bab ii anas -...

28
5 BAB II Kemampuan Berbahasa Arab Dan Hasil Belajar Al-Qur’an Hadits A. Kemampuan Berbahasa Arab. 1. Pengertian Kemampuan. Kata kemampuan yang dalam bahasa inggrisnya competency, ability, capability, capacity, 1 merupakan kata jadian yang sudah jelas maknanya dan menyatakan keadaan, yaitu keadaan yang dimiliki oleh seseorang bahwa seseorang mampu melakukan suatu perbuatan. Menurut Wood Woorth dan Marquis sebagaimana dikutip oleh Sumadi Surya Brata, kata kemampuan mempunyai tiga pengertian yaitu : a. Achievement yang merupakan actual ability yang dapat diukur secara tidak langsung dengan alat tes. b. Capacity yang merupakan potensial abilty yang dapat diukur secara tidak langsung dengan melalui pengukuran terhadap kecakapan individu, dimana kecakapan itu berkembang melalui training yang intensif dan pengalaman. c. Attitude, yaitu kualitas yang hanya dapat diungkap atau diukur dengan tes khusus yang sengaja dibuat untuk itu. 2 Jadi kemampuan adalah keadaan yang berupa kecakapan pada diri seseorang yang mencakup potensi serta kualitas. Kemampuan tersebut bisa diukur berdasarkan standar tertentu untuk menentukan sejauhmana kemampuan yang sudah dimiliki oleh seseorang tersebut. 2. Berbahasa Arab Sedangkan berbahasa merupakan alat komunikasi penting dalam kehidupan, bahasa dijadikan sesuatu yang harus dipelajari dan difahami secara 1 John M.Echols dan Hassan Shadily, Kamus Indonesia-Inggris, PT. Gramedia, Jakarta, Edisi Ketiga, 2001, hlm.359. 2 Sumadi Surya Brata, Psikologi Pendidikan, Rajawali, Jakarta, 1986, hlm.169.

Upload: vudien

Post on 18-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab II Anas - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa

5

BAB II

Kemampuan Berbahasa Arab Dan Hasil Belajar Al-Qur’an Hadits

A. Kemampuan Berbahasa Arab.

1. Pengertian Kemampuan.

Kata kemampuan yang dalam bahasa inggrisnya competency,

ability, capability, capacity,1 merupakan kata jadian yang sudah jelas

maknanya dan menyatakan keadaan, yaitu keadaan yang dimiliki oleh

seseorang bahwa seseorang mampu melakukan suatu perbuatan.

Menurut Wood Woorth dan Marquis sebagaimana dikutip oleh

Sumadi Surya Brata, kata kemampuan mempunyai tiga pengertian yaitu :

a. Achievement yang merupakan actual ability yang dapat diukur secara

tidak langsung dengan alat tes.

b. Capacity yang merupakan potensial abilty yang dapat diukur secara tidak

langsung dengan melalui pengukuran terhadap kecakapan individu,

dimana kecakapan itu berkembang melalui training yang intensif dan

pengalaman.

c. Attitude, yaitu kualitas yang hanya dapat diungkap atau diukur dengan tes

khusus yang sengaja dibuat untuk itu.2

Jadi kemampuan adalah keadaan yang berupa kecakapan pada diri

seseorang yang mencakup potensi serta kualitas. Kemampuan tersebut bisa

diukur berdasarkan standar tertentu untuk menentukan sejauhmana

kemampuan yang sudah dimiliki oleh seseorang tersebut.

2. Berbahasa Arab

Sedangkan berbahasa merupakan alat komunikasi penting dalam

kehidupan, bahasa dijadikan sesuatu yang harus dipelajari dan difahami secara

1 John M.Echols dan Hassan Shadily, Kamus Indonesia-Inggris, PT. Gramedia, Jakarta,

Edisi Ketiga, 2001, hlm.359. 2 Sumadi Surya Brata, Psikologi Pendidikan, Rajawali, Jakarta, 1986, hlm.169.

Page 2: Bab II Anas - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa

6

sungguh-sunguh, karena bahasa disamping sebagai alat untuk komunikasi

yang ampuh untuk berhubungan dan kerjasama.

Kemampuan dasar manusia untuk berbahasa merupakan

kemampuan yang sejalan dengan potensi hidup manusia sebagai sarana ujaran

sekaligus alat hidup untuk saling mengenal dan berinteraksi, meskipun

demikian, kemampuan dan tingkat perkembangan ujaran sebagai

penampilannya erat hubungnnya dengan tingkat kecerdasan dan

perkembangan kreatifitas seseorang juga erat hubungannya dengan

pertimbangan individu yang dilandasi nilai-nilai tertentu. Oleh karena itu

timbul berbagai macam bahasa yang dipengaruhi oleh adanya dialek atau latar

belakang suatu daerah tertentu, salah satunya adalah bahasa Arab dipakai

sebagai bahasa sehari-hari oleh bangsa arab dan negara-negara sekitarnya.

Firman Allah Dalam surat Al-Hujaraat :

ايايها الناس انا خلقنا آم من ذ آر و ا نثى و جعنا آم شعو با و قبا ئل لتعا ر فو

) 13 ا لحجرات ( ان اآر مكم عند ا هللا اتقكم ان اهللا عليم خبير

Artinya : Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan

kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan

menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku- suku

supaya kamu saling kenal- mengenal . Sesungguhnya orang

yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang

yang paling bertaqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah

Maha Mengetahui lagi Maha Melihat. ( Al-Hujaraat ayat 13 )

Dapat dikatakan bahwa belajar bahasa Arab merupakan usaha

untuk membentuk kebiasaan baru secara dasar, artinya dalam proses belajar

bahasa arab ada kurikulum dan tujuan yang hendak dicapai sehingga tercapai

suatu kebiasaan baru yaitu kemampuan berbahasa Arab.

Jadi kemampuan berbahasa Arab adalah kemampuan yang berupa

kecakapan pada diri seseorang dalam berbahasa arab. Kemampuan tersebut

Page 3: Bab II Anas - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa

7

bisa diukur berdasarkan standar tertentu untuk menentukan sejauhmana

kemampuan yang sudah dimiliki oleh seseorang tersebut.

3. Aspek – aspek kemampuan berbahasa Arab.

Mempelajari bahasa Arab sebagai bahasa asing, tidak lepas dari

prinsip-prinsip linguistik, yang menyatakan bahwa bahasa adalah bahasa

ucapan, karena itu sebelum siswa belajar membaca dan menulis terlebih

dahulu belajar mendengarkan.3

Adapun aspek-aspek kemampuan / kemahiran berbahasa Arab

dapat ditunjukkan dengan adanya kemampuan menyimak ( ),

kemampuan membaca ( ), kemampuan menulis ( ).

Aspek-aspek tersebut pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua bagian

yaitu; Kemampuan Reseptif (menerima), dan kemampuan ekspresif

(mengeluarkan).4

Kemampuan reseptif meliputi, menyimak, artinya seseorang

dikatakan mahir berbahasa Arab yaitu apabila dia mampu memahami segala

ucapan orang lain yang berbahasa Arab, baik disengaja ataupun tidak

disengaja. Sedangkan kemampuan ekspresif, meliputi tiga aspek, yaitu;

Kemampuan membaca, kemampuan berbicara, dan kemampuan menulis. Dari

tiga ini termasuk diantara tanda-tanda seseorang memiliki kemampuan

berbahasa arab.

