bab i pendahuluan -...
TRANSCRIPT
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013
I-1
S
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
ecara normatif penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
Daerah merupakan tuntutan dalam melaksanakan pembangunan lima tahun ke depan
guna memenuhi kebutuhan masyarakat yang dinamis sesuai dengan aspirasi yang
berkembang melalui mekanisme yang berlaku untuk mewujudkan tata pemerintahan yang
baik.
Penyusunan RPJM Daerah ini, menggunakan pendekatan sebagaimana
diamanatkan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, yaitu pendekatan politik dan aspiratif. Pendekatan politik
memandang bahwa pemilihan Kepala Daerah adalah proses penyusunan dan penawaran
rencana pembangunan, dan rakyat memilih serta menentukan pilihannya berdasarkan
program-program pembangunan yang ditawarkan masing-masing calon Kepala Daerah.
Oleh karena itu, Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah merupakan
penjabaran dari agenda-agenda pembangunan yang ditawarkan Kepala Daerah pada saat
kampanye ke dalam rencana pembangunan jangka menengah. Perencanaan dengan
pendekatan aspiratif dimaksudkan bahwa RPJM Daerah penyusunannya dengan
memperhatikan kepada RPJM Nasional dan mengacu kepada RPJP Daerah yang telah
menyerap aspirasi semua pihak yang berkepentingan (stakeholders) terhadap
pembangunan serta merupakan hasil pembahasan dan kesepakatan dengan Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Majalengka.
Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten
Majalengka Tahun 2009-2013 merupakan penjabaran dari visi dan misi Bupati yang
dituangkan dalam strategi pembangunan daerah, sasaran, arah kebijakan dan program
pembangunan, kerangka pendanaan pembangunan serta kaidah pelaksanaannya. Untuk
menjaga kesinambungan pelaksanaan pembangunan daerah, RPJM Daerah Kabupaten
Majalengka juga memperhatikan Renstrada tahun 2004-2008, dan mengacu pada
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten Majalengka Tahun
2005-2025.
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013
I-2
1.2. Maksud dan Tujuan
Maksud penyusunan RPJM Daerah adalah sebagai penjabaran visi, misi, dan
program kepala daerah terpilih yang memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi
pembangunan daerah, kebijakan umum, dan program satuan kerja perangkat daerah,
lintas satuan kerja perangkat daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-
rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
Adapun tujuan penyusunan RPJM Daerah Kabupaten Majalengka adalah :
1. Terlaksananya koordinasi antar pelaku pembangunan melalui penyusunan rencana
kerja dalam mengisi kerangka regulasi dan kerangka anggaran yang bersifat
indikatif;
2. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergitas, baik antarwilayah,
antarruang, antarfungsi Pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah;
3. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan dan pengendalian;
4. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat;
5. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan
dan berkelanjutan;
6. Untuk memudahkan penilaian terhadap hasil capaian kinerja Pemerintahan Daerah,
baik Tahunan maupun Lima Tahunan.
1.3. Landasan Hukum
Dalam penyusunan RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, peraturan perundang-
undangan yang menjadi landasan, yaitu sebagai berikut :
1. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah
Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 1950) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 4
Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang
dengan mengubah Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 2851);
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang
Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013
I-3
Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3851);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286);
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4355);
5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);
6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 164, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4844);
8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4438);
9. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
10. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4725);
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013
I-4
11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4815);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4817);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
18. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2004-2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 11);
19. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 1 Tahun 2000 tentang Tata Cara
Pembentukan dan Teknik Penyusunan Peraturan Daerah (Lembaran Daerah Tahun
2000 Nomor 2 Seri D) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi
Jawa Barat Nomor 13 Tahun 2003 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah
Provinsi Jawa Barat Nomor 1 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pembentukan dan
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013
I-5
Teknik Penyusunan Peraturan Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2003 nomor 20 seri
D);
20. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 2 Tahun 2003 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Tahun 2003 Nomor 2 Seri E);
21. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pokok-
pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Majalengka (Lembaran Daerah
Kabupaten MajalengkaTahun 2003 Nomor 1 Seri A);
22. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Majalengka (Lembaran Daerah Kabupaten
Majalengka Tahun 2006 Nomor 11 Seri E);
23. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 2 Tahun 2008 tentang Urusan
Pemerintah Kabupaten Majalengka (Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka Tahun
2008 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 1);
24. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 3 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Perangkat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten Majalengka (Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2008
Nomor 3);
25. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 4 Tahun 2008 tentang Kedudukan,
Tugas Pokok, dan Susunan Organisasi Sekretariat Daerah, Staf Ahli, dan Sekretariat
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Majalengka (Lembaran Daerah
Kabupaten Majalengka Tahun 2008 Nomor 4);
26. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 5 Tahun 2008 tentang Kedudukan,
Tugas Pokok, dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Majalengka
(Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2008 Nomor 5);
27. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 6 Tahun 2008 tentang Kedudukan,
Tugas Pokok, dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten
Majalengka (Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2008 Nomor 6);
28. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 12 Tahun 2008 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Majalengka tahun 2005-2025
(Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 12).
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013
I-6
1.4. Hubungan RPJM Daerah dengan Dokumen Perencanaan Lainnya
RPJM Daerah merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Kepala Daerah
terpilih. RPJM Daerah disusun berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM
Nasional serta RPJM Provinsi. RPJM Daerah menjadi pedoman dalam penyusunan
Renstra dan Renja SKPD yang selanjutnya setiap tahun dijabarkan ke dalam RKPD yang
akan menjadi pedoman dalam penyusunan RAPBD.
Gambar 1.1 HUBUNGAN RPJM DAERAH DENGAN DOKUMEN PERENCANAAN LAINNYA
RPJP Nasional
acuan
RPJP Daerah
pedoman
diperhatikan
RPJM Nasional
RPJM Daerah
RENSTRA KL
RENJA KL
RENSTRA SKPD
RENJA SKPD
RKP
RKP DAERAH
RAPBD
acuan
pedoman
pedoman pedoman
pedoman
pedoman
pedoman
dijabarkan
pedoman
dijabarkan
RAPBN
acuan
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013
I-7
1.5. Sistematika Penyusunan
Sistematika penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2013 adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang, maksud dan tujuan, landasan hukum,
keterkaitan RPJM Daerah dengan dokumen perencanaan lainnya,
sistematika penyusunan, dan proses penyusunan.
BAB II : GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Bab ini berisi uraian kondisi geografis, evaluasi pembangunan 2004-2008,
Evaluasi indikator makro sosial ekonomi, permasalahan atau isu strategis
dan modal dasar.
BAB III : VISI DAN MISI
Bab ini berisi visi, misi, tujuan dan sasaran.
BAB IV : RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH
Bab ini berisi strategi pembangunan, arah dan kebijakan pembangunan,
tahapan pembangunan, program pembangunan jangka menengah yang
akan dilaksanakan dari tahun 2009-2013 sesuai dengan kewenangan
urusan wajib dan urusan pilihan yang dilimpahkan kepada kabupaten,
program prioritas pembangunan, proyeksi indikator makro dan indikator
kinerja pembangunan daerah.
BAB V : KERANGKA PENDANAAN
Menjelaskan arah pengelolaan APBD dan kebijakan umum anggaran.
BAB VI : PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN
Menjelaskan pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan RPJM Daerah
Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2013.
BAB VII : PENUTUP
1.6. Proses Penyusunan
Pada dasarnya dokumen RPJM Daerah disusun melalui pendekatan sebagai
berikut :
1. Evaluatif, yaitu melakukan evaluasi terhadap pencapaian pembangunan dan
indikator makro selama 5 tahun, yaitu dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2008.
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013
I-8
2. Study Dokumentatif, yaitu mengacu kepada dokumen Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Majalengka tahun 2005-2025 dan
memperhatikan kepada RPJM Nasional.
3. Politik, pendekatan ini memandang bahwa pemilihan Kepala Daerah adalah proses
penyusunan rencana, karena rakyat pemilih menentukan pilihannya berdasarkan
pogram-program pembangunan yang ditawarkan para calon kepala daerah. Oleh
karena itu, rencana pembangunan adalah penjabaran dari agenda-agenda
pembangunan yang ditawarkan Kepala Daerah saat kampanye ke dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah.
4. Partisipatif, RPJM Daerah ini mengacu kepada RPJP Daerah yang telah disusun
dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) pembangunan
dalam rangka menjaring aspirasi, masukan dan menciptakan rasa memiliki.
Dokumen RPJM Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2013 disusun
melalui tahapan perencanaan partisipatif dengan mengedepankan proses evaluasi dan
analisis terhadap faktor-faktor internal dan eksternal yang berpengaruh secara langsung
maupun tidak langsung terhadap pembangunan daerah Kabupaten Majalengka.
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-1
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.1. Kondisi Geografis
abupaten Majalengka merupakan bagian dari wilayah administrasi Provinsi Jawa
Barat yang memiliki luas wilayah 120.424 hektar yang terdiri atas 26 kecamatan, 13
kelurahan dan 321 desa. Secara geografis, Kabupaten Majalengka terletak pada koordinat
60 32’16,39” sampai dengan 70 4’ 24,75” Lintang Selatan dan 1080 2’ 30,87” sampai
dengan 1080 24’ 32,84” Bujur Timur.
Jarak dari Ibukota Kecamatan ke Ibukota Kabupaten berkisar antara 0 - 37
Kilometer, dan jarak dari Ibukota Kabupaten ke Ibukota Provinsi Jawa Barat adalah ± 91
Kilometer serta jarak dari Ibukota Kabupaten ke Ibukota Negara adalah ± 200 Kilometer.
Batas wilayah administrasi, Kabupaten Majalengka sebelah Utara berbatasan dengan
Kabupaten Indramayu, sebelah Selatan dengan Kabupaten Ciamis dan Kabupaten
Tasikmalaya, sebelah Barat dengan Kabupaten Sumedang, dan Sebelah Timur
berbatasan dengan Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Cirebon.
Berdasarkan klasifikasi kemiringan lahan, Kabupaten Majalengka diklasifikasikan ke
dalam 3 (tiga) kelas yaitu landai atau dataran rendah (0 – 15 persen), berbukit
bergelombang (15 – 40 persen) dan perbukitan terjal (>40 persen). Sebesar 13,21 persen
dari luas wilayah Kabupaten Majalengka berada pada kemiringan lahan di atas 40 persen,
18,53 persen berada dalam kelas kemiringan lahan 15 - 40 persen, dan 68,26 persen
berada pada kelas kemiringan lahan 0 - 15 persen.
Sedangkan berdasarkan ketinggian, wilayah Kabupaten Majalengka diklasifikasikan
dalam 3 (tiga) klasifikasi utama yaitu dataran rendah (0 - 100 m dpl), dataran sedang
(>100 - 500 m dpl) dan dataran tinggi (> 500 m dpl). Dataran rendah sebesar 42,21
persen dari luas wilayah, berada di Wilayah Utara Kabupaten Majalengka, dataran sedang
sebesar 20,82 persen dari luas wilayah, umumnya berada di Wilayah Tengah, dan dataran
tinggi sebesar 36,97 persen dari luas wilayah, mendominasi Wilayah Selatan Kabupaten
Majalengka, termasuk di dalamnya wilayah yang berada pada ketinggian di atas 2.000 m
dpl yaitu terletak di sekitar kawasan kaki Gunung Ciremai.
Sumber daya air di Kabupaten Majalengka dibagi ke dalam dua bagian yaitu air
permukaan dan air bawah tanah. Potensi air permukaan diperoleh dari 2 (dua) sungai
Cimanuk dan sungai Cilutung serta beberapa anak sungai lainnya. Sementara potensi air
K
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-2
permukaan lainnya berasal dari sumber mata air yang umumnya berada di wilayah
Selatan Kabupaten Majalengka. Sedangkan untuk kondisi Air Bawah Tanah (ABT), secara
umum berada di Wilayah Utara dan Tengah Kabupaten Majalengka yang potensi
ketersediaan ABT cukup baik, kecuali untuk Kecamatan Kertajati, Dawuan, dan Ligung
kondisinya kurang baik.
2.2. Evaluasi Pembangunan Tahun 2004-2008
Pelaksanaan pembangunan daerah meliputi bidang Sosial Budaya, Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi, Perekonomian, Sarana dan Prasarana, Pengembangan
Wilayah dan Penataan Ruang, Politik, Keamanan dan Ketertiban Masyarakat, Hukum,
Aparatur, Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup. Perkembangan pembangunan
selama periode 2004-2008 diuraikan di bawah ini.
2.2.1. Sosial Budaya
Pembangunan kualitas hidup penduduk Kabupaten Majalengka menjadi prioritas
pembangunan daerah. Perkembangan kualitas sumber daya manusia (SDM) Kabupaten
Majalengka menunjukkan perkembangan yang semakin membaik, hal tersebut antara lain
ditunjukkan dengan pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM dihitung
berdasarkan tiga indikator yaitu Indeks Pendidikan, Indeks Kesehatan, dan Indeks Daya
Beli. Pada Tahun 2008, IPM Kabupaten Majalengka mencapai angka 69,42, meningkat
sebesar 0,17 poin dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar 69,25. Dalam rentang
2004-2008, IPM Kabupaten Majalengka meningkat sebesar 1,41 dari angka 68,01 pada
Tahun 2004 menjadi 69,42 pada Tahun 2008.
Untuk lebih jelasnya mengenai capaian IPM Kabupaten Majalengka Tahun 2004-
2008 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.1 CAPAIAN IPM
KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008
INDIKATOR 2004 2005 2006 2007 2008*)
1 2 3 4 5 6 IPM 68,01 68,52 68,81 69,25 69,42
Indeks Kesehatan 70,68 71,17 71,25 71,32 71,36
Angka Harapan Hidup (Tahun) 67,41 67,70 67,75 67,79 67,82
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-3
INDIKATOR 2004 2005 2006 2007 2008*)
1 2 3 4 5 6 Indeks Pendidikan 75,61 75,98 76,18 77,16 77,49
Angka Melek Huruf (%) 91,92 92,33 92,60 93,71 94,02
Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) 6,45 6,49 6,50 6,61 6,67
Indeks Daya Beli 57,74 58,41 58,99 59,27 59,41
Paritas Daya Beli (Rp) 549,85 552,75 555,30 556,45 556,76
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara
1. Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Majalengka menurut data Badan Pusat Statistik
(BPS) sampai dengan akhir tahun 2008 sebesar 1.198.170 jiwa dengan kepadatan rata-
rata 1.149 jiwa/Kilometer persegi. Sedangkan laju pertumbuhan penduduk Kabupaten
Majalengka sebesar 0,84 persen. Hal ini menunjukkan bahwa laju pertumbuhan penduduk
dapat dikendalikan.
Jumlah penduduk, Laju Pertumbuhan Penduduk dan kepadatan penduduk di
Kabupaten Majalengka selama kurun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.2
JUMLAH PENDUDUK, LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN KEPADATAN PENDUDUK KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008
PENDUDUK 2004 2005 2006 2007 2008*)
Jumlah (Jiwa) 1.160.583 1.169.337 1.179.136 1.188.189 1.198.170 Laki-laki (Jiwa) 574.614 577.633 582.474 588.321 593.265 Perempuan (Jiwa) 585.969 591.704 596.662 599.868 604.405 Laju Pertumbuhan Penduduk (persen)
0,86 0,82 0,84 0,76 0,84
Kepadatan (Jiwa/ KM2) 964 971 979 987 1.149 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara
2. Pendidikan
Pembangunan bidang pendidikan telah dilaksanakan dengan menitikberatkan pada
upaya akselerasi penuntasan program Wajib Belajar 9 tahun melalui pendidikan formal
maupun non formal, serta rintisan Wajib Belajar 12 tahun. Seiring dengan hal tersebut
upaya mengedepankan sekolah kejuruan diarahkan pada fokus pembelajaran atau
pendidikan vokasional (life skill).
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-4
Untuk komposisi penduduk berdasarkan jenjang pendidikan yang ditamatkan,
jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) merupakan lulusan terbanyak yaitu sebesar 45,00
persen, diikuti oleh SLTP sebesar 15,70 persen, SLTA sebesar 10,20 persen, D1/D3
sebesar 1,00 persen, dan Universitas sebesar 1,40 persen.
Tabel 2.3
PERSENTASE PENDUDUK MENURUT JENJANG PENDIDIKAN YANG DITAMATKAN KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008
JENJANG PENDIDIKAN PENDUDUK MENURUT JENJANG PENDIDIKAN YANG
DITAMATKAN (%)
2004 2005 2006 2007 2008*) Tidak punya 29,97 27,48 23,53 23,89 26,70 SD 47,61 49,43 49,95 47,10 45,00 SLTP 13,30 13,36 15,20 15,37 15,70 SLTA 7,75 6,63 6,38 9,28 10,20 D1 / D3 0,75 1,50 1,43 2,10 1,00 Universitas 0,62 1,33 1,16 2,20 1,40
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara
Kelompok usia sekolah menggambarkan penduduk yang harus mendapatkan
pendidikan mulai dari Sekolah Dasar sampai dengan Perguruan Tinggi. Usia 7-12 tahun
merupakan usia terbanyak yaitu mencapai 131.690 orang, yang diikuti oleh usia 13-15
tahun sebesar 64.938 orang dan usia 16-18 tahun sebesar 58.224 orang.
Tabel 2.4
JUMLAH PENDUDUK MENURUT KELOMPOK USIA SEKOLAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008
KELOMPOK USIA SEKOLAH
PENDUDUK MENURUT KELOMPOK USIA SEKOLAH (Jiwa)
2004 2005 2006 2007 2008*)
7-12 tahun 133.122 145.220 138.889 140.288 131.690 13-15 tahun 60.243 61.003 74.806 65.493 64.938 16-18 tahun 53.148 54.446 58.812 56.725 58.224 19-24 tahun 127.251 89.052 108.743 74.306 n/a
JUMLAH 373.764 349.721 381.250 336.812 n/a Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara n/a : Not Available
Tingkat kemajuan pendidikan masyarakat dapat ditinjau dari besarnya persentase
Angka Partisipasi Pendidikan. Angka Partisipasi Pendidikan dapat pula menjadi indikator
dan jaminan keberhasilan pendidikan Wajib Belajar 9 Tahun. Berdasarkan data tahun
2008 Angka Partisipasi Murni (APM) untuk tingkat SD atau sederajat di Kabupaten
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-5
Majalengka sudah cukup tinggi (97,90 persen) ini berarti dari hampir seluruh anak usia
masuk sekolah SD atau sederajat sudah tertampung, dan hanya kurang dari 3 persen
yang tidak sekolah. Adapun APM untuk SMP atau sederajat sebesar 87,58 persen, serta
APM SMA atau sederajat hanya sebesar 38,02 persen. Sedangkan Angka Partisipasi Kasar
(APK) untuk tingkat pendidikan SD atau sederajat mencapai 101,96 persen, APK untuk
SMP atau sederajat sebesar 103,85 persen serta APK SMA atau sederajat hanya 42,13
persen.
Tabel 2.5
ANGKA PARTISIPASI MURNI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008
TINGKAT PENDIDIKAN ANGKA PARTISIPASI MURNI (%)
2004 2005 2006 2007 2008*) SD atau sederajat 92,97 95,67 92,26 95,16 97,90 SMP atau sederajat 63,43 60,61 68,88 70,42 87,58 SMA atau sederajat 22,71 31,50 27,37 31,86 38,02
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara
Tabel 2.6 ANGKA PARTISIPASI KASAR
KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008
TINGKAT PENDIDIKAN ANGKA PARTISIPASI KASAR (%)
2004 2005 2006 2007 2008*)
SD atau sederajat 104,25 103,51 105,21 102,74 101,96 SMP atau sederajat 79,71 78,83 83,82 80,15 103,85 SMA atau sederajat 27,03 37,41 35,26 37,39 42,13
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara
Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan perlu didukung oleh
tersedianya sarana prasarana dan tenaga pengajar yang memadai. Pada tahun 2008
jumlah sarana pendidikan SD/MI sebanyak 885 buah, SMP/MTs sebanyak 144 buah, dan
SMA/SMK/MA sebanyak 70 buah. Perguruan tinggi yang ada saat ini adalah Universitas
Majalengka, Sekolah Tinggi Agama Islam PUI, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan YPIB dan
STKIP Yasika.
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-6
Tabel 2.7 JUMLAH SARANA PENDIDIKAN
DI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008
TINGKAT PENDIDIKAN
JUMLAH SARANA PENDIDIKAN (Buah)
2004 2005 2006 2007 2008*) SD /MI 878 897 869 878 885 SMP/ MTs 132 135 136 135 144 SMA/ SMK / MA 61 61 63 60 70
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara
Berdasarkan data tahun 2008 rasio murid terhadap guru menunjukkan angka yang
normal yaitu rasio murid terhadap guru TK sebesar 10, rasio murid terhadap guru SD
sebesar 18, rasio murid terhadap guru SMP sebesar 18, rasio murid terhadap guru SMA
sebesar 14, dan rasio murid terhadap guru SMK sebesar 11. Sedangkan rasio murid
terhadap sekolah TK sebesar 32, rasio murid terhadap sekolah SD sebesar 154, rasio
murid terhadap sekolah SMP sebesar 299, rasio murid terhadap sekolah SMA sebesar 577,
dan rasio murid terhadap sekolah SMK sebesar 364.
Tabel 2.8 JUMLAH GURU, MURID, SEKOLAH NEGERI/SWASTA SERTARASIO MURID TERHADAP
GURU DAN SEKOLAH LINGKUP DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008
TAHUN JENJANG
JUMLAH RASIO
SEKOLAH (buah)
MURID (orang)
GURU (orang)
Murid:Guru Murid:Sekolah*)
1 2 3 4 5 6 7 2004 TK 204 5.878 481 12 29 SD 818 127.181 4.256 30 156 SMP 67 31.465 1.664 19 470 SMA 20 10.948 576 19 547 SMK 20 6.019 247 24 301 2005 TK 214 6.697 532 13 31 SD 834 126.664 6.160 21 152 SMP 68 31.493 1.299 25 463 SMA 20 10.948 496 23 547 SMK 20 6.019 3.839 2 301 2006 TK 231 7.310 858 9 32 SD 830 127.997 4.713 27 154 SMP 69 37.136 1.698 22 538 SMA 20 12.308 552 22 615 SMK 22 6.854 171 40 312 2007 TK 251 8.763 994 9 35 SD 815 127.073 6.577 19 156 SMP 69 36.931 2.163 17 535
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-7
TAHUN JENJANG
JUMLAH RASIO
SEKOLAH (buah)
MURID (orang)
GURU (orang)
Murid:Guru Murid:Sekolah*)
1 2 3 4 5 6 7 SMA 35 22.352 1.601 14 639 SMK 21 6.868 659 10 327 2008*) TK 273 8.741 851 10 32 SD 823 127.078 7.111 18 154 SMP 135 40.394 2.307 18 299 SMA 21 11.691 849 14 557 SMK 28 10.150 902 11 363 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara
3. Kesehatan
Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan bathin, bertempat tinggal dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan
kesehatan. Kesehatan sebagai hak asasi manusia mengandung suatu kewajiban untuk
menyehatkan yang sakit dan berupaya mempertahankan yang sehat untuk tetap sehat.
Indeks kesehatan meningkat sejalan dengan penurunan angka kematian ibu dan
bayi. Berdasarkan Indikator Indonesia Sehat 2010 dan pedoman lainnya bahwa Angka
Kematian Ibu (AKI) diharapkan menurun hingga 150 per 100.000 kelahiran hidup, Angka
Kematian Bayi (AKB) menurun hingga 40 per 1.000 Kelahiran Hidup dan Angka Harapan
Hidup (AHH) meningkat menjadi 67,9 tahun pada tahun 2010.
Gambaran pencapaian di Kabupaten Majalengka sebagaimana tabel 2.9 berikut
menunjukkan perlunya upaya percepatan yang lebih baik lagi dengan berbagai langkah
kebijakan yang lebih efektif.
