petugas Terlatih Didalam Unit Pelayanan

Terpadu yang sampai saat ini masih sangat rendah, mengurangai jumlah tenaga kerja dibawah

umur yang sampai saat ini berjumlah 330 orang yang tersebar diseluruh kecamatan dalam

Kabupaten Bireuen.

Menyangkut dengan keterlibatan perempuan dalam politik dari waktu ke waktu terus

mengalami peningkatan. Salah satu indikatornya adalah tren peningkatan keterwakilan

perempuan di legislatif terutama sejak pemilihan umum (Pemilu) 1999 hingga Pemilu terakhir

pada 2009. Pada Pemilu 1999 (9%), Pemilu 2004 (11,8%), dan Pemilu 2009 (18%).

Proporsi perempuan dilembaga DPRK Kabupaten Bireuen tidak mencapai 30 %

sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 2012 yaitu

keterwakilan perempuan di lembaga DPRK Bireuen 2,5 % dari 40 orang anggota DPRK atau

1 orang Perempuan dan 40 orang laki-laki.

hal ini menunjukkan bahwa keterwakilan perempuan di lembaga DPRK Bireuen belum

memenuhi kuota, sehingga dalam pemenuhan kebutuhan bagi perempuan di Kabupaten

Bireuen belum terealisasi sebagaimana yang diharapkan.

Berkenaan dengan perihal tersebut diatas, diharapkan kedepan proporsi perempuan dilembaga

DPRK Bireuen dapat memenuhi kuota 30 % dari jumlah kursi Anggota DPRK

.

2. Partisipasi Perempuan Di Lembaga Pemerintah

Terkait Jumlah Pekerja Perempuan di Lembaga Pemerintahan kabupaten Bireuen, pada

tahun 2012 terdapat sebanyak 849 orang dari jumlah total pekerja perempuan 5894 orang, hal

ini terus meningkat jumlah pekerja perempuan hingga tahun 2016 menjadi sebesar 1369 orang

dari total jumlah pekerja perempuan, hal ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan

Page 83: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 83

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

kesetaraan Gender dalam Pemerintahan Kabupaten Bireuen. Diharapkan Kesenjangan antara

laki-laki dan perempuan dalam memperoleh kesempatan bekerja semakin kecil.

Tabel 2.69.

Persentase Partisipasi Perempuan Di Lembaga Pemerintah

di Kabupaten Bireuen

URAIAN TAHUN

2012 2013 2014 2015 2016

Jumlah Pekerja

Perempuan

5894 5994 6091 6744 6394

Persentase Partisipasi

Perempuan Dilembaga

Pemerintah

14,4

15,83

10,99

18,08

21,41

Sumber : DPMGPKB, 2017

Hal ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan kesetaraan Gender dalam Pemerintahan

Kabupaten Bireuen.

3. Rasio APM Perempuan/Laki-laki di SD

Keberhasilan Program Pembangunan Pendidikan digambarkan dalam Misi 5 K.

Adapun Misi 5 K yang dimaksud adalah ketersedian layanan pendidikan, keterjangkauan

layanan pendidikan, meningkatkan kualitas mutu pendidikan, mewujudkan kesetaraan untuk

pendidikan, dan misi yang terakhir adalah menjamin kepastian mendapatkan layanan

pendidikan. Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk melihat keberhasilan Program

Pembangunan Pendidikan, khususnya pada misi yang ke-5, yaitu kepastian mendapatkan

layanan pendidikan atau pemerataan dalam layanan pendidikan pada tingkat nasional, provinsi

dan kabupaten/kota, adalah melalui APK (Angka Partisipasi Kasar) dan APM (Angka

Partisipasi Murni) pada jenjang pendidikan SD, di tingkat nasional, provinsi, serta

kabupaten/kota.

Angka Partisipasi Murni (APM) Perempuan/laki-laki SD di Kabupaten Bireuen

dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 84: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 84

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Tabel 2.70.

Rasio APM Perempuan/Laki-laki di SekolahDasar Kabupaten Bireuen

URAIAN TAHUN

2012 2013 2014 2015 2016

Rasio APM

Perempuan/Laki-Laki

Di SD

93,89 98,74 93,04 89,09 84,95

Sumber : DPMGPKB, 2017

Dari data tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa di Kabupaten Bireuen jumlah anak

laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan namun perbedaanya tidak terlalu jauh

jumlahnya yang mendapatkan pendidikan di tingkat SD.

4. Rasio APM Perempuan / laki-laki SMP

Kesempatan memperoleh pendidikan antara perempuan dan laki-laki diukur dari rasio

APM yang menunjukkan kesetaraan dan keadilan gender di bidang pendidikan. Pendidikan

adalah salah satu aspek penting dari pembangunan manusia. Menghilangkan ketimpangan

gender di semua jenjang pendidikan akan meningkatkan status dan kemampuan perempuan

dan laki-laki. Jumlah penduduk perempuan adalah separuh dari seluruh jumlah penduduk,

kesetaraan pendidikan perempuan akan memberikan peran aktif perempuan dalam

pembangunan dan merupakan determinan yang penting dalam pembangunan ekonomi. Pada

masa anak-anak mulai menduduki bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), di Kabupaten

Bireuen Rasio APM Perempuan /laki-laki lebih tinggi perempuan dibandingkan laki-laki.

Angka partisipasi Murni (APM) perempuan/laki-laki SMP di Kabupaten Bireuen dapat dilihat

pada tabel berikut;

Tabel 2.71.

Rasio APM Perempuan / laki-laki di SMP Kabupaten Bireuen

URAIAN TAHUN

2012 2013 2014 2015 2016

Rasio APM

Perempuan/Laki-Laki

Di SMP

106,72 95,24 96,61 64,43 104,67

Sumber : DPMGPKB, 2017

Page 85: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 85

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Penentuan indikator penilaian rasio APM perempuan/laki dari tabel diatas adalah

sebagai berikut, bila nilai rasio lebih besar dari 100 maka rasio APM perempuan lebih tinggi

dari APM laki-laki, dan bila nilai rasio lebih kecil dari 100 maka rasio APM laki-laki lebih

tinggi dari APM perempuan, Dari data tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2012 dan

2016, APM perempuan lebih tinggi dari APM laki-laki.

5. Rasio APM perempuan/laki-laki di SMA

Rasio APM perempuan terhadap laki-laki pada jenjang pendidikan SMA di Kabupaten

Bireuen menunjukkan angka di bawah 100 persen. Ini berarti bahwa pada jenjang pendidikan

SMA lebih banyak murid lakilaki yang bersekolah dibandingkan dengan murid perempuan.

Sebaliknya, rasio APM perempuan terhadap laki-laki menunjukkan angka di atas 100 persen

menggambarkan murid perempuan lebih banyak dibandingkan murid laki-laki pada jenjang

pendidikan tersebut.Angka Partisipasi Murni (APM) perempuan dan laki-laki di SMA di

Kabupaten Bireuen dapat dilihat pada tabel berikut;

Tabel 2.72.

Rasio APM perempuan/laki-laki SMAdi Kabupaten Bireuen

URAIAN

TAHUN

2012 2013 2014 2015 2016

Rasio APM

Perempuan/Laki-Laki Di

SMA

61,38 65,37 87,92 38,21 60,6

Sumber : DPMGPKB, 2017

Penentuan indikator penilaian rasio APM perempuan/laki dari tabel diatas adalah sebagai

berikut, bila nilai rasio lebih besar dari 100 maka rasio APM perempuan lebih tinggi dari APM

laki-laki, dan bila nilai rasio lebih kecil dari 100 maka rasio APM laki-laki lebih tinggi dari

Page 86: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 86

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

APM perempuan, Dari data tabel diatas dapat dilihat bahwa pada rentang lima tahun dari

tahun 2012 sampai dengan 2016, APM laki-laki lebih tinggi dari APM perempuan.

II.3.2.2.3.PANGAN

Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap

saat.Hak untuk memperoleh pangan merupakan salah satu hak asasi manusia, sebagaimana

tersebut dalam pasal 27 UUD 1945 maupun dalam Deklarasi Roma (1996).Sebagai kebutuhan

dasar dan salah satu hak asasi manusia, pangan mempunyai arti dan peran yang sangat penting

bagi kehidupan suatu bangsa.Ketersediaan pangan yang lebih kecil dibandingkan

kebutuhannya dapat menciptakan ketidak-stabilan ekonomi.Berbagai gejolak sosial dan politik

dapat juga terjadi jika ketahanan pangan terganggu.Kondisi pangan yang kritis ini bahkan

dapat membahayakan stabilitas ekonomi dan stabilitas Nasional.

Pangan juga dapat diartikan sebagai bahan sumber gizi.Kehidupan manusia tidak

mungkin tanpa adanya ketersediaan bahan pangan.Dalam mempertahankan kehidupannya

manusia harus makan secukupnya dan memenuhi gizi. Pangan merupakan kebutuhan manusia

yang paling asasi atau kebutuhan pokok (basic need).Pangan sebagai sumber bahan (zat) gizi

merupakan sektor yang strategis karena:

a. Produk pangan (terutama sektor pertanian) merupakan industri massal yang

melibatkan banyak orang, baik di bidang produksi, pengolahan, dan distribusi.

b. Pangan di konsumsioleh semua golongan/lapisan masyarakat, semakin besar jumlah

anggota suatu keluarga akan semakin banyak pula mengkonsumsi bahan pangan

untuk makanannya.

Penduduk Kabupaten Bireuen telah menjadikan beras sebagai bahan makanan

pokoknya, disisi lain komoditi beras merupakan hasiI produksi pertanian yang bisa

memberikan sumber penghasilan bagi masyarakat yang tinggal di pedesaan. Dengan demikian

beras merupakan kornoditi yang memiliki peran ganda dalarn pelaksanaan proses

pembangunan khususnya di sektor pertanian. Bagi Kabupaten Bireuen bahan pangan utama

penduduknya adalah beras sebagaimana sebagian besar wilayah Indonesia lainnya.

Page 87: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 87

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

1. Ketersediaan Pangan Utama

Ketersediaan pangan merupakan aspek penting dalam mewujudkan ketahanan pangan.

Pangan utama adalah pangan yang diperuntukkan sebagai makanan utama sehari-hari sesuai

dengan potensi sumber daya dan kearifan lokal. Ketersediaan pangan dalamjumlah yang

cukupaman dan bergizi untuk semua orang dalam suatu negara baikyang berasal dari produksi

sendiri, impor,cadangan pangan maupun bantuan pangan. Ketersediaan pangan ini harus

mampu mencukupi pangan yang didefinisikan sebagai jumlah kalori yang dibutuhkan untuk

kehidupanyangaktif dan sehat.

Pilar ketahanan pangan pada prinsipnya adalah menjaga produktifitas pangan,

mempertahankan stabilitas harga pangan dan keterjangkauan masyarakat dalam mendapatkan

pangan, serta melindungi masyarakat yang rentan terhadap krisis pangan.Ketahanan Pangan

adalah Kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya

pangan yang cukup, baik jumlahnya maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau.

Penyediaan pangan diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pangan bagi masyarakat,

rumah tangga dan perseorangan secara berkelanjutan. Untuk memenuhi kebutuhan pangan

masyarakat dan meningkatkan kuantitas serta kualitas konsumsi pangan, diperlukan target

pencapaian angka ketersediaan pangan per kapita per tahun sesuai dengan angka kecukupan

gizinya.

Rata-rata tingkat konsumsi beras masyarakat Indonesia, terlebih Aceh tergolong tinggi,

bahkan menduduki peringkat atas dunia. Situasi Ketersediaan Pangan di Kabupaten Bireuen

secara keseluruhan sudah tergolong cukup untuk semua komoditas pangan.

Tabel. 2.73.

Ketersediaan Pangan Utama di Kabupaten Bireuen

Elemen

Tahun

2012 2013 2014 2015 2016 Ketersediaan Pangan Utama

Besar :

- Produksi Gabah (Ton) 165.357,00 242.970,00 185.557,00 269.924,00 232.094,00

- Ketersediaan Beras (Ton) 99.214,20 145.782,00 111.334,20 161.954,40 139.256,40

- Jumlah Penduduk (Jiwa) 406.083,00 413.817,00 423.397,00 435.300 443.627

- Konsumsi Beras

(Kg/Jiwa/Tahun)

139 139 139 139 139

Page 88: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 88

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

- Total Konsumsi Beras

(Kg/Jiwa/Tahun)

56.445.537 57.520.563 58.852.183 59.284.195 61.664.153

- Dikonversi ke Ton 56.445,54 57.520,56 58.852,18 59.284,20 61.664,15

- Surplus/ Cadangan Pangan

(ton)

42.768,66 88.261,84 52.482,02 102.670,20 77.592,25

Sumber : Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan, 2017

Dari tabel diatas terlihat bahwa konsumsi beras di Kabupaten Bireuen cenderung

mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Bertambahnya jumlah permintaan atau konsumsi

beras seiring dengan bertambah banyaknya jumlah penduduk.Pertambahan jumlah penduduk

menyebabkan terjadinya tingkat kenaikan atas jumlah permintaan atau konsumsi beras

sehingga memerlukan pengawasan maupun penanganan yang serius atas penyediaan jumlah

beras yang cukup.

Dilihat dari hasil produksi padi secara keseluruhan, Kabupaten Bireuen tergolong

daerah surplus beras. Jumlah produksi padi/ gabah di Kabupaten Bireuen pada tahun 2016

mencapai 232.094 ton (setara dengan 139.256 ton beras), dengan jumlah kebutuhan konsumsi

beras pertahun 61.664,15 ton/tahun (Jumlah Jiwa 443.627, Konsumsi beras Kg/Jiwa/Thn =

139 Kg).Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui kemampuan masyarakat Kabupaten Bireuen

untuk memiliki kebutuhan pangan sebagai kebutuhan dasarnya dengan menghitung rata-rata

ketersediaan pangan utama di Kabupaten Bireuen dari tahun 2012 s/d 2016 adalah 2,58%.

Sekalipun Kabupaten Bireuen termasuk dalam daerah yang surplus pangan, namun kabupaten

ini belum tahan pangan, karena setiap panen raya produksinya langsung dipasarkan keluar

daerah, untuk ini perlu penanganan serius dari semua pihak.

Dari segi keterjangkauan masyarakat untuk memperoleh pangan sangat dipengaruhi

pendapatan masyarakat. Tingginya angka kemiskinan suatu daerah menyebabkan kerentanan

terhadap kerawanan pangan. Kerawanan pangan adalah kondisi suatu daerah, masyarakat

atau rumah tangga yang tingkat ketersediaan pangannya tidak cukup untuk memenuhi standar

kebutuhan fisiologis bagi pertumbuhan dan kesehatan.

Progam pemberdayaan masyarakat miskin dengan membangun ekonomi berbasis

pertanian pedesaan untuk menyediakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan

dilaksanakan melalui :

- Pengembangan Kawasan Mandiri Pangan

Page 89: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 89

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Kawasan yang dibangun dengan melibatkan keterwakilan masyarakat yang berasal

dari 5 desa yang saling berdekatan untuk menegakkan masyarakat miskin/rawan

pangan menjadi kaum mandiri/tahan pangan.Tujuannya adalah memberdayakan

masyarakat miskin/rawan pangan menjadi kaum mandiri untuk mengurangi

kemiskinan dan mewujudkan ketahanan pangan dan gizi. Pelaksanaan Kegiatan

Kawasan Mandiri Pangan di Kabupaten Bireuen dilakukan dalam 5 (lima) tahap

selama 5 (lima) tahun : Tahap Persiapan (tahun I), Tahap Penumbuhan (tahun II),

Tahap Pengembangan (tahun III), Tahap Kemandirian (tahun IV), dan Strategi

Keberlanjutan Kegiatan (tahun V)

- Pembangunan Lumbung Pangan Masyarakat.

Menumbuhkembangkan sekaligus memelihara tradisi masyarakat secara

perorangan maupun kelompok untuk menyisihkan sebagian hasil panen sebagai

cadangan pangan dengan membangun lumbung pangan. Lumbung pangan

masyarakat dalam bentuk bantuan langsung pemerintah kepada kelembagaan

cadangan pangan yang dibentuk oleh masyarakat desa dan dikelola secara

berkelompok yang bertujuan untuk pengembangan penyediaan cadangan pangan

bagi masyarakat.Cadangan pangan ini yang dikuasai oleh rumah tangga, baik

indiviidu maupun secara kolektif, berfungsi untuk; mengantisipasi terjadinya

kekurangan bahan pangan pada musim paceklik, mengantisipasi ancaman gagal

panen akibat bencana alam seperti serangan hama dan penyakit, anomali iklim dan

banjir

- Pengembangan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM)

Kelembagaan gabungan kelompok tani yang berfungsi menjaga volatilitas harga

bahan pangan ditingkat petani, mengolah dan memasarkan.Kegiatan

Pengembangan LDPM dilaksanakan malalui dukungan dana Bantuan Pemerintah

(Banper) dalam rangka perlindungan dan pemberdayaan

petani/kelopoktani/Gapoktan padi dan jagung terhadap jatuhnya harga di saat

panen raya dan masalah aksesibilitas pangan di saat paceklik. Kegiatan

Pengembangan LDPM dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu : tahap

penumbuhan, tahap pengembangan dan tahap kemandirian. Dukungan dana banper

yang bersumber dari APBN atau APBA ataupun APBK pada kegiatan Penguatan-

Page 90: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 90

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

LDPM hanya diberikan kepada Gapoktan Tahap Penumbuhan dan Pengembangan,

yaitu pada tahun pertama dan tahun kedua. Sementara itu pada tahun ketiga,

Gapoktan hanya akan menerima pembinaan dan/atau bimbingan dari pendamping,

Tim Teknis Kabupaten/Kota dan Tim Pembina Provinsi

- Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat/Toko Tani Indonesia (PUPM/ TTI)

Harga komoditas pangan yang selalu berfluktuasi dapat merugikan petani sebagai

produsen, pengolah pangan, pedagang hingga konsumen dan berpotensi

menimbulkan keresahan sosial.Fluktuasi pasokan dan harga pangan yang tidak

menentu, tidak hanya akan menimbulkan keresahan sosial, tetapi juga akan

mempengaruhi pengendalian inflasi dengan cara menjual hasil pangan petani

sesuai dengan harga yang wajar kepada konsumen yang di pasok oleh Gapoktan

Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat.Kegiatan PUPM secara tidak langsung

berperan dalam mengatasi anjloknya harga pada masa panen raya dan tingginya

harga pada saat paceklik dan menjadi instrumen yang dibuat pemerintah untuk

menahan gejolak harga dalam situasi tertentu, merupakan mekanisme yang

berkelanjutan baik pada saat situasi suplai melimpah dan kurang atau sebagai

stabilisator, dalam menjaga pasokan pangan pemerintah bersama masyarakat.

- Sistem Keamanan Pangan dan Gizi

Salah satu instrumen/alat deteksi dini terhadap situasi pangan dan gizi suatu

wilayah dengan tujuan mendukung ketahanan pangan dan gizi. SKPG merupakan

kegiatan surveilens yang menjadi kewenangan pemerintah dan daerah dalam

bidang pertanian dan kesehatan (UU Nomor 22 Tahun 1999 dan PP Nomor 25

Tahun 2000).Kegiatan SKPG terdiri dari analisis data situasi pangan dan gizi

bulanan dan tahunan serta penyebaran informasi. Data bulanan dan tahunan

tersebut menginformasikan tentang 3 (tiga) aspek utama yaitu ketersediaan, akses,

dan pemanfaatan pangan yang menjadi dasar untuk menganalisis situasi pangan

dan gizi di suatu daerah.Hasil SKPG ini digunakan sebagai dasar pelaksanaan

investigasi untuk menentukan tingkat kedalaman kejadian kerawanan pangan dan

gizi di lapangan serta intervensi dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan

masyarakat.

Page 91: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 91

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

2. Ketersediaan Energi dan Protein Perkapita

Pangan dan gizi terkait sangat erat dengan upaya peningkatan sumberdaya manusia,

dimana dalam hal ini kecukupan energi dan protein dapat digunakan sebagai indikator untuk

melihat kondisi gizi masyarakat.Ketersediaan pangan yang cukup untuk seluruh penduduk di

suatu wilayah belumlah dapat digunakan sebagai jaminan akan terhindarnya penduduk dari

masalah pangan dan gizi, karena selain ketersediaan, juga perlu diperhatikan aspek pola

konsumsi atau keseimbangan kontribusi di antara jenis pangan yang dikonsumsi, sehingga

memenuhi standar gizi tertentu. Kekurangan konsumsi gizi bagi seseorang dari standar

minimum tersebut umumnya akan berpengaruh terhadap kondisi kesehatan, aktivitas dan

produktivitas kerja. Dalam jangka panjang kekurangan konsumsi pangan dari sisi jumlah dan

kualitas (terutama pada anak balita) akan berpengaruh terhadap kualitas SDM. Dalam hal ini,

kecukupan energi dan protein dapat digunakan sebagai indikator untuk melihat kondisi gizi

masyarakat dan juga keberhasilan pemerintah dalam pembangunan pangan, pertanian,

kesehatan, dan sosial ekonomi secara terintegrasi.

