bab. i. pendahuluan -...
TRANSCRIPT
1
BAB. I. PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Rencana Induk Penelitian (RIP) Badan Penelitian dan Pengembangan
Kabupaten Gorontalo merupakan arahan kebijakandalam pengelolaan
penelitian dalam jangka waktu 5 tahun (2017-2022). Penyusunan RIP ini
didasari oleh kebijakan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2016
tentang Pedoman Penelitian dan Pengembangan di Kementerian Dalam Negeri
dan Pemerintah Daerah.Pelaksanaan kegiatan riset oleh pemerintah daerah
merupakan salah satu bentuk mendesentralisasikan kegiatan penelitian diera
otonomi daerah. Kegiatan penelitian yang dilaksanakan oleh pemerintah
Kabupaten Gorontalo merupakan konsekuensi logis dari kebijakan untuk
membangun sistem penelitian yangmampu merekomendasikan kebijakan
kepada kepala daerah secara efektif dan efisien.Untuk mencapai tujuan ini
langkah pertama adalah menyusun Rencana Induk Penelitian Badan Penelitian
dan Pengembangan Kabupaten Gorontalo.Badan Penelitian dan Pengembangan
sebagai salah satu Satuan Kerja Pemerintah Daerah di Kabupaten Gorontalo
yang memiliki tanggung jawab untuk memberdayakan danmengembangkan
penelitian yang sesuai dengan prinsip otonomi daerah. RIPinilah yang kelak
diposisikan sebagai fasilitator penguat dan pengembanganpenelitian di
lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan dan juga merupakan arah
penelitian menjadi lebihberencana dan berhasil guna yang ditekankan pada
kepentingan dankesejahteraan masyarakat di Gorontalo Indonesia, dan
sekaligus sebagai tindakan koreksi bagikeberhasilan pengembangan
penelitan.Penyusunan Rencana Induk Penelitian BALITBANG ini didasarkan
padaRPJPD, RPJMD Kabupaten Gorontalo 2016-2021 dan RENSTRA BALITBANG
KabupatenGorontalo periode 2016-2021, Pedoman Penelitian dan
Pengembangan di Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah, Pedoman
Penelitian dan Pengembangan BALITBANG Kabupaten Gorontaloyang memuat
Kebijakan Mutu Penelitian, Standar Mutu Penelitian, dan Tata Kelola Kegiatan
Penelitian termasuk di dalamnya yang mengatur tentang definisi
2
penelitian,etika dan norma penelitian serta Indikator Mutu Penelitian
yangdipergunakan untuk memantau keberhasilan pencapaian sasaran dan
strategi kinerja penelitian.
Proses penyusunan RIP-BALITBANG 2017-2022 diawali dengan melakukan
pemetaan terhadap isu-isu strategis yang terjadi di Kabupaten Gorontalo serta
memetakan hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh lembaga penelitian lain
yang telah dilakukan selama kurun waktu tertentu. Sedangkan pendekatan yang
dilakukan dengan sistem (bottom up) di samping itu juga turut mencermati
permasalahan dan tantangan yang terjadi di masyarakat. Sejalan dengan itu
juga akan diuraikan target dan kebutuhan riset pengembangan penelitian 2017-
2022 sesuai dengan indikator agenda riset nasional, RPJPD, RPJMD Kabupaten
Gorontalo 2016-2021, Renstra BALITBANG Kabupaten Gorontalo. Pemetaan
awal terhadap penelitian yang telah dilakukan dengan lokus wilayah
administrasi Kabupaten Gorontalo kurun waktu 2010- 2016 dan target
pengembangan riset serta kebutuhan pendanaan 2017-2022 merupakan dasar
kebijakan lanjut untuk menentukan kebutuhan sarana dan prasarana penelitian
pada tahun 2017-2022. Pada sisi lain target pertumbuhan dan kebutuhan
investasi penelitian merupakan jabaran kedepan yang merupakan arah untuk
pengembangan penelitian.
1.2. Dasar hukum
1. Undang-undang RI Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional
Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Iptek.
2. Undang-Undang RI Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional.
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana
telah diubah terkahir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011.
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 54 tahun
2010 tentang pelaksanaan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
3
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah.
5. Perarturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 17 tahun
2016 tentang Pedoman Penelitian dan Pengembangan di Lingkungan
Kemendagri dan Pemerintah Daerah
1.3. Tujuan dan sasaran
Tujuan penyusunan Rencana Induk Penelitian Badan Penelitian Kabupaten
Gorontalo adalah sebagai berikut
1. Meningkatnya kualitas dan kuantitas kegiatan penelitian dan
pengembangan di lingkungan BALITBANG Kabupaten Gorontalo.
2. Meningkatnya kemampuan peneliti dalam kegiatan penelitian di
tingkat nasional dan internasional.
3. Meningkatnya kualitas dan kuantitas kerjasama BALITBANG Kabupaten
Gorontalo dengan Stakeholder lainnya
4. Meningkatnya kegiatan penelitian dan pengembangan yang
berorientasi produk (fisik atau non fisik) dan/atau perolehan Hak
Kekayaan Intelektual (HKI) berupa paten
5. Terdiseminasinya hasil penelitian dan pengembangan kepada
masyarakat oleh Stakeholders
6. Terbangunnya sistem informasi hasil penelitian dan pengembangan
7. Meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan yang
dipergunakan langsung oleh Stakeholders
Sedangkan sasarannya adalah : (1) Tercapainya jumlah peneliti untuk
menghasilkan penemuan penelitian bernilai tinggi(2) Tercapainya
penyelenggaraan kegiatan kemasyarakatan (CSR), (3) Tercapainya
kegiatan pengembangan produk mulai dari prototipe sampai dengan skala
industri
Dalam upaya mewujudkan sasaran mutu dan kuantitas riset maka
BALITBANG Kabupaten Gorontalo akan melaksanakan kegiatan melalui:
1. Publikasi di tingkat nasional dan internasional
4
2. Kerja sama riset dengan perguruan tinggi, lembaga pemerintah dan
swasta, baik di dalam maupun luar negeri.
3. Perolehan dana hibah riset dari lembaga pemerintah dan swasta, baik
di dalam maupun luar negeri.
4. Penemuan (inovasi)
5. Perolehan HKI produk riset
1.4. Sistematika penulisan
Halaman Sampul Kata Pengantar Bupati Gorontalo Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar
BAB. I. PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang 1.2. Dasar hukum 1.3. Tujuan dan sasaran 1.4. Sistematika penulisan
BAB. II. GAMBARAN UMUM KELITBANGAN
1.1. Gambaran umum wilayah 1.2. Kondisi sumberdaya kelitbangan
1.2.1. Kelembagaan 1.2.2. Sumberdaya manusia kelitbangan 1.2.3. Pendanaan kelitbangan
1.3. Potensi dan permasalahan 1.4. Peluang dan tantangan
BAB. III. ARAH KEBIJAKAN KELITBANGAN
3.1. Arah Kebijakan Pembangunan Daerah 3.1.1. Arah kebijakan dan strategi jangka panjang pembangunan
daerah 3.1.2. Visi dan misi
3.2. Arah kebijakan dan strategi kelitbangan daerah 3.2.1. Arah kebijakan 3.2.2. Strategi
3.3. Indikasi program prioritas kelitbangan daerah 3.3.1. Program prioritas bidang tata kelola pemerintahan daerah dan
pelayanan publik 3.3.2. Program prioritas bidang sosial dan kemasyarakatan 3.3.3. Program prioritas bidang inovasi dan pengembangan IPTEK
5
BAB. IV. STRATEGI PELAKSANAAN
4.1. Kelembagaan 4.1.1. Koordinasi pelaksanaan 4.1.2. Keterlibatan institusi kelitbangan 4.1.3. Kerjasama dan sinergitas pelaksanaan
4.2. Evaluasi pelaksanaan
BAB. V. PENUTUP
6
BAB. II. GAMBARAN UMUM KELITBANGAN
1.1. Gambaran umum wilayah
1. Modal Alam
1) Letak dan Kondisi Geografis
Secara astronomis, Kabupaten Gorontalo terletak antara 0 30'– 0 54' LU
dan 122 07' – 123 44' Bujur Timur. Letak ini secara langsung memposisikan
geostrategi wilayah sebagai melting pot karena tepat diepisentrum Propinsi
Gorontalo dan tepianya berbatasan langsung dengan 4 (empat)
Kabupaten/Kota. Disinilah transit area antar Provinsi di jagat utara Sulawesi,
yakni antara Provinsi Sulawesi Utara dengan Provinsi Sulawesi Tengah,
Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan. Posisi strategis ini kemudian didukung
dengan Pelabuhan Udara yang berada di Kecamatan Tibawa yakni Bandara
Jalaludin Gorontalo sebagai gerbang utama menuju jazirah Gorontalo.
2) Kondisi Topografi
Topografi Kabupaten Gorontalo sebagian besar terdiri dari gugusan
perbukitan dan gunung yang didominasi oleh kemiringan sekitar 15 – 40º (45 –
46%) dengan jenis tanah yang sering mengalami erosi. Ketinggian dari
permukaan laut berada pada 0 – 50 meterDPL kurang lebih 7,9 %, ketinggian 50
– 100 meter kurang lebih 21,26 % dan sebagian besar Wilayah berada pada
ketinggian 100 – 500 meterDPL kurang lebih 51,08 %, sisanya berada pada
ketinggian 500 – 1000 meterDPL kurang lebih 15,68 %, dan > 1000 m DPL kurang
lebih 4.49 %. Persentase ketinggian dari permukaan laut dan kemiringan lahan
di Kabupaten Gorontalo dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.1Luas Ketinggian Dari Permukaan Laut
KETINGGIAN DPL (M) LUAS( %)
0 – 50 M 7,49
50 – 100 M 21,26
100 - 500 M 51,08
500 – 1000 M 15,68
> 1000 M 4,49
Sumber : BPS Kabupaten Gorontalo
7
Tabel 2.2.Data Kemiringan Lereng Lahan di Kabupaten Gorontalo
KEMIRINGAN (%) LUAS (%)
0 – 2 % 20,12
2 – 15 % 8,08
15– 40 % 34,34
> 40 % 37,49
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
wilayah Kabupaten Gorontalo merupakan perbukitan yakni 71,83 %. Gunung
yang tertinggi adalah gunung Boliyohuto dengan ketinggian 2.065 m terletak di
Kecamatan Tolangohula.
3) Kondisi Air Permukaan
Satu lagi kekayaan Kabupaten Gorontalo, memiliki 55 buah sungai besar
dan kecil dengan total panjang sungai dan anak sungai tersebut sebesar
1.007,65 Km yang bermura pada 1 titik yakni danau (Danau Limboto). Terdapat
dua aliran sungai utama mengalir di wilayah ini yaitu DAS Paguyaman dan DAS
Bone – Bolango yang bermuara di Teluk Tomini, sedangkan beberapa sungai
seperti sungai biyonga dan sungai Alo Pohu bermuara di Danau Limboto.
Sumber air untuk keperluan penduduk disuplai melalui PDAM, namun sebagian
besar masyarakat masih menggunakan air tanah dangkal dan sumur serta
sebagian yang lainnya masih menggunakan air sungai. Kedalaman air tanah di
suatu wilayah antara lain ditentukan oleh tinggi wilayah dari permukaan laut,
jenis batuan induk dan sebagainya. Curah hujan wilayah kabupaten pada
umumnya tergolong cukup rendah, Sebagai faktor fisik bersifat dinamis karena
di pengaruhi oleh waktu, maka besar kecilnya curah hujan akan mempengaruhi
factor fisik yang lain, seperti menyebabkan terjadinya erosi, adanya genangan
air pada daerah-daerah tertentu. Kedua faktor fisik tersebut akan
mempengaruhi kawasan resapan air yang diperlukan untuk mendukung
budidaya baik terhadap teknik pengolahan tanah maupun pemilihan jenis
komoditi pertanian. Berikut Nama-nama sungai dan lokasi kecamatan.
8
Tabel 2.3Nama Sungai dan Lokasi di Kabupaten Gorontalo No Nama Sungai Lokasi (Kecamatan)
1 Tohupo
Batudaa 2 Alopohu
3 Limehe
4 Biyabo
Tibawa 5 Alo
6 Molalahu
7 Dutulanaa
Limboto
8 Biyonga
9 Bulia
10 Hutuo
11 Molanggata
12 Nanati
Telaga 13 Tapodu
14 Mahti
15 Paguyaman
Boliyohuto 16 Bongo
17 Tombiu
18 Mohiyolo
4) Kondisi kawasan hutan
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No 325/Menhut-II/2010,
total luas kawasan hutan di Kabupaten Gorontalo mencapai 98.976,71 ha.
Luasan tersebut termasuk hutan konservasi yang terdapat dalam wilayah
administrasi Kabupaten Gorontalo. Dari luasan tersebut maka maka 71.682 ha
telah ditetapkan pemerintah sebagai wilayah KPHP unit VI Kabupaten
Gorontalo berdasarkan SK Menteri Nomor 976/Menhut-II/2013 tentang
Penetapan wilayah kesatuan pengelolaan hutan produksi (KPHP) Model Unit VI
yang terletak di Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo, seperti terlihat pada
gambar berikut
9
Gambar 2.1. Peta penunjukkan kawasan hutan di KPHP VI Kabupaten Gorontalo
Terdapat perbedaan luasan kawasan antara peta penunjukkan kawasan
hutan KPHP unit VI Kabupaten Gorontalo berdasarkan SK Menteri Kehutanan
dengan Peta kawasan hutan berdasarkan RTRW Kabupaten Gorontalo. Jika
merujuka kepada peta kawasan hutan berdasarkan RTRW maka luasan kawasan
hutan di KPHP unit VI Gorontalo adalah 70.768,88 Ha. Luasan ini berkurang
sekitar 913,12 ha jika dibandingkan dengan SK Penunjukkan kawasan hutan di
KPHP unit VI Kabupaten Gorontalo. Perbedaan luasan ini terjadi karena terjadi
perubahan terhadap batas administrasi antara Kabupaten Gorontalo dan
Kabupaten Gorontalo Utara. Sisa luasan kawasan hutan seluas 913,12 telah
masuk dalam wilayah administrasi Kabupaten Gorontalo Utara. Berdasarkan
masukan dari pihak pemerintah Kabupaten Gorontalo maka tim penyusun,
memutuskan luasan kawasan hutan KPHP unit VI Gorontalo mengacu pada
luasan kawasan hutan berdasarkan RTRWK Gorontalo seluas 70.768,881 ha
5) Kondisi Klimatologi
Curah hujan tertinggi di tahun 2014 terjadi pada bulan November yaitu
mencapai berkisar 321 mm dan jumlah hari hujan. Suhu udara rata-rata
berkisar 24,2° C sampai 27,2°C.
