bab i pendahuluan -...

21
1 BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemlihan Judul Timor-Timur lepas dari Negara Kedaulatan Republik Indonesia dan secara resmi menjadi negara sendiri yakni Negara Republik Demokratik TimorLeste (RDTL) setelah jajak pendapat pada 30 Agustus 1999 di bawah pengawasan United Nations Missions In east Timor (UNAMET). Kemudian karena perlu adanya kejelasan tentang daerah perbatasan maka ada kesepakatan pengaturan antara Indonesia dengan TimorLeste mengenai perbatasan. Dasar perbatasan itu berdasarkan perjanjian antara pemerintah Hindia Belanda dengan Portugis pada tahun 1904 dan Permanent Court Award (PCA) 1914 yang kemudian dilakukan verifikasi lapangan bersama yang dimulai tahun 2002. Pada tahun 2005, setelah dilakukan survei reconaisance dan delineasi bersama,pemerintah kedua negara telah menyepakati Provinsial Agreement on Land Boundary yang ditandatangani pada tanggal 8 April 2005 di Dili, TimorLeste. (Dr. Sobar Sutisna, Sora Lukita, Sumaryo, Ludiro Madu, dkk : 2010). Meskipun telah ada kesepakatan perbatasan antara Republik Indonesia dan TimorLeste, namun persoalan perbatasan, khususnya di darat, dapat digolongkan sebagai persoalan yang sangat unik. Perbatasan darat antara kedua negara terdiri dari 2 bagian. Pertama, perbatasan di sekitar Oecusse yaitu suatu enclave yang merupakan bagian negara kedaulatan TimorLeste yang berada di Timor Barat (yang merupakan bagian wilayah Republik Indonesia di Provinsi

Upload: buiphuc

Post on 24-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/60713/potongan/S2-2013... · Bagaimana peranan dari pemerintah Indonesia mengatasi permasalahan ancaman

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Alasan Pemlihan Judul

Timor-Timur lepas dari Negara Kedaulatan Republik Indonesia dan

secara resmi menjadi negara sendiri yakni Negara Republik Demokratik

TimorLeste (RDTL) setelah jajak pendapat pada 30 Agustus 1999 di bawah

pengawasan United Nations Missions In east Timor (UNAMET). Kemudian

karena perlu adanya kejelasan tentang daerah perbatasan maka ada kesepakatan

pengaturan antara Indonesia dengan TimorLeste mengenai perbatasan. Dasar

perbatasan itu berdasarkan perjanjian antara pemerintah Hindia Belanda dengan

Portugis pada tahun 1904 dan Permanent Court Award (PCA) 1914 yang

kemudian dilakukan verifikasi lapangan bersama yang dimulai tahun 2002. Pada

tahun 2005, setelah dilakukan survei reconaisance dan delineasi

bersama,pemerintah kedua negara telah menyepakati Provinsial Agreement on

Land Boundary yang ditandatangani pada tanggal 8 April 2005 di Dili,

TimorLeste. (Dr. Sobar Sutisna, Sora Lukita, Sumaryo, Ludiro Madu, dkk : 2010).

Meskipun telah ada kesepakatan perbatasan antara Republik Indonesia

dan TimorLeste, namun persoalan perbatasan, khususnya di darat, dapat

digolongkan sebagai persoalan yang sangat unik. Perbatasan darat antara kedua

negara terdiri dari 2 bagian. Pertama, perbatasan di sekitar Oecusse yaitu suatu

enclave yang merupakan bagian negara kedaulatan TimorLeste yang berada di

Timor Barat (yang merupakan bagian wilayah Republik Indonesia di Provinsi

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/60713/potongan/S2-2013... · Bagaimana peranan dari pemerintah Indonesia mengatasi permasalahan ancaman

2

Nusa Tenggara Timur) dan terpisah sekitar 60 kilometer dari wilayah induknya.

Kedua, perbatasan sepanjang 149,9 km yang membelah pulau Timor menjadi

Timor Barat di Barat dan TimorLeste di Bagian Timur. Hingga saat ini, kedua

negara masih dihadapkan pada berbagai permasalahan krusial yang menyangkut

perbatasan darat Indonesia-TimorLeste, Baik dari aspek pembangunan siosial-

ekonomi, kesehatan, lingkungan, dan pertahanan keamanan. (Ganewati

Wuryandari:2009).

Dengan masih adanya masalah perbatasan tersebut, maka sampai saat ini

perbatasan antara Republik Indonesia dan TimorLeste masih menjadi bahan

perbincangan. Terutama masalah keamanan perbatasan itu sendiri. Aktifitas lintas

batas merupakan salah satu masalah dan ancaman perbatasan antara kedua

negara. Perdagangan ilegal ke TimorLeste ternyata banyak menguntungkan.

Berkaitan dengan keamanan perbatasan dan kedaulatan nasional, adapun masalah

yang kerap terjadi di perbatasan RI-RDTL terutama berkaitan dengan kejahatan

lintas batas (cross border crimes) yang terorganisir seperti penyelundupan,

perdagangan ilegal (minyak tanah, bahan bakar kendaraan bermotor dan kejahatan

lainya). Pada umumnya jalur yang dipakai melewati hutan yang tidak dijangkau

oleh pos keamanan baik dari TimorLeste maupun dari pos keamanan Republik

Indonesia.

