bab i pendahuluan - · pdf filepengorganisasian yang dipakai dalam pelayanan kesehatan. 11)...

26
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014, memuat tentang delapan fokus prioritas dalam rangka meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan, melalui: 1) peningkatan kesehatan ibu, bayi dan balita, 2) perbaikan gizi masyarakat, 3) pengendalian penyakit menular serta penyakit tidak menular, diiikuti penyehatan lingkungan, 4) pengembangan sumber daya manusia kesehatan, 5) peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, mutu dan penggunaan obat serta pengawasan obat dan makanan, 6) pengembangan sistem pembiayaan jaminan kesehatan, 7) pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan bencana dan krisis kesehatan, dan 8) peningkatan pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier. Delapan fokus prioritas sebagaimana tertuang dalam RPJMN tersebut ditekankan lagi didalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010 2014. Kondisi sekarang berbagai penyakit infeksi menjadi masalah bagi masyarakat Indonesia, dan menjadi ancaman bagi negara lain. Penyakit infeksi masih merupakan ancaman global, dan masih menjadi penyebab kematian yang besar di negara berkembang. Penyakit menular yang menjadi prioritas penelitian di Indonesia adalah Malaria, HIV/AIDS, Dengue, Influenza (Avian Influenza) dan Tuberculosis. Di samping penyakit neglected diseases, misalnya, Leptospirosis, Lepra, Patek, dan sebagainya. Dalam konteks penyakit menular, ruang lingkup penelitiannya mencakup upaya pencegahan (promotif dan preventif), diagnosis dini (early diagnosis), pengobatan (therapy), dan upaya rehabilitatif (rehabillitative). Di samping masalah- masalah epidemiologi penyakit menular, seperti pola penyebaran penyakit, terjadinya epidemi/wabah, resistensi terhadap obat (Multi Drug Resistance tuberkulosis, resistensi terhadap artemisinin, dan sebagainya). Penyakit tidak menular didominasi oleh penyakit degeneratif dan gangguan metabolik, seperti penyakit jantung koroner, stroke, hipertensi, Penyakit Paru Obstruktif Menahun (PPOM), asthma, diabetes mellitus, dan sebagainya. Faktor risiko timbulnya penyakit tidak menular kronis disebabkan oleh faktor perilaku, misalnya, merokok, makan kurang buah dan serat, kurang aktivitas fisik, minum alkohol, dan obesitas (kegemukan). Di samping itu, kanker juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan (karsinogen), seperti paparan agen fisik, kimia, dan jasat renik (bakteri, virus). Penelitian dan pengembangan teknologi terapan farmasi dan kedokteran adalah terkait dengan teknologi intervensi, baik untuk diagnosis maupun pengobatan terhadap suatu penyakit, termasuk di dalamnya kajian teknologi kesehatan ( Health Technology Assessment) dan penelitian obat bahan alam. Pengembangan teknologi intervensi tersebut dapat dilaksanakan oleh lembaga riset pemerintah maupun swasta (industri farmasi dan obat bahan alam).

Upload: dinhlien

Post on 01-Feb-2018

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - · PDF filepengorganisasian yang dipakai dalam pelayanan kesehatan. 11) ... Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja Dan Pelaporan ... Panitia Pembina Ilmiah

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014, memuat tentang delapan fokus prioritas dalam rangka meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan, melalui: 1) peningkatan kesehatan ibu, bayi dan balita, 2) perbaikan gizi masyarakat, 3) pengendalian penyakit menular serta penyakit tidak menular, diiikuti penyehatan lingkungan, 4) pengembangan sumber daya manusia kesehatan, 5) peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, mutu dan penggunaan obat serta pengawasan obat dan makanan, 6) pengembangan sistem pembiayaan jaminan kesehatan, 7) pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan bencana dan krisis kesehatan, dan 8) peningkatan pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier. Delapan fokus prioritas sebagaimana tertuang dalam RPJMN tersebut ditekankan lagi didalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010 – 2014.

Kondisi sekarang berbagai penyakit infeksi menjadi masalah bagi masyarakat

Indonesia, dan menjadi ancaman bagi negara lain. Penyakit infeksi masih merupakan ancaman global, dan masih menjadi penyebab kematian yang besar di negara berkembang. Penyakit menular yang menjadi prioritas penelitian di Indonesia adalah Malaria, HIV/AIDS, Dengue, Influenza (Avian Influenza) dan Tuberculosis. Di samping penyakit neglected diseases, misalnya, Leptospirosis, Lepra, Patek, dan sebagainya.

Dalam konteks penyakit menular, ruang lingkup penelitiannya mencakup

upaya pencegahan (promotif dan preventif), diagnosis dini (early diagnosis), pengobatan (therapy), dan upaya rehabilitatif (rehabillitative). Di samping masalah-masalah epidemiologi penyakit menular, seperti pola penyebaran penyakit, terjadinya epidemi/wabah, resistensi terhadap obat (Multi Drug Resistance tuberkulosis, resistensi terhadap artemisinin, dan sebagainya).

Penyakit tidak menular didominasi oleh penyakit degeneratif dan gangguan

metabolik, seperti penyakit jantung koroner, stroke, hipertensi, Penyakit Paru Obstruktif Menahun (PPOM), asthma, diabetes mellitus, dan sebagainya. Faktor risiko timbulnya penyakit tidak menular kronis disebabkan oleh faktor perilaku, misalnya, merokok, makan kurang buah dan serat, kurang aktivitas fisik, minum alkohol, dan obesitas (kegemukan). Di samping itu, kanker juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan (karsinogen), seperti paparan agen fisik, kimia, dan jasat renik (bakteri, virus).

Penelitian dan pengembangan teknologi terapan farmasi dan kedokteran

adalah terkait dengan teknologi intervensi, baik untuk diagnosis maupun pengobatan terhadap suatu penyakit, termasuk di dalamnya kajian teknologi kesehatan (Health Technology Assessment) dan penelitian obat bahan alam. Pengembangan teknologi intervensi tersebut dapat dilaksanakan oleh lembaga riset pemerintah maupun swasta (industri farmasi dan obat bahan alam).

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - · PDF filepengorganisasian yang dipakai dalam pelayanan kesehatan. 11) ... Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja Dan Pelaporan ... Panitia Pembina Ilmiah

2

Penelitian dan pengembangan teknologi terapan gizi dan makanan terkait dengan teknologi intervensi gizi dan makanan dalam rangka meningkatkan status gizi dan juga menangani diet pada penyakit degeneratif. Pengembangan teknologi intervensi gizi menjadi sangat penting terkait dengan masih banyaknya dijumpai gizi buruk (kurang) pada balita, tapi juga meningkatnya gizi lebih di pihak lain (berat badan lebih dan obesitas). Pengembangan makanan fungsional (functional food) juga menjadi semakin penting dengan meningkatnya kejadian penyakit degeneratif (pendekatan nutrigenomik dan nutrigenetik).

Program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan yang tertuang dalam

Rencana Strategis Kementerian Kesehatan ditandai dengan 1) peningkatan kualitas penelitian dan pengembangan dan hasil penelitian yang dimanfaatkan oleh program, dan 2) jumlah penelitian dan pengembangan yang berorientasi Hak Atas Kekayaan Intelektual (HaKI). Sementara dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144 Tahun 2010 tentang Struktur Organisasi dan Tatalaksana Kementerian Kesehatan mengamanahkan Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik untuk melaksanakan penelitian dan pengembangan kesehatan serta menapis teknologi di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik.

