eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/7371/1/1 bab i.docx · web viewpada umumnya, pembelajaran...

27
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan yang sifatnya krusial bagi setiap orang, dimana dengan adanya pendidikan suatu kaum atau bangsa mempunyai dasar ilmu pengetahuan. Selain itu, pendidikan mampu menumbuhkan kreatifitas kecerdasan, dan pengetahuan yang berguna untuk dirinya sendiri (implisit). Hal ini selaras dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 yang menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian 1

Upload: nguyennhi

Post on 10-Jul-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/7371/1/1 BAB I.docx · Web viewPada umumnya, pembelajaran matematika yang dilakukan guru kepada siswa adalah dengan tujuan siswa dapat mengerti

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kebutuhan yang sifatnya krusial bagi setiap orang,

dimana dengan adanya pendidikan suatu kaum atau bangsa mempunyai dasar ilmu

pengetahuan. Selain itu, pendidikan mampu menumbuhkan kreatifitas kecerdasan,

dan pengetahuan yang berguna untuk dirinya sendiri (implisit). Hal ini selaras dengan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 yang menyatakan

bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan agama. Perkembangan zaman yang semakin maju dan

kompleks, pola berfikir masyarakat kita cenderung modern dan terbuka dalam

merespon pengetahuan yang baru, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang

mempengaruhi salah satunya adalah teknologi informasi, melihat perkembangan

tersebut peran guru sebagai tenaga pendidik sangat penting selain sebagai barometer

1

Page 2: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/7371/1/1 BAB I.docx · Web viewPada umumnya, pembelajaran matematika yang dilakukan guru kepada siswa adalah dengan tujuan siswa dapat mengerti

2

dalam mengarahkan pengetahuan, guru juga mempunyai peranan sebagai

pembimbing untuk peserta didik.

Dalam dunia pendidikan, guru merupakan salah satu komponen penting dalam

pendidikan. Guru dalam konteks pendidikan mempunyai peranan penting yang besar

dan strategis. Selain itu guru mempunyai misi dan tugas yang berat. Karena gurulah

yang berhadapan langsung dengan peserta didik untuk mentransfer ilmu pengetahuan

dan mengantarkan tunas-tunas bangsa ke puncak cita-cita.

Trianto (2009 : 4-5) mengemukakan bahwa Komisi tentang Pendidikan Abad

ke-21 (Commission on Education for the “21” Century), merekomendasikan empat

strategi dalam menyukseskan pendidikan: Pertama, learning to learn, yaitu

bagaimana pelajar mampu menggali informasi yang ada di sekitarnya dari ledakan

informasi itu sendiri; Kedua, learning to be, yaitu pelajar diharapkan mampu untuk

mengenali dirinya sendiri, serta mampu beradaptasi dengan lingkungannya; Ketiga,

learning to do, yaitu berupa tindakan atau aksi, untuk memunculkan ide yang

berkaitan dengan sainstek; dan Keempat, learning to be together, yaitu memuat

bagaimana kita hidup dalam masyarakat yang saling bersaing secara sehat dan

bekerja sama serta mampu untuk menghargai orang lain.

Arends (Trianto, 2009 : 7) mengemukakan : “It is strange that we expect

students to learn yet seldom teach then about learning, we expect student to solve

Page 3: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/7371/1/1 BAB I.docx · Web viewPada umumnya, pembelajaran matematika yang dilakukan guru kepada siswa adalah dengan tujuan siswa dapat mengerti

3

problems yet seldom teach then about problem solving,” yang berarti dalam

mengajar, guru menuntut siswa untuk belajar dan jarang memberikan pelajaran

tentang bagaimana siswa untuk belajar, guru juga menuntut siswa untuk

menyelesaikan masalah, tapi jarang mengajarkan bagaimana siswa seharusnya

menyelesaikan masalah.

Marpaung (dalam Ediaman, 2010:7) mengungkapkan bahwa permasalahan

dalam pembelajaran matematika yakni (1) siswa hampir tidak pernah dituntut

mencoba strategi sendiri, atau cara alternatif dalam memecahkan masalah, (2) siswa

pada umumnya hanya duduk sepanjang waktu di atas kursinya, sangat jarang siswa

melakukan interaksi dengan siswa lain dalam proses pembelajaran yang sedang

berlangsung, (3) guru pada umumnya mengeluh bahwa siswa sulit memahami

matematika dan apabila ditanya suatu konsep atau proses, siswa tidak menjawab

dengan penuh keyakinan atau malah diam saja.