10
Tabel 2.4 Keadaan Suhu Udara, Kelembaban Udara, Tekanan Udara, Kecepatan Angin,
Jumlah Hujan dan Curah Hujan di Kabupaten Gorontalo Tahun 2014
Bulan RerataSuhuUdara (°C)
&Kelembaban (%)
Rerata Tekanan KecepatanUdara (mb)&Kecepatan
Angin (knot)
Jumlah Hari Hujan &CurahHujan (mm)
Rata–Rata Penyinaran Matahari(%)
Januari 26,0 84 1.009,6 1,7 18 146 59,4
Februari 24,2 72 1.010,0 1,8 16 15 66,3
Maret 27,2 80 1.010,7 2,0 12 107,5 71,4
April 26,5 82 1.009,9 1,0 14 124 70,0
Mei 27,4 84 1.010,3 1,4 18 135,8 64,1
Juni 26,2 82 1.009,3 1,6 15 112 57,1
Juli 27,0 80 1.010,5 3,3 10 45 77,3
Agustus 26,5 81 1.011,2 3,1 15 54 64,7
September 27,1 73 1.011,3 3,2 2 6 82,5
Oktober 27,7 70 1.010,8 2,8 6 72 86,8
November 27,3 84 1.009,9 1,9 20 321 61,8
Desember 27,1 85 1.009,1 2,4 16 266 66,0
Sumber :Kabupaten Dalam Angka, BPS Kabupaten Gorontalo 2015
6) Penutupan Lahan (Land Use)
Berdasarkan Laporan Penafsiran Satelit Citra Resolusi Sedang Provinsi
Gorontalo (Citera Satelit Landsat Tahun 2015), penutupan lahan di Kabupaten
Gorontalo didominasi oleh Pertanian Lahan Kering Bercampur Semak dengan
luas ± 50.761,34 Ha dari total luas wilayah Kab. Gorontalo ± 214.962 Ha.
Pertanian Lahan Kering Bercampur Semak, pertanian lahan kering memiliki
luasan yang cukup besar di Kab. Gorontalo yaitu seluas ± 43.287,21 Ha.
Untuk tutupan hutan didominasi oleh tutupan hutan sekunder seluas
35.500,33 ha sedangkan hutan primer hanya tersisa 23.037,04 ha. Umumnya
hutan primer terdapat di kawasan kawasan konservasi seperti di SM Nantu dan
CA. Tangale. Luas tutupan hutan di Kabupaten Gorontalo meliputi seluruh
wilayah baik di dalam kawasan hutan HP dan HL (wilayah KPHP unit VI
Gorontalo) maupun di luar kawasan hutan. Hampir semua wilayah kecamatan di
Kabupaten Gorontalo mempunyai kawasan hutan kecuali Kecamatan Tilango
dan Kecamatan Telaga Jaya. Berdasarkan dokumen RTRWK Gorontalo, wilayah
administrasi kecamatan yang mempunyai kawasan hutan produksi terluas
berada di Kecamatan Asparaga dan Kecamatan Mootilango
Semak belukar banyak dijumpai di wilayah perbatasan antara hutan dan
bukan hutan dan umumnya merupakan areal pertanian lahan kering yang telah
11
lama tidak diolah sehingga ditumbuhi semak belukar, atau sering juga ditemui
semak belukar dibiarkan tumbuh bersama tanaman buah-buahan atau tanaman
perkebunan seperti kelapa. Perkebunan di wilayah perencanaan menempati
areal sekitar 3.106,72 ha. Perkebunan tersebar setempat-setempat hampir di
semua wilayah kecamatan. Berdasarkan hasil survey lapangan dan inventarisasi
biogefisik yang dipadukan dengan hasil analisis citra resolusi sedang, wilayah
Kabupaten Gorontalo tidak mempunyai kawasan hutan mangrove baik hutan
mangrove primer maupun mangrove sekunder
Tabel 2.5 Luasan Penutupan Lahan di Kabupaten Gorontalo
Sumber: Laporan Penafsiran Citra Satelit Resolusi Sedang Provinsi Gorontalo, 2014
2. Modal Ekonomi
1) Potensi pertanian
Pengembangan komoditas pertanian pada wilayah yang sesuai dengan
persyaratan pedo-agroklimat tanaman (seperti iklim, tanah, dan topografi)
akan memberikan hasil yang optimal dengan kualitas prima. Keragaman sifat
Tipe Penutupan Lahan Luas ( Ha)
Hutan Lahan Kering Primer 23.037,04
Hutan Lahan Kering Sekunder 35.500,33
Hutan Mangrove Primer 0
Semak Belukar 33.297,60
Perkebunan 3.106,72
Pemukiman 4.374,42
Tanah Terbuka 18,85
Tubuh Air 2.518,63
Hutan Mangrofe Sekunder 0
Hutan Rawa Sekunder 0
Belukar Rawa 868,90
Pertanian Lahan Kering 43.287,21
Pertanian Lahan Kering bercampur semak 50,761,34
Sawah 18.144,79
Tambak 0
Bandara/Pelabuhan 46,18
Rawa 0
TOTAL 214.962,00
12
lahan ini merupakan modal yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam
menentukan pewilayahan komoditas (zonasi ruang) pertanian. Perencanaan
pembangunan pertanian yang berdasarkan pewilayahan akan dapat
meningkatkan efisiensi pemanfaatan ruang, serta menjamin efektifitas
perencanaan yang sinergis dan berkelanjutan.
Berdasarkan hasil ST2013 diketahui bahwa rumah tangga tanaman pangan
di Kabupaten Gorontalo didominasi oleh rumah tangga yang mengelola tanaman
padi.Kegiatan usaha budidaya padi dan palawija sangat tergantung pada daya
dukung ketersediaan lahan. Berikut data ketersediaan sawah di Kabupaten
Gorontalo berdasarkan kecamatan.Berdasarkan data statistik kecamatan
Tolangohula masih mendominasi lahan padi sawah yang luas, disusul oleh
Kecamatan Mootilango. Produksi padi sawah dan jagung di Kabupaten
Gorontalo berdasarkan tahun 2014 dapat dilihat pada table berikut.
Tabel 2.6 Produksi Padi Sawah Dan Jagung(Ton) Menurut Kecamatan
Di Kabupaten Gorontalo, Tahun 2014
Sumber : BPS Kab. Gorontalo
Disamping tanaman pangan Kabupaten Gorontalo juga mempunyai
hortikultar. Berdasarkan penyebaran pada tiap-tiap kecamatan di Kabupaten
Gorontalo, usaha tanaman cabe rawit terpusat diKecamatan Bongomeme
dengan jumlah rumah tangga pengelola (1.071 rumah tangga). Rumah tangga
13
usaha tanaman pisang paling banyak berada di Kecamatan Tibawa. Jumlah
rumah tangga usaha tanamanpisang di Kecamatan Tibawa mencapai 1.266
rumah tangga Rumah tangga usaha tanaman mangga juga paling banyak
dijumpai di Kecamatan Tibawa.
Tabel 2.7Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Holtikultura Menurut Kecamatandan Jenis Tanaman, ST2013
NO KECAMATAN
Jumlah Rumah Tangga Per Jenis Tanaman Hortikultura
Dominan
Pis
an
g
Ma
ng
ga
Du
ku
/
La
ng
sa
t
Na
ng
ka
Ca
ba
i
Ra
wit
To
ma
t
Ku
nyit
Ja
he
1 BATUDAA PANTAI 366 54 3 11 550
2 BILUHU 340 166 4 11 880 2 3
3 BATUDAA 334 53 1 41 89 12 2 2
4 BONGOMEME 950 51 3 14 1.061 27 10 25
5 TABONGO 141 28 1 8 59 41
6 TIBAWA 1.266 627 45 97 855 55 79 83
7 PULUBALA 611 44 3 58 950 9 180 121
8 BOLIYOHUTO 50 7 3 115 27 1
9 MOOTILANGO 464 121 1 66 638 117 27 49
10 TOLANGOHULA 500 163 4 48 358 25 5 2
11 ASPARAGA 6 2 396 2 3 5
12 BILATO 103 84 1 33 542 7 5
13 LIMBOTO 697 118 37 65 385 56 3
14 LIMBOTO BARAT 555 12 7 164 112 2
15 TELAGA 300 99 405 20 66 29 72 77
16 TELAGA BIRU 507 242 145 80 324 49 117 85
17 TILANGO 14 1 25 36
18 TALAGA JAYA 141 99 1 20 20 6 5 3
KABUPATEN GORONTALO 7.345 1.909 654 84 7.397 603 513 462
Keterangan : Data Kecamatan Bongomeme termasuk Kecamatan Dungaliyo
Berdasarkan data di atas, Nampak bahwa produksi Pisang dan cabe rawit sangat
dominan di Kabupaten Gorontalo.
Untuk subsektor perkebunan terbanyak di Kabupaten Gorontalo berada di
Kecamatan Bongomeme, yaitu sebanyak 2.485 rumah tangga. Kecamatan
dengan jumlah rumah tangga usaha pertanian subsektor perkebunan terbanyak
kedua dan ketiga berturut-turut adalah Pulubala (1.953 rumah tangga) dan
Tibawa (1.941 rumah tangga).
Sebanyak 17.281 rumah tangga mengusahakan tanaman tahunan (kelapa,
kakao, cengkih, kopi, kelapa, aren/enau, kopi, pala) sementara jumlah rumah
tangga yang mengusahakan tanaman semusim (tebu, tembakau, nilam, kapas,
14
sereh wangi) sebanyak 323 rumah tangga usaha pertanian. Rumah tangga yang
paling banyak mengusahakan tanaman tahunan berada di Bongomeme (2.484
rumah tangga), sementara untuk tanaman semusim paling banyak diusahakan
oleh rumah tangga di Tolangohula (145 rumah tangga).
Tabel 2.8Luas Panen dan Produksi Tanaman Perkebunan Dominan, tahun 2014
No Kecamatan
Kelapa Kakao Kopi Kapuk
Luas
Tanam
(Ha)
Pro
duk
si (Ton)
Luas
Tanam
(Ha)
Pro
duk
si (Ton)
Luas
Tanam
(H
a)
Pro
duk
si (Ton)
Luas
Tanam
(H
a)
Pro
duk
si (Ton)
1 BATUDAA PANTAI 293,64 422,84 148 57,04 18,85 10
2 BILUHU 164,53 236,92
3 BATUDAA 116,83 240,23
4 BONGOMEME 544 783,36 106 36,56 11,50 8 11 2,19
5 TABONGO 1 146,80 1 146,80 64,20 21,76 22,80 17 20 3,65
6 DUNGALIYO 1 462,50 2 106 68,42 21,22 5,40 3 19,90 4,84
7 TIBAWA 1 016,38 1 463,58 31
8 PULUBALA 594,25 855,72 75 20,00 1,80 1
9 BOLIYOHUTO 423,25 42,32 22 14,40 2,50 1
10 MOOTILANGO 852,75 1 227,96 130,76 50,61
11 TOLANGOHULA 4 341,24 6 251,38 178,80 26,40 119 52 21,10 4,64
12 ASPARAGA 3 105,03 4 471,24 52 20,00
13 BILATO 3 575,17 5 148,24 260,50 32,10 34,85 7
14 LIMBOTO 675,18 972,25 120 76,24 19,30 10 49 11,42
15 LIMBOTO BARAT 463 666,72 45
16 TELAGA 884,43 1 273,57 180,70 47,24 6 1
17 TELAGA BIRU 1 177,27 1 695,26 184 36,00 26 3
18 TILANGO 896,50 1 290,96 320,62 84,50
19 TALAGA JAYA 269,05 387,43
KABUPATEN GORONTALO
22. 001,8 30.682,78 22.001,8 544,07 268 113
Sumber Data : Kabupaten Dalam Angka, BPS 2015
Tabel di atas menggambarkan bahwa Produksi Luas lahan tanaman kelapa
dominan dibandingkan dengan komoditi lainya.
Dalam berbagai kesempatan Bupati Gorontalo tahun 2016-2021 akan
mendorong sektor peternakan sebagai sektor unggulan. Berdasarkan data
statistik, ternak yang diusahakan/dipelihara oleh 28.797 RTUP dibedakan
menjadi empat kelompok, yaitu: kelompok ternak ruminansia terdiri dari sapi
potong, sapi perah, kerbau, dan kuda; kelompok ternak kecil teridiri dari
kambing; kelompok unggas terdiri dari ayam lokal (ayam kampung dan ayam
lokal lainnya), ayam ras petelur, ayam ras pedaging, itik, dan itik manila, serta
kelompok ternak lainnya terdiri dari angsa, kalkun, burung merpati, burung
puyuh, dan kelinci.
15
Tabel 2.9 Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan dan Populasi Ternak Menurut Jenis Ternak, ST2013
Uraian
Jenis Ternak
Sa
pi
Po
ton
g
Ka
mb
ing
Ke
rba
u
Ku
da
Aya
m
Lo
ka
l
Aya
m R
as
Pe
telu
r
Aya
m R
as
Pe
da
gin
g
Iti
k
RTUP, ST2013 25.155 2.056 5 68 7.847 17 50 482
Populasi Ternak Berdasarkan
ST2013 (Ekor), 69.671 7.794 16 115 114.333 130.123 536.892 13.912
Populasi Ternak s/d 2015 (Ekor) *
78.451 44.370 15.895
* Sumber Data : DKPP, 2016
Tabel di atas Nampak bahwa potensi ternak yang terbesar adalah unggas,
disusul oleh ternak ruminansia khususnya kambing dan sapi. Adapun komoditas
turunan dari potensi ternak di atas adalah produksi daging dan telur. Data
terkait dengan hal itu bisa dilihat pada table berikut.