Tabel 2.9
PERKEMBANGAN INDEKS KESEHATAN KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008
No. KOMPOSIT TAHUN
2004 2005 2006 2007 2008*) 1 Indeks Kesehatan (IK,%)
70,68 71,17 71,25 71,32 71,36
2 Angka Harapan Hidup (AHH, Tahun)
67,41 67,70 67,75 67,79 67,82
3 Angka Kematian Bayi (AKB, per 1.000)
48,50 43,10 41,25 41,10 40,97
4 Angka Kematian Ibu (AKI, per 100.000)
158,79 147,90 147,60 197,17 148,36
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-8
Di Kabupaten Majalengka, tahun 2008, terdapat 2 (dua) buah Rumah Sakit yang
dapat melayani masyarakat Kabupaten Majalengka dan luar kabupaten. Keberadaan
Puskesmas hampir merata di setiap kecamatan dengan jumlah 30 buah yang didukung
dengan Puskesmas Pembantu 73 buah, Puskesmas Keliling 33 buah, Apotek 58 buah dan
Toko Obat 42 buah.
Tabel 2.10 JUMLAH SARANA PELAYANAN KESEHATAN
KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008
JENIS SARANA KESEHATAN
SARANA PELAYANAN KESEHATAN (Buah)
2004 2005 2006 2007 2008*)
Rumah Sakit 2 2 2 2 2 Puskesmas 29 29 29 29 30 Puskesmas Pembantu 73 73 73 73 73 Puskesmas Keliling 28 28 30 30 33 Posyandu 1.372 1.479 1.479 1.428 1440 Apotek 39 45 47 53 58 Toko Obat 37 36 44 42 46
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara
4. Pemuda dan Olah Raga
Pembangunan pemuda sebagai salah satu unsur sumber daya manusia dan tulang
punggung serta penerus cita-cita bangsa, kualitasnya terus disiapkan dan dikembangkan
melalui peningkatan aspek pendidikan, kesejahteraan hidup dan tingkat kesehatan. Untuk
mewadahi aktivitas dan kreativitas generasi muda yang lebih berkualitas dan mandiri,
serta memiliki produktivitas, terdapat berbagai wahana yang dikembangkan oleh
Pemerintah, dan atas inisiatif masyarakat seperti melalui berbagai organisasi
kepemudaan.
Di Kabupaten Majalengka terdapat beberapa organisasi yang menaungi aktivitas
kepemudaan yang bergerak di bidang sosial, pendidikan dan keagamaan, diantaranya
KNPI, Karang Taruna, Remaja Masjid dan lain-lain.
Perkumpulan olah raga di Kabupaten Majalengka diantaranya perkumpulan Sepak
Bola sebanyak 328, Bola Volley sebanyak 427, Bulu tangkis sebanyak 190, Tenis meja
sebanyak 204, Catur sebanyak 54, Bola Basket sebanyak 55, Panahan sebanyak 3, Pencak
Silat sebanyak 63, Atletik sebanyak 13, Renang sebanyak 4 dan Karate sebanyak 4
perkumpulan.
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-9
Pembangunan dan pembinaan olah raga disamping optimalisasi olah raga prestasi,
dilakukan juga upaya membangun budaya olah raga dalam masyarakat. Untuk
meningkatkan keberhasilan dalam bidang olah raga, masih diperlukan peningkatan
pembinaan dan dukungan sarana prasarana olah raga, baik untuk olah raga masyarakat
maupun sarana olah raga terpadu dengan standar nasional.
5. Seni dan Budaya
Dalam bidang seni dan budaya, pembangunannya ditujukan untuk melestarikan
dan mengembangkan kebudayaan daerah serta mempertahankan jati diri dan nilai-nilai
budaya daerah di tengah-tengah semakin derasnya arus informasi dan pengaruh negatif
budaya global. Selain itu kesenian dan kebudayaan merupakan cerminan dari seberapa
tinggi peradaban manusia yang dimiliki.
Tabel 2.11
JUMLAH PERKUMPULAN KESENIAN DI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008
PERKUMPULAN KESENIAN JUMLAH PERKUMPULAN KESENIAN
(Buah) 2004 2005 2006 2007 2008*)
1 2 3 4 5 6 KELOMPOK KARAWITAN Sekar 76 42 42 - - Gending 97 9 9 - - Sekar Gending 92 72 72 - - KELOMPOK PEDALANGAN Wayang Golek 17 26 32 19 22 Wayang Kulit 15 11 15 15 16 KELOMPOK SENI TARI Tari Upacara 25 31 32 9 9 Tari Rakyat 28 3 3 55 32 Tari Topeng 6 2 2 2 2 KELOMPOK PERTUNJUKAN RAKYAT
Terbangan 20 17 18 7 20 Helaran 37 21 24 29 29 Humor 16 18 20 8 15 Ketangkasan 27 2 4 7 5 KELOMPOK MUSIK Vokal 61 0 47 - - Instrument 1 0 3 - - Music Campuran 39 69 72 112 112 KELOMPOK TEATER Teater Rakyat 3 5 7 4 2 Teater Modern 1 3 6 2 3 Teater Transisi 16 0 0 - -
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-10
PERKUMPULAN KESENIAN JUMLAH PERKUMPULAN KESENIAN
(Buah) 2004 2005 2006 2007 2008*)
1 2 3 4 5 6 SENI RUPA 20 3 3 7 7 SENI SASTRA 15 3 6 5 5
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara
Sedangkan budaya yang masih dapat dijumpai dalam kehidupan masyarakat yaitu
diantaranya Upacara Adat Sumur Sindu, Upacara Sambut Pengantin, Upacara Guar Bumi,
Upacara Mapag Sri, dan beberapa tradisi budaya yang masih dilestarikan oleh perorangan
yang merupakan tradisi budaya dalam kehidupannya.
6. Agama
Kualitas kehidupan beragama di Kabupaten Majalengka dapat dilihat dari
kesadaran masyarakat untuk mengimplementasikan ajaran agama, menciptakan
kerukunan, dan toleransi antar umat beragama dalam kehidupannya. Kondisi tersebut
menciptakan hubungan yang harmonis dan kondusif. Antara sesama pemeluk agama
maupun antar umat beragama di Kabupaten Majalengka. Hal-hal tersebut dapat
menunjang kesalehan sosial di masyarakat. Namun untuk memperoleh kesalehan sosial
yang optimal, masih diperlukan peningkatan pemahaman, penghayatan dan pengamalan
ajaran agama di kalangan masyarakat terutama di kalangan peserta didik sehingga dapat
menanamkan suatu pondasi yang kuat untuk menangkal pengaruh negatif yang
datangnya dari dalam maupun dari luar.
Tabel berikut menggambarkan mengenai pemeluk agama dan sarana ibadah yang
ada di Kabupaten Majalengka pada tahun 2004-2008.
Tabel 2.12
JUMLAH PEMELUK AGAMA DI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008
AGAMA JUMLAH PEMELUK AGAMA (Jiwa)
2004 2005 2006 2007 2008*) Islam 1.172.810 1.166.413 1.176.379 1.192.827 1.176.413 Kristen/Protestan 1.568 1.502 1.787 2.048 1.886 Katolik 931 953 773 268 599 Hindu 49 155 90 15 48 Budha 177 292 107 94 190 Lainnya 259 22 142 87 87
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-11
Tabel 2.13 JUMLAH SARANA IBADAH
DI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008
SARANA JUMLAH SARANA IBADAH (Buah)
2004 2005 2006 2007 2008*)
Mesjid 1.128 1.133 1.031 940 960 Langgar 4.491 4.700 4.509 4.838 4.336 Mushola 1.260 1.224 1.390 1.082 1.402 Gereja 11 12 12 12 12 Pura 0 0 1 0 1 Vihara 3 2 2 3 3
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara
7. Pengarusutamaan Gender
Keberpihakan terhadap peningkatan peran perempuan di seluruh sektor
pembangunan telah dilakukan. Pemerintah Kabupaten Majalengka secara bertahap
berupaya untuk mengintegrasikan Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam berbagai sektor
pembangunan sesuai dengan proporsi dan karakteristik yang dimiliki. Organisasi Wanita,
baik Sosial, Profesi maupun Kemasyarakatan serta Keagamaan, diantaranya : Gabungan
Organisasi Wanita, Organisasi Wanita Persatuan antara lain Dharma Wanita Persatuan,
Persit, Pia Ardia Garini, Bhayangkari dan Ikatan Isteri Dokter Indonesia (IIDI). Selain itu,
terdapat Organisasi Wanita di Bidang Kemasyarakatan antara lain Tim Penggerak PKK,
Wirawati Cahya Panca dan IKKT. Organisasi Wanita Profesi yang ada diantaranya Ikatan
Bidan Indonesia (IBI), HWK, IWAPI dan PERWOSI serta Organisasi Wanita Keagamaan
antara lain seperti Al-Hidayah, Wanita PUI, Muslimat NU, Wanita Muhammadiyah dan
Perempuan Persis.
8. Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
Kondisi kesejahteraan sosial masyarakat diindikasikan dengan jumlah Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). PMKS tahun 2008 meliputi anak balita terlantar
sebanyak 1.372 orang, anak terlantar sebanyak 4.069 orang, korban tindak kekerasan
atau diperlakukan salah sebanyak 217 orang, anak nakal sebanyak 509 orang, anak
jalanan sebanyak 95 orang, wanita rawan sosial ekonomi sebanyak 8.457 orang, lanjut
usia terlantar sebanyak 8.301 orang, penyandang cacat sebanyak 10.057 orang, Tuna
Susila sebanyak 244 orang, pengemis sebanyak 91 orang, gelandangan sebanyak 78
orang, bekas warga binaan pemasyarakatan sebanyak 542 orang, korban
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-12
penyalahgunaan NAPZA sebanyak 164 orang, Keluarga fakir miskin sebanyak 53.168 KK,
keluarga berumah tidak layak huni sebanyak 8.676 KK, keluarga bermasalah sosial
psikologis sebanyak 298 KK, pekerja migran sebanyak 239 orang, keluarga rentan
sebanyak 1.929 KK, Komunitas Adat Terpencil 220 KK, korban bencana alam 199 orang,
dan korban bencana sosial 67 orang.
Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) antara lain Organisasi Sosial/Yayasan
Sosial 69 buah, Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) 336 orang, Karang Taruna 334 buah,
Dunia Usaha yang konsen terhadap masalah sosial 76, Wahana Kesejahteraan Sosial
Berbasis Masyarakat (WKSBM) sebanyak 5 buah.
9. Ketenagakerjaan
Salah satu sasaran utama pembangunan adalah terciptanya lapangan kerja baru
dalam jumlah dan kualitas yang memadai untuk dapat menyerap angkatan kerja yang
memasuki pasar kerja setiap tahunnya. Jumlah pengangguran Kabupaten Majalengka dari
tahun 2004 ke tahun 2008 mengalami penurunan, hal tersebut dapat dilihat dari 11,13
persen yang mencari pekerjaan, turun menjadi 4,97 persen pada tahun 2008.
Tabel 2.14 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MENURUT KEGIATAN UTAMA
KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008
PENDUDUK PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MENURUT KEGIATAN UTAMA
SATUAN 2004 2005 2006 2007 2008*)
USIA KERJA Orang 963.639 939.535 872.051 901.587 915.483
ANGKATAN KERJA Orang 546.327 571.412 543.608 622.618 569.658 % (56,69) (60,82) (62,34) (69,06) (62,20)
Bekerja Orang 485.517 511.870 475.732 576.147 524.195
% (88,87) (89,58) (87,51) (92,54) (57,26)
Mencari Pekerjaan Orang 60.810 59.542 67.876 46.471 45.483
% (11,13) (10,42) (12,49) (7,46) (4,97) BUKAN ANGKATAN KERJA
Orang 417.312 368.123 328.443 278.969 345.825 % (43,31) (39,18) (37,66) (30,94) (37,78)
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara
Dilihat dari lapangan kerja, sektor pertanian merupakan sektor yang menampung
paling banyak tenaga kerja (27,86 persen), kemudian diikuti oleh sektor perdagangan
(19,51 persen), dan industri pengolahan (17,10 persen). Proporsi penduduk yang bekerja
berdasarkan lapangan usaha dapat dilihat pada Tabel 2.15.
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-13
Tabel 2.15
PERSENTASE PENDUDUK YANG BEKERJA MENURUT LAPANGAN USAHA KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008
LAPANGAN USAHA
PENDUDUK YANG BEKERJA MENURUT LAPANGAN USAHA (%)
2004 2005 2006 2007 2008*)
Pertanian 36,82 29,95 31,24 37,61 27,86 Pertambangan dan Penggalian 1,45 2,29 0,67 0,35 4,17 Industri Pengolahan 19,06 18,36 19,39 13,94 17,10 Listrik, gas dan air minum 0,09 0,39 0,10 0,24 0,68 Konstruksi 4,89 7,93 5,36 5,35 4,50 Perdagangan 23,83 26,15 26,65 26,61 19,51 Angkutan dan Komunikasi 5,50 5,97 5,80 5,47 6,55 Keuangan 0,47 0,68 0,51 1,19 5,59 Jasa-jasa Lainnya 7,89 8,28 10,27 9,23 13,83
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kabupaten Majalengka yang masih relatif
besar, hal ini terlihat dari data tahun 2008 sebesar 11,73 persen. Besarnya angka TPT ini
disebabkan oleh lapangan kerja yang tersedia tidak seimbang dengan meningkatnya
jumlah penduduk pencari kerja serta masih rendahnya tingkat pendidikan, keterampilan
dan keahlian masyarakat.
Tabel 2.16 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT )
KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008
NO. TAHUN PERSENTASE TPT (%)
1. 2004 11,13 2. 2005 10,42 3. 2006 12,49 4. 2007 7,46 5. 2008*) 11,73
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara
Peningkatan kompetensi, produktivitas dan daya saing tenaga kerja terus
dilakukan sebagai upaya penanggulangan pengangguran di Kabupaten Majalengka. Upaya
yang telah dilakukan dalam ketenaga kerjaan, diantaranya pemberian pelatihan dan uji
sertifikasi untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerja. Perluasan kesempatan kerja
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-14
masih tetap perhatian, diantaranya melalui kegiatan pemberian kerja sementara di desa
dan pengiriman tenaga kerja ke luar negeri.
2.2.2. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Berkaitan dengan pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan
teknologi, keberadaannya pada saat ini masih perlu ditingkatkan. Hal ini dapat dilihat dari
belum berkembangnya budaya Iptek di masyarakat dan terbatasnya sumber daya Iptek,
belum meratanya pengembangan dan pemanfaatan teknologi tepat guna (TTG) di seluruh
bidang kehidupan masyarakat, serta masih kurangnya pemanfaatan sistem informasi dan
telematika pada lingkungan pemerintah.
2.2.3. Perekonomian
Kondisi perekonomian makro Kabupaten Majalengka mengalami pertumbuhan
pada kurun waktu tahun 2004-2008, hal ini ditunjukkan dengan Laju Pertumbuhan
Ekonomi (LPE) Kabupaten Majalengka setiap tahunnya selalu mengalami pertumbuhan
yang positif. Hal ini tercermin dari LPE tahun 2004 sebesar 4,09 persen atau naik 0,84
persen dari tahun 2003. Pada tahun 2005 LPE mencapai 4,47 persen, tahun 2006 sebesar
4,18 persen dan tahun 2007 sebesar 4,87 persen, serta tahun 2008 sebesar 4,54 persen.
Terjadinya penurunan LPE pada tahun 2006 disebabkan oleh pengaruh kebijakan
perekonomian nasional yaitu kenaikan harga BBM, kenaikan harga kebutuhan pokok dan
bencana kekeringan pada tahun 2005, sedangkan penurunan LPE pada tahun 2008 lebih
disebabkan oleh pengaruh krisis global.
Hal lain yang juga mendukung peningkatan LPE adalah terkendalinya laju inflasi.
Tingkat inflasi yang terjadi selalu mengalami kenaikan setiap tahunnya, namun tingkat
inflasi yang terjadi di Kabupaten Majalengka masih dalam batas, kecuali tahun 2005 inflasi
meningkat signifikan sebesar 17,79 persen, hal ini disebabkan oleh kenaikan harga BBM
sebanyak 2 kali yaitu pada bulan Maret dan Oktober tahun 2005. Tahun 2004 inflasi
sebesar 5,64 persen, tahun 2005 sebesar 17,79 persen, tahun 2006 sebesar 7,03 persen
dan tahun 2007 sebesar 7,47 persen serta tahun 2008 sebesar 14,14 persen.
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-15
Tabel 2.17 LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI DAN INFLASI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008
No. Indikator Makro TAHUN
2004 2005 2006 2007 2008*) 1. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) (%) 4,09 4,47 4,18 4,87 4,54
2. Inflasi (%) 5,64 17,79 7,03 7,47 14,14 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara
Peningkatan LPE yang cukup signifikan ini tentunya diharapkan dapat mengurangi
angka kemiskinan dan jumlah pengangguran di Kabupaten Majalengka, namun
peningkatan pertumbuhan ekonomi secara makro tersebut belum sepenuhnya dapat
mempengaruhi proporsi penduduk miskin dan tingkat pengangguran terbuka di
Kabupaten Majalengka.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Majalengka atas dasar harga
konstan tahun 2000 pada kurun waktu tahun 2004-2008 mengalami kenaikan setiap
tahunnya. Hal ini didukung oleh kenaikan hampir semua sektor lapangan usaha dengan
dominasi sektor pertanian diikuti sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor
industri pengolahan. Pada tahun 2004 PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000
mencapai Rp.3.387.039.350.000, tahun 2005 sebesar Rp.3.538.226.770.000, tahun 2006
sebesar Rp. 3.686.235.930.000, dan tahun 2007 sebesar Rp.3.865.690.520.000, serta
pada tahun 2008 sebesar Rp.4.041.007.620.000.
Selanjutnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Per Kapita Kabupaten
Majalengka atas dasar harga konstan tahun 2000 setiap tahun mengalami kenaikan dari
Rp. 2.918.394,76 pada tahun 2004 menjadi Rp. 3.372.649 pada tahun 2008. Kenaikan
PDRB per kapita menunjukkan bahwa kondisi perekonomian Kabupaten Majalengka
meningkat, sejalan dengan jumlah penduduk dan keadaan penduduk pada tahun
berjalan.
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-16
Tabel 2.18 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN PDRB PERKAPITA
KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008
No. INDIKATOR SATUAN TAHUN
2004 2005 2006 2007 2008*) 1. PDRB (Jutaan rupiah harga
konstan thn 2000) Sektor Lapangan Usaha
Rp.000.000,00 3.387.039,35 3.538.226,77 3.686.235,93 3.865.690,52 4.041.007,62
a. Pertanian Rp.000.000,00 981.266,70 1.035.689,70 1.046.430,59 1.093.907,26 1.125.872,71 % (28,97) (29,27) (28,39) (28,30) (27,86)
b. Pertambangan dan Galian Rp.000.000,00 141.788,32 146.408,36 150.590,75 159.586,22 168.466,18 % (4,19) (4,14) (4,09) (4,13) (4,17)
c. Industri Pengolahan Rp.000.000,00 572.793,62 593.388,35 624.229,78 657.996,42 691.093,64 % (16,91) (16,77) (16,93) (17,02) (17,10)
d. Listrik, Gas, Air Bersih Rp.000.000,00 21.342,03 23.069,94 24.480,32 26.149,82 27.557,26 % (0,63) (0,65) (0,66) (0,68) (0,68)
e. Bangunan Rp.000.000,00 149.552,04 154.676,78 165.831,17 175.415,37 181.660,15 % (4,42) (4,37) (4,50) (4,54) (4,50)
f. Perdagangan, Hotel dan Restoran Rp.000.000,00 659.656,03 684.773,40 724.540,91 756.470,52 788.470,17 % (19,48) (19,35) (19,66) (19,57) (19,51)
g. Pengangkutan dan Komunikasi Rp.000.000,00 216.135,03 226.478,59 238.842,61 250.435,89 264.858,19 % (6,38) (6,40) (6,48) (6,48) (6,55)
h. Keuangan Rp.000.000,00 183.749,17 197.534,32 205.604,05 219.085,84 229.950,10 % (5,43) (5,58) (5,58) (5,67) (5,69)
i. Jasa Rp.000.000,00 460.756,41 476.207,32 505.685,75 526.643,19 563.079,21 % (13,60) (13,46) (13,72) (13,62) (13,93)
2. PDRB Per Kapita (dalam rupiah) RP. 2.918.394,76 3.025.840,09 3.126.217,78 3.253.430,66 3.372.649 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara
1. Pertanian
Pertanian di Kabupaten Majalengka secara umum memiliki potensi yang besar dan
variatif, serta didukung oleh kondisi agroekosistem yang cocok untuk pengembangan
komoditas pertanian dalam arti luas (tanaman, ternak, ikan, kebun dan hutan). Kontribusi
terbesar dari sektor pertanian adalah dari sub sektor tanaman bahan pangan rata-rata
mencapai 24,26 persen terhadap PDRB Kabupaten Majalengka, ini berarti produksi
terbesar di Kabupaten Majalengka berasal dari usaha budi daya tanaman bahan pangan.
Tabel 2.19
LUAS LAHAN SAWAH MENURUT KLASIFIKASI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008
Klasifikasi Tanah Luas Lahan Sawah (Ha)
2004 2005 2006 2007 2008*)
Irigasi Teknis 17.453,00 17.434,00 17.434,00 17.462,00 17.441,00 Irigasi 1/2 Teknis 7.880,00 7.880,00 7.879,00 8.008,00 7.839,00 Irigasi Sederhana 12.697,00 12.797,00 12.799,00 13.150,00 13.012,00 Tadah Hujan 12.895,00 12.795,00 12.793,00 12.412,00 12.660,00 JUMLAH 50.925,00 50.906,00 50.905,00 51.032,00 50.092,00
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-17
Berdasarkan tabel tersebut, selama perkembangan 5 (lima) tahun luas lahan
pertanian di Kabupaten Majalengka dengan irigasi teknis mengalami penurunan sebesar
12 hektar, dari 17.453 hektar pada tahun 2004 menjadi 17.441 hektar pada tahun 2008.
