bab i pendahuluan -...

99
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ecara normatif penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah merupakan tuntutan dalam melaksanakan pembangunan lima tahun ke depan guna memenuhi kebutuhan masyarakat yang dinamis sesuai dengan aspirasi yang berkembang melalui mekanisme yang berlaku untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik. Penyusunan RPJM Daerah ini, menggunakan pendekatan sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, yaitu pendekatan politik dan aspiratif. Pendekatan politik memandang bahwa pemilihan Kepala Daerah adalah proses penyusunan dan penawaran rencana pembangunan, dan rakyat memilih serta menentukan pilihannya berdasarkan program-program pembangunan yang ditawarkan masing-masing calon Kepala Daerah. Oleh karena itu, Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah merupakan penjabaran dari agenda-agenda pembangunan yang ditawarkan Kepala Daerah pada saat kampanye ke dalam rencana pembangunan jangka menengah. Perencanaan dengan pendekatan aspiratif dimaksudkan bahwa RPJM Daerah penyusunannya dengan memperhatikan kepada RPJM Nasional dan mengacu kepada RPJP Daerah yang telah menyerap aspirasi semua pihak yang berkepentingan (stakeholders) terhadap pembangunan serta merupakan hasil pembahasan dan kesepakatan dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Majalengka. Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2013 merupakan penjabaran dari visi dan misi Bupati yang dituangkan dalam strategi pembangunan daerah, sasaran, arah kebijakan dan program pembangunan, kerangka pendanaan pembangunan serta kaidah pelaksanaannya. Untuk menjaga kesinambungan pelaksanaan pembangunan daerah, RPJM Daerah Kabupaten Majalengka juga memperhatikan Renstrada tahun 2004-2008, dan mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2005-2025.

Upload: ngonhi

Post on 27-Jul-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013

I-1

S

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

ecara normatif penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Daerah merupakan tuntutan dalam melaksanakan pembangunan lima tahun ke depan

guna memenuhi kebutuhan masyarakat yang dinamis sesuai dengan aspirasi yang

berkembang melalui mekanisme yang berlaku untuk mewujudkan tata pemerintahan yang

baik.

Penyusunan RPJM Daerah ini, menggunakan pendekatan sebagaimana

diamanatkan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional, yaitu pendekatan politik dan aspiratif. Pendekatan politik

memandang bahwa pemilihan Kepala Daerah adalah proses penyusunan dan penawaran

rencana pembangunan, dan rakyat memilih serta menentukan pilihannya berdasarkan

program-program pembangunan yang ditawarkan masing-masing calon Kepala Daerah.

Oleh karena itu, Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah merupakan

penjabaran dari agenda-agenda pembangunan yang ditawarkan Kepala Daerah pada saat

kampanye ke dalam rencana pembangunan jangka menengah. Perencanaan dengan

pendekatan aspiratif dimaksudkan bahwa RPJM Daerah penyusunannya dengan

memperhatikan kepada RPJM Nasional dan mengacu kepada RPJP Daerah yang telah

menyerap aspirasi semua pihak yang berkepentingan (stakeholders) terhadap

pembangunan serta merupakan hasil pembahasan dan kesepakatan dengan Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Majalengka.

Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten

Majalengka Tahun 2009-2013 merupakan penjabaran dari visi dan misi Bupati yang

dituangkan dalam strategi pembangunan daerah, sasaran, arah kebijakan dan program

pembangunan, kerangka pendanaan pembangunan serta kaidah pelaksanaannya. Untuk

menjaga kesinambungan pelaksanaan pembangunan daerah, RPJM Daerah Kabupaten

Majalengka juga memperhatikan Renstrada tahun 2004-2008, dan mengacu pada

Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten Majalengka Tahun

2005-2025.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013

I-2

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud penyusunan RPJM Daerah adalah sebagai penjabaran visi, misi, dan

program kepala daerah terpilih yang memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi

pembangunan daerah, kebijakan umum, dan program satuan kerja perangkat daerah,

lintas satuan kerja perangkat daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-

rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

Adapun tujuan penyusunan RPJM Daerah Kabupaten Majalengka adalah :

1. Terlaksananya koordinasi antar pelaku pembangunan melalui penyusunan rencana

kerja dalam mengisi kerangka regulasi dan kerangka anggaran yang bersifat

indikatif;

2. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergitas, baik antarwilayah,

antarruang, antarfungsi Pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah;

3. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,

pelaksanaan dan pengendalian;

4. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat;

5. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan

dan berkelanjutan;

6. Untuk memudahkan penilaian terhadap hasil capaian kinerja Pemerintahan Daerah,

baik Tahunan maupun Lima Tahunan.

1.3. Landasan Hukum

Dalam penyusunan RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, peraturan perundang-

undangan yang menjadi landasan, yaitu sebagai berikut :

1. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah

Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 1950) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 4

Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang

dengan mengubah Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan

Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 2851);

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang

Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013

I-3

Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 3851);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4286);

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4355);

5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-

undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 164, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir

dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4844);

8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4438);

9. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

10. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4725);

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013

I-4

11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan

Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor

82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4815);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas

Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan,

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4817);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

18. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional Tahun 2004-2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2005 Nomor 11);

19. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 1 Tahun 2000 tentang Tata Cara

Pembentukan dan Teknik Penyusunan Peraturan Daerah (Lembaran Daerah Tahun

2000 Nomor 2 Seri D) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi

Jawa Barat Nomor 13 Tahun 2003 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah

Provinsi Jawa Barat Nomor 1 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pembentukan dan

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013

I-5

Teknik Penyusunan Peraturan Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2003 nomor 20 seri

D);

20. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 2 Tahun 2003 tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Tahun 2003 Nomor 2 Seri E);

21. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pokok-

pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Majalengka (Lembaran Daerah

Kabupaten MajalengkaTahun 2003 Nomor 1 Seri A);

22. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah Kabupaten Majalengka (Lembaran Daerah Kabupaten

Majalengka Tahun 2006 Nomor 11 Seri E);

23. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 2 Tahun 2008 tentang Urusan

Pemerintah Kabupaten Majalengka (Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka Tahun

2008 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 1);

24. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 3 Tahun 2008 tentang

Pembentukan Perangkat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Kabupaten Majalengka (Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2008

Nomor 3);

25. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 4 Tahun 2008 tentang Kedudukan,

Tugas Pokok, dan Susunan Organisasi Sekretariat Daerah, Staf Ahli, dan Sekretariat

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Majalengka (Lembaran Daerah

Kabupaten Majalengka Tahun 2008 Nomor 4);

26. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 5 Tahun 2008 tentang Kedudukan,

Tugas Pokok, dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Majalengka

(Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2008 Nomor 5);

27. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 6 Tahun 2008 tentang Kedudukan,

Tugas Pokok, dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten

Majalengka (Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2008 Nomor 6);

28. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 12 Tahun 2008 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Majalengka tahun 2005-2025

(Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 12).

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013

I-6

1.4. Hubungan RPJM Daerah dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

RPJM Daerah merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Kepala Daerah

terpilih. RPJM Daerah disusun berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM

Nasional serta RPJM Provinsi. RPJM Daerah menjadi pedoman dalam penyusunan

Renstra dan Renja SKPD yang selanjutnya setiap tahun dijabarkan ke dalam RKPD yang

akan menjadi pedoman dalam penyusunan RAPBD.

Gambar 1.1 HUBUNGAN RPJM DAERAH DENGAN DOKUMEN PERENCANAAN LAINNYA

RPJP Nasional

acuan

RPJP Daerah

pedoman

diperhatikan

RPJM Nasional

RPJM Daerah

RENSTRA KL

RENJA KL

RENSTRA SKPD

RENJA SKPD

RKP

RKP DAERAH

RAPBD

acuan

pedoman

pedoman pedoman

pedoman

pedoman

pedoman

dijabarkan

pedoman

dijabarkan

RAPBN

acuan

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013

I-7

1.5. Sistematika Penyusunan

Sistematika penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2013 adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang, maksud dan tujuan, landasan hukum,

keterkaitan RPJM Daerah dengan dokumen perencanaan lainnya,

sistematika penyusunan, dan proses penyusunan.

BAB II : GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Bab ini berisi uraian kondisi geografis, evaluasi pembangunan 2004-2008,

Evaluasi indikator makro sosial ekonomi, permasalahan atau isu strategis

dan modal dasar.

BAB III : VISI DAN MISI

Bab ini berisi visi, misi, tujuan dan sasaran.

BAB IV : RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH

Bab ini berisi strategi pembangunan, arah dan kebijakan pembangunan,

tahapan pembangunan, program pembangunan jangka menengah yang

akan dilaksanakan dari tahun 2009-2013 sesuai dengan kewenangan

urusan wajib dan urusan pilihan yang dilimpahkan kepada kabupaten,

program prioritas pembangunan, proyeksi indikator makro dan indikator

kinerja pembangunan daerah.

BAB V : KERANGKA PENDANAAN

Menjelaskan arah pengelolaan APBD dan kebijakan umum anggaran.

BAB VI : PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN

Menjelaskan pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan RPJM Daerah

Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2013.

BAB VII : PENUTUP

1.6. Proses Penyusunan

Pada dasarnya dokumen RPJM Daerah disusun melalui pendekatan sebagai

berikut :

1. Evaluatif, yaitu melakukan evaluasi terhadap pencapaian pembangunan dan

indikator makro selama 5 tahun, yaitu dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2008.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013

I-8

2. Study Dokumentatif, yaitu mengacu kepada dokumen Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Majalengka tahun 2005-2025 dan

memperhatikan kepada RPJM Nasional.

3. Politik, pendekatan ini memandang bahwa pemilihan Kepala Daerah adalah proses

penyusunan rencana, karena rakyat pemilih menentukan pilihannya berdasarkan

pogram-program pembangunan yang ditawarkan para calon kepala daerah. Oleh

karena itu, rencana pembangunan adalah penjabaran dari agenda-agenda

pembangunan yang ditawarkan Kepala Daerah saat kampanye ke dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah.

4. Partisipatif, RPJM Daerah ini mengacu kepada RPJP Daerah yang telah disusun

dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) pembangunan

dalam rangka menjaring aspirasi, masukan dan menciptakan rasa memiliki.

Dokumen RPJM Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2013 disusun

melalui tahapan perencanaan partisipatif dengan mengedepankan proses evaluasi dan

analisis terhadap faktor-faktor internal dan eksternal yang berpengaruh secara langsung

maupun tidak langsung terhadap pembangunan daerah Kabupaten Majalengka.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-1

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1. Kondisi Geografis

abupaten Majalengka merupakan bagian dari wilayah administrasi Provinsi Jawa

Barat yang memiliki luas wilayah 120.424 hektar yang terdiri atas 26 kecamatan, 13

kelurahan dan 321 desa. Secara geografis, Kabupaten Majalengka terletak pada koordinat

60 32’16,39” sampai dengan 70 4’ 24,75” Lintang Selatan dan 1080 2’ 30,87” sampai

dengan 1080 24’ 32,84” Bujur Timur.

Jarak dari Ibukota Kecamatan ke Ibukota Kabupaten berkisar antara 0 - 37

Kilometer, dan jarak dari Ibukota Kabupaten ke Ibukota Provinsi Jawa Barat adalah ± 91

Kilometer serta jarak dari Ibukota Kabupaten ke Ibukota Negara adalah ± 200 Kilometer.

Batas wilayah administrasi, Kabupaten Majalengka sebelah Utara berbatasan dengan

Kabupaten Indramayu, sebelah Selatan dengan Kabupaten Ciamis dan Kabupaten

Tasikmalaya, sebelah Barat dengan Kabupaten Sumedang, dan Sebelah Timur

berbatasan dengan Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Cirebon.

Berdasarkan klasifikasi kemiringan lahan, Kabupaten Majalengka diklasifikasikan ke

dalam 3 (tiga) kelas yaitu landai atau dataran rendah (0 – 15 persen), berbukit

bergelombang (15 – 40 persen) dan perbukitan terjal (>40 persen). Sebesar 13,21 persen

dari luas wilayah Kabupaten Majalengka berada pada kemiringan lahan di atas 40 persen,

18,53 persen berada dalam kelas kemiringan lahan 15 - 40 persen, dan 68,26 persen

berada pada kelas kemiringan lahan 0 - 15 persen.

Sedangkan berdasarkan ketinggian, wilayah Kabupaten Majalengka diklasifikasikan

dalam 3 (tiga) klasifikasi utama yaitu dataran rendah (0 - 100 m dpl), dataran sedang

(>100 - 500 m dpl) dan dataran tinggi (> 500 m dpl). Dataran rendah sebesar 42,21

persen dari luas wilayah, berada di Wilayah Utara Kabupaten Majalengka, dataran sedang

sebesar 20,82 persen dari luas wilayah, umumnya berada di Wilayah Tengah, dan dataran

tinggi sebesar 36,97 persen dari luas wilayah, mendominasi Wilayah Selatan Kabupaten

Majalengka, termasuk di dalamnya wilayah yang berada pada ketinggian di atas 2.000 m

dpl yaitu terletak di sekitar kawasan kaki Gunung Ciremai.

Sumber daya air di Kabupaten Majalengka dibagi ke dalam dua bagian yaitu air

permukaan dan air bawah tanah. Potensi air permukaan diperoleh dari 2 (dua) sungai

Cimanuk dan sungai Cilutung serta beberapa anak sungai lainnya. Sementara potensi air

K

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-2

permukaan lainnya berasal dari sumber mata air yang umumnya berada di wilayah

Selatan Kabupaten Majalengka. Sedangkan untuk kondisi Air Bawah Tanah (ABT), secara

umum berada di Wilayah Utara dan Tengah Kabupaten Majalengka yang potensi

ketersediaan ABT cukup baik, kecuali untuk Kecamatan Kertajati, Dawuan, dan Ligung

kondisinya kurang baik.

2.2. Evaluasi Pembangunan Tahun 2004-2008

Pelaksanaan pembangunan daerah meliputi bidang Sosial Budaya, Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi, Perekonomian, Sarana dan Prasarana, Pengembangan

Wilayah dan Penataan Ruang, Politik, Keamanan dan Ketertiban Masyarakat, Hukum,

Aparatur, Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup. Perkembangan pembangunan

selama periode 2004-2008 diuraikan di bawah ini.

2.2.1. Sosial Budaya

Pembangunan kualitas hidup penduduk Kabupaten Majalengka menjadi prioritas

pembangunan daerah. Perkembangan kualitas sumber daya manusia (SDM) Kabupaten

Majalengka menunjukkan perkembangan yang semakin membaik, hal tersebut antara lain

ditunjukkan dengan pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM dihitung

berdasarkan tiga indikator yaitu Indeks Pendidikan, Indeks Kesehatan, dan Indeks Daya

Beli. Pada Tahun 2008, IPM Kabupaten Majalengka mencapai angka 69,42, meningkat

sebesar 0,17 poin dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar 69,25. Dalam rentang

2004-2008, IPM Kabupaten Majalengka meningkat sebesar 1,41 dari angka 68,01 pada

Tahun 2004 menjadi 69,42 pada Tahun 2008.

Untuk lebih jelasnya mengenai capaian IPM Kabupaten Majalengka Tahun 2004-

2008 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.1 CAPAIAN IPM

KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008

INDIKATOR 2004 2005 2006 2007 2008*)

1 2 3 4 5 6 IPM 68,01 68,52 68,81 69,25 69,42

Indeks Kesehatan 70,68 71,17 71,25 71,32 71,36

Angka Harapan Hidup (Tahun) 67,41 67,70 67,75 67,79 67,82

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-3

INDIKATOR 2004 2005 2006 2007 2008*)

1 2 3 4 5 6 Indeks Pendidikan 75,61 75,98 76,18 77,16 77,49

Angka Melek Huruf (%) 91,92 92,33 92,60 93,71 94,02

Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) 6,45 6,49 6,50 6,61 6,67

Indeks Daya Beli 57,74 58,41 58,99 59,27 59,41

Paritas Daya Beli (Rp) 549,85 552,75 555,30 556,45 556,76

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara

1. Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Majalengka menurut data Badan Pusat Statistik

(BPS) sampai dengan akhir tahun 2008 sebesar 1.198.170 jiwa dengan kepadatan rata-

rata 1.149 jiwa/Kilometer persegi. Sedangkan laju pertumbuhan penduduk Kabupaten

Majalengka sebesar 0,84 persen. Hal ini menunjukkan bahwa laju pertumbuhan penduduk

dapat dikendalikan.

Jumlah penduduk, Laju Pertumbuhan Penduduk dan kepadatan penduduk di

Kabupaten Majalengka selama kurun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.2

JUMLAH PENDUDUK, LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN KEPADATAN PENDUDUK KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008

PENDUDUK 2004 2005 2006 2007 2008*)

Jumlah (Jiwa) 1.160.583 1.169.337 1.179.136 1.188.189 1.198.170 Laki-laki (Jiwa) 574.614 577.633 582.474 588.321 593.265 Perempuan (Jiwa) 585.969 591.704 596.662 599.868 604.405 Laju Pertumbuhan Penduduk (persen)

0,86 0,82 0,84 0,76 0,84

Kepadatan (Jiwa/ KM2) 964 971 979 987 1.149 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara

2. Pendidikan

Pembangunan bidang pendidikan telah dilaksanakan dengan menitikberatkan pada

upaya akselerasi penuntasan program Wajib Belajar 9 tahun melalui pendidikan formal

maupun non formal, serta rintisan Wajib Belajar 12 tahun. Seiring dengan hal tersebut

upaya mengedepankan sekolah kejuruan diarahkan pada fokus pembelajaran atau

pendidikan vokasional (life skill).

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-4

Untuk komposisi penduduk berdasarkan jenjang pendidikan yang ditamatkan,

jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) merupakan lulusan terbanyak yaitu sebesar 45,00

persen, diikuti oleh SLTP sebesar 15,70 persen, SLTA sebesar 10,20 persen, D1/D3

sebesar 1,00 persen, dan Universitas sebesar 1,40 persen.

Tabel 2.3

PERSENTASE PENDUDUK MENURUT JENJANG PENDIDIKAN YANG DITAMATKAN KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008

JENJANG PENDIDIKAN PENDUDUK MENURUT JENJANG PENDIDIKAN YANG

DITAMATKAN (%)

2004 2005 2006 2007 2008*) Tidak punya 29,97 27,48 23,53 23,89 26,70 SD 47,61 49,43 49,95 47,10 45,00 SLTP 13,30 13,36 15,20 15,37 15,70 SLTA 7,75 6,63 6,38 9,28 10,20 D1 / D3 0,75 1,50 1,43 2,10 1,00 Universitas 0,62 1,33 1,16 2,20 1,40

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara

Kelompok usia sekolah menggambarkan penduduk yang harus mendapatkan

pendidikan mulai dari Sekolah Dasar sampai dengan Perguruan Tinggi. Usia 7-12 tahun

merupakan usia terbanyak yaitu mencapai 131.690 orang, yang diikuti oleh usia 13-15

tahun sebesar 64.938 orang dan usia 16-18 tahun sebesar 58.224 orang.

Tabel 2.4

JUMLAH PENDUDUK MENURUT KELOMPOK USIA SEKOLAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008

KELOMPOK USIA SEKOLAH

PENDUDUK MENURUT KELOMPOK USIA SEKOLAH (Jiwa)

2004 2005 2006 2007 2008*)

7-12 tahun 133.122 145.220 138.889 140.288 131.690 13-15 tahun 60.243 61.003 74.806 65.493 64.938 16-18 tahun 53.148 54.446 58.812 56.725 58.224 19-24 tahun 127.251 89.052 108.743 74.306 n/a

JUMLAH 373.764 349.721 381.250 336.812 n/a Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara n/a : Not Available

Tingkat kemajuan pendidikan masyarakat dapat ditinjau dari besarnya persentase

Angka Partisipasi Pendidikan. Angka Partisipasi Pendidikan dapat pula menjadi indikator

dan jaminan keberhasilan pendidikan Wajib Belajar 9 Tahun. Berdasarkan data tahun

2008 Angka Partisipasi Murni (APM) untuk tingkat SD atau sederajat di Kabupaten

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-5

Majalengka sudah cukup tinggi (97,90 persen) ini berarti dari hampir seluruh anak usia

masuk sekolah SD atau sederajat sudah tertampung, dan hanya kurang dari 3 persen

yang tidak sekolah. Adapun APM untuk SMP atau sederajat sebesar 87,58 persen, serta

APM SMA atau sederajat hanya sebesar 38,02 persen. Sedangkan Angka Partisipasi Kasar

(APK) untuk tingkat pendidikan SD atau sederajat mencapai 101,96 persen, APK untuk

SMP atau sederajat sebesar 103,85 persen serta APK SMA atau sederajat hanya 42,13

persen.

Tabel 2.5

ANGKA PARTISIPASI MURNI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008

TINGKAT PENDIDIKAN ANGKA PARTISIPASI MURNI (%)

2004 2005 2006 2007 2008*) SD atau sederajat 92,97 95,67 92,26 95,16 97,90 SMP atau sederajat 63,43 60,61 68,88 70,42 87,58 SMA atau sederajat 22,71 31,50 27,37 31,86 38,02

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara

Tabel 2.6 ANGKA PARTISIPASI KASAR

KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008

TINGKAT PENDIDIKAN ANGKA PARTISIPASI KASAR (%)

2004 2005 2006 2007 2008*)

SD atau sederajat 104,25 103,51 105,21 102,74 101,96 SMP atau sederajat 79,71 78,83 83,82 80,15 103,85 SMA atau sederajat 27,03 37,41 35,26 37,39 42,13

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara

Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan perlu didukung oleh

tersedianya sarana prasarana dan tenaga pengajar yang memadai. Pada tahun 2008

jumlah sarana pendidikan SD/MI sebanyak 885 buah, SMP/MTs sebanyak 144 buah, dan

SMA/SMK/MA sebanyak 70 buah. Perguruan tinggi yang ada saat ini adalah Universitas

Majalengka, Sekolah Tinggi Agama Islam PUI, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan YPIB dan

STKIP Yasika.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-6

Tabel 2.7 JUMLAH SARANA PENDIDIKAN

DI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008

TINGKAT PENDIDIKAN

JUMLAH SARANA PENDIDIKAN (Buah)

2004 2005 2006 2007 2008*) SD /MI 878 897 869 878 885 SMP/ MTs 132 135 136 135 144 SMA/ SMK / MA 61 61 63 60 70

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara

Berdasarkan data tahun 2008 rasio murid terhadap guru menunjukkan angka yang

normal yaitu rasio murid terhadap guru TK sebesar 10, rasio murid terhadap guru SD

sebesar 18, rasio murid terhadap guru SMP sebesar 18, rasio murid terhadap guru SMA

sebesar 14, dan rasio murid terhadap guru SMK sebesar 11. Sedangkan rasio murid

terhadap sekolah TK sebesar 32, rasio murid terhadap sekolah SD sebesar 154, rasio

murid terhadap sekolah SMP sebesar 299, rasio murid terhadap sekolah SMA sebesar 577,

dan rasio murid terhadap sekolah SMK sebesar 364.

Tabel 2.8 JUMLAH GURU, MURID, SEKOLAH NEGERI/SWASTA SERTARASIO MURID TERHADAP

GURU DAN SEKOLAH LINGKUP DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008

TAHUN JENJANG

JUMLAH RASIO

SEKOLAH (buah)

MURID (orang)

GURU (orang)

Murid:Guru Murid:Sekolah*)

1 2 3 4 5 6 7 2004 TK 204 5.878 481 12 29 SD 818 127.181 4.256 30 156 SMP 67 31.465 1.664 19 470 SMA 20 10.948 576 19 547 SMK 20 6.019 247 24 301 2005 TK 214 6.697 532 13 31 SD 834 126.664 6.160 21 152 SMP 68 31.493 1.299 25 463 SMA 20 10.948 496 23 547 SMK 20 6.019 3.839 2 301 2006 TK 231 7.310 858 9 32 SD 830 127.997 4.713 27 154 SMP 69 37.136 1.698 22 538 SMA 20 12.308 552 22 615 SMK 22 6.854 171 40 312 2007 TK 251 8.763 994 9 35 SD 815 127.073 6.577 19 156 SMP 69 36.931 2.163 17 535

Page 15: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-7

TAHUN JENJANG

JUMLAH RASIO

SEKOLAH (buah)

MURID (orang)

GURU (orang)

Murid:Guru Murid:Sekolah*)

1 2 3 4 5 6 7 SMA 35 22.352 1.601 14 639 SMK 21 6.868 659 10 327 2008*) TK 273 8.741 851 10 32 SD 823 127.078 7.111 18 154 SMP 135 40.394 2.307 18 299 SMA 21 11.691 849 14 557 SMK 28 10.150 902 11 363 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara

3. Kesehatan

Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan bathin, bertempat tinggal dan

mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan

kesehatan. Kesehatan sebagai hak asasi manusia mengandung suatu kewajiban untuk

menyehatkan yang sakit dan berupaya mempertahankan yang sehat untuk tetap sehat.

