bab i tlp
DESCRIPTION
The map leads to youTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Praktikum
Praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas merupakan salah satu mata kuliah yang
harus diambil oleh mahasiswa dalam penyelesaian studi di jurusan Teknik Industri Fakultas
Teknik Universitas Malikussaleh. Praktikum ini juga merupakan salah satu kesempatan bagi
setiap mahasiswa untuk melihat, mengenal dan mempraktekkan secara langsung
komponen/peralatan yang digunakan pada dunia industri.
Sebagaimana yang kita ketahui di selama di bangku perkuliahan, mahasiswa telah
banyak mempelajari tentang alat-alat yang digunakan dalam dunia industri namun hal
tersebut hanya merupakan teori saja. Melalui praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas
ini, mahasiswa diharapkan dapat menerapkan teori-teori ilmiah yang diperoleh di bangku
kuliah yang berguna untuk memecahkan masalah yang ada di lapangan serta memperoleh
pengalaman yang berguna dalam perwujudan pola kerja yang akan dihadapi
Sehingga dengan diadakannya praktikum ini, maka diharapkan mahasiswa dapat
mengaplikasikan atau menerapkan ilmu Perancangan Tata Letak Fasilitas yang telah
dipelajari selama perkuliahan didunia perindustrian yang sesungguhnya.
Adapun perusahaan yang dipilih untuk melaksanakan praktikum Perancangan Tata
Letak Fasilitas ini adalah PKS (Pabrik Kelapa Sawit) PT. Perkebunan Pertanian Pati Sari.
1.2 Tujuan Praktikum
1.2.1 TujuanUmum
Adapun yang menjadi tujuan umum pelaksanaan praktikum Perancangan Tata Letak
Fasilitas ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan praktikum dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi terutama di bidang Teknik Industri.
2. Untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam melakukan perancangan tata
letak pabrik.
3. Untuk mampu membandingkan teori yang diperoleh selama di bangku perkuliahan
dengan penerapannya di lapangan.
4. Untuk melatih disiplin dan tanggung jawab dalam menghadapi setiap persoalan yang
ada.
1.2.2. Tujuan Khusus
Adapun yang menjadi tujuan khusus dalam pelaksanaan praktikum ini di PKS PT.
PP Pati Sari adalah sebagai berikut:
1. Untuk mendukung visi PT. PP Pati Sari melalui perbaikan penanganan bahan dan
juga pengawasan bahan.
2. Untuk memberikan rancangan tata letak fasilitas produksi, yang meliputi mesin,
tempat kerja, dan gudang serta system pemindahan material pada PKS PT. PP Pati
Sari.
3. Untuk mengetahui proses pengolahan buah kelapa sawit menjadi CPO (Crude Palm
Oil) dan Kernel Inti.
4. Untuk mengetahui mesin dan peralatan yang digunakan PT. PP Pati Sari.
5. Untuk mengetahui pola penanganan masalah(Trouble Shooting) yang terjadi di PT.
PP Pati Sari.
1.3 Manfaat Praktikum
Praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas yang dilakukan mahasiswa dapa
tmemberikan manfaat yang baik bagi mahasiswa itu sendiri, Fakultas, dan perusahaan
seperti:
1.3.1. Bagi Mahasiswa
1. Untuk mengamati dan memahami proses pengolahan yang baik secara bertahap
sehingga dihasilkan produk minyak kelapa sawit kasar (CPO) bermutu tinggi.
2. Mengaplikasikan teori-teori yang diperoleh dari bangku kuliah di perusahaan.
3. Melatih keterampilan dan keahlian dalam melakukan pekerjaan atau kegiatan
dilapangan.
4. Sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan perkuliahan.
1.3.2. Bagi Fakultas
1. Menjalin kerja sama antara Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas
Malikussaleh dengan perusahaan dimana mahasiswa menerapkan ilmunya dalam
melaksanakan praktikumPerancangan Tata LetakFasilitas.
2. Mengetahui sejauh mana kurikulum serta matakuliah yang diterapkan dapat
membantu perusahaan dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi.
1.3.3. Bagi Perusahaan
1. Memperjelas peranan ilmu Teknik Industri dalam industry kelapa sawit.
2. Memberikan masukan/saran kepada perusahaan tentang teknik pengolahan buah
kelapa sawit yang lebih menguntungkan.
1.4 Metode Praktikum
Pelaksanaan Praktikum Tata Letak Fasilitas Pabrik di PKS (Pabrik Kelapa Sawit)
PT. Perkebunan Pertanian Pati Sari. Dilakuka dengan pengumpulan data melalui
pengamatan langsung dan pengamatan tidak langsung. Data yang diambil pada PKS (Pabrik
Kelapa Sawit) PT. Perkebunan Pertanian Pati Sari selanjutnya akan dianalisa. Adapun data
yang diambil, yaitu :
1. Luas PKS (Pabrik Kelapa Sawit) PT. Perkebunan Pertanian Pati Sari keseluruhan
2. Data mesin-mesn dan peralatan, meliputi : Merek, Spesifikasi, Kapasitas, dan
Jumlah
3. Luas daerah yang dibutuhkan untuk setiap mesin
4. Jenis produk yang dihasilkan untuk setiap mesin, volme dan jumlah yang dihasilkam
5. Kebutuhan tenaga kerja untuk setiap stasiun kerja
6. Gambaran mesin, dimensi mesin, susunan mesin dan peralatan
7. Kondisi lingkungan daerah kerja
8. Tata letak PKS (Pabrik Kelapa Sawit) PT. Perkebunan Pertanian Pati Sari yang telah
ada.
Data yang telah diperoleh selanjuutnya akan dianalisa untuk selanjutnya dibuat
kedalam bentuk laporan. Hasil yang telah dibuat akan digunakan sebagai pedoman dalam
penyusunan rancangan layout PKS (Pabrik Kelapa Sawit) PT. Perkebunan Pertanian Pati
Sari yang baru.
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Perusahaan
PT. Pati Sari merupakan salah satu perusahaan swasta nasional yang bergerak
dibidang perkebunan kelapa sawit.Perusahaan ini berdiri sejak tahun 1981, yang
berkedudukan di Desa Selamat Kecamatan Tengulun Kabupaten aceh Tamiang. Dengan
surat izin pendirian usaha No.2/HGO/BPN/1990 dan No 29/HGU/BPN/1990.
Pada pertengahan tahun 1996 perusahaan mengembangkan usahanya membangun
pabrik kelapa sawit yang berkapasitas 30 ton per jam. Dengan mengunakan tenaga kerja
baik dari disekitar lingkungan perusahaan maupun diluar lingkungan
perusahaan.Perusahaan PT. Pati Sari terus mengembangkan kesejahteraan karyawan-
karyawannya dengan mendirikan perumahan-perumahan dan tempat ibadah dan fasilitas
lainya.
