rpjm bidang kesehatan
DESCRIPTION
rpjmdTRANSCRIPT
Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat
Bandung, 28 Februari 2013
KISI-KISIRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA
MENENGAH NASIONAL (RPJMN) 2015-2019
BIDANG KESEHATAN
AGENDA
• Tahapan Penyusunan RPJMN• Background Study RPJMN 2015 -2019
Bidang Kesehatan• Mid Term Review RPJMN 2010-2014 dan
Isu Strategis RKP Tahun 2014
PENGANTAR
Landasan Hukum
• UU No. 17 Tahun 2007 Tentang RPJPN 2005-2025: RPJP Nasional menjadi pedoman dalam penyusunan RPJM
Nasional yang memuat Visi, Misi dan Program Presiden
• UU No. 25 Tahun 2004 Tentang SPPN: RPJM Nasional merupakan penjabaran dari visi, misi, dan
program Presiden yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Nasional, memuat Strategi Pembangunan Nasional, kebijakan umum, program
Kementerian/Lembaga dan lintas Kementerian/Lembaga, kewilayahan dan lintas kewilayahan,
Kerangka Ekonomi Makro yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal
Rencana kerja berupa kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif
Landasan Hukum
Penyusunan RPJM Nasional/Daerah dan RKP/RKPD dilakukan melalui urutan kegiatan: a. penyiapan rancangan awal rencana
pembangunan; b. penyiapan rancangan rencana kerja; c. musyawarah perencanaan pembangunan; dan d. penyusunan rancangan akhir rencana
pembangunan.
Landasan Hukum
• PP No. 40 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional: Menteri PPN mempunyai tugas
• menyiapkan Rancangan Awal RPJM Nasional;• menelaah Rancangan Renstra-KL;• menyusun Rancangan RPJM Nasional dengan menggunakan
Rancangan Renstra-KL;• melaksanakan Musrenbang Jangka Menengah Nasional;• menyusun Rancangan Akhir RPJM Nasional;
Rancangan Awal RPJM Nasional memuat strategi pembangunan nasional, kebijakan umum dan program prioritas Presiden, serta kerangka ekonomi makro
Ranc. Awal RPJMN merupakan elaborasi dari Konsep Ranc. Awal (yg disusun scr teknokratik) dengan visi & misi Presiden terpilih. Selanjutnya menjadi pedoman penyusunan Ranc. Renstra K/L [Psl 11(6)]
Ranc. RPJM disusun dgn menggunakan Ranc. Awal RPJM dan Ranc. Renstra K/L [Psl 14(1)]
Musrenbang selambatnya 2bln stl Presiden dilantik, didahului dgn sosialisasi, konsultasi pblik, & penjaringan aspirasi [Psl 15(3)&(4)]
RPJMN ditetapkan dgn Perpres selambatnya 3bln stl Presiden dilantik [Psl 17(1)]
RPJMN selanjutnya menjadi pedoman penetapan Renstra K/L & bahan penyusunan dan perbaikan RPJMD [Psl 17(2)]
Perenc. Teknokratik
Visi & misi presiden terpilih
RANCANGAN AWAL RPJMN
RANCANGAN RPJMN
RANCANGAN AKHIR RPJMN
Sidang Kabinet
I
Rancangan Renstra K/L
Musrenbang Jangka
Menengah
Sosialisasi Konsultasi
publik Penjaringan
aspirasi
Sidang Kabinet
II
Penetapan RPJMN dgn
Perpres
Renstra K/L
RPJMD
Sumber: Lampiran II PP 40/2006 (proses disederhanakan)
Diagram Penyusunan RPJMN (PP 40/2006)
7
1 2
1
2
3
4
3
45
5
Pentahapan Pembangunan RPJPN 2005-2025
8
RPJM 1(2005 – 2009)
RPJM 2(2010– 2014)
RPJM 4(2020– 2025)
RPJM 3(2015– 2019)
Visi Pembangunan 2005-2025:Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur
RENCANA BACKGROUND STUDY PENYUSUNAN RPJMN 2015 -2019
(TAHAPAN TEKNOKRATIK)
OUTLINE PEDOMAN PENYUSUNAN RPJMN 2015-2019
Bab I: PENDAHULUAN1. Latar Belakang2. Tujuan3. Ruang Lingkup4. Landasan Hukum5. Definisi
BAB II: TAHAPAN JADWAL PENYUSUNAN RPJMN6. Persiapan Awal7. Kajian Pendahuluan (Background Study)8. Pelaksanaan Evaluasi RPJMN Berjalan9. Penyunan Rancangan Teknokratik10. Penyusunan Rancangan RPJMN11. Penetapan RPJMN
BAB III: MEKANISME PENYUSUNAN RPJMNBAV IV: PENUTUP 10
STUDI PUSTAKA (1)
Sistem Kesehatan Nasional
Pembiayaan
Upaya Kesehatan
Status Kesehatan Responsiveness
SDM Kesehatan
Pemberdayaan MasyarakatSumberdaya Obat dan Perbekalan Kesehatan
Manajemen Kesehatan
Tingkat Kesehatan
Responsive
Distribusi Biaya
DeterminanDeterminan
Output
Need input: 1.Apakah konsep ini perlu
diintegrasikan dalam kerangka pikir pembangunan kesehatan
2.Apakah konsep ini telah diintegrasikan dalam kerangka pikir pembangunan kesehatan
STUDI PUSTAKA (2)Sistem Kesehatan (Building Block) Efisiensi, Kesetaraan dan Kualitas
Masyarakat
Pelayanan Kesehatan
Tenaga Kesehatan
Sistem Informasi
Obat, Vaksin, Alkes dan Teknologi Kesehatan
Pembiayaan Kesehatan
Tata Kelola Pemerintahan
Peningkatan Derajat Kesehatan
Responsiveness
Perlindungan Sosial dan financial
Peningkatan efisiensiKualitas
Keamanan
Akses
Cakupan
System Building Block Keseluruhan Tujuan Kesehatan/Outcome
Sumber: World Bank
STUDI PUSTAKA (3)
KERANGKA PIKIR PEMBANGUNAN KESEHATAN RPJMN 2010-2014
SASARAN
IndikatorOUTCOME
PROSES (UPAYA)
INPUT
GOAL
PembiayaanJaminan
Kesehatan
Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat
UHH AKI AKB GIZI
PemberdayaanMasyarakat &Promosi Kes.:• Peran serta masy• Peran serta swasta
Akses dan Mutu Pelayanan:• peningkatan labkes• Peningkatan kualitas SDM• Peningkatan standar• Ketersediaan farmasi• Pengawasan obat dan makanan
SDM/Tenakes
Sarana Kesehatan
Litbang KesehatanBiaya
- Hukum- Data & Sist. Informasi
Pelayanan Kesehatan:• Ibu dan Anak• KB• Gizi• PTM, PM
Manajemen
PengendalianPenyakit &
Penyehatan Lingkungan
Ketersediaan dan kualitas
SDM Kes
Pember-dayaan Masy.
