bab i pendahuluan - bappeda kota...

181
Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 I.1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, mewajibkan pemerintah daerah untuk menyusun perencanaan pembangunan daerah sebagai bagian dari sistem perencanaan pembangunan nasional. Dokumen perencanaan pembangunan yang disusun harus dilakukan secara sistematis, terarah, terpadu dan berkelanjutan. Rencana Kerja Pemerintahan Daerah (RKPD) atau disebut juga dengan Rencana Pembangunan Tahunan Daerah yang merupakan penjabaran dari dokumen perencanaan jangka menengah atau Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Mengingat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Semarang tahun 2010-2015 berakhir pada tahun 2015, sedangkan RPJMD Kota Semarang tahun 2015-2020 belum ditetapkan, maka perencanaan pembangunan tahun 2016 yang diwujudkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Semarang tahun 2016 disusun dengan mendasarkan pada dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Semarang tahun 2005-2025. Sesuai tahapan RPJPD, tahun 2015 merupakan tahun terakhir periodisasi RPJMD III (Tahun 2010-2015) dengan arah pembangunan adalah Mewujudkan sumber daya manusia Kota Semarang yang berkualitas; Mewujudkan pemerintahan kota yang efektif dan efisien, meningkatkan kualitas pelayanana publik serta menjunjung tinggi supremasi hukum; Mewujudkan kemandirian dan daya saing daerah; Mewujudkan tata ruang wilayah dan infrastruktur yang berkelanjutan; Mewujudkan kehidupan masyarakat yang sejahtera; Mewujudkan kehidupan masyarakat yang sejahtera. Dokumen RKPD Kota Semarang Tahun 2016 adalah dokumen perencanan yang bernilai strategis karena selain menjadi acuan penyusunan Rencana Kerja Satuan Kerja Pemerintah Daerah (Renja SKPD), landasan penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (KUA) serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS), pedoman dalam mengevaluasi rancangan Peraturan Daerah tentang APBD, juga menjadi dokumen perencanaan yang menghubungkan antara RPJMD tahap II Tahun 2010-2015 dengan RPJMD tahap III Tahun 2015- 2020. RKPD disusun berdasarkan pendekatan partisipatif, teknokratif, politis serta top-down dan bottom-up. Berdasarkan Pasal 101 ayat 2 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tentang tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, RKPD disusun melalui persiapan penyusunan RKPD, penyusunan rancangan awal, penyusunan Rancangan RKPD, pelaksanaan Musrenbang RKPD, perumusan rancangan akhir RKPD dan penetapan RKPD.

Upload: lethuy

Post on 21-Jun-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 I.1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah, mewajibkan pemerintah daerah untuk menyusun

perencanaan pembangunan daerah sebagai bagian dari sistem perencanaan

pembangunan nasional. Dokumen perencanaan pembangunan yang disusun

harus dilakukan secara sistematis, terarah, terpadu dan berkelanjutan.

Rencana Kerja Pemerintahan Daerah (RKPD) atau disebut juga dengan

Rencana Pembangunan Tahunan Daerah yang merupakan penjabaran dari

dokumen perencanaan jangka menengah atau Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD). Mengingat Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD) Kota Semarang tahun 2010-2015 berakhir pada tahun 2015,

sedangkan RPJMD Kota Semarang tahun 2015-2020 belum ditetapkan, maka

perencanaan pembangunan tahun 2016 yang diwujudkan dalam Rencana Kerja

Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Semarang tahun 2016 disusun dengan

mendasarkan pada dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

(RPJPD) Kota Semarang tahun 2005-2025. Sesuai tahapan RPJPD, tahun 2015

merupakan tahun terakhir periodisasi RPJMD III (Tahun 2010-2015) dengan arah

pembangunan adalah Mewujudkan sumber daya manusia Kota Semarang yang

berkualitas; Mewujudkan pemerintahan kota yang efektif dan efisien,

meningkatkan kualitas pelayanana publik serta menjunjung tinggi supremasi

hukum; Mewujudkan kemandirian dan daya saing daerah; Mewujudkan tata

ruang wilayah dan infrastruktur yang berkelanjutan; Mewujudkan kehidupan

masyarakat yang sejahtera; Mewujudkan kehidupan masyarakat yang sejahtera.

Dokumen RKPD Kota Semarang Tahun 2016 adalah dokumen perencanan

yang bernilai strategis karena selain menjadi acuan penyusunan Rencana Kerja

Satuan Kerja Pemerintah Daerah (Renja SKPD), landasan penyusunan Kebijakan

Umum Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (KUA) serta Prioritas dan Plafon

Anggaran Sementara (PPAS), pedoman dalam mengevaluasi rancangan Peraturan

Daerah tentang APBD, juga menjadi dokumen perencanaan yang menghubungkan

antara RPJMD tahap II Tahun 2010-2015 dengan RPJMD tahap III Tahun 2015-

2020.

RKPD disusun berdasarkan pendekatan partisipatif, teknokratif, politis serta

top-down dan bottom-up. Berdasarkan Pasal 101 ayat 2 Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 54 tentang tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8

Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi

Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, RKPD disusun melalui persiapan

penyusunan RKPD, penyusunan rancangan awal, penyusunan Rancangan RKPD,

pelaksanaan Musrenbang RKPD, perumusan rancangan akhir RKPD dan

penetapan RKPD.

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 I.2

1.2. DASAR HUKUM PENYUSUNAN

Dasar hukum penyusunan RKPD Kota Semarang Tahun 2016 adalah sebagai

berikut:

1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah

Kota Besar dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat

dan Daerah Istimewa Yogyakarta;

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang

Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negera

Republik Indonesia Nomor 3851);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan

Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4410);

6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4438);

8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

9. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

10. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011

Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

11. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)

12. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1976 tentang Perluasan Kotamadya

Daerah Tingkat II Semarang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

1976 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

3079);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 1992 tentang Pembentukan

Kecamatan di Wilayah Kabupaten-Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga,

Cilacap, Wonogiri, Jepara, dan Kendal serta Penataan Kecamatan di Wilayah

Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang dalam wilayah Propinsi Daerah

Tingkat I Jawa Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992

Nomor 89);

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 I.3

14. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan

dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4585);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2007 Nomor 82);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

18. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2008 tentang

Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4815);

19. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tata Cara

Penyusunan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

20. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2012 tentang Hibah Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5272);

21. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 – 2019 (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2015 Nomor 3;

22. Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan

Presiden Nomor 43 Tahun 2014 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun

2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 4);

23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali

terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011

tentang Perubahan kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13

Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara

Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 517);

25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman

Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

2011 Nomor 450), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam

Negeri Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman

Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

2012 Nomor 540);

26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pedoman

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah

Tahun 2015 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 470);

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 I.4

27. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-

2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 Nomor 3 Seri E,

Tambahan Lembaran Daerah Nomor 9);

28. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2014 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2013-2018 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014

Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 65);

29. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 29 Tahun 2014 tentang Rencana

Kerja Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015 (Berita Daerah

Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 Nomor 29);

30. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2007 Nomor 1

Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 1), sebagaimana

telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 5 Tahun 2013

tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 11 Tahun

2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kota

Semarang Tahun 2013 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang

Nomor 83);

31. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 9 Tahun 2007 tentang Tata Cara

Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah Kota Semarang (Lembaran

Daerah Kota Semarang Tahun 2008 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah

Kota Semarang Nomor 13);

32. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Semarang Tahun 2005-

2025 (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2010 Nomor 8, Tambahan

Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 43);

33. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Semarang Tahun

2010-2015 (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2011 Nomor 12,

Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 59);

34. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2011 tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Semarang Tahun 2011 – 2021 (Lembaran

Daerah Kota Semarang Tahun 2011 Nomor 14, Tambahan Lembaran Daerah

Kota Semarang Nomor 61);

35. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2012 tentang

Pembentukan Dana Cadangan Pemilihan Umum Walikota dan Wakil Walikota

Semarang Tahun 2015 (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2012 Nomor

13, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 78);

36. Peraturan Walikota Kota Semarang Nomor 20 Tahun 2012 tentang Tata Cara

Penganggaran, Pelaksanaan, Penatausahaan, Pertanggungjawaban dan

Pelaporan Serta Monitoring dan Evaluasi Hibah dan Bantuan Sosial Yang

Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, sebagaimana telah

diubah dengan Peraturan Walikota Semarang Nomor 16 Tahun 2013 tentang

Perubahan atas Peraturan Walikota Semarang Nomor 20 Tahun 2012 tentang

Tata Cara Penganggaran, Pelaksanaan, Penatausahaan, Pertanggungjawaban

dan Pelaporan Serta Monitoring dan Evaluasi Hibah dan Bantuan Sosial Yang

Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (Lembaran Daerah

Kota Semarang Tahun 2012 Nomor 20);

37. Peraturan Walikota Kota Semarang Nomor 18 Tahun 2014 tentang Rencana

Kerja Pembangunan Daerah Kota Semarang Tahun 2015 (Lembaran Daerah

Kota Semarang Tahun 2014 Nomor 18).

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 I.5

1.3. HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN

Dokumen perencanaan yang harus dimiliki oleh daerah terdiri dari RPJPD,

RPJMD, dan RKPD. Masing-masing dokumen merupakan hirarki yang saling

berhubungan. RPJPD yang menjelaskan tentang visi, misi, arah dan sasaran

pembangunan daerah selama 20 tahun yang kemudian dijabarkan dalam arah

pembangunan tiap lima tahun dalam bentuk RPJMD. Selanjutnya RPJMD

dijabarkan ke tahapan pelaksanaan tujuan dan sasaran untuk satu tahun dalam

bentuk RKPD. Sehingga konsistensi antar dokumen perencanaan dapat terjaga

dan berjalan dalam satu benang merah yang saling terkait.

Selanjutnya, RKPD menjadi landasan bagi penyusunan dokumen Kebijakan

Umum APBD serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara dalam rangka

penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Kota

Semarang.

Penyusunan RKPD Kota Semarang Tahun 2016 memperhatikan beberapa

unsur pokok sebagai berikut: (i) Tujuan yang dikehendaki; (ii) Sasaran-sasaran

dan prioritas untuk mewujudkannya; (iii) Masalah-masalah yang dihadapi dan

sumber daya yang akan digunakan serta pengalokasiannya; (iv) Kebijakan-

kebijakan untuk melaksanakannya; dan (v) SKPD pelaksananya.

1.4. SISTEMATIKA DOKUMEN RKPD

Sistematika Penyusunan Dokumen RKPD Kota Semarang 2016 mengacu

kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,

Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Menjelaskan mengenai gambaran umum penyusunan

rancangan awal RKPD yang mencakup :

1.1. Latar Belakang

1.2. Dasar Hukum Penyusunan

1.3. Hubungan Antar Dokumen

1.4. Sistematika Dokumen RKPD

1.5. Maksud dan Tujuan

BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 DAN

CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

Menyajikan data dan informasi gambaran umum kondisi Kota

Semarang untuk dianalisis capaian dan tindak lanjut

perencanaan.

2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah

2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi

2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

2.1.3. Aspek Pelayanan Umum

2.1.4. Aspek Daya Saing Daerah

2.2. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Tahun

2014 dan Realisasi RPJMD 2010-2015

2.3. Permasalahan Pembangunan Daerah

2.3.1. Permasalahan Daerah yang Berhubungan dengan

Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah

2.3.2. Identifikasi Permasalahan Penyelenggaraan Urusan

Pemerintahan Daerah

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 I.6

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN

KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah

3.1.1. Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2014 dan Perkiraan

Tahun 2015

3.1.2. Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun

2015 dan Tahun 2016

3.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah

3.2.1. Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

3.2.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah

3.2.2.1. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah

3.2.2.2. Arah Kebijakan Belanja Daerah

3.2.2.3. Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

2016

4.1. Tujuan dan Sasaran Pembangunan

4.2. Prioritas Pembangunan

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

5.1. Program/Kegiatan Prioritas Daerah

5.2. Rencana Kerja Tahun 2016

BAB VI PENUTUP

1.5. MAKSUD DAN TUJUAN

Penyusunan RKPD Kota Semarang Tahun 2016 dimaksudkan sebagai upaya

menentukan arah dan langkah kebijakan Pemerintah Kota Semarang di tahun

2016 serta mewujudkan keselarasan dalam menentukan rencana program dan

kegiatan prioritas pembangunan daerah.

Adapun tujuan dari penyusunan yaitu memenuhi kebutuhan daerah

terhadap suatu rencana pembangunan tahunan daerah untuk Tahun 2016, yang

memberikan arah dan pedoman kepada seluruh pemangku kepentingan

(stakeholders) pembangunan daerah Kota Semarang dalam pelaksanaan

pembangunan daerah Tahun 2016.

Penyusunan RKPD Kota Semarang Tahun 2016 juga bertujuan untuk

memberikan kerangka sistematis sebagai pedoman terhadap arah

penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan pembangunan, dan pelayanan

kepada masyarakat yang dituangkan dalam bentuk kebijakan APBD Tahun 2016

serta juga untuk merangsang partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan,

pelaksanaan serta pengawasan pembangunan daerah Kota Semarang.

Selain itu dokumen RKPD Kota Semarang Tahun 2016 juga menjadi

dokumen perencanaan yang menghubungkan antara RPJMD tahap II Tahun 2010-

2015 dengan RPJMD tahap III Tahun 2015-2020.

Secara lebih sistematis, tujuan penyusunan RKPD Kota Semarang Tahun

2016 adalah sebagai berikut:

1. Menjadi acuan dan pedoman SKPD untuk menyusun Rencana Kerja

tahun 2016 dengan program-program prioritas yang menjadi upaya

konkrit untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Semarang Tahun

2016.

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 I.7

2. Tersedianya dokumen perencanaan pembangunan tahun 2016 yang

menghubungkan antara RPJMD tahap II Tahun 2010-2015 dengan

RPJMD tahap III Tahun 2015-2020 yang tetap berpedoman pada

dokumen RPJPD Kota Semarang Tahun 2005-2025;

3. Tersedianya acuan dalam penyusunan untuk Kebijakan Umum Anggaran

(KUA) Kota Semarang Tahun 2016 serta Prioritas dan Plafon Anggaran

Sementara (PPAS) Kota Semarang Tahun 2016; dan

4. Tersedianya acuan dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (RAPBD) Tahun 2016.

5. Menjadi alat untuk menjamin keterkaitan perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan daerah.

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.1

BAB II

EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 DAN

CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

2.1. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Kota Semarang merupakan salah satu kota di Provinsi Jawa Tengah dan

merupakan ibukota provinsi. Kondisi umum daerah Kota Semarang dapat dilihat

sebagai berikut :

2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi

Analisis pada aspek geografi di Kota Semarang dilakukan untuk memperoleh

gambaran mengenai karakteristik lokasi dan wilayah, potensi pengembangan

wilayah, dan kerentanan wilayah terhadap bencana. Sedangkan gambaran kondisi

demografi, antara lain mencakup perubahan penduduk, komposisi dan populasi

masyarakat secara keseluruhan atau kelompok dalam waktu tertentu di Kota

Semarang.

2.1.1.1. Karakteristik Wilayah

a. Luas dan Batas Wilayah Administrasi

Kota Semarang memiliki luas wilayah sebesar 373,70 km2 dan merupakan

1,15% dari total luas daratan Provinsi Jawa Tengah dengan batasan wilayah:

- sebelah barat : Kabupaten Kendal

- sebelah timur : Kabupaten Demak

- sebelah selatan : Kabupaten Semarang

- sebelah utara : Laut Jawa dengan panjang garis pantai

mencapai 13,6 kilometer

Secara administrasi Kota Semarang terbagi atas 16 Kecamatan, secara rinci

luas masing-masing kecamatan adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1.

Luas Wilayah Kota Semarang Tahun 2013

No Kecamatan Jml

Kelurahan

Luas

(km2)

1 Mijen 14 57,55

2 Gunungpati 16 54,11

3 Banyumanik 11 25,69

4 Gajahmungkur 8 9,07

5 Semarang Selatan 10 5,93

6 Candisari 7 6,54

7 Tembalang 12 44,20

8 Pedurungan 12 20,72

9 Genuk 13 27,39

10 Gayamsari 7 6,18

11 Semarang Timur 10 7,70

12 Semarang Utara 9 10,97

13 Semarang Tengah 15 6,14

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.2

No Kecamatan Jml

Kelurahan

Luas

(km2)

14 Semarang Barat 16 21,74

15 Tugu 7 31,78

16 Ngaliyan 10 37,99

TOTAL 177 373,70

Sumber: BPS Kota Semarang tahun 2013

b. Letak dan Kondisi Geografis

Kota Semarang merupakan kota strategis yang berada di tengah-tengah

Pulau Jawa yang terletak antara garis 60 50’ – 70 10’ Lintang Selatan dan garis

1090 35’ – 1100 50’ Bujur Timur. Kota Semarang memiliki posisi geostrategis

karena berada pada jalur lalu lintas ekonomi pulau Jawa, dan merupakan koridor

pembangunan Jawa Tengah yang terdiri dari empat simpul pintu gerbang yakni

koridor pantai Utara; koridor Selatan ke arah kota-kota dinamis seperti Kabupaten

Magelang, Surakarta yang dikenal dengan koridor Merapi-Merbabu, koridor Timur

ke arah Kabupaten Demak/Grobogan; dan Barat menuju Kabupaten Kendal.

Dalam perkembangan dan pertumbuhan Jawa Tengah, Semarang sangat

berperan terutama dengan adanya pelabuhan, jaringan transport darat (jalur

kereta api dan jalan) serta transport udara yang merupakan potensi bagi simpul

transportasi Regional Jawa Tengah dan Kota Transit Regional Jawa Tengah. Posisi

lain yang tak kalah pentingnya adalah kekuatan hubungan dengan luar Jawa,

secara langsung sebagai pusat wilayah nasional bagian tengah.

c. Topografi

Secara topografis Kota Semarang terdiri dari daerah perbukitan, dataran

rendah dan daerah pantai, dengan demikian topografi Kota Semarang

menunjukkan adanya berbagai kemiringan dan tonjolan. Daerah pantai 65,22%

wilayahnya adalah dataran dengan kemiringan 25% dan 37,78 % merupakan

daerah perbukitan dengan kemiringan 15-40%. Kondisi lereng tanah Kota

Semarang dibagi menjadi 4 jenis kelerengan yaitu Lereng I (0-2%) meliputi

Kecamatan Genuk, Pedurungan, Gayamsari, Semarang Timur, Semarang Utara

dan Tugu, serta sebagian wilayah Kecamatan Tembalang, Banyumanik dan Mijen.

Lereng II (2-5%) meliputi Kecamatan Semarang Barat, Semarang Selatan,

Candisari, Gajahmungkur, Gunungpati dan Ngaliyan. Lereng III (15-40%) meliputi

wilayah di sekitar Kaligarang dan Kali Kreo (Kecamatan Gunungpati), sebagian

wilayah kecamatan Mijen (daerah Wonoplumbon) dan sebagian wilayah Kecamatan

Banyumanik, serta Kecamatan Candisari. Sedangkan lereng IV (> 50%) meliputi

sebagian wilayah Kecamatan Banyumanik (sebelah tenggara), dan sebagian

wilayah Kecamatan Gunungpati, terutama disekitar Kali Garang dan Kali Kripik.

Kota Bawah yang sebagian besar tanahnya terdiri dari pasir dan lempung.

Pemanfaatan lahan lebih banyak digunakan untuk jalan, permukiman atau

perumahan, bangunan, halaman, kawasan industri, tambak, empang dan

persawahan. Kota Bawah sebagai pusat kegiatan pemerintahan, perdagangan,

perindustrian, pendidikan dan kebudayaan, angkutan atau transportasi dan

perikanan. Berbeda dengan daerah perbukitan atau Kota Atas yang struktur

geologinya sebagian besar terdiri dari batuan beku. Wilayah Kota Semarang berada

pada ketinggian antara 0 sampai dengan 348,00 meter dpl (di atas permukaan air

laut). Secara topografi terdiri atas daerah pantai, dataran rendah dan perbukitan,

sehingga memiliki wilayah yang disebut sebagai kota bawah dan kota atas. Pada

daerah perbukitan mempunyai ketinggian 90,56 - 348 mdpl yang diwakili oleh titik

tinggi yang berlokasi di Jatingaleh dan Gombel, Semarang Selatan, Tugu, Mijen,

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.3

dan Gunungpati, dan di dataran rendah mempunyai ketinggian 0,75 mdpl. Kota

bawah merupakan pantai dan dataran rendah yang memiliki kemiringan antara

0% sampai 5%, sedangkan dibagian Selatan merupakan daerah dataran tinggi

dengan kemiringan bervariasi antara 5%-40%.

Kota Semarang sangat dipengaruhi oleh keadaan alamnya yang membentuk

suatu kota yang mempunyai ciri khas yaitu terdiri dari daerah perbukitan, dataran

rendah dan daerah pantai. Dengan demikian topografi Kota Semarang

menunjukkan adanya berbagai kemiringan tanah berkisar antara 0% - 40%

(curam) dan ketinggian antara 0,75 – 348,00 mdpl.

d. Geologi

Kondisi Geologi Kota Semarang berdasarkan struktur geologinya terdiri atas

tiga bagian yaitu struktur joint (kekar), patahan (fault), dan lipatan. Daerah

patahan tanah bersifat erosif dan mempunyai porositas tinggi, struktur lapisan

batuan yang diskontinyu (tak teratur), heterogen, sehingga mudah bergerak atau

longsor. Pada daerah sekitar aliran Kali Garang merupakan patahan Kali Garang,

yang membujur arah utara sampai selatan, di sepanjang Kaligarang yang

berbatasan dengan Bukit Gombel. Daerah patahan lainnya adalah Meteseh,

Perumahan Bukit Kencana Jaya, dengan arah patahan melintas dari utara ke

selatan.

Sedangkan wilayah Kota Semarang yang berupa dataran rendah memiliki

jenis tanah berupa struktur pelapukan, endapan, dan lanau yang dalam. Jenis

Tanah di Kota Semarang meliputi kelompok mediteran coklat tua, latosol coklat

tua kemerahan, asosiasi alluvial kelabu, Alluvial Hidromorf, Grumosol Kelabu Tua,

Latosol Coklat dan Komplek Regosol Kelabu Tua. Kurang lebih sebesar 25%

wilayah Kota Semarang memiliki jenis tanah mediteranian coklat tua. Sedangkan

kurang lebih 30% lainnya memiliki jenis tanah latosol coklat tua. Jenis tanah lain

yang ada di wilayah Kota Semarang memiliki geologi jenis tanah asosiasi kelabu

dan alluvial coklat kelabu dengan luas keseluruhan kurang lebih 22% dari seluruh

luas Kota Semarang. Sisanya merupakan jenis tanah alluvial hidromorf dan

grumosol kelabu tua.

e. Hidrologi

Kondisi Hidrologi potensi air di Kota Semarang bersumber pada sungai -

sungai yang mengalir di Kota Semarang yang terbagi kedalam 4 sistem besar drainase yaitu:

1. Sistem Drainase Mangkang sebagaimana terdiri atas 2 (dua) sub sistem meliputi : Sub Sistem Sungai Mangkang (Sungai Mangkang Kulon,

Mangkang Wetan dan Plumbon); dan Sub Sistem Sungai Bringin (Sungai Bringin, Sungai Randugarut, Sungai Karanganyar dan Sungai Tapak).

2. Sistem Drainase Semarang Barat terdiri dari 4 (empat) sub sistem

meliputi: Sub Sistem Sungai Tugurejo (Sungai Jumbleng, Sungai Buntu, Sungai Tambak Harjo dan Sungai Tugurejo); Sub Sistem Sungai

Silandak; Sub Sistem Sungai Siangker (meliputi saluran Madukoro, Sungai Tawang, Sungai Karangayu, Sungai Ronggolawe dan Sungai

Siangker); dan Sub Sistem Bandar Udara Ahmad Yani (Saluran Lingkar Selatan Barat yang meliputi Sungai Selinga, Sungai Simangu, Sungai

Tawang dan Sungai Banteng)

3. Sistem Drainase Semarang Tengah terdiri dari 8 (delapan) sub sistem meliputi: Sub Sistem Sungai Banjir Kanal Barat (Sungai Kripik, Sungai

Kreo dan Sungai Garang), Sub Sistem Sungai Bulu (Saluran Jl. Hasanudin, Saluran Jl. Brotojoyo, Saluran Panggung Kidul dan Saluran

Bulu Lor), Sub Sistem Sungai Semarang, Sub Sistem Sungai Simpang

Lima, Sub Sistem Sungai Banger, Sub Sistem Sungai Bandarharjo, Sub Sistem Sungai Asin, Sub Sistem Sungai Baru.

4. Sistem Drainase Semarang Timur terdiri dari 5 (lima) sub sistem meliputi: Sub Sistem Banjir Kanal Timur (Sungai Candi, Sungai Bajak, Sungai

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.4

Kedungmundu dan Saluran Bulu Lor), Sub Sistem Sungai Tenggang, Sub

Sistem Sungai Sringin, Sub Sistem Sungai Babon (Sungai Gede, Sungai

Meteseh, Sungai Jetak dan Sungai Sedoro), Sub Sistem Sungai Pedurungan.

f. Klimatologi

Secara Klimatologi, Kota Semarang seperti kondisi umum di Indonesia,

mempunyai iklim tropik basah yang dipengaruhi oleh angin monsun barat dan

muson timur. Dari bulan November hingga Mei, angin bertiup dari arah Utara

Barat Laut (NW) menciptakan musim hujan dengan membawa banyak uap air dan

hujan. Sifat periode ini adalah curah hujan sering dan berat, kelembaban relatif

tinggi dan mendung. Lebih dari 80% dari curah hujan tahunan turun di periode

ini. Dari Juni hingga Oktober angin bertiup dari Selatan Tenggara (SE)

menciptakan musim kemarau, karena membawa sedikit uap air. Sifat periode ini

adalah sedikit jumlah curah hujan, kelembaban lebih rendah, dan jarang

mendung.

Curah hujan di Kota Semarang mempunyai sebaran yang tidak merata

sepanjang tahun, dengan total curah hujan rata-rata 9.891 mm per tahun. Ini

menunjukkan curah hujan khas pola di Indonesia, khususnya di Jawa, yang

mengikuti pola angin muson SENW yang umum. Suhu minimum rata-rata yang

diukur di Stasiun Klimatologi Semarang berubah-ubah dari 21,1 °C pada

September ke 24,6 °C pada bulan Mei, dan suhu maksimum rata-rata berubah-

ubah dari 29,9 °C ke 32,9 °C. Kelembaban relatif bulanan rata-rata berubah-ubah

dari minimum 61% pada bulan September ke maksimum 83% pada bulan

Januari. Kecepatan angin bulanan rata-rata di Stasiun Klimatologi Semarang

berubah-ubah dari 215 km/hari pada bulan Agustus sampai 286 km/hari pada

bulan Januari. Lamanya sinar matahari, yang menunjukkan rasio sebenarnya

sampai lamanya sinar matahari maksimum hari, bervariasi dari 46% pada bulan

Desember sampai 98% pada bulan Agustus.

g. Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan di Kota Semarang meliputi penggunaan lahan sawah,

lahan non sawah dan lahan kering.

