bab i pendahuluan · kemudian berdasarkan pengumuman yang dikeluarkan pemerintah, pln eksploitasi...

14
1 BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan Berkumandangnya Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia mengalami perjuangan fisik sampai tiba saatnya penyerahan kedaulatan Republik Indonesia oleh Pemerintah Hindia Belanda. Tahun 1957 merupakan titik tolak dan awal dari pengelolaan dan penguasaan kelistrikan di seluruh wilayah Indonesia dikuasai oleh Pemerintah Republik Indonesia, karena pada tahun tersebut dimulai nasionalisasi perusahaan asing di Indonesia. Maka pada tanggal 17 Desember 1957 GEBEO (Gemeenschappelijk Electriciteitsbedrijf Bandoeng en Omstreken) atau saat ini disebut sebagai Gedung Hebeo diambil alih oleh Pemerintah Indonesia yang dikukuhkan dengan Peraturan No. 86 Tahun 1958 juga PP No. 18 tahun 1959 tentang penentuan dibentuknya Perusahaan Listrik dan Gas milik Belanda yang pada tahun 1961 berdasarkan PP No. 67 tahun 1961 dibentuk Badan Pimpinan Umum PLN (BPU-PLN) sebagai wadah kesatuan pimpinan PLN. Kemudian istilah PLN Bandung diganti dengan wilayah kerja di seluruh Jawa Barat kecuali DKI Jaya dan Tangerang. Berdasarkan PP No. 18 tahun 1972 tentang Perusahaan Umum Listrik Negara, maka PLN mengadakan reorganisasi menyangkut nama, tugas dan wilayah kerja di daerah (Company Profile Book, 2017). Kemudian berdasarkan pengumuman yang dikeluarkan Pemerintah, PLN Eksploitasi XI diubah namanya menjadi Perusahaan Umum Listrik Negara Distribusi Jawa Barat. Dengan adanya PP No. 23 tahun 1994 tanggal 16 Juni 1994, tentang pengalihan bentuk Perusahaan Umum Listrik Negara Distribusi Jawa Barat menjadi Perusahaan Persero dengan nama PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat, sejak 30 Juni 1994 sesuai dengan akta pendirian. Pada waktu Banten berubah menjadi Provinsi tersendiri PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat berubah namanya menjadi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten yang membawahi 15 Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) dan 1 Area Pelayanan dan Distribusi (APD) yaitu : a. Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) Bandung

Upload: others

Post on 10-Nov-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN · Kemudian berdasarkan pengumuman yang dikeluarkan Pemerintah, PLN Eksploitasi XI diubah namanya menjadi Perusahaan Umum Listrik Negara Distribusi Jawa Barat. Dengan

1

BAB I

PENDAHULUAN

Gambaran Umum Objek Penelitian

1.1.1 Profil Perusahaan

Berkumandangnya Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17

Agustus 1945, Indonesia mengalami perjuangan fisik sampai tiba saatnya penyerahan

kedaulatan Republik Indonesia oleh Pemerintah Hindia Belanda. Tahun 1957 merupakan

titik tolak dan awal dari pengelolaan dan penguasaan kelistrikan di seluruh wilayah

Indonesia dikuasai oleh Pemerintah Republik Indonesia, karena pada tahun tersebut

dimulai nasionalisasi perusahaan asing di Indonesia. Maka pada tanggal 17 Desember

1957 GEBEO (Gemeenschappelijk Electriciteitsbedrijf Bandoeng en Omstreken) atau

saat ini disebut sebagai Gedung Hebeo diambil alih oleh Pemerintah Indonesia yang

dikukuhkan dengan Peraturan No. 86 Tahun 1958 juga PP No. 18 tahun 1959 tentang

penentuan dibentuknya Perusahaan Listrik dan Gas milik Belanda yang pada tahun 1961

berdasarkan PP No. 67 tahun 1961 dibentuk Badan Pimpinan Umum PLN (BPU-PLN)

sebagai wadah kesatuan pimpinan PLN. Kemudian istilah PLN Bandung diganti dengan

wilayah kerja di seluruh Jawa Barat kecuali DKI Jaya dan Tangerang. Berdasarkan PP

No. 18 tahun 1972 tentang Perusahaan Umum Listrik Negara, maka PLN mengadakan

reorganisasi menyangkut nama, tugas dan wilayah kerja di daerah (Company Profile

Book, 2017).

