bab i pendahuluan -...

18
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada era globalisasi sekarang ini, mempunyai peranan yang amat strategis untuk mempersiapkan generasi muda yang memiliki keberdayaan dan kecerdasan emosional yang tinggi dan menguasai megaskills yang mantap. Guru sebagai salah satu komponen dalam pendidikan memegang peranan penting dalam mewujudkan tantangan baru paradigma pendidikan tersebut. Guru yang tampil di abad pengetahuan adalah guru yang benar-benar profesional yang mampu mengantisipasi tantangan-tantangan dalam dunia pendidikan ”guru merupakan unsur manusiawi yang sangat menentukan unsur keberhasilan pendidikan”(Bafadal, 2006). Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus yang ditandai dengan keunggulan dalam nasionalisme dan jiwa juang, keimanan dan ketakwaan, penguasaan iptek, etos kerja dan disiplin, profesionalisme, kerjasama, belajar dengan berbagai disiplin, wawasan masa depan, kepastian karier, dan kesejahteraan lahir

Upload: haliem

Post on 23-Jul-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4155/2/T2_942009125_BAB I… · iptek, etos kerja dan disiplin, profesionalisme, kerjasama, ... bertugas

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan pada era globalisasi sekarang ini,

mempunyai peranan yang amat strategis untuk

mempersiapkan generasi muda yang memiliki

keberdayaan dan kecerdasan emosional yang tinggi dan

menguasai megaskills yang mantap. Guru sebagai

salah satu komponen dalam pendidikan memegang

peranan penting dalam mewujudkan tantangan baru

paradigma pendidikan tersebut.

Guru yang tampil di abad pengetahuan adalah

guru yang benar-benar profesional yang mampu

mengantisipasi tantangan-tantangan dalam dunia

pendidikan ”guru merupakan unsur manusiawi yang

sangat menentukan unsur keberhasilan

pendidikan”(Bafadal, 2006). Guru merupakan jabatan

atau profesi yang memerlukan keahlian khusus yang

ditandai dengan keunggulan dalam nasionalisme dan

jiwa juang, keimanan dan ketakwaan, penguasaan

iptek, etos kerja dan disiplin, profesionalisme,

kerjasama, belajar dengan berbagai disiplin, wawasan

masa depan, kepastian karier, dan kesejahteraan lahir

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4155/2/T2_942009125_BAB I… · iptek, etos kerja dan disiplin, profesionalisme, kerjasama, ... bertugas

2

batin. Pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh orang

yang tidak memiliki keahlian sebagai guru.

Ke depan tuntutan meningkatkan kualitas guru

yang profesional menjadi sangat penting dan mendesak

untuk diupayakan. Guru profesional bukan lagi

merupakan sosok yang berfungsi sebagai robot, tetapi

merupakan dinamisator yang mengantar potensi-

potensi peserta didik ke arah kerativitas. ”Tugas

seorang guru profesional meliputi tiga bidang utama (1)

dalam bidang profesi, (2) dalam bidang kemanusiaan,

dan (3) dalam bidang kemasyarakatan” (Isjoni, 2006).

Sebagai akibat perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi serta tuntutan pembangunan pendidikan

masakini, maka guru dituntut untuk terus menerus

berupaya meningkatkan kompetensinya secara

dinamis. Mantja (2002) menyatakan bahwa

peningkatan kompetensi tersebut tidak hanya

ditujukan pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor,

namun yang lebih penting adalah kemampuan diri

untuk terus menerus melakukan peningkatan

kelayakan kompetensi. Sergiovanni (dalam Mantja,

2002) menegaskan bahwa teachers are axpected to put

their knowledge to work to demonstrate they can do the

job. Finally, professional are expected to engage in a life

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4155/2/T2_942009125_BAB I… · iptek, etos kerja dan disiplin, profesionalisme, kerjasama, ... bertugas

3

long commitment to self improvement. Self improvement

is the will-grow competency area.

