bab i pendahuluan - uin bantenrepository.uinbanten.ac.id/3454/3/bab i.pdfdalam uu no. 13 tahun 2003...

22
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan selalu menjadi hal utama yang harus terpenuhi oleh setiap insan yang ada di dunia ini, baik itu kebutuhan primer ataupun sekunder. Dengan adanya kebutuhan ini setiap individu harus memiliki usaha dengan kemampuan atau skill yang di miliki agar terpenuhinya kebutuhan untuk dirinya sendiri. Salah satu konsep yang menjadi perhatian dalam Islam adalah tentang bekerja. Bekerja merupakan hal mendasar dalam kehidupan. upaya untuk melanggengkan kehidupan itu sendiri. Bahkan bekerja dalam Hidup manusia dapat berjalan baik jika setiap orang mau bekerja. Bekerja untuk kepentingan individu, kepentingan sosial (pekerja sosial), kepentingan keberlangsungan negara, serta kepentingan kehidupan yang lebih luas lagi. Mengingat begitu pentingnya masalah bekerja ini dalam kehidupan, maka Islam memberikan perhatian khusus kepada

Upload: others

Post on 02-May-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/3454/3/BAB I.pdfdalam UU No. 13 Tahun 2003 ini sebagian besar atau hampir seluruhnya adalah merupakan hal-hal yang berhubungan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kebutuhan selalu menjadi hal utama yang harus terpenuhi

oleh setiap insan yang ada di dunia ini, baik itu kebutuhan primer

ataupun sekunder. Dengan adanya kebutuhan ini setiap individu

harus memiliki usaha dengan kemampuan atau skill yang di

miliki agar terpenuhinya kebutuhan untuk dirinya sendiri.

Salah satu konsep yang menjadi perhatian dalam Islam

adalah tentang bekerja. Bekerja merupakan hal mendasar dalam

kehidupan. upaya untuk melanggengkan kehidupan itu sendiri.

Bahkan bekerja dalam Hidup manusia dapat berjalan baik jika

setiap orang mau bekerja. Bekerja untuk kepentingan individu,

kepentingan sosial (pekerja sosial), kepentingan keberlangsungan

negara, serta kepentingan kehidupan yang lebih luas lagi.

Mengingat begitu pentingnya masalah bekerja ini dalam

kehidupan, maka Islam memberikan perhatian khusus kepada

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/3454/3/BAB I.pdfdalam UU No. 13 Tahun 2003 ini sebagian besar atau hampir seluruhnya adalah merupakan hal-hal yang berhubungan

2

umat manusia untuk bekerja. Bekerja merupakan pandangan

Islam selalu dikaitkan dengan masalah keimanan.1

Firman Allah SWT, Q.S At-Taubah : 1052

Dan Katakanlah: Bekerja kamu, maka Allah akan melihat

pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya serta orang-orang mukmin,

dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui

akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberikan-Nya kepada

kamu apa yang telah kamu kerjakan.”

Selain itu, bekerja juga sangat dianjurkan karena dapat

menjaga wibawa dan kehormatan diri. Dengan bekerja, seseorang

takkan meminta-minta dan mengharapkan pemberian orang lain.3

Dengan demikian sangatlah penting memiliki pekerjaan demi

keberlangsungan kehidupan, serta dapat menjadi rutinitas di

dalam kehidupan.

Seseorang yang bekerja pada suatu perusahaan yang

memiliki produksi yang bergerak pada bidang tertentu, dapatlah

1 Muwafik Shaleh, Bekerja dengan Hati Nurani, (Jakarta: Penerbit

Erlanggam, 2009) , h. 17-19 2 Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: PT.

Sinergi Pustaka Indonesia, 2012., h. 273. 3 Muwafik Shaleh, Bekerja dengan Hati Nurani, … …, h.20.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/3454/3/BAB I.pdfdalam UU No. 13 Tahun 2003 ini sebagian besar atau hampir seluruhnya adalah merupakan hal-hal yang berhubungan

3

dikatakan sebagai pekerja atau karyawan dengan melamar

pekerjaan terlebih dahulu serta dapat memenuhi persyaratan yang

telah ditentukan oleh perusahaan, dan mengikuti test atau

wawancara dengan pihak perusahaan. Seorang yang bekerja pada

perusahaan dikenal oleh masyarakat dengan istilah buruh.

