bab ii dasar teori a. dasar sistem komunikasi serat …
TRANSCRIPT
8
Tugas Akhir BAB II
Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom D310034
BAB II
DASAR TEORI
A. DASAR SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK (SKSO)
Sistem komunikasi serat optik adalah suatu sistem komunikasi yang dalam
pengiriman dan penerimaan sinyal menggunakan sumber optik dan detektor optik
dengan panjang gelombang sinar inframerah antara 850nm – 1550nm (frekuensi
350MHz – 190MHz) yang dilakukan pada media transmisi serat optik. Diagram kotak
suatu sistem komunikasi serat optik terlihat pada gambar berikut 2.1.
Pengkopelan Kanal
Sumber Cahaya
Penggerak/Drive
Sinyal Input Elektris
Pengkopelan Kanal
Detektor Cahaya
Rangkaian Output
Sinyal Output Elektris
Kanal Informasi
Gambar 2.1. DiagramLink Sistem Komunikasi Serat Optik[1]
Keterangan :[1]
1. Sinyal Input Elektris (Pesan Asli)
Sinyal input elektris atau pesan asli ini merupakan informasi yang dikirim
dalam bentuk suara, gambar, atau pun data. Kemudian sinyal input elektris
9
Tugas Akhir BAB II
Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom D310034
tersebut diubah dalam bentuk kode elektrik oleh suatu transduser sebelum
ditransmisikan untuk komunikasi optik.
2. Penggerak/Driver (Modulator)
Penggerak/driver merupakan sebagai modulator yang mempunyai dua fungsi
utama yaitu mengubah pesan dalam kode elektrik kedalam format yang sesuai,
dan menyatakan kode tersebut kedalam gelombang yang dibangkitkan oleh
sumber pembawa.
3. Sumber Cahaya/Sumber Optik
Informasi berbentuk sinyal eletrik akan dimodulasikan dengan gelombang
pembawa berupa cahaya yang dihasilkan oleh sebuah osilator optik. Osilator ini
menggunakan diode pemancar cahaya atau Light Emitting Diode (LED) dan
diode laser atau Laser Diode.
4. Pengkopel Kanal (Input)
Pengkopel berfungsi untuk memberikan daya dari pengirim ke kanal informasi.
5. Kanal Informasi
Dalam sistem komunikasi serat optik, kanal terpadu menggunakan serat
optik.Penggunaan jenis serat optik disesuaikan dengan performansi yang
diinginkan.
6. Pengkopel Kanal (Output)
Pengkopel kanal memberikan daya dari kanal informasi ke detektor.
7. Detektor Cahaya
Detektor cahaya atau detektor optik berfungsi sebagai pengubah kode informasi
termodulasi yang berupa gelombang cahaya menjadi gelombang elektrik.
8. Rangkaian Output
Setelah dipisahkan dengan pembawanya, kode elektrik tersebut diubah menjadi
isyarat aslinya oleh suatu transduser.
Pada komunikasi serat optik, sinyal yang digunakan dalam bentuk sinyal
digital. Sedangkan penyaluran sinyal melalui serat optik dalam bentuk pulsa
cahaya. Pulsa cahaya didapat dari memodulasi sinyal informasi dalam bentuk
digital dalam suatu komponen sumber cahaya, proses ini terjadi pada arah kirim.
Sedangkan pada arah terima melalui detektor cahaya, pulsa cahaya diubah kembali
dalam bentuk sinyal digital.
10
Tugas Akhir BAB II
Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom D310034
B. JARINGAN LOKAL AKSES FIBER [1]
Jaringan lokal akses fiber (Jarlokaf) adalah bagian dari public switched network
yang menghubungkan titik akses dengan pelanggan. Lebih sederhana lagi, jaringan
akses adalah penghubung akhir dalam suatu jaringan antara Customer Premise
Equipment (CPE) dan titik penghubung pertama ke infrastruktur jaringan, Point Of
Presence (PoP), atau Central Office (CO). Jaringan akses seperti pada gambar
2.2.selama ini didominasi oleh kabel tembaga twisted-pair. Jaringan akses selama ini
dianggap sebagai bottleneck dalam penyediaan layanan data. Hal ini terutama karena
bandwidth yang tersedia telah tertinggal dibandingkan dengan bandwidth pada Local
Area Network (LAN) atau Wide Area Network (WAN) dimana karena factor
konsentrasi dan skala ekonomi menyebabkan digunakannya serat otik.
Sentral
Switching
Multiplexer Multiplexer
User
User
User
Comm
Tower
Comm
Tower
User
UserSentral
Switching
JARINGAN
TRANSMISIJARINGAN
AKSESJARINGAN
AKSES
User
Gambar 2.2. Jaringan Akses[10]
Gagasan menggunakan serat optik untuk menghubungkan perangkat Customer
Premises Equipment (CPE) dan Central Office (CO) atau Point of Presence (PoP)
menggunakan serat optik pelanggan dengan fasilitas penyedia telah ada selama
beberapa dekade. Supaya konsep ini menjadi kenyataan, terdapat beberapa masalah
yang harus ditangani, termasuk dibawah ini :
1. Ketersediaan perangkat multiplexing yang murah.
2. Produksi kabel optik dalam jumlah yang cukup sehingga bisa menawarkan
pelayanan yang baik.
3. Kesiapan penyedia layanan untuk menawarkan layanannya.
Selain itu, suatu pasar harus dikembangkan untuk menggunakan kapasitas
bandwidth serat optik.Terdapat pendapat umum bahwa serat optik adalah barang yang
langka.Tetapi kekurangan serat optik bukanlah masalah utama dalam pasar masa
11
Tugas Akhir BAB II
Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom D310034
kini.Bahkan serat optik saat ini merupakan sumber daya akses yang siap digunakan
terutama di kota – kota besar. Infrastruktur serat optik terbukti menjadi bagian penting
dari dunia telekomunikasi pada saat ini.Dorongan untuk interkonektivitas dan
pertumbuhan eksponensial dalam lalu lintas data sebagai hasil dari aplikasi bisnis
menyebabkan digunakannya jaringan optik karena bisa menghubungkan pengguna
akhir dan penyedia layanan dengan informasi.Suatu teknologi diperlukan sehingga
bisa menambah daya guna jaringan yang ada dan meningkatkan viabilitas aplikasi
jaringan yang baru.Kesenjangan bandwidth bisa dijembatani dengan solusi jaringan
optik.Platform jaringan optik menyediakan solusi dengan cara membuka hambatan
pada bandwidth bottleneck diantara Customer Premises Equipment (CPE) dan Central
Office (CO) atau Point of Presence (PoP) menggunakan serat optik. [2]
C. DIGITAL SUBSCRIBER LINE ACCESS MULTIPLEXER (DSLAM) [3]
Digital Subscriber Line Access Multiplexer (DSLAM) merupakan sebuah
peralatan yang berfungsi menggabungkan dan memisahkan sinyal data dengan saluran
telepon yang dipakai untuk mentransmisikan data, peralatan ini terletak di ujung
sentral telepon terdekat.Perangkat ini merupakan sebuah syarat dalam
pengimplementasian jaringan Digital Subscriber Line (DSL).DSL adalah teknologi
akses dengan perangkat khusus pada central office dan pelanggan yang
memungkinkan transmisi broadband melalui kabel tembaga.
Perangkat DSLAM dapat diletakkan di Sentral Telephone Otomate (STO) dan
Remote (dalam bentuk mini DSLAM atau biasa dikenal dengan DSLAM Outdoor).