Penggunaan nilai kalori (energi) dan nilai protein sudah cukup untuk menggambarkan

kecukupan pangan rumah tangga karena konsumsi kalori terkait erat dengan kemampuan

manusia untuk hidup secara aktif sedangkan konsumsi protein dibutuhkan untuk memulihkan

sel-sel tubuh yang rusak pada usia dewasa atau untuk menjamin pertumbuhan normal pada

usia muda. Namun demikian, bukan hanya jumlahnya saja yang harus mencukupi, tetapi

keanekaragaman pangan sumber energi yang dikonsumsi tidak kalah juga pentingnya. Secara

umum pola pangan yang baik adalah bila perbandingan komposisi energi dari karbohidrat,

protein dan lemak adalah 50-65% : 10-20%: 20-30%. Untuk Kabupaten Bireuen pola

konsumsi pangannya diperlihatkan pada tabel berikut:

Tabel 2.74.

Ketersediaan Energi dan Protein Perkapita Kabupaten Bireuen

URAIAN

TAHUN

2012 2013 2014 2015 2016

Ketersediaan Energi Dan Protein

Perkapita

- - - - -

Ketersediaan Energi (Kkal) - - - - 1.977,00

Ketersediaan Energi (% AKG) - - - - 94,2

Ketersediaan Protein(Gram/kap/hari) - - - - 55,7

Page 92: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 92

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Konsumsi Pangan (kg/kapita/tahun) - - - - 792,7

Sumber : Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan, 2017

Dari tabel diatas terlihat bahwa tingkat ketersediaan energi perkapita di Kabupaten

Bireuen pada tahun 2016 adalah 1.977 Kkal dengan angka kecukupan gizinya 94,2% dan

ketersediaan proteinnya 55,7 gram perkapita perhari.Dengan demikiannilai konsumsi

Kabupaten Bireuen masih dibawah standar, untuk energi masih dibawah angka rekomendasi

Kemenkes yaitu 2.400 kalori perkapita per hari, demikian juga dengan protein yaitu 63 gram

per kapita perhari.

3. Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan.

Pangan yang aman adalah pangan yang terbebas dari cemaran biologis, kimia, dan

benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia serta

tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat untuk dapat hidup sehat,

aktif dan produktif. Keamanan pangan (food safety) merupakan salah satu komponen dari

ketahanan pangan (food security). Untuk itu, program ketahanan pangan nasional harus

memasukkan aspek keamanan pangan untuk kesehatan manusia.Salah satu sasaran

pengembangan di bidang pangan adalah terjaminnya pangan yang dicirikan oleh terbebasnya

masyarakat dari jenis pangan yang berbahaya bagi kesehatan. Hal ini secara jelas

menunjukkan upaya untuk melindungi masyarakat dari pangan yang tidak memenuhi standar

dan persyaratan kesehatan.

Pemerintah berkewajiban memberi perlindungan kepada konsumen dan produsen akan

pangan yang sehat, aman dan halal.Pengawasan keamanan pangan untuk pangan olahan

dilaksanakan oleh lembaga pemerintah yang melaksanakan tugas pemerintahan di bidang

pengawasan obat dan makanan. Sedangkan pengawasan persyaratan keamanan pangan segar

dilaksanakan oleh lembaga pemerintah yang menyelenggarakan urusan di bidang pangan.

Pelaksanaan koordinasi dan kelembagaan keamanan pangan di Kabupaten Bireuen

dilaksanakan oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan melalui penguatan kelembagaan

keamanan pangan dan peningkatan kompetensipersonel yang menangani keamanan pangan.

Pengawasan keamanan pangan di pasaranmelalui monitoring,inspeksi, verifikasi/surveilan dan

Page 93: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 93

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

pengujian dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan dengan Kegiatan Pembinaan dan Penanganan

Gizi Masyarakat.

II.3.2.2.4. LINGKUNGAN HIDUP

Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah area yang memanjang berbentuk jalur dan atau

area mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka dengan tujuan menjaga

ketersediaan lahan sebagai kawasan resapan air, tempat tumbuh tanaman baik yang tumbuh

secara alamiah maupun yang sengaja di tanam, menciptakan aspek planologis perkotaan

melalui keseimbangan antara lingkungan alam dan lingkungan binaan yang berguna untuk

kepentingan masyarakat dan meningkatakan keserasian lingkungan perkotaan sebagai sarana

pengaman lingkungan perkotaan yang aman, nyaman, segar, indah, dan bersih.

Dalam Undang-undang No. 26 tahun 2007 tentang penataan ruang menyebutkan

bahwa 30% wilayah kota harus berupa RTH yang terdiri dari 20% publik dan 10% privat.

RTH publik adalah RTH yang dimiliki dan dikelola oleh pemerintah daerah kota/kabupaten

yang digunakan untuk kepentingan masyarakat secara umum. Contoh RTH Publik adalah

taman kota, hutan kota, sabuk hijau (green belt), RTH di sekitar sungai, pemakaman, dan rel

kereta api. Sedangkan RTH Privat adalah RTH milik institusi tertentu atau orang perseorangan

yang pemanfaatannya untuk kalangan terbatas antara lain berupa kebun atau halaman

rumah/gedung milik masyarakat/swasta yang ditanami tumbuhan. RTH publik di Kabupaten

Bireuen masih sangat minim bisa dikatakan tidak ada, hanya tersedia di median jalan,

perkantoran dan beberapa tempat lainnya dengan scala kecil sedangkan taman bermain dan

alun-alun kota belum tersedia. Untuk RTH privat sudah memenuhi syarat 10 persen malahan

melebihi dikarenakan kebun dan pekarangan rumah penduduk kota masih luas.

Tabel 2.75.

Indikator Lingkungan Hidupdi Kabupaten Bireuen

Indikator 2016

Hasil Pengukuruan Indeks kualitas Air 1,142 (Cemar Ringan)

Page 94: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 94

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Pembinaan dan Pengawasan terkait ketaatan penanggung jawab

usaha dan/atau kegiatan yang diawasi ketaatannya terhadap izin

lingkungan, izin PPLH dan PUU LH d yang diterbitkan oleh

Pemerintah Daerah kabupaten/kota

69,56%

Pengaduan masyarakat terkait izin lingkungan, izin PPLH dan PUU

LH yang di terbitkan oleh Pemerintah daerah Kabupaten/Kota,

lokasi usaha dan dampaknya di Daerah

kabupaten/kota.

80 %

Persentase jumlah sampah yang terkurangi melalui 3R 0,71 % perhari

Persentase cakupan area pelayanan 30 %

Persentase jumlah sampah yang tertangani 76,19 % perhari

Sumber : Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup, 2017

Sampah selalu timbul menjadi persoalan rumit dalam masyarakat yang kurang

memiliki kepekaan terhadap lingkungan. Ketidakdisiplinan mengenai kebersihan dapat

menciptakan suasana yang tidak menyenangkan akibat timbunan sampah. Kondisi yang tidak

menyenangkan ini akan memunculkan bau tidak sedap, lalat berterbangan, dan gangguan

berbagai penyakit siap menghadang di depan mata dan peluang pencemaran lingkungan

disertai penurunan kualitas estetika pun akan menjadi persoalan yang besar. Perilaku

membuang sampah sembarangan ini, tidak mengenal tingkat pendidikan maupun status sosial.

Keberadaan sampah tak lepas dari tangan manusia yang membuang sampah sembarangan,

mereka menganggap barang yang telah dipakai tidak memiliki kegunaan lagi dan membuang

dimana saja. Kurang kesadaran akan pentingnya kebersihan menjadi faktor yang paling

dominan, di samping itu kepekaan masyarakat terhadap lingkungan harus dipertanyakan.

Masyarakat masih tidak mengetahui ataupun tidak mau tau bahaya yang akan terjadi apabila

tidak dapat menjaga lingkungan sekitar. Salah satu bentuk perilaku membuang sampah pada

masyarakat adalah dengan membuang sampah di sungai. Kondisi ini menyebabkan

lingkungan di sekitar tepi sungai terlihat sangat kotor akibat tumpukan sampah, dan

menyebarkan aroma yang tidak sedap bahkan menyebabakan estetika yang sangat buruk.

Untuk saat ini pengelolaan masalah sampah secara umum baru teratasi sebesar 76,19

persen, pemerintah kabupaten perlu memeberikan kebijakan khusus dalam rangka

meningkatkan kinerja pengelolaan sampah agar persoalan sampah bisa terselesaikan secara

tuntas dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.

Page 95: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 95

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Gambar 11

Kondisi Persampahan Kabupaten Bireuen.

Sumber : Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup, 2017

Mengenai tingkat pencemaran lingkungan seperti pengujian kualitas air dan udara

belum dilaksanakan secara maksimal mengingat Pemerintah Kabupaten Bireuen belum

memiliki laboratarium lingkungan yang representatif dan sumber daya manusia yang handal,

sehingga dalam melaksanakan pengujian tingkat pencemaran lingkungan masih bergantung

kepada provinsi. Pengukuran yang dilaksanakan pada tahun 2016 terhadap kualitas air

mendapatkan hasil indeks sebesar 1,142 yang berarti terdapat sedikit pencemaran. Untuk

menghindari tingkat pencemaran yang lebih parah lagi, pemerintah kabupaten harus memulai

tindakan pencegahan dengan melaksanakan program yang mendukung pelestarian lingkungan.

Kondisi pencemaran lingkungan juga dipengaruhi oleh penggunaan pestisida dan

insektisida yang tidak terkendali dalam kegiatan peningkatan produktifitas perekonomian

129 130.5145

158 160172 174193

209 211

0

50

100

150

200

250

2012 2013 2014 2015 2016

Persampahan

Volume Sampah ditangani Jumlah Produksi Sampah

Page 96: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 96

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

masyarakat seperti pertanian, perkebunan dan perikanan. Pestisida secara umum diartikan

sebagai bahan kimia beracun yang digunakan untuk mengendalikan jasad penganggu yang

merugikan kepentingan manusia. Disamping bermanfaat untuk meningkatkan hasil pertanian,

pestisida juga menghasilkan dampak buruk baik bagi kesehatan manusia dan lingkungan.

Lebih dari 98% insektisida dan 95% herbisida menjangkau tempat selain yang seharusnya

menjadi target, termasuk spesies non-target, perairan, udara, makanan, dan sedimen. Pestisida

dapat menjangkau dan mengkontaminasi lahan dan perairan ketika disemprot secara aerial,

dibiarkan mengalir dari permukaan ladang, atau dibiarkan menguap dari lokasi produksi dan

penyimpanan. Sedangkan penggunaan pestisida belum terdata pada saat ini, mengingat tingkat

bahaya terhadap penggunaannya pemerintah diharapkan dapat melakukan pendataan yang

akurat terhadap masyarakat pengguna pestisida dan dapat dilaksanakan penyuluhan-

penyuluhan demi pengendalian penggunaan pestisida yang nantinya bisa menghindari

kerusakan lingkungan.

II.3.2.2.5. ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

1. Jumlah Penduduk

Kualitas dan produktifitas masyarakat merupakan sasaran dan tujuan utama yang ingin

dicapai oleh pemerintah dari proses pembangunan yang dilaksanakannya, termasuk dalam hal

ini yang diharapkan oleh Pemerintah Kabupaten Bireuen. Kualitas penduduk yang meningkat

serta memiliki daya saing yang tinggi diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi

daerah dengan memanfaatkan potensi sumberdaya ekonomi ataupun sumber daya alam yang

dimiliki secara lebih optimal dengan tetap mengedepankan prinsip pembangunan

berkelanjutan (sustainable development), yang pada akhirnya dapat mewujudkan pencapaian

taraf hidup masyarakat yang lebih sejahtera.

Karena itu, potensi sumberdaya manusia (SDM) masyarakat Kabupaten Bireuen

diharapkan dapat memainkan peran dan fungsi secara lebih maksimal dengan terlibat secara

aktif sebagai bagian ataupun pelaku dari proses pembangunan daerah itu sendiri. Apabila hal

ini tidak dapat dilakukan, maka keberadaan SDM di daerah dikhawatirkan justru dapat

menjadi beban bahkan dapat menjadi penghambat dari pembangunan itu sendiri dimasa

mendatang.

Page 97: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 97

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Perkembangan aktivitas ekonomi yang menunjukkan trendyang terus membaik di

Kabupaten Bireuen selama ini, dinilai ikutmemilki implikasi terhadap kecenderungan

peningkatan jumlah penduduk Kabupaten Bireuen dari tahun ke tahun. Pada tahun 2015

tercatat angka jumlah penduduk Kabupaten Bireuen adalah sebanyak 435.300 jiwa. Angka

jumlah penduduk tersebutmengalami peningkatan sebesar 2,81 persen dari jumlah penduduk

tahun 2014 yaitu sebanyak 423.397jiwa Selanjutnya, jumlah penduduk Kabupaten Bireuen

terus meningkat hingga mencapai jumlah sebanyak 443.627 jiwa pada tahun 2016. Hal

tersebut kiranya menggambarkan bahwa dalam kurun waktu 5 tahun terakhir (2012-2016)

terjadi peningkatan atau pertumbuhan jumlah penduduk Kabupaten Bireuen rata-rata sebesar

2.18 persen. Gambaran terkait pertumbuhan jumlah penduduk Kabupaten Bireuen tersebut

dapat dilihat pada tampilan gambar berikut.

Gambar 12. Jumlah Penduduk di Kabupaten Bireuen Tahun 2012-2016

Sumber : Disdukcapil Kab. Bireuen 2017

Gambar 13.Pertumbuhan Penduduk di Kabupaten Bireuen Tahun 2012-2016

Sumber : Disdukcapil Kab. Bireuen 2017

406083 413817 423397435300 443627

350000

400000

450000

2012 2013 2014 2015 2016

-

1.00

2.00

3.00

2012 2013 2014 2015 2016

Page 98: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 98

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Selama periode tahun 2012–2016, terlihatbesaran angka pertumbuhan penduduk

Kabupaten Bireuen secara rata-rata adalah sebesar 2.18 persen

per-tahun. Peningkatan jumlah penduduk tersebut dapat disebabkan selain oleh karena

meningkatnya jumlah/angka kelahiran, juga dimungkinkan oleh adanya trend perpindahan

penduduk dari daerah lain ke Kabupaten Bireuen, dalam hal ini untuk tinggal/menetap dan

mencoba mencari peruntungan di daerah ini, dengan menjalankan usaha atau bekerja di daerah

ini.

Pada prinsipnya pemerintah daerah beserta segenap unsur terkait, terutama masyarakat

Kabupaten Bireuen, akan sangat terbuka bagi masyarakat pendatang dari daerah lain, terlebih

yang dalam hal ini bermaksud untuk menjadikan daerah ini sebagai pilihan lokasi investasi.

Kondisi tersebut tentunya juga harus dapat dimanfaatkan sebagai peluang oleh penduduk

setempat (lokal), untuk dapat meningkatkan kualitas hidup diri dan keluarganya, yang

sekaligus dapat menjadi bentuk peran sertanya dalam upaya mendorong dan meningkatkan

perekonomian daerah.

Pada sisi lain, besaran jumlah/angka pertambahan penduduk tersebut tentunya juga

perlu diikuti dengan berbagai langkah dan upaya, maupun kebijakan yang mendorong

perluasan dan penyediaan lapangan kerja, terutama bagi masyarakat/penduduk yang tergolong

dalam usia angkatan kerja di daerah ini. Selain itu, bagi penduduk usia sekolah juga harus

dipastikan mendapat akses kepada fasilitas pelayanan pendidikan yang berkualitas, sesuai

dengan jenjang pendidikan dan usia penduduk tersebut. Hal ini sekaligus menjadi wujud

investasi sumber daya manusia, yang nantinya akan menghasilkan SDM daerah ini yang lebih

berkualitas dalam menyongsong dan mengisi pembangunan daerah yang lebih baik dimasa

mendatang.

Jika dilihat berdasarkan distribusi sebaran penduduk di wilayah Kabupaten Bireuen,

selama ini terlihat kecenderungan sebaran jumlah penduduk yang relatif belum cukup merata.

Terdapat sebagian wilayah kecamatan di daerah ini yang memiliki penduduk dengan jumlah

yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan sejumlah kecamatan lainnya. Pada tahun 2016,

tercatat sebanyak 53.919 jiwa atau 12,15persen penduduk Kabupaten Bireuen berdomisili di

Kecamatan Peusangan, yang merupakan daerah kecamatan daerah pusat perdagangan

Page 99: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 99

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Kabupaten Bireuen. Disusul kemudian oleh kecamatan Kota Juang yang merupakan wilayah

ibukota kabupaten dengan jumlah penduduk sebanyak 50,710 jiwa atau 11,43 persen dari

jumlah penduduk Kabupaten Bireuen secara keseluruhan. Sementara kecamatan yang paling

sedikit penduduknya adalah kecamatan Pandrah, dengan jumlah penduduk 8.691 jiwa atau

sebesar 1,95 persen dari jumlah penduduk Kabupaten Bireuen secara keseluruhan. Kondisi

terkait sebaran/distribusi jumlah dan kepadatan penduduk di wilayah Kabupaten Bireuen dapat

dilihat secara lebih rinci pada tabel berikut.

Tabel 2.76.

Distribusi dan Tingkat Kepadatan PendudukKab. BireuenTahun 2016

No. Kecamatan Luas Wilayah

(Km2)

Jlh. Penduduk

(Jiwa)

Jlh. RT

(KK)

Kepadatan

per-Km2

1 Samalanga 140,87 31.203 6.442 222

2 Simp. Mamplam 157,72 28.091 6.673 178

3 Pandrah 113,97 8.691 2.362 76

4 Jeunieb 112,37 25.603 6.476 228

5 Peulimbang 127,75 11.762 2.801 92

6 Peudada 312,84 27.289 6.440 87

7 Jeumpa 108,86 36.877 7.919 339

8 Kota Juang 16,91 50.710 11.306 2.999

9 Juli 231,18 32.893 7.944 142

10 Kuala 17,25 18.313 4.133 1.062

11 Peusangan 59,08 53.919 12.361 913

12 Jangka 37,49 29.084 6.564 776

13 Peusangan Selatan 94,15 14.969 3.660 159

14 Peusangan Sb. Krueng 112,05 11.940 2.924 107

15 Kuta Blang 38,70 22.881 5.194 591

16 Makmur 68,57 15.744 3.698 230

17 Gandapura 46,56 23.658 5.531 508

Kab. Bireun 1.796,31 443.627 102.428 247

Sumber : BPS Kabupaten Bireuen, 2017

Page 100: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 100

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Data pada tabel tersebut juga memberikan gambaran bahwa tingkat kepadatan

penduduk pada masing-masing wilayah kecamatan dalam Kabupaten Bireuen selama ini juga

masih belum cukup merata. Terdapatsejumlah kecamatan dengan wilayah yang relatif luas,

namun tidak diimbangi dengan kuantitas ataupun jumlah penduduk di kecamatan tersebut.

Kondisi demikian antara lain terlihat di Kecamatan Peudada, dengan luas wilayah 312,84 Km2

serta jumlah penduduk pada tahun 2016 tercatat sebanyak 27.289 jiwa, maka rata-rata

kepadatan penduduk di kecamatan Peudada adalah 87 jiwa/km2. Fenomena luas wilayah yang

tidak diimbangi dengan jumlah penduduk ini, juga dinilai dapat berakibat tidak optimalnya

pemanfaatan dan pemberdayaan potensi sumber daya ekonomi lokal, seperti sumber daya

lahan yang ada di wilayah tersebut.

Kondisi sebaliknya justru terlihat di Kecamatan Kota Juang dengan luas wilayah 16,91

Km2 dan jumlah penduduk tahun 2016 tercatat sebanyak 50.710 jiwa, maka tingkat kepadatan

penduduk di wilayah Kecamatan Kota Juang mencapai 2.999 jiwa/km2. Gambaran tingkat

kepadatan penduduk dengan jumlah yang cukup tinggi juga dinilai berpotensi menimbulkan

berbagai permasalahan, seperti kelestarian lingkungan maupun berbagai permasalahan sosial

ekonomi lainnya. Apabila dilihat secara menyeluruh, rata-rata tingkat kepadatan penduduk di

wilayah Kabupaten Bireuen tahun 2016 tercatat 247 jiwa/km2.

2. Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Sebagaimana kondisi yang dirasakan di daerah lain pada umumnya, dominasi jumlah

penduduk yang berjenis kelamin perempuan dalam struktur kependudukan Kabupaten Bireuen

selama ini juga merupakan suatu bentuk tantangan, yang sekaligus dapat dimanfaatkan sebagai

suatu wujud peluang tersendiri bagi upaya pembangunan daerah yang dijalankan dimasa

mendatang. Hal tersebut disebabkan karena pada hakikatnya kaum perempuan sehari-hari

lebih memiliki keluangan waktu setelah menjalankan tugas dan kewajiban utamanya

mengurus rumah tangga, sebagaimana yang menjadi kelaziman dalam kehidupan masyarakat

Aceh selama ini. Waktu luang tersebut tentunya dapat dimanfaatkan untuk melakukan

berbagai bentuk kegiatan yang bersifat produktif yang dapat membantu perekonomian

keluarganya. Karena itu, kebijakan pembangunan daerah yang terkait dengan upaya

pemberdayaan peran kaum perempuan dalam menggerakkan perekonomian keluarga di daerah

ini perlu mendapat perhatian yang lebih serius. Selain mengantisipasi dampak daripada

Page 101: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 101

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

disparitas gender secara umum, upaya pemberdayaan kaum perempuan tersebut perlu lebih

diarahkan pada upaya-upaya untuk dapat lebih memberdayakan peran kaum perempuan agar

lebih produktif, berkualitas dan memiliki daya saing yang lebih tinggi, baik dalam wujud

aktifitas maupun kegiatan-kegiatan ekonomi, pemerintahan, politik, dan sosial

kemasyarakatan lainnya.

