bab i - effmedia.files.wordpress.com · untuk meningkatkan keberhasilan dalam ... setiap anggota...

17

Upload: hatram

Post on 15-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I

INOVASI PEMBELAJARAN

Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses interaksi antara peserta didik

dengan peserta didik, peserta didik dengan sumber belajar, dan peserta didik dengan

pendidik. Kegiatan pembelajaran akan menjadi bermakna bagi peserta didik jika

dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman bagi peserta

didik.

Keberhasilan proses dan hasil pembelajaran yang dicapai oleh peserta didik

merupakan salah satu indikator terjadinya perbaikan dalam proses pembelajaran dan

peningkatan profesionalisme guru. Salah satu indikasi perofesionalisme seorang

guru adalah selalu mempunyai keinginan untuk memperbaiki pembelajaran yang

dilakukannya secara berkelanjutan. Untuk meningkatkan keberhasilan dalam

pembelajaran yang dilakukan, seorang guru perlu melakukan inovasi pembelajaran.

Inovasi pembelajaran adalah suatu ide, barang, metode yang dirasakan atau

diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang/masyarakat

baik berupa hasil invensi atau diskoveri yang digunakan untuk mencapai tujuan

pembelajaran atau untuk memecahkan masalah-masalah dalam pembelajaran.

Inovasi dalam hal pembelajaran dapat berupa inovasi model pembelajaran, strategi

pembelajaran, media pembelajaran, dan lain sebagainya.

A. Model Pembelajaran

Untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, seorang guru

dituntut untuk memahami dan memiliki ketrampilan yang memadai dalam

berinovasi mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif

dan menyenangkan. Untuk mendalami mengenai model pembelajaran, guru

harus memiliki pemahaman berikut ini:

1. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran merupakan istilah yang digunakan untuk

menggambarkan penyelenggaraan proses belajar mengajar dari awal sampai

akhir. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencpeserta didikan pembelajaran di

kelas.

Model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari

pendekatan, strategi, metode, dan teknik. Karena itu suatu rancangan

pembelajaran disebut menggunakan model pembelajaran apabila

mempunyai empat ciri khusus, yaitu:

a. Rasional teoritik yang logis, yang disusun oleh pencipta atau

pengembangnya

b. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana peserta didik belajar

c. Tingkah laku yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan

secara berhasil

d. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat

tercapai

2. Pemilihan Model Pembelajaran

Dalam memilih suatu model pembelajaran harus mempretimbangkan

antara lain materi pelajaran, jam pelajaran, tingkat perkembangan kognitif

peserta didik, lingkungan belajar dan fasilitas penunjang yang tersedia.

Kualitas model pembelajaran dapat dilihat dari dua aspek, yaitu proses

dan produk. Aspek proses mengacu pada pembelajaran yang mampu

menciptakan situasi belajar yang menyenangkan serta mendorong peserta

didik untuk aktif belajar dan berpikir kreatif. Aspek produk mengacu pada

pembelajaran yang mampu mencapai tujuan (kompetensi), yaitu

meningkatkan kemampuan peserta didik sesuai dengan standar kemampuan

atau kompetensi yang ditentukan.

Keberhasilan kegiatan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh efektivitas

penggunaan model pembelajaran, penggunaan model pembelajaran yang

baik yaitu kesesuaian model yang akan digunakan dengan karakteristik

materi yang akan diajarkan dan karakteristik peserta didik. Tetapi pada

kenyataannya proses pembelajaran masih banyak yang cenderung berpusat

pada guru dan sering menjadikan peserta didik sebagai objek pasif yang

dapat menyebabkan kurang efektifnya kegiatan pembelajaran. Berdasarkan

permasalahan tersebut, maka seorang guru harus melakukan perubahan

dengan menggunakan model pembelajaran yang inovatif yang dapat

meningkatkan kompetensi dan keaktifan peserta didik.

3. Model Pembelajaran Inovatif

Dalam proses pembelajaran, untuk menciptakan suasana pembelajaran

yang menyenangkan dan meningkatkan pencapaian tujuan pembelajaran,

seorang guru perlu menggunakan model pembelajaran yang inovatif.

Berikut beberapa model pembelajaran inovatif yang dapat diterapkan guru

dalam pembelajaran:

a. Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah suatu pembelajaran yang

memposisikan peserta didik belajar secara berkelompok dan saling

bertukar gagasan untuk mencapai tujuan atau keberhasilan

kelompoknya. Keberhasilan belajar dicapai dengan cara berinteraksi dan

ketergantungan antara anggota kelompoknya. Dengan kata lain,

pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran melalui penggunaan

kelompok kecil peserta didik untuk bekerja memaksimalkan kondisi

belajar sehingga tercapai tujuan belajar.

Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang

sukses dimana tim kecil, masing-masing dengan peserta didik dari

tingkat kemampuan yang berbeda, menggunakan berbagai aktifitas

belajar untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang suatu subjek.

Setiap anggota tim bertanggung jawab tidak hanya untuk belajar apa

yang diajarkan tetapi juga untuk membantu rekan belajar.

b. Model Pembelajaran Inkuiri

Model pembelajaran inkuiri adalah sebuah pembelajaran dimana

guru berusaha mengarahkan peserta didik untuk mampu manyadari apa

yang sudah didapatkan selama belajar.

Model pembelajaran inkuiri bertujuan menolong peserta didik

mengembangkan intelektual dan ketrampilan yang dibutuhkan dengan

memberi pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar rasa ingin

tahu mereka.

