bab ii as p

Upload: abd-imran

Post on 20-Jul-2015

96 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB II LANDASAN TEORI

A. Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita a. Anatomi sistem repoduksi Alat genitalia dalam (interna) Alat genitalia bagian dalam terdiri dari : 1. Vagina Tabung yang dilapisi membran dari jenis epitelium bergaris khusus dialiri banyak pembuluh darah dan serabut saraf. Panjangnya dari vestibulum sampai uterus 7,5 cm. Merupakan penghubung antara introitus vagiana dan uterus. Dinding depan liang vagina 9 cm, lebih pendek dari dinding belakang. Pada puncak vagina menonjol leher rahim (serviks uteri) yang disebut porsio. Bentuk vagina disebelah dalam berlipat-lipat disebut rugae. 2. Uterus (Rahim) Organ yang tebal, berotot, berbentuk buah pear, terletak didalam pelvis antara rektum dibelakang dan kandung kemih didepan. Otonya disebut miometrium. Uterus terapung didalam pelvis denagn jaringan ikat dan ligamen. Panjang uterus lebih kurang 5 cm, tebal 2.5 cm, berat 50 gram. Pada rahim wanita dewasa yang belum menikah (bersalin) panjang uterus adalah 5-8 cm dan beratnya 30-60 gram. Dinding uterus terdiri dari : Endometrium Miometrium Peritoneum visceral Fungsi uterus : untuk menahan ovum yang telah dibuahi selama perkembangan, sebutir ovum yang telah keluar dari ovarium dihantarkan melalui tuba uterine ke uterus. Pembuahan ovum secara normal terjadi didalam tuba uterina, endometrium disiapkan untuk menerima ovum yang telah dibuahi dan ovum tertanam dalam endometrium.

3

3.

Ovarium Merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak kiri dan kanan uterus dibawah tuba uterine dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum uterus. Ovarium mempunyai tiga fungsi yaitu: Memproduksi ovum Memproduksi hormon estrogen Memproduksi progesteron Organ kelamin dalam membentuk sebuah jalur (saluran kelamin), yang terdiri dari: ovarium (indung telur), menghasilkan sel telur tuba falopii (ovidak), tempat berlangsungnya pembuahan rahim (uterus), tempat berkembangnya embrio menjadi janin vagina, merupakan jalan lahir.

( Bagian Obstetri dan Ginekologi FK-UNPAD. Bandung. Elstar Offsset. 1983 )

b. Fisiologi Reproduksi Wanita Dalam masa kanak-kanak ovaria masih di katakan dalam keadaan istirahat belum menunaikan faal dengan baik. Baru jika tercapai peburitas (akil balig), baru terjadiolah perubahan perubahan ovaria yang mengakibatkan pula perubahan besar pada seluruh badan wanita tersebut, peburitas tercapai pada umur 12-16 tahun dan di pengaruhi oleh keturunan, bangsa,iklim, dan lingkungan. Kejadian penting dalam puberitas adalah haid pertama kali(amenarche).dengan puberitas wanita nasuk kedalam masa repoduksi. Setelah masa repoduksi wanita masuk kedalam masa klimakterium dimana masa ini haid berangsur-angsur akan berhenti, mula-mula menjadi sedikit dan kemudian 1-2 bulan akan berhenti. 1. Menstruasi Wanita yang sehat dan tidak hamil setiap bulan secara teratur mengeluarkan darah dari alat kandungannya yang disebut menstruasi (haid). Siklus menstruasi selaput lendir rahim dari hari ke hari terjadi perubahan yang berulang selama satu bulan mengalami empat masa (stadium).