Pembangunan pabrik kelapa sawit ditengah masyarakat Kecamatan Tenggulan
tahun 1996, telah menciptakan perubahan besar dalam masyarakat.Dimana masyarakat
mengembangkan pertanianya dengan menanam pohon sawit di lahan-lahan yang selama
ini tidak produktif.Atas dasar kenyataan tersebut, PT. Pati Sari memiliki kepedulian dan
terus mengembangkan perbaikan infrastruktur di desa-desa sekitar perusahaan maupun
infrastruktur keluar daerah dan membentuk lembaga koperasi yang saat ini sedang dalam
pengembangan.
Tetapi pada tahun 1992 kepemilikan perusahaan ini beralih kepada pihak kedua
yaitu bapak Tansil hingga saat ini.Seiring berjalanya waktu, perusahaan ini berkembang
pesat. Untuk memperluas perusahaan ini, PT. Pati Sari bekerja sama dengan perusahaan
PT. Nilam Wangi dengan tetap mengunakan nama perusahaan PT. Pati Sari dengan
manajemen yang berbeda.
Visi Perusahaan PT. Pati Sari Aceh Tamiang
Visi Perusahaan PT. Pati Sari Aceh Tamiang adalah menjadi perusahaan
perkebunan kelapa sawit yang unggul, mengutamakan kesejahteraan seluruh karyawan,
serta meningkatkan sumber daya manusia agar perusahaan dapat go public.
Misi Perusahaan PT. Pati Sari Aceh Tamiang
Misi Perusahaan PT. Pati Sari Aceh Tamiang adalah menjadikan perusahaan yang
maju dan berkembang sehingga prospek perusahaan kedepan dapat terus menyerap tenaga
kerja dari msayarakat sekitar perusahaan dan dapat memberikan pendapatan yang baik
untuk daerah.
2.2 Ruang Lingkup Bidang Usaha
Ruang lingkup bidang usaha pada PKS (Pabrik Kelapa Sawit) PT. Perkebunan
Pertanian Pati Sari adalah usaha yang bergerak pada bidang perkebunan kelapa sawit dan
menghasilkan minyak kelapa sawit kasar (CPO) dan kernel inti (PK) sebagai hasil
olahannya.
2.3 Pemasaran
PKS (Pabrik Kelapa Sawit) PT. Perkebunan Pertanian Pati melakukan pemasaran
didalam negeri. Pemasaran pada PKS (Pabrik Kelapa Sawit) PT. Perkebunan Pertanian Pati
adalah Pulau Sumatera.
2.4 Lokasi Perusahaan
PT. PP Pati Sari terletak di Jl. Pondok Putih Dusun Lama Kampung Selamat,
Kecamatan Tenggulun, Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh.Sedangkan alamat kantor
berada di Jl. Mesjid No. 129, Kelurahan Kesawan, Kecamatan Medan Barat.Untuk letak
koordinat lokasi kebun Pati Sari adalah sebagai berikut:
a. Lintang (LU) : 404’23.9’’- 405’28.6’’
b. Bujur (BT) : 97057’18.4’’- 97059’2.4’’
Sedangkan untuk letak koordinat lokasi pabrik PKS Pati Sari adalah sebagai berikut:
a. Lintang (LU) : 405’25.3’’- 405’10.5’’
b. Bujur (BT) : 97057’28.4’’- 97057’44.4’’
2.5 Kapasitas Produksi
Berdasarkan data yang diperoleh, untukproduksi TBS (ton/tahun Januari - Desember
2013) sebanyak 4.812.470 ton/tahun.Sedangkan rata-rata produksi tahunan (Januari -
Desember 2013) untuk CPO sebanyak 1.114.212,60 kg/tahun dan untuk PK sebanyak
216.561,15 kg/tahun dengan kapasitas produksi pabrik 30 ton/jam.
BAB IV
PROSES PRODUKSI
4.1 Spesifikasi Produksi
Spesifikasi produksi pada PT. Perkebunan Pertanian Pati Sari adalah
menghasilkan Minyak sawit (CPO) dan Inti Sawit (Kernel). Minyak sawit (CPO) dan
Inti Sawit (Kernel) adalah hasil pengolahan tandan buah segar (TBS).
Setiap hari diadakan analisa mutu produksi untuk mengetahui kualitas produk
yang dihasilkan dan dikirim sudah sesuai norma (standart yang diharapkan), sehingga
dapat diketahui seberapa ak dari kehandalan pabrik dalam mendapatkan minyak dari
inti sesuai ISO 9000 dan bias diterima konsumen.
A. Mutu Minyak CPO
Pengambilan sampel dilakukan setiap 2 jam sekali, dimulai setelah 1 jam
pabrik beroprasi/mengolah.
Norma mutu CPO produksi adalah :
1. Kadar air : < 0,10 %
2. Kadar kotoran : < 0,013 %
3. Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) : < 3,5 %
4. Kadar air pada oil tank : 0,7 – 0,8 %
5. Kadar air pada oil purifier : 0,4 – 0,6 %
6. Kadar air pada vakum dryer : 0,2 – 0,5 %
Pengambilan sample dilakukan pada :
a. Minyak dalam oil tank
b. Minyak dalam oil purifier
c. Minyak dalam vacuum dryer
d. Minyak dalam sludge tank
e. Minyak dalam bak timbangan
Berikut ini proses penganalisaan dilakukan dengan cara :
a) Analisa ALB ( asam lemak basah )
1) Tabung elenmeyer kosong ditimbang untuk mengetahui berat tarra.
2) Masukkan sample sebanyak 5 gr
3) Tambahkan alcohol 40 ml dan N-Hexane 20 ml (bensin suling )
4) Tambahkan timol blue (PP 1 ) 3 tetes pipet
5) Titrasi dengan KOH 0,1 sampai warna berubah menjadi orage
6) Setelah itu dilakukan perhitungan :
b) Analisa kadar kotoran
1) Semprot kertas kering saring dengan N-Hexane
2) Masukkan sample ke oven dengan suhu 1050C selama 20 menit.
3) Keluarkan kertas saring, kemudian masukkan ke desicartor selama 20
menit.
4) Keluarkan kertas saring dari desicartor kemidian ditimbang.
5) Timbang beaker glass lalu masukkan sample ± 20 gr
6) Larutkan sample N-Hexane
7) Hidupkan pompa vacuum, lalu naikkan perlahan sample dalam brouck
crubble dan bilas sampai bersih.
8) Semprot kertas saring dengan N-Hexane agar bersih dari minyak saat
proses penyaringan.
9) Keluarkan kertas saring dari grouck crucible lalu masukkan ke oven
dengan suhu 1050C selama 20 menit.
10) Setelah proses oven masukkan ke desikator selama 20 menit lalu timbang.
11) Perhitungan :
c) Analisa kadar air
1) Contoh diambil dari sludge tank
2) Siapkan petridish, lapisi dengan kertas saring.
3) Timbang petridish, lalu masukkan sample ± 20 gr
4) Masukkan ke dalam oven dengan temperature 1050 C selama 1 jam.