Gambar 2.1.

Prosentase Penggunaan Areal Tanah

Kota Semarang Tahun 2013

Menurut penggunaannya, luas tanah sawah terbesar merupakan tanah

sawah tadah hujan (53,12 %), dan hanya sekitar 19,97 % nya saja yang dapat

ditanami 2 (dua) kali. Lahan kering sebagian besar digunakan untuk tanah

pekarangan/tanah untuk bangunan dan halaman sekitar, yaitu sebesar 42,17 %

dari total lahan bukan sawah.

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.5

Penggunaan lahan, sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota

Semarang Nomor 14 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah, rencana

pola pemanfaatan ruang meliputi: Kawasan lindung yakni kawasan yang

ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang

mencakup sumberdaya alam dan sumberdaya buatan; dan Kawasan Budidaya

yakni kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas

dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber

daya buatan.

2.1.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah

Berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah, dapat diidentifikasi wilayah

yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan budidaya seperti

perikanan, pertanian, pariwasata dan industry dan lain-lain dengan berpedoman

pada rencana tata ruang wilayah.

a. Rencana Kawasan Perdagangan dan Jasa

Kawasan Perdagangan dan Jasa, merupakan kawasan yang dominasi

pemanfaatan ruangnya untuk kegiatan komersial perdagangan dan jasa

pelayanan. Pembangunan fasilitas perdagangan dan jasa dilakukan dalam rangka

mewujudkan Kota Semarang sebagai sentra perdagangan dan jasa dalam skala

regional dan nasional.

Kawasan perdagangan dan jasa ditetapkan tersebar pada setiap Bagian

wilayah Kota (BWK) terutama di pusat-pusat BWK sehingga dapat mengurangi

kepadatan dan beban pelayanan di pusat kota. Arahan pemanfaatan ruang

kawasan perdagangan dan jasa adalah sebagai berikut:

1. Pusat kawasan perdagangan dan jasa dengan lingkup pelayanan skala

regional, nasional maupun internasional, berada di kawasan Peterongan,

Tawang dan Siliwangi;

2. Kawasan perdagangan dan jasa khusus, yaitu kawasan perdagangan dan

jasa dengan perlakuan dan komoditas khusus. Kawasan perdagangan dan

jasa dengan perlakuan khusus adalah kawasan Pasar Johar. Kawasan pasar

Johar merupakan pasar tradisional skala pelayanan regional yang terletak di

pusat kota, selain itu Pasar Johar merupakan bagian dari ikon Kota

Semarang. Kawasan perdagangan dan jasa dengan komoditas khusus adalah

Pasar Agro yang direncanakan di BWK V. Pasar agro ini digunakan untuk

memasarkan produk-produk pertanian yang ada di Kota Semarang dan

daerah-daerah yang ada di sekitarnya. Pasar agro ini dirancang untuk

memiliki skala pelayanan regional, sehingga diperlukan dukungan jalan

sekurang-kurang kolektor sekunder.

3. Kawasan perdagangan dan jasa dengan skala pelayanan sebagian wilayah

kota sampai dengan kota tersebar pada setiap pusat BWK dengan

memperhatikan daya dukung dan daya tampung ruang serta lingkup

pelayanannya;

4. Kawasan perdagangan dan jasa dengan skala pelayanan lingkungan dapat

berlokasi dimanapun sepanjang memiliki dukungan akses jalan sekurang-

kurangnya jalan lokal sekunder.

5. Kawasan perdagangan dan jasa direncanakan secara terpadu dengan

kawasan sekitarnya dan harus memperhatikan kepentingan semua pelaku

sektor perdagangan dan jasa termasuk pedagang informal atau pedagang

sejenis lainnya;

6. Pada pembangunan fasilitas perdagangan berupa kawasan perdagangan

terpadu, pelaksana pembangunan/ pengembang wajib menyediakan

prasarana lingkungan, utilitas umum, area untuk pedagang informal dan

fasilitas sosial dengan dengan proporsi 40% (empat puluh persen) dari

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.6

keseluruhan luas lahan dan selanjutnya diserahkan kepada Pemerintah

Daerah;

7. Pembangunan fasilitas perdagangan dan jasa harus memperhatikan

kebutuhan luas lahan, jenis-jenis ruang dan fasilitas pelayanan publik yang

harus tersedia, kemudahan pencapaian dan kelancaran sirkulasi lalu lintas

dari dan menuju lokasi.

b. Rencana Kawasan Permukiman, Perdagangan dan Jasa

Potensi pergeseran peruntukan non komersial ke arah komersial ini harus

diantisipasi dalam kebijakan penataan ruang wilayah Kota Semarang. Hal ini

bertujuan untuk mengarahkan perkembangan yang ada agar konflik antar

kegiatan kawasan, antar pelaku kegiatan, dan antar jenis kegiatan ekonomi tidak

terjadi.

Arahan pemanfaatan ruang kawasan permukiman, perdagangan dan jasa

adalah sebagai berikut:

1. Pengembangan Fungsi Rencana Kawasan Permukiman, Perdagangan dan

Jasa dilakukan di kawasan pusat kota (Central Bussiness Distric/CBD)

Peterongan – Tawang – Siliwangi;

2. Pengembangan jenis kegatan ini di kawasan Peterongan – Tawang – Siliwangi

bertujuan untuk mendukung terwujudnya kawasan Peterongan – Tawang –

Siliwangi sebagai kawasan perdagangan dan jasa skala pelayanan regional/

nasional/ internasional;

3. Pengembangan kawasan permukiman, perdagangan dan jasa di kawasan

Peterongan – Tawang – Siliwangi tetap mempertahankan Kampung Heritage

sebagai kawasan permukiman dan pariwisata;

4. Pengembangan kegiatan permukiman di kawasan ini dilakukan secara

vertikal dengan pola rumah susun/ apartemen/ kondominium.

c. Rencana Kawasan Pendidikan

Dalam hal pendidikan, Kota Semarang diharapkan dapat berperan sebagai

pusat pendidikan khususnya pendidikan tinggi di wilayah Jawa Tengah.

Mempertimbangkan hal tersebut, maka rencana pengembangan kawasan

pendidikan tinggi di Kota Semarang dilakukan sebagai berikut :

1. Mengarahkan pengembangan pendidikan tinggi/akademi dengan skala

regional nasional yang berada di kawasan Tembalang, Pedurungan, Sekaran,

dan Mijen. Pengembangan fasilitas pendidikan tinggi skala pelayanan

regional/ nasional perlu didukung dengan penyediaan infrastruktur dan

fasilitas pendukung yang memadai.

2. Kawasan Pendidikan Bendan perlu ada pembatasan pengembangan karena

kondisi fisiknya yang rawan bencana alam dan kegiatan pendidikannya yang

kurang berkembang. Kawasan ini akan dialihkan sebagai kawasan jasa

pelayanan untuk penginapan, rapat, pertemuan, seminar, dan sebagainya.

3. Pembangunan fasilitas pendidikan menengah dan pendidikan tinggi di pusat

kota diarahkan pada lokasi atau kawasan atau ruas jalan yang memadai

serta tidak menimbulkan gangguan pada lingkungan.

4. Pembangunan fasilitas pendidikan ditepi ruas jalan utama harus

mempertimbangkan kelancaran pergerakan pada ruas jalan tersebut.

5. Untuk pendidikan dasar dan menengah diarahkan sebagai fasilitas

pelayanan lokal, jadi fasilitas ini akan dikembangkan disetiap BWK sebagai

bagian dari fasilitas lingkungan dan bagian wilayah kota.

d. Rencana Kawasan Pemerintahan dan Perkantoran

Kawasan Pemerintahan, merupakan kawasan yang dominasi pemanfaatan

ruangnya untuk penyelenggaraan kegiatan Pemerintahan, baik Pemerintah Pusat,

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.7

regional Provinsi, maupun Pemerintah kota. Rencana kawasan pemerintahan dan

perkantoran dalam RTRW Kota Semarang ini adalah :

1. Kawasan perkantoran Pemerintah Provinsi

Kawasan perkantoran utama Pemerintah Provinsi direncanakan berada di

Jalan Pahlawan dan Jalan Madukoro. Lokasi pengembangan kantor

Pemerintah Provinsi dapat dilakukan dilokasi lain dengan tetap

mempertimbangkan kemudahan jangkauan pelayanan bagi pengguna dan

masyarakat Provinsi Jawa Tengah.

2. Kawasan perkantoran Pemerintah Kota Semarang

Kawasan Pemerintah Kota Semarang direncanakan di Jalan Pemuda dan

Jalan Soekarno-Hatta (di dekat kawasan kawasan Masjid Agung Jawa

Tengah). Kawasan perkantoran yang ada di Jalan Pemuda direncanakan

untuk Kantor Walikota dan DPRD Kota Semarang, kawasan ini sekaligus

berfungsi sebagai balaikota. Sedangkan kawasan perkantoran Pemerintah

Kota Semarang yang ada di Jalan Soekarno-Hatta diperuntukkan untuk

pelayanan pemerintahan.

3. Kawasan Perkantoran Swasta

Kawasan perkantoran menengah dan besar diarahkan pada kawasan

perdagangan dan jasa, sedangkan kawasan perkantoran kecil lokasinya

dapat di kawasan permukiman dengan memperhatikan akses pelayanan.

e. Rencana Kawasan Industri

Kawasan Industri, merupakan kawasan yang dominasi pemanfaatan

ruangnya untuk kegiatan-kegiatan di bidang industri seperti pabrik dan

pergudangan. Dalam RTRW Kota Semarang 2010-2030 pengembangan kawasan

industri lebih dibatasi, hal ini sesuai dengan visi Kota Semarang yang akan lebih

mengedepankan pengembangan sektor tersier (perdagangan dan jasa) sebagai

penopang utama perekonomian kota. Kawasan industri direncanakan di BWK III

(Kawasan industri dan pergudangan Tanjung Emas), BWK IV (Genuk), BWK X

(Kawasan Industri Tugu dan Mijen). Kegiatan industri diprioritaskan untuk

pengembangan industri modern dengan kadar polusi rendah.

Rencana sebaran industri Kota Semarang adalah sebagai berikut:

1. Kawasan Industri Genuk

2. Kawasan Industri Tugu

3. Kawasan Industri Candi

4. Kawasan industri dan Pergudangan Tanjung Emas

5. Kawasan Industri Mijen

6. Kawasan Industri Pedurungan

f. Rencana Kawasan Olah Raga

Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan lapangan olahraga, maka

selain lapangan olahraga yang resmi dan dikelola oleh Pemerintah, diperlukan

areal terbuka, yang dapat difungsikan sebagai lapangan olah raga yang ada di

lingkungan masyarakat. Lapangan olah raga yang ada di Kota Semarang antara

lain stadion olahraga GOR Jatidiri di Kecamatan Gajahmungkur yang berskala

regional/nasional, stadion yang berskala kota Stadion Citarum dan Stadion

Diponegoro. Sedangkan GOR Trilomba Juang telah dilakukan rehabilitasi mulai

tahun 2013 dan dilanjutkan ke tahap 2 pada tahun 2014.

g. Rencana Kawasan Wisata / Rekreasi

Kawasan Wisata, merupakan kawasan yang dominasi pemanfaatan ruangnya

untuk kegiatan wisata dan rekreasi. Sesuai dengan potensi yang dimiliki, fasilitas

rekreasi Kota Semarang direncanakan meliputi:

1. Wisata bahari/pantai ditetapkan pada BWK III (Kawasan Marina) dan

BWK X (direncanakan di kawasan pantai di Kecamatan Tugu) dimana

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.8

pembangunannya harus tetap memperhatikan kelestarian lingkungan

dan ekosistem di wilayah pantai/pesisir;

2. Wisata satwa berada pada di BWK X, yaitu di Kawasan Kebun Binatang

yang ditekankan pada upaya pelestarian satwa dan lingkungan alam di

dalamnya;

3. Wisata pertanian (agrowisata) berada pada BWK VI (Kecamatan

tembalang), BWK VIII (Kecamatan Gunungpati), dan BWK IX (Kecamatan

Mijen) juga berfungsi sebagai pusat penelitian dan pengembangan

pertanian perkotaan dan budidaya pertanian.

4. Lokasi yang ditetapkan dan rencana pengembangan kawasan wisata

Religi dan Religi:

BWK III : Kawasan Gereja Blenduk dan Kuil Sam Po Kong

BWK V : Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah

BWK VII : Kawasan Vihara Watugong

5. Wisata alam dan cagar budaya

BWK I : Kampung Pecinan dan Kampung Melayu

BWK III : Museum Ronggowarsito, kawasan Maerokoco, kawasan Kota

Lama Semarang

BWK VII : Kawasan Hutan Wisata Tinjomoyo

BWK VIII : Gua Kreo, Waduk Jatibarang, Lembah Sungai Garang.

BWK X : Taman lele

6. Wisata belanja dikembangkan di Kawasan Johar, Simpang Lima dan

koridor Jalan Pandanaran.

7. Wisata Mainan Anak berada di Kecamatan Candisari , WaterPark (BWK

IX dan BWK III)

Pengembangan kawasan wisata ini direncanakan untuk dapat mendukung

fungsi kota Semarang sebagai Kawasan Perkotaan dengan skala regional/

nasional/ internasional.

h. Rencana Kawasan Perumahan dan Permukiman

Kawasan Perumahan dan permukiman, adalah kawasan yang

pemanfaatannya untuk perumahan dan permukiman, serta berfungsi sebagai

tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan

sarana lingkungan. Kawasan ini terdiri dari kawasan perumahan yang dibangun

oleh penduduk sendiri dibangun oleh perusahaan pembangunan perumahan dan

dibangun oleh pemerintah.

i. Rencana Kawasan Pemakaman Umum

Pembangunan Tempat Pemakaman Umum dilakukan dalam rangka

peningkatan pelayanan kepada masyarakat dan memenuhi kebutuhan tempat

pemakaman umum di KotaSemarang. Kawasan Tempat Pemakaman Umum dapat

menjadi bagian dari Ruang Terbuka Hijau yang pelaksanaan pembangunannya

dilakukan sebagai berikut :

1. Pembangunan Tempat Pemakaman Umum dilakukan dengan pengembangan

makam-makam yang telah ada maupun pembangunan makam baru, dan

didukung dengan penyediaan prasarana dan sarana permakaman;

2. Pembangunan Tempat Pemakaman Umum skala kota berada di Bergota yang

termasuk di BWK I dan Pemakaman di Kecamatan Gayamsari yang termasuk

di BWK V;

3. Pada skala lingkungan pembangunan tempat pemakaman umum dilakukan

dengan pembangunan makam baru pada lahan fasilitas umum atau dengan

optimalisasi dan pengembangan lahan makam yang telah ada sesuai dengan

kapasitas, kebutuhan, dan lingkup pelayanannya;

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.9

4. Untuk mendukung penyediaan tempat pemakaman umum setiap perusahaan

pembangunan perumahan yang melaksanakan pembangunan perumahan,

diwajibkan menyediakan lahan pemakaman umum seluas 2% (dua persen)

dari keseluruhan luas lahan;

5. Penyediaan tempat pemakaman umum dapat dilakukan dengan penyediaan

lahan pemakaman di sekitar lokasi pembangunan atau berpartisipasi dengan

menyerahkan uang yang akan digunakan untuk pengembangan makam

Kepada Pemerintah Kota Semarang senilai harga tanah seluas 2% (dua

persen) dari keseluruhan luas lahan.

j. Rencana Kawasan Khusus

Kawasan Khusus, merupakan kawasan dengan kondisi dan karakteristik

yang bersifat khusus karena jenis kegiatan yang diwadahi memiliki kondisi dan

perlakuan tertentu. Dalam Kebijakan penataan ruang Kota Semarang, kawasan

yang ditetapkan sebagai kawasan khusus adalah kawasan militer dan kawasan

pelabuhan.

Kawasan militer berada di BWK III (Kawasan Bandara Militer A Yani) dan

BWK VII (Kawasan Kodam). Kawasan Pelabuhan berada di wilayah BWK III yaitu di

Kawasan Pelabuhan Laut Tanjung Emas. Pelaksanaan pembangunan di kawasan

khusus harus tetap memperhatikan keterpaduan dengan lingkungan sekitarnya.

k. Rencana Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH)

Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH) adalah adalah ruang terbuka di bagian

wilayah perkotaan yang tidak termasuk dalam kategori Ruang Terbuka Hijau

(RTH), berupa lahan yang diperkeras atau yang berupa badan air, maupun kondisi

permukaan tertentu yang tidak dapat ditumbuhi tanaman atau berpori.

2.1.1.3. Wilayah Rawan Bencana

Kota Semarang dengan karakteristik wilayah tersebut berpotensi terhadap

terjadinya bencana alam dengan dominasi bencana banjir, rob dan tanah longsor.

Bila ditelaah lebih jauh, ketiga macam bencana di Semarang ini saling terkait,

dengan sebab baik karena kondisi awal alamnya maupun karena dampak

pembangunan.

Banjir sering terjadi di sekitar aliran sungai dan di bagian utara kota yang

morfologinya berupa dataran pantai. Kawasan potensi bencana banjir secara

umum diklasifikasikan menjadi:

a. Kawasan Pesisir/ Pantai

Merupakan salah satu kawasan rawan banjir karena kawasan tersebut

merupakan dataran rendah dimana ketinggian muka tanahnya lebih rendah

atau sama dengan ketinggian muka air laut pasang rata-rata (Mean Sea

Level, MSL), dan menjadi tempat bermuaranya sungai-sungai. Di samping itu,

kawasan pesisir/pantai dapat menerima dampak dari gelombang pasang

yang tinggi, sebagai akibat dari badai angin topan atau gempa yang

menyebabkan tsunami.

b. Kawasan Dataran Banjir (Flood Plain Area)

Adalah daerah dataran rendah di kiri dan kanan alur sungai, yang

kemiringan muka tanahnya sangat landai dan relatif datar. Aliran air dari

kawasan tersebut menuju sungai sangat lambat, yang mengakibatkan

potensi banjir menjadi lebih besar, baik oleh luapan air sungai maupun

karena hujan lokal. Kawasan ini umumnya terbentuk dari endapan sedimen

yang sangat subur, dan terdapat di bagian hilir sungai. Seringkali kawasan

ini merupakan daerah pengembangan kota, seperti permukiman, pusat

kegiatan ekonomi, perdagangan, industri dan lain sebagainya.

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.10

Kawasan ini bila dilalui oleh sungai yang mempunyai Daerah Aliran Sungai

(DAS) cukup besar, seperti Kali Garang/ Banjir Kanal Barat dan Banjir Kanal

Timur di Kota Semarang, memiliki potensi bencana banjir yang cukup besar

juga, karena debit banjir yang cukup besar yang dapat terbawa oleh sungai

tersebut. Potensi bencana banjir akan lebih besar lagi apabila terjadi hujan

cukup besar di daerah hulu dan hujan lokal di daerah tersebut, disertai

pasang air laut.

c. Kawasan Sempadan Sungai

Merupakan daerah rawan bencana banjir yang disebabkan pola pemanfaatan

ruang budidaya untuk hunian dan kegiatan tertentu.

d. Kawasan Cekungan

Merupakan daerah yang relatif cukup luas baik di daerah dataran rendah

maupun dataran tinggi (hulu sungai) dapat menjadi daerah rawan bencana

banjir. Pengelolaan bantaran sungai harus benar-benar dibudidayakan

secara optimal, sehingga bencana dan masalah banjir dapat dihindarkan.

Potensi banjir di Kota Semarang sebagian besar berada di daerah

pesisir/pantai dan daerah sempadan sungai, berdasarkan aspek

penyebabnya, jenis banjir yang ada dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga)

jenis, yaitu: banjir limpasan sungai/banjir kiriman; banjir lokal; dan banjir

pasang (rob).

Banjir pasang (rob) terjadi karena pasang air laut yang relatif lebih tinggi

daripada ketinggian permukaan tanah di suatu kawasan. Biasanya terjadi

pada kawasan di sekitar pantai. Penurunan tanah disebabkan empat hal,

yaitu eksploitasi air tanah berlebihan, proses pemampatan lapisan sedimen

(yang terdiri dari batuan muda) ditambah pembebanan tinggi oleh bangunan

di atasnya serta pengaruh gaya tektonik. Dampak penurunan tanah dapat

dilihat adanya luasan genangan rob yang semakin besar.

Selain banjir, bencana yang berkaitan dengan musim hujan adalah longsor.

Kota Semarang pada beberapa wilayah menunjukkan potensi bencana

longsor yang mengancam masyarakat yang juga perlu mendapatkan

perhatian.

Perubahan iklim global berpengaruh terhadap kondisi iklim di Kota

Semarang, musim kemarau menjadi lebih panjang daripada musim hujan

sehingga menyebabkan kekeringan di daerah dengan cadangan air tanah

yang minimum. Sebagian besar daerah yang mengalami kekeringan terdapat

di Semarang atas. Berdasarkan data yang ada pada Buku Rencana Aksi

Nasional 2010-2014, potensi bencana yang ada di Kota Semarang adalah

banjir, kekeringan, longsor, kebakaran hutan, erosi, kebakaran gedung dan

permukiman dan risiko cuaca ekstrim.

2.1.1.4. Demografi

Data jumlah penduduk Kota Semarang pada tahun 2014 semester 1 masih

menggunakan data pada akhir tahun 2013 yaitu sebesar 1.572.105 jiwa atau

mengalami pertumbuhan sebesar 0,83% dibanding tahun 2012 yang tercatat

sebesar 1.559.198 jiwa. Persebaran penduduk jika dilihat dari jumlah penduduk

pada masing-masing wilayah kecamatan mengalami kepadatan penduduk yang

tidak merata. Meskipun dalam setahun terakhir ini banyak perumahan baru yang

bermunculan di kawasan pinggiran, namun secara statistik kependudukan tidak

berpengaruh banyak terhadap data statistik kepadatan penduduk. Kepadatan

penduduk yang paling tinggi berada pada wilayah perkotaan antara lain meliputi

kecamatan Semarang Selatan sebesar 13.882 jiwa /km2, Candisari sebesar 12.187

jiwa/km2, Gayamsari sebesar 11.393 jiwa/km2, Semarang Utara sebesar 11.671

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.11

jiwa/km2, Semarang Tengah sebesar 11.596 jiwa/km2, Semarang Timur sebesar

10.211 jiwa/km2 dan secara rinci jumlah kepadatan penduduk pada masing-

masing wilayah kecamatan sebagaimana tabel 2.2. di bawah ini, terlihat bahwa

kepadatan paling rendah berada di wilayah kecamatan yang berada di wilayah

pengembangan yang merupakan wilayah pertanian, tegalan dan tambakan yakni

Kecamatan Tugu sebesar 984 jiwa/km2, Kecamatan Mijen sebesar 1.006 jiwa/km2,

dan Gunungpati sebesar 1.402 jiwa/km2.

Tabel 2.2

Jumlah Penduduk Kota Semarang per Kecamatan Tahun 2013

No Kecamatan Luas

(Km2)

Jumlah

Pend.

Kepa-

datan Lahir Mati Datang Pindah

1 Mijen 57,55 57.887 1.006 775 251 1.604 824

2 Gunung Pati 54,11 75.885 1.402 1.338 591 1.600 1.056

3 Banyumanik 25,69 130.494 5.080 2.328 1.004 2.505 2.505

4 Gajahmungkur 9,07 63.599 7.012 724 402 769 931

5 Semarang Selatan 5,93 82.293 13.882 925 550 1.166 1.612

6 Candisari 6,54 79.706 12.187 1.222 726 1.191 1.669

7 Tembalang 44,2 147.564 3.339 2.924 716 4.359 1.950

8 Pedurungan 20,72 177.143 8.549 2.650 943 3.415 3.777

9 Genuk 27,39 93.439 3.411 1.439 402 2.534 1.639

10 Gayamsari 6,18 73.745 11.939 1.174 450 1.444 1.648

11 Semarang Timur 7,70 78.622 10.211 1.130 708 1.095 1.847

12 Semarang Utara 10,97 128.026 11.671 1.775 1.027 2.131 3.278

13 Semarang Tengah 6,14 71.200 11.596 816 593 846 1.519

14 Semarang Barat 21,74 158.668 7.298 2.188 1.042 2.523 3.756

15 Tugu 31,79 31.279 984 508 177 512 399

16 Ngaliyan 37,99 122.555 3.226 1.849 667 2.666 2.062

Total 373,7 1.572.105 4.207 23.765 10.249 30.360 30.472

Sumber: BPS Kota Semarang 2013

Peningkatan jumlah penduduk Kota Semarang tahun 2013 dipengaruhi oleh

jumlah migrasi dan penduduk yang lahir/mati. Peningkatan jumlah penduduk

tersebut sangat dipengaruhi proses alami yaitu kelahiran dikurangi kematian

penduduk, selain itu juga dipengaruhi migrasi penduduk dari daerah sekitar Kota

Semarang yang merupakan imbas dari daya tarik Kota Semarang sebagai ibu

kota Provinsi Jawa Tengah yang sekaligus sebagai pusat perekonomian dan pusat

pendidikan

Tabel 2.3

Data Series Jumlah Penduduk Kota Semarang

Tahun 2010-2014

No Tahun

Jumlah Penduduk

Jumlah

Total

Pertumb

(%) Laki-laki Perempuan

(jiwa) (%) (jiwa) (%)

1 2010 758.267 49,64 769.166 50,36 1.527.433 1,36

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.12

No Tahun

Jumlah Penduduk

Jumlah

Total

Pertumb

(%) Laki-laki Perempuan

(jiwa) (%) (jiwa) (%)

2 2011 767.884 49,72 776.474 50,28 1.544.358 1,11

3 2012 775.793 49,76 783.405 50,24 1.559.198 0,96

4 2013 781.176 49,69 790.929 50,31 1.572.105 0,83

5 2014*) 786.789 49,70 796.399 50,30 1.583.188 0,62

Sumber: BPS Kota Semarang 2013 *) Data Asumsi/perkiraaan/ data Bappeda diolah

Perkembangan dan pertumbuhan penduduk selama 5 tahun terakhir

menunjukkan kenaikan yang signifikan pada rentang waktu Tahun 2010 – 2014.