4

a. Stadium menstruasi (desquamasi) Pada masa ini endometrium terlepas dari dinding rahim disertai dengan perdarahan, hanya lapisan tipis yang tinggal disebut stratum basale berlagsung selama empat hari. Dengan haid, keluar darah, potongan endometrium dan lendir serviks. Darah ini tidak membeku karena ada fermen yang mencegah pembekuan darah dan mencairkan potongan mukosa, banyaknya pendarahan selama haid kira-kira 50 cc. b. Stadium post-menstruum (regenerasi) Luka yang terjadi karena endometrium terlepas, berangsur-angsur ditutup kembali oleh selaput lendir baru yang terjadi dari sel epitel kelenjar endometrium. Pada masa ini tebal endometrium kira-kira 0,5 mm dan berlangsung selama empat hari. c. Stadium intermenstruum (poliferasi) Pada masa ini endometrium tumbuh menjadi tebal kira-kira 3,5 mm. Kelenjar-kelenjar tumbuhnya lebih cepat dari jaringan lain, berlangsung kira-kira 5-14 haridari hari pertama haid. d. Stadium pramenstruum (sekresi) Pada stadium ini endometrium tetap tebalnya tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang dan berliku-liku dan mengeluarkan getah. Dalam endometrium telah tertimbun glikogen dan kapur yang diperlukan sebagai makanan untuk sel telur. Perubahan ini untuk mempersiapkan endometrium menerima telur.Pada endometrium sudah dapat di bedakan lapisan atas yang padat (stratum kompaktum) yang hanya ditembus oleh saluran-saluran keluar dari lubang-lubangnya karena di sini terdapat rongga dari kelenjar dan lapisan bawah disebut stratum basale. Stadium ini berlagsung 14-28 hari, kalau tidak terjadi kehamilan maka endometrium dilepas dengan perdarahan dan berulang lagi siklus menstruasi

2. Siklus Ovarium Dalam ovarium banyak terdapat sel-sel telur muda yang dikelilingi oleh sel gepeng bangunan ini disebut folikel primordial. Sebelum pubertas ovarium masih dalam keadaan istirahat, Pada waktu pubertas pada pengaruh hormone5

dari lobus anterior hipofise yaitu fSH. Folikel primordial mulai tumbuh walaupun hanya satu yang masuk kemudian pecah dan yang lainnya mati. Pemasakan folikel primordial terjadi sebagai berikut: Mula mula sel sekeliling ovum berlipat ganda,kemudian diantara sel sel timbul sebuah rongga yang berisi cairan ialah liquor folliculi. Ovum sendiri terdesak kepinggir dan terdapat ditengah tumpukan sel yang menonjol kedalam rongga folikel, tumpukan sel dengan sel telur didalam nya disebut cumulus oophorus antara sel telur dan sekitar nya terdapat zona pellucida. Sel sel granulosa lain nya yang membatasi ruang follikel disebut membran granulosa. Dengan tumbuhnya folikel jaringan ovarium sekitar folikel tesebut terdesak keluar dan membentuk 2 lapisan yaitu theca interna yang banyak mengandung pembuluh darah dan dan theca eksterna terdiri dari jaringan ikat padat. Folikel yang yang masak disebut folikel de Graaf menghasilkan estrogen tempat permukaan hormone ini pada theca interna. Sebelum pubertas terdapat pada lapisan dalam korteks ovarium dan tetap tinggal dilapisan tersebut. Tekanan Setelah pubertas folikel tersebut mendekati permumkaan dan menonjol keluar karena ligamentum follikuli terbentuk terus maka tekanan dalam folikel makin lama makin tinggi. Tetapi untuk terjadinya ovulasi bukan hanya bergantung pada tekanan tinggi tersebut tetapi juga harus mengalami perubahan-perubahan nekrobiotik pada permukaan folllikel. Awalnya sel-sel ovarium menjadi tipis hingga pada suatu waktu follikel akan pecah dan mengakibatkan keluarnya liquor Follikuli bersama ovum. Keluarnya sel telur dari follikel de Graf pecah disebut ovulasi. Sel granulose yang mengelilingi sel telur telah bebas, disebut corona radiate. Setelah ovulasi sel-sel granulasi dari dinding folikel mengalami perubahan dan dan mengandung zat warna kuning disebut korpus luteum, mengeluarkan hormone yang disebut progesterone di samping estrogen. Bergantung pada apakah terjadi konsepsi atau tidak, korpus luteum dapat menjadi korpus luteum gravidarum atau korpus luteum menstruationum. a. Corpus luteum menstruationum mempunyai masa hidup 8 hari setelah berdegenerasi dan diganti dengan jaringan ikat yang menyerupai stroma ovarium. Korpus luteum yang berdegenerasi disebut6