Pada umumnya, pembelajaran matematika yang dilakukan guru kepada siswa

adalah dengan tujuan siswa dapat mengerti dan menjawab soal yang diberikan oleh

guru, tetapi siswa tidak pernah atau jarang sekali dimintai penjelasan asal mula

mereka mendapatkan jawaban tersebut. Kurangnya kemampuan komunikasi siswa

dalam belajar matematika juga dapat dilihat dalam pembelajaran di kelas, misalnya

siswa dapat mengerjakan soal matematika yang diberikan, namun ketika ditanya

Page 4: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/7371/1/1 BAB I.docx · Web viewPada umumnya, pembelajaran matematika yang dilakukan guru kepada siswa adalah dengan tujuan siswa dapat mengerti

4

bagaimana langkah-langkah untuk mendapatkan hasilnya, siswa menjadi bingung dan

kesulitan dalam menjelaskan.

SMA Muhammadiyah Limbung sebagai salah satu satuan pendidikan yang

mengemban tugas meningkatkan kualitas pendidikan telah berupaya untuk

menyelaraskan diri dengan lembaga pendidikan lainnya. Berbagai upaya telah

dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, namun kenyataannya hasil

belajar yang diperoleh masih tergolong kategori rendah hal ini disebabkan karena

kesadaran peserta didik akan pentingnya belajar masih sangat kurang. Hal tersebut

nampak dari tugas-tugas rumah yang diberikan kadangkala mereka tak

mengerjakannya di rumah sedangkan pada saat pelajaran di jelaskan sering mereka

tak memperhatikannya. Menyadari kondisi inilah sehingga penulis mencoba mencari

jalan bagaimana mengatasi masalah tersebut.

Langkah yang pertama penulis tempuh adalah mencari indikator-indikator

penyebab dari kondisi tersebut dengan melakukan observasi awal. Hasil observasi

menunjukkan bahwa rata-rata nilai yang diperoleh 67,20 dengan nilai tertinggi 82,30

dan nilai terendah 46,80 serta standar deviasi 3,00 dan standar ideal 10,00 dengan

KKM yang ditetapkan 75. Diantara 30 orang peserta didik hanya 13 orang atau

43,33% yang melampaui nilai KKM dan 17 orang 56,67% yang tidak mencapai

Page 5: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/7371/1/1 BAB I.docx · Web viewPada umumnya, pembelajaran matematika yang dilakukan guru kepada siswa adalah dengan tujuan siswa dapat mengerti

5

KKM yang ditetapkan. Dari hasil observasi ini pula teridentifikasi sikap peserta didik

seperti berikut:

1. Pada umumnya peserta didik kurang dikontrol belajarnya oleh orang tua di

rumah sehingga kurang termotivasi belajar matematika.

2. Kesadaran peserta didik untuk mengulang pelajarannya di rumah sangat

kurang hal ini disebabkan karena guru tidak memberi rangsangan belajar

matematika cukup,

3. Tugas-tugas yang diberikan tidak mampu memotivasi atau mendorong

semangat mereka untuk belajar lebih giat.

4. Peserta didik beranggapan pelajaran matematika adalah pelajaran yang

susah dipahami,

5. Pada saat pelajaran matematika berlangsung peserta didik, sering keluar

masuk kelas karena mereka merasa jenuh belajar.

6. Peserta didik kurang memperhatikan penjelasan guru, karena mereka

tidak dilibatkan secara aktif pada proses pembelajaran.

Pemilihan strategi pembelajaran dalam proses pembelajaran harus berorientasi

pada tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Selain itu, juga harus disesuaikan

dengan jenis materi, karakteristik peserta didik, serta situasi atau kondisi dimana

proses pembelajaran tersebut akan berlangsung. Ada beberapa metode dan teknik

Page 6: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/7371/1/1 BAB I.docx · Web viewPada umumnya, pembelajaran matematika yang dilakukan guru kepada siswa adalah dengan tujuan siswa dapat mengerti

