bab i pendahuluan - repository.unigoro.ac.idrepository.unigoro.ac.id/296/5/bab i.pdfpenciptaan dan...

12
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan yang telah dilaksanakan, sedang dilaksanakan dan yang akan dilaksanakan diberbagai sektor kegiatan ekonomi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Pada era reformasi yang sedang berjalan ini peranan dari masing-masing sektor kegiatan ekonomi terus ditingkatkan dalam rangka memperlancar dan mempercepat laju pembangunan agar bangsa Indonesia mampu membangun dengan kekuatannya sendiri. Pembangunan pada hakekatnya adalah proses dari perubahan yang terus-menerus yang merupakan kemajuan dan perbaikan menuju kearah tujuan yang ingin dicapai. Tujuan tersebut tidak mungkin akan dapat terwujud dalam beberapa tahun, ataupun dalam satu atau dua generasi. Tetapi yang terpenting bahwa semua dari upaya pembangunan haruslah diarahkan sedemikian rupa sehingga setiap generasi mewariskan kepada generasi berikutnya pada keadaan yang makin mendekati tujuan tersebut. Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang berlangsung secara sadar, terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utama yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia atau masyarakat suatu bangsa. Ini berarti bahwa pembangunan senantiasa beranjak dari suatu keadaan atau kondisi kehidupan yang kurang baik menuju suatu kehidupan yang lebih baik dalam rangka mencapai tujuan nasional suatu bangsa. Sebagai konsekuensi dari pelaksanaan pembangunan nasional yang membawa kepada perubahan di sektor pembangunan ekonomi, dimana pertumbuhan ekonomi yang pesat belum mampu membangun basis ekonomi rakyat yang tangguh. Perlu pula disadari bahwa proses dari

Upload: others

Post on 13-Feb-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Pembangunan yang telah dilaksanakan, sedang dilaksanakan dan yang akan dilaksanakan

    diberbagai sektor kegiatan ekonomi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh

    rakyat Indonesia. Pada era reformasi yang sedang berjalan ini peranan dari masing-masing

    sektor kegiatan ekonomi terus ditingkatkan dalam rangka memperlancar dan mempercepat

    laju pembangunan agar bangsa Indonesia mampu membangun dengan kekuatannya sendiri.

    Pembangunan pada hakekatnya adalah proses dari perubahan yang terus-menerus yang

    merupakan kemajuan dan perbaikan menuju kearah tujuan yang ingin dicapai. Tujuan

    tersebut tidak mungkin akan dapat terwujud dalam beberapa tahun, ataupun dalam satu atau

    dua generasi. Tetapi yang terpenting bahwa semua dari upaya pembangunan haruslah

    diarahkan sedemikian rupa sehingga setiap generasi mewariskan kepada generasi berikutnya

    pada keadaan yang makin mendekati tujuan tersebut.

    Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang berlangsung secara sadar,

    terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utama yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan

    hidup manusia atau masyarakat suatu bangsa. Ini berarti bahwa pembangunan senantiasa

    beranjak dari suatu keadaan atau kondisi kehidupan yang kurang baik menuju suatu

    kehidupan yang lebih baik dalam rangka mencapai tujuan nasional suatu bangsa. Sebagai

    konsekuensi dari pelaksanaan pembangunan nasional yang membawa kepada perubahan di

    sektor pembangunan ekonomi, dimana pertumbuhan ekonomi yang pesat belum mampu

    membangun basis ekonomi rakyat yang tangguh. Perlu pula disadari bahwa proses dari

  • percepatan pembangunan yang terlalu menitikberatkan pada laju pertumbuhan ekonomi

    yang tinggi tanpa diimbangi dengan pemerataan pendapatan membangun ekonomi rakyat,

    misi pembangunan meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat akan terabaikan

    sehingga basis ekonomi rakyat mengalami kegoncangan bahkan rapuh.

    Proses pembangunan pada dasarnya bukan sekedar fenomena ekonomi semata.