dan Peran Swasta
PelayananKesehatan
Angka Kesakitan
AngkaKematian
OUTPUT
Ketersediaan & Mutu Obat
ManajemenKesehatan
Pengendalian Penyakit &Penyehatan Lingkungan:• Sanitasi, • air bersih, TTU
PelayananGizi dan
KIA
Peningkatan peran Litbang dlm:• IKK + IKU (perencanaan
dan capaian)• Think tank• Review hukum +
kebijakan
Mandala of Health: Preventif, Promotif, Kuratif, Rehabilitatif – the nature of deseases
14
Menurunnya• AKI • AKB• Prevalensi
kekurangan gizi
• Kasus penyakit PM dan PTM
Meningkatnya Usia Harapan Hidup (UHH)
PROSESINPUT OUTCOME
• Persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih
• Ibu hamil mendapatkan pelayanan K4
• Cakupan peserta KB Aktif
• Cakupan KN1• Cakupan pelayanan kesehatan bayi• Cakupan pelayanan kesehatan anak
balita• Cakupan imunisasi
• Balita gizi buruk yang mendapat perawatan
• Balita ditimbang berat badan secara teratur
• Kasus gizi buruk paska perawatan yang didampingi
• Puskesmas rawat inap yang mampu PONED
• RS kab/kota mampu PONEK• Bidan yang dilatih APN• Penyediaan kit pelayanan KB
• Puskesmas perawatan dengan minimal 2 orang tenaga bidan/perawat terlatih
• RS kab/kota dengan minimal 4 perawat/bidan yang terlatih
• Puskesmas perawatan dan RSUD yang memiliki tenaga gizi
• Puskesmas yg memiliki alat pemantauan pertumbuhan
• Puskesmas perawatan yang memiliki alat dapur dan sarana melaksanakan tata laksana gizi buruk
• Kasus gizi buruk yang memperoleh obat gizi buruk
PROMOTIF - PREVENTIF
BOKPromkesUKBM Insentif Nakes
Strategis di DTPKSuplemen gizi
KURATIF - REHABILITATIF
Jamkesmas?? JampersalTT Kelas III RSPembangunan
serta Rehabilitasi Puskesmas dan RS
Alat KesehatanObat dan Vaksin
OUTPUT
• Pelaksanaan sero surveilans HIV dan AIDS
• Eliminasi Malaria melalui Rapid Diagnosis Test (RDT), penanganan KLB dan surveilans kasus malaria
• Penemuan TB Paru baru yang ditemukan dan disembuhkan
• Prevalensi HIV dan AIDS pada penduduk usia 15-49 tahun
• Angka Penemuan Malaria • Tingkat prevalensi TB
STUDI PUSTAKA (4)
Indikator RPJMN 2010-2014
2/6/2013Desain Awal ii Background Study RPJMN-
3
MENINGKATNYA STATUS KESEHATAN MASYARAKAT Ditandai dengan menurunnya
Angka Kesakitan - Angka Kematian(AKI-AKB-PM-PTM-PGM)
RANCANGANRPJMN 2015-2019
Bidang KGM
KERANGKA INTERVENSI PROGRAM (PENDANAAN)• Peningkatan Akses dan Kualitas• Perbaikan Gizi Masyarakat• Upaya Kesehatan• Pemberdayaan Masyarakat• Pengawasan Obat dan Makanan• Penelitian dan Pengembangan• Peningkatan Akses dan Kualitas Pelayanan KB• Peningkatan Akses dan Kualitas Air Bersih dan
Sanitasi
• Arah Kebijakan• Program • Kegiatan & Indikator
Evaluasi Fokus Prioritas dan Upaya Kesehatan Kebijakan & Strategi
KERANGKA PIKIR (1)
Ruang Lingkup Background Study RPJMN 2015-2019
KERANGKA REGULASI- Pengaturan SDM, sistem pelayanan, akreditasi,
kompetensi- Pembiayaan Kesehatan- Pembagian Peran dan Kewenangan- Sistem Perencanaan dan Penganggaran- Monitoring dan Evaluasi- PPP (Kerjasama Pemerintah – Swasta)
ANALISIS SITUASI
DIMENSI INPUT: • Tenaga, Fasilitas, Regulasi,
Dana, • Penetapan Strategi &,
IndikatorDIMENSI LAYANAN SEKTOR:
• Primer, Sekunder, tersier• Preventif, Promotif, Kuratif dan
RehabilitatifDIMENSI INTERVENSI LINSEK
• Spesifik - Sesnsitif
MANAJEMEN KESEHATAN- Data, Sistem Informasi, Litbang- Jalur Karier Pegawai (pemerintah – Swasta)
Masukan Ruang Lingkup Kajian dari Workshop I:
GOAL: SEHAT PRODUKTIF CERDAS
Konteks Intervensi Program
• Analisis Perubahan (terjadi & akan terjadi)
• Scalling –up upaya kes esensial • Emerging diseases; tmsk zoonosis• Kuantifikasi beban penyakit; resiko
penyakit • Outcome indicator: IMR, MMR by
island• Health equity • Public health & E-KTP • Kajian komponen health system• Implikasi UHC: demand yankes
meningkat, jenis yan kanker dll akan meningkat
Konteks Regulasi
• Analisis Perubahan Regulasi & Rancangan Identifikasi Susun Regulasi (UU) baru
• Referenasi UU: Pendidikan Tinggi, Sisdinas, Pangan, Kesehatan, RS
• Implikasi UHC thd regulasi• Regulasi produk, mutu, ketersediaan,
safety untuk obat + makanan• Kajian komponen health system• Multi tier system health system
Studi literatur perkembangan epidmiologi dan kebijakan pembangunan kesehatan. Analisis terhadap data-data kuantitatif (Fasilitas & Komunitas) dilakukan terutama tren
indikator-indiktator kesehatan dan korelasi antar berbagai faktor dalam sistem kesehatan dan interaksinya dengan non-sistem kesehatan.