Mengingat ancaman terhadap isu perbatasan Republik Indonesia dan

Republik Democratic TimorLeste sangat penting untuk dibahas karena

konsekuensi ini berkaitan dengan keamanan perbatasan, human security dan

kedaulatan negara oleh karena itu, maka penulis sangat tertarik dan ingin

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/60713/potongan/S2-2013... · Bagaimana peranan dari pemerintah Indonesia mengatasi permasalahan ancaman

3

membahas masalah mengenai ancaman perbatasan yang berkaitan dengan

perdagangan ilegal di Kabupaten Belu.

B. Latar Belakang Masalah

Kurang lebih dua puluh empat tahun menjadi bagian dari wilayah

kedaulatan Indonesia. Timor-Timur pada akhirnya memilih untuk merdeka dan

berpisah dengan Indonesia. Pada tahun 1999 diadakan jajak pendapat yang

tepatnya dilaksanakan pada tanggal 30 Agustus di bawah pengawasan United

Nation Mission in East Timor telah menghantarkan Timor-Timur menjadi negara

baru yaitu Republic Demokratic TimorLeste. Indonesia harus menerima

kenyataan untuk segera mengakhiri kekuasaanya ketika dalam jajak pendapat

334,580 rakyat Timor-Timur yang mewakili 78,5 persen dari total pemilih opsi

sebagai negara merdeka.Hanya 21,5 persen suara yang mewakili 94,388 rakyat

Timor Timur menerima opsi otonomi luas yang ditawarkan oleh Presiden

Republik Indonesia B.J. Habibie. Pengakuan internasional terhadap kemerdekaan

Timor –Timur pada tahun 2002 semakin mengukuhkan posisinya sebagai negara

berdaulat,dengan sebutan resmi Republic Democratic TimorLeste. (Ganewati

Wurnayandari: 2009).

Mengingat perbatasan sangat penting maka hal pertama yang dibicarakan

oleh dua negara yakni TimorLeste dan Indonesia adalah tapal batas yang pernah

ada antara Timor Barat dan Timor Timur.Sehingga pada tanggal 2 Februari 2002

Menteri Luar Negeri Republik Indonesia yaitu Hasan Wirayuda dan pemimpin

UNTAET yaitu Sergio Vierra de Mello, menandatangani kesepakatan untuk

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/60713/potongan/S2-2013... · Bagaimana peranan dari pemerintah Indonesia mengatasi permasalahan ancaman

4

mengatur prinsip Uti Posedeti Juris, yaitu memakai Konvensi 1904 yang telah

ditandatangani Portugis dan Belanda serta hasil keputusan Permanent Court of

Arbitration 1914, sebagai dasar hukum yang mengatur perbatasan RI-RDTL.

(Data dari Bapedda Belu, NTT 2009)

Sejauh ini kedua negara telah menandatangani persetujuan sementara

(provisional agreement) pada 8 April 2005 yang ditandatangani oleh Menlu RI

Hasan Wirayuda dan Menlu RDTL Ramos Horta. Namun hingga saat ini masih

sekitar 4 persen dari keseluruhan garis batas yang masih membuat permasalahan

karena Belum ada kesepakatan antara Indonesia dan TimorLeste terhadap

beberapa segmen garis batas. Masalah perbatasan kemudian menjadi isu yang

sangat penting untuk dibicarakan oleh Indonesia dan TimorLeste mengingat

perbatasan antar negara merupakan hal yang sangat sensitif, dan kemudian bisa

menjadi sumber masalah apabila tidak diperhatikan antara kedua negara

tersebut.

Kabupaten Belu adalah kabupaten yang berdiri pada tahun 1958 dengan

ibukota kabupaten adalah Atambua. Saat ini Kabupaten Belu sendiri mempunyai

garis batas sebagai berikut: Sebelah timur berbatasan dengan Repulik Demokratik

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/60713/potongan/S2-2013... · Bagaimana peranan dari pemerintah Indonesia mengatasi permasalahan ancaman

5

TimorLeste, Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Timor Tengah Utara dan

Kabupaten Timor Tengah Selatan,Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Ombai,

Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Timor. Kabupaten Belu adalah

Kabupaten yang merupakan salah satu kabupaten yang berbatasan darat dengan

TimorLeste.

Di Kabupaten Belu terdapat 8 kecamatan yang langsung perbatasan

dengan TimorLeste yaitu Tasifeto Barat, Tasifeto Timur, Nanaet Dubesi, Lasiolat,

Raihat, Lamaknen, Lamaknen Selatan, dan Kobalima timur.