    Keberhasilan pembangunan tidak hanya sekedar ditunjukkan prestasi pertumbuhan ekonomi

    yang telah dicapai oleh suatu negara namun lebih daripada itu pembangunan memiliki

    perspektif yang luas. Didalam proses pembangunan selain mempertimbangkan aspek-aspek

    pertumbuhan dan pemerataan, juga perlu mempertimbangkan kehidupan-kehidupan sosial di

    masyarakat. Lebih dari itu dalam proses pembangunan dilakukan upaya yang bertujuan

    untuk mengubah struktur perekonomian kearah yang lebih baik.

    Tenaga kerja merupakan faktor yang potensial untuk pembangunan ekonomi secara

    keseluruhan dan jumlah penduduk yang besar akan menentukan percepatan laju

    pertumbuhan ekonomi. Selain itu kesempatan kerja yang tersedia dan kualitas tenaga kerja

    yang digunakan akan menentukan proses pembangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi

    adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa

    yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat

    Masalah penduduk tidak terlepas dengan masalah ketenagakerjaan. Suatu proses

    pembangunan peran serta tenaga kerja sangat menentukan berlangsungnya pembangunan

    disuatu negara. Tenaga kerja sebagai salah satu faktor ekonomi memiliki peran yang vital,

    biasa dikatakan bahwa tenaga kerja memberdayakan dan mengaplikasikan faktor-faktor lain

    untuk mencapai tujuan yang direncanakan.

  • Keberhasilan pembangunan ekonomi salah satunya dipengaruhi oleh faktor produksi.

    Faktor-faktor produksi tersebut diantaranya adalah penduduk(sumber daya manusia).

    Menurut Payaman J. Simanjuntak (1985) dalam bukunya Pengantar Ekonomi Sumber Daya

    Manusia, Tenaga kerja (Man Power) adalah penduduk yang sudah bekerja dan sedang

    bekerja, yang sedang mencari pekerjaan, dan yang sedang melakukan aktivitas kerja.

    Sedangkan Menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 1, Tenaga kerja adalah tiap

    orang yang mampu melaksanakan pekerjaan baik didalam maupun diluar hubungan kerja

    guna menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

    Jumlah penduduk yang tinggi menjadi masalah dibidang ketenagakerjaan khususnya

    penciptaan dan perluasan lapangan kerja. Untuk itu perlu adanya lapangan kerja baru yang

    menyerap angkatan kerja yang tersedia dan perlunya pola pendidikan untuk meningkatkan

    produktivitas.

    Negara berkembang seperti Indonesia berpenduduk besar yang menjadi salah satu

    masalah utama adalah pengangguran struktural yang sangat besar. Masalah ini disebabkan

    karena struktur ekonomi yang ada belum mampu menciptakan kesempatan kerja yang sesuai

    dan dalam jumlah yang cukup untuk menyerap angkatan kerja yang ada. Agar mencapai

    keadaan yang seimbang maka seyogyanya mereka semua dapat tertampung dalam suatu

    perkerjaan yang cocok dengan keterampilan mereka. Ini membawa konsekuensi bahwa

    perekonomian sebaiknya harus selalu menyediakan lapangan pekerjaan bagi angkatan kerja

    yang baru.

    Tabel 1.1 Perkembangan Bursa Tenaga Kerja di Kabupaten Bojonegoro tahun 2011-

    2016

  • Tahun Lowongan Pencari Kerja Penempatan TKPMP TKMT

    Year Kerja Terdaftar Tenaga Kerja dan Usaha

    Vacancy Job Seekers placement Mandiri

    2011 4750 8257 3375 120

    2012 3725 5893 3662 140

    2013 3340 4749 3191 180

    2014 3400 3951 3289 215

    2015 4415 5116 3239 214

    2016 10424 5821 4769 672

    Sumber : Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Bojonegoro

    Tabel 1.1 menunjukkan bahwa perubahan perkembangan bursa tenaga kerja di Kabupaten