6

pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru, tetapi tidak semuanya sama efektifnya

dapat mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karenanya, guru matematika berkewajiban

membekali siswa dengan kemampuan memecahkan masalah. Sejalan dengan hal

tersebut, Kurikulum 2006 menempatkan kemampuan pemecahan masalah

matematika sebagai kemampuan yang dituju pada hampir setiap standar kompetensi

di semua tingkat satuan pendidikan (SD, SMP, dan SMA). Pada kurikulum 2006

kecakapan atau kemahiran matematika yang diharapkan dalam pembelajaran

matematika mencakup: pemahaman konsep, penalaran dan komunikasi, dan

pemecahan masalah. Ketiga aspek kecakapan atau kemahiran matematika tersebut

dikembangkan sebagai hasil belajar dalam kurikulum 2006. Implikasi dari hal itu,

selama belajar matematika semestinya siswa dilatih untuk memecahkan masalah-

masalah matematika. Namun demikian pembelajaran pemecahan masalah matematik

di sekolah-sekolah masih banyak mengalami hambatan.

Masalah mendasar yang perlu diteliti adalah rendahnya prestasi belajar siswa

pada mata pelajaran matematika terutama pada aspek mengkomunikasikan ide dan

pemecahan masalah. Salah satu yang diduga menjadi penyebab rendahnya

kemampuan guru terutama dalam pengelolaan pembelajaran yang relatif monoton,

kurang variatif, tidak terencana dengan baik, yang pada akhirnya proses pembelajaran

Page 7: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/7371/1/1 BAB I.docx · Web viewPada umumnya, pembelajaran matematika yang dilakukan guru kepada siswa adalah dengan tujuan siswa dapat mengerti

7

bersifat konvensional, monoton dan terkesan guru hanya “asal menjalankan tugas”

saja. Selain itu juga guru kurang inovatif dalam pengelolaan model pembelajaran.

Sutiarso (dalam Upu, 2003:7) mengungkapkan bahwa siswa pada umumnya

cenderung hanya menerima transfer pengetahuan dari guru dan guru pada umumnya

hanya sekedar menyampaikan informasi pengetahuan tanpa melibatkan siswa dalam

proses yang aktif dan generatif.

Komunikasi dan pemecahan masalah matematis merupakan bagian dari

berpikir matematis tingkat tinggi yang bersifat kompleks, karena itu pembelajaran

yang berfokus pada kemampuan tersebut memerlukan prasyarat konsep dan proses

dari yang lebih rendah. Artinya kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah

matematis siswa tidak ada tanpa kemampuan pemahaman yang baik. Hal ini meliputi

materi maupun cara mempelajari atau mengajarkannya. Untuk itu dalam

pembelajaran perlu dipertimbangkan tugas matematika serta suasana belajar yang

mendukung untuk mendorong kemampuan tersebut. Pertimbangan ini menyangkut

pengambilan keputusan pembelajaran yang digunakan di kelas yang diambil oleh

guru.

Tinggi rendahnya mutu pendidikan tidak hanya dilihat dari nilai siswa tetapi

juga melalui proses pembelajaran untuk mendapatkan nilai tersebut. Pada dasarnya

Page 8: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/7371/1/1 BAB I.docx · Web viewPada umumnya, pembelajaran matematika yang dilakukan guru kepada siswa adalah dengan tujuan siswa dapat mengerti

8

semua siswa memiliki potensi untuk mencapai kompetensi. Kalau sampai mereka

tidak mencapai kompetensi, bukan lataran mereka tidak mempunyai kemampuan

untuk itu, namun lebih banyak karena mereka tidak disediakan pengalaman belajar

yang relevan dengan keunikan masing-masing karakteristik individual. Meksipun

siswa itu unik karena memiliki keragaman karakteristik, mereka memiliki kesamaan

karena sama-sama memiliki rasa ingin tahu (coriosty), sikap kreatif (creativity), sikap

sebagai pelajar aktif (aktive learner), dan sikap sebagai seorang pengambil keputusan

(decision maker). Dalam belajar, pemahaman materi hanya 10% dari apa yang

dibaca, 20% dari apa yang didengar, 30% dari apa yang dilihat, 50% dari apa yang

didengar dan dilihat, 70% apa yang dikatakan dan 90% dari apa yang dilakukan dan

dikatakan (Depdiknas, 2003). Melihat kenyataan dan permasalahan-permasalahan

yang ditemukan pada siswa kelas X SMA Muhammadiyah Limbung, maka melalui

penelitihan tindakan kelas ini peneliti mencoba menerapkan suatu strategi

pembelajaran kooperatif dengan tipe yang inovatif. Salah satu tipe model

pembelajaran kooperatif yang dirasakan cocok untuk mengatasi permasalahan-

permasalahan di atas adalah strategi pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write

(TTW). Strategi pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menumbuhkembangkan keberanian siswa untuk bertanya dan mengemukakan

pendapatnya masing-masing.

