bab i pendahuluan · pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan...

24
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sesuai dengan tujuan pembangunan nasional tersebut, maka kegiatan pembangunan, baik fisik maupun non fisik, memiliki peranan yang penting bagi kesejahteraan masyarakat. Sektor jasa konstruksi merupakan kegiatan masyarakat dalam mewujudkan bangunan yang berfungsi sebagai pendukung atau prasarana aktivitas sosial ekonomi kemasyarakatan dan menunjang terwujudnya tujuan pembangunan nasional. Selain berperan mendukung berbagai bidang pembangunan, jasa konstruksi berperan pula untuk mendukung tumbuh dan berkembangnya berbagai industri barang dan jasa yang diperlukan dalam penyelenggaraan jasa konstruksi dan secara luas mendukung perekonomian nasional. 1 Penyelenggaraan jasa konstruksi di Indonesia diatur dalam Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi. Terdapat beberapa muatan di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi, antara lain yaitu cakupan jasa konstruksi, kualifikasi usaha jasa konstruksi, pengembangan layanan usaha jasa konstruksi, pembagian tanggung jawab dan kewenangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam penyelenggaraan jasa konstruksi, 1 Edi As’adi, Hukum Proyek Konstruksi Bangunan, (Jakarta: Graha Ilmu, 2011), hlm. 10. 1

Upload: others

Post on 07-Dec-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN · Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang

adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945. Sesuai dengan tujuan pembangunan nasional

tersebut, maka kegiatan pembangunan, baik fisik maupun non fisik, memiliki

peranan yang penting bagi kesejahteraan masyarakat.

Sektor jasa konstruksi merupakan kegiatan masyarakat dalam

mewujudkan bangunan yang berfungsi sebagai pendukung atau prasarana

aktivitas sosial ekonomi kemasyarakatan dan menunjang terwujudnya tujuan

pembangunan nasional. Selain berperan mendukung berbagai bidang

pembangunan, jasa konstruksi berperan pula untuk mendukung tumbuh dan

berkembangnya berbagai industri barang dan jasa yang diperlukan dalam

penyelenggaraan jasa konstruksi dan secara luas mendukung perekonomian

nasional.1

Penyelenggaraan jasa konstruksi di Indonesia diatur dalam Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi.

Terdapat beberapa muatan di dalam Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi, antara lain yaitu cakupan jasa

konstruksi, kualifikasi usaha jasa konstruksi, pengembangan layanan usaha jasa

konstruksi, pembagian tanggung jawab dan kewenangan antara pemerintah

pusat dan pemerintah daerah dalam penyelenggaraan jasa konstruksi,

1 Edi As’adi, Hukum Proyek Konstruksi Bangunan, (Jakarta: Graha Ilmu, 2011), hlm. 10.

1

Page 2: BAB I PENDAHULUAN · Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

penguatan standar keamanan, keselamatan, kesehatan, dan keberlanjutan dalam

penyelenggaraan jasa konstruksi, pengaturan tenaga kerja konstruksi yang

komprehensif, baik tenaga kerja konstruksi lokal maupun asing, dibentuknya

sistem informasi jasa konstruksi yang terintegrasi, perubahan paradigma

kelembagaan sebagai bentuk keikutsertaan masyarakat jasa konstruksi dalam

penyelenggaraan jasa konstruksi, serta penghapusan ketentuan pidana dengan

menekankan pada sanksi administratif dan aspek keperdataan dalam hal terjadi

sengketa antarpara pihak.

Dari beberapa muatan tersebut, yang menarik adalah diaturnya mengenai

penguatan standar keamanan, keselamatan, kesehatan, dan keberlanjutan dalam

penyelenggaraan jasa konstruksi. Pada Pasal 59 Ayat (1) Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi disebutkan

bahwa dalam setiap penyelenggaraan jasa konstruksi, pengguna jasa dan

penyedia jasa wajib memenuhi standar keamanan, keselamatan, kesehatan, dan

keberlanjutan.2 Lalu, pada Pasal 59 Ayat (3) Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi ditegaskan bahwa

standar keamanan, keselamatan, kesehatan, dan keberlanjutan meliputi salah

satunya standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).3 Ketentuan ini sejalan

dengan ketentuan mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang

diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003

tentang Ketenagakerjaan sebagai dasar hukum yang mengatur mengenai aspek-

aspek ketenagakerjaan di Indonesia.

2 Pasal 59 Ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa

Konstruksi. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 11, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 6018. 3 Pasal 59 Ayat (3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa

Konstruksi. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 11, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 6018.

2

Page 3: BAB I PENDAHULUAN · Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

Pembangunan ketenagakerjaan sebagai bagian integral dari

pembangunan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dilaksanakan dalam rangka

pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat

Indonesia seluruhnya untuk meningkatkan harkat, martabat, dan harga diri

tenaga kerja serta mewujudkan masyarakat sejahtera, adil, makmur, dan

merata, baik material maupun spiritual.