korpus albikan yang berwarna putih dengan terbentuknya korpus albikan maka pembentukan hormone progesterone dan estrogen mulai berkurang maalahan berhenti sama sekali. Ini mengahasilkan iskemia dan nekrose endometrium dan disusun dengan menstruasi. Estrogen dapat menyeebabkan proliferasi dari endometrium. Fase ini disebut fase follikuler yang berlangsung hari pertama menstruasi sampai ovulasi. b. Corpus luteum graviditatum setelah terjadi ovulasi maka sel telur masuk kedalam tuba dan ddiangkut kekavum uteri. Hal ini terjadi pada waktu ovulasi ujung ampula tuba menutup permukaan ovarium. Selannjutnya sel telur digerakkan oleh peristaltic dan rambut getar dari sel-sel selaput lendir tuba kea rah kavum uteri, kalau tidak terjadi kehmmilan sel telur mati dalam beberapa jam. Bila terjadi kehamilan maka terjadilah pertemuan dan persenyawaan dari sel telur dan sel mani dalam ampula tuba. Sel telur yang telah dibuahi itu berjalan ke kavum uteri menanamkan diri dalam endometrium (nidasi). Zigot mengeluarkan hormone-hormon hingga korpus luteum yang biasanya hidup 8 hari sekarang tidak mati bahkan tumbuh menajdi lebih besar dinamakan korpus luteum graviditatum yang hidup sampai bulan ke4 dari kehamilan. Setelah bulan ke 4 fungsi nya diambil alih oleh plasenta. Karena korpus luteum tidak mati maka progesteron dan esterogen terus terbentuk. Endometrium menjadi lebih tebal berubah menjadi desidua sehingga selama kehamilan berkangsung tidak terjadi haid. Perubahan pada endometrium dipengaruhi oleh kejadian-kejadian dalam ovarium dan kejadian dalam ovarium dipengaruhi oleh kelenjar yang lebih tinggi kedudukkannya yaitu kelenjar hipofise.

7

Gambar 2 : siklus menstruasi sumber : http://www.wikipedia.com.

3. Hormon wanita Pada wanita terdapat releasing factor (RF) yang dikeluarkan dari hipotalamus ke hipofisis yang merangsang pengeluaran. Follikel stimulating hormone (FSH) dan lutenizing hormone (LH), keduanya dikeluarkan dari hipofisis anterior. a. Hormon esterogen Esterogen mempermudah pertumbuhan folikel ovarium dan meningkatkan tuba uterina dan organ endokrin dengan menurunkan sekresi FSH, dalam beberapa keadaan menghambat sekresi LH dan pada keadaan lain meningkatkan LH b. Hormon progesteron Hormon ini dihasilkan oleh korpus luteum dan plasenta, yang bertanggung jawab atas perubahan endometrium dan perubahan siklik dalam servik dan vagina. Progesteron juga memiliki pengaruh anti-estrogenik pada sel-sel miometrium yang menurunkan kepekaan otot tersebut. Sensitivitas miometrium sementara meningkatkan potensial membran serta bertanggung jawab

meningkatkan potensial membran serta meningkatkan suhu basal tubuh saat ovulasi.

c. FSH (follicle stimulatinghormone)

8

FSH dibentuk oleh lobus anterior pada hipofise. Pembentukan FSH ini akan berkurang pada pembentukan estrogen dalam jumlah yang cukup, suatu keadaan yang terjadi pada kehamilan. d. LH (luteining hormone) Bekerja sama dengan FSH menyebabkan terjadinya sekresi estrogen dari folikel De Graaf. LH juga menyebabkan penimbunan substansi dari progesteron dalam sel granulosa. Bila estrogen dibentuk dalam jumlah yang cukup besar akan menyebabkan pengurangan produksi FSH sedangkan produksi LH

bertambah sehingga tercapai suatu rasio produksi FSH dan LH dapat merangsang terjadinya ovulasi. e. Prolaktin, (Luteotropin, LTH) Fungsi hormon ini adalah mempertahankan produksi progesteron dari korpus luteum kelenjar hipofise, dirangsang dan diatur oleh pusat yang lebih tinggi hipotalamus unttuk menghasilkan gonodotrophin releasing factor. Sumber : ( Bagian Obstetri dan Ginekologi FK-UNPAD. Bandung. Elstar Offsset. 1983 )

B. Konsep Gangguan Pada Menstruasi Adapun gangguan menturasi terdiri dari : 1. Dismenorrhea. a. Definisi Nyeri haid menjelang atau sewaktu haid,nyeri diduga karena kejang otot uterus. (Price and Wilson, 2005).