Page 9: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/7371/1/1 BAB I.docx · Web viewPada umumnya, pembelajaran matematika yang dilakukan guru kepada siswa adalah dengan tujuan siswa dapat mengerti

9

Tipe pembelajaran think talk write menggunakan kelompok-kelompok kecil

dalam pembelajaran. Siswa dituntut untuk mau membaca, berpikir secara mandiri dan

mengungkapkan hasil pemikirannya melalui diskusi kelompok. Siswa akan terbiasa

untuk bekerja sama, berdiskusi dan berinteraksi dengan anggota kelompoknya

masing-masing. Dengan adanya keanekaragaman kemampuan anggota kelompok,

dalam mengerjakan tugas siswa dapat saling membantu sehingga lebih mudah

memahami materi. Dengan diterapkannya strategi pembelajaran kooperatif tipe think

talk write diharapkan hasil belajar siswa dapat ditingkatkan.

Dari uraian di atas jelas bahwa kemampuan komunikasi matematika dan

pemecahan masalah matematika siswa perlu mendapat perhatian untuk lebih

dikembangkan, terutama sangat diperlukan dalam belajar matematika apalagi

menghadapi masalah kehidupan siswa.

Rendahnya kemampuan komunikasi matematika dan pemecahan masalah,

tidak lepas dari proses pembelajaran matematika. Kegiatan pembelajaran dipengaruhi

oleh pandangan pendidik terhadap makna belajar. Kurikulum yang padat,

menyebabkan pengajaran matematika di sekolah-sekolah cenderung didominasi oleh

proses (transfer knowledge) saja dan tidak memberikan kesempatan kepada siswanya

untuk menentukan sendiri ke arah mana ingin bereksplorasi dan menemukan

pengetahuan yang bermakna bagi dirinya. Rendahnya kemampuan komunikasi

Page 10: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/7371/1/1 BAB I.docx · Web viewPada umumnya, pembelajaran matematika yang dilakukan guru kepada siswa adalah dengan tujuan siswa dapat mengerti

10

matematika dan pemecahan masalah juga terjadi pada siswa kelas X SMA

Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa. Dari hasil observasi awal dan

wawancara dengan siswa diperoleh data bahwa sebagaian besar siswa dapat

menyelesaikan soal tetapi tidak mampu menjelaskan jawaban yang mereka berikan.

Sebagaian besar siswa hanya mampu mengerjakan soal yang sudah diberikan contoh

penyelesaian, siswa hanya mengikuti langkah-langkah yang diberikan siswa pada

contoh soal. Siswa tidak dapat menjelaskan alasan dari setiap langkah yang mereka

kerjakan. Proses pembelajaran yang terjadi juga masih satu arah yaitu siswa sebagai

pusat pembelajaran. Hal ini terjadi karena kemampuan komunikasi matematika dan

pemecahan masalah mereka sangat rendah.

Pada kenyataannya pembelajaran matematika yang disampaikan kepada

siswa, setelah diberikan soal kemudian siswa menyelesaikan soal tersebut. Setelah

dikumpul dan diperiksa kembali hasil penyelesaian siswa tersebut ternyata dapat

diketahui bahwa selama ini pendidik hanya menggunakan metode ceramah. Ini

terbukti dengan mengetahui bahwa masih ada siswa yang bisa menulis tapi tidak

dapat menjelaskan jawabannya sedangkan ada siswa yang bisa menjelaskan atau

mengkomunikasikan jawabannya tapi tidak mampu menuliskannya. Siswa betul-betul

kesulitan menyelesaikan soal jika berbeda dengan contoh soal.