(Data dari Bappeda Belu, 2009)

Permasalahan di wilayah perbatasan antar negara tidak hanya masalah

yang bersifat teknis demarkasi, tetapi juga cukup banyak permasalahan menonjol

yang bersifat sosial ekonomi, politik, budaya, hankam seperti pencurian sumber

daya alam, pelintas batas ilegal, perdagangan ilegal, penyelundupan dan bentuk-

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/60713/potongan/S2-2013... · Bagaimana peranan dari pemerintah Indonesia mengatasi permasalahan ancaman

6

bentuk kegiatan ilegal lainya. Aktifitas lintas batas di perbatasan Republik

Indonesia – TimorLeste menunjukkan bahwa persoalan keamanan perbatasan

bersifat kompleks. Menurut laporan ICG tanggal 4 Mei 2006, penyelundupan dan

lalu lintas ilegal adalah masalah utama di perbatasan Republik Indonesia dan

TimorLeste, yang harus diperhatikan. Pendekatan keamanan perbatasan yang

diterapkan sekarang ini telah memberikan kontribusi terhadap munculnya

masalah, melalui kapasitas penjagaan keamanan yang Belum memadai serta

kurangnya kerangka kerja bagi kegiatan perdagangan dan lalu lintas perbatasan

secara informal. Kedua hal ini menurut ICG telah menimbulkan kekerasan secara

sporadis dan menciptakan kesulitan-kesulitan ekonomi bagi banyak komunitas

masyarakat. Dengan demikian, salah satu upaya yang harus dilakukan untuk

menciptakan keamanan di daerah perbatasan adalah menciptakan perlindungan

kemanusiaan (human security) terhadap penduduk yang tinggal di daerah

perbatasan.

Sering terjadinya masalah-masalah yang berkaitan dengan keamanan.

Diantaranya adalah perdagangan ilegal di perbatasan RI-RDTL membuat

masyarakat di daerah Belu merasa terancam namun di lain pihak sebagai pelaku

perdagangan ilegal pun diuntungkan. Sumber potensi ancaman keamanan non-

tradisonal hadir di daerah perbatasan. Ada banyak macam perdagangan ilegal

diantaranya adalah banyak pencurian kendaraan bermotor yang kemudian akan

dijual ke TimorLeste. Selain itu contoh lainya adalah BBM (solar dan bensin),

minyak tanah, sembako. Kegiatan-kegiatan perdagangan ilegal biasanya melewati

jalan-jalan tikus yang jauh dari pantauan petugas keamanan. Kegiatan semacam

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/60713/potongan/S2-2013... · Bagaimana peranan dari pemerintah Indonesia mengatasi permasalahan ancaman

7

ini sudah menjadi saling ketergantungan antara masyarakat kedua negara.

Mayjend. TNI. Amir Syamsudin, Direktur C BAIS NTT mempertegas dan

mengakui bahwa terdapat hubungan ekonomi,sosial,budaya yang sangat erat di

antara masyarakat di perbatasan. Hal ini kemudian sangat berkaitan dengan

human security. Penduduk di sekitar perbatasan tidak merasa nyaman dengan

adanya pencurian kendaraan bermotor dan adanya kekurangan stok BBM dan

minyak tanah. Sehingga pada saat-saat tertentu masyarakat harus mengantri

bensin, bahkan kendaraan tidak dapat digunakan karena persediaan bensin telah

habis sebelum waktunya. Hal yang sama juga dialami masyarakat berkaitan

dengan minyak tanah. (Cahyo Pamungkas: 2009).

Dengan demikian, maka permasalahan perbatasan negara akan menjadi

kompleks di daerah perbatasan Kabupaten Belu. Untuk itu diperlukan adanya

keterlibatan aktif antara kedua negara dalam membangun daerah perbatasan yang

damai tanpa ada masalah, dan juga perlu adanya peraturan-peraturan yang

mengikat sehingga dapat mengurangi kejahatan lintas perbatasan negara. Faktor

kemiskinan, ketidakjelasan wewenang dan lepasnya Timor Timur dari Indonesia

melalui referendum yang kemudian menyisahkan persoalan pengungsi menjadi

salah satu bukti bahwa pengelolaan wilayah perbatasan sangat dibutuhkan

sehingga kesejahteraan dan keamanan dapat dirasakan oleh masyarakat di sekitar

perbatasan.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/60713/potongan/S2-2013... · Bagaimana peranan dari pemerintah Indonesia mengatasi permasalahan ancaman

8

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian sebagaimana telah dikemukakan dalam latar belakang,

rumusan permasalahan yang perlu dikemukakan dalam kerangka pemikiran

mengenai ancaman keamanan perbatasan Indonesia dan TimorLeste studi kasus

Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur dirumuskan sebagai berikut:

“Apakah yang menjadi permasalahan keamanan di daerah perbatasan RI-RDTL

yang merupakan ancaman keamanan perbatasan? Bagaimana peranan dari

pemerintah Indonesia mengatasi permasalahan ancaman keamanan yang terjadi di

daerah perbatasan, khususnya Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur?

