bab i xxx

16
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan yang saat ini terjadi di negara Indonesia. Derajat kesehatan anak mencerminkan derajat kesehatan bangsa. Berdasarkan alasan tersebut, masalah kesehatan anak diprioritaskan dalam perencanaan dan penataan pembangunan bangsa (Hidayat, 2008). Dalam profil kesehatan provinsi SUMSEL 2010 dikatakan bahwa gambaran derajat kesehatan dapat dilihat dari beberapa indikator seperti mortalitas dan morbiditas. Salah satu penyebab kematian balita terbesar di Indonesia adalah penyakit diare. Menurut badan kesehatan Dunia (WHO), diare menjadi penyebab nomor satu kematian balita di seluruh Dunia. Selama lima tahun terakhir kejadian diare dan presentasi kematiannya di dunia mengalami 1

Upload: sylvia-pertiwi

Post on 21-Oct-2015

37 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I  XXX

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam

bidang kesehatan yang saat ini terjadi di negara Indonesia. Derajat kesehatan

anak mencerminkan derajat kesehatan bangsa. Berdasarkan alasan tersebut,

masalah kesehatan anak diprioritaskan dalam perencanaan dan penataan

pembangunan bangsa (Hidayat, 2008). Dalam profil kesehatan provinsi

SUMSEL 2010 dikatakan bahwa gambaran derajat kesehatan dapat dilihat

dari beberapa indikator seperti mortalitas dan morbiditas. Salah satu

penyebab kematian balita terbesar di Indonesia adalah penyakit diare.

Menurut badan kesehatan Dunia (WHO), diare menjadi penyebab

nomor satu kematian balita di seluruh Dunia. Selama lima tahun terakhir

kejadian diare dan presentasi kematiannya di dunia mengalami

peningkatan/penurunan dari tahun 2008 sampai dengan 2012, berdasarkan

penelitian WHO (2008), 15% kematian anak dibawah 5 tahun disebabkan

oleh penyakit diare.

Di Indonesia diare adalah pembunuh nomor dua setelah inpeksi

saluran napas atas ISPA. Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan

masyarakat di negara berkembang seperti di Indonesia, karena morbiditas dan

mortalitas-nya yang masih tinggi. Berdasarkan profil kesehatan Indonesia

kejadian diare pada pasien rawat inap berada di posisi pertama, pada tahun

1

Page 2: BAB I  XXX

2

2009 angka kejadian diare sebesar 143.696 kasus dan jumlah pasien yang

meninggal sebanyak 1.747, pada tahun 2010 angka kejadian diare sebesar

71.889 kasus dan jumlah pasien yang meninggal sebanyak 1.289.

Berdasarkan data DINKES provinsi SUMSEL pada tahun 2010,

penemuan penderita diare balita di kabupaten/kota dengan target SPM 70%.

capaian 15 kabupaten/kota rata-rata 3,24%, yang berarti bahwa persentase

penderita balita yang ditangani terhadap jumlah perkiraan penderita diare di

wilayah tersebut adalah 3,24%. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya

terjadi peningkatan jumlah penderita yaitu dari 67.391 penderita (capaian

SPM 2,23%) pada tahun 2008 menjadi 98.890 penderita (capaian SPM

3,24%) pada tahun 2009.

Dari data DINKES Kota Palembang persentase kejadian diare pada

tahun 2009 sebanyak 54.612 penderita, pada tahun 2010 kejadian diare

sebanyak 49.897 penderita, pada tahun 2011 sebanyak 45.593 penderita, pada

tahun 2012 kejadian diare terus meningkat pada bulan Januari angka kejadian

sebanyak 3.616 kasus dan sampai bulan Agustus angka kejadian diare

meningkat menjadi 5.049 kasus dan terjadi peningkatan pada bulan Januari

sampai ke Februari 2013 sebesar 7,3%.

Pada dasarnya penyakit diare dapat dicegah, salah satu cara yang

dapat digunakan untuk mencegah diare yaitu dengan menerapkan perilaku

hidup bersih dan sehat (PHBS) rumah tangga. Dari data yang di dapat untuk

tingkat keberhasilan program perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) rumah

tangga di Indonesia sebanyak 7.961.965 rumah tangga yang ber-PHBS dari

Page 3: BAB I  XXX

3

59.118.900 rumah tangga jika di persentasekan sebanyak 53,89%, sedangkan

untuk data keberhasilan program perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

rumah tangga Provinsi Sumatera Selatan sebanyak 409.897 rumah tangga

yang ber-PHBS dari 1.714.700 rumah tangga, jika di persentasekan sebanyak

46,49% (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2012).