Dalam proses pembelajaran, peserta didik tidak hanya berperan

sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi

mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu

sendiri. Seluruh aktivitas yang dilakukan peserta didik diarahkan untuk

mencari dan menemukan sendiri dari sesuatu yang dipretanyakan,

sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri. Artinya

dalam pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber

belajar, tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar peserta didik.

c. Model Pembelajaran Kontekstual

Pembelajaran kontekstual adalah proses pembelajaran yang

mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan

dan situasi dunia nyata peserta didik. Selain itu juga mendorong peserta

didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan

penerapannya dalam kehidupan mereka sendiri-sendiri. Pengetahuan dan

ketrampilan peserta didik diperoleh dari usaha peserta didik

mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan baru ketika

belajar.

Pembelajaran Kontekstual melibatkan tujuh komponen utama dari

pembelajaran produktif, yaitu: Konstruktivisme (Constructivism),

bertanya (Questioning), menemukan (Inquiry) , masyarakat belajar

(Learning Community), pemodelan (modelling), refleksi (Reflection) dan

penilaian yang sebenarnya (Authentic Assesment).

d. Model Pembelajaran terpadu

Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam

pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik

dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan

adanya pemaduan itu peserta didik akan memperoleh pengetahuan dan

ketrampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi

peserta didik.

Model pembelajaran terpadu memiliki banyak jenis, diantaranya

yaitu:

1) Terpisah (Fragmented)

2) Keterkaitan (Connected)

3) Bersarang (Nested)

4) Dalam rangkaian (Squenced)

5) Terbagi (Shared)

6) Jaring Laba-laba (Webbed)

7) Dalam satu alur (Threaded)

8) Terpadu (Integrated)

9) Immersed

10) Membentuk jaring (Networked)

B. Strategi Pembelajaran

Pembelajaran yang berhasil adalah pembelajaran yang efektif dan

menyenangkan bagi peserta didik. Untuk dapat mencapai keberhasilan

pembelajaran diperlukan sebuah strategi pembelajaran yang efektif dan inovatif.

Di Indonesia sendiri, mayoritas guru di indonesia masih menggunakan strategi

pembelajaran yang konvensional sehingga peserta didik hanya sekedar

mendapat transfer pengetahuan dari guru tanpa adanya kebermaknaan belajar.

Untuk itu diperlukan perubahan dari guru dalam proses pembelajaran, dari

pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat

pada peserta didik.

1. Pengertian Strategi Pembelajaran

Secara umum, strategi diartikan sebagai suatu cara yang dilakukan

seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan yang telah

ditentukan. Dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai

cara yang dilakukan oleh pendidik untuk mencapai tujuan pembelajaran

yang telah ditentukan.

Strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara

pengorganisasian materi pelajaran dan peserta didik, peralatan dan bahan,

serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai

tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Dengan kata lain, strategi

pembelajaran adalah cara yang sistematik dalam mengkomunikasikan isi

pelajaran kepada peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Strategi pembelajaran berkenaan dengan pendekatan pengajaran dalam

mengelola kegiatan pembelajaran untuk menyampaikan materi atau isi

pelajaran secara sistematik sehingga kemampuan yang diharapkan dapat

dikuasai oleh peserta didik secara efektif dan efisien.

2. Komponen dan faktor strategi pembelajaran

Komponen dapat diartikan sebagai unsur atau bagian dari sesuatu.

Komponen yang dimaksud dalam strategi pembelajaran adalah unsur-unsur

yang harus ada dalam strategi pembelajaran. Apabila unsur yang dimaksud

tidak ada maka strategi pembelajaran tidak dapat dilakukan secara optimal.

Adapun komponen strategi pembelajaran diantaranya:

a. Tujuan

Tujuan yang dimaksud adalah tujuan pembelajaran yang merupakan

komponen strategi pembelajaran terpenting, karena jenis strategi apa pun

yang dikembangkan fungsinya untuk memberi kemudahan kepada

peserta didik dalam mencapai kompetensi.

b. Guru

Guru adalah faktor yang menentukan dalam pemilihan strategi

pembelajaran yang akan digunakan

c. Peserta Didik

Peserta didik merupakan subjekbelajar yang berperan sebagai pusat

segala kegiatan pembelajaran

d. Materi

Materi ajar merupakan komponen yang harus ada dalam pembelajaran.

Dilihat dari jenisnya ada enam jenis materi ajar yaitu: Konsep, Prinsip,

fakta, Proses, Nilai, dan Ketrampilan

e. Media

Media yang dimaksud adalah alat atau teknik yang digunakan untuk

mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan peserta didik.

f. Lingkungan

Dalam memilih strategi pembelajaran, harus diikuti dengan penyediaan

lingkungan pendukung.

Pemilihan dan penggunaan strategi pembelajaran tidak terlepas dari

faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya. Faktor-faktor yang harus

dipertimbangkan dalam pemilihan strategi pembelajaran yaitu:

a. Materi ajar

Penetapan materi pelajaran berfungsi untuk mencapai kompetensi

belajar.

b. Media

Media pembelajaran yang baik adalah media yang dapat menyampaikan

informasi kepada peserta didik.

c. Kinerja guru

Yang dimaksud kinerja guru adalah seberapa besar kemampuan guru

untuk menunjukkan kualitas pengelolaan pembelajaran secara nyata di

kelas.

d. Sistem pembelajaran

Yang dimaksud sistem pembelajaran adalah pola pembelajaran yang

digunakan. Apakah berpusat pada guru atau peserta didik.

e. Iklim pembelajaran

Yang dimaksud iklim pembelajaran adalah bagaimana situasi dan

kebiasaan belajar yang berkembang di kelas.

f. kompetensi peserta didik.

Kompetensi peserta didik termasuk faktor strategi pembelajaran karena

pemilihan dan penerapan strategi pembelajaran mempermudah peserta

didik dalam mengolah informasi.