D. Kerangka Pemikiran

D.1 Konsep Ancaman Keamanan

Dalam konsep-konsep tradisional, para ilmuwan biasanya menafsirkan

keamanan yang sederhana dapat dimengerti sebagai suasana bebas dari segala

bentuk ancaman bahaya, kecemasan, dan ketakutan sebagai kondisi tidak

adanaya ancaman fisik (militer) yang berasal dari luar. Keamanan tradisional

adalah keamanan dalam arti sempit yang diartikan dalam keamanan negara

(state security) dimana adanya kemampuan suatu negara dapat

mempertahankan negara dan wilayahnya dan integritasnya dari negara lain

atau kelompok-kelompok lain dilihat lebih kepada penggunaan kekuatan

militer. Sumber-sumber ancaman berasal dari ancaman militer, oleh karena itu

dalam mengatasi sumber-sumber ancaman itu adalah dengan memperkuat

kemampuan militer, baik secara kualitas maupun kuantitas.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/60713/potongan/S2-2013... · Bagaimana peranan dari pemerintah Indonesia mengatasi permasalahan ancaman

9

Ada 3 ciri penting dari pengertian tradisional itu sendiri yaitu pertama,

identifikasi “nasional” sebagai “negara”; kedua, ancaman diasumsikan berasal

dari luar wilayah negara; dan, ketiga, penggunaan kekuatan militer untuk

menghadapi ancaman-ancaman itu. Tak heran jika Arnold Wolfrers dalam

bukunya perpecahan dan kolaborasi sampai pada kesimpulan, bahwa masalah

utama yang dihadapi setiap negara adalah membangun untuk menangkal (to

deter) atau mengalahkan (to defeat) suatu serangan.

Dalam hubungan internasional banyak definisi mengenai keamanan

dari berbagai asumsi diantara definisi menurut Barry Buzan dalam bukunya

People,states,and Fear mengatakan bahwa: “Security, in any objective sense,

measures the absence of threat to acquired values, in a subjective sense, the

absence of fear that such values will be attacked” (Buzan,1991:4). Viotti dan

Kauppi juga telah mendefinisikan keamanan sebagai pertahanan dan

perlindungan dasar dari suatu negara,dan konsep keamanan ini berlaku untuk

individu maupun kelompok (Viotti dan Kauppi 1999:56). Sedangkan

pengertian dari Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan keamanan

sebagai suatu situasi yang terlindungi dari bahaya (keamanan

objective), adanya perasaan aman (keamanan subjektif) dan bebas dari keragu-

raguan.

Dari beberapa pengertian diatas dalam konteks sistem internasional

adalah kemampuan suatu negara untuk mempertahankan identitas

kemerdekaan dan integritas fungsional dari negara itu sendiri. Tentu saja

dalam mencapai keamanan negara kadang-kadang berada dalam situasi yang

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/60713/potongan/S2-2013... · Bagaimana peranan dari pemerintah Indonesia mengatasi permasalahan ancaman

10

sangat sulit. Hal ini diakibatkan banyak ancaman-ancaman yang terjadi dalam

mempertahankan keamanan itu sendiri. Sehingga yang menjadi landasan

utama dalam pendekatan keamanan dapat dilihat sebgai suatu pelaksanaan

kemerdekaan atas suatu ancaman yang datang atau adanya koordinasi baik

dari negara maupun masyarakatnya untuk mempertahankan identitas

kemerdekaan terhadap ancaman dari kekuatan-kekuatan tertentu yang dapat

menganggu keamanan.

Dalam konteks ini, meskipun keamanan nasional akan

diidentifikasikan sebagai keamanan negara, dengan asumsi bahwa negara

tidak lagi menghadapi gugatan atas legitimasinya, maka ia perlu mengandung

sedikit-dikitnya tiga komponen: kedaualatan wilayah, lembaga-lembaga

negara (termasuk pemerintahan) yang dapat berfungsi sebagaimana mestinya

dan terjaminya keselamatan, ketertiban serta kesejahteraan masyararat.

Ancaman militer hanya merupakan sebagian dari dimensi ancaman

keamanan non-tradisional. Ancaman non tradisional adalah keamanan dalam

arti luas dimana penggunaan senjata militer tidak menjadi titik fokus utama

dan endekatan dalam konsep keamanan Non Tradisional beranggapan bahwa

keamanan seluruh entitas politik ada dibawah negara (state actors), selain dari

tekanan yang berasal dari lingkungan internasional, juga berasal dari

lingkungan domestik dalam artian bahwa negara dapat menjadi sumber

ancaman keamanan warga negara. Yang diperhatikan adalah isu-isu baru

dalam tataran individual maupun global yang perlu dilindungi karena sifat dari

ancaman keamanan itu sendiri bersifat multidimensional dan kompleks,

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/60713/potongan/S2-2013... · Bagaimana peranan dari pemerintah Indonesia mengatasi permasalahan ancaman

11

ancaman keamanan dewasa ini tidak saja berasal dari militer akan tetapi

berasal dari faktor lainnya seperti terjadinya perompakan, konflik etnik,

masalah lingkungan hidup, kejahatan internasional, dan sebagainya.