Pembangunan ketenagakerjaan harus diatur sedemikian rupa sehingga

terpenuhi hak-hak dan perlindungan yang mendasar bagi tenaga kerja serta

pada saat yang bersamaan dapat mewujudkan kondisi yang kondusif bagi

pengembangan dunia usaha. Pembangunan ketenagakerjaan mempunyai

banyak dimensi dan keterkaitan. Keterkaitan itu tidak hanya dengan

kepentingan tenaga kerja selama, sebelum, dan sesudah masa kerja, tetapi juga

keterkaitan dengan kepentingan pengusaha, pemerintah, dan masyarakat.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

mengamanatkan bahwa tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan

penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Sejalan dengan itu, Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

menegaskan bahwa setiap tenaga kerja memiliki kesempatan yang sama tanpa

diskriminasi untuk memperoleh pekerjaan.4 Oleh karena itu, perlindungan

terhadap hak-hak tenaga kerja merupakan tanggung jawab negara. Hal ini

dikarenakan tidak semua tenaga kerja yang mengetahui hukum

ketenagakerjaan.

4 Pasal 5 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279.

3

Page 4: BAB I PENDAHULUAN · Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) diperlukan seiring dengan

perkembangan industri yang membawa serta penggunaan berbagai alat, mesin,

instalasi, dan bahan-bahan berbahaya maupun beracun. Penggunaan alat dan

bahan yang awalnya bertujuan untuk memudahkan pekerja/buruh dalam

melakukan pekerjaannya kerap justru menimbulkan peningkatan risiko kerja

dalam proses penggunaan atau pengerjaannya. Risiko yang langsung berakibat

bagi pekerja/buruh umumnya adalah risiko kecelakaan kerja dan penyakit

akibat kerja.5

Perlindungan mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

bertujuan untuk melindungi tenaga kerja dari kemungkinan-kemungkinan

adanya risiko yang dapat terjadi pada saat melaksanakan pekerjaan, seperti

risiko kecelakaan kerja dan risiko penyakit akibat terkena bahan berbahaya.

Oleh karena itu, semua pihak wajib mematuhi standar Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3). Ketentuan ini sejalan dengan ketentuan mengenai

keselamatan dan kesehatan kerja yang diatur dalam Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Pada Pasal 86 Ayat

(1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan ditegaskan bahwa setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk

memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja.6

R. Joni Bambang dalam bukunya yang berjudul ‘Hukum

Ketenagakerjaan’ menyebutkan bahwa hak-hak pekerja/buruh dalam hal

keselamatan kerja antara lain sebagai berikut:

5 Aloysius Uwiyono, Asas-asas Hukum Perburuhan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hlm.

78. 6 Pasal 86 Ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279.

4

Page 5: BAB I PENDAHULUAN · Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1. Pekerja/buruh berhak mendapatkan rasa aman pada saat bekerja.

2. Pekerja/buruh berhak melindungi dirinya agar terhindar dari risiko

terjadinya kecelakaan dalam bekerja.

3. Pekerja/buruh berhak menerima pertolongan pertama pada saat terjadi

kecelakaan dalam bekerja.7

R. Joni Bambang dalam bukunya yang berjudul ‘Hukum

Ketenagakerjaan’ juga menyebutkan bahwa hak-hak pekerja/buruh dalam hal

kesehatan kerja antara lain sebagai berikut:

1. Pekerja/buruh berhak mendapatkan rasa aman pada saat bekerja.

2. Pekerja/buruh berhak melindungi dirinya agar terhindar dari risiko

terkena bahan-bahan yang berbahaya bagi kesehatan dalam bekerja.

3. Pekerja/buruh berhak memperoleh jaminan kesehatan dan biaya

pengobatan apabila mengalami gangguan kesehatan akibat bekerja.8

Dari observasi awal yang dilakukan di Kecamatan Pujud Kabupaten

Rokan Hilir, peneliti menemukan permasalahan bahwa pada proyek konstruksi

milik Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir yang ada di Kecamatan Pujud, yaitu

proyek renovasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) M. Yunus Pujud,

perusahaan pelaksana proyek tersebut tidak melaksanakan standar Keselamatan

dan Kesehatan Kerja (K3) kepada para pekerja/buruh, sebagaimana yang telah

diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003

tentang Ketenagakerjaan.