Kemudian berdasarkan pengumuman yang dikeluarkan Pemerintah, PLN

Eksploitasi XI diubah namanya menjadi Perusahaan Umum Listrik Negara Distribusi

Jawa Barat. Dengan adanya PP No. 23 tahun 1994 tanggal 16 Juni 1994, tentang

pengalihan bentuk Perusahaan Umum Listrik Negara Distribusi Jawa Barat menjadi

Perusahaan Persero dengan nama PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat, sejak 30 Juni

1994 sesuai dengan akta pendirian. Pada waktu Banten berubah menjadi Provinsi

tersendiri PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat berubah namanya menjadi PT PLN

(Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten yang membawahi 15 Area Pelayanan dan

Jaringan (APJ) dan 1 Area Pelayanan dan Distribusi (APD) yaitu :

a. Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) Bandung

Page 2: BAB I PENDAHULUAN · Kemudian berdasarkan pengumuman yang dikeluarkan Pemerintah, PLN Eksploitasi XI diubah namanya menjadi Perusahaan Umum Listrik Negara Distribusi Jawa Barat. Dengan

2

b. Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) Cimahi

c. Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) Majalaya

d. Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) Garut

e. Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) Tasikmalaya

f. Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) Cirebon

g. Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) Purwakarta

h. Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) Bogor

i. Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) Sukabumi

j. Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) Cianjur

k. Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) Sumedang

l. Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) Karawang

m. Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) Depok

n. Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) Bekasi

o. Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) Banten

p. Area Pelayanan Distribusi Bandung (APD)

Salah satunya adalah APJ Area Bandung, yang pada saat ini PT. PLN (Persero)

Jawa Barat Area Pelayanan dan Jaringan Bandung berlokasi di Jl. Soekarno Hatta No. 436

Bandung. Sedangkan dibawah koordinasi dengan PT PLN (Persero) Area Pelayanan dan

Jaringan Bandung terdiri dari 9 Unit Pelayanan dan Jaringan (UPJ), antara lain :

a. Unit Pelayanan dan Jaringan (UPJ) Bandung Utara

b. Unit Pelayanan dan Jaringan (UPJ) Bandung Selatan

c. Unit Pelayanan dan Jaringan (UPJ) Bandung Timur

d. Unit Pelayanan dan Jaringan (UPJ) Bandung Barat

e. Unit Pelayanan dan Jaringan (UPJ) Cijawura

f. Unit Pelayanan dan Jaringan (UPJ) Kopo

g. Unit Pelayanan dan Jaringan (UPJ) Ujungberung

h. Unit Pelayanan dan Jaringan (UPJ) Prima Priangan

i. Unit Jaringan Bandung

Page 3: BAB I PENDAHULUAN · Kemudian berdasarkan pengumuman yang dikeluarkan Pemerintah, PLN Eksploitasi XI diubah namanya menjadi Perusahaan Umum Listrik Negara Distribusi Jawa Barat. Dengan

3

1.1.2 Visi Dan Misi Perusahaan

Visi

Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh kembang, Unggul dan

terpercaya dengan bertumpu pada Potensi Insani.

Misi

a. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada

kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.

b. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan

masyarakat.

c. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.

d. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan

1.1.3 Logo Perusahaan

Gambar 1.1 Logo PT PLN (Persero)

Sumber : www.pln.co.id

Bentuk, warna dan makna lambang Perusahaan resmi yang digunakan adalah sesuai yang

tercantum pada Lampiran Surat Keputusan Direksi Perusahaan Umum Listrik Negara No.

