bab i pengaruh pengajaran ilmu tajwid di pondok pesantren terhadap kepasihan bacaan al-qur’an pada...

12
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesantren adalah lembaga pendidikan islam yang sudah berdiri sejak ratusan tahun yang lalu. Di lembaga inilah diajarkan dan dididikan ilmu dan nilai-nilai agama kepada santri. Pada tahap awal pendidikan di pesantren tertuju semata-mata mengajarkan ilmu-ilmu agama terdiri dari berbagai cabang diajarkan di pesantren dalam bentuk wetonan, sorogan, hafalan ataupun musyawarah (muzakarah). Pada tahap awal juga sistemnya berbentuk non formal, tidak dalam bentuk klasikal serta lamanya santri di pesantren tidak ditentukan oleh tahun, tetapi oleh kitab yang dibaca. Bisa juga seorang santri berpindah-pindah dari satu pesantren ke pesantren lainnya untuk mendalami ilmu yang lebih spesifik lagi. 1 Pondok pesantren telah banyak mewarnai perjuangan bangsa kita dalam melawan imprealisme serta merebut kemerdekaan pada revolusi fisik sekitar enam puluh delapan tahun yang lalu, ketikaitu pondok pesantren merupakan basis perjuangan dan tidak sedikit santri yang terjun sebagai tentara rakyat yang kemudian menjadi tentara nasional. Selain itu pesantren dikenal sebagai lembaga pendidikan islam dan penyiar agama islam. Identitas yang disebut terakhir ini telah cukup jelas, karena tujuan dan misinya bersumber dari semangat islam. Dengan demikian 1 H. Amin Haedari, Transformasi Pesantren, (Jakarta: Media Nusantara, 2007), h. 3.

Upload: asep-iwan

Post on 18-Jan-2016

105 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I Pengaruh Pengajaran Ilmu Tajwid di Pondok Pesantren terhadap Kepasihan Bacaan Al-Qur’an pada Siswa Madrasah Diniah Takmiliah Wadowetan Kecamatan Bantarujeg Kabupaten Majalengka

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pesantren adalah lembaga pendidikan islam yang sudah berdiri sejak

ratusan tahun yang lalu. Di lembaga inilah diajarkan dan dididikan ilmu dan

nilai-nilai agama kepada santri. Pada tahap awal pendidikan di pesantren

tertuju semata-mata mengajarkan ilmu-ilmu agama terdiri dari berbagai cabang

diajarkan di pesantren dalam bentuk wetonan, sorogan, hafalan ataupun

musyawarah (muzakarah). Pada tahap awal juga sistemnya berbentuk non

formal, tidak dalam bentuk klasikal serta lamanya santri di pesantren tidak

ditentukan oleh tahun, tetapi oleh kitab yang dibaca. Bisa juga seorang santri

berpindah-pindah dari satu pesantren ke pesantren lainnya untuk mendalami

ilmu yang lebih spesifik lagi.1

Pondok pesantren telah banyak mewarnai perjuangan bangsa kita dalam

melawan imprealisme serta merebut kemerdekaan pada revolusi fisik sekitar

enam puluh delapan tahun yang lalu, ketikaitu pondok pesantren merupakan

basis perjuangan dan tidak sedikit santri yang terjun sebagai tentara rakyat

yang kemudian menjadi tentara nasional.

Selain itu pesantren dikenal sebagai lembaga pendidikan islam dan

penyiar agama islam. Identitas yang disebut terakhir ini telah cukup jelas,

karena tujuan dan misinya bersumber dari semangat islam. Dengan demikian

1H. Amin Haedari, Transformasi Pesantren, (Jakarta: Media Nusantara, 2007), h. 3.

Page 2: BAB I Pengaruh Pengajaran Ilmu Tajwid di Pondok Pesantren terhadap Kepasihan Bacaan Al-Qur’an pada Siswa Madrasah Diniah Takmiliah Wadowetan Kecamatan Bantarujeg Kabupaten Majalengka

2

lembaga pesantren adalah penentu watak keislaman dari kerajaan-kerajaan

islam yang memiliki peranan penting islamisasi di asia tenggara, lembaga-

lembaga pesantren harus terlebih dahulu dipelajari sebab disinilah asal-usul

sejumlah manuskrif tentang pengajaran islam di wilayah ini.

