bab i tlp

50
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Praktikum Praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas merupakan salah satu mata kuliah yang harus diambil oleh mahasiswa dalam penyelesaian studi di jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh. Praktikum ini juga merupakan salah satu kesempatan bagi setiap mahasiswa untuk melihat, mengenal dan mempraktekkan secara langsung komponen/peralatan yang digunakan pada dunia industri. Sebagaimana yang kita ketahui di selama di bangku perkuliahan, mahasiswa telah banyak mempelajari tentang alat- alat yang digunakan dalam dunia industri namun hal tersebut hanya merupakan teori saja. Melalui praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas ini, mahasiswa diharapkan dapat menerapkan teori-teori ilmiah yang diperoleh di bangku kuliah yang berguna untuk memecahkan masalah yang ada di lapangan serta memperoleh pengalaman yang berguna dalam perwujudan pola kerja yang akan dihadapi Sehingga dengan diadakannya praktikum ini, maka diharapkan mahasiswa dapat mengaplikasikan atau menerapkan ilmu Perancangan Tata Letak Fasilitas yang telah dipelajari selama perkuliahan didunia perindustrian yang sesungguhnya. Adapun perusahaan yang dipilih untuk melaksanakan praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas ini adalah PKS (Pabrik Kelapa Sawit) PT. Perkebunan Pertanian Pati Sari. 1.2 Tujuan Praktikum 1.2.1 TujuanUmum

Upload: arie-gonzales

Post on 26-Jan-2016

235 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

The map leads to you

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I TLP

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Praktikum

Praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas merupakan salah satu mata kuliah yang

harus diambil oleh mahasiswa dalam penyelesaian studi di jurusan Teknik Industri Fakultas

Teknik Universitas Malikussaleh. Praktikum ini juga merupakan salah satu kesempatan bagi

setiap mahasiswa untuk melihat, mengenal dan mempraktekkan secara langsung

komponen/peralatan yang digunakan pada dunia industri.

Sebagaimana yang kita ketahui di selama di bangku perkuliahan, mahasiswa telah

banyak mempelajari tentang alat-alat yang digunakan dalam dunia industri namun hal

tersebut hanya merupakan teori saja. Melalui praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas

ini, mahasiswa diharapkan dapat menerapkan teori-teori ilmiah yang diperoleh di bangku

kuliah yang berguna untuk memecahkan masalah yang ada di lapangan serta memperoleh

pengalaman yang berguna dalam perwujudan pola kerja yang akan dihadapi

Sehingga dengan diadakannya praktikum ini, maka diharapkan mahasiswa dapat

mengaplikasikan atau menerapkan ilmu Perancangan Tata Letak Fasilitas yang telah

dipelajari selama perkuliahan didunia perindustrian yang sesungguhnya.

Adapun perusahaan yang dipilih untuk melaksanakan praktikum Perancangan Tata

Letak Fasilitas ini adalah PKS (Pabrik Kelapa Sawit) PT. Perkebunan Pertanian Pati Sari.

1.2 Tujuan Praktikum

1.2.1 TujuanUmum

Adapun yang menjadi tujuan umum pelaksanaan praktikum Perancangan Tata Letak

Fasilitas ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan praktikum dalam bidang ilmu

pengetahuan dan teknologi terutama di bidang Teknik Industri.

2. Untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam melakukan perancangan tata

letak pabrik.

3. Untuk mampu membandingkan teori yang diperoleh selama di bangku perkuliahan

dengan penerapannya di lapangan.

4. Untuk melatih disiplin dan tanggung jawab dalam menghadapi setiap persoalan yang

ada.

1.2.2. Tujuan Khusus

Page 2: BAB I TLP

Adapun yang menjadi tujuan khusus dalam pelaksanaan praktikum ini di PKS PT.

PP Pati Sari adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendukung visi PT. PP Pati Sari melalui perbaikan penanganan bahan dan

juga pengawasan bahan.

2. Untuk memberikan rancangan tata letak fasilitas produksi, yang meliputi mesin,

tempat kerja, dan gudang serta system pemindahan material pada PKS PT. PP Pati

Sari.

3. Untuk mengetahui proses pengolahan buah kelapa sawit menjadi CPO (Crude Palm

Oil) dan Kernel Inti.

4. Untuk mengetahui mesin dan peralatan yang digunakan PT. PP Pati Sari.

5. Untuk mengetahui pola penanganan masalah(Trouble Shooting) yang terjadi di PT.

PP Pati Sari.

1.3 Manfaat Praktikum

Praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas yang dilakukan mahasiswa dapa

tmemberikan manfaat yang baik bagi mahasiswa itu sendiri, Fakultas, dan perusahaan

seperti:

1.3.1. Bagi Mahasiswa

1. Untuk mengamati dan memahami proses pengolahan yang baik secara bertahap

sehingga dihasilkan produk minyak kelapa sawit kasar (CPO) bermutu tinggi.

2. Mengaplikasikan teori-teori yang diperoleh dari bangku kuliah di perusahaan.

3. Melatih keterampilan dan keahlian dalam melakukan pekerjaan atau kegiatan

dilapangan.

4. Sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan perkuliahan.

1.3.2. Bagi Fakultas

1. Menjalin kerja sama antara Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas

Malikussaleh dengan perusahaan dimana mahasiswa menerapkan ilmunya dalam

melaksanakan praktikumPerancangan Tata LetakFasilitas.

2. Mengetahui sejauh mana kurikulum serta matakuliah yang diterapkan dapat

membantu perusahaan dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi.

1.3.3. Bagi Perusahaan

1. Memperjelas peranan ilmu Teknik Industri dalam industry kelapa sawit.

Page 3: BAB I TLP

2. Memberikan masukan/saran kepada perusahaan tentang teknik pengolahan buah

kelapa sawit yang lebih menguntungkan.

1.4 Metode Praktikum

Pelaksanaan Praktikum Tata Letak Fasilitas Pabrik di PKS (Pabrik Kelapa Sawit)

PT. Perkebunan Pertanian Pati Sari. Dilakuka dengan pengumpulan data melalui

pengamatan langsung dan pengamatan tidak langsung. Data yang diambil pada PKS (Pabrik

Kelapa Sawit) PT. Perkebunan Pertanian Pati Sari selanjutnya akan dianalisa. Adapun data

yang diambil, yaitu :

1. Luas PKS (Pabrik Kelapa Sawit) PT. Perkebunan Pertanian Pati Sari keseluruhan

2. Data mesin-mesn dan peralatan, meliputi : Merek, Spesifikasi, Kapasitas, dan

Jumlah

3. Luas daerah yang dibutuhkan untuk setiap mesin

4. Jenis produk yang dihasilkan untuk setiap mesin, volme dan jumlah yang dihasilkam

5. Kebutuhan tenaga kerja untuk setiap stasiun kerja

6. Gambaran mesin, dimensi mesin, susunan mesin dan peralatan

7. Kondisi lingkungan daerah kerja

8. Tata letak PKS (Pabrik Kelapa Sawit) PT. Perkebunan Pertanian Pati Sari yang telah

ada.

Data yang telah diperoleh selanjuutnya akan dianalisa untuk selanjutnya dibuat

kedalam bentuk laporan. Hasil yang telah dibuat akan digunakan sebagai pedoman dalam

penyusunan rancangan layout PKS (Pabrik Kelapa Sawit) PT. Perkebunan Pertanian Pati

Sari yang baru.