Pada perangkat DSLAM biasanya sudah terpasang splitter yang berfungsi
memisahkan sinyal suara (PSTN) dan sinyal data (internet), dimana sinyal suara akan
menuju perangkat sentral telepon dan sinyal data akan diarahkan menuju Broadband
Remote Access Server (BRAS). Sentral telepon memisahkan sinyal Digital Subscriber
Line (DSL) atau data dan sinyal suara (telepon). Sinyal telepon disalurkan ke PSTN
dan data dikirim ke DSLAM, yang akan disalurkan lagi melalui backbone lainnya ke
internet. Sebaliknya data dari internet akan masuk ke DSLAM dan dikirimkan ke DSL
pelanggan.
DSLAM yang berada dalam lingkungan Central Office(CO) digunakan sebagai
dasar untuk solusi DSL. DSLAM ini berfungsi untuk mengkonsentrasikan trafik data
12
Tugas Akhir BAB II
Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom D310034
dari berbagai loop DSL yang kemudian akan dikirimkan ke backbone network untuk
dihubungkan lagi kejaringan lainnya. DSLAM dapat mengirimkan layanan untuk
aplikasi berbasis paket, cell, dan circuit, seperti DSL ke 10 Base-T, 100 Base-T,
T1/E1, atau Asynchronous Transfer Mode (ATM). Secara fisik mode sentralnya
berupa card module yang berisi banyak modem sentral. DSLAM sebagai modem
sentral berisi berbagai jenis teknologi x-DSL (ADSL,SDSL,dan HDSL). Adapun
fungsi dari DSLAM antara lain : sebagai filter antara voice dan data, sebagai
modulator atau demodulator, serta sebagai multiplexer.
1. Bagian – Bagian Umum DSLAM
Secara umum perangkat DSLAM terdiri dari konfigurasi perangkat xDSL
yang secara fisik modem sentralnya berupa card module yang berisi banyak
modem sentral. DSLAM dapat ditempatkan di sentral dalam bentuk SUBRACK
seperti pada gambar 2.3.dan di remote dalam bentuk mini DSLAM, seperti yang
ditunjukkan pada gambar 2.4.
Gambar 2.3.DSLAMSUBRACK/Indoor
Gambar 2.4. Mini DSLAM/DSLAM Outdoor
13
Tugas Akhir BAB II
Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom D310034
Secara umum penjelasan mengenai bagian – bagian DSLAM adalah sebagai
berikut:
a. Power Supply
Power supply yang digunakan pada perangkat DSLAM dapat berasal dari
220 VAC atau -48 VDC.Pada bagian remote juga terdapat baterai yang
digunkan sebagai cadangan listrik ketika jaringan listrik PLN padam.
b. Fan Unit
Bagian ini digunakan untuk menjaga suhu modul dan perangkat.
c. Server Client Based-X (SCBX)
SCBX merupakan central processing unit dari atau bagian prosesor dari
system DSLAM yang berfungsi mengendalikan beberapa peralatan interface
dan digunakan sebagai uplink yang terhubung ke bagian BRAS.Selain itu
SCBX juga digunakan untuk mengubah sinyal optik menjadi listrik.Pada
gambar 2.5.ini merupakan contoh dari bentuk Server Client Based.
Gambar 2.5.Server Client Based Computing (SCBC)
Pada bagian modul SCBX terdapat beberapa LED indikator yaitu indikator
power, run, dan reset. Dalam status normal LED akan menyala berwarna hijau.
Selain itu juga terdapat port ethernet yang digunakan untuk interface melalui
kabel RJ45.
14
Tugas Akhir BAB II
Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom D310034
d. Card Modul XDSL
Card Modul XDSL untuk DSLAM ini merupakan modul akses ke
pelanggan.Jumlah pelanggan yang dapat terlayani tergantung dari jenis modul
yang digunakan.Card Modul XDSL yang banyak digunakan PT.TELKOM
adalah sebagai berikut :
ATIG
Modul ATIG merupakan modul ADSL versi pertama yang
mempunyai kapasitas kanal pelanggan berjumlah 32 buah. Pada modul
ATIG terdapat beberapa LED indikator, yaitu power indicator, run
indicator, link indicator dan hot sweap indicator akan menyala hijau
apabila LED tidak menyala berarti system tidak aktif. Untuk run indicator
ada dua warna LED indikatornya yaitu hijau dan merah. Warna hijau
menunjukkan modul dalam status normal dan warna merah menunjukkan
alarm atau terdapat error pada modul. Sedangkan untuk link indicator LED
menyala hijau menunjukkan kanal pelanggan dalam kondisi aktif atau link
sedang digunakan dan sebaliknya apabila tidak menyala berarti kanal
pelanggan dalam kondisi tidak aktif atau link sedang tidak digunakan.
ASIK
Modul ASIK merupakan modul ADSL versi kedua yang mempunyai
kapasitas kanal pelanggan berjumlah 32 buah. Seperti halnya modul ATIG,
pada modul ASIK terdapat beberapa LED indikator, akan tetapi pada modul
ini tidak terdapt link indicator sehingga hanya power indicator, run
indicator, dan hot sweap indicator. Dalam status normal, LED power
indicator dan hot sweap indicator akan menyala hijau apabila LED tidak
menyala berarti sistem tidak aktif. Sedangkan untuk run indicator ada dua
warna LED indikatornya yaitu hijau dan merah. Warna hijau menunjukkan
modul dalam status normal dan warna merah menunjukkan alarm atau
terdapat error pada modul.
ASIG
Modul ASIG merupakan modul ADSL versi terbaru yang
mempunyai kapasitas kanal pelanggan berjumlah 48 buah. Seperti halnya
15
Tugas Akhir BAB II
Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom D310034
modul ASIK, pada modul ASIG juga terdapat beberapa LED indikator yang
hanya terdapat power indicator, run indicator, dan hot sweap indicator.
Dalam status normal, LED power indicator dan hot sweap indicator akan
menyala hijau, apabila LED tidak menyala berarti system tidak aktif.
Sedangkan untuk run indicator ada dua warna LED indikatornya, yaitu
hijau dan merah. Warna hijau menunjukkan modul dalam status normal dan
warna merah menunjukkan alarm atau terdapat error pada modul.
Splitter
Bagian ini digunakan untuk memisahkan sinyal suara dan sinyal
data. Dimana sinyal suara akan menuju perangkat sentral telepon dan
sinyal data akan diarahkan menuju BRAS.
EICG
Modul ini digunakan sebagai modul interface atau sebagai uplink
apabilauplinknya tidak berasal dari SCBX.
Logic Control Unit (LTC)
Modul ini berfungsi untuk komunikasi dengan modul SCBF dan
pengontrol bagian splitter.
D. ASYMMETRIC DIGITAL SUBSCRIBER LINE (ADSL)[3]
Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL) adalah teknologi akses yang
memungkinkan terjadinya komunikasi data, voice, dan video secara bersamaan
menggunakan media jaringan akses kabel tembaga 1 pair.Disebut asimetrik karena
rate atau kecepatan transmisi dari sentral ke pelanggan (downstream) tidak sama
dengan rate transmisi dari arah pelanggan ke sentral (upstream). Teknologi ADSL ini
digunakan untuk menyalurkan layanan broadband.Bandwidth frekuensi teknologi
DSL dibagi menjadi 2 macam, yaitu band frekuensi rendah (0 s/d 4 KHz) untuk
menyalurkan suara (voice), dan band frekuensi tinggi (38 s/d 1,1 MHz) untuk
menyalurkan data. Kecepatan data yang dapat dilayani oleh modem ADSL ini
bervariasi yaitu untuk downstream mulai dari 2 Mbps hingga 8 Mbps sedangkan untuk
upstream mulai dari 64 kbps hingga 1 Mbps.
Dengan kecepatan downstream yang demikian maka sinyal video dengan teknik
kompresi MPEG-2 dapat dikirim ke rumah pelanggan. Saat ini ada dua sistem
16
Tugas Akhir BAB II
Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom D310034
transport yang digunakan pada ADSL yaitu yang berbasis jaringan Asynchronous
Transfer Mode (ATM) dan berbasis paket data (Ethernet – 10 Base T).