CV Wido Star sebagai perusahaan pelaksana proyek yang mengerjakan

proyek renovasi SMK M. Yunus Pujud yang telah membiarkan para

pekerja/buruh tidak ada yang menggunakan peralatan dan perlengkapan kerja

7 R. Joni Bambang, Hukum Ketenagakerjaan, (Bandung: Pustaka Setia, 2013), hlm. 28.

8 Ibid., hlm. 33.

5

Page 6: BAB I PENDAHULUAN · Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

yang safety untuk melindungi keselamatan dan kesehatannya dalam bekerja

tentunya telah melanggar ketentuan dalam Pasal 86 Ayat (1) Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yang

menegaskan bahwa setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh

perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja.

Gambar I.1.

Proyek Renovasi SMK M. Yunus Pujud

Gambar di atas menunjukkan bahwa para pekerja/buruh yang sedang

mengerjakan proyek renovasi SMK M. Yunus Pujud tanpa menggunakan

peralatan dan perlengkapan kerja yang safety sesuai dengan standar

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) untuk melindungi keselamatan dan

kesehatannya dalam bekerja.

Perusahaan jasa konstruksi sebaiknya menerapkan Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), yang merupakan bagian dari

sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian

risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja.

6

Page 7: BAB I PENDAHULUAN · Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

Dari latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, maka peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian hukum dengan judul “PENEGAKAN

HUKUM TERHADAP PELANGGARAN DALAM PELAKSANAAN

STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA

PROYEK KONSTRUKSI MILIK PEMERINTAH DAERAH DI

KECAMATAN PUJUD KABUPATEN ROKAN HILIR BERDASARKAN

UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG

KETENAGAKERJAAN”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah pelaksanaan standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(K3) pada proyek konstruksi milik pemerintah daerah di Kecamatan

Pujud Kabupaten Rokan Hilir berdasarkan Undang-Undang Nomor 13

Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan?

2. Bagaimanakah perlindungan hukum bagi pekerja/buruh pada proyek

konstruksi milik pemerintah daerah di Kecamatan Pujud Kabupaten

Rokan Hilir yang sesuai dengan standar Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (K3) berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003

tentang Ketenagakerjaan?

3. Bagaimanakah penegakan hukum dan sanksi terhadap pelanggaran

standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada proyek

konstruksi milik pemerintah daerah di Kecamatan Pujud Kabupaten

Rokan Hilir berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003

tentang Ketenagakerjaan?

7

Page 8: BAB I PENDAHULUAN · Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk menjelaskan pelaksanaan standar Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) pada proyek konstruksi milik pemerintah

daerah di Kecamatan Pujud Kabupaten Rokan Hilir berdasarkan

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan.

b. Untuk menjelaskan perlindungan hukum bagi pekerja pada

proyek konstruksi milik pemerintah daerah di Kecamatan Pujud

Kabupaten Rokan Hilir yang sesuai dengan standar Keselamatan

dan Kesehatan Kerja (K3) berdasarkan Undang-Undang Nomor

13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

c. Untuk menjelaskan penegakan hukum dan sanksi terhadap

pelanggaran standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

pada proyek konstruksi milik pemerintah daerah di Kecamatan

Pujud Kabupaten Rokan Hilir berdasarkan Undang-Undang

Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

2. Kegunaan Penelitian

a. Untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan bagi peneliti dan

menjadi referensi bagi peneliti berikutnya.

b. Untuk memperkaya wawasan ilmu pengetahuan di bidang

hukum.

c. Untuk menjadi referensi bagi Pemerintah Kabupaten Rokan

Hilir dalam mengambil kebijakan.

8

Page 9: BAB I PENDAHULUAN · Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

D. Tinjauan Pustaka

Berdasarkan Pasal 86 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003

tentang Ketenagakerjaan ditegaskan bahwa setiap pekerja/buruh mempunyai

hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja.

Ketentuan ini mewajibkan kepada pihak perusahaan untuk dapat menjamin

keselamatan dan kesehatan para pekerjanya dengan menyediakan peralatan dan

perlengkapan bekerja yang memenuhi standar Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (K3). Permasalahan mengenai implementasi Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (K3) pernah diteliti oleh beberapa orang mahasiswa dalam penelitian

skripsinya, dengan rinciannya sebagai berikut:

1. Dalam penelitian skripsi yang berjudul “Perlindungan Hukum

Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Tenaga Kerja di

Perusahaan CV Ratu Mandiri sebagai Pengelola Stadion Rumbai

Pekanbaru”, Samudin dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan

Syarif Kasim pada tahun 2015 meneliti mengenai pelaksanaan

perlindungan hukum keselamatan dan kesehatan kerja terhadap tenaga

kerja di perusahaan CV Ratu Mandiri sebagai pengelola Stadion

Rumbai Pekanbaru. Selain itu, Samudin juga meneliti mengenai

kendala-kendala yang terjadi dalam pelaksanaan perlindungan hukum

keselamatan dan kesehatan kerja terhadap tenaga kerja di perusahaan

CV Ratu Mandiri sebagai pengelola Stadion Rumbai Pekanbaru.9

Hasil penelitian skripsi Samudin menjelaskan bahwa CV Ratu

Mandiri belum melaksanakan standar keselamatan dan kesehatan

9 Samudin, Perlindungan Hukum Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Tenaga

Kerja di Perusahaan CV Ratu Mandiri sebagai Pengelola Stadion Rumbai Pekanbaru (Skripsi),

(Pekanbaru: Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim, 2015),

hlm. 8.