Indeks kesehatan meningkat sejalan dengan penurunan angka kematian ibu dan

bayi. Berdasarkan Indikator Indonesia Sehat 2010 dan pedoman lainnya bahwa Angka

Kematian Ibu (AKI) diharapkan menurun hingga 150 per 100.000 kelahiran hidup, Angka

Kematian Bayi (AKB) menurun hingga 40 per 1.000 Kelahiran Hidup dan Angka Harapan

Hidup (AHH) meningkat menjadi 67,9 tahun pada tahun 2010.

Gambaran pencapaian di Kabupaten Majalengka sebagaimana tabel 2.9 berikut

menunjukkan perlunya upaya percepatan yang lebih baik lagi dengan berbagai langkah

kebijakan yang lebih efektif.

Tabel 2.9

PERKEMBANGAN INDEKS KESEHATAN KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008

No. KOMPOSIT TAHUN

2004 2005 2006 2007 2008*) 1 Indeks Kesehatan (IK,%)

70,68 71,17 71,25 71,32 71,36

2 Angka Harapan Hidup (AHH, Tahun)

67,41 67,70 67,75 67,79 67,82

3 Angka Kematian Bayi (AKB, per 1.000)

48,50 43,10 41,25 41,10 40,97

4 Angka Kematian Ibu (AKI, per 100.000)

158,79 147,90 147,60 197,17 148,36

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara

Page 16: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-8

Di Kabupaten Majalengka, tahun 2008, terdapat 2 (dua) buah Rumah Sakit yang

dapat melayani masyarakat Kabupaten Majalengka dan luar kabupaten. Keberadaan

Puskesmas hampir merata di setiap kecamatan dengan jumlah 30 buah yang didukung

dengan Puskesmas Pembantu 73 buah, Puskesmas Keliling 33 buah, Apotek 58 buah dan

Toko Obat 42 buah.

Tabel 2.10 JUMLAH SARANA PELAYANAN KESEHATAN

KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008

JENIS SARANA KESEHATAN

SARANA PELAYANAN KESEHATAN (Buah)

2004 2005 2006 2007 2008*)

Rumah Sakit 2 2 2 2 2 Puskesmas 29 29 29 29 30 Puskesmas Pembantu 73 73 73 73 73 Puskesmas Keliling 28 28 30 30 33 Posyandu 1.372 1.479 1.479 1.428 1440 Apotek 39 45 47 53 58 Toko Obat 37 36 44 42 46

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara

4. Pemuda dan Olah Raga

Pembangunan pemuda sebagai salah satu unsur sumber daya manusia dan tulang

punggung serta penerus cita-cita bangsa, kualitasnya terus disiapkan dan dikembangkan

melalui peningkatan aspek pendidikan, kesejahteraan hidup dan tingkat kesehatan. Untuk

mewadahi aktivitas dan kreativitas generasi muda yang lebih berkualitas dan mandiri,

serta memiliki produktivitas, terdapat berbagai wahana yang dikembangkan oleh

Pemerintah, dan atas inisiatif masyarakat seperti melalui berbagai organisasi

kepemudaan.

Di Kabupaten Majalengka terdapat beberapa organisasi yang menaungi aktivitas

kepemudaan yang bergerak di bidang sosial, pendidikan dan keagamaan, diantaranya

KNPI, Karang Taruna, Remaja Masjid dan lain-lain.

Perkumpulan olah raga di Kabupaten Majalengka diantaranya perkumpulan Sepak

Bola sebanyak 328, Bola Volley sebanyak 427, Bulu tangkis sebanyak 190, Tenis meja

sebanyak 204, Catur sebanyak 54, Bola Basket sebanyak 55, Panahan sebanyak 3, Pencak

Silat sebanyak 63, Atletik sebanyak 13, Renang sebanyak 4 dan Karate sebanyak 4

perkumpulan.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-9

Pembangunan dan pembinaan olah raga disamping optimalisasi olah raga prestasi,

dilakukan juga upaya membangun budaya olah raga dalam masyarakat. Untuk

meningkatkan keberhasilan dalam bidang olah raga, masih diperlukan peningkatan

pembinaan dan dukungan sarana prasarana olah raga, baik untuk olah raga masyarakat

maupun sarana olah raga terpadu dengan standar nasional.

5. Seni dan Budaya

Dalam bidang seni dan budaya, pembangunannya ditujukan untuk melestarikan

dan mengembangkan kebudayaan daerah serta mempertahankan jati diri dan nilai-nilai

budaya daerah di tengah-tengah semakin derasnya arus informasi dan pengaruh negatif

budaya global. Selain itu kesenian dan kebudayaan merupakan cerminan dari seberapa

tinggi peradaban manusia yang dimiliki.

Tabel 2.11

JUMLAH PERKUMPULAN KESENIAN DI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008

PERKUMPULAN KESENIAN JUMLAH PERKUMPULAN KESENIAN

(Buah) 2004 2005 2006 2007 2008*)

1 2 3 4 5 6 KELOMPOK KARAWITAN Sekar 76 42 42 - - Gending 97 9 9 - - Sekar Gending 92 72 72 - - KELOMPOK PEDALANGAN Wayang Golek 17 26 32 19 22 Wayang Kulit 15 11 15 15 16 KELOMPOK SENI TARI Tari Upacara 25 31 32 9 9 Tari Rakyat 28 3 3 55 32 Tari Topeng 6 2 2 2 2 KELOMPOK PERTUNJUKAN RAKYAT

Terbangan 20 17 18 7 20 Helaran 37 21 24 29 29 Humor 16 18 20 8 15 Ketangkasan 27 2 4 7 5 KELOMPOK MUSIK Vokal 61 0 47 - - Instrument 1 0 3 - - Music Campuran 39 69 72 112 112 KELOMPOK TEATER Teater Rakyat 3 5 7 4 2 Teater Modern 1 3 6 2 3 Teater Transisi 16 0 0 - -

Page 18: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-10

PERKUMPULAN KESENIAN JUMLAH PERKUMPULAN KESENIAN

(Buah) 2004 2005 2006 2007 2008*)

1 2 3 4 5 6 SENI RUPA 20 3 3 7 7 SENI SASTRA 15 3 6 5 5

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara

Sedangkan budaya yang masih dapat dijumpai dalam kehidupan masyarakat yaitu

diantaranya Upacara Adat Sumur Sindu, Upacara Sambut Pengantin, Upacara Guar Bumi,

Upacara Mapag Sri, dan beberapa tradisi budaya yang masih dilestarikan oleh perorangan

yang merupakan tradisi budaya dalam kehidupannya.

6. Agama

Kualitas kehidupan beragama di Kabupaten Majalengka dapat dilihat dari

kesadaran masyarakat untuk mengimplementasikan ajaran agama, menciptakan

kerukunan, dan toleransi antar umat beragama dalam kehidupannya. Kondisi tersebut

menciptakan hubungan yang harmonis dan kondusif. Antara sesama pemeluk agama

maupun antar umat beragama di Kabupaten Majalengka. Hal-hal tersebut dapat

menunjang kesalehan sosial di masyarakat. Namun untuk memperoleh kesalehan sosial

yang optimal, masih diperlukan peningkatan pemahaman, penghayatan dan pengamalan

ajaran agama di kalangan masyarakat terutama di kalangan peserta didik sehingga dapat

menanamkan suatu pondasi yang kuat untuk menangkal pengaruh negatif yang

datangnya dari dalam maupun dari luar.

Tabel berikut menggambarkan mengenai pemeluk agama dan sarana ibadah yang

ada di Kabupaten Majalengka pada tahun 2004-2008.

Tabel 2.12

JUMLAH PEMELUK AGAMA DI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008

AGAMA JUMLAH PEMELUK AGAMA (Jiwa)

2004 2005 2006 2007 2008*) Islam 1.172.810 1.166.413 1.176.379 1.192.827 1.176.413 Kristen/Protestan 1.568 1.502 1.787 2.048 1.886 Katolik 931 953 773 268 599 Hindu 49 155 90 15 48 Budha 177 292 107 94 190 Lainnya 259 22 142 87 87

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara

Page 19: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-11

Tabel 2.13 JUMLAH SARANA IBADAH

DI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008

SARANA JUMLAH SARANA IBADAH (Buah)

2004 2005 2006 2007 2008*)

Mesjid 1.128 1.133 1.031 940 960 Langgar 4.491 4.700 4.509 4.838 4.336 Mushola 1.260 1.224 1.390 1.082 1.402 Gereja 11 12 12 12 12 Pura 0 0 1 0 1 Vihara 3 2 2 3 3

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara

7. Pengarusutamaan Gender

Keberpihakan terhadap peningkatan peran perempuan di seluruh sektor

pembangunan telah dilakukan. Pemerintah Kabupaten Majalengka secara bertahap

berupaya untuk mengintegrasikan Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam berbagai sektor

pembangunan sesuai dengan proporsi dan karakteristik yang dimiliki. Organisasi Wanita,

baik Sosial, Profesi maupun Kemasyarakatan serta Keagamaan, diantaranya : Gabungan

Organisasi Wanita, Organisasi Wanita Persatuan antara lain Dharma Wanita Persatuan,

Persit, Pia Ardia Garini, Bhayangkari dan Ikatan Isteri Dokter Indonesia (IIDI). Selain itu,

terdapat Organisasi Wanita di Bidang Kemasyarakatan antara lain Tim Penggerak PKK,

Wirawati Cahya Panca dan IKKT. Organisasi Wanita Profesi yang ada diantaranya Ikatan

Bidan Indonesia (IBI), HWK, IWAPI dan PERWOSI serta Organisasi Wanita Keagamaan

antara lain seperti Al-Hidayah, Wanita PUI, Muslimat NU, Wanita Muhammadiyah dan

Perempuan Persis.

8. Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

Kondisi kesejahteraan sosial masyarakat diindikasikan dengan jumlah Penyandang

Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). PMKS tahun 2008 meliputi anak balita terlantar

sebanyak 1.372 orang, anak terlantar sebanyak 4.069 orang, korban tindak kekerasan

atau diperlakukan salah sebanyak 217 orang, anak nakal sebanyak 509 orang, anak

jalanan sebanyak 95 orang, wanita rawan sosial ekonomi sebanyak 8.457 orang, lanjut

usia terlantar sebanyak 8.301 orang, penyandang cacat sebanyak 10.057 orang, Tuna

Susila sebanyak 244 orang, pengemis sebanyak 91 orang, gelandangan sebanyak 78

orang, bekas warga binaan pemasyarakatan sebanyak 542 orang, korban

Page 20: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-12

penyalahgunaan NAPZA sebanyak 164 orang, Keluarga fakir miskin sebanyak 53.168 KK,

keluarga berumah tidak layak huni sebanyak 8.676 KK, keluarga bermasalah sosial

psikologis sebanyak 298 KK, pekerja migran sebanyak 239 orang, keluarga rentan

sebanyak 1.929 KK, Komunitas Adat Terpencil 220 KK, korban bencana alam 199 orang,

dan korban bencana sosial 67 orang.

Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) antara lain Organisasi Sosial/Yayasan

Sosial 69 buah, Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) 336 orang, Karang Taruna 334 buah,

Dunia Usaha yang konsen terhadap masalah sosial 76, Wahana Kesejahteraan Sosial

Berbasis Masyarakat (WKSBM) sebanyak 5 buah.

9. Ketenagakerjaan

Salah satu sasaran utama pembangunan adalah terciptanya lapangan kerja baru

dalam jumlah dan kualitas yang memadai untuk dapat menyerap angkatan kerja yang

memasuki pasar kerja setiap tahunnya. Jumlah pengangguran Kabupaten Majalengka dari

tahun 2004 ke tahun 2008 mengalami penurunan, hal tersebut dapat dilihat dari 11,13

persen yang mencari pekerjaan, turun menjadi 4,97 persen pada tahun 2008.

Tabel 2.14 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MENURUT KEGIATAN UTAMA

KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008

PENDUDUK PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MENURUT KEGIATAN UTAMA

SATUAN 2004 2005 2006 2007 2008*)

USIA KERJA Orang 963.639 939.535 872.051 901.587 915.483

ANGKATAN KERJA Orang 546.327 571.412 543.608 622.618 569.658 % (56,69) (60,82) (62,34) (69,06) (62,20)

Bekerja Orang 485.517 511.870 475.732 576.147 524.195

% (88,87) (89,58) (87,51) (92,54) (57,26)

Mencari Pekerjaan Orang 60.810 59.542 67.876 46.471 45.483

% (11,13) (10,42) (12,49) (7,46) (4,97) BUKAN ANGKATAN KERJA

Orang 417.312 368.123 328.443 278.969 345.825 % (43,31) (39,18) (37,66) (30,94) (37,78)

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara

Dilihat dari lapangan kerja, sektor pertanian merupakan sektor yang menampung

paling banyak tenaga kerja (27,86 persen), kemudian diikuti oleh sektor perdagangan

(19,51 persen), dan industri pengolahan (17,10 persen). Proporsi penduduk yang bekerja

berdasarkan lapangan usaha dapat dilihat pada Tabel 2.15.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-13

Tabel 2.15

PERSENTASE PENDUDUK YANG BEKERJA MENURUT LAPANGAN USAHA KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008

LAPANGAN USAHA

PENDUDUK YANG BEKERJA MENURUT LAPANGAN USAHA (%)

2004 2005 2006 2007 2008*)

Pertanian 36,82 29,95 31,24 37,61 27,86 Pertambangan dan Penggalian 1,45 2,29 0,67 0,35 4,17 Industri Pengolahan 19,06 18,36 19,39 13,94 17,10 Listrik, gas dan air minum 0,09 0,39 0,10 0,24 0,68 Konstruksi 4,89 7,93 5,36 5,35 4,50 Perdagangan 23,83 26,15 26,65 26,61 19,51 Angkutan dan Komunikasi 5,50 5,97 5,80 5,47 6,55 Keuangan 0,47 0,68 0,51 1,19 5,59 Jasa-jasa Lainnya 7,89 8,28 10,27 9,23 13,83

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kabupaten Majalengka yang masih relatif

besar, hal ini terlihat dari data tahun 2008 sebesar 11,73 persen. Besarnya angka TPT ini

disebabkan oleh lapangan kerja yang tersedia tidak seimbang dengan meningkatnya

jumlah penduduk pencari kerja serta masih rendahnya tingkat pendidikan, keterampilan

dan keahlian masyarakat.

Tabel 2.16 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT )

KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008

NO. TAHUN PERSENTASE TPT (%)

1. 2004 11,13 2. 2005 10,42 3. 2006 12,49 4. 2007 7,46 5. 2008*) 11,73

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara

Peningkatan kompetensi, produktivitas dan daya saing tenaga kerja terus

dilakukan sebagai upaya penanggulangan pengangguran di Kabupaten Majalengka. Upaya

yang telah dilakukan dalam ketenaga kerjaan, diantaranya pemberian pelatihan dan uji

sertifikasi untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerja. Perluasan kesempatan kerja

Page 22: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-14

masih tetap perhatian, diantaranya melalui kegiatan pemberian kerja sementara di desa

dan pengiriman tenaga kerja ke luar negeri.

2.2.2. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Berkaitan dengan pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan

teknologi, keberadaannya pada saat ini masih perlu ditingkatkan. Hal ini dapat dilihat dari

belum berkembangnya budaya Iptek di masyarakat dan terbatasnya sumber daya Iptek,

belum meratanya pengembangan dan pemanfaatan teknologi tepat guna (TTG) di seluruh

bidang kehidupan masyarakat, serta masih kurangnya pemanfaatan sistem informasi dan

telematika pada lingkungan pemerintah.

2.2.3. Perekonomian

Kondisi perekonomian makro Kabupaten Majalengka mengalami pertumbuhan

pada kurun waktu tahun 2004-2008, hal ini ditunjukkan dengan Laju Pertumbuhan

Ekonomi (LPE) Kabupaten Majalengka setiap tahunnya selalu mengalami pertumbuhan

yang positif. Hal ini tercermin dari LPE tahun 2004 sebesar 4,09 persen atau naik 0,84

persen dari tahun 2003. Pada tahun 2005 LPE mencapai 4,47 persen, tahun 2006 sebesar

4,18 persen dan tahun 2007 sebesar 4,87 persen, serta tahun 2008 sebesar 4,54 persen.

Terjadinya penurunan LPE pada tahun 2006 disebabkan oleh pengaruh kebijakan

perekonomian nasional yaitu kenaikan harga BBM, kenaikan harga kebutuhan pokok dan

bencana kekeringan pada tahun 2005, sedangkan penurunan LPE pada tahun 2008 lebih

disebabkan oleh pengaruh krisis global.

Hal lain yang juga mendukung peningkatan LPE adalah terkendalinya laju inflasi.

Tingkat inflasi yang terjadi selalu mengalami kenaikan setiap tahunnya, namun tingkat

inflasi yang terjadi di Kabupaten Majalengka masih dalam batas, kecuali tahun 2005 inflasi

meningkat signifikan sebesar 17,79 persen, hal ini disebabkan oleh kenaikan harga BBM

sebanyak 2 kali yaitu pada bulan Maret dan Oktober tahun 2005. Tahun 2004 inflasi

sebesar 5,64 persen, tahun 2005 sebesar 17,79 persen, tahun 2006 sebesar 7,03 persen

dan tahun 2007 sebesar 7,47 persen serta tahun 2008 sebesar 14,14 persen.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-15

Tabel 2.17 LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI DAN INFLASI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008

No. Indikator Makro TAHUN

2004 2005 2006 2007 2008*) 1. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) (%) 4,09 4,47 4,18 4,87 4,54

2. Inflasi (%) 5,64 17,79 7,03 7,47 14,14 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara

Peningkatan LPE yang cukup signifikan ini tentunya diharapkan dapat mengurangi

angka kemiskinan dan jumlah pengangguran di Kabupaten Majalengka, namun

peningkatan pertumbuhan ekonomi secara makro tersebut belum sepenuhnya dapat

mempengaruhi proporsi penduduk miskin dan tingkat pengangguran terbuka di

Kabupaten Majalengka.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Majalengka atas dasar harga

konstan tahun 2000 pada kurun waktu tahun 2004-2008 mengalami kenaikan setiap

tahunnya. Hal ini didukung oleh kenaikan hampir semua sektor lapangan usaha dengan

dominasi sektor pertanian diikuti sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor

industri pengolahan. Pada tahun 2004 PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000

mencapai Rp.3.387.039.350.000, tahun 2005 sebesar Rp.3.538.226.770.000, tahun 2006

sebesar Rp. 3.686.235.930.000, dan tahun 2007 sebesar Rp.3.865.690.520.000, serta

pada tahun 2008 sebesar Rp.4.041.007.620.000.

Selanjutnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Per Kapita Kabupaten

Majalengka atas dasar harga konstan tahun 2000 setiap tahun mengalami kenaikan dari

Rp. 2.918.394,76 pada tahun 2004 menjadi Rp. 3.372.649 pada tahun 2008. Kenaikan

PDRB per kapita menunjukkan bahwa kondisi perekonomian Kabupaten Majalengka

meningkat, sejalan dengan jumlah penduduk dan keadaan penduduk pada tahun

berjalan.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-16

Tabel 2.18 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN PDRB PERKAPITA

KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008

No. INDIKATOR SATUAN TAHUN

2004 2005 2006 2007 2008*) 1. PDRB (Jutaan rupiah harga

konstan thn 2000) Sektor Lapangan Usaha

Rp.000.000,00 3.387.039,35 3.538.226,77 3.686.235,93 3.865.690,52 4.041.007,62

a. Pertanian Rp.000.000,00 981.266,70 1.035.689,70 1.046.430,59 1.093.907,26 1.125.872,71 % (28,97) (29,27) (28,39) (28,30) (27,86)

b. Pertambangan dan Galian Rp.000.000,00 141.788,32 146.408,36 150.590,75 159.586,22 168.466,18 % (4,19) (4,14) (4,09) (4,13) (4,17)

c. Industri Pengolahan Rp.000.000,00 572.793,62 593.388,35 624.229,78 657.996,42 691.093,64 % (16,91) (16,77) (16,93) (17,02) (17,10)

d. Listrik, Gas, Air Bersih Rp.000.000,00 21.342,03 23.069,94 24.480,32 26.149,82 27.557,26 % (0,63) (0,65) (0,66) (0,68) (0,68)

e. Bangunan Rp.000.000,00 149.552,04 154.676,78 165.831,17 175.415,37 181.660,15 % (4,42) (4,37) (4,50) (4,54) (4,50)

f. Perdagangan, Hotel dan Restoran Rp.000.000,00 659.656,03 684.773,40 724.540,91 756.470,52 788.470,17 % (19,48) (19,35) (19,66) (19,57) (19,51)

g. Pengangkutan dan Komunikasi Rp.000.000,00 216.135,03 226.478,59 238.842,61 250.435,89 264.858,19 % (6,38) (6,40) (6,48) (6,48) (6,55)

h. Keuangan Rp.000.000,00 183.749,17 197.534,32 205.604,05 219.085,84 229.950,10 % (5,43) (5,58) (5,58) (5,67) (5,69)

i. Jasa Rp.000.000,00 460.756,41 476.207,32 505.685,75 526.643,19 563.079,21 % (13,60) (13,46) (13,72) (13,62) (13,93)

2. PDRB Per Kapita (dalam rupiah) RP. 2.918.394,76 3.025.840,09 3.126.217,78 3.253.430,66 3.372.649 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara

1. Pertanian

Pertanian di Kabupaten Majalengka secara umum memiliki potensi yang besar dan

variatif, serta didukung oleh kondisi agroekosistem yang cocok untuk pengembangan

komoditas pertanian dalam arti luas (tanaman, ternak, ikan, kebun dan hutan). Kontribusi

terbesar dari sektor pertanian adalah dari sub sektor tanaman bahan pangan rata-rata

mencapai 24,26 persen terhadap PDRB Kabupaten Majalengka, ini berarti produksi

terbesar di Kabupaten Majalengka berasal dari usaha budi daya tanaman bahan pangan.

Tabel 2.19

LUAS LAHAN SAWAH MENURUT KLASIFIKASI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008

Klasifikasi Tanah Luas Lahan Sawah (Ha)

2004 2005 2006 2007 2008*)

Irigasi Teknis 17.453,00 17.434,00 17.434,00 17.462,00 17.441,00 Irigasi 1/2 Teknis 7.880,00 7.880,00 7.879,00 8.008,00 7.839,00 Irigasi Sederhana 12.697,00 12.797,00 12.799,00 13.150,00 13.012,00 Tadah Hujan 12.895,00 12.795,00 12.793,00 12.412,00 12.660,00 JUMLAH 50.925,00 50.906,00 50.905,00 51.032,00 50.092,00

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara

Page 25: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-17

Berdasarkan tabel tersebut, selama perkembangan 5 (lima) tahun luas lahan

pertanian di Kabupaten Majalengka dengan irigasi teknis mengalami penurunan sebesar

12 hektar, dari 17.453 hektar pada tahun 2004 menjadi 17.441 hektar pada tahun 2008.

