bab ii evaluasi hasil pelaksanaan rkpd tahun 2014...

176
RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 1 BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN A. Gambaran Umum Kondisi Daerah Kota Magelang merupakan salah satu Kota di wilayah Provinsi Jawa Tengah dengan luas sekitar 0.06% dari keseluruhan wilayah Provinsi Jawa Tengah. Kota ini terletak tepat di tengah pulau Jawa seakan menjadi penghubung kedua kota utama di bagian tengah Pulau Jawa melalui jalur arteri primernya. Letak Kota ini secara historis- morfologis berbentuk linear dengan kecenderungan arah utara-selatan yang dominan menyebabkan kuatnya jalur transportasi yang menghubungkan Yogyakarta dan Semarang. Hal ini menjadi keunggulan lokal dan daya tarik yang bersifat geografis alami. 1) Aspek Geografi dan Demografi a. Letak, Luas dan Batas Wilayah Kota Magelang secara administratif juga terletak di tengah-tengah Kabupaten Magelang serta berada di persilangan lalu lintas ekonomi dan transportasi antara Semarang-Magelang-Yogyakarta dan Purworejo-Temanggung. Kota Magelang juga berada pada persimpangan jalur wisata lokal maupun regional antara Yogyakarta–Borobudur–Kopeng-Ketep Pass dan dataran tinggi Dieng, disamping obyek wisata yang berada di dalam Kota Magelang sendiri yaitu Kawasan wisata Taman Kyai Langgeng. Letak strategis Kota Magelang ini juga ditunjang dengan penetapan Kota Magelang sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Kawasan Purwo-manggung (Kabupaten Purworejo, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Temanggung, Kota Magelang, dan Kabupaten Magelangdalam Rencana Tata Ruang Nasional dan Rencana Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah. Kawasan ini merupakan andalan Provinsi Jawa Tengah yang memiliki potensi unggulan utama meliputi industri besar, menengah dan kecil yang menghasilkan berbagai produk; pertanian, perkebunan, perikanan, perdagangan dan jasa, termasuk perguruan tinggi dan simpul pariwisata. Posisi tersebut menjadikan Kota Magelang sebagai kota kecil dengan nilai strategis dalam katagori sebagai Pusat Pelayanan Kegiatan Wilayah (PKW) yang didukung dengan kondisi sarana prasarana yang memadai sehingga diharapkan mampu memberikan pengaruh terhadap daerah sekitarnya dan juga mampu melayani beberapa kabupaten dan kota yang berada disekitarnya yang termasuk dalam PKW. Sebagai Kota yang menggantungkan harapan besar di sektor jasa, Kota Magelang dari sisi geografis mempunyai keunggulan komparatif (comparative advantage) dan berada dijalur strategis perekonomian antara Kota Yogyakarta dengan Kota Semarang, maka Kota Magelang dapat dikatakan sebagai Kota transit yang mempunyai keunggulan komparatif dibanding dengan daerah di sekitarnya.

Upload: danghanh

Post on 08-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 1

BAB II

EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 DAN

CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

A. Gambaran Umum Kondisi Daerah

Kota Magelang merupakan salah satu Kota di wilayah Provinsi Jawa Tengah

dengan luas sekitar 0.06% dari keseluruhan wilayah Provinsi Jawa Tengah. Kota ini

terletak tepat di tengah pulau Jawa seakan menjadi penghubung kedua kota utama di

bagian tengah Pulau Jawa melalui jalur arteri primernya. Letak Kota ini secara historis-

morfologis berbentuk linear dengan kecenderungan arah utara-selatan yang dominan

menyebabkan kuatnya jalur transportasi yang menghubungkan Yogyakarta dan

Semarang. Hal ini menjadi keunggulan lokal dan daya tarik yang bersifat geografis

alami.

1) Aspek Geografi dan Demografi

a. Letak, Luas dan Batas Wilayah

Kota Magelang secara administratif juga terletak di tengah-tengah

Kabupaten Magelang serta berada di persilangan lalu lintas ekonomi dan

transportasi antara Semarang-Magelang-Yogyakarta dan Purworejo-Temanggung.

Kota Magelang juga berada pada persimpangan jalur wisata lokal maupun regional

antara Yogyakarta–Borobudur–Kopeng-Ketep Pass dan dataran tinggi Dieng,

disamping obyek wisata yang berada di dalam Kota Magelang sendiri yaitu

Kawasan wisata Taman Kyai Langgeng. Letak strategis Kota Magelang ini juga

ditunjang dengan penetapan Kota Magelang sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)

Kawasan Purwo-manggung (Kabupaten Purworejo, Kabupaten Wonosobo,

Kabupaten Temanggung, Kota Magelang, dan Kabupaten Magelangdalam Rencana

Tata Ruang Nasional dan Rencana Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah. Kawasan ini

merupakan andalan Provinsi Jawa Tengah yang memiliki potensi unggulan utama

meliputi industri besar, menengah dan kecil yang menghasilkan berbagai produk;

pertanian, perkebunan, perikanan, perdagangan dan jasa, termasuk perguruan

tinggi dan simpul pariwisata. Posisi tersebut menjadikan Kota Magelang sebagai

kota kecil dengan nilai strategis dalam katagori sebagai Pusat Pelayanan Kegiatan

Wilayah (PKW) yang didukung dengan kondisi sarana prasarana yang memadai

sehingga diharapkan mampu memberikan pengaruh terhadap daerah sekitarnya

dan juga mampu melayani beberapa kabupaten dan kota yang berada disekitarnya

yang termasuk dalam PKW.

Sebagai Kota yang menggantungkan harapan besar di sektor jasa, Kota

Magelang dari sisi geografis mempunyai keunggulan komparatif (comparative

advantage) dan berada dijalur strategis perekonomian antara Kota Yogyakarta

dengan Kota Semarang, maka Kota Magelang dapat dikatakan sebagai Kota transit

yang mempunyai keunggulan komparatif dibanding dengan daerah di sekitarnya.

Page 2: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 2

Banyak layanan jasa yang dapat disediakan oleh Kota Magelang, baik yang

berhubungan dengan transportasi maupun layanan jasa pariwisata.

Gambar II.1

Peta Kedudukan Kota Magelang Terhadap Jawa Tengah

Sumber : Dokumen Perencanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Kota Magelang, 2013

Batas wilayah administrastif Kota Magelang pada sebelah utara berbatasan

dengan Kecamatan Secang, Sebelah Timur berbatasan dengan Sungai Elo/

Kecamatan Tegalrejo Kabupaten Magelang, Sebelah Selatan berbatasan dengan

Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang; dan Sebelah Barat berbatasan

dengan Sungai Progo/ Kecamatan Bandongan Kabupaten Magelang

Luas wilayah Kota Magelang adalah 1.812 Ha (18,12 km2) secara

administratif terbagi atas 3 kecamatan dan 17 kelurahan yang rata-ratanya luas

wilayahnya tidak lebih dari 2 km². Gambaran secara rinci luas tiap kecamatan/

kelurahan di Kota Magelang Tahun 2013, dapat dilihat pada tabel dan gambar

berikut:

Tabel ll.1 Luas Kecamatan dan Kelurahan di Kota Magelang

No. Kecamatan dan Kelurahan Luas / Area (Km2) Persentase (%)

01. KEC. MAGELANG SELATAN 6,89 38,01

1. Kel. Jurangombo Utara 0,58 3,17

2. Kel. Jurangombo Selatan 2,26 12,49

3. Kel. Magersari 1,38 7,60

4. Kel. Tidar Utara 0,97 5,35

5. Kel. Tidar Selatan 1,27 7,00

6. Kel. Rejowinangun Selatan 0,43 2,39

02. KEC. MAGELANG TENGAH 5,10 28,17

1. Kel. Magelang 1,25 6,88

2. Kel. Kemirirejo 0,88 4,86

3. Kel. Cacaban 0,83 4,56

4. Kel. Rejowinangun Utara 0,99 5,48

5. Kel. Panjang 0,35 1,90

6. Kel. Gelangan 0,81 4,49

Page 3: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 3

No. Kecamatan dan Kelurahan Luas / Area (Km2) Persentase (%)

03. KEC. MAGELANG UTARA 6,13 33,82

1. Kel. Wates 1,17 6,47

2. Kel. Potrobangsan 1,30 7,17

3. Kel. Kedungsari 1,33 7,36

4. Kel. Kramat Utara 0,86 4,77

5. Kel. Kramat Selatan 1,46 8,05

JUMLAH 18,12 100,00

Sumber: Daerah Dalam Angka Kota Magelang Tahun 2014.

Gambar II.2

Luas Daerah Kota Magelang Menurut Kecamatan

Daerah Datar (2-5%)

Kawasan Gunung Tidar

b. Topografi

Secara topografi dan fisiografis, Kota Magelang merupakan wilayah dataran

yang di kelilingi oleh Gunung Merapi, Merbabu, Sindoro dan Sumbing, Pegunungan

Gianti, Menoreh, Andong dan Telomoyo. Kota Magelang termasuk dataran rendah

dengan sudut kemiringan relatif bervariasi. Morfologi pendataran antar gunung api,

medannya landai, berelief sedang-halus. Dilihat dari ketinggian-nya, Kota

Magelang berada di antara 375–500 mdpl dengan titik ketinggian tertinggi pada

Gunung Tidar yaitu 503 mdpl dengan kemiringan hingga 30–40%. Kemiringan

topografi Kota Magelang yang terjal di bagian barat (sepanjang Sungai Progo) dan

di sebelah timur (di sekitar Sungai Elo) sampai dengan kemiringan 15-30%. Di

sekitar daerah timur kompleks AKMIL ke Utara hingga daerah di sekitar RSJ

Magelang, dengan kemiringan 2–5%.

MAGELANG UTARA

Luas Wilayah 6.128 km2 terdiri dari 5 Kelurahan yaitu Kelurahan Potrobangsan, Wates, Kedungsari, Kramat Selatan dan Kramat Utara

MAGELANG TENGAH

Luas wilayah 5.104 km2 terdiri dari 6 Kelurahan yaitu Kemirirejo, Cacaban, Magelang, Panjang, Gelangan dan Rejowinangun Utara

MAGELANG SELATAN

Luas wilayah 6.888 km2. Terdiri dari 6 Kelurahan yaitu Jurangombo Selatan, Jurangombo Utara, Magersari, Rejowinangun Selatan, Tidar Utara dan Tidar Selatan

Sumber : DDA Kota Magelang, 2014

Page 4: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 4

Gambar II.3 Peta Topografi Kota Magelang

Sumber : Dokumen Perencanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Kota Magelang, 2013

Dengan kondisi topografi tersebut, maka kawasan permukiman pada

umumnya berlokasi di daerah yang relatif datar, tetapi dengan kondisi luas lahan

yang terbatas ada kemungkinan arah pengembangan pemukiman ke daerah-

daerah yang bertopografi dan kolektor kontur tajam. Bentuk fisik Kota Magelang

yang relatif memanjang mengikuti jaringan jalan arteri. Dengan kondisi fisik

tersebut, kecenderungan pertumbuhan alamiahnya adalah ke arah utara dan

selatan dengan dominasi area terbangun yang mempunyai topografi relatif datar.

c. Geologi

Struktur dan karakteristik geologi Kota Magelang berupa dataran alluvium

yang tersebar sampai di bagian selatan dan tempat-tempat di pinggir Sungai Progo

dan Sungai Elo. Dataran ini tersusun oleh batuan hasil rombakan bebatuan yang

lebih tua, yang bersifat lepas. Kondisi geologi Kota Magelang juga tidak bisa

dilepaskan dari keberadaannya di tengah wilayah Kabupaten Magelang, dimana

secara umum wilayah tersebut tersusun dari 4 formasi batuan, yaitu batuan

sedimen (berupa formasi andesit tua yang terdiri dari breksi, andesit, tufa, tufa

lapili, anglomerat dan lava andesit), batuan gunung api (berupa material yang

dihasilkan gunung api yang terdiri dari breaksi piroklastik, lelehan lava, batuan

pasir tufaan dan lahar), batuan beku trobosan (berupa andesit dan desit) serta

batuan endapan alluvial (berupa material lepas terdiri dari kerakal, kerikil, pasir,

lanau, lumpur dan lempung disepanjang tepian sungai-sungai besar seperti sungai

Progo dan Elo). Dalam klasifikasi tersebut, formasi batuan di Kota Magelang

Page 5: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 5

termasuk batuan gunung api, sehingga litologi yang menempati Kota Magelang

sebagian besar berupa batu pasir tufaan (lepas) dan breksi.

Potensi kandungan tanah Kota Magelang sebagian besar berupa batu pasir

lepas dan konglomerat. Hasil produksi gunung berapi yang merupakan endapan

kwarter. Ditinjau dari satuan morfologi, pendataran alluvium tersebar sampai di

bagian selatan dan tempat-tempat di pinggir Sungai Progo dan Sungai Elo.

Tersusun oleh batuan hasil rombakan batuan yang lebih tua, yang bersifat lepas.

Umumnya berada pada ketinggian antara 250–350 m, berelief halus dengan

kemiringan 3-8 %. Daerah ini dialiri oleh Sungai Progo dan Sungai Elo yang

mengalir dengan pola Sum Meander. Litologi yang menempati daerah Kota

Magelang sebagian besar berupa batu pasir lepas dan konglomerat. Sifat batuan

pasir dan breksi/ konglomerat sangat poreous (kelulusan air tinggi), serta

penurunan terhadap beban kecil, mendekati nol (0). Daya dukung terhadap

bangunan berkisar antara 5kg/ cm2 – 19 kg/ cm2.

Dilihat dari kondisi yang ada di wilayah Kota Magelang berkaitan dengan

keadaan geologi maka di dalam pembangunan perlu diingat terkait dengan kondisi

Kelerengan alam yang cukup curam di sekitar Sungai Progo dan Sungai Elo serta

pengaturan treatment pembuangan – pembuangan limbah agar tidak mencemari

lingkungan mengingat porositas tanah yang cukup tinggi. Kewaspadaan pada

resiko bencana terutama pada daerah bantaran sungai dengan kelerengan curam

adalah tanah longsor mengingat sebagian besar tanah berupa batuan pasir dan

breksi/ konglomerat yang memiliki kelulusan air tinggi.

d. Hidrologi

Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar yaitu Sungai Elo

di sebelah Timur dan Sungai Progo di sebelah Barat. Keberadaan dua sungai ini

juga merupakan batas alamiah yang menentukan letak adminstrasi Kota Magelang

dan termasuk ke dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) Progo-Opak-Serang.

Keberadaan Sungai Progo dan Sungai Elo menurut hasil penelitian geologi yang

dilakukan PDAM Kota Magelang didapat bahwa aquifer terdapat di kedalaman 10–

30 m dan 90–120 m.

Sumber air di Kota Magelang dapat digolongkan dari air pemukaan dan air

tanah. Air permukaan merupakan air limbah dan air hujan. Potensi air hujan perlu

dilestarikan dengan membuat sumur resapan. Sedangkan potensi air tanahnya

juga tergantung pada pelestarian pemanfaatan air permukaan yaitu air hujan. Air

tanah di Kota Magelang kurang menguntungkan jika dikembangkan mengingat air

tanah yang ada mayoritas cukup dalam dengan aquifer yang dangkal, sehingga

sulit untuk dikembangkan (dipompa).

Untuk kebutuhan air bersih Kota Magelang sampai saat ini bergantung pada

sumber-sumber air yang ada di luar wilayah Kota Magelang yaitu dari mata air

yang berada di wilayah Kabupaten Magelang dan satu-satunya mata air yang

berada di Kawasan Kota Magelang adalah Mata Air Tuk Pecah. Di kawasan Kota

Magelang juga terdapat 2 (dua) saluran air yaitu: (i) Kali Bening (Kali Kota), dan

(ii) Kali Progo Manggis. Saluran tersebut juga dapat berfungsi sebagai saluran

Page 6: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 6

irigasi teknis dan juga dapat berfungsi sebagai saluran irigasi dan sumber air untuk

menyirami taman-taman kota, maka potensi tersebut merupakan penunjang untuk

mencapai kebersihan dan keindahan kota.

Berdasarkan data Kapasitas total distribusi mata air yang terpasang pada

tahun 2012 sebesar 467.283 ltr/detik dengan kebutuhan air bersih perorangan

adalah sebesar 60 liter/hari maka jika dikalikan dengan jumlah penduduk Kota

Magelang pada tahun 2013, kebutuhan air bersih adalah sebesar 83.48 ltr/detik.

Berdasarkan data tersebut maka kapasitas mata air yang tersedia masih mampu

untuk mencukupi kebutuhan air bersih masyarakat Kota Magelang walaupun masih

mengandalkan sumber air yang berasal dari kabupaten selama tidak ada faktor lain

yang mempengaruhi distribusi seperti kebocoran pipa distribusi.

e. Klimatologi

Kota Magelang mempunyai temperatur maksimum 32˚C dan terendah

20˚C, dengan kelembaban sekitar 88,8%, dengan kondisi yang demikian maka

Kota Magelang termasuk wilayah beriklim sejuk. Berdasarkan data iklim diketahui

rata-rata curah hujan bulanan di kawasan berkisar antara 234 mm dan termasuk

dalam kategori Bulan Basah (>200 mm per bulan) sepanjang tahun. Rata-rata

curah hujan harian (7.10 mm) memungkinkan ketersediaan air untuk tanaman

tercukupi

Tabel ll.3

Rata-Rata Curah Hujan Per Hari Di Kota Magelang (mm) Tahun 2009-2013

Bulan 2009 2010 2011 2012 2013

01. Januari 24.31 9.07 20,90 22.58 19.04

02. Februari 21.10 27.95 20,89 23.44 18.63

03. Maret 29.33 12.74 34,10 24.69 22.00

04. April 32.65 16.05 16,05 20.28 15.74

05. Mei 23.94 11.71 24,00 11.89 17.94

06. Juni 10.13 12.75 21,50 20.40 10.44

07. Juli 0.00 18.23 40,00 10.00 17.00

08. Agustus 0.00 12.18 0,00 0.00 0.00

09. September 0.00 9.77 0,00 0.00 2.00

10. Oktober 7.11 16.91 16,11 16.80 20.44

11. November 10.78 5.37 12,43 20.42 13.00

12. Desember 14.47 6.67 28,17 17.70 14.25

Jumlah 173.82 159.41 234,15 188.20 170.48

Rata-rata 14.49 13.28 19,51 15.68 14.21

Sumber: Kantor Litbang Statistik Kota Magelang. Magelang Dalam Angka Tahun 2014. Balai Pengelolaan Sumber Daya Air.

Menurut data Badan Pengelolaan Sumber Daya Air, dalam kurun waktu

Tahun 2013, rata – rata curah hujan per hari sebanyak 14.21 mm 15.68 mm

dengan total curah hujan sepanjang tahun 2013 sebanyak 170.48 mm dengan hari

hujan terpanjang pada bulan Maret sebanyak 22 hari. Apabila dibandingkan

Page 7: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 7

dengan tahun 2012 maka jumlah rata-rata curah hujan perhari mengalami

penurunan.

Dari kondisi topografi, geologi, hidrologi, dan klimatologi Kota Magelang

perlu diperhatikan dalam kewaspadaan terhadap bencana seperti longsor atau

bencana lain khususnya pada daerah dengan kelerengan curam mengingat sifat

tanah yang memiliki kelulusan air yang tinggi. Perlu diwaspadai juga adanya

bencana terkait dengan tingginya curah hujan pada bulan – bulan tertentu seperti

bulan Oktober, Juli, bulan Januari sampai dengan Maret. Bahaya yang perlu

diwaspadai seperti adanya bahaya banjir, longsor dan wabah penyakit terkait

dengan cuaca ekstrim.

f. Penggunaan Lahan

Sesuai dengan karakteristik perkotaan, dari luas total wilayah Kota

Magelang sebesar 1.812 Ha, tata guna lahan di Kota Magelang didominasi

pekarangan/lahan untuk bangunan dan halaman sementara lahan pertanian

semakin tahun semakin berkurang luasnya atau menunjukkan pola yang menurun

seiring dengan perkembangan Kota Magelang sebagai Kota Jasa yang semakin

pesat. Lahan pertanian banyak yang berubah peruntukannya menjadi rumah

tinggal, perumahan, pekarangan, gudang maupun untuk kegiatan ekonomi seperti

ruko dan rumah makan.

Dari luas lahan secara keseluruhan di Kota Magelang pada tahun 2014,

terdiri dari lahan untuk penggunaan Tanah Sawah sekitar 194.20 Ha dan Tanah

Bukan Sawah (Tanah Kering) sekitar 1.617.79 Ha. Gambaran penggunaan lahan di

Kota Magelang dari tahun 2008 hingga tahun 2014, selengkapnya dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel ll.4

Luas Tanah (Ha) Menurut Penggunaannya

di Kota Magelang Tahun 2008-2014

No Jenis Sawah Tahun 2008

Tahun 2009

Tahun 2010

Tahun 2011

Tahun 2012

Tahun 2013

Tahun 2014

1. TANAH SAWAH 211.73 210.55 206.99 201.42 199.96 197.64 194.20

Pengairan Teknis 211.73 210.55 206.99 201.42 199.96 197.64 194.20

Pengairan ½ Teknis - - - - - - -

Tadah Hujan - - - - - - -

Lainnya - - - - - - -

2. TANAH KERING 1,600.27 1,601.45 1,605 1,610.58 1,612.03 1,614.35 1,617.79

Pekarangan/lahan Untuk Bangunan dan Halaman

1,325.71 1,329.36 1.333.48 1.339.31 1.341.48 1.344.45 1.348.13

Tegal/kebun/Ladang/ Huma

13.43 10.96 10.40 10.11 9.25 8.60 8.36

Tambak - - - - - - -

Kolam/Tebat/Empang 6.68 6.68 6.68 6.68 6.68 6.68 6.68

Perkebunan/Hutan Rakyat 99.56 99.56 99.56 99.56 99.56 99.56 99.56

Industri 51.97 51.97 51.97 51.97 51.97 51.97 51.97

Lainnya (Makam dll) 102.91 102.91 102.91 102.95 103.09 103.09 103.09

JUMLAH 1,812.00 1,812.00 1,812.00 1,812.00 1,812.00 1,812.00 1,812.00

Sumber: Data alih fungsi lahan pada DDA Tahun 2009 s/d 2014 Kantor Litbang Kota Mgl data diolah.

Page 8: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 8

Dalam tiga tahun terakhir ini alih fungsi lahan yang terjadi di Kota Magelang

relatif cukup besar. Potensi pengembangan wilayah di Kota Magelang sebagaimana

kawasan berkarakteristik perkotaan banyak mengalami kendala terkait dengan

keterbatasan lahan. Kecenderungan pertumbuhan dan perkembangan pembangu-

nan fisik sarana prasarana perkotaan termasuk permukiman menyebabkan

berkurangnya lahan pertanian selain itu masalah yang timbul di antaranya,

Kepemilikan lahan yang dimiliki masyarakat sendiri sehingga sulit dikendalikan,

terbatasnya ketersediaan lahan yang akan dijadikan dan ditetapkan sebagai lahan

sawah berkelanjutan sebagai penopang pangan baik tingkat Provinsi maupun

nasional serta penyusutan luas lahan pertanian tersebut membawa dampak pada

penurunan produksi dan produktivitas pertanian di Kota Magelang

Data dari kantor BPN Magelang mencatat adanyanya peningkatan di tahun

2013 seluas 3.68 Hadengan rincian alih fungsi lahan sawah seluas 3.44 Ha, dan

tegal/ kebun seluas 0,24 Ha yang beralih fungsi menjadi perumahan/ halaman/

bangunan seluas 3.68 Ha. Alih fungsi lahan pertanian tersebut bisa dilihat dari

beberapa tahun ini. Pada tahun 2008 seluas 211,73 Ha menjadi 194.20 Ha pada

tahun 2014 atau mengalami penyusutan setiap tahunnya rata–rata seluas ±2,5

Ha.

Upaya pengendalian alih fungsi lahan pertanian dapat dilakukan melalui

perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan. Menurut Undang-Undang

No.41 Tahun 2009, perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan adalah

sistem dan proses dalam merencanakan dan menetapkan, mengembangkan,

memanfaatkan dan membina, mengendalikan, dan mengawasi lahan pertanian

pangan dan kawasannya secara berkelanjutan. Dimana lahan yang dapat

ditetapkan sebagai lahan pertanian pangan berkelanjutan yaitu: lahan beririgasi,

lahan reklamasi rawa pasang surut dan non pasang surut, maupun lahan tidak

beririgasi.

Salah satu upaya perlindungan lahan pertanian produktif terhadap alih

fungsi lahan sawah melalui Peraturan Daerah Kota Magelang terkait LP2B. Sejalan

dengan hal tersebut Pemerintah Daerah Kota Magelang perlu merumuskan

kebijakan insentif kepada pemilik lahan, petani penggarap, dan/ atau kelompok

tani yang lahan sawahnya ditetapkan sebagai LP2B. Kebijakan insentif

perlindungan LP2B yang dapat diterapkan di Kota Magelang diantaranya:

Keringanan Pajak Bumi dan Bangunan; Pengembangan infrastruktur pertanian;

Kemudahan dalam mengakses informasi dan teknologi; Jaminan penerbitan

sertifikat bidang tanah pertanian pangan melalui pendaftaran tanah secara

sporadik dan sistemik; Fasilitasi sarana dan prasarana produksi pertanian;

Penghargaan bagi petani berprestasi.

Analisis dari data yang dipaparkan di atas adalah persoalan terkait alih

fungsi lahan di kota Magelang, yaitu menurunnya lahan persawahan dan lahan

tegal/ kebun/ ladang/ huma, dan meningkatnya lahan untuk bangunan. Kondisi ini

memberi tantangan bagi jaminan ketahanan pangan masyarakat kota Magelang.

Data ini juga membawa konsekuensi penurunan PDRB sektor pertanian, namun di

Page 9: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 9

sisi lain kemungkinan mempengaruhi kenaikan PDRB sektor jasa konstruksi.

Tantangan lainnya adalah kebutuhan penyediaan air bersih dan fasilitas umum

seiring dengan pertumbuhan bangunan di kota Magelang.

g. Potensi Pengembangan Wilayah

Faktor-faktor yang merupakan daya dukung kota, dan yang menjadi potensi

bagi pengembangan kota telah di akomodasi kedalam Rencana Pembangunan

Jangka Panjang (RPJP) Kota Magelang Tahun 2005-2025 dan juga dalam dokumen

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Magelang Tahun 2011-2031. Kedua

dokumen tersebut menjadi landasan bagi pengembangan wilayah Kota Magelang,

agar diarahkan untuk bisa lebih merata kesemua wilayah kota.

Potensi Pengembangan wilayah di Kota Magelang, akan lebih diarahkan

untuk menjadi kota jasa. Faktor pendukung sebagai kota jasa, adalah posisi

strategis kota yang berada pada simpul jalur ekonomi dan wisata regional yang

dipadukan dengan penataan fisik wajah kota yang sudah dilaksanakan sampai

tahun 2013, akan menjadi potensi yang dominan dalam mempertegas fungsi kota

sebagai kota jasa.

Potensi Pengembangan Kota Magelang sebagaimana terdapat dalam

Rencana Pola Ruang Kota Magelang adalah sebagai berikut :

1) Kawasan Lindung

Arahan pengunaan lahan kawasan lindung Kota Magelang berdasarkan Kota

Magelang Tahun 2011-2031 adalah:

Kawasan Perlindungan Setempat meliputi : sempadan sungai dan ruang

terbuka hijau (hutan kota). Kota Magelang memiliki kawasan hutan lindung

dan hutan wisata yang keberadaannya penting untuk memenuhi kebutuhan

ruang terbuka hijau kota, yaitu kawasan konservasi Gunung Tidar.

Kelestarian Gunung Tidar perlu di jaga dan dipertegas fungsinya, jika tidak

semakin lama kawasan ini akan semakin mengalami degradasi lingkungan,

menginggat letak kawasan ini sangat strategis dinilai dari sudut pandang

investasi.

Kawasan Rawan Bencana Longsor merupakan kawasan yang

diidentifikasi sering dan berpotensi tinggi mengalami bencana longsoran.

Daerah-daerah yang termasuk kawasan rawan bencana longsor di Kota

Magelang meliputi daerah yang terdapat di sekitar DAS Progo dan Elo.

2) Kawasan Budidaya

Arahan pengunaan lahan kawasan budidaya Kota Magelang berdasarkan RTRW

Kota Magelang Tahun 2011-2031 adalah :

Kawasan Permukiman

Pengembangan kawasan permukiman diarahkan menyebar di seluruh unit

lingkungan atau BWK yang ada di wilayah Kota Magelang dengan luas

keseluruhan ± 701,36 ha. Secara eksisting perumahan di Kota Magelang

memiliki kepadatan yang sangat tinggi, sehingga pengembangannya dimasa

mendatang diarahkan secara vertikal. Selain itu diperlukan pengembangan

rumah susun untuk mencukupi kebutuhan perumahan bagi masyarakat yang

Page 10: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 10

tidak memiliki lahan untuk bermukim. Kawasan yang masih memungkinkan

adanya pengembangan permukiman adalah BWK III dan V.

Kawasan Perdagangan/Jasa

Pengembangan kawasan perdagangan/jasa diarahkan di sekitar jalan arteri

primer di BWK IV khusus untuk perdagangan/jasa skala regional, jalan arteri

sekunder di BWK I, BWK II, BWK IV dan BWK V dan jalan lokal

primer/sekunder di BWK I dengan luas keseluruhan ± 120,86 ha.

Kawasan Perkantoran

Fasilitas perkantoran utama yang diarahkan untuk dikembangkan di

kawasan perkantoran antara lain meliputi perkantoran pusat pemerintahan,

kantor dinas/instansi pemerintahan Kota Magelang, kantor instansi vertikal

di Kota Magelang, kantor pemerintahan kecamatan, maupun sarana

perkantoran niaga. Fasilitas/ kegiatan lain yang mendukung peri kehidupan

dan penghidupan ekonomi, sosial dan budaya yang layak dan dapat

dikembangkan di kawasan perkantoran antara lain meliputi kantor

pemerintah kelurahan, kantor niaga dan perbankan, koperasi, kantor jasa,

gedung pertemuan, museum, fasilitas kesehatan skala lokal, peribadatan

skala lokal, rekreasi/olah raga skala lokal, dan kegiatan-kegiatan lain yang

layak peruntukannya. Pengembangan kawasan perkantoran diarahkan di

seluruh unit lingkungan atau BWK yang ada di wilayah Kota Magelang

dengan luas keseluruhan ± 48,76 ha.

Kawasan Pendidikan

Pengembanganfasilitas pendidikan diarahkan menyebar di seluruh unit

lingkungan atau BWK yang ada di wilayah Kota Magelang agar sistem

pelayanan kepada masyarakat merata. Lluas keseluruhannya ± 107,92 ha.

Kawasan Kesehatan

Rencana pengembangan fasilitas kesehatan diarahkan tersebar pada seluruh

wilayah perkotaan guna memeratakan sistem pelayanan kepada

masyarakat. Pengembangan kawasan kesehatan diarahkan di BWK I, BWK

II, BWK III dan BWK V dengan luas keseluruhan ± 42,46 ha.

Kawasan Peribadatan

Ketersediaan fasilitas peribadatan di Kota Magelang jika dilihat pada kondisi

eksisting yang ada saat ini sudah sangat mencukupi. Sehingga dalam

pengembangannya hanya berorientasi pada perbaikan atau peningkatan

kondisi dari fasilitas peribadatan yang ada. Pengembangan kawasan

peribadatan penting diarahkan di seluruh unit BWK yang ada di Kota

Magelang dengan luas keseluruhan ± 2,80 ha.

Kawasan Rekreasi/Olah Raga

Rencana pengembangan kawasan rekreasi di Kota Magelang diarahkan

dalam dua bentuk, yaitu rekreasi terbuka dan rekreasi tertutup. Untuk

rekreasi terbuka direncanakan dengan memanfaatkan arena olahraga,

lapangan dan taman-taman kota yang direncanakan ada di setiap pusat

kawasan sebagai sarana interaksi sosial bagi masyarakatnya. Untuk rekreasi

Page 11: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 11

yang tertutup direncanakan berbentuk sarana rekreasi bioskop, tempat

olahraga, arena permainan dan sebagainya. Fasilitas rekreasi tersebut

berada pada kawasan pusat kota dan sub pusat kota, serta kawasan

perdagangan terutama yang berupa pasar swalayan.

Fasilitas dan/atau kegiatan lain yang mendukung kegiatan ekonomi, sosial

dan budaya yang layak dan dapat dikembangkan di kawasan rekreasi/

olahraga antara lain fasilitas rekreasi/olah raga skala lokal, kesehatan skala

lokal, peribadatan skala lokal, gedung pertemuan, gedung kesenian/

pertunjukan, dan kegiatan-kegiatan lain yang layak peruntukannya.

Pengembangan kawasan rekreasi olah raga diarahkan di BWK II, BWK III

dan BWK V dengan luas keseluruhan ± 89,39 ha.

Kawasan Industri/Perdagangan

Dalam penataan ruang untuk industri, diprioritaskan untuk industri sedang

dan industri kecil/rumah tangga yang rata-rata berkembang dikawasan

permukiman, sehingga perlu diatur dengan dukungan penyediaan prasarana

sarana seperti pengelolaan limbah dan showroom sekaligus outlet sebagai

sarana promosi dan pemasaran. Pengembangan kawasan industri/

perdagangan diarahkan di BWK IV dengan luas keseluruhan ± 68,03 ha.

Kawasan Militer

Sebagaimana kondisi yang ada saat ini, di luar kawasan-kawasan milik TNI

yang pemanfaatannya untuk fungsi non kemiliteran lain (seperti lapangan

golf, gedung pertemuan A. Yani, gelanggang remaja dan lainnya) berada di

BWK II, BWK III dan BWK V dengan luas keseluruhan ± 151,05 ha.

Kawasan Pertanian

Pengembangankawasan pertanian diarahkan di BWK II, BWK III, BWK IV

dan BWK Vdengan luas keseiuruhan ± 185,56 ha.

Kawasan Terbuka Non Hijau

Adapun RTNH yang ada di Kota Magelang, meliputi : plasa, parkir, lapangan

olahraga, tempat bermain dan rekreasi, pembatas (median jalan), dan

koridor rumah. Pengembangan RTNH merupakan salah satu alternatif untuk

penganti RTH yang bisa di terapkan pada kawasan-kawasan padat Kota

Kawasan Transportasi (Terminal)

Sarana (fasilitas) terminal yang diarahkan untuk dikembangkan di kawasan

terminal antara lain meliputi terminal regional, terminal angkutan kota dan

terminal barang. Fasilitas dan/atau kegiatan yang mendukung perikehidupan

dan penghidupan ekonomi, sosial dan budaya yang dapat dikembangkan di

kawasan terminal antara lain fasilitas perdagangan skala lokal (kios),

kesehatan skala lokal, peribadatan skala lokal, dan kegiatan-kegiatan lain

yang layak peruntukannya. Pengembangan kawasan terminal diarahkan di

BWK I, BWK II dan BWK IV dengan luas keseluruhan ± 4,85 ha.

Kawasan Pemakaman

Kawasan pemakaman merupakan kawasan budidaya yang mempunyai

fungsi utama dan satu-satunya sebagai tempat pemakaman umum ataupun

Page 12: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 12

taman makam pahlawan. Pengembangan kawasan pemakaman diarahkan di

seluruh unit lingkungan atau BWK yang ada di Kota Magelang dengan luas

keseluruhan ± 35,65 ha.

Kawasan Khusus Sektor Informal

Pengembangan kawasan khusus sektor informal untuk PKL secara umum

dapat dikembangkan di daerah-daerah yang merupakan simpul-simpul

perdagangan, memiliki tingkat aksesibilitas untuk dijangkau dengan berjalan

kaki, ruang terbuka aktif, daerah-daerah yang memiliki tingkat keramaian

dan merupakan area bebas yang cukup luas dan memiliki potensi untuk

dikunjungi penduduk sebagai lokasi untuk bersantai dan melepas lelah.

Arahan pengembangan kawasan khusus sektor informal untuk PKL dapat

dikembangkan dan ditata di kawasan Jalan Jenggolo dengan melakukan

penutupan akses di malam hari di Jalan Pajajaran dan Jalan Pajang.

Kawasan khusus ini diperuntukan bagi pedagang kuliner khas Kota Magelang

dan sekitar (yang berupa makanan unggulan). Area untuk mewadahi PKL di

waktu siang hari adalah di sepanjang jalan Pemuda dengan memanfaatkan

jalur lambat. Pengembangan PKL di sebelah utara Kota Magelang akan

diakomodasi di Kawasan Armada Estate dengan membuka waktu jualan di

siang dan malam hari di sekitar tanah kosong milik Armada Estate.

Gambar II.4 Peta Rencana Pola Ruang Kota Magelang

Sumber : Dokumen Perencanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Kota Magelang, 2013

Kota Magelang termasuk dalam kawasan strategis Sub Regional PURWO-

MANGGUNG (Purworejo-Wonosobo–Magelang–Temanggung) yang merupakan

kawasan andalan Provinsi Jawa Tengah. Dengan kedudukannya sebagai Pusat

Kegiatan Wilayah (PKW), maka Kota Magelang memiliki beberapa fungsi, antara

lain sebagai: Pusat jasa pelayanan keuangan/ bank yang melayani beberapa

Page 13: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 13

kabupaten, Pusat pengolahan/pengumpul barang yang melayani beberapa

kabupaten, Simpul transportasi untuk beberapa kabupaten, Pusat jasa pemerin-

tahan untuk beberapa kabupaten dan Pusat jasa-jasa yang lain untuk beberapa

kabupaten

h. Wilayah Rawan Bencana

Bentuk-bentuk bencana yang sering terjadi di Kota Magelang adalah pada

umumnya adalah bencana tanah longsor. Kondisi tersebut terutama disebabkan

karena sebagian wilayah Kota Magelang termasuk dalam wilayah dengan tingkat

kelerengan yang cukup tinggi. Pada musim penghujan ada beberapa wilayah di

Kota Magelang yang rawan terjadi longsor, khususnya di bagian barat yaitu pada

lereng-lereng yang cukup terjal di sepanjang Sungai Progo dan sepanjan Daerah

Aliran Sungai (DAS) Elo. Kota Magelang memiliki ketinggian kurang lebih 500-750

meter di atas permukaan laut dengan kontur tanah yang bergelombang, dan

dikelilingi beberapa sungai. Data yang ada menunjukkan bahwa terdapat wilayah

khusus rawan bencana longsor karena sifat kelerengan tanah dan persungaian,

yaitu: a).Wilayah Barat Kota Magelang dalam lingkup Daerah Aliran Sungai Progo

meliputi Kelurahan Kramat Utara, Kelurahan Kramat Selatan, Kelurahan Magelang

Utara, Kelurahan Potrobangsan, Kelurahan Magelang, Kelurahan Cacaban; b)

Wilayah Timur Kota Magelang dalam lingkup Daerah Aliran Sungai Elo meliputi

Kelurahan Kedungsari , Kelurahan Rejowinangun Utara dan Kelurahan Wates.

Selain bencana yang berkaitan dengan alam, kepadatan penduduk dan

bangunan juga mejadi ancamana utama munculnya bencana kebakaran, wabah

penyakit. Akibatnya kepadatan penduduk cukup tinggi, dan juga banyak rumah

penduduk tinggal pada daerah lereng yang mudah atau rentan longsor.

Pemukiman padat juga dapat mengakibatkan rentan terjadinya bencana

kebakaran. Kelurahan yang memiliki potensi (rawan) bencana kebakaran karena

faktor kepadatan penduduk dan jaringan jalan yang sempit (3-6 meter) yaitu:

Kramat Utara dan Selatan, Potrobangsan, Cacaban, Panjang, Kemirirejo,

Rejowinangun Utara, Rejowinangun Selatan. Untuk antisipasi terhadap bencana

kebakaran, kebijakan Pemerintah Kota Magelang adalah meningkatkan manajemen

penanganan bencana kebakaran, peningkatan kapasitas personil di unit pemadam

kebakaran, dan meningkatkan kualitas mobil pemadam kebakaran.

Di lihat dari potensi terjadinya kejadian bencana dalam wilayah perkotaan

yang padat penduduknya, maka potensi bencana yang sangat mungkin di masa

depan, seperti kejadian ancaman tanah longsor, banjir karena limpahan selokan

dan drainage perkotaan, Limbah industri atau jasa yang meresap dalam air bawah

tanah serta air permukaan (selokan, kolam dan pemukiman), pencemaran

lingkungan akibat limbah rumah tangga dan sampah yang tidak tertangani dengan

baik kebakaran perkotaan pada kompleks perdagangan dan pemukiman padat

dengan akses jalan yang sulit dilewati mobil pemadam kebaran, jalur pengungsian

lokasi evakuasi yang belum terencana dan tertata.

Hal yang perlu diwaspadai terkait dengan bencana banjir perkotaan adalah

banjir yang diakibatkan banjir limpasan atau limpahan air drainase karena hujan

Page 14: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 14

dan drainase tersumbat; penyebab kedua adalah banjir bandang atau banjir

kiriman melanda wilayah tepi sungai Progo dan Elo. Wilayah-wilayah yang memiliki

potensi rawan bencana banjir karena faktor air melimpah antara lain adalah:

Potrobangsan, Cacaban, Kemirirejo, Panjang, Tidar Utara, Rejowinangun Utara.

Selain hal tersebut di atas, bencana yang perlu mendapat perhatian dari

adalah bencana yang bersifat konflik sosial muncul di pusat-pusat perdagangan,

pergerakan dan daerah padat penduduk dan Kawasan dengan tingkat

pertumbuhan dan aktivitas yang tinggi sebagai simpul pergerakan dan pusat-pusat

perdagangan. Indikator penentu prioritas pencegahan dan penanganan bencana

sosial perlu dilakukan pada wilayah yang memiliki: pusat perdagangan dan tujuan

pergerakan atau transportasi; wilayah dengan tingkat sosial ekonomi yang berada

di level pra-sejahtera; wilayah dengan kondisi pemukiman belum tertata atau

kumuh, perkembangan kawasan yang kurang sehat dengan tingkat kepadatan

tinggi.

Fungsi penganggulan bencana di Kota Magelang mengacu pada pedoman

yang ada pada Pola penanggulangan Bencana nasional dalam rangka untuk

mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh Bencana terutama di daerah

perkotaan. Adapun strategi umum yang diterapkan Pemerintah Kota Magelang

terkait dengan penanggulangan bencana meliputi tahap pencegahan, tahap

tanggap darurat, rehabilitasi dan tahap rekonstruksi.

i. Aspek Demografi

Penduduk Kota Magelang pada pertengahan tahun 2014 sebanyak 120.653

jiwa berada pada wilayah Kota Magelang yang memiliki luas 18.12km2. Tingkat

kepadatan penduduk di Kota Magelang menunjukkan trend yang meningkat seiring

dengan pertambahan jumlah penduduk di Kota Magelang yang meningkat.

Semakin tinggi kepadatan penduduk mengindikasikan pada tingkat kerapatan

penggunaan lahan untuk kawasan terbangun, sehingga bisa dikatakan semakin

tinggi beban lingkungan hidup

Tabel II.5

Kepadatan Penduduk di Kota Magelang Tahun 2008-2014

Tahun Jumlah Penduduk (jiwa) Kepadatan Penduduk (jiwa /

km2)

2014 120.653 6.659

2013 120.207 6.634

2012 119.329 6.585

2011 118.805* 6.557

2010 126.443 6.978

2009 125.604 6.932

2008 124.627 6.878

Sumber: Kantor Litbang Statistik, Daerah Dalam Angka Kota Magelang-sumber BPS, 2008-2014 (data

jumlah penduduk tahun 2011 menyesuaikan hasil sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk

tahun 2014 merupakan jumlah penduduk tengah tahun 2014)

Page 15: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 15

Data Badan Pusat Statistik Kota Magelang menunjukkan, Jumlah penduduk

terpadat di Kelurahan Rejowinangun selatan (17.938 jiwa/km2), disusul Kelurahan

Panjang (16.586 jiwa/km2) dan Rejowinangun Utara (10.640 jiwa/km2). Sementara

Kelurahan dengan tingkat kepadatan penduduk yang relatif kecil ada di

Jurangombo Selatan (3.468 jiwa/km2) dan Kelurahan Tidar Selatan (4.388

jiwa/km2)

Kepadatan penduduk yang relatif cukup padat ini merupakan salah satu

permasalahan bagi Pemerintah terkait dengan penataan ruang dan kota serta

pemenuhan pelayanan dasar masyarakat. Hal ini sekaligus juga merupakan

tantangan untuk menyediakan sarana dan prasarana pemukiman seperti drainase,

sanitasi, air bersih yang layak dan terpenuhi merata bagi penduduk di atas lahan

yang terbatas sehingga dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di

bidang permukiman

Pertumbuhan penduduk di Kota Magelang beberapa tahun terakhir ini relatif

stabil. Meskipun laju pertumbuhan penduduk relatif stabil namun perlu untuk tetap

menjaga kestabilan pertumbuhan dengan langkah-langkah pengendalian penduduk

dalam rentang 5 sampai 10 tahun mendatang di antaranya dengan pengurangan

penduduk melalui penekanan kelahiran (preventif check) sehingga laju

pertumbuhan penduduk ke depan akan dapat dikendalikan

Tabel II.7

Perkembangan Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Tingkat Pertumbuhan Penduduk di Kota Magelang Tahun 2009-2014

(dalam jiwa dan persen)

Jenis Kelamin Tahun

2009 2010 2011 2012 2013 2014

Laki-Laki 61.349 61.776 58.612 58.924 59.142

Perempuan 64.255 64.667 60.193 60.405 60.795

Jumlah Total 125.604 126.443 118.805* 119.329 120.207 120.653

Laju Pertumbuhan(%)

0,78 0.67 -6.04 0.44 0.74 0.37

Sumber: Kantor Litbang Statistik, Daerah Dalam Angka Kota Magelang-sumber BPS, 2008-2014 (datajumlah penduduk tahun 2011 menyesuaikan hasil sensus Penduduk 2010)

Tabel II.8 Perkembangan Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Tingkat Pertumbuhan

Penduduk di Kota Magelang Tahun 2009-2013 (dalam jiwa dan persen)

Jenis Kelamin Tahun

2009 2010 2011 2012 2013 2014

Laki-Laki 64.467 63.185 63.898 64.569 64.462 64.841

Perempuan 66.221 65.012 65.658 66.386 66.374 66.749

Jumlah Total 130.688 128.197 129.556 130.955 130.836 131.590

Laju Pertumbuhan(%)

0.44 -1.91 1.06 1.08 -0.09 0.58

Sumber: Kantor Litbang Statistik, Daerah Dalam Angka Kota Magelang-sumber Dispendukcapil, 2009-2014

Page 16: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 16

Tabel II.9 Banyaknya Rumah Tangga dan Rata-rata Anggota Rumah Tangga

di Kota Magelang (Tahun 2009-2014)

Tahun Jumlah Penduduk Rumah Tangga Rata-rata Anggota RT

2014 131.590 41.741 3

2013 130.836 41.246 3

2012 130.955 40.623 3

2011 129.556 39.457 3

2010 128.197 38.490 3

2009 130.688 35.608 4

Sumber: Bappeda Kota Magelang, Profil Daerah Kota Magelang 2013-sumber Dispendukcapil, 2009-2014

Tingkat kesejahteraan masyarakat dan kegiatan perekonomian di suatu

daerah sangat tergantung pada sumber daya yang dimiliki daerah tersebut. Salah

satu sumber daya daerah yang sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan

masyarakat adalah penduduk. Banyaknya penduduk yang bekerja akan berdampak

pada peningkatan kemampuan daya beli. Peningkatan pendapatan penduduk

sangat menentukan pemenuhan kebutuhan hidup yang lengkap dan tingkat

kesejateraan penduduk. Mata pencaharian penduduk Kota Magelang cukup

beragam, tapi pada umumnya bergerak di bidang perdagangan dan usaha. Data

penduduk Kota Magelang menurut mata pencarian pada tahun 2009-2013 secara

rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel II.10 Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kota Magelang Tahun 2010-2013

Mata Pencaharian 2010 2011 2012 2013

Jumlah % +/-

1. Pertanian 212 206 215 215 0.19 9

2. Buruh Tani 51 54 60 60 0.05 (6)

3. Pengusaha 13.089 12.762 12.680 12.476 11.04 (82)

4. Buruh Industri 22.259 23.074 23.599 23.682 20.96 2.825

5. Buruh Bangunan 8.818 8.932 9.058 9.006 7.97 126

6. Pedagang 2.950 3.022 3.040 3.002 2.66 18

7. Angkutan 194 220 227 233 0.21 7

8. PNS/TNI/Polri 5.843 5.909 5.925 5.825 5.16 26

9. Guru/Dosen 1.484 1.442 1.436 1.447 1.28 (6)

10. Pensiunan 3.837 3.813 3.772 3.667 3.25 (41)

11. Lain - lain 51.266 53.961 52.890 53.376 47.24 (1.070)

JUMLAH 110.003 113.395 112.902 112.989 100

Sumber : Kantor Litbang dan Statistik - Kota Magelang,Kota Magelang Dalam Angka Tahun 2010-2012

Seperti halnya fenomena yang banyak terjadi di daerah perkotaan, jumlah

penduduk bermata pencaharian sebagai petani semakin menurun jumlahnya

apabila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Kondisi ini dihadapkan pada lahan

pertanian yang tersedia semakin berkurang disebabkan alih fungsi lahan pertanian

menjadi permukiman, pertokoan dan industri. Struktur ini dapat membawa bagi

SKPD yang menangani ketenagakerjaan untuk perlu menjaga stabilitas hubungan

industrial dan keadilan bagi hak–hak pekerja

Page 17: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 17

2) Aspek Daya Saing Daerah

Daya Saing Daerah adalah kemampuan perekonomian daerah dalam

meningkatkan kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan dengan tetap terbuka

pada persaingan domestik dan internasional. Kondisi daya saing daerah akan

berpengaruh terhadap daya tarik investasi daerah. Daya saing yang relatif rendah

tentunya akan menyebabkan daya tarik investor yang akan melakukan investasi di

daerah menjadi relatif kecil begitu pula sebaliknya. Perlu adanya upaya Pemerintah

untuk meningkatkan daya saing daerah dengan mengoptimalkan potensi dan

kemampuan daerah melalui kebiajakan–kebijakan, program dan kegiatan yang

dapat meningkatkan/ mengembangkan daya saing dan keunggulan petensi daerah

yang dimiliki untuk lebih menarik investor masuk ke daerah. Hal ini dalam rangka

peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat

Selain kebijakan, program dan kegiatan yang dilakukan untuk

meningkatkan daya saing daerah, Pemerintah daerah harus memperhatikan hal–

hal yang dapat menghambat peningkatan daya saing diantaranya korupsi, birokrasi

pemerintahan yang tidak efisien, infrastruktur yang tidak memadai bagi

pengembangan investasi di daerah, ketidakstabilan politik, keamanan dan

ketertiban di daerah, tenaga kerja yang tidak terdidik, etika kerja yang buruk,

inflasi, peraturan pajak, buruknya pelayanan birokrasi di daerah dan lain

sebagainya.

Ada beberapa indikator yang dapat dipergunakan untuk mengukur daya

saing daerah (Pedoman Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah,

2007) yaitu (1) perekonomian daerah, (2)keterbukaan, (3) sistem keuangan,(4)

infrastruktur dan sumber daya alam,(5) ilmu pengetahuan dan tehnologi, (6)

Sumber Daya Manusia, (7) kelembagaan, (8) governance dan kebijakan

pemerintah dan (9) manajemen dan ekonomi mikro.

Aspek Daya Saing Daerah merupakan salah satu Indikator Kinerja Daerah,

dimana aspek ini mempunyai empat fokus yaitu :

a. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah;

b. Fokus Fasilitas Wilayah/ Infrastruktur;

c. Fokus Iklim Berinvestasi

d. Fokus Sumber Daya Manusia

a. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah

Salah satu indikator yang dipergunakan untuk mengukur aspek kemampuan

ekonomi daerah adalah pendapatan per kapita dan tingkat pemerataan pendapatan

karena dua hal ini mencerminkan kemampuan daerah untuk dapat memberikan

kesejahteraan bagi masyarakatnya.

Tabel II.11 PDRB Per Kapita Kota Magelang Tahun 2008-2013

Tahun Jumlah Penduduk PDRB Per Kapita

adhb adhk

2013 120.207 24.311.511,02 11.012.910,88

2012 119.329 21.973.065,07 10.467.119,69

2011 118.805* 19.589.887,22 9.859.052,16

Page 18: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 18

Tahun Jumlah Penduduk PDRB Per Kapita

adhb adhk

2010 126.443 17.807.999,88 9.377.621,81

2009 125.604 15.741.712,50 8.827.831,27

2008 124.627 14.174.863,94 8.390.193,45

Sumber : Kantor Litbang dan Statistik, Analisis PDRB Kota Magelang Tahun 2014,

Pendapatan penduduk selama rentang waktu beberapa tahun ini berdasarkan

harga berlaku menunjukkan trend yang meningkat. Hal ini akan mencerminkan

tingkat kesejahteraan masyarakat apabila di imbangi dengan adanya pemerataan

pendapatan. Tingkat pemerataan pendapatan di Kota Magelang dalam beberapa

tahun ini yang direpresentasikan melalui indeks gini menunjukkan trend yang

semakin meningkat. Indeks Gini dalam rentang tahun 2010 sampai dengan tahun

2012 berada di kisaran 0.3 dan diprediksi meningkat di tahun 2013 sebesar 0.416.

Hal ini menunjukka bahwa pertumbuhan pendapatan masyarakat di Kota Magelang

masih menyisakan permasalahan yang berupa distribusi pendapatan yang belum

merata. Tingkat kesejahteraan masyarakat juga dapat di lihat dari prosentase

pengeluaran non makanan. Semakin tinggai tingkat pendapatan masyakat maka

pola konsumsi masyarakat akan bergeser ke konsumsi non makanan.

Tabel II.12 Tabel Perbandingan Indeks GIni, % Konsumsi Non Makanan, LPE

dan Paritas Daya Beli Kota Magelang Tahun 2008 - 2012

Tahun Gini Rasio

% Konsumsi

Non

Makanan

% Laju

Pertumbuhan

ekonomi

Paritas Daya

Beli - PPP (Rp.

000)

2013* 0.416

2012 0.3715 57.53 6.48 655.1

2011 0.3418 53.83 5.48 651.9

2010 0.3138 52.92 6.12 649.5

2009 0.2816 49.61 5.11 648.1

2008 0.2571 48.60 5.05 645.9

Sumber : Kantor Litbang dan Statistik, Analisis ASPM Kota Magelang Tahun 2014,

Dari tabel di atas, maka apabila didasarkan dengan teori kesejahteraan

dimana peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat dilihat dari tingkat konsumsi

non pangannya ≥ 50%, menunjukkan kondisi rumah tangga yang baik sedangkan

apabila tingkat konsumsi non pangannya menunjukkan nilai 20-49% menunjukkan

kondisi sedang dan ≥ menunjukkan kondisi yang buruk. Tingkat konsumsi non

pangan masyakarat Kota Magelang sejak tahun 2010 menunjukkan trend yang

meningkat di atas 50% sehingga apabila di dasarkan dari teori di atas maka dapat

di golongkan ke dalam kondisi rumahtangga yang baik

Kemampuan Ekonomi Daerah juga dapat direpresentasikan melalui

produktivitas total daerah yang tercermin pada Pendapatan Domestik Regional

Bruto (PDRB) pada sembilan sektor atau lapangan usaha, sebagaimana tersaji pada

tabel di bawah ini:

Page 19: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 19

Tabel II.13 PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan

di Kota Magelang Tahun 2010-2013 (dalam Juta Rupiah)

Lapangan Usaha

Berdasarkan Harga Berlaku Berdasarkan Harga Konstan

2010 2011 2012 2013 2010 2011 2012 2013

Pertanian 66.125,1 58.716,2

5

78.908,0

4

84.260,1

0 30,468.4

25.854.4

3

32.832.6

7

33.270,2

8

Industri

Pengolahan 65.097,2

74.276,4

6

78.638,6

4

86.172,4

1 37,093.6

39.622,5

7

40.610,8

8

43.022,9

1

Listrik, Gas

& Air Bersih

77.158,6

3

84.899,1

4

92.952,3

2

104.727,

69 27,825.2

29.785,7

2

31.713,8

8

34.034,8

3

Konstruksi

&

Bangunan

315.225,

1

341.274,

29

382.301,

86

412.725,

83 163,152.7

170.070,

40

178.586,

47

189.429,

29

Perdagangn

, Hotel &

Restoran

147.724,

5

170.142,

62

191.588,

21

214.729.

43 85,944.1

91.788,5

1

97.424,5

8

104.198,

86

Angkutan &

Komunikasi

395.272,

7

428.926,

45

464.809,

21

520.894,

90 218,274.2

231.663,

45

237.399,

95

251.541,

95

Keuangan,

Persewaan

& Jasa

Perusahaan

214.427,

1

239.373,

39

265.290,

94

304.405,

59 123,577.1

132.690,

20

142.171,

62

153.550,

19

Jasa-jasa 824.195,

6

925.869.

57

1.059.40

4,63

1.183.19

2,99 422,268.1

447.867,

46

484.418,

05

509.661,

57

Total 2.105.2

26,13

2.323.4

78,16

2.613.8

93,85

2.911.1

08,95

1,108,603

.6

1.169.3

42,7

1.245.15

8,09

1.318.70

7,97

Sumber : Kantor Litbang dan Statistik Kota Magelang, Analisis PDRB Kota Magelang Tahun 2013

Nilai PDRB Kota Magelang pada tahun 2013 secara agregat atas dasar harga

berlaku (2.911.108,95 juta rupiah) tumbuh 11,37 persen dari capaian angka

tahun sebelumnya (2.613.893,85 juta rupiah). Pertumbuhan ekonomi atas dasar

harga konstan pada tahun 2013 sebesar 5,91% sedikit menurun jika dibandingkan

dengan pertumbuhan ekonomi tahun 2012 yang sebesar 6,48%. Perkembangan

perekonomian secara riil terlihat dari angka PDRB Kota Magelang menurut harga

konstan (1.318.707,97 juta rupiah) yang berhasil berkembang 179,60% (adhk)

dan hampir 4 kali lipat adhb (396,48%) dari perekonomian tahun 2000. Struktur

perekonomian Kota Magelang didominasi oleh sektor jasa-jasa yang pada tahun

2013 memberikan kontribusi 40,64% terhadap struktur PDRB total. Masih sama

seperti struktur perekonomian pada tahun 2012, sektor dominan setelah Jasa-jasa

yang berkontribusi besar terhadap PDRB berturut-turut adalah sektor

Pengangkutan & Komunikasi (17,89%), sektor Konstruksi (14,18%) dan sektor

Keuangan, Real Estate dan jasa Perusahaan (10,46%). Dalam satu dekade

terakhir (2003-2013) rata-rata pencapaian PDRB atas dasar harga berlaku Kota

Magelang mencapai 1.803.531,01 juta rupiah dengan pencapaian PDRB riil rata-

rata sebesar 1.023.408,13 juta rupiah. Pertumbuhan ekonomi rata-rata berada

pada angka 4,87% dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh sektor

Perdagangan, Hotel dan Restoran disusul oleh sektor Keuangan, Real Estate dan

Jasa Perusahaan dan sektor Jasa-jasa. Jasa-jasa sebagai sektor dengan share

Page 20: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 20

rata-rata tertinggi (37,78%) dalam 10 tahun terakhir mampu tumbuh rata-rata

5,14% masih di bawah rata-rata laju sektor Keuangan, Real Estate dan Jasa

Perusahaan yang mampu tumbuh 5,61%.

Indikator selanjutnya dari aspek Kemampuan Keuangan Daerah adalah

Jumlah bank dan lembaga keuangan non bank yang ada di Kota Magelang.

Keberadaan lembaga perbankan dan lembaga keuangan non bank tersebut

diharapkan akan mampu mencukupi kebutuhan pembiayaan masyarakat dan

mendukung perekonomian daerah khususnya dalam memberikan kontribusi

terhadap PDRB Kota Magelang serta meningkatkan kesejateraan masyarakat.

Dengan luas wilayah 18.12 km2, pada tahun 2012Kota Magelang mempunyai 31

lembaga keuangan perbankan yang terdiri dari 4 lembaga bank milik pemerintah,

2 lembaga perbankan milik daerah dan serta 25 bank swasta yang tersebar di

tiga kecamatan yang ada di Kota Magelang.