Page 11: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/7371/1/1 BAB I.docx · Web viewPada umumnya, pembelajaran matematika yang dilakukan guru kepada siswa adalah dengan tujuan siswa dapat mengerti

11

Pada strategi think talk write ini siswa dibiasakan dihadapkan dalam suatu

permasalahan. Sebelum menjawab dituntut untuk berpikir secara individu tentang

strategi penyelesaiannya kemudian membagi ide atau sharing kepada teman

kelompoknya tentang langkah-langkah dalam menyelesaikan masalah tersebut,

kemudian menulis dengan bahasa sendiri. Jadi siswa akan mampu menyelesaikan

setiap permasalahan kemudian mengkomunikasikannya baik secara tertulis maupun

lisan.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul ”Peningkatkan Kemampuan Komunikasi dan Pemecahan

Masalah Matematika melalui Aplikasi Strategi Think Talk Write Pada Siswa Kelas X

SMA Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah peningkatan kemampuan komunikasi matematika melalui

aplikasi pembelajaran strategi think talk write pada siswa kelas X SMA

Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa?

Page 12: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/7371/1/1 BAB I.docx · Web viewPada umumnya, pembelajaran matematika yang dilakukan guru kepada siswa adalah dengan tujuan siswa dapat mengerti

12

2. Bagaimanakah peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika

melalui aplikasi pembelajaran strategi think talk write pada siswa kelas X

SMA Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa?

3. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa melalui pembelajaran strategi

think talk write pada siswa kelas X SMA Muhammadiyah Limbung

Kabupaten Gowa?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini secara operasional adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan komunikasi matematika

melalui aplikasi pembelajaran strategi think talk write pada siswa kelas X

SMA Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa.

2. Untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan pemecahan masalah

matematika melalui aplikasi pembelajaran strategi think talk write pada siswa

kelas X SMA Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa.

3. Untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa melalui pembelajaran

strategi think talk write pada siswa kelas X SMA Muhammadiyah Limbung

Kabupaten Gowa

Page 13: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/7371/1/1 BAB I.docx · Web viewPada umumnya, pembelajaran matematika yang dilakukan guru kepada siswa adalah dengan tujuan siswa dapat mengerti

13

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan pada tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini

diharapkan memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis.

1. Secara teoritis, manfaat secara teoritis yaitu memberikan gambaran yang jelas

pada siswa tentang strategi think talk write dalam rangka meningkatkan

kemampuan komunikasi matematika dan pemecahan masalah siswa.

2. Secara praktis

a. Manfaat bagi siswa yaitu dapat meningkatkan kemampuan komunikasi

matematika dan pemecahan masalah

b. Bagi siswa yaitu dapat digunakan sebagai informasi tentang pentingnya

peningkatan kemampuan komunikasi matematika dan pemecahan masalah

siswa melalui strategi think talk write dalam rangka meningkatkan mutu

pendidikan.

c. Bagi sekolah yaitu dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan acuan

dalam meningkatkan hasil belajar matematika.

d. Bagi perpustakaan yaitu dapat dimanfaatkan sebagai perbandingan atau

referensi bagi penelitian berikutnya.

Page 14: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/7371/1/1 BAB I.docx · Web viewPada umumnya, pembelajaran matematika yang dilakukan guru kepada siswa adalah dengan tujuan siswa dapat mengerti

14

e. Bagi peneliti merupakan pengalaman yang berharga sehingga dapat dijadikan

bahan pertimbangan untuk mengembangkan kemampuan komunikasi dan

pemecahan masalah matematik pada berbagai jenjang pendidikan.

E. Batasan Istilah

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda terhadap beberapa istilah yang

digunakan dalam penelitian ini, perlu diberikan batasan istilah sebagai berikut:

1. Matematika yang dimaksud dalam penelitian ini adalah matematika yang

diajarkan di jenjang SMA Kelas X, yaitu materi Geometri atau Bangun Ruang

Dimensi Tiga. Materi Geometri atau Bangun Ruang Dimensi Tiga adalah salah

satu topik yang diajarkan pada mata pelajaran Matematika di kelas X SMA

sesuai dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan.

2. Pembelajaran matematika adalah suatu upaya dalam menciptakan kondisi belajar

bagi siswa dengan menggunakan strategi yang melibatkan siswa dan guru secara

langsung baik mental, fisik, emosi, dan intelektual agar pemahaman konsep,

prisip dan keterampilan yang mendukung pencapaian kompetensi dasar pada

standar isi. Pembelajaran Matematika adalah seluruh rangkaian kegiatan siswa

dan guru yang telah dirancang untuk menjadikan siswa belajar matematika,

artinya berdasarkan rancangan tersebut guru memberikan bantuan kepada para

Page 15: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/7371/1/1 BAB I.docx · Web viewPada umumnya, pembelajaran matematika yang dilakukan guru kepada siswa adalah dengan tujuan siswa dapat mengerti

15

siswa agar mereka memperoleh pengetahuan atau informasi tentang matematika,

baik berupa fakta, konsep, prinsip, keterampilan, mengkomunikasikan ide dan

cara memecahkan masalah.