    Bojonegorodari tahun 2011 sampai tahun 2016 tercatat bahwa pada tahun 2011 jumlah

    lowongan kerja (vacancy) sebanyak 4750, sedangkan pencari kerja yang terdaftar (job

    sseekers) sebanyak 8257 dan penempatan tenaga kerja (placement) hanya 3375. Sedangkan

    TKPMP TKMT dan usaha mandiri ada 120. Dan pada tahun 2016 tercatat bahwa jumlah

    lowongan kerja (vacancy) sebanyak 10424, sedangkan pencari kerja yang terdaftar (job

    sseekers) sebanyak 5821 dan penempatan tenaga kerja (placement) 4769. Sedangkan yang

    TKPMP TKMT dan usaha mandiri ada 672. Dapat diambil kesimpulan bahwa ada

    pertumbuhan perekonomian dengan banyaknya lowongan pekerjaan, menurunnya pencari

    kerja, dan meningkatnya usaha mandiri masyarakat.

    Pesatnya perkembangan yang terjadi dalam era pembangunan dewasa ini menghendaki

    agar seluruh potensi nasional dapat dihimpun menjadi suatu kekuatan besar yang akan

    berhasil menggerakkan kekuatan yang lebih besar untuk mendorong bangsa dan masyarakat

    Indonesia mencapai cita-citanya, berkembang dan maju. Artinya bahwa pembangunan

    menuntut peran serta seluruh masyarakat secara aktif untuk berkembang dan maju, tanpa

    pengecualian antara pria dan wanita. Potensi wanita sebagai salah satu unsur dalam

  • menunjang pembangunan tidak dapat diasingkan lagi, baik perannya secara langsung

    maupun tidak langsung.

    Peranan wanita sebagai mitra yang sejajar dengan pria pada saat ini bukan merupakan

    suatu hal yang baru. Hal tersebut telah diakui oleh pemerintah sejak masuknya peranan

    wanita dalam pembangunan yang telah tersirat dalam lima falsafah dasar bangsa Indonesia,

    yaitu Garis-Garis Besar Haluan Negara (Hastuti, 2004). Perempuan memiliki kesempatan

    untuk berpartisipasi dalam pembangunan di segala bidang baik ekonomi, sosial, dan budaya.

    Namun masih banyak hal-hal yang menghambat peran wanita untuk mengaktualisasikan

    dirinya dalam pembangunan, salah satunya adalah pembagian peran dan status antara pria

    dan wanita.

    Seiring perkembangan zaman, wanita kini mulai merambah cakupan wilayah kerja untuk

    memperluas ruang gerak yang awalnya hanya dapat dimasuki oleh pria. Hal ini disebabkan

    adanya peran ganda dari wanita selain peran domestik. Peran tersebut adalah peran transisi,

    di mana wanita sebagai tenaga kerja yang ikut aktif untuk mencari nafkah diberbagai

    kegiatan sesuai dengan pendidikan dan keterampilan yang dimiliki.

    Menurut Alatas (dalam Fadah, 2004), peningkatan partisipasi wanita dalam kegiatan

    ekonomi dikarenakan adanya perubahan pandangan dan sikap dari masyarakat tentang sama

    pentingnya pendidikan bagi kaum wanita dan pria, semakin disadari perlunya kaum wanita

    untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan, serta adanya kemauan wanita untuk mandiri

    dalam bidang ekonomi dengan berusaha membiayai kebutuhan hidupnya dan mungkin juga

    kebutuhan hidup orang-orang yang menjadi tanggungannya dengan penghasilan sendiri.

    Partisipasi wanita saat ini tidak hanya ingin menuntut persamaan hak, tetapi juga

    menyatakan fungsinya agar memiliki arti dalam pembangunan masyarakat Indonesia.

  • Kaum wanita memang terus di beri peluang makin besar untuk ikut serta dalam proses

    pembangunan. Namun di samping itu masyarakat sadar bahwa peranan wanita dalam

    pembangunan tidak bisa di pisahkan dengan peranannnya sebagai ibu di dalam lingkungan

    keluarga, yakni sebagai ibu rumah tangga, fungsi ibu lebih dikaitkan dengan peran mereka

    sebagai pendamping suami pengasuh anak, sehingga penghargaan pada ibu lebih dikaitkan

    dengan peran ibu dalam keluarga.

