bab ii asam benzoat
DESCRIPTION
Dasar Teori Bahan Pengawet Asam BenzoatTRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Dasar Teori
Bahan Tambahan Makanan
Bahan tambahan secara definitif dapat diartikan sebagai bahan yang ditambahkan
dengan sengaja dan kemudian terdapat dalam makanan sebagai akibat dari berbagai tahap
budidaya, pengolahan, penyimpanan, maupun pengemasan. Tujuan penggunaan bahan
tambahan salah satunya untuk memperbaiki kenampakan atau aroma makanan. Contoh bahan
tambahan antara lain pewarna makanan (alamiah maupun buatan) dan aroma. Menurut
Peraturan Menteri Kesehatan R.I. No:329/Menkes/PER/X11 /76, yang dimaksud dengan zat
tambahan makanan adalah bahan yang ditambahkan dan dicampurkan sewaktu pengolahan
makanan untuk meningkatkan mutu, termasuk kedalamnya adalah pewarna, penyedap rasa
dan aroma, pemantap, antioksidan, pengawet, pengemulsi, antigumpal, pemucat, dan
pengental.
Zat–zat yang ditambahkan pada bahan makanan tersebut dilakukan pada waktu proses
pembuatan, penyimpanan maupun pada proses pengepakan.Penambahan ini masih boleh
dilakukan selama tidak merugikan atau membahayakan bagi pemakainya.
Bahan tambahan pada makanan dapat digolongkan menjadi dua yaitu:
1. Bahan tambahan tidak sengaja (incendental additif)
Bahan yang tergolong dalam kelompok ini adalah diantaranya; pestisisda, PCB (Poly
Clorinated Biphenil), antibiotik, logam dan lain – lain.
2. Bahan tambahan sengaja (intentional additif)
Tujuan penambahan bahan-bahan ini adalah untuk mempertahan kan nilai gizi, menaikkan
dan meningkatkan kualitas daya simpan, rasa, warna serta meningkatkan penerimaan
konsumen tanpa menghilangkan nilai essensialnya.
Pewarna Makanan
Warna dari suatu produk makanan ataupun minuman merupakan salah satu ciri yang
sangat penting.Warna merupakan kriteria dasar untuk menentukan kualitas makanan, antara
lain warna juga dapat memberi petunjuk mengenai perubahan kimia dalam makanan, seperti
pencoklatan.
Setelah mengalami berbagai pengujian antara lain uji fisiologi, zat pewarna yang
diizinkan berdasarkan tahun adalah:
Tahun 1916 : Tartrazine, Tahun 1918 : Yellow AB dan OB, Tahun 1922 : Guinea green,
Tahun 1927 : Fast green, Tahun 1929 : Ponceau SX, Sunset Yellow, Brilliant blue, Tahun
1950 : Violet no 1, Tahun 1959 : FD & C Lakes, Tahun 1966 : Orange B , dan Tahun 1971 :
FD & C Red no 40.
Zat pewarna dibagi menjadi dua kelompok yaitu certified color dan uncertified color.
a. Uncertified color additive ( zat pewarna tambahan alami)
Zat pewarna alami (ekstrak pigmen dari tumbuh-tumbuhan) dan zat pewarna mineral,
walaupun ada juga beberapa zat pewarna seperti ß-karoten dan kantaxantin yang telah dapat
dibuat secara sintetik.Untuk penggunaannya bebas sesuai prosedur sertifikasi dan termasuk
daftar yang tetap.Satusatunya zat pewarna uncertified yang penggunaannya masih bersifat
sementara adalah Carbon Black.
b. Certified color (zat pewarna sintetik)
Ada dua macam yang tergolong certified color yaitu dye dan lake. Keduanya adalah zat
pewarna buatan.
1. Dye adalah zat pewarna yang umumnya bersifat larut dalam air dan larutannya dapat
mewarnai. Pelarut yang dapat digunakan selain air adalah propilenglikol, gliserin, atau
alkohol. Dye dapat juga diberikan dalam bentuk kering apabila proses pengolahan produk
tersebut ternyata menggunakan air.Dye terdapat dalam bentuk bubuk, butiran, pasta, maupun
cairan yang penggunaannya tergantung dari kondisi bahan, kondisi proses, dan zat
pewarnanya sendiri.
