bab ii administrasi dan organisasi

46
BAB II ADMINISTRASI DAN ORGANISASI 2.1 Umum Proyek adalah proses pengadaan dari yang belum ada menjadi ada dalam jangka waktu tertentu. Pengertian proyek pada umumnya mengacu pada rangkaian aktivitas yang mempunyai dimensi waktu, mutu, dan biaya untuk mewujudkan suatu gagasan. Perkembangan sebuah proyek dimulai dari timbulnya gagasan atau ide dasar hingga menjadi kenyataan secara fisik di lapangan. Dalam usaha merealisasikan suatu proyek sangat mutlak diperlukan suatu pemikiran yang matang. Mulai dari penjajakan terhadap kemungkinan realisasi proyek, kelayakan proyek, perencanaan, pelaksanaan hingga pada pengoperasian serta pemeliharaan proyek tersebut. Dalam melaksanakan suatu proyek, salah satu faktor yang berperan penting adalah pengelolaan proyek yaitu bagaimana menciptakan administrasi dan susunan organisasi yang baik. Dengan prosedur administrasi dan susunan organisasi yang baik akan tercapai hasil pembangunan suatu proyek seperti yang diharapkan, sehingga proyek besar maupun proyek kecil harus menerapkan sistem tersebut agar sesuai dengan yang diharapkan. Faktor- faktor organisasi dan administrasi memegang peranan yang sangat penting karena: 1. Apabila susunan organisasinya tidak baik, akan mengakibatkan keterlambatan dan bahkan bisa

Upload: haria-keras

Post on 18-Jan-2016

117 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

administrasi dan organisasi biaya proyek

TRANSCRIPT

Page 1: Bab II Administrasi dan Organisasi

BAB II

ADMINISTRASI DAN ORGANISASI

2.1 Umum

Proyek adalah proses pengadaan dari yang belum ada menjadi ada dalam

jangka waktu tertentu. Pengertian proyek pada umumnya mengacu pada rangkaian

aktivitas yang mempunyai dimensi waktu, mutu, dan biaya untuk mewujudkan suatu

gagasan. Perkembangan sebuah proyek dimulai dari timbulnya gagasan atau ide

dasar hingga menjadi kenyataan secara fisik di lapangan. Dalam usaha

merealisasikan suatu proyek sangat mutlak diperlukan suatu pemikiran yang matang.

Mulai dari penjajakan terhadap kemungkinan realisasi proyek, kelayakan proyek,

perencanaan, pelaksanaan hingga pada pengoperasian serta pemeliharaan proyek

tersebut.

Dalam melaksanakan suatu proyek, salah satu faktor yang berperan penting

adalah pengelolaan proyek yaitu bagaimana menciptakan administrasi dan susunan

organisasi yang baik. Dengan prosedur administrasi dan susunan organisasi yang

baik akan tercapai hasil pembangunan suatu proyek seperti yang diharapkan,

sehingga proyek besar maupun proyek kecil harus menerapkan sistem tersebut agar

sesuai dengan yang diharapkan. Faktor-faktor organisasi dan administrasi memegang

peranan yang sangat penting karena:

1. Apabila susunan organisasinya tidak baik, akan mengakibatkan keterlambatan

dan bahkan bisa menyebabkan tidak terselesaikannya suatu proyek yang

sedang dilaksanakan.

2. Apabila sistem administrasinya yang tidak baik, akan menimbulkan beberapa

kendala, baik itu mengenai persoalan-persoalan intern perusahaan maupun

hubungan dengan instansi/perusahaan lain.

Dengan organisasi yang sehat akan tercapainya perencanaan proyek yang

efektif dan efisien. Serta dengan administrasi yang baik dan teratur maka akan dapat

ditetapkan segala peraturan-peraturan dan ketetapan-ketetapan yang harus dipatuhi

misalnya keuangan, kepegawaian dan sebagainya.

Organisasi merupakan wadah atau bentuk kerjasama beberapa pihak yang

terlibat dalam bentuk struktur organisasi. Struktur ini akan menggambarkan

hubungan formal, tetapi tidak melukiskan hubungan informal yang umumnya timbul

Page 2: Bab II Administrasi dan Organisasi

bila ada interaksi sosial. Untuk mencapai tujuan proyek yang telah ditetapkan

bersama, maka akan diadakan pembagian kerja dimana masing-masing orang

mempunyai tugas dan wewenang serta kedudukan yang saling berkaitan. Untuk

menjamin terlaksananya realisasi proyek dengan baik, kelengkapan administrasi

pihak-pihak terkait juga merupakan hal mutlak yang harus disiapkan. Berdasarkan

pendapat para ahli di bidang manajemen, terdapat hubungan yang sangat erat antara

oerganisasi dan administrasi. Di bawah ini dijelaskan uraian definisi secara singkat

tentang administrasi dan organisasi.

2.2 Proses Realisasi Proyek

Proyek merupakan suatu rangkaian kegiatan yang memiliki dimensi biaya,

mutu, dan waktu dalam mewujudkan gagasan atau ide seseorang sehingga menjadi

kenyataan atau terlihat secara fisik di lapangan (dari belum ada menjadi ada). Sebuah

proyek dapat terealisasi dengan baik, diperlukan suatu perencanaan yang matang dan

proses realisasi pada umumnya merupakan urutan kegiatan yang sistematis dengan

tujuan agar proyek yang dibangun dapat berdaya guna semaksimal mungkin

Umumnya realisasi suatu proyek melalui proses-proses kegiatan seperti adanya

kebutuhan (need), pemikiran kemungkinan keterlaksanaannya (feasibility study),

keputusan untuk membangun dan pembuatan penjelasan (penjabaran) yang lebih

rinci tentang rumusan kebutuhan tersebut (briefing), penuangan dalam bentuk

rancangan awal (preliminary design), pembuatan rancangan yang lebih rinci dan

pasti (design development dan detail design), persiapan administrasi untuk

pelaksanaan pembangunan dengan memilih calon pelaksana (procurement),

kemudian pelaksanaan pembangunan pada lokasi yang telah disediakan

(construction), serta pemeliharaan dan persiapan penggunaan bangunan tersebut

(maintenance, start-up, dan implementation).

2.2.1 Adanya kebutuhan (Need)

Adanya suatu proyek disebabkan karena adanya keinginan akan suatu

kebutuhan (need) dari manusia itu sendiri. Sehingga untuk mengungkapkannya

ke bentuk nyata diperlukanlah suatu bentuk media sehingga keinginan dapat

terwujud.

Page 3: Bab II Administrasi dan Organisasi

Pada proyek pembangunan Kantor Perpustakaan, Arsip dan Depo

Kabupaten Badung, pihak pemilik yaitu pemerintah kabupaten badung

mempunyai keinginnan untuk memenuhi kebutuhan akan perpustakaan sebagai

tempat penyimpanan buku-buku dan arsip-arsip penting yang didukung dengan

adanya ruang baca yang memadai.

