bab i wanasetya 1.1 sejarah singkat wanasetya · pdf filebercerita tentang bivak atau menebas...

78
Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 1 BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya Akademi Meteorologi dan Geofisika Wanasetya AMG disemangati oleh 3 (tiga) orang penikmat alam yang aktif pada SLTP masing-masing yang berjumpa dalam satu kelas, mereka bertukar cerita dan bertukar pengalaman, dan sepakat untuk membentuk satu organisasi yang menurut mereka akan memajukan dan meramaikan kegiatan ekstrakurikuler di lingkungan Akademi Meteorologi dan Geofisika yang pada saat itu minim sekali dan tidak mengakomodasi semangat. Wanasetya dimotori oleh : 1. Rachmad Billyanto (Billy) : Sekretaris Trisaptapala di SLTP 37 Jakarta. (ketua Wanasetya 2002) 2. Chandra Andrian Basri (Pincux) : Ketua Pecinta Alam (namanya lupa) di SLTP sekolahnya di Wates. (Wakil Ketua/Sekretaris Wanasetya 2002) 3. Ma'Muri (Muri) : Ketua Pecinta Alam di SLTP sekolahnya di Tegal. (Bendahara Wanasetya 2002) Niat Mendirikan organisasi pecinta alam Diwujudkan dengan membuat AD-ART Pada Semester 3 AMG-Geof 36 (tahun 2002) yang di tandatangani oleh direktur Ketarunaan (kalau tidak salah namanya) waktu itu dipimpin oleh Pak Bambang Hernowo dan Direktur AMG. Dengan ditandatangani AD-ART itulah maka lahir organisasi pecinta alam "WanaSetya" yang sah, dibawah kepengurusan Batalyon AMG, Berkas-Berkas tersebut sudah mereka serahkan pada Batalyon, pada kepengurusan waktu itu yang di komandani oleh Sigit Pramono, Mungkin pada waktu itu masa transisi kepindahan kampus dari Kwitang ke Pondok Betung jadinya AD-ART tersebut tercecer, kenapa mereka mengatakan demikian, karena pada waktu itu mereka menyerahkan lengkap berupa Nama Organisasi, Lambang, dan Contoh Slayer (nama sama Wana Setya AMG, tapi Lambangnya berbeda) tapi kami tidak mempermasalahkan hal tersebut demi kemajuan AMG. Pada saat itu keberhasilan mereka terbukti dengan : 1. Membuat AD-ART. Wanasetya lah organisasi satu-satunya pada waktu itu yang sudah memiliki AD-ART dibandingkan dengan organisasi yang lebih tua di AMG yang belum memiliki AD- ART. 2. Proses pendidikan dan seleksi anggota untuk anggota baru, ada beberapa rekan sekelas (tingkat 2) dan junior tingkat 1 (Meteo & Geo) yang bergabung tapi mereka belum dapat melaksanakan

Upload: vutuyen

Post on 02-Feb-2018

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 1

BAB I

WANASETYA

1.1 Sejarah Singkat Wanasetya Akademi Meteorologi dan Geofisika

Wanasetya AMG disemangati oleh 3 (tiga) orang penikmat alam yang aktif pada SLTP

masing-masing yang berjumpa dalam satu kelas, mereka bertukar cerita dan bertukar pengalaman, dan

sepakat untuk membentuk satu organisasi yang menurut mereka akan memajukan dan meramaikan

kegiatan ekstrakurikuler di lingkungan Akademi Meteorologi dan Geofisika yang pada saat itu minim

sekali dan tidak mengakomodasi semangat.

Wanasetya dimotori oleh :

1. Rachmad Billyanto (Billy) : Sekretaris Trisaptapala di SLTP 37 Jakarta. (ketua Wanasetya

2002)

2. Chandra Andrian Basri (Pincux) : Ketua Pecinta Alam (namanya lupa) di SLTP sekolahnya di

Wates. (Wakil Ketua/Sekretaris Wanasetya 2002)

3. Ma'Muri (Muri) : Ketua Pecinta Alam di SLTP sekolahnya di Tegal. (Bendahara Wanasetya

2002)

Niat Mendirikan organisasi pecinta alam Diwujudkan dengan membuat AD-ART Pada

Semester 3 AMG-Geof 36 (tahun 2002) yang di tandatangani oleh direktur Ketarunaan (kalau tidak

salah namanya) waktu itu dipimpin oleh Pak Bambang Hernowo dan Direktur AMG.

Dengan ditandatangani AD-ART itulah maka lahir organisasi pecinta alam "WanaSetya" yang

sah, dibawah kepengurusan Batalyon AMG, Berkas-Berkas tersebut sudah mereka serahkan pada

Batalyon, pada kepengurusan waktu itu yang di komandani oleh Sigit Pramono, Mungkin pada waktu

itu masa transisi kepindahan kampus dari Kwitang ke Pondok Betung jadinya AD-ART tersebut

tercecer, kenapa mereka mengatakan demikian, karena pada waktu itu mereka menyerahkan lengkap

berupa Nama Organisasi, Lambang, dan Contoh Slayer (nama sama Wana Setya AMG, tapi

Lambangnya berbeda) tapi kami tidak mempermasalahkan hal tersebut demi kemajuan AMG.

Pada saat itu keberhasilan mereka terbukti dengan :

1. Membuat AD-ART. Wanasetya lah organisasi satu-satunya pada waktu itu yang sudah memiliki

AD-ART dibandingkan dengan organisasi yang lebih tua di AMG yang belum memiliki AD-

ART.

2. Proses pendidikan dan seleksi anggota untuk anggota baru, ada beberapa rekan sekelas (tingkat

2) dan junior tingkat 1 (Meteo & Geo) yang bergabung tapi mereka belum dapat melaksanakan

Page 2: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 2

proses pelantikan sebagaimana mestinya yang sudah diatur oleh AD-ART yang sudah kami buat

sebelumnya.

3. Melakukan pendakian gunung Gede Pangrango yang diikuti oleh kuranglebih 20 peserta (tingkat

1,2,3) tahun 2003.

4. Bergabung atau kerjasama dengan pecinta Alam di Kwitang , Sekretariatnya di belakang gunung

Agung kwitang.

5. Melakukan Petualangan ke pulau seribu (2 kali) - dilakukan tingkat 3

6. Pendakian Gunung Lawu, Merbabu, Semeru (muri, pincux, Billy).

Wanasetya sempat tidak berjalan selama satu tahun , hingga pada tahun 2004, wanasetya

kembali hadir dan terus beregenerasi sampai sekarang

Page 3: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 3

BAB II

Teknik Penulisan Laporan Perjalanan

“Kisah penemuan Benua Amerika sampai sekarang masih bisa kita baca, bahkan

kisah itu mengilhami sebuah film berjudul Colombus. Kita juga masih mungkin merasakan

sengitnya kompetisi yang berlangsung ketika Robert Scott dan Ronald Amundensen berlomba-

lomba mencapai titik kutub selatan di Antartika…”. Kita juga bisa merasakan ganasnya alam

Afrika dari buku kisah petualangan itu mau membagi pengalaman mereka dengan menulis

laporan perjalanannya.

Dari kisah-kisah tersebut kalian bisa tahu apa manfaat dari laporan perjalanan. Pada

prinsipnya laporan perjalanan dibuat untuk menjadi dokumen sejarah. Dokumen itu dibuat

untuk tujuan bisa menjadi sumber informasi bagi orang-orang yang hendak mempelajari atau

hendak pergi ke tempat yang sama.

Membuat laporan perjalanan sesungguhnya tak jauh berbeda dengan membuat artikel

atau feature untuk majalah. Fungsinya sama, sebagai sumber informasi, hanya tujuannya yang

berbeda. Feature dibuat untuk dikonsumsi masyarakat luas. Unsur hiburan pada feature lebih

dominan, karena itu gaya penulisannya lebih bebas. Yang penting tulisan itu dibuat semenarik

mungkin. Karena itu imajinasi dan perasaan penulis dapat dengan bebas dituliskan dalam

feature. Feature bisa juga ditulis dengan ringkas, selain terbatasnya halaman di surat kabar,

juga untuk menjaga supaya pembaca tidak bosan.

Sedangkan laporan perjalanan adalah dokumen yang dipersiapkan sebagai sumber

informasi bagi orang yang berminat mempelajari atau melakukan perjalanan di daerah

tersebut. Karena itu laporan perjalanan diusahakan memuat sebanyak mungkin data-data yang

akan dibutuhkan dalam perjalanan juga tidak dibatasi panjangnya, karena itu penulisan bisa

leluasa memuat semua yang ada padanya.

Tujuan dicantumkannya materi laporan perjalanan pada diktat Wanasetya ini adalah

supaya rekan-rekan sekalian dapat membuat laporan perjalanan sebagai arsip pada Wanasetya

supaya penerus-penerus kita dapat mengetahui perjalanan para pendahulu-pendahulunya.

Page 4: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 4

2.1 Menulis Laporan Perjalanan

Karena laporan perjalanan dibuat untuk sumber informasi, tentu pembuatannya harus

sistematis, agar memudahkan orang mendapatkan informasi yang dibutuhkannya. Laporan

perjalanan akan dianggap baik jika laporan itu bisa menjadi semacam buku panduan bagi

orang yang pergi ke tempat tersebut.

Umumnya laporan perjalanan dibuat dengan gaya urutan waktu atau kronologis. Gaya

penulisan ini selain membuat pembaca bisa mengikuti perkembangan yang terjadi selama

perjalanan dari waktu ke waktu, juga memudahkan pembaca memperkirakan waktu

perjalanan. Tulisan kisah perjalanan itu secara urut dan terperinci.

Pedoman penulisan laporan perjalanan sebenarnya sederhana. Anggap saja anda

seorang awam yang hendak pergi ke suatu tempat, bagaimana mengucapkan terima kasih

atau menanyakan dengan bahasa setempat dan lain sebagainya. Jadi jangan Cuma asyik

bercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja.

Namun jangan memasukkan semua data yang kita punya dalam kisah perjalanan.

Tulisan yang sarat data, selain mengganggu alur penulisan juga menyulitkan orang

mencari informasi karena tersebar atau terselip di tengah-tengah tulisan. Pisahkan data-

data pendukung di bab lain atau di dalam lampiran (perlu diingat, anda tidak dibatasi

jumlah halaman dalam laporan perjalanan).

Walaupun laporan perjalanan merupakan sebuah dokumen, gaya penulisannya sama

dengan feature, harus menarik. Sebuah laporan perjalanan pendakian yang baik tidak

hanya dibaca para pendaki gunung, namun juga bisa menarik perhatian masyarakat

umum. Buku laporan pendakian Everest yang dibuat oleh Chris Bonington misalnya, laris

terjual hingga dicetak ulang hingga beberapa kali. Jadi, sekali lagi harus diingat bahwa

laporan perjalanan tetap harus menarik untuk dibaca.

2.2 Sisematika Penulisan Laporan Perjalanan

Menulis laporan tidak sama dengan menulis skripsi atau karya ilmiah, kita bisa

menulis dengan berbagai cara, tidak ada kaidah-kaidah baku dalam menulis laporan. Yang

penting laporan itu harus informatif memuat semua data yang perlu diketahui, sistematis

(mudah menemukan informasi yang dibutuhkan) dan menarik untuk dibaca.

Sebagai ilustrasi, perhatikan beberapa contoh Outline sebuah laporan perjalanan

Pendakian Gunung Leuseur ’85.

Page 5: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 5

a. Pendahuluan

Menceritakan tentang bagaimana gagasan pendakian itu lahir, bagaimana tim

dibentuk dan lain sebagainya.

b. Persiapan

Pada bagian ini dijelaskan tenang strategi memenuhi kebutuhan dana, pengurusan

perijinan, pencarian data, proses latihan fisik dan teknik serta persiapan lainnya.

c. Perjalanan

Menceritakan proses perjalanan itu sendiri, mulai dari awal keberangkatan dan

sampai pulang kembali dengan selamat. Mungkin bagian ini bisa dipakai lagi

menjadi beberapa bagian, misalnya perjalanan menuju base camp, pendakian,

perjalanan kembali, baik yang sesuai dengan rencana maupun berbagai

kendalayang mungkin ditemui. Sebaiknya foto-foto perjalanan yang berguna dan

menarik dalam perjalanan dimasukkan di bagian ini.

d. Lampiran-lampiran

- Daftar biaya

- Daftar perbekalan dan daftar menu

- Daftar perlengkapan

- Daftar obat-obatan

- Indeks dan check list perlengkapan pribadi

- Dan lain sebagainya

Outline di atas hanya sebgaai contoh, anda boleh berkreasi membuat sistematika yang

lain. Yang penting, seperti juga menulis feature, semakin sering anda membuat laporan

perjalanan, akan semakin sulit laporan yang anda buat.

2.3 Penulisan Laporan Perjalanan

Sesungguhnya banyak jenis-jenis feature yang berhubungan dengan karya tulis

jurnalistik. Dari sekian banyak tulisan feature itu, salah satu diantaranya adalah travel

feature atau lebih dikenal dengan laporan perjalanan.

Sesuai dengan namanya “laporan perjalanan”, maka feature jenis ini berfungsi untuk

menginformasikan hasil pengalaman kita dalam mengadakan suatu perjalanan kepada

pembaca. Hal-hal yang harus dilaporkan di dalam penulisan feature perjalanan.

1. Fakta dan data

Page 6: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 6

Ini menyangkut kebenaran dan kejujuran dari si pembuat feature itu sendiri.

Dengan niat kejujuran itu maka ia tentu akan bercerita apa adanya, hanya

melaporkan fakta dan tidak menambah atau mengurangi fakta-fakta yang harus

tercantum dalam penulisan laporan perjalanan tersebut. Diantaranya menyangkut

jarak , jumlah, ketinggian, harga, dan sebagainya.

2. Keadaan

Keadaan dari sebuah perjalanan menyangkut suasana yang ditemui saat kita

berada di lokasi perjalanan. Pengungkapan suatu lokasi itu, harus dikemas

sedemikian rupa sehingga pembaca seolah-olah ikut dan terjun langsung dalam

perjalanan kita.

3. Bercerita

Salah satu teknik yang paling baik dalam membuat suatu laporan perjalanan

adalah gaya bercerita kepada para pembaca. Dengan teknik ini, si penulis seolah-

olah berada di samping pembaca, melaporkan dan menceritakan apa yang dilihat

dan dirasakan.

4. Opini atau pandangan

Untuk melengkapi laporan perjalanan, sebaiknya fakta dan data itu boleh juga

disertai oleh pendapat pribadi setelah melihat lokasi. Pendapat itu senantiasa

tetap logis dan rasional, tidak dibuat-buat dan tidak menimbulkan pertentangan

bagi pembaca.

2.4 Mengawali sebuah Laporan Perjalanan

Sesuai dengan namanya, laporan perjalanan, maka hal-hal yang harus dicantumkan

dalam tulisan ini adalah sesuatu yang terekam selama mengadakan perjalanan.

Laporan perjalanan harus senantiasa diulis dengan gaya “hidup”, artinya tulisan itu

tidak membosankan. Umumnya untuk mengawali tulisan atau laporan perjalanan, sering

digunakan “lead bercerita”. Seperti dikemukakan sebelumnya, bahwa lead ini berusaha

menarik pembaca dan “membenamkannya” dalam cerita yang tengah kita kisahkan

kepada pembaca itu sendiri.

Salah satu cara agar laporan perjalanan kita sudah memikat sejak awal tulisan,

cobalah pembaca dirangsang oleh suatu letupan-letupan tertentu dalam setiap akhir alinea

Page 7: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 7

dalam tulisan kita. Dengan letupan di akhir alinea itu, pembaca semakin penasaran untuk

terus mengikuti kisah yang tengah kita garap.

Untuk lebih memahami bentuk nyata dari laporan perjalanan, di bawah ini akan

disampaikan sebuah contoh laporan perjalanan.

Awali lead pembuka dengan tulisan seperti ini:

“Sinar mentari pagi berwarna kuning menerpa pepohonan di kaki bukit. Kilaunya

keindahan tersendiri saat semilir angin kecil mengalun di antara pepohona itu…”.

Sampai pada kalimat ini, pembaca sudah diajak untuk berjalan ke suatu tempat yang

terbayang dalam tulisan sebagai tempat yang damai dan sejuk bahkan sangat

mengasyikkan bila kita berada di tempat itu. Kalimat berikut masih bercerita tentang

keindahan alam di tempat itu:

“Kala siang datang menjelang, bukit yang tadinya terdiam tanpa seorangpun datang

memandang, tiba-tiba berubah menjadi lautan manusia…”.

Di sini kita sudah mulai akan bercerita tentang kondisi yang lain, dimana

pemandangan yang indah itu juga disaksikan sejumlah orang yang datang. Pada kalimat

ini, terlihat gaya bahwa “personifikasi” mengumpamakan benda mati seolah menjadi

benda hidup. Dan di sinilah letak daya tarik sebiuah laporan perjalanan. Dengan

perumpamaan terhadap benda-benda mati itu, kita jaring minat pembaca untuk terus

melanjutkan membaca kisah kita.

Salah satu hal yang perlu diingat, bahwa dalam mengumpamakan benda mati itu

seolah-olah hidup, kita harus tetap rasional dan tidak berlebihan. Sebab bila kadarnya

melebihi kapasitas yang sebenarnya (tidak sesuai dengan kenyataan), tentu pembaca

merasa “bosan” dan tidak betah lagi mengikuti kisah kita sampai selesai.

Walaupun sebuah laporan perjalanan lebih menitikberatkan pada upaya

penggambaran lokasi yang kita datangi, namun di balik itu laporan perjalanan masih tetap

memiliki misi tertentu. Dan misi yang dikandung dalam sebuah laporan perjalanan

sepenuhnya berada pada tangan penulis.

Bisa saja misinya untuk mengajak pembaca mau berkunjung ke tempat dimana kita

laporkan atau juga ada misi untuk memberitahukan sesuatu kepada pembaca. Semuanya

akan ditentukan oleh minat si penulis laporan perjalanan.

2.5 Cara Menulis Laporan Perjalanan

Page 8: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 8

Bila sebelumnyya telah diuraikan tentang cara mengawali sebuah laporan perjalanan,

yakni dengan menggunakan “lead bercerita”, maka kali ini akan kita coba bagaimana

cara menguraikannya.

Dari sekian banyak hal yang ditemui saat kita melaksanakan perjalanan ke suatu

tempat, tentu tidak mungkin untuk menulis semuanya menjadi kumpulan fakta dan data

menjadi satu.

Salah satu cara mengungkapkan laporan perjalanan adalah denga cara menyeleksi

informasi apa, data yang mana dan fakta yang bagaimana yang semestinya kita

ungkapkan dalam laporan perjalanan. Ada beberapa teknik dalam penulisan laporan

perjalanan, yakni dengan menggunakan urutan kronologis. Urutan kronologis dalam

sebuah laporan perjalanan terbagi dua:

1. Urutan kronologis berdasarkan waktu

Kita menulis laporan perjalanan secara berturut berdasarkan waktunya. Bisa

berurutan berdasarkan jamnya, harinya, atau bulannya. Tergantung pada

pemilihan tema menarik yang terjadi dalam perjalanan. Bila tema itu terjadi

setiap jam maka kita menulis berdasarkan kronologis waktu harian tersebut.

2. Urutan kronologis berdasarkan peristiwa

Kita menulis laporan perjalanan, dengan mengabaikan waktunya, tetapi kita

lebih menitikberatkan pada peristiwa yang terjadi saat kia melakukan perjalanan.

Peristiwa yang terjadi kita kategorikan berdasarkan urutan pentingnya. Dari

mulai hal-hal yang sangat penting, sampai ke hal-hal yang kurang penting.

Peristiwa yang dilaporkan itu kita seleksi mana kira-kira yang bakal menarik di

mata pembaca.

Di samping kita bisa menulis laporan perjalanan berdasarkan pada urutan

kronologis (baik berdasarkan waktu maupun peristiwa), kita juga bisa menulis

laporan perjalanan dengan cara urutan tema tulisan. Dari hal-hal yang umum ke

hal-hal yang khusus. Bisa saja kita mengawali laporan perjalanan dengan menulis

hal-hal yang umum terjadi, kemudian mengiring pembaca ke hal-hal yang lebih

khusus dalam perjalanan itu. Bisa juga sebaliknya, dari hal-hal yang khusus dulu

kemudian dibawa ke hal-hal yang lebih umum.