Demikian pula pada irigasi sederhana terdapat penambahan seluas 315 hektar, hanya
pada luas lahan sawah tadah hujan terdapat penurunan pada tahun 2008 seluas 235
hektar apabila dibandingkan pada tahun 2004. Dari luas lahan 51.032,00 hektar
menghasilkan padi sawah sekitar 552.960 ton per tahun dengan produksi yang semakin
meningkat dari tahun ke tahun. Fluktuasi produksi pertanian, perkebunan, kehutanan,
peternakan dan perikanan di Kabupaten Majalengka dapat dilihat pada Tabel berikut :
Tabel 2.20
PRODUKSI PADI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008
Komoditas Produksi (Ton)
2004 2005 2006 2007 2008*)
- Padi 560.175 545.430 503.647 559.697 559.698
Padi Sawah 548.365 537.977 493.444 552.960 552.960 Padi Ladang 11.810 7.453 10.203 6.737 6.738
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara
Tabel 2.21
PRODUKSI PALAWIJA KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008
Komoditas Produksi (Ton)
2004 2005 2006 2007 2008*)
Jagung 65.433 78.563,00 79.543,00 74.319,00 74.321,00 Kedelai 1.150 1.388,00 848,10 476,00 475,00 Kacang Tanah 4.146 2.849,00 2.769,23 2.315,00 2.319,00 Ubi Kayu 51.024 56.928,00 37.310,00 39.773,00 39.773,00 Ubi Jalar 13.316 20.350,00 11.618,24 17.617,00 17.646,00 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara
Tabel 2.22 PRODUKSI SAYURAN
KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008
Komoditas Produksi (Ton)
2004 2005 2006 2007 2008*)
1 2 3 4 5 6 Bawang Daun 23.507,00 54.531,00 56.644,60 39.975,00 86.464,00 Bawang Merah 33.250,80 32.946,00 35.111,60 27.059,00 33.015,00 Cabai Besar 11.038,00 7.441,00 7.572,00 10.367,00 12.833,00
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-18
Komoditas Produksi (Ton)
2004 2005 2006 2007 2008*)
1 2 3 4 5 6 Kacang Merah 1.678,70 1.688,00 1.708,40 1.424,00 1.087,00 Kacang Panjang 1.822,80 804,00 833,00 812,00 598,00 Kentang 27.515,00 17.021,00 15.612,30 21.348,00 21.640,00 Kubis 34.325,00 43.555,00 26.254,50 39.742,00 34.117,00 Petsai/Sawi 8.852,00 5.855,00 7.787,40 8.532,00 11.890,00 Tomat 24,90 9.193,00 9.175,00 7.536,00 6.756,00 Wortel 1.270,00 2.296,00 2.149,50 1.183,00 1.555,00
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara
Tabel 2.23 PRODUKSI BUAH-BUAHAN
KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008
Komoditas Produksi (Ton)
2004 2005 2006 2007 2008*)
Pisang 2.556,70 11.463,10 12.173,80 13.800,10 18.445,10 Rambutan 125,35 653,72 996,50 414,30 2.714,00 Alpukat 3.273,91 3.094,50 3.675,00 4.763,50 6.219,00 Durian 609,30 1.084,14 3.549,70 1.731,40 3.670,00 Jambu Biji 571,21 1.187,74 500,30 2.897,40 3.037,00 Jeruk Besar 62,52 32,66 174,40 166,00 145,60 Jeruk Siam 204,99 131,07 786,40 201,70 765,10 Mangga 63.801,95 41.256,51 42.188,50 44.912,20 45.225,00
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara
Tabel 2.24 PRODUKSI PERKEBUNAN
KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008
Komoditas Produksi (Ton)
2004 2005 2006 2007 2008*) Aren 4.991,44 4.638,72 4.247,71 6.841,65 - Bambu (Batang) 1.833.380 1.440.842,00 1.726.744,00 1.602.225 - Cengkeh 1.266,38 1.789,85 1.979,86 2.100,72 1.313,00 Kelapa Dalam 4.572.218,00 4.657,87 4.439,79 3.774,40 2.359,00 Kelapa Hibrida 328.609,00 518,53 631,06 447,48 280,00 Kopi 968,72 905,18 1.010,12 1.301,86 814,00 Melinjo 766,36 783,24 821,66 654,49 409,00 Nilam - - 1.689,00 1.004,51 - Tebu 15.574,41 19.770,52 247.469,60 72.457,02 815,00- Teh 836,86 898,95 1.851,94 1.304,67 3.885,00 Tembakau 5.874,00 5.337,00 6.765,28 6.216,63 6.216,63 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-19
Tabel 2.25 PRODUKSI KEHUTANAN
KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008
Komoditas Produksi (Ton)
2004 2005 2006 2007 2008*) Madu 3.328 4.128 4.496 4.990 5.208 Kayu 10.971,26 13.217,84 68.076,17 15.921 15.171,34 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara
Tabel 2.26
PRODUKSI PETERNAKAN KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008
Komoditas Produksi (Ton)
2004 2005 2006 2007 2008*) 1. Telur : - Ayam Ras 331,27 407,90 519,33 582,85 495,40 - Ayam Kampung 681,66 631,75 404,70 423,18 420,59 - Itik 669,95 775,41 515,22 376,88 362,19 2. Susu 952.848 1.016.496 912.638 1.106.352 1.404.000 3. Daging : - Sapi 1.592,42 1.173,75 1.128,60 1.160,91 1.438,96 - Kerbau 99,25 38,81 14,81 6,24 12,89 - Domba 719,88 947,85 716,28 618,18 564,69 - Kambing 124,78 32,06 38,49 41,32 39,95 - Ayam Pedaging 6.013,57 8.868,16 9.050,29 9.927,22 9.021,43 - Ayam Buras 960,99 1.101,29 1.158,13 648.15 615,18 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara
Tabel 2.27
PRODUKSI PERIKANAN KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008
Komoditas Produksi (Ton)
2004 2005 2006 2007 2008*) Gurame 123,60 125,33 78,23 414,22 455,59 Mas 1.167,88 1.449,56 1.435,05 1.473,81 1.495,48 Nila 2.311,05 2.743,84 2.000,01 2.260,83 2.411,81 Nilem 307,24 208,24 111,86 209,34 212,72 Tambak 95,35 65,40 21,41 40,19 94,78 Tawes 220,18 108,77 26,57 35,07 118,92 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara
2. Perdagangan, Hotel dan Restoran
Sektor perdagangan di Kabupaten Majalengka pengembangannya difokuskan pada
sistem distribusi barang dan peningkatan akses pasar, baik pasar daerah maupun pasar
luar daerah. Pengembangan sistem distribusi diarahkan untuk memperlancar arus barang,
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-20
memperkecil disparitas antar daerah, mengurangi fluktuasi harga dan menjamin
ketersediaan barang yang terjangkau oleh masyarakat. Sedangkan peningkatan akses
pasar, baik dalam daerah maupun luar daerah dilakukan melalui promosi produk
Kabupaten Majalengka.
Fasilitas perdagangan berupa pasar desa sebanyak 33 buah yang tersebar di
beberapa Kecamatan dengan frekuensi hari pasar 2 kali seminggu sampai dengan harian,
pasar milik Pemerintah Daerah sebanyak 4 buah yang terdapat di Kecamatan Cigasong,
Sumberjaya, Talaga dan Kadipaten, Jumlah kelompok pertokoan sebanyak 3.440 buah,
Supermarket (Pasar Swalayan, Toserba, Minimarket) sebanyak 27 buah, Restoran
(Rumah Makan, Kedai Makanan) sebanyak 21 buah, sedangkan sarana akomodasi
meliputi penginapan sebanyak 9 buah yang terdiri atas 192 kamar, sementara jumlah
restoran sebanyak 21 buah.
Tabel 2.28 BANYAKNYA SARANA PERDAGANGAN DAN PENGINAPAN
KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008
No. Tahun
SARANA PERDAGANGAN DAN PENGINAPAN (buah)
Pasar Pemda
Pasar Desa
Kelompok Pertokoan
Super-market
(Swalayan,Toserba)
Restoran (Rumah Makan)
Hotel (Pengina
pan)
1 2004 4 26 267 17 47 9 2 2005 4 28 267 17 58 9 3 2006 4 28 6.004 21 65 9 4 2007 4 30 6.004 21 65 9 5 2008*) 4 33 3.440 27 21 9 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara
Sektor perdagangan, hotel dan restoran memberikan kontribusi terhadap PDRB
tahun 2004-2008 rata-rata sebesar 19,51 persen.
3. Industri
Sektor industri pengolahan yang berkembang di Kabupaten Majalengka saat ini
mayoritas berupa industri berskala mikro, kecil dan menengah, antara lain industri
kerajinan dan industri olahan makanan. Sementara industri besar perkembangannya
relatif lebih lambat. Kelompok perindustrian di Kabupaten Majalengka saat ini tergabung
dalam 2 (dua) kelompok besar, yaitu IKAHH (Industri Komoditas Agro dan Hasil Hutan)
serta ILMEA (Industri Logam Mas, Elektronik dan Aneka).
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-21
Tabel 2.29 BANYAKNYA PERUSAHAAN INDUSTRI BESAR DAN SEDANG
BERDASARKAN PRODUKSI UTAMA KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008
No. Tahun Produksi Utama (Unit)
Pa-kaian
Ma-kanan
Gen-teng
T. Beton
P.Jari-ngan
Listrik
Bubuk Plastik
Keraji-nan
Rotan
Bola Sepak
Sapu Ijuk
Lain nya
1 2004 3 5 326 1 1 5 25 1 1 10 2 2005 3 4 318 1 1 5 25 1 1 10 3 2006 3 6 324 1 1 5 50 1 1 10 4 2007 11 8 401 1 1 3 50 1 5 7 5 2008*) 23 450 1 1 64 2 21
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara
Kontribusi sektor industri pengolahan terhadap PDRB Kabupaten Majalengka pada
tahun 2004 sebesar 16,91 persen, meningkat pada tahun 2008 mencapai 17,10 persen
yang berada pada urutan ketiga setelah sektor pertanian dan sektor perdagangan, hotel
dan restoran.
2.2.4. Sarana dan Prasarana
1. Transportasi dan Perhubungan
Infrastruktur merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
pembangunan daerah. Pembangunan infrastruktur meliputi infrastruktur transportasi,
prasarana sumber daya air, prasarana energi, prasarana telekomunikasi, perumahan dan
permukiman serta prasarana persampahan.
Prasarana transportasi berupa jalan meliputi jalan desa, kabupaten, jalan provinsi
dan jalan nasional. Perkembangan kondisi ketiga status jalan tersebut dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 2.30 PERKEMBANGAN KONDISI JALAN DESA
DI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008
NO KONDISI JALAN
PANJANG JALAN (Km)
2004 2005 2006 2007 2008*)
1 Baik 60,818 70,955 77,712 108,180 227,431 2 Sedang 40,546 43,924 47,303 120,080 35,344 3 Rusak 84,470 77,712 70,955 28,020 29,771 4 Rusak Berat 152,046 145,288 141,910 81,610 45,334 Jumlah 337,880 337,880 337,880 337,880 337,880
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-22
Tabel 2.31 PERKEMBANGAN KONDISI JALAN KABUPATEN
DI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008
NO KONDISI JALAN
PANJANG JALAN (Km) 2004 2005 2006 2007 2008*)
1 Baik 242,885 271,100 271,100 306,000 362,080 2 Sedang 242,950 248,200 248,200 96,100 166,970 3 Rusak 159,600 145,800 145,800 177,700 78,700 4 Rusak Berat 40,265 28,000 28,000 113,300 107,850
Jumlah 685,700 693,100 693,100 693,100 715,600 Sumber data : Dinas Kimpraswil Kab. Majalengka Keterangan : *) Data Sementara
Tabel 2.32 PERKEMBANGAN KONDISI JALAN PROVINSI
DI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008
NO KONDISI JALAN
PANJANG JALAN (Km)
2004 2005 2006 2007 2008*)
1 Baik 60,150 62,929 62,929 90,800 105,800 2 Sedang 60,479 28,000 28,000 32,129 17,129 3 Rusak 2,300 32,000 32,000 0,000 0,000 4 Rusak berat 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Jumlah 122,929 122,929 122,929 122,929 122,929 Sumber data : Dinas Kimpraswil Kab. Majalengka Keterangan : *) Data Sementara
Tabel 2.33 PERKEMBANGAN KONDISI JALAN NASIONAL
DI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008
NO KONDISI JALAN
PANJANG JALAN (Km)
2004 2005 2006 2007 2008*)
1 Baik 11,000 21,895 25,895 20,000 23,250 2 Sedang 14,395 4,000 0,000 5,895 2,645 3 Rusak 0,500 0,000 0,000 0,000 0,000 4 Rusak berat 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Jumlah 25,895 25,895 25,895 25,895 25,895 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara
Memperhatikan data tersebut, dalam perkembangan selama 4 (empat) tahun,
secara kuantitas panjang jalan kabupaten mengalami penambahan sepanjang 7,40 Km
berupa peningkatan status jalan desa yang berubah menjadi jalan kabupaten. Sementara
itu, secara kualitas kondisi jalan kabupaten yang kondisinya baik mengalami peningkatan
dari 35,42 persen menjadi 50,60 persen. Jalan provinsi dengan kondisi baik mengalami
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-23
peningkatan dari semula 48,93 persen menjadi 86,07 persen, dan jalan nasional dari
42,47 persen pada tahun 2004 menjadi 89,79 persen pada tahun 2008 dalam kondisi
baik. Sedangkan untuk meningkatkan aksesbilitas regional akan dibangun jalan tol
Cileunyi-Sumedang-Kertajati yang akan berdampak mengurangi kemacetan di Kabupaten
Majalengka serta memperpendek jarak tempuh menuju kota-kota di sekitar Kabupaten
Majalengka.
Prasarana transportasi berupa terminal yang saat ini terdapat di Kabupaten
Majalengka, sampai tahun 2008 masih tetap berjumlah 7 terminal yaitu Terminal Cipaku,
Cigasong, Rajagaluh, Maja, Talaga, Bantarujeg dan Cikijing dengan luas keseluruhan
33.473 meter persegi. Klasifikasi terminal seluruhnya merupakan Terminal tipe C, dan
jenis angkutan yang dilayani meliputi Bis Angkutan Kota Dalam Propinsi (AKDP), mini bus,
angkutan kota dan angkutan pedesaan. Keberadaan terminal tersebut belum seluruhnya
optimal melayani sistem perjalanan di Kabupaten Majalengka baik mobilisasi internal
ataupun eksternal.
2. Sumber Daya Air
Kabupaten Majalengka dilalui dua sungai besar yaitu sungai Cimanuk dan Cilutung
yang dapat menunjang kegiatan pertanian, industri, dan kebutuhan domestik. Bencana
banjir dan kekeringan juga masih terus terjadi antara lain akibat menurunnya kapasitas
infrastruktur sumber daya air dan daya dukung lingkungan serta tersumbatnya muara
sungai karena sedimentasi yang tinggi. Pembangunan bidang sumber daya air di
Kabupaten Majalengka, akan memperhatikan kebijakan yang lebih mengarah pada
Pembangunan Prasarana Penyediaan Air Baku untuk mendukung Program Pemerintah
mencapai Swasembada Pangan, di samping Pengendalian Daya Rusak Air berupa
Pengendalian Banjir serta Konservasi sumber air. Selanjutnya rencana mewujudkan
pembanguna Waduk Jatigede di Kabupaten Sumedang diharapkan dapat mengairi sawah
di wilayah Utara Kabupaten Majalengka yang sering mengalami kekeringan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka, selama
perkembangan 5 (lima) tahun luas lahan irigasi teknis mengalami penurunan seluas 12
ha yaitu dari 17,453 ha pada tahun 2004 menjadi 17,441 ha pada tahun 2008,
sedangkan luas lahan yang terairi irigasi setengah teknis dan irigasi sederhana seluas
20.897 ha dan sawah tadah hujan seluas 12,660 ha.
Fasilitasi penyediaan air minum di Kabupaten Majalengka terdiri atas sistem
perpipaan dan non-perpipaan. Sistem perpipaan melayani sebagian besar wilayah
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-24
perkotaan, dan hanya sebagian kecil wilayah yang terlayani. Sumber air yang digunakan
untuk penyediaan air minum perpipaan umumnya diambil dari mata air dan sumber air
permukaan. Sedangkan sistem non-perpipaan banyak terdapat di wilayah perdesaan
dengan memanfaatkan sumur gali dan pompa, sungai atau mata air yang terdapat di
sekitarnya. Rumah tangga yang masih belum menggunakan sumber air minum bersih
pada tahun 2008 sebanyak 93.044 rumah tangga.
3. Energi
Potensi energi berupa minyak bumi dan gas alam di Kabupaten Majalengka
terdapat di 3 lapangan yaitu lapangan randegan, lapangan tugu barat dan lapangan Pasar
Catang yang seluruhnya berada dalam pengelolaan PT. PERTAMINA daerah operasi hulu
Jawa bagian Barat. Jumlah sumur migas sebanyak 28 buah yang terdiri atas 11 sumur
aktif dan produktif, 15 sumur tidak aktif yang digunakan sebagai cadangan, 2 sumur
dalam pemeliharaan dan sedang dibangun. Lokasi sumur tersebut tersebar di 6 desa dan
3 kecamatan, yaitu Kecamatan Sumberjaya: Desa Bongas Wetan 4 Sumur, Cidenok 4
sumur, Garawangi 5 sumur dan Loji Kobong 1 sumur; Kecamatan Kertajati : Desa
Mekarmulya 13 sumur; dan Kecamatan Ligung berada di Desa Kodasari 1 sumur.
Berdasarkan hasil penelitian tahun 2002 potensi sisa cadangan minyak bumi sebanyak
15.823.868 MSTB, sedangkan untuk gas alam potensinya sebesar 81.088,10 MMSCF.
4. Telekomunikasi
Pelayanan sistem komunikasi di Kabupaten Majalengka dilakukan oleh sistem
prasarana pos dan telekomunikasi. Jaringan telepon terpasang di Kabupaten Majalengka
pada tahun 2002 sejumlah 1.048 SST, sedangkan pada tahun 2006 kapasitas terpasang
mengalami kenaikan hingga mencapai 5.122 SST termasuk telepon umum dan wartel
(kios) telepon yang tersebar di seluruh Kecamatan. Selain itu, untuk wilayah-wilayah yang
belum terjangkau oleh jaringan telekomunikasi kabel, terdapat jaringan telepon seluler
untuk mendukung sistem telekomunikasi di Kabupaten Majalengka, terutama dalam
bentuk format GSM (Global System Mobile) dengan jaringan berupa tiang-tiang Base
Transreceiver Station (BTS) yang dilakukan oleh perusahaan operator swasta.
Bentuk pelayanan Pos di Kabupaten Majalengka adalah dalam bentuk Kantor Pos
dan Pos Keliling beserta jaringannya untuk menjangkau seluruh kecamatan yang ada di
Kabupaten Majalengka. Sampai dengan tahun 2008, pelayanan Pos dan Giro dilayani oleh
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-25
1 (satu) buah Kantor Pos Giro dan dibantu yang oleh 22 Kantor Pos Pembantu yang
tersebar di kecamatan-kecamatan dan juga 93 Pos Keliling.
5. Perumahan dan Permukiman
Rumah dan fasilitasnya merupakan kebutuhan dasar masyarakat yang harus
terpenuhi. Karena itu aspek kesehatan dan kenyamanan sangat menentukan dalam
pemilikan rumah tinggal terkait dengan kesejahteraan penghuninya. Secara umum,
kualitas rumah tinggal ditentukan oleh kualitas bahan bangunan yang digunakan dan
fasilitas ditentukan dengan kelengkapannya. Kedua parameter ini mencerminkan tingkat
kesejahteraan masyarakat. Data perkembangan kualitas perumahan diperlihatkan pada
tabel berikut.
Tabel 2.34 RUMAH TANGGA YANG BELUM MENDAPATKAN FASILITAS RUMAH
DAN RUMAH TIDAK LAYAK HUNI (RTLH) DI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008
NO INDIKATOR KUALITAS FASILITAS BERDASARKAN RUMAH TANGGA (Unit)
2004 2005 2006 2007 2008*)
1 Penerangan Listrik 41.272 40.272 39.272 38.272 37.193 2 Air Bersih 109.440 104.440 99.440 98.742 93.044 3 Jamban Sendiri 89.911 87.911 85.911 83.911 83.691 4 RTLH 51.033 41.533 41.033 40.533 40.214
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara
Berdasarkan tabel di atas, sampai dengan tahun 2008 masih terdapat 37.193 rumah
tangga belum menggunakan listrik sebagai alat penerangan, 93.044 rumah tangga belum
menggunakan sumber air bersih serta masih terdapat 83.691 rumah tangga yang belum
memiliki jamban sendiri. Sedangkan untuk Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) sampai tahun
2008 masih terdapat 40.214 RTLH.
6. Persampahan
Sampai tahun 2008, pelayanan persampahan di Kabupaten Majalengka, masih
dilayani oleh fasilitas 2 Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) yaitu TPA Heuleut dan TPA
Talaga. Sampah di Kabupaten Majalengka berasal dari berbagai sumber seperti dari
perumahan, pasar, rumah sakit, tempat-tempat umum, dan industri. Sampah organik dan
rumah tangga mendominasi komposisi sampah yang dihasilkan di Kabupaten Majalengka.
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-26
Berdasarkan data tahun 2008, dari 7 kecamatan terlayani meliputi 6 kelurahan dan
22 desa dengan jumlah penduduk 163.745 jiwa. Rata-rata volume sampah terangkut
setiap harinya sebesar 142,00 meter kubik dan dalam sebulan mencapai 4.260,00 meter
kubik. Sementara potensi timbulan sampah di seluruh wilayah Kabupaten Majalengka saat
ini setiap harinya mencapai 2.995,43 meter kubik, dalam arti baru 4,20 persen saja
sampah di Kabupaten Majalengka yang terangkut.
Wilayah yang telah terlayani pelayanan persampahan sampai dengan tahun 2008
yaitu Kecamatan Majalengka, Kecamatan Panyingkiran, Kecamatan Kadipaten, Kecamatan
Cigasong, Kecamatan Rajagaluh, Kecamatan Cikijing, Kecamatan Talaga, sebagian
Kecamatan Dawuan, dan sebagian Kecamatan Jatiwangi. Penanganan sampah di
Kabupaten Majalengka, dilaksanakan oleh Dinas Kimpraswil meliputi penyapuan jalan
utama, pertokoan, pembersihan saluran-saluran di sepanjang jalan utama, dan
penanganan sebagian permukiman. Pelayanan yang dilakukan untuk daerah permukiman
hanya meliputi pengangkutan dan pembuangan akhir, karena pengumpulannya dilakukan
secara swadaya oleh masyarakat setempat.
2.2.5. Pengembangan Wilayah dan Penataan Ruang
Kebijakan dasar pengembangan wilayah dan penataan struktur tata ruang
Kabupaten Majalengka, berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
Majalengka 2005-2015 adalah sebagai berikut :
1) Penataan ruang wilayah dilakukan berdasarkan fungsi utama kawasan meliputi
kawasan lindung dan kawasan budidaya.
2) Penataan ruang berdasarkan aspek administrasi, meliputi seluruh wilayah
administrasi Kabupaten Majalengka.
3) Penataan ruang Wilayah Kabupaten Majalengka, mencakup dimensi penataan ruang
daratan dan penataan ruang udara.
4) Penataan ruang wilayah Kabupaten Majalengka diselenggarakan sebagai bagian
integral dari kebijaksanaan penataan ruang nasional dan propinsi.
5) Penataan ruang Kabupaten Majalengka dilakukan dengan mempertimbangkan
perwujudan visi dan misi Kabupaten Majalengka, serta hambatan dan tantangan
yang ada, baik dari internal maupun eksternal wilayah Kabupaten Majalengka
6) Pembangunan sarana dan prasarana ke seluruh wilayah kabupaten secara integral,
sekaligus pembukaan layanan transportasi umum dab kemudahan pencapaian
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-27
(aksesibilitas) ke pusat-pusat pertumbuhan ekonomi daerah serta ke seluruh
pelosok dalam rangka melayani kebutuhan transportasi yang terjangkau daya beli
masyarakat umum;
7) Mempertahankan fungsi kawasan lindung, terutama area hutan lindung, kawasan
konservasi, sungai dan mata air, ruang terbuka hijau, serta menata kawasan
budidaya sehingga tidak mengalami degradasi.
Pembangunan struktur ruang kabupaten selain berdasarkan adanya potensi
kecenderungan (trend oriented), mengarah pula pada faktor pembentukan struktur ruang
optimal (target oriented). Konsep struktur tata ruang Kabupaten Majalengka di masa
mendatang dikembangkan melalui pengelolaan potensi sumber daya yang ada pada
setiap wilayah kecamatan terhadap jenis kegiatan yang akan berkembang,
pengembangan infrastruktur dan luasan wilayah sesuai dengan fungsi dan potensi
masing-masing kecamatan yang dikehendaki.
Berdasarkan pertimbangan kebijakan dasar pengembangan wilayah dan penataan
struktur ruang di atas, maka secara makro konsep wilayah pengembangan Kabupaten
Majalengka dibagi menjadi 3 (tiga) Wilayah Pengembanan (WP) Utama, yaitu :
1) Wilayah Pengembangan (WP) Utara, dengan fungsi utama pengembangan
Kawasan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB), Kawasan Komersial
(Perdagangan dan Jasa), Industri dan Pengembangan Perumahan, meliputi :
Kecamatan Kadipaten, Kertajati, Jatitujuh, Dawuan, Jatiwangi, Ligung, dan
Sumberjaya, dengan pusat Wilayah Pengembangannya berada di Kecamatan
Kadipaten.