b. Etiologi Dismenorrhea primer (idiopatik) adalah jumlah prostaglandin f2a yang berlebihan pada daerah menturasi yang merangsang hiveraktivitas uterus. Dismenorrhea yang mulai terasa sejak menarche dan tidak ditemukan kelainan dari alat kandungan atau organ lainnya. Dismenorrhea primer terjadi pada 90% wanita dan biasanya terjadi setelah mereka menarche dan berlanjut hingga usia pertengahan 20-an atau hingga mereka memiliki anak. Sekitar 10% penderita dismenorhea primer tidak dapat mengikuti kegiatan sehari-hari. Gejalanya mulai terasa pada 1 atau 2 hari sebelum haid dan berakhir setelah haid dimulai. Biasanya nyeri berakhir setelah diberi kompres panas atau oleh9

pemberian analgesik. Faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu hiperaktivitas uterus, endotelin, prostaglandin, vasopressin dan kerusakan saraf perifer. 1) Psikogen 2) Konstitusionil : anemia, tbc, kelelahan 3) Obstruksi : cervix sempit, hypernteflexio, retroflexio, hypoplasia uteri.

Terapi : aspirin, inhibitor prostaglandi ringan, ibofon, nafroxen, alleve, anaprox, naporosyn, dan asam menamik.

Hormonal : pada siklus yang anovulatoar tidak ada dysmenorrhoe jadi kita pergunakan obat-obat yang mencegah ovulasi. Dismenorrhea sekunder biasanya terjadi karena adanya masalah fisik seperti endometriosis, polip uteri, leimioma, stenosis servik, atau penyakir radang panggul. Dsminore juga dapat terjadi pada perempuan dengan menometroragia yang meningkat. Nyeri biasannya bersifat regular pada setiap haid namun berlangsung lebih lama dan biasanya berlangsung selama siklus. Nyeri mungkin terjadi pada salah satu sisi abdomen.

2. Menorhagia a. Definisi Pendarahan siklik berlangsung lebih dari 7 hari dengan jumlah darah dengan kadang-kadang cukup banyak.(mansjoer.1999)

b. Etiologi Kelainan pada uterus: 1. Hypoplasia uteri 2. Terapi : uterotonika 3. Myoma uteri 4. Infeksi genetelia eksterna 5. kelainan darah 6. gangguan fungsional

10

c. Manifestasi Klinis Kram selama haid yang tidak bisa dihilangkan dengan obat-obatan. Penderita jugaseringmerasakan kelemahan, pusing, muntah dan mual berulang selama haid.

3. Oligomenorrhoe a. Definisi Haid jarang, siklus panjang. Oligomenorhoe terjadi kalau siklus lebih dari 35 hari. Sering terdapat pada wanita yang asthenis. Oligomenorrhoe yang menetap dapat terjadi akibat dari : 1) Perpanjangan stadium follikuler 2) Perpanjangan stadium luteal 3) Kedua stadia di atas menjadi panjang Kalau siklus tiba-tiba menjadi panjang maka dapat disebabkan oleh : - Pengaruh psikis - Pengaruh penyakit : Tbc

Kelainan banyaknya perdarahan dan lamanya perdarahan. Banyaknya perdarahan ditentukan oleh : a) Lebarnya pembuluh darah: pada hypoplasia uteri, asthenia, tumor-tumor yang mengurangi daya kontraksi seperti myoma. b) Banyaknya pembuluh darahyang terbuka atau luasnya luka : pada uterus myomatosus, endometriosis interna. c) Tekanan intravaskuler : tekanan arteeril meninggi, pada decompensatio cordis, tumor-tumor, kelainan letak. d) Daya beku darah (diathese haemorrhagica) : pada penyakit Werlhoff atau haemofili. Kita tahu bahwa darah haid terlalu banyak kalau ada bekuan darah dalam darah haid. Lamanya perdaraahan ditentukan oleh daya penyembuhan luka atau dengan perkataan lain oleh daya regenerasi endometrium. Daya regenerasi berkurang pada infeksi, pada myoma atau polyp dan pada karsinoma.