Hal tersebut dapat dilihat dari angka pertumbuhan penduduk yang selalu bernilai

positif selama kurun waktu tersebut, namun demikian laju pertumbuhan

penduduk dari tahun ke tahun dapat dikatakan semakin melambat dari 1,36

persen pada tahun 2010 menjadi diperkirakan turun mencapai 0,83 persen di

tahun 2014. Pertumbuhan penduduk yang terakhir, dimungkinkan memiliki

korelasi baik dengan tingkat kelahiran kasar dan tingkat migrasi masuk yang juga

menurun, maupun dengan tingkat migrasi keluar yg nilainya meningkat.

Sedangkan untuk Komposisi penduduk berdasarkan gender di Kota

Semarang dalam 2 tahun terakhir ini masih didominasi oleh penduduk perempuan

terlihat dari tabel dibawah ini. Hal ini haruslah menjadi pertimbangan Pemerintah

Kota Semarang dalam mengambil kebijakan-kebijakan yang lebih responsif

terhadap kepentingan dan partisipasi perempuan dalam perencanaan

pembangunan daerah.

Tabel 2.4

Jumlah Penduduk Kota Semarang sesuai Jenis Umur

Tahun 2012-2014

Sumber : BPS Kota Semarang Tahun 2013

*) Data Asumsi/perkiraaan/ data Bappeda diolah

Jumlah penduduk Kota Semarang berdasarkan kelompok usia < 15 tahun

dan > 64 tahun pada tahun 2014 mencapai 448.704 jiwa atau 28,34% dari jumlah

penduduk Kota Semarang. Sedangkan jumlah penduduk berdasarkan kelompok

usia 15 – 64 tahun pada tahun 2014 adalah 1.134.484 jiwa.

Hal ini menunjukkan Rasio Ketergantungan Total (perbandingan antara

penduduk usia tidak produktif dengan penduduk usia produktif) di Kota Semarang

pada tahun 2014 mencapai 39,55% meningkat dari tahun sebelumnya. Dengan

meningkatnya rasio ketergantungan berarti semakin diperlukan juga lapangan

pekerjaan di Kota Semarang sebagai bentuk antisipasi dari hal tersebut.

Org (%)

rasio

ketergan

tungan

Org (%)

rasio

ketergan

tungan

Org (%)

rasio

ketergantu

ngan

1 <15 >64 442.719 28,39 446.927 28,43 448.704 28,34

2 15-64 1.116.479 71,61 1.125.178 71,57 1.134.484 71,66

Total 1.559.198 100 1.572.105 100 1.583.188 100

Juml.

Penduduk

(usia)

No

39,65

2014*)

39,55 39,72

Th. 2012 2013

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.13

Tabel 2.5

Penduduk Usia 5 Tahun Ke Atas

Menurut Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan

Di Kota Semarang Tahun 2011-2014

No Keterangan 2011 2012 2013 2014*

1 Tidak/Belum Sekolah 92.979 93.858 94.617 95.236

2 Tidak/Belum Tamat SD 289.781 292.520 294.884 297.279

3 Tamat SD/ MI 325.072 328.144 330.797 334.003

4 Tamat SMTP 288.341 291.066 293.419 296.215

5 Tamat SMTA 300.020 302.856 305.304 308.230

6 Tamat Akademi/D3 61.798 62.382 62.887 63.158

7 Tamat D4/S1/S2/S3 63.207 63.805 64.320 64.607

Jumlah 1.421.200 1.434.631 1.446.229 1.458.727

Sumber BPS Kota Semarang Tahun 2013 *) Data Asumsi/perkiraaan/ data Bappeda diolah

Komposisi penduduk Kota Semarang ditinjau dari aspek pendidikan (di atas

umur 5 tahun) seperti pada tabel diatas menggambarkan bahwa di Kota Semarang

masih cukup tinggi komposisi penduduk usia >5th yang belum/tidak tamat SD.

Hal lain yang perlu mendapat perhatian serius yaitu lulusan SMTA, karena

merupakan penduduk usia produktif yang menjadi salah satu faktor penting

dalam perkembangan Kota Semarang di masa depan.

Gambar 2.6.

Prosentase Penduduk Bekerja menurut Mata Pencaharian

Kota Semarang Tahun 2011-2014

No Keterangan 2011 2012 2013 2014* (%)

1 Petani Sendiri 26.123 26.718 26.940 26.694 3,86

2 Buruh Tani 17.917 18.382 18.534 18.216 2,63

3 Nelayan 2.610 2.635 2.657 2.268 0,33

4 Pengusaha 52.672 52.723 53.160 53.470 7,73

5 Buruh Industri 173.615 175.185 176.635 178.153 25,77

6 Buruh Bangunan 81.281 82.087 82.766 83.231 12,04

7 Pedagang 85.051 85.468 86.175 86.823 12,56

8 Angkutan 25.201 25.344 25.553 25.445 3,68

9 PNS & TNI / Polri 93.247 93.970 94.748 95.410 13,80

10 Pensiunan 39.075 39.397 39.723 39.751 5,75

11 Lainnya 79.552 81.031 81.702 81.920 11,85

Jumlah 676.344 682.940 688.593 691.382 100

Sumber BPS Kota Semarang Tahun 2013 *) Data Asumsi/perkiraaan/ data Bappeda diolah

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.14

Komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian di Kota Semarang

terbanyak berturut-turut adalah Buruh Industri dengan persentase sebesar

25,77%, PNS & TNI/Polri sebesar 13,80%, Pedagang sebesar 12,56%, Buruh

Bangunan 12,04%. Dari komposisi tabel diatas sangat terlihat bahwa perdagangan

dan jasa menjadi faktor terbesar dalam menjadi sumber pendapatan Kota

Semarang sampai dengan tahun 2014, hal inilah yang menjadikan Kota Semarang

masih berpegang pada visi perdagangan dan jasa.

2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

Aspek kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan akhir dari

penyelenggaraan pembangunan daerah yang merupakan upaya menciptakan

kondisi kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. Aspek kesejahteraan

masyarakat meliputi (1) aspek kesejahteraan fokus pada kesejahteraan dan

pemerataan ekonomi, (2) aspek kesejahteraan fokus pada kesejahteraan sosial

dan; (3) aspek kesejahteraan fokus pada Seni Budaya dan Olahraga. Kinerja

masing-masing aspek kesejahteraan masyarakat sampai dengan tahun 2014

adalah sebagai berikut:

2.1.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

Keberhasilan pembangunan antara lain dapat dilihat pada beberapa indikator

utama ekonomi, antara lain pertumbuhan PDRB, laju inflasi, PDRB per kapita dan

indeks gini serta rasio penduduk miskin. Kinerja indikator-indikator tersebut

sampai dengan tahun 2014 adalah sebagai berikut:

a. Pertumbuhan PDRB

Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi perekonomian suatu

daerah dapat digambarkan dari data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

Besaran PDRB dapat digunakan sebagai indikator dalam menilai kinerja

perekonomian suatu wilayah pada suatu periode tertentu, terutama yang

dikaitkan dengan kemampuan suatu wilayah dalam mengelola sumber daya yang

dimiliki. PDRB juga dapat digunakan untuk mengetahui nilai produk yang

dihasilkan oleh seluruh faktor produksi, besarnya laju pertumbuhan ekonomi dan

struktur perekonomian pada satu periode di suatu daerah tertentu.

Tabel 2.7

PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2012-2014

No Lapangan Usaha 2012

(dalam jutaan) %

2013

(dalam jutaan) %

2014 *)

(dalam jutaan) %

1. Pertanian 246.649,51 1,02 249.951,28 0,97 278.976,16 1,03

2. Pertambangan

dan Penggalian

33.799,64 0,14 34.222,00 0,13 38.032,05 0,14

3. Industri dan

Pengolahan

6.432.298,02 26,58 6.842.639,52 26,63 7.250.206,06 26,77

4. Listrik Gas, dan

Air Bersih

294.792,96 1,22 315.936,70 1,23 335.874,00 1,24

5. Bangunan 3.747.765,85 15,49 3.986.401,22 15,51 4.228.425,44 15,61

6. Perdagangan,

Hotel & Restoran

7.522.659,90 31,09 8.009.736,68 31,17 8.462.739,22 31,25

7. Pengangkutan

dan Komunikasi

2.314.801,61 9,57 2.462.018,54 9,58 2.615.104,71 9,66

8. Keuangan,

Persewaan dan

661.403,13 2,73 710.793,64 2,77 745.542,94 2,75

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.15

No Lapangan Usaha 2012

(dalam jutaan) %

2013

(dalam jutaan) %

2014 *)

(dalam jutaan) %

Jasa Perusahaan

9. Jasa-jasa 2.942.317,15 12,16 3.085.638,80 12,01 3.125.332,87 11,54

Jumlah 24.196.487,77 100 25.697.338,39 100 27.252.371,67 100

Sumber : BPS Kota Semarang Th. 2013

*) Data belum rilis/ asumsi prediksi Bappeda/ Angka sangat sementara

Tabel 2.8

PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2012-2014

No Lapangan Usaha 2012

(dalam jutaan) %

2013)

(dalam jutaan) %

2014 *)

(dalam jutaan) %

1. Pertanian 588.074,44 1,08 631.643,07 1,03 744.555,08 1,09

2. Pertambangan

dan Penggalian

81.153,57 0,15 87.942,37 0,14 103.087,13 0,15

3. Industri dan

Pengolahan

13.396.296,80 24,63 15.026.452,04 24,61 16.790.066,52 24,53

4. Listrik Gas, dan

Air Bersih

776.041,22 1,43 890.419,76 1,46 994.599,16 1,45

5. Bangunan 10.562.309,17 19,42 11.710.345,24 19,18 13.293.324,25 19,43

6. Perdagangan,

Hotel & Restoran

15.460.952,20 28,43 17.559.840,78 28,76 19.434.624,63 28,40

7. Pengangkutan

dan Komunikasi

5.091.566,72 9,36 5.737.208,38 9,40 6.456.982,59 9,44

8. Keuangan,

Persewaan dan

Jasa Perusahaan

1.452.004,58 2,67 1.613.028,32 2,64 1.823.215,65 2,66

9. Jasa-jasa 6.976.255,85 12,83 7.805.945,59 12,78 8.793.123,96 12,85

Jumlah 54.384.654,53 100 61.062.825,55 100 68.433.578,97 100

Sumber : BPS Kota Semarang Tahun 2013

*) Data belum rilis/ asumsi prediksi Bappeda/ Angka sangat sementara

Hotel dan Restoran tetap menjadi sektor yang paling dominan disusul dengan

sektor Industri dan Pengolahan serta sektor Bangunan. Kondisi ini semakin

menegaskan posisi Kota Semarang sebagai kota perdagangan dan jasa.

Tabel 2.9

Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Pertumbuhan Tiap Sektor Pembentuk PDRB

Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2011-2014

No Lapangan Usaha 2011

(dalam %)

2012

(dalam %)

2013

(dalam %)

2014*)

(dalam %)

1. Pertanian 1,74 0,54 0,56 N/A

2. Pertambangan dan Penggalian 2,33 1,96 1,25 N/A

3. Industri dan Pengolahan 5,50 6,36 4,95 N/A

4. Listrik Gas, dan Air Bersih 4,78 3,76 3,58 N/A

5. Bangunan 7,04 6,03 6,37 N/A

6. Perdagangan, Hotel dan

Restoran

6,67 7,08 6,55 N/A

7. Pengangkutan dan Komunikasi 6,06 5,61 5,43 N/A

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.16

No Lapangan Usaha 2011

(dalam %)

2012

(dalam %)

2013

(dalam %)

2014*)

(dalam %)

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan

5,56 7,44 6,18 N/A

9. Jasa-jasa 8,15 6,67 6,22 N/A

Jumlah 6,41 6,42 6,20 6,05

Sumber : BPS Kota Semarang Tahun 2013

*) Data belum rilis/ asumsi prediksi Bappeda/ Angka sangat sementara

Seiring dengan kondisi makro ekonomi secara nasional, kondisi

perekonomian Kota Semarang di tahun 2013 mengalami tekanan, meskipun masih

tumbuh dibanding tahun 2012. Meskipun mengalami penurunan dibanding tahun

2012, di tahun 2013 perekonomian Kota Semarang (berdasarkan PDRB ADHK)

masih dapat tumbuh sebesar 5,84%. Di tengah situasi perekonomian yang

mengalami tekanan sepanjang triwulan II karena kenaikan harga BBM dan

pengetatan moneter oleh Bank Sentral. Kecuali sektor Bangunan, seluruh sektor

pembentuk PDRB mengalami penurunan pertumbuhan, termasuk sektor

Perdagangan, Hotel dan Restoran, sektor utama pembentuk PDRB Kota Semarang

b. Laju Inflasi

Dalam konteks ilmu ekonomi makro, inflasi adalah proses meningkatnya

harga dari sekelompok barang dan jasa secara terus menerus yang berkaitan

dengan mekanisme pasar. Inflasi diukur sebagai persentase perubahan Indeks

Harga Konsumen (indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang tertentu),

deflektor Produk Domestik Bruto (menunjukkan besarnya perubahan harga dari

semua barang baru, atau indeks-indeks lain dalam tingkat harga keseluruhan.

Inflasi dapat disebabkan antara lain konsumsi masyarakat yang meningkat,

berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau spekulasi, serta akibat

adanya ketidaklancaran suplai dan distribusi barang. Jika besarannya tidak

terkendali, inflasi akan mempengaruhi kondisi perekenomian masyarakat.

Gambar 2.2

Laju Inflasi dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Semarang

Tahun 2009-2014

Sumber BPS Kota Semarang Th. 2013,

*) Data belum rilis/ asumsi prediksi Bappeda/ Angka sangat sementara

5,83

7,11

2,87

4,85

8,19

5,24

2,78

6,96

3,79

4,3

8,38

5,34 5,87

6,41 6,42 6,2 6,05

2

3

4

5

6

7

8

9

2009 2010 2011 2012 2013 2014*)

Inflasi Kota SMG Inflasi Jateng Inflasi Nas LPE Kota SMG

LPE Kota SMG

INFLASI Kota SMG

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.17

Perkembangan inflasi di Kota Semarang sangat dipengaruhi oleh kebijakan

makro ekonomi dari Pusat yang memengaruhi kenaikan harga-harga. Inflasi Kota

Semarang di tahun 2013 meningkat menjadi sebesar 8,19% dibandingkan tahun

2012 yang tercatat sebesar 4,85%, namun di tahun 2014 ini diprediksi angka

inflasi akan menguat menjadi 5,24. Untuk tahun 2013, angka inflasi Kota

Semarang ini lebih tinggi dibandingkan inflasi Jawa Tengah yang tercatat sebesar

7,98%, namun masih lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang sebesar

8,38%.

Di tahun 2013 lalu, kenaikan inflasi dipengaruhi oleh gejolak harga pangan

domestik yang disebabkan oleh kenaikan harga BBM bersubsidi yang mendorong

kenaikan harga-harga, baik itu yang terdampak langsung maupun yang

terdampak lanjutan. Selama 2013, inflasi tertinggi terjadi pada bulan Juli dan

Agustus, bulan-bulan awal pasca kenaikan harga BBM, yang juga bersamaan

dengan Idul Fitri dan tahun baru ajaran sekolah yang biasanya juga berkontribusi

terhadap kenaikan inflasi, meskipun kemudian di bulan Oktober s/d Desember

2013, inflasi sudah bergerak pada kisaran angka normal.

c. Pendapatan per Kapita

Pendapatan perkapita adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk di suatu daerah. Pendapatan per kapita didapatkan dari hasil pembagian pendapatan

suatu daerah dengan jumlah penduduk daerah tersebut. Pendapatan per kapita juga merefleksikan PDB per kapita. Pendapatan per kapita sering digunakan

sebagai tolok ukur kemakmuran dan tingkat pembangunan sebuah daerah; semakin besar pendapatan per kapitanya, semakin makmur daerah tersebut

Ditinjau dari jumlah PDRB Perkapita (atas dasar harga berlaku) pada tahun

2011-2013, Kota Semarang mengalami peningkatan pada tahun 2013. Pada tahun 2012 nilainya sebesar Rp. 33.641.463,01 dan di tahun 2013 nilainya meningkat

menjadi Rp. 37.143.011,64. Peningkatan nilai PDRB per kapita ini secara umum menandakan adanya tingkat pendapatan masyarakat yang lebih baik, sejalan

dengan pertumbuhan ekonomi Kota Semarang.

d. Indeks Gini

Untuk memberikan gambaran tentang tingkat pemerataan maupun

ketimpangan pendapatan Kota Semarang digunakan pendekatan teori Gini Ratio

yaitu menetapkan sebuah kriteria yang digunakan untuk menentukan apakah

pola pengeluaran suatu masyarakat ada pada ketimpangan taraf rendah, sedang

atau tinggi. Indeks gini adalah ukuran ketimpangan ekonomi dalam pendapatan

distribusi yang ditentukan dengan koefisien gini rasio antara 0 – 1 (>0 dan <1).

Secara umum dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

0,00 < G < 0,35 → pemerataan tinggi / ketimpangan rendah

0,35 < G < 0,50 → pemerataan / ketimpangan sedang

G > 0,50 → pemerataan rendah / ketimpangan tinggi

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.18

Gambar 2.3

Indek Gini Kota Semarang Tahun 2011-2013

Sumber BPS Kota Semarang Tahun 2012

*) Data belum rilis/ asumsi prediksi Bappeda/ Angka sangat sementara

**) Data Tahun lalu

Dari data BPS tahun 2012 seperti terlihat pada tabel diatas, indeks Gini Ratio

Kota Semarang tahun 2014 diperkirakan akan mencapai angka (0,3836). Meski

hal ini berarti ketimpangan pendapatan penduduk di Kota Semarang masih dalam

level sedang, namun tetap harus menjadi perhatian Pemerintah Kota Semarang

karena angka ketimpangan ini menunjukkan peningkatan dari tahun 2012 yang

hanya menunjuk pada angka 0,3518.

e. Rasio Penduduk Miskin

Ketimpangan distribusi pendapatan sangat erat hubungannya dengan

kemiskinan. Kemiskinan merupakan masalah yang dihadapi oleh semua negara di

dunia. Menurut Kuncoro (1997), kemiskinan dapat ditinjau dari 2 sisi, yaitu :

pertama, kemiskinan absolute, dimana dengan pendekatan ini di identifikasikan

jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan tertentu. kedua,

kemiskinan relatif, yaitu pangsa pendapatan nasional yang diterima oleh masing-

masing golongan pendapatan.

Tabel 2.10

Jumlah Penduduk Warga Miskin Kota Semarang

Tahun 2011-2014

No Tahun

Kota Semarang Prov Jateng

Versi Bappeda Versi BPS Versi BPS

Jiwa (%) Jiwa (%) Jiwa (%)

1 2011 448.398 26,44 88.453 5,68 5,256 juta 16,21

2 2012 448.398 26,44 81.900 5,13 4,863 juta 14,98

3 2013 373.978 21,49 81.900*) 5,13 4,811 juta 14,44

4 2014**) 373.978 21,49 n-a n-a 4,836 juta 14,46

0,3545 0,3518

0,3836 0,3836

0,41 0,41 0,413 0,413

0,25

0,3

0,35

0,4

0,45

0,5

0,55

2011 2012 2013*) 2014**)

Kota SMG

Nasional

Tinggi

Rendah

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.19

Sumber :

- Keputusan Walikota Semarang Nomor 050/716 Tentang Penetapan Warga Miskin Kota Semarang

Tahun 2013

- Jateng.bps.go.id

*) Versi BPS prov. Jateng update September 2012 (data update per bulan Maret dan September)

**) Data tahun lalu

Pemerintah Kota Semarang memperhitungkan rasio kemiskinan di Kota

Semarang didasarkan pada identifikasi dan verifikasi warga miskin yang dilakukan

setiap 2 tahun sekali dan akan dituangkan kedalam Keputusan Walikota. Untuk

tahun 2013 sesuai dengan Keputusan Walikota Semarang Nomor 050/716

Tentang Penetapan Warga Miskin Kota Semarang Tahun 2013 jumlah warga

miskin mencapai 373.978 jiwa atau mencapai 21,49 %. Sedangkan untuk data

warga miskin tahun 2014 masih menggunakan data tahun lalu dan akan

dilakukan identifikasi dan verifikasi ulang di tahun 2015. Meski secara statistik

angka ini mengalami penurunan cukup signifikan dari tahun sebelumnya namun

masih diperlukan usaha yang cukup keras bagi Pemerintah Kota Semarang untuk

mencapai target indikator yang tertuang dalam dokumen RPJMD 2010-2015.

Sebagai bahan pertimbangan, berdasarkan data versi BPS Prov. Jateng,

September 2012 rasio penduduk miskin Kota Semarang hanya menyentuh angka

5,13% dan bahkan jauh lebih rendah bila dibandingkan angka kemiskinan Jawa

Tengah yang mencapai rasio 14,46% atau 4.836 juta jiwa per bulan Maret tahun

2014..

2.1.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial

Pembangunan pada fokus kesejahteraan sosial meliputi pembangunan yang

berkaitan dengan kehidupan sosial masyarakat antara lain pendidikan, kesehatan

dan pemenuhan kebutuhan dasar sosial masyarakat lainnya. Kondisi

pembangunan pada fokus kesejahteraan sosial sampai dengan tahun 2013 pada

masing-masing indikator adalah sebagai berikut:

a. Indeks Pembangunan Manusia

IPM merupakan indeks yang menunjukkan aspek-aspek peluang hidup

panjang dan sehat, mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang memadai,

serta hidup layak. Indikator ini meruapakan kemudahan dalam aspek sosial,

budaya dan aspek ekonomi.

Tabel 2.11

IPM Kota Semarang Tahun 2011-2013

No Uraian 2011 2012 2013 2014*)

1 IPM 77,42 77,98 78,54 78,95

a Angka Harapan Hidup (AHH) 72,18 72,24 72,44 72,53

b Angka Melek Huruf (AMH) 96,47 96,98 97,72 98,08

Rata-Rata Lama Sekolah 10,11 10,30 10,37 10,49

c Perkembangan Paritas Daya Beli

(PPP)

649,26 652,80 655,84 658,317

Sumber BPS Kota Semarang

*) Data belum rilis/ asumsi prediksi Bappeda/ Angka sangat sementara

Pencapaian IPM Kota Semarang dalam 4 tahun terakhir relatif cukup baik,

hal menunjukkan bahwa bidang kesehatan, pendidikan dan ekonomi mengalami

peningkatan dibandingkan periode sebelumnya. Namun Pemerintah Kota

Semarang harus tetap memperhatikan hal-hal penting untuk mendukung hal

tersebut

Pola hidup bersih dan sehat yang merupakan salah satu penentu perbaikan

derajat kesehatan masyarakat, dan hal ini cukup sulit diintervensi. Peran

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.20

Pemerintah harus terus ditingkatkan dalam hal sosialisasi Pola Hidup Sehat.

Penuntasan buta huruf dan penurunan angka putus sekolah harus tetap

ditingkatkan. Pembebasan biaya pendidikan dan penyediaan infrastruktur

pendidikan harus terus dikawal oleh Pemerintah Kota. Dalam rangka

meningkatkan daya beli masyarakat, upaya pengembangan skala mikro dan usaha

kecil menengah merupakan alternatif untuk menaikkan pendapatan masyarakat

yang masih rendah dan bermuara pada peningkatan daya beli.

b. Pendidikan

Strategi pembangunan pendidikan dijabarkan melalui empat sendipokok

yaitu Pemerataan kesempatan, Relevansi pendidikan dengan pembangunan,

Kualitas pendidikan dan Efisiensi pengelolaan.

Pemerataan kesempatan pendidikan diupayakan melalui penyediaan sarana

dan prasarana belajar seperti gedung sekolah baru dan penambahan tenaga

pengajar mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Relevansi

pendidikan merupakan konsep link and match, yaitu pendekatan atau strategi

meningkatkan relevansi sistem pendidikan dengan kebutuhan lapangan kerja.

Kualitas pendidikan adalah menghasilkan manusia terdidik yang bermutu dan

handal sesuai dengan tuntutan zaman. Sedangkan efisiensi pengelolaan

pendidikan dimaksudkan bahwa pendidikan diselenggarakan secara berdayaguna

dan berhasil guna.

Tabel 2.12

Nilai APK-APM menurut Jenjang Pendidikan Kota Semarang

Tahun 2011-2014

No Uraian 2011 2012 2013 2014*)

1 Angka Partisipasi Kasar (APK)

a SD 99,86 100,56 101,82 100,91

b SLTP 95,16 96,63 112,67 115,10

c SMA/SMK 77,05 78,90 64,54 60,29

2 Angka Partisipasi Murni (APM)

a SD 89,25 89,94 91,03 90,61

b SLTP 71,36 76,36 88,47 90,93

c SMA/SMK 53,12 56,09 58,78 56,92

Sumber BPS Kota Semarang

*) Data belum rilis/ asumsi prediksi Bappeda/ Angka sangat sementara

Indikator partisipasi sekolah terdiri dari Angka Partisipasi Kasar (APK)dan

Angka Partisipasi Murni (APM) menjadi salah satu faktor yang dapat menjadi tolok

ukur dalam tingkat partisipasi bidang pendidikan dalam kesejahteraan sosial

masyarakat Kota Semarang. APK adalah indikator untuk mengukur proporsi anak

sekolah pada suatu jenjang pendidikan tertentu dalam kelompok umur yang

sesuai dengan jenjang pendidikan tersebut. Sedangkan APM adalah indikator yang

menunjukkan proporsi anak sekolah pada satu kelompok umur tertentu yang

bersekolah pada tingkat yang sesuai dengan kelompok umurnya.

c. Kesehatan

Tujuan dari pembangunan manusia dibidang kesehatan adalah untuk

mencapai umur panjang yang sehat. peningkatan derajat kesehatan dipengaruhi

oleh empat faktor penentu, antara lain: Faktor lingkungan, Perilaku kesehatan,

Pelayanan kesehatan dan Kependudukan/keturunan. Dari empat faktor tersebut

yang dapat diintervensi dengan cepat yaitu Faktor kesehatan lingkungan dan

faktor Pelayanan kesehatan.