Identifikasi penyebab sukses & kendala by level of services Identifikasi rekomendasi, renc tindakan, arah kebiajakan dan program Identifikasi Peraturan (SKN dan Peraturan Perundangan lainnya menjadi referensi penyusunan
background study). : analisis data fasilitas 2011-2012
: • analisis data fasilitas & Komunitas
• Identifikasi penyebab sukses & kendala by level of services
Identifikasi rekomendasi, renc tindakan, arah kebiaakan dan program
• RTD (serial meeting 5x @2 topik)• Workshop Daerah pasca 2x RTD: di Mataram; Keppri;
Papua Barat, Palangkaraya Identifikasi penyebab sukses & kendala by level of services
• WS Pusat (2): pasca 2x WS Daerah: WS Pusat (3) pasca 4x WS Daerah : output input KL & Linsek pusat untuk usulan rekomendasi, renc tindakan, arah kebiajakan dan program per Topik (draft Buku Background study sdh siap)
• WS Pusat (4) : output input KL & Linsek (draft II Buku Background study sdh siap)
• Seminar : : output input KL & Linsek (Buku Background study siP DIFINALKAN)
• Sosialisasi: Buku Background study
Rancangan Design:• Konsinyir• Workshop
Tuj
uan
Me
tode
L
an
gk
ah
Ke
gia
tan
METODOLOGI (1)
TAHAPAN STUDI
2/6/2013Desain Awal ii Background Study RPJMN-
3
Tujuan Pembangunan Kesehatan•Meningkatnya Status Kesehatan
Masyarakat (UHH)•Menurunnya Angka Kesakitan dan
Angka KematianRPJMN 2015-2019
Analisis Situasi • Arah Kebijakan• Program • Kegiatan
• upaya kesehatan;• penelitian dan pengembangan kesehatan;• pembiayaan kesehatan;• sumber daya manusia kesehatan;• sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan;• manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan; dan• pemberdayaan masyarakat • administrasi kesehatan,• pengaturan hukum kesehatan
Evaluasi Fokus Prioritas dan Upaya Kesehatan Strategi
METODOLOGI (2)
ANALISIS SITUASI DAN LINGKUP STUDI
Primer
Sekunder
Tersier
Preventif TenagaFasilitasRegulasi
DanaStrategiIndikator
Promotiv
Kuratif
Rehabilitatif
Serial diskusi dilakukan dengan para pakar, akademisi, praktisi dan pengamat pembangunan kesehatan, tentang kondisi dan arah pembangunan kesehatan kedepan, baik di pusat maupun di daerah.
Wawancara dan kunjungan lapangan dilakukan untuk mendapatkan informasi langsung dari pelaku guna melihat gambaran dan mendapatkan input bagi penyusunan rencana pembangunan kesehatan yang akan datang.
Pendekatan kegiatan lapangan dilakukan melalui:1. Institusional based: pemda dan instansi dan dinas terkait2. Facility based: pusat-pusat pelayana kesehatan (RS, Puskesmas, Posyandu,
dll)3. Community based: dengan masyarakat, LSM dan organisasi profesi.4. Roundtable disscussion : dengan pakar , praktisi di lapangan, dan tokoh
masyarakat• Call for paper per topik ruang lingkup
19
METODOLOGI (3)
SERIAL DISKUSI/FGD & KUNJUNGAN LAPANGAN
Metode Studi: Kelompok Kerja Adopsi Input Workshop ILingkup Pembahasan Pokok Bahasan Stakeholder &
KoordInput Ketenagaan + kualitas
SDM Kes• Distribusi• Insentif• Pemenuhan • Diklat• Kerjasama dg Kemdikbud
Pembiayaan Kesehatan
Alokasi anggaran:• ketepatan alokasi dengan penggunaan dalam mengatasi
masalah• Tepat sasaran kepada beneficiaries program yankesPPP??