Perburuhan sekarang ini disebut dengan istilah

ketenagakerjaan, sehingga hukum perburuhan sama dengan

hukum ketenagakerjaan. Menurut Undang-Undang No. 13 Tahun

2003, pengertian ketenagakerjaan lebih luas dibandingkan dengan

perburuhan sebagaimana dalam KUHPerdata.4

Ketenagakerjaan diatur dalam Undang-Undang No. 13

Tahun 2003, yang diundangkan pada Lembaran Negara Tahun

2003 Nomor 39 pada tanggal 25 Maret 2003, dan mulailah

berlaku pada tanggal diundangkannya itu.5 Hal yang dibahas

dalam UU No. 13 Tahun 2003 ini sebagian besar atau hampir

seluruhnya adalah merupakan hal-hal yang berhubungan dengan

4 R. Joni Bambang, Hukum Ketenagakerjaan, (Bandung: CV.

Pustaka Setia, 2013),

h. 45-46. 5 Hardijan Rusli, Hukum Ketenagakerjaan Berdasarkan UU NO.

13/2003 tentang Ketenagakerjaan dan Peraturan Terkait Lainnya, (Bogor:

Ghalia Indonesia, 2011), h. 1.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/3454/3/BAB I.pdfdalam UU No. 13 Tahun 2003 ini sebagian besar atau hampir seluruhnya adalah merupakan hal-hal yang berhubungan

4

tenaga kerja pada waktu selama masa kerja dan hal yang

berhubungan dengan tenaga kerja sesudah masa kerja. Tenaga

kerja adalah “setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan

guna menghasilkan barang dan/atau jasa, baik untuk memenuhi

kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. 6

Dengan adanya Undang-Undang ini tenaga kerja yang

ada di Indonesia di bawah perlindungan hukum yang dibuat oleh

pemerintah, demi berlangsungnya kesejahteraan dan keadilan

untuk para pekerja atau karyawan dalam kehidupannya. Ataupun

dapat menjadi suatu badan hukum dalam suatu perjanjian kerja

yaitu antara pekerja dengan perusahaan yang telah disepakati oleh

kedua belah pihak.

Dalam Undang-Undang No. 13 tahun 2003 didefinisikan

bahwa perjanjian kerja adalah “Perjanjian antara pekerja dengan

pengusaha/pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak

dan kewajiban para pihak”. Sebagai suatu Undang-undang yang

tujuannya memberikan perlindungan kepada para pekerja dalam

mewujudkan kesejahteraan dan, meningkatkan kesejahteraan

6 Hardijan Rusli, Hukum Ketenagakerjaan Berdasarkan UU NO.

13/2003 tentang Ketenagakerjaan dan Peraturan Terkait Lainnya, … …, h. 4.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/3454/3/BAB I.pdfdalam UU No. 13 Tahun 2003 ini sebagian besar atau hampir seluruhnya adalah merupakan hal-hal yang berhubungan

5

pekerja dan keluarga, Undang-undang No. 13 tahun 2003

memberikan panduan mengenai perjanjian kerja. Menurut

Undang-Undang ini, perjanjian kerja dapat dibuat secara tertulis

ataupun lisan. Ketentuan dalam perjanjian kerja sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf e dan f, tidak boleh bertentangan

dengan peraturan perusahaan, perjanjian kerja sama, dan

peraturan perundang-undangan.7 Perlu diketahui terlebih dahulu

bahwa ketentuan perjanjian kerja yang ada dalam UU No. 13

Tahun 2003 merupakan bagian dari hubungan kerja atau

ketenagakerjaan, bukan dari hukum perjanjian.8

Perjanjian kerja dapat pula dikatakan sebagai kontrak

kerja. Dalam pelaksanaan kontrak kerja kedua belah pihak harus

mentaati isi yang tertuang dalam kontrak tersebut yang memuat

hal-hal yang harus dipenuhi baik itu dari perusahaan ataupun

karyawan. Dengan demikian karyawan harus membaca dengan

teliti dan seksama isi dari kontrak kerja tersebut yang mengikat

dirinya dengan perusahaan.

