bab. i. pendahuluan -...

64
1 BAB. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Rencana Induk Penelitian (RIP) Badan Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Gorontalo merupakan arahan kebijakandalam pengelolaan penelitian dalam jangka waktu 5 tahun (2017-2022). Penyusunan RIP ini didasari oleh kebijakan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2016 tentang Pedoman Penelitian dan Pengembangan di Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah.Pelaksanaan kegiatan riset oleh pemerintah daerah merupakan salah satu bentuk mendesentralisasikan kegiatan penelitian diera otonomi daerah. Kegiatan penelitian yang dilaksanakan oleh pemerintah Kabupaten Gorontalo merupakan konsekuensi logis dari kebijakan untuk membangun sistem penelitian yangmampu merekomendasikan kebijakan kepada kepala daerah secara efektif dan efisien.Untuk mencapai tujuan ini langkah pertama adalah menyusun Rencana Induk Penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Gorontalo.Badan Penelitian dan Pengembangan sebagai salah satu Satuan Kerja Pemerintah Daerah di Kabupaten Gorontalo yang memiliki tanggung jawab untuk memberdayakan danmengembangkan penelitian yang sesuai dengan prinsip otonomi daerah. RIPinilah yang kelak diposisikan sebagai fasilitator penguat dan pengembanganpenelitian di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan dan juga merupakan arah penelitian menjadi lebihberencana dan berhasil guna yang ditekankan pada kepentingan dankesejahteraan masyarakat di Gorontalo Indonesia, dan sekaligus sebagai tindakan koreksi bagikeberhasilan pengembangan penelitan.Penyusunan Rencana Induk Penelitian BALITBANG ini didasarkan padaRPJPD, RPJMD Kabupaten Gorontalo 2016-2021 dan RENSTRA BALITBANG KabupatenGorontalo periode 2016-2021, Pedoman Penelitian dan Pengembangan di Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah, Pedoman Penelitian dan Pengembangan BALITBANG Kabupaten Gorontaloyang memuat Kebijakan Mutu Penelitian, Standar Mutu Penelitian, dan Tata Kelola Kegiatan Penelitian termasuk di dalamnya yang mengatur tentang definisi

Upload: dangdiep

Post on 08-Jun-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

BAB. I. PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Rencana Induk Penelitian (RIP) Badan Penelitian dan Pengembangan

Kabupaten Gorontalo merupakan arahan kebijakandalam pengelolaan

penelitian dalam jangka waktu 5 tahun (2017-2022). Penyusunan RIP ini

didasari oleh kebijakan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2016

tentang Pedoman Penelitian dan Pengembangan di Kementerian Dalam Negeri

dan Pemerintah Daerah.Pelaksanaan kegiatan riset oleh pemerintah daerah

merupakan salah satu bentuk mendesentralisasikan kegiatan penelitian diera

otonomi daerah. Kegiatan penelitian yang dilaksanakan oleh pemerintah

Kabupaten Gorontalo merupakan konsekuensi logis dari kebijakan untuk

membangun sistem penelitian yangmampu merekomendasikan kebijakan

kepada kepala daerah secara efektif dan efisien.Untuk mencapai tujuan ini

langkah pertama adalah menyusun Rencana Induk Penelitian Badan Penelitian

dan Pengembangan Kabupaten Gorontalo.Badan Penelitian dan Pengembangan

sebagai salah satu Satuan Kerja Pemerintah Daerah di Kabupaten Gorontalo

yang memiliki tanggung jawab untuk memberdayakan danmengembangkan

penelitian yang sesuai dengan prinsip otonomi daerah. RIPinilah yang kelak

diposisikan sebagai fasilitator penguat dan pengembanganpenelitian di

lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan dan juga merupakan arah

penelitian menjadi lebihberencana dan berhasil guna yang ditekankan pada

kepentingan dankesejahteraan masyarakat di Gorontalo Indonesia, dan

sekaligus sebagai tindakan koreksi bagikeberhasilan pengembangan

penelitan.Penyusunan Rencana Induk Penelitian BALITBANG ini didasarkan

padaRPJPD, RPJMD Kabupaten Gorontalo 2016-2021 dan RENSTRA BALITBANG

KabupatenGorontalo periode 2016-2021, Pedoman Penelitian dan

Pengembangan di Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah, Pedoman

Penelitian dan Pengembangan BALITBANG Kabupaten Gorontaloyang memuat

Kebijakan Mutu Penelitian, Standar Mutu Penelitian, dan Tata Kelola Kegiatan

Penelitian termasuk di dalamnya yang mengatur tentang definisi

2

penelitian,etika dan norma penelitian serta Indikator Mutu Penelitian

yangdipergunakan untuk memantau keberhasilan pencapaian sasaran dan

strategi kinerja penelitian.

Proses penyusunan RIP-BALITBANG 2017-2022 diawali dengan melakukan

pemetaan terhadap isu-isu strategis yang terjadi di Kabupaten Gorontalo serta

memetakan hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh lembaga penelitian lain

yang telah dilakukan selama kurun waktu tertentu. Sedangkan pendekatan yang

dilakukan dengan sistem (bottom up) di samping itu juga turut mencermati

permasalahan dan tantangan yang terjadi di masyarakat. Sejalan dengan itu

juga akan diuraikan target dan kebutuhan riset pengembangan penelitian 2017-

2022 sesuai dengan indikator agenda riset nasional, RPJPD, RPJMD Kabupaten

Gorontalo 2016-2021, Renstra BALITBANG Kabupaten Gorontalo. Pemetaan

awal terhadap penelitian yang telah dilakukan dengan lokus wilayah

administrasi Kabupaten Gorontalo kurun waktu 2010- 2016 dan target

pengembangan riset serta kebutuhan pendanaan 2017-2022 merupakan dasar

kebijakan lanjut untuk menentukan kebutuhan sarana dan prasarana penelitian

pada tahun 2017-2022. Pada sisi lain target pertumbuhan dan kebutuhan

investasi penelitian merupakan jabaran kedepan yang merupakan arah untuk

pengembangan penelitian.

1.2. Dasar hukum

1. Undang-undang RI Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional

Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Iptek.

2. Undang-Undang RI Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional.

3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 13 Tahun

2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana

telah diubah terkahir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011.

4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 54 tahun

2010 tentang pelaksanaan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,

3

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

Daerah.

5. Perarturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 17 tahun

2016 tentang Pedoman Penelitian dan Pengembangan di Lingkungan

Kemendagri dan Pemerintah Daerah

1.3. Tujuan dan sasaran

Tujuan penyusunan Rencana Induk Penelitian Badan Penelitian Kabupaten

Gorontalo adalah sebagai berikut

1. Meningkatnya kualitas dan kuantitas kegiatan penelitian dan

pengembangan di lingkungan BALITBANG Kabupaten Gorontalo.

2. Meningkatnya kemampuan peneliti dalam kegiatan penelitian di

tingkat nasional dan internasional.

3. Meningkatnya kualitas dan kuantitas kerjasama BALITBANG Kabupaten

Gorontalo dengan Stakeholder lainnya

4. Meningkatnya kegiatan penelitian dan pengembangan yang

berorientasi produk (fisik atau non fisik) dan/atau perolehan Hak

Kekayaan Intelektual (HKI) berupa paten

5. Terdiseminasinya hasil penelitian dan pengembangan kepada

masyarakat oleh Stakeholders

6. Terbangunnya sistem informasi hasil penelitian dan pengembangan

7. Meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan yang

dipergunakan langsung oleh Stakeholders

Sedangkan sasarannya adalah : (1) Tercapainya jumlah peneliti untuk

menghasilkan penemuan penelitian bernilai tinggi(2) Tercapainya

penyelenggaraan kegiatan kemasyarakatan (CSR), (3) Tercapainya

kegiatan pengembangan produk mulai dari prototipe sampai dengan skala

industri

Dalam upaya mewujudkan sasaran mutu dan kuantitas riset maka

BALITBANG Kabupaten Gorontalo akan melaksanakan kegiatan melalui:

1. Publikasi di tingkat nasional dan internasional

4

2. Kerja sama riset dengan perguruan tinggi, lembaga pemerintah dan

swasta, baik di dalam maupun luar negeri.

3. Perolehan dana hibah riset dari lembaga pemerintah dan swasta, baik

di dalam maupun luar negeri.

4. Penemuan (inovasi)

5. Perolehan HKI produk riset

1.4. Sistematika penulisan

Halaman Sampul Kata Pengantar Bupati Gorontalo Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar

BAB. I. PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang 1.2. Dasar hukum 1.3. Tujuan dan sasaran 1.4. Sistematika penulisan

BAB. II. GAMBARAN UMUM KELITBANGAN

1.1. Gambaran umum wilayah 1.2. Kondisi sumberdaya kelitbangan

1.2.1. Kelembagaan 1.2.2. Sumberdaya manusia kelitbangan 1.2.3. Pendanaan kelitbangan

1.3. Potensi dan permasalahan 1.4. Peluang dan tantangan

BAB. III. ARAH KEBIJAKAN KELITBANGAN

3.1. Arah Kebijakan Pembangunan Daerah 3.1.1. Arah kebijakan dan strategi jangka panjang pembangunan

daerah 3.1.2. Visi dan misi

3.2. Arah kebijakan dan strategi kelitbangan daerah 3.2.1. Arah kebijakan 3.2.2. Strategi

3.3. Indikasi program prioritas kelitbangan daerah 3.3.1. Program prioritas bidang tata kelola pemerintahan daerah dan

pelayanan publik 3.3.2. Program prioritas bidang sosial dan kemasyarakatan 3.3.3. Program prioritas bidang inovasi dan pengembangan IPTEK

5

BAB. IV. STRATEGI PELAKSANAAN

4.1. Kelembagaan 4.1.1. Koordinasi pelaksanaan 4.1.2. Keterlibatan institusi kelitbangan 4.1.3. Kerjasama dan sinergitas pelaksanaan

4.2. Evaluasi pelaksanaan

BAB. V. PENUTUP

6

BAB. II. GAMBARAN UMUM KELITBANGAN

1.1. Gambaran umum wilayah

1. Modal Alam

1) Letak dan Kondisi Geografis

Secara astronomis, Kabupaten Gorontalo terletak antara 0 30'– 0 54' LU

dan 122 07' – 123 44' Bujur Timur. Letak ini secara langsung memposisikan

geostrategi wilayah sebagai melting pot karena tepat diepisentrum Propinsi

Gorontalo dan tepianya berbatasan langsung dengan 4 (empat)

Kabupaten/Kota. Disinilah transit area antar Provinsi di jagat utara Sulawesi,

yakni antara Provinsi Sulawesi Utara dengan Provinsi Sulawesi Tengah,

Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan. Posisi strategis ini kemudian didukung

dengan Pelabuhan Udara yang berada di Kecamatan Tibawa yakni Bandara

Jalaludin Gorontalo sebagai gerbang utama menuju jazirah Gorontalo.

2) Kondisi Topografi

Topografi Kabupaten Gorontalo sebagian besar terdiri dari gugusan

perbukitan dan gunung yang didominasi oleh kemiringan sekitar 15 – 40º (45 –

46%) dengan jenis tanah yang sering mengalami erosi. Ketinggian dari

permukaan laut berada pada 0 – 50 meterDPL kurang lebih 7,9 %, ketinggian 50

– 100 meter kurang lebih 21,26 % dan sebagian besar Wilayah berada pada

ketinggian 100 – 500 meterDPL kurang lebih 51,08 %, sisanya berada pada

ketinggian 500 – 1000 meterDPL kurang lebih 15,68 %, dan > 1000 m DPL kurang

lebih 4.49 %. Persentase ketinggian dari permukaan laut dan kemiringan lahan

di Kabupaten Gorontalo dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.1Luas Ketinggian Dari Permukaan Laut

KETINGGIAN DPL (M) LUAS( %)

0 – 50 M 7,49

50 – 100 M 21,26

100 - 500 M 51,08

500 – 1000 M 15,68

> 1000 M 4,49

Sumber : BPS Kabupaten Gorontalo

7

Tabel 2.2.Data Kemiringan Lereng Lahan di Kabupaten Gorontalo

KEMIRINGAN (%) LUAS (%)

0 – 2 % 20,12

2 – 15 % 8,08

15– 40 % 34,34

> 40 % 37,49

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar

wilayah Kabupaten Gorontalo merupakan perbukitan yakni 71,83 %. Gunung

yang tertinggi adalah gunung Boliyohuto dengan ketinggian 2.065 m terletak di

Kecamatan Tolangohula.

3) Kondisi Air Permukaan

Satu lagi kekayaan Kabupaten Gorontalo, memiliki 55 buah sungai besar

dan kecil dengan total panjang sungai dan anak sungai tersebut sebesar

1.007,65 Km yang bermura pada 1 titik yakni danau (Danau Limboto). Terdapat

dua aliran sungai utama mengalir di wilayah ini yaitu DAS Paguyaman dan DAS

Bone – Bolango yang bermuara di Teluk Tomini, sedangkan beberapa sungai

seperti sungai biyonga dan sungai Alo Pohu bermuara di Danau Limboto.

Sumber air untuk keperluan penduduk disuplai melalui PDAM, namun sebagian

besar masyarakat masih menggunakan air tanah dangkal dan sumur serta

sebagian yang lainnya masih menggunakan air sungai. Kedalaman air tanah di

suatu wilayah antara lain ditentukan oleh tinggi wilayah dari permukaan laut,

jenis batuan induk dan sebagainya. Curah hujan wilayah kabupaten pada

umumnya tergolong cukup rendah, Sebagai faktor fisik bersifat dinamis karena

di pengaruhi oleh waktu, maka besar kecilnya curah hujan akan mempengaruhi

factor fisik yang lain, seperti menyebabkan terjadinya erosi, adanya genangan

air pada daerah-daerah tertentu. Kedua faktor fisik tersebut akan

mempengaruhi kawasan resapan air yang diperlukan untuk mendukung

budidaya baik terhadap teknik pengolahan tanah maupun pemilihan jenis

komoditi pertanian. Berikut Nama-nama sungai dan lokasi kecamatan.

8

Tabel 2.3Nama Sungai dan Lokasi di Kabupaten Gorontalo No Nama Sungai Lokasi (Kecamatan)

1 Tohupo

Batudaa 2 Alopohu

3 Limehe

4 Biyabo

Tibawa 5 Alo

6 Molalahu

7 Dutulanaa

Limboto

8 Biyonga

9 Bulia

10 Hutuo

11 Molanggata

12 Nanati

Telaga 13 Tapodu

14 Mahti

15 Paguyaman

Boliyohuto 16 Bongo

17 Tombiu

18 Mohiyolo

4) Kondisi kawasan hutan

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No 325/Menhut-II/2010,

total luas kawasan hutan di Kabupaten Gorontalo mencapai 98.976,71 ha.