Undang- undang No. 14 tahun 2005 tentang

Guru dan Dosen menyatakan bahwa ”Guru adalah

pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,

menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada

pendidikan anak usia dini di jalur pendidikan formal,

pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”. Profesi

guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang

dilaksanakan berdasarkan prinsip memiliki

kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan

secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat.

Joni (dalam Mantja, 2008) menyebutkan bahwa ”guru

harus bertanggung jawab secara profesional untuk

terus menerus meningkatkan profesionalnya”.

Berdasarkan prinsip ini maka, agar guru mampu

menyandang predikat sebagai seorang profesional Ia

harus selalu mengembangkan diri agar

profesionalismenya mampu menjawab permasalahan-

permasalahan pendidikan yang setiap saat terus

berubah karena tuntutan masyarakat dan perubahan

global. Tilaar (2002) mengemukakan bahwa profesi

guru bukanlah merupakan profesi yang sudah jadi.

Guru perlu secara terus menerus mengubah diri

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4155/2/T2_942009125_BAB I… · iptek, etos kerja dan disiplin, profesionalisme, kerjasama, ... bertugas

4

karena pengalaman mendidik bukan merupakan

pengalaman rutin. Guru merupakan pelaku dalam

tindakan pedagogik, karena pedagogik dalam

kehidupan terus menerus berubah, profesionalisme

guru akan terus berubah.

Tanggung jawab guru dalam menghadapi

perubahan paradigma pendidikan adalah dengan

melakukan pengembangan dalam proses pendidikan

baik sebelum pelaksanaan (preservice) dan selama

pelaksanaan (inservice) yang memberikan peluang dan

tantangan bagi perkembangan profesionalnya. Saat ini

telah muncul komitmen kuat dari Pemerintah

Indonesia, terutama Dinas Pendidikan untuk

merevitalisasi kinerja guru antara lain dengan

memperketat persyaratan bagi siapa saja yang ingin

meniti karir profesi di bidang keguruan. Dengan

persyaratan minimum kualifikasi akademik

sebagaimana diatur dalam UU No. 14 Tahun 2005,

diharapkan guru benar-benar memiliki kompetensi

sebagai agen pembelajaran.

Pengembangan profesi guru sebagai agen

pembelajaraan tersebut meliputi kompetensi

pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi

profesional, dan kompetensi sosial. Kompetensi

pedagogik menunjuk pada kemampuan mengelola

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4155/2/T2_942009125_BAB I… · iptek, etos kerja dan disiplin, profesionalisme, kerjasama, ... bertugas

5

pembelajaran peserta didik. Kompetensi kepribadian

menunjuk pada kemampuan kepribadian yang mantap,

berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi

teladan peserta didik. Kompetensi profesional

menunjuk pada kemampuan penguasaan materi

pelajaran secara luas dan mendalam. Kompetensi sosial

menunjuk kemampuan guru untuk berkomunikasi dan

berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta

didik, sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan

masyarakat sekitar. Dalam Undang-undang RI No. 20

tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional lebih

diperjelas lagi bahwa sebagai tenaga profesional, guru

bertugas merencanakan dan melaksanakan program

pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, serta

melakukan bimbingan dan pelatihan.

Dari keempat kompetensi yang harus dimiliki

guru, dua di antaranya dinilai masih menjadi problem

serius dan krusial di kalangan guru, yakni kompetensi

pedagogik dan kompetensi profesional. Dari aspek

kompetensi pedagogik, misalnya, guru dinilai belum

mampu mengelola pembelajaran secara maksimal, baik

dalam hal pemahaman terhadap peserta didik,

perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi

hasil belajar, maupun pengembangan peserta didik

untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4155/2/T2_942009125_BAB I… · iptek, etos kerja dan disiplin, profesionalisme, kerjasama, ... bertugas

6

dimilikinya. Dari aspek kompetensi profesional, banyak

guru yang dianggap masih gagap dalam menguasai

materi ajar secara luas dan mendalam sehingga gagal

menyajikan kegiatan pembelajaran yang bermakna dan

bermanfaat bagi siswa. (Tuhusetya, 2008).