1. Konfigurasi ADSL Secara Umum
Seperti pada gambar 2.6.teknologi ADSL bekerja menggunakan kabel
telepon standar yang terbuat dari tembaga. Saat ini kabel telepon jenis tersebut
sudah banyak tersambung dan tersedia luas ke rumah atau pun kantor. Teknologi
ADSL ini membawa kedua sinyal analog serta digital pada satu kabel.Sinyal
digital untuk komunikasi data, sementara sinyal analog untuk suara seperti
halnya yang digunakan telepon sekarang yang disebut sebagai Plain Old
Telephone System (POTS).
Gambar Gambar 2.6. Konfigurasi ADSL Secara Umum[11]
Keterangan :
a. Internet Service Provider (ISP), merupakan penyedia jasa layanan internet.
b. Internet Protocol (IP), merupakan alamat atau address unik yang digunakan
untuk akses internet.
c. Remote Access Server (RAS), merupakan server yang berfungsi melakukan
routing dari user ke ISP tujuan, IP manajemen, dan internet gateway.
d. Asyncronous Transfer Mode (ATM) Switch sebagai titik persambungan
cross connect antara DSLAM dan Remote Access Server (RAS).
17
Tugas Akhir BAB II
Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom D310034
e. Digital Subscriber Line Access Multiplexer (DSLAM), berfungsi sebagai
filter antara voicedan data, modulator dan demodulator, dan sebagai
multiplexer.
f. Modem ADSL, berfungsi untuk mengubah sinyal analog menjadi sinyal
digital sekaligus routing IP untuk akses internet.
g. Splitter berfungsi untuk memisahkan antara data dan voice.
h. Sentral PSTN, merupakan sentral voice yang menyediakan nomor telepon.
2. Implementasi Teknologi ADSL
Salah satu penerapan teknologi ADSL adalah pada produk Telkom Speedy
Broadband Access seperti pada gambar 2.7.yang memungkinkan layanan suara,
data, dan video pada saat yang bersamaan dengan bit rateupstream 64 Kbps dan
downstream sampai dengan 384 Kbps. Berikut gambar penerapan teknologi
pada Speedy Broadband Access.
Gambar 2.7. Penerapan Teknologi ADSL Pada Speedy Broadband Access[9]
Keterangan :
High Speed Internet Access to ADSL(HSIA) adalah layanan yang
memungkinkan pelanggan Telkom phone dapat mengakses data dan telepon
dengan kecepatan tinggi secara bersamaan menggunakan teknologi ADSL.
Menggunakan jaringan telepon existing dimana jaringan telepon pelanggan tidak
berubah. Ada pun keterangan gambar tersebut sebagai berikut :
1. Splitter untuk memisahkan sinyal voice dan data.
2. Modem ADSL.
18
Tugas Akhir BAB II
Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom D310034
3. PC untuk download.
4. Telepon untuk voice.
Sebagaimana sudah dijelaskan sebelumnya bahwa teknologi ADSL
menawarkan layanan koneksi internet yang lebih cepat dengan menggunakan
kabel telepon 1 pair.ADSL menggunakan line telepon yang tersedia dan tidak
perlu untuk menarik atau menambah jaringan/nomor telepon baru khusus untuk
ADSL. Namun memerlukan peralatan yang disebut ADSL modem, dimana
computer atau PC kita terkoneksi ke modem ADSL. Modem ADSL ini
dihubungkan ke line telepon yang ada seperti halnya kita menghubungkan
modem dial-up kita ke line telepon. Namun yang membedakan dengan dial-up
biasa selain kecepatan koneksi yaitu pada koneksi dial-up biasa, line telepon
yang sedang digunakan untuk akses internet tidak akan bisa digunakan untuk
percakapan biasa atau pun digunakan untuk menelepon keluar. Namun, dengan
menggunakan ADSL hal ini bisa dilakukan, artinya pada saat sedang browsing
internet kita juga dapat menggunakan line telepon yang ada untuk menelepon
keluar dan melakukan percakapan seperti biasa.
E. MULTI SERVICE ACCESS NODE (MSAN)[4]
Multi Service Access Node (MSAN)merupakan perangkat access network yang
melayani multi services, seperti ADSL, SHDSL, E1, POTS, Ethernet.Topologi MSAN
sendiri merupakan biasanya stacking (bertingkat) atau master slave architecture yang
berarti node slave digunakan sebagai perpanjangan tangan dari master.Bentuk
konfigurasi dari MSAN itu sendiri tertera pada gambar 2.8.Jika node master tidak
cukup maka akan digunakan slave untuk menambah kapasitas master.[4]
Multi Service
Access Network (MSAN) merupakan generasi ketiga dari teknologi OAN, yang
mampu memberikan berbagai jenis layanan sebagai berikut:
1. Voice H.248/Megaco, yaitu melalui fungsi Access Gateway yang bisa langsung
terhubung ke Softswitch
2. ADSL, ADSL2/2+, G.SHDSL, Annex M, yaitu melalui fungsi Broadband Access
Multiplexer.
3. Triple play, layanan High Speed Internet Access (HSIA), Voice packet dan
layanan IPTV secara bersamaan melalui infrastruktur yang sama.
19
Tugas Akhir BAB II
Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom D310034
Gambar 2.8. Konfigurasi MSAN [5]
Konfigurasi jaringan MSAN terdiri dari:
1. Asymmetric Digital Subscriber Line 2+ (ADSL2+) adalah teknologi yang
memungkinkan data keceptan tinggi dikirim melalui kabel telepon dan juga
ADSL memungkinkan untuk menerima data sampai kecepatan 24 Mbps
(kecepatan downstream) dan mengirimkan data pada keceptan 1 Mbps
(kecepatan upstream).
2. Symmetric High-Data-Rate Digital Subscriber Line (SHDSL) adalah teknologi
x-DSL yang merupakan pengembangan dari HDSL. Di mana dalam aplikasinya
digunakan 1 pair maupun 2 pair tembaga yang memiliki kecepatan upstream
dan downstream yang sama yaitu 2,320 Mbps.
3. VeryHighSpeed Digital Subscriber Line 2 (VSDL2)Adalah jaringan super cepat
(high broadband) yang bisa mencapai 300 Mbps data transfer dengan
jangkauan 100 Mbps untuk jarak 400m.
4. Passive Optical Network (PON)adalah jaringan point-to-multipoint berbasis
fiber optik yang memiliki elemen pembagi optik (optical splitter) yang berfungsi
sebagai penyalur data pada beberapa tujuan. Elemen pembagi tersebut bersifat
20
Tugas Akhir BAB II
Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom D310034
pasif artinya tidak melakukan manipulasi sinyal seperti penguatan pada sinyal
optik.
5. Dense Wavelength Division Multiplexing (DWDM) adalah teknologi dengan
memanfaatkan sistem Synchoronous Digital Hierarchy (SDH) yang sudah ada
(solusi terintegrasi) dengan memultiplekskan sumber-sumber sinyal yang ada.[4]
Dengan model ini maka konfigurasi MSAN lebih diarahkan ke RT networking atau
fungsi distributed access gateway/access node. Dengan kata lain, MSAN adalah
pengembangan dari Next Generation Digital Loop (NGDLC) yang merupakan bagian
dari teknologi Multi Service Optical Access Node (MSOAN), dengan
mengintegrasikan fungsi IP DSLAM serta Access Gateway dalam single platform.[4]
F. GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON)[6]
1. Definisi Passive Optical Network (PON)
Passive Optical Network adalah bentuk khusus dari Fiber To The Home
(FTTH) yang mengandung perangkat optik pasif dalam jaringan distribusi optik.
