bab i vitamin d acc

13
BAB I VITAMIN D I. TUJUAN Setelah melakukan eksperimen ini, diharapkan mahasiswa dapat : 1. Mengidentifikasi vitamin D secara kualitatif dengan reaksi warna. 2. Menjalaskan reaksi kimia yang mendasari identifikasi vitamin dalam makanan. II. DASAR TEORI Vitamin adalah suatu senyawa kimia organik yang sangat dibutuhkan untuk kelangsungan hidup dan fungsi normalnya. Kebutuhan tubuh akan vitamin relatif sangat kecil yaitu sekitar beberapa mikrogram sampai beberapa gram saja. Namun demikian vitamin harus ada dalam makanan, karena tubuh tidak dapat mensintesis sendiri kecuali beberapa misalkan vitamin K. Kekurangan atau tidak adanya vitamin di dalam tubuh akan mengakibatkan terganggunya proses- proses metabolisme dan proses vital lainnya. Hal ini karena sebagian besar vitamin sebagai koenzim dari enzim yang dapat mengkatalis reaksi-reaksi kimia dalam tubuh. Berdasarkan kelarutannya 1

Upload: fitriyatun-nur-jannah

Post on 25-Oct-2015

13 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

dapat mengetahui vitamin D dalam susu, dan tidak adanya vitamin D dalam minyak goreng

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I Vitamin D ACC

BAB I

VITAMIN D

I. TUJUAN

Setelah melakukan eksperimen ini, diharapkan mahasiswa dapat :

1. Mengidentifikasi vitamin D secara kualitatif dengan reaksi warna.

2. Menjalaskan reaksi kimia yang mendasari identifikasi vitamin

dalam makanan.

II. DASAR TEORI

Vitamin adalah suatu senyawa kimia organik yang sangat

dibutuhkan untuk kelangsungan hidup dan fungsi normalnya. Kebutuhan

tubuh akan vitamin relatif sangat kecil yaitu sekitar beberapa mikrogram

sampai beberapa gram saja. Namun demikian vitamin harus ada dalam

makanan, karena tubuh tidak dapat mensintesis sendiri kecuali beberapa

misalkan vitamin K.

Kekurangan atau tidak adanya vitamin di dalam tubuh akan

mengakibatkan terganggunya proses-proses metabolisme dan proses vital

lainnya. Hal ini karena sebagian besar vitamin sebagai koenzim dari enzim

yang dapat mengkatalis reaksi-reaksi kimia dalam tubuh. Berdasarkan

kelarutannya vitamin diklasifikasikan dalam dua golongan yaitu :

1) Vitamin yang larut dalam air seperti vitamin B dan vitamin C.

2)  Vitamin yang larut dalam lemak seperti vitamin A, D, E, dan K.

Vitamin D (C28H44O) adalah grup vitamin yang larut

dalam lemak prohormon. Vitamin D dikenal juga dengan nama kalsiferol.

Vitamin D dibagi menjadi tiga, yaitu vitamin D1 tidak digunakan karena

masih merupakan senyawa campuran, vitamin D2 (Ergokalciferol) berasal

dari hewan, vitamin D3 berasal dari tumbuhan. Vitamin D dapat disebut

sebagai hormon, karena vitamin D dihasilkan sendiri oleh kulit dari suatu

prekusor yang apabila terkena oleh sinar matahari. Fungsi khusus vitamin

D adalah membantu pengerasan tulang dengan cara mengatur agar kalsium

dan fosfor tersedia di dalam darah untuk diendapkan dalam proses

1

Page 2: BAB I Vitamin D ACC

pengerasan tulang. Sumber vitamin D yang utama adalah telur, susu sapi,

mentega, daging, sereal sarapan yang difortifikasi, dan minyak ikan.

Kekurangan vitamin D menyebabkan kelainan pada tulang yang

dinamakan riketsia pada anak-anak dan osteomalasia pada orang dewasa.

Kekurangan pada orang dewasa juga dapat menyebabkan osteoporosis.

Kelebihan vitamin D akan menyebabkan keracunan dengan gejala

kelebihan absorpsi vitamin D yang pada akhirnya menyebabkan klasifikasi

berlebihan pada tulang dan jaringan tubuh, seperti ginjal, paru-paru, dan

organ tubuh lainnya. Tanda-tanda kelebihan vitamin D adalah akibat

hiperkalsemia, seperti lemah, sakit kepala, kurang nafsu makan, diare,

muntah-muntah, gangguan mental, dan pengeluaran urin berlebihan

sehingga penderita mengalami dehidrasi.