Terkait dengan lembaga keuangan Koperasi yang ada di Kota Magelang pada

tahun tahun 2013 terdapat 198 koperasi yang terdiri dari 2 Koperasi Konsumen

dan 196 Koperasi simpan pinjam. Apabila dibandingkan dengan tahun 2012 maka

terdapat penurunan jumlah Koperasi yang ada, dimana tahun 2012 jumlah

koperasi di Kota Magelang sebanyak 201. Di bawah ini disajikan tabel jumlah bank

dan jumlah lembaga keuangan non bank yang dalam hal ini adalah lembaga

keuangan koperasi yang ada di Kota Magelang sebagai berikut :

Tabel II.14 Banyaknya Koperasi berdasarkan Jenis usaha dan Jumlah Anggota

Tahun 2011 dan 2012

No Jenis

Koperasi

Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013

Banyak Koperasi

Jumlah Anggota Banyak Koperasi

Jumlah Anggota Banyak Koperasi

Jumlah Anggota

Koperasi Anggota Koperasi Anggota Koperasi Anggota

1 Konsumen 2 31 383 2 31 383 2 31 383

2 Produsen - - - - - - - - -

3 Pemasaran - - - - - - - - -

4 Simpan

Pinjam

215 49 34.037 199 50 34.559 196 50 35.767

Sumber : Kantor Litbang dan Statistik Kota Magelang, Kota Magelang Dalam Angka Tahun 2013

Tabel II.15

Banyaknya Koperasi di Kota Magelang, Jumlah Anggota,

Modal dan Volume Usaha Tahun 2012 dan Tahun 2013

No Jenis

Koperasi

Tahun 2012 Tahun 2013

Ban

yak

Ko

pra

si

Ju

mla

h

An

gg

ota

Mo

dal

(rib

u

ru

pia

h)

Vo

lum

e

Usah

a

Ban

yak

Ko

pra

si

Ju

mla

h

An

gg

ota

Mo

dal

(rib

u

ru

pia

h)

Vo

lum

e

Usah

a

1 KPRI 36 5.756 28.068.250 31.489.751 33 5.933 30.025.218 29.391.235

2 Koperasi Karyawan

26 3.245 10.915.584 4.716.852 25 2.905 6.702.030 3.506.995

3 PRIMKOPAD 26 5.891 27.460.012 27.009.739 27 6.674 33.845.121 34.799.111

4 PRIMKOPPOL 1 618 3.555.224 7.607.489 1 613 3.871.559 5.414.340

5 Koperasi Serba Usaha

58 5.030 4.627.916 2.896.093 53 5.491 5.807.910 3.851.119

Page 21: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 21

No Jenis

Koperasi

Tahun 2012 Tahun 2013

Ban

yak

Ko

pra

si

Ju

mla

h

An

gg

ota

Mo

dal

(rib

u

ru

pia

h)

Vo

lum

e

Usah

a

Ban

yak

Ko

pra

si

Ju

mla

h

An

gg

ota

Mo

dal

(rib

u

ru

pia

h)

Vo

lum

e

Usah

a

6 Koperasi Pasar

4 499 1.091.172 701.132 4 480 1.089.896 687.126

7 Koperasi Simpan Pinjam

23 9.319 18.349.971 33.632.445 33 10.842 17.977.982 36.244.170

8 Koperasi Wanita

7 908 960.598 398.759 6 737 550.672 568.156

9 Koperasi Pensiuan

4 1.601 332.141 211.298 3 1.419 203.875 218.887

10 Koperasi Mahasiswa

3 1.098 161.336 20.920 2 300 150.244 3.810

11 Koperasi Lainnya

13 988 1.317.959 741.901 8 788 3.018.255 1.002.236

12 Koperasi Sekunder

3 81

Koperasi 4.166.585 2.365.176 3

81

Koperasi 3.963.645 2.365.176

Jumlah 201

34.942 +

81koperasi

101.006.748

111.791.555

198

36.182 +

81koperasi

101.006.748

118.052.361

Sumber : Kantor Litbang dan Statistik Kota Magelang, Kota Magelang Dalam Angka Tahun 2013 dan Tahun 2014

Keberadaan koperasi yang tidak aktif di Kota Magelang menjadi harus

menjadi perhatian dari Pemerintah mengingat ini menjadi indikator kinerja dalam

RPJMD yaitu indakator jumlah koperasi akrif sehingga perlu peran dan dukungan

pemerintah untuk memecahkan permasalahan tersebut diantaranya dengan

bekerjasama dengan pihak–pihak terkait seperti PT, LSM dan unsur-unsur

masyarakat dalam pengembangan koperasi di Kota Magelang. Dalam rangka

pengembangan koperasi di berbagai bidang dan lokasi usaha Pemerintah perlu

memberikan bantuan atau umpan balik seperti adanya fasilitasi yang akan dikelola

bersama untuk meningkatkan kemampuan menciptakan lapangan kerja dan

pedapatan, selain itu juga diperlukan implementasi pinjaman dana bergulir bagi

koperasi secara efektif sesuai dengan peraturan yang berlaku

Guna mencapai target jumlah koperasi aktif tersebut maka selain dilakukan

revitalisasi koperasi, bisa juga dilakukan reorganisasi koperasi yang sudah

dibubarkan menjadi kelompok–kelompok usaha bersama (KUBE) yang telah

terbentuk di masyarakat atau yang sudah berstatus pra koperasi. Pengawasan dan

pembinaan koperasi yang sudah aktif dan berkembang juga perlu dilakukan oleh

Pemerintah melalui tahap ofisialisasi yaitu mendukung perintisan pembentukan

Organisasi Koperasi.

Indikator lain yang merepresentasikan Aspek Kemampuan Keuangan daerah

adalah jumlah penginapan/ hotel yang ada di Kota Magelang beserta sarana

pendukung pariwisata di Kota Magelang. Pengembangan wisata di Kota Magelang

dapat dilihat dari dua aspek yaitu aspek produk wisata yang meliputi obyek

wisata, daya tarik wisata,serta aksebilitas. Sementara aspek yang kedua adalah

pasar wisatawan baik lokal, regional maupun mancanegara. Objek dan daya tarik

wisata di Kota Magelang terdiri dari wisata budaya, wisata pendidikan, wisata

Page 22: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 22

religius/ ziarah, wisata alam dan wisata buatan. Adapun fasilitas wisata terutama

di dukung dengan keberadaan jasa akomodasi pariwisata berupa hotel, rumah

makan dan fasilitas lainnya.

Dalam Pengembangan jasa pariwisata di Kota Magelang ada beberapa hal

yang perlu mendapat perhatian diantaranyanya peningkatan kualitas produk dan

jasa pariwisata, penyediaan sarana dan prasarana yang memadai di sekitar objek

wisata untuk mendukung jasa pariwisata di Kota Magelang, peningkatan kualitas

sumberdaya manusia pengelola objek dan daya taris wisata seperta pramuwisata

maupun para pelaku pariwisata lainnya.

Pada tahun 2013 di Kota Magelang terdapat 15 buah hotel dengan klasifikasi

5 buah hotel berbintang dan 10 buah hotel kelas melati. Fasilitas lain selain hotel

yang mendukung jasa pariwisata di Kota Magelang yaitu keberadaan Rumah

makan yang tersebar cukup banyak di Kota Magelang yaitu sebanyak 84 buah.

Selain itu jumlah agen perjalanan wisata, dimana sampai dengan tahun 2013

tercatat jumlahnya sebanyak 19 agen perjalanan wisata. Upaya Pemerintah untuk

meningkatkan potensi daerah dan memajukan sektor jasa Pariwisata dapat dilihat

dengan beberapa kebijakan yang dilaksanakan di antara penataan dan

pengembangan kawasan lembah tidar untuk mendukung wisata religi Gunung

Tidar, pengembangan kawasan budaya Mantyasih, pengembangan kawasan

kuliner di beberapa titik di Kota Magelang.

b. Fokus Fasilitas Wilayah/ Infrastuktur

Fokus Kedua dari Aspek daya Saing Daerah adalah Fokus Fasilitas Wilayah

atau ketersediaan Insfrastruktur yang memadai di daerah. Menyediakan sarana dan

prasarana yang memadai bagi masyarakat merupakan kewajiban bagi Pemerintah

Daerah sebagai amanat dari Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah khususnya pasal 176, yang mengamatkan bahwa Pemerintah

Daerah agar memberikan kemudahan bagi masyarakat atau investor dengan

penyediaan sarana dan prasarana. Pembangunan sarana dan prasarana wilayah

dalam rangka untuk meningkatkan daya saing dan daya tarik daerah tentunya juga

harus memperhatikan tingkat aksesibilitas (dipengaruhi oleh jarak, kondisi sarana

prasarana perhubungan, ketersediaan berbagai sarana penghubung termasuk

frekuensi dan tingkat keamanan serta kenyamanan untuk melalui jalur tersebut)

karena tingkat aksesibilitas tersebut yang akan menjadi potensi bagi daerah

tersebut dalam menarik investor. Fasilitas Wilayah yang meliputi ketersediaan

sarana dan prasarana perkotaan merupakan aspek yang sangat penting dalam

mengelola kawasan perkotaan

Ketersediaan sarana prasarana wilayah yang didukung dengan infrastruktur

yang memadai baik kualitas dan kuantitasnya yang memadai serta persebarannya

yang merata akan menumbuhkan daya tarik dan daya saing daerah sehingga

diharapkan akan memberikan nilai lebih atau keunggulan kompetitif yang bersifat

dinamis bagi Kota Magelang disamping keungulan kompetitif statis yang sudah

dimiliki sejak lama terkait dengan kondisi geografis Kota Magelang yang letaknya

sangat strategis Ketersediaan sarana prasarana wilayah dan infrastruktur yang

Page 23: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 23

terus dibenahi oleh Pemerintah Kota Magelang meliputi sarana perkotaan yaitu

sarana pendidikan, kesehatan, permukiman, perdagangan, sarana perhu-bungan

darat, serta sarana rekreasi dan olah raga. Prasarana perkotaan meliputi prasarana

permukiman; prasarana perhubungan; prasarana jaringan, yang terdiri dari

jaringan drainase perkotaan, jaringan irigasi, serta jaringan utilitas lainnya; serta

prasarana persampahan.

Ada beberapa indikator yang dapat dipergunakan untuk mengukur Fokus

Fasilitas Wilayah/ Infrastruktur diantaranya adalah Ketaatan terhadap RTRW,

Prasarana Jalan, Kondisi Permukiman dan Infrastruktur, Sumber daya Air,

Persentase rumah tangga yang menggunakan listrik, Persentase Rumah tangga

yang menggunakan air bersih.

i. Ketaatan Terhadap Perda RTRW

Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah Kota Magelang Tahun 2011–2031 yang ditetapkan pada

tanggal 30 Desember 2011 merupakan pelaksanaan amanat dari Undang–

Undang Tata Ruang yang baru yaitu Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007.

Perda tersebut akan digunakan sebagai landasan hukum (legal instrument)

dalam perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian tata ruang sampai 20

tahun ke depan. RTRW Kota sebagai salah satu rencana tata ruang skala kota

yang juga merupakan penjabaran arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan

ruang wilayah nasional dan provinsi ke dalam struktur wilayah Daerah dan

pola pemanfaatan ruang Daerah.

RTRW juga memuat rumusan kebijakan dan strategi pengembangan,

serta koordinasi antar instansi terkait dalam proses perencanaan,

pemanfaatan, dan pengendalian ruang, selain itu juga berisi rencana struktur

dan pola ruang, serta penetapan kawasan strategis kota yang perwujudannya

dilakukan melalui pelaksanaan indikasi program. RTRW berfungsi sebagai

pedoman dalam menyusun rencana struktur dan pola ruang wilayah Daerah

serta dalam menetapkan kawasan strategis,memantapkan pemanfaatan dan

pengendalian penataan ruang yang meliputi: a). penyelarasan dan

sinkronisasi program-program pembangunan Daerah dengan rencana tata

ruang; b). peningkatan kejelasan dan perincian dari program-program utama

yang telah ditetapkan kedalam implementasi rencana tindak yang mampu

menjawab kebutuhan masyarakat Daerah; c). penyempurnaan pedoman

pemanfaatan ruang agar sesuai dengan daya dukung dan daya tampung

Daerah; d). penyempurnaan kegiatan pemantauan dan pelaporan kegiatan-

kegiatan dan program pembangunan Daerah secara menerus dan berlanjut

berkaitan dengan tingkat kesesuaian pemanfaatan ruang yang terdapat dalam

rencana tata ruang; e). penyempurnaan mekanisme perizinan pemanfaatan

ruang; f). pengoptimalan sistem koordinasi antar instansi terkait dalam

penataan ruang.

Dalam pelaksanaan (implementation) pengendalian ruang dan

pemanfaatan ruang perlu disusun Rencana Detail Tata Ruang (RDTRK).

Page 24: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 24

RDTRK merupakan tindak lanjut dari Rencana Umum Tata Ruang, perlu

disusun dengan skala peta 1:10.000, karena Rencana Umum Tata Ruang Kota

(RURTK) masih mencakup skala yang luas yaitu 1:25.000 dan RUTRK masih

memerlukan perincian sebelum dioperasionalkan. Pemerintah Kota Magelang

merencanakan akan menyusun Raperda RDTRK pada tahun 2013 yang

dilengkapi dengan Peraturan Zonasi.

Rencana Tata Ruang Kota Magelang secara Umum membagi Kota

Magelang menjadi 5 (lima) Bagian Wilayah Kota (BWK) selain itu Rencana

Tata Ruang Wilayah Kota Magelang juga memuat adanya kebijakan dan

strategi dalam pentaan ruang yaitu adanya Kawasan strategis kota artinya

wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempuyai pengaruh

sangat penting dalam lingkup Kota Magelang terhadap ekonomi, sosial,

budaya dan/atau lingkungan. Rencana pengembangan kawasan strategis

Kota meliputi:

a. Kawasan strategis untuk pertahanan dan keamanan;

b. Kawasan strategis pertumbuhan ekonomi;

c. Kawasan strategis untuk kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan

hidup;

d. Kawasan strategis sosial budaya.

Skenario pengembangan Kota Magelang adalah dengan menciptakan

pusat-pusat kegiatan baru yang berfungsi sebagai generator pertumbuhan

ekonomi. Kota Magelang juga dirancang dalam skala kawasan yang lebih luas

yang masuk dalam kategori berpotensi dalam pengembangan pusat

pelayanan perekonomian, kesehatan, dan pendidikan di Kota Magelang, yang

mempunyai jangkauan pelayanan skala kota dan/atau regional. Potensi

pengembangan wilayah Kota Magelang pada masa-masa mendatang adalah

sebagai berikut:

i. Kawasan Sidotopo sebagai pusat pelayanan pendidikan, perdagangan dan

jasa, pada kawasan ini direncanakan untuk mewadahi pendirian

perguruan tinggi negeri;

ii. Kawasan Sukarno Hatta sebagai pusat pelayanan kegiatan transportasi

dan perdagangan jasa, pada kawasan ini sudah disiapkan sebidang lahan

untuk pembangunan pasar induk yang dipadukan dengan pergudangan;

iii. Kawasan Kebonpolo sebagai pusat pelayanan kegiatan transportasi dan

perdagangan,

iv. Kawasan Alun-alun sebagai pusat pelayanan perdagangan jasa dan

perkantoran, Kawasan Alun-Alun juga sebagai kawasan pusat kota yang

mewadahi kegiatan rekreasi masyarakat;

v. Kawasan GOR Samapta sebagai pusat pelayanan rekreasi dan olahraga,

saat ini sedang dalam tahap penyelesaian pembangunan stadion madya

dengan kapasitas 15.000 penonton, disamping itu terdapat juga kolam

renang standar internasional;

vi. Kawasan Sentra Perekonomian Lembah Tidar sebagai pusat pelayanan

Page 25: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 25

perdagangan jasa dan kesehatan;

vii. Kawasan Objek Wisata Taman Kyai Langgeng sebagai kawasan pusat

pelayanan rekrasi dan olahraga, dan untuk lebih meningkatkan pelayanan

kawasan, maka pada lokasi sekitar Taman Kyai Langgeng telah dibangun

Showroom Mudalrejo yang mewadahi pemasaran hasil-hasil UMKM Kota

Magelang.

Seiring dengan tersususunnya dokumen-dokumen pengendalian ruang

tersebut di atas (RTRW, RDTRK, Rencana Tata Ruang Rinci Kawasan

Prioritas/Strategis) yang keluarannya berupa struktur pola ruang dan indikasi

program serta kegiatan dengan periode tahun yang telah ditentukan yang

harus dilaksanakan Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) di lingkungan

Pemerintah Kota Magelang, Pemerintah Kota Magelang juga telah menyusun

Perda Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) yaitu Peraturan Daerah Kota Magelang

Nomor 5 Tahun 2012 tentang Bangunan Gedung dan Peraturan Daerah

Nomor 19 Tahun 2011 tentang Retribusi Perijinan Tertentu.

Salah satu wujud ketaatan terhadap pelaksanaan RTRW maka Pemerintah

Kota Magelang senantiasa berupaya untuk memenuhi target pencapaian

ruang terbuka hijau sebesar 30% sebagaimana yang diamanatkan oleh - oleh

Undang – undang. Ruang terbuka hijau merupakan salah satu kebutuhan

utama perkotaan yang berkaitan langsung dengan upaya pengelolaan

lingkungan hidup, yang berfugsi sebagai daerah resapan air. Dengan adanya

Ruang Terbuka Hijau maka mutu lingkungan hidup di perkotaan dapat

meningkat, sehingga lingkungan terasa nyaman, segar, indah, bersih dan

juga dapat berfungsi sebagai sarana pengaman lingkungan perkotaan. Secara

perhitungan ideal luasan RTH di Kota Magelang memiliki kekurangan

sebanyak 22,41 Ha. Pengembangan RTH terus diupayakan sebagai salah satu

prioritas pembangunan di Kota Magelang, dengan melibatkan masyarakat dan

instansi-instansi seperti sekolah, perusahaan, pihak swasta dan lain

sebagainya. Dari aspek sosiologis perlu dicermati lagi adalah Keterlibatan

masyarakat dalam ikut menjaga / memantau penggunaan RTH seiring

dengan meningkatnya RTH Perkotaan di Kota Magelang. Pemantauan RTH

untuk tempat-tempat yang sepi penduduk memerlukan konsekuensi

penerangan kota dan pantauan masyarakat akan kebersihan maupun aspek

penggunaan ruangnya.

ii. Prasarana Jalan

Transportasi merupakan salah satu elemen perkotaan yang tidak dapat

dipisahkan, dan menjadi struktur utama pembentuk kawasan perkotaan.

Transporatsi menjadi tumpuan aktivitas masyarakat dalam beraktivitas.

Pengembangan transportasi menjadi prioritas penanganan di Kota Magelang.

Selain untuk meningkatkan aksesibilitas masyarakat, pengem-bangan

transportasi menjadi salah satu upaya pengembangan ekonomi dan sosial .

Kota Magelang dengan luas wilayah 18,12 km2, mempunyai prasarana jalan

yang cukup memadai. Pemerintah Kota Magelang mempunyai komitmen

Page 26: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 26

dalam peningkatan kualitas jalan. Berdasarkan Undang-Undang No. 38 Tahun

2004 tentang Jalan, sistem jaringan jalan secara garis besar terbagi atas

sistem primer (sistem jaringan jalan yang disusun dengan mengikuti

ketentuan pengaturan struktur ruang pengembangan wilayah yang

menghubungkan simpul-simpul jasa distribusi dalam struktur wilayah) dan

sistem sekunder (sistem jaringan jalan yang disusun dengan mengikuti

ketentuan pengaturan struktur ruang kota/ kawasan yang menghubungkan

kawasan-kawasan/ sub kawasan yang mempunyai fungsi baik primer maupun

sekunder).

Di Kota Magelang terdapat beberapa jaringan jalan primer yaitu Jalan

Ahmad Yani, Jalan Soekarno Hatta dan Jalan Urip Sumoharjo yang menjadi

jalan penghubung utama antara 2 (dua) Kota yang berperan sebagai PKN,

yaitu Semarang dan Yogyakarta. Jalur ini memiliki tingkat intensitas

pergerakan yang cukup tinggi, khusunya untuk angkutan bus dan angkutan

barang. Sementara itu, untuk jaringan jalan di dalam kota yang memiliki

intensitas tinggi antara lain adalah Jalan Pahlawan, Jalan Pemuda, Jalan

Sudirman, dan Jalan Ikhlas. Penyebab adanya intensitas tinggi di kawasa ini

karena adanya pusat pelayanan kegiatan masyarakat yang memiliki daya

tarik tinggi seperti sarana perdagangan dan pendidikan serta adanya parkir

on street.Letak Magelang yang strategis secara geografis dan dilalui lajur

jalan regional memberikan dampak positif yaitu perkembangan wilayah Kota

Magelang berkembang cukup pesat.

Di Kota Magelang sistem transportasi adalah merupakan kebutuhan

utama untuk mendukung aktivitas kota. Di Kota Magelang sendiri terdapat

Terminal Tidar yang berfungsi sebagai pusat sistem pergerakan angkutan

darat yang didukung dengan beberapa terminal pendukung atau sub terminal,

dengan skala pelayanan kota. Diarahkan sebagai titik simpul jaringan

transportasi di dalam wilayah Kota Magelang dan sekitarnya.

Struktur dan kondisi fisik jaringan jalan Kota Magelang secara umum

hampir 100% dalam kondisi baik dan terawat baik jalan kota maupun jalan

lingkungan. Struktur jalan di Kota Magelang sebagian besar berupa jalan

aspal dengan perkerasan hotmix terutama untuk jalan utama kota dan

lingkungan serta sebagian dengan perkerasan rigid pavement atau betonisasi

untuk jalan-jalan lingkungan.

Tabel II.16 Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan, Kondisi, fungsi dan Status Jalan

di Kota Magelang Tahun 2013

Uraian Tahun 2013

Panjang jalan berdasarkan kelas

a. Jalan Nasional

b. Jalan Provinsi

c. Jalan Kabupaten/ Kota

13,512

3.92

77,964

Kondisi Jalan

Page 27: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 27

Uraian Tahun 2013

a. Aspal

b. Berbatu

c. Hotmix

d. Kerikil

15,508

4,340

73,624

7.26

Panjang jalan berdasarkan kondisi

a. Jalan baik

b. Jalan sedang

c. Jalan rusak ringan

43,988

39,879

6,092

Panjang jalan berdasarkan fungsi

a. Jalan arteri

b. Jalan kolektor

2,574

10.938

Status Jalan

a. Kabupaten/Kota

b. Nasional

c. Provinsi

77,964

13,512

3,920

Sumber : Bappeda Kota Magelang, Profil Daerah Kota Magelang Tahun 2014

Secara umum permasalahan transportasi di Kota Magelang diantaranya:

Meningkatnya mobilitas orang dan barang, Masih banyak pengemudi yang

tidak mentaati rambu-rambu lalu-lintas, Menurunnya kondisi fisik angkutan,

Kurangnya penataan parkir pada pusat-pusat aktivitas, Kurangnya fasilitas

pendukung transportasi seperti halte, jalur penyeberangan, jalur lambat dan

pedestrian dan Kepadatan lalulintas pada waktu tertentu dikarenakan tarikan

pergerakan aktivitas pelayanan seperti pendidikan dan perdagangan jasa

iii. Drainase

Drainase di Kota Magelang banyak menggunakan drainase tertutup

utamanya pada kawasan pusat perdagangan dan jasa. Sistem pengelolaan

drainase lingkungan di Kota Magelang pada dasarnya telah diatur

sebagaimana pola permukiman yang ada, namun seiring dengan berjalannya

waktu, jumlah penduduk meningkat dan secara fisik mengalami

perkembangan terutama adalah target pemenuhan kualitas lingkungan hidup,

penurunan permukaan tanah, peningkatan debit air, kerusakan – kerusakan

ekologi lingkungan. Secara umum, setiap kawasan permukiman telah

memiliki saluran drainase sekunder dan tersier sampai ke tiap – tiap rumah

dan terintegrasi ke dalam saluran drainase primer namun genangan pada

musim penghujan akibat dari naiknya debit air pada saluran drainase primer

dan adanya penurunan sudut elevasi pada saluran drainase sekunder

sehingga air yang seharusnya mengalir dari saluran drainase tersier menuju

saluran drainase sekunder kemudian berakhir di saluran drainase berbalik

arah. Hal ini yang harus menjadi perhatian Pemerintah untuk memperbaiki

sarana drainase di Kota Magelang. Implementasi pengembangan jaringan

drainase di Kota Magelang dapat dilakukan dengan memanfaatkan potensi

jaringan sungai dan jaringan drainase utama yang ada, berperan sebagai

main drain (drainase induk). Pola jaringan drainase yang dikembangkan

Page 28: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 28

mengikuti pola jaringan jalan yang dikembangkan. Untuk beberapa kawasan

yang cepat mengalami sedimentasi maka perlu adanya normalisasi irigasi

(tanggul, saluran) secara bertahap. Upaya untuk perbaikan jaringan

draianase perkotaan diupayakan untul meminimalisir merusak atau

mengganggu keberadaan jalur hijau jalan mengingat kita masih mempunyai

kewajiban untuk mencapai batas minimal 30% ruang hijau di Kota Magelang.

Prasarana drainase penting untuk menekan terjadinya genangan air di jalan

yang seringkali terjadi ketika musim hujan. Jaringan draenase kota terdiri

dari jaringan primer dan jaringan sekunder. Jaringan draenase primer

ditampung oleh Sungai Progo dan Sungai Elo. Hampir seluruh prasarana jalan

dilengkapi dengan saluran draenase sebagai jaringan draenase sekunder,

namun sirkulasi air terhambat oleh adanya endapan lumpur, dimensi saluran

yang tidak sesuai dengan volume limpahan air, atau tersumbat oleh timbunan

sampah.

iv. Kondisi Permukiman dan Infrastruktur

Pemerintah Kota Magelang mempunyai tantangan di dalam aspek

penyediaan sarana pemukiman bagi penduduk di atas lahan yang terbatas

sehingga dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di bidang

permukiman Pemerintah Kota Magelang berusaha mengoptimalisasi

pemanfaatan lahan dengan pola pembangunan vertikal terutama di kawasan -

kawasan yang padat penduduk. Selain itu Pemerintah Kota Magelang juga

terus berupaya untuk meningkatkan kualitas prasarana pelayanan dasar

permukiman perkotaan prasarana pemukiman yang meliputi prasarana jalan

lingkungan, prasarana drainase lingkungan, prasarana air bersih dan sanitasi

lingkungan. Dalam menghadapi tantangan dalam peningkatan prasarana

dasar pemukiman khususnya untuk kawasan permukiman pada maka harus

ditempuh upaya pemberdayaan masyarakat dalam peningkatan kualitas

lingkungan pemukimannya sehingga sarana dan prasarana dasar pemukiman

dapat terpelihara dengan baik dan memperpanjang usia pemakaian sarana

prasarana tersebut Upaya Pemerintah untuk terus meningkatkan kejahteraan

masyarakat salah satunya adalah dengan program pengembangan

perumahan, yang mempunyai indikator kinerja adalah rehabilitasi rumah

tidak layak huni

v. Sumber Daya Air

Prasarana air bersih di Kota Magelang telah manjangkau ke 17 Kelurahan.

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, sebagian besar penduduk

mendapatkan layanan air bersih dari Perusahaan Air minum Kota Magelang.

Sampai dengan saat ini Kondisi mata air di Kota Magelang cukup banyak,

namun yang harus mulai dipikirkan oleh Pemerintah adalah tidak seluruhnya

mata air dimanfaatkan dengan baik ketika kebutuhan permukiman

meningkat, bahkan terdapat mata air yang ditutup untuk bangunan. Kondisi

ini cukup memprihatinkan di mana tingkat kebutuhan air bersih cukup tinggi

seiring dengan pertumbuhan penduduk. Sekain itu perlunya peningkatan

Page 29: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 29

kualitas dari saluran–saluran air agar tidak terjadi kebocoran sehingga

kebutuhan air bersih masyarakat tidak terganggu.

Sumber air bersih berasal dari 7 sumber dan hanya satu yang berlokasi di

wilayah Kota Magelang, yaitu sumber air Tuk Pecah. Sumber air lainnya

berlokasi di wilayah Kabupaten Magelang, yaitu mata air Kalimas I, mata air

Kalimas II, mata air Wulung, mata air Kalegen, mata air Kanoman I, dan

mata air Kanoman II. Sumber air di Kota Magelang juga dimanfaatkan untuk

sistem irigasi yang berasal dari aliran Kalli Bening dan Kali Manggis yang

membelah Kota Magelang dari utara ke selatan Prasarana irigasi di Kota

Magelang terdiri dari 5.000 m saluran irigasi Kali Kota, 9.700 m saluran irigasi

Kali Manggis, dan 7.850 m saluran irigasi Kali Bening.

vi. Persentase Rumah tangga yang menggunakan air bersih

Sistem jaringan air bersih di Kota Magelang terbagi menjadi sistem

perpipaan dan sumur air dalam. Sistem perpipaan dikelola oleh PDAM dengan

jumlah pelanggan 23.785 dan tigkat penggunaan air bersih 7.507.332 liter/

tahun.

Selain penyediaan air bersih dengan sistem perpipaan, di Kota Magelang

juga masih terdapat masyarakat yang menggunakan sistem penyediaan air

bersih melalui sumur air tanah sementara Prosentase rumah tangga yang

menggunakan air bersih/Pelanggan PDAM sebesar 56.98% sedangkan sisanya

mendapatkan air bersih dari beberapa hidran umum air bersih yang

disediakan Pemerintah Kota Magelang. Sebagian lainnya dengan

memanfaatkan mata air baik yang diambil dari sumur maupun dari sumber-

sumber mata air lainnya.

Beberapa upaya pengembangan sistem jaringan air bersih di Kota

Magelang antara lain adalah sebagai berikut: Pengoptimalan sumber mata air

yang sudah ada, Revitalisasi jaringan air bersih perpipaan dan Penyediaan

sumber pengaliran air bersih komunal seperti hydrant pada pusat pusat

kegiatan dan permukiman.

Tabel II.17

Jumlah Pelanggan Air Minum, Total Pemakaian Air Minum,

Jumlah Rumah Tangga dan Prosentase RT yang menggunakan air bersih

di Kota Magelang Tahun 2010 - 2013

2010 2011 2012 2013

Jumlah Pelanggan Air Minum 22.658 23.280 23.396 23.785

Total Pemakaian Air (m3) 7.721.631 7.652.245 7.202.615 7.507.332

Jumlah Rumah tangga 38.490 39.457 40.623 41.741

Prosentase rumah tangga yang

menggunakan air bersih

(Pelanggan PDAM Kota

Magelang)

58.87% 59.00% 57.59% 56.98%

Sumber: Kantor Litbang dan Statistik Kota Magelang, Kota Magelang Dalam Angka Tahun 2014, Profil Kota Magelang tahun 2013 (jumlah Rumah Tangga Sumber Kantor Dispenduk Capil)

data diolah

Page 30: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 30

vii. Persentase Rumah tangga yang menggunakan listrik

Pemenuhan kebutuhan listrik penduduk Kota Magelang dipenuhi melalui

layanan listrik dari Perusahan Listrik Negara (PLN). Jumlah pelanggan yang

menggunakan jasa layanan listrik negara di Kota Magelang terus mengalami

peningkatan. Untuk meningkatkan pelayanan terkait dengan adanya

peningkatan jumlah pelanggan listrik dari tahun per tahun maka PLN terus

berupaya untuk memperluas jaringan listrik di wilayah Kota Magelang. seiring

dengan peningkatan jumlah pelanggan listrik di Kota Magelang juga dapat

dilihat dari meningkatnya pemakaian Kwh listrik.

Pada tahun 2013 dengan jumlah pelanggan sebanyak 33.293, jumlah

pemakaian Kwh listrik sebanyak 8.148.981 Kwh sementara pada tahun 2012

pemakaian Kwh listrik sebanyak 7.595.544 Kwh dengan jumlah pelanggan

pada tahun 2012 sebanyak 32.790. Hampir 90% pelanggan listrik di Kota

Magelang merupakan rumah tangga sementara sisanya merupakan pelanggan

dari kelompok usaha, kelompok industri dan umum.

Tabel II.18

Jumlah Pelanggan Listrik, Jumlah Rumah Tangga dan Prosentase RT yang

menggunakan Listrik di Kota Magelang Tahun 2010 - 2013

2010 2011 2012 2013

Jumlah Pelanggan Litrik pada PT.PLN

30.681 31.821 32.790 33.293

Jumlah Rumah tangga 38.490 39.457 40.623 41.741

Prosentase rumah tangga yang

menjadi Pelanggan Litrik pada PT.PLN

79.71% 80.65% 80.72% 79.76%

Sumber: Kantor Litbang dan Statistik Kota Magelang, Kota Magelang Dalam Angka Tahun 2014, Profil Kota Magelang tahun 2014 (jumlah Rumah Tangga Sumber Kantor Dispenduk Capil) data diolah

c. Fokus Iklim Berinvestasi

Investasi yang pada dasarnya merupakan mesin penggerak pertumbuhan

pembangunan melalui peningkatan aktivitas sektor-sektor ekonomi pembentuk

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), juga mendorong percepatan

perkembangan tehnologi informasi, telekomunikasi dan transportasi. Peran

investasi terhadap pembangunan di daerah sangat besar dalam menumbuhkan

perekonomian di daerah karena efek pengganda dari investasi akan meningkatkan

produktivitas, memacu pertumbuhan dan berpeluang meningkatkan pendapatan

masyarakat dan mengurangi kemiskinan,di samping itu juga bermanfaat bagi

peningkatan kualitas hidup masyarakat daerah. Kajian daya tarik tersebut

didasarkan pada persepsi para pengusaha yang mempunyai usaha di daerah baik

pengusaha lokal, nasional maupun multinasional dan menyimpulkan bahwa daya

tarik investasi daerah (KPPOD, 2006) dipengaruhi oleh: a). Kelembagaan yang

meliputi kepastian hukum, aparatur dan pelayanan, kebijakan daerah dan

kepemimpinan lokal; b). Keamanan, politik dan sosial budaya; c). Ekonomi daerah

yang meliputi potensi ekonomi dan struktur ekonomi; d) Tenaga kerja yaitu

ketersediaan tenaga kerja, kualitas tenaga kerja dan biaya tenaga kerja. e).

Infrastruktur fisik baik ketersediaan/ kualitas infrastruktur.

Page 31: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 31

Peningkatan peluang investasi dilaksanakan dengan meningkatkan daya tarik

investasi, yaitu dengan perbaikan pelayanan perijinan,penciptaan keamanan dan

ketertiban kota, mengembangkan penanaman modal dan investasi daerah,

meningkatkan promosi dan kerjasama investasi, mendorong tumbuhnya industri

kreatif. Hal lain yang tidak kalah penting dalam menumbuhkan investasi di Kota

Magelang adalah dengan meningkatkan partisipasi swasta melalui kemitraan antara

pemerintah, masyarakat dan swasta (public-private partnership). Tantangan ini

menjadi cukup penting karena terbatasnya sumber daya pemerintah dalam

pembiayaan pembangunan, terutama terkait dengan efisiensi pembiayaan

penyediaan infrastruktur yang bervariasi dan berkualitas.

Ada beberapa indikator yang dapat dipergunakan untuk merepresentasikan

Fokus Iklim Berinvestasi diantaranya adalah Angka Kriminalitas, jumlah demo, lama

proses perijinan, jumlah dan macam pajak dan retribusi daerah, Perda yang

mendukung iklim usaha

Salah satu indikator Iklim Investasi di daerah di antaranya adalah Kondisi

keamanan di daerah. Gambaran umum kondisi keamanan dan ketertiban di Kota

Magelang digambarkan sebagai berikut:

Tabel II.19 Kondisi Keamanan dan Ketertiban Masyarakat

Kota Magelang Tahun 2011-2013

No Uraian Tahun 2011

Tahun 2012

Tahun 2013

1 Jumlah Demo/Unjuk Rasa 9 7 6

a. Unjuk rasa bidang politik 2 0 0

b. Unjuk rasa bidang ekonomi 7 7 1

c. Unjuk rasa bidang lainnya - - 5

2 Kasus pertikaian antar warga 4 2 0

a. Antar etnis - - -

b. Antar wilayah desa 2 1 -

c. Antar agama - - -

d. Antar simpatisan partai - - -

e. Antar pelajar 2 1 -

3 Jumlah Kriminalitas 196 192 121

4 Kasus pemogokan kerja - - -

5 Kasus sengketa pengusaha dan pekerja - - -

6 Sarana prasarana keamanan

a. Jumlah aparat keamanan (polisi) 552 550 546

b. Jumlah pos keamanan (polisi) 10 10 10

c. Jumlah mobil kebakaran 5 5 5

d. Amarat Linmas 65 65 65

e. Jumlah patrol petugas satpol PP Peman-tauan dan Penyelesaian Pelanggaran K3 dalam 24 jam

262

f. Jumlah petugas perlindungan masy 783

Sumber: Bappeda Kota Magelang Sistem Informasi Profil Daerah Kota Magelang 2014 (Badan Kesbangpolinmas dan Polres Magelang Kota)

Page 32: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 32

Terkait dengan Angka kriminalitas di Kota Magelang pada dalam 3 tahun

terakhir ini terus mengalami penurunan. Pada tahun 2011 jumlah kriminalitas yang

dilaporkan sebanyak 196 kasus dan menurun menjadi 192 kasus pada tahun 2012

dan 121 kasus di tahun 2013. Data dari Daerah dalam Kota Provinsi Jawa tengah

menyebutkan bahwa indeks kejahatan di Kota Magelang sebesar 107 kejadian yang

dilaporkan dan sebesar 57 yang terselesaikan. Gambaran angka kriminalitas di Kota

Magelang disajikan tabel berikut.

Tabel II.20

Angka Kriminalitas di Kota Magelang Tahun 2010-2013

2010 2011 2012 2013

JUMLAH KEJAHATAN YANG TERJADI DI KOTA MAGELANG

166 196 192 121

JUMLAH PENDUDUK (data Dispendukcapil)

128.197 129.556 130.955 130.387

JUMLAH PENDUDUK (data BPS) 126.443 118.805 119.329 119.742

ANGKA KRIMINALITAS 12.95 /

13.13

15.13/

16.50

14.66/

16.09

9.28 /

10.11

Sumber : 1. Bappeda Kota Magelang, Sistem Informasi Profil Daerah Kota Magelang 2013, data diolah

2. Kantor Litbang dan Statistik Kota Magelang, Kota Magelang Dalam Angka Tahun 2013,

data diolah

Terkait dengan Indikator demo atau unjuk rasa di Kota Magelang dalam dua

tahun ini mengalami penurunan dari 9 kasus di tahun 2011 menjadi 9 kali di tahun

2012. Sementara di tahun 2013 jumlah demo yang terjadi di Kota Magelang

sebanyak 6 kasus. Penurunan kasus unjuk rasa di Kota Magelane mengindikasikan

semakin stabilnya kondisi perpolitikan di Kota Magelang .Demo atau unjuk rasa yang

terjadi di Kota Magelang masih dalam batas wajar sebagai penyampaian aspirasi

beberapa elemen masyarakat namun demo atau unjuk rasa dilaksanakan secara

tertib dan sesuai dengan prosedur hingga secara umum tidak mengganggu

ketertiban dan tidak menimbulkan keresahan massa/merusak fasilitas umum.

Tabel II.21

Jumlah Demo/Unjuk Rasa di Kota Magelang 2008-2013

N

o Uraian

Tahun

2008

Tahun

2009

Tahun

2010

Tahun

2011

Tahun

2012

Tahun

2013

1 Jumlah Demo/ Unjuk Rasa 13 15 25 9 7 6

Sumber : KesbangLinmas data tahun 2008—2013

Upaya untuk menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif merupakan

tantangan bagi Pemerintah Kota Magelang. Perbaikan iklim investasi perlu

dilakukan pemerintah daerah dengan mensikapi atas perbaikan di bidang peraturan

perundang-undangan di daerah, perbaikan pelayanan, dan penyederhanaan

birokrasi dan dalam hal pelayanan perijinan dan non perijinan baik secara langsung

maupun tidak langsung memiliki peran strategis terutama dalam memberikan

kemudahan dan penyederhanaan pelayanan publik.

Dalam bidang perijinan, dapat disampaikan bahwa berbagai inovasi dan upaya

yang telah dilakukan oleh Pemerintah dalam meningkatkan kinerja pemerintah

utamanya dalam meningkatkan kinerja pelayanan. Hal ini menuntut adanya

Page 33: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 33

peningkatan pelayanan perizinan kepada masyarakat, lebih menyederhanakan

jumlah dan jenis perizinan serta mempermudah dan mempersingkat prosedur

perizinan. Berkaitan dengan peningkatan pelayanan terhadap masyarakat,

Pemerintah Kota Magelang melalui Badan Pelayanan Perizinan Terpadu telah

menyelenggarakan bentuk pelayanan satu pintu terhadap berbagai macam perijinan.

Badan Pelayanan Perizinan Terpadu ini yang menangani perijinan terpadu, yaitu BP2T

(Badan Pelayanan Perijinan Terpadu) yang menangani 31 Perijinan dan 1 Non

Perijinan.

Dalam pengelolaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) harus diperhatikan upaya

untuk peningkatan pendapatan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah tanpa harus

menambah beban bagi masyarakat. Untuk itu, dalam rangka pemantapan kekuatan

fiskal daerah, optimalisasi sumber-sumber pendapatan daerah mempunyai peranan

yang sangat strategis, dalam pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan,

pembangunan dan pelayanan umum. Langkah-langkah optimalisasi pendapatan

daerah dalam beberapa tahun terakhir telah menunjukkan trend yang cukup positif.

Dalam UU No.33/2004, Pasal 1, angka 18 telah dinyatakan bahwa Pendapatan

Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan yang diperoleh Daerah yang dipungut

berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) sesuai dengan peraturan perundang-

undangan. Khusus terkait dengan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, daerah harus

memperhatikan UU No.28/2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, beserta

peraturan pendukung lainnya dalam menentukan Perda yang terkait dengan Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah. Terkait dengan Pajak yang dikelola oleh Pemerintah

Kota Magelang ada 9 macam yaitu: (i) Pajak Hotel; (ii) Pajak Restoran; (iii) Pajak

Hiburan; (iv) Pajak Reklame; (v) Pajak Penerangan Jalan; (vi) Pajak Parkir; (vii)

Pajak Sarang Burung; (viii) Pajak Air Tanah dan (ix). Pajak Bea Perolehan Hak

atas Tanah dan Bangunan. Retribusi daerah yang dikelola oleh Pemerintah Kota

Magelang meliputi tiga macam yaitu: Retribusi Jasa Umum, Retribusi Jasa usaha dan

Retribusi Perizinan.

Retribusi daerah yang dikelola oleh Pemerintah Kota Magelang meliputi tiga

macam yaitu: Retribusi Jasa Umum, Retribusi Jasa usaha dan Retribusi Perizinan.

Dibawah ini disajikan tabel Retribusi daerah yang dikelola oleh Pemerintah Daerah

sebagai berikut:

Tabel II.22 Retribusi Daerah yang dikelola oleh Pemerintah Kota Magelang

No Retribusi Jasa Umum Retribusi Jasa usaha Retribusi Perizinan

1 Retribusi Pelayanan kesehatan

Retribusi jasa usaha kekayaan daerah

Retribusi Izin mendirikan bangunan

2 Retribusi pelayanan persambahan/kebersihan

Retribusi usaha terminal Retribusi izin gangguan

3 Retribusi penggantian biaya cetak KTP dan akte pencatatan sipil

Retribusi tempat khusus parkir

Retribusi izin trayek

4 Retribusi Pelayanan Pemakaman

Retribusi Penyedotan kakus

Retribuasi izin tempat penjualan minuman

beralkohol

Page 34: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 34

No Retribusi Jasa Umum Retribusi Jasa usaha Retribusi Perizinan

5 Retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum

Retribusi rumah potong hewan

6 Retribusi Pelayanan pasar

7 Retribusi Pelayanan Pengujian kendaraan bermotor

8 Retribusi Pemeriksaan alat Pemadam Kebakaran

9 Retribusi Penyediaan dan / atau penyedotan kakus

10 Retribusi Pengedalian

menara telekomunikasi

Sumber : Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Magelang

d. Fokus Sumber Daya Manusia

i. Rasio Ketergantungan (Dependency Racio)

Indikator lain yang dapat dipergunakan untuk merepresentasikan Fokus

Sumber Daya manusia adalah Indikator rasio ketergantungan penduduk.

Indikator tersebut merupakan indikator yang dipergunakan untuk melihat

seberapa besar beban tanggungan yang harus ditanggung oleh penduduk usia

produktif terhadap penduduk usia tidak produktif. Angka beban tanggungan

penduduk atau yang sering disebut dengan Dependency Ratio (DR) adalah

perbandingan antara penduduk usia kerja dengan penduduk di luar usia kerja.

Apabila Dependency Ratio menunjukkan angka yang semakin tinggi maka

beban tanggungan penduduk semakin besar karena ini berarti bahwa tingkat

beban yang harus ditanggung setiap penduduk yang produktif semakin besar.

Kondisi Rasio Ketergantungan di Kota Magelang bisa dilihat pada tabel

berikut:

Tabel II.23

Angka Beban Tanggungan Penduduk

Kota Magelang Tahun 2007-2013

Tahun Penduduk Kelompok Umur Angka Beban

Tanggungan

Peningkatan/

Penurunan (%) 0-14 th 15-64 th ≥ 65 th

2007 28.542 84.351 7.956 43,27 (0,42)

2008 29.511 86.960 8.156 43,32 0,12

2009 29.688 87.467 8.449 43,60 0,64

2010 29.934 88.220 8.289 43,33 (0,62)

2011 27.387 82.773 8.645 43,53 0,46

2012 27.509 83.142 8.678 43.52 0.3

2013 27.353 83.870 8.984 43.33 0.3

Sumber : Kantor Litbang dan Statistik Kota Magelang, Kota Magelang Dalam Angka Tahun 2012, (sumber jumlah penduduk - data BPS) ; data diolah

Pada tabel di atas diperlihatkan bahwa Angka Beban Tanggungan

penduduk di Kota Magelang relatif stabil walaupun berfluktuatif rendah dan

masih pada kisaran angka 43. Pada tahun 2013 jumlah penduduk usia

produktif di Kota magelang tumbuh 0.88%. Pertumbuhan ini merupakan

Page 35: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 35

pertumbuhan tertinggi di dalam lima tahun terakhir. Namun yang perlu

mendapat perhatian pemerintah selain kenaikan usia produktif adalah adanya

pertumbuhan penduduk usia di atas 65 tahun yang tumbuh 3.53% lebih cepat

daripada pertumbuhan penduduk usia produktif sementara pertumbuhan

jumlah penduduk usia 0-14 tahun mengalami penurunan 0.57%.

Adanya Bonus demografi di mana jumlah penduduk usia produktif lebih

tinggi apabila dibandingkan dengan penduduk usia produktif akan menjadi

bonus investasi sumber daya manusia apabila Pemerintah Kota Magelang

dapat memanage dengan baik sehingga hal ini akak menjadi suatu asset yang

menguntungkan. Perlu adanya kebijakan melalui program, kurikulum yang

responsif terhadap kearifan lokal yang di miliki daerah atau melalui kegiatan –

kegiatan yang mampu untuk membentuk generasi yang berkualitas sehingga

mampu membawa kemajuan bagi Kota Magelang

ii. Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Penduduk di Kota Magelang pada umumnya minimal sudah mengenyam

pendidikan setingkat SLTA yaitu sebanyak 40.289 jiwa (27,96%) dan sudah

banyak pula penduduk di Kota Magelang yang menempuh pendidikan di

universitas/akademi atau sederajat sebanyak 12.045 jiwa (11.05%). Dengan

demikian tingkat kualitas sumberdaya manusia di Kota Magelang cukup tinggi

dan dapat memacu pembangunan wilayah Kota Magelang ke arah lebih baik

lagi. Selengkapnya jumlah penduduk dan prosentase menurut tingkat

pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel II.24 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Kota Magelang Tahun 2012

No BWP Tidak/ Belum

Tamat SD SD SMP SMA SMK Univ

Belum Pernah Sekolah

Jumlah

1 BWP I Panjang 760 1.193 1.360 1.708 276 332 5.629

Rejowinangun Selatan

1.210 1.949 1.514 1.708 559 509 7.449

Rejowinangun Utara

551 979 828 917 117 220 3.611

Magersari 252 423 278 365 39 85 1.442

Kemirirejo 505 609 624 1.129 144 520 3.531

Magelang 219 286 326 484 78 202 1.595

Cacaban 268 377 367 549 111 236 1.908

Jumlah BWP I 3.765 5.816 5.298 6.859 1.324 2.104 25.166

2 BWP II Protobangsan 1.126 1.245 1.374 2.252 533 1.184 7.714

Wates 991 1.224 1.390 1.919 433 792 6.750

Gelangan 1.174 1.361 1.361 2.281 413 571 7.161

Cacaban 781 1.098 1.071 1.599 325 686 5.560

Magelang 706 924 1.051 1.560 253 653 5.147

Jumlah BWP II 4.778 5.852 6.247 9.612 1.957 3.887 32.331

3 BWP III

Jurangombo Utara

513 767 615 1.253 65 468 3.681

Jurangombo Selatan

903 967 1.005 3.195 213 1.333 7.616

Page 36: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 36

No BWP Tidak/ Belum

Tamat SD SD SMP SMA SMK Univ

Belum Pernah Sekolah

Jumlah

Magersari 784 1.313 865 1.134 120 264 4.480

Kemirirejo 196 237 243 438 56 202 1.372

Jumlah BWP III 2.396 3.284 2.728 6.021 454 2.267 17.149

4 BWP IV

Tidar Utara 1.215 2.173 1.402 1.860 318 429 7.397

Tidar Selatan 780 1.492 1.104 1.362 259 363 5.360

Magersari 240 401 264 347 37 81 1.369

Rejowinangun Utara

984 1.746 1.478 1.636 208 393 6.446

Wates 143 177 201 278 63 115 976

Jumlah BWP IV 3.362 5.990 4.449 5.483 885 1.380 21.548

5 BWP V Kramat Utara 772 804 747 1.630 302 1.197 5.452

Kramat Selatan 1.002 1.272 1.172 1.892 422 1.339 7.099

Kedungsari 1.031 1.200 1.216 1.865 537 1.012 6.861

Jumlah BWP V 2.805 3.276 3.135 5.387 1.261 3.548 19.412

Jumlah Kota Magelang 17.106 24.217 21.857 33.361 5.880 13.186 115.607

Sumber : DDA Kota Magelang, 2013

Dari deskripsi data pendidikan per wilayah, maka prioritas pengembangan

kualitas pendidikan perlu diarahkan pada kelurhan Magersari, Kemirirejo, dan

Wates.

3) Aspek Kesejahteraan Masyarakat

Bagian ini akan mendeskripsikan (1) gambaran Kesejahteraan dan

Pemerataan Ekonomi, dengan indikator: pertumbuhan PDRB, laju inflasi, PDRB per

kapita, indeks gini, pemerataan pendapatan versi Bank Dunia, indeks ketimpangan

Williamson (indeks ketimpangan regional), persentase penduduk diatas garis

kemiskinan, angka kriminalitas yang tertangani; (2) fokus kesejahteraan sosial

dengan indikator: angka melek huruf, angka rata-rata lama sekolah, angka

partisipasi kasar, angka pendidikan yang ditamatkan, angka partisipasi murni,

angka kelangsungan hidup bayi, angka usia harapan hidup, persentase penduduk

yang memiliki lahan, rasio penduduk yang bekerja; (3) Fokus seni budaya dan

olahraga, dengan indikator: jumlah grup kesenian, jumlah klub olahraga, dan

jumlah gedung olahraga.

Dalam rangka Menuju Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) 2015 Kota Magelang

secara kontinu selalu melakukan peningkatan kualitas pembangunan seiring dengan

kedinamisan kondisi perekonomian dan fenomena sosial yang terjadi. Pemerintah

Kota Magelang berupaya mensinergikan sektor-sektor ekonomi strategis sedemikian

Page 37: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 37

hingga tercipta stabilitas ekonomi, kesejahteraan masyarakat dan menelurkan SDM

yang potensial dan produktif. Keberhasilan pembangunan Kota Magelang yang

dicapai sampai dengan tahun 2014 dapat terlihat dari performa beberapa indikator

makro sosial-ekonomi sebagai berikut:

a. Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

Kesejahteraan masyarakat merupakan kebijakan nasional yang sangat penting

dan strategis yang ditangkap oleh pemerintah daerah, baik propinsi maupun

kabupaten/ kota disamping penguatan perekonomian. Pemerintah Kota Magelang

berkomitmen untuk terus meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang

indikatornya adalah meningkatnya angka IPM, rendahnya pengangguran dan

turunnya Indeks Kemiskinan Masyarakat, melaui berbagai program dan kegiatan.

Sejalan dengan hal itu, tema kebijakan pembangunan RKPD 2016 adalah

Meluaskan Jangkauan: dikenal di tingkat nasional atau dunia, melalui

Pengembangan perluasan kerjasama dan cakupan investasi untuk

melanjutkan pengembangan kesejahteraan masyarakat di bidang ekonomi,

sarana dan prasarana daerah, social dan budaya yang berkeadilan bagi

semua kelompok tanpa diskriminasi menuju Kota Magelang sebagai Kota

Jasa yang Maju, Profesional, Sejahtera, Mandiri dan berkeadilan .

Dalam rangka Menuju Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) 2015 Kota Magelang

secara kontinyu selalu melakukan peningkatan kualitas pembangunan seiring dengan

kedinamisan kondisi perekonomian dan fenomena sosial yang terjadi. Pemerintah

Kota Magelang berupaya mensinergikan sektor-sektor ekonomi strategis sedemikian

rupa sehingga tercipta stabilitas ekonomi, kesejahteraan masyarakat dan dapat SDM

yang potensial dan produktif. Keberhasilan pembangunan Kota Magelang yang

dicapai sampai dengan tahun 2014 dapat terlihat dari performa beberapa indikator

makro sosial-ekonomi sebagai berikut:

a. Fokus Kesejahteraan Ekonomi

1) Kondisi Perekonomian Nasional dan Jawa Tengah Tahun 2014

Kondisi perekonomian nasional selama tahun 2014 mengalami

fluktuasi luar biasa, nilai mata uang Rupiah cenderung melemah

dibandingkan mata uang Dollar Amerika maupun Euro. Harga minyak

dunia juga bergejolak sehingga pada akhir tahun 2014 di berbagai wilayah

Indonesia mengalami gejolak atas penyesuaian harga BBM, dengan

pengurangan subsidi. Premium yang sebelumnya dapat diakses oleh

siapapun dengan harga berkisar Rp 6.400,- s/d Rp 6.500,- per liter,

menjadi sekitar Rp 8.500,- per November 2014. Antrian panjang hampir

terjadi di setiap Pom Bensin, demo mewarnai hari-hari menjelang tutup

tahun.

Gejolak tersebut berakibat menukiknya harga-harga, sehingga

inflasi (y-o-y) Nasional yang pada November 2014 pada angka 6,23%

bergerak menjadi 8.36% pada akhir tahun 2014, dari target 4,5% (±1%).

Kondisi inflasi Nasional sejak Mei 2013 hingga Desember 2014 tercermin

pada grafik pada Gambar II.5.

Page 38: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 38

5,47 5,9

8,61 8,79 8,4 8,32 8,37 8,38 8,22 7,75 7,32 7,25 7,32 6,7

4,53 3,99

4,53 4,83

6,23

8,3

0

2

4

6

8

10

May

-13

Jun

-13

Jul-

13

Au

g-1

3

Sep

-13

Oct

-13

No

v-1

3

Dec

-13

Jan

-14

Feb

-14

Mar

-14

Ap

r-1

4

May

-14

Jun

-14

Jul-

14

Au

g-1

4

Sep

-14

Oct

-14

No

v-1

4

Dec

-14

GRAFIK KONDISI PERGERAKAN INFLASI NASIONAL MAY-2013-DES-2013

6,24

5,44

7,72 7,98

7,08 7,26

5

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

TW1-2013 TW2-2013 TW2-2013 TW4-2013 TW1-2014 TW2-2014 Tw3-2014

GRAFIK KONDISI PERGERAKAN INFLASI JATENG TW1-2013-TW3 2014

Pada hakekatnya pasca bangsa ini mengalami kondisi inflasi yang

sangat puncak pada Agustus 2013 inflasi berangsur-angsur kian menurun,

tanpa ada kondisi yang dramatis hingga Juni 2014, bulan Juli yang

bertepatan dengan puasa Ramadhan dan menjelang Idul Fitri 1435H tidak

mengakibatkan inflasi meningkat, namun justru turun sangat tajam sekitar

2,2 poin, tidak stabilnya kondisi politik serta efek kebijakan penghapusan

susbidi BBM mengantarkan inflasi nasional yang pada Agustus hanya

3,99% menjadi 8,36% pada akhir tahun.

Gambar II.5

Grafik Perkembangan Inflasi Nasional (%),

Mei 2013 – Desember 2014

Sumber : www.bi.go.id/moneter/inflasi/dara/default.aspx, download 16/01/2015 12:35

Kondisi inflasi di provinsi Jawa tengah memiliki pola yang tidak

terlampau jauh dari perekonomian nasional, terutama kondisi 2014 hingga

triwulan III. Deflasi yang terjadi pada triwulan III hingga 2,26%

mencerminkan kondisi yang serupa dengan kondisi perekonomian nasional.

Berdasarkan publikasi BPS inflasi Jawa Tengah year on year 2014 tercatat

sebesar 8,22% dengan posisi inflasi bulan Desember sebesar 2,25%

Gambar II.6 Grafik Kondisi Pergerakan Inflasi Jawa Tengah

Triwulan I 2013-Triwulan III 2014

Sumber : Bank Indonesia, tabel indikator ekonomi jawa tengah, diolah

Page 39: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 39

2) Kondisi Perekonomian Kota Magelang Tahun 2014

a) Kondisi Makro Ekonomi Kota Magelang

Perekonomian Kota Magelang pada tahun 2013 tetap pada posisi

tumbuh positif dengan laju pertumbuhan ekomomi sebesar 5,91% sedikit

lebih rendah dari pertumbuhan tahun 2012 sebesar 6,48%. Namun

demikian perolehan angka ini masih di atas pertumbuhan ekonomi pada

skala yang lebih luas yaitu Provinsi Jawa Tengah yang hanya tumbuh

5,81% dan Nasional 5,78%. Turunnya persentase pertumbuhan ekonomi

Kota Magelang pada tahun 2013 terutama disebabkan karena

melambatnya pertumbuhan sektor Jasa-jasa baik Sub Sektor

Pemerintahan Umum (melambat 3,15% dari tahun 2012) maupun Sub

Sektor Swasta (melambat 0,54% dari tahun sebelumnya). Perekonomian

makro di Kota Magelang diprediksi akan terus tumbuh dengan slope positif

mencapai 6,07% pada tahun 2014 dan 6,53% pada tahun 2015. Kondisi

tersebut tercermin pada Gambar II.7.

Perkembangan harga di Kota Magelang pada tahun 2014 mengalami

fluktuasi yang sangat intens. Sampai dengan bulan November 2014 secara

year on year tercatat sebesar 5,61% lebih rendah daripada perubahan

indeks harga di Jawa Tengah yang mencapai 6,19% dan Nasional sebesar

6,23%. Inflasi y-o-y tahun 2014 mencapai 7,92%. Hal ini disebabkan

karena masih adanya efek dari penetapan kenaikan harga BBM yang

mempengaruhi harga beberapa komoditi di pasaran.

Gambar II.7

Pola Pergerakan Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi dan

Jumlah Penduduk Kota Magelang Tahun 2002-2015

(2014-2015 angka prediksi)

Sumber : DDA dan analisis Inflasi Kota Magelang, diolah

Page 40: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 40

Apabila kondisi ekonomi makro Nasional, Provinsi Jawa Tengah

serta Kota Magelang dibandingkan sebagaimana tersebut pada Tabel II.25,

dapat diketahui bahwa rata-rata Pertumbuhan ekonomi Kota Magelang

selama 2009-2013 tidak terlampau jauh dengan kondisi Provinsi dengan

perbedaan -0,01% dan jika dibandingkan dengan nasional hanya selisih

0,06%. Inflasi rata-rata di atas nasional maupun provinsi, Inflasi terendah

berada pada tahun 2009 yaitu 3,48% dan puncaknya pada tahun 2013

yang hampir menyentuh angka 8%.

Tabel II.25

Kondisi Ekonomi Makro Indonesia, Jawa Tengah dan

Kota Magelang Tahun 2009-2013

NO KETERANGAN 2009 2010 2011 2012 2013

Rata-rata

2009-2013

IN

DO

NES

IA

Pertumbuhan Ekonomi (%) 4,63 6,22 6,49 6,26 5,78 5,88

Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 7,87 7,14 6,56 6,14 6,25 6,79

IPM (%) 71,76 72,27 72,77 73,29 73,81 72,78

Inflasi (%) 2,78 6,96 3,79 4,30 8,38 5,24

Indeks Gini 0,37 0,38 0,41 0,41 0,41 0,40

Persentase Penduduk Miskin (Maret-%) 14,15 13,33 12,49 11,96 11,37 12,66

JA

WA

TEN

GA

H

Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,14 5,84 6,03 6,34 5,81 5,83

Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 7,33 6,21 5,93 5,63 6,02 6,22

IPM (%) 72,1 72,49 72,94 73,36 74,05 72,99

Inflasi (%) 3,32 6,88 2,68 4,3 7,98 5,03

Indeks Gini 0,32 0,34 0,38 0,38 0,39 0,36

Persentase Penduduk Miskin (Maret-%) 17,72 16,56 15,76 15,34 14,56 15,99

KO

TA

MA

GELA

NG

Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,11 6,12 5,48 6,48 5,91 5,82

Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 14,95 13,28 8,28 8,71 6,80 10,40

IPM (%) 76,37 76,6 76,83 77,26 77,91 76,99

Inflasi (%) 3,48 6,80 4,15 6,05 7,78 5,65

Indeks Gini 0,28 0,31 0,34 0,37 0,330 0,328

Persentase Penduduk Miskin (Maret-%) 10,87 9,81 11,03 10,14 11,25 10,6181

Sumber: BPS

Rata-rata tingkat pengangguran Terbuka di Kota Magelang dalam

kurun waktu yang sama hasilnya cukup jauh dibandingkan kondisi provinsi

maupun nasional, pada dua tahun pertama hampir dua kali lipat, namun

pada 3 tahun terakhir cenderung turun yang cukup signifikan, bahkan pada

tahun ke lima mampu tertekan lebih dari 50%, sebuah prestasi luar biasa.

Menurunnya tingkat pengangguran terbuka, secara teori akan berakibat

berkurangnya jumlah penduduk miskin.

Di Kota Magelang, secara absolut jumlah penduduk miskin

cenderung selalu berkurang, namun karena sesuai publikasi BPS jumlah

penduduk juga cenderung berkurang bahkan hasil PPLS 2011 terjadi

perubahan data yang cukup signifikan, maka data selama kurun waktu

tersebut tidak mudah diperbandingkan. Penduduk miskin Indonesia pada

bulan Maret 2014 berdasarkan database BPS tercatat sebanyak

Page 41: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 41

28.280.010 jiwa (11,25%), sedangkan pada skala Provinsi Jawa Tengah

mencapai 4.836.450 jiwa (14,46%).

Kondisi ekonomi makro tersebut mengantarkan IPM Kota Magelang

selalu menunjukkan tren positif yang bergerak meningkat dari tahun

pertama 76,37 hingga pada tahun kelima 7,78 dengan rata-rata 76,99%.

Hal itu memposisikan Kota Magelang cukup jauh di atas rata-rata IPM

provinsi (72,99) dan Nasional (72,78). Demikian pula ketimpangan

pendapatan penduduk yang tercermin pada indeks gini, rata-rata kota

magelang 0,328, hal itu menggambarkan bahwa tingkat kesejahteraan

masyarakat secara makro lebih baik dari tahun sebelumnya. Harapan

berikutnya, pada tahun-tahun berikutnya indeks gini semakin rendah.

Selanjutnya dengan asumsi ceteris paribus prediksi Ekonomi Makro

Kota Magelang tahun 2014-2016 adalah sebagaimana tercermin pada tabel

II.26.