3. Strategi Pembelajaran Aktif

Belajar aktif merupakan suatu pendekatan dalam pengelolaan sistem

pembelajaran melalui cara-cara belajar yang aktif menuju belajar yang

mandiri. Kemampuan belajar mandiri merupakan tujuan akhir dari belajar

aktif. Untuk dapat mencapai hal tersebut, kegiatan pembelajaran dirancang

sedemikian rupa agar bermakna bagi peserta didik. Belajar yang bermakna

terjadi apabila peserta didik berperan aktif dalam pembelajaran dan akhirnya

mampu memutuskan apa yang akan dipelajarinya dan cara mempelajarinya.

Belajar aktif merupakan pengembangan dari teori Dewey yaitu

Learning By Doing (belajar dengan melakukan). Sesuai dengan teori

Dewey, guru berperan aktif sebagai fasilitator, sebagai nara sumber, dan

sebagai pengelola yang mampu merancang dan melaksanakan pembelajaran

yang bermakna.

Bagaimana suasana pembelajaran aktif? Suasana belajar aktif yaitu

suasana pembelajaran yang membuat peserta didik melakukan hal-hal

berikut:

a. Belajar melalui berbuat dengan mengaktifkan lebih banyak indera

daripada hanya melalui pendengaran.

b. Interaksi anak dalam pembelajaran melalui bertanya, diskusi, dialog,

mengemukakan gagasan, dan lain sebagainya.

c. Mengungkapkan pikiran dan perasaan baik secara lisan maupun

tulisan.

d. Memikirkan kembali gagasannya setelah terjadi interaksi dan

komunikasi

Selain itu, dalam pembelajaran aktif, sikap guru hendaknya sebagai berikut:

a. Terbuka, mau mendengarkan pendapat peserta didik

b. Menghargai perbedaan pendapat

c. Menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik

d. Memberi umpan balik terhadap hasil kerja peserta didik

e. Tidak terlalu cepat membantu peserta didik

f. Mendorong peserta didik untuk tidak takut salah

g. Mendorong peserta didik berani bertanggung jawab.

Banyak strategi pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk

mengaktifkan kelas. Diantaranya beberapa strategi berikut ini yang dapat

diterapkan guru dalam pembelajaran:

a. Learning Starts with a question

Bagikan bahan pelajaran kepada peserta didik

Peserta didik diminta mempelajarai bahan ajar secara berpasangan

Peserta didik menggaris bawahi bagian materi yang belum

dimengerti atau menuliskan pertanyaan di sampingnya

Pertanyaan dikumpulkan, guru menjelaskan bagian-bagian yang

belum dimengerti peserta didik

b. Every one is a teacher here

Bagikan kertas kepada setiap peserta didik

Peserta didik diminta menuliskan pertanyaan tentang materi yang

telah atau sedang dipelajari

Kumpulkan kertas-kertas tersebut.

Kertas diaduk dan dibagikan kepada semua peserta didik

Peserta didik diminta membaca dengan keras pertanyaan dalam

kertas tersebut dan berpikir mengenai jawabannya

Salah satu peserta didik diminta maju dan membacakan pertanyaan

kemudian diminta menjawabnya

Kembangkan diskusi

c. Snowballing

Atur kelas menjadi beberapa kelompok beranggotakan dua atau tiga

orang

Ajukan sebuah pertanyaan atau permasalahan untuk dibahas dan

dicari jawabannya atau pemecahannya

Setelah sekian menit, masing-masing grup digabung sehingga

anggota grup bertambah menjadi empat atau enam orang

Pada grup yang baru, peserta didik diminta melakukan bertukar

pendapat dan merumuskan jawaban baru

d. Cooperative Script

Guru membagi peserta didik berpasangan

Bagikan materi bacaan kepada peserta didik untuk dibaca dan dibuat

ringkasan

Guru dan peserta didik menyepakati siapa yang berperan sebagai

pembicara dan pendengar

Pembicara membacakan ringkasannya

Pendengar menyimak dan mengoreksi ringkasan pembicara apabila

ada yang kurang lengkap

Bertukar peran dari pembicara menjadi pendengar dan sebaliknya

dan ulangi kegiatan di atas

e. Picture and Picture

Guru menyajikan materi sebagai pengantar

Guru memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi

Guru memanggil peserta didik secara bergantian untuk memasang

atau mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis

Guru menanyakan alasan urutan pemasangan gambar tersebut

Dari alasan dan urutan gambar tersebut guru mulai menanamkan

konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

Demikian pembahasan mengenai strategi pembelajaran. Masih banyak lagi

strategi pembelajaran yang dapat diterapkan guru dalam mengaktifkan kelas.

Semua tergantung pada guru, apakah guru tersebut mau untuk berinovasi

menggunakan strategi pembelajaran yang dapat mengaktifkan peserta didik atau

tidak. Bagaimana dengan anda??

C. Media Pembelajaran

Konsep pembelajaran pada zaman sekarang menuntut adanya perubahan

peran seorang guru. Dalam konsep tradisional, guru lebih berperan sebagai

transformator, yakni hanya sebagai penyampai informasi secara langsung. Pola

tersebut membuat peserta didik kurang aktif. Kondisi tersebut tentu tidak sesuai

dengan konsep pembelajaran. Oleh sebab itu, maka diperlukan sebuah media

pembelajaran.

1. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak

dari kata medium. Secara harfiah media berarti perantara, yaitu perantara

antara sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa hal yang termasuk

ke dalam media yaitu film, televisi, komputer, dan lain sebagainya.

Sebuah media dapat dikatakan sebagai media pembelajaran jika dapat

membawa atau menyampaikan pesan/informasi kepada peserta didik.

Media merupakan alat bantu yang sangat bermanfaat bagi pendidik dan

peserta didik dalam proses pembelajaran. Dengan adanya media

pembelajaran, peran guru menjadi semakin luas. Sedangkan peserta didik

akan akan terbantu untuk belajar dengan lebih baik, serta terangsang untuk

memahami subjek yang tengah diajarkan dalam bentuk komunikasi

penyampaian pesan yang lebih efektif dan efisien.