2. Lake adalah Zat pewarna ini merupakan gabungan dari zat warna (dye) dengan radikal
basa (Al atau Ca) yang dilapisi dengan hidrat alumina atau Al(OH)3. Lapisan alumina atau
Al(OH)3 ini tidak larut dalam air, sehingga lake ini tidak larut pada hampir semua
pelarut.Sesuai dengan sifatnya yang tidak larut dalam air, zat pewarna ini digunakan untuk
produk-produk yang tidak boleh terkena air. Lake sering kali lebih baik digunakan untuk
produk-produk yang mengandung lemak dan minyak daripada Dye, karena FD & C Dye tidak
larut dalam lemak.
Proses pembuatan zat warna sintetis biasanya melalui perlakuan pemberian asam sulfat
atau asam nitrat yang seringkali terkontaminasi oleh arsen atau logam berat lain yang bersifat
racun. Untuk zat pewarna yang dianggap aman, ditetapkan bahwa kandungan arsen tidak
boleh lebih dari 0,0004 % dan timbal tidak boleh lebih dari 0,0001, sedangkan logam berat
lainnya tidak boleh ada.
Di Indonesia peraturan mengenai penggunaan zat pewarna yang diizinkan dan dilarang
untuk pangan diatur melalui SK Menteri Kesehatan no 722/Menkes/Per/IX/88 mengenai
bahan tambahan pangan, misalnya zat pewarna untuk mewarnai bahan pangan.
2
Tabel II.1 Zat Pewarna Bagi Makanan dan Minuman yang Diizinkan di Indonesia
Warna Nama Nomor indeks warna
I. Zat warna alami
Merah
Merah
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
Hijau
Biru
Coklat
Hitam
Hitam
Putih
II.Zat warna sintetik
Merah
Merah
Merah
Oranye
Kuning
Kuning
Hijau
Biru
Biru
Ungu
Alkanat
Cochineal red(karmin)
Annatto
Karoten
Kurkumin
Safron
Klorofil
Ultramarine
Karamel
Carbon black
Besi oksida
Titanium dioksida
Carmoisine
Amaranth
Erythrosin
Sunsetyellow
Tartazine
Quineline yellow
Fast green FCF
Brilliant Blue
Indigocarmine (indigotine)
Violet Gb
75520
75470
75120
75130
75300
75100
75810
77007
-
77266
77499
77891
14720
16185
45430
15985
19140
47005
42053
42090
Pengaruh Pewarna Sintetis Terhadap Kesehatan Manusia
Zat pewarna sintetis bersifat karsinogen dan dapat mengakibatkan iritasi pada kulit,
mata dan saluran pernafasan.Sedangkan Methanil Yellow diketahui dapat menyebabkan
keracunan makanan dengan gejala methaemoglobinemia dan cyanosis.Zat pewarna sintetis
dalam makanan di samping mempunyai dampak positif juga dapat memberikat dampak
negatif. Hal-hal yang mungkin memberikan dampak negatif dapat terjadi bila :
1. Zat pewarna sintetis ini dimakan dalam jumlah kecil tetapi berulang.
2. Zat pewarna sintetis dimakan dalam jangka waktu lama.
3. Penggunaan zat pewarna sintetis secara berlebihan.
3
4. Zat pewarna sintetis dimakan oleh sekelompok masyarakat dengan daya tahan yang
berbeda-beda tergantung pada umur, jenis kelamin, berat badan, dan mutu makanan
sehari-hari.
5. Penyimpanan zat warna sintetis oleh pedagang yang tidak memenuhi persyaratan.
Bahan Pengawet
Pangan secara umum bersifat mudah rusak (perishabel) sehingga memiliki daya simpan
yang relative pendek.Daya simpan pangan yang dapat juga mencerminkan daya gunannya
sangat tergantung dari karakteristik yang dimiliki pangan tersebut.
Secara garis besar pengawetan dapat dibagi dalam 3 golongan yaitu :
1. Pengawetan Secara Alami
Proses pengawetan secara alami meliputi pemanasan dan pendinginan.
2. Pengawetan Secara Biologis Peragian (fermentasi)
Merupakan proses perubahan karbohidrat menjadi alkohol.Zat-zat yang bekerja pada
proses ini ialah enzim yang dibuat oleh sel-sel ragi.Lamanya proses peragian tergantung
dari bahan yang akan diragikan.