Karakteristik suatu pesantren ditandai dengan adanya pondok (asrama),

mesjid, pengajaran dengan kitab-kitab islam klasik, santri dan kyai. Pengaruh

kyai bukan hanya dominan dalam kalangan pesantren tetapi juga kepada warga

desa kawasan daerah disekitarnya.2

Keberadaan pondok pesantren secara implisif berkonotasi sebagai

lembaga pendidikan islam tradisional, tidaklah seluruh pesantren itu selalu

tertutup dengan inovasi, pada zaman penjajahan belanda memang mereka

menutup diri dari segala pengaruh luar, terutama pengaruh barat yang non

islami. Namun di lain pihak pondok pesantren dengan figur kiyainya telah

berhasil menumbuhkan nasionalisme dan mempersatukan antar suku seagama

sehingga bisa berjuang bersama-sama melawan penjajah.

Pesantren sebagai komunitas belajar keagamaan sangat erat

hubungannya dengan lingkungan sekitarnya. Pada umumnya kontak lahir batin

antara warga pondok pesantren dengan masyarakat, lebih erat bila

dibandingkan dengan hubungan antara lembaga pendidikan non pesantren

dengan penduduk disekitarnya.

2Mayra Walsh, Pondok Pesantren Dan Ajaran Golongan Islam Ekstrim (Studi Kasus Di

Pondok Pesantren Modern Putri ‘Darur Ridwan’ Parangharjo, Banyuwangi) Fakultas

Ilmu Sosial Dan Politik Universitas Muhammadiyah Malang, (2002), h. 9.

Page 3: BAB I Pengaruh Pengajaran Ilmu Tajwid di Pondok Pesantren terhadap Kepasihan Bacaan Al-Qur’an pada Siswa Madrasah Diniah Takmiliah Wadowetan Kecamatan Bantarujeg Kabupaten Majalengka

3

Tujuan pendidikan pesantren bukan untuk mengajar kepentingan

kekuasaan, harta dan keagungan duniawi saja, namun semata-mata merupakan

kewajiban dan pengabdian kepada Allah SWT, perkembangan suatu pesantren

sepenuhnya terletak pada kemampuan dan wawasan kiyainya. Kiyai

merupakan faktor dominan dari sebuah pesantren, upaya para kiyai yang paling

utama dalam melestarikan tradisi pesantren ialah membangun solidaritas dan

kerjasama secara internal dan eksternal.

Kiyai juga dalam memberikan pemahamannya tentang ilmu tajwid

tidak semudah apa yang kita kira, karena pengucapan huruf-huruf Al-Qur’an

yang benar-benar baik memerlukan waktu yang cukup lama. Dalam

mempelajari ilmu tajwid senantiasa dilakukan secara mushofahah (bertemu

langsung) dengan guru yang benar-benar faham dalam ilmu Al-Qur’an dan

fasih dalam melafadhkan ayat Al-Qur’an, sehingga tidak terjadi kesalah

fahaman dalam memahami ilmu tajwid.3

Dengan banyaknya lulusan pesantren yang melanjutkan pada

pendidikan umum, ditambah pula banyaknya tenaga pengajar pondok

pesantren yang menguasai ilmu-ilmu diluar disiplin ilmu agama islam, maka

keterbukaan pondok pesantren terhadap dunia luar terutama masyarakat

disekitarnya semakin luas. Hal ini terbukti dengan adanya bangunan cara fisik

di pedesaan pada beberapa provinsi di Indonesia yang digerakan oleh para

kiyai atau santri. Pondok pesantren sudah sangat lazim terdapat perbedaannya,

ada pesantren yang mengutamakan pemahaman Al-Kitab, dan ada pula yang

3Irfan Hielmy, Wancana Islam, (Ciamis: Pusat Informasi Pesantren, 2000), h. 120.