Kemampuan berbahasa Arab merupakan kecakapan yang harus

dimiliki sebagai dasar dalam penggunaan bahasa itu sendiri, baik itu secara

aktif maupun pasif. Dalam praktek berbahasa ada kegiatan-kegiatan

mendengarkan, berbicara, mendengar membaca dan menulis.5

3 Muljanto Sumardi, Pedoman Mempelajari Bahasa Arab Pda Perguruan Tinggi Agama

Islam, DEPAG RI, Jakarta, 1975, hlm.118. 4 Muljanto Sumardi, Ibid., hlm.118. 5 A. Akrom Malibary, Pengajaran Bahasa Arab Di Madrasah Aliyah, Bulan Bintang,

Jakarta, 1987, hlm.2.

Page 4: Bab II Anas - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa

8

Menurut Henry Guntur Tarigan, kemampuan atau kemahiran

berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu : ketrampilan menyimak,

ketrampilan berbicara, ketrampilan membaca, ketrampilan menulis.6

Kegiatan-kegiatan dalam berbahasa yang tersebut diatas

merupakan aturan-aturan umum, jadi tidak semua bahasa mencakup keempat

komponen tersebut. Demikian juga dengan berbahasa Arab, seseorang dapat

dikatakan mampu atau mahir berbahasa Arab, apabila dapat terampil dari

keempat komponen tersebut.

Berbahasa Arab diajarkan secara intensif dalam pengajaran bahasa

arab di sekolah ataupun di madrasah. Sebagai tujuan pengajaran bahasa pada

umumnya dan pengajaran bahasa Arab pada khususnya. Kemampuan

berbahasa Arab dalam pelajaran bahasa Arab yang diberikan di madrasah

adalah sebagai penunjang dalam memahami dan mendalami ajaran agama

islam, sehingga kemampuan bahasa Arab pada siswa madrasah belum

mencapai taraf yang sempurna, karena pengajaran bahasa Arab di madrasah

bersifat pada pengenalan atau penguasaan tahap awal dan belum sampai pada

taraf mempraktekkan bahasa Arab tersebut secara sempurna.

Di bawah ini akan diuraikan tentang empat komponen ketrampilan,

kemampuan, kemahiran berbahasa, yaitu :

a. Mendengar, menyimak. ( )

Mendengar merupakan ketrampilan dalam berbahasa yang suatu

kali dikenal atau dimengerti oleh sipengguna bahasa. Tingkatan mendengar

secara penuh perhatian dan pemahaman muncul setelah pengguna bahasa

mendengarkan hal-hal yang dianggap sepele, yang kemudian dianggap sebagai

tingkat menyimak. Oleh karena itu mendengar dan menyimak merupakan

suatu urutan dalam ketrampilan berbahasa.

6 Henry Guntur Tarigan, Strategi Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa, Angkasa,

Bandung, 1990, hlm.191.

Page 5: Bab II Anas - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa

9

Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-

lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi serta

intrepretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi serta memahami

makna komunikasi yang tidak disampaikan oleh si pembicara melalui ajaran

atau bahaas lisan7.

Dalam bahasa Arab mendengar dan menyimak disebut istima’.

Mendengar dan menyimak dalam bahasa Arab sulit dilakukan karena bahasa

arab itu merupakan bahasa asing di Indonesia, sehingga tingkat menyimak ini

adalah kegiatan yang memerlukan ketekunan dalam mempelajarinya.

Menyimak dalam bahasa Arab akan dapat dicapai melalui suatu latihan-

latihan, sehingga mampu membedakan bahasa lisan dan memahami isinya.

Hal ini beralasan bahwa bahasa Arab dalam hal menyimak harus memerlukan

latihan secara intensif dan kontinyu karena mayoritas dari kita agak sulit

dalam memahami dan mengerti bahasa Arab.

b. Berbicara. ( )

Berbicara dalam bahasa Arab disebut muhadasah, inti dari materi

muhadatsah adalah mampu mengucapkan kalimat-kalimat bahasa arab untuk

disampaikan kepada lawan bicara. Muhadatsah adalah menerangkan dengan

lisan apa yang terlintas dalam hati dengan perkataan yang betul dan sesuai

dengan yang dimaksud8.

Tujuan utama dari berbicara adalah untuk berkomunikasi agar

dapat menyampaikan pikiran secara efektif9. Berbicara dalam bahasa Arab

akan dicapai apabila dilakukan latihan-latihan percakapan lisan secara intensif,

guna mencapai kemampuan berbicara dalam bahasa arab secara sempurna,

7 Henry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa, Angkasa,

Bandung, 1985, hlm.19. 8 Mahmud Yunus, Metodik Khusus Bahasa Arab, Hida Karya, Jakarta. 1999, hlm. 68. 9 Heny Guntur Tarigan, Berbicara Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa, Angkasa,

Bandung, 1985, hlm. 56

Page 6: Bab II Anas - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa

10

latihan-latihan lisan ini diberikan dalam bentuk latihan ucapan, dan latihan

ekspresi atau menyatakan pikiran dan perasaan secara lesan.10

Latihan ucapan dalam bahasa arab merupakan latihan kemampuan

bahasa yang sangat penting. Dalam tata bunyi mengatakan unsur kata (fonem)

yang merupakan unsur terkecil dalam kata yang mempunyai daya untuk

membedakan arti. Dengan kata lain, jika suatu kata tidak diucapkan

sebagaimana mestinya akan dapat merubah arti,yang berarti salah ucapan bisa

menimbulkan salah pengertian dalam kata berkomunikasi dengan orang yang

menggunakan bahasa Arab.

c. Membaca. ( )

Membaca memiliki beberapa pengertian. Ada yang

mengartikannya sebagai sekedar menyuarakan lambang-lambang tertulis tanpa

mempersoalkan apakah rangkaian kata atau kalimat yang dilisankan itu

dipahami atau tidak, ada pula yang lebih jauh dari itu. Membaca adalah usaha

memahami bahan bacaan sebaik-baiknya, tanpa dipersoalkan bacaan itu

disuarakan atau tidak. Namun, seandainya bacaan itu disuarakan, pembacanya

harus jelas, lancar, benar, dan bagus, sedangkan yang membaca itu juga harus

paham sungguh-sungguh akan teks yang dibacanya.

Anderson dalam Tarigan mengemukakan membaca adalah suatu

proses penyandian kembali dan pembacaan sandi (a recording and decoding

process), berlainan dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan

penyandian (encoding)11. Sebuah aspek pembacaan sandi (decoding) adalah

menghubungkan kata-kata tulis (written word) dengan makna bahasa lisan

(oral language meaning) yang mencakup pengubahan tulisan atau cetakan

menjadi bunyi yang bermakna.

10 Muljanto Sumardi, Pengajaran Bahasa Asing Sebuah Tinjauan dari Segi Metodologi,

Bulan Bintang, Jakarta, 1974, hlm. 57. 11 Henry Guntur Tarigan, Op.Cit., hlm.7.