Pada dasarnya media pembelajaran itu selalu terdiri dari dua unsur,

yaitu unsur peralatan atau perangkat keras (hardware) dan unsur pesan yang

dibawanya (message/software). Dengan demikian, media pembelajaran

memerlukan peralatan untuk menyajikan pesan. Namun, yang terpenting

bukanlah media, tetapi pesan atau informasi belajar yang dibawakan oleh

media tersebut.

Software merupakan informasi atau bahan ajar yang akan disampaikan

kepada peserta didik, sedangkan hardware berupa peralatan atau sarana

yang digunakan untuk menyajikan pesan atau informasi (bahan ajar).

2. Tujuan dan manfaat Media Pembelajaran

Media berfungsi mengarahkan peserta didik untuk memperoleh

berbagai pengalaman belajar. Pengalaman belajar (learning experience)

tergantung pada interaksi peserta didik dengan media. Media yang tepat

yang sesuai dengan tujuan belajar akan mampu meningkatkan pengalaman

belajar sehingga peserta didik bisa meningkatkan hasil belajar.

Media pembelajaran juga mempunyai manfaat yang sangat penting

bagi kesuksesan proses pembelajaran serta tujuan pembelajaran. Nilai dan

manfaat media pembelajaran adalah sebagai berikut:

a. Membuat konkret berbagai konsep yang abstrak. Konsep-konsep yang

dirasa masih bersifat abstrak dan sulit dijelaskan secara langsung

kepada peserta didik bisa dikonkretkan atau disederhanakan melalui

pemanfaatan media pembelajaran

b. Menghadirkan berbagai objek yang terlalu berbahaya atau sukar

didapat ke dalam lingkungan belajar melalui media pembelajaran yang

menjadi sampel daro objek tersebut. Misalnya penggunaan gambar atau

vidio tentang binatang buas.

c. Menampilkan objek yang terlalu besar atau kecil ke dalam ruang

pembelajaran pada waktu pembahasan objek yang besar atau kecil

tersebut. Misalnya membahas tentang kapal, pesawat, candi, dan lain

sebagainya.

d. Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat.

3. Memilih Media Pembelajaran

Menentukan media yang terbaik dalam proses pembelajaran

merupakan aspek yang sangat membingungkan bagi para pendidik, tetapi

juga menjadi momen penilaian kreativitas diri mereka.

Dasar pertimbangan dalam pemilihan media adalah terpenuhinya

kebutuhan dan tercapainya tujuan pembelajaran. Jika tidak sesuai dengan

kebutuhan dan tujuan pembelajaran, maka media tersebut tidak bisa

digunakan. Dengan demikian secara sederhana media apa pun dapat

digunakan asalkan sesuai dengan tujuan pembelajaran dan proses

pembelajaran itu sendiri.

Dalam menentukan tepat tidaknya penggunaan media pembelajaran,

ada beberapa faktor yang menentukan, yaitu:

a. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran

b. Kesesuaian dengan materi yang diajarkan

c. Kesesuaian dengan fasilitas pendukung, kondisi lingkungan dan waktu

d. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik

e. Kesesuaian dengan gaya belajar peserta didik

f. Kesesuaian dengan teori yang digunakan

Reiser dan Dick, 1996 (dalam Dina Indriana. 2011:34), menjelaskan

tiga kriteria utama dalam menyeleksi media pembelajaran, yaitu sebagai

berikut:

a. Kepraktisan, yaitu berkaitan dengan mudah atau tidaknya media

digunakan oleh pengajar

b. Kelayakan Peserta didik, yaitu layak atau tidaknya media bagi tingkat

perkembangan dan pengalaman para peserta didik

c. Kelayakan pengajar, yaitu layak atau tidaknya media dengan strategi

pengajaran yang sudah direncanakan. Akankah media tersebut

memberikan presentase terhadap pelajaran yang diajukan dalam suatu

cara yang efektif dan efisien? Akankah media tersebut memfasilitasi

kemahiran peserta didik terhadap berbagai sasaran atau tujuan

pembelajaran yang spesifik?

Dengan demikian dalam menentukan media yang akan digunakan

seorang guru hendaknya memperhatikan faktor-faktor yang telah dijelaskan

di atas, sehingga keberhasilan proses penyampaian informasi kepada

peserta didik dapat lebih ditingkatkan.

4. Klasifikasi Media Pembelajaran

Menurut bentuk informasi yang digunakan dalam media

pembelajaran, maka media pembelajaran dapat diklasifikasikan dalam lima

kelompok besar, yaitu media visual diam, media visual gerak, media audio,

media audio visual diam, dan media audio visual gerak. Lima kelompok

besar ini dapat disajikan dalam bentuk penglihatan langsung, proyeksi optik,

proyeksi elektronik atau telekomunikasi.

Sedangkan, jenisnya ada dua. Pertama, aspek bentuk fisik, yang

terdiri atas media elektronik dan media non elektronik. Kedua, aspek panca

indra, yang mencakup media audio visual, dan media grafis.

Dengan menganalisis media melalui bentuk dan cara penyajiannya,

maka format klasifikasi media pembelajaran adalah sebagai berikut:

a. Grafis, bahan cetak, dan gambar diam

b. Media proyeksi diam

c. Media audio

d. Media gambar hidup/film

e. Media televisi

f. Multimedia

Sedangkan jika dilihat dari bentuknya, maka jenis media itu

bermacam-macam. Beberapa jenis tersebut antara lain:

a. Media cetak

b. Media pameran

c. Media yang diproyeksikan

d. Rekaman audio

e. Gambar bergerak

f. Media berbasis komputer

5. Merancang Konsep Media Pembelajaran

Dalam sebuah pembelajaran di kelas, guru adalah orang yang paling

menguasai materi, mengetahui tujuan yang mesti dibuat, dan mengenal betul

kebutuhan peserta didik. Dengan demikian, alangkah baiknya kalau media

juga dibuat oleh guru, sebab guru yang paling mengetahui secara pasti

kebutuhan dalam pengajaran, termasuk permasalahan-permasalahan yang

dihadapi peserta didik terhadap materi yang diajarkan. Di sinilah peran guru

sebagai kreator, yaitu menciptakan media yang tepat, efisien dan

menyenangkan bagi peserta didik.