3. Pengawetan Secara Kimiawi
Menggunakan bahan-bahan kimia seperti gula pasir, garam dapur, nitrat, nitrit, natrium
benzoat, asam propionat, asam sitrat, garam sulfat, dan lain-lian.Apabila jumlah
pemakainannya tepat, pengawetan dengan bahan-bahan kimia dalam makanan sangat
praktis karena dapat menghambat berkembangbiaknya mikroorganisme seperti jamur
atau kapang, bakteri, dan ragi.
Kandungan zat additive yang ada pada produk makanan dan minuman :
1. Kandungan zat additive pada produk makanan seperti:antioksidan, dinatrium benzoat,
natrium benzoat, kalsium benzoat, kalium benzoat, pewarna, ferro fumarat,asam
sitrat,vitsin,sodium benzoat,zat besi, pengatur keasaman, pengental, asam folat,
thickener, guargum, mononatrium glutamat, trikalsium fosfat, asam laktat, asam asetat,
tokoferol, citrid acid, lactid acid, potassium, ascorbid acid, metil-p-hidroksi benzoat.
2. Kandungan zat additive pada produk minuman seperti: natrium banzoat, pewarna,
natrium sulfat, asam sitrat, natrium nitrit, mononatrium glutamat, poliphospat, ascorbid
acid, magnesium karbonat, natrium klor, asam laktat, belerang dioksida, sodium nitrit.
1. Asam propionat (natrium propionat atau kalsium propionat)
Sering digunakan untuk mencegah tumbuhnya jamur atau kapang.Untuk bahan tepung
terigu, dosis maksimum yang digunakan adalah 0,32 % atau 3,2 gram/kg bahan; sedangkan
untuk bahan dari keju, dosis maksimum sebesar 0,3 % atau 3 gram/kg bahan.
4
2. Asam Sitrat (citric acid)
Merupakan senyawa intermedier dari asam organik yang berbentuk kristal atau serbuk
putih.Asam sitrat ini maudah larut dalam air, spriritus, dan ethanol, tidak berbau, rasanya
sangat asam, serta jika dipanaskan akan meleleh kemudian terurai yang selanjutnya terbakar
sampai menjadi arang. Asam sitrat juga terdapat dalam sari buah-buahan seperti nenas, jeruk,
lemon, markisa.Asam ini dipakai untuk meningkatkan rasa asam (mengatur tingkat keasaman)
pada berbagai pengolahan minum, produk air susu, selai, jeli, dan lain-lain.Asam sitrat
berfungsi sebagai pengawet pada keju dan sirup, digunakan untuk mencegah proses
kristalisasi dalam madu, gula-gula (termasuk fondant), dan juga untuk mencegah pemucatan
berbagai makanan, misalnya buah-buahan kaleng dan ikan.Larutan asam sitrat yang encer
dapat digunakan untuk mencegah pembentukan bintik-bintik hitam pada udang.Penggunaan
maksimum dalam minuman adalah sebesar 3gram/liter sari buah.
3. Benzoat (acidum benzoicum atau flores benzoes atau benzoic acid)
Asam benzoat (C6H5COOH) merupakan bahan pengawet yang luas penggunaannya dan
sering digunakan pada bahan makanan yang asam. Bahan ini digunakan untuk mencegah
pertumbuhan khamir dan bakteri. Benzoat efektif pada pH 2,5 – 4,0.Karena kelarutan
garamnya lebih besar maka bisa digunakan dalam bentuk garam natrium benzoat. Dalam
bahan garam benzoat terurai menjadi bentuk efektif, yaitu bentuk asam benzoat yang
terdisosiasi
(Winarno, 1995).
Penggunaan asam benzoat dibatasi hampir dalam semua produk buah-buahan dan sering
digunakan bersama-sama dengan belerang oksida. Asam benzoat lebih efektif pada khamir
dan bakteri dari pada kapang pada konsentrasi diatas 25 mg/l, asam yang tidak terurai akan
menghambat pertumbuhan kapang. Asam benzoat akan ditolak pada konsentrasi diatas 400
mg/l dan tidak mempunyai pengaruh pada pencoklatan enzimatik.
(Buckle, dkk).
