bab i sendi
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Arthritis adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan beberapa kondisi nyeri
sendi dan tulang. Osteoarthritis adalah bentuk paling umum dari artritis dimana jaringan ikat
antara tulang secara bertahap menjauh mengarah ke tulang dan mengakibatkan gesekan dan
terasa sakit pada tulang di sendi dan juga dapat menyebabkan sendi berpindah dari posisi
alaminya. Sendi yang paling sering terkena adalah tulang tangan, lutut dan pinggul. Prevalensi
osteoartritis meningkat sekitar 12% dari 65 orang yang terkena dampak oleh kondisi tersebut.
Obesitas juga menjadi faktor risiko untuk terkena kondisi tersebut.
Dalam beberapa kasus osteoarthritis yang parah, dibutuhkan operasi (artroplasti)
rekonstruksi atau mengganti sendi yang sakit, dan diharapkan dapat membantu mengembalikan
gerakan dan fungsi sendi.
Hip Replacement adalah penggantian sendi pinggul dengan prosthesis (merupakan salah satu
yang paling umum). Fungsi utama sendi pinggul adalah mendukung berat tubuh ketika saat berdiri atau
saat berjalan. Panggul artroplasti dapat dilakukan ketika kerusakan yang terjadi pada sendi tidak dapat
dipulihkan, kerusakan ini sering menyebabkan rasa sakit, disfungsi dan mengurangi kualitas hidup.
Penggantian lutut, atau artroplasti lutut, adalah prosedur bedah untuk menggantikan
menahan beban permukaan sendi lutut untuk meringankan rasa sakit dan cacat osteoartritis. Ini
mungkin dilakukan untuk penyakit lutut yang lain seperti rheumatoid arthritis dan psoriatis
arthritis. Pada pasien dengan deformitas berat dari rheumatoid arthritis maju, trauma, atau
osteoartritis berdiri lama, operasi mungkin lebih rumit dan membawa risiko yang lebih tinggi.
Osteoporosis biasanya tidak menyebabkan nyeri lutut, deformitas, atau peradangan dan bukan
merupakan alasan untuk melakukan penggantian lutut.
Perawatan untuk pasien yang diprioritaskan untuk pemulihan dari operasi penggantian
sendi pinggul dan lutut adalah manajemen rasa sakit dan ketidaknyamanan, mobilitas terganggu
dan kecemasan berkaitan dengan defisit pengetahuan tentang proses rehabilitasi (Schoen, 2000).
1
1.2 TUJUAN PENULISAN
A. Tujuan umum
Mahasiswa dapat memahami proses keperawatan penggantian sendi panggul total dan
penggantian sendi lutut total.
B. Tujuan khusus
Mahasiswa dapat menjelaskan
1. Mengetahui definisi penggantian sendi panggul total dan sendi lutut total
2. Mengetahui etiologi atau penyebab umumnya
3. Mengetahui manifestasi klinisnya
4. Mengetahui indikasinya
5. Mengetahui komplikasinya
6. Mengetahui pemeriksaannya
7. Mengetahui penatalaksanaan, perawatan pre dan pasca operasi
2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 PENGERTIAN
Penggantian panggul total berarti membuat irisan pada sisi pinggul. Bagian pinggul yang
rusak digantikan dengan tiruan (Nastional Association of Orthopaedic Nurses, 2009).
Penggantian panggul atau artroplasti, adalah prosedur pembedahan bagian pinggang yang
sakit kemudian diganti dengan yang baru (material buatan). Bagian-bagian buatan disebut
protesa. Tujuan dari operasi penggantian pinggul adalah untuk meningkatkan mobilitas dengan
menghilangkan rasa sakit dan memperbaiki fungsi dari sendi pinggul.
Pada akhir-akhir ini, total hip replacement sudah banyak dilakukan, dan pasiennya
adalah orang dewasa yang berumur lebih dari 20 tahun, dengan cara operasi oleh dokter bedah
tulang. Pasien yang dianjurkan untuk melakukan tindakan operasi adalah pasien dengan umur
lebih dari 20 tahun, bukan untuk anak-anak ataupun orang yang berumur kurang dari 20 tahun,
hal ini disebabkan karena pada anak-anak, walaupun terjadi patah tulang tidak perlu melakukan
tindakan operasi. Tulang pada anak-anak akan tumbuh, dan akan kembali normal dengan
sendirinya. Sedangkan pada orang dewasa harus dilakukan total hip replacement karena orang
yang sudah berumur 20 tahun ke atas,pertumbuhan tulangnya sudah terhenti, sedangkan orang
yang sudah tua sudah mengalami osteoporosis,dan pembuluh darahnya mudah mati, hingga tidak
dapat memperbaiki kondisinya sendiri dan harus dilakukan tindakan operasi.