9

Page 10: BAB I PENDAHULUAN · Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

kerja kepada karyawannya. Hal ini dibuktikan dengan adanya pekerja

CV Ratu Mandiri yang mengalami kecelakaan pada saat

membersihkan stadion karena tidak dilengkapi dengan peralatan yang

safety. Seharusnya, standar keselamatan dan kesehatan kerja

dilaksanakan selain untuk menjalankan perintah dari Undang-Undang

Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, juga merupakan

kewajiban dari pihak perusahaan untuk memberikan jaminan rasa

aman kepada karyawannya dalam bekerja. Adapun kendala-kendala

yang dihadapi oleh CV Ratu Mandiri yaitu minimnya informasi dan

sosialisasi dari pemerintah mengenai standar keselamatan dan

kesehatan kerja. Selain itu, CV Ratu Mandiri hanya memiliki

peralatan kerja yang terbatas sehingga belum mampu melaksanakan

standar keselamatan dan kesehatan kerja.10

2. Dalam penelitian skripsi yang berjudul “Perlindungan Keselamatan

dan Kesehatan Kerja pada Pekerja Stasiun Pengisian Bahan Bakar

Umum (SPBU) di Kota Pekanbaru”, Angga Kurniawan dari

Universitas Riau pada tahun 2016 meneliti mengenai perlindungan

keselamatan dan keselamatan kerja terhadap pekerja operator SPBU

yang ada di Kelurahan Tangkerang Tengah Kota Pekanbaru. Selain

itu, Angga Kurniawan juga meneliti mengenai hambatan-hambatan

dalam pelaksanaannya serta upaya terhadap tidak terlaksananya

perlindungan keselamatan dan keselamatan kerja terhadap pekerja

operator SPBU yang ada di Kelurahan Tangkerang Tengah Kota

10

Ibid., hlm. 63-66.

10

Page 11: BAB I PENDAHULUAN · Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

Pekanbaru.11

Hasil penelitian skripsi Angga Kurniawan menjelaskan

bahwa perlindungan keselamatan dan keselamatan kerja terhadap

pekerja operator SPBU yang ada di Kelurahan Tangkerang Tengah

Kota Pekanbaru belum terlaksana karena para pekerja operator SPBU

tersebut tidak dilengkapi dengan alat pelindung diri dalam bekerja,

seperti masker untuk menutup hidung dan mulut. Hambatannya

dikarenakan adanya aturan dari PT Pertamina bahwa pekerja operator

SPBU wajib memberikan 3S (Senyum, Salam, Sapa) kepada para

pembeli, sehingga para pekerja operator SPBU tersebut tidak mungkin

menggunakan masker untuk menjaga keselamatan dan kesehatan

dirinya. Upaya yang dilakukan oleh SPBU yang ada di Kelurahan

Tangkerang Tengah Kota Pekanbaru yaitu dengan memberikan

sosialisasi mengenai standar-standar keselamatan dan kesehatan kerja

kepada karyawannya dengan menjelaskan sanksi-sanksi hukumnya.12

3. Dalam penelitian skripsi yang berjudul “Pelaksanaan Hak

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Karyawan Pabrik Kelapa Sawit

PT Perkebunan Nusantara V Sei Garo di Kabupaten Kampar

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan”, Arif Chandra Saragih dari Universitas Riau pada

tahun 2016 meneliti mengenai pelaksanaan hak keselamatan dan

kesehatan kerja karyawan pabrik kelapa sawit PT Perkebunan

Nusantara V Sei Garo di Kabupaten Kampar berdasarkan Undang-

Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, hambatan-

11

Angga Kurniawan, Perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pekerja

Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Pekanbaru (Skripsi), (Pekanbaru: Fakultas

Hukum Universitas Riau, 2016), hlm. 4. 12

Ibid., hlm. 11-12.