Sisi lain yang menunjukkan adanya peningkatan derajat kesehatan

diperlihatkan oleh rata-rata hari sakit yang dialami penduduk dari tahun ketahun

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.21

semakin menurun. Hal ini sejalan dengan perkembangan penyediaan fasilitas

kesehatan yang memadai dan kemudahan akses masyarakat ke tempat berobat

yang semakin mudah serta program gratis berobat yang telah dicanangkan oleh

Pemerintah Kota Semarang. Dengan berbagai kemudahan yang ada tersebut

memberikan efek positif terhadap kesehatan penduduk yakni, penyakit yang

diderita penduduk akan lebih cepat tertangani dan terdeteksi lebih awal dan pada

akhirnya akan memperpendek rentang waktu hari sakit

Sedangkan jika dilihat berdasarkan indikator Angka Harapan Hidup (AHH)

Kota Semarang mengalami pertumbuhan, meski tidak terlalu signifikan yaitu dari

72,44 di tahun 2013 menjadi 72,53 di tahun 2014 (angka sementara). Angka

harapan hidup adalah perkiraan banyaknya tahun yang dapat ditempuh oleh

seseorang selama hidup (secara rata- rata). Indikator ini sering kali digunakan

untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam hal kesejahteraan rakyat dibidang

kesehatan.

d. Kesempatan Kerja

Kesempatan kerja merupakan hubungan antara angkatan kerja dengan

kemampuan penyerapan tenaga kerja. Pertambahan angkatan kerja harus

diimbangidengan investasi yang dapat menciptakan kesempatan kerja. Dengan

demikian, dapat menyerap pertambahan angkatan kerja.Secara singkat dapat

dikatakan bahwa pertumbuhan ekonomi mempengaruhi ketenagakerjaan dari sisi

permintaan (menciptakan lapangan kerja) dan sisi penawaran (meningkatkan

kualitas tenaga kerja).

Tabel 2.13

Nilai TPAK-TPT Kota Semarang

Tahun 2011-2013

No Uraian 2011 2012 2013 2014*)

1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

(TPAK)

69,90 67,91 67,75 69,02

2 Tingkat Pengangguran Terbuka

(TPT)

6,92 5,82 5,96 5,16

Sumber: BPS Kota Semarang Tahun 2013

*) Data belum rilis/ asumsi prediksi Bappeda/ Angka sangat sementara

TPAK merupakan indikator yang menggambarkan seberapa banyak dari

penduduk usia kerja yang aktif bekerja dan aktif mencari pekerjaan. Pendapatan

rumah tangga perlu diberi perhatian lebih, mengingat dampaknya yang luas

terhadap taraf kesejahteraan. Angka sementara Tingkat pengangguran terbuka di

Kota Semarang tahun 2014 diperkirakan turun menjadi 5,16 persen. Mengingat

masih tingginya angka pengangguran, maka harus terus diupayakan penyediaan

lapangan pekerjaan.

Upaya peningkatan kesempatan kerja dan perbaikan kualitas tenaga kerja

yang berdaya saing mutlak dilakukan, hal tersebut sangat perlu mendapatkan

perhatian dari pemerintah, masyarakat dan kalangan dunia usaha melalui

pendidikan formal maupun informal

e. Angka Kriminalitas

Dinamika perkembangan Kota Semarang yang pesat dengan kemajemukan masyarakat akan berdampak pada perubahan sosial di masyarakat. Disisi lain

peningkatan jumlah penduduk yang tidak seimbang dengan ketersediaan fasilitas akan berdampak negatif seperti semakin bertambahnya tingkat pengangguran,

bertambahnya angka kemiskinan, akan memicu meningkatnya angka kriminalitas.

Permasalahan hukum di Kota Semarang yang menyangkut pelanggaran

hukum perkara biasa dan singkat mencapai 3.295 perkara dan sudah diselesaikan

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.22

sebanyak 903 perkara. Sedangkan masalah perkara perdata gugatan mencapai

2.389 perkara dan perkara yang sudah diselesaikan / diputus sebanyak 419

perkara (Statististik Ketahanan Sosial Kota Semarang Th. 2012, BPS Kota Semarang).

2.1.2.3. Fokus Seni Budaya dan Olahraga

Kondisi lain dalam fokus kesejahteraan sosial adalah usaha meningkatkan

ekspresi masyarakat dalam melestarikan seni budaya dan olahraga. Sedangkan

dari bidang keolahragaan meski tidak terlalu signifikan tetapi tetap menunjukkan

pertumbuhan terlihat dari jumlah organisasi olahraga yang bertambah menjadi 48

dibanding tahun lalu yang hanya 41 organisasi. Animo masyarakat untuk

berolahraga juga meningkat terlihat dari event-event olahraga bersama yang sering

digelar pemerintah kota, seperti acara Car Free Day (CFD) yang rutin tiap akhir

pekan, juga acara bersepeda (gowes) maupun jalan sehat.

2.1.3. Aspek Pelayanan Umum

Pemerintah Daerah Kota Semarang dalam rangka memberikan pelayanan,

meningkatkan peran serta, prakarsa, dan memberdayakan masyarakat secara

eksplisit terlihat pada kinerja pelaksanaan pembangunan pada masing-masing

urusan yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah Kota Semarang yang terdiri

dari fokus layanan urusan wajib dan fokus layanan urusan pilihan.

2.1.3.1. Fokus Layanan urusan Wajib

a. Urusan Pendidikan

Penyelenggaraan pendidikan yang terjangkau dan berkualitas merupakan

kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh Pemerintah Kota Semarang. Kinerja

urusan pendidikan selama tahun 2014 dapat terlihat dari jumlah kualitas

gedung/ruang kelas, rasio guru dan ruang kelas terhadap murid serta jumlah

guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV.

Berdasarkan dokumen Profil Daerah untuk ketersediaan sarana prasarana

pendidikan pada tahun 2013 terdata sbb: sekolah TK negeri sejumlah 3 unit, TK

swasta 735 unit; jumlah Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) 4 unit, jumlah SLB

swasta 41 unit; Sekolah Dasar Negeri sebanyak 347 unit, SD Swasta 178 unit;

jumlah sekolah Lanjut Tingkat Pertama Negeri (SMPN) 43 unit, SMP Swasta 130

unit; Sekolah Lanjut Tingkat Atas Negeri (SMAN) sebanyak 27 unit, SMA Swasta

136 unit; Perguruan Tinggi Negeri (PTN) 3 buah, PT Swasta 59 unit serta Sekolah

Menengah Kejuruan sebanyak 59 unit.

Untuk kualitas tenaga pengajar jika dilihat melalui kualifikasi lulusan, rasio

Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV pada tahun 2012 ini masih 79,70% dari

keseluruhan jumlah guru yang ada yaitu 20.815 guru. Rasio ini lebih rendah

9,64% dibanding tahun lalu yang mencapai 86,34%.

b. Kesehatan

Kesehatan di Kota Semarang menjadi urusan yang sangat penting untuk

ditingkatkan mengingat prioritas pembangunan adalah mewujudkan Semarang

Kota Sehat. Berbagai upaya telah dilakukan Pemerintah Kota Semarang baik

melalui perbaikan dan penyediaan sarana prasarana kesehatan maupun melalui

upaya peningkatan pelayanan kesehatan terhadap pasien.

Sarana prasarana pendukung pelayanan kesehatan di Kota Semarang sampai

dengan tahun 2013 ini sudah tercukupi dengan baik. Berdasarkan dokumen Profil

Daerah tahun 2013 semester kedua sarana kesehatan di Kota Semarang tercatat

sbb: jumlah Posyandu 1.564 unit tersebar di tingkat RW; jumlah Puskesmas Induk

mencapai 37 unit dengan 5 puskesmas diantaranya telah bersertifikat ISO 2001

yaitu Puskesmas Bangetayu, Puskesmas Kedungmundu, Puskesmas Mijen,

Puskesmas Ngesrep, serta Puskesmas Halmahera yang juga dijadikan sebagai

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.23

Puskesmas unggulan dan terletak di Kecamatan Semarang Timur; jumlah Pustu

sebanyak 35 unit dan Puskesling 37 unit; Rumah Sakit Umum Daerah tipe B

sebanyak 2 unit; Rumah Sakit Umum Swasta tipe B sejumlah 3 unit, tipe C

sejumlah 6 unit.

Untuk pelayanan kesehatan telah dilakukan secara optimal, hal ini terlihat

dari Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat Miskin yang

terdata sampai dengan akhir tahun 2013 mencapai 254.844 kunjungan.

Sedangkan untuk penderita TBC BTA mencapai 934 pasien, penderita DBD 2.184

orang; penderita AFP 7 orang serta penderita penyakit lainnya dan telah tertangani

mencapai 27.206 orang.

c. Pekerjaan Umum

Titik berat pembangunan pada urusan pekerjaan umum adalah pada

peningkatan infrastruktur, serta penanganan rob dan banjir. Berdasarkan data

profil daerah Kota Semarang panjang jalan di Kota Semarang terbagi atas 5 kelas

yaitu: jalan nasional dengan panjang 68,12 km; jalan Provinsi panjang 27,16 km;

jalan Kota 106 km; jalan desa/ lokal 1.984,55 km serta berupa jalan tol sepanjang

44,66 km. Dari total panjang jalan 2.689,636 km di wilayah Kota Semarang, yang

menjadi kewenangan Pemerintah Kota Semarang terjadi peningkatan kondisi jalan

dari tahun sebelumnya yang dapat dilihat pada profil sebagai berikut:

Tabel 2.14

Kondisi Jalan Kota Semarang Tahun 2012-2013

Sumber: Data Olahan Dinas Binamarga Kota Semarang, LKPJ Th. 2013

Jika dilihat secara kewilayahan, kondisi jalan rusak banyak terjadi di

wilayah-wilayah dengan kondisi tanah yang cenderung labil. Antara lain:

Kecamatan Tembalang (2,51% dari total panjang jalan), Banyumanik (2,31%),

Mijen (1,85%) untuk itu hal tersebut akan menjadi pertimbangan Pemerintah Kota

Semarang dalam perencanaan berikutnya.

Tabel 2.15

Kondisi Jalan Kota Semarang Tahun 2013 per Wilayah Kecamatan

Sumber: Data Olahan Dinas Binamarga Kota Semarang, LKPJ Th. 2013

1.336 1.433

853 767 501

351

0

500

1.000

1.500

2.000

2012 2013

baik

sedang

buruk

020.00040.00060.00080.000

100.000120.000140.000160.000180.000200.000

baik

sedang

rusak

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.24

Untuk penanganan rob dan banjir memang menjadi tugas yang sangat berat

bagi Pemerintah Kota Semarang. Potensi letak Kota Semarang yang berada di

pinggir pantai menjadikan Kota Semarang sebagai daerah langganan banjir rob.

Sedangkan untuk Pedestrian masih menjadi salah satu hal yang diperhatikan

dalam penataan wajah Kota Semarang, untuk itu pembangunan pedestrian

(trotoar) yang ramah lingkungan secara bertahap di seluruh jaringan jalan masih

akan dilaksanakan dengan tetap memperhatikan kualitas maupun kuantitasnya.

Tabel 2.16

Profil Pompa dan Polder Pengendali Banjir Rob Th. 2012-2013

No Sistem Drainase

Pompa Pengendali Banjir Luas

Genangan Juml.

Pompa/Polder Kapasitas

Lt/dt Areal Layanan

(ha)

2012 2013 2012 2013 2012 2013 2012 2013

1 Kaw. Smg Barat 3 5 1275 1.575 250 250 977 977

2 Kaw. Smg Tengah 17 18 22.010 23.210 1050 1.250 1.025 1.225

3 Kaw. Smg Timur 4 5 1.985 2.185 30,45 50,45 1.015 1.012

Sumber: Data Olahan Dinas PSDA & ESDM Kota Semarang, LKPJ Th. 2013

Namun begitu berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah Kota

Semarang untuk mengatasi hal tersebut. Dari data sektoral SKPD terlihat

penambahan pompa/ polder sejumlah 4 unit hingga saat ini menjadi 28 buah dan

kapasitas pompa yang meningkat. Selain itu untuk meminimalisir terjadinya

banjir dan rob dilakukan kegiatan-kegiatan perawatan sungai-sungai secara

berkala. Usaha-usaha tersebut terbukti efektif dalam menurunkan genangan

banjir dan rob. Salah satu usaha yang dapat ditempuh Kota Semarang terkait

dana penataan sungai yang sangat besar, pemerintah Kota Semarang bisa

memanfaatkan dana-dana yang bersumber dari dana non-APBD, seperti APBD

provinsi maupun pemerintah Pusat.

Tabel 2.17

Kondisi PJU Kota Semarang Tahun 2012-2013

NO INDIKATOR KINERJA SATUAN 2012 2013

1 Jumlah titik LPJU baru yang terpasang titik 1.792 1.266

2 Jumlah seluruh LPJU yang terpasang

dan terpelihara sampai tahun berjalan

titik 52.000 53.372

3 Persentase lampu penerangan jalan

umum yang dalam kondisi baik

%

Jumlah lampu penerangan jalan

umum yang dalam kondisi baik dan

rusak

Jumlah lampu penerangan jalan

umum di wilayah Kota Semarang

Lampu 60.480

63.657

62.180

65.449

4 Kegiatan pemasangan LPJU di daerah

pinggiran dan permukiman

kegiatan 45 52

Sumber: Data Olahan Dinas PJPR Kota Semarang, LKPJ Th. 2013

Kondisi infrastruktur Kota Semarang dilihat dari Penerangan Jalan Umum

menunjukkan peningkatan yang cukup baik seperti terlihat pada tabel diatas.

Yang masih perlu diperhatikan yaitu penerangan wilayah pinggiran karena hal ini

juga sedikit banyak akan mengurangi potensi kerawanan kejahatan di wilayah

pinggiran.

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.25

d. Perumahan

Urusan Perumahan menjadi urusan yang penting, karena perumahan

merupakan kebutuhan yang pokok dan wajib dipenuhi demi kesejahteraan

masyarakat. Masih banyak masyarakat Kota Semarang yang belum memiliki

rumah layak huni dan yang tinggal di kawasan kumuh.

Tabel 2.18

Perumahan Kota Semarang Tahun 2012-2013

No Indikator Kinerja 2012 2013

1 Jumlah perbaikan Perumahan masyarakat

kurang mampu

204 rumah 202 rumah

2 Jumlah Sanitasi Komunal 4 unit 5 unit

3 Jumlah Rusunawa 5 unit 5 unit

Peningkatan sarpras Rusunawa kaligawe 85 % 90 %

Peningkatan Sarpras Karangroto dan Kudu - 45 %

Sumber: Data Olahan DTKP Kota Semarang, LKPJ Th. 2013

Dengan masih terdapatnya perumahan tidak layak huni bagi masyarakat

kurang mampu, maka Pemerintah Kota dituntut untuk membantu melakukan

perbaikan. Sesuai target dalam dokumen RPJMD tahun 2013 ini telah dilakukan

perbaikan/ rehabilitasi rumah bagi masyarakat miskin sebanyak 202 unit rumah

di 16 Kecamatan atau di 55 Kelurahan.

Terkait dengan kebutuhan rumah layak huni, pemerintah juga perlu

mencari lokasi baru untuk menambah jumlah rusunawa karena masih ada

penduduk yang tinggal di rumah tidak layak huni serta terkait juga dengan warga

yang terkena gusuran akibat proyek rel ganda.

e. Penataan Ruang

Kinerja urusan Penataan Ruang dapat dilihat dari rasio ruang terbuka hijau

yang ada di Kota Semarang. Pada tahun 2013 porsentase ruang terbuka hijau

Kota Semarang dapat dilihat seperti tabel dibawah ini.

Tabel 2.19

Luas RTH Kota Semarang Tahun 2013

No Kategori RTH berdasarkan 2013

km (%)

1 Permendagri No. 1 tahun 2007 19.578,27 52,39

2 PermenPU No. 5 tahun 2008 2.732,91 7,31

Sumber: Masterplan RTH Kota Semarang, P2KH 2013

Dilihat dari peraturan yang mengatur, Luasan RTH Kota Semarang memiliki

luasan yang berbeda hal ini dikarenakan perbedaan kategori yang digunakan

dalam menentukan luasan RTH tersebut. Jika berdasarkan Permen PU 5/2008

kategori RTH hanya berupa: Taman kota, Lapangan OR, Hutan Kkawasan,

Pemakaman dan Daerah sempadan; namun jika didasarkan pada Permendagri

1/2007 kategori RTH meliputi: lapangan, makam, tanah kosong (pekarangan

kosong, taman & sempadan), sawah, rawa, tambak, kolam, danau, ladang dan

hutan. Yang perlu menjadi catatan, bahwa luasan RTH berdasarkan Permendagri

setiap tahun dapat menurun luasannya dikarenakan perubahan fungsi dari lahan

kosong, sedangkan yang berdasarkan Permen PU luasan RTH akan tetap dan

cenderung bisa bertambah apabila ada kebijakan Pemerintah Kota untuk

menambah RTH.

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.26

Jika dilihat dari jumlah rumah/ bangunan yang memiliki ijin HO dan IMB

pada tahun 2013berdasarkan data base perijinan bangunan dan ijin HOsejumlah

3.800 IMB/HO sedangkan jumlah pemohon KRK sebanyak 1.000 pemohon.

Tabel 2.20

Titik Reklame di Kota Semarang

Tahun 2012-2013

NO INDIKATOR KINERJA SATUAN 2012 2013

1 Jumlah seluruh titik reklame yang telah

terpasang selama tahun berjalan

titik 1.061 1.025

2 Persentase penertiban reklame illegal

Jumlah reklame yg ditertibkan/dibongkar Reklame 27.218 35.891

Sumber: Data Olahan Dinas PJPR Kota Semarang th. 2013

Untuk penataan reklame sampai dengan tahun 2013 ini mulai dirasakan

membaik di Kota Semarang. Jumlah titik reklame yamg mengalami penurunan

dan jumlah reklame yang ditertibkan bertambah, dapat diindikasikan bahwa

penataan reklame di Kota Semarang mulai digalakkan dengan lebih tertib.

f. Perencanaan Pembangunan

Pada tahun 2014, Perencanaan Pembangunan di Kota Semarang dikatakan

semakin baik, di samping terlihat dari ketersediaan dokumen perencanaan

pembangunan seperti Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Tahun 2010-2015, RTRW (Rencana Tata Ruang dan Rencana Wilayah) Tahun

2011-2030 serta Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2014 dan

Perubahan RKPD Tahun 2014. Hal tersebut juga didukung dengan adanya

SIMPERDA (Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah) yang dikelola oleh

Bappeda yang menyediakan fasilitas dan kemudahan dari perencanaan tingkat

Kelurahan sampai tingkat Kota termasuk juga evaluasi dan pengendalian program

serta kegiatannya. Selain itu pada tahun 2013 pengendalian program kegiatan

juga telah dilakukan melalui SIMONDA (Sistem Monitoring dan Pengendalian).

g. Perhubungan

Kinerja urusan perhubungan dapat tidak terlepas dari sektor transportasi.

Transportasi berfungsi sebagai penggerak, pendorong dan penunjang

pembangunan. Menjadi konsekuen logis keberadaan transportasi harus mampu

menghasilkan jasa layanan yang handal, dengan tetap mengikuti perkembangan

baik internal maupun eksternal sistem yang harus disikapi secara komprehensif

untuk memberikan solusi pelayanan transportasi yang terbaik.

Tabel 2.21

Urusan Perhubungan di Kota Semarang

Tahun 2012-2013

URAIAN SATUAN 2012 2013

Angkutan umum massal

1 Pelayanan angkutan umum massal (BRT) koridor 2 3

2 Ketersediaan terminal dan sub terminal

- Jumlah Terminal unit 5 5

- Jumlah Sub Terminal unit -

3 Pelayanan Angkutan di Terminal

- Jumlah angkutan yang keluar masuk Rit 710.015 308.297

- Jumlah penumpang Orang 7.793.539 4.767.769

4 Presentase penduduk yang menggunakan

moda transportasi massal dibanding

jumlah penduduk

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.27

URAIAN SATUAN 2012 2013

- Juml penumpang moda transportasi

massal

org 1.960.200 3.821.144

5 Ketersediaan sarana pendukung moda

transportasi massal

- Jumlah halte unit 110 140

6 Cakupan wilayah terlayani transportasi % 90 90

Sumber: Data Olahan Dishubkominfo Kota Semarang th. 2013

Jumlah penumpang angkutan umum di Kota Semarang meningkat jika

dilihat dari jumlah penumpang moda transportasi massal menjadi 3.821.144

orang terangkut. Ketersediaan sarana dan prasarana penunjang juga menjadi

indikator keberhasilan pada urusan perhubungan. Jumlah trayek yang dilayani

BRT di tahun 2013 ini bertambah menjadi 3 koridor, koridor I: Mangkang-

Penggaron dan koridor II: Terboyo-Sisemut serta koridor IV: Cangkiran – Bandara

Ahmad Yani. Sebenarnya tahun ini jalur koridor III Pelabuhan-Gajahmungkur

sudah tersedia haltenya namun belum tersedia armada BRT.

Tabel 2.22

Urusan Perhubungan di Kota Semarang

Tahun 2012-2013

URAIAN SATUAN 2012 2013

Parkir

1 Jumlah titik lokasi parkir

- Parkir tepi jalan umum titik 1.270 1.127

- Parkir khusus titik 162 183

- Jumlah juru parkir org 1.205 1.127

2 Tingkat ketersediaan titik parkir on street

di wilayah perkantoran

titik 1.270 1.127

3 Tingkat ketersediaan titik parkir off street titik 162 183

Sumber: Data Olahan Dishubkominfo Kota Semarang th. 2013

Secara data statistik jumlah titik parkir on street memang menurun, namun

terus pengendalian jumlah parkir on street ini harus terus dilakukan, karena hal

ini akan sangat berpengaruh terhadap kelancaran lalu lintas dalam kota.

Tabel 2.23

Urusan Perhubungan di Kota Semarang

Tahun 2012-2013

URAIAN SATUAN 2012 2013

Lalu Lintas

1 Tingkat ruas jalan rawan kemacetan lalu

lintas

% 16 12

2 Menurunnya jumlah kecelakaan

- Jumlah kecelakaan lalu lintas kejadian 1.049 957

3 Ketersediaan sarpras lalu lintas

- Jumlah rambu lalu lintas terpasang bh 2.598 2.718

- Panjang marka jalan m 29.167 30.767

- Juml APILL unit 76 78

- Jumlah penunjuk jalan (RPPJ) unit 95 110

- ATCS simpang 6 6

4 Titik lokasi yang rawan kemacetan pada

saat jam-jam sibuk / jam berangkat

titik 12 titik

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.28

URAIAN SATUAN 2012 2013

pulang kerja (6.20-7.30 dan 15.15-17.45)

5 Rata-rata lama waktu tempuh kendaraan

angkutan umum pada saat jam sibuk dan

jam tidak sibuk

- Daerah pusat kota Menit per 5

Km

20 mnt/ 15

mnt

20 mnt/ 15

mnt

- Daerah pinggiran Menit per 5

Km

12 mnt/ 8,5

mnt

12 mnt/ 8,5

mnt

6 Tingkat kendaraan lulus uji laik jalan kend 72.725 78.793

7 Jumlah kendaraan yang mengajukan KIR kend 75.316 81.229

Sumber: Data Olahan Dishubkominfo Kota Semarang th. 2013

Hal yang perlu menjadi perhatian serius yaitu terkait kondisi V/C rasio

jalan-jalan di Kota Semarang, dengan bertambahnya armada bus diharapkan rasio

jumlah kendaraan pribadi dan angkutan umum kecil lainnya ikut berkurang serta

waktu jarak tempuh perjalanan harus semakin cepat. Hal lainnya yang perlu

diperhatikan antara lain: penambahan/pemanfaatan Automatic Traffic Control

System (ATCS) yang terhubungkan di semua titik lokasi lampu lalu lintas,

optimalisasi dan penataan terminal-terminal angkutan darat sebagai terminal

penumpang.

h. Lingkungan Hidup

Kinerja pembangunan pada urusan lingkungan hidup dapat dilihat dari

cakupan penanganan terhadap lahan yang kritis di Kota Semarang. Dari data yang

didapat dari Badan Lingkungan Hidup Kota Semarang, peningkatan konservasi

lahan kritis meningkat dari 21,5 Ha pada tahun 2012 menjadi 26,5 Ha yang

berdampak positif terhadap pengurangan luas lahan dan/atau tanah yang kritis di

Kota Semarang dari 724,23 Ha pada tahun 2012 menjadi 719,23 Ha pada tahun

2013.

Untuk cakupan wilayah yang melaksanakan program “Biopori” di Kota

Semarang Meningkatnya dari 15 % pada tahun 2012 dari 48 kelurahan menjadi

15 % pada tahun 2013 dari 64 kelurahan.

i. Pertanahan

Kebijakan pada urusan pertanahan diarahkan pada upaya peningkatan tertib

administrasi pertanahan dan pemecahan masalah-masalah atau konflik

pertanahan. Sampai dengan tahun 2012 terdapat 34 Kelurahan yang telah

melaksanakan kegiatan Penataan, Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan

Pemanfaatan Tanah (P5T). Sedangkan untuk tahun 2013 sebanyak 16 Kelurahan,

sehingga sampai dengan tahun 2013 secara keseluruhan sudah dilaksanakan di

50 kelurahan.

Kewenangan Pemerintah Kota dalam urusan Pertanahan lebih banyak

berperan sebagai fasilitator. Pada tahun 2013 jumlah kasus pertanahan yang

masuk sejumlah 25 kasus dan seluruhnya telah difasilitasi dalam upaya

penyelesaiannya. Jumlah ini meningkat dibandingkan Tahun 2012 sejumlah 19

kasus.

j. Kependudukan dan Catatan Sipil

Keberhasilan urusan Kependudukan dan Catatan Sipil dalam rangka tertib

administrasi kependudukan dapat dilihat dari beberapa indikator kinerja antara

lain yaitu kepemilikan KTP, rasio bayi berakta kelahiran, rasio pasangan nikah

dan penerapan KTP nasional berbasis NIK.

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.29

Tabel 2.24

Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil di Kota Semarang

Tahun 2013

No Uraian Indikator Capaian Keterangan

1 Tingkat Validasi Database Kependudukan 94% penerapan sistem aplikasi

SIAK

2 Rasio penduduk ber KTP per satuan

penduduk

96 %

3 Rasio keluarga berKK (Kartu Keluarga) 100% 525.894 KK

4 Rasio bayi berakta kelahiran 92% dari 100 bayi terdapat 8 bayi

yang belum berakta lahir

5 Rasio pasangan berakta nikah 100% Pasangan Non muslim

6 Jumlah penduduk berNIK (Nomor Induk

Kependudukan)

100%

7 Jumlah penduduk meninggal berakta

kematian

31 %

Sumber: Data Olahan Dispendukcapil Kota Semarang, LKPJ Th. 2013

Berdasarkan data diatas dapat dikatakan bahwa penyelenggaraan tertib

administrasi kependudukan di Kota Semarang sudah baik. Untuik sisa sebesar

6% pada validasi database, kemungkinan hal itu berasal dari data ganda dan data

rusak (data yang karena kesalahan proses pelaporan, misalnya kepala

keluarga/header KK meninggal/pindah, namun tidak melakukan perubahan

susunan, sehingga data anggota keluarga rusak), serta data yang sedang dalam

proses transaksi LAMPID (lahir, mati, pindah dan datang. Sedangkan sejumlah 4%

penduduk yang belum berKTP adalah jumlah penduduk mutasi dan wajib KTP

pemula yang belum memiliki KTP. Sedangkan rasio bayi berakta kelahiran pada

tahun 2013, artinya dari 100 bayi terdapat 8 bayi yang belum berakta kelahiran.

k. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Pemerintah Kota Semarang sangat intens terhadap permasalahan kekerasan

dalam rumah tangga (KDRT ) meskipun jumlah kasus kekerasan terhadap

perempuan dan anak mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya menjadi

109 kasus.