Page 4: BAB I TLP

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan

PT. Pati Sari merupakan salah satu perusahaan swasta nasional yang bergerak

dibidang perkebunan kelapa sawit.Perusahaan ini berdiri sejak tahun 1981, yang

berkedudukan di Desa Selamat Kecamatan Tengulun Kabupaten aceh Tamiang. Dengan

surat izin pendirian usaha No.2/HGO/BPN/1990 dan No 29/HGU/BPN/1990.

Pada pertengahan tahun 1996 perusahaan mengembangkan usahanya membangun

pabrik kelapa sawit yang berkapasitas 30 ton per jam. Dengan mengunakan tenaga kerja

baik dari disekitar lingkungan perusahaan maupun diluar lingkungan

perusahaan.Perusahaan PT. Pati Sari terus mengembangkan kesejahteraan karyawan-

karyawannya dengan mendirikan perumahan-perumahan dan tempat ibadah dan fasilitas

lainya.

Pembangunan pabrik kelapa sawit ditengah masyarakat Kecamatan Tenggulan

tahun 1996, telah menciptakan perubahan besar dalam masyarakat.Dimana masyarakat

mengembangkan pertanianya dengan menanam pohon sawit di lahan-lahan yang selama

ini tidak produktif.Atas dasar kenyataan tersebut, PT. Pati Sari memiliki kepedulian dan

terus mengembangkan perbaikan infrastruktur di desa-desa sekitar perusahaan maupun

infrastruktur keluar daerah dan membentuk lembaga koperasi yang saat ini sedang dalam

pengembangan.

Tetapi pada tahun 1992 kepemilikan perusahaan ini beralih kepada pihak kedua

yaitu bapak Tansil hingga saat ini.Seiring berjalanya waktu, perusahaan ini berkembang

pesat. Untuk memperluas perusahaan ini, PT. Pati Sari bekerja sama dengan perusahaan

PT. Nilam Wangi dengan tetap mengunakan nama perusahaan PT. Pati Sari dengan

manajemen yang berbeda.

Visi Perusahaan PT. Pati Sari Aceh Tamiang

Visi Perusahaan PT. Pati Sari Aceh Tamiang adalah menjadi perusahaan

perkebunan kelapa sawit yang unggul, mengutamakan kesejahteraan seluruh karyawan,

serta meningkatkan sumber daya manusia agar perusahaan dapat go public.

Misi Perusahaan PT. Pati Sari Aceh Tamiang

Misi Perusahaan PT. Pati Sari Aceh Tamiang adalah menjadikan perusahaan yang

maju dan berkembang sehingga prospek perusahaan kedepan dapat terus menyerap tenaga

Page 5: BAB I TLP

kerja dari msayarakat sekitar perusahaan dan dapat memberikan pendapatan yang baik

untuk daerah.

2.2 Ruang Lingkup Bidang Usaha

Ruang lingkup bidang usaha pada PKS (Pabrik Kelapa Sawit) PT. Perkebunan

Pertanian Pati Sari adalah usaha yang bergerak pada bidang perkebunan kelapa sawit dan

menghasilkan minyak kelapa sawit kasar (CPO) dan kernel inti (PK) sebagai hasil

olahannya.

2.3 Pemasaran

PKS (Pabrik Kelapa Sawit) PT. Perkebunan Pertanian Pati melakukan pemasaran

didalam negeri. Pemasaran pada PKS (Pabrik Kelapa Sawit) PT. Perkebunan Pertanian Pati

adalah Pulau Sumatera.

2.4 Lokasi Perusahaan

PT. PP Pati Sari terletak di Jl. Pondok Putih Dusun Lama Kampung Selamat,

Kecamatan Tenggulun, Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh.Sedangkan alamat kantor

berada di Jl. Mesjid No. 129, Kelurahan Kesawan, Kecamatan Medan Barat.Untuk letak

koordinat lokasi kebun Pati Sari adalah sebagai berikut:

a. Lintang (LU) : 404’23.9’’- 405’28.6’’

b. Bujur (BT) : 97057’18.4’’- 97059’2.4’’

Sedangkan untuk letak koordinat lokasi pabrik PKS Pati Sari adalah sebagai berikut:

a. Lintang (LU) : 405’25.3’’- 405’10.5’’

b. Bujur (BT) : 97057’28.4’’- 97057’44.4’’

2.5 Kapasitas Produksi

Berdasarkan data yang diperoleh, untukproduksi TBS (ton/tahun Januari - Desember

2013) sebanyak 4.812.470 ton/tahun.Sedangkan rata-rata produksi tahunan (Januari -

Desember 2013) untuk CPO sebanyak 1.114.212,60 kg/tahun dan untuk PK sebanyak

216.561,15 kg/tahun dengan kapasitas produksi pabrik 30 ton/jam.

Page 6: BAB I TLP

BAB IV

PROSES PRODUKSI

4.1 Spesifikasi Produksi

Spesifikasi produksi pada PT. Perkebunan Pertanian Pati Sari adalah

menghasilkan Minyak sawit (CPO) dan Inti Sawit (Kernel). Minyak sawit (CPO) dan

Inti Sawit (Kernel) adalah hasil pengolahan tandan buah segar (TBS).

Setiap hari diadakan analisa mutu produksi untuk mengetahui kualitas produk

yang dihasilkan dan dikirim sudah sesuai norma (standart yang diharapkan), sehingga

dapat diketahui seberapa ak dari kehandalan pabrik dalam mendapatkan minyak dari

inti sesuai ISO 9000 dan bias diterima konsumen.

A. Mutu Minyak CPO

Pengambilan sampel dilakukan setiap 2 jam sekali, dimulai setelah 1 jam

pabrik beroprasi/mengolah.

Norma mutu CPO produksi adalah :

1. Kadar air : < 0,10 %

2. Kadar kotoran : < 0,013 %

3. Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) : < 3,5 %

4. Kadar air pada oil tank : 0,7 – 0,8 %

5. Kadar air pada oil purifier : 0,4 – 0,6 %

6. Kadar air pada vakum dryer : 0,2 – 0,5 %

Pengambilan sample dilakukan pada :

a. Minyak dalam oil tank

b. Minyak dalam oil purifier

c. Minyak dalam vacuum dryer

d. Minyak dalam sludge tank

e. Minyak dalam bak timbangan

Berikut ini proses penganalisaan dilakukan dengan cara :

a) Analisa ALB ( asam lemak basah )

1) Tabung elenmeyer kosong ditimbang untuk mengetahui berat tarra.

Page 7: BAB I TLP

2) Masukkan sample sebanyak 5 gr

3) Tambahkan alcohol 40 ml dan N-Hexane 20 ml (bensin suling )

4) Tambahkan timol blue (PP 1 ) 3 tetes pipet

5) Titrasi dengan KOH 0,1 sampai warna berubah menjadi orage

6) Setelah itu dilakukan perhitungan :

b) Analisa kadar kotoran

1) Semprot kertas kering saring dengan N-Hexane

2) Masukkan sample ke oven dengan suhu 1050C selama 20 menit.

3) Keluarkan kertas saring, kemudian masukkan ke desicartor selama 20

menit.

4) Keluarkan kertas saring dari desicartor kemidian ditimbang.