Sarana Kesehatan Pemenuhan standar sarana kes/faskes dapat beroperasi dengan baik: • akreditasi faskes (alat, reagen, SDM, etc.) • kompetensi SDM
Manajemen Kesehatan (Regulasi, Data & Sist. Informasi)
1. Regulasi:• Analisis Perubahan Regulasi & Rancangan Identifikasi
Susun Regulasi (UU) baru • Referenasi UU : Pendidikan Tinggi, Sisdinas, Pangan,
Kesehatan, RS• Implikasi UHC thd regulasi• Regulasi produk, mutu, ketersediaan, safety untuk obat +
makanan• Kajian komponen health system• Multi tier system health system2. Data & Sist. Informasi
Litbang Kesehatan Penelitian ttg input s/d outcome, dan usulan pengembangannya
Financial Risk
Lingkup Pembahasan Pokok Bahasan Stakeholder & Koord
Proses Pelayanan kesehatan•Ibu dan Anak•Gizi•PTM, PMPeningkatan akses dan mutu layanan• peningkatan labkes• Peningkatan kualitas SDM• Peningkatan standar• Pengawasan obat dan makanan• Ketersediaan farmasiPengendalian Penyakit & PenyehatanLingkungan:•Sanitasi, air bersih, TTUPemberdayaan Masyarakat &Promosi Kes.:•Peran serta masy•Peran serta swasta
output Status Kesehatan (kini & 5 th yad):AKI, AKB, GIZI, UHH
Outcome Responsiveness (tingkat Kepuasan)Financial Risk
LANJUTAN…..
JADWAL KEGIATAN
22
No Kegiatan Bulan1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Penyempurnaan Desain √ 2 Penajaman Desain √ 3 Penyusunan Protokol
Wawancara √
4 Serial Diskusi: by Topik• Round table discussion √ √ √ √ √
5 Analisis & Pembahasan •Workshop di Daerah √ √ √
6 • Workshop di Pusat √ √ √ √
7 Seminar Hasil Kajian √
8 Sosialisasi √ √ √9 Penyusunan laporan akhir √ √ √
Draft Jadual RTD & WorkshopNo
Topik RTD 1
WS Daerah
(1)
RTD 2
WS Daerah (2)
WS Pusat
(2)
RTD 3
WS Daerah
(3)
RTD 4
WS Daerah
(4)
WS Pusat (3)
RTD 5
1 Upaya kesehatan
a. Faskes V Palang karaya
b. Gizi dan KIA V Mataram
c. Pengendalian Penyakit
V Papua Barat
2 Penelitian dan pengembangan kesehatan
V Keppri
3 Pembiayaan kesehatan
V Mataram
4 Sumber daya manusia kesehatan
V Palang karaya
5 Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan
V Papua Barat
6 Manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan
V Keppri
7 Pemberdayaan masyarakat
V Keppri
8 Pengawasan Obat dan Makanan
V
DUKUNGAN DATA
• Data Capaian Program per Indikator KL: KIA, Penyakit, Alkes, Gizi, Pelayanan, Jamkes, dll (2010 sd 2012)
• SDKI, Susenas • Sensus Penduduk 2010• Proyeksi Penduduk 2011-2035• Riskesdas 2007, 2010• Rifaskes 2011• Riset Tanaman, Obat, dan Jamu • Data ketenagaan• HDR; MDGs• Data daerah (case)
24
MID TERM REVIEW RPJMN 2010-2014 DAN ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN KESEHATAN PADA
SIDANG KABINET PARIPURNA
MIDTERM REVIEW RPJMN PN 3: KESEHATAN
NO
INDIKATORSTATUS AWAL (2009)
CAPAIANTARGET 2014
STATUS2010 2011 2012
1 Umur harapan hidup (tahun) 70,7 70,9 71,1 71,1 72,0
2 Angka kematian ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup 228 n.a n.a n.a 118
3 Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih 84,3 84,8 86,38 88,64 90
4 Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup 34 34 34 32 3) 24
5 Total Fertility Rate (TFR): Angka Kelahiran Total (per perempuan usia reproduksi )
2,6 2,4 4) n.a 2,63) 2,1
6 Persentase jangkauan akses sumber air bersih 47,7 44,19 55,04 n.a 68
7 Prevalensi kasus HIV (% penduduk 15 tahun ke atas yang memiliki pengetahuan HIV dan AIDS)
66,2 1) 57,5 2) n.a 79,5 3) 90
8 Menurunnya kasus malaria (Annual Parasite Index- API)
1,85 1,96 1,75 1,69 1
9 Persentase penduduk yang memiliki jaminan kesehatan
n.a 59,1 63,1 64,58 80,10
2
3
2
3
3
2
3
2
3
Ket : 1) SDKI, 2007; 2) Riskesdas, 2010; 3) SDKI, 2012; 4) Sensus Penduduk,2010 26
1991 1997 2003 2007 2014 20150
50
100
150
200
250
300
350
400
450
390
334307
228
118102
Target RPJMN
Capaian
Target MDGs
1991 1995 1999 2003 2007 2012 2014 20150
10
20
30
40
50
60
70
80
68
57
46
35 3432
2423
Target RPJMN
Capaian Target MDGs
SASARAN INDIKATOR STATUSPENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN BAYI
1. Penurunan tingkat kematian Ibu (AKI)
2. Penurunan tingkat kematian bayi (AKB)3
3
Target dan Capaian Target dan Capaian
ANGKA KEMATIAN IBU DAN ANGKA KEMATIAN BAYI
ANGKA KEMATIAN IBU ANGKA KEMATIAN BAYI
Masih tingginya Angka Kematian Ibu dan Bayi (AKI dan AKB) terutama karena : Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih sudah mencapai 88,64 persen namun kualitas pelayanan dan
kompetensi tenaga kesehatan belum sepenuhnya sesuai standar pelayanan. Cakupan imunisasi dasar lengkap meliputi HBV, BCG, DPT, Polio, dan Campak baru mencapai 66 persen,
meskipun khusus imunisasi campak sudah mencapai 80,1 persen. 27
HASIL REVIEW AKI DAN AKB
No Proxy Indikator AKI -AKBCapaian
Target 2014
Status2010 2011 2012
1Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih (cakupan persalinanoleh tenaga kesehatan)
84,8 86,38 88,64 90
2 Persentase RS kab/kota yang melaksanakan Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK)
81,98 87,61 92,34 100,0
3 Persentase puskesmas yang mampu Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergensi Dasar (PONED)
60,0 100,0 100,0 100,0
4 Persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap
53,80 84,70 85,20 90,0
5 Cakupan pelayanan kesehatan anak balita 78,11 80,95 70,26 85,0
2
2
2
1
CATATAN:Capaian Indikator proksi AKI –AKB belum sejalan dengan capaian indikator outcome
2
INDIKATORSTATUS AWAL
(2007)CAPAIAN
TARGET 2014
STATUS
1. Penurunan tingkat kematian Ibu (AKI) 228 na 118
2. Penurunan tingkat kematian bayi (AKB) 34 32 24
3
3
28
PERMASALAHAN DAN LANGKAH STRATEGISPENURUNAN AKI DAN AKB
PERMASALAHAN LANGKAH STRATEGIS K/L TERKAIT
1.Disparitas akses pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak yang mencakup fasilitas, tenaga, jaminan pelayanan kesehatan.