Page 4: BAB I Pengaruh Pengajaran Ilmu Tajwid di Pondok Pesantren terhadap Kepasihan Bacaan Al-Qur’an pada Siswa Madrasah Diniah Takmiliah Wadowetan Kecamatan Bantarujeg Kabupaten Majalengka

4

mengutamakan kepasihan atau pendalaman Al-Qur’an. Disinilah seorang santri

dituntut untuk tidak menuntut ilmu agama di sebuah pesantren saja, lebih

banyak pesantren yang ia pendalam ilmunya maka akan lebih mantap pula

pemahaman yang ia dapat. Di pondok pesantren Al-Hidayah Wadowetan

pendidikannya sangat difokuskan pada pendalaman kandungan-kandungan ayat

suci Al-Qur’an , akan tetapi tidak menuntut kemungkinan pemahan Al-Kitab

juga dipendalam di pondok pesantren ini. Dengan demikian siswa yang ikut

menuntut ilmu di pondok pesantren ini, pemahaman ilmu tajwidnya sangat

baik. Oleh karena itu, agar siswa lebih cepat berhasil dalam penguasaan ilmu

tajwid dipandang perlu adanya tambahan pendidikan di luar jam pelajaran

sekolah baik di pondok pesantren, maupun lainnya.

Dilihat dari cara pembacaan Al-Qur’an, anak yang tidak menambah

pendidikannya di pondok pesantren dibandingkan dengan anak yang

menambah pendidikannya di pondok pesantren maupun lainnya akan terlihat

jauh berbeda. Tajwid merupakan hal yang paling penting dalam menentukan

baik dan buruknya dalam mengucapkan hurup-hurup Al-Qur’an, dengan

demikian belajar tajwid harus dengan sungguh-sungguh.

Untuk menciptakan hal tersebut di atas perlu adanya iklim yang sehat

dan pendidikan yang mantap, sehingga memungkinkan kreativitas generasi

penerus berkembang dengan baik. Pendidikan anak-anak yang pertama dan

yang paling utama adalah pendidikan dilingkungan keluarga, karena

keluargalah yang berhak memikul beban dan tanggungjawab untuk

kelangsungan hidup mereka, baik yang berkenaan dengan hidup di dunia

Page 5: BAB I Pengaruh Pengajaran Ilmu Tajwid di Pondok Pesantren terhadap Kepasihan Bacaan Al-Qur’an pada Siswa Madrasah Diniah Takmiliah Wadowetan Kecamatan Bantarujeg Kabupaten Majalengka

5

maupun untuk bekal nanti di akhirat. Fiman Allah dalam Al-Qur’an surat At-

Tahrim ayat 6:

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan

keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah

manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang

kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa

yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu

mengerjakan apa yang diperintahkan.4

Dalam hal ini terbentuknya suasana tentram dan teratur dalam keluarga

merupakan suatu conditione quanon bagi suksesnya pendidikan ditempat lain.

Oleh karena itu, pembinaan mental harus ditanamakam sejak kecil, diharapkan

anak-anak akan terhindar dari pengaruh yang negatif yang akan membawa

kehancuran terhadap agama, nusa dan bangsa. Pondok pesantren merupakan

lembaga pendidikan tradisi yang telah ada di indonesia setelah sekolah-sekolah

pola barat maju. Lembaga pendidikan ini memiliki sistem pengajaran yang

berbeda dengan pendidikan formal.

Peranan pemuka agama (kiyai) dalam membantu pendidikan ilmu

tajwid di MD Takmiliah Wadowetan diluar jam pelajaran sekolah cukup besar,

terutama membantu pemerintah dalam pendidikan. Masalah pokok yang

menjadi pusat perhatian pemerintah dan masyarakat adalah masalah

pendidikan, bahkan sekarang sedang menggalakan pendidikan dasar dua belas

4Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-

Qur’an, 1984), h. 951.