5) Timbang beaker glass lalu masukkan sample ± 20 gr

6) Larutkan sample N-Hexane

7) Hidupkan pompa vacuum, lalu naikkan perlahan sample dalam brouck

crubble dan bilas sampai bersih.

8) Semprot kertas saring dengan N-Hexane agar bersih dari minyak saat

proses penyaringan.

9) Keluarkan kertas saring dari grouck crucible lalu masukkan ke oven

dengan suhu 1050C selama 20 menit.

10) Setelah proses oven masukkan ke desikator selama 20 menit lalu timbang.

11) Perhitungan :

c) Analisa kadar air

1) Contoh diambil dari sludge tank

2) Siapkan petridish, lapisi dengan kertas saring.

3) Timbang petridish, lalu masukkan sample ± 20 gr

Page 8: BAB I TLP

4) Masukkan ke dalam oven dengan temperature 1050 C selama 1 jam.

5) Setelah proses oven, masukkan dalam desicator selama 20 menit

6) Timbang petridish

7) Perhitungan :

B. Mutu inti sawit

Pengambilan sample dilakukan setiap 3 jam sekali, dimulai setelah 1 jam

pengolahan dimulai,

Norma kernel ( Inti sawit ) produksi adalah :

1. Kadar air : < 7,0 %

2. Kadar kotoran : < 6,0 %

3. Kadar ALB : < 1,0 %

Pengambilan sample dilakukan pada :

a. Kernel Dryer produksi (KD)

b. Wet kernel produksi Hydro cyclone kernel masuk ke kernel bulk

Berikut cara menganalisa beberapa pengambilan sample yang dilakukan :

a) Analisa ALB

1. Haluskan inti sawit ± 100 gr de ngan gilingan.

2. Hidupkan moisture dan tentukan temperaturnya.

3. Masukkan sample diatas piring aluminium, tirunkan hocknya sehingga

bunyi “tit” yang menandakan bahwa system telah berjalan.

4. Setelah bunyi “tit” sebanyak 3 kali, keluarkasn sample.

5. Angka kadar air tampak pada display.

Page 9: BAB I TLP

b) Analisa kadar kororan

1. Sample diaduk lalu dijadikan 4 bagian, aduk 2 bagian sehingga

merata.

2. Ambil sample ± 100 gr

3. Sortir biji utuh, biji pecah, inti utuh, inti pecah, cangkang dan kotoran

lalu timbang masing-masing bagian.

4. Biji pecah dan biji utuh pukul dengan martil lalu pishkan cangkangnya

dan timbang.

5. Perhitungan :

C. Analisa Losses

Proses pengolahan dipabrik bertujuan untuk mempertahankan rendemen dan

jumlah produk yang dihasilkan TBS dari kebun, untuk itu losses ( kehilangan )

minyak dan inti harus dikendalikan.

1) Losses minyak CPO

Norma losses CPO yang diijinkan di PKS ini adalah :

a. Katekopen ( USB ) : mak 2 %

b. Kadar buah dalam janjangan kosong : 0,55 – 1,25 %

c. Kadar minyak kondensat rebusan : max 0,70 %

d. Kadar minyak tandan kosong : max 3,7 %

e. Kadar minyak ampas press : max 6,00 %

f. Kadar minyak biji press : max 0,80 %

g. Kadar minyak air buangan minyak separator : max 1,20 %

h. Kadar minyak dalam solid : max 2,50 %

i. Kadar minyak buangan fat fit : max 0,70 %

Total losses minyak terhadap TBS = max 1,65 %

Page 10: BAB I TLP

2) Analisa losses CPO

a. Timbang pertridsh yang telah dilapisi dengan kertas saring

b. Masukkan sample ± 20 gr lalu timbang, untuk janjang kosong

dihaluskan lebih dahulu.

c. Masukkan petridsh yang telah diisi sample dalam oven dengan

temperature 1050C selama 3 jam.

d. Keluarkan petridish dari oven lalu masukkan desicator selama 20

menit.

e. Masukkan sample dalam timble lalu tutup dengan kapas.

f. Timbang labu gelas kosong, kemudian isi dengan shell shol ± 250 ml.

g. Masukkan timble dalam soxle lalu extraksikan dengan condenser

sebagai pendingin serta hat plate selama 4 jam.

h. Keluarkan timble dari soxlet dan shell shol yang telah bercampur

dengan minyak hasil extraksi.

i. Labu gelas berisi minyak dimasukkan kedalam oven bersuhu 1050C

selama 2 jam.

j. Selanjutnya masukkan ke desicator selama 20 menit.

k. Perhitungan :

D. Losses Inti (Kernel)

Norma losses inti yang diizinkan :

a. Kadar inti pada fibre cyclone : max 0,15 %

b. Kadar inti pada LTDS : max 0,1 %

c. Kadar inti pada tandan kosong : max 0,2 %

d. Kadar inti pada wet shell : max 0,1 %

Total losses inti terhadap TBS = max 0,55 %

Page 11: BAB I TLP

Analisa losses inti :

a. Sample diambil setelah pabrik beroperasi 1 jam.

b. Sample diaduk dimeja sortir hingga merata.

c. Sample dibagi 4 bagian, lalu 2 bagian menyilang diaduk kembali.

d. Timbang sample dengan piringan ± 100 gr.

e. Sortir biji utuh, biji pecah, inti utuh, inti pecah, dan cangkang lalu ditimbang

masing-masing bagian.

f. Biji utuh dan biji pecah dipukul dengan martil lalu ditimbang inti dan

cangkangnya.

E. Analisa Mutu Air Umpan

Untuk menjaga kondisi boiler agar bekerja sesuai kapasitasnya, maka air yang

digunakan di PKS ini terutama air umpan boiler harus sesuai dengan norma yang

ditetapkan. Oleh karena itu setiap hari dilakukan pengetesan air dari water intake

dengan jarset. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui jumlah dan komposisi tawas

dan soda yang harus diinjeksikan. Untuk itu dilakukan analisa tiap 2 jam sekali

terhadap :

a. Sample air cation excharger

b. Sample air anion excharger

c. Sample air feed water tank

d. Sample air masuk boiler

Sample diatas dianalisa dan disesuaikan dengan norma sebagai berikut :

a. Ph : 8,5 – 9,2

b. TDS : max 100 ppm

c. Total hardnest : max 2 ppm

d. Silica : max 5 ppm

Page 12: BAB I TLP

4.2 Uraian Proses Produksi

Bahan baku PT. Perkebunan Pertanian Pati Sari berasal dari kebun sendiri

serta dari kebun pihak ketiga. Minyak sawit ( CPO ) dan inti sawit ( kernel ) adalah

hasil pengolahan tandan buah segar ( TBS ). Pengolahan yang dilakukan adalah

pemisahan minyak yang tergantung dalam daging buah dengan intinya. Serta

prosesnya tidak mengubah sifat kimia buah kelapa sawit. Maka hasil pengolahan

tergantung pada bahan baku TBS yang ada.

4.2.1 Flow Chart Stasiun Penerimaan Buah

Truk

Pengangkut

TBS

Pos

Keamanan

Penimbangan

TBS

Sortasi

Buah

Loading

RAMP

4.2.2 JEMBATAN TIMBANGAN

Timbangan adalah alat ukur yang berfungsi untuk menimbang dan

mengetahui jumlah berat dari tani dan buah yang akan diolah, untuk menimbang hasil

produksi dan barang – barang lainnya. Pelaksanaan penimbangan buah dilakukan

sewaktu buah masih berada dalam truk pengangkut buah.