1. Penguatan pelayanan kesehatan2. Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan
utk menurunkan AKI dan AKB, melalui • Peningkatan 2.500 Puskesmas dan 147 RS,• Perluasan Jampersal di 3.095 fasyankes dan BOK di
9.536 puskesmas,• Peningkatan pelayanan persalinan menjadi 90 %,
KEMENKES, KEMENDAGRI
didukung PEMDA
2. Upaya preventif dan promotif belum dilaksanakan secara optimal, mencakup kualitas pemeriksaan ANC, cakupan imunisasi, dan promosi kesehatan di masyarakat.
3. Peningkatan upaya promotif-preventif,•Mengoptimalkan peran promosi kesehatan dan pemberdayaan di masyarakat.•Peningkatan peran posyandu dan desa siaga•Peningkatan cakupan imunisasi dasar lengkap menjadi 90 persen.
KEMENKES, KEMENDAGRI
didukung PEMDA
3.Manajemen pelayanan kesehatan perlu dikembangkan mencakup sistem terpadu registrasi vital, sistem rujukan maternal dan neonatal termasuk penyelenggaraan pelayanan kesehatan
4. Perbaikan manajemen pelayanan kesehatan,•Pengembangan sistem terpadu registrasi vital,•Melakukan akreditasi dan mengoptimalkan jejaring rujukan di seluruh institusi kesehatan.•Pengembangan sistem pelayanan kesehatan Ibu dan Anak, memenuhi kriteria continum of care.
KEMENKES, KEMENDAGRI
BPS
29
PERHATIAN KHUSUS
Identifikasi Proxy Indikator lain yang menyebabkan AKI dan AKB belum bisa tercapai antara lain: Kompetensi tenaga kesehatan, persentase persalinan di fasilitas
kesehatan, kualitas gizi ibu hamil dan balita, faktor sosial budaya, dll Penetapan Lokus Intervensi antara lain:
Daerah dengan status kesehatan rendah namun jumlah penduduk besar; daerah terpencil, daerah bermasalah kesehatan
Mengurangi disparitas : wilayah, sosial ekonomi, pendidikan Harmonisasi kebijakan dan peraturan antara lain:
Pusat dan daerah, Jampersal dan Program KB Sinergitas perencanaan dan penganggaran program pusat dan
daerah Replikasi best practices sebagai terobosan pelayanan
kesehatan ibu dan anak : Contoh: Sister Hospital (RS Soe-NTT berafiliasi dengan RS Dr.
Soetomo-Surabaya)30
HASIL REVIEW PREVALENSI KEKURANGAN GIZI
No Proxy IndikatorCapaian
Target 2014
Status2010 2011 2012
1 Persentase balita ditimbang berat badannya (D/S)
67,87 71,40 75,10 *) 85,00
2 Persentase balita gizi buruk yang mendapat perawatan
n.a 100 100*) 1001
2
2INDIKATORSTATUS AWAL
(2007)CAPAIAN
TARGET 2014
STATUS
Prevalensi Kekurangan Gizi pada Balita (%)
18,9 17,9 <15 2
Sumber: *) Laporan Kemenkes TW IV, 2012
31
PERMASALAHAN LANGKAH STRATEGIS K/L TERKAIT
1. Masih tingginya angka prevalensi kekurangan gizi pada balita dan ibu hamil serta prevalensi balita pendek (stunting).
1. Peningkatan balita gizi buruk yang mendapat perawatan
2. Peningkatan balita ditimbang berat badannya (D/S)
3. Peningkatan puskesmas yang mampu melaksanakan tata laksana gizi buruk, pertumbuhan, surveilans gizi, konseling, menyusui
4. Peningkatan PMT, taburia, vitamin A, Fe, MP-ASI untuk ibu hamil, KEK, Bayi dan Balita Gizi Kurang dan Buruk
KEMENKES, KEMENDIK-
NAS didukung PEMDA
2. Belum optimalnya pelayanan kesehatan untuk perawatan balita kekurangan gizi
3. Masih tingginya prevalensi Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan ibu hamil dengan Kurang Energi Kronik (KEK) akibat asupan gizi yang belum optimal
PERMASALAHAN DAN LANGKAH STRATEGISPENURUNAN PREVALENSI GIZI
32
PERHATIAN KHUSUS
Gerakan Percepatan Perbaikan Gizi dilakukan penguatan intervensi langsung (spesifik) dan tidak langsung (sensitif) yaitu :
Intervensi Spesifik, antara lain :1. Pemberian makanan tambahan pada ibu hamil Kurang Energi Kalori (KEK)2. Suplementasi besi folat bagi ibu hamil3. Suplemen kalsium bagi ibu hamil4. Pencegahan kurang gizi akut untuk bayi 0-23 bulan5. Pemberian garam iodium6. Pemberian kelambu dan pengobatan bagi ibu hamil yang positif malaria7. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Intervensi Sensitif, antara lain :1. Penyediaan air bersih dan sanitasi2. Ketahanan pangan dan gizi3. Keluarga Berencana4. Jaminan Kesehatan Masyarakat5. Jaminan Persalinan Dasar6. Fortifikasi Pangan7. Pendidikan gizi masyarakat8. Intervensi untuk remaja perempuan9. Pengentasan Kemiskinan
33
JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
INDIKATOR STATUS
Persentase penduduk yang memiliki jaminan kesehatan 2
Belum seluruh penduduk memiliki jaminan kesehatan Sampai dengan tahun 2011, jumlah penduduk yang memiliki jaminan kesehatan sebesar 63,1 persen. Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) berkontribusi sebesar 32,4% termasuk Jaminan persalinan
(JAMPERSAL) yang mencakup hampir 1,5 juta ibu hamil.