Selama kurun waktu antara tahun 2012–2016, struktur penduduk Kabupaten Bireuen

berdasarkan jenis kelamin masih didominasi oleh kaum perempuan. Pada tahun 2012 tercatat

jumlah penduduk laki-laki sebanyak mencapai 199.042 jiwa atau 49,01persen dari total jumlah

penduduk Kabupaten Bireuen, sedangkan jumlah penduduk perempuan tercatat sebanyak

207.041 jiwa atau 50,98 persen. Berikutnya pada tahun 2013, tercatat jumlah penduduk

perempuan sebanyak 209.737 jiwa (50,68 persen), sedangkan laki-laki berjumlah sebanyak

204.080 jiwa (49,31 persen). Pada tahun-tahun berikutnya komposisi jumlah penduduk

perempuan masihterus mendominasi meskipun dengan besaran perbandingan yang mengalami

peningkatan sangat kecil dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2015 tercatat jumlah penduduk

perempuan di Kabupaten Bireuen sebanyak 222.393 jiwa (51,08persen), sedangkan laki-laki

berjumlah 212.907(48.91 persen). Kecenderungan yang sama terjadi pada tahun 2016,dimana

jumlah penduduk perempuan sebanyak 226.522 jiwa, dengan besaran perbandingan yang sama

dari tahun sebelumnya yaitu 51,06 persen dari jumlah penduduk Kabupaten Bireuen secara

keseluruhan. Sementara jumlah penduduk laki-laki di tahun 2016 tercatat sebanyak

217.105jiwa (48.93persen).

Gambar 14.

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Kabupaten Bireuen Tahun 2012-2016

Sumber : BPS Kab. Bireuen, 2017

199,042

204,080

207,664

212,907

217,105

207,041

209,737

215,733

222,393

226,522

180,000 190,000 200,000 210,000 220,000 230,000

2012

2013

2014

2015

2016

PerempuanLaki-Laki

Page 102: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 102

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Gambaran data pada grafik tersebut kiranya dapat menunjukkan bahwa selama kurun

waktu antara tahun 2012–2016, terlihat pertumbuhan jumlah penduduk perempuan yang

sedikit lebih tinggi dibandingkandengan pertumbuhan jumlah penduduk laki-laki. Rata-rata

angka pertumbuhan penduduk perempuan secara keseluruhan dalam kurun waktu tersebut

adalah 2,24 persen, sementara rata-rata angka pertumbuhan penduduk laki-laki dalam periode

waktu yang sama tercatat sebesar 2,13 persen.

3. Penduduk Menurut Kelompok Umur

Berdasarkan struktur usia penduduk, tantangan yang dihadapi dalam hal ini adalah

masih relatif tingginya angka ketergantungan (dependency ratio) antara penduduk kelompok

usia produktif, dengan penduduk kelompok usia belum/tidak produktif. Selama kurun waktu

tahun 2012–2016 rasio angka ketergantungan ini di Kabupaten Bireuen dinilai masih cukup

tinggi, meskipun sudah terlihat tren penurunan dalam hal ini. Tingginya angka ketergantungan

dalam struktur kependudukan suatu daerah dinilai dapat berimplikasi pada pengelolaan

sumber-sumber daya ekonomi lokal yang kurang optimal, mengingat sebagian sumber daya

yang ada lebih tersita pemanfaatannya bagi pemenuhan tuntutan kebutuhan hidup penduduk

kategori usia belum produktif (0-14 tahun) dan penduduk usia non produktif (65+ tahun).

Berdasarkan data yang diperoleh terlihat bahwa pada tahun 2012, angka beban

ketergantungan penduduk Kabupaten Bireuen tercatat sebesar 53,35.

Ini bermakna bahwa setiap 100 orang penduduk usia produktif yang ada di Kabupaten

Bireuen, menanggung beban penduduk non produktif sedikitnya

53orang. Begitu juga pada tahun 2013, angka ketergantungan sebesar 53,13. Namun di tahun

2014 sampai dengan 2016 terjadi penurunan besaran persentase angka ketergantungan

penduduk Kabupaten Bireuen menjadi masing-masing sebesar 52,38; 52,22; dan 52,22

meskipun masih tetap pada kisaran 52 orang penduduk non produktif ditangggung beban oleh

100 orang penduduk produktif.

Jumlah penduduk usia produktif semestinya perlu disikapi dengan menempuh

kebijakan yang mengarah pada upaya untuk dapat membuka akses lebih luas bagi masyarakat

untuk berpartisipasi, terlibat dan berperan aktif di semua sektor pembangunan. Penduduk usia

produktif merupakan komponen angkatan kerja yang membutuhkan ketersediaan lapangan

Page 103: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 103

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

kerja maupun kesempatan dan akses untuk berusaha. Apabila penduduk usia produktif yang

ada tidak terserap sepenuhnya pada lapangan kerja yang tersedia, maka akan menimbulkan

masalah pada jumlah pengangguran beserta sejumlah penyakit sosial. Bahkan terbatasnya

kesempatan kerja tersebut dapat menyebabkan pengalihan potensi sumberdaya manusia yang

ada ke daerah lain, karena pada hakikatnya manusia butuh pekerjaan untuk memperoleh

pendapatan (income) yang dapat mereka gunakan untuk bertahan hidup (survive). Gambaran

terkait hal tersebut dapat dilihat pada tampilan grafik berikut.

Gambar 15. Jumlah Penduduk Kabupaten Bireuen Menurut Kelompok Umur

Tahun 2012–2016

Sumber : BPS Kabupaten Bireuen, 2016

II.3.2.2.6. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA

1. Rata-Rata Jumlah Kelompok binaan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM)

LPM merupakan sebuah lembaga yang dibentuk untuk membantu masyarakat dalam

menangani permasalahan yang ada dimasyarakat, baik dari segi ekonomi, sosial dan budaya di

Kabupaten Bireuen rata-rata jumlah kelompok binaan LPM dari tahun ke tahun terus

meningkat berikut data dalam bentuk tabel berikut :

2012

20150

20000

40000

60000

0 -4

5 -9

10 -

14

15 -

19

20 -

24

25 -

29

30 -

34

35 -

39

40 -

44

45 -

49

50 -

54

55 -

59

60 -

64

65 -

69

70 -

74

75 +

Page 104: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 104

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Tabel 2.77. Rata-Rata Jumlah Kelompok Binaan

Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM)

URAIAN

TAHUN

2012 2013 2014 2015 2016

Jumlah LPM 8 11 13 18 71

Jumlah desa 609 609 609 609 609

Rata-Rata Jumlah Kelompok Binaan

Lembaga Pemberdayaan Masyarakat

(LPM)

1,31 1,81 2,13 2,96 3,45

Sumber : DPMGPKB, 2017

Dari tabel tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2012 di Kabupaten Bireuen

terdapat 8 Kelompok Binaan LPM dari 609 desa atau (1, 31 %), tahun 2013 dari 609 desa

hanya 11 kelompak LPM yang telah dibina (1,81%), tahun 2014 terdapat 13 kelompok LPM

yang telah dibina dari total 609 desa (2,13%), hal ini terus dilakukan peningkatan hingga pada

tahun 2016 telah mencapai 71 kelompok Binaan LPM dari 609 desa (3,45%), data ini

menunjukkan bawah masih rendahnya pembinaan terhadap Lembaga Permasyarakatan di desa

dalam wilayah Kabupaten Bireuen.

2. Rata-rata Jumlah Kelompok Binaan PKK

PKK merupakan organisasi yang memberdayakan perempuan dalam program kegiatannya

dimana dibentuknya kelompok binaan pada gampong yang terdapat ditiap kecamatannya yang

bertujuan untuk memberdayakan perempuan agar lebih terampil lagi. Berikut rata-rata Jumlah

kelompok binaan PKK di Kabupaten Bireuen

Tabel 2.78.

Rata-rata Jumlah Kelompok Binaan PKK

URAIAN

TAHUN

2012 2013 2014 2015 2016

Jumlah Kelompok PKK 609 609 609 609 609

Jumlah desa 609 609 609 609 609

Rata-Rata Jumlah Kelompok

Binaan PKK

100 100 100 100 100

Sumber : DPMGPKB, 2017

Page 105: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 105

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Dari Tabel tersebut diatas dapat digambarkan bahwa : Tahun 2012 – 2016 Jumlah

kelompok Binaan PKK 609 Kelompok dari 609 desa yang ada dalam wilayah Kabupaten

Bireuen atau sudah mencapai 100 % telah dilakukan Pembinaan terhadap Kelompok PKK

yang ada diseluruh desa.

3. Persentase LPM Berprestasi

Lembaga Pemberdayaan Masyarakat adalah lembaga kemasyarakatan yang tumbuh dari,

dan untuk masyarakat, merupakan wahana partisipasi dan aspirasi masyarakat dalam

perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan yang bertumpu pada masyarakat.

Adapun tugas dari LPM ini adalah :

1. Menyusun rencana pembangunan yang partisipatif,

2. Menggerakkan swadaya gotong – royong masyarakat, dan

3. Melaksanakan pengendalian pembangunan.

Di Kabupaten Bireuen, jumlah Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) tergolong

sedikit. Walaupun persentasenya sangat kecil, LPM di Kabupaten Bireuen mengalami sedikit

peningkatan dalam 3 tahun terakhir. Hal ini ditunjukkan oleh tabel dibawah ini

Tabel 2.79.

LPM Berprestasi

Uraian Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

Jumlah LPM 8 11 13 18 71

Jumlah LPM

Berprestasi

1 1 2 2 4

Persentase LPM

Berprestasi 0,16 0,16 0,33 0,33 0,66

Sumber : DPMGPKB, 2017

Dari Data tersebut diatas dapat dijelaskan bahwa LPM yang berpraestasi di Kabupaten

Bireuen sangat rendah jumlahnya yaitu pada tahun 2016 baru tersedia 4 LPM dari 609 desa

atau baru mencapai 0,66%.

4. Persentase PKK Aktif

Page 106: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 106

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

PKK adalah organisasi kemasyarakatan yang memberdayakan wanita untuk turut

berpartisipasi dalam pembangunan Indonesia. Adapun cakupan PKK aktif yang ada di

Kabupaten Bireuen bisa dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.80.

Persentase PKK Aktif

Uraian Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

Jumlah PKK aktif 80 110 130 160 176

Jumlah Kelompok PKK 609 609 609 609 609

Persentase PKK Aktif 0,15 18,06 21,35 26,27 28,90 Sumber : DPMGPKB, 2017

Dari tabel tersebut terlihat trend kenaikan kelompok PKK aktif rata rata per tahun 18,95 % di

tahun 2016 sudah mencapai 28,90 % (176 PKK aktif) dari target 609 desa . Untuk priode 5

tahun kedepan ( 2017 – 2022), direncanakan kenaikannya mencapai 37 % (225 kelompok

PKK aktif ).

5. Persentase Posyandu Aktif

Jenis UKBM ( Usaha Kesehatan Berbasis Masyarakat ) yang paling memasyarakat

adalah posyandu dengan kegiatan program prioritasnya yaitu perbaikan gizi, imunisasi,

penangganan diare, dan KB.

Di Kabupaten Bireuen, hampir semua desa mempunyai posyandu yaitu sebanyak 609

posyandu dan proposional dengan jumlah desa di Kabupaten Bireuen. Bahkan dari tahun 2014

sampai 2016 terdapat penambahan posyandu sebanyak 18 posyandu. Persentase jumlah

posyandu aktif dalam Kabupaten Bireuen dapat di lihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.81.

Persentase Posyandu Aktif

Uraian

Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

Jumlah Posyandu 609 609 6013 620 627

Jumlah desa 609 609 609 609 609

Persentase 100,0 100,0 100,7 101,8 103,0

Page 107: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 107

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Posyandu Aktif Sumber : DPMGPKB, 2017

Dari tabel tersebut diatas dapat digambarkan bahwa di Kabupaten Bireuen sudah

terbentuk 627 unit Posyandu aktif (103,0% ) yang tersebar di 17 Kecamatan dalam walayah

Kabupaten Bireuen, Pembinaan terus menerus dilakukan oleh instansi terkait agar

pemanfaatan posyandu oleh masyarakat terus meningkat.

II.3.2.2.7. PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA

1. Laju Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat

dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan “per

waktu unit” untuk pengukuran. Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk pada semua spesies,

tapi selalu mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara informal untuk sebutan

demografi nilai pertumbuhan penduduk, dan digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan

penduduk dunia. Pengertian lainnya adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah

tertentu setiap tahunnya. Kegunaannya adalah memprediksi jumlah penduduk suatu wilayah di

masa yang akan datang.

Jumlah penduduk Indonesia yang semakin banyak dari tahun ke tahun tentunya menimbulkan

dampak terhadap kehidupan social ekonomi Indonesia. Beberapa dampak sosial ekonomi yang

ditimbulkan dari banyaknya jumlah penduduk, antara lain:

1. Meningkatnya kebutuhan akan berbagai fasilitas sosial;

2. Meningkatnya persaingan dalam dunia kerja sehingga mempersempit lapangan

dan peluang kerja;

3. Meningkatnya angka pengangguran (bagi mereka yang tidak mampu bersaing)

Adapun usaha-usaha yang dilakukan pemerintah dalam menekan laju pertumbuhan penduduk

antara lain meliputi hal-hal berikut ini.

1. Meningkatkan pelayanan kesehatan dan kemudahan dalam menjadi akseptor

Keluarga Berencana.

2. Mempermudah dan meningkatkan pelayanan dalam bidang pendidikan,

sehingga keinginan untuk segera menikah dapat dihambat.

Page 108: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 108

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

3. Meningkatkan wajib belajar pendidikan dasar bagi masyarakat, dari 6 tahun

menjadi 9 tahun.

Tingginya laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Bireuen sangat tergantung terhadap

kesadaran masyarakat dalam mengikuti Program Keluarga berencana.Dalam hal ini bisa kita

lihat persentase laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Bireuen sebagai berikut:

Tabel 2.82.

Laju Pertumbuhan Penduduk

URAIAN TAHUN

2012 2013 2014 2015 2016

Persentase Laju Pertumbuhan

Penduduk

- 1,90 % 2,31 % 2,81 % 1,91 %

Sumber : DPMGPKB, 2017

2. Total Fertility Rate (TFR)

Total Fertility Rate adalah jumlah anak yang akan dipunyai seorang wanita selama

masa reproduksinya per 1000 wanita. Asumsi yang digunakan yaitu tidak ada seorang

perempuan pun yang meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksinya dan tingkat fertilitas

menurut umur tidak berubah pada periode waktu pengukuran.

Sudah saatnya, pemerintah kembali meningkatkan perhatian pada Keluarga Berencana.

Perbedaan dengan program pada 1970-an adalah bahwa program saat ini harus tidak berfokus

pada penurunan angka kelahiran. Sebab, angka kelahiran di Indonesia telah rendah.

Masyarakat sudah ingin membatasi kelahiran mereka. Alat kontrasepsi kini telah menjadi

salah satu kebutuhan dasar penduduk Indonesia.

Dalam hal ini bisa kita lihat angka kelahiran total di Kabupaten Bireuen sebagai berikut:

Tabel 2.83.

Total Fertility Rate (TFR)

URAIAN TAHUN

2012 2013 2014 2015 2016

Total Fertility Rate (TFR) 2,60% 0,00 % 0,00% 2,29% 2.34%

Sumber : DPMGPKB, 2017

Page 109: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 109

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

3. Rata – rata Jumlah anak Per Keluarga

Berdasarkan Data dan Informasi Kesehatan Provinsi Aceh tahun 2012, untuk

Kabupaten Bireuen jumlah penduduk diketahui sebanyak 398.201 jiwa. Dari Profil Dinas

Kesehatan Kabupaten Bireuen tahun 2013, diketahui angka kelahiran hidup sebanyak 7714

jiwa. Kabupaten Bireuen memiliki 18 kecamatan yang salah satunya adalah Kecamatan

Samalanga.

Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan, diketahui bahwa Kecamatan

Samalanga sebagai kecamatan dengan jumlah angka kelahiran terbanyak di Kabupaten

Bireuen. Menurut hasil pencatatan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bireuen, jumlah angka

kelahiran hidup adalah 679 jiwa. Terdapat 3907 wanita ≥ 45 tahun dengan jumlah anak yang

dimiliki setiap kepala keluarga adalah 4 sampai 8 orang anak. Berdasarkan wawancara yang

dilakukan terhadap 10 orang responden yang ada di Kecamatan Samalanga diperoleh hasil

bahwa mata pencaharian masyarakat di Kecamatan Samalanga mayoritas (80%) adalah petani.

Namun kebanyakan dari mereka adalah petani yang tidak memiliki lahan sendiri melainkan

menyewa dari pemilik tanah, akibatnya dari segi pendapatan dapat dikatakan sangat rendah.

Hal ini diketahui dari jawaban responden yaitu sebanyak 60% reponden yang menyatakan

bahwa hasil pendapatan dari pekerjaan mereka tidak sepenuhnya dapat digunakan untuk

kebutuhan keluarga, melainkan harus disisakan untuk membayar sewa tanah atau tambak yang

mereka pakai. Selanjutnya terdapat 70% responden yang menyatakan bahwa anak bisa

membantu mereka dan merawat mereka dihari tua, serta anak juga bisa membantu pekerjaan

mereka, misalnya setelah anaknya pulang dari sekolah, sehingga menurut mereka, anak dapat

membantu mengurangi beban keluarga dan dapat dijadikan sumber investasi dihari tua.

Pada survei diketahui juga bahwa 80% responden menginginkan anak lebih dari dua.

Fakta tersebut sekaligus membuktikan pula bahwa belum terlaksana dengan baik program

Keluarga Berencana (KB) di Kecamatan Samalanga, karena 60% reponden menyatakan tidak

mengikuti program KB dengan alasan tidak cocok dan tidak diizinkan suami, serta terdapat

50% responden yang menyatakan jika belum memiliki anak laki-laki ataupun anak perempuan

keluarga terasa belum lengkap. Ketika ditanya pendapatnya apakah setuju jika banyak anak

banyak rezeki, terdapat 50% responden yang menjawab setuju, karena menurut mereka ketika

Page 110: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 110

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

hanya memiliki 1 dan 2 anak saja, rezeki mereka tidak seperti sekarang, namun setelah

memiliki 5 anak rezeki mereka lebih banyak dari sebelumnya.

Tabel 2.84.

Rata-Rata Jumlah Anak per Keluarga

URAIAN TAHUN

2012 2013 2014 2015 2016

Rata – rata Jumlah

Anak per keluarga

2 Org 2 Org 2 Org 2 Org 2 Org

Sumber : DPMGPKB, 2017

Dari Data tersebut , rata-rata anak per keluarga secara Kabupaten adalah 2 orang

4. Rasio Akseptor KB

Rasio akseptor KB adalah jumlah akseptor KB dalam periode 1 (satu) tahun per 1000

pasangan usia subur pada tahun yang sama. Besarnya angka partisipasi KB (akseptor)

menunjukkan adanya pengendalian jumlah penduduk. Data rasio akseptor KB merupakan

jumlah akseptor KB yang tediri dari akseptor KB laki - laki dan akseptor KB perempuan.

Tabel 2.85.

Rasio Akseptor KB

URAIAN TAHUN

2012 2013 2014 2015 2016

Jumlah PUS 70.824 64.527 67.780 70.689, 75.792,

Jumlah PA 62.561 47.541 55.652 57.969 65.303

Rasio Akseptor KB

1: 1,13 1:1,36 1:1,22 1:1,22 1:1,16

Sumber : DPMGPKB, 2017

5. Cakupan pasangan usia subur (PUS) yang istrinya di bawah 20 tahun

Pasangan Usia Subur adalah pasangan suami istri yang usia istrinya antara 15 – 49 tahun

yang kemudian dibagi menjadi 3 (tiga ) kelompok yakni; dibawah usia 20 tahun, antara 20 35

tahun dan usia diatas 35 tahun. Berdasarkan pertimbangan fisik dan mental usia terbaik

melahirkan adalah antara 20 35 tahun, sehingga sangat dianjurkan bagi setiap wanita dapat

menikah diatas 20 tahun.

Dengan demikian yang dimaksud Pasangan Usia Subur (PUS) yang isterinya di bawah

usia 20 tahun adalah suatu keadaan pasangan suami istri yang isterinya masih di bawah usia

Page 111: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 111

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

20 tahun yang dapat menyebabkan resiko tinggi bagi seorang ibu yang melahirkan dan anak

yang dilahirkan. Untuk mengukur dampak hasil suatu daerah dalam Pelayanan Komunikasi

Informasi dan Edukasi pendewasan usia kawin.

Berikut data kondisi Kabupaten Bireuen tentangCakupan pasangan usia subur

(PUS) yang istrinya di bawah 20 tahun,

Tabel 2.86.

Cakupan pasangan usia subur (PUS) yang istrinya di bawah 20 tahun

URAIAN TAHUN

2012 2013 2014 2015 2016

Cakupan pasangan usia

subur (PUS) yang istrinya

di bawah 20 tahun

729

PUS

711 PUS 1.230

PUS

216

PUS

-

Sumber : DPMGPKB, 2017

II.3.2.2.8. PERHUBUNGAN

Keberadaan sarana dan prasarana transportasi dinilai cukup penting dalam menunjang

berbagai aktifitas kehidupan masyarakat sehari-hari. Gambaran kondisi dan keadaan fasilitas

transportasi angkutan umum di Kabupaten Bireuen dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.87.