: 031/DIR/76 Tanggal : 1 Juni 1976, mengenai Pembakuan Lambang Perusahaan Umum

Listrik Negara. Elemen-elemen dasar lambang terdiri dari :

a. Bidang Persegi Panjang Vertikal

Menjadi bidang dasar bagi elemen-elemen lambang lalnnya, melambangkan bahwa

PT PLN (Persero) merupakan wadah atau organisasi yang terorganisir dengan

sempurna. Berwarna kuning untuk menggambarkan pencerahan, seperti yang

diharapkan PLN bahwa listrik mampu menciptakan pencerahan bagi kehidupan

Page 4: BAB I PENDAHULUAN · Kemudian berdasarkan pengumuman yang dikeluarkan Pemerintah, PLN Eksploitasi XI diubah namanya menjadi Perusahaan Umum Listrik Negara Distribusi Jawa Barat. Dengan

4

masyarakat. Kuning juga melambangkan semangat yang menyala-nyala yang

dimiliki tiap insan yang berkarya di perusahaan ini.

b. Petir atau Kilat

Melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya sebagai produk jasa

utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu petir pun mengartikan kerja cepat

dan tepat para insan PT PLN (Persero) dalam memberikan solusi terbaik bagi para

pelanggannya. Warnanya yang merah melambangkan kedewasaan PLN sebagai

perusahaan listrik pertama di Indonesia dan kedinamisan gerak laju perusahaan

beserta tiap insan perusahaan serta keberanian dalam menghadapi tantangan

perkembangan jaman

c. Tiga Gelombang

Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oteh tiga bidang usaha utama

yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran dan distribusi yang

seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT PLN (Persero) guna memberikan

layanan terbaik bagi pelanggannya. Diberi warna biru untuk menampilkan kesan

konstan (sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik yang tetap diperlukan dalam

kehidupan manusia. Di samping itu biru juga melambangkan keandalan yang

dimiliki insan-insan perusahaan dalam memberikan layanan terbaik bagi para

pelanggannya.

1.1.4 Sturuktur Organisasi

Gambar 1.2 Struktur Organisasi PT.PLN (PERSERO) APJ Bandung Sumber : Bagian SDM PT.PLN (PERSERO) APJ Bandung

Page 5: BAB I PENDAHULUAN · Kemudian berdasarkan pengumuman yang dikeluarkan Pemerintah, PLN Eksploitasi XI diubah namanya menjadi Perusahaan Umum Listrik Negara Distribusi Jawa Barat. Dengan

5

1.1.5 Produk Layanan PT.PLN (Persero)

Pada intinya, produk yang dijual oleh PLN adalah energi yang bisa dipergunakan untuk

menjalankan mesin dan penerangan. Berdasarkan tujuan pemakaian listrik, maka energy

listrik yang dijual kepada pelanggan dibagi ke dalam beberapa golongan tarif Golongan

tarif S (Kepentingan social), tarif R (Rumah tangga kecil dan besar), tarif B (Bisnis), tarif

I (Industri), dan tariff P (Pemerintah dan penerangan jalan umum).

Produk layanan yang disediakan oleh PLN pada dasarnya meliputi beberapa

produk layanan, diantaranya :

a. Pelayanan sambungan baru dan penambahan daya

b. Pelayanan pembacaan meter

c. Pelayanan penjualan rekening listrik

d. Pelayanan ganguan

e. Pelayanan informasi pelanggan, diantaranya melalui fasilitas telepon 123 (call

center 123 PLN)

Sejalan dengan perkembangan zaman dan tuntutan dari konsumen untuk

meningkatkan mutu pelayanan, PLN secara bertahap mengembangkan inovasi produk

layanan pelanggan dengan teknologi informasi tengah, diantaranya dengan

mengembangkan teknologi GIS (Geographical Informations System), P2ST (Pelayanan

pelanggan sistem terpusat), pembacaan meter secara elektronik dan on-line payment point.