Perangkat optik pasif yang dipakai adalah konektor, passive splitter dan kabel
optik itu sendiri. Dengan passive splitter kabel optik dapat dipecah menjadi
beberapa kabel optik lagi.Dalam PON terdapat tiga komponen utama yaitu Optical
Line Terminal (OLT), Optical Distribution Network (ODN) dan Optical Network
Unit (ONU).Keluaran dari OLT ditransmisikan melalui ODN yang menyediakan
alat alat transmisi optik mulai dari OLT sampai pelanggan. ONU menyediakan
interface pada sisi pelanggan dan dihubungkan dengan ODN. Teknologi PON
pada dasarnya adalah teknologi untuk hubungan point to multipoint, dan topologi
ini sesuai untuk melayani kelompok pelanggan yang letaknya terpisah, dengan
hanya menambah perangkat ONU di lokasi pelanggan.Metode akses yang
digunakan pada PON salah satunya adalah Time Division Multiplexing/Time
Division Multiplexing Access (TDM/TDMA).Pada arah downstream, sinyal TDM
dari OLT memuat semua informasi pelanggan dalam slot yang ditentukan dan
disebarkan ke semua ONU yang terhubung oleh OLT. Tiap ONU hanya
mengakses pada slot yang telah ditentukan untuk transmisi karena semua
informasi downstream disebarkan ke semua ONU, seperti pengamanan sinyal,
dengan encryption. Pada arah sinyal optik upstream dari setiap ONU
21
Tugas Akhir BAB II
Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom D310034
ditransmisikan secara sinkron dengan metoda TDMA untuk menghindari tabrakan,
karena jarak antara OLT dan semua ONU berbeda - beda. Sedangkan panjang
gelombang yang digunakan untuk downstream dan upstream pada daerah 1490 nm
dan 1310 nm sesuai dengan rekomendasi ITU-T G 957. Metodalain yang
digunakan adalah Wavelength Division Multiplexing (WDM). Untuk WDM
transmisi dua arah dapat dilakukan tanpa memerlukan serat tambahan dan tidak
meningkatkan bit rate pada saluran, dengan menggunakan sinyal pada panjang
gelombang yang berbeda, seperti panjang gelombang 1310 nm dan 1550 nm.
Sistem PON terdiri dari perangkat OLT yang dihubungkan dengan sentral lokal
(local exchange), satu atau lebih perangkat ODN.
2. Perkembangan Passive Optical Network (PON)
GPON merupakan evolusi dari Passive Optical Network (PON).Passive
Optical Network itu sendiri telah mengalami evolusi hingga akhirnya menjadi
GPON. Adapun tahapan – tahapan evolusinya adalah sebagai berikut :
a. ITU-T G.983
Merupakan PON berbasisAsynchronous Transfer Mode (ATM) yang
mendukung suara dan data. Memiliki efisiensi 70% dan memiliki bandwidth
622 Mbps, diadopsi dari standar International Telecommunication Union
(ITU) tahun 1999, yang terdiri dari :
ATM Passive Optical Network (APON)
Merupakan standar Passive Optical Network yang pertama.Digunakan
terutama untuk aplikasi bisnis dan menggunakan teknologi ATM.
Broadband Passive Optical Network (BPON)
Merupakan perkembangan dari teknologi sebelumnya, yaitu
APON.Teknologi ini mendukungWavelength Division Multiplexing
(WDM) dan alokasi bandwidth upstream yang besar.
b. ITU-T G.984
GigabitPassive Optical Network (GPON) merupakan evolusi dari
standar BPON. Teknologi ini mendukung kecepatan yang besar, peningkatan
dalam pengamanan, dan pilihan 2 layer protocol (ATM, GEM,
Ethernet).Tetapi pada kenyataannya ATM tidak diimplementasikan. GPON
22
Tugas Akhir BAB II
Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom D310034
memiliki bandwidth 2,5 Gbps dengan efisiensi 93%, efisiensi untuk layanan
suara dan data 93%. GPON Encapsulate Method (GEM) menggunakan frame
segmentation untukQuality of Service (QoS) yang lebih besar. Standar
teknologi ini memperbolehkan beberapa pilihan kecepatan, tetapi untuk
industri seragam antara 2,488 Mbits per second (Mbit/s) untuk downstream
dan 1,244 Mbit/s untuk upstream.
3. Modus Aplikasi PON[1]
a. Fiber To The Building (FTTB)
Istilah FTTB dipakai apabila perangkat opto elektronik disisi pelanggan
berada didalam suatu gedung (umumnya di basement atau ruangan perangkat
telekomunikasi).Seperti yang tertera pada gambar 2.9, jadi fiber optik digelar
mulai dari sentral dan berakhir disuatu gedung (umumnya berupa gedung–
gedung bertingkat/perkantoran). Terminal pelanggan yang ada di dalam
gedung tersebut akan dihubungkan ke perangkat RT atau ONU dengan
menggunakan kabel tembaga sesuai dengan jenis layanannya.
Gambar 2.9.Modus Aplikasi FTTB Berbagai Konfigurasi[8]
b. Fiber To The Zone (FTTZ)
Istilah FTTZ digunakan bila perangkat opto elektronik disisi pelanggan
diletakkan di suatu tempat (umumnya didalam kabinet, diluar gedung/
bangunan).Jadi fiber optik digelar mulai dari sentral dan berakhir di kabinet
23
Tugas Akhir BAB II
Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom D310034
RT atau ONU yang memiliki daerah cakupan layanan tertentu (zone).Terminal
pelanggan dihubungkan ke perangkat RT atau ONU dengan menggunakan
kabel tembaga hingga jarak beberapa kilometer (maksimum 3 kilometer). Bila
dianalogikan dengan jaringan kabel tembaga, maka letak cabinet pada modus
aplikasi FTTZ adalah kira – kira sama dengan lokasi Rumah Kabel
(RK).Gambar 2.10.merupakan gambaran dari bentuk modus aplikasi FTTZ.
Gambar 2.10.Modus Aplikasi FTTZ[8]
c. Fiber To The Curb (FTTC)
Istilah FTTC digunakan apabila perangkat opto eektronik disisi pelanggan
diletakkan disuatu tempat di luar gedung/bangunan (umumnya di dalam
kabinet di atas tanah maupun di tiang).Jadi fiber optik digelar mulai dari
sentral dan berakhir di kabinet RT atau ONU yang memiliki daerah cakupan
layanan tertentu yang lebih kecil dari FTTZ. Terminal pelanggan dihubungkan
ke perangkat RT atau ONU dengan menggunakan kabel tembaga hingga jarak
beberapa ratusan meter (maksimum 500 meter). Bila dianalogikan dengan
jaringan kabel tembaga, maka letak kabinet pada modus aplikasi FTTC adalah
kira-kira sama dengan lokasi Distribution Point (DP).Gambar 2.11.merupakan
gambaran dari bentuk modus aplikasi FTTC.
Gambar 2.11.Modus Aplikasi FTTC[10]
24
Tugas Akhir BAB II
Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom D310034
d. Fiber To The Home (FTTH)
Istilah FTTH dipakai apabila perangkat opto elektronik (umumnya berupa
ONU) diletakkan di dalam rumah pelanggan (residensial).Pada gambar 2.12,
terminal pelanggan dihubungkan ke ONU dengan menggunakan kabel
tembaga indoor atau IKR dengan jarak yang cukup pendek (belasan atau
puluhan meter saja).Letak perangkat ONU pada FTTH dapat dianalogikan
dengan terminal batas atau bahkan pada jaringan kabel tembaga. [7]
Gambar 2.12.Modus Aplikasi FTTH[10]
4. Konfigurasi GPON [6]
GPON merupakan teknologi FTTx yang dapat mendeliver services sampai
ke premise pelanggan menggunakan fiber optic cable. Jika sebelumnya customer
menggunakan kabel tembaga pada instalasi perkabelan di sisi pelanggan, maka
sekarang instalasi perkabelan bisa menggunakan optik.Keunggulannya adalah
bandwidth yang ditawarkan bisa mencapai 2.488 Gbps (downstream) sampai
pelanggan tanpa ada kehilangan bandwidth.Pada gambar 2.13.menjelaskan bahwa
pada konfigurasi network GPON intinya dapat dibagi menjadi 3 bagian :
Optical Line Terminal (OLT)
Optical Distribution Network (ODN)
Optical Network Termination/Unit (ONT/ONU).