Tabel 2.25

Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di Kota

Semarang

Tahun 2012- 2013

NO INDIKATOR KINERJA TAHUN

2012

TAHUN

2013

1 Jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak 88 109

2 Rasio KDRT 0,020 0,021

3 Tingkat keterwakilan perempuan di DPRD Kota Semarang

Jumlah anggota DPRD

Jumlah anggota DPRD yang berjenis kelamin

perempuan

50 org

6 org

46

9

4 Tingkat partisipasi perempuan di lembaga pemerintah

Jumlah pegawai Pemerintah Kota Semarang yang

berjenis kelamin perempuan (PNS & honorer)

Jumlah PNS perempuan yang menjabat eselon II di

Pemerintah Kota Semarang

Jumlah PNS perempuan yang menjabat eselon III di

8.288

7

49

8.934

12

46

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.30

NO INDIKATOR KINERJA TAHUN

2012

TAHUN

2013

Pemerintah Kota Semarang

Jumlah PNS perempuan yang menjabat eselon IV di Pemerintah Kota Semarang

624

692

Sumber: Data Olahan Bappermasper & KB Kota Semarang, LKPJ Th. 2013

Jumlah kasus KDRT di Kota Semarang pada tahun 2013 yang tercatat dan

dalam advokasi Pemerintah Kota Semarang sebanyak 109 kasus, terdiri dari 15

kasus yang masih dalam proses penyidikan, dan 94 kasus sudah terselesaikan

dengan perincian 62 kasus yang sudah diputus pengadilan negeri semarang,

kasus yang selesai dimediasi / non litigasi sebanyak 32 kasus.

Dalam membantu korban KDRT, Pemerintah Kota Semarang tidak hanya

memberikan bantuan advokasi terhadap para korban KDRT, tetapi juga diberikan

pelatihan dan barang modal agar para korban bisa mandiri.

l. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

Tingkat partisipasi masyarakat Kota Semarang dalam ber-KB pada tahun

2013 mengalami kenaikan sebesar 0,37% dari 76,09% di tahun 2012 menjadi

76,46% di tahun 2013. Jumlah peserta KB aktif juga mengalami peningkatan dari

198.606 orang di tahun 2012 menjadi 201.739 orang di tahun 2013. Jumlah

pasangan usia subur (PUS) juga mengalami peningkatan sebesar dari 261.031

orang di tahun 2012 menjadi 263.862 orang di tahun 2013. Sedangkan untuk

pengendalian angka kelahiran atau Total Fertility Rate (TFR) tahun 2013 sebesar

2,12 dibanding tahun 2012 yang sebesar 2,16. TFR adalah gambaran mengenai

rata-rata jumlah anak yang dilahirkan seorang perempuan usia subur (15 sampai

49 tahun).

m. Sosial

Jumlah PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) di Kota Semarang

menurut data sektoral SKPD mengalami kondisi yang semakin membaik yaitu

turun sekitar 28,30% hal ini dikarenakan Pemkot menggalakkan penertiban

frekuensi 5 kali per bulan dan 3 kali penyuluhan sosial terhadap orang

PGOT/Anak Jalanan/WTS. Sedangkan untuk jumlah PMKS yang mendapatkan

penanganan meningkat dari 4.022 jiwa di tahun 2012 menjadi 8.978 jiwa di tahun

2013. Meski cakupan penangan meningkat dari tahun lalu yang hanya 3,19%

namun penanganan tahun ini yang mencapai 9,1% dirasakan masih belum

optimal kareba hanya menyentuh sebagian kecil dari jumlah PMKS. Salah satu

bentuk penanganan terlihat dari kegiatan pemberdayaan kelembagaan

kesejahteraan sosial.

Tabel 2.26

Urusan Sosial di Kota Semarang

Tahun 2012-2013

NO URAIAN 2012 2013

1 Jumlah penyandang masalah sosial 126.232 98.629

Jumlah yang tertangani 4.022(3,19%) 8.978(9,1%)

2 Jumlah sarana Sosial yang ada 112 119

Jumlah yang mendapat bantuan sarpras 62 74

Sumber: Data Olahan Dinsospora Kota Semarang th. 2013

Upaya penanganan sudah dilakukan oleh Pemerintah untuk mengatasi PMKS

tersebut, tetapi mengubah pola pikir untuk hidup yang layak dengan kemampuan

yang ada memang bukan pekerjaan yang mudah dan instan. Penyebab yang paling

mendasar terjadinya PMKS adalah karena faktor kemiskinan, pendidikan yang

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.31

rendah, tidak mempunyai ketrampilan, tidak mempunyai pekerjaan tetap, dan

penghasilan yang rendah.

n. Ketenagakerjaan

Selaras dengan kondusifnya Kota Semarang pembangunan pada urusan

ketenagakerjaan mengalami pertumbuhan yang positif. Upah Minimum Kota

Semarang pada tahun 2013 meskipun belum memenuhi nilai Kebutuhan Hidup

Layak, namun mengalami peningkatan cukup besar mencapai 21,95% menjadi

sebesar Rp.1.209.100,-

Untuk Kasus perselisihan hubungan industrial (PHI/PHK) tahun 2013

sebanyak 211 kasus naik dari tahun 2012 sebanyak 192 kasus. Hal ini terjadi

karena adanya upaya peningkatan penanganan oleh mediator atas kasus yang

diadukan pekerja, SP/SB maupun pengusaha. Jumlah serikat buruh mengalami

kenaikan pada tahun 2013 sebanyak 700 PUK dengan anggota 118.023 orang

(binaan Disnakertrans 373 PUK dengan anggota 65.731 orang) dibandingkan

tahun 2012. Untuk kasus pelanggaran regulasi ketenagakerjaan tahun 2013

sebanyak 357 kasus mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2012 sebanyak 296

kasus

o. Koperasi dan UKM

Kinerja urusan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dapat dilihat dari jumlah

koperasi maupun jumlah UMKM binaan. Meski tahun ini secara prosentase

koperasi aktif meningkat dari tahun lalu menjadi sebanyak 78,74% namun perlu

diwaspadai ternyata jumlah koperasi menurun jumlahnya dari tahun lalu. Untuk

jumlah UMKM mengalami peningkatan dari 11.208 di tahun 2012 menjadi 11.383

pada tahun ini yang diikuti meningkat pula jumlah UMKM yang dibina. Jumlah

UKM aktif non BPR/LKM tidak mengalami perubahan atau tetap sebanyak 514

unit di tahun 2012.

Tabel 2.27

Urusan Koperasi dan UKM di Kota Semarang

Tahun 2012-2013

No Uraian 2012 2013

1 Persentase koperasi aktif 78,62% 78,74%

Jumlah koperasi aktif 831 785

Jumlah seluruh koperasi 1.057 997

2 Jumlah anggota koperasi aktif 173.697 176.695

1 Persentase UMKM binaan (%) 21,2 % 25 %

Juml UMKM yang dibina 2.372 2.846

Juml seluruh UMKM 11.208 11.383

2 Juml UKM aktif non BPR / LKMUKM 571 582

Juml BPR / LKMUKM aktif 2 2

3 Penyerapan tenaga kerja yg pada sektor UMKM 4,88% 2,91%

Juml Tenaga Kerja yg terserap KUMKM 19.223 20.296

1 Akses Pembiayaan Koperasi dan UMKM 3,79 1,92

2 Persentase Koperasi dan UMKM yang

menerima bantuan 26,04 28,46

Sumber: Data Olahan Dinkop & UKM Kota Semarang th. 2013

Yang perlu menjadi perhatian Pemerintah Kota yaitu meski usaha Pemerintah

Kota untuk menyehatkan Koperasi dan UMKM sudah cukup baik terlihat dari

meningkatnya jumlah koperasi dan UMKM yang menerima bantuan secara

prosentase naik namun ternyata hal ini belum diimbangi dengan kemudahan

akses pembiayaan Koperasi dan UMKM yang justru cenderung turun di tahun ini

menjadi 1,92%.

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.32

p. Penanaman Modal

Kemudahan dalam pelayanan perijinan dan kejelasan kepastian hukum

menjadi salah satu indikator untuk menarik minat investor. Beberapa capaian

Urusan Wajib Penanaman Modal pada tahun 2013 antara lain sebagai berikut:

Tabel 2.28

Urusan Penanaman Modal di Kota Semarang

Tahun 2012-2013

NO INDIKATOR SATUAN 2012 (2013

1 Jumlah proyek penanaman modal asing (PMA)

Proyek 43 33

2 Nilai investasi penanaman modal asing (PMA)

Rupiah 2.120.266.230.907 122.298.096.934

3 Jumlah proyek penanaman

modal dalam negeri

(PMDN)

Proyek 2.741 2.866

4 Nilai investasi penanaman

modal dalam negeri (PMDN)

Rupiah 1.554.973.560.463 4.129.104.274.907

5 Laju pertumbuhan investasi

Persen 28 46,17

6 Nilai Potensi investasi Rupiah 3.980.704.579.000 4.589.401.752.000

7 Jumlah perijinan yang dilayani, investasi/non

investasi

Perijinan 2784 2899

Sumber: Data Olahan BPPT Kota Semarang, LKPJ Th. 2013

Berbagai upaya selain perijinan terus ditingkatan untuk menunjang iklim

investasi seperti infrastruktur yaitu pengembangan Bandara Ahmad Yani dan

pengembangan obyek wisata.

q. Kebudayaan

Kinerja urusan kebudayaan dapat dilihat dari beberapa indikator yaitu

jumlah penyelenggaraan pagelaran/pentas seni dan jumlah sanggar seni dan

budaya yang dibina. Dalam penyelenggaran pagelaran/pentas seni dan budaya

pada tahun 2013 mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu dari sebesar

30 kegiatan pada tahun 2012 menjadi 139 kegiatan pada tahun 2012. Sedangkan

untuk sarana dan prasarana gedung kesenian sampai tahun 2013 menjadi 14

gedung.

r. Pemuda dan Olahraga

Jumlah organisasi pemuda pada tahun 2013 adalah sebanyak 177 organisasi

karang taruna dan 60 organisasi kepemudaan lainnya. Sedangkan untuk jumlah

warga yang mengikuti organisasi kepemudaan mencapai 56.500 orang. Untuk

sarana prasarana olahraga di tahun 2013 ini masih sama kuantitasnya yaitu 4

GOR dan 2 lapangan sepakbola, sedangkan lapangan olahraga lainnya yang

tercatat meningkat dari 995 buah menjadi 1.365 buah.

s. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

Peran serta masyarakat yang tergabung dalam suatu lembaga ataupun

organisasi kemasyarakat yang mendukung nasionalisme untuk pertahanan

keamanan daerah merupakan salah satu indikator keberhasilan pada urusan

Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri. Pada tahun 2013 jumlah anggota

Linmas yang telah terdaftar dan memiliki KTA (Kartu Tanda Anggota) adalah

sebanyak 7.404 orang, meningkat dibandingkan tahun 2012 sebanyak 6.667

orang. Sedangkan sampai dengan tahun 2013, Ormas yang terdaftar di

Pemerintah Kota Semarang sebanyak 180 organisasi yang dibuktikan dengan

kepemilikan Surat Keterangan Terdaftar.

Untuk menciptakan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.33

dilakukan tindakan penertiban nonyustisial terhadap pelanggaran peraturan

daerah atau penegakan peraturan daerah. Pemerintah Kota Semarang memiliki

peraturan daerah yang mengandung sanksi sebanyak 54 buah, selama tahun

2013 telah dilakukan penertiban non yustisial terhadap pelanggaran 24 buah

peraturan daerah. Selama tahun 2013 tercatat sebanyak 598 pelanggaran

peraturan daerah, dan telah dilakukan 845 operasi penertiban. Dari 54 peraturan

daerah yang mengandung sanksi, yang sering ditegakkan adalah sebanyak 24

buah peraturan daerah.

t. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,

Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

Seiring dengan pelaksanaan desentralisasi, urusan otonomi daerah,

pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah,

kepegawaian dan persandian dilaksanakan dengan tujuan untuk mendukung

pencapaian kesejahteraan masyarakat dengan selalu memperhatikan kepentingan

dan aspirasi dari masyarakat.

Berkaitan dengan produk-produk hukum yang dihasilkan oleh DPRD yang

meliputi Peraturan Daerah dan Keputusan DPRD adalah sebagai berikut : pada

tahun 2013, jumlah raperda yang masuk dalam prolegda sebanyak 29 buah yang

terdiri dari 17 Raperda merupakan usulan/inisiatif Dewan dan 12 Raperda

merupakan usulan eksekutif. Dari jumlah tersebut, yang berhasil dibahas dalam

sidang sidang DPRD dan telah ditetapkan menjadi Perda sebanyak 12 Perda

atau sekitar 41,37 %. Dari 12 Raperda yang telah ditetapkan menjadi Perda, yang

merupakan inisiatif DPRD sebanyak 1 Perda, dan sisanya yang sebanyak 11

Perda merupakan usulan eksekutif.

Untuk membantu PNS dilingkungan Pemerintah Kota Semarang yang

sedang menghadapi masalah hukum, Pemerintah Kota Semarang telah

memberikan fasilitasi dan pendampingan kepada yang bersangkutan. Pada tahun

2013 jumlah PNS Pemerintah Kota Semarang yang mendapat fasilitasi dan

pendampingan dari Pemerintah Kota Semarang dalam menghadapi masalah

hukum (sebagai saksi, tersangka, dan terdakwa) baik di Kepolisian, di Kejaksaan,

maupun di Pengadilan sebanyak 133 PNS. Sedangkan jumlah perkara hukum

Pemerintah Kota Semarang Tahun 2013 sebanyak 23 perkara. Dari 23 perkara

tersebut, yang sudah sampai pada keputusan akhir (Incraht) sebanyak 8 perkara,

dan sisanya yang 15 perkara masih dalam proses Hukum.

Dalam rangka menangani pengaduan masyarakat terkait dengan pelayanan

publik, Pemerintah Kota Semarang melalui Pusat Penanganan Pengaduan

Pelayanan Publik (P5), pada tahun 2013 telah menerima pengaduan masyarakat

atas pelaksanaan pelayanan publik sebanyak 338 pengaduan. Dari 338

pengaduan tersebut yang telah ditindaklanjuti oleh SKPD yang bersangkutan

sebanyak 338 pengaduan atau 100 %. Pada tahun 2013 pemerintah Kota

Semarang telah berupaya untuk menyusun besaran Indek Kepuasan Masyarakat

(IKM), yang hasilnya telah dituang dalam bentuk dokumen tentang Indek

Kepuasan Masyarakat (IKM), dimana dapat diketahui bahwa besaran Indek

Kepuasan Masyarakat pada tahun 2013 sebesar 74.832. Besaran ini mengalami

peningkatan dibandingkan pada tahun 2012 yang sebesar 73.986.

Sehubungan dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD),

pada tahun 2014 belanja daerah ditargetkan sebesar Rp.3.737.509.710.000,-

meningkat 17,38% dari anggaran belanja tahun 2013 yang hanya sebesar Rp.

3.184.087.019.000,-. Sedangkan pendapatan daerah tahun 2014 ditargetkan

sebesar Rp.2.865.509.578.000,- atau naik sebesar 14,80% dari anggaran tahun

2013 yang sebesar Rp. 2.496.077.336.000,-

Pendapatan daerah tahun 2014 yang bersumber dari Pendapatan Asli

Daerah (PAD) adalah sebesar Rp.891.280.705.000,-. Pendapatan Asli Daerah

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.34

tahun 2014 ini mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan Pendapatan Asli

Daerah (PAD) tahun 2013 yang sebesar Rp.778.866.930.000,- Adapun Pendapatan

yang bersumber dari Dana Perimbangan adalah sebesar Rp. 1.266.631.093.000,-

dan yang bersumber dari lain- lain pendapatan yang sah sebesar

Rp.707.597.780.000,-. Penyumbang terbesar dari Sumber Pendapatan Asli Daerah

(PAD) tahun 2014 berasal dari pajak daerah yang sebesar Rp.642.700.000.000-

atau sekitar 72,11 prosen dari PAD.

Sedangkan pada pos penerimaan real pajak daerah, dibandingkan

penerimaan pajak daerah tahun 2012 yang sebesar Rp.598.872.260.463,-

penerimaan dari pajak daerah tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 14,17 %.

(data olahan DPKAD , LKPJ Th. 2013)

Adanya kenaikan penerimaan pajak daerah ini tidak lepas dari upaya

upaya yang dilakukan Pemerintah Kota Semarang dalam meningkatkan realisasi

pajak daerah seperti sosialisasi pajak daerah, pendekatan secara langsung

dengan wajib pajak potensial, penerapan sistem online dalam pembayaran pajak,

percepatan proses administrasi penerbitan SKPD/SKPDKB, pelaksanaan pekan

panutan PBB dan operasi bhakti PBB, pemberian penghargaan (reward) kepada

wajib pajak daerah berprestasi yang patuh membayar pajak hotel, pengundian

nota restoran bagi konsumen restoran dan pengundian bagi masyarakat wajib PBB

yang membayar PBB tepat waktu, pemeriksaan pajak daerah secara berkala yang

di lakukan 3 (tiga) kali setahun, serta pelaksanaan operasi yustisi bagi

pelanggaran kewajiban perpajakan

u. Ketahanan Pangan

Kinerja pelayanan urusan ketahanan pangan dapat terlihat dari indikator

ketersediaan pangan utama, skor pola pangan harapan, dan jumlah keluarga

rawan pangan yang dibantu. Kelurahan mandiri pangan sampai dengan tahun

2013 sudah berjumlah 12 kelurahan bertambah 2 kelurahan dibandingkan tahun

2012. Sampai dengan tahun 2012, sasaran pemberian bantuan mandiri pangan

berjumlah 44 kelompok afinitas (585 KK) sehingga sampai dengan tahun 2013

berjumlah 50 kelompok afinitas (675 KK).

v. Pemberdayaan Masyarakat

Kinerja pembangunan pada urusan pemberdayaan masyarakat, dapat dilihat

dari keterlibatan lembaga masyarakat dan masyarakat dalam pembangunan.

Pemerintah tidak mampu menangani sendiri tanpa dukungan dan peran serta

semua pihak yaitu swasta, pelaku usaha, perguruan tinggi, LSM dan masyarakat.

Berdasarkan data SIPD th. 2013, jumlah LSM lokal di Kota Semarang sebanyak 42

buah lebih banyak dari jumlah LSM Nasional yang berjumlah .

Berdasarkan cakupan kegiatannya, selama tahun 2013 telah dapat dicapai

angka 100% untuk cakupan PKK yang aktif, swadaya masyarakat terhadap

program pemberdayaan masyarakat serta pemeliharaan pasca program

pemberdayaan masyarakat. Sedangkan jumlah kelompok binaan PKK mencapai 32

buah.

w. Statistik

Pada tahun 2013, kinerja makro urusan statistik telah menghasilkan

beberapa buku/dokumen yang menunjang perencanaan pembangunan, yaitu Kota

Semarang Dalam Angka tahun 2012, Kecamatan Dalam Angka tahun 2012,

Produk Domestik Regional Bruto Kota Semarang tahun 2012, Produk Domestik

Regional Bruto Menurut Penggunaan Kota Semarang tahun 2012, Publikasi Profil

Kependudukan Kota Semarang tahun 2012, Statistik Ketahanan Sosial Kota

Semarang tahun 2012, Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Semarang tahun

2012, Indikator Ekonomi Kota Semarang tahun 2012, Buku Saku Kota Semarang

tahun 2012, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Semarang tahun 2012,

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.35

Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Inflasi Kota Semarang tahun 2011-2012 serta

Pemerataan Pendapatan dan Pola Konsumsi Penduduk Kota Semarang Tahun

2012. Dokumen-dokumen statistik tersebut untuk menunjang perencanaan dan

pelaksanaan pembangunan.

x. Kearsipan

Kinerja makro urusan kearsipan Kota Semarang dapat dilihat dari beberapa

indikator, yaitu jumlah SKPD yang dilibatkan dalam pendataan dan penataan

dokumen/arsip daerah, jumlah arsip yang diklasifikasikan serta jumlah

berkas/arsip di Depo Penyimpanan.

Tabel 2.29

Urusan Kearsipan Kota Semarang

Tahun 2012-2013

NO ARSIP 2012 2013

1 Keberadaan depo penyimpanan arsip Ada Ada

2 Jumlah SKPD yang dilibatkan dalam pendataan dan penataan

dokumen/arsip daerah

23

SKPD

28

SKPD

3 Jumlah dokumen/arsip yang diselamatkan (Arsip) 3.750 5.000

Pameran tentang kearsipan yang diikuti 2 kali 2 kali

Sumber: Data Kantor Perpus dan Arsip Kota Semarang th. 2013

Untuk penanganan arsip, pada tahun 2013 telah ditambah SKPD untuk

dilibatkan dalam pendataan dan penataan dokumen/arsip daerah yaitu menjadi

28 SKPD. Jumlah arsip yang diselamatkan pada tahun 2013 mengalami

peningkatan menjadi 5.000 berkas atau meningkat sebesar 33%.

y. Komunikasi dan Informasi

Kinerja makro urusan komunikasi dan informatika Kota Semarang dapat

dilihat dari beberapa indikator, antara lain jumlah jaringan telepon genggam,

jumlah wartel/warnet, jumlah surat kabar nasional/lokal serta jumlah penyiaran

radio/TV lokal sesuai yang tertera dalam tabel dibawah ini

Tabel 2.30

Urusan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang

Tahun 2012-2013

URAIAN Satuan 2012 2013

1 Jumlah Jaringan Komunikasi

- Jumlah Jaringan telepon genggam operator 21 21

- Jumlah Stationer STO - -

2 Jumlah Wartel / Warnet buah 157 157

3 Rasio warnet terhadap jumlah penduduk % -

4 Jumlah tower yang ada di Kota Semarang unit 494 569

5 Jumlah menara telekomunikasi

• Pemancar televisi unit 10 10

• Pemancar radio unit 34 34

• BTS unit 609 881

6 Jumlah stasiun televisi lokal di Kota

Semarang

televisi 4 4

7 Jumlah stasiun radio lokal di Kota

Semarang

Radio 36 36

Sumber: Data Kantor Perpus dan Arsip Kota Semarang th. 2013

z. Perpustakaan

Sampai dengan tahun 2013, Kota Semarang memiliki 170 perpustakaan

dengan jumlah koleksi buku yang dimiliki oleh perpustakaan daerah Kota

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.36

Semarang berjumlah 87.127 buku. Jumlah kunjungan ke perpustakaan juga

mengalami peningkatan selama tahun 2013 mencapai 1.751.143 pengunjung atau

meningkat sebesar 1,15% dari jumlah kunjungan tahun lalu.

Tabel 2.31

Urusan Perpustakaan Kota Semarang

Tahun 2012-2013

NO PENGUNJUNG PERPUSTAKAAN 2012 2013

1 Juml perpustakaan milik di Kota Semarang 1 1

Juml perpustakaan milik non pemerintah 163 170

2 Peningkatan juml pengunjung perpustakaan (org) 1.731.142 1.751.143

Jumlah koleksi buku perpustakaan 65.529 87.127

3 Pelayanan Perpustakaan yang sudah berbasis IT Ada Ada

Pengemb. minat dan budaya Riset, Talk Show 1 kgt 2 kgt

Sumber: Data Kantor Perpus dan Arsip Kota Semarang th. 2013

Untuk meningkatkan minat baca masyarakat, pemerintah Kota

melakukannya dengan cukup serius terbukti dengan diselenggarakannya secara

rutin kegiatan riset & talk show pengembangan minat & budaya baca setiap

tahunnya, serta peningkatan pelayanan perpustakaan yang berbasis IT yang terus

dioptimalkan sesuai tabel tercantum diatas.

2.1.3.2. Fokus Pelayanan Urusan Pilihan

a. Pertanian

Kinerja pelayanan pada urusan pertanian dapat dilihat dari tingkat

kesejahteraan petani (NTP petani), serta peningkatan kuantitas dan kualitas

produk hasil pertanian.

Tabel 2.32

Urusan Pertanian Kota Semarang

Tahun 2012-2013

INDIKATOR KINERJA 2012 2013

1. NTP (Nilai Tukar Petani) 105,78* 106,73*

2. Jumlah petani 45.100 orang 45.100 orang

3. Jumlah tenaga penyuluh pertanian 27 orang 27 orang

4. Jumlah kelembagaan tani yang

terbina

337 kelompok 323 kelompok

Sumber: Data Olahan D. Pertanian Kota Semarang, LKPJ Th. 2013

Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu alat ukur tingkat

kesejahteraan petani, dimana petani dikatakan sejahtera jika nilai NTP lebih dari

100. Dibandingkan tahun 2012, NTP tahun 2013 relatif naik sebesar 0,9% yaitu

dari 105,78 menjadi 106,73. Kenaikan NTP mengindikasikan bahwa program-

program kebijakan pembangunan pertanian yang dilakukan pemerintah berhasil

meningkatkan kesejahteraan petani.

Pada tahun 2013 kapasitas SDM petani menunjukkan kemajuan, dimana

terdapat 8 kelompok tani mengalami kenaikan kelas dalam klasifikasi kelompok

tani. Adapun jumlah kelompok tani berkurang sebanyak 22 kelompok karena

kondisi kelompok yang tidak aktif dan setelah dilakukan penilaian kelas kelompok

tani didapati bahwa ke-22 kelompok tersebut sudah tidak memenuhi kriteria

sebagai sebuah kelompok tani melainkan sebagai kelompok masyarakat.

Berkurangnya jumlah kelompok tani berimplikasi pada berkurangnya jumlah

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.37

petani yang tergabung dalam kelompok tani sehingga jumlah penyuluhan dan

pendampingan petani tidak memenuhi target yang ditetapkan pada tahun 2013.

Tahun 2013 promosi produk pertanian unggulan meningkat 11%, yaitu dari

9 pameran yang diikuti pada tahun 2012 bertambah menjadi 10 pameran yang

diikuti pada tahun 2013. Luas areal lahan sawah yang ditanami padi pada tahun

2013 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2012. Secara umum sektor

pertanian Kota Semarang pada tahun 2013 mengalami penurunan produksi.

