bab i pendahuluan - core · pdf fileserah terima i dan ii, pemeriksaan pekerjaan, dan berita...

58
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Perkembangan laju industri konstruksi di Indonesia berkembang pesat dengan masuknya berbagai teknologi pelaksanaan proyek, untuk mengimbanginya diperlukan penelitian-penelitian yang meneliti perihal manajemen biaya, mutu dan waktu agar diperoleh hal yang paling efisien. Untuk mencapai hasil yang diharapkan diperlukan langkah-langkah untuk menciptakan pola-pola pengendalian, untuk mengetahui apakah pelaksanaan proyek masih tetap pada jalurnya (Dipohusodo, 1996 ). Model dan asumsi yang digunakan selama masa perencanaan sering kali tidak sesuai atau kurang tepat, sehingga pada saat pelaksanaan akan dituntut adanya perubahan-perubahan pada berbagai aspek dari manajemen proyek, khususnya pada aspek pengendalian. Sasaran dari pengendalian adalah untuk nengukur hasil akhir dari proyek yang aktual dan membandingkan dengan target dari rencana kerja dan untuk mengambil keputusan yang diperlukan dalam usaha mencapai target yang akan dicapai. Sebuah proses perencanaan proyek tidak dapat menjamin bahwa pelaksanaan akan dapat berjalan dengan baik. Hal ini disebabkan karena masalah akan berkembang setiap harinya, seperti faktor cuaca, keterlambatan material, kekurangan tenaga kerja, kerusakan peralatan, kecelakaan tenaga kerja, dan kondisi-kondisi lainnya yang dapat mengganggu perencanaan aslinya (Clough, 1986). Dalam sebuah proyek yang sedang berjalan, diperlukan beberapa perubahan selama proses pelaksanaan berlangsung, perubahan-perubahan tersebut bisa disebabkan oleh kemauan pemilik, perencana maupun kontraktor. Dengan kata lain bahwa perubahan pada saat proses kontruksi berlangsung adalah hal yang tidak dapat dihindari (Obelender, 1996) Kontraktor selaku pelaksana proyek harus dapat memenuhi beberapa persyaratan agar proyek yang dikerjakan dapat selesai dengan hasil yang

Upload: lykhuong

Post on 01-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - CORE · PDF fileserah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain ... Foto-foto dokumen yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pekerjaan konstruksi

1  

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.

Perkembangan laju industri konstruksi di Indonesia berkembang pesat

dengan masuknya berbagai teknologi pelaksanaan proyek, untuk

mengimbanginya diperlukan penelitian-penelitian yang meneliti perihal

manajemen biaya, mutu dan waktu agar diperoleh hal yang paling efisien. Untuk

mencapai hasil yang diharapkan diperlukan langkah-langkah untuk menciptakan

pola-pola pengendalian, untuk mengetahui apakah pelaksanaan proyek masih

tetap pada jalurnya (Dipohusodo, 1996 ).

Model dan asumsi yang digunakan selama masa perencanaan sering kali

tidak sesuai atau kurang tepat, sehingga pada saat pelaksanaan akan dituntut

adanya perubahan-perubahan pada berbagai aspek dari manajemen proyek,

khususnya pada aspek pengendalian. Sasaran dari pengendalian adalah untuk

nengukur hasil akhir dari proyek yang aktual dan membandingkan dengan target

dari rencana kerja dan untuk mengambil keputusan yang diperlukan dalam usaha

mencapai target yang akan dicapai.

Sebuah proses perencanaan proyek tidak dapat menjamin bahwa

pelaksanaan akan dapat berjalan dengan baik. Hal ini disebabkan karena masalah

akan berkembang setiap harinya, seperti faktor cuaca, keterlambatan material,

kekurangan tenaga kerja, kerusakan peralatan, kecelakaan tenaga kerja, dan

kondisi-kondisi lainnya yang dapat mengganggu perencanaan aslinya (Clough,

1986).

Dalam sebuah proyek yang sedang berjalan, diperlukan beberapa

perubahan selama proses pelaksanaan berlangsung, perubahan-perubahan

tersebut bisa disebabkan oleh kemauan pemilik, perencana maupun kontraktor.

Dengan kata lain bahwa perubahan pada saat proses kontruksi berlangsung

adalah hal yang tidak dapat dihindari (Obelender, 1996)

Kontraktor selaku pelaksana proyek harus dapat memenuhi beberapa

persyaratan agar proyek yang dikerjakan dapat selesai dengan hasil yang

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - CORE · PDF fileserah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain ... Foto-foto dokumen yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pekerjaan konstruksi

2  

memuaskan, seperti sesuai dengan jadwal, mendapatkan keuntungan , agar biaya

yang dikeluarka tidak melampui anggaran yang direncanakan, kualitas dan mutu

sesuai dengan spesifikasi, dan tidak terjadi hal-hal yang menyimpang selama

proyek berjalan. Ini semua dapat tercapai apabila proses pengendalian proyek

khususnya dokumen pelaksanaan sebagai salah satu kegiatan dari menejemen

proyek dapat dilaksanakan dengan baik dan benar.

Pengendalian adalah aktivitas yang mengikat keseluruhan aktivitas yang

terdapat pada manajemen proyek. Perencanaan dan pengorganisasian memang

merupakan aktivitas yang berpengaruh terhadap proyek, tetapi pengendalian

proyek yang efektif merupakan hal terpenting. Dalam hal ini kita mungkin dapat

membuat beberapa kebijaksanaan dalam perencanaan dan pengorganisasian,

tetapi kita tidak boleh membuat kesalahan dalam pengendalian (Rits,1990)

Monitoring dan pelaporan adalah alat-alat yang diperlukan untuk

pengendalian dan pengawasan proyek. Monitoring dapat diartikan sebagai

mengamat-amati dan mempengaruhi kegiatan-kegiatan pokok dan hasil

pekerjaan. Pelaporan berarti memberikan informasi kepada seseorang tentang

kemajuan, masalah-masalah dan kemungkinan-kemungkinan di kemudian hari

(Dipohusodo, 1996)

Proses pengendalian ternyata tidak semudah yang dibayangkan, sebab tiap

kegiatan monitoring yang disertai oleh evaluasi secara kuantitatif maupun

kualitatif dari bagian proyek selalu berhubungan dengan adanya perubahan-

perubahan (Obelender, 1993). Pengedalian biaya dan jadwal kemajuan proyek

secara terintegrasi telah menjadi sasaran proyek terhadap sistem pengendalian

proyek sejak tahun 1970 (Carr,1993).

Dokumen Pelaksanaan sebagai alat pengedalian proyek diperlukan untuk

mengantisipasi penyimpangan-penyimpangan yang dapat terjadi dengan

memberikan suatu peringatan dini (early warning), bahwa seberapa prestasi

pekerjaan yang harus dicapai pada suatu waktu tertentu melalui standar acuan

yang dipakai sebagai dasar pengukuran, sehingga apabila terjadi penyimpangan,

tindakan perbaikan ( corrective action ) dapat dilakukan sebelum terjadi masalah

yang lebih serius (Oberlender,1993).

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - CORE · PDF fileserah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain ... Foto-foto dokumen yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pekerjaan konstruksi

3  

Kinerja proyek merupakan bagaimana cara kerja proyek tersebut dengan

membandingkan hasil kerja nyata dengan perkiraan cara kerja pada kontrak kerja

yang disepakati oleh pihak owner dan kontraktor pelaksana (Suharto.1995).

Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa : Kinerja proyek

adalah tingkat keberhasilan suatu proyek yang dilaksanakan sesuai dengan yang

telah direncanakan di dalam dokumen pelaksanaan proyek, baik dari segi biaya,

waktu dan mutu.

Faktor-faktor seperti tersebut di atas menjadi suatu penyebab

diperlukannya suatu manajemen pengendalian khususnya “dokumen

pelaksanaan” agar hal-hal yang mengganggu pelaksanaan proyek dapat dihindari

dan dapat cepat diantisipasi sehingga menghasilkan proyek yang baik.

Regresi linier adalah hubungan secara linier variabel dependen dengan

variabel independen yang digunakan untuk memprediksi atau meramalkan suatu

nilai variabel dependen berdasarkan variabel independen (Duwi Priyatno, 2008)

Dengan model regresi dapat digunakan untuk meramalkan seberapa besar

hubungan antara kualitas aspek utama pelaksanaan dengan kinerja proyek

dilingkungan Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Propinsi Jawa-Tengah.

1.2. Perumusan Masalah.

Dari uraian diatas timbul masalah yang menarik untuk dilakukan penelitian

yaitu ”Aspek utama pelaksanaan proyek konstruksi yang berpengaruh pada kinerja

biaya dan waktu proyek konstruksi bangunan di Dinas Cipta Karya dan Tata

Ruang Propinsi Jawa-Tengah.”

Kinerja Proyek merupakan bagaimana cara kerja proyek tersebut dengan

membandingkan hasil kerja nyata dengan perkiraan cara kerja pada kontrak kerja

yang disepakati oleh pihak owner dan kontraktor pelaksana.

1.3. Hipotesa Penelitian

Hipotesa dalam penelitian kami adalah “Semakin baik kualitas aspek

utama pelaksanaan akan semakin baik kinerja biaya dan waktu pelaksanaan

proyek bangunan gedung di Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa –

Tengah”

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - CORE · PDF fileserah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain ... Foto-foto dokumen yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pekerjaan konstruksi

4  

1.4. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini akan diamati aspek-aspek utama pelaksanaan yang

mempunyai pengaruh terhadap kinerja akhir proyek. Kegiatan konstruksi yang

akan diteliti adalah konstruksi bangunan dilingkungan Dinas Cipta Karya dan Tata

Ruang Propinsi Jawa –Tengah dengan dana di atas nilai Rp 2.000.000.000,00

dengan masa konstruksi satu tahun atau tahun tunggal, yang telah dilaksanakan

selama jangka waktu 5 (lima) tahun terakhir yaitu tahun ( 2004 – 2009 ).

Adapun jenis kinerja yang akan diamati di dalam penelitian ini adalah

kinerja yang berkaitan dengan kinerja biaya dan kinerja yang berkaitan waktu,

sesuai dengan judul dalam tesis kami.

1.5. Maksud dan Tujuan Penelitian.

Maksud diadakan penelitian ini adalah untuk mempelajari hubungan dari

aspek-aspek utama pelaksanaan terhadap kinerja akhir proyek. Hal ini sesuai

dengan tujuan dari kegiatan manajemen konstruksi, yaitu untuk menghasilkan

nilai tambah yang maksimal dalam menyelesaikan suatu kegiatan konstruksi tepat

biaya, mutu dan waktu. Pelaksanaan yang dilaksanakan secara terkendali

merupakan salah satu kreteria kunci keberhasilan suatu proyek, diukur dari segi

mutu, waktu dan biaya.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui “seberapa besar

tingkat korelasi antara aspek-aspek utama pelaksanaan dengan kinerja biaya dan

waktu proyek konstruksi di lingkungan Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang

Propinsi Jawa-Tengah.

1.6. Kontribusi Penelitian

Dengan penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk memberikan masukan

dan tambahan informasi khususnya yang berkaitan dengan kualitas peranan

aspek-aspek utama pelaksanaan yaitu aspek kualitas gambar/spesifikasi, program

kerja, aspek harga satuan pekerjaan dan analisanya pada peningkatan kinerja

proyek konstruksi di Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Propinsi Jawa-Tengah

Semarang. Di samping itu juga memberi kontribusi masukan serta melengkapi

penelitian di bidang jasa konstruksi di Indonesia pada umumnya.

1.7. Kerangka Pemikiran

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - CORE · PDF fileserah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain ... Foto-foto dokumen yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pekerjaan konstruksi

5  

Dari teori yang ada mengenai proyek konstruksi dapat disimpulkan bahwa

proses penyelengggaraan proyek diawali oleh adanya suatu kebutuhan pemilik

yang diakhiri dengan berfungsinya tujuan proyek tersebut. Peneliti akan mengkaji

dari sebagian tahapan tersebut, yaitu hubungan antara tahap perencanaan sampai

dengan tahap proses konstruksi di mana ketiganya mempunyai kegiatan masing-

masing sebagai berikut:

1.7.1. Tahap Proses Perencanaan

Pada tahap ini akan memperoleh hasil perencanaan yang menghasilkan

dokumen tender/lelang yang berkualitas dengan memakai acuan

TOR(Term Of Reference).

1.7.2. Tahap Proses Pelelangan

Tahap ini akan memperoleh hasil evaluasi dokumen penawaran yang

berkwalitas dengan memakai acuan dokumen lelang.

1.7.3. Tahap Proses Konstruksi

Pada tahap ini akan memperoleh hasil evaluasi kinerja proyek dengan

memakai acuan dokumen kontrak/pelaksanaan. Secara gambar diagram/bagan

hubungan ketiga proses tahapan tersebut dapat dilihat pada gambar 1.1.

Gambar 1.1. Diagram hubungan tiga proses tahapan konstruksi

BAB II

Perencanaan Pelelangan Evaluasi Dokumen

Pelelangan

Konstruksi Evaluasi Biaya

& waktu

Kualitas dokumen Perencanaan

Kualitas Dokumen Pelaksanaan

Kinerja Proyek

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - CORE · PDF fileserah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain ... Foto-foto dokumen yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pekerjaan konstruksi

6  

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penyelenggaraan Konstruksi

Industri konstruksi dalam garis besarnya dapat dibagi-bagi menjadi empat

bagian berdasarkan jenis-jenis pekerjaan dan rancangan yang berbeda-beda yaitu:

a) Bangunan Pemukiman dan Perumahan

b) Bangunan gedung bertingkat

c) Bangunan sarana prasarana berat, misalnya PLTA, Pelabuhan Udara, laut

dan jalan

d) Bangunan industri

Proyek konstruksi dimulai sejak timbulnya prakarsa dari pemiliknya untuk

membangun, yang dalam proses selanjutnya akan melibatkan dan sekaligus

dipengaruhi oleh perilaku berbagai unsur seperti : konsultan, kontraktor dan

termasuk pemiliknya sendiri (Dipohusodo. 1996).