Berdasarkan data Puskesmas Sukarami untuk pencapaian program perilaku

hidup bersih dan sehat (PHBS) rumah tangga sebanyak 80,3%, dari 10

indikator ada beberapa yang belum mencapai target yaitu merokok dan

perilaku mencuci tangan.

Ada beberapa manfaat yang bisa kita dapatkan jika kita melaksanakan

perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) rumah tangga yaitu : setiap rumah

tangga meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit, anak tumbuh sehat

dan cerdas, produktifitas kerja anggota keluarga meningkat dengan

meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga, maka biaya yang tadinya di

alokasikan untuk kesehatan dapat di alihkan untuk biaya investasi seperti

biaya pendidikan, pemenuhan gizi keluarga dan modal usaha untuk

peningkatan pendapatan keluarga.

Hasil penelitian Kusumawati (2010) di Desa Tegowawu Grobongan,

didapatkan 17 (36,2%) balita yang tidak mengalami diare, sedangkan yang

mengalami diare sebanyak 30 (63,8%). Hasil penelitian Supiyan (2012) di

Kelurahan Rejo Sari Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru didapatkan

24 balita yang diare, sedangkan yang balita yang tidak mengalami diare

sebanyak 73 balita.

Page 4: BAB I  XXX

4

Berdasarkan studi pendahuluan di Puskesmas Sukarami Palembang

pada tanggal 17 Mei 2013, terjadi peningkatan kejadian diare pada balita,

pada bulan Februari 28 kasus, bulan Maret 33 kasus, dan pada bulan April 36

kasus. setelah peneliti melakukan wawancara pada 5 orang tua yang datang

ke puskesmas dengan balita mengalami diare, 3 diantaranya belum

melakukan PHBS rumah tangga secara keseluruhan.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti menarik kesimpulan

bahwa kejadian diare pada setiap tingkat angka kejadianya masih tinggi oleh

karena itu, maka penulis tertarik untuk meneliti “Hubungan Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat Rumah Tangga dengan Kejadian Diare Pada Balita di

Puskesmas Sukarami Palembang Tahun 2013”.

B. Rumusan Masalah

Diare masih merupakan masalah utama pada anak balita, khususnya di

negara berkembang seperti Indonesia. Masih tingginya angka kejadian diare

dan pelaksanaan PHBS rumah tangga yang belum maksimal oleh keluarga,

berdasarkan latar belakang yang peneliti susun, maka rumusan masalah pada

penelitian ini adalah apakah ada hubungan perilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS) rumah tangga dengan kejadian diare pada balita di Puskesmas

Sukarami Palembang Tahun 2013.

Page 5: BAB I  XXX

5

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahuinya hubungan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

rumah tangga dengan kejadian diare pada balita di Puskesmas Sukarami

Palembang Tahun 2013.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya distribusi frekuensi perilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS) rumah tangga dalam memberi ASI eksklusif pada keluarga

yang datang ke puskesmas dengan membawa balita di Puskesmas

Sukarami Palembang Tahun 2013.

b. Diketahuinya distribusi frekuensi perilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS) rumah tangga dalam mencuci tangan menggunakan air

bersih dan sabun pada keluarga yang datang ke puskesmas dengan

membawa balita di Puskesmas Sukarami Palembang Tahun 2013.

c. Diketahuinya distribusi frekuensi perilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS) rumah tangga dalam menggunakan air bersih pada

keluarga yang datang ke puskesmas dengan membawa balita di

Puskesmas Sukarami Palembang Tahun 2013.

d. Diketahuinya distribusi frekuensi perilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS) rumah tangga dalam menggunakan jamban sehat pada

keluarga yang datang ke puskesmas dengan membawa balita di

Puskesmas Sukarami Palembang Tahun 2013.

Page 6: BAB I  XXX

6

e. Diketahuinya distribusi frekuensi kejadian diare pada balita,

terhadap keluarga yang datang ke puskesmas dengan membawa

balita di Puskesmas Sukarami Palembang Tahun 2013.

f. Diketahuinya hubungan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

rumah tangga dalam memberi ASI eksklusif dengan kejadian diare

pada balita terhadap keluarga yang datang ke puskesmas dengan

membawa balita di Puskesmas Sukarami Palembang Tahun 2013.

g. Diketahuinya hubungan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

rumah tangga dalam mencuci tangan menggunakan air bersih dan

sabun dengan kejadian diare pada balita terhadap keluarga yang

datang ke puskesmas dengan membawa balita di Puskesmas

Sukarami Palembang Tahun 2013.

h. Diketahuinya hubungan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

rumah tangga dalam menggunakan air bersih dengan kejadian diare

pada balita terhadap keluarga yang datang ke puskesmas dengan

membawa balita di Puskesmas Sukarami Palembang Tahun 2013.

i. Diketahuinya hubungan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

rumah tangga dalam menggunakan jamban sehat dengan kejadian

diare pada balita terhadap keluarga yang datang ke puskesmas

dengan membawa balita di Puskesmas Sukarami Palembang Tahun

2013.