Page 13: BAB I TLP

Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam timbangan adalah :

1. Pada awal penimbangan jarum harus berada pada titik nol.

2. Timbangan dibaca pada posisi maksimum ( saat menimbang ).

3. Supir dan konduktur harus turun pada saat penimbangan.

4. Keluar dan masuknya kendaraan harus perlahan – lahan sehingga terhindar

dari goncangan atau benturan.

5. Pemeriksaan pembersihan timbangan dilakukan setiap hari.

6. Pada waktu musim hujan, air yang ada dalam pit harus dipompa terus

menerus untuk menghindari penyimpangan timbangan dan kerusakan alat.

7. Pemeriksaan total dilakukan sekali seminggu dan terra ulang dilakukan

sekali setahun sesuai dengan petunjuk metrologi.

4.2.3 SORTASI TBS

Tandan yang telah tiba dipabrik perlu diketahui mutunya dengan cara visual,

yang dapat dilakukan langsung ditempat penerimaan buah, pengujian atau sortasi

sebaiknya dilakukan pada setiap truk yang tiba dipabrik. Penilaian mutu terhadap

TBS didasarkan kepada standart fraksi tandan dan standart kematangan buah.

Tabel 1 : pedoman penentuan fraksi tandan buah segar

Fraksi Derajat kematangan Jumlah brondolan

00 Sangat mentah (afkir) Tidak ada, warna buah hitam

0 Mentah 1% s/d 12,5% buah luar membrondol

1 Kurang matang 12,5% s/d 25% buah luar membrondol

2 Matang I 25% s/d 50% buah luar membrondol

3 Matang II 50% s/d 75% buah luar membrondol

4 Lewat matang I 75% s/d 100% buah luar membrondol

5 Lewat matang II Buah dalam ikut membrondol

6 Tandan kosong / busuk Semua buah membrondol

Page 14: BAB I TLP

4.2.4. LOADING RAMP

Loading Ramp adalah tempat penimbunan TBS sementara sebelum

dipindahkan ke lori rebusan. Setiap pintu penampung 8 – 15 ton tergantung pada

design dari alat tersebut. Kapasitas loading ramp pada umumnya berkisar 40 % - 50

% dari kapasitas olah setiap hari.

Pengisian yang pada loading ramp hendaknya jangan terlalu penuh, karena

pengisian yang terlalu penuh dapat diakibatkan :

1. Pintu maupun pelat penahan tandan buah bengkok.

2. Tandan buah dan berondolan dapat jatuh kebawah.

3. Buah saling tindih dengan beban yang tinggi mengakibatkan terjadinya looses

minyak.

4. Kesulitan untuk munurunkan tandan buah ke dalam lori.

Hal-hal diatas dapat mengakibatkan kerugian produksi ( menaikkan ALB, dan

merugikan jam kerja pabrik ).

Setiap pintu dilengkapi dengan hidraulik pack yang berfungsi untuk membuka

dan menutup penggerak pintu dimana cara kerjanya dengan menggunakan hidraulik

yang diatur oleh valve way. Loading ramp memiliki 20 pintu masuk sebagai tempat

masuknya TBS yang telah disortase.

4.2.5 LORI REBUSAN

Lori rebusan adalah alat yang digunakan untuk mengangkut buah dan

merebus buah. Lori rebusan diisi penuh dan ,merata sebanyak 2,5 ton TBS. kelebihan

muatan dalam lori rebusan dapat menyebabkan :

1. Kerugian minyak pada air kondensat rebusan.

2. Penyumbatan saringan pipa – pipa kondensat.

3. Kerugian steam.

4. Kerugian ( Body Rebusan ).

Page 15: BAB I TLP

Kendala yang selalu terjadi dalam pengoperasian lori adalah lori jatuh, maka

untuk menghindari hal – hal tersebut perlu diperhatikan :

1. Mendapatkan keranjang tepat pada kedudukannya.

2. Bearing / bushing dilumasi setiap hari.

3. Baut – baut pengikat tetap kuat.

4. Gandengan agar tetap pada rel rebusan.

4.2.6 STASIUN REBUSAN ( STERILIZER )

Ketel rebusan adalah bejana bertekanan yang digunakan untuk merebus buah.

Untuk menjaga tekanan dalam rebusan tidak melebihi tekanan kerja yang di izinkan,

rebusan diberi katub pengaman ( Safety Valve ).

Tujuan rebusan adalah :

1. Memetikan enzim – enzim untuk menjegah berlanjutnya proses kenaikan

Asam Lemak Basah ( ALB ).

2. Mengurangi kadar air buah.

3. Memudahkan berondolan lepas dari tandan.

4. Melunakkan daging buah agar mudah dilumat dalam digester.

5. Meminimumkan bijih pecah.

6. Pengkondisian bijih.

7. Memmudahkan proses selanjutnya.

Untuk mencapai tujuan tersebut diatas diperlukan tekanan uap 2 Kg/cm2 s/d 3

kg/cm2 dengan lama perebusan 80 – 90 menit.

System perebusan yang dipakai saat ini di PKS PT.Perkebunan Pertanian

Kelapa Sawit adalah system triple peak ( 3 puncak ). Waktu perebusan dalam 3

puncak :

1. Lama perebusan lori ke ketel rebus 5 menit.

2. Buang kondensat dan udara sebelum membuka kran uap 5 menit.

3. Puncak satu 11 menit

a. Kran pemasukkan uap dibuka selama 9 menit untuk mencapai 1,5

Kg/Cm2

Page 16: BAB I TLP

b. Inlea\t steam ditutup, sedangkan kran pembuangan dibuka cepat untuk

menurunkan tekanan menjadi 0 Kg/Cm2

c. Waktu yang digunakan untuk menurunkan tekanan 1,5 Kg/Cm2 menjadi 0

Kg/Cm2 adalah 2 menit, dan kran ditutup.

4. Puncak dua 11 menit dan tekanan 2,0 Kg/Cm2.

5. Puncak tiga 58 menit dan tekanan 2,5 s/d 2,8 kg/cm2. Dan masa tahan selama

40 menit.

6. Blow down 5 menit. Sehingga tekanan turun menjadi 0 Kg/Cm2.

7. Lama mengeluarkan lori dari ketel rebus 5 menit.

Total pengerjaan perebusan adalah 85 s/d 90 menit.

Adapun factor – factor yang menyebabkan perbedaan siklus rebusan pada

ketiga ketel tersebut antara lain :

a. Waktu masuk dan keluar sawit yang di setarakan.

b. Adanya ketel rebusan yang bocor mempengaruhi lamanya proses rebusan.

Hal-hal yang mempengaruhi perebusan

1) Tekanan/waktu perebusan yang terlalu tinggi/lama akan menimbulkan :

a. Warna minyak terlalu tua sehingga sulit dipucatkan

b. Looses minyak pada air rebusan bertambah

2) Tekanan dan lama perebusan yang kurang akan menimbulkan :

a. Buah kurang masak, sehingga sebagian brondolan tidak lepas dari tandan

b. Pelumatan dalam digester tidak sempurna, sebagian buah tidak lepas dari biji

sehingga looses minyak pada ampas dan biji bertmbah

c. Ampas (fibre) menjadi besar dan menyebabkan pembakaran dalam dapur

boiler tak sempurna.

d. Pembakaran janjangan kosong tidak sempurna sehingga dapat merusak

incinerator.