Tabel II.26

Target & Prediksi Kondisi Ekonomi Makro

Kota Magelang Tahun 2014-2015

Keterangan Prediksi

2014 Prediksi

2015 Prediksi

2016 Deviasi

Keterangan

Pertumbuhan Ekonomi (%) 6,07 6,53 6,77 ±0,437

Penduduk dalam Angkatan Kerja yang masuk dalam Kelompok Mencari Kerja/Pengangguran (ribu orang)

4,916 4,587 4,281 ±1,063

Jumlah Penduduk 120.921 121.579 127.658

Asumsi

pertambahan penduduk meingkat ± 0,5% per tahun

IPM (%) 78,48 79,21 80,02 ±0,059

Inflasi (%) 7,92* 5,33 5,15 ±2,00

Pertumbuhan Jumlah Penduduk (%)

0,594 0,544 0,499 ±1,258

Persentase Penduduk Miskin (%) 10.6875 10.1531 9.6455 Target per tahun berkurang 5%

Gini ratio 0,3201 0,3105 3,012 Setiap tahun diharapkan turun 5%

Sumber: Kantor Litbang & Statistik * angka resmi BPS

Pada tahun 2013 Kota Magelang mengalami peningkatan angka IPM

menjadi 77,91%. Komponen-komponen pendukung indeks komposit IPM

seluruhnya juga mengalami peningkatan. Angka Melek Huruf Kota

Magelang naik 0,59% menjadi 98,11%. Rata-rata lama sekolah hanya

mampu meningkat lambat 0,06 tahun. Tercatat bahwa Masyarakat Kota

Magelang secara rata-rata mengenyam pendidikan sampai dengan tingkat

I SLTA (rata-rata lama sekolah 10,42 tahun). Pemerintah Kota Magelang

perlu menggiatkan terus program dan kegiatan untuk meningkatkan

capaian indikator pendidikan utamanya dalam mendongkrak angka rata-

rata lama sekolah guna menciptakan SDM dengan level pendidikan dan

daya saing yang lebih tinggi.

Page 42: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 42

Seiring dengan peningkatan angka IPM pada tahun 2013 yang

mencapai 77,91%, Tingkat Pengangguran Terbuka di Kota Magelang

mengalami penurunan menjadi 6,80% setelah sebelumnya mencapai

8,71% di tahun 2012. Menurut publikasi BPS, jumlah angkatan kerja di

Kota Magelang pada tahun 2013 turun 819 orang menjadi 62.351 orang.

Dari total 90.452 orang penduduk usia kerja, 68,93% masuk dalam

kategori angkatan kerja.

Pada tahun 2014 hingga 2016 IPM mampu terus meningkat dengan

fokus peningkatan rata-rata lama sekolah penduduk usia 15-65 tahun

hingga mencapai 11,5 tahun dan pada akhir tahun 2016 diharapkan

mampu mencapai 12 tahun.

b) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Magelang

Untuk memahami capaian PDRB Kota Magelang perlu dilihat dari sisi

struktur dan pertumbuhan ekonomi Kota Magelang, Inflasi dan PDRB Per

Kapita

i. Struktur & Pertumbuhan Ekonomi Kota Magelang

Pertumbuhan ekonomi Kota Magelang terutama didorong oleh

sektor Industri Pengolahan, sektor Listrik, Gas & Air Bersih, sektor

Konstruksi, sektor Perdagangan, Hotel & Restoran, Sektor

Pengangkutan & Komunikasi dan sektor Keuangan, Real Estat & Jasa

Perusahaan yang semuanya mampu tumbuh di atas rata-rata

pertumbuhan ekonomi secara umum (5,91%). Pada tahun 2014 sektor

Primer diprediksi mulai menujukkan geliat naik. Sektor Sekunder dan

Tersier juga diprediksi akan tetap tumbuh positif dengan pertumbuhan

tertinggi pada sektor sektor Keuangan, Real Estat & Jas Perusahaan

(8,53%).

Namun demikian sebagai daerah perkotaan, pergerakan sektor

primer tidak bisa dijadikan andalan dalam pengembangan

perekonomian daerah. Tabel II.27 secara rinci menunjukan laju

pertumbuhan masing-masing lapangan usaha pembentuk PDRB atas

Dasar harga berlaku untuk kurun waktu 2009-3013 serta angka

prediksi tahun 2014 hingga 2016.

Dari tabel tersebut terlihat bahwa Sektor tersier masih merupakan

sektor dengan kontribusi NTB yang paling dominan dalam mendorong

pertumbuhan PDRB pada tahun 2013. Meskipun demikian, sektor ini

mengalami penurunan laju pertumbuhan sebesar 2,95% menjadi

5,21% pada tahun 2013.

Page 43: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 43

Tabel II.27

Laju Pertumbuhan Ekonomi Masing-masing Lapangan Usaha Pembentuk PDRB adhk Kota Magelang Tahun 2009-2013

serta Angka Prediksi Tahun 2014-2016

Lapangan Usaha 2009 2010 2011 2012 2013 Rata-rata

2009-2013 Prediksi 2014 Prediksi 2015 Prediksi 2016

Pertanian 2,37 0,12 -15,14 26,99 1,33 3,13 1,75 1,68 2,05

Pertambangan dan Penggalian - - - - - - - - -

Industri Pengolahan 3,14 4,11 6,82 2,49 5,94 4,50 5,08 6,20 7,85

Listrik, Gas & Air Bersih 4,39 0,36 7,05 6,47 7,32 5,12 6,95 6,91 7,06

Konstruksi & Bangunan 3,90 3,83 4,24 5,01 6,07 4,61 5,11 5,39 5,52

Perdagangan, Hotel & Restoran 6,11 7,56 6,80 6,14 6,95 6,71 6,63 7,96 7,66

Pengangkutan & Komunikasi 5,60 7,02 6,13 2,48 5,96 5,44 4,86 5,59 6,29

Keuangan, Jasa Perusahaan dan Persewaan 5,49 6,04 7,37 7,15 8,00 6,81 8,53 8,78 8,87

Jasa-jasa 5,49 7,36 6,06 8,16 5,21 6,46 6,48 6,72 6,78

PDRB 5,11 6,12 5,48 6,48 5,91 5,82 6,07 6,53 6,77

Sumber: Analisis PDRB Kota Magelang Tahun 2014 (diolah)

Tabel II.28

PDRB adhb Kota Magelang Menurut Lapangan Usaha dan Distribusinya Tahun 2011 – 2013

Lapangan Usaha

Rata-rata NTB

2000-2010 (Juta Rp)

NTB 2011

(Juta Rp)

Distribusi

(%)

NTB 2012

(Juta Rp)

Distribusi

(%)

NTB 2013

(Juta Rp)

Distribusi

(%)

PRIMER

Pertanian 47.464,01 58.716,25 2,53 78.908,04 3,02 84.260,10 2,83

Pertambangan & Penggalian - - - -

SEKUNDER

Industri Pengolahan 44.751,83 74.276,46 3,20 78.638,64 3,01 86.172,41 2,96

Listrik, Gas & Air Bersih 50.297,22 84.899,14 3,65 92.952,32 3,56 104.727,69 3,60

Konstruksi & Bangunan 205.273,69 341.274,29 14,69 382.301,86 14,63 412.725,83 14,18

TERSIER

Perdagangan, Hotel & Restoran 89.036,92 170.142,62 7,32 191.588,21 7,33 214.729,43 7,38

Pengangkutan & Komunikasi 255.239,38 428.926,45 18,46 464.809,21 17,78 520.894,90 17,89

Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

137.169,00 239.373,39 10,30 265.290,94 10,15 304.405,59 10,46

Jasa-jasa 489.104,71 925.869,57 39,85 1.059.404,63 40,53 1.183.192,99 40,64

TOTAL PDRB 1.318.336,76 2.323.478,16 2.613.893,85 2.911.108,95

Sumber: Analisis PDRB Kota Magelang Tahun 2014 (diolah)

Page 44: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 44

Pengangkutan & Komunikasi 17,60%

Keuangan, Real Estat & Jasa Perusahaan 10,47%

Jasa-jasa 41,30%

Konstruksi 13,99%

Perdagangan, Hotel & Restoran (7,43%)

Listrik, Gas & Air Bersih (3,53%)

Industri Pengolahan (2,89%)

Pertanian (2,79%)

Profil dan struktur perekonomian Kota Magelang relatif stabil dari

tahun ke tahun. Berdasarkan asumsi dari hasil prediksi pertumbuhan

ekonomi Kota Magelang tahun 2014 yang mencapai 6,07%, maka

struktur perekonomian pembentuk PDRB tahun 2014 sebagaimana

pada Gambar II.8.

Gambar II.8

Diagram Prediksi Struktur Perekonomian Kota Magelang Tahun 2014

Selanjutnya, menurut Lapangan Usaha, distribusi PDRB tertinggi

didominasi kelompok sektor tersier, posisi berikutnya kelompok sektor

sekunder dan pada urutan terakhir adalah kelompok sektor primer.

Lebih jauh 3 (tiga) sektor yang memiliki peran tertinggi-terendah

dalam pembentukan PDRB adalah sektor Jasa-jasa, sektor

pengangkutan dan komunikasi serta sektor konstruksi dan bangunan.

Kondisi tersebut dapat dicermati pada tabel II.28.

Prediksi pertumbuhan ekonomi dan distribusi lapangan usahan

pembentuk PDRB Kota Magelang untuk tahun 2014 hingga 2016

sebagaimana terlihat pada tabel II.29. Pertumbuhan ekonomi

diperkirakan 11,68% untuk tahun 2014, 11,62% untuk tahun 2015

dan pada 2016 diperkirakan mencapai 11,82%. Selama 3 tahun

tersebut, sektor jasa-jasa diperkirakan mengalami laju pertumbuhan

tertinggi, diikuti perdagangan, hotel dan restoran serta Keuangan,

Persewaan dan jasa perusahaan. Sektor pengangkutan dan komunikasi

menempati urutan berikutnya dan kelompok sektor sekunder

diperkirakan memiliki laju pertumbuhan yang hampir sama dan sektor

primer yaitu pertanian diperkirakan tetap memiliki kekuatan tumbuh

walaupun tidak setinggi sektor-sektor yang terdahulu.

Page 45: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 45

Tabel II.29

Prediksi Pertumbuhan dan Distribusi Lapangan Usaha Pembentuk

PDRB Kota Magelang Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2014-2016

Lapangan Usaha Prediksi Pertumbuhan (%) Prediksi Distribusi (%)

2014 2015 2016 2014 2015 2016

PRIMER

Pertanian 7,65 7,68 8,08 2,79 2,69 2,60

Pertambangan & Penggalian - - - - -

SEKUNDER

Industri Pengolahan 9,15 8,85 9,10 2,89 2,82 2,75

Listrik, Gas & Air Bersih 9,50 8,92 8,89 3,53 3,44 3,35

Konstruksi & Bangunan 10,24 9,41 9,12 13,99 13,72 13,39

TERSIER

Perdagangan, Hotel & Restoran 12,52 12,49 12,87 7,43 7,49 7,56

Pengangkutan & Komunikasi 9,84 10,03 9,99 17,60 17,35 17,06

Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

11,82 11,74 11,73 10,47 10,48 10,47

Jasa-jasa 13,48 13,55 13,96 41,30 42,01 42,81

TOTAL PDRB 11,68 11,62 11,82

Sumber: Analisis PDRB Kota Magelang Tahun 2014 (diolah)

ii. Inflasi

Selama sembilan tahun terakhir, inflasi Kota Magelang

berfluktuasi. Selama kurun waktu tersebut terdapat perubahan tahun

dasar, yang sebelumnya (hingga tahun 2013) menggunakan tahun

dasar 2007, kebijakan pemerintah pusat bahwa mulai tahun 2014

indeks harga konsumen menggunakan tahun dasar 2012, hal ini

sejalan dengan kondisi perekonomian dunia.

Hampir inflasi kota magelang lebih rendah dari inflasi Nasional ,

kecuali pada tahun 2009 (saat Kota Magelang memasuki tahun politik)

juga tahun 2011 dan 2012. Kerentanan kota magelang atas inflasi

memang cukup logis, karena hampir semua sumber produksi tidak

berada di Kota Magelang. Series kondisi Inflasi dan IHK Kota Magelang

tercermin pada tabel II.30.

Tabel II.30

Perkembangan IHK dan Inflasi Kota Magelang

serta Inflasi Nasional Tahun 2006-2014

Tahun Inflasi (%) IHK Inflasi (%)

2006 3,14 138,98 6.6

2007 5,90 147,18 6.59

2008 9,53 161,21 11.06

2009 3,48 116,10 2.78

2010 6,80 123,99 6.96

2011 4,15 129,14 3.79

2012 6,05 136,95 4.3

2013 7,78 147,61 8.38

2014 7,92 118,27 8.36

2015* 5,33

Page 46: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 46

Tahun Inflasi (%) IHK Inflasi (%)

2015* 5,15

Deviasi ±2,00

(Sumber: BPS Kota Magelang) Keterangan:

* Prediksi

2001-2013 : 2007=100 ; 2014 : 2012=100

iii. PDRB Per Kapita

PDRB/Kapita Masyarakat Kota Magelang dari sisi nominal selama

6 (enam) tahun terakhir selalu mengalami kenaikan baik atas dasar

harga berlaku (adhb) maupun atas dasar harga konstan (adhk) dengan

rata-rata pertumbuhan per tahun mencapai 11,61% untuk adhb dan

5,52% untuk adhk. Dengan jumlah pengeluaran per kapita riil sebesar

Rp. 658.280,-, tiap penduduk di Kota Magelang pada tahun 2013

memiliki PDRB/kapita sebesar Rp. 2.025.959,25/bulan.

PDRB per kapita ini pada hakekatnya merupakan hasil pembagian

dari PDRB (Rp/tahun) baik adhb maupun adhk dibagi jumlah penduduk

tengah tahun. Secara series PDRB/Kapita Penduduk Kota Magelang

dari tahun 2008-2013 serta prediksi untuk tahun 2014-2016 tercermin

pada tabel II.31.

Diperbandingkan dengan kabupaten/kota se Jawa Tengah,

walaupun angka absolut PDRB Kota Magelang jauh di bawah

kabupaten/kota yang lain, namun jika PDRB per kapita disandingkan,

akan memposisikan Kota Magelang pada rangking 10 besar di Jawa

Tengah.

Tabel II.31

Perkembangan PDRB/Kapita Penduduk Kota Magelang Tahun 2008-2013

serta Angka Prediksi Tahun 2014-2016

TAHUN PENDUDUK

TENGAH TAHUN (jiwa)

PDRB/KAPITA

adhb (Rp/tahun)

Growth PDRB/Kapita

adhb (%)

PDRB/KAPITA

adhk (Rp/tahun)

Growth PDRB/Kapita

adhk (%)

2008 118.452 14.174.863,94 12,63 8.390.193,45 5,14

2009 118.336 15.741.712,50 11,05 8.827.831,27 5,22

2010 118.218 17.807.999,88 13,13 9.377.621,81 6,23

2011 118.606 19.589.887,22 10,01 9.859.052,16 5,13

2012 118.959 21.973.065,07 12,17 10.467.119,69 6,17

2013 119.742 24.311.511,02 10,64 11.012.910,88 5,21

P r e d i k s i

TAHUN PENDUDUK

TENGAH TAHUN (jiwa)

PDRB/KAPITA

adhb (Rp/tahun)

Growth PDRB/Kapita

adhb (%)

PDRB/KAPITA

adhk (Rp/tahun)

Growth PDRB/Kapita

adhk (%)

2014 120.653 26.947.200,72 10,84 11.593.193,28 5,27

2015 121.182 29.946.872,59 11,13 12.296.315,92 6,06

2016 121.673 33.352.542,63 11,37 13.075.796,56 6,34

Deviasi ±0,2593

Sumber: Analisis PDRB Kota Magelang Tahun 2014 (diolah)

Page 47: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 47

iv. Ketimpangan Wilayah

Dengan Data Dasar PDRB Kabupaten/Kota se-wilayah provinsi

serta dihitungn dengan formula tertentu (indeks williamson), kita

dapat mengetahui sampai seberapa jauh ketimpangan wilayah yang

terjadi dalam wilayah tertentu yang lebih luas dan dalam waktu

tertentu.

Tabel II.32 memuat indeks williamson pemerintah kota magelang

maupun propinsi jawa tengah untuk tahun 2011-2013. Dari tabel

tersebut dapat dijelaskan bahwa Kota Magelang, hingga tahun 2013

kondisi perekonomiannya semakin timpang dibandingkan dengan

kabupaten/ kota se-Jawa Tengah, namun demikian 2014 hingga 2016

diharapkan gap perekonomian Kota Magelang semakin kecil. Propinsi

Jawa Tengah untuk adhk juga memiliki semakin lebar dibandingkan

propinsi lain di Indonesia, polanya hampir sama dengan kondisi

perekonomian di Kota Magelang.

Indeks Williamson dikategorikan sebagai berikut :

Kesenjangan level rendah, jika IW ≤ 0,35

Kesenjangan level sedang, jika 0,35 ≤IW≤0,5

Kesenjangan level tinggi, jika IW≥0,5

Tabel II.32

Indeks Williamson Kota Magelang tahun 2011-2013

Tahun

Indeks Williamson

Kota Magelang

(adhb)

Indeks Williamson

Kota Magelang

(adhk)

Indeks Williamson

Jawa Tengah

(adhb)*

Indeks Williamson

Jawa Tengah

(adhk)*

2011 0,0812 0,0888 0,6961 0,6373

2012 0,0857 0,0909 0,6932 0,6616

2013 0,1353 0,1364 0,6951 0,6579

2014 0,1325 0,1349

2015 0,1304 0,1338

2016 0,1299 0,1339

* Data resmi BPS

Sumber: Analisis PDRB Kota Magelang Tahun 2013-2014

(diolah disesuaikan dengan angka prediksi)

c) Perekonomian Kecamatan di Kota Magelang

Setelah memahami perekonomian Kota Magelang perlu diketahui pula

kondisi perekonomian di masing-masing wilayah kecamatan se Kota

Magelang, baik dari sisi PDRB, Laju Pertumbunan serta PDRB per Kapitanya.

Selanjutnya akan dapat kita ketahui peran masing-masing wilayah dalam

memberikan sumbangan pembentukan PDRB di Kota Magelang.

i. PDRB per Kecamatan dan Laju Pertumbuhan

Kondisi perekonomian Kota Magelang dilihat dari ketiga

kecamatan. Dari ketiga kecamatan tersebut belum tentu

menggambarkan kondisi yang sama, ada kemungkinan ada yang

Page 48: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 48

kondisi di atas rata-rata, ada yang diberada pada kondisi rata-rata dan

bahkan tidak menutup kemungkinan di bawah rata-rata.

Namun demikian perekonomian 3 (tiga) Kecamatan di Kota

Magelang sampai dengan tahun 2013 masih didominasi oleh kontribusi

Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku (NTB adhb) dari

Kecamatan Magelang Selatan (36,28%) disusul Kecamatan Magelang

Tengah (32,13%) dan Kecamatan Magelang Utara (31,59%).

Sementara dari sisi pertumbuhan ekonomi, ketiga Kecamatan tumbuh

melambat dari tahun 2012. Meskipun memiliki kontribusi NTB terkecil

namun Kecamatan Magelang Utara pada tahun 2013 mampu tumbuh

dengan laju tercepat sebesar 6,3%.

Secara lengkap kondisi perekonomian tersebut terangkum pada

tabel II.33 dan tabel II.34.

Page 49: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 49

Tabel II.33

Kondisi Perekonomian Skala Kecamatan di Kota Magelang Tahun 2012-2013

Uraian Magelang Selatan Magelang Tengah Magelang Utara

2012 2013 2012 2013 2012 2013

Atas Dasar Harga Berlaku 950,621.33 1.056.056,57 837,984.99 935.277,42 825,287.53 919.774,96

Atas Dasar Harga Konstan 453,549.90 478.301,27 395,885.55 419.757,99 395,722.64 420.648,71

Pertumbuhan Ekonomi 6,83 5,46 6,19 6,03 6,39 6,30

Sumber: Analisis PDRB Kota Magelang Tahun 2014

Tabel II.34

Kontribusi Sektor Pembentuk PDRB Skala Kecamatan (adhb-%) di Kota Magelang Tahun 2012-2013

Uraian Magelang Selatan Magelang Tengah Magelang Utara

2012 2013 2012 2013 2012 2013

PRIMER

Pertanian 3,60 3,44 0,83 0,73 4,58 4,47

Pertambangan dan Penggalian - - - -

SEKUNDER

Industri Pengolahan 4,49 4,48 2,83 2,71 1,48 1,47

Listrik, Gas & Air Bersih 0,00 - 11,09 11,20 - -

Konstruksi & Bangunan 10,71 10,33 9,00 8,79 24,84 24,08

TERSIER

Perdagangan, Hotel & Restoran 8,18 8,34 9,30 9,21 4,35 4,41

Pengangkutan & Komunikasi 14,10 14,11 22,35 22,50 17,39 17,55

Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 7,70 7,96 11,08 11,08 12,02 12,70

Jasa-jasa 51,21 51,35 33,51 33,78 35,35 35,33

Kontribusi terhadap PDRB Kota Magelang 36,37 36,28 32,06 32,13 31,57 31,59

Sumber: Analisis PDRB Kota Magelang Tahun 2014

Page 50: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 50

ii. PDRB per kapita per masing-masing kecamatan

Kondisi pendapatan perkapita penduduk ketiga kecamatan selama

2 (dua) tahun yaitu 2012-2013 tertinggi adalah penduduk di

Kecamatan Magelang Selatan, disusul Kecamatan Magelang Utara dan

yang terakhir adalah di Kecamatan Magelang Tengah. Pada tahun 2013

Di ketiga kecamatan tersebut, kondisi tahun 2013 lebih baik

dibandingkan tahun sebelumnya seiring dengan meningkatnya

pendapatan per kapita penduduk Kota Magelang. Kondisi

perkembangan PDRB per Kapita penduduk kecamatan se Kota

Magelang dapat dicermati pada tabel II.35.

Tabel II.35

Perkembangan PDRB/Kapita Penduduk Kecamatan

di Kota Magelang Tahun 2013

Keterangan Tahun Mgl

Selatan

Mgl

Tengah Mgl Utara

Kota

Magelang

Penduduk Tengah

Tahun (Jiwa)

2013 40.426,00 43.264,00 36.052,00 119.742,00

2012 40.186,00 43.014,00 35.759,00 118.959,00

PDRB Per Kapita adhb (ribu Rp/tahun)

2013 26.123,20 21.617,91 25.512,45 24.311,51

2012 23.655,53 19.481,68 23.07,16 21.973,07

Pertumbuhan adhb (%)

2013 10,43 10,97 10,54 10,64

2012 12,54 11,43 12,48 12,17

PDRB Per Kapita adhk (Ribu Rp/tahun)

2013 11.831,53 9.702,25 11.667,83 11.012,91

2012 11.286,27 9.203,64 11.066,38 10.467,12

Pertumbuhan adhk (%)

2013 4,83 5,42 5,43 5,21

2012 6,39 5,86 6,22 6,17

Sumber: Analisis PDRB Kota Magelang Tahun 2013-2014

b. Fokus Kesejahteraan Sosial

Berbicara tentang Kesejahteraan sosial perlu melihat kondisi tingkat

ketergantungan penduduk, indeks pembangunan manusia; Indeks Pembangunan

Gender; Indeks pemberdayaan gender serta Kemiskinan dan ketimpangan

pemerataan pendapatan serta aspek ketenagakerjaan.

1) Ketergantungan Penduduk

Kota Magelang merupakan kota dengan bonus demografi dimana

jumlah penduduk produktif jauh lebih besar daripada penduduk non-

produktif. Pada tahun 2013 jumlah penduduk usia produktif di Kota

Magelang tumbuh 0,88% yang merupakan pertumbuhan tertinggi dalam 5

(lima) tahun terakhir. Namun demikian di sisi lain, perlu diwaspadai karena

pada tahun 2013 jumlah penduduk usia 65 tahun ke atas tumbuh

signifikan 3,53% jauh lebih cepat melebihi pertumbuhan penduduk usia

produktif sedangkan penduduk usia 0-14 tahun justru turun 0,57%.

Kondisi penduduk tersebut dapat dicermati pada tabel II.36.

Pada tahun 2014 diharapkan kelompok usia produktif terus tumbuh

dengan prediksi sebesar 1,41% seiring dengan laju pertumbuhan

penduduk yang diprediksi naik 0,594%.

Page 51: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 51

Tabel II.36

Jumlah Penduduk Produktif dan Non-Produktif di Kota Magelang Tahun 2007-2013 serta Angka Prediksi Tahun 2014-2016

Keterangan 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Prediksi

Deviasi 2014 2015 2016

Penduduk Usia 0-14 tahun (jiwa) 28.574 29.511 29.688 29.934 27.387 27.509 27.353 ±0,743 26.943 28.137 28.146

Pendudukk Usia 15-64 tahun (jiwa) 84.472 86.960 87.467 88.220 82.773 83.142 83.870 ±1,464 85.052 84.389 84.858

Penduduk usia 65 ke atas (jiwa) 7.964 8.156 8.449 8.289 8.645 8.678 8.984 ±0,095 8.926 9.053 9.181

Jumlah Penduduk (jiwa) 121.010 124.627 125.604 126.443 118.805 119.329 120.207 120.921 121.579 122.185

Angka Ketergantungan (%) 43,25 43,32 43,60 43,33 43,53 43,52 43,33 42,17 44,07 43,99

Pertumbuhan Penduduk Usia Produktif (%)

2,95 0,58 0,86 -6,17 0,45 0,88 1,41 -0,78 0,56

Sumber: BPS Kota Magelang, Prediksi oleh Kantor Litbang & Statistik

Page 52: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 52

2) Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Salah satu alat ukur keberhasilan pembangunan manusia adalah

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index

(HDI). Indeks ini lazim digunakan baik pada skala internasional, nasional

maupun regional. Dari indeks ini bisa diketahui tingkat kemajuan suatu

wilayah (maju, berkembang atau terbelakang), serta mengukur pengaruh

kebijakan ekonomi terhadap kualitas hidup. Semakin tinggi nilai IPM

berarti tingkat pencapaian pembangunan manusia semakin baik.

Untuk mengukur IPM, diperlukan beberapa indikator sebagai

berikut:

a. Usia Hidup

b. Pengetahuan

c. Standar Kelayakan Hidup

Pada Tabel II.37 dapat dilihat perkembangan nilai IPM beserta

komponen-komponen pembentuknya dari tahun 2009 sampai 2013, serta

prediksinya di tahun 2014.

Tabel II.37

Pencapaian Indeks Pembangunan Manusia dan Komponennya

di Kota Magelang Tahun 2009-2014

Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 2014*

Indeks Pembangunan Manusia [%] 76,37 76.60 76.83 77.26 77,91 78,48

Angka Harapan Hidup (e0) [Tahun] 70,17 70.22 70.28 70.34 70,74 70,87

Angka Melek Huruf [%] 97,25 97.25 97.29 97.52 98,11 98,57

Rata-rata lama sekolah [Tahun] 10,10 10.21 10.22 10.36 10,42 10,49

Pengeluaran Perkapita Riil Disesuaikan [Rp. 000]

648,06 649.52 651.91 655.08 658,26 661,98

Sumber: Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Magelang 2014 *): 2014 angka prediksi

Pada tabel tersebut dapat dilihat, bahwa secara perlahan, angka IPM

beserta komponen pendukungnya merambat naik.

Walaupun secara kesejahteraan hal ini bisa dikatakan sebagai hal

yang bagus, tetapi jika Angka Melek Huruf dan Rata-rata Lama Sekolah

tidak bisa mengikuti secara signifikan, maka bisa menimbulkan masalah

baru yaitu menambah angka pengangguran. Meningkatnya Angka Harapan

Hidup juga pada akhirnya nanti bisa meningkatkan Angka Ketergantungan

Penduduk, bila tidak diikuti penurunan Angka Pengangguran.

Harapan agar IPM Kota Magelang mampu meningkat hanya dapat

didorong dari meningkatkan Rata-rata lama sekolah, bila pada 2013 rata-

rata lama sekolah penduduk baru setara kelas satu sma, perlu terus

didorong agar mampu mencapai lulus sma atau 12.00.

3) Indeks Pembangunan Gender (IPG) dan Indeks Pemberdayaan Gender

(IDG)

IPG dan IDG digunakan untuk mengukur mengukur pencapaian

pelaksanaan pengarusutamaan gender di daerah. IPG mengukur kualitas

hidup perempuan dengan menggunakan komponen pendidikan, kesehatan

Page 53: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 53

dan ekonomi, sedangkan IDG mengukur partisipasi perempuan di bidang

ekonomi, politik, dan pengambilan keputusan.

Dengan menggunakan IPG, dapat diketahui kesenjangan

pembangunan manusia antara laki-laki dan perempuan. Nilai IPG berkisar

antara 0% - 100%. Makin tinggi nilai IPG, berarti makin tinggi

kesenjangannya. Kesetaraan gender terwujud apabila nilai IPM sama

dengan nilai IPG.

Dengan menggunakan IDG, dapat diukur ketimpangan gender pada

bidang-bidang kunci yaitu dalam partisipasi ekonomi dan politik serta

pengambilan keputusan. IDG juga memiliki kisaran nilai 0% - 100%,

dengan makin tinggi nilainya berarti semakin tinggi perempuan dalam

mengambil peran aktif yang penting dalam kehidupan ekonomi dan politik,

atau dapat dikatakan semakin sempurna pemberdayaan perempuannya.

Kondisi IPG dan IDG Kota Magelang bila disandingkan dengan IPM

tampak sebagaimana Tabel II.38 berikut.

Tabel II.38

Nilai IPG, IDG, dan IPM Kota Magelang

Tahun 2009 – 2013

Tahun IPG IDG IPM

2009 73.35 76.00 76.37

2010 73,52 65,29 76.60

2011 73,96 66,29 76,83

2012 74,57 67,29 77,26

2013 75,52 68,03 77,91

Sumber: BPS dan Kemenneg PP

IPM dan IDG merupakan angka-angka penilaian nasional. Sampai

dengan tahun 2013, Angka IPG dan IPM memiliki kecenderungan

meningkat, sedangkan IDG sempat turun cukup tajam pada tahun 2010,

walaupun sampai tahun 2013 kembali meningkat.

Untuk nilai Pembangunan Gender di Kota Magelang, sampai dengan

tahun 2013, memiliki trend yang baik, diperlihatkan dari selisih nilai antara

IPG dan IPM yang semakin mengecil.

Penghargaan yang cukup prestisius pada skala nasional dalam

rangka pelaksanaan pengarusutamaan gender di daerah telah diterima

oleh Pemerintah Kota Magelang dengan keberhasilannya meraih

penghargaan Parahita Ekapraya Tingkat Pratama pada tahun 2006,

dilanjutkan anugerah tingkat utama (Parahita Ekapraya Tingkat Utama) di

tahun 2007 yang dipertahankan sampai dengan tahun 2008 dan 2009.

Pada tahun 2011 dan 2012, Pemerintah Kota Magelang kembali

mendapatkan anugerah, kali ini tingkat menengah (Parahita Ekapraya

Madya).

Page 54: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 54

4) Kemiskinan dan Ketimpangan Pemerataan

Penduduk miskin merupakan sebuah dilema pembangunan dan di

manapun penduduk miskin akan selalu ada. Pada daerah dengan

pendapatan per kapita tinggi belum tentu tidak ada penduduk miskin, yang

dapat diperbuat oleh semua pengambil kebijakan baik di daerah maupun di

pusat adalah menekan bagaimana agar penduduk miskin semakin

turun/berkurang, malaupun anagat sulit untuk mencapai 0%.

Ada berbagai batasan dan cara mendefinisikan penduduk miskin,

namun dalam sebuah perencanaan kebijakan yang lebih pendting adalah

konsistensi data. Di Kota Maglag, menurut BPS garis kemiskinan seiring

pergantian tahun, selalu meningkat, namun demikian data jumlah

penduduk miskin yang tersedia mengisyaratkan bahwa meningkatnya nilai

garis kemiskinan tidak secara otomatis penduduk yang berkategori miskin

berkurang, seperti halnya yang trjadi antara tahun 2010-2011. Kondisi

tersebut dialami oleh seluruh pemerintahan baik di daerah maupun di

pusat.

Tabel II.39

Jumlah Penduduk Miskin Kota Magelang (jiwa) Tahun 2008-2012

Tahun Garis

kemiskinan Penduduk

Miskin

Penduduk Kota

Magelang

2008 228,385 14.870 124.627

2009 237,967 13.650 125.604

2010 258,921 12.400 126.443

2011 280,877 13.100 118.805

2012 304,695 12.100 119.329

Sumber: BPS Kota Magelang

Sesuai Berita Resmi Statistik nomor 06/01/Th XVIII, 2 Januari 2015

bahwa antara kondisi september 2013 dan kondisi september 2014 garis

kemiskinan daerah perkotaan di Inonesia bergerak dari Rp 308.826,-

/kapita/ bulan meningkat menjadi Rp 326.853,-/ kapita/ bulan dengan

persentase penduduk miskin dari 8,55% pada tahun 2013 menjadi 8,16%

per september 2014.

Sementara itu tingkat kedalaman kemiskinan secara nasional turun

dari 1,41 menjadi 1,25 dan tingkat keparahan kemiskinan turun dari 0,37

menjadi 0,31, dengan demikian secara makro walaupun masih ada

penduduk miskin namun tingkat keparahannya semakin rendah atau

dengan kata lain, dari angka tersebut tampak adanya peningkatan

kesejahteraan masyarakat.

Lebih jauh apabila dari indeks gini, antara tahun 2012-2013

terdapat penurunan yang cukup signifikan, yang menggambarkan tingkat

kesejahteraan penduduk Kota Magelang semakin baik atau ketimpangan

pendapatan antar penduduk kian menipis. Selanjutnya pada akhir tahun

Page 55: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 55

2014 gini rasio akan turun kembali yang kondisi tersebut juga diperkirakan

akan terjadi pula di tahun 2015.

Tabel II.40

Indeks Gini Kota Magelang tahun 2006-2013 serta

Angka Prediksi Tahun 2014-2015

Tahun Indeks Gini

Kota Magelang

Penduduk Kota

Magelang

Indeks Gini Jawa

Tengah

2006 0,2466 118.646

2007 0,2675 121.010 0,326

2008 0,2571 124.627 0,31

2009 0,2816 125.604 0,32

2010 0,3138 126.443 0,34

2011 0,3418 118.805 0,38

2012 0,3715 119.329 0,38

P r e d i k s i

Tahun Indeks Gini Penduduk

2013 0,330* 120.207* 0,387*

2014 0,3201 120.921

2015 0,3105 121.579

* Data resmi BPS

Sumber: BPS Kota Magelang, Prediksi oleh Kantor Litbang & Statistik

5) Kemiskinan

Kemiskinan adalah salah satu persoalan mendasar yang fokus

perhatian setiap pemerintahan. Berbagai macam strategi penanggulangan

dan pengentasan kemiskinan terus dilancarkan, namun kemiskinan hingga

saat ini tetap belum terselesaikan dengan baik karena begitu kompleksnya

dimensi dan komponen penyebabnya.

Kemiskinan menjadi salah satu fokus utama dalam MDGs, sehingga

merupakan kewajiban untuk setiap negara agar lebih berkonsentrasi pada

upaya-upaya penanggulangan dan penurunan kemiskinan. Di Indonesia,

untuk menanggulangan dan pengentasan kemiskinan, telah dibentuk Tim

Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), yang diikuti

pembentukan di daerah berupa Tim Koordinasi Penanggulangan

Kemiskinan Daerah (TKPKD), sejak tahun 2010.

Kota Magelang juga turut berupaya mereduksi angka kemiskinan,

dengan berbagai macam program penanggulangan kemiskinan. Hasilnya

dapat dilihat pada Tabel II.41 berikut.

Tabel II.41

Jumlah Penduduk Miskin dan Persentase (%) terhadap

Total Penduduk Kota Magelang Tahun 2008-2012

Tahun Garis

kemiskinan (Rp) Penduduk

Miskin (jiwa) Penduduk Kota

Magelang (jiwa) % Penduduk

Miskin

2008 228,385 14,870 124,627 11.93%

2009 237,967 13,650 125,604 10.87%

2010 258,921 12,400 126,443 9.81%

Page 56: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 56

Tahun Garis

kemiskinan (Rp)

Penduduk

Miskin (jiwa)

Penduduk Kota

Magelang (jiwa)

% Penduduk

Miskin

2011 280,877 13,100 118,805 11.03%

2012 304,695 12,100 119,329 10.14%

Sumber: BPS Kota Magelang

Dari Tabel II.41 tersebut dapat dilihat, bahwa persentase penduduk

miskin di Kota Magelang berkisar antara 9%-11%. Akan tetapi, bila dilihat

dari jumlah penduduk miskin yang terus menurun dan garis kemiskinan

yang terus dinaikkan, bisa dikatakan bahwa sebenarnya Pemerintah Kota

Magelang cukup berhasil dalam mengurangi angka kemiskinan.

Menurunnya jumlah penduduk di tahun 2011, yang berdampak pada

meningkatnya persentase Penduduk Miskin, dikarenakan adanya koreksi

jumlah penduduk oleh Sensus Penduduk 2010.

6) Tingkat Kesempatan Kerja (TKK)

Tingkat kesempatan kerja menunjukkan peluang seorang penduduk

usia kerja yang termasuk angkatan kerja untuk bekerja. Angka ini didapat

dari perbandingan antara penduduk yang bekerja dengan angkatan kerja.

Semakin besar angka TKK, semakin baik pula kondisi ketenagakerjaan

dalam suatu wilayah.

Kondisi ketenagakerjaan Kota Magelang dapat dicermati pada Tabel

II.42 berikut.

Tabel II.42

Kondisi Penduduk Usia Kerja di Kota Magelang

Tahun 2008-2014 (ribu jiwa / orang)

Tahun

Angkatan Kerja (ribu orang)

Bukan Angkatan

Kerja (ribu

orang)

Penduduk Usia Kerja/

Tenaga Kerja

(ribu orang)

TPT (%)

TPAK (%)

TKK (%)

Bekerja Mencari Kerja

(Penggangguran)

2008 54,550 7,640 41,210 103,400 12,28 60,15 87.72

2009 56,110 9,860 39,590 105,560 14,95 62,50 85.05

2010 53,719 8,226 28,540 90,490 13,28 68,46 86.72

2011 58,919 5,319 26,750 90,990 8,28 70,60 91.72

2012 57,669 5,501 27,775 90,945 8,71 69,46 91.29

2013 58,110 4,241 28,101 90,452 6,80 68,93 93.20

2014* 58,760 4,916 29,852 93,528 6,26-7,72

68,08-72,86

92.28

Sumber: BPS Kota Magelang; Prediksi (2014) oleh Kantor Litbang & Statistik

Dari Tabel II.42 tersebut dapat dilihat, bahwa angka TKK selalu

berada di atas nilai 85%, yang berarti rasio kesempatan kerjanya cukup

tinggi. Perubahan nilai TKK, TPT, dan TPAK yang cukup mencolok dari

tahun 2010 ke 2011, juga dikarenakan adanya koreksi jumlah penduduk

saat Sensus Penduduk 2010. Secara garis besar, kondisi ketenagakerjaan

di Kota Magelang bisa dinilai cukup baik.

Page 57: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 57

7) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat Pengangguran

Terbuka (TPT)

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah perbandingan

antara jumlah angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja. Angka ini

berguna untuk mengindikasikan besarnya persentase penduduk usia kerja

yang aktif secara ekonomi di suatu negara/wilayah. Semakin tinggi TPAK

menunjukkan bahwa semakin tinggi pula pasokan tenaga kerja (labour

supply) yang tersedia untuk memproduksi barang dan jasa dalam suatu

perekonomian.

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah perbandingan jumlah

pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja. Angka ini berguna untuk

mengindikasikan besarnya persentase angkatan kerja yang termasuk

dalam pengangguran. TPT yang tinggi menunjukkan bahwa terdapat

banyak angkatan kerja yang tidak terserap pada pasar kerja.

Dari Tabel 2.2.17. dapat dilihat, bahwa dari tahun 2008 sampai

2014, angka TPT memiliki tren menurun, sedangkan angka TPAK memiliki

fluktuasi di kisaran angka 60% - 70%. Kondisi ini disebabkan karena

banyak warga Kota Magelang yang bekerja di luar wilayah. Untuk semakin

menurunkan angka pengangguran, maka diharapkan bisa untuk

mengarahkan potensi tenaga kerja ini ke dalam wilayah, atau dibuat

situasi yang kondusif untuk investasi/industri, sehingga meningkatkan

kebutuhan tenaga kerja. Dengan juga melihat angka rata-rata lama

sekolah yang masih kurang dari 12 tahun, sebaiknya juga dapat disiapkan

lembaga-lembaga pendidikan non-formal untuk meningkatkan kemampuan

angkatan kerja, sehingga memiliki daya saing yang lebih tinggi di dunia

kerja.

8) Ketergantungan Penduduk (Depedency Ratio – DR)

Rasio Ketergantungan adalah perbandingan antara jumlah

penduduk umur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun

ke atas (keduanya disebut dengan penduduk udia tidak produktif)

dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 15-64 tahun (usia produktif).

Angka ini dapat digunakan sebagai indikator yang secara kasar dapat

menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara/wilayah apakah tergolong

maju atau sedang berkembang. DR merupakan salah satu indikator

demografi yang penting. Semakin tingginya persentase DR menunjukkan

semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif

untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak

produktif lagi. Sedangkan persentase DR yang semakin rendah

menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang

produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak

produktif lagi.

Page 58: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 58

Pada Tabel II.43 dapat dilihat Rasio Ketergantungan Kota Magelang

Tahun 2005-2013.

Tabel II.43

Rasio Ketergantungan Penduduk Kota Magelang

Tahun 2005-2013

Tahun Penduduk Umur Rasio

Ketergantungan Naik/ Turun 0-14 15-64 65+

2005 27.921 82.090 7.733 43,43 -

2006 28.135 82.711 7.800 43,45 0,05

2007 28.542 84.351 7.956 43,27 (0,4)

2008 29.511 86.960 8.156 43,32 0,12

2009 29.688 87.467 8.449 43,60 0,64

2010 29.934 88.220 8.289 43,33 (0,62)

2011 27.387 82.773 8.645 43,53 0,46

2012 27.089 83.142 8.678 43,52 (0,44)

2013 27.353 83.870 8.984 43,32 (0,45)

Sumber: DDA Kota Magelang Tahun 2014

Dari Tabel II.43 tersebut dapat dilihat bahwa Rasio Ketergantungan

di Kota Magelang cenderung stabil di sekitar angka 43%, dengan angka

kenaikan/penurunan per tahun kurang dari 1%. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa rata-rata penduduk Kota Magelang yang masuk usia tidak

produktif memiliki ketergantungan yang sedang terhadap penduduk usia

produktif.

c. Fokus Seni Budaya, Olahraga, Ilmu Pengetahuan dan Agama

Analisis kinerja pada bidang seni budaya dan olahraga diambil dari data jumlah

kelompok seni dan budaya yang ada di Kota Magelang, jumlah lapangan olahraga,

jumlah klub olahraga dan jumlah gedung olahraga dan data prestasi tingkat

nasional.

1) Seni–Budaya

Dari data tentang seni budaya yang tersedia, jumlah organisasi

kesenian tahun 2014 di Kota Magelang sebanyak 117 kelompok seni

budaya, yang terbagi menurut kelompok-kelompok jathilan, seni

karawitan, rebana, kuda lumping, topeng ireng, campursari, kethoprak,

orkes keroncong, grup tari daerah, marching band, wayang kulit, kesenian

reog.

Untuk seniman/seniwati terdapat sejumlah 172 orang yang

meliputi: paduan suara, musik tiup/piano, dangdut/kasidah, dan

waranggono/pesinden. Adapun untuk cagar budaya terdapat sejumlah 82

buah yang antara lain terdiri dari bangunan-bangunan kuno, arsitektur

kuno, petilasan, tempat-tempat ziarah, dan sebagainya.

Page 59: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 59

2) Olahraga

Perkembangan olah raga di Kota Magelang sepertinya tidak

didukung dengan pembangunan sarana prasarana yang memadai. Fasilitas

gedung olahraga yang sangat minim, membuat prestasi olah raga di Kota

Magelang belum menunjukkan kemajuan yang signifikan. Gedung Olah

Raga atau GOR Madya Magelang yang dibangun sejak tahun ..... sampai

sekarang belum maksimal untuk digunakan, sebatas untuk latihan sepak

bola. Akibat dari telatnya pembangunan sarana prasana olah raga, maka

akan menghambat proses pembinaan atau latihan dari berbagai cabang

olah raga, sehingga berbagai cabang olah raga masih meminjam fasilitas

umum atau fasilitas dari instansi seperti balai pertemuan, aloon-aloon,

halaman sekolah dan sebaginya. Dengan kondisi seperti ini, pembinaan

atlet tidak bisa maksimal untuk mencetak seorang atlet yang berprestasi.

Beberapa klub olah raga yang hidup dan berkembang di Kota

Magelang dapat diidentifikasi sebagai berikut:

Tabel II.44

Cabang Olahraga dan Jumlah Klub di Kota Magelang

No. Cabang Olahraga Jml Klub No. Cabang Olahraga Jml Klub

01. Sepak Bola 5 19. Sepak Takraw 2

02. Bulu Tangkis 20 20. Tenis Lapangan 11

03. Panahan 1 21. Gulat 2

04. Panjat Tebing 4 22. Golf 3

05. Basket 16 23. Judo 1

06. Angkat Besi Binaraga 2 24. Catur 2

07. Tarung Derajat 1 25. Kempo 3

08. Tenis Meja 2 26. Karate 5

09. Tinju 2 27. Menembak 1

10. Wushu 1 28. Billyard 1

11. Bridge 2 29. Pencak Silat 5

12. Dansa 5 30. Balap Sepeda 2

13. Tae Kwon Do 10 31. Renang 4

14. Atletik 2 32. Bola Volly 3

15. Arung Jeram 1 33. Senam 32

16. Judo 1 34. Selam 1

17. Futsal 20 35. Paralayang 1

18. Sepatu Roda 1 Jumlah 175

Sumber : Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kota Magelang

3) Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi menjadi salah satu

unggulan dari Kota Magelang, sebagai unggulan kompetitif dari sisi

Sumber Daya Manusia. Beberapa warga Kota Magelang telah berhasil

mengharumkan nama Kota Magelang baik di tingkat Provinsi, Nasional,

bahkan Internasional. Beberapa prestasi tersebut antara lain:

- Baharuddin Maghfuri, siswa SMA Negeri 1 Kota Magelang, meraih

Page 60: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 60

Medali Perunggu Olimpiade Sains Nasional (2005) Bidang Kimia.

- Rizka Rahmani, siswa SD Mutual 1 Kota Magelang, meraih Medali Perak

Olimpiade Sains dan Matematika JSM Se-Jateng DIY (2006) bidang

Sains.

- Ahmad Priatama, siswa SMA Negeri 1 Kota Magelang, meraih Medali

Perunggu Olimpiade Sains Nasional (2007) Bidang Komputer.

- Andrew S dan Liwiryon Sudarso, siswa SMP Negeri 1 Kota Magelang,

memenangkan kontes Imagine Ristek 2011 kategori Rule of Robo Cup

tingkat nasional yang diselenggarakan di Jakarta, dan mewakili

Indonesia ke kontes robot internasional di Istanbul Turki.

- SMP Negeri 1 Kota Magelang Menduduki peringkat pertama nasional

dalam perolehan nilai hasil ujian nasional (UN) 2012/2013, dengan

nilai rata-rata hasil UN 9,14.

- Jingga Mutiara, siswa SMP 1 Kota Magelang meraih medali perak

Olimpiade Sain Nasional (OSN) mata pelajaran IPS di Padang akhir Mei

2014. Keberhasilan itu mengulangi prestasi kakak kelasnya, Gabriella

Krista Anindit, yang juga meraih medali perak OSN mata pelajaran IPS

di Batam tahun 2013.

- Fun Nagede Adinsyah (medali perunggu cabang ekonomi), Kurniawati

Yuli Ashari (medali perak, cabang ekonomi), dan Husen Wahyu Adi

(medali emas, cabang astronomi). Ketiganya berasal dari SMA Negeri 1

Kota Magelang, mengikuti Olimpiade Sains SMA 2013, yang

diselenggarakan oleh ITB.

- Immanuel William Suryowidagdo, siswa SMP Negeri 1 Kota Magelang,

meraih peringkat 16 dunia di World Robotic Olimpiade (WRO) Sochi,

Rusia (2014).

- Achmad Haulian Yoga, siswa SMP Negeri 1 Kota Magelang, meraih

juara matematika Sains dan Bahasa Inggris (MSI) tingkat nasional

(2014).

Selain prestasi yang diraih siswa-siswinya, ada pula prestasi yang

diraih warga dari aneka kegiatan terkait IPTEK yang diselenggarakan oleh

Pemerintah Kota Magelang, yang dalam hal ini dilaksanakan oleh Kantor

Penelitian, Pengembangan dan Statistik Kota Magelang dengan kegiatan

Krativitas dan Inovasi Masyarakat (KRENOVA). Dari tahun 2005-2011 dan

2013, Kota Magelang selalu mendapatkan penghargaan 10 besar di tingkat

Provinsi Jawa Tengah.

Sebagai upaya Pemerintah memfasilitasi dan menggali kemampuan

sumber daya manusia di lembaga penelitian dan pengembangan baik

pemerintah, swasta dan perguruan tinggi dan mendorong peran aktif

mereka dalam rangka mendukung upaya penyelesaian masalah-masalah

pembangunan dalam jangka pendek dan menengah, maka Pemerintah

Kota Magelang mulai tahun 2010 melaksanakan kegiatan Riset Unggulan

Daerah (RUD). Selain itu, RUD dilaksanakan dalam rangka membangun

Page 61: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 61

jaringan keterpaduan kerjasama antara peneliti dalam bidang yang sama

dan menumbuhkan kapasitas inovasi sejalan kemajuan teknologi, dan

memanfaatkan berbagai sumberdaya riset yang tersedia di daerah untuk

kegiatan litbang daerah. Aplikasi RUD yang telah dilaksanakan sampai

dengan tahun 2013 bisa dilihat pada Tabel II.45 berikut :

Tabel II.45

Daftar Hasil Riset Unggulan Daerah

Tahun Judul

2010 1. Pembangkit Listrik Terbarui Hybrid Convertible Tenaga Angin dan Matahari untuk Lampu Penerangan yang Tidak Terganggu Kondisi Listrik Byar Pet dari PLN;

2. Peningkatan Pendapatan Petani Bercocok Tanam Tumpang Sari;

3. Pengembangan Model Penghitungan Biaya Operasional Satuan Pendidikan Dasar di Kota Magelang.

2011 Perakitan dan pembuatan kendaraan Spyder, bekerjasama antara BPPT-Putra Agung Setia dan Pemerintah Kota Magelang.

2012 1. Optimalisasi / pemanfaatan LPG kemasan tabung 12 kg untuk bahan bakar kendaraan sebagai solusi penghematan energi sektor transportasi;

2. Tabulampot pada Berbagai Ukuran Pot dan Dosis Pupuk NPK Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Strobery Guna Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Kota Magelang;

3. Pembangkit Tenaga Mikrohidro Model Drum.

2013 1. Kajian Program Magelang Kota Sejuta Bunga sebagai Dasar Perancangan Model Pemberdayaan Masyarakat “Multi Directional Cycle”.

2. Pemanfaatan Tong “Takashimura” untuk Pembuatan Kompos dalam Skala Rumah Tangga bagi Warga Tidar Baru RT 01/XI Magersari, Kecamatan Magelang Selatan Kota Magelang.

3. Menggali Potensi Aliran Sungai sebagai Sumber Energi Alternatif Terbarukan. Studi Kasus: Aliran Kali Manggis dan Kalibening Kota Magelang.

2014 1. Persepsi Masyarakat terhadap City Branding Magelang Kota Sejuta Bunga dan Model

Pengembangan Kurikulum Muatan Lokal. Studi kasus: Peserta didik dan pendidik di lingkungan Dinas Pendidikan Menengah Umum Kota Magelang.

2. Kajian Daya Guna Mesin Pencacah Sampah Organik.

3. Videotron dalam Percepatan Pembangunan. Studi kasus: Peran Videotron dalam

Percepatan Pembangunan Kota Magelang.

Sumber: Kantor Litbang dan Statistik, 2014

Pemerintah Kota Magelang mendapat anugerah prestasi tertinggi di

tingkat nasional di bidang IPTEK, yaitu penghargaan Anugrah RISTEK dari

Pemerintah Pusat selama 3 tahun berturut-turut (2009 -2011).

Penghargaan ini diberikan pada Pemerintah Kabupaten dan Kota yang

telah menunjukkan kontribusi optimal dalam membangun IPTEK, sebagai

dasar penyelesaian masalah-masalah aktual yang dihadapi daerah guna

mendorong daya saing daerah. Selain Anugrah RISTEK, penghargaan lain

yang sudah diterima adalah, Best Practice APEKSI, Penghargaan 102

Inovasi (tahun 2010), dan Penghargaan 103 Inovasi (tahun 2011).

Sedangkan pada 2012 penghargaan yang sebelumnya diberikan kepada

Kabupaten/kota telah dialihkan pada Provinsi, sehingga pemerintah Kota

Magelang tidak memiliki peluang mendapatkannya.

Dari sisi pelayanan masyarakat, Pemerintah Kota Magelang juga

telah melengkapi diri dengan beragam teknologi demi meningkatkan

pelayanan kepada masyarakat, beberapa di antaranya adalah:

- Web resmi Pemerintah Kota Magelang, untuk menyalurkan informasi

Page 62: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 62

kepada masyarakat secara cepat.

- Web resmi SKPD, dimana di dalam website tersebut terdapat aplikasi

dan informasi untuk mempercepat pelayanan kepada masyarakat.

- Penggunaan Sistem Informasi untuk meningkatkan kecepatan dan

keakuratan layanan, seperti e-KTP (KTP Elektronik), SIMPUS (SIM

PUSKESMAS), Perijinan, SIM Keuangan, DataGO, dan lain-lain.

- Free-access WiFI & Internet di beberapa tempat umum, seperti Alun-

alun.

- Traffic Management Center, yang memantau kondisi lalu lintas di

beberapa titik dengan menggunakan CCTV.

4) Agama

Sikap saling toleransi dan menghargai satu sama lain menjadi kunci

harmonisnya kehidupan antar umat beragama di Kota Magelang. Berkaca

pada apa yang terjadi di beberapa daerah, dimana kerusuhan terjadi

karena adanya friksi antar umat beragama maka perlu dikembangkan

sikap saling terbuka dengan membangun sistem dialog lintas agama.

Dialog yang terbuka dapat menghindarkan kita dari hal-hal yang tidak

diinginkan yang pada akhirnya akan menimbulkan perpecahan. Pada tahun

2011, sebagian besar yaitu 84,86% penduduk Kota Magelang memeluk

Agama Islam, kemudian Kristen Protestan 9,46%, Katolik sebesar 5,13%,

Budha 0,36%, Hindu 0,11%, Kong-Hu-Chu sebesar 0,05%, dan lainnya

sebesar 0,02%.

Kerukunan antar umat beragama di Kota Magelang ditunjukkan

dengan tersedianya tempat peribadatan yang diantaranya berdekatan

lokasinya. Jumlah tempat peribadatan di tahun 2011 adalah 145 unit

masjid,191 unit musholla, 2 unit gereja Katolik, 28 unit gereja Kristen

Protestan, dan 1 unit vihara. Adapun jumlah jemaah haji yang diberang-

katkan pada tahun 2010 sebanyak 238 orang, meningkat 18,41% dari

tahun 2009 yang berjumlah 201 orang. Pada tahun 2011, 209 orang

diberangkatkan ke Tanah Suci, turun sebesar 12,18% dari tahun 2010.

Jumlah ini kemudian menurun lagi di tahun 2012 dengan jumlah jemaah

haji sebanyak 148 orang.

4) Aspek Pelayanan Umum

a. Fokus Urusan Pelayanan Wajib

Analisis kinerja atas layanan urusan wajib dilakukan terhadap indikator-

indikator kinerja penyelenggaraan urusan wajib pemerintahan daerah yaitu bidang

urusan: (i) pendidikan, (ii) kesehatan, (iii) pekerjaan umum, (iv) perumahan, (v)

penataan ruang, (vi) perencanaan pembangunan, (vii) perhubungan, (viii)

lingkungan hidup, (ix) pertanahan, (x) kependudukan dan catatan sipil, (xi)

pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, (xii) keluarga berencana dan

keluarga sejahtera, (xiii) sosial, (xiv) ketenagakerjaan, (xv) koperasi dan usaha kecil

menengah, (xvi) penanaman modal, (xvii) kebudayaan, (xviii) kepemudaan dan olah

raga, (xix) kesatuan bangsa dan politik dalam negeri, (xx) otonomi daerah,

Page 63: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 63

pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah,

kepegawaian, dan persandian, (xxi) ketahanan pangan, (xxii) pemberdayaan

masyarakat dan desa, (xxiii) statistik, (xxiv) kearsipan, (xxv) komunikasi dan

informatika, dan (xxvi) perpustakaan. Gambaran masing-masing penjelasan urusan

pelayanan wajib tersebut adalah sebagai berikut:

1) Pendidikan

Dalam upaya pemenuhan 3 pilar pembangunan pendidikan dilakukan

melalui program pendidikan anak usia dini, wajib belajar pendidikan dasar

sembilan tahun, program pendidikan menengah, pendidikan non formal,

pendidikan luar biasa, program peningkatan mutu pendidik dan tenaga

kependidikan, dan program manajemen pelayanan pendidikan.

Alokasi anggaran untuk pembangunan urusan Pendidikan pada tahun

2014 adalah Rp 44.012.596.000,- baik itu berasal dari sumber dana APBD Kota

Magelang maupun Dana Alokasi Khusus dan sumber lainnya dengan serapan

sebesar Rp 34.341.881.757,-.

Kinerja urusan Pendidikan diukur melalui 91 indikator yang terdistribusi

dalam 7 program dan 7 Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidkan, dengan

capaian sampai dengan triwulan IV Tahun 2014 sebagai berikut:

Tabel II.46

Target Indikator Urusan Pendidikan Tahun 2014

Dan Realisasi Pencapaian hingga Triwulan IV Tahun 2014

NO INDIKATOR KINERJA TARGET

2014

CAPAIAN

TW IV

2014

TARGET 2015

KET

Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

1 APK PAUD 88% 96,89% 90%

Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

1 APM SD/MI/Paket A 116,92% 114,87% 116,95% ◊

2 APM SMP/MTs/Paket B 142,37% 117,77% 142,40% ◊

3 APK SD/MI/Paket A 133,93% 129,53% 133,95% ◊

4 APK SMP/MTs/Paket B 182,60% 159,53% 182,63% ◊

5 Angka Rata-rata Lama Sekolah SD/MI 6 6 6

6 Angka Rata-rata Lama Sekolah SMP/MTs 3 3 3

7 Angka pendidikan yang ditamatkan SD/MI 1,90 1,90 1,90

8 Angka pendidikan yang ditamatkan SMP/MTs 2,37 2,37 2,37

9 Rasio Ketersediaan sekolah per penduduk usia sekolah 1:74 1:161 1 : 70

10 Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs 134,8% 135% 135%

Program Pendidikan Menengah

1 APK SMA/SMK/MA 108,83% 186,00% 108,85%

2 APM SMA/SMK/MA 80,67% 89% 80,70%

Page 64: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 64

NO INDIKATOR KINERJA TARGET

2014

CAPAIAN TW IV

2014

TARGET

2015 KET

3 Angka Rata-rata Lama Sekolah SMA/SMK/MA 3 3 3

4 Angka pendidikan yang ditamatkan 3,28 3,62 3,11

5 Angka Partisipasi Sekolah SMA/SMK/MA 92% 88,50% 94% ◊

6 Rasio Ketersediaan Sekolah terhadap penduduk usia sekolah 100% 100%

100%

7 Rasio Guru terhadap murid 1:10 1:11 1:10 ◊

8 Rasio Guru per murid per kelas rata-rata 1:10:31 1:11:31 1:10:31 ◊

9 Penduduk yang berusia>15 Tahun melek huruf (tidak buta aksara)

87.364 88.364 87.164

10 Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMK/SMA/MA 80% 120% 85%

Pendidikan Non Formal

1 Angka Melek Huruf 96% 98,89% 97%

2 Angka lulus pendidikan kesetaraan Paket A 96% 68,75%

97% ◊

3 Angka lulus pendidikan kesetaraan Paket B 94% 85,47% 95% ◊

4 Angka lulus pendidikan kesetaraan Paket C 88% 89,95% 90%

5 Usia dewasa yang belum bersekolah terlayani pendidikan kesetaraan

58% 51% 60% ◊

6 Persentase pengangguran usia 15-44 th memperoleh layanan

pendidikan Kecakapan Hidup 8% 8% 9%

7 Persentase Lembaga PNF terakreditasi C 75% 28,51% 80% ◊

8 Jumlah model layanan PNF unggulan 42% 6,6% 50% ◊

Program Pendidikan Luar Biasa

1 Pendidikan Khusus Terakreditasi 75% 75% 80%

Program Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan

1 Pendidik yang berkualifikasi dan prasarana pada pendidikan

khusus terpenuhi 95% 95% 100%

2 Rasio Guru / murid 1 : 25 1 : 32 1 : 30 ◊

3 Rasio Guru / murid per kelas rata-rata 1 : 27 :

1 1 : 32 : 1 1 : 30 : 1 ◊

4 Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV 95% 95% 100%

5 Pendidik yang berkualifikasi dan prasarana pada pendidikan

khusus terpenuhi 100% 95% 100% ◊

6 Penerapan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9 13 10

Program Manajemen Pelayanan Pendidikan

1 Prosentase sekolah melaksanakan kurikulum Bahasa Jawa 100% 100% 100%

SPM pendidikan keaksaraan :

1 Semua penduduk usia pro-duktif (15-44 tahun) bisa membaca dan menulis.

98% 99,74%

2 Persentase (%) buta aksara dalam kelompok usia 15-44 tahun. 2% 0,26%

3 Persentase (%) buta aksara dalam kelompok usia di atas 44 tahun.

2% 2,29%

Page 65: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 65

NO INDIKATOR KINERJA TARGET

2014

CAPAIAN TW IV

2014

TARGET

2015 KET

4 Tersedianya data dasar keaksaraan yang diperbarui secara terus-

menerus. Tersedia Tersedia

SPM kesetaraan Sekolah Dasar (SD) :

1 Persentase (%) penduduk usia sekolah yang belum bersekolah di SD/MI menjadi peserta didik Program Paket A.

0,15% 0,13% ◊

2 Persentase (%) Peserta didik program paket A yang tidak aktif. 47% 47,27%

3 Persentase (%) peserta didik memiliki modul Program Paket A. 52.73% 52.73%

4 Persentase (%) peserta didik yang mengikuti ujian akhir Program Paket A lulus ujian kesetaraan.

43.66% 43.66%

5

Persentase (%) lulusan Program Paket A dapat melanjutkan ke

jenjang pendidikan yang lebih tinggi (SMP, MTs, atau Program

Paket B).