2.2.2 Tahap Studi Kelayakan (Feasibility Study)

Tahap ini bertujuan meyakinkan pemilik proyek bahwa proyek

konstruksi yang diusulkannya layak untuk dilaksanakan, baik dari aspek

perencanaan dan perancangan, aspek ekonomi (biaya dan sumber pendanaan)

maupun aspek lingkungannya.

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap studi kelayakan ini adalah:

1. Menyusun rancangan proyek secara kasar dan membuat estimasi biaya

yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek tersebut.

2. Meramalkan manfaat yang diperoleh jika proyek tersebut dilaksanakan,

baik manfaat langsung (non ekonomis) maupun manfaat tidak langsung

(fungsi sosial).

3. Menyusun analisa kelayakan proyek, baik ekonomis maupun finansial.

4. Menganalisis dampak lingkungan yang mungkin terjadi apabila proyek

tersebut dilaksanakan.

2.2.3 Tahap Penjelasan (Briefing)

Tujuan dari tahap ini adalah untuk memungkinkan pemilik proyek

menjelaskan fungsi proyek dan biaya yang diijinkan, sehingga konsultan

perencana dapat secara tepat menafsirkan keinginan pemilik proyek dan

membuat taksiran biaya yang diperlukan.

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah:

1. Menyusun rencana kerja dan menunjuk para perencana dan tenaga ahli.

2. Mempertimbangkan kebutuhan pemakai, keadaan lokasi dan lapangan,

merencanakan rancangan, taksiran biaya, persyaratan mutu.

3. Mempersiapkan ruang lingkup kerja, jadwal waktu, taksiran biaya dan

implikasinya, serta rencana pelaksanaan.

Page 4: Bab II Administrasi dan Organisasi

4. Mempersiapkan sketsa dengan skala tertentu sehingga dapat

menggambarkan denah dan batas-batas proyek.

2.2.4 Tahap Perancangan (Design)

Tahap ini bertujuan melengkapi penjelasan proyek dan menentukan tata

letak, rancangan, metoda konstruksi, dan taksiran biaya agar mendapatkan

persetujuan dari pemilik proyek dan pihak berwenang yang terlibat. Kegiatan

yang dilaksanakan pada tahap ini adalah:

1. Mengembangkan ikhtisar proyek menjadi penyelesaian akhir.

2. Memeriksa masalah teknis.

3. Meminta persetujuan akhir ikhtisar dari pemilik proyek.

4. Mempersiapkan:

- Rancangan skema (pra perancangan) termasuk taksiran biaya.

- Rancangan terinci.

- Gambar kerja, spesifikasi dan jadwal.

- Daftar kuantitas, taksiran biaya akhir

- Program pelaksanaan pendahuluan termasuk jadwal waktu.

2.2.5 Tahap Pengadaan/ Pelelangan (Procurement/ Tender)

Tujuan dari tahap ini adalah untuk menunjuk kontraktor sebagai

pelaksana yang akan melaksanakan konstruksi di lapangan. Kegiatan-kegiatan

yang mungkin dilakukan dalam tahap ini adalah:

1. Proses Prakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan

kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari

penyedia barang/ jasa sebelum memasukkan penawaran.

2. Dokumen kontrak merupakan metoda penyampaian dokumen penawaran

berdasarkan jenis barang/ jasa yang akan diadakan dan metoda

penyampaian dokumen penawaran tersebut harus dicantumkan dalam

dokumen lelang.

Berikut penjabaran kualifikasi lelang proyek pembangunan Gedung

Kantor Perpustakaan, Kantor Arsip dan Depo Arsip Puspem Badung

Kode Lelang : 1927113

Page 5: Bab II Administrasi dan Organisasi

Nama Lelang : Pembangunan Gedung Kantor Perpustakaan, Kantor

Arsip dan Depo Arsip di Kawasan Puspem Kabupaten Badung

Agency : LPSE Badung

Satuan Kerja : Dinas Cipta Karya

Kategori : Pekerjaan Konstruksi

Metode Pengadaan : Lelang Umum

Metode Dokumen: Satu File

Metode Kualifikasi : Pascakualifikasi

Metode Evaluasi : Sistem Gugur

Anggaran : 2014 – APBD

Nilai Pagu Paket : Rp 32.448.749.745,00

Nilai HPS Paket : Rp 32.448.194.000,00

Cara Pembayaran : Harga Satuan

Pembebanan Tahun Anggaran : Tahun Tunggal

Sumber Pendanaan : Pengadaan Tunggal

Kualifikasi Usaha : Perusahaan Non Kecil

Lokasi Pekerjaan : Di Kecamatan Mengwi – Badung (Kab.)

Syarat Kualifikasi :

Ijin Usaha

a. SIUJK : Jasa Pelaksana Konstruksi

b. SBU : Kualifikasi Non Kecil, Sub Bidang/ Sub

Klasifikasi Bangunan Non Perumahan Lainnya atau Jasa

Pelaksana untuk Konstruksi Bangunan Gedung Lainnya

Telah melunasi kewajiban pajak tahun terakhir (SPT/PPh) serta

memiliki laporan bulanan PPh Pasal 25 atau Pasal 21/Pasal 23 atau

PPN sekurangkurangnya 3 (tiga) bulan yang lalu;

Telah melunasi kewajiban pajak tahun terakhir (SPT/PPh) serta

memiliki laporan bulanan PPh Pasal 25 atau Pasal 21/Pasal 23 atau

PPN sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan yang lalu (Bulan Oktober

2013, November 2013 dan Desember 2013) atau SPT dapat diganti

dengan Surat Keterangan Fiskal Tahun Pajak 2012.

Page 6: Bab II Administrasi dan Organisasi

Memiliki Surat Dukungan Keuangan dari Bank pemerintah swasta

sesuai dengan Dokumen Pengadaan.

Minimal memiliki staf ahli sesuai dengan Dokumen Pengadaan.

Minimal memiliki pengalaman yang sesuai dengan bidang/sub

bidang paket yang dilelangkan.

Menyampaikan daftar pekerjaan yang sedang berjalan.

Minimal memiliki peralatan sesuai dengan Dokumen Pengadaan.

Mengisi data kualifikasi melalui Aplikasi SPSE dengan lengkap.

Pada proyek pembangunan Gedung Kantor Perpustakaan, Kantor Arsip dan

Depo Arsip Puspem Badung ini, sebagai pelaksana proyek adalah PT. Tunas

Jaya Sanur.