Sumber Data: Kemenkes, P2JK
No JENIS JUMLAH %1 Jamkesmas 76.465.306 32,42 Askes PNS, TNI, POLRI 17.205.516 7,33 Jamsostek 5.183.479 2,24 Asuransi Perusahaan 15.351.532 6,55 Asuransi Swata dan lain 5.844.789 2,56 Jamkesda 32.642.318 13,87 Tidak Memiliki Jaminan 83.296.529 35,3
Total Penduduk 235.989.469 100
Persetase cakupan kepesertaan Jaminan Kesehatan Tahun 2011
34
HASIL REVIEWSISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL KESEHATAN
No Proxy IndikatorCapaian
Target 2014
Status2010 2011 2012
1
Persentase penduduk (termasuk seluruh penduduk miskin) yang memiliki jaminan kesehatan
59,1 63,1 64,58 80,10
2Jumlah penduduk miskin dan tidak mampu yang mendapat Bantuan Iuran Jaminan kesehatan
n.a 76,4 76,4 96,4 **)
2
Ket : **) Target pada Isu Strategis RKP 2014
SASARAN INDIKATOR STATUS
PELAKSANAAN SJSN KESEHATAN
Persentase penduduk yang memiliki jaminan kesehatan
2
2
35
PERMASALAHAN DAN LANGKAH STRATEGIS PENYIAPAN PELAKSANAAN SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL BIDANG
KESEHATAN
PERMASALAHAN LANGKAH-LANGKAH STRATEGISK/L
TERKAIT1. Belum meratanya
kesiapan pelayanan kesehatan, meliputi :a) Fasilitas pelayanan
(dasar dan rujukan)
b) Tenaga kesehatanc) Dukungan obat
dan vaksin.d) Sistem Rujukan
2. Sistem akreditasi fasilitas pelayanan kesehatan belum terbangun.
Penyiapan Pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) Bidang Kesehatan melalui : Penyediaan Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan
bagi 86,4 juta penduduk miskin Rp. 15.500,-/ orang
Peningkatan fasilitas tempat tidur kelas III Rumah sakit dan RS Pratama sebanyak 35.587 TT;
Pembangunan dan rehabilitasi fasilitas pelayanan kesehatan dasar (puskesmas, pustu, pusling, dan rumah dinas nakes) sebanyak 3.179 unit;
Peningkatan tenaga kesehatan (PTT) sebanyak 8.000 orang;
Peningkatan dukungan manajemen pelaksanaan SJSN bidang kesehatan (tarif, sistem rujukan, sistem informasi, transformasi, sosialisasi litbang)
KEMENKES dan dukungan K/L terkait serta PEMDA
36
PERHATIAN KHUSUS
Penetapan besaran penerima bantuan iuran : unit cost penerima bantuan iuran (PBI)
Strategi Peningkatan Supply Side antara lain: Pelayanan kesehatan dasar: pembangunan dan rehab puskesmas dan
jaringannya, pemenuhan fasilitas PONED Pelayanan kesehatan rujukan: tempat tidur kelas III rumah sakit, fasilitas
PONEK, pembangunan dan rehab Rumah Sakit Pemenuhan tenaga kesehatan strategis: PTT, dokter spesialis, sister hospital Penyediaan peralatan kesehatan (Puskesmas dan Rumah Sakit) Keterlibatan pemerintah daerah dalam penyediaan sarana dan prasarana
Dukungan penguatan regulasi antara lain : sistem tarif, sistem rujukan, sistem informasi dan transformasi
Penguatan pembagian kewenangan pusat dan daerah (Provinsi dan Kab/Kota) antara lain :
Mendorong komitmen daerah (provinsi dan kab/kota) dalam penyediaan fasilitas dan tenaga kesehatan
Dukungan penyediaan Dana Operasional Pelayanan Kesehatan37
ANGKA KELAHIRAN TOTAL
SASARAN INDIKATOR STATUSMENURUNKAN ANGKA KELAHIRAN TOTAL (TOTAL FERTILITY RATE/ TFR) MENJADI 2,1 PER WANITA USIA REPRODUKSI (15-49 TAHUN) PADA TH. 2014.
Angka kelahiran total (Total Fertility Rate/TFR) 3
Target RPJMN 2014: TFR = 2,1 Sangat
Sulit Tercapai
Angka Kelahiran Total (TFR) Stagnan selama 10 tahun terakhir, dikarenakan: • Kepesertaan ber-KB (CPR)
hanya meningkat 0,5 persen dalam kurun waktu 5 tahun
• Masih tingginya angka ASFR 14-19 tahun yaitu 48 /1.000 wanita
• Masih tingginya Unmet Need (8,5 persen).