11

b. Etiologi Oligomenorrhea biasanya berhubungan dengan anuvulasi atau dapat juga disebabkan kelainan endokrin seperti kehamilan, gangguan hipofisehipotalamus, dan menopause atau sebab sistemik seperti kehilangan berat badan berlebih. Oligomenorrhea sering terdapat pada wanita astenis. Dapat juga terjadi pada wanita dengan sindrom ovarium polikistik dimana pada keadaan ini dihasilkan androgen yang lebih tinggi dari kadar pada wanita normal. Oligomenorrhea dapat juga terjadi pada stress fisik dan emosional, penyakit kronis, tumor yang mensekresikan estrogen dan nutrisi buruk. Oligomenorrhea dapat juga disebabkan ketidakseimbangan hormonal seperti pada awal pubertas. Oligomenorrhea yang menetap dapat terjadi akibat perpanjangan stadium folikular, perpanjangan stadium luteal, ataupun perpanjang kedia atadium tersebut. Bila siklus tiba-tiba memanjang maka dapat di sebabkan oleh pengaruh psikis atau pengaruh penyakit.

c. Gejala Gejala oligomenorrhea terdiri dari periode menstruasi yang lebih panjang dari 35 hari dimana hanya didapatkan 4-9 periode dalam 1 tahun. Beberapa wanita dengan oligomenorrhea mungkin sulit hamil. Bila kadar estrogen yang menjadi penyebab, wanita tersebut mungkin mengalami osteoporosis dan penyakit kardiovaskular. Wanita tersebut juga memiliki risiko besar untuk mengalami kanker uterus.

d. Pengobatan Pengobatan oligomenorrhea tergantung dengan penyebab. Pada oligomenorrhea dengan anovulatior serta pada remaja dan wanita yang mendekati menopause tidak memerlukan terapi. Perbaikan status gizi pada penderita dengan gangguan nutrisi dapat memperbaiki keadaan

oligomenorrhea. Oligomenorrhea sering diobati dengan pil KB untuk memperbaiki ketidakseimbangan hormonal. Bila gejala terjadi akibat adanya tumor, operasi mungkin diperlukaan. Pengobatan alternative lainnya dapat menggunakan akupuntur atau ramuan herbal.

12

e. Komplikasi Komplikasi yang paling menakutkan adalah terganggunya fertilitas dan stress emosional pada penderita sehingga dapat memperburuk terjadinya kelainan haid lebih lanjut. Prognosa akan buruk bila oligomenorrhea mengarah pada infertilitas atau tanda dari keganasan.

4. Pendarahan DUB Kelainan haid yang dijumpai dapat berupa kelainan siklus atau kelainan dari jumlah darah yang dikeluarkan dan lamanya perdarahan. Perdarahan uterus disfungsional (dysfunctional uterine bleeding, DUB) digunakan untuk

menunjukan semua keadaan perdarahan melalui vagina yang abnormal, DUB disini didefinisikan sebagai perdarahan vagina yang terjadi di dalam siklus yang kurang dari 20 hari atau lebih dari 40 hari, berlangsung lebih dari 8 hari, mengakibatkan kehilangan darah lebih dari 80 ml, dan anemia. Perdarahan uterus disfungsional dibagi menjadi 2 kategori, DUB primer dan sekunder, dengan sebagian besar merupakan tipe yang primer. Karena yang primer merupakan diagnosis eksklusi, diagnosis ini hanya dibuat setelah melakukan pemeriksaan teliti untuk menyingkirkan penyebab serius lain. a. DUB primer pada remaja. Gangguan yang diakibatkan dari imaturitas atau gangguan fungsi aksi HPG. Fluktuasi ritmik kadar estrogen normalnya terjadi pada awal pubertas, meningkat sesuai perkembangan pubertas, dan mencapai kadar estrogen puncak yang cukup untuk marangsang poliferasi endometrium, menstruasi dan akhirnya ovulasi. Namun, seperti yang dibahas diatas, siklus anovulatoar sering terjadi pada 1-2 tahun setelah menarke dan ditandai dengan berkurangnya produksi progesterone. Tidak adanya progesterone dalam waktu lama mengakibatkan lapisan endometrium yang tebal secara abnormal dan rapuh, yang jika terpajan dengan penghentian mendadak estrogen, dapat meluruh secara tidak teratur, menyebabkan perdarahan menstruasi yang tidak teratur dan berlebihan. b. DUB sekunder. Disebabkan oleh gangguan dan penyakit koagulasi serta kelainan organ reproduksi, antara lain vagina, serviks, uterus, dan ovarium. Penyebab tersering perdarahan berlebihan adalah gangguan perdarahan, dan perdarahan vagina abnormal saat menarke atau sesudahnya dapat merupakan manifestasi awal, terutama pada penyakit von willebrand. Defisiensi factor VIII13

atau IX, trombositopenia herediter atau didapat, gangguan trombosit, talasemia mayor, anemia fanconi, dan leukemia perlu dipertimbangkan.