Berbagai tantangan tersebut diatas perlu dipecahkan dalam program

penelitian dan pengembangan kesehatan (litbangkes) bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik. Program jangka panjang litbangkes teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik adalah meliputi: melaksanakan penelitian klinik, mengkoordinir penelitian klinik, membina penelitian klinik di seluruh rumah sakit. Dalam jangka pendek program yang akan dilaksanakan meliputi: pembuatan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Registrasi Penelitian Klinik, membuat proposal penelitian multicenter study, melengkapi community based reserach, penelitian klinik untuk penyakit menular, penelitian klinik untuk penyakit tidak menular, permintaan penelitian klinik dari pihak ketiga (sponsor, mitra kerja, dan industri farmasi).

Program jangka panjang dan jangka pendek tersebut perlu diterjemahkan

dalam rencana aksi kegiatan lebih terperinci. B. Pengertian

1) Rencana Aksi Kegiatan Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemilologi Klinik (Pusat TTK EK) merupakan rangkaian rencana kegiatan penelitian, pengembangan kesehatan dan penapisan teknologi kesehatan, serta penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinis di Pusat TTK EK periode 2011 – 2015.

2) Input: segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dan program dapat berjalan atau dalam rangka menghasilkan output, misalnya sumberdaya manusia, dana, material, waktu, teknologi, dan sebagainya

3) Output: segala sesuatu berupa barang/jasa (fisik dan/atau non fisik) sebagai

hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan dan program berdasarkan input yang digunakan

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - · PDF filepengorganisasian yang dipakai dalam pelayanan kesehatan. 11) ... Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja Dan Pelaporan ... Panitia Pembina Ilmiah

3

4) Outcome: segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya luaran kegiatan pada jangka menengah. Outcome merupakan ukuran seberapa jauh setiap produk jasa dapat memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat

5) Indikator kinerja: ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu kegiatan yang telah ditetapkan

6) Penelitian: adalah kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode ilmiah secara sistematis untuk memperoleh informasi, data, dan keterangan yang berkaitan dengan pemahaman dan pembuktian kebenaran atau ketidakbenaran suatu asumsi dan/atau hipotesis di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta menarik kesimpulan ilmiah bagi keperluan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

7) Pengembangan: adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang telah

terbukti kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, manfaat, dan aplikasi ilmu

pengetahuan dan teknologi yang telah ada, atau menghasilkan teknologi baru.

8) Penelitian dan pengembangan kesehatan: adalah kegiatan ilmiah yang

dilakukan menurut metode yang sistimatik untuk menemukan informasi ilmiah

dan/atau teknologi yang baru, membuktikan kebenaran atau ketidakbenaran

hipotesis sehingga dapat dirumuskan teori atau suatu proses gejala alam

dan/atau sosial di bidang kesehatan, dan dilanjutkan dengan menguji

penerapannya untuk tujuan praktis di bidang kesehatan

9) Teknologi: adalah cara atau metode serta proses atau produk yang

dihasilkan dari penerapan dan pemanfaatan berbagai disiplin ilmu

pengetahuan yang menghasilkan nilai bagi pemenuhan kebutuhan,

kelangsungan, dan peningkatan mutu kehidupan manusia

10) Teknologi kesehatan: berbagai intervensi yang digunakan untuk promosi

kesehatan, pencegahan, diagnosis, pengobatan, dan rehabilitasi penyakit. Hal ini mencakup obat, alat kesehatan, prosedur / tindakan, dan sistem pengorganisasian yang dipakai dalam pelayanan kesehatan.

11) Teknologi terapan kesehatan: adalah teknologi kesehatan yang akan atau sudah diaplikasikan pada manusia baik untuk promosi kesehatan, pencegahan, diagnosis, pengobatan, dan rehabilitasi penyakit.

12) Penelitian klinik: penelitian kesehatan yang melibatkan manusia sebagai subyek dalam rangka menemukan metode yang lebih baik untuk mengobati, mencegah, mendiagnosis, dan memahami penyakit manusia.

13) Penelitian epidemiologi klinik: penelitian yang menggunakan prinsip-prinsip epidemiologi dalam konteks klinik (pasien sebagai kelompok populasi).

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - · PDF filepengorganisasian yang dipakai dalam pelayanan kesehatan. 11) ... Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja Dan Pelaporan ... Panitia Pembina Ilmiah

4

C. Tujuan dan Manfaat Tujuan disusunnya Rencana Aksi Kegiatan Pusat TTKEK Tahun 2011-2015 adalah dalam rangka memberikan arah dan acuan semua unit struktural (bagian, sub-bagian, bidang, sub-bidang) dan fungsional (fungsional peneliti) di Pusat TTKEK dan Satker yang menjadi ampuan (Balai Gangguan Akibat Kekurangan Iodium dan Balai Litbang Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Tanah Bumbu) dalam mengelola kegiatan penelitian dan pengembangan kesehatan di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik. Dengan ditetapkannya Rencana Aksi Kegiatan Pusat TTKEK Tahun 2011-2015 ini akan bermanfaat sebagai alat manajemen, baik dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dari kegiatan Pusat TTKEK dalam periode lima tahun mendatang dan juga sebagai alat komunikasi kepada pemangku kepentingan (stakeholder) terkait tentang rencana kegiatan Pusat TTKEK dalam rangka mendapatkan dukungan dan kerja sama. D. Landasan Hukum dan Kebijakan Rencana Aksi Kegiatan Pusat TTK EK Tahun 2011-1015 direncanakan, diorganisasikan, dilaksanakan dan dievaluasi dengan landasan-landasan sebagai berikut.

1) Undang-Undang No. 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4219);

2) Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);

3) Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

4) Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1995 tentang Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3609);

5) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1109/Menkes/Per/IX/2007 tentang Penyelenggaraan Pengobatan Komplementer Alternatif di Fasilitas Pelayanan Kesehatan;

6) Peraturan Menteri Kesehatan No. 003/Menkes/Per/2010 tentang Saintifikasi Jamu Dalam Pelayanan Kesehatan;

7) Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 29 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja Dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

8) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1179A/Menkes/SK/X/1999 tentang Kebijakan Nasional Penelitian dan Pengembangan Kesehatan;

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - · PDF filepengorganisasian yang dipakai dalam pelayanan kesehatan. 11) ... Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja Dan Pelaporan ... Panitia Pembina Ilmiah

5

9) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1333/Menkes/SK/X/2002 tentang Persetujuan Penelitian Kesehatan Terhadap Manusia;

10) Keputusan Menteri Kesehatan No. 375 Tahun 2009 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun 2005-2025

11) Keputusan Menteri Kesehatan No. HK.03.01/60/I/2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014

12) Peraturan Menteri Kesehatan No. 1144/Menkes/Per/VII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan

13) DR. Dr. Trihono, MSc. (2011): Rencana Besar Pengembangan Badan Litbangkes, Jakarta.

14) Dr. Siswanto, MHP, DTM. (2011): Arah dan Kebijakan Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemidologi Klinik

E. Struktur Organisasi dan Tugas Pokok Fungsi

Dengan mengacu Peraturan Menteri Kesehatan Nomor:

1144/Menkes/Per/VII/2010 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, Struktur Organisasi Pusat TTK EK adalah sebagai berikut:

Gambar 1 Struktur Organisasi Pusat TTKEK

Kepala

Dr. Siswanto, MHP, DTM

Sub-bag KKU

Dra. Excalanti P

Sub-bag PKS

Junediyono, SKM, MKM

Bagian Tata Usaha

Drs. M Gozali, MM

Bidang TTK

DR. Dewi Permaesih Bidang EK

Dra. Lucie Widowati,

Sub-bidang TT F&K

Ully Adhi, Apt, M.Si

Sub-bidang TT G&M

DR. Fitrah Ernawati

Sub-bidang EK PM

Dr. Karyana, M.Kes

Sub-bidang EK PTM

Drg. Lelly A, M.Kes

KF

Peneliti

Panitia Pembina Ilmiah

(PPI) Pusat TTKEK TP2U

Pusat TTKEK

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - · PDF filepengorganisasian yang dipakai dalam pelayanan kesehatan. 11) ... Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja Dan Pelaporan ... Panitia Pembina Ilmiah