Demikian pula pada irigasi sederhana terdapat penambahan seluas 315 hektar, hanya

pada luas lahan sawah tadah hujan terdapat penurunan pada tahun 2008 seluas 235

hektar apabila dibandingkan pada tahun 2004. Dari luas lahan 51.032,00 hektar

menghasilkan padi sawah sekitar 552.960 ton per tahun dengan produksi yang semakin

meningkat dari tahun ke tahun. Fluktuasi produksi pertanian, perkebunan, kehutanan,

peternakan dan perikanan di Kabupaten Majalengka dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel 2.20

PRODUKSI PADI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008

Komoditas Produksi (Ton)

2004 2005 2006 2007 2008*)

- Padi 560.175 545.430 503.647 559.697 559.698

Padi Sawah 548.365 537.977 493.444 552.960 552.960 Padi Ladang 11.810 7.453 10.203 6.737 6.738

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara

Tabel 2.21

PRODUKSI PALAWIJA KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008

Komoditas Produksi (Ton)

2004 2005 2006 2007 2008*)

Jagung 65.433 78.563,00 79.543,00 74.319,00 74.321,00 Kedelai 1.150 1.388,00 848,10 476,00 475,00 Kacang Tanah 4.146 2.849,00 2.769,23 2.315,00 2.319,00 Ubi Kayu 51.024 56.928,00 37.310,00 39.773,00 39.773,00 Ubi Jalar 13.316 20.350,00 11.618,24 17.617,00 17.646,00 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara

Tabel 2.22 PRODUKSI SAYURAN

KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008

Komoditas Produksi (Ton)

2004 2005 2006 2007 2008*)

1 2 3 4 5 6 Bawang Daun 23.507,00 54.531,00 56.644,60 39.975,00 86.464,00 Bawang Merah 33.250,80 32.946,00 35.111,60 27.059,00 33.015,00 Cabai Besar 11.038,00 7.441,00 7.572,00 10.367,00 12.833,00

Page 26: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-18

Komoditas Produksi (Ton)

2004 2005 2006 2007 2008*)

1 2 3 4 5 6 Kacang Merah 1.678,70 1.688,00 1.708,40 1.424,00 1.087,00 Kacang Panjang 1.822,80 804,00 833,00 812,00 598,00 Kentang 27.515,00 17.021,00 15.612,30 21.348,00 21.640,00 Kubis 34.325,00 43.555,00 26.254,50 39.742,00 34.117,00 Petsai/Sawi 8.852,00 5.855,00 7.787,40 8.532,00 11.890,00 Tomat 24,90 9.193,00 9.175,00 7.536,00 6.756,00 Wortel 1.270,00 2.296,00 2.149,50 1.183,00 1.555,00

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara

Tabel 2.23 PRODUKSI BUAH-BUAHAN

KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008

Komoditas Produksi (Ton)

2004 2005 2006 2007 2008*)

Pisang 2.556,70 11.463,10 12.173,80 13.800,10 18.445,10 Rambutan 125,35 653,72 996,50 414,30 2.714,00 Alpukat 3.273,91 3.094,50 3.675,00 4.763,50 6.219,00 Durian 609,30 1.084,14 3.549,70 1.731,40 3.670,00 Jambu Biji 571,21 1.187,74 500,30 2.897,40 3.037,00 Jeruk Besar 62,52 32,66 174,40 166,00 145,60 Jeruk Siam 204,99 131,07 786,40 201,70 765,10 Mangga 63.801,95 41.256,51 42.188,50 44.912,20 45.225,00

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara

Tabel 2.24 PRODUKSI PERKEBUNAN

KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008

Komoditas Produksi (Ton)

2004 2005 2006 2007 2008*) Aren 4.991,44 4.638,72 4.247,71 6.841,65 - Bambu (Batang) 1.833.380 1.440.842,00 1.726.744,00 1.602.225 - Cengkeh 1.266,38 1.789,85 1.979,86 2.100,72 1.313,00 Kelapa Dalam 4.572.218,00 4.657,87 4.439,79 3.774,40 2.359,00 Kelapa Hibrida 328.609,00 518,53 631,06 447,48 280,00 Kopi 968,72 905,18 1.010,12 1.301,86 814,00 Melinjo 766,36 783,24 821,66 654,49 409,00 Nilam - - 1.689,00 1.004,51 - Tebu 15.574,41 19.770,52 247.469,60 72.457,02 815,00- Teh 836,86 898,95 1.851,94 1.304,67 3.885,00 Tembakau 5.874,00 5.337,00 6.765,28 6.216,63 6.216,63 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara

Page 27: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-19

Tabel 2.25 PRODUKSI KEHUTANAN

KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008

Komoditas Produksi (Ton)

2004 2005 2006 2007 2008*) Madu 3.328 4.128 4.496 4.990 5.208 Kayu 10.971,26 13.217,84 68.076,17 15.921 15.171,34 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara

Tabel 2.26

PRODUKSI PETERNAKAN KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008

Komoditas Produksi (Ton)

2004 2005 2006 2007 2008*) 1. Telur : - Ayam Ras 331,27 407,90 519,33 582,85 495,40 - Ayam Kampung 681,66 631,75 404,70 423,18 420,59 - Itik 669,95 775,41 515,22 376,88 362,19 2. Susu 952.848 1.016.496 912.638 1.106.352 1.404.000 3. Daging : - Sapi 1.592,42 1.173,75 1.128,60 1.160,91 1.438,96 - Kerbau 99,25 38,81 14,81 6,24 12,89 - Domba 719,88 947,85 716,28 618,18 564,69 - Kambing 124,78 32,06 38,49 41,32 39,95 - Ayam Pedaging 6.013,57 8.868,16 9.050,29 9.927,22 9.021,43 - Ayam Buras 960,99 1.101,29 1.158,13 648.15 615,18 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara

Tabel 2.27

PRODUKSI PERIKANAN KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008

Komoditas Produksi (Ton)

2004 2005 2006 2007 2008*) Gurame 123,60 125,33 78,23 414,22 455,59 Mas 1.167,88 1.449,56 1.435,05 1.473,81 1.495,48 Nila 2.311,05 2.743,84 2.000,01 2.260,83 2.411,81 Nilem 307,24 208,24 111,86 209,34 212,72 Tambak 95,35 65,40 21,41 40,19 94,78 Tawes 220,18 108,77 26,57 35,07 118,92 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara

2. Perdagangan, Hotel dan Restoran

Sektor perdagangan di Kabupaten Majalengka pengembangannya difokuskan pada

sistem distribusi barang dan peningkatan akses pasar, baik pasar daerah maupun pasar

luar daerah. Pengembangan sistem distribusi diarahkan untuk memperlancar arus barang,

Page 28: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-20

memperkecil disparitas antar daerah, mengurangi fluktuasi harga dan menjamin

ketersediaan barang yang terjangkau oleh masyarakat. Sedangkan peningkatan akses

pasar, baik dalam daerah maupun luar daerah dilakukan melalui promosi produk

Kabupaten Majalengka.

Fasilitas perdagangan berupa pasar desa sebanyak 33 buah yang tersebar di

beberapa Kecamatan dengan frekuensi hari pasar 2 kali seminggu sampai dengan harian,

pasar milik Pemerintah Daerah sebanyak 4 buah yang terdapat di Kecamatan Cigasong,

Sumberjaya, Talaga dan Kadipaten, Jumlah kelompok pertokoan sebanyak 3.440 buah,

Supermarket (Pasar Swalayan, Toserba, Minimarket) sebanyak 27 buah, Restoran

(Rumah Makan, Kedai Makanan) sebanyak 21 buah, sedangkan sarana akomodasi

meliputi penginapan sebanyak 9 buah yang terdiri atas 192 kamar, sementara jumlah

restoran sebanyak 21 buah.

Tabel 2.28 BANYAKNYA SARANA PERDAGANGAN DAN PENGINAPAN

KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008

No. Tahun

SARANA PERDAGANGAN DAN PENGINAPAN (buah)

Pasar Pemda

Pasar Desa

Kelompok Pertokoan

Super-market

(Swalayan,Toserba)

Restoran (Rumah Makan)

Hotel (Pengina

pan)

1 2004 4 26 267 17 47 9 2 2005 4 28 267 17 58 9 3 2006 4 28 6.004 21 65 9 4 2007 4 30 6.004 21 65 9 5 2008*) 4 33 3.440 27 21 9 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara

Sektor perdagangan, hotel dan restoran memberikan kontribusi terhadap PDRB

tahun 2004-2008 rata-rata sebesar 19,51 persen.

3. Industri

Sektor industri pengolahan yang berkembang di Kabupaten Majalengka saat ini

mayoritas berupa industri berskala mikro, kecil dan menengah, antara lain industri

kerajinan dan industri olahan makanan. Sementara industri besar perkembangannya

relatif lebih lambat. Kelompok perindustrian di Kabupaten Majalengka saat ini tergabung

dalam 2 (dua) kelompok besar, yaitu IKAHH (Industri Komoditas Agro dan Hasil Hutan)

serta ILMEA (Industri Logam Mas, Elektronik dan Aneka).

Page 29: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-21

Tabel 2.29 BANYAKNYA PERUSAHAAN INDUSTRI BESAR DAN SEDANG

BERDASARKAN PRODUKSI UTAMA KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008

No. Tahun Produksi Utama (Unit)

Pa-kaian

Ma-kanan

Gen-teng

T. Beton

P.Jari-ngan

Listrik

Bubuk Plastik

Keraji-nan

Rotan

Bola Sepak

Sapu Ijuk

Lain nya

1 2004 3 5 326 1 1 5 25 1 1 10 2 2005 3 4 318 1 1 5 25 1 1 10 3 2006 3 6 324 1 1 5 50 1 1 10 4 2007 11 8 401 1 1 3 50 1 5 7 5 2008*) 23 450 1 1 64 2 21

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara

Kontribusi sektor industri pengolahan terhadap PDRB Kabupaten Majalengka pada

tahun 2004 sebesar 16,91 persen, meningkat pada tahun 2008 mencapai 17,10 persen

yang berada pada urutan ketiga setelah sektor pertanian dan sektor perdagangan, hotel

dan restoran.

2.2.4. Sarana dan Prasarana

1. Transportasi dan Perhubungan

Infrastruktur merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan

pembangunan daerah. Pembangunan infrastruktur meliputi infrastruktur transportasi,

prasarana sumber daya air, prasarana energi, prasarana telekomunikasi, perumahan dan

permukiman serta prasarana persampahan.

Prasarana transportasi berupa jalan meliputi jalan desa, kabupaten, jalan provinsi

dan jalan nasional. Perkembangan kondisi ketiga status jalan tersebut dapat dilihat pada

tabel berikut.

Tabel 2.30 PERKEMBANGAN KONDISI JALAN DESA

DI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008

NO KONDISI JALAN

PANJANG JALAN (Km)

2004 2005 2006 2007 2008*)

1 Baik 60,818 70,955 77,712 108,180 227,431 2 Sedang 40,546 43,924 47,303 120,080 35,344 3 Rusak 84,470 77,712 70,955 28,020 29,771 4 Rusak Berat 152,046 145,288 141,910 81,610 45,334 Jumlah 337,880 337,880 337,880 337,880 337,880

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara

Page 30: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-22

Tabel 2.31 PERKEMBANGAN KONDISI JALAN KABUPATEN

DI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008

NO KONDISI JALAN

PANJANG JALAN (Km) 2004 2005 2006 2007 2008*)

1 Baik 242,885 271,100 271,100 306,000 362,080 2 Sedang 242,950 248,200 248,200 96,100 166,970 3 Rusak 159,600 145,800 145,800 177,700 78,700 4 Rusak Berat 40,265 28,000 28,000 113,300 107,850

Jumlah 685,700 693,100 693,100 693,100 715,600 Sumber data : Dinas Kimpraswil Kab. Majalengka Keterangan : *) Data Sementara

Tabel 2.32 PERKEMBANGAN KONDISI JALAN PROVINSI

DI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008

NO KONDISI JALAN

PANJANG JALAN (Km)

2004 2005 2006 2007 2008*)

1 Baik 60,150 62,929 62,929 90,800 105,800 2 Sedang 60,479 28,000 28,000 32,129 17,129 3 Rusak 2,300 32,000 32,000 0,000 0,000 4 Rusak berat 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000

Jumlah 122,929 122,929 122,929 122,929 122,929 Sumber data : Dinas Kimpraswil Kab. Majalengka Keterangan : *) Data Sementara

Tabel 2.33 PERKEMBANGAN KONDISI JALAN NASIONAL

DI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008

NO KONDISI JALAN

PANJANG JALAN (Km)

2004 2005 2006 2007 2008*)

1 Baik 11,000 21,895 25,895 20,000 23,250 2 Sedang 14,395 4,000 0,000 5,895 2,645 3 Rusak 0,500 0,000 0,000 0,000 0,000 4 Rusak berat 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000

Jumlah 25,895 25,895 25,895 25,895 25,895 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara

Memperhatikan data tersebut, dalam perkembangan selama 4 (empat) tahun,

secara kuantitas panjang jalan kabupaten mengalami penambahan sepanjang 7,40 Km

berupa peningkatan status jalan desa yang berubah menjadi jalan kabupaten. Sementara

itu, secara kualitas kondisi jalan kabupaten yang kondisinya baik mengalami peningkatan

dari 35,42 persen menjadi 50,60 persen. Jalan provinsi dengan kondisi baik mengalami

Page 31: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-23

peningkatan dari semula 48,93 persen menjadi 86,07 persen, dan jalan nasional dari

42,47 persen pada tahun 2004 menjadi 89,79 persen pada tahun 2008 dalam kondisi

baik. Sedangkan untuk meningkatkan aksesbilitas regional akan dibangun jalan tol

Cileunyi-Sumedang-Kertajati yang akan berdampak mengurangi kemacetan di Kabupaten

Majalengka serta memperpendek jarak tempuh menuju kota-kota di sekitar Kabupaten

Majalengka.

Prasarana transportasi berupa terminal yang saat ini terdapat di Kabupaten

Majalengka, sampai tahun 2008 masih tetap berjumlah 7 terminal yaitu Terminal Cipaku,

Cigasong, Rajagaluh, Maja, Talaga, Bantarujeg dan Cikijing dengan luas keseluruhan

33.473 meter persegi. Klasifikasi terminal seluruhnya merupakan Terminal tipe C, dan

jenis angkutan yang dilayani meliputi Bis Angkutan Kota Dalam Propinsi (AKDP), mini bus,

angkutan kota dan angkutan pedesaan. Keberadaan terminal tersebut belum seluruhnya

optimal melayani sistem perjalanan di Kabupaten Majalengka baik mobilisasi internal

ataupun eksternal.

2. Sumber Daya Air

Kabupaten Majalengka dilalui dua sungai besar yaitu sungai Cimanuk dan Cilutung

yang dapat menunjang kegiatan pertanian, industri, dan kebutuhan domestik. Bencana

banjir dan kekeringan juga masih terus terjadi antara lain akibat menurunnya kapasitas

infrastruktur sumber daya air dan daya dukung lingkungan serta tersumbatnya muara

sungai karena sedimentasi yang tinggi. Pembangunan bidang sumber daya air di

Kabupaten Majalengka, akan memperhatikan kebijakan yang lebih mengarah pada

Pembangunan Prasarana Penyediaan Air Baku untuk mendukung Program Pemerintah

mencapai Swasembada Pangan, di samping Pengendalian Daya Rusak Air berupa

Pengendalian Banjir serta Konservasi sumber air. Selanjutnya rencana mewujudkan

pembanguna Waduk Jatigede di Kabupaten Sumedang diharapkan dapat mengairi sawah

di wilayah Utara Kabupaten Majalengka yang sering mengalami kekeringan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka, selama

perkembangan 5 (lima) tahun luas lahan irigasi teknis mengalami penurunan seluas 12

ha yaitu dari 17,453 ha pada tahun 2004 menjadi 17,441 ha pada tahun 2008,

sedangkan luas lahan yang terairi irigasi setengah teknis dan irigasi sederhana seluas

20.897 ha dan sawah tadah hujan seluas 12,660 ha.

Fasilitasi penyediaan air minum di Kabupaten Majalengka terdiri atas sistem

perpipaan dan non-perpipaan. Sistem perpipaan melayani sebagian besar wilayah

Page 32: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-24

perkotaan, dan hanya sebagian kecil wilayah yang terlayani. Sumber air yang digunakan

untuk penyediaan air minum perpipaan umumnya diambil dari mata air dan sumber air

permukaan. Sedangkan sistem non-perpipaan banyak terdapat di wilayah perdesaan

dengan memanfaatkan sumur gali dan pompa, sungai atau mata air yang terdapat di

sekitarnya. Rumah tangga yang masih belum menggunakan sumber air minum bersih

pada tahun 2008 sebanyak 93.044 rumah tangga.

3. Energi

Potensi energi berupa minyak bumi dan gas alam di Kabupaten Majalengka

terdapat di 3 lapangan yaitu lapangan randegan, lapangan tugu barat dan lapangan Pasar

Catang yang seluruhnya berada dalam pengelolaan PT. PERTAMINA daerah operasi hulu

Jawa bagian Barat. Jumlah sumur migas sebanyak 28 buah yang terdiri atas 11 sumur

aktif dan produktif, 15 sumur tidak aktif yang digunakan sebagai cadangan, 2 sumur

dalam pemeliharaan dan sedang dibangun. Lokasi sumur tersebut tersebar di 6 desa dan

3 kecamatan, yaitu Kecamatan Sumberjaya: Desa Bongas Wetan 4 Sumur, Cidenok 4

sumur, Garawangi 5 sumur dan Loji Kobong 1 sumur; Kecamatan Kertajati : Desa

Mekarmulya 13 sumur; dan Kecamatan Ligung berada di Desa Kodasari 1 sumur.

Berdasarkan hasil penelitian tahun 2002 potensi sisa cadangan minyak bumi sebanyak

15.823.868 MSTB, sedangkan untuk gas alam potensinya sebesar 81.088,10 MMSCF.

4. Telekomunikasi

Pelayanan sistem komunikasi di Kabupaten Majalengka dilakukan oleh sistem

prasarana pos dan telekomunikasi. Jaringan telepon terpasang di Kabupaten Majalengka

pada tahun 2002 sejumlah 1.048 SST, sedangkan pada tahun 2006 kapasitas terpasang

mengalami kenaikan hingga mencapai 5.122 SST termasuk telepon umum dan wartel

(kios) telepon yang tersebar di seluruh Kecamatan. Selain itu, untuk wilayah-wilayah yang

belum terjangkau oleh jaringan telekomunikasi kabel, terdapat jaringan telepon seluler

untuk mendukung sistem telekomunikasi di Kabupaten Majalengka, terutama dalam

bentuk format GSM (Global System Mobile) dengan jaringan berupa tiang-tiang Base

Transreceiver Station (BTS) yang dilakukan oleh perusahaan operator swasta.

Bentuk pelayanan Pos di Kabupaten Majalengka adalah dalam bentuk Kantor Pos

dan Pos Keliling beserta jaringannya untuk menjangkau seluruh kecamatan yang ada di

Kabupaten Majalengka. Sampai dengan tahun 2008, pelayanan Pos dan Giro dilayani oleh

Page 33: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-25

1 (satu) buah Kantor Pos Giro dan dibantu yang oleh 22 Kantor Pos Pembantu yang

tersebar di kecamatan-kecamatan dan juga 93 Pos Keliling.

5. Perumahan dan Permukiman

Rumah dan fasilitasnya merupakan kebutuhan dasar masyarakat yang harus

terpenuhi. Karena itu aspek kesehatan dan kenyamanan sangat menentukan dalam

pemilikan rumah tinggal terkait dengan kesejahteraan penghuninya. Secara umum,

kualitas rumah tinggal ditentukan oleh kualitas bahan bangunan yang digunakan dan

fasilitas ditentukan dengan kelengkapannya. Kedua parameter ini mencerminkan tingkat

kesejahteraan masyarakat. Data perkembangan kualitas perumahan diperlihatkan pada

tabel berikut.

Tabel 2.34 RUMAH TANGGA YANG BELUM MENDAPATKAN FASILITAS RUMAH

DAN RUMAH TIDAK LAYAK HUNI (RTLH) DI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008

NO INDIKATOR KUALITAS FASILITAS BERDASARKAN RUMAH TANGGA (Unit)

2004 2005 2006 2007 2008*)

1 Penerangan Listrik 41.272 40.272 39.272 38.272 37.193 2 Air Bersih 109.440 104.440 99.440 98.742 93.044 3 Jamban Sendiri 89.911 87.911 85.911 83.911 83.691 4 RTLH 51.033 41.533 41.033 40.533 40.214

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara

Berdasarkan tabel di atas, sampai dengan tahun 2008 masih terdapat 37.193 rumah

tangga belum menggunakan listrik sebagai alat penerangan, 93.044 rumah tangga belum

menggunakan sumber air bersih serta masih terdapat 83.691 rumah tangga yang belum

memiliki jamban sendiri. Sedangkan untuk Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) sampai tahun

2008 masih terdapat 40.214 RTLH.

6. Persampahan

Sampai tahun 2008, pelayanan persampahan di Kabupaten Majalengka, masih

dilayani oleh fasilitas 2 Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) yaitu TPA Heuleut dan TPA

Talaga. Sampah di Kabupaten Majalengka berasal dari berbagai sumber seperti dari

perumahan, pasar, rumah sakit, tempat-tempat umum, dan industri. Sampah organik dan

rumah tangga mendominasi komposisi sampah yang dihasilkan di Kabupaten Majalengka.

Page 34: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-26

Berdasarkan data tahun 2008, dari 7 kecamatan terlayani meliputi 6 kelurahan dan

22 desa dengan jumlah penduduk 163.745 jiwa. Rata-rata volume sampah terangkut

setiap harinya sebesar 142,00 meter kubik dan dalam sebulan mencapai 4.260,00 meter

kubik. Sementara potensi timbulan sampah di seluruh wilayah Kabupaten Majalengka saat

ini setiap harinya mencapai 2.995,43 meter kubik, dalam arti baru 4,20 persen saja

sampah di Kabupaten Majalengka yang terangkut.

Wilayah yang telah terlayani pelayanan persampahan sampai dengan tahun 2008

yaitu Kecamatan Majalengka, Kecamatan Panyingkiran, Kecamatan Kadipaten, Kecamatan

Cigasong, Kecamatan Rajagaluh, Kecamatan Cikijing, Kecamatan Talaga, sebagian

Kecamatan Dawuan, dan sebagian Kecamatan Jatiwangi. Penanganan sampah di

Kabupaten Majalengka, dilaksanakan oleh Dinas Kimpraswil meliputi penyapuan jalan

utama, pertokoan, pembersihan saluran-saluran di sepanjang jalan utama, dan

penanganan sebagian permukiman. Pelayanan yang dilakukan untuk daerah permukiman

hanya meliputi pengangkutan dan pembuangan akhir, karena pengumpulannya dilakukan

secara swadaya oleh masyarakat setempat.

2.2.5. Pengembangan Wilayah dan Penataan Ruang

Kebijakan dasar pengembangan wilayah dan penataan struktur tata ruang

Kabupaten Majalengka, berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten

Majalengka 2005-2015 adalah sebagai berikut :

1) Penataan ruang wilayah dilakukan berdasarkan fungsi utama kawasan meliputi

kawasan lindung dan kawasan budidaya.

2) Penataan ruang berdasarkan aspek administrasi, meliputi seluruh wilayah

administrasi Kabupaten Majalengka.

3) Penataan ruang Wilayah Kabupaten Majalengka, mencakup dimensi penataan ruang

daratan dan penataan ruang udara.

4) Penataan ruang wilayah Kabupaten Majalengka diselenggarakan sebagai bagian

integral dari kebijaksanaan penataan ruang nasional dan propinsi.

5) Penataan ruang Kabupaten Majalengka dilakukan dengan mempertimbangkan

perwujudan visi dan misi Kabupaten Majalengka, serta hambatan dan tantangan

yang ada, baik dari internal maupun eksternal wilayah Kabupaten Majalengka

6) Pembangunan sarana dan prasarana ke seluruh wilayah kabupaten secara integral,

sekaligus pembukaan layanan transportasi umum dab kemudahan pencapaian

Page 35: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-27

(aksesibilitas) ke pusat-pusat pertumbuhan ekonomi daerah serta ke seluruh

pelosok dalam rangka melayani kebutuhan transportasi yang terjangkau daya beli

masyarakat umum;

7) Mempertahankan fungsi kawasan lindung, terutama area hutan lindung, kawasan

konservasi, sungai dan mata air, ruang terbuka hijau, serta menata kawasan

budidaya sehingga tidak mengalami degradasi.

Pembangunan struktur ruang kabupaten selain berdasarkan adanya potensi

kecenderungan (trend oriented), mengarah pula pada faktor pembentukan struktur ruang

optimal (target oriented). Konsep struktur tata ruang Kabupaten Majalengka di masa

mendatang dikembangkan melalui pengelolaan potensi sumber daya yang ada pada

setiap wilayah kecamatan terhadap jenis kegiatan yang akan berkembang,

pengembangan infrastruktur dan luasan wilayah sesuai dengan fungsi dan potensi

masing-masing kecamatan yang dikehendaki.