Diskursus kontemporer yang memberikan definisi keamanan secara

fleksibel dan longgar, dengan memasukkan usur dan perspektif yang tidak

terdapat dalam diskurus tradisonal. Dimana keamanan bukan hanya berkaitan

dengan militer tetapi lebih menyangkut dimensi-dimensi lain. Keamanan

bukan hanya terbatas pada dimensi militer, seperti yang sering diasumsikan

dalam diskusi tentang konsep keamanan, tetapi merujuk pada seluruh dimensi

yang menentukan eksistensi negara. (termasuk di dalamnya) upaya

memantapkan keamanan internal melalui bina-bangsa, ketersediaan pangan,

fasilitas kesehatan, uang, dan perdagangan maupun melalui pengembangan

senjata nuklir.

Dalam buku Barry Buzan yang berjudul People State And Fear :An

Agenda For International Security Studies in Post Cold Era, dikatakan bahwa

keamanan yang dimaksud bukan hanya sebatas pada keamanan saja tetapi

mencakup beberapa aspek diantaranya keamanan militer, ekonomi, sosial dan

keamanan lingkungan. Oleh karena itu Buzan juga menegaskan ada lima

bentuk ancaman yang menyebabkan hadirnya ketidakamanan nasional (Buzan:

1991).

Pertama yakni militer. Pada tingkat ancaman militer terhadap suatu

negara bervariasi, tergantung apa yang menyebabkan konflik tersebut.

Contohnya: Mulai dari pelanggaran batas teritorial, hukuman, perebutan batas

teritorial negara, invasi, sampai ancaman pembumi-hangusan sebuah negara

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/60713/potongan/S2-2013... · Bagaimana peranan dari pemerintah Indonesia mengatasi permasalahan ancaman

12

dengan adanya blokade pengeboman. Tujuannya juga beragam, mulai dari

persoalan minor seperti pelanggaran batas laut teritorial, sampai perbedaan

paham yang dianut negara lain.

Kedua yakni politik. Ancaman politik dibagi menjadi dua jenis yaitu

ancaman politik dalam negeri dan ancaman politik luar negeri. Ancaman

politik dalam negeri meliputi stabilitas organisasi pemerintah. Tujuannya bisa

untuk menekan pemerintah yang berkuasa dalam kebijakan yang diambil,

menggulingkan pemerintah, atau menciptakan intrik politik yang mampu

menganggu jalannya pemerintahan sehingga pula melemahkan kekuatan

militernya. Ancaman politik boleh jadi merupakan ancaman umum yang

terdapat di semua bangsa-bangsa di dunia, tanpa melihat besar atau kecilnya

baik negara maupun kekuatan yang dimilikinya. Sedangkan ancaman politik

luar negeri berkaitan erat dengan ideologi. Contohnya AS yang sangat anti

komunisme, berupaya untuk menggeser pemerintahan pro Uni Soviet di Chili,

Guatemala atau Nicaragua. Perubahan tersebut, mutlak mengubah kehidupan

bernegara di bangsa yang bersangkutan baik itu bersifat positif maupun

negatif.

Ketiga yakni acaman sosial. Perbedaan antara ancaman politik dan

ancaman sosial yang dapat terjadi di sebuah negara adalah sangat tipis.

Ancaman sosial biasanya terjadi sebagai imbas dari ancaman militer dan

politik seperti yang terjadi di jazirah Arab dengan Israel, atau dapat pula dari

perbedaan kultur, seperti penetrasi umat Islam fundamentalis terhadap

kebijakan dunia Barat. Bentrokan antara perbedaan bahasa, agama dan kultur

tradisional masyarakat dengan nilai-nilai yang dilihat cenderung lebih baik

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/60713/potongan/S2-2013... · Bagaimana peranan dari pemerintah Indonesia mengatasi permasalahan ancaman

13

yang dianut negara lain khususnya negara barat, yang telah menimbulkan

gejolak sosial antara yang pro dengan yang kontra.

Keempat yakni ekonomi. Ancaman ekonomi merupakan ancaman

yang paling sulit diatasi dalam kaitannya dengan keamanan nasional. Bukan

saja hal ini dapat berarti kokoh atau tidaknya sebuah bangsa, namun

keberhasilannya pun ditentukan oleh banyak faktor. Negara dalam hal ini

hanyalah salah satu aktor yang berperan dalam perekonomian dunia.

Kelemahan dalam bidang ekonomi, dapat menjadi jalan bagi bangsa asing

untuk mengontrol jalannya pemerintahan melalui bantuan ekonomi. Jika

negara tersebut tidak mampu segera bangkit dari aspek struktural tersebut,

maka keruntuhan sebuah negara tinggal menunggu waktu. Hubungan antara

ekonomi dan kemampuan militer saling berkaitan. Kemampuan kemiliteran

suatu negara bukan hanya terletak pada persediaan dari strategi peralatan

tetapi juga pada barang yang dihasilkan suatu industri yang mampu

mendukung pasukan bersenjata. Untuk kekuatan utama, artinya sebuah

perusahaan industri mampu menghasilkan beraneka macam senjata masa kini.