Gambar 2.2 Produksi Daging dan Telur Tahun 2011-2015
Sumber : DKPP 2016
Berdasarkan table di atas, Nampak bahwa dalam kurun waktu lima tahun
terakhir terjadi peningkatan produkdi daging dan telur di Kabupaten Gorontalo.
2) Potensi perikanan
Kawasan perikanan di Kabupaten Gorontalo dikembangkan di perairan
darat atau perairan umum dan di perairan pesisir dan laut. Di perairan darat,
potensi kawasan berupa danau dan kolam-kolam. Danau Limboto merupakan
potensi kawasan perikanan penting, baik untuk pengembangan perikanan
tangkap maupun perikanan budidaya. Demikian halnya kawasan sekitar-sungai
1.711.644,00
610.981,00
1.979.800,45
1.653.701,00
2.311.129,00
1.540.969,00
2.337.434,00
1.882.155,00
2.928.136,03
- 500.000,00 1.000.000,00 1.500.000,00 2.000.000,00 2.500.000,00 3.000.000,00 3.500.000,00
Daging (Kg)
Telur (Butir) 2015
2014
2013
2012
2011
16
(DAS) dapat dimanfaatkan untuk pengembangan perikanan budidaya-kolam
menggunakan air sungai sebagai media pemeliharaan.
Di kawasan pesisir dan laut dapat dimanfaatkan untuk pengembangan
perikanan budidaya (pertambakan dan marikultur), disamping perikanan
tangkap (coastal fisheries). Pengembangan kawasan perikanan di pesisir
selatan Kabupaten Gorontalo dapat dilakukan pada bentangan pantai
sepanjang 79,4 km. Potensi ini dapat dimanfaatkan terutama sebagai lokasi
marinecultur, baik untuk areal budidaya rumput laut maupun budidaya ikan-
ikan laut (kakap, baronang, kerapu). Pengembangan kawasan perikanan
tangkap lebih diarahkan pada penata-kelolaan daerah penangkapan di wilayah
perairan pantai (coastal waters).
Berdasarkan kategori ruang,wilayah perikanan pantai untuk daerah
penangkapan terbentang dari garis pantai ke arah luar hingga kedalam ± 200 m
(flat continent). Berdasarkan kondisi topografi dan bathimetrik, pesisir
selatan memiliki flat kontinen relatif sempit, diperkirakann kurang 4 mil-laut.
Kawasan flat kontinen merupakan lokasi ’hunting’ bagi nelayan, khususnya
nelayan tradisional. Kawasan perikanan tangkap di bagian luar perairan pantai
dikategorikan sebagai kawasan pengembangan perikanan oseanic. Kawasan
perairan sebelah selatan Kabupaten Gorontalo (Teluk Tomini) memiliki potensi
stok ikan yang diperkirakan sebesar 32.560 ton/tahun, terdiri dari ikan pelagis
sebesar 19.536 ton/tahun dan ikan demersal 13.024 ton/tahun. Potensi stok ini
merupakan ’stok-bersama’ bagi seluruh pemerintah daerah yang memiliki akses
terhadap perairan Teluk Tomini. Kegiatan usaha pertanian di subsektor
perikanan terdiri dari kegiatan budidaya ikan dan kegiatanpenangkapan ikan.
Dari kedua kegiatan tersebut, hasil ST2013 mencatat bahwa terdapat 3.302
rumah tangga yang berusaha di subsektor perikanan. Jumlah rumah tangga
yang mengusahakan kegiatan penangkapan ikan hampir sama dengan usaha
rumah tangga budidaya ikan. Berdasarkan hasil ST2013, terdapat sebanyak
2.467 rumah tangga yang mengusahakan kegiatan penangkapan ikan danjumlah
rumah tangga yang mengusahakan kegiatan budidaya ikan adalah sebanyak 835
rumah tangga
17
3) Potensi pertambangan
Sumber daya mineral dan energi merupakan sumber daya strategis
memiliki peranan penting dalam perekonomian nasional dan daerah, sehingga
pengelolaannya harus secara maksimal memberikan kontribusi terhadap
kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Indonesia pada umumnya dan
Kabupaten Gorontalo pada khususnya.
Berdasarkan hasil penelitian Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral
(2004) sumber daya mineral (bahan galian) di daerah Kabupaten Gorontalo
dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Galian Mineral Logam : Emas, Besi dan Tembaga lokasi di
Kecamatan Boliyohuto, Asparaga,
Tolangohula, Mootilango, Pulubala dan
Bongomeme.
2. Galian Mineral Non Logam : Batu Gamping 3.500.000.000 Ton,
Granit/Andesit 139.500.000 Ton, Pasir
dan Kerikil 6.602.310 Ton, Tanah Liat
20.00 Ton, Toseki 5.000.000 Ton lokasi di
Kecamatan Tibawa, Limboto, Telaga Biru,
Telaga, Batudaa Pantai dan Biluhu.
3. Potensi Energi Panas Bumi : Temparatur air panas 77° c, Temparatur
udara 29° c, Geotermometer 146° c, Ph
Air 6,5, Zona Alterasi 5.000 M2 lokasi di
Desa Pentadio Barat Kecamatan Telaga
Biru
18
Gambar 2.3. Peta sebaran potensi tambang di Kabupaten Gorontalo
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Kabupaten Gorontalo memiliki
potensi tambang yang cukup menjanjikan. Potensi tambang ini tersebar di
beberapa wilayah kecamatan seperti Asparaga, Pulubala. Potensi tambang yang
terdapat di Kabupaten Gorontal dipengaruhi oleh kondisi geologi yang
terbentuk beberapa ribu bahkan jutaan tahun yang lalu. Berdasarkan data
geologi, wilayah daratan Kabupaten Gorontalo didominasi oleh formasi diorit
Boliyohuto 13.380,42 ha. Sedangkan formasi geologi lainnya adalah formasi
dulokapa seluas 8.422,7 ha, batu gamping seluas 2.214,14 ha. Adapun potensi
wilayah pertambangan di Kabupaten Gorontalo dapat dilihat pada gambar di
bawah ini
19
Gambar 2.4. Lokasi wilayah potensi izin eksplorasi tambang
Potensi tambang yang besar di Kabupaten Gorontalo membuat beberapa
investor tertarik untuk melakukan eksplorasi terhadap wilayah yang diduga
mengandung potensi tambang seperti emas, granit dan lain-lain.
4) Investasi Perkebunan
Hadirnya perkebunan kelapa sawit di puluhan kecamatan di Provinsi
Gorontalo diharapkan memberikan efek ganda bagi masyarakat sekitarnya.
Kecamatan-kecamatan yang dulunya sepi, akan berkembang setelah hadirnya
perkebunan kelapa sawit. Pertumbuhan ekonomi kecamatan-kecamatan juga
akan mengalami pergerakan sangat positif. Kegiatan di sektor perkebunan yang
perkembangannya cukup pesat saat ini merupakan salah satu bidang
agroindustri yang mengembangkan komoditi perkebunan untuk menunjang
sektor industri, dan salah satu yang menonjol adalah perkebunan kelapa sawit.
Pada tahun 2010, luas areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah 6,7
juta ha meliputi perkebunan besar dan rakyat, dengan produksi 10,4 juta ton
minyak kelapa sawit (crude oil palm) dan pada tahun 2011 mencapai 12,3 juta
ton untuk memenuhi kebutuhan ekspor dan dalam negeri.
Kelapa sawit merupakan bahan baku obat-obatan, kosmetik, minyak
kelapa, bahkan biofuel. Banyaknya derivat yang dihasilkan oleh kelapa sawit
20
menyebabkan produk CPO di pasaran international terus naik. Inilah yang
mendorong beberapa investor untuk melirik wilayah yang potensial dan cocok
untuk dijadikan sebagai areal perkebunan kelapa sawit. Dalam rangka
memenuhi kebutuhan bahan baku industri minyak sawit khususnya untuk
ekspor, maka beberapa perusahaan kelapa sawit telah melakukan ekspansi ke
beberapa kabupaten di Provinsi Gorontalo. Saat ini jumlah perusahaan kelapa
sawit yang melakukan menanamkan modalnya di Kabupaten Gorontalo
mencapai 3 perusahaan sesuai dengan luas total mencapai 64.045,80
Tabel 2.10 Nama-nama perusahaan kelapa sawit yang beroperasi di Kabupaten
Gorontalo
Nama Perusahaan Jumlah
PT. Agro Palma Katulistiwa 20.870,80
PT. Heksa Jaya Abadi 22.627,1
PT. Tri Palma Nusantara 20.547,9
Grand Total 64.045,80
Sumber: BID Provinsi Gorontalo, 2014
5) Investasi Hutan Tanaman Industri
Saat ini di Kabupaten Gorontalo terdapat sebuah perusahaan pemegang
izin IUPHHK-HTI yaitu PT. Gorontalo Citra Lestari dengan luas konsensi 46.170
ha dan ditetapkan berdasarkan keputusan Menteri Kehutanan No 261/Menhut-
II/2011 tanggal 12 Mei 2011, Adapun lokasi IUPHHK-HTI terlihat pada peta di
bawah ini. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman
Industri dalam Hutan Tanaman pada Hutan Produksi yang selanjutnya disingkat
IUPHHK-HTI yang sebelumnya disebut Hak Pengusahaan Hutan Tanaman
(HPHT) atau Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri (HPHTI) atau Izin Usaha
Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Tanaman (IUPHHK-HTI) adalah izin
usaha untuk membangun hutan tanaman pada hutan produksi yang dibangun
oleh kelompok industri untuk meningkatkan potensi dan kualitas hutan
produksi dalam rangka memenuhi kebutuhan bahan baku industri. Pemohon
yang dapat mengajukan permohonan IUPHHK-HTI adalah koperasi, BUMN, BUMD
dan BUMS. Lokasi yang dimohonkan adalah lokasi yang belum dibebani hak dan
berada didalam kawasan hutan produksi
21
Gambar. 2.5 Peta Areal Kerja IUPHHK HTI (sumber: PSL-Universitas Gorontalo)
3. Modal Sosial
1) Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Dan Jenis Kelamin
Jumlah penduduk Kabupaten Gorontalo pada akhir tahun 2015 sebanyak
388.014 jiwa. Perbandingankomposisi penduduk menurut jenis kelamin
sebesar50,15% penduduk laki-laki dan 49,84% penduduk perempuan, sehingga
sex ratio penduduk sebesar 100,62. Penduduk di Kabupaten Gorontalo tersebar
di 19 Kecamatan sebagaimana rincian dalam tabel berikut ini.
Jumlah penduduk terbanyak terdapat di kecamatan Limboto dan
Kecamatan Tibawa sedangkan jumlah penduduk yang pali sedikit adalah
Kecamatan Biluhu dan Kecamatan Bilato. Jumlah penduduk akan selalu
berbanding lurus dengan jumlah KK disetiap kecamatan. Adapun jumlah
penduduk dan jumlah KK dimasing-masing kecamatan dapat dilihat pada tabel
di bawah ini
22
Tabel 2.11 Komposisi Penduduk menurut jenis kelamin dan
KK menurut Kecamatan Tahun 2015
No Kecamatan Laki – Laki Perempuan Jumlah KK
1 Limboto 25.090 25.469 50.559 15.438
2 Telaga 11.334 11.550 22.884 6.911
3 Batudaa 7.126 7.164 14.290 4.320
4 Tibawa 20.544 20.603 41.147 12.972
5 Batudaa Pantai
6.018 5.889 11.907 3.559
6 Boliyohuto 8.406 8.257 16.663 5.218
7 Telaga Biru 14.155 14.240 28.395 8.664
8 Bongomeme 9.807 9.581 19.388 6.040
9 Tolangohula 11.330 10.989 22.319 6.935
10 Mootilango 9.629 9.321 18.950 5.699
11 Pulubala 12.335 12.193 24.528 7.839
12 Limboto Barat
12.318 12.556 24.874 7.933
13 Tilango 7.123 7.063 14.186 4.254
14 Tabongo 9.161 9.006 18.167 5.692
15 Biluhu 4.348 4.005 8.353 2.467
16 Asparaga 6.620 6.264 12.884 3.910
17 Talaga Jaya 5.736 5.806 11.542 3.481
18 Bilato 4.778 4.716 9.494 2.874
19 Dungaliyo 8.744 8.740 17.484 5.461
JUMLAH 194.602 193.412 388.014 119.667
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Gorontalo per 31 Desember 2015
2) Jumlah Penduduk Menurut Struktur Usia
Berdasarkan struktur usia, terendah pada struktur usia diatas 74 tahun dengan
persentase 1,28% dan yang tertinggi adalah jumlah penduduk dengan usia 10-14
tahun sebesar 10.54% sebagaimana tabel sebagai berikut:
Tabel 2.12 Penduduk Menurut Struktur Usia
Klasifikasi Umur Laki – Laki Perempuan Jumlah
0 – 4 11.207 10.743 21.950
5 – 9 18.316 17.585 35.901
10 – 14 20.983 19.910 40.893
15 – 19 19.742 19.142 38.884
20 – 24 18.721 18.559 37.280
25 – 29 14.997 14.533 29.530
30 – 34 16.123 15.786 31.909
23
Klasifikasi Umur Laki – Laki Perempuan Jumlah
35 – 39 15.569 15.448 31.017
40 – 44 14.916 14.994 29.910
45 – 49 12.568 12.495 25.063
50 – 54 9.867 10.215 20.082
55 – 59 7.684 7.931 15.615
60 – 64 5.778 5.992 11.770
65 – 69 3.619 4.210 7.829
70 – 74 2.487 2.900 5.387
>= 75 2.024 2.960 4.984
JUMLAH 194.601 193.403 388.014
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Gorontalo per 31 Desember 2015
3) Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan
Penduduk Kabupaten Gorontalo yang bekerja berdasarkan lapangan usaha
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.13 Penduduk yang bekerja berdasarkan lapangan Usaha Tahun 2015
No Pekerjaan Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Belum/Tidak Bekerja 51.233 46.483 97.716
2 Mengurus Rumah Tangga 0 89.964 89.964
3 Pelajar/Mahasiswa 40.285 40.279 80.564
4 Pensiunan 765 884 1.649
5 Pegawai Negeri Sipil 3.504 5.184 8.688
6 Tentara Nasional Indonesia 430 1 431
7 Kepolisian RI 1.204 58 1.262
8 Perdagangan 926 311 1.237
9 Petani/Pekebun 53.187 896 54.083
10 Peternak 43 7 50
11 Nelayan/Perikanan 4.762 11 4.773
12 Industri 92 188 280
13 Konstruksi 57 4 61
14 Transportasi 4.890 14 4.904
15 Karyawan Swasta 4.485 1.417 5.902
16 Karyawan BUMN 145 55 200
17 Karyawan BUMD 44 25 69
18 Karyawan Honorer 1.045 1.780 2.825
19 Buruh Harian Lepas 2.974 29 3.003
20 Buruh Tani/Perkebunan 2.012 46 2.058
21 Buruh Nelayan/Perikanan 67 1 68
22 Buruh Peternakan 11 - 11
23 Pembantu Rumah Tangga 4 94 98
24 Tukang Cukur 11 - 11
24
No Pekerjaan Laki-laki Perempuan Jumlah
25 Tukang Listrik 13 - 13
26 Tukang Batu 826 2 828
27 Tukang Kayu 1.167 - 1.167
28 Tukang Sol Sepatu 8 - 8
29 Tukang Las/Pandai Besi 44 - 44
30 Tukang Jahit 354 225 579
31 Tukang Gigi 3 - 3
32 Penata Rias 28 5 33
33 Penata Busana - - -
34 Penata Rambut 18 9 27
35 Mekanik 353 - 353
36 Seniman 7 1 8
37 Tabib 2 4 6
38 Paraji 4 10 14
39 Perancang Busana - 4 4
40 Penterjemah - - -
41 Imam Mesjid 77 - 77
42 Pendeta 8 - 8
43 Pastor - - -
Sumber Data : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Gorontalo
Tabel di atas menggambarkan bahwa penduduk yang belum bekerja masih
tinggi baik perempuan maupun laki-laki. Sedangkan jumlah terbesar terdapat
pada penduduk bekerja pada lapangan usaha pertanian dan pekebun. Data ini
juga menunjukan bahwa sebagian besar ibu rumah tangga masih melaksanakan
pekerjaan domestic di banding dengan pekerjaan lain yang bersifat profetik.