25
Tugas Akhir BAB II
Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom D310034
Gambar 2.13. Konfigurasi GPON[6]
Prinsip kerja pada GPON itu sendiri yaitu ketika data atau sinyal yang
dikirimkan dariOptical Line Terminal (OLT), maka ada bagian yang bernama
splitter yang berfungsi untuk memungkinkan fiber optik tunggal dapat mengirim
ke berbagaiOptical Network Terminal (ONT), untuk ONT sendiri akan
memberikan data–data dan sinyal yang diinginkan pelanggan. Pada prinsipnya
PON adalah sistem point to multipoint yang dimana menggunakan splitter sebagai
pembagi jaringannya.
5. Komponen GPON
a. Network Management System (NMS)
NMS merupakan perangkat lunak yang berfungsi untuk mengontrol dan
mengkonfigurasi perangkat GPON. Letak NMS ini bersamaan di dekat OLT
namun beda ruangan. Konfigurasi yang dapat dilakukan oleh NMS adalah OLT
dan ONT. Selain itu NMS dapat mengatur layanan GPON seperti POTS ,
VOIP , dan IPTV. NMS ini menggunakan platform Windows dan
bersifatGraphicalUser Interface(GUI) maupun comment line. NMS memiliki
26
Tugas Akhir BAB II
Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom D310034
jalur langsung ke OLT, sehingga NMS dapat memonitoring ONT dari jarak
jauh.
b. Optical Line Terminal (OLT)[13]
OLT menyediakan interface antara sistem PON dengan penyedia layanan
(service provider) data, video, dan jaringan telepon. Bagian ini akan membuat
link ke system operasi penyedia layanan melalui Network Management System
(NMS). Optical Line Terminal (OLT) merupakan salah satu komponen utama
yang digunakan dalam jaringan GPON, OLT biasanya diletakkan di ruang
kontrol pusat atau Sentral Telepon Otomat (STO). Optical Line Terminal
mengadopsi desain ukuran rak 19 inci, maka dengan 3µ tinggi dan 16 slot,
setiap 2 dari mereka ditawarkan untuk satu modul OLT, mendukung maksimal
8 modul OLT dan 256 terpencil peralatan ONU.
Gambar 2.14 Optical Line Terminal (OLT)
Sistem ini membuat bandwidth yang stabil dengan transmisi data besar
selama 10 sampai 20 km jarak. Hal ini dapat memasok mengirimkan fungsi
pada kecepatan kawat L2/L3. Setiap baris PON mendukung bandwidth 1Gbps
Simetris hulu dan hilir. OLT memiliki fitur QOS tinggi dan alokasi bandwidth
27
Tugas Akhir BAB II
Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom D310034
yang fleksibel dinamis, dapat mengimplementasikan perubahan dari 1MB
untuk 1GB bandwidth akses. Optical line terminal ini mendukung auto-
register, pengguna pengujian line, remote kegagalan ONU serat dan waspada
kekuasaan kegagalan. Hal ini juga mengandung operasi berlimpah dan fitur
dikelola seperti alamat MAC (Media Access Control) yang terbatas, kontrol
bandwidth, VLAN dan flow control. Optical Line Terminal juga memiliki fitur
fungsi manajemen jaringan.
c. Optical Distribution Network (ODN)
ODN kadang kala disebut konfigurasi jaringan optik yaitu jaringan optik
antara perangkat ONU/ONT dan perangkat OLT.ODN memberikan sarana
transmisi optik mulai dari OLT kepada pengguna hingga sebaliknya dan
menggunakan komponen optik pasif.Perangkat Interior ODN terdiri dari kabel
fiber optik, splices, konektor, dan splitter.
Splices adalah penyambung satu kabel fiber optik dengan yang lain
secara permanen yang berbentuk alat. Ada dua prinsip sambungan, pertama
sambunan fusi yang memanfaatkan pancaran listrik untuk mematri dua kabel
fiber optik secara bersama-sama. Teknik ini sangat sulit, karena penjajaran
kabel fiber optik membutuhkan komputer yang terkontrol untuk mengurangi
kerugian sampai 0,05 dB. Kedua sambungan mekanik yang menggunakan
sambungan elemen biasa dengan teknik yang mudah karena mencapai
kerugian sekitar 0,2 dB. Konektor optik menjadi pelengkap yang mengelilingi
serat kecil optik yang membawa cahaya bersama-sama tepat pada inti yang
segaris dengan asal cahaya.Splitter merupakan sautu komponen pasif yang
mampu memisahkan daya optik ke beberapa output fiber dari satu input
fiberserat ke dua atau beberapa output serat. Splitter pada PON dikatakan pasif
sebab tidak memerlukan sumber energi eksternal dan optimasi tidak dilakukan
terhadap daya yang digunakan terhadap pelanggan yang jaraknya berbeda dari
node splitter, sehingga sifatnya idle dan cara kerjanya membagi daya optik
sama rata.Transmisi gelombang optik pada jaringan PON menggunakan 3
28
Tugas Akhir BAB II
Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom D310034
panjang gelombang untuk membawa sinyal komunikasi dengan memanfaatkan
perangkat WDM (Wavelength Division Multiplexing). Sinyal optik pertama
dengan panjang gelombang 1490 nm digunakan untuk transmisi sinyal arah
downstream, sinyal optik kedua dengan panjang gelombang 1310 nm sebagai
sinyal tansmisi upstream dan sinyal optik ketiga dengan panjang gelombang
1550 nm digunakan sebagai sinyal transmisi analog.
d. Optical Distribution Cabinet (ODC)/Rumah Kabel
Optical Distribution Cabinet (ODC) adalah jaringan optik antara
perangkat OLT sampai perangkat ODC.Letak dari ODC ini adalah terletak
dirumah kabel.ODC menyediakan sarana transmisi optik dari OLT terhadap
pengguna dan sebaliknya.Transmisi ini menggunakan komponen optik
pasif.ODC menyediakan peralatan transmisi optik antara OLT dan ONT.
Perangkat interior pada ODC terdiri dari :
Konektor
Konektor optik merupakan salah satu perlengkapan kabel serat
optik yang berfungsi sebagai penghubung serat. Dalan operasinya
konektor mengelilingi serat kecil sehingga cahayanya terbawa secara
bersama–sama tepat pada inti dan segaris dengan sumber cahaya (serat
lain). Konektor yang digunakan pada Optical Access Network dapat
dipasang diluar dan dilokasi pelanggan.
Splitter[13]
Splitter merupakan komponen pasif yang dapat memisahkan
daya optik dari satu input serat ke dua atau beberapa output serat.
Splitter pada PON dikatakan pasif sebab tidak memerlukan sumber
energi eksternal dan optimasi tidak dilakukan terhadap daya yang
digunakan terhadap pelanggan yang jaraknya berbeda dari node
splitter, sehingga cara kerjanya membagi daya optik sama rata. Optical
Fiber Coupler sederhana yang membagi sinyal optik menjadi beberapa
path (Multiple Path) atau sinyal – sinyal kombinasi dalam satu path.