Arus Penumpang Angkutan Umum & Prasarana Transportasi

Kabupaten Bireuen Tahun 2012-2016

Uraian Satuan 2012 2013 2014 2015 2016

Jumlah Penumpang

AngkutanDarat

Orang 43783 43901 44125 44550 45268

JumlahAngkutan Darat Unit 431 464 697 915 1083

Ras i o Persen 1 : 101 1 : 94 1 : 63 1 : 48 1 : 41

Jumlah Terminal Bis Unit 4 4 5 5 5

Jumlah Pelabuhan Laut Unit - - - - -

Sumber : Dishub Kab. Bireuen, 2017

Tabel diatas menunjukkan gambaran bahwa secara keseluruhan ketersediaan sarana

dan fasilitas transportasi angkutan umum di Kabupaten Bireuen selama ini dinilai sudah cukup

Page 112: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 112

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

memadai. Keberadaan fasilitas transportasi angkutan umum tersebut tentunya bersinergi serta

saling mendukung dengan posisi dan letak geografis wilayah Kabupaten Bireuen yang berada

di jalur perlintasan jalan negara Lintas Sumatera, dimana terdapat sejumlah angkutan

penumpang umum, yang meskipun bukan tercatat sebagai armada/kendaraan yang berbasis di

daerah ini, namun lintasan trayek yang mereka lalui melewati wilayah Kabupaten Bireuen,

sehingga tentu dapat senantiasa dimanfaatkan oleh masyarakat yang membutuhkan sarana

transportasi.

II.3.2.2.9. KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Untuk saat ini cakupan pengembangan dan pemberdayaan kelompok informasi

masyarakat di tingkat kecamatan baru berjalan di Kecamatan Peulimbang yang dibina oleh

Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian Kabupaten Bireuen dengan tujuan sebagai

wahana informasi dan komunikasi antara masyarakat dengan pemerintah atau sebaliknya,

sebagai mitra dialog dengan pemerintah dalam merumuskan kebijakan publik dan sebagai

sarana peningkatan pemberdayaan masyarakat dibidang informasi.

Cakupan layanan telekomunikasi di Kabupaten Bireuen untuk wilayah permukiman

masyarakat baik perkotaan maupun perdesaan sudah seluruhnya terlayani. Sedangkan

dibeberapa wilayah perkebunan, pegunungan/dataran tinggi dan hutan yang berada jauh dari

permukiman, jangkauan layanan masih minim, mengingat tidak banyak penggunaan layanan

telekomunikasi ditempat-tempat tersebut.Jumlah tower komunikasi sebanyak 161 unit yang

tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Bireuen. Berikut adalah jumlah dan letak lokasi unit

tower telekomunikasi di Kabupaten Bireuen

Tabel 2.88.

Jumlah dan Lokasi Unit Tower Telekomunikasi di Kabupaten Bireuen

NO LOKASI TOWER (UNIT)

1 Kecamatan Kota Juang 21

2 Kecamatan Jeumpa 12

3 Kecamatan Juli 14

4 Kecamatan Kuala 6

Page 113: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 113

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

5 Kecamatan Jangka 7

6 Kecamatan Peusangan 16

7 Kecamatan Psg. Selatan 5

8 Kecamatan Psg. Siblah Krueng 4

9 Kecamatan Kuta Blang 10

10 Kecamatan Makmur 5

11 Kecamatan Gandapura 11

12 Kecamatan Peudada 13

13 Kecamatan Peulimbang 5

14 Kecamatan Jeunieb 10

15 Kecamatan Pandrah 3

16 Kecamatan Simpang Mamplam 7

17 Kecamatan Samalanga 13

JUMLAH 161

Sumber : Dinas Kominfo Kab. Bireuen, 2017

Berdasarkan perintah Pasal 232 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014

tentang Pemerintahan Daerah, telah mengeluarkan Peraturan Nomor 18 Tahun 2016 tentang

perangkat daerah menyebutkan Pembetukan dan susunan perangkat daerah ditetapkan dengan

perda. Berdasarkan perintah tersebut di Kabupaten Bireuen telah dikeluarkan Qanun

Kabupaten Bireuen Nomor 3 Tahun 2016 tentang pembetukan dan susunan perangkat daerah

Kabupaten, dalam Qanun tersebut ada dinas yang dileburkan da nada dinas yang digabungkan.

Sejumlah dinas yang dileburkan adalah dinas pemuda olah raga dan pariwisata disatukan

dengan dinas pendidikan. Selanjutnya dinas pengairan dan dinas pasar dan kebersihan melebur

dalam dinas perhubungan. Ini berasal dari dinas perhubungan dan Infokom yang dileburkan.

Serta ada beberapa dinas lainnya yang dinilai serumpun oleh aturan . Dalam Pasal 3 huruf c

butir 10 menyatakan dinas komunkasi informatika dan persandian, Tipe B menyelenggarakan

urusan pemerintahan bidang komunikasi dan informatiaka, bidang persandian dan bidang

statistik.

Page 114: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 114

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

II.3.3.10. KOPERASI, USAHA KECIL, DAN MENENGAH

Peran masyarakat pelaku dunia usaha atau swasta, khususnya usaha mikro, kecil,

menengah dan koperasi sebagai penggerak roda perekonomian di Indonesia secara

keseluruhan haruslah diakui masih cukup tangguh, terutama dalam menghadapi terpaan

berbagai krisis yang melanda selama ini. Kondisi tersebut pula yang mendorong pemerintah,

termasuk pemerintah Kabupaten Bireuen dalam hal ini, perlu terus memberikan perhatian bagi

pengembangan sektor UMKM yang ada di daerah ini, termasuk dalam kaitannya dengan

upaya memperluas kesempatan kerja bagi masyarakat daerah ini sendiri. Namun demikian

tentunya upaya tersebut tidaklah senantiasa dapat berjalan dengan mudah tanpa hambatan

apapun. Gambaran terkait keberadaan koperasi dan UMKM di Kabupaten Bireuen selama ini

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.89.

Jumlah Koperasi dan UKM Kabupaten BireuenTahun 2013-2016

Uraian Satuan 2013 2014 2015 2016

Jumlah Koperasi Aktif Unit 158 165 180 189

Jumlah Koperasi Unit 392 396 402 309

Rasio Koperasi Aktif Persen 40,3 41,6 44,7 61,6

Jumlah Usaha Mikro & Kecil Unit 854 1017 1019 6400

Sumber : Dinas Penanaman Modal, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kab. Bireun, 2017

Tabel di atas menggambarkan bahwa secara umum keberadaan koperasi di Kabupaten

Bireuen selama ini masih perlu mendapat perhatian serius semua pihak, terutama instansi

pemerintah daerah terkait dalam hal ini.Pada tahun 2013, jumlah koperasi yang terdapat di

Kabupaten Bireuen sebanyak 392 koperasi, sampai dengan 2016, jumlah koperasi ini

berkurang menjadi 309 unit koperasi. Dilihat dari jumlahnya, koperasi yang terdapat di

Kabupaten Bireuen menurun jumlahnya, tetapi jumlah koperasi yang aktif semakin bertambah.

Hal ini memperlihatkan bahwa, sejalan dengan waktu, masyarakat Kabupaten Bireuen secara

perlahan mengaktifkan kembali fungsi dan operasi dari unit koperasi yang telah berjalan

sebelumnya.

Page 115: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 115

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Namun tidak demikian halnya dengan gambaran perkembangan jumlah usaha mikro

dan kecil yang terdapat di Kabupaten Bireuen dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir.

Terlihat peningkatan jumlah usaha mikro dan kecil yang cukup tajam di Kabupaten Bireuen,

dari 854 unit di tahun 2013 menjadi sebanyak 6.400 unit usaha mikro dan kecil di tahun

2016.Fenomena tersebut kiranya dinilai sejalan dengan tren peningkatan dominasi kontribusi

sektor perdagangan, hotel dan restoran dalam pembentukan PDRB Kabupaten Bireun dalam

beberapa tahun terakhir, dimana komposisi usaha perdagangan pada kelompok skala usaha

mikro dan kecil memang cukup mendominasi. Untuk itu diperlukan perhatian dan upaya yang

lebih focusdan terarah dalam melakukan pembinaan terkait pengembangan usaha mikro dan

kecil, karena kontribusikelompok usaha mikro dan kecil selama ini memang telah teruji cukup

tangguh dalam menghadapi terpaan krisis,sehingga terus dapat menjadi pilar utama yang

menyangga perekonomian daerah di masa mendatang.

II.3.2.2.11. PENANAMAN MODAL

Peran keberadaan modal dalam negeri maupun modal asing merupakan dimensi atau

bagian penting dari pelaksanaan pembangunan suatu daerah. Kehadiran investor kiranya

memang akan sangat dipengaruhi oleh kondisi dan situasi internal daerah tersebut, seperti

stabilitas ekonomi, politik, penegakan hukum maupun sejumlah aspek lingkungan lainnya.

Investasi dimaksud tentunya diharapkan dapat berdampak positif bagi perkembangan

perekonomian daerah, terutama dalam mendorong daya beli masyarakat sebagai dampak dari

peningkatan jumlah serapan tenaga kerja di sejumlah investasi usaha tersebut. Data yang

berupaya dikumpulkan terkait jumlah investasi yang ada di Kabupaten Bireuen dalam

beberapa tahun terakhir, kiranya belum dapat memberikan gambaran yang cukup

menggembirakan bagi semua pihak. Ke depan, kiranya perlu dipikirkan langkah-langkah

maupun kebijakan terkait dengan upaya untuk mendorong peningkatan jumlah dan besaran

nilai investasi di Kabupaten Bireuen, terutama bagi investasi yang berasal dari luar daerah

bahkan luar negeri, agar dari semua itu nantinya akan lebih memperluas kesempatan dan

peluang kerja bagi masyarakat daerah ini, yang pada akhirnya juga akan mendorong

percepatan pertumbuhan ekonomi dan keberhasilan pembangunan secara keseluruhan.

Page 116: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 116

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Tabel 2.90.

Jumlah Investor Berskala Nasional (PMDN/PMA) Pada Tahun 2016

di Kabupaten Bireuen

No Uraian Jumlah investor

1 Jumlah Investor

Berkala Nasional

(PMDN/PMA)

Jumlah Investor Berkala Nasional (PMDN/5)

1 PT. Suryawindu Pertiwi

2 PT. Takabeya Perkasa Group

4 Blang Keutumba

5 Buana Aceh Sejahtera (BAS)

6 PT. Akmal Abadi

7 PT. Alif Putra Mandiri

8 MITANA

9 PT. Cipta Karya Aceh

10 PT. Nahla Sampurna

10 PT. Kreung Meuh

2 Jumlah Nilai Investasi

Berkala Nasional

(PMDN/PMA)

Jumlah Nilai Investasi Berkala Nasional (PMDN/PMA) RP

.70.964.363.798,-

3 Rasio Daya Tenaga

Kerja

Jumlah Tenaga Kerja bekerja pada perusahaan 938 orang

4 Menaikan/ Penurunan

Nilai Realisasi PMDN

( Miliar Rupiah)

Realisasi PMDN tahun evaluasi tahun evaluasi - realisasi PMDN

tahun sebelumnya realisasi Rp. 70.964.363.798,-

Sumber : Dinas Penanaman Modal, Perdagangan, Koperasi, dan UKM, Tahun 2017

II.3.2.2.12. KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA

Di bidang olah raga, Kabupaten Bireuen mengalami cukup banyak kemajuan, terutama

di cabang sepak bola yang sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat daerah ini sehari-

hari. Beberapa permasalahan yang penting dan perlu diatasi dalam upaya peningkatan dan

pengembangan prestasi olah raga di masa mendatang adalah masih terbatasnya keberadaaan

sarana dan prasarana olah raga yang dapat di manfaatkan oleh masyarakat. Selain itu

rendahnya partisipasi masyarakat di bidang olahraga, upaya pembinaan dan penjaringan bibit

atlet cabang olahraga prestasi yang belum optimal, manajemen olahraga yang belum

profesional, serta masih rendahnya bentuk pengakuan dan penghargaan bagi atlet berprestasi.

Tabel 2.91.

Perkembangan Seni, Budaya dan Olah Raga di Kabupaten Bireuen

Page 117: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 117

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

CAPAIAN PEMBANGUNAN 2012 2013 2014 2015 2016

Jumlah Grup Kesenian 12 110 81 89 107

Jumlah Gedung Kesenian - - - - -

Jumlah Cabang Olah Raga 28 30 18 30 32

Jumlah Gedung Olah Raga 1 1 1 1 1

Sumber : Dinas Kebudayaan Pemuda dan Olahraga 2017

II.3.2.2.13. PERSANDIAN

Persandian merupakan bidang urusan pengamanan informasi rahasia yang dilaksanakan

dengan menerapkan konsep, teori, dan ilmu pendukung lainnya secara sistematis, metodologis, dan

konsisten serta terikat pada etika profesi sandi. Dalam Pemerintahan Kabupaten Bireuen,

persandian berada di bawah Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian, tetapi hingga saat

ini bidang urusan persandian belum melaksanakan program dan kegiataan yang terkait dengan

persandian mengingat tingkat kepentingan dan kebijakan anggaran sehingga urusan bidang

persandian ini terlihat tidak aktif.

II.3.2.2.14. KEBUDAYAAN

Kabupaten Bireuen merupakan salah satu Kabupaten yang memiliki keanekaragaman

budaya serta potensi alam yang subur dan indah. Penduduknya yang relatif heterogen telah

melahirkan budaya yang beraneka ragam. Penguatan budaya daerah yang dilandasi nilai-nilai

ajaran Islam perlu terus didorong dan dilaksanakan secara berkelanjutan di Kabupaten

Bireuen. Untuk kedepannya masih diperlukan upaya untuk menggali dan melestarikan serta

mengembangkan adat, budaya dan kearifan lokal yang sesuai dengan syariat Islam.

Tabel 2.92.

Perkembangan Seni, Budaya di Kabupaten Bireuen

CAPAIAN PEMBANGUNAN 2012 2013 2014 2015 2016

Jumlah Grup Kesenian 12 110 81 89 107

Jumlah Gedung Kesenian - - - - -

Sumber : Dinas Kebudayaan Pemuda dan Olahraga 2017

Page 118: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 118

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

II.3.2.2.15. PERPUSTAKAAN

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 43 Tahun 2007. Pemerintah

Republik Indonesia menetapkan bahwa dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa

sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945, perpustakaan sebagai wahana belajar sepanjang hayat mengembangkan potensi

masyarakat agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab dalam mendukung penyelenggaraan pendidikan nasional.

Salah satu upaya untuk memajukan kebudayaan nasional, perpustakaan merupakan

wahana pelestarian kekayaan budaya bangsa; ditumbuhkan budaya gemar membaca melalui

pengembangan dan pendayagunaan perpustakaan sebagai sumber informasi dan pusat sumber

belajar bagi masyarakat.

Pengembangan dan pendayagunaan perpustakaan sebagai pusat sumber

belajarmasyarakat akan lebih dirasakan manfaatnya bila pelayanan yang diberikan

optimalsehingga memberikan kepuasan kepada pemustaka.Sebagaimana terdapat dalam

KeputusanMen.PAN No. 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum

PenyelenggaraanPelayanan Publik yang menjadi acuan bagi seluruh penyelenggara pelayanan

publikdalam pengaturan dan pelaksanaan kegiatan pelayanan publik sesuai

kewenangannyadengan tujuan untuk mendorong terwujudnya penyelenggaraan pelayanan

publik yangprima dalam arti memenuhi harapan dan kebutuhan, baik pemberi maupun

penerimapelayanan.Sejalan dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara Nomor:PER/20/M/AN/04/2006 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan

Publikmenjelaskan bahwa standar pelayanan publik adalah suatu tolok ukur yang

dipergunakansebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas

pelayanansebagai komitmen atau janji dari penyelenggara pelayanan kepada masyarakat

untukmemberikan pelayanan yang berkualitas.

Atas dasar peraturan pemerintah tersebut maka pemerintah Kabupaten Bireuen

tahun 2012 telah membentuk bagian perpustakaan sebagai wahana pelestarian kebudayaa,

mendukung pelayanan pendidikan dan menyampaikan informasi melalui perpustakaan.

Menyingkapi perkembangan informasi dan budaya pelestarian budaya maka pemerintah

Kabupaten Bireuen meningkatkan status bagian perpustakaan menjadi kantor pada tahun 2015

Page 119: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 119

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

dan menjadi Dinas Perpustakaan dan Arsip pada tahun 2017. Peningkatan status organisasi

tersebut tidak telepas dari meningkatnya budaya baca dalam masyarakat dan kepentingan arsip

daerah yang harus didokumentasikan.

Sejak ditetapkan Bireuen sebagai kabupaten Literasi membuat budaya baca di

kalangan masyarakat terutama pelajar menjadi semakin meningkat. Hal yang dinilai sangat

baik dan akan berdampak positif kedepannya telah menjadikan kabupaten Bireuen sebagai

salah salah satu Kabupaten Literasi dengan Katagori terbaik. Atas prestasi tersebut, pada

tanggal 20 Maret 2017, kabupaten Bireuen berhasil memperoleh Anugerah Literasi Prioritas

bersama 18 kabupaten lainnya dari kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Prestasi ini

harus tetap dipertahankan dengan cara pembiasaan, pengembangan dan pembelajaran baik di

sekolah-sekolah maupun gedung perpustakaan umum yang selama ini telah menjadi pusat

informasi bagi semua kalangan mulai dari anak-anak, pelajar, mahasiswa hingga orang dewasa

yang membutuhkan inormasi. Budaya baca juga akan dapat menjadi salah satu penentu

kualitas dari Sumber Daya Manusia.

Mengingat besarnya peran dan fungsi perpustakaan sebagai pusat informasi, Dinas

Perpustakaan dan Arsip kabupaten Bireuen terus berupaya untuk meningkatkan pelayanan

mereka kepada masyarakat. Yang menjadi persoalan saat ini Saranadan prasarana dibidang

perpustakaan yang belum representatif untuk memfasilitasi pengunjung perpustakaan menurut

katagori umur maupun sumber bacaan. Seperti ruang anak yang tidak mampu menampung

jumlah kunjungan lebih dari 20 orang. Sementara minat dan jumlah kunjungan terbanyak

berada di ruang anak. Buku-buku anak juga masih perlu penambahan mengingatnya besarnya

minat anak untuk mendapatkan sesuatu yang baru terutama yang berkaitan dengan budaya.

Begitu juga sara dan prasarana ruang baca anak. Begitu juga ruang pengolahan yang belum

memenuhi standar kelayakan pengolahan.

Pengunjung perpustakaan didominasi oleh pelajar, mahasiswa dan anak-anak yang

berada di sekitar ibu Kota Kabupaten, dengan jumlah anggota perpustakaan 466

anggota.Minat baca masyarakat terlihat bertambah dari data kunjungan perpustakaan.Untuk

pengunjung anak-anak terkadang melebih daya tampung ruangan sehingga untuk

memfasilitasi kunjungan bidang perpustakaan terus mengelola kesiapan ruangan dan petugas

pendamping.

Page 120: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 120

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Adapun jumlah pengunjung perhari rata-rata 76 orang dan setahun yang meminjam

dan membaca buku di perpustakan kabupaten sebagaimana terlihat dalam tabel berikut

berikut:

Tabel 2.93.

Jumlah Pengunjung dan Kartu/Anggota Perpustakaan di Kabupaten Bireuen

No Tahun

1 2014 16.699 Orang 18 Orang

2 2015 1.003 Orang 10003 Orang

3 2016 10.908 Orang 516 Orang

4 2017 28.610 Orang Orang

Jlh. Pengunjung Jumlah anggota

Sumber : Kantor Perpustakaan dan Kearsipan, 2017

Untuk memotivasi minat baca penataan ruangan dan jumlah koleksi buku perlu terus

ditingkatkan. Sehingga target kunjungan yang ingin dipacu pada usia anak-anak dan orang tua

dapat tercapai.

Untuk memenuhi kebutuhan pelayanan perpustakaan di lokasi terpencil pemerintah

Kabupaten Bireuen memberikan layanan perpustakaan bergerak melalui motor dan mobil

perpustakaan keliling.Mobil pustaka tersebut mengunjungi sekolah, dayah dan gampong-

gampong yang untuk memacu minat baca masyarakat dengan beragam koleksi buku. Lokasi

tersebut tersebar dalam 14 kecamatan, sedangkan 3 kecamatan lainnya yaitu Kota Juang,

Kecamatan Kuala dan Kecamatan Jeumpa dikunjungi oleh motor pintar. . Sedangkan Motor

pintar melakukan kunjungan ke SD/MI dengan jumlah yang sama pula yaitu 75 lokasi, total

keseluruhan 174 lokasi. Dengan Jumlah koleksi buku di MobilPustaka Keliling terdiri dari 368

Eksemplar dan motor pintar 312 Eksemplar.

II.3.2.2.16. KEARSIPAN

Menurut Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan,

pengertian mengenai arsip atau kintaka adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam

berbagai bentuk dan media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi

yang dibuat dan diterima oleh lembaga negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan,

Page 121: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 121

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan dalam

pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Arsip sangat berbeda dengan bahan pustaka yang terdapat dalam perpustakaan. Arsip

mempunyai ciri khusus yang berbeda dengan bahan pustaka diantaranya adalah arsip harus

autentik dan terpercaya sebagai alat bukti yang sah, informasinya utuh, dan berdasarkan asas

asal usul (principle of provenance) dan aturan asli (principle oforiginal order). Arsip terdiri

dari 2 jenis, antara lain:

a. Arsip Konvensional; contoh: arsip kertas

b. Arsip Media Baru; contoh: arsip micro film, kaset dll.