Page 17: BAB I TLP

4.2.7 MESIN PENEBAHAN ( TRESHING MACHINE )

Flow Chart Pada Mesin Penebahan (Tresher)

Hoisting

Crane

Automatic

Feeder

Tresher

Conveyor

Elevator

Buah 1

Elevator

Buah 2

Conveyer

Distribusi

Buah

Stasiun penebah adalah stasiun pemisah brondolan dengan janjangan kosong.

Ketidaksempurnaan pada proses pengolahan pada stasiun ini akan mempengaruhi

efisiensi pabrik.

4.2.8 ALAT PENGANGKUT (HOSTING CRANE )

Hosting crane digunakan untuk mengangkut lori berisi buah dan menuangkan

ke dalam automatic feeder serta menurunkan lori kosong pada rel pengisi lori ( jalur

rel yang digunakan untuk mengisi lori kosong dengan TBS ).

Page 18: BAB I TLP

Untuk mendapatkan keamanan, hoisting crane dilengkapi dengan beberapa

alat pengaman yaitu :

1. Alat pengaman naik turun

2. Alat pengaman maju mundur

Penggunaan hoisting crane harus continue sesuai dengan kapasitas pabrik

sehingga proses selanjutnya berjalan tanpa gangguan. Hal-hal yang perlu diperhatikan

sebelum / selama beroperasi :

a. Sebelum dioperasikan, alat pengaman dicoba dan harus berfungsi dengan

baik.

b. Staal drad kabel harus diganti dengan baru, apabila dijumpai pada bagian

kabel yang putus.

c. Seluruh gerakan harus dimulai dengan gerakan lambat.

d. Pada poros penyeimbang hoisting crane, pemeriksaan harus dilakukan pada

rantai pemutar poros.

e. Pada saat hoisting crane sedang beroprasi, tidak boleh orang melintas

dibawahnya.

Kendala-kendala yang sering terjadi adalah rantai angkat slip yang

ditanggulangi dengan cara :

1. Perbaikan pada chain block.

2. Perbaikan pada ring lori.

3. Perbaikan pada rantai.

4.2.9 PENGISIAN OTOMATIS (AUTOMATIC FEEDER )

Hal - hal yang perlu diperhatikan selama pengoprasian automatic feeder

adalah :

a. Adanya benda –benda yang terikut dengan buah yang dapat merusak

peralatan.

b. Penuangan buah harus tepat pada corong pada masukan otomatis (hoper ).

c. Pengisian corong sesuai dengan kemampuan tamping yang telah ditentukan.

Page 19: BAB I TLP

4.2.10 PENEBAH ( TRESHER )

Alat ini digunakan untuk melepas dan memisahkan buah dari tandan dengan

cara buah pengisian masuk kedalam drum yang berputar sekitar 23 rpm dengan

bantuan sudu – sudu yang ada dalam drum, buah terangkat dan jatuh terbanting,

sehingga buah / brondolan lepas dari tandanan buah melalui kisi – kisi drum buah

masuk kedalam konveyor ( bottom fruit conveyor ), janjangan kosong terdorong

keluar dan masuk kedalam konveyor janjangan kosong ( Empety bunch conveyor ).

Jika putaran drum selalu lambat maka antara satu tandan lainnya akan

berbenturan sehingga loadnya makin berat dan terjadi oil loses. Sudut pengarah

berfungsi mengarahkan janjangan agar tidak ada beban load di dalam drum.

Efektifitas tresher dapat dilihat dari USF ( Unstrip Fruit ), yaitu brondolan yang sudah

lepas dari spiklet tetapi tidak mau keluar dari tandan.

4.2.11 CONVEYOR BUAH

Conveyor pengangkut buah adalah pengangkut buah masak / brondolan. Pada

umumnya brondolan terdiri dari :

a. Conveyor dibawah penebah buah, dipakai untuk menghatar buah dari penebah

ke conveyor silang.

b. Conveyor buah silang dibawah, membawa buah ke elevator buah.

c. Conveyor buah silang pada bagian atas elevator, menghantar buah ke elevator

buah conveyor pembagi.

d. Conveyor pembagi dipakai untuk menghantar dan membagi buah ke dalam

ketel adukan ( Digester ).

4.2.12 ELEVATOR BUAH ( FRUID ELEVATOR)

Elevator buah adalah alat untuk mrngangkut buah / brondolan dari conveyor

silang bawah ke vonveyor silang atas, untuk itu kemudian buah dibawa ke konveyor

pembagi. Alat ini terdiri dari sejumlah elevator yang diikat pada rantai yang

digerakkan oleh elektro motor. Hal – hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai

berikut :

Page 20: BAB I TLP

1. Baut – baut elevator agar terikat kuat.

2. Ketegangan rantai.

3. Pengisian sesuai dengan ketentuan, apabila terlalu penuh dapat

mengakibatkan beban lebih pada motor penggerak.

4. Pembersihan dan pemeriksaan menyeluruh dilakukan setiap minggu.

4.2.13 STASIUN KEMPA ( PRESSING STATION )

Flow Chart STASIUN KEMPA

CONVEYOR

DISTRIBUSI

DIGESTER

(PENGADUKKAN)

PENGEMPAAN

( PRESSER)

STASIUN

KERNEL

STASIUN

KLARIFIKASI

Page 21: BAB I TLP

Stasiun kempa ( pressing station ) merupakan cara pengambilan minyak

pertama dari buah dengan jalan melumat buah dan mengempanya. Stasiun kempa

terdiri dari :

1) Ketel adukan ( Digester )

Ketel adukan adalah alat untuk melumatkan brondolan, sehingga daging buah

terpisah dari biji. Ketel pengaduk ini terdiri dari tabung silinder yang terdiri tabung

silinder yang terdiri dari tabung silinder yang berdiri tegak ( Vertikal ) yang

didalamnya dipasang pisau – pisau pengaduk sebanyak 6 tingkat yang terpasang

pada poros dan digerakakan oleh motor listrik. 5 bagian pisau bagian atas

digunakan untuk mencacah buah. Sedangkan pisau bagian paling bawah

digunakan untuk melempar buah keluar dari ketel adukan ( Digester ) ke ruang

pressan. Jarak antara pisau dengan dinding silinder ketel adukan, maksimal 15

mm.

Sebelum buah dimasukkan kedalam ketel adukan, ketel adukan dijalankan dan

ketel diisi dengan sebanyak 3/4 dari silinder ketel dan pintu dapat dibuka – tutup.

Untuk memudahkan proses pelumatan diperlukan panas 90 0C – 100 0C yang

diberikan dengan cara menginjeksikan uap dan waktu pelumatan 15 - 20 menit.

2) Pengempaan ( screw press )

Prinsip ekstraksi minyak dengan cara ini adalah menekan bahan lumatan

dalam tabung yang berlubang dengan alat ulir yang berputar sehingga minyak

akan keluar lewat lubang – lubang tabung. Besarnya tekanan alat ini dapat diatur

secara elektris dan tergantung oleh volume bahan yang dipress. Alat ini terdiri dari

sebuah silinder yang berlubang – lubang dan didalamnya terdapat dua buah ulir

yang berputar.