Pelaksanaan suatu proyek pada dasarnya adalah proses merubah sumber

daya dan dana tertentu secara terorganisasi menjadi suatu hasil pembangunan yang

mantap sesuai dengan tujuan dan harapan-harapan awal, kesemuanya harus

dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu.

Proyek dapat diartikan sebagai satu kegiatan sementara yang berlangsung

dalam jangka waktu yang terbatas dengan alokasi sumber daya tertentu dan

dimaksudkan untuk melakasanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan

jelas (Suharto.1997).

Kegiatan proyek konstruksi bangunan gedung baru pada umumnya memiliki

tahapan-tahapan perkembangan yang masing-masing tahapan mempunyai beberapa

kegiatan yang dominan sesuai dengan pedoman teknis pembangunan bangunan

gedung Negara Depertemen KIMPRASWIL tahun 2002, seperti di bawah ini:

A. Persiapan

1. Penyusunan Program dan Pembiayaan

2. Persiapan Proyek

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - CORE · PDF fileserah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain ... Foto-foto dokumen yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pekerjaan konstruksi

7  

a) Tahapan persiapan proyek merupakan kegiatan persiapan setelah program

dan pembiayaan tahunan yang diajukan telah disetujui atau DIP telah

diterima oleh pimpinan proyek.

b) Tahap persiapan proyek dilakukan oleh pemegang mata anggaran yang

pelaksanaanya dilakukan oleh pimpinan proyek berdasarkan program dan

pembiayaan yang telah disusun sebelumnya.

c) Kegiatan yang harus dilakukan oleh pimpinan proyek pembangunan

bangunan gedung Negara meliputi:

1. Pembentukan Organisasi Pengelola Proyek dan Panitia Pengadaan

Barang dan Jasa yang diperlukan.

2. Pengadaan Konsultan Manajemen Konstruksi untuk proyek yang

menggunakan penyedia jasa manajemen konstruksi.

B. Perencanaan Konstruksi

Perencanaan konstruksi merupakan tahap penyusunan teknis (disain) bangunan,

sampai dengan penyiapan dokumen lelang, dilaksanakan dengan menggunakan

penyedia jasa perencana konstruksi, sesuai dengan ketentuan yang berlaku,

berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang disusun oleh pengelola proyek.

Dokumen rencana teknis bangunan secara umum meliputi:

a) Gambar-gambar rencana teknis bangunan, seperti rencana arsitektur,

rencana struktur dan rencana utilitas bangunan.

b) Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) yang meliputi persyaratan umum,

administrasi dan persyaratan teknis bangunan yang direncanakan.

c) Rencana anggaran biaya pembangunan.

d) Laporan akhir perencanaan yang meliputi: laporan arsitektur, perhitungan

stuktur dan laporan perhitungan utilitas.

e) Keluaran akhir tahap perencanaan adalah dokumen pelelangan yaitu

Gambar Rencana Teknis, Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), Rencana

Anggaran Biaya (Engineering Estimate), dan Daftar Volume (Bill of

Quantity) yang siap untuk dilelangkan.

f) Penyusunan kontrak kerja Perencanaan Konstruksi dan Berita Acara

Kemajuan Pekerjaan/Serah Trima Pekerjaan Perencanaan.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - CORE · PDF fileserah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain ... Foto-foto dokumen yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pekerjaan konstruksi

8  

C. Pelaksanaan Konstruksi

1. Pelaksanaan konstruksi merupakan tahap pelaksanaan mendirikan,

memperbaiki dan atau memperluas bangunan gedung Negara dilakukan

dengan menggunakan penyedia jasa pelaksana konstruksi, yang

merupakan badan hukum yang kompeten.

2. Pelaksanaan konstruksi fisik dilakukan berdasarkan dokumen pelelangan

yang telah disusun oleh perencana konstruksi, dengan segala tamhahan

dan perubahanya pada penjelasan pekerjaan waktu pelelangan serta

ketentuan teknis (pedoman dan standar teknis) yang berlaku.

3. Aspek-aspek utama pelaksanaan pekerjaan konstruksi mencakup kualitas

masukan (bahan, tenaga dan alat), kualitas proses (tata cara pelaksanaan

pekerjaan), dan kualitas hasil pekerjaan.

4. Pelaksanaan konstruksi fisik harus mendapatkan pengawasan dari

penyedia jasa pengawas konsrtuksi atau penyedia jasa manajemen

konstruksi.

5. Pelaksana pekerjaan konstruksi fisik juga harus memperhatikan ketentuan

keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang berlaku.

6. Keluaran akhir harus dihasilkan pada tahap ini adalah:

a. Bangunan gedung Negara yang sesuai dengan dokumen untuk

pelaksanaan konstruksi.

b. Dokumen Pelaksanaan Pembangunan, yang meliputi:

1. Gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan

2. Semua berkas perizinan yang diperoleh pada saat pelaksanaan

konstruksi fisik, termasuk surat ijin mendirikan banguan (IMB).

3. Kontrak pekerjaan pelaksanaan konstruksi fisik, pekerjaan

pengawasan beserta segala perubahan/addendumnya.

4. Laporan harian, mingguan, bulanan yang dibuat selama

pelaksanaan konstruksi fisik, laporan akhir manajemen

konstruksi/pengawasan dan laporan akhir pengawasan berkala.

5. Berita acara perubahan pekerjaan, pekerjaan tambah/kurang,

serah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain

yang berkaitan dengan pelaksaan konstruksi fisik.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - CORE · PDF fileserah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain ... Foto-foto dokumen yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pekerjaan konstruksi

9  

6. Foto-foto dokumen yang diambil pada setiap tahapan kemajuan

pekerjaan konstruksi fisik.

7. Manual pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung, termasuk

petunjuk yang mennyangkut pengoperasian dan perawatan

peralatan dan perlengkapan mekanikal-elektrikal banguan.

c. Dokumen Pendaftaran Bangunan Gedung Negara.

Penyusunan kontrak kerja konstruksi pelaksanaan dan berita acara

kemajuan pekerjaan/serah terima pekerjaan pelaksanaan konstruksi

maupun pengawasan konstruksi mengikuti ketentuan yang tercantum

dalam kepres tentang pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja

Negara dan pedoman/petunjuk teknis pelaksanaanya.

D. Pemeliharaan Konstruksi

1. Pemeliharaan konstruksi adalah tahap uji coba dan pemeriksaan atas hasil

pelaksanaan konstruksi fisik. Di dalam masa pemeliharaan ini penyedia

jasa pelaksana konstruksi berkewajiban memperbaiki segala cacat atau

kerusakan dan kekurangan yang terjadi selama masa konstruksi.

2. Dalam masa pemeliharaan semua peralatan yang dipasang di dalam dan di

luar gedung, harus diuji coba sesuai fungsinya.

3. Masa pemeliharaan konstruksi minimal 3 bulan terhitung sejak serah

terima pertama pekerjaan konstruksi.                                                                                                    

2.2. Pengadaan Jasa Konstruksi

Sistem pengadaan jasa dan konstruksi yang diatur dalam Perpres No.

54/2010 yaitu:

2.2.1. Pelelangan Umum

Pelelangan umum adalah pelelangan secara terbuka, artinya dapat diikuti

oleh rekanan yang tercantum dalam Daftar Rekanan Mampu(DRM)

sesuai dengan bidang usaha, ruang lingkup, atau klasifikasi

kemampuanya.

2.2.2. Pelelangan Terbatas

Pelelangan terbats adalah pelangan yang hanya diikuti oleh rekanan

tertentu, sekurang-kurangnya lima rekanan yang tercantum dalam Daftar

Rekanan Terseleksi(DRT) yang dipilih diantara rekanan yang tercatat

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - CORE · PDF fileserah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain ... Foto-foto dokumen yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pekerjaan konstruksi

10  

dalam DRM sesuai dengan bidang usaha, ruang lingkup, atau kualifikasi

kemampuanya.

2.2.3. Pemilihan Langsung

Pemilihan langsung adalah pelaksanaan pengadaan tanpa melalui

pelelangan umum atau pelalangan terbatas.Dilakukan dengan

membandingkan sekurang-kurangnya tiga penawar golongan ekonomi

lemah yang tercatat dalam DRM sesuai dengan bidang usaha, ruang

lingkup, atau kualifikasi kemampuannya.

2.2.4. Penunjukan Langsung

Penunjukan langsung adalah pelaksanaan pengadaan barang atau jasa

yang dilakukan di antara rekanan golongan ekonomi lemah tanpa melalui

cara pelangan atau pemilihan langsung.

Pada umumnya pelaksanaan pengadaan proyek konstruksi di Dinas Cipta Karya

dan Tata Ruang Propinsi Jawa-Tengah dilakukan dengan cara Pelelangan

Umum.

Adapun menurut Keppres 80 Th.2003 pelelangan umum adalah sebagai berikut:

2.2.1.1. Pelelangan umum Pasca-kualifikasi

a) Pengumuman pelengan umum

b) Pendaftaran untuk mengikuti pelelengan

c) Pengambil dokumen lelang umum

d) Penjelasan

e) Memasukan penawaran

f) Evaluasi penawaran termasuk evaluasi kualifikasi

g) Penetapan pemenang

h) Pengumuman pemenang

i) Masa sangah

j) Penunjukan pemenang

k) Penandatangan kontrak

2.2.1.2. Pelelangan umum Pra-kualifikasi

a). Pengumuman prakualifikasi

b). Pengambilan dokumen prakualifikasi

c). Memasukan dokumen prakualifikasi

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - CORE · PDF fileserah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain ... Foto-foto dokumen yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pekerjaan konstruksi

11  

d). Evaluasi dokumen prakualifikasi

e). Penetapan hasil prakualifikasi

f). Pengumuman hasil prakualifikasi

g). Masa sangah prakualifikasi

h).Undangan kepada peserta yang lulusd prakualifikasi

i). Pengambilan dokumen lelang umum

j). Penjelasan

k).Penyusunan berita acara penjelasan dokumen lelang dan perubahannya

l). Pemasukan penawaran

m). Pembukaan penawaran

n). Evaluasi penawaran

o). Penetapan pemenang

p). Pengumuman pemenang

q). Masa sanggah

r). Penunjukan pemenang

s). Penandatanganan kontrak

2.3. Penyusunan Dokumen Lelang

Dalam menyusun dokumen lelang perlu ditetapkan rencana kerja dan

syarat-syarat pengadaan jasa konstruksi termasuk syarat-syarat lelang, tatacara

penilaian serta perkiraan biaya (OE). Dokumen lelang tersebut mencerminkan

keinginan pemilik dalam rangka memilih dan mendapatkan kontraktor yang

dianggap mampu untuk diserahi tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan

implementasi fisik proyek. Dokumen lelang untuk pekerjaan konstruksi disiapkan

oleh konsoltan perencana atau dapat juga oleh pejabat instansi teknis yang

ditunjuk (Dipohusodo,1996).

Apabila kelengkapan dokumen persyaratan tersebut tidak terpenuhi,

penawaran dapat dinyatakan gugur pada saat pembukaan sampul penawaran. Surat

penawaran harus memenuhi beberapa ketentuan administrasi, bermeterai cukup,

bertanggal, ditandatangani dan diajukan dalam satu sampul tertutup. Kekurangan

dalam memenuhi persyaratan administrasi tersebut dapat diperbaiki pada saat

pembukaan pelelangan. Harga penawaran dalam surat penawaran dicantumkan

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - CORE · PDF fileserah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain ... Foto-foto dokumen yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pekerjaan konstruksi

12  

dengan jelas dalam angka dan huruf, sebagaimana ketentuan dari hukum

komtabilitet (perbendaharaan) yang harus dipenuhi.

Dokumen penawaran mencakup surat penawaran yang dilengkapi dengan

pesyaratan administrasi, teknis dan seluruh perhitungan harga yang ditandatangani

oleh calon rekanan sebagaimana disyaratkan dalam dokumen pelelangan.

Di dalam mengajukan penawaranya harus disertakan dokumen persyaratan

peserta lelang, yaitu:

a) Neraca perusahaan terakhir, daftar susunan pemilik modal, susunan

pengurus dan akta pendirian beserta perubahan-perubahannya.

b) Izin usaha dalam bidang pekerjaan yang akan dilaksanakan atau barang.

c) Cukup pengalaman dalam usahanya.

d) Peralatan yang diperlukan.

e) Surat ketetapan nomer pokok wajib pajak (NPWP).

f) Referensi Bank.

g) Surat jaminan penawaran dari bank umum atau perusahaan asuransi

kerugian, sebesar 1 % - 3 % dari harga penawaran.

Dalam menentukan kualitas dokumen penawaran pada tahap evaluasi

penawaran untuk pekerjaan konstruksi, dilakukan evaluasi dengan cara menilai

hubungan kegiatan dalam penawaran apakah dapat dilaksakan dalam konstruksi

dengan menggunakan acuan yang telah ditentukan dalam dokumen pelelangan.

2.4. Dokumen Kontrak

Kontrak pembangunan konstruksi yang lengkap, akan mengandung hal-

hal sebagai berikut: ”(Soeharto, 1995)”

2.4.1. Adanya pasal-pasal yang melindungi kepentingan pemilik terhadap

kemungkinan tidak tercapainya sasaran proyek, disebabkan oleh sesuatu

yang menjadi tanggung jawab kontraktor.

2.4.2. Adanya pasal-pasal yang memperhatikan hak-hak kontraktor.

2.4.3. Memberikan keleluasaan kepada pemilik untuk dapat meyakini

tercapainya sasaran-sasaran proyek tenpa mencampuri tanggung jawab

kontraktor. Hal ini dijelaskan dengan memberi kesempatan pemantauan

dan pengawasan yang luas sewaktu proyek sdang berjalan, seperti laporan

berkala, pengetesan, uji coba dan lain-lain.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - CORE · PDF fileserah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain ... Foto-foto dokumen yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pekerjaan konstruksi

13  

2.4.4. Penjabaran yang jelas akan segala sesuatu yang diinginkan oleh pemilik,

seperti definisi lingkup kerja, spesifikasi material, dan peralatan serta

kondisi aspek komersial .