Aktivitas anti mikroba asam benzoat dan garamnya tergantung pada pH substrat sangat
menentukan banyaknya asam yang tidak terdisosiasi. Asam benzoat mempunyai
penghambatan mikrobia optimal pada pH 2,5 – 4,0
(Winarno, 1984).
Natrium benzoat lebih efektif menghambat khamir dan bakteri dari pada jamur
dan mempertahankan keasaman makanan seperti jam, sirup, jelly, pickle, sosis,
marmalade dan sari buah (Hughes, 1987).Sirup buah dengan keasaman tinggi dapat
diawetkan dengan 0,1% (1000 ppm) natrium benzoat tetapi sekalipun digunakan 0,2%
tidak akan dapat mengawetkan produk dengan keasaman rendah.Natrium benzoat
kurang efektif dalam suatu bahan pangan yang mempunyai pH 7,0 dibandingkan
5
dengan bahan pangan yang asam yang mempunyai pH mendekati 3,0. pH optimum dari
natrium benzoat sebagai pertumbuhan mikroba adalah 2,5-4,0 lebih rendah dari pada
asam sorbat dan asam propionat (Furia, 1972).Menurut Tressler and Joslyn (1971),
penggunaan natrium benzoat dalam sirup buah dengan konsentrasi 0,05% sampai 0,1%
tidak berpengaruh terhadap flavour sirup buah.
Asam benzoate
Sifat
Rumus molekul C6H5COOH
Massa molar 122,12 g/mol
Penampilan Padatan kristal tak berwarna
Densitas 1,32 g/cm3, padat
Titik lebur 122,4 °C (395 K)
Titik didih 249 °C (522 K)
Kelarutan dalam airTerlarutkan (air panas)
3,4 g/l (25 °C)
Kelarutan dalam THF,etanol, meta
nol
THF 3,37 M, etanol 2,52 M,
metanol 2,82 M [1]
Keasaman (pKa) 4,21
Struktur
Struktur kristal Monoklinik
Bentuk molekul planar
Momen dipol 1,72 D dalam Dioksana
Bahaya
MSDS ScienceLab.com
Bahaya utama Menyebabkan iritasi
NFPA 704
Titik nyala 121 °C (394 K)
6
Gambar II.1 Spesifikasi Asam benzoat
4. Bleng
Bleng banyak mengandung unsur boron dan beberapa mineral lainnya. Penambahan
bleng selain sebagai pengawet pada pengolahan bahan pangan terutama kerupuk, juga untuk
mengembangkan dan mengenyalkan bahan, serta memberi aroma dan rasa yang
khas.Penggunaannya sebagai pengawet maksimal sebanyak 20 gram per 25 kg bahan. Bleng
dapat dicampur langsung dalam adonan setelah dilarutkan dalam air atau diendapkan terlebih
dahulu kemudian cairannya dicampurkan dalam adonan.
5. Garam dapur (natrium klorida)
Garam dapur dalam keadaan murni tidak berwarna, tetapi kadang-kadang berwarna
kuning kecoklatan yang berasal dari kotoran-kotoran yang ada didalamnya.Air laut
mengandung + 3 % garam dapur.Garam dapur sebagai penghambat pertumbuhan mikroba,
sering digunakan untuk mengawetkan ikan dan juga bahan-bahan lain.
6. Garam sulfat
Digunakan dalam makanan untuk mencegah timbulnya ragi, bakteri dan warna
kecoklatan pada waktu pemasakan.
7. Gula pasir
Digunakan sebagai pengawet dan lebih efektif bila dipakai dengan tujuan menghambat
pertumbuhan bakteri.Sebagai bahan pengawet, pengunaan gula pasir minimal 3% atau 30
gram/kg bahan.
8. Kaporit (Calsium hypochlorit atau hypochloris calsiucus atau chlor kal atau kapur
klor)
Merupakan campuran dari calsium hypochlorit, -chlorida da -oksida, berupa serbuk
putih yang sering menggumpal hingga membentuk butiran. Biasanya mengandung 25~70%
chlor aktif dan baunya sangat khas.Kaporit yang mengandung klor ini digunakan untuk
mensterilkan air minum dan kolam renang, serta mencuci ikan.