Media yang dibuat guru tidak terbatas pada jenis dan bentuknya,

tetapi tergantung pada hasil pemilihan yang paling tepat. Dari sekian banyak

media yang cocok untuk sekolah dasar antara lain adalah media grafis

seperti poster, bagan, diagram, kartun, flipchart, dan lain sebagainya. Selain

itu media umum yang digunakan sekarang adalah media berbasis komputer

seperti media presentasi. Oleh sebab itu, tepat jika guru mampu membuat

media, minimal media grafis dan presentasi berbasis komputer.

Dalam merancang sebuah media pembelajaran, ada langkah-langkah

yang harus ditempuh, yaitu:

a. Mengidentifikasi segala kebutuhan dan memahami karakteristik peserta

didik

b. Merumuskan tujuan pembelajaran dalam bentuk TIU (Tujuan

Instruksional Umum) dan TIK (Tujuan Instruksional Khusus)

c. Merumuskan butir-butir materi secara terperinci

d. Mengembangkan alat pengukur keberhasilan

e. Menuliskan pesan-pesan ke dalam media

f. Merumuskan instrumen dan tes, serta melakukan revisi

Dalam membuat media pembelajaran, ada syarat-syarat yang harus dipenuhi.

Berikut syarat-syarat tersebut:

a. Rasional, yakni sesuai dengan akal dan mampu dipikirkan oleh

penggunanya

b. Ilmiah, yakni sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu pengetahuan

c. Ekonomis, yaitu sesuai dengan kemampuan pembiayaan sehingga lebih

hemat dan efisien

d. Praktis, yaitu dapat digunakan dalam kondisi praktis di sekolah dan

bersifat sederhana

Setelah mengetahui mengenai pengertian media pembelajaran, klasifikasi,

cara memilih dan cara merancang, akan lebih baik jika anda mulai tergerak

untuk belajar menciptakan sebuah media pembelajaran yang inovatif dengan

daya kreativitas yang anda miliki. Selamat berinovasi...!!!

BAB II

INOVASI PEMBELAJARAN KREATIF

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa modal utama dalam melakukan

inovasi pembelajaran adalah kemauan dari guru itu sendiri. Dengan memiliki

kemauan, seorang guru akan mulai dapat melakukan inovasi dalam pembelajaran.

Selain kemauan, faktor lain yang diperlukan dalam melakukan inovasi pembelajaran

yaitu kreativitas. Dengan menggunakan kreativitas yang dimiliki, seseorang akan

dapat menciptakan sesuatu yang tak terpikirkan oleh orang lain.

Dalam upaya meningkatkan keberhasilan pembelajaran, banyak orang yang

telah menciptakan berbagai inovasi pembelajaran baik berupa strategi maupun

media pembelajaran. Pembahasan berikut ini akan mengulas contoh-contoh inovasi

pembelajaran yang unik dan kreatif yang dapat menginspirasi anda dalam

berinovasi.

A. Strategi Pembelajaran Unik

Berikut ini akan dijelaskan mengenai beberapa strategi pembelajaran yang

dapat diterapkan oleh guru dalam pembelajaran. Diantaranya:

1. Rangking 1

Saat mendengar strategi pembelajaran Rangking 1 pasti yang terbayang

di benak kita adalah salah satu kuis yang ada di salah satu stasiun televisi

swasta. Strategi ini memang terinspirasi dari kuis rangking 1 tersebut yang

telah mengalami modifikasi. Berikut ini langkah-langkah dalam strategi

pembelajaran Rangking 1:

a. Guru membacakan aturan main strategi ini. Aturan mainnya adalah guru

membacakan berbagai pertanyaan dan peserta didik harus menjawabnya

dengan benar. Peserta didik yang menjawab salah harus mencatat semua

pertanyaan, jawaban, dan penjelasan jawaban di buku masing-masing.

Permainan ini dihentikan apabila terdapat salah satu peserta didik yang

tidak mematuhi aturan.

b. Instruksikan peserta didik untuk berdiri

c. Bacakan pertanyaannya. Pertanyaan hanya dibaca satu kali tidak ada

pengulangan. Apabila mungkin tampilkan pertanyaan dalam bentuk

slide.

d. Peserta didik menulis jawaban di buku tulis masing-masing dan

mengangkatnya. Peserta didik yang menjawab benar tetap berdiri, yang

menjawab salah, duduk dan mulai mencatat pertanyaan dan jawaban di

buku tulisnya.

e. Bacakan terus pertanyaan hingga menemukan 3 peserta didik terbaik

f. Tiga peserta didik terbaik diberi satu kesempatan menerangkan materi

atau bagian materi yang sudah dipersiapkan guru di depan kelas

g. Peserta didik lain menilai siapa peserta didik terbaik yang mampu

menerangkan materi dengan jelas

h. Peserta didik terbaik akan mendapat penghargaan dari guru

2. Who Wants to be A Smart Student (Kursi Panas)

Strategi ini memiliki aturan main yang sama dengan Kuis Who Wants to

be A Miilioner dimana peserta didik harus menjawab 10 pertanyaan

berurutan dari pertanyaan pertama dengan poin 10 sampai pertanyaan

terakhir dengan poin 100. Selain itu juga terdapat 3 pilihan bantuan yaitu

telepon,audiens,dan 50:50.