Dalam rangka menyusun dan mengelola kontrak, perlu dibuat sistematikanya

terlebih dahulu. Sistematika tahap pembentukan dan pengelolaan kontrak

menurut Soeharto. I (1995) adalah sebagai berikut:

a). Perencanaan dan strategi

Membuat perencanaan dan mnentukan strategi adalah syarat awal untuk

menyusun kontrak tanpa kegiatan tersebut tidak aka nada petunjuk atau arah

bagi pihak-pihak yang bersangkutan.

b). Pembentukan Kontrak

Setelah ditentukan strategi dan jenis kontrak yang akan dipakai, maka

mulailah kegiatan pembentukan kontrak. Mekanisme yang umumnya

ditempuh adalah dengan mengadakan lelang yang prosesnya cukup panjang

seperti membuat dokumen rancangan kontrak, seleksi calon peserta tender,

menyusun pakat lelang, evaluasi dokumen penawaran, negosiasi akhir sampai

pada menentukan pemenang.

c). Pelaksanaan Kontrak

Bila kontrak telah ditandatangani dan dinyatakan efektif, langkah selanjutnya

adalah mengelola kegiatan pelaksanaan atau eksekusinya, meliputi

administrasinya, aspek komersial, serta memantau dan mengawasi aspek

teknis sampai kontrak dinyatakan tidak berlaku lagi.

Ketiga tahapan tersebut di atas lebih dirinci lagi dengan sistematika yang

garis besarnya seperti terlihat pada table II.2.1 dibawah ini :

Tabel II.2.1 Sistematika Tahap Pembentukan dan Pengelolaan Kontrak

1 Perencanaan dan

Strategi

2 Pembentukan

Kontrak

3 Pelaksanaan Kontrak (Contract Execution)

-Strategi Kontrak -Jenis Kontrak -Kelengkapan

-Rancangan kontrak -Prakualifikasi

Komersial Teknis -Prosedur pembayaran

-Klaim

-Program QA/QS -Inspeksi -Testing

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - CORE · PDF fileserah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain ... Foto-foto dokumen yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pekerjaan konstruksi

14  

paket -Kondisi lokal Spesific proyek

-Menyusun RPP -Membuat

Proposal -Negosiasi -Tandatangan

kontrak

-Change order -Back order -Penutup kontrak

-Jaminan -Laporan

Sumber : Soeharto,1995.

2.5. Kinerja Proyek.

Kinerja merujuk kepada tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas

serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja

dinyatakan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan

baik (Carr R.I 1993 ).

Kinerja proyek merupakan bagaimana cara kerja proyek tersebut dengan

membandingkan hasil kerja nyata dengan perkiraan cara kerja pada kontrak

kerja yang disepakati oleh pihak owner dan kontraktor pelaksana.

Soeharto mengemukakan suatu contoh dimana dapat terjadi bahwa dalam

laporan suatu kegiatan dalam proyek berlangsung lebih cepat dari jadwal

sebagaimana yang diharapkan. Akan tetapi ternyata biaya yang dikeluarkan

melebihi anggaran. Bila tidak segera dilakukan tindakan pengendalian, maka

dapat berakibat proyek tidak dapat diselesaiakan secara keseluruhan karena

kekurangan dana.

Kinerja waktu adalah membandingkan antara waktu yang telah disepakati antara

owner dengan kontraktor dengan waktu aktual penyelesaian proyek.

Demikian juga kinerja biaya adalah membandingkan antara biaya yang telah

disepakati antara owner dengan kontraktor dengan biaya aktual proyek, bila

prosentasenya makin kecil maka kinerjanya makin baik.

Menurut Dipohusodo (1996), proses pengendalian kinerja dalam pelaksanaan proyek konstruksi secara umum terdiri dari 3 langkah pokok, yaitu:

1. Menetapkan standar kinerja. Standar ini dapat berupa biaya yang dianggarkan dan jadwal.

2. Mengukur kinerja terhadap standar dengan jalan membandingkan antara performansi aktual dengan standar performansi. Hasil pekerjaan dan

Page 15: BAB I PENDAHULUAN - CORE · PDF fileserah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain ... Foto-foto dokumen yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pekerjaan konstruksi

15  

pengeluaran yang telah terjadi dibandingkan dengan jadwal dan biaya yang telah direncanakan.

3. Melakukan tindakan koreksi apabila terjadi penyimpangan terhadap standar yang telah ditetapkan

2.6. Pengendalian

Kriteria penilaian kinerja proyek tersebut adalah yang akan diteliti

dalam masalah kualitas pengendalian terhadap aspek biaya dan waktu. Fungsi

perencanaan bermaksud untuk meletakan dasar sasaran proyek, yaitu jadwal,

anggaran dan waktu. Adapun proses pengendalian terdiri dari berbagai langkah

kegiatan yang dilakukan secara sistimatis dan agar suatu sistem pengendalian

dapat bekerja dengan efektif diperlukan unsur-unsur sebagai berikut:

(Suharto,1995)

a) Tolak ukur yang jelas.

b) Perangkat yang dapat memproses dengan cepat dan tepat.

c) Prakiraan yang akurat

d) Rencana tindakan.

Sedangkan garis besar aspek dan obyek pengendalian proyek diantaranya yang

terpenting adalah sebagai berikut:

a) Pengendalian biaya.

b) Pengendalian jadwal waktu

c) Pengendalian penggunaan jasa orang dan peralatan.

d) Pengendalian kinerja dan produktivitas.

e) Pengendalian prosedur dan aspek legal (hukum).

Harison memperkirakan bahwa 80 % dari siklus proyek yang paling

dominan yang menentukan keberhasilan proyek adalah pengendalian proyek.

Pengendalian Biaya dan Waktu terhadap kemajuan proyek secara

terintegrasi telah menjadi sistem pengendalian proyek sejak tahun 1970.

Sudah merupakan suatu keharusan bagi manajemen proyek konstruksi

untuk mengatakan bahwa proyek dapat dikatakan berhasil apabila sesuai

dengan biaya dan waktu yang direncanakan, kualitas sesuai syarat spesifikasi

dan memenuhi kepuasan pemilik. Kerena bagaimanapun juga, manajemen

proyek konstruksi adalah sebuah perangkat manajemen yang lebih

Page 16: BAB I PENDAHULUAN - CORE · PDF fileserah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain ... Foto-foto dokumen yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pekerjaan konstruksi

16  

memfokuskan kepada proses pengendalian dari semua proses yang ada dalam

manajemen.

2.7. Pengendalian Biaya

Pengendalian biaya disini adalah aspek biaya pelaksanaan proyek yang

mengacu pada urutan kerja, sumber daya dan peralatan, sistem pengendalian

biaya yang efektif dan efisien harus memenuhi persyaratan sebagai berikut

(Obelender 1993)

a) Perencanaan program penyesesaian proyek harus akurat.

b) Perkiraan yang tepat terhadap waktu dan biaya.

c) Komunikasi yang jelas dan tegas terhadap tujuan yang

ditentukan.

d) Disiplin dalam otorisasi penggunaan anggaran.

e) Pelaporan program pisik dan penyelesaian biaya tepat waktu.

f) Perkiraan kembali secara periodic terhadap biaya, guna

penyelesaian pekerjaan.

g) Melakukan secara periodik, perbandingan prosentasi (%) atau

biaya perencanaan (RAB) dengan biaya aktual.

Menurut (Suharto,1997) biaya langsung proyek adalah biaya yang langsung

berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan konstruksi dilapangan. Biaya-biaya

tersebut adalah biaya bahan/material, biaya pekerja/upah dan biaya peralatan.

2.8. Pengendalian Waktu

Pengendalian waktu adalah pengendalian waktu yang menyangkut aspek

ketepatan waktu pelaksanaan proyek yang mengacu pada jadwal kontrak, yaitu

jadwal mulai, penyelesaian, pengadaan alat/lokasi, dalam pengajuan termijn

dimana kontraktor wajib membuat program kerja aksanaan (termasuk rencana

gambar, curva “S”, metode konstruksi, struktur organisasi, dan laporan untuk

memonitor realisasi di lapangan.

Menurut Ismawan Dipohusodo (1996) mengatakan bahwa jadwal,

perubahan pekerjaan, peraturan pemerintah, pengadaan bahan dan alat

mempengaruhi waktu konstruksi.

Jadwal waktu proyek merupakan alat yang dapat menunjukan kapan

berlangsungnya setiap kegiatan, sehingga dapat digunakan pada waktu

Page 17: BAB I PENDAHULUAN - CORE · PDF fileserah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain ... Foto-foto dokumen yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pekerjaan konstruksi

17  

merencanakan kegiatan-kegiatan maupun untuk pengendalian pelaksanaan

proyek secara keseluruhan.

Sebenarnya tersedia bermacam-macam cara penjadwalan proyek tetapi

dua yang lazim digunakan, yaitu cara jaringan kerja (network) dan bagan balok

(bar chart).

Penjadwalan dengan bagan balok adalah dengan cukupmenyatakan

kapan masing-masing kegiatan mulai dan selesai di sepanjang skala waktu

mendatar.

Jaringan kerja (net work) adalah merupakan cara grafis untuk

menggambarkan kegiatan-kegiatan dan kejadian yang diperlukan untuk

mencapai harapan-harapan proyek. Jaringan menunjukan susunan logis antar

kegiatan, hubungan timbal balik antara pembiayaan dan waktu penyelesaian

proyek, dan berguna dalam merencanakan urutan kegiatan-kegiatan yang saling

tergantung dihubungkan dengan waktu penyelesaian proyek yang diperlukan.

2.9. Hasil penelitian Sebelumnya.

Dari penelitian (Doli, 2000) : Peranan Kualitas Dolumen Pelaksanaan

Terhadap Kinerja Proyek Konstruksi di Bank BNI, didapat:

a). Permasalahan

Seberapa jauh pengaruh kualitas dokumen pelaksanaan terhadap pelaksanaan

proyek bangunan khususnya proyek dilingkungan PT.Bank Negara Indonesia

(pesero) tbk.

b). Ruang Lingkup Penelitian

Kegiatan konstruksi yang diteliti adalah konstruksi bangunan kantor

dilingkungan PT.Bank Negara Indonesia(Pesero) tbk, diseluruh Indonesia

dengan dana diatas nilai Rp 1.000.000.000,- yang telah dilaksanakan selama

jangka waktu 5 (lima) tahun terakhir (1994 – 1998).

c). Hasil penelitian adalah semakin baik kualitas dokumen pelaksanaan, akan

semakin baik kualitas pelaksanaan proyek pada Bank BNI, yang secara

spesifik dapat dikemukaka sebagai berikut:

Page 18: BAB I PENDAHULUAN - CORE · PDF fileserah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain ... Foto-foto dokumen yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pekerjaan konstruksi

18  

* Peningkatan kualitas program kerja, jenis kontrak dan spesifikasi teknis

akan meningkatkan kinerja biaya.

* Peningkatan kualitas gambar pelaksanaan, sistem pelaporan untuk

pengendalian dan pengunduran, percepatan rencana penyelesaian pekerjaan

akan meningkatkan kinerja waktu.

2.10. Proses Konstruksi.

Proses konstruksi suatu bangunan pada hakekatnya merupakan rangkaian

kegiatan- kegiatan yang berdasarkan pada sistem rekayasa konstruksi, yang

bersifat unik atau khas untuk setiap proyek (Ismawan.1996)

Dalam proses pelaksanaan konstruksi ada 4 aspek yang perlu diperhatikan

untuk pengendalian yaitu terdiri dari :

a). Aspek biaya

b). Aspek waktu

c). Aspek mutu

d). Aspek K3.

Keempat aspek tersebut jika tidak direncanakan dan dikendalikan dengan baik

akan menurunkan kinerja pelaksanaan dan akan berakibat pada penurunan

produk kinerja biaya, waktu dan mutu.

Proses konstruksi menurut “Doli (2000)” ada 4(empat) faktor yang berpengaruh

yaitu:

1. Faktor dokumen pelaksanaan adalah merupakan dokumen lelang yang menjadi kesepakatan antara owner dan kontraktor yang telah dilelangkan.

2. Faktor Pra konstruksi yaitu proses pelaksanaan pelelangan mulai dari

prakualifikasi sampai dengan penentuan pemenang tender.

3. Faktor internal adalah kesiapan kontraktor mulai dari pembiayaan sampai

dengan ketrampilan melaksanakan pekerjaan.

4. Faktor eksternal adalah yang berhubungan dengan lingkungan proyek mulai

dari perijinan proyek sampai dengan partisipasi masyarakat disekitarnya.

Output dari proses konstruksi tersebut dinyatakan berhasil apabila

berhasil mencapai tujuan/sasaran proyek baik dari pihak pemilik, konsultan

maupun kontraktor secara bersama-sama. Beberapa kreteria yang tolak ukur

ketiganya adalah hemat biaya, tepat waktu sesuai dengan mutu yang diharapkan,

Page 19: BAB I PENDAHULUAN - CORE · PDF fileserah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain ... Foto-foto dokumen yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pekerjaan konstruksi

19  

namun dalam penelitian ini dibatasi pada aspek biaya dan waktu sesuai dengan

judul dalam tesis kami. Gambar suatu model hubungan proses konstruksi yang

secara garis besar dapat dilihat seperti pada gambar 2.1.

Sumber : Doli.2000

Gambar 2.1. Proses Model Konstruksi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

INPUT PROSES OUTPUT

Dokumen Pelaksanaan

Pra Konstruksi

Faktor Internal

Faktor Eksternal

PROSES KONSTRUKSI

Kinerja Biaya

Kinerja Mutu

Kinerja Waktu

Kinerja K 3

Page 20: BAB I PENDAHULUAN - CORE · PDF fileserah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain ... Foto-foto dokumen yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pekerjaan konstruksi

20  

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Penentuan Sumber Data

Dalam penelitian ini rencana penelitian dilakukan pada proyek pembangunan

yang ada di lingkungan kantor Dinas Cipta Karya Dan Tata Ruang Propinsi Jawa-

Tengah sejak tahun 2004 sampai tahun 2009 yang sudah dilaksanakan

pekerjaannya.

Pengelolaan setiap proyek tersebut dilakukan oleh masing-masing staf

pengelola teknis yang dibantu oleh pembantu pengelola teknis proyek. Untuk itu

data setiap sampel diambil dari setiap staf pengelola teknis tersebut baik pada

tingkat analis proyek maupun pada tingkat pengelonya.