62.5% 62.5%

6 Persentase (%) peserta didik yang mengikuti uji sampel mutu pendidikan mendapat nilai memuaskan.

0 0

7 Persentase (%) terpenuhinya tutor Program Paket A yang diperlukan.

100% 75% ◊

8 Persentase (%) tutor Program Paket A memiliki kualifikasi sesuai

dengan standar kompetensi yang ditetapkan secara nasional. 87.5% 87.5%

9

Persentase (%) pusat kegiatan belajar masyarakat memiliki sarana dan prasarana minimal sesuai dengan standar teknis

pembelajaran. 75% 75%

10 Persentase (%) peserta didik memiliki sarana belajar. 76.92% 76.92%

11 Tersedianya data dasar kesetaraan sekolah dasar yang diperbarui

secara terus menerus. Tersedia Tersedia

SPM Kesetaraan Sekolah Menengah Pertama (SMP) :

1 Persentase (%) penduduk usia sekolah yang belum bersekolah di

SMP/MTs menjadi peserta didik Program Paket B. 3% 2,9% ◊

2 Persentase (%) peserta didik Program Paket B yang tidak aktif. 30.37% 30.37%

3 Persentase (%) peserta didik memiliki modul Program Paket B. 69.63% 69.63%

4 Persentase (%) peserta didik yang mengikuti ujian akhir Program Paket B lulus ujian kesetaraan.

44.07% 44.07%

5 Persentase (%) lulusan Program Paket B dapat memasuki dunia kerja.

22.22% 22.22%

6

Persentase (%) lulusan Program Paket B dapat melanjutkan ke

jenjang pendidikan yang lebih tinggi (SMA, SMK, MA, atau

Program Paket C).

28.89% 28.89%

7 Persentase (%) peserta didik Program Paket B yang mengikuti uji sampel mutu pendidikan mendapat nilai memuaskan.

12 12

8 Persentase (%) terpenuhinya tutor Program Paket B yang

diperlukan. 100% 100%

9 Persentase (%) tutor Program Paket B memiliki kualifikasi sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan secara nasional.

65,452% 65.52%

10 Persentase (%) pusat kegiatan belajar masyarakat memiliki sarana dan prasarana minimal sesuai dengan standar teknis

pembelajaran.

4 4

11 Tersedianya data dasar ke-setaraan Sekolah Menengah Pertama

(SMP) yang diperbarui secara terus menerus. Tersedia Tersedia

SPM Kesetaraan Sekolah Menengah Atas (SMA) terdiri atas:

1 Persentase (%) penduduk usia sekolah yang belum bersekolah di SMA/MA, SMK menjadi peserta didik Program Paket C.

6% 6,1%

2 Persentase (%) peserta didik Program Paket C yang tidak aktif. 19.15% 19.15%

3 Persentase (%) peserta didik memiliki modul Program Paket C. 25.15% 25.15%

4 Persentase (%) peserta didik yang mengikuti ujian akhir Program

Paket C lulus ujian kesetaraan. 35.59% 35.59%

Page 66: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 66

NO INDIKATOR KINERJA TARGET

2014

CAPAIAN TW IV

2014

TARGET

2015 KET

5 Persentase (%) lulusan Program Paket C dapat memasuki dunia

kerja. 45.07% 45.07%

6 Persentase (%) lulusan Program Paket C dapat melanjutkan ke

jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 6.19% 6.19%

7 Persentase (%) peserta didik Program Paket C yang mengikuti uji sampel mutu pendidikan mendapat nilai memuaskan.

0 0

8 Persentase (%) terpenuhinya tutor Program Paket C yang

diperlukan terpenuhi. 100% 100%

9 Persentase (%) tutor Program Paket C memiliki kualifikasi sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan secara nasional.

85.71% 85.71%

10

Persentase (%) pusat kegiatan belajar masyarakat memiliki

sarana dan prasarana minimal sesuai dengan standar teknis

pembelajaran.

50% 50%

11 Tersedianya data dasar kesetaraan Sekolah Menengah Atas

(SMA) yang diperbarui secara terus-menerus. ada ada

SPM Pendidikan Keterampilan dan Bermata pencaharian :

1

Persentase (%) anggota masyarakat putus sekolah,

pengangguran, dan dari ke-luarga pra sejahtera menjadi peserta

didik dalam kursus-kursus / pelatihan / kelompok belajar

usaha/magang.

40% 35% ◊

2 Persentase (%) lembaga kursus memiliki ijin operasional dari pemerintah atau pemerintah daerah.

29% 29%

3 Persentase (%) lembaga kursus dan lembaga pelatihan

terakreditasi. 10% 10,71%

4 Persentase (%) kursus / pelatihan / kelompok belajar usaha /

magang dibina secara terus-menerus. 40% 40%

5 Persentase (%) lulusan kursus, pelatihan, magang, kelompok belajar usaha dapat memasuki dunia kerja.

60% 50% ◊

6

Persentase (%) tenaga pendidik, instruktur, atau penguji praktek

kursus-kursus/ pelatihan/kelompok belajar usaha/magang yang

diperlukan terpenuhi.

60% 55% ◊

7

Persentase (%) tenaga pendidik, instruktur, atau penguji praktek kursus/pelatihan/kelompok belajar usaha/magang

memiliki kualifikasi sesuai dengan standar kompetensi yang

dipersyaratkan.

50%

45%

8 Persentase (%) peserta ujian kursus-kursus memperoleh ijazah

atau sertifikat. 70% 65% ◊

9

Persentase (%) kursus–kursus / pelatihan / kelompok belajar usaha / magang memiliki sarana dan prasarana minimal sesuai

dengan standar teknis yang ditetapkan.

65%

63,64% ◊

10 Tersedianya data dasar kursus - kursus/pelatihan/kelompok

belajar usaha/magang yang diperbarui secara terus menerus. Tersedia Tersedia

SPM Pendidikan Taman Kanak-kanak :

1 Persentase (%) anak usia 4-6 tahun mengikuti program TK/RA. 61.96% 61.96%

2

Persentase (%) guru layak mendidik TK/RA dengan kualifikasi sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan secara

nasional. 39.53% 39.53%

3 Persentase (%) TK/RA memiliki sarana dan prasarana belajar/

bermain. 98% 98,61%

4 Persentase (%) TK/RA menerapkan manajemen berbasis sekolah

sesuai dengan manual yang ditetapkan oleh Menteri. 80% 88,9%

SPM Pendidikan pada Taman Penitipan Anak, Kelompok Bermain atau yang sederajat :

1

Persentase (%) anak dalam kelompok 0–4 tahun mengikuti

kegiatan Tempat Penitipan Anak, Kelompok Bermain atau yang

sederajat.

13.87% 13.87%

2

Persentase (%) anak usia 4-6 tahun yang belum terlayani pada program PAUD jalur formal mengikuti program PAUD jalur non

formal. 38.01% 38.01%

3 Persentase (%) guru PAUD jalur non formal telah mengikuti

pelatihan di bidang PAUD. 85% 84,58%

Sumber: Dinas Pendidikan

Page 67: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 67

Keterangan:

: Sudah tercapai/melampaui (Realisasi hingga TW IV tahun 2014 ≥ 100% target 2014)

◊ : Tidak tercapai (Realisasi hingga TW IV tahun 2014 < target tahun 2014)

: Akan tercapai (Realisasi hingga TW IV tahun 2014 >70% target tahun 2015)

: Perlu Upaya keras (Realisasi hingga TW IV tahun 2014 ≤ 70% target tahun 2015)

Berdasarkan tabel di atas, capaian kinerja urusan pendidikan sampai

dengan triwulan IV Tahun 2014 dari total 91 indikator, 67 indikator telah

mampu memenuhi atau bahkan melebihi target yang ditetapkan, sedangkan 24

indikator lainnya tidak memenuhi target tahun 2014. Apabila dihadapkan

dengan target 2015, dari 37 indikator yang termasuk dalam program-program

pendidikan, 10 indikator telah memenuhi atau melebihi target, 24 optimis akan

tercapai pada tahun 2015, 2 indikator perlu upaya keras, sedangkan 1 indikator

sulit tercapai.

Terdapat 2 indikator yang memerlukan upaya keras yaitu persentase

lembaga PNF terakreditasi C dengan capaian 28,51 % jauh dari target 75%,

dan jumlah model layanan PNF unggulan dengan capaian 6,6% terpaut jauh

dari target 42%. Dari 270 lembaga PNF baru 77 yang terakreditasi dikarenakan

belum siapnya lembaga PNF untuk mengikuti akreditasi. Untuk meningkatkan

capaian layanan PNF unggulan diperlukan terobosan dan inovasi agar

bertambah lembaga yang unggul sehingga akan menambah jumlah layanan

PNF unggul baik dari PAUD, LKP, PKBM, KBU, TBM dan program kesetaraan.

Untuk indikator yang sulit tercapai yaitu rasio Ketersediaan sekolah per

penduduk usia sekolah disebabkan terlalu rendahnya penetapan target yaitu 1 :

74 pada tahun 2014 dan 1 : 70. Jumlah Penduduk usia sekolah sebanyak

17.034 jiwa, sedangkan jumlah lembaga pendidikan dasar di Kota Magelang

sebanyak 106 terdiri dari SD/SDLB/MI sebanyak 81 sekolah,

SMP/SMPLB/SMPT/MTs sebanyak 25 Sekolah. Dengan demikian rasio

ketersediaan sekolah per penduduk usia sekolah 1 : 161.

Ditinjau per jenjang pendidikan, di bidang Pendidikan Anak Usia Dini,

target APK PAUD usia 3-6 sudah tercapai, bahkan sudah melampaui baik

terhadap target 2014 maupun target 2015. Demikian pula 4 indikator dalam

SPM Pendidikan Taman Kanak-Kanak dan 3 indikator SPM Pendidikan pada TPA,

KB atau sederajat semuanya sudah memenuhi target 2014. Permasalahan yang

dihadapi pada jenjang PAUD diantaranya: belum terpenuhinya kualifikasi

tenaga pendidik PAUDNI, belum terpenuhinya Sarpras PAUDNI, belum adanya

tenaga penilik PAUD, dan masih kurangnya pemahaman dan kesadaran

masyarakat terhadap pentingnya pendidikan anak sejak usia anak sedini

mungkin. Disamping itu belum terbentuknya lembaga PAUD terpadu yang

memberikan layanan anak usia dini 0-6 tahun dengan beberapa layanan dalam

satu lembaga serta masih adanya lembaga sekolah dasar yang menerima anak

usia 5-6 tahun juga menjadi penyebab kurangnya partisipasi pendidikan anak

usia dini. Disamping itu bagi tenaga pendidik PAUD khusunya Kelompok

Bermain masih mengalami kendala terutama dari 227 Tenaga Pendidik PAUD

Page 68: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 68

baru 14 Tenaga Pendidik yang memiliki NUPTK atau Nomor Unik Pendidik dan

Tenaga Kependidikan atau baru 6.2%

Upaya yang perlu dilakukan untuk mengatasi berbagai permasalahan

pendidikan pada jenjang pendidikan PAUD diantaranya inventarisasi dan

fasilitasi Pemerintah Kota Magelang melalui bantuan rehab sekolah dan bantuan

permainan edukasi, dan sosialisasi parenting education untuk meningkatkan

pengetahuan dan kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan anak sedini

mungkin. Selain itu kegiatan peningkatan kualifikasi tenaga PAUD yang selama

ini didanai anggaran dari provinsi masih kurang memadai, sehingga perlu

pendampingan anggaran dari Pemerintah Kota Magelang.

Pada jenjang pendidikan dasar, dari 10 indikator pada program wajib

belajar pendidikan dasar sembilan tahun, 6 indikator telah memenuhi target

tahun 2014, sedangkan 4 indikator lainnya tidak tercapai. Dihadapkan dengan

target 2015, 3 indikator telah memenuhi target, 6 indikator optimis tercapai,

sedangkan 1 indikator lainnya sulit tercapai. Permasalahan pada jenjang

pendidikan dasar adalah belum optimalnya kualifikasi, kompetensi, pendidik

dan tenaga kependidikan. Salah satu indikatornya masih adanya kelebihan

jumlah Guru Mata Pelajaran tertentu dikarenakan adanya perubahan struktur

kurikulum. Namun disatu pihak masih terdapat kekurangan Guru Pendidikan

Agama Islam untuk jenjang SD dan SMP. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya

untuk mengatasi permasalahan ini seperti perekrutan tenaga pendidik secara

internal, penataan kembali atau distribusi tenaga pendidik maupun kembali

dibukanya penerimaan PNS tenaga pendidik.

Pada jenjang pendidikan menengah, dari 10 indikator, 7 indikator telah

tercapai atau melampaui, sedangkan 3 indikator lainnya tidak tercapai.

Dibandingkan dengan target 2015, dari 10 indikator, 5 indikator telah tercapai,

sedangkan 5 indikator lainnya optimis akan tercapai. Berdasarkan peraturan

perundang-undangan, pengelolaan Pendidikan Menengah dan Pendidikan

Khusus merupakan kewenangan Pemerintah Provinsi. Adanya perubahan aturan

tersebut memerlukan transisi yang berdampak pada pengelolaan aset,

personalia, pembiayaan dan dokumen.

Permasalahan utama urusan pendidikan lainnya adalah terkait dengan

kebijakan pemerintah tentang pemberlakuan kurikulum baru 2013. Mulai tahun

pelajaran 2013-2014, pemerintah telah memberlakukan kurikulum baru 2013

sebagai pengganti KTSP 2006, yang dilaksanakan secara bertahap sampai

tahun 2016. Dalam implementasinya, kurikulum 2013 belum bisa dilaksanakan

secara optimal dalam aspek pemahaman, pembelajaran, penilaian dan

pemanfaatan media. Disamping itu sarana buku sebagai penunjang kurikulum

masih belum terpenuhi, sumber daya pendidik juga masih perlu peningkatan

kompetensi melalui pelatihan-pelatihan. Permasalahan lainnya adalah belum

efektifnya pendidikan karakter di sekolah diindikasikan dengan masih adanya

vandalisme, kurangnya ketertiban dan kedisiplinan siswa.

Page 69: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 69

2) Kesehatan

Urusan kesehatan termasuk urusan wajib karena kesehatan individu dan

masyarakat merupakan modal utama pembangunan. Pembangunan di bidang

kesehatan merupakan salah satu investasi untuk memperoleh manusia yang

sehat dan produktif sehingga memiliki daya cipta dan daya guna.

Alokasi anggaran Urusan Kesehatan tahun 2014 adalah sebesar Rp

126.959.706.000,- dengan serapan Rp 112.991.290.116,- dengan sumber dari

APBD KOTA MAGELANG, DAK, dan APBN menghasilkan beberapa capaian

indikator. Secara lengkap capaian indikator Urusan Kesehatan Tahun 2014 yang

digambarkan melalui target Tahun 2014 dan realisasi Capaian Tahun 2014

serta Target s/d Tahun 2015 adalah sebagai berikut:

Tabel II.47

Target dan Realisasi Indikator Urusan Kesehatan Tahun 2014

No Uraian Target Th. 2014 Realisasi Th.

2014

Target RPJMD

s/dTahun 2015 Ket

1 Angka kelangsungan hidup bayi 995,19/100 KH 996.6/1000KH 995,19/1000 KH

2 Angka usia harapan hidup 70,81 70.74 70,93

3 Persentase (%) balita gizi buruk 1% 0.25% 1%

4 Rasio posyandu per satuan balita 20,26 23.13 20.26

5 Rasiopuskesmas,poliklinik,pustu

persatuan penduduk.

18% 17% 18%

6 Rasio Rumah Sakit per satuan

penduduk

8% 7% 8%

7 Rasio dokter per satuan penduduk 0,965 1.170 0,995

8 Rasio tenaga medis per satuan

penduduk

1.883

(15.60)

1.610

(13.34)

1.936

(16.00)

9 Cakupan kunjungan Ibu hamil K4 95% 94.84%

10 Cakupan komplikasi kebidanan

yangditangani

100% 110.51% 100%

11 Cakupan pertolongan persalinan

oleh tenaga kesehatan yang

memiliki kompetensi kebidanan

90% 99.94%

12 Cakupan pelayanan nifas 90% 100%

13 Cakupan neonatus dengan komplikasiyang Ditangani

80% 41.01 %

14 Cakupan kunjungan bayi 90% 105.17%

15 Cakupan Desa/Kelurahan Universal

ChildImmunization (UCI)

100% 100% 100%

16 Cakupan pelayanan anak balita 90% 86.47%

17 Cakupan pemberian makanan

pendamping ASI pada anak usia 6

– 24 bulan keluarga miskin

100% 100% 100%

18 Cakupan balita gizi buruk

mendapatperawatan

100% 100% 100%

19 Cakupan Penjaringan kesehatan

siswa SD dan setingkat

100% 100% 100%

20 Cakupan peserta KB aktif 70% 78.14% 78%

Page 70: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 70

No Uraian Target Th. 2014 Realisasi Th.

2014

Target RPJMD

s/dTahun 2015 Ket

21 Cakupan penemuan dan

penangananpenderita Penyakit

100% 100% 100%

22 Cakupan pelayanan kesehatan

dasarmasyarakat Miskin

100% 125.11%

23 Cakupan pelayanan kesehatan

rujukanpasien masyarakat miskin

100% 7.32% 100%

24 Cakupan pelayanan gawat darurat

level 1 yang harus diberikan

sarana kesehatan (RS)

dKabupaten/Kota

100% 100%

25 Cakupan Desa/ Kelurahan

mengalami KLB yang dilakukan

penyelidikan epidemiologi < 24

jam

100%

0%

100%

26 Cakupan Desa Siaga Aktif 100% 100% 100%

Keterangan :

: Tercapai / melampaui ( Realisasi tahun 2014 ≥ 100% target 2014 atau ≥ 100% target RPJMD)

: Akan tercapai (Realisasi tahun 2014 >80% target 2014 atau > 80% Target RPJMD)

: Perlu Upaya keras (Realisasi tahun 2014 ≤ 80% target 2014 atau ≤ 80 % target RPJMD)

Urusan kesehatan yang dilaksanakan di Pemerintah Kota Magelang diukur

dalam 26 indikator yang 22 indikator (85%) telah terrealisasi sesuai rencana

dan 4 indikator (15%) belum terrealisasi sesuai rencana. Dari 4 indikator yang

belum memenuhi target: 3 indikator diharapkan dapat terpenuhi di tahun 2015

sedangkan 1 indikator perlu upaya keras agar dapat terpenuhi di tahun 2015.

Indikator yang diharapkan dapat terpenuhi di tahun 2015 antara lain

indikator angka harapan hidup, rasio tenaga medis per satuan penduduk dan

indikator cakupan pelayanan anak balita.

Indikator angka harapan hidup baru mencapai usia 70,74 dari usia 70,81

yang ditargetkan di tahun 2014 atau 99,99%. Penggiatan Posyandu LANSIA

dan peningkatan pelayanan bagi para LANSIA diharapkan akan dapat

mewujudkan target di tahun akhir RPJMD sehingga usia harapan hidup di Kota

Magelang adalah 70,93 tahun. Hingga saat ini terdapat 96 Posyandu LANSIA

mandiri di Kota Magelang yang telah melaksanakan kegiatan secara rutin.

Kegiatan antara lain berupa senam LANSIA dan pemeriksaan kesehatan dengan

tenaga keperawatan yang bersifat sukarela.

Indikator rasio tenaga medis per satuan penduduk hingga saat ini baru

tercapai 13.34% dimana jumlah tenaga medis sebanyak 1.610 orang dengan

jumlah penduduk sebanyak 120.674 orang. Masalah penyediaan tenaga medis

dapat ditangani dengan penambahan tenaga medis di berbagai sarana

pelayanan kesehatan dan pemberian ijin praktek bagi para tenaga medis yang

telah memenuhi syarat. Bila dilihat dari target di tahun 2015, maka masih

terdapat kekurangan tenaga medis sebanyak 326 orang.

Indikator lain yang diharapkan terpenuhi di tahun 2015 adalah indikator

cakupan pelayanan anak balita, dimana dari 6.115 balita yang ada di Kota

Page 71: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 71

Magelang baru terlayani 7.072 balita (86,47%). Dengan pendataan kembali

jumlah balita, penambahan unit posyandu, sosialisasi serta pendekatan kepada

masyarakat terutama keluarga yang memiliki balita maka diharapkan target

100% seluruh balita terlayani di tahun 2015 akan dapat tercapai.

Sementara itu 1 (satu) target yang perlu upaya keras di tahun 2015

adalah cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani. Indikator ini

menjelaskan cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani secara

definitif oleh tenaga kesehatan yang berkompeten pada tingkat pelayanan

dasar dan rujukan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Indikator

ini menunjukkan kemampuan sarana pelayanan kesehatan dalam menangani

kasus – kasus kegawatdaruratan neonatal, yang kemudian ditindaklanjuti

sesuai dengan kewenangannya, atau dapat dirujuk ke tingkat pelayanan yang

lebih tinggi. Pemangku bidang kesehatan harus bekerja keras untuk dapat

memenuhi target indikator ini melalui berbagai upaya antara lain peningkatan

promosi kesehatan, peningkatan kualitas tenaga kesehatan, serta peningkatan

kualitas dan kuantitas sarana kesehatan.

3) Pekerjaan Umum

Urusan pekerjaan umum meliputi penanganan sarana prasarana jalan

jembatan, pengelolaan sumber daya air serta pelayanan air bersih dan sanitasi.

Alokasi yang dianggarkan untuk Urusan Pekerjaan Umum Tahun 2014 sebesar

Rp 55.594.813.000,- yang berasal dari DAU, DAK, dan Bantuan Keuangan

Provinsi dengan serapan sebesar Rp 44.280.624.289,-

Kinerja pembangunan urusan pekerjaan umum antara lain ditunjukkan

dengan 18 indikator yang mencakup 18 target seperti tertuang dalam Tabel

II.48 berikut :

Tabel II.48

Target dan Realisasi Indikator Urusan Pekerjaan Umum Tahun 2014

NO URAIAN Target 2014

Realisasi 2014

Target 2015

KET

1 Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik 90% 85% 90%

2 Tersedianya jalan yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan dalam wilayah kabupaten/kota

100% 58% 100%

3 Tersedianya jalan yang memudahkan masyarakat perindividu melakukan perjalanan.

100% 94,32% 100%

4 Tersedianya jalan yang menjamin pengguna jalan berkendara dengan selamat

60% 84% 60%

5 Tersedianya jalan yang menjamin kendaraan dapat berjalan dengan selamat dan nyaman

60% 99,2% 60%

6 Tersedianya jalan yang menjamin perjalanan dapat dilakukan sesuai dengan kecepatan rencana

60% 68,86%(94%) 60%

7 Rasio jaringan irigasi 65% 60,36 65%

8 Tersedianya air baku untuk memenuhi kebutuhan pokok minimal sehari hari

100% 91,52% 100%

9 Tersedianya air irigasi untuk pertanian rakyat pada sistem irigasi yang sudah ada

90% 96% 90%

10

Tersedianya akses air minum yang aman melalui Sistem Penyediaan Air Minum dengan jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan terlindungi dengan kebutuhan pokok minimal 60 liter/orang/ hari

100% 89,27 100%

11 Tersedianya sistem air limbah setempat yang memadai

60% 84 % 60%

Page 72: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 72

NO URAIAN Target 2014

Realisasi 2014

Target 2015

KET

12 Tersedianya sistem air limbah skala komunitas/ kawasan/kota

5% 1.4% 5%

13

Tersedianya sistem jaringan drainase skala kawasan dan skala kota sehingga tidak terjadi genangan (lebih dari 30 cm, selama 2 jam) dan tidak lebih dari 2 kali setahun

50% 33,72% 50%

14 Tersedianya pedoman Harga Standar Bangunan Gedung Negara di kabupaten/kota

100% 100% 100%

15 Penerbitan IUJK dalam waktu 10 (sepuluh) hari kerja setelah persyaratan lengkap

100% 100% 100%

16 Tersedianya Sistem Informasi Jasa Konstruksi setiap tahun

100% 100% 100%

17 cakupan pelayanan bencana kebakaran kabupaten/kota

1 mobil: 20000

100% 1 mobil: 20000

18 Tingkat waktu tanggap (response time rate) daerah layanan Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK)

100% 100% 100%

Keterangan :

: Tercapai / melampaui ( Realisasi tahun 2014 ≥ 100% target 2014 atau ≥ 100% target

RPJMD) : Akan tercapai (Realisasi tahun 2014 >80% target 2014 atau

> 80% Target RPJMD)

: Perlu Upaya keras (Realisasi tahun 2014 ≤ 80% target 2014 atau ≤ 80 % target RPJMD)

Dari 18 (delapan belas) indikator Urusan Pekerjaan Umum, di Tahun 2014

Sebagian besar indikator kinerja yang telah melampaui target yang ditetapkan.

Indikator Proporsi panjang jalan dalam kondisi baik. Kondisi jalan di

bawah pengelolaan Pemerintah Kota Magelang 90 % dalam keadaan baik, hal

ini di dukung adanya dukungan pendanaan dari DAU, DAK, APBD Provinsi Jawa

Tengah. Selain itu juga karena dukungan data dari luas wilayah kota yang

terbatas/kecil, sehingga panjang jalan menjadi terbatas dan kondisi tanah yang

stabil. Oleh karena itu untuk menjaga agar kondisi jalan tetap dalam kondisi

baik, maka kegiatan yang diperlukan adalah melakukan kegiatan pemeliharaan

secara rutin dan berkala.

Yang menjadi permasalahan di Kota Magelang yaitu kondisi Jalan

Soekarno-Hatta dan Jalan Urip Sumoharjo yang sering dalam keadaan rusak,

dan macet, akibat dilalui truk yang bermuatan pasir dengan frekwensi yang

cukup padat. Selain itu kecepatan yang lambat dari pengangkutan pasir serta

jalan yang menyempit di Jalan Urip Sumoharjo, maka kecepatan yang

direncanakan di jalan arteri primer tidak dapat terpenuhi. Jalan arteri primer ini

dalam pengelolaan jalan provinsi dan jalan Negara.

Indikator tersedianya jalan yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan

dalam wilayah kabupaten/kota. Belum terinformasikan secara jelas dimensi

rencana pembangunan jalan baru, karena belum ditetapkannya peraturan

daerah Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) dan belum tersusunnya

Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan RTBL yang dialokasikan di kawasan

pengembangan kegiatan-kegiatan baru.

Oleh karena itu percepatan untuk menetapkan peraturan daerah RDTRK

dan percepatan penyusunan RTBL sangat diperlukan untuk mengimbangi

tuntutan kebutuhan ruang terhadap dinamika masyarakat kota di pusat-pusat

kegiatan baru yang ditetapkan dalam Perda RTRWK dan raperda RDTRK.

Kunci dari pusat-pusat kegiatan baru adalah terbentuknya pola jalan baru

Page 73: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 73

dan pembangunannya, untuk itu perlu segera diselenggarakan kegiatan

konsolidasi tanah sekaligus sosialisasi Perda RTRWK dan Raperda RDTRK

kepada pemilih lahan yang masuk dalam pengembangan pusat-pusat

pengembangan kegiatan baru.

Selain itu, permasalahan tersebut di atas, infra struktur yang berupa aset

jalan baru untuk kawasan pengembangan kegiatan baru yang berupa

pembangunan rumah layak huni, secara formal belum diserahkan kepada

Pemerintah Kota Magelang, sehingga jalan tersebut belum tercatat dalam daftar

jalan kota dan akibatnya instansi terkait (DPU) belum bisa secara rutin /berkala

memelihara jalannya.

Untuk mengantisipasi penyerahan infra struktur dari hasil pembangunan

lingkungan permukiman/perumahan baru, perlu diselenggarakan identifikasi

infra struktur baik yang sudah maupun yang akan dibangun.

Indikator kinerja tersedianya jalan yang memudahkan masyarakat

perindividu melakukan perjalanan. Mengingat Kota Magelang luas wilayahnya

hanya 18,12 km2, dan akses ke jalan arteri primer, kolektor, dan jalan-jalan

lingkungan telah terhubung maka perindividu dari masyarakat sangat mudah

untuk melakukan perjalanan ke pusat-pusat kegiatan yang dituju.

Untuk dapat memenuhi indikator jalan agar sesuai dengan SPM urusan

Pekerjaan Umum dari Kementerian Pekerjaan Umum khususnya jalan, maka

akses yang telah terhubung dengan baik antara klas jalan di Kota Magelang

hendaknya dijaga kondisi jalannya agar terawatt secara rutin/berkala.

Indikator kinerja tersedianya jalan yang menjamin pengguna jalan dengan

keadaan selamat. Sehubungan indikator kinerja ini diberlakukan setelah SPM

urusan Pekerjaan Umum ditetapkan pada tahun 2013, maka indikator kinerja ini

akan digunakan untuk mengukur kinerja SKPD terkait untuk urusan pekerjaan

umum khususnya urusan jalan. Penekanan indikator tersebut yaitu pada

keterawatan kondisi jalan agar tetap rata permukaannya sehingga para

pengguna jalan yang berkendaraan dapat melaluinya dengan selamat.

Indikator kinerja tersedianya jalan yang menjamin kendaraan dapat

berjalan dengan selamat dan nyaman. Indikator kinerja ini belum bisa dipenuhi,

karena peralatan yang diperlukan belum diadakan, alat tersebut antara lain

Roughometer. Alat ini penting diadakan karena dapat mengetahui kondisi jalan

yang tidak rata yang mengganggu kenyamanan jalan. Kenyamanan jalan sangat

penting untuk mewujudkan Kota Magelang menjadi Kota Tujuan (destination).

Indikator kinerja jalan yang menjamin perjalanan yang menjamin

perjalanan dapat dilakukan sesuai dengan kecepatan rencana. Indikator kinerja

ini belum dapat dipenuhi, karena instansi terkait belum menyelenggarakan

kegiatan survey untuk mengukur kecepatan minimal. Apabila kegiatan survey ini

belum dilakukan akan mengakibatkan belum diperolehnya informasi status

jalan, klas jalan, apakah sudah sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan

oleh kementerian PU belum bisa dievaluasi.

Page 74: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 74

Indikator kinerja Rasio jaringan irigasi. Belum adanya data jaringan irigasi

yang teridiri dari pasangan batu kali, atau yang kondisi salurannya masih

berbentuk tanah. Mengingat kondisi kedepan dalam Perda RTRW konversi lahan

persawahan selama 20 tahun mendatang menjadi permukiman yang diijinkan

sebesar 100 Ha, maka akan terjadi perubahan fungsi dari saluran irigasi menjadi

fungsi yang lain. Oleh karena itu perlu didentifikasi lahan persawahan yang

mana yang kemungkinan akan terjadi konversi menjadi permukiman.

Selain itu yang perlu diperhatikan debit air yang mengalir di saluran irigasi

apakah konstan atau tidak, seandainya terjadi penurunan debit, maka

persawahan yang semakin kecil debit air direkomendasikan untuk konversi lahan

ke permukiman.

Indikakator kinerja tersedianya air baku untuk memenuhi kebutuhan pokok

minimal sehari-hari. Ketersediaan air bersih untuk masyarakat cukup untuk

memenuhi kebutuhan pokok minimal sehari-hari, namun karena masyarakat

mempunyai sumber air baku sendiri dari mata air, sumur, maka target

pemenuhan air bersih dari PDAM tidak 100% melainkan sebesar 94%.

Untuk kualitas kesehatan air bersih yang dimiliki masyarakat perlu selalu

dipantau secara rutin/berkala melalui instansi terkait dengan cara pengambilan

sampel air untuk diteliti di laboratorium. Apabila air tersebut tidak baik untuk

dikonsumsi maka masyarakat direkomendasikan untuk memasang sambungan

rumah (SR) air bersih dari PDAM.

Indikator tersedianya air irigasi untuk pertanian rakyat pada sistim irigasi

yang sudah ada. Air irigasi teknis untuk lahan pertanian masih dapat dicukupi

melalui Saluran Irigasi teknis Kali Bening dan kali Manggis. Namun yang perlu

dicermati bila terjadi konversi lahan persawahan menjadi permukiman, maka air

irigasi yang tersedia tidak dapat lagi dimanfaatkan lagi oleh kegiatan pertanian.

Kondisi ini perlu diantisipasi dengan kegiatan perikanan agar sumber air yang

ada dapat dimanfaatkan.

Indikator kinerja tersedianya air minum yang aman melalui Sistim

Penyediaan Air Minum dengan jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan

terlindungi dengan kebutuhan pokok minimal 60 liter/orang/hari. PDAM telah

memenuhi indikator kinerja ini, karena realisasi targetnya telah melampui target

yang ditetapkan MDGs yaitu sebesar 68,87% masyarakat yang mengakses air

bersih/air minum. Namun pelayanan air bersih belum sepenuhnya selama 24

jam mengalir terus, ada wilayah tertentu yang tidak terlayani, kondisi ini perlu

disikapi dengan melakukan identifikasi wilayah tertentu mana yang tidak tidak

terlayani selama 24 jam dan agar masyarakat perlu diberi informasi secara jelas

kapan waktu air bersih mengalir kapan berhenti. Mengingat kondisi yang

dihadapi masih seperti itu maka perlu diperhitungkan berapa ambang batas

pelayanan air bersih kepada masyarakat kota Magelang, dan strategi

penanganan untuk menambah debit air bersih agar permasalahan air bersih

dapat diatasi.

Page 75: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 75

Indikator Kinerja Tersedianya system air limbah setempat yang memadai.

Melihat data realisasi pencapaian target indikator kinerja, telah melampui target

yang ditetapkan Kementerian Pekerjaan Umum. Hal ini didukung dari

peningkatan kualitas pelayanan IMB, dan program sosialisasi rumah dan

lingkungan sehat dari SKPD terkait.

Indikator Kinerja Tersedianya Sistem Air Limbah Skala

Komunitas/Kawasan/Kota. Realisasi indikator kinerja ini kecil karena

ketergantungan yang sangat besar dari alokasi dana pemerintah pusat, maupun

provinsi. Sedangkan kemampuan pemerintah kota Magelang untuk penyediaan

lahan bagi system tersebut asetnya kebanyakan menggunakan aset tanah eks

bengkok dan semakin lama semakin berkurang luasannya.

Jumlah timbulan air limbah domestik didasarkan data Kantor Lingkungan

Hidup Kota Magelang di Tahun 2011 diestimasikan sebesar 11.047.959 ltr/hari

untuk 39.457 KK, sedang ketersediaan pusat pengelolaan air limbah domestik

hingga tahun 2011 sebanyak 8 unit dengan kapasitas 50 - 166 m3/unit. Jumlah

rumah tangga yang tersambung pusat pengelolaan air limbah domestic (IPAL

Komunal) sebanyak 1.400 KK, dan sebanyak 31.524 KK yang menggunakan

septic tank (stempat), sedang 6.533 KK belum menggunakan system

pengelolaan air limbah (langsung ke sungai dan lain-lain).

Untuk layanan dasar Air Limbah Permukiman sesuai SPM ada 2 Indikator

yaitu; Tersedianya sistem air limbah setempat yang memadai, dengan target

SPM Tahun 2014 sebesar 60% telah tercapai di Tahun 2012 sebesar 84%, dan

Tersedianya sistem air limbah skala komunitas/ kawasan/kota, dengan target

SPM 5% baru tercapai 1.4%.

Sistem terpusat (sistem air limbah skala komunitas/ kawasan/ kota) ini

dikembangkan melalui program Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat

(SLBM) dengan sytem Mix (gabungan) MCK++ dan IPAL yang sudah terbangun

di 17 Kelurahan pendanaan dari DAK APBN dan USRI.

Sebagaimana dokumen Strategi Sanitasi Kota Magelang Tahun 2012, untuk

jangka pendek dengan optimalisasi sistem on-site, arah pengembangan tahapan

ini meliputi antara lain:

1. Pengembangan Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat ( SLBM) melalui

sytem Mix (gabungan) MCK++ dan IPAL Komunal pada tahun 2014) dengan

jaringan perpipaan dengan cakupan 1.9 % dari jumlah KK seluruh kota,

yang diprioritaskan di kawasan CBD dan kawasan yang beresiko sanitasi.

2. Optimalisasi pemanfaatan IPLT terbangun, dengan peningkatan kapasitas

IPLT, optimalisasi manajemen dan Peningkatan kapasitas armada penyedot

lumpur tinja.

3. Mengurangi perilaku BABS ( Buang Air Besar Sembarangan)

Indikator kinerja tersedianya system jaringan drainase skala kawasan dan

skala kota sehingga tidak terjadi genangan (lebih dari 30 cm, selama 2 jam) dan

tidak lebih dari 2 kali setahun. Untuk Kota Magelang, indikator ini telah tercapai,

karena realisasi target kinerjanya di bawah target (genangan yang terjadi

Page 76: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 76

33,72%) baik dari SPM Kementerian PU tahun 2014 (50%) dari Dokumen SSK

tahun 2015 (55%). Kondisi ini didukung kondisi geogafis Kota Magelang, dan

telah disusunnya dokumen Master Plan Drainase Kota.

Capaian indikator kinerja tersedianya edoman Harga Standar Bangunan

Gedung Negara di Kabupaten/Kota ini telah tercapai, yaitu dengan

diterbitkannya Harga Standar Bangunan Gedung Negara, hanya saja menurut

Kementerian Pekerjaaan Umum dan Perumahan Rakyat, harga dinilai masih

terlalu tinggi. Mengingat hal ini, SKPD terkait perlu mengkaji/meneliti kembali

apa saja faktor penyebabnya, dan selain itu perlu dikonsultasikan dengan Dinas

PU Provinsi Jawa Tengah baik Permukiman dan Tata Ruang, Bina Marga,

Pengairan. Disamping kegiatan tersebut, SKPD terkait perlu melakukan survey

harga-harga material bangunan setiap 3 (tiga) bulanan dan dinformasikan ke

masyarakat melalui penerbitan standarisasi pedoman harga material bangunan.

Indikator kinerja Penerbitan IUJK dalam waktu 10 (sepuluh) hari kerja

setelah persyaratan lengkap. Realisasi indikator kinerja ini dapat tercapai sesuai

yang ditetapkan dalam SPM Kementerian Pekerjaan Umum (100%).

Keberhasilannya didukung kinerja SKPD terkait yaitu BP2T, DKPT, DPU. Untuk

meningkatkan kinerja agar lebih berkualitas dan waktu yang lebih pelayanan

lebih cepat, perlunya kiranya mulai menggunakan Komputer dan Sistem

Informasi (Teknologi Informasi) yang lebih canggih.

Realisasi Indikator Kinerja Tersedianya Sistem Informasi Jasa Konstruksi

tahun dapat tercapai, karena didukung oleh Sistem Informasi yang telah

disiapkan oleh Pemerintah Pusat secara Nasional, sehingga software bisa online

di seluruh wilayah Republik Indonesia. Software tersebut total ada 7 buah,

dengan distribusi 2 di DPU dan 5 di SKPD yang lain ( BP2T dan LPSE).

Terkait Indikator kinerja Cakupan Pelayanan Bencana Kebakaran

Kabupaten/Kota realisasi mobil pemadam kebakaran yang harus tersedia baru

sebesar 6 unit mobil (55%) dari kebutuhan total sejumlah 11 unit mobil.

Mengingat Kota Magelang daerah hunian padat bangunan makin bertambah,

maka pengadaan mobil pemadam kebakaran perlu menjadi prioritas dalam

penganggarannya, disamping SDM yang direkrut khusus hanya untuk melayani

kegiatan pemadam kebakaran dan tidak dimutasi ke SKPD lain.

Selain itu dengan adanya Perda Manajemen Proteksi Kebakaran, maka

kegiatan Unit Pemadam Kebakaran dapat dijabarkan secara jelas, baik itu

kegiatan yang sifatnya rutin maupun berkala, dan lebih baik lagi kalau Unit

Pemadam Kebakaran berdiri sendiri supaya pelayanan lebih professional.

Kinerja tingkat waktu tanggap (response time rate) daerah Wilayah

Manajemen Kebakaran (WMK). Realisasi indikator kinerja ini sudah sesuai

dengan yang diharapkan dalam SPM, hanya yang perlu diantisipasi yaitu bila

kejadian kebakaran berada di lingkungan hunian padat bangunan yang aksesnya

tidak memungkinkan untuk dimasuki mobil pemadak kebakaran. Kondisi ini perlu

disikapi dengan stake holder terkait (pemerintah, masyarakat, swasta), melalui

penelitian, studi, kajian, agar mendapatkan pemecahan permasalahan yang

Page 77: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 77

tepat agar masyarakat yang tinggal di kota Magelang merasa nyaman, aman

dan tenteram dalam kehidupannya sehari-hari.

4) Perumahan

Setelah Target MDGs Tahun 2015, tantangan terberat di bidang

infrastruktur Perumahan permukiman dengan target yang tercantum dalam

rancangan RPJMN 2015-2019 yaitu 100% akses air minum, 0% kawasan

permukiman kumuh, dan 100% akses sanitasi layak. Sehingga berdampak

kebutuhan pendaaan disektor tersebut yang harus disediakan daerah.

Urusan Perumahan dengan alokasi anggaran Tahun 2014 sebesar Rp

5.144.835.000,- yang berasal dari DAU dengan serapan Rp 1.753.727.890,-.

Adapun target indikator Urusan Perumahan dan Realisasi Tahun 2014 adalah

sebagai berikut:

Tabel II.49 Target dan Realisasi Indikator Urusan Perumahan Tahun 2013

No Uraian Target

2014 Realisasi

2014 Target

2015 Ket

1 Persentase rumah tinggal bersanitasi

88% 88,3% 98.5%

2 Rasio rumah layak huni 83% 84% 85%

3 Rasio lingkungan permukiman kumuh

47 % 4.67% 44%

4 Berkurangnya luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan

2,97% 4.67% 3.22%

5 Cakupan ketersediaan rumah layak huni

92% 92,48% 100%

6 Cakupan layanan rumah layak huni yang terjangkau

58% 58,72% 70%

7

Cakupan Lingkungan Yang Sehat

dan Aman yang didukung dengan PSU

89% 89,013% 100%

Keterangan :

: Tercapai / melampaui ( Realisasi tahun 2013 ≥ 100% target 2013 atau ≥ 100% target RPJMD)

: Akan tercapai (Realisasi tahun 2013 >80% target 2013 atau > 80% Target RPJMD)

: Perlu Upaya keras (Realisasi tahun 2013 ≤ 80% target 2013 atau ≤ 80 % target RPJMD)

Dari 7 (tujuh) indikator terkait dengan pelaksanaan Urusan Perumahan,

dari target yang ditetapkan di Tahun 2014, semua target indikator telah tercapai

sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Indikator Kinerja Presentase Rumah

Tinggal Bersanitasi Indikator ini tidak termasuk dalam SPM dari Kementerian

Pekerjaan Umum, namun kondisi ini perlu didukung dengan pendataan bersama

dengan SKPD terkait, agar pengatasan permasalahannya dapat diselesaikan

secara bertahap dan terpadu, khususnya untuk wilayah permukiman yang padat

hunian, dan kumuh. Khusus untuk kawaan kawasan padat hunian dan

bangunan, penyediaan rumah tinggal bersanitasi akan menghadapi masalah

ketersediaan tanah. Peran pemerintah sangat strategis untuk untuk penyelesaian

masalah ini melalui penyediaan septic tank comumnal dalam dokumen SSK yang

telah disusun. Partisipasi masyarakat sangat menentukan untuk menyukseskan

program-program untuk menyelesaikan permasalahan sanitasi.

Page 78: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 78

Untuk indikator rumah layak huni secara nasional SPMnya dari

Kementerian Perumahan Rakyat 100% dengan kurun waktu tahun 2009-2025,

untuk mempercepat terwujudnya indikator kinerja tersebut perlu dukungan

kesepakatan kriteria Rumah Tidak layak Huni (RTLH) antara SKPD terkait,

dengan maksud agar dilakukan survey data RTLH akan memudahkan untuk

melaksanakan program rumah layak huni.

Indikator kinerja rasio lingkungan permukiman kumuh menjumpai

permasalahan, yaitu belum adanya Surat Keputusan Walikota tentang

lingkungan permukiman kumuh, yang diawali dengan penelitian / kajian

penentuan kriteria lingkungan permukiman kumuh dan pelaksanakan survey.

Setelah tahap tersebut diselesaikan maka kegiatan, waktu pelaksanakan, dan

biaya yang diperlukan dapat diperkirakan secara jelas.

Indikator kinerja berkurangnya luasan permukiman kumuh di kawasan

perkotaan belum didukung dengan adanya data luas permukiman kumuh di kota

Magelang, oleh karena itu indikator kinerja ini pengukurannya masih perkiraan.

SPM dari Kantor Kementerian PU target tahun 2014 berkurangnya luasan

permukiman kumuh sebesar 10%. Sedangkan kebijakan MDGs yang

ditindaklanjuti dalam program nasional 100-0-100, 100% rumah bersanitasi, 0%

permukiman kumuh, 100% pelayanan air bersih.

Indikator kinerja cakupan ketersediaan rumah layak huni memerlukan

data jumlah rumah layak huni dan jumlah rumah keseluruhan rumah di suatu

wilayah. Untuk mengetahui jumlah rumah layak huni terlebih dahulu ditetapkan

kriteria rumah layak huni, setelah itu baru dilakukan survey yang melibatkan

SKPD terkait, seperti DKPTK, DPU, Bappeda, Kantor Statistik, Kantor Litbang dan

Statistik, BPMPKB.

Indikator kinerja cakupan rumah layak huni terjangkau.Indikator diperoleh

dari ; a) indeks keterjangkauan yang dihasilkan dari pembagian data berupa

median harga rumah,dan data median penghasilan rumah tangga, b) cakupan

layanan rumah layak huni yang terjangkau yang diperoleh dari pembagian dari

data jumlah rumah tangga masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang

menempati rumah layak huni dalam jangka waktu tertentu dibagi data jumlah

rumah tangga MBR pada kurun waktu tertentu dikalikan 100%.

Target SPM dari Kementerian Perumahan Rakyat dengan kurun waktu 2009

– 2025 sebesar 70%, dengan melihat realisasi indikator kinerja di Kota Magelang

di atas 90%, maka indikator kinerja cakupan rumah layak huni terjangkau telah

tercapai. Namun yang menjadi permasalahan data-data pendukung untuk proses

perhitungan indikator kinerja tersebut belum difasilitasi, sehingga indikator

kinerja yang dicantumkan masih bersifat asumsi.

Indikator kinerja cakupan lingkungan yang sehat dan aman yang didukung

Prasarana dan Utilitas Umum (PSU) ini diperoleh dari jumlah lingkungan yang

didukung PSU pada kurun waktu tertentu dibagi jumlah lingkungan perumahan

pada kurun waktu tertentu dikalikan 100%, oleh karena itu dalam proses

perhitungan indikator kinerja ini diperlukan data jumlah yang lingkungan yang

Page 79: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 79

didukung kelengkapan PSU (jalan, drainase, persampahan, sanitasi, air bersih,

dan listrik).

Untuk Indikator kinerja Norma Standar Pedoman Kriteria (NSPK)

Permukiman belum dapat disusun, karena tahapnya baru disosialisasikan oleh

Kementerian PU kepada Pemerintah Provinsi, kabupaten/Kota. Pemerintah Kota

Magelang perlu segera menindaklanjuti, hal ini dimaksudkan untuk memenuhi

hak rakyat untuk menempati rumah layak huni.

5) Penataan Ruang

Penyelenggaraan penataan ruang di daerah merupakan urusan wajib yang

telah diserahkan oleh pemerintah pusat dan menjadi kewenangan pemerintah

daerah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota. Desain kebijakan penataan

ruang yang diatur dalam UU No. 26 Tahun 2007, menempatkan pemerintah

daerah sebagai ujung tombak dalam melaksanakan fungsi pengaturan,

pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan. Pelaksanaan penyelenggaraan

urusan wajib penataan ruang dengan anggaran Rp 963.113.000,- dan realisasi

sebesar Rp 885.187.285,- kinerjanya ditunjukkan dengan beberapa indikator

sesuai yang tertuang dalam tabel berikut ini:

Tabel II.50

Target dan Realisasi Indikator Urusan Penataan Ruang Tahun 2014

No Uraian Target 2014

Realisasi Target 2015

Ket

1 Rasio bangunan ber-IMB per satuan bangunan

45 % (SPM100%)

40 % 50%

2 Terlayaninya masyarakat dalam pengurusan IMB di kabupaten/kota

100% 100% 100%

3 Tersedianya informasi mengenai Rencana Tata Ruang (RTR) wilayah kabupaten/kota beserta rencana rincinya melalui peta analog dan peta digital

100 % 90 % 100%

4 Terlaksananya penjaringan aspirasi masyarakat melalui forum konsultasi publik yang memenuhi syarat inklusif dalam proses penyusunan RTR dan program pemanfaatan ruang, yang dilakukan minimal 2 (dua) kali setiap disusunnya RTR dan program pemanfaatan ruang

Terlaksana Terlaksana terlaksana

5 Terlayaninya masyarakat dalam pengurusan izin pemanfaatan ruang sesuai dengan Peraturan Daerah tentang RTR wilayah kabupaten/kota beserta rencana rincinya

100% 100 % 100%

6 Terlaksanakannya tindakan awal terhadap pengaduan masyarakat tentang pelanggaran di bidang penataan ruang, dalam waktu 5 (lima) hari kerja

100% 100 % 100%

7 Tersedianya luasan RTH publik sebesar 20% dari luas wilayah kota/kawasan perkotaan

20% 17% 20%

8 Tersedianya dokumen RTRW dan Perda RTRW 2010 -2030, RDTRK dan Perda RDTRK 2010 -2020, RTH, dan RTBL Kawasan Strategis Lingkungan Hidup (Gunung Tidar)

70% 90% 70%

9 Tersedianya sarana informasi Rencana tata Ruang Wilayah Kota Magelang kepada masyarakat

100% 100% 100%

Page 80: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 80

No Uraian Target 2014

Realisasi Target 2015

Ket

10 Jumlah Ijin Lokasi yang sesuai dengan peruntukan ruang

100% 100% 100%

11 Pengembangan RTH Publik Pusat Kota (kawasan alon-alon)

90% 100% 100%

Keterangan :

: Tercapai / melampaui ( Realisasi tahun 2014 ≥ 100% target 2014 atau ≥ 100% target RPJMD)

: Akan tercapai (Realisasi tahun 2014 >80% target 2014 atau > 80% Target RPJMD)

: Perlu Upaya keras (Realisasi tahun 2014 ≤ 80% target 2014 atau ≤ 80 % target RPJMD)

: Tidak akan / sulit tercapai

Dari 11 indikator urusan wajib penataan ruang, realisasi 8 (delapan)

indikator sudah memenuhi target. Realisasi indikator tersedianya informasi

mengenai rencana tata ruang (RTR) wilayah kabupaten/kota beserta rencana

rincinya melalui peta analog dan peta digital belum memenuhi target tetapi akan

tercapai, indikator rasio bangunan ber-IMB per satuan bangunan sebesar 50%

sedaperlu upaya keras untuk mencapai, sedangkan realisasi indikator

tersedianya luasan RTH publik sebesar 20% dari luas wilayah kota/kawasan

perkotaan akan sulit untuk tercapai pada akhir tahun rencana RPJMD.

Ketersediaan informasi mengenai rencana tata ruang wilayah kota melalui

peta analog dan peta digital sudah terpenuhi dengan sudah disosialisasikannya

peta RTRW Kota Magelang tahun 2011 – 2031 melalui billboard di ruang publik

(alun-alun, taman badaan, kompleks pemerintah Kota Magelang, dll) serta peta

yang di seluruh kantor kelurahan dan kecamatan di Kota Magelang. Peta

tersebut sudah mendapat koreksi dari Badan Informasi Geospasial (BIG)

Republik Indonesia. Kendala penyediaan informasi mengenai rencana tata ruang

ada pada peta analog dan digital rencana rinci (RDTR). Ada 5 BWP yang harus

disusun RDTR nya, dari kelima BWP tersebut yang sudah dalam pembahasan

raperda ada 4 BWP yaitu BWP I, II, III, dan V. Sedangkan untuk BWP IV masih

dalam tahap revisi pada tahun anggaran 2015. Belum selesainya proses

legalisasi RDTR menjadi produk hukum berdampak pada belum dapat

disampaikannya informasi rencana tata ruang kepada masyarakat.

Indikator rasio bangunan ber-IMB per satuan bangunan sebesar 50% akan

sulit untuk tercapai, karena hingga akhir tahun 2014 baru terealisir sebesar

40%. Hal ini disebabkan kesadaran masyarakat dalam pengurusan IMB masih

rendah. IMB belum dianggap sebagai suatu kewajiban terutama untuk

bangunan-bangunan rumah tinggal di dalam kampung / kawasan permukiman.

IMB baru akan diurus apabila secara administrasi dibutuhkan oleh pemilik

bangunan, misalnya untuk persyaratan pengajuan kredit. Banyak bangunan

yang sudah lama berdiri akan tetapi belum memilki IMB, untuk kasus seperti ini

diperlukan program / kegiatan semacam pemutihan IMB bangunan lama.

Masyarakat dan investor perlu diberikan pemahaman akan arti penting IMB

sebagai instrumen pengendalian ruang yang menjamin andal teknis suatu

bangunan.

Page 81: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 81

Indikator tersedianya luasan RTH publik sebesar 20% dari luas wilayah

kota/kawasan perkotaan pada tahun 2014 baru terealisir sebesar 17%.

Kekurangan luasan RTH sebesar 3% sangat sulit dipenuhi, mengingat

keterbatasan lahan di Kota Magelang. Program dan kegiatan pada bidang RTH

harus difokuskan pada upaya peningkatan jumlah (kuantitas) luasan, tidak

hanya pada peningkatan kualitas aspek visual (estetika) dari RTH khususnya

taman kota.

6) Perencanaan Pembangunan

Perencanaan Pembangunan dengan alokasi anggaran pada tahun 2014

sebesar Rp 7.660.042.000,- bersumber dari APBD Kota Magelang, sampai

dengan akhir periode tahun anggaran 2014 telah terserap sebesar Rp

6.410.036.559,-. Berikut ini target indikator Perencanaan Pembangunan dan

Realisasi Tahun 2014:

Tabel II.51

Target dan Realisasi Indikator Urusan Perencanaan Pembangunan Tahun 2014

INDIKATOR TARGET

2014 REALISASI

2014 TARGET

2015 KET

1 Dokumen RPJPD yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah. ada Ada ada

2 Dokumen RPJMD yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah. ada ada ada

3 Dokumen RKPD yang ditetapkan dengan Peraturan Walikota ada ada ada

4 Dokumen Perencanaan Pembangunan Bidang Ekonomi, Sosial

dan Budaya, serta Fisik Prasarana yang berkualitas (update dan valid)

6 14 6

5 Tingkat Konsistensi Penjabaran program RPJMD kedalam RKPD

90% 90% 90%

6 Jumlah Krenova yang terdata 13 35 15

7 Jumlah rakor dan monev TKPK 5 kali 12 kali 6 kali

Keterangan :

: Tercapai / melampaui ( Realisasi tahun 2013≥100%target 2013 atau ≥100%target RPJMD)

: Akan tercapai (Realisasi tahun 2013>80%target 2013 atau > 80% Target RPJMD)

: Perlu Upaya keras (Realisasi tahun 2013 ≤ 80% target 2013 atau ≤ 80 % target RPJMD)

Pada tahun 2014, keseluruhan indikator di atas telah memenuhi target

yang ditargetkan. Indikator pertama Urusan Perencanaan Pemba-ngunan adalah

ketersediaan Dokumen RPJP yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Pada

tahun 2009 Pemerintah Kota Magelang telah menetapkan Peraturan Daerah Kota

Magelang Nomor 4 Tahun 2009 tanggal 23 Februari 2009 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Magelang Tahun 2005-2025.

Sementara itu untuk Dokumen Perencanaan Pembangunan Jangka

Menengah yang berupa Dokumen perencanaan RPJMD telah ditetapkan oleh

Pemerintah Kota Magelang pada tanggal 28 Pebruari 2011 melalui Peraturan

Daerah Kota Magelang Nomor 4 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Kota Magelang Tahun 2011-2015. Di dalam dokumen tersebut

termuat Visi dan Misi dari Kepala Daerah terpilih yang dijabarkan ke dalam

sasaran, kebijakan dan program yang dijadikan sebagai pedoman dalam

penyusunan Rencana Pembangunan Kerja Daerah (RKPD) Pemerintah Kota

Magelang setiap tahunnya. Indikator Kinerja yang ketiga adalah tersedianya

Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Dokumen Rencana Kerja

Page 82: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 82

Pemerintah Daerah Kota Magelang Tahun 2015 telah ditetapkan melalui

Peraturan Walikota Nomor 15 Tahun 2014 tentang Rencana Kerja Pemerintah

Daerah Kota Magelang Tahun 2015.

Terkait dengan indikator tingkat konsistensi Penjabaran Program RPJMD ke

dalam program RKPD pada tahun 2015, capaian yang ditetapkan telah dapat

dipenuhi namun ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian terkait dengan

konsistensi program RPJM ke dalam program RKPD dalam rangka pencapaian

dan percepatan Visi dan Misi Kepala Daerah diantaranya adalah perlunya

kerjasama yang sinergi antar SKPD dalam menangani berbagai macam

permasalahan dan pencapaian target sasaran dalam RPJM yang bersifat lintas

sektor sehingga kebijakan dan program yang ditetapkan nantinya benar - benar

mampu menyentuh dan menyelesaikan persoalan yang sebenarnya.

Permasalahan lain yang juga perlu mendapat perhatian adalah lemahnya

data dan informasi dalam mendukung suatu perencanaan sehingga berpengaruh

terhadap proyeksi arah kebijakan perencanaan yang diambil sehingga nantinya

diharapkan dokumen perencanaan yang dihasilkan mampu mengakomodasi

kebutuhan dan permasalahan yang sebenarnya. Hal lain yang perlu segera

dilaksanakan untuk meningkatkan konsistensi antara dokumen RKPD dan RPJM

adalah kesadaran dari semua SKPD untuk mengimplementasi sistem

perencanaan dan penganggaran yang berbasis kinerja dan mengarah kepada

pengalokasian sumber daya yang lebih rasional dan strategis serta didukung

dengan indikator kinerja yang jelas dan terukur sehingga harapan ke depan

bahwa program dan kegiatan yang dilaksanakan akan benar - benar mampu

mendukung dan mempercepat pencapaian target dan sasaran yang telah

ditetapkan di dalam dokumen RPJMD. Untuk mendukung hal tersebut sejak

penyusunan RKPD 2015 sistem penganggarannya sudah menggunakan

Analisis Standar Belanja (ASB) dan untuk Tahun 2016 ASB sudah semakin

disempurnakan. Implementasi ASB tersebut dimulai dari fase perencanaan

hingga penganggaran. Selanjutnya diharapkan perencanaan dan penganggaran

berbasis kinerja dapat berjalan secara efektif dan efisien.

Indikator Kinerja Kunci yang ke enam dari Urusan Perencanaan

Pembangunan adalah jumlah Kreativitas dan Inovasi Masyarakat (Krenova) yang

terdata. Pemerintah Kota Magelang mulai tahun 2006 melalui Kantor Penelitian

dan Statistik Kota Magelang berupaya untuk menumbuhkan budaya kreatif dan

inovatif masyarakat Kota Magelang serta melalui peningkatan kreativitas dan

inovasi masyarakat dalam menggali dan mengembangkan potensi di bidang

Iptek yang bermanfaat bagi masyarakat dengan melaksana-kan kegiatan

Penjaringan Kreativitas dan Inovasi Masyarakat (Krenova) tingkat Kota

Magelang. Kegiatan tersebut dilaksanakan sebagai bentuk apresiasi pemerintah

terhadap berbagai temuan kreativitas dan inovasi masyarakat.

Pada tahun 2014, sejumlah 35 krenova berhasil dijaring. Hal ini

menunjukkan bahwa semakin banyaknya kreativitas dan inovasi dari masyarakat.

Hal ini semakin membuka ruang sekaligus tantangan untuk implementasi lebih

Page 83: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 83

lanjut baik bagi masyarakat maupun bagi pengambilan kebijakan di tingkat Kota

Magelang.

Indikator kinerja lainnya dari urusan Perencanaan adalah jumlah rakor dan

monev Tim Koordinasi Penganggulan Kemiskinan (TKPK). Pembentukan Tim

TKPK dan mengoptimalkan kinerja Tim tersebut merupakan salah satu langkah

yang diambil Pemerintah Kota Magelang dalam rangka mengatasi masalah

Kemiskinan di Kota Magelang. Angka kemiskinan yang relatif statis dalam

beberapa tahun ini, menunjukkan bahwa program – program dan penanganan

kemiskinan yang masih bersifat parsial sehingga hal ini menuntut adanya

komitmen bersama antar semua SKPD untuk meningkat-kan upaya dalam

pengentasan kemiskinan. Yang perlu mendapat perhatian terkait dengan

penanggulangan kemiskinan adalah peletakan kantong – kantong kemiskinan di

Kota Magelang ada di mana dan apa saja yang dibutuhkan. Berangkat dari sini

maka harus disatukan konsep kemiskinan sehingga menghasilkan sinergisitas

program–program pengentasan kemiskinan yang didasarkan pada identifikasi

kantong–kantong kemiskinan yang ada sehingga akan bisa ditarik akar

permasalahannya. Terkait dengan capaian kinerja dari indikator

terselenggaranya rakor dan monev TKPK, pada tahun 2014 berhasil melebihi

target yang ditetapkan yaitu sebanyak 12 adapun target yang ditetapkan pada

tahun 2013 adalah sebanyak 6 kali dalam setahun.

Urusan Perencanaan Pembangunan pada tahun 2014 dilaksanakan melalui

beberapa program yang meliputi: 1). Program Perencanaan Bidang Ekonomi; 2).

Program Perencanaan Bidang Sosial Budaya; 3). Program Perencanaan Tata

Ruang dan 4). Program Perencanaan Pembangunan Daerah 5) Program

Perencanaan Tata Ruang; 6) Program Pengembangan Perumahan; 7) Program

Pengembangan Lingkungan Sehat; 8) Program Pengembangan Kinerja

Pengelolaan Persampahan; 9) Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau.