Ekosiswoyo (2010) dalam pidato pengukuhannya

sebagai Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Evaluasi

Pendidikan di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Negeri Semarang (Unnes) yang berjudul

"Pengembangan Profesionalisme Guru sebagai Upaya

Peningkatan Mutu Pendidikan", bahwa profesionalisme

guru mencakup lima hal, yaitu kepribadian yang baik,

kesiapan bahan, perencanaan pengajaran, kelihaian

mengajar, dan kemampuan menimbang permasalahan.

Dari kelima aspek tersebut, kelemahan guru yang

paling menonjol adalah ketidaksiapan bahan dan pola

pengajaran. Masih banyak guru yang tidak menyeleksi

bahan ajar yang akan digunakan. Sebagian besar guru

hanya menyalin bahan ajar dari berbagai sumber.

"Tidak ada kreativitas untuk membuat bahan ajar

sendiri.”

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi

profesionalisme guru dalam melaksanakan tugasnya,

yaitu faktor eksternal yang berkaitan dengan

lingkungan sekitar, sarana prasarana, serta berbagai

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4155/2/T2_942009125_BAB I… · iptek, etos kerja dan disiplin, profesionalisme, kerjasama, ... bertugas

7

latihan yang dilakukan guru serta faktor internal yang

meliputi minat dan bakat. (Sumargi 1996). Lebih lanjut

Joni (1998) menyatakan bahwa lingkungan eksternal

guru, khususnya sekolah dan Dinas Pendidikan

setempat masih belum memberdayakan guru secara

maksimal, tuntutan administratif lebih diutamakan

ketimbang pembinaan profesionalisme guru. Teramat

penting faktor internal guru, yakni kemauan untuk

menjadi seorang professional yang masih kurang.

kemalasan berinovasi, kemalasan mengembangkan diri

melalui autodidact dan riset tindakan, serta rendahnya

motivasi berprestasi semuanya itu menjadi sumber

internal rendahnya profesionalisme guru. Oleh karena

itu, perlu ada sistem pembinaan yang menjamin

adanya dukungan profesional bagi guru dalam

melaksanakan tugas mengajarnya sehari-hari sehingga

mereka senantiasa dapat meningkatkan mutu KBM.

Sistem pembinaan profesional yang dimaksud adalah

tidak lain dari pada mekanisme bagaimana membantu

guru meningkatkan mutu kemampuan profesionalnya

terutama dalam mengajar dan membelajarkan peserta

didik, atau dengan kata lain, dalam meningkatkan

mutu proses/kegiatan belajar-mengajar (KBM) sehingga

hasil mutu hasil belajar peserta didik pun meningkat.

(Yasin, 1999)

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4155/2/T2_942009125_BAB I… · iptek, etos kerja dan disiplin, profesionalisme, kerjasama, ... bertugas

8

Salah satu upaya yang ditempuh untuk

mengembangkan tugas profesi guru adalah

pembentukan gugus sekolah. Berdasarkan Keputusan

Mendikbud RI No 0487 Tahun 1982 tentang Sekolah

Dasar, dan Keputusan Dirjen Dikdasmen No.

079/C/Kep./I/1993, tentang Pedoman Pelaksanaan

Sistem Pembinaan Profesional Guru, bahwa strategi

pembinaan dan peningkatan profesional guru sekolah

dasar adalah melalui pembentukan gugus sekolah, di

antaranya melalui kelompok kerja guru (KKG).

Demikian juga Supriyadi (2007) menyatakan bahwa

Indonesia sesungguhnya telah ada wahana yang

digunakan untuk meningkatkan profesionalisme guru,

misalnya PKG, dan KKG. Suparlan (2006) menyatakan

bahwa KKG merupakan wadah pembinaan guru SD

yang Profesional dan tergabung dalam gugus sekolah.