2.2.6 Tahap Pelaksanaan (Construction)

Tujuan dari tahap ini adalah untuk mewujudkan bangunan yang

dibutuhkan oleh pemilik proyek yang sudah dirancang oleh CV. Dana Sularsa

Cipta selaku Konsultan Arsitektur, Konsultan Struktur dan Konsultan M & E.

dalam batasan biaya dan waktu yang sudah disepakati serta dengan mutu yang

disyaratkan, sedangkan PT. Tunas Jaya Sanur bertindak sebagai pelaksana

proyek pembangunan gedung kantor perpustakaan, kantor arsip dan depo arsip

di kawasan Puspem ini

2.2.7 Tahap Pemeliharaan dan Persiapan Penggunaan (Maintenance and

Start Up)

Tujuan dari tahap ini adalah untuk menjamin agar bangunan yang telah

selesai sesuai dengan dokumen kontrak dan semua fasilitas bekerja dengan

sebagaimana mestinya. Kegiatan ini dimulai sejak proyek teralisasi dan

berfungsi, serta berlangsung terus hingga batas umur proyek.

2.3 Administrasi

Administrasi merupakan pencatatan mengenai segala aktifitas yang berkaitan

dengan suatu proyek. Administrasi dan organisasi mempunyai hubungan yang erat

dan saling berkaitan. Organisasi merupakan alat atau wadah dari administrasi dalam

rangka mencapai tujuan tertentu.

Page 7: Bab II Administrasi dan Organisasi

Administrasi yang baik dan teratur, akan dapat menetapkan segala peraturan-

peraturan dan ketetapan-ketetapan yang harus dipatuhi, misalnya dalam bidang

keuangan, kepegawaian, dan sebagainya. Peraturan dan ketetapan tersebut

mempunyai tujuan dan sasaran sesuai dengan bidangnya masing-masing, yaitu:

2.3.1 Administrasi keuangan

Bertujuan untuk menjamin keberhasilan terlaksananya program

pembangunan dengan sempurna, serta menyusun dan mengawasi pemasukan

dan pengeluaran keuangan.

2.3.2 Administrasi di bidang teknik logistik

Bertujuan untuk mengawasi jumlah, waktu, dan kebutuhan keluar

masuknya barang dan perlengkapan yang digunakan untuk menyelesaikan

proyek tersebut.

2.3.3 Administrasi kepegawaian

Bertujuan supaya tercapai penempatan personil yang mantap sesuai

dengan keahlian serta mewujudkan struktur kepegawaian yang mantap,

efektif, dan tetap.

Dari uraian di atas, dalam penyusunan administrasi yang baik maka harus ada

hal-hal sebagai berikut :

1 Kelompok manusia

2 Kerjasama dalam kelompok

3 Kerja tim/usaha/proses

4 Bimbingan/kepemimpinan/pengawasan

5 Tujuan

Dalam proyek kontstuksi, pemilik (owner), konsultan, dan kontraktor

memiliki administrasi untuk mendukung setip pekerjaan masing-masing.

Dengan didukung oleh administrasi yang baik, maka proyek yang dikerjakan

akan berjalan dengan baik dan sesui dengan apa yang diharapkan.

2.4 Manajemen Pengendalian Proyek

Page 8: Bab II Administrasi dan Organisasi

Pengelolaan suatu proyek akan berhasil apabila semua fungsi

manajemen berjalan secara efektif. Ini dapat dicapai dengan jalan

menyediakan sumber daya yang dibutuhkan untuk menjalankan setiap fungsi

tersebut dan menyediakan kondisi yang tepat sehingga memungkinkan orang-

orang untuk melaksanakan tugasnya masing-masing.

Adapun fungsi dasar manajemen untuk setiap proyek konstruksi

dikelompokkan menjadi tiga kelompok kegiatan, yaitu

Kegiatan Perencanaan

- Penetapan tujuan (goal setting)

- Perencanaan (planning)

- Pengorganisasian (organizing)

Kegiatan Pelaksanaan

- Pengisian staf (staffing)

- Pengarahan (directing)

Kegiatan Pengendalian

- Pengawasan (supervising)

- Pengendalian (controlling)

- Koordinasi (coordinating)

2.4.1 Penetapan Tujuan

Tahap awal yang harus ditentukan adalah penetapan tujuan yang akan

dicapai. Dalam menetapkan tujuan, yang harus diingat adalah :

1 Tujuan yang ditetapkan harus realistis atau memungkinkan

untuk dicapai.

2 Tujuan yang ditetapkan harus spesifik atau memiliki kejelasan

mengenai apa yang ingin dicapai.

3 Tujuan yang ditetapkan harus terukur atau tujuan itu memiliki

ukuran keberhasilan.

4 Tujuan yang ditetapkan terbatas waktu atau mempunyai durasi

pencapaian.

2.4.2 Perencanaan

Page 9: Bab II Administrasi dan Organisasi

Perencanaan mencakup penentuan berbagai cara yang memungkinkan

kemudian menentukan salah satu cara yang tepat dengan mempertimbangkan

semua kendala yang mungkin ditimbulkan.

Perkiraan jenis dan jumlah sumber daya yang dibutuhkan dalam suatu

proyek konstruksi menjadi sangat penting untuk mencapai keberhasilan

proyek tersebut. Kontribusi sumber daya dalam perencanaan adalah

memungkinkan perumusan dari suatu rencana atau beberapa rencana yang

akan memberi gambaran secara menyeluruh metode yang digunakan untuk

mencapai tujuan.

Perencanaan dapat didefinisikan sebagai peramalan masa yang akan

datang dan perumusan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk

mencapai tujuan yang akan ditetapkan berdasarkan peramalan tersebut.

Bentuk perencanaan dapat berupa perencanaan prosedur, perencanaan metoda

kerja, perencanaan standar pengukuran hasil, perencanaan anggaran biaya,

perencanaan pemrograman.

2.4.3 Pengorganisasian

Pengorganisasian bertujuan melakukan pengaturan dan

pengelompokan kegiatan proyek konstruksi agar kinerja yang dihasilkan

sesuai dengan harapan. Pengelompokan kegiatan dapat dilakukan dengan

menyusun jenis kegiatan dari yang besar hingga yang kecil. Penyusunan ini

disebut Work Breakdown Structure (WBS). Penyusunan tersebut kemudian

dilanjutkan dengan menetapkan pihak yang nantinya bertanggung jawab

terhadap pelaksanaan pekerjaan tersebut. Proses ini disebut dengan

Organization Breakdown Structure (OBS).

2.4.4 Pengisian Staf

Tahap ini merupakan tahap awal dalam perencanaan personel yang

akan ditunjuk pengelola pelaksanaan proyek. Kesuksesan proyek juga

ditentukan oleh kecermatan dan ketepatan dalam memosisikan

seseorangsesuai keahliannya.