3.2. Metode Penelitian

Penelitian merupakan proses panjang dan menyeluruh dimana berawal pada

minat untuk megetahui fenomena tertentu. Gagasan tersebut ditunjukan untuk lebih

mengenal hubungan antara bagian-bagian utama khususnya suatu sistem, kemudian

dituangkan menjadi suatu metode penelitian lengkap dengan pola analisa Observasi

serta pengumpulan data yang diperlukan. Dari hasil observasi tersebut diperoleh

data untuk dilakukan pengelolaan menjadi informasi untuk dianalisa dan akhirnya

untuk ditarik berbagai kesimpulan yang diperlukan.

Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini bersifat “Statistika

Diskriptif”, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari hasil pendataan di

lapangan atau di laboratorium (Ismiyati,2003). Maka dari setiap sampel proyek

pembangunan yang ada di kantor Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Propinsi

Jawa-Tengah di Semarang tersebut dapat diambil data-data yang diperlukan.

Dengan metode penelitian tersebut, maka penelitian dilakukan secara

kuantitatif dan kualitatif, diharapkan akan diperoleh data yang akurat tentang

seberapa besar pengaruh kualitas dokumen pelaksanaan terhadap kinerja proyek

pada proyek-proyek di Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Propinsi Jawa-Tengah

Semarang beserta penyebab-penyebab yang timbul untuk menyelesaikan masalah

yang dihadapi. Penyebab-penyebab yang ada dianalisa, dipecahkan dan dicarikan

Page 21: BAB I PENDAHULUAN - CORE · PDF fileserah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain ... Foto-foto dokumen yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pekerjaan konstruksi

21  

jalan keluarnya, dan dicoba menyusun dan mencari hal-hal yang berhubungan erat

atau berkaitan antara besar kinerja dengan kualitas dokumen pelaksanaan.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dengan cara:

3.3.1. Data Primer

Data primer adalah pengambilan data secara langsung yang berhubungan dengan

responden dengan cara memberikan beberapa pertanyaan yang berupa kuesioner

dibuat untuk memperoleh data primer yang disusun berdasarkan parameter-

parameter analisis yang dibutuhkan dan relevan sesuai dengan maksud dan tujuan

dari penelitian ini. Kuesioner atau daftar pertanyaan ini diberikan kepada

responden-responden yang representative dari tujuan penelitian. Responden yang

menjadi obyek penelitian ini adalah Pengelola Teknis dan Analisa Teknis di

lingkungan kantor Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Propinsi Jawa-Tengah

Semarang, yang melaksanakan proyek mulai dari tahun 2004 sampai dengan

tahun 2009, dengan nilai proyek di atas Rp 2.000.000.000,-.Jumlah responden

yang kami dapatkan berjumlah 10 (sepuluh) proyek yang dilaksanakan selama

lima tahun terakhir dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2009.

3.3.2. Data Sekunder

Data sekunder ini didapat dari laporan akhir proyek konstruksi yang sudah

diselenggarakan oleh Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Propinsi Jawa-Tengah

Semarang. Studi kepustakaan ini dilakukan untuk memperoleh teori-teori,

konsep-konsep, variable-variabel dari catatan, transkrif , buku dan lain

sebagainya guna mendukung dan memperkuat penelitian ini.

3.3.3. Teknik Pengolahan dan Analisa Data.

a. Pengolahan dan Analisa Data

Analisa data dilakukan dengan analisis statistik agar hasil analisa dapat

menyajikan suatu ukuran yang dapat mesifatkan populasi, ataupun

menyatakan variasinya dan gambaran kecenderungan dari variable serta

menguji hipotesis yang dirumuskan (Nasir, 1988).

b. Pembuatan Model

Model penelitian ini dibuat berdasarkan informasi atau data yang didapat

perihal variabel-variabel kinerja proyek ( Y ) yang dilaksanakan kontraktor

Page 22: BAB I PENDAHULUAN - CORE · PDF fileserah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain ... Foto-foto dokumen yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pekerjaan konstruksi

22  

yang dianggap mempunyai hubungan langsung maupun tidak langsung dengan

bentuk linier dengan parameter ( X ) yang mencerminkan kualitas dokumen

pelaksanaan yang diuji pada tahap konstruksi.

Y ( Kinerja Proyek ) %

Yp = F ( X ijkl)

Kualitas pelaksanaan (Xijkl)

Gambar. 3.2. Model Hubungan Matematis Kinerja Proyek Terhadap Kualitas

Pelaksanaan

Hubungan tersebut diatas dapat dinyatakan dalam bentuk fungsi sebagai

berikut:

Yp = F ( X ijkl )

Y = Kinerja Proyek, terhadap Biaya dan waktu

Dari gambar 3.2 diatas dapat diketahui bila pelaksanaan semakin baik,

maka kineja proyek semakin meningkat.

P = Jenis variabel kinerja proyek.

X = Variabel parameter kwalitas pelaksanaan proyek di lapangan

sesuai parameter kualitas dokumen pelaksanaan.

i,k = Jenis variabel parameter kualitas dokumen pelaksanaan yang ke i

dan terkait dengan yang ke k.

j,l = Lokasi sampel proyek yang ke j dan terkait dengan yang ke l.

d. Identifikasi Variabel Penelitian

Page 23: BAB I PENDAHULUAN - CORE · PDF fileserah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain ... Foto-foto dokumen yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pekerjaan konstruksi

23  

Berbagai Variabel yang mempengaruhi proses konstruksi mempunyai faktor-

faktor kegiatan yang dapat dikatagorikan sebagai variabel bebas. Adapun

variabel- variabel tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Input aspek utama pelaksanaan (dokumen pelaksanaan).

Input ini berisikan beberapa rencana kegiatan proses konstruksi dalam

dokumen pelaksanaan yang akan digunakan sebagai salah satu acuan

atau alat pengendalian pada proses konstruksi, dengan rincian seperti

terlihat pada tabel III.1.dibawah ini:

Tabel.III.1.

Aspek Utama Pelaksanaan

Variabel Uraian

X1 Kesesuaian analisa Harga Satuan Pekerjaan utama terhadap kenyataan pada proses konstruksi berlangsung.

X2 Kesesuaian harga penawaran kontraktor terhadap kenyataan pada proses konstruksi berlangsung.

X3 Kesesuaian Jumlah dan kondisi alat yang digunakan untuk pekerjaan utama terhadap kenyataan pada proses konstruksi berlangsung

X4 Kesesuaian tenaga kerja yang tersedia untuk pekerjaan utama terhadap kenyataan pada proses konstruksi berlangsung.

X5 Kesesuaian material yang direncanakan terhadap kenyataan pada proses konstruksi berlangsung.

X6 Kesesuaian jumlah personil inti sesuai dengan keahlian yang disyaratkan terhadap kenyataan pada proses konstruksi berlangsung.

X7 Kesesuaian waktu penyelesaian pekerjaan terhadap kenyataan pada proses konstruksi berlangsung.

X8 Kesesuaian metode pelaksanaan kerja terhadap kenyataan pada proses konstruksi berlangsung.

X9 Kesesuaian Gambar pelaksanaan terhadap kenyataan pada proses konstruksi berlangsung.

X10 Kesesuaian spesifikasi teknis terhadap kenyataan pada proses konstruksi berlangsung.

Sumber : Hasil identifikasi.

Variabel tersebut diberi suatu ukuran skala kualitas dibawah ini:

1 2 3 4 5 Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Page 24: BAB I PENDAHULUAN - CORE · PDF fileserah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain ... Foto-foto dokumen yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pekerjaan konstruksi

24  

2. Input Pra Konstruksi

Input pra konstruksi adalah input-input yang diperlukan sebelum proses

konstruksi dimulai adapun kegiatanya dapat dilihat pada tabel III.4.2.

dibawah ini: Tabel.III.2.

Input Pra Konstruksi

Variabel Uraian Kegiatan X11 Kesesuaian nilai kualifikasi teknis kontraktor terhadap

kenyataan pada saat proses pelelangan konstruksi berlangsung.

X12 Jumlah peminat kontraktor untuk mengikuti proses pelelangan pekerjaan.

Sumber : Hasil identifikasi

Variabel tersebut diberi suatu ukuran skala kualitas seperti dibawah ini:

1 2 3 4 5 Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

3. Input Faktor Internal

Yang dimaksud faktor internal dalam hal ini adalah kegiatan pemilik

proyek seperti yang terinci pada Tabel III.3. dibawah ini:

Tabel III.3.

Input Faktor Internal

Variabek Uraian Kegiatan X13 Lamanya kontraktor dalam penerimaan uang muka. X14 Kesesuaian sistem pelaporan proyek untuk pengendalian

tentang deviasi prestasi pelaksanaan pekerjaan pada setiap minggu, terhadap prestasi yang direncanakan.

Sumber : Hasil identifikasi

Variabel tersebut diberi suatu ukuran skala kualitas seperti dibawah ini:

1 2 3 4 5 Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Page 25: BAB I PENDAHULUAN - CORE · PDF fileserah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain ... Foto-foto dokumen yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pekerjaan konstruksi

25  

4. Faktor Eksternal

Yang dimaksud faktor eksternal disini adalah suatu kegiatan yang

berkaitan dengan pelaksanaan konstruksi yang dilakukan oleh organisasi

atau orang maupun kontraktor,seprti dirinci pada tabel III.4. dibawah ini:

Tabel.III.4 Input Faktor Eksternal

Variabel Uraian Kegiatan X15 Nilai pekerjaan yang disubkan pada Sub

kontraktor X16 Proses perijinan dengan instalasi lain.(IMB,

PLN, PAM dan TELPON) Sumber : Hasil identifikasi.

Variabel- variabel tersebut diberi suatu ukuran skala kualitas seperti dibawah ini:

1 2 3 4 5 Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

e. Output Kinerja

Output kinerja dari proses konstruksi yang dimaksudkan disini adalah kinerja

biaya, mutu dan waktu proyek. Kinerja biaya diukur dari selisih prosentase

biaya aktual proyek terhadap rencana biaya, dengan skala pengukuran”

semakin kecil prosentasenya semakin baik kinerjanya”.

Sedang kinerja waktu diukur dari ketepatan waktu aktual terhadap waktu

rencana, di mana “semakin kecil prosentasenya semakin baik kinerjanya.

Adapun rumus mengenai kinerja biaya dan waktu adalah sebagai berikut:

Kinerja Biaya = ( Kontrak Akhir Proyek : Nilai Owner Proyek) 100 %

Kinerja Waktu = (Waktu Aktual Proyek : Waktu Rencana Proyek) 100 %

Dimana :

• Biaya atau waktu rencana proyek adalah biaya atau waktu proyek

berdasarkan dokumen kontrak + addendum pada waktu t.

• Biaya atau waktu aktual proyek adalah biaya atau waktu proyek

sesungguhnya (real cost and real time) pada waktu t.

Page 26: BAB I PENDAHULUAN - CORE · PDF fileserah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain ... Foto-foto dokumen yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pekerjaan konstruksi

26  

Berdasar rumus diatas, “semakin kecil biaya atau waktu aktual dari

pelaksanaan proyek dibandingkan dengan biaya atau waktu rencana, semakin

baik pula kinerja proyek yang dihasilkan”.

Adapun output dari kinerja biaya dan waktu proyek dapat dilihat pada tabel

III.5 dibawah ini:

Tabel III .5

Kinerja Proyek

Variabel Uraian Kegiatan Y1 Kinerja biaya proyek Y2 Kinerja Waktu proyek

Variabel-variabel tersebut diberi suatu ukuran skala kualitas seperti dibawah

ini:

1 2 3 4 5 Sangat rendah

>110% Rendah

>100s/d110%Sedang

>90 s/d100% Tinggi

>80 s/d 90% Sangat tinggi

< 80%

3.3.4. Pola Uji Coba dan Hipotesis

3.3.4.1. Uji Coba Model

Model kuantitatif digunakan untuk mencari hubungan antara variabel-variabel

yang ditetapkan dari data-data yang diperoleh.

Hubungan merupakan hubungan antara variabel-veriabel dependen ( Yp =

variabel kinerja proyek) dan beberapa variabel independen (X = variabel

parameter yang didapat menjadi variabel control).

a. Analisa Korelasi

Analisa korelasi bertujuan untuk mengetahui dan menemukan ada tidaknya

hubungan antara beberapa variabel yang telah ditetapkan untuk penelitian

hingga dapat mengukur karakteristik hubungan serta arti maupun likasinya

hubungan positif (+) maupun negative (-).

Page 27: BAB I PENDAHULUAN - CORE · PDF fileserah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain ... Foto-foto dokumen yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pekerjaan konstruksi

27  

Metode yang digunakan untuk menghitung karakteristik besarnya korelasi

adalah Metode Korelasi Multivarian yaitu metode statistik yang dapat

menggambarkan dan menemukan hubungan antara beberapa variabel.

Hubungan antara variabel menghasilkan nilai positif atau negative dengan

batasan nilai koefisien korelasi r adalah 1 untuk hubungan positif dan -1

untuk hubungan negative. Apabila nilai koefisien korelasi mendekati nol,

antara variabel tersebut tidak mempunyai hubungan yang linier.(Seigel.S.

1990).

Teknik analisa yang akan digunakan adalah korelasi product moment dengan

menggunakan program SPSS.16.

Adapun besaran nilai korelasi antar variabel dapat dilihat pada tabel III.5.1

dibawah ini:

Tabel III.5.1.

Besaran Hubungan Korelasi Pearson (r)

No r (Koefisien Korelasi) Keterangan 1 0,0 < r < 0,2 Sangat Rendah 2 0,2 < r < 0,4 Rendah 3 0,4 < r < 0,6 Sedang 4 0,6 < r < 0,8 Kuat 5 0,8 < r < 1,0 Sangat Kuat

b. Analisa Regresi

Analisa Regresi Berganda dalam penelitian ini menggunakan analisis tentang

hubungan antara satu variabel terpengaruh khususnya penyerapan dana

anggaran dengan variabel-variabel pengaruh yang terdiri dari hasil parameter

kualitas dokumen pelaksanaan.