Dengan demikian pada prinsipnya gugus sekolah

adalah wadah sekelompok guru bidang tertentu dari

wilayah tertentu, misalnya tingkat kabupaten/kota

sebagai tempat membicarakan dan mencari solusi dari

masalah yang dihadapi bersama. KKG sebagai

kelompok kerja seluruh guru dalam satu gugus, pada

tahap pelaksanaannya dapat dibagi ke dalam kelompok

kerja guru yang lebih kecil, yaitu kelompok kerja guru

berdasarkan jenjang kelas, dan kelompok kerja guru

berdasarkan atas mata pelajaran. Misalnya guru-guru

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4155/2/T2_942009125_BAB I… · iptek, etos kerja dan disiplin, profesionalisme, kerjasama, ... bertugas

9

Pendidikan Agama Buddha (PAB) membentuk kelompok

guru PAB. Selanjutnya anggota kelompok tadi

diharapkan mampu melakukan pembinaan profesional

di sekolah masing-masing.

Mengacu pada Standar Pengembangan KKG yang

dikeluarkan oleh Direktorat Profesi Pendidik Dirjen

Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Departemen Pendidikan Nasional (Ditjen PMPTK 2008)

bahwa tujuan dari KKG adalah:

(1) Memperluas wawasan dan pengetahuan guru dalam

berbagai hal, khususnya penguasaan substansi materi

pembelajaran, penyusunan silabus, penyusunan bahan-bahan pembelajaran, strategi pembelajaran, metode

pembelajaran, memaksimalkan pemakaian

sarana/prasarana belajar, memanfaatkan sumber belajar;

(2) Memberi kesempatan kepada anggota kelompok kerja

atau musyawarah kerja untuk berbagi pengalaman serta

saling memberikan bantuan dan umpan balik; (3) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, serta

mengadopsi pendekatan pembaharuan dalam pembelajaran

yang lebih profesional bagi peserta kelompok kerja atau

musyawarah kerja; (4) Memberdayakan dan membantu

anggota kelompok kerja dalam melaksanakan tugas-tugas pembelajaran di sekolah; (5) Mengubah budaya kerja

anggota kelompok kerja atau musyawarah kerja

(meningkatkan pengetahuan, kompetensi dan kinerja) dan

mengembangkan profesionalisme guru melalui kegiatan-

kegiatan pengembangan profesionalisme di tingkat KKG; (6)

Meningkatkan mutu proses pendidikan dan pembelajaran yang tercermin dari peningkatan hasil belajar peserta didik;

(7) Meningkatkan kompetensi guru melalui kegiatan-

kegiatan di tingkat KKG. (Ditjen PMPTK, 2008)

Dalam pelaksanaannya, KKG Pendidikan Agama

Buddha Kabupaten Semarang (KKG PAB) berdasarkan

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4155/2/T2_942009125_BAB I… · iptek, etos kerja dan disiplin, profesionalisme, kerjasama, ... bertugas

10

data pra penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 13

dan 27 Maret 2011, secara realitas pelaksanaan

Kelompok Kerja Guru Pendidikan Agama Buddha (KKG

PAB) di Kabupaten Semarang seperti yang

diinformasikan oleh Ibu Jiyem yang merupakan guru

agama Buddha di SD Negeri Kenteng 02 Kecamatan

Susukan, kabupaten Semarang, bahwa pembentukan

organisasi KKG PAB ini sebenarnya bertujuan untuk

meningkatkan profesionalisme para guru Agama

Buddha dalam memberikan pembelajaran di hadapan

para siswa. Di samping itu juga karena peranan guru

agama di masyarakat yang dianggap sebagai tokoh

agama, menurutnya bahwa guru agama Buddha di

Kabupaten Semarang secara akademik sebagian besar

sudah lulus sarjana. Menurut perkiraan Ibu Jiyem dari

18 guru agama Buddha di Kabupaten Semarang yang

berstatus PNS hanya kurang lebih tiga sampai empat

orang saja yang belum lulus sarjana. Dalam kaitannya

dengan pengelolaan pembelajaran menurut Ibu Jiyem,

kebanyakan dari mereka bingung mencari informasi

dari guru-guru yang lain mengenai kelengkapan

administrasi pembelajaran apabila ada pemeriksaan

administrasi oleh kepala sekolah maupun dari

pengawas.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4155/2/T2_942009125_BAB I… · iptek, etos kerja dan disiplin, profesionalisme, kerjasama, ... bertugas