11

Page 12: BAB I PENDAHULUAN · Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

hambatan dalam pelaksanaannya, serta upaya untuk mengatasi

hambatan-hambatan tersebut.13

Hasil penelitian skripsi Arif Chandra

Saragih menjelaskan bahwa hak keselamatan dan kesehatan kerja

karyawan PT Perkebunan Nusantara V Sei Garo belum terlaksana

karena berdasarkan hasil observasi di lokasi penelitian diketahui ada

beberapa orang karyawannya yang mengalami kecelakaan pada saat

bekerja. Hambatan-hambatan dalam pelaksanaan hak keselamatan dan

kesehatan kerja karyawan PT Perkebunan Nusantara V Sei Garo yaitu

lemahnya pengawasan dari pihak perusahaan terhadap pemakaian

peralatan-peralatan dan perlengkapan bekerja yang sesuai dengan

standar keselamatan dan kesehatan kerja. Selain itu, terbatasnya

jumlah peralatan-peralatan dan perlengkapan bekerja yang sesuai

dengan standar keselamatan dan kesehatan kerja juga menghambat

pelaksanaan hak keselamatan dan kesehatan kerja karyawan PT

Perkebunan Nusantara V Sei Garo. Upaya yang dilakukan oleh PT

Perkebunan Nusantara V Sei Garo untuk memenuhi hak keselamatan

dan kesehatan kerja terhadap karyawannya yaitu dengan memberikan

pelatihan-pelatihan mengenai standar keselamatan dan kesehatan

kerja. Selain itu, PT Perkebunan Nusantara V Sei Garo sebaiknya

menambah jumlah persediaan peralatan-peralatan dan perlengkapan

bekerja yang sesuai dengan standar keselamatan dan kesehatan kerja

sesuai dengan jumlah karyawannya.14

13

Arif Chandra Saragih, Pelaksanaan Hak Keselamatan dan Kesehatan Kerja Karyawan

Pabrik Kelapa Sawit PT Perkebunan Nusantara V Sei Garo di Kabupaten Kampar Berdasarkan

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Skripsi), (Pekanbaru: Fakultas

Hukum Universitas Riau, 2016), hlm. 3. 14

Ibid., hlm. 12-13.

12

Page 13: BAB I PENDAHULUAN · Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

No. Nama Penulis

(Tahun)

Judul Penelitian

(Skripsi/Tesis/Diser

tasi/Jurnal)

Rumusan Masalah Persamaan Perbedaan Hasil

1 Samudin

2015

Perlindungan

Hukum Keselamatan

dan Kesehatan Kerja

terhadap Tenaga

Kerja di Perusahaan

CV Ratu Mandiri

sebagai Pengelola

Stadion Rumbai

Pekanbaru

(Skripsi)

1. Bagaimana pelaksanaan

perlindungan hukum

Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (K3) terhadap tenaga

kerja CV Ratu Mandiri selaku

pengelola Stadion Rumbai?

2. Apa kendala-kendala yang

terjadi dalam pelaksanaan

perlindungan hukum

Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (K3) terhadap tenaga

kerja CV Ratu Mandiri selaku

pengelola Stadion Rumbai?

1. Sama-sama

meneliti

mengenai

Keselamatan dan

Kesehatan Kerja

(K3).

2. Sama-sama

menggunakan

Undang-Undang

Nomor 13 Tahun

2003 tentang

Ketenagakerjaan.

1. Penelitian ini

objeknya pekerja

kebersihan

Stadion Rumbai

sedangkan

penelitian saya

objeknya pekerja

proyek renovasi

SMK M. Yunus

Pujud.

2. Penelitian ini

lokasinya di Kota

Pekanbaru

sedangkan

penelitian saya

lokasinya di

1. CV Ratu Mandiri belum

melaksanakan standar

keselamatan dan kesehatan kerja

kepada karyawannya. Ada

pekerja CV Ratu Mandiri yang

mengalami kecelakaan pada saat

membersihkan Stadion Rumbai

karena tidak dilengkapi dengan

peralatan kerja yang safety.

2. Kendala-kendalanya adalah

minimnya informasi dan

sosialisasi dari pemerintah

mengenai standar keselamatan

dan kesehatan kerja. Selain itu,

CV Ratu Mandiri hanya

memiliki peralatan kerja yang

13

Page 14: BAB I PENDAHULUAN · Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

Kabupaten Rokan

Hilir.

terbatas.

2 Angga

Kurniawan

2016

Perlindungan

Keselamatan dan

Kesehatan Kerja

pada Pekerja Stasiun

Pengisian Bahan

Bakar Umum

(SPBU) di Kota

Pekanbaru

(Skripsi)

1. Bagaimana bentuk

perlindungan keselamatan

dan kesehatan kerja terhadap

operator SPBU di

Tangkerang Tengah Kota

Pekanbaru?

2. Bagaimana hambatan dan

upaya terhadap perlindungan

keselamatan dan kesehatan

kerja terhadap operator SPBU

di Tangkerang Tengah Kota

Pekanbaru?

1. Sama-sama

meneliti

mengenai

Keselamatan dan

Kesehatan Kerja

(K3).

2. Sama-sama

menggunakan

Undang-Undang

Nomor 13 Tahun

2003 tentang

Ketenagakerjaan.