Arsip pemerintah di Kabupaten Bireuen selama ini sudah mulai dikelola secara lebih baik.

Hal ini tidak terlepas dari pembinaan dan arahan yang dilakukan oleh bagaian arsip yang ada

di Dinas Perpustakaan dan Arsip. Namun peningkatan masih sangat dibutuhkan dimana dinas

yang telah mengelola arsip secara benar sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal masih

sangat minim, hanya sekitar 10 persen. Disamping itu petugas yang menguasai cara

pengelolaan arsip sesuai standar juga masih sangat kurang dan perlu mendapat keahlian

khusus tentang kearsipan. Berangkat dari persoalan yang ada saat ini, dibutuhkan perhatian

terhadap pembinaan terhadap pengelolaan arsip di dinas-dinas dan peningkatatan kualifikasi

arsiparis serta peningkatan sarana dan prasaran kearsipan guna pningkatan pelayanan terhadap

kearsipan.

II.3.3. FOKUS LAYANAN URUSAN PILIHAN

II.3.3.1. PARIWISATA

Sektor pariwisata juga merupakan salah satu potensi sumber daya yang terdapat di

daerah Kabupaten Bireuen. Terdapat sejumlah obyek wisata yang jika dikembangkan dan

dikelola dengan baik, secara ekonomis juga dapatbermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan

masyarakat, maupunsebagai sumber pemasukan bagi pendapatan daerah. Sejumlah lokasi

obyek wisata di wilayah Kabupaten Bireuen adalah sebagai berikut :

Tabel 2.94.

Lokasi Objek Wisatadi Kabupaten Bireuen Tahun 2008-2011

Page 122: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 122

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Lokasi/Kecamatan Nama Obyek Wisata

Samalanga 1. Pemandian Kr. Batee Iliek

2. Makam Pocut Di Tanjung

3. Makam Tun Sri Lanang

Sp. Mamplam 1. Makam Syuhada 8

2. Pemandian Peueneuleut Baroh

3. Pantai Ujong Kareung

Jeunib Makam Syuhada 44

Jeumpa 1. Makam Raja Jeumpa

2. Paya Jagat

3. Pantai Kuala Jeumpa

Kuala 1. Pantai Ujong Blang

2. Pantai Krueng Juli Timu

3. Pantai Kuala Raja

4. Pantai Krueng Juli Barat

Pandrah Pantai Ujong Bate

Juli 1. Pemandian Krueng Simpo

2. Cot Panglima

Peusangan Sb. Krueng Pemandian Pante Lhong

Gandapura Pemandian Blang Rhee

Kuta Blang 1. Makam Tgk. Chik Di Manyang

2. Makam Tgk. Chik Malem

3. Tugu Kuta Hom

Kota Juang Tugu Kota Juang

Sumber : RTRW

Untuk urusan pariwisata belum terkelola dengan baik sehingga lemahnya data yang

dimiliki baik data kunjungan wisata, lamanya kunjungan wisata maupun PAD sektor

pariwisata belum dapat tersajikan agar menjadi perhatian penataan dan pengelolaan sektor

pariwisata pada tahun-tahun mendatang.

II.3.3.2. PERTANIAN

Sektor pertanian mempunyai peranan yang penting dan strategis dalam pembangunan

Kabupaten Bireuen.Hal ini didukung dengan kondisi geografis yang sebagian besar

wilayahnya merupakan wilayah agraris. Lapangan usaha ini pada tahun 2016 mampu

menyerap 90.767 orang tenaga kerja dan dapat menyumbang 33,91% PDRB Kabupaten

Page 123: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 123

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Bireuen atau sekitar 3,65 trilyun. Nominal ini disumbang oleh sub sektor; tanaman pangan dan

hortikultura, tanaman perkebunan, peternakan, jasa pertanian dan perburuan, kehutanan dan

penebangan kayu, serta perikanan.

1. Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB

Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Bireuen dari tahun 2012 - 2016

terus mengalami peningkatan sejalan dengan upaya pemerintah dan masyarakat terus bahu

membahu membenahi pembangunan di kabupaten ini. Sharenya sebagaimana data dari tabel

berikut:

Tabel 2.95. Kontribusi Sektor Pertanian

Terhadap PDRB di Kabupaten Bireuen Tahun 2012-2016 Lapangan Usaha Tahun

2012 2013 2014 2015 2016*

(juta

rupiah)

(%) (juta

rupiah)

(%) (juta rupiah) (%) (juta

rupiah)

(%) (juta

rupiah)

(%)

Pertanian 2.518.474,40 34,12 2.584.308,40 34,19 2.566.955,10 33,80 2.664.514,90 34,23 2.731.052,00 33,90

1. Pertanian,

Peternakan,

Perkebunan dan Jasa

Pertaniaan

1.755.918,0 23,61 1.819.754,1 24,00 1.790.811,9 23,72 1.889.067,2 24,30 1.941.272,5 24,06

- Tanaman Pangan

dan Hortikultura

931638,7 12,89 991186,3 13,51 959.856,9 13,18 1.023.982,6 13,78 1.044.655,5 13,38

- Tanaman

Perkebunan

279932 3,68 293143,1 3,75 306.263,2 3,89 324.449,1 3,85 342.099,5 3,98

- Peternakan 433570,3 5,55 421370 5,26 412.581,0 5,27 422.310,4 5,27 427.519,0 5,28

- Jasa Pertanian dan

Perburuan

110777 1,49 114054,7 1,48 112.110,8 1,38 118.325,1 1,40 126.998,5 1,42

2. Kehutanan dan

Penebangan Kayu

83380,3 1,06 83952 1,00 87.723,0 0,99 86.591,4 0,96 88.094,4 0,97

3. Perikanan 679176,1 9,45 680602,3 9,19 688.420,2 9, 09 688.856,3 8,97 701.685,1 8,87

Sumber : Dinas Pertanian, 2017

Berdasarkan tabel diatas rata-rata kontribusi subsektor; tanaman pangan dan hortikultura

adalah 13,35%, tanaman perkebunan adalah 3,83%, peternakan adalah 5,33%, jasa pertanian

dan perburuan 1,43%, kehutanan dan penebangan kayu 1%, serta perikanan 9,11%.

Capaian PDRB sektor perkebunan tanaman keras relatif kecil karena dari 4komoditas

utama, yaitu : Kelapa, Kakao,Karet, dan pinang, peningkatannya belum signifikan.Disisilain

harga komoditas perkebunan tanaman keras dipengaruhi harga di pasaran dunia yang

Page 124: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 124

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

fluktuatif, sehingga mempengaruhi budidaya perkebunan tanaman keras di tingkatdomestik.

Kondisi ini menyebabkan masyarakat cendrung memilih menanam tanaman semusim seperti

pepaya, tebu, dan pisang yang lebih prospektif dan lebih elastis di pasaran domestik.Kondisi

tanaman keras pada perkebunan masih didominasi tanaman yang rusak/tua (TT/TR) dan

Tanaman belum menghasilkan (TBM).Upaya peremajaan sebagian telah dilakukan namun

belum maksimal produksinya.Pola tanam yang dilakukan para pekebun belum sepenuhnya

intensif, masih bersifat usaha sampingan akibat dihadapkan pada keterbatasan modal dan

peralatan usaha tani. Kesemua ini berimplikasi pada rendahnya produkstivitas yang dicapai

pada saat panen.

Tabel 2.96. Produksi dan Produktivitas Tanaman Perkebunan Utama

di Kabupaten Bireuen Tahun Kelapa Dalam Kakao Karet Pinang

Produksi

(Ton)

Produktivitas

(Kg/Ha)

Produksi

(Ton)

Produktivitas

(Kg/Ha)

Produksi

(Ton)

Produktivitas

(Kg/Ha)

Produksi

(Ton)

Produktivitas

(Kg/Ha)

2012 15.997 1.292 3.882 990 1.011 1.062 11.665 1.646

2013 13.510 1.100 2.540 675 1.057 1.330 11.272 1.620

2014 13.513 1.100 2.438 650 895 900 11.136 1.606

2015 13.411 1.100 2.685 656 969 913 11.447 1.610

2016 13.684 1.100 2.747 650 1.082 900 11.208 1.605

Sumber : Dinas Pertanian, 2017

Sub sektor peternakan juga memiliki andil dalam meningkatkan PDRB Sektor Pertanian

Kabupaten Bireuen dengan rata-rata kontribusinya 5,33% atau sekitar empat ratusan milyar

yang diperoleh melalui usaha peternakan ternak besar, ternak kecil dan unggas, walau masih

sebagai usaha sampingan. Potensi peternakan Kabupaten Bireuen sangat prospektif karna

didukung oleh sumber daya alam, sumber daya lahan dan sumber daya manusia yang sangat

menjanjikan. Perkembangannya sudah mulai maju, dalam peningkatan populasi telah

menggunakan teknologi Inseminasi Buatan (IB), untuk intensifikasi telah dilaksanan sistem

integrasi ternak – tanaman, pemanfaatan bio gas juga telah mulai dilkasanakan, industri pakan

ternak skala kecil juga telah ada dan berSNI, namun dalam meningkatkan produksinya sarana

prasarananya masih jauh dari memadai, teknologi pasca panen untuk pengolahan hasil masih

belum berjalan, sehingga nilai tambah petani masih sangat rendah.

Page 125: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 125

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Tabel 2.97. Sarana-Prasarana pendukung Usaha Peternakan Kabupaten Bireuen

Tahun Padang

Penggembalaan

Jumlah

Pos IB

(Unit)

Jumlah

PUSKESWAN

(Unit)

Jumlah

RPH

(Unit)

Jumlah

TPU

(Unit)

Jumlah Pasar Ternak

(Unit)

Jumlah Pasar Daging

(Unit)

Luas

(Ha)

Produksi

(Ton)

Ternak

Besar &

Kecil

Unggas Ternak

Besar &

Kecil

Unggas

2012 2.243 2.686 - 5 2 2 6 - 2 -

2013 2.243 2.686 - 7 2 2 6 6 2 2

2014 2.373 3.517 - 7 2 2 6 6 2 2

2015 1.685 3.253 8 8 2 2 7 6 2 4

2016 2.131 2.836 8 8 3 6 7 6 2 16

Sumber : Dinas Pertanian, 2017

Potensi sub sektor peternakan yang lazim diusahakan masyarakat di daerah ini adalah

sapi, kerbau, kambing, domba, ayam buras, ayam ras petelur, itik dan ayam ras pedaging,

dengan populasinya sebagaimana diperlihatkan pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.98.

Populasi Ternak di Kabupaten Bireuen Tahun Ternak Besar (ekor) Ternak Kecil (ekor) Unggas (ekor)

Sapi Kerbau Kambing Domba Ayam Itik 2012 58.825 3.406 37.215 20.794 766.714 376.784

2013 51.166 2.704 30.017 23.399 929.011 267.549

2014 56.422 4.124 39.926 21.492 1.183.564 190.028

2015 61.442 4.180 39.622 24.048 918.377 301.371

2016 53.057 2.640 32.200 21.733 974.498 303.752

Sumber : Dinas Pertanian, 2017

Sekalipun nilai kontribusi pertanian jauh lebih tinggi dari sektor lainnya namun pada

kenyataannya cendrung monoton dan melambat akibat berkembangnya sektor non pertanian

yang memanfaatkan lahan pertanian dan pergeseran tingkat strata sosial dengan pola pikir

anak petani jangan jadi petani lagi.Situasi ini menggambarkan bahwa dalam jangka panjang

dominasi kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Bireuen semakin berkurang

dan akan bergeser ke sektor lain, terutama pada sektor industri pengolahan, perdagangan,

bangunan/perumahan, serta sektor jasa lainnya. Hal ini sebuah keniscayaan pola pertumbuhan

ekonomi yang bersifat progressive yang tidak konservatif pada sektor pertanian agraris.

Namun demikian sektor pertanian tetap harus dipacu pada aspek off farmnya dan mendorong

berkembangnya industri hilir yang berbasis pertanian sehingga mampu memberikan nilai

tambah bagi petani agarnilai tukar petani bisa ditingkatkan, dengan harapan disparitas

Page 126: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 126

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

pendapatan di sektor pertanian tidak terpaut jauh dengan sektor non pertanian yang diprediksi

pertumbuhannya akan lebih tinggi.

2. Produktivitas padi atau bahan pangan utama lainnya perhektar

Produktivitas padi dan bahan pangan utama lainnya di Kabupaten Bireuen selama lima

tahun terakhir terus berfluktuasi, sangat berpengaruh pada kondisi iklim dan tingkat berfungsinya

infrastruktur pertanian. Tingkat produktivitasnya digambarkan pada tabel berikut,

Tabel 2.99.

Produktivitas padi dan bahan pangan utama lainnya di Kabupaten Bireuen

Komoditi Pangan Tahun (Kw/ha)

2012 2013 2014 2015 2016

1. Padi 53 59 53 63 62

2. Jagung 32 31 37 38 38

3. Kedelai 17 16 15 16 15

4. Kacang Tanah 17 15 15 16 15

5. Kacang Hijau 18,7 14,37 13,37 15,27 15

6. Ubi Kayu 182,87 182,2 180,16 191,97 192

7. Ubi Jalar 97,78 97,16 141,88 156,57 157

Sumber : Dinas Pertanian, 2017

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui rata-rata produktivitas komiditi pangan Kabupaten

Bireuen adalah; padi 5,8 ton/ha, jagung 3,52 ton/ha, kedelai 1,58 ton/ha, kacang tanah 1,56

ton/ha, Kacang hijau 1,54 ton/ha, ubi kayu 18,58 ton/ha dan ubi jalar 13,01 ton/ha. Salah satu

faktor yang menyebabkan produksi pertanian sulit meningkat, utamanya komoditas pangan,

adalah terjadinya alih fungsi lahan secara terus-menerus, baik ke penggunaan non-pertanian

maupun ke komoditas perkebunan. Petani masih sering mengalami risiko gagal panen karena

kekeringan, banjir dan eksplosi hama dan penyakit.

3. Cakupan Bina Kelompok Tani

Pembinaan kelembagaan petani dilakukan secara berkesinambungan, diarahkan pada

perubahan pola pikir petani dalam menerapkan sistem agribisnis, poktan dan gapoktan harus

menjalankan fungsinya, serta peningkatan kapasitasnya melalui pengembangan kerjasama

dalam bentuk jejaring dan kemitraan.Kondisi saat ini masih banyak gapoktan yang belum

Page 127: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 127

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

memiliki kekuatan hukum sehingga posisi tawarnya rendah. Hal ini menyebabkan belum

optimalnya pelaksanaan kemitraan usahatani. Gapoktan yang berhasil mengembangkan

usahanya berpeluang untuk ditingkatkan kemampuannya membentuk kelembagaan ekonomi

petani.

Pemberdayaan petani dilakukan melalui kegiatan pelatihan dan penyuluhan dengan

pendekatan kelompok untuk mendorong terbentuknya kelembagaan petani yang mampu

membangun sinergi antar petani dan antar poktan dalam rangka mencapai efisiensi usaha.

Selanjutnya, dalam rangka meningkatkan kemampuan poktan dilakukan pembinaan dan

pendampingan oleh penyuluh pertanian, dengan melaksanakan penilaian klasifikasi

kemampuan poktan secara berkelanjutan yang disesuaikan dengan kondisi

perkembangannya.Agar poktan dapat menjadi kelembagaan petani yang memiliki kelayakan

usaha yang memenuhi skala ekonomi dan efisiensi usaha, maka poktan didorong untuk

menyatukan kelompoknya ke dalam gapoktan.

Gabungan kelompoktani berfungsi untuk memfasilitasi kegiatan-kegiatan usaha

bersama mulai dari sektor hulu sampai hilir secara komersial dan berorientasi pasar. Pada

tahap pengembangannya gapoktan dapat memberikan pelayanan informasi, teknologi dan

permodalan kepada anggota kelompoknya serta menjalin kerjasama dengan pihak lain.

Diharapkan penggabungan poktan dalam gapoktan akan menjadikan kelembagaan petani yang

kuat dan mandiri serta berdaya saing.

Penumbuhan gapoktan, dilakukan melalui tahapan :

a. Persiapan Penumbuhan Gabungan KelompokTani

Penyuluh pertanian melakukan identifikasi terhadap poktan yang berpotensi untuk

ditingkatkan kemampuannya melalui pengumpulan data dan informasi tentang

perkembangan poktan. Penyuluh pertanian melakukan advokasi (memberikan saran

dan pendapat) serta informasi kepada tokoh-tokoh petani setempat dan aparat desa

b. Proses Penumbuhan Gabungan Kelompok Tani.

Penyuluh pertanian memberikan sosialisasi melalui pertemuan kelompok-kelompok

tani dan pertemuan dusun dalam satu gampong. Membuat surat pernyataan

kesepakatan tertulis dari poktan-poktan tentang pembentukan gapoktan dan

membentuk kesepakatan gapoktan. Daftar poktan yang memenuhi syarat untuk

Page 128: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 128

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

bergabung dalam gapoktan selanjutnya dimasukkan dalam salah satu bahan dalam

penyusunan programa gampong. Setelah programa disusun maka pengembangan

gapoktan menjadi bahan bagi Rencana Kerja Tahunan (RKT) Penyuluh Pertanian

Adapun Gabungan Kelompoktani berketentuan sebagai berikut :

Gapoktan beranggotakan beberapa kelompoktani, memiliki pengurus terdiri dari: ketua,

sekretaris, bendahara dan seksi-seksi sesuai unit usaha yang dilakukan Peningkatan

kemampuan gapoktan dimaksudkan agar dapat berfungsi sebagai (1) unit usaha sarana dan

prasarana produksi; (2) unit usahatani; (3) unit usaha pengolahan; (4) unit usaha pemasaran;

dan (5) unit usaha keuangan mikro (simpan-pinjam) serta unit jasa penunjang lainnya.

Pengembangan gapoktan dilakukan agar gapoktan dapat lebih berdaya guna dan

berhasil guna. Ruang lingkup materi dalam pengembangan gapoktan meliputi (1) peningkatan

dan perluasan usahatani serta jenis usahatani yang berorientasi pasar; (2) peningkatan

kerjasama melalui jejaring dan kemitraan usahatani baik dengan sektor hulu maupun dengan

sektor hilir; (3) Fasilitasi penguatan gapoktan menjadi kelembagaan ekonomi petani dengan

basis poktan/gapoktan yang berbadan hukum guna meningkatkan posisi tawarnya.

Pengembangan gapoktan dilakukan melalui pendampingan penyuluh pertanian dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mengubah perilaku petani agar mengembangkan usaha produktif yang dikelola

secara bersama dalam satuan skala usaha untuk memenuhi kebutuhan pasar yang

menguntungkan dan efisien;

b. Meningkatkan perluasan fungsi-fungsi unit usaha dalam gapoktan, bisa juga

dengan perluasan kapasitas usaha dan/atau jenis usaha;

c. Pemberdayaan usaha pertanian melalui pengembangan jenis-jenis usaha yang

berorientasi pasar dan berskala ekonomi;

d. Fasilitasi pembentukan jejaring agribisnis/kemitraan antar pelaku utama dan

pelaku usaha;

e. Gapoktan yang berhasil dalam mengembangkan usahataninya ditingkatkan

kemampuannya untuk membentuk kelembagaan ekonomi petani yang berbadan

hukum;

Page 129: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 129

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

f. Pembentukan kelembagaan ekonomi petani diatur lebih lanjut melalui Petunjuk

Pelaksanaan Pengembangan Kelembagaan Ekonomi Petani.

Dalam rangka memantau proses pelaksanaan penumbuhan dan pengembangan

kelembagaan petani maka perlu dilakukan monitoring secara terencana, sistimatis dan

berkesinambungan, yang dilaksanakan pada masing-masing tingkatan; dalam hal ini untuk

Kabupaten Bireuen di tingkat kecamatannya dilakukan oleh BP3K dan untuk kabupaten

dilakukan oleh Dinas Pertanian.

Demikian juga evaluasi pembinaan kelompoktani perlu dilaksanakan secara teratur, baik

evaluasi awal (pre-evaluation), evaluasi proses (on-going evaluation), evaluasi akhir

(post/terminal evaluation), maupun evaluasi dampak (ex-post evaluation). Hasil monitoring

dan evaluasi dilaporkan secara reguler dan berjenjang mulai dari tingkat gampong, kecamatan,

kabupaten/kota, provinsi hingga ke pusat untuk mengetahui perkembangan poktan dan

gapoktan dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, penyuluh pertanian di lapangan dan petugas

lainnya perlu membuat laporan yang diperlukan sebagai bahan pertimbangan untuk perumusan

perencanaan dan kebijakan tahun berikutnya. Adapun cakupan bina kelompok tani untuk

Kabupaten Bireuen tahun 2016 adalah 5,88% dan tahun 2017baru mencapai4,92%.

II.3.3.3. KEHUTANAN

Kabupaten Bireuen memiliki kawasan hutan produksi tetap seluas 30.279,20 hektar

dan hutan produksi terbatas seluas 4.656,08 hektar, pada tanggal 19 Oktober 2009 Menteri

Kehutanan telah mengeluarkan Surat Keputusan Nomor: SK. 723/Menhut-II/2009 tentang

Pencadangan Areal untuk Pembangunan HTR di Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh seluas

1.335hektar.