Berikut ini disampaikan capaian kinerja bidang ketenagakerjaan sebagaimana
uraian berikut:
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Pada tahun 2014, jumlah penduduk usia kerja (15 tahun ke atas)
Kabupaten Gorontalo pada tahun 2014 adalah sebanyak 262.197 jiwa
dan termasuk angkatan kerja sejumlah 163.076 atau 62,20 persen. Nilai
TPAK sebesar 62,20 memiliki arti bahwa dari 100 orang usia kerja
terdapat sekitar 62 atau 63 orang yang termasuk angkatan kerja.
Pelayanan kepersertaan jaminan sosial para pekerja/buruh (%)
Pada Tahun 2015 dari 5.319 pekerja/buruh yang sudah mengikuti program
Jaminan Sosial Ketenagakerjaan sejumlah 3.211 pekerja/buruh
25
Pencari Kerja Yang Ditempatkan
Pada Tahun 2015 terdapat sejumalh 194 orang pencari kerja yang
ditempatkan dari 818 pencari kerja yang mendaftar
4) Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan.
Jumlah penduduk Kabupaten Gorontalo berdasarkan tingkat pendidikan dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.14 Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah Penduduk
1 Belum Sekolah 34.845 32.741 67.586
2 Tidak Tamat SD 52.223 47.439 99.662
3 Tamat SD 63.239 63.227 126.466
4 SLTP 16.873 18.307 35.180
5 SLTA 22.721 24.124 46.845
6 Dipl I-II 511 1.376 1.887
7 Dipl III 653 1.291 1.944
8 S1 3.160 4.686 7.846
9 S2 347 216 563
10 S3 30 5 35
Jumlah 194.602 193.412 388.014
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Gorontalo
Tabel di atas menunjukan bahwa penduduk dengan kualifikasi tamat SD lebih
tinggi, disbanding dengan tidak tamat dijenjang yang sama. Sementara yang
belum sekolah tergolong tinggi karena ada kelompok umur usian non sekolah
didalamnya.
1.2. Kondisi sumberdaya kelitbangan
1.2.1. Kelembagaan
Satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Badan Penelitiian dan
Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Gorontalo merupakan sebuah SKPD
baru setinglkat eselon II tipe C yang dibentuk oleh Pemerintah Kabupaten
Gorontalo. Sebelumnya BALITBANG merupakan bagian dari Badan Perencanan,
Pembanganunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (BAPPPPEDA)
Kabupaten Gorontalo, namun seiring dengan adanya dinamika pembangunan
yang begitu pesat maka pembentukan BALITBANG Kabupaten Gorontalo
dianggap penting. Satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Badan Penelitiian dan
26
Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Gorontalodibentuk berdasarkan
Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2016 tentang Tentang Pembentukan,
Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Gorontalo dan
diperkuat dengan Peraturan Bupati Gorontalo Nomor Tahun 2016 tentang
Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Unsur-Unsur Organisasi Badan Penelitian
dan Pengembangan Daerah Kabupaten Gorontalo;
A. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi BALITBANGDA
Keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dalam
rangka penyelenggaraan otonomi daerah, tercermin dari keberhasilan
pencapaian tujuan dan sasaran kebijakan daerah.Badan Penelitian dan
Pengembangan Daerah sebagai salah satu lembaga teknis daerah merupakan
pendukung tugas Kepala Daerah dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan
daerah yg bersifat spesifik, mempunyai tugas melakukan kegiatan penelitian,
pengkajian ataupun telaahan akademis untuk menghasilkan rekomendasi bagi
penetapan kebijakan dlm rangka problem solving.
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor Tahun 2016
tentangPedoman Nomenklatur Perangkat Daerah Provinsi dan Daerah
Kabupaten/Kota, pada fungsi penunjang urusan pemerintah bidang Penelitian
dan Pengembangan secara rinci sebagaimana berikut :
1. KELOMPOK BIDANG
a. Kelompok Bidang Fungsi dukungan administrasi kesekretariatan
penelitian dan pengembangan; melaksanakan fungsi:
1) Program dan Kerjasama
2) Keuangan
3) Umum dan Kepegawaian
b. Kelompok Bidang Fungsi Dukungan Penyelenggaraan Tugas dan
Fungsi Pengembangan dan Penelitian Bidang Sosial, Ekonomi dan
Pemerintahan; melaksanakan fungsi:
27
1) penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis, program, dan
anggaran penelitian dan pengembangan di bidang sosial,
ekonomi dan pemerintahan pemerintahan ;
2) penyiapan bahan pelaksanaan penelitian dan pengembangan di
bidang bidang sosial, ekonomi dan pemerintahan
pemerintahan;
3) penyiapan bahan pelaksanaan pengkajian kebijakan di bidang
sosial, ekonomi dan pemerintahan pemerintahan;
4) penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang sosial,
ekonomi dan pemerintahan pemerintahan;
5) penyiapan bahan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan
penelitian dan pengembangan pemerintah daerah di bidang
sosial, ekonomi dan pemerintahan pemerintahan;
6) pengelolaan data kelitbangan dan peraturan, serta
pelaksanaan pengkajian peraturan;
7) fasilitasi pemberian rekomendasi penelitian bagi warga negara
asing untuk diterbitkannya izin penelitian oleh instansi yang
berwenang; dan
8) pelaksanaan administrasi dan tata usaha.
c. Kelompok Bidang Fungsi Dukungan Penyelenggaraan Tugas dan
Fungsi Penelitian dan Pengembangan Bidang Pembangunan,
Inovasi dan Teknologi, melaksanakan fungsi:
1) penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis, program, dan
anggaran penelitian dan pengembangan di bidang
pembangunan, inovasi dan teknologi ;
2) penyiapan bahan pelaksanaan penelitian dan pengembangan di
bidang pembangunan, inovasi dan teknologi ;
3) penyiapan bahan pelaksanaan pengkajian kebijakan di bidang
pembangunan, inovasi dan teknologi ;
28
4) penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang
pembangunan, inovasi dan teknologi ;
5) penyiapan bahan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan
penelitian dan pengembangan pemerintah daerah di bidang
pembangunan, inovasi dan teknologi ;
6) penyiapan bahan koordinasi dan pelaksanaan diseminasi hasil-
hasil kelitbangan ; dan
7) pelaksanaan administrasi dan tata usaha
2. KELOMPOK SUBBIDANG
a. Kelompok Bidang SOSIAL, EKONOMI DAN PEMERINTAHAN, terdiri
dari:
1) Subbidang Sosial, Budaya, Pemberdayaan Masyarakat dan
Desa, mempunyai tugas :
a) melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan dan
fasilitasi serta evaluasi pelaksanaan kegiatan penelitian dan
pengembangan di bidang sosial dan budaya, meliputiaspek-
aspek sosial, pemberdayaan perempuan dan perlindungan
anak, pendidikan, kebudayaan, kepemudaan dan olahraga,
pariwisata,
b) melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan dan
fasilitasi serta evaluasi pelaksanaan kegiatan penelitian dan
pengembangan di bidang pemberdayaan masyarakat dan
desa, meliputiaspek-aspek pemberdayaan masyarakat,
partisipasi masyarakat, transmigrasi, dan tenaga kerja,
penataan kelembagaan desa, ketatalaksanaan desa,
aparatur desa, keuangan dan aset desa, dan Badan Usaha
Milik Desa.
2) Subbidang Ekonomi, mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan perumusan kebijakan dan fasilitasi serta evaluasi
pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan di bidang
29
ekonomi, meliputiaspek-aspekpenanaman modal, koperasi,
usaha kecil dan menengahperindustrian, perdagangan, dan
Badan Usaha Milik Daerah
3) SubbidangPenyelenggaraan Pemerintahan dan Pengkajian
Peraturan, yang melaksanakan tugas :
a) melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan dan
fasilitasi serta evaluasi pelaksanaan kegiatan penelitian dan
pengembangan penyelenggaraan pemerintahan,
meliputiaspek-aspek penyelenggaraan otonomi daerah,
pemerintahan umum, kelembagaan, ketatalaksanaan,
aparatur, keuangan dan aset daerah,reformasi birokrasi,
ketertiban dan ketentraman umum, perlindungan
masyarakat
b) melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan dan
fasilitasi serta evaluasi pelaksanaan kegiatan penelitian dan
pengembangan Pengkajian Peraturan, meliputiaspek-aspek
serta melakukan pengelolaan data kelitbangan dan
peraturan, penyiapan bahan perumusan rekomendasi atas
rencana penetapan peraturan baru dan/atau evaluasi
terhadap pelaksanaan peraturan, fasilitasi dan evaluasi
pelaksanaan kegiatan data dan pengkajian peraturan, serta
fasilitasi pemberian rekomendasi penelitian bagi warga
negara asing untuk diterbitkannya izin penelitian oleh
instansi yang berwenang
b. Kelompok Bidang PEMBANGUNAN, INOVASI DAN TEKNOLOGI, terdiri
dari:
1) SubbidangSumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup,
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan
kebijakan dan fasilitasi serta evaluasi pelaksanaan kegiatan
penelitian dan pengembangan di bidang sumber daya alam dan
lingkungan hidup, meliputiaspek-aspek pangan, pertanian,
30
kelautan dan perikanan, energi dan sumber daya mineral,
lingkungan hidup, kehutanan, dan perkebunan.
2) Subbidang Pengembangan Wilayah, Fisik dan Prasarana,
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan
kebijakan dan fasilitasi serta evaluasi pelaksanaan kegiatan
penelitian dan pengembangan di bidang pengembangan wilayah,
fisik dan prasarana, meliputiaspek-aspekpekerjaan umum,
perhubungan, perumahan dan kawasan permukiman, penataan
ruang, dan pertanahan, serta komunikasi dan informatika.
3) SubbidangInovasi dan Teknologi, mempunyai tugas :
a) melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan dan
fasilitasi serta evaluasi pelaksanaan kegiatan penelitian,
pengembangan, dan perekayasaan di bidang teknologidan
inovasi
b) melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan dan
fasilitasi serta evaluasi pelaksanaan kegiatan uji coba dan
penerapan rancang bangun/model replikasi dan invensi di
bidang difusi inovasi dan penerapan teknologi
melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan terkait jenis,
prosedur dan metode penyelenggaraan pemerintahan daerah yang
bersifat inovatif, penyiapan dan pelaksanaan sosialisasi dan
diseminasi hasil-hasil kelitbangan, sertafasilitasi Hak Kekayaan
Intelektual
1.2.2. Sumberdaya manusia kelitbangan
Harus diakui bahwa tantangan terbesar yang dihadapi oleh
Badan Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Gorontalo Utara
adalah ketersediaan sumberdaya. Jumlah keseluruhan personil
Badan Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Gorontalo
adalah 43 orang yang terdiri 39 PNS dan 4 orang tenaga kontrak.