Berdasarkan pertimbangan kebijakan dasar pengembangan wilayah dan penataan

struktur ruang di atas, maka secara makro konsep wilayah pengembangan Kabupaten

Majalengka dibagi menjadi 3 (tiga) Wilayah Pengembanan (WP) Utama, yaitu :

1) Wilayah Pengembangan (WP) Utara, dengan fungsi utama pengembangan

Kawasan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB), Kawasan Komersial

(Perdagangan dan Jasa), Industri dan Pengembangan Perumahan, meliputi :

Kecamatan Kadipaten, Kertajati, Jatitujuh, Dawuan, Jatiwangi, Ligung, dan

Sumberjaya, dengan pusat Wilayah Pengembangannya berada di Kecamatan

Kadipaten.

2) Wilayah Pengembangan (WP) Tengah, dengan fungsi utama pengembangan

kawasan Pemerintahan, Pendidikan, Jasa, Pelayanan Sosial dan Pengembangan

Perumahan, meliputi : Kecamatan Majalengka, Cigasong, Leuwimunding, Palasah,

Panyingkiran, Rajagaluh, Sukahaji, dan Sindangwangi, dengan pusat Wilayah

Pengembangannya berada di Kecamatan Majalengka.

3) Wilayah Pengembangan (WP) Selatan, dengan fungsi utama sebagai kawasan

konservasi, pengembangan kegiatan Sosial Ekonomi berbasis Pertanian, dan

Pengembangan Kawasan Pariwisata, meliputi : Kecamatan Argapura, Banjaran,

Maja, Talaga, Cikijing, Cingambul, Bantarujeg, dan Lemahsugih, dengan pusatnya di

Kecamatan Talaga.

Page 36: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-28

2.2.6. Politik

Dalam pelaksanaan Pemilu Legislatif tahun 2004 dari 823.457 hak pilih yang ada di

Kabupaten Majalengka, yang menggunakan hak pilih sebanyak 694.688 orang atau 84,34

persen, sedangkan dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden terdapat sebanyak 834.840

hak pilih dengan jumlah penduduk yang menggunakan hak pilih sebanyak 714.812 orang

atau 85,62 persen.

Pemilihan Umum tahun 2004 diikuti oleh 24 Partai politik untuk mengisi 45 kursi

keanggotaan pada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Majalengka. Rekapitulasi

perolehan suara dan peroleh kursi keanggotaan DPRD Kabupaten Majalengka pada

Pemilu tahun 2004 dengan komposisi PDI Perjuangan 153.836 suara dengan

mendapatkan 11 kursi, Partai Golkar 146.661 suara memperoleh 11 kursi, Partai

Persatuan Pembangunan 71.796 suara memperoleh 6 kursi, Partai Amanat Nasional

62.718 suara memperoleh 5 kursi, Partai Keadilan Sejahtera 47.179 suara dengan 5 kursi,

Partai Patriot Pancasila dan PKB masing-masing 3 kursi dan PKPI 1 kursi.

2.2.7. Ketentraman dan Ketertiban Masyarakat

Secara umum ketentraman dan ketertiban di Kabupaten Majalengka relatif

terkendali. Namun masih terdapat beberapa pelanggaran dan beberapa kasus kriminal

yang menunjukkan masih rendahnya kesadaran hukum masyarakat. Situasi kodusif pada

bidang ketentraman dan ketertiban Masyarakat, diharapkan dapat memberikan keyakinan

dan kepercayaan yang besar kepada masyarakat dan dunia usaha untuk melakukan

aktifitas ekonomi dan sosial.

Dalam upaya menegakan peraturan daerah, pembinaan ketentraman dan

ketertiban masyarakat, Pemerintah Kabupaten Majalengka telah membentuk lembaga

Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), yang mempunyai tugas membantu Bupati dalam

pengawasan, penegakkan, pembinaan ketentraman dan ketertiban serta penegakkan

peraturan daerah yang berlaku serta ditunjang oleh keterlibatan dan dukungan dari

masyarakat.

2.2.8. Hukum

Penegakkan hukum dan penghormatan terhadap hak asasi manusia dalam

berbagai aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta dalam

penyelenggaraan pemerintahan belum optimal. Guna meningkatkan penegakkan hukum,

Page 37: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-29

peningkatan pengetahuan dan pemahaman aparatur terhadap aturan (hukum) perlu terus

ditingkatkan seiring dengan peningkatan pengawasan terhadap penegakkannya. Demikian

pula pemahaman dan kesadaran masyarakat masih perlu ditingkatkan sehingga dapat

mendukung terhadap penegakan supremasi hukum dalam segala aspek kehidupan.

Produk Peraturan Daerah tahun 2004 sebanyak 34 buah, tahun 2005 sebanyak 14

buah, tahun 2006 sebanyak 14 buah, tahun 2007 sebanyak 15 buah, dan tahun 2008

sebanyak 15 buah Perda.

2.2.9. Aparatur

Keadaan aparatur di Kabupaten Majalengka pada Tahun 2008 sejumlah 14.551

orang, terdiri atas Pejabat Eselon II sebanyak 28 pegawai; Pejabat Eselon III sebanyak

171 pegawai; Pejabat Eselon IV sebanyak 815 pegawai; dan Pejabat Eselon V sebanyak

78 pegawai. Apabila dilihat dari golongan (pangkat) dapat digambarkan sebagai berikut :

Golongan IV sebanyak 5.228 pegawai; Golongan III sebanyak 5.352 pegawai; Golongan

II sebanyak 3.741 pegawai; dan Golongan I sebanyak 230 pegawai.

Jumlah aparatur pemerintah desa berdasarkan data tahun 2006 sebanyak 2.737

orang dengan kualifikasi tingkat pendidikan SD sederajat 50,92 persen, SLTP 22,01

persen, SLTA 22,52 persen, Diploma 1,90 persen, dan S1 2,60 persen.

Secara umum dari segi kuantitas dan kualitas aparatur pemerintah di Kabupaten

Majalengka sampai saat ini belum memadai. Rasio tenaga administrasi dan profesi guru

sudah memadai, sedangkan rasio tenaga medis, perencana, auditor, penyuluh pertanian,

dan akunting relatif masih kurang.

Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, pemerintah telah berupaya

melakukan peningkatan kinerja birokrasi antara lain melalui penyelenggaraan diklat

aparatur, penyederhanaan prosedur pelayanan, penataan regulasi, peningkatan

pengawasan dan sebagainya. Meskipun demikian, pada kenyataannya kinerja birokrasi

masih belum sesuai dengan yang diharapkan masyarakat, antara lain dicerminkan dengan

masih adanya penyelenggaraan pelayanan yang belum optimal.

2.2.10. Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

Kondisi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup yang mempengaruhi terhadap

kelangsungan kehidupan suatu wilayah, sangat bergantung terhadap keberadaan hutan di

wilayahnya. Hutan merupakan lahan yang ditumbuhi oleh berbagai jenis pepohonan, yang

Page 38: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-30

berfungsi sebagai kawasan konservasi yang memberikan perlindungan pada kawasan-

kawasan di sekitarnya. Luasan hutan di Kabupaten Majalengka sampai dengan tahun

2008 adalah sebesar 36.526,13 Ha atau sebesar 30,35 persen dari luas wilayah. Jenis

hutan di Kabupaten Majalengka berdasarkan statusnya terbagi dua yaitu Hutan rakyat,

merupakan kawasan hutan yang dikelola oleh masyarakat, dan Hutan Negara yaitu

merupakan kawasan hutan yang dikelola oleh pemerintah seperti halnya hutan lindung,

hutan konservasi dan hutan produksi.

Berdasarkan data tahun 2004, luas lahan kritis 35.122,11 hektar, sedangkan pada

tahun 2008 menjadi 23.686,25 Ha atau terjadi penurunan seluas 11.435,86 Ha. Jumlah

mata air sebanyak 310 buah tersebar di 26 Kecamatan, dengan keberadaan airnya

kontinu sepanjang tahun 295 buah, sembilan bulan 6 buah, enam bulan 5 buah, dan tiga

bulan 2 buah, situ ada 15 buah dan embung 3 buah. Potensi pertambangan berupa batu

andesit dengan volume sebanyak 830 juta meterkubik, sirtu 2,8 juta meterkubik dan

lempung 6,5 juta meterkubik. Hutan konservasi di Kabupaten Majalengka terdapat Taman

Nasional Gunung Ciremai dengan luas keseluruhan 15.500 Ha dan yang masuk dalam

wilayah Kabupaten Majalengka seluas 6.933,13 Ha (5,76 persen) dari total luas wilayah

Kabupaten Majalengka.

Berdasarkan kebijakan pola tata ruang Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten

Majalengka, ditetapkan luas kawasan lindung sebesar 40,76 persen dari luas wilayah

Kabupaten Majalengka. Kondisi saat ini baru 15,85 persen yang telah ada, sehingga perlu

pelestarian kawasan-kawasan lainnya yang dapat diberi fungsi lindung. Sementara itu,

hutan produksi dan lahan-lahan di lereng pegunungan saat ini oleh masyarakat sekitar

telah dijadikan menjadi lahan budidaya berupa areal perkebunan dan palawija atau

hortikultura. Oleh karena itu sangat perlu adanya peningkatan kesadaran dan

pemahaman masyarakat akan pentingnya kawasan lindung sebagai kawasan konservasi

yang akan memberikan kelangsungan hidup masyarakat Majalengka di masa yang akan

datang.

2.3. Evaluasi Indikator Makro Sosial Ekonomi

Pada pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang tahap ke 1 (satu) yaitu

tahun 2004-2008 telah diperoleh berbagai gambaran umum hasil kinerja pemerintahan

daerah, yang merupakan implementasi dari kebijakan operasional rencana strategis

diantaranya capaian Indikator Makro yang berfungsi sebagai indikator keberhasilan

Pemerintah Kabupaten Majalengka dalam meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan

Page 39: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-31

kepada masyarakat yang seluruhnya bermuara pada indikator IPM (Indeks Pembangunan

Manusia). Berdasarkan evaluasi terhadap pencapaian 11 indikator makro selama

pelaksanaan pembangunan periode 2004-2008 secara umum dapat dilihat dalam tabel

sebagai berikut :

Tabel 2.35

PERKEMBANGAN INDIKATOR MAKRO KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008

No. INDIKATOR 2004 2005 2006 2007 2008*)

1 IPM 68,01 68,52 68,81 69,25 69,42 - Angka Harapan Hidup (Tahun) 67,41 67,70 67,75 67,79 67,82 - Angka Melek Huruf (persen) 91,92 92,33 92,60 93,71 94,02 - Rata-Rata Lama Sekolah (Tahun) 6,45 6,49 6,50 6,61 6,67 - Kemampuan Daya Beli (000 Rp) 549,85 552,75 555,30 556,45 566,76

2 Jumlah Penduduk (LPP, dalam %)

1.160.583 (0,86)

1.169.337 (0,82)

1.179.136 (1,01)

1.188.189 (0,77)

1.198.170 (0,84)

3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT dalam %) 11,13 10,42 12,49 7,46 11,73

4 Penduduk miskin sasaran (Jiwa) ( R T M S ) berdasarkan data PPLS

350.429 -

385.232 (115.339)

385.232 (115.339)

385.232 (115.339)

362.129 (108.422)

Tingkat Kemiskinan (%) 30,19 32,42 32,42 32,42 30,22 Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa)

berdasarkan data BPS 202.174 226.987 222.982 213.874 218.313

Tingkat Kemiskinan (%) 17,42 19,41 18,91 18,00 18,22 5 PDRB adh 2000 (Miliar Rp.) 3.387,04 3.538,23 3.686,24 3.865,69 4.041,01 6 PDRB per kapita (Juta Rp.) 2,918 3,025 3,126 3,253 3,372 7 LPE (persen) 4,09 4,47 4,18 4,87 4,54 8 Harga Beras (Rp/Kg) 2.933,00 2.934,00 4.394,28 5.315,03 5.400,00 9 Inflasi (%) 5,64 17,79 7,03 7,55 14,14

10 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 56,69 60,82 61,18 62,25 62,23 11 Pendapatan Asli Daerah (Milar Rp) 25,30 32,46 50,53 45,52 47,50 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara

2.4. Isu Strategis

Isu strategis merupakan permasalahan yang berkaitan dengan fenomena atau

belum dapat diselesaikan pada periode lima tahun sebelumnya dan memiliki dampak

jangka panjang bagi keberlanjutan pelaksanaan pembangunan, sehingga perlu diatasi

secara bertahap. Berdasarkan hasil pengamatan dan pengkajian masih terdapat tiga

aspek permasalahan utama yaitu :

Page 40: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-32

2.4.1. Aspek Sosial

1. Masih rendahnya tingkat pendidikan masyarakat

Indek pendidikan Kabupaten Majalengka, pada tahun 2008 sebesar 77,49 dengan

angka melek huruf 94,02 persen dan rata-rata lama sekolah 6,67 tahun, masih berada

di bawah indek pendidikan Jawa Barat.

2. Masih rendahnya derajat kesehatan masyarakat

Angka harapan hidup Kabupaten Majalengka pada tahun 2008 sebesar 67,82,

meskipun pelayanan kesehatan secara umum belum merata terutama bagi

masyarakat miskin. Hal tersebut ditunjukkan dengan masih tingginya angka kematian

ibu dan balita.

2.4.2. Aspek Perekenomian Masyarakat.

Aspek perekonomian sangat berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan dasar

masyarakat yang akan berdampak terhadap pencapaian tingkat kesejahteraan

masyarakat. Beberapa permasalahan dalam aspek perekonomian yaitu :

1. Masih tingginya tingkat kemiskinan

Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Majalengka pada tahun 2008 sebanyak

218.313 jiwa mengalami peningkatan sebanyak 4.439 jiwa dari tahun 2007 sebanyak

213.874 jiwa. Penyebabnya adalah rendahnya daya beli masyarakat, derajat

kesehatan masyarakat masih rendah dan kurangnya pemerataan serta perluasan

akses pendidikan.

2. Masih tingginya tingkat pengangguran terbuka

Tingkat pengangguran terbuka Kabupaten Majalengka sebesar 11,73 persen pada

tahun 2008, terjadi kenaikan dari tahun 2007 sebesar 7,46 persen. Penyebabnya

adalah lapangan kerja yang tersedia tidak seimbang dengan meningkatnya jumlah

penduduk pencari kerja, dan tingkat pendidikan, keterampilan dan keahlian mayarakat

masih rendah.

3. Masih rendahnya produksi dan produktivitas pertanian

Rendahnya produksi dan produktivitas pertanian disebabkan terjadinya kerusakan dan

kejenuhan lahan, belum optimalnya pemanfaatan potensi sumber daya lahan

Page 41: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-33

pertanian, belum optimalnya penggunaan teknologi pertanian dan sarana produksi

pertanian.

4. Masih rendahnya Pengembangan Sektor UKM dan IKM terutama yang

berbasis pengolahan pertanian

Rendahnya pengembangan sektor ini disebabkan rendahnya spirit juara dan

kewirausahaan, rendahnya daya saing proses dan produk (standarisasi), belum

terciptanya linkage industry antara hulu sampai hilir, dan rendahnya aksesibilitas

permodalan dan pasar.

5. Belum optimalnya Pengembangan Potensi Pariwisata

Pengembangan potensi wisata masih belum optimal disebabkan belum adanya Master

Plan Kawasan Wisata, belum adanya kelayakan studi pengembangan kawasan wisata,

dan belum optimalnya manajemen pengelolaan obyek wisata.

6. Masih Rendahnya tingkat investasi

Tingkat investasi di Kabupaten Majalengka masih rendah disebabkan belum adanya

regulasi daerah tentang investasi di daerah, belum disusunnya Rencana Detail Tata

Ruang untuk masing-masing wilayah pengembangan, dan belum optimalnya promosi

potensi investasi.

2.4.3. Aspek Kemandirian Daerah

Sejalan dengan desentralisasi (otonomi) penyelenggaraan pemerintahan daerah,

daerah dituntut mampu menyelenggarakan pemerintahan secara mandiri dengan

memanfaatkan sumber dan potensi yang dimiliki sehingga dapat mewujudkan

kesejahteraan masyarakat.

Adapun permasalahan utama yang terkait dengan kemandirian daerah adalah :

1. Masih rendahnya kualitas sumber daya aparatur pemerintahan.

2. Masih lemahnya peran dan fungsi pemerintah sebagai regulator, fasilitator, motivator,

dan akselerator pembangunan.

3. Menurunnya partisipasi dan peran serta masyarakat dalam proses pembangunan.

4. Rendahnya kualitas kelembagaan dalam mendukung kinerja pemerintah yang efektif

dan efisien.

5. Rendahnya sumber keuangan daerah dan masih tingginya ketergantungan terhadap

sumber keuangan dari pemerintah pusat.

Page 42: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-34

2.5. Modal Dasar

Kekuatan adalah potensi yang dimiliki daerah sebagai modal dalam pembangunan.

Kabupaten Majalengka memiliki potrensi sebagai sumber kekuatan yang dapat

didayagunakan dalam membangun. Adapun potensi strategis yang dimiliki sebagai modal

dasar pembangunan adalah :

1. Posisi wilayah Kabupaten Majalengka yang Strategis;

a) Dalam Tata Ruang Nasional (PP. Nomor 26 tahun 2008) tentang Tata Ruang

Nasional bahwa di Kabupaten Majalengka akan dibangun Bandara Sekunder

Kertajati, dan di sekitar Cirebon akan dibangun pula Pelabuhan Laut Arjuna.

b) Dalam sistem perencanaan struktur tata ruang Provinsi Jawa Barat, Majalengka

berada di antara Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Bandung dan PKN Cirebon dengan

PKW Kadipaten (Majalengka), serta akses menuju Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)

Indramayu dan PKW Tasikmalaya. Rencana Struktur Tata Ruang Provinsi Jawa

Barat menunjukkan bahwa Kabupaten Majalengka memiliki posisi strategis yang

penataannya lebih diprioritaskan.

c) Posisi strategis Kabupaten Majalengka didukung oleh beberapa kawasan strategis,

sebagai berikut :

1) Kawasan Cepat Tumbuh yaitu kawasan di sepanjang koridor jalan negara

Bandung-Cirebon, sepanjang koridor rencana jalan Tol Cikopo-Palimanan, jalan

Tol Cisumdawu, dan kawasan sekitar Bandara Majalengka serta poros

Kadipaten-Majalengka.

2) Kawasan Potensial Tumbuh yaitu kawasan di bagian Selatan Kabupaten

Majalengka sepanjang koridor jalan Lemahsugih-Bantarujeg-Talaga-Cikijing.

2. Ketersediaan Sumber daya Alam yang Potensial;

Kabupaten Majalengka sebagai daerah agraris memiliki sumber daya lahan yang

sangat baik digunakan untuk pertanian, perkebunan dan kehutanan dengan beberapa

keunggulannya, serta sumber daya alam lainnya yang potensial berupa

pertambangan, sumber daya air, sumber alam yang indah yang dapat digunakan

untuk pariwisata, sumber daya hutan, minyak dan gas alam yang dapat dimanfaatkan

bagi pengembangan perekonomian daerah.

Page 43: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-35

3. Jumlah penduduk yang relatif besar dan agamis;

a) Jumlah penduduk Kabupaten Majalengka diperkirakan pada tahun 2013 mencapai

1.246.375 jiwa, dengan kualitas Sumber Daya Manusia yang semakin meningkat,

adalah merupakan suatu potensi dalam penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan.

b) Mayoritas penduduk Kabupaten Majalengka adalah beragama Islam. Kedewasaan

pemahaman agama telah mendorong masyarakat mengimplementasikan nilai-nilai

agama dalam segala aspek kehidupan serta kerukunan hidup antar umat

beragama dapat terjalin dengan baik.

4. Karakteristik Budaya Lokal.

Penduduk Majalengka memiliki khasanah dan keunikan dalam keragaman corak

budaya. Potensi budaya daerah Kabupaten Majalengka tercermin dalam tatanan

kehidupan masyarakat, corak kesenian, kreasi produk unggulan, bahasa maupun adat

istiadat dan nilai-nilai kegotong royongan. Potensi keragaman budaya ini apabila

dikelola secara bijaksana dan demokratis dapat dijadikan sebagai modal dasar

pembangunan.

Page 44: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013

III-1

BAB III VISI DAN MISI

3.1. Visi

danya berbagai rencana pembangunan strategis, baik regional maupun nasional,

yang akan dilaksanakan menjadikan Kabupaten Majalengka menempati posisi yang

sangat strategis sebagai pendukung pertumbuhan pembangunan di Jawa Barat dan

nasional. Pembangunan Kabupaten Majalengka pada tahap kedua RPJP Daerah atau pada

RPJM Daerah 2009-2013 memerlukan perhatian lebih terutama dalam mengantisipasi dan

mensikapi perubahan-perubahan yang muncul sebagai dampak dari pembangunan

tersebut.

Berbagai permasalahan yang masih dihadapi oleh Kabupaten Majalengka terutama

masih rentannya tingkat kemiskinan sebagai dampak dari internal maupun sebagai

dampak global adalah merupakan tantangan ke depan yang perlu dipecahkan bersama

melalui penyelenggaraan kepemerintahan yang berpihak kepada rakyat yang didukung

keterlibatan dan partisipasi masyarakat dan seluruh stakeholder.

Berdasarkan beberapa pertimbangan tersebut di atas dan komitmen yang

berkembang di masyarakat, Kabupaten Majalengka menetapkan visi Pembangunan

Daerah 2005-2025 yaitu “KABUPATEN MAJALENGKA MAJU DAN SEJAHTERA

BERLANDASKAN MASYARAKAT YANG BERIMAN DAN BERTAQWA“ dengan misi :

1. Mewujudkan kualitas sumber daya manusia yang beriman, bertaqwa, sehat, cerdas

dan berkehidupan layak serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).

2. Mewujudkan perekonomian daerah yang stabil, dengan bertumpu pada

pembangunan agribisnis berbasis ekonomi kerakyatan.

3. Mewujudkan infrastruktur yang proporsional dan berkelanjutan.

4. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik.

5. Mewujudkan kelestarian lingkungan hidup.

A

Page 45: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013

III-2

Sedangkan arah kebijakan pembangunan daerah selama 2005-2025 ditujukan

untuk: 1) Mewujudkan kulaitas sumber daya manusia melalui peningkatan derajat

kesehatan, peningkatan kualitas pendidikan, peningkatan pemahaman dan pengamalan

agama, pengendalian jumlah penduduk, peningkatan peran pemuda dan perempuan

dalam pembangunan, peningkatan kualitas tenaga kerja dan pengentasan bagi

penyandang masalah kesejahteraan sosial; 2) Mewujudkan perekonomian yang stabil

melalui pengembangan teknologi pertanian, peningkatan nilai tambah produk pertanian,

pengembangan industri unggulan, peningkatan iklim investasi, peningkatan permodalan

dengan sistem perbankan, peningkatan keanekaragaman dan mutu perdagangan, jasa

dan ekspor, serta pengembangan potensi pariwisata; 3) Mewujudkan infrastruktur yang

proporsional dan berkelanjutan melalui peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur

transportasi, peningkatan kualitas dan kuantitas jaringan irigasi, peningkatan kualitas dan

cakupan pelayanan air minum, peningkatan pelayanan energi dan telekomunikasi,

pengembangan perumahan rakyat, penanganan persampahan, serta pemanfaatan dan

pengendalian penggunaan ruang; 4) Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik

melalui peningkatan kualitas aparatur, penegakkan hukum, dan peningkatan partisipasi;

5) Mewujudkan kelestarian lingkungan hidup melalui pelestarian sumber daya alam dan

lingkungan hidup.

Berdasarkan hasil evaluasi terhadap pencapaian hasil pembangunan pada tahap

pertama RPJP Daerah atau RPJM Daerah tahun sebelumnya juga mencermati dinamika

pembangunan Regional dan Nasional serta potensi atau modal dasar yang dimiliki, maka

dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat sasaran pembangunan bukan hanya

difokuskan pada pertumbuhan ekonomi, melainkan juga pada peningkatan kualitas

Sumber Daya Manusia (SDM).