• Masih rendahnya peserta KB Metode Kontrasepsi Jangka Panjang /MKJP (10,6 persen)Sumber: BPS, SDKI 1991 - 2012
38
PERMASALAHAN LANGKAH STRATEGIS K/L TERKAIT
1. Berubahnya nilai jumlah anak ideal dalam keluarga
1. Pembinaan Akseptor dan Peningkatan Advokasi-KIE melalui kampanye “2 ANAK CUKUP ” dan “4 TERLALU” (terlalu muda, tua, sering dan banyak);
BKKBN KEMKES Didukung PEMDA,
TNI/POLRI
2. Melemahnya pembinaan kepesertaan KB aktif yang menyebabkan angka DO tinggi.
2. Pembinaan dan peningkatan kesertaan ber-KB melalui intensifikasi penggarapan pembangunan KB di 10 provinsi penyangga utama dan perhatian 2 provinsi, Papua dan Papua Barat;
3. Penguatan pelayanan KB melalui antara lain mewajibkan setiap tenaga kesehatan melayani KB dan menjamin ketersediaan alat, obat kontrasepsi (alokon) di setiap fasyankes;
4. Harmonisasi Program dan Penganggaran dalam bidang KB dan Kesehatan.;
5. Penguatan kapasitas kelembagaan Kependudukan dan KB di Kab/Kota.
BKKBN
KEMKES
Didukung PEMDA
PERMASALAHAN DAN LANGKAH STRATEGISPENURUNAN ANGKA KELAHIRAN TOTAL
39
PERMASALAHAN LANGKAH STRATEGIS K/L TERKAIT
3. Rendahnya pemakaian alat kontrasepsi jangka panjang.
6. Pembinaan/pelestarian terhadap akseptor KB
7. Peningkatan penggunaan alat dan obat kontrasepsi jangka panjang (MKJP);
BKKBN,
KEMKES
didukung PEMDA
4. Pelayanan KB belum terjangkau secara merata.
8. Peningkatan distribusi alokon ke Klinik KB/Puskesmas secara optimal agar kebutuhan ber-KB terpenuhi secara baik;
5. Meningkatnya kelahiran usia remaja (15-19 tahun)
9. Pembinaan remaja melalui Generasi Berencana (genre)
BKKBN, KEMDAGRI, KEMENAG
KEMENDIKBUD
PERMASALAHAN DAN LANGKAH STRATEGISPENURUNAN ANGKA KELAHIRAN TOTAL
40
JANGKAUAN AKSES TERHADAP SUMBER AIR MINUM DAN SANITASI LAYAK
INDIKATOR STATUS
Persentase jangkauan akses sumber air bersih dan sanitasi 3
Akses terhadap sumber air minum dan sanitasi layak masih jauh dari target RPJMN dan MDGs
2007 2008 2009 2010 2011 201420
40
60
80
100
48.3 48.6 47.7
44.2
55.04
70
44.2 46.551.2
55.5 55.6
100
AIR SANITASI
Target RPJMN
AKSES PENDUDUK TERHADAP AIR MINUM DAN SANITASI (%)
41
PERMASALAHAN LANGKAH STRATEGISK/L
TERKAIT1. Belum seluruh desa memiliki
akses terhadap air minum dan sanitasi berkualitas.
1. Meningkatkan pengawasan sarana air minum;2. Mendorong Pemerintah Daerah untuk menyediakan akses
air minum di perkotaan.3. Membangun sarana Teknologi Tepat Guna Air Minum di
DTPK (Daerah Terpencil Perbatasan dan Kepulauan) sebanyak 500 unit.
4. Merehabilitasi sarana air bersih bukan jaringan perpipaan sebanyak 37.800 sarana.
5. Akselerasi STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) di 10.000 desa/ kelurahan
6. Meningkatkan akses air minum dan sanitasi di Sekolah7. Penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat
di 3.000 desa.
KEMENKES, KEMEN PU,
KEMENDIKBUD, K/L TERKAIT
DIDUKUNG OLEH PEMDA
2. Jumlah dan kompetensi teknis sanitarian puskesmas masih kurang
Meningkatkan kapasitas Sanitarian di Puskesmas sebanyak 1.500 orang
3. Kerjasama lintas sektor dalam penyediaan akses air bersih dan sanitasi belum optimal.
Kerjasama lintas sektor dalam penyediaan akses air bersih dan sanitasi yang berkualitas, a.l. dengan pemanfaatan PNPM Mandiri Perdesaan & Perkotaan.
PERMASALAHAN DAN LANGKAH STRATEGIS AKSES AIR MINUM DAN SANITASI LAYAK
42
HASIL REVIEW PENYAKIT MENULAR DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
INDIKATOR STATUS AWAL
CAPAIANTARGET
2014STATUS
• Prevalensi HIV dan AIDS (%) 0,2 0,3 <0,5
• Persentase penduduk 15 tahun ke atas memiliki pengetahuan tentang HIV dan AIDS
66,2 79,51) 90
• Menurunnya angka kasus malaria (Annual Parasite Insidence- API) 1,85 1,692) 1,0
• Persentase jangkauan akses sumber air bersih dan sanitasi
47,7 55,043) 68,0
3
3
Sumber : 1) SDKI, 2012; 2) Laporan Kemenkes, 2012; 3) Susenas, 2011
2
1
43
SASARAN INDIKATOR STATUSMENURUNNYA ANGKA KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT PENYAKIT MENULAR
Persentase penduduk 15 tahun ke atas memiliki pengetahuan tentang HIV dan AIDS
PENURUNAN KASUS HIV/AIDS
• Penemuan kasus HIV dan AIDS dari tahun ketahun terus meningkat akibat sistem survailans yang terus membaik.
• Pada tahun 2012 jumlah kasus HIV dan AIDS mulai menurun.
• Pengetahuan penduduk tentang HIV dan AIDS terus meningkat.