11

Keefektifan KKG Pendidikan Agama Buddha di

Kabupaten Semarang disampaikan oleh Ibu Sutinem

yang merupakan guru agama Buddha di SD Negeri

Kenteng 01, Kecamatan Susukan bahwa, “fungsi KKG

rasanya tidak efektif, yang hadir cuma 5%”. Motivasi

kehadiran hanya kalau ada atasan yang hadir,

misalnya apabila pertemuan itu mengagendakan

pembinaan dengan menghadirkan Pembimas, baru

anggota KKG menyempatkan hadir.

Pengelolaan KKG pendidikan agama Buddha

dalam meningkatkan profesionalisme guru agama

Buddha juga disampaikan Ibu Maryati yang mengajar

pendidikan agama Buddha di SD Negeri Getasan 03,

Kecamatan Getasan. “KKG sebenarnya bisa dijadikan

sebagai wadah untuk meningkatkan profesionalisme

guru Agama Buddha, bila ditangani secara serius,

setiap pertemuan agendanya hanya apel, reuni, makan-

makan saja!”. Penyusunan program kegiatan KKG PAB

seperti yang disampaikan Ibu Jiyem bahwa, “yang

membuat program hanya orang-orang tertentu saja,

yang lainnya tinggal meng-copy”.

Data assessment Program Kerja KKG tahun

2009/2010 KKG Pendidikan Agama Buddha Kabupaten

Semarang tercermin dari sebagai berikut:

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4155/2/T2_942009125_BAB I… · iptek, etos kerja dan disiplin, profesionalisme, kerjasama, ... bertugas

12

Tabel I.1

EVALUASI PROGRAM KERJA KKG PENDIDIKAN AGAMA

BUDDHA KABUPATEN SEMARANG

NO PROGRAM KERJA BULAN TERLAKSANA

I JANGKA PENDEK

1. Menyusun ADM

Kesiswaan

Juli 2009 100%

2. Menyusun ADM Guru Juli 50%

a. KTSP

Juli s.d Sept 2009

100%

b. KKM Juli s.d

Sept 2009 100%

c. RPP Juli s.d

Sept 2009 100%

d. Silabus Okt

s.d

Des 2009

100%

II JANGKA MENENGAH

3. Pekan Penghayatan

Dhamma

Perencanaan dilaksanakan

secara bersama setiap

kecamatan hanya dilaksanakan oleh satuan

pendidikan pada saat bulan

puasa selama 2 hari dan

hanya kecamatan Getasan

yang telah melaksanakan

sekali

Okt 2009 25%

4. Menyusun LKS

Membentuk team penyusun

terkendala, koordinasi

anggota team yang sebagian

besar mengikuti program

strata I menghadapi penyusunan skripsi sehingga

hasil penyusunan anggota

yang telah berhasil belum

bisa digandakan

Pebruari

s.d April

0%

5. Penyusunan soal PAB April s.d

Juli 2010

6. Menyusun Alat Peraga Agustus 0%

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4155/2/T2_942009125_BAB I… · iptek, etos kerja dan disiplin, profesionalisme, kerjasama, ... bertugas

13

Terkendala sumber bahan

dan buku penunjang sebagai

referensi sehingga team

penyusun yang dibentuk belum dapat menyusun alat

peraga

s.d

Desember

2010

III JANGKA PANJANG

1. Lomba Mapel

2. Lomba dhammapada

3. Lomba vihara githa

4. Lomba LCC Tidak terlaksana kurang

terkoordinasi sehingga

pengiriman peserta sippa

Dhamma sampajja ke jakarta

hanya penunjukkan oleh penyuluh agama Buddha

dengan pertimbangan

subjektif, tidak melalui

seleksi dengan alasan waktu

untuk seleksi terlalu singkat

dan menganggap satuan pendidikan tidak siap.