7 R. Joni Bambang, Hukum Ketenagakerjaan, … …, h. 110-111.

8 Hardijan Rusli, Hukum Ketenagakerjaan Berdasarkan UU NO.

13/2003 tentang Ketenagakerjaan dan Peraturan Terkait Lainnya, (Bogor:

Ghalia Indonesia, 2011), h. 51.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/3454/3/BAB I.pdfdalam UU No. 13 Tahun 2003 ini sebagian besar atau hampir seluruhnya adalah merupakan hal-hal yang berhubungan

6

Pelaksanaan suatu kontrak harus menetapkan secara tegas,

cermat, serta harus dituangkan dan tercermin dalam isi kontrak.9

Dalam kontrak atau perjanjian dapat menimbulkan hak dan

kewajiban bagi para pihak yang membuat kontrak tersebut karena

itulah kontrak yang dibuat dipandang sebagai sumber hukum

yang formal.10

Secara garis besar terdapat dua jenis karyawan,

yakni karyawan kontrak dan tetap. Karyawan kontrak didasarkan

pada pasal 59 UUK No. 13/2003 dan keputusan Menteri tenaga

kerja KEP. 100/MEN/VI/2004 tentang ketentuan pelaksanaan

perjanjian kerja waktu tertentu.11

Dalam kontrak kerja yang tertera dalam pasal 59 UU No.

13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan memuat hal tentang

Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) dan Perjanjian Kerja

Waktu Tidak Tertentu (PKWTT). Sistem kontrak kerja yang

diterapkan pada suatu perusahaan dapat diperbaharui atau

diperpanjang masa kontrak kerja dengan karyawan yakni

mengacu pasal 59 pada ayat (3) yang berbunyi : “Perjanjian kerja

9 Frans Satrio Wicaksono, Panduan Lengkap Membuat Surat-Surat

Kontrak, (Jakarta: Visimedia, 2008), h. 18. 10

R. Joni Bambang, Hukum Ketenagakerjaan, … …, h.81. 11

Indra Yana, Hak dan Kewajiban Karyawan, (Depok: Raih Asa

Sukses, 2010), h. 96.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/3454/3/BAB I.pdfdalam UU No. 13 Tahun 2003 ini sebagian besar atau hampir seluruhnya adalah merupakan hal-hal yang berhubungan

7

untuk waktu tertentu dapat diperpanjang atau diperbaharui.”

Dengan demikian masa kerja karyawan tersebut dapat

diperpanjang dengan tenggang waktu yang ditentukan. Kebijakan

perpanjangan kontrak tersebut mengacu pada peraturan

perusahaan namun tetap sesuai dengan UU No. 13 tahun 2003

tentang Ketenagakerjaan. Pada PT. Shinta Woo Sung di

kecamatan Kopo, Serang-Banten menerapkan sistem kontrak

kerja dengan pekerja namun terdapat juga pekerja tetap. Serta

dalam muamalah dalam akad (perjanjian) yang dilakukan

diantara pihak yang saling terikat harus sesuai dengan syariat

Islam atau dengan ketentuan-ketentuan ada tanpa meninggalkan

maslahat.

Dari latar belakang yang telah diuraikan, UU No. 13

tahun 2003 Tentang ketenagakerjaan sebagai peraturan yang

dibuat oleh pemerintah mengatur tentang suatu perjanjian kerja

atau kontrak kerja yang dilakukan antara karyawan dan

perusahaan. Penulis tertarik untuk meneliti permasalahan yang

akan dituangkan kedalam bentuk skripsi dengan judul “Tinjauan

Hulum Islam Terhadap Sistem Kontrak Kerja dalam Undang-

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/3454/3/BAB I.pdfdalam UU No. 13 Tahun 2003 ini sebagian besar atau hampir seluruhnya adalah merupakan hal-hal yang berhubungan

8

Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Studi di

PT. Shinta Woo Sung, Kec. Kopo, Serang-Banten)”.