Selain itu, splitter juga dapat berfungsi untuk merutekan dan
mengkombinasikan berbagai sinyal optik. Alat ini sedikitnya terdiri
29
Tugas Akhir BAB II
Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom D310034
dari 3 port dan dapat lebih mencapai dari 32 port. Berdasarkan ITU
G.983.1 BPON Standart direkomendasikan agar sinyal dapat dibagi
untuk 32 pelanggan, namun ratio meningkat menjadi 64 berdasarkan
ITU-T G.984 GPON standart. Splitter mendukung beberapa pilihan
rasio pembagian sinyal.
Gambar 2.15 Splitter Optic
e. Optical Network Termination/Unit (ONT/ONU) [13]
ONT memberikan interface antara pelanggan dengan jaringan optik. Sinyal
optik yang dihantarkan melalui ODN diubah oleh ONT menjadi sinyal elektrik
yang digunakan untuk service pengguna.ONU diletakan pada sisi pelanggan
oleh arsitetur FTTH. ONT disambungkan dengan Adaptation Unit yang
memberikan fungsi penyesuai antara pengguna dan ONT. Jadi FTTH (Fiber
To The Home) ataupun FTTH (Fiber To The Building) merupakan skema yang
cocok untuk GPON.
Gambar 2.16 Optical Network Terminal/Unit (ONT/ONU)
30
Tugas Akhir BAB II
Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom D310034
f. Metro Ethernet (Metro E) [13]
Teknologi Jaringan Metro Ethernet adalah teknologi yang dikembangkan
saat ini di luar negeri, karena sudah mulai dikembangkan aplikasi-aplikasi yang
membutuhkan bandwidth besar, seperti audiovideo streaming, online gaming,
dan juga distance learning. Kebutuhan yang lain adalah keinginan agar seluruh
infrastruktur (jaringan/kabel) jadi satu. Sekarang ada banyak jaringan telepon,
jaringan tv kabel, dan jaringan data (untuk perusahaan) sehingga kelihatannya
banyak kabel, dengan adanya teknologi Metro Ethernet semuanya akan
dijadikan satu jaringan/satu kabel yaitu Ethernet. Untuk penerapannya di
Jepang sudah pakai seperti di atas jadi untuk Telepon dan Internet
menggunakan satu kabel dan teknologi yaitu Metro Ethernet.
Gambar 2.16 Metro Ethernet (Metro E)
Metro Ethernet menggunakan protokol atau teknologi yang sama persis dengan
Ethernet/Fast Ethernet pada LAN tetapi ada penambahan beberapa fungsi sehingga dapat
digunakan untuk menghubungkan dua lokasi (dua LAN) dengan jarak yang puluhan
bahkan ratusan kilometer.
31
Tugas Akhir BAB II
Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom D310034
g. Metode Pelurusan[13]
Adalah metode yang melakukan sikronisasi antara OLT (Optical Line
Terminal) di STO pusat (Sentral Telepon Otomat) dengan ONT (Optical
Network Terminal) yang ada dipelanggan, dalam instalasi GPON ini
memerlukan minimal 2 orang dalam pemasangannya, karena harus ada 1
orang/petugas yang bertugas men-setting OLT di STO pusat (Sentral Telepon
Otomat) dan 1 orang/petugas lainnya berada di ONT (Optical Network
Terminal) yang ada di pelanggan.
Metode ini adalah melakukan pelurusan dengan cara mengatur posisi kabel
serat optik yang ada pada Optical Termination Box (OTB) yang tersambung
pada OLT dengan cara memindah – mindahkan posisi kabel ke setiap slot yang
ada pada OTB sambil melihat kelurusannya pada alat yang bernama Power
Meter, metode ini bertujuan untuk mengukur redaman juga yang terjadi pada
jaringan pelanggan, apabila nilai redaman ≤ 1,5 dB maka jaringan GPON ke
pelanggan tersebut bisa di pakai. Namun apabila redaman ≥ 1,5 dB maka
jaringan GPON kepelanggan tersebut tidak bisa dipakai dan harus dipindahkan
ke slot yang lain pada Optical Termination Box (OTB) sampai redaman berada
pada ≤ 1,5 dB.
Gambar 2.17 Optical Termination Box (OTB)
Redaman yang bagus adalah redaman yang berada pada nilai ≤0,5 dB.
Namun untuk nilai diatas 0,5 masih bisa dipakai untuk jaringan GPON
sepanjang tidak melebihi 1,5 dB.
32
Tugas Akhir BAB II
Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom D310034
h. Power Meter[13]
Adalah alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran redaman
sekaligus menguji kelurusan antara OTB (Optical Terminal Box) yang
terhubung dengan OLT menuju ke ONT yang ada pada sisi pelanggan. Kabel
serat optik disambungkan pada sisi power meter dan OTB seperti pada Gambar
2.17.
Gambar 2.18 Power Meter
Pada prinsipnya untuk mengoptimalkan kinerja dari Optical Line Terminal
(OLT) ini adalah apabila pada OTB yang berada pada STO memasang kabel
optik pelanggan pada slot pertama, maka kabel optik pada sisi OTB pelanggan
harus di pasang pada slot pertama juga. Namun bukan berarti apabila di OTB
sisi STO kabel optik dipasang pada slot pertama, maka pada slot OTB sisi
pelanggan juga harus dipasang pada slot pertama juga. Jadi harus dilihat
terlebih dahulu redamannya, jika pada slot pertama pada OTB sisi pelanggan
memiliki redaman yang terlalu besar, maka tidak masalah apabila kabel serat
optik pada OTB sisi pelanggan dipasang pada slot kedua, sedangkan pada OTB
sisi STO berada pada slot pertama selama redaman nya tidak terlalu besar
(tidak mengganggu jaringan GPON pelanggan).
Namun apabila dipasang pada slot yang sama atau pada bagian OTB sisi
STO dan OTB sisi pelanggan dipasang pada slot pertama maka itu akan
memudahkan kerja dari OLT (Optical Line Terminal) dikarenakan sinkronisasi
jalur yang sama atau terpasang pada slot OTB yang sama pada sisi pelanggan
dan sisi STO. Hal ini akan memudahkan bagi OLT apabila ada pemasangan
33
Tugas Akhir BAB II
Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom D310034
fasilitas baru pada pelanggan tersebut, karena tidak semua pelanggan ketika
pertama kali memasang layanan GPON memakai 3 layanan sekaligus (voice,
video data) atau (Telepon, Tv kabel maupun Internet). Biasanya pelanggan
hanya memasang TV kabel dahulu pada perangkat ONT (Optical Network
Terminal). Selanjutnya apabila pelanggan ingin menambahkan layanan telepon
rumah atau internet pada suatu waktu, pelanggan harus menghubungi petugas
Telkom dan petugas akan memasang layanan internet misalnya pada port ONT
(Optical Network Terminal) dan melakukan setting lagi pada sisi OLT (Optical
Line Terminal). Disini akan memudahkan kerja OLT dikarenakan pada saat
pertama kali pemasangan dilakukan pada slot yang sama pada OTB sisi STO
dan OTB sisi Pelanggan. Namun apabila pada waktu pertama kali pemasangan
kabel serat optik pada OTB sisi STO dipasang pada slot yang pertama,
sedangkan OTB sisi pelanggan, kabel optik dipasang pada slot kedua, maka ini
akan mengurangi kerja OLT, karena OLT harus melihat kembali pada OTB sisi
STO dan OTB sisi pelanggan kabel serat optik dipasang pada slot yang
keberapa. Apabila pada waktu pertama kali pemasangan kabel serat optik pada
OTB pada sisi pelanggan dan OTB pada sisi STO dipasang pada slot yang
sama pada masing – masing OTB, maka akan memudahkan OLT untuk
melakukan setting bagi pelanggan yang sama apabila pelanggan tersebut ingin
melakukan pemasangan layanan tambahan berupa layanan telepon rumah atau
Internet.