Penggantian lutut, atau artroplasti lutut, adalah prosedur bedah untuk menggantikan
menahan beban permukaan sendi lutut untuk meringankan rasa sakit dan cacat osteoartritis. Ini
mungkin dilakukan untuk penyakit lutut yang lain seperti rheumatoid arthritis dan psoriatis
arthritis. Pada pasien dengan deformitas berat dari rheumatoid arthritis maju, trauma, atau
osteoartritis berdiri lama, operasi mungkin lebih rumit dan membawa risiko yang lebih tinggi.
Osteoporosis biasanya tidak menyebabkan nyeri lutut, deformitas, atau peradangan dan bukan
merupakan alasan untuk melakukan penggantian lutut.
3
Penyebab utama lain dari nyeri melemahkan termasuk air mata meniskus, cacat tulang
rawan, dan air mata ligamen. Melemahkan rasa sakit dari osteoarthritis adalah jauh lebih umum
pada orang tua.
Operasi penggantian lutut dapat dilakukan sebagai parsial atau penggantian lutut total
Secara umum, operasi terdiri dari penggantian permukaan sendi sakit atau rusak dari lutut
dengan logam dan komponen plastik berbentuk untuk memungkinkan gerak terus lutut.
Operasi biasanya melibatkan rasa sakit pasca operasi besar, dan termasuk rehabilitasi
fisik kuat. Periode pemulihan mungkin 6 minggu atau lebih lama dan mungkin melibatkan
penggunaan alat bantu mobilitas (frame berjalan misalnya, tongkat, kruk) untuk mengaktifkan
kembali pasien untuk mobilitas pra operasi.
2.2 ETIOLOGI
Penyebab utama dari penggantian sendi ini adalah osteartritis. Osteoartritis mengakibatkan
hilangnya tulang rawan, remodeling tulang yang mendasari dan osteofit (tulang perkembangan)
pembentukan di margin bersama, dengan konsekuensi pertumbuhan dari bentuk sendi. (NCC, 2008).
Berikut penyebab yang mengindikasikan penggantian sendi adalah.
a) Osteoartritis biasanya terjadi pada seseorang yang berumur 50 tahun dan yang berumur
lebih tua. Dalam bentuk penyakit, tulang rawan artikular (bantalan tulang pinggul)
menipis. Tulang kemudian bergesekan sehingga terjadi nyeri dan kekakuan.
b) Rheumatoid arthritis adalah penyakit autoimmun di mana membran sinovial menjadi
meradang, menghasilkan cairan sinovial terlalu sedikit, dan kerusakan tulang rawan
artikular, yang menyebabkan rasa sakit dan kekakuan.
c) Trauma arthritis dapat menjadi cedera serius atau patah tulang pinggul. Tulang rawan
artikular menjadi rusak dari waktu ke waktu, menyebabkan rasa sakit pinggul dan
kekakuan.
4
2.3 MANIFESTASI KLINIS
1. Nyeri kronis hebat
2. Kekakuan panggul
3. Kekakuan sendi lutut
4. Sendi panggul sudah aus dan robek
2.4 INDIKASI
Nyeri kronis hebat yang progresif disertai dengan buruknya fungsi harian yang termasuk
berjalan, menaiki tangga-tangga, dan bahkan bangun dari posisi duduk, akhirnya menjadi sebab
untuk mempertimbangkan penggantian total pinggul. Karena sendi-sendi pinggul yang diganti
dapat gagal seiring dengan waktu, apakah dan kapan untuk melakukan penggantian total pinggul
adalah keputusan-keputusan yang tidak mudah, terutama pada pasien-pasien yang lebih muda.