6

Tugas Pusat TTK EK: melaksanakan penelitian dan pengembangan kesehatan, serta menapis teknologi di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik. Fungsi Pusat TTK EK:

1. Penyiapan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian dan pengembangan kesehatan di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik;

2. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan kesehatan di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik;

3. Pelaksanaan pembinaan, koordinasi, dan fasilitasi teknis pelaksanaan penelitian dan pengembangan kesehatan di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik;

4. Pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan penelitian dan pengembangan kesehatan di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik; dan

5. Pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga Pusat .

Tugas Bagian Tata Usaha: melaksanakan penyusunan rencana, program, anggaran, pemantauan, evaluasi, laporan, dan tata usaha serta rumah tangga Pusat. Fungsi Bagian Tata Usaha:

1. Penyusunan rencana, program, anggaran, evaluasi dan penyusunan laporan; 2. Pelaksanaan kerja sama penelitian dan pengembangan dan pertemuan ilmiah

di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik; dan 3. Pelaksanaan urusan keuangan, kepegawaian, dan umum.

Tugas Sub Bagian Program dan Kerjasama (Sub Bagian PKS): melakukan penyusunan rencana, program, anggaran, pemantauan, evaluasi, dan penyusunan laporan, serta kerja sama penelitian dan pengembangan dan pertemuan ilmiah di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik, diseminasi, utilisasi, promosi hasil penelitian dan pengembangan, pengelolaan jaringan informasi ilmiah, serta pengelolaan laboratorium penunjang dan perpustakaan. Tugas Sub Bagian Keuangan, Kepegawaian, dan Umum (Sub Bagian KKU): melakukan urusan keuangan, kepegawaian, umum, tata persuratan, protokol, pelayanan pimpinan, rumah tangga, perlengkapan, penyiapan administrasi dan sarana penelitian dan pengembangan, dan gaji. Tugas Bidang Teknologi Terapan Kesehatan (Bidang TTK): melaksanakan penelitian, pengembangan, dan penapisan teknologi kesehatan serta penyiapan perumusan dan pelaksaan kebijakan di bidang teknologi terapan kesehatan meliputi farmasi, gizi, makanan, kedokteran klinik, pengkajian dan penapisan teknologi kesehatan (Health Technology Assessment), uji obat dan vaksin, dan uji obat bahan alam, serta bidang teknologi terapan kesehatan lainnya.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - · PDF filepengorganisasian yang dipakai dalam pelayanan kesehatan. 11) ... Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja Dan Pelaporan ... Panitia Pembina Ilmiah

7

Fungsi Bidang Teknologi Terapan Kesehatan:

1. Pelaksanaan penelitian, pengembangan, dan penapisan teknologi kesehatan, serta penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang teknologi terapan farmasi dan kedokteran

2. Pelaksanaan penelitian, pengembangan, dan penapisan teknologi kesehatan, serta penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang teknologi gizi dan makanan

Tugas Sub Bidang Teknologi Terapan Farmasi dan Kedokteran (Sub Bidang TT FK) : melakukan penelitian, pengembangan, dan penapisan teknologi kesehatan, serta menyiapkan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang obat, bahan obat, obat tradisional, kosmetika, perbekalan kesehatan, dan kedokteran klinik. Tugas Sub Bidang Teknologi Terapan Gizi dan Makanan (Sub Bidang TT GM): melakukan penelitian, pengembangan, dan penapisan teknologi kesehatan serta penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang gizi dan makanan. Tugas Bidang Epidemiologi Klinik (Bidang EK): melaksanakan penelitian, pengembangan dan penapisan teknologi kesehatan, serta penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang epidemiologi klinik penyakit menular dan penyakit tidak menular serta epidemiologi klinik lainnya. Fungsi Bidang Epidemiologi Klinik :

1. Pelaksanaan penelitian, pengembangan, dan penapisan teknologi kesehatan, serta penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang epidemiologi klinik penyakit menular

2. Pelaksanaan penelitian, pengembangan, dan penapisan teknologi kesehatan serta penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang epidemiologi klinik penyakit tidak menular

3. Pelaksanaan penelitian, pengembangan, dan penapisan teknologi kesehatan serta penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang epidemiologi klinik lainnya

Tugas Sub Bidang Epidemiologi Klinik Penyakit Menular (Sub Bidang EK PM): melakukan penelitian, pengembangan dan penapisan teknologi kesehatan, serta penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penyakit menular.

Tugas Sub Bidang Epidemiologi Klinik Penyakit Tidak Menular (Sub Bidang EK PTM): melakukan penelitian, pengembangan dan penapisan teknologi kesehatan, serta penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penyakit tidak menular.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - · PDF filepengorganisasian yang dipakai dalam pelayanan kesehatan. 11) ... Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja Dan Pelaporan ... Panitia Pembina Ilmiah

8

Di samping itu, Pusat TTKEK, sebagai lembaga penelitian dan pengembangan, juga mempunyai struktur ad-hoc yakni:

1. Panitia Pembina Ilmiah (PPI) Tugas Panitia Pembina Ilmiah Pusat TTK EK adalah sebagai berikut:

a) Memberikan masukan kepada Kepala Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik tentang prioritas dan kualitas penelitian pengembangan bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik

b) Memberikan saran dalam penyusunan rencana program dan kerjasama penelitian dan pengembangan Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik serta pengembangan kemampuan institusi

c) Melakukan seleksi dan menilai usulan penelitian sesuai dengan kriteria pedoman yang telah ditentukan dan memberikan saran perbaikan sebagai masukan untuk Kepala Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik

d) Melakukan pembinaan penelitian dari proposal, pelaksanaan penelitian, hingga penyusunan laporan akhir

e) Memberikan saran-saran perbaikan terhadap laporan hasil penelitian, penyebarluasan hasil penelitian termasuk dalam seminar hasil penelitian dan publikasi

f) Membina peneliti melalui seminar, diskusi ilmiah, kursus, perumusan pedoman dan lain sebagainya.

g) Memupuk lingkungan kehidupan ilmiah

2. Tim Penilai Peneliti Unit (TP2U) Tugas Tim Penilai Peneliti Instansi Pusat TTK EK adalah sebagai berikut:

a) Membantu para peneliti dalam proses penilaian dan perhitungan angka kredit jabatan fungsional

b) Memberikan saran perbaikan kepada para peneliti dalam proses penilaian dan perhitungan angka kredit jabatan fungsional

c) Memberikan penjelasan kepada para peneliti tentang Angka Kredit Jabatan Fungsional Peneliti

d) Melaporkan hasil kerjanya kepada Kepala Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik

e) Mengecek kebenaran artikel/tulisan yang diajukan f) Mengingatkan/memberi peringatan pada peneliti yang angka kreditnya

akan habis sesuai batas waktu yang ditentukan

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - · PDF filepengorganisasian yang dipakai dalam pelayanan kesehatan. 11) ... Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja Dan Pelaporan ... Panitia Pembina Ilmiah

9

BAB II

PERKEMBANGAN DAN MASALAH

A. Perkembangan dan masalah penelitian dan pengembangan kesehatan di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik

Sebagaimana tertuang dalam No. 1144/Menkes/Per/VII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik terdiri dari teknologi terapan farmasi dan kedokteran, teknologi terapan gizi dan makanan, epidemiologi klinik penyakit menular, dan epidemiologi klinik penyakit tidak menular.

Bidang penelitian dan pengembangan teknologi terapan kesehatan meliputi teknologi farmasi, gizi, makanan, kedokteran klinik, pengkajian dan penapisan teknologi kesehatan (Health Technology Assessment), uji obat dan vaksin, dan uji obat bahan alam, serta bidang teknologi terapan kesehatan lainnya.