5) Setelah proses oven, masukkan dalam desicator selama 20 menit
6) Timbang petridish
7) Perhitungan :
B. Mutu inti sawit
Pengambilan sample dilakukan setiap 3 jam sekali, dimulai setelah 1 jam
pengolahan dimulai,
Norma kernel ( Inti sawit ) produksi adalah :
1. Kadar air : < 7,0 %
2. Kadar kotoran : < 6,0 %
3. Kadar ALB : < 1,0 %
Pengambilan sample dilakukan pada :
a. Kernel Dryer produksi (KD)
b. Wet kernel produksi Hydro cyclone kernel masuk ke kernel bulk
Berikut cara menganalisa beberapa pengambilan sample yang dilakukan :
a) Analisa ALB
1. Haluskan inti sawit ± 100 gr de ngan gilingan.
2. Hidupkan moisture dan tentukan temperaturnya.
3. Masukkan sample diatas piring aluminium, tirunkan hocknya sehingga
bunyi “tit” yang menandakan bahwa system telah berjalan.
4. Setelah bunyi “tit” sebanyak 3 kali, keluarkasn sample.
5. Angka kadar air tampak pada display.
b) Analisa kadar kororan
1. Sample diaduk lalu dijadikan 4 bagian, aduk 2 bagian sehingga
merata.
2. Ambil sample ± 100 gr
3. Sortir biji utuh, biji pecah, inti utuh, inti pecah, cangkang dan kotoran
lalu timbang masing-masing bagian.
4. Biji pecah dan biji utuh pukul dengan martil lalu pishkan cangkangnya
dan timbang.
5. Perhitungan :
C. Analisa Losses
Proses pengolahan dipabrik bertujuan untuk mempertahankan rendemen dan
jumlah produk yang dihasilkan TBS dari kebun, untuk itu losses ( kehilangan )
minyak dan inti harus dikendalikan.
1) Losses minyak CPO
Norma losses CPO yang diijinkan di PKS ini adalah :
a. Katekopen ( USB ) : mak 2 %
b. Kadar buah dalam janjangan kosong : 0,55 – 1,25 %
c. Kadar minyak kondensat rebusan : max 0,70 %
d. Kadar minyak tandan kosong : max 3,7 %
e. Kadar minyak ampas press : max 6,00 %
f. Kadar minyak biji press : max 0,80 %
g. Kadar minyak air buangan minyak separator : max 1,20 %
h. Kadar minyak dalam solid : max 2,50 %
i. Kadar minyak buangan fat fit : max 0,70 %
Total losses minyak terhadap TBS = max 1,65 %
2) Analisa losses CPO
a. Timbang pertridsh yang telah dilapisi dengan kertas saring
b. Masukkan sample ± 20 gr lalu timbang, untuk janjang kosong
dihaluskan lebih dahulu.
c. Masukkan petridsh yang telah diisi sample dalam oven dengan
temperature 1050C selama 3 jam.
d. Keluarkan petridish dari oven lalu masukkan desicator selama 20
menit.
e. Masukkan sample dalam timble lalu tutup dengan kapas.
f. Timbang labu gelas kosong, kemudian isi dengan shell shol ± 250 ml.
g. Masukkan timble dalam soxle lalu extraksikan dengan condenser
sebagai pendingin serta hat plate selama 4 jam.
h. Keluarkan timble dari soxlet dan shell shol yang telah bercampur
dengan minyak hasil extraksi.
i. Labu gelas berisi minyak dimasukkan kedalam oven bersuhu 1050C
selama 2 jam.
j. Selanjutnya masukkan ke desicator selama 20 menit.
k. Perhitungan :
D. Losses Inti (Kernel)
Norma losses inti yang diizinkan :
a. Kadar inti pada fibre cyclone : max 0,15 %
b. Kadar inti pada LTDS : max 0,1 %
c. Kadar inti pada tandan kosong : max 0,2 %
d. Kadar inti pada wet shell : max 0,1 %
Total losses inti terhadap TBS = max 0,55 %
Analisa losses inti :
a. Sample diambil setelah pabrik beroperasi 1 jam.
b. Sample diaduk dimeja sortir hingga merata.
c. Sample dibagi 4 bagian, lalu 2 bagian menyilang diaduk kembali.
d. Timbang sample dengan piringan ± 100 gr.
e. Sortir biji utuh, biji pecah, inti utuh, inti pecah, dan cangkang lalu ditimbang
masing-masing bagian.
f. Biji utuh dan biji pecah dipukul dengan martil lalu ditimbang inti dan
cangkangnya.
E. Analisa Mutu Air Umpan
Untuk menjaga kondisi boiler agar bekerja sesuai kapasitasnya, maka air yang
digunakan di PKS ini terutama air umpan boiler harus sesuai dengan norma yang
ditetapkan. Oleh karena itu setiap hari dilakukan pengetesan air dari water intake
dengan jarset. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui jumlah dan komposisi tawas
dan soda yang harus diinjeksikan. Untuk itu dilakukan analisa tiap 2 jam sekali
terhadap :
a. Sample air cation excharger
b. Sample air anion excharger
c. Sample air feed water tank
d. Sample air masuk boiler
Sample diatas dianalisa dan disesuaikan dengan norma sebagai berikut :
a. Ph : 8,5 – 9,2
b. TDS : max 100 ppm
c. Total hardnest : max 2 ppm
d. Silica : max 5 ppm
4.2 Uraian Proses Produksi
Bahan baku PT. Perkebunan Pertanian Pati Sari berasal dari kebun sendiri
serta dari kebun pihak ketiga. Minyak sawit ( CPO ) dan inti sawit ( kernel ) adalah
hasil pengolahan tandan buah segar ( TBS ). Pengolahan yang dilakukan adalah
pemisahan minyak yang tergantung dalam daging buah dengan intinya. Serta
prosesnya tidak mengubah sifat kimia buah kelapa sawit. Maka hasil pengolahan
tergantung pada bahan baku TBS yang ada.
4.2.1 Flow Chart Stasiun Penerimaan Buah
Truk
Pengangkut
TBS
Pos
Keamanan
Penimbangan
TBS
Sortasi
Buah
Loading
RAMP
4.2.2 JEMBATAN TIMBANGAN
Timbangan adalah alat ukur yang berfungsi untuk menimbang dan
mengetahui jumlah berat dari tani dan buah yang akan diolah, untuk menimbang hasil
produksi dan barang – barang lainnya. Pelaksanaan penimbangan buah dilakukan
sewaktu buah masih berada dalam truk pengangkut buah.
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam timbangan adalah :
1. Pada awal penimbangan jarum harus berada pada titik nol.
2. Timbangan dibaca pada posisi maksimum ( saat menimbang ).
3. Supir dan konduktur harus turun pada saat penimbangan.
4. Keluar dan masuknya kendaraan harus perlahan – lahan sehingga terhindar
dari goncangan atau benturan.
5. Pemeriksaan pembersihan timbangan dilakukan setiap hari.
6. Pada waktu musim hujan, air yang ada dalam pit harus dipompa terus
menerus untuk menghindari penyimpangan timbangan dan kerusakan alat.