Luasan tersebut termasuk hutan konservasi yang terdapat dalam wilayah

administrasi Kabupaten Gorontalo. Dari luasan tersebut maka maka 71.682 ha

telah ditetapkan pemerintah sebagai wilayah KPHP unit VI Kabupaten

Gorontalo berdasarkan SK Menteri Nomor 976/Menhut-II/2013 tentang

Penetapan wilayah kesatuan pengelolaan hutan produksi (KPHP) Model Unit VI

yang terletak di Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo, seperti terlihat pada

gambar berikut

9

Gambar 2.1. Peta penunjukkan kawasan hutan di KPHP VI Kabupaten Gorontalo

Terdapat perbedaan luasan kawasan antara peta penunjukkan kawasan

hutan KPHP unit VI Kabupaten Gorontalo berdasarkan SK Menteri Kehutanan

dengan Peta kawasan hutan berdasarkan RTRW Kabupaten Gorontalo. Jika

merujuka kepada peta kawasan hutan berdasarkan RTRW maka luasan kawasan

hutan di KPHP unit VI Gorontalo adalah 70.768,88 Ha. Luasan ini berkurang

sekitar 913,12 ha jika dibandingkan dengan SK Penunjukkan kawasan hutan di

KPHP unit VI Kabupaten Gorontalo. Perbedaan luasan ini terjadi karena terjadi

perubahan terhadap batas administrasi antara Kabupaten Gorontalo dan

Kabupaten Gorontalo Utara. Sisa luasan kawasan hutan seluas 913,12 telah

masuk dalam wilayah administrasi Kabupaten Gorontalo Utara. Berdasarkan

masukan dari pihak pemerintah Kabupaten Gorontalo maka tim penyusun,

memutuskan luasan kawasan hutan KPHP unit VI Gorontalo mengacu pada

luasan kawasan hutan berdasarkan RTRWK Gorontalo seluas 70.768,881 ha

5) Kondisi Klimatologi

Curah hujan tertinggi di tahun 2014 terjadi pada bulan November yaitu

mencapai berkisar 321 mm dan jumlah hari hujan. Suhu udara rata-rata

berkisar 24,2° C sampai 27,2°C.

10

Tabel 2.4 Keadaan Suhu Udara, Kelembaban Udara, Tekanan Udara, Kecepatan Angin,

Jumlah Hujan dan Curah Hujan di Kabupaten Gorontalo Tahun 2014

Bulan RerataSuhuUdara (°C)

&Kelembaban (%)

Rerata Tekanan KecepatanUdara (mb)&Kecepatan

Angin (knot)

Jumlah Hari Hujan &CurahHujan (mm)

Rata–Rata Penyinaran Matahari(%)

Januari 26,0 84 1.009,6 1,7 18 146 59,4

Februari 24,2 72 1.010,0 1,8 16 15 66,3

Maret 27,2 80 1.010,7 2,0 12 107,5 71,4

April 26,5 82 1.009,9 1,0 14 124 70,0

Mei 27,4 84 1.010,3 1,4 18 135,8 64,1

Juni 26,2 82 1.009,3 1,6 15 112 57,1

Juli 27,0 80 1.010,5 3,3 10 45 77,3

Agustus 26,5 81 1.011,2 3,1 15 54 64,7

September 27,1 73 1.011,3 3,2 2 6 82,5

Oktober 27,7 70 1.010,8 2,8 6 72 86,8

November 27,3 84 1.009,9 1,9 20 321 61,8

Desember 27,1 85 1.009,1 2,4 16 266 66,0

Sumber :Kabupaten Dalam Angka, BPS Kabupaten Gorontalo 2015

6) Penutupan Lahan (Land Use)

Berdasarkan Laporan Penafsiran Satelit Citra Resolusi Sedang Provinsi

Gorontalo (Citera Satelit Landsat Tahun 2015), penutupan lahan di Kabupaten

Gorontalo didominasi oleh Pertanian Lahan Kering Bercampur Semak dengan

luas ± 50.761,34 Ha dari total luas wilayah Kab. Gorontalo ± 214.962 Ha.

Pertanian Lahan Kering Bercampur Semak, pertanian lahan kering memiliki

luasan yang cukup besar di Kab. Gorontalo yaitu seluas ± 43.287,21 Ha.

Untuk tutupan hutan didominasi oleh tutupan hutan sekunder seluas

35.500,33 ha sedangkan hutan primer hanya tersisa 23.037,04 ha. Umumnya

hutan primer terdapat di kawasan kawasan konservasi seperti di SM Nantu dan

CA. Tangale. Luas tutupan hutan di Kabupaten Gorontalo meliputi seluruh

wilayah baik di dalam kawasan hutan HP dan HL (wilayah KPHP unit VI

Gorontalo) maupun di luar kawasan hutan. Hampir semua wilayah kecamatan di

Kabupaten Gorontalo mempunyai kawasan hutan kecuali Kecamatan Tilango

dan Kecamatan Telaga Jaya. Berdasarkan dokumen RTRWK Gorontalo, wilayah

administrasi kecamatan yang mempunyai kawasan hutan produksi terluas

berada di Kecamatan Asparaga dan Kecamatan Mootilango

Semak belukar banyak dijumpai di wilayah perbatasan antara hutan dan

bukan hutan dan umumnya merupakan areal pertanian lahan kering yang telah

11

lama tidak diolah sehingga ditumbuhi semak belukar, atau sering juga ditemui

semak belukar dibiarkan tumbuh bersama tanaman buah-buahan atau tanaman

perkebunan seperti kelapa. Perkebunan di wilayah perencanaan menempati

areal sekitar 3.106,72 ha. Perkebunan tersebar setempat-setempat hampir di

semua wilayah kecamatan. Berdasarkan hasil survey lapangan dan inventarisasi

biogefisik yang dipadukan dengan hasil analisis citra resolusi sedang, wilayah

Kabupaten Gorontalo tidak mempunyai kawasan hutan mangrove baik hutan

mangrove primer maupun mangrove sekunder

Tabel 2.5 Luasan Penutupan Lahan di Kabupaten Gorontalo

Sumber: Laporan Penafsiran Citra Satelit Resolusi Sedang Provinsi Gorontalo, 2014

2. Modal Ekonomi

1) Potensi pertanian

Pengembangan komoditas pertanian pada wilayah yang sesuai dengan

persyaratan pedo-agroklimat tanaman (seperti iklim, tanah, dan topografi)

akan memberikan hasil yang optimal dengan kualitas prima. Keragaman sifat

Tipe Penutupan Lahan Luas ( Ha)

Hutan Lahan Kering Primer 23.037,04

Hutan Lahan Kering Sekunder 35.500,33

Hutan Mangrove Primer 0

Semak Belukar 33.297,60

Perkebunan 3.106,72

Pemukiman 4.374,42

Tanah Terbuka 18,85

Tubuh Air 2.518,63

Hutan Mangrofe Sekunder 0

Hutan Rawa Sekunder 0

Belukar Rawa 868,90

Pertanian Lahan Kering 43.287,21

Pertanian Lahan Kering bercampur semak 50,761,34

Sawah 18.144,79

Tambak 0

Bandara/Pelabuhan 46,18

Rawa 0

TOTAL 214.962,00

12

lahan ini merupakan modal yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam

menentukan pewilayahan komoditas (zonasi ruang) pertanian. Perencanaan

pembangunan pertanian yang berdasarkan pewilayahan akan dapat

meningkatkan efisiensi pemanfaatan ruang, serta menjamin efektifitas

perencanaan yang sinergis dan berkelanjutan.

Berdasarkan hasil ST2013 diketahui bahwa rumah tangga tanaman pangan

di Kabupaten Gorontalo didominasi oleh rumah tangga yang mengelola tanaman

padi.Kegiatan usaha budidaya padi dan palawija sangat tergantung pada daya

dukung ketersediaan lahan. Berikut data ketersediaan sawah di Kabupaten

Gorontalo berdasarkan kecamatan.Berdasarkan data statistik kecamatan

Tolangohula masih mendominasi lahan padi sawah yang luas, disusul oleh

Kecamatan Mootilango. Produksi padi sawah dan jagung di Kabupaten

Gorontalo berdasarkan tahun 2014 dapat dilihat pada table berikut.

Tabel 2.6 Produksi Padi Sawah Dan Jagung(Ton) Menurut Kecamatan

Di Kabupaten Gorontalo, Tahun 2014

Sumber : BPS Kab. Gorontalo

Disamping tanaman pangan Kabupaten Gorontalo juga mempunyai

hortikultar. Berdasarkan penyebaran pada tiap-tiap kecamatan di Kabupaten

Gorontalo, usaha tanaman cabe rawit terpusat diKecamatan Bongomeme

dengan jumlah rumah tangga pengelola (1.071 rumah tangga). Rumah tangga

13

usaha tanaman pisang paling banyak berada di Kecamatan Tibawa. Jumlah

rumah tangga usaha tanamanpisang di Kecamatan Tibawa mencapai 1.266

rumah tangga Rumah tangga usaha tanaman mangga juga paling banyak

dijumpai di Kecamatan Tibawa.

Tabel 2.7Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Holtikultura Menurut Kecamatandan Jenis Tanaman, ST2013

NO KECAMATAN

Jumlah Rumah Tangga Per Jenis Tanaman Hortikultura

Dominan

Pis

an

g

Ma

ng

ga

Du

ku

/

La

ng

sa

t

Na

ng

ka

Ca

ba

i

Ra

wit

To

ma

t

Ku

nyit

Ja

he

1 BATUDAA PANTAI 366 54 3 11 550

2 BILUHU 340 166 4 11 880 2 3

3 BATUDAA 334 53 1 41 89 12 2 2

4 BONGOMEME 950 51 3 14 1.061 27 10 25

5 TABONGO 141 28 1 8 59 41

6 TIBAWA 1.266 627 45 97 855 55 79 83

7 PULUBALA 611 44 3 58 950 9 180 121

8 BOLIYOHUTO 50 7 3 115 27 1

9 MOOTILANGO 464 121 1 66 638 117 27 49

10 TOLANGOHULA 500 163 4 48 358 25 5 2

11 ASPARAGA 6 2 396 2 3 5

12 BILATO 103 84 1 33 542 7 5

13 LIMBOTO 697 118 37 65 385 56 3

14 LIMBOTO BARAT 555 12 7 164 112 2

15 TELAGA 300 99 405 20 66 29 72 77

16 TELAGA BIRU 507 242 145 80 324 49 117 85

17 TILANGO 14 1 25 36

18 TALAGA JAYA 141 99 1 20 20 6 5 3

KABUPATEN GORONTALO 7.345 1.909 654 84 7.397 603 513 462

Keterangan : Data Kecamatan Bongomeme termasuk Kecamatan Dungaliyo

Berdasarkan data di atas, Nampak bahwa produksi Pisang dan cabe rawit sangat

dominan di Kabupaten Gorontalo.

Untuk subsektor perkebunan terbanyak di Kabupaten Gorontalo berada di

Kecamatan Bongomeme, yaitu sebanyak 2.485 rumah tangga. Kecamatan

dengan jumlah rumah tangga usaha pertanian subsektor perkebunan terbanyak

kedua dan ketiga berturut-turut adalah Pulubala (1.953 rumah tangga) dan

Tibawa (1.941 rumah tangga).

Sebanyak 17.281 rumah tangga mengusahakan tanaman tahunan (kelapa,

kakao, cengkih, kopi, kelapa, aren/enau, kopi, pala) sementara jumlah rumah

tangga yang mengusahakan tanaman semusim (tebu, tembakau, nilam, kapas,

14

sereh wangi) sebanyak 323 rumah tangga usaha pertanian. Rumah tangga yang

paling banyak mengusahakan tanaman tahunan berada di Bongomeme (2.484

rumah tangga), sementara untuk tanaman semusim paling banyak diusahakan

oleh rumah tangga di Tolangohula (145 rumah tangga).

Tabel 2.8Luas Panen dan Produksi Tanaman Perkebunan Dominan, tahun 2014

No Kecamatan

Kelapa Kakao Kopi Kapuk

Luas

Tanam

(Ha)

Pro

duk

si (Ton)

Luas

Tanam

(Ha)

Pro

duk

si (Ton)

Luas

Tanam

(H

a)

Pro

duk

si (Ton)

Luas

Tanam

(H

a)

Pro

duk

si (Ton)

1 BATUDAA PANTAI 293,64 422,84 148 57,04 18,85 10

2 BILUHU 164,53 236,92

3 BATUDAA 116,83 240,23

4 BONGOMEME 544 783,36 106 36,56 11,50 8 11 2,19

5 TABONGO 1 146,80 1 146,80 64,20 21,76 22,80 17 20 3,65

6 DUNGALIYO 1 462,50 2 106 68,42 21,22 5,40 3 19,90 4,84

7 TIBAWA 1 016,38 1 463,58 31

8 PULUBALA 594,25 855,72 75 20,00 1,80 1

9 BOLIYOHUTO 423,25 42,32 22 14,40 2,50 1

10 MOOTILANGO 852,75 1 227,96 130,76 50,61

11 TOLANGOHULA 4 341,24 6 251,38 178,80 26,40 119 52 21,10 4,64

12 ASPARAGA 3 105,03 4 471,24 52 20,00

13 BILATO 3 575,17 5 148,24 260,50 32,10 34,85 7

14 LIMBOTO 675,18 972,25 120 76,24 19,30 10 49 11,42

15 LIMBOTO BARAT 463 666,72 45

16 TELAGA 884,43 1 273,57 180,70 47,24 6 1

17 TELAGA BIRU 1 177,27 1 695,26 184 36,00 26 3

18 TILANGO 896,50 1 290,96 320,62 84,50

19 TALAGA JAYA 269,05 387,43

KABUPATEN GORONTALO

22. 001,8 30.682,78 22.001,8 544,07 268 113

Sumber Data : Kabupaten Dalam Angka, BPS 2015

Tabel di atas menggambarkan bahwa Produksi Luas lahan tanaman kelapa

dominan dibandingkan dengan komoditi lainya.