Page 6: BAB I Pengaruh Pengajaran Ilmu Tajwid di Pondok Pesantren terhadap Kepasihan Bacaan Al-Qur’an pada Siswa Madrasah Diniah Takmiliah Wadowetan Kecamatan Bantarujeg Kabupaten Majalengka

6

tahun. Ini berarti para siswa wajib menyelesaikan pendidikannya hingga

tingkat SLTA.5

Dalam rangka mempersiapkan kader penerus bangsa dalam

pembangunan nasional, perlu adanya usaha memantapakan pendidikan akhlak

dengan cara menambah pendidikan di luar jam sekolah, yaitu di pondok

pesantren, agar menjadi manusia yang berpotensi tinggi yang nantinya ikut

serta dalam melakukan pembangunan.

Pendidikan yang pertama adalah pendidikan dalam lingkungan

keluarga, akan tetapi karena ada beberapa hal yang menjadi kendala,

diantaranya waktu, kemampuan dan kesempatan, maka orang tua menitipkan

anak-anaknya kesekolah dan ke pondok pesantren. Maka guru dan kiyai

mempunyai peranan yang sangat penting dalam mendidik dan mengajar anak-

anak didiknya. Anak-anak tersebut diharapkan agar menjadi kader penerus

bangsa dan merupakan sumber daya manusia yang potensial.

B. Identifikasi Masalah

Dengan melihat latar belakang di atas, banyak masalah yang timbul dan

dapat penulis rasakan. Untuk terciptanya tujuan penelitian yang sesuai dengan

harapan, maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Faktor penghambat penanaman pengetahuan tentang tajwid dalam

kepasihan membaca Al-Qur’an pada anak antara lain:

5Mayra Walsh, Pondok Pesantren Dan Ajaran Golongan Islam Ekstrim (Studi Kasus Di

Pondok Pesantren Modern Putri ‘Darur Ridwan’ Parangharjo, Banyuwangi) Fakultas

Ilmu Sosial Dan Politik Universitas Muhammadiyah Malang, (2002), h. 43.

Page 7: BAB I Pengaruh Pengajaran Ilmu Tajwid di Pondok Pesantren terhadap Kepasihan Bacaan Al-Qur’an pada Siswa Madrasah Diniah Takmiliah Wadowetan Kecamatan Bantarujeg Kabupaten Majalengka

7

a. Kurangnya pengetahuan orang tua tentang pentingnya ilmu tajwid dalam

membaca Al-Qur’an.

b. Lingkungan keluarga, sekolah dan teman bermain yang belum kondusif.

c. Kurangnya minat anak untuk memperdalam ilmu tajwid.

d. Orang tua dan anak sudah merasa puas apabila sudah bisa membaca Al-

Qur’an walaupun tajwidnya belum benar.

e. Kurangnya pengetahuan orang tua tentang keseluruhan program

pembelajaran yang ada di Madrasah Diniah.

2. Faktor penunjang penanaman pengetahuan tentang tajwid dalam kepasihan

membaca Al-Qur’an pada anak antara lain:

a. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003

yang menetapkan pendidikan agama Islam sebagai mata ajar wajib pada

setiap jenjang pendidikan.

b. Adanya perhatian yang besar dari lingkungan Kementrian Agama dan

Kementrian Pendidikan Nasional terhadap upaya pembinaan keimanan

dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

c. Adanya para kiyai yang peduli akan masa depan kemajuan bangsa dan

negara, dengan niat mencetak kader bangsa yang agamis.

d. Tersedianya pondok pesantren yang didalamnya memprioritaskan

pengajaran tentang ilmu keagamaan.

e. Adanya kesadaran masyarakat untuk mendukung kegiatan program

Madrasah Diniah dilingkungannya masing-masing.