Dalam analisa regresi berganda dalam penelitian ini menggunakan metode

“Backward” yaitu untuk mengetahui tingkat pengaruh dari variabel-variabel

yang digunakan. Dengan metode backward, setiap variabel dimasukan

kedalam model regresi satu per satu secara berurutan, dan berdasarakn

ukuran tingkat kontribusi besarnya nilai R2 terhadap model regresi yang

diharapkan (Arikunto,1993).

c. Pengujian Model dengan Validasi

Page 28: BAB I PENDAHULUAN - CORE · PDF fileserah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain ... Foto-foto dokumen yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pekerjaan konstruksi

28  

Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah nilai dari koefisien variabel

yang diteliti masih terdapat dalam selang prediksi apabila dilakukan terhadap

n sampel lainnya yang tidak dimasukan kedalam analisa regresi tersebut.

Dengan demikian maka dimasukan data sebanyak n data lainya yang belum

dimasukan kedalam analisa tersebut.

3.3.4.2. Pola Uji Coba Hipotesa

Analisa kuantitatif dilakukan untuk membuktikan hipotesa dengan

menggunakan logika hubungan antara kejadian (event) dengan ruang sampel

(sample space), yaitui bahwa kejadian adalah anggota dari ruang sampel.

Gambar. 3.5.1 dan 3.5.2 menunjukan hubungan antara kejadian dan ruang

sampel (Latief.Y. 1996).

A

A

Gambar.3.3.1. B anggota A Gambar.3.3.2.Perpotongan B&C dengan B & A

Perpotongan B & C dapat juga didifinisikan secara ringkas seperti

berikut B & C = [ xeB, xeC] . Dari penjelasan gambar dan uraian tersebut

diatas hubungan kejadian dan ruang sampel tersebut didapat bahwa kejadian B

anggota ruang sampel A, dan kejadian C potongan dengan kejadian B, maka

kejadian C merupakan anggota ruang sampel A, dengan kata lain:

Jika a = f (B) dan B C = C B, xeB dan xeC, maka A = f (C).

Dalam kontek penelitian dilakukan :

A = Kinerja proyek.

B = Kualitas dokumen pelaksanaan.

C = Kualitas Pelaksanaan Konstruksi.

B xC B

Page 29: BAB I PENDAHULUAN - CORE · PDF fileserah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain ... Foto-foto dokumen yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pekerjaan konstruksi

29  

X = Parameter yang diukur/diuji pada kualitas dokumen

pelaksanaan dan pelaksanaan konstruksi.

3.3.5. Reliability Analysis

Reliability Analiysis adalah analisis yang banyak digunakan untuk mengetahui

keajekan atau konsistensi alat ukur yang menggunakan sekala, kuesioner atau

angket.(Dwi , 2008). Maksudnya untuk mengetahui apakah alat ukur tersebut

akan mendapatkan pengukuran yang tetap konsisten jika pengukuran diulang

kembali. Selain itu, analisis ini berguna pula untuk mengukur validitas item butir

pertanyaan dengan teknik Correctet Item Total Correlation, yaitu mengorelasikan

antara skor item dengan total item, kemudian melakukan korelasi terhadap nilai

koefisien korelasi.

Ada beberapa model analisis reabilitas, yaitu Cronbach Alpha, Split half dan lain-

lain.

Cronbach Alpha adalah untuk mengetahui konsistensi alat ukur dan melakukan

analisis Correctet Item total untuk mengetahui apakah tiap-tiap item valid atau

tidak.

3.3.6. Bagan Alir Penelitian

Adapun tahapan-tahapan kegiatan yang akan dilakukan dalam penelitian ini,

disajikan dalam bentuk bagan alir berikut ini :

Page 30: BAB I PENDAHULUAN - CORE · PDF fileserah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain ... Foto-foto dokumen yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pekerjaan konstruksi

30  

Tidak

                                                                                                                                                                                      Ya 

Gambar 3.4 Flowchart metodologi Penelitian

 

 

Mulai

Perumusan Masalah

Tinjauan Pustaka

Metode Penelitian

Pembuatan Kuesioner

Kuesioner Sesuai

Penyebaran kuesioner

Analisis data dan Pembahasan hasil data

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Page 31: BAB I PENDAHULUAN - CORE · PDF fileserah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain ... Foto-foto dokumen yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pekerjaan konstruksi

31  

BAB IV

DATA PELAKSANAAN PENELITIAN

4.1. Pengumpulan Data

a. Sampel Proyek

Pengumpulan data dilakukan dengan cara mendata hasil laporan akhir

dari proyek yang dilaksanakan Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Propinsi Jawa

Tengah dan pengisian angket kuesioner (lihat lampiran A),serta wawancara

kepada personel yang bertanggung jawab berkaitan dengan Dokumen

Pelaksanaan yang telah terlibat dalam pengendalian pelaksanaan proyek

konstruksi dari Tahun Anggaran 2004 sampai dengan Tahun Anggaran 2009.

Dari hasil wawancara dengan pihak Kepala Bidang Tata Bangunan dan

Lingkungan diperoleh data tentang kegiatan proyek, dan yang menangani

proyek, selanjutnya dilakukan penyebaran angket kuesioner sebanyak 30 proyek

dan telah kembali sebanyak 13 angket. Hasil penyeleksian angket kuesioner,

didapatkan 10 angket yang dapat digunakan sebagai sampel yang layak untuk

dilakukan analisis, sedangkan angket yang tidak layak dilakukan analisis sebagai

sampel penelitian dikarenakan antara lain data yang tidak lengkap atau tidak

benar.

b. Data Profil Umum Proyek

Dari 10 proyek yang digunakan sebagai sampel penelitian dapat

diidentifikasikan sebagai Data Profil Umum Proyek seperti jenis proyek, lokasi

proyek, jenis kontrak, jenis pelelangan serta nilai dan fisiknya. Data tersebut

dirangkum secara rinci seperti terlihat dalam tabel IV.1.1a dan tabel IV.1.1b

dibawah :

Tabel IV.1.1a

Data Profil Umum Proyek

No Nama Proyek Lokasi Jenis Pelelangan Tahun

1 Pemb Gedung kantor BPD Tegal Umum 2004

2 Pemb Gedung kantor BPD Batang Umum 2004

Page 32: BAB I PENDAHULUAN - CORE · PDF fileserah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain ... Foto-foto dokumen yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pekerjaan konstruksi

32  

No Nama Proyek Lokasi Jenis Pelelangan Tahun

3 Pemb Gedung kantor BPD Magelang Umum 2004

4 Pemb Gedung kantor BPD Kebumen Umum 2004

5 Pemb Gedung kantor BPD Purworejo Umum 2005

6 Pemb Gedung kantor BPD Kutoarjo Umum 2006

7 Pemb Gedung kantor BPD Boyolali Umum 2007

8 Pemb Gedung kantor BPD Wonosobo Umum 2008

9 Pemb BMKP Sarwobudoyo Ungaran Umum 2008

10 Rehab Gedung Cipta Karya dan

Tata Ruang Prop Jateng

Semarang Umum 2009

Sumber olahan data primer

c. Biaya Proyek Konstruksi

Dari sampel yang ada dapat diidentifikasi bahwa sebagian besar proyek

mempunyai nilai kontrak berkisar antara 80% s/d 100% dari nilai OE (owner’s

estimate). Namun pada pelaksanaan beberapa proyek mengalami perubahan dari

nilai kontrak awal, seperti terlihat pada tabel IV.1.2 dibawah ini :

Tabel IV.1.2

Nilai Kontrak Awal & Kontrak Akhir Proyek

No

(1)

Nama Proyek

(2)

Nilai

Owner(Rp)

(3)

Kontrak

Awal(Rp)

(4)

Kontrak

Akhir(Rp)

(5)

5:3

(%)

(6)

Y1

(7)

1 Pemb Gedung

kantor BPD Tegal

4.309.670.000 3.253.456.000 3.498.349.000 81,17 4

2 Pemb Gedung

kantor BPD Batang

3.086.640.000 3.077.500.000 3.259.316.000 105,5

9

2

3 Pemb Gedung

kantor BPD

Magelang

3.934.180.000 3.912.920.000 3.998.975.000 101,6

5

2

4 Pemb Gedung

kantor BPD

Kebumen

2.876.020.000 2.865.150.000 3.118.576.000 108,4

3

2

Page 33: BAB I PENDAHULUAN - CORE · PDF fileserah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain ... Foto-foto dokumen yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pekerjaan konstruksi

33  

No

(1)

Nama Proyek

(2)

Nilai

Owner(Rp)

(3)

Kontrak

Awal(Rp)

(4)

Kontrak

Akhir(Rp)

(5)

5:3

(%)

(6)

Y1

(7)

5 Pemb Gedung

kantor BPD

Kebumen

3.851.750.000 3.798.840.000 3.840.765.000 99,71 3

6 Pemb Gedung

kantor BPD

Kutoarjo

3.943.180.000 3.900.815.000 3.956.980.000 100,3

5

2

7 Pemb Gedung

kantor BPD

Boyolali

2.852.200.000 2.723.714.000 2.723.714.000 95,50 3

8 Pemb Gedung

kantor BPD

Wonosobo

7.180.900.000 5.932.878.000 6.147.167.000 85,60 4

9 Pemb BMKP

Sarwobudoyo

Ungaran

5.881.200.000 5.511.100.000 5.511.100.000 93,71 3

10 Rehab Gedung

Cipta Karya dan

Tata Ruang Prop

Jateng Semarang

2.303.744.000 2.037.200.000 2.037.200.000 88,43 4

Sumber : Hasil olahan data primer

d. Jangka Waktu Pelaksanaan Proyek.

Tabel IV.1.1b

Data Waktu Pelaksanaan Proyek

No

(1)

Nama Proyek

(2)

Waktu

Rencana

(Hari)

(3)

Waktu

Aktual

(Hari)

(4)

Prosentase

( % )

4:3

(5)

Y2

(6)

1 Pemb Gedung kantor BPD

Tegal

210 230 109,52 % 2

Page 34: BAB I PENDAHULUAN - CORE · PDF fileserah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain ... Foto-foto dokumen yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pekerjaan konstruksi

34  

No

(1)

Nama Proyek

(2)

Waktu

Rencana

(Hari)

(3)

Waktu

Aktual

(Hari)

(4)

Prosentase

( % )

4:3

(5)

Y2

(6)

2 Pemb Gedung kantor BPD

Batang

180 190 105,55 % 2

3 Pemb Gedung kantor BPD

Magelang

210 240 114,29 % 1

4 Pemb Gedung kantor BPD

Kebumen

180 190 105,55 % 2

5 Pemb Gedung kantor BPD

Purworejo

210 230 109,52 % 2

6 Pemb Gedung kantor BPD

Kutoarjo

210 230 109,52 % 2

F7 Pemb Gedung kantor BPD

Boyolali

180 180 100 % 3

8 Pemb Gedung kantor BPD

Wonosobo

210 230 109,52 % 2

9 Pemb BMKP Sarwobudoyo

Ungaran

210 210 100 % 3

10 Rehab Gedung Cipta Karya

dan Tata Ruang Prop Jateng

Semarang

120 120 100 % 3

Sumber : Hasil olahan data primer

Hasil identifikasi mengenai jangka waktu pelaksanaan konstruksi yang

direncanakan pada awal proyek maupun perubahan rencananya berkisar 1 (satu)

bulan. Adapun aktualisasi waktu pelaksanaannya dapat dirangkum seperti

terlihat pada tabel IV.1.3.

Tabel IV.1.3

Jangka Waktu Pelaksanaan Proyek

No Waktu Pelaksanaan Proyek Jumlah Sampel

1 Percepatan 0

Page 35: BAB I PENDAHULUAN - CORE · PDF fileserah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain ... Foto-foto dokumen yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pekerjaan konstruksi

35  

No Waktu Pelaksanaan Proyek Jumlah Sampel

2 Tepat Waktu 3

3 Terlambat 7

Sumber : Hasil olahan data primer

e. Mutu Penjaminan

Dari seluruh sampel yang ada, tidak terdapat pekerjaan yang ditolak dan diulang

kembali (rework) atas biaya kontraktor. Rework yang terjadi dapat diidetifikasi

dan dikelompokkan seperti terlihat pada tabel IV.1.4 dibawah ini :

Tabel IV.1.4

Jumlah Pekerjaan Yang Pernah Ditolak

No Prosentase pekerjaan

yang ditolak (rework)

Jumlah Sampel

1 0 % 10

2 0% s/d 2,5% 0

3 2,5% s/d 5% 0

4 5% s/d 7,5% 0

5 > 7,5% 0

Sumber : Hasil olahan data primer

4.2. Pentabulasian Data.

Semua data hasil wawancara dan kuesioner yang telah diisi oleh responden tentang

pengaruh kualitas dokumen terhadap kinerja proyek, ditabulasikan seperti terlihat

pada tabel IV.1.5, dan tabel IV.1.6 terdiri dari 2 variabel terikat yaitu kinerja biaya

dan kinerja waktu , pada tabel IV.1.5a dan tabel IV.1.6a.

Tabel.IV.1.5 Variabel Bebas Terhadap Kinerja Biaya

Variabel Uraian X1 Kesesuaian analisa Harga Satuan Pekerjaan utama terhadap

kenyataan pada proses konstruksi berlangsung X3 Kesesuaian jumlah dan kondisi alat yang digunakan untuk pekerjaan

utama terhadap kenyataan pada proses konstruksi berlangsung

Page 36: BAB I PENDAHULUAN - CORE · PDF fileserah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain ... Foto-foto dokumen yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pekerjaan konstruksi

36  

Variabel Uraian

X4 Kesesuaian tenaga kerja yang tersedia untuk pekerjaan utama terhadap kenyataan pada proses konstruksi berlangsung.

X5 Kesesuaian material yang direncanakan terhadap kenyataan pada proses konstruksi berlangsung

X6 Kesesuaian jumlah personil inti sesuai dengan keahlian yang disyaratkan terhadap kenyataan pada proses konstruksi berlangsung

X7 Kesesuaian waktu penyelesaian pekerjaan terhadap kenyataan pada proses konstruksi berlangsung.

X8 Kesesuaian metode pelaksanaan kerja terhadap kenyataan pada proses konstruksi berlangsung terhadap kenyataan pada proses konstruksi berlangsung.

X9 Kesesuaian gambar pelaksanaan terhadap kenyataan pada proses konstruksi berlangsung.