Penggantian umumnya dipertimbangkan setelah nyeri menjadi begitu parah sehingga ia
menghalangi fungsi yang normal meskipun dengan penggunaan obat-obat anti peradangan
dan/atau nyeri. Penggantian total sendi pinggul adalah prosedur memilih, yang berarti bahwa ia
adalah pilihan yang dipilih di antara alternatif-alternatif lain. Penggantian panggul total adalah
keputusan yang dibuat berdasarkan pemahaman resiko dan manfaat-manfaat yang
menguntungkan. Mangetahui keduanya adalah hal penting sebelum mengambil keputusan.
pergantian panggul total akan lebih bermanfaat apabila dilakukan kepada klien atau pasien yang
mengalami hal sebagai berikut :
a) Panggul sakit terus sambil istirahat, baik siang atau malam hari.
b) Kekakuan dalam panggul membatasi kemampuan klien untuk memindahkan atau
mengangkat kaki klien.
c) Klien telah menggunakan pereda nyeri sedikit dari obat anti-inflamasi atau glukosamin
sulfat.
d) Klien memiliki efek samping yang berbahaya atau tidak menyenangkan dari obat pinggul
Klien
e) Perawatan lainnya seperti terapi fisik atau menggunakan alat bantu kiprah seperti tongkat
tidak menghilangkan rasa sakit pinggul.
5
f) Sendi panggul sudah aus dan robek akibat proses penuaan alami, trauma atau penyakit
rematik.
g) Fraktur atau nekrosis iskemik
h) Pascaoperasi prosedur operasi sebelumnya, misalnya: rekonstruksi bersama (osteotomy),
arthrodesis, segmental atau total penggantian pinggul (THR).
2.5 KOMPLIKASI
1) Dislokasi Prostesis Panggul. Dislokasi dapat terjadi karena pengubahan posisi yang melebihi prostesis.
Dislokasi prostesis harus segera diketahui dan direduksi secepatnya sehingga tidak sampai terjadi kerusakan peredaran darah dan saraf. Indikasi dislokasi adalah pemendekan tungkai, ketidakmampuan menggerakkannya, ketidaksegarisan, rotasi abnormal, dan ketidaknyamanan bertambah. Pasien diajari untuk mengubah posisi perlindungan:
Tetap abduksi, menghindari rotasi interna dan eksterna, hiperekstensi, dan fleksi tajam.
Pasien harus menggunakan bantal di antara kedua tungkai bila berbaring dalam posisi telentang atau berbaring miring dan ketika membalik.
Pasien diinstruksikan untuk tidak tidur dengan pinggul yang dioperasi di bawah, sampai diperbolehkan oleh ahli bedah.
Pasien sangat tidak boleh menyilangkan tungkai. Fleksi tajam harus dihindari. Bila prostesis mengalami dislokasi, ahli bedah harus diberitahu agar panggul
dapat direduksi dan distabilisasi. Ketika otot dan kapsul sendi mulai sembuh, kemungkinan dislokasi akan
menurun. Stres terhadap sendi panggul yang baru harus sangat minimal selama 3 samapi 6 bulan pertama.
2) Trombosis Vena Profunda. Risiko terjadinya tromboembolisme biasanya sangat tinggi setelah pembedahan
rekonstruksi panggul. Perawat harus melakukan upaya pencegahan dan memantau pasien secara ketat untuk kemungkinan adanya trombosis vena profunda dan emboli paru. Upaya untuk memperbaiki peredaran darah dan mengurangi statis vena merupakan prioritas bagi pasien yang menjalani rekonstruksi pinggul.
3) Infeksi.
6
Bila terdapat infeksi dalam, maka implan harus diangkat. Pasien yang menderita diabetes, lansia, kegemukan, atau nutrisi buruk, yang menderita artritis reumatoid,atau yang menderita infekssi lain (mis. Infeksi saluran kemih, abses gigi) atau mengalami hematoma yang besar mempunyai risiko tinggi mengalami infeksi.
Potensial sumber infeksi harus benar-benar dihindari. Harus diberikan antibiotik profilaksis. Bila menggunakan kateter indwelling atau menggunakan alat penghisap portabel,
harus dilepas sesegera mungkin untuk menghindari infeksi. Antibiotik profilaksis dapat diberikan bila pasien memerlukan instrumentasi bedah selanjutkan, seperti pencabutan gigi atau pemeriksaan sistoskopi.
4) Lumpuh sarafInsiden komplikasi ini rendah. Kelumpuhan saraf femoralis dan siatik. Kedua
biasanya akan sembuh, tetapi proses penyembuhan lambat.
2.6 PEMERIKSAAN
1. Radiologi dan imaging studies
X-ray
pada tulang : mengetahui densitas, texture, erosion, dan perubahan sambungan.
pada cortex : mengetahi pelebaran, penyempitan, irregularity .
pada sendi : menunjukkan cairan, irregularity, formasi, penyempitan, perubahan
contour sendi
Tomogram
computed tomogram
Bone scan
Arthrogram
Myelogram
Discogram
2. Pemeriksaan sendi
Arthrocentesis : aspirasi cairan sinovial untuk tujuan pemeriksaan dengan
menggunakan jarum.