Page 10: Bab II Administrasi dan Organisasi

Definisi pengisian staf adalah pengerahan, penmpatan, pelatihan,

pengembangan tenaga kerja dengan tujuan menghasilkan kondisi tepat

personel (right people), tepat posisi (right postion), dan tepat waktu (right

time).

2.4.5 Pengarahan

Jika penenmpatan staf telah dilakukan dengan tepat, maka tim

tersebut harus mendapat penjelasan tentang lingkup pekerjaan dan paparan

waktu untuk memulai dan menyelesaikan pekerjaan tersebut.

Tahap pengarahan didefinisikan sebagai kegiatan mobolisasi sumber

daya yang ada agar dapat bergerak sebagai kesatuan sesuai rencana.

Termasuk didalamnya adalah memberikan motivasi dan melaksanakan

koordinasi terhadap seluruh staf.

2.4.6 Pengawasan

Pengawasan adalah interaksi langsung antara individu-individu dalam

organisasi untuk mencapai kinerja dalam tujuan organisasi. Proses ini

berlangsung secara menerus untuk mendapatkan keyakinan bahwa

pelaksanaan kegiatan berjalan sesuai dengan prosedur.

Dalam kenyataanya, kegiatan ini dilakukan oleh pelaksana dan

pemilik. Pengawasan yang dilakukan oleh pelaksana bertujuan untuk

mendapatkan hasil yang telah ditetapkan oleh pemilik proyek. Sedangkan

pengawasan yang dilakukan oleh pemilik bertujuan untuk memperoleh

keyakinan bahwa apa yang akan diterimanya sesuai dengan apa yang telah

direncanakan. Parameter hasil pelaksanaan kegiatan dituangkan dalam

spesifikasi.

2.4.7 Pengendalian

Pengendalian adalah proses penetapan atas apa yang telah dicapai,

evaluasi kinerja dan langkah perbaikan bila diperlukan. Proses ini dapat

dilakukan jika telah ada kegiatan perencanaan sebelumnya karena secara

Page 11: Bab II Administrasi dan Organisasi

esensi pengendalian adalah membandingkan apa yang seharusnya terjadi

dengan apa yang telah terjadi.

Instrumen pengendalian yang biasa digunakan dalam proyek

konstruksi adalah diagram batang dan kurva “S”. pembuatan kurva “S”

dilakukan pada tahap awal sebelum proyek dimulai dengan menerapkan

asumsi-asumsi sehingga dihasilkan rencana kegiatan yang rasional. Instrumen

ini nantinya digunakan pedoman atas apa yang seharusnya terjadi dalam

proyek konstruksi.

Pemantauan kegiatan yang telah terjadi di lapangan seharusnya

dilakukan dari waktu ke waktu dan selanjutnya dilakukan pembandingan

antara apa yang seharusnya terjadi dengan apa yang telah terjadi. Jika

realisasi prestasi kegiatan melebihi prestasi rencana maka dikatakan proyek

tersebut dalam keadaan lebih cepat (up-shedule). Namun, jika sebaliknya

maka proyek dikatakan dalam keadaan terlambat (behind schedule). Harapan

pengelola proyek tentunya proyek selesai lebih cepat.

2.4.8 Koordinasi

Semua permasalahan dalam proyek harus diselesaikan bersama antara

pihak-pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi sehingga diperlukan

agenda acara yang mempertemukan semua unsure. Kegiatan ini disebut

langkah koordinasi.

Koordinasi dilakukan setiap periode tertentu, umumnya dilakukan

satu minggu sekali. Namun, tidak menutup kemungkinan dilakukan lebih

sering karena situasi dan kondisi tertentu. Koordinasi dapat dilakukan internal

maupun eksternal. Koordinasi internal dilakukan untuk evaluasi diri terhadap

kinerja yang telah dilakukan, sedangkan koordinasi eksternal dilakukan untuk

proses evaluasi yang melibatkan pihak-pihak dalam proyek (pemilik,

konsultandan kontraktor). Koordinasi dilakukan untuk menyelesaikan

masalah-masalah yang timbul saat berjalannya proyek. Hal inimenjadi sangat

penting karena kelancaran kegiatan sangat tergantung dari pemilik proyek,

terutama dalam pengambilan keputusan yang bersifat mendesak.

Page 12: Bab II Administrasi dan Organisasi

Pimpinan Umum

Manajer Proyek

Manajer Perencana Layanan Pendukung

Manajer Konstruksi

2.5 Organisasi

Pengertian bentuk organisasi yang paling sederhana adalah bersatunya

kegiatan-kegiatan dari dua individu atau lebih dibawah satu koordinasi

(Wulfram I. Ervianto, Manajemen Proyek Konstruksi. 2002, hal. 23).

Sedangkan pengertian organisasi proyek adalah organisasi yang bersangkutan

untuk tugas khusus pengelolaan proyek, misal organisasi fungsional dan

organisasi proyek matriks. (Imam Suharto, Manajemen Proyek , 2001, hal.

302)

Untuk mengoptimalkan proses mengorganisir proyek maka dilakukan

diferensiasi pekerjaan , yang terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut :

1. Melakukan identifikasi dan klasifikasi pekerjaan.

2. Mengelompokkan pekerjaan.

3. Menyiapkan pihak yang akan menangani pekerjaan.

4. Mengetahui wewenang dan tanggumg jawab, serta melakukan

pekerjaan.

5. Menyusun mekanisme koordinasi.

2.5.1 Tipe-Tipe Organisasi

Berdasarkan proses pengembangan organisasi, ada beberapa bentuk

struktur organisasi yang umumnya dipilih, yaitu:

1. Organisasi Garis ( Line Organization )

Gambar 2. 1 Bentuk Struktur Organisasi Garis

(Sumber: Ervianto,Wulfram I. 2002. Manajemen Proyek Konstruksi. Yogyakarta: Penerbit ANDI)

Page 13: Bab II Administrasi dan Organisasi

OWNER

MANAJER PROYEKDIVISI PERENCANAAN

LAYANAN PENDUKUNG

DIVISI KONSTRUKSI

MANAJER PERENCANA

MANAJER KONSTRUKSI

Karakteristik :

a. Bentuk organisasi yang paling sederhana.

b. Jumlah karyawan sedikit,karena pemilik merupakan pimpinan

tertinggi.

c. Pemberi wewenang dan tanggung jawab bergerak vertikal dari

atas ke bawah.

Keunggulan :

a. Bentuk organisasi sederhana, mudah dipahami dam dilaksanakan.

b. Pembagian tugas, tanggung jawab dan wewenang cukup jelas.

c. Pengambilan keputusan dapat dilakukan secara cepat karena

komunikasi mudah.

Kekurangan :

a. Bentuk organisasi tidak fleksibel.

b. Kemungkinan pimpinan bertindak otokratis cukup besar.

c. Ketergantungan pada seseorang cukup besar, jika salah satu hilang

akan terjadi kekacauan.