7. Pemeriksaan total dilakukan sekali seminggu dan terra ulang dilakukan
sekali setahun sesuai dengan petunjuk metrologi.
4.2.3 SORTASI TBS
Tandan yang telah tiba dipabrik perlu diketahui mutunya dengan cara visual,
yang dapat dilakukan langsung ditempat penerimaan buah, pengujian atau sortasi
sebaiknya dilakukan pada setiap truk yang tiba dipabrik. Penilaian mutu terhadap
TBS didasarkan kepada standart fraksi tandan dan standart kematangan buah.
Tabel 1 : pedoman penentuan fraksi tandan buah segar
Fraksi Derajat kematangan Jumlah brondolan
00 Sangat mentah (afkir) Tidak ada, warna buah hitam
0 Mentah 1% s/d 12,5% buah luar membrondol
1 Kurang matang 12,5% s/d 25% buah luar membrondol
2 Matang I 25% s/d 50% buah luar membrondol
3 Matang II 50% s/d 75% buah luar membrondol
4 Lewat matang I 75% s/d 100% buah luar membrondol
5 Lewat matang II Buah dalam ikut membrondol
6 Tandan kosong / busuk Semua buah membrondol
4.2.4. LOADING RAMP
Loading Ramp adalah tempat penimbunan TBS sementara sebelum
dipindahkan ke lori rebusan. Setiap pintu penampung 8 – 15 ton tergantung pada
design dari alat tersebut. Kapasitas loading ramp pada umumnya berkisar 40 % - 50
% dari kapasitas olah setiap hari.
Pengisian yang pada loading ramp hendaknya jangan terlalu penuh, karena
pengisian yang terlalu penuh dapat diakibatkan :
1. Pintu maupun pelat penahan tandan buah bengkok.
2. Tandan buah dan berondolan dapat jatuh kebawah.
3. Buah saling tindih dengan beban yang tinggi mengakibatkan terjadinya looses
minyak.
4. Kesulitan untuk munurunkan tandan buah ke dalam lori.
Hal-hal diatas dapat mengakibatkan kerugian produksi ( menaikkan ALB, dan
merugikan jam kerja pabrik ).
Setiap pintu dilengkapi dengan hidraulik pack yang berfungsi untuk membuka
dan menutup penggerak pintu dimana cara kerjanya dengan menggunakan hidraulik
yang diatur oleh valve way. Loading ramp memiliki 20 pintu masuk sebagai tempat
masuknya TBS yang telah disortase.
4.2.5 LORI REBUSAN
Lori rebusan adalah alat yang digunakan untuk mengangkut buah dan
merebus buah. Lori rebusan diisi penuh dan ,merata sebanyak 2,5 ton TBS. kelebihan
muatan dalam lori rebusan dapat menyebabkan :
1. Kerugian minyak pada air kondensat rebusan.
2. Penyumbatan saringan pipa – pipa kondensat.
3. Kerugian steam.
4. Kerugian ( Body Rebusan ).
Kendala yang selalu terjadi dalam pengoperasian lori adalah lori jatuh, maka
untuk menghindari hal – hal tersebut perlu diperhatikan :
1. Mendapatkan keranjang tepat pada kedudukannya.
2. Bearing / bushing dilumasi setiap hari.
3. Baut – baut pengikat tetap kuat.
4. Gandengan agar tetap pada rel rebusan.
4.2.6 STASIUN REBUSAN ( STERILIZER )
Ketel rebusan adalah bejana bertekanan yang digunakan untuk merebus buah.
Untuk menjaga tekanan dalam rebusan tidak melebihi tekanan kerja yang di izinkan,
rebusan diberi katub pengaman ( Safety Valve ).
Tujuan rebusan adalah :
1. Memetikan enzim – enzim untuk menjegah berlanjutnya proses kenaikan
Asam Lemak Basah ( ALB ).
2. Mengurangi kadar air buah.
3. Memudahkan berondolan lepas dari tandan.
4. Melunakkan daging buah agar mudah dilumat dalam digester.
5. Meminimumkan bijih pecah.
6. Pengkondisian bijih.
7. Memmudahkan proses selanjutnya.
Untuk mencapai tujuan tersebut diatas diperlukan tekanan uap 2 Kg/cm2 s/d 3
kg/cm2 dengan lama perebusan 80 – 90 menit.
System perebusan yang dipakai saat ini di PKS PT.Perkebunan Pertanian
Kelapa Sawit adalah system triple peak ( 3 puncak ). Waktu perebusan dalam 3
puncak :
1. Lama perebusan lori ke ketel rebus 5 menit.
2. Buang kondensat dan udara sebelum membuka kran uap 5 menit.
3. Puncak satu 11 menit
a. Kran pemasukkan uap dibuka selama 9 menit untuk mencapai 1,5
Kg/Cm2
b. Inlea\t steam ditutup, sedangkan kran pembuangan dibuka cepat untuk
menurunkan tekanan menjadi 0 Kg/Cm2
c. Waktu yang digunakan untuk menurunkan tekanan 1,5 Kg/Cm2 menjadi 0
Kg/Cm2 adalah 2 menit, dan kran ditutup.
4. Puncak dua 11 menit dan tekanan 2,0 Kg/Cm2.
5. Puncak tiga 58 menit dan tekanan 2,5 s/d 2,8 kg/cm2. Dan masa tahan selama
40 menit.
6. Blow down 5 menit. Sehingga tekanan turun menjadi 0 Kg/Cm2.
7. Lama mengeluarkan lori dari ketel rebus 5 menit.
Total pengerjaan perebusan adalah 85 s/d 90 menit.
Adapun factor – factor yang menyebabkan perbedaan siklus rebusan pada
ketiga ketel tersebut antara lain :
a. Waktu masuk dan keluar sawit yang di setarakan.
b. Adanya ketel rebusan yang bocor mempengaruhi lamanya proses rebusan.
Hal-hal yang mempengaruhi perebusan
1) Tekanan/waktu perebusan yang terlalu tinggi/lama akan menimbulkan :
a. Warna minyak terlalu tua sehingga sulit dipucatkan
b. Looses minyak pada air rebusan bertambah
2) Tekanan dan lama perebusan yang kurang akan menimbulkan :
a. Buah kurang masak, sehingga sebagian brondolan tidak lepas dari tandan
b. Pelumatan dalam digester tidak sempurna, sebagian buah tidak lepas dari biji
sehingga looses minyak pada ampas dan biji bertmbah
c. Ampas (fibre) menjadi besar dan menyebabkan pembakaran dalam dapur
boiler tak sempurna.
d. Pembakaran janjangan kosong tidak sempurna sehingga dapat merusak
incinerator.
4.2.7 MESIN PENEBAHAN ( TRESHING MACHINE )
Flow Chart Pada Mesin Penebahan (Tresher)
Hoisting
Crane
Automatic
Feeder
Tresher
Conveyor
Elevator
Buah 1
Elevator
Buah 2
Conveyer
Distribusi
Buah
Stasiun penebah adalah stasiun pemisah brondolan dengan janjangan kosong.