Sumber: Kemkes 2012
Karakteristik latar belakang
Wanita Pria kawinPernah
dengar AIDS Jumlah Pernah dengar AIDS Jumlah
Umur15-24 84,4 13.232 83,8 373 15-19 84,8 6.927 79,6 28 20-24 84,0 6.305 84,1 345 25-29 82,2 6.959 85,4 1.127 30-39 78,3 13.757 88,9 3.449 40-49 62,8 11.659 79,6 3.065 50-54 - - 68,2 1.292
PendidikanTidak sekolah 15,7 1.5 28,9 265 Tidak tamat SD 38,0 4.87 51,7 1.371 Tamat SD 62,3 10.254 74,9 2.118 Tidak tamat SMTA 84,6 12.753 89,5 1.979 SMTA + 96,9 16.229 98,4 3.572 Jumlah SDKI 2012 76,7
45.607 82,3 9.306
Jumlah SDKI 2007 61,0 32.895 71,4 8.758
Pengetahuan penduduk tentang HIV dan AIDS tahun 2012Jumlah kasus HIV dan AIDS
Sumber: SDKI 2012
2
44
PERMASALAHAN LANGKAH STRATEGIS K/L TERKAIT
1. Upaya promotif-preventif tentang pengetahuan HIV dan AIDS pada penduduk usia 15-24 tahun masih perlu ditingkatkan.
1. Peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, melalui:a. Peningkatan pengetahuan pada
penduduk 15 tahun ke atas tentang HIV dan AIDS.
b. Perluasan Kampanye “Aku Bangga Aku Tahu“ terhadap pelajar, mahasiswa dan organisasi kepemudaan, serta pramuka.
c. Penyebarluasan informasi HIV dan AIDS melalui 16.000 pusat informasi kesehatan remaja, media cetak, elektronik dan jejaring sosial.
KEMENKES dengan dukungan K/L terkait, KPAN serta PEMDA
2. Persentase ODHA yang mendapat ART masih rendah (44,2 persen).
2. Peningkatan persentase ODHA yang mendapatkan ART menjadi 50 persen
KEMENKES
3. Masih rendahnya pengetahuan remaja tentang HIV dan AIDS dan belum terakomodasikannya modul HIV dan AIDS dalam kurikulum.
3. Memasukkan modul pengetahuan HIV dan AIDS dalam kurikulum sekolah menengah pertama, atas, dan perguruan tinggi.
KEMENKES dan KEMENDIKBUD
PERMASALAHAN DAN LANGKAH STRATEGISPENURUNAN KASUS HIV DAN AIDS
45
SASARAN INDIKATOR STATUSMENURUNNYA ANGKA KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT PENYAKIT MENULAR
Menurunnya angka kasus malaria (Annual Parasite Insidence- API)
PENURUNAN KASUS MALARIA
• Angka kasus malaria (API) terus mengalami penurunan tajam sejak 1990 s/d 2010. Penurunan dari tinggi ke rendah akan lebih mudah daripada menurunkan jika sudah rendah, karena diperlukan upaya yang lebih besar.
• Angka kasus malaria terutama di provinsi-provinsi di kawasan timur Indonesia masih sangat tinggi.
3
1990 2000 2010 2011 2012 20140.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00 4.68
3.62
1.96 1.75 1.691.00
Angka Kasus Malaria (Annual Parasite Incidence) API Targ
et RPJM
N
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
35.00
40.00
45.00
0.000.00 0.030.06 0.07 0.140.18 0.190.230.300.450.59 0.690.710.74 0.770.86 1.121.171.311.62
1.692.21 2.25 2.312.442.643.39
4.78 4.81 4.94
12.30
33.14
39.53API Per Propinsi 2012
API NA-SIONAL
46
PERMASALAHAN LANGKAH STRATEGIS K/L TERKAIT
1. Angka kasus malaria (API) masih sebesar 1,69 dari target 1,0 per 1.000 penduduk tahun 2014
1. Penurunan Angka kasus malaria (API) menjadi 1 per 1.000 penduduk melalui :
• Pembentukan Malaria Center di provinsi endemis malaria menjadi 16 unit.
• Pengembangan AIDS, TB dan Malaria Centre (Malaria Centre terintegrasi dengan AIDS & TB)
• Pendistribusian kelambu berinsektisida secara massal didaerah endemis tinggi dan daerah fokus.
• Penemuan aktif dan pengobatan melalui MBS (mass blood survey).
• Peningkatan jumlah kader/ Juru Malaria Desa
KEMENKES dengan dukungan
K/L terkait dan PEMDA
2. Pengetahuan masyarakat untuk mencegah kasus malaria belum mencukupi.
2. Pemberdayaan masyarakat dalam pembentukan Pos Malaria Desa (Posmaldes), Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan PHBS. KEMENKES
dengan dukungan K/L terkait dan
PEMDA
3. Forum Nasional Gebrak Malaria belum berfungsi dengan baik.
3. Memperkuat Forum Nasional Gebrak Malaria dalam rangka Eliminasi Malaria yang melibatkan peran lintas sektor dan daerah.
KEMENKES dengan dukungan
K/L terkait dan PEMDA
PERMASALAHAN DAN LANGKAH STRATEGIS PENURUNAN KASUS MALARIA
47
PERHATIAN KHUSUS
Pengendalian Penyakit Peningkatan upaya promotif dan preventif: kurikulum pendidikan, survailans epidemiologi,
deteksi dini Peningkatan pelayanan kuratif: ART, tata laksana kasus Peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, Pelayanan terpadu dan komprehensif HIV dan AIDS, Peningkatan pemahaman masyarakat terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Peningkatan lingkungan bersih dan sehat di sekolah melalui Upaya Kesehatan Sekolah Penguatan regulasi dalam rangka mendukung pencegahan penyakit menular (contoh : Perda
Kawasan Tanpa Rokok)
Peningkatan akses terhadap air bersih dan sanitasi Peningkatan upaya pengelolaan air limbah berbahaya seperti Rumah Sakit dan Industri Peningkatan kapasitas test kualitas air Penguatan tenaga sanitarian di Puskesmas Kerjasama lintas sektor dalam penyediaan akses air bersih dan sanitasi yang berkualitas.
48
TERIMA KASIH