Dampak perubahan iklim seperti curah hujan yang tinggi dan musim yang tidak

menentu dapat mempengaruhi luas panen dan produktivitas tanaman.

b. Kehutanan

Luas lahan kritis di Kota Semarang pada tahun 2013 mengalami peningkatan

karena banyaknya kegiatan penambangan (galian C) untuk pembangunan

infrastruktur kota yang menyebabkan munculnya lahan kritis baru padahal lahan

kritis yang lama belum sepenuhnya terehabilitasi. Rehabilitasi lahan kritis melalui

penanaman penghijauan mengalami kenaikan sebesar 3,43%. Selain itu juga luas

lahan produktif di dalam hutan untuk meningkatkan fungsi hutan dapat

dipertahankan sebesar 1.559,7 ha.

Sedangkan produksi kayu hutan rakyat mengalami penurunan karena

populasi tanaman yang siap panen berkurang dan disisi lain masih banyak

tanaman yang umurnya belum cukup untuk dipanen.

c. Energi dan Sumberdaya Mineral

Energi dan Sumberdaya Mineral merupakan sektor yang tidak diprioritaskan

karena Kota Semarang tidak memiliki sumberdaya mineral (hasil tambang),

namun lebih kepada upaya pemulihan lingkungan.. Terdapatnya lokasi

penambangan Galian C di Kota Semarang berdampak negatif terhadap

keseimbangan alam, untuk itu Pemerintah Kota Semarang pada tahun 2013 telah

menyusun Naskah Akademik Pengelolaan Pengangkutan Galian Tanah (semula

Galian C) sebagai kerangka dasar pertimbangan untuk menyusun Rancangan

Peraturan Daerah sebagai bentuk kontrol pemulihan lingkungan. Karena

peningkatan utamanya terkait permintaan tanah urug dalam rangka kepentingan

pembangunan perumahan/ permukiman yang sangat diperlukan. Untuk itu perlu

perangkat / regulasi dalam pengendalian tata cara galian tanah.

d. Kelautan dan Perikanan

Kinerja pelayanan pada urusan kelautan dan perikanan sedikit mengalami

perbaikan, hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator antara lain: Jumlah

nelayan di Kota Semarang pada tahun 2012 sebanyak 1.315 orang dan di tahun

2013 sebanyak 1.317 orang; rata-rata pendapatan nelayan mengalami

peningkatan sebesar 42,26% pada tahun 2012 sebesar Rp. 924.567,-/kapita/th

dan meningkat pada tahun 2013 sebesar Rp. 1.315.300/kapita/th

Produktivitas hasil perikanan di Kota Semarang pada tahun 2013 mengalami

peningkatan yang cukup signifikan dibanding tahun 2012. Nilai ikan hasil

perikanan darat mengalami peningkatan dari Rp. 9.219.094.500,- pada tahun

2012 menjadi

Rp. 14.213.700.000,- pada tahun 2013 atau meningkat sebesar 54,18 %.

Sedangkan nilai ikan hasil tangkapan dari laut juga mengalami peningkatan dari

Rp. 6.254.421.250,- pada tahun 2012 menjadi Rp. 16.980.161.000,- pada tahun

2013 atau mengalami peningkatan sebesar 271,49%. Dengan Nilai ekspor hasil

laut yang meningkat sebesar 107,60% atau menjadi $ 21.938.202,23 pada tahun

2013 dari semula yang sebesar $ 20.389.344,93 di tahun 2012.

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.38

e. Kepariwisataan

Kinerja pelayanan urusan kepariwisataan dapat dilihat dari beberapa

indikator yaitu jumlah kunjungan wisatawan asing dan domestik dan kontribusi

sektor pariwisata terhadap PAD. Untuk itu peningkatan perekonomian Kota

Semarang juga terus didorong dicapai dari sektor pariwisata dengan upaya yang

dilakukan pada peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Semarang.

Jumlah wisatawan yang berkunjung pada tahun 2013 sebanyak 3.157.658.

Sedangkan target kunjungan wisatawan tahun 2013 adalah sebanyak 1.944.979

orang yang berarti melebihi target sebesar 62 %. Untuk perkembangan sarana dan

prasarana penunjang pariwisata di Kota Semarang pada tahun 2013 mengalami

peningkatan hal ini dapat dilihat dari bertambahnya jumlah hotel sebanyak 12

buah, Restoran/rumah makan sebanyak 86 buah dan tempat hiburan sebanyak

37 buah.

f. Perdagangan

Kinerja pelayanan urusan perdagangan dapat dilihat dari beberapa indikator

yaitu kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB dan ekspor bersih

perdagangan. Sebagai kota yang perekonomiannya bertumpu pada sektor

perdagangan, kontribusi sektor perdagangan pada PDRB Kota Semarang memiliki

peranan yang penting terhadap kemajuan perekonomian Kota Semarang.

Untuk Capaian Kinerja pada Program Peningkatan Dan Pengembangan Ekspor

Perdagangan Luar Negeri Kota Semarang dapat dilihat data realisasi nilai ekspor

komoditi non migas. Dimana pada periode Januari sampai dengan Desember 2013

mencapai US$ 922.000.521,58 sedangkan realisasi tahun 2012 pada periode yang

sama nilainya sebesar US$ 1.068.178.816. Dengan demikian bila dibanding pada

tahun 2012 nilai perdagangan ekspor Kota Semarang mengalami penurunan

realisasi ekspor senilai US$ 146.178.294,42 atau 13,68%.

Sedangkan untuk mengimbangi keberadaan pasar modern dan melindungi

pasar tradisional, dikembangkan konsep Pasar Tradisional Modern. Pasar

Tradisional Modern yang dikembangkan oleh Pemerintah Kota Semarang yaitu

Pasar Rasamala dan Pasar Tradisional Terpadu Modern Rejomulyo Tahap I. Selain

itu Pemerintah Kota Semarang dalam Anggaran tahun 2013 menganggarkan

perbaikan dan renovasi sarana prasarana pasar serta penyempurnaan

pembangunan pasar lainnya

Secara keseluruhan, sektor perdagangan (termasuk hotel dan restoran)

memiliki konstribusi tertinggi dalam pembentukan PDRB Kota Semarang. Jika

pada tahun 2012, kontribusinya mencapai 31,09% maka angka sementara pada

tahun 2013 ini jumlahnya menjadi 31,30%.

g. Industri

Pembangunan urusan industri diarahkan untuk menumbuh kembangkan

industri secara intensif dengan mengutamakan industri/usaha kecil dan

menengah melalui peningkatan pengetahuan dan ketrampilan sumber daya

manusia. Kinerja makro urusan industri dapat dilihat dari beberapa indikator

yaitu kontribusi sektor industri terhadap PDRB dan pertumbuhan industri.

Kinerja pelayanan pada urusan industri dapat dilihat dari perkembangan jumlah

industri dan jumlah kelompok pengrajin yang ada di Kota Semarang.

Jumlah industri yang ada di Kota Semarang, tahun 2012 sebesar 3.559 unit

sedangkan tahun 2013 sebesar 3.589 unit terdapat peningkatan sebesar 0,84%

atau 30 unit usaha. Bidang usaha industri baru terdiri dari industri makanan,

logam, elektronik, kayu kertas, karoseri, pupuk, sepeda, lem, sabun, bumbu

masak mie kering, alat pertanian. Adanya penambahan jenis industri, yaitu

industri besar tahun 2012 sebesar 166 unit sedangkan tahun 2013 sebesar 169

unit sehingga meningkat 1,8 % atau 3 unit, industri sedang tahun 2012 sebesar

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.39

689 unit sedangkan tahun 2013 sebesar 697 unit sehingga meningkat sebesar

1,16 % atau 8 unit, industri kecil tahun 2012 sebesar 1619 unit sedangkan tahun

2013 sebesar 1.632 unit sehingga meningkat 0,8% atau 13 unit, dan industri

kecil non formal tahun 2012 sebesar 1.090 unit sedangkan tahun 2013 sebesar

1.096 unit sehingga meningkat 0,55%

2.1.4. Aspek Daya Saing Daerah

Daya saing merupakan kemampuan sebuah daerah untuk menghasilkan

barang dan jasa untuk mencapai peningkatan kualitas hidup masyarakat. Daya

saing daerah di Kota Semarang dapat dilihat dari aspek kemampuan ekonomi

daerah, fasilitas wilayah atau infrastruktur, iklim berinvestasi dan sumber daya

manusia.

2.1.4.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah

Kemampuan ekonomi suatu daerah antara lain dapat terlihat dari

perkembangan produktivitas sektor-sektor pembentuk PDRB. Kemampuan

ekonomi Kota Semarang di 2 tahun terakhir ini yang tertinggi adalah pada sektor

lapangan usaha Perdagangan, Hotel dan Restoran yaitu Rp. 7.522.659,90(juta) atau

porsi 31,09% di tahun 2013. Disusul sektor usaha Industri Pengolahan sebesar

26,58% atau sebesar Rp. 6.432.298,02.

Tabel 2.33

PDRB Atas Dasar Harga Konstan th 2012-2014 (dalam jutaan)

No Lapangan Usaha 2012

(dalam jutaan) %

2013

(dalam jutaan) %

2014 *)

(dalam jutaan) %

1. Pertanian 246.649,51 1,02 249.951,28 0,97 278.976,16 1,03

2. Pertambangan

dan Penggalian

33.799,64 0,14 34.222,00 0,13 38.032,05 0,14

3. Industri dan

Pengolahan

6.432.298,02 26,58 6.842.639,52 26,63 7.250.206,06 26,77

4. Listrik Gas, dan

Air Bersih

294.792,96 1,22 315.936,70 1,23 335.874,00 1,24

5. Bangunan 3.747.765,85 15,49 3.986.401,22 15,51 4.228.425,44 15,61

6. Perdagangan,

Hotel & Restoran

7.522.659,90 31,09 8.009.736,68 31,17 8.462.739,22 31,25

7. Pengangkutan

dan Komunikasi

2.314.801,61 9,57 2.462.018,54 9,58 2.615.104,71 9,66

8. Keuangan,

Persewaan dan

Jasa Perusahaan

661.403,13 2,73 710.793,64 2,77 745.542,94 2,75

9. Jasa-jasa 2.942.317,15 12,16 3.085.638,80 12,01 3.125.332,87 11,54

Jumlah 24.196.487,77 100 25.697.338,39 100 27.252.371,67 100

Sumber : BPS Kota Semarang Tahun 2013

*) Data belum rilis/ asumsi prediksi Bappeda/ Angka sangat sementara

Secara tren dalam lima tahun terakhir sektor lapangan usaha Perdagangan,

Hotel dan Restoran mengalami pertumbuhan dan selalu mencapai porsi diatas

30% dari keseluruhan sektor lapangan usaha.

2.1.4.2. Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur

Ketersediaan fasillitas wilayah/infrastruktur Kota Semarang meliputi

aksesibilitas wilayah, penataan wilayah, ketersediaan air bersih, ketersediaan

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.40

fasilitas listrik dan telepon, fasilitas perdagangan dan jasa serta ketersediaan

fasilitas lainnya. Ketersediaan infrastruktur yang memadai merupakan salah satu

daya tarik Kota Semarang dalam meningkatkan daya saing daerah.

a. Aksesbilitas Daerah

Kota Semarang selain merupakan ibu kota Provinsi Jawa Tengah, juga

merupakan jalur perlintasan dari wilayah barat (Jakarta) menuju wilayah Timur

(Surabaya) dan Selatan (Yogyakarta) atau sebaliknya sehingga Kota Semarang

merupakan penopang jalur distribusi perekonomian Jawa Tengah. Ketersediaan

sarana yang memadai dalam mendukung aksesibilitas daerah di Kota Semarang

antara lain:

Sarana jalan di Kota Semarang terdiri dari Jalan Nasional, Provinsi dan

Pemerintah Kota dengan panjang total sepanjang 2.690,00 km dengan rasio

panjang jalan dengan jumlah kendaraan sebesar 6,3% serta rasio kondisi

jalan baik mencapai di atas 53% dan rasio jalan rusak ringan mencapai

diatas 42%.

Bandar Udara Internasional Ahmad Yani yang dapat melayani penumpang

domestik antar pulau juga dapat melayani penumpang internasional pada

tahun 2012 jumlah kedatangan penumpang dari pintu domestik mencapai

1.366.938 penumpang meningkat dari tahun 2011 sebesar 1.212.191

penumpang sedangkan dari sektor keberangkatan mencapai 1.425.328

penumpang meningkat dibanding tahun 2011 lau yang sejumlah 1.188.853

penumpang. Sedangkan jika dilihat dari pintu kedatangan internasional

mencapai 59.335 penumpang, meningkat dibandingkan tahun 2011 lalu

yaitu sebanyak 15.201 penumpang, begitu juga yang melalui pintu

keberangkatan internasional meningkat dari 17.055 penumpang di tahun

2011 menjadi 56.738 penumpang di tahun 2012.

Pelabuhan Tanjung Emas yang merupakan pelabuhan pelayaran nusantara

untuk melayani penumpang kapal antar Provinsi, namun demikian beberapa

kapal pesiar internasional juga dapat singgah dipelabuhan ini. Selain itu

pelabuhan Tanjng Emas juga untuk melayani angkutan barang yaitu dengan

adanya Terminal Peti Kemas untuk melayani bongkar muat muatan baik

nasional maupun internasional.

Pada tahun 2012 jumlah kunjungan kapal untuk pelayaran nusantara

mencapai 871 kapal, untuk pelayaran rakyat mencapai 575 kapal, untuk

pelayaran khusus (non pelayaran) sejumlah 141 kapal, untuk pelayaran luar

negri mencapai sebesar 716 kapal.

Terminal bus untuk melayani angkutan bus didalam kota, antar kota bahkan

antar Provinsi. Beberapa terminal di Kota Semarang berdasarkan tipe

pelayanan yaitu: Tipe A terminal berada di Kelurahan Mangkang Kulon

Kecamatan Tugu, terminal penumpang B di kelurahan Terboyo Kecamatan

Genuk dan Terminal tipe B penggaron di kecamatan Pedurungan. Terminal

dengan Tipe C yaitu di kelurahan Cangkiran kecamatan Mijen, di kelurahan

Cepoko Kecamatan Gunungpati, di Kelurahan Tanjung Mas kecamatan

Semarang Utara dan Meteseh Kecamatan Tembalang.

Stasiun kereta api di Kota Semarang untuk melayani angkutan penumpang

dan barang. Untuk pelayanan angkutan kelas Eksekutif dan Bisnis

pelayanan di utamakan di Stasiun Tawang, sedangkan pelayanan angkutan

penumpang kelas ekonomi dan bisnis dipusatkan di Stasiun Poncol.

b. Penataan Wilayah

Penataan wilayah Kota Semarang terbagi menjadi kawasan yang berfungsi

lindung dan kawasan yang berfungsi budidaya. Kawasan Lindung, meliputi

kawasan yang melindungi kawasan di bawahnya, kawasan lindung setempat dan

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.41

kawasan rawan bencana. Kawasan yang melindungi kawasan di bawahnya adalah

kawasan-kawasan dengan kemiringan >40% yang tersebar di wilayah bagian

Selatan. Kawasan lindung setempat adalah kawasan sempadan pantai, sempadan

sungai, sempadan waduk, dan sempadan mata air. Kawasan lindung rawan

bencana merupakan kawasan yang mempunyai kerentanan bencana longsor dan

gerakan tanah. Kawasan Budidaya, merupakan kawasan yang secara

karakteristik wilayah dikembangkan sesuai dengan kondisi dan potensi wilayah.

Kawasan yang dikembangkan berdasarkan potensi dan karakteristik wilayah

adalah sebagai berikut:Kawasan Perdagangan dan Jasa, Kawasan Permukiman,

Perdagangan dan Jasa, Kawasan Pendidikan, Kawasan Pemerintahan dan

Perkantoran, Kawasan Industri, Kawasan Olahraga, Kawasan Wisata /Rekreasi,

Kawasan Perumahan dan Permukiman, Kawasan Pemakaman Umum, Kawasan

Khusus dan Kawasan Terbuka Non Hijau. Namun seiring dengan pesatnya

perkembangan pembangunan Kota banyak timbul pusat-pusat kegiatan baru

seperti kawasan industri, perdagangan/ jasa dan tumbuhnya kawasan-kawasan

permukiman daerah pinggiran kota.

c. Ketersediaan air bersih

Untuk pelayanan umum terhadap fasilitas air bersih di Kota Semarang dapat

dikatakan mengalami peningkatan lebih baik. Terlihat dari data pada Buku Kota

Semarang Dalam Angka Tahun 2013, Jumlah pemakaian air melalui PDAM kota

Semarang pada tahun 2013 tercatat 43,162 juta M3. Bila dibandingkan dengan

tahun sebelumnya mengalami kenaikan sebesar 2,62%. Pemakaian terbanyak

terdapat pada pelanggan Rumah Tangga sebanyak 35,288 juta M3 atau sekitar

81,75% dari seluruh pemakaian air minum. Kalau dilihat dari jumlah pelanggan/

sambungan, mengalami peningkatan sebesar 1,97% dari tahun sebelumnya.

Untuk pelayanan dan persebaran fasilitas pemenuhan air bersih dan sanitasi

melalui pembagunan deep well/ sumur dalam meningkat dari 16 unit menjadi 41

unit di tahun 2012, dan untuk Sistem Penyediaan Air Bersih Sederhana (SIPAS)

masih terus dijaga. Hal ini selain mempermudah warga masyarakat Semarang

dalam mendapatkan air bersih juga secara otomatis dapat menurunkan angka

penggunaan air bawah tanah (ABT) sebagai salah satu bentuk pelestarian

lingkungan.

d. Fasilitas Listrik, Telepon

Salah satu indikator dari kinerja PLN adalah dari banyaknya laporan

gangguan listrik sebagai bagian dari pelayanan masyarakat. Berdasarkan data dari

Buku Kota Semarang Dalam Angka Tahun 2013, selama tahun 2013 terdapat

1.144 laporan gangguan untuk berbagai jenis gangguan listrik. Bila dibandingkan

dengan keadaan tahun 2012, dimana tercatat 1.840 laporan gangguan, maka hal

ini berarti mengalami penurunan sekitar 37,83 %

Sedangkan

Untuk fasilitas telepon seiring dengan perkembangan teknologi untuk

jaringan tetap (jaringan telepon lokal, SLI, SLJJ, dan tertutup) mengalami

kecenderungan menurun. Tetapi untuk jaringan bergerak yakni satelit dan telepon

seluler mengalami perkembangan cukup pesat. Jangkauan komunikasi saat ini

tidak menjadi suatu permasalahan, melalui layanan jaringan bergerak yang

ditawarkan oleh perusahaan penyedia jaringan telepon antara lain Telkomsel,

Indosat, XL, Axis, Tri, dll pelanggan secara cepat dapat menggunakannya.

e. Fasilitas Perdagangan dan Jasa

Kota Semarang sebagai Kota Perdagangan dan jasa, dapat dilihat dari

ketersediaan fasilitas hotel, penginapan, restoran/rumah makan, pasar modern

dan pasar tradisional. Sampai dengan tahun 2013 jumlah fasilitas perdagangan

dan jasa mengalami peningkatan, jumlah restoran/rumah makan/kedai sebanyak

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.42

387 buah.

Perkembangan fasilitas perdagangan dan jasa di Kota Semarang pada tahun

2013 mengalami peningkatan hal ini dapat dilihat dari bertambahnya jumlah hotel

sebanyak 12 buah, Restoran/rumah makan sebanyak 86 buah dan tempat

hiburan sebanyak 37 buah. Jumlah hotel berbintang sebanyak 46 buah, hotel non

bintang 82 buah, pasar tradisional sebanyak 50 buah, pasar lokal sebanyak 23

buah. Disamping itu juga terdapat fasilitas pendidikan, tempat wisata alam dan

wisata religus. Hal ini menunjukkan bahwa Kota Semarang memilki daya tarik

bagi investor untuk investasi dan para wisatawan baik domestik maupun manca

negara untuk berkunjung di Kota Semarang.

2.1.4.3. Fokus Iklim Berinvestasi

Daya tarik investor untuk memanamkan modalnya sangat dipengaruhi faktor-

faktor seperti tingkat suku bunga, kebijakan perpajakan dan regulasi perbankan,

sebagai infrastruktur dasar yang berpengaruh terhadap kegiatan investasi. Iklim

investasi juga sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang mendorong

berkembangnya investasi antara lain kondisi keamanan dan ketertiban wilayah

serta kemudahan proses perijinan.

a. Keamanan dan Ketertiban

Kondisi keamanan dan ketertiban Kota Semarang relatif kondusif bagi

berlangsungnya aktivitas masyarakat maupun kegiatan investasi. Berbagai

tindakan kejahatan kriminalitas, unjuk rasa dan mogok kerja yang merugikan dan

mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat dapat ditanggulangi dengan

sigap oleh aparatur Pemerintah. Situasi tersebut juga didorong oleh pembinaan

keamanan dan ketertiban masyarakat dengan melibatkan partisipasi masyarakat

dalam menjaga keamanan lingkungannya.

Pada tahun 2013 jumlah anggota Linmas yang telah terdaftar dan memiliki

KTA (Kartu Tanda Anggota) adalah sebanyak 7.404 orang, meningkat

dibandingkan tahun 2012 sebanyak 6.667 orang. Sedangkan sampai dengan

tahun 2013, Ormas yang terdaftar di Pemerintah Kota Semarang sebanyak 180

organisasi. Sedangkan untuk stabilitas bidang sosial politik juga dipengaruh oleh

aktivitas kelompok masyarakat. Untuk menjalankan fungsi Linmas sebagai garda

terdepan pelayanan dan pintu awal informasi bidang keamanan, ketentraman dan

ketertiban masyarakat di setiap RT/RW telah berdiri Pos Keamanan Lingkungan

(Poskamling) yang dioperasionalkan dengan Sistem Keamanan Lingkungan

(Siskamling) sebanyak 3.065 unit

b. Kemudahan Perijinan

Proses perijinan dalam berinvestasi dilaksanakan dengan pelayanan perijinan

satu pintu, melalui Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota Semarang.

Penyelesaian ijin usaha bagi investor dilaksanakan sesuai dengan standar

pelayanan publik. Kondisi iklim usaha Kota Semarang pada tahun 2013 sangat

kondusif sehingga berpengaruh secara langsung pada perkembangan penanaman

modal. Hal ini dapat ditunjukkan pada perkembangan jumlah permohonan

perijinan pada tahun 2012 sampai tahun 2013.

Tabel 2.34

Jumlah Permohonan Ijin di Kota Semarang

Tahun 2012-2013

NO INDIKATOR SATUAN 2012 2013

1 Jumlah permohonan penanaman modal

penanaman modal asing (PMA) Permohonan 43 33

penanaman modal dalam negeri (PMDN) Permohonan 19 804

Investasi lainnya (Non PMA/PMDN) Permohonan 3.520 2.722

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.43

Sumber: Data Olahan BPPT Kota Semarang, LKPJ Th. 2013

c. Pengenaan Pajak

Pengenaan pajak daerah di Kota Semarang diatur dalam Peraturan Daerah

Kota Semarang Nomor 10 Tahun 2007 tentang Biaya Pemungutan Pajak Daerah

yang terbagi kedalam 3 kelompok yaitu: Pajak Daerah, Retribusi Daerah, serta

Bagi Hasil Pajak & Bukan Pajak.

Penyumbang terbesar dari Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) tahun

2014 direncanakan berasal dari pajak daerah yaitu sebesar Rp. 642.700.000.000,-

atau sekitar 72,11 prosen dari PAD. Pajak daerah sendiri terdiri dari pajak hotel,

pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak

mineral bukan logam & batuan, pajak parkir, bea perolehan hak atas tanah &

bangunan, pajak sarang burung walet, pajak air tanah serta pajak bumi &

bangunan pedesaan & perkotaan. Dan pos pajak terbesar berasal dari pos Bea

perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan serta dari pos Pajak Bumi dan

Bangunan Pedesan dan Perkotaan.

Tabel 2.35

Data Jumlah Wajib Pajak Daerah dan Jumlah Penerimaan Pajak Daerah

Tahun 2012- 2013.

No Obyek Pajak

Daerah

Jumlah Wajib Pajak Penerimaan

Th.2012 Th.2013 Th.2012 Th.2013

1 PBB 242.304 494.656 161.334.468.066 185.173.747.490

2 Hotel 126 137 37.927.674.833 44.674.905.002

3 Restoran 398 394 39.406.951.705 48.387.960.623

4 Hiburan 125 136 10.416.687.455 12.405.484.804

5 Reklame 8.000 9.000 17.195.403.162 23.040.464.075

6 Penerangan jalan 419.557 462.227 114.180.202.647 137.411.660.918

7 Mineral bukan

logam dan batuan

1 1 1.122.774.154 1.367.379.075

8 Parkir 76 76 4.912.611.413 5.658.633.242

9 Sarang walet 64 64 0 0

10 Air Tanah 270 290 4.371.739.057 4.679.097.924

11 BPHTB 22.247 13.618 208.003.747.971 220.909.156.797

Jumlah 693.168 980.599 598.872.260.463 683.708.489.950

Sumber data olahan DPKAD Kota Semarang, LKPJ Tahun 2013

2.1.4.4. Fokus Sumber Daya Manusia

Jumlah penduduk suatu daerah merupakan asset manakala kualitas tenaga

kerja yang tersedia sama dengan lapangan kerja yang tersedia. Tingkat

ketergantungan penduduk berdasarkan penduduk usia < 15 tahun dan > 64

tahun (usia non produktif) adalah 442.719 jiwa pada tahun 2012 meningkat

menjadi 446.190 jiwa pada tahun 2013. Sedangkan jumlah penduduk usia

produktif yakni usia 15 – 64 tahun pada tahun 2012 adalah 1.116.479 jiwa

meningkat menjadi 1.125.915 jiwa pada tahun 2013. Rasio Ketergantungan Total

(perbandingan antara penduduk usia tidak produktif dengan penduduk usia

produktif) di Kota Semarang pada tahun 2013 mencapai 39,63%. Hal ini

menunjukkan rasio ketergantungan penduduk di Kota Semarang yang masih

cukup tinggi. Sedangkan dari sisi kualitas sumber daya manusia, dengan

banyaknya perguruan tinggi dan lembaga-lembaga ketrampilan yang ada, akan

mampu menopang kebutuhan pasar.

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.44

2.2. EVALUASI PELAKSANAAN RKPD 2014 KOTA SEMARANG

2.2.1 Alokasi Anggaran Pembangunan Daerah Kota Semarang Tahun 2014

Dalam dokumen RKPD Tahun 2014, kegiatan pembangunan di Kota

Semarang yang direncanakan meliputi 33 urusan, yang terdiri dari 26 Urusan

Wajib dan 7 Urusan Pilihan. Jumlah anggaran belanja langsung yang ditetapkan

dalam APBD induk Tahun Anggaran 2014 mencapai Rp 2.910.150.160.000,-

atau terjadi peningkatan sebesar 45,33% dibandingkan dalam rencana Belanja

Langsung dalam dokumen RKPD 2014. Sedangkan untuk jumlah Belanja

Langsung dalam APBD Perubahan 2014 mencapai Rp. 2.377.055.759.000,- atau

meningkat diatas 41,68 % dari anggaran induk 2014.