Page 8: BAB I Pengaruh Pengajaran Ilmu Tajwid di Pondok Pesantren terhadap Kepasihan Bacaan Al-Qur’an pada Siswa Madrasah Diniah Takmiliah Wadowetan Kecamatan Bantarujeg Kabupaten Majalengka

8

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Mengingat masalah yang dikemukakan di atas sangat luas, maka

perlu dilakukan pembatasan masalah, supaya masalah-masalah yang ada

dapat terpecahkan secara optimal. Oleh karena itu, masalah dalam penelitian

ini dibatasi sebagai berikut:

a. Sistem pengajaran yang diterapkan di pondok pesantren disini adalah

sistem pengajaran tentang pemahaman ilmu tajwid di pondok pesantren

Al-Hidayah Desa Wadowetan Kecamatan Bantarujeg Kabupaten

Majalengka.

b. Kepasihan siswa dalam membaca Al-Qur’an disini adalah ditekankan

pada mata pelajaran Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ) di Madrasah Diniah

Takmiliah Desa Wadowetan Kecamatan Bantarujeg Kabupaten

Majalengka.

c. Madrasah Diniah (MD) Takmiliah yang dimaksud disini adalah salahsatu

lembaga pendidikan yang berada dilingkungan Kementrian Agama yang

bertempat di Desa Wadowetan Kecamatan Bantarujeg Kabupaten

Majalengka.

2. Perumusan Masalah

Melihat dari latar belakang di atas, kiranya penulis akan

merumuskan masalah adalah sebagai berikut:

Page 9: BAB I Pengaruh Pengajaran Ilmu Tajwid di Pondok Pesantren terhadap Kepasihan Bacaan Al-Qur’an pada Siswa Madrasah Diniah Takmiliah Wadowetan Kecamatan Bantarujeg Kabupaten Majalengka

9

1. Bagaimanakah penerapan sistem pengajaran ilmu tajwid di pondok

pesantren Al-Hidayah Desa Wadowetan Kecamatan Bantarujeg

Kabupaten Majalengka?

2. Bagaimanakah kepasihan siswa dalam membaca Al-Qur’an pada mata

pelajaran Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ) di Madrasah Diniah Takmiliah

Desa Wadowetan Kecamatan Bantarujeg Kabupaten Majalengka?

3. Bagaimanakah pengaruh penerapan sistem pengajaran ilmu tajwid di

pondok pesantren Al-Hidayah terhadap kepasihan siswa dalam membaca

Al-Qur’an pada mata pelajaran Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ) di

Madrasah Diniah Takmiliah Desa Wadowetan Kecamatan Bantarujeg

Kabupaten Majalengka?

D. Tujuan dan Signifikasi Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang dikemukakan di atas,maka

tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui penerapan sistem pengajaran ilmu tajwid di pondok

pesantren Al-Hidayah Desa Wadowetan Kecamatan Bantarujeg

Kabupaten Majalengka.

b. Untuk mengetahui kepasihan siswa dalam membaca Al-Qur’an pada

mata pelajaran Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ) di Madrasah Diniah

Takmiliah Desa Wadowetan Kecamatan Bantarujeg Kabupaten

Majalengka.

Page 10: BAB I Pengaruh Pengajaran Ilmu Tajwid di Pondok Pesantren terhadap Kepasihan Bacaan Al-Qur’an pada Siswa Madrasah Diniah Takmiliah Wadowetan Kecamatan Bantarujeg Kabupaten Majalengka

10

c. Untuk mengetahui pengaruh penerapan sistem pengajaran ilmu tajwid di

pondok pesantren Al-Hidayah terhadap kepasihan siswa dalam membaca

Al-Qur’an pada mata pelajaran Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ) di

Madrasah Diniah Takmiliah Desa Wadowetan Kecamatan Bantarujeg

Kabupaten Majalengka.

2. Signifikasi Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, selain menjadi salah satu syarat untuk

menyelesaikan program pendidikan Strata satu (S1) pada jurusan

Pendidikan Agama Islam di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI)

Shalahuddin Al-Ayyubi Jakarta, dapat bermanfa’at untuk:

a. Pondok pesantren dalam menerapkan sistem pengajaran ilmu tajwid

pengaruhnya terhadap kepasihan membaca Al-Qur’an pada mata

pelajaran Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ) di Madrasah Diniah Takmiliah

Desa Wadowetan Kecamatan Bantarujeg Kabupaten Majalengka. Jika

pengaruhnya positif, maka sistem pengajaran tersebut harus

dipertahankan bahkan ditingkatkan, dan jika pengaruhnya kurang

maksimal maka sebagai evaluasi untuk perubahan kearah yang lebih

baik.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi bagi pengelola Madrasah