Page 7: Bab II Anas - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa

11

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dikatakan bahwa

membaca berarti melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis,

mengeja/melafalkan, meramalkan, menduga, memperhitungkan dan

memahami.12

Hodgson dalam Tarigan berpendapat bahwa membaca adalah

proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh

pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau

bahasa tulis13. Menurut Frederick dalam Moesono (2002:2) membaca adalah

suatu keterampilan yang menuntut suatu kemampuan serangkaian respon yang

kompleks, berupa kognisi, sikap, afek, pemahaman, dan bukan sekedar

perilaku motorik yang sederhana yang dalam pengembangan keterampilannya

perlu suatu proses yang terpadu (integrative) yang harus dilatih35.

Wiryodijoyo yang merujuk pendapat Cole menyatakan bahwa

membaca adalah proses psikologis untuk menentukan arti kata-kata tertulis36.

Membaca melibatkan penglihatan, gerak mata, pembicaraan batin, ingatan,

pengetahuan mengenai kata yang dapat dipahami, dan pengalaman

pembacanya. Jadi pendapat Cole tentang membaca selain merupakan proses

psikologis untuk menentukan arti kata-kata tertulis juga sebagai pengalaman

bagi pembaca.

Dengan demikian membaca adalah suatu proses untuk memperoleh

pesan dengan cara melihat, menangkap dan memahami bahasa tertulis dari

sebuah buku atau bacaan. Dalam membaca diperlukan keterampilan–

keterampilan agar pembaca lebih mudah dan cepat memahami isi bacaan

tersebut.

12 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta. 2000. hlm 20 13 Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai suatu Keterampilan Berbahasa,Angkasa.

Bandung, 1994. hlm 7 35 Anggadewo Maesono. Pembelajaran Keterampilan : Lokakarya Nasional

Pengembangan Materi Membaca dan Menulis Bagi Guru SLTP Tahun 2002. Lembaga Penelitian UNNES. Semarang. 2002. hlm. 9

36 Maesono, Anggadewo. Ibid, hlm.2.

Page 8: Bab II Anas - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa

12

Berdasarkan pendapat di atas, penulis sependapat dengan Burhan

yang pada intinya membaca tidak hanya terdiri dari faktor-faktor fisik saja,

melainkan faktor mental juga. Pada saat membaca, kita menggunakan mata

untuk melihat apa yang tercetak, kemudian menafsirkan apa yang telah kita

lihat sehingga akan memiliki gagasan atau pandangan mengenai apa saja yang

baru di baca.

Jadi dapat disimpulkan bahwa membaca adalah kombinasi

pengenalan kata, intelek dan emosi yang berkaitan dengan pengetahuan

sebelumnya untuk memahami pesan yang dikomunikasikan atau dapat

dikatakan membaca adalah memahami pola-pola bahasa dari gambaran

tertulisnya. Hal ini perkuat dengan pendapat Tarigan yang menyatakan bahwa

dalam kegiatan membaca pengertian bukan hanya didapat dari deretan kata

yang tersurat saja, melainkan juga makna yang terdapat di antara baris, bahkan

juga makna yang terdapat dibalik deretan baris tersebut37. Dalam kajian

membaca jenis membaca semacam ini digolongkan ke dalam membaca kritis

serta membaca kreatif.

Dalam tataran yang lebih tinggi membaca bukan hanya sekedar

memahami lambang bahasa tulis belaka melainkan pula berusaha memahami

penguasaan, menerima, menolak, membandingkan dan meyakinkan pendapat

yang dikemukakan oleh pengarang. Dengan kata lain proses membaca itu

tidak ubahnya dengan proses ketika seseorang sedang berfikir atau sedang

bernalar.

1. Tujuan Membaca

Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta

memperoleh informasi mengenai cakupan isi, dan memahami makna bacaan.

Makna, arti (meaning) erat sekali berhubungan dengan maksud tujuan atau

37 Tarigan, Henry Guntur. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa,.Angkasa,

Bandung, 1986. hlm. 8.

Page 9: Bab II Anas - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa

13

intensif kita dalam membaca 38. Lebih lanjut Tarigan mengemukakan

beberapa tujuan membaca sebagai berikut:

a.) Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-

penemuan yang telah dilakukan oleh sang tokoh; apa yang telah di

buat, apa yang telah terjadi, atau untuk memecahkan masalah, dan

masalah yang di buat sang tokoh. Membaca seperti ini disebut

membaca untuk memperoleh perincian atau fakta-fakta.

b.) Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik

yang baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam kalimat, apa

yang dipelajari dan dipahami oleh sang pengarang, dan merangkum

hal-hal yang dilakukan oleh sang pengarang untuk mencapai

tujuan. Membaca seperti ini dilakukan untuk memperoleh ide atau

gagasan dalam memahami kalimat.

c.) Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi

pada setiap bagian cerita, apa yang terjadi mulai pertama, kedua

dan ketiga atau seterusnya. Setiap tahap di buat untuk memecahkan

suatu masalah dan kejadian. Membaca ini disebut membaca untuk

mengetahui urutan atau susunan organisasi cerita.

d.) Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa yang hendak

diperlihatkan oleh sang pengarang kepada pembaca.

e.) Membaca untuk menemukan serta mengetahui apakah isi dalam

kalimat itu benar atau tidak benar.

2. Kegemaran Membaca

Membaca merupakan metode untuk memahami isi sesuatu melalui

wacana tulis. Kegemaran membaca ditujukan agar siswa mampu memperoleh

informasi dan memberikan gambaran dengan tepat mengenai berbagai hal,

menyerap ungkapan tertulis, perasaan orang lain baik secara tersurat maupun

secara tersirat, serta memberi tanggapan dengan tepat, dan menyerap gagasan

38 Henry Guntur Tarigan, Op.Cit., hlm. 9

Page 10: Bab II Anas - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa

14

berbagai sumber dari membaca. Berkaitan dengan membaca, Tampubolon

mengatakan apabila suatu kegiatan atau sikap, baik yang bersifat fisik maupun

mental, telah mendarah daging pada diri seseorang maka dikatakan bahwa

kegiatan atau sikap itu telah menjadi kebiasaan atau kegemaran39.

Terbentuknya suatu kegiatan tidak dapat terjadi dalam waktu

singkat, tetapi pembentukan itu adalah suatu proses perkembangan yang

memakan waktu lama. Selain faktor waktu, keinginan, keamanaan serta

motivasi harus ada. Selain ketiga faktor tersebut faktor lingkungan juga sangat

berpengaruh. Jika lingkungan tidak mendorong, bahkan menghambat maka

kebiasaan tersebut akan sukar bahkan tidak akan terbentuk walaupun ada

minat, keamanan, dan motivasi.

Membaca merupakan kegiatan fisik dan mental yang dapat

berkembang menjadi suatu kebiasaan atau kegemaran. Dalam usaha

pembentukan kegemaran membaca, ada dua aspek yang perlu diperhatikan,

yaitu minat (perpaduan antara keinginan, kemauan, dan motivasi) dan

keterampilan membaca. Keterampilan yang dimaksud adalah penguasaan

teknik membaca.