Tekanan kempa diatur oleh dua konus ( Conus ) yang berada pada bagian

ujung pengempa, yang dapat digerakkan maju mundur secara hitrolis. Tekanan

hidrolik pada komulator 50 – 60 Kg/Cm2, tekanan yang terlalu rendah 35 bar

mengakibatkan cake/ampas basah. Kehilangan minyak pada ampas dan biji

Page 22: BAB I TLP

bertambah, pemisahan ampas dan biji tidak sempurna, ampas yang basah akan

mengakibatkan pembakaran dalam boiler tidak sempurna.

Tekanan terlampau tinggi, misalnya diatas 60 Kg/Cm2 akan menyebabkan

kehilangan biji pecah yang tinggi. Hal yang perlu diperhatikan adalah ampas

kempa yang keluar harus merata. Bila terjadi gangguan/kerusakan, sehingga Screw

Press harus berhenti untuk yang lama, screw press harus dikosongkan.

3) Pemecah Ampas Kempa ( Cake Braker Conveyor )

Alat ini berfungsi untuk mencegah gumpalan – gumpalan ampas press yang

bercampur dengan biji sekaligus membawa ampas dan biji ini ke proses

selanjutnya. Alat ini terdiri dari pedal – pedal yang terpasang pada poros yang

berputar dengan kemiringan pedal 150 juga dilengkapi dengan pemanas system

jaket untuk mempermudah proses penguapan dari sampah.

Kemiringan pedal diatur sehingga gumpalan – gumpalan terpecah dengan

sempurna dengan penguapan air dapat diatur dengan baik. Hal – hal yang perlu

diperhatikan yaitu benda – benda yang melekat pada poros supaya dibersihkan,

baut – baut yang diperbaiki dan pemeriksaan serta pembersihan secara menyeluruh

secara rutin.

4) Pemisah Ampas Dan Biji ( Depericarper )

Depericaper adalah alat untuk memisahkan ampas dan biji. Alat ini terdiri dari

kolom pemisah dan conveyor pemolis. Ampas dan biji dari conveyor pemecah

ampas kempa masuk kedalam kolom pemisah terjadi karena perbedaan berat jenis

antara biji dan serabut dengan media udara didalam kolom pemisah yang dihisap

dengan blower.

Ampas kering ( berat jenisnya rendah ) terhisap kedalam siklon ampas dan

melalui aislock masuk kedalam conveyor bahan bakar. Sedangkan biji yang berat

jenisnya lebih besar jatuh kebawah dan dihantar oleh conveyor kedalam Conveyor

pemolis. Conveyor pemolis berputar dengan kecepatan 70 rpm. Akibat adanya

putaran ini terjadi gesekan yang menyebabkan serabut lepas dari biji.

Page 23: BAB I TLP

4.2.14 STASIUN PEMURNIAN MINYAK ( CLARIFICATION STATION )

Stasiun pemisah minyak adalah stasiun terakhir untuk pengolahan minyak

menjadi CPO. Minyak kasar hasil stasiun pengempaan dikirim ke stasiun ini untuk

diproses lebih lanjut. Proses pemisahan minyak, air dan kotoran dilakukan dengan

system pengendapan, sentrifusi dan penguapan.

Stasiun ini terdiri dari :

1) Tangki Pemisah Pasir ( Sand Trap Tank )

Tangki ini dipakai untuk memisahkan pasir dari cairan minyak kasar yang

berasal dari screw press. Untuk memudahkan pengendapan pasir, cairan minyak

kasar harus cukup panas yang diperboleh dengan pemanasan pipa spiral. Hal – hal

yang perlu diperhatikan adalah :

a. Suhu minyak kasar 90 – 95 0C.

b. Pembuangan pasir secara rutin dilakukan setiap 4 jam sekali.

c. Suhu air pengenceran 90 – 95 0C.

2) Saringan Bergetar (Vibration Screen )

Saringan bergetar dipakai untuk memisahkan benda-benda padat yang terikut

pada minyak kasar. Benda-benda padat berupa ampas ( serat ), pasir halus. Cairan

minyak ditampung dalam tangki minyak kasar ( Crude Oil Tank ). Saringan

terdiri dari dua tingkat, yaitu tingkat atas memakai kawat saringan mesh 20 dan

tingkat bawah memakai mesh 40. Pada PKS Dolok Sinumbah saringan ini

memakai double deck.

3) Tangki Minyak Kasar ( Raw Oil Tank )

Tangki ini adalah tangki penampungan minyak yang telah disaring pada

saringan bergetar. Untuk menjaga agar suhu cairan tetap, diberikan penambahan

panas dengan menginjeksikan uap. Minyak dalam tangki ini selanjutnya

dipompakan kedalam tangki pemisah ( Clarification Tank ). Tangki ini

berguna sebagai tempat penyimpanan sementara minyak hasil olahan seringan

bergetar.

Page 24: BAB I TLP

4) Tangki Pemisah ( Clarification Tank )

Pemisahan pertama minyak dengan sludge ( lumpur ) secara pengendapan

( secara gravitasi ) dilakukan dalam tangki ini. Untuk mempermudah pemisahan,

suhu tetap dijaga antara 90 – 95 0C, dengan system pemanasan pipa injeksi yang

dilakukan pada awal pemanasan dan pipa spiral untuk mempertahankan suhu

tangki. Hasil pemisahan pada suhu tangki ini ada 2 jenis yaitu minyak dan

lumpur. Minyak dialirkan kedalam tangki masakan minyak ( oil tank ), sedangkan

lumpur dialirkan kedalam sludge tank. Didalam tangki ini terdapat alat

pengaduk ( aqitator ) yang berfungsi agar campuran minyak dan lumpur yang

masih terikat menjadi terpisah antara minyak dan lumpur. Minyak dengan berat

jenis yang lebih rendah akan naik keatas permukaan, sedangkan lumpur

mengendap didasar tangki. Ketebalan minyak terpisah dipermukaan minimal

sebesar 40 cm. hal ini dilakukan agar minyak yang akan dihasilkan tidak

mengandung lumpur dan air kembali.

5) Tangki Masakan Minyak (Oil Tank )

Minyak yang telah dipisahkan pada tangki pemisah ditampung dalam tangki

ini untuk dipanasi lagi sebelum diolah lebih lanjut pada sentrifusi minyak. System

pemanasan dilakukan dengan pipa spiral yng di aliri uap dengan tekanan 3

kg/cm2,dan temperatur 90-95 0C. Tangki ini berbentuk silinder dengan dasar

berbentuk kerucut. Tangki ini di blow down setiap pagi untuk membuang lumpur

dan air yang masih mengendap.

6) Pemurni Minyak (Oil Purifier)

Alat ini di pakai untuk memurnikan minyak dari kotoran- kotoran yang masih

melekat pada minyak dengan gaya sentrifugal yang berkecepatan 7500 rpm.

Akibat gaya sentrifugal yang terjadi,maka minyak yang mempunyai berat jenis

lebih rendah bergerak kearah poros dan terdorong keluar oleh sudu – sudu(disk),

sedangkan kotoran dan air yang berat jenisnya lebih tinggi terdorong kearah

dinding bowl. Air keluar dan padatan melekat pada dinding bowl ysng dilarutkan

dengan pencucian. Suhu minyak yang baik adalah 90 – 95 0C. kadar air dalam

Page 25: BAB I TLP

minyak setelah sentrifusi adalah 0,50 %, sedangkan kadar kotoran 0,01 – 0,013

%. Jika hal ini tidak tercapai adakan pemeriksaan pada disc,gasker ,dinding pisau.