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian penulis dalam penelitian yang akan

dilakukan, dilihat dari latar belakang masalah yang telah

diuraikan sebelumnya, penulis akan fokus pada :

1. Hak dan kewajiban pekerja yang timbul dari kontrak kerja

dalam Undang-Undang ketenagakerjaan.

2. Sistem penerapan kontrak kerja yang di atur dalam pasal 59

ayat (3) UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

pada perusahaan khususnya pada PT. Shinta Woo Sung yang

berlokasi di kecamatan Kopo, Serang-Banten.

3. Tinjuan hukum Islam terhadap sistem kontrak kerja dalam

UU No. 13 Tahun 2003.

C. Perumusan Masalah

Pada latar belakang masalah yang telah diuraikan, penulis

merumuskan masalah diantaranya:

1. Bagaimana hak dan kewajiban pekerja yang timbul dari

kontrak kerja dalam Undang-Undang?

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/3454/3/BAB I.pdfdalam UU No. 13 Tahun 2003 ini sebagian besar atau hampir seluruhnya adalah merupakan hal-hal yang berhubungan

9

2. Bagaimana penerapan kontrak kerja pada PT. Shinta Woo

Sung dihubungkan dengan ketentuan pasal 59 ayat (3) UU

No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan?

3. Bagaimana tinjuan hukum Islam terhadap system kontrak

kerja dalam UU No. 13 Tahun 2003 Tentang

Ketenagakerjaan.

D. Tujuan Penelitian

Setelah merumuskan beberapa masalah, tentunya ada

tujuan yang harus dicapai, diantaranya :

1. Mengetahui hak dan kewajiban pekerja yang timbul dari

kontrak kerja dalam Undang-Undang.

2. Mengetahui penerapan kontrak kerja pada PT. Shinta Woo

Sung dihubungkan dengan ketentuan pasal 59 ayat (3) UU

No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.

3. Mengetahui tinjauan hukum Islam terhadap sistem kontrak

kerja pada UU No. 13/2003.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/3454/3/BAB I.pdfdalam UU No. 13 Tahun 2003 ini sebagian besar atau hampir seluruhnya adalah merupakan hal-hal yang berhubungan

10

E. Manfaat Penelitian

Dari uraian tersebut, diharapkan penelitian dapat bermanfaat,

diantaranya:

1. Untuk menambah wawasan pengetahuan yang bermanfaat

bagi penulis dan pembaca khususnya mengenai hak dan

kewajiban pekerja yang timbul dari kontrak kerja dalam

Undang-Undang, serta penerapan kontrak kerja pada PT.

Shinta Woo Sung dihubungkan dengan ketentuan pasal 59

ayat (3) UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.

2. Semoga hasil penelitian ini dijadikan pertimbangan bagi

peneliti berikutnya dalam membuat skripsi yang lebih baik

agar dapat dijadikan sebagai pedoman dalam rangka

penambahan referensi tentang UU No. 13 Tahun 2003

Tentang Ketenagakerjaan terhadap sistem kontrak kerja.

F. Penelitian Terdahulu yang Relevan

1. Karya ilmiah yang berkaitan dengan masalah kontrak kerja

dalam bentuk skripsi yaitu: “Sistem Karyawan Kontrak di PT.

Batubara Lahat Perspektif Hukum Islam” oleh Ahmad

Ma’sum, Jurusan Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum,

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/3454/3/BAB I.pdfdalam UU No. 13 Tahun 2003 ini sebagian besar atau hampir seluruhnya adalah merupakan hal-hal yang berhubungan

11

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dalam skripsi ini

membahas tentang sistem karyawan kontrak pada PT.