9. Natrium Metabisulfit
Natrium metabisulfit yang diperdagangkan berbentuk kristal. Pemakaiannya dalam
pengolahan bahan pangan bertujuan untuk mencegah proses pencoklatan pada buah sebelum
diolah, menghilangkan bau dan rasa getir terutama pada ubi kayu serta untuk
mempertahankan warna agar tetap menarik.Natrium metabisulfit dapat dilarutkan bersama-
sama bahan atau diasapkan.Prinsip pengasapan tersebut adalah mengalirkan gas SO2 ke dalam
bahan sebelum pengeringan.Pengasapan dilakukan selama +15 menit.Maksimum
penggunaannya sebanyak 2 gram/kg bahan.Natrium metabisulfit yang berlebihan akan hilang
sewaktu pengeringan.
7
10. Nitrit dan Nitrat
Terdapat dalam bentuk garam kalium dan natrium nitrit.Natrium nitrit berbentuk butiran
berwarna putih, sedangkan kalium nitrit berwarna putih atau kuning dan kelarutannya tinggi
dalam air. Nitrit dan nitrat dapat menghambat pertumbuhan bakteri pada daging dan ikan
dalam waktu yang singkat.Sering digunakan pada danging yang telah dilayukan untuk
mempertahankan warna merah daging.Jumlah nitrit yang ditambahkan biasanya 0,1 % atau 1
gram/kg bahan yang diawetkan.Untuk nitrat 0,2 % atau 2 gram/kg bahan.Apabila lebih dari
jumlah tersebut akan menyebabkan keracunan, oleh sebab itu pemakaian nitrit dan nitrat
diatur dalam undang-undang.Untuk mengatasi keracunan tersebut maka pemakaian nitrit
biasanya dicampur dengan nitrat dalam jumlah yang sama. Nitrat tersebut akan diubah
menjadi nitrit sedikit demi sedikit sehingga jumlah nitrit di dalam daging tidak berlebihan.
11. Sendawa
Merupakan senyawa organik yang berbentuk kristal putih atau tak berwarna, rasanya
asin dan sejuk.Sendawa mudah larut dalamair dan meleleh pada suhu 377oC.Ada tiga bentuk
sendawa, yaitu kalium nitrat, kalsium nitrat dan natrium nitrat.Sendawa dapat dibuat dengan
mereaksikan kalium khlorida dengan asam nitrat atau natrium nitrat.Dalam industri biasa
digunakan untuk membuat korek api, bahan peledak, pupuk, dan juga untuk pengawet bahan
pangan. Penggunaannya maksimum sebanyak 0,1 % atau 1 gram/kg bahan.
3. Proses Bebas Kuman
Ada dua cara proses bebas kuman, yaitu sterilisasi dan pasteurisasi
a. Sterilisasi
Adalah proses bebas kuman, virus, spora dan jamur. Keadaan steril ini dapat dicapai
dengan cara alami maupun kimiawi. Secara alami dapat dilakukan dengan:
memanaskan alat-alat dalam air mendidih pada suhu 100oC selama 15 menit, untuk
mematikan kuman dan virus;
memanaskan alat-alat dalam air mendidih pada suhu 120 oC selama 15 menit untuk
mematikan spora dan jamur.
Secara kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan antiseptik dan desinfektan.
Antiseptik merupakan zat yang dapat menghambat atau membunuh pertumbuhan jasad renik
seperti bakteri, jamur dan lain-lain pada jaringan hidup. Ada beberapa bahan yang sering
digunakan sebagai antiseptik, antara lain:
1. Alkohol, efektif digunakan dengan kepekatan 50~70 %;untuk memecah protein yang
ada dalam kuman penyakit sehingga pertumbuhannya terhambat.
2. Asam dan alkali, penggunaannya sama dengan alkohol.
8
3. Air raksa (hidrargirum=Hg), arsenikum (As) dan Argentum (Ag), yang bekerja
melalui sistem enzim pada kuman penyakit.
4. Pengoksida, juga bekerja pada sistem enzim kuman penyakit. Terdiri dari iodium
untuk desinfektan kulit dan chlor untuk desinfektan air minum.
5. Zat warna, terutama analin dan akridin yang dipakai untuk mewarnai kuman penyakit
sehingga mudah untuk menemukan jaringan mana dari kuman tersebut yang akan
dihambat pertumbuhannya.
6. Pengalkil, yang digunakan untuk memecah protein kuman sehingga aktifitasnya
terhambat. Contohnya adalah formaldehid.