2) Wilayah Pengembangan (WP) Tengah, dengan fungsi utama pengembangan
kawasan Pemerintahan, Pendidikan, Jasa, Pelayanan Sosial dan Pengembangan
Perumahan, meliputi : Kecamatan Majalengka, Cigasong, Leuwimunding, Palasah,
Panyingkiran, Rajagaluh, Sukahaji, dan Sindangwangi, dengan pusat Wilayah
Pengembangannya berada di Kecamatan Majalengka.
3) Wilayah Pengembangan (WP) Selatan, dengan fungsi utama sebagai kawasan
konservasi, pengembangan kegiatan Sosial Ekonomi berbasis Pertanian, dan
Pengembangan Kawasan Pariwisata, meliputi : Kecamatan Argapura, Banjaran,
Maja, Talaga, Cikijing, Cingambul, Bantarujeg, dan Lemahsugih, dengan pusatnya di
Kecamatan Talaga.
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-28
2.2.6. Politik
Dalam pelaksanaan Pemilu Legislatif tahun 2004 dari 823.457 hak pilih yang ada di
Kabupaten Majalengka, yang menggunakan hak pilih sebanyak 694.688 orang atau 84,34
persen, sedangkan dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden terdapat sebanyak 834.840
hak pilih dengan jumlah penduduk yang menggunakan hak pilih sebanyak 714.812 orang
atau 85,62 persen.
Pemilihan Umum tahun 2004 diikuti oleh 24 Partai politik untuk mengisi 45 kursi
keanggotaan pada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Majalengka. Rekapitulasi
perolehan suara dan peroleh kursi keanggotaan DPRD Kabupaten Majalengka pada
Pemilu tahun 2004 dengan komposisi PDI Perjuangan 153.836 suara dengan
mendapatkan 11 kursi, Partai Golkar 146.661 suara memperoleh 11 kursi, Partai
Persatuan Pembangunan 71.796 suara memperoleh 6 kursi, Partai Amanat Nasional
62.718 suara memperoleh 5 kursi, Partai Keadilan Sejahtera 47.179 suara dengan 5 kursi,
Partai Patriot Pancasila dan PKB masing-masing 3 kursi dan PKPI 1 kursi.
2.2.7. Ketentraman dan Ketertiban Masyarakat
Secara umum ketentraman dan ketertiban di Kabupaten Majalengka relatif
terkendali. Namun masih terdapat beberapa pelanggaran dan beberapa kasus kriminal
yang menunjukkan masih rendahnya kesadaran hukum masyarakat. Situasi kodusif pada
bidang ketentraman dan ketertiban Masyarakat, diharapkan dapat memberikan keyakinan
dan kepercayaan yang besar kepada masyarakat dan dunia usaha untuk melakukan
aktifitas ekonomi dan sosial.
Dalam upaya menegakan peraturan daerah, pembinaan ketentraman dan
ketertiban masyarakat, Pemerintah Kabupaten Majalengka telah membentuk lembaga
Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), yang mempunyai tugas membantu Bupati dalam
pengawasan, penegakkan, pembinaan ketentraman dan ketertiban serta penegakkan
peraturan daerah yang berlaku serta ditunjang oleh keterlibatan dan dukungan dari
masyarakat.
2.2.8. Hukum
Penegakkan hukum dan penghormatan terhadap hak asasi manusia dalam
berbagai aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta dalam
penyelenggaraan pemerintahan belum optimal. Guna meningkatkan penegakkan hukum,
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-29
peningkatan pengetahuan dan pemahaman aparatur terhadap aturan (hukum) perlu terus
ditingkatkan seiring dengan peningkatan pengawasan terhadap penegakkannya. Demikian
pula pemahaman dan kesadaran masyarakat masih perlu ditingkatkan sehingga dapat
mendukung terhadap penegakan supremasi hukum dalam segala aspek kehidupan.
Produk Peraturan Daerah tahun 2004 sebanyak 34 buah, tahun 2005 sebanyak 14
buah, tahun 2006 sebanyak 14 buah, tahun 2007 sebanyak 15 buah, dan tahun 2008
sebanyak 15 buah Perda.
2.2.9. Aparatur
Keadaan aparatur di Kabupaten Majalengka pada Tahun 2008 sejumlah 14.551
orang, terdiri atas Pejabat Eselon II sebanyak 28 pegawai; Pejabat Eselon III sebanyak
171 pegawai; Pejabat Eselon IV sebanyak 815 pegawai; dan Pejabat Eselon V sebanyak
78 pegawai. Apabila dilihat dari golongan (pangkat) dapat digambarkan sebagai berikut :
Golongan IV sebanyak 5.228 pegawai; Golongan III sebanyak 5.352 pegawai; Golongan
II sebanyak 3.741 pegawai; dan Golongan I sebanyak 230 pegawai.
Jumlah aparatur pemerintah desa berdasarkan data tahun 2006 sebanyak 2.737
orang dengan kualifikasi tingkat pendidikan SD sederajat 50,92 persen, SLTP 22,01
persen, SLTA 22,52 persen, Diploma 1,90 persen, dan S1 2,60 persen.
Secara umum dari segi kuantitas dan kualitas aparatur pemerintah di Kabupaten
Majalengka sampai saat ini belum memadai. Rasio tenaga administrasi dan profesi guru
sudah memadai, sedangkan rasio tenaga medis, perencana, auditor, penyuluh pertanian,
dan akunting relatif masih kurang.
Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, pemerintah telah berupaya
melakukan peningkatan kinerja birokrasi antara lain melalui penyelenggaraan diklat
aparatur, penyederhanaan prosedur pelayanan, penataan regulasi, peningkatan
pengawasan dan sebagainya. Meskipun demikian, pada kenyataannya kinerja birokrasi
masih belum sesuai dengan yang diharapkan masyarakat, antara lain dicerminkan dengan
masih adanya penyelenggaraan pelayanan yang belum optimal.
2.2.10. Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
Kondisi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup yang mempengaruhi terhadap
kelangsungan kehidupan suatu wilayah, sangat bergantung terhadap keberadaan hutan di
wilayahnya. Hutan merupakan lahan yang ditumbuhi oleh berbagai jenis pepohonan, yang
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-30
berfungsi sebagai kawasan konservasi yang memberikan perlindungan pada kawasan-
kawasan di sekitarnya. Luasan hutan di Kabupaten Majalengka sampai dengan tahun
2008 adalah sebesar 36.526,13 Ha atau sebesar 30,35 persen dari luas wilayah. Jenis
hutan di Kabupaten Majalengka berdasarkan statusnya terbagi dua yaitu Hutan rakyat,
merupakan kawasan hutan yang dikelola oleh masyarakat, dan Hutan Negara yaitu
merupakan kawasan hutan yang dikelola oleh pemerintah seperti halnya hutan lindung,
hutan konservasi dan hutan produksi.
Berdasarkan data tahun 2004, luas lahan kritis 35.122,11 hektar, sedangkan pada
tahun 2008 menjadi 23.686,25 Ha atau terjadi penurunan seluas 11.435,86 Ha. Jumlah
mata air sebanyak 310 buah tersebar di 26 Kecamatan, dengan keberadaan airnya
kontinu sepanjang tahun 295 buah, sembilan bulan 6 buah, enam bulan 5 buah, dan tiga
bulan 2 buah, situ ada 15 buah dan embung 3 buah. Potensi pertambangan berupa batu
andesit dengan volume sebanyak 830 juta meterkubik, sirtu 2,8 juta meterkubik dan
lempung 6,5 juta meterkubik. Hutan konservasi di Kabupaten Majalengka terdapat Taman
Nasional Gunung Ciremai dengan luas keseluruhan 15.500 Ha dan yang masuk dalam
wilayah Kabupaten Majalengka seluas 6.933,13 Ha (5,76 persen) dari total luas wilayah
Kabupaten Majalengka.
Berdasarkan kebijakan pola tata ruang Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten
Majalengka, ditetapkan luas kawasan lindung sebesar 40,76 persen dari luas wilayah
Kabupaten Majalengka. Kondisi saat ini baru 15,85 persen yang telah ada, sehingga perlu
pelestarian kawasan-kawasan lainnya yang dapat diberi fungsi lindung. Sementara itu,
hutan produksi dan lahan-lahan di lereng pegunungan saat ini oleh masyarakat sekitar
telah dijadikan menjadi lahan budidaya berupa areal perkebunan dan palawija atau
hortikultura. Oleh karena itu sangat perlu adanya peningkatan kesadaran dan
pemahaman masyarakat akan pentingnya kawasan lindung sebagai kawasan konservasi
yang akan memberikan kelangsungan hidup masyarakat Majalengka di masa yang akan
datang.
2.3. Evaluasi Indikator Makro Sosial Ekonomi
Pada pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang tahap ke 1 (satu) yaitu
tahun 2004-2008 telah diperoleh berbagai gambaran umum hasil kinerja pemerintahan
daerah, yang merupakan implementasi dari kebijakan operasional rencana strategis
diantaranya capaian Indikator Makro yang berfungsi sebagai indikator keberhasilan
Pemerintah Kabupaten Majalengka dalam meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-31
kepada masyarakat yang seluruhnya bermuara pada indikator IPM (Indeks Pembangunan
Manusia). Berdasarkan evaluasi terhadap pencapaian 11 indikator makro selama
pelaksanaan pembangunan periode 2004-2008 secara umum dapat dilihat dalam tabel
sebagai berikut :
Tabel 2.35
PERKEMBANGAN INDIKATOR MAKRO KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008
No. INDIKATOR 2004 2005 2006 2007 2008*)
1 IPM 68,01 68,52 68,81 69,25 69,42 - Angka Harapan Hidup (Tahun) 67,41 67,70 67,75 67,79 67,82 - Angka Melek Huruf (persen) 91,92 92,33 92,60 93,71 94,02 - Rata-Rata Lama Sekolah (Tahun) 6,45 6,49 6,50 6,61 6,67 - Kemampuan Daya Beli (000 Rp) 549,85 552,75 555,30 556,45 566,76
2 Jumlah Penduduk (LPP, dalam %)
1.160.583 (0,86)
1.169.337 (0,82)
1.179.136 (1,01)
1.188.189 (0,77)
1.198.170 (0,84)
3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT dalam %) 11,13 10,42 12,49 7,46 11,73
4 Penduduk miskin sasaran (Jiwa) ( R T M S ) berdasarkan data PPLS
350.429 -
385.232 (115.339)
385.232 (115.339)
385.232 (115.339)
362.129 (108.422)
Tingkat Kemiskinan (%) 30,19 32,42 32,42 32,42 30,22 Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa)
berdasarkan data BPS 202.174 226.987 222.982 213.874 218.313
Tingkat Kemiskinan (%) 17,42 19,41 18,91 18,00 18,22 5 PDRB adh 2000 (Miliar Rp.) 3.387,04 3.538,23 3.686,24 3.865,69 4.041,01 6 PDRB per kapita (Juta Rp.) 2,918 3,025 3,126 3,253 3,372 7 LPE (persen) 4,09 4,47 4,18 4,87 4,54 8 Harga Beras (Rp/Kg) 2.933,00 2.934,00 4.394,28 5.315,03 5.400,00 9 Inflasi (%) 5,64 17,79 7,03 7,55 14,14
10 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 56,69 60,82 61,18 62,25 62,23 11 Pendapatan Asli Daerah (Milar Rp) 25,30 32,46 50,53 45,52 47,50 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara
2.4. Isu Strategis
Isu strategis merupakan permasalahan yang berkaitan dengan fenomena atau
belum dapat diselesaikan pada periode lima tahun sebelumnya dan memiliki dampak
jangka panjang bagi keberlanjutan pelaksanaan pembangunan, sehingga perlu diatasi
secara bertahap. Berdasarkan hasil pengamatan dan pengkajian masih terdapat tiga
aspek permasalahan utama yaitu :
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-32
2.4.1. Aspek Sosial
1. Masih rendahnya tingkat pendidikan masyarakat
Indek pendidikan Kabupaten Majalengka, pada tahun 2008 sebesar 77,49 dengan
angka melek huruf 94,02 persen dan rata-rata lama sekolah 6,67 tahun, masih berada
di bawah indek pendidikan Jawa Barat.
2. Masih rendahnya derajat kesehatan masyarakat
Angka harapan hidup Kabupaten Majalengka pada tahun 2008 sebesar 67,82,
meskipun pelayanan kesehatan secara umum belum merata terutama bagi
masyarakat miskin. Hal tersebut ditunjukkan dengan masih tingginya angka kematian
ibu dan balita.
2.4.2. Aspek Perekenomian Masyarakat.
Aspek perekonomian sangat berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan dasar
masyarakat yang akan berdampak terhadap pencapaian tingkat kesejahteraan
masyarakat. Beberapa permasalahan dalam aspek perekonomian yaitu :
1. Masih tingginya tingkat kemiskinan
Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Majalengka pada tahun 2008 sebanyak
218.313 jiwa mengalami peningkatan sebanyak 4.439 jiwa dari tahun 2007 sebanyak
213.874 jiwa. Penyebabnya adalah rendahnya daya beli masyarakat, derajat
kesehatan masyarakat masih rendah dan kurangnya pemerataan serta perluasan
akses pendidikan.
2. Masih tingginya tingkat pengangguran terbuka
Tingkat pengangguran terbuka Kabupaten Majalengka sebesar 11,73 persen pada
tahun 2008, terjadi kenaikan dari tahun 2007 sebesar 7,46 persen. Penyebabnya
adalah lapangan kerja yang tersedia tidak seimbang dengan meningkatnya jumlah
penduduk pencari kerja, dan tingkat pendidikan, keterampilan dan keahlian mayarakat
masih rendah.
3. Masih rendahnya produksi dan produktivitas pertanian
Rendahnya produksi dan produktivitas pertanian disebabkan terjadinya kerusakan dan
kejenuhan lahan, belum optimalnya pemanfaatan potensi sumber daya lahan
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-33
pertanian, belum optimalnya penggunaan teknologi pertanian dan sarana produksi
pertanian.
4. Masih rendahnya Pengembangan Sektor UKM dan IKM terutama yang
berbasis pengolahan pertanian
Rendahnya pengembangan sektor ini disebabkan rendahnya spirit juara dan
kewirausahaan, rendahnya daya saing proses dan produk (standarisasi), belum
terciptanya linkage industry antara hulu sampai hilir, dan rendahnya aksesibilitas
permodalan dan pasar.
5. Belum optimalnya Pengembangan Potensi Pariwisata
Pengembangan potensi wisata masih belum optimal disebabkan belum adanya Master
Plan Kawasan Wisata, belum adanya kelayakan studi pengembangan kawasan wisata,
dan belum optimalnya manajemen pengelolaan obyek wisata.
6. Masih Rendahnya tingkat investasi
Tingkat investasi di Kabupaten Majalengka masih rendah disebabkan belum adanya
regulasi daerah tentang investasi di daerah, belum disusunnya Rencana Detail Tata
Ruang untuk masing-masing wilayah pengembangan, dan belum optimalnya promosi
potensi investasi.
2.4.3. Aspek Kemandirian Daerah
Sejalan dengan desentralisasi (otonomi) penyelenggaraan pemerintahan daerah,
daerah dituntut mampu menyelenggarakan pemerintahan secara mandiri dengan
memanfaatkan sumber dan potensi yang dimiliki sehingga dapat mewujudkan
kesejahteraan masyarakat.
Adapun permasalahan utama yang terkait dengan kemandirian daerah adalah :
1. Masih rendahnya kualitas sumber daya aparatur pemerintahan.
2. Masih lemahnya peran dan fungsi pemerintah sebagai regulator, fasilitator, motivator,
dan akselerator pembangunan.
3. Menurunnya partisipasi dan peran serta masyarakat dalam proses pembangunan.
4. Rendahnya kualitas kelembagaan dalam mendukung kinerja pemerintah yang efektif
dan efisien.
5. Rendahnya sumber keuangan daerah dan masih tingginya ketergantungan terhadap
sumber keuangan dari pemerintah pusat.
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-34
2.5. Modal Dasar
Kekuatan adalah potensi yang dimiliki daerah sebagai modal dalam pembangunan.
Kabupaten Majalengka memiliki potrensi sebagai sumber kekuatan yang dapat
didayagunakan dalam membangun. Adapun potensi strategis yang dimiliki sebagai modal
dasar pembangunan adalah :
1. Posisi wilayah Kabupaten Majalengka yang Strategis;
a) Dalam Tata Ruang Nasional (PP. Nomor 26 tahun 2008) tentang Tata Ruang
Nasional bahwa di Kabupaten Majalengka akan dibangun Bandara Sekunder
Kertajati, dan di sekitar Cirebon akan dibangun pula Pelabuhan Laut Arjuna.
b) Dalam sistem perencanaan struktur tata ruang Provinsi Jawa Barat, Majalengka
berada di antara Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Bandung dan PKN Cirebon dengan
PKW Kadipaten (Majalengka), serta akses menuju Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
Indramayu dan PKW Tasikmalaya. Rencana Struktur Tata Ruang Provinsi Jawa
Barat menunjukkan bahwa Kabupaten Majalengka memiliki posisi strategis yang
penataannya lebih diprioritaskan.
c) Posisi strategis Kabupaten Majalengka didukung oleh beberapa kawasan strategis,
sebagai berikut :
1) Kawasan Cepat Tumbuh yaitu kawasan di sepanjang koridor jalan negara
Bandung-Cirebon, sepanjang koridor rencana jalan Tol Cikopo-Palimanan, jalan
Tol Cisumdawu, dan kawasan sekitar Bandara Majalengka serta poros
Kadipaten-Majalengka.
2) Kawasan Potensial Tumbuh yaitu kawasan di bagian Selatan Kabupaten
Majalengka sepanjang koridor jalan Lemahsugih-Bantarujeg-Talaga-Cikijing.
2. Ketersediaan Sumber daya Alam yang Potensial;
Kabupaten Majalengka sebagai daerah agraris memiliki sumber daya lahan yang
sangat baik digunakan untuk pertanian, perkebunan dan kehutanan dengan beberapa
keunggulannya, serta sumber daya alam lainnya yang potensial berupa
pertambangan, sumber daya air, sumber alam yang indah yang dapat digunakan
untuk pariwisata, sumber daya hutan, minyak dan gas alam yang dapat dimanfaatkan
bagi pengembangan perekonomian daerah.
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-35
3. Jumlah penduduk yang relatif besar dan agamis;
a) Jumlah penduduk Kabupaten Majalengka diperkirakan pada tahun 2013 mencapai
1.246.375 jiwa, dengan kualitas Sumber Daya Manusia yang semakin meningkat,
adalah merupakan suatu potensi dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan.
b) Mayoritas penduduk Kabupaten Majalengka adalah beragama Islam. Kedewasaan
pemahaman agama telah mendorong masyarakat mengimplementasikan nilai-nilai
agama dalam segala aspek kehidupan serta kerukunan hidup antar umat
beragama dapat terjalin dengan baik.
4. Karakteristik Budaya Lokal.
Penduduk Majalengka memiliki khasanah dan keunikan dalam keragaman corak
budaya. Potensi budaya daerah Kabupaten Majalengka tercermin dalam tatanan
kehidupan masyarakat, corak kesenian, kreasi produk unggulan, bahasa maupun adat
istiadat dan nilai-nilai kegotong royongan. Potensi keragaman budaya ini apabila
dikelola secara bijaksana dan demokratis dapat dijadikan sebagai modal dasar
pembangunan.
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013
III-1
BAB III VISI DAN MISI
3.1. Visi
danya berbagai rencana pembangunan strategis, baik regional maupun nasional,
yang akan dilaksanakan menjadikan Kabupaten Majalengka menempati posisi yang
sangat strategis sebagai pendukung pertumbuhan pembangunan di Jawa Barat dan
nasional. Pembangunan Kabupaten Majalengka pada tahap kedua RPJP Daerah atau pada
RPJM Daerah 2009-2013 memerlukan perhatian lebih terutama dalam mengantisipasi dan
mensikapi perubahan-perubahan yang muncul sebagai dampak dari pembangunan
tersebut.
Berbagai permasalahan yang masih dihadapi oleh Kabupaten Majalengka terutama
masih rentannya tingkat kemiskinan sebagai dampak dari internal maupun sebagai
dampak global adalah merupakan tantangan ke depan yang perlu dipecahkan bersama
melalui penyelenggaraan kepemerintahan yang berpihak kepada rakyat yang didukung
keterlibatan dan partisipasi masyarakat dan seluruh stakeholder.
Berdasarkan beberapa pertimbangan tersebut di atas dan komitmen yang
berkembang di masyarakat, Kabupaten Majalengka menetapkan visi Pembangunan
Daerah 2005-2025 yaitu “KABUPATEN MAJALENGKA MAJU DAN SEJAHTERA
BERLANDASKAN MASYARAKAT YANG BERIMAN DAN BERTAQWA“ dengan misi :
1. Mewujudkan kualitas sumber daya manusia yang beriman, bertaqwa, sehat, cerdas
dan berkehidupan layak serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
2. Mewujudkan perekonomian daerah yang stabil, dengan bertumpu pada
pembangunan agribisnis berbasis ekonomi kerakyatan.
3. Mewujudkan infrastruktur yang proporsional dan berkelanjutan.
4. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik.
5. Mewujudkan kelestarian lingkungan hidup.
A
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013
III-2
Sedangkan arah kebijakan pembangunan daerah selama 2005-2025 ditujukan
untuk: 1) Mewujudkan kulaitas sumber daya manusia melalui peningkatan derajat
kesehatan, peningkatan kualitas pendidikan, peningkatan pemahaman dan pengamalan
agama, pengendalian jumlah penduduk, peningkatan peran pemuda dan perempuan
dalam pembangunan, peningkatan kualitas tenaga kerja dan pengentasan bagi
penyandang masalah kesejahteraan sosial; 2) Mewujudkan perekonomian yang stabil
melalui pengembangan teknologi pertanian, peningkatan nilai tambah produk pertanian,
pengembangan industri unggulan, peningkatan iklim investasi, peningkatan permodalan
dengan sistem perbankan, peningkatan keanekaragaman dan mutu perdagangan, jasa
dan ekspor, serta pengembangan potensi pariwisata; 3) Mewujudkan infrastruktur yang
proporsional dan berkelanjutan melalui peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur
transportasi, peningkatan kualitas dan kuantitas jaringan irigasi, peningkatan kualitas dan
cakupan pelayanan air minum, peningkatan pelayanan energi dan telekomunikasi,
pengembangan perumahan rakyat, penanganan persampahan, serta pemanfaatan dan
pengendalian penggunaan ruang; 4) Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik
melalui peningkatan kualitas aparatur, penegakkan hukum, dan peningkatan partisipasi;
5) Mewujudkan kelestarian lingkungan hidup melalui pelestarian sumber daya alam dan
lingkungan hidup.
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap pencapaian hasil pembangunan pada tahap
pertama RPJP Daerah atau RPJM Daerah tahun sebelumnya juga mencermati dinamika
pembangunan Regional dan Nasional serta potensi atau modal dasar yang dimiliki, maka
dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat sasaran pembangunan bukan hanya
difokuskan pada pertumbuhan ekonomi, melainkan juga pada peningkatan kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM).
Dalam peningkatan kualitas SDM, diharapkan mampu mengelola potensi daerah
secara optimal, memenuhi tuntutan kebutuhan dan kemajuan pembangunan Kabupaten
Majalengka serta mampu menempatkan manusia sebagai titik sentral, sehingga
masyarakat bukan hanya sebagai objek pembangunan tapi juga sebagai subjek yang
mampu berperan aktif dalam semua proses kegiatan pembangunan.