Meskipun secara umum keseluruhan target dari indikator kinerja Urusan

Perencanan Pembangunan telah tercapai namun demikian, ke depan upaya

meningkatkan kualitas perencanan, kebijakan dan keterpaduan

program/kegiatan pembangunan maka dalam pelaksanaannya harus tetap

memperhatikan pencapaian target sasaran pembangunan daerah dalam

mendukung ketercapaian dan percepatan pencapaian visi misi Kepala Daerah.

7) Perhubungan

Operasional sistem transportasi merupakan salah satu upaya akselerasi

mobilitas masyarakat. Pengembangan sistem transportasi mempunyai peranan

yang sangat penting dalam menunjang pengembangan wilayah dimana

transportasi mempunyai fungsi penghubung fungsional dan spasial antar

kegiatan sosial, ekonomi, maupun budaya.

Penyelenggaraan transportasi yang efektif dan efisien diarahkan untuk

antara lain: penyediaan alternatif pilihan pelayanan sesuai kepentingan

pengguna jasa transportasi. Hal lain yang dilakukan adalah mengakomodasikan

Page 84: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 84

kepentingan penyedia jasa untuk peningkatan kualitas pelayanan yang

diberikan.

Implementasi penyelenggaraan transportasi yang efektif dan efisien

termanifestasikan dalam pelayanan transportasi antar moda yang mampu

memberikan pelayanan yang berkesinambungan, tepat waktu, dan dapat

memberikan pelayanan antar sarana dan fasilitas yang ada di perkotaan serta

kesetaraan tingkat pelayanan yang sesuai dengan standar yang ditentukan.

Urusan Perhubungan dengan alokasi anggaran tahun 2014 sebesar Rp

7.271.149.000,- yang berasal dari APBD Kota Magelang dan Bantuan Keuangan

Provinsi. Dengan serapan sebesar Rp 6.361.396.721,-.Target indikator dan

realisasi Urusan Perhubungan Tahun 2014:

Tabel II.52

Target dan Realisasi Indikator Urusan Perhubungan Tahun 2014

No Indikator 2014 Target

2015 Ket

Target Realisasi

1 Jumlah arus penumpang angkutan umum (orang) 175,000 2.972.853 170,000

2 Rasio ijin trayek (%) 0.82 0.256 0.82

3 Jumlah uji kir angkutan umum (KBWU) 2.218 10.097 2.218

4 Lama pengujian kelayakan angkutan umum /KIR (menit)

30 15 30

5 Biaya pengujian kelayakan angkutan umum (Rupiah)

36000 42000 36000

6 Rasio kepemilikan KIR angkutan umum (%) 5 2,59 5

7 Jumlah pelabuhan laut/udara/terminal bis (unit) tambahan dari SPM

1 1

8 Tersedianya Sarana dan Prasarana serta fasilitas

Terminal tipe A dg kondisi yg baik di Kota Magelang (%)

80 70 80

9 Prasarana angkutan darat berupa terminal angkutan barang dengan kondisi baik (%)

75 70 75

10 Jumlah tempat-tempat pemberhentian Angkutan

Umum (Halte/Sub terminal yang ada di Kota Magelang (unit)

13 9 15

11 Jumlah Sub terminal (TERMINAL Type c) yang tertata (unit)

65% 2 70%

12 Rasio prasarana parkir dengan kondisi baik (%) 85 85 90

13 Tingkat pelayanan parkir di tepi jalan umum (%) 85 85 90

Keterangan :

:Tercapai / melampaui ( Realisasi tahun 2014≥100%target 2014 atau ≥100%target RPJMD)

: Akan tercapai (Realisasi tahun 2014>80%target 2014 atau>80% Target RPJMD)

: Perlu Upaya keras (Realisasi tahun 2014 ≤ 80% target 2014 atau ≤ 80 % target RPJMD)

Dari capaian ketiga belas indikator tersebut dapat dijelaskan sebagai

berikut. Jumlah arus pernumpang angkutan umum yang dimaksud adalah

jumlah arus penumpang angkutan umum yang masuk/keluar daerah. Angka

yang ditargetkan dalam RPJMD untuk tahun akhir 2015 perlu dikoreksi karena

pada saat melakukan penyusunan target belum menggunakan pengertian sesuai

dengan peraturan. Target yang ditetapkan menggunakan persepsi penumpang

angkutan kota sementara yang dimaksudkan dalam SPM merupakan jumlah arus

penumpang keluar masuk daerah.

Page 85: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 85

Transportasi darat adalah sarana angkutan penumpang umum yang

memegang peranan penting dalam menunjang aktifitas dan mobilitas

masyarakat sehingga angkutan penumpang umum harus dipertahankan

keberadaannya. Namun jumlah arus penumpang angkutan umum Kota Magelang

dari tahun ke tahun mengalami penurunan dikarenakan semakin meningkatnya

penggunaan kendaraan pribadi yang didorong oleh kemudahan mendapatkan

kendaraan baru seperti kemudahan kredit dari perbankan dan lembaga lain.

Kota Magelang terus berupaya dalam mewujudkan kenyamanan dan

keamanan dalam menggunakan angkutan umum. hal-hal yang dilakukan

diantaranya melakukan pemeliharaan terminal, pembinaan angkutan umum,

pengadaan seragam bagi sopir angkutan kota, memberikan tambahan moda

taksi untuk pelayanan umum. Hal ini tentu mendorong meningkatnya jumlah

penumpang dan memberikan kenyamanan bagi penumpang angkutan umum.

Izin trayek adalah izin untuk mengangkut orang dengan mobil bus

dan/atau mobil penumpang umum pada jaringan trayek. Realisasi indikator rasio

ijin trayek sampai pada triwulan tiga tahun 2014 sudah memenuhi target yaitu

0,804% dari target pada tahun terakhir yaitu tahun 2015 sebesar 0,77%. Angka

rasio ini diperoleh melalui perbandingan jumlah ijin trayek yang dikeluarkan

dengan jumlah penduduk. Dari tahun 2012 ke tahun 2013, rasio ijin trayek

mengalami penurunan dari 0,88% menjadi 0,76% lalu naik kembali pada tahun

2014 menjadi 0,804%. Hal ini dikarenakan ada pembatasan usia kendaraan

dalam pemberian ijin trayek yang mengakibatkan jumlah kendaraan umum

menurun. Seluruh angkutan umum yang ada di Kota Magelang memiliki ijin

trayek. Hal ini dimaksudkan untuk penataan, pengaturan, dan pengendalian

trayek angkutan umum.

Namun indikator rasio ijin trayek sudah memenuhi angka yang ditargetkan

untuk tahun akhir yaitu tahun 2015 (0,77%). Faktor yang mempengaruhi

keberhasilan dalam mencapai target adalah sudah tersedianya Peraturan Daerah

tentang angkutan di Kota Magelang.

Uji KIR angkutan umum merupakan pengujian setiap angkutan umum yang

diimpor, baik yang dibuat dan/atau dirakit di dalam negeri yang akan

dioperasikan di jalan agar memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan. Hal ini

dimaksudkan untuk menjamin keselamatan dan kenyamanan penumpang

angkutan umum. Selain itu juga untuk keseimbangan ekosistem lingkungan

mengurangi polusi udara yang diakibatkan asap kendaraan agar udara Kota

Magelang bersih dan sehat.

Melihat data jumlah kendaraan yang melakukan uji kir, indikator yang

direncanakan telah mencapai target bahkan melebih dari angka target

kendaraan bermotor wajib uji Hal tersebut dikarenakan dikarenakan masih

terdapat banyak kendaraan yang melakukan numpang uji.

Faktor yang mempengaruhi keberhasilan dari indikator ini adalah sudah

adanya Peraturan Daerah yang mengatur tentang Uji Kendaraan dan adanya

Peraturan walikota tentang SOP pelaksanaan uji kendaraan juga adanya

Page 86: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 86

pembinaan Organda. Permasalahan dalam melaksanakan indikator Jumlah uji kir

angkutan umum diantaranya peralatan yang digunakan untuk uji kir sudah tua,

terbatasnya tenaga uji kir, kurangnya penghargaan atau perhatian kepada

tenaga kir melihat beban tanggung jawab yang diemban.

Target lama pengujian kelayakan angkutan umum adalah 30 menit.

Realisasi pengujian kelayakan angkutan umum lamanya pada tahun 2014 adalah

15 menit. Semakin cepat waktu pengujian kelayakan angkutan umum semakin

baik pelayanan.

Terkait dengan indikator kondisi terminal di Kota Magelang, bahwa

Terminal merupakan titik dimana penumpang dan barang masuk atau keluar dari

sistem jaringan transportasi. Terminal merupakan simpul utama dalam jaringan

dimana sekumpulan rute secara keseluruhan bertemu. Terminal mempunyai

peran dan fungsi yang sangat penting. Terminal bus dapat diartikan sebagai

prasarana transportasi jalan untuk keperluan menurunkan dan menaikkan

penumpang, perpindahan intra dan/ atau antar moda transportasi serta

mengatur kedatangan dan pemberangkatan umum. Berdasarkan kondisi fisik

Kota Magelang, Kota Magelang tidak mempunyai pelabuhan laut dan udara.

Namun Kota Magelang mempunyai 1 terminal bus.

Untuk indikator jumlah sarana prasarana lalu lintas jalan raya (APILL),

bahwa keamanan dan kenyamanan menjadi faktor penting dalam pengaturan

lalu lintas dengan menggunakan APILL. Lampu pemberi sinyal diatur sedemikian

rupa sehingga menjadi satu sistem yang dapat diandalkan untuk mengatur laju

arus lalu lintas simpang. Teknologi yang digunakan dalam pengaturan laju arus

lalu lintas kemudian dilengkapi kembali dengan pemasangan countdown timer

untuk lebih memberikan kenyamanan dan keamanan kepada para pengguna

jalan raya. Kelancaran dan keamanan mengemudi saat melintasi simpang sangat

dipengaruhi oleh sarana dan prasarana yang tersedia pada simpang tersebut.

Untuk indikator tersedianya sarana dan prasarana serta fasilitas terminal

tipe A dengan kondisi yang baik di Kota Magelang dapat dijelaskan sebagai

berikut. Bahwa terminal angkutan umum merupakan penyedia jasa angkutan

umum yang berfungsi untuk dapat memberikan pelayanan kemudahan,

kenyamanan, dan rasa aman kepada pengguna jasa angkutan umum di dalam

perjalanan. Terminal merupakan salah satu fasilitas umum yang menunjang

pergerakan manusia dan barang lain dari satu tempat ke tempat lain. Sebagai

fasilitas umum, terminal harus dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat

dengan sebaik-baiknya.

Kondisi terminal Kota Magelang pada saat ini perlu dilakukan pembenahan

baik dari kondisi fisik maupun non fisik seperti banyaknya kerusakan pada

infrastruktur dan belum optimalnya pengoperasian pada layanan sirkulasi

penumpang dan angkutan umum. Bangunan dari terminal maupun jalan di

terminal mempengaruhi kelancaran operasinya terminal yang mengurangi

kenyamanan bagi pengguna terminal.

Page 87: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 87

Namun Kota Magelang saat ini sudah mempunyai DED untuk perbaikan

terminal. Apabila DED terminal dapat terealisasi baik dengan menggunakan dana

pemerintah secara efisien maka Kota Magelang mampu mempunyai terminal

sesuai dengan standard. Namun pada saat ini sesuai dengan DED, terminal Kota

Magelang masih mencapai 60% dari target RPJMD 80%. Masih banyak yang

harus diperbaiki dari terminal Kota Magelang saat ini. Perlu dilakukan upaya

peningkatan terminal melalui pengembangan fasilitas terminal sebagai upaya

untuk meningkatkan pelayanan, kenyamanan, dan keamanan pengguna jasa

angkutan umum.

Dengan pengembangan terminal diharapkan kedepannya Terminal Kota

Magelang mampu mengatasi permasalahan pada terminal saat ini dan mampu

memberikan fasilitas secara baik untuk penumpang maupun untuk moda

transportasi tujuan dalam maupun luar kota.

Sedangkan indikator Prasarana angkutan darat berupa terminal angkutan

barang dengan kondisi baik dapat dijelaskan bahwa terminal barang adalah

prasarana transportasi jalan yang digunakan untuk keperluan membongkar dan

memuat barang serta perpindahan intra dan/atau antar moda transportasi. Kota

Magelang saat ini sudah tidak mempunyai terminal barang. Terminal barang

tidak berfungsi karena sudah digunakan oleh pihak lain dan tidak lagi

dimanfaatkan untuk terminal barang. Terminal barang di Kota Magelang

digunakan oleh pihak Polisi untuk samsat dan posko patwal.

Indikator jumlah subterminal (terminal tipe C) yang tertata Terminal tipe C

terwujud dalam fungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan pedesaan.

Jumlah sub terminal (terminal tipe C) di Kota Magelang adalah 2 buah, yaitu

terminal Kebonpolo dan terminal Ikhlas. Sub terminal Kebonpolo tanahnya

merupakan bukan milik pemerintah Kota Magelang dan Terminal Ikhlas saat ini

digunakan sebagai parkir wisata Gunung Tidar. Sampai saat ini sudah disusun

Studi Kelayakan terminal tipe C di Kota Magelang.

Untuk indikator rasio prasarana parkir dengan kondisi baik dapat

dielaborasikan bahwa parkir merupakan tempat untuk menyimpan kendaraan

sementara dan fasilitas yang harus dimiliki. Penyediaan parkir seharusnya

diupayakan sesuai dengan permintaan. Penyediaan parkir yang tidak memadai

dapat menimbulkan dampak negatif seperti kemacetan lalu lintas, berkurangnya

lebar efektif jalan. Masih terdapat pelanggaran parkir di Jalan Tidar, dan di

Aloon-aloon. Pemerintah sudah melalukan beberapa upaya dalam menjaga

ketertiban parkir di Kota Magelang. Sudah ada Peraturan Daerah yang mengatur

tentang Pengelolaan Parkir dan Peraturan Daerah yang mengatur tentang jasa

umum.

Indikator pelayanan parkir di tepi jalan umum disediakan untuk menjamin

kenyamanan pengguna jalan. Beberapa titik disediakan parkir di tepi jalan

umum. Indikator ini ditetapkan dalam RPJMD, namun dalam perjalanan waktu

indikator ini tidak dilanjutkan karena penyesuaian indikator dengan SPM

Perhubungan. Namun, pelayanan parkir di tepi jalan umum di Kota Magelang

Page 88: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 88

masih mengalami banyak masalah yang untuk ke depannya harus lebih

diperhatikan. Berikut beberapa masalah terkait tingkat pelayanan parkir di tepi

jalan umum di Kota Magelang dan beberapa faktor pendukung/upaya yang

sudah dilakukan oleh Pemerintah Kota Magelang dalam memberikan pelayanan

parkir di tepi jalan umum.

Tempat pemberhentian angkutan umum seperti halte dan sub terminal

merupakan hal yang penting dalam sebuah sistem transportasi. Halte sebagai

tempat pemberhentian angkutan umum harus menjadi nyaman karena juga

digunakan bagi penumpang untuk mennunggu angkutan umum. Angkutan

umum pada dasarnya hanya boleh berhenti di halte yang sudah disediakan. Hal

ini dilakukan untuk mengurangi tingkat kemacetan. Angkutan umum yang

berhenti di sembarang tempat akan mengganggu kelancaran lalu lintas.

Indikator ini telah ditetapkan dalam RPJMD, namun dalam perjalanan waktu

indikator jumlah tempat-tempat pemberhentian angkutan umum tidak

dilanjutkan. Hal ini dikarenakan penyesuaian indikator urusan perhubungan

dengan SPM yang ditetapkan oleh kementerian perhubungan. Merujuk pada

target yang ditetapkan pada RPJMD dan kondisi pada tahun 2014, jumlah

tempat-tempat pemberhentian angkutan umum di Kota Magelang masih belum

memenuhi target. Sarana tempat pemberhentian angkutan umum di Kota

Magelang sampai pada tahun 2014 masih dikatakan belum memadai.

8) Lingkungan Hidup

Penyelenggaraan urusan lingkungan hidup merupakan urusan wajib yang

harus ditangani oleh pemerintah daerah (kabupaten/kota). Lingkungan

merupakan sumber penunjang kehidupan bagi manusia dan makluk hidup

lainnya demi kelangsungan dan peningkatan kualitas hidup itu sendiri. Manusia

dalam memenuhi kebutuhan hidupnya memerlukan sumberdaya alam, yang

berupa tanah, air dan udara dan sumberdaya alam yang lain yang termasuk ke

dalam sumber daya alam yang terbarukan maupun yang tak terbarukan. Namun

demikian harus disadari bahwa sumberdaya alam yang kita perlukan mempunyai

keterbatasan di dalam banyak hal, yaitu keterbatasan tentang ketersediaan

menurut kuantitas dan kualitasnya.Sumberdaya alam tertentu juga mempunyai

keterbatasan menurut ruang dan waktu. Oleh sebab itu diperlukan pengelolaan

sumberdaya alam yang baik dan bijaksana. Antara lingkungan dan manusia

saling mempunyai kaitan yang erat. Ada kalanya manusia sangat ditentukan

oleh keadaan lingkungan di sekitarnya,sehingga aktivitasnya banyak ditentukan

oleh keadaan lingkungan di sekitarnya. Pada tahun 2014, urusan ini mendapat

alokasi dana sebesar Rp 27.810.464.000,- bersumber dari APBD dan DAK,

dengan serapan anggaran sebesar Rp 22.264.399.697,-.

Adapun target indikator urusan Lingkungan Hidup dan realisasi tahun 2014

adalah sebagai berikut:

Page 89: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 89

Tabel II.53

Target dan Realisasi Indikator Urusan Lingkungan Hidup Tahun 2014

No Uraian Target 2014 Realisasi Target 2015 Ket

1 Prosentase jumlah usaha

dan/atau kegiatan yang mentaati persyaratan administrasi dan teknis pencegahan pencemaran air

100 % (spm 2013)

100% 100%

2 Prosentase jumlah usaha

dan/atau kegiatan yang mentaati persyaratan administrasi dan teknis pencegahan pencemaran udara

100 % (spm 2013)

Tidak ada 100%

3 Prosentase luas lahan dan/atau tanah untuk biomassa yang telah ditetapkan dan diinformasikan status kerusakannya

100 % (spm 2013)

100% 100%

4 Prosentase jumlah

pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup yang ditindaklanjuti

90 % (spm 2013)

100% 90%

5 Pencemaran status mutu air pada kegiatan industri

13% 50%

6 Tersedianya NSPK

pengolahan dan pembuangan Air Limbah domestik dan Industri serta Bahan Berbahaya dan Beracun

ada belum ada ada

7 Rasio ketersediaan IPAL 27% 78% 30%

8 Cakupan pengawasan

terhadap pelaksanaan AMDAL

65% 100% 75%

9 Jumlah industri berpotensi mencemari udara

Tidak ada tidak ada Tidak ada

10 Tersedianya Dokumen SLHD

ada ada ada

11 Penegakan hukum lingkungan hidup

100% 100% 100%

12 Jumlah penduduk terlayani jaringan sampah

93% 95% 96%

13 Persentase (%) penanganan sampah 78%

85%

80%

14 Rasio penanganan sampah perkotaan (pengangkutan)

100 %

95% 100%

15 Prosentase penanganan

sampah di TPSA (pengolahan sanitary landfill)

100% 100% 100%

16 Sempadan sungai yang dipakai bangunan liar

15% 20%/50 15%

Keterangan :

: Tercapai / melampaui ( Realisasi tahun 2014 ≥ 100% target 2014 atau ≥ 100% target RPJMD)

: Akan tercapai (Realisasi tahun 2014 >80% target 2014 atau > 80% Target RPJMD)

: Perlu Upaya keras (Realisasi tahun 2014 ≤ 80% target 2014 atau ≤ 80 % target RPJMD)

Page 90: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 90

Dari 16 indikator urusan lingkungan hidup, 12 (dua belas) indikator sudah

memenuhi target, 1 (satu) indikator belum tercapai tetapi akan tercapai di akhir

target RPJMD, sedangkan 3 (tiga) indikator perlu upaya keras untuk memenuhi.

Indikator yang terkai dengan SPM bidang lingkungan hidup, sudah tercapai pada

tahun 2013 yang lalu sehingga saat ini hanya perlu upaya untuk

mempertahankan pencapaian target tersebut.

Indikator yang akan tercapai adalah tersedianya NSPK pengolahan dan

pembuangan Air Limbah domestik dan Industri serta Bahan Berbahaya dan

Beracun. Meskipun pada tahun 2014 target belum terpenuhi, akan tetapi pada

akhir 2015 diharapkan NSPK sudah terwujud karena saat ini raperda sudah

tersusun menunggu pembahasan dan proses legalisasi menjadi peraturan

daerah.

Indikator yang perlu upaya keras untuk mencapai adalah pencemaran

status mutu air pada kegiatan industri, rasio penanganan sampah perkotaan

(pengangkutan), dan sempadan sungai yang dipakai bangunan liar. Untuk

indikator pencemaran status mutu air pada kegiatan industri dilakukan pengujian

terhadap dua perusahaan sebagai sampel. Hasilnya pada masing-masing

perusahaan mempunyai satu parameter yang belum memenuhi baku mutu. Hal

ini perlu upaya sosialisasi secara terus menerus agar perusahaan dapat

mengolah limbahnya agar tidak mencemari status mutu air. Untuk indikator

rasio penanganan sampah perkotaan khususnya dari aspek pengangkutan

diperlukan upaya pengoptimalan melalui pembinaan terhadap SDM,

pemeliharaan terhadap sarana, dan peningkatan kesadaran masyarakat untuk

membuang sampah sesuai jadwal yang telah ditentukan. Untuk indikator

sempadan sungai yang dipakai bangunan liar, diperlukan langkah-langkah

kongkret agar pemanfaatan sempadan sesuai dengan fungsi yang ditentukan

yaitu sebagai kawasan perlindungan setempat. Ada beberapa pemanfaatan

sempadan yang sebenarnya sudah mendapatkan ijin baik dari Balai PSDA

Probolo di Kutoarjo maupun dari DPU Kota Magelang, akan tetapi pada

pelaksanaan di lapangan, pemanfaatan ruangnya berbeda dengan apa yang

diijinkan. Sebagai contoh, dijinkan untuk membangun semi permanen akan

tetapi pada kenyataannya membangun secara permanen. Untuk bangunan liar

yang disebabkan karena penyalahgunaan ijin yang diberikan diperlukan

kerjasama yang baik antar pemerintah daerah dan pemerintah provinsi dalam

hal pengawasan di lapangan. Sedangkan untuk bangunan liar yang disebabkan

karena tidak berizin, perlu dilakukan relokasi misalnya ke rumah susun yang

sudah dibangun atau ke tempat lain yang memenuhi syarat sebagai lahan

terbangun di Kota Magelang.

9) Pertanahan

Urusan Pertanahan dengan alokasi anggaran tahun 2014 sebesar Rp

636.696.000,- bersumber dari APBD KOTA MAGELANG dengan realisasi serapan

anggaran sebesar Rp 396.055.900,-. Target indikator persentase (%) luas lahan

bersertifikat pada Tahun 2014 adalah sebesar 80,74%.

Page 91: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 91

10) Kependudukan dan Catatan Sipil

Kinerja kependudukan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kesadaran

penduduk, pentingnya dokumen kependudukan, kemudahan akses,

kesederhanaan prosedur dan aspek biaya pengurusan. Untuk melaksanakannya,

pelayanan administrasi kependudukan di Kota Magelang pada tahun 2014

didukung anggaran sebesar sebesar Rp 260.3662.000,- dengan sumber dana

berasal dari APBD Kota Magelang dengan serapan anggaran sebesar Rp

2.008.649.144,-

Gambaran capaian target kinerja Pelayanan Administrasi Kependudukan di

tahun 2014 adalah sebagai berikut:

Tabel II.54 Target dan Realisasi Indikator Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil Tahun

2014

INDIKATOR TARGET

2014 REALISASI

2014 TARGET

2015 KET

1 Rasio penduduk berKTP per satuan penduduk 100% 90,10% 100% 2 Rasio bayi berakte kelahiran 100% 94,18% 100% 3 Rasio pasangan berakte nikah 100% 100% 100% ● 4 Kepemilikan KTP 100% 90% 100% 5 Kepemilikan akta kelahiran per 1000 penduduk 790 870 847 ● 6 Cakupan Penerbitan KTP 100 % 100 % 100% ● 7 Penerapan KTP Nasional berbasis NIK ada ada Ada ●

Keterangan :

: Tercapai / melampaui ( Realisasi tahun 2014 ≥ 100% target 2014 atau ≥ 100% target RPJMD)

: Akan tercapai (Realisasi tahun 2014 >80% target 2014 atau > 80% Target RPJMD)

: Perlu Upaya keras (Realisasi tahun 2014 ≤ 80% target 2014 atau ≤ 80 % target RPJMD)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa 3 indikator urusan kependudukan

dan catatan sipil telah tercapai sesuai dengan target yang telah ditetapkan dan 1

indikator telah melampaui target tahun 2014. Ini menunjukkan kinerja yang baik

dari para aparatur pengelola urusan kependudukan dan catatan sipil.

Meskipun demikian terdapat 3 indikator yang belum mencapai target,

namun demikian ketiganya diproyeksikan akan tercpai pada tahun 2015.

Lebih dari itu semua, yang paling penting adalah adanya upaya keras

pelayanan kepada masyarakat dan lebih dioptimalkan lagi baik dalam konteks

peningkatan profesionalisme SDM-nya maupun sarana prasarana yang

diperlukan.

Pendataan kependudukan yang akurat menjadi faktor yang krusial dalam

penentuan sasaran program pembangunan daerah, pengambilan kebijakan,

maupun dalam penentuan proyeksi dan prediksi ke depan di ranah perencanaan

pembangunan daerah. Karena itu kebijakan atau tindakan perencanaan dan

penganggaran yang perlu diambil dalam kerangka optimalisasi penataan

admistrasi kependudukan adalah disamping secara internal peningkatan kualitas

SDM dan peningkatan sarana dan prasarana yang diperlukan, juga secara

eksternal meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya dokumen

Page 92: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 92

administrasi kependudukan. Dalam konteks ini, praksis administrasi

kependudukan merefleksikan akan pentingnya pemenuhan hak-hak warga

negara terhadap pengakuan eksistensi identitas diri yang di dalamnya tercakup

pula pemenuhan hak-hak anak dan penduduk rentan lainnya. Peningkatan

kualitas pelayanan dalam penerbitan akte kelahiran, khususnya bagi anak-anak

yang menjadi salah satu indikator penting dalam kerangka mewujudkan Kota

Layak Anak di Kota Magelang.

11) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Indonesia diprediksikan akan mendapat bonus demografi pada tahun 2020-

2030. Bonus demografi merupakan kondisi demografi dengan penduduk usia

produktif sangat besar sementara usia muda semakin kecil dan usia lanjut belum

banyak. Untuk Provinsi Jawa Tengah, prediksi jumlah penduduk pada tahun

2020 adalah 34.940.100 jiwa, dengan 67,7% diantaranya dalam usia produktif

atau usia 15-64 tahun (BPS, 2013). Dari jumlah tersebut, komposisi jumlah

penduduk laki-laki dengan perempuan diprediksikan berimbang. Hal ini sejalan

dengan kecenderungan di Kota Magelang sejak tahun 2008-2012, dimana

jumlah penduduk laki-laki sekitar 49% dan jumlah penduduk perempuan 51%.

Tidak kalah penting adalah jumlah anak-anak (usia 0-14 tahun) yang

diprediksikan mencapai 23,2% dari total jumlah penduduk atau 8.106.103 jiwa

pada tahun 2020 (BPS, 2013).

Besarnya jumlah penduduk usia produktif merupakan potensi yang

menguntungkan apabila didukung dengan strategi pengembangan sumber daya

manusia, namun sebaliknya akan menjadi tambahan beban bagi pembangunan

apabila tidak diantisipasi dengan tepat. Melihat prediksi dan kecenderungan

tersebut di atas maka bonus demografi membawa konsekuensi tuntutan strategi

pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak yang lebih komprehensif,

agar bonus demografi tersebut memberi dampak sosial – ekonomi yang positif.

Komposisi penduduk perempuan dan laki-laki yang diprediksikan seimbang pada

tahun tersebut, maka perempuan selayaknya memegang peranan dan tanggung

jawab yang strategis dan sama pentingnya dengan laki-laki dalam

pembangunan, termasuk anak-anak di dalamnya.

Alokasi anggaran untuk urusan pemberdayaan perempuan dan

perlindungan anak di Kota Magelang pada tahun 2014 sebesar Rp 588.276.000,-

dan terserap sebesar Rp 360.198.650,-. Pencapaian kinerja masing-masing

indikator pada urusan ini dapat dilihat pada tabel…… di bawah ini. Terdapat 9

indikator kinerja, 3 indikator secara spesifik mengarah pada pemberdayaan

perempuan sedangkan 6 indikator lainnya terkait perlindungan perempuan dan

anak. Terdapat 1 indikator yang belum dapat dilaksanakan yaitu indikator

pemulangan dan reintegrasi sosial bagi perempuan dan anak korban kekerasan

karena belum adanya sarana yang dibutuhkan berupa penampungan bagi korban

kekerasan tersebut.

Page 93: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 93

Tabel II.55

Target dan Realisasi Indikator Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak Tahun 2014

NO URAIAN Target 2014

Realisasi Target 2015

Keterangan

1 Persentase partisipasi

perempuan di lembaga pemerintah

63.23% 54.79% 70.03%

2 Partisipasi perempuan di lembaga swasta

55% 60%

3 Jumlah KDRT 0.15% 0.8% 0.16%

4 Persentase jumlah tenaga kerja dibawah umur

5 Penanganan

pengaduan/laporan korban kekerasan terhadap perempuan dan anak;

94% 100% 95% ●

6 Pelayanan kesehatan bagi

perempuan dan anak korban kekerasan

70% 100% SPM ●

7 Rehabilitasi sosial bagi

perempuan dan anak korban kekerasan

75% 100% SPM ●

8 Penegakan dan bantuan

hukum bagi perempuan dan anak korban kekerasan

75% 75% SPM ●

9 Pemulangan dan reintegrasi sosial bagi perempuan dan anak korban kekerasan

50% - - -

Keterangan :

: Tercapai / melampaui ( Realisasitahun 2014≥100% target 2014atau≥100% target RPJMD)

: Akan tercapai (Realisasitahun 2014>80% target 2014atau>80% Target RPJMD)

: Perlu Upaya keras (Realisasitahun 2014 ≤ 80% target 2014atau≤ 80 % target RPJMD)

Berdasarkan tabel di atas, dari 9 indikator yang ditetapkan terdapat 4

indikator yang mencapai atau bahkan melebihi target yaitu penanganan

pengaduan/laporan korban kekerasan terhadap perempuan dan anak, pelayanan

kesehatan bagi perempuan dan anak korban kekerasan, rehabilitasi sosial bagi

perempuan dan anak korban kekerasan dan penegakan dan bantuan hukum bagi

perempuan dan anak korban kekerasan. Sementara untuk persentase

partisipasi perempuan di lembaga pemerintah dan rasio jumlah KDRT masih

belum dapat memenuhi target.

Belum tercapainya target partisipasi perempuan dalam lembaga

pemerintah maupun swasta dapat dirunut dari kondisi ketenagakerjaan Kota

Magelang. Tenaga kerja perempuan hanya berkesempatan rata-rata 40,45%

dalam mengisi penempatan kerja sementara selebihnya diisi tenaga kerja laki-

laki. Porsi penempatan untuk tenaga kerja laki-laki juga memiliki kecenderungan

untuk terus meningkat, sebaliknya porsi pekerja perempuan pada tahun 2013

lebih rendah.

Apabila dilihat dari kesenjangan angka IPM dan IPG di Kota Magelang pada

5 tahun terakhir sebenarnya cenderung tetap pada kisaran angka 3, meskipun

mengalami sedikit penurunan setiap akhirnya, maka kesenjangan pembangunan

antara laki-laki dan perempuan tidak begitu besar, meskipun belum sepenuhnya

setara (yang ditunjukkan dengan kesenjangan angka antara IPM dan IDG 0).

Namun apabila dilihat dari kesenjangan IPM dan IDG justru cenderung semakin

Page 94: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 94

meningkat angkanya dalam 5 tahun terakhir, seperti pada tahun 2011 yang

mencapai 10 poin, yang berarti partisipasi perempuan pada bidang-bidang kunci

(yaitu ekonomi dan politik serta pengambilan keputusan) cenderung menurun

dibanding laki-laki. Dapat diartikan bahwa perempuan lebih terkonsentrasi pada

pekerjaaan-pekerjaan pelayanan dibandingkan laki-laki yang lebih banyak

menduduki posisi pengambilan keputusan dan manajerial dari tingkat tertinggi

sampai pada posisi manajerial terendah (Astuti, Ismi Dwi, 2005). Semakin tinggi

jenjang kepangkatannya maka semakin tinggi kesenjangan gendernya.

Pemerintah sendiri sebenarnya telah membuka akses bagi perempuan

untuk berperan aktif dalam pembangunan melalui kebijakan-kebijakan yang

dituangkan dalam peraturan perundang-undangan, misalnya melalui Program

Pengarusutamaan Gender yang termuat dalam Instruksi Presiden Nomor 9

Tahun 2000. Pada bidang politik, Undang-undang No. 10 tahun 2008 tentang

Pemilu Legislatif dan Undang-undang No. 2 tahun 2008 tentang Partai Politik

(Parpol) menyatakan bahwa kuota keterlibatan perempuan dalam dunia politik

adalah sebesar 30 persen, terutama untuk duduk di dalam parlemen.

Indikator dalam aksi perlindungan anak di Kota Magelang hingga tahun

2014 hanya mencakup program-program untuk penanganan terhadap anak

korban kekerasan (dilihat dari indikator 5 hingga 9), belum menunjukkan upaya

pencegahan terjadinya kekerasan. Meskipun sebenarnya sudah ada forum-forum

untuk pemberdayaan masyarakat dan perlindungan anak di masing-masing

kecamatan, yang sebenarnya bias dioptimalkan untuk upaya pencegahan tindak

kekerasan terhadap perempuan maupun anak. Contoh beberapa program yang

dapat dilakukan untuk strategi pencegahan tindak kekerasan terhadap anak

antara lain:

1. Kampanye Anti Kekerasan Terhadap Anak melalui kegiatan-kegiatan

berbasis masyarakat dan program pendidikan secara formal (dimasukkan

dalam kurikulum) dan informal (pelatihan, semiloka, talk show, ceramah,

dll).

2. Fasilitasi, pelatihan-pelatihan Pencegahan dan Penanganan Kekerasan

Terhadap Anak bagi aparat pemerintah, penegak hukum, tenaga medis dan

para medis, tokoh agama, tokoh masyarakat, pendidik, wartawan,

orangtua/keluarga dan pelatihan tentang pengasuhan dan perawatan anak

serta hak anak

3. Penyusunan model pencegahan Kekerasan Terhadap Anak berbasis

masyarakat dan kebudayaan; model deteksi dini pencegahan anak dari

kekerasan, pembentukan kelompok pemantau.

4. Penyusunan model mekanisme pencegahan tindak kekerasan terhadap anak.

5. Penyusunan modul pengorganisasian anak, sosialisasi dan pembentukan

kelompok anak pemantau, bagi anak-anak sekolah dan anak-anak di

masyarakat.

6. Penyusunan pedoman pemantauan dan pembentukan kelompok pemantau

tindak kekerasan anak di tempat-tempat khusus.

Page 95: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 95

7. Penyusunan data base, pelatihan pengoperasian data base, dan

pemberdayaan anak dalam pembuatan media ramah anak.

8. Penyusunan kode etik bagi pendidik/guru, petugas Lapas dan panti serta

pedoman proses konsultasi dengan anak dan pelatihan fasilitator konsultasi

anak.

Perhatian untuk upaya yang lebih efektif dan intensif terkait penghapusan

kejadian KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) perlu ditekankan, melihat

terjadinya kenaikan cukup signifikan untuk indikator ini. Penjelasan atas

kenaikan angka ini adalah bahwa pencatatan kejadian KDRT berbasis lokasi

kejadian (yaitu Kota Magelang) sementara pelaku tindak kekerasan mayoritas

justru bukan warga Kota Magelang. Untuk itu perlu dilakukan koordinasi dengan

instansi terkait di daerah asal pelaku kekerasan untuk penanganan kasus KDRT.

Namun upaya pencegahan juga perlu diintensifkan oleh Pemerintah Kota

Magelang melalui kegiatan-kegiatan pemberdayaan perempuan maupun

kegiatan-kegiatan pencegahan seperti disebutkan di atas, untuk meningkatkan

kesdaran perempuan dan anak, sehingga diharapkan mereka dapat lebih

waspada.

12) Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

Keluarga berencana merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan

keluarga sejahtera. Secara umum, keluarga berencana meliputi berbagai

tindakan untuk mengatur interval dan mengontrol waktu kelahiran serta

menentukan jumlah anak dalam keluarga. Tindakan-tindakan tersebut

dimaksudkan untuk mewujudkan keluarga sejahtera, yaitu keluarga yang

mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materi yang layak, bertakwa

kepada tuhan yang maha esa, memiliki hubungan yang selaras, serasi, dan

seimbang antar anggota dan antar keluarga dengan masyarakat dan lingkungan

(BKKBN, 1994). Kesejahteraan keluarga yang mencakup pemenuhan kebutuhan

manusia secara menyeluruh baik jasmani maupun rohani dipandang relatif lebih

memungkinkan untuk diwujudkan apabila jumlah anggota keluarga dibatasi.

Anggaran tahun 2014 teralokasi sebesar Rp 963.523.000,- dengan serapan

sebesar Rp 865.423.500,-. Terdapat 2 indikator untuk menilai kinerja dalam

urusan keluarga berencana dan keluarga sejahtera, yaitu rata-rata jumlah anak

per keluarga (yang secara nasional ditetapkan sebanyak 2 anak per keluarga)

dan rasio akseptor KB. Indikator rasio akseptor KB sendiri merupakan salah satu

faktor penunjang capaian indikator rata-rata jumlah anak per keluarga. Capaian

indikator urusan keluarga berencana dan keluarga sejahtera di Kota Magelang

dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel II.56

Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

NO URAIAN Target 2014

Realisasi Target 2015

Keterangan

1 Rata-rata jumlah anak per keluarga 2 2 2

2 Rasio akseptor KB 90% 75% 90%

Page 96: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 96

Keterangan :

: Tercapai / melampaui ( Realisasitahun 2014≥100% target 2014atau≥100% target RPJMD)

: Akan tercapai (Realisasitahun 2014>80% target 2014atau>80% Target RPJMD)

: Perlu Upaya keras (Realisasitahun 2014 ≤ 80% target 2014atau≤ 80 % target RPJMD)

Rata-rata jumlah anak per keluarga di Kota Magelang secara riil adalah 1,9

atau dibulatkan menjadi 2, maka target dari program keluarga berencana dapat

dikatakan tercapai. Meskipun demikian target rasio akseptor KB sebesar 90%

baru tercapai 75%. Kegagalan pencapaian target ini sebenarnya tidak bisa dilihat

murni sebagai kegagalan namun terdapat kekeliruan dalam penentuan target.

Dengan kondisi demografi Kota Magelang maka secara statistik target 90% tidak

mungkin tercapai. Pertumbuhan jumlah penduduk Kota Magelang yang relatif

tidak signifikan, ditambah dengan akseptor KB yang bersifat in-out (dengan

adanya akseptor yang memasuki menopause) maka target tersebut tidak

mungkin tercapai. Meskipun tetap diperlukan upaya untuk meningkatkan rasio

akseptor KB terutama dari akseptor pria.

13) Sosial

Masalah sosial termasuk salah satu urusan wajib mengingat pentingnya

urusan ini bagi penciptaan stabilitas keamanan dan ketertiban. Beberapa sumbu

masalah yang umum terjadi di banyak daerah antara lain tingginya angka

urbanisasi, kemiskinan, dan rendahnya pendidikan yang berpotensi

menumbuhkan kriminalitas, prostitusi, anak terlantar, anak putus sekolah,

pengangguran, kenakalan remaja, dan lain-lain. Pembangunan daerah juga

mempunyai sumbangan terhadap munculnya masalah sosial seperti

memudarnya nilai-nilai sosial, menurunnya solidaritas sosial, dan lemahnya

ikatan norma sosial yang melahirkan berbagai perilaku menyimpang

masyarakat. Oleh karenanya, pemerintah daerah seyogyanya mampu

menyediakan pelayanan sosial yang memadai, pendampingan kepada para PMKS

melalui berbagai bentuk pembinaan, serta melakukan penguatan kelembagaan

yang mampu mengendalikan penanganan masalah sosial.

Urusan Sosial dengan alokasi anggaran Tahun 2014 sebesar

Rp 1.044.242.000,- yang bersumber dari APBD Kota Magelang dan DAK dengan

serapan Rp 895.602.650,-. Target dan realisasi indikator Urusan Sosial tahun

2014 nampak sebagaimana tabel berikut:

Tabel II.57 Target dan realisasi Indikator Urusan Sosial Tahun 2014

INDIKATOR TARGET

2014 REALISASI

2014 TARGET

2015 KET

1 Jumlah sarana sosial (panti jompo, panti asuhan, panti rehabilitasi)

8 12 9

2 Persentase panti sosial skala kabupaten/kota yang menyediakan sarana prasarana pelayanan kesejahteraan sosial

100% 100% 80%

3 Persentase wahana kesejahteraan sosial berbasis

masyarakat (WKBSM) yang menyediakan sarana prasarana pelayanan kesejahteraan sosial

30 %

2 kel

0%

60 %

10 kel

4 Persentase penyandang cacat fisik dan mental serta lanjut usia tidak potensial yang telah menerima jaminan sosial

20% 9,3% 40 %

Page 97: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 97

Keterangan :

: Tercapai / melampaui ( Realisasi tahun 2014 ≥ 100% target 2014 atau ≥ 100% target RPJMD)

: Akan tercapai (Realisasi tahun 2014 >80% target 2014 atau > 80% Target RPJMD)

: Perlu Upaya keras (Realisasi tahun 2014 ≤ 80% target 2012 atau ≤ 80 % target RPJMD)

Capaian indikator yang disampaikan di atas nampak bahwa dari 4

indikator, 1 indikator telah melampaui target, 1 indikator dimungkinkan tercapai

di tahun 2015, sementara 2 indikator lain sangat sulit tercapai. Indikator yang

sulit dicapai di akhir RPJMD digambarkan dalam tanda segitiga merah, yaitu

indikator Persentase wahana kesejahteraan sosial berbasis masyarakat (WKBSM)

yang menyediakan sarana prasarana pelayanan kesejahteraan sosial dan

indikator persentase penyandang cacat fisik dan mental serta lanjut usia tidak

potensial yang telah menerima jaminan sosial. Wahana kesejahteraan sosial

berbasis masyarakat (WKBSM) telah dibentuk oleh Pemerintah Provinsi Jawa

Tengah, namun karena keterbatasan anggaran maka belum dapat berfungsi

sebagaimana yang diharapkan. Dalam hal ini sebenarnya sangat diharapkan

keterlibatan dari berbagai pihak, baik pemerintah daerah, sektor swasta,

maupun masyarakat luas, untuk dapat berpartisipasi memberikan dukungan baik

secara moril maupun materiil guna peningkatan peran WKBSM.

Sedangkan indikator persentase penyandang cacat fisik dan mental serta

lanjut usia tidak potensial yang telah menerima jaminan sosial hingga saat ini

baru berupa bantuan dari pemerintah pusat, yang di tahun 2014 hanya dapat

mencukupi 9,3% dari jumlah penyandang cacat fisik. Dalam hal ini pemerintah

daerah perlu memberikan perhatian lebih kepada para penyandang cacat fisik

dalam bentuk jaminan sosial yang memadai.

Berikut ini data PMKS di Kota Magelang yang meningkat sekitar 10% bila

dibanding tahun 2013.

Tabel II.58 Jumlah Penduduk Penyandang Masalah sosial di Kota Magelang

Tahun 2014

NO JENIS PMKS/URAIAN JUMLAH PMKS JUMLAH

KK L P TOTAL

1 Anak Balita Terlantas (ABT) 39 43 82

2 Anak Terlantar (AT) 167 118 285

3 Anak Yang Berhadapan Dengan Hukum (AMH)

13 - 13

4 Anak Jalanan (AJ) 29 3 32

5 Anak Dengan Kedisabilitasan (ADK) 112 60 172

a Anak dengan kedisabilitasan fisik : 56 38 94

1.Tubuh (tuna daksa) 39 25 64

2. Mata (tuna netra) 8 11 19

3. Rungu / wicara (bisu tuli) 9 2 11

b Disabilitas Mental : 28 10 38

1 mental retardasi 20 8 28

2. mental eks psikotik (tuna laras) 8 2 26

c Disabilitas Fisik Dan Mental (disabilitas ganda)

28 12 40

6 Anak Yang Menjadi Korban Tindak Kekerasan / Diperlakukan Salah

3 - 3

7 Anak Yang Memerlukan Perlindungan 2 1 3

Page 98: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 98

NO JENIS PMKS/URAIAN JUMLAH PMKS JUMLAH

KK L P TOTAL

Khusus

8 Lanjut Usia Terlantar 259 483 742

9 Penyandang Disabilitas 198 149 347

a Penyandang Disabilitas Fisik : 106 69 175

1. Tubuh (tuna daksa) 68 43 111

2. Mata (tuna netra) 23 13 36

3. Rungu / wicara (bisu tuli) 15 13 28

b Penyandang Disabilitas Mental : 62 59 121

1 Mental Retardasi 32 40 72

2. Mental Eks Psikotik (Tuna Laras) 30 19 49

c Disabilitas Fisik Dan Mental (Disabilitas Ganda)

13 21 34

10 Tuna Susila - 4 4

11 Gelandangan 3 - 3

12 Pengemis 15 31 46

13 Pemulung 91 56 147

14 Kelompok Minoritas 2 - 2

15 Bekas Warga Binaan Lembaga Permasyarakatan (BWBLP)

116 5 121

16 Orang Dengan HIV / AIDS (ODHA) - 2 2

17 Korban Penyalahgunaan Napsa 44 - 44

18 Korban Trafficing - - -

19 Korban Tindak Kekerasan 1 - 1

20 Pekerja Migran Bermasalah Sosial (pmbs)

- 1 1

21 Korban Bencana Alam 8 5 13

22 Korban Bencana Sosial - - -

23 Perempuan Rawan Sosial Ekonomi - 860 860

24 Fakir Miskin 3,274 1,210 4,484

25 Keluarga Bermasalah Sosial Psikologis 5 1 6

26 Komunitas Adat Terpencil - - -

JUMLAH 4,364 3,032 7,396

Sumber : Disnakertransos Kota Magelang,2014

Melihat perkembangan di atas, maka seyogyanya pemerintah Kota

Magelang memberikan porsi lebih terhadap masalah-masalah PMKS. Menimbang

peningkatan jumlah PMKS di kota Magelang kiranya di masa yang akan datang

perlu dipertimbangkan penyediaan sarana prasarana publik dengan konsep

“universal design”. Dimana sarana prasarana yang disediakan di ruang publik

dan ruang pelayanan pemerintah memperhatikan keperluan seluruh masyarakat,

baik yang normal, maupun yang cacat fisik.

14) Ketenagakerjaan

Penanganan urusan Ketenagakerjaan yang alokasi dananya sebesar Rp.

7.104.746.000,- bersumber dari dana APBD Kota Magelang, Rp. 6.736.957.700,-

dan dari dana Tugas Pembantuan APBN Rp. 398.535.000,- dilakukan dalam 3

(tiga) fungsi yaitu (1) pelatihan kepada pencari kerja dan pekerja untuk

meningkatkan ketrampilan dan produktivitas (2) fasilitasi penempatan tenaga

kerja (bekerja sektor formal, informal dan transmigrasi) dan (3) fasilitasi dan

pengawasan terhadap tenaga kerja dengan serapan secara keseluruhan Rp.

Page 99: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 99

3.625.751.600,- Dengan melaksanakan ketiga fungsi tersebut capaian realisasi

indikator urusan Ketenagakerjaan Tahun 2014 dapat dilihat sebagaimana tabel

berikut:

Tabel II.59

Target dan Realisasi Indikator Urusan Ketenagakerjaan Tahun 2014

No Uraian Target 2014 Realisasi 2014 Target 2016

KET

1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 62,9% 68,49% 60% 2. Besaran pencari kerja yang terdaftar yang

ditempatkan 30,5% 97,54% 40%

3. Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan :

9,3% 68,8%% 60%

a. Berbasis kompetensi 50 orang 50 orang 60% b. Berbasis masyarakat 60 orang 60 orang - c. Kewirausahaan 25 orang 80 orang 60%

4. Angka Sengketa pengusaha dengan pekerja 18 9 - 5. Besaran kasus yang diselesaikan dengan

Perjanjian Bersama (PB) 50% 100% 50%

6. Besaran pekerja/buruh yang menjadi peserta program Jamsostek

50% 62,3% 50%

7. Besaran pemeriksaan perusahaan 216 216 45% 8. Besaran pengujian peralatan di perusahaan 74 74 50%

Keterangan :

: Tercapai / melampaui ( Realisasi tahun2014 ≥100%target 2014 atau ≥100%target RPJMD)

: Akan tercapai (Realisasi tahun 2014>80%target 2014 atau > 80% Target RPJMD)

: Perlu Upaya keras (Realisasi tahun 2014 ≤ 80% target 2014 atau ≤ 80 % target RPJMD)

Berdasarkan capaian kinerja bidang ketenagakerjaan diatas, dapat

disimpulkan bahwa ke-8 (delapan) indikator ketenagakerjaan telah mencapai

target yang telah ditetapkan. Adapun masing-masing indikator dapat dijelaskan

sebagai berikut :

Tingkat partisipasi angkatan kerja menunjukkan jumlah orang yang aktif

ekonomi (labor supply) terhadap penduduk usia kerja (15 – 64 tahun). Dari

Tabel realisasi capaian menunjukkan bahwa 68 orang adalah orang yang aktif

secara ekonomi (labor supply)dari 100 orang penduduk usia kerja (termasuk

anak sekolah, ibu rumah tangga, penerima dividen dsb). Dari data hasil

sakernas bulan Agustus 2014 yang telah diolah oleh Pusat Data dan Informasi

ketenagakerjaan, jumlah angkatan kerja sebanyak 64.382 orang yang terdiri

dari 35.169 orang laki-laki dan 29.213 orang perempuan. Sementara penduduk

yang aktif secara ekonomi ini dibagi menjadi penduduk yang bekerja baik di

sektor formal dan informal, dan penganggur. Adapun data sakernas yang telah

diolah menunjukkan bahwa dari 100 orang yang aktif secara ekonomi ada 8

orang penganggur. Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang

bersama–sama dengan instansi terkait lainnya bertanggung jawab terhadap

fasilitasi 8 orang penganggur ini agar dapat aktif secara nyata serta 92 orang

yang bekerja baik di sektor formal dan informal sesuai dengan bidang tugasnya

masing-masing. Adapun data secara rinci dapat dilihat di tabel berikut :

Page 100: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 100

Tabel II.60

Data TPAK, TPT dan TKK Tahun 2014

Sumber : Sakernas Agustus 2014 diolah oleh Pusdatinaker, Kemenaker RI

Prosentase pencari kerja yang ditempatkan merupakan indikator

ketenagakerjaan yang mencerminkan kinerja instansi secara langsung, dimana

fungsi pelayanan bursa kerja daerah terlaksana. Tahun 2014 ini capaian

indikatornya melebihi target SPM nasional yang telah ditetapkan yaitu 40 persen.

Adapun capaian indikator pencari kerja ditempatkan dari Tahun 2010 – 2014

adalah sebagai berikut:

Tabel II.61

Indikator pencari kerja ditempatkan

Tahun Target RPJMD Target SPM sesuai

Permenakertrans no. 15/2010 dan no. 2/2014

Realisasi

2010 28% - 24.71%

2011 29% 70% 66,05%

2012 30% 70% 82,85%

2013 30,50% 70% 74,80%

2014 31% 40% 97,54%

Sumber : Disnakertransos dan RPJMD, 2010-2013

Peningkatan persentase penempatan tenaga kerja ini dipengaruhi adanya

kebijakan pemerintah untuk tidak mensyaratkan kartu antar kerja (AK-1) ketika

melakukan pendaftaran seleksi Pegawai Negeri Sipil dan mewajibkan kartu AK-1

ketika melakukan pemberkasan penerimaan Pegawai Negeri Sipil. Disamping itu

pemanfaatan teknologi informasi yang ada sangat membantu dalam

penyebarluasan informasi kebutuhan tenaga kerja yang tersedia.

Adapun jumlah pencari kerja di Tahun 2014 sebanyak 529 orang

sementara jumlah lowongan yang tersedia sebanyak 1.792 jenis jabatan yang

terdiri dari 655 jabatan laki-laki dan 1.137 jabatan perempuan dan yang berhasil

ditempatkan sebanyak 516 orang pencari kerja terdiri dari 489 orang

ditempatkan di perusahaan/industri di wilayah Provinsi Jawa Tengah, 17 pencari

kerja ditempatkan di luar Provinsi Jawa Tengah (DKI Jakarta, DI Yogyakarta dan

Kepulauan RIAU) dan 15 orang ditempatkan di luar negeri (7 orang di Malaysia,

Laki-Laki Perempuan Jumlah

ANGKATAN KERJA 35.169 29.213 64.382

BEKERJA 32.060 27.568 59.628

PENGANGGUR 3.109 1.645 4.754

BUKAN ANGKATAN KERJA 10.594 19.031 29.625

SEKOLAH 4.104 4.445 8.549

MENGURUS RUMAH TANGGA 3.238 12.805 16.043

LAINNYA 3.252 1.781 5.033

PENDUDUK USIA KERJA 45.763 48.244 94.007

TPAK (%) 76,85 60,55 68,49

TPT (%) 8,84 5,63 7,38

TKK (%) 91,16 94,37 92,62

KEGIATAN2014

Page 101: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 101

2 orang di Singapura, 3 orang Hongkong, dan 3 orang di Jepang melalui program

magang).

Fasilitasi penempatan tenaga kerja ini dilakukan dengan 2 (dua)

mekanisme yaitu melalui matching system dimana petugas antar kerja

melakukan penawaran kepada pencari kerja sesuai dengan kualifikasi jabatan

yang dibutuhkan oleh perusahaan dan job fair dimana perusahaan yang

membutuhkan tenaga kerja dan pencari kerja bertemu secara langsung dalam

suatu waktu tertentu. Adapun lowongan pekerjaan yang tersedia didapatkan

oleh pengantar kerja melalui job canvassing ke perusahaan-perusahaan di

wilayah Kota Magelang dan sekitarnya maupun perusahaan yang secara aktif

mengirimkan kebutuhan tenaga kerja.

Adapun target penempatan tenaga kerja di tahun 2016 disesuaikan dengan

target standar pelayanan minimal yang ditetapkan yaitu sebesar 40 persen.

Capaian tersebut seiring dengan capaian persentase pencari kerja terlatih,

dimana dari 100 pencari kerja terdaftar 36 orang mendapatkan pelatihan yang

diselenggarakan oleh Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota

Magelang dan 97 pencari kerja berhasil ditempatkan. Sementara dari 100

pencari kerja yang mendaftarkan diri untuk mengikuti pelatihan, sebanyak 69

orang mengikuti pelatihan, sementara yang 31 orang belum bisa diakomodir

dalam pelatihan yang dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan

Sosial Kota Magelang.

Secara rinci pelatihan ketenagakerjaan dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu

pelatihan berbasis kompetensi, pelatihan berbasis masyarakat dimana dalam

pelaksanaan pelatihan melibatkan partisipasi masyarakat dan pelatihan

kewirausahaan. Untuk penetapan target di Tahun 2016 disesuaikan dengan

standar pelayanan minimal yang ditetapkan oleh Kemetrian Tenaga Kerja RI

dalam PERMENAKERTRANS No. 2 Tahun 2014, dimana hanya 2 (dua) jenis

pelatihan yang ditetapkan SPMnya sebagai kewajiban kabupaten/kota untuk

menyelenggarakan pelatihan. Adapun jenis pelatihan, jumlah pendaftar dan

jumlah peserta pelatihan yang telah dilaksanakan pada Tahun 2014 dapat dilihat

dalam tabel berikut ini:

Tabel II.62

Jenis Pelatihan, Jumlah pendaftar dan Jumlah Peserta Tahun 2014

No Jenis Pelatihan Jumlah pendaftar Jumlah Peserta

A Diklat Berbasis Kompetensi

1 Diklat montir sepeda motor bagi pencari kerja 32 orang 25 orang

2 Diklat service HP bagi pencari kerja 14 orang 10 orang

3 Diklat service komputer bagi pencari kerja 17 orang 15 orang

B Diklat berbasis masyarakat

1 Diklat tata boga bagi pencari kerja 32 orang 10 orang

2 Diklat menjahit bagi pencari kerja 23 orang 20 orang

3 Diklat bordir bagi pencari kerja 24 orang 15 orang

4 Diklat rias bagi pencari kerja 33 orang 15 orang

C Pelatihan Kewirausahaan

1 Pelatihan pembuatan sangkar burung 20 orang 20 orang

2 Pelatihan pembuatan batu tiruan 20 orang 20 orang

Page 102: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 102

No Jenis Pelatihan Jumlah pendaftar Jumlah Peserta

3 Pelatihan sablon 20 orang 20 orang

4 Pelatihan mebelair orang 20 orang

Sumber : Disnakertransos Kota Magelang, 2014

Penyelenggaraan pelatihan kompetensi selama ini belum memasukkan

unsur sertifikasi kompetensi, sementara sertifikasi kompetensi merupakan salah

satu kualifikasi jabatan yang akan dipersyaratkan oleh pengguna tenaga kerja di

masa yang akan datang, untuk itu perlu mempertimbangkan penganggarannya.

Disamping itu lokasi penyelenggaraan pelatihan masih menjadi kendala

tersendiri disamping belum adanya instruktur tetap, hal ini sangat berpengaruh

terhadap ketepatan waktu penyelenggaraan pelatihan karena penyelenggara

harus menyesuaikan dengan jadwal pemilik lokasi pelatihan maupuninstruktur

yang dibutuhkan.

Indikator ketenagakerjaan selanjutnya adalah angka sengketa pengusaha

dengan pekerja, dimana dari 18 kasus yang diperkirakan akan muncul di Tahun

2014, hanya 9 kasus yang dilaporkan ke Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan

Sosial Kota Magelang. Sebagian besar kasus yang muncul adalah pemutusan

hubungan kerja (PHK) yang dilakukan oleh perusahaan. Dari 9 kasus yang ada

seluruhnya bisa diselesaikan dengan perjanjian bersama (PB). Indikator ini

merupakan indikator kinerja mediator ketenagakerjaan yang ada di

Disnakertransos Kota Magelang, dimana keberhasilan memediasi kedua belah

pihak dengan output perjanjian bersama/kesepakatan antara kedua belah pihak

tanpa perlu meneruskan kasus yang ada ke jenjang pengadilan.

Untuk indikator angka sengketa pengusaha dengan pekerja, diharapkan di

tahun 2016 tidak perlu dimunculkan lagi karena indikator ini bisa terwakilkan

dalam indikator kasus yang diselesaikan dengan perjanjian bersama. Kedua

indikator tersebut menunjukkan bahwa kondisi ketenagakerjaan cukup kondusif,

dimana semakin rendah kasus yang muncul dan semakin tinggi kasus yang

diselesaikan dengan perjanjian bersama mengimplikasikan norma perlindungan

ketenagakerjaan sebagian besar telah diterapkan oleh perusahaan yang ada di

wilayah Kota Magelang.Dari data wajib lapor ketenagakerjaan, dimana 165

perusahaan yang telah melaporkan kondisi ketenagakerjaannya, ada sebanyak

14 perusahaan yang masih memberikan upah dibawah UMK yang telah

ditetapkan oleh Gubernur Jawa Tengah berdasarkan usulan Walikota Magelang.

Dalam kondisi ini, penegakan pelaksanaan norma perlindungan ketenagakerjaan

belum sepenuhnya bisa dilakukan,melihat kemampuan ke-14 pengguna tenaga

kerja secara finansial dan produksi. Apabila pelaksanaan norma ditegakkan bisa

berimplikasi pada pengurangan jumlah pekerja/pemutusan hubungan kerja yang

pada akhirnya akan meningkatkan jumlah penganggur dan penduduk miskin di

wilayah Kota Magelang.

Sementara indikator besaran buruh/pekerja yang menjadi peserta program

jamsostek melebihi dari target yang ditetapkan dimana dari 10.orang pekerja

formal yang ada di ...... perusahaan dalam wilayah Kota Magelang, sebanyak

7.146 pekerja telah menjadi peserta jamsostek (62,3 persen).

Page 103: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 103

Capaian besaran pengujian peralatan perusahaan merupakan indikator

kondisi penguji/pengawas ketenagakerjaan dan kesadaran pengusaha untuk

menerapkan norma keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Semakin besar

capaiannya maka semakin banyak pengusaha yang berusaha menerapkan

norma K3 dalam lingkungan kerjanya. Untuk besaran pengujian peralatan di

perusahaan telah melampaui target yang telah ditetapkan, meskipun

keterbatasan personil penguji menjadi permasalahan tersendiri dalam

pelaksanaan kegiatan ini. Oleh karena itu fasilitasi pemerintah kepada

perusahaan yang membutuhkan pengujian peralatan sangat diperlukan, baik

melalui pemberian stimulan biaya pelatihan bagi penguji, maupun biaya

pengujian sehingga standar pelayanan minimal bisa tercapai. Dari .....peralatan

yang membutuhkan pengujian, baru 74 peralatan yang teruji dan telah

mencapai target yang ditentukan.

Sementara capaian pemeriksaan perusahaan merupakan indikator kinerja

pengawas ketenagakerjaan, dimana dari ........ perusahaan yang ada dengan

jumlah 3 personil penguji/pengawas ketenagakerjaan, di Tahun 2014 ini baru216

perusahaan dan telah memenuhi target jumlah perusahaan yang akan diperiksa.

Kondisi keterbatasan personil bisa disiasati dengan penambahan peralatan untuk

mempercepat proses pelaksanaan kegiatan ini nantinya.

15) Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

Alokasi dana untuk Koperasi dan Usaha Kecil Menengah tahun 2014

sebesar Rp 2.551.958.000,- dengan serapan sebesar Rp 1.958.747.875,-.