Membaca dalam ketrampilan berbahasa dianggap sebagai suatu

kegiatan yang harus dilakukan oleh pengguna bahasa. Membaca adalah

serangkaian kegiatan pikiran seseorang yang dilakukan secara penuh perhatian

untuk memahami makna suatu keterangan yang disajikan kepada indra

penglihatan dalam bentuk lambang.40

Pengertian membaca disini bukan sekedar membaca, tetapi yang lebih

penting adalah memahami isi bacaan itu sendiri, membaca pada pokoknya

untuk memahami dan menganalisis susunan kata-kata, bentuk kosakata dan

39 Tampubolon. Kemampuan Membaca, Teknik Membaca Efektif dan Efesien.: Angkasa.

Bandung, 1987. hl. 227-228 40 The Liang Grang Gie, Cara yang Efisien, Pusat Belajar Ilmu Berguna, PUIBB,

Yogyakarta, 1994, hlm. 61.

Page 11: Bab II Anas - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa

15

kecepatan membaca yang tujuan akhirnya adalah dapat memahami arti kata-

kata dalam konteks kalimat tertentu.20

Jadi membaca merupakan kegiatan memahami kalimat tertentu

sebagai informasi dengan indra penglihatan. Dalam bahasa arab dinamakan

dengan qira’ah yang dimasukkan dalam hal muthola’ah. Tujuan dari

muthola’ah dalam bahasa arab adalah sebagai berikut: 1) Agar dapat

mengucapkan dengan baik dan lancar dalam hal makhraj hurufnya. 2) Untuk

memperkaya bahasa, berupa kata-kata atau susunan kalimat yang indah. 3)

Agar memahami dan mengerti maksud dari yang dibaca21.

d. Menulis. ( )

1. Pengertian Menulis

Aktivitas menulis merupakan suatu bentuk menifestasi kemampuan

dan keterampilan berbahasa paling akhir dikuasai pelajaran bahasa Arab

setelah kemampuan mendengarkan, berbicara dan membaca. Di bandingkan

tiga kemampuan berbahasa tersebut, kemampuan menulis lebih sulit dikuasai,

hal ini di sebabkan kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai

unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang akan menjadi isi

tulisan.

Jika dalam kegiatan membaca orang harus menguasai lambang-

lambang bunyi, dalam kegiatan menulis menghendaki orang untuk menguasai

lambang atau simbol-simbol visual dan aturan tata tulis, khususnya yang

menyangkut masalah nahfu sorofnya. Agar komunikasi lambang tulis dapat

seperti yang diharapkan, penulis hendaknya menuangkan gagasannya ke

dalam bahasa yang tepat, teratur, dan lengkap. Untuk lebih jelasnya mengenai

menulis di bawah ini akan di kemukakan teori menulis menurut beberapa

tokoh.

20 Yusuf Amir Faisal, Reorientasi Pendidikan Islam, Gema Insan Press, Jakarta, 1995,

hlm. 367.

21 Mahmud Yunus, Op Cit.,hlm. 33.

Page 12: Bab II Anas - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa

16

Hastuti mengatakan bahwa kegiatan menulis adalah kegiatan yang

sangat kompleks. Kegiatan ini melibatkan cara berpikir yang teratur dan

kemampuan mengungkapkan dalam bentuk tertulis. Lebih lanjut Hastuti

mengatakan ada beberapa syarat mutlak yang harus dikuasai dalam menulis,

yakni:

1. Kesatuan gagasan

2. Kemampuan menyusun kalimat dengan jelas dan efektif,

3. Keterampilan menyusun paragraf atau alinea,

4. Menguasai teknik penulisan, dan

5. Memiliki sejumlah kata yang diperlukan22.

Sementara Tarigan mengatakan kemampuan menulis merupakan

kemampuan berbahasa siswa di samping tiga kemampuan berbahasa yang lain

yaitu kemampuan menyimak, berbicara dan membaca.23 Menulis adalah

menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan

suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat

membaca lambang-lambang grafik tersebut.

Soenardji menyatakan bahwa kemampuan menulis bukanlah

semata-mata milik golongan berbakat menulis, melainkan dengan latihan yang

sungguh-sungguh kemampuan itu dapat dimiliki oleh siapa saja24.

Untuk mendapatkan keterampilan menulis tidak cukup dengan

mempelajari tata bahasa dan pengetahuan tentang teori menulis, apalagi tujuan

menghafalkan definisi istilah-istilah yang terdapat dalam bidang karang

mengarang.. Sehubungan dengan hal tersebut Akhadiyah berpendapat bahwa

kegiatan menulis merupakan suatu proses. Jadi dalam proses menulis semakin

kritis seseorang berfikir, semakin jelas jalan pikirannya25. Karena itu

22 P. H. Sri. Hastuti Konsep-konsep Dasar Pengajaran Bahasa Indonesia, FPBS IKIP

Yogyakarta. . Yogyakarta, 1989. hl. 1 23 Henry Guntur Tarigan, Op.Cit., hlm. 21 24 Soenardji. Asas-asas Menulis. CV IKIP Semarang Press. Semarang. 1998. hlm. 17. 25 Akhadiah, dkk. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Erlangga. Jakarta.

1998. hlm. 2

Page 13: Bab II Anas - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa

17

keterampilan menulis bukanlah keterampilan yang diwariskan secara turun

temurun, tetapi merupakan hasil proses dan ketekunan berlatih.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

menulis adalah suatu kegiatan mengungkapkan gagasan, ide, buah pikiran

yang memperhatikan persyaratan-persyaratan yang ada berdasarkan kaidah

yang berlaku serta perlu dilatih secara terus- menerus dan sungguh-sungguh.

Di dalam kegiatan penulisan yang merupakan kegiatan inti dari

proses menulis yang perlu diperhatikan adalah pilihan kata atau diksi,

penyusunan kalimat efektif, pengembangan paragraf beserta penyusunannya,

penggunaan ejaan dan tanda baca. Kemampuan menulis (kaligrafi) di sekolah

lanjutan pertama diperoleh melalui pengetahuan tentang teknik menulis dari

guru sebagai nara sumber dan buku-buku paduan kaligrafi.

Keterampilan menulis diperoleh melalui latihan yang disertai

bimbingan secara intensif. Pada sisi lain keterampilan menulis melibatkan cara

berpikir tertentu serta mengungkapkannya dalam bentuk tertulis dengan

memperhatikan beberapa syarat. Persyaratan mutlak yang harus dikuasai

adalah ;

1. Kesatuan gagasan yang harus dimiliki lebih dahulu oleh calon

penulis.

2. Kemampuan menyusun kalimat dengan jelas dan efektif.

3. Kemampuan menyusun paragraf atau alinea.

4. Menguasai teknik penulisan seperti penempatan tanda baca.

5. Memiliki penguasaan sejumlah kata yang diperlukan26.

Dengan mengikuti beberapa syarat di atas, diharapkan

keterampilan menulis arab siswa semakin baik.

2. Tujuan Menulis

Seseorang melakukan kegiatan menulis karena mempunyai tujuan

tertentu.. Tujuan seseorang melaksanakan kegiatan menulis ada bermacam-

26 P. H. Sri. Hastuti, Op.Cit, hlm. 39

Page 14: Bab II Anas - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa

18

macam seperti yang dikatakan oleh Keraf bahwa tujuan menulis di antaranya

adalah untuk mengungkapkan fakta-fakta, perasaan, sikap dan isi pikiran

secara jelas dan efektif kepada para pembaca27.