X10 Kesesuaian spesifikasi teknis terhadap kenyataan pada proses konstruksi berlangsung.

X11 Kesesuaian nilai kualifikasi teknis kontraktor terhadap kenyataan pada proses konstruksi berlangsung.

X12 Jumlah peminat kontraktor untuk mengikuti proses pelelangan pekerjaan,

X13 Lamanya kontraktor dalam penermaan uang muka X14 Kesesuaian sistem pelaporan proyek untuk pengendalian tentang

deviasi prestasi pelaksanaan pekerjaan pada setiap minggu terhadap prestasi yang telah direncanakan.

X15 Nilai pekerjaan yang di subkan pada sub kontraktor. X16 Proses perijinan dengan instalasi lain. (INB, PLN, PAM dan

TELPON). Sumber : Hasil identifikasi.

Tabel IV.1.5a

Tabulasi Data variabel bebas terhadap kinerja Biaya (Y1)

Resp Y1 X1 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16

1 4 4 2 5 4 5 4 3 4 4 4 2 4 2 2 4 2 2 3 2 3 5 2 2 3 2 1 1 2 2 2 1 2 3 2 3 1 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 1 1 1 4 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 1 3 2 2 2 2 5 3 3 2 2 2 3 3 3 3 4 3 2 3 2 2 2 6 2 2 2 2 5 2 2 4 2 3 2 2 2 2 3 2 7 3 3 4 4 2 3 3 4 4 4 3 5 3 3 3 3 8 4 4 4 2 5 4 4 2 4 5 5 5 4 2 2 2 9 3 3 4 4 3 3 3 4 4 5 3 4 3 3 3 3 10 4 3 5 5 4 4 5 5 5 5 2 5 4 3 3 3

Page 37: BAB I PENDAHULUAN - CORE · PDF fileserah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain ... Foto-foto dokumen yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pekerjaan konstruksi

37  

Tabel.IV.1.6 Variabel Bebas Terhadap Kinerja Waktu

Variabel Uraian Kegiatan X1 Kesesuaian analisa Harga Satuan Pekerjaan utama terhadap

kenyataan pada proses konstruksi berlangsung X2 Kesesuaian harga penawaran kontraktor terhadap kenyataan pada

proses konstruksi berlangsung. X3 Kesesuaian jumlah dan kondisi alat yang digunakan untuk pekerjaan

utama terhadap kenyataan pada proses konstruksi berlangsung X4 Kesesuaian tenaga kerja yang tersedia untuk pekerjaan utama

terhadap kenyataan pada proses konstruksi berlangsung. X5 Kesesuaian material yang direncanakan terhadap kenyataan pada

proses konstruksi berlangsung X6 Kesesuaian jumlah personil inti sesuai dengan keahlian yang

disyaratkan terhadap kenyataan pada proses konstruksi berlangsung. X8 Kesesuaian metode pelaksanaan kerja terhadap kenyataan pada

proses konstruksi berlangsung terhadap kenyataan pada proses konstruksi berlangsung.

X9 Kesesuaian gambar pelaksanaan terhadap kenyataan pada proses konstruksi berlangsung

X10 Kesesuaian spesifikasi teknis terhadap kenyataan pada proses konstruksi berlangsung

X11 Kesesuaian nilai kualifikasi teknis kontraktor terhadap kenyataan pada proses konstruksi berlangsung

X12 Jumlah peminat kontraktor untuk mengikuti proses pelelangan pekerjaan,

X13 Lamanya kontraktor dalam penermaan uang muka X14 Kesesuaian sistem pelaporan proyek untuk pengendalian tentang

deviasi prestasi pelaksanaan pekerjaan pada setiap minggu terhadap prestasi yang telah direncanakan

X15 Nilai pekerjaan yang di subkan pada sub kontraktor X16 Proses perijinan dengan instalasi lain. (INB, PLN, PAM dan

TELPON). Sumber: Dari identifikasi

Page 38: BAB I PENDAHULUAN - CORE · PDF fileserah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain ... Foto-foto dokumen yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pekerjaan konstruksi

38  

Tabel IV.1.6a

Tabulasi Data variabel bebas terhadap kinerja waktu (Y2)

Resp Y2 X1 X2 X3 X4 X5 X6 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16

1 2 4 4 2 5 4 5 3 4 4 4 2 4 2 2 4 2 2 3 3 2 3 5 2 3 2 1 1 2 2 2 1 2 3 1 3 4 1 3 3 2 2 2 2 2 2 3 1 1 1 4 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 1 3 2 2 2 2 5 2 3 1 2 2 2 3 3 3 4 3 2 3 2 2 2 6 2 2 4 2 2 5 2 4 2 3 2 2 2 2 3 2 7 3 3 4 4 4 2 3 4 4 4 3 5 3 3 3 3 8 2 4 4 4 2 5 4 2 4 5 5 5 4 2 2 2 9 3 3 4 4 4 3 3 4 4 5 3 4 3 3 3 3 10 3 3 4 5 5 4 4 5 5 5 2 5 4 3 3 3

Data tersebut kemudian digunakan sebagai input data kedalam program SPSS 16

untuk dilakukan analisis lebih lanjut.

Page 39: BAB I PENDAHULUAN - CORE · PDF fileserah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain ... Foto-foto dokumen yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pekerjaan konstruksi

39  

BAB.V

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

5.1. Input Data

Hasil tabulasi data diformat untuk digunakan sebagi input data dari proses

analisis yang menggunakan program SPSS 16. Format hasil tabulasi data yang

digunakan sebagai input tersebut terdiri dari kinerja biaya proyek dan kinerja waktu

proyek sebagai 2 variabel terikat yang dipengaruhi oleh 16 variabel bebas dari 10

sampel proyek yang telah diteliti. Dengan demikian ada 2 jenis hubungan yang dapat

diformat sebagai berikut :

• Tipe Biaya : Model hubungan antar kualitas pelaksanaan dengan kinerja

biaya proyek.

• Tipe Waktu : Model hubungan antara kualitas pelaksanaan dengan kinerja

waktu proyek.

5.2. Analisis Reliabilitas

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui keajekan atau konsistensi alat ukur

yang menggunakan skala, kuesioner, atau angket. Maksudnya untuk mengetahui apakah

alat ukur tersebut akan mendapatkan pengukuran yang tetap konsisten jika pengukuran

diulang kembali. Untuk mengetahui validitas item dari variabel-variabel tersebut, maka

dapat diketahui melalui output SPSS 16 seperti tampak pada tabel IV.3.1

Tabel IV.3.1 Uji Reliabilitas

Item-Total Statistics

  Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

kinerja_biaya 52.8000 144.400 .896 .916 kinerja_waktu 53.5000 154.056 .639 .922 analisa 52.7000 154.011 .677 .923 penawaran 52.3000 150.900 .453 .925 alat 52.9000 136.322 .844 .915 tenaga_kerja 52.5000 146.722 .530 .924 material 52.2000 159.511 .090 .935 personel 52.7000 143.344 .775 .917 waktu 52.7000 140.233 .908 .914 metode 52.4000 155.600 .317 .927 gambar 52.4000 140.489 .892 .914

Page 40: BAB I PENDAHULUAN - CORE · PDF fileserah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain ... Foto-foto dokumen yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pekerjaan konstruksi

40  

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted.

spesifikasi 52.2000 133.733 .851 .914 prakualifikasi 53.1000 144.544 .787 .922 peminat 52.5000 137.611 .545 .918 uang_muka 52.7000 146.900 .831 .918 pelaporan 52.2000 142.400 .891 .915 subkontraktor 52.1000 166.767 -.227 .932 perijinan 53.0000 147.333 .545 .923

Dari tabel di atas terlihat bahwa pada kolom Corrected Item-Total Correlation,

variabel-variabel seperti : analisa harga satuan pekerjaan utama, jumlah dan kondisi alat

yang digunakan untuk pekerjaan utama, jumlah personil inti sesuai dengan keahlian

yang disyaratkan, gambar pelaksanaan , spesifikasi teknis, kesuaian pelaksanaan

prakualifikasi, kontraktor dalam penerimaan uang muka, sistem pelaporan proyek untuk

penendalian , dan waktu penyelesaian pekerjaan, memiliki nilai yang melebihi nilai r,

yaitu sebesar 0,632. Nilai ini sendiri didapatkan dari tabel statistik dengan signifikansi

0,05 dan 2 sisi dengan N = 10. Sehingga variabel-variabel tersebut dinyatakan valid.

5.3. Analisis Korelasi dan Interkorelasi

Analisis korelasi pada penelitian ini dilakukan untuk mengukur kekuatan

hubungan anatara variabel terikat pada kinerja biaya dan kinerja waktu proyek dengan

variabel bebas pada kualitas pelaksanaan. Analisis korelasi dilakukan dengan metode

korelasi Pearson (product moment correlations).

Dengan menggunakan program SPSS 16, perhitungan metode korelasi Pearson

menghasilkan jenis koefisien korelasi bivariate seperti pada tabel IV.3.3 dan IV.3.4.

Dari hasil korelasi tersebut, dipilih variabel-variabel bebas yang berhubungan

secara positif dengan variabel terikat dan mempunyai nilai korelasi yang sangat kuat

(lihat tabel IV.3.5 dan IV.3.6) atau mempunyai r > 0,632. Nilai ini sendiri didapatkan

dari tabel statistik dengan signifikansi 0,05 dan 2 sisi dengan N = 10.

Tabel IV.3.3 Nilai Korelasi Pearson terhadap Kinerja Biaya 

    kinerja_biaya Anal analisa Pearson Correlation .761*

Sig. (2-tailed) .011

N 10

Page 41: BAB I PENDAHULUAN - CORE · PDF fileserah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain ... Foto-foto dokumen yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pekerjaan konstruksi

41  

  

Kinerja biaya alat Pearson Correlation .255*

Sig. (2-tailed) .040 N 10

tenaga_kerja Pearson Correlation .537 Sig. (2-tailed) .110 N 10

material Pearson Correlation .150 Sig. (2-tailed) .679 N 10

personel Pearson Correlation .263** Sig. (2-tailed) .000 N 10

waktu Pearson Correlation .963** Sig. (2-tailed) .000 N 10

metode Pearson Correlation .174 Sig. (2-tailed) .631 N 10

gambar Pearson Correlation .374** Sig. (2-tailed) .001 N 10

spesifikasi Pearson Correlation .241** Sig. (2-tailed) .002 N 10

prakualifikasi Pearson Correlation .762* Sig. (2-tailed) .010 N 10

peminat Pearson Correlation .563 Sig. (2-tailed) .090 N 10

uang_muka Pearson Correlation .533** Sig. (2-tailed) .000 N 10

pelaporan Pearson Correlation .441 Sig. (2-tailed) .202 N 10

subkontraktor Pearson Correlation .354 Sig. (2-tailed) .316 N 10

perijinan Pearson Correlation .262* Sig. (2-tailed) .037 N 10

kinerja_biaya Pearson Correlation 1 Sig. (2-tailed)  N 10

Page 42: BAB I PENDAHULUAN - CORE · PDF fileserah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain ... Foto-foto dokumen yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pekerjaan konstruksi

42  

Tabel IV.3.4 Nilai Korelasi Pearson terhadap Kinerja Waktu 

    kinerja_waktu

analisa Pearson Correlation .000

Sig. (2-tailed) 1.000

N 10 penawaran Pearson Correlation .196

Sig. (2-tailed) .587 N 10

alat Pearson Correlation .854** Sig. (2-tailed) .002 N 10

tenaga_ker ja Pearson Correlation .514 Sig. (2-tailed) .128 N 10

kesesuaian Pearson Correlation -.138 Sig. (2-tailed) .703 N 10

personel Pearson Correlation .333 Sig. (2-tailed) .347 N 10

metode Pearson Correlation .815** Sig. (2-tailed) .004 N 10

gambar Pearson Correlation .730* Sig. (2-tailed) .017 N 10

spesifikasi Pearson Correlation .613 Sig. (2-tailed) .060 N 10

prakualifikasi Pearson Correlation .111 Sig. (2-tailed) .760 N 10

peminat Pearson Correlation .404* Sig. (2-tailed) .023 N 10

uang_muka Pearson Correlation .215 Sig. (2-tailed) .551 N 10

pelaporan Pearson Correlation .301** Sig. (2-tailed) .004 N 10

subkontraktor Pearson Correlation .302** Sig. (2-tailed) .005 N 10

perijinan Pearson Correlation Sig. (2-tailed)

.567*

.035

Page 43: BAB I PENDAHULUAN - CORE · PDF fileserah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain ... Foto-foto dokumen yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pekerjaan konstruksi

43  

N 10 kinerja_waktu Pearson Correlation 1

Sig. (2-tailed)   N 10

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

• Tipe Biaya

Variabel bebas yang mempunyai nilai korelasi r > 0,632 terhadap variabel terikat

yaitu kinerja biaya proyek sebanyak 16 variabel bebas yang dirangkum secara rinci pada

tabel IV.3.5.

Tabel IV.3.5

Nilai Korelasi Pearson r Antara Variabel Bebas

Terhadap Kinerja Biaya Proyek

No Variabel Uraian Kegiatan r

1 X1 Analisa harga satuan pekerjaan utama 0,761

2 X7 Waktu penyelesaian pekerjaan 0,963

3 X11 Kinerja pelaksanaan prakualifikasi 0,762

Sumber : Hasil olahan data primer

• Tipe Waktu

Variabel-variabel bebas yang mempunyai nilai korelasi r > 0,632 terhadap

variabel terikat yaitu kinerja waktu proyek sebanyak variabel 16 bebas yang dirangkum

secara rinci pada tabel IV.3.6.

Tabel IV.3.6

Nilai Korelasi Pearson r Antara Variabel Bebas

Terhadap Kinerja Waktu Proyek

No Variabel Uraian Kegiatan r

1 X3 Jumlah dan kondisi alat yang digunakan

untuk pekerjaan utama

0,854

2 X8 Metode pelaksanaan kerja 0,815

3 X9 Gambar pelaksanaan 0,730

Sumber : Hasil olahan data primer

Page 44: BAB I PENDAHULUAN - CORE · PDF fileserah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain ... Foto-foto dokumen yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pekerjaan konstruksi

44  

Analisis interkorelasi dilakukan untuk mengetahui besarnya hubungan interkorelasi r

antara variabel bebas yang satu terhadap variabel bebas lainnya.