Capaian indikator Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Tahun 2014 :

Tabel II.63

Target dan Realisasi Indikator Urusan Koperasi

dan Usaha Kecil MenengahTahun 2014

INDIKATOR

TARGET 2014

REALISASI 2014

TARGET 2015

KET

1 Jumlah UMKM yang sudah memanfaatkan teknologi dan terpenuhi sarana prasarana

250 250 350

2 Persentase UMKMK yang produktif 60% 60% 100%

3 Persentase Koperasi Aktif 74% 93% 75%

4 Jumlah koperasi 218 207 220

5 Jumlah promosi UMKMK 13 7 16

6 Jumlah kontak dagang dan temu usaha 20 14 24

7 Jumlah UMKMK,jumlah UKM non BPR/LKM, usaha mikro dan kecil

900 2886 950

8 Jumlah UMKMK yang memanfaatkan kredit 380 797 350

Keterangan :

: Tercapai / melampaui ( Realisasi tahun 2014≥100%target 2014 atau ≥100%target RPJMD)

: Akan tercapai (Realisasi tahun 2014>80%target 2014 atau > 80% Target RPJMD)

: Perlu Upaya keras (Realisasi tahun 2014 ≤ 80% target 2014 atau ≤ 80 % target RPJMD)

Dari kedelapan indikator di atas, empat indikator telah terpenuhi, satu

indikator akan tercapai dan tiga indikator perlu upaya yang keras agar bisa

tercapai target sesuai RPJMD 2011-2015.

Page 104: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 104

Program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi dengan indikator

persentase koperasi aktif telah melampaui target RPJMD 2011-2015. Persentase

koperasi aktif telah mencapai 93%. Namun demikian jumlah keseluruhan

koperasi di Kota Magelang tahun 2014 adalah sebanyak 207 koperasi, masih

kurang dari target yang ditetapkan pada tahun 2014.

Sementara itu untuk Program pengembangan kewirausahaan dan

keunggulan kompetitif UKM dengan indikator jumlah UMKM yang sudah

memanfaatkan teknologi dan terpenuhi sarana prasarana pada tahun 2014

mencapai realisasi sebesar 250 UKM dari target yang ditetapkan yaitu 250 UKM.

Namun jika merujuk target yang ingin diraih di tahun 2015 yaitu sebesar 350

UKM maka kondisi ini masih sangat jauh dari harapan, untuk itu perlu akselerasi

terhadap kegiatan-kegiatan yang mendukung pencapaian indikator tersebut.

Demikian juga dengan indikator persentase UMKMK yang produktif yang di tahun

2014 mentargetkan 60 % berhasil mencapai realisasi 60 %, namun perolehan ini

masih jauh dari target yang ditetapkan pada tahun 2015 sebesar 100 %.

Untuk indikator Jumlah UMKMK, Jumlah UKM non BPR/LKM, usaha mikro

dan kecil dan indikator jumlah UMKMK yang memanfaatkan kredit telah

melampaui dan mudah mencapai target di dalam RPJMD 2011-2015. Jumlah

yang mencapai 2886 unit jauh melebihi target tahun 2014 yang sebesar 900

unit, bahkan melebihi target 2015 sebesar 950 unit.

Program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri dengan indikator

jumlah promosi UMKMK dan jumlah kontak dagang dan temu usaha, keduanya

memerlukan konsetrasi pembiayaan yang lebih terhadap kegiatan-kegiatan

pendukungnya untuk mempercepat pencapaian target di tahun 2015.Realisasi di

tahun 2014 sebesar 7 kali promosi dan 14 kontak dagang masih jauh dari target

yang ingin di capai di tahun 2015 yakni sebesar 16 kali promosi dan 24 kontak

dagang. Untuk itu upaya peningkatan jumlah promosi baik melalui pameran

maupun memanfatkan tekonologi informasi serta kontak kontak dagang

potensial mulai diupayak di tahun 2015 maupun pada saatnya nanti tahun 2016.

16) Penanaman Modal

Dialokasikan dana perencanaan Penanaman Modal Tahun 2014 sebesar Rp

1.196.892.000,- bersumber dari APBD Kota Magelangdengan serapan sebesar

Rp 1.076.517.981,-. Berikut ini capaian indikator perencanaan Penanaman Modal

Tahun 2014 dan realisasinya:

Tabel II.64 Target dan Realisasi Indikator Urusan Penanaman Modal Tahun 2014

INDIKATOR TARGET 2014 REALISASI 2014 TARGET 2015 KET

1 Bertambahnya laju pertumbuhan investasi

315 125 358

2 Kenaikan/penurunan Nilai Realisasi PMDN

24.640.000.000 45.063.096.864 24.650.000 3 Rasio daya serap tenaga kerja 16500 768 36.533

4 Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA)

170 254 180

5 Jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA)

79.793.468.775 99.457.848.728 52.210.541.297

Page 105: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 105

INDIKATOR TARGET 2014 REALISASI 2014 TARGET 2015 KET

6 Jumlah Perda yang mendukung iklim usaha

2 4 2

7 Jumlah investor dan nilai investasi

baru yang masuk (nasional & regional)

1 76 3

8 Jumlah pengembangan kawasan strategis dan cepat tumbuh

2 2 3

9 Jumlah investasi swasta 618 618 533

Keterangan :

: Tercapai / melampaui ( Realisasi tahun 2014≥100%target 2014 atau ≥100%target RPJMD)

: Akan tercapai (Realisasi tahun 2014 >80%target 2014 atau > 80% Target RPJMD)

: Perlu Upaya keras (Realisasi tahun 2014 ≤ 80% target 2014 atau ≤ 80 % target RPJMD)

Hasil pelaksanaan program peningkatan promosi dan kerjasama investasi

nampak dalam pencapaian indikator bertambahnya laju pertumbuhan laju

investasi masih sangat jauh dari target yang diharapkan yakni sebesar 358 pada

tahun 2015 baru tercapai 125 di tahun 2014. Diperlukan penekanan dan

konsentrasi yang lebih agar target yang diharapkan bisa tercapai di akhir tahun

2015.

Program peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi dengan

indikator kenaikan/penurunan nilai realisasi PMDN tahun 2014 mentargetkan

24.640.000.000 terealisasi sebesar 45.063.096.864, hal ini menunjukkan kondisi

yang masih jauh dari target yang ingin dicapai baik ditahun 2014 maupun di

tahun 2015 sebagaimana diamanatkan dalam RPJMD Kota Magelang. Sehingga

perlu ditingkatkan kegiatan-kegiatan yang mendukung pencapain indikator

tersebut di akhir tahun 2015, maupun dalam tahun 2016. Untuk indikator jumlah

investor berskala nasional (PMDN/PMA), jumlah nilai investor berskala nasional

(PMDN/PMA), dan jumlah perda yang mendukung iklim investasi ketiganya telah

melampaui target yang diharapkan. Selanjutnya hanya diperlukan upaya

pembiayaan untuk mempertahankan pencapaian target tersebut.

17) Kebudayaan

Kinerja urusan kebudayaan diindikasikan dari 11 indikator yang

terdistribusi ke dalam 4 indikator yang termasuk dalam 2 Program yaitu Program

Pengelolaan Keragaman Budaya dan Program Pengelolaan Kekayaan Budaya,

dan 7 indikator yang termasuk dalam SPM kebudayaan. Alokasi anggaran pada

urusan kebudayaan sebesar Rp 1.517.899.000,- dan tereserap sebesar Rp

1.222.349.300,-. Kinerja dari urusan pembangunan sampai dengan tahun 2014

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel II.65

Target Indikator Urusan Kebudayaan Tahun 2014

dan Realisasi Pencapaian hingga Triwulan IV Tahun 2014

No Uraian TARGET

2014 CAPAIAN

2014 TARGET

2015 KET

Program Pengelolaan Keragaman Budaya

1 Jumlah kelompok seni dan budaya yang ada di seluruh Kota Magelang

164 164 165 2 Jumlah gedung kesenian 2 1 2 ◊

Page 106: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 106

No Uraian TARGET

2014 CAPAIAN

2014 TARGET

2015 KET

Program Pengelolaan Kekayaan Budaya

1 Jumlah festival seni dan budaya. 4 5 5 2 Jumlah Benda, Situs dan Kawasan Cagar

Budaya yang dilestarikan 36 35 36 ◊

SPM Perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan bidang kesenian :

1 Persentase (%) cakupan kajian seni sampai tahun 2014;

50% 53% -

2 Persentase (%) cakupan fasilitas seni sampai tahun 2014;

30% 85% -

3 Persentase (%) cakupan gelar seni sampai tahun 2014; dan

75% 75% -

4 Persentase (%) cakupan misi kesenian sampai tahun 2014.

100% 100% -

SPM Sarana dan prasarana :

1 Persentase (%) cakupan sumberdaya manusia kesenian sampai tahun 2014;

25% 87% -

2 Persentase (%) cakupan tempat sampai tahun 2014; dan

100% 100% -

3 Persentase (%) cakupan organisasi sampai tahun 2014.

34% 50% - Sumber : Disporabudpar, 2014

Keterangan:

: Sudah tercapai/melampaui (Realisasi hingga TW IV tahun 2014 ≥ 100% target 2014)

◊ : Tidak tercapai (Realisasi hingga TW IV tahun 2014 < target tahun 2014)

: Tercapai/melampaui (Realisasi hingga TW IV tahun 2014 ≥ 100% target tahun 2015)

: Akan tercapai (Realisasi hingga TW IV tahun 2014 >70% target tahun 2015)

: Perlu Upaya keras (Realisasi hingga TW IV tahun 2014 ≤ 70% target tahun 2015)

□ : Sulit Tercapai

Dari tabel di atas, apabila dibandingkan dengan target tahun 2014, kinerja

urusan kebudayaan sampai dengan triwulan IV tahun 2014, dari 11 indikator, 9

diantaranya telah memenuhi target yang telah ditetapkan, sedangkan 2 indikator

lainnya tidak tercapai yaitu jumlah gedung kesenian dan Jumlah Benda, Situs

dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan. Kesembilan indikator kebudayaan

yang telah mencapai atau melampaui target didominasi indikator yang termasuk

dalam SPM sebanyak 7 buah. Dari kedua indikator yang tidak mampu memenuhi

target tahun 2014, apabila dihadapkan dengan target 2015, 1 indikator

memerlukan upaya keras yaitu jumlah gedung kesenian, dan 1 indikator lainnya

sulit tercapai yaitu Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan.

Jumlah gedung kesenian dengan target 2 buah tidak tercapai mengingat

Kota Magelang hanya memiliki 1 buah Gedung kesenian yang dibangun

menempati areal eks Gedung Sasana Bumi Kyai Sepanjang dan digunakan

bersama dengan Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah yang selesai dibangun

pada tahun 2013. Berbagai aktivitas kebudayaan, kesenian dan aktivitas lainnya

saat ini dapat difasilitasi di Gedung Kesenian Kota Magelang yang cukup

representatif. Sedangkan indikator Jumlah Benda, Situs dan Kawasan Cagar

Budaya yang dilestarikan dengan target 36 buah sulit tercapai karena terjadinya

musibah kebakaran di Klenteng Liong Hok Bio Kota Magelang pada tahun 2014

Page 107: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 107

sehingga jumlah benda cagar budaya Kota Magelang berkurang dari 36 menjadi

35 buah.

Kendala-kendala yang dihadapi dalam pembangunan bidang kebudayaan

adalah masih kurangnya perlindungan dan pelestarian terhadap Benda Cagar

Budaya, dan peninggalan sejarah. Kota Magelang telah memiliki instrumen

Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2013 tentang Cagar Budaya di Kota Magelang

sebagai dasar hukum bagi upaya Perlindungan dan Pelestarian Benda Cagar

Budaya. Namun demikian perlu dilaksanakan berbagai upaya sebagai tindak

lanjut dari Peraturan Daerah tersebut diantaranya perlunya inventarisasi,

penggalian dan pengelolaan berbagai benda, situs dan cagar budaya yang

dimiliki Kota Magelang. Selain itu diperlukan mekanisme pelestarian berbagai

benda, situs dan kawasan cagar budaya baik yang dikelola pemerintah maupun

masyarakat. Mekanisme pelestarian itu dapat berupa fasilitasi pemerintah

kepada masyarakat dalam bentuk stimulan ataupun reward bagi masyarakat

agar mereka secara sadar berpartisipasi menjaga dan melestarikan berbagai

benda, situs, dan kawasan cagar budaya.

Saat ini perlindungan dan pelestarian terhadap kekayaan budaya nasional/

daerah masih sangat lemah sehingga rentan diambil alih/diakui oleh pihak-pihak

lain. Sebagai akibatnya beberapa karya seni dan budaya ciptaan masyarakat

Kota Magelang ada yang diakui oleh masyarakat Kabupaten/ Kota lain. Oleh

karenanya perlu perlindungan hak cipta terhadap berbagai kekayaan budaya,

kesenian karya cipta dan warisan masyarakat Kota Magelang.

Budaya daerah saat ini masih kurang mendapatkan apresiasi dari

masyarakat dan kurang mendapatkan pembinaan dan pengembangan. Disisi lain

berbagai potensi, ragam dan keunikan budaya khas Kota Magelang sampai saat

ini belum diinventarisasi, digali, dikelola dan dikembangkan dengan baik. Salah

satu warisan budaya dan sejarah yang dimiliki Kota Magelang yang bernilai

tinggi adalah Prasasti Mantyasih sebagai salah satu bukti sejarah berdirinya Kota

Magelang. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk mengembangkan dan

mengelola kawasan Mantyasih sebagai kawasan sejarah dan budaya dengan

dengan baik.

Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian adalah peningkatan kualitas

sumber daya manusia seni dan budaya, pembinaan seni dan budaya serta tindak

lanjut dari program Ayo ke Magelang Tahun 2015 yaitu menuju Kota Budaya.

Pelestarian dan pengelolaan Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya perlu lebih

dioptimalkan, promosi seni dan budaya daerah perlu ditingkatkan dengan

memanfaatkan berbagai media dan tekhnologi informasi. Selain itu perlu

diantisipasi terjadinya degradasi nilai-nilai moral, etika, budaya dan jati diri

bangsa sebagai akibat pengaruh kebudayaan asing yang tidak sesuai dengan

budaya bangsa dan berpotensi merusak tatanan norma dan budaya bangsa.

Page 108: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 108

18) Kepemudaan dan Olahraga

Urusan kepemudaan dan Olahraga mendapatkan alokasi anggaran sebesar

Rp 3.605.440.000,- dan terserap sejumlah Rp 2.921.735.228,-. Kinerja urusan

kepemudaan dan olah raga diindikasikan dari 9 indikator yang terdistribusi

dalam 4 program dengan capaian kinerja sampai dengan Triwulan IV tahun 2014

sebagaimana terlihat pada tabel di bawah ini:

Tabel II.66

Target Indikator Urusan Kepemudaan dan Olahraga Tahun 2014,

Dan Realisasi Pencapaian Hingga Triwulan IV Tahun 2014

NO URAIAN TARGET

2014 CAPAIAN

2014 TARGET

2015 KET

Program Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Pemuda

1 Jumlah kegiatan kepemudaan 16 16 20 Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan

1 Jumlah organisasi pemuda 29 31 30 Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga

1 Jumlah klub olahraga 174 169 180 2 Jumlah organisasi olahraga 33 32 35 3 Jumlah even/ kegiatan olahraga yang

diselenggarakan 25 30 30

4 Jumlah prestasi olah raga dalam even nasional 43 3 50 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga

1 Jumlah gedung olah raga 28 28 29 2 Gelanggang/ balai remaja (selain milik swasta) 0 0 0 3 Jumlah lapangan olah raga 245 240 250

Sumber : Disporabudpar

Keterangan:

: Sudah tercapai/melampaui (Realisasi hingga TW IV tahun 2014 ≥ 100% target 2014)

: Akan tercapai (Realisasi hingga TW IV tahun 2014 >50% target tahun 2015)

: Perlu Upaya keras (Realisasi hingga TW IV tahun 2014 ≤ 50% target tahun 2015)

Berdasarkan tabel di atas, sampai dengan akhir triwulan IV tahun 2014,

dari 9 indikator, hanya 5 indikator yang telah tercapai atau melampaui target

tahun 2014, sedangkan sisanya yaitu 4 indikator lainnya tidak mencapai target.

Keempat indikator yang tidak mencapai target tersebut termasuk dalam bidang

olahraga. Dari keempat target yang tidak tercapai tersebut, apabila dihadapkan

pada target tahun 2015, terdapat 2 indikator optimis akan tercapai sedangkan 2

indikator lainnya perlu upaya keras untuk mencapainya.

Indikator bidang olahraga yang optmis akan tercapai pada tahun 2015

adalah jumlah klub olahraga, jumlah organisasi olahraga, dan jumlah gedung

olah raga. Sedangkan indikator yang memerlukan upaya keras diantaranya

jumlah prestasi olah raga dalam even nasional dan jumlah lapangan olah raga.

Jumlah prestasi olah raga dalam even nasional pada tahun 2014 hanya tercapai

3 buah, jauh dari target 2014 sebanyak 43 buah dan juga target 2015 sebanyak

50 buah. Jumlah lapangan olahraga pada tahun 2014 sebanyak 240 terpaut 5

buah dari target tahun 2014 dan 10 buah dari target tahun 2015. Walaupun

Page 109: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 109

capaian tahun 2014 hanya kurang 10 buah dari target tahun 2015, namun perlu

upaya keras untuk mewujudkannya mengingat keterbatasan lahan Kota

Magelang.

Berbagai permasalahan yang berpotensi menjadi kendala dalam

pembangunan bidang kepemudaan adalah masih rendahnya partisipasi pemuda

dalam pembangunan daerah disebabkan rendahnya tingkat pendidikan dan

ketrampilan, daya tangkal, kepedulian terhadap masalah-masalah

pembangunan, keterbatasan akses dan kemitraan, serta lemahnya lembaga

pemuda. Penyalahgunaan narkoba dan obat-obatan terlarang di kalangan

pemuda juga merupakan permasalahan krusial yang harus ditanggulangi.

Demikian pula sarana prasarana kepemudaan di Kota Magelang yang masih

kurang mendukung kegiatan kepemudaan.

Permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan bidang olah raga adalah

belum optimalnya prestasi olahraga disebabkan lemahnya pembibitan,

pembinaan, pemanduan dan pemasyarakatan olahraga serta tidak adanya

penelitian dan pengembangan keolahragaan. Masih rendahnya kualitas dan

kapasitas sumber daya manusia dan kelembagaan olah raga, kurangnya

kuantitas dan kualitas sarana prasarana olah raga juga menjadi penghambat

dalam pembangunan bidang olah raga.

19) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

Alokasi anggaran untuk penanganan urusan Kesatuan Bangsa dan Politik

Dalam Negeri Anggaran APBD sebesar Rp 5.668.139.000,- dengan serapan

sebesar Rp 4.713.324.000,- digunakan untuk mendukung terciptanya suasana

kondusif di Kota Magelang. Keamanan dan ketertiban ditunjukkan oleh indikator-

indikator di bawah ini:

Tabel II.67 Target dan Realisasi Indikator Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

Tahun 2014

INDIKATOR TARGET

2014 REALISASI

2014 TARGET

2015 KET

1 Frekuensi kegiatan Forum Persaudaraan Bangsa Indonesia (FPBI)

2 3 2

2 Frekwensi dialog antara warga masyarakat dengan Forum Pimpinan Daerah

2 1 2

3 Persentase partisipasi masyarakat dalam Pemilu, Pilpres, Pilkada (pembinaan politik daerah) 74,67% 79,21% 79,21

Blm ada

pilpres/ pilkada

4 Jumlah ormas yang mengikuti kegiatan wawasan kebangsaan di tingkat Provinsi dan Nasional

25 26 15

5 Frekuensi koordinasi FKUB dan dialog antar umat agama

3 4 3

6 Angka kriminalitas yang tertangani 14% 8,20% 14%

7 Jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk 4 5 7

8 Jumlah Linmas per 10.000 penduduk 83,85 59.38 84,62

9 Petugas Linmas di Kota 800 782 1100

10 Jumlah Pos Kamling aktif per jumlah Kelurahan 13 15,41 13

11 Penegakan Perda dan Peraturan KDH yang

berkaitan dengan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat

9 5 10

12 jumlah aparat yg mendapatkan diklat 150

Page 110: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 110

INDIKATOR TARGET

2014 REALISASI

2014 TARGET

2015 KET

linmas/ kamtibmas/SAR

Satpol PP

295

55

295

55

13 Tersedianya Satlinmas inti penanggulangan bencana

(pelatihan tenaga pengendali bencana)

62 62 90

14 Cakupan pelayanan bencana kebakaran Kota 1

mobil:26000 2 mobil: 26000

1

mobil:26000

15 Tingkat waktu tanggap daerah layanan Wilayah Manajemen Kebakaran

100% 100% 100%

Keterangan :

: Tercapai / melampaui ( Realisasi tahun 2014≥100% target 2014 atau ≥100% target RPJMD)

: Akan tercapai (Realisasi tahun 2014>80% target 2014 atau>80% Target RPJMD)

: Perlu Upaya keras (Realisasi tahun 2014 ≤ 80% target 2014 atau ≤ 80 % target RPJMD)

Pembangunan di bidang keamanan dan ketertiban masyarakat menghadapi

tantangan yang cukup berat terutama dalam hal menghadapi ancaman dan

perubahan tuntutan dan dinamika perkembangan masyarakat yang begitu cepat

seiring dengan perubahan social politik dalam negeri yang membawa implikasi

dalam segala bidang kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat.

Tantangan-tantangan yang dihadapi dalam rangka menciptakan dan

mempertahankan stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat adalah

kemungkinan menghindari konflik regional, dan pengaruh negative dari luar

yang semakin terbuka dikarenakan era globalisasi dan keterbukaan di berbagai

bidang kehidupan, sehingga kesadaran bela Negara dan wawasan kebangsaan

perlu ditingkatkan dan dipahami oleh semua komponen masyarakat secara lebih

efektif dan efisien.

Terciptanya stabilitas keamanan daerah merupakan persyaratan harus

dipenuhi, bagi terselenggaranya proses pembangunan daerah. Adanya

kerawanan dan masalah sosial akan berdampak negatif terhadap kehidupan

masyarakat dan jalannya pelaksanaan pemerintahan daerah. Selain itu, suasana

ketidakamanan dan ketidaktertiban juga berpotensi melahirkan berbagai

penyakit masyarakat seperti, kriminalitas, penyalahgunaan narkoba, minuman

keras, perjudian, pelacuran, premanisme, dan sebagainya. Untuk memantapkan

iklim sejuk dan kondusif di Kota Magelang, adanya kerjasama antara Pemerintah

dan masyarakat untuk bersama - sama menciptakan suasana yang kondusif.

Tindakan penegakan hukum dan operasi penertiban yang dilakukan selama ini

secara simultan juga dibarengi dengan langkah-langkah alternatif solusi lewat

pembinaan dan pemberdayaan secara konstruktif dengan melibatkan berbagai

unsur atau lembaga terkait.

Adapun jumlah personil SATPOL PP yang ada 58 orang, artinya bahwa Dari

data tersebut dapat dihitung bahwa setiap 10.000 penduduk Kota Magelang

dilayani oleh kurang lebih 4 personil SATPOL PP.

Jumlah personil Perlindungan Masyarakat (Linmas) se-Kota Magelang pada

Tahun 2014 adalah sebanyak 782 orang. Sementara target pada tahun 2014

sebanyak 800 personil. Apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk pada

Page 111: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 111

tahun 2014 maka, cakupan pelayanan yang diberikan petugas Linmas di Kota

Magelang per 10.000 penduduk adalah sebesar 59,38 %. Adapun makna dari

cakupan indikator tersebut adalah dari 10.000 penduduk Kota Magelang

terlayani oleh kurang lebih 60 personil linmas. Aparat Linmas yang ada di

masyarakat memiliki tugas utama sebagai pengendali keamanan dan

kenyamanan lingkungan.

Pemerintah berkewajiban untuk memberikan rasa aman kepada

masyarakat di wilayahnya. Pemenuhan rasa aman akan berdampak positif pada

proses pembangunan di berbagai sektor. Rasa aman yang dibutuhkan

masyarakat adalah rasa aman dari segala bentuk kerawanan dan masalah sosial

berupa berbagai penyakit sosial serta rasa aman dari adanya bencana alam. Hal

lain yang sangat penting untuk diwaspadai dari waktu ke waktu adalah adanya

ancaman konflik yang bersifat SARA, dan bahaya laten lain dengan daya

destruktif yang luas.

Dari itulah maka kebijakan dan perencanaan termasuk penganggaran ke

depannya diorientasikan kepada satu upaya pencegahan yang dilakukan adalah

dengan penguatan KOMINDA (Komunitas Intelijen Daerah) dan berbagai macam

forum komunikasi antara lain Forum Komunikasi Kewaspadaan Dini Masyarakat

(FKDM), Forum Komunikasi Lintas Beragama (FKLB) dan Forum Persaudaraan

Bangsa Indonesia (FPBI). Dalam rangka mewujudkan kondisi daerah yang aman

dan nyaman perlu adanya dukungan dari seluruh masyarakat yang didasari oleh

adannya kesadaran dalam berwawasan kebangsaan.

Program perencanaan pada tahun-tahun mendatang juga sudah

seharusnya menyertakan pendidikan politik bagi semua elemen masyarakat.

Kesadaran politik yang tinggi mengindikasikan dan memberi implikasi pada

pemenuhan kebutuhan hak dan kewajiban politik warga dalam konteks

penguatan konsilidasi politik di daerah.

20) Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan

Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan

Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian dengan alokasi

anggaran Tahun 2014 sebesar Rp75.303.602.000,- yang berasal dari APBD Kota

Magelang, dan DBHCHT, terserap sebesar Rp 55.928.394.248,-. Berikut ini

target indikator Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi

Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Tahun 2014

dan realisasinya ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel II.68 Target dan RealisasiIndikatorUrusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum,

Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Tahun 2014

INDIKATOR TARGET

2014 REALISASI

2014 TARGET

2015 KET

1 Hasil opini BPK untuk laporan keuangan WDP WDP WTP

2 Tingkat capaian kinerja pemerintah kota Sangat baik Sangat baik Sangat baik

3 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) memuaskan memuaskan Memuaskan

4 Penyederhanaan prosedur pelayanan publik 100% 100% 100%

Page 112: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 112

INDIKATOR TARGET

2014 REALISASI

2014 TARGET

2015 KET

5 Ketersediaan Standar Operasional Prosedur bidang perizinan dan pelayanan umum

100% 100% 100%

6 Penyelesaian aduan masyarakat 100% 100% 100%

7 Tingkat kompetensi aparataur 91% 83,18% 90%

8 Tingkat pelanggaran etika aparat

- Persentase PNS yang mendapat hukuman disiplin 7,38% 0,06% 2%

- Persentase Rata-rata tingkat kehadiran PNS dalam 1 Tahun

95,5% 98% 96%

- Penanganan kasus pelanggaran disiplin PNS 20 orang 10 orang 15 orang

9 Jumlah & jenis peraturan yang mengatur

penyelenggaraan pelayanan publik yang dikeluarkan daerah

3 3 3

10 Tingkat penyelesaian permasalahan hukum 100% 100% 100%

11 Jumlah Perda/ Raperda yang mengakomodasi masukan masyarakat

12 5 35

12 Jumlah dengar pendapat dengan masyarakat dalam penyusunan Perda

4 kali 5 kali 20 kali

13 Ditetapkannya Perda APBD tepat waktu Tepat waktu Tepat waktu Tepat waktu

14 Ditetapkannya dokumen perencanaan sesuai peraturan yang berlaku (RPJM, RKPD)

sesuai Sesuai sesuai

15 Kesesuaian kelembagaan SKPD dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku

Sesuai Sesuai Sesuai

16 Rasio dana DAK, TP, Dekonsentrasi dan dana hibah serta dana bantuan lainnya terhadap total APBD

17% 16% 18%

17 Jumlah asset daerah yang dikelola pihak lain. 17% 19% 25%

18 Rasio nilai asset daerah yang dikelola 75% 75% 80%

19 Jumlah kerjasama dengan lembaga keuangan 2 4 3

20 Jumlah kerjasama dengan swasta Ada Ada Ada

21 Jumlah dan jenis bank dan cabang 54 35 55

22 Jenis dan jumlah perusahaan asuransi dan cabang 11 5 11

23 Jumlah dan macam pajak 7 10 9

24 Jumlah dan macam restribusi Daerah 3 3 3

25 Jumlah dan jenis kerjasama antar daerah yang berhasil dijalin

3 3 3

Keterangan :

: Tercapai / melampaui ( Realisasi tahun 2014≥100%target 2014 atau ≥100%target RPJMD)

: Akan tercapai (Realisasi tahun 2013>80%target 2013 atau>80% Target RPJMD)

: Perlu Upaya keras (Realisasi tahun 2014 ≤ 80% target 2014 atau ≤ 80 % target RPJMD)

21) Ketahanan Pangan

Penyelenggaraan pembangunan ketahanan pangan di Kota Magelang

berkaitan erat dengan sektor pertanian. Ketersediaan pangan di Kota Magelang

sangat bergantung pada hasil produksi pangan daerah sekitarnya. Hal ini

disebabkan karena maraknya alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian,

untuk kebutuhan perumahan, industry dan sarana prasarana umum. Selain itu

juga belum ada regulasi daerah yang mengatur tentang perlindungan lahan

pertanian, sehingga ketersediaan pangan asal Kota Magelang belum dapat

sepenuhnya terwujud. Alokasi anggaran pada urusan ini adalah Rp

422.097.000,- dan terserap sejumlah Rp 144.692.650,-. Berikut ini capaian

kinerja penyelenggaraan pembangunan urusan ketahanan pangan tahun 2014 di

Kota Magelang:

Page 113: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 113

Tabel II.69

Target dan Realisasi Kinerja Urusan Ketahanan Pangan Tahun 2014

NO INDIKATOR TARGET

2014 REALISASI

2014 TARGET

2015 KET

1. Adanya regulasi ketahanan pangan Ada ada Ada

2. Ketersediaan pangan utama 100% 100 % 100%

3. Tingkat kerawanan pangan dan gizi Tidak ada Tidak ada Tidak ada

4. Ketersediaan dan cadangan pangan:

a. Ketersediaan energi Kkal/kap/th 2200 2345,2 2090

b. Ketersediaan protein gram/kap/ tahun 57 64,13 57

5. Distribusi dan akses pangan:

a. Ketersediaan informasi pasokan harga dan akses pangan daerah

87% 96% 90%

b. Stabilitas harga dan pasokan pangan 88% 100% 100%

6. Penganekaragaman dan keamanan pangan:

a. Skor Pola Pangan Harapan (PPH) 94 94,5 95

b. Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan

0 0 0

7. Penanganan kerawanan pangan :

a. Penanganan daerah rawan pangan 100% 100% 100%

Keterangan :

: Tercapai / melampaui ( Realisasi tahun 2012 ≥ 100% target 2012 atau ≥ 100% target RPJMD) : Akan tercapai (Realisasi tahun 2012 >80% target 2012 atau > 80% Target RPJMD)

: Perlu Upaya keras (Realisasi tahun 2012 ≤ 80% target 2012 atau ≤ 80 % target RPJMD)

Tabel diatas menunjukkan bahwa target indikator RPJMD urusan ketahanan

pangan tahun 2014 telah tercapai. Selanjutnya mengacu pada Undang-undang

nomor 18 tahun 2012, guna memenuhi kebutuhan dan konsumsi pangan bagi

masyarakat, rumah tangga dan perseorangan secara berkelanjutan, maka perlu

dilakukan upaya-upaya:

a. mengembangkan Produksi Pangan yang bertumpu pada sumber daya,

kelembagaan, dan budaya lokal;

b. mengembangkan efisiensi sistem usaha Pangan;

c. mengembangkan sarana, prasarana, dan teknologi untuk produksi,

penanganan pascapanen, pengolahan, dan penyimpanan Pangan;

d. membangun, merehabilitasi, dan mengembangkan prasarana Produksi

Pangan;

e. mempertahankan dan mengembangkan lahan produktif; dan

f. membangun kawasan sentra Produksi Pangan

Disamping itu Pemerintah juga berkewajiban mengelola stabilisasi pasokan

dan harga Pangan Pokok, mengelola cadangan Pangan Pokok Pemerintah, dan

distribusi Pangan Pokok untuk mewujudkan kecukupan Pangan Pokok yang aman

dan bergizi bagi masyarakat.

Tabel II.70

Ketersediaan Pangan Hasil Pertanian Kota Magelang

No Jenis Pangan Hasil

Pertanian

Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

1. Padi (ton) 2.750 2.799 2.847 3.131,98 3.272

2. Jagung (ton) 10 12,7 12,80 19,50 -

3. Ketela Pohon (ton) 42 140 155 126 148,96

4. Daging Ruminansia (kg) 958.902 898.568 686.220 604.292 668.122

Page 114: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 114

No Jenis Pangan Hasil

Pertanian

Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

5. Daging Unggas (kg) 264.291 1.374.513 1.109.797 712.017 3.022.127

6. Susu (lt) 28.270 21.867 28.270 36.432 86.410

7. Telur (kg) 84.662 1.467.144 80.972 44.020 1.130.960

Sumber: DDA Kota Magelang 2009, 2010, 2011, 2012, 2013

Keberadaan lahan sawah di Kota Magelang dari tahun ke tahun semakin

menurun akibat alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian untuk

kebutuhan perumahan, industri perdagangan, dan fasilitas umum lainnya. Pada

tahun 2008 luas lahan sawah di Kota Magelang adalah sebesar 211,73 ha namun

pada tahun 2013 luas lahan sawah semakin berkurang sebesar 0,96% atau

menjadi 209,70 ha. Maraknya alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian,

serta belum adanya kebijakan Pemerintah Daerah untuk melindungi lahan

pertanian pangan berkelanjutan tentunya akan berdampak buruk bagi ketahanan

pangan di Kota Magelang.

Tabel II.71

Kebutuhan Pangan Penduduk Kota Magelang Tahun 2012-2013

Kelompok Pangan Konsumsi

(kg/kap/thn)

Kebutuhan Pangan Penduduk

Kota Magelang (Kg) Pertumbuhan

(%) 2012 2013

1. Padi-padian

a. Beras 93.32 12,052,371.32 11,174,323.44 (7,29)

b. Jagung 0.45 58,117.95 53,883.90 (7,29)

c. Terigu 11.54 1,490,402.54 1,381,822.68 (7,29)

2. Umbi-umbian

a. Singkong 7.12 919,555.12 852,563.04 (7,29)

b. Ubi Jalar 1.57 202,767.07 187,994.94 (7,29)

c. Kentang 1.19 153,689.69 142,492.98 (7,29)

d. Sagu 0.01 1,291.51 1,197.42 (7,29)

e. Umbi lainnya 0.08 10,332.08 9,579.36 (7,29)

3. Pangan Hewani

a. Daging ruminansia 1.73 223,431.23 207,153.66 (7,29)

b. Daging unggas 4.14 534,685.14 495,731.88 (7,29)

c. Telur 6.00 774,906.00 718,452.00 (7,29)

d. Susu 2.24 289,298.24 268,222.08 (7,29)

e. Ikan 8.92 1,152,026.92 1,068,098.64 (7,29)

4. Minyak dan Lemak

a. Minyak kelapa 0.42 54,243.42 50,291.64 (7,29)

b. Minyak sawit 6.89 889,850.39 825,022.38 (7,29)

c. Minyak lainnya 0.09 11,623.59 10,776.78 (7,29)

5.Buah/Biji Berminyak

a. Kelapa 1.70 219,556.70 203,561.40 (7,29)

b. Kemiri 0.44 56,826.44 52,686.48 (7,29)

6. Kacang-kacangan

a. Kedelai 9.81 1,266,971.31 1,174,669.02 (7,29)

b. Kacang tanah 0.30 38,745.30 35,922.60 (7,29)

c. Kacang hijau 0.39 50,368.89 46,699.38 (7,29)

d. Kacang lain 0.02 2,583.02 2,394.84 (7,29)

7. Gula

a. Gula pasir 7.99 1,031,916.49 956,738.58 (7,29)

b. Gula merah 1.52 196,309.52 182,007.84 (7,29)

8. Sayur dan Buah

Page 115: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 115

Kelompok Pangan Konsumsi

(kg/kap/thn)

Kebutuhan Pangan Penduduk

Kota Magelang (Kg) Pertumbuhan

(%) 2012 2013

a. Sayur 54.95 7,096,847.45 6,579,822.90 (7,29)

b. Buah 21.61 2,790,953.11 2,587,624.62 (7,29)

9. Lain-lain

a. Minuman 20.85 2,692,798.35 2,496,620.70 (7,29)

b. Bumbu-bumbuan 3.71 479,150.21 444,242.82 (7,29)

Sumber : Hasil Susenas, 2009, diolah UPTB KP

Standar Pelayanan Minimal (SPM) urusan ketahanan pangan meliputi: 1)

Ketersedian dan cadangan pangan, 2) Distribusi dan akses pangan, 3)

Penganekaragaman dan keamanan pangan, dan 4) Penanganan kerawanan

pangan.

22) Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Pemberdayaan masyarakat secara umum dipandang sebagai sebuah proses

untuk mendorong masyarakat meningkatkan kemandirian dalam

mengembangkan perkehidupan mereka, khususnya bagi mereka yang kurang

memiliki akses ke sumber daya pembangunan. Upaya pemberdayaan

masyarakat dapat dicapai dengan menciptakan suasana yang memungkinkan

potensi masyarakat berkembang (enabling), memperkuat potensi atau daya

yang dimiliki oleh masyarakat (empowering) dengan langkah-langkah positif

yang nyata. Dengan kata lain, salah satu kunci dari pemberdayaan masyarakat

adalah menciptakan kondisi yang memungkinkan masyarakat untuk

berpartisipasi aktif dalam proses perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.

Upaya pemberdayaan masyarakat secara nyata dan masif terlihat pada

tahun 2007 saat pemerintah secara nasional meluncurkan Program

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) sebagai upaya penanggulangan kemiskinan

berbasis masyarakat. Sejak tahun 2008, PNPM Mandiri Perkotaan dimulai di Kota

Magelang. Selain PNPM, pemerintah mengintesifkan pembinaan terhadap

lembaga-lembaga kemasyarakatan di kelurahan, seperti misalnya PKK dan LPM,

sebagai upaya empowering masyarakat untuk mencapai mewujudkan

pemberdayaan masyarakat.

Alokasi anggaran untuk urusan pemberdayaan masyarakat dan desa di

Kota Magelang sebesar Rp 4702142000,- dengan penyerapan sebesar Rp

1.681.924.477,-. Terdapat 3 indikator dalam urusan ini yaitu rata-rata jumlah

kelompok binaan lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM), rata-rata jumlah

kelompok binaan PKK, dan jumlah LSM yang ada di Kota Magelang. Capaian

kinerja untuk masing-masing indikator pada tahun 2014 terlihat pada tabel

berikut:

Tabel II.72

Target dan Realisasi Udikator Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

NO URAIAN Target 2014

Realisasi Target 2015

Keterangan

1 Rata – rata jumlah kelompok binaan lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM)

65% 65% 4 ●

2 Rata – rata jumlah kelompok binaan PKK 44.11% 44.11% 7 ●

Page 116: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 116

3 Jumlah LSM yang ada di Kota Magelang 17 17 18 ●

Dari 3 indikator yang ada, hanya 1 indikator yang belum mencapau target

yaitu jumlah LSM yang dilihat dari jumlah LSM yang aktif di Kota Magelang. LSM

sebenarnya memiliki peran penting untuk membuka akses bagi masyarakat

dalam penyusunan kebijakan yaitu untuk menjamin proses yang partisipatif,

transparan, dan akuntabel. Dapat dikatakan bahwa absennya LSM menjadi celah

kelemahan dalam upaya mewujudkan pemberdayaan masyarakat, karena LSM

merupakan wadah bagi masyarakat untuk menyuarakan aspirasi mereka, dan

upaya mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance) yang

mensyaratkan adanya partisipasi dan transparansi publik.

23) Statistik

Alokasi anggaran untuk Urusan Statistik pada Tahun Anggaran 2014

sebesar Rp 336.704.000,- yang bersumber dari APBD Kota Magelang, dengan

serapan sebesar Rp 317.157.150,-. Adapun target indikator Urusan Statistik

Tahun 2014 dan adalah adanya Buku Daerah Dalam Angka dan Buku PDRB Kota

Magelang sebagaimana tampak sebagai berikut:

Tabel II.73 Target dan Realisasi Indikator Urusan Statistik Tahun 2014

INDIKATOR TARGET

2014 REALISASI

2014 TARGET

2015 KET

1 Tersedianya dokumen data/ informasi/ statistik daerah:

- Buku Daerah dalam Angka ada ada ada

- Buku PDRB Kota ada Ada. ada

Keterangan :

: Tercapai / melampaui ( Realisasi tahun 2014≥100%target 2014 atau ≥100%target RPJMD)

: Akan tercapai (Realisasi tahun 2014>80%target 2014 atau>80% Target RPJMD)

: Perlu Upaya keras (Realisasi tahun 2014 ≤ 80% target 2014 atau ≤ 80 % target RPJMD)

24) Kearsipan

Urusan Kearsipan dengan alokasi anggaran Tahun 2014 sebesar Rp

342.568.000,- yang berasal dari dana APBD Kota Magelangdengan serapan

sebesar Rp 333.167.550,-. Dibawah ini target dan capaian indikator Urusan

Kearsipan Tahun 2014:

Tabel II.74 Target dan RealisasiIndikator Urusan Kearsipan Tahun 2014

INDIKATOR TARGET

2014 REALISASI

2014 TARGET

2015 KET

1 Persentase SKPD yang melaksanakan arsip baku 65% 65% 100%

2 Peningkatan SDM pengelola kearsipan 45% 45% 60%

3 Terlaksananya penyelamatan dan pelestarian dokumen/ arsip daerah

80% 80% 100%

4 Terpeliharanya sarana dan prasarana kearsipan 70% 70% 85%

Keterangan :

: Tercapai / melampaui ( Realisasi tahun 2014≥100%target 2014 atau ≥100%target RPJMD)

: Akan tercapai (Realisasi tahun 2014>80%target 2014 atau > 80% Target RPJMD)

: Perlu Upaya keras (Realisasi tahun 2014 ≤ 80% target 2014 atau ≤ 80 % target RPJMD)

Page 117: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 117

25) Komunikasi dan informatika

Alokasi anggaran untuk Urusan Komunikasi dan Informatika Tahun 2014

sebesar Rp 2.788.354.000,- bersumber dari APBD Kota Magelang dengan

serapan anggaran sebesar Rp 2.438.410.947,-. Target dan capaian indikator

Urusan Komunikasi dan Informatika Tahun 2014 sebagai berikut :

Tabel II.75 Target dan Capaian Indikator Urusan Komunikasi dan Informatika

Tahun 2014

INDIKATOR TARGET

2014 REALISASI

2014 TARGET

2015 KET

1 e-Government

- e-Procurement (LPSE) 90% 100% 100% - Jumlah SKPD yang menggunakan Sistem

Informasi 46 46 46

- Jumlah SKPD yang memiliki website 46 22 46 - WAN (Wide Area Network) setiap SKPD 60% 37% 75% - Penggunaan software legal/ OSS di setiap

SKPD 100% 24,68% 100%

2 Jumlah jaringan komunikasi operator dengan kondisi baik

8 buah 8 buah 15

3 Jumlah sarana penyedia informasi melalui media informasi

13 buah 13 buah 13

4 Jumlah Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) 14buah 13 buah 17 5 Rasio wartel/warnet terhadap penduduk 0,068% 0,045% 0,059 6 Tersedianya / Jumlah Hot Spot pada ruang

terbuka publik di Kota Magelang 3 20 5

Keterangan :

: Tercapai / melampaui ( Realisasi tahun 2014≥100%target 2014 atau ≥100%target RPJMD)

: Akan tercapai (Realisasi tahun 2014>80%target 2014 atau>80% Target RPJMD)

: Perlu Upaya keras (Realisasi tahun 2014 ≤ 80% target 2014 atau ≤ 80 % target RPJMD)

Dari beberapa indikator terkait dengan pelaksanaan Urusan Komunikasi

dan Informatika, dari target yang ditetapkan di Tahun 2014 ada beberapa

indikator yang perlu upaya keras agar mampu mencapai target RPJMD 2015

sebagaimana nampak pada tabel di atas. Jumlah penggunaan software

legal/OSS di setiap SKPD dan WAN (Wide Area Network) setiap SKPD harus

diupayakan sebagai prioritas utama.

Urusan Komunikasi dan informatika merupakan salah satu urusan wajib

yang berperan dalam rangka mensosialisasikan hasil – hasil pembangunan dan

sarana promosi daerah untuk menjaring investor masuk ke daerah sehingga

perlu di dukung oleh Sumber daya manusia yang berkompenten dan profesional

di bidangnya.

26) Perpustakaan

Urusan Perpustakaan dengan alokasi anggaran tahun 2014 sebesar Rp

2.251.008.000,- dengan sumber dana yang berasal dari APBD Kota

Magelangdengan serapan sebesar Rp 2.061.206.248,-. Berikut ini target dan

realisasi indikator Perpustakaan Tahun 2014:

Page 118: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 118

Tabel II.76 Target dan Realisasi Indikator Urusan Perpustakaan Tahun 2014

INDIKATOR

TARGET 2014

REALISASI 2014

TARGET 2015

KET

1 Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah 39500 41476 39.500

2 Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun 52.834 78483 58.834

3 Jumlah Perpustakaan 230 250 230

Keterangan :

: Tercapai / melampaui ( Realisasi tahun 2014≥100%target 2014 atau ≥100%target RPJMD)

: Akan tercapai (Realisasi tahun 2014>80%target 2014 atau > 80% Target RPJMD)

: Perlu Upaya keras (Realisasi tahun 2014 ≤ 80% target 2014 atau ≤ 80 % target RPJMD)

b. Fokus Urusan Pelayanan Pilihan

Analisis kinerja atas layanan urusan pilihan dilakukan terhadap indikator-

indikator kinerja penyelenggaraan urusan pilihan pemerintahan daerah yaitu bidang

urusan: (i) Pertanian, (ii) Kehutanan, (iii) Enegri dan Sumber Daya Mineral, (iv)

Pariwisata, (v) Kelautan dan Perikanan, (vi) Perdagangan, (vii) Perindustrian, dan

(viii) Ketransmigrasian. Gambaran dari masing-masing penjelasan urusan pilihan

tersebut adalah sebagai berikut:

1) Pertanian

Sektor Pertanian dengan alokasi anggaran tahun 2013 sebesar Rp

7.091.349.000,- dengan sumber dana APBD Kota Magelang dan sumber dana

lainnya dan serapan sebesar Rp 5.288.685.309,-.

Penyelenggaraan pembangunan pertanian yang diarahkan untuk

meningkatkan sumber daya petani melalui pelatihan yang dilakukan oleh Dinas

Pertanian, Peternakan, dan Perikanan telah mencapai target RKPD tahun 2014.

Target rasio petani terlatih di bidang pertanian, peternakan, dan perikanan

adalah 90%, terealisasi sebesar 90%.

Tabel II.77

Target dan Capaian Kinerja Urusan Pertanian

NO INDIKATOR TARGET

2014 REALISASI

2014 TARGET

2015 KET

1. Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB

2. Rasio petani terlatih di bidang pertanian 90% 90%

3. Rasio petani terlatih di bidang peternakan 90% 90%

Keterangan :

: Tercapai / melampaui ( Realisasi tahun 2014 ≥ 100% target 2014 atau ≥ 100% target RPJMD)

: Akan tercapai (Realisasi tahun 2014 >80% target 2014 atau > 80% Target RPJMD)

: Perlu Upaya keras (Realisasi tahun 2014 ≤ 80% target 2014 atau ≤ 80 % target RPJMD)

Berdasarkan monitoring dan evaluasi pelaksanaan RKPD 2014, ada

beberapa indikator kinerja program RPJMD yang targetnya akan sulit tercapai,

yaitu:

a. Jumlah produksi peternakan yang meliputi: daging, susu, dan produksi

perikanan kelompok tani;

b. Jumlah ternak yang diperiksa kesehatannya.

Pengembangan sektor pertanian di Kota Magelang dengan luas wilayah

Page 119: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 119

yang hanya 18,12 Km2 di tahun-tahun mendatang akan menghadapi kendala,

karena terbatasnya lahan pertanian seiring dengan tingginya laju alih fungsi

lahan pertanian. Oleh karena itu Pemerintah Kota Magelang perlu menetapkan

suatu wilayah sebagai lahan pertanian abadi.

Optimalisasi produksi peternakan di Kota Magelang dapat diupayakan

melalui peningkatan populasi ternak dengan menerapkan good farming

practice. Sementara peningkatan produksi perikanan dapat ditempuh melalui

pengembangan budidaya ikan di lahan milik masyarakat (termasuk pekarangan

rumah) dengan menggunakan: benih yang berkualitas, sarana dan prasarana

perbenihan yang memadai, serta terjaminnya siklus produksi perikanan di

masyarakat.

2) Kehutanan

Sektor Kehutanan Tahun 2014 dengan alokasi dana sebesar Rp

300.126.000,- dengan sumber dana APBD Kota Magelangdan DAK dengan

serapan anggaran sebesar Rp 280.996.650,-. Target dan Realisasi indikator

Urusan Kehutanan Tahun 2014 tampak sebagai berikut :

Tabel II.78 Target dan Realisasi Indikator Urusan Kehutanan Tahun 2014

INDIKATOR TARGET 2014 REALISASI 2014 TARGET 2015 KET

1 Rehabilitasi hutan dan lahan kritis 23 Ha 28 Ha 25 Ha

2 Konservasi kawasan hutan 71 Ha 69 Ha 71 Ha

3 Kerusakan kawasan hutan 2 Ha 1 Ha 0 Ha

Keterangan :

: Tercapai / melampaui ( Realisasi tahun 2014≥100%target 2014 atau ≥100%target RPJMD): Akan tercapai

(Realisasi tahun 2014 >80%target 2014 atau>80% Target RPJMD)

: Perlu Upaya keras (Realisasi tahun 2014 ≤ 80% target 2014 atau ≤ 80 % target RPJMD)

Satu-satunya hutan yang di Kota Magelang adalah hutan Gunung Tidar.

Realisasi indicator rehabilitasi hutan dan lahan kritis hutan Gunung Tidar (28%)

telah melebihi target RPJMD (23%). Konservasi kawasan hutan Gunung Tidar

yang dilakukan oleh Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perikanan telah

mencapai target RPJMD sebesar 69 Ha. Selanjutnya, pada tahun 2014 tidak

terjadi kerusakan kawasan hutan Gunung Tidar.

3) Energi dan Sumber Daya Mineral

Alokasi anggaran tahun 2014 untuk urusan energi dan sumber daya

mineral sebesar Rp 1.371.862.000,- dari sumber dana APBD KOTA MAGELANG

dengan serapan Rp 1.355.957.715,-. Kota Magelang sudah memiliki 4 buah

SPBU yang tersebar di tempat-tempat strategis yang dapat melayani kebutuhan

masyarakat dengan segera. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan gas elpiji

di Kota Magelang sudah ada SPBE 1 (satu) Buah.

4) Kelautan dan Perikanan

Alokasi dana Kelautan dan Perikanan Tahun 2014 sebesar Rp

811.163.000,- yang berasal dari APBD Kota Magelangdengan serapan sebesar

Rp 799.114.500,-. Target indikator Kelautan dan Perikanan yaitu Rasio petani

Page 120: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 120

perikanan terlatih tahun 2014 sebesar 70 % dengan capaian sebesar 80 %.Hal

yang perlu diperhatikan dalam kegiatan pembangunan tahun 2015 adalah

peningkatan SDM petani di bidang perikanan, peningkatan produksi perikanan,

dan pengembangan budidaya ikan di lahan sempit.

5) Perdagangan

Urusan Perdagangan pada tahun 2014 dialokasikan dana sebesar Rp

2.217.136.000,- dengan serapan sebesar Rp 1.851.324.799,-. Target dan

realisasi Indikator Urusan Perdagangan Tahun 2013 ditunjukkan pada tabel

dibawah ini :

Tabel II.79 Target dan realisasi Indikator Urusan Perdagangan Tahun 2014

INDIKATOR TARGET 2014 REALISASI 2014

TARGET 2015

KET

1 Jumlah sektor informal / PKL yang tertata 151 143 310

2 Jumlah kelembagaan PKL yang tertib administrasi

20 20 26

Keterangan :

: Tercapai / melampaui ( Realisasi tahun 2014≥100%target 2014 atau ≥100%target RPJMD)

: Akan tercapai (Realisasi tahun 2014 >80%target 2014 atau > 80% Target RPJMD)

: Perlu Upaya keras (Realisasi tahun 2014 ≤ 80% target 2014 atau ≤ 80 % target RPJMD)

Program pembinaan pedagang kakilima dan asongan, pada tahun 2014

realisasinya telah mencapai 143 PKL yang artinya belum mencapai target 151

PKL. Kondisi ini jika dirujuk ke target RPJMD 2011-2015 yang mentargetkan

310 PKL tertata, maka optimistis bahwa pada tahun 2015 akan tercapai. Untuk

indikator jumlah kelembagaan PKL yang tertib administrasi, tahun 2014 telah

mencapai 20 lembaga, sedangkan target yang ingin diraih di tahun 2015 adalah

26 lembaga. Maka harus ada penekanan terhadap kegiatan-kegiatan yang

mendukung pencapaian indikator tersebut.

6) Perindustrian

Dialokasikan dana Urusan Perindustrian Tahun 2014 sebesar Rp

789.851.000,- dengan serapan sebesar Rp 586.718.895,-. Target dan realisasi

indikator Urusan Perindustrian Tahun 2014 tampak pada tabel berikut:

Tabel II.80 Target dan Realisasi Indikator Urusan Perindustrian Tahun 2014

INDIKATOR TARGET 2014 REALISASI 2014 TARGET 2015 KET

1 Jumlah industri rumah tangga 2000 2190 2.150

2 Kontribusi sektor industri terhadap PDRB 5% 5% 5,5%

Keterangan :

: Tercapai / melampaui ( Realisasi tahun 2013≥100%target 2013 atau ≥100%target RPJMD)

: Akan tercapai (Realisasi tahun 2013>80%target 2013 atau > 80% Target RPJMD)

: Perlu Upaya keras (Realisasi tahun 2013 ≤ 80% target 2013 atau ≤ 80 % target RPJMD)

Indikator jumlah industri rumah tangga realisasinya telah mencapai

target. Berdasarkan data dari Dinas Koperasi, Perindustrian dan

PerdaganganKota Magelang pada Tahun 2014, pengembangan sektor industri,

Page 121: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 121

baik industri kecil maupun menengah dilakukan melalui pendekatan sentra,

klaster, kelompok usaha bersama (KUB) dan OVOP (one village one product).

7) Ketransmigrasian

Alokasi dana Urusan Ketransmigrasian Tahun 2014 sebesar Rp.

216.290.000,- dengan sumber dana dari APBD Kota Magelang dengan serapan

anggaran Rp. 185.543.300,-. Target dan realisasi Indikator Urusan

Ketransmigrasian Tahun 2014 seperti tampak pada tabel berikut:

Tabel II.81

Target dan Realisasi Indikator Urusan Ketransmigrasian Tahun 2014

No Uraian Target

2014

Realisasi 2014

Target 2015

Ket

1 Peserta transmigrasi yang dikirim 4 KK 4 KK

2 Jumlah sosialisasi transmigrasi 300 KK 300 KK 300 KK

Keterangan :

: Tercapai / melampaui ( Realisasi tahun 2014≥100%target 2014 atau ≥100%target RPJMD)

: Akan tercapai (Realisasi tahun 2014>80%target 2014 atau > 80% Target RPJMD)

: Perlu Upaya keras (Realisasi tahun 2014 ≤ 80% target 2014 atau ≤ 80 % target RPJMD)

Capaian indikator urusan ketransmigrasian pada Tahun 2014 ini telah

tercapai semua sesuai dengan yang ditargetkan.

Untuk indikator peserta transmigrasi yang dikirim Instansi

kabupaten/kota tidak bisa menargetkan karena lokasi tujuan transmigrasi dan

kuota ditentukan oleh Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI dalam hal

ini Ditjen Pembinaan Penyiapan Pemukiman dan Penempatan Transmigrasi

(P4T) pada tahun yang bersangkutan. Pada Tahun 2014, lokasi yang

ditetapkan adalah Kab. Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat dengan potensi

usaha kelapa sawit. Untuktarget pada tahun 2016 masih menunggu hasil

koordinasi antara pemerintah pusat dengan lokasi tujuan penempatan

transmigrasi di awal Tahun 2016.

Untuk indikator jumlah sosialisasi transmigrasi juga telah mencapai target

yang ditetapkan. Sosialisasi dimaksudkan untuk memberikan informasi

mengenai potensi lokasi transmigrasi agar minat, motivasi dan partisipasi

masyarakat masyarakat Kota Magelang untuk bertransmigrasi bisa muncul.

Selama ini penyuluhan dilaksanakan dalam lingkup kelurahan dengan

menghadirkan pemuka setempat dan masyarakat miskin, serta dengan

memanfaatkan teknologi informasi yang berkembang di masyarakat.

8) Pariwisata

Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor primadona karena mampu

menggerakkan sektor-sektor lainnya. Urusan Pariwisata dengan alokasi

anggaran Tahun 2014 sebesarRp 1.047.603.000,- bersumber dari APBD Kota

Magelang dengan serapan sebesar Rp 746.876.260,-. Kinerja urusan Pariwisata

diindikasikan dari 2 indikator yang termasuk dalam Program Pengembangan

Pemasaran Pariwisata dengan capaian sampai dengan triwulan II tahun 2014

sebagai berikut:

Page 122: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 122

Tabel II.82

Target Indikator Urusan Pariwisata Tahun 2014

Dan Realisasi Pencapaian hingga Triwulan IV Tahun 2014

NO URAIAN TARGET

2014

CAPAIAN

2014

TARGET

2015 KET

Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata

1 Jumlah kunjungan wisata 1.107.063 994.187 1.119.365

2 Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB 8% 3,5% 8% Sumber: Disporabudpar Kota Magelang

Keterangan:

: Sudah tercapai/melampaui (Realisasi hingga TW IV tahun 2014 ≥ 100% target 2014)

: Akan tercapai (Realisasi hingga TW IV tahun 2014 >70% target tahun 2015)

: Perlu Upaya keras (Realisasi hingga TW IV tahun 2014 ≤ 70% target tahun 2015)

Berdasarkan kondisi capaian kinerja sampai dengan triwulan IV tahun

2014 sebagaimana tabel di atas kinerja urusan pariwisata tergolong masih

rendah karena tidak mampu memenuhi target yang ditetapkan tahun 2014.

Apabila dihadapkan dengan target 2015, maka 1 target yaitu jumlah kunjungan

wisata optimis akan tercapai, sedangkan 1 target lainnya yaitu kontribusi sektor

pariwisata terhadap PDRB memerlukan upaya keras untuk memenuhi target.

Jumlah kunjungan wisata sampai dengan triwulan IV Tahun 2014 hanya

tercapai 994.187 wisatawan, atau terpaut 112.879 wisatawan dari target

1.107.063. Dengan demikian kinerja jumlah kunjungan wisata pada tahun 2014

hanya tercapai 89,80% dari target yang ditetapkan. Walaupun demikian apabila

dihadapkan pada target 2015, jumlah kunjungan wisata optimis dapat tercapai,

apalagi pada tahun 2015 dilaksanakan agenda Ayo Ke Magelang 2015 yang

dimeriahkan kurang lebih 115 event kebudayaan dan kesenian. Agenda Ayo Ke

Magelang Tahun 2015 dimulai dengan pencanangan “Ayo ke Magelang” pada

hari Kamis 1 Januari 2015 dini hari pukul 00.00 WIB bertepatan dengan

pergantian tahun baru yang dimeriahkan dengan berbagai atraksi budaya dan

kesenian serta pesta kembang api.

Demikian pula dengan kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB

capaiannya hanya sebesar 3,5% kurang dari 50% dari target 8% pada tahun

2014. Capaian kinerja indikator ini terpaut jauh dibandingkan dengan target

tahun 2015 sebesar 8% sehingga perlu upaya keras untuk mencapainya.

Berbagai kendala yang dihadapi dalam upaya pencapaian target pada

akhir tahun 2014 adalah rendahnya kunjungan wisata sebagai akibat lemahnya

promosi, informasi dan pemasaran pariwisata, kurang memadainya sarana dan

prasarana kepariwisataan, kurangnya kreativitas, kreasi, atraksi dan berbagai

fasilitas pendukung destinasi pariwisata, serta masih rendahnya sumber daya

manusia pengelola pariwisata. Disamping itu juga kurangnya inventarisasi dan

penggalian berbagai keunikan atau ciri khas Kota Magelang yang mampu

menarik wisatawan berkunjung. Berbagai keunikan tersebut bisa berupa

potensi pariwisata dan budaya Kota Magelang, dan juga even-even pariwisata

Page 123: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 123

maupun destinasi-destinasi pariwisata.

Pemasaran dan promosi kepariwisataan merupakan salah satu faktor yang

sangat krusial dalam peningkatan kunjungan wisatawan. Pemasaran pariwisata

perlu dilakukan bekerja sama dengan berbagai stake holder pariwisata, dan

bekerja sama dengan daerah/ kabupaten kota lain di sekitar Kota Magelang

yang mempunyai potensi wisata skala nasional dan internasional. Pemasaran

dan promosi pariwisata juga perlu dilakukan melalui penciptaan berbagai even-

even pariwisata dan pameran skala provinsi dan nasional, leaflet, booklet, dan

foto-foto. Di sisi lain, saat ini dalam pemasaran dan promosi pariwisata perlu

memanfaatan kemajuan teknologi informasi seperti melalui media televisi

maupun internet atau website agar dapat dikenal tidak hanya secara nasional

tetapi juga sampai ke luar negeri.