Batubara Lahat dalam perspektif hukum Islam. Perbedaannya

dengan karya ilmiah yang penulis tulis dimana penulis fokus

terhadap kontrak kerja dalam UU No. 13/2003 pasal 59 ayat

(3) dan tinjuan hukum Islam terhadap kontrak kerja dalam

UU No. 13/2003, sedangkan dalam temuan karya ilmiah oleh

Ahmad Ma’sum fokus objek yang diteliti yakni penerapan

sistem karyawan kontrak sebagaimana yang telah ditentukan

oleh pasal 59 UU No. 13 Tahun 2003 (UU Ketenagakerjaan)

dan KEPMENAKERTRANS PKWT.

2. Kemudian karya ilmiah yang membahas tentang kontrak kerja

ialah: “Tinjauan Hukum Islam dan Hukum Positif di

Indonesia terhadap Perjanjian Kerja di PT. Pesona Cipta

Yogyakarta” oleh Fithriyyati Choliliyya, Jurusan Muamalat,

Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta. Dalam skripsi ini membahas perjanjian kerja

waktu tertentu (PKWT) pada PT Pesona Cipta Yogyakarta

yang ditinjau dari hukum Islam dan hukum positif.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/3454/3/BAB I.pdfdalam UU No. 13 Tahun 2003 ini sebagian besar atau hampir seluruhnya adalah merupakan hal-hal yang berhubungan

12

Perbedaannya ialah dari karya ilmiah yang penulis tulis

dimana fokus terhadap kontrak kerja dalam UU No. 13 Tahun

2003 pasal 59 ayat (3) dan tinjuan hukum Islam terhadap

kontrak kerja dalam UU No. 13/2003, sedangkan dalam

temuan karya ilmiah oleh Fithriyyati Choliliyya fokus objek

yang diteliti yakni Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT)

dalam tinjauan hukum Islam dan hukum positif.

3. Selanjutnya karya ilmiah yang membahas tentang kontrak

kerja adalah: “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Perjanjian

Kerja PT. Cilegon Fabricators di Bojonegara Kabupaten

Serang” oleh Maisuroh, Jurusan Muamalat, Fakultas Syariah

dan Ekonomi Islam, STAIN Sultan Hasanuddin Banten.

Dalam skripsi ini membahas Perjanjian Kerja yang di PT.

Cilegon Fabricators di Bojonegara Kabupaten Serang dengan

berdasarkan tinjuan hukum Islam. Perbedaannya ialah dari

karya ilmiah yang penulis tulis dimana fokus terhadap

kontrak kerja dalam UU No. 13 Tahun 2003 pasal 59 ayat (3)

dan tinjuan hukum Islam terhadap kontrak kerja dalam UU

No. 13/2003. Sedangkan dalam temuan karya ilmiah oleh

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/3454/3/BAB I.pdfdalam UU No. 13 Tahun 2003 ini sebagian besar atau hampir seluruhnya adalah merupakan hal-hal yang berhubungan

13

Maisurah dengan fokus penelitian dalam skripsi ini yakni

penentuan upah kerja, pemutusan hubungan kerja, jaminan

keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Cilegon Fabricators

dalam pandangan hukum Islam.

G. Kerangka Pemikiran

Masalah ketenagakerjaan di Indonesia diatur dalam

Undang-Undang No. 13 Tahun 2003, yang diundangkan pada

Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 39 pada tanggal 25 Maret

2003. UU No. 13 tahun 2003 ini kiranya diusahakan sebagai

peraturan yang menyeluruh dan komprehensif, antara lain

mencangkup pengembangan sumber daya manusia, peningkatan

produktivitas dan daya saing tenaga kerja Indonesia, upaya

perluasan kesempatan kerja, pelayanan penempatan tenaga kerja,

dan pembinaan hubungan industrial.12

UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan telah

merumuskan pengertian istilah ketenagakerjaan sebagai hal yang

berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama,

12

Hardijan Rusli, Hukum Ketenagakerjaan Berdasarkan UU NO.