Dalam berbagai kesempatan Bupati Gorontalo tahun 2016-2021 akan

mendorong sektor peternakan sebagai sektor unggulan. Berdasarkan data

statistik, ternak yang diusahakan/dipelihara oleh 28.797 RTUP dibedakan

menjadi empat kelompok, yaitu: kelompok ternak ruminansia terdiri dari sapi

potong, sapi perah, kerbau, dan kuda; kelompok ternak kecil teridiri dari

kambing; kelompok unggas terdiri dari ayam lokal (ayam kampung dan ayam

lokal lainnya), ayam ras petelur, ayam ras pedaging, itik, dan itik manila, serta

kelompok ternak lainnya terdiri dari angsa, kalkun, burung merpati, burung

puyuh, dan kelinci.

15

Tabel 2.9 Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan dan Populasi Ternak Menurut Jenis Ternak, ST2013

Uraian

Jenis Ternak

Sa

pi

Po

ton

g

Ka

mb

ing

Ke

rba

u

Ku

da

Aya

m

Lo

ka

l

Aya

m R

as

Pe

telu

r

Aya

m R

as

Pe

da

gin

g

Iti

k

RTUP, ST2013 25.155 2.056 5 68 7.847 17 50 482

Populasi Ternak Berdasarkan

ST2013 (Ekor), 69.671 7.794 16 115 114.333 130.123 536.892 13.912

Populasi Ternak s/d 2015 (Ekor) *

78.451 44.370 15.895

* Sumber Data : DKPP, 2016

Tabel di atas Nampak bahwa potensi ternak yang terbesar adalah unggas,

disusul oleh ternak ruminansia khususnya kambing dan sapi. Adapun komoditas

turunan dari potensi ternak di atas adalah produksi daging dan telur. Data

terkait dengan hal itu bisa dilihat pada table berikut.

Gambar 2.2 Produksi Daging dan Telur Tahun 2011-2015

Sumber : DKPP 2016

Berdasarkan table di atas, Nampak bahwa dalam kurun waktu lima tahun

terakhir terjadi peningkatan produkdi daging dan telur di Kabupaten Gorontalo.

2) Potensi perikanan

Kawasan perikanan di Kabupaten Gorontalo dikembangkan di perairan

darat atau perairan umum dan di perairan pesisir dan laut. Di perairan darat,

potensi kawasan berupa danau dan kolam-kolam. Danau Limboto merupakan

potensi kawasan perikanan penting, baik untuk pengembangan perikanan

tangkap maupun perikanan budidaya. Demikian halnya kawasan sekitar-sungai

1.711.644,00

610.981,00

1.979.800,45

1.653.701,00

2.311.129,00

1.540.969,00

2.337.434,00

1.882.155,00

2.928.136,03

- 500.000,00 1.000.000,00 1.500.000,00 2.000.000,00 2.500.000,00 3.000.000,00 3.500.000,00

Daging (Kg)

Telur (Butir) 2015

2014

2013

2012

2011

16

(DAS) dapat dimanfaatkan untuk pengembangan perikanan budidaya-kolam

menggunakan air sungai sebagai media pemeliharaan.

Di kawasan pesisir dan laut dapat dimanfaatkan untuk pengembangan

perikanan budidaya (pertambakan dan marikultur), disamping perikanan

tangkap (coastal fisheries). Pengembangan kawasan perikanan di pesisir

selatan Kabupaten Gorontalo dapat dilakukan pada bentangan pantai

sepanjang 79,4 km. Potensi ini dapat dimanfaatkan terutama sebagai lokasi

marinecultur, baik untuk areal budidaya rumput laut maupun budidaya ikan-

ikan laut (kakap, baronang, kerapu). Pengembangan kawasan perikanan

tangkap lebih diarahkan pada penata-kelolaan daerah penangkapan di wilayah

perairan pantai (coastal waters).

Berdasarkan kategori ruang,wilayah perikanan pantai untuk daerah

penangkapan terbentang dari garis pantai ke arah luar hingga kedalam ± 200 m

(flat continent). Berdasarkan kondisi topografi dan bathimetrik, pesisir

selatan memiliki flat kontinen relatif sempit, diperkirakann kurang 4 mil-laut.

Kawasan flat kontinen merupakan lokasi ’hunting’ bagi nelayan, khususnya

nelayan tradisional. Kawasan perikanan tangkap di bagian luar perairan pantai

dikategorikan sebagai kawasan pengembangan perikanan oseanic. Kawasan

perairan sebelah selatan Kabupaten Gorontalo (Teluk Tomini) memiliki potensi

stok ikan yang diperkirakan sebesar 32.560 ton/tahun, terdiri dari ikan pelagis

sebesar 19.536 ton/tahun dan ikan demersal 13.024 ton/tahun. Potensi stok ini

merupakan ’stok-bersama’ bagi seluruh pemerintah daerah yang memiliki akses

terhadap perairan Teluk Tomini. Kegiatan usaha pertanian di subsektor

perikanan terdiri dari kegiatan budidaya ikan dan kegiatanpenangkapan ikan.

Dari kedua kegiatan tersebut, hasil ST2013 mencatat bahwa terdapat 3.302

rumah tangga yang berusaha di subsektor perikanan. Jumlah rumah tangga

yang mengusahakan kegiatan penangkapan ikan hampir sama dengan usaha

rumah tangga budidaya ikan. Berdasarkan hasil ST2013, terdapat sebanyak

2.467 rumah tangga yang mengusahakan kegiatan penangkapan ikan danjumlah

rumah tangga yang mengusahakan kegiatan budidaya ikan adalah sebanyak 835

rumah tangga

17

3) Potensi pertambangan

Sumber daya mineral dan energi merupakan sumber daya strategis

memiliki peranan penting dalam perekonomian nasional dan daerah, sehingga

pengelolaannya harus secara maksimal memberikan kontribusi terhadap

kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Indonesia pada umumnya dan

Kabupaten Gorontalo pada khususnya.

Berdasarkan hasil penelitian Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral

(2004) sumber daya mineral (bahan galian) di daerah Kabupaten Gorontalo

dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1. Galian Mineral Logam : Emas, Besi dan Tembaga lokasi di

Kecamatan Boliyohuto, Asparaga,

Tolangohula, Mootilango, Pulubala dan

Bongomeme.

2. Galian Mineral Non Logam : Batu Gamping 3.500.000.000 Ton,

Granit/Andesit 139.500.000 Ton, Pasir

dan Kerikil 6.602.310 Ton, Tanah Liat

20.00 Ton, Toseki 5.000.000 Ton lokasi di

Kecamatan Tibawa, Limboto, Telaga Biru,

Telaga, Batudaa Pantai dan Biluhu.

3. Potensi Energi Panas Bumi : Temparatur air panas 77° c, Temparatur

udara 29° c, Geotermometer 146° c, Ph

Air 6,5, Zona Alterasi 5.000 M2 lokasi di

Desa Pentadio Barat Kecamatan Telaga

Biru

18

Gambar 2.3. Peta sebaran potensi tambang di Kabupaten Gorontalo

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Kabupaten Gorontalo memiliki

potensi tambang yang cukup menjanjikan. Potensi tambang ini tersebar di

beberapa wilayah kecamatan seperti Asparaga, Pulubala. Potensi tambang yang

terdapat di Kabupaten Gorontal dipengaruhi oleh kondisi geologi yang

terbentuk beberapa ribu bahkan jutaan tahun yang lalu. Berdasarkan data

geologi, wilayah daratan Kabupaten Gorontalo didominasi oleh formasi diorit

Boliyohuto 13.380,42 ha. Sedangkan formasi geologi lainnya adalah formasi

dulokapa seluas 8.422,7 ha, batu gamping seluas 2.214,14 ha. Adapun potensi

wilayah pertambangan di Kabupaten Gorontalo dapat dilihat pada gambar di

bawah ini

19

Gambar 2.4. Lokasi wilayah potensi izin eksplorasi tambang

Potensi tambang yang besar di Kabupaten Gorontalo membuat beberapa

investor tertarik untuk melakukan eksplorasi terhadap wilayah yang diduga

mengandung potensi tambang seperti emas, granit dan lain-lain.

4) Investasi Perkebunan

Hadirnya perkebunan kelapa sawit di puluhan kecamatan di Provinsi

Gorontalo diharapkan memberikan efek ganda bagi masyarakat sekitarnya.

Kecamatan-kecamatan yang dulunya sepi, akan berkembang setelah hadirnya

perkebunan kelapa sawit. Pertumbuhan ekonomi kecamatan-kecamatan juga

akan mengalami pergerakan sangat positif. Kegiatan di sektor perkebunan yang

perkembangannya cukup pesat saat ini merupakan salah satu bidang

agroindustri yang mengembangkan komoditi perkebunan untuk menunjang

sektor industri, dan salah satu yang menonjol adalah perkebunan kelapa sawit.

Pada tahun 2010, luas areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah 6,7

juta ha meliputi perkebunan besar dan rakyat, dengan produksi 10,4 juta ton

minyak kelapa sawit (crude oil palm) dan pada tahun 2011 mencapai 12,3 juta

ton untuk memenuhi kebutuhan ekspor dan dalam negeri.

Kelapa sawit merupakan bahan baku obat-obatan, kosmetik, minyak

kelapa, bahkan biofuel. Banyaknya derivat yang dihasilkan oleh kelapa sawit

20

menyebabkan produk CPO di pasaran international terus naik. Inilah yang

mendorong beberapa investor untuk melirik wilayah yang potensial dan cocok

untuk dijadikan sebagai areal perkebunan kelapa sawit. Dalam rangka

memenuhi kebutuhan bahan baku industri minyak sawit khususnya untuk

ekspor, maka beberapa perusahaan kelapa sawit telah melakukan ekspansi ke

beberapa kabupaten di Provinsi Gorontalo. Saat ini jumlah perusahaan kelapa

sawit yang melakukan menanamkan modalnya di Kabupaten Gorontalo

mencapai 3 perusahaan sesuai dengan luas total mencapai 64.045,80

Tabel 2.10 Nama-nama perusahaan kelapa sawit yang beroperasi di Kabupaten

Gorontalo

Nama Perusahaan Jumlah

PT. Agro Palma Katulistiwa 20.870,80

PT. Heksa Jaya Abadi 22.627,1

PT. Tri Palma Nusantara 20.547,9

Grand Total 64.045,80

Sumber: BID Provinsi Gorontalo, 2014

5) Investasi Hutan Tanaman Industri

Saat ini di Kabupaten Gorontalo terdapat sebuah perusahaan pemegang

izin IUPHHK-HTI yaitu PT. Gorontalo Citra Lestari dengan luas konsensi 46.170

ha dan ditetapkan berdasarkan keputusan Menteri Kehutanan No 261/Menhut-

II/2011 tanggal 12 Mei 2011, Adapun lokasi IUPHHK-HTI terlihat pada peta di

bawah ini. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman

Industri dalam Hutan Tanaman pada Hutan Produksi yang selanjutnya disingkat

IUPHHK-HTI yang sebelumnya disebut Hak Pengusahaan Hutan Tanaman

(HPHT) atau Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri (HPHTI) atau Izin Usaha

Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Tanaman (IUPHHK-HTI) adalah izin

usaha untuk membangun hutan tanaman pada hutan produksi yang dibangun

oleh kelompok industri untuk meningkatkan potensi dan kualitas hutan

produksi dalam rangka memenuhi kebutuhan bahan baku industri. Pemohon

yang dapat mengajukan permohonan IUPHHK-HTI adalah koperasi, BUMN, BUMD

dan BUMS. Lokasi yang dimohonkan adalah lokasi yang belum dibebani hak dan

berada didalam kawasan hutan produksi

21

Gambar. 2.5 Peta Areal Kerja IUPHHK HTI (sumber: PSL-Universitas Gorontalo)

3. Modal Sosial

1) Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Dan Jenis Kelamin

Jumlah penduduk Kabupaten Gorontalo pada akhir tahun 2015 sebanyak

388.014 jiwa. Perbandingankomposisi penduduk menurut jenis kelamin

sebesar50,15% penduduk laki-laki dan 49,84% penduduk perempuan, sehingga

sex ratio penduduk sebesar 100,62. Penduduk di Kabupaten Gorontalo tersebar

di 19 Kecamatan sebagaimana rincian dalam tabel berikut ini.

Jumlah penduduk terbanyak terdapat di kecamatan Limboto dan

Kecamatan Tibawa sedangkan jumlah penduduk yang pali sedikit adalah

Kecamatan Biluhu dan Kecamatan Bilato. Jumlah penduduk akan selalu

berbanding lurus dengan jumlah KK disetiap kecamatan. Adapun jumlah

penduduk dan jumlah KK dimasing-masing kecamatan dapat dilihat pada tabel

di bawah ini

22

Tabel 2.11 Komposisi Penduduk menurut jenis kelamin dan

KK menurut Kecamatan Tahun 2015

No Kecamatan Laki – Laki Perempuan Jumlah KK

1 Limboto 25.090 25.469 50.559 15.438

2 Telaga 11.334 11.550 22.884 6.911

3 Batudaa 7.126 7.164 14.290 4.320

4 Tibawa 20.544 20.603 41.147 12.972

5 Batudaa Pantai

6.018 5.889 11.907 3.559

6 Boliyohuto 8.406 8.257 16.663 5.218

7 Telaga Biru 14.155 14.240 28.395 8.664

8 Bongomeme 9.807 9.581 19.388 6.040

9 Tolangohula 11.330 10.989 22.319 6.935

10 Mootilango 9.629 9.321 18.950 5.699

11 Pulubala 12.335 12.193 24.528 7.839

12 Limboto Barat

12.318 12.556 24.874 7.933

13 Tilango 7.123 7.063 14.186 4.254

14 Tabongo 9.161 9.006 18.167 5.692

15 Biluhu 4.348 4.005 8.353 2.467

16 Asparaga 6.620 6.264 12.884 3.910

17 Talaga Jaya 5.736 5.806 11.542 3.481

18 Bilato 4.778 4.716 9.494 2.874

19 Dungaliyo 8.744 8.740 17.484 5.461

JUMLAH 194.602 193.412 388.014 119.667

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Gorontalo per 31 Desember 2015

2) Jumlah Penduduk Menurut Struktur Usia

Berdasarkan struktur usia, terendah pada struktur usia diatas 74 tahun dengan

persentase 1,28% dan yang tertinggi adalah jumlah penduduk dengan usia 10-14

tahun sebesar 10.54% sebagaimana tabel sebagai berikut:

Tabel 2.12 Penduduk Menurut Struktur Usia

Klasifikasi Umur Laki – Laki Perempuan Jumlah

0 – 4 11.207 10.743 21.950

5 – 9 18.316 17.585 35.901

10 – 14 20.983 19.910 40.893

15 – 19 19.742 19.142 38.884

20 – 24 18.721 18.559 37.280

25 – 29 14.997 14.533 29.530

30 – 34 16.123 15.786 31.909

23

Klasifikasi Umur Laki – Laki Perempuan Jumlah

35 – 39 15.569 15.448 31.017

40 – 44 14.916 14.994 29.910

45 – 49 12.568 12.495 25.063

50 – 54 9.867 10.215 20.082

55 – 59 7.684 7.931 15.615

60 – 64 5.778 5.992 11.770

65 – 69 3.619 4.210 7.829

70 – 74 2.487 2.900 5.387

>= 75 2.024 2.960 4.984

JUMLAH 194.601 193.403 388.014

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Gorontalo per 31 Desember 2015

3) Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan

Penduduk Kabupaten Gorontalo yang bekerja berdasarkan lapangan usaha

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.13 Penduduk yang bekerja berdasarkan lapangan Usaha Tahun 2015

No Pekerjaan Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Belum/Tidak Bekerja 51.233 46.483 97.716

2 Mengurus Rumah Tangga 0 89.964 89.964

3 Pelajar/Mahasiswa 40.285 40.279 80.564

4 Pensiunan 765 884 1.649

5 Pegawai Negeri Sipil 3.504 5.184 8.688

6 Tentara Nasional Indonesia 430 1 431

7 Kepolisian RI 1.204 58 1.262

8 Perdagangan 926 311 1.237

9 Petani/Pekebun 53.187 896 54.083

10 Peternak 43 7 50

11 Nelayan/Perikanan 4.762 11 4.773

12 Industri 92 188 280

13 Konstruksi 57 4 61

14 Transportasi 4.890 14 4.904

15 Karyawan Swasta 4.485 1.417 5.902

16 Karyawan BUMN 145 55 200

17 Karyawan BUMD 44 25 69

18 Karyawan Honorer 1.045 1.780 2.825

19 Buruh Harian Lepas 2.974 29 3.003

20 Buruh Tani/Perkebunan 2.012 46 2.058

21 Buruh Nelayan/Perikanan 67 1 68

22 Buruh Peternakan 11 - 11

23 Pembantu Rumah Tangga 4 94 98

24 Tukang Cukur 11 - 11

24

No Pekerjaan Laki-laki Perempuan Jumlah

25 Tukang Listrik 13 - 13

26 Tukang Batu 826 2 828

27 Tukang Kayu 1.167 - 1.167

28 Tukang Sol Sepatu 8 - 8

29 Tukang Las/Pandai Besi 44 - 44

30 Tukang Jahit 354 225 579

31 Tukang Gigi 3 - 3

32 Penata Rias 28 5 33

33 Penata Busana - - -

34 Penata Rambut 18 9 27

35 Mekanik 353 - 353

36 Seniman 7 1 8

37 Tabib 2 4 6

38 Paraji 4 10 14

39 Perancang Busana - 4 4

40 Penterjemah - - -

41 Imam Mesjid 77 - 77

42 Pendeta 8 - 8

43 Pastor - - -

Sumber Data : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Gorontalo

Tabel di atas menggambarkan bahwa penduduk yang belum bekerja masih

tinggi baik perempuan maupun laki-laki. Sedangkan jumlah terbesar terdapat

pada penduduk bekerja pada lapangan usaha pertanian dan pekebun. Data ini

juga menunjukan bahwa sebagian besar ibu rumah tangga masih melaksanakan

pekerjaan domestic di banding dengan pekerjaan lain yang bersifat profetik.

Berikut ini disampaikan capaian kinerja bidang ketenagakerjaan sebagaimana

uraian berikut:

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

Pada tahun 2014, jumlah penduduk usia kerja (15 tahun ke atas)

Kabupaten Gorontalo pada tahun 2014 adalah sebanyak 262.197 jiwa

dan termasuk angkatan kerja sejumlah 163.076 atau 62,20 persen. Nilai

TPAK sebesar 62,20 memiliki arti bahwa dari 100 orang usia kerja

terdapat sekitar 62 atau 63 orang yang termasuk angkatan kerja.

Pelayanan kepersertaan jaminan sosial para pekerja/buruh (%)

Pada Tahun 2015 dari 5.319 pekerja/buruh yang sudah mengikuti program

Jaminan Sosial Ketenagakerjaan sejumlah 3.211 pekerja/buruh

25

Pencari Kerja Yang Ditempatkan

Pada Tahun 2015 terdapat sejumalh 194 orang pencari kerja yang

ditempatkan dari 818 pencari kerja yang mendaftar

4) Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan.

Jumlah penduduk Kabupaten Gorontalo berdasarkan tingkat pendidikan dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.14 Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah Penduduk

1 Belum Sekolah 34.845 32.741 67.586

2 Tidak Tamat SD 52.223 47.439 99.662

3 Tamat SD 63.239 63.227 126.466

4 SLTP 16.873 18.307 35.180

5 SLTA 22.721 24.124 46.845

6 Dipl I-II 511 1.376 1.887

7 Dipl III 653 1.291 1.944

8 S1 3.160 4.686 7.846

9 S2 347 216 563

10 S3 30 5 35

Jumlah 194.602 193.412 388.014

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Gorontalo

Tabel di atas menunjukan bahwa penduduk dengan kualifikasi tamat SD lebih

tinggi, disbanding dengan tidak tamat dijenjang yang sama. Sementara yang

belum sekolah tergolong tinggi karena ada kelompok umur usian non sekolah

didalamnya.

1.2. Kondisi sumberdaya kelitbangan

1.2.1. Kelembagaan

Satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Badan Penelitiian dan

Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Gorontalo merupakan sebuah SKPD

baru setinglkat eselon II tipe C yang dibentuk oleh Pemerintah Kabupaten

Gorontalo. Sebelumnya BALITBANG merupakan bagian dari Badan Perencanan,

Pembanganunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (BAPPPPEDA)

Kabupaten Gorontalo, namun seiring dengan adanya dinamika pembangunan

yang begitu pesat maka pembentukan BALITBANG Kabupaten Gorontalo

dianggap penting. Satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Badan Penelitiian dan

26

Pengembangan (BALITBANG) Kabupaten Gorontalodibentuk berdasarkan

Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2016 tentang Tentang Pembentukan,

Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Gorontalo dan

diperkuat dengan Peraturan Bupati Gorontalo Nomor Tahun 2016 tentang

Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Unsur-Unsur Organisasi Badan Penelitian

dan Pengembangan Daerah Kabupaten Gorontalo;

A. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi BALITBANGDA

Keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dalam

rangka penyelenggaraan otonomi daerah, tercermin dari keberhasilan

pencapaian tujuan dan sasaran kebijakan daerah.Badan Penelitian dan

Pengembangan Daerah sebagai salah satu lembaga teknis daerah merupakan

pendukung tugas Kepala Daerah dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan

daerah yg bersifat spesifik, mempunyai tugas melakukan kegiatan penelitian,

pengkajian ataupun telaahan akademis untuk menghasilkan rekomendasi bagi

penetapan kebijakan dlm rangka problem solving.

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor Tahun 2016

tentangPedoman Nomenklatur Perangkat Daerah Provinsi dan Daerah

Kabupaten/Kota, pada fungsi penunjang urusan pemerintah bidang Penelitian

dan Pengembangan secara rinci sebagaimana berikut :

1. KELOMPOK BIDANG

a. Kelompok Bidang Fungsi dukungan administrasi kesekretariatan

penelitian dan pengembangan; melaksanakan fungsi:

1) Program dan Kerjasama

2) Keuangan

3) Umum dan Kepegawaian

b. Kelompok Bidang Fungsi Dukungan Penyelenggaraan Tugas dan

Fungsi Pengembangan dan Penelitian Bidang Sosial, Ekonomi dan

Pemerintahan; melaksanakan fungsi:

27

1) penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis, program, dan

anggaran penelitian dan pengembangan di bidang sosial,

ekonomi dan pemerintahan pemerintahan ;

2) penyiapan bahan pelaksanaan penelitian dan pengembangan di

bidang bidang sosial, ekonomi dan pemerintahan

pemerintahan;

3) penyiapan bahan pelaksanaan pengkajian kebijakan di bidang

sosial, ekonomi dan pemerintahan pemerintahan;

4) penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan pelaporan

pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang sosial,

ekonomi dan pemerintahan pemerintahan;

5) penyiapan bahan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan

penelitian dan pengembangan pemerintah daerah di bidang

sosial, ekonomi dan pemerintahan pemerintahan;

6) pengelolaan data kelitbangan dan peraturan, serta

pelaksanaan pengkajian peraturan;

7) fasilitasi pemberian rekomendasi penelitian bagi warga negara

asing untuk diterbitkannya izin penelitian oleh instansi yang

berwenang; dan

8) pelaksanaan administrasi dan tata usaha.

c. Kelompok Bidang Fungsi Dukungan Penyelenggaraan Tugas dan

Fungsi Penelitian dan Pengembangan Bidang Pembangunan,

Inovasi dan Teknologi, melaksanakan fungsi:

1) penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis, program, dan

anggaran penelitian dan pengembangan di bidang

pembangunan, inovasi dan teknologi ;

2) penyiapan bahan pelaksanaan penelitian dan pengembangan di

bidang pembangunan, inovasi dan teknologi ;

3) penyiapan bahan pelaksanaan pengkajian kebijakan di bidang

pembangunan, inovasi dan teknologi ;

28

4) penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan pelaporan

pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang

pembangunan, inovasi dan teknologi ;

5) penyiapan bahan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan

penelitian dan pengembangan pemerintah daerah di bidang

pembangunan, inovasi dan teknologi ;

6) penyiapan bahan koordinasi dan pelaksanaan diseminasi hasil-

hasil kelitbangan ; dan

7) pelaksanaan administrasi dan tata usaha

2. KELOMPOK SUBBIDANG

a. Kelompok Bidang SOSIAL, EKONOMI DAN PEMERINTAHAN, terdiri

dari:

1) Subbidang Sosial, Budaya, Pemberdayaan Masyarakat dan

Desa, mempunyai tugas :

a) melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan dan

fasilitasi serta evaluasi pelaksanaan kegiatan penelitian dan

pengembangan di bidang sosial dan budaya, meliputiaspek-

aspek sosial, pemberdayaan perempuan dan perlindungan

anak, pendidikan, kebudayaan, kepemudaan dan olahraga,

pariwisata,

b) melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan dan

fasilitasi serta evaluasi pelaksanaan kegiatan penelitian dan

pengembangan di bidang pemberdayaan masyarakat dan

desa, meliputiaspek-aspek pemberdayaan masyarakat,

partisipasi masyarakat, transmigrasi, dan tenaga kerja,

penataan kelembagaan desa, ketatalaksanaan desa,

aparatur desa, keuangan dan aset desa, dan Badan Usaha

Milik Desa.

2) Subbidang Ekonomi, mempunyai tugas melakukan penyiapan

bahan perumusan kebijakan dan fasilitasi serta evaluasi

pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan di bidang

29

ekonomi, meliputiaspek-aspekpenanaman modal, koperasi,

usaha kecil dan menengahperindustrian, perdagangan, dan

Badan Usaha Milik Daerah

3) SubbidangPenyelenggaraan Pemerintahan dan Pengkajian

Peraturan, yang melaksanakan tugas :

a) melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan dan

fasilitasi serta evaluasi pelaksanaan kegiatan penelitian dan

pengembangan penyelenggaraan pemerintahan,

meliputiaspek-aspek penyelenggaraan otonomi daerah,

pemerintahan umum, kelembagaan, ketatalaksanaan,

aparatur, keuangan dan aset daerah,reformasi birokrasi,

ketertiban dan ketentraman umum, perlindungan

masyarakat

b) melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan dan

fasilitasi serta evaluasi pelaksanaan kegiatan penelitian dan

pengembangan Pengkajian Peraturan, meliputiaspek-aspek

serta melakukan pengelolaan data kelitbangan dan

peraturan, penyiapan bahan perumusan rekomendasi atas

rencana penetapan peraturan baru dan/atau evaluasi

terhadap pelaksanaan peraturan, fasilitasi dan evaluasi

pelaksanaan kegiatan data dan pengkajian peraturan, serta

fasilitasi pemberian rekomendasi penelitian bagi warga

negara asing untuk diterbitkannya izin penelitian oleh

instansi yang berwenang

b. Kelompok Bidang PEMBANGUNAN, INOVASI DAN TEKNOLOGI, terdiri

dari:

1) SubbidangSumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup,

mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan

kebijakan dan fasilitasi serta evaluasi pelaksanaan kegiatan

penelitian dan pengembangan di bidang sumber daya alam dan

lingkungan hidup, meliputiaspek-aspek pangan, pertanian,

30

kelautan dan perikanan, energi dan sumber daya mineral,

lingkungan hidup, kehutanan, dan perkebunan.

2) Subbidang Pengembangan Wilayah, Fisik dan Prasarana,

mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan

kebijakan dan fasilitasi serta evaluasi pelaksanaan kegiatan

penelitian dan pengembangan di bidang pengembangan wilayah,

fisik dan prasarana, meliputiaspek-aspekpekerjaan umum,

perhubungan, perumahan dan kawasan permukiman, penataan

ruang, dan pertanahan, serta komunikasi dan informatika.

3) SubbidangInovasi dan Teknologi, mempunyai tugas :

a) melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan dan

fasilitasi serta evaluasi pelaksanaan kegiatan penelitian,

pengembangan, dan perekayasaan di bidang teknologidan

inovasi

b) melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan dan

fasilitasi serta evaluasi pelaksanaan kegiatan uji coba dan

penerapan rancang bangun/model replikasi dan invensi di

bidang difusi inovasi dan penerapan teknologi

melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan terkait jenis,

prosedur dan metode penyelenggaraan pemerintahan daerah yang

bersifat inovatif, penyiapan dan pelaksanaan sosialisasi dan

diseminasi hasil-hasil kelitbangan, sertafasilitasi Hak Kekayaan

Intelektual

1.2.2. Sumberdaya manusia kelitbangan

Harus diakui bahwa tantangan terbesar yang dihadapi oleh

Badan Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Gorontalo Utara

adalah ketersediaan sumberdaya. Jumlah keseluruhan personil

Badan Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Gorontalo

adalah 43 orang yang terdiri 39 PNS dan 4 orang tenaga kontrak.