Kelima adalah ekologi. Ancaman ekologi bagi keamanan nasional

ibarat ancaman militer dan ekonomi yang dapat menghancurkan bentuk dasar

suatu negara. Secara tradisional, ancaman ekologi bisa dilihat sebagai

ketidaksengajaan, bagian dari kehidupan kondisi alam, dan suatu persoalan

dari pokok persoalan bagi agenda keamanan nasional. Gempa bumi, angin

topan, banjir, gelombang air pasang, dan musim kemarau mungkin

mengakibatkan kehacuran di suatu negara.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/60713/potongan/S2-2013... · Bagaimana peranan dari pemerintah Indonesia mengatasi permasalahan ancaman

14

D.2 Konsep Wilayah Negara

Wilayah negara diartikan sebagai ruang dimana manusia yang menjadi

warga negara atau penduduk negara yang bersangkutan hidup serta

menjalankan segala aktifitasnya. Di dalam kondisi dunia sekarang ini, maka

sebuah wilayah negara tentunya akan perbatasan dengan wilayah negara

lainnya, dan di dalamnya akan banyak terkait aspek yang saling

mempengaruhi situasi dan kondisi perbatasan yang bersangkutan. Perbatasan

negara seringkali didefinisikan sebagai garis imajiner di atas permukaan bumi

yang memisahkan wilayah satu negara dengan negara lainnya. Sejauh

perbatasan itu diakui secara tegas dengan traktat dan diakui secara umum

tanpa pernyataan tegas, maka perbatasan merupakan bagian dari suatu hak

negara terhadap wilayah. Atas dasar itu pula, maka setiap negara berwenang

untuk menetapkan batas terluar wilayahnya (Bakosurnatal: 2006).

Atas dasar itu, maka setiap negara berwenang utuk menetapkan batas

terluar wilayahnya. Negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berbatasan

dengan 10 (sepuluh) negara tetangga. Di darat, Indonesia berbatasan dengan

Malaysia, Papuan New Guinea (PNG) dan TimorLeste. Sedangan di laut,

Indonesia berbatasan dengan India, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam,

Filiphina, Palau, Papuan New Guinea, Australia, dan TimorLeste (Lemhanas

RI, Naskah Seminar KRA: 2004).

Mengenai wilayah negara, diatur dalam Undang-undang Republik

Indonesia Nomor 43 tahun 2008 tentang Wilayah Negara.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/60713/potongan/S2-2013... · Bagaimana peranan dari pemerintah Indonesia mengatasi permasalahan ancaman

15

Pasal 1 ayat (1) menjelaskan: “Wilayah Negara Kesatuan

Republik Indonesia, yang selanjutnya disebut dengan Wilayah

Negara adalah salah satu unsur negara yang merupakan satu

kesatuan wilayah daratan, perairan pedalaman, perairan

kepulauan, dan teritorial beserta dasar laut dan tanah

dibawahnya, serta ruang udara diatasnya, termasuk seluruh

sumber kekayaan yang terkandung di dalamnya”.

Ayat (4) berbunyi : “Batas Wilayah Yurisdiksi adalah garis

batas yang merupakan pemisah kedaulatan suatu negara yang

didasarkan atas hukum internasional”.

Ayat (5) berbunyi : “Batas Wilayah Yurisdiksi adalah garis

batas yang merupakan pemisah hak berdaulat dan kewenangan

tertentu yang dimiliki oleh negara yang didasarkan atas ketetuan

peraturan perundang-undangan dan hukum internasional”.

Ayat (6) berbunyi : “ Kawasan Perbatasan adalah bagian dari

Wilayah Negara yang terletak pada sisi dalam sepanjang batas

wilayah negara lain, dalam hal Batas Wilayah Negara di darat,

Kawasan Perbatasan berada di Kecamatan”

D.3 Konsep Kawasan Perbatasan

Dalam bahasa Inggris kawasan perbatasan sering disebut dengan

border, boundary, atau frontier. Dalam bahasa Indonesia juga sering disebut

dengan “kawasan perbatasan“ dan “wilayah perbatasan”. Martin I. Glassner

memberikan pengertian perbatasan baik boundary maupun Frontier.

Boundary tampak pada peta sebagai garis-garis tipis yang menandai bats

kedaulatan suatu negara. Sebenarnya boundary bukan sebuah garis,

melainkan sebuag bidang tegak lurus yang memotong melalui udara, tanah,

dan lapisan bawah tanah dari dua negara berdekatan. Bidang ini tampak pada

permukaan bumi karena memotong permukaan dan ditandai pada tempat-

tempat yang dilewati. Pemotongan lapisan bawah tanah menandai batas

operasi penambangan lapisan biji dari dua negara berdekatan, sedangkan

Page 16: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/60713/potongan/S2-2013... · Bagaimana peranan dari pemerintah Indonesia mengatasi permasalahan ancaman

16

lapisan udara menandai batas yang menjaga dengan hati-hati ruang udara

mereka. Sedangkan frontier digambarkan sebagai daerah geografi politik dan

kedalamnya perluasan negara dapat dilakukan. Frontier merupakan sebuah

daerah, walau tidak selalu daerah yang memisahkan dua negara atau lebih

A.E Modie menyatakan bahwa boundary adalah garis-garis yang

mendemarkasikan batas terluar dari suatu negara. Dinamakan boundary

karena bersifat mengikat (bound) suatu unit politik. Sedangkan frontier

mewujudkan jalur-jalur (zona) dengan lebar beraneka yang memisahkan dua

wilayah berbeda negara. Pengaturan perbatasan harus ada supaya tidak timbul

kekalutan, karena perbatasan merupakan tempat berakhirnya fungsi

kedaulatan suatu negara dan berlakunya kedaulatan negara lain. Dinamakan

frontier karena terletak di depan (front) suatu negara.