Arah pengembangan teknologi farmasi adalah kemandirian obat, khususnya terkait dengan pengobatan penyakit malaria, HIV/AIDS, dengue, avian influenza, tuberculosis, kanker, diabetes mellitus, hipertensi, dan penyakit degeneratif lainnya. Teknologi gizi dan makanan diarahkan pada penanganan gizi buruk/kurang balita, pananganan gizi pada penyakit degeneratif (kanker, diabetes mellitus, jantung koroner, asam urat, dan lain-lain) melalui pendekatan nutrigenomik dan nutrigenetik.

Arah penelitian dan pengembangan kedokteran klinik adalah pada perbaikan manajemen kasus dan penyusunan algoritma klinik penyakit-penyakit dengan burden of disease tinggi sesuai dengan konteks Indonesia. Pengkajian dan penapisan teknologi kesehatan akan diarahkan pada penanganan penyakit-penyakit yang bebannya tinggi serta berpengaruh pada pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs), seperti kesehatan ibu, kesehatan anak, penyakit tuberkulosis, dan penyakit malaria.

Uji obat dilakukan pada obat pengembangan dalam negeri maupun obat perusahaan farmasi asing sepanjang menguntungkan Indonesia. Uji vaksin diarahkan pada penyakit menular yang menjadi prioritas, misalnya dengue, tuberkulosis, rota virus, dan avian influenza.

Uji obat bahan alam diarahkan pada obat/tanaman asli Indonesia untuk menanggulangi penyakit-penyakit degeneratif dengan beban tinggi (diabetes mellitus, hipertensi, hiperkolesterolemia, hiperurisemia, rematik, dispepsia, kanker dan lainnya). Uji obat bahan alam diarahkan pada pembuktian keamananan dan kemanfaatan dalam rangka meningkatkan akses obat bahan alam yang murah kepada masyarakat (jamu generik / komunitas).

B. Analisis SWOT Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi

Klinik

Dalam analisis SWOT, pada dasarnya kita melihat kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) dari organisasi Pusat TTKEK yang ada sekarang (existing), dan melihat kesempatan (opportunities) dan ancaman (threats) dari lingkungan yang ada.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - · PDF filepengorganisasian yang dipakai dalam pelayanan kesehatan. 11) ... Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja Dan Pelaporan ... Panitia Pembina Ilmiah

10

1. Kekuatan (strengths) Berbagai kekuatan Pusat TTKEK yang di punyai adalah:

a) Sumber daya manusia yang ada dengan pendidikan S3 sebanyak 11 orang, S2 sebanyak 42 orang, S1 sebanyak 47 orang, dan D3 sebanyak 13 orang.

b) Laboratorium Terpadu di Bogor. Adanya Laboratorium Terpadu di Bogor, yang terdiri dari Laboratorium Biokimia, Laboratorium Fisiologi, akan sangat mendukung penelitian di bidang teknologi terapan kesehatan (teknologi farmasi dan gizi).

c) Klinik gizi di Komplek Pusat TTKEK Bogor Adanya Klinik Gizi di Pusat TTKEK Bogor akan dapat dimanfaatkan untuk penelitian di bidang penanganan gizi buruk, gizi klinik penyakit degeneratif (diabetes mellitus, hipertensi, hiperurisemia, hiperkolesterolemia, dyspepsia, kanker, dan lainnya)

d) Gedung Pelatihan di Komplek Pusat TTKEK Bogor Adanya Gedung Pelatihan di Pusat TTKEK Bogor dapat dimanfaatkan untuk sarana pendukung dalam peningkatan kapasitas SDM baik peneliti maupun staf non-peneliti

e) Laboratorium hewan coba di Komplek Pusat TTKEK Bogor Adanya Laboratorium Hewan Coba di Pusat TTKEK Bogor akan dapat digunakan dalam uji pre-klinik obat kovensional, obat bahan alam, maupun gizi makro, dan gizi mikro.

f) Kantor Pusat TTKEK di Jakarta Adanya Kantor Pusat TTKEK di Jakarta, yang rencananya akan menempati Gedung Lantai 1 dan 2 Eks Puslitbang Biomedis dan Farmasi serta Lantai 3 Eks Gedung NAMRU, akan sangat membantu struktural dan peneliti Pusat TTKEK Jakarta, dalam menjalankan pekerjaannya sehari-hari.

2. Kelemahan (weaknesses)

a) Terbaginya struktural substansi Bogor dan Jakarta

Dengan terbaginya baik struktural dan fungsional di Bogor dan Jakarta akan menyulitkan dalam komunikasi dan koordinasi

b) Ruang lingkup baru penelitian klinis dan epidemiologi klinik Dengan adanya ruang lingkup penelitian yang baru, yakni penelitian klinis dan epidemiologi klinis, di mana SDM peneliti yang ada adalah dari eks Puslitbang Gizi dan Makanan serta dari eks Puslitbang Biomedis dan Farmasi, maka diperlukan tools metodologi riset baru, misalnya, Good Clinical Practice (Cara Uji Klinik yang Baik), Best Practice of Clinical Research (Metodologi Penelitian Klinis), Randomized Controlled Trial, dan sebagainya.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - · PDF filepengorganisasian yang dipakai dalam pelayanan kesehatan. 11) ... Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja Dan Pelaporan ... Panitia Pembina Ilmiah

11

c) Kepakaran yang tidak sesuai

Dengan perubahan tupoksi Pusat TTKEK menjadi penelitian dan pengembangan di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik, maka terjadi kesenjangan kepakaran antara kepakaran yang seharusnya (normative) dan kepakaran yang ada (existing).

d) Tidak mempunyai rumah sakit penelitian

Dengan perubahan tupoksi Pusat TTKEK menjadi penelitian dan pengembangan di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik, maka seharusnya Pusat TTKEK harus mempunyai rumah sakit penelitian (research hospital). Namun, Pusat TTKEK tidak mempunyai rumah sakit penelitian.

e) Tidak mempunyai laboratorium Pharmacokinetics/farmakokinetik (PK), Pharmacodynamics/farmakodinamik (PD), Patologi Klinik, dan Patologi Anatomi (Histopatologi). Dengan perubahan tupoksi Pusat TTKEK menjadi penelitian dan pengembangan di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik, maka seharusnya Pusat TTKEK mempunyai laboratorium farmakokinetik, farmakodinamik, Patologi Klinik, dan Patologi Anatomi (Histopatologi).

3. Peluang (opportunities)

a) Jejaring rumah sakit pendidikan dan rumah sakit penelitian Karena Pusat TTKEK tidak mempunyai rumah sakit penelitian sendiri, maka sebagai laboratorium penelitian klinis, Pusat TTKEK dapat mengembangkan jejaring penelitian klinis dengan rumah sakit pendidikan (teaching hospital) dan rumah sakit penelitian (RS Soelianti Saroso, RS Kanker Darmais)

b) Jejaring Fakultas Kedokteran Dalam rangka meningkatkan kompetensi para peneliti Pusat TTKEK, maka perlu dibangun aliansi dengan peneliti dari Perguruan Tinggi, khususnya Fakultas Kedokteran.

c) Jejaring ICE-EBM Network Jejaring Indonesian Clinical Epidemiology and Evidence-Based Medicine Network (ICE-EBM Network) dapat digunakan sebagai mitra dalam melakukan penelitian klinis, epidemiologi klinis, maupun kajian HTA.

d) Jejaring SEA-ICRN Jejaring South East Asia Infectous Disease Clinical Research Network (SEA-ICRN) dapat pula digunakan sebagai mitra dalam penelitian klinis penyakit infeksi, khususnya malaria, tuberkulosis, influenza, HIV/AIDS, dengue, dan sebagainya.

e) Kerjasama Bilateral dengan NIH (NIAID) Kerjasama bilateral Indonesian Network of Infectious Diseases Clinical Research dengan National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID-

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - · PDF filepengorganisasian yang dipakai dalam pelayanan kesehatan. 11) ... Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja Dan Pelaporan ... Panitia Pembina Ilmiah

12

NIH) dapat digunakan sebagai mitra dalam penelitian penyakit infeksi di Indonesia.

f) Kerjasama dengan Perusahaan Farmasi Nasional Kerjasama dengan Perusahaan Farmasi Nasional dapat dimanfaatkan dalam rangka pengembangan kemandirian obat untuk penyakit prioritas maupun pengembangan obat bahan alam (obat asli Indonesia)

g) Kerjasama dengan Contract Research Organization Kerjasama dengan Organisasi Riset Kontrak (CRO) dapat digunakan sebagai mitra dalam uji klinis obat baru, sehingga terdapat kemanfaatan untuk pasien dan peneliti Indonesia.