Strategi ini dapat diimplementasikan dalam pembelajaran yang berpusat

pada peserta didik. Guru di sini hanyalah sebagai mediator, peserta didik

yang berada di depan pun bisa turut menjelaskan mengapa dirinya memilih

salah satu dari keempat jawaban. Selain itu guru harus pandai mengatur

waktu dalam strategi ini. Berikut langkah-langkah strategi ini:

a. Guru menjelaskan kompetensi yang akan diajarkan

b. Guru menjelaskan aturan main

c. Peserta didik menetukan 3 kandidat untuk menepati kursi panas.

d. Guru memberi pertanyaan rebutan untuk ketiga kandidat. Yang pertama

berhasil menjawab benar maju ke kursi panas.

e. Guru membacakan pertanyaan. Semua peserta didik (kecuali yang

berada di kursi panas) menulis pertanyaan serta jawaban dan penjelasan

dari guru.

f. Guru memberikan umpan balik sekaligus eksekutor apakah peserta

tersebut lolos menjadi Smart Student atau tidak. (Jika peserta didik gagal

menjawab akan diganti dengan 2 kandidat tersisa)

g. Kegiatan ini dilakukan sampai waktu yang sudah ditentukan

h. Peserta didik menyampaikan hasil belajarnya hari ini

i. Guru meberikan penguatan

3. Batu Permata

Batu permata merupakan strategi pembelajaran yang digunakan untuk

mengingat kembali materi pembelajaran yang pernah dipelajarai

sebelumnya. Oleh karena itu, pada hari sebelumnya guru harus

mengingatkan peserta didik untuk mempelajari materi-materi yang akan

dibahas besoknya. Alat dan bahan yang harus disiapkan yaitu batu-batuan,

daftar pertanyaan, papan tulis, kertas untuk menilai, dan bolpoin.

Ada pun langkah-langkah dalam strategi Batu Permata adalah sebagai

berikut:

a. Siapkan batu-batuan sejumlah pertanyaan yang disediakan.

b. Bagikan batu-batuan kepada peserta didik

c. Peserta didik boleh mengambil batu-batuan sejumlah yang mereka

inginkan

d. Semua peserta didik tidak boleh menghilangkan batu-batuan yang telah

mereka ambil sampai akhir pembelajaran.

e. Peserta didik diharapkan jangan diberi tahu dahulu fungsi dari batu-

batuan tersebut

f. Di papan tulis, tulis nama-nama peserta didik yang mengambil batu-

batuan beserta jumlah batu yang diambil

g. Berilah pertanyaan kepada masing-masing peserta didik sejumlah batu

yang diambil. Dahulukan yang mengambil batu paling sedikit.

h. Tambahkan sebuah batu kepada peserta didik yang tidak bisa menjawab.

i. Beri tepuk tangan yang meriah kepada peserta didik yang menjawab

benar.

j. Guru memberi penguatan terhadap jawaban peserta didik.

k. Guru menentukan peserta didik yang terbaik dalam menjawab

pertanyaan dari guru

4. Pengadilan Pertanyaan

Pengadilan pertanyaan merupakan strategi pembelajaran yang digunakan

untuk menyegarkan suasana kelas, menumbuhkan rasa kebersamaan, dan

sebagai sarana mengingat materi pelajaran yang telah disampaikan.

Langkah-langkahnya sebagai berikut:

a. Bagi peserta didik menjadi 2 kelompok

b. Tentukan kelompok yang menjadi kubu pembela dan penuntut

c. Guru berperan sebagai hakim

d. Setiap kelompok memilih salah satu wakil untuk mendapatkan

pertanyaan dari hakim

e. Hakim memberikan pertanyaan kepada setiap wakil kelompok secara

bergiliran

f. Sebelum wakil dari kelompok menjawab, wakil bermusyawarah dengan

kelompoknya mengenai jawaban pertanyaan hakim

g. Jawaban masing-masing kelompok hanya 2, yaitu “tidak bersalah” bagi

jawaban benar, dan “bersalah” bagi jawaban salah.

h. Jika jawaban benar, akan memperoleh sejumlah poin

i. Jika jawaban salah poin akan dikurangi

j. Hakim memberikan penjelasan setelah wakil menyampaikan jawaban

k. Kelompok yang menang adalah kelompok dengan poin tertinggi

5. Surat Wasiat

Surat wasiat merupakan strategi yang digunakan untuk melatih peserta

didik menyimpulkan materi pelajaran dengan baik. Bahan yang diperlukan

yaitu amplop dan kardus. Langkah-langkahnya sebagai berikut:

a. Sampaikan materi pelajaran dengan jelas dan menarik

b. Bagikan sebuah amplop kepada peserta didik

c. Peserta didik diminta menulis hal yang telah dipelajari di selembar

kertas, kemudian kertas tersebut dimasukkan ke dalam amplop

d. Peserta didik diminta menuliskan nama peserta didik di depan amplop

e. Masukkan amplop ke dalam kardus

f. Seminggu kemudian, bukalah masing-masing amplop dan koreksi isi

tulisannya

g. Amplop yang telah dikoreksi akan diberikan kembali kepada peserta

didik

h. Peserta didik membacakan tulisan mereka

i. Beri penilaian kepada peserta didik

6. Kata berantai

Permainan ini dilakukan untuk mencairkan suasana kebosanan di dalam

kelas. Ada pun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a. Tunjuk salah satu peserta didik misalnya yang berada di pojok depan

dan berikan dia sebuah kosa kata, misalnya apel

b. Peserta didik yang ditunjuk harus mengucapkan sebuah kata bertema

buah yang diawali dengan huruf terakhir dari kata yang diberikan guru

yaitu L. Misal peserta didik mengucapkan kata Lemon.

c. Tunjuk peserta didik yang berada di sampingnya dan minta dia

mengucapkan kata bertema buah yang diawali dengan huruf terakhir dari

kata yang diucapkan temannya yaitu N. Misal Peserta didik

mengucapkan Nanas.

d. Ulangi kegiatan tadi sampai semua peserta didik mengucapkan sebuah

kata. Ubah tema yang digunakan jika diperlukan

7. Stop & Stop

Di dalam pembelajaran pasti terdapat beberapa masalah. Kunci untuk

mengatasi kelas bermasalah bukan dengan membuat peserta didik takut akan

ancaman, tetapi buat perhatian mereka tersita dengan strategi yang elegan.