Pasal 1 angka 4 UU 2008 Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah

Negara mendefinisikan batas wilayah negara adalah garis batas yang

merupakan pemisahan kedaulatan suatu negara yang didasarkan pada hukum

internasional, sedangkan pada pasal 6, kawasan perbatasan dimaknai sebagai

bagian dari wilayah negara yang terletak pada sisi dalam sepanjang batas

wilayah Indonesia dengan negara lain, dalam hal batas wilayah negara di

darat, kawasan perbatasan berada di kecamatan.

Secara definisi terdapat perbedaan antara wilayah dan kawasan,

Kamus Besar Bahasa Indonesia Online mendefinisikan “wilayah” sebagai

daerah (kekuasaan, pemerintahan, pengawasan), sedangkan “kawasan”

didefinisikan sebagai daerah tertentu yang mempunyai ciri tertentu, seperti

Page 17: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/60713/potongan/S2-2013... · Bagaimana peranan dari pemerintah Indonesia mengatasi permasalahan ancaman

17

tempat tinggal, pertokoan, industri, dan lainnya. Jika merujuk pada UU

Nomor 43 Tahun 2008, dengan jelas dibedakan definisi wilayah (negara)

dengan kawasan (perbatasan). Wilayah (negara) adalah salah satu unsur

negara yang merupakan satu kesatuan wilayah daratan, perairan pedalaman,

perairan kepulauan, dan laut teritorial besera dasar laut dan tanah

dibawahnya, serta ruang udara diatasnya, termasuk seluruh sumber kekayaan

yang terkandung didalamnya. Sedangkan kawasan (perbatasan) adalah

bagian dari Wilayah Negara yang terletak pada sisi dalam sepanjang batas

wilayah Indonesia dengan negara lain.

Perbatasan bukan hanya semata-mata garis imajiner yang memisahkan

satu daerah dengan daerah lain, tetapi juga sebuah garis dalam daerah

perbatasan, terletak batas kedaulatan dengan hak-hak kita sebagai warga

negara yang harus dilakukan dengan undang-undang sebagai landasan hukum

tentang batas wilayah Negara Kedaulatan Republik Indonesia yang

diperlukan dalam penyelenggaraan pemerintahan negara.

Berdasarkan pada defInisi di atas, pada hakikatnya kawasan

perbatasan Republik Indonesia adalah batas berakhirnya kedaulatan penuh

dari Pemerintah Indonesia terhadap wilayahnya berikut segala isi di atas,

permukaan dan di bawahnya. Ini mengandung arti bahwa secara hukum

(nasional dan internasional) kedaulatan penuh Pemerintahan Republik

Indonesia hanya sampai pada kawasan-kawasan perbatasan Negara

kedaulatan Republik Indonesia yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam

menjalankan kedaulatan ini, pemerintah Indonesia berhak melakukan apa saja

Page 18: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/60713/potongan/S2-2013... · Bagaimana peranan dari pemerintah Indonesia mengatasi permasalahan ancaman

18

(to govern itself) terhadap isi dan ruang kawasan perbatasanya sesuai dengan

cita dan tujuan negara Indonesia serta arah pembangunan negara Indonesia

sebagaimana telah digariskan dalam rencana-rencana pembangunan jangka

pendek dan jangka panjang. Di samping itu, dalam melaksanakan kedaulatan

penuhnya di kawasan perbatasan, pemerintahan Republik Indonesia berhak

segala campur tangan/intervensi dari pihak atau negara lain. Demikian juga

sebaliknya, Pemerintahan Republik Indonesia tidak boleh melakukan

intervensi terhadap kawasan yang bukan di bawah jurisdiksi kedaulatanya.

Intervensi terhadap kawasan perbatasan diperbolehkan sepanjang ada

kesepakatan antara permerintah Indonesia dengan pihak atau negara lain.

(Mahendra Putra Kurnia, Hukum Kewilayahan Indonesia; Harmonisasi

Hukum Pengembangan Kawasan Perbatasan NKRI Berbasis Teknologi

Geospasial, 2011).