Dalam peningkatan kualitas SDM, diharapkan mampu mengelola potensi daerah

secara optimal, memenuhi tuntutan kebutuhan dan kemajuan pembangunan Kabupaten

Majalengka serta mampu menempatkan manusia sebagai titik sentral, sehingga

masyarakat bukan hanya sebagai objek pembangunan tapi juga sebagai subjek yang

mampu berperan aktif dalam semua proses kegiatan pembangunan.

Sebagai akselerasi untuk mewujudkan kesinambungan pembangunan dan

memperhatikan RPJM Nasional, juga mengacu kepada RPJP Daerah dan berdasarkan

beberapa pertimbangan-pertimbangan di atas, maka Pemerintah Kabupaten Majalengka

Page 46: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013

III-3

menetapkan visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah tahap ke 2 (2009-2013)

sebagai guidlines dalam pelaksanaan pembangunan selama 5 tahun yaitu :

“TERWUJUDNYA KABUPATEN MAJALENGKA YANG RELIGIUS,

MAJU DAN SEJAHTERA”

(REMAJA)

Penjabaran makna dari Visi Pemerintah Kabupaten Majalengka tersebut adalah sebagai

berikut :

Religius : Mengandung makna suatu kondisi masyarakat Kabupaten Majalengka

dapat meningkatkan pemahaman ajaran agama dan pengamalan

agamanya dalam tatanan kehidupan masyarakat.

Maju : Mengandung makna terwujudnya Kabupaten Majalengka yang lebih baik

dengan meningkatnya sumber daya manusia yang berkualitas, keadaan

sosial ekonomi masyarakat yang stabil, yang ditandai dengan

berkurangnya tingkat kemiskinan dan pengangguran serta ditopang oleh

transformasi birokrasi secara bertahap.

Sejahtera : Mengandung makna suatu keadaan masyarakat Kabupaten Majalengka

dapat meningkatkan pemenuhan kebutuhan dasarnya yang ditandai

dengan peningkatan derajat kesehatan, pemenuhan pendidikan dasar dan

peningkatan daya beli dalam kondisi masyarakat yang aman dan tentram.

3.2. Misi

Dalam Rangka mencapai visi yang telah ditetapkan, maka visi tersebut

diimplementasikan dalam beberapa misi pembangunan sebagai berikut :

1. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama dalam mewujudkan masyarakat

Majalengka beriman dan bertaqwa.

2. Meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan yang merata dan terjangkau.

3. Mengembangkan ekonomi kerakyatan yang berbasis agribisnis.

4. Reformasi birokrasi bagi pemenuhan pelayanan umum.

5. Optimalisasi otonomi desa.

Page 47: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013

III-4

6. Meningkatkan pembangunan infrastruktur yang proporsional, berkualitas dan

berkelanjutan

7. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat.

Tujuan dan sasaran yang ingin dicapai dari masing-masing misi tersebut

sebagai berikut :

1. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama dalam mewujudkan

masyarakat Majalengka beriman dan bertaqwa

Tujuan :

Mewujudkan masyarakat Kabupaten Majalengka yang dapat memahami dan

mengamalkan ajaran agamanya yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Sasaran :

Terwujudnya kehidupan beragama dan bermasyarakat yang rukun, toleran, aman,

nyaman dan berbudaya dengan tatanan masyarakat yang bertaqwa, memahami dan

mengamalkan nilai luhur ajaran agama serta menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan

budaya lokal yang diimplementasikan pada setiap bentuk kehidupannya.

2. Meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan yang merata dan

terjangkau

Tujuan :

Mewujudkan Sumber Daya Manusia Kabupaten Majalengka yang memiliki kompetensi,

sehat dan berkualitas serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sasaran :

Meningkatnya Aksesibilitas dan kualitas pendidikan dan kesehatan bagi seluruh warga

masyarakat.

3. Mengembangkan ekonomi kerakyatan yang berbasis agribisnis

Tujuan :

Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas melalui pengembangan usaha

ekonomi masyarakat berbasis pertanian sehingga mampu meningkatkan daya beli

masyarakat.

Page 48: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013

III-5

Sasaran :

Meningkatnya perekonomian daerah dengan mengembangkan berbagai potensi

unggulan daerah, terutama sektor pertanian dalam suatu sistem pembangunan

agribisnis dengan basis ekonomi kerakyatan yang ditopang oleh usaha mikro, kecil,

menengah dan koperasi, kemitraan antar-pelaku ekonomi, dengan melibatkan seluruh

masyarakat (stakeholders).

4. Reformasi birokrasi bagi pemenuhan pelayanan umum

Tujuan :

Meningkatkan pelayanan umum melalui pengembangan birokrasi yang profesional dan

akuntabel.

Sasaran :

Terciptanya sistem birokrasi yang transparan, profesional, bersih dan akuntabel

sehingga dapat meningkatkan pelayanan umum berdasarkan standar pelayanan

minimal.

5. Optimalisasi otonomi desa

Tujuan :

Mewujudkan kemandirian desa dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat

melalui peningkatan kapasitas pemerintahan desa serta peningkatan keterlibatan

masyarakat dalam pembangunan.

Sasaran :

Meningkatnya kapasitas pemerintahan desa dalam mengatur dan mengurus rumah

tangganya dengan memberdayakan potensi desa untuk meningkatkan pelayanan dan

kesejahteraan masyarakat desa.

6. Meningkatkan pembangunan infrastruktur yang proporsional, berkualitas

dan berkelanjutan

Tujuan :

Menyediakan infrastruktur yang mampu mendukung peningkatan aktifitas sosial dan

ekonomi masyarakat Kabupaten Majalengka.

Page 49: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013

III-6

Sasaran :

Tersedianya sarana dan prasarana wilayah dalam rangka mendukung peningkatan

aktifitas sosial ekonomi masyarakat, termasuk infrastruktur dasar perdesaan serta

pengembangan potensi pusat-pusat pertumbuhan wilayah dengan memperhatikan

daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.

7. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat

Tujuan :

Mendorong masyarakat Kabupaten Majalengka khususnya masyarakat di perdesaan

untuk meningkatkan produktivitas dalam upaya pemenuhan kebutuhan hidupnya

melalui pemanfaatan potensi.

Sasaran :

Meningkatnya keberdayaan dan partisipasi masyarakat serta seluruh stakeholders

dalam pembangunan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Page 50: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013

IV-1

U

BAB IV

RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH

ntuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan, perlu dipertegas dengan

upaya atau strategi dan arah kebijakan serta program pembangunan sesuai urusan

kewenangan yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan yang dilimpahkan kepada

daerah sebagai upaya untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi lima tahun ke

depan (2009-2013).

4.1. Strategi Pembangunan

Dalam rangka mewujudkan prioritas pembangunan visi dan misi 5 tahun ke

depan, telah ditetapkan Strategi Gerakan Membangun Masyarakat Religius, Maju dan

Sejahtera (Gerbang Mas Remaja) yang ditempuh melalui 4 pilar strategi prioritas

pembangunan, yaitu :

1. Gerakan Pembangunan Masyarakat Cerdas, Sehat, Beragama dan

Berbudaya (Gerbang Cahaya).

Strategi Gerbang Cahaya dimaksudkan untuk peningkatan kualitas sumber daya

manusia sebagai kerangka landasan yang kokoh dalam meraih kemajuan melalui

upaya pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat (pendidikan, kesehatan), peningkatan

keagamaan serta pelestarian budaya dan kearifan lokal.

2. Gerakan Pembangunan Ekonomi Masyarakat (Gerbang Emas).

Strategi ini dimaksudkan untuk lebih memacu peningkatan kemajuan perekonomian

masyarakat melalui pendekatan ekonomi kerakyatan dengan memanfaatkan potensi

dan sumber alam serta unggulan daerah yang dimiliki. Wilayah Kabupaten Majalengka

adalah wilayah pertanian yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan

perekonomian masyarakat yang lebih maju dan stabil.

3. Gerakan Pembangunan Pembangunan Pengentasan Kemiskinan Berbasis

Kecamatan dan Desa (Gerbang Kencana).

Gerakan ini dimaksudkan untuk lebih mempercepat dalam upaya pengurangan tingkat

kemiskinan dengan memecahkan berbagai permasalahan yang menyebabkannya.

Pemanfaatan potensi dan sumber yang dimiliki melalui sinergitas program, penguatan

Page 51: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013

IV-2

kecamatan, dan penguatan kapasitas pemerintahan desa serta pemberdayaan

masyarakat dalam pembangunan untuk mewujudkan desa yang mandiri.

4. Gerakan Pembangunan Pertumbuhan Modal Dan Investasi (Gerbang

Permata).

Gerakan ini dimaksudkan sebagai strategi percepatan pertumbuhan ekonomi

masyarakat melalui peningkatan investasi sesuai pengembangan tata ruang

kewilayahan dengan peningkatan pelayan pemerintah yang optimal, cepat dan tepat

yang ditunjang oleh kondisi masyarakat yang partisipatif dan kondusif serta

infrastruktur yang memadai.

4.2. Arah Kebijakan Pembangunan

Untuk mencapai tujuan pembangunan 5 tahun ke depan, ditempuh melalui 6 arah

kebijakan pembangunan, yaitu :

1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan masyarakat Kabupaten Majalengka yang

diimplementasikan dalam tatanan kehidupan sehari-hari.

2. Meningkatkan keberdayaan masyarakat untuk menurunkan tingkat kemiskinan dan

menurunkan tingkat pengangguran melalui peningkatan keahlian dan keterampilan

masyarakat khususnya masyarakat miskin, peningkatan dan pengembangan lembaga-

lembaga sosial ekonomi masyarakat, penguatan permodalan, memanfaatkan potensi

unggulan daerah, serta pelibatan dan peningkatan partisipasi masyarakat dan seluruh

stakeholder sehingga terwujudnya desa produktif.

3. Mengembangkan perekonomian masyarakat yang stabil melalui peningkatan produksi

dan produktivitas usaha pertanian untuk mencapai swasembada pangan,

pengembangan usaha ekonomi mikro, kecil dan menengah (UMKM), pengembangan

investasi melalui pemanfaatan potensi pada pusat-pusat wilayah pertumbuhan dengan

tetap memperhatikan kualitas dan kelestarian lingkungan hidup dalam upaya

meningkatkan daya beli dan kesejahteraan masyarakat.

4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui peningkatan pelayanan

pendidikan dan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau bagi seluruh lapisan

masyarakat sehingga akan terwujudnya masyarakat Kabupaten Majalengka yang

berkualitas, maju dan sejahtera dalam lingkup desa sehat dan desa cerdas.

Page 52: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013

IV-3

5. Meningkatkan pelayanan publik melalui optimalisasi fungsi organisasi dan penataan

kembali struktur kelembagaan, sistem birokrasi pemerintahan, penataan

kepegawaian, peningkatan profesionalisme aparatur, penataan pengelolaan keuangan

yang lebih efektif dan efisien, peningkatatan kapasitas kecamatan, peningkatan

kapasitas pemerintahan desa dan lembaga-lembaga desa serta peningkatan partisipasi

masyarakat dalam upaya mendorong otonomi desa menuju desa yang mandiri;

6. Melaksanakan pembangunan infrastruktur (sarana prasarana) dasar sebagai

penunjang peningkatan kegiatan sosial ekonomi masyarakat melalui peningkatan

infrastruktur perdesaan (rumah tidak layak huni, air bersih, listrik desa, MCK),

pemantapan dan peningkatan dan pengembangan infrastruktur transportasi,

peningkatan jalan poros desa melalui hotmik jalan desa, pemeliharaan dan

pengembangan jaringan irigasi, serta pengembangan prasarana sosial dasar lainnya

dalam mendukung peningkatan kegiatan sosial ekonomi masyarakat.

4.3. Tahapan Pembangunan

Tahap-tahap pembangunan tahun 2009-2013 untuk menjamin adanya

kesinambungan dikaitkan dengan keterbatasan sumber dana yang dimiliki ditempuh

sebagai berikut :

1. Tahun 2009, adalah tahapan Penataan; pada tahapan ini dilakukan reorganisasi dan

reorientasi perencanaan pembangunan, serta reorganisasi instrumen pelaksanaan

pembangunan.

2. Tahun 2010, adalah tahapan Penumbuhan; sebagai tahapan pengalokasian,

pendistribusian, dan stabilisasi faktor-faktor produksi (sumber daya) dalam rangka

penciptaan kondisi full employment (produktif).

3. Tahun 2011, adalah tahapan Pengembangan; sebagai tahapan inpowerment

(penguatan ke dalam) untuk peningkatan competitive advantage.

4. Tahun 2012, adalah tahapan Penguatan; sebagai tahapan ekspansi dalam rangka

aktualisasi diri.

5. Tahun 2013, adalah tahapan Pemantapan; sebagai tahapan aktualisasi diri dalam

rangka perwujudan visi.

Page 53: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013

IV-4

4.4. Program Pembangunan

Program merupakan instrumen kebijakan untuk mencapai tujuan dan sasaran

pembangunan yang telah ditetapkan. Kebijakan dan program pembangunan tahun 2009-

2013 diuraikan berdasarkan misi sebagai berikut :

Misi 1. Meningkatkan Kualitas Kehidupan Beragama dalam Mewujudkan

Masyarakat Majalengka Beriman dan Bertaqwa

1. Urusan Agama

a. Kebijakan

1) Meningkatkan kualitas kehidupan beragama dan keagamaan serta

mengembangkan pusat-pusat keagamaan;

2) Meningkatkan koordinasi antara pemerintah daerah dengan departemen

agama dan stakeholder lainnya;

3) Memfasilitasi pengembangan sarana prasarana keagamaan;

4) Berkembangnya nilai-nilai budaya dan kearifan lokal dalam kehidupan

bermasyarakat.

b. Program

1) Peningkatan Pemahaman, Pengamalan dan Penghayatan Nilai-Nilai

Keagamaan.

Indikasi Kegiatan :

Peningkatan Pendidikan Keagamaan Masyarakat dengan Materi yang Terarah.

2) Peningkatan Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan.

Indikasi Kegiatan :

Peningkatan Kualitas Pendidikan Berbasis Keagamaan.

3) Pembinaan Kelembagaan Keagamaan;

Indikasi Kegiatan :

a) Koordinasi Kegiatan Keagamaan dengan Seluruh Stakeholders;

b) Mengembangkan Kelembagaan BAZ Kabupaten Majalengka.

4) Peningkatan Pelayanan Kehidupan Beragama.

Indikasi Kegiatan :

a) Fasilitasi Pengembangan Sarana Prasarana Keagamaan;

b) Bantuan Insentif Bagi Penyelenggara Keagamaan/Guru Ngaji.

Page 54: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013

IV-5

5) Peningkatan Kelestarian dan Pemeliharaan Kearifan Lokal.

Indikasi Kegiatan :

Pemberdayaan dan Pelestarian Budaya Lokal.

Misi 2. Meningkatkan Kualitas Pendidikan dan Kesehatan Yang Merata dan

Terjangkau

1. Urusan Pendidikan

a. Kebijakan

Memperluas daya tampung satuan pendidikan, sehingga mampu

memberikan layanan pendidikan pada penduduk usia sekolah dari berbagai

golongan masyarakat;

b. Program

1) Wajib Belajar Pendidikan Dasar.

Indikasi Kegiatan :

a) Penuntasan Wajar Dikdas 9 Tahun;

b) Peningkatan Sarana Prasarana Pendidikan Tingkat Pendidikan

Dasar;

c) Merger SD.

2) Pendidikan Menengah.

Indikasi Kegiatan :

a) Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Pendidikan Menengah;

b) Rintisan Wajib Belajar 12 Tahun;

c) Pengembangan Sekolah Kejuruan Sesuai Kompetensi Daerah.

3) Pendidikan Non formal.

Indikasi Kegiatan :

a) Pengembangan Pendidikan Non Formal;

b) Peningkatan Kualitas PAUD;

c) Peningkatan Akses Pelayanan Pendidikan.

4) Manajemen Pelayanan Pendidikan.

Indikasi Kegiatan :

Peningkatan Kualitas Pelayanan Pendidikan

Page 55: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013

IV-6

2. Urusan Perpustakaan

a. Kebijakan

Meningkatkan pengembangan minat dan budaya baca, kemitraan dan

partisipasi masyarakat serta Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI).

b. Program

Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan.

Indikasi Kegiatan :

a) Pengembangan Minat dan Budaya Baca;

b) Supervisi, Pembinaan dan Stimulasi Pada Perpustakaan Umum,

Perpustakaan Khusus, Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan

Masyarakat;

c) Penyediaan Bantuan Pengembangan Perpustakaan dan Minat Baca di

Daerah;

d) Penyediaan Bahan Pustaka Perpustakaan Umum Daerah.

3. Urusan Kebudayaan

a. Kebijakan

1) Meningkatkan upaya revitalisasi nilai-nilai kebudayaan dan kearifan lokal

yang selaras dengan perkembangan zaman;

2) Mengembangkan jenis dan bentuk kegiatan pembangunan kebudayaan

yang mampu secara nyata berkontribusi terhadap peningkatan apresiasi

dan kesejahteraan masyarakat.

b. Program

1) Program Pengembangan Nilai Budaya

Indikasi Kegiatan :

a) Penyusunan Kebijakan tentang Budaya Lokal Daerah;

b) Pemberian Dukungan, Penghargaan dan Kerjasama di Bidang Budaya

2) Program Pengelolaan Kekayaan Budaya

Indikasi Kegiatan :

a) Perekaman dan Digitalisasi Bahan Pustaka;

b) Perumusan Kebijakan Sejarah dan Purbakala;

c) Pengelolaan Karya Cetak dan Karya Rekam;

d) Pengembangan Data Base Sistem Informasi Sejarah Purbakala.

Page 56: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013

IV-7

4. Urusan Kesehatan

a. Kebijakan

1) Meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat,

menjamin mutu dan pemerataan akses layanan kesehatan;

2) Meningkatkan ketersediaan tenaga kesehatan yang proporsional dan

profesional;

3) Mengembangkan manajemen pelayanan kesehatan untuk peningkatan

akuntabilitas publik;

4) Meningkatkan sinergitas upaya pembangunan kesehatan diantara sektor

terkait.

b. Program

1) Peningkatan Akses Dan Mutu Pelayanan Kesehatan

Indikasi Kegiatan :

a) Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Dasar;

b) Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Rujukan.

2) Peningkatan Lingkungan Sehat

Indikasi Kegiatan :

a) Peningkatan Kesehatan Lingkungan Pemukiman.

b) Penignkatan dan Pengawasan Kualitas Air Besar.

3) Legislasi dan Pembiayaan Kesehatan Masyarakat

Indikasi Kegiatan :

a) Peningkatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin;

b) Peningkatan Pelayanan Sertifikasi sarana Pelayanan Umum

4) Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

Indikasi Kegiatan :

a) Pencegahan Penyakit Menular

b) Penanggulangan Penyakit Menular

5) Peningkatan Kesehatan Keluarga, Gizi, Promosi Kesehatan dan

Pemberdayaan Masyarakat.

Indikasi Kegiatan :

a) Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

b) Pegembangan Desa Siaga

c) Perbaikan Gizi Masyarakat

d) Pengembangan UKBM

Page 57: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013

IV-8

6) Peningkatan dan Pengembangan Sumberdaya Kesehatan

Indikasi Kegiatan :

a) Melakukan Kajian Identifikasi dan Pengembangan Kinerja Pegawai;

b) Penyelenggaraan Diklat Teknis Fungsional Tenaga Profesi Kesehatan

Secara Berkala.

7) Standarisasi Pelayanan Kesehatan Masyarakat.

Indikasi Kegiatan :

a) Penyusunan dan Pengembangan Standar Pelayanan;

b) Leadership Manajemen Capacity Building.

8) Meningkatkan Sinergitas dan Keterpaduan Upaya Peningkatan Derajat

Kesehatan Masyarakat

Indikasi Kegiatan :

a) Kajian Secara Berkala Lintas Sektor Terkait;

b) Implementasi Perencanaan dan Penganggaran Kesehatan Terpadu

(P2KT);

c) Pemberdayaan Organisasi Profesi Kesehatan.

Misi 3. Mengembangkan ekonomi kerakyatan yang berbasis agribisnis

1. Urusan Koperasi dan UKM

a. Kebijakan

1) Merevitalisasi kelembagaan UKM dan koperasi;

2) Fasilitasi permodalan usaha UKM dan koperasi.

b. Program

1) Pengembangan Koperasi dan UMKM

Indikasi kegiatan :

a) Penumbuhan Usaha dan Peningkatan Manajemen Koperasi;

b) Pengembangan UMKM.

2) Pemberdayaan Usaha Skala Mikro

Indikasi kegiatan :

Fasilitasi Permodalan Usaha Koperasi dan UMKM.

2. Urusan Pertanian/Kehutanan/Perikanan

a. Kebijakan

Menerapkan teknologi pertanian dengan pendampingan (penyuluhan) yang

kontinyu dalam rangka meningkatkan produksi dan produktivitas sebagai upaya

pemantapan ketahanan pangan dan pemenuhan bahan baku industri.

Page 58: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013

IV-9

b. Program

1) Peningkatan Produksi Dan Produktivitas Pertanian/Perikanan/Kehutanan.

Indikasi Kegiatan :

Pengembangan Budidaya Pertanian/Perikanan/Kehutanan.

2) Penerapan Teknologi Budidaya Pertanian/ Perikanan/Kehutanan

Indikasi Kegiatan :

a) Pengembangan Budidaya Pertanian /Perkebunan;

b) Penyebaran Informasi Dan Teknologi Pertanian, Perikanan dan

Kehutanan;

c) Sistem Informasi Dini Usahatani;

d) Penerapan Teknologi Pertanian Organik.

3) Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/ Perikanan dan Kehutanan.

Indikasi kegiatan :

a) Peningkatan Kapasitas Tenaga Penyuluh;

b) Pengadaan Sarana dan Prasarana Penyuluhan;

c) Pemberdayaan Kelembagaan Bidang Perkebunaan/Kehutanan.

4) Peningkatan Kesejahteraan Petani

Indikasi kegiatan :

a) Pemberdayaan Petani Melalui Teknologi Informasi;

b) Pembinaan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP);

c) Revitalisasi Kelembagaan Petani;

d) Pembinaan Kelompok P4K.

3. Urusan Ketahanan Pangan

a. Kebijakan

Meningkatkan akses, ketersediaan dan kemanan pangan.

b. Program

Peningkatan Ketahanan Pangan

Indikasi kegiatan :

a) Kajian Rantai Pasokan dan Pemasaran Pangan;

b) Pengembangan Desa Mandiri Pangan;

c) Pengembangan Lumbung Pangan Masyarakat;

d) Diversifikasi Pangan dan Gizi.

Page 59: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013

IV-10

4. Urusan Pariwisata

a. Kebijakan

Meningkatkan daya tarik wisata melalui pengembangan produk wisata unggulan

dan pengembangan potensi jati diri masyarakat.

b. Program

1) Pengembangan Destinasi Pariwisata

Indikasi kegiatan :

Pengembangan Obyek Wisata.

2) Pengembangan Pemasaran Pariwisata

Indikasi kegiatan :

Pemasaran dan Promosi Pariwisata.

3) Pengembangan kemitraan.

Indikasi kegiatan :

Pelatihan Manajemen Kepariwisataan.

5. Urusan Perdagangan

a. Kebijakan

Meningkatkan jejaring pemasaran

b. Program

Peningkatan dan Pengembangan Ekspor

Indikasi kegiatan :

Pengembangan Promosi Perdagangan.

6. Urusan Perindustrian

a. Kebijakan

Meningkatkan kemampuan dan penerapan teknologi.

b. Program

Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri

Indikasi kegiatan :

Pembinaan Kemampuan Teknologi Industri.

Page 60: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013

IV-11

7. Urusan Penanaman Modal

a. Kebijakan

Menciptakan iklim usaha yang kondusif di daerah dengan menjadikan investasi

sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi daerah.

a. Program

Pengembangan Investasi

Indikasi kegiatan :

a) Peningkatan Promosi, Potensi Investasi;

b) Penataan Sistem Investasi Daerah.

Misi 4. Reformasi Birokrasi Bagi Pemenuhan Pelayanan Umum.

1. Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan

Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

a. Kebijakan

Mewujudkan reformasi dan transformasi birokrasi secara bertahap

b. Program

1) Peningkatan Kinerja Aparatur Yang Bersih dan Profesional;

Indikasi Kegiatan :

a) Pembinaan Aparatur Kecamatan;

b) Optimalisasi Kinerja Kecamatan Dalam Rangka Optimalisasi Peran dan

Fungsi Kecamatan;

c) Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah ( LPPD );

d) Penyelenggaraan Rapat Koordinasi Terbatas;

e) Fasilitasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah dalam Rangka

Kelancaran Kinerja Optimalisasi Otonomi Daerah

2) Pelimpahan Sebagian Kewenangan Bupati Kepada Camat

Indikasi Kegiatan :

a) Penyusunan Tipologi Kecamatan

b) Pengkajian dan Evaluasi Pelimpahan Sebagian Kewenangan Bupati

Kepada Camat

3) Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan Pemerintahan Daerah yang

Efektif dan Efisien

Indikasi Kegiatan :

a) Penataan Struktur Kelembagaan Pemerintahan;

Page 61: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013

IV-12

b) Penataan Sistem Pengelolaan Keuangan Daerah;

c) Penataan Sistem Adminisitrasi Kepegawaian;

d) Pembinaan dan Pengembangan Aparatur.

4) Peningkatan Kapasitas Aparatur Yang Bersih Dan Profesional

Indikasi Kegiatan :

a) Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur;

b) Peningkatan Pengawasan Aparatur;

c) Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik.

5) Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan

Kebijakan Kepala Daerah

Indikasi Kegiatan :

a) Pelaksanaan Pengawasan Internal Secara Berkala;

b) Penanganan Kasus Pengaduan di lingkungan Pemerintah Daerah

Kabupaten Majalengka;

c) Penanganan Kasus Pada Wilayah Dibawahnya (Riksus Akhir Masa

Jabatan Kepala Desa);

d) Tindak Lanjut Hasil Temuan Pengawasan;

e) Pengawasan yang Lebih Komprehensip;

f) Review Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah;

g) Evaluasi LAKIP;

h) Pelaksanaan Monitoring Disiplin PNS secara Periodik;

i) Pemeriksaan PNS yang Indisipliner;

j) Gelar Pengawasan;

k) Sosialisasi dan Pemantauan SPIP;

l) Monitoring dan Evaluasi Administrasi Pemerintahan Umum dan Urusan

Pemerintahan.

6) Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan

Indikasi Kegiatan :

In House Training.

7) Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah

Indikasi Kegiatan :

a) Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah;

b) Hearing / Dialog dan Koordinasi Dengan Pejabat Pemerintah Daerah

dan Tokoh Masyarakat/ Agama;

Page 62: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013

IV-13

c) Rapat (Rapat Kerja, Rapat Kelengkapan Dewan, Rapat Paripurna, dll. )

d) Reses;

e) Kunjungan Kerja Pimpinan Dan Anggota DPRD;

f) Study Banding Pimpinan Dan Anggota DPRD;

g) Sosialisasi Peraturan Perundang-Undangan.

2. Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil

a. Kebijakan

Menata sistem administrasi kependudukan secara menyeluruh.

b. Program

Penataan Adminitrasi Kependudukan.

Indikasi Kegiatan :

a) Pengembangan Data Base kependudukan;

b) Peningkatan pelayanan publik dalam bidang pendaftaran penduduk;

c) Peningkatan pelayanan publik dalam bidang pencatatan sipil;

d) Pendataan Penduduk Rentan Administrasi Kependudukan;

e) Implementasi Sistem Administrasi Kependudukan;

f) Penataan Mobilitas Penduduk;

g) Penataan Dokumen Kependudukan;

h) Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan;

i) Sosialisasi Kebijakan Kependudukan;

j) Pengadaan Mobil Unit Pelayanan Keliling;

k) Penyuluhan Kependudukan dan Pencatatan Sipil;

l) Penyusunan Analisa Perkembangan Kependudukan;

m) Penyediaan Informasi Kependudukan dan Catatan Sipil;

n) Pelatihan Tenaga Pengelola SIAK.

3. Urusan Kearsipan

a. Kebijakan

Meningkatkan kinerja pengelolaan arsip daerah.

b. Program

1) Perbaikan Sistem Adminitrasi Kearsipan;

Indikasi Kegiatan :

a) Pengembangan Sistem Informasi Kearsipan;

Page 63: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013

IV-14

b) Pengembangan Cirkuit Centra Keamanan Arsip.

2) Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/ Arsip Daerah;

Indikasi Kegiatan :

a) Apresiasi Kearsipan;

b) Penelusuran Arsip Bernilai Sejarah;

c) Pameran Kearsipan;

d) Fumigasi Arsip;

e) Jadwal Retensi Arsip.

3) Pemeliharaan Rutin Berkala Sarana Prasarana Kearsipan;

Indikasi Kegiatan :

a) Akuisisi Arsip;

b) Pengadaan Sarana Dan Prasarana Penyimpanan Kearsipan

4) Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi.

Indikasi Kegiatan :

a) Pembinaan Teknis Kearsipan;

b) Pelayanan Penyimpanan Arsip Perorangan, Lembaga Dan Masyarakat.

4. Urusan Komunikasi dan Informatika

a. Kebijakan

Mengembangkan dan menerapkan teknologi informasi dalam manajemen

pemerintahan.

b. Program

Pengembangan Jaringan Komunikasi Dan Informasi Media Massa

Indikasi Kegiatan :

a) Pengembangan Teknologi Informasi;

b) Pelatihan SDM Komunikasi;

c) Pengkajian dan Penelitian Bidang Pelatihan SDM Komunikasi;

d) Penyusunan Masterplan Tower Bersama.

5. Urusan Perhubungan

a. Kebijakan

Mengembangkan manajemen sistem pelayanan dalam rangka meningkatkan

kualitas pelayanan.

Page 64: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013

IV-15

b. Program

1) Fasilitasi Sarana Dan Prasarana;

Indikasi Kegiatan :

Penyediaan Dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pelayanan

Pengendalian, Pembinaan Dan Pengelolaan Pengujian Kendaraan Bermotor

( KIR Trayek ).

2) Peningkatan Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas.

Indikasi Kegiatan :

a) Peningkatan Pelayanan Angkutan;

b) Peningkatan Pengamanan Lalu Lintas.

6. Urusan Pertanahan

a. Kebijakan

Mewujudkan tertib administrasi pertanahan.

b. Program

1) Penyelesaian Konflik-Konflik Pertanahan

Indikasi Kegiatan :

Fasilitasi Penyelesaian Konflik-Konflik Pertanahan.

2) Pengembangan Sistem Informasi Pertanahan

Indikasi Kegiatan :

Penyusunan Sistem Informasi Pertanahan yang Handal.

7. Urusan Statistik

a. Kebijakan

Meningkatkan kualitas data pendukung perencanaan dalam peyelenggaran

pemerintah.

b. Program

1) Penyusunan dan Pengumpulan Data dan Statistik Daerah

Indikasi Kegiatan :

a) Pengolahan, Updating dan Analisis Data dan Statistik Daerah;

b) Penyusunan dan Pengumpulan Data PDRB;

c) Pengolahan, Updating dan Analisis Data PDRB;

d) Penyusunan IPM Kecamatan.

Page 65: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013

IV-16

8. Urusan Perencanaan Pembangunan

a. Kebijakan

Meningkatkan kualitas perencanaan dan mengembangkan perencanaan

pembangunan yang partisipatif.

b. Program

1) Pengembangan Data / Informasi

Indikasi Kegiatan :

a) Pengumpulan, Updating Dan Analisis Data Informasi Capaian Target

Kinerja Program Dan Kegiatan;

b) Penyusunan dan Pengumpulan Data / Informasi Kebutuhan

Penyusunan Dokumen Perencanaan;

c) Penyusunan dan Analisis Data/ Informasi Perencanaan Pembangunan

Rawan Bencana;

d) Penyusunan dan Analisis Data/ Informasi Perencanaan Pembangunan

Ekonomi.

e) Penyusunan Profil Daerah

2) Kerjasama Pembangunan

Indikasi Kegiatan :

a) Koordinasi Kerjasama Wilayah Perbatasan;

b) Koordinasi Kerjasama Pembangunan Antar Daerah;

c) Fasilitasi Kerjasama Dengan Dunia Usaha/ Lembaga;

d) Koordinasi Dalam Pemecahan Masalah- Masalah Daerah;

3) Pengembangan Wilayah Strategis Cepat Tumbuh

Indikasi Kegiatan :

a) Sosialisasi Kebijakan Pemerintah Dalam Pengembangan Wilayah

Strategis Dan Cepat Tumbuh;

b) Koordinasi Penetapan Pengembangan Wilayah Strategis Dan Cepat

Tumbuh;

c) Penyusunan Perencanaan Pembangunan Wilayah Strategis Dan Cepat

Tumbuh.

4) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah

Indikasi Kegiatan :

a) Peningkatan Kemampuan Teknis Aparat Perencanaan;

b) Sosialisasi Kebijakan Perencanaan Pembangunan Daerah;

Page 66: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013

IV-17

c) Bimbingan Teknis Tentang Perencanaan Pembangunan Daerah

Peningkatan Kemampuan Teknis Aparat Perencanaan.

5) Perencanaan Pembangunan Daerah

Indikasi Kegiatan :

a) Penyusunan RPJM Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2014-2018;

b) Koordinasi Penyusunan Laporan Kinerja Pemerintah Daerah;

c) Koordinasi Penyusunan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban

(LKPJ) Bupati;

d) Monitoring, Evaluasi, Pengemdalian dan Pelaporan Pelaksanaan

Pembangunan Daerah;

e) Evaluasi Midterm RPJM Daerah 2009-2013;

f) Koordinasi Penyusunan LKPJ-AMJ;

g) Penyusunan RKPD Kabupaten Majalengka.

6) Perencanaan Program Ekonomi

Indikasi Kegiatan :

a) Penyusunan Masterplan Pembangunan Ekonomi Daerah;

b) Penyusunan Indikator Perencanaan Ekonomi Daerah;

c) Penyusunan Perencanaan Pengembangan Ekonomi Masyarakat;

d) Koordinasi Perencanaan Pengembangan Bidang Ekonomi;

e) Penyusunan Masterplan Penanggulangan Kemiskinan.

7) Perencanaan Sosial dan Budaya

Indikasi Kegiatan :

a) Koordinasi Penyusunan Masterplan Pendidikan;

b) Koordinasi Perencanaan Pengembangan Bidang Kesehatan;

c) Koordinasi Perencanaan Pengembangan Bidang Sosial dan Budaya;

8) Perencanaan Prasarana Wilayah Dan Sumber Daya Alam.

Indikasi Kegiatan :

a) Koordinasi Penyusunan Masterplan Prasarana Perhubungan Daerah;

b) Koordinasi Penyusunan Masterplan Pengendalian Sumber Daya Alam

Dan Lingkungan Hidup.

9) Perencanaan Pengembangan Daerah Rawan Bencana

Indikasi Kegiatan :

a) Koordinasi Penyusunan Profil Daerah Rawan Bencana;

b) Koordinasi Penanggulangan Daerah Rawan Bencana.

Page 67: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013

IV-18

9. Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

a. Kebijakan

1) Mengurangi jumlah korban dan kerugian akibat bencana/kerusakan

lingkungan;

2) Meningkatkan kapasitas aparatur dan masyarakat dalam penanggulangan

bencana;

3) Meningkatkan adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim dan bencana;

4) Membentuk kultur politik demokrasi, yang dilandasi etika/moral politik dan

wawasan kebangsaan;

5) Melibatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan politik;

6) Memfasilitasi peningkatan peran dan fungsi partai politik.

b. Program

1) Pengembangan Wawasan Kebangsaan

Indikasi Kegiatan :

Peningkatan Kesadaran Masyarakat Akan Nilai- Nilai Luhur Budaya Bangsa.

2) Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana

Indikasi Kegiatan :

Pemantauan dan Penyebarluasan Informasi Potensi Bencana Alam.

3) Peningkatan Kemampuan Penanggulangan Bencana

Indikasi Kegiatan :

Menyelenggarakan Kegiatan-Kegiatan Mitigasi Bagi Lembaga dan Masyarakat

dalam Menyikapi Perubahan Iklim dan Bencana.

4) Pemeliharaan Keamanan Ketenteraman Ketertiban Masyarakat dan

Pencegahan Tindak Kriminal

Indikasi Kegiatan :

Peningkatan Kapasitas Aparat Dalam Rangka Pelaksanaan Siskamswakarsa

di Daerah.

5) Pendidikan Politik Masyarakat

Indikasi Kegiatan :

Penyelenggaraan Kegiatan Pesta Demokrasi Sebagai Upaya Pendidikan

Politik Bagi Masyarakat.

6) Fasilitasi Sarana Dan Prasarana Dalam Peningkatan Peran dan Fungsi Partai

Politik.

Page 68: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013

IV-19

Indikasi Kegiatan :

Penyediaan Sarana dan Prasarana Dalam Meningkatkan Peran dan Fungsi

Partai Politik.

Misi 5. Optimalisasi Otonomi Desa

1. Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

a. Kebijakan

1) Meningkatkan kemampuan kelembagaan pemerintahan desa;

2) Meningkatkan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan

dan pembangunan desa.

b. Program

1) Peningkatan Kapasitas Pemerintahan Desa

Indikasi Kegiatan :

a) Peningkatan Kemampuan Aparatur Pemerintahan Desa;

b) Fasilitasi Penggalian Sumber Pendapatan Dan Kekayaan Desa.

2) Pemberdayaan Lembaga Pemerintahan Desa

Indikasi Kegiatan :

Peningkatan Keberdayaan Lembaga-Lembaga Desa

3) Pengembangan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan

Indikasi Kegiatan :

Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Proses Pembangunan.

Misi 6. Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur Yang Berkualitas dan

Berkelanjutan

1. Urusan Pekerjaan Umum

a. Kebijakan

Meningkatkan pemenuhan infrastruktur dasar masyarakat, pembangunan sarana

prasarana perdesaan, wilayah dan pengembangan serta pengelolaan sumber

daya air bagi pusat produksi pertanian.

b. Program

1) Pembangunan/Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan.

Indikasi Kegiatan :

a) Perencanaan Pembangunan Jalan dan Jembatan;

b) Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan;

Page 69: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013

IV-20

c) Pengadaan Aspal, Kawat Bronjong dan Alat Ukur Laboratorium.

2) Pengembangan Dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan

Pengairan Lainnya.

Indikasi Kegiatan :

a) Pembangunan/Rehabilitasi/Pemeliharaan Jaringan Irigasi dan

Bendungan.

b) Optimalisasi Fungsi Jaringan Irigasi yang telah Dibangun.

2. Urusan Perhubungan

a. Kebijakan

Mengembangkan infrastruktur transportasi perhubungan dalam rangka

pelayanan pergerakan orang, barang dan jasa.

b. Prioritas

Pembangunan/Rehabilitasi Prasarana dan Fasilitas Perhubungan.

Indikasi Kegiatan :

a) Koordinasi dalam Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan;

b) Pembangunan/Rehabilitasi Prasarana dan Fasilitas Perhubungan.

3. Urusan Perumahan

a. Kebijakan

Meningkatkan sarana dan prasarana pendukung dalam pemenuhan kebutuhan

dasar masyarakat perdesaan.

b. Program

Lingkungan Sehat dan Pemberdayaan Komunitas Perumahan.

Indikasi Kegiatan :

a) Fasilitasi dan Stimulasi Rumah Tidak Layak Huni;

b) Penyediaan Sarana dan Prasarana Air Bersih, Sanitasi dan Jalan Lingkungan.

4. Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral

a. Kebijakan

Meningkatkan pemenuhan kebutuhan energi listrik bagi masyarakat di

perdesaan.

b. Program

Pengembangan Bidang Ketenagalistrikan.

Page 70: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013

IV-21

Indikasi Kegiatan :

Koordinasi Pengembangan Ketenagalistrikan.

5. Urusan Penataan Ruang

a. Kebijakan

Menata dan mengendalikan ruang sesuai dengan kaidah hukum yang berlaku.

b. Program

Perencanaan, Pengendalian dan Pemanfaatan Ruang.

Indikasi Kegiatan :

a) Penyusunan Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah;

b) Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR), Rencana Tata Ruang

Kawasan (RTRK) dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL);

c) Peningkatan Sarana dan Prasarana Fasilitas Pemerintah dan Olah Raga.

6. Urusan Lingkungan Hidup

a. Kebijakan

Mengurangi tingkat pencemaran, kerusakan lingkungan, dan resiko bencana.

b. Program

1) Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup.

Indikasi Kegiatan :

a) Pemantauan Kualitas Lingkungan Hidup;

b) Koordinasi Penilaian Kota Sehat/Adipura;

c) Penyediaan Prasarana dan Sarana Pengeloaan Persampahan.

2) Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam

Indikasi Kegiatan :

Konservasi Tanah dan Air, Pengendalian Kawasan Lindung dan Sumber Mata

Air.

3) Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Indikasi Kegiatan :

Penataan dan Pemeliharaan Ruang Terbuka Hijau.

4) Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam

Indikasi Kegiatan :

Rehabilitasi Konservasi Hutan dan Lahan.

Page 71: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013

IV-22

5) Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan

Indikasi Kegiatan :

Pola Pengelolaan Konservasi pada Lahan Sayur Mayur.

Misi 7. Meningkatkan Pemberdayaan Masyarakat

1. Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

a. Kebijakan

Meningkatkan keberdayaan masyarakat dalam pembangunan;

b. Program

1) Pengembangan Lembaga Ekonomi Perdesaan

Indikasi Kegiatan :

a) Pembinaan Dan Pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES);

b) Pembinaan Dan Pengembangan Lumbung Desa/Pangan;

c) Bakti TNI;

d) Pengembangan Infrastruktur Perdesaan Dengan Pola Padat Karya;

e) Pengembangan Kelompok Usaha Bersama (KUBE);

f) Pelatihan Keterampilan Usaha Bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan

Sosial (PMKS);

g) Pembinaan dan Pengembangan Kelompok UPPKS Keluarga Miskin.

2. Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

a. Kebijakan

1) Meningkatkan keberdayaan perempuan berbasis kemandirian usaha;

2) Meningkatkan upaya perlindungan anak dan perempuan.

b. Program

1) Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender Dalam Pembangunan

Indikasi Kegiatan :

a) Pelatihan dan Stimulan UP2K-PKK;

b) Pengembangan P2WKSS;

c) Pelatihan dan Stimulan Kelompok Usaha Ekonomi Lansia Produktif;

d) Pelatihan dan Pengembangan Kelompok Keluarga Miskin Ekonomi

Produktif.

2) Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan Dan Anak

a) Sosialisasi UU Perlindungan Anak;

Page 72: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013

IV-23

b) Sosialisasi Pemberantasan Buta Aksara Perempuan;

c) Seminar Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak.

3) Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan

Indikasi Kegiatan :

Sosialisasi Partisipasi Politik Perempuan.

4) Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak

Indikasi Kegiatan :

a) Sosialisasi Kesetaraan Gender, Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak;

b) Pelatihan dan Stimulan Bagi Kelompok Perempuan Kepala Keluarga

(PEKKA);

c) Pengelolaan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan

Anak (P2TP2A).

3. Urusan Sosial

a. Kebijakan

1) Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui penanganan penyandang

masalah kesejahteraan sosial;

2) Meningkatkan pemberdayaan potensi sumber kesejahteraan sosial.

b. Program

1) Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil dan Penyandang

Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya

Indikasi Kegiatan :

c) Peningkatan Kemampuan Petugas dan Pendamping Sosial;

d) Pelatihan Keterampilan Berusaha Bagi Keluarga Miskin dan PMKS.

2) Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial

Indikasi Kegiatan :

Pelayanan dan Perlindungan Sosial, Hukum Bagi Korban Eksploitasi

Perdagangan Perempuan Dan Anak

3) Pembinaan Anak Terlantar

Indikasi Kegiatan :

a) Penyusunan Data dan Analisis Permasalahan Anak Terlantar;

b) Pengembangan Bakat dan Keterampilan Anak Terlantar.

Page 73: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013

IV-24

4) Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Trauma

Indikasi Kegiatan :

a) Pendataan Penyandang Cacat dan Penyakit Kejiwaan;

b) Pendayagunaan Para Penyandang Cacat dan Eks Trauma.

5) Pembinaan Panti Asuhan/ Panti Jompo

Indikasi Kegiatan :

a) Pendidikan dan Pelatihan Bagi Penghuni Panti Asuhan/Jompo;

b) Peningkatan Keterampilan Tenaga Pelatih dan Pendidik.

6) Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial;

Indikasi Kegiatan :

a) Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan Berusaha Bagi Eks Penyandang

Penyakit Sosial

b) Pembangunan Pusat Bimbingan/Konseling Bagi Eks Penyandang

Penyakit Sosial

7) Penanggulangan Bencana Alam Dan Perlindungan Masyarakat;

Indikasi Kegiatan :

a) Kajian Identifikasi dan Penanganan Kawasaan Rawan Bencana Alam;

b) Penanganan Masalah-Masalah Penanganan Korban Bencana Alam Dan

Kejadian Luar Biasa;

c) Sosialisasi Kewaspadaan Kejadian Dini Bencana Alam.

8) Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial

Indikasi Kegiatan :

a) Peningkatan Peran Aktif Masyarakat dan Dunia Usaha;

b) Peningkatan Jejaring Kerjasama Pelaku-Pelaku Usaha Kesejahteraan

Sosial Masyarakat;

c) Peningkatan Kualitas SDM Kesejahteraan Sosial Masyarakat;

d) Pengembangan Model Kelembagaan Perlindungan Sosial.

4. Urusan Kepemudaan dan Olah Raga

a. Kebijakan

a. Meningkatkan kontribusi pemuda dan lembaga kepemudaan dalam

peningkatan kesejahteraan masyarakat;

b. Meningkatkan pengembangan olahraga pendidikan, olahraga rekreasi dan

olahraga prestasi.

Page 74: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013

IV-25

b. Program

1) Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Pemuda;

Indikasi Kegiatan :

a) Fasilitasi Dialog/Temu Wicara Pemuda;

b) Penelitian dan Pengkajian Kebijakan-Kebijakan Pembangunan

Kepemudaan;

c) Penyusunan Rancangan Pola Kemitraan Antar Pemuda Dengan

Masyarakat;

d) Penyusunan Rencana Aksi Daerah Bidang Kepemudaan

2) Peningkatan dan Pembinaan Peran Serta Kepemudaan.

Indikasi Kegiatan :

a) Pemberdayaan Organisasi Pelajar;

b) Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Dasar Siswa;

c) Peningkatan Pengetahuan Pemuda Remaja Mesjid;

d) Pembinaan Generasi Muda Melalui Peningkatan Seni Tradisional;

e) Peningkatan Kapasitas Penilik Dalam Pemberdayaan Kelompok

Organisasi Pemuda.

3) Peningkatan Upaya Penumbuhan Kewirausahaan dan Kecakapan Hidup

Pemuda.

Indikasi Kegiatan :

a) Pelatihan Kewirausahaan Bagi Pemuda;

b) Kelompok Usaha Pemuda Produktif;

c) Peningkatan Mutu Hasil Karya Pemuda.

4) Penyuluhan Pencegahan Penggunaan Narkoba di Kalangan Pemuda

a) Peningkatan Penyelenggaraan Penyuluhan Pencegahan Penggunaan

Narkoba di Kalangan Pelajar;

b) Gebyar Pemuda Anti Narkoba .

5) Pengembangan dan Pemasyarakatan Olahraga

Indikasi Kegiatan :

a) Pengadaan Sarana Olahraga;

b) Pengembangan Kebijakan dan Manajemen Olahraga;

c) Pembibitan dan Pembinaan Olahragawan Berbakat;

d) Peningkatan Kompetisi Olah Raga.

Page 75: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013

IV-26

5. Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

a. Kebijakan

1) Meningkatkan jumlah cakupan peserta KB;

2) Meningkatkan kualitas kesehatan reproduksi remaja;

3) Meningkatkan pemberdayaan dan ketahanan keluarga;

4) Memperkuat peran serta masyarakat dalam program Keluarga Berencana.

b. Program

1) Keluarga Berencana

Indikasi Kegiatan :

a) Fasilitasi Pelayanan KB Bagi Keluarga Miskin;

b) Pengadaan Sarana Tim KB.

2) Pelayanan Kontrasepsi

Indikasi Kegiatan :

a) Pelayanan Pemasangan Kontrasepsi KB;

b) Pengadaan Alat Kontrasepsi;

c) Pelayanan KB Medis Operasi.