Pada tahun 2017 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 2016 tentang

Perangkat Daerah pasal 22 ayat 1 berimplikasi bahwa urusan kehutanan menjadi wewenang

provinsi dan pusat sehingga tidak lagi menjadi wewenang kabupaten, namun wilayah

wilayah kecamatan atau kampung yang berbatasan dengan hutan tetap menjadi perhatian

pihak kabupaten dengan berkoordinasi untuk mencegah hal hal yang tidak diinginkan atau bila

dianggap perlu maka pihak kabupaten akan memberi masukan kepada BKSDA dan dinas

kehutanan provinsi.

Page 130: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 130

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

II.3.3.4. ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

1. Persentase Rumah Tangga Pengguna Listrik

Tabel 2.100.

Pengguna Listrik di Kabupaten Bireuen

Tahun

2012 2013 2014 2015

Jumlah RT Pengguna Listrik 91.326 93.410 95.569 98.350

Jumlah RT 93.818 95.779 97.818 100.505

Persentase RT pengguna listrik 97,34 97,53 97,70 97,86

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bireuen

Dari tabel diatas bisa dilihat persentase rumah tangga pengguna listrik di Kabupaten

Bireuen secara umum telah mencapai 97 persen. Pelayanan listrik kerumah tangga bisa

dikatakan semakin meningkat walau persentasenya hanya berada diangka 97 persen tetapi ada

peningkatan signifikan mengingat jumlah rumah tanggapun meningkat drastis setiap tahunnya.

2. Persentase Pertambangan Tanpa Ijin

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah menyatakan

bahwa Izin Usaha Pertambangan (IUP) menjadi kewenangan pemerintah provinsi yang

dulunya berada di pemerintah kabupaten. Dengan adanya perubahan sistem perizinan dapat

menimbulkan masalah baru di wilayah pemerintah kabupaten disebabkan tempat pelaksanaan

penambangan berada diwilayah kabupaten. Berdasarkan kondisi dilapangan beberapa tahun

terakhir banyaknya perusahaan galian C yang tidak terkontrol dalam melakukan penambangan

yang mengakibatkan kerusakan alam yang menjadi beban dari pemerintah kabupaten.

II.3.3.5.PERDAGANGAN

Lapangan usaha perdagangan yang mencakup perdagangan besar dan eceran serta reparasi

mobil dan sepeda motor sebagai penyumbang PDRB terbesar kedua setelah industri pertanian,

Page 131: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 131

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

memiliki kontribusi sebesar 22,25 persen pada tahun 2016. Berikut adalah tabel data mengenai

distribusi persentase PDRB Kabupaten Bireuen

Tabel 2.101.

Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB Kabupaten Bireuen

Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015 2016

Perdagangan besar dan eceran; serta

reparasi mobil dan sepeda motor

22,77 22,26 22,14 22,09 22,25

Sumber : Dinas Penanaman Modal, Perdagangan Koperasi dan UKM, 2017

Perdagangan di Kabupaten Bireuen juga mengekspor komoditas lokal kabupaten. Ekspor

merupakan produk yang tidak dikonsumsi diwilayah domestik, tetapi diperdagangkan keluar

negeri. Untuk menghasilkanproduk yang diekspor kemungkinan besar menggunakan kapital

Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sementara disis lain sebagian barang yang diekspor

bisa pula berupa barang kapital. Rasio ekspor terhadap PMTB dimaksudkan untuk

menunjukkan perbandingan antara nilai produk ekspor dengan nilai produk yang menjadil

kapital (PMTB). Secara umum untuk mengahsilkan tiga unit barang/jasa diBireuen yang

diekspor menggunakan satu unit PMTB.

Gambar 16.

Nilai Komponen Ekspor dan PMTB ADHB(juta Rp)

Sumber : Dinas Penanaman Modal, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kab. Bireuen, 2017

2012 2013 2014 2015 2016

6.01 6.036.42

6.777.15

2 2.05 2.24 2.4 2.62

Ekspor PMTB

Page 132: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 132

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Sebagai daerah yang terletak di kawasan perlintasan jalan negara lintas pulau sumatera,

sejumlah usaha dagang berbagai jenis di sejumlah titik lokasi yang ada di Kabupaten Bireuen

selama ini telah menjadi bagian penting dari perjalanan roda perekonomian daerah ini.

Perkembangan sectorusaha perdagangan juga ikut dipengaruhi oleh sejumlah aspek/dimensi

lain, seperti : iklim usaha, daya beli masyarakat, maupun sejumlah“driven factor”’ lainnya.

Perkembangan sektor usaha jasa perdagangan itu sendiri antara lain dapat dilihat dari jumlah

Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) yang dikeluarkan

oeleh pemerintah daerah, sebagaimana dapat dilihat pada tabel yang terdapat di halaman

berikut,

Tabel 2.102

Jumlah Penerbitan S.I.U.P Kabupaten Bireuen Tahun 2012-2016 Tahun Jumlah SIUP/Kategori Usaha Jumlah

Besar Menengah Kecil

2012 0 45 378 423

2013 1 40 294 335

2014 3 33 338 374

2015 2 37 238 277

2016 2 23 216 241 Sumber : Dinas Penanaman Modal, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kab. Bireuen, 2017

Berdasarkan data jumlah surat izin usaha perdagangan (SIUP)pada tabel tersebut,

terlihat bahwa secara keseluruhan, penerbitan izin usaha perdagangan baik kategori usaha

besar, menengah dan kecil mengalami penurunan jumlah selama beberapa tahun terakhir.

Meskipun secara umum, jumlah penerbitan ijin pada usaha kecil jauh lebih banyak bila

dibandingkan dengan ijin usaha besar dan menengah. Fenomena tersebut dirasa perlu untuk

dicermati lebih jauh, agar nantinya dapat diperoleh gambaran terkait kemungkinan faktor-

faktor yang menjadi penyebab kondisi tersebut, sehingga dimasa mendatang dapat ditempuh

langkah-langkah yang mampu lebih merangsang tumbuhnya sektor usaha perdagangan

tersebut dalam jumlah maupun skala yang lebih besar, sehingga mampu mendorong

pertumbuhan ekonomi daerah yang lebih baik.

Perkembangan perekonomian, perdagangan, dan perindustrian yang kian hari kian

meningkat telah memberikan kemanjaan yang luar biasa kepada konsumen karena ada

beragam variasi produk barang dan jasa yang bias dikonsumsi. Perkembangan globalisasi dan

Page 133: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 133

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

perdagangan besar didukung oleh teknologi informasi dan telekomunikasi yang memberikan

ruang gerak yang sangat bebas dalam setiap transaksi perdagangan, sehingga barang/jasa yang

dipasarkan bisa dengan mudah dikonsumsi.

Permasalahan yang dihadapi konsumen tidak hanya sekedar bagaimana memilih

barang, tetapi jauh lebih kompleks dari itu yang menyangkut pada kesadaran semua pihak,

baik pengusaha, pemerintah maupun konsumen itu sendiri tentang pentingnya perlindungan

konsumen. Pengusaha menyadari bahwa mereka harus menghargai hak-hak konsumen,

memproduksi barang dan jasa yang berkualitas, aman untuk digunakan atau dikonsumsi,

mengikuti standar yang berlaku, dengan harga yang sesuai. Pemerintah menyadari bahwa

diperlukan undang-undang serta peraturan-peraturan disegala sektor yang berkaitan dengan

berpindahnya barang dan jasa dari pengusaha ke konsumen. Pemerintah juga bertugas untuk

mengawasi berjalannya peraturan serta undang-undang tersebut dengan baik.

II.3.3.6.PERINDUSTRIAN

Industri Kecil dan Menengah (IKM) memegang peranan penting bagi perekonomian

daerah, karena sektor ini merupakan salah satu jawaban untuk mengatasi permasalahan

pemerataan pendapatan daerah. Dan industri kecil dan menengah secara umum mampu

bertahan dan terus berkembang dikarenakan pada umumnya sektor ini memanfaatkan sumber

daya lokal, baik manusia, modal, bahan baku hingga peralatan. Namun demikian, untuk

melaksanakan peran ini, industri kecil dan menengah harus membekali diri untuk

meningkatkan daya saingnya. Sehingga industri kecil dan menengah perlu diberi pelatihan

atau bimbingan

Berikut adalah data persentase kelompok pengrajin yang berada di Kabupaten dan

telah mendapatkan pelatihan dari pemerintah daerah,

Tabel 2.103.

Cakupan Bina kelompok Pengrajin di Kabupaten Bireuen

URAIAN TAHUN

2012 2013 2014 2015 2016

Persentase Cakupan Bina

Kelompok Pengrajin

2,63 2,21 3,08 2,72 1,25

Sumber : Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Perindustrian, 2017

Page 134: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 134

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

3. Jumlah Unit Usaha Industri Kecil Formal Dan Non Formal

Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah

jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan dan

Industri juga merupakan salah satu aktivitas ekonomi non pertanian yang memiliki

peluang besar dalam rangka perluasan lapangan pekerjaan. Berikut adalah data mengenai

jumlah unit usaha insdustri kecil di Kabupaten Bireuen,

Tabel 2.104.

Jumlah Unit Usaha Industri Kecil Formal Dan Non Formal Dalam Kabupaten Bireuen

Menurut Jenis dan Tenaga Kerja

Jenis industri Tahun 2015

Industri Tenaga Kerja

1 Makanan, Minuman dan

Tembakau

1491 1924

2 Tekstil, Barang kulit dan alas

kaki

704 921

3 Kayu dan Hasil Hutan 383 841

4 Kertas dan Barang Cetakan 38 175

5 Semen dan Barang Galian

Bukan Logam

82 561

6 Logam dasar Besi dan Baja 67 355

7 Industri Es Batu/Es Balok/Es

Kristal

2 15

8 Barang Lainnya 530 1120

Jumlah/Total 3297 5912

Tahun 2014 3195 5708

Tahun 2013 3195 3195

Sumber : BIDA 2016

Dari tabel diatas, dapat kita lihat bahwa jenis industri makanan, minuman dan tembakau

adalah jenis industri dengan jumlah industri terbesar dengan jumlah industri sebanyak 1491

industri serta menyerap tenaga kerja terbanyak dibandingkan dnegan jenis industri lain

sebanyak 1924 orang.

Page 135: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 135

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

II.3.3.7. TRANSMIGRASI

Transmigrasi merupakan salah satu bentuk mobilitas spasial atas inisiatif pemerintah.

Transmigrasi dipandang sebagai kerangka eksperimen dalam usaha pemanfaatan daerah di

Indonesia.Dalam melakukan transmigrasi harus memiliki ketentuan-ketentuan dalam

berlangsungnya transmigrasi tersebut sehingga perpindahan penduduk dapat dikatakan sebagai

sebuah transmigrasi.

Transmigrasi memiliki jenis-jenis yang dibedakan dalam tujuan dan fungsinya masing-

masing, yaitu transmigrasi umum, transmigrasi swakarya, transmigrasi sektoral, transmigrasi

keluarga, transmigrasi swakarsa/spontan, transmigrasi bedol desa dan transmigrasi lokal.

Transmigrasi yang dilaksanakan di Kabupaten Bireuen adalah transmigrasi lokal, yang

dilaksanakan di daerah UPT Krueng Meuseugob/Lhok Tanoh Kecamatan Simpang Mamplam

pada tahun 2013 dan UPT Cot Kruet/Alur Kuta Kecamatan Peudada pada tahun 2014 sampai

dengan 2016. Berikut adalah persentase transmigrasi lokal Kawasan Harus Muda Jaya di

Kabupaten Bireuen,

Tabel 2.105.

Transmigrasi Swakarsa di Kabupaten Bireuen

URAIAN

TAHUN

2012 2013 2014 2015 2016

Persentase Transmigrasi Swakarsa - 22,57 27,56 27,62 22,52

Sumber : Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Perindustrian, 2017

II.3.3.8. KELAUTAN DAN PERIKANAN

Kabupaten Bireuen merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Aceh, memiliki

potensi sumberdaya kelautan dan perikanan yang cukup melimpah baik dibidang perikanan

tangkap maupun bidang perikanan budidaya.

1. Produksi Perikanan.

Potensi sumberdaya perikanan budidaya di Kabupaten Bireuen terdiri dari budidaya air

payau, budidaya air tawar dan budidaya di laut. Untuk Budidaya Air Payau Kabupaten

Bireuen memiliki tambak seluas 4.945 Ha yang dimanfaatkan untuk usaha budidaya udang,

bandeng, kerapu, nila dan komoditas lainnya. Untuk pengairan tambak tersebut didukung

Page 136: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 136

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

dengan saluran tambak sepanjang 313,67 Km yang terdiri dari saluran primer, sekunder, tertier

dan kuarter. Sedangkan untuk menunjang aktivitas masyarakat pembudidaya ikan tersedia

akses jalan produksi tambak sepanjang 324 Km dan jembatan penghubung ratusan unit,

sebagaimana diperlihatkan tabel berikut.

Tabel 2.106.

Produksi Perikanan Budidaya dan Sarana Pendukung

Di Kabupaten Bireuen Tahun 2012 s/d 2016

Tahun

Luas

Lahan

Budidaya

Perikanan

(Ha)

Luas

Tambak

(Ha)

Jumlah

Petani

Tambak

(Orang)

Jumlah

Kelompok

Pembudidaya

Ikan

Luas

Kolam

(Ha)

Jumlah

Petani

Kolam

(Orang)

Jumlah

Produksi

Perikanan

Budidaya

(Ton)

Nilai Produksi

(Rp.)

2012 4.985 4.945 4.861 106 347 418 6.440 124.195.600.000

2013 5.015 4.945 4.861 109 46 611 9.756 211.195.950.000

2014 5.049 4.945 4.897 114 346 611 10.659 268.761.200.000

2015 5.087 5.000 5.679 120 150 611 11.561 326.298.000.000

2016 5.095 4.226 5.679 120 139 611 11.790 365.724.500.000 Sumber : DInas Ketahanan Pangan dan Perikanan, 2017

Komoditas unggulan perikanan budidaya Kabupaten Bireuen adalah Ikan Kerapu, Udang

Windu dan Bandeng dengan jumlah produksinya pada tahun 2016 sebanyak 11.790 ton. Selain

itu terdapat potensi budidaya ikan air tawar seluas 2.500 ha berupa kolam ikan, sawah (mina

padi) danau, sungai dan rawa. Sedangkan potensi budidaya ikan di laut seluas 1.400 ha belum

dimanfaatkan.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI No. KEP.35/KEPMEN-

KP/2013 Tahun 2013 Kabupaten Bireuen ditetapkan sebagai Kawasan Minapolitan berbasis

Perikanan Budidaya dengan pusat (minapolis)nya adalah Kecamatan Jangka dan hinterlandnya

Kecamatan; Gandapura, Peusangan, Kuala dan Jeumpa (dengan wilayah cakupan 5 kecamatan

dan 59 desa). Untuk sarana prasarananya diperlihatkan pada tabel dibawah ini,

Tabel 2.107.

Sarana Prasarana Kawasan Minapolitan di Kabupaten Bireuen Tahun 2016

Saluran Tambak (KM) Luas

Areal

Tamb

ak

(Ha)

Jalan Produksi

Tambak (KM)

Jembatan

Produksi

Tambak

(Unit)

Jalan (KM) Toko

Saprodi

(Unit)

Pasar

Ikan

(Unit)

Page 137: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 137

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Primer Sekunder Tersier Perkerasan

/Batu

Tanah Hot

mik

Batu

56,03 96,09 45,21 3.125,

73

12 74 132 104 30 17 11

Sumber : DInas Ketahanan Pangan dan Perikanan, 2017

Minapolitan adalah konsep pembangunan ekonomi kelautan dan perikanan berbasis

kawasan berdasarkan prinsip-prinsip terintegrasi, efisiensi, berkualitas dan percepatan

(akselerasi). Sedangkan Kawasan Minapolitan adalah suatu bagian wilayah yang mempunyai

fungsi utama ekonomi yang terdiri dari sentra produksi, pengolahan dan pemasaran komoditas

perikanan serta pelayanan jasa dan kegiatan pendukung lainnya. Tujuan minapolitan adalah

untuk meningkatkan produksi, produktivitas dan kualitas produk kelautan dan perikanan,

meningkatkan pendapatan nelayan, pembudidaya ikan, pengolah ikan dan pemasar ikan serta

mengembangkan kawasan minapolitan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi daerah dengan

sentra produksinya sebagaimana tabel berikut:

Tabel 2.108. Sentra Produksi PerikananKawasan Minapolitan

Di Kabupaten Bireuen Tahun 2016

Sentra Produksi

Pembenihan

Udang (Kec.

Kuala)

Pembenihan Bandeng

(Kec. Jangka)

Udang Vannamei

(Kec.)

Udang Windu

(Kec.)

Bandeng Kerapu (Kec.

Jangka)

Pengolahan Ikan (Kec.

Jangka)

Pemasaran Ikan (Pasar)

Ujong Blang

Aron

Tanoh Anoe Jeumpa Jangka Gandapura Alue Buya

Pasie

Pante Paku Matang Glp

Dua

Ujong Blang

Mesjid

Alue Kuta Kuala Gandapura Jangka Pulo

Pineueng

Mns. Dua

Jangka

Mesjid

Gandapura

Jangka Peusangan Bireuen

Kuala

Sumber : DInas Ketahanan Pangan dan Perikanan, 2017

Hasil produksi komoditas unggulan kawasan minapolitan Kabupaten Bireuen juga

sangat menjanjikan, dimana setiap tahunnya terus meningkat sesuai tabel dibawah ini:

Tabel 2.109.

Data Produksi Komoditas Unggulan Perikanan Kawasan Minapolitan di

Kabupaten Bireuen

Komoditas Produksi (Ton)

2012 2013 2014 2015 2016

Bandeng 2.632 4.214 4.340 4.438 4.473

Udang 794 1.341 1.540 2.106 2.282

Page 138: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 138

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Kerapu 296 563 773 644 609

Total 3.724 6.118 6.655 7.188 7.365 Sumber : DInas Ketahanan Pangan dan Perikanan, 2017

Pelaksanaan minapolitan di Kabupaten Bireuen masih dihadapkan dengan masalah

kurang memadainya ketersediaan sarana dan prasarana kelautan dan perikanan sehingga

menghambat upaya-upaya peningkatan produksi, produktivitas dan kualitas komoditas

perikanan. Hal ini dapat dilihat dilapangan khususnya di kawasan minapolitan masih banyak

sarana dan prasarana yang belum memadai seperti kondisi kuala yang tersumbat, kondisi PPI

dan TPI yang kurang optimal, kondisi armada perikanan dan alat penangkapan ikan yang

masih tradisional, saluran tambak yang masih dangkal dan prasarana kelautan dan perikanan

lainnya yang masih memerlukan pengembangan dan perbaikan. Hal tersebut mengakibatkan

banyak tambak yang tidak mendapatkan pengairan yang baik sehingga produksi dan

produktivitas tambak masih rendah. Begitu juga dengan kondisi jalan, jembatan dan prasarana

lainnya masih memerlukan perbaikan dan penambahan.

Untuk potensi sumberdaya perikanan tangkap Kabupaten Bireuen memiliki garis

pantai sepanjang 69 Km dengan luas laut 1.511 Km2. Potensi produksi lestari perikanan

tangkap di Kabupaten Bireuen sebesar 32.000 ton/tahun. Sedangkan pemanfaatannya pada

tahun 2016 baru mencapai 11.048 ton/tahun (43,16%), dengan demikian total produksi

perikanan Kabupaten Bireuen sebesar 22.838 ton.Usaha Perikanan tangkap Kabupaten

Bireuen hingga sekarang masih didominasi oleh usaha skala kecil dengan armada perikanan

tangkap berukuran kecil (dibawah 5 GT) dan menggunakan alat tangkap sederhana.Potensi

perikanan juga menjadi andalan, karena didukung dengan letak Kabupaten Bireuen yang

berbatasan langsung dengan Selat Malaka disebalah utara. Kabupaten Bireuen juga memiliki2

(dua) TPI yang sangat mendukung untuk perkembangan sub sektor perikanan ke depannya,

namun sarana prasarananya masih jauh dari memadai. Berikut tabel sarana-prasarana

perikanan tangkap di Kabupaten Bireuen.

Tabel 2.110.

Sarana Pendukung dan Produksi Perikanan Tangkap diKabupaten Bireuen

Tahun Jumlah

Nelayan

(Orang)

Jumlah

kelompok

Nelayan

(Klp)

Jumlah Perahu

(Unit)

Jumlah

Alat

Tangkap

(Unit)

Jumlah

TPI

(Unit)

Jumlah

PPI

(Unit)

Jumlah

Produksi

Perikanan

Tangkap

Page 139: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 139

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Tanpa

Motor

Motor (Ton)

2012 11.027 77 268 2.135 1.592 10 3 17.597

2013 10.955 77 124 1.246 1.559 10 3 10.511

2014 5.738 77 124 1.448 1.593 10 3 10.752

2015 5.896 52 124 1.487 1.854 10 3 11.029

2016 6.777 58 148 1.470 1.947 10 3 11.048

Sumber : DInas Ketahanan Pangan dan Perikanan, 2017

Dalam rangka meningkatkan produksi, produktivitas dan kualitas komoditas perikanan

serta meningkatkan pendapatan masyarakat diperlukan penyediaan dan pengembangan sarana

dan prasarana kelautan dan perikanan yang memadai, baik perikanan tangkap, perikanan

budidaya maupun pengolahan dan pemasaran hasil perikanan agar mampu mendukung usaha

perikanan masyarakat.