E. Hipotesa

Dalam penelitian ini, hipotesa sementara, dalam hubungannya dengan

ancaman keamanan perbatasan Indonesia dengan negara tetangganya TimorLeste

disebabkan karena kurangnya perhatian dari pemerintah Indonesia terhadap

masalah pentingnya perbatasan dan masyarakat di sekitar daerah perbatasan

menyangkut tingkat kesejahteraan ekonomi, sarana infrastruktur yang tidak

merata di daerah perbatasan, Dengan demikian akan memberikan peluang yang

besar untuk terjadinya ancaman itu diantaranya perdagangan ilegal di daerah

perbatasan Kabupaten Belu yang merupakan daerah kedaulatan Negara

Page 19: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/60713/potongan/S2-2013... · Bagaimana peranan dari pemerintah Indonesia mengatasi permasalahan ancaman

19

Kedaulatan Republik Indonesia. Oleh karena itu perlu adanya peranan dari

pemerintah di sekitar daerah perbatasan dengan memperhatikan infrastruktur,

sarana dan prasarana, masalah ekonomi, dan masalah ksejahteraan.

F. Metode Penelitian

Dalam rangka untuk memperoleh data yang relatif lengkap serta dapat

dipercaya dalam penulisan ini, maka penulis menggunakan metode analisis

deskriptif. Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan melalui studi

kepustakaan atau (library research), yaitu dengan menggunakan dan

memanfaatkan data sekunder berupa bahan-bahan atau sumber tertulis seperti

buku-buku, majalah, jurnal, surat kabar, dokumen-dokumen resmi yang

dikeluarka oleh instansi terkait, field research yaitu langsung ke lapangan dan

langsung ke sumber dari beberapa instansi pemerintahan yang terkait guna

memperoleh data yang berkaitan dengan objek penelitian.

G. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan tersebut di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa tujuan dilakukannya penelitian ini adalah (1) Melakukan identifikasi

ancaman-ancaman keamanan perbatasan di daerah Kabupaten Belu yang

merupakan daerah perbatasan antara Indonesia dan TimorLeste, (2) menyelidiki

faktor-faktor sebagai penyebab ancaman keamanan perbatasan di Kabupaten Belu

yang merupakan daerah perbatasan antara Indonesia dan Timor Leste.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/60713/potongan/S2-2013... · Bagaimana peranan dari pemerintah Indonesia mengatasi permasalahan ancaman

20

H. Manfaat Penelitian

Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh manfaat selain sebagai sumbang

pemikiran bagi dunia akademik, juga diharapkan dapat Penelitian ini bertujuan

untuk menambah wawasan, memahami situasi, dan ancaman keamanan di daerah

perbatasan yaitu di Kabupaten Belu yang merupakan daerah yang perbatasan

langsung dengan negara tetangga Timor Leste, sehingga dengan mengetahui

ancaman-ancaman keamanan perbatasan kiranya dapat membantu dalam

mencegah dan menanggulangi masalah-masalah tersebut sehingga keamanan dan

kenyamanan dapat dirasakan oleh masyarakat di daerah sekitar perbatasan

Indonesia dan TimorLeste.

I. Jangkauan Penelitian

Jangkauan penelitian ini dimulai pada saat setelah jajak pendapat pada

tanggal 30 Agustus tahun 1999 dimana Timor-Timur melepaskan diri dari Negara

Kedaulatan Republik Indonesia dan kemudian menjadi negara sendiri yaitu negara

Demokrasi TimorLeste sampai dengan penulis mengadakan penelitian langsung di

lapangan pada bulan Juni sampai Juli tahun 2012.

J. Sistimatika Penulisan

Dalam peulisan hasil studi ini dibagi ke dalam 5 (lima) bab dan setiap bab

terdiri dari beberapa sub bab yang jumlahnya tergantung pada besar dan

pentingnya persoalan yang dibahas. Secara lebih rinci sistimatika penulisan hasil

penelitian dapat disajikan sebagai berikut :

Page 21: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/60713/potongan/S2-2013... · Bagaimana peranan dari pemerintah Indonesia mengatasi permasalahan ancaman

21

Bab I : Pendahuluan

Pendahuluan berisikan alasan pemlihan judul, latar belakang

masalah, rumusan masalah, kerangka pemikiran, hipotesa, metode

penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, jangkauan

penelitian, dan sistimatika penulisan

Bab II : Kondisi Umum Wilayah Perbatasan Indonesia-TimorLeste

Pada bab ini berisikan sejarah perbatasan antara negara Republik

Indonesia dan Negara Democratik TimorLeste dan membahas

tentang kondisi umum daerah perbatasan.

Bab III : Potensi Ancaman Dan Permasalahan Daerah Perbatasan

Pada bab ini membahas tentang potensi dan mengidentifikasikan

ancaman-ancaman keamanan yang ada di daerah perbatasan antara

Indonesia dan TimorLeste.

Bab IV : Peranan Pemerintah Republik Indonesia Dalam Penanggulangan

Ancaman Keamanan Perbatasan

Pada bab ini membahas mengenai peranan dari pemerintah

Indonesia, dan pemerintah daerah Kabupaten Belu dalam mencegah

dan menanggulangi masalah ancaman keamanan perbatasan antara

Indonesia dan TimorLeste.

Bab V : Kesimpulan

Bab ini berisikan kesimpulan dari bab-bab sebelumnya.