Setelah didapatkan variabel-variabel bebas yang memenuhi persyaratan nilai

korelasi r > 0,632 terhadap variabel terikat, selanjutnya terhadap variabel-variabel

tersebut dilakukan pengukuran kekuatan hubungan antara variabel-variabel tersebut

dengan cara analisis interkorelasi. Hal ini dimaksudkan apabila antar variabel-variabel

tersebut terjadi hubungan interkorelasi dengan pengertian saling mempengaruhi satu

sama lainnya dan variabel-variabel tersebut langsung digunakan sebagai variabel pada

persamaan yang dihasilkan, maka mempunyai resiko akan terjadinya gangguan (noise)

terhadap stabilitas model, sehingga dapat mengurangi asumsi linier independence dan

mengurangi real significant final of interpretation dari model yang terbuat dari variabel

tersebut.

5.4. Analisis Regresi Berganda (Linier) Metode Backward

Analisis regresi berganda ini dilakukan terhadap kombinasi variabel penentu yang

telah ditetapkan, dan dihasilkan model regresi berganda secara linier sebagai berikut

• Tipe Biaya

Didapatkan output regresi metode Backward pada SPSS 16 seperti terlihat pada

tabel : IV.3.7 dan tabel IV.3.8.

TABEL IV.3.7 Coefficientsa

Model 

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients 

t  Sig. B  Std. Error  Beta 

1  (Constant)  .239  .184    1.298  .242 

analisa  .096  .092  .073  1.041  .338 

waktu  .637  .044 .767 14.548  .000 

prakualifikasi, 

.178  .046 .258 3.864  .008 

2  (Constant)  .395  .108    3.669  .008 

waktu  .653  .041  .786  15.784  .000 

prakualifikasi, 

.211  .034 .304 6.110  .000 

a. Dependent Variable: kinerja_biaya

Page 45: BAB I PENDAHULUAN - CORE · PDF fileserah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain ... Foto-foto dokumen yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pekerjaan konstruksi

45  

TABEL 3.8. Model Summary

Model  R  R Square Adjusted R Square 

Std. Error of the Estimate 

1  .995a  .990  .985 .10558

2  .994b  .989  .984  .10620 

a. Predictors: (Constant), prakualifikasi,, waktu, analisa 

rb.Predictors: (Constant), prakualifikasi,, waktu

Dari output tersebut, maka diperoleh rumus regresi linier dengan adjusted R2=

0,985 untuk tipe biaya seperti berikut :

Y1 = 0,089 + 0,096X1 + 0,637X7 + 0,177X11 ………………………4.3.1

Dimana,

Y1 : Kinerja Biaya Proyek

X1 : Analisa harga satuan pekerjaan utama

X7 : Waktu penyelesaian pekerjaan

X11 : Kinerja pelaksanaan prakualifikasi.

Untuk adjusted R2= 0,984 untuk tipe biaya seperti berikut :

Y1 = 0,395 + 0,653X7 + 0,211X11 ………………………4.3.1a

Dimana,

Y1 : Kinerja Biaya Proyek

X7 : Waktu penyelesaian pekerjaan

X11 : Kinerja pelaksanaan prakualifikasi.

Dari hasil output SPSS 16 dengan regresi Metode Backward ada dua persamaan

yang didapat, maka diambil salah satu dengan R2 yang terbesar yaitu untuk adjusted

R2= 0,985 , dengan persamaan :

Y1 = 0,089 + 0,096X1 + 0,637X7 + 0,177X11 ………………………4.3.1

Dimana,

Y1 : Kinerja Biaya Proyek

X1 : Analisa harga satuan pekerjaan utama

X7 : Waktu penyelesaian pekerjaan

X11 : Kinerja pelaksanaan prakualifikasi.

Page 46: BAB I PENDAHULUAN - CORE · PDF fileserah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain ... Foto-foto dokumen yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pekerjaan konstruksi

46  

Dari persamaan 4.3.1 dapat dianalisa bahwa, bila persamaan tersebut nilai variabel bebas (X) dimasukan nilai kinerja terendah yaitu 1 (satu) maka didapat kinerja biaya: Y1 =.0,089 + 0,096(X1 =1)+ 0,637(X7 =1)+ 0,177(X11 =1) = 0,999 Mendekati skala kualitas 1 (satu) terendah

Dari persamaan 4.3.1 dapat dianalisa bahwa, bila persamaan tersebut nilai variabel

bebas (X) dimasukan nilai kinerja tertinggi yaitu 5 (lima) maka didapat kinerja

biaya: Y1 = 0,089 + 0,096(X1 =5)+ 0,637(X7 =5)+ 0,177(X11 =5) = 4,639.

Mendekati skala kualitas 5 (lima) tertinggi.

Dari analisa tersebut diatas dari disimpulkan bahwa kinerja biaya dipengaruhi tiga

variabel yaitu, X1 : Analisa harga satuan pekerjaan utama, X7 :Waktu penyelesaian

pekerjaan dan X11:. Kinerja pelaksanaan prakualifikasi.

X1 : Analisa harga satuan pekerjaan utama = 0,096 x 100 % = 9,6 %,

X7 : Waktu penyelesaian pekerjaan = 0,637 X 100 % = 63,7 %

X11 : Kinerja pelaksanaan prakualifikasi.= 0,177 X 100 % = 17,7 %.

Dari variabel-variabel tersebut dapat dilihat bahwa analisa harga satuan pekerjaan

mempunyai pengaruh terhadap kinerja biaya, walaupun prosentasenya kecil ini akan

berpengaruh terhadap menentukan sumberdaya manusia, bahan , alat serta metode

yang akan digunakan. Tetapi dalam Kepres No: 80 tahun 2003 mensyaratkan adanya

analisa harga satuan pekerjaan dalam pengajuan penawaran pelelangan proyek

bangunan, tetapi tidak menggugurkan penawaran pelelangan proyek.

Dari variabel tersebut yang paling kuat pengaruhnya adalah variabel X7: yaitu

Waktu penyelesaian pekerjaan dengan indek 0,637, atau 63,7 %.

• Tipe Waktu

Didapatkan output regresi Metode Backward pada SPSS 16 seperti terlihat pada

lampiran.

TABEL.IV.3.9. Model Summary

Model  R  R Square  Adjusted R Square  Std.Error of the Estimate 

1 2 

.938a 

.937b .880 .879 

.845 

.819 .26876 .24922 

Page 47: BAB I PENDAHULUAN - CORE · PDF fileserah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain ... Foto-foto dokumen yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pekerjaan konstruksi

47  

TABEL.IV.3.10. Coefficiemts

Model

Unstandardized Coefficiens

Standartdized Coefficiens

t

Sig

B Std . Error Beta 1.(Constant) Alat metode gambar

.065

.273

.251

.410

.334

.086

.087

.125

.568 .023 .469

1.093 3.184 .139 2.508

.317

.019

.894

.046 2.( Constant) Alat metode

.377

.275

.319

.300

.078

.108

.573 .478

1.257 3.533 2.947

.249

.010

.021 a.Dependent Variable: kinerja waktu

Dari output tersebut, maka diperoleh rumus regresi linier dengan adjusted R2 =

0,845 untuk tipe waktu sebagai berikut :

Y2 = 0,065 + 0,273 X3 + 0,251 X8 + 0,410 X9 ………………………………4.3.2

Dimana,

Y2 : Kinerja Waktu Pelaksanaan.

X3 : Jumlah dan kondisi alat yang digunakan untuk pekerjaan utama

X8 : Metode pelaksanaan kerja.

X9 : Gambar pelaksanaa.

Untuk adjusted R2 = 0,819 untuk tipe waktu seperti berikut :

Y2 = 0,377 + 0,275 X3 + 0,319 X8 ……… ………………………………4.3.2.a

Dimana,

Y2 : Kinerja Waktu Pelaksanaan.

X3 : Jumlah dan kondisi alat yang digunakan untuk pekerjaan utama

X8 : Metode pelaksanaan kerja

Dari hasil output SPSS 16 dengan regresi Metode Backward ada dua persamaan

yang didapat, maka diambil salah satu dengan R2 yang terbesar yaitu untuk adjusted

R2= 0,845 , dengan persamaan :

Y2 = 0,065 + 0,273 X3 + 0,251 X8 + 0,410 X9 ………………………………4.3.2

Dimana,

Y2 : Kinerja Waktu Pelaksanaan.

X3 : Jumlah dan kondisi alat yang digunakan untuk pekerjaan utama

X8 : Metode pelaksanaan kerja

X9 : Gambar pelaksanaan.

Page 48: BAB I PENDAHULUAN - CORE · PDF fileserah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain ... Foto-foto dokumen yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pekerjaan konstruksi

48  

.Dari persamaan 4.3.2 dapat dianalisa bahwa, bila persamaan tersebut nilai fariabel

bebas (X) dimasukan nilai kinerja terendah yaitu 1 (satu) maka didapat kinerja

biaya: Y2 = 0,065 + 0,273( X3=1) + 0,251(X8=1) + 0,410 (X9=1) = 0,999.

Mendekati skala kualitas 1 (satu) terendah.

Dari persamaan 4.3.2 dapat dianalisa bahwa, bila persamaan tersebut nilai variabel

bebas (X) dimasukan nilai kinerja tertinggi yaitu 5 (lima) maka didapat kinerja

biaya: Y2 = 0,065 + 0,273( X3=5) + 0,251(X8=5) + 0,410 (X9=5) = 4,735.

Mendekati skala kualitas 5 (lima) tertinggi.

Dari analisa tersebut diatas dari disimpulkan bahwa kinerja waktu dipengaruhi tiga

variabel yaitu, X3 : Jumlah dan kondisi alat yang digunakan untuk pekerjaan utama,

X4 : Tenaga kerja yang tersedia untuk pekerjaan utama, dan X8: Metode pelaksanaan

kerja,.

X3 : Jumlah dan kondisi alat yang digunakan untuk pekerjaan utama =

= 0,273 X 100 % = 27,3 %.

X8 : Metode pelaksanaan kerja = 0,251 X 100 % = 25,1 %.

X9 : Gambar pelaksanaan = 0,410 X 100 % = 41,0 %

Dari variabel tersebut yang paling kuat adalah variabel X9: gambar pelaksanaan

kerja yaitu dengan indek 0,410, atau 41,0 %

5.5. Uji Hipotesis

Model regresi yang telah diperoleh yaitu model yang memperlihatkan

hubungan kuantitatif antara variabel bebas kualitas pelaksanaan proyek dengan

variabel terikat kinerja biaya maupun kinerja waktu dilakukan uji hipotesis,

berdasarkan uji model (Uji F, t, durbin watson). Hipotesis penelitian ini

menyatakan bahwa “Semakin baik kualitas pelaksanaan akan semakin baik kinerja

biaya dan waktu pelaksanaan proyek bangunan gedung di Dinas Cipta Karya dan

Tata Ruang Provinsi Jawa –Tengah”

5.5.1. Uji F (F-Test)

Uji F disini bertujuan untuk menguji bahwa seluruh koefisien variabel bebas

Xi dari model regresi tidak mempengaruhi variabel Y atau sering disebut uji

hipotesis nol.

Page 49: BAB I PENDAHULUAN - CORE · PDF fileserah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain ... Foto-foto dokumen yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pekerjaan konstruksi

49  

• Tipe Biaya

Dilakukan uji hipotesis terhadap sekelompok variabel bebas X1, X7, danX11, .

Berikut adalah prosedur pengujian Uji F :

1. Ho : β1 = β2 = β3 = β4 = 0

2. H1 : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4

3. α (significant level)= 0,05

4. Daerah kritis :

F0,05 (3)(36) = 2,866 (dari F tabel statistik)

Dimana, v1 = 4 – 1 = 3

v2 = 40 – 4 = 36

5. Perhitungan :

Dari output SPSS 16 (lampiran) terlihat bahwa Fo adalah sebesar 204,343.

6. Keputusan :

Ftabel < Fo, sehingga Ho ditolak

7. Kesimpulan :

Bahwa koefisien dari variabel β1, β2, β3, dan β4 tidak sama dengan nol yang

berarti akan semakin menyakinkan bahwa model regresi berganda yang

dihasilkan adalah sangat penting/berpengaruh (Highly Significant),artinya

bahwa kinerja biaya dipengaruhi oleh tiga variabel tersebut yaitu,X1,X7,dan

X11.

• Tipe Waktu

Dilakukan uji hipotesis terhadap sekelompok variabel bebas X3, X8, dan X9.

Berikut adalah prosedur pengujian Uji F :

1. Ho : β1 = β2 = β3 = 0

2. H1 : β1 ≠ β2 ≠ β3

3. α (tingkat kepercayaan) = 0,05

4. Daerah kritis :

F0,05 (2)(27) = 3,354 (dari tabel F tabel statistik)

Page 50: BAB I PENDAHULUAN - CORE · PDF fileserah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain ... Foto-foto dokumen yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pekerjaan konstruksi

50  

Dimana, v1 = 3 – 1 = 2

v2 = 30 – 3 = 27

5. Perhitungan :

Dari output SPSS 16 (lampiran) terlihat bahwa Fo adalah sebesar 14,613.

6. Keputusan :

Ftabel < Fo, sehingga Ho ditolak

7. Kesimpulan :

Bahwa koefisien dari variabel β1, β2, dan β3 tidak sama dengan nol yang berarti akan semakin menyakinkan bahwa model regresi berganda yang dihasilkan adalah sangat penting/berpengaruh (Highly Significant),artinya bahwa variabel X3, X8 dan X9 berpengaruh terhadap kinerja waktu dalam pelaksanaan proyek di Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah.

5.5.2. Uji t (t-Test)

Langkah selanjutnya adalah melakukan t – test atau Student-t Distribution,

dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kepercayaa tiap variabel bebas dalam

persamaan atau model regresi dipergunakan dalam memprediksi nilai Y. Uji t

dilakukan dengan cara uji hipotesa nol yaitu bahwa konstanta dan koefisien

variabel Xi sama dengan nol.