7) Pengering Minyak (Vacum Driyer)

Pengeringan minyak digunakan untuk memisahkan air dan minyak dengan

cara penguapan hampa. Minyak terhisap hampa kedalam tabung melalui pemecik,

akibat adanya hampa udara dan terpencar kedalam tabung hampa akibat adanya

hampa udara oleh hisapan pompa vacuum.

Tekanan hampa di atur sekitar 600 – 700 cmHg. Ujung pipa pengeluaran air

dan kondensator dan harus terendam air “Hot Well Tank”. Jika tekanan yang

diinginkan tidak tercapai,hendaknya dilakukan langkah- langkah sebagai berikut :

a. Kebocoran hingga udara masuk kedalam vacuum

b. Tekanan uap kurang

c. Krain air kondensator berkurang.

8) Timbangan minyak (Oil Weightner)

Timbangan minyak ini digunakan untuk mengetahui jumlah minyak yang

dipompakan kedalam syklus timbangan sekitar 2400 Kg. minyak yang telah

ditimbang dialirkan ketangki minyak murni (Storage Tank ) yang mempunyai

kapasitas 700 ton.

9) Tangki penyimpanan (Storage Tank)

Tangki ini merupakan tempat penyimpanan CPO sebelum dikirim kepada

pembeli. Didalamnya ada pipa coil/pipa pemanas untuk menjaga suhu 50 – 60 0C

agar minyak tidak membeku. PKS Dolok Sinumbah mempunyai 2 unit Tangki

penyimpanan ini. Saat ini salah satu diantaranya telah selesai dicuci dan sedang

dilakukan penurunan tinggi pipa uap dari 0,45 m menjadi 0,25 m.

Page 26: BAB I TLP

10) Tangki sludge (Lumpur)

Tangki ini dipergunakan untuk menampung lumpur dari hasil pemisahan

minyak ditangki pemisahan. Lumpur ini mengandung minyak 9 – 19 % dari

pengolahan cairan dalam tangki 95 – 100 0C. cairan yang dihasilkan dalam tangki

ini di alirkan ke pre cleaner.

11) Saringan berputar (Vibration Screen)

Saringan ini dipakai untuk memisahkan serabut yang masih ada didalam

lumpur sebelum diolah dalam sentrifuge lumpur (sludge separator). Alat ini

terdiri dari tabung silinder yang berlubang-lubang halus dengan sikat-sikat yang

berputar bersana poros ditengah-ditengah silinder tersebut.

12) Sludge Separator

Untuk membuang pasir dipergunakan sludge separator. Alat ini pada bagian

atas berbentuk silinder dan bagian bawah berbentuk kronus yang terbuat dari

bahan stainless steel,dibawah kronus terdapat tabung pengendapan pasir. Cairan

dipompakan pada bagian samping atas dengan system siklus,sehingga cairan

berputar dalam tabung yang menimbulkan gaya sentrifugal,sedangkan cairan

tanpa pasir bergerak ke atas dan keluar melalui poros.

13) Centrifuge Lumpur

Cairan lumpur yang telah melalui brush strainerb dan pre cleaner,di masukkan

ke dalam sentrifuge lumpur untuk di ambil minyaknya. Dengan gaya sentrifugal,

minyak yang berat jenisnya lebih kecil bergerak menuju poros dan terdorong

keluar melalui sudu-sudu ke ruang tangki pemisah (clarification tank). Massa

yang memiliki berat jenis lebih besar dari pada minyak,terdorong kebagian

dinding bowl untuk dibersihkan/dicuci secara manual dengan air mengalir. Suhu

dalam sludge separator ini adalah 95-115 0C dan putaran normal untuk

pembebanan sebesar 62-65 rpm.

Page 27: BAB I TLP

14) Tangki Minyak Kutipan (Sludge Drain Tank)

Endapan – endapan dari tangki masakan minyak, tangki sludge yang di

jumpai setiap hari sebelum mengolah ditampung di dalam tangki ini. Demikian

juga minyak kutipan dari bak penampung lumpur (fat fit). Tangki ini dilengkapi

dengan pemanas uap injeksi untuk tujuan pemanasan. Minyak yang terapung di

bagian atas dialirkan ke tangki pemisah minyak (clarification tank),sedangkan

lumpur pekat dibuang kembali ke bak penampung lumpur (fat fit). Jika cairan di

dalam tangki ini terlalu kental,perlu diadakan penambahan air panas agar

pemisahan cairan berat jenis rendah (minyak) dengan cairan berat jenis yang

tinggi dapat terlaksana dengan baik.

4.2.15 STASIUN KERNEL

Stasiun peengolahan biji adalah stasiun untuk memperoleh inti sawit. Biji dari

pemisahan biji dan ampas (Depericarfer) dikirim ke stasiun iniuntuk di peram,di

pecah,dipisah antara inti dan cangkang. Inti di keringkan sampai batas yang

ditentukan dan cangkang dikirim kepusat pembangkit tenaga sebagai sumber bahan

bakar.

Page 28: BAB I TLP

CBC

FLOW CHART PENGOLAHAN BIJI

PRESSAN

HYDROCYCLONE

DEPERICARPER TROMOL

INTI BASAH

COMPEYOR

PEMOLIS

AIR

LOCK

NUT

ELEVATOR

CONVEYOR

INTI BASAH

GRADING NUT

SCREEN

KERNEL

DRYER

NUT SILO

WINNOWING

RIPLE MILL

TROMOL INTI

CREC COMPEYOR KERING

ELEVATOR

ELEVATOR INTI KERING

PEMECAH

LTDS BUNKER INTI

PRODUKSI

Page 29: BAB I TLP

Stasiun ini terdiri dari :

1) Depericarfer

Pada alat ini, Cake Breaker Compeyor (CBC) berfungsi untuk menghantarkan

sampah kering dari pressan yang berupa fiber dan nut ke fiber cyclone. Fiber

cyclone memisahkan fiber dengan nut. Fiber di hisap dan dihantarkan ke fiber

shell compefeyor dan kemudian di hantarkan keruang bakar boiler. Sedangkan nut

jatuh ke polishing drum.

2) Conveyor Pemolis

Conveyor Pemolis atau di kenal dengan istilah tromol adalah alat berbentuk

drum yang memiliki lubang-lubang dan berputar merupakan alat terakhir untuk

menyortir kembali inti dan kotoran yang terikut atau merupakan suatu drum

berutar didalamnya terdapat plat-plat pembawa yang dipasang miring pada

dinding (Guide Bar). Alat ini merupakan bejana berbentuk drum yang bagian

sisinya berlubang-lubang dan pada drum ini dilengkapi dangan bilah-bilah

pengarah sehingga biji akan mengalir dari sisi masuk ke sisi luar. Pada proses

pengoperasiannya, alat ini berputar sehingga biji yang masuk ke polishing drum.