Meskipun berstatus sebagai Badan Penelitian dan Pengembangan

namun hingga saat ini belum terdapat tenaga fungsional peneliti

31

yang bekerja di Badan Penelitian dan Pengembangan Kabupaten

Gorontalo. Tingkat pendidikan di Badan Penelitian dan

Pengembangan umumnya di dominasi sarjana dan terdapat 6

orang PNS di Badan Penelitian dan Pengembangan mempunyai

pendidikan pasca sarjana dimana satu diantaranya

berpendidikan S3. Dari sisi kepangkatan terdapat 2 orang

berpangkat pembina

1.2.3. Pendanaan kelitbangan

Program RIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kabupaten

Gorontalo akan ditopang oleh berbagai sumber dana yangberasal

dari:

1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Mewujudkan riset berlandaskan road map topik yaitu riset

aktual, riset strategis, riset evaluasi kebijakan dan riset

unggulan dan risetinovasi dan rekayasa teknologi (model,

prototipe, sistem). Topik riset Badan Penelitian dan

Pengembangan tidak hanya berkepentingan untuk

pemerintah kabupaten Gorontalo, namun diarahkan dapat

mampu berkontribusi dalam pengambilan keputusan skala

regional dan nasional

2. Dana Jaringan Penelitian (JARLIT) kerjasama dengan Badan

Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia. Dana riset ini merupakan

dana hibah dari Badan Penelitian dan Pengembangan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

yang ditujukan untuk meningkatkan kapasita para peneliti

yang ada didaerah baik yang berasal dari perguruan tinggi

maupun berasal dari Badan Penelitian dan Pengembangan

Kabupaten Gorontalo. Dana JARLIT ini telah bergulir sejak

32

tahun 2013 dan pada awalnya berada di BAPPEDA Kabupaten

Gorontalo. Setelah Badan Penelitian dan Pengembangan

terbentuk maka kerjasama JARLIT dialihkan ke Badan

Penelitian dan Pengembangan

3. Dana riset kerjasama yang berasal dari beberapa

Kementerian dan Lembaga. Dana riset kerjasama merupakan

dana riset yang berasal dari dana APBN yang disalurkan

melalui mekanisme tertentu dalam rangka mewujudkan riset

berlandaskan topik riset unggulan dan riset nasional

yangtercantum pada RIP Badan Penelitian dan

Pengembangan Kabupaten Gorontalo

1.3. Potensi dan permasalahan

Beberapa potensi dan permasalahan yang bersifat internal yang

dimiliki oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kabupaten

Gorontalo adalah sebegai berikut

1. Potensi

a. Adanya dukungan dari pemerintah Kabupaten Gorontalo

b. Adanya dukungan dari Kementerian Dalam Negeri

c. Adanya dukungan dari perguruan tinggi melalui majelis

pertimbangan dimana anggota majelis pertimbangan berasal dari

perguruan tinggi lokal

d. Beberapa ASN di Badan Penelitian dan Pengembangan mempunyai

pengalaman riset baik yang berskala lokal, nasional maupun

internasional

e. Mulai berkembangnya minat penelitian di kalangan aparat

pemerintah daerah

2. Permasalahan

a. Pendanaan yang relatif kecil dibandingkan dengan SKPD lain

b. SDM peneliti yang kurang memadai

c. Sarana dan prasarana penelitian masih minim

33

d. Belum terbangunnya sinergitas penelitian antara Badan Penelitian

dan Pengembangan dengan lembaga-lembaga penelitian di luar

Badan Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Gorontalo

e. Rencana penelitian belum sistematis, masih terkesan bersifat

reaktif

f. Belum terdesiminasinya hasil-hasil penelitian secara luas

1.4. Peluang dan tantangan

Adapun tantangan dan peluang pengembangan pelayanan Badan

Penelitian dan Pengembangan Daerah (BALITBANGDA) Kabupaten Gorontalo

Tahun 2016-2021, ke depan adalah :

1. Tantangan Pengembangan Pelayanan SKPD

a. Meningkatnya kebutuhan teknologi untuk industri dan masyarakat;

b. Meningkatnya daya saing daerah dan nasional;

c. Lemahnya daya dukung IPTEK serta rendahnya kemampuan absorpsi

UKM/IKM;

d. Persepsi terhadap manfaat penelitian dan pengembangan belum

sepenuhya menggambarkan kondisi yang diharapkan.

e. Masih adanya persepsi bahwa Badan Penelitian dan Pengembangan

menyiapkan dana bagi peneliti yang berasal dari luar Badan

Penelitian dan Pengembangan

2. Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD

a. Tumbuhkembangnya inovasi dalam penyelenggaraan pemerintahan

daerah;

b. Penerapan otonomi daerah dan era globalisasi yang menuntut

diperlukannya hasil-hasil penelitian dan pengembangan sebagai

bahan perumusan kebijakan daerah.

c. Kesadaran perlunya LITBANG dalam menentukan kebijakan daerah

dan dalam pengembangan potensi daerah.

d. Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM peneliti oleh pihak terkait

34

BAB. III. ARAH KEBIJAKAN KELITBANGAN

3.4. Arah Kebijakan Pembangunan Daerah

3.4.1. Arah kebijakan dan strategi jangka panjang pembangunan

daerah

Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

(RPJPD) dan disesuiakan dengan kaidah-kaidah pembangunan di

daerah maka sasaran pokok dan arah kebijakan pembangunan jangka

panjang Kabupaten Gorontalo tahun 2011-2025 sebagai berikut :

1. Mewujudkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan daya saing

dan pemerataan pembangunan yang berkeadilan

Sasaran Pokok :

1) Terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas bagi

seluruh masyarakat dan pembangunan yang menyentuh ke

seluruh pelosok daerah untuk mengurangi kesenjangan antar

wilayah.

Indikator :

- Pertumbuhan ekonomi

- Produk domestik regional bruto (PDRBA)

- Angka kemiskinan

- Angka pengangguran

- Ketersediaan sarana prasarana umum yang memadai

Arah kebijakan :

- Melaksanakan pembangunan pada seluruh sektor untuk

meningkatkan produktivitas daerah

- Meningkatkan sumber-sumber pendapatan daerah untuk

secara bertahap menguragi ketergantungan pembiayaan

pada pemerintah

- Menumbuhkembangkan produktivitas tenaga kerja melalui

sistem hubungan kemitraan usaha dengan pelaku ekonomi

35

yang kuat agar tercipta lapangan kerja dan kesempatan

kerja dalam mendorong pendapatan masyarakat yang

berimbang

- Menciptakan iklim yang kondusif bagi kegiatan investasi

daerah melalui penyederhanaan sistem dan regulasi daerah,

efisiensi alur birokrasi dan pungutan daerah

- Meningkatkan keberdayaan masyarakat miskin dalam

memenuhi kebutuhan social ekonominya

- Meningkatkan keberpihakan anggaran daerah untuk

dialokasikan pada program-program yang berkaitan langsung

maupun tidak langsung dengan penanggulangan kemiskinan

dan pengangguran

- Pembangunan infrastruktur yang memadai untuk menunjang

seluruh aktivitas masayarakat

- Mengurangi kesenjangan infrastruktur antar kawasan yang

terjadi melalui penyediaan infrastruktur daerah yang

memadai meliputi peningkatan jalan dan jembatan,

jaringan air bersih dan pemeliharaan irigasi

2) Terwujudnya peningkatan kualitas kehidupan masyarakat dan

kesetaraan gender

Indikator :

- Derajat pendidikan dan kesehatan masyarakat

- Tingkat pendapatan masyarakat

- Tingkat partisipasi perempuan dalam pengambilan kebijakan

politik, pemerintahan dan pembangunan daerah

Arah kebijakan :

- Peningkatan akses pelayanan kesehatan yang merata,

berkualitas, terjangkau dan berkelanjutan serta

memperbaiki pelayanan sistem rujukan

36

- Pembangunan dan peningkatan infrastruktur prasarana

pelayanan kesehatan berbasis sektoral dan masyarakat

- Pelibatan masyarakat dan swasta terhadap pembiayaan

kesehatan yang mengedepankan aspek promosi dan

pencegahan penyakit tanpa mengabaikan upaya kuratif dan

rehabilitatif

- Pemenuhan sumber daya kesehatan secara proporsional

berbasis kompetensi profesi

- Meningkatkan ketersediaan dan keterjangkauan layanan

pendidikan

- Meningkatkan kualitas dan relevansi layanan pendidikan

- Meningkatkan kesetaraan dan keterjaminan dalam

memperoleh layanan pendidikan

- Meningkatkan kualitas dan mutu tenaga kependidikan

- Pengembangan mutu kurikulum pembelajaran sebagai upaya

dalam rangka meningkatkan daya saing sumber daya

manusia

- Memperluas kesempatan berusaha dan bekerja bagi seluruh

masyarakat

- Dukungan kebijakan fiskal bagi upaya-upaya peningkatan

perekonomian masyarakat

- Meningkatkan kualitas hidup perempuan baik dibidang

pendikan dan kesehatan, serta peningkatan pemahaman

akan hak-hak perempuan dalam pemerintahan.

2. Mewujudkan pembangunan berkelanjutan dengan menjaga

keseimbangan fungsi dan daya dukung lingkungan

Sasaran Pokok :

1) Terwujudnya kelestarian sumber daya alam dan lingkungan

hidup

37

Indikator :

- Tersedianya sanitasi dasar yang memadai

- Tingkat penanganan pencemaran, kerusakan lingkungan dan

bencana alam.

- Keserasian aktifitas pembangunan dengan daya topang atau

daya dukung lingkungan

- Tersedianya dokumen RTRW daerah

Arah kebijakan :

- Mengembangkan system pengelolaan sumber daya alam dan

lingkungan melalui teknologi yang ramah lingkungan

- Memulihkan dan mengendalikan pencemaran lingkungan

untuk mengembalikan ekosistem sesuai fungsinya, menjamin

tersedianya sanitasi dasar yang memadai

- Meningkatkan kesadaran dan peran aktif masyarakat dalam

menjaga kelestarian lingkungan

- Melaksanakan pembangunan sesuai konsep perencanaan tata

ruang

3.4.2. Visi dan misi

Visi dan misi yang dibangun oleh Badan Penelitian dan

Pengembangan mengacu pada visi dan misi kepala daerah

yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD) Kabupaten Gorontalo 2016-2021 yang berbunyi

sebagai berikut:

“TERWUJUDNYA KABUPATEN GORONTALO GEMILANG

MENUJU MASYARAKAT MADANI”

Arah kebijakan pembangunan Kabupaten Gorontalo lima

tahun kedepan difokuskan pada perwujudan visi di atas. Arah

38

Kebijakan pembangunan Kabupaten Gorontalo merupakan

penjabaran dari arah kebijakan Rencana Jangka Panjang

Daerah (RPJPD) Kabupaten Gorontalo 2005 – 2025 dengan

memperhatikan arah kebijakan pembangunan Provinsi

Gorontalo yang tertuang dalam RPJMD Provinsi Gorontalo 2012

– 2017 dan arah kebijakan nasional dalam RPJMN 2014-2019

serta memperhatikan dan mempertimbangkan potensi

sumberdaya di daerah.

Visi, misi, tujuan, dan sasaran yang telah disampaikan

pada bab sebelumnya didetailkan secara sistematis melalui

rumusan strategi dan arah kebijakan. Strategi dan arah

kebijakan dikelompokan berdasarkan misi sebagaimana

terlihat pada Tabelberikut ini :

Tabel 3.1. Strategi dan Arah Kebijakan RPJMD Kabupaten Gorontalo Tahun 2016 – 2021

VISI: TERWUJUDNYA KABUPATEN GORONTALO GEMILANG MENUJU MASYARAKAT MADANI

MISI 1 : MENCIPTAKAN SUMBERDAYA MANUSIA CERDAS, SEHAT DAN BERKARAKTER

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

Terciptanya SDM cerdas dan Sehat

Terpenuhinya Layanan Pendidikan Dasar berkualitas

Memfokuskan pemenuhan standar layanan minimal pendidikan Dasar

Pemenuhan 14 indikator SPM Pelayanan Pendidikan Dasar Kabupaten

Peningkatan Angka Partisipasi Pra Sekolah

Peningkatan Angka Rata-Rata lama sekolah

Meningkatkan standar kualitas pendidikan

Peningkatan Jaminan Mutu Eksternal Sekolah (Peringkat Akreditasi)

Peningkatan Jaminan mutu

manajemen sekolah melalui sertifikasi ISO

Peningkatan jumlah Siswa/Peserta Didik Berpretasi

Nasional

Pencapaian Indeks Integritas UAN SD/MI/SMP/MI yang tinggi

Pemenuhan layanan

pendidikan Dasar berkelanjutan

Penurunan Angka Putus Sekolah

(APS) SD/MI

Penurunan Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs

Peningkatan Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs

Peningkatan Angka Melanjutkan

39

(AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA

Terpenuhinya Layanan Kesehatan berkualitas

Pemenuhan layanan Kesehatan yang berkualitas, berkelanjutan, responsif, terjangkau, dan berkeadilan

Pemenuhan 16 indikator SPM Kesehatan Kabupaten

Pemenuhan indikator SPM Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah

Penurunan Cakupan Balita Gizi Buruk

Peningkatan Cakupan Kepesertaan Jaminan Kesehatan

Peningkatan Akreditasi Puskesmas

Penurunan Prevalensi Stunting Pada Anak di Bawah 2 Tahun

Penurunan Angka Kematian Bayi

Penurunan Angka Kematian Ibu

Terciptanya SDM yang berkarakter kompetetitif

Terbinanya tenaga kerja produktif

Meningkatkan kualitas tenaga kerja

Peningkatan Partisipasi angkatan kerja

Peningkatanserapan tenaga kerja yang berasal dari kategori Pengangguran Terbuka

Penyediaan Lapangan kerja bagi Pencari kerja

Pemenuhan permintaan Tenaga

kerja terampil dari luar daerah

Terbinanya wirausahawan muda mandiri

Mengembangkan jiwa kewirausahaan pada kalangan generasi

muda

Pencapaian target penambahan jumlah Wirausahawan muda baru

Peningkatan jumlah UMKM Aktif dengan pelaku utama berasal dari kalangan muda

Terbentuknya

pemuda berprestasi

Mendorong

pembinaan atlit dengan fokus kecabangan unggulan

Penciptaan atlit Berpretasi

Nasional

Mendorong pembinaan pemuda bertalenta untuk meraih prestasi nasional

Pembinaan Pemuda Berpretasi Nasional

Terwadahinya kreativitas dan inovasi masyarakat

Mendorong terbentuknya sistem inovasi daerah

Pengembangan produk-produk inovasi daerah

Pengembanganproduk-produk kreativitas daerah

Pengembangan Produk-Produk Teknologi Tepat Guna

Terbentuknya zona satelite pendidikan

Mengembangkan Limboto dan

sekitarnya sebagai kawasan satelite pendidikan di Propinsi Gorontalo

Pencapaian Rasio Ideal ASN Berpendidikan S2 dengan S3

Peningkatan kompetensi ASN melalui proses-proses sertifikasi Keahlian

Peningkatan jumlah penduduk yang berpendidikan S1, S2, dan S3 pada bidang ilmu unggulan dan prioritas