3) Pengembangan Pusat Pelayanan Informasi dan Konseling Kesehatan

Reproduksi Remaja

Indikasi Kegiatan :

a) Pendirian Pusat Pelayanan Informasi& Konseling KRR;

b) Fasilitasi Forum Pelayanan Informasi & Konseling KRR Bagi Kelompok

Remaja dan Sebaya Di Luar Sekolah.

4) Pengembangan Bahan Informasi Tentang Pengasuhan dan Pembinaan

Tumbuh Kembang Anak

Indikasi Kegiatan :

Peningkatan Ketahanan Keluarga Balita.

5) Promosi Kesehatan Ibu, Bayi Dan Anak Melalui Kelompok di Masyarakat

Indikasi Kegiatan :

Penyuluhan Kesehatan Ibu, Bayi Dan Anak Melalui Kelompok di Masyarakat.

6) Penyiapan Tenaga Pendamping Kelompok Bina Keluarga

Indikasi Kegiatan :

Peningkatan Kapasitas Tenaga Pendamping Kelompok Bina Keluarga di

Kecamatan.

Page 76: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013

IV-27

7) Pembinaan Peran Serta Masyarakat Dalam Program Keluarga Berencana.

Indikasi Kegiatan :

Pembinaan IMP, Lini Lapangan dan Momentum.

6. Urusan Ketransmigrasian

a. Kebijakan

Meningkatkan kerjasama antar daerah dalam rangka penyelenggaraan

transmigrasi.

b. Program

1) Pengembangan Wilayah Transmigrasi Regional dan Lokal;

Indikasi Kegiatan :

a) Pengerahan Fasilitas Perpindahan Serta Penempatan Transmigrasi;

b) Peningkatan Kerjasama Antar Wilayah, Antar Pelaku dan Antar Sektor

Dalam Rangka Pengembangan Kawasan Tranmigrasi;

c) Evaluasi, Monitoring Transmigrasi.

2) Transmigrasi Regional

Indikasi Kegiatan :

a) Penyuluhan Transmigrasi Regional;

b) Pendaftaran Dan Seleksi Calon Transmigran;

c) Pelatihan Transmigrasi.

7. Urusan Ketenagakerjaan

a. Kebijakan

Memberikan keterampilan dan keahlian kepada masyarakat pencari kerja, yang

diprioritaskan kepada keahlian yang diperlukan dimasyarakat dan tuntutan

kemajuan ekonomi daerah.

b. Program

1) Peningkatan Kesempatan Kerja;

Indikasi Kegiatan :

a) Penyebarluasan informasi bursa tenaga kerja;

b) Penyiapan tenaga kerja siap pakai.

2) Peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja.

Indikasi Kegiatan :

a) Pengadaan peralatan pendidikan dan keterampilan bagi pencari kerja;

Page 77: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013

IV-28

b) Pendidikan dan pelatihan keterampilan bagi pencari kerja;

c) Peningkatan wirausaha baru bagi angkatan kerja.

4.5. Program Prioritas Pembangunan

Pembangunan yang dilaksanakan pada hakekatnya ditujukan untuk meningkatkan

kesejahteraan rakyat. Upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat menyentuh berbagai

aspek, diantaranya mencakup pemenuhan kebutuhan pelayanan dasar seperti pendidikan,

kesehatan, kesempatan untuk bekerja dan memperoleh pendapatan, peluang untuk

berpartisipasi dari seluruh lapisan masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara.

Selanjutnya, upaya pemenuhan kebutuhan fisik perlu dilengkapi dengan

pembangunan di bidang moral dan etika untuk dapat membangun manusia Indonesia

seutuhnya. Pemenuhan kebutuhan moral dan etika ini dilandasi dasar agama dan nilai-

nilai luhur dari budaya, sehingga masyarakat akan dapat berpartisipasi dengan baik dalam

pembangunan.

Masalah utama yang dihadapi dalam pembangunan di Indonesia pada umumnya

dan di Kabupaten Majalengka pada khususnya adalah kemiskinan, pengangguran, dan

kesenjangan perekonomian. Terkait dengan strategi, kebijakan dan program prioritas

pembangunan lima tahun ke depan (2009-2013) difokuskan kepada upaya terobosan

untuk penanggulangan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja di perdesaan,

dan memacu laju pertumbuhan ekonomi.

Program prioritas pembangunan daerah pada dasarnya merupakan program yang

menjadi kebutuhan mendesak sesuai dengan potensi, dana, tenaga, dan kemampuan

manajerial yang dimiliki. Sebagaimana diamanatkan dalam Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2005-2025 bahwa, pada

pembangunan jangka panjang tahap ke-2 (2009-2013) ditujukan untuk lebih

memantapkan dan menata kembali pembangunan di segala bidang dengan menekankan

pada peningkatan kualitas sumber daya manusia yang ditunjukkan oleh capaian Indeks

Pembangunan Manusia (IPM).

Program prioritas pembangunan daerah Kabupaten Majalengka lima tahun ke

depan (2009-2013) difokuskan sebagai berikut :

1. Pembangunan Kesehatan

Pembangunan di bidang kesehatan difokuskan pada program prioritas sebagai

berikut:

Page 78: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013

IV-29

a. Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan;

b. Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan;

c. Menggalakkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

2. Pembangunan Pendidikan

Pembangunan di bidang pendidikan difokuskan pada program prioritas sebagai

berikut:

a. Peningkatan Pendidikan Anak Usia Dini;

b. Pemenuhan Sarana Prasarana Pendidikan;

c. Pemerataan Tenaga Pendidik;

d. Peningkatan Kemampuan Siswa Dalam Life Skill;

e. Pengembangan Kurikulum Pendidikan;

f. Merintis Pengembangan Sekolah-Sekolah Unggulan Bertaraf Internasional;

g. Pembentukan dan Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK);

h. Pengembangan Lembaga-Lembaga Pendidikan Non Formal Berbasis Keterampilan.

3. Pembangunan Ekonomi

Pembangunan di bidang ekonomi difokuskan pada program prioritas sebagai berikut :

a. Pemantapan Peningkatan Produksi dan Produktivitas Pertanian;

b. Pengembangan Agroindustri;

c. Pengembangan Industri Mikro, Kecil dan Menengah (IMKM);

d. Penumbuhan Investasi Daerah;

e. Promosi Potensi Unggulan;

f. Peningkatan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM);

g. Pengembangan Sektor Perdagangan dan Jasa.

4. Pembangunan Pariwisata

Pembangunan di bidang pariwisata difokuskan pada program prioritas penataan

potensi pariwisata.

5. Pembangunan Infrastruktur

Pembangunan di bidang infrastruktur difokuskan pada program prioritas sebagai

berikut :

a. Pemantapan dan Peningkatan Infrastuktur Transportasi;

Page 79: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013

IV-30

b. Pemeliharaan Jaringan Irigasi;

c. Pemantapan Infrastruktur Perdesaan;

d. Pemantapan Pelayanan Prasarana Sosial Dasar Lingkungan.

6. Pembangunan Pemerintahan

Pembangunan di bidang pemerintahan difokuskan pada program prioritas sebagai

berikut :

a. Penataan Kembali Sistem Birokrasi Pemerintahan;

b. Peningkatan Profesionalisme Aparatur;

c. Peningkatan Sarana Prasarana;

d. Penguasaan Teknologi;

e. Pengelolaan Keuangan yang Efektif dan Efisien;

f. Penegakkan Supremasi Hukum dan Penghormatan HAM;

g. Peningkatan Efektivitas Pemerintahan Kecamatan dan Desa;

h. Peningkatan Ketentraman dan Ketertiban;

i. Peningkatan Proses Politik dan Budaya Politik.

7. Penataan Ruang

Pembangunan di bidang penataan ruang difokuskan pada program prioritas

pelaksanaan tindak lanjut RTRW Kabupaten Majalengka.

8. Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Pembangunan di bidang lingkungan hidup difokuskan pada program prioritas sebagai

berikut :

a. Pelestarian Sumber Daya Alam dan Lingkungan;

b. Pemeliharaan dan Rehabilitasi serta Penanggulangan Pencemaran;

c. Peningkatan Kesadaran Masyarakat dan Penegakan Peraturan Perundang-

undangan dalam Bidang Lingkungan Hidup.

Page 80: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013

IV-31

4.6. Proyeksi Capaian Indikator Makro

Proyeksi indikator makro Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2013 dapat dilihat

pada Tabel berikut ini.

Tabel 4.1 PROYEKSI INDIKATOR MAKRO

KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2009-2013

NO. INDIKATOR CAPAIAN

2009 2010 2011 2012 2013 1 IPM 71,27 72,38 73,48 74,58 75,69 - AHH (Th) 68,37 68,73 69,08 69,44 69,80 - AMH (%) 93,74 94,24 94,75 95,25 95,75 - RLS (Th) 7,13 7,47 7,82 8,16 8,50 - PDB (Rp) 573.446 580.452 587.458 594.464 601.470 Indek pendidikan 78,34 79,44 80,53 81,63 82,72 Indek kesehatan 72,82 72,88 73,47 74,07 74,67 Indek Daya Beli 63,19 64,81 66,43 68,05 69,67

2 TPT (%) 10,73 9,48 8,73 7,73 6,73 3 Jml. Penduduk

(Jiwa) 1.207.276

1.216.934

1.226.669

1.236.483

1.246.375

LPP (%) 0,80 0,80 0,80 0,80 0,80 Jumlah Penduduk

Miskin (Jiwa) 188.094 157.350 126.102 94.344 62.319 4 Tingkat

Kemiskinan (%) 15,58 12,93 10,28 7,63 5,00

5 PDRB (Dlm Miliar Rp)

4.277,35 4.518,17 4.786,09 5.083,79 5.415,25

6 PDRB Perkapita (Rp)

3.542.978,23 3.712.746,57 3.901.700,35 4.111.492,01 4.344.802,39

7 LPE (%) 5,34 5,63 5,93 6,22 6,52 Sumber : Hasil Analisis

4.7. Indikator Kinerja Pembangunan Daerah

Indikator Kinerja Pembangunan (IKP) Daerah merupakan tolok ukur pencapaian

pembangunan Kabupaten Majalengka dengan memperhatikan kontribusi dari Pemerintah

Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten serta pihak lain yang

berkepentingan di Kabupaten Majalengka. Indikator Kinerja tersebut merupakan

implementasi dari target pencapaian Misi Pemerintah Kabupaten Majalengka 2009-2013.

Indikator Kinerja Pembangunan dapat diuraikan pada Tabel sebagai berikut :

Page 81: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013

V-1

BAB V KERANGKA PENDANAAN

ebijakan anggaran merupakan acuan umum dari rencana kerja pembangunan dan

merupakan bagian dari perencanaan operasional anggaran serta alokasi sumber daya.

Arah kebijakan keuangan daerah adalah kebijakan penyusunan program dan indikasi

kegiatannya pada pengelolaan pendapatan dan belanja daerah secara efektif dan efisien.

Sesuai dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah, dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

Antara Pemerintah Pusat dan Daerah, Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara, dan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah, maka keuangan daerah harus dikelola secara tertib, efisien, ekonomis,

efektif, transparan dan bertanggung jawab serta taat pada peraturan perundang-

undangan dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. Prinsip pengelolaan ini

akan tercermin pada proses penyusunan anggaran daerah, struktur pendapatan dan

struktur belanja daerah.

Keterkaitan keuangan daerah yang melekat dengan APBD merupakan pernyataan

bahwa adanya hubungan antara dana daerah dan dana pusat atau dikenal dengan istilah

perimbangan keuangan pusat dan daerah. Dana tersebut terdiri atas dana dekonsentrasi

(PP No.55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan) dan dana desentralisasi. Dana

dekonsentrasi berbentuk dana bagi hasil, dana alokasi umum dan dana alokasi khusus,

sedangkan yang dimaksud dana desentralisasi adalah yang bersumber dari pendapatan

asli daerah.

5.1. Arah Pengelolaan APBD

5.1.1. Arah Pengelolaan Pendapatan Daerah

Pendapatan daerah adalah hak Pemerintah Daerah yang diakui sebagai penambah

nilai kekayaan bersih dalam periode tahun bersangkutan. Sumber pendapatan daerah

terdiri atas :

a. Pendapatan Asli Daerah, terdiri atas :

1) Pajak Daerah;

2) Retribusi Daerah;

K

Page 82: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013

V-2

3) Hasil Perusahaan dan Hasil Kekayaan Daerah yang dipisahkan;

4) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah.

b. Dana Perimbangan, terdiri atas :

1) Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak;

2) Dana Alokasi Umum;

3) Dana Alokasi Khusus.

c. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah, terdiri atas :

1) Pendapatan Hibah dari Pemerintah atau Kontijensi;

2) Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya;

3) Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus;

4) Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya.

TABEL 5.1 PERKEMBANGAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN

KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008

NO. URAIAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN (Rp) 2004 2005 2006 2007 2008

1 2 3 4 5 6 7 1. Pendapatan

Asli Daerah 25.303.585.950,36 32.270.217.328,70 50.043.010.324,46 46.020.646.259,00 47.721.933.580,00

a. Pajak Daerah

2.879.368.617,00 3.648.242.956,00 4.045.783.605,00 4.080.079.019,00 4.827.278.616,00

b. Retribusi Daerah

17.099.977.286,18 24.137.796.882,00 31.688.027.008,00 33.002.041.910,00 34.486.954.817,00

c. Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan

474.246.920,00 580.299.045,00 1.312.796.255,00 1.486.478.551,00 2.242.774.291,00

d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

4.849.993.128,18 3.903.878.445,70 12.996.403.456,46 7.452.046.779,00 6.164.925.856,00

2. Dana Perimbangan

360.455.055.750,00 397.609.513.618,00 611.069.317.365,00 682.539.224.157,00 730.072.518.256,00

a. Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan Pajak

43.113.055.750,00 55.831.513.618,00 67.703.317.365,00 77.487.224.157,00 79.719.083.256,00

b. Dana Alokasi Umum

308.162.000.000,00 328.468.000.000,00 508.346.000.000,00 555.540.000.000,00 600.795.435.000,00

c. Dana Alokasi Khusus

9.180.000.000,00 13.310.000.000,00 35.020.000.000,00 49.512.000.000,00 49.558.000.000,00

3. Lain-Lain Pendapatan Yang Sah

47.459.806.914,00 46.381.921.285,00 40.041.127.968,00 68.199.435.717,00 98.327.639.488,00

a. Pendapatan Hibah dari Pemerintah/ Kontijensi

- 17.202.000.000,00 5.294.482.881,00 7.000.000.000,00 650.000.000,00

Page 83: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013

V-3

NO. URAIAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN (Rp) 2004 2005 2006 2007 2008

1 2 3 4 5 6 7 b. Bagi Hasil

Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya

24.362.048.914,00 15.929.921.285,00 15.912.145.087,00 17.378.350.000,00 26.136.528.753,00

c. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus

- - - 16.163.427.400,00 16.984.267.880,00

d. Bantuan Keuangan dari Provinsi/ Pemerintah Daerah Lainnya

23.097.758.000,00 13.250.000.000,00 18.834.500.000,00 27.657.658.317,00 49.556.842.855,00

e. Dana Darurat

5.000.000.000,00

Total Pendapatan Daerah

433.218.448.614,36 476.261.652.231,70 701.153.455.657,46 796.759.306.133,00 876.122.091.324,00

Sumber : Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah

TABEL 5.2 PERKEMBANGAN REALISASI PAD KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008

No. Tahun PAD (Rp) Pertumbuhan (%)

Realisasi Pendapatan Daerah (Rp)

Proporsi PAD (%)

1. 2004 25.303.585.950,36 3,28 433.218.448.614,36 5,84

2. 2005 32.270.217.328,70 27,53 476.261.652.231,70 6,78

3. 2006 50.043.010.324,46 55,07 701.153.455.657,46 7,14

4. 2007 46.020.646.259,00 -8,04 796.759.306.133,00 5,78

5. 2008 47.721.933.580,00 5,24 876.122.091.324,00 5,45

Rata-rata per tahun (%) 16,61 6,20 Sumber : Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah

Perkembangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Majalengka selama

tahun 2004 sampai dengan 2008 rata-rata pertumbuhannya mengalami kenaikan sebesar

16,61 persen. Bila melihat kemampuan keuangan dari PAD Kabupaten Majalengka dengan

rata-rata kontribusi per tahun sebesar 6,20 persen dapat diartikan bahwa secara

kemandirian fiskal Kabupaten Majalengka masih rendah karena pendapatan di luar PAD

mencapai 93,80 persen.

Page 84: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013

V-4

TABEL 5.3 PERKEMBANGAN REALISASI DANA PERIMBANGAN

KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008

No. Tahun Dana

Perimbangan (Rp)

Pertumbuhan (%)

Realisasi Pendapatan Daerah (Rp)

Proporsi (%)

1. 2004 360.455.055.750,00 2,52 433.218.448.614,36 83,20

2. 2005 397.609.513.618,00 10,31 476.261.652.231,70 83,49

3. 2006 611.069.317.365,00 53,69 701.153.455.657,46 87,15

4. 2007 682.539.224.157,00 11,70 796.759.306.133,00 85,74

5. 2008 730.072.518.256,00 6,97 876.122.091.324,00 83,33

Rata-rata per tahun (%) 17,04 84,58

Sumber : Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah

Dana Perimbangan terdiri atas Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak, Dana

Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Dana Alokasi Umum yang

diluncurkan pemerintah pusat ke daerah bertujuan untuk menghindari kesenjangan fiskal

(fiscal gap) antar daerah yang ditetapkan berdasarkan kriteria tertentu yang menekankan

pada aspek pemerataan dan keadilan yang selaras dengan penyelenggaraan urusan

pemerintahan yang formula dan perhitungannya tersebut sesuai tujuan yang diharapkan.

Apabila dari tahun ke tahun suatu daerah DAU-nya menurun, maka daerah tersebut

dianggap atau dikategorikan sudah mandiri dalam kemampuan fiskalnya.

Perkembangan DAU Kabupaten Majalengka selama kurun waktu tahun 2004

sampai dengan 2008 cenderung mengalami peningkatan. Hal tersebut menunjukkan

bahwa Kabupaten Majalengka masih tergantung dari kontribusi pemerintah pusat.

Untuk perkembangan dari dana perimbangan secara total selama tahun 2004

sampai degan 2008 rata-rata pertumbuhan per tahunnya sebesar 17,04 persen, dan

kontribusi terhadap APBD dalam kurun waktu yang sama rata-rata sebesar 84,58 persen.

Page 85: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013

V-5

TABEL 5.4 PERKEMBANGAN LAIN-LAIN PENERIMAAN YANG SAH

KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008

No. Tahun Lain-Lain

Penerimaan yang Sah (Rp)

Pertumbuhan (%) APBD (Rp) Proporsi

(%)

1. 2004 47.459.806.914,00 159,21 433.218.448.614,36 10,96

2. 2005 46.381.921.285,00 -2,27 476.261.652.231,70 9,74

3. 2006 40.041.127.968,00 -13,67 701.153.455.657,46 5,71

4. 2007 68.199.435.717,00 70,32 796.759.306.133,00 8,56

5. 2008 98.327.639.488,00 44,18 876.122.091.324,00 11,22

Rata-rata per tahun (%) 51,55 9,24

Sumber : Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah

Lain-lain penerimaan yang sah yang bersumber dari pendapatan hibah dari

pemerintah atau kontijensi, bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya,

dana penyesuaian dan otonomi Khusus, serta bantuan keuangan dari provinsi atau

pemerintah daerah lainnya. Perkembangan lain-lain penerimaan yang sah secara total

selama kurun waktu tahun 2004-2008 rata-rata pertumbuhan per tahunnya sebesar 51,55

persen dengan rata-rata kontribusi terhadap APBD sebesar 9,24 persen.

Proyeksi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Majalengka untuk kurun waktu tahun

2009-2013 sebagai berikut :

TABEL 5.5 PROYEKSI PENDAPATAN ASLI DAERAH

KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2009-2013

NO. URAIAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (Rp) 2009 2010 2011 2012 2013

1. Pajak Daerah 4.585.750.000,00 4.815.037.500,00 5.055.789.375,00 5.308.578.843,75 5.574.007.785,94 2. Retribusi

Daerah 6.139.479.085,00 6.292.966.062,13 6.607.614.365,23 7.070.147.370,80 7.246.901.055,07

3. Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan

2.664.126.822,21 2.797.333.163,32 3.077.066.479,65 3.230.919.803,64 3.392.465.793,82

4. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

33.188.571.235,10 34.847.999.796,86 36.590.399.786,70 38.785.823.773,90 40.725.114.962,59

Jumlah PAD 46.577.927.142,31 48.753.336.522,30 51.330.870.006,58 54.395.469.792,08 56.938.489.597,42 Sumber : Menggunakan asumsi DPKAD

Page 86: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013

V-6

Untuk memprediksi pendapatan daerah lima tahun ke depan diperlukan suatu data

pendukung yang salah satunya adalah capaian PDRB tahun-tahun sebelumnya dan

perkiraan pertumbuhan PDRB pada tahun-tahun yang akan datang dengan asumsi bahwa

kondisi di masa depan sama dengan kondisi yang terjadi saat ini.

TABEL 5.6

CAPAIAN PDRB ATAS DASAR HARGA KONSTAN, PDRB PERKAPITA DAN LPE KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008

No. INDIKATOR TAHUN 2004 2005 2006 2007 2008

1. PDRB (milyar Rp) 3.387,04 3.538,23 3.686,24

3.865,69

4.041,01

2. PDRB Perkapita (juta Rp.) 2,918 3,025 3,126

3,253

3,372

3. LPE (%) 4,09 4,47 4,18

4,87

4,54

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka

TABEL 5.7

PROYEKSI PDRB ATAS DASAR HARGA KONSTAN, PDRB PERKAPITA DAN LPE KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2009-2013

No. INDIKATOR TAHUN 2009 2010 2011 2012 2013

1. PDRB (milyar Rp) 4.277,35 4.518,17 4.786,09 5.083,79

5.415,25

2. PDRB Perkapit (juta Rp.) 3,543 3,712 3.901 3.111

4.172

3. LPE (%) 5.34 5.63 5.93 6.22

6,52

Sumber : Menggunakan asumsi

5.1.2. Arah Pengelolaan Belanja

Belanja Daerah adalah semua kewajiban daerah yang diakui sebagai pengurangan

nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan. Belanja daerah

diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam

upaya memenuhi kewajiban daerah.

Belanja penyelenggaraan diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan

kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang

Page 87: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013

V-7

diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas

sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial.