Agustus

2010 s.d

Desember

2010

0%

Rata-rata 52.3 %

Sumber: Dokumen KKG PAB Kabupaten Semarang

Hasil assessment internal program kerja KKG

pendidikan agama Buddha kabupaten Semarang

menunjukkan bahwa rata-rata keterlaksanaan program

yang ditentukan KKG PAB baru mencapai 52,3 %.

Mengacu pada indicator keseuaian standar

pengembangan KKG yang menjelaskan bahwa

pengembangan KKG PAB Kabupaten Semarang

dikategorikan Sesuai (S) skor 51 – 75% apabila

pengembangan KKG PAB Kabupaten Semarang sesuai

dengan indikator Standar Pengembangan KKG. Dengan

demikian pengembangan program KKG PAB Kabupaten

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4155/2/T2_942009125_BAB I… · iptek, etos kerja dan disiplin, profesionalisme, kerjasama, ... bertugas

14

Semarang dikategorikan sesuai tetapi dengan skor

minimal.

Kondisi seperti ini menuntut penganalisaan

masalah pengelolaan KKG Pendidikan Agama Buddha

di Kabupaten Semarang untuk menentukan model

pengembangan KKG Pendidikan Agama Buddha di

Kabupaten Semarang berdasarkan pada pendekatan-

pendekatan tertentu. Pendekatan-pendekatan yang

akan diambil tentunya harus mengacu pada Standar

Operasional Penyelenggaraan KKG yang meliputi

standar operasional organisasi, penyusunan program,

SDM, sarana prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan

penjaminan mutu.

Berikut ini adalah gambaran hasil pengukuran

tentang kesesuaian pengembangan Kelompok Kerja

Pendidikan Agama Buddha Kabupaten Semarang

dengan Standar pengembangan KKG:

Tabel I.2

Keseuaian Pengembangan KKG Pendidikan Agama Buddha

Kabupaten Semarang

No Standar KKG Indikator Kesesuaian

TS KS S SS

1 Program 1,6% 5,8% 48,6% 44%

2 Organisasi 0,7% 3,5% 37,9% 57,9%

3 Pengelolaan 2,8% 15% 45,5% 36,7%

4 Sarana dan

Prasarana

0% 20% 56,6% 23,4 %

5 Sumber Daya

Manusia

0% 7.5% 52.5% 40%

6 Pembiayaan 1,2% 3,2% 47,4% 48,2%

Page 15: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4155/2/T2_942009125_BAB I… · iptek, etos kerja dan disiplin, profesionalisme, kerjasama, ... bertugas

15

7 Penjaminan Mutu 1.2% 11,1 63,5% 24,2%

Sumber: Diolah dari pengisian instrument Keseuaian

Pengembangan KKG PAB dengan Standar

Pengembangan KKG

Hasil pengukuran menunjukkan bahwa terdapat

beberapa ketidaksesuaian pengembangan KKG PAB

Kabupaten Semarang apabila dibandingkan dengan

standar pengembangan KKG. Hasil Pengukuran

diperoleh peneliti berdasarkan instrument pengisian

kesesuaian pengembangan KKG PAB Kabupaten

Semarang dengan Standar Pengembangan KKG yang

dikembangkan oleh peneliti sendiri. Instrumen ini

kemudian diisi oleh guru-guru pendidikan agama

Budddha diseluruh Kabupaten Semarang yang menjadi

anggota KKG PAB.