Penerapan Implementasi Hasil-

40

Hasil Riset dalam program pemerintah daerah

Peningkatan Indeks literasi

perpustakaan

Fasilitasi Lembaga-lembaga pendidikan sebagai bagian upaya Pemerintah daerah dalam

meningkatkan SDM

Peningkatan transfer pengetahuan dan teknologi antara Pemerintah Daerah

dengan Perguruan Tinggi

Penguatan pengelolaan Laboratorium Pemerintah Daerah agar dapat

dimanfaatkan oleh Dunia Usaha, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat

Terbinanya seni

budaya lokal

Mendorong penguatan

nilai-nilai karakter melalui pendidikan formal

Penguatan nilai-nilai toleran,

akhlak mulia, moral, etika dan tetap te jagannya semangat gotong royong

Pengelolaan warisan budaya

lokal

Meningkatkan apresiasi seni dan karya budaya

Pengembangan Kelompok seni budaya yang dapat perform di event nasional untuk

memperkenalkan budaya lokal Gorontalo

Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan di Kabupaten

Gorontalo

MISI 2 : MENYELENGGARAKAN PEMERINTAHAN YANG HARMONIS, BERSIH, DAN DINAMIS

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

Terbangunya sinergisitas antar institusi pemerintahan

Terbangunya sinergi antara eksekutif dan legislatif dalam pembentukan regulasi

Meningkatkan harmonisasi eksekutif dan legislatif dalam penyelenggaraan pemerintahan

Peningkatan produktivitas legislatif dalam melahirkan regulasi daerah

Optimalisasi fasilitasi pemerintah daerah terhadap peran-peran legislatif

Penciptaan atmosfir kerja yang kondusif dan nyaman bagi proses-proses legislasi daerah (Pembangunan Kantor DPRD Baru)

Meningkatkan efektifitas penegakkan Peraturan Daerah dan produk hukum daerah lainya

Optimalisasi penegakan Perda yang telah diundang-undangkan

Optimalisasi analisis dampak pemberlakuan perda dan produk hukum daerah lainya secara berkelanjutan

Optimalisasi proses-proses review terhadap Perda dan Produk Hukum daerah lainya

41

Meningkatkan efektivitas regulasi

Peningkatan peran Tim Pengawalan, Pengamanan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah (TP4D) dalam perumusan dan pelaksanaan regulasi

Deregulasi terhadap produk hukum daerah yang dinilai tidak sesuai

Meningkatnya koordinasi pemerintah daerah dengan pemerintah pusat

dan provinsi

Mendorong penguatan hubungan Pemerintah Daerah dengan Provinsi

dan Pusat

Penyelarasan dan sinkronisasi prioritas pembangunan kabupaten terhadap prioritas nasional

Penyelarasan dan

sinkronisasi prioritas pembangunan kabupaten terhadap prioritas provinsi

Terciptanya tatakelola pemerintahan yang baik

Terwujudnya Konsistensi Perencanaan Pembangunan

Mendorong terwujudnya sistem perencanaan pembangunan daerah yang terpadu, selaras dan konsisten

Peningkatan Keselarasan RKPD terhadap RPJMD

Peningkatan Keselarasan APBD terhadap RKPD

Peningkatan Keselarasan DPA terhadap Renja SKPD

Peningkatan Capaian Indikator RPJMD

Optimalisasi akomodasi APBD ter hadap Usulan-Usulan Musrenbang

Terselenggaranya Kinerja Pengelolaan

Keuangan Daerah yang transparan

Meningkatkan capaian kinerja pengelolaan

keuangan daerah yang transparan

Terus mempertahankan Opini Laporan Keuangan Pemda WTP

Peningkatan Rasio Kemandirian Keuangan Daerah (Rasio PAD : APBD)

Peningkatan Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah

Peningkatan Rasio Efisiensi Pendapatan Asli Daerah

Peningkatan angka Rasio Aktivitas

Penurunanangka Rasio Ketergantungan

Memproporsionalkan Rasio Pertumbuhan (Growth Ratio) (Pendapatan, Aset, Utang, Ekuitas, Belanja, Surplus/Defisit, SiLPA & SiKPA)

Peningkatan Rasio Belanja Modal Terhadap Total Belanja Daerah

42

Terbentuknya Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah berintegritas

Mendorong terbenrtuknya Sistem Akuntabilitas Kinerja

Pemerintah Daerah yang berintegritas

Peningkatan perolehan Nilai AKIP Kabupaten Gorontalo

Peningkatan perolehan Nilai LPPD Kabupaten Gorontalo

Pencapaian Indeks Persepsi

Korupsi pada kategori baik

Optimalisasi Pengembalian TGR

Tercapainya pelayanan publik yang berkualitas

Mendorong pencapaian Reformasi Birokrasi menuju layanan publik berkualitas

Penguatan SKPD dalam Melaksanakan Survei atas Indek Kepuasan Masyarakat

Optimalisasi SKPD dalam memanfaatkan data kependudukan untuk perencanaan dan penganggaran

Pemantapan SKPD dalam pelaksanaan Standar Prosedur Layanan

Penerapan proses perekrutan Jabatan melalui Job Bidding dan melembagakan Asessment

Centre di Badan Kepegawaian

Peningkatan jumlah SKPD yang menerapkan jaminan mutu layanan (Sertifikasi,Akreditasi, ISO:9001)

Terciptanya pemerintahan yang adaptif terhadap perubahan

Terselenggaranya manajemen perubahan dalam pemerintahan

Meningkatkan penatakelolaan perubahan berdasarkan azas kepatuhan

Ratifikasi regulasi national kedalam regulasi lokal Pemerintah Daerah

Penyelenggaraan Riset dan Evaluasi pengembangan potensi daerah dan kebijakan Pemerintah Daerah

Terlaksananya e government (Stepping Stone

menuju Digital Government)

Mendorong pengembangan e-Government

sebagai modal transformasi ke digital Government

Penerapan aplikasi dan Sistim Informasi dalam pelayanan pada SKPD

Pengitegrasian Sistim-Sistim informasi SKPD

Pengembangan data digital pada SKPD

Penguatan penguasaan IT bagi Kalangan ASN (SKPD)

MISI 3 :MENGOPTIMALKAN SUMBER DAYA ALAM MENUJU KEMANDIRIAN

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

Meningkatnya kondisi ekonomi wilayah

Peningkatan Ekonomi Wilayah yang berkualitas

Meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah

Peningkatanpertumbuhan ekonomi dengan titik tekan pada aspek keseimbangan

43

yang berkualitas

rasio antara kapital dengan output dihasilkan, dan aspek efektivitas penyerapan tenaga kerja

Pengendalian inflasi baik di tingkat perkotaan maupun di tingkat pedesaan baik dari sisi kebijakan fiskal maupun kebijakan riil pemda

Peningkatan pendapatan perkapita masyarakat

Pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Kabupaten Gorontalo

Penurunan kesenjangan pembangunan antar kecamatan baik di Ibukota Kabupaten maupun kecamatan terjauh

Pembentukan Central Bussines Distric, pemukiman dan ekonomi kreatif untuk Telaga, Telaga Biru, Tilango

Mengurangi tingkat kesenjangan antara wilayah perdesaan dan perkotaan

Mendorong percepatan pembangunan desa dan kawasan perdesaan

Penguatan dan optimalisasi penyelenggaraan Pembangunan di Desa untuk mencapai kesejahteraan masyarakat setempat

Berkembangnya sektorsektor unggulan daerah

Peningkatan Produksi dan Produktivitas

Pertanian Terpadu

Meningkatkan Produksi dan Produktivitas

Pertanian Terpadu

Pengembangan wilayah Boliyohuto CS sebagai pusat pertanian dan agroindustri

Pengendalian volatilitas harga pertanian untuk meningkatkan indeks harga diterima petani

Peningkatan Produksi dan Produktivitas tanaman Padi

Peningkatan Produksi dan Produktivitas tanaman Jagung

Rehabilitasi lahan-lahan non produktif ke fungsi budidaya pertanian

Peningkatan Produksi dan Produktivitas tanaman Perkebunan

Peningkatan Produktivitas tanaman Hortikultura

Pengembangan wilayah Batuda'a CS sebagai pusat

peternakan dan perikanan

Peningkatan Rasio Populasi Ternak Ruminansia dan

44

Penduduk

Peningkatan Rasio Populasi Ternak Unggas dan Penduduk

Peningkatan Produksi Perikanan

Peningkatan Rasio Penyuluh Pertanian terhadap Komoditi dan Jumlah Desa/Kelurahan

Ketersediaan Insentif bagi petani

Penyediaan Insentif Bagi Petani

Pembangunan jalan usaha tani untuk mengakses lokasi pertanian

Peningkatan cakupan lahan pertanian yang teraliri oleh irigasi

Fasilitasi Kepesertaan Petani dan ternak pada asuransi

Menguatnya Ketahanan Pangan Daerah

Menjamin ketersediaan, keterjangkauan dan kelembagaan pangan

Meningkatnya ketersediaan, keterjangkauan dan kelembagaan pangan

Peningkatan Produksi Pangan Strategis

Pengembangan Zona Distribusi Pangan

Peningkatan Skor Pola Pangan Harapan

Peningkatan Cadangan Pangan

Pemerintah daerah dan Cadangan Pangan Masyarakat

Pelaksanaan Analisa Neraca Bahan Makanan

Pembukaan akses seluas-luasnya KK misikin rawan pangan terhadap bahan pangan

Optimalisasi saluran distribusi Cadangan Pangan Pemerintah ke wilayah kategori rawan pangan

Pemberian subsidi pada Komoditi Pangan yang mengalami volatilitas harga

Pembinaan Poktan dan Gapoktan Pengolah Cadangan

Pangan

Pembentukan Lumbung-Lumbung Pangan

Pelestarian Pangan Lokal

Pelestarian Pangan Lokal

Pengembangan budidaya Komoditas tanaman pangan lokal dibudidaya

Optimalisasi upaya-upaya pengelolaan Jenis pangan lokal

Pelaksanaan promosi panganan lokal sebagai bagian

45

integral dari wisata kuliner

Kuatnya Daya Dukung Infrastruktur Wilayah

Revitalisasi Jalan, jembatan dan sungai

Meningkatkan kualitas jalan, jembatan dan sungai sesuai perkembangan wilayah dan tata ruang

Pemeliharaan berkelanjutan pada jalan kabupaten

Perbaikan secara intensi jembatan rusak

Pelaksanaan Normalisasi sungai dan Penguatan Tebing

Pembangunan irigasi baru sesuai kebutuhan dan memelihara irigasi terbangun

Ketersediaan sarana air bersih dan minum

Meningkatkan kualitas infrastruktur jaringan air bersih

dan air minum yang memadai

Peningkatan akses jaringan airbersih pada KK sasaran

Ketercapaian perumahan dan sanitasi yang baik

Meningkatkan kualitas prasarana dan sarana dasar perumahan dan permukiman

Penurunan Jumlah Lokasi Pemukiman Kumuh

Peningkatan cakupan rumah layak huni

Peningkatan cakupan Rumah Tangga dengan sanitasi yang layak

Meningkatnya kuantitas dan kualitas Rencana Tata Ruang

Meningkatkan pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang

Penataan, pengelolaan dan pemanfaatan ruang yang efisien dan berkeadilan serta ramah lingkungan

Penjabaran Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten ke dalam Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Optimalisasi upaya pengendalian, evaluasi dan penegakan aturan untuk menjamin kesesuaian pemanfaatan ruang yang telah disusun

Penerapan sistem informasi penataan ruang yang terintegrasi

Ketersediaan Bangunan dan Gedung Representatif

Meningkatkan kuantitas dan kualitas bangunan dan gedung untuk meningkatkan pelayanan masyarakat

Penyediaan Bangunan pemerintah yang representatif

Pembangunan Fasilitas-Fasilitas publik

MISI 4. MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN BERBASIS KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN HIDUP

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

Integrasi kependudukan

Penurunan angka kemiskinan

Meningkatkan kualitas hidup

Peningkatan kesejahteraan dan kemandirian PMKS

46

dengan kebijakan pembangunan

masyarakat miskin melalui perlindungan, pemberdayaan, kemitraan dan

partisipasi sosial

Pemenuhan akses layanan dasar pendidikan, kesehatan, perumahan, air bersih dan sanitasi yang berkualitas dan terjangkau,

serta ketersediaan pangan dan gizi

Penanggulangan kemiskinan bersasaran rumah tangga/keluarga, komunitas dan usaha mikro dan kecil

Peningkatan ketahanan ekonomi masyarakat desa

Penyediaan data base secara terpadu dalam pelayanan data kemiskinan dan data PMKS

Peningkatanupaya kerjasama dan sinergitas dengan instansi terkait dalam penanganan masalah sosial

Pembukaan peluang usaha

ekonomi produktif bagi penduduk kurang mampu dan rentan

Peningkatan investasi padat pekerja

Peningkatan profesionalisme pelayanan sosial yang berbasis pekerjaan sosial baik yang dilaksanakan oleh pemerintah, masyarakat dan dunia usaha terhadap penyandang masalah kesejahteraan sosial

Pengendalian Penduduk

Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan KB yang

merata disetiap wilayah dan kelompok masyarakat

Penguatan dan pemaduan kebijakan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang

merata dan berkualitas

Penyediaan sarana dan prasarana serta jaminan ketersediaan alat dan obat kontrasepsi yang memadai di setiap fasilitas kesehatan KB dan kesehatan reproduksi serta jejaring pelayanan

Peningkatan jumlah dan penguatan kapasitas tenaga lapangan KB dan tenaga

47

kesehatan pelayanan KB serta serta penguatan lembaga di tingkat masyarakat

Peningkatan pengetahuan

dan pemahaman kesehatan reproduksi bagi remaja melalui pendidikan, advokasi dan sosialisasi

Pengarustamaan Gender dan Perlindungan anak

Meningkatkan kualitas hidup dan peran perempuan dan anak di berbagai bidang pembangunan

Peningkatan pemahaman dan komitmen para pelaku pembangunan tentang pentingnya pengintegrasian perspektif gender dalam berbagai tahapan, proses, dan bidang pembangunan,

Penerapan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender (PPRG) di berbagai bidang pembangunan

Penguatan kapasitas kelembagaan perlindungan

perempuan dan anak

Meningkatnya ketersediaan dankualitas data dan informasi kependudukan

Meningkatkan upaya penataan dan fasilitasi administrasi kependudukan

Peningkatan cakupan pelayanan administrasi kependudukan

Peningkatan sosialisasi pentingnya dokumen bukti kewarganegaraan bagi seluruh penduduk

Peningkatan kapasitas SDM pengelola data dan informasi kependudukan

Peningkatan diseminasi, aksesibilitas pemanfaatan data dan informasi kependudukan bagi pemangku kebijakan untuk perencanaan pembangunan

Penciptaan Lingkungan yang Lestari

Peningkatan kualitas baku lingkungan hidup

Meningkatkan kuantitas dan kualitas sumberdaya alam secara berkelanjutan melalui upaya penataan, rehabilitasi, konservasi dan pelibatan peran serta masyarakat.

Pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan hidup dengan memperhatikan kelestarian dan fungsi lingkungan

Penataan Ruang Terbuka Hijau

Optimalisasi kinerja pengelolaan persampahan

Penurunan tingkat Meningkatkan Penguatan kapasitas

48

kerentanan bencana

kapasitas pemerintah daerah dan masyarakat dalam penanggulangan

bencana

kelembagaan dan aparatur penanggulangan bencana di daerah.

Peningkatan upaya sosialisasi dan diseminasi

pengurangan resiko bencana kepada masyarakat baik melalui media cetak, radio

Penerapan upaya mitigasi bencana yang berbasis kearifan lokal yang dimiliki masyarakat

Penyediaan dokumen masterplan pencegahan dan penanggulangan bencana

Penyediaan infrastruktur mitigasi dan kesiapsiaga (shelter/tempat evakuasi sementara, jalur evakuasi dan rambu-rambu evakuasi) menghadapi bencana, yang difokuskan pada

kawasan rawan dan risiko tinggi bencana.

MISI 5. MELAKUKAN KERJASAMA GLOBAL UNTUK PEMBANGUNAN DAERAH

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

Meningkatnya kemiteraan bersama yang mendorong

percepatan pembangunan daerah

Telaksananya Kemiteraan dengan Lembaga Pemerintahan dan

Lembaga Non Departemen

Pembentukan Protokol Kerjasama antar lembaga pemerintahan dan

lembaga non departemen serta Pemerintah daerah lainya

Pelaksanaan Kerjasama yang erat dengan Lembaga Kementerian dan Non Departemen

Optinmalisasi Kerja sama Kementerian dan Non Departemen dalam kerangka singkronisasi dan harmonisasi

program

Pelaksanaan Inisiasi Kerjasama Antar Daerah

Optinmalisasi MOU/MOA antar

daerah

Peningkatan kontribusi sektor swasta dan

lembaga donor terhadap pembangunan daerah

Pembentukan Protokol Kerjasama Pemda dengan Pihak

Luar Negeri

Pelaksanaan inisiasi Kerjasama Luar Negeri dengan penekanan pada nilai manfaat bagi pemda

dan masyarakat Kabupaten Gorontalo

Optinmalisasi Kerjasama/MOU lembaga donor yang telah di

tandatangani melalui pelaksanaan rencana-rencana aksi

Optimalisasi

pertumbuhan invenstasi dan export

Peningkatan Pertumbuhan nilai

investasi baik PMA maupun PMDN

Optimalisasi pengumpulan dan

49

komoditi serta pemanfaatan CSR

pemanfaatan anggaran CSR untuk membiayai pembangunan daerah

Peningkatan jumlah Komoditi Export

3.5. Arah kebijakan dan strategi kelitbangan daerah

3.5.1. Arah kebijakan

Kebijakan dalam RIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kabupaten

Gorontalo adalah serangkaian kebijakan yang akan ditempuh oleh Badan

Penelitian dan Pengembangan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang

selaras dengan strategi dan kebijakan daerah serta rencana program prioritas

dalam RPJMD. Kebijakan yang tertuang dalam RIPBadan Penelitian dan

Pengembangan menunjukkan bagaimana cara Badan Penelitian dan

Pengembangan mencapai tujuan, sasaran RIP, dan target kinerja hasil

(outcome) program prioritas RPJMD.

Rumusan kebijakan yang akan dilaksanakan oleh Badan Penelitian dan

Pengembangan Daerah Kabupaten Gorontalo selama Tahun 2016 – 2021,

adalah sebagaimana terinci dalam tabel berikut :

Tabel 3.2. Kebijakan BALITBANGDA Kabupaten GorontaloTahun 2016-2021

Tujuan Sasaran Kebijakan

1 2 4

a. Meningkatkan

kapasitas kelembagaan penelitian dan pengembangan

daerah

b. Meningkatnya

kapasitas kelembagaan penelitian dan pengembangan

daerah

Peningkatan jumlah SDM aparatur yang

bersertifikasi peneliti

Pembentukan kelompok jabatan fungsional peneliti

Penguatan peran dan fungsi lembaga

Dewan Riset Daerah

Peningkatan sarana dan prasarana penunjang

penelitian dan pengembangan

1.2 Tersedianya hasil penelitian, pengembangan dan inovasi daerah yang

implementatif

Optmalisasi diseminasi hasil penelitian, pengembangan dan inovasi daerah

Penerapan rekomendasi penelitian,pengembangan dan inovasi

daerah dalam penerapan kebijakan daerah

Pengembangan produk-produk inovasi daerah

50

Pengembanganproduk-produk kreativitas daerah

Pengembangan Produk-Produk Teknologi Tepat Guna

Pembangunan dan pengembangan database penelitian dan pengembangan

Penyebarluasan hasil penelitian dan pengembangan IPTEK

2. Mengembangkan

IPTEK/teknologi terapan yang mendukung daya saing sektor produksi

yang berbasis pada karakteristik dan potensi lokal

Tersedianya teknologi

terapan yang dapat dimanfaatkan masyarakat/ pelaku usaha

Penerapan teknologi tepat guna yang

dapat dimanfaatkan masyarakat/pelaku usaha

Optimalisasi transfer iptek bagi masyarakat/ pemangku kebijakan

Penyediaan demplot penelitian dan pengembangan IPTEK

3. Mewujudkan sinergi penyelenggaraan

penelitian dan pengembangan serta SIDA

Terlaksananya kerjasama penyelenggaraan

penelitian, pengembangan dan SIDA

Fasilitasi Lembaga-lembaga pendidikan sebagai bagian upaya Pemerintah

daerah dalam meningkatkan SDM

Peningkatan transfer pengetahuan dan teknologi antara Pemerintah Daerah dengan Perguruan Tinggi

Penguatan pengelolaan Laboratorium Pemerintah Daerah agar dapat dimanfaatkan oleh Dunia Usaha, PT dan Masyarakat

3.5.2. Strategi

Strategi adalah langkah-langkah berisikan program - program

indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, khususnya dalam rangka

pencapaian visi dan misi Kepala Daerah Terpilih yang telah dirumuskan

dalam RPJMD Kabupaten Gorontalo Tahun 2016 – 2021.Rumusan

Strategi yang akan dilaksanakan oleh Badan Penelitian dan

Pengembangan Daerah Kabupaten Gorontalo selama Tahun 2016 –

2021, adalah sebagaimana terinci dalam tabel berikut :

51

Tabel3.3 Strategi RIP Badan Penelitian dan Pengembangan

Tujuan Sasaran Strategi

1 2 3

a. Meningkatkan kapasitas kelembagaan penelitian dan pengembangan daerah

b. Meningkatnya kapasitas kelembagaan

penelitian dan pengembangan daerah

Meningkatkan kapasitas SDM dibidang penelitian dan pengembangan

Mengoptimalkan peran dan

fungsi lembaga Dewan Riset Daerah

Meningkatkan sarana dan prasarana penunjang

penelitian dan pengembangan

1.2 Tersedianya hasil penelitian, pengembangan dan

inovasi daerah yang implementatif

Meningkatkan kualitas dan kuantitashasil penelitian, pengembangan dan inovasi

daerah

Mendorong penerapan kebijakan daerah yang berbasis kajian/rekomendasi

penelitian, pengembangan dan inovasi daerah dalam penerapan kebijakan daerah

Mendorong terbentuknya

sistem inovasi daerah

Mendorong penyediaan data dan informasi penunjang penelitian dan pengembangan

yang lebih akurat dan berbasis IT;

3. Mengembangkan IPTEK/teknologi terapan yang mendukung daya saing sektor produksi yang berbasis pada

karakteristik dan potensi lokal

Tersedianya teknologi terapan yang dapat dimanfaatkan masyarakat/ pelaku

usaha

Meningkatkan kualitas dan kuantitas teknologi terapan yang dihasilkan

Mensinergikan kegiatan

penelitian dan penembangan sesuai kebutuhan masyarakat/pemangku kebijakan

4. Mewujudkan sinergi penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta SIDA

Terlaksananya kerjasama penyelenggaraan penelitian, pengembangan dan SIDA

Meningkatkan sinergi kemitraan dengan berbagai institusi penelitian dan pengembangan untuk

memperluas jejaring dan kerjasama penelitian

52

3.6. Indikasi program prioritas kelitbangan daerah

Badan Penelitian dan Pengembangan yang baru didirikan diharapkan

dapat menjadi pelopor dalam melaksanakan leading research untuk

menjamin kemajuan dan daya saing daerah. Tanggung jawab ini adalah

merupakan tantangan pemerintah daerah yang modern yang harus dihadapi.

Menjawab kebutuhan tersebut, sebagai institusi penelitian pemerintah

daerah yang memiliki potensi berupa kekuatan dan peluang dalam

melaksanakan riset, Badan Penelitian dan Pengembangan telah

berkomitmenmemantapkan posisinyasebagai lembaga riset unggulan.

Beberapa persyaratan yang harus dilakukan sebagai lembaga riset unggulan

adalah sebagai berikut

a. Budaya riset yang ditunjukkan melalui sikap, perilaku dan etika

masyarakat akademikdalam pelaksanaan riset

b. Memiliki organisasi dan manajemen riset yang efektif dan ditunjang

oleh anggaran danpeneliti dalam jumlah dan kualitas yang memadai

c. Tersedianya sarana dan prasarana riset yang lengkap, mutakhir dan

dalam jumlah yangmemadai

d. Menarik bagi best talents (mahasiswa, dosen, peneliti) dari dalam dan

luar negeri

e. Terselenggaranya kegiatan pembelajaran berbasis riset (research

based learning)

f. Berorientasi internasional untuk meningkatkan kualitas riset, cross

culture danberperan dalam pemecahan masalah bangsa

g. Memiliki program yang bersifat antar-disiplin yang mensinergikan

berbagai bidangsains, teknologi dan seni.

Untuk mencapai cita-cita sebagai lembaga riset unggulan maka Badan

Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Gorontalo mempunyai prioritas

riset untuk jangka waktu 5 tahun yang akan datang. Program prioritas

tersebut terbagi dalam 3 segmen seperti

53

3.6.1. Program prioritas bidang tata kelola pemerintahan daerah

dan pelayanan publik

Tabel 3.4. Rencana tema riset untuk bidang tata kelola pemerintah daerah dan pelayanan publik

Tema Riset Tahun Status Prioritas

2017 2018 2019 2020 2021

a. Kebijakan ketahanan

pangan, energi, kesehatan

dan lingkungan hidup

b. Perlindungan hukum,

kesetaraan gender,

pemberdayaan perempuan

danperlindungan anak

c. Transparansi, Efektivitas,

keberpihakan dan

akuntabilitas pendapatan

dan pengeluaranpublik

d. Evaluasi kebijakan daerah

(indeks kepuasan

masyarakat, indeks literasi,

indeks resiko bencana,

indeks desa mandiri, indeks

kebahagiaan dan indeks

lainnya)

e. Sinkronisasi tata ruang dan

pembangunan daerah

f. Kebijakan Perlindungan dan

pengelolaan sumberdaya

geologi dan kebencanaan

g. Green economy policy

melalui internalisasi dan

valuasi ekonomi kekayaan

sumberdaya alam dan

lingkungan hidup

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

Nasional dan daerah Daerah Daerah Daerah Daerah dan Nasional Daerah dan Nasional Daerah dan Nasional

54

3.6.2. Program prioritas sosial dan kemasyarakatan

Tabel 3.5. Rencana tema riset untuk bidang sosial kemasyarakatan

Tema Riset Tahun Status Prioritas

2017 2018 2019 2020 2021

a. Pemahaman kelestarian

lingkungan berbasis

keragaman masyarakat

b. Multiplayer effect

pembangunan infrastruktur

c. Peningkatan kapasitas

masyarakat sekitar Danau

Limboto

d. Pelestarian nilaikearifan

lokal masyarakat

e. Penguatan kelembagaan

masyarakat dalam

pelestarian lingkungan

hidup dan pertanian

f. Pengembangan

kelembagaan produk

pertanian, peternakan,

perikanan, kehutanan,

wisata budaya dan

pelestarian lingkungan

hidup

1

1

1

1

1

Daerah Daerah Daerah

Daerah Daerah Daerah

3.6.3. Program prioritas bidang Kemiskinan

Tabel 3.6. Rencana tema riset untuk bidang pengentasan kemiskinan

Tema Riset Tahun Status Prioritas

2017 2018 2019 2020 2021

a. Komitmen serta

Keberpihakan kebijakan

dan anggaran yang

berkelanjutan dalam

pengentasan kemiskinan

b. Pemetaan kemiskinan

berbasis kawasan dan

potensi ekonomi.

c. Model efektif penuntasan

layanan rumah sehat dan

layak huni kabupaten

Gorontalo

1

1

1

Daerah Daerah Daerah dan Nasional Daerah

55

d. Pemberdayaan dan

Penguatan kapasitas

kelembagaan dan

masyarakat miskin

e. Pola pemasaran dan

peningkatan hasil produk

pertanian dan industri

rumah masyarakat miskin.