Tabel 2.36

Alokasi Anggaran Belanja Langsung Pada Masing-masing Urusan

Tahun Anggaran 2014

NO URUSAN/

PROGRAM

ANGGARAN 2014

(PERUBAHAN) Rp

REALISASI

ANGGARAN (Rp)

PROSENTASE

REALISASI

FISIK KEU

URUSAN WAJIB

1 Pendidikan 172.165.820.000 133.264.793.872 90,43 47,48

2 Kesehatan 261.139.493.000 183.234.822.581 97,89 85,58

3 Pekerjaan

Umum

803.634.320.700 337.125.881.086 90,98 55,02

4 Perumahan 214.470.670.811 82.710.013.785 97,80 89,69

5 Penataan Ruang 12.410.445.489 9.146.578.922 99,18 86,43

6 Perencanaan

Pembangunan

11.449.805.000 10.886.558.258 98,64 81,06

7 Perhubungan 63.620.037.000 41.806.831.108 99,22 94,66

8 Lingkungan

Hidup

114.140.813.850 79.291.841.032 98,97 85,16

9 Pertanahan 1.515.122.500 510.160.000 100,00 92,76

10 Kependudukan

dan Catatan Sipil

5.035.186.000 6.880.860.376 100,00 98,30

11 Pemberdayaan

Perempuan dan

Perlindungan

Anak

4.716.244.400 4.215.899.902 100.00 98,13

12 KB dan Keluarga

Sejahtera

1.833.579.000 3.369.971.350 100,00 98,37

13 Sosial 18.040.846.000 12.421.092.666 99,29 84,97

14 Ketenagakerjaan 9.571.209.000 9.743.502.445 96,02 90,71

15 Koperasi dan

UKM

9.650.724.000 6.453.505.699 100,00 92,19

16 Penanaman

Modal

7.519.218.500 6.821.861.938 97,53 83,36

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.45

NO URUSAN/

PROGRAM

ANGGARAN 2014

(PERUBAHAN) Rp

REALISASI

ANGGARAN (Rp)

PROSENTASE

REALISASI

FISIK KEU

17 Kebudayaan 8.572.963.500 7.160.172.238 99,77 97,10

18 Pemuda dan OR 7.148.468.000 4.863.956.955 99,19 87,47

19 Kesbangpol 20.001.626.250 14.095.412.204 99,23 92,90

20 OtDa 420.375.299.827 201.964.424.061 92,38 77,08

21 Ketahanan

Pangan

2.842.588.000 1.709.093.263 100,00 99,42

22 Pemberdayaan

Masyarakat dan

Desa

103.300.108.377 46.835.184.859 99,90 97,97

23 Statistik 624.000.000 582.985.030 100.00 91,31

24 Kearsipan 474.379.000 511.301.140 100,00 91,82

25 Kominfo 7.843.443.450 5.936.165.900 99,67 91,30

26 Perpustakaan 3.224.708.000 2.538.266.534 100,00 93,95

URUSAN PILIHAN

1 Pertanian 7.977.877.346 5.978.894.074 99,57 92,57

2 Kehutanan 843.491.000 456.795.000 100,00 93,03

3 ESDM 309.150.000 85.438.225 75,00 17,80

4 Pariwisata 5.519.479.500 4.127.742.800 100,00 97,88

5 Kelautan dan

Perikanan

10.263.885.000 5.443.556.576 100,00 92,89

6 Perdagangan 62.800.442.250 58.007.383.542 99,97 87,97

7 Perindustrian 4.020.314.250 3.845.213.152 94,00 91,16

TOTAL 2.377.055.759.000 1.292.026.111.373 97,72 69,67

Persentase anggaran yang tidak terserap dengan jumlah yang cukup besar

perlu mendapat perhatian serius pada pelaksanan pembangunan tahun

berikutnya. Melihat besarnya persentase dana yang tidak terserap cukup tinggi ini

(lebih dari 10%), dapat dipastikan bahwa sisa anggaran tersebut bukan hanya

berasal dari penghematan anggaran, namun perlu diwaspadai terjadi mis-

management dalam implementasi. Oleh sebab itu perlu dicari dan dibenahi faktor-

faktor penyebab atau timbulnya permasalahan tersebut. Dari sisi kemanfaatan

program/ kegiatan bagi masyarakat atau dari sisi tujuan program/ kegiatan dalam

memecahkan permasalahan, dengan adanya sisa anggaran yang cukup besar

tersebut berarti ada permasalahan yang tertunda penyelesaiannya atau bahkan

permasalahan tidak tertangani dan atau menimbulkan permasalahan baru.

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.46

2.2.2 Capaian Kinerja Program Masing-Masing Urusan

Berdasarkan tahapan Pencapaian Visi Kota Semarang dalam kurun waktu

tahun 2010-2015 maka tahun 2014 merupakan tahapan Pemantapan Pencapaian

Sapta Program dalam kerangka pencapaian visi dan misi RPJMD Kota Semarang

Tahun 2010-2015.

Sedangkan untuk evaluasi hasil dokumen perencanaan tahunan di tahun

2014, data yang digunakan menggunakan capaian kinerja sampai dengan triwulan

ke-3 tahun 2014. Dengan penjelasan status pencapaian kinerja Evaluasi Hasil

RKPD yaitu rendah untuk capaian nilai dibawah 50, sedang untuk capaian nilai

50 sampai dengan dibawah 75, dan tinggi untuk capaian nilai 75 keatas. Dan

untuk penjelasan status pencapaian kinerja Program RPJMD yaitu rendah untuk

capaian nilai dibawah 60, sedang untuk capaian nilai 60 sampai dengan dibawah

80, dan tinggi untuk capaian nilai 80 keatas.

Pada kurun waktu triwulan ke-3 tahun 2014, untuk evaluasi kinerja hasil

RKPD tahun 2014 didapatkan data sbb: untuk capaian tinggi mencapai 259

kegiatan atau sekitar 84,64% ; untuk capaian kinerja sedang mencapai 28

kegiatan atau sekitar 9,15% ; dan masih terdapat 19 kegiatan atau sekitar 9,15%

yang masih bernilai capaian rendah.

Dan untuk evaluasi pencapaian kinerja program RPJMD 2010-2015 di

triwulan ke-3 ini diperoleh data capaian sbb: sebanyak 202 kegiatan atau sekitar

66,01% dengan nilai capaian tinggi ; untuk capaian kinerja sedang mencapai 91

kegiatan atau sekitar 29,74% ; dan masih terdapat 13 kegiatan yang masih

bernilai capaian rendah atau sekitar 4,25%.

Capaian Indikator Kinerja Program masing-masing urusan dapat dilihat

pada tabel berikut ini :

Tabel. 2.37

Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2014 pada Masing-masing Urusan

N0 SKPD / INDIKATOR SATU AN

EVALUASI HASIL RKPD TAHUN 2014

TARGET KINERJA

RKPD 2014

REALISASI KINERJA

S/D TW.3 2014

CAPAIAN KINERJA

THD TARGET

RKPD 2014

STATUS S/D

TW.3

1 3 4 5 6 7 8

1. 01 URUSAN PENDIDIKAN

Program Pendidikan Anak Usia Dini

1 Meningkatkan APK PAUD sebesar 84 %

% 83,00 65,85 79,34% Tinggi

2 Penerapan sistem Pembelajaran berkarakter

% 100,00 100,00 100,00% Tinggi

Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

1 Mempertahan Angka Partisipasi Kasar SD

% 108,53 107,35 98,91% Tinggi

Mempertahan Angka Partisipasi Murni SD

% 92,20 91,90 99,67% Tinggi

2 Mempertahan Angka Partisipasi Kasar SMP

% 119,05 116,43 97,80% Tinggi

Mempertahan Angka Partisipasi Murni SMP

% 82,87 80,21 96,79% Tinggi

3 Meningkatkan kualitas peserta didik dan kelulusan SD 99,99 %

% 99,99 99,99 100,00% Tinggi

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.47

N0 SKPD / INDIKATOR SATU AN

EVALUASI HASIL RKPD TAHUN 2014

TARGET KINERJA

RKPD 2014

REALISASI KINERJA

S/D TW.3 2014

CAPAIAN KINERJA

THD TARGET

RKPD 2014

STATUS S/D

TW.3

1 3 4 5 6 7 8

Meningkatkan kualitas peserta didik dan kelulusan SMP 94 %

% 94,00 94,00 100,00% Tinggi

4 Meningkatkan kualitas ruang kelas SD Ruang Kelas

70 0,00 0,00% Rendah

5 Meningkatkan kualitas ruang kelas SMP

Ruang Kelas

27 0,00 0,00% Rendah

6 Capaian 40 % SD pelaksanaan e-pembelajaran

% 38,00 32,00 84,21% Tinggi

7 Capaian 60 % pelaksanaan e-pembelajaran

% 58,00 53,33 91,95% Tinggi

8 Meningkatkan jumlah sekolah terakreditasi 95 %

% 94,00 93,39 99,35% Tinggi

9 Meningkatkan 90 % SD dan SMP terakreditasi minimal B

% 88,00 88,93 101,06% Tinggi

10 Mempertahankan jumlah SD SBI Sekolah 1 0,00 100,00% Tinggi

11 Mempertahankan jumlah SMP SBI Sekolah 4 0,00 100,00% Tinggi

Program Pendidikan Menengah

1 Mempertahan Angka Partisipasi Kasar SMA/SMK

% 116,96 121,87 104,20% Tinggi

Mempertahan Angka Partisipasi Murni SMA/SMK

% 79,97 83,67 104,63% Tinggi

2 Meningkatkan kualitas peserta didik dan kelulusan SMA/SMK 96 %

% 96,00 99,84 104,00% Tinggi

3 Meningkatkan jumlah SMA terakreditasi B sebesar 90 %

% 86,00 88,16 102,51% Tinggi

4 Meningkatkan jumlah SMK terakreditasi B sebesar 90 %

% 86,00 71,91 83,62% Tinggi

5 Mempertahankan jumlah sekolah SBI dan RSBI

% 4,00 0,00 100,00% Tinggi

6 Meningkatkan jumlah 11 SMK ber ISO 9001-2008

% 10,00 10,00 100,00% Tinggi

Program Pendidikan Non Formal

1 Mempertahankan Capaian APK Rata-rata

% 114,00 114,79 100,69% Tinggi

2 Meningkatkan jumlah lembaga kursus dan pelatihan bersertifikat sebesar 50 %

% 40,00 30,00 75,00% Tinggi

3 Meningkatkan lulusan program kecakapan hidup bersertifikat kompetensi sebesar 20 %

% 4,00 0,00 0,00% Rendah

Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

1 Persentase guru SD/SDLB berkualifikasi S-1/D-4;

% 88,00 75,65 85,97% Tinggi

2 Persentase guru SMP/SMPLB berkualifikasi S-1/D-4

% 94,00 90,10 95,85% Tinggi

3 Presentase guru SMA/SMK berkualifikasi S-1/D-4 sebesar 90 %

% 90,00 94,42 104,91% Tinggi

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.48

N0 SKPD / INDIKATOR SATU AN

EVALUASI HASIL RKPD TAHUN 2014

TARGET KINERJA

RKPD 2014

REALISASI KINERJA

S/D TW.3 2014

CAPAIAN KINERJA

THD TARGET

RKPD 2014

STATUS S/D

TW.3

1 3 4 5 6 7 8

4 Kualifikasi S-1 80 % Pendidik TK terlatih

% 58,00 60,00 103,45% Tinggi

Kualifikasi Pendidik PAUD Non Formal 70 % terlatih

% 66,00 55,00 83,33% Tinggi

5 Meningkatkan kualitas kepala sekolah dan pengawas SMA/SMK

% 100,00 100,00 100,00% Tinggi

6 Jumlah guru SMA bersertifikat 90 % % 80,00 98,90 123,63% Tinggi

Jumlah guru SMK bersertifikat 90 % % 78,00 98,43 126,19% Tinggi

7 Meningkatkan jumlah SMA melaksananakan e-pembelajaran sebesar 60 %

% 56,00 40,00 71,43% Sedang

8 Meningkatkan jumlah SMK melaksananakan e-pembelajaran sebesar 60 %

% 61,00 50,00 81,97% Tinggi

9 Meningkatkan presentase guru berkualifikasi S-1 88 % dan 98 %

% 87,5 ; 94 91,68 ; 93,49

102,12% Tinggi

10 Meningkatnya guru bersertifikat sebesar 90 %

% 80 ; 90 98,8 ; 98,4

116,42% Tinggi

11 Mempertahankan rasio pendidik dan peserta didik

1:20 1:16 120% Tinggi

Program Manajemen Pelayanan Pendidikan

1 Meningkatnya penyediaan data dan informasi bidang pendidikan

% 85,00 80,00 94,12% Tinggi

1. 02 URUSAN KESEHATAN 88,68%

Program Obat dan Perbekalan Kesehatan

1. Ketersediaan dan pemerataan obat di Puskesmas dan jaringannya

% 100,00 90,00 90,00% Tinggi

Program Upaya Kesehatan Masyarakat

1. Meningkatnya mutu pelayanan puskesmas (ISO)

% 100,00 100,00 100,00% Tinggi

Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan masyarakat

1. Rumah tangga sehat % 100,00 90,90 90,90% Tinggi

Program Perbaikan Gizi Masyarakat

1. Balita yg naik berat badannya % 100,00 89,83 89,83% Tinggi

Program Pengembangan Lingkungan Sehat

1. Angka kesakitan diare per 1000 pendudu

k

< 21 17,02 100,00% Tinggi

Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.49

N0 SKPD / INDIKATOR SATU AN

EVALUASI HASIL RKPD TAHUN 2014

TARGET KINERJA

RKPD 2014

REALISASI KINERJA

S/D TW.3 2014

CAPAIAN KINERJA

THD TARGET

RKPD 2014

STATUS S/D

TW.3

1 3 4 5 6 7 8

1. Angka kesakitan, kematian dan kecacatan yang disebabkan oleha penyakit menular dan tidak menular

- Angka kematian DBD /10.000 pendudu

k

<1,5 1,80 80,00% Tinggi

- Angka kematian diare /10.000 pendudu

k

<1 0,00 100,00% Tinggi

- Angka kesakitan pnemoni balita /10.000 balita

290 193 133,45% Tinggi

- Prevalensi HIV-AIDS /10.000 pendudu

k

<2 0,60 100,00% Tinggi

Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan

1. Meningkatnya penerapan standar pelayanan publik di bidang kesehatan

% 100,00 100,00 100,00% Tinggi

Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/puskesmas pembantu

1 Pemenuhan kebutuhan sarana dan prasaana pelayanan puskesmas sesuai standar pelayanan Puskesmas

% 100,00 75,00 75,00% Tinggi

Program peningkatan pelayanan kesehatan anak balita

1. Pelayanan kesehatan bayi % 100,00 73,13 73,13% Sedang

2. Pelayanan kesehatan balita % 100,00 74,40 74,40% Sedang

Program peningkatan pelayanan kesehatan lansia

1. Kualitas Pelayanan kesehatan lansia % 100,00 69,12 69,12% Sedang

Program pengawasan dan pengendalian kesehatan makanan

1. Jaminan keamanan peredaran obat dan makanan

% 100,00 85,00 85,00% Tinggi

Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak

1. Pelayanan kesehatan ibu hamil Persalinan oleh tenaga kesehatan

% 100,00 64,04 64,04% Sedang

` Program Informasi Kesehatan

1. Ketersediaan data dan informasi bidang kesehatan akurat dan tepat waktu

% 100,00 64,48 64,48% Sedang

Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit

1 Meningkatkan sarana prasarana pelayanan 70 %

% 68,00 65,00 95,59% Tinggi

Program Peningkatan Pelayanan Rumah Sakit BLU

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.50

N0 SKPD / INDIKATOR SATU AN

EVALUASI HASIL RKPD TAHUN 2014

TARGET KINERJA

RKPD 2014

REALISASI KINERJA

S/D TW.3 2014

CAPAIAN KINERJA

THD TARGET

RKPD 2014

STATUS S/D

TW.3

1 3 4 5 6 7 8

1 Terselenggaranya pelayanan Rumah Sakit

% 100,00 100,00 100,00% Tinggi

1. 03 URUSAN PEKERJAAN UMUM

Program Pembangunan Jalan dan Jembatan

1. Tingkat kapasitas jalan, frekuensi pemanfaatan jalan dan waktu pelayanan jalan dalam kota

% 22,00 21,00 95,45% Tinggi

Program rehabilitasi/pemeliharaan Jalan & Jembatan

1. Jumlah prasarana jalan dan jembatan yang terpelihara secara mantap dan berfungsi

% 21,00 19,00 90,48% Tinggi

Program Pembangunan sistem informasi/data base jalan dan jembatan

1. Tingkat ketersediaan data dan informasi jalan dan jembatan

% 20,00 20,00 100,00% Tinggi

Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan

1. Ketersediaan sarana dan prasarana kebinamargaan yang berfungsi dan terpelihara

% 21,00 20,00 95,24% Tinggi

Program pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh

1. Tingkat pengendalian ruang wilayah strategis dan cepat tumbuh dalam kota

% 20,00 15,00 75,00% Tinggi

Program rehabilitasi/ pemeliharaan infrastruktur kewilayahan

1. Pengelolaan infrastruktur wilayah % 100,00 93,00 93,00% Tinggi

Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya

1. Jumlah prasarana sumberdaya air dan irigasi yang terpelihara dan berfungsi

% 30,00 25,00 83,33% Tinggi

Program Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong

1. Jumlah prasarana sumberdaya air dan irigasi yang terpelihara dan berfungsi

% 11,00 8,00 72,73% Sedang

Program penyediaan dan pengolahan air baku

1. Meningkatnya ketersediaan air baku masyarakat

% 6,00 6,00 100,00% Tinggi

Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.51

N0 SKPD / INDIKATOR SATU AN

EVALUASI HASIL RKPD TAHUN 2014

TARGET KINERJA

RKPD 2014

REALISASI KINERJA

S/D TW.3 2014

CAPAIAN KINERJA

THD TARGET

RKPD 2014

STATUS S/D

TW.3

1 3 4 5 6 7 8

limbah

1. Meningkatnya sanitasi lingkungan masyarakat

% 4,00 3,00 75,00% Tinggi

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Drainaase

1. Operasional peralatan Drainase unit 7 6 85,71% Tinggi

Program pengendalian banjir

1. Berkurangnya tinggi air rob dan banjir pada elevasi minimal 70 msl

% 34,00 22,50 66,18% Sedang

Program Penerangan Jalan Umum

1. Jumlah LPJU baru yang terpasang titik 4.977 1.695 34,06% Rendah

2. Jumlah LPJU terpasang dan terpelihara

titik 558 23.109 4141,40% Tinggi

Program Pengelolaan Reklame

1. Jumlah titik reklame yang tertata dan terpelihara dengan baik

titik 915 940 102,73% Tinggi

Program inspeksi kondisi jalan dan jembatan

1. 04 URUSAN PERUMAHAN

Program Pengembangan Perumahan

1. Tingkat ketersediaan (jumlah) fasilitas perumahan sederhana bagi masyarakat miskin

% 100,00 78,00 78,00% Tinggi

2. Rehab rumah miskin rumah 200 256 128,00% Tinggi

Program Lingkungan Sehat Perumahan

1. Jumlah pembangunan kawasan permukiman kumuh

% 9,00 6,00 66,67% Sedang

Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan

1. Tingkat partisipasi masyarakat dalam pelestarian lingkungan permukiman

% 8,00 6,00 75,00% Tinggi

Program peningkatan kesiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran

1. Tingkat kinerja pelayanan penanggulangan bencana kebakaran

% 5,00 4,00 80,00% Tinggi

Program pengelolaan areal pemakaman

1. Jumlah TPU yang berfungsi & terkelola dengan baik

% 20,00 18,50 92,50% Tinggi

Program Pengembangan Teknologi & Konstruksi

1. Jumlah Rumah/Gedung yang terbangunan sesuai standar konstruksi

gedung 3 1 33,33% Rendah

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.52

N0 SKPD / INDIKATOR SATU AN

EVALUASI HASIL RKPD TAHUN 2014

TARGET KINERJA

RKPD 2014

REALISASI KINERJA

S/D TW.3 2014

CAPAIAN KINERJA

THD TARGET

RKPD 2014

STATUS S/D

TW.3

1 3 4 5 6 7 8

2. Terbangunnya Gedung Kantor Diklat, Kantor Kec. Genuk, Kant. Kec. Gunungpati, Gedung Arsip, Gedung Satpol PP

gedung 1 1 100,00% Tinggi

1. 05 URUSAN PENATAAN RUANG

Program Perencanaan Tata Ruang

1 Tingkat ketersediaan pranata tata ruang kota dan kawasan-kawasan khusus kota

% 100,00 60,00 60,00% Sedang

2 Kelestarian kawasan kota lama % 100,00 75,00 75,00% Tinggi

Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang

1. Tingkat kesesuaian pemanfaatan ruang kota dan tingkat konflik pemanfaatan peruntukan lahan

% 100,00 75,00 75,00% Tinggi

1. 06 URUSAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Program Pengembangan data/informasi

1. Tingkat ketersediaan data dan informasi untuk perencanaan dan pengendalian pembangunan kota, baik dari segi jumlah, jenis maupun akurasinya

% 90,00 87,50 97,22% Tinggi

Program Kerjasama Pembangunan

1. Tingkat kemantapan kerjasama pembangunan dengan domain pemerintah daerah, swasta dan masyarakat

% 100,00 95,00 95,00% Tinggi

Program Perencanaan Pengembangan Kota-kota menengah dan besar

1. Ketersediaan pranata perencanaan pembangunan dan pengembangan fasilitas kota

dokumen

3 3 100,00% Tinggi

Program peningkatan kapasitas kelembagaan perencanaan pembangunan daerah

1. Kapasitas kelembagaan dan personil perencana pembangunan daerah kota

% 100,00 80,50 80,50% Tinggi

Program perencanaan pembangunan daerah

1. Tingkat partisipasi komponen masyarakat dalam proses

% 100,00 100,00 100,00% Tinggi

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.53

N0 SKPD / INDIKATOR SATU AN

EVALUASI HASIL RKPD TAHUN 2014

TARGET KINERJA

RKPD 2014

REALISASI KINERJA

S/D TW.3 2014

CAPAIAN KINERJA

THD TARGET

RKPD 2014

STATUS S/D

TW.3

1 3 4 5 6 7 8

perencanaan pembangunan daerah

Program perencanaan pembangunan ekonomi

1. Tingkat ketersediaan pranata perencanaan program pembangunan ekonomi

dokumen

2 2 100,00% Tinggi

Program perencanaan sosial budaya

1. Tingkat ketersediaan pranata perencanaan program pembangunan Sosial dan Budaya

dokumen

5 8 160,00% Tinggi

Program perencanaan prasarana wilayah dan sumber daya alam

1. Tingkat ketersediaan pranata perencanaan program pembangunan prasarana wilayah dan sumber daya alam

dokumen

5 0 0,00% Rendah

1. 07 URUSAN PERHUBUNGAN

Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan

1. Tingkat ketersediaan aturan bidang perhubungan

Perda 0 0 100,00% Tinggi

2. Tingkat fasilitas perhubungan terpantau

% 100,00 75,00 75,00% Tinggi

Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana & Fasilitas LLAJ

1. Meningkatnya jumlah penumpang di terminal

penumpang

4.166.294 3.079.104 73,91% Sedang

Program peningkatan pelayanan angkutan

1. Pelayanan angkutan umum massal (BRT)

koridor 3 3 100,00% Tinggi

2. Tingkat pelanggaran angkutan umum di jalan rata-rata 10% per tahun

% 10,00 10,00 100,00% Tinggi

3. Tingkat Ketersediaan titik parkir on street

titik 1.369 1.127 117,68% Tinggi

4. Tingkat ketersediaan lokasi parkir off street

Lokasi 200 203 101,50% Tinggi

Program pengendalian dan pengamanan lalu lintas

1. Tingkat Ruas jalan /Simpul rawan kemacetan lalu lintas

% 7 12,00 28,57% Rendah

Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan

1. Tingkat ketersediaan pemberhentian akhir angkutan penumpang umum

lokasi 5 2 40,00% Rendah

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.54

N0 SKPD / INDIKATOR SATU AN

EVALUASI HASIL RKPD TAHUN 2014

TARGET KINERJA

RKPD 2014

REALISASI KINERJA

S/D TW.3 2014

CAPAIAN KINERJA

THD TARGET

RKPD 2014

STATUS S/D

TW.3

1 3 4 5 6 7 8

2. Tingkat ketersediaan prasarana penunjang BRT

% 100,00 100,00 100,00% Tinggi

Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor

1. Tingkat kendaraan lulus uji laik jalan unit 73.318 63.750 86,95% Tinggi

Program Pengembangan Jaringan Komunikasi dan Informatika

1. Tertatanya Pembangunan Tower telekomunikasi dan informatika yang tertib dan teratur

% 100,00 100,00 100,00% Tinggi

1. 08 URUSAN LINGKUNGAN HIDUP

Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan

1. Tingkat luasan areal pelayanan persampahan kota

% 85,00 84,00 98,82% Tinggi

2. Tingkat cakupan pelayanan persampahan Wilayah

Kelurahan

177 132 74,58% Sedang

3 Tingkat cakupan pelayanan persampahan Wilayah

Kelurahan

177 177 100,00% Tinggi

Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

1 Pranata kebijakan pengelolaan persampahan

Pranata 0 1 100,00% Tinggi

2 Cakupan pelayanan K3 Wilayah Kecamatan

Titik Pantau

149 149 100,00% Tinggi

3 Tingkat pencemaran lingkungan hidup perkotaan

% 22,00 12,00 54,55% Sedang

Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam

1. Tingkat efektivitas upaya perlindungan dan konservasi sumber daya alam

Ha 76,00 41,00 146,05% Tinggi

Program Rehabilitasi & Pemulihan Cadangan SDA

1. Terwujudnya perencanaan dan penyusunan program pembangunan pengendalian SDA dan LH yang berkelanjutan dan akuntabel

dokumen

perencanaan

2 2 100,00% Tinggi

Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

1. Tingkat aksesbilitas informasi SDA dan LH

Kec 16 16 100,00% Tinggi

Program Peningkatan Pengendalian Polusi

1. Tingkat kualitas pencemaran udara perkotaan

Kendaraan /

500 750 150,00% Tinggi

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.55

N0 SKPD / INDIKATOR SATU AN

EVALUASI HASIL RKPD TAHUN 2014

TARGET KINERJA

RKPD 2014

REALISASI KINERJA

S/D TW.3 2014

CAPAIAN KINERJA

THD TARGET

RKPD 2014

STATUS S/D

TW.3

1 3 4 5 6 7 8

tahun

Program Pengelolaan dan rehabilitasi ekosistem pesisir dan laut

1. Cakupan wilayah rehabilitasi ekosistem pesisir/pantai

% 70,00 60,00 85,71% Tinggi

Program Pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH)