Dari hasil pengamatan, survey lapangan dan

Focus Group Discussion (FGD) dengan seluruh anggota

KKG PAB Kabupaten Semarang, model pengembangan

KKG PAB Kab. Semarang dapat digambarkan sebagai

berikut:

Page 16: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4155/2/T2_942009125_BAB I… · iptek, etos kerja dan disiplin, profesionalisme, kerjasama, ... bertugas

16

Gambar 1.1 Model Organisasi KKG PAB Kab. Semarang

Penjelasan Gambar: 1. Pengembangan KKG PAB mengalami perubahan

akibat adanya faktor eksternal, yaitu perubahan

paradigma pendidikan dari model sistem industri "Teacher centered/Tradisional" yang berpusat

pada guru untuk mendidik anak-anak, ke sistem pembelajaran yang berpusat pada siswa, sistem pembelajaran yang berbasis pada pemecahan

masalah, dan sistem pembelajaran yang berbasis pada pemahaman.

2. Faktor internal pengembangan profesional lebih diarahkan pada motivasi pribadi guru sebagai agen perubahan (agent of change).

3. Faktor Eksternal dan Faktor Internal inilah yang menuntut adannya pengembangan KKG PAB melalui strategi pengembangan baru sebagai

jaminan layanan terhadap anggotanya yaitu peningkatan kompetensi dan profesionalisme

Guru Pendidikan Agama Buddha dengan sumber daya yang dimiliki (Ijin Operasional, Program,

Eksternal

Exchange

Perubahan

Paradigma Pendidikan

Internal Exchange

Guru Pendidikan

Agama Buddha

Pengembangan KKG PAB Kab.

Semarang

Ijin Operasional

Program

Kepengurusan

Sarana dan Prasarana

Nara Sumber

Pembiayaan

Lap.Pertanggung

Jawaban

OUTPUT

Peningkatan

Kompetensi

dan

Profesionalis

me Guru

Page 17: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4155/2/T2_942009125_BAB I… · iptek, etos kerja dan disiplin, profesionalisme, kerjasama, ... bertugas

17

Kepengurusan, Sarana dan Prasarana, Nara Sumber, Pembiayaan, dan Laporan

Pertanggungjawaban). 4. Sebagai Output setelah guru mengikuti kegiatan

di dalam organisasi KKG PAB terjadi adanya peningkatan kompetensi dan profesionalisme guru pendidikan agama Buddha.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

Bagaimana model pengembangan kelompok kerja guru

pendidikan agama Buddha dalam meningkatkan

profesionalisme guru-guru agama Buddha di

Kabupaten Semarang?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka

tujuan penelitian ini adalah menyusun pengembangan

model KKG pendidikan Agama Buddha dalam

meningkatkan profesionalisme guru agama Buddha di

Kabupaten Semarang.

D. Kegunaan Hasil Penelitian

Kegunaan hasil penelitian ini adalah:

1. Kegunaan Praktis

Membantu memecahkan dan mengantisipasi

masalah yang ada pada KKG Kabupaten Semarang

dalam upaya meningkatkan profesionalitas guru-

Page 18: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4155/2/T2_942009125_BAB I… · iptek, etos kerja dan disiplin, profesionalisme, kerjasama, ... bertugas

18

guru pendidikan agama Buddha di Kabupaten

Semarang.

2. Kegunaan Teoritis

Secara teoritis kegunaan hasil penelitian ini adalah

untuk mengembangkan ilmu dalam kaitannya

dengan upaya meningkatkan profesionalitas guru.

E. Sistematika Penulisan

Penelitian ini disajikan dalam lima bab, dengan

urutan sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, berisi latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

hasil penelitian, dan sistematika penulisan;

Bab II Dasar Teori, berisi pengertian KKG, upaya

pengembangan KKG, tujuan KKG, kegiatan

pengembangan profesi melalui KKG PAB, kajian

yang relevan;

Bab III Metode penelitian meliputi: jenis penelitian,

prosedur penelitian, tempat dan waktu

penelitian, jenis dan teknik pengumpulan data;

Bab IV Hasil penelitian, berisi profil KKG PAB Kab.

Semarang, Program kerja KKG PAB Kab.

Semarang, analisis SWOT, pengembangan

model KKG PAB;

Bab V Penutup, berisi kesimpulan dan saran.