2. Organisasi Garis dan Staf ( Line and Staff O rganization )

Gambar 2. 2 Bentuk Organisasi garis dan Staff

(Sumber: Ervianto,Wulfram I. 2002. Manajemen Proyek Konstruksi. Yogyakarta:

Penerbit ANDI)

Page 14: Bab II Administrasi dan Organisasi

OWNER

DIVISI PERENCANAAN DIVISI KONSTRUKSI

MANAJER PROYEK

Keunggulan :

a. Pembagian tugasnya jelas (antara orang yang menjalankan tugas

pokok dan pemberi saran).

b. Pengambilan keputusan lebih matang.

c. Spesialisasi keahlian dapat dikembangkan.

d. Adanya staf ahli memungkinkan pencapaian mutu pekerjaan lebih

baik.

Kekurangan :

a. Saran dari staf mungkin sulit dilaksanakan, karena kurangnya

tanggung jawab pekerjaan.

b. Jika pejabat garis mengabaikan gagasan dari staf, maka gagasan

menjadi tidak berguna.

c. Bagi pelaksana operasional, perbedaan antara perintah dengan saran

tidak selalu jelas.

3. Organisasi Fungsional ( Functional O rganization )

Gambar 2. 3 Bentuk Struktur Organisasi fungsional

(Sumber: Ervianto,Wulfram I. 2002. Manajemen Proyek Konstruksi.Yogyakarta: Penerbit ANDI)

Keunggulan :

a. Adanya spesialisasi menyebabkan tugas dilaksanakan dengan baik.

b. Koordinasi antara orang-orang dalam satu fungsi mudah dijalankan.

Kekurangan :

Page 15: Bab II Administrasi dan Organisasi

KetuaWakil Ketua

SEKRETARIS BENDAHARA

SIE CSIE ASIE B

a. Ditinjau dari karyawan, banyaknya atasan akan membingungkan.

b. Terjadi saling mementingkan fungsi masing-masing yang

menyebabkan koordinasi menyeluruh sulit dijalankan.

c. Mutasi pekerjaan sulit dilaksanakan karena telah terspesialisasi.

4. Organisasi panitia ( Commitee Organization )

Gambar 2.4 Bentuk Organisasi Panitia

(Sumber: Ervianto,Wulfram I.2002. Manajemen Proyek Konstruksi. Yogyakarta:

Penerbit ANDI)

Karakteristik :

a. Pelaksanaan tugas atau kegiatan memiliki jangka waktu yang

terbatas, volume kegiatan tertentu.

b. Tanggung jawab dan kepemimpinan dilaksanakan secara bersama.

c. Semua anggota dan pimpinan memiliki tanggung jawab,

wewenang dan hak yang sama.

d. Anggota kelompok dipisahkan menurut bidang tugas kegiatan

tertentu dan dilaksanakan dalam bentuk satuan tugas.

Keunggulan :

a. Keputusan dapat diambil secara tepat.

b. Pembinaan kerjasama antar anggota mudah dilaksanakan.

Kekurangan :

Page 16: Bab II Administrasi dan Organisasi

Pimpinan Umum

Kepala Proyek A

Kepala Proyek B

Kepala Proyek C

Staf Perencanaan

Staf Perencanaan

Staf Perencanaan

Staf Pelaksanaan

Staf Pelaksanaan

Staf Pelaksanaan

Staf Pengendalian

Staf Pengendalian

Staf Pengendalian

a. Kemampuan anggota kurang dapat berkembang.

b. Sulit menentukan penanggung jawab apabila terjadi hambatan.

c. Jalur perintah seringkali membingungkan.

5. Organisasi Proyek Matrik (OPM)

Gambar 2. 5 Bentuk Organisasi Matrik

(Sumber: Ervianto,Wulfram I.2002. Manajemen Proyek Konstruksi. Yogyakarta: Penerbit ANDI)

Bentuk organisasi matrik terbagi dalam beberapa bentuk organisasi

yaitu organisasi matrik lemah (weak matrix), organisasi matrik

seimbang (balance matrix), organisasi matrik (strong matrix) kuat dan

organisasi matrik proyek.

Keunggulan organisasi matrik secara umum antara lain :

a. Dengan adanya penanggung jawab tunggal, maka kepentingan

proyek dapat dijaga, dipelihara, dan dikerjakan terus – menerus

secara berkesinambungan.

b. Memungkinkan tanggapan atas persoalan yang timbul dengan

cepat.

Page 17: Bab II Administrasi dan Organisasi

c. Memungkinkan pemakaian bersama terhadap tenaga ahli atau

sumber daya lain secara efisien. (Imam Suharto, Manajemen

Proyek , 2001, hal. 313)

Kelemahan organisasi proyek matrik antara lain :

a. Keputusan mengenai pelaksanaan pekerjaan dan keperluan

personil berada di departemen lain.

b. Adanya sifat ketergantungan antara proyek dan organisasi lain

pendukung proyek.

2.5.2 Organisasi Proyek

Pihak – pihak yang terlibat dalam proyek pembangunan Gedung

Kantor Perpustakaan, Kantor Arsip dan Depo Arsip Puspem Badung, yaitu :

a. Pemberi Tugas (Owner)

Proyek pembangunan gedung kantor perpustakaan, kantor arsip dan

depo arsip di kawasan Puspem merupakan proyek negara, dan owner

proyek ini adalah : Pemerintah Daerah Kabupaten Badung Dinas Cipta

Karya.

Adapun hak dan kewajiban pemberi tugas (owner) adalah sebagai

berikut:

Mempunyai hak tertinggi dalam penentuan kebijaksanaan serta

pengambilan keputusan mengenai pembangunan.

Mengambil keputusan terakhir dalam penentuan segala sesuatu yang

terkait dengan pembangunan proyek.

Menerima atau menolak usul-usul/ saran pada tahap perencanaan,

anggaran biaya pelaksanaan dan lain-lain yang ada hubungannya

dengan proses pembangunan proyek.

Mengambil keputusan terakhir tentang pemilihan kontraktor,

penyalur bahan, konsultan perencana, serta konsultan-konsultan ahli

yang telah ada.

Menandatangani semua surat perintah kerja (SPK) dengan

kontraktor, serta mengesahkan dokumen pembayaran kepada

kontraktor.

Page 18: Bab II Administrasi dan Organisasi

Merumuskan dan menyampaikan keinginan, kebutuhan dan sasaran

yang hendak dicapai.

Menyediakan dana dan sarana yang diperlukan, sesuai dengan

jumlah dan jadwal yang telah disepakati.

Menunjuk atau membentuk sebuah tim atau wakil yang diberi

wewenang penuh untuk membuat keputusan yang sah dan mengikat.