5. Amenorrhoe a. Definisi Amenorrhoe bukan suatu penyakit tetapi merupakan gejala. Amenorrhoe terbagi menjadi 2 yaitu: 1. Amenorrhoe primer tidak terjadinya menarche sampai usia 17 tahun, dengan atau tampa perkembangan seksual sekunder. 2. Amenorrhoe sekunder ialah tidak terjadi menturasi selama 3 bulan atau lebih pada orang yang telah mengalami siklus menturasi. (Price and

Wilson, 2005). Amenorrhoe fisiologis dapat terjadi : 1) perempuan usia prapubertas 2) Dalam kehamilan 3) Dalam masa laktasi : kalau tidak tidak mmenyusukan haid dating kurang lebih 3 bulan port partum, kalau menyusui dalam 6 bulan postpartum. 4) Dalam menopause.

Klasifikasi amenorrhoe a) Dysfungsi hypothalamus b) Dysfungsi hypofise c) Dysfungsi ovarium d) Periferi tidak bereaksi e) Penyakkit-penyakit lain

b. Etiologi Amenrrhea hipotalamus di fikirkan disebabkan oleh adanya hambatan parsial atau lengkap pada pelepasan hormone pelepasan gonadotropin(GnRH). Amenorre hipotalamik ini dapat berkaitan dengan defisiensi nutrisi sekunder akibat penyakit-penyakit, seperti enteritis regional, fibrosis kistik, dan anoreksia nervosa, aktifitas fisik berlebihan serta perubahan lemak tubuh dan berat badan sering ditemukan pada atlet professional, stress, defisiensi GnRH murni, dan obat spesifik. Di samping itu obat-obatan tertentu, misal, derivat fenotiazin dan14

kontrasepsi yang mengandung steroid dapat menyebabkan deplesi katekolamin, mengakibatkan amenorrhea.

c. Gejala pada amenorrhagia Gejalanya bervariasi, tergantung kepada penyebabnya. Jika penyebabnya adalah kegagalan mengalami pubertas, maka tidak akan ditemukan tanda-tanda pubertas seperti pembesaran payudara, pertumbuhan rambut kemaluan dan rambut ketiak sert perubahan bentuk tubuh. Jika penyebabnya adalah kehamilan, akan ditemukan morning sickness dan pembesaran perut. Jika penyebabnya adalah kadar hormon tiroid yang tinggi maka gejalanya adalah denyut jantung yang cepat, kecemasan, kulit yang hangat dan lembab. Sindroma Cushing menyebabkan wajah bulat (moon face), perut buncit dan lengan serta tungkai yang kurus. Gejala lainnya yang mungkin ditemukan pada amenore: 1. Sakit kepala 2. Galaktore (pembentukan air susu pada wanita yang tidak hamil dan tidak sedang menyusui) 3. Gangguan penglihatan (pada tumor hipofisa) 4. Penurunan atau penambahan berat badan yang berarti 5. Vagina yang kering 6. Hirsutisme (pertumbuhan rambut yang berlebihan, yang mengikuti pola pria), perubahan suara dan perubahan ukuran payudara

d. Penatalaksanaan Terapi amenorrhoe sangat tergantung pada etiologi. Banyak pemeriksaan dapat membantu kita mencari etiologi amenorrhoe antaranya : pamsmears (sex chromatin), pemeriksaan Rontgeen (selia tursica), EEG, BMR dll. Terapi : Terapi diberikan menurut etiologi. Secara umum dapat disebut : 1) Hormon-hormon untuk merangsang ovulasi: - Clomiphen : merangsang hypothalamus. - Gonadotrophin sebagai substitusi terapi. - Mengadakan rebound phenomen dengan hormone: progestin, oral pills. 2) Iradiasi dari ovarium.15

3) Thyroid : kalau ada hypofungsi gl. Thyreodea. 4) Kesehatan umum harus diperbaiki. Amenorrhoe karena tbc tidak usah diobati.

16