Latar Belakang Penelitian

Sumber Daya Manusia merupakan aset organisasi yang sangat vital, sehingga peran dan

fungsinya tidak dapat digantikan oleh sumber daya lainnya. Badriyah (2015:15)

menyatakan bahwa betapapun modern teknologi yang digunakan, atau seberapa banyak

dana yang disiapkan, tanpa sumber daya manusia yang professional, semuanya tidak akan

bermakna. Peran sumber daya manusia pada perusahaan juga menjadi penentu perusahaan

untuk menjadi sukses atau sebaliknya. Sehingga dalam penelitian ini akan memfokuskan

pada sumber daya manusia yang ada pada objek penelitian.

Objek penelitian ini yaitu pada PT PLN (Persero) APJ Bandung yang merupakan

perusahaan yang bergerak dalam bidang ketenagalistrikan pada area Jawa Barat. PT PLN

(Persero) merupakan perusahaan listrik terbesar dan ternama di Indonesia, dan perusahaan

Page 6: BAB I PENDAHULUAN · Kemudian berdasarkan pengumuman yang dikeluarkan Pemerintah, PLN Eksploitasi XI diubah namanya menjadi Perusahaan Umum Listrik Negara Distribusi Jawa Barat. Dengan

6

tersebut merupakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang 100%

sahamnya dimiliki oleh Negara. Sehingga dengan status tersebut tidak dapat dipungkiri

PT.PLN (Persero) harus memiliki kinerja optimal untuk mewujudkan pelayanan terbaik.

Terlebih juga untuk PT PLN (Persero) APJ Bandung.

Dari data internal yang diperoleh, kondisi PT PLN (Persero) APJ Bandung

mempunyai tingkat KPI (Key Performance Indicator) yang meningkat cukup baik. Seperti

pada Gambar 1.3 dibawah ini

Gambar 1.3 Grafik KPI 2015-2016

Sumber : Data Internal Perusahaan

Dari gambar 1.3 diperoleh adanya peningkatan pada data KPI Perusahaan dari

tahun 2015- 2016 namun, setiap tahunnya PT PLN APJ Bandung memperoleh realisasi

yang tidak sesuai dengan target yang ditetapkan. Hal ini bisa saja disebabkan oleh faktor

SDM yang cenderung membuat pencapaian perusahaan kurang optimal. Sehingga

peranan manajer diharuskan mampu mengatur dan mengarahkan bagaimana seorang

individu berperilaku dalam organisasi sesuai dengan aturan perusahaan demi mencapai

tujuan yang sudah ditetapkan. Oleh karena itu, seorang manajer perlu menguasai bidang

ilmu perilaku organisasi untuk memahami bagaimana pola perilaku seorang individu dan

cara mengontrol perilaku tersebut sesuai dengan kebutuhan organisasi.

Robbins & Judge (2015: 6) menyatakan bahwa perilaku organisasi menerapkan

pengetahuan yang diperoleh mengenai individu, kelompok, dan efek dari struktur terdahap

perilaku untuk membuat organisasi bekerja dengan lebih efektif. Sehingga penulis akan

memfokuskan pada perilaku organisasi pada tingkat individual, yaitu Organizational

0

20

40

60

80

100

2015 2016

Target Realisasi

95,68% 96,33%

Page 7: BAB I PENDAHULUAN · Kemudian berdasarkan pengumuman yang dikeluarkan Pemerintah, PLN Eksploitasi XI diubah namanya menjadi Perusahaan Umum Listrik Negara Distribusi Jawa Barat. Dengan

7

Citizenship Behavior atau biasa disebut dengan perilaku OCB. Menurut Griffin dan

Moorhead (2014:80) mengemukakan gagasan tentang OCB yang berisikan

“Organizational citizenship refers to the behavior of individuals who make a positive

overall contribution to the organization” (Perilaku OCB mengacu pada perilaku individu

yang memberikan kontribusi positif secara keseluruhan untuk organisasi).