Berikut tata urutan Strategi Stop & Stop:

a. Jelaskan materi seperti biasa

b. Apabila guru mengatakan STOP, maka peserta didik berhenti pada saat

itu juga apa pun situasinya. Misalnya terdapat peserta didik yang sedang

menguap, lalu mendengar kata STOP dari guru, maka peserta didik

tersebut harus diam dalam posisi sedang menguap

c. Apabila guru mengatakan STOP & STOP secara tiba-tiba, peserta didik

harus menaruh tangannya di atas bangku. Tangan kiri dibawah tangan

kanan (Tidak boleh terbalik)

d. Saat guru mengatakan RILEKS, situasi harus berubah menjadi santai,

dan peserta didik berlaku seperti yang mereka inginkan

e. Saat anda mengatakan MUTE, semua kelas boleh bergerak apa saja asal

tidak ada suara.

f. Jika ada peserta didik yang salah dan melanggar, beri hukuman yang

mendidik seperti bernyanyi.

8. Teka-Teki

Strategi ini digunakan untuk melatih konsentrasi peserta didik dan

mengingatkan materi pelajaran yang telah dipelajari. Ada pun langkah-

lagkahnya sebagai berikut:

a. Bagi peserta didik menjadi 2 kelompok dan masing-masing kelompok

beranggotakan 6-7 orang

b. Minta kepada peserta didik untuk berdiri berjajar, berbaris dari depan ke

belakang.

c. Berilah pertanyaan kepada peserta didik yang berdiri paling depan

d. Peserta didik yang berdiri paling depan merundingkan jawaban dari

pertanyaan tersebut dengan peserta didik di belakangnya. Begitu

seterusnya

e. Beri batas waktu setiap pertanyaan misalnya 5-6 menit

f. Setelah waktu habis, minta kepada peserta didik yang berdiri paling

akhir untuk menjawabnya

g. Diskusikan pertanyaan dan jawaban yang dikemukakan peserta didik

9. Black Box

Strategi Black Box digunakan dengan asumsi bahwa peserta didik telah

memiliki pengetahuan sebelumnya. Selain itu, dengan beragamnya

informasi tantu saja memperkaya pengetahuan peserta didik. Adapun

Langkah-langkah dari strategi Black Box adalah sebagai berikut:

a. Guru melakukan pembukaan dengfam metode yang menyegarkan

b. Guru menuliskan sebuah istilah di papan tulis

c. Peserta didik diminta menganalisis istilah tersebut dengan menggunakan

pengalaman sebelumya dengan cara menuliskannya atau membuat peta

konsep tanpa melihat buku (Waktu 10 menit)

d. Guru memilih analisis terbaik

e. Peserta didik yang berani, menyampaikan hasil analisisnya di depan

kelas

f. Guru memnerikan penilaian terhadap peserta didik yang mampu

menernagkan di depan kelas.

g. Peserta didik lain menanyakan sesuatu yang belaum dipahami

h. Guru mencatat pertanyaan masing-masing peserta didik

i. Guru membagikan rangkuman materi dalam kertas

j. Peserta didik mengoreksi hasil analisisnya dengan membandingkan peta

konsepnya dengan rangkuman materi.

10. Miskin

Strategi pembelajaran “Miskin” digunakan untuk membuat suasana

pembelajaran lebih menyenangkan dan utntuk mengingat kembali materi

pelajaran yang telah disampaikan. Bahan-bahan yang harus disiapkan yaitu:

Kardus, kertas kkarton, gunting, spidol, daftar pertanyaan, bolpoin, kertas

untuk mencatat, dan papan tulis. Langkah-langkah dalam pembelajaran

adalah sebagai berikut:

a. Sebelum memulai pembelajaran guru hendaknya:

Memotong kertas karton menyerupai kartu

Tulis angka pada kartu tersebut

Buat kartu angka 5 sebanyak 14 lembar

Buat kartu angka 10 sebanyak 12 lembar

Buat kartu angka 20 sebanyak 8 lembar

Buat karu angka 25 sebanyak 5 lembar

Buat kartu angka 50 sebanyak 3 lembar

Buat kartu bertuliskan miskin sebanyak 3 lembar

Buat 45 pertanyaan

Masukkan kartu-kartu ke dalam kardus, pastikan kardus tertutup

rapat.

b. Bacakan pertanyaan kepada setiap kelompok

c. Jika peserta didik menjawab benar, mereka berhak mengambil salah satu

kartu di dalam kardus yang berisi poin-poin

d. Tulis poin masing-masing di papan tulis

e. Apabila mendapat kartu bertuliskan miskin, maka semua poin akan

hangus

f. Kelompok yang menang adalah kelompok dengan poin tertinggi

g. Diskusikan pertanyaan dan jawaban yang dikemukakan oleh setiap

kelompok

B. Media Pembelajaran Kreatif

Media pembelajaran digunakan untuk menyampaikan informasi kepada

peserta didik. Media pembelajaran yang baik yaitu media pembelajaran yang

mamapu menarik perhatian peserta didik dan mampu digunakan untuk

menyampaikan isi pelajaran. Berikut ini akan dibahas mengenai media

pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam pembelajaran:

1. Flashcard

Flashcard adalah media pembelajaran berupa kartu bergambar yang

berukuran sekitar 25 x 30 cm. Gambar yang ditampilkan pada kartu

merupakan informasi yang ingin disampaikan kepada peserta didik.