Permasalahan utama lainnya adalah tindak lanjut dari agenda Ayo Ke

Magelang pada tahun 2015. Pasca berakhirnya Agenda Ayo Ke Magelang Tahun

2015 perlu upaya untuk mempertahankan tingkat kunjungan wisata ke Kota

Magelang. Agenda Ayo Ke Magelang merupakan momentum peningkatan sektor

kepariwisataan di Kota Magelang, ke depan Kota Magelang perlu disiapkan

Menuju Kota Budaya. Berbagai sarana prasarana Kota Magelang yang sudah

dilengkapi, taman-taman yang dibangun dan dipercantik dalam rangka

mendukung city branding Magelang Kota Sejuta Bunga perlu terus

dipertahankan dan ditingkatkan untuk meningkatkan citra dan daya tarik Kota

Magelang. Disamping sarana prasarana, perlu pula peningkatan sumber daya

manusia, manajemen maupun promosi dan pemasaran dalam rangka

mengenalkan dan mempromosikan Kota Magelang tidak hanya pada level

regional, tetapi sampai ke tingkat internasional agar dapat mendatangkan

wisatawan sebanyak-banyaknya dari dalam maupun luar negeri serta dapat

meningkatkan daya tarik wisata Kota Magelang.

B. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai Tahun Berjalan dan

Realisasi RPJMD

Evaluasi hasil pelaksanaan RKPD tahun 2014 dan capaian kinerja

penyelenggaraan pemerintahan mencakup telaahan terhadap hasil evaluasi status dan

kedudukan pencapaian kinerja pembangunan daerah, berdasarkan rekapitulasi hasil

evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan RKPD tahun lalu dan realisasi RPJMD yang

bersumber dari telaahan hasil evaluasi pelaksanaan Renja SKPD tahun lalu dan

realisasi Renstra SKPD oleh masing-masing SKPD dan/atau dari laporan pertanggung

jawaban APBD menurut tahun-tahun yang berkenaan.

Evaluasi evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan daerah

meliputi seluruh program dan kegiatan yang dikelompokkan menurut kategori urusan

wajib/pilihan pemerintahan daerah, menyangkut realisasi capaian target kinerja

keluaran kegiatan dan realisasi target capaian kinerja program tahun lalu terhadap

RPJMD.

Page 124: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 124

Telaahan hasil evaluasi mencakup:

1. Realisasi program atau kegiatan yang tidak memenuhi target kinerja hasil atau

keluaran yang direncanakan.

2. Realisasi program atau kegiatan yang telah memenuhi target kinerja hasil atau

keluaran yang direncanakan.

3. Realisasi program atau kegiatan yang melebihi target kinerja hasil atau keluaran

yang direncanakan

4. Faktor-faktor penyebab tidak tercapainya, terpenuhinya atau melebihi target

kinerja program atau kegiatan

5. Implikasi yang timbul terhadap target capaian program RPJMD dan kinerja

pembangunan daerah

6. Kebijakan atau tindakan perencanaan dan penganggaran yang perlu diambil untuk

mengatasi faktor-faktor penyebab tersebut.

Setelah menguraikan deskripsi sub-bab ini dicantumkan tabel evaluasi

pelaksanaan program dan kegiatan RKPD tahun 2013 dan realisasi RPJMD sebagai

berikut:

Page 125: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 125

Tabel II.83

Evaluasi Hasil Pelaksanaan Perencanaan Daerah

Kota Magelang sampai dengan Tahun 2014

Kode

Bidang urusan/ Pogram

Indikator Kinerja (outcome)

Target Capaian Kinerja

RPJMD Tahun

2015

Capaian Kinerja Target dan Capaian Kinerja

Tahun 2014

Target Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD

SKPD Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2015

Target Rp capaian Rp

Capaian

Rp Capai

an Rp Target

Realisasi

Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (10) (11) (9) (14) (15) (16) (17) (18)

MISI KE 1

Program dan kegiatan pada setiap SKPD

1 Peningkatan sarana dan

prasarana aparatur

1. Rasio pemenuhan

sarana prasarana

perkantoran

100% 80%

15.618.779.000

100%

90% 95% 1.013.858

.497

100% 15.387.988.000

100% 15.387.988.000

Semua SKPD

1.25.

Urusan Wajib Komunikasi dan Informatika

1 Pengembangan komunikasi,

informasi, dan media masa

1. Penerapan e-Procurement

(LPSE)

100% 0%

123.935.000

75% 121.028.650

0% 80% 100%

100% 140.518.000

100% 140.518.000

Dishubkominfo

2. Penerapan e-Government yang

diukur dari:

a. Jumlah SKPD yang

menggunakan Sistem Informasi

46 SKPD 18SKPD

18 SKPD

18 SKPD

30 SKPD 46

46 SKPD 46 SKPD Dishubkominfo

b. SKPD yang memiliki website

46 SKPD 6SKPD 16SKPD

6 SKPD 24 SKPD 22 46 SKPD 46 SKPD didukung

semua SKPD

c. WAN (Wide Area Network)

setiap SKPD

75% 10%

10%

10 % 50% 37%

75% 75% Dishubkominfo

2 Fasilitasi peningkatan

sumber daya manusia bidang

komunikasi dan informasi

1. Penggunaan software legal/ OSS di setiap

SKPD

100% 40%

59.915.000

40%

40% 100% 23.346.15

0

100% 64.853.000

100% 64.853.000

Dishubkominfo

1.2 Urusan Wajib Statistik

Page 126: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 126

Kode

Bidang urusan/ Pogram

Indikator Kinerja (outcome)

Target Capaian

Kinerja RPJMD Tahun

2015

Capaian Kinerja Target dan Capaian Kinerja

Tahun 2014

Target Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD

SKPD Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2015

Target Rp capaian Rp

Capaian

Rp Capai

an Rp Target

Realisasi

Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (10) (11) (9) (14) (15) (16) (17) (18)

3

1 Pengembangan data/

informasi

Tersedianya dokumen data/ informasi/

statistik daerah:

138.657.

000

241.171.3

50

- Buku Daerah dalam Angka

ada ada Ada 74.507.2

00 ada ada ada

Ada Ada Kantor Litbang & Statistik

- Buku PDRB Kota ada ada

Ada 77.552.000

ada ada ada Ada Ada Kantor Litbang

& Statistik

1.24

Urusan Wajib Kearsipan

1 Peningkatan kualitas pelayanan

informasi

Persentase SKPD yang melaksanakan arsip baku

100% 35%

80.000.000

55% 24.240.500

60% 121.083.6

50 60% 65%

69.884.050

70% 253.000.000

70% 253.000.000

Kantor Perpus Daerah, Arsip &

Dokumentasi

Didukung semua SKPD

Peningkatan SDM

pengelola kearsipan

60% 25%

35%

35% 40% 45%

50% 50% Kantor Perpus Daerah, Arsip & Dokumentasi

Didukung semua SKPD

2 Penyelamatan dan

pelestarian dokumen/ arsip daerah

Terlaksananya penyelamatan dan pelestarian

dokumen/ arsip daerah

100% 35%

174.197.000

60% 49.999.800

60% 34.969.40

0 70% 80%

82.200.150

90% 224.537.000

90% 224.537.000

Kantor Perpus Daerah, Arsip

& Dokumentasi

Didukung

semua SKPD

3 Pemeliaraan rutin berkala sarana &

prasarana kearsipan

Terpeliharanya sarana dan prasarana kearsipan

85% 20%

50.000.000

50% 34.987.500

50 % 60% 70%

80% 80.000.000

80% 80.000.000

Kantor Perpus Daerah, Arsip &

Dokumentasi

Didukung semua SKPD

1.20

Urusan Wajib Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi

Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan

Persandian

Page 127: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 127

Kode

Bidang urusan/ Pogram

Indikator Kinerja (outcome)

Target Capaian

Kinerja RPJMD Tahun

2015

Capaian Kinerja Target dan Capaian Kinerja

Tahun 2014

Target Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD

SKPD Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2015

Target Rp capaian Rp

Capaian

Rp Capai

an Rp Target

Realisasi

Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (10) (11) (9) (14) (15) (16) (17) (18)

1 Peningkatan pengawasan sistem internal

dan pengendalian

pelaksanaan kebijakan

kepala daerah

Hasil opini BPK untuk Laporan Keuangan

WTP WDP

668.029.000

WDP 710.322.060

WDP 699.330.3

70 WDP WDP

661.748.160

WTP 1.048.304.000

WTP 1.048.304.000

Inspektorat

Didukung smeua SKPD

2 Program peningkatan pengembanga

n sistem pelaporan capaian

kinerja dan keuangan

Tingkat capaian kinerja pemerintah kota

Sgt baik Sgt baik

1.698.367.00

Sgt baik 298.012.150

Sangat baik

360.258.850

Sgt baik Sangat

baik

Sangat baik

2.514.852.000

Sangat baik

2.514.852.000

Setda

Di dikung

semua SKPD

3 Mengintensifkan penanganan pengaduan

masyarakat

Index Kepuasan Masyarakat (IKM)

Memuaskan

baik

653.838.000

Baik 78.453.600

memuaskan

114.203.800

Memuaskan

memuaskan

memuaskan

808.372.000

memuaskan

808.372.000

Setda

Ketersediaan Standar Operasional

Prosedur bidang perizinan dan pelayanan umum

100% 100%

100%

100 % 100%

100% 100% Setda

Penyelesaian aduan masyarakat

100% 100% 100%

100 % 100% 100 100% 100% Setda

4 Peningkatan Kapasitas Sumberdaya

Aparatur

Tingkat kompetensi aparatur

92% 83.61%

1.977.734.000

90% 157.008.200

91% 95.363.00

0

91%

91%

61.655.000

92% 1.683.837.000

92% 1.683.837.000

5 Program optimalisasi

pemanfaatan teknologi informasi

Penyederhanaan prosedur pelayanan publik

100% 100%

100% 152.733.650

100% 87.987.65

0

100%

100% 22.539.000

100% 22.539.000

Setda

Didukung smeua SKPD

1.10

Urusan wajib Kependudukan dan Catatan Sipil

1 Penataan administrasi

Rasio penduduk berKTP per satuan

100% 100% 998.967.

000

100% 875.786.600

88.88%

909.792.400

100% 90.1 1.052.675

.825

100% 100% Dispendukcapil

Page 128: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 128

Kode

Bidang urusan/ Pogram

Indikator Kinerja (outcome)

Target Capaian

Kinerja RPJMD Tahun

2015

Capaian Kinerja Target dan Capaian Kinerja

Tahun 2014

Target Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD

SKPD Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2015

Target Rp capaian Rp

Capaian

Rp Capai

an Rp Target

Realisasi

Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (10) (11) (9) (14) (15) (16) (17) (18)

kependudukan penduduk

Rasio bayi berakte kelahiran

100% 100% 100% 100%

100% 91

100% 100% Dispendukcapil

Rasio pasangan berakte nikah

100% 100% 100%

100% 100%

100% 100% Dispendukcapil

Kepemilikan KTP 100% 100%

100% 88.88

% 100%

100% 100% Dispendukcapil

Kepemilikan akta kelahiran per 1000 penduduk

691 733 790 860

813

847 847 Dispendukcapil

Penerapan KTP

Nasional berbasis NIK

ada ada

ada ada

ada

ada ada Dispendukcapil

1.20

Urusan Wajib Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi

Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan

Persandian

1 Peningkatan Disiplin Aparatur

Tingkat pelanggaran etika aparat yg mencakup:

716.449.

000

111.488.450 0.024

225.818.080

BKD

1. Persentase PNS yang mendapat hukuman disiplin

2% 0.15% 0.06%

0.14 7.38% 93.46 2.11% 2.11% BKD

2. Persentase Rata-rata tingkat

kehadiran PNS dalam 1 Tahun

96% 97.18%

98%

95.02%

95.50% 4

96% 96% BKD

3. Penanganan kasus pelanggaran

disiplin PNS

15 org 9 org

10org 10

orang 20 orang

15 org 15 org BKD

1.06

Urusan Wajib Perencanaan pembangunan

1 Perencanaan

Bidang Ekonomi

Dokumen Perencanaan Pembangunan

Bidang Ekonomi, Sosial dan Budaya, serta Fisik

30 dokumen

5 dokumen

70.000.0

00

11

dokumen

265.155.

500 6 dokum

en

710.984.200

6 dokumen

541.460.5

25

7

dokumen

75.770.0

00

7

dokumen

75.770.0

00

Bappeda

Didukung

semua SKPD

2 Perencanaan 25.000.0 480.568.5 842.111.8 27.060.0 27.060.0

Page 129: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 129

Kode

Bidang urusan/ Pogram

Indikator Kinerja (outcome)

Target Capaian

Kinerja RPJMD Tahun

2015

Capaian Kinerja Target dan Capaian Kinerja

Tahun 2014

Target Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD

SKPD Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2015

Target Rp capaian Rp

Capaian

Rp Capai

an Rp Target

Realisasi

Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (10) (11) (9) (14) (15) (16) (17) (18)

Bidang Sosbud Prasarana yang berkualitas (udate

dan valid)

00 00 94 00 00

3 Perencanaan Tata Ruang

251.300.

000

246.431.500

584.094.7

35

272.015.000

272.015.000

4 Perencanaan

Pembangunan Daerah

Dokumen RPJPD

yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

ada ada

1.045.12

8.00

Ada 258.071.

750

ada

617.337.550

ada

ada

1.158.228.300

ada 1.140.88

3.000

ada 1.140.88

3.000

Bappeda

Didukung

semua SKPD

Dokumen RPJMD yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

ada ada

Ada ada

ada

ada

Ada Ada Bappeda

Didukung

semua SKPD

Dokumen RKPD yang ditetapkan dengan Peraturan

Walikota

ada ada

Ada ada

ada

ada

Ada Ada Bappeda

Didukung

semua SKPD

Tingkat Konsistensi Penjabaran program RPJMD

kedalam RKPD

90% 90%

90%

90% 90%

90% 90% Bappeda

Didukung semua SKPD

Ditetapkannya dokumen

perencanaan sesuai peraturan yang berlaku (RPJM,

RKPD)

sesuai sesuai

sesuai

sesuai sesuai

sesuai sesuai Bappeda

Didukung semua SKPD

1.20

Urusan Wajib Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat

Daerah, Kepegawaian dan Persandian

1 Penataan peraturan perundang-undangan

Jumlah peraturan yang mengatur penyelenggaraan

pelayanan publik yang dikeluarkan daerah

50.000.000

942.004.210

1.030.572

.455 3 3

834.406.525

Setda

Jumlah dengar pendapat dengan masyarakat dalam

20 kali

4 kali 5

4 kali 4 kali Setda

Didukung Setwan

Page 130: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 130

Kode

Bidang urusan/ Pogram

Indikator Kinerja (outcome)

Target Capaian

Kinerja RPJMD Tahun

2015

Capaian Kinerja Target dan Capaian Kinerja

Tahun 2014

Target Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD

SKPD Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2015

Target Rp capaian Rp

Capaian

Rp Capai

an Rp Target

Realisasi

Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (10) (11) (9) (14) (15) (16) (17) (18)

penyusunan Perda

Jumlah Perda/ Raperda yang

mengakomodasi masukan masyarakat

60 raperda

r

27 buah

7 raperda

12

raperda 5

12 raperda

12 raperda

Setda

Didukung Setwan

Ditetapkannya Perda APBD tepat waktu

Tepat waktu

75%

Tepat waktu

Tepat waktu

tepat

Tepat waktu

Tepat waktu

DPPKD Didukung semua SKPD

Kesesuaian kelembagaan SKPD

dengan Peraturan Perundang-undangan yang

berlaku

sesuai sesuai

Sesuai

sesuai sesuai

sesuai sesuai Setda

Didukung semua SKPD

MISI 2

1.20

Urusan Wajib Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi

Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan

Persandian

1 Perencanaan Pembangunan Daerah

Rasio dana DAK, TP, Dekonsentrasi dan dana hibah serta

dana bantuan lainnya terhadap total APBD

18%

92.450.000

287.708.780

370.590.7

80 16% 16

61.763.000

18% 100.000.000

18% 100.000.000

Setda

2 Penataan Penguasaan, Penggunaan

dan Pemanfaatan Tanah

Rasio nilai asset daerah yang dikelola

80%

245.280.000

19% 140.227.200

274.739.2

00 70% 69

317.456.950

80% 265.498.000

80% 265.498.000

Setda didukung seluruh SKPD

3 Peningkatan dan Pengembangan

Pengelolaan Keuangan Daerah

Asset daerah yang dikelola pihak lain.

25%

3.466.863.000

19% 454.957.270

963.658.8

95

21%

19

25% 3.490.000.000

25% 3.490.000.000

setda

Jumlah kerjasama 3 1 4 Setda

Page 131: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 131

Kode

Bidang urusan/ Pogram

Indikator Kinerja (outcome)

Target Capaian

Kinerja RPJMD Tahun

2015

Capaian Kinerja Target dan Capaian Kinerja

Tahun 2014

Target Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD

SKPD Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2015

Target Rp capaian Rp

Capaian

Rp Capai

an Rp Target

Realisasi

Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (10) (11) (9) (14) (15) (16) (17) (18)

dengan lembaga keuangan

Jumlah kerjasama dengan swasta

ada

ada Ada

Jumlah dan dan jenis bank dan

cabang perusahaan asuransi

55 bank/BPR

11

asuransi

52 bank/BPR

11

asuransi

5

4 Peningkatan dan

pengembangan pengelolaan

keuangan daerah

Jumlah dan macam pajak

7 9

115.422.000

9 3.520.201.680

7 10

7 197.000.000

7 207.000.000

DPPKD

5 Program Peningkatan

Promosi dan Kerjasama

Investasi

Bertambahnya laju pertumbuhan investasi

358

259

118.134.500

100 237.821.200

272

125

358 172.960.722

358 172.960.722

KPM

Jumlah Perda yang mendukung iklim usaha

3 2

2 4 KPM

Nilai investasi

swasta

41,000,00

0,000

192.725.45

6.698

40,000,0

00,000

45.063.0

96.864

41.000.0

00.000

41.000.0

00.000

KPM

6 Program Peningkatan Kerjasama

Antar Pemerintah

Daerah

Jumlah dan jenis kerjasama antar

daerah yang berhasil dijalin

3

2 1

3 3 KPM

1.16

Urusan wajib Penanaman modal daerah

1 Program Peningkatan

Iklim Investasi dan Realisasi Investasi

Kenaikan/penurunan Nilai Realisasi PMDN

24.660.000.000

192.725.456.698

53.368.000

105.256.500

105.256.500

24.630.0

00.000 45.063.0

96.864

24.650.000.000

30.804.664

24.660.000.000

30.804.664

KPM

Didukung seluruh SKPD

Jumlah investor 199 PMDN:30 33 160 76 180 199 KPM

Page 132: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 132

Kode

Bidang urusan/ Pogram

Indikator Kinerja (outcome)

Target Capaian

Kinerja RPJMD Tahun

2015

Capaian Kinerja Target dan Capaian Kinerja

Tahun 2014

Target Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD

SKPD Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2015

Target Rp capaian Rp

Capaian

Rp Capai

an Rp Target

Realisasi

Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (10) (11) (9) (14) (15) (16) (17) (18)

berskala nasional (PMDN/PMA)

PMA:1 Didukung seluruh SKPD

Jumlah nilai investasi berskala nasional

(PMDN/PMA)

93,584,932,514

192.725.456.698

5872.546.376

66,002,0

05,036

93.584.932.415

93.584.932.514

KPM

Didukung

seluruh SKPD

Lama proses perijinan

2 hari

Bid ekonomi(2 s/d %

hari) Kesra (2

s/d 14

hari)pemb (2s/d 14

hari)

5 hari

5 hari 3 hari

2 hari 2 hari BP2T

2 Program Penyiapan Potensi

Sumber Daya, Sarana dan

Prasarana Daerah

Bertambahnya jumlah

pengembangan kawasan strategis

dan cepat tumbuh

3 3

7.506.000

1 23.880.000

1

2 10.989.535

3 10.989.535

KPM

Bappeda

PU

1.15

Urusan wajib Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

1 Program Pengembangan Sistem

Pendukung bagi Usaha Mikro Kecil

Menengah

Jumlah kerja sama PES (Payment for Ecological/

environment Services = imbal

jasa lingkungan

1 0

0 18.867.50

0 0 0 13.834.650

1 1 Diskoperindag

1.14

Urusan wajib tenaga kerja

1 Peningkatan kesempatan

kerja

Prosentase pencari kerja yang

ditempatkan

32% 66.05% 357.078.

000

30% 704.428.350

1.500.944.388

31% 1.467.692

.780

32% 586.000.000

32% 586.000.000

Disnakertransos

Rasio daya serap tenaga kerja

195301 1.567

13500

15500

17500 195301 KPM

Didukung seluruh SKPD

Sebaran informasi bursa kerja yang

17 kel 17 kel 17 kel

17 kel 17 kel 17 kel Disnakertranso

s

Page 133: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 133

Kode

Bidang urusan/ Pogram

Indikator Kinerja (outcome)

Target Capaian

Kinerja RPJMD Tahun

2015

Capaian Kinerja Target dan Capaian Kinerja

Tahun 2014

Target Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD

SKPD Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2015

Target Rp capaian Rp

Capaian

Rp Capai

an Rp Target

Realisasi

Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (10) (11) (9) (14) (15) (16) (17) (18)

terupdate

Jumlah wirausaha baru

25 orang 20 org 20 org

20 orang 25 org 25 org Disnakertranso

s

2 Peningkatan

kualitas dan produktifitas tenaga kerja

Tingkat partisipasi angkatan kerja

63,2% BPS

16.975.0

00

62.9% 340.403.

300

370.608.900

63.0% 68.49% 390.286.6

00

63.2% 106.565.

000

63.2% Disnakertranso

s

Tingkat pengangguran terbuka

9% BPS 13.0%

12% 7.38% 9% 9% Disnakertranso

s

Calon tenaga kerja yang terdidik

(pencari kerja terlatih)

10,5% BPS

9.3%

9.7% 68.8%

10.5% 10.5% Disnakertransos

Prosentase

Pencapaian UMK terhadap KHL

100% 90.12%

94.07%

96.05% 98.1%

100% 100% Disnakertranso

s

Jumlah BLK 1 0

0% 0 0 0

1 1 Disnakertransos

3 Perlindungan dan pengembangan lembaga

ketenagakerjaan

Angka perselisihan pengusaha pekerja per tahun

15% 7%

98.450.000

18% 325.689.975

322.108.6

50 17% 9

333.958.950

15% 106.565.000

15% 106.565.000

Disnakertransos

Jumlah LKS Bipartit 33 33

33 33 52

Disnakertranso

s

jumlah lembaga penyelenggara pelatihan kerja

berperan aktif dalam peningkatan kualitas

produktivitas tenaga kerja.

15 15

13

13 11

Disnakertransos

Prosentase penurunan kasus-

kasus ketenagakerjaan di Kota Magelang, baik

kasus perselisihan

2%

3% 2%

2%

200

Disnakertransos

Page 134: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 134

Kode

Bidang urusan/ Pogram

Indikator Kinerja (outcome)

Target Capaian

Kinerja RPJMD Tahun

2015

Capaian Kinerja Target dan Capaian Kinerja

Tahun 2014

Target Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD

SKPD Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2015

Target Rp capaian Rp

Capaian

Rp Capai

an Rp Target

Realisasi

Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (10) (11) (9) (14) (15) (16) (17) (18)

hubungan industrial maupun kasus TKI

Prosentase perusahaan yang telah menerapkan

norma keselamatan dan perlindungan ketenagakerjaan

3,73% 0,75%

2.80% 6.2

Disnakertransos

MISI KE 3

1.15

Urusan wajib Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

1 Program penciptaan

iklim usaha kecil menengah

yang kondusif Jumlah bidang usaha Sektor riil yang berkembang

1500 1036

43.420.000

1100 473.892.325

3750. 574.656.9

75 1200 3093

436.253.400

1400 268.602.000

1500 268.602.00

Dinas Koperasi,

Perindustrian dan Perdagangan

SKPD Pendukung:

Setda Bappeda,DPP,

PM, BP2T,

2 Program pengembanga

n sistem pendukung bagi UMKM Jumlah pelaku usaha

ekonomi kerakyatan menerima akses permodalan

1500 140 33.466.0

00 900

18.867.500

898 7.718.250 1000 900 13.834.65

0 1300

71.300.000

1500 71.300.0

00

Dinas Koperasi,

Perindustrian dan Perdagangan

SKPD Pendukung:

Setda Bappeda,DPP,

PM, BP2T,

3 Program pengembanga

n kewirausahaan dan

keunggulan kompetitif

UKM

Jumlah UMKM yang sudah memanfaatkan teknologi dan

terpenuhi sarana prasarana

350 86

136.291.000

175 164.532.200

200 55.416.37

5 200 250

37.879.050

300 347.693.000

350 347.693.000

Dinkopperindag

Didukung:

Setda, DPPKD,

Bappeda

Page 135: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 135

Kode

Bidang urusan/ Pogram

Indikator Kinerja (outcome)

Target Capaian

Kinerja RPJMD Tahun

2015

Capaian Kinerja Target dan Capaian Kinerja

Tahun 2014

Target Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD

SKPD Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2015

Target Rp capaian Rp

Capaian

Rp Capai

an Rp Target

Realisasi

Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (10) (11) (9) (14) (15) (16) (17) (18)

Jumlah UMKMK, Jumlah UKM non

BPR/LKM UKM, Usaha nikro dan kecil

1000 240

800

900 850 2886

950 1000 Dinkopperindag

Didukung:

Setda, DPPKD,

Bappeda

Jumlah UMKMK yang memanfaatkan

kredit

400 132

350

508 360 60%

400 400

Dinkoperindag

Didukung:

Setda, DPPKD, Bappeda

Persentase UMKMK yang produktif

100% 30%

40%

55 50% 60%

70% 100% Dinkopperinda

g

Didukung:

Setda, DPPKD, Bappeda

4 Program

peningkatan kualitas kelembagaa

n koperasi

Jumlah koperasi 220 217

40.269.0

00

216 99.943.0

50

208 60.625.25

0 216 207

59.232.900

220 83.502.0

00

220 83.502.0

00

Dinkopperinda

g

Didukung:

Setda, DPPKD, Bappeda

Prosentase Koperasi Aktif

75% 68.7%

72%

73% 95%

75% 75% Dinkopperindag

Didukung:

Setda, DPPKD, Bappeda

2.06

Urusan pilihan peradagangan

1 Program pembinaan pedagang kaki

lima dan asongan

Jumlah sektor informal / PKL yang tertata

310 100

545.066.000

150 439.794.600

100 12.962.25

0 101 143

1.013.352.950

310 589.996.000

310 589.996.000

DPP

didukung oleh

Diskoperindag, Setda, DPU, Bappeda

Jumlah kelembagaan PKL

26 4 10

15 20 26 26 DPP

didukung oleh

Page 136: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 136

Kode

Bidang urusan/ Pogram

Indikator Kinerja (outcome)

Target Capaian

Kinerja RPJMD Tahun

2015

Capaian Kinerja Target dan Capaian Kinerja

Tahun 2014

Target Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD

SKPD Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2015

Target Rp capaian Rp

Capaian

Rp Capai

an Rp Target

Realisasi

Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (10) (11) (9) (14) (15) (16) (17) (18)

yang tertib administrasi

Diskoperindag, Setda, DPU,

Bappeda

2 Program peningkatan

efisiensi perdagangan dalam negeri

Jumlah promosi UMKMK

16 4

168.219.000

7 313.073.450

8 191.264.7

20 10 7

224.158.800

13 1.699.331.000

16 1.699.331.000

Dinkopperindag

Didukung:

Setda, DPPKD,

Bappeda

Jumlah kontak dagang dan temu usaha.

24 5

11

8 16 14

24 24 Dinkopperindag

Didukung:

Setda, DPPKD,

Bappeda

Jumlah industri rumah

tangga(jumlah IKM yang dibina,diganti oleh diskoperindah)

2150

205 1800

700 824.799.7

00 1800 590

2150 2150 Dinkopperindag

Didukung:

Setda, DPPKD,

Bappeda

Kontribusi sektor industri terhadap PDRB

5.5%

4%

4,5%

5% 5.5% Dinkopperindag

Didukung:

Setda, DPPKD,

Bappeda

2.01

Urusan pilihan Pertanian

1 Program peningkatan

produksi pertanian/perk

ebunan

Prosentase konservasi

sumberdaya lahan dan sumber daya

hayati

10% 3%

5% 19.385.000

7% 9% 2.768.869

10% 40.000.000

10% 40.000.000

Dinas Pertanian

Prosentase pemanfaatan lahan

100% 100% 100% 100%

100%

Dinas Pertanian

Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB

2,91% 2.91%

2,91% Dinas

pertanian

Page 137: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 137

Kode

Bidang urusan/ Pogram

Indikator Kinerja (outcome)

Target Capaian

Kinerja RPJMD Tahun

2015

Capaian Kinerja Target dan Capaian Kinerja

Tahun 2014

Target Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD

SKPD Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2015

Target Rp capaian Rp

Capaian

Rp Capai

an Rp Target

Realisasi

Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (10) (11) (9) (14) (15) (16) (17) (18)

Jumlah jenis bidang usaha agribisnis

11 7 jenis 8 Jenis

9 Jenis Dinas

Pertanian

Jumlah penggunaan benih padi bermutu

6000 5000 kg 5000 kg

5500 kg 5750 kg 6000 6000 Dinas

Pertanian

2 Peningkatan Ketahan

Pangan Pertanian/perkebunan

Tersedianya database produk pangan lokal

ada Tidak ada

250.250.000

ada 150.782.030

ada 126.508.6

50 ada

335.017.950

ada 598.606.000

ada 598.606.000

BPMPKB

Didukung Dinas

Pertanian, Diskoperindag

Adanya regulasi ketahanan pangan

ada ada

ada Ada

BPMPKB

Didukung Dinas

Pertanian, SETDA

Ketersediaan pangan utama

100%

100%

100%

100%

BPMPKB

Didukung oleh

Dinas

Pertanian, SETDA

Cakupan beras bersubsidi pada KK

miskin

4.598 RTS-PM

6.961 RTS

6000 RTS

5.500 RTS-PM

5.000

4.598 RTS

4.598 RTS

BPMPKB

Didukung oleh

Dinas

Pertanian, SETDA

Tingkat kerawanan pangan dan gizi

Tidak ada Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada 8.77%

Tidak ada

Tidak ada

BPMPKB

Didukung oleh

Dinas Pertanian,

SETDA

Tingkat diversifikasi

komsumsi Pangan yang beragam bergizi, seimbang

dan aman

93,7% 89.9%

90 %

90% 93.7 224.190.1

50

93.7% 93.7% BPMPKB

Didukung oleh

Dinas Pertanian,Disk

operindag

3 Peningkatan kesejahteraan

Petani

1. Rasio petani terlatih

a. Pertanian

80% 70 %

21.000.000

70 % 95.472.000

75% 90

80 % 30.000.000

80% 30.000.000

Dinas Pertanian

Page 138: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 138

Kode

Bidang urusan/ Pogram

Indikator Kinerja (outcome)

Target Capaian

Kinerja RPJMD Tahun

2015

Capaian Kinerja Target dan Capaian Kinerja

Tahun 2014

Target Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD

SKPD Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2015

Target Rp capaian Rp

Capaian

Rp Capai

an Rp Target

Realisasi

Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (10) (11) (9) (14) (15) (16) (17) (18)

b. Peternakan 75% 40 % 65% 90

c. Perikanan 80% 45 % 75% 90

2. Penguatan kelembagaan

petani:

a. Pertanian

16 klp

16 klp

16klp 4

16 klp 16 klp Dinas Pertanian

b. Peternakan 10 klp 4 klp 6 klp 2 10 klp 10 klp

c. Perikanan 17 klp 17 klp 17 klp 3 17 klp 17 klp

4 Peningkatan

pemasaran hasil produksi pertanian/

perkebunan

Jumlah tempat

pengolahan pasca panen:

Pertanian

5 3

37.000.0

00

3 39.929.7

50

3 213.797.1

00

4 85.000.0

00

5 85.000.0

00

Dinas

pertanian

5 Program peningkatan

pemasaran hasil produksi

peternakan

Jumlah tempat pengolahan pasca

panen:

Peternakan

3 1

6.000.000

1

2 70.075.92

5

2 52.000.000

3 52.000.000

Dinas pertanian

6 Program optimalisasi

pengelolaan dan

pemasaran produksi perikanan

Jumlah tempat pengolahan pasca panen:

Perikanan

3 3

709.993.000

3 8.000.000

3 529.110.9

00

3 12.000.000

3 12.000.000

Dinas pertanian

7 Program peningkatan penerapan tehnologi

pertanian perkebunan

jumlah serangan OPT yang dapat

diatasi

100%

20.900.000

100%

100% 100 114.524.5

50

100% 95.000.000

100% 95.000.000

Dinas Pertanian

jumlah penggunaan teknologi tepat guna( Panca usaha tani )

5 paket

5 Paket

Dinas Pertanian

8 Peningkatan produksi peternakan

Jumlah populasi

unggas

76401

59.879

17.500.000

66851 43.210.500

70034 13245 206.628.4

00

76401 19.500.000

76401 19.500.000

Dinas Pertanian

Page 139: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 139

Kode

Bidang urusan/ Pogram

Indikator Kinerja (outcome)

Target Capaian

Kinerja RPJMD Tahun

2015

Capaian Kinerja Target dan Capaian Kinerja

Tahun 2014

Target Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD

SKPD Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2015

Target Rp capaian Rp

Capaian

Rp Capai

an Rp Target

Realisasi

Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (10) (11) (9) (14) (15) (16) (17) (18)

Domba / kambing 603 477 527 552 1570 603 603

sapi 222 273 194 203 371 222 222

Jumlah produksi peternakan:

Daging (kg)

4004635 2.412.247

3775409

3851818

4004635 4004635 Dinas pertanian

Telor (kg)

379042

252.073

357388 364606 169.683

379042 379042

Susu (lt)

445672

299.896

420232 428712 33.038

445672 445672

Produksi perikanan kelompok petani

335 ton/tahun

63.607

161

219 ton 153.2

335 335

Jumlah ternak yg diperiksa

kesehatannya

7.582 Ekor

6197

ekor

6659 Ekor

7582 ekor

7582 ekor

Dinas Pertanian

2.02

Urusan pilihan kehutanan

1 Program Pemanfaatan

Potensi Sumber daya hutan

Rehabilitasi hutan dan lahan kritis

25 ha. 20 ha

20 ha

23 ha 28 ha

25 ha 40.000.000

25 ha 40.000.000

Dinas Pertanian

Konservasi kawasan hutan

71 ha 71 ha 71 ha

71 ha 69 71 ha 71 ha Dinas

Pertanian

Kerusakan kawasan hutan

MISI 4

1.05

Urusan wajib Penataan Ruang

1 Program Perencanaan

Tata Ruang

Tersediannya dokumen RTRW dan

Perda RTRW 2010 -2030, RDTRK dan

Perda RDTRK 2010 -2020, RTH, dan

RTBL Kawasan Strategis Lingkungan Hidup (Gunung

70% 0%

25%

25% 50%

584.094.735

70% 160.000.000

70% 160.000.000

Bappeda

Page 140: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 140

Kode

Bidang urusan/ Pogram

Indikator Kinerja (outcome)

Target Capaian

Kinerja RPJMD Tahun

2015

Capaian Kinerja Target dan Capaian Kinerja

Tahun 2014

Target Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD

SKPD Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2015

Target Rp capaian Rp

Capaian

Rp Capai

an Rp Target

Realisasi

Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (10) (11) (9) (14) (15) (16) (17) (18)

Tidar)

tersedianya sarana informasi Rencana

tata Ruang Wilayah Kota Magelang kepada masyarakat

100% 35%

50%

60% 80%

100% 100% Bappeda

Jumlah Ijin Lokasi yang sesuai dengan peruntukan ruang

100% 100% 100% 100%

100%

100% 100% DKPT

1.03

Urusan wajib Pekerjaan Umum

1 Program Pembangunan Jalan dan

Jembatan

Proporsi Panjang Jalan Kota Magelang dengan

kondisi baik

90% 75%

10.372.022.000

75% 10.257.145.500

85 % 25.168.592.600

80% 85 1.497.503.800

90% 5.075.000.000

90% 5.075.000.000

DPU

Rasio Pasar Tradisional dalam kondisi baik

90% 90%

90% 90 90% 90% DPP

2 Program pengembangan wilayah

strategis dan cepat tumbuh

Pengembangan Infrastruktur Kawasan Strategis

dan Cepat Tumbuh sebanyak sebanyak 4 Kawasan yaitu

GOR Samapta, Sidotopo, Sentra

Ekonomi Lembah Tidar,dan Alun-alun

75% 25%

8.330.223.000

55% 10.446.494.000

60% 65 7.824.991.000

75% 9.000.000.000

75% 9.000.000.000

DPU

1.04

Urusan wajib perumahan

1 Program Pengembangan Perumahan

Rasio luas lingkungan permukiman kumuh

44% 49% 3.070.46

3.000

9.3% 192.165.000 84 %

620.288.000

46% 75% 606.109.000

44% 2.491.464.000

44% 2.491.464.000

DPU

Rasio jumlah rumah layak huni

83% 84 DPU

Tersedianya Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK) Bidang Permukiman

(non-fisik)

ada Belum

ada

Belum ada

Belum ada

Belum ada

Belum ada

Belum ada

ada DPU

Page 141: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 141

Kode

Bidang urusan/ Pogram

Indikator Kinerja (outcome)

Target Capaian

Kinerja RPJMD Tahun

2015

Capaian Kinerja Target dan Capaian Kinerja

Tahun 2014

Target Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD

SKPD Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2015

Target Rp capaian Rp

Capaian

Rp Capai

an Rp Target

Realisasi

Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (10) (11) (9) (14) (15) (16) (17) (18)

1.08

Urusan wajib Lingkungan Hidup

1 Program pengembangan

kinerja pengelolaan

persampahan

Prosentase penanganan

sampah di TPSA (pengolahan

sanitary landfill)

100% 70%

1.319.211.000

25% 2.391.000.000

100 % 1.257.181.766

100%

100% 7.008.487.600

100% 2.502.555.426

100% 2.502.555.426

DKPT

2 Program Pengelolaan ruang terbuka

hijau (RTH)

Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah

ber HPL/HGB

20% 13%

807.413.000

3.177.025.950

2.126.155.250

15% 17% 3.815.709.484

20% 1.297.500.000

20% 1.297.500.000

DKPT

Pengembangan RTH Publik Pusat Kota (Kaw alon- alon )

100% 50%

80 % 80% 100% 100% 100% DKPT

3 Program Perlindungan dan

Konservasi Sumber Daya Alam

Cakupan pengawasan

terhadap pelaksanaan AMDAL

75% 100%

468.289.000

269.299.287

80 % 224.877.000

55% 100% 225.658.500

75% 75% KLH

Sempadan sungai yang dipakai bangunan liar

15% 20%

20 % 20% 20 15% 15% DKPT

4 Program Peningkatan

Pengendalian Polusi

Rasio ketersediaan IPAL

30% 23%

481.750.000

287.105.000

77 % 150.000.000

26% 77

30% 984.596.204

30% 984.596.204

KLH

5 Program Peningkatan Kualitas dan Akses

Informasi Sumber Daya

Alam dan Lingkungan Hidup

Tersedianya Dokumen SLHD

ada ada

46.100.000

109.205.475

Ada 35.360.000

ada ada

ada 34.406.350

ada 34.406.350

KLH

Penegakan hukum lingkungan hidup

100% 100% 100% Tidak

ada 100% 100

100% 100%

1.07

Wajib Perhubungan

Page 142: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 142

Kode

Bidang urusan/ Pogram

Indikator Kinerja (outcome)

Target Capaian

Kinerja RPJMD Tahun

2015

Capaian Kinerja Target dan Capaian Kinerja

Tahun 2014

Target Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD

SKPD Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2015

Target Rp capaian Rp

Capaian

Rp Capai

an Rp Target

Realisasi

Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (10) (11) (9) (14) (15) (16) (17) (18)

1 Peningkatan dan Pengamanan

Lalu Lintas

Jumlah sarana prasarana lalu lintas

jalan raya (APPIL)

85% 77%

941.600.000

75% 1.064.081.000

75 % 2.043.530.750

80% 85% 1.518.935.250

85% 941.600.000

85% 941.600.000

Dishubkominfo

2 Pembangunan sarana dan

Prasarana Perhubungan

Tersedianya Sarana dan Prasarana serta

fasilitas Terminal tipe A dg kondisi yg baik di Kota

Magelang

80% 50%

288.902.000

75% 170.252.475

75 % 252.106.300

75% 80%

80 % 288.902.000

80% 288.902.000

Dishubkominfo

Prasarana angkutan darat berupa

terminal angkutan barang dengan kondisi baik

75% 0%

70%

70 %

70% 70%

75% 75% Dishubkominfo

Jumlah Sub terminal ( TERMINAL Type c ) yang tertata

70% 50% 50%

1 buah

65% 2% 70% 70% Dishubkominfo

Rasio prasarana parkir dengan

kondisi baik

90% 70%

80%

85 %

85% 85%

90% 90% Dishubkominfo

Tingkat pelayanan parkir di tepi jalan

umum

90% 60% 75 %

80 %

80% 80% 15 buah 15 buah Dishubkominfo

Jumlah tempat-tempat pemberhentian

Angkutan Umum (Halte/Sub terminal

yang ada di Kota Magelang)

15 19

9 buah

9 buah

13 buah 9 buah

2218 KBWU

2218 KBWU

Dishubkominfo

3 Peningkatan kelaikan

pengoperasional kendaraan bermotor

Jumlah uji KIR angkutan umum dan

angkutan barang di Kota Magelang

2218KBWU

9486 KBWU

89.398.000

9937 KBWU

94.40.150

10721 KBWU

2218KBWU

10721 284.231.050

5% 89.398.000

5% 89.398.000

Dishubkominfo

Rasio kepemilikan KIR angkutan umum

5% 5 %

10% 5

30 Menit 30 Menit Dishubkominfo

Lama pengujian kelayakan angkutan umum (KIR)

30 mnt

15 menit

30 menit 15

36000 36000 Dishubkominfo

Page 143: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 143

Kode

Bidang urusan/ Pogram

Indikator Kinerja (outcome)

Target Capaian

Kinerja RPJMD Tahun

2015

Capaian Kinerja Target dan Capaian Kinerja

Tahun 2014

Target Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD

SKPD Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2015

Target Rp capaian Rp

Capaian

Rp Capai

an Rp Target

Realisasi

Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (10) (11) (9) (14) (15) (16) (17) (18)

Biaya pengujian kelayakan angkutan umum

36000

Sesuai perda

36000 40300

0.82% 229.590.000

0.82% 229.590.000

Dishubkominfo

5 Peningkatan pelayanan angkutan

Rasio ijin trayek 0,82%

0.256 %

0,82% 0.799

356.028.080

170.000 170.000 Dishubkominfo

Jumlah arus

penumpang angkutan umum

170000

2.987.5

72 175000

2.972.853

170.000 170.000 Dishubkominfo

Jumlah orang/barang yang

melalui terminal per tahun

170000 179.986

3052278

2.987.572

175000 2.972.85

3

170000 170000 Dishubkominfo

1.25

Urusan Wajib Komunikasi dan Informatika

1 Pengembangan komunikasi, informasi dan

media massa

Jumlah jaringan komunikasi operator dengan kondisi baik

8 16

181.819.000

8 315.488.200

8 455.716.100

8 8 1.013.858.497

8 181.819.00

8 181.819.00

Dishubkominfo

Jumlah sarana penyedia informasi melalui media

informasi

13 11

11

12 12 13

13

13

Dishubkominfo

Jumlah Kelompok Informasi Masyarakat (KIM)

17 7 10

13 12 13 17

17

Dishubkominfo

Rasio wartel/warnet terhadap penduduk

0,59% 0.098% 0.65%

0.65 % 0.078% 0.045 0.059% 0.059% Dishubkominfo

Tersedianya / Jumlah Hot Spot pada ruang terbuka

publik di Kota Magelang

5 titik 2 titik

4 titik

4 titik 3 titik 20

5 titik 5 titik Dishubkominfo

2.04

Urusan pilihan pariwisata

1 Program Pengembangan Pemasaran

Pariwisata

Jumlah Kunjungan wisata

1,119,365 170.091

237.300.000

208.175 270.439.925

508.229.255

1,094,761

1.119.365

501.000.000

1.119.365

501.000.000

Disbudparpora

Page 144: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 144

Kode

Bidang urusan/ Pogram

Indikator Kinerja (outcome)

Target Capaian

Kinerja RPJMD Tahun

2015

Capaian Kinerja Target dan Capaian Kinerja

Tahun 2014

Target Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD

SKPD Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2015

Target Rp capaian Rp

Capaian

Rp Capai

an Rp Target

Realisasi

Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (10) (11) (9) (14) (15) (16) (17) (18)

Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB

8,0 7.8

7.9 Disporabudpar

1.17

Urusan wajib kebudayaan

1 Program Pengelolaan

Keragaman Budaya

Jumlah kelompok seni dan budaya

yang ada di seluruh Kota Magelang

165 160

210.286.000

151.151.000

162 316.380.

000 163 164

506.137.

260

165 672.842.600

165 672.842.600

Disporabudpar

Jumlah gedung kesenian

2 1

1 1 1 Disporabudpar

2 Pengelolaan

Kekayaan Budaya

Jumlah festival seni dan budaya.

5 1 130.000.

000

4 117.420.000

4 5 218.923.000

5 477.000.

000

5 477.000.

000

Disporabudpar

Jumlah Benda, Situs dan Kawasan Cagar

Budaya yang dilestarikan

36 36

36 36 34

Disporabudpar

1.22

Urusan wajib Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

1 Peningkatan keberdayaan masyarakat

pedesaan

rata-rata jumlah kelompok binaan lembaga

pemberdayaan masyarakat

70% 100%

550.711.000

41% 339.121.900

55 % 237.591.000

4 307.200.050

70% 804.128.000

70% 804.128.000

BPMPKB

LPM berprestasi 17,65 17.6% 26% 31% 17.65 17.65 BPMPKB

Swadaya masyarakat

terhadap program pemberdayaan

masyarakat

95% 55%

55% 60

100% 100% BPMPKB

pemeliharaan Pasca Program pemberdayaan

masayarakat

100% 100%

100% 100%

100% 100% BPMPKB

Jumlah LKM yang dapat dapat

melaksanakan program dengan baik

100% 100%

70%

17%

100% 100% BPMPKB

Page 145: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 145

Kode

Bidang urusan/ Pogram

Indikator Kinerja (outcome)

Target Capaian

Kinerja RPJMD Tahun

2015

Capaian Kinerja Target dan Capaian Kinerja

Tahun 2014

Target Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD

SKPD Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2015

Target Rp capaian Rp

Capaian

Rp Capai

an Rp Target

Realisasi

Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (10) (11) (9) (14) (15) (16) (17) (18)

2 Peningkatan partisipasi masyarakat

dalam membangun

desa;

Kelurahan yang menerapkan TTG

100% 25%

19.500.000

40% 339.121.900

70 % 48.102.450

30% 20% 63.185.950

100% 129.500.000

100% 129.500.000

BPMPKB

3 Program pengembangan lembaga

ekonomi pedesaan

Jumlah LKK dan lembaga keuangan masyarakat yang

sehat dan berkualitas

70% 60%

17.000.000

41% 76.549.900

55 %

55% 82.125.500

70% 65.000.000

70% 65.000.000

BPMPKB didukung oleh:

SETDA, DISKOPERIND

AG, KECAMATAN,

KELURAHAN

1.06

Urusan wajib perencanaan pembangunan

1 Perencaanan Sosial budaya

Jumlah Krenova

yang terdata 15 27

63.480.000

28 65.000.000

13 35 45.951.5

00

15 110.000.000

15 110.000.000

KANTOR LITBANG DAN

STATISTIK

2 Perencanaan Sosial Budaya

Jumlah rakor dan monev TKPK

6 kali 4 kali 8 kali 59.745.0

00

5 kali 8 kali

6 kali 6 kali Bappeda

1.12

Urusan wajib Kesehatan

1 Program Perbaikan gizi masyarakat

Jumlah anak sekolah yang mendapatkan PMTAS

450 550

100.000.000

450 223.960.000

350 231.099.00

450 45.000.000

450 450.000.000

BPMPKB DINAS

Didukung oleh:

PENDIDIKAN

Posyandu aktif 100%

100%

100%

100%

100

100% 100% BPMPKB

Didukung:

KECAMATAN & KELURAHAN

Jumlah posyandu yang berprestasi

2,58% 0.6%

1.04%

1.56%

2.58% 2.58% BPMKB

Didukung:KEC

AMATAN & KELURAHAN

1.11

Wajib pemberdayaan perempuan

1 Program

Peningkatan Rasio KDRT 0,16% 0.7%

55.200.0

00

0.9% 14.359.5

00

0.14% 0.80

163.017.800

0.16% 109.500.

000

0.16% 109.500.

000

BPMPKB

Didukung:

Page 146: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 146

Kode

Bidang urusan/ Pogram

Indikator Kinerja (outcome)

Target Capaian

Kinerja RPJMD Tahun

2015

Capaian Kinerja Target dan Capaian Kinerja

Tahun 2014

Target Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD

SKPD Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2015

Target Rp capaian Rp

Capaian

Rp Capai

an Rp Target

Realisasi

Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (10) (11) (9) (14) (15) (16) (17) (18)

Kualitas Hidup dan

Perlindungan Perempuan

SETDA, KECAMATAN,

KELURAHAN

Penyelesaian

pengaduan perlindungan perempuan dan anak

dari tindakan kekerasan

77% 100%

74% 94

77% 77% 77% 77% BPMPKB

Didukung:

SETDA,

KECAMATAN, KELURAHAN

2 Program Peningkatan

peran serta dan kesetaraan

jender dalam pembangunan

Persentase partisipasi perempuan di

lembaga pemerintah

70,2%

157.734.000

42.27% 55.560.000

56.43% 54.79

70.03% 294.0287.000

70.03% 294.0287.000

BPMPKB

Didukung:

SETDA,

KECAMATAN, KELURAHAN

Persentase partisipasi

perempuan di lembaga swasta

60% 30%

30%

50% 55

60% 60% BPMPKB

Didukung:

SETDA,

KECAMATAN, KELURAHAN

rata-rata jumlah kelompok binaan PKK

47,06 20%

20%

41.17% 44.11

47.06% 47.06% BPMPKB

Didukung:

SETDA, KECAMATAN,

KELURAHAN

Partisipasi angkatan kerja perempuan

77 0%

72.27%

74 76

77 77 BPMPKB

Didukung:

SETDA, KECAMATAN,

KELURAHAN

PKK Aktif 100% 100% 100% 100% 100 % 100% 100% BPMPKB

Persentase tenaga kerja di bawah umur

0 0%

BPMKB

MISI 5

1.02

Urusan wajib kesehatan

1 Program peningkatan

Cakupan komplikasi kebidanan yang

100% Lap.belum masuk

100% 24.173.800

100 % 47.798.750

100% 100.51 66.882.053

100% 103.000.000

103.000.000

DKK

Page 147: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 147

Kode

Bidang urusan/ Pogram

Indikator Kinerja (outcome)

Target Capaian

Kinerja RPJMD Tahun

2015

Capaian Kinerja Target dan Capaian Kinerja

Tahun 2014

Target Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD

SKPD Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2015

Target Rp capaian Rp

Capaian

Rp Capai

an Rp Target

Realisasi

Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (10) (11) (9) (14) (15) (16) (17) (18)

keselamatan ibu

melahirkan dan anak

ditangani.

Angka kelangsungan

hidup bayi

995,19/

1000 KH

999.98/10

00 KH

995.19/

1000 KH

995,19/

1000 KH 996.6

995.1/10

00 KH

DKK

2 Program promosi kesehatan

ibu, bayi dan anak melalui kelompok

kegiatan di masyarakat

Angka kelangsungan hidup bayi

995,19/ 1000 KH

999,9/1000 KH

13.000.000

995.19/1000 KH

995,19/ 1000 KH

996.6 475.691.150

995.1/1000 KH

13.000.000

13.000.000

DKK

Angka kematian bayi

3 Program Standarisasi Pelayanan

Kesehatan

rasio dokter persatuan penduduk

0,995 0.0019

12.250.000

0.995 55.455.850

0.0019 9.019.500

0.934 1.170 63.447.500

0.995 17.500.000

0.995 17.500.000

DKK

rasio tenaga medis persatuan penduduk

1936 0.00136 1.936

1.829 1.610 DKK

4 Program Upaya

Kesehatan Masyarakat

Cakupan rawat jalan

terhadap jumlah penduduk

15%

5.921.879.000

3.412.986.455

8.855.475.415

15%

18%

13.876.976.880

15% 4.584.210.650

15% 4.584.210.650

DKK

Cakupan rawat inap terhadap jumlah

penduduk

1,50%

1.50%

14.03

1.5% 1.5% DKK

Cakupan Puskesmas 100% 0.000039 100% 166. 100% 100% DKK

Cakupan Pembantu Puskesmas (PUSTU)

80%

0.000093

70%

70.58

80% 80% DKK

Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per

satuan penduduk

18% 0.00016

1.26%

17%

17

18% 18% DKK

rasio Rumah sakit persatuan penduduk

8% 0.000069 8%

7% 7

8% 8% DKK

Page 148: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 148

Kode

Bidang urusan/ Pogram

Indikator Kinerja (outcome)

Target Capaian

Kinerja RPJMD Tahun

2015

Capaian Kinerja Target dan Capaian Kinerja

Tahun 2014

Target Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD

SKPD Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2015

Target Rp capaian Rp

Capaian

Rp Capai

an Rp Target

Realisasi

Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (10) (11) (9) (14) (15) (16) (17) (18)

Terwujudnya RSU Tidar terakreditasi 16 pelayanan yang

menjadi rujukan bagi daerah sekitar

100%

100%

100

100% 100% DKK

5 Program peningkatan pelayanan kesehatan

lansia

Angka usia harapan hidup

70,93 BPS

50.022.070

70.69 70.74 9.468.600

70.93 201.320.0000

70.93 201.320.0000

DKK

Jumlah puskesmass santun usila

6

4 5 6

6

DKK

6 Perbaikan gizi masyarakat

Angka usia harapan hidup

70.93 74.1753.

100 70.69 70.74

80.247.420

70.93 140.000.000

70.93 140.000.000

DKK

7 Program peningkatan

pelayanan kesehatan

anak balita

Persentase balita gizi buruk

1% 1.59%

78.152.700

1%

0.19 14.197.050

1% 252.907.000

1% 252.907.000

DKK

8 Program Pelayanan Kesehatan

Penduduk Miskin

Cakupan Jaminan pemeliharaan kesehatan Keluarga

Miskin dan Masyarakat Rentan

100% 100%

3.708.000.000

8.144.606.898

629.745.550

100% 100 8.080.000

100% 1.008.000.000

100% 1.008.000.000

DKK

Cakupan pelayanan

kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin.

100% 100%

147.94

%

100%

5.15

DKK

9 Pencegahan dan penanggulang

an penyakit menular

Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit

TBC BTA.

>85%

91.11% 356.559.100

565.670.290

90%

100 528.659.900

85% 741.400.000

85% 741.400.000

DKK

Cakupan penemuan dan penanganan

penderita penyakit DBD

100% 100%

100%

100% 100

100% 100% DKK

Cakupan Kelurahan Universal Child

Immunization (UCI)

100% 100%

84%

100% 95.8

100% 100% DKK

Page 149: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 149

Kode

Bidang urusan/ Pogram

Indikator Kinerja (outcome)

Target Capaian

Kinerja RPJMD Tahun

2015

Capaian Kinerja Target dan Capaian Kinerja

Tahun 2014

Target Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD

SKPD Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2015

Target Rp capaian Rp

Capaian

Rp Capai

an Rp Target

Realisasi

Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (10) (11) (9) (14) (15) (16) (17) (18)

10 Obat dan pembekalan kesehatan

Prosentase ketersediaan obat sesuai kebutuhan

100% 83% 1.489.20

8.380

1.458.355.615

100% 57 100% 2.764.00

0.000

100% 2.764.000.000

DKK

11 Pengawasan obat dan makanan

Prosentase jumlah obat dan makanan yang mendapatkan

uji kemanan sehingga aman dikonsumsi

masyaraka

100% 0

59.900.000

42.566.400

80% 50 47.456.100

100% 119.000.000

100% 119.000.000

RSU

12 Pengawasan dan

pengendalian kesehatan makanan

Prosentase penurunan angka

korban keracunan obat dan makanan.

0 100%

25.500.000

64.877.700

0 0 41.265.800

0 55.000.000

0 55.000.000

RSU

13 Promosi kesehatan dan

pemberdayaan masyarakat

Cakupan Rumah tangga sehat

98% 88.24%

8.604.000

862.262.750

1.065.534.000

97.75% 97.47 475.691.150

98% 734.000.000

98% 734.000.000

DKK

Cakupan Kelurahan

Siaga Aktif, Strata 3 100% 88.24%

60% 100

100% 100% DKK

14 Pengembangan Lingkungan Sehat

Penyediaan air bersih dan sanitasi dasar

97.5%

92.934.000

170.707.700

164.583.350

97.5%

93 55.238.900

97.5% 187.900.000

97.5% 187.900.000

DKK

Pengawasan lingkungan:

Industri Rumah

Tangga

- Industri Rumah Tangga

55%

53% 91.8

DKK

Rasio Pengembangan

wilayah sehat (Permukiman,

Obyek Wisata, Industri Rumah Tangga)

80,35%

80.25%

DKK

Page 150: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 150

Kode

Bidang urusan/ Pogram

Indikator Kinerja (outcome)

Target Capaian

Kinerja RPJMD Tahun

2015

Capaian Kinerja Target dan Capaian Kinerja

Tahun 2014

Target Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD

SKPD Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2015

Target Rp capaian Rp

Capaian

Rp Capai

an Rp Target

Realisasi

Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (10) (11) (9) (14) (15) (16) (17) (18)

1.12

Urusan Wajib keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

1 Program Keluarga

Berencana

Rata-rata jumlah

anak per keluarga 0,20

3

75.96%

846.380.000

232.157.050

627.178.

400 0,5 0.23

733.834.

500

0.2 60.000.000

0.2 60.000.000

BPMPKB

Rasio akseptor KB 100% 76% 76% 80 % 78% 75 100% 100% BPMPKB

Cakupan peserta KB aktif

90% 74% 81.83% 85 %

78% 79

90% 90% BPMPKB

Peserta KB Keluarga Pra Sejahtera dan keluarga Sejahtera

I

100%

74.93% 80 %

64%

66

100% 100% BPMPKB

1.13

Wajib sosial

1 Program pembinaan

panti asuhan/ panti jompo

jumlah sarana sosial (panti jompo, panti

asuhan, panti rehabilitasi)

9 11

18.500.000

11 6.499.900

8 46.035.000

8

13 11.463.500

9 18.500.000

9 18.500.000

Disnakertransos

2 Pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan

sosial

Prosentase penanganan terhadap penyandang

masalah kesejahteraan sosial

12,92 2.8%

6.15%

8.45 % 190.901.000

8.45% 8.4 139.412.500

12.92% 281.195.700

12.92 281.195.700

Disnakertransos

PMKS yang

memperoleh bantuan sosial

1.5%

8.45% 4.9

Disnakertranso

s

1.01

Wajib Pendidikan

1 Pendidikan Anak Usia Dini

APK PAUD 90% 61.05% 307.242.

000

224.160.00

86 % 173.040.000

86% 96.89 251.995.000

90% 1.071.440.000

90% 1.071.440.000

DINAS PENDIDIKAN

2 Wajib belajar pendidikan dasar

sembilan tahun

Angka Partisipasi Murni (APM)

SD/MI/Paket A

100% 93.14%

16.599.473.000

115.76%

10.567.261.600

3.917.29

4.976 116,90%

114.87

16.805.8

51

11.180.000.000

11.180.000.000

DINAS PENDIDIKAN

Angka Partisipasi Murni (APM)

100% 84.2% 121.65

%

142,35 117.77

100% 100% DINAS PENDIDIKAN

Page 151: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 151

Kode

Bidang urusan/ Pogram

Indikator Kinerja (outcome)

Target Capaian

Kinerja RPJMD Tahun

2015

Capaian Kinerja Target dan Capaian Kinerja

Tahun 2014

Target Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD

SKPD Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2015

Target Rp capaian Rp

Capaian

Rp Capai

an Rp Target

Realisasi

Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (10) (11) (9) (14) (15) (16) (17) (18)

SMP/MTs/Paket B

Angka Partisipasi Kasar (APK)

SD/MI/Paket A

170,30% 123.7%

130.65%

133,90 129.53

175.3% 175.3% DINAS PENDIDIKAN

Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Paket B

100% 151.4% 154.68

%

182,58 159.53

100% 100% DINAS PENDIDIKAN

Angka rata-rata lama sekolah SD/MI

6 6

6 6

6

6 6 DINAS PENDIDIKAN

Angka rata-rata lama sekolah SMP/MTs

3 3 3

3 3

3 3 DINAS

PENDIDIKAN

Angka pendidikan yang ditamatkan

SD/MI

1,60

1.9 1,90 1.9

1.6 1.6 DINAS PENDIDIKAN

Angka pendidikan yang ditamatkan

SMP/MTs

2,29 2.37

2,37 2.37

2.29 2.29 DINAS

PENDIDIKAN

Rasio ketersediaan sekolah/ penduduk usia sekolah

1 :70 1:184 0.098

1:78 1:61

1:70 1:70 DINAS

PENDIDIKAN

Rasio guru/ murid

Rasio guru/ murid per kelas rata-rata

Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs

175 154.65% 134.3% 134,5% 135

175 175 DINAS

PENDIDIKAN

3 Program Pendidikan Menengah

Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA/Paket

B

172.7%

182.25%

1.262.571.000

108,80 186

3.337.530.000

172.7% 278.000.000

172.7% 278.000.000

DINAS PENDIDIKAN

Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket

B

140 125.07%

133.57%

80,65 89

140 140 DINAS PENDIDIKAN

Angka rata-rata lama sekolah SMA/SMK/MA

3 3 3

3 3

3 3 DINAS

PENDIDIKAN

Page 152: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 152

Kode

Bidang urusan/ Pogram

Indikator Kinerja (outcome)

Target Capaian

Kinerja RPJMD Tahun

2015

Capaian Kinerja Target dan Capaian Kinerja

Tahun 2014

Target Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD

SKPD Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2015

Target Rp capaian Rp

Capaian

Rp Capai

an Rp Target

Realisasi

Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (10) (11) (9) (14) (15) (16) (17) (18)

Angka pendidikan yang ditamatkan

3,11 3.62

3,45 3.62

3.11 3.11 DINAS

PENDIDIKAN

Angka Partisipasi Sekolah

SMA/SMK/MA

94%

86%

88,5%

88.5

94% 94% DINAS PENDIDIKAN

Rasio ketersediaan sekolah terhadap

penduduk usia sekolah

100% 1:238

100%

100%

100

100% 100% DINAS PENDIDIKAN

Rasio guru terhadap murid

1:10 1:10 1:10

1:10 1:11

1:10 1:10 DINAS

PENDIDIKAN

Rasio guru terhadap

murid per kelas rata-rata

1;10:31 1:10:29

1:30

1;10:31

1:11:31

1:10:31 1:10:31 DINAS

PENDIDIKAN

Penduduk yang berusia>15 Tahun

melek huruf (tidak buta aksara)

87164

87764

87564

88.364

87164 87164 DINAS PENDIDIKAN

Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs

ke SMK/SMA/MA

200 50,95%

70%

75%

120

200% 200% DINAS PENDIDIKAN

4 Pendidikan non formal

Angka melek huruf 97% 94.14% 354.432.