Ketidaksempurnaan pada proses pengolahan pada stasiun ini akan mempengaruhi
efisiensi pabrik.
4.2.8 ALAT PENGANGKUT (HOSTING CRANE )
Hosting crane digunakan untuk mengangkut lori berisi buah dan menuangkan
ke dalam automatic feeder serta menurunkan lori kosong pada rel pengisi lori ( jalur
rel yang digunakan untuk mengisi lori kosong dengan TBS ).
Untuk mendapatkan keamanan, hoisting crane dilengkapi dengan beberapa
alat pengaman yaitu :
1. Alat pengaman naik turun
2. Alat pengaman maju mundur
Penggunaan hoisting crane harus continue sesuai dengan kapasitas pabrik
sehingga proses selanjutnya berjalan tanpa gangguan. Hal-hal yang perlu diperhatikan
sebelum / selama beroperasi :
a. Sebelum dioperasikan, alat pengaman dicoba dan harus berfungsi dengan
baik.
b. Staal drad kabel harus diganti dengan baru, apabila dijumpai pada bagian
kabel yang putus.
c. Seluruh gerakan harus dimulai dengan gerakan lambat.
d. Pada poros penyeimbang hoisting crane, pemeriksaan harus dilakukan pada
rantai pemutar poros.
e. Pada saat hoisting crane sedang beroprasi, tidak boleh orang melintas
dibawahnya.
Kendala-kendala yang sering terjadi adalah rantai angkat slip yang
ditanggulangi dengan cara :
1. Perbaikan pada chain block.
2. Perbaikan pada ring lori.
3. Perbaikan pada rantai.
4.2.9 PENGISIAN OTOMATIS (AUTOMATIC FEEDER )
Hal - hal yang perlu diperhatikan selama pengoprasian automatic feeder
adalah :
a. Adanya benda –benda yang terikut dengan buah yang dapat merusak
peralatan.
b. Penuangan buah harus tepat pada corong pada masukan otomatis (hoper ).
c. Pengisian corong sesuai dengan kemampuan tamping yang telah ditentukan.
4.2.10 PENEBAH ( TRESHER )
Alat ini digunakan untuk melepas dan memisahkan buah dari tandan dengan
cara buah pengisian masuk kedalam drum yang berputar sekitar 23 rpm dengan
bantuan sudu – sudu yang ada dalam drum, buah terangkat dan jatuh terbanting,
sehingga buah / brondolan lepas dari tandanan buah melalui kisi – kisi drum buah
masuk kedalam konveyor ( bottom fruit conveyor ), janjangan kosong terdorong
keluar dan masuk kedalam konveyor janjangan kosong ( Empety bunch conveyor ).
Jika putaran drum selalu lambat maka antara satu tandan lainnya akan
berbenturan sehingga loadnya makin berat dan terjadi oil loses. Sudut pengarah
berfungsi mengarahkan janjangan agar tidak ada beban load di dalam drum.
Efektifitas tresher dapat dilihat dari USF ( Unstrip Fruit ), yaitu brondolan yang sudah
lepas dari spiklet tetapi tidak mau keluar dari tandan.
4.2.11 CONVEYOR BUAH
Conveyor pengangkut buah adalah pengangkut buah masak / brondolan. Pada
umumnya brondolan terdiri dari :
a. Conveyor dibawah penebah buah, dipakai untuk menghatar buah dari penebah
ke conveyor silang.
b. Conveyor buah silang dibawah, membawa buah ke elevator buah.
c. Conveyor buah silang pada bagian atas elevator, menghantar buah ke elevator
buah conveyor pembagi.
d. Conveyor pembagi dipakai untuk menghantar dan membagi buah ke dalam
ketel adukan ( Digester ).
4.2.12 ELEVATOR BUAH ( FRUID ELEVATOR)
Elevator buah adalah alat untuk mrngangkut buah / brondolan dari conveyor
silang bawah ke vonveyor silang atas, untuk itu kemudian buah dibawa ke konveyor
pembagi. Alat ini terdiri dari sejumlah elevator yang diikat pada rantai yang
digerakkan oleh elektro motor. Hal – hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai
berikut :
1. Baut – baut elevator agar terikat kuat.
2. Ketegangan rantai.
3. Pengisian sesuai dengan ketentuan, apabila terlalu penuh dapat
mengakibatkan beban lebih pada motor penggerak.
4. Pembersihan dan pemeriksaan menyeluruh dilakukan setiap minggu.
4.2.13 STASIUN KEMPA ( PRESSING STATION )
Flow Chart STASIUN KEMPA
CONVEYOR
DISTRIBUSI
DIGESTER
(PENGADUKKAN)
PENGEMPAAN
( PRESSER)
STASIUN
KERNEL
STASIUN
KLARIFIKASI
Stasiun kempa ( pressing station ) merupakan cara pengambilan minyak
pertama dari buah dengan jalan melumat buah dan mengempanya. Stasiun kempa
terdiri dari :
1) Ketel adukan ( Digester )
Ketel adukan adalah alat untuk melumatkan brondolan, sehingga daging buah
terpisah dari biji. Ketel pengaduk ini terdiri dari tabung silinder yang terdiri tabung
silinder yang terdiri dari tabung silinder yang berdiri tegak ( Vertikal ) yang
didalamnya dipasang pisau – pisau pengaduk sebanyak 6 tingkat yang terpasang
pada poros dan digerakakan oleh motor listrik. 5 bagian pisau bagian atas
digunakan untuk mencacah buah. Sedangkan pisau bagian paling bawah
digunakan untuk melempar buah keluar dari ketel adukan ( Digester ) ke ruang
pressan. Jarak antara pisau dengan dinding silinder ketel adukan, maksimal 15
mm.
Sebelum buah dimasukkan kedalam ketel adukan, ketel adukan dijalankan dan
ketel diisi dengan sebanyak 3/4 dari silinder ketel dan pintu dapat dibuka – tutup.
Untuk memudahkan proses pelumatan diperlukan panas 90 0C – 100 0C yang
diberikan dengan cara menginjeksikan uap dan waktu pelumatan 15 - 20 menit.
2) Pengempaan ( screw press )
Prinsip ekstraksi minyak dengan cara ini adalah menekan bahan lumatan
dalam tabung yang berlubang dengan alat ulir yang berputar sehingga minyak
akan keluar lewat lubang – lubang tabung. Besarnya tekanan alat ini dapat diatur
secara elektris dan tergantung oleh volume bahan yang dipress. Alat ini terdiri dari
sebuah silinder yang berlubang – lubang dan didalamnya terdapat dua buah ulir
yang berputar.
Tekanan kempa diatur oleh dua konus ( Conus ) yang berada pada bagian
ujung pengempa, yang dapat digerakkan maju mundur secara hitrolis. Tekanan
hidrolik pada komulator 50 – 60 Kg/Cm2, tekanan yang terlalu rendah 35 bar
mengakibatkan cake/ampas basah. Kehilangan minyak pada ampas dan biji
bertambah, pemisahan ampas dan biji tidak sempurna, ampas yang basah akan
mengakibatkan pembakaran dalam boiler tidak sempurna.