Sebagai akselerasi untuk mewujudkan kesinambungan pembangunan dan
memperhatikan RPJM Nasional, juga mengacu kepada RPJP Daerah dan berdasarkan
beberapa pertimbangan-pertimbangan di atas, maka Pemerintah Kabupaten Majalengka
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013
III-3
menetapkan visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah tahap ke 2 (2009-2013)
sebagai guidlines dalam pelaksanaan pembangunan selama 5 tahun yaitu :
“TERWUJUDNYA KABUPATEN MAJALENGKA YANG RELIGIUS,
MAJU DAN SEJAHTERA”
(REMAJA)
Penjabaran makna dari Visi Pemerintah Kabupaten Majalengka tersebut adalah sebagai
berikut :
Religius : Mengandung makna suatu kondisi masyarakat Kabupaten Majalengka
dapat meningkatkan pemahaman ajaran agama dan pengamalan
agamanya dalam tatanan kehidupan masyarakat.
Maju : Mengandung makna terwujudnya Kabupaten Majalengka yang lebih baik
dengan meningkatnya sumber daya manusia yang berkualitas, keadaan
sosial ekonomi masyarakat yang stabil, yang ditandai dengan
berkurangnya tingkat kemiskinan dan pengangguran serta ditopang oleh
transformasi birokrasi secara bertahap.
Sejahtera : Mengandung makna suatu keadaan masyarakat Kabupaten Majalengka
dapat meningkatkan pemenuhan kebutuhan dasarnya yang ditandai
dengan peningkatan derajat kesehatan, pemenuhan pendidikan dasar dan
peningkatan daya beli dalam kondisi masyarakat yang aman dan tentram.
3.2. Misi
Dalam Rangka mencapai visi yang telah ditetapkan, maka visi tersebut
diimplementasikan dalam beberapa misi pembangunan sebagai berikut :
1. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama dalam mewujudkan masyarakat
Majalengka beriman dan bertaqwa.
2. Meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan yang merata dan terjangkau.
3. Mengembangkan ekonomi kerakyatan yang berbasis agribisnis.
4. Reformasi birokrasi bagi pemenuhan pelayanan umum.
5. Optimalisasi otonomi desa.
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013
III-4
6. Meningkatkan pembangunan infrastruktur yang proporsional, berkualitas dan
berkelanjutan
7. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat.
Tujuan dan sasaran yang ingin dicapai dari masing-masing misi tersebut
sebagai berikut :
1. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama dalam mewujudkan
masyarakat Majalengka beriman dan bertaqwa
Tujuan :
Mewujudkan masyarakat Kabupaten Majalengka yang dapat memahami dan
mengamalkan ajaran agamanya yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Sasaran :
Terwujudnya kehidupan beragama dan bermasyarakat yang rukun, toleran, aman,
nyaman dan berbudaya dengan tatanan masyarakat yang bertaqwa, memahami dan
mengamalkan nilai luhur ajaran agama serta menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan
budaya lokal yang diimplementasikan pada setiap bentuk kehidupannya.
2. Meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan yang merata dan
terjangkau
Tujuan :
Mewujudkan Sumber Daya Manusia Kabupaten Majalengka yang memiliki kompetensi,
sehat dan berkualitas serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sasaran :
Meningkatnya Aksesibilitas dan kualitas pendidikan dan kesehatan bagi seluruh warga
masyarakat.
3. Mengembangkan ekonomi kerakyatan yang berbasis agribisnis
Tujuan :
Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas melalui pengembangan usaha
ekonomi masyarakat berbasis pertanian sehingga mampu meningkatkan daya beli
masyarakat.
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013
III-5
Sasaran :
Meningkatnya perekonomian daerah dengan mengembangkan berbagai potensi
unggulan daerah, terutama sektor pertanian dalam suatu sistem pembangunan
agribisnis dengan basis ekonomi kerakyatan yang ditopang oleh usaha mikro, kecil,
menengah dan koperasi, kemitraan antar-pelaku ekonomi, dengan melibatkan seluruh
masyarakat (stakeholders).
4. Reformasi birokrasi bagi pemenuhan pelayanan umum
Tujuan :
Meningkatkan pelayanan umum melalui pengembangan birokrasi yang profesional dan
akuntabel.
Sasaran :
Terciptanya sistem birokrasi yang transparan, profesional, bersih dan akuntabel
sehingga dapat meningkatkan pelayanan umum berdasarkan standar pelayanan
minimal.
5. Optimalisasi otonomi desa
Tujuan :
Mewujudkan kemandirian desa dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat
melalui peningkatan kapasitas pemerintahan desa serta peningkatan keterlibatan
masyarakat dalam pembangunan.
Sasaran :
Meningkatnya kapasitas pemerintahan desa dalam mengatur dan mengurus rumah
tangganya dengan memberdayakan potensi desa untuk meningkatkan pelayanan dan
kesejahteraan masyarakat desa.
6. Meningkatkan pembangunan infrastruktur yang proporsional, berkualitas
dan berkelanjutan
Tujuan :
Menyediakan infrastruktur yang mampu mendukung peningkatan aktifitas sosial dan
ekonomi masyarakat Kabupaten Majalengka.
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013
III-6
Sasaran :
Tersedianya sarana dan prasarana wilayah dalam rangka mendukung peningkatan
aktifitas sosial ekonomi masyarakat, termasuk infrastruktur dasar perdesaan serta
pengembangan potensi pusat-pusat pertumbuhan wilayah dengan memperhatikan
daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.
7. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat
Tujuan :
Mendorong masyarakat Kabupaten Majalengka khususnya masyarakat di perdesaan
untuk meningkatkan produktivitas dalam upaya pemenuhan kebutuhan hidupnya
melalui pemanfaatan potensi.
Sasaran :
Meningkatnya keberdayaan dan partisipasi masyarakat serta seluruh stakeholders
dalam pembangunan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013
IV-1
U
BAB IV
RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH
ntuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan, perlu dipertegas dengan
upaya atau strategi dan arah kebijakan serta program pembangunan sesuai urusan
kewenangan yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan yang dilimpahkan kepada
daerah sebagai upaya untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi lima tahun ke
depan (2009-2013).
4.1. Strategi Pembangunan
Dalam rangka mewujudkan prioritas pembangunan visi dan misi 5 tahun ke
depan, telah ditetapkan Strategi Gerakan Membangun Masyarakat Religius, Maju dan
Sejahtera (Gerbang Mas Remaja) yang ditempuh melalui 4 pilar strategi prioritas
pembangunan, yaitu :
1. Gerakan Pembangunan Masyarakat Cerdas, Sehat, Beragama dan
Berbudaya (Gerbang Cahaya).
Strategi Gerbang Cahaya dimaksudkan untuk peningkatan kualitas sumber daya
manusia sebagai kerangka landasan yang kokoh dalam meraih kemajuan melalui
upaya pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat (pendidikan, kesehatan), peningkatan
keagamaan serta pelestarian budaya dan kearifan lokal.
2. Gerakan Pembangunan Ekonomi Masyarakat (Gerbang Emas).
Strategi ini dimaksudkan untuk lebih memacu peningkatan kemajuan perekonomian
masyarakat melalui pendekatan ekonomi kerakyatan dengan memanfaatkan potensi
dan sumber alam serta unggulan daerah yang dimiliki. Wilayah Kabupaten Majalengka
adalah wilayah pertanian yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan
perekonomian masyarakat yang lebih maju dan stabil.
3. Gerakan Pembangunan Pembangunan Pengentasan Kemiskinan Berbasis
Kecamatan dan Desa (Gerbang Kencana).
Gerakan ini dimaksudkan untuk lebih mempercepat dalam upaya pengurangan tingkat
kemiskinan dengan memecahkan berbagai permasalahan yang menyebabkannya.
Pemanfaatan potensi dan sumber yang dimiliki melalui sinergitas program, penguatan
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013
IV-2
kecamatan, dan penguatan kapasitas pemerintahan desa serta pemberdayaan
masyarakat dalam pembangunan untuk mewujudkan desa yang mandiri.
4. Gerakan Pembangunan Pertumbuhan Modal Dan Investasi (Gerbang
Permata).
Gerakan ini dimaksudkan sebagai strategi percepatan pertumbuhan ekonomi
masyarakat melalui peningkatan investasi sesuai pengembangan tata ruang
kewilayahan dengan peningkatan pelayan pemerintah yang optimal, cepat dan tepat
yang ditunjang oleh kondisi masyarakat yang partisipatif dan kondusif serta
infrastruktur yang memadai.
4.2. Arah Kebijakan Pembangunan
Untuk mencapai tujuan pembangunan 5 tahun ke depan, ditempuh melalui 6 arah
kebijakan pembangunan, yaitu :
1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan masyarakat Kabupaten Majalengka yang
diimplementasikan dalam tatanan kehidupan sehari-hari.
2. Meningkatkan keberdayaan masyarakat untuk menurunkan tingkat kemiskinan dan
menurunkan tingkat pengangguran melalui peningkatan keahlian dan keterampilan
masyarakat khususnya masyarakat miskin, peningkatan dan pengembangan lembaga-
lembaga sosial ekonomi masyarakat, penguatan permodalan, memanfaatkan potensi
unggulan daerah, serta pelibatan dan peningkatan partisipasi masyarakat dan seluruh
stakeholder sehingga terwujudnya desa produktif.
3. Mengembangkan perekonomian masyarakat yang stabil melalui peningkatan produksi
dan produktivitas usaha pertanian untuk mencapai swasembada pangan,
pengembangan usaha ekonomi mikro, kecil dan menengah (UMKM), pengembangan
investasi melalui pemanfaatan potensi pada pusat-pusat wilayah pertumbuhan dengan
tetap memperhatikan kualitas dan kelestarian lingkungan hidup dalam upaya
meningkatkan daya beli dan kesejahteraan masyarakat.
4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui peningkatan pelayanan
pendidikan dan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau bagi seluruh lapisan
masyarakat sehingga akan terwujudnya masyarakat Kabupaten Majalengka yang
berkualitas, maju dan sejahtera dalam lingkup desa sehat dan desa cerdas.
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013
IV-3
5. Meningkatkan pelayanan publik melalui optimalisasi fungsi organisasi dan penataan
kembali struktur kelembagaan, sistem birokrasi pemerintahan, penataan
kepegawaian, peningkatan profesionalisme aparatur, penataan pengelolaan keuangan
yang lebih efektif dan efisien, peningkatatan kapasitas kecamatan, peningkatan
kapasitas pemerintahan desa dan lembaga-lembaga desa serta peningkatan partisipasi
masyarakat dalam upaya mendorong otonomi desa menuju desa yang mandiri;
6. Melaksanakan pembangunan infrastruktur (sarana prasarana) dasar sebagai
penunjang peningkatan kegiatan sosial ekonomi masyarakat melalui peningkatan
infrastruktur perdesaan (rumah tidak layak huni, air bersih, listrik desa, MCK),
pemantapan dan peningkatan dan pengembangan infrastruktur transportasi,
peningkatan jalan poros desa melalui hotmik jalan desa, pemeliharaan dan
pengembangan jaringan irigasi, serta pengembangan prasarana sosial dasar lainnya
dalam mendukung peningkatan kegiatan sosial ekonomi masyarakat.
4.3. Tahapan Pembangunan
Tahap-tahap pembangunan tahun 2009-2013 untuk menjamin adanya
kesinambungan dikaitkan dengan keterbatasan sumber dana yang dimiliki ditempuh
sebagai berikut :
1. Tahun 2009, adalah tahapan Penataan; pada tahapan ini dilakukan reorganisasi dan
reorientasi perencanaan pembangunan, serta reorganisasi instrumen pelaksanaan
pembangunan.
2. Tahun 2010, adalah tahapan Penumbuhan; sebagai tahapan pengalokasian,
pendistribusian, dan stabilisasi faktor-faktor produksi (sumber daya) dalam rangka
penciptaan kondisi full employment (produktif).
3. Tahun 2011, adalah tahapan Pengembangan; sebagai tahapan inpowerment
(penguatan ke dalam) untuk peningkatan competitive advantage.
4. Tahun 2012, adalah tahapan Penguatan; sebagai tahapan ekspansi dalam rangka
aktualisasi diri.
5. Tahun 2013, adalah tahapan Pemantapan; sebagai tahapan aktualisasi diri dalam
rangka perwujudan visi.
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013
IV-4
4.4. Program Pembangunan
Program merupakan instrumen kebijakan untuk mencapai tujuan dan sasaran
pembangunan yang telah ditetapkan. Kebijakan dan program pembangunan tahun 2009-
2013 diuraikan berdasarkan misi sebagai berikut :
Misi 1. Meningkatkan Kualitas Kehidupan Beragama dalam Mewujudkan
Masyarakat Majalengka Beriman dan Bertaqwa
1. Urusan Agama
a. Kebijakan
1) Meningkatkan kualitas kehidupan beragama dan keagamaan serta
mengembangkan pusat-pusat keagamaan;
2) Meningkatkan koordinasi antara pemerintah daerah dengan departemen
agama dan stakeholder lainnya;
3) Memfasilitasi pengembangan sarana prasarana keagamaan;
4) Berkembangnya nilai-nilai budaya dan kearifan lokal dalam kehidupan
bermasyarakat.
b. Program
1) Peningkatan Pemahaman, Pengamalan dan Penghayatan Nilai-Nilai
Keagamaan.
Indikasi Kegiatan :
Peningkatan Pendidikan Keagamaan Masyarakat dengan Materi yang Terarah.
2) Peningkatan Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan.
Indikasi Kegiatan :
Peningkatan Kualitas Pendidikan Berbasis Keagamaan.
3) Pembinaan Kelembagaan Keagamaan;
Indikasi Kegiatan :
a) Koordinasi Kegiatan Keagamaan dengan Seluruh Stakeholders;
b) Mengembangkan Kelembagaan BAZ Kabupaten Majalengka.
4) Peningkatan Pelayanan Kehidupan Beragama.
Indikasi Kegiatan :
a) Fasilitasi Pengembangan Sarana Prasarana Keagamaan;
b) Bantuan Insentif Bagi Penyelenggara Keagamaan/Guru Ngaji.
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013
IV-5
5) Peningkatan Kelestarian dan Pemeliharaan Kearifan Lokal.
Indikasi Kegiatan :
Pemberdayaan dan Pelestarian Budaya Lokal.
Misi 2. Meningkatkan Kualitas Pendidikan dan Kesehatan Yang Merata dan
Terjangkau
1. Urusan Pendidikan
a. Kebijakan
Memperluas daya tampung satuan pendidikan, sehingga mampu
memberikan layanan pendidikan pada penduduk usia sekolah dari berbagai
golongan masyarakat;
b. Program
1) Wajib Belajar Pendidikan Dasar.
Indikasi Kegiatan :
a) Penuntasan Wajar Dikdas 9 Tahun;
b) Peningkatan Sarana Prasarana Pendidikan Tingkat Pendidikan
Dasar;
c) Merger SD.
2) Pendidikan Menengah.
Indikasi Kegiatan :
a) Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Pendidikan Menengah;
b) Rintisan Wajib Belajar 12 Tahun;
c) Pengembangan Sekolah Kejuruan Sesuai Kompetensi Daerah.
3) Pendidikan Non formal.
Indikasi Kegiatan :
a) Pengembangan Pendidikan Non Formal;
b) Peningkatan Kualitas PAUD;
c) Peningkatan Akses Pelayanan Pendidikan.
4) Manajemen Pelayanan Pendidikan.
Indikasi Kegiatan :
Peningkatan Kualitas Pelayanan Pendidikan
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013
IV-6
2. Urusan Perpustakaan
a. Kebijakan
Meningkatkan pengembangan minat dan budaya baca, kemitraan dan
partisipasi masyarakat serta Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI).
b. Program
Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan.
Indikasi Kegiatan :
a) Pengembangan Minat dan Budaya Baca;
b) Supervisi, Pembinaan dan Stimulasi Pada Perpustakaan Umum,
Perpustakaan Khusus, Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan
Masyarakat;
c) Penyediaan Bantuan Pengembangan Perpustakaan dan Minat Baca di
Daerah;
d) Penyediaan Bahan Pustaka Perpustakaan Umum Daerah.
3. Urusan Kebudayaan
a. Kebijakan
1) Meningkatkan upaya revitalisasi nilai-nilai kebudayaan dan kearifan lokal
yang selaras dengan perkembangan zaman;
2) Mengembangkan jenis dan bentuk kegiatan pembangunan kebudayaan
yang mampu secara nyata berkontribusi terhadap peningkatan apresiasi
dan kesejahteraan masyarakat.
b. Program
1) Program Pengembangan Nilai Budaya
Indikasi Kegiatan :
a) Penyusunan Kebijakan tentang Budaya Lokal Daerah;
b) Pemberian Dukungan, Penghargaan dan Kerjasama di Bidang Budaya
2) Program Pengelolaan Kekayaan Budaya
Indikasi Kegiatan :
a) Perekaman dan Digitalisasi Bahan Pustaka;
b) Perumusan Kebijakan Sejarah dan Purbakala;
c) Pengelolaan Karya Cetak dan Karya Rekam;
d) Pengembangan Data Base Sistem Informasi Sejarah Purbakala.
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013
IV-7
4. Urusan Kesehatan
a. Kebijakan
1) Meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat,
menjamin mutu dan pemerataan akses layanan kesehatan;
2) Meningkatkan ketersediaan tenaga kesehatan yang proporsional dan
profesional;
3) Mengembangkan manajemen pelayanan kesehatan untuk peningkatan
akuntabilitas publik;
4) Meningkatkan sinergitas upaya pembangunan kesehatan diantara sektor
terkait.
b. Program
1) Peningkatan Akses Dan Mutu Pelayanan Kesehatan
Indikasi Kegiatan :
a) Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Dasar;
b) Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Rujukan.
2) Peningkatan Lingkungan Sehat
Indikasi Kegiatan :
a) Peningkatan Kesehatan Lingkungan Pemukiman.
b) Penignkatan dan Pengawasan Kualitas Air Besar.
3) Legislasi dan Pembiayaan Kesehatan Masyarakat
Indikasi Kegiatan :
a) Peningkatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin;
b) Peningkatan Pelayanan Sertifikasi sarana Pelayanan Umum
4) Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
Indikasi Kegiatan :
a) Pencegahan Penyakit Menular
b) Penanggulangan Penyakit Menular
5) Peningkatan Kesehatan Keluarga, Gizi, Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat.
Indikasi Kegiatan :
a) Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
b) Pegembangan Desa Siaga
c) Perbaikan Gizi Masyarakat
d) Pengembangan UKBM
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013
IV-8
6) Peningkatan dan Pengembangan Sumberdaya Kesehatan
Indikasi Kegiatan :
a) Melakukan Kajian Identifikasi dan Pengembangan Kinerja Pegawai;
b) Penyelenggaraan Diklat Teknis Fungsional Tenaga Profesi Kesehatan
Secara Berkala.
7) Standarisasi Pelayanan Kesehatan Masyarakat.
Indikasi Kegiatan :
a) Penyusunan dan Pengembangan Standar Pelayanan;
b) Leadership Manajemen Capacity Building.
8) Meningkatkan Sinergitas dan Keterpaduan Upaya Peningkatan Derajat
Kesehatan Masyarakat
Indikasi Kegiatan :
a) Kajian Secara Berkala Lintas Sektor Terkait;
b) Implementasi Perencanaan dan Penganggaran Kesehatan Terpadu
(P2KT);
c) Pemberdayaan Organisasi Profesi Kesehatan.
Misi 3. Mengembangkan ekonomi kerakyatan yang berbasis agribisnis
1. Urusan Koperasi dan UKM
a. Kebijakan
1) Merevitalisasi kelembagaan UKM dan koperasi;
2) Fasilitasi permodalan usaha UKM dan koperasi.
b. Program
1) Pengembangan Koperasi dan UMKM
Indikasi kegiatan :
a) Penumbuhan Usaha dan Peningkatan Manajemen Koperasi;
b) Pengembangan UMKM.
2) Pemberdayaan Usaha Skala Mikro
Indikasi kegiatan :
Fasilitasi Permodalan Usaha Koperasi dan UMKM.
2. Urusan Pertanian/Kehutanan/Perikanan
a. Kebijakan
Menerapkan teknologi pertanian dengan pendampingan (penyuluhan) yang
kontinyu dalam rangka meningkatkan produksi dan produktivitas sebagai upaya
pemantapan ketahanan pangan dan pemenuhan bahan baku industri.
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013
IV-9
b. Program
1) Peningkatan Produksi Dan Produktivitas Pertanian/Perikanan/Kehutanan.
Indikasi Kegiatan :
Pengembangan Budidaya Pertanian/Perikanan/Kehutanan.
2) Penerapan Teknologi Budidaya Pertanian/ Perikanan/Kehutanan
Indikasi Kegiatan :
a) Pengembangan Budidaya Pertanian /Perkebunan;
b) Penyebaran Informasi Dan Teknologi Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan;
c) Sistem Informasi Dini Usahatani;
d) Penerapan Teknologi Pertanian Organik.
3) Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/ Perikanan dan Kehutanan.
Indikasi kegiatan :
a) Peningkatan Kapasitas Tenaga Penyuluh;
b) Pengadaan Sarana dan Prasarana Penyuluhan;
c) Pemberdayaan Kelembagaan Bidang Perkebunaan/Kehutanan.
4) Peningkatan Kesejahteraan Petani
Indikasi kegiatan :
a) Pemberdayaan Petani Melalui Teknologi Informasi;
b) Pembinaan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP);
c) Revitalisasi Kelembagaan Petani;
d) Pembinaan Kelompok P4K.
3. Urusan Ketahanan Pangan
a. Kebijakan
Meningkatkan akses, ketersediaan dan kemanan pangan.
b. Program
Peningkatan Ketahanan Pangan
Indikasi kegiatan :
a) Kajian Rantai Pasokan dan Pemasaran Pangan;
b) Pengembangan Desa Mandiri Pangan;
c) Pengembangan Lumbung Pangan Masyarakat;
d) Diversifikasi Pangan dan Gizi.
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013
IV-10
4. Urusan Pariwisata
a. Kebijakan
Meningkatkan daya tarik wisata melalui pengembangan produk wisata unggulan
dan pengembangan potensi jati diri masyarakat.
b. Program
1) Pengembangan Destinasi Pariwisata
Indikasi kegiatan :
Pengembangan Obyek Wisata.
2) Pengembangan Pemasaran Pariwisata
Indikasi kegiatan :
Pemasaran dan Promosi Pariwisata.
3) Pengembangan kemitraan.
Indikasi kegiatan :
Pelatihan Manajemen Kepariwisataan.
5. Urusan Perdagangan
a. Kebijakan
Meningkatkan jejaring pemasaran
b. Program
Peningkatan dan Pengembangan Ekspor
Indikasi kegiatan :
Pengembangan Promosi Perdagangan.
6. Urusan Perindustrian
a. Kebijakan
Meningkatkan kemampuan dan penerapan teknologi.
b. Program
Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri
Indikasi kegiatan :
Pembinaan Kemampuan Teknologi Industri.
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013
IV-11
7. Urusan Penanaman Modal
a. Kebijakan
Menciptakan iklim usaha yang kondusif di daerah dengan menjadikan investasi
sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi daerah.
a. Program
Pengembangan Investasi
Indikasi kegiatan :
a) Peningkatan Promosi, Potensi Investasi;
b) Penataan Sistem Investasi Daerah.
Misi 4. Reformasi Birokrasi Bagi Pemenuhan Pelayanan Umum.
1. Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
a. Kebijakan
Mewujudkan reformasi dan transformasi birokrasi secara bertahap
b. Program
1) Peningkatan Kinerja Aparatur Yang Bersih dan Profesional;
Indikasi Kegiatan :
a) Pembinaan Aparatur Kecamatan;
b) Optimalisasi Kinerja Kecamatan Dalam Rangka Optimalisasi Peran dan
Fungsi Kecamatan;
c) Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah ( LPPD );
d) Penyelenggaraan Rapat Koordinasi Terbatas;
e) Fasilitasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah dalam Rangka
Kelancaran Kinerja Optimalisasi Otonomi Daerah
2) Pelimpahan Sebagian Kewenangan Bupati Kepada Camat
Indikasi Kegiatan :
a) Penyusunan Tipologi Kecamatan
b) Pengkajian dan Evaluasi Pelimpahan Sebagian Kewenangan Bupati
Kepada Camat
3) Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan Pemerintahan Daerah yang
Efektif dan Efisien
Indikasi Kegiatan :
a) Penataan Struktur Kelembagaan Pemerintahan;
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013
IV-12
b) Penataan Sistem Pengelolaan Keuangan Daerah;
c) Penataan Sistem Adminisitrasi Kepegawaian;
d) Pembinaan dan Pengembangan Aparatur.