Diniah (MD) untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang bisa

memberikan dampak positif bagi peningkatan pengembangan pehaman

ilmu tajwid dalam kepasihan membaca Al-Qur’an terutama pada mata

Page 11: BAB I Pengaruh Pengajaran Ilmu Tajwid di Pondok Pesantren terhadap Kepasihan Bacaan Al-Qur’an pada Siswa Madrasah Diniah Takmiliah Wadowetan Kecamatan Bantarujeg Kabupaten Majalengka

11

pelajaran Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ) di Madrasah Diniah Takmiliah

Desa Wadowetan Kecamatan Bantarujeg Kabupaten Majalengka.

E. Sistematika Penulisan

Penelitian ini akan disusun dalam lima bab yang saling berkaitan antara

bab satu dengan yang lainnya, dan tiap-tiap bab terdiri dari beberapa sub,

bagian yang disusun sebagai berikut:

Bab pertama ialah Pendahuluan. Bab ini berisi Latar Belakang Masalah

yang memuat latar belakang terjadinya masalah, Identifikasi Masalah memuat

dan mengidentifikasi masalah yang timbul atau yang ada dalam latar belakang

masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah memuat masalah dari hasil

identifikasi dibatasi agar masalah yang diteliti tidak terlalu luas supaya masalah

dapat terpecahkan secara optimal dan seterusnya masalah tersebut dirumuskan,

Tujuan dan Signifikansi Penelitian dan Sistematika Penulisan.

Bab kedua ialah Landasan Teori Penelitian tentang Pengaruh

Pengajaran Ilmu Tajwid Pondok Pesantren Terhadap Kepasihan Bacaan Al-

Qur’an Pada Siswa yang memuat: deskripsi teori berupa penjelasan

Pengajaran Ilmu Tajwid, sistem pengajaran ilmu tajwid di pondok pesantren

Al-Hidayah, kepasihan dalam membaca Al-Qur’an pada mata pelajaran Baca

Tulis Qur’an di Madrasah Diniah Takmiliah, pengaruh penerapan sistem

pengajaran ilmu tajwid di pondok pesantren Al-Hidayah terhadap kepasihan

dalam membaca Al-Qur’an pada mata pelajaran Baca Tulis Al-Qur’an di

Madrasah Diniah Takmiliah, Kerangka Berfikir dan Hipotesis.

Page 12: BAB I Pengaruh Pengajaran Ilmu Tajwid di Pondok Pesantren terhadap Kepasihan Bacaan Al-Qur’an pada Siswa Madrasah Diniah Takmiliah Wadowetan Kecamatan Bantarujeg Kabupaten Majalengka

12

Bab ketiga ialah Kerangka Metodologis memuat: Metode Penelitian,

Populasi, Sampel, Teknik Penarikan Sampel, Instrumen Penelitian, Teknik

Pengumpulan Data yang terdiri dari Angket, Studi Pustaka, Observasi,

Wawancara dan Dokumentasi dan Teknis Analisis Data yang terdiri dari

Editing, Alternatif Jawaban, Skorting dan Tabulating.

Bab keempat ialah Hasil Penelitian yang memuat tentang: gambaran

umum tentang lokasi penelitian (daerah dan institusi), karakteristik responden

dan gambaran umum tentang penerapan sistem pengajaran ilmu tajwid di

pondok pesantren Al-Hidayah terhadap kepasihan siswa dalam membaca Al-

Qur’an pada Siswa Madrasah Diniah Takmiliah Desa Wadowetan Kecamatan

Bantarujeg Kabupaten Majalengka. Penyajian Analisis Data hasil penelitian

yang diambil dari hasil angket penelitian dan nilai tes lisan dan tulisan siswa

Madrasah Diniah Takmiliah Desa Wadowetan Kecamatan Bantarujeg

Kabupaten Majalengka. dan Interprestasi Hasil Penelitian.

Bab kelima, penutup berupa Kesimpulan dan rekomendasi yang berupa

saran-saran.