Tekanan terlampau tinggi, misalnya diatas 60 Kg/Cm2 akan menyebabkan
kehilangan biji pecah yang tinggi. Hal yang perlu diperhatikan adalah ampas
kempa yang keluar harus merata. Bila terjadi gangguan/kerusakan, sehingga Screw
Press harus berhenti untuk yang lama, screw press harus dikosongkan.
3) Pemecah Ampas Kempa ( Cake Braker Conveyor )
Alat ini berfungsi untuk mencegah gumpalan – gumpalan ampas press yang
bercampur dengan biji sekaligus membawa ampas dan biji ini ke proses
selanjutnya. Alat ini terdiri dari pedal – pedal yang terpasang pada poros yang
berputar dengan kemiringan pedal 150 juga dilengkapi dengan pemanas system
jaket untuk mempermudah proses penguapan dari sampah.
Kemiringan pedal diatur sehingga gumpalan – gumpalan terpecah dengan
sempurna dengan penguapan air dapat diatur dengan baik. Hal – hal yang perlu
diperhatikan yaitu benda – benda yang melekat pada poros supaya dibersihkan,
baut – baut yang diperbaiki dan pemeriksaan serta pembersihan secara menyeluruh
secara rutin.
4) Pemisah Ampas Dan Biji ( Depericarper )
Depericaper adalah alat untuk memisahkan ampas dan biji. Alat ini terdiri dari
kolom pemisah dan conveyor pemolis. Ampas dan biji dari conveyor pemecah
ampas kempa masuk kedalam kolom pemisah terjadi karena perbedaan berat jenis
antara biji dan serabut dengan media udara didalam kolom pemisah yang dihisap
dengan blower.
Ampas kering ( berat jenisnya rendah ) terhisap kedalam siklon ampas dan
melalui aislock masuk kedalam conveyor bahan bakar. Sedangkan biji yang berat
jenisnya lebih besar jatuh kebawah dan dihantar oleh conveyor kedalam Conveyor
pemolis. Conveyor pemolis berputar dengan kecepatan 70 rpm. Akibat adanya
putaran ini terjadi gesekan yang menyebabkan serabut lepas dari biji.
4.2.14 STASIUN PEMURNIAN MINYAK ( CLARIFICATION STATION )
Stasiun pemisah minyak adalah stasiun terakhir untuk pengolahan minyak
menjadi CPO. Minyak kasar hasil stasiun pengempaan dikirim ke stasiun ini untuk
diproses lebih lanjut. Proses pemisahan minyak, air dan kotoran dilakukan dengan
system pengendapan, sentrifusi dan penguapan.
Stasiun ini terdiri dari :
1) Tangki Pemisah Pasir ( Sand Trap Tank )
Tangki ini dipakai untuk memisahkan pasir dari cairan minyak kasar yang
berasal dari screw press. Untuk memudahkan pengendapan pasir, cairan minyak
kasar harus cukup panas yang diperboleh dengan pemanasan pipa spiral. Hal – hal
yang perlu diperhatikan adalah :
a. Suhu minyak kasar 90 – 95 0C.
b. Pembuangan pasir secara rutin dilakukan setiap 4 jam sekali.
c. Suhu air pengenceran 90 – 95 0C.
2) Saringan Bergetar (Vibration Screen )
Saringan bergetar dipakai untuk memisahkan benda-benda padat yang terikut
pada minyak kasar. Benda-benda padat berupa ampas ( serat ), pasir halus. Cairan
minyak ditampung dalam tangki minyak kasar ( Crude Oil Tank ). Saringan
terdiri dari dua tingkat, yaitu tingkat atas memakai kawat saringan mesh 20 dan
tingkat bawah memakai mesh 40. Pada PKS Dolok Sinumbah saringan ini
memakai double deck.
3) Tangki Minyak Kasar ( Raw Oil Tank )
Tangki ini adalah tangki penampungan minyak yang telah disaring pada
saringan bergetar. Untuk menjaga agar suhu cairan tetap, diberikan penambahan
panas dengan menginjeksikan uap. Minyak dalam tangki ini selanjutnya
dipompakan kedalam tangki pemisah ( Clarification Tank ). Tangki ini
berguna sebagai tempat penyimpanan sementara minyak hasil olahan seringan
bergetar.
4) Tangki Pemisah ( Clarification Tank )
Pemisahan pertama minyak dengan sludge ( lumpur ) secara pengendapan
( secara gravitasi ) dilakukan dalam tangki ini. Untuk mempermudah pemisahan,
suhu tetap dijaga antara 90 – 95 0C, dengan system pemanasan pipa injeksi yang
dilakukan pada awal pemanasan dan pipa spiral untuk mempertahankan suhu
tangki. Hasil pemisahan pada suhu tangki ini ada 2 jenis yaitu minyak dan
lumpur. Minyak dialirkan kedalam tangki masakan minyak ( oil tank ), sedangkan
lumpur dialirkan kedalam sludge tank. Didalam tangki ini terdapat alat
pengaduk ( aqitator ) yang berfungsi agar campuran minyak dan lumpur yang
masih terikat menjadi terpisah antara minyak dan lumpur. Minyak dengan berat
jenis yang lebih rendah akan naik keatas permukaan, sedangkan lumpur
mengendap didasar tangki. Ketebalan minyak terpisah dipermukaan minimal
sebesar 40 cm. hal ini dilakukan agar minyak yang akan dihasilkan tidak
mengandung lumpur dan air kembali.
5) Tangki Masakan Minyak (Oil Tank )
Minyak yang telah dipisahkan pada tangki pemisah ditampung dalam tangki
ini untuk dipanasi lagi sebelum diolah lebih lanjut pada sentrifusi minyak. System
pemanasan dilakukan dengan pipa spiral yng di aliri uap dengan tekanan 3
kg/cm2,dan temperatur 90-95 0C. Tangki ini berbentuk silinder dengan dasar
berbentuk kerucut. Tangki ini di blow down setiap pagi untuk membuang lumpur
dan air yang masih mengendap.
6) Pemurni Minyak (Oil Purifier)
Alat ini di pakai untuk memurnikan minyak dari kotoran- kotoran yang masih
melekat pada minyak dengan gaya sentrifugal yang berkecepatan 7500 rpm.
Akibat gaya sentrifugal yang terjadi,maka minyak yang mempunyai berat jenis
lebih rendah bergerak kearah poros dan terdorong keluar oleh sudu – sudu(disk),
sedangkan kotoran dan air yang berat jenisnya lebih tinggi terdorong kearah
dinding bowl. Air keluar dan padatan melekat pada dinding bowl ysng dilarutkan
dengan pencucian. Suhu minyak yang baik adalah 90 – 95 0C. kadar air dalam
minyak setelah sentrifusi adalah 0,50 %, sedangkan kadar kotoran 0,01 – 0,013
%. Jika hal ini tidak tercapai adakan pemeriksaan pada disc,gasker ,dinding pisau.