Mengambil ketetapan, pengarahan dan keputusan secepatnya untuk

menjamin kelancaran pekerjaan.

b. Tim Pengelola Proyek

Tim pengelola proyek merupakan penyelenggara kegiatan yang

bertanggung jawab kepada pemberi tugas atau owner . Tim pengelola

proyek terdiri dari :

Pemimpin Proyek, memimpin penyelenggaraan proyek dan

bertanggung jawab kepada pemberi tugas/ owner.

Kasir, membantu pemimpin proyek dalam melaksanakan

pengelolaan keuangan proyek dan bertanggung jawab kepada

pemimpin proyek.

Pengelola Administrasi Proyek, membantu pemimpin proyek dalam

melaksanakan administrasi proyek dan bertanggung jawab kepada

pemimpin proyek.

Pengelola Teknis Proyek, merupakan tenaga bantuan yang

membantu pemimpin proyek mengelola kegiatan teknis selama

penyelenggaraan proyek baik tahap perencanaan maupun

pelaksanaan.

c. Perencana

Perencana merupakan suatu badan hukum maupun perorangan yang

menerima pekerjaan dari owner dalam bidang perencanaan.

Identitas Perencana :

Manajemen Konsultan : Dinas Cipta Karya

Konsultan Struktur : CV. Dana Sularsa Cipta

Konsultan Arsitektur : CV. Dana Sularsa Cipta

Konsultan M & E : CV. Dana Sularsa Cipta

Page 19: Bab II Administrasi dan Organisasi

Konsultan Lanscape : CV. Dana Sularsa Cipta

d. Pengawas

Pengawas merupakan badan hukum atau perorangan yang diangkat

atau ditunjukan oleh pelelang yang bertugas setiap harinya mengawasi

pelaksanaan pekerjaan. Pada proyek Pembangunan Gedung Kantor

Perpustakaan, Kantor Arsip dan Depo Arsip Puspem Badung

pengawasan struktur dan arsitektur dilaksanakan oleh CV. Dana Sularsa

Cipta. Adapun struktur organisasi CV. Dana Sularsa Cipta dapat di lihat

pada Gambar 2.6.

e. Pelaksana

Pelaksana adalah perusahaan perorangan maupun badan hukum yang

menerima pekerjaan dari owner untuk melaksanakan pekerjaan

konstruksi.

Identitas Pelaksana:

Nama : PT. Tunas Jaya Sanur

Direktur : I Wayan Suwirta (Bali Regional Director)

Alamat : Jalan By Pass Ngurah Rai No. 52X, Sanur, Denpasar,

Bali

Adapun struktur organisasi PT. Tunas Jaya Sanur

dalam Proyek Pembangunan Gedung Kantor Perpustakaan, Kantor Arsip

dan Depo Arsip Puspem Badung dapat dilihat pada Gambar 2.7.

Page 20: Bab II Administrasi dan Organisasi
Page 21: Bab II Administrasi dan Organisasi

2.5.3 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Masing - Masing Personil

1) Regional Diectur/Branch Manager (Kepala Cabang)

Kepala Cabang adalah orang yang bertanggung jawab penuh

terhadap perusahaan dan pelaksanaan proyek pada suatu daerah

yang ditangani oleh perusahaan cabang tersebut.

2) Project Manager (Manager Proyek)

Manager Proyek adalah orang yang diberi wewenang dan

tanggung jawab oleh kontraktor untuk memimpin, mengatur dan

mengawasi serta membuat keputusan yang terbaik dalam

pelaksanaan proyek secara keseluruhan. Manager proyek adalah

pemegang kekuasaan tertinggi pada organisasi di lapangan,

adapun tugas – tugasnya adalah:

a. Menguasai detail kontrak dan spesifikasi teknis kontrak;

b. Menyusun Rencana Mutu Proyek termasuk jadwal serta

metode kerja bersama-sama dengan Site Manager pada

awal proyek;

c. Menyusun Rencana Anggaran Pelaksana (RAP)

berdasarkan RAP awal dari Estimate Manager dan

mempresentasikan pada Direksi hingga diperoleh

persetujuan;

d. Mengidentifikasikan dan menyelesaikan masalah yang

timbul selama proses kegiatan konstruksi di proyek.

3) Site Manager (Manager Lapangan)

Tugas-tugas dari manager lapangan yang dalam melaksanakan

tugasnya selalu bertanggung jawab kepada manager proyek

untuk membantu kelancaran pekerjaan di lapangan adalah:

a. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan metode konstruksi

untuk memenuhi persyaratan mutu, waktu dan biaya yang

telah disepakati;

b. Memberikan pengarahan dan pembinaan staf yang ada di

bawahnya;

Page 22: Bab II Administrasi dan Organisasi

c. Membuat keputusan dalam batasan yang telah digariskan

oleh manager proyek;

d. Mengarahkan, mengkoordinasi dan mengawasi tenaga

kerja agar efisien terhadap pemakaian tenaga, alat dan

material serta target kemajuan proyek agar tercapai sesuai

dengan time schedule yang telah ditetapkan;

e. Memeriksa bobot pekerjaan setiap akhir bulan dan jika

terjadi kemunduran dari time schedule maka site manager

memutuskan untuk melaksanakan pekerjaan lembur;

f. Mempelajari kemungkinan – kemungkinan perubahan

metode konstruksi yang menguntungkan;

g. Memeriksa laporan pemakaian alat dan membuat surat

permohonan pemindahan alat dan bahan bila diperlukan;

h. Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab atas

segala sesuatu yang bersangkutan dengan masalah teknis

atau pengelola proyek;

i. Bertanggung jawab atas surat masuk dan surat keluar dari

proyek tersebut;

j. Menjamin:

a) Tersedianya tenaga kerja, material dan alat yang

memadai.

b) Tersedianya gambar kerja untuk dilaksanakan oleh

mandor / subkontraktor.

c) Tersedianya dana pembayaran upah / opname Mandor.

4) Keuangan/Bendahara

a. Membuat laporan keuangan proyek meliputi laporan saldo

kas bank dan saldo hutang proyek;

b. Melakukan verifikasi mengenai bukti-bukti pelaksanaan

pekerjaan yang akan dibayar;

c. Mempelajari dan mengevaluasi kontrak pekerjaan;

d. Bertanggung jawab kepada Project Manager

5) Engineering Manager

Page 23: Bab II Administrasi dan Organisasi

Tugas Engineering Manager yaitu:

a. Sebagai coordinator dari staff enginer

b. Mengawasi pekerjaan yang dikerjakan oleh Bar Bending

Scheduler(BBS), Drafter dan Quantity Surveyor(QS);

c. Bersama dengan Coordinator NSC melakukan koordinasi

terhadap pekerjaan struktur, arsitektur dengan pekerjaan

instalasi MEP;

d. Bertanggung jawab kepada Project Manager.