2. Konsumsi Ikan.

Konsumsi masyarakat Indonesia terhadap ikan masih terbilang rendah. Rata-rata,

tingkat konsumsi ikan di Indonesia baru mencapai 41 kilogram (kg) perkapita pertahun. Untuk

tahun 2016meningkat menjadi 43,94 kg/kapita demikian juga dengan Kabupaten Bireuen

meningkat rata-rata 37,76 kg selama lima tahun terakhir. Berikut data konsumsi ikan

Kabupaten Bireuen pertahunnya.

Tabel 2.111.

Konsumsi Ikan Perkapita di Kabupaten Bireuen

Tahun

2012

2013

2014

2015

2016

Konsumsi Ikan

(Kg/kapita/tahun)

35,52

36,73

37,93

39,27

39,35

Sumber : DInas Ketahanan Pangan dan Perikanan, 2017

Untuk meningkatkan konsumsi ikan Kabupaten Bireuen telah ikut melaksanakan

program Kementerian Kelautan dan Perikananyaitu Program Gerakan Memasyarakatkan

Makan Ikan (Gemarikan). Program ini rutin digelar di setiap tahunnya yang dikomandoi oleh

Page 140: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 140

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Ibu Bupati Bireuen.Gerakan ini sangat perlu disosialisasikan dan diaplikasikan kepada

masyarakat untuk dapat meningkatkan nilai konsumsi protein.

3. Cakupan Bina Kelompok Nelayan

Cakupan bina kelompok nelayan digunakan untuk melihat berapa persen jumlah

kelompok nelayan yang mendapatkan bantuan pemda terhadap jumlah kelompok nelayan

setiap tahunnya. Indikator ini dihitung dengan menghitung jumlah kelompok nelayan yang

mendapatkan bantuan pemda dibagi dengan jumlah kelompok nelayan setiap tahun dikali

100%. Dengan keterbatasan APBK maka cakupan bina kelompok nelayan Kabupaten Bireuen

terus menurun sebagaimana tabel dibawah ini.

Tabel 2.112.

Cakupan Bina Kelompok Nelayan di Kabupaten Bireuen

Uraian

Tahun (%)

2012 2013 2014 2015 2016

Cakupan Bina Kelompok Nelayan - 14 9 7 4 Sumber : DInas Ketahanan Pangan dan Perikanan, 2017

Kelompok nelayan yang terbina pada tabel diatas terlihat semakin menurun

menjadi perhatian agar kelompok nelayan yang dibina pada tahun-tahun mendatang dapat

ditingkatkan sehingga kelompok menjadi lebih mandiri.

4. Produksi Perikanan Kelompok Nelayan

Indikator ini digunakan untuk melihat berapa persen jumlah produksi ikan yang berasal

dari hasil kelompok nelayan terhadap jumlah produksi ikan di Kabupaten Bireuen per

tahun.Indikator ini dihitung dengan menghitung jumlah produksi ikan yang berasal dari hasil

kelompok nelayan dibagi dengan jumlah produksi ikan di Kabupaten Bireuen dikali 100.

Tahun 2012 indikator ini tercatat sebesar 52,10%, tahun 2013 tercatat sebesar 30,24% dan

tahun 2014kembali menurun menjadi 29,25% dan seterusnya sebagaimana tabel berikut.

Tabel 2.113.

Produksi Perikanan Kelompok Nelayan dan Pembudidaya Ikan

Di Kabupaten Bireuen

Page 141: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 141

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

uraian Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

Jumlah Produksi Perikanan (Ton) 24.038 20.267 21.411 22.590 22.839

Jumlah Kelompok 183 186 191 206 206

Jumlah Produksi Kelompok (Ton) 12.526 6.129 6.264 6.343 6.347

Persentase Produksi Kelompok

Nelayan

52,10 30,24 29,25 28,07 27,79

Sumber : DInas Ketahanan Pangan dan Perikanan, 2017

Indikator ini menunjukkan trend yang positif walaupun tidak berbeda jauh setiap tahunnya,

artinya bahwa setiap tahun produksi ikan kelompok nelayan masih dapat dipertahankan walau

agak melambat, untuk ini perlu adanya peningkatan pendampingan, pelatihan dan sarana

prasarana lainnya yang dibutuhkan.

5. Proporsi Tangkapan Ikan yang berada dalam Batasan Biologis yang Aman

Proporsitangkapan ikan yang berada dalam batasan biologis yang aman di Kabupaten

Bireuen semakin meningkat dari tahun ketahun, untuk tahun 2016 baru mencapai 43,16%.

Kondisi ini menunjukkan bahwa target pemanfaatan tangkapan dikabupaten Bireuen belum

sepenuhnya dimanfaatkan, dalam hal ini perlu penambahan alat dan armada penangkapan

sesuai kriteria yang dibutuhkan. Berikut disajikan data proporsi tangkapan pertahunnya.

Tabel 2.114.

Proporsi tangkapan Ikan dalam Batasan Biologis yang aman

di Kabupaten Bireuen

Uraian Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

Jumlah Tangkapan Ikan (Ton) 17.597 10.511 10.752 11.029 11.048

Produksi Maksimum Lestari (Ton) 32.000 32.000 32.000 32.000 32.000

Proporsi Tangkapan Ikan (%) 68,74 41,06 42 43,08 43,16 Sumber : DInas Ketahanan Pangan dan Perikanan, 2017

6. Rasio Kawasan Lindung Perairan terhadap Total Luas Perairan Teritorial.

Luas perairan teritorial Kabupaten Bireuen adalah 511,152 Km2, berdasarkan RTRW

belum ditetapkan untuk kawasan lindung perairan.perairannya.

Page 142: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 142

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

7. Nilai Tukar Nelayan.

Nilai Tukar Nelayan merupakan perbandingan antara indeks yang diterima nelayan

dengan indeks yang dibayar nelayan. Jika Nilai Tukar Nelayan.lebih dari 100% ini

menunjukkan kesejahteraan petani, dalam hal ini nelayanrelatif baik, berarti adanya perbaikan

dan kenaikan kesejahteraan. Untuk Kabupaten Bireuen Nilai Tukar Nelayannya untuk saat ini

memang sudah diatas seratus persen, namun kondisi ini perlu terus dipertahankan dan

ditingkatkan lagi dengan mengelola sarana prasarana perikanan dan peningkatan SDM serta

kelembagaan nelayan, sehingga nilai tambahnya untuk kesejahteraan nelayan dapat tercapai.

Nilai Tukar Nelayan Kabupaten Bireuen diperlihatkan pada tabel berikut.

Tabel 2.115.

Nilai Tukar Nelayan di Kabupaten Bireuen

Uraian Tahun

2012 2013 2014 2015 2016 Nilai Tukar Nelayan (%) 100,75 101,42 101,85 102,12 102,25

Sumber : DInas Ketahanan Pangan dan Perikanan, 2017

Indeks yang diterima mencerminkan harga produksi petani, dalam hal ini produk ikan.

Sementara indeks yang dibayar merupakan indikasi harga untuk kebutuhan rumah tangga dan

harga kebutuhan usaha. NTN merupakan representasi dari usaha rumah tangga perikanan

tangkap yang menggunakan kapal bermotor maupun kapal tidak bermotor.Faktor apa yang

mendongkrak naiknya NTN faktor tersebut merupakan komposisi dari meningkatnya ikan

yang ditangkap, kualitasnya lebih baik, harga yang lebih baik, dan biaya yang lebih rendah.

Kalau selama ini biasanya nelayan mengeluarkan 100.000 untuk BBM, tapi karena ikan sudah

banyak yang mereka tangkap maka pendapatannya juga semakin meningkat, inilah yang

mempengaruhi nilai-nilai ekonomi dalam statistik.

II.3.4. PENUNJANG URUSAN

II.3.4.1. PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Perencanaan merupakan bagian penting dan tidak boleh di abaikan dalam proses

pembangunan. Melalui perencanaan dirumuskan kegiatan pembangunan yang efisien dan

efektif sehingga dapat memberikan hasil yang optimal dalam memanfaatkan sumber daya

yang tersedia serta mengembangkan potensi yang ada di daerah.

Page 143: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 143

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Tabel2.116.

Kondisi Dokumen Perencanaan di Kabupaten Bireuen

NO

URAIAN

KETERANGAN

1 Tersedianya Dokumen Perencanaan RPJPD Yang Telah

Ditetapkan Dengan PERDA

Ada

2 Tersedianya Dokumen Perencanaan : RPJMD Yang Telah

Ditetapkan Dengan PERDA/PERKADA

Ada

3 Tersedianya Dokumen Perencanaan : RKPD Yang Telah

Ditetapkan Dengan PERKADA

Ada

4 Tersedianya Dokumen RTRW Yang Telah Ditetapkan Dengan

PERDA

Ada

Sumber : Bappeda, 2017

Tabel 2.117.

Konsistensi Program Daerah di Kabupaten Bireuen

NO

URAIAN

TAHUN

2012 2013 2014 2015 2016

1 Persentase Penjabaran Konsistensi

Program RPJMD Kedalam RKPD

95 95 95 100 100

2 Persentase Penjabaran Konsistensi

Program RKPD Kedalam APBD

95 95 95 100 100

3 Persentase Kesesuaian Rencana

Pembangunan Dengan RTRW

95 95 95 95 95

Sumber : Bappeda, 2017

A. Perencanaan Dalam Bidang Penelitian Dan Pengembangan

Perencanaan dalam bidang penelitian dan pengembangan pada Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Kabupaten Bireuen memiliki tujuan mendorong kemajuan daerah.

Tujuan dan Arah Penelitian dan Pengembangan disusun dengan memperhatikan fokus

pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran strategis Pemerintah Daerah dikaitkan dengan

kewenangan sesuai tugas dan fungsi penelitian dan pengembangan.

Page 144: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 144

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Hasil penelitian dan pengembangan yang telah dilakukan adalah dalam bentuk konsep,

model, skenario, maupun pilihan kebijakan yang dapat direkomendasikan dalam rangka

meningkatkan produktivitas di berbagai sektor dapat digunakan oleh pengambil kebijakan di

Pusat dan Daerah untuk perencanaan, perumusan kebijakan serta pembinaan dan pengawasan

pembangunan.di Kabupaten Bireuen.

B. Perencanaan pada Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Alam

Pembangunan Bidang Ekonomi dan SDA Di Kabupaten Bireuen pada periode ini

diharapkan mencapai perkembangan sosial ekonomi yang mantap dengan pertumbuhan

ekonomi 6,5 % dan tingkat pengangguran terbuka menjadi 7,95 % di tahun 2022 mendatang

Upaya Pencapaian hal tersebut dengan mendorong perkembangan berbagai sektor

ekonomi seperti pertanian yang membutuhkan penyelesaian infrastruktur Bendungan Pante

Lhong, Mon Seuke Pulet, Aneuk Gajah Rhet, pompanisasi, embung dan saluran irigasi,

mekanisasi dan agro input pertanian, peningkatan SDM penyuluh dan petani, peningkatan

fungsi kawasan, peningkatan produksi dan produktivitas, pasca panen, pengolahan hasil dan

pemasaran, serta peningkatan nilai tambah dan Nilai Tukar Petani (NTP) terutama untuk

ketahanan pangan di Kabupaten Bireuen.

Sektor perikanan seperti pembangunan TPI Jangka dan Peudada, jetty, Kawasan

Minapolitan, normalisasi saluran tambak, meningkatkan produksi dan produktivitas perikanan

budidaya maupun perikanan tangkap, pengolahan hasil, peningkatan NTN maupun

perlindungan terhadap nelayan.

Sektor investasi, industri, UMKM dan Koperasi Seperti mewujudkan Kawasan Industri

Bireuen (KIB) sebagai kawasan untuk berinvestasi di tahun mendatang, penyelesaian

revitalisasi pasar, memperkuat home industri, UMKM dan Koperasi untuk menjadi tulang

punggung pembangunan ekonomi yang telah terbukti tahan terhadap fluktuasi moneter dimasa

lalu, pengembangan pariwisata halal dan industri kreatif.

Sektor ketenagakerjaan seperti mendorong BLK dan SMK agar lebih banyak dapat

meningkatkan kualitas dan skill tenaga kerja di sektor industri, baik didalam maupun luar

daerah atau membuka peluang usaha secara mandiri dan berbagai perkembangan

pembangunan sektor ekonomi yang dapat memperluas kesempatan kerja.

Page 145: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 145

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

C. Perencanaan pada Bidang Infrastruktur Dan Pengembangan Wilayah

Dengan pertimbangan bahwa strategi penataan ruang Kabupaten Bireuen adalah turunan dari

kebijakan yang dijabarkan secara lebih proporsional agar dapat dituangkan dalam bentuk

keruangan. Mengacu pada klausul kebijakan yang telah dirumuskan di atas serta dikaitkan

dengan program pembangunan yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Bireuen tahun 2007-

2012 serta kelanjutan kebijakan yang akan dirumuskan dalam RPJMD kedepan, maka strategi

penataan ruang Kabupaten Bireuen adalah sebagai berikut :

1. Mengembangkan, Meningkatkan dan Mendorong produktivitas wilayah dengan

intensifitas lahan serta pengelolaan sumbaer daya alam pada kawasan budidaya

yang berbasis kawasan agropolitan dan minapolitan sehingga dapat dikelola secara

terpadu, modernisasi dan tepat guna agar lebih ramah lingkungan, melalui strategi:

a. Pengembangan energi alternatif sebagai sumber listrik, seperti pembangkit

listrik mikro hidro, tenaga uap, surya, gelombang laut dan biota laut serta

Peningkatan kapasitas masyarakat dalam pemanfaatan sumber energi yang

terbarui (renewable energi);

b. Mengoptimalkan pemanfaatan perikanan tangkap, budi daya laut, air payau,

dan tawar;

c. Memantapkan pembangunan sarana prasarana kelautan dan Mengembangkan

industri pengolahan ikan;

d. Peningkatan produktivitas hasil perkebunan, pertanian dan kehutanan melalui

intensifikasi lahan.

e. Pemanfaatan lahan non produktif secara lebih bermakna bagi peningkatan

kualitas lingkungan dan peningkatan pendapatan masyarakat.

f. Peningkatan teknologi pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan dan

kehutanan sehingga menghasilkan produksi dengan kualitas yang lebih baik

dan bernilai ekonomi tinggi.

g. Penguatan pemasaran hasil pertanian melalui peningkatan sumber daya

manusia dan kelembagaan serta fasilitasi sertifikasi yang dibutuhkan.

h. Mengembangkan fungsi kawasan perkebunan secara terpadu dengan

peternakan dan pertanian lahan kering;

i. Menetapkan fungsi lahan pangan pertanian berkelanjutan; dan

Page 146: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 146

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

j. Menetapkan kawasan strategis sentra pertanian dan perternakan terpadu.

2. Mengedepankan potensi wilayah dan membuka investasi modal usaha sebagai

perwujudan untuk pengembangan perindustrian skala besar dan menengah dengan

memberikan kenyamanan berinvestasi pada setiap pelaku usaha dengan

menumbuhkan trend industri yang berbasis lingkungan hidup, melalui strategi:

a. Meningkatkan investasi potensi komoditas unggulan daerah;

b. Mempermudah regulasi, kebijakan daerah, kepabeanan serta membuka peluang

usaha investasi jangka panjang;

c. Menyediakan fasilitas sarana dan prasarana penunjang investasi;

d. Menyediakan ruang untuk berinvestasi; dan

e. Mengupayakan kondisi yang kondusif dibidang keamanan.

3. Mengembangkan dan mendorong pertumbuhan bidang jasa-jasa, terutama jasa

perbankkan, pendidikan, kesehatan dan perdagangan agar dapat memberikan

pelayanan yang optimal, professional dan terdepan, melalui strategi:

a. Meningkatkan promosi daerah sebagai penyedia dan pemberi pelayan dalam

mengkontribusikan kebutuhan konsumen;

b. Meningkatkan pelayanan kesehatan terpadu;

c. Meningkatkan potensi pendidikan bersektor pada keilmuan disegala bidang;

d. Merevitalisasikan infrastruktur pendidikan dan kesehatan;

e. Membuka jaringan kerjasama antar regional dan internasional agar tercapainya

peningkatan kesehatan dan pendidikan yang lebih baik.

4. Mempertahankan kelestarian alam dan sumberdaya alam dengan memperkecil

resiko kebencanaan dengan melakukan penerapan dan pengelolaan terhadap

keruangan berbasis mitigasi kebencanaan, melalui strategi:

a. Mengembangkan, Meningkatkan, dan Mengoptimalkan pariwisata unggulan

daerah secara terpadu dan memberdayagunakan alur sempadan sebagai

instrument pelengkap;

b. Melengkapi industri dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) atau

sesuai skala kegiatannya;

Page 147: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 147

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

c. Mengendalikan perkembangan bagian hulu tersebar diwilayah selatan sebagai

kawasan hutan dan perbukitan serta bagian hilir tersebar disepanjang pesisir

pantai sebagai kawasan penyangga mitigasi kebencanaan;

d. Mengembalikan secara bertahap kawasan lindung yang berubah fungsi;

e. Penyusunan program dan pembangunan berbagai unit mitigasi kebencanaan

pada berbagai bencana alam, seperti tsunami, gempa, longsor, banjir, kebakaran

hutan dan ancaman lainnya; dan

f. Melakukan penanaman pohon dan penghijauan lingkungan;

5. Membangun prasarana dan sarana wilayah yang berkualitas untuk pemenuhan hak

dasar dan dalam rangka pewujudan tujuan penataan ruang yang berimbang dan

berbasis ke-ruang-an, melalui strategi:

a. Pembangunan prasarana dan sarana transportasi yang mampu mendorong

pertumbuhan ekonomi kawasan secara signifikan dan berimbang;

Pembangunan utilitas dan fasilitas sosial secara proporsional dan memadai sesuai kebutuhan

masyarakat pada setiap pusat kawasan permukiman

D. Perencanaan Bidang Sosial Budaya, SDM dan Keistimewaan Aceh

Pembangunan bidang Sosial Budaya, SDM dan Keistimewaan Aceh dapat

didefinisikan sebagai strategi kolektif dan terencana guna meningkatkan kualitas hidup

manusia melalui seperangkat kebijakan sosial yang mencakup sektor pendidikan, kesehatan,

jaminan sosial, penanggulangan kemiskinan serta kehidupan beragama termasuk penerapan

Syariat Islam.

Perencanaan sosial budaya, SDM dan keistimewaan aceh sangat dibutuhkan agar semua

program dan kegiatan dapat bersinergi untuk mencapai semua indikator sesuai target yang

telah ditetapkan guna mencapai visi dan misi bupati terpilih dan RPJM 2012 – 2017.

Kegiatan perencanaan sosial budaya, SDM dan keistimewaan aceh merupakan

penjabaran dari program-progaram nasional seperti Program Penanggulangan Kemiskinan

dengan menitikberatkan pada pemanfaatan basis data terpadu dalam perencanaan penerima

manfaat program perlindungan sosial, program pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar

dan pendidikan kesetaraan.

Page 148: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 148

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Kegiatan perencanaan sosial budaya di bidang kesehatan terutama untuk mendukung

Program Indonesia Sehat, peningkatan mutu pelayanan kesehatan serta program-program

yang mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) yang merupakan

program prioritas yang tidak boleh diabaikan.

Disamping ituKegiatan perencanaan sosial budaya juga tidak terlepas dari upaya

peningkatan indeks pembangunan manusia, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan

perempuan dan perlindungan anak.

II.3.4.2. KEUANGAN

Keuangan Daerah memegang peranan yang sangat penting dalam menyelenggarakan kegiatan

pemerintahan dan pelayanan publik. Oleh karenanya, dalam pengelolaan keuangan daerah

harus dilakukan secara efektif dan efisien agar tepat guna.

Kabupaten bireuen sebagai salah satu Pemerintah daerah diberi kewenangan untuk

mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas

pembantuan. Berikut adalah tabel kondisi keuangan daerah Kabupaten Bireuen,

Tabel 2.118.

Kondisi Keuangan Daerah di Kabupaten Bireuen

N

O

URAIAN TAHUN

2012 2013 2014 2015 2016

1 Opini BPK Terhadap

Laporan Keuangan WDP WDP WTP WTP WTP

2 Persentase SILPA 2.63 3.6 5.56 7.9 1.3

3 Persentase SILPA

Terhadap APBD 2.63 3.6 5.56 7.9 1.3

4 Persentase Belanja

Pendidikan (20%) 3.57 41.97 39.37 33.16 27.77

5 Persentase Belanja

Kesehatan (10%) 2.03 7.97 16.7 32.62 16.28

6 Perbandingan Antara

Belanja Langsung

Dengan Belanja Tidak

Langsung

0.32 0.54 0.81 0.66 0.5

7 Penetapan APBD Nomor 6 Nomor 25 Nomor 43 Nomor 23 Nomor 25

Page 149: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 149

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Tahun

2012

Tahun 2012 Tahun

2013

Tahun

2014

Tahun

2015

9 Maret

2012

27 Desember

2012

20

Desember

2013

31

Desember

2014

11

Desember

2015 Sumber : BPKD, 2017

Tabel diatas menunjukan kinerja keuangan yang cukup baik ini dibuktikan dengan

pencapaianWajar Tanpa Pengecualian (WTP) menjadi Wajar Dengan Pengecualian (WDP)

disertai penetapan APBD yang tepat waktu selama lima tahun.