Page 7: BAB I  XXX

7

D. Manfaat Peneltian

1. Bagi Puskesmas Sukarami Palembang

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi

Puskesmas Sukarami dalam upaya meningkatkan perilaku hidup bersih

dan sehat (PHBS) rumah tangga.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Memberikan informasi khususnya pengetahuan dibidang

keperawatan komunitas serta dapat digunakan sebagai referensi untuk

dapat meningkatkan kualitas pendidikan bagi mahasiswa dan mahasiswi

STIKes Perdhaki Charitas mengenai hubungan perilaku hidup bersih

dan sehat (PHBS) rumah tangga dengan kejadian diare pada balita.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini untuk menambah wawasan, pengetahuan metode

penelitian dalam keperawatan komunitas dan hubungan perilaku hidup

bersih dan sehat (PHBS) rumah tangga dengan kejadian diare pada

balita.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

informasi untuk meneliti lebih lanjut mengenai hubungan perilaku

hidup bersih dan sehat (PHBS) rumah tangga dengan kejadian diare

pada balita.

Page 8: BAB I  XXX

8

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam area masalah keperawatan komunitas

pada balita yang difokuskan untuk mengetahui hubungan perilaku hidup

bersih dan sehat dengan kejadian diare, pada keluarga yang datang ke

puskesmas dengan membawa balita ke Puskesmas Sukarami. Responden

dalam penelitian ini adalah seluruh keluarga yang datang ke puskesmas

dengan membawa balita ke Puskesmas Sukarami Palembang. Penelitian ini

dilakukan pada bulan Juni 2013. Metode yang digunakan adalah jenis

penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional.

F. Penelitian Terkait

1. Supiyan (2012) meneliti “Hubungan Penerapan Perilaku Hidup Bersih

dan Sehat (PHBS) Tatanan Rumah Tangga dengan Kejadian Diare Pada

Balita di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru

tahun 2012”. Metode penelitian ini menggunakan desain penelitian

deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Hasil penelitian

bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara Penerapan Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat Rumah Tangga dengan Kejadian Diare pada

Balita di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru.

2. Arie, K (2011) meneliti “Pengaruh PHBS Tatanan Rumah Tangga

Terhadap Diare Balita di Kelurahan Gandus Palembang”. Penelitian ini

merupakan survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Desain

metodelogi yang digunakan adalah korelasi. Populasi yaitu ibu-ibu yang

Page 9: BAB I  XXX

9

memiliki anak balita. Hasil uji statistik menjelaskan tidak adanya

hubungan yang signifikan antara pemberian ASI ekslusif dengan

kejadian diare, ada hubungan bermakna antara penggunaan air bersih

dengan kejadian diare pada balita, ada hubungan bermakna antara

penggunaan jamban dengan kejadian diare pada balita di kelurahan

gandus palembang tahun 2011.

3. Kusumawati (2011) meneliti “Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat Dengan Kejadian Diare Pada Balita Usia 1-3 Tahun Studi Kasus di

Desa Tegowawu Wetan Kecamatan Tegowawu Grobongan”. Penelitian

ini merupakan observasional dengan pendekatan cross sectional.

Populasi yaitu keluarga yang memliliki balita usia 1-3 tahun. Hasil uji

statistik ini menjelaskan dari 10 indikator PHBS ada dua indikator yang

memiliki hubungan yang signifikan dengan diare yaitu sumber air minum

dan perilaku mencuci tangan.

G. Definisi Kata Kunci

Kata kunci : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Diare dan

Balita.

1. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) rumah tangga adalah upaya

untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu

mempraktikan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam

gerakan kesehatan di masyarakat yang meliputi : persalinan ditolong oleh

tenaga kesehatan, memberi ASI eksklusif, menimbang balita setiap

Page 10: BAB I  XXX

10

bulan, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, ketersediaan air

bersih, ketersediaan jamban sehat, memberantas jentik di rumah sekali

seminggu, melakukan aktifitas fisik, makan buah dan sayur setiap hari,

dan tidak merokok di dalam rumah, (Maryunani, 2013).

2. Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal,

ditandai dengan peningkatan volume, keenceran, serta frekuesnsi lebih

dari 3 kali sehari dan pada neonatus lebih dari 4 kali sehari dengan atau

tanpa lendir darah, (Hidayat, 2008).

3. Balita adalah anak yang telah menginjak usia diatas 1 tahun atau lebih

populer dengan pengertian usia di bawah 5 tahun, (Septiari, 2012).