Gambar Flashcard

Penggunaan flashcard dalam pembelajaran:

a. Kartu-kartu yang disusun dipegang setinggi dada dan menghadap

peserta didik

b. Cabut kartu satu per satu setelah guru menerangkan

c. Berikan kaartu yang telah dicabut kepada peserta didik yang duduk di

dekat guru.

d. Peserta didik diminta mengamati kartu tersebut, lalu teruskan kepada

peserta didik yang lain hingga semua dapat melihat.

2. Mathpoly

Mathpoly merupakan media pembelajaran yang berupa permainan

monopoli. Seperti namanya, mathpoly digunakan untuk mata pelajaran

matematika.

Gambar Mathpoly

Dalam permainan mathpoly, peserta didik akan belajar mengenai materi

jual beli dan untung rugi. Di dalam kartu kesempatan dan dana umum

terdapat pertanyaan-pertanyaan matematika yang harus dijawab oleh peserta

didik dan terdapat hadiah jika menjawab benar dan hukuman jika menjawab

salah. Berikut langkah-langkah penggunaan mathpoly dalam pembelajaran:

a. Bagi kelas menjadi 4 kelompok

b. Minta salah satu peserta didik sebagai bank

c. 4 kelompok akan berperan sebagai pemainSetiap kelompok diberi modal

awal dari bank

d. Guru berperan sebagai mediator dan hakim yang memutuskan benar

salahnya jawaban peserta didik

e. Setiap kelompok bergantian melemparr dadu

f. Setiap pemain dalam kelompok bergantian untuk melempar dadu.

g. Jika bidak berhenti di kotak kesempatan atau dana umum, maka pemain

harus mengambil kartu dan mendiskusikan jawaban dari pertanyaan

dalam kartu bersama teman kelompoknya dan menunjukkan jawaban

kepada guru. Guru yang memutuskan benar atau tidaknya jawaban

peserta didik

h. Kelompok yang menang adalah kelompok yang memiliki jumlah uang

terbanyak

3. Kue Tart Pecahan

Kue tart pecahan merupakan salah satu alat peraga kreatif yang

digunakan untuk menyampaikan materi ajar pecahan dalam matematika.

Alat ini digunakan untuk menanamkan konsep dasar pecahan kepada peserta

didik.

Gambar Kue Tart Pecahan

Ada pun langkah-langkah penggunaan kue tart dalam pembelajaran:

a. Pusatkan perhatian peserta didik pada alat peraga kue tart

b. Guru menjelaskan konsep dasar pecahan dengan membagi kue menjadi

beberapa bagian

c. Bagi kelas menjadi beberapa kelompok

d. Setiap kelompok maju ke depan untuk mengambil salah satu potongan

kue

e. Di dalam kue tart, terdapat beberapa soal yang harus dijawab dan

didiskusikan dalam kelompok

f. Minta salah salah satu peserta didik dari setiap kelompok untuk maju

menjelaskan pertanyaan dan jawaban

g. Guru memberi penguatan.

4. Power Point Interaktif

Salah satu media yang digunakan dengan mudah adalah media

pembelajaran berbasis komputer. Akan tetapi dalam menggunakan media ini

harus didukung dengan peralatan yang tersedia yaitu PC, LCD, dan

Proyektor. Salah satu yang dapat digunakan yaitu Software Presentasi

Power Point.

Gambar Slide Power Point

Sebelum memulai presentasi, guru diharapkan untuk membuat file

presentasi terlebih dahulu. Jika guru belum sempat membuatnya, guru dapat

mengunduhnya di http://jc-schools.net/tutorials/ppt-games/. Setelah

mengunduhnya guru dapat memodifikasi file power point tersebut sesuai

dengan kebutuhan.

5. Game multimedia edukatif

Dunia anak adalah dunia bermain. Pembelajaran dengan menggunakan

media game multimedia akan meningkatkan minat peserta didik terhadap

pembelajaran. Saat ini, di era globalisasi, banyak game multimedia edukatif

yang tersedia di Internet yang dapat diunduh secara gratis.

Gambar Contoh game edukasi

Jika seorang guru ingin mencoba game ini dalam kelas, guru dapat

mengunduhnya di http://divinekids.com/. Di situs tersebut tersedia berbagai

game edukasi yang dapat diterapkan dalam pembelajaran.

6. Pembelajaran berbasis Internet

Saat ini, Internet merupakan hal umum yang dapat diakses oleh siapa saja.

Seorang guru dapat menggunakan fasilitas internet sebagai media pembelajaran.

Internet digunakan untuk menyampaikan materi dan tugas kepada peserta

didik jika guru berhalangan hadir.

Demikianlah penjelasan mengenai strategi dan media pembelajaran yang inovatif

dan kreatif yang semoga dapat memberi inspirasi untuk pembaca sekalian dalam

melakukan inovasi pembelajaran. Selamat Berinovasi..!!

DAFTAR PUSTAKA

Grafura, Lubis dan Ari Wijayanti. 2012. Metode & Strategi Pembelajaran yang

Unik. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Indriana, Dina. 2011. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Jogjakarta: DIVA Press

Kamulyan, Sri Mulyadi dan Risminawati. 2012. Model-Model Pembelajaran

Inovatif di Sekolah Dasar. Surakarta: PGSD FKIP UMS

Nisak, Raisatun. 2011. Lebih dari 50 Game Kreatif untuk Aktivitas Belajar-

Mengajar. Jogjakarta: DIVA Press

Sugandi, Achmad, dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP PRESS.

Surtikanti dan Joko Santoso. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Surakarta: Badan

Penerbit FKIP UMS

Muftazani, Risali. 2013. “Mathpoly - monopoli matematika” (Online), tersedia:

https://effmedia.wordpress.com/2013/03/12/mathpoly/

Muftazani, Risali. 2012. “Kue tart pecahan” (Online), tersedia:

https://effmedia.wordpress.com/2012/12/29/kue-tart-pecahan/