f. Pola pengamanan dan

peningkatan aset

masyarakat miskin

g. Pola pendampingan

pemberdayaan ekonomi

masyarakat miskin

h. Model dan pola

pengawasan/evaluasi

pengentasan kemiskinan

i. Jaminan Sosial (pendidikan

dan kesehatan) masyarakat

miskin

1

1

1

1

1

1

Daerah

Daerah dan Nasional Daerah Daerah dan Nasional Daerah dan Nasional Daerah dan Nasional

3.6.4. Program prioritas bidang inovasi dan pengembangan IPTEK

Tabel 3.7. Rencana tema riset untuk bidang inovasi dan pengembangan IPTEK

Tema Riset Tahun Status Prioritas

2017 2018 2019 2020 2021

a. Peningkatan produksi pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan dan kehutanan

b. Pengembangan dan rekayasa teknologi hasil pertanian

c. Pengembangan energi

berbasis biomassa (etanol, metanol, biodisel) dan biogas

d. Pengembangan dan pengelolaan energi baru dan terbarukan

e. Pengembangan dan Aplikasi bahan biologis dan material maju untuk kebutuhan pertanian, energi dan

lingkungan hidup f. Model dan sistem

pengelolaan agroforestry

g. Model penanggulangan banjir berbasis sipil

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

Nasional dan Daerah Nasional dan daerah Nasional dan

daerah Nasional dan daerah Nasional dan daerah

Nasional dan daerah Nasional dan daerah

56

teknis h. Pengembangan model

rehabilitasi ekosistem berbasisi integrated farming system (IFS)

i. Aplikasi sistem IT untuk peningkatan pelayanan

dilingkungan pemerintah daerah

j. Teknologi remediasi lahan pertanian

k. Aplikasi teknologi inseminasi buatan pada ternak

l. Pengembangan ekonomi dan industri kreatif

1

1

1

1

1

1

Nasional dan daerah Nasional dan daerah

Nasional dan daerah Nasional dan daerah Nasional dan daerah

57

BAB. IV. STRATEGI PELAKSANAAN

4.1. Kelembagaan

4.1.1 Koordinasi pelaksanaan

Rencana induk penelitian ini diharapkan dapat mengatur

distribusisumber daya secara rasional di semua ranah riset untuk

meminimalisir potensitumpang tindih yang berlebihan serta menempatkan

setiap aktor sesuai dengan kapasitasdan kompetensinya. Seluruh upaya dan

strategi ini bermuara pada peningkatankontribusi riset terhadap

pembangunan ekonomi daerah Kabupaten Gorontalo.

Untuk menjalankan proses dan kegiatan penelitian yang berlangsung di

badan penelitian dan pengembangan Kabupaten Gorontalo, diperlukan

kerjasama terintegrasi antara SKPD dengan Balitbang. Kerjasasama ini

secara internal merupakan bagian penguatan kelembagaan yaitu

Meningkatkan kapasitas kelembagaan penelitian dan pengembangan daerah

dan aplikasi hasil penelitian di dinas atau SKPD terkait. Keterkaitan dengan

SKPD pengguna hasil penelitian dalam rangka menjalankan seluruh

penelitian dibutuhkan koordinasi antar Balitbang-SKPD. Koordinasi antar

instansi dapat untuk mengefisienkan dan mengefektifkan pelaksanaan dan

sekaligus penggunaan hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh Balitbang.

Dalam rangka mencapai efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kegiatan

penelitian di daerah, setiap SKPD harus dapat menjalankan mekanisme dan

proses kegiatan penelitian dan pengembangan di Balitbang, dengan tetap

memperhatikan skala prioritas riset pada masing-masing SKPD. Pengajuan

pelaksanaan riset oleh SKPD kepada Balitbang ditentukan melalui kajian

dampak terhadap pelaksanaan RPJMD Kabupaten Gorontalo tahun 2016-

2021. Skala prioritas riset SKPD mengacu pada pencapaian visi misi

Kabupaten Gorontalo melalui pelaksanaan program-program unggulan yang

58

berbasis riset dan berdampak sistematis, konstruktif, berskala luas sehingga

berdampak pada pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.

Penyelarasan riset dari isu-isu pembangunan menuntut penyelarasan

dankerja sama yang bersifat multi-aktor. Artinya, diperlukan sinergi dari

aktor pemerintahdan non pemerintah, termasuk swasta, perguruan tinggi,

dan masyarakatsipil. Untuk dapat memberikan kontribusi riil dan signifikan

bagi realisasi strategipembangunan daerah. Kesadaran koordinasi lintas

sektor dan juga lintas lembaga menjadi satu keharusan.

Koordinasi ini seyogyanya menimbulkan sinergi positif dalam mewujudkan

ide atau konsep yang ditetapkan dalam ranah kebijakan kemudian

diterjemahkan oleh satu tatanan kelembagaan untuk selanjutnya

terumuskan dalam rencana dan program, sebagaimana yang diwujudkan

dalam rencana strategis Kabupaten Gorontalo secara umum atau lembaga-

lembaga/Dinas terkait (SKPD). Program-program tersebut diwujudkan

sebagai pengejahwantahan kegiatan pembangunan berbasis iptek dan

inovasi. Oleh karenanya, dibutuhkan satu mekanisme koordinasi di antara

lembaga-lembaga terkait untuk menumbuhkembangkan kapasitas sinergis

peran dan kontribusi sektor iptek dan inovasi bagi pembangunan nasional.

4.1.2 Keterlibatan institusi kelitbangan

Keterlibatan institusi kelitbangan baik secara internal maupun

eksternal bertujuan untuk memajukan dan meningkatkan kuantitas dan

kualitas hasil penelitian. Dalam meningkatkan kapasitas kelembagaan

penelitian dan pengembangan daerah Kabupaten Gorontalo, peningkatan

kuantitas dan kualitas penelitian serta kualitas sumberdaya manusia peneliti

yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kabupaten

Gorontalo tidak dapat dilakukan secara sendiri, tetapi dibutuhkan

kerjasama dan keterlibatan dari unsur-unsur di dalam maupun di luar, yang

59

memiliki visi dan misi yang sama dalam memajukan hasil-hasil riset dan

sekaligus dapat dimanfaatkan oleh Pemerintah Daerah dalam

mengimplementasikan program-program pembangunan yang lebih terarah

dan menghasilkan dampak terhadap kesejahteraan masyarakat.

Keterlibatan institusi kelitbangan dalam pelaksanaan riset-riset di

Kabupaten Gorontalo dapat dilakukan melalui dukungan sumberdaya

manusia, upaya-upaya peningkatan kuantitas dan kualitas riset, evaluasi pra

dan hasil riset, dukungan sarana dan prasarana riset serta pengembangan

manajemen kelitbangan untuk mendukung implementasi pembangunan di

Kabupaten Gorontalo. Pengembangan kapasitas sumberdaya manusia

dibidang penelitian dan pengembangan terkoordinasi dengan lembaga-

lembaga penelitian dan pengembangan baik secara internal dengan

lembaga-lembaga litbang nasional (LIPI, BPPT, BPOM, Dewan Riset

Nasional/Daerah, Litbang yang berada di bawah kementerian dll) maupun

secara eksternal melalui kerjasama kelembagaan dengan

Universitas/institut, lembaga swadaya masyarakat, maupun lembaga-

lembaga nasional dan internasional lainnya. Peningkatan kualitas dan

kuantitas riset merupakan salah satu entry point yang sangat penting dalam

mendukung pelaksanaan program-program pembangunan.

Upaya-upaya yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan

Kabupaten Gorontalo dalam menghasilkan hasil riset yang dapat digunakan

sebagai landasan pelaksanaan program maupun sebagai riset evaluasi

pelaksanaan pembangunan di daerah dapat ditunjang melalui integrasi

seluruh komponen-komponen pelaksana riset di daerah, nasional maupun

internasional.

60

4.1.3 Kerjasama dan sinergitas pelaksanaan

Kerjasama dan sinergitas pelaksanaan riset di Badan penelitian dan

Pengembangan Kabupaten Gorontalo ditetapkan berdasarkan prioritas riset

dan instansi/institusi yang berkompeten memberikan kontribusi.

Kompetensi sumberdaya manusia peneliti merupakan bagian strategi

pelaksanaan kegiatan penelitian di daerah. Selain itu pelaksanaan riset

sangat tergantung anggaran yang proporsional dan kuantitasnya. Sumber-

sumber pendanaan penelitian dapat berasal dari APBD, APBN, Hibah-hibah

baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Kerjasama riset berdasarkan prioritas riset yang terkait dengan sembilan

isu-isu strategis dan enam prioritas riset Kabupaten Gorontalo. Isu strategis

dan prioritas riset dapat diajukan secara mandiri maupun usulan kegiatan

dari SKPD atau instansi-instansi terkait. Sinergitas pelaksanaannya

ditentukan oleh skala riset (sederhana-kompleks) yang akan melibatkan dua

atau lebih lembaga/instansi yang saling bekerjasama dalam kegiatan

penelitian.

Keterlibatan seluruh pihak dalam satu tema kegiatan penelitian, mulai dari

perencanaan sampai dengan aplikasinya diharapkan dapat memunculkan

satu hasil penelitian yang dapat digunakan dalam menunjang program-

program pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah.

Penelitian yang aplicable dapat diproduksi melalui kerjasama yang apik

antara lembaga/instansi. Penguatan penelitian tidak hanya dapat dilakukan

melalui tema-tema yang sinkron dengan program-program pemerintah

daerah, tetapi besaran anggaran pelaksanaan kegiatan penelitian yang

ditanggung oleh pemerintah daerah dan melalui kerjasama dengan instansi

lain serta dampak terhadap kesejahteraan masyarakat yang lebih terasa,

menjadi hal yang sangat penting.

61

Tabel 4.1. Kerjasama dan sinergitas antar lembaga/instansi

Prioritas Riset

Pengusul Pelaksana

Balitbang SKPD Perguruan

tinggi Swasta

Penanggulangan

Kemiskinan

Balitbang PTN/PTS

Peningkatan

Kualitas

Sumberdaya

Manusia

Balitbang PTN/PTS

Optimalisasi

Pertanian

Terpadu

Balitbang PTN/PTS

Pengembangan

Ekonomi Kreatif

Balitbang PTN/PTS

Infrastruktur Balitbang PTN/PTS

Lingkungan

Hidup

Balitbang PTN/PTS

Tabel 4.2. Proporsi anggaran yang dibutuhkan dalam pelaksanaan riset

Prioritas Riset Anggaran (%) Sumber Anggaran

Penanggulangan Kemiskinan APBD, APBN, HIBAH

Peningkatan Kualitas Sumberdaya

Manusia

APBD, HIBAH

Optimalisasi Pertanian Terpadu APBD, APBN

Pengembangan Ekonomi Kreatif APBD

Infrastruktur APBD, APBN

Lingkungan Hidup APBD, APBN, HIBAH

62

4.2 Evaluasi pelaksanaan

Dalam upaya tersedianya hasil penelitian, pengembangan dan inovasi

daerah yang implementatif, diperlukan mekanisme seleksi dan evaluasi di

lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Gorontalo. Untuk

menjalankan proses penelitian yang berlangsung di badan penelitian dan

pengembangan Kabupaten Gorontalo, secara internal mekanisme

pelaksanaan penelitian, dimulai dari pengusulan kegiatan ditingkat tim

pelaksana. Tim pelaksana dapat melakukan tugas dan fungsinya dengan

output tema dan usulan kegiatan penelitian yang akan diajukan ke tahap

selanjutnya, yakni Majelis Pertimbangan. Melalui Majelis pertimbangan,

tema dan usulan kegiatan diseleksi berdasarkan pertimbangan skala

prioritas dan kebutuhan pemerintah dalam melaksanakan program

pembangunan. Untuk meningkatkan kualitas penelitian yang dilakukan baik

oleh Tim Pelaksana maupun Tim Ahli, maka dilakukan seleksi dan

assesment. Seleksi dan assesment kelayakan usulan dan hasil kegiatan

penelitian dilakukan oleh Tim Pengendali Mutu. Berdasarkan hasil penilaian

dan saran dari Tim Pengendali Mutu, Tim pelaksana akan berkoordinasi

dengan Tim Pengendali Mutu dalam pelaksanaan kegiatan penelitian di

lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Gorontalo.

Alur seleksi dan evaluasi kegiatan penelitian dapat diringkas sebagai

berikut:

Majelis Pertimbangan Tim Pengendali Mutu Tim Pelaksana

Mekanisme di atas diharapkan menghasilkan satu keputusan yang tepat

dalam pelaksanaan kegiatan penelitian, baik yang dilakukan oleh Tim

Pelaksana sebagai bagian dari kelitbangan maupun hasil seleksi terhadap

calon Tim Ahli yang akan menjalankan mekanisme dan tahap penelitian.

63

BAB. V. PENUTUP

Dalam mewujudkan keunggulan penelitian, meningkatkan kapasitas

peneliti Badan Penelitian dan Pengembangan, dan mengefisiensikan tata

kelola penelitian di Balitbang Kabupaten Gorontalo, disusun Rencana Induk

Penelitian Balitbang yang merupakan acuan bagi seluruh bidangdi Badan

Penelitian dan Pengembangan. Dari 3 prioritas penelitian, telah pula

dijabarkan dengan rinci isu-isu strategis, dan topik riset yang diperlukan.

Dengan demikian semua pihak yang kompeten, baik secaraindividu

ataupun kelompok dalam naungan Balitbang Kabupaten Gorontalo dapat

berpartisipasi sesuai dengan RIP Balitbang Kabupaten Gorntalo. Keterlibatan

seluruh ASN di Badan Penelitian dan Pengembangan, sangat diharapkan

dalam kerangka menuju institusi riset daerah yang terdepan melalui

pengembangan IPTEKS inovatif berbasis sumberdaya alam dan budaya lokal

dapat terwujud.. Pelaksanaan program RIP akan berjalan sesuai dengan

program yang disusundengan asumsi bahwa dana, jadwal pelaksanaan,

sistem seleksi dan Mekanisme penyaringan riset aktual, riset strategis dan

riset rekayasa teknologiuntuk Peningkatan Kinerja dan Kualitas Riset sesuai

dengan yang diprogramkan.Untuk keberlanjutan program riset pada RIP ini

diperlukan kerjasama berbagai pihakyang berkepentingan.

64