6) Coordinator NSC

Tugas Coordinator NSC

a. Melakukan pengawasan terhadap pekerjaan instalasi MEP

b. Bersama dengan Engineering Manager melakukan

koordinasi terhadap pekerjaan struktur, arsitektur dengan

pekerjaan instalasi MEP;

c. Bertanggung jawab kepada Project Manager.

7) Engineering MEP

Tugas Engineering MEP yaitu:

a. Menjalankan pelaksanaan dari rencana instalasi MEP;

b. Bersama dengan NSC (subcontractor MEP) menjalankan

rencana pelaksanaan instalasi MEP;

c. Bertanggung jawab kepada Project Manager.

8) Construction Manager

Tugas Engineering Manager yaitu:

a. Sebagai pengawas pekerjaan dari pihak kontraktor

pelaksana;

b. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan struktur dan arsitektur;

c. Melakukan pemeriksaan terhadap hasil pekerjaan dari

Supervisor sebelum dilakukan pemeriksaan oleh pihak

Owner;

d. Bertanggung jawab kepada Project Manager.

9) Safety

Tugas Engineering Manager yaitu:

Page 24: Bab II Administrasi dan Organisasi

a. Bertanggung jawab terhadap keselamatan staff dan pekerja

di lingkungan proyek;

b. Menjalankan program keselamatan kerja K3;

c. Memastikan setiap pekerja dan staff memakai pakaian

keselamatan kerja;

d. Bertanggung jawab kepada Project Manager.

10) Cad Drafter

Tugas pelaksana Cad Drafter yaitu:

a. Memeriksa Gambar agar sesuai dengan Bill Of Quantity;

b. Mempelajari gambar terutama gambar detail;

c. Menyiapkan perubahan – perubahan pada gambar rencana

yang diakibatkan oleh lingkungan namun tetap

berdasarkan gambar dari konsultan perencana sebagai

persetujuan;

d. Melakukan pengecekan gambar

11) Bar Bending Scheduler

Tugas Bar Bending Scheduler:

a. Melakukan perhitungan dan mengontrol kebutuhan

pembesian, seperti : pembengkokan besi, pemotongan

besi;

b. Mengontrol kebutuhan besi di lapangan agar tidak terjadi

penyimpangan dengan anggaran;

c. Memeriksa hasil pengelolaan besi dari pembengkokan,

pemotongan besi danmembuat laporan penolahan besi

tersebut;

d. Bertanggung jawab kepada Engineering Manager.

12) Supervisor

a. Menjalankan tugas lapangan sesuai dengan schedule

mingguan/bulanan yang dibuat site manager;

Page 25: Bab II Administrasi dan Organisasi

b. Mengkoordinasikan seluruh pekerjaan ke setiap pelaksana

lapangan dan surveyor;

c. Membuat laporan pekerjaan di lapangan sesuai dengan

format yang telah disepakati;

d. Menjamin terlaksananya pekerjaan sesuai dengan

persyaratan mutu dan waktu yang telah ditentukan;

e. Bertanggung jawab kepada Site Manager.

13) Surveyor

a. Membuat rencana dan mengusulkan kepada Site Manager

mengenai kebutuhan alat – alat ukur (Theodolit, Auto level,

dan Aksesorisnya) sesuai dengan besarnya areal dan

schedule master kerja;

b. Memastikan pengadaan alat – alat ukur yang telah

disetujui Site Manager perihal jumlah, jenis, dan

kelayakan pakai;

c. Memastikan bahwa hasil survei di lapangan sesuai dengan

persyaratan teknis yang ditentukan;

d. Melaporkan dan berkomunikasi langsung dengan site

manager, bila terjadi ketidak sesuaikan gambar dengan

keadaan di lapangan.

14) Mekanik

a. Mengatur dan mengontrol semua peralatan yang

mendukung pelaksanaan pekerjaan;

b. Mengkoordinasikan dengan site manager dan supervisor

untuk penggunaan peralatan di lapangan;

c. Memastikan semua peralatan yang digunakan untuk

mendukung pelaksanaan di lapangan siap pakai.

15) Logistik

Tugas logistik antara lain:

a. Bertanggung jawab kepada Project Manager;

Page 26: Bab II Administrasi dan Organisasi

b. Bertanggung jawab terhadap pengadaan jumlah dan mutu

material yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek tepat

pada waktunya;

c. Menjaga keamanan material dan alat-alat yang disimpan di

dalam gudang penyimpanan;

d. Mengurus dan bertanggung jawab terhadap semua surat -

surat transaksi peralatan maupun material sebagai arsip;

e. Membuat laporan keuangan, absensi pegawai dan tenaga

kerja;

f. Mengawasi pengadaan, pemakaian dan penempatan

material di gudang;

g. Mengadakan pengecekan atas kebenaran barang yang

datang dari rekanan harus sesuai dengan yang diminta;

h. Menerima dan mengeluarkan barang.

2.6 Pengelolaan Proyek

2.6.1 Pemilik/ Owner

Pemilik atau pemberi tugas merupakan pihak yang mempunyai

gagasan untuk membangun. Pemilik merupakan perseorangan atau badan

yang memberi tugas kepada ahli (konsultan), membayar honor serta

mengganti semua ongkos ahli. Pemilik merupakan perseorangan atau badan

swasta/ pemerintah yang memberi tugas kepada pemborong atau kontraktor

untuk melaksanakan suatu pekerjaan, apabila pelaksanaan sudah cukup layak

dan tidak timbul keberatan, maka pemberi tugas menerima pekerjaan dan

menyetujuinya dan membayar biaya dari pekerjaan tersebut.

Jenis-jenis dari pemberi tugas antara lain :

1. Perseorangan atau individu.

2. Wakil suatu perusahaan atau organisasi swasta.

3. Wakil suatu dinas atau jawatan, biasanya pada proyek pemerintah

disebut pengelola proyek.

Hubungan kerja antara pemberi tugas, konsultan dan kontraktor dapat

digambarkan sebagai berikut :

Page 27: Bab II Administrasi dan Organisasi

Pemberi Tugas/ Pemilik

Tim Pengelola

Kontraktor Konsultan

Proyek

Gambar 2.6 Hubungan Kerja Proyek

2.6.2 Kontraktor/ Pelaksana

Kontraktor atau Pelaksana atau Jasa Pemborongan merupakan salah

satu bentuk badan hukum pengadaan barang / jasa menurut Keputusan

Presiden Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2000 tentang Pedoman

Pelaksanaan Barang / Jasa Instansi Pemerintah.