13/2003 tentang Ketenagakerjaan dan Peraturan Terkait Lainnya, … …, h. 1-

2.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/3454/3/BAB I.pdfdalam UU No. 13 Tahun 2003 ini sebagian besar atau hampir seluruhnya adalah merupakan hal-hal yang berhubungan

14

dan sesudah masa kerja. Dari pengertian ini, dapat dipahami

bahwa, yang diatur dalam UU ketenagakerjaan adalah segala hal

yang berkaitan dengan pekerja/buruh, menyangkut hal-hal

sebelum masa kerja (pre-employment), antara lain; menyangkut

pemagangan, kewajiban mengumumkan lowongan kerja, dan

lain-lain.13

Menurut pasal 1 angka 3 Undang-Undang No. 13 Tahun

2003 tentang ketenagakerjaan bahwa pekerja/buruh adalah setiap

orang yang berkerja dengan menerima upah atau imbalan dalam

bentuk lain. Jadi pekerja/buruh bekerja dalam hubungan kerja

bukan di luar hubungan kerja. Dikenal istilah lain dari

buruh/pekerja seperti : karyawan adalah orang yang bekerja pada

suatu lembaga seperti kantor. Tenaga kerja meliputi :

buruh/pekerja, pegawai, karyawan, pejabat negara, pengusaha,

swapekerja, penganggur, dll. Setiap pekerja/buruh sudah pasti

13

Agusmidah, Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, (Bogor: Ghalia

Indonesia, 2010), h. 5.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN - UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/3454/3/BAB I.pdfdalam UU No. 13 Tahun 2003 ini sebagian besar atau hampir seluruhnya adalah merupakan hal-hal yang berhubungan

15

tenaga kerja, tetapi setiap tenaga kerja belum tentu

pekerja/buruh.14

Dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003

menentukan batas usia dewasa seseorang yang dapat melakukan

kontrak kerja adalah mereka yang telah berumur 18 (delapan

belas) tahun. Pasal 1 angka 26 menyebutkan, bahwa anak adalah

setiap orang yang berumur di bawah delapan belas tahun. Pasal

68, pengusaha dilarang memperkerjakan anak, namun demikian

anak berumur 13 sampai 15 tahun tetap diperbolehkan dalam

kondisi tertentu yang tidak mengganggu perkembangan dan

kesehatan fisik, mental dan sosial. Selain itu, diperlukan izin dari

orang tua atau wali, waktu kerja maksimum 3 jam, dilakukan

siang hari dan tidak menganggu waktu sekolah.15

Seseorang resmi menjadi karyawan sebuah intitusi jika

sudah terjadi kesepakatan, baik lisan maupun tertulis. Sangat

disarankan bila seorang karyawan membuat kesepakatan tertulis

14

Dede Agus, Hukum Ketenagakerjaan, (Banten : Dinas Pendidikan

Provinsi Banten, 2011), h. 17-18 15 Ade Maman Suherman, Aspek Hukum dalam Ekonomi Global,

(Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), h.23.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN - UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/3454/3/BAB I.pdfdalam UU No. 13 Tahun 2003 ini sebagian besar atau hampir seluruhnya adalah merupakan hal-hal yang berhubungan

16

dengan perusahaan tempat bekerja. Hal itu karena akan lebih

aman bagi kedua pihak. Jika salah satu pihak mengikari

kesepakatan, tidak mudah untuk mengikari karena ada bukti

tertulis yang bisa dijadikan bukti.16

Istilah perjanjian sering juga disebut diistilahkan dengan

istilah kontrak (contracts) dan overeenkomst (dalam bahasa

Belanda). Konrak dengan perjanjian merupakan istilah yang sama

karena intinya adalah adanya peristiwa para pihak yang

bersepakat mengenai hal-hal yang diperjanjikan dan

berkewajiban untuk mentaati dan melaksanakannya sehingga

perjanjian tersebut menimbulkan hubungan hukum yang disebut

perikatan (verbintenis). Definisi perjanjian dalam Pasal 1313 ini

adalah: (1) tidak jelas, karena setiap perubahan dapat disebut

perjanjian, (2) tidak tampak asas konsensualisme, dan (3) bersifat

dualism. Tidak jelasnya definisi ini disebabkan dalam rumusan

terebut hanya disebutkan perbuatan sehingga yang bukan

perbuatan hukum pun disebut dengan perjanjian.17

16

Indra Yana, Hak dan Kewajiban Karyawan, … …, h. 10. 17

R. Joni Bambang, Hukum Ketenagakerjaan, … …, h. 81-82.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN - UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/3454/3/BAB I.pdfdalam UU No. 13 Tahun 2003 ini sebagian besar atau hampir seluruhnya adalah merupakan hal-hal yang berhubungan