Desinfektan merupakan bahan kimia yang digunakan untukmencegah terjadinya infeksi
atau pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus, juga untuk membunuh kuman penyakit
lainnya.
b. Pasteurisasi
Dilakukan dengan memanaskan tempat yang telah diisi makanan atau minuman dalam
air mendidih pada suhu sekurang-kurangnya 63oC selama 30 menit, kemudian segera diangkat
dan didinginkan hingga suhu maksimum 10oC.Dengan cara ini maka pertumbuhan bakteri
dapat dihambat dengan cepat tanpa mempengaruhi rasa makanan dan minuman.
Tabel II.2 Pengaruh beberapa bahan pengawet terhadap kesehatan
Bahan Pengawet Produk Pangan Pengaruh Terhadap Kesehatan
Ca-/Na-propinoat
Na-metasulfat
Asam sorbat
Natamysin
K-asetat
Butil Hidroksi Anisol
(BHA)
Produk roti dan tepung
Produk roti dan tepung
Produk jeruk, keju, pikel
dan salad
Produk daging dan keju
Makanan asam
Daging babi segar dan
sosisnya, minyak sayur,
shortening, kripik
keentang, pizza beku, teh
instan
Migrain, kelelahan, kesulitan tidur
Alergi kulit
Pelukaan kulit
Dapat menyebabkan mual, muntah,
tidak nafsu makan, diare dan
pelukaan kulit
Merusak fungsi ginjal
Menyebabkan penyakit hati dan
kanker
9
Ca-benzoat
Sufur dioksida (SO2)
K-nitrit
Dapat menyebabkan reaksi merugikan pada asmatis dan yang peka terhadap aspirin
Dapat menyebabkan pelukaan lambung, mempercepat serangan asma, mutasi genetic, kanker dan alergi
Nitrit dapat mempengaruhi kemampuan sel darah untuk membawa oksigen, menyebabkan kesulitan bernafas dan sakit kepala, anemia, radang ginjal, muntah
Sari buah, minumanringan, minuman anggur manis, ikan asin
Sari buah, cider, buah kering, kacang kering, sirup, acar
Daging kornet, daging kuring,daging asin, pikel daging
Karakteristik Sampel
Ultra milk
Gambar II.2 Ultra milk
Ultra milk merupakan minuman susu pertama di Indonesia dari PT. Ultra jaya milk
industry,Tbk . Diluncurkan Ultra milk hadir membawa beragam inovasi rasa. Susu Ultra Low
Fat Hi-Calcium dipersiapkan menggunakan teknologi UHT dan dikemas secara aseptik
sehingga meminimalkan berkurangnya kualitas gizi dan kesegaran susu murninya, selama
kemasan masih tertutup meskipun tidak disimpan dalam lemari es.
Dengan kemasan multilapis kedap cahaya dan udara yang melindungi susu dari
pengaruh suhu dan sinar matahari yang dapat menurunkan kualitas susunya.
Disarankan minum susu UHT rendah lemak tinggi kalsium sekurang-kurangnya 2 gelas
(500ml) setiap hari untuk melengkapi kebutuhan keluarga akan 15 vitamin dan 11 mineral.
Susu UHT rendah lemak tinggi kalsium cocok untuk anak usia diatas 1 tahun.
Komposisi : susu sapi segar
Dari komposisi yang tercantum pada kemasan susu Ultra milk tersebut dapat kita ketahui
bahwa produk tersebut tidak menggunakan zat pengawet ( asam benzoat ).
Teh Kotak
Mengonsumsi Teh Kotak Jasmin adalah cara menikmati teh siap minum yang praktis,
setiap saat dan di mana pun berada. Produk ini dibuat hanya dari daun teh pilihan yang
diambil dari dataran tinggi perkebunan teh yang dicampur dengan bunga Jasmin. Produk ini
bisa langsungdinikmati sebagai minuman teh yang menyegarkan.
Komposisi : air, gula, teh melati
10
Dari komposisi yang tercantum pada kemasan Teh Kotak jasmine tersebut dapat kita
ketahui bahwa produk tersebut tidak menggunakan zat pengawet (asam benzoat).