Berkaitan dengan tujuan menulis, Sujanto menyatakan bahwa

tujuannya adalah untuk mempertajam kepekaan siswa terhadap kesalahan-

kesalahan baik ejaan, struktur, maupun pemilihan kosakata28.

Menulis merupakan keterampilan produktif yang berkaitan erat

dengan dua macam keterampilan reseptif dalam berbahasa yaitu keterampilan

menyimak dan membaca. Sebaiknya dalam menulis menggunakan kalimat-

kalimat efektif, logika, sistematika, ejaan, tanda baca, pilihan kata, dan pilihan

kalimat.

3. Keterampilan Menulis

Kemampuan keterampilan berbahasa sebagai tujuan pengajaran

bahasa arab meliputi keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan

menulis. Keterampilan menyimak, berbicara, dan keterampilan membaca

merupakan bekal dalam keterampilan menulis, karena dalam keterampilan

menulis diperlukan pemahaman dan perhatian tersendiri.

Pada saat ini keterampilan menulis merupakan sarana yang penting

dalam kehidupan masyarakat karena dengan menguasai keterampilan menulis

kita akan lebih leluasa mengungkapkan gagasan secara tertulis kepada para

pembaca. Menulis juga merupakan alat komunikasi yang selalu digunakan

dalam proses belajar-mengajar di sekolah terutama untuk mengabadikan

bahasa dengan tanda–tanda grafis.

Kegiatan menulis sebagai salah satu bentuk keterampilan

merupakan kegiatan yang harus di dasari pengetahuan, seperti pengetahuan

membaca, menyimak, berbicara. Hal ini tidak berarti bahwa ruang lingkup

proses dan wujud yang dihadirkannya identik, karena menulis sebagai salah

27 Keraf, Gorys. Komposisi. Ende: Nusa Indah, 1994. hlm. 34 28 J. Ch. Sujanto, Keterampilan Berbahasa Membaca-Menulis-Berbicara Untuk Mata

Kuliah Dasar Umum Bahasa Indonesia. Depdikbud. Jakarta, 1988. hlm. 58

Page 15: Bab II Anas - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa

19

satu bentuk keterampilan berbahasa memiliki ruang lingkup, proses, dan ciri

perwujudannya sendiri. Menulis sebagai padanan istilah “mengarang”

memiliki pengertian keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang dalam

mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada

pembaca untuk dipahami.

Dari pengertian menulis tersebut, tampaklah bahwa menulis merupakan

kegiatan yang cukup kompleks. Perwujudannya diperlukan sejumlah

persyaratan formal yang tentunya juga melibatkan berbagai faktor yang saling

berkaitan dan saling berpengaruh. Berdasarkan lingkup dan aspeknya, menulis

memang dapat ditinjau dari berbagai segi. Ditinjau dari proses kegiatan yang

ditempuh, menulis melibatkan sejumlah kegiatan yang beragam, antara lain:

pengolahan gagasan, penataan kalimat, pengembangan paragraf dan

pengembangan karangan dalam jenis wacana tertentu.

Ditinjau dari perwujudannya kegiatan menulis akan menghadirkan

bentuk tulisan yang mengandung dua unsur utama yaitu kode kebahasaan dan

pesan yang diinginkan oleh penulisnya. Dalam pelaksanaannya kebahasaan

akan berkaitan dengan masalah pembahasan, sementara itu pesan akan

berkaitan dengan masalah pengolahan gagasan sebagai lapis isi yang

terkandung dalam kode kebahasaan. Penataan kode kebahasaan yang berkaitan

dengan sejumlah unsur yang relatif banyak. Unsur-unsur itu antara lain: diksi

atau pemilihan kata, penyusunan kalimat, penggunaan piranti kohensi sebagai

alat pemersatu jalinan struktur kebahasaan, pengembangan paragraf dan

pengembangan unit struktur antar paragraf. Dengan demikian kemampuan

berbahasa arab dapat mempengaruhi kemampuan siswa menulis.

Hastuti mengatakan ada beberapa prinsip yang dapat membantu

siswa untuk menghasilkan tulisan yang baik adalah sebagai berikut:

1. Penyusunan kalimat yang tidak berbelit-belit dan sebaliknya tidak

pendek-pendek dan tidak kaku karena terpotong-potong.

2. Kalimat-kalimat tersebut hendaknya mengandung maksud yang jelas

serta mengandung nilai makna yang tepat pula.

Page 16: Bab II Anas - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa

20

3. Variasi pilihan kata baik yang denotasi maupun konotasi yang tepat

dan mengena agar menjaga pengertian yang jelas.

4. Kesinambungan pikiran tersirat dalam kalimat-kalimat yang saling

berhubungan dengan teratur.

5. Pemilihan kata atau istilah sesuai dengan bidang yang diuraikan.29

Ketrampilan menulis dimaksudkan bahwa seseorang dapat

menyatakan konsepsi pikirannya melalui susunan kata yang teratur dengan

menggunakan kalimat-kalimat yang tepat. Menulis dalam bahasa Arab

termasuk dalam unsur imla’ atau dikte, imla’ merupakan realisasi dari isi hati

yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Menulis dalam bahasa Arab sebagai

bukti bahwa seseorang itu menguasai atau mampu mengerti dan memahami

bahasa Arab.

Tujuan imla’ adalah untuk dapat menuliskan kata-kata dalam

bahasa arab secara benar. Kemampuan menulis ini dilakukan melalui cara

menyalin atau mencontoh, kemudian berkembang menjadi modifikasi kalimat

yang ada dengan berbagai cara misalnya; didekte atau menulis tanpa contoh

tulisan yang ada. Menulis dalam bahasa Arab juga dipelajari agar bisa

mengarang dengan tulisan Arab.

4. Faktor yang mempengaruhi kemampuan berbahasa arab.

a. Faktor internal.

Adalah merupakan faktor yang timbul dari dalam diri siswa itu

sendiri. Faktor ini sangat besar pengaruhnya pada kemajuan belajar siswa,

atau dalam hal ini kemampuan berbahasa arab, yang termasuk faktor internal

ini adalah sebagai berikut :

1. Bakat, diartikan sebagai dasar atau sifat pembawaan dari lahir, faktor-

faktor yang sudah dibawa sejak lahir dan didapat dari faktor keturunan.

Suatu keadaan pada diri seseorang yang memungkinkannya dengan

29 P. H. Sri. Hastuti Op.Cit, hlm. 9

Page 17: Bab II Anas - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa

21

suatu latihan khusus mencapai suatu kemahiran, pengetahuan dan

ketrampilan khusus atau dapat mengembangkan suatu kecakapan

tertentu yang biasanya sifatnya khusus, merupakan interaksi dari faktor

keturunan dan faktor lingkungan.30 Bakat adalah salah satu

kemampuan manusia untuk melakukan sesuatu kegiatan dan sudah ada

sejak manusia itu ada. Hal ini dekat dengan persoalan intelegensia

yang merupakan struktur mental yang melahirkan “Kemampuan”

untuk memahami sesuatu.31 Secara sederhana bakat merupakan

kemampuan atau potensi yang dimiliki seseorang sejak lahir. Setiap

anak (siswa) mempunyai bakat (kemampuan bawaan) yang berbeda-

beda. Jadi bakat dalah modal dasar dalam menentukan hasil yang akan

dicapai, dalam hal ini kemampuan berbahasa arab di tingkat Madrasah

Tsanawiyah.