17

Salah satu perjanjian yang harus dilaksanakan adalah

perjanjian kerja. Perjanjian kerja memuat kesepakatan antara

pekerja dan perusahaan, yang dalam hal ini sering diwakili oleh

manajemen atau direksi perusahaan. Suatu perjanjian kerja dapat

meliputi berbagai jenis pekerjaan sepanjang pekerjaan tersebut

diperlukan oleh pemberi kerja. Ditinjau dari jangka waktu

perjanjian kerja, pemberi kerja dapat saja membuat perjanjian

kerja untuk jangka waktu yang ditetapkan lebih awal atau tidak.

Sekalipun demikian, dalam rangka memberi kepastian hukum

kepada pekerja dan pemberi kerja, perjanjian kerja yang dikaitkan

dengan jangka waktunya dibagi menjadi 2 jenis perjanjian. Kedua

jenis perjanjian kerja yang diperbolehkan oleh Undang-undang

tersebut adalah perjanjian kerja untuk waktu tertentu (PKWT)

dan perjanjian kerja untuk waktu tidak tertentu (PKWTT).18

H. Metode Penelitian

Dalam suatu penelitian menggunakan suatu metode yang

mendukung penulis dalam penelitiannya pada objek yang dikaji.

18

R. Joni Bambang, Hukum Ketenagakerjaan, … …, h. 111-112

Page 18: BAB I PENDAHULUAN - UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/3454/3/BAB I.pdfdalam UU No. 13 Tahun 2003 ini sebagian besar atau hampir seluruhnya adalah merupakan hal-hal yang berhubungan

18

Adapun dalam metode penelitian, penulis mengambil langkah-

langkah sebagai berikut :

1. Pendekatan Kualitatif : Metode penelitian kualitatif

menekankan pada aspek secara mendalam terhadap suatu

masalah yang akan diteliti dan data hasil penelitian lebih

berkenaan dengan interprestasi terhadap data yang ditentukan

di lapangan, dan pendekatan ini digunakan untuk meneliti

pada populasi atau sampel tertentu.

2. Lokasi Penelitian: Penelitian dilakukan di PT. Shinta Woo

Sung berlokasi di Kecamatan Kopo, Serang-Banten.

3. Teknik Pengumpulan Data

Data dari penelitian ini diperoleh dari :

a. Data Pustaka : Dalam teknik penulisan ini penulis

mempelajari dan mengumpulkan data tertulis sebagai

sumber primer (sumber data yang memberikan data

kepada pengumpul data) dengan menelaah buku-buku

serta peraturan yang berhubungan dengan yang akan

diteliti.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN - UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/3454/3/BAB I.pdfdalam UU No. 13 Tahun 2003 ini sebagian besar atau hampir seluruhnya adalah merupakan hal-hal yang berhubungan

19

b. Observasi : Observasi adalah suatu cara pengumpulan

data dengan pengamatan dan pencatatan terhadap

fenomena-fenomena yang diteliti. Adapun manfaat

pengamatan ini peneliti akan lebih mampu memahami

konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, dan akan

di peroleh pandangan yang holistic atau menyeluruh.

c. Interview/wawancara: Digunakan sebagai teknik

pengumpulan data untuk menemukan permasalahan

yang harus diteliti, dengan menggunakan tanya jawab

langsung yang dikerjakan secara sistematik dan

dilandaskan pada tujuan penelitian. Responden dalam

penelitian ini adalah manajemen perusahaan yang

mengurusi perjanjian kerja atau kontrak kerja dengan

karyawan/pekerja yakni Kabag HRD (Human Recources

Departement) pada PT. Shinta Woo Sung.