3. Kemampuan Komunikasi matematika adalah kemampuan siswa dalam

menyampaikan gagasan matematika secara tertulis dengan indikator

(a) kemampuan menyajikan pernyataan matematika secara tertulis melalui

simbol, (b) kemampuan melakukan manipulasi matematika, dan

(c) kemampuan menarik kesimpulan dari pernyataan matematika.

4. Kemampuan Pemecahan masalah (problem solving) matematika adalah

kemampuan dalam: (a) kemampuan memahami masalah, (b) kemampuan

merencanakan penyelesaian atau memilih strategi penyelesaian yang sesuai,

(c) kemampuan melaksanakan penyelesaian menggunakan strategi yang

direncanakan, (d) kemampuan memeriksa kembali kebenaran jawaban yang

diperoleh.

5. Strategi Think Talk Write merupakan rangkaian pembelajaran yang terdiri atas

tiga tahap yaitu :

a. THINK : Siswa secara individual dihadapkan pada permasalahan yang

disajikan dalam lembar kegiatan siswa. Disini siswa dituntut memahami

masalah, merencanakan penyelesaian, melakukan penyelesaian yaitu tahap

Page 16: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/7371/1/1 BAB I.docx · Web viewPada umumnya, pembelajaran matematika yang dilakukan guru kepada siswa adalah dengan tujuan siswa dapat mengerti

16

berpikir dimana siswa secara individu membaca suatu teks berupa soal,

kemudian membut catatan kecil dari apa yang telah dibacanya. Catatan siswa

tersebut berupa apa yang diketahui dan tidak diketahui dari soal serta

bagaimana langkah-langkah penyelesaian masalah (Bansu & Usep Kuswari)

b. TALK : Siswa secara bersama-sama mendiskusikan langkah-langkah

penyelesaian pada tahap think. Disini siswa akan bertukar pendapat,

mengemukakan idenya masing-masing, yang telah ditulis pada tahap pikir.

Masing-masing siswa dapat mengoreksi kembali jawaban yang telah

dituliskan pada tahap think, yaitu tahap siswa menyampaikan ide yang

diperoleh pada tahap thik kepada teman kelompoknya dengan membahas hal-

hal yang diketahui, tidak diketahuinya serta langkah-langkah penyelesaian

masalah. Pada tahap ini siswa merefleksikan, menyusun, serta menguji ide-

ide dalam berdiskusi.

c. WRITE : Siswa menuliskan hasil diskusinya secara individu dengan

menggunakan kalimat sendiri, yaitu tahap siswa menuliskan ide-ide yang

diperolehnya pada kegiatan tahap pertama dan kedua. Tulisan ini terdiri atas

langkah-langkah penyelesaian, dan solusi akhir dari masalah yang diberikan

serta memeriksa kembali jawaban yang diperoleh.

Page 17: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/7371/1/1 BAB I.docx · Web viewPada umumnya, pembelajaran matematika yang dilakukan guru kepada siswa adalah dengan tujuan siswa dapat mengerti

17

6. Respons siswa adalah pendapat dan tanggapan siswa tentang aspek-aspek

pembelajaran yang meliputi: buku siswa, Lembar Kegiatan Siswa (LKS),

suasana kelas, dan tahap-tahap strategi pembelajaran think talk write.

7. Aktivitas belajar siswa adalah kegiatan pengamatan, penyelidikan, pengalaman

yang dimiliki dan dilakukan sendiri oleh siswa yang bertujuan untuk

memperoleh pengetahuan. Aspek-aspek aktivitas belajar siswa yang meliputi:

(a) mendengarkan, (b) memandang, (c) meraba, membau dan mengecap,

(d) menulis dan mencatat, (e) membaca, (f) membuat ikhtisar atau ringkasan,

(g) mengamati tabel-tabel, diagram-diagram, dan bagan-bagan, (h) menyusun

paper atau kertas kerja, (i) mengingat, (j) berpikir, (k) latihan atau praktik.