Dalam bekerja pada suatu organisasi karyawan dituntut untuk bekerja agar

tercapainya target kerja yang diharapkan. Maka dalam mencapai keberhasilan di suatu

organisasi (perusahaan), dimana pekerja tidak hanya harus melakukan pekerjaan sesuai

dengan tuntutan tugas ataupun sesuai dengan Job description yang disebut sebagai in-

role performance, namun pekerja sangat disarankan untuk melakukan pekerjaan extra

diluar dari tuntutan tugasnya atau dinamakan extra-role performance yang disebut juga

sebagai organizational citizenship behavior (OCB) dalam Linda.K Ticoalu (2013).

Walaupun sepertinya perilaku organizational citizenship behavior (OCB) masih

dirasakan cukup langka, namun jika OCB ini dapat terealisasikan pada suatu perusahaan/

organisasi maka akan menjadi hal positif bagi perusahaan PT PLN (Persero) APJ

Bandung.

Seperti pada penelitian Syahrizal Siregar (2015) menjelaskan bahwa OCB yang

lemah mengakibatkan organisasi yang tidak efektif, dan OCB dapat diukur melalui

rekapitulasi keterlambatan karyawan masuk kerja. Menurut kreitner & kinicki (2014:173)

mengatakan bahwa OCB dapat diukur dari ketepatan waktu dan kehadiran di atas standar

atau tingkat yang dapat dilaksanakan. Berikut merupakan rekapitulasi karyawan yang

datang terlambat pada PT PLN (Persero) APJ Bandung.

Tabel 1.1

Rekapitulasi Jumlah Keterlambatan Karyawan

Tahun 2014 - Tahun 2016

Bulan 2014 2015 2016

Januari 13.55% 17.91% 14.58%

Februari 11.93% 17.75% 17.33%

Maret 13.24% 15.46% 16.26%

April 10.22% 14.78% 16.32%

Mei 12.33% 13.92% 17.11%

Juni 17.36% 21.40% 18.35%

(Bersambung)

Page 8: BAB I PENDAHULUAN · Kemudian berdasarkan pengumuman yang dikeluarkan Pemerintah, PLN Eksploitasi XI diubah namanya menjadi Perusahaan Umum Listrik Negara Distribusi Jawa Barat. Dengan

8

Juli 6.11% 19.01% 11.71%

Agustus 17.11% 14.93% 16.28%

September 14.39% 12.35% 15.31%

Oktober 12.49% 7.31% 15.61%

November 15.08% 9.08% 14.92%

Desember 16.01% 9.34% 13.66%

Rata-rata Keterlambatan/tahun 13.32% 14% 15.62%

Jumlah karyawan 220 188 191

Sumber : Data Internal Perusahaan

Sesuai tabel 1.1 dijelaskan bahwa rekapitulasi keterlambatan pertahunnya mengalami

kenaikan setiap tahunnya. Seperti pada tahun 2014 memiliki persentase keterlambatan

13.32% kemudian pada tahun 2015 jumlah keterlambatan bertambah menjadi 14% ,

kemudian terjadi kenaikan kembali ditahun 2016 sebesar 15,62% . Meskipun jumlah

karyawan mengalami perubahan tetap saja angka keterlambatan terus meningkat. Berikut

adalah grafik presentase rata- rata keterlambatan karyawan pada PT PLN (Persero) APJ

Area Bandung.

Gambar 1.4 Grafik Rata- Rata Keterlambatan karyawan

Sumber : Data Internal Perusahaan

Apabila OCB dapat berjalan efektif pada suatu perusahaan, maka akan besar

kemungkinan persentase yang diperoleh dari keterlambatan karyawan akan menurun.