4) Peningkatan Kapasitas Aparatur Yang Bersih Dan Profesional
Indikasi Kegiatan :
a) Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur;
b) Peningkatan Pengawasan Aparatur;
c) Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik.
5) Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan
Kebijakan Kepala Daerah
Indikasi Kegiatan :
a) Pelaksanaan Pengawasan Internal Secara Berkala;
b) Penanganan Kasus Pengaduan di lingkungan Pemerintah Daerah
Kabupaten Majalengka;
c) Penanganan Kasus Pada Wilayah Dibawahnya (Riksus Akhir Masa
Jabatan Kepala Desa);
d) Tindak Lanjut Hasil Temuan Pengawasan;
e) Pengawasan yang Lebih Komprehensip;
f) Review Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah;
g) Evaluasi LAKIP;
h) Pelaksanaan Monitoring Disiplin PNS secara Periodik;
i) Pemeriksaan PNS yang Indisipliner;
j) Gelar Pengawasan;
k) Sosialisasi dan Pemantauan SPIP;
l) Monitoring dan Evaluasi Administrasi Pemerintahan Umum dan Urusan
Pemerintahan.
6) Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan
Indikasi Kegiatan :
In House Training.
7) Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah
Indikasi Kegiatan :
a) Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah;
b) Hearing / Dialog dan Koordinasi Dengan Pejabat Pemerintah Daerah
dan Tokoh Masyarakat/ Agama;
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013
IV-13
c) Rapat (Rapat Kerja, Rapat Kelengkapan Dewan, Rapat Paripurna, dll. )
d) Reses;
e) Kunjungan Kerja Pimpinan Dan Anggota DPRD;
f) Study Banding Pimpinan Dan Anggota DPRD;
g) Sosialisasi Peraturan Perundang-Undangan.
2. Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil
a. Kebijakan
Menata sistem administrasi kependudukan secara menyeluruh.
b. Program
Penataan Adminitrasi Kependudukan.
Indikasi Kegiatan :
a) Pengembangan Data Base kependudukan;
b) Peningkatan pelayanan publik dalam bidang pendaftaran penduduk;
c) Peningkatan pelayanan publik dalam bidang pencatatan sipil;
d) Pendataan Penduduk Rentan Administrasi Kependudukan;
e) Implementasi Sistem Administrasi Kependudukan;
f) Penataan Mobilitas Penduduk;
g) Penataan Dokumen Kependudukan;
h) Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan;
i) Sosialisasi Kebijakan Kependudukan;
j) Pengadaan Mobil Unit Pelayanan Keliling;
k) Penyuluhan Kependudukan dan Pencatatan Sipil;
l) Penyusunan Analisa Perkembangan Kependudukan;
m) Penyediaan Informasi Kependudukan dan Catatan Sipil;
n) Pelatihan Tenaga Pengelola SIAK.
3. Urusan Kearsipan
a. Kebijakan
Meningkatkan kinerja pengelolaan arsip daerah.
b. Program
1) Perbaikan Sistem Adminitrasi Kearsipan;
Indikasi Kegiatan :
a) Pengembangan Sistem Informasi Kearsipan;
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013
IV-14
b) Pengembangan Cirkuit Centra Keamanan Arsip.
2) Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/ Arsip Daerah;
Indikasi Kegiatan :
a) Apresiasi Kearsipan;
b) Penelusuran Arsip Bernilai Sejarah;
c) Pameran Kearsipan;
d) Fumigasi Arsip;
e) Jadwal Retensi Arsip.
3) Pemeliharaan Rutin Berkala Sarana Prasarana Kearsipan;
Indikasi Kegiatan :
a) Akuisisi Arsip;
b) Pengadaan Sarana Dan Prasarana Penyimpanan Kearsipan
4) Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi.
Indikasi Kegiatan :
a) Pembinaan Teknis Kearsipan;
b) Pelayanan Penyimpanan Arsip Perorangan, Lembaga Dan Masyarakat.
4. Urusan Komunikasi dan Informatika
a. Kebijakan
Mengembangkan dan menerapkan teknologi informasi dalam manajemen
pemerintahan.
b. Program
Pengembangan Jaringan Komunikasi Dan Informasi Media Massa
Indikasi Kegiatan :
a) Pengembangan Teknologi Informasi;
b) Pelatihan SDM Komunikasi;
c) Pengkajian dan Penelitian Bidang Pelatihan SDM Komunikasi;
d) Penyusunan Masterplan Tower Bersama.
5. Urusan Perhubungan
a. Kebijakan
Mengembangkan manajemen sistem pelayanan dalam rangka meningkatkan
kualitas pelayanan.
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013
IV-15
b. Program
1) Fasilitasi Sarana Dan Prasarana;
Indikasi Kegiatan :
Penyediaan Dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pelayanan
Pengendalian, Pembinaan Dan Pengelolaan Pengujian Kendaraan Bermotor
( KIR Trayek ).
2) Peningkatan Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas.
Indikasi Kegiatan :
a) Peningkatan Pelayanan Angkutan;
b) Peningkatan Pengamanan Lalu Lintas.
6. Urusan Pertanahan
a. Kebijakan
Mewujudkan tertib administrasi pertanahan.
b. Program
1) Penyelesaian Konflik-Konflik Pertanahan
Indikasi Kegiatan :
Fasilitasi Penyelesaian Konflik-Konflik Pertanahan.
2) Pengembangan Sistem Informasi Pertanahan
Indikasi Kegiatan :
Penyusunan Sistem Informasi Pertanahan yang Handal.
7. Urusan Statistik
a. Kebijakan
Meningkatkan kualitas data pendukung perencanaan dalam peyelenggaran
pemerintah.
b. Program
1) Penyusunan dan Pengumpulan Data dan Statistik Daerah
Indikasi Kegiatan :
a) Pengolahan, Updating dan Analisis Data dan Statistik Daerah;
b) Penyusunan dan Pengumpulan Data PDRB;
c) Pengolahan, Updating dan Analisis Data PDRB;
d) Penyusunan IPM Kecamatan.
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013
IV-16
8. Urusan Perencanaan Pembangunan
a. Kebijakan
Meningkatkan kualitas perencanaan dan mengembangkan perencanaan
pembangunan yang partisipatif.
b. Program
1) Pengembangan Data / Informasi
Indikasi Kegiatan :
a) Pengumpulan, Updating Dan Analisis Data Informasi Capaian Target
Kinerja Program Dan Kegiatan;
b) Penyusunan dan Pengumpulan Data / Informasi Kebutuhan
Penyusunan Dokumen Perencanaan;
c) Penyusunan dan Analisis Data/ Informasi Perencanaan Pembangunan
Rawan Bencana;
d) Penyusunan dan Analisis Data/ Informasi Perencanaan Pembangunan
Ekonomi.
e) Penyusunan Profil Daerah
2) Kerjasama Pembangunan
Indikasi Kegiatan :
a) Koordinasi Kerjasama Wilayah Perbatasan;
b) Koordinasi Kerjasama Pembangunan Antar Daerah;
c) Fasilitasi Kerjasama Dengan Dunia Usaha/ Lembaga;
d) Koordinasi Dalam Pemecahan Masalah- Masalah Daerah;
3) Pengembangan Wilayah Strategis Cepat Tumbuh
Indikasi Kegiatan :
a) Sosialisasi Kebijakan Pemerintah Dalam Pengembangan Wilayah
Strategis Dan Cepat Tumbuh;
b) Koordinasi Penetapan Pengembangan Wilayah Strategis Dan Cepat
Tumbuh;
c) Penyusunan Perencanaan Pembangunan Wilayah Strategis Dan Cepat
Tumbuh.
4) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah
Indikasi Kegiatan :
a) Peningkatan Kemampuan Teknis Aparat Perencanaan;
b) Sosialisasi Kebijakan Perencanaan Pembangunan Daerah;
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013
IV-17
c) Bimbingan Teknis Tentang Perencanaan Pembangunan Daerah
Peningkatan Kemampuan Teknis Aparat Perencanaan.
5) Perencanaan Pembangunan Daerah
Indikasi Kegiatan :
a) Penyusunan RPJM Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2014-2018;
b) Koordinasi Penyusunan Laporan Kinerja Pemerintah Daerah;
c) Koordinasi Penyusunan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban
(LKPJ) Bupati;
d) Monitoring, Evaluasi, Pengemdalian dan Pelaporan Pelaksanaan
Pembangunan Daerah;
e) Evaluasi Midterm RPJM Daerah 2009-2013;
f) Koordinasi Penyusunan LKPJ-AMJ;
g) Penyusunan RKPD Kabupaten Majalengka.
6) Perencanaan Program Ekonomi
Indikasi Kegiatan :
a) Penyusunan Masterplan Pembangunan Ekonomi Daerah;
b) Penyusunan Indikator Perencanaan Ekonomi Daerah;
c) Penyusunan Perencanaan Pengembangan Ekonomi Masyarakat;
d) Koordinasi Perencanaan Pengembangan Bidang Ekonomi;
e) Penyusunan Masterplan Penanggulangan Kemiskinan.
7) Perencanaan Sosial dan Budaya
Indikasi Kegiatan :
a) Koordinasi Penyusunan Masterplan Pendidikan;
b) Koordinasi Perencanaan Pengembangan Bidang Kesehatan;
c) Koordinasi Perencanaan Pengembangan Bidang Sosial dan Budaya;
8) Perencanaan Prasarana Wilayah Dan Sumber Daya Alam.
Indikasi Kegiatan :
a) Koordinasi Penyusunan Masterplan Prasarana Perhubungan Daerah;
b) Koordinasi Penyusunan Masterplan Pengendalian Sumber Daya Alam
Dan Lingkungan Hidup.
9) Perencanaan Pengembangan Daerah Rawan Bencana
Indikasi Kegiatan :
a) Koordinasi Penyusunan Profil Daerah Rawan Bencana;
b) Koordinasi Penanggulangan Daerah Rawan Bencana.
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013
IV-18
9. Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
a. Kebijakan
1) Mengurangi jumlah korban dan kerugian akibat bencana/kerusakan
lingkungan;
2) Meningkatkan kapasitas aparatur dan masyarakat dalam penanggulangan
bencana;
3) Meningkatkan adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim dan bencana;
4) Membentuk kultur politik demokrasi, yang dilandasi etika/moral politik dan
wawasan kebangsaan;
5) Melibatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan politik;
6) Memfasilitasi peningkatan peran dan fungsi partai politik.
b. Program
1) Pengembangan Wawasan Kebangsaan
Indikasi Kegiatan :
Peningkatan Kesadaran Masyarakat Akan Nilai- Nilai Luhur Budaya Bangsa.
2) Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana
Indikasi Kegiatan :
Pemantauan dan Penyebarluasan Informasi Potensi Bencana Alam.
3) Peningkatan Kemampuan Penanggulangan Bencana
Indikasi Kegiatan :
Menyelenggarakan Kegiatan-Kegiatan Mitigasi Bagi Lembaga dan Masyarakat
dalam Menyikapi Perubahan Iklim dan Bencana.
4) Pemeliharaan Keamanan Ketenteraman Ketertiban Masyarakat dan
Pencegahan Tindak Kriminal
Indikasi Kegiatan :
Peningkatan Kapasitas Aparat Dalam Rangka Pelaksanaan Siskamswakarsa
di Daerah.
5) Pendidikan Politik Masyarakat
Indikasi Kegiatan :
Penyelenggaraan Kegiatan Pesta Demokrasi Sebagai Upaya Pendidikan
Politik Bagi Masyarakat.
6) Fasilitasi Sarana Dan Prasarana Dalam Peningkatan Peran dan Fungsi Partai
Politik.
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013
IV-19
Indikasi Kegiatan :
Penyediaan Sarana dan Prasarana Dalam Meningkatkan Peran dan Fungsi
Partai Politik.
Misi 5. Optimalisasi Otonomi Desa
1. Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
a. Kebijakan
1) Meningkatkan kemampuan kelembagaan pemerintahan desa;
2) Meningkatkan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan
dan pembangunan desa.
b. Program
1) Peningkatan Kapasitas Pemerintahan Desa
Indikasi Kegiatan :
a) Peningkatan Kemampuan Aparatur Pemerintahan Desa;
b) Fasilitasi Penggalian Sumber Pendapatan Dan Kekayaan Desa.
2) Pemberdayaan Lembaga Pemerintahan Desa
Indikasi Kegiatan :
Peningkatan Keberdayaan Lembaga-Lembaga Desa
3) Pengembangan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan
Indikasi Kegiatan :
Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Proses Pembangunan.
Misi 6. Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur Yang Berkualitas dan
Berkelanjutan
1. Urusan Pekerjaan Umum
a. Kebijakan
Meningkatkan pemenuhan infrastruktur dasar masyarakat, pembangunan sarana
prasarana perdesaan, wilayah dan pengembangan serta pengelolaan sumber
daya air bagi pusat produksi pertanian.
b. Program
1) Pembangunan/Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan.
Indikasi Kegiatan :
a) Perencanaan Pembangunan Jalan dan Jembatan;
b) Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan;
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013
IV-20
c) Pengadaan Aspal, Kawat Bronjong dan Alat Ukur Laboratorium.
2) Pengembangan Dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan
Pengairan Lainnya.
Indikasi Kegiatan :
a) Pembangunan/Rehabilitasi/Pemeliharaan Jaringan Irigasi dan
Bendungan.
b) Optimalisasi Fungsi Jaringan Irigasi yang telah Dibangun.
2. Urusan Perhubungan
a. Kebijakan
Mengembangkan infrastruktur transportasi perhubungan dalam rangka
pelayanan pergerakan orang, barang dan jasa.
b. Prioritas
Pembangunan/Rehabilitasi Prasarana dan Fasilitas Perhubungan.
Indikasi Kegiatan :
a) Koordinasi dalam Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan;
b) Pembangunan/Rehabilitasi Prasarana dan Fasilitas Perhubungan.
3. Urusan Perumahan
a. Kebijakan
Meningkatkan sarana dan prasarana pendukung dalam pemenuhan kebutuhan
dasar masyarakat perdesaan.
b. Program
Lingkungan Sehat dan Pemberdayaan Komunitas Perumahan.
Indikasi Kegiatan :
a) Fasilitasi dan Stimulasi Rumah Tidak Layak Huni;
b) Penyediaan Sarana dan Prasarana Air Bersih, Sanitasi dan Jalan Lingkungan.
4. Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral
a. Kebijakan
Meningkatkan pemenuhan kebutuhan energi listrik bagi masyarakat di
perdesaan.
b. Program
Pengembangan Bidang Ketenagalistrikan.
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013
IV-21
Indikasi Kegiatan :
Koordinasi Pengembangan Ketenagalistrikan.
5. Urusan Penataan Ruang
a. Kebijakan
Menata dan mengendalikan ruang sesuai dengan kaidah hukum yang berlaku.
b. Program
Perencanaan, Pengendalian dan Pemanfaatan Ruang.
Indikasi Kegiatan :
a) Penyusunan Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah;
b) Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR), Rencana Tata Ruang
Kawasan (RTRK) dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL);
c) Peningkatan Sarana dan Prasarana Fasilitas Pemerintah dan Olah Raga.
6. Urusan Lingkungan Hidup
a. Kebijakan
Mengurangi tingkat pencemaran, kerusakan lingkungan, dan resiko bencana.
b. Program
1) Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup.
Indikasi Kegiatan :
a) Pemantauan Kualitas Lingkungan Hidup;
b) Koordinasi Penilaian Kota Sehat/Adipura;
c) Penyediaan Prasarana dan Sarana Pengeloaan Persampahan.
2) Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam
Indikasi Kegiatan :
Konservasi Tanah dan Air, Pengendalian Kawasan Lindung dan Sumber Mata
Air.
3) Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Indikasi Kegiatan :
Penataan dan Pemeliharaan Ruang Terbuka Hijau.
4) Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam
Indikasi Kegiatan :
Rehabilitasi Konservasi Hutan dan Lahan.
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013
IV-22
5) Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan
Indikasi Kegiatan :
Pola Pengelolaan Konservasi pada Lahan Sayur Mayur.
Misi 7. Meningkatkan Pemberdayaan Masyarakat
1. Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
a. Kebijakan
Meningkatkan keberdayaan masyarakat dalam pembangunan;
b. Program
1) Pengembangan Lembaga Ekonomi Perdesaan
Indikasi Kegiatan :
a) Pembinaan Dan Pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES);
b) Pembinaan Dan Pengembangan Lumbung Desa/Pangan;
c) Bakti TNI;
d) Pengembangan Infrastruktur Perdesaan Dengan Pola Padat Karya;
e) Pengembangan Kelompok Usaha Bersama (KUBE);
f) Pelatihan Keterampilan Usaha Bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan
Sosial (PMKS);
g) Pembinaan dan Pengembangan Kelompok UPPKS Keluarga Miskin.
2. Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
a. Kebijakan
1) Meningkatkan keberdayaan perempuan berbasis kemandirian usaha;
2) Meningkatkan upaya perlindungan anak dan perempuan.
b. Program
1) Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender Dalam Pembangunan
Indikasi Kegiatan :
a) Pelatihan dan Stimulan UP2K-PKK;
b) Pengembangan P2WKSS;
c) Pelatihan dan Stimulan Kelompok Usaha Ekonomi Lansia Produktif;
d) Pelatihan dan Pengembangan Kelompok Keluarga Miskin Ekonomi
Produktif.
2) Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan Dan Anak
a) Sosialisasi UU Perlindungan Anak;
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013
IV-23
b) Sosialisasi Pemberantasan Buta Aksara Perempuan;
c) Seminar Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak.
3) Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan
Indikasi Kegiatan :
Sosialisasi Partisipasi Politik Perempuan.
4) Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak
Indikasi Kegiatan :
a) Sosialisasi Kesetaraan Gender, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak;
b) Pelatihan dan Stimulan Bagi Kelompok Perempuan Kepala Keluarga
(PEKKA);
c) Pengelolaan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan
Anak (P2TP2A).
3. Urusan Sosial
a. Kebijakan
1) Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui penanganan penyandang
masalah kesejahteraan sosial;
2) Meningkatkan pemberdayaan potensi sumber kesejahteraan sosial.
b. Program
1) Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil dan Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya
Indikasi Kegiatan :
c) Peningkatan Kemampuan Petugas dan Pendamping Sosial;
d) Pelatihan Keterampilan Berusaha Bagi Keluarga Miskin dan PMKS.
2) Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
Indikasi Kegiatan :
Pelayanan dan Perlindungan Sosial, Hukum Bagi Korban Eksploitasi
Perdagangan Perempuan Dan Anak
3) Pembinaan Anak Terlantar
Indikasi Kegiatan :
a) Penyusunan Data dan Analisis Permasalahan Anak Terlantar;
b) Pengembangan Bakat dan Keterampilan Anak Terlantar.
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013
IV-24
4) Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Trauma
Indikasi Kegiatan :
a) Pendataan Penyandang Cacat dan Penyakit Kejiwaan;
b) Pendayagunaan Para Penyandang Cacat dan Eks Trauma.
5) Pembinaan Panti Asuhan/ Panti Jompo
Indikasi Kegiatan :
a) Pendidikan dan Pelatihan Bagi Penghuni Panti Asuhan/Jompo;
b) Peningkatan Keterampilan Tenaga Pelatih dan Pendidik.
6) Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial;
Indikasi Kegiatan :
a) Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan Berusaha Bagi Eks Penyandang
Penyakit Sosial
b) Pembangunan Pusat Bimbingan/Konseling Bagi Eks Penyandang
Penyakit Sosial
7) Penanggulangan Bencana Alam Dan Perlindungan Masyarakat;
Indikasi Kegiatan :
a) Kajian Identifikasi dan Penanganan Kawasaan Rawan Bencana Alam;
b) Penanganan Masalah-Masalah Penanganan Korban Bencana Alam Dan
Kejadian Luar Biasa;
c) Sosialisasi Kewaspadaan Kejadian Dini Bencana Alam.
8) Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial
Indikasi Kegiatan :
a) Peningkatan Peran Aktif Masyarakat dan Dunia Usaha;
b) Peningkatan Jejaring Kerjasama Pelaku-Pelaku Usaha Kesejahteraan
Sosial Masyarakat;
c) Peningkatan Kualitas SDM Kesejahteraan Sosial Masyarakat;
d) Pengembangan Model Kelembagaan Perlindungan Sosial.
4. Urusan Kepemudaan dan Olah Raga
a. Kebijakan
a. Meningkatkan kontribusi pemuda dan lembaga kepemudaan dalam
peningkatan kesejahteraan masyarakat;
b. Meningkatkan pengembangan olahraga pendidikan, olahraga rekreasi dan
olahraga prestasi.
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013
IV-25
b. Program
1) Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Pemuda;
Indikasi Kegiatan :
a) Fasilitasi Dialog/Temu Wicara Pemuda;
b) Penelitian dan Pengkajian Kebijakan-Kebijakan Pembangunan
Kepemudaan;
c) Penyusunan Rancangan Pola Kemitraan Antar Pemuda Dengan
Masyarakat;
d) Penyusunan Rencana Aksi Daerah Bidang Kepemudaan
2) Peningkatan dan Pembinaan Peran Serta Kepemudaan.
Indikasi Kegiatan :
a) Pemberdayaan Organisasi Pelajar;
b) Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Dasar Siswa;
c) Peningkatan Pengetahuan Pemuda Remaja Mesjid;
d) Pembinaan Generasi Muda Melalui Peningkatan Seni Tradisional;
e) Peningkatan Kapasitas Penilik Dalam Pemberdayaan Kelompok
Organisasi Pemuda.
3) Peningkatan Upaya Penumbuhan Kewirausahaan dan Kecakapan Hidup
Pemuda.
Indikasi Kegiatan :
a) Pelatihan Kewirausahaan Bagi Pemuda;
b) Kelompok Usaha Pemuda Produktif;
c) Peningkatan Mutu Hasil Karya Pemuda.
4) Penyuluhan Pencegahan Penggunaan Narkoba di Kalangan Pemuda
a) Peningkatan Penyelenggaraan Penyuluhan Pencegahan Penggunaan
Narkoba di Kalangan Pelajar;
b) Gebyar Pemuda Anti Narkoba .
5) Pengembangan dan Pemasyarakatan Olahraga
Indikasi Kegiatan :
a) Pengadaan Sarana Olahraga;
b) Pengembangan Kebijakan dan Manajemen Olahraga;
c) Pembibitan dan Pembinaan Olahragawan Berbakat;
d) Peningkatan Kompetisi Olah Raga.
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013
IV-26
5. Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
a. Kebijakan
1) Meningkatkan jumlah cakupan peserta KB;
2) Meningkatkan kualitas kesehatan reproduksi remaja;
3) Meningkatkan pemberdayaan dan ketahanan keluarga;
4) Memperkuat peran serta masyarakat dalam program Keluarga Berencana.
b. Program
1) Keluarga Berencana
Indikasi Kegiatan :
a) Fasilitasi Pelayanan KB Bagi Keluarga Miskin;
b) Pengadaan Sarana Tim KB.
2) Pelayanan Kontrasepsi
Indikasi Kegiatan :
a) Pelayanan Pemasangan Kontrasepsi KB;
b) Pengadaan Alat Kontrasepsi;
c) Pelayanan KB Medis Operasi.
3) Pengembangan Pusat Pelayanan Informasi dan Konseling Kesehatan
Reproduksi Remaja
Indikasi Kegiatan :
a) Pendirian Pusat Pelayanan Informasi& Konseling KRR;
b) Fasilitasi Forum Pelayanan Informasi & Konseling KRR Bagi Kelompok
Remaja dan Sebaya Di Luar Sekolah.