    Meningkatnya keterlibatan wanita dalam kegiatan ekonomi ditandai oleh dua proses.

    Pertama, peningkatan dalam “jumlah wanita” yang terlibat dalam pekerjaan diluar rumah

    tangga (Out door activity). Hal ini antara lain dapat dilihat dari kenaikan tingkat partisipasi

    tenaga kerja wanita dari waktu ke waktu. Kedua, peningkatan dalam jumlah bidang

    “pekerjaan” yang dapat dimasuki oleh wanita. Bidang- bidang yang sebelumnya masih di

    dominasi oleh pria berangsur-angsur berubah atau bahkan di dominasi oleh wanita.

    Wanita sebagai salah satu sumber daya manusia dipasar tenaga kerja terutama di

    Indonesia mempunyai kontribusi yang cukup besar, dalam arti bahwa jumlah wanita yang

    menawarkan dirinya untuk bekerja cukup besar. Partisipasi wanita dalam berbagai kegiatan

    ekonomi telah meningkat secara berarti pada semua sektor. Perkembangan demikian terjadi

    pada periode pertumbuhan ekonomi dan perubahan structural secara cepat, pasar kerja

    umumnya juga telah membaik.

    Di Kabupaten Bojonegoro kesetaraan gender menjadi bahasan penting disegala lapisan

    masyarakat, oleh karena itu pemerintah daerah Bojonegoro memperhatikan kesetaraan

    gender. Rapat Koordinasi Kelompok Kerja Pengarusutamaan Gender (POKJA PUG) Kab.

    Bojonegoro tahun 2015 dibuka oleh Bupati Bojonegoro, Kamis (30/4/2015). Rakor Pokja

    PUG diselenggarakan di ruang Angling Dharma Pemkab Bojonegoro.

  • Dalam rangka mendukung percepatan Pengarusutamaan Gender di Kabupaten

    Bojonegoro, BPPKB telah banyak mengadakan pelatihan terkait anggaran responsif gender

    antara lain pelatihan perencanaan dan penganggaran responsif gender bagi 61 SKPD

    dilingkup Pemkab Bojonegoro.

    Selain itu BPPKB Kab. Bojonegoro juga telah melakukan pendampingan analisis

    responsif gender. Terdapat 3 narasumber dalam Rakor Pokja PUG ini, antara lain Kepala

    BPPKB Propinsi Jatim, Kepala BAPPEPROV Jatim serta Suti’ah dari Lembaga Pengkajian

    Masyarakat dan Pembangunan Malang.

    Diskriminatif tersebut sering terjadi pada perempuan, oleh karena itu perlu adanya

    pemberdayaan perempuan. Namun hal tersebut juga bisa terjadi pada laki-laki, sehingga

    juga diperlukan pemberdayaan pada laki-laki.

    Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten

    Bojonegoro tahun 2016.

    Kelompok Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah

    Age Group Male Female Total

    0-14 127690 120042 307531

    15-64 474954 468343 943297

    65+ 56771 59469 116240

    Jumlah/Total 659415 647854 1367068

    Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bojonegoro

    Tabel 1.2 menunjukkan bahwa jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin

    di kabupaten Bojonegoro tahun 2016 tercatat bahwa jumlah angkatan kerja (umur 15-64

    tahun) di kabupaten Bojonegoro untuk laki-laki 474954 jiwa sedangkan perempuan 468343

    jiwa, Walaupun jumlah angkatan kerja perempuan lebih rendah daripada laki-laki tapi ini

    sudah menunjukkan bahwa perempuan ikut berpartisipasi dalam bekerja.

  • Kecamatan Padangan merupakan salah satu kecamatan di kabupaten Bojonegoro yang

    memiliki luas 42 km2, meliputi 16 Desa 38 Dusun, 56 RW dan 220 RT. Dengan jumlah

    penduduk 46.214 jiwa yang terdiri dari laki-laki 22.986 jiwa sedangkan perempuan 23.228

    jiwa.