• Tipe Biaya

Dilakukan uji hipotesis nol terhadap konstanta dan koefisien variabel X1, X3,

X7, dan X8 yang berarti :

Ho : βo = 0, β1 = 0, β2 = 0, β3 = 0,

H1 : βo ≠ 0, β1 ≠ 0, β2 ≠ 0, β3 ≠ 0,

Dimana βo, β1, β2, β3, dan β4 adalah konstanta dan koefisien variabel X1, X7,

dan X11, Nilai t model (t0) = 1,298 yang diperoleh dari SPSS 16 (lampiran).

Dengan tingkat kepercayaan α = 0,05, dan derajat kebebasan = 4 – 1 = 3

didapatkan nilai ttabel adalah sebesar -2,353.

Dari perbandingan antara to dengan ttabel diketahui bahwa variabel memiliki

nilai to > ttabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kombinasi variabel bebas

X1: Analisa harga satuan pekerjaan utama, X7: Waktu penyelesaian

Page 51: BAB I PENDAHULUAN - CORE · PDF fileserah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain ... Foto-foto dokumen yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pekerjaan konstruksi

51  

pekerjaan, X11: Kinerja pelaksanaan prakualifikasi, model regresi sangat

berpengaruh nyata terhadap nilai kinerja biaya (Y1).

• Tipe Waktu

Dilakukan uji hipotesis nol terhadap konstanta dan koefisien variabel X3, X8,

dan X9 yang berarti :

Ho :βo = 0, β1 = 0. β2 = 0, dan β3 = 0

H1 :βo ≠ 0, β1 ≠ 0. β2 ≠ 0, dan β3 ≠ 0

Dimana βo, β1, β2, dan β3 adalah konstanta dan koefisien variabel X3, X8, dan

X9. Nilai t model (t0) = 1,093 yang diperoleh dari SPSS 16 (lampiran).

Dengan tingkat kepercayaan α = 0,05, dan derajat kebebasan = 3 – 1 = 2

didapatkan nilai ttabel adalah sebesar -2,920.

Dari perbandingan antara to dengan ttabel diketahui bahwa variabel memiliki

nilai to > ttabel. Sehingga dapat disimpulkan kinerja waktu dipengaruhi tiga

variabel yaitu, X3 : jumlah dan kondisi alat yang digunakan untuk pekerjaan

utama,X4 : tenaga kerja yang tersedia untuk pekerjaan utama, dan X8: metode

pelaksanaan kerja,.bahwa kombinasi variabel bebas model regresi sangat

berpengaruh nyata terhadap nilai kinerja waktu pelaksanaan proyek (Y2).

.

5.5.3. Uji Autokorelasi (Durbin – Watson Test)

Uji autokorelasi dilakukan untuk mengukur ada tidaknya autokorelasi antar

data dalam satu variabel pada sampel yang berbeda. Adapun untuk mengukur

ada tidaknya autokorelasi pada variabel dalam model yang diuji digunakan

batasan nilai du < 2 yang menunjukkan bahwa tidak adanya autokorelasi.

• Tipe Biaya.

Untuk mengujinya nilai d yang didapat dari hasil penelitian dibandingkan

dengan nilai Durbin-Watson. Dengan jumlah sampel n = 10 dan variabel k =

4, diperoleh nilai dl = 0,376 dan du = 2,414, serta nilai (4-du) = 1,586.

Sehingga dari nilai-nilai tersebut dapat diketahui bahwa nilai d terletak

didalam selang antara 1,586 < d < 2,414. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa tidak terdapat autokorelasi positif maupun autokorelasi negatif untuk

significant level α = 0,05.

Page 52: BAB I PENDAHULUAN - CORE · PDF fileserah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain ... Foto-foto dokumen yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pekerjaan konstruksi

52  

• Tipe Waktu

Untuk mengujinya nilai d yang didapat dari hasil penelitian dibandingkan

dengan nilai Durbin-Watson. Dengan jumlah sampel n = 10 dan variabel k =

3, diperoleh nilai dl = 0,525 dan du = 2,016, serta nilai (4-du) = 1,984.

Sehingga dari nilai-nilai tersebut dapat diketahui bahwa nilai d terletak diluar

selang antara 1,984 < d < 2,016. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa

tidak terdapat autokorelasi positif maupun autokorelasi negatif untuk

significant level α = 0,05.

Dari ketiga uji hipotesis diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

a. Model Hubungan Kualitas Pelaksanaan Proyek Terhadap Kinerja

Biaya

Model yang diperoleh disini merupakan model regresi berganda linier yang

mempunyai satu variabel terikat dan 3 variabel bebas, dengan koefisien

positif (lihat persamaan 4.3.1)

Y1 = 0,089 + 0,096X1 + 0,637X7 + 0,178X11 ………………………4.3.1

Dimana,

Y1: Kinerja Biaya Proyek

X1: Analisa harga satuan pekerjaan utama

X7 : Waktu penyelesaian pekerjaan

X11: Kinerja pelaksanaan prakualifikasi.

Sehingga dari persamaan tersebut diatas dapat dinyatakan bahwa:

1. Analisa harga satuan pekerjaan utama berperan pada kinerja biaya

proyek, sebesar 9,6 %, artinya setiap kesesuaian analisa harga satuan

pekerjaan yang direncanakan terhadap pelaksanaan pekerjaan sebesar 1

%, akan meningkatkan kinerja biaya sebesar 9,6 %.

2. Waktu penyelesaian pekerjaan berperan pada kinerja biaya proyek

sebesar 63,7 %, artinya adalah setiap percepatan waktu penyelesaian

pekerjaan terhadap yang direncanakan sebesar 1 %, akan meningkatkan

kinerja biaya sebesar 63,7 %.

Page 53: BAB I PENDAHULUAN - CORE · PDF fileserah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain ... Foto-foto dokumen yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pekerjaan konstruksi

53  

3. Kinerja pelaksanaan prakualifikasi sebesar 17,8 %, artinya adalah bila

nilai prakualifikasi naik 1 %, terhadap yang dipersyaratkan maka akan

meningkatkan kinerja biaya sebesar 17,8 %.

Dari pernyataan model tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa model yang

diperoleh telah membuktikan hipotesis dari penelitian ini.

b. Model Hubungan Kualitas Pelaksanaan Proyek Terhadap Kinerja

Waktu.

Model yang diperoleh disini merupakan model regresi berganda linier yang

mempunyai satu variabel terikat dan 3 variabel bebas, dengan koefisien

positif ( lihat persamaan 4.3.2) sehingga dari model ini dapat dinyatakan

bahwa :

Y2 = 0,065 + 0,273 X3 + 0,251 X8 + 0,410 X9……………………4.3.2

Dimana,

Y2: Kinerja Waktu Pelaksanaan.

X3: Jumlah dan kondisi alat yang digunakan untuk pekerjaan utama

X8 : Metode pelaksanaan kerja

X9: Gambar pelaksanaan.

Sehingga dari persamaan tersebut diatas dapat dinyatakan bahwa:

1. Jumlah dan kondisi alat yang digunakan untuk pekerjaan utama akan

berperan pada kinerja waktu proyek sebesar 27,3 %, artinya

kesesuaian jumlah alat yang direncanakan terhadap pelaksanaan

pekerjaan yang digunakan untuk pekerjaan utama setiap 1 %, akan

meningkatkan kinerja waktu sebesar 27,3 %.

2. Metode pelaksanaan kerja akan berperan pada kinerja waktu proyek

sebesar 25,1 %, kesesuain metode pelaksanaan kerja yang

direncanakan terhadap pelaksanaan proyek sebesar 1 % akan

meningkatkan kinerja waktu sebesar 25,1 %.

3. Gambar pelaksanaan akan berperan pada kinerja waktu proyek sebesar

41,0 %, artinya kesesuaian gambar pelaksanaan terhadap yang

Page 54: BAB I PENDAHULUAN - CORE · PDF fileserah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain ... Foto-foto dokumen yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pekerjaan konstruksi

54  

direncanakan, setiap 1 % akan meningkatakan kinerja waktu sebesar

41 %.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kinerja biaya sangat

dipengaruhi oleh prakualifikasi sebesar 17,8 %, analisa harga satuan

pekerjaan utama sebesar 9,6 % dan waktu penyelesaian pekerjaan 63,7 %,

sedang kinerja waktu dipengaruhi oleh jumlah dan kondisi alat yang

digunakan untuk pekerjaan utama sebesar 27,3 %, metode pelaksanaan kerja

sebesar 25,1 % dan gambar pelaksanaan sebesar 41 %, maka dapat dikatakan

bahwa kinerja biaya sangat erat hubungannya dengan kinerja waktu, bila kita

ingin meningkatkan kinerja biaya maka kita juga harus meningkatakan

kinerja waktu pelaskanaan proyek bangunan.

Page 55: BAB I PENDAHULUAN - CORE · PDF fileserah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain ... Foto-foto dokumen yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pekerjaan konstruksi

55  

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 10 sampel proyek tersebut, dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut:

“Semakin baik kualitas aspek utama pelaksanaan akan semakin baik kinerja

biaya dan waktu pelaksanaan proyek bangunan gedung di Dinas Cipta

Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa –Tengah”

Secara spesifik dapat dikemukan sebagai berikut :

1. Peningkatan Kinerja Biaya proyek konstruksi di Dinas Cipta Karya dan Tata

Ruang Provinsi Jawa Tengah dipengaruhi oleh kesesuaian kualitas pelaksanaan

dilapangan yaitu tentang analisa harga satuan pekerjaan utama, percepatan

waktu penyelesaian pekerjaan, dan kinerja pelaksanaan prakualifikasi.

2. Dari variabel-variabel tersebut dapat dilihat bahwa analisa harga satuan

pekerjaan mempunyai pengaruh terhadap kinerja biaya, walaupun

prosentasenya kecil ini akan berpengaruh terhadap menentukan sumberdaya

manusia, bahan , alat serta metode yang akan digunakan. Tetapi dalam Kepres

No: 80 tahun 2003 mensyaratkan adanya analisa harga satuan pekerjaan dalam

pengajuan penawaran, tetapi tidak menggugurkan penawaran pelelangan

proyek bangunan.

3. Peningkatan Kinerja Waktu proyek konstruksi di Dinas Cipta Karya dan Tata

Ruang Provinsi Jawa Tengah dipengaruhi oleh kesesuaian kualitas pelaksanaan

dilapangan yaitu tentang jumlah dan kondisi alat yang digunakan untuk

pekerjaan utama, metode pelaksanaan kerja dan gambar pelaksanaan.

4. Sehingga dapat disimpulkan kinerja biaya dipengaruhi oleh kinerja waktu yang

bergantung pada jumlah dan kondisi alat yang digunakan untuk pekerjaan

utama, metode pelaksanaan kerja, gambar pelaksanaan serta analisa harga

satuan pekerjaan utama, dan juga pelaksanaan prakualifikasi.

Page 56: BAB I PENDAHULUAN - CORE · PDF fileserah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain ... Foto-foto dokumen yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pekerjaan konstruksi

56  

6.2. Saran.

1. Dari hasil penelitian yang kami laksanakan untuk: Kinerja biaya sangat

dipengaruhi oleh kesesuaian waktu penyelesaian pekerjaan sebesar 63,7 %,

maka dalam pelaksanaan proyek harus diperhatikan kesesuaian waktu

penyelesaian pekerjaan jangan sampai terjadi keterlambatan seperti yang sudah

direncanakan karena akan mempengaruhi pembiayayaan proyek.

2. Dari hasil penelitian yang kami laksanakan untuk: Kinerja waktu sangat

dipengaruhi oleh gambar pelaksanaan sebesar 41 %, maka harus diperhatikan

gambar pelaksanaan, harus jelas dan tidak banyak mengalami perubahan-

perubahan supaya tidak terjadi keterlambatan dalam pelaksanaan pekerjaan

proyek.

Page 57: BAB I PENDAHULUAN - CORE · PDF fileserah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain ... Foto-foto dokumen yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pekerjaan konstruksi

57  

DAFTAR PUSTAKA

Ahuja, H.N.John Wiley and Sons”Construction Performance Control by Networks” New York, 1976.

Arikunto.S. Prosedur Penelitian.Rineka Jakarta 1993.

Bush. V . G . “Manajemen Konstruksi” Pustaka Binaan, 1991.

Carr . R.I Cost,Schedule and Time Variance and Integration, Journal of Construction,Engineering & Management ASCE. June 1993.

Clough,R.H. “Construction Contracting “ 5 th Edition, 1986.

Dipohusodo.I.” Manajemen Proyek dan Kontruksi “ jilid I, Kanisius 1996.

Dipohusodo.I. “Manajemen Proyek dan Konstruksi” jilid II, Kanisius. 1996.

Doli F Siregar “ Peranan Kualitas Dokumen Pelaksanaan Terhadap Kinerja Proyek Konstruksi “ Tesis . Jakarta 2000.

Duwi Prayitno “5 Jam Belajar Olah Data dengan SPSS 17”Andi Offset. Yogyakarta 2009.

Ismiyati “Statistik”MTS Program Pasca Sarjana UNDIP. 2003.

KEPMEN Kimprawil No:332/KPTS/M/2002“Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara” PT.Medisa Jakarta.

KEPPRES No.80 Tahun 2003”Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah”Citra Umbara Bandung 2007.

Latief,Y. Pengaruh Kualitas Evaluasi Dokumen Penawaran terhadap Kinerja Proyek Bank BNI. Tesis Magister Teknik Sipil. Universitas Indonesia.1996.

Naoum.S.G “Critical Analysis of time and Cost of Management and Traditional Contract, Journal of Contructon Engineering & Management,“ASCE, Vol 120.” Desember 1994.

Nasir.M “Metode Penelitian” Ghalia Indonesia 1998.

Oberlender, G.D, Project Manajement for Engineering and Contruction, Megram-Hill,Inc,1993.

Rits,G.J, Total Engineering Project Manajement,1 edition 1990.

Ruasel DA “Managing High Teknologi Program & Project” John Willy 1976.

Page 58: BAB I PENDAHULUAN - CORE · PDF fileserah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain ... Foto-foto dokumen yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pekerjaan konstruksi

58  

S.Nasution, “Metode Research”`Bumi Aksara .Jakarta 2007.

Singarimbun,M dan Efendi,S “ Metode Penelitian Survai” 1987.

Soeharto,I “Manajemen Proyek” Erlangga , 1995.