4. Ancaman (threats)

a) Penyalahguanaan spesimen

Perjanjian Alih Spesimen (Material Transfer Agreement) menjadi sangat penting dalam rangka melindungi kepentingan Indonesia agar spesimen tidak disalahgunakan untuk kepentingan yang menghasilkan keuntungan oleh pihak lain.

b) Masalah etika penelitian klinis Penelitian klinis maupun uji klinis intervensi baru terhadap suatu penyakit memerlukan etika penelitian klinis yang kokoh. Apabila etika penelitian klinis tidak dijunjung tinggi maka dikhawatirkan akan merugikan subyek penelitian.

c) Biosafety dan Biosecurity Pemeriksaan spesimen manusia, khususnya yang sifatnya infeksius, harus memperhatikan prinsip-prinsip biosafety dan biosecurity.

C. Isu Strategis Dari perkembangan masalah penelitian dan pengembangan di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik dan analisis SWOT organisasi Pusat TTKEK, maka dapat dirumuskan isu strategis, sebagai berikut:

1) Perlu ditingkatkan penelitian dan pengembangan dalam rangka menemukan inovasi intervensi baik dalam promosi kesehatan, pencegahan, diagnosis, pengobatan, dan rehabilitasi, penyakit menular prioritas (malaria, HIV/AIDS, dengue, avian influenza, tuberkulosis), penyakit tidak menular prioritas (stroke, diabetes mellitus, kanker, hiperkolesterolemia, hipertensi, rematik, hiperurisemia, asthma, PPOM).

2) Perlu ditngkatkan penelitian dan pengembangan epidemiologi klinik dalam rangka memberikan identifikasi beban penyakit, pencegahan, diagnosis, dan pengobatan penyakit menular prioritas (malaria, HIV/AIDS, dengue, avian influenza, tuberkulosis), penyakit tidak menular prioritas (stroke, diabetes mellitus, kanker, hipertensi, rematik, hiperkolesterolemia, hiperurisemia, asthma, PPOM).

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - · PDF filepengorganisasian yang dipakai dalam pelayanan kesehatan. 11) ... Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja Dan Pelaporan ... Panitia Pembina Ilmiah

13

3) Perlu ditingkatkan penelitian dan pengembangan dalam rangka penemuan obat baru, obat bahan alam baru, untuk pencegahan, diagnosis, dan pengobatan penyakit menular prioritas (malaria, HIV/AIDS, dengue, avian influenza, tuberkulosis), penyakit tidak menular prioritas (stroke, diabetes mellitus, kanker, hipertensi, rematik, hiperkolesterolemia, hiperurisemia, asthma, PPOM).

4) Perlu ditingkatkan dan dikembangkan penelitian dan pengembangan teknologi terapan gizi dan makanan dalam rangka penanganan gizi buruk / kurang balita dan penanganan penyakit degeneratif (stroke, diabetes mellitus, kanker, hipertensi, hiperkolesterolemia, rematik, hiperurisemia, asthma, PPOM).

5) Perlu dikembangkan kajian teknologi kesehatan (HTA) pada intervensi pengobatan penyakit-penyakit prioritas, khususnya penanganan penyakit yang mendukung pencapaian MDGs dan penyakit dengan beban tinggi (burden of diseases tinggi).

6) Untuk menjalankan tupoksi Pusat TTKEK (penelitian teknologi terapan dan epidemiologi klinis) perlu dikembangkan laboratorium penunjang, seperti farmakokinetik, farmakodinamik, patologi klinik, dan patologi anatomi (histopatologi).

7) Untuk melakukan penelitian klinis, maka perlu dikembangkan rumah sakit penelitian (research hospital).

8) Untuk mengeliminasi kesenjangan kepakaran di Pusat TTKEK dengan tupoksi baru, maka perlu ditingkatkan kapasitas peneliti terkait substansi penelitian klinis dan epidemiologi klinis, baik melalui diklat maupun jenjang sekolah S2 dan S3. Dan, tidak menutup kemungkinan akan dilibatkan peneliti ad hoc yang berasal dari berbagai lembaga riset lainnya.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - · PDF filepengorganisasian yang dipakai dalam pelayanan kesehatan. 11) ... Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja Dan Pelaporan ... Panitia Pembina Ilmiah

14

BAB III VISI, MISI, NILAI DAN SASARAN

A. Visi

Menjadi institusi unggulan penelitian dan pengembangan kesehatan di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik

B. Misi

1. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan melalui penelitian teknologi

terapan kesehatan dalam bidang kedokteran dan farmasi.

2. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan melalui penelitian teknologi terapan kesehatan dalam bidang gizi dan makanan.

3. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan melalui penelitian dan epidemiologi klinis penyakit menular dan penyakit tidak menular.

4. Menjadikan Badan Litbangkes menjadi koordinator jejaring penelitian klinis di Indonesia melalui Pusat TTKEK.

5. Menjadikan Indonesia sebagai salah satu simpul (hub) penelitian klinis di Asia Tenggara

C. Nilai

1. Kejujuran Dalam membuktikan kebenaran dan ketidakbenaran dari suatu pengetahuan atau teknologi intervensi, maka peneliti harus menjunjung tinggi nilai kejujuran.

2. Etika Sebagai peneliti harus menjunjung tinggi etika dalam berinteraksi antar peneliti dan etika didalam melaksanakan penelitian.

3. Kebaruan Sebagai peneliti harus mampu menemukan kebaruan (novelty) dalam hal pengetahuan baru maupun teknologi baru.

4. Inovatif Sebagai peneliti harus mampu mencari terobosan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

5. Kaidah ilmiah Sebagai peneliti harus menjunjung tinggi kaidah-kaidah ilmiah dalam rangka menjaga mutu hasil penelitian.

6. Inkonvensional Dalam rangka menemukan teknologi terobosan perlu cara berfikir yang diluar dari biasanya (inkonvensional).

Page 15: BAB I PENDAHULUAN - · PDF filepengorganisasian yang dipakai dalam pelayanan kesehatan. 11) ... Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja Dan Pelaporan ... Panitia Pembina Ilmiah

15

7. Aplikatif

Hasil-hasil penelitian harus dapat diterapkan untuk memperkuat sistem kesehatan dan meningkatkan mutu pelayanan oleh pengguna (klien).