4) Pengembangan Bahan Informasi Tentang Pengasuhan dan Pembinaan
Tumbuh Kembang Anak
Indikasi Kegiatan :
Peningkatan Ketahanan Keluarga Balita.
5) Promosi Kesehatan Ibu, Bayi Dan Anak Melalui Kelompok di Masyarakat
Indikasi Kegiatan :
Penyuluhan Kesehatan Ibu, Bayi Dan Anak Melalui Kelompok di Masyarakat.
6) Penyiapan Tenaga Pendamping Kelompok Bina Keluarga
Indikasi Kegiatan :
Peningkatan Kapasitas Tenaga Pendamping Kelompok Bina Keluarga di
Kecamatan.
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013
IV-27
7) Pembinaan Peran Serta Masyarakat Dalam Program Keluarga Berencana.
Indikasi Kegiatan :
Pembinaan IMP, Lini Lapangan dan Momentum.
6. Urusan Ketransmigrasian
a. Kebijakan
Meningkatkan kerjasama antar daerah dalam rangka penyelenggaraan
transmigrasi.
b. Program
1) Pengembangan Wilayah Transmigrasi Regional dan Lokal;
Indikasi Kegiatan :
a) Pengerahan Fasilitas Perpindahan Serta Penempatan Transmigrasi;
b) Peningkatan Kerjasama Antar Wilayah, Antar Pelaku dan Antar Sektor
Dalam Rangka Pengembangan Kawasan Tranmigrasi;
c) Evaluasi, Monitoring Transmigrasi.
2) Transmigrasi Regional
Indikasi Kegiatan :
a) Penyuluhan Transmigrasi Regional;
b) Pendaftaran Dan Seleksi Calon Transmigran;
c) Pelatihan Transmigrasi.
7. Urusan Ketenagakerjaan
a. Kebijakan
Memberikan keterampilan dan keahlian kepada masyarakat pencari kerja, yang
diprioritaskan kepada keahlian yang diperlukan dimasyarakat dan tuntutan
kemajuan ekonomi daerah.
b. Program
1) Peningkatan Kesempatan Kerja;
Indikasi Kegiatan :
a) Penyebarluasan informasi bursa tenaga kerja;
b) Penyiapan tenaga kerja siap pakai.
2) Peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja.
Indikasi Kegiatan :
a) Pengadaan peralatan pendidikan dan keterampilan bagi pencari kerja;
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013
IV-28
b) Pendidikan dan pelatihan keterampilan bagi pencari kerja;
c) Peningkatan wirausaha baru bagi angkatan kerja.
4.5. Program Prioritas Pembangunan
Pembangunan yang dilaksanakan pada hakekatnya ditujukan untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat. Upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat menyentuh berbagai
aspek, diantaranya mencakup pemenuhan kebutuhan pelayanan dasar seperti pendidikan,
kesehatan, kesempatan untuk bekerja dan memperoleh pendapatan, peluang untuk
berpartisipasi dari seluruh lapisan masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Selanjutnya, upaya pemenuhan kebutuhan fisik perlu dilengkapi dengan
pembangunan di bidang moral dan etika untuk dapat membangun manusia Indonesia
seutuhnya. Pemenuhan kebutuhan moral dan etika ini dilandasi dasar agama dan nilai-
nilai luhur dari budaya, sehingga masyarakat akan dapat berpartisipasi dengan baik dalam
pembangunan.
Masalah utama yang dihadapi dalam pembangunan di Indonesia pada umumnya
dan di Kabupaten Majalengka pada khususnya adalah kemiskinan, pengangguran, dan
kesenjangan perekonomian. Terkait dengan strategi, kebijakan dan program prioritas
pembangunan lima tahun ke depan (2009-2013) difokuskan kepada upaya terobosan
untuk penanggulangan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja di perdesaan,
dan memacu laju pertumbuhan ekonomi.
Program prioritas pembangunan daerah pada dasarnya merupakan program yang
menjadi kebutuhan mendesak sesuai dengan potensi, dana, tenaga, dan kemampuan
manajerial yang dimiliki. Sebagaimana diamanatkan dalam Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2005-2025 bahwa, pada
pembangunan jangka panjang tahap ke-2 (2009-2013) ditujukan untuk lebih
memantapkan dan menata kembali pembangunan di segala bidang dengan menekankan
pada peningkatan kualitas sumber daya manusia yang ditunjukkan oleh capaian Indeks
Pembangunan Manusia (IPM).
Program prioritas pembangunan daerah Kabupaten Majalengka lima tahun ke
depan (2009-2013) difokuskan sebagai berikut :
1. Pembangunan Kesehatan
Pembangunan di bidang kesehatan difokuskan pada program prioritas sebagai
berikut:
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013
IV-29
a. Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan;
b. Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan;
c. Menggalakkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
2. Pembangunan Pendidikan
Pembangunan di bidang pendidikan difokuskan pada program prioritas sebagai
berikut:
a. Peningkatan Pendidikan Anak Usia Dini;
b. Pemenuhan Sarana Prasarana Pendidikan;
c. Pemerataan Tenaga Pendidik;
d. Peningkatan Kemampuan Siswa Dalam Life Skill;
e. Pengembangan Kurikulum Pendidikan;
f. Merintis Pengembangan Sekolah-Sekolah Unggulan Bertaraf Internasional;
g. Pembentukan dan Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK);
h. Pengembangan Lembaga-Lembaga Pendidikan Non Formal Berbasis Keterampilan.
3. Pembangunan Ekonomi
Pembangunan di bidang ekonomi difokuskan pada program prioritas sebagai berikut :
a. Pemantapan Peningkatan Produksi dan Produktivitas Pertanian;
b. Pengembangan Agroindustri;
c. Pengembangan Industri Mikro, Kecil dan Menengah (IMKM);
d. Penumbuhan Investasi Daerah;
e. Promosi Potensi Unggulan;
f. Peningkatan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM);
g. Pengembangan Sektor Perdagangan dan Jasa.
4. Pembangunan Pariwisata
Pembangunan di bidang pariwisata difokuskan pada program prioritas penataan
potensi pariwisata.
5. Pembangunan Infrastruktur
Pembangunan di bidang infrastruktur difokuskan pada program prioritas sebagai
berikut :
a. Pemantapan dan Peningkatan Infrastuktur Transportasi;
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013
IV-30
b. Pemeliharaan Jaringan Irigasi;
c. Pemantapan Infrastruktur Perdesaan;
d. Pemantapan Pelayanan Prasarana Sosial Dasar Lingkungan.
6. Pembangunan Pemerintahan
Pembangunan di bidang pemerintahan difokuskan pada program prioritas sebagai
berikut :
a. Penataan Kembali Sistem Birokrasi Pemerintahan;
b. Peningkatan Profesionalisme Aparatur;
c. Peningkatan Sarana Prasarana;
d. Penguasaan Teknologi;
e. Pengelolaan Keuangan yang Efektif dan Efisien;
f. Penegakkan Supremasi Hukum dan Penghormatan HAM;
g. Peningkatan Efektivitas Pemerintahan Kecamatan dan Desa;
h. Peningkatan Ketentraman dan Ketertiban;
i. Peningkatan Proses Politik dan Budaya Politik.
7. Penataan Ruang
Pembangunan di bidang penataan ruang difokuskan pada program prioritas
pelaksanaan tindak lanjut RTRW Kabupaten Majalengka.
8. Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Pembangunan di bidang lingkungan hidup difokuskan pada program prioritas sebagai
berikut :
a. Pelestarian Sumber Daya Alam dan Lingkungan;
b. Pemeliharaan dan Rehabilitasi serta Penanggulangan Pencemaran;
c. Peningkatan Kesadaran Masyarakat dan Penegakan Peraturan Perundang-
undangan dalam Bidang Lingkungan Hidup.
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013
IV-31
4.6. Proyeksi Capaian Indikator Makro
Proyeksi indikator makro Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2013 dapat dilihat
pada Tabel berikut ini.
Tabel 4.1 PROYEKSI INDIKATOR MAKRO
KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2009-2013
NO. INDIKATOR CAPAIAN
2009 2010 2011 2012 2013 1 IPM 71,27 72,38 73,48 74,58 75,69 - AHH (Th) 68,37 68,73 69,08 69,44 69,80 - AMH (%) 93,74 94,24 94,75 95,25 95,75 - RLS (Th) 7,13 7,47 7,82 8,16 8,50 - PDB (Rp) 573.446 580.452 587.458 594.464 601.470 Indek pendidikan 78,34 79,44 80,53 81,63 82,72 Indek kesehatan 72,82 72,88 73,47 74,07 74,67 Indek Daya Beli 63,19 64,81 66,43 68,05 69,67
2 TPT (%) 10,73 9,48 8,73 7,73 6,73 3 Jml. Penduduk
(Jiwa) 1.207.276
1.216.934
1.226.669
1.236.483
1.246.375
LPP (%) 0,80 0,80 0,80 0,80 0,80 Jumlah Penduduk
Miskin (Jiwa) 188.094 157.350 126.102 94.344 62.319 4 Tingkat
Kemiskinan (%) 15,58 12,93 10,28 7,63 5,00
5 PDRB (Dlm Miliar Rp)
4.277,35 4.518,17 4.786,09 5.083,79 5.415,25
6 PDRB Perkapita (Rp)
3.542.978,23 3.712.746,57 3.901.700,35 4.111.492,01 4.344.802,39
7 LPE (%) 5,34 5,63 5,93 6,22 6,52 Sumber : Hasil Analisis
4.7. Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Indikator Kinerja Pembangunan (IKP) Daerah merupakan tolok ukur pencapaian
pembangunan Kabupaten Majalengka dengan memperhatikan kontribusi dari Pemerintah
Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten serta pihak lain yang
berkepentingan di Kabupaten Majalengka. Indikator Kinerja tersebut merupakan
implementasi dari target pencapaian Misi Pemerintah Kabupaten Majalengka 2009-2013.
Indikator Kinerja Pembangunan dapat diuraikan pada Tabel sebagai berikut :
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013
V-1
BAB V KERANGKA PENDANAAN
ebijakan anggaran merupakan acuan umum dari rencana kerja pembangunan dan
merupakan bagian dari perencanaan operasional anggaran serta alokasi sumber daya.
Arah kebijakan keuangan daerah adalah kebijakan penyusunan program dan indikasi
kegiatannya pada pengelolaan pendapatan dan belanja daerah secara efektif dan efisien.
Sesuai dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah, dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Daerah, Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara, dan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah, maka keuangan daerah harus dikelola secara tertib, efisien, ekonomis,
efektif, transparan dan bertanggung jawab serta taat pada peraturan perundang-
undangan dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. Prinsip pengelolaan ini
akan tercermin pada proses penyusunan anggaran daerah, struktur pendapatan dan
struktur belanja daerah.
Keterkaitan keuangan daerah yang melekat dengan APBD merupakan pernyataan
bahwa adanya hubungan antara dana daerah dan dana pusat atau dikenal dengan istilah
perimbangan keuangan pusat dan daerah. Dana tersebut terdiri atas dana dekonsentrasi
(PP No.55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan) dan dana desentralisasi. Dana
dekonsentrasi berbentuk dana bagi hasil, dana alokasi umum dan dana alokasi khusus,
sedangkan yang dimaksud dana desentralisasi adalah yang bersumber dari pendapatan
asli daerah.
5.1. Arah Pengelolaan APBD
5.1.1. Arah Pengelolaan Pendapatan Daerah
Pendapatan daerah adalah hak Pemerintah Daerah yang diakui sebagai penambah
nilai kekayaan bersih dalam periode tahun bersangkutan. Sumber pendapatan daerah
terdiri atas :
a. Pendapatan Asli Daerah, terdiri atas :
1) Pajak Daerah;
2) Retribusi Daerah;
K
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013
V-2
3) Hasil Perusahaan dan Hasil Kekayaan Daerah yang dipisahkan;
4) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah.
b. Dana Perimbangan, terdiri atas :
1) Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak;
2) Dana Alokasi Umum;
3) Dana Alokasi Khusus.
c. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah, terdiri atas :
1) Pendapatan Hibah dari Pemerintah atau Kontijensi;
2) Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya;
3) Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus;
4) Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya.
TABEL 5.1 PERKEMBANGAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN
KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008
NO. URAIAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN (Rp) 2004 2005 2006 2007 2008
1 2 3 4 5 6 7 1. Pendapatan
Asli Daerah 25.303.585.950,36 32.270.217.328,70 50.043.010.324,46 46.020.646.259,00 47.721.933.580,00
a. Pajak Daerah
2.879.368.617,00 3.648.242.956,00 4.045.783.605,00 4.080.079.019,00 4.827.278.616,00
b. Retribusi Daerah
17.099.977.286,18 24.137.796.882,00 31.688.027.008,00 33.002.041.910,00 34.486.954.817,00
c. Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan
474.246.920,00 580.299.045,00 1.312.796.255,00 1.486.478.551,00 2.242.774.291,00
d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
4.849.993.128,18 3.903.878.445,70 12.996.403.456,46 7.452.046.779,00 6.164.925.856,00
2. Dana Perimbangan
360.455.055.750,00 397.609.513.618,00 611.069.317.365,00 682.539.224.157,00 730.072.518.256,00
a. Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan Pajak
43.113.055.750,00 55.831.513.618,00 67.703.317.365,00 77.487.224.157,00 79.719.083.256,00
b. Dana Alokasi Umum
308.162.000.000,00 328.468.000.000,00 508.346.000.000,00 555.540.000.000,00 600.795.435.000,00
c. Dana Alokasi Khusus
9.180.000.000,00 13.310.000.000,00 35.020.000.000,00 49.512.000.000,00 49.558.000.000,00
3. Lain-Lain Pendapatan Yang Sah
47.459.806.914,00 46.381.921.285,00 40.041.127.968,00 68.199.435.717,00 98.327.639.488,00
a. Pendapatan Hibah dari Pemerintah/ Kontijensi
- 17.202.000.000,00 5.294.482.881,00 7.000.000.000,00 650.000.000,00
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013
V-3
NO. URAIAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN (Rp) 2004 2005 2006 2007 2008
1 2 3 4 5 6 7 b. Bagi Hasil
Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya
24.362.048.914,00 15.929.921.285,00 15.912.145.087,00 17.378.350.000,00 26.136.528.753,00
c. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
- - - 16.163.427.400,00 16.984.267.880,00
d. Bantuan Keuangan dari Provinsi/ Pemerintah Daerah Lainnya
23.097.758.000,00 13.250.000.000,00 18.834.500.000,00 27.657.658.317,00 49.556.842.855,00
e. Dana Darurat
5.000.000.000,00
Total Pendapatan Daerah
433.218.448.614,36 476.261.652.231,70 701.153.455.657,46 796.759.306.133,00 876.122.091.324,00
Sumber : Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
TABEL 5.2 PERKEMBANGAN REALISASI PAD KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008
No. Tahun PAD (Rp) Pertumbuhan (%)
Realisasi Pendapatan Daerah (Rp)
Proporsi PAD (%)
1. 2004 25.303.585.950,36 3,28 433.218.448.614,36 5,84
2. 2005 32.270.217.328,70 27,53 476.261.652.231,70 6,78
3. 2006 50.043.010.324,46 55,07 701.153.455.657,46 7,14
4. 2007 46.020.646.259,00 -8,04 796.759.306.133,00 5,78
5. 2008 47.721.933.580,00 5,24 876.122.091.324,00 5,45
Rata-rata per tahun (%) 16,61 6,20 Sumber : Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
Perkembangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Majalengka selama
tahun 2004 sampai dengan 2008 rata-rata pertumbuhannya mengalami kenaikan sebesar
16,61 persen. Bila melihat kemampuan keuangan dari PAD Kabupaten Majalengka dengan
rata-rata kontribusi per tahun sebesar 6,20 persen dapat diartikan bahwa secara
kemandirian fiskal Kabupaten Majalengka masih rendah karena pendapatan di luar PAD
mencapai 93,80 persen.
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013
V-4
TABEL 5.3 PERKEMBANGAN REALISASI DANA PERIMBANGAN
KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008
No. Tahun Dana
Perimbangan (Rp)
Pertumbuhan (%)
Realisasi Pendapatan Daerah (Rp)
Proporsi (%)
1. 2004 360.455.055.750,00 2,52 433.218.448.614,36 83,20
2. 2005 397.609.513.618,00 10,31 476.261.652.231,70 83,49
3. 2006 611.069.317.365,00 53,69 701.153.455.657,46 87,15
4. 2007 682.539.224.157,00 11,70 796.759.306.133,00 85,74
5. 2008 730.072.518.256,00 6,97 876.122.091.324,00 83,33
Rata-rata per tahun (%) 17,04 84,58
Sumber : Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
Dana Perimbangan terdiri atas Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak, Dana
Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Dana Alokasi Umum yang
diluncurkan pemerintah pusat ke daerah bertujuan untuk menghindari kesenjangan fiskal
(fiscal gap) antar daerah yang ditetapkan berdasarkan kriteria tertentu yang menekankan
pada aspek pemerataan dan keadilan yang selaras dengan penyelenggaraan urusan
pemerintahan yang formula dan perhitungannya tersebut sesuai tujuan yang diharapkan.
Apabila dari tahun ke tahun suatu daerah DAU-nya menurun, maka daerah tersebut
dianggap atau dikategorikan sudah mandiri dalam kemampuan fiskalnya.
Perkembangan DAU Kabupaten Majalengka selama kurun waktu tahun 2004
sampai dengan 2008 cenderung mengalami peningkatan. Hal tersebut menunjukkan
bahwa Kabupaten Majalengka masih tergantung dari kontribusi pemerintah pusat.
Untuk perkembangan dari dana perimbangan secara total selama tahun 2004
sampai degan 2008 rata-rata pertumbuhan per tahunnya sebesar 17,04 persen, dan
kontribusi terhadap APBD dalam kurun waktu yang sama rata-rata sebesar 84,58 persen.
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013
V-5
TABEL 5.4 PERKEMBANGAN LAIN-LAIN PENERIMAAN YANG SAH
KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008
No. Tahun Lain-Lain
Penerimaan yang Sah (Rp)
Pertumbuhan (%) APBD (Rp) Proporsi
(%)
1. 2004 47.459.806.914,00 159,21 433.218.448.614,36 10,96
2. 2005 46.381.921.285,00 -2,27 476.261.652.231,70 9,74
3. 2006 40.041.127.968,00 -13,67 701.153.455.657,46 5,71
4. 2007 68.199.435.717,00 70,32 796.759.306.133,00 8,56
5. 2008 98.327.639.488,00 44,18 876.122.091.324,00 11,22
Rata-rata per tahun (%) 51,55 9,24
Sumber : Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
Lain-lain penerimaan yang sah yang bersumber dari pendapatan hibah dari
pemerintah atau kontijensi, bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya,
dana penyesuaian dan otonomi Khusus, serta bantuan keuangan dari provinsi atau
pemerintah daerah lainnya. Perkembangan lain-lain penerimaan yang sah secara total
selama kurun waktu tahun 2004-2008 rata-rata pertumbuhan per tahunnya sebesar 51,55
persen dengan rata-rata kontribusi terhadap APBD sebesar 9,24 persen.
Proyeksi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Majalengka untuk kurun waktu tahun
2009-2013 sebagai berikut :
TABEL 5.5 PROYEKSI PENDAPATAN ASLI DAERAH
KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2009-2013
NO. URAIAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (Rp) 2009 2010 2011 2012 2013
1. Pajak Daerah 4.585.750.000,00 4.815.037.500,00 5.055.789.375,00 5.308.578.843,75 5.574.007.785,94 2. Retribusi
Daerah 6.139.479.085,00 6.292.966.062,13 6.607.614.365,23 7.070.147.370,80 7.246.901.055,07
3. Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan
2.664.126.822,21 2.797.333.163,32 3.077.066.479,65 3.230.919.803,64 3.392.465.793,82
4. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
33.188.571.235,10 34.847.999.796,86 36.590.399.786,70 38.785.823.773,90 40.725.114.962,59
Jumlah PAD 46.577.927.142,31 48.753.336.522,30 51.330.870.006,58 54.395.469.792,08 56.938.489.597,42 Sumber : Menggunakan asumsi DPKAD
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013
V-6
Untuk memprediksi pendapatan daerah lima tahun ke depan diperlukan suatu data
pendukung yang salah satunya adalah capaian PDRB tahun-tahun sebelumnya dan
perkiraan pertumbuhan PDRB pada tahun-tahun yang akan datang dengan asumsi bahwa
kondisi di masa depan sama dengan kondisi yang terjadi saat ini.
TABEL 5.6
CAPAIAN PDRB ATAS DASAR HARGA KONSTAN, PDRB PERKAPITA DAN LPE KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008
No. INDIKATOR TAHUN 2004 2005 2006 2007 2008
1. PDRB (milyar Rp) 3.387,04 3.538,23 3.686,24
3.865,69
4.041,01
2. PDRB Perkapita (juta Rp.) 2,918 3,025 3,126
3,253
3,372
3. LPE (%) 4,09 4,47 4,18
4,87
4,54
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka
TABEL 5.7
PROYEKSI PDRB ATAS DASAR HARGA KONSTAN, PDRB PERKAPITA DAN LPE KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2009-2013
No. INDIKATOR TAHUN 2009 2010 2011 2012 2013
1. PDRB (milyar Rp) 4.277,35 4.518,17 4.786,09 5.083,79
5.415,25
2. PDRB Perkapit (juta Rp.) 3,543 3,712 3.901 3.111
4.172
3. LPE (%) 5.34 5.63 5.93 6.22
6,52
Sumber : Menggunakan asumsi
5.1.2. Arah Pengelolaan Belanja
Belanja Daerah adalah semua kewajiban daerah yang diakui sebagai pengurangan
nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan. Belanja daerah
diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam
upaya memenuhi kewajiban daerah.
Belanja penyelenggaraan diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan
kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013
V-7
diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas
sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial.