2. Minat, berarti perhatian, kesukaan (kecenderungan hati), keinginan dan

perhatian yang mengandung unsur-unsur suatu dorongan untuk berbuat

sesuatu (belajar). Minat merupakan suatu perangkat mental yang terdiri

dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka dan

rasa takut, kecenderungan-kecenderungan yang mengarahkan individu

kepada suatu pilihan tertentu.32 Minat adalah kecenderungan yang agak

menetap dalam subyek merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu

dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.33 Jadi minat

adalah kecenderungan yang ada pada diri seseorang untuk menyukai

atau menyenangi sesuatu yang nampak dengan adanya identifikasi

dirinya terhadap sesuatu itu. Dengan adanya minat ini, khususnya

30 Sudarsono, Kamus Filsafat dan Psikologi, Rineka Cipta, Jakarta, 1993, hlm.21. 31 Sardiman. Am., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Raja Grafindo Persada,

Jakarta, 2000, hlm.44 32 Sudarsono, Op Cit. hlm. 156 33 Ws. Winkel., Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Gramedia, Jakarta, 1983,

hlm.30.

Page 18: Bab II Anas - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa

22

dalam bidang studi bahasa arab, maka kemampuan berbahasa arab

akan dapat tercapai secara optimal ditingkat Madrasah Tsa awiyah.

3. Konsentrasi, diartikan sebagai pemusatan perhatian, suatu tingkat

perhatian yang tinggi.34dimaksudkan memusatkan segenap kekuatan

perhatian pada suatu situasi belajar. Dalam konsentrasi ini keterlibatan

mental secara detail sangat diperlukan, sehingga tidak “perhatian”

sekedarnya.35 konsentrasi yang serius dalam belajar berbahasa arab

sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.

b. Faktor eksternal.

Faktor eksrernal adalah faktor yang timbul dari luar diri siswa, hal

ini berpengaruh terhadap kemajuan belajar (kemampuan) siswa dalam bidang

studi bahasa arab. Faktor eksternal tersebut adalah sebagai berikut:

1. Guru, merupakan unsur manusia yang ikut menentukan keberhasilan

pendidikan. Begitu peranannya, sehingga seseorang yang telah

memilih guru sebagai profesinya maka dia harus benar-benar

memenuhi kompetensi keguruan. Guru adalah pengajar yang

mendidik, ia tidak hanya mengajar bidang studi yang sesuai dengan

keahliannya, tetapi juga pendidik generasi muada bangsanya. Sebagai

pendidik, ia memusatkan perhatian pada kepribadian siswa, khususnya

yang berkenaan dengan kebangkitan belajar. Kebangkitan belajar

tersebut merupakan emansipasi diri siswa.36

2. Prasarana dan sarana pembelajaran. Sarana pembelajaran meliputi;

buku pelajaran, buku bacaan, alat dan fasilitas laboratorium sekolah,

dan berbagai media pengajaran yang lain. Lengkapnya prasarana dan

sarana pembelajaran merupakan kondisi pembelajaran yang baik. Hal

34 Sudarsono, Op Cit., hlm.132

35 Sardiman.AM., Op Cit , hlm.38.

36 Dimyati, dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta, 1999, hlm.

248.

Page 19: Bab II Anas - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa

23

itu berarti bahwa lengkapnya sarana dan prasarana menentukan

jaminan terselenggaranya proses belajar mengajar yang baik. Disinilah

timbul masalah bagaimana mengelola prasarana dan sarana

pembelajaran sehingga terselenggara proses belajar mengajar yang

berhasil baik.37 Prasarana dan sarana dalam hal ini adalah segala

sesuatu yang menunjang pada terselenggaranya proses belajar

mengajar dalam bidang studi bahasa arab atau terciptanya kemampuan

siswa dalam berbahasa arab secara optimal di tingkat Madrasah

Tsanawiyah.

c. Lingkungan sosial.

Siswa disekolah membentuk suatu lingkungan pergaulan, yang

dikenal sebagai lingkungan sosial siswa. Dalam lingkungan sosial tersebut

ditemukan adanya kedudukan dan peranan tertentu tiap siswa dalam

lingkungan sosial siswa disekolah. Ia memiliki kedudukan dan peranan

yang diakui oleh sesama. Pengaruh tersebut berupa hal-hal sebagai

berikut:38

1. Pengaruh kejiwaan yang bersifat menerima atau menolak siswa, yang

akan berakibat memperkuat atau memperlemah konsentrasi siswa

dalam belajar.

2. Lingkungan sosial mewujud dalam suasana akrab, gembira, rukun dan

damai.

3. Lingkungan siswa di sekolah atau juga di kelas dapat berpengaruh

pada semangat belajar siswa.

37 Dimyati, dan Mujiono Ibid., 249. 38 Dimyati, dan Mujiono, Op Cit., hlm. 252-253.

.

Page 20: Bab II Anas - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa

24

d. Kurikulum sekolah.

Program pembelajaran di sekolah mendasarkan diri pada suatu

kurikulum. Kurikulum yang diberlakukan sekolah adalah kurikilum nasional

yang disahkan oleh pemerintah atau kurikulum yang disahkan oleh suatu

Yayasan pendidikan. Kurikulum sekolah tersebut berisi tujuan pendidikan, isi

pendidikan, kegiatan belejar dan evaluasi. Berdasarkan kurikilum tersebut

guru menyusuun desain intruksional unutk membelajarkan siswa. Hal itu

berarti bahwa program pembelajaran di sekolah sesuai dengan sistem

pendidikan nasional. Kurikulum disusun berdasarkan tuntutan kemajuan

masyarakat. Kemajuan masyarakat didasarkan suatu rencana pembangunan

lima tahunan yang diberlakukan oleh pemerintah. Dengan kemajuan dan

perkembangan masyarakat, timbul tuntutan kebutuhan baru dan akibatnya

kurikulum sekolah perlu direkontruksi. Adanya rekontruksi tersebut

menimbulkan kurikulum baru. Demikian perubahan kurikulum yang terkait

dengan pengembanagn masyarakat.39 Begitu juga dalam hal kemampuan

berbahasa arab, siswa di tingkat Madrasah Tsanawiyah tidak lepas dari adanya

perubahan kurikulum yang didasarkan perkembangan jaman. Oleh karena itu

perubahan kurikulum ditingkat Madrasah Tsanawiyah akan mempengaruhi

berhasil atau tidaknya siswa dalam mempelajari bahasa Arab (dalam

meningkatkan kemampuan berbahasa Arab siswa).

e. Ruang lingkup pengajaran bahasa arab.