G. SPEEDY[4]
Speedy merupakan salah satu produk dari PT. Telkom Tbk yang memberikan
pelayanan akses internet berkecepatan tinggi.Speedy memiliki kecepatan akses data
untuk kecepatan upstream adalah sebesar 64 Kbps hingga 512 Kbps, sedangkan untuk
kecepatan downstream-nya sebesar 384 Kbps hingga 3 Mbps. Speedy mempunyai
jaringan yang sama dengan jaringan PSTN, yaitu menggunakan jaringan lokal
tembaga yang dimulai dari sentral hingga ke pelanggan. Perbedaannya adalah
ditambahkan dengan komponen Digital Subscriber Line Access Multiplexer
34
Tugas Akhir BAB II
Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom D310034
(DSLAM). Konfigurasi jaringan ADSL pada layanan Speedy dapat dilihat pada
gambar 2.14 :
Gambar 2.19 Konfigurasi Jaringan ADSL Pada Layanan Speedy
[4]
Gambar 2.19 merupakan konfigurasi jaringan ADSL pada layanan Speedy
secara umum. Pada sisi pelanggan ada proses instalasi modem ADSL. Adanya
perangkat splitter berfungsi untuk memisahkan antara sinyal suara dan data. Sinyal
suara akan diteruskan ke PSTN sedangkan sinyal data akan diteruskan ke BRAS.
Broadband Remote Access Server (BRAS) memiliki beberapa fungsi yaitu :
1. Melaksanakan fungsi point to point protocol (PPP).
2. Melakukan fungsi routing untuk menghubungkan pelanggan ke internet.
3. Menangani mengenai IP pelanggan.
4. Melakukan fungsi security untuk melindungi network.
5. Melakukan fungsi network accounting untuk memonitor pemakaian pelanggan.
Speedy merupakan layanan akses internet yang bersifat end to end
berkecepatan tinggi dari PT. Telkom yang berbasiskan teknologi ADSL. Teknologi
ini memungkinkan adanya komuniksi data dan suara yang terjadi pada waktu yang
bersamaan secara simultan melalui satu saluran telepon biasa dengan kecepatan yang
diberikan sesuai dengan paket layanan.
35
Tugas Akhir BAB II
Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom D310034
Speedy memiliki splitter yang dapat memisahkan antara saluran telepon dengan
saluran data, splitter ini yang akan memungkinkan terjadinya komunikasi suara dan
data secara bersamaan. Speedy memberikan koneksi ke internet yang cepat jika
dibandingkan dengan dial-up biasa. Pada jaringan Speedy yang disediakan oleh PT.
Telkom, Tbk. memiliki keunggulan yaitu akses data dan akses suara yang dipisahkan
pada perangkat DSLAM Speedy yang akan menyebabkan kecepatan dapat
ditingkatkan secara maksimal.
Dengan kapasitas bandwidthsama rata untuk setiap pengguna yang terdapat
pada satu DSLAM. Kapasitas bandwidth yang disediakan untuk satu DSLAM adalah
100 Mb atau 50 Mb. Bandwidth merupakan ruang frekuensi antar batas frekuensi
rendah dan frekuensi tinggi yang digunakan sebagai ruang media transmisi untuk
pengiriman dan penerimaan sinyal. Seorang pelanggan dalam jaringan akan
mendapatkan akses yang cepat jika bandwidth belum digunakan penuh, dan akan
berkurang terus hingga menjadi lambat jika seluruh kapasitas bandwidth sudah
digunakan oleh lebih banyak pengguna dalam waktu yang bersamaan. Perbandingan
antara kecepatan dan kapasitas bandwidth yang disediakan adalah berbanding lurus
yang artinya semakin besar bandwidth yang disediakan maka semakin besar pula
kecepatannya.
Speedy memiliki beberapa keuntungan, keuntungan tersebut antara lain adalah :
1. Dapat menggunakan saluran telepon yang sudah tersedia dan dapat juga
menggunakan saluran baru sebagai media akses.
2. Akses internet dengan kecepatan yang tinggi hanya dengan menggunakan kabel
telepon dan modem ADSL yag tersedia.
3. Dapat melayani akses data dan suara secara bersamaan.
4. Mudah dalam proses instalasi dibandingkan dengan menggunakan layanan jasa
internet yang lain.
5. Karena koneksi dilakukan dengan kabel telepon sendiri, maka setiap pelanggan
mendapatkan masing-masing koneksi point-to-point ke internet, sehingga
koneksi lebih stabil dan keamanan lebih terjamin.
Selain memiliki kelebihan, Speedy juga memiliki beberapa kerugian. Kerugian
tersebut antara lain adalah :
36
Tugas Akhir BAB II
Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom D310034
1. Jarak yang terlalu jauh dari STO ke pelanggan akan mempengaruhi kualitas
sambungan sehingga dapat menurunkan kecepatan dan memperbesar redaman.
2. Kabel tembaga yang sudah tua dapat menurunkan kualitas sambungan sehingga
dapat menurunkan kecepatan.
3. Penggunaan kabel tembaga sebagai media akses dan fiber optic sebagai media
transmisinya hanya dapat bekerja secara optimal jika pengguna berada dekat
dengan pusat kantor penyedia layanan internet.
H. SPECTRUM SHARING DAN TIME SHARING[12]
Pada arah downstream (dari OLT ke ONU), PON adalah jaringan point to
multipoint.OLT biasanya memiliki bandwidth downstreamyang tersedia untuk setiap
saat.Diarah upstream, PON adalah jaringanpoint to multipoint, beberapa ONU
bertanggung jawab mengirimkan data ke semua arahpada satu OLT. Sifat terarah
padasplitter pasif/combiner adalahsepertitransmisi data dari berbagai sumber melalui
fiber optic yang sama pada satu waktu. Dengan demikian, pada arah upstream (dari
user kejaringan), PON harus menggunakan beberapa mekanisme pemisahan
saluranuntuk menghindari tabrakan data dan berbagi dengan cukup kapasitas saluran
fiberdan sumber daya.
1. Wavelength Division Mutiple Access (WDMA)
Teknik multiplexing ini digunakan pada transmisi data melalui serat optik
dimana sinyal yang ditransmisikan berupa sinar. Pada WDMA prinsip yang
diterapkan mirip seperti pada Frequency Division Multiplexing Access(FDMA)
hanya dengan cara pembedaan panjang gelombang (wavelength) sinar. Sejumlah
berkas sinar dengan panjang gelombang berbeda ditransmisikan secara simultan
melalui serat optik yang sama. Pada teknologi komunikasi fiber optik, WDMA
adalah teknologi yang memultiplex banyak sinyal pembawa optik di satu saluran
fiber optik dengan menggunakan panjang gelombang dari cahaya laser untuk
membawa sinyal yang berbeda. Penggunaan teknologi WDMA menawarkan
kemudahan dalam hal peningkatan kapasitas transmisi dalam suatu sistem
komunikasi serat optik, khususnya pada kabel laut. Hal ini dimungkinkan karena
setiap sumber data memiliki sumber optiknya masing – masing yang kemudian
digabungkan ke dalam sebuah serat optik, meski demikian besarnya daya untuk
37
Tugas Akhir BAB II
Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom D310034
masing – masing sumber optik harus dibatasi karena serat optik yang
dipergunakan akan mengalami ke-nonliniearan apabila jumlah total daya dari
sumber – sumber optik tersebut melebihi suatu ambang nilai yang besarnya
tergantung ada jenis kenonliniearannya. Contoh dari penerapan WDMA ini adalah
pada penggunaan kabel laut serat optik. Keuntungan pada penggunaan WDMA
yaitu kapasitas pengiriman data menjadi lebih besar, serta transmisi data melalui
serat oprik dapat berjalan dengan kecepatan 2,5 sampai 10 Gbits/sec lebih cepat
dari media transmisi lainnnya. Namun WDMA memiliki kerugian seperti
membutuhkan biaya yang mahal untuk pemasangan dan perawatnya.