000

95% 245.628.256

96%

98.89 391.940.000

97% 318.000.000

97% 318.000.000

DINAS PENDIDIKAN

Angka lulus pendidikan

kesetaraan PaketA

97%

94%

95%

68.75

97% 97% DINAS PENDIDIKAN

Angka lulus pendidikan

kesetaraan Paket B

97% 73.91%

92%

93%

85.47

95% 95% DINAS PENDIDIKAN

Angka lulus pendidikan

kesetaraan Paket C

90% 69.01%

84%

86%

89.95

90% 90% DINAS PENDIDIKAN

usia dewasa yang belum bersekolah

terlayani pendidikan

kesetaraan

60% 82.44%

54%

56%

31

60% 60% DINAS PENDIDIKAN

Page 153: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 153

Kode

Bidang urusan/ Pogram

Indikator Kinerja (outcome)

Target Capaian

Kinerja RPJMD Tahun

2015

Capaian Kinerja Target dan Capaian Kinerja

Tahun 2014

Target Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD

SKPD Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2015

Target Rp capaian Rp

Capaian

Rp Capai

an Rp Target

Realisasi

Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (10) (11) (9) (14) (15) (16) (17) (18)

persentase pengangguran usia 15-44 th

memperoleh layanan pendidikan

Kecakapan Hidup

9%

7%

8%

9% 9% DINAS PENDIDIKAN

persentase lembaga PNF terakreditasi c.

3%

65% 28.51

3% 3% DINAS

PENDIDIKAN

Jumlah model layanan PNF Unggulan

50% 2%

34% 6.66

50% 50% DINAS

PENDIDIKAN

5 Pendidikan luar biasa

pendidikan khusus terakreditasi

50% 60%

70% 75

80% 80% DINAS

PENDIDIKAN

6 Program Peningkatan Mutu Pendidik

dan Tenaga Kependidikan

Pendidik yang berkualifikasi dan Prasarana pada

pendidikan khusus

100%

940.853.000

1.351.162.350

90% 95 969.730.000

100% 890.000.000

100% 890.000.000

DINAS PENDIDIKAN

Guru yang memenuhi kualifikasi

S1/D-IV

100%

90%

95

100% 100% DINAS PENDIDIKAN

Pendidik yang berkualifikasi dan Prasarana pada

pendidikan khusus terpenuhi

100% 76.02%

75%

100% 95

5 5 DINAS PENDIDIKAN

Penerapan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO

5 1 7

3 13 5 5 5 5 DINAS

PENDIDIKAN

7 Pengembangan budaya baca

dan pembinaan perpustakaan

Koleksi buku yang tersedia di

perpustakaan daerah

39500 34.561

459.194.000

36870 336.088.200

36,718 414.76 74.298.000

39.500 1.414.184.000

39.500 1.414.184.000

KANTOR PERPUSTAKAA

N

Jumlah pengunjung perpustakaan per

tahun

58834 58.834

49.934

54,834 41476

58.834 58.834 KANTOR PERPUSTAKAA

N

8 Program Manajemen

Pelayanan

Prosentase sekolah melaksanakan

kurikulum Bahasa

100% 100% 8.728.91

7.000

11.090.200.100

100% 100

5.270.080.500

100% 13.010.000.000

100% 13.010.000.000

DINAS PENDIDIKAN

Page 154: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 154

Kode

Bidang urusan/ Pogram

Indikator Kinerja (outcome)

Target Capaian

Kinerja RPJMD Tahun

2015

Capaian Kinerja Target dan Capaian Kinerja

Tahun 2014

Target Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD

SKPD Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2015

Target Rp capaian Rp

Capaian

Rp Capai

an Rp Target

Realisasi

Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (10) (11) (9) (14) (15) (16) (17) (18)

Pendidikan Jawa

1.18

Urusan wajib Pemuda dan Olah Raga

1 Program

pengembangan dan Keserasian

kebijakan Pemuda

Jumlah kegiatan kepemudaan

20 7

0 10

13 16 27.010.000

20 40.000.0

00

20 40.000.0

00

DISPORABUDP

AR

2 Program peningkatan

peran serta kepemudaan

Jumlah organisasi pemuda

30 28

235.928.000

250.861.175

29 31 399.384.000

30 569.500.000

30 569.500.000

DISPORABUDPAR

3 Pembinaan dan pemsyarakatan olahraga

i. Jumlah klub olah raga

180 156

545.100.000

31

168 169 973.379.350

180 1.317.500.000

180 1.317.500.000

DISPORABUDPAR

Jumlah organisasi olah raga

35 30 183

32 32 35

35

DISPORABUDPAR

jumlah even/ kegiatan olah raga yang

diselenggarakan

30

43

21 30

30 30 DISPORABUDPAR

Jumlah prestasi olah raga dalam even Nasional

50 4

37 3 50 50 DISPORABUDP

AR

4 Peningkatan Sarana Dan Prasarana olahraga

Jumlah gedung olah raga

29 27

124.550.00

27

28 28 55.657.500

DISPORABUDPAR

Gelanggang/balai remaja(selain milik swasta)

1

0 0 DISPORABUDP

AR

Lapangan olah

raga 250 231

180 240 240

250 250 DISPORABUDP

AR

MISI 6

1.19

Urusan wajib Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

Page 155: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 155

Kode

Bidang urusan/ Pogram

Indikator Kinerja (outcome)

Target Capaian

Kinerja RPJMD Tahun

2015

Capaian Kinerja Target dan Capaian Kinerja

Tahun 2014

Target Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD

SKPD Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2015

Target Rp capaian Rp

Capaian

Rp Capai

an Rp Target

Realisasi

Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (10) (11) (9) (14) (15) (16) (17) (18)

1 Program kemitraan pengembanga

n wawasan kebangsaan

Frekuensi kegiatan Forum Persaudaraan

Bangsa Indonesia (FPBI)

2 1

229.923.000

2 30.123.000

2 2 45.584.00

2 303.759.131

2 303.759.131

Badan Kesbangpolinmas

2 Program pendidikan politik masyarakat

Frekwensi dialog antara warga masyarakat dengan Forum

Pimpinan Daerah

4 2

43.712.000

3 43.986.800

2 1 116.083.000

4 212.500.000

4 212.500.000

Badan Kesbangpolinmas

Persentase partisipasi

masyarakat dalam pembinaan politik daerah

75% 100%

73.25% 66.70

75% 75% Badan Kesbangpolinm

as

3 Program pengembangan wawasan

kebangsaan

Jumlah ormas yang mengikuti kegiatan wawasan

kebangsaan di tingkat Provinsi dan Nasional

15 2

139.058.000

14 43.400.000

13 25 63.025.0

00

15 358.757.000

15 358.757.000

Badan Kesbangpolinmas

Frekuensi koordinasi FKUB

3 1 3

3 2 3 3 Badan

Kesbangpolinmas

4 Program peningkatan

keamanan dan

kenyamanan lingkungan

Angka kriminalitas yang tertangani

6,50%

806.950.000

72.79% 178.121.000

13,5% 6.89 193.570.250

6.5 806.950.000

6.5 806.950.000

Badan Kesbangpolinm

as

Jumlah Polisi Pamong Praja per

10.000 penduduk

7,00 4.9

5 5 6 6 Badan Kesbangpolinm

as

Jumlah Linmas per 10.000 penduduk

84.62 0.007660 56.61%

82.69 59.77 84.62 84.62 Badan Kesbangpolinmas

Petugas Linmas di Kota

1,100 766 740

800 782 1.100 1.100 Badan Kesbangpolinmas

Jumlah Pos Kamling

per jumlah 14 13 15 13 15 14 14 Badan

Kesbangpolinm

Page 156: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 156

Kode

Bidang urusan/ Pogram

Indikator Kinerja (outcome)

Target Capaian

Kinerja RPJMD Tahun

2015

Capaian Kinerja Target dan Capaian Kinerja

Tahun 2014

Target Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD

SKPD Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2015

Target Rp capaian Rp

Capaian

Rp Capai

an Rp Target

Realisasi

Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (10) (11) (9) (14) (15) (16) (17) (18)

Kelurahan as

Tingkat penyelesaian

pelanggaran K3 (ketentraman, ketentraman,

keindahan)

50%

35% 35 50% 50%

Badan Kesbangpolinm

as

jumlah aparat yg mendapatkan diklat

linmas/ kamtibmas/SAR/Satpol PP

45 9

127

80 295 45 45

Badan Kesbangpolinm

as

90 3 61 60 55 90 90 Satpol PP

15 9 11 15 15 DPU

5 Program pencegahan dini dan

penanggulangan korban

bencana alam

Tersedianya Satlinmas inti

penanggulangan bencana

90 60

80 50.152.850

62 62 24.799.000

90 65.000.0

00 90

65.000.000

Badan Kesbangpolinmas

Kelengkapan sarana/prasarana penanggulangan

bencana di setiap SKPD/perusahaan/p

erkampungan

65%

60% 65 65% 65%

Badan Kesbangpolinmas

1.13

Wajib sosial

Peningkatan pemberantasa

n penyakit masyarakat

Persentase

penurunan penyakit masyarakat

30

25

Disnakertransos

1.04

Urusan wajib perumahan

Program peningkatan kesiagaan dan

pencegahan bahaya kebakaran

Cakupan pelayanan bencana kebakaran

Kota

1 mobil:2

0000

1 mobil :

26000

2 mobil : 26000

89.219.000

3 mobil:26

000

2:26.000 105.270.

000

1 mobil :20000

1 mobil :20000

DPU

Page 157: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 157

Kode

Bidang urusan/ Pogram

Indikator Kinerja (outcome)

Target Capaian

Kinerja RPJMD Tahun

2015

Capaian Kinerja Target dan Capaian Kinerja

Tahun 2014

Target Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD

SKPD Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2015

Target Rp capaian Rp

Capaian

Rp Capai

an Rp Target

Realisasi

Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (10) (11) (9) (14) (15) (16) (17) (18)

Tingkat waktu tanggap daerah layanan Wilayah

Manajemen Kebakaran

100% 100%

100%

100% 100

100% 100% DPU

Page 158: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 158

C. Permasalahan Pembangunan Daerah

Prioritas permasalahan yang akan disolusikan ditentukan oleh aspek urgensi dan

konektivitas dengan tujuan dan sasaran pembangunan khususnya program

pembangunan daerah (RPJMD) dengan prioritas pembangunan daerah (RKPD) pada

tahun rencana serta prioritas lain dari mandat kebijakan nasional/provinsi yang

bersifat harus dilakukan sebagai bagian tak terpisahkan.

Mekanisme identifikasi permasalahan pembangunan daerah tersebut dilakukan

agar permasalahan paling prioritas atau isu strategis daerah, sudah mengakomodasi

informasi dari permasalahan yang (mungkin) muncul dari hasil identifikasi kebijakan

nasional/provinsi, dinamika lingkungan eksternaldan isu-isu regional, nasional maupun

global.

Hasil evaluasi pelaksanaan pembangunan berbagai urusan pemerintahan hingga

tahun 2014 masih menyisakan permasalahan yang harus segera mendapatkan solusi

antara lain sebagai berikut:

1. Urusan Pendidikan

Permasalahan yang dihadapi dalam penyelenggaraan urusan pendidikan, yaitu:

a. Kurang optimalnya layanan Pendidikan Anak Usia Dini disebabkan; belum

terpenuhinya sarana prasarana, akses, pemerataan dan kualifikasi serta

kompetensi tenaga pendidik pada jenjang Pendidikan Anak Usia Dini, belum

adanya tenaga penilik PAUD, dan kurangnya pemahaman masyarakat akan

arti pentingnya pendidikan anak pada usia dini.

b. Belum optimalnya layanan pendidikan dasar disebabkan kurangnya

kualifikasi, kompetensi dan distribusi pendidik dan tenaga kependidikan,

kelebihan jumlah guru mata pelajaran tertentu karena adanya perubahan

struktur kurikulum.

c. Adanya perubahan regulasi terkait kewenangan pengelolaan pendidikan

khusus dan pendidikan menengah dari pemerintah daerah ke pemerintah

provinsi yang berimbas terhadap pengelolaan aset, personalia, pembiayaan

dan dokumen.

d. Belum optimalnya implementasi kurikulum 2013 dalam aspek pemahaman,

pembelajaran, penilaian dan pemanfaatan media.

e. Kurangnya sumber daya, kompetensi dan kualifikasi pustakawan dan laboran.

f. Kurang memadainya sarana prasarana dan tenaga pendidikan pada

pendidikan non formal.

g. Belum efektifnya pendidikan karakter di sekolah diindikasikan dengan masih

adanya vandalisme, kurangnya ketertiban dan kedisiplinan siswa.

2. Urusan Kesehatan

Permasalahan yang masih dihadapi dalam penyelenggaraan urusan kesehatan

yaitu:

a. Masih terdapat kasus penyakit menular seperti:

- Masih rendahnya angka kesembuhan penderita TBC dan masih tingginya

angka default

- Masih tingginya kasus DBD (Demam Berdarah Dengue)

Page 159: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 159

- Meningkatnya kasus chikungunya

- Kasus HIV-AIDS dan IMS (Infeksi Menular Seksual)

b. Kurangnya kesadaran masyarakat upaya pencegahan penyakit seperti upaya

PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) yang mengakibatkan ABJ (Angka

Bebas Jentik) masih rendah

c. Masih kurangnya kesadaran masyarakat akan pola hidup bersih dan sehat

(PHBS) dan tidak BABS (buang air besar sembarangan)

d. Baru 41,17 % atau 7 kelurahan berpredikat Kelurahan Siaga Aktif Mandiri

(Strata 3), sedangkan 58,83% atau 10 kelurahan yang lain belum.

e. Masih perlu peningkatan status gizi masyarakat terutama pada balita dengan

masih ditemukan kasus balita gizi buruk.

f. Masih terdapat peralatan pelayanan kesehatan di RSUD Tidar yang belum

sesuai dengan tipologi RS yang bertipe B

g. Semakin banyak ditemui kasus PTM (penyakit tidak menular)

h. Masih kurangnya perhatian dan pelayanan kesehatan bagi para lansia,

termasuk belum adanya gedung untuk kegiatan posyandu LANSIA

i. Banyaknya tenaga kesehatan yang belum memiliki ijin praktek

j. Masih terdapat kekurangan tenaga di RSU daerah baik dari jumlah maupun

kompetensinya

k. Data tenaga kesehatan dan sarana kesehatan belum terkelola dengan baik

l. Para relawan kesehatan baik untuk Posyandu KIA, Posbindu maupun

Posyandu LANSIA masih terbatas dan masih memiliki kemampuan dan

ketrampilan yang sangat terbatas pula

m. Sarana prasarana layanan kesehatan yang kurang memadai

3. Urusan Pekerjaan Umum

Secara umum penyelenggaraan urusan pekerjaan umum di Kota Magelang

telah cukup baik, yang berupa penyediaan infrastruktur perkotaan yang meliputi:

prasarana perhubungan darat, prasarana air bersih, prasarana sanitasi,

prasarana drainase, prasarana irigasi dan prasarana dasar permukiman.

Tantangan utama yang sedang dihadapi yaitu:

a. Masih banyaknya air limbah domestik yang masuk ke saluran irigasi.

b. Masih perlunya penambahan jaringan jalan yang menghubungkan Pusat

kegiatan , terutama di sisi Barat dan Timur wilayah Kota Magelang.

c. Secara fisik kondisi ruas jalan sudah dalam kondisi mantap, tapi masih perlu

pemeliharaan rutin berkala.

d. Perlu adanya normalisasi geometri jalan, dikarenakan semakin menurunnya

kecepatan di ruas jalan dibanding kecepatan rencananya.

e. Belum terpenuhinya semua kebutuhan pengelolaan jaringan irigasi dan

jaringan pengairan lainnya dalam mendukung pembangunan pertanian dan

penyediaan air baku.

f. Hampir seluruh sistem drainase perkotaan menggunakan sistem campuran.

Page 160: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 160

g. Belum optimalnya kinerja prasarana dan sarana air bersih, sanitasi, dan

persampahan terutama di lingkungan masyarakat berpenghasilan rendah.

h. Masih adanya jalan dan jembatan yang rusak. Prasarana jalan dan jembatan

senantiasa membutuhkan pemeliharaan dan peningkatan.

i. Rendahnya kualitas pembangunan dan pengelolaan bangunan gedung

Pemerintah diakibatkan tidak dipatuhinya NSPM dan rendahnya sosialisasi

serta pengawasan pelaksanaan NSPM.

j. Belum berkembangnya jasa konstruksi karena kurangnya pembinaan dan

pengawasan serta belum mantapnya mekanisme sertifikasi kompetensi

4. Urusan Perumahan

Permasalahan yang dihadapi dalam penyelenggaraan urusan perumahan

yaitu:

a. Masih adanya pemukiman kumuh dan rumah tidak layak huni di Kota

Magelang.

b. Keterbatasan lahan dan semakin tingginya harga tanah di wilayah perkotaan

menjadi kendala dalam penyediaan rumah layak huni.

c. Belum optimalnya pemanfaatan lahan dengan pola pembangunan vertikal

terutama pada kawasan-kawasan permukiman yang padat.

d. Belum optimalnya upaya pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan

kualitas lingkungan permukimannya.

e. Belum optimalnya upaya pemeliharaan terhadap sarana permukiman yang

ada guna memperpanjang usia pakai sarana tersebut.

f. Masih perlunya peningkatan kualitas prasarana dasar permukiman

perkotaan, yang meliputi prasarana jalan lingkungan, prasarana drainase

lingkungan, prasarana air bersih lingkungan, serta prasarana sanitasi

lingkungan.

g. Lemahnya konsolidasi dan koordinasi komunitas perumahan dalam

pengelolaan, pemeliharaan serta sharing pembangunan termasuk

pembiayaan perumahan dan infrastrukturnya.

5. Urusan Penataan Ruang

Permasalahan utama yang dihadapi dalam pelaksanaan urusan penataan

ruang adalah:

a. Rencana Detail Tata Ruang Daerah Kota Magelang sebagai salah satu

rencana rinci sampai saat ini belum ditetapkan menjadi produk hukum.

Proses menuju legalisasi raperda RDTR sangat panjang. Hal ini memberikan

hambatan dalam aplikasi dan operasional rencana tata ruang, serta dalam

memberikan pertimbangan perijinan yang tepat dan andal teknis.

b. Masih lemahnya pengendalian dan penegakan hukum terhadap pemanfaatan

ruang karena belum didukung oleh penyidik pegawai negeri sipil (PPNS)

Penataan ruang.Kesadaran masyarakat dalam upaya pelaksanaan

pembangunan ruang sesuai arahan tata ruang masih rendah. Hal ini

ditunjukkan dengan belum optimalnya partisispasi masyarakat dalam

Page 161: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 161

penataan ruang (pemanfaatan dan pengendalian) serta pemahaman dan

kesadaran masyarakat untuk mengurus perisinan kegiatan masih kurang.

c. Tenaga, sarana dan prasarana untuk pengawasan dan pengendalian

perizinan kegiatan masih terbatas.

d. Luasan RTH publik di Kota Magelang hingga saat ini belum memnuhi syarat

minimal 20% sesuai yang diatur dalam UU Nomor 26 tahun 2007 tentang

penataan ruang. Selama ini program kegiatan yang dilaksanakan cenderung

pada peningkatan kualitas dan aspek visual dari RTH taman, tetapi belum

fokus pada penambahan kuantitas RTH.

e. Sistem informasi di bidang penataan ruang belum berjalan optimal karena

peta-peta yang menjadi bahan informasi masih berupa peta RTRW dengan

skala besar (1:25.000). untuk peta-peta detail masih menunggu proses

legalisasi RDTR.

f. Belum finalnya keputusan penyelesaian batas wilayah, berdampak pada

ketidakpastian tata ruang wilayah perbatasan.

6. Urusan Perencanaan Pembangunan

Permasalahan yang dihadapi pada penyelenggaraan urusan perencanaan

pembangunan yaitu:

a. Sinergisitas proses perencanaan pembangunan daerah dari pendekatan

politik (proses politik) ke pendekatan teknokratik perlu dilakukan dengan

pemahaman yang sama antara lain terkait perumusan pokok-pokok pikiran

DPRD.

b. Perencanaan dan penganggaran pembangunan daerah yang belum konsisten

yang perlu terus dilakukan minimalisasi deviasi, antara lain dengan integrasi

sistem informasi perencanaan, penganggaran dan evaluasi.

c. Adanya ego atau kepentingan antarsektor yang mengakibatkan adanya

kesulitan dan miskoordinasi. Disamping itu persoalan yang bersifat lintas

sektor seringkali ditangani secara parsial dan terfragmentasi sehingga

cenderung tidak menyentuh atau menyelesaikan persoalan yang

sebenarnya.

d. Perlunya pemahaman yang sama di SKPD terkait urgensi dan signifikansi

perencanaan pembangunan daerah beserta indikator-indikator keberhasilan

di masing-masing urusan yang diemban pada setiap level struktural. Hal ini

akan meningkatkan fokus pencapaian indikator sebagai garda depan

perencanaan dan penganggaran, bukan perencanaan penganggaran yang

inkremental.

e. Proses perencanaan teknokratik yang berbasis pada data sekunder dan

primer, baik dari hasil monitoring dan evaluasi maupun hasil

kajian/telaahan, dianggap masih belum memadai sehingga kekuatan data

dan informasi dalam memproyeksikan arah pembangunan berikutnya masih

lemah.

Page 162: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 162

f. Masih terdapat kesulitan untuk memastikan adanya konsistensi antara

perencanaan (program/kegiatan) pembangunan dan alokasi

penganggarannya.

g. Perlunya optimalisasi monitoring dan evaluasi hasil Renja SKPD maupun

RKPD sehingga tahapan dan isu permasalahan antara bisa disolusikan

bersama SKPD dan Bappeda serta implemantasi E-Monev untuk kecepatan

dan keakuratan serta ketertelusuran progress pelaksanaan Renja maupun

RKPD.

7. Urusan Perhubungan

Permasalahan yang dihadapi sehubungan dengan penyelenggaraan urusan

perhubungan yaitu:

a. Berkurangnya kualitas pelayanan/sarana prasarana yang diberikan bagi

pengguna kendaraan umum yang mendukung Kota Magelang sebagai Kota

Jasa.

b. Kurangnya disiplin pengguna jalan terhadap rambu-rambu dan aturan-

aturan yang berlaku.

c. Masih adanya terminal bayangan, di Canguk dan Meteseh.

d. Kurangnya keterpaduan sistem jaringan jalan.

e. Tingginya volume pergerakan/Mobilitas terutama pada jam-jam sibuk yang

kurang didukung oleh keterpaduan sistem jaringan jalan shingga

mengakibatkan kecenderungan untuk terjadinya kemacetan dan potensi

peningkatan kecelakaan lalu lintas.

8. Urusan Lingkungan Hidup

Permasalahan yang timbul dalam rangka penyelenggaraan urusan

lingkungan hidup yaitu:

a. Belum optimalnya kapasitas kelembagaan dalam mendukung pencapaian

tujuan pengelolaan lingkungan hidup. Penegakan hukum lingkungan

dilakukan berdasarkan hasil pengawasan yang dilakukan oleh PPLHD, dalam

UU No 32 tahun 2009 pengawasan dilakukan oleh PPLH yg merupakan

pejabat fungsional ditetapkan melalui SK Walikota. Dalam rangka penegakan

hukum maka Walikota melakukan pelimpahan wewenang kepada Kepala

KLH untuk mengeluarkan sanksi administratif. KLH Kota Magelang belum

memiliki kedua alat tersebut.

b. Belum optimalnya pelaksanaan kegiatan usaha/industri terkait dengan

pengendalian dan pemanfaatan sumber daya sehingga daya dukung. Hal ini

karena kurangnya kontrol terhadap kegiatan usaha/industri dalam

pelaksanaan dan pelaporan dokumen lingkungan sehingga menyebabkan

kurangnya data primer dalam menetapkan status mutu air pada kegiatan

industri.

c. Masih kurangnya ketatalaksanaan yang tersedia sesuai dengan kebutuhan

organisasi. Hal ini sejalan dengan belum tersusunnya Perwal/Perda tentang

izin pengelolaan lingkungan hidup secara lengkap salah satunya adalah izin

IPLC, yang baru dimiliki oleh Kota Magelang baru izin TPS dan pengumpulan

Page 163: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 163

limbah B3. Tahun ini KLH akan mengajukan raperda untuk menindaklanjuti

UU NO 32 tahun 2009.

d. Perubahan regulasi dalam penyaluran bantuan kepada masyarakat dan

pengelolaan aset. Perubahan regulasi didasarkan Permendagri 32 tahun

2011 dan 39 tahun 2012 tentang HIBAH dan BANSOS yg bersumber dari

APBD sehingga berpengaruh dalam pembangun IPAL untuk

masyarakat/UKM.

e. Belum optimalnya penanganan sampah perkotaan, dilihat dari:

Masih rendahnya pemilahan sampah rumah tangga, composting sampah

dan kegiatan 3R di masyarakat;

Pelayanan penyapuan jalan di jalan utama belum mencapai 100%;

Karakteristik beberapa tempat penampungan sampah (baik berupa

transper depo dan TPS) yang belum mengakomodir penampungan

sampah terpilah;

Belum adanya kegiatan komposting sampah di TPS;

Pengangkutan sampah yang belum terpilah (masih tercampur organic

dan anorganik);

keterbatasan lahan untuk Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah.

9. Urusan Pertanahan

Permasalahan dalam bidang pertanahan adalah

a. Sulitnya pengendalian penggunaan lahan. Antara lain disebabkan karena

persepsi bahwa dengan kepemilikan lahan yang dimiliki oleh masyarakat

sendiri masyarakat berhak mengelola/menggunakannya sesuai dengan

keinginan sendiri..

b. Banyaknya konversi lahan pertanian menjadi non pertanian, utamanya pada

sektor perumahan/properti. Peruntukan penggunaan tanah sawah untuk

lahan berkelanjutan tidak dapat berjalan.

c. Terbatasnya ketersediaan lahan yang akan dijadikan dan ditetapkan

sebagai lahan sawah berkelanjutan sebagai penopang ketersediaan pangan

baik tingkat Provinsi maupun nasional.

d. Penyediaan tanah untuk pemukiman atau perumahan belum memenuhi

kebutuhan, sehingga berkembang rumah kumuh di perkotaan dengan

intensitas yang tidak terkendali.

e. Belum teridentifikasi tanah negara/tanah terlantar secara detail (data base)

belum akurat

f. Belum adanya insentif dan desinsentif dibidang pertanahan.

10. Urusan Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Permasalahan dalam penyelenggaraan urusan ini yaitu:

a. Masih kurangnya SDM pelayanan administrasi kependudukan, baik dari segi

jumlah maupun kompetensinya.

b. Fungsi koordinasi kurang optimal yang mengakibatkan data kependudukan

menjadi kurang akurat.

Page 164: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 164

c. Sistem teknologi informasi yang sudah ada masih belum bisa mem- back up

arsip pencatatan sipil dan belum dapat memilah data akte kelahiran per

kelompok umur.

d. Masih kurangnya partisipasi masyarakat yang disebabkan oleh kurangnya

pemahaman akan pentingnya dokumen kependudukan.

11. Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Masalah yang dihadapi dalam penyelenggaraan pemberdayaan perempuan

dan perlindungan anak yaitu:

a. Masih kurangnya pemahaman tentang hak-hak perempuan dan anak.

b. Focal point gender belum optimal dalam menyampaikan informasi gender

dan pembuatan laporan PUG.

c. Perencanaan Pembangunan Responsif Gender (PPRG) belum dapat

diimplementasikan dalam perencanaan pembangunan.

d. Belum intensnya porsi keterlibatan perempuan dalam proses pembangunan.

e. Masih rendahnya kualitas sumber daya manusia perempuan.

f. Program Pengarus Utamaan Gender dan Perempuan masih digambarkan

hanya sebagai program untuk mengejar ketertinggalan perempuan agar

dapat setara dengan laki-laki.

12. Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

Beberapa hal yang masih terus mendapat perhatian dalam rangka

penyelenggaraan urusan keluarga berencana dan keluarga sejahtera yaitu:

a. Kurangnya partisipasi laki-laki dalam ber KB karena beranggapan KB hanya

untuk perempuan

b. Belum optimalnya peran pemerintah, masyarakat dan dunia usaha dalam

menggerakan KB (SKPD mengkampanyekan program KB)

c. Citra MOP merugikan pria dan perempuan / isteri melarang suami untuk

MOP, dengan alasan bisa selingkuh secara bebas

d. Berkurangnya tenaga penyuluh KB sebagai ujung tombak di lini lapangan

e. Kurangnya peran serta masyarakat dalam penciptaan keluarga sejahtera

f. Belum optimalnya kapasitas kelembagaan KB-KS.

13. Urusan Sosial

Permasalahan yang dihadapi dalam rangka penyelenggaraan urusan sosial

yaitu:

a. Kualitas pelayanan, rehabilitasi, bantuan sosial dan jaminan kesejahteraan

sosial bagi PMKS masih rendah.

b. Penanganan PGOT (pengemis, gelandangan dan orang terlantar) yang

belum memadai karena belum ada panti rehabilitasi ataupun tempat

pembinaan agar mereka tidak kembali ke jalan.

c. Penanganan kesehatan jiwa bagi orang memerlukan payung hukum dan

mekanisme yang jelas, sehingga dapat tertangani dengan baik

d. Masih rendahnya jaminan perlindungan dan bantuan sosial serta belum

optimalnya akses pelayanan sosial bagi masyarakat

Page 165: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 165

e. Kurangnya koordinasi antar kab/ kota terutama dengan adanya aksi

penipuan dengan modus mengaku sebagai orang terlantar yang meminta

sedekah.

14. Urusan Ketenagakerjaan

Permasalahan yang selalu dihadapi dalam ketenagakerjaan adalah:

a. Sebagian pengusahan memberi upah kepada pekerja dibawah UMK.

b. Disnakertransos Kota Magelang belum memiliki instruktur, pada pelaksanaan

kegiatan bekerjasama dengan BLK Kabupaten Magelang sehingga jadwal

pelatihan mengikuti BLK Kabupaten Magelang.

c. Belum tersertifikasi kompetensi para peserta pelatihan.

d. Masih adanya pelanggaran pelaksanaan UMK di beberapa dunia

usaha/industri.

e. Masih tingginya angka perselisihan antara pengusaha dengan pekerja

f. Masih dijadikannya UMK sebagai standar pengupahan secara umum

g. Kurang berminatnya pencari kerja untuk bekerja di luar negeri

h. Rendahnya animo dunia industri untuk menjalankan sertifikasi K3

dikarenakan biaya pengujian yang cukup besar, sementara standar pelayanan

minimal sertifikasi K3 adalah 50 persen.

i. Kurangnya ahli K3 dikarenakan biaya pelatihan yang cukup tinggi.

j. Peningkatan iklim investasi belum dibarengi dengan pelaksanaan norma

ketenagakerjaan (keselamatan dan perlindungan tenaga kerja) akibat

kurangnya koordinasi antara stakeholder terkait.

k. Belum terakreditasinya Lembaga Pelatihan Kerja Swasta yang ada di Kota

Magelang sehingga mutu pendidikan/pelatihan dan peserta didik kurang

optimal yang pada akhirnya berimbas pada daya saing peserta didik di pasar

kerja.

l. Kurangnya kesadaran akan pentingnya sertifikasi kompetensi di pasar kerja.

m. Rendahnya produktivitas dan etos kerja para pencari kerja.

n. Belum adanya perencanaan tenaga kerja tingkat kota

15. Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

Kendala dalam pengembangan koperasi yaitu :

a. Rendahnya manajemen usaha, seringkali ada yang belum melakukan

pemisahan antara bisnis/usaha dan rumah tangga.

b. Belum memiliki legitimasi tempat usaha.

c. Belum memiliki legitimasi hukum atas asset, sehingga terjadi kesulitan

dalam mengakses kredit perbankan.

d. Rendahnya kualitas SDM, sehingga pola kemitraan sulit diterapkan baik di

bidang produksi, pemasaran maupun teknologi.

e. Rendahnya ketersediaan skim permodalan secara khusus bagi UKM.

16. Urusan Penanaman Modal

Page 166: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 166

Permasalahan-permasalahan yang ada dalam pengembangan investasi di

daerah, antara lain :

a. Masih belum efektifnya peningkatan promosi tentang daya saing Kota

Magelang bagi investor ;

b. Kurang optimalnya dukungan terhadap potensi investasi karena

kekurangsiapan sumberdaya dan sarana prasarana dalam menarik investor

termasuk terbatasnya lahan.

17. Urusan Kebudayaan

Permasalahan dalam penyelenggaraan urusan kebudayaan antara lain:

a. Belum memadainya kualitas sumber daya manusia seni dan budaya.

b. Kurangnya pembinaan dan pengembangan seni dan budaya daerah serta

fasilitasi penyelenggaraan berbagai even seni dan budaya yang dikemas

secara atraktif dan menarik serta berskala regional.

c. Budaya daerah belum banyak mendapatkan apresiasi dari masyarakat.

d. Belum optimalnya pembinaan/pendidikan moral, etika dan budi pekerti bagi

para remaja dan siswa sekolah.

e. Belum optimalnya pelestarian dan pengelolaan Benda, Situs dan Cagar

Budaya.

f. Kurangnya perlindungan dan pelestarian terhadap kekayaan budaya

nasional/daerah, sehingga sangat rentan untuk diambil alih/diakui oleh

pihak-pihak lain.

g. Kurangnya promosi budaya daerah, efektivitas system inventarisasi dan

penyajian informasi mengenai jenis dan ragam budaya daerah Kota

Magelang.

18. Urusan Kepemudaan dan Olahraga

Permasalahan yang masih dihadapi dalam penyelenggaraan urusan

kepemudaan dan olah raga yaitu:

a. Kurangnya ketrampilan, daya kreasi dan inovasi pemuda

b. Terjadinya pengangguran sebagai akibat rendahnya tingkat pendidikan dan

ketrampilan, tidak sesuainya kualifikasi yang dibutuhkan pasar kerja dengan

kompetensi pendidikan yang dimiliki, kurangnya kemandirian, dan

sempitnya lapangan kerja.

c. Kurangnya sarana prasarana pendukung kegiatan kepemudaan seperti youth

center.

d. Penurunan prestasi olahraga Kota Magelang karena: kurangnya

penghargaan dan perlindungan terhadap atlet berprestasi sehingga diambil

daerah lain, kurangnya ajang latih tanding dan monitoring prestasi atlet,

lemahnya pembibitan atlet sejak usia muda, belum adanya klub olahraga di

sekolah-sekolah, dan kurang memadainya sarana prasarana olahraga.

e. Kurang optimalnya sinkronisasi dan koordinasi pembangunan olahraga

antara Dinas Pendidikan, Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan

Pariwisata, Pengurus Daerah dan Komite Olahraga Nasional Indonesia

(KONI) Kota Magelang.

Page 167: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 167

19. Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

Beberapa potensi masalah dalam penyelenggaraan urusan ini yaitu:

a. Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam penggunaan hak pilih.

b. masih tingginya penyandang PMKS di kota magelang

c. Masih ditemukan kasus narkoba

d. Kota Magelang termasuk memiliki ancaman bencana dan masih kurangnya

kesadaran masyarakat dalam upaya mitigasi bencana.

20. Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,

PerangkatDaerah, Kepegawaian, dan Persandian

Masalah yang dihadapi dalam rangka penyelenggaraan urusan ini meliputi:

a. Belum sinerginya peraturan perundangan yang yang diterbitkan

pemerintahan pusat dan daerah, yang berakibat pada terjadinya tumpang

tindih, perbedaan persepsi dan kekosongan peraturan perundangan yang

berlaku;

b. Belum optimalnya penyelenggaraan pemerintahan umum dalam pelayanan

publik yang disebabkan oleh kurangnya kapasitas, kompetensi dan

profesionalitas SDM aparatur berikut sarana dan prasarana yang

dibutuhkan;

c. belum optimalnya intensifikasi penerapan E-Government di seluruh SKPD

dengan memaksimalkan system informasi, penggunaan WAN dan website;

d. Belum optimalnya kerja sama antar daerah, daerah dengan swasta dan

daerah dengan perguruan tinggi dalam penyelenggaraan pemerintahan dan

pelayanan publik;

e. Belum sebandingnya peningkatan pendapatan daerah yang bersumber dari

pusat dan pendapatan asli daerah dengan pembiayaan yang harus di

keluarkan daerah;

f. Kurang tuntasnya penyelesaian kasus-kasus pelanggaran disiplin pegawai;

g. Banyaknya hasil temuan pemeriksaan interen yang mencerminkan

ketidakdisiplinan pengelolaan anggaran;

h. Rendahnya pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan (litbang) yang

digunakan sebagai acuan dalam pengambilan kebijakan di pemerintah

daerah;

21. Urusan Ketahanan Pangan

Permasalahan yang senantiasa dihadapi dalam penyelenggaraan urusan

ketahanan pangan adalah:

a. Maraknya alih fungsi pertanian menjadi non pertanian, sehingga berdampak

negative pada ketersediaan pangan yang cukup, baik jumlah maupun

mutunya, aman, merata, dan terjangkau.

b. Belum optimalnya pemanfaatan lahan pekarangan di rumah tangga untuk

budidaya tanaman pangan.

c. Belum adanya cadangan pangan di Kota Magelang.

d. Belum optimalnya upaya yang dilakukan untuk stabilisasi pasokan dan harga

pangan pokok, sehingga harga bahan pangan masih fluktuatif.

Page 168: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 168

e. Masih tingginya jumlah penduduk miskin di Kota Magelang yang berpotensi

meningkatkan kerawanan pangan dan gizi.

f. Budaya dan kebiasaan makan penduduk Kota Magelang yang kurang

mendukung konsumsi pangan B2SA (beragam, bergizi, seimbang, dan

aman).

g. Masih adanya penggunaan zat aditif berupa penyedap, pewarna, pemanis,

pengawet, pengental, pemucat, dan anti gumpal pada bahan makanan.

22. Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Hambatan-hambatan yang ditemui dalam upaya pemberdayaan

masyarakat adalah:

a. Belum optimalnya peran lembaga dan organisasi kemasyarakatan untuk

turut serta dalam meningkatkan kemandirian masyarakat, disebabkan

kurangnya pemahaman pengurus lembaga-lembaga tersebut tentang tugas

mereka.

b. Belum sinerginya LPM, LKK, dan PNPM dalam melaksanakan tugas, masih

terjadi tumpang tindih (overlap) area antara LPM dan LKM.

c. Kurangnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan kelurahan.

d. Data profil kelurahan belum mencerminkan potensi kelurahan.

23. Urusan Statistik

Statistik berkaitan dengan penyediaan data yang harus selalu mengikuti

perkembangan terkini (up to date). Permasalahan yang dihadapi dalam

penyelenggaraan urusan statistik yaitu:

a. Belum adanya instansi sebagai pengelola/ pusat data terpadu;

b. Data sektoral dari SKPD tidak konsisten sehingga kualitas data yang

dihasilkan rendah;

c. Kurangnya kesadaran (awareness) terhadap pentingnya eksistensi dan

kualitas data;

d. Sarana dan prasarana pengelolaan data belum memadai;

e. Belum tercukupinya SDM statistic yang professional dan kompeten;

f. Belum terpenuhinya ketersediaan ragam data dan informasi statistic wilayah

dalam skala kecil; dan

g. Ketersediaan beberapa data yang sangat tergantung dari hasil publikasi

instansi lain (missal: Data PDRB, Inflasi, Telekomunikasi, dll).

24. Urusan Kearsipan

Permasalahan yang dihadapi pada penyelenggaraan urusan kearsipan

yaitu:

a. Belum optimalnya sistem kearsipan yang disebabkan oleh kurangnya SDM

dan sarana dan prasarana kearsipan serta rendahnya perhatian dan

pengawasan terhadap pelaksanaan sistem kearsipan;

b. Belum optimalnya penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah

yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara banyaknya arsip dengan

jumlah SDM yang menangani;

Page 169: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 169

c. Kurangnya khasanah arsip yang disebabkan oleh kurangnya kesadaran

masyarakat akan pentingnya arsip;

d. Belum optimalnya pelayanan informasi kearsipan daerah yang disebabkan

oleh belum tersedianya sistem informasi kearsipan yang memadai.

e. Digitalisasi arsip belum menjadi fokus kebijakan.

25. Urusan Komunikasi dan Informatika

Beberapa permasalahan yang menjadi kendala dalam penyelenggaraan

urusan komunikasi dan informatika di antaranya:

a. Masih kurangnya kualitas dan kuantitas sistem informatika yang memadai

untuk mendukung efisiensi pelayanan publik dan transparansi.

b. Belum optimalnya jangkauan dan akses komunikasi informasi yang

disebabkan masih terbatasnya sarana dan prasarana serta pengembangan

komunikasi informasi.

c. Belum optimalnya kerjasama di bidang komunikasi dan informasi antara

pemerintah dan mass media yang disebabkan oleh masih kurangnya

publikasi pemerintah daerah di berbagai mass media.

d. Belum optimalnya penelitian di bidang komunikasi dan informasi yang

disebabkan oleh belum terintegrasinya kegiatan penelitian dalam suatu

jaringan penelitian yang efektif.

e. Masih lemah dan kurangnya kualitas SDM di bidang komunikasi dan

informasi yang disebabkan oleh kesenjangan antara kemajuan IPTEK yang

sangat cepat dengan penguasaan teknologi oleh aparatur bidang komunikasi

dan informasi.

f. Masih kurangnya pemahaman tenatng aturan-aturan baru yang terkait di

bidang perhubungan, komunikasi dan informatika.

26. Urusan Perpustakaan

Permasalahan yang masih dihadapi dalam penyelenggaraan urusan

perpustakaan di Kota Magelang yaitu:

a. Perlunya optimalisasi untuk lebih meningkatkan minat baca di dalam

masyarakat yang disebabkan oleh masih kurangnya budaya membaca

masyarakat;

b. Perlunya peningkatan kualitas pelayanan perpustakaan (perpustakaan

daerah, perpustakaan perguruan tinggi, perpustakaan khusus/instansi,

perpustakaan kelurahan, perpustakaan rumah ibadah, dan perpustakaan

sekolah).

c. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang serah simpan karya cetak dan

karya rekam.

d. Perpustakaan digital belum menjadi fokus program

D. Isu Strategis

Mengacu pada permasalahan pembangunan daerah yang dihadapi Kota

Magelang, maka perlu dirumuskan permasalahan paling prioritas yang sekaligus

merupakan isu strategis daerah untuk mendapatkan solusi pada tahun 2016.

Informasi lain pada level provinsi maupun nasional baik itu berupa permasalahan

Page 170: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 170

maupun kebijakan serta isu dan dinamika global menjadi entitas selanjutnya yang

harus diselaraskan, sehingga diharapkan isu strategis yang muncul dapat terkoneksi

secara baik sebagai bagian integral untuk solusi regional maupun nasional.

Selain dengan memperhatikan permasalahan pembangunan nasional dan

provinsi tersebut, identifikasi isu strategis Kota Magelang mempertimbangkan

beberapa hal, yakni:

a. Merupakan tugas dan tanggung jawab Pemerintah Kota Magelang;

b. Besarnya dampak yang ditimbulkan terhadap publik;

c. Tingkat kemungkinan/ kemudahan penanganan;

d. Memiliki pengaruh yang besar/ signifikan terhadap pencapaian sasaran

pembangunan;

e. Memiliki daya ungkit terhadap pencapaian untuk pembangunan daerah; dan

f. Janji politik yang harus diwujudkan.

Isu Strategis yang menjadi prioritas Pemerintah Kota Magelang untuk ditangani

Tahun 2015 adalah sebagai berikut:

1. Bidang Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama

Khususnya untuk isu strategis di urusan Pendidikan, makaupaya untuk

mewujudkan peningkatan akses pendidikan yang berkualitas, terjangkau,

relevan, kemandirian, keluhuran budi pekerti dan karakter bangsa yang kuat

serta sebagai salah satu usaha dalam rangka pencapaian Misi 5, menghadapi

tantangan dan permasalahan yang harus diselesaikan di Tahun 2015 adalah

sebagai berikut:

a. Masih terbatasnya sarana prasarana, akses, pemerataan, kualitas layanan,

kualifikasi serta kompetensi tenaga pendidikan pada jenjang pendidikan anak

usia dini;

b. Belum optimalnya ketersediaan, kualitas, kualifikasi dan kompetensi tenaga

pendidik serta distribusi pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan dasar;

c. Transisi pengelolaan pendidikan luar biasa dan pendidikan menengah dari

pemerintah kota magelang ke pemerintah Provinsi Jawa Tengah;

d. Belum optimalnya pengelolaan perpustakaan dan laboratorium sekolah;

e. Perlunyan kesiapan implementasi kurikulum 2013 dalam penyediaan

sarana, peyiapan tenaga pendidik, aspek pemahaman, pembelajaran,

penilaian dan pemanfaatan media;

f. Belum efektifnya pendidikan karakter di sekolah diindikasikan dengan masih

adanya vandalisme, kurangnya ketertiban dan kedisiplinan siswa;

g. Kurangnya ketersediaan dan akurasi data pendidikan; dan

h. Masih perlunya optimalisasi pemenuhan pemenuhan hak-hak anak.

Sementara itu di sektor Kesehatan, beberapa permasalahan ke depan yang

memerlukan perhatian dalam rangka pencapaian Misi 5 antara lain:

a. Belum optimalnya upaya pencegahan penyebaran penyakit menular dan upaya

penanganan pasien penyakit menular;

b. Masih minimnya upaya deteksi dini penyakit tidak menular melalui

pemberdayaan kader kesehatan;

Page 171: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 171

c. Kurangnya koordinasi lintas sektoral dalam upaya promosi kesehatan

masyarakat;

d. Belum optimalnya peningkatan kesadaran masyarakat akan PHBS;

e. Masih perlunya optimalisasi peningkatan kualitas pelayanan kesehatan bagi

ibu dan anak;

f. Belum optimalnya angka usia harapan hidup ;

g. Masih rendahnya produktivitas dan kesehatan kaum lansia;

h. Kurangnya penyediaan data sarana, tenaga medis dan kondisi kesehatan

masyarakat yang selalu up to date;

i. Masih adanya prevalensi angka balita bergizi;

j. Minimnya registrasi dan sertifikasi tenaga kesehatan;

k. Rendahnya pemanfaatan peralatan medis berteknologi terkini dalam

penyelenggaraan pelayanan kesehatan;

l. Belum optimalnya penyediaan elektronik data tenaga kesehatan dan sarana

kesehatan yang akurat dan terpercaya;

m. Kurangnya tenaga kesehatan yang mencukupi dan sesuai spesialisasi yang

dibutuhkan; dan

n. Perlunya peningkatan pelayanan kesehatan melalui skema BPJS.

Isu strategis lainnya yang muncul dari bidang ini adalah terkait Penanggulangan

Kemiskinan. Tingkat kemiskinan cenderung menurun. Namun demikian

permasalahan dan tantangan yang harus dihadapi untuk mempercepat

turunnya tingkat kemiskinan pada tahun 2016 yang pencapaian Misi ke 2, 3, 4

dan 5, adalah sebagai berikut:

a. Optimalisasi peran Balai Latihan Kerja (BLK) setelah penyelesaian

pembangunan tahun 2015 untuk menciptakan tenaga kerja terampil;

b. Perlunya pemantapan kualitas dan akses layanan pemenuhan kebutuhan

dasar bagi masyarakat miskin termarginalkan untuk mengembangkan

kehidupan mereka secara layak;

c. Tingkat pengangguran terbuka yang masih cukup tinggi. Hal ini menjadi

tantangan bagi pemerintah kota magelang untuk terus mendorong

pertumbuhan lapangan kerja dan penyerapan tenaga kerja;

d. Perlunya pendekatan integratif untuk penanggulangan kemiskinan daerah

sehingga program–program dan penanganan kemiskinan yang diupayakan

dapat mendorong akselerasi dan efektitas penurunan jumlah penduduk

miskin, anatara lain melalui pendekatan pembangunan kewilayahan dan fokus

pada pemberdayaan masyarakat;

e. Perlunya keterpaduan antar SKPD dalam upaya percepatan pengentasan

kemiskinan; dan

f. Pemanfaatan scheme bantuan permodalan seperti KUR masih belum dapat

menyerap tenaga kerja seperti yang diharapkan.

2. Bidang Ekonomi

Berbagai permasalahan dan tantangan yang harus diselesaikan dalam tahun

Page 172: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 172

2016 di bidang ekonomi terkait dengan upaya peningkatan ketahanan pangan dan

lanjutan revitalisasi pertanian, yang diwujudkan dalam pencapaian Misi 3 adalah

sebagai berikut:

a. Maraknya alih fungsi pertanian menjadi non pertanian, sehingga berdampak

negatif pada ketersediaan pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya,

aman, merata, dan terjangkau;

b. Belum optimalnya pemanfaatan lahan pekarangan di rumah tangga untuk

budidaya tanaman pangan;

c. Belum adanya cadangan pangan di Kota Magelang;

d. Belum optimalnya upaya yang dilakukan untuk stabilisasi pasokan dan harga

pangan pokok, sehingga harga bahan pangan masih fluktuatif;

e. Masih tingginya jumlah penduduk miskin di kota magelang yang berpotensi

meningkatkan kerawanan pangan dan gizi;

f. Budaya dan kebiasaan makan penduduk kota magelang yang kurang

mendukung konsumsi pangan b2sa (beragam, bergizi, seimbang, dan aman);

dan

g. Masih adanya penggunaan zat aditif berupa penyedap, pewarna, pemanis,

pengawet, pengental, pemucat, dan anti gumpal pada bahan makanan.

Isu strategis lainnya yang mendesk untuk diselesaikan adalah di ketenagakerjaan,

yaitu:

a. Sebagian pengusahan memberi upah kepada pekerja dibawah umk.

b. Disnakertransos Kota Magelang belum memiliki instruktur, pada pelaksanaan

kegiatan bekerjasama dengan BLK Kabupaten Magelang sehingga jadwal

pelatihan mengikuti BLK Kabupaten Magelang;

c. Belum tersertifikasi kompetensi para peserta pelatihan;

d. Masih adanya pelanggaran pelaksanaan UMK di beberapa dunia

usaha/industri;

e. Masih tingginya angka perselisihan antara pengusaha dengan pekerja;

f. Masih dijadikannya UMK sebagai standar pengupahan secara umum;

g. Kurang berminatnya pencari kerja untuk bekerja di luar negeri;

h. Rendahnya animo dunia industri untuk menjalankan sertifikasi K3

dikarenakan biaya pengujian yang cukup besar, sementara standar pelayanan

minimal sertifikasi K3 adalah 50 persen;

i. Peningkatan iklim investasi belum dibarengi dengan pelaksanaan norma

ketenagakerjaan (keselamatan dan perlindungan tenaga kerja) akibat

kurangnya koordinasi antara stakeholder terkait;

j. Belum terakreditasinya lembaga pelatihan kerja swasta yang ada di Kota

Magelang sehingga mutu pendidikan/ pelatihan dan peserta didik kurang

optimal yang pada akhirnya berimbas pada daya saing peserta didik di pasar

kerja;

k. Kurangnya kesadaran akan pentingnya sertifikasi kompetensi di pasar kerja;

l. Rendahnya produktivitas dan etos kerja para pencari kerja; dan

m. Tantangan dalam era Masyarakat Ekonomi ASEAN.

Page 173: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 173

Isu di dalam urusan Koperasi dan UKM dan kesjahteraan masyarakat yang layak

diperhatikan antara lain

a. Rendahnya manajemen usaha, seringkali ada yang belum melakukan

pemisahan antara bisnis/ usaha dan rumah tangga;

b. Belum memiliki legitimasi tempat usaha serta legitimasi hukum atas asset,

sehingga terjadi kesulitan dalam mengakses kredit perbankan;

c. Rendahnya kualitas SDM, sehingga pola kemitraan sulit diterapkan baik di

bidang produksi, pemasaran maupun teknologi;

d. Rendahnya ketersediaan skim permodalan secara khusus bagi UKM;

e. Tindak lanjut dari agenda ayo ke magelang tahun 2015 dalam upaya untuk

mempertahankan dan meningkatkan daya tarik wisata Kota Magelang;

f. Rendahnya kunjungan wisata sebagai akibat lemahnya promosi, informasi

dan pemasaran pariwisata, kurang memadainya sarana dan prasarana

kepariwisataan;

g. Kurangnya inovasi, kreativitas, kreasi, atraksi destinasi pariwisata dan

berbagai fasilitas pendukung destinasi pariwisata, serta masih rendahnya

sumber daya manusia pengelola pariwisata;

h. Kurangnya penyelenggaraan even pariwisata yang dilaksanakan secara

periodik yang dikemas dalam atraksi yang menarik dan atraktif serta berskala

luas sehingga mampu menarik wisatawan berkunjung;

i. Perlunya intensifikasi image branding yang telah dilaksanakan sejauh ini.

Peningkatan kualitas produk dan jasa pariwisata, dan ketersediaan sarana

dan prasarana yang memadai di lingkungan obyek dan daya tarik wisata,

masih rendahnya kualitas SDM pengelola obyek dan daya tarik wisata,

pramuwisata maupun para pelaku pariwisata lainnya;

j. Sebagai kota jasa, perlu terus untuk mendorong agar kota magelang dapat

menjadi ajang bagi pendatang untuk aktivitas Meeting, Incentive,

Conference and Exhibition (MICE) yang akan mampu menghadirkan

pemasukan bagi daerah dan masyarakat baik secara langsung maupun tidak

langsung;

k. Sumbangan sektor pariwisata terhadap pad harus semakin dioptimalkan. Hal

ini disebabkan oleh belum optimalnya promosi yang dilakukan, baik di dalam

maupun luar negeri, sehingga jumlah kunjungan, lama tinggal dan

pengeluaran belanja wisatawan masih relatif kecil;

l. Kecenderungan menurunnya prestasi dan pemasyarakatan olahraga

disebabkan oleh lemahnya pembibitan, pembinaan, pemanduan dan

pemasyarakatan olahraga serta tidak adanya penelitian dan pengembangan

keolahragaan; dan

m. Masih rendahnya partisipasi pemuda dalam pembangunan daerah yang

diantaranya disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan dan ketrampilan,

daya tangkal, kepedulian terhadap masalah-masalah pembangunan,

keterbatasan akses dan kemitraan.

Sementara itu di sektor pertanian, beberapa isu yang patut di kedepankan antara

Page 174: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 174

lain:

a. Sebagian besar petani kota magelang adalah petani penggarap, sehingga

program diversifikasi usaha tani menjadi kurang optimal;

b. Petani belum menggunakan sarana produksi yang sesuai dengan teknologi

pertanian;

c. Semakin berkurangnya lahan pertanian produktif sebagai akibat dari alih

fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian;

d. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang budidaya tanaman hortikultura;

e. Rendahnya pengetahuan masyarakat dalam budidaya florikultur, sehingga

budidaya tanaman hias dan bunga belum berkembang di masyarakat;

f. Masyarakat membudidaya tanaman hias dan bunga masih sebatas hobi,

belum menjadi mata pencaharian;

g. Rendahnya minat generasi muda terhadap sektor pertanian, menyebabkan

tidak adanya regenerasi dalam bidang pertanian; dan

h. Belum berkembangnya urban farming di Kota Magelang;

3. Bidang ilmu Pengetahuan dan Teknologi

a. Masih rendahnya peran aktif dan kemampuan masyarakat dalam

berkreativitas dan inovasi serta pendayagunaan teknologi tepat guna untuk

mengembangkan keunggulan komparatif dan kompetitif; dan

b. Perlunya optimalisasi sistem inovasi daerah (SIDA) secara efektif dan efisien.

4. Bidang Sarana dan Prasarana

Permasalahan dan tantangan pokok yang dihadapi bidang ini dalam rangka

pencapaian Misi ke 4, antara lain adalah:

a. Belum optimalnya fungsi prasarana dan sarana drainase pengendalian banjir

pada musim penghujan;

b. Masih adanya jalan dan jembatan yang rusak. Prasarana jalan dan jembatan

senantiasa membutuhkan pemeliharaan dan peningkatan;

c. Belum terpenuhinya semua kebutuhan pengelolaan jaringan irigasi dan

jaringan pengairan lainnya dalam mendukung pembangunan pertanian dan

penyediaan air baku;

d. Terbatasnya sumber air bersih di Kota Magelang;

e. Rendahnya kualitas pembangunan dan pengelolaan bangunan gedung

pemerintah diakibatkan tidak dipatuhinya NSPM dan rendahnya sosialisasi

serta pengawasan pelaksanaan NSPM;

f. Masih adanya pemukiman kumuh dan rumah tidak layak huni di Kota

Magelang;

f. Belum optimalnya pengembangan kawasan strategis dan cepat tumbuh;

g. Perlunya mengakomodir hak hak masyarakat rentan termarginalkan dalam

desain sarpras kota;

h. Tingginya volume pergerakan/ mobilitas terutama pada jam-jam sibuk yang

tidak didukung oleh sarana prasarana jaringan jalan sehingga mengakibatkan

kecenderungan untuk terjadinya kemacetan dan peningkatan kecelakaan lalu

lintas; dan

Page 175: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 175

i. Belum optimalnya jangkauan dan akses komunikasi informasi yang

disebabkan masih terbatasnya sarana dan prasarana serta pengembangan

komunikasi informasi.

5. Bidang Politik

Beberapa permasalahan dan tantangan pokok yang dihadapi di bidang

politik, hukum dan keamanan sebagaimana diwujudkan dalam Misi 6, antara lain

adalah perlunya antisipasi pelaksanaan Pilkada tahun 2015, agar situasi tetap

kondusif dan ketertiban umum tetap terjaga.

6. Bidang Pertahanan dan Keamanan

a. Masih adanya ancaman terorisme, konflik SARA (baik vertikal maupun

horizontal) dan gerakan yang bersifat radikalisme yang kadang bersifat laten

dengan daya destruktif yang tinggi.

b. Masih terdapatnya berbagai penyakit masyarakat

7. Bidang Hukum dan Aparatur

Dalam rangka khususnya pencapaian terwujudnya tata kelola pemerintahan

yang baik yang merupakan bagian dari perwujudan misi 1, tantangan dan

permasalahan yang harus diselesaikan di tahun 2016 adalah sebagai berikut:

a. Belum optimalnya penyelenggaraan pemerintahan umum dalam pelayanan

publik yang disebabkan oleh kurangnya kapasitas, kompetensi dan

profesionalitas sdm aparatur berikut sarana dan prasarana yang dibutuhkan

(perlunya optimalisasi pelayanan yang berbasis pada „menghadirkan

pemerintah sedekat mungkin dengan masyarakat’);

b. Masih perlu intensifikasi penerapan e-government di seluruh skpd dengan

memaksimalkan sistem informasi, penggunaan wan dan penggunaan website;

c. Belum optimalnya ketersediaan data dan statistik daerah valid dan akurat

sebagai bahan penyusunan kebijakan dan perencanaan;

d. Belum optimalnya penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah yang

disebabkan oleh ketidakseimbangan antara banyaknya arsip dengan jumlah

SDM yang menangani, dan belum dikembangkannya digitalisasi arsip daerah;

e. Persiapan SDM dan implementasi pelaksanaan Undang-Undang Aparatur

Sipil Negara (ASN) perlu mendapat perhatian yang serius;

f. Belum optimalnya pengelolaan administrasi keuangan dan

pertanggungjawabannya, termasuk eksistensi aset daerah di mana hasil opini

BPK untuk laporan keuangan tahun 2014 adalah WDP dan perlu dicari model

yang cocok untuk transparansi informasi dan publikasi anggaran belanja

daerah kepada masyarakat umum sehingga masyarakat memahami kondisi

keuangan daerah, sehingga status Wajar Tanpa Pengecualian dapat

tercapai;

g. Masih perlu akselerasi implementasi sistem perencanaan dan penganggaran

berbasis kinerja secara optimal salah satunya implementasi Analisa Standar

Belanja (ASB) dan penentuan pagu indikatif kewilayahan (kecamatan

& kelurahan) dan pagu indikatif SKPD;

h. Perencanaan dan penganggaran pembangunan daerah yang masih belum

Page 176: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 …bappeda.magelangkota.go.id/images/download/ranwal_rkpd/ranwal2016... · Kota Magelang dilewati oleh dua sungai yang cukup besar

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2016 BAB II - 176

konsisten yang perlu untuk terus dilakukan minimalisasi deviasi, antara lain

dengan integrasi sistem informasi perencanaan, penganggaran dan evaluasi;

i. Sinergisitas proses perencanaan pembangunan daerah dari pendekatan politik

(proses politik) ke pendekatan teknokratik perlu dilakukan dengan

pemahaman yang sama antara lain terkait perumusan pokok-pokok pikiran

DPRD; dan

j. Masih perlu optimalisasi implementasi RAD pemberantasan korupsi (RAD

PK).

8. Bidang Wilayah dan Tata Ruang

Beberapa permasalahan yang dihadapi antara lain :

a. Masih belum selesainya permasalhan batas wilayah dengan Kabupaten

Magelang;

b. Masih perlunya pengendalian pemanfaatan tata ruang kota; dan

c. Perlunya intensifikasi pembangunan berbasis kewilayahan secara

terpadu dengan pembangunan sektoral.

9. Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Beberapa permasalahan dan tantangan pokok yang dihadapi dalam upaya

menjaga Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana sebagaimana

diwujudkan dalam Misi 4 dan 6, antara lain adalah:

a. Pengelolaan manajemen persampahan masih belum optimal;

b. Masih banyaknya perusahaan/kegiatan industri yang belum memiliki Instalasi

Pengolahan Limbah (IPAL);

c. Umur teknis TPA yang akan segera berakhir;

d. Perlu terus untuk diupayakan pengelolaan sampah dari sumbernya yang

berbasis pada masyarakat antara lain optimalisasi program kampung organik,

dan model pengelolaan manajemen persampahan berbasis masyarakat

lainnya;

e. Kurangnya lahan terbuka hijau (RTH);

f. Banyaknya kegiatan industri atau kegiatan usaha yang belum memilki

dokumen lingkungan AMDAL, UKL-UPL , DPPL; dan

g. Masih perlunya pembinaan petugas penanggulangan bencana alam.