Arthroscopy
3. Otot dan saraf
7
Electromyography
Nerve conduction velocities
4. Laboratorium
5. Biopsy tulang, densitometry
2.7 PENATALAKSANAAN
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum operasi dilakukan
1. Karena dalam masa operasi banyak mengeluarkan darah,biasanya pasien melakukan
autotransfusi sebelum operasi dilakukan
2. Evaluasi ulang obat-obat yang sedang dikonsumsi klien. Obat-obat anti-peradangan,
termasuk aspirin, seringkali dihentikan satu minggu sebelum operasi karena efek dari
obat-obat ini pada fungsi platelet dan penggumpalan darah dan mungkin
dilembagakan kembali setelah operasi.
3. Pemerksaan darah lengkap, elektrolit-elektrolit (potassium, sodium, chloride,
bicarbonate).
4. Tes darah untuk fungsi ginjal, hati .
5. Analisa x-ray dada.
6. EKG.
7. Jika terdapat tanda-tanda penyakit sistematis seperti jantung,ginjal, atau diabetes
tindakan operatif dapat ditunda
Pre-Operasi
1. Antibiotic profilaksis harus diberikan tepat sebelum pembedahan dimulai atau
selama operasi.
2. Biakan cairan sendi selama pembedaan, yang dilakukan sebelum terapi antibiotic
intraoperatif dimulai
Tindakan Operatif
8
1. Prosedur operasi memakan waktu beberapa jam. Ahli bedah ortopedi akan
menghapus tulang rawan yang rusak dan tulang dan kemudian logam posisi baru,
plastik, atau permukaan sendi keramik untuk mengembalikan keselarasan dan fungsi
dari pinggul klien .
2. Banyak jenis desain dan bahan yang saat ini digunakan dalam sendi pinggul buatan.
Semua dari mereka terdiri dari dua komponen dasar: komponen bola (yang terbuat
dari logam yang kuat sangat halus atau bahan keramik) dan komponen soket
(secangkir tahan lama terbuat dari plastik, keramik atau logam, yang mungkin
memiliki shell logam luar).
3. Semen bedah khusus dapat digunakan untuk mengisi kesenjangan antara tulang alami
prostesis dan yang tersisa untuk mengamankan sendi buatan.
4. Sebuah prostesis noncemented juga telah dikembangkan dan digunakan paling sering
pada yang lebih muda, lebih aktif pasien dengan tulang yang kuat. Prostesis dapat
dilapisi dengan logam bertekstur atau zat tulang seperti khusus, yang memungkinkan
tulang tumbuh ke dalam prostesis.
5. Kombinasi bola disemen dan soket noncemented dapat digunakan.
6. Klien ahli bedah ortopedi akan memilih jenis prostesis yang paling sesuai dengan
kebutuhan klien.
7. Setelah operasi, Klien akan dipindahkan ke ruang pemulihan di mana klien akan
tetap selama 1 sampai 2 jam sementara pemulihan Anda dari anestesi dimonitor.
Setelah klien terjaga, klien akan dibawa ke kamar rumah sakit klien.
Perawatan Pasca Operasi
1. Periksa tanda vital, termasuk suhu dan tingkat kesadaran, setiap 4 jam atau lebih
sering seperti yang dibutuhkan. Laporan perubahan signifikan ke dokter.
Pemeriksaan ini memberikan informasi tentang status kardiovaskular klien dan dapat
memberikan indikasi awal komplikasi seperti perdarahan yang berlebihan, defisit
volume cairan, dan infeksi.
9
2. Melakukan pemeriksaan neurovaskular pada anggota tubuh yang dioperasi per jam
untuk 12-24 jam pertama, maka setiap 2-4 jam. Segera melaporkan temuan abnormal
ke dokter. Operasi dapat mengganggu suplai darah atau persarafan pada bagian
ekstremitas. Jika demikian, intervensi cepat adalah penting untuk menjaga fungsi
ekstremitas tersebut.
3. Monitor perdarahan insisional dengan mengosongkan dan merekam hisap drainase
setiap 4 jam dan menilai dressing sering. kehilangan darah yang signifikan dapat
terjadi dengan penggantian sendi total, terutama penggantian panggul total.