D. Sasaran 1. Tercapainya penelitian yang menyiapkan teknologi tepat guna untuk

terapan obat konvensional dan obat bahan alam

2. Tercapaianya penelitian yang menyiapkan teknologi tepat guna untuk terapan gizi dan makanan

3. Tercapainya penelitian yang menyiapkan epidemiologi klinik penyakit menular

4. Tercapaianya penelitian yang menyiapkan epidemiologi klinik penyakit tidak menular

5. Terbentuknya focal point penelitian klinis oleh Badan Litbangkes dengan pengembangan National Clinical Research Registry

6. Terbangunnya sistem jejaring penelitian klinis dengan rumah sakit pendidikan dan rumah sakit pemerintah di bawah koordinasi Badan Litbangkes

7. Terciptanya budaya penelitian (research culture) di antara klinisi rumah sakit sebagai peneliti ad-hoc untuk penelitian klinis

8. Terbangunnya sistem yang memudahkan penelitian klinis, baik yang bersifat sponsor initiated clinical research mapun researcher initiated clinical research.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN - · PDF filepengorganisasian yang dipakai dalam pelayanan kesehatan. 11) ... Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja Dan Pelaporan ... Panitia Pembina Ilmiah

16

BAB IV

RENCANA KEGIATAN 2011-2015 A. Tujuan

Meningkatnya penelitian dan pengembangan di bidang teknologi terapan

kesehatan dan epidemiologi klinik yang ditandai dengan peningkatan jumlah produk/model intervensi/prototipe/standar/formula dan publikasi ilmiah di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik (TTKEK).

B. Strategi

1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM 2. Meningkatkan sarana dan prasarana litbang TTK EK 3. Meningkatnya kemampuan institusi litbang TTK EK 4. Menghasilkan produk/model intervensi/prototipe/standar/formula di bidang

TTK EK 5. Meningkatkan diseminasi dan pemanfaatan hasil litbang TTK EK 6. Mengembangkan jejaring penelitian klinis dan registrasi penelitian klinis 7. Menjadi focal point penelitian klinis

C. Kebijakan Operasional

Mendorong terciptanya iklim yang mendukung peningkatan kemampuan institusi untuk menghasilkan produk, mengembangkan jejaring penelitian dan registrasi penelitian klinis serta penyebarluasan dan pemanfaatan produk sehingga Pusat TTK EK menjadi focal point penelitian klinis di indonesia.

D. Program

Sesuai dengan Rencana Strategi Kementerian Kesehatan Tahun 2010 -2014,

Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik akan melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan serta publikasi hasil penelitian, di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidmemiologi klinik. Target yang akan dilakukan tiap tahun meliputi:

Tabel 4.1

Target Kinerja Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik

No Program Output Indikator Target

2010 2011 2012 2013 2014 1 Penelitian dan

Pengembangan Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik

Meningkatnya penelitian dan pengembangan di bidang Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik

1. Jumlah produk/model intervensi/prototipe/standar/formula di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik

9

8 8 8 8

2. Jumlah publikasi ilmiah di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik yang dimuat pada media cetak dan elektronik: a. Nasional b. Internasional

6 2

10 2

13 2

13 2

17 2

Page 17: BAB I PENDAHULUAN - · PDF filepengorganisasian yang dipakai dalam pelayanan kesehatan. 11) ... Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja Dan Pelaporan ... Panitia Pembina Ilmiah

17

Target indikator tersebut akan dicapai dengan kegiatan sebagai berikut:

1. Penelitian dan Pengembangan

a) Bidang Kajian Teknologi Terapan Kesehatan

Bidang Teknologi Terapan Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan penelitian, pengembangan, dan penapisan teknologi kesehatan serta penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang teknologi terapan kesehatan meliputi farmasi, gizi, makanan, kedokteran klinik, pengkajian dan penapisan teknologi kesehatan (Health Technology Assessment), uji obat dan vaksin, dan uji obat bahan alam, serta bidang teknologi terapan kesehatan lainnya.

Bidang Kajian Teknologi Terapan Kesehatan terdiri atas:

1) Bidang Kajian Teknologi Terapan Farmasi dan Kedokteran (TT FK)

Subbidang Teknologi Terapan Farmasi dan Kedokteran mempunyai tugas melakukan penelitian, pengembangan dan penapisan teknologi kesehatan, serta penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang obat, bahan obat, obat tradisional, kosmetika, perbekalan kesehatan, dan kedokteran klinik. Berikut di bawah ini bagan tentang strategi pendekatan penelitian dan pengembangan Sub Bidang TT FK dan termasuk sub-bidang lainnya.

Gambar 2 Pendekatan Metodologi Penelitian dan Pengembangan (R&D)

di Pusat TTKEK

Page 18: BAB I PENDAHULUAN - · PDF filepengorganisasian yang dipakai dalam pelayanan kesehatan. 11) ... Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja Dan Pelaporan ... Panitia Pembina Ilmiah

18

Area penelitian dan pengembangan yang termasuk kedalam sub bidang teknologi terapan farmasi dan kedokteran, yakni: farmasi klinis, kedokteran klinis, health technology assessment, uji obat dan vaksin, uji obat bahan alam serta bidang teknologi terapan kesehatan lainnya. Penyakit infeksi masih merupakan ancaman global, dan masih menjadi penyebab kematian yang besar di negara berkembang utamanya di Indonesia. Dalam konteks penyakit infeksi, ruang lingkup penelitiannya mencakup upaya pencegahan (promotif dan preventif), diagnosis dini (early diagnosis), pengobatan (therapy), dan upaya rehabilitatif (rehabillitative), serta pendekatan kesehatan masyarakat. Masalah penyakit menular yang menjadi fokus Kementrian Kesehatan adalah malaria, HIV/AIDS, dengue, Influenza (avian influenza), tuberkulosis dan beberapa neglected diseases. Fokus litbang di bidang teknologi farmasi dan kedokteran adalah pengembangan diagnosis kit dan modalitas terapi yang efektif, aman, dan murah (baik obat modern maupun obat bahan alam), serta perbaikan manajemen kasus. Penggunaan antimikroba secara masif dan irasional dapat menyebabkan masalah yang lebih besar yakni resistensi antimikroba. Penemuan senyawa antimikroba baru tidak secepat perkembangan mikroba-mikroba yang resisten. Berbagai upaya dilakukan untuk mencegah cepatnya pertumbuhan bakteri resisten. WHO telah mencanangkan aksi “combat antimicrobial resistance” sebagai tema pada Hari Kesehatan Dunia di tahun 2011. Hal ini untuk menggugah para stakeholders, perencana serta penentu kebijakan, para tenaga kesehatan (dokter, apoteker, perawat, dll), masyarakat serta industri farmasi untuk menyadari pentingnya menjaga kelangsungan penggunaan antimikroba. Masalah penyakit malaria sudah dapat diatasi dengan obat anti malaria. Arah pengembangan pemberantasan malaria adalah dengan menggunakan terapi kombinasi artemisinin (artemisinin combination theraphy). Namun sediaan obat anti malaria yang tersedia dipasaran dalam bentuk tablet untuk pasien dewasa. Selama ini dosis obat anti malaria untuk pasien anak adalah dengan melakukan pengurangan dosis dengan cara melakukan pemotongan maupun penggerusan tablet yang disesuaikan dosisnya terhadap berat badan anak. Praktik ini memunculkan masalah baru yakni ketidaktepatan dosis anti malaria untuk pasien anak. Dari semua kondisi bentuk sediaan obat anti malaria untuk pasien anak, belum ada sediaan yang tepat dapat memberikan keuntungan menyeluruh dalam pengobatan penyakit malaria pada pasien anak-anak. HTA memainkan peranan penting dalam melakukan pengkajian menyeluruh dengan memberikan dukungan bukti-bukti ilmiah kedokteran terkini yang mempertimbangkan kinerja teknologi, efikasi, efektifitas, keamanan klinis, dampak ekonomis, efisiensi, etika sosial dan legal. Hasil kajian dari suatu teknologi kesehatan sangat berguna untuk memberikan masukan bagi pembuat keputusan dan menyusun kebijakan kesehatan baik di tingkat pusat maupun daerah.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN - · PDF filepengorganisasian yang dipakai dalam pelayanan kesehatan. 11) ... Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja Dan Pelaporan ... Panitia Pembina Ilmiah

19

Kesemua topik tersebut terangkum dalam suatu rencana aksi peneltiian dan pengembangan di Pusat TTK EK khususnya sub bidang teknologi terapan farmasi dan kedokteran.