Penerus terus terjadi hingga biji pada sisi keluar dan jatuh pada lubang-lubang

pada sisi drum yang ukurannya di buat lebih besar. Fungsi Conveyor pemolis

adalah :

a. Membersikan biji dari serabut – serabut yang masi lekat.

b. Membawa nut dari depericafer ke nut transport.

c. Memisahkan nut dari sampah.

d. Memisahkan gradasi nut.

3) Penampungan biji (nut silo)

Fungsi dari nut silo adalah tempat penyimpanan sementara biji (nut) yang

berasal dari drum pemolish melalui air lock, proses keluarnya biji dari nut silo

melalui Corong, sebelum biji masuk ke nut silo serabut yang nempel pada biji

terhisap pada cyclone. Kebersihan corong pada nut silo harus diperhatikan karena

mempengaruhi terhadap trought nut silo.

Page 30: BAB I TLP

4) Rapple mill

Rapple mill berfungsi untuk memecahkan cangkang yang terdapat pada biji

(Nut). Mekanisme pemecah biji dengan cara menekan biji dengan rotor pada

dinding bergerigi dan menyebabkan pecahnya biji. Efesiensi pemecah biji

dipengaruhi kecepatan pemutar rotor, jarak rotor dengan plat bergerigi dan

ketajaman gerigi plat disusun sedemikian rupa sehingga berperan sebagai penahan

da pemecah.

Factor – factor yang mempengaruhi efisien pemecah adalah :

a. Jarak atau clereance antara cover dan rotor

b. RPM

c. Jumlah

Faktor – factor yang mempengaruhi inti pecah keluar dari ripple mill tingggi

adalah :

a. Clereance antara ripple plate dan rotor bar berlaku kecil

b. Umpan yang terlalu berlebihan

c. Terlalu kering

d. Persentase nut pecah pada umpan

5) Light Tenera Dry separation (LTDS)

Alat ini berfungsi untuk memisahkan inti dan cangkang dengan system

pneumatic sehingga cangkang terhebus ke cyclone dan inti jatuh ke dalam ularan.

Alat ini hanya mampu menyedot cangkang dari sawit yang relative ringan

(cangkang sawit jenis tenera). Sedangkan cangkang yang relative berat akan

diproses kembali di hidro cyclone. Cara kerja alat ini adalah ketika campuran inti

dan cangkang memasuki LTDS, maka aliran udara yang mengakibatkan tekanan

di LTDS vakum akan membawa bahan yang ringan dalam alirannya. Seadangkan

baan yang cukup berat akan jatuh kembali pada air lock. Pengeluaran selanjutnya

di hantarkan ke hydro cyclone. Hydro cyclone bertujuan untuk memisahkan

antara pemecah cangkang ringan dan inti benar – benar sempurna terpisah akibat

hisapan udara dari blower yang mana hisapan udaranya di atur dengan katup yang

Page 31: BAB I TLP

terdapat pada cerobong keluar blower. Dengan adanya katup tersebut, maka

losses inti dapat ditekankan sekecil mungkin.

6) Hydro cyclone

Alat ini berfungsi untuk mengutip kembali inti yang terikut dengan cangkang,

mengurangi losses pada cangkag dan kadar kotoran. System kerja hidro cyclone

adalah memisahkan cangkang dengan inti secara basah basah berdasarka berat

jenis dengan gaya sentrifugal. Berat jenis yang lebih ringan akan naik keatas

melalui vortex vender dan masuk kedalam the wetering drum. Sedangkan

cangkang yang berat jenisnya lebih tinggi, akan turun kebawah melalui conus dan

masuk ke dalam compartment II. Cangkang yang masih bercampur inti dihisap

oleh pompa dan dipompakan ke tabung pemisah II mengakibatkan inti naik keatas

melaluli vortex vender dan dikembalikan kedalam compartment I .inti yang masih

terikut dengan cangkang dan terpisah oleh tromol pemisah,dihantarkan kembali

ke nut silo.

7) Kernel dryer

Alat ini adalah tempat untuk menanmpung inti sawit yang berasal dari inti

sawit yang bersal dari vibrating grate melalui kernel elevator. Ditempat ini juga

inti sawit di keringkan sampai kadar air sesuai dengan ketentuan yaitu 6%. Suhu

pemanasan ada 3 tingkatan yaitu sebagai berikut

1. Tingkat I : 60 – 70 0C

2. Tingkat II : 50 – 60 0C

3. Tingkat III : 40 – 50 0C

Inti yang sudah dikeringkan keluar melalui shaking grade (pengeluaran

keluaran).

Hal – hal yang perlu diperhatikan :

a. Inti mentah

Penyebab inti mentah :

1. Blower tidak dijalankan secara continue

2. Elemen pemanas kotor

Page 32: BAB I TLP

3. Bidang penurunan / shaking grade kotor

4. Karnel dryer (KD) kotor

5. Lama pemanasan kurang

6. Karnel dryer tidak penuh

Akibat inti sawit mentah adalah mudah ditumbuhi oleh jamur, dapat

menaikkan ALB dan masih mengandung kadar air tinggi.

b. Inti yang terlalu kering

Adapun hal yang menyebabkan iti terlalu kering adalah pengeringan

yang terlalu lama sehingga kadar minyak dalam inti rendah.

8) Bak silo

Setelah dilakukan proses pemanasan di karnel silo, karnel dialirkan ke bak

silo yang berfungsi tempat penimbunan yang memudahkan pengiriman inti.

4.3 Bahan Baku, Bahan Tambahan dan Bahan Penolong

4.3.1 Bahan Baku

Bahan Baku pada PKS PT.Perkebunan Pertanian Pati Sari adalah kelapa sawit

(Tandan Buah Segar)

4.3.2 Bahan Tambahan

4.3.3 Bahan Penolong

Kelapa sawit TBS tandan buah segar,

4.4 Mesin dan Peralatan

Page 33: BAB I TLP

BAB VI

PENGUMPULAN DATA

6.1 Metode Pengumpulan Data

Dalam melakuakn pengumpulan dan pengambilan data untuk laporan tata

letak fasilitas pabrik melalui metode yaitu:

1. Pengamatan Langsung

Pengambilan data dengan Pengamatan Langsung di dapatkan dari kegiatan

yang dilakukan langsung di lapangan, antara lain dengan :

a. Observasi Langsung, yaitu dengan pengumpulan data yang dilakukan dengan

pengumpulan data yang dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap

objek yang diteliti.

b. Wawancara, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan Tanya jawab

secara lisan kepada pembimbing ataupun orang yang bekerja di Pabrik

2. Pengamatan Tidak Langsung

Pengambilan data dengan Pengamatan Tidak Langsung di dapatkan dari :

a. Data dan Laporan Perusahaan

b. Penelusuran dari berbagai literature yang sesuai dengan data PKS (Pabrik

Kelapa Sawit) PT. Perkebunan Pertanian Pati Sari.

6.2 Data yang diperlukan

Data yang diperlukan dalam membuat laporan tata letak fasilitas pabrik ini

adalah :

1. Layout awal PKS (Pabrik Kelapa Sawit) PT. Perkebunan Pertanian Pati Sari.

2. Sejarah perusahaan PKS (Pabrik Kelapa Sawit) PT. Perkebunan Pertanian Pati

Sari.

3. Struktur organisasi

4. Proses Produksi

5. Kapasitas produksi

6. Data mesin dan spesifikasinya.

Page 34: BAB I TLP

6.3 Perolehan Data