4. Menjaga asupan infus dan akurat dan output catatan selama periode pasca operasi
awal.
5. Mempertahankan istirahat dan posisi yang ditentukan dari ekstremitas yang terkena
menggunakan sling, belat penculikan, brace, immobilizer, atau perangkat lain yang
ditentukan.
6. Bantu klien pergeseran posisi setidaknya setiap 2 jam sementara di tempat tidur
beristirahat. Pergeseran posisi membantu mencegah luka tekanan dan lainnya
komplikasi imobilitas.
7. Mengingatkan klien untuk menggunakan spirometer insentif, batuk, dan bernapas
dalam setidaknya setiap 2 jam. Langkah-langkah ini penting untuk mencegah
komplikasi pernafasan seperti pneumonia.
8. Menilai tingkat kenyamanan klien sering. Memelihara PCA, infus epidural, atau
analgesia yang diresepkan lainnya untuk meningkatkan kenyamanan. manajemen
nyeri yang memadai meningkatkan penyembuhan dan mobilitas.
9. Memulai terapi fisik dan latihan seperti yang ditentukan untuk bersama spesifik
diganti, seperti paha depan pengaturan, menaikkan kaki, dan pasif dan aktif berbagai-
latihan-gerak. Latihan ini membantu mencegah atrofi otot dan tromboemboli dan
memperkuat otot-otot ekstremitas yang terkena sehingga dapat mendukung sendi
prostetik.
10
10. Gunakan perangkat kompresi berurutan atau stocking antiembolism seperti yang
ditentukan. Ini membantu mencegah tromboemboli dan pulmonary embolus untuk
klien yang harus tetap bergerak setelah operasi.
11. Menilai klien dengan total penggantian pinggul tanda-tanda prosthesis dislokasi,
termasuk rasa sakit di pinggul terpengaruh atau shortening dan internal rotasi kaki
yang terkena.
Hal – hal yang harus di perhatikan dalam perawatan pasien dengan penggantian sendi
panggul total dan sendi lutut total.
1. Posisi pascaoperasi dari ekstremitas yang sakit
2. Cairan perenteral dengan elektrolit pada awalnya; kemudian diet sesuai toleransi
3. Perawatan insisi dan alat drein
4. Gips bebat, brace, sling: alat tergantung pada penggantian sendi
5. Analgesik : Mengurangi/menahan rasa sakit
6. Antibiotik : Menekan atau menghentikan suatu proses biokimia
7. Sedative : Memberikan efek tidur atau obat penenang
8. Antipiretik : Menurunkan demam
9. Antikoagulan : Mencegah pembekuan darah
10. Pelunak feses
11. Laksatif : merangsang keluarnya cairan dan sisa proses makanan dari usus
12. Agen antiinflamasi : Menghambat sintesis prostaglandin
13. Alat PCA, unit TENS
14. Terapi oksigen, spirometer insentif
15. Stoking antiembolik, alat kompresi berurutan
16. Diet, istirahat
17. Terapi fisik: latihan tergantung pada penggantian sendi
11
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Penggantian panggul total berarti membuat irisan pada sisi pinggul. Bagian pinggul yang
rusak digantikan dengan tiruan (Nastional Association of Orthopaedic Nurses, 2009).
Penggantian lutut, atau artroplasti lutut, adalah prosedur bedah untuk menggantikan
menahan beban permukaan sendi lutut untuk meringankan rasa sakit dan cacat osteoartritis. Ini
mungkin dilakukan untuk penyakit lutut yang lain seperti rheumatoid arthritis dan psoriatis
arthritis.
3.2 SARAN
Berdasarkan hasil pembuatan makalah ini penulis mengharapkan terutama kepeda
pembaca dan khususnya mahasiswa STIKes Ceria Buana agar menembah wawasan tentang
proses penggantian sendi panggul total dan penggantian sendi lutut total dalam mata kuliah
sistem muskuloskeletal.
12
DAFTAR PUSTAKA
Eden, Greg. 2006. Total Hip Replacement. YPO. New Zealand.
Johnson, Marion, dkk. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC). USA: Mosby.
McCloskey, Joanne C. and Gloria M. Bulechek. 1996. Nursing Intervention Classification (NIC).
USA: Mosby.
NANDA.2005.Nursing Diagnoses: Definition and classifications 2005-2006. Philadelphia:
NANDA International.
NAON. 2009. NAON Patient Education Series Total Hip Replacement. Chicago
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth, Edisi
8, Volume 3. Jakarta : EGC.
13