2) Bidang Kajian Teknologi Terapan Gizi dan Makanan

Subbidang Teknologi Terapan Gizi dan Makanan mempunyai tugas melakukan penelitian, pengembangan dan penapisan teknologi kesehatan, serta penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang gizi dan makanan. Ruang lingkupnya adalah individu sakit dengan metode yang digunakan adalah epidemiologi klinik dan uji klinis untuk menghasilkan produk berupa teknologi, tatalaksana, sistem dan pedoman. Program Sub Bidang ini adalah 1) memformulasikan dan mengembangkan tatalaksana, intervensi gizi makro dan mikro, makanan terapi dan fungsional dan uji klinis untuk balita malnutrisi 2) pengaturan diit dan pengembangan pangan fungsional pada balita, dewasa dan usia lanjut yang menderita penyakit menular dan tidak menular yang dirawat di rumah sakit dan puskesmas, dan 3) deteksi dini balita stunting.

b) Bidang Kajian Epidemiologi Klinik Mempunyai tugas melaksanakan penelitian, pengembangan dan penapisan

teknologi kesehatan, serta penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebiijakan di bidang epidemiologi klinik penyakit menular dan penyakit tidak menular serta epidemiologi klinik lainnya.

Bidang Kajian Epidemiologi Klinik terdiri dari:

1) Bidang Kajian Epidemiologi Klinik Penyakit Menular (EK PM)

Sub bidang Epidemiologi Klinik Penyakit Menular mempunyai tugas melakukan penelitian, pengembangan dan penapisan teknologi kesehatan, serta penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penyakit menular langsung dan penyakit bersumber binatang. Penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan (berpindah dari orang yang satu ke orang yang lain, baik secara langsung maupun melalui perantara). Penyakit menular ini ditandai dengan adanya (hadirnya) agen atau penyebab penyakit yang hidup dan dapat berpindah.

Suatu penyakit dapat menular dari orang yang satu kepada yang lain ditentukan oleh 3 faktor tersebut diatas, yakni : a. Agen (penyebab penyakit) b. Host (induk semang) c. Route of transmission (jalannya penularan) Ruang lingkup pada Sub Bidang EK PM adalah:

Page 20: BAB I PENDAHULUAN - · PDF filepengorganisasian yang dipakai dalam pelayanan kesehatan. 11) ... Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja Dan Pelaporan ... Panitia Pembina Ilmiah

20

a. Uji diagnostic b. Riwayat penyakit dan prognosis c. Efektifitas pengobatan

2) Bidang Kajian Epidemiologi Klinik Penyakit Tidak Menular (EK PTM)

Sub bidang EK PTM mempunyai tugas melakukan penelitian, pengembangan dan penapisan teknologi kesehatan, serta penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penyakit tidak menular. Penyakit Tidak Menular adalah penyakit kronik atau menahun, merupakan penyakit degeneratif, dan seringkali disebut New communicable disease karena dianggap dapat menular melalui gaya hidup, misalnya menyangkut pola makan, kehidupan seksual dan lainnya. Intinya atau subtansinya dalam epidemiologi penyakit tidak menular adalah ditemukannya faktor resiko sebagai faktor penyebab.

Ruang lingkup pada Sub Bidang EK PTM adalah:

a. Uji diagnostic b. Riwayat penyakit dan prognosis c. Efektifitas pengobatan (RCT)

2. Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)

Kegiatan pengembangan sumber daya manusia bertujuan untuk meningkatkan kapabilitas dan kompetensi sumber daya manusia Pusat TTK EK. Adapun kegiatan pengembangan SDM meliputi:

a. Pendidikan lanjutan regular/ non regular b. Pelatihan peningkatan kualitas SDM c. Rekruitmen pegawai baru d. Pertemuan ilmiah dalam dan luar negeri

Gambar 3

Pembinaan Peneliti Yunior

Page 21: BAB I PENDAHULUAN - · PDF filepengorganisasian yang dipakai dalam pelayanan kesehatan. 11) ... Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja Dan Pelaporan ... Panitia Pembina Ilmiah

21

3. Pengembangan sarana dan prasarana Pengembangan sarana dan prasana bertujuan untuk menunjang berbagai kegiatan, meningkatkan kinerja pegawai Pusat TTK EK dalam rangka pencapaian visi misi Pusat TTK EK.

Gambar 4 Proses Pembangunan Gedung Pusat TTK EK Jakarta

Adapun kegiatan pengembangan sarana dan prasarana meliputi:

a. Pengadaan alat laboratorium b. Perbaikan alat laboratorium c. Pengembangan klinik gizi dan klinik penyakit d. Penyusunan standard/ pedoman

Gambar 5 Laboratorium Vitamin A

Page 22: BAB I PENDAHULUAN - · PDF filepengorganisasian yang dipakai dalam pelayanan kesehatan. 11) ... Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja Dan Pelaporan ... Panitia Pembina Ilmiah

22

4. Manajemen Litbang Manajemen litbang dilakukan untuk meningkatan kemampuan Pusat TTK EK. Kegiatan manajemen litbang meliputi:

a. Penyusunan Rencana Aksi Kegiatan b. Penyusunan road map penelitian c. Penyusunan proposal dan protokol penelitian d. Pelaksanaan penelitian e. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan penelitian f. Seminar hasil penelitian g. Pembentukan Balai Gizi di Bogor

5. Penyebarluasan hasil litbang

Hasil-hasil penelitian diupayakan untuk dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh pengguna, pihak swasta maupun masyarakat luas yang berkepentingan. Kegiatan yang dilakukan dalam rangka penyebarluasan hasil litbang melalui:

- Publikasi hasil riset nasional dan internasional - Distribusi informasi hasil penelitin kepada stakeholders dan masyarakat

- Penyelenggaraan pameran Pusat TTK EK - Seminar dan round table discussion dengan pengguna (penentu

kebijakan dan pemberi pelayanan kesehatan)

6. Pengembangkan jejaring dan registrasi penelitian klinis Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Pusat TTK EK berkerjasama dengan unit-unit kerja lain di lingkungan Kementerian Kesehatan RI, Kementerian lain, lembaga non-kementrian, perguruan tinggi negeri maupun swasta, serta lembaga lain yang bergerak dalam bidang kesehatan, dan gizi klinis (clinical nutrition), health technology assessment dan unit kerja lain, baik pada tingkat nasional, regional, maupun internasional.

7. Menjadikan Pusat TTK EK sebagai focal point penelitian klinis Pusat TTK EK berperan sebagai koordinator dan pembina penelitian klinis yang dilakukan oleh berbagai lembaga penelitian (fakultas kedokteran, fakultas kedokteran gigi, fakultas farmasi, rumah sakit, dan lembaga riset lainnya).

E. Kegiatan 1. Penelitian dan Pengembangan

a) Bidang Kajian TT FK Fokus dan area penelitan di bidang teknologi terapan farmasi dan kedokteran adalah

1) Reformulasi obat anti malaria untuk anak 2) Health Technology Assessment 3) Resistensi antimikroba 4) Uji klinik obat-obat program dan diagnostik baru 5) Saintifikasi jamu

Page 23: BAB I PENDAHULUAN - · PDF filepengorganisasian yang dipakai dalam pelayanan kesehatan. 11) ... Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja Dan Pelaporan ... Panitia Pembina Ilmiah

23

Fokus dan area penelitian di bidang teknologi terapan farmasi dan

kedokteran tidak bersifat mutually exclusive dengan bidang lainnya.