1. Penelitian ini

objeknya operator

SPBU di

Tangkerang

Tengah

sedangkan

penelitian saya

objeknya pekerja

proyek renovasi

SMK M. Yunus

Pujud.

2. Penelitian ini

lokasinya di Kota

Pekanbaru

sedangkan

penelitian saya

lokasinya di

1. Perlindungan keselamatan dan

kesehatan kerja terhadap

operator SPBU di Tangkerang

Tengah Kota Pekanbaru belum

terlaksana karena operator

tersebut tidak dilengkapi dengan

alat pelindung diri dalam

bekerja, seperti masker untuk

menutup hidung dan mulut.

2. Hambatannya dikarenakan

adanya aturan dari PT Pertamina

bahwa operator SPBU wajib

memberikan 3S (Senyum,

Salam, Sapa) kepada para

pembeli. Sedangkan, upaya yang

dilakukan oleh SPBU di

Tangkerang Tengah Kota

14

Page 15: BAB I PENDAHULUAN · Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

Kabupaten Rokan

Hilir.

Pekanbaru adalah dengan

memberikan sosialisasi

mengenai standar-standar

keselamatan dan kesehatan kerja

kepada karyawannya dengan

menjelaskan sanksi hukumnya.

3 Arif Chandra

Saragih

2016

Pelaksanaan Hak

Keselamatan dan

Kesehatan Kerja

Karyawan Pabrik

Kelapa Sawit PT

Perkebunan

Nusantara V Sei

Garo di Kabupaten

Kampar Berdasarkan

Undang-Undang

Nomor 13 Tahun

2003 tentang

Ketenagakerjaan

1. Bagaimana pelaksanaan

hak keselamatan dan

kesehatan kerja karyawan

pabrik kelapa sawit PT PN-V

Sei Garo?

2. Apa hambatan dalam

pelaksanaan hak keselamatan

dan kesehatan kerja karyawan

pabrik kelapa sawit PT PN-V

Sei Garo?

3. Apa upaya yang dilakukan

untuk mengatasi hambatan

dalam pelaksanaan hak

1. Sama-sama

meneliti

mengenai

Keselamatan dan

Kesehatan Kerja

(K3).

2. Sama-sama

menggunakan

Undang-Undang

Nomor 13 Tahun

2003 tentang

Ketenagakerjaan.

1. Penelitian ini

objeknya pekerja

pabrik PT PN-V

sedangkan

penelitian saya

objeknya pekerja

proyek renovasi

SMK M. Yunus

Pujud.

2. Penelitian ini

lokasinya di

Kabupaten

Kampar

1. Hak keselamatan dan

kesehatan kerja karyawan PT

PN-V Sei Garo belum terlaksana

karena masih ada beberapa

orang karyawannya yang

mengalami kecelakaan pada saat

bekerja.

2. Hambatannya adalah

lemahnya pengawasan dari

pihak perusahaan terhadap

pemakaian peralatan-peralatan

dan perlengkapan bekerja yang

sesuai dengan standar

15

Page 16: BAB I PENDAHULUAN · Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

(Skripsi) keselamatan dan kesehatan

kerja karyawan pabrik kelapa

sawit PT PN-V Sei Garo?

sedangkan

penelitian saya

lokasinya di

Kabupaten Rokan

Hilir.

keselamatan dan kesehatan

kerja. Selain itu, peralatan

perlengkapan bekerja yang

sesuai dengan standar K3 di PT

PN-V Sei Garo jumlahnya

terbatas.

3. Upaya yang dilakukan oleh

PT PN-V Sei Garo adalah

dengan memberikan pelatihan-

pelatihan mengenai standar

keselamatan dan kesehatan kerja

kepada karyawannya. Selain itu,

PT PN-V Sei Garo sebaiknya

menambah jumlah peralatan dan

perlengkapan bekerja yang

sesuai standar keselamatan dan

kesehatan kerja sesuai dengan

jumlah karyawannya.

16

Page 17: BAB I PENDAHULUAN · Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

E. Teori

1. Teori Perlindungan Hukum dan Pengawasan

Hukum bertujuan untuk mengintegrasikan dan mengkoordinasikan

berbagai kepentingan dalam masyarakat, karena dalam suatu lalulintas

kepentingan, perlindungan terhadap kepentingan tertentu dapat dilakukan

dengan cara membatasi berbagai kepentingan di lain pihak. Kepentingan

hukum adalah mengurusi hak dan kepentingan manusia, sehingga hukum

memiliki otoritas tertinggi untuk menentukan kepentingan manusia yang perlu

diatur dan dilindungi. Menurut Satjipto Rahardjo, perlindungan hukum adalah

memberikan pengayoman terhadap hak asasi manusia yang dirugikan orang

lain dan perlindungan itu diberikan kepada masyarakat agar dapat dinikmati

semua hak-hak yang diberikan oleh hukum.15

Prinsip perlindungan hukum terhadap tindakan pemerintah bertumpu dan

bersumber dari konsep tentang pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak

asasi manusia, karena menurut sejarah dari Barat, lahirnya konsep-konsep

tentang pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia diarahkan

kepada pembatasan-pembatasan dan peletakan kewajiban masyarakat dan

pemerintah.