Meskipun berstatus sebagai Badan Penelitian dan Pengembangan
namun hingga saat ini belum terdapat tenaga fungsional peneliti
31
yang bekerja di Badan Penelitian dan Pengembangan Kabupaten
Gorontalo. Tingkat pendidikan di Badan Penelitian dan
Pengembangan umumnya di dominasi sarjana dan terdapat 6
orang PNS di Badan Penelitian dan Pengembangan mempunyai
pendidikan pasca sarjana dimana satu diantaranya
berpendidikan S3. Dari sisi kepangkatan terdapat 2 orang
berpangkat pembina
1.2.3. Pendanaan kelitbangan
Program RIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kabupaten
Gorontalo akan ditopang oleh berbagai sumber dana yangberasal
dari:
1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Mewujudkan riset berlandaskan road map topik yaitu riset
aktual, riset strategis, riset evaluasi kebijakan dan riset
unggulan dan risetinovasi dan rekayasa teknologi (model,
prototipe, sistem). Topik riset Badan Penelitian dan
Pengembangan tidak hanya berkepentingan untuk
pemerintah kabupaten Gorontalo, namun diarahkan dapat
mampu berkontribusi dalam pengambilan keputusan skala
regional dan nasional
2. Dana Jaringan Penelitian (JARLIT) kerjasama dengan Badan
Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia. Dana riset ini merupakan
dana hibah dari Badan Penelitian dan Pengembangan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
yang ditujukan untuk meningkatkan kapasita para peneliti
yang ada didaerah baik yang berasal dari perguruan tinggi
maupun berasal dari Badan Penelitian dan Pengembangan
Kabupaten Gorontalo. Dana JARLIT ini telah bergulir sejak
32
tahun 2013 dan pada awalnya berada di BAPPEDA Kabupaten
Gorontalo. Setelah Badan Penelitian dan Pengembangan
terbentuk maka kerjasama JARLIT dialihkan ke Badan
Penelitian dan Pengembangan
3. Dana riset kerjasama yang berasal dari beberapa
Kementerian dan Lembaga. Dana riset kerjasama merupakan
dana riset yang berasal dari dana APBN yang disalurkan
melalui mekanisme tertentu dalam rangka mewujudkan riset
berlandaskan topik riset unggulan dan riset nasional
yangtercantum pada RIP Badan Penelitian dan
Pengembangan Kabupaten Gorontalo
1.3. Potensi dan permasalahan
Beberapa potensi dan permasalahan yang bersifat internal yang
dimiliki oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kabupaten
Gorontalo adalah sebegai berikut
1. Potensi
a. Adanya dukungan dari pemerintah Kabupaten Gorontalo
b. Adanya dukungan dari Kementerian Dalam Negeri
c. Adanya dukungan dari perguruan tinggi melalui majelis
pertimbangan dimana anggota majelis pertimbangan berasal dari
perguruan tinggi lokal
d. Beberapa ASN di Badan Penelitian dan Pengembangan mempunyai
pengalaman riset baik yang berskala lokal, nasional maupun
internasional
e. Mulai berkembangnya minat penelitian di kalangan aparat
pemerintah daerah
2. Permasalahan
a. Pendanaan yang relatif kecil dibandingkan dengan SKPD lain
b. SDM peneliti yang kurang memadai
c. Sarana dan prasarana penelitian masih minim
33
d. Belum terbangunnya sinergitas penelitian antara Badan Penelitian
dan Pengembangan dengan lembaga-lembaga penelitian di luar
Badan Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Gorontalo
e. Rencana penelitian belum sistematis, masih terkesan bersifat
reaktif
f. Belum terdesiminasinya hasil-hasil penelitian secara luas
1.4. Peluang dan tantangan
Adapun tantangan dan peluang pengembangan pelayanan Badan
Penelitian dan Pengembangan Daerah (BALITBANGDA) Kabupaten Gorontalo
Tahun 2016-2021, ke depan adalah :
1. Tantangan Pengembangan Pelayanan SKPD
a. Meningkatnya kebutuhan teknologi untuk industri dan masyarakat;
b. Meningkatnya daya saing daerah dan nasional;
c. Lemahnya daya dukung IPTEK serta rendahnya kemampuan absorpsi
UKM/IKM;
d. Persepsi terhadap manfaat penelitian dan pengembangan belum
sepenuhya menggambarkan kondisi yang diharapkan.
e. Masih adanya persepsi bahwa Badan Penelitian dan Pengembangan
menyiapkan dana bagi peneliti yang berasal dari luar Badan
Penelitian dan Pengembangan
2. Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD
a. Tumbuhkembangnya inovasi dalam penyelenggaraan pemerintahan
daerah;
b. Penerapan otonomi daerah dan era globalisasi yang menuntut
diperlukannya hasil-hasil penelitian dan pengembangan sebagai
bahan perumusan kebijakan daerah.
c. Kesadaran perlunya LITBANG dalam menentukan kebijakan daerah
dan dalam pengembangan potensi daerah.
d. Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM peneliti oleh pihak terkait
34
BAB. III. ARAH KEBIJAKAN KELITBANGAN
3.4. Arah Kebijakan Pembangunan Daerah
3.4.1. Arah kebijakan dan strategi jangka panjang pembangunan
daerah
Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) dan disesuiakan dengan kaidah-kaidah pembangunan di
daerah maka sasaran pokok dan arah kebijakan pembangunan jangka
panjang Kabupaten Gorontalo tahun 2011-2025 sebagai berikut :
1. Mewujudkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan daya saing
dan pemerataan pembangunan yang berkeadilan
Sasaran Pokok :
1) Terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas bagi
seluruh masyarakat dan pembangunan yang menyentuh ke
seluruh pelosok daerah untuk mengurangi kesenjangan antar
wilayah.
Indikator :
- Pertumbuhan ekonomi
- Produk domestik regional bruto (PDRBA)
- Angka kemiskinan
- Angka pengangguran
- Ketersediaan sarana prasarana umum yang memadai
Arah kebijakan :
- Melaksanakan pembangunan pada seluruh sektor untuk
meningkatkan produktivitas daerah
- Meningkatkan sumber-sumber pendapatan daerah untuk
secara bertahap menguragi ketergantungan pembiayaan
pada pemerintah
- Menumbuhkembangkan produktivitas tenaga kerja melalui
sistem hubungan kemitraan usaha dengan pelaku ekonomi
35
yang kuat agar tercipta lapangan kerja dan kesempatan
kerja dalam mendorong pendapatan masyarakat yang
berimbang
- Menciptakan iklim yang kondusif bagi kegiatan investasi
daerah melalui penyederhanaan sistem dan regulasi daerah,
efisiensi alur birokrasi dan pungutan daerah
- Meningkatkan keberdayaan masyarakat miskin dalam
memenuhi kebutuhan social ekonominya
- Meningkatkan keberpihakan anggaran daerah untuk
dialokasikan pada program-program yang berkaitan langsung
maupun tidak langsung dengan penanggulangan kemiskinan
dan pengangguran
- Pembangunan infrastruktur yang memadai untuk menunjang
seluruh aktivitas masayarakat
- Mengurangi kesenjangan infrastruktur antar kawasan yang
terjadi melalui penyediaan infrastruktur daerah yang
memadai meliputi peningkatan jalan dan jembatan,
jaringan air bersih dan pemeliharaan irigasi
2) Terwujudnya peningkatan kualitas kehidupan masyarakat dan
kesetaraan gender
Indikator :
- Derajat pendidikan dan kesehatan masyarakat
- Tingkat pendapatan masyarakat
- Tingkat partisipasi perempuan dalam pengambilan kebijakan
politik, pemerintahan dan pembangunan daerah
Arah kebijakan :
- Peningkatan akses pelayanan kesehatan yang merata,
berkualitas, terjangkau dan berkelanjutan serta
memperbaiki pelayanan sistem rujukan
36
- Pembangunan dan peningkatan infrastruktur prasarana
pelayanan kesehatan berbasis sektoral dan masyarakat
- Pelibatan masyarakat dan swasta terhadap pembiayaan
kesehatan yang mengedepankan aspek promosi dan
pencegahan penyakit tanpa mengabaikan upaya kuratif dan
rehabilitatif
- Pemenuhan sumber daya kesehatan secara proporsional
berbasis kompetensi profesi
- Meningkatkan ketersediaan dan keterjangkauan layanan
pendidikan
- Meningkatkan kualitas dan relevansi layanan pendidikan
- Meningkatkan kesetaraan dan keterjaminan dalam
memperoleh layanan pendidikan
- Meningkatkan kualitas dan mutu tenaga kependidikan
- Pengembangan mutu kurikulum pembelajaran sebagai upaya
dalam rangka meningkatkan daya saing sumber daya
manusia
- Memperluas kesempatan berusaha dan bekerja bagi seluruh
masyarakat
- Dukungan kebijakan fiskal bagi upaya-upaya peningkatan
perekonomian masyarakat
- Meningkatkan kualitas hidup perempuan baik dibidang
pendikan dan kesehatan, serta peningkatan pemahaman
akan hak-hak perempuan dalam pemerintahan.
2. Mewujudkan pembangunan berkelanjutan dengan menjaga
keseimbangan fungsi dan daya dukung lingkungan
Sasaran Pokok :
1) Terwujudnya kelestarian sumber daya alam dan lingkungan
hidup
37
Indikator :
- Tersedianya sanitasi dasar yang memadai
- Tingkat penanganan pencemaran, kerusakan lingkungan dan
bencana alam.
- Keserasian aktifitas pembangunan dengan daya topang atau
daya dukung lingkungan
- Tersedianya dokumen RTRW daerah
Arah kebijakan :
- Mengembangkan system pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan melalui teknologi yang ramah lingkungan
- Memulihkan dan mengendalikan pencemaran lingkungan
untuk mengembalikan ekosistem sesuai fungsinya, menjamin
tersedianya sanitasi dasar yang memadai
- Meningkatkan kesadaran dan peran aktif masyarakat dalam
menjaga kelestarian lingkungan
- Melaksanakan pembangunan sesuai konsep perencanaan tata
ruang
3.4.2. Visi dan misi
Visi dan misi yang dibangun oleh Badan Penelitian dan
Pengembangan mengacu pada visi dan misi kepala daerah
yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kabupaten Gorontalo 2016-2021 yang berbunyi
sebagai berikut:
“TERWUJUDNYA KABUPATEN GORONTALO GEMILANG
MENUJU MASYARAKAT MADANI”
Arah kebijakan pembangunan Kabupaten Gorontalo lima
tahun kedepan difokuskan pada perwujudan visi di atas. Arah
38
Kebijakan pembangunan Kabupaten Gorontalo merupakan
penjabaran dari arah kebijakan Rencana Jangka Panjang
Daerah (RPJPD) Kabupaten Gorontalo 2005 – 2025 dengan
memperhatikan arah kebijakan pembangunan Provinsi
Gorontalo yang tertuang dalam RPJMD Provinsi Gorontalo 2012
– 2017 dan arah kebijakan nasional dalam RPJMN 2014-2019
serta memperhatikan dan mempertimbangkan potensi
sumberdaya di daerah.