II.3.4.3. KEPEGAWAIAN SERTA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM)

Kabupaten Bireuen merupakan lembaga teknis daerah yang dibentuk oleh Kepala Daerah

berdasarkan Peraturan Daerah atau Qanun Kabupaten Bireuen Nomor 3 Tahun 2016 tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Bireuen. Adapun beberapa Tugas

dan Fungsi Pokok BKPSDM diantaranya adalah perumusan kebijakan teknis kepegawaian dan

sumber daya manusia, pengembangan sumber daya manusia dan penilaian kinerja aparatur,

pembinaan dan pengembangan jabatan fungsional, penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan

Aparatur Sipil Negara.

Berikut adalah tabel tentang kondisi kepegawaian Kabupaten Bireuen dalam tinjauan

pendidikan dan pelatihan

Tabel 2.119.

Kepegawaian Serta Pendidikan Dan Pelatihan di Kabupaten Bireuen

NO URAIAN TAHUN

2012 2013 2014 2015 2016

1 Rata-Rata Pegawai Mendapatkan Pendidikan Dan Pelatihan

48 jam 137,25

jam 246 jam 52,5 jam

209,6 jam

2 Persentase ASN Yang Mengikuti Pendidikan Pelatihan Formal

1.58% 2.04% 2.55% 7.04% 1.84%

3 Persentase Pejabat ASN Yang Telah Mengikuti Pendidikan

13.46% 17.30% 26.92% 27.30% 27.56%

Page 150: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 150

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Dan Pelatihan Struktural

4 Jumlah Jabatan Pimpinan Tinggi Pada Instansi Pemerintah

32 jabatan

32 jabatan

33 jabatan

33 jabatan

33 jabatan

5 Jumlah Pejabat Administrasi Pada Instansi Pemerintah

675 jabatan

675 jabatan

675 jabatan

747 jabtan

754 jabatan

6 Jumlah Pemangku Jabatan Fungsional Tertentu Pada Instansi Pemerintah

4684 4684 4330 5969 6567

Sumber : BKPSDM, 2017

Pada tabel diatas memperlihatkan bahwa pendidikan dan pelatihan yang diperoleh

Aparat Sipil Negara di Kabupaten Bireuen dari tahun 2012 sampai 2016 terjadi sedikit

peningkatan yaitu dari 13,46 persen menjadi 27.56 persen, tetapi hal ini masih sangat sedikit

jumlahnya.

Tujuan dari pendidikan dan pelatihan ini agar ASN menambah pengetahuan ASN,

bekerja lebih efisien, lebih cepat berkembang, mengubah dan membentuk sikap ASN dan

mengembangkan keahlian ASN sehingga pekerjaan dapat dengan cepat diselesaikan.

2.3.4.4. PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Penelitian dan pengembangan adalah unsur penunjang didalam suatu daerah yang

tugasnya adalah melaksanakan penelitian dan pengembangan di seluruh bidang yang

diperlukan.

Penelitian dan pengembangan di Pemerintahan Kabupaten Bireuen berada pada Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah yang berperan dalam pelaksanaan, pembinaan dan

pengkoordinasian setiap penelitian dan pengembangan di bidang pemerintahan dan bidang

pembangunan. Yang pada akhirnya merumuskan hasil akhir penelitian dan pengembangan

dalam bentuk rekomendasi kepada Kepala Daerah serta mempublikasikan hasil penelitian

melalui website pemerintah.

Untuk implementasi rencana kelitbangan, pemanfaatan hasil kelitbangan dan

penerapan SIDa untuk perangkat daerah yang difasilitasi dalam penerapan inovasi daerah dan

kebijakan inovasi yang diterapkan didaerah secara umum belum dilaksanakan.

2.3.4.5. PENGAWASAN

Page 151: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 151

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Pengelolaan keuangan negara merupakan bagian dari pelaksanaan pemerintahan yang

meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pertanggungjawaban oleh pihak

pemerintah itu sendiri.

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menurut Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006

adalah lembaga negara yang bertugas untuk memeriksa pengelolaan dan tanggungjawab

keuangan negara. Tugas pemeriksaan BPK mencakup pemeriksaan keuangan, pemeriksaan

kinerja dan pemeriksaan tujuan tertentu.

Penugasan pemeriksaan oleh BPK juga dilaksanakan di Kabupaten Bireuen sebagai

daerah pemerintahan. Dalam lima tahun terakhir, Kabupaten Bireuen mengalami peningkatan

dalam efisiensi penggunaan keuangan negara, yang diperlihatkan dalam tabel berikut, dimana

dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 mengalami penurunan dalam jumlah temuan

pemeriksaan keuangan, dari 24 kasus pada tahun 2012 menjadi 13 kasus pada tahun 2016.

Tabel 2.120.

Kondisi Pengawasan Daerah di Kabupaten Bireuen

URAIAN TAHUN

2012 2013 2014 2015 2016

Jumlah Temuan BPK 24 Kasus 25 Kasus 23 Kasus 15 Kasus 13 Kasus Sumber : Inspektorat, 2017

Tabel 2.121.

Persentase Tindak Lanjut Temuan di Kabupaten Bireuen

Tahun

Kasus Selesai Belum Selesai Dalam Proses

2012 43 Kasus 0 Kasus 29 Kasus

2013 39 Kasus 4 Kasus 24 Kasus

2014 34 Kasus 6 Kasus 15 Kasus

2015 28 Kasus 3 Kasus 8 Kasus

2016 7 Kasus 5 Kasus 12 Kasus

Sumber : Inspektorat, 2017

Page 152: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 152

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Pengawasan merupakan bagian penting dalam proses pembangunan, untuk itu

Inspektorat Kabupaten Bireuen merupakan tupoksi khusus yang sangat dibutuhkan kepala

daerah guna meningkatkan pendayagunaan aparatur dikabupaten, apalagi dengan adanya dana

desa yang menjadi permasalahan sendiri.

Kinerja yang diharapkan pada inspektorat sangat tergantung pada auditor yang dimiliki

yaitu 17 orang, sementara jumlah yang dibutuhkan adalah 40 orang, maka Inspektorat

Kabuapten Bireuen masih kekurangan 23 orang auditor.

2.3.4.6. SEKRETARIAT DEWAN

Sekretariat Dewan merupakan unsur pelayanan terhadap Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD) yang dipimpin oleh seorang sekretaris DPRD yang secara teknis operasional berada

dibawah dan bertanggungjawab kepada Pimpinan DPRD dan secara 152dministrative

bertanggungjawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah.

Sekretariat Dewan dalam melaksanakan tugas pokoknya untuk menyusun perencanaan

dan pelaksanaan program yang termaktub dalam Rencana Kerja Tahunan. Berikut adalah

tabel kondisi data mengenai Sekretariat Dewan Kabupaten Bireuen,

Tabel 2.122.

Kondisi Rencana Kerja Sekretaris Dewan di Kabupaten Bireuen

URAIAN TAHUN

2012 2013 2014 2015 2016

Tersedianya Rencana Kerja Tahunan Pada Alat-Alat Kelengkapan DPRD provinsi/Kota/Kota

Ada Ada Ada Ada Ada

Tersusunnya Dan Terintegrasinya Program-Program Kerja DPRD Untuk Melaksanakan Fungsi Pengawasan,Fungsi Pembentukan

Ada Ada Ada Ada Ada

PERDA,Dan Fungsi Anggaran Dalam Dokumen Rencana Lima Tahunan (RPJM) Maupun Dokumen Rencana Tahunan (RKPD)

Ada Ada Ada Ada Ada

Terintegrasi Program-Program Untuk Melaksanakan Fungsi Pengawasan,Pembentukan PERDA Dan

Ada Ada Ada Ada Ada

Page 153: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 153

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Anggaran Kedalam Dokumen

Perencanaan Dan Dokumen Anggaran Setwan DPRD

Ada Ada Ada Ada Ada

Sumber : Sekwan, 2017

II.4. Aspek Daya Saing Daerah

Daya saing daerah merupakan salah satu aspek tujuan penyelenggaraan otonomi

daerah sesuai dengan potensi, kekhasan, dan unggulan daerah. Suatu daya saing

(competitiveness) merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan pembangunan ekonomi

yang berhubungan dengan tujuan pembangunan daerah dalam mencapai tingkat kesejahteraan

yang tinggi dan berkelanjutan.

Tabel 2.123.

Aspek Daya Saing Daerahdi Kabupaten Bireuen

No Aspek Daya Saing 2012 2013 2014 2015 2016

1 Pengeluaran konsumsi Rumah

Tangga perkapita (Juta) 20,18 21,28 22,18 23,14 24,23

2 Nilai tukar petani

3 Persentase pengeluaran

konsumsi non pangan perkapita 52,97 53,78 54,50 54,93 55,39

4 Produktivitas total daerah - - - - -

5 Persentase desa berstatus

swasembada terhadap total desa - - - - -

6 Rasio pinjaman terhadap

simpanan di Bank Umum - - - - -

Page 154: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 154

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

7 Rasio pinjaman terhadap

simpanan di BPR - - - - -

8 Angka kriminalitas yang

tertangani 20,22 15,11 16,87 21,07 21,46

9 Rasio ketergantungan

44,12 48,07 50,20 52,02

II.4.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah

Analisis kinerja atas aspek kemampuan ekonomi daerah dilakukan terhadap indikator

pengeluaran konsumsi rumah tangga perkapita, nilai tukar petani

II.4.1.1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Perkapita

Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita merupakan salah satu indikator untuk

mengukur kemampuan ekonomi daerah. Pengeluaran konsumsi rumah tangga berdasarkan

PDRB menurut penggunaan Kabupaten Bireuen atas dasar harga berlaku pada tahun 2016

yaitu sebesar Rp. 3.190.319.190.000,- dengan jumlah rumah tangga 102.428 RT, sehingga

rasio pengeluaran konsumsi rumah tangga per jumlah rumah tangga adalah Rp. 31.742.890,-

per RT/tahun.

2.4.1.2. Pengeluaran Konsumsi Non Pangan Per Kapita

Pengeluaran konsumsi rumah tangga non pangan per kapita merupakan salah satu

indikator untuk mengukur kemampuan ekonomi daerah. Total pengeluaran konsumsi rumah

tangga non pangan per kapita berdasarkan PDRB menurut penggunaan Kabupaten Bireuen

atas dasar harga berlaku pada tahun 2016yaitu sebesar Rp. 3.960.660.430.000,- dan

totalpengeluaran konsumsi rumah tangga berdasarkan PDRB menurut penggunaan Kabupaten

Bireuen atas dasar harga berlaku pada tahun 2016 yaitu sebesar Rp 7.150.979.620.000,- ,

maka rasio pengeluaran konsumsi rumah tangga non pangan per kapita terhadap total

pengeluaran konsumsi RT per kapita adalah 1 : 1,2. Dari rasio ini maka pengeluaran konsumsi

RT non pangan per kapita adalah Rp. 39.407.595,- per RT/tahun.

II.4.2. Fokus Iklim Berinvestasi

Page 155: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 155

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Upaya pembangunan ekonomi daerah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan

rakyat membutuhkan kapitalisasi modal cukup besar agar dapat menghasilkan kondisi yang

baik untuk tujuan pembangunan ekonomi berkelanjutan. Penanaman modal dalam bentuk

investasi sangat diperlukan dalam rangka pendayagunaan potensi sumber daya yang ada,

termasuk dalam penciptaan lapangan kerja di daerah ini. Untuk meningkatkan peluang-

peluang investasi diperlukan hal-hal sebagai berikut seperti terjaminnya iklim usaha yang

kondusif, tersedianya infrastruktur, terutama sarana perhubungan baik darat, laut dan udara

yang memadai dan juga adanya peran lembaga keuangan yang baik.

1. Angka Kriminal

Angka kriminalitas mempengaruhi Investasi yang ada disuatu wilayah atau daerah.

Semakin rendah angka kriminalitas pada suatu daerah maka semakin tinggi pula ketertarikan

investor untuk berinvestasi di daerah tersebut. Adapun jenis kriminalitas di Kabupaten Bireuen

yaitu :

Tabel 2.124.

Angka Kriminalitas di Kabupaten Bireuen

No JENIS KRIMINAL 2012 2013 2014 2015 2016

1 2 3 4 5 6 7

1 Narkoba 40 39 39 42 62

2 Pembunuhan 4 - 2 4 1

3 Kejahatan Seksual 28 23 38 33 46

4 Penganiayaan 170 113 137 173 212

5 Pencurian 115 62 74 110 67

6 Penipuan 70 50 64 70 67

7 Pemalsuan Uang 1 - - - -

Page 156: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 156

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

8 Jumlah tindak pidana

selama 1 tahun 821 625 714 917 952

9 Jumlah penduduk 406.083 413.817 423.397 435.300 443.627

10 Angka kriminal 821 625 714 917 952

Sumber : Polres Bireuen, 2017

Tabel di atas kiranya dapat memberikan gambaran angka kriminalitas di Kabupaten

Bireuen. Berdasarkan data yang ada terlihat angka kriminal diKabupaten Bireuen selama

kurun waktu antara tahun 2012 – 2016 terjadi peningkatan.

2. Lama Proses Perizinan

Investasi yang akan masuk kesatu wilayah atau daerah tergantung kepada daya saing investasi

yang dimiliki oleh wilayah/daerah yang bersangkutan, pembentukan daya saing investasi berlangsung

secara terus menerus dan dipengaruhi oleh beberapa sektor, salah satunya kemudahan perizinan. Proses

dan Prosedur Perizinan dapat meliputi proses prosedur pelayanan perizinan, proses penyelesaian

perizinan yang merupakan proses internal yang dilakukan oleh aparat/petugas. Secara umum

permohonan izin itu harus menempuh prosedur tertentu yang ditentukan oleh pemerintah, selaku

pemberi izin. disamping itu pemohon juga harus memenuhi persyaratan - persyaratan tertentu yang

dilakukan oleh Pemerintah sebagai pemberi izin yang ditentukan secara sepihak. Prosedur dan

persyaratan perizinan itu berbeda beda tergantung jenis izin. adapun jenis izin di Kabupaten Bireuen

sejumlah 31 jenis izin dan lamanya proses perizinan dari Tahun 2012 sampai dengan Tahun 2016

bekisar antara 3 hari kerja sampai dengan 15 hari kerja.

Tabel 2.125.

Lamanya Proses Perizinan

URAIAN

TAHUN

2012 2013 2014 2015 2016

Izin Mendirikan Bangunan

(IMB) 14 Hari Kerja 14 Hari Kerja 14 Hari Kerja 14 Hari Kerja 15 Hari Kerja

Izin Gangguan ( HO) 14 Hari Kerja 14 Hari Kerja 14 Hari Kerja 14 Hari Kerja 14 Hari Kerja

Izin Tempat Usaha 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja.

Izin Usaha Kontruksi (IUJK) 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja

Page 157: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 157

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Izin Usaha Perdagangan (SIUP) 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja

Tanda Daftar Perusahan (TDP) 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja

Tanda Daftar Industri 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja

Izin Reklame 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja

Izin trayek 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja

Izin Usaha Angkutan

Kendaraan Bermotor 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja

3 Hari

K1szserja 3 Hari Kerja

Izin Usaha Kepariwisataan 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja

Izin Usaha peternakan 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja

Izin Usaha pertanian 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja

Izin Usaha Pertambangan

Daerah 14 Hari Kerja 14 Hari Kerja 14 Hari Kerja 14 Hari Kerja

Izin Usaha Perbengkelan 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja

Izin Usaha Sarang burung

Walet 15 Hari Kerja 15 Hari Kerja 15 Hari Kerja 15 Hari Kerja

Izin Pemindahan Limbah 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja

Izin Penangkapan Ikan 7 Hari Kerja 7 Hari Kerja 7 Hari Kerja 7 Hari Kerja 7 Hari Kerja

Izin Usaha Perikanan 7 Hari Kerja 7 Hari Kerja 7 Hari Kerja 7 Hari Kerja 3 Hari Kerja

Izin Pas Kapal Di Bawah 7 GT 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja

Izin Bidang Penanaman Modal 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja

Izin Bidang Kesehatan 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja -

Izin Usaha Industri 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja

Izin Lokasi 14 Hari Kerja 14 Hari Kerja 14 Hari Kerja 14 Hari Kerja 3 Hari Kerja

Izin Penimbunan 14 Hari Kerja 14 Hari Kerja 14 Hari Kerja 14 Hari Kerja 3 Hari Kerja

Izin Usaha Perkebunan 14 Hari Kerja 14 Hari Kerja 14 Hari Kerja 14 Hari Kerja -

Izin Usaha Operasional

Pengilingan Padi, Huler dan

Penyosohan Beras

14 Hari Kerja 14 Hari Kerja 14 Hari Kerja 14 Hari Kerja 3 Hari Kerja

Izin Kapal Pengangkut Ikan 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja - 3 Hari Kerja

Izin Pengelolaan air

3 Hari Kerja

Page 158: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 158

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

Izin Operasi Usaha peyedian

Tenaga Listrik Kepentingan

Pribadi

3 Hari Kerja

Sumber : Dinas Penanaman Modal, Perdagangan, Koperasi dan UKM, 2017

3. Jumlah Dan Macam Pajak Dan Retribusi Daerah

Salah satu sumber penerimaan daerah Kabupaten Bireuen adalah penerimaan

Retribusi. Sumber Retribusi daerah tersebut diharapakan akan menjadi sumber pembiayaan

Pemerintah dan Pembangunan daerah untuk meningkatkan pemerataan kesejahteraan rakyat.

Adapun jenis izin adalah izin Ganguan (HO), izin mendirikan bangunan (IMB) dan izin Usaha

Perikanan. Berikut adalah tabel jumlah dan macam pajak dan retribusi daerah Kabupaten

Bireuen

Tabel 2.126.

Jumlah Dan Macam Pajak Dan Retribusi Daerah

NO

URAIAN TAHUN

JUMLAH DAN MACAM PAJAK

DAN RETRIBUSI DAERAH 2012 (Rp) 2013(Rp) 2014(Rp) 2015(Rp) 2016(Rp)

1 Izin Gangguan (HO) 113.716.308

(170 EKS)

398.980.500

(308 EKS)

582.677.200

(401 EKS)

435.671.500

(303 EKS)

430.501.500

(339 EKS)

2 Izin Mendirikan Bangunan (IMB) 207.200.000

(63 EKS) 246.800.000

(54 EKS) 49.115.972 (87 EKS)

188.443.750 (80 EKS)

263.300.000 (297EKS)

3 Izin Usaha Perikanan

2.892.000 (3

EKS)

Sumber : Dinas Penanaman Modal, Perdagangan, Koperasi dan UKM, 2017

Sebagai contoh, tabel diatas memperlihatkan bahwa pada tahun 2012, izin gangguan

(HO) sebanyak 170 eksemplar perijinan dengan retribusi daerah sebesar Rp. 113.716.308

meningkat menjadi sebanyak 339 eksemplar perijinan dengan nilai retribusi daerah sebesar

Rp. 430.501.500 pada tahun 2016. Hal ini menjelaskan bahwa terjadi peningkatan retribusi

daerah dari 2012 sampai dengan 2016.

Page 159: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 …jdih.bireuenkab.go.id/wp-content/source/BAB 2. GAMBARAN...Letak geografis Kabupaten Bireuen di kawasan perlintasan jalan nasional lintas

BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 159

RPJMK Bireuen Tahun 2017-2022

2.4.3. Fokus Sumber Daya Manusia

Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan kunci keberhasilan

pembangunan nasional dan daerah. Hal ini dapat disadari oleh karena manusia sebagai subyek

dan obyek dalam pembangunan. Mengingat hal tersebut, maka pembangunan SDM diarahkan

agar benar-benar mampu dan memiliki etos kerja yang produktif, terampil, kreatif, disiplin dan

profesional. Disamping itu juga mampu memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai ilmu

dan teknologi yang inovatif dalam rangka memacu pelaksanaan pembangunan nasional.

Kualitas sumberdaya manusia juga memiliki peranan penting dalam meningkatkan daya saing

daerah dan perkembangan investasi di daerah. Indikator kualitas sumberdaya manusia dalam

rangka peningkatan daya saing daerah dapat dilihat dari kualitas tenaga kerja dan tingkat

ketergantungan penduduk untuk melihat sejauhmana beban ketergantungan penduduk.

Sumber daya manusia dapat dilihat dari dua aspek, yaitu : kuantitas dan kualitas.

Kuantitas sumber daya manusia tanpa disertai dengan kualitas akan menjadi beban bagi

pembangunan suatu bangsa. Sedangkan kualitas Sumber Daya Manusia adalah mutu Sumber

Daya Manusia yang menyangkut kemampuan, baik kemampuan fisik, maupun non fisik.

Untuk kepentingan akselarasi suatu pembangunan di bidang apapun, peningkatan kualitas

Sumber Daya Manusia merupakan salah satu syarat utama. Oleh sebab itu untuk

meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dapat dilakukan melalui pendidikan. Artinya

semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditamatkan penduduk suatu wilayah maka semakin

baik kualitas tenaga kerjanya. Kualitas tenaga kerja pada suatu daerah dapat dilihat dari

tingkat pendidikan penduduk yang telah menyelesaikan S1, S2 dan S3.