Namun yang lebih popular atau biasa digunakan oleh para penulis yang

sudah professional dalam menulis laporan perjalanan, biasanya mereka tidak

memilah-milah mana peristiwa khusus dan mana peristiwa umum. Semua

Page 9: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 9

kejadian yang terkandung di dalam perjalan dinilainya sama, tidak ada khusus

tidak ada umum. Inilah yang disebut system “merata” atau “blok”. Dengan cara

seperti ini pembaca akan lebih memungkinkan untuk mengikuti laporan

perjalanan kita sampai selesai.

BAB III

Search and Rescue (SAR)

3.1 Search and Rescue (SAR)

SAR adalah suau pekerjaan dari personil yang terlatih dan penggunaan fasilitas yang

dapat digunakan untuk mendorong dengan cara yang seefektif dan seefisien mungkin

terhadap jiwa manusia atau sesuatu yang berharga yang ada dalam keadaan

mengkhawatirkan atau hilang.

BASARNAS memiliki tugas pokok membina dan mengkoordinasikan semua usaha

dan kegiatan pencarian, pemberian pertolongan dan penyelamatan sesuai dengan

peraturan SAR nasional dan internasional terhadap orang dan material yang hilang atau

menghadapi bahaya dalam penerbangan dan pelayaran serta bencana alam.

Kantor Koordinasi Rescue (KKR), tugasnya menyelenggarakan suatu koordinasi

rescue guna mengkoordinir semua unsur SAR dan fasilitas SAR untuk kegiaan di wilayah

tanggungjawabnya. Sub koordinasi rescue mempunyai tugas sebagai pelaksana SAR yang

Page 10: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 10

mengkoordinir dan mengerahkan semua fasilitas, sarana, dan personil di wilayah

tanggungjawabnya. Tingkat keadaan darurat diantaranya yaitu:

1. Insefra (fase tidak menentu/meragukan), yaitu keadaan emergency yang

ditunjukkan atau ditandai dengan adanya keraguan mengenai keselamatan,

misalnya kehilangan komunikasi.

2. Alerfa (fase mengkhawairkan/siaga), yaitu keadaan emergency yang ditunjukkan

atau ditandai dengan adanya kekhawatiran, kecemasan mengenai keselamatan

orang karena adanya informasi yang jelas, mereka menghadapi kesulitan yang

serius.

3. Detresfa (fase darurat/bahaya), yaitu sesuai keadaan emergency yang ditunjukkan

bila bantuan yang cepat sudah dibutuhkan oleh pihak yang terkena musibah.

3.2 Tahapan Operasi SAR

1. Awareness Stage (tahapan kekhawatiran), ialah penerimaan informasi keadaan

darurat dari seseorang atau organisasi.

2. Initial Action Stage (tahap kesiagaan), ialah menyiagakan fasilitas SAR dan

mendapatkan informasi yang lebih jelas.

a. Mengevaluasi dan mengklasifikasikan informasi yang didapat.

b. Menyiapkan fasilitas SAR.

c. Pencarian awal dengan komunikasi (Pleminiary Communication Check).

d. Perluasan pencarian dengan komunikasi (Extendid Communication Excom).

e. Pada kasus yang gawat, dilaksanakan aksi secepatnya.

3. Planning Stage (tahap perencanaan), ialah tahap perencanaan pencarian yang efektif.

a. Penunjukkan SMC (SAR Mission Coordinator).

b. Perencanaan pencarian, dimana sepatutnya dilaksanakan.

c. Menentukan posisi yang paling mungkin dari korban yang dalam keadaan darurat

(Most Possible Possition/ MPP).

d. Luas dari search area.

e. Tipe/pola pencarian.

f. Perencanaan pencarian yang dapat dipakai.

g. Memilih metode pertolongan yang terbaik.

4. Operation Stage

a. Fasilitas SAR bergerak ke lokasi.

b. Melakukan pencarian.

Page 11: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 11

c. Menolong, menyelamatkan korban.

d. Member perawatan gawat darurat pada korban yang membutuhkan pertolongan.

e. Memberikan breafing pada pasukan pelaksana.

5. Mission Conclution Stage

a. Mengembalikan pasukan ke pangkalan.

b. Menyiagakan kembali tim SAR untuk menghadapi musibah selanjutnya yang

sewaktu-waktu dapat terjadi.

c. Membuat dokumentasi misi SAR itu.

d. Mengembalikan SAR unit ke instansi masing-masing.

3.3 Komponen SAR

1. Organisasi

a. SC (SAR Coordinator), pejabat yang mampu memberikan dukungan pada KKR/

SKR dalam menggerakkan unsur-unsur organisasi SAR karena jabatan dan

wewenang yang dimilikinya.

b. SMP (SAR Mission Coordinator), ditunjuk kepala BASARNAS/ KKR/ SKR

karena memiliki kualifikasi yang ditentukan atau melalui pendidikan sebagai

seorang SMC yang diakui. SMC ini yang akan mengkoordinasikan dan

mengendalikan operasi SAR dari awal hingga akhir. Tugas dan tanggungjawab

SMC:

- Mendapatkan informasi musibah.

- Informasi mengenai keadaan cuaca.

- Menentukan daerah pencarian.

- Membagi daerah pencarian.

- Mengevaluasi setiap perkembangan.

- Melaporkan kegiaan operasi pada BASARNAS.

c. OSC (on Scene Commander), ialah seorang pejabat yang ditunjuk oleh MSC

untuk mengendalikan unsur-unsur SAR di lapangan.

d. SRU (Search and Rescue Unit), adalah unsur SAR yang dioperasikan pada

kegiatan SAR, dan mengikuti tahapan penyelenggaraan operasi. SRU ini bisa

dari berbagai instansi atau organisasi yang diperlukan.

2. Fasilitas

Page 12: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 12

Yang dimaksud dengan fasilitas SAR adalah pendukung dari seluruh

penyelenggara operasi SAR, dapat berupa fasilitas milik pemerintah, swasta,

perusahaan, kelompok masyarakat, maupun perorangan yang digunakan pada operasi

SAR.

3. Komunikasi

Komunikasi akan berperan sebagai:

a. Pemberi kabar mengenai keadaan emergency.

b. Pemberi respond an melanjutkan informasi ke berbagai pihak yang terkait di

dalam operasi SAR.

c. Sebagai pengendali suatu operasi.

4. Pelayanan Darurat Medik

Memberikan perawatan gawat darurat semampu mungkin kepada korban yang

cedera agar korban dapat bertahan hidup dalam usaha pertolongan.

5. Dokumentasi

Memberikan semua data dan analisa dari informasi yang berhubungan dengan

misi SAR, termasuk semua data yang diterima pada tahap kekhawatiran hingga tahap

konklusi misi, khususnya dimasukkan ke dalam catatan baik yang tertulis maupun

tidak tertulis.

3.4 Explorer Search and Rescue (ESAR)

Walaupun perencanaan pencarian yang spesifik dan bervariasi, akan tetapi itu semua

tergantung pada situasinya. Strategi yang dikembangkan akan dapat diterapkan pada

situasi alam bebas :

1. Prelinentary Mode. Yaitu mengumpulkan informasi awal mulai saat tim pencari

diminta bantuan tanaganya hingga kedatangan di lokasi.

2. Confinement Mode, yaitu memantapkan garis batas untuk mengurung orang yang

hilang agar berada dalam area pencarian (search area).

3. Defection Mode, yaitu pemeriksaan tempat yang dicurigai bila dirasa perlu dan

pencarian dengan cara menyapu (swip search), diperhitungkan untuk menemukan

orng yang hilang atau barang yang tercecer.

4. Tracking Mode, yaitu mengikuti jejak atau barang tercecer yang ditinggalkan

oleh orang yang hilang.

Page 13: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 13

5. Evacuation Mode, yaitu member perawatan pada korban dan membawanya

dengan tandu bila dibutuhkan.

Dari kelima metode tersebut, anggota Explorer Search and Rescue (ESAR)

tim umumnya akan banyak terlibat pada confinement, defection, dan evacuation

dan sasaran dari confinement search adalah menjebak orang yang hilang dalam

suatu area yang kita ketahui batasan-batasannya, yaitu:

1. Area tersebut dapat disapu (dilakukan pencarian).

2. Orang yang hilang itu akan bergerak keluar dari area dan terperangkap

oleh tim pencari.

3.5 Metode

1. Trail Block

Yaitu tim kecil yang dikirim untuk memblokir jalan setapak yang masuk wilayah

search area. Mereka mencatat nama-nama dari setiap orang yang meninggalkan

search area dan member tahu yang akan masuk search area tentang orang yang

hilang.

2. Road Block

Dasarnya sama dengan trail block terkadang tenaga sukarela juga diminta untuk

berfungsi disini, sebagaimana juga tim mencari di jalan-jalan tanah yang buruk.

3. Look Out

Sering ada pada tempat-tempat disekitar batas search area yang memberikan

pandangan yang luas ke dalam lembah-lembah sebelahnya, sungai, dan lain

sebagainya. Di tempat lain mungkin terdapat sebentuk cerobong-cerobong alam

(Tunel) yang menyebabkan orang yang hilang memilih jalan tersebut. Beberapa

bentuk peralatan seperti asap, bunyi-bunyian, lampu atau bendera dapat digunakan

untuk menarik perhatian orang yang hilang.

4. Camp in

Sebuah camp dapat pula berbentuk out look, atau pos pengaman, trail block, radio

relay, atau situasi lain, dimana satu tim kecil menempati lokasi tertentu.

5. Track Traps

Semacam camp in yang tidak ditempatkan personil disana, akan tetapi sewaktu-

waktu dapat berguna.

6. String Line

Page 14: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 14

Look out atau camp in akan menjadi sangat efektif pada daerah terbuka, dimana

luas pandangan baik dalam daerah berpohon dan bersemak lebat. Bentangan tali yang

bertanda dapat lebih sempurna untuk kepentingan dan penggunaan yang sama. Dan

string line biasanya digunakan untuk confinement.

3.6 Detection

Metode defection telah dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu:

1. Tipe I Search

Pemeriksaan tidak resmi yang sudah dilakukan terhadap area yang dianggap

paling memungkinkan untuk melakukan pencarian darurat (terburu-buru).

Sasarannya adalah :

a. Suatu pemeriksaan segera atas area spesifik yang sangat memungkinkan.

b. Memperoleh informasi tentang search area.

Biasanya digunakan :

a. Pada saat awal operasi.

b. Setiap saat untuk memeriksa area yang tidak diyakini tersapu atau

melakukan pemeriksaan ulang tempat-tempat yang sangat memngkinkan.

2. Tipe II Search

Kriterianya adalah efisien, pemeriksaan yang cepat dan sistematik atas area

yang luas dengan metode penyapuan akan mendapatkan hasil akhir yang tertinggi

dari setiap pencari per jamnya (open grid). Sasarannya adalah pencarian yang

cepat atas area yang luas. Biasanya digunakan pada:

a. Tahap awal operasi pencarian bila jangka waktu orang yang hilang untuk

berahan hidup sangat pendek.

b. Waktu situasi dimana search area, tidak ada area-area khusus yang bisa

diidentifikasi, dan apabila kekurangan tenaga untuk bisa meliputi

keseluruhan area.

3. Tipe III Search

Kriterianya adalah kecermaan, pencarian dengan sistematik yang ketat, area

yang lebih kecil menggunakan metode penyapuan yang lebih cermat (Code grid).

Sasarannya adalah pencarian yang cermat atas area yang spesifik. Metode ini

biasa digunakan:

Page 15: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 15

a. Bila metode tipe II telah dicoba akan tetapi probable of Direction (POD)

ternyata lebih rendah dari yang diinginkan POD, yaitu: besarnya

kemungkinan ditemukannya objek bila ia berada di search area.

b. Bila search area terbatas dan tenaga pencari yang tersedia tercukupi.

c. Pencarian yang memberikan bukti-bukti yang sangat pasti.

BAB IV

Gunung Rimba

Page 16: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 16

4.1 Mountaineering

4.1.1 Pendahuluan

Aktivitas mendaki gunung akhir-akhir ini nampaknya bukan lagi merupakan suatu

kegiatan yang langka, artinya tidak lagi hanya dilakukan oleh orang tertentu (yang

menamakan diri sebagai kelompok Pencinta Alam, Penjelajah Alam dan semacamnya).

Melainkan telah dilakukan oleh orang-orang dari kalangan umum. Namun demikian

bukanlah berarti kita bisa menganggap bahwa segala sesuatu yang berkaitan dengan

aktivitas mendaki gunung, menjadi bidang ketrampilan yang mudah dan tidak memiliki

dasar pengetahuan teoritis. Didalam pendakian suatu gunung banyak hal-hal yang harus kita

ketahui (sebagai seorang pencinta alam) yang berupa : aturan-aturan pendakian,

perlengkapan pendakian, persiapan, cara-cara yang baik, untuk mendaki gunung dan lain-

lain. Segalanya inilah yang tercakup dalam bidang Mountaineering. Mendaki gunung dalam

pengertian Mountaineering terdiri dari tiga tahap kegiatan, yaitu :

1. Berjalan (Hill Walking)

Secara khusus kegiatan ini disebut mendaki gunung. Hill Walking adalah kegiatan

yang paling banyak dilakukan di Indonesia. Kebanyakan gunung di Indonesia memang

hanya memungkinkan berkembangnya tahap ini. Disini aspek yang lebih menonjol

adalah daya tarik dari alam yang dijelajahi (nature interested)

2. Memanjat (Rock Climbing)

Walaupun kegiatan ini terpaksa harus memisahkan diri dari Mountaineering, namun

ia tetap merupakan cabang darinya. Perkembangan yang pesat telah melahirkan banyak

metode-metode pemanjatan tebing yang ternyata perlu untuk diperdalam secara khusus.

Namun prinsipnya dengan tiga titik berat dan kaki yang berhenti, tangan hanya memberi

pertolongan.

3. Mendaki gunung es (Ice & Snow Climbing)

Kedua jenis kegiatan ini dapat dipisahkan satu sama lain. Ice Climbing adalah cara-

cara pendakian tebing/gunung es, sedangkan Snow Climbing adalah teknik-teknik

pendakian tebing gunung salju. Dalam ketiga macam kegiatan di atas tentu didalamnya

Page 17: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 17

telah mencakup : Mountcamping, Mount Resque, Navigasi medan dan peta, PPPK

pegunungan, teknik – teknik Rock Climbing dan lain-lain.

4.1.2 Persiapan Mendaki Gunung

1. Pengenalan Medan

Untuk menguasai medan dan memperhitungkan bahaya obyek seorang pendaki harus

menguasai menguasai pengetahuan medan, yaitu membaca peta, menggunakan kompas

serta altimeter. Mengetahui perubahan cuaca atau iklim. Cara lain untuk mengetahui

medan yang akan dihadapi adalah dengan bertanya dengan orang-orang yang pernah

mendaki gunung tersebut. Tetapi cara yang terbaik adalah mengikut sertakan orang yang

pernah mendaki gunung tersebut bersama kita.

2. Persiapan Fisik

Persiapan fisik bagi pendaki gunung terutama mencakup tenaga aerobic dan

kelenturan otot. Kesegaran jasmani akan mempengaruhi transport oksigen melelui

peredaran darah ke otot-otot badan, dan ini penting karena semakin tinggi suatu daerah

semakin rendah kadar oksigennya.

3. Persiapan Tim

Menentukan anggota tim dan membagi tugas serta mengelompokkannya dan

merencanakan semua yang berkaitan dengan pendakian.

4. Perbekalan dan Peralatan

Persiapan perlengkapan merupakan awal pendakian gunung itu sendiri. Perlengkapan

mendaki gunung umumnya mahal, tetapi ini wajar karena ini merupakan pelindung

keselamatan pendaki itu sendiri. Gunung merupakan lingkungan yang asing bagi organ

tubuh kita yang terbiasa hidup di daerah yang lebih rendah. Karena itu diperlukan

perlengkapan yang memadai agar pendaki mampu menyesuaikan di ketinggian yang baru

itu. Seperti sepatu, ransel, pakaian, tenda, perlengkapan tidur, perlengkapan masak,

makanan, obat-obatan dan lain-lain.

Page 18: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 18

4.1.3 Bahaya di Gunung

Dalam olahraga mendaki gunung ada dua faktor yang mempengaruhi berhasil

tidaknya suatu pendakian.

1. Faktor Internal

Yaitu faktor yang datang dari si pendaki sendiri. Apabila faktor ini tidak

dipersiapkan dengan baik akan mendatangkan bahaya subyek yaitu karena persiapan

yang kurang baik, baik persiapan fisik, perlengkapan, pengetahuan, ketrampilan dan

mental.

2. Faktor Eksternal

Yaitu faktor yang datang dari luar si pendaki. Bahaya ini datang dari obyek

pendakiannya (gunung), sehingga secara teknik disebut bahaya obyek. Bahaya ini dapat

berupa badai, hujan, udara dingin, longsoran hutan lebat dan lain-lain. Kecelakaan yang

terjadi di gunung-gunung Indonesia umumnya disebabkan faktor intern. Rasa

keingintahuan dan rasa suka yang berlebihan dan dorongan hati untuk pegang peranan,

penyakit, ingin dihormati oleh semua orang serta keterbatasan keterbatasan pada diri kita

sendiri.

4.1.4 Langkah-langkah dan Prosedur Pendakian

Umumnya langkah-langkah yang biasa dilakukan oleh kelompok-kelompok pencinta

alam dalam suatu kegiatan pendakian gunung meliputi tiga langkah, yaitu :

1. Persiapan

Yang dimaksud persiapan pendakian gunung adalah :

• Menentukan pengurus panitia pendakian, yang akan bekerja mengurus : Perijinan

pendakian, perhitungan anggaran biaya, penentuan jadwal pendakian, persiapan

perlengkapan/transportasi dan segala macam urusan lainnya yang berkaitan

dengan pendakian.

• Persiapan fisik dan mental anggota pendaki, ini biasanya dilakukan dengan

berolahraga secara rutin untuk mengoptimalkan kondisi fisik serta

Page 19: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 19

memeksimalkan ketahanan nafas. Persiapan mental dapat dilakukan dengan

mencari/mempelajari kemungkinan-kemungkinan yang tak terduga timbul dalam

pendakian beserta cara-cara pencegahan/pemecahannya.

2. Pelaksanaan

Bila ingin mendaki gunung yang belum pernah didaki sebelumnya disarankan

membawa guide/penunjuk jalan atau paling tidak seseorang yang telah pernah mendaki

gunung tersebut, atau bisa juga dilakukan dengan pengetahuan membaca jalur

pendakian. Untuk memudahkan koordinasi, semua peserta pendakian dibagi menjadi tiga

kelompok, yaitu :

-Kelompok pelopor

-Kelompok inti

-Kelompok penyapu

Masing-masing kelompok, ditunjuk penanggungjawabnya oleh komandan lapangan

(penanggungjawab koordinasi). Daftarkan kelompok anda pada buku pendakian yang

tersedia di setiap base camp pendakian, biasanya menghubungi anggota SAR atau juru

kunci gunung tersebut. Didalam perjalanan posisi kelompok diusahakan tetap yaitu :

Pelopor di depan (disertai guide), kelompok initi di tengah, dan team penyapu di

belakang. Jangan sesekali merasa segan untuk menegur peserta yang melanggar

peraturan ini. Demikian juga saat penurunan, posisi semula diusahakan tetap. Setelah

tiba di puncak dan di base camp jangan lupa mengecek jumlah peserta, siapa tahu ada

yang tertinggal.

3. Evaluasi

Biasakanlah melakukan evaluasi dari setiap kegiatan yang anda lakukan, karena

dengan evaluasi kita akan tahu kekurangan dan kelemahan yang kita lakukan. Ini menuju

perbaikan dan kebaikan (vivat et floreat).

4.1.5 Fisiologi Tubuh di Pegunungan

Page 20: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 20

Mendaki gunung adalah perjuangan, perjuangan manusia melawan ketinggian dan

segala konsekuensinya. Dengan berubahnya ketinggian tempat, maka kondisi lingkungan

pun jelas akan berubah. Anasir lingkungan yang perubahannya tampak jelas bila dikaitkan

dengan ketinggian adalah suhu dan kandungan oksigen udara. Semakin bertambah

ketinggian maka suhu akan semakin turun dan kandungan oksigen udara juga

semakin berkurang. Fenomena alam seperti ini beserta konsekuensinya terhadap

keselamatan jiwa kita, itulah yang teramat penting kita ketahui dalam mempelajari proses

fisiologi tubuh di daerah ketinggian. Banyak kecelakaan terjadi di pegunungan akibat

kurang pengetahuan, hampa pengalaman dan kurang lengkapnya sarana penyelamat.