Visi, misi, tujuan, dan sasaran yang telah disampaikan
pada bab sebelumnya didetailkan secara sistematis melalui
rumusan strategi dan arah kebijakan. Strategi dan arah
kebijakan dikelompokan berdasarkan misi sebagaimana
terlihat pada Tabelberikut ini :
Tabel 3.1. Strategi dan Arah Kebijakan RPJMD Kabupaten Gorontalo Tahun 2016 – 2021
VISI: TERWUJUDNYA KABUPATEN GORONTALO GEMILANG MENUJU MASYARAKAT MADANI
MISI 1 : MENCIPTAKAN SUMBERDAYA MANUSIA CERDAS, SEHAT DAN BERKARAKTER
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
Terciptanya SDM cerdas dan Sehat
Terpenuhinya Layanan Pendidikan Dasar berkualitas
Memfokuskan pemenuhan standar layanan minimal pendidikan Dasar
Pemenuhan 14 indikator SPM Pelayanan Pendidikan Dasar Kabupaten
Peningkatan Angka Partisipasi Pra Sekolah
Peningkatan Angka Rata-Rata lama sekolah
Meningkatkan standar kualitas pendidikan
Peningkatan Jaminan Mutu Eksternal Sekolah (Peringkat Akreditasi)
Peningkatan Jaminan mutu
manajemen sekolah melalui sertifikasi ISO
Peningkatan jumlah Siswa/Peserta Didik Berpretasi
Nasional
Pencapaian Indeks Integritas UAN SD/MI/SMP/MI yang tinggi
Pemenuhan layanan
pendidikan Dasar berkelanjutan
Penurunan Angka Putus Sekolah
(APS) SD/MI
Penurunan Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs
Peningkatan Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs
Peningkatan Angka Melanjutkan
39
(AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA
Terpenuhinya Layanan Kesehatan berkualitas
Pemenuhan layanan Kesehatan yang berkualitas, berkelanjutan, responsif, terjangkau, dan berkeadilan
Pemenuhan 16 indikator SPM Kesehatan Kabupaten
Pemenuhan indikator SPM Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah
Penurunan Cakupan Balita Gizi Buruk
Peningkatan Cakupan Kepesertaan Jaminan Kesehatan
Peningkatan Akreditasi Puskesmas
Penurunan Prevalensi Stunting Pada Anak di Bawah 2 Tahun
Penurunan Angka Kematian Bayi
Penurunan Angka Kematian Ibu
Terciptanya SDM yang berkarakter kompetetitif
Terbinanya tenaga kerja produktif
Meningkatkan kualitas tenaga kerja
Peningkatan Partisipasi angkatan kerja
Peningkatanserapan tenaga kerja yang berasal dari kategori Pengangguran Terbuka
Penyediaan Lapangan kerja bagi Pencari kerja
Pemenuhan permintaan Tenaga
kerja terampil dari luar daerah
Terbinanya wirausahawan muda mandiri
Mengembangkan jiwa kewirausahaan pada kalangan generasi
muda
Pencapaian target penambahan jumlah Wirausahawan muda baru
Peningkatan jumlah UMKM Aktif dengan pelaku utama berasal dari kalangan muda
Terbentuknya
pemuda berprestasi
Mendorong
pembinaan atlit dengan fokus kecabangan unggulan
Penciptaan atlit Berpretasi
Nasional
Mendorong pembinaan pemuda bertalenta untuk meraih prestasi nasional
Pembinaan Pemuda Berpretasi Nasional
Terwadahinya kreativitas dan inovasi masyarakat
Mendorong terbentuknya sistem inovasi daerah
Pengembangan produk-produk inovasi daerah
Pengembanganproduk-produk kreativitas daerah
Pengembangan Produk-Produk Teknologi Tepat Guna
Terbentuknya zona satelite pendidikan
Mengembangkan Limboto dan
sekitarnya sebagai kawasan satelite pendidikan di Propinsi Gorontalo
Pencapaian Rasio Ideal ASN Berpendidikan S2 dengan S3
Peningkatan kompetensi ASN melalui proses-proses sertifikasi Keahlian
Peningkatan jumlah penduduk yang berpendidikan S1, S2, dan S3 pada bidang ilmu unggulan dan prioritas
Penerapan Implementasi Hasil-
40
Hasil Riset dalam program pemerintah daerah
Peningkatan Indeks literasi
perpustakaan
Fasilitasi Lembaga-lembaga pendidikan sebagai bagian upaya Pemerintah daerah dalam
meningkatkan SDM
Peningkatan transfer pengetahuan dan teknologi antara Pemerintah Daerah
dengan Perguruan Tinggi
Penguatan pengelolaan Laboratorium Pemerintah Daerah agar dapat
dimanfaatkan oleh Dunia Usaha, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat
Terbinanya seni
budaya lokal
Mendorong penguatan
nilai-nilai karakter melalui pendidikan formal
Penguatan nilai-nilai toleran,
akhlak mulia, moral, etika dan tetap te jagannya semangat gotong royong
Pengelolaan warisan budaya
lokal
Meningkatkan apresiasi seni dan karya budaya
Pengembangan Kelompok seni budaya yang dapat perform di event nasional untuk
memperkenalkan budaya lokal Gorontalo
Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan di Kabupaten
Gorontalo
MISI 2 : MENYELENGGARAKAN PEMERINTAHAN YANG HARMONIS, BERSIH, DAN DINAMIS
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
Terbangunya sinergisitas antar institusi pemerintahan
Terbangunya sinergi antara eksekutif dan legislatif dalam pembentukan regulasi
Meningkatkan harmonisasi eksekutif dan legislatif dalam penyelenggaraan pemerintahan
Peningkatan produktivitas legislatif dalam melahirkan regulasi daerah
Optimalisasi fasilitasi pemerintah daerah terhadap peran-peran legislatif
Penciptaan atmosfir kerja yang kondusif dan nyaman bagi proses-proses legislasi daerah (Pembangunan Kantor DPRD Baru)
Meningkatkan efektifitas penegakkan Peraturan Daerah dan produk hukum daerah lainya
Optimalisasi penegakan Perda yang telah diundang-undangkan
Optimalisasi analisis dampak pemberlakuan perda dan produk hukum daerah lainya secara berkelanjutan
Optimalisasi proses-proses review terhadap Perda dan Produk Hukum daerah lainya
41
Meningkatkan efektivitas regulasi
Peningkatan peran Tim Pengawalan, Pengamanan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah (TP4D) dalam perumusan dan pelaksanaan regulasi
Deregulasi terhadap produk hukum daerah yang dinilai tidak sesuai
Meningkatnya koordinasi pemerintah daerah dengan pemerintah pusat
dan provinsi
Mendorong penguatan hubungan Pemerintah Daerah dengan Provinsi
dan Pusat
Penyelarasan dan sinkronisasi prioritas pembangunan kabupaten terhadap prioritas nasional
Penyelarasan dan
sinkronisasi prioritas pembangunan kabupaten terhadap prioritas provinsi
Terciptanya tatakelola pemerintahan yang baik
Terwujudnya Konsistensi Perencanaan Pembangunan
Mendorong terwujudnya sistem perencanaan pembangunan daerah yang terpadu, selaras dan konsisten
Peningkatan Keselarasan RKPD terhadap RPJMD
Peningkatan Keselarasan APBD terhadap RKPD
Peningkatan Keselarasan DPA terhadap Renja SKPD
Peningkatan Capaian Indikator RPJMD
Optimalisasi akomodasi APBD ter hadap Usulan-Usulan Musrenbang
Terselenggaranya Kinerja Pengelolaan
Keuangan Daerah yang transparan
Meningkatkan capaian kinerja pengelolaan
keuangan daerah yang transparan
Terus mempertahankan Opini Laporan Keuangan Pemda WTP
Peningkatan Rasio Kemandirian Keuangan Daerah (Rasio PAD : APBD)
Peningkatan Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah
Peningkatan Rasio Efisiensi Pendapatan Asli Daerah
Peningkatan angka Rasio Aktivitas
Penurunanangka Rasio Ketergantungan
Memproporsionalkan Rasio Pertumbuhan (Growth Ratio) (Pendapatan, Aset, Utang, Ekuitas, Belanja, Surplus/Defisit, SiLPA & SiKPA)
Peningkatan Rasio Belanja Modal Terhadap Total Belanja Daerah
42
Terbentuknya Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah berintegritas
Mendorong terbenrtuknya Sistem Akuntabilitas Kinerja
Pemerintah Daerah yang berintegritas
Peningkatan perolehan Nilai AKIP Kabupaten Gorontalo
Peningkatan perolehan Nilai LPPD Kabupaten Gorontalo
Pencapaian Indeks Persepsi
Korupsi pada kategori baik
Optimalisasi Pengembalian TGR
Tercapainya pelayanan publik yang berkualitas
Mendorong pencapaian Reformasi Birokrasi menuju layanan publik berkualitas
Penguatan SKPD dalam Melaksanakan Survei atas Indek Kepuasan Masyarakat
Optimalisasi SKPD dalam memanfaatkan data kependudukan untuk perencanaan dan penganggaran
Pemantapan SKPD dalam pelaksanaan Standar Prosedur Layanan
Penerapan proses perekrutan Jabatan melalui Job Bidding dan melembagakan Asessment
Centre di Badan Kepegawaian
Peningkatan jumlah SKPD yang menerapkan jaminan mutu layanan (Sertifikasi,Akreditasi, ISO:9001)
Terciptanya pemerintahan yang adaptif terhadap perubahan
Terselenggaranya manajemen perubahan dalam pemerintahan
Meningkatkan penatakelolaan perubahan berdasarkan azas kepatuhan
Ratifikasi regulasi national kedalam regulasi lokal Pemerintah Daerah
Penyelenggaraan Riset dan Evaluasi pengembangan potensi daerah dan kebijakan Pemerintah Daerah
Terlaksananya e government (Stepping Stone
menuju Digital Government)
Mendorong pengembangan e-Government
sebagai modal transformasi ke digital Government
Penerapan aplikasi dan Sistim Informasi dalam pelayanan pada SKPD
Pengitegrasian Sistim-Sistim informasi SKPD
Pengembangan data digital pada SKPD
Penguatan penguasaan IT bagi Kalangan ASN (SKPD)
MISI 3 :MENGOPTIMALKAN SUMBER DAYA ALAM MENUJU KEMANDIRIAN
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
Meningkatnya kondisi ekonomi wilayah
Peningkatan Ekonomi Wilayah yang berkualitas
Meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah
Peningkatanpertumbuhan ekonomi dengan titik tekan pada aspek keseimbangan
43
yang berkualitas
rasio antara kapital dengan output dihasilkan, dan aspek efektivitas penyerapan tenaga kerja
Pengendalian inflasi baik di tingkat perkotaan maupun di tingkat pedesaan baik dari sisi kebijakan fiskal maupun kebijakan riil pemda
Peningkatan pendapatan perkapita masyarakat
Pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Kabupaten Gorontalo
Penurunan kesenjangan pembangunan antar kecamatan baik di Ibukota Kabupaten maupun kecamatan terjauh
Pembentukan Central Bussines Distric, pemukiman dan ekonomi kreatif untuk Telaga, Telaga Biru, Tilango
Mengurangi tingkat kesenjangan antara wilayah perdesaan dan perkotaan
Mendorong percepatan pembangunan desa dan kawasan perdesaan
Penguatan dan optimalisasi penyelenggaraan Pembangunan di Desa untuk mencapai kesejahteraan masyarakat setempat
Berkembangnya sektorsektor unggulan daerah
Peningkatan Produksi dan Produktivitas
Pertanian Terpadu
Meningkatkan Produksi dan Produktivitas
Pertanian Terpadu
Pengembangan wilayah Boliyohuto CS sebagai pusat pertanian dan agroindustri
Pengendalian volatilitas harga pertanian untuk meningkatkan indeks harga diterima petani
Peningkatan Produksi dan Produktivitas tanaman Padi
Peningkatan Produksi dan Produktivitas tanaman Jagung
Rehabilitasi lahan-lahan non produktif ke fungsi budidaya pertanian
Peningkatan Produksi dan Produktivitas tanaman Perkebunan
Peningkatan Produktivitas tanaman Hortikultura
Pengembangan wilayah Batuda'a CS sebagai pusat
peternakan dan perikanan
Peningkatan Rasio Populasi Ternak Ruminansia dan
44
Penduduk
Peningkatan Rasio Populasi Ternak Unggas dan Penduduk
Peningkatan Produksi Perikanan
Peningkatan Rasio Penyuluh Pertanian terhadap Komoditi dan Jumlah Desa/Kelurahan
Ketersediaan Insentif bagi petani
Penyediaan Insentif Bagi Petani
Pembangunan jalan usaha tani untuk mengakses lokasi pertanian
Peningkatan cakupan lahan pertanian yang teraliri oleh irigasi
Fasilitasi Kepesertaan Petani dan ternak pada asuransi
Menguatnya Ketahanan Pangan Daerah
Menjamin ketersediaan, keterjangkauan dan kelembagaan pangan
Meningkatnya ketersediaan, keterjangkauan dan kelembagaan pangan
Peningkatan Produksi Pangan Strategis
Pengembangan Zona Distribusi Pangan
Peningkatan Skor Pola Pangan Harapan
Peningkatan Cadangan Pangan
Pemerintah daerah dan Cadangan Pangan Masyarakat
Pelaksanaan Analisa Neraca Bahan Makanan
Pembukaan akses seluas-luasnya KK misikin rawan pangan terhadap bahan pangan
Optimalisasi saluran distribusi Cadangan Pangan Pemerintah ke wilayah kategori rawan pangan
Pemberian subsidi pada Komoditi Pangan yang mengalami volatilitas harga
Pembinaan Poktan dan Gapoktan Pengolah Cadangan
Pangan
Pembentukan Lumbung-Lumbung Pangan
Pelestarian Pangan Lokal
Pelestarian Pangan Lokal
Pengembangan budidaya Komoditas tanaman pangan lokal dibudidaya
Optimalisasi upaya-upaya pengelolaan Jenis pangan lokal
Pelaksanaan promosi panganan lokal sebagai bagian
45
integral dari wisata kuliner
Kuatnya Daya Dukung Infrastruktur Wilayah
Revitalisasi Jalan, jembatan dan sungai
Meningkatkan kualitas jalan, jembatan dan sungai sesuai perkembangan wilayah dan tata ruang
Pemeliharaan berkelanjutan pada jalan kabupaten
Perbaikan secara intensi jembatan rusak
Pelaksanaan Normalisasi sungai dan Penguatan Tebing
Pembangunan irigasi baru sesuai kebutuhan dan memelihara irigasi terbangun
Ketersediaan sarana air bersih dan minum
Meningkatkan kualitas infrastruktur jaringan air bersih
dan air minum yang memadai
Peningkatan akses jaringan airbersih pada KK sasaran
Ketercapaian perumahan dan sanitasi yang baik
Meningkatkan kualitas prasarana dan sarana dasar perumahan dan permukiman
Penurunan Jumlah Lokasi Pemukiman Kumuh
Peningkatan cakupan rumah layak huni
Peningkatan cakupan Rumah Tangga dengan sanitasi yang layak
Meningkatnya kuantitas dan kualitas Rencana Tata Ruang
Meningkatkan pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang
Penataan, pengelolaan dan pemanfaatan ruang yang efisien dan berkeadilan serta ramah lingkungan
Penjabaran Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten ke dalam Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Optimalisasi upaya pengendalian, evaluasi dan penegakan aturan untuk menjamin kesesuaian pemanfaatan ruang yang telah disusun
Penerapan sistem informasi penataan ruang yang terintegrasi
Ketersediaan Bangunan dan Gedung Representatif
Meningkatkan kuantitas dan kualitas bangunan dan gedung untuk meningkatkan pelayanan masyarakat
Penyediaan Bangunan pemerintah yang representatif
Pembangunan Fasilitas-Fasilitas publik
MISI 4. MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN BERBASIS KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN HIDUP
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
Integrasi kependudukan
Penurunan angka kemiskinan
Meningkatkan kualitas hidup
Peningkatan kesejahteraan dan kemandirian PMKS
46
dengan kebijakan pembangunan
masyarakat miskin melalui perlindungan, pemberdayaan, kemitraan dan
partisipasi sosial
Pemenuhan akses layanan dasar pendidikan, kesehatan, perumahan, air bersih dan sanitasi yang berkualitas dan terjangkau,
serta ketersediaan pangan dan gizi
Penanggulangan kemiskinan bersasaran rumah tangga/keluarga, komunitas dan usaha mikro dan kecil
Peningkatan ketahanan ekonomi masyarakat desa
Penyediaan data base secara terpadu dalam pelayanan data kemiskinan dan data PMKS
Peningkatanupaya kerjasama dan sinergitas dengan instansi terkait dalam penanganan masalah sosial
Pembukaan peluang usaha
ekonomi produktif bagi penduduk kurang mampu dan rentan
Peningkatan investasi padat pekerja
Peningkatan profesionalisme pelayanan sosial yang berbasis pekerjaan sosial baik yang dilaksanakan oleh pemerintah, masyarakat dan dunia usaha terhadap penyandang masalah kesejahteraan sosial
Pengendalian Penduduk
Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan KB yang
merata disetiap wilayah dan kelompok masyarakat
Penguatan dan pemaduan kebijakan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang
merata dan berkualitas
Penyediaan sarana dan prasarana serta jaminan ketersediaan alat dan obat kontrasepsi yang memadai di setiap fasilitas kesehatan KB dan kesehatan reproduksi serta jejaring pelayanan
Peningkatan jumlah dan penguatan kapasitas tenaga lapangan KB dan tenaga
47
kesehatan pelayanan KB serta serta penguatan lembaga di tingkat masyarakat
Peningkatan pengetahuan
dan pemahaman kesehatan reproduksi bagi remaja melalui pendidikan, advokasi dan sosialisasi
Pengarustamaan Gender dan Perlindungan anak
Meningkatkan kualitas hidup dan peran perempuan dan anak di berbagai bidang pembangunan
Peningkatan pemahaman dan komitmen para pelaku pembangunan tentang pentingnya pengintegrasian perspektif gender dalam berbagai tahapan, proses, dan bidang pembangunan,
Penerapan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender (PPRG) di berbagai bidang pembangunan
Penguatan kapasitas kelembagaan perlindungan
perempuan dan anak
Meningkatnya ketersediaan dankualitas data dan informasi kependudukan
Meningkatkan upaya penataan dan fasilitasi administrasi kependudukan
Peningkatan cakupan pelayanan administrasi kependudukan
Peningkatan sosialisasi pentingnya dokumen bukti kewarganegaraan bagi seluruh penduduk
Peningkatan kapasitas SDM pengelola data dan informasi kependudukan
Peningkatan diseminasi, aksesibilitas pemanfaatan data dan informasi kependudukan bagi pemangku kebijakan untuk perencanaan pembangunan
Penciptaan Lingkungan yang Lestari
Peningkatan kualitas baku lingkungan hidup
Meningkatkan kuantitas dan kualitas sumberdaya alam secara berkelanjutan melalui upaya penataan, rehabilitasi, konservasi dan pelibatan peran serta masyarakat.
Pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan hidup dengan memperhatikan kelestarian dan fungsi lingkungan
Penataan Ruang Terbuka Hijau
Optimalisasi kinerja pengelolaan persampahan
Penurunan tingkat Meningkatkan Penguatan kapasitas
48
kerentanan bencana
kapasitas pemerintah daerah dan masyarakat dalam penanggulangan
bencana
kelembagaan dan aparatur penanggulangan bencana di daerah.
Peningkatan upaya sosialisasi dan diseminasi
pengurangan resiko bencana kepada masyarakat baik melalui media cetak, radio
Penerapan upaya mitigasi bencana yang berbasis kearifan lokal yang dimiliki masyarakat
Penyediaan dokumen masterplan pencegahan dan penanggulangan bencana
Penyediaan infrastruktur mitigasi dan kesiapsiaga (shelter/tempat evakuasi sementara, jalur evakuasi dan rambu-rambu evakuasi) menghadapi bencana, yang difokuskan pada
kawasan rawan dan risiko tinggi bencana.
MISI 5. MELAKUKAN KERJASAMA GLOBAL UNTUK PEMBANGUNAN DAERAH
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
Meningkatnya kemiteraan bersama yang mendorong
percepatan pembangunan daerah
Telaksananya Kemiteraan dengan Lembaga Pemerintahan dan
Lembaga Non Departemen
Pembentukan Protokol Kerjasama antar lembaga pemerintahan dan
lembaga non departemen serta Pemerintah daerah lainya
Pelaksanaan Kerjasama yang erat dengan Lembaga Kementerian dan Non Departemen
Optinmalisasi Kerja sama Kementerian dan Non Departemen dalam kerangka singkronisasi dan harmonisasi
program
Pelaksanaan Inisiasi Kerjasama Antar Daerah
Optinmalisasi MOU/MOA antar
daerah
Peningkatan kontribusi sektor swasta dan
lembaga donor terhadap pembangunan daerah
Pembentukan Protokol Kerjasama Pemda dengan Pihak
Luar Negeri
Pelaksanaan inisiasi Kerjasama Luar Negeri dengan penekanan pada nilai manfaat bagi pemda
dan masyarakat Kabupaten Gorontalo
Optinmalisasi Kerjasama/MOU lembaga donor yang telah di
tandatangani melalui pelaksanaan rencana-rencana aksi
Optimalisasi
pertumbuhan invenstasi dan export
Peningkatan Pertumbuhan nilai
investasi baik PMA maupun PMDN
Optimalisasi pengumpulan dan
49
komoditi serta pemanfaatan CSR
pemanfaatan anggaran CSR untuk membiayai pembangunan daerah
Peningkatan jumlah Komoditi Export
3.5. Arah kebijakan dan strategi kelitbangan daerah
3.5.1. Arah kebijakan
Kebijakan dalam RIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kabupaten
Gorontalo adalah serangkaian kebijakan yang akan ditempuh oleh Badan
Penelitian dan Pengembangan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang
selaras dengan strategi dan kebijakan daerah serta rencana program prioritas
dalam RPJMD. Kebijakan yang tertuang dalam RIPBadan Penelitian dan
Pengembangan menunjukkan bagaimana cara Badan Penelitian dan
Pengembangan mencapai tujuan, sasaran RIP, dan target kinerja hasil
(outcome) program prioritas RPJMD.
Rumusan kebijakan yang akan dilaksanakan oleh Badan Penelitian dan
Pengembangan Daerah Kabupaten Gorontalo selama Tahun 2016 – 2021,
adalah sebagaimana terinci dalam tabel berikut :
Tabel 3.2. Kebijakan BALITBANGDA Kabupaten GorontaloTahun 2016-2021
Tujuan Sasaran Kebijakan
1 2 4
a. Meningkatkan
kapasitas kelembagaan penelitian dan pengembangan
daerah
b. Meningkatnya
kapasitas kelembagaan penelitian dan pengembangan
daerah
Peningkatan jumlah SDM aparatur yang
bersertifikasi peneliti
Pembentukan kelompok jabatan fungsional peneliti
Penguatan peran dan fungsi lembaga
Dewan Riset Daerah
Peningkatan sarana dan prasarana penunjang
penelitian dan pengembangan
1.2 Tersedianya hasil penelitian, pengembangan dan inovasi daerah yang
implementatif
Optmalisasi diseminasi hasil penelitian, pengembangan dan inovasi daerah
Penerapan rekomendasi penelitian,pengembangan dan inovasi
daerah dalam penerapan kebijakan daerah
Pengembangan produk-produk inovasi daerah
50
Pengembanganproduk-produk kreativitas daerah
Pengembangan Produk-Produk Teknologi Tepat Guna
Pembangunan dan pengembangan database penelitian dan pengembangan
Penyebarluasan hasil penelitian dan pengembangan IPTEK
2. Mengembangkan
IPTEK/teknologi terapan yang mendukung daya saing sektor produksi
yang berbasis pada karakteristik dan potensi lokal
Tersedianya teknologi
terapan yang dapat dimanfaatkan masyarakat/ pelaku usaha
Penerapan teknologi tepat guna yang
dapat dimanfaatkan masyarakat/pelaku usaha
Optimalisasi transfer iptek bagi masyarakat/ pemangku kebijakan
Penyediaan demplot penelitian dan pengembangan IPTEK
3. Mewujudkan sinergi penyelenggaraan
penelitian dan pengembangan serta SIDA
Terlaksananya kerjasama penyelenggaraan
penelitian, pengembangan dan SIDA
Fasilitasi Lembaga-lembaga pendidikan sebagai bagian upaya Pemerintah
daerah dalam meningkatkan SDM
Peningkatan transfer pengetahuan dan teknologi antara Pemerintah Daerah dengan Perguruan Tinggi
Penguatan pengelolaan Laboratorium Pemerintah Daerah agar dapat dimanfaatkan oleh Dunia Usaha, PT dan Masyarakat
3.5.2. Strategi
Strategi adalah langkah-langkah berisikan program - program
indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, khususnya dalam rangka
pencapaian visi dan misi Kepala Daerah Terpilih yang telah dirumuskan
dalam RPJMD Kabupaten Gorontalo Tahun 2016 – 2021.Rumusan
Strategi yang akan dilaksanakan oleh Badan Penelitian dan
Pengembangan Daerah Kabupaten Gorontalo selama Tahun 2016 –
2021, adalah sebagaimana terinci dalam tabel berikut :
51
Tabel3.3 Strategi RIP Badan Penelitian dan Pengembangan
Tujuan Sasaran Strategi
1 2 3
a. Meningkatkan kapasitas kelembagaan penelitian dan pengembangan daerah
b. Meningkatnya kapasitas kelembagaan
penelitian dan pengembangan daerah
Meningkatkan kapasitas SDM dibidang penelitian dan pengembangan
Mengoptimalkan peran dan
fungsi lembaga Dewan Riset Daerah
Meningkatkan sarana dan prasarana penunjang
penelitian dan pengembangan
1.2 Tersedianya hasil penelitian, pengembangan dan
inovasi daerah yang implementatif
Meningkatkan kualitas dan kuantitashasil penelitian, pengembangan dan inovasi
daerah
Mendorong penerapan kebijakan daerah yang berbasis kajian/rekomendasi
penelitian, pengembangan dan inovasi daerah dalam penerapan kebijakan daerah
Mendorong terbentuknya
sistem inovasi daerah
Mendorong penyediaan data dan informasi penunjang penelitian dan pengembangan
yang lebih akurat dan berbasis IT;
3. Mengembangkan IPTEK/teknologi terapan yang mendukung daya saing sektor produksi yang berbasis pada
karakteristik dan potensi lokal
Tersedianya teknologi terapan yang dapat dimanfaatkan masyarakat/ pelaku
usaha
Meningkatkan kualitas dan kuantitas teknologi terapan yang dihasilkan
Mensinergikan kegiatan
penelitian dan penembangan sesuai kebutuhan masyarakat/pemangku kebijakan
4. Mewujudkan sinergi penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta SIDA
Terlaksananya kerjasama penyelenggaraan penelitian, pengembangan dan SIDA
Meningkatkan sinergi kemitraan dengan berbagai institusi penelitian dan pengembangan untuk
memperluas jejaring dan kerjasama penelitian
52
3.6. Indikasi program prioritas kelitbangan daerah
Badan Penelitian dan Pengembangan yang baru didirikan diharapkan
dapat menjadi pelopor dalam melaksanakan leading research untuk
menjamin kemajuan dan daya saing daerah. Tanggung jawab ini adalah
merupakan tantangan pemerintah daerah yang modern yang harus dihadapi.
Menjawab kebutuhan tersebut, sebagai institusi penelitian pemerintah
daerah yang memiliki potensi berupa kekuatan dan peluang dalam
melaksanakan riset, Badan Penelitian dan Pengembangan telah
berkomitmenmemantapkan posisinyasebagai lembaga riset unggulan.
Beberapa persyaratan yang harus dilakukan sebagai lembaga riset unggulan
adalah sebagai berikut
a. Budaya riset yang ditunjukkan melalui sikap, perilaku dan etika
masyarakat akademikdalam pelaksanaan riset
b. Memiliki organisasi dan manajemen riset yang efektif dan ditunjang
oleh anggaran danpeneliti dalam jumlah dan kualitas yang memadai
c. Tersedianya sarana dan prasarana riset yang lengkap, mutakhir dan
dalam jumlah yangmemadai
d. Menarik bagi best talents (mahasiswa, dosen, peneliti) dari dalam dan
luar negeri
e. Terselenggaranya kegiatan pembelajaran berbasis riset (research
based learning)
f. Berorientasi internasional untuk meningkatkan kualitas riset, cross
culture danberperan dalam pemecahan masalah bangsa
g. Memiliki program yang bersifat antar-disiplin yang mensinergikan
berbagai bidangsains, teknologi dan seni.
Untuk mencapai cita-cita sebagai lembaga riset unggulan maka Badan
Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Gorontalo mempunyai prioritas
riset untuk jangka waktu 5 tahun yang akan datang. Program prioritas
tersebut terbagi dalam 3 segmen seperti
53
3.6.1. Program prioritas bidang tata kelola pemerintahan daerah
dan pelayanan publik
Tabel 3.4. Rencana tema riset untuk bidang tata kelola pemerintah daerah dan pelayanan publik
Tema Riset Tahun Status Prioritas
2017 2018 2019 2020 2021
a. Kebijakan ketahanan
pangan, energi, kesehatan
dan lingkungan hidup
b. Perlindungan hukum,
kesetaraan gender,
pemberdayaan perempuan
danperlindungan anak
c. Transparansi, Efektivitas,
keberpihakan dan
akuntabilitas pendapatan
dan pengeluaranpublik
d. Evaluasi kebijakan daerah
(indeks kepuasan
masyarakat, indeks literasi,
indeks resiko bencana,
indeks desa mandiri, indeks
kebahagiaan dan indeks
lainnya)
e. Sinkronisasi tata ruang dan
pembangunan daerah
f. Kebijakan Perlindungan dan
pengelolaan sumberdaya
geologi dan kebencanaan
g. Green economy policy
melalui internalisasi dan
valuasi ekonomi kekayaan
sumberdaya alam dan
lingkungan hidup
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Nasional dan daerah Daerah Daerah Daerah Daerah dan Nasional Daerah dan Nasional Daerah dan Nasional
54
3.6.2. Program prioritas sosial dan kemasyarakatan
Tabel 3.5. Rencana tema riset untuk bidang sosial kemasyarakatan
Tema Riset Tahun Status Prioritas
2017 2018 2019 2020 2021
a. Pemahaman kelestarian
lingkungan berbasis
keragaman masyarakat
b. Multiplayer effect
pembangunan infrastruktur
c. Peningkatan kapasitas
masyarakat sekitar Danau
Limboto
d. Pelestarian nilaikearifan
lokal masyarakat
e. Penguatan kelembagaan
masyarakat dalam
pelestarian lingkungan
hidup dan pertanian
f. Pengembangan
kelembagaan produk
pertanian, peternakan,
perikanan, kehutanan,
wisata budaya dan
pelestarian lingkungan
hidup
1
1
1
1
1
Daerah Daerah Daerah
Daerah Daerah Daerah
3.6.3. Program prioritas bidang Kemiskinan
Tabel 3.6. Rencana tema riset untuk bidang pengentasan kemiskinan
Tema Riset Tahun Status Prioritas
2017 2018 2019 2020 2021
a. Komitmen serta
Keberpihakan kebijakan
dan anggaran yang
berkelanjutan dalam
pengentasan kemiskinan
b. Pemetaan kemiskinan
berbasis kawasan dan
potensi ekonomi.
c. Model efektif penuntasan
layanan rumah sehat dan
layak huni kabupaten
Gorontalo
1
1
1
Daerah Daerah Daerah dan Nasional Daerah
55
d. Pemberdayaan dan
Penguatan kapasitas
kelembagaan dan
masyarakat miskin
e. Pola pemasaran dan
peningkatan hasil produk
pertanian dan industri
rumah masyarakat miskin.