Perlindungan hukum dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu

perlindungan hukum preventif dan perlindungan hukum represif. Perlindungan

hukum preventif adalah perlindungan yang diberikan oleh pemerintah dengan

tujuan untuk mencegah sebelum terjadinya pelanggaran, yang terdapat dalam

15

Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2000), hlm. 54.

17

Page 18: BAB I PENDAHULUAN · Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

peraturan perundang-undangan dengan maksud untuk mencegah suatu

pelanggaran serta memberikan rambu-rambu atau batasan-batasan dalam

melakukan suatu kewajiban. Perlindungan hukum represif merupakan

perlindungan akhir berupa sanksi seperti denda, penjara, dan hukuman

tambahan yang diberikan apabila sudah terjadi sengketa atau telah dilakukan

suatu pelanggaran. Agar aturan hukum yang telah dibuat mampu melindungi

hak-hak masyarakat, maka sebaiknya diikuti dengan tindakan pengawasan.

Pengawasan adalah upaya agar sesuatu dilaksanakan sesuai dengan

peraturan yang telah ditetapkan dan instruksi yang dikeluarkan. Pengawasan

pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari adanya kemungkinan

penyelewengan atau penyimpangan atas tujuan yang akan dicapai. Melalui

pengawasan, diharapkan dapat membantu melaksanakan kebijakan yang telah

ditetapkan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan secara efektif dan

efisien. Bahkan, melalui pengawasan, tercipta suatu aktivitas yang berkaitan

erat dengan penentuan atau evaluasi mengenai sejauhmana pelaksanaan kerja

sudah dilaksanakan. Terselenggaranya pengawasan dalam sebuah institusi

yakni untuk menilai kinerja suatu institusi dan memperbaiki kinerja sebuah

institusi.16

2. Teori Hukum Ketenagakerjaan

Hukum ketenagakerjaan adalah sekumpulan peraturan yang mengatur

hubungan hukum antara pekerja dengan pengusaha dan pemerintah, termasuk

proses-proses dan keputusan-keputusan yang dikeluarkan untuk merealisasikan

16

Suriansyah Murhani, Aspek Hukum Pengawasan Pemerintah Daerah, (Yogyakarta:

Laksbang Mediatama, 2008), hlm. 25.

18

Page 19: BAB I PENDAHULUAN · Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

hubungan tersebut. Hukum ketenagakerjaan di satu sisi bersifat privat dan di

sisi lain bersifat publik. Hukum ketenagakerjaan bersifat privat artinya bahwa

terdapat hubungan hukum antara pekerja dan pengusaha yang didasarkan pada

perjanjian kerja. Hukum ketenagakerjaan bersifat publik artinya bahwa

terdapat intervensi dari pemerintah dalam melindungi pekerja dan adanya

sanksi dari peraturan perundang-undangan bagi pengusaha yang

melanggarnya.17

Salah satu aspek yang diatur di dalam Undang-Undang

Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan sebagai dasar hukum yang

mengatur mengenai aspek-aspek ketenagakerjaan di Indonesia adalah standar

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Hal ini bertujuan untuk melindungi

para pekerja dalam menjalankan kewajibannya. Menurut Iman Soepomo,

keselamatan kerja adalah aturan yang bertujuan menjaga keamanan

pekerja/buruh atas bahaya kecelakaan dalam menjalankan pekerjaan di tempat

kerja yang menggunakan alat atau mesin atau bahan pengolah berbahaya;

sedangkan kesehatan kerja adalah aturan-aturan dan usaha-usaha untuk

melindungi pekerja/buruh dari kejadian atau keadaan perburuhan yang

merugikan atau dapat merugikan kesehatan dan kesusilaan dalam seseorang itu

melakukan pekerjaan dalam hubungan kerja.18

Berdasarkan Pasal 86 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003

tentang Ketenagakerjaan ditegaskan bahwa setiap pekerja/buruh mempunyai

hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja.

17

R. Joni Bambang S., Hukum… Op. Cit., hlm. 5. 18

Ibid., hlm. 23.