Belanja daerah mempertimbangkan analisis standar belanja standar harga, tolok ukur

kinerja dan standar pelayanan minimal yang ditetapkan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

TABEL 5.8 PERKEMBANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2006

No. URAIAN TAHUN ANGGARAN (Rp)

2004 2005 2006

1 2 3 4 5

A. PENDAPATAN 422.739.378.005,87 466.076.529.174,94 689.715.134.715,36

1. PENDAPATAN ASLI DAERAH 25.136.779.444,24 32.573.647.904,69 46.813.604.644,91

a. Pajak Daerah 2.983.392.765,84 3.594.984.717,80 4.024.170.548,51

b. Retribusi Daerah 17.237.922.280,00 24.245.617.108,25 31.728.791.296,30

c. Hasil Perusahaan Milik Daerah 546.854.000,00 780.858.045,00 1.221.964.288,00

d.Lain-lain Pendapatan Asli Daerah 4.368.610.398,40 3.952.188.033,64 9.838.678.512,10

2. DANA PERIMBANGAN 373.872.944.561,63 416.300.881.270,25 642.901.530.070,45

a. Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak 32.340.215.647,00 45.434.520.233,00 66.143.552.102,00

b. Dana Alokasi Umum 308.162.000.000,00 328.468.000.000,00 508.346.000.000,00

c. Dana Alokasi Khusus 9.180.000.000,00 13.310.000.000,00 35.020.000.000,00

d. Bagi Hasil Pajak dan Bantuan Propinsi 24.190.728.914,63 29.088.361.037,25 33.391.977.968,45

3 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 23.729.654.000,00 17.202.000.000,00 0,00

B BELANJA DAERAH 433.597.917.250,50 475.785.378.921,94 702.507.662.901,36

1. BELANJA APARATUR 108.919.950.682,93 72.728.364.282,90 390.429.154.763,64

a. Belanja Administrasi Umum 88.731.647.681,93 48.011.316.928,90 337.950.605.627,21

b. Belanja Operasional dan Pemeliharaan ( BOP ) 11.532.003.151,00 14.760.034.604,00 35.463.429.314,43

c. Belanja Modal 8.656.299.850,00 9.957.012.750,00 17.015.119.822,00

2. BELANJA PELAYANAN PUBLIK

292.821.520.567,66 372.848.820.050,28 263.493.040.137,72

a. Belanja Administrasi Umum 204.281.862.401,71 267.069.831.600,28 51.259.858.882,00

b. Belanja Operasional dan Pemeliharaan ( BOP ) 59.332.597.615,95 75.821.759.350,00 137.808.157.380,72

c. Belanja Modal 29.207.060.550,00 29.957.229.100,00 74.425.023.875,00

Page 88: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013

V-8

No. URAIAN TAHUN ANGGARAN (Rp)

2004 2005 2006

1 2 3 4 5

3. BELANJA BAGI HASIL DAN BANTUAN KEUANGAN

31.356.445.999,91 29.558.194.588,76 48.085.468.000,00

4. BELANJA TIDAK TERSANGKA 500.000.000,00 650.000.000,00 500.000.000,00

SURPLUS / DEVISIT (10.858.539.244,64) (9.708.849.747,00) (12.792.528.186,00)

C PEMBIAYAAN 10.858.539.244,64 9.708.849.747,00 12.792.528.186,00

a. Penerimaan Pembiayaan Daerah 13.058.539.244,64 15.208.849.747,00 21.182.528.186,00

b. Pengeluaran Pembiayaan Daerah 2.200.000.000,00 5.500.000.000,00 8.390.000.000,00

Sumber : Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah

TABEL 5.9 PERKEMBANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2007-2008

No. URAIAN TAHUN ANGGARAN (Rp)

2007 2008

1 2 3 4

A. PENDAPATAN 796.759.306.133,00 876.122.091.324,00 1 Pendapatan Asli Daerah 46.020.646.259,00 47.721.933.580,00 a Pajak Daerah 4.080.079.019,00 4.827.278.616,00 b Retribusi Daerah 33.002.041.910,00 34.486.954.817,00

c Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah

yang Dipisahkan 1.486.478.551,00 2.242.774.291,00

d Lain-lain PAD yang sah 7.452.046.779,00 6.164.925.856,00

2 DANA PERIMBANGAN 682.539.224.157,00 730.072.518.256,00

a Dana Bagi Hasil Pajak /Bagi Hasil Bukan

Pajak 77.487.224.157,00 79.719.083.256,00

b Dana Alokasi Umum 555.540.000.000,00 600.795.435.000,00

c Dana Alokasi Khusus 49.512.000.000,00 49.558.000.000,00

3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH

YANG SYAH 68.199.435.717,00 98.327.639.488,00

a Pendapatan Hibah dari Pemerintah 7.000.000.000,00 650.000.000,00

c Dana Darurat 0,00 5.000.000.000,00

d Dana Bagi Hasil Pajak Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya 17.378.350.000,00 26.136.528.753,00

Page 89: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013

V-9

No. URAIAN TAHUN ANGGARAN (Rp)

2007 2008

1 2 3 4

e Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 16.163.427.400,00 16.984.267.880,00

f Bantuan Keuangan dari Provinsi atau

Pemerintah Daerah Lainnya 27.657.658.317,00 49.556.842.855,00

B. BELANJA DAERAH 808.033.721.928,00 882.768.403.671,00

1. BELANJA TIDAK LANGSUNG 421.904.341.809,00 549.392.281.625,00

a. Belanja Pegawai 360.304.065.419,00 479.696.927.966,00

b. Belanja Bunga 0,00 0,00

c. Belanja Subsidi 2.573.750.000,00 500.000.000,00

d. Belanja Hibah 0,00 18.423.012.816,00

e. Belanja Bantuan Sosial 18.332.101.500,00 12.949.487.000,00

f. Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi /

Kabupaten / Kota dan Pemerintahan Desa 179.791.950,00 1.433.859.843,00

g.Belanja Bantuan Keuangan Kepada

Provinsi / Kabupaten /Kota dan Pemerin-

tahan Desa 40.164.970.940,00 36.388.994.000,00

h. Belanja Tidak Terduga 349.662.000,00 0,00

2. BELANJA LANGSUNG 386.129.380.119,40 333.376.122.046,00

a. Belanja Pegawai 72.199.098.712,00 72.475.031.836,00

b. Belanja Barang dan Jasa 112.375.037.230,00 111.418.684.257,00

c. Belanja Modal 201.555.244.177,00 149.482.405.953,00

SURPLUS / DEVISIT (11.274.415.795,00) (6.646.312.347,00)

C PEMBIAYAAN NETTO DAERAH 42.435.512.140,00 33.935.232.969,00

a. Penerimaan Pembiayaan Daerah 47.435.512.140,00 39.183.862.993,00

b. Pengeluaran Pembiayaan Daerah 5.000.000.000,00 5.248.630.024,00 Sumber : Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah

5.1.3. Arah Pengelolaan Pembiayaan Daerah

Pembiayaan merupakan transaksi keuangan yang dimaksudkan untuk menutupi

selisih antara Pendapatan dan Belanja Daerah. Adapun pembiayaan tersebut bersumber

dari sisa lebih perhitungan anggaran sebelumnya (SiLPA), pencairan dana cadangan, hasil

penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman daerah, penerimaan

kembali pemberian pinjaman dan penerimaan piutang daerah.

Page 90: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013

V-10

TABEL 5.10 PERKEMBANGAN REALISASI PEMBIAYAAN

KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008

Tahun

Pembiayaan (Rp)

Surplus atau Defisit (Rp)

Pertum-buhan

Surplus (%)

Penerimaan

Pertum-buhan Peneri-maan (%)

Pengeluaran

Pertum-buhan Penge-luaran

(%) 2004 11.116.689.244,64 -36,62 1.200.000.000,00 -59,19 9.916.689.244,64 -32,08

2005 15.402.344.747,00 38,55 5.500.000.000,00 358,33 9.902.344.747,00 -0,14

2006 21.638.580.376,00 40,49 8.390.000.000,00 52,55 13.248.580.376,00 33,79

2007 47.435.512.140,00 119,22 5.000.000.000,00 -40,41 42.435.512.140,00 225,38

2008 39.183.862.993,00 -18,55 5.248.630.024,00 134,40 33.935.232.969,00 -20,03

Rata-Rata per Tahun (%) 28,62 89,14 41,38 Sumber : Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah

5.2. Kebijakan Umum Anggaran

Kebijakan Umum Anggaran diarahkan melalui upaya peningkatan pendapatan

daerah dari sektor pajak daerah, retribusi daerah dan lain-lain pendapatan daerah yang

sah. Peningkatan manajemen pembiayaan daerah mengarah kepada akurasi, efisiensi,

efektifitas dan profitabilitas.

Manajemen keuangan daerah menjadi penting bagi aparatur pemerintah di daerah

karena merupakan konsekuensi logis dari prospektif pengelolaan perimbangan antara

keuangan pusat dan daerah. Transformasi nilai yang berkembang dalam era reformasi ini

adalah meningkatnya penekanan proses dari partisipasi publik, transparansi dan

akuntabel ke dalam bentuk tindakan penyusunan anggaran (budget cycle), pengurusan

dan penatausahaan (accounting cycle), pelaporan dan pertanggungjawaban (evaluation

and monitoring process) serta mekanisme pengawasan daerah.

5.2.1. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah

Kebijakan Pendapatan Daerah untuk Tahun Anggaran 2009-2013, senantiasa

memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :

1. Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang melalui rekening kas umum

daerah, yang menambah ekuitas dana lancar sebagai hak pemerintah daerah dalam

satu tahun anggaran;

Page 91: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013

V-11

2. Seluruh pendapatan daerah dianggarkan dalam APBD secara bruto, dalam

pengertian bahwa jumlah pendapatan yang dianggarkan tidak boleh dikurangi

dengan belanja yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan dan atau dikurangi

dengan bagi hasil;

3. Pendapatan daerah adalah merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang

dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan dalam kurun waktu satu tahun

anggaran.

Kebijakan pendapatan daerah untuk APBD Tahun Anggaran 2009-2013

disesuaikan dengan kewenangannya, struktur pendapatan daerah dan asal sumber

penerimaannya dapat dibagi berdasarkan 3 kelompok, yaitu Pendapatan Asli Daerah,

Dana Perimbangan Keuangan, dan lain-lain pendapatan daerah yang syah.

Kebijakan pendapatan asli daerah dilakukan dalam berbagai upaya yang diarahkan

untuk meningkatkan pendapatan daerah meliputi :

a. Mengoptimalkan Penerimaan Pendapatan Asli Daerah dengan cara: membenahi

manajemen data penerimaan PAD, meningkatkan penerimaan pendapatan non-

konvensional, melakukan evaluasi dan revisi secara berkala peraturan daerah pajak

dan retribusi yang perlu disesuaikan, menetapkan target penerimaan berdasarkan

potensi penerimaan, mengembangkan kelembagaan pengelolaan keuangan daerah

sesuai dengan kebutuhan daerah;

b. Menetapkan sumber pendapatan daerah unggulan yang bersifat elastis terhadap

perkembangan basis pungutannya dan less distortive terhadap perekonomian serta

perlu dilakukan optimalisasi sumber pendapatan asli daerah lainnya;

c. Pemantapan Kelembagaan dan Sistem Operasional Pemungutan Pendapatan

Daerah;

d. Peningkatan Pendapatan Daerah dengan intensifikasi dan ekstensifikasi;

e. Meningkatkan koordinasi secara sinergis di bidang Pendapatan Daerah dengan

Pemerintah Pusat, Provinsi dan SKPD Penghasil;

f. Mengoptimalkan kinerja Badan Usaha Milik Daerah untuk memberikan kontribusi

secara signifikan terhadap Pendapatan Daerah;

g. Meningkatkan pelayanan dan perlindungan masyarakat sebagai upaya

meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar retribusi daerah;

Page 92: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013

V-12

h. Meningkatkan kualitas pengelolaan aset dan keuangan daerah.

5.2.2. Arah Kebijakan Belanja Daerah

Berpedoman pada prinsip-prinsip penganggaran, maka belanja daerah tahun

2009-2013 disusun dengan pendekatan anggaran kinerja yang berorientasi pada

pencapaian hasil dari input yang direncanakan dengan memperhatikan prestasi kerja

setiap satuan kerja perangkat daerah dalam pelaksanaan tugas, pokok dan fungsinya. Ini

bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanan anggaran serta menjamin

efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran ke dalam program atau kegiatan.

Kebijakan belanja daerah tahun anggaran 2009-2013 diarahkan dengan

pengaturan pola pembelanjaan yang proporsional, efisien dan efektif. Upaya tersebut

antara lain adalah :

1. Belanja daerah digunakan dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan

Kabupaten Majalengka yang terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan

sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan perundang-undangan;

2. Efisiensi belanja dilakukan dengan mengoptimalkan belanja untuk kepentingan

publik, melaksanakan proper budgeting melalui analisis cost benefit dan tingkat

efektifitas setiap program atau kegiatan serta melaksanakan prudent spending

melalui pemetaan profil resiko atas setiap belanja kegiatan beserta perencanaan

langkah antisipasinya;

3. Penyusunan belanja daerah diprioritaskan untuk menunjang efektivitas pelaksanaan

tugas pokok dan fungsi SKPD dalam rangka melaksanakan urusan pemerintahan

daerah yang menjadi tanggungjawab pemerintah Kabupaten Majalengka;

4. Belanja dalam rangka peyelenggaraan urusan wajib diarahkan untuk melindungi dan

meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban

daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan,

kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum;

5. Pemenuhan dan pemanfaatan anggaran untuk penuntasan wajib belajar pendidikan

dasar WAJAR DIKDAS 9 tahun dan perintisan WAJAR DIKDAS 12 tahun serta

menciptakan pendidikan yang berkualitas dan terjangkau;

Page 93: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013

V-13

6. Peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dilaksanakan dengan

memperbaiki fasilitas dan pengadaan untuk pelayanan dasar kesehatan terutama

untuk keluarga miskin serta kesehatan ibu dan anak, memperbanyak tenaga medis

terutama untuk daerah-daerah yang sulit dijangkau, serta memperbaiki kualitas

lingkungan dan pembudayaan perilaku hidup bersih dan sehat;

7. Dalam rangka peningkatan daya beli masyarakat, anggaran belanja akan diarahkan

pada revitalisasi sektor pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan dan

kehutanan, pemberdayaan koperasi dan KUKM, serta dukungan infrastruktur

perdesaan;

8. Pengurangan persentase tingkat pengangguran melalui penyiapan SDM yang siap

kerja, peningkatan investasi program multi sektor, peningkatan sarana dan

prasarana balai pelatihan ketenagakerjaan;

9. Dalam mendukung pengembangan aktifitas ekonomi, pemeliharaan dan

pembangunan infrastruktur akan diarahkan pada wilayah sentra produksi di

perdesaan, aksesibilitas sumber air baku dan listrik;

10. Untuk menjaga daya dukung dan daya tampung lingkungan Kabupaten Majalengka,

Pemerintah daerah akan mengarahkan anggaran pada kegiatan-kegiatan

pengurangan pencemaran lingkungan, pencapaian target kawasan lindung, mitigasi

bencana, pengendalian alih fungsi lahan dan pengendalian eksploitasi yang

berlebihan terhadap sumber daya alam;

11. Penggunaan indeks relevansi anggaran dalam penentuan anggaran belanja dengan

memperhatikan belanja tidak langsung dan belanja langsung dengan kebijakan

Pemerintah Kabupaten Majalengka, serta anggaran belanja yang direncanakan oleh

setiap pengguna anggaran tetap terukur;

12. Kegiatan-kegiatan yang orientasinya terhadap pemenuhan anggaran belanja tetap

(fixed cost), Insentif Berbasis Kinerja, dan komitmen pembangunan yang

berkelanjutan (multi years);

13. Mengalokasikan belanja pegawai yang merupakan belanja kompensasi, dalam

bentuk gaji dan tunjangan, serta penghasilan lainnya yang diberikan kepada

Pegawai Negeri Sipil yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan;

Page 94: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013

V-14

14. Mengalokasikan belanja bantuan sosial yang digunakan untuk menganggarkan

pemberian bantuan dalam bentuk uang dan atau barang kepada masyarakat yang

bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat;

15. Mengalokasikan belanja tidak terduga yang merupakan belanja untuk kegiatan yang

sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan

bencana alam dan bencana sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya, termasuk

pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya yang

telah ditutup.

5.2.3. Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah

Pembiayaan ditetapkan untuk menutup defisit yang disebabkan oleh lebih

besarnya belanja daerah dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh. Penyebab

utama terjadinya defisit anggaran adalah adanya kebutuhan pembangunan daerah yang

semakin meningkat. Kebijakan Pembiayaan Daerah terdiri dari penerimaan pembiayaan

dan pengeluaran pembiayaan.

Kebijakan penerimaan pembiayaan tahun 2009-2013 adalah :

1. Sisa Lebih Anggaran tahun sebelumnya (SiLPA) dipergunakan sebagai sumber

penerimaan pada APBD tahun berikutnya dan rata-rata SiLPA akan diupayakan

seminimal mungkin dengan melaksanakan perencanaan dan pelaksanaan anggaran

secara konsisten.

2. Pengeluaran pembiayaan direncanakan untuk pembayaran hutang pokok yang jatuh

tempo, penyertaan modal BUMD, dan dana LUEP.

3. Penyertaan modal dan pemberian pinjaman apabila terjadi surplus anggaran.

4. Penyertaan modal BUMD dibarengi dengan revitalisasi dan restrukturisasi kinerja

BUMD dan pendayagunaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan dalam rangka

efisiensi pengeluaran pembiayaan termasuk kajian terhadap kelayakan BUMD.

Page 95: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013

VI-1

BAB VI PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2009-2013 yang memuat

visi dan misi Bupati Majalengka, merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Rencana

Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005-2025, penjabaran dari

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Majalengka Tahun

2005-2025, serta merupakan kesinambungan dari Rencana Stratejik Daerah (Renstrada)

Pemerintah Kabupaten Majalengka.

6.1. Pedoman Transisi

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Majalengka Tahun

2009-2013 akan menjadi pedoman penyusunan rencana pembangunan sampai dengan

tahun 2013. Sedangkan untuk perencanaan pembangunan tahun 2014 menggunakan

RPJM Daerah Transisi Tahun 2014 yang memuat program pembangunan transisi untuk

memayungi perencanaan tahun 2014 sebelum disusunnya RPJM Daerah Kabupaten

Majalengka tahun 2013-2018. Program transisi tersebut tetap mengacu pada program

prioritas sebagaimana tercantum dalam RPJM Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2009-

2013.

6.2. Kaidah Pelaksanaan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Majalengka

tahun 2009-2013 merupakan pedoman bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

dalam menyusun Rencana Strategis (Renstra) SKPD, Rencana Kerja (Renja) SKPD,

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahunan. Sehubungan dengan hal tersebut,

maka ditetapkan kaidah-kaidah pelaksanaan RPJM Daerah Kabupaten Majalengka Tahun

2009-2013 sebagai berikut :

1. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Majalengka dengan didukung oleh

seluruh stakeholders termasuk dunia usaha, berkewajiban untuk melaksanakan

program-program dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun

2009-2013 dengan sebaik-baiknya;

Page 96: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013

VI-2

2. Bupati, dalam menjalankan tugas penyelenggaraan pemerintahan daerah

berkewajiban untuk mengarahkan pelaksanaan RPJM Daerah Kabupaten Majalengka

Tahun 2009-2013 dengan mengerahkan semua potensi dan kekuatan daerah;

3. Sekretaris Daerah, berkewajiban mengkoordinasikan pelaksanaan RPJM Daerah

Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2013;

4. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Majalengka berkewajiban untuk

menyusun Rencana Strategis yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan,

program, kegiatan pokok dan unggulan pembangunan sesuai dengan tugas dan

fungsinya dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah Tahun 2009-2013 yang selanjutnya dijabarkan dalam Rencana Kerja Satuan

Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) Kabupaten Majalengka untuk menjamin

konsistensi dan kontinuitas program, kegiatan beserta pendanaan secara tahun

jamak (multy year);

5. Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2013, Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Majalengka berkewajiban untuk

memandu proses perencanaan pembangunan, pemantauan, fasilitasi dan mediasi

terhadap penjabaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2009-

2013 ke dalam Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten

Majalengka, serta membangun komunikasi organisasi dan komunikasi kepada

masyarakat secara berkesinambungan tentang RPJM Daerah, Pelaksanaan RPJM

Daerah, Pengawasan pelaksanaan RPJM Daerah, serta evaluasi pelaksanaan RPJM

Daerah;

6. Dalam pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah

Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2013 berpedoman kepada Rencana Tata Ruang

Wilayah (RTRW) Kabupaten Majalengka agar terwujud keselarasan dan

kesinambungan pembangunan daerah;

7. Untuk merealisasikan RPJM Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2013 yang

penuh tantangan dan dinamika pembangunan, maka digunakan 5 (lima) prinsip

utama yaitu :

a. Prinsip perencanaan kegiatan mengacu kepada prinsip perencanaan yang cerdas

(SMART Planning), yaitu kegiatan terpilih harus diyakini argumentatif dan

Page 97: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013

VI-3

memiliki kekhususan (Specific), terukur (Measurable), ketercapaian (Achievable),

ketersediaan sumber daya (Resources Availability), dan waktu (Time). Pemilihan

kegiatan melalui arah fokus pembangunan yang merujuk pada rencana capaian

kinerja berdasarkan bidang pada setiap misi pembangunan, merupakan tujuan

bersama yang pencapaiannya membutuhkan sinergitas lintas SKPD, antar

tingkatan pemerintahan dan dunia usaha maupun masyarakat, terdiri atas :

peningkatan kualitas pendidikan; peningkatan kualitas kesehatan; peningkatan

daya beli masyarakat; kemandirian pangan; peningkatan kinerja aparatur;

pengembangan infrastruktur wilayah; kemandirian energi dan kecukupan air

baku; penanganan pengelolaan bencana; dan pembangunan perdesaan.

b. Prinsip administrasi perencanaan, yaitu menggunakan Shewhart Cycle yang

dikenal dengan siklus PDCA dengan tahapan : Rencanakan (Plan), Kerjakan apa

yang telah direncanakan (Do), Periksa atau monitor pelaksanaan (Check), dan

Aksi tindak lanjut (Action). Untuk memudahkan RPJM Daerah Kabupaten

Majalengka Tahun 2009-2013 koordinasi dan sinkronisasi penyusunan program

dan kegiatan, maka digunakan pembagian peran SKPD untuk melaksanakan

RPJM Daerah berdasarkan misi pembangunan, dengan membagi peran SKPD

setiap bidang pada setiap misi pembangunan Majalengka. Kelompok SKPD dibagi

menjadi 3 (tiga), yaitu :

1) SKPD utama;

2) SKPD penunjang;

3) SKPD pendukung, yang terbagi 2 (dua) kelompok yaitu :

a) SKPD Pendukung atas hal yang bersifat umum;

b) SKPD Pendukung untuk penjaminan mutu dan akuntabilitas.

c. Prinsip pelaksanaan program dan kegiatan menggunakan prinsip akuntabilitas

(accountability) yang memiliki 3 (tiga) aspek, yaitu :

1) Taat dan sesuai aturan (Compliance with Regulation);

2) Sesuai dengan norma profesionalisme (Adherence with Norm

Professionalism);

3) Berorientasi pada hasil yang berkualitas (Quality Result Driven).

d. Prinsip dukungan kebijakan keuangan mengikuti kebutuhan program terpilih

(Money Follow Program Selected Policy);

Page 98: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013

VI-4

e. Prinsip pengendalian untuk sukses pelaksanaan kegiatan dengan memerankan :

1) Desk monitoring dan evaluasi implementasi program untuk pengendalian

kualitas implementasi kegiatan dan ketaatan waktu serta output;

2) Desk akuntabilitas untuk pendampingan dan pengendalian ketaatan

terhadap aturan dan disiplin anggaran.

8. Evaluasi pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2009-

2013 dilakukan pada tahun ketiga dan pada akhir masa jabatan Bupati terhadap

indikator kinerja misi, sedangkan evaluasi tahunan dilakukan terhadap indikator

kinerja program dengan data yang diperoleh dari lembaga resmi atau melakukan

survei yang dilakukan oleh Bappeda Kabupaten Majalengka secara sendiri (evaluasi

diri) untuk mengukur tingkat keberhasilan perwujudan visi dan misi dalam kerangka

clean goverment and good governance (Dunia Usaha, Masyarakat dan

Pemerintahan);

9. Mengingat masa bakti Bupati dan Wakil Bupati akan berakhir pada tahun 2013, maka

untuk mengisi kekosongan dokumen perencanaan jangka menengah yang ada,

dipandang perlu untuk menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Daerah Transisi Tahun 2014 yang ditetapkan dalam Peraturan Bupati.

Page 99: BAB I PENDAHULUAN - bappelitbangda.majalengkakab.go.idbappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/...RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 I-1 S BAB I PENDAHULUAN 1.1

RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013

VII-1

BAB VII P E N U T U P

encana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Majalengka

Tahun 2009-2013 adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 5 (lima) tahunan

yang merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Kepala Daerah berpedoman kepada Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 12 Tahun 2008 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Majalengka serta

memperhatikan Evaluasi Pembangunan Daerah dan RPJM Nasional. Hal ini sesuai dengan amanat dari Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2013, dijadikan pedoman dalam:

1. Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD),

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Rencana Kerja (Renja) SKPD, dan

Kebijakan Umum APBD-Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) APBD Kabupaten Majalengka;

2. Penyusunan Renstra SKPD, Renja SKPD dan RKPD seluruh SKPD se-Kabupaten

Majalengka; 3. Menciptakan perencanaan pembangunan yang menjamin terwujudnya sinergitas,

keterpaduan dan sinkronisasi antara daerah dengan nasional;

4. Sinkronisasi perencanaan pembangunan antar daerah yang berbatasan.

Keberhasilan dan implementasi pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2013, sangat tergantung

dari kesepakatan, kesepahaman dan komitmen bersama antara Pemerintahan Kabupaten

Majalengka, SKPD, serta pemangku kepentingan di Kabupaten Majalengka pada Tahun 2009-2013.

BUPATI MAJALENGKA,

Cap./Ttd.

SUTRISNO

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA, HERMAN SENDJAJA

R