f. Pola pengamanan dan
peningkatan aset
masyarakat miskin
g. Pola pendampingan
pemberdayaan ekonomi
masyarakat miskin
h. Model dan pola
pengawasan/evaluasi
pengentasan kemiskinan
i. Jaminan Sosial (pendidikan
dan kesehatan) masyarakat
miskin
1
1
1
1
1
1
Daerah
Daerah dan Nasional Daerah Daerah dan Nasional Daerah dan Nasional Daerah dan Nasional
3.6.4. Program prioritas bidang inovasi dan pengembangan IPTEK
Tabel 3.7. Rencana tema riset untuk bidang inovasi dan pengembangan IPTEK
Tema Riset Tahun Status Prioritas
2017 2018 2019 2020 2021
a. Peningkatan produksi pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan dan kehutanan
b. Pengembangan dan rekayasa teknologi hasil pertanian
c. Pengembangan energi
berbasis biomassa (etanol, metanol, biodisel) dan biogas
d. Pengembangan dan pengelolaan energi baru dan terbarukan
e. Pengembangan dan Aplikasi bahan biologis dan material maju untuk kebutuhan pertanian, energi dan
lingkungan hidup f. Model dan sistem
pengelolaan agroforestry
g. Model penanggulangan banjir berbasis sipil
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Nasional dan Daerah Nasional dan daerah Nasional dan
daerah Nasional dan daerah Nasional dan daerah
Nasional dan daerah Nasional dan daerah
56
teknis h. Pengembangan model
rehabilitasi ekosistem berbasisi integrated farming system (IFS)
i. Aplikasi sistem IT untuk peningkatan pelayanan
dilingkungan pemerintah daerah
j. Teknologi remediasi lahan pertanian
k. Aplikasi teknologi inseminasi buatan pada ternak
l. Pengembangan ekonomi dan industri kreatif
1
1
1
1
1
1
Nasional dan daerah Nasional dan daerah
Nasional dan daerah Nasional dan daerah Nasional dan daerah
57
BAB. IV. STRATEGI PELAKSANAAN
4.1. Kelembagaan
4.1.1 Koordinasi pelaksanaan
Rencana induk penelitian ini diharapkan dapat mengatur
distribusisumber daya secara rasional di semua ranah riset untuk
meminimalisir potensitumpang tindih yang berlebihan serta menempatkan
setiap aktor sesuai dengan kapasitasdan kompetensinya. Seluruh upaya dan
strategi ini bermuara pada peningkatankontribusi riset terhadap
pembangunan ekonomi daerah Kabupaten Gorontalo.
Untuk menjalankan proses dan kegiatan penelitian yang berlangsung di
badan penelitian dan pengembangan Kabupaten Gorontalo, diperlukan
kerjasama terintegrasi antara SKPD dengan Balitbang. Kerjasasama ini
secara internal merupakan bagian penguatan kelembagaan yaitu
Meningkatkan kapasitas kelembagaan penelitian dan pengembangan daerah
dan aplikasi hasil penelitian di dinas atau SKPD terkait. Keterkaitan dengan
SKPD pengguna hasil penelitian dalam rangka menjalankan seluruh
penelitian dibutuhkan koordinasi antar Balitbang-SKPD. Koordinasi antar
instansi dapat untuk mengefisienkan dan mengefektifkan pelaksanaan dan
sekaligus penggunaan hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh Balitbang.
Dalam rangka mencapai efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kegiatan
penelitian di daerah, setiap SKPD harus dapat menjalankan mekanisme dan
proses kegiatan penelitian dan pengembangan di Balitbang, dengan tetap
memperhatikan skala prioritas riset pada masing-masing SKPD. Pengajuan
pelaksanaan riset oleh SKPD kepada Balitbang ditentukan melalui kajian
dampak terhadap pelaksanaan RPJMD Kabupaten Gorontalo tahun 2016-
2021. Skala prioritas riset SKPD mengacu pada pencapaian visi misi
Kabupaten Gorontalo melalui pelaksanaan program-program unggulan yang
58
berbasis riset dan berdampak sistematis, konstruktif, berskala luas sehingga
berdampak pada pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.
Penyelarasan riset dari isu-isu pembangunan menuntut penyelarasan
dankerja sama yang bersifat multi-aktor. Artinya, diperlukan sinergi dari
aktor pemerintahdan non pemerintah, termasuk swasta, perguruan tinggi,
dan masyarakatsipil. Untuk dapat memberikan kontribusi riil dan signifikan
bagi realisasi strategipembangunan daerah. Kesadaran koordinasi lintas
sektor dan juga lintas lembaga menjadi satu keharusan.
Koordinasi ini seyogyanya menimbulkan sinergi positif dalam mewujudkan
ide atau konsep yang ditetapkan dalam ranah kebijakan kemudian
diterjemahkan oleh satu tatanan kelembagaan untuk selanjutnya
terumuskan dalam rencana dan program, sebagaimana yang diwujudkan
dalam rencana strategis Kabupaten Gorontalo secara umum atau lembaga-
lembaga/Dinas terkait (SKPD). Program-program tersebut diwujudkan
sebagai pengejahwantahan kegiatan pembangunan berbasis iptek dan
inovasi. Oleh karenanya, dibutuhkan satu mekanisme koordinasi di antara
lembaga-lembaga terkait untuk menumbuhkembangkan kapasitas sinergis
peran dan kontribusi sektor iptek dan inovasi bagi pembangunan nasional.
4.1.2 Keterlibatan institusi kelitbangan
Keterlibatan institusi kelitbangan baik secara internal maupun
eksternal bertujuan untuk memajukan dan meningkatkan kuantitas dan
kualitas hasil penelitian. Dalam meningkatkan kapasitas kelembagaan
penelitian dan pengembangan daerah Kabupaten Gorontalo, peningkatan
kuantitas dan kualitas penelitian serta kualitas sumberdaya manusia peneliti
yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kabupaten
Gorontalo tidak dapat dilakukan secara sendiri, tetapi dibutuhkan
kerjasama dan keterlibatan dari unsur-unsur di dalam maupun di luar, yang
59
memiliki visi dan misi yang sama dalam memajukan hasil-hasil riset dan
sekaligus dapat dimanfaatkan oleh Pemerintah Daerah dalam
mengimplementasikan program-program pembangunan yang lebih terarah
dan menghasilkan dampak terhadap kesejahteraan masyarakat.
Keterlibatan institusi kelitbangan dalam pelaksanaan riset-riset di
Kabupaten Gorontalo dapat dilakukan melalui dukungan sumberdaya
manusia, upaya-upaya peningkatan kuantitas dan kualitas riset, evaluasi pra
dan hasil riset, dukungan sarana dan prasarana riset serta pengembangan
manajemen kelitbangan untuk mendukung implementasi pembangunan di
Kabupaten Gorontalo. Pengembangan kapasitas sumberdaya manusia
dibidang penelitian dan pengembangan terkoordinasi dengan lembaga-
lembaga penelitian dan pengembangan baik secara internal dengan
lembaga-lembaga litbang nasional (LIPI, BPPT, BPOM, Dewan Riset
Nasional/Daerah, Litbang yang berada di bawah kementerian dll) maupun
secara eksternal melalui kerjasama kelembagaan dengan
Universitas/institut, lembaga swadaya masyarakat, maupun lembaga-
lembaga nasional dan internasional lainnya. Peningkatan kualitas dan
kuantitas riset merupakan salah satu entry point yang sangat penting dalam
mendukung pelaksanaan program-program pembangunan.
Upaya-upaya yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan
Kabupaten Gorontalo dalam menghasilkan hasil riset yang dapat digunakan
sebagai landasan pelaksanaan program maupun sebagai riset evaluasi
pelaksanaan pembangunan di daerah dapat ditunjang melalui integrasi
seluruh komponen-komponen pelaksana riset di daerah, nasional maupun
internasional.
60
4.1.3 Kerjasama dan sinergitas pelaksanaan
Kerjasama dan sinergitas pelaksanaan riset di Badan penelitian dan
Pengembangan Kabupaten Gorontalo ditetapkan berdasarkan prioritas riset
dan instansi/institusi yang berkompeten memberikan kontribusi.
Kompetensi sumberdaya manusia peneliti merupakan bagian strategi
pelaksanaan kegiatan penelitian di daerah. Selain itu pelaksanaan riset
sangat tergantung anggaran yang proporsional dan kuantitasnya. Sumber-
sumber pendanaan penelitian dapat berasal dari APBD, APBN, Hibah-hibah
baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Kerjasama riset berdasarkan prioritas riset yang terkait dengan sembilan
isu-isu strategis dan enam prioritas riset Kabupaten Gorontalo. Isu strategis
dan prioritas riset dapat diajukan secara mandiri maupun usulan kegiatan
dari SKPD atau instansi-instansi terkait. Sinergitas pelaksanaannya
ditentukan oleh skala riset (sederhana-kompleks) yang akan melibatkan dua
atau lebih lembaga/instansi yang saling bekerjasama dalam kegiatan
penelitian.
Keterlibatan seluruh pihak dalam satu tema kegiatan penelitian, mulai dari
perencanaan sampai dengan aplikasinya diharapkan dapat memunculkan
satu hasil penelitian yang dapat digunakan dalam menunjang program-
program pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah.
Penelitian yang aplicable dapat diproduksi melalui kerjasama yang apik
antara lembaga/instansi. Penguatan penelitian tidak hanya dapat dilakukan
melalui tema-tema yang sinkron dengan program-program pemerintah
daerah, tetapi besaran anggaran pelaksanaan kegiatan penelitian yang
ditanggung oleh pemerintah daerah dan melalui kerjasama dengan instansi
lain serta dampak terhadap kesejahteraan masyarakat yang lebih terasa,
menjadi hal yang sangat penting.
61
Tabel 4.1. Kerjasama dan sinergitas antar lembaga/instansi
Prioritas Riset
Pengusul Pelaksana
Balitbang SKPD Perguruan
tinggi Swasta
Penanggulangan
Kemiskinan
Balitbang PTN/PTS
Peningkatan
Kualitas
Sumberdaya
Manusia
Balitbang PTN/PTS
Optimalisasi
Pertanian
Terpadu
Balitbang PTN/PTS
Pengembangan
Ekonomi Kreatif
Balitbang PTN/PTS
Infrastruktur Balitbang PTN/PTS
Lingkungan
Hidup
Balitbang PTN/PTS
Tabel 4.2. Proporsi anggaran yang dibutuhkan dalam pelaksanaan riset
Prioritas Riset Anggaran (%) Sumber Anggaran
Penanggulangan Kemiskinan APBD, APBN, HIBAH
Peningkatan Kualitas Sumberdaya
Manusia
APBD, HIBAH
Optimalisasi Pertanian Terpadu APBD, APBN
Pengembangan Ekonomi Kreatif APBD
Infrastruktur APBD, APBN
Lingkungan Hidup APBD, APBN, HIBAH
62
4.2 Evaluasi pelaksanaan
Dalam upaya tersedianya hasil penelitian, pengembangan dan inovasi
daerah yang implementatif, diperlukan mekanisme seleksi dan evaluasi di
lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Gorontalo. Untuk
menjalankan proses penelitian yang berlangsung di badan penelitian dan
pengembangan Kabupaten Gorontalo, secara internal mekanisme
pelaksanaan penelitian, dimulai dari pengusulan kegiatan ditingkat tim
pelaksana. Tim pelaksana dapat melakukan tugas dan fungsinya dengan
output tema dan usulan kegiatan penelitian yang akan diajukan ke tahap
selanjutnya, yakni Majelis Pertimbangan. Melalui Majelis pertimbangan,
tema dan usulan kegiatan diseleksi berdasarkan pertimbangan skala
prioritas dan kebutuhan pemerintah dalam melaksanakan program
pembangunan. Untuk meningkatkan kualitas penelitian yang dilakukan baik
oleh Tim Pelaksana maupun Tim Ahli, maka dilakukan seleksi dan
assesment. Seleksi dan assesment kelayakan usulan dan hasil kegiatan
penelitian dilakukan oleh Tim Pengendali Mutu. Berdasarkan hasil penilaian
dan saran dari Tim Pengendali Mutu, Tim pelaksana akan berkoordinasi
dengan Tim Pengendali Mutu dalam pelaksanaan kegiatan penelitian di
lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Gorontalo.
Alur seleksi dan evaluasi kegiatan penelitian dapat diringkas sebagai
berikut:
Majelis Pertimbangan Tim Pengendali Mutu Tim Pelaksana
Mekanisme di atas diharapkan menghasilkan satu keputusan yang tepat
dalam pelaksanaan kegiatan penelitian, baik yang dilakukan oleh Tim
Pelaksana sebagai bagian dari kelitbangan maupun hasil seleksi terhadap
calon Tim Ahli yang akan menjalankan mekanisme dan tahap penelitian.
63
BAB. V. PENUTUP
Dalam mewujudkan keunggulan penelitian, meningkatkan kapasitas
peneliti Badan Penelitian dan Pengembangan, dan mengefisiensikan tata
kelola penelitian di Balitbang Kabupaten Gorontalo, disusun Rencana Induk
Penelitian Balitbang yang merupakan acuan bagi seluruh bidangdi Badan
Penelitian dan Pengembangan. Dari 3 prioritas penelitian, telah pula
dijabarkan dengan rinci isu-isu strategis, dan topik riset yang diperlukan.
Dengan demikian semua pihak yang kompeten, baik secaraindividu
ataupun kelompok dalam naungan Balitbang Kabupaten Gorontalo dapat
berpartisipasi sesuai dengan RIP Balitbang Kabupaten Gorntalo. Keterlibatan
seluruh ASN di Badan Penelitian dan Pengembangan, sangat diharapkan
dalam kerangka menuju institusi riset daerah yang terdepan melalui
pengembangan IPTEKS inovatif berbasis sumberdaya alam dan budaya lokal
dapat terwujud.. Pelaksanaan program RIP akan berjalan sesuai dengan
program yang disusundengan asumsi bahwa dana, jadwal pelaksanaan,
sistem seleksi dan Mekanisme penyaringan riset aktual, riset strategis dan
riset rekayasa teknologiuntuk Peningkatan Kinerja dan Kualitas Riset sesuai
dengan yang diprogramkan.Untuk keberlanjutan program riset pada RIP ini
diperlukan kerjasama berbagai pihakyang berkepentingan.