7) Pengering Minyak (Vacum Driyer)
Pengeringan minyak digunakan untuk memisahkan air dan minyak dengan
cara penguapan hampa. Minyak terhisap hampa kedalam tabung melalui pemecik,
akibat adanya hampa udara dan terpencar kedalam tabung hampa akibat adanya
hampa udara oleh hisapan pompa vacuum.
Tekanan hampa di atur sekitar 600 – 700 cmHg. Ujung pipa pengeluaran air
dan kondensator dan harus terendam air “Hot Well Tank”. Jika tekanan yang
diinginkan tidak tercapai,hendaknya dilakukan langkah- langkah sebagai berikut :
a. Kebocoran hingga udara masuk kedalam vacuum
b. Tekanan uap kurang
c. Krain air kondensator berkurang.
8) Timbangan minyak (Oil Weightner)
Timbangan minyak ini digunakan untuk mengetahui jumlah minyak yang
dipompakan kedalam syklus timbangan sekitar 2400 Kg. minyak yang telah
ditimbang dialirkan ketangki minyak murni (Storage Tank ) yang mempunyai
kapasitas 700 ton.
9) Tangki penyimpanan (Storage Tank)
Tangki ini merupakan tempat penyimpanan CPO sebelum dikirim kepada
pembeli. Didalamnya ada pipa coil/pipa pemanas untuk menjaga suhu 50 – 60 0C
agar minyak tidak membeku. PKS Dolok Sinumbah mempunyai 2 unit Tangki
penyimpanan ini. Saat ini salah satu diantaranya telah selesai dicuci dan sedang
dilakukan penurunan tinggi pipa uap dari 0,45 m menjadi 0,25 m.
10) Tangki sludge (Lumpur)
Tangki ini dipergunakan untuk menampung lumpur dari hasil pemisahan
minyak ditangki pemisahan. Lumpur ini mengandung minyak 9 – 19 % dari
pengolahan cairan dalam tangki 95 – 100 0C. cairan yang dihasilkan dalam tangki
ini di alirkan ke pre cleaner.
11) Saringan berputar (Vibration Screen)
Saringan ini dipakai untuk memisahkan serabut yang masih ada didalam
lumpur sebelum diolah dalam sentrifuge lumpur (sludge separator). Alat ini
terdiri dari tabung silinder yang berlubang-lubang halus dengan sikat-sikat yang
berputar bersana poros ditengah-ditengah silinder tersebut.
12) Sludge Separator
Untuk membuang pasir dipergunakan sludge separator. Alat ini pada bagian
atas berbentuk silinder dan bagian bawah berbentuk kronus yang terbuat dari
bahan stainless steel,dibawah kronus terdapat tabung pengendapan pasir. Cairan
dipompakan pada bagian samping atas dengan system siklus,sehingga cairan
berputar dalam tabung yang menimbulkan gaya sentrifugal,sedangkan cairan
tanpa pasir bergerak ke atas dan keluar melalui poros.
13) Centrifuge Lumpur
Cairan lumpur yang telah melalui brush strainerb dan pre cleaner,di masukkan
ke dalam sentrifuge lumpur untuk di ambil minyaknya. Dengan gaya sentrifugal,
minyak yang berat jenisnya lebih kecil bergerak menuju poros dan terdorong
keluar melalui sudu-sudu ke ruang tangki pemisah (clarification tank). Massa
yang memiliki berat jenis lebih besar dari pada minyak,terdorong kebagian
dinding bowl untuk dibersihkan/dicuci secara manual dengan air mengalir. Suhu
dalam sludge separator ini adalah 95-115 0C dan putaran normal untuk
pembebanan sebesar 62-65 rpm.
14) Tangki Minyak Kutipan (Sludge Drain Tank)
Endapan – endapan dari tangki masakan minyak, tangki sludge yang di
jumpai setiap hari sebelum mengolah ditampung di dalam tangki ini. Demikian
juga minyak kutipan dari bak penampung lumpur (fat fit). Tangki ini dilengkapi
dengan pemanas uap injeksi untuk tujuan pemanasan. Minyak yang terapung di
bagian atas dialirkan ke tangki pemisah minyak (clarification tank),sedangkan
lumpur pekat dibuang kembali ke bak penampung lumpur (fat fit). Jika cairan di
dalam tangki ini terlalu kental,perlu diadakan penambahan air panas agar
pemisahan cairan berat jenis rendah (minyak) dengan cairan berat jenis yang
tinggi dapat terlaksana dengan baik.
4.2.15 STASIUN KERNEL
Stasiun peengolahan biji adalah stasiun untuk memperoleh inti sawit. Biji dari
pemisahan biji dan ampas (Depericarfer) dikirim ke stasiun iniuntuk di peram,di
pecah,dipisah antara inti dan cangkang. Inti di keringkan sampai batas yang
ditentukan dan cangkang dikirim kepusat pembangkit tenaga sebagai sumber bahan
bakar.
CBC
FLOW CHART PENGOLAHAN BIJI
PRESSAN
HYDROCYCLONE
DEPERICARPER TROMOL
INTI BASAH
COMPEYOR
PEMOLIS
AIR
LOCK
NUT
ELEVATOR
CONVEYOR
INTI BASAH
GRADING NUT
SCREEN
KERNEL
DRYER
NUT SILO
WINNOWING
RIPLE MILL
TROMOL INTI
CREC COMPEYOR KERING
ELEVATOR
ELEVATOR INTI KERING
PEMECAH
LTDS BUNKER INTI
PRODUKSI
Stasiun ini terdiri dari :
1) Depericarfer
Pada alat ini, Cake Breaker Compeyor (CBC) berfungsi untuk menghantarkan
sampah kering dari pressan yang berupa fiber dan nut ke fiber cyclone. Fiber
cyclone memisahkan fiber dengan nut. Fiber di hisap dan dihantarkan ke fiber
shell compefeyor dan kemudian di hantarkan keruang bakar boiler. Sedangkan nut
jatuh ke polishing drum.
2) Conveyor Pemolis
Conveyor Pemolis atau di kenal dengan istilah tromol adalah alat berbentuk
drum yang memiliki lubang-lubang dan berputar merupakan alat terakhir untuk
menyortir kembali inti dan kotoran yang terikut atau merupakan suatu drum
berutar didalamnya terdapat plat-plat pembawa yang dipasang miring pada
dinding (Guide Bar). Alat ini merupakan bejana berbentuk drum yang bagian
sisinya berlubang-lubang dan pada drum ini dilengkapi dangan bilah-bilah
pengarah sehingga biji akan mengalir dari sisi masuk ke sisi luar. Pada proses
pengoperasiannya, alat ini berputar sehingga biji yang masuk ke polishing drum.
Penerus terus terjadi hingga biji pada sisi keluar dan jatuh pada lubang-lubang
pada sisi drum yang ukurannya di buat lebih besar. Fungsi Conveyor pemolis
adalah :
a. Membersikan biji dari serabut – serabut yang masi lekat.
b. Membawa nut dari depericafer ke nut transport.
c. Memisahkan nut dari sampah.
d. Memisahkan gradasi nut.