Ruang lingkup pengajaran bahasa arab bertujuan untuk memberi

ketrampilan komunikasi dalam bahasa arab kepada siswa, yang dijabarkan di

dalam kurikulum yang berbentuk unsur-unsur bahasa dan kegiatan berbahasa

yang sesuai dengan tingkat Madrasah Tsanawiyah yaitu :

1. Unsur bahasa. Bentuk kata (sharfy), seperti Isim isyarah

untuk mufrod dan

39 Dimyati, dan Mujiono, Op.Cit, hlm. 254.

Page 21: Bab II Anas - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa

25

2. Mufrodat. Mufrodat yang diajarkan secara komulatif berjumlah kurang

lebih 700 kata serta ungkapan atau idiom yang komulatif dan tinggi

frekuensinya dalam kehidupan sehari-hari yang berkenaan dengan

lingkungan sekolah serta yang berhubungan dengan aqidah, ibadah dan

akhlak.40

f. Kegiatan berbahasa.

Kegiatan berbahasa yang diajarkan dalam bidang studi bahasa arab

di madrasah meliputi;

1. Bercakap atau berbicara, yang mengajarkan ketrampilan menggunakan

bahasa arab secara lisan untuk mengembangkan kemampuan,

mengungkapkan berbagai fungsi komunikasi bahasa.

2. Membaca yang mengajarkan ketrampilan membaca untuk

mengembangkan kemampuan memahami dan mengungkapkan

kembali isi wacana.

3. Mengarang, yang ketrampilan menulis untuk mengembangkan

kemampuan menyusun kalimat-kalimat dalam bahasa arab yang benar

dengan kegiatan insya’ muwajjah.41

B. Hasil Belajar Al-Qur’an Hadist.

1. Pengertian hasil belajar.

Hasil belajar sama dengan prestasi belajar, yang berarti penilaian

hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk angka, huruf atau kalimat yang

mencerminkan hasil yang sudah dicapai siswa dalam periode tertentu.42 WS.

40 Departemen Agama, Landasan Program dan pengembangan kurikulum Madrsah

Tsanawiyah, Jakarta, 1993. hlm.3.

41 Tim Penyusun Kamus Pusat dan Pengembangan Bahasa Departemen Agama dan

Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 2003. hlm. 45 42 Sutrinah Tirto Negoro, Anak Super Normal dan Pro Pendidikan, Bina Aksara, Jakarta,

1984, hlm.4.

Page 22: Bab II Anas - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa

26

Winkel mengemukakan prestasi belajar merupakan hasil belajar yang

ditampakkan oleh siswa berdasarkan kemampuan internal yang diperolehnya

sesuai dengan tujuan intruksional.43

Hasil belajar al-Qur’an Hadist, biasanya berupa nilai yang

diperoleh siswa melalui tes yang kemudian dimasukkan kedalam buku raport.

Dalam pengisian buku raport ini tidaklah dapat dilakukan tanpa terlebih

dahulu mengadakan pengukuran hasil belajar siswa.

Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

adalah hasil yang telah dicapai dari latihan atau pengalaman kegiatan belajar

melalui pengukuran serta penilaian usaha belajar.

2. Faktor- faktor yang mempengaruhi hasil belajar al-Qur’an Hadist.

Sebelum membicarakan lebih jauh tentang faktor yang

mempengaruhi prestasi atau hasil belajar perlu dikemukakan lebih dahulu

syarat-syarat agar dapat belajar dengan baik, antara lain :

a. Kesehatan jasmani, badan yang sehat, tidak mengalami

gangguan penyakit tertentu, cukup vitamin, dan seluruh

fungsi badan berjalan dengan baik.

b. Rohani yang sehat, tidak berpenyakit syaraf, tidak mengalami

gangguan emosional.

c. Lingkungan yang tenang, tidak ribut, bila mungkin jauh dari

keramaian gangguguan lalu lintas.

d. Tempat belajar menyenangkan cukup udara, cukup matahari,

cukup penerangan.

e. Tersedianya bahan dan alat-alat yang diperlukan dalam belajar

akan turut memperlancar belajar.44

43 Oemar Hamalik, Metodik Belajar Mengajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar, Tarsito,

Bandung, 1983, hlm.21.

44 Oemar Hamalik, Ibid, hlm.21.

Page 23: Bab II Anas - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa

27

a. Faktor internal siswa, meliputi dua aspek yaitu;

1. Faktor fisiologis.

Yakni kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang memadai

tingkat kebugaran, organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat

mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti

pelajaran. Dan hal ini apabila terjadi pada siswa dalam belajar al-

Qur’an Hadist, maka akan berpengaruh pada hasil belajar alqur’an

Hadits.

2. Faktor psikologis.

Aspek ini terkait dengan kondisi kejiwaan siswa, ada beberapa hal

yang berhubungan dengan aspek psikologis yang dapat mempengaruhi

belajar siswa antara lain ;

a. Motivasi (pemberian dorongan).

Motivasi merupakan suatu proses yang menentukan tingkat

kegiatan, intensitas, konsistensi, serta arah umum dari tingkah laku

manusia. Juga merupakan konsep yang rumit yang berkaitan dengan

konsep seperti minat, konsep diri, sikap dan sebagainya.

Menurut Suryabrata mengemukakan bahwa motivasi adalah

“keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong individu untuk

melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk mencapai tujuan”.45

Wood word, yang dikutip oleh B. Simanjuntak mengatakan

bahwa motivasi adalah “suatu keadaan dalam diri individu yang

menyebabkan orang melakukan kegiatan tertentu untuk mencapai

tujuan”.46

Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa

motivasi adalah merupakan hasrat atau keingann seseorang untuk

45 Soemadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Ed.IV, cet. II, Fak. Psikologi UGM,

Yogyakarta, 1981, halaman. 70

46 B. Simanjuntak dan LL. Pasaribu, Psikologi Perkembangan, Tarsito, Bandung, 1979,

halaman. 203

Page 24: Bab II Anas - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa

28

melakukan aktifitas-aktifitas tertentu karena tujuan-tujuan yang hendak

dicapai.

Selanjutnya untuk melengkapi uraian mengenai makna motivasi

itu, perlu di kemukakan adanya beberapa ciri motivasi. Motivasi yang ada

pada diri setiap orang itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a. Tekun menghadapi tugas

b. Ulet menghadapi kesulitan

c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah

d. Lebih senang bekerja mandiri

e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin

f. Dapat mempertahankan pendapatnya

g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu

h. Senang mencari dan memecahkan masalah sosial-sosial.47

Apabila seseorang memiliki ciri-ciri seperti tersebut, berarti

orang itu selalu memiliki motivasi yang kuat. Ciri-ciri motivasi seperti itu

akan sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan

belajar mengajar akan berhasil baik, kalau siswa tekun mengerjakan tugas,

ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara mandiri.

Siswa yang belajar dengan baik tidak akan terjebak pada sesuatu

yang rutinitas dan mekanis. Siswa juga harus mampu mempertahankan

pendapatnya, kalau ia sudah yakin dan dipandangnya cukup rasional.

Bahkan lebih lanjut siswa harus juga peka dan responsip terhadap

pemecahanntya. Hal-hal itu semua harus dipahami benar oleh guru, agar

dalam berinteraksi dengan siswa dapat memberikan motivasi yang tepat

dan optimal.

Jadi keinginan akan menimbulkan suatu dorongan, rangsangan,

kekuatan atau motivasi dalam diri individu yang bersangkutan untuk

berusaha keras memperoleh atau mencapai apa yang diinginkan. Begitu

47 Serdiman A.M., op.cit., halaman. 83

Page 25: Bab II Anas - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa

29

juga dengan hasil belajar al-Qur’an Hadist, Semakin kuat motivasi seorang

siswa untuk meraih suatu hasil belajar al-Qur’an Hadist, maka semakin

kuat pula potensinya dalam usaha untuk mencapai prestasi yang

diharapkan.

b. Tingkat kecerdasan atau intelegensi siswa.

Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan

psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan

lingkungn dengan cara yang tepat. Tingkat kecerdasan siswa tidak dapat

diragukan lagi, sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.48Ini

bermakna “semakin tinggi kemampuan intelegensi seorang siswa, maka

semakin besar peluangnya untuk meraih hasil yang maksimal dalam

belajar al-Qur’an Hadist, dan sebaliknya.

c. Minat dan konsentrasi dalam belajar.

Minat dan konsentrasi merupakan dua aspek yang saling

berhubungan. Konsentrasi sering ditimbulkan oleh adanya minat terhadap

materi yang dipelajari, minat merupakan perhatian yang bersifat khusus.

Jadi konsentrasi itu timbul oleh perhatian. Apabila perhatian lebih intensif,

maka akan lebih baik dalam hasil belajar al-Qur’an Hadist. Karena

semakin intensif perhatian yang menyertai suatu aktivitas akan semakin

sukseslah aktivitas itu. 49

d. Bakat.

Bakat merupakan kemampuan potensial yang dimiliki seseorang

untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Mengarahkan

pelajaran dan pemberian pelajaran dengan paksaan tanpa memperhatikan

bakat siswa, menjauhkan siswa dari kemungkinan tercapainya tujuan yang

diharapkan.

48 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, PT.Logos Wacana Ilmu, Jakarta,1999, hlm.133.

49 Sumadi Surya Brata, Op Cit.,hlm.15.

Page 26: Bab II Anas - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa

30

e. Kesiapan (readness) untuk belajar.

Kesiapan belajar pada dasarnya merupakan kapasitas

(kemampuan potensial) fisik dan atau mental disertai dengan ketrampilan

yang dimiliki dan latar belakang untuk mengerjakan sesuatu.50

f. Faktor waktu dan disiplin dalam belajar.

Maksudnya membiasakan diri mengatur waktu belajar dengan

baik, disertai rasa disiplin tinggi, sehingga meskipun kemampuan

seseorang itu rata-rata asalkan belajarnya teratur dan disisplin dalam

menggunakan waktu, maka akan mendapatkan hasil belajar al-Qur’an

Hadist yang baik.

g. Belajar dengan tujuan dan pengertian.

Tujuan yang dimaksud disini adalah tujuan belajar pada waktu si

subyek akan belajar dengan tujuan yang jelas, maka proses belajar akan

lebih terarah dan membuahkan hasil yang maksimal.

Demikianlah uraian mengenai faktor psikologi yang dapat

mempengaruhi belajar seseorang. Belajar akan lebih berhasil dengan baik

dan optimal apabila ke tujuh faktor tersebut berhasil dilaksanakan secara

bersama.

b. Faktor eksternal siswa meliputi dua aspek yatu;

1. Faktor sosial.

Yang dimaksud sosial dalam belajar adalah manusia atau yang

paling utama Pembimbing atau guru yang mengarahkan dan membimbing

dalam belajar. Faktor ini dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu;

i. Faktor lingkungan keluarga, yang meliputi faktor orang tua, saudara dan

keadaan social ekonomi keluarga. Keluarga merupakan lingkungan yang

paling dekat dalam kehidupan anak, oleh sebab itu diharapkan hubungan

mereka yakni antara anak dan orang tua diharapkan selalu terbuka dan

50 Samidjo Srimardiani, Bimbingan Belajar Dalam Rangka Penerapan Sistem SKS dan

Pola Belajar yang Efisien, Penerbit Armico, Bandung, 1985, hlm.12.

Page 27: Bab II Anas - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa

31

dekat dengan anak sehingga anak tidak mempunyai kekhawatiran untuk

menyatakan kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Pendidikan kelurga

adalah fundamental atau dasar dari pendidikan anak selanjutnya Hasil-

hasilmpendidikan yang diperoleh anak disekolah maupun masyarakat.51

ii. Faktor dalam lingkungan pendidikan formal. Faktor ini merupakan atau

mencakup segala sesuatu yang berhubungan dengan lingkungan anak

tersebut sekolah atau menerima pendidikan dari gurunya. Faktor tersebut

dapat berupa metode mengajar guru atau faktor penyajian, fasilitas

belajar dsb. Karena itu sering dikatakan bahwa keberhasilan belajar itu

banyak ditentukan oleh metode yang tepat, kurikulum yang memadai

dan guru yang cakap.

iii. Faktor dari masyarakat, meliputi mass media, kegiatan siswa dalam

masyarakat, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.52

2. Faktor non sosial.

Kelompok faktor ini boleh dikatakan tidak terbilang jumlahnya,

yaitu factor-faktor yang berasal dari luar selain manusia, misalnya; a)

Keadaan alam, seperti cuaca, udara, waktu dsb. b) Tempat belajar yang

dipakai, seperti letak pergedungan, ruang belajar. c) Alat-alat yang dipakai

dalam belajar, buku bacaan, alat-alat tulis dan alat peraga lainnya.

Semua faktor diatas termasuk faktor non sosial yang harus diatur

sedemikian rupa sehingga membantu proses atau perbuatan belajar secara

maksimal.

Itulah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar dan

keberhasilan belajar siswa. Dimana tentunya ada faktor-faktor penunjang

lainnya yang tidak penulis bahas dalam skripsi ini.

51 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT.Remaja Rosda Karya,

Bandung, 1995, hlm.79.

52 Slameto, Belajar Dan Faktor Yang Mempengaruhi, Ririneka Cipta, Jakarta, 1991,

hlm.72.

Page 28: Bab II Anas - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa

32

C. Hubungan antara kemampuan berbahasa arab dengan hasil belajar Al-Qur’an Hadits siswa.

Kemampuan berbahasa Arab mempunyai hubungan yang erat

dengan hasil belajar al-Qur’an Hadits,karena dapat dikatakan bahwasanya

siswa yang kemampuan berbahasa Arabnya baik, maka dalam memahami al-

Qur’an Hadist akan baik pula,sehingga menghasilkan nilai yang maksimal,

karena al-Qur’an Hadits berbahasa Arab. Begitu juga sebaliknya siswa yang

hasil belajar al-Qur’an Hadits nya baik,maka kemampuan berbahasa arabnya

juga baik.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa kemampuan

berbahasa Arab dengan baik dan benar mempunyai kaitan langsung dengan

hasil belajar al-Qur’an Hadits, oleh karena itu siswa yang ingin hasil belajar

al-Qur’an Hadits nya baik, hendaknya terlebih dahulu ia belajar bahasa arab

yang maksimal. Karena bahasa Arab merupakan salah satu sarana untuk dapat

memahami al-Qur’an Hadits.

Dengan demikian, kemampuan berbahasa Arab mempunyai

hubungan yang positif dengan hasil belajar al-Qur’an Hadits. Dengan kata

lain, bahwa semakin tinggi kemampuan berbahasa Arab siswa, maka semakin

baik hasil belajar al-Qur’an Hadits siswa dan sebaliknya.