Belanja daerah mempertimbangkan analisis standar belanja standar harga, tolok ukur
kinerja dan standar pelayanan minimal yang ditetapkan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
TABEL 5.8 PERKEMBANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2006
No. URAIAN TAHUN ANGGARAN (Rp)
2004 2005 2006
1 2 3 4 5
A. PENDAPATAN 422.739.378.005,87 466.076.529.174,94 689.715.134.715,36
1. PENDAPATAN ASLI DAERAH 25.136.779.444,24 32.573.647.904,69 46.813.604.644,91
a. Pajak Daerah 2.983.392.765,84 3.594.984.717,80 4.024.170.548,51
b. Retribusi Daerah 17.237.922.280,00 24.245.617.108,25 31.728.791.296,30
c. Hasil Perusahaan Milik Daerah 546.854.000,00 780.858.045,00 1.221.964.288,00
d.Lain-lain Pendapatan Asli Daerah 4.368.610.398,40 3.952.188.033,64 9.838.678.512,10
2. DANA PERIMBANGAN 373.872.944.561,63 416.300.881.270,25 642.901.530.070,45
a. Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak 32.340.215.647,00 45.434.520.233,00 66.143.552.102,00
b. Dana Alokasi Umum 308.162.000.000,00 328.468.000.000,00 508.346.000.000,00
c. Dana Alokasi Khusus 9.180.000.000,00 13.310.000.000,00 35.020.000.000,00
d. Bagi Hasil Pajak dan Bantuan Propinsi 24.190.728.914,63 29.088.361.037,25 33.391.977.968,45
3 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 23.729.654.000,00 17.202.000.000,00 0,00
B BELANJA DAERAH 433.597.917.250,50 475.785.378.921,94 702.507.662.901,36
1. BELANJA APARATUR 108.919.950.682,93 72.728.364.282,90 390.429.154.763,64
a. Belanja Administrasi Umum 88.731.647.681,93 48.011.316.928,90 337.950.605.627,21
b. Belanja Operasional dan Pemeliharaan ( BOP ) 11.532.003.151,00 14.760.034.604,00 35.463.429.314,43
c. Belanja Modal 8.656.299.850,00 9.957.012.750,00 17.015.119.822,00
2. BELANJA PELAYANAN PUBLIK
292.821.520.567,66 372.848.820.050,28 263.493.040.137,72
a. Belanja Administrasi Umum 204.281.862.401,71 267.069.831.600,28 51.259.858.882,00
b. Belanja Operasional dan Pemeliharaan ( BOP ) 59.332.597.615,95 75.821.759.350,00 137.808.157.380,72
c. Belanja Modal 29.207.060.550,00 29.957.229.100,00 74.425.023.875,00
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013
V-8
No. URAIAN TAHUN ANGGARAN (Rp)
2004 2005 2006
1 2 3 4 5
3. BELANJA BAGI HASIL DAN BANTUAN KEUANGAN
31.356.445.999,91 29.558.194.588,76 48.085.468.000,00
4. BELANJA TIDAK TERSANGKA 500.000.000,00 650.000.000,00 500.000.000,00
SURPLUS / DEVISIT (10.858.539.244,64) (9.708.849.747,00) (12.792.528.186,00)
C PEMBIAYAAN 10.858.539.244,64 9.708.849.747,00 12.792.528.186,00
a. Penerimaan Pembiayaan Daerah 13.058.539.244,64 15.208.849.747,00 21.182.528.186,00
b. Pengeluaran Pembiayaan Daerah 2.200.000.000,00 5.500.000.000,00 8.390.000.000,00
Sumber : Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
TABEL 5.9 PERKEMBANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2007-2008
No. URAIAN TAHUN ANGGARAN (Rp)
2007 2008
1 2 3 4
A. PENDAPATAN 796.759.306.133,00 876.122.091.324,00 1 Pendapatan Asli Daerah 46.020.646.259,00 47.721.933.580,00 a Pajak Daerah 4.080.079.019,00 4.827.278.616,00 b Retribusi Daerah 33.002.041.910,00 34.486.954.817,00
c Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
yang Dipisahkan 1.486.478.551,00 2.242.774.291,00
d Lain-lain PAD yang sah 7.452.046.779,00 6.164.925.856,00
2 DANA PERIMBANGAN 682.539.224.157,00 730.072.518.256,00
a Dana Bagi Hasil Pajak /Bagi Hasil Bukan
Pajak 77.487.224.157,00 79.719.083.256,00
b Dana Alokasi Umum 555.540.000.000,00 600.795.435.000,00
c Dana Alokasi Khusus 49.512.000.000,00 49.558.000.000,00
3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH
YANG SYAH 68.199.435.717,00 98.327.639.488,00
a Pendapatan Hibah dari Pemerintah 7.000.000.000,00 650.000.000,00
c Dana Darurat 0,00 5.000.000.000,00
d Dana Bagi Hasil Pajak Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya 17.378.350.000,00 26.136.528.753,00
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013
V-9
No. URAIAN TAHUN ANGGARAN (Rp)
2007 2008
1 2 3 4
e Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 16.163.427.400,00 16.984.267.880,00
f Bantuan Keuangan dari Provinsi atau
Pemerintah Daerah Lainnya 27.657.658.317,00 49.556.842.855,00
B. BELANJA DAERAH 808.033.721.928,00 882.768.403.671,00
1. BELANJA TIDAK LANGSUNG 421.904.341.809,00 549.392.281.625,00
a. Belanja Pegawai 360.304.065.419,00 479.696.927.966,00
b. Belanja Bunga 0,00 0,00
c. Belanja Subsidi 2.573.750.000,00 500.000.000,00
d. Belanja Hibah 0,00 18.423.012.816,00
e. Belanja Bantuan Sosial 18.332.101.500,00 12.949.487.000,00
f. Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi /
Kabupaten / Kota dan Pemerintahan Desa 179.791.950,00 1.433.859.843,00
g.Belanja Bantuan Keuangan Kepada
Provinsi / Kabupaten /Kota dan Pemerin-
tahan Desa 40.164.970.940,00 36.388.994.000,00
h. Belanja Tidak Terduga 349.662.000,00 0,00
2. BELANJA LANGSUNG 386.129.380.119,40 333.376.122.046,00
a. Belanja Pegawai 72.199.098.712,00 72.475.031.836,00
b. Belanja Barang dan Jasa 112.375.037.230,00 111.418.684.257,00
c. Belanja Modal 201.555.244.177,00 149.482.405.953,00
SURPLUS / DEVISIT (11.274.415.795,00) (6.646.312.347,00)
C PEMBIAYAAN NETTO DAERAH 42.435.512.140,00 33.935.232.969,00
a. Penerimaan Pembiayaan Daerah 47.435.512.140,00 39.183.862.993,00
b. Pengeluaran Pembiayaan Daerah 5.000.000.000,00 5.248.630.024,00 Sumber : Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
5.1.3. Arah Pengelolaan Pembiayaan Daerah
Pembiayaan merupakan transaksi keuangan yang dimaksudkan untuk menutupi
selisih antara Pendapatan dan Belanja Daerah. Adapun pembiayaan tersebut bersumber
dari sisa lebih perhitungan anggaran sebelumnya (SiLPA), pencairan dana cadangan, hasil
penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman daerah, penerimaan
kembali pemberian pinjaman dan penerimaan piutang daerah.
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013
V-10
TABEL 5.10 PERKEMBANGAN REALISASI PEMBIAYAAN
KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008
Tahun
Pembiayaan (Rp)
Surplus atau Defisit (Rp)
Pertum-buhan
Surplus (%)
Penerimaan
Pertum-buhan Peneri-maan (%)
Pengeluaran
Pertum-buhan Penge-luaran
(%) 2004 11.116.689.244,64 -36,62 1.200.000.000,00 -59,19 9.916.689.244,64 -32,08
2005 15.402.344.747,00 38,55 5.500.000.000,00 358,33 9.902.344.747,00 -0,14
2006 21.638.580.376,00 40,49 8.390.000.000,00 52,55 13.248.580.376,00 33,79
2007 47.435.512.140,00 119,22 5.000.000.000,00 -40,41 42.435.512.140,00 225,38
2008 39.183.862.993,00 -18,55 5.248.630.024,00 134,40 33.935.232.969,00 -20,03
Rata-Rata per Tahun (%) 28,62 89,14 41,38 Sumber : Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
5.2. Kebijakan Umum Anggaran
Kebijakan Umum Anggaran diarahkan melalui upaya peningkatan pendapatan
daerah dari sektor pajak daerah, retribusi daerah dan lain-lain pendapatan daerah yang
sah. Peningkatan manajemen pembiayaan daerah mengarah kepada akurasi, efisiensi,
efektifitas dan profitabilitas.
Manajemen keuangan daerah menjadi penting bagi aparatur pemerintah di daerah
karena merupakan konsekuensi logis dari prospektif pengelolaan perimbangan antara
keuangan pusat dan daerah. Transformasi nilai yang berkembang dalam era reformasi ini
adalah meningkatnya penekanan proses dari partisipasi publik, transparansi dan
akuntabel ke dalam bentuk tindakan penyusunan anggaran (budget cycle), pengurusan
dan penatausahaan (accounting cycle), pelaporan dan pertanggungjawaban (evaluation
and monitoring process) serta mekanisme pengawasan daerah.
5.2.1. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah
Kebijakan Pendapatan Daerah untuk Tahun Anggaran 2009-2013, senantiasa
memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang melalui rekening kas umum
daerah, yang menambah ekuitas dana lancar sebagai hak pemerintah daerah dalam
satu tahun anggaran;
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013
V-11
2. Seluruh pendapatan daerah dianggarkan dalam APBD secara bruto, dalam
pengertian bahwa jumlah pendapatan yang dianggarkan tidak boleh dikurangi
dengan belanja yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan dan atau dikurangi
dengan bagi hasil;
3. Pendapatan daerah adalah merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang
dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan dalam kurun waktu satu tahun
anggaran.
Kebijakan pendapatan daerah untuk APBD Tahun Anggaran 2009-2013
disesuaikan dengan kewenangannya, struktur pendapatan daerah dan asal sumber
penerimaannya dapat dibagi berdasarkan 3 kelompok, yaitu Pendapatan Asli Daerah,
Dana Perimbangan Keuangan, dan lain-lain pendapatan daerah yang syah.
Kebijakan pendapatan asli daerah dilakukan dalam berbagai upaya yang diarahkan
untuk meningkatkan pendapatan daerah meliputi :
a. Mengoptimalkan Penerimaan Pendapatan Asli Daerah dengan cara: membenahi
manajemen data penerimaan PAD, meningkatkan penerimaan pendapatan non-
konvensional, melakukan evaluasi dan revisi secara berkala peraturan daerah pajak
dan retribusi yang perlu disesuaikan, menetapkan target penerimaan berdasarkan
potensi penerimaan, mengembangkan kelembagaan pengelolaan keuangan daerah
sesuai dengan kebutuhan daerah;
b. Menetapkan sumber pendapatan daerah unggulan yang bersifat elastis terhadap
perkembangan basis pungutannya dan less distortive terhadap perekonomian serta
perlu dilakukan optimalisasi sumber pendapatan asli daerah lainnya;
c. Pemantapan Kelembagaan dan Sistem Operasional Pemungutan Pendapatan
Daerah;
d. Peningkatan Pendapatan Daerah dengan intensifikasi dan ekstensifikasi;
e. Meningkatkan koordinasi secara sinergis di bidang Pendapatan Daerah dengan
Pemerintah Pusat, Provinsi dan SKPD Penghasil;
f. Mengoptimalkan kinerja Badan Usaha Milik Daerah untuk memberikan kontribusi
secara signifikan terhadap Pendapatan Daerah;
g. Meningkatkan pelayanan dan perlindungan masyarakat sebagai upaya
meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar retribusi daerah;
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013
V-12
h. Meningkatkan kualitas pengelolaan aset dan keuangan daerah.
5.2.2. Arah Kebijakan Belanja Daerah
Berpedoman pada prinsip-prinsip penganggaran, maka belanja daerah tahun
2009-2013 disusun dengan pendekatan anggaran kinerja yang berorientasi pada
pencapaian hasil dari input yang direncanakan dengan memperhatikan prestasi kerja
setiap satuan kerja perangkat daerah dalam pelaksanaan tugas, pokok dan fungsinya. Ini
bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanan anggaran serta menjamin
efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran ke dalam program atau kegiatan.
Kebijakan belanja daerah tahun anggaran 2009-2013 diarahkan dengan
pengaturan pola pembelanjaan yang proporsional, efisien dan efektif. Upaya tersebut
antara lain adalah :
1. Belanja daerah digunakan dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan
Kabupaten Majalengka yang terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan
sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan perundang-undangan;
2. Efisiensi belanja dilakukan dengan mengoptimalkan belanja untuk kepentingan
publik, melaksanakan proper budgeting melalui analisis cost benefit dan tingkat
efektifitas setiap program atau kegiatan serta melaksanakan prudent spending
melalui pemetaan profil resiko atas setiap belanja kegiatan beserta perencanaan
langkah antisipasinya;
3. Penyusunan belanja daerah diprioritaskan untuk menunjang efektivitas pelaksanaan
tugas pokok dan fungsi SKPD dalam rangka melaksanakan urusan pemerintahan
daerah yang menjadi tanggungjawab pemerintah Kabupaten Majalengka;
4. Belanja dalam rangka peyelenggaraan urusan wajib diarahkan untuk melindungi dan
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban
daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan,
kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum;
5. Pemenuhan dan pemanfaatan anggaran untuk penuntasan wajib belajar pendidikan
dasar WAJAR DIKDAS 9 tahun dan perintisan WAJAR DIKDAS 12 tahun serta
menciptakan pendidikan yang berkualitas dan terjangkau;
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013
V-13
6. Peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dilaksanakan dengan
memperbaiki fasilitas dan pengadaan untuk pelayanan dasar kesehatan terutama
untuk keluarga miskin serta kesehatan ibu dan anak, memperbanyak tenaga medis
terutama untuk daerah-daerah yang sulit dijangkau, serta memperbaiki kualitas
lingkungan dan pembudayaan perilaku hidup bersih dan sehat;
7. Dalam rangka peningkatan daya beli masyarakat, anggaran belanja akan diarahkan
pada revitalisasi sektor pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan dan
kehutanan, pemberdayaan koperasi dan KUKM, serta dukungan infrastruktur
perdesaan;
8. Pengurangan persentase tingkat pengangguran melalui penyiapan SDM yang siap
kerja, peningkatan investasi program multi sektor, peningkatan sarana dan
prasarana balai pelatihan ketenagakerjaan;
9. Dalam mendukung pengembangan aktifitas ekonomi, pemeliharaan dan
pembangunan infrastruktur akan diarahkan pada wilayah sentra produksi di
perdesaan, aksesibilitas sumber air baku dan listrik;
10. Untuk menjaga daya dukung dan daya tampung lingkungan Kabupaten Majalengka,
Pemerintah daerah akan mengarahkan anggaran pada kegiatan-kegiatan
pengurangan pencemaran lingkungan, pencapaian target kawasan lindung, mitigasi
bencana, pengendalian alih fungsi lahan dan pengendalian eksploitasi yang
berlebihan terhadap sumber daya alam;
11. Penggunaan indeks relevansi anggaran dalam penentuan anggaran belanja dengan
memperhatikan belanja tidak langsung dan belanja langsung dengan kebijakan
Pemerintah Kabupaten Majalengka, serta anggaran belanja yang direncanakan oleh
setiap pengguna anggaran tetap terukur;
12. Kegiatan-kegiatan yang orientasinya terhadap pemenuhan anggaran belanja tetap
(fixed cost), Insentif Berbasis Kinerja, dan komitmen pembangunan yang
berkelanjutan (multi years);
13. Mengalokasikan belanja pegawai yang merupakan belanja kompensasi, dalam
bentuk gaji dan tunjangan, serta penghasilan lainnya yang diberikan kepada
Pegawai Negeri Sipil yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013
V-14
14. Mengalokasikan belanja bantuan sosial yang digunakan untuk menganggarkan
pemberian bantuan dalam bentuk uang dan atau barang kepada masyarakat yang
bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat;
15. Mengalokasikan belanja tidak terduga yang merupakan belanja untuk kegiatan yang
sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan
bencana alam dan bencana sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya, termasuk
pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya yang
telah ditutup.
5.2.3. Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah
Pembiayaan ditetapkan untuk menutup defisit yang disebabkan oleh lebih
besarnya belanja daerah dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh. Penyebab
utama terjadinya defisit anggaran adalah adanya kebutuhan pembangunan daerah yang
semakin meningkat. Kebijakan Pembiayaan Daerah terdiri dari penerimaan pembiayaan
dan pengeluaran pembiayaan.
Kebijakan penerimaan pembiayaan tahun 2009-2013 adalah :
1. Sisa Lebih Anggaran tahun sebelumnya (SiLPA) dipergunakan sebagai sumber
penerimaan pada APBD tahun berikutnya dan rata-rata SiLPA akan diupayakan
seminimal mungkin dengan melaksanakan perencanaan dan pelaksanaan anggaran
secara konsisten.
2. Pengeluaran pembiayaan direncanakan untuk pembayaran hutang pokok yang jatuh
tempo, penyertaan modal BUMD, dan dana LUEP.
3. Penyertaan modal dan pemberian pinjaman apabila terjadi surplus anggaran.
4. Penyertaan modal BUMD dibarengi dengan revitalisasi dan restrukturisasi kinerja
BUMD dan pendayagunaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan dalam rangka
efisiensi pengeluaran pembiayaan termasuk kajian terhadap kelayakan BUMD.
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013
VI-1
BAB VI PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2009-2013 yang memuat
visi dan misi Bupati Majalengka, merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005-2025, penjabaran dari
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Majalengka Tahun
2005-2025, serta merupakan kesinambungan dari Rencana Stratejik Daerah (Renstrada)
Pemerintah Kabupaten Majalengka.
6.1. Pedoman Transisi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Majalengka Tahun
2009-2013 akan menjadi pedoman penyusunan rencana pembangunan sampai dengan
tahun 2013. Sedangkan untuk perencanaan pembangunan tahun 2014 menggunakan
RPJM Daerah Transisi Tahun 2014 yang memuat program pembangunan transisi untuk
memayungi perencanaan tahun 2014 sebelum disusunnya RPJM Daerah Kabupaten
Majalengka tahun 2013-2018. Program transisi tersebut tetap mengacu pada program
prioritas sebagaimana tercantum dalam RPJM Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2009-
2013.
6.2. Kaidah Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Majalengka
tahun 2009-2013 merupakan pedoman bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
dalam menyusun Rencana Strategis (Renstra) SKPD, Rencana Kerja (Renja) SKPD,
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahunan. Sehubungan dengan hal tersebut,
maka ditetapkan kaidah-kaidah pelaksanaan RPJM Daerah Kabupaten Majalengka Tahun
2009-2013 sebagai berikut :
1. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Majalengka dengan didukung oleh
seluruh stakeholders termasuk dunia usaha, berkewajiban untuk melaksanakan
program-program dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun
2009-2013 dengan sebaik-baiknya;
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013
VI-2
2. Bupati, dalam menjalankan tugas penyelenggaraan pemerintahan daerah
berkewajiban untuk mengarahkan pelaksanaan RPJM Daerah Kabupaten Majalengka
Tahun 2009-2013 dengan mengerahkan semua potensi dan kekuatan daerah;
3. Sekretaris Daerah, berkewajiban mengkoordinasikan pelaksanaan RPJM Daerah
Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2013;
4. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Majalengka berkewajiban untuk
menyusun Rencana Strategis yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan,
program, kegiatan pokok dan unggulan pembangunan sesuai dengan tugas dan
fungsinya dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Tahun 2009-2013 yang selanjutnya dijabarkan dalam Rencana Kerja Satuan
Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) Kabupaten Majalengka untuk menjamin
konsistensi dan kontinuitas program, kegiatan beserta pendanaan secara tahun
jamak (multy year);
5. Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2013, Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Majalengka berkewajiban untuk
memandu proses perencanaan pembangunan, pemantauan, fasilitasi dan mediasi
terhadap penjabaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2009-
2013 ke dalam Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten
Majalengka, serta membangun komunikasi organisasi dan komunikasi kepada
masyarakat secara berkesinambungan tentang RPJM Daerah, Pelaksanaan RPJM
Daerah, Pengawasan pelaksanaan RPJM Daerah, serta evaluasi pelaksanaan RPJM
Daerah;
6. Dalam pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah
Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2013 berpedoman kepada Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten Majalengka agar terwujud keselarasan dan
kesinambungan pembangunan daerah;
7. Untuk merealisasikan RPJM Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2013 yang
penuh tantangan dan dinamika pembangunan, maka digunakan 5 (lima) prinsip
utama yaitu :
a. Prinsip perencanaan kegiatan mengacu kepada prinsip perencanaan yang cerdas
(SMART Planning), yaitu kegiatan terpilih harus diyakini argumentatif dan
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013
VI-3
memiliki kekhususan (Specific), terukur (Measurable), ketercapaian (Achievable),
ketersediaan sumber daya (Resources Availability), dan waktu (Time). Pemilihan
kegiatan melalui arah fokus pembangunan yang merujuk pada rencana capaian
kinerja berdasarkan bidang pada setiap misi pembangunan, merupakan tujuan
bersama yang pencapaiannya membutuhkan sinergitas lintas SKPD, antar
tingkatan pemerintahan dan dunia usaha maupun masyarakat, terdiri atas :
peningkatan kualitas pendidikan; peningkatan kualitas kesehatan; peningkatan
daya beli masyarakat; kemandirian pangan; peningkatan kinerja aparatur;
pengembangan infrastruktur wilayah; kemandirian energi dan kecukupan air
baku; penanganan pengelolaan bencana; dan pembangunan perdesaan.
b. Prinsip administrasi perencanaan, yaitu menggunakan Shewhart Cycle yang
dikenal dengan siklus PDCA dengan tahapan : Rencanakan (Plan), Kerjakan apa
yang telah direncanakan (Do), Periksa atau monitor pelaksanaan (Check), dan
Aksi tindak lanjut (Action). Untuk memudahkan RPJM Daerah Kabupaten
Majalengka Tahun 2009-2013 koordinasi dan sinkronisasi penyusunan program
dan kegiatan, maka digunakan pembagian peran SKPD untuk melaksanakan
RPJM Daerah berdasarkan misi pembangunan, dengan membagi peran SKPD
setiap bidang pada setiap misi pembangunan Majalengka. Kelompok SKPD dibagi
menjadi 3 (tiga), yaitu :
1) SKPD utama;
2) SKPD penunjang;
3) SKPD pendukung, yang terbagi 2 (dua) kelompok yaitu :
a) SKPD Pendukung atas hal yang bersifat umum;
b) SKPD Pendukung untuk penjaminan mutu dan akuntabilitas.
c. Prinsip pelaksanaan program dan kegiatan menggunakan prinsip akuntabilitas
(accountability) yang memiliki 3 (tiga) aspek, yaitu :
1) Taat dan sesuai aturan (Compliance with Regulation);
2) Sesuai dengan norma profesionalisme (Adherence with Norm
Professionalism);
3) Berorientasi pada hasil yang berkualitas (Quality Result Driven).
d. Prinsip dukungan kebijakan keuangan mengikuti kebutuhan program terpilih
(Money Follow Program Selected Policy);
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013
VI-4
e. Prinsip pengendalian untuk sukses pelaksanaan kegiatan dengan memerankan :
1) Desk monitoring dan evaluasi implementasi program untuk pengendalian
kualitas implementasi kegiatan dan ketaatan waktu serta output;
2) Desk akuntabilitas untuk pendampingan dan pengendalian ketaatan
terhadap aturan dan disiplin anggaran.
8. Evaluasi pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2009-
2013 dilakukan pada tahun ketiga dan pada akhir masa jabatan Bupati terhadap
indikator kinerja misi, sedangkan evaluasi tahunan dilakukan terhadap indikator
kinerja program dengan data yang diperoleh dari lembaga resmi atau melakukan
survei yang dilakukan oleh Bappeda Kabupaten Majalengka secara sendiri (evaluasi
diri) untuk mengukur tingkat keberhasilan perwujudan visi dan misi dalam kerangka
clean goverment and good governance (Dunia Usaha, Masyarakat dan
Pemerintahan);
9. Mengingat masa bakti Bupati dan Wakil Bupati akan berakhir pada tahun 2013, maka
untuk mengisi kekosongan dokumen perencanaan jangka menengah yang ada,
dipandang perlu untuk menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
Daerah Transisi Tahun 2014 yang ditetapkan dalam Peraturan Bupati.
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013
VII-1
BAB VII P E N U T U P
encana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Majalengka
Tahun 2009-2013 adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 5 (lima) tahunan
yang merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Kepala Daerah berpedoman kepada Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 12 Tahun 2008 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Majalengka serta
memperhatikan Evaluasi Pembangunan Daerah dan RPJM Nasional. Hal ini sesuai dengan amanat dari Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2013, dijadikan pedoman dalam:
1. Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD),
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Rencana Kerja (Renja) SKPD, dan
Kebijakan Umum APBD-Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) APBD Kabupaten Majalengka;
2. Penyusunan Renstra SKPD, Renja SKPD dan RKPD seluruh SKPD se-Kabupaten
Majalengka; 3. Menciptakan perencanaan pembangunan yang menjamin terwujudnya sinergitas,
keterpaduan dan sinkronisasi antara daerah dengan nasional;
4. Sinkronisasi perencanaan pembangunan antar daerah yang berbatasan.
Keberhasilan dan implementasi pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2013, sangat tergantung
dari kesepakatan, kesepahaman dan komitmen bersama antara Pemerintahan Kabupaten
Majalengka, SKPD, serta pemangku kepentingan di Kabupaten Majalengka pada Tahun 2009-2013.
BUPATI MAJALENGKA,
Cap./Ttd.
SUTRISNO
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA, HERMAN SENDJAJA
R