1. Terbangunnya dan rehabilitasi Taman Kota

Unit 8 3 37,50% Rendah

1. 09 URUSAN PERTANAHAN

Program Penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah

1. Tersedianya data pertanahan yg valid % 20,00 6,77 33,85% Rendah

1.10 URUSAN KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL

Program Penataan Administrasi Kependudukan

1. Rasio Penduduk ber KTP % 89,00 96,00 107,87% Tinggi

2. Rasio Bayi berakte kelahiran % 100,00 88,11 88,11% Tinggi

3. Rasio Pasangan berakte nikah % 100,00 84,99 84,99% Tinggi

4. Rasio keluarga ber KK % 100,00 100,00 100,00% Tinggi

5. Rasio Penduduk ber Akte Kelahiran/1000 kk

% 89,00 67,00 75,28% Tinggi

6. Rasio penduduk ber NIK % 84,00 100,00 119,05% Tinggi

7. Rasio pasangan cerai ber Akta Perceraian

% 100,00 67,00 67,00% Sedang

8. Rasio penduduk meninggal berakta kematian

% 100,00 20,00 20,00% Rendah

9. Tersedianya pranata dalam peningkatan kesadaran masyarakat dalam tertib administrasi kependudukan

% 100,00 100,00 100,00% Tinggi

10 Tersedianya pranata dalam peningkatan kesadaran masyarakat dalam tertib administrasi kependudukan

% 100,00 75,00 75,00% Tinggi

1. 11 URUSAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

Program keserasian kebijakan peningkatan kualitas Anak dan

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.56

N0 SKPD / INDIKATOR SATU AN

EVALUASI HASIL RKPD TAHUN 2014

TARGET KINERJA

RKPD 2014

REALISASI KINERJA

S/D TW.3 2014

CAPAIAN KINERJA

THD TARGET

RKPD 2014

STATUS S/D

TW.3

1 3 4 5 6 7 8

Perempuan

1 Meningkatnya komitmen pemerintah terhadap anggaran responsif gender

% 35,00 37,00 105,71% Tinggi

Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak

a)meningkatnya kapasitas kelembagaan organisasi perempuan dan anak ; b) terwujudnya sinkronisasi program kegiatan organisasi yang responsif gender

% 30,00 43,00 143,33% Tinggi

Program Peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan

1 peningkatan peran gender dilembaga pemerintah dan swasta

% 35,00 63,50 181,43% Tinggi

Program Peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan

1 menurunkan angka KDRT & Anak % 30,00 51,30 171,00% Tinggi

1. 12 URUSAN KB DAN KELUARGA SEJAHTERA

Program Keluarga Berencana

1. Pengendalian angka kelahiran (TFR) - 2,37 2,16 108,86% Tinggi

Program Kesehatan Reproduksi Remaja

1. Jumlah PUS dibwah 20 th. % 0,45 0,06 186,67% Tinggi

Program Pelayanan kontrasepsi

1. Peserta KB dari PUS unmet need/menurunnya PUS Unmet need

PA : % 75,62 76,41 101,04% Tinggi

Program Pembinaan Peran Serta Masyarakat dalam Pelayanan KB/KR yang Mandiri

1. Jejaring / kemitraan peduli KB (PPKBD Mandiri)

PPKBD % 87,00 86,44 99,36% Tinggi

Sub PPKBD % 46,00 47,98 104,30% Tinggi

Program pengembangan pusat pelayanan informasi dan konseling KRR

1. Jumlah PIK Remaja per jumlah kelurahan

PIK KRR 53 61 115,09% Tinggi

Program peningkatan penanggulangan narkoba, PMS termasuk HIV/ AIDS

1. Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam memahami bahaya lahgun dan

% 100,00 100,00 100,00% Tinggi

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.57

N0 SKPD / INDIKATOR SATU AN

EVALUASI HASIL RKPD TAHUN 2014

TARGET KINERJA

RKPD 2014

REALISASI KINERJA

S/D TW.3 2014

CAPAIAN KINERJA

THD TARGET

RKPD 2014

STATUS S/D

TW.3

1 3 4 5 6 7 8

peredaran narkoba

Program penyiapan tenaga pendamping kelompok bina keluarga

1. Kelompok aktif BK

BKB % 94,00 99,67 106,03% Tinggi

BKR % 93,00 100,00 107,53% Tinggi

BKL % 93,00 99,00 106,45% Tinggi

1. 13 URUSAN SOSIAL

Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah

1. Persentase jumlah faktor miskin yang tertangani dihadapkan dengan jumlah fakir miskin yang ada =n/51.300)*100%; Persentase peningkatan jumlah PMKS yang tertangani dibandingkan dengan PMKS yang ada a/4792)*100%

% 15,8 7,99 50,57% Sedang

Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial

1. % (prosentase) peningkatan penanganan, pelayanan dan rehabilitasi Kesejateraan Sosial yang ditangani

% 59,32 33,00 55,63% Sedang

Program pembinaan anak terlantar

1. % (prosentase) jumlah anak terlantar yang terbina dihadapkan dengan jumlah anak terlantar yang ada

% 48,66 45,00 92,48% Tinggi

Program pembinaan para penyandang cacat dan trauma

1. persentase jumlah penyandang cacat dan trauma yang terbina dihadapkan dengan jumlah penyandang cacat dan trauma yang ada

% 24,36 30,00 123,15% Tinggi

Program pembinaan panti asuhan/ panti jompo

1. jumlah sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo, panti rehabilitasi, rumah singgah dll yang terdapat di suatu daerah

Unit panti

132 132 100,00% Tinggi

Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial

1. Peningkatan jumlah Kelembagaan Kesejahteraan Sosial yang tertangani

Organsasi

2.278 1950 85,60% Tinggi

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.58

N0 SKPD / INDIKATOR SATU AN

EVALUASI HASIL RKPD TAHUN 2014

TARGET KINERJA

RKPD 2014

REALISASI KINERJA

S/D TW.3 2014

CAPAIAN KINERJA

THD TARGET

RKPD 2014

STATUS S/D

TW.3

1 3 4 5 6 7 8

dengan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial yang

2. Jumlah Lembaga kesejahteraan sosial yang turut berpartisipasi dalam penyelenggaraan pembangunan

% 100,00 65,00 65,00% Sedang

3 Jumlah Lembaga kesejahteraan sosial yang turut berpartisipasi dalam penyelenggaraan pembangunan

% 100,00 70,00 70,00% Sedang

Program peningkatan kesiagaan dan pencegahan Bencana

1. Tingkat kesiapsiagaan penanggulangan bencana alam

% 5,00 5,00 100,00% Tinggi

1. 14 URUSAN KETENAGAKERJAAN

Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja

1. Meningkatnya ketrampilan tenaga kerja 2.310 orang

orang 500 289 57,80% Sedang

2. Meningkatnya kompetensi tenaga kepelatihan 25%

% 5,00 4,00 80,00% Tinggi

3 Ketersediaan pranata pengelolaan DBHCHT dalam upaya peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja

% 100,00 100,00 100,00% Tinggi

Program Peningkatan Kesempatan Kerja

1. Tingkat pengangguran terbuka % 12,70 10,07 120,71% Tinggi

2. Meningkatnya Tingkat Partisipasi angkatan kerja sebesar 66,71%

% 66,38 53,90 81,20% Tinggi

3. Angka partisipasi kerja 63,51% % 63,25 60,10 95,02% Tinggi

4. Penempatan pencari kerja sebanyak 49.050 orang

orang 10.250 12.280 119,80% Tinggi

Program Perlindungan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan

1. Meningkatnya jumlah perusahaan yang menerapkan K3 sebanyak 570 perusahaan (45,8 %)

perusahaan

502 451 89,84% Tinggi

2. Menurunnya angka perselisihan hubungan industrial PHI/PHK/Unjuk rasa 2 % per tahun

kasus 231 57 175,32% Tinggi

1. 15 URUSAN KOPERASI DAN UKM

Program penciptaan iklim Usaha Kecil Menengah yang kondusif

1. Mempertahankan Koperasi aktif 75 % % 100,00 105,69 105,69% Tinggi

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.59

N0 SKPD / INDIKATOR SATU AN

EVALUASI HASIL RKPD TAHUN 2014

TARGET KINERJA

RKPD 2014

REALISASI KINERJA

S/D TW.3 2014

CAPAIAN KINERJA

THD TARGET

RKPD 2014

STATUS S/D

TW.3

1 3 4 5 6 7 8

Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah

1. Meningkatnya jumlah UMKM 10% % 2,00 1,60 80,00% Tinggi

Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah

1. Jumlah penyerapan tenaga kerja pada sektor UMKM meningkat 2% per tahun

% 2,00 3,55 177,50% Tinggi

2. Meningkatkan akses pembiayaan Koperasi dan UMKM 25 % penguatan kelembagaan KSP/USP dan LKM

% 5,00 3,42 68,40% Sedang

Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi

1. Meningkatnya peringkat kesehatan koperasi 55 % dari Koperasi aktif

% 50,00 42,34 84,68% Tinggi

1. 16 URUSAN PENANAMAN MODAL

Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi

1. Jumlah dan nilai penanaman modal daerah

% 8,00 98,71 1233,88% Tinggi

2. Ketersediaan pranata Penyertaan Modal PDAM Kota Semarang

% 100,00 80,00 80,00% Tinggi

Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi

1. Tingkat daya tarik investasi dalam bentuk jumlah pelaku investasi pembangunan daerah

% 8,00 58,62 732,75% Tinggi

2. Jumlah Tenaga kerja yang terserap orang 15.429 21.613 140,08% Tinggi

Program Penyiapan potensi sumberdaya, sarana dan prasarana daerah

1. Ketersediaan pranata investasi % 100,00 75,00 75,00% Tinggi

1. 17 URUSAN KEBUDAYAAN

Program Pengembangan Nilai Budaya

1. Meningkatkan kegiatan pelestarian kekayaan budaya sebesar 10 % per tahun

kegiatan 3 4 133,33% Tinggi

Program Pengelolaan Kekayaan Budaya

1. Meningkatkan kegiatan pelestarian kekayaan budaya sebesar 10 % per

kegiatan 3 5 166,67% Tinggi

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.60

N0 SKPD / INDIKATOR SATU AN

EVALUASI HASIL RKPD TAHUN 2014

TARGET KINERJA

RKPD 2014

REALISASI KINERJA

S/D TW.3 2014

CAPAIAN KINERJA

THD TARGET

RKPD 2014

STATUS S/D

TW.3

1 3 4 5 6 7 8

tahun

Program Pengelolaan Keragaman Budaya

1. Meningkatkan kegiatan pelestarian kekayaan budaya sebesar 10 % per tahun

kegiatan 3 7 233,33% Tinggi

Program pengembangan kerjasama pengelolaan kekayaan budaya

1. Meningkatnya kegiatan kerjasama pengelolaan kekayaan seni budaya daerah

kegiatan 3 7 233,33% Tinggi

1. 18 URUSAN PEMUDA DAN OLAHRAGA

Program Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Pemuda

1. % (prosentase) jumlah peserta dihadapkan dengan jumlah anggota organisasi kepemudaan dalam rangka peningkatan peran serta generasi muda dalam pembangunan

% 14,66 25,00 170,53% Tinggi

Program peningkatan peran serta kepemudaan

1. Jumlah Organisasi Kepemudaan Organisasi

47 47 100,00% Tinggi

Program peningkatan upaya penumbuhan kewirausahaan dan kecakapan hidup pemuda

1. % (prosentase) peningkatan fasilitasi/ bantuan Karang Taruna. 2. % (prosentase) peningkatan fasilitasi/bantuan Kepemudaan.

% 3,93 3,50 89,06% Tinggi

Program Pengembangan Kebijakan dan Manajemen Olahraga

1. Jumlah organisasi olahraga=23 organisasi(18 cabang olahraga dan 5 cabang olahraga baru/rekreasi)

Organisasi

23 44 191,30% Tinggi

Program Pembinaan & Pemasyarakatan Olahraga

1. Peningkatan Jumlah Atlet yang dibina, jumlah Medali yang diperoleh

Orang 43 37 86,05% Tinggi

2. Jumlah medali yang diperoleh % (medali) dibandi

ng cabng

olahraga yg

dipertan

52,00 13 25,00% Rendah

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.61

N0 SKPD / INDIKATOR SATU AN

EVALUASI HASIL RKPD TAHUN 2014

TARGET KINERJA

RKPD 2014

REALISASI KINERJA

S/D TW.3 2014

CAPAIAN KINERJA

THD TARGET

RKPD 2014

STATUS S/D

TW.3

1 3 4 5 6 7 8

dingkan

Program Peningkatan Sarana & Prasarana Olahraga

1. % (prosentase) Peningkatan jumlah pembangunan sarana olahraga di kota per 10000 penduduk

% 14,70 11,00 74,83% Sedang

1. 19 URUSAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DALAM NEGERI

Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan

1. Tingkat gangguan terhadap keamanan dan kenyamanan lingkungan

% 5,00 2,52 50,40% Sedang

Program pengembangan wawasan kebangsaan

1. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam menjaga persatuan dan kesatuan

% 100,00 100,00 100,00% Tinggi

2. Tingkat partisipasi masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

% 100,00 100,00 100,00% Tinggi

Program pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan

1. Menurunnya Jumlah kejadian terkait ketertiban dan keamanan

% 5,00 2,00 40,00% Rendah

2. Menurunnya jumlah pelanggaraan perda 10 % per tahun

% 10,00 8,57 85,70% Tinggi

Program pendidikan politik masyarakat

1. Tingkat partisipasi masyarakat dalam bidang politik

% 75,00 70,00 93,33% Tinggi

2. Tersedianya Pranata dalam peningkatan kesadaran politik masyarakat

% 100,00 74,40 74,40% Sedang

Program Hari Anti Narkoba Internasional

1. Meningkatnya kesadarn masyarakat dalam memahami bahaya lahgun dan peredaran narkoba

( orang) 100 150 150,00% Tinggi

1. 20 URUSAN OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.62

N0 SKPD / INDIKATOR SATU AN

EVALUASI HASIL RKPD TAHUN 2014

TARGET KINERJA

RKPD 2014

REALISASI KINERJA

S/D TW.3 2014

CAPAIAN KINERJA

THD TARGET

RKPD 2014

STATUS S/D

TW.3

1 3 4 5 6 7 8

DAERAH, KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN

Program peningkatan kapasitas lembaga perwakilan rakyat daerah

1. Tingkat kinerja lembaga perwakilan rakyat dalam pelaksanaan fungsi legislasi, fungsi anggaran dan fungsi pengawasan (26 perda/32 prolegda)

Perda 28 8 28,57% Rendah

Prolegda

32 32 100,00% Tinggi

Program peningkatan pelayanan kedinasan kepala daerah/ wakil kepala daerah

1. Efektivitas pelaksanaan tugas kedinasan KDH dan Wakil KDH

% 100,00 65,00 65,00% Sedang

Program peningkatan dan Pengembangan pengelolaan keuangan daerah

1. Rasio pendapatan asli daerah terhadap volume pendapatan daerah

% 26,10 36,39 139,43% Tinggi

2. Tertib administrasi keuangan daerah % 100,00 88,00 88,00% Tinggi

3. Akuntabilitas administrasi keuangan daerah

% 100,00 84,00 84,00% Tinggi

4. Terbentuk unit pelayanan pengadaan (ULP) Kota Semarang

% 100,00 100,00 100,00% Tinggi

5. Ketersediaan pranata pelaksanaan pembangunan di Kota Semarang

% 100,00 100,00 100,00% Tinggi

6. Ketersediaan pranata dalam pengelolaan Badan Usaha Milik Daerah

% 100,00 85,00 85,00% Tinggi

Program pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan kabupaten/ kota

1. Tingkat kemampuan/kapasitas aparatur dalam pengelolaan keuangan

% 100,00 84,00 84,00% Tinggi

Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH

1. Tingkat efektivitas pelaksanaan program kerja pengawasan tahunan

% 100,00 80,00 80,00% Tinggi

2. Tingkat penyelesaian kasus yang muncul terkait penyelenggaraan pemerintah

% 100,00 80,00 80,00% Tinggi

3. Menurunnya jumlah kasus pelanggaran oleh aparatur 90 %

% 72,00 64,47 89,54% Tinggi

4. Penyelesaian kasus pelanggaran disiplin 95%

% 95,00 65,68 69,14% Sedang

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.63

N0 SKPD / INDIKATOR SATU AN

EVALUASI HASIL RKPD TAHUN 2014

TARGET KINERJA

RKPD 2014

REALISASI KINERJA

S/D TW.3 2014

CAPAIAN KINERJA

THD TARGET

RKPD 2014

STATUS S/D

TW.3

1 3 4 5 6 7 8

Program Peningkatan Profesionalism tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan

1. Tingkat efektivitas pengawasan fungsional atas penyelenggaraan pemerintahan daerah

% 80 71,09 88,86% Tinggi

Program optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi

1. Tingkat penerapan teknologi informasi dalam penyelenggaraan pemerintahan

% 87,00 85,00 97,70% Tinggi

1. Tingkat ketersediaan dan akurasi data informasi keuangan daerah

% 100,00 84,00 84,00% Tinggi

2. Jumlah Web kota maupun SKPD yang aktif

Website 4 3 75,00% Tinggi

Program Mengintensifkan penanganan pengaduan masyarakat

1. Persentase pengaduan masyarakat yang ditangani

% 100,00 80,00 80,00% Tinggi

Program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah

1. Ketersediaan pranata kerjasama antar pemerintah daerah, antara lembaga / institusi

% 100,00 100,00 100,00% Tinggi

2. Jumlah perjanjian/ kerjasama kemitraan pemerintah kota di berbagai bidang pembangunan

kerja sama

8 2 25,00% Rendah

3. Jumlah kegiatan kerjasama kemitraan pembangunan antara pemerintah kota dengan lembaga/pemerintah daerah (kegiatan/dialog/workshop/pameran/dll)

kegi atan

10 8 80,00% Tinggi

Program Penataan Peraturan Perundang-undangan

1. Jumlah produk hukum yang ditetapkan melalui Perda maupun Perwal

- LD Buku 4.500 3.500 77,78% Tinggi

- BD Buku 2.350 1.900 80,85% Tinggi

2. Jumlah sosialisasi peraturan Perundang-undangan

Jenis 17 14 82,35% Tinggi

3. Tindak lanjut dari peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi

Jenis 5 2 40,00% Rendah

Program Pembinaan dan Peningkatan Organisasi Perangkat

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.64

N0 SKPD / INDIKATOR SATU AN

EVALUASI HASIL RKPD TAHUN 2014

TARGET KINERJA

RKPD 2014

REALISASI KINERJA

S/D TW.3 2014

CAPAIAN KINERJA

THD TARGET

RKPD 2014

STATUS S/D

TW.3

1 3 4 5 6 7 8

Daerah

1. Tersedianya pranata dalam peningkatan organisasi / kelembagaan penyelenggaraan pemerintahan.

% 100,00 85,00 85,00% Tinggi

2. Peningkatan kualitas pelayanan publik melalui tertib administrasi ketatalaksanaan

% 100,00 78,33 78,33% Tinggi

3. Peningkatan program pemacu PAN dan tertib administrasi kepegawaian Setda dan Sekretariat DPRD

% 100,00 68,33 68,33% Sedang

4. Meningkatnya kinerja penyelenggaraan pemerintahan sesuai dengan standar pelayanan

% 90 100,00 111,11% Tinggi

5. Terlaksananya rintisan kelurahan sebagai SKPD 40 kelurahan

kelurahan

10 48 480,00% Tinggi

Program Pengelolaan Aset Daerah

1. Tingkat ketersediaan data aset pemerintah daerah

% 90,00 87,00 96,67% Tinggi

2. Tingkat akurasi hasil inventarisasi aset pemerintah daerah

% 100,00 88,00 88,00% Tinggi

Program peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur

1. Penyelenggaraan Diklat Prajab Gol I, II / III Honorer

% 100,00 0,00 100,00% Tinggi

2. Pengiriman Diklat Pim Tk II dan III dan Diklat Teknis dan Fungsiomal

Orang 56 79 141,07% Tinggi

3. Diklat Prajab Gol I, II dan III Umum Orang 600 0 100,00% Tinggi

4. Meningkatkan kompetensi teknis dan fungsional

Orang 30 60 200,00% Tinggi

Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur

1. Meningkatnya profesionalisme dalam pelaksanaan manajemen kepegawaian sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku secara 90% dalam waktu 5 tahun perencanaan

% 100 78,40 78,40% Tinggi

2. Persentase jumlah aparatur pemerintah kecamatan dan kelurahan yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan teknis

% 85 80,00 94,12% Tinggi

3. Jumlah kelurahan yang berprestasi kelurahan

3 3 100,00% Tinggi

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.65

N0 SKPD / INDIKATOR SATU AN

EVALUASI HASIL RKPD TAHUN 2014

TARGET KINERJA

RKPD 2014

REALISASI KINERJA

S/D TW.3 2014

CAPAIAN KINERJA

THD TARGET

RKPD 2014

STATUS S/D

TW.3

1 3 4 5 6 7 8

1. 21 URUSAN KETAHANAN PANGAN

Program Ketahanan Pangan

1. Ketahanan pangan daerah dan kelancaran distribusi bahan pangan pokok

kg / 1000

penduduk

120.173 161.273 134,20% Tinggi

2. Lumbung pangan masyarakat kelurahan

18 42 233,33% Tinggi

3. Produk pangan /olahan pangan yang memenuhi standar mutu

PIRT 185 191 103,24% Tinggi

Program Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat

1. Kelurahan mandiri pangan kelurahan

12 16 133,33% Tinggi

2. Skor pola pangan harapan 92 91 98,48% Tinggi

3. Kelancaran akses pangan masyarakat miskin

KK 1.800 2.090 116,11% Tinggi

1. 22 URUSAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN KELURAHAN

Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan

1. Tingkat kemampuan lembaga masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan wilayah

Organisasi

4 4 100,00% Tinggi

2. Keberdayaan msy/kader PKK dalam peningkatan Gizi Anak Usia Sekolah bagi Keluarga Kurang mampu

Kel 177 177 100,00% Tinggi

3. Meningkatnya kepedulian dan kesadaran masyarakat dalam penanganan pembangunan wilayah

% 40,00 37,50 93,75% Tinggi

Program pengembangan lembaga ekonomi pedesaan

1. Jumlah kelompok masyarakat yang memanfaatkan TTG sesuai dengan kebutuhan

% 35,00 32,00 91,43% Tinggi

2. Jumlah Posyantek yang aktif / berfungsi Posyantek

13 16 123,08% Tinggi

3. Meningkatnya kerjasama dan akses dalam program pemberdayaan ekonomi masyarakat

% 22,00 20,00 90,91% Tinggi

4. Meningkatkan Jumlah dan Kegiatan usaha ekonomi masyarakat

UPPKS 165 137 83,03% Tinggi

UED-SP 35 46 131,43% Tinggi

Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun kelurahan

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.66

N0 SKPD / INDIKATOR SATU AN

EVALUASI HASIL RKPD TAHUN 2014

TARGET KINERJA

RKPD 2014

REALISASI KINERJA

S/D TW.3 2014

CAPAIAN KINERJA

THD TARGET

RKPD 2014

STATUS S/D

TW.3

1 3 4 5 6 7 8

1 Jumlah swadaya masyarakat dalam mendukung Program TMMD

Tahap 2 2 100,00% Tinggi

2 Jumlah swadaya masyarakat dalam mendukung program pengabdian masyarakat oleh PT (Program KKN)

Kel 34 123 361,76% Tinggi

3 Jumlah lokasi lingkungan Permukiman dan prasarana lingkungan RTM yang terfasilitasi

Lokasi 18 18 100,00% Tinggi

4 Meningkatnya pengetahuan kinerja Pokja Posyandu dalam rangka meningkatnya Gizi kesehatan Ibu dan Anak

% 0,25 0,20 80,00% Tinggi

5. Tingkat partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan

kelura han

177 133 75,14% Tinggi

6. Jumlah Fasilitasi Bantuan Infrastruktur dari pemerintah Lebih Tinggi (APBD Prov dan APBN)

kelura han

177 177 100,00% Tinggi

7. Tingkat partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan

kelurahan

177 177 100,00% Tinggi

kelurahan

percon tohan

16 48 300,00% Tinggi

1. 23 URUSAN STATISTIK

Program pengembangan data/informasi/statistik daerah

1. Tingkat ketersediaan data statistik pembangunan daerah

% 2,00 1,50 75,00% Tinggi

1. 24 URUSAN KEARSIPAN

Program penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah

1. Jumlah dokumen/arsip daerah yang diselamatkan / dipelihara

berkas 4.000 5.322 133,05% Tinggi

Program pemeliharaan rutin / berkala sarana dan prasarana kerasipan

1. Rasio ketersediaan Sarana/prasarana penyimpanan arsip yang berfungsi dan terpelihara

% 60,00 59,73 99,55% Tinggi

Program peningkatan kualitas pelayanan informasi

1. Aksesbilitas/ketersediaan layanan informasi kearsipan

% 50,00 49,25 98,50% Tinggi

Program perbaikan sistem administrasi kearsipan

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.67

N0 SKPD / INDIKATOR SATU AN

EVALUASI HASIL RKPD TAHUN 2014

TARGET KINERJA

RKPD 2014

REALISASI KINERJA

S/D TW.3 2014

CAPAIAN KINERJA

THD TARGET

RKPD 2014

STATUS S/D

TW.3

1 3 4 5 6 7 8

1. Jumlah arsip dengan sistem administrasi yang baik

berkas 6.900 8.637 125,17% Tinggi

1. 25 URUSAN KOMUNIKASI DAN INFORMASI

Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa

1. Jumlah SIM di SKPD yang terbangun SIM 5 1 20,00% Rendah

2. Persentase kebijakan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan yang dipublikasi masyarakat

% 100,00 75,00 75,00% Tinggi

3. Persentase peliputan, dokumentasi dan informasi media penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan

% 100,00 75,00 75,00% Tinggi

Program kerjasama informsi dan media massa

1. Jumlah kegiatan Press release, pantauan berita elektronik, analisa berita surat kabar, pemuatan berita di website dan jumpa pers

kali 225 1.221 542,67% Tinggi

2. Jumlah Dialog interaktif, publikasi, siaran langusng dan sosialsasi di media

kali 115 179 155,65% Tinggi

Program fasilitasi Peningkatan SDM bidang komunikasi dan informasi

1. Meningkatnya aparatur yang mempunyai