Wafer Momogi
Gambar II.4 Wafer Momogi
Wafer momogi adalah makanan ringan dengan ukuran 15gr yang mempunyai komposisi
didalamnya yaitu sebagai berikut :
Komposisi : jagung, minyak sayur, gula, coklat bubuk, susu bubuk, garam, perasa coklat,
pewarna makanan Dark Choco Brown 2088
Dari komposisi yang tercantum pada kemasan wafer Momogi tersebut dapat kita
ketahui bahwa produk tersebut tidak menggunakan zat pengawet yaitu Natrium Benzoat.
Asam Benzoat
Kata Kunci: asam benzoat
Ditulis oleh Achmad Lutfi pada 12-03-2009
Asam benzoat adalah zat pengawet yang sering dipergunakan dalam saos dan sambal.
Asam benzoat disebut juga senyawa antimikroba karena tujuan penggunaan zat pengawet ini
dalam kedua makanan tersebut untuk mencegah pertumbuhan khamir dan bakteri terutama
untuk makanan yang telah dibuka dari kemasannya. Jumlah maksimum asam benzoat yang
boleh digunakan adalah 1000 ppm atau 1 gram per kg bahan (permenkes No
722/Menkes/per/1X/1988). Pembatasan penggunaan asam benzoat ini bertujuan agar tidak
terjadi keracunan. Konsumsi yang berlebihan dari asam benzoat dalam suatu bahan makanan
tidak dianjurkan karena jumlah zat pengawet yang masuk ke dalam tubuh akan bertambah
dengan semakin banyak dan seringnya mengkonsumsi. Lebih-lebih lagi jika dibarengi dengan
konsumsi makanan awetan lain yang mengandung asam benzoat. Asam benzoat mempunyai
ADI 5 mg per kg berat badan (hanssen, 1989 dalam Warta Konsumen, 1997). Asam benzoat
berdasarkan bukti-bukti penelitian menunjukkan mempunyai toksinitas yang sangat rendah
terhadap manusia dan hewan. Pada manusia, dosis racun adalah 6 mg/kg berat badan melalui
injeksi kulit tetapi pemasukan melalui mulut sebanyak 5 sampai 10 mg/hari selama beberapa
hari tidak mempunyai efek negatif terhadap kesehatan.
Kata Pencarian Artikel ini:
11
kegunaan asam benzoat, asam benzoat, fungsi asam benzoat, benzoat, kegunaan dari asam
benzoat, asam benzoate adalah, manfaat asam benzoat, pengertian asam benzoat, rumus kimia
asam benzoat, struktur asam benzoat
12
Asam Benzoat
Rumus kimia asam benzoat adalah C6H5COOH atau C7H6O2. Asam benzoat memiliki
berat molekul sebesar 122,12. Biasanya Asam benzoate digunakan sebagai pengawet
makanan (saus, kecap, sirup) dan minuman. Asam benzoat disebut juga senyawa antimikroba
karena tujuan penggunaan zat pengawet ini adalah untuk mencegah pertumbuhan khamir dan
bakteri terutama untuk makanan yang telah dibuka dari kemasannya. Asam benzoat secara
alami terdapat dalam rempah-rempah, seperti cengkeh dan kayu manis.
Prosedur pemeriksaan Asam Benzoat (alkalimetri)
Penetapan kadar: Timbang seksama lebih kurang 500 mg, larutkan dalam 25 ml etanol
encer P yang telah dinetralkan dengan natrium hidroksida 0,1 N. Tambahkan fenolftalein LP,
titrasi dengan natrium hidroksida 0,1 N LV sampai warna merah muda. 1 ml natrium
hidroksida 0,1 N setara dengan 12,21 mg C7H6O2.
Reaksi kimia C6H5COOH dengan NaOH
C6H5COOH + 2NaOH --> C6H6 + Na2CO3 + H2O
Daftar Pustaka
Sutresna, Nana. 2007. Cerdas Belajar Kimia. Bandung : Grafindo Media Pratama. Halaman:
262
Svehla, G. 1979. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro.
Terjemahan oleh L. Setiono dan A. Hadyana P. 1985. Jakarta : PT. Kalman Media
Pustaka. Halaman: 402-403.
Anonym. 1995. Farmakope Indonesia, edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Beranda
penyakit mikrobiologi Bahan kimia
Lutfi, Achmad. Asam Benzoat. (http://www.chem-is-try.org/kata-kunci/asambenzoat.com)
diunduh pada 19 maret 2011.
13