Kemudian Menurut Robbins and Judge (2015:53) faktor-faktor yang mempengaruhi

OCB diantaranya adalah kepuasan kerja karyawan, kepuasan kerja karyawan berpengaruh

cukup signifakan terhadap OCB seperti yang dikatakannya bahwa individu dengan ciri-

ciri kepribdian tertentu lebih puas dengan pekerjaan mereka, maka akan mengarahkan

12,00%

13,00%

14,00%

15,00%

16,00%

2014 2015 2016

Rata- Rata keterlambatan Karyawan

(Sambungan)

Page 9: BAB I PENDAHULUAN · Kemudian berdasarkan pengumuman yang dikeluarkan Pemerintah, PLN Eksploitasi XI diubah namanya menjadi Perusahaan Umum Listrik Negara Distribusi Jawa Barat. Dengan

9

mereka terlibat lebih banyak Organizational Citizenship Behavior (OCB). Menurut

Kreitner & Kinicki (2014:172) mengatakan bahwa PKO atau Organizational Citizenship

Behavior (OCB) mempunyai kekuatan hubungan cukup kuat dengan kepuasan kerja.

Kepuasan kerja menurut Kreitner& Kinicki (2014:175) dapat diukur secara signifikan

terhadap hasil kinerja pekerjaan karyawan. Berikut merupakan data KPI dari perpektif

kinerja tahun 2015-2016.

Tabel 1.2

KPI Tahun 2015

No KPI Satuan Bobot Target Realisasi Ket

I Perspektif pelanggan

1 Penambahan Jumlah Pelanggan Plg 5 40,497 50,741 Terlampaui

2 a. SAIDI mnt/plg 4 189.81 137.34 Tidak terlampaui

b. SAIFI kali/plg 4 4.10 4.05 Tidak terlampaui

II Perspektif Efektifitas Produk

dan Proses

1 Susut Distribusi/ susut jaringan % 8 5.04 4.89 Tidak terlampaui

2 Gangguan Penyulang per 100

kms

Kali/100

kms 5 25.43 25.38

Tidak terlampaui

III Perspektif SDM

1 Human Capital Readiness Level 3 3.90 3.90 Terlampaui

2 Organization Capital Readyness Level 8 3.90 3.90 Terlampaui

3 Produktifitas Pegawai

MWh/

Pegawai 3 20,774 21,764

Terlampaui

III Perpektif Keuangan Dan

Pasar

1 BPP (Biaya Pokok Penyediaan) Rp/Kwh 4 974.27 1,121.41 Terlampaui

2 Pencapaian Investasi

a. Program Terkontrak % 2 99.00 99.98 Terlampaui

b. Program Realisasi Terbayar % 2 99.00 83.27 Tidak terlampaui

3 Umur Piutang (PAL + TS +

PRR) Hari 7 31.69 30.72

Tidak terlampaui

Sumber : Data Internal PT. PLN (Perseroan) APJ Bandung

Tabel 1.3

KPI Tahun 2016

No KPI Satuan Bobot Target Realisasi Ket

I Perspektif pelanggan

1 Penambahan Jumlah Pelanggan Plg 5 51,930 38,037 Tidak terlampaui

2 Implementasi SAIDI- SAIFI Hari 2 366.00 366.00 Terlampaui

(Bersambung)

(Bersambung)

Page 10: BAB I PENDAHULUAN · Kemudian berdasarkan pengumuman yang dikeluarkan Pemerintah, PLN Eksploitasi XI diubah namanya menjadi Perusahaan Umum Listrik Negara Distribusi Jawa Barat. Dengan