WDM merupakan metode transmisi data dari berbagai sumber melalui fiber
optic yang sama pada satu waktu. Teknologi ini memultipleksi beberapa sinyal
carrier optic ke dalam sebuah fiber optik dengan menggunakan panjang
gelombang cahaya yang berbeda-beda. Karena panjang gelombang yang satu
tidak akan mengganggu panjang gelombang yang lain, maka tidak akan terjadi
interferensi sinyal. Teknik ini memungkinkan komunikasi dua arah melalui
sehelai fiber.WDM menggunakan multiplexer pada sisi transmitter untuk
menggabungkan sinyal-sinyal.Kemudian di sisi receiver, demultiplexer digunakan
untuk membagi lagi sinyal-sinyal tersebut. Dengan menggunakan tipe kabel yang
sesuai, kedua proses tersebut dapat dilakukan pada waktu yang bersamaan.Dalam
pengembangannya, sistem WDM terbagi menjadi dua, yaitu Coarse-WDM
(CWDM) dan Dense-WDM (DWDM).CWDM menyediakan sampai dengan 8
kanal pada window ke-3 (C-Band; 1550nm). DWDM menggunakan window yang
sama namun dengan jarak antar kanal yang lebih sempit. Biasanya, sistem
DWDM menggunakan 40 kanal dengan jarak 100GHz atau 80 kanal dengan jarak
50GHz. Beberapa teknologi memungkinkan jarak sebesar 25GHz sehingga
memungkinkan jumlah kanal yang lebih besar, biasanya disebut dengan sistem
ultra-dense WDM.
CWDM pertama kali dikembangkan pada tahun 1980 untuk menambahkan
kapasitas pada kabel fiber multi-mode (850nm) pada jaringan LAN kampus.Pada
1995, CWDM digunakan pada panjang gelombang 1310nm, dan diaplikasikan
pada metro area.CWDM memiliki beberapa kelebihan, yaitu teknologinya lebih
mudah, konsumsi daya lebih rendah, dapat menggunakan daya LED maupun
38
Tugas Akhir BAB II
Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom D310034
laser, filter panjang gelombang yang digunakan lebih kecil dan murah. Walaupun
begitu, CWDM juga memiliki beberapa kekurangan, sepertikapasitas yang lebih
kecil daripada DWDM, dan jarak transmisi yang lebih rendah.DWDM pertama
kali dikembangkan pada tahun 1990 untuk menambahkan kapasitas pada jaringan
bawah laut dan transkontinen.DWDM menggunakan panjang gelombang 1500nm
– 1600nm yang memiliki redaman minimum untuk transmisi yang jauh. Karena
beroperasi pada region Erbium Doped fibre Amplifier(EDFA), maka penggunaan
EDFA pada DWDM akan membuat jarak transmisi menjadi maksimum.Secara
umum, sistem DWDM melakukan fungsi-fungsi sebagai berikut sinyal dihasilkan
melalui sumber cahaya (Laser atau LED), sinyal digabungkan dengan
menggunakan multiplexer, sinyal ditransmisikan, amplifying dan regenerating.
Sinyal yang melewati fiber optic perlu melalui proses penguatan. Amplifier
berfungsi untuk menguatkan sinyal yang diterima untuk diteruskan kembali.
Sedangkan, regenerator berfungsi untuk menguatkan dan memperbaiki kualitas
sinyal.Terdapat beberapa kelebihan dari DWDM, yaitu kapasitas sistem
maksimum, jarak maksimum tercapai dengan penggunaan EDFA. Terdapat pula
beberapa kekurangan DWDM, seperti teknologi yang kompleks dan
membutuhkan daya lebih besar,diperlukan laser dengan akurasi tinggi, diperlukan
filter panjang gelombang yang baik, penggunaan EDFA sebagai amplifier cukup
mahal, biaya peluncuran yang lebih besar daripada CWDM
Beberapa solusi alternatif yang didasarkan pada WDMA telah
diusulkan,yaitu, Wavelengjh Routed PON (WRPON). WRPON menggunakan
pendekatan panjang gelombang splitter optik/combiner ArrayedWaveguide
Grating(AWG).Dalam satu variasi, ONU menggunakan modulator eksternal
untuk memodulasisinyal yang diterima dari OLT dan mengirimkannya kembali ke
upstream. Namun, hal itu memerlukan amplifier tambahan pada ONU untuk
mengkompensasi pelemahan sinyal, dan membutuhkan optik lebih mahal untuk
membatasirefleksi, karena saluran upstream dan downstream.
2. Time Division Multiplexing Access (TDMA)
TDMA yaitu terminal/channel pemakaian bersama – sama kabel yang cepat
dengan setiap channel membutuhkan waktu tertetu secara bergiliran. TDMA
39
Tugas Akhir BAB II
Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom D310034
menerapkan prinsip penggiliran waktu pemakaian saluran transmisi dengan
mengalokasikan satu slot waktu bagi setiap pemakaian saluran. Artinya bandwidth
yang ada dipisahkan menjadi channel – channel kecil berdasarkan waktunya.
Salah satu permasalahan utama dari TDMA ini adalah bandwidth yang
dialokasikan ke sejumlah koneksi hanya dialokasikan ke koneksi tersebut baik
yang sedang digunakan maupun tidak. Jadi kita tetap membayar untuk kapasitas
yang tidak digunakan, hal ini mengakibatkan TDMA cukup mahal.
TDMA dibagi menjadi 2 macam yaitu Synchronous Time Division
Multiplexing (STDM) dan Asynchronous Time Division Multipleing (ATDM).
Pada STDM, hubungan antara sisi pengirim dan sisi penerima dalam komunikasi
data yang menerapkan teknik synchronous TDM. Sedangkan pada ATDM, untuk
mengoptimalkan penggunaan saluran dengan cara menghindari adanya slot waktu
yang kosong akibat tidak adanya data atau tidak aktifnya pengguna pada saat
sampling setiap input line maka pada ATDM proses sampling hanya dilakukan
untuk input line yang aktif saja. Disebut synchronous karena time slotnya
dialokasikan ke sumber – sumber tertentu dimana time slot untuk setip sumber
ditransmisikan. Pada ATDM memanfaatkan fakta bahwa tidak semua terminal
mengirim data setiap saat. Fungsi utama dari ATDM adalah untuk
mengoptimalkan penggunaan saluran dengan cara menghindari adanya channel
yng kosong akibat tidak adanya data atau tidak aktifnya pengguna. Konsekuensi
dari hal tersebut adalah perlunya menambahkan informasi kepemilikan data pada
setiap slot waktu berupa identitas pengguna atau identitas input line yang
bersangkutan.
Keuntungan sistem TDMA yaitu tidak memerlukan filter –filter yang mahal
dan jumlah filter yang digunakan lebih sedikit. Karena itu harga peralatan
terminal system ini lebih murah, selain itu kabel yang mempunyai spesifikasi
rendah misalnya kabel yang digunakan untuk frekuensi pembicara masih dapat
digunakan untuk sistem TDMA karena regeneratife repeating dapat
menghilangkan pengaruh buruk dari noise, kecacatan, dan crasstalk. Keuntungan
lainnya yaitu perubahan level kanal hanya dipengaruhi oleh karakteristik peralatan
40
Tugas Akhir BAB II
Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom D310034
terminal itu sendiri dan tidak tergantung sama sekali dari perubahan saluran. Oleh
karena itu net-loss circuit yang diberikan oleh sistem ini rendah. TDMA pun
memiliki kekurangan seperti pemborosan bandwidth, dan user telah memiliki slot
waktu yang telah ditentukan sebelumnya.