    Perluasan kesempatan kerja merupakan usaha untuk mengembangkan sektor

    penampungan kesempatan kerja yang berproduktivitas rendah. Usaha perluasan kesempatan

    kerja tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, seperti perkembangan jumlah

    penduduk dan angkatan kerja, pertumbuhan ekonomi, tingkat produktivitas tenaga kerja dan

    kebijaksanaan mengenai perluasan kesempatan kerja itu sendiri. Di samping itu perluasan

    kesempatan kerja juga tidak mengabaikan usaha-usaha lain yang mampu memberikan

    produktivitas yang lebih tinggi melalui berbagai program.

    Lapangan pekerjaan merupakan indikator keberhasilan penyelenggaraan pendidikan

    maka merembaknya isyu pengangguran terdidik menjadi sinyal yang cukup mengganggu

    bagi perencanaan pendidikan di negara-negara berkembang pada umumnya, khususnya

    Indonesia.

    Dengan meningkatnya jumlah angkatan kerja perlu diimbangi dengan perluasan

    kesempatan kerja, namun penyerapan tenaga kerja disektor formal masih rendah sehingga

    menyebabkan pengangguran. Ketidakmampuan sektor formal menampung angkatan kerja

    telah menjadikan sektor informal sebagai penyelamat.

    Tabel 1.3 Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja Industri Pengolahan di Kabupaten

    Bojonegoro tahun 2016.

    Jumlah Laki-Laki Perempuan Jumlah

    Perusahaan Male Female Total

    110 4710 10249 14959

    Sumber : Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Bojonegoro

  • Tabel 1.3 menunjukkan bahwa jumlah tenaga kerja pada industri pengolahan di

    Kabupaten Bojonegoro tahun 2016 tercatat ada 110 industri pengolahan dengan jumlah

    tenaga kerja laki-laki 4710 pekerja dan tenaga kerja perempuan 10249 pekerja. Hal ini

    berarti industri pengolahan yang ada di Kabupaten Bojonegoro di dominasi oleh tenaga kerja

    wanita (perempuan) termasuk halnya industri pengolahan ledre yang ada di kecamatan

    Padangan kabupaten Bojonegoro.

    Kehadiran industri ledre di kecamatan Padangan kabupaten Bojonegoro dapat memacu

    pertumbuhan dan perkembangan bidang ekonomi khususnya di kecamatan Padangan

    kabupaten Bojonegoro.

    Sektor industri, khususnya industri kecil ledre yang ada di kecamatan Padangan

    kabupaten Bojonegoro berkembang cukup pesat yang sejajar dengan pesatnya

    perkembangan industri kecil lainnya. Hal ini pada gilirannya akan dapat membuka peluang

    kerja atau tingkat partisipasi tenaga kerja wanita. Eksistensi industri kecil pada

    kenyataannya memang banyak melibatkan peran serta dari tenaga kerja wanita.

    Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan

    judul ”Tingkat Partisipasi Tenaga Kerja Wanita Pada Produk Olahan di Kabupaten

    Bojonegoro, berbasis pada produk olahan ledre di kecamatan Padangan kabupaten

    Bojonegoro”.

    1.2 Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai

    berikut:

  • a. Apakah variabel bebas pendidikan (X1), usia (X2), jam kerja (X3), dan sistem upah (X4),

    secara bersama-sama berpengaruh terhadap tingkat partisipasi tenaga kerja wanita pada

    produk olahan ledre di kecamatan Padangan kabupaten Bojonegoro?

    b. Apakah variabel bebas pendidikan (X1), usia (X2), jam kerja (X3), dan sistem upah (X4),

    secara parsial berpengaruh terhadap tingkat partisipasi tenaga kerja wanita pada produk

    olahan ledre di kecamatan Padangan kabupaten Bojonegoro?

    c. Manakah diantara variabel tersebut yang berpengaruh dominan terhadap tingkat

    partisipasi tenaga kerja wanita pada produk olahan ledre di kecamatan Padangan

    kabupaten Bojonegoro?