10

II Perspektif Efektifitas Produk

dan Proses

1 Susut Distribusi/ susut jaringan % 8 4.88 4.91 Terlampaui

2 Gangguan Penyulang per 100

kms

Kali/100

kms 5 20.35 18.88

Tidak terlampaui

III Perspektif SDM

1 Human Capital Readiness Level 3 4.08 4.08 Terlampaui

2 Organization Capital Readyness Level 7 4.08 4.08 Terlampaui

3 Produktifitas Pegawai

MWh/

Pegawai 1.5 22,364 21,662

Tidak terlampaui

III Perpektif Keuangan Dan Pasar

1 BPP (Biaya Pokok Penyediaan) Rp/Kwh 6 1091.86 1024.14 Tidak terlampaui

2 Pencapaian Investasi

c. Program Terkontrak % 3 100.00 99.58 Tidak terlampaui

d. Program Realisasi Terbayar % 3 90.00 97.46 Terlampaui

3 Umur Piutang (PAL + TS + PRR) Hari 3 31.17 20.12 Tidak terlampaui

Sumber : Data Internal PT. PLN (Perseroan) APJ Bandung

Dari data pada tabel 1.2 menjelaskan bahwa ada beberapa perspektif yang tidak

terlampaui sesuai dengan target yang telah ditetapkan, dan dapat pula dilihat

perbandingannya pada tabel 1.3 dimana ada perubahan target yang ditetapkan dimana ada

yang mengalami penambahan nilai target atau pengurangan nilai target. Perubahan

tersebut dilakukan agar realisasi yang diharapkan dapat tercapai oleh perusahaan. Namun

masih ada beberapa perpektif penilaian yang masih tidak terlampaui pada tahun

berikutnya. Sehingga dapat dilihat bahwa pada PT PLN (Persero) APJ Bandung belum

mempunyai kinerja Organisasi yang maksimal dan masih lemahnya OCB pada

karyawannya. Hal ini bisa terjadi karena tingkat karyawan yang belum puas terhadap

perusahaan. karena pada dasarnya kepuasan karyawan yang menentukan perusahaan

tersebut sukses atau sebaliknya.

Dari penjabar diatas telah di jelaskan bahwa salah satu faktor penyebab OCB

adalah kepuasan kerja karyawan. Kepuasan kerja karyawan bisa dilihat dari gaji,

kesempatan promosi, pengawasan, pekerjaan itu sendiri dan rekan kerja yang ada pada

perusahaan tersebut dalam Edison, Anwar, Komariah (2017: 213). Untuk mengetahui

kondisi kepuasan kerja pada karyawa PT PLN (Persero) APJ Bandung maka penulis

melakukan survey dengan menyebarkan 10 kuesioner secara acak, dari data responden

yang diperoleh 6 responden menyatakan bahwa kondisi kepuasan kerja yang diberikan

(Sambungan)

Page 11: BAB I PENDAHULUAN · Kemudian berdasarkan pengumuman yang dikeluarkan Pemerintah, PLN Eksploitasi XI diubah namanya menjadi Perusahaan Umum Listrik Negara Distribusi Jawa Barat. Dengan

11

oleh perusahaan pada kategori cukup baik dan dari 4 responden diperoleh bahwa kepuasan

kerja yang diperoleh belum sesuai dengan harapan karyawan.

Gambar 1.5 Kuesioner Kepuasan Kerja

Sumber :Data Olahan Penulis

Gambar 1.6 Kuesioner Kepuasan Kerja

Sumber : Data Olahan Penulis

Berdasarkan hasil kuesioner diatas menyatakan bahwa kepuasan kerja yang

diberikan oleh PT PLN (Persero) APJ Bandung belum sesuai dengan harapan karyawan,

Page 12: BAB I PENDAHULUAN · Kemudian berdasarkan pengumuman yang dikeluarkan Pemerintah, PLN Eksploitasi XI diubah namanya menjadi Perusahaan Umum Listrik Negara Distribusi Jawa Barat. Dengan