2.7 Pedoman Pelaksanaan Proyek Bangunan Gedung

2.7.1 Kontrak

Maksud dan tujuan dari penyusunan dan pelaksanaan kontrak adalah

untuk menyamakan pola pikir, pengertian dan memberi pedoman sehingga

memudahkan bagi pengguna barang/ jasa dan pengawas untuk menyusun,

memeriksa dan melaksanakan kontrak sehingga sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2.7.2 Gambar Kerja

Page 28: Bab II Administrasi dan Organisasi

Gambar kerja merupakan penjelas proyek secara visual yang akan

didirikan. Gambar kerja memperlihatkan ruang lingkup dan bentuk pekerjaan

yang harus dibuat. Gambar kerja harus dibuat secara jelas, lengkap, relevan

dengan proyek dan mudah dibaca oleh para pelaksana lapangan, serta

menghasilkan interpretasi yang sama.

Jumlah dan tipe gambar bervariasi antara proyek yang satu dengan

proyek lainnya, bergantung kepada tipe kontrak yang dipergunakan. Ada

beberapa jenis gambar dalam pekerjaan konstruksi, yaitu:

a. Gambar Pra-rencana (preliminary drawing)

Gambar ini dibuat untuk memberikan konsep dasar dari ide atau gagasan

yang akan dilaksanakan. Gambar ini diperlukan bila pekerjaan yang

dilelangkan menggunakan sistem design and build contract dan

negotiated contract.

b. Gambar Informasi (information drawings)

Gambar dibuat agar para peserta lelang dapat menghitung dan

mengajukan penawaran.

c. Gambar Kerja (shop drawing/ detail work drawing)

Merupakan gambar pelaksanaan yang memberikan penjelasan visual

sehingga gambar harus teliti, jelas, akurat dan eksplisit karena dibaca

oleh pekerja-pekerja lapangan ditingkat pelaksana.

d. Gambar Jadi (as build drawings)

Merupakan gambar yang benar-benar sesuai dengan keadaan yang

sebenarnya yang telah dibangun di lapangan dan sebagai gambar akhir

dari semua perubahan dan perbaikan pada gambar kerja.

2.7.3 RKS (Rencana Kerja dan Syarat)

Rencana Kerja dan Syarat Merupakan uraian dari penjabaran tugas

(job description) untuk pemborong mengenai ketentuan peraturan,

pelaksanaan, material sampai hal yang sekecil – kecilnya.

Dalam RKS tersebut memuat:

Page 29: Bab II Administrasi dan Organisasi

a. Kondisi umum (general condition)

Memuat persyaratan-persyaratan yang berlaku umum untuk semua

macam proyek konstruksi. Di Indonesia dikenal A. V. atau S. U. (syarat-

syarat umum).

b. Kondisi khusus (special condition)

Memuat persyaratan-persyaratan yang berlaku khusus untuk proyek

tersebut, seperti pemilik proyek, perencana, waktu pelelangan dan

sebagainya.

c. Spesifikasi teknis (technical specification)

Memuat merk produk yang digunakan, mutu yang dihasilkan dan cara

pengerjaannya.

Sedangkan menurut peraturan pemerintah pada Keppres 29 tahun 1984,

Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) pekerjaan sekurang – kurangnya

memuat:

a. Syarat umum

Keterangan mengenai pemberi tugas, perencana, direksi, syarat-syarat

peserta pelelangan, serta bentuk surat penawaran dan cara

penyampaiannya.

b. Syarat administrasif

Jangka waktu pelaksanaan, tanggal penyerahan pekerjaan, syarat-syarat

pembayaran, denda atas keterlambatan, besarnya jaminan pelelangan,

dan besarnya jaminan pelaksanaan.

c. Syarat teknis

Jenis dan uraian pekerjaan yang harus dilaksanakan, jenis dan mutu

bahan, gambar detail, gambar konstruksi dan sebagainya.

2.7.4 RAB (Rencana Anggaran Biaya)

Rencana Anggaran Biaya adalah merencanakan suatu

perkiraan/perhitungan (anggaran) besarnya pengeluaran (biaya) dari setiap

jenis pekerjaan sesuai dengan gambar kerja dan persyaratannya (spesifikasi

teknis dan administrasi) dari suatu bangunan yang akan dilaksanakan.

Page 30: Bab II Administrasi dan Organisasi

RKS Harga Satuan Upah/ Bahan

Perhitungan Volume Kegiatan Perhitungan Satuan Tiap Jenis Pekerjaan

PerhitunganRAB

Tujuan dari RAB adalah sebagai estimasi rincian biaya yang dapat

diajukan suatu perusahan dalam penawaran pada suatu pelaksanaan

pelelangan.

Gambar 2.7 Proses dan Tata Cara Pembuatan RAB

2.7.5 Rencana Kerja dan Rencana Lapangan Rencana Kerja

Sebelum mpelaksanaan kegiatan proyek konstruksi dimulai, biasanya

didahului dengan penyusunan rencana kerja waktu kegiatan yang disesuaikan

dengan metoda konstruksi yang digunakan. Pihak pengelola proyek

melakukan pendataan lokasi proyek guna mendapat informasi untuk

keperluan penyusunan rencana kerja.

Pertimbangan penyusunan rencana kerja :

a. Keadaan lapangan lokasi proyek,

b. Kemampuan tenaga kerja,

c. Pengadaan material konstruksi,

d. Pengadaan alat pembangunan,

e. Gambar kerja,

f. Kontinuitas pelaksanaan pekerjaan.

Manfaat penyusunan rencana kerja :

a. Alat koordinasi bagi pimpinan

b. Sebagai pedoman kerja para pelaksana

Page 31: Bab II Administrasi dan Organisasi

c. Sebagai penilaian kemajuan pekerjaan

d. Sebagai evaluasi pekerjaan

Rencana Lapangan

Rencana lapangan adalah suatu rencana peletakan bangunan-bangunan

pembantu yang bersifat temporal yang diperlukan sebagai sarana pendukung

untuk pelaksanaan pekerjaan. Tujuan dari pembuatan rencana lapangan

adalah mengatur letak bangunan-bangunan pembantu sedemikian rupa

sehinnga pelaksanaan pekerjaan dapat berjala efisien, lancar, aman, dan

sesuai rencana kerja yang disusun.

Kompleksitas dari pelaksanaan pembangunan menuntut pengelola

konstruksi untuk memperhitungkan dengan cermat segala sesuatu yang akan

dihadapi di lapangan. Pada umumnya, penyiapan lokasi lapangan adalah

sebagai berikut :

a. Penyelidikan lapangan,

b. Pertimbangan tata letak,

c. Keamanan lokasi proyek,

d. Penerangan lokasi proyek,

e. Kantor proyek,

f. Penyimpanan material,

g. Jenis dan komponen material yang akan disimpan,

h. Kebutuhan ruang penyimpanan

i. Alokasi ruang dalam tata letak lokasi proyek

j. Setting out.