d. Dokumentasi: yaitu mencari data mengenai hal-hal yang

ada hubungannya dengan masalah yang hendak penulis

kaji, berupa catatan, notulen rapat, agenda dan data lain

yang bersifat dokumenter.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN - UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/3454/3/BAB I.pdfdalam UU No. 13 Tahun 2003 ini sebagian besar atau hampir seluruhnya adalah merupakan hal-hal yang berhubungan

20

4. Analisis Data

Dari data-data yang diperoleh melalui pengumpulan data

tersebut akan dianalisis melalui pendekatan:

a. Metode deduktif, yaitu mengumpulkan data-data umum

yang ada hubungannya dengan masalah-masalah yang di

bahas kemudian ditarik kesimpulan dari data-data

tersebut secara khusus.

5. Teknik Penulisan

Dalam teknik penulisan, penulis menggunakan teknik

penulisan sebagai berikut:

1. Penulisan dengan menggunakan pedoman penulisan

skripsi Fakultas Syariah UIN SMH Banten 2017.

2. Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003

yang diambil dari website Dewan Perwakilan Rakyat

(DPR) dengan alamat website www.dpr.go.id.

3. Sumber penulisan ayat Al-Qur'an dan terjemah diperoleh

dari Kitab Al-Qur’an dan Terjemahannya dari

Kementerian Agama RI, yang diterbitkan oleh PT.

Sinergi Pustaka Indonesia, Jakarta, pada tahun 2012.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN - UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/3454/3/BAB I.pdfdalam UU No. 13 Tahun 2003 ini sebagian besar atau hampir seluruhnya adalah merupakan hal-hal yang berhubungan

21

I. Sistematika Pembahasan

Sistematika dalam penulisan skripsi terdiri dari 5 (Lima)

bab, adapun perinciannya sebagi berikut :

Bab I : Pendahuluan, bab ini terdiri dari latar belakang

masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, penelitian terdahulu yang relevan, kerangka

pemikiran, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II : Gambaran Umum Tentang Perusahaan, dalam

bab ini berisi tentang sejarah dan perkembangan perusahaan PT.

Shinta Woo Sung, profil perusahaan, bentuk produksi PT. Shinta

Woo Sung, pendirian PT (Perseroan Terbatas), pertumbuhan

ekonomi serta proses Ekspor dan Impor PT. Shinta Woo Sung.

Bab III : Tinjauan Teoritis, dalam bab ini berisi tentang

ketenagakerjaan yang meliputi pengertian tenaga kerja,

kemuliaan tenaga kerja dalam Islam, dasar hukum

ketenagakerjaan, para pihak dalam hukum ketenagakerjaan.

Kemudian kontrak kerja yang meliputi pengertian kontrak kerja,

kontrak dalam pandangan Islam, sistem kontrak kerja dalam

Undang-Undang Ketenagakerjaan, ketentuan Perjanjian Kerja

Page 22: BAB I PENDAHULUAN - UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/3454/3/BAB I.pdfdalam UU No. 13 Tahun 2003 ini sebagian besar atau hampir seluruhnya adalah merupakan hal-hal yang berhubungan

22

Waktu Tertentu (PKWT) dalam Keputusan Kepmenakertrans,

jenis kontrak kerja menurut bentuknya,. Serta perjanjian yang

meliputi hukum perjanjian, syarat sahnya perjanjian, berakhirnya

perjanjian.

BAB IV : Analisis Hasil Penelitian: Dalam Penelitian ini

berisikan tentang hak dan kewajiban pekerja dalam Undang-

Undang, penerapan kontrak kerja pada PT. Shinta Woo Sung

dihubungkan dengan ketentuan pasal 59 ayat (3) UU No. 13

Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Tinjuan hukum Islam

terhadap kontrak kerja dalam UU No. 13 Tahun 2003 Tentang

Ketenagakerjaan.

BAB V : Penutup dari kesimpulan dan saran-saran.