19

Page 20: BAB I PENDAHULUAN · Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum empiris. Penelitian

hukum empiris adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan cara

mengidentifikasi hukum dan pelaksanaannya di masyarakat.19

Penelitian ini mengkaji mengenai ‘Penegakan Hukum terhadap

Pelanggaran dalam Pelaksanaan Standar Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (K3) pada Proyek Konstruksi Milik Pemerintah Daerah di

Kecamatan Pujud Kabupaten Rokan Hilir Berdasarkan Undang-

Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan’.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Pujud Kabupaten Rokan

Hilir. Lokasi ini dipilih karena dari observasi awal yang dilakukan di

Kabupaten Rokan Hilir, peneliti menemukan permasalahan bahwa

pada proyek renovasi SMK M. Yunus Pujud, CV Wido Star sebagai

perusahaan pelaksana proyek tidak menerapkan standar Keselamatan

dan Kesehatan Kerja (K3) kepada para pekerjanya.

3. Populasi dan Responden

a. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek yang akan diteliti.

Populasi dalam penelitian ini adalah:

19

Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Rajawali

Pers, 2006), hlm. 14.

20

Page 21: BAB I PENDAHULUAN · Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1) Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Rokan Hilir

berjumlah 1 orang.

2) Direktur CV Wido Star berjumlah 1 orang.

3) Pekerja/buruh CV Wido Star berjumlah 10 orang.

b. Responden

Responden merupakan bagian dari populasi yang akan dijadikan

sebagai sampel dalam penelitian. Responden dalam penelitian

ini adalah:

1) Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Rokan Hilir

berjumlah 1 orang.

2) Direktur CV Wido Star berjumlah 1 orang.

3) Pekerja/buruh CV Wido Star berjumlah 3 orang.

Tabel I.2.

Populasi dan Responden

No. Jenis Populasi

Jumlah Persentase

(%) Populasi Sampel

1

Kepala Dinas Tenaga Kerja

Kabupaten Rokan Hilir

1 1 100%

2 Direktur CV Wido Star 1 1 100%

3 Pekerja/buruh CV Wido Star 10 3 30%

Jumlah 12 5 -

Sumber: Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Rokan Hilir (2019)

21

Page 22: BAB I PENDAHULUAN · Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

4. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung di lokasi

penelitian melalui observasi, wawancara, dan kuisioner.

b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui studi

kepustakaan untuk mendukung data primer, antara lain dari

peraturan perundang-undangan, jurnal-jurnal ilmiah, dan

literatur hukum.

c. Data tertier, yaitu data yang bersifat mendukung data primer dan

data sekunder, seperti kamus hukum.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

a. Observasi, yaitu teknik dalam mengumpulkan data yang

dilakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung di

lokasi penelitian, yaitu di Kecamatan Pujud.

b. Wawancara, yaitu teknik dalam mengumpulkan data yang

dilakukan dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan secara

lisan dan tidak terstruktur kepada responden.

c. Kuisioner, yaitu teknik dalam mengumpulkan data yang

dilakukan dengan cara membuat daftar beberapa pertanyaan

secara terstruktur disertai beberapa pilihan jawaban yang

memiliki hubungan dengan permasalahan yang sedang diteliti.

22

Page 23: BAB I PENDAHULUAN · Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

d. Studi kepustakaan, yaitu teknik dalam mengumpulkan data yang

dilakukan dengan cara membaca dan menganalisa peraturan

perundang-undangan, jurnal-jurnal ilmiah, dan literatur hukum

yang relevan dengan permasalahan yang sedang diteliti.

6. Analisis Data

Pada penelitian ini, data dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif.

Data yang telah dianalisis kemudian disimpulkan dengan

menggunakan metode deduktif, yaitu menarik kesimpulan dari hal

yang bersifat umum kepada hal yang bersifat khusus.

G. Sistematik Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

D. Tinjauan Pustaka

E. Teori

F. Metode Penelitian

G. Sistematik Penulisan

BAB II : TINJAUAN UMUM KETENAGAKERJAAN DI

INDONESIA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13

TAHUN 2003

A. Pengertian Ketenagakerjaan

23

Page 24: BAB I PENDAHULUAN · Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

B. Landasan, Asas, dan Tujuan Ketenagakerjaan

C. Pelatihan Kerja

D. Hubungan Kerja

E. Keselamatan dan Kesehatan Kerja

BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada

Proyek Konstruksi Milik Pemerintah Daerah di Kecamatan Pujud

Kabupaten Rokan Hilir Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13

Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

B. Perlindungan Hukum bagi Pekerja/Buruh pada Proyek Konstruksi

Milik Pemerintah Daerah di Kecamatan Pujud Kabupaten Rokan Hilir

yang Sesuai Dengan Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan

C. Penegakan Hukum dan Sanksi terhadap Pelanggaran Standar

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada Proyek Konstruksi Milik

Pemerintah Daerah di Kecamatan Pujud Kabupaten Rokan Hilir

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan

BAB IV : PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

24