Dengan adanya irisan bidang ilmu dan dan kepakaran dengan bidang

lainnya, maka tidak menutup kemungkinan kerjasama penelitian dan

pengembangan lintas sub bidang, bahkan lintas bidang ilmu.

b) Bidang Kajian TT GM Fokus dan area penelitian bidang teknologi terapan gizi dan makanan adalah

1) Memformulasikan tata laksana obesitas, gizi kurang pada balita 2) Mengembangkan dan menguji formula makanan terapi untuk

mencegah dan mengatasi balita gizi buruk 3) Uji klinis suplemen gizi untuk mengatasi gizi buruk 4) Uji klinis makanan fungsional yang berbasis flavonoid untuk

mengatasi masalah penyakit degeneratif 5) Pengaturan diit untuk penderita penyakit degeneratif dan obesitas 6) Mempelajari dampak pasca rehabilitasi rawat jalan pada balita gizi

buruk 7) Deteksi dini kejadian balita stunting sejak janin dalam kandungan,

dan pengembangan metode intervensi.

c) Bidang Kajian EK PM Fokus dan area bidang epidemiologi klinik penyakit menular adalah:

Pada penyakit malaria meliputi: monitoring efikasi obat anti malaria, model intervensi penggunaan ACT dalam rangka eliminasi malaria, studi penularan Plasmodium Knowlesi pada manusia, validasi Rapid Diagnosis Test malaria, penyelidikan epidemiologi dan faktor zoonotik Plasmodium knowlesi, penyelidikan faktor risiko Plasmodium knowlesi, uji klinik pengobatan Plasmodium knowlesi.

Penyakit HIV/AIDS: karakteristik penderita HIV/AIDS, monitoring dan pola resistensi antiretroviral (ARV), model pengobatan HIV/AIDS dengan regimen baru antiretroviral.

Penyakit Tuberkulosis: karakteristik penderita TB, hubungan TB dan ko-infeksi TB-HIV/AIDS dengan faktor-faktor yang mempengaruhi, menentukan metoda intervensi, monitoring resistensi obat anti TB, validasi Loop-mediated Isothermal Amplification (LAMP) test dengan pemeriksaan kultur dan PCR.

Penyakit demam berdarah dengue meliputi: penelitian klinis demam berdarah dengue, validasi RDT dengue, uji klinik fase III Melaluca pada pengobatan penderita demam berdarah, registri penyakit

Penyakit rabies meliputi terobosan regulasi bidang pemeliharaan anjing, kucing dan kera di wilayah tertulas rabies, perilaku rumah tangga dalam pemeliharaan anjing, kucing dan kera dan kaitannya sebagai pencetus penyebaran rabies.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN - · PDF filepengorganisasian yang dipakai dalam pelayanan kesehatan. 11) ... Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja Dan Pelaporan ... Panitia Pembina Ilmiah

24

Bidang Fasciolopsiasis busci meliputi penyelidikan epidemeiologi dan faktor risiko Fasciolopsiasis busci di Kalimantan Selatan, model penanggulangan Fasciolopsiasis busci di Kalimantan Selatan

d) Bidang Kajian EK PTM

Fokus dan area penelitian sub bidang epidemiologi klinik penyakit tidak menular adalah 1) Penelitian klinis pada penyakit kecacatan akibat kesalahan proses

kelahiran 2) Dampak dari penggunaan obat atau konsumsi makanan serta

minuman termasuk rokok, kondisi stress, radiasi, kesehatan kerja yang mengakibatkan gangguan kejiwaan, termasuk gejala dan proses penanganan atau pengobatan dengan obat berbahan dasar kimia maupun tradisional (obat bahan alam).

3) Pengembangan diagnostik test untuk deteksi dini penyakit kanker 4) Pengembangan pelayanan pada penyakit tidak menular 5) Registri penyakit tidak menular

2. Pengembangan SDM Pengembangan SDM dilakukan baik melalui program pendidikan regular dan non regular, dan pelatihan fungsional.

3. Pengembangan sarana dan prasarana Pengembangan sarana dan prasarana dilaksanakan melalui pengembangan laboratorium, pengembangan klinik gizi, pengadaan, pemeliharaan alat laboratorium, dan pengoperasionalisasian kantor Pusat TTK EK Jakarta.

4. Manajemen litbang Manajemen litbang dilaksanakan melalui pengembangan kelembagaan dan penyusunan standar dan pedoman. Arah pengembangan manajemen litbang dalam jangka panjang adalah dengan menjadikan Pusat TTK EK menjadi pembina (stewardship) bagi peneliti maupun lembaga riset di bidang ilmu teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik.

5. Penyebarluasan hasil litbang Penyebarluasan hasil litbang dilaksanakan melalui diseminasi dan promosi, melalui media cetak dan media elektronik.

6. Pengembangan jejaring dan registri penelitian klinis Pengembangan jejaring dan registrasi penelitian klinis dilakukan melalui pembentukan dan penguatan jejaring yang sudah ada.

7. Menjadikan Pusat TTK EK sebagai focal point penelitian klinis Sebagai focal point penelitian klinis, Pusat TTK EK berkewajiban untuk membina dan melakukan koordinasi penelitian klinis yang ada.

Page 25: BAB I PENDAHULUAN - · PDF filepengorganisasian yang dipakai dalam pelayanan kesehatan. 11) ... Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja Dan Pelaporan ... Panitia Pembina Ilmiah

25

BAB V

PENUTUP

Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2011-2015 Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik disusun sebagai acuan kegiatan selama 5 tahun kedepan. Penyusunan dokumen Rencana Kegiatan ini disusun dan didukung bersama oleh Subbid Teknologi Terapan Farmasi dan Kedokteran, Teknologi Terapan Gizi dan Makanan, Epidemiologi Klinik Penyakit Menular, Epidemiologi Klinik Penyakit Tidak Menular beserta anggota PPI untuk mencapai visi dan misi Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinis dalam menanggulangi masalah kesehatan di Indonesia. Visi Pusat TTKEK adalah menjadi institusi unggulan penelitian dan pengembangan kesehatan di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik. Visi ini diharapkan mampu mendukung visi Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, yakni sebagai lokomotif penelitian, pengawal kebijakan dan legitimator program pembangunan kesehatan. Kesemua itu diarahkan dalam rangka mencapai visi Kementerian Kesehatan yakni Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan.

Peneliti, sebagai aset utama lembaga Riset akan terus dimotivasi dan ditingkatkan kompetensi dan jumlahnya sesuai tupoksi Pusat TTKEK sehingga dapat menghasilkan produk atau temuan baru teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinis yang dapat secara langsung dimanfaatkan oleh provider pelayanan kesehatan (dokter, dokter gigi, apoteker, bidan, perawat, dan lain-lain) dan masyarakat luas. Peningkatan kompetensi peneliti tentunya harus disertai dengan peningkatan kualitas sarana dan prasarana penelitian sehingga menghasilkan penelitian yang bermutu dan bermanfaat bagi pemecahan masalah kesehatan.

Dengan telah disusunnya Rencana Aksi Kegiatan Pusat TTKEK Tahun 2011-2015 ini diharapakan dapat digunakan sebagai pedoman dan arah dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan Pusat TTKEK, baik menyangkut kegiatan penelitian dan pengembangan maupun kegiatan peningkatan kapasitas institusi.

Akhirnya hanya dengan berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berupaya sekuat tenaga untuk berkarya dalam penelitian dan pengembangan di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik, semoga menjadi sumbangsih Pusat TTKEK dalam mendukung visi Badan Litbangkes, yakni sebagai lokomotif penelitian, pengawal kebijakan dan legitimator program pembangunan kesehatan.

Page 26: BAB I PENDAHULUAN - · PDF filepengorganisasian yang dipakai dalam pelayanan kesehatan. 11) ... Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja Dan Pelaporan ... Panitia Pembina Ilmiah

26