    1.3 Tujuan Penelitian

    Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah sebagai

    berikut:

    a. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah variabel bebas pendidikan (X1), usia (X2),

    jam kerja (X3), dan sistem upah (X4), secara bersama-sama berpengaruh terhadap tingkat

    partisipasi tenaga kerja wanita pada produk olahan ledre di kecamatan Padangan

    kabupaten Bojonegoro .

    b. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah variabel bebas pendidikan (X1), usia (X2),

    jam kerja (X3), dan sistem upah (X4), secara parsial berpengaruh terhadap tingkat

    partisipasi tenaga kerja wanita pada produk olahan ledre di kecamatan Padangan

    kabupaten Bojonegoro.

  • c. Untuk mengetahui dan menganalisis manakah diantara variabel tersebut yang

    berpengaruh dominan terhadap tingkat partisipasi tenaga kerja wanita pada produk olahan

    ledre di kecamatan Padangan kabupaten Bojonegoro.

    1.4 Manfaat Penelitian

    Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat secara akademis bagi penulis

    dan juga peneliti lainnya dan manfaat praktis bagi pemerintah. Adapun manfaat tersebut

    antara lain:

    a. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan, pengetahuan, dalam menerapkan ilmu yang

    terlah diperoleh dalam perkuliahan.

    b. Bagi peneliti lain, hasil penelitian tersebut diharapkan dapat memberikan informasi untuk

    melakukan penelitian yang sejenis.

    c. Sebagai dasar pengambilan kebijakan pemerintah dalam perlindungan perempuan.

    d. Sebagai dasar pengambilan kebijakan pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan

    perempuan.

    1.5 Hipotesa

    Didalam penelitian untuk mencapai hasil yang dapat dipertanggungjawabkan, maka

    sebelum hasil dari penelitian dapat dibuktikan kebenarannya diperlukan adanya hipotesa dari

    permasalahan tersebut. Hipotesa juga dapat dipandang sebagai konklusi, suatu konklusi

    suatu barang tentu tidak dibuat semena-mena, melainkan atas dasar pengetahuan tertentu.

    Pengetahuan ini sebagian diambil dari hasil-hasil serta problematika yang timbul dari

    penyelidikan-penyelidikan yang mendahului. Dari renungan-renungan atas dasar

  • pertimbangan yang masuk akal ataupun dari hasil penyelidikan eksplorasi yang dilakukan

    sendiri. Jadi merupakan data perkiraan, Itulah sebabnya keputusan yang dibuat dalam

    menolak atau menerima hipotesa mengandung ketidakpastian.

    Hipotesa sebenarnya merupakan dugaan sementara maka perlu adanya pembuktian.

    Hipotesa yaitu suatu tafsiran yang dirumuskan serta diterima untuk sementara, yang dapat

    menerangkan fakta-fakta yang diamati dan digunakan sebagai petunjuk untuk melangkah ke

    penelitian selanjutnya.

    Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian ini, maka hipotesa penelitian adalah

    sebagai berikut :

    a. Diduga bahwa variabel bebas pendidikan (X1), usia (X2), jam kerja (X3), dan sistem upah

    (X4), secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap tingkat partisipasi tenaga

    kerja wanita pada produk olahan ledre di kecamatan Padangan kabupaten Bojonegoro.

    b. Diduga bahwa variabel bebas pendidikan (X1), usia (X2), jam kerja (X3), dan sistem upah

    (X4), secara parsial berpengaruh signifikan terhadap tingkat partisipasi tenaga kerja

    wanita pada produk olahan ledre di kecamatan Padangan kabupaten Bojonegoro.

    c. Diduga bahwa variabel bebas pendidikan (X1) berpengaruh dominan terhadap tingkat

    partisipasi tenaga kerja wanita pada produk olahan ledre di kecamatan Padangan

    kabupaten Bojonegoro.