3) Penampungan biji (nut silo)
Fungsi dari nut silo adalah tempat penyimpanan sementara biji (nut) yang
berasal dari drum pemolish melalui air lock, proses keluarnya biji dari nut silo
melalui Corong, sebelum biji masuk ke nut silo serabut yang nempel pada biji
terhisap pada cyclone. Kebersihan corong pada nut silo harus diperhatikan karena
mempengaruhi terhadap trought nut silo.
4) Rapple mill
Rapple mill berfungsi untuk memecahkan cangkang yang terdapat pada biji
(Nut). Mekanisme pemecah biji dengan cara menekan biji dengan rotor pada
dinding bergerigi dan menyebabkan pecahnya biji. Efesiensi pemecah biji
dipengaruhi kecepatan pemutar rotor, jarak rotor dengan plat bergerigi dan
ketajaman gerigi plat disusun sedemikian rupa sehingga berperan sebagai penahan
da pemecah.
Factor – factor yang mempengaruhi efisien pemecah adalah :
a. Jarak atau clereance antara cover dan rotor
b. RPM
c. Jumlah
Faktor – factor yang mempengaruhi inti pecah keluar dari ripple mill tingggi
adalah :
a. Clereance antara ripple plate dan rotor bar berlaku kecil
b. Umpan yang terlalu berlebihan
c. Terlalu kering
d. Persentase nut pecah pada umpan
5) Light Tenera Dry separation (LTDS)
Alat ini berfungsi untuk memisahkan inti dan cangkang dengan system
pneumatic sehingga cangkang terhebus ke cyclone dan inti jatuh ke dalam ularan.
Alat ini hanya mampu menyedot cangkang dari sawit yang relative ringan
(cangkang sawit jenis tenera). Sedangkan cangkang yang relative berat akan
diproses kembali di hidro cyclone. Cara kerja alat ini adalah ketika campuran inti
dan cangkang memasuki LTDS, maka aliran udara yang mengakibatkan tekanan
di LTDS vakum akan membawa bahan yang ringan dalam alirannya. Seadangkan
baan yang cukup berat akan jatuh kembali pada air lock. Pengeluaran selanjutnya
di hantarkan ke hydro cyclone. Hydro cyclone bertujuan untuk memisahkan
antara pemecah cangkang ringan dan inti benar – benar sempurna terpisah akibat
hisapan udara dari blower yang mana hisapan udaranya di atur dengan katup yang
terdapat pada cerobong keluar blower. Dengan adanya katup tersebut, maka
losses inti dapat ditekankan sekecil mungkin.
6) Hydro cyclone
Alat ini berfungsi untuk mengutip kembali inti yang terikut dengan cangkang,
mengurangi losses pada cangkag dan kadar kotoran. System kerja hidro cyclone
adalah memisahkan cangkang dengan inti secara basah basah berdasarka berat
jenis dengan gaya sentrifugal. Berat jenis yang lebih ringan akan naik keatas
melalui vortex vender dan masuk kedalam the wetering drum. Sedangkan
cangkang yang berat jenisnya lebih tinggi, akan turun kebawah melalui conus dan
masuk ke dalam compartment II. Cangkang yang masih bercampur inti dihisap
oleh pompa dan dipompakan ke tabung pemisah II mengakibatkan inti naik keatas
melaluli vortex vender dan dikembalikan kedalam compartment I .inti yang masih
terikut dengan cangkang dan terpisah oleh tromol pemisah,dihantarkan kembali
ke nut silo.
7) Kernel dryer
Alat ini adalah tempat untuk menanmpung inti sawit yang berasal dari inti
sawit yang bersal dari vibrating grate melalui kernel elevator. Ditempat ini juga
inti sawit di keringkan sampai kadar air sesuai dengan ketentuan yaitu 6%. Suhu
pemanasan ada 3 tingkatan yaitu sebagai berikut
1. Tingkat I : 60 – 70 0C
2. Tingkat II : 50 – 60 0C
3. Tingkat III : 40 – 50 0C
Inti yang sudah dikeringkan keluar melalui shaking grade (pengeluaran
keluaran).
Hal – hal yang perlu diperhatikan :
a. Inti mentah
Penyebab inti mentah :
1. Blower tidak dijalankan secara continue
2. Elemen pemanas kotor
3. Bidang penurunan / shaking grade kotor
4. Karnel dryer (KD) kotor
5. Lama pemanasan kurang
6. Karnel dryer tidak penuh
Akibat inti sawit mentah adalah mudah ditumbuhi oleh jamur, dapat
menaikkan ALB dan masih mengandung kadar air tinggi.
b. Inti yang terlalu kering
Adapun hal yang menyebabkan iti terlalu kering adalah pengeringan
yang terlalu lama sehingga kadar minyak dalam inti rendah.
8) Bak silo
Setelah dilakukan proses pemanasan di karnel silo, karnel dialirkan ke bak
silo yang berfungsi tempat penimbunan yang memudahkan pengiriman inti.
4.3 Bahan Baku, Bahan Tambahan dan Bahan Penolong
4.3.1 Bahan Baku
Bahan Baku pada PKS PT.Perkebunan Pertanian Pati Sari adalah kelapa sawit
(Tandan Buah Segar)
4.3.2 Bahan Tambahan
4.3.3 Bahan Penolong
Kelapa sawit TBS tandan buah segar,
4.4 Mesin dan Peralatan
BAB VI
PENGUMPULAN DATA
6.1 Metode Pengumpulan Data
Dalam melakuakn pengumpulan dan pengambilan data untuk laporan tata
letak fasilitas pabrik melalui metode yaitu:
1. Pengamatan Langsung
Pengambilan data dengan Pengamatan Langsung di dapatkan dari kegiatan
yang dilakukan langsung di lapangan, antara lain dengan :
a. Observasi Langsung, yaitu dengan pengumpulan data yang dilakukan dengan
pengumpulan data yang dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap
objek yang diteliti.
b. Wawancara, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan Tanya jawab
secara lisan kepada pembimbing ataupun orang yang bekerja di Pabrik
2. Pengamatan Tidak Langsung
Pengambilan data dengan Pengamatan Tidak Langsung di dapatkan dari :
a. Data dan Laporan Perusahaan
b. Penelusuran dari berbagai literature yang sesuai dengan data PKS (Pabrik
Kelapa Sawit) PT. Perkebunan Pertanian Pati Sari.
6.2 Data yang diperlukan
Data yang diperlukan dalam membuat laporan tata letak fasilitas pabrik ini
adalah :
1. Layout awal PKS (Pabrik Kelapa Sawit) PT. Perkebunan Pertanian Pati Sari.
2. Sejarah perusahaan PKS (Pabrik Kelapa Sawit) PT. Perkebunan Pertanian Pati
Sari.
3. Struktur organisasi
4. Proses Produksi
5. Kapasitas produksi
6. Data mesin dan spesifikasinya.
6.3 Perolehan Data