1. Konsekuensi Penurunan Suhu

Manusia termasuk organisme berdarah panas (poikiloterm), dengan demikian

manusia memiliki suatu mekanisme thermoreguler untuk mempertahankan kondisi suhu

tubuh terhadap perubahan suhu lingkungannya. Namun suhu yang terlalu ekstrim dapat

membahayakan. Jika tubuh berada dalam kondisi suhu yang rendah, maka tubuh akan

terangsang untuk meningkatkan metabolisme untuk mempertahankan suhu tubuh internal

(mis : dengan menggigil). Untuk mengimbangi peningkatan metabolisme kita perlu

banyak makan, karena makanan yang kita makan itulah yang menjadi sumber energi dan

tenaga yang dihasilkan lewat oksidasi.

2. Konsekuensi Penurunan Jumlah Oksigen

Oksigen bagi tubuh organisme aerob adalah menjadi suatu konsumsi vital untuk

menjamin kelangsungan proses-proses biokimia dalam tubuh, konsumsi dalam tubuh

biasanya sangat erat hubungannya dengan jumlah sel darah merah dari konsentrasi

haemoglobin dalam darah. Semakin tinggi jumlah darah merah dan konsentrasi

Haemoglobin, maka kapasitas oksigen respirasi akan meningkat. Oleh karena itu untuk

mengatasi kekurangan oksigen di ketinggian, kita perlu mengadakan latihan aerobic,

karena disamping memperlancar peredaran darah, latihan ini juga merangsang memacu

sintesis sel-sel darah merah.

3. Kesegaran Jasmani

Page 21: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 21

Kesegaran jasmani adalah syarat utama dalam pendakian. Komponen terpenting

yangditinjau dari sudut faal olahraga adalah system kardiovaskulare dan neuromusculare.

Seorang pendaki gunung pada ketinggian tertentu akan mengalami hal-hal yang

kurang enak, yang disebabkan oleh hipoksea (kekurangan oksigen), ini disebut penyakit

gunung (mountain sickness). Kapasitas kerja fisik akan menurun secara menyolok pada

ketinggian 2000 meter, sementara kapasitas kerja aerobic akan menurun (dengan

membawa beban 15 Kg) dan juga derajat aklimasi tubuh akan lambat. Mountain sickness

ditandai dengan timbulnya gejala-gejala :

• Merasakan sakit kepala atau pusing-pusing

• Sukar atau tidak dapat tidur

• Kehilangan control emosi atau lekas marah

• Bernafas agak berat/susah

• Sering terjadi penyimpangan interpretasi/keinginannya aneh-aneh, bersikap

semaunya dan bisa mengarah kepenyimpangan mental.

• Biasanya terasa mual bahkan kadang-kadang sampai muntah, bila ini terjadi maka

orang ini harus segera ditolong dengan memberi makanan/minuman untuk mencegah

kekosongan perut.

• Gejala-gejala ini biasanya akan lebih parah di pagi hari, dan akan mencapai

puncaknya pada hari kedua.

Apabila diantara peserta pendakian mengalami gejala ini, maka perlu secara dini

ditangani/diberi obat penenang atau dicegah untuk naik lebih tinggi. Bilamana sudah

terlanjur parah dengan emosi dan kelakuan yang aneh-aneh serta tidak peduli lagi nasehat

(keras kepala), maka jalan terbaik adalah membuatnya pingsan. Pada ketinggian lebih dari

3000 m.dpl, hipoksea cerebral dapat menyebabkan kemampuan untuk mengambil

keputusan dan penalarannya menurun. Dapat pula timbul rasa percaya diri yang keliru,

pengurangan ketajaman penglihtan dan gangguan pada koordinasi gerak lengan dan kaki.

Pada ketinggian 5000 m, hipoksea semakin nyata dan pada ketinggian 6000 m

kesadarannya dapat hilang sama sekali.

Page 22: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 22

4. Program Aerobik

Program/latihan ini merupakan dasar yang perlu mendapatkan kapasitas fisik yang

maksimum pada daerah ketinggian. Kapasitas kerja fisik seseorang berkaitan dengan

kelancaran transportasi oksigen dalam tubuh selain respirasi. Kebiasaan melakukan

latihan aerobic secara teratur, dapat menambah kelancaran peredaran darah dalam tubuh,

memperbanyak jumlah pembuluh darah yang memasuki jaringan, memperbanyak sintesis

darah merah, menambah kandungan jumlah hemoglobin darah dan juga menjaga

optimalisasi kerja jantung. Dengan terpenuhinya hal-hal tersebut di atas, maka mekanisme

pengiriman oksigen melalui pembuluh darah ke sel sel yang membutuhkan lebih terjamin.

Untuk persiapan/latihan aerobic ini biasanya harus diintensifkan selama dua bulan

sebelumnya. Latihan yang teratur ternyata juga dapat meningkatkan kekuatan

(endurance) dan kelenturan (fleksibility) otot, peningkatan kepercayaan diri

(mental), keteguhan hati serta kemauan yang keras. Didalam latihan diusahakan denyut

nadi mencapai 80% dari denyut nadi maksimal, biasanya baru tercapai setelah lari selama

20 menit. Seorang yang dapat dikatakan tinggi kesegaran aerobiknya apabila ia dapat

menggunakan minimal oksigen per menit per Kg berat badan. Yang tentunya disesuaikan

dengan usia latihan kekuatan juga digunakan untuk menjaga daya tahan yang maksimal,

dan gerakan yang luwes. Ini biasanya dengan latihan beban, Untuk baiknya dilakukan

aerobic 25-50 menit setiap harinya.

4.2 Navigasi Darat

4.2.1 Pendahuluan

Navigasi adalah suatu teknik untuk menentukan kedudukan dan arah lintasan perjalanan

secara tepat, atau navigasi adalah suatu kegiatan mengontrol arah perjalanan baik di peta

maupun di medan sebenarnya dengan tepat hingga sampai ke tujuan. Dalam arti yang lebih

sempit, navigasi telah dikenal oleh bangsa-bangsa Aztec, Babylonia dan Bangsa Eskimo tua

sejak 4500 tahun yang lalu.

Pada awalnya, istilah navigasi dipakai dalam pelayaran maupun penerbangan, namun

dewasa ini telah umum dipakai dalam pengembaraan di gunung, rimba, sungai dan

sebagainya. Orang yang bertanggung jawab dalam hal navigasi biasa disebut navigator.

Page 23: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 23

Untuk dapat melakukan perjalanan di alam bebas kita hanya dibantu oleh peta, kompas

dan kemampuan berorientasi yaitu usaha memperkirakan / menentukan tempat kedudukan

setepat mungkin dengan cara mengamati, mempelajari, mengenali keadaan sekitar selama

perjalanan dilakukan.

Menyadari betapa pentingnya ketiga hal diatas, maka timbul pepatah : “peta dan kompas

serta kemampuan untuk menggunakannya merupakan tiket ke tempat manapun di alam

bebas”.

4.2.2 PETA

Peta adalah gambaran sebagian atau keseluruhan permukaan bumi yang diproyeksikan

ke dalam bidang datar dengan metode dan perbandingan tertentu.

Di Indonesia, peta yang lazim digunakan adalah peta keluaran Direktorat Geologi

Bandung, lalu peta dari Jawatan Topologi, yang sering disebut sebagai peta AMS (American

Map Service) dibuat oleh Amerika dan rata-rata dikeluarkan pada tahun 1960. Peta AMS

biasanya berskala 1 : 50.000 dengan interval kontur (jarak antar kontur) 25 m. Selain itu ada

peta keluaran Bakosurtanal (Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional) yang lebih

baru, dengan skala 1 : 50.000 atau 1 : 25.000 (dengan interval kontur 12,5 m). Peta keluaran

Bakosurtanal biasanya berwarna.

Peta berdasarkan isinya dibagi menjadi :

1. Peta Umum; yaitu peta yang memuat kenampakan-kenampakan umum, baik

kenampakan fisis maupun kenampakan sosial ekonomi. Peta jenis ini meliputi :

a. Peta Topografi; yaitu peta yang berskala besar dan memuat keterangan yang umum.

b. Peta Chorografi; yaitu peta yang berskala sedang yang menggambarkan daerah yang

luas, negara atau benua.

c. Peta Dunia; peta yang digambarkan dengan skala kecil dan meliputi seluruh dunia.

2. Peta Khusus / Thematik; yaitu peta yang menggambarkan kenampakan-kenampakan

yang khusus. Peta ini meliputi antara lain : peta militer, peta bintang, peta triangulasi,

peta pariwisata, dll.

Peta berdasarkan skalanya digolongkan menjadi :

a. Peta Kadaster

1 : 100 sampai 1 : 5.000

b. Peta berskala besar

Page 24: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 24

1 : 5.000 sampai 1 : 250.000

c. Peta berskala sedang

1 : 250.000 sampai 1 : 500.000

d. Peta berskala kecil

1 : 500.000 sampai 1 : 1.000.000

e. Peta Geografi

1 : 1.000.000 ke atas

Bagian-bagian Peta :

1. Judul; menyatakan lokasi yang ditunjukkan oleh peta yang bersangkutan, biasanya

terdapat diatas.

2. Penerbit; menyatakan badan/lembaga yang menerbitkan/mengeluarkan peta.

3. Nomor; sebagai nomor registrasi dari badan pembuat peta, juga berguna sebagai

petunjuk bila kita memerlukan peta daerah lain di sekitar daerah yang terpetakan.

4. Tahun; menyatakan waktu pembuatan peta, semakin baru tahun pembuatannya, maka

data yang disajikan akan semakin akurat.

5. Legenda; yaitu keterangan singkat mengenai simbol/tanda yang tercantum dalam

sebuah peta, dibuat untuk memudahkan pembaca menganalisa peta.

6. Skala/Kedar; yaitu perbandingan jarak antara dua titik tertentu pada peta dengan jarak

sebenarnya di lapangan.

Untuk menyatakan skala peta ada 3 cara yaitu :

a. skala angka/fraksi

1 : 50.000

b. skala verbal/perkataan

“satu sentimeter dibanding lima puluh ribu sentimeter”

7. Koordinat ; yaitu kedudukan suatu titik di peta. Secara teori, koordinat merupakan

titik pertemuan antara absis dan ordinat. Koordinat ditentukan dengan menggunakan

sistem sumbu, yakni perpotongan antara garis-garis yang tegak lurus satu sama lain.

Sistem koordinat yang resmi dipakai ada dua macam yaitu :

a. Koordinat Geografis (Geographycal Coordinate)

Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (bujur barat dan bujur timur) yang

tegak lurus dengan garis khatulistiwa, dan garis lintang (lintang utara dan

lintang selatan) yang sejajar dengan garis khatulistiwa. Koordinat geografis

dinyatakan dalam satuan derajat, menit dan detik.

Page 25: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 25

Pada peta Bakosurtanal, biasanya menggunakan koordinat geografis sebagai

koordinat utama. Pada peta ini, satu kotak (atau sering disebut satu karvak)

lebarnya adalah 3,7 cm. Pada peta skala 1 : 25.000, satu karvak sama dengan 30

detik (30”), dan pada peta skala 1 : 50.000, satu karvak sama dengan 1 menit

(60”).

Contoh : 114°34’10” BT atau 05°15’17” LS

b. Koordinat Grid (Grid Coordinate atau UTM)

Dalam koordinat grid, kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak

setiap titik acuan.Untuk wilayah Indonesia, titik acuan berada disebelah barat

Jakarta (06° LU, 98° BT). Garis vertikal diberi nomor urut dari selatan ke utara,

sedangkan horizontal dari barat ke timur.

Sistem koordinat grid mengenal penomoran 4 angka, 6 angka dan 8 angka.

Pada peta AMS, biasanya menggunakan koordinat grid. Satu karvak sebanding

dengan 2 cm. Karena itu untuk penentuan koordinat grid 4 angka, dapat

langsung ditentukan. Penentuan koordinat grid 6 angka, satu karvak dibagi

terlebih dahulu menjadi 10 bagian (per 2 mm). Sedangkan penentuan koordinat

grid 8 angka dibagi menjadi 10 bagian (per 1 mm).

8. Kontur; yaitu garis khayal yang menghubungkan titik-titik yang berketinggian sama

dari permukaan laut atau garis bayangan/imajinasi dari rangkaian titik-titik di

lapangan yang mempunyai nilai ketinggian/elevasi yang sama.

Karakteristik Garis Kontur Ketinggian :

1. Garis kontur ketinggian yang lebih rendah selalu mengelilingi garis kontur yang

lebih tinggi.

2. Garis kontur ketinggian tidak akan saling berpotongan dan tidak bercabang.

3. Garis kontur ketinggian merupakan kurva tertutup sehingga tidak akan ada yang

terputus.

4. Garis kontur ketinggian pada daerah landai/datar akan tergambar

renggang/berjauhan sebaliknya garis kontur di daerah curam/terjal akan tergambar

rapat.

5. Garis kontur ketinggian yang ujungnya melengkung keluar menjauhi puncak

berbentuk “U” menggambarkan punggungan.

Page 26: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 26

6. Garis kontur ketinggian yang ujungnya melengkung kedalam mendekati puncak

berbentuk “∩” menggambarkan lembah.

7. Garis kontur ketinggian untuk daerah yang cekung digambarkan garis berbulu.

8. Garis kontur ketinggian antara digambarkan dengan garis terputus-putus.

9. Perbedaan ketinggian antara dua garis kontur yang berurutan (interval kontur)

merupakan bilangan tetap.

10. Interval kontur sama dengan skala peta dibagi 2000. Rumus ini tidak berlaku apabila

peta tersebut telah di fotocopy perbesar atau perkecil. Jadi cara yang paling mudah

mencari interval kontur adalah selisih antara dua indeks kontur yang berdekatan

dibagi spasinya adalah harga interval kontur.

4.2.3 Kompas

Kompas adalah alat penunjuk arah. Kompas sendiri sudah dikenal sejak 900 tahun yang

lalu terbukti dengan diketemukannya kompas kuno yang dipakai pejuang China sekitar tahun

1100 M.

Karena sifat kemagnetannya maka jarum kompas selalu menunjukkan arah utara dan

selatan (jika tidak dipengaruhi oleh adanya gaya-gaya magnet lainnya selain magnet bumi).

Arah yang ditunjuk oleh jarum kompas adalah kutub utara magnetis bumi yang letaknya tidak

bertepatan dengan kutub utara bumi, kira-kira disebelah utara Kanada, di jazirah Boothia

sekitar 1400 mil atau sekitar 2250 km. Tapi unyuk keperluan praktis, utara peta, utara

sebenarnya dan utara kompas/magnetis dianggap sama.

Menurut kegunaan dan fungsinya kompas dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu :

- Kompas Orientasi, yaitu jenis kompas yang digunakan untuk orientasi dalam suatu

perjalanan (orientering). Contohnya kompas silva.

- Kompas Bidik, yaitu kompas yang digunakan untuk membidik objek serta arah yang akan

kita lalui. Contohnya Kompas Prisma.

- Kompas Geologi, yaitu kompas yang digunakan untuk menentukan arah serta kemiringan

dalam pekerjaan geologi. Contoh .Kompas Geologi.

Bagian –bagian kompas antara lain :

1. Badan/Body kompas yaitu tempat melekatnya komponen-komponen kompas.

Page 27: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 27

2. Jarum Kompas Selalu menunjuk arah utara-selatan pada posisi bagaimanapun (dengan

syarat tidak dipengaruhi oleh medan magnet lain dan jarum tidak terhambat

perputarannya.)

3. Skala kompas, menunjukkan pembagian derajat sistem mata angin.

Cara Penggunaan kompas :

Penggunaan kompas pada prinsipnya yang paling penting diperhatikan adalah kompas

harus horozontal, maka pembacaan skala peta melalui garis fisir, sedangkan pada kompas

orienteering (misal kompas silva) yang paling penting diperhatikan adalah Utara Kompas

harus sejajar dengan Utara peta.

Faktor kesalahan pada sudut bacaan kompas

Penyebab dari kesalahan ini antara lain :

- Karena benturan dengan benda keras.

-Cairan yang terdapat dalam tabung kompas membeku (pengaruh waktau atau cuaca),

sehingga jarum atau piringan kompas tidak bergerak bebas.

-Ada kesalahan indeks yaitu penunjuk indeks skala bacaan kompas tidak segaris lurus dengan

garis penunjuk arah bacaan.

-Garis penunjuk arah bacaan tidak segaris lurus dengan pisir/garis rambut pembidik objek.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemakaian kompas yaitu :

- Jauhkanlah dari benda-benda yang mengandung unsur logam seperti golo/parang, pisau,

gunting, victorinoks, dll

- Jauhkan dari benda-benda elektronik seperti : TV, jam tangan, walkman, dll.

- Sesama kompas dilarang saling berdekatan !!!!

4.2.4 Teknik Peta Kompas

Sebelum masuk pada teknik peta kompas yang perlu duketahui adalah Azimuth dan

Back azimuth. Azimuth adalah sudut antara sasaran terhadap kutub magnetik bumi (sudut

kompas) sedangkan Back Azimuth adalh kebalikan dari Azimuth. Cara praktisnya sebagai

berikut :

Jika Azimuth < 180° maka Back Azimuthnya = Azimuth + 180°

Jika Azimuth >180° maka Back Azimuthnya = Azimuth – 180°

Orientasi Peta

Page 28: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 28

Orientasi Peta yaitu menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya

(menyamakan utara peta dengan utara kompas).

Sebelum anda mulai orientasi peta, usahakan untuk mengenal dulu tanda-tanda medan

sekitar yang menyolok dan posisinya di peta. Hal ini dapat dilakukan dengan pencocokan

nama puncak, sungai desa, dll. Jadi minimal anda tahu secara kasar posisi anda dimana.

Orientasi peta ini hanya berfungsi untuk meyakinkan anda bahwa perkiraan posisi anda di

peta adalah benar.

Cara-cara orientasi peta antara lain :

- Cari tempat terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang menyolok.

- Letakkan peta pada medan datar.

- Samakan utara peta dan utara kompas (peta yang diputar), dengan demikian letak peta

akan sesuai dengan bentang alam yang akan dihadapi.

- Cari tanda-tanda medan yang paling menonjol disekeliling dan temukan tanda-tanda

tersebut dalam peta. Lakukan untuk beberapa tanda medan.

- Ingat tanda-tanda medan itu, bentuknya tempatnya di medan sebenarnya maupun di peta.

Ingat hal-hal yang khas dari setiap benda medan (sifat-sifat garis kontur).

Resection

Resection adalah menetukan posisi kita di peta dengan menggunakan dua atau lebih

tanda medan yang dikenali. Bila kita berada di tepi sungai, sepanjang jalan, atau sepanjang

punggungan, maka hanya perlu mencari satu tanda medan yang lainnya yang dibidik.

Langkah-langkah melakukan resection :

1. Lakukan orientasi peta.

2. Cari tanda medan yang mudah dikenali di lapangan dan di peta, minimal 2 buah.

3. Dengan busur dan penggaris, buat salib sumbu pada tanda-tanda medan tersebut.

4. Bidik tanda-tanda medan tersebut dari posisi kita dengan menggunakan kompas bidik.

5. Pindahkan sudut bidikan yang didapat ke peta dan hitung sudut pelurusnya. Lakukan ini

pada setiap tanda medan yang dijadikan sebagai titik acuan.

6. Perpotongan garis yang ditarik dari sudut-sudut pelurus tersebut adalah posisi kita di

peta.

Intersection

Intersection adalah menentukan posisi suatu titik pada peta dengan menggunakan dua

atau lebih tanda medan yang dikenali dilapangan tanpa harus ke tempat tersebut.

Page 29: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 29

Langkah-langkah melakukan Intersection adalah :

1. Lakukan orientasi peta.

2. Lakukan resection untuk memastikan posisi kita di peta.

3. Bidik obyek yang kita amati

4. Pindahkan sudut yang didapat ke dalam peta

5. Bergerak ke posisi lain dan pastikan posisi tersebut di peta. Lakukan langkah 1 – 3.

6. Perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah posisi yang

dimaksud.

Menentukan Arah Tanpa Kompas

1. Dengan Tanda-Tanda Alam

- Kuburan Islam Menghadap Utara

- Mesjid menghadap kiblat, untuk Indonesia menghadap ke barat laut

- Bagian pohon yang berlumut tebal menunjukkan arah timur, karena sinar matahari

yang belum terik pada pagi hari.

2. Dengan Jarum Jam Arloji

Jika berada di daerah sebelah utara Khatulistiwa, jarum jam diarahkan ke matahari,

garis pembagi sudut antara jarum kecil tersebut dengan angka 12 menunjukkan arah

utara. Jika berada di daerah sebelah selatan khatulistiwa, caranya sama, hanya yang

didapat adalah arah selatan.

3. Dengan Perbintangan

Perhatikan rasi bintang Crux (Bintang Salib atau Gubuk Penceng). Perpanjangan garis

diagonal yang memotong horizon dari tempat kita adalah Selatan.

Penampang Lintasan

Penampang lintasan adalah penggambaran secara proposional bentuk jalur lintasan jika

dilihat dari samping, dengan menggunakan garis kontur sebagai acuan. Sebagaimana kita

ketahui bahwa peta topografi yang dua dimensi, dan sudut pandangnya dari atas, agak sulit

bagi kita untuk membayangkannya bagaimana bentuk medan lintasan yang sebenarnya,

terutama menyangkut ketinggian. Dalam kontur yang kerapatannya sedemikian rupa,

bagaimana kira-kira bentuk medan sebenarnya. Untuk memudahkan kita menggambarkan

bentuk medan dari peta topografi yang ada, maka dibuatlah penampang lintasan

Berapa manfaat penampang lintasan :

1. Sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun perencanaan perjalana

2. Memudahkan kita untuk menggambarkan kondisi keterjalan dan kecuraman medan.

Page 30: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 30

3. Dapat mengetahui titik ketinggian dan jarak dari tanda medan tertentu.

Untuk menyusun penampang lintasan biasanya menggunakan kertas milimeter block,

guna menambah akurasi penerjemahan dari peta topografi ke penampang.

Langkah-langkah membuat penampang lintasan :

a. Siapkan peta yang sudah diplot, kertas milimeter blok, pensil mekanik/pensil biasa yang

diruncing , penggaris dan penghapus

b. Buatlah sumbu x, dan y. sumbu x mewakili jarak, dengan satuan rata-rata jarak dari

lintasan yang anda buat. Misal meter atau kilometer. Sumbu y mewakili ketinggian,

dengan satuan mdpl. Angkanya bisa dimulai dari titik terendah atau dibawahnya dan

diakhiri titik tertinggi atau diatasnya.

c. Tempatkan titik awal di sumbu x = 0 dan sumbu y sesuai dengan ketinggian titik

tersebut. Lalu beda perubahan kontur berikutnya, buatlah satu titik lagi, dengan jarak

dan ketinggian sesuai dengan perubahan kontur pada jalur yang akan anda buat.

Demikian seterusnya hingga titik terakhir.

d. Perubahan satu kontur diwakili oleh satu titik. Titik tersebut dihubungkan satu sama

lainnya hingga membentuk penampang berupa garis menanjak, turun dan mendatar.

e. Tambahkan keterangan pada tanda-tanda medan tertentu, misalkan nama-nama sungai,

puncak, dan titik aktivitas anda (biasanya berupa titik bivak/camp dan titik istirahat),

ataupun tanda medan lainnya.

4.3 Survival

Arti survival sendiri terdapat berbagai macam versi, yang akan kita bahas di sini hanyalah

menurut versi pencinta alam ;

Sadarkan dirimu sungguh-sungguh dalam situasimu

Sadari kondisi survival ini. Bagaimana kondisi kesehatan tubuh, dan jika bersama

teman-teman ketahui juga kondisi tubuh mereka.

Usahakan untuk tetap tenang dan tabah

Berpikir dan bertindak secara bijaksana, setiap langkah yang diambil harus

dipikirkan mendalam.

Rasa takut dan putus asa harus hilangkan

Rasa takut yang menyebabkan panik harus dihilangkan supaya berpikir lebih jernih.

Page 31: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 31

Vitalitas mesti ditingkatkan

Menerima kondisi yang ada, berdasar hal tersebut, rencanakan serta usahakan

kebutuhan-kebutuhan dasar dan berimprovisasilah.

Ingin tetap hidup dan selamat itu tujuannya

Ingat tujuan survival. Tetap hidup dan selamat dari kondisi tersebut.

Variasi alam bisa dimanfaatkan

Pengenalan akan lingkungan/daerah sekitar akan memberikan rasa kepercayaan diri

melewati kesulitan ini.

Adat istiadat harus dipatuhi

Belajarlah dari penduduk setempat. Hormati adat istiadat dan kebiasaan mereka.

Mereka lebih mengetahui dan menguasai medan tempat kita melakukan kegiatan

Latih dan belajarlah selalu

Belajar, berlatih dan tingkatkan pengetahuan serta kemampuan bersurvival anda.

Jika anda tersesat atau mengalami musibah, ingat-ingatlah arti survival tersebut,

agar dapat membantu anda keluar dari kesulitan. Dan yang perlu ditekankan jika anda tersesat

yaitu istilah "STOP" yang artinya :

Stop & seating / berhenti, istirahat, duduk dan jangan panik.

Thingking / berpikirlah positif dan selalu sadar akan keadaan yang dihadapi.

Observe / amati keadaan sekitar, tentukan arah, memanfaatkan alat dan alam serta

hindari hal- hal yang tidak perlu

Planning / buat rencana dan keputusan mengenai tindakan yang akan dilakukan dengan

memikirkan konsekuensinya

4.3.1 Definisi Survival

Survival berasal dari kata survive yang berarti mampu mempertahankan diri dari keadaan

tertentu. Dalam hal ini mampu mempertahankan diri dari keadaan yang buruk dan kritis.

Sedangkan Survivor adalah orang yang sedang mempertahankan diri dari keadaan yang buruk.

Survival adalah keadaan dimana diperlukan perjuangan untuk bertahan hidup. Survival

merupakan kehidupan dengan waktu mendesak untuk melakukan improvisasi yang

memungkinkan. Kuncinya adalah menggunakan otak untuk improvisasi.

Page 32: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 32

Statistik membuktikan hampir semua situasi survival mempunyai batasan waktu yang singkat

hanya 3 hari atau 72 jam bagi orang hilang, dan yang mampu bertahan cukup lama tercatat sangat

sedikit sekitar 5 persen itupun karena pengetahuan danpengalamannya.

Dalam situasi survival janganlah tergesa-gesa menentukan prioritas survival karena dapat

berakibat salah, gagasan kaku yang tidak boleh ditawar-tawar juga akan berakibat fatal. Ketepatan

memutuskan dengan didukung pengalaman dan hasil diskusi dapat menguntungkan karena situasi

darurat perlu pertimbangan dan sikap tegas dalam mencapai tujuan akhir.

Dalam keadaan survival diperlukan pengetahuan terhadap kondisi dan kebutuhantubuh, bukan

mutlak mengerti secara fisik tetapi memahami reaksi atau dampak akibat pengaruh lingkungan.

menggunakan pengetahuan dalam usaha mengatur diri saat keadaan darurat adalah kunci dari

survival. Pengaturan disini adalah memeliharaketrampilan dan kemampuan untuk mengontrol

sumber daya didalam diri dan kemampuan memecahkan persoalan, bila pengaturan keliru, tidak

hanya badan terganggu akan tetapi dapat langsung berdampak terhadap kemampuan untuk tetap

hidup. Memahami jenis kebutuhan hidup yang menjadi prioritas sangat menguntungkan didalam

situasi survival.

Dalam kondisi survival tantangan yang sangat dominan adalah sikap mental ataupsikologis

untuk mencari kebutuhan tubuh dan untuk memperolehnya dibutuhkangagasan-gagasan dengan

dasar pertimbangan dari pengalaman atau pendidikan yangpernah diikutinya, pengalaman hidup

dengan resiko tinggi dan aktivitas menantangterbukti dapat membuat orang belajar untuk berbuat

yang lebih baik dan melakukan adaptasi efektif.

Berikut adalah contoh susunan prioritas dalam keadaan survival :

1. Tentunya yang paling utama adalah udara. bernafas dilakukan setiap detik untuk bertahan

hidup oleh karena itu udara mendapat prioritas utama untuk bertahan hidup. survival tanpa

udara umumnya hanya bertahan selama 3 sampai 5 menit.

2. Selanjutnya dibutuhkan perlin- dungan, dari cuaca buruk dan keganasan alam. sejak

keberadaannya manusia dibatasi lingkungannya sendiri mulai dari temperatur yang sangat

berpengaruh pada tubuh. Untuk itu diperlukan sesuatu yang dapat melindunginya

contohnya api yang dapat menghangatkan dan menjaga temperatur tubuh, jika tidak ada

rumah, tenda atau gua. Api dapat dimasukkan kedalam prioritas kedua

3. Istirahat, sepele namun dibutuhkan, dengan istirahat jaringan tubuh akan terbebas dari

CO2, asam dan pemborosan lain. Istirahat yang dimaksud adalah istirahat fisik dan juga

mental sebab stress dapat mengurangi kemampuan untuk bertahan. Dengan demikian

istirahat dapat dimasukkan kedalam prioritas ketiga.

Page 33: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 33

4. Air. Kehilangan cairan dan kondisi air yang tidak dapat diminum adalah persoalan

didalam survival. Tubuh manusia kira-kira terdiri dari 2/3 jaringan yang mengandung air

dan merupakan bagian sistem sirkulasi di dalam organ tubuh. Air dapat menjaga suhu

tubuh, memperlancar buang air dan mencerna makanan. Kondisi lingkungan yang exstrem

tanpa air dapat mengurangi kemampuan bertahan hidup hingga tiga hari, sehingga air

dapat dimasukkan kedalam prioritas keempat. Sangatlah bijaksana apabila pemakaian air

dapat dihemat.

5. Tubuh manusia membutuhkan makanan tiga kali sehari. Tetapi sementara banyak manusia

di benua lain hanya dapat makan sekali sehari atau bahkan tidak makan berhari-hari.

Catatan menunjukkan bahwa tanpa makanan survivor dapat bertahan selama 40 sampai 70

hari. Keharusan untuk mendapatkan makanan adalah prioritas terakhir dalam survival.

Penghematan energi adalah salah satu cara untuk mengimbangi kekurangan makanan.

4.3.2 Sikap dalam Survival

Sikap cepat tanggap dalam keadaan darurat sangat diperlukan. Setiap orang harus dapat

berbuat yang terbaik dalam memprioritaskan pandangan terhadap lingkungan darurat. Hal ini

tidak mudah karena sikap ini perlu latar belakang pengetahuan dan keterampilan. Bila semua

prioritas telah diperoleh, tetapi masih kehilangan kemauan untuk hidup atau kemampuan untuk

menguasai mental yang disebabkan kondisi fisik, maka akhirnya akan hilang sama sekali. Kondisi

yang demikian sangat membahayakan dan bahkan sesuatu yang menguntungkan pun akan

dibuangnya. Juga yang perlu diingat janganlah meremehkan sesuatu yang anda lihat. Sikap

mental positif sangat diperlukan untuk menganalisa semua yang bertentangan dengan tubuh. Apa

saja yang berguna dalam mengha- dapi situasi survival dapat dilihat dalam dua persoalan :

1. Kesiapan mendiskusikan dengan jelas "apakah anda ingin hidup ?", ungkapan yang

sederhana. Secara naluriah manusia mempunyai insting untuk menjaga diri. Banyak

kegiatan survival yang menunjukkan adanya jalan keluar dari periode fisik ekstrem dan

mental stress ke posisi tenang. Sadar atau tidak orang mempunyai kekuatan untuk dirinya

sendiri terhadap kematian. Oleh karena itu setiap orang juga mempunyai kekuatan untuk

dirinya sendiri terhadap kehidupan.

2. Kemampuan untuk memecahkan persoalan, hal ini didapat jika kita mampu

Page 34: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 34

mempertahankan kondisi tubuh. sebagai contoh : tubuh manusia bekerja optimum dengan

temperatur 37 derajat C. Mengabaikan temperatur lingkungan akan menyebabkan

penyempitan susunan fungsi inti didalam tubuh yang efektivitasnya tinggi yang pada

akhirnya akan mengganggu peredaran darah, menurunkan aktivitas sel, dan akhirnya otak

cepat kehilangan hubungan dengan realitas, akhirnya bertindak irrasional berbarengan

dengan turunnya koordinasi yang akhirnya berakibat fatal. Pengetahuan dan pengalaman

tidak ada artinya kalau tubuh hanya bekerja dengan separuh kemampuannya, penghematan

sumberdaya seperti energi, panas dan air adalah penting.

Mengapa ada Survival ?

Timbulnya kebutuhan survival karena adanya usaha manusia untuk keluar dari

kesulitan yang dihadapi. Kesulitan-kesulitan tsb antara lain :

• Keadaan alam (cuaca dan medan)

• Keadaan mahluk hidup disekitar kita (binatang dan tumbuhan)

• Keadaan diri sendiri (mental, fisik, dan kesehatan)

• Banyaknya kesulitan-kesulitan tsb biasanya timbul akibat kesalahan-kesalahan kita sendiri.

Dalam keadan tersebut ada beberapa faktor yang menetukan seorang Survivor mampu

bertahan atau tidak, antara lain : mental, kurang lebih 80% kesiapan kita dalam survival

terletak dari kesiapan mental kita. Timbulnya kebutuhan survival karena adanya usaha

manusia untuk keluar dari kesulitan yang dihadapi. Kesulitan-kesulitan tsb antara lain :

• Keadaan alam (cuaca dan medan)

• Keadaan mahluk hidup disekitar kita (binatang dan tumbuhan)

• Keadaan diri sendiri (mental, fisik, dan kesehatan)

Banyaknya kesulitan-kesulitan tsb biasanya timbul akibat kesalahan-kesalahan kita sendiri.

Kebutuhan survival

Yang harus dipunyai oleh seorang survivor adalah :

1. Sikap mental ; Semangat untuk tetap hidup, Kepercayaan diri, Akal sehat, Disiplin dan

rencana matang serta Kemampuan belajar dari pengalaman.

2. Pengetahuan ; Cara membuat bivak, Cara memperoleh air, Cara mendapatkan makanan Cara

membuat api, Pengetahuan orientasi medan, Cara mengatasi gangguan binatang, Cara

mencari pertolongan

3. Pengalaman dan latihan ; Latihan mengidentifikasikan tanaman, Latihan membuat trap, dll

Page 35: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 35

4. Peralatan ; Kotak survival, Pisau jungle , dll

Langkah yang harus ditempuh bila anda/kelompok anda tersesat :

1. Mengkoordinasi anggota

2. Melakukan pertolongan pertama

3. Melihat kemampuan anggota

4. Mengadakan orientasi medan

5. Mengadakan penjatahan makanan

6. Membuat rencana dan pembagian tugas

7. Berusaha menyambung komunikasi dengan dunia kuar

8. Membuat jejak dan perhatian

9. Mendapatkan pertolongan

4.3.3 Bahaya dalam Survival

Banyak sekali bahaya dalam survival yang akan kita hadapi, antara lain :

1. Ketegangan dan panik

Cara Pencegahan : Sering berlatih, Berpikir positif dan optimis dan Persiapan

fisik dan mental

2. Matahari / panas

• Kelelahan panas

• Kejang panas

• Sengatan panas

• Keadaan yang menambah parahnya keadaan panas : Penyakit akut / kronis, Baru sembuh

dari penyakit Demam, Baru memperoleh vaksinasi, Kurang tidur, Kelelahan,Terlalu

gemuk, Penyakit kulit yang merata, Pernah mengalami sengatan udara panas, Minum

alkohol, Dehidrasi.

Pencegahan keadaan panas :

• Aklimitasi

• Persedian air

• Mengurangi aktivitas

• Garam dapur

• Pakaian : Longgar, Lengan panjang, Celana pendek, Kaos oblong

3. Serangan penyakit

Page 36: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 36

Penyakit yang biasa diderita pegiat alam bebas adalah :Demam, Disentri, Typus, Malaria,

Kemerosotan mental Gejala : Lemah, lesu, kurang dapat berpikir dengan baik, histeris

Penyebab : Kejiwaan dan fisik lemah atau keadaan lingkungan mencekam Pencegahan :

Usahakan tenang dan tentu saja banyak berlatih .

4.Keracunan

• ¦ Gejala ; Pusing dan muntah, nyeri dan kejang perut, kadang-kadang mencret,

kejang kejang seluruh badan, bisa pingsan.

• ¦ Penyebab : Makanan dan minuman beracun

• ¦ Pencegahan : Air garam di minum, Minum air sabun mandi panas, Minum teh

pekat atau di tohok anak tekaknya

Keletihan amat sangat

Pencegahan : Makan makanan berkalori dan Membatasi kegiatan

Bahaya lainnya dalam survival adalah : Kelaparan, Lecet, Kedinginan [untuk penurunan suhu

tubuh 30° C bisa menyebabkan kematian]

Membuat Bivouck (Shelter)

Membuat bivouck atau shelter perlindungan dalam keadaaan darurat sebenarnya bertujuan untuk

untuk melindungi diri dari angin, panas, hujan, dingin dan gangguan binatang.

Macam –macam bivouck :

1. Shelter asli alam ; Gua [yang bukan tempat persembunyian binatang, tidak ada gas beracun

dan tidak mudah longsor]. Ingat ! didalam gua jangan berteriak karena dapat meruntuhkan

dinding gua.

2. Shelter buatan dari alam ; daun-daunan yang lebar, ranting kayu, atau separuhnya alam dan

separuhnya butan [misalnya ponco di kombinasi dengan ceruk batu atau pohon tumbang

atau ranting kayu]

Syarat bivouck :

• Hindari daerah aliran air [bila terpaksa, maka gunakan bivouck panggung]

• Di atas bivouck / shelter tidak ada dahan pohon mati/rapuh

• Bukan sarang nyamuk/serangga

• Bahan kuat

• Jangan terlalu merusak alam sekitar

• Terlindung langsung dari angin

Page 37: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 37

Mengatasi Gangguan Binatang

a. Nyamuk ; Obat nyamuk, autan, dll , Bunga kluwih dibakar, Gombal / kain butut [dalam

keadaan memaksa, penulis pernah memotong lengan baju kaos sebagai pengganti gombal]

dan minyak tanah dibakar kemudian dimatikan sehingga asapnya bisa mengusir nyamuk ,

Gosokkan sedikit garam pada bekas gigitan nyamuk.

b. Laron ; Mengusir laron yang terlalu banyak dengan cabe yang digantungkan

c. Disengat Lebah ; Oleskan air bawang merah pada luka bekas sengatan berkali-kali,

Tempelkan tanah basah/liat di atas luka sengatan, Jangan dipijit-pijit, Tempelkan pecahan

genting panas di atas luka, Olesi dengan petsin untuk mencegah pembengkakan

d. Gigitan Lintah ; Teteskan air tembakau pada lintahnya, Taburkan garam di atas lintahnya,

Teteskan sari jeruk mentah pada lintahnya, Taburkan abu rokok di atas lintahnya,

Membuang [mengais] lintah upayakan dengan patahan kayu hidup yang ada kambiumnya.

e. Semut Gatal ; Gosokkan obat gosok pada luka gigitan, Letakkan cabe merah pada jalan

semut, Letakkan sobekan daun sirih pada jalan semut

f. Kalajengking dan lipan; Pijatlah daerah sekitar luka sampai racun keluar, Ikatlah tubuh di

sebelah pangkal yang digigit, Tempelkan asam yang dilumatkan di atas luka, Taburkan

serbuk lada dan minyak goreng pada luka, Taburkan garam di sekeliling bivouck untuk

pencegahan

g. Ular dll ; Untuk mencegah dan mengobati secara darurat gigitan dan sengatan binatang

berbisa mematikan harus mempelajari Emergency Medical Care [EMC]

Membaca Jejak

Ada beberapa jenis jejak yang dapat diidentifikasi, yaitu jejak buatan, maksudnya adalah jejak

yang dibuat oleh manusia dan jejak alami yaitu tanda jejak sebagai tanda keadaan lingkungan.

Jejak alami biasanya menyatakan tentang jenis binatang yang lewat dan ada disekitar, arah gerak

binatang, besar kecilnya binatang, cepat lambatnya gerak binatang. Untuk membaca jejak alami

[binatang] dapat diketahui dari telapak yang ditinggalkan, kotoran yang tersisa, pohon atau ranting

yang patah, lumpur atau tanah yang tercecer di atas rumput.

Air

Page 38: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 38

Seseorang dalam keadaan normal dan sehat dapat bertahan sekitar 20 – 30 hari tanpa makan,

tapi orang tersebut hanya dapat bertahan hidup 3 - 5 hari saja tanpa air.

a. Ada air yang tidak perlu dimurnikan, seperti air hujan langsung. Untuk memperoleh air hujan

langsung dalam keadaaan sirvive di alam bebas, maka dapat dengan cara memampung

dengan ponco atau daun yang lebar dan alirkan ke tempat penampungan [nesting atau

phipless]. Air dari tanaman rambat/rotan atau bambu. Cara memperolehnya, yaitu potong

setinggi mungkin lalu potong pada bagian dekat tanah, air yang menetes dapat langsung

ditampung atau diteteskan ke dalam mulut. Selain rotan, bambu dan tumbuhan rambat, air

juga dapat diperoleh pada bunga (kantung semar) dan lumut.

b. Air yang harus dimurnikan terlebih dahulu antara lain adalah air sungai besar, air sungai

tergenang, air yang didapatkan dengan menggali pasir di pantai (+ 5 meter dari batas pasang

surut). Untuk mendaptkan air di daerah sungai yang kering, caranya dengan menggali lubang

di bawah batuan

c. Berikutnya air juga dapat diperoleh dari batang pisang, caranya tebang batang pohon pisang,

sehingga yang tersisa tinggal bawahnya [bongkahnya] lalu buat lubang ditengahnya maka air

akan keluar, biasanya dapat keluar sampai 3 kali pengambilan.

Makanan / Sosiologi Botani :

Dalam kondisi hidup dialam bebas ada berbagai makanan yang dapat di konsumsi, tetapi harus

memperhatikan beberapa syarat dan patokan berikut :

• Makanan yang di makan kera juga bisa di makan manusia

• Hati-hatilah pada tanaman dan buah yang berwarna mencolok

• Hindari makanan yang mengeluarakan getah putih, seperti sabun kecuali sawo

dan pepaya.

• Tanaman yang akan dimakan di coba dulu dioleskan pada tangan, lengan, bibir

dan atau lidah, tunggu sesaat. Apabila terasa aman bisa dimakan.

• Hindari makanan yang terlalu pahit atau asam

Peringatan :

Hubungan air dan makanan; Untuk makanan yang mengandung karbohidrat memerlukan air yang

sedikit, Makanan ringan yang dikemas akan mempercepat kehausan, Makanan yang mengandung

protein butuh air yang banyak.

Tumbuhan yang dapat dimakan dapat diketahui dari ciri-ciri fisik, misalnya :

a. Permukaan daun atau batang yang tidak berbulu atau berduri.

Page 39: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 39

b. Tidak mengeluarkan getah yang sangat lekat

c. Tidak menimbulkan rasa gatal, hal ini dapat dicoba dengan mengoleskan daunnya pada kulit

atau bibir dan tidak menimbulkan rasa pahit yang sangat [dapat dicoba di ujung lidah]

Bagian-bagian tumbuhan yang dapat dimakan berupa batangnya :

• Batang pohon pisang (putihnya)

• Bambu yang masih muda (rebung)

• Pakis dalamnya berwarna putih

• Sagu dalamnya berwarna putih

• Tebu

Bagian-bagian tumbuhan yang dapat dimakan berupa daunnya :

• Selada air

• Rasamala (yang masih muda)

• Daun mlinjo

• Singkong

Bagian-bagian tumbuhan yang dapat dimakan berupa akar dan umbinya :

Ubi jalar, talas, singkong

Bagian-bagian tumbuhan yang dapat dimakan berupa Buahnya :

Arbei, asam jawa, juwet

Tumbuhan yang dapat dimakan seluruhnya :

• Jamur merang, jamur kayu.

Tetapi ada beberapa jenis jamur beracun yang ciri-cirinya adalah :

• Mempunyai warna mencolok

• Baunya tidak sedap

• Bila dimasukkan ke dalam nasi, nasinya menjadi kuning

• Sendok menjadi hitam bila dimasukkan ke dalam masakan

• Bila diraba mudah hancur

• Punya cawan/bentuk mangkok pada bagian pokok batangnya

• Tumbuh dari kotoran hewan

• Mengeluarkan getah putih

Page 40: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 40

Selain tumbuhan, berbagai hewan yang ditemukan di alam dapat dimakan juga, misalnya

Belalang, Jangkrik, Tempayak putih (gendon), Cacing, burung, Laron, Lebah, larva, Siput/bekicot,

Kadal [bagia belakang dan ekor], Katak hijau, Ular [1/3 bagian tubuh tengahnya], Binatang besar

lainnya.

Ada beberapa ciri binatang yang tidak dapat dimakan, yaitu :

• Binatang yang mengandung bisa : lipan dan kalajengking

• Binatang yang mengandung racun : penyu laut

• Binatang yang mengandung bau yang khas : sigung / senggung

Api

Bila mempunyai bahan untuk membuat api, yang perlu diperhatikan adalah jangan membuat api

terlalu besar tetapi buatlah api yang kecil beberapa buah, hal ini

lebih baik dan panas yang dihasilkan merata.

Cara membuat api dalam keadaan darurat :

• Dengan lensa / Kaca pembesar ; Fokuskan sinar pada satu titik dimana

diletakkan bahan yang mudah terbakar.

• Gesekan kayu dengan kayu ; Cara ini adalah cara yang paling susah, caranya

dengan menggesek-gesekkan dua buah batang kayu sehingga panas dan kemudian

dekatkan bahan penyala, sehingga terbakar

• Busur dan gurdi ; Buatlah busur yang kuat dengan mempergunakan tali sepatu

atau parasut, gurdikan kayu keras pada kayu lain sehingga terlihat asap dan

sediakan bahan penyala agar mudah tebakar. Bahan penyala yang baik adalah kawul / sabut

terdapat pada dasar kelapa, atau daun aren

4.3.4 Survival kits

Survical kits adalah perlengkapan untuk survival yang harus dibawa dalam perjalanan sebagai alat

berjaga-jaga bila terjadi keadaan darurat atau juga dapat digunakan selama perjalanan. Beberapa

contoh survival kits adalah :

• Jarum + benang + peniti

• Mata pancing /kait

• Pisau / sangkur / vitrorinoc

Page 41: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 41

• Tali kecil / kawat

• Senter

• P3K Praktis

• Cermin suryakanta, cermin kecil

• Peluit

• Kondom, balon atau plastik

• Kompas sederhana.

• Korek api yang disimpan dalam tempat kedap air [tube roll film]

• Tablet garam, norit

• Obat-obatan pribadi

• Ponco / jas hujan / rain coat

• Lain-lain

4.3.5 Rencana Perbekalan

1. Perbekalan Makanan.

Untuk aktivitas berat tiap orang memerlukan kalori 2500 – 3000 perhari. Oleh karena itu

carilah makanan yang memiliki kalori yang tinggi.

2. Perbekalan Obat-obatan.

Bawalah perlengkapan Pertolongan Pertama (PP) seperti :

Pembalut luka

Obat cuci hama

Kain segitiga (mitela), kapas steril, plester, dan tissue basah

Perban kain dan elastic perban

Gunting

Pisau operasi kecil

Obat sakit kepala, pencegah diare, anti alergi

Obat pencegah sakit lambung

Obat anti malaria, obat anti nyamuk

Obat batuk, obat sakit tenggorokan

Krim anti sinar matahari, anti memar, luka bakar

Obat tetes mata

Minyak penghangat

Page 42: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 42

Obat-obatan lain.

Obat-obatan di atas sifatnya hanyalah pertolongan pertama. Apabila perjalanan yang

dilakukan melibatkan banyak orang maka orang-orang yang benar-benar tahu masalah

pengobatan atau tenaga medis sangat perlu untuk diikutsertakan dalam suau perjalanan.

Cara menyusun perlengkapan dalam ransel :

1. Letakkan barang ringan di bagian bawah dan barang berat di bagian atas.

2. Barang-barang yang diperlukan paling akhir (misalnya peralatan kemping dan tidur),

ditaruh di bagian bawah dan barang yang sering dikeluar-masukkan(seperti jaket, jas

hujan, botol air) di bagian atas.

3. Jangan biarkan ada ruang kosong dalam ransel. Contoh, manfaatkan bagian dalam

panci sebagai tempat menyimpan beras.

Untuk itu, langkah pertama mengepak perlengkapan pendakian adalah mengelompokkan

barang menurut jenis, seperti:

- pakaian dan kantung tidur,

- alat memasak,

- tenda,

- makanan

Bungkus kelompok-kelompok barang itu dalam kantong-kantong plastik agar mudah dicari.

Sebagian besar pendaki menganggap, mengepak barang merupakan seni tersendiri dan kerap

paling seru.

Dalam suatu kegiatan di alam terbuka juga ditentukan oleh perencanaan dan perbekalan yang

tepat. Dalam merencanakannya beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu :

1. jenis medan yang akan dihadapi

2. tujuan perjalanan (penjelajahan, latihan, SAR)

3. waktu perjalanan

4. keterbatasan kemampuan fisik

5. persiapan khusus (Pertolongan Pertama)

Faktor perencanaan perjalanan yang perlu dijadikan acuan dalam perjalanan dalah sebagai

berikut:

1. Faktor Alam

2. Faktor Peserta

3. Faktor Penyelenggaraan

Page 43: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 43

4.3.6 Resiko Perjalanan

Sebagai seorang penjelajah alam kita harus mengetahui resiko-resiko penjelajahan alam.

Jenis perjalanan dan kasus-kasus yang mungkin terjadi dalam perjalanan:

1. Pendakian Gunung

Resiko yang mungkin terjadi antara lain:

- Bahaya Hypotermal/ kedinginan

- Bahaya hypoxia/ kekurangan oksigen

- Tersesat

- Cedera tulang

- Gigitan serangga

- Gigitan ular

Persiapan yang perlu dilakukan

- Makanan dan pakaian yang memadai

- Kotak PP

- Pengetahuan tentang PP khususnya kasus tersebut.

2. Penelusuran Sungai

Resiko yang mungkin terjadi antara lain:

- Tenggelam

- Cedera kepala, tulang

- Gigitan ular, serangga, dll.

Persiapan yang perlu dilakukan

- Makanan dan pakaian yang memadai

- Kotak PP

- Pengetahuan tentang PP khususnya kasus tersebut.

- Kemampuan resusitasi.

3. Penelusuran Pantai

Resiko yang mungkin terjadi antara lain:

- Heat creap (kejang karena panas)

- Heat stroke (pingsan karena panas)

Page 44: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 44

Pembelajaran dari mendaki gunung

“Mendaki gunung, apa enaknya, ….. apa hikmahnya Enaknya …… menikmati pemandangan

mengagumi kebesaran sang pencipta. Dapat dibayangkan gunung yang begitu gagahnya serta

menjulang dengan ketinggiannya … yang tersebar diseluruh dunia, dengan bermacam bentuk dan

ukuran menandakan betapa dahsyat, betapa hebat, betapa maha …. Sang pencipta. Manakala kita

berada di puncak gunung, kecil kita ….. segala kesombongan, keangkuhan, keserakahan akan

sirna, bagaikan debu di tiup angin …… hilang tanpa ada bekas. Mendaki gunung memberikan

hikmah yang begitu dahsyat …. Disadari atau tidak kita dapat belajar segala hal dalam mendaki

gunung, rasa persaudaran, persahabatan yang kian kental, kemandirian yang kita peroleh, tidak

mudah menyerah, rasa ego yang kian menipis dalam diri, rasa syukur yang makin tebal. Mungkin

masih teringat dalam benak, disaat kita belum pernah mendaki gunung …..emosi kita suka

meluap, manakala pulang sekolah atau main dari rumah sahabat, perut lapar…. Dirumah hanya

dihidangkan oleh ibunda tercinta nasi dengan lauk alakadarnya, kita marah, kita hilang selera

melihat hidangan yang alakadarnya …… Setelah mengalami hal yang mengharuskan kita bertahan

hidup dalam pendakian …… makan apapun yang ada dialam, ataupun makan nasi yang masih

kurang matang, atau lauk yang lebih apa adanya dibanding waktu dirumah di bagi dengan kawan

sependakian. Tentunya menyesal kita telah menyia-nyiakan masakan ibunda tercinta yang sudah

menyiapkan makan untuk anak nya tercinta dengan penuh kasih sayang, hanya karena hidangan

yang apaadanya. Masih terlalu banyak pembelajaran dari mendaki gunung. Terimakasih Allah

engkau telah berikan pelajaran berharga, dari ciptaan Mu gunung yang begitu indah yang bukan

hanya untuk dinikmati oleh mata tetapi harus dinikmati oleh hati nurani yang paling dalam serta

menjaganya agar dapat memberikan pelajaran bagi generasi yang akan datang”.

Page 45: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 45

BAB V

Olahraga Pecinta Alam

5.1 Rafting

5.1.1 Pendahuluan

ARUNG JERAM alias rafting adalah kegiatan yang memadukan unsur olahraga,

rekreasi, petualangan, dan edukasi. Memang tak ada persyaratan khusus untuk mengikuti

kegiatan ini, karena hampir semua orang dapat mencobanya. Mulai dari anak-anak,

remaja sampai dewasa, bahkan orang tua yang berumur 60 tahun sekalipun.

Tidak memiliki kemampuan berenang pun bukan menjadi hambatan untuk mengikuti

kegiatan arung jeram. Yang anda perlukan hanya kondisi fisik yang prima dan

melakukan reservasi dua minggu sebelum kegiatan. Guna menunjang kegiatan dan agar

kegiatan arung jeram yang akan anda ikuti lebih berkesan dan penuh makna, berikut ini

Panduan Kegiatan Arung Jeram.

5.1.2 Peralatan Arum Jeram

A. Riverboats (Perahu)

Bagian-bagian yang terdapat pada perahu:

1. Bow and Stern

2. Chamber atau biasa disebut tube

Page 46: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 46

3. Floor

4. Thwart

5. Boat line (tali kapal)

6. D-Ring

7. Handling Grip

8. Bilge Hole/self bailing

9. Valve

Cara duduk di perahu berbeda dengan cara duduk di kursi, yaitu dengan menyamping.

Peserta duduk pada sisi perahu (baik sisi kiri maupun sisi kanan); kaki dalam posisi kuda-

kuda pada lantai perahu. Posisi kuda-kuda ini dimaksudkan sebagai pengatur keseimbangan

badan selama anda mengikuti pengarungan. Saat duduk di perahu, perhatikan jangan sampai

ada bagian tubuh anda yang terikat atau terlilit tali. Ini sangat berbahaya jika perahu

mengalami flip atau terbalik.

Posisi duduk anda pun harus mudah untuk menggapai boat line. Bila boat line pada

perahu anda terlihat kendur, beritahukan segera pada skipper untuk mengencangkan boat line

tersebut agar tidak mengganggu selama pengarungan.

Aturlah jarak duduk anda dengan peserta yang lain agar tidak mengganggu pergerakan

selama pengarungan, baik untuk mendayung maupun saat menjalankan instruksi moving

position atau perpindahan.

B. PFD (Personal Floating Device)/Life Jackets (Pelampung)

Seperti perahu, PFD atau pelampung memiliki berbagai jenis dan ukuran. Ia terbuat

dari bahan polyfoam yang dibungkus dengan bahan kedap air yang berwarna terang. US

Coastal Guard menganjurkan memakai PFD type III pada setiap kegiatan arung jeram.

Pelampung jenis ini yang paling umum digunakan pula oleh para rafter dalam setiap

pengarungannya.

Setiap PFD Type III memiliki daya apung tinggi– dihitung berdasarkan berat tubuh

rata-rata saat berada di dalam air. Maka anda tidak perlu takut tenggelam saat berada di

dalam air.

Cara pemakaian PFD/Pelampung:

Pilihlah PFD yang berwarna cerah. Pastikan tidak ada lubang atau jahitan yang

terlepas pada PFD tersebut, serta strap yang ada dapat dipasang dan dilepas dengan mudah.

Bila bagian perut anda lebih besar dari bagian dada, pilih dan pakailah PFD dengan ukuran

lebih besar.

Page 47: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 47

PFD atau pelampung dipakai seperti menggunakan rompi/jaket. Pastikan setiap strap

terpasang dengan benar dan bantalan kepala berada di luar. Atur keeratan tali senyaman

mungkin, sehingga PFD yang anda gunakan tidak terlalu sempit atau longgar.

Setelah anda selesai memakai PFD, lakukan gerakan berikut:

1. Pada posisi berdiri, putarkan badan anda ke kiri dan kanan. Pastikan PFD yang

digunakan tidak menghambat gerak tubuh anda dan tidak mengalami

pergeseran/perubahan posisi. Ini ditandai dengan letak strap tetap pada satu garis

tegak lurus seperti posisi kancing kemeja. Jika terjadi pegeseran, atur kembali

keeratan tali pada setiap strap. Jangan malu dan ragu untuk minta skipper/rekan

membantu mengatur keeratan tali strap ini.

2. Pada posisi duduk kedua kaki diluruskan kedepan; putarkan badan anda ke kiri dan

kanan lalu lakukan gerakan membungkuk. Pastikan PFD yang digunakan tidak

menghambat gerak tubuh anda. Jika terjadi pegeseran, atur kembali keeratan setiap

strap yang ada.

3. Masih dalam posisi duduk dan kedua kaki diluruskan ke depan, minta bantuan

skipper/rekan untuk menarik/mengangkat pelampung yang anda gunakan pada

bagian bahu dari arah belakang. Pastikan saat pelampung dan tubuh anda

ditarik/diangkat, posisi bahu pelampung tidak melebihi batas telinga anda. Jika ya,

atur kembali keeratan setiap strap yang ada.

C. Paddle (Dayung)

Setiap dayung terdiri dari tiga bagian, yaitu:

1. Pegangan, berbentuk huruf “T”, biasa disebut “T grip”.

2. Gagang, terbuat dari bahan alumunium.

3. Blade/bilah, terbuat dari bahan fiber dilapisi serat karbon yang ringan dan kuat. Namun

ada pula yang terbuat dari bahan campuran plastik.

Cara memegang dayung:

Memegang dayung dalam kegiatan arung jeram mirip dengan cara memegang sapu.

Yang membedakannya hanya pegangan pada bagian “T-Grip”. Bagian ini digenggam dengan

empat jari pada bagian atas T horisontal (dayung dalam posisi berdiri dan bagian bilah

berada dibawah), sementara jari jempol menjepit bagian T horisontal dari bagian bawah

bawah. Cara memegang ini sama untuk tangan kiri (peserta yang duduk pada bagian kanan

perahu), maupun kanan (peserta yang duduk pada bagian kiri perahu). Lengan yang lain

menggenggam bagian gagang, berjarak lebih kurang sejengkal dari bilah dayung. Jangan

Page 48: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 48

terlalu dekat/rendah ataupun terlalu jauh/tinggi. Biasakan diri dengan cara memegang

dayung ini, baik dengan tangan kanan maupun kiri. Lakukan pemanasan dengan

menggunakan dayung bersama rekan-rekan anda.

D. Helm

Pilihlah helm sesuai dengan ukuran kepala. Pastikan tidak ada keretakan pada helm

tersebut, serta semua tali dan strap masih dalam kondisi yang baik. Pakailah seperti

pemakaian helm pada umumnya. Atur strap senyaman mungkin; jangan terlalu sempit atau

terlalu longgar agar tidak mengganggu pandangan anda selama pengarungan. Sekali lagi,

pastikan strap sudah terpasang dan pada posisi yang benar.

5.1.3 Paddle Command (Instruksi dalam Pengarungan)

Setelah anda terbiasa dengan cara memegang dayung, anda akan diberikan instruksi

cara menggunakan dayung tersebut. Instruksi ini disebut paddle command. Prinsip dalam

menggunakan dayung, adalah tenaga disalurkan pada kedua lengan yang menggerakkan

dayung untuk mengatur dan mengarahkan gerak perahu. Arah dayungan tersebut dibantu

gerakan badan; disesuaikan dengan tenaga yang diperlukan untuk mengatur dan

mengarahkan gerak perahu.

Basic Paddle Technic, instruksi tentang teknik dasar mendayung, yaitu:

1. Forward (Maju)

Instruksi yang diberikan untuk dayungan maju, dilakukan oleh seluruh peserta dengan

menarik blade/bilah dayung yang berada didalam air kearah belakang searah perahu.

Posisi blade/bilah dayung saat menyentuh air adalah tegak lurus terhadap permukaan

atau mendekati 90 derajat. Pada saat keluar dari air, dayung diarahkan sejajar dengan

permukaan; berputar mendekati 90 derajat hingga bilah dayung kembali menyentuh air.

Gerakan ini dilakukan berulang-ulang sampai ada instruksi lanjutan.

2. Backward (Mundur)

Instruksi yang diberikan untuk dayungan mundur, dilakukan oleh seluruh peserta dengan

menarik blade/bilah dayung yang berada di dalam air ke arah depan searah perahu.

Posisi blade/bilah dayung saat menyentuh air adalah sejajar dengan permukaan air.

Begitu pun saat keluar dari air, dayung diarahkan sejajar dengan permukaan; berputar

hingga bilah dayung kembali menyentuh air. Gerakan ini dilakukan berulang-ulang

sampai ada instruksi lanjutan.

Page 49: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 49

3. Turn Left (Belok Kiri)

Instruksi untuk membelokkan perahu ke arah kiri. Gerakan ini dilakukan dengan

dayungan maju oleh peserta yang duduk pada perahu bagian kanan, sementara peserta

pada kiri perahu stop mendayung. Jika skipper merasa perlu untuk membelokkan perahu

ke kiri dengan cepat, maka posisi peserta yang duduk pada bagian kiri melakukan

dayungan mundur.

Untuk memperjelas instruksi, biasanya skipper akan mengatakan “kanan-maju” dan

“kiri-mundur”! Artinya, peserta yang duduk pada bagian kanan melakukan dayungan

maju, sementara peserta pada bagian kiri melakukan dayungan mundur.

4. Turn Right (Belok Kanan)

Instruksi yang diberikan untuk membelokkan perahu ke arah kanan; kebalikan dari

instruksi turn left (belok kiri). Gerakan ini dilakukan dengan dayungan maju oleh

peserta yang duduk pada perahu bagian kiri, sementara peserta pada bagian kanan stop

mendayung.

Jika skipper merasa perlu membelokkan perahu ke kanan dengan cepat, posisi peserta

yang duduk pada bagian kanan melakukan dayungan mundur. Untuk memperjelas

instruksi, biasanya skipper akan mengatakan “kiri-maju” dan “kanan-mundur”! Artinya,

peserta yang duduk pada bagian kiri melakukan dayungan maju, sementara peserta yang

duduk pada bagian kanan melakukan dayungan mundur.

5. Stop (Berhenti)

Instruksi yang diberikan untuk menghentikan dayungan; semua dayung tidak berada

dalam air, digenggam dengan posisi di atas pangkuan.

5.1.4 SELF-RESCUE

Dalam kegiatan arung jeram, keselamatan setiap peserta adalah hal yang utama.

Banyak faktor yang harus diperhatikan dalam melakukan kegiatan arung jeram ini.

Namun peserta harus selalu menyadari, kegiatan arung jeram tidak akan pernah lepas

dari segala resiko dan bahaya; baik oleh faktor manusia, peralatan, maupun faktor alam

yang menyertainya.

Meski begitu, anda tidak perlu cemas, karena justru di sinilah letak salah satu

kegembiraan yang akan anda rasakan saat bermain-main dengan air.

Page 50: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 50

Self rescue atau tindakan penyelamatan diri saat melakukan kegiatan arung jeram ini

perlu anda cermati betul. Walaupun anda dipandu skipper yang berpengalaman, ia tetap

memiliki keterbatasan. Sehingga hal terbaik yang harus anda lakukan adalah melakukan

tindakan penyelamatan diri sebelum datang tim rescue yang akan membantu anda.

Prinsip setiap tindakan penyelamatan dalam kegiatan arung jeram, adalah

menyelamatkan diri sendiri sebelum melakukan tindakan penyelamatan terhadap orang

lain. Si penyelamat harus benar-benar berada dalam kondisi yang aman dalam

melakukan tindakan penyelamatan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari resiko

lainnya dan kemungkinan bertambahnya korban.

Berikut dijelaskan hal apa saja yang harus anda lakukan dalam self rescue:

1. Swimmer

Swimmer adalah istilah yang digunakan oleh kalangan boater untuk menyebut orang

yang terlempar keluar dari perahu saat berarung jeram. Jika anda belum pernah

mengalaminya, percayalah suatu saat anda akan mengalaminya. Bagi anda yang baru

kali pertama melakukan kegiatan arung jeram, tidak perlu khawatir. Banyak peserta

yang kali pertama mengikuti kegiatan arung jeram mengalami hal ini dan tidak terjadi

apa-apa dengan mereka. Bahkan menjadi cerita menarik bagi rekan-rekannya dan

menimbulkan kesan tersendiri bagi yang mengalami. Namun tak sedikit pula peserta

yang tidak mengalaminya dalam setiap kegiatan yang diikuti. Hal pertama yang harus

anda lakukan jika mengalami swimmer: Jangan panik! Mengapa jangan panik? Karena

jika terjadi kepanikan, anda tidak akan tahu apa yang harus anda lakukan untuk tindakan

self rescue. Setelah anda dapat mengatasi rasa panik, selanjutnya anda harus menyadari

dan mengetahui situasi di sekeliling anda.

2. Teknik berenang di arus

a. Defensive swimming position

Defensive swimming position adalah berenang mengikui arus dalam posisi

terlentang, kaki dalam keadaan rapat dan selalu berada di atas air untuk menghindari

foot entrapment. Defensive swimming dilakukan pada arus deras dengan pandangan

terarah ke hilir. Gunakan tangan sebagai pengatur keseimbangan atau untuk menuju

pinggiran sungai dan menghindari berbagai rintangan lainnya.

Ingat … walaupun tidak terjadi sesuatu selama anda melakukan defensive

swimming dan anda mulai menikmatinya, anda tidak dalam posisi yang benar-benar

aman. Berusahalah untuk menggapai tepian sungai dan segera keluar dari air. Jangan

Page 51: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 51

mencoba berdiri, meskipun pada daerah dangkal sekalipun, sebelum anda mencapai

tepian sungai atau berada pada arus yang cukup tenang.

b. Aggressive swimming position

Aggressive swimming position adalah berenang dengan cara melawan arus.

Dilakukan pada arus yang relatif tenang dengan posisi menghadap ke hulu.

Tujuannya, untuk mendekati perahu penolong, menghindari strainer, sieves, undercut,

dan untuk menyeberang ke sisi tepian sungai yang lain dengan cepat. Ingat,

aggressive swimming ini hanya efektif dilakukan pada arus sungai yang relatif

tenang. Jika anda lakukan ini pada arus deras, tenaga anda akan terbuang percuma;

anda akan tetap terseret arus deras.

Berikut ini beberapa pertanyaan yang dapat membantu anda mendefinisikan situasi di

sekeliling anda saat anda mengalami swimmer dan menentukan tindakan apa yang harus

anda lakukan:

*Apakah di belakang anda terdapat perahu? (Baik perahu yang melemparkan anda ataupun

perahu lain)

Jika ya, berusahalah mendekatinya dari arah samping pada arus yang relatif tenang dengan

aggressive swimming position. Jangan lakukan ini dari arah depan karena anda dapat terseret

perahu. Jika telah dekat, gapai dan peganglah boat line pada perahu. Tunggu sampai rekan

anda menarik dan menaikkan anda ke atas perahu kembali dengan cara menarik bahu

pelampung yang anda kenakan. Jika tidak, lakukan aggressive swimming ataupun defensive

swimming menuju tepian sungai.

*Apakah di dekat anda terdapat tim rescue yang akan melemparkan throw bag/rescue rope?

Jika ya, raih throw bag/rescue rope yang dilemparkan. Pegang erat pada bagian tali, jangan

pada bagian kantong tali. Pegang dengan tetap melakukan teknik defensive swimming

sambil tim rescue menarik anda ke tepian sungai. Jika tidak, lakukan aggressive swimming

ataupun defensive swimming menuju tepian sungai.

*Apakah di dekat anda terdapat rintangan atau obstacle (bebatuan, dahan/ranting, atau pohon

tumbang)?

Jika ya, hindari daerah tersebut baik dengan aggressive swimming ataupun defensive

swimming. Jika tidak, lakukan aggressive swimming ataupun defensive swimming menuju

tepian sungai.

*Apakah di dekat anda terdapat undercut, strainer, dan sieves?

Page 52: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 52

Jika ya, hindari daerah tersebut secepat mungkin dengan aggressive swimming. Jika tidak,

lakukan aggressive swimming ataupun defensive swimming menuju tepian sungai.

*Apakah anda berada di bawah perahu terbalik?

Jika ya, segeralah keluar dari bawah perahu dengan cara menyelam ke arah hulu atau ke

samping. Jangan menyelam ke arah hilir karena anda akan tetap terperangkap di bawah

perahu. Jika tidak, lakukan aggressive swimming ataupun defensive swimming menuju

tepian sungai.

*Apakah anda berada di dalam hole/hydraulic (arus berputar-putar)?

Jika ya, lakukan aggressive swimming dengan mengikuti putaran arus ke arah luar yang

menuju hilir. Atau dapat juga dilakukan dengan menyelam pada bagian tengah pusaran

dengan posisi berdiri sampai kaki menyentuh dasar sungai; lalu tolakkan kaki anda sekuat

mungkin ke arah hilir. Jika tidak, lakukan aggressive swimming ataupun defensive

swimming menuju tepian sungai.

5.1.5 Klasifikasi Tingkat Kesulitan Sungai

Tak disangsikan lagi, arung jeram telah menjadi suatu kegiatan yang sangat populer

dibandingkan dengan kegiatan kepetualangan lainnya. Arung jeram dapat dinikmati beramai-

ramai tanpa memandang usia, status sosial, tingkat pendidikan, dan profesi seseorang.

Saat ini telah banyak sungai yang dapat diarungi serta dikelola secara profesional

oleh beberapa operator arung jeram. Mereka menawarkan berbagai paket kegiatan dengan

tingkatan umur dan kemampuan calon kunsumennya. Mulai dari sungai dengan tingkat

kesulitan mudah, sampai sungai yang menjanjikan tantangan dan petualangan.

Berikut ini penjelasan tentang ragam tingkat kesulitan sungai:

Class I

Tingkat kesulitan sungai yang paling rendah, dengan arus yang bervariasi dari flat (datar)

dan relatif tenang, sampai sedikit beriak pada beberapa tempat. Rintangan yang ada pun

sangat sedikit dan dapat terlihat jelas. Resiko berenang di sungai ini sangat rendah dan self-

rescue sangat mudah dilakukan.

Class II

Sungai dengan tingkat kesulitan rendah–menengah. Cocok untuk pemula: sungai

yang lebar dan arus yang cukup deras, lintasan pengarungan jelas sehingga tidak

memerlukan pengamatan terlebih dahulu. Sesekali, manuver perahu perlu dilakukan;

bebatuan dan jeram medium dapat dengan mudah dilewati oleh pengarung yang terlatih.

Page 53: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 53

Penumpang yang terlempar keluar perahu dan terhanyut jarang sekali mengalami cidera.

Pertolongan bantuan masih belum perlu. Sungai dengan tingkat kesulitan ini sangat cocok

untuk latihan dasar kegiatan arung jeram.

Class III

Sungai dengan tingkat kesulitan menengah; jeram mulai tidak beraturan dan cukup

sulit, serta dapat menenggelamkan perahu. Manuver-manuver pada arus deras serta kontrol

perahu pada lintasan sempit sering diperlukan. Jeram-jeram besar dan strainers mungkin ada,

namun dapat dengan mudah dihindari. Pusaran arus yang kuat dan deras sering ditemukan,

terutama pada sungai-sungai besar. Cidera saat terlempar keluar perahu dan terhanyut masih

sangat jarang; self-rescue biasanya masih mudah dilakukan namun pertolongan bantuan

sudah mulai diperlukan untuk menghindari resiko yang mungkin terjadi. Sungai dengan

tingkat kesulitan ini sangat cocok untuk kegiatan wisata keluarga atau sebagai rekreasi

alternatif, karena dapat diikuti anak-anak mulai usia 9 tahun.

Class IV

Sungai dengan tingkat kesulitan menengah–tinggi. Sungai ini memiliki arus yang

sangat deras namun masih dapat diprediksi dengan pengendalian perahu yang tepat. Teknik

pengarungan sungai ini sangat tergantung karakter sungai itu sendiri. Pasalnya, sungai

dengan tingkat kesulitan ini sangat beragam dan berbeda-beda walau memiliki tingkat

kesulitan yang sama. Jeram-jeram besar, hole, dan lintasan sempit yang tidak dapat dihindari

memerlukan manuver yang cepat. Berhenti sejenak pada arus sedikit tenang mungkin

diperlukan sebelum memulai maneuver; sekedar mengamati arus atau untuk istirahat. Karena

pada jeram-jeram tertentu, bahaya selalu mengancam. Resiko cidera bagi penumpang hanyut

cukup besar dan kondisi air menyebabkan self-rescue sulit dilakukan sehingga perlu

pertolongan bantuan. Pertolongan bantuan tersebut memerlukan latihan khusus agar teknik

penyelamatan dapat dilakukan dengan benar. Sungai dengan tingkat kesulitan ini sangat

menyenangkan dan menjanjikan tantangan lebih. Tentunya dengan dukungan peralatan

memadai, pengetahuan cukup, dan pemandu terampil.

Class V

Sungai dengan tingkat kesulitan tinggi. Hanya cocok untuk pengarung jeram yang

sudah menguasai teknik pengarungan dan memiliki pengalaman yang cukup pada sungai

Sungai pada class ini memiliki jeram yang banyak dan panjang dengan berbagai rintangan

yang dapat menyebabkan resiko tambahan bagi seorang pendayung. Drops atau penurunan

yang tiba-tiba, jeram-jeram sulit, hole, tebing terjal yang tak terhindari, sampai waterfall (air

Page 54: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 54

terjun) sering dijumpai pada sungai ini. Jeram yang dilewati seringkali beruntun pada jarak

cukup panjang, sehingga membutuhkan ketahanan fisik yang tinggi. Kalaupun ada pusaran

air tenang (eddies), jumlahnya sangat sedikit sekali dan cukup sulit untuk diraih. Pada skala

tertinggi, sungai dengan tingkat kesulitan ini memiliki kombinasi jeram yang sangat

beragam, mulai dari curler, hair, hay stakes, headwall, strainer, under cut, wave train, sampai

pin hole yang sangat berbahaya dan mematikan. Terlempar keluar dari perahu pada sungai

ini sangat berbahaya dan tindakan penyelamatan sering sulit dilakukan bahkan untuk

seseorang yang mahir sekalipun. Peralatan yang tepat, pengalaman yang luas, dan latihan

keterampilan dalam penyelamatan sangat penting.

Class VI

Sungai dengan tingkat kesulitan tertinggi. Pengarungan di sungai ini hampir tidak mungkin

dilakukan karena jeram yang ada tidak dapat diprediksi dan sangat berbahaya. Konsekuensi

suatu kesalahan dalam pengarungan di sungai ini sangat berat; tindakan penyelamatannya

hampir tidak mungkin dilakukan.Sungai dengan tingkat kesulitan ini hanya untuk tim khusus

yang memiliki keahlian tinggi–bukan untuk diarungi perorangan–setelah seringkali

mengarungi sungai tingkat kesulitan class V.

Ragam klasifikasi tingkat kesulitan sungai di atas merupakan tingkat kesulitan sungai

yang ditetapkan secara internasional. Namun, klasifikasi ini masih sangat variatif dan dapat

berubah-ubah walau masih pada sungai yang sama. Hal itu karena tingkat kesulitan ini

sangat tergantung pada debit air dan kemiringan sungai. Sehingga pada waktu-waktu

tertentu, sungai-sungai tersebut memiliki tingkat kesulitan yang mungkin bertambah atau

mungkin berkurang.

Karena itu, oleh kalangan penggiat arung jeram, di belakang ”class sungai” sering

ditambahkan tanda “+” (plus). Misalnya, sungai Citarik yang memiliki tingkat kesulitan III+.

Artinya, pada jeram-jeram tertentu sungai citarik memiliki tingkat kesulitan yang setara

dengan sungai Class IV.

5.2 Rock Climbing

5.2.1 Pendahuluan

Olah raga rock climbing semakin berkembang pesat pada tahun-tahun terakhir ini di

Indonesia. Kegiatan ini tidak dapat dipungkiri lagi sudah sudah merupakan kegiatan

yang begitu diminati oleh kaula muda maupun yang merasa muda ataupun juga yang selalu

muda. Pada dasarnya, rock climbing adalah teknik pemanjatan tebing batu yang

Page 55: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 55

memanfaatkan cacat batu tebing (celah atau benjolan) yang dapat dijadikan pijakan atau

pegangan untuk menambah ketinggian dan merupakan salah satu cara untuk mencapai

puncak.

Ciri khas rock climbing adalah prosedur dan perlengkapan yang digunakan dalam

kegiatan, juga prinsip dan etika pemanjatan. Rock Climbing bukan hanya menjadi komoditi

industri olah raga dan petualangan saja. Tetapi aplikasinya juga telah menjadi komoditas

industri-industrilainnya seperti wisata petualangan,outbound training,entertaiment,iklan dan

film,serta industri industri lainnya yang membutuhkan jasa ketinggian.Oleh karena itu perlu

ilmu rock climbing yang sangat mendasar sebagai acuan yang kuat diri dan dunia rock

climbing itu sendiri.

5.2.2 Sejarah Rock Climbing

Pada awalnya rock climbing lahir dari kegiatan eksplorasi alam para pendaki

gunung dimana ketika akhirnya menghadapi medan yang tidak lazim dan memiliki tingkat

kesulitan tinggi,yang tidak mungkin lagi didaki secara biasa (medan vertical dan

tebing terjal). Maka dari itu lahirlah teknik rock climbing untuk melewati medan yang tidak

lazim tersebut dengan teknik pengamanan diri (safety procedur).Seiring dengan

perkembangan zaman rock climbing menjadi salah satu kegiatan petualangan dan olah raga

tersendiri.Terdapat informasi tentang sekelompok orang Perancis di bawah pimpinan

Anthoine de Ville yang mencoba memanjat tebing Mont Aiguille (2097mdpl) di kawasan

Vercors Massif pada tahun 1492. Tidak jelas benar tujuan mereka, tetapi yang jelas,

beberapa dekade kemudian, orang-orang yang naik turun tebing tebing batu di pegunungan

Alpen diketahui adalah para pemburu Chamois (sejenis kambing gunung). Jadi pemanjatan

mereka kurang lebih dikarenakan oleh faktor mata pencaharian.

Pada tahun 1854 batu pertama zaman keemasan dunia pendakian di Alpen diletakan

oleh Alfred Wills dalam pendakiannya ke puncak Wetterhorn (3708 mdpl). Inilah cikal bakal

pendakian gunung sebagai olah raga. Kemudian pada tahun-tahunberikutnya barulah

terdengar manusia-manusia yang melakukan pemanjatan tebing

tebing di seluruh belahan bumi. Lalu pada tahun 1972 untuk pertama kalinya panjat dinding

masuk dalam jadwal olimpiade, yaitu didemonstrasikan dalam olimpiade Munich. Baru pada

tahun 1979 olah raga panjat tebing mulai merambah di Indonesia.

Dipelopori oleh Harry Suliztiarto yang memanjat tebing Citatah, Padalarang. Inilah patok

pertama panjat tebing modern di Indonesia.

Page 56: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 56

5.2.3 Teknik Dasar Pemanjatan / Rock Climbing

1. Face Climbing

Yaitu memanjat pada permukaan tebing dimana masih terdapat tonjolan atau rongga yang

memadai sebagai pijakan kaki maupun pegangan tangan. Para pendaki pemula biasanya

mempunytai kecenderungan untuk mempercayakan sebagian berat badannya pada pegangan

tangan, dan menempatkan badanya rapat ke tebing. Ini adalah kebiasaan yang salah. Tangan

manusia tidak bias digunakan untuk mempertahankan berat badan dibandingkan kaki,

sehingga beban yang diberikan pada tangan akan cepat melelahkan untuk mempertahankan

keseimbangan badan. Kecenderungan merapatkan berat badan ke tebing dapat

mengakibatkan timbulnya momen gaya pada tumpuan kaki. Hal ini memberikan peluang

untuk tergelincir.Konsentrasi berat di atas bidang yang sempit (tumpuan kaki) akan

memberikan gaya gesekan dan kestabilan yang lebih baik.

2. Friction / Slab Climbing

Teknik ini semata-mata hanya mengandalkan gaya gesekan sebagai gaya penumpu. Ini

dilakukan pada permukaan tebing yang tidak terlalu vertical, kekasaran permukaan cukup

untuk menghasilkan gaya gesekan. Gaya gesekan terbesar diperoleh dengan membebani

bidang gesek dengan bidang normal sebesar mungkin. Sol sepatu yang baik dan pembebanan

maksimal diatas kaki akan memberikan gaya gesek yang baik.

3. Fissure Climbing

Teknik ini memanfaatkan celah yang dipergunakan oleh anggota badan yang seolah olah

berfungsi sebagai pasak. Dengan cara demikian, dan beberapa pengembangan, dikenal

teknik-teknik berikut.

• Jamming, teknik memanjat dengan memanfaatkan celah yang tidak begitu besar. Jari-jari

tangan, kaki, atau tangan dapat dimasukkan/diselipkan pada celah sehingga seolah-olah

menyerupai pasak.

• Chimneying, teknik memanjat celah vertical yang cukup lebar (chomney). Badan masuk

diantara celah, dan punggung di salah satu sisi tebing. Sebelah kaki menempel pada sisi

tebing depan, dan sebelah lagi menempel ke belakang. Kedua tangan diletakkan menempel

pula. Kedua tangan membantu mendororng keatas bersamaan dengan kedua kaki yang

mendorong dan menahan berat badan.

Page 57: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 57

• Bridging, teknik memanjat pada celah vertical yang cukup besar (gullies). Caranya dengan

menggunakan kedua tangan dan kaki sebagai pegangan pada kedua celah tersebut. Posisi

badan mengangkang, kaki sebagai tumpuan dibantu oleh tangan yang juga berfungsi sebagai

penjaga keseimbangan.

• Lay Back, teknik memanjat pada celah vertical dengan menggunakan tangan dan kaki.

Pada teknik ini jari tangan mengait tepi celah tersebut dengan punggung miring sedemikian

rupa untuk menenpatkan kedua kaki pada tepi celah yang berlawanan. Tangan menarik

kebelakang dan kaki mendorong kedepan dan kemudian bergerak naik ke atas silih berganti.

Pembagian Pendakian Berdasarkan Pemakaian Alat

Free Climbing

Sesuai dengan namanya, pada free climbing alat pengaman yang paling baik adalah

diri sendiri. Namun keselamatan diri dapat ditingkatkan dengan adanya keterampilan yang

diperoleh dari latihan yang baik dan mengikuti prosedur yang benar. Pada free climbing,

peralatan berfungsi hanya sebagai pengaman bila jatuh. Dalam pelaksanaanya ia bergerak

sambil memasang, jadi walaupun tanpa alat-alat tersebut ia masih mampu bergerak atau

melanjutkan pendakian. Dalam pendakian tipe ini seorang pendaki diamankan oleh belayer.

Free Soloing

Merupakan bagian dari free climbing, tetapi sipendaki benar-benar melakukan

dengan segala resiko yang siap dihadapinya sendiri.Dalam pergerakannya ia tidak

memerlukan peralatan pengaman. Untuk melakukan free soloing climbing, seorangpendaki

harus benar-benar mengetahui segala bentuk rintangan atau pergerakan pada rute yang

dilalui. Bahkan kadang-kadang ia harus menghapalkan dahulu segala gerakan, baik itu

tumpuan ataupun pegangan, sehingga biasanya orang akan melakukan free soloing climbing

bila ia sudah pernah mendaki pada lintasan yang sama. Resiko yang dihadapi pendaki tipe ini

sangat fatal sekali, sehingga hanya orang yang mampu dan benar-benar professional yang

akan melakukannya.

Atrificial Climbing

Pemanjatan tebing dengan bantuan peralatan tambahan, seperti paku tebing, bor,

Page 58: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 58

stirrup, dll. Peralatan tersebut harus digunakan karena dalam pendakian sering sekali

dihadapi medan yang kurang atau tidak sama sekali memberikan tumpuan atau peluang

gerak yang memadai.

5.2.4 Sistem Pendakian

1. Himalaya Sytle

Sistem pendakian yang biasanya dengan rute yang panjang sehingga untuk mencapai sasaran

(puncak) diperlukan waktu yang lama. Sistem ini berkembang pada pendakian pendakian ke

Pegunungan Himalaya. Pendakian tipe ini biasanya terdiri atas beberapa kelompok dan

tempat-tempat peristirahatan (base camp, fly camp). Sehingga dengan berhasilnya satu orang

dari seluruh team, berarti pendakian itu sudah berhasil untuk seluruh team.

2. Alpine Style

Sistem ini banyak dikembangkan di pegunungan Eropa. Pendakian ini mempunyai tujuan

bahwa semua pendaki harus sampai di puncak dan baru pendakian dianggap berhasil. Sistem

pendakian ini umumnya lebih cepat karena para pendaki tidak perlu lagi kembali ke base

camp (bila kemalaman bias membuat fly camp baru, dan esoknya dilanjutkan kembali).

5.2.5 Teknik Turun / Rappeling

Teknik ini digunakan untuk menuruni tebing. Dikategorikan sebagai teknik yang

sepeuhnya bergantung dari peralatan. Prinsip rappelling adalah sebagai berikut :

1. Menggunakan tali rappel sebagai jalur lintasan dan tempat bergantung.

2. Menggunakan gaya berat badan dan gaya tolak kaki pada tebing sebagai pendorong gerak

turun.

3. Menggunakan salah satu tangan untuk keseimbangan dan tangan lainnya untuk mengatur

kecepatan.

Macam-macam dan Variasi Teknik Rappeling

1. Body Rappel

Menggunakan peralatan tali saja, yang dibelitkan sedemikian rupa pada badan. Pada

teknik ini terjadi gesekan antara badan dengan tali sehingga bagian badan yang

terkena gesekan akan terasa panas.

2. Brakebar Rappe

Menggunakan sling/tali tubuh, carabiner, tali, dan brakebar. Modifikasi lain dari

Page 59: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 59

brakebar adalah descender (figure of 8). Pemakaiannya hampir serupa, dimana gaya

gesek diberikan pada descender atau brakebar.

3. Sling Rappel

Menggunakan sling/tali tubuh, carabiner, dan tali. Cara ini paling banyak

dilakukan karena tidak memerlukan peralatan lain, dan dirasakan cukup aman. Jenis

simpul yang digunakan adalah jenis Italian hitch.

4. Arm Rappel / Hesti

Menggunakan tali yang dibelitkan pada kedua tangan melewati bagian belakang

badan.Dipergunakan untuk tebing yang tidak terlalu curam. Dalam rapelling, usahakan posisi

badan selalu tegak lurus pada tebing, dan jangan terlalu cepat turun. Usahakan mengurangi

sesedikit mungkin benturan badan pada tebing dan gesekan antara tubuh dengan tali.

Sebelum memulai turun, hendaknya :

1. Periksa dahulu anchornya.

2. Pastikan bahwa tidak ada simpul pada tali yang dipergunakan.

3. Sebelum sampai ke tepi tebing hendaknya tali sudah terpasang dan pastikan bahwa tali

sampai ke bawah (ke tanah).

4. Usahakan melakukan pengamatan sewaktu turun, ke atas dan ke bawah, sehingga

apabila ada batu atau tanah jatuh kita dapat menghindarkannya, selain itu juga dapat

melihat lintasan yang ada.

5. Pastikan bahwa pakaian tidak akan tersangkut carabiner atau peralatan lainnya.

5.2.6 Peralatan Pemanjatan

1. Tali Pendakian

Fungsi utamanya dalam pendakian adalah sebagai pengaman apabila jatuh.Dianjurkan

jenis-jenis tali yang dipakai hendaknya yang telah diuji oleh UIAA, suatu badan

yang menguji kekuatan peralatan-peralatan pendakian. Panjang tali dalam pendakian

dianjurkan sekitar 50 meter, yang memungkinkan leader dan belayer masih dapat

berkomunikasi. Umumnya diameter tali yang dipakai adalah 10-11 mm, tapi sekarang

ada yang berkekuatan sama, yang berdiameter 9.8 mm.

Ada dua macam tali pendakian yaitu :

• Static Rope, tali pendakian yang kelentirannya mencapai 2-5 % fari berat

maksimum yang diberikan. Sifatnya kaku, umumnya berwarna putih atau hijau. Tali

static digunakan untuk rappelling.

Page 60: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 60

• Dynamic Rope, tali pendakian yang kelenturannya mencapai 5-15 % dari berat

maksimum yang diberikan. Sifatnya lentur dan fleksibel. Biasanya berwarna mencolok

(merah, jingga, ungu).

2. Carabiner

Adalah sebuah cincin yang berbentuk oval atau huruf D, dan mempunyai gate yang

berfungsi seperni peniti. Ada 2 jenis carabiner :

• Carabiner Screw Gate (menggunakan kunci pengaman).

• Carabiner Non Screw Gate (tanpa kunci pengaman)

3. Sling

Sling biasanya dibuat dari tabular webbing, terdiri dari beberapa tipe. Fungsi

sling antara lain :

-sebagai penghubung

-membuat natural point, dengan memanfaatkan pohon atau lubang di tebing.

-Mengurangi gaya gesek / memperpanjang point

-Mengurangi gerakan (yang menambah beban) pada chock atau piton yang terpasang.

4. Descender

Sebuah alat berbentuk angka delapan. Fungsinya sebagai pembantu menahan gesekan,

sehingga dapat membantu pengereman. Biasa digunakan untuk membelay atau

rappelling.

5. Ascender

Berbentuk semacam catut yang dapat menggigit apabila diberi beban dan membuka bila

dinaikkan. Fungsi utamanya sebagai alat Bantu untuk naik pada tali.

6. Harnes / Tali Tubuh

Alat pengaman yang dapat menahan atau mengikat badan. Ada dua jenis harnes :

• Seat Harnes, menahan berat badan di pinggang dan paha.

• Body Harnes, menahan berat badan di dada, pinggang, punggung, dan paha.

Harnes ada yang dibuat dengan webbning atau tali, dan ada yang sudah langsung

dirakit oleh pabrik.

7. Sepatu

Ada dua jenis sepatu yang digunakan dalam pemanjatan :

• Sepatu yang lentur dan fleksibel. Bagian bawah terbuat dari karet yang kuat.

Kelenturannya menolong untuk pijakan-pijakan di celah-cleah.

Page 61: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 61

• Sepatu yang tidak lentur/kaku pada bagian bawahnya. Misalnya combat boot. Cocok

digunakan pada tebing yang banyak tonjolannya atau tangga-tangga kecil. Gaya tumpuan

dapat tertahan oleh bagian depan sepatu.

8. Anchor (Jangkar)

Alat yang dapat dipakai sebagai penahan beban. Tali pendakian dimasukkan pada achor,

sehingga pendaki dapat tertahan oleh anchor bila jatuh. Ada dua macam anchor, yaitu :

• Natural Anchor, bias merupakan pohon besar, lubang-lubang di tebing,

tonjolan-tonjolan batuan, dan sebagainya.

• Artificial Anchor, anchor buatan yang ditempatkan dan diusahakan ada pada

tebing oleh si pendaki. Contoh : chock, piton, bolt, dan lain-lain.

Mengetahui perbedaan antara; nuts dan cams, friends dan carabiner, dan lainnya

Belay Device (Peralatan untuk Belay)

Belay Device adalah peralatan untuk menahan tali saat pemanjatan

agar pemanjat tidak terjatuh. Banyak jenis yang biasa dipakai,

yang paling sering dipakai adalah ATC, Figure 8, dan Grigri.

Cam atau Friends

Spring Loaded Camming Device (SLCD) atau biasa disebut cam atau friends adalah

peralatan proteksi pemanjatan yang fenomenal, diciptakan oleh Ray Jardine seorang

aerospace engineer yang senang manjat pada tahun 1973. Jika ditarik, ujungnya akan

mengecil sehingga mudah dimasukkan ke celah tebing. Jika dilepas ujungnya akan

mengembang memenuhi celah tebing. Cam tersedia dalam beberapa ukuran disesuaikan

dengan lebar celah tebing.

Carabiner

Ada banyak jenis carabiner, setiap jenis memiliki fungsi tersendiri dalam pemanjatan.

1. Carabiner HMS memiliki kunci (screw) sebagai pengaman, dipakai sebagai anchor pada

top roping dan juga dipakai oleh belayer.

2. Carabiner D atau Oval dan Snap (Snapring) digunakan untuk keperluanlain seperti untuk

dipakai bersama dengan cam dan draw.

3. Quickdraw atau Runner Adalah pasangan webbing atau sling dengan dua buah carabiner

jenis snapring, dipakai sebagai alat proteksi di tebing.

Hexes

Page 62: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 62

Adalah pasangan sling dengan tabung alumunium (titanium) segi enam. Berfungsi sama

dengan cam, berharga lebih murah, tetapi lebih sulit dalam penempatannya di celah tebing.

Seperti cam. hexes tersedia dalam beberapa ukuran.

Nuts

Nuts adalah peralatan proteksi yang paling banyak dipakai oleh pemanjat tebing, fungsinya

sama dengan cam dan hexes dengan harga lebih murah.

Tricams

Adalah peralatan proteksi pemanjatan, walaupun berbeda bentuk tetapi fungsinya sama

dengan nuts. Pemakaiannya relatif sulit, tidak dianjurkan dipakai untuk pemula.

5.2.7 Prosedur Pemanjatan

Tahapan-tahapan dalam suatu pemanjatan hendaknya dimulai dari langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Mengamati lintasan dan memikirkan teknik yang akan dipakai.

2. Menyiapkan perlengkapan yang diperlukan.

3. a. Untuk leader, perlengkapan teknis diatur sedemikian rupa, agar mudah

untuk diambil / memilih dan tidak mengganggu gerakan. Tugas leader adalah membuka

lintasan yang akan dilalui oleh dirinya sendiri dan pendaki berikutnya.

b. Untuk belayer, memasang anchor dan merapikan alat-alat (tali yang akan

dipakai). Tugas belayer adalah membantu leader dalam pergerakan dan mengamankan

leader bila jatug. Belayer harus selalu memperhatikan leader, baik aba-aba ataupun

memperhatikan tali, jangan terlalu kencang dan jangan terlalu kendur.

4. Bila belayer dan leader sudah siap memulai pendakian, segera memberi aba-aba

pendakian.

5. Bila leader telah sampai pada ketinggian 1 pitch (tali habis), ia harus

memasang achor.

6. Leader yang sudah memasang anchor di atas selanjutnya berfungsi sebagai

belayer, untuk mengamankan pendaki berikutnya.

5.3 Caving

Speleologi adalah ilmu yang mempelajari tentang gua gua. Kata speleologi diambil dari

bahasa Yunani (spelaion : gua, logos : ilmu). Goa memiliki sifat khas dalam mengatur suhu

Page 63: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 63

di dalamnya, yaitu pada saat udara luar panas maka di dalam goa akan sejuk, begitu juga

sebaliknya. D Indonesia speleologi tergolong ilmu yang masih muda. Speleologi baru

berkembang sekitar tahun 1980 dengan berdirinya sebuah club yang bernama SPECAVINA

yang didirikan oleh Norman Edwin dan dr. R.K.T Ko ketua HIKESPI tahun lalu.

Kemudian muncul muncul club speleologi yang lain :

* BSC = Bogor Speleologi Club

* DSC = Denpasar Speleologi Club

* SKALA = Speleo Club Malang

* SSS = Salamander Speleo Surabaya

* JSC = Jakarta Speleo Club

*ASC = Acintyacunyata Speleological Club

Dari sekian banyak club speleological, club yang merupakan club aktif hingga saat

ini adalah asc.

Gua merupakan salah satu ciri khas kawasan karst. Kawasan karst atau gunung

gamping merupakan kawasan yang unik serta kaya akan sumber daya hayati dan non hayati.

Indonesia mempunyai kawasan karst seluas 20% dari total wilayahnya. Salah satu kawasan

karst di Indonesia yang dikenal sebagai Gunung Sewu pernah didengungkan akan dicalonkan

sebagai salah satu Warisan Dunia (World Heritage) karena keunikannya

* Ilmu Dalam Speleologi

1. Geologi : Speleogenesis, Hidrogeologi

2. Geografi : Morfologi karst, Hidrologi permukaan, Karstologi

3. Biologi : Biospeleologi

4. Pariwisata : Ekowisata, Wisata minat khusus

5. DLL

Di dalam kegiatan alam bebas banyak sekali hubungan antara kegiatan yang satu

dengan kegiatan spleologi ini misalnya:

Mounteneering = Tracking, Packing, Pelacakan Mulut Gua

Panjat Tebing = Rigging, Chimneying, Bridging,

Arung Jeram = Water Rafting

Diving = Melewati celah celah yang ada di dalam air

Page 64: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 64

Gantole = Pelacakan mulut goa dari udara

Canyoning = Repeling di air terjun

Vertical Rescue = Self rescue, tim rescue

* Definisi Karst

Istilah karst yang dikenal di Indonesia sebenarnya diadopsi dari bahasa

Yugoslavia/Slovenia. Istilah aslinya adalah ‘krst / krast' yang merupakan nama suatu

kawasan di perbatasan antara Yugoslavia dengan Italia Utara, dekat kota Trieste .

Ciri-ciri daerah karst antara lain :

Daerahnya berupa cekungan-cekungan

Terdapat bukit-bukit kecil

Sungai-sungai yang nampak dipermukaan hilang dan terputus ke dalam tanah.

Adanya sungai-sungai di bawah permukaan tanah

Adanya endapan sedimen lempung berwama merah hasil dari pelapukan batu gamping.

Permukaan yang terbuka nampak kasar, berlubang-lubang dan runcing.

* Proses Terbentuknya Gua

Tahap awal, air tanah mengalir melalui bidang rekahan pada lapisan batu gamping

menuju ke sungai permukaan. Mineral-mineral yang mudah larut dierosi dan lubang aliran

air tanah tersebut semakin membesar.

Sungai permukaan lama-lama menggerus dasar sungai dan mulai membentuk jalur

gua horisontal.

Setelah semakin dalam tergerus, aliran air tanah akan mencari jalur gua horisontal

yang baru dan langit - langit atas gua tersebut akan runtuh dan

bertemu sistem gua horisontal yang lama dan membentuk surupan (sumuran gua).

Gua memiliki sifat yang khas dalam mengatur suhu di dalamnya, yaitu apabila suhu

di sekitar/luar gua panas,maka suhu udara di dalam gua akan sejuk. Begitu juga

sebaliknya,bila kondisi diluar goa dingin, maka suhu di dalam pun akan terasa hangat. Sifat

inilah yang menjadikan gua sebagai tempat berlindung dari beberapa mahkluk hidup. Gua-

gua di kawasan Indonesia dan pulau Jawa sebagian besar adalah gua batu gamping, atau gua

karst. Gua yang merupakan lintasan air dimasa lampau, dan kini telah kering di kategorikan

Page 65: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 65

ke dalam goa fosil. Dan gua yang terlihat di aliri aliran air, maupun di rembesi air pada

dinding-dindingnya di kategorikan ke dalam goa aktif. Oleh karena itu mempelajari gua

tidak terlepas dari mempelajari hidrologi karst dan segala fenomena karst di bawah

permukaan (endokarst) agar kita memahami bagaimana terjadinya gua dan bagaimana

memanfaatkan sumber alamnya, yang mempunyai nilai estetika sebagai objek wisata gua,

ataupun sumber air,tanpa mencemarinya.

* Ornamen dan Keindahan Gua

Bentuk ornamen-ornamen gua merupakan keindahan alam yang jarang kita jumpai

di alam terbuka. Di tengah kegelapan abadi proses pengendapan berlangsung hingga

membentuk ornamen-ornamen gua ( speleothem ). Proses ini disebabkan karena a ir tanah

yang menetes dari atap gua mengandung lebih banyak CO2 daripada udara sekitarnya.

Dalam rangka mencapai keseimbangan, CO2 menguap dari tetesan air tersebut. Hal

ini menyebabkan berkurangnya jumlah asam karbonat, yang artinya kemampuan melarutkan

kalsit menjadi berkurang. Akibatnya air tersebut menjadi jenuh kalsit (CaCO3) dan

kemudian mengendap.

Berbagai ornamen gua yang sering di jumpai :

Stalaktit

Terbentuk dari tetesan air dari atap gua yang mengandung kalsium karbonat (CaCO3 ) yang

mengkristal, dari tiap tetes air akan menambah tebal endapan yang membentuk kerucut

Page 66: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 66

menggantung dilangit-langit gua. Berikut ini adalah reaksi kimia pada proses pelarutan batu

gamping : CaCO3 + CO2 + H2O à Ca2 + 2HCO3

Stalagmit

Merupakan pasangan dari stalaktit, yang tumbuh di lantai gua karena hasil tetesan air dari

atas langit-langit gua.

Tirai

Tirai terbentuk dari air yang menetes melalui bidang rekahan yang memanjang pada langit-

langit yang miring hingga membentuk endapan cantik yang berbentuk lembaran tipis vertical

yang berjejer/ bersekat.

Teras

Teras Travertin merupakan kolam air di dasar gua yang mengalir dari satu lantai tinggi ke

lantai yang lebih rendah, dan ketika mereka menguap, kalsiumkarbonat diendapkan di lantai.

Gambar – Gambar Ornamen

Canopies

Aragonites

BalBalons

Bathubs

Coraloids

Stalagmit

Page 67: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 67

ETIKA, MORAL DAN KEWAJIBAN PENELUSUR GOA

Draperies

Flowstone

Helictites

Moonmilk

Pool Finger

Soda Straws

Stalagmit

Page 68: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 68

1. Kode etik penelusur goa dibuat karena goa merupakan lingkungan yang sangat sensitif dan

mudah tercemar. Kode etik ini antara lain :

TAKE NOTHING BUT PICTURE

LEAVE NOTHING BUT FOOTPRINT

KILL NOTHING BUT TIME

CAVE SOFTLY

2. Setiap penelusur gua sadar bahwa setiap bentukan alam di dalam goa dibentuk dalam kurun

waktu ribuan tahun.

3. Setiap menelusuri gua dan menelitinya dilakukan oleh penelusur gua dengan penuh respek

tanpa mengganggu dan mengusir kehidupan biota di dalam gua.

4. Setiap penelusur menyadari bahwa kegiatan speleologi dari segi olah raga maupun ilmiah

bukan merupakan usaha yang perlu dipertontonkan dan tidak butuh penonton.

5. Para penelusur tidak memandang rendah diantara sesama penelusur, begitu juga sebaliknya

penelusur akan dianggap melanggar etika apabila memaksakan kehendaknya padahal

persiapan kurang.

6. Respek terhadap sesama penelusur gua ditunjukkan dengan cara

- Tidak menggunakan bahan / peralatan, yang ditinggalkan rombongan lain, tanpa izin mereka.

- Tidak membahayakan lainnya, seperti melempar suatu benda ke dalam goa bila ada orang di

dalam gua.

- Tidak menghasut penduduk untuk menghalangi rombongan penelusur

- Jangan melakukan penelitian yang sama, apabila diketahui ada rombongan lain melakukan

penelitian yang sama tapi belum dipublikasikan.

- Jangan menganggap anda penemu sesuatu apabila anda belum melakukan mencari informasi.

- Setiap usaha penelusuran merupakan usaha bersama. (jangan menonjolkan kemampuan

pribadi dan ingat bahwa penelusur adalah tim)

- Jangan menjelekkan nama sesama penelusur.

7. Kewajiban penelusur goa

- Menjaga lingkungan baik kebersihan, kelestariannya, dan kemurniannya.

- Konservasi lingkungan gua merupakan tujuan utama penelusur goa.

- Wajib memberi pertolongan kepada penelusur lain apabila membutuhkan pertolongan sesuai

dengan kemampuan.

- Menjaga sopan santun dengan penduduk sekitar.

Page 69: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 69

- Izin resmi

- Wajib memberitahukan kondisi berbahaya pada penelusur lain tentang kondisi sekitar

lingkungan goa atau di dalam goa.

* Biospeleologi

Ilmu yang mempelajari kehidupan dalam goa.

Gua digambarkan sebagai pulau dengan kumpulan organismenya masing-masing. Dalam

klasifikasi klasik, organisme gua dibedakan berdasarkan tingkat adaptasinya terhadap

lingkungan gua yaitu:

1. Trogloxene adalah organisme yang hidup di dalam gua namun tidak pernah menyelesaikan

seluruh siklus hidupnya di dalam gua. Kelelawar salah satu contoh hewan trogloxene.

2. Troglophile adalah organisme yang menyelesaikan seluruh siklus hidupnya di dalam gua,

namun individu yang lain dari jenis yang sama juga hidup di luar gua, seperti: salamander,

cacing tanah, kumbang dan crustacea .

3. Troglobite adalah organisme gua sejati dan hidup secara permanen di zona gelap total dan

hanya ditemukan di dalam gua. Contoh : ikan Amblyopsis spelaeus, Puntius sp, Bostrychus

sp.

Zonasi kehidupan gua berdasarkan cahaya :

Ekosistem gua memiliki ciri khas terbatas dengan absennya cahaya matahari, iklim

yang hampir seragam, temperatur yang konstan sepanjang tahun dan kelembaban relatif yang

tinggi dan konstan. Berdasarkan ketersediaan cahaya matahari, gua memiliki tiga zonasi :

1. Zona mulut atau zona terang ( entrance zone ). Pada zona ini terdapat cahaya matahari

langsung dan iklim gua sangat terpengaruh oleh faktor luar gua.

2. Zona senja atau zona remang-remang ( twilight zone ) adalah zona dengan cahaya matahari

tidak langsung, berupa pantulan cahaya dari zona mulut sehingga cahaya agak remang. Iklim

sedikit terpengaruh oleh kondisi luar gua/berfluktuasi.

3. Zona peralihan adalah zona yang mulai berubah ke daerah gelap. Namun keberadaan sekitar

goa masih dapat kita rasakan.

4. Zona gelap total ( dark zone ) adalah zona dimana tidak ada cahaya sama sekali. Organisme

gua sejati hidup di zona ini. Dimana suhu di dalam zona ini bersifat konstan, begitu juga

dengan kelembapan-nya.

Page 70: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 70

TPGH ( Teknik Penelusuran Goa Horizontal)

Medan pada goa horizontal sangat bervariasi, mulai dari lorong – lorong yang mudah

ditelusuri sampai lorong lorong yang hanya bisa dilewati oleh orang orang tertentu. Perlu

teknik – teknik khusus untuk melewatinya :

1. Lumpur

Lorong yang berlumpur dapat dengan mudah dilewati kalau lumpur tersebut tidak tebal,

apabila lumpur tebal untuk melewatinya kita bergerak dengan posisi berenang. Dengan

posisi ini kita dapat bergerak dengan mudah dan dapat menghemat tenaga

2. Air

Untuk kondisi lorong goa yang berair dan kita belum mengetahui bagaimana kondisinya

maka kita akan perlu fasilitas pendukung, seperti pelampung, perahu karet bahkan mungkin

alat selam karena di dalam goa, teknik diving digunakan untuk melewati lorong yang seluruh

bagiannya tertutup oleh air misalnya sump, siphon.

3. Climbing

Dalam suatu penelusuran gua, terkadang kita menjumpai adanya waterfaal/ air terjun,

maupun lorong-lorong yang berada di atas kita yang masih bisa kita jangkau. Untuk

meneruskan penelusuran gua,kita harus menggunakan tekhnik2 climbing, serta jika

memungkinkan menggunakan pengaman sisip yang biasanya digunakan dalam pemanjatan.

Variasi penelusuran medan horizontal dan tekhniknya :

TEKNIK PENELUSURAN GUA VERTICAL

Dalam suatu penelusuran goa terkadang kita juga menemukan adanya waterfall

ataupun lorong yang terletak di atas kita. Untuk melakukan penelusuran kita harus

mengetahui teknik teknik yang digunakan yang salah satunya adalah SRT.

SRT kepanjangannya adalah single rope tehnique yaitu teknik untuk melintasi

lintasan vertical yang berupa satu tali, dengan segala variasi lintasan yang disesaikan dengan

kondisi medan. Kenyamanan dan keselamatan adalah prinsip utama dari tehnik ini.

Beberapa macam system SRT yang digunakan :

Page 71: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 71

A. Texas System : menggunakan 2 hand ascender yang dihubungkan dengan cowstail

yang ujung pendek sisi bawah ditambah foot loop sedang diatas dilewatkan ke dalam

penyambung chest harness dan di pegang tangan,

B. Rope Walker System : Menggunakan 3 buah gibbs dll

C. Michelle System : Spt texas system hanya ditambahkan chestbox

D. Floating Cam System dll

E. Jummar System : Menggunakan 2 hand ascender dll

F. Frog Rig System : sistem ini yang akan kita bahas lebih lanjut

Frog rig system sering juga disebut dengan sit dan stand, karena ketika penelusur

ada di bagian tengah tali dia akan terlihat seperti orang berdiri lalu duduk. Sysem ini paling

banyak digunakan karena tingkat keamanan, kecepatan dan kenyamanannya tinggi.

Peralatan yang digunakan :

1. Seat harness : Digunakan pada pinggang dan kaki yang fungsinya untuk mengikat

tubuh.

2. Ascender : Hand ascender / jumar. Digunakan untuk naik atau memanjat

lintasan. Alat ini juga digunakan untuk pegangan tangan.

: Chest ascender. Kegunaannya sama tapi dipasangkan di dada.

3. Descender : Digunakan untuk menuruni lintasan tali

4. Mailon Rapid : Oval : Untuk menyambungkan chest ascender dengan delta MR

: Delta : Untuk menyambungkan seat harness dan dijadikan pengkait

untuk alat yang lain.

5. Chest harness : Digunakan untuk mengikatkan chest ascender pada dada

6. Cowstail : Dengan tali dinamik dengan satu cabangnya lebih pendek.

7. Foot loop : Digunakan sebagai pijakan kaki yang dihubungkan dengan ascender

8. Kernmantel Rope menggunakan jenis static rope yang mempunyai kelenturan

4 – 8 %

Organisasi

Dalam sistem ini digunakan seat harness yang dihubungkan dengan delta MR, yang

di dalamnya dirangkaikan peralatan lainnya. Urutan paling kiri cowstail, oval MR yang

terhubung dengan chest ascender, lalu oval carabiner screw gate yang dihubungkan dengan

descender diikuti dengan carabiner non screw gate yang berfungsi sebagai pengatur laju

kecepatan. Ujung cowstail panjang dihubungkan dengan carabiner delta screw gate yang

Page 72: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 72

dirangkaikan dengan hand ascender dan foot loop. Chest ascender dikaitkan ke dada dengan

menggunakan chest harness.

Descending

Teknik menuruni tali pada frog rig system biasanya menggunakan descender simpel

stop atau auto stop, apabila menggunakan descender simple stop harus ditambahkan dengan

carabiner friksi disamping kanannya yang berfungsi untuk mengatur kelajuan gerak pada tali

pada saat kita turun.

Ascending

Untuk meniti tali ke atas pada frog rig system digunakan sebuah hand ascender

yang dihubungkan dengan cowstail ujung panjang, dirangkaikan dengan foot loop dan

sebuah chest ascender yang dikaitkan ke dada dengan chest harness. Cowstail dan foot loop

sebaiknya dijadikan sebagai personal equipment karena panjangnya disesuaikan dengan

pemakainya.

Kesesuaian panjang cowstail dan foot loop dengan panjang kaki dan tangan

pemakainya akan mempengaruhi penghematan tenaga pada saat ascending. Gerakan dan

pembagian tenaga akan mempengaruhi ketahanan seseorang pada saat menaiki pitch – pitch

yang panjang.

Variasi lintasan

Variasi lintasan yang akan kita temui pada saat kita melakukan penelusuran :

1. Intermediate : Lintasan ini bertujuan untuk menghindari titik friksi tali pada dinding gua

dengan membuat anchor pada titik gesekan.

2. Deviasi : Lintasan ini berguna untuk menghilangkan friksi dengan cara menarik tali ke arah

luar dari titik friksinya.

3. Sambungan tali : Rintangan ini berupa simpul yang menyambung 2 buah tali pada satu

lintasan vertikal.

Beberapa jenis simpul

Pada prinsipnya semua simpul mengurangi kekuatan tali pada waktu simpul

dibuat,dengan alasan simpul tersebut mengakibatkan tali bertekuk-tekuk. Pada waktu tali

diberi beban,pilinan serat dalam tekukan simpul mendapat beban lebih banyak dibandingkan

Page 73: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 73

dengan pilinan yang berada di luar simpul. Berikut adalah daftar beberapa simpul yang

sering digunakan:

Italian Hitch

Simpul ini adalah simpul yang lilitannya bisa bergerak. Biasanya bisa digunakan

untuk mem-belay seorang pemanjat, dalam kgiatan panjat tebing. Bisa juga digunakan utuk

lowering ataupun hauling.

Simpul pangkal / Clove Hitch

Simpul ini juga sering digunakan pada kegiatan panjat tebing. Berfungsi sebagai

pengaman pertama yang dibuat seorang pemanjat saat berada di pitch.

Overhand Knot/Simpul Hidup

Simpul ini adalah simpul yang paling sederhana dan paling dasar. Biasanya

digunakan pada ujung tali untuk menghentikan geseran /untuk mematikan ujung tali.

Figure of eight Knot/Simpul delapan

Simpul ini lebih kuat daripada simpul hidup. namun fungsinya hampir sama.

Kekurangannya dibanding simpul hidup, simpul ini membutuhkan banyak tali.

Sheet bend Knot/Simpul ANYAM

Page 74: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 74

Digunakan untuk menyambung dua buah tali yang besarnya tidak sama besar. Kalau

perbedaan tali ini terlalu jauh, maka simpulnya harus digandakan.

Bowline Knot/Simpul Kambing

Sifat simpul ini tidak menjerat dan tidak dapat digeser geser.

Simpul Mati.

Digunakan untuk menyambung tali yang sama besar, simpul ini cukup mudah dan

sederhana.

Turbuck Knot.

Simpul ini tidak terlalu baik pada tali yang sudah kaku, kadang kadang menjerat atau

lepas sama sekali.

Tauline Hitch.

Simpul ini sifatnya sama dengan Turbuck Knot, yaitu tidak menjerat kalau talinya

ditarik, tetapi mudah digeser kalau ikatannya didorong.

Two Half Hitch.

Sifat simpul Two Half Hitch menjerat, biasanya digunakan untuk mengikat tali pada

pangkal kayu.

Fisherman’s Knot/ Simpul Nelayan.

Berguna untuk menyambung dua buah tali yang sama besar. Jika tali dalam keadaan

basah dan licin, simpul ini bisa digandakan agar lebih aman dan kuat.

Prusik Knot.

Simpul ini bersifat menjepit bila mendapat tekanan, namun bisa digeser dengan

mudah bila didorong pada saat tidak mendapat tekanan.

Simpul Tiang.

Digunakan untuk menyambung dua buah balok kayu atau tiang.

Page 75: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 75

Butterfly Knot/ Simpul Kupu kupu.

Simpul ini digunakan sebagai pengaman pada tali yang rusak, atau dapat digunakan

untuk membuat tangga (dengan tali yang panjang dan kuat).

MANAJEMEN PENELUSURAN GUA

Manajemen penelusuran gua adalah suatu aturan atau langkah langkah yang harus

dilaksanakan sebelum dan sesudah kegiatan penelusuran

Sebelum Penelusuran (Pra Kegiatan)

1. Mempelajari literatur tentang gua

2. Mengumpulkan informasi lisan dari penduduk sekitar

3. Perizinan dan surat jalan yang dibutuhkan

4. Dengan apa penelusur dapat sampai menuju lokasi

5. Pelajari keadaan cuaca

6. Waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke lokasi

7. Cek transportasi terdekat

8. Jumlah personil yang memadai

a. Minimal 3 orang

b. Maksimal tergantung dari jenis kegiatan

9. Keuangan yang disesuaikan dengan kondisi di atas

10. Peralatan dan perlengkapan harus memadai ( lengkap)

11. Keharusan mutlak setiap mengadakan penelusuran adalah meninggalkan pesan di sekretariat

yang berisikan :

a. Lokasi gua dan kondisi gua

b. Jumlah personil yang berangkat dan sebutkan identitasnya

c. Lama penelusuran, kapan berangkat dan kapan pulang

12. Melapor ke kelurahan ataupun juru kunci goa

Selama Penelusuran (Kegiatan)

Page 76: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 76

Pembagian tugas dalam penelusuran tergantung dari jenis dan tujuan kegiatan

penelusuran gua, yaitu :

1. Penelusuran biasa

Rigging, leader

Cleaning

Transport barang

2. Pemetaan Gua

Rigging, leader

Mapping

* leader sebagai surveyor

* Shooter, orang ketiga

* Stationer, Second man

* Cleaning, Diskriptor

3. Fotografi Gua

* Rigging, leader * Fotographer

* Cleaning * Pemegang blitz

4. Penelitian Gua

* Rigging, leader

* Cleaning

* Pengambilan sample

Sesudah Penelusuran (Pasca Kegiatan)

1. Checking peralatan

2. Perawatan peralatan

3. Evaluasi kegiatan

4. Pembuatan laporan kegiatan

BAHAYA PENELUSURAN GUA

A). Anthroposentrisme

Merupakan bahaya yang dapt menimpa manusia sebagai pelaku penelusuran,yang

dimana setiap kegiatan di alam terbuka pasti memiliki resiko terjadi kecelakaan.Di bawah ini

adalah penyebab kecelakaan :

Page 77: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 77

1. Faktor Manusia

“ CEROBOH”

* kurang persiapan

* tidak menguasai teknik dan peralatan

* tidak menguasai teknik penelusuran

* terpeleset

“ TERSESAT “

* kurang pengamatan waktu masuk

* sumber cahaya habis

“ TENGGELAM “

* tidak dapat berenang

* dapat berenang tapi meremehkan alam

“ SALAH DALAM PEMBAGIAN TEAM PENELUSURAN “

* tidak sesuai kemampuan

* pembagian beban tidak merata

2. Faktor Peralatan

“ BERKURANGNYA KUALITAS PERALATAN “

* pemakaian berlebihan

* rusak

* friksi pada saat penggunaan

“ PENGGUNAAN YANG TIDAK SEMESTINYA “

* terkena beban ungkit

* descending terlalu dalam, cepat

“ BEBAN BERLEBIHAN “

* salah pemasangan lintasan

* transfer barang, rescue

“ PENYUSUTAN TIDAK TERKONTROL “

* penyimpanan

* penggunaan

* pencucian

3. Faktor Gua dan Alam

Page 78: BAB I WANASETYA 1.1 Sejarah Singkat Wanasetya · PDF filebercerita tentang bivak atau menebas hutan rotan saja. ... menulis dengan berbagai cara, ... Untuk lebih memahami bentuk nyata

Panitia Penerimaan Anggota Baru Wanasetya 78

“ BANJIR “

“ RUNTUH “

“ GAS BERBAHAYA “

“ PENYAKIT AKIBAT VIRUS “

“ BINATANG BERBAHAYA “

B). Speleosentrisme

Merupakan bahaya yang dapat menimpa gua, sebagai akibat digunakan sebagai

tempat penelusuran. Maka tak jarang bila gua2 yang mudah dijangkau oleh manusia sering

terjadi vandalisme, yang seperti :

Pengotoran lingkungan gua

Perusakan ornamen

Corat-coret

Penambangan di dalam gua serta perusakan

Perusakan sisitem hidrologinya

Dll..

ANTISIPASI

1. Memberlakukan prosedur perizinan yang ketat

2. Menciptakan SDM yang standart untuk mengawasi / mengontrol gua yang sering dikunjungi

3. Memberdayakan dan melibatkan masyarakat setempat untuk menjaga gua

4. Menjaga kepercayaan dan mengangkerkan gua tertentu untuk tujuan konservasi

5. Mengangkat juru kunci khusus untuk gua tertentu