III. PROSEDUR KERJA

1. Alat :

a. Tabung Reaksi

b. Rak Tabung Reaksi

c. Pipet Tetes

d. Beaker Glass

e. Kaki Tiga

f. Kasa

g. Pembakar Spiritus

h. Ball filler

i. Erlenmeyer

j. Pipet Ukur

k. Penjepit

2. Bahan :

a. Minyak Ikan

b. Reagen Carr-Price

c. Susu

d. Minyak Goreng

e. H2O2

f. Aquades

2

Page 3: BAB I Vitamin D ACC

3. Rangkaian Alat

Gambar 2.a Gambar 2.b Gambar 2.c

Tabung Reaksi Rak Tabung Reaksi Pipet Tetes

Gambar 2.d Gambar 2.e Gambar 2.f

Beker Glass Kaki Tiga Kasa

Gambar 2.g Gambar 2.h Gambar 2.i

Pembakar Spiritus Ball Filler Erlenmeyer

3

Page 4: BAB I Vitamin D ACC

Gambar 2.j Gambar 2.k

Pipet Ukur Penjepit

Gambar I.1 Alat Praktikum Uji Vitamin

4. Skema Kerja

Dimasukkan

Ditambahkan

Dimasukkan

Gambar I.2 Skema Kerja Praktikum Uji Vitamin

*Sampel kemudian diganti dengan minyak goreng dan susu

4

1 ml carr price

Didinginkan pada air kran

Erlenmeyer dipanaskan

5 Tetes H2O2

Tabung Reaksi

1 ml Minyak Ikan*

Page 5: BAB I Vitamin D ACC

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Hasil Pengamatan

Tabel.I.1 Data pengamatan sampel uji

Sample Warna bagian atasWarna bagian bawah

(endapan)Minyak ikan Hitam Ungu muda

Minyak gorengHijau layu kekuningan

Putih pekat

Susu Kental Coklat kehitaman Ungu mudaSusu Cair Coklat muda Putih

b. Pembahasan

1) Sample minyak ikan

Pada praktikum uji keberadaan vitamin D, sample

pokok yang kami yakini mengandung vitamin D adalah

minyak ikan. Hal itu dapat diketahui dari kandungan

komposisi vitamin D pada minyak ikan, yaitu 20-100 IU

per gram. Sehingga kami menjadikan perubahan warna

pada pengujian vitamin D pada minyak ikan sebagai acuan

dalam pengamatan untuk sampel-sampel selanjutnya, yaitu

minyak goreng dan susu.

Untuk menguji keberadaan vitamin D mula-mula

sampel minyak ikan dalam tabung reaksi ditetesi dengan 5

tetes larutan H2O2 dalam lemari asam, kemudian larutan

dipanaskan hingga gelembung hilang namun belum

mendidih. Kemudian tabung reaksi didinginkan dengan air

kran mengalir. Setelah tabung reaksi dingin ditambahkan

reagen carr-price sebanyak 1 ml. Perubahan warna yang

teramati adalah larutan berubah menjadi hitam, dan

endapan berwarna ungu muda.

5

Page 6: BAB I Vitamin D ACC

Perubahan warna itu kami jadikan acuan untuk

mengamati adanya vitamin D pada minyak goreng dan

susu.

a. Sampel minyak goreng

Dengan cara dan langkah yang sama hanya penggunaan

minyak ikan kami ganti dengan 1 ml minyak goreng. Dan

perubahan warna yang teramati adalah larutan minyak

goreng berubah menjadi hijau layu kekuningan dan

endapannya berubah menjadi putih pekat. Berdasarkan

acuan warna dari sampel minyak ikan kami simpulkan

bahwa sampel minyak goreng yang kami teliti tidak

mengandung vitamin D.

Berikut data komposisi dalam kemasan minyak goreng.

Gambar I. 3 Komposisi kemasan minyak goreng

Dari komposisi di atas dapat diketahui bahwa minyak

goreng tidak mengandung vitamin D.

6

Page 7: BAB I Vitamin D ACC

b. Sampel susu

Untuk menguji vitamin D dalam susu cara dan

langkahnya sama seperti pada pengujian vitamin D dalam

minyak ikan dan minyak goreng. Pengujian vitamin D

dalam susu, susu yang akan diuji dibagi dua jenis yaitu susu

kental dan susu yang ditambahkan dengan aquades (susu

cair). Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan

perubahan warna pada susu kental denga susu cair berbeda

yaitu larutan coklat kehitaman dan endapan ungu muda

yang terjadi pada susu kental sedangkan pada susu cair

perubahan warna yang terjadi yaitu adanya larutan coklat

muda dan endapan berwarna putih. Hal ini terjadi karena

adanya penambahan aquades pada susu cair yang menyebab

perbedaan perubahan warna.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan bahwa susu

kental dan susu cair mengandung vitamin D walaupun

dengan kadar/komposisi yang sedikit hal ini dapat dilihat

dari perubahan warna yang terjadi pada sampel minyak

ikan yang kami jadikan patokan untuk menentukan suatu

sampel mengandung vitamin D.

Adanya komposisi vitamin D pada kemasan susu

sachet yang kami amati, yaitu sebesar 15% per kemasan

juga membuktikan bahwa susu positif mengandung vitamin

D.

7

Page 8: BAB I Vitamin D ACC

V. SIMPULAN DAN SARAN

1) Kesimpulan

a. Sampel minyak ikan positif mengandung vitamin D

b. Sampel minyak goreng negatif mengandung vitamin D

c. Sampel susu mengandung vitamin D, tetapi dalam jumlah

sedikit

2) Saran

a. Sebelum memulai praktikum, dianjurkan agar setiap praktikan

mempelajari dan memahami prosedur kerja, alat dan bahan

agar tidak mengalami kesulitan saat praktikum.

b. Perhatikan dan cermati pada saat pereaksian berlangsung,

kurang cermatnya dalam meneteskan larutan dapat

menyebabkan bekurangnya keakuratan praktikum.

c. Berhati- hati dalam meneteskan larutan H2O2 kedalam larutan

yang berada di tabung reaksi. Teteskan larutan H2O2 mengenai

dinding tabung reaksi terlebih dahulu, sebab H2O2 bersifat

keras.

d. Berhati- hati dalam penggunaan maupun dalam membersihkan

alat-alat yang merupakan sisa pakai reagen carr-price, sebab

carr-price akan mengeras/mengendap jika terkena air

VI. DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen Praktikum Kimia Organik-Biokimia 2013 Buku Petunjuk

Praktikum Kimia Organik–Biokimia Teknik Kimia FT UNNES

Semarang.

http://id.wikipedia.org/wiki/Vitamin_D , diakses pada hari Minggu, 22

September 2013 pukul 08.36 WIB

http://theodorabean.blogspot.com/2011/10/laporan-vitamin-d.html ,

diakses pada hari Minggu, 22 September 2013 pukul 09.13 WIB

8