12

40% diantaranya menyatakan bahwa pada dimensi gaji dan kesempatan promosi dirasa

belum sesuai dengan harapan karyawan. Hal ini perlu diperhatikan karena pada dasarnya

karyawan yang merasa puas dalam bekerja, maka karyawan tersebut akan berupaya

semaksimal mungkin dengan kemampuan yang ada untuk mengerjakan serta

memaksimalkan tugas pekerjaannya. Menurut Wibowo (2016:428) Kepuasan kerja

menjadi faktor determinan dari Organizational citizenship behavior Pekerja, pekerja yang

puas akan lebih suka berbicara positif tentang organisasinya. Hal ini pun didukung dalam

Triwibowo & Arsanti (2016) mengatakan bahwa untuk variabel Kepuasan Kerja

berpengaruh terhadap variabel Organizational Citizenship Behavior (OCB) sebesar

sebesar 75,8%.

Berdasarkan dari pemaparan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap

Organizational Citizenship Behavior Karyawan (Studi Kasus di PT PLN (Persero)

APJ Bandung)”.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti dapat mengidentifikasikan masalah

sebagai berikut :

a. Bagaimana kepuasan kerja pada karyawan PT PLN APJ Bandung ?

b. Bagaimana Organizational Citizenship Behavior pada karyawan PT PLN

APJ Bandung ?

c. Apakah Kepuasan Kerja berpengaruh terhadap Organizational Citizenship

Behavior (OCB) karyawan PT PLN APJ Bandung?

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan menganalisis :

a. Kepuasan kerja pada karyawan PT. PLN APJ Bandung.

b. Organizational Citizenship Behavior pada karyawan PT. PLN APJ Bandung.

c. Kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap Organizational Citizenship

Behavior (OCB) pada karyawan PT. PLN APJ Bandung.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN · Kemudian berdasarkan pengumuman yang dikeluarkan Pemerintah, PLN Eksploitasi XI diubah namanya menjadi Perusahaan Umum Listrik Negara Distribusi Jawa Barat. Dengan

13

Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan untuk pembaca

tentang teori kepuasan kerja dan teori Organizational Citizenship Behavior.

b. Kegunaan Praktis

1) Bagi Peneliti

Dengan penelitian ini penulis dapat membandingkan antara teori yang

diperoleh di bangku kuliah dengan praktik yang di terapkan.

2) Bagi institusi

Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dan menambah wawasan

pembendaharaan perpustakaan Universitas Telkom.

3) Bagi objek penelitian atau lembaga usaha

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sumbangan

pemikiran bagi pemilik usaha dalam mengambil kebijaksanaan yang

berkaitan dengan upaya peningkatan kinerja karyawan.

Waktu dan periode penelitian

Waktu : September 2017 s/d Desember 2017

Periode Penelitian : 2017

Sitematika Penelitian

Untuk memudahkan pembahasan yang terdapat dalam skripsi, maka penulisan skripsi

disusun sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan penjelasan secara umum, ringkas, dan padat tentang isi

penelitian. Isi bab ini meliputi: objek penelitian, latar belakang penelitian, identifikasi

masalah penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, waktu dan periode penelitian,

dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN

Bab ini memuat rangkuman secara jelas, ringkas, dan padat tentang hasil tinjauan

pustaka pustaka terkait dengan topik dan variabel penelitian yang dijadikan sebagai

dasar/rujukan dalam penyusunan kerangka pemikiran dan perumusan hipotesis penelitian.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN · Kemudian berdasarkan pengumuman yang dikeluarkan Pemerintah, PLN Eksploitasi XI diubah namanya menjadi Perusahaan Umum Listrik Negara Distribusi Jawa Barat. Dengan

14

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menegaskan pendekatan, metode, dan teknik yang digunakan untuk

mengumpulkan dan menganalisis data. Teknik analisis data harus relevan dengan masalah

penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai karakteristik responden, hasil penelitian, dan

pembahasan hasil penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi mengenai kesimpulan akhir yang diperoleh dari hasil penelitian, dan

saran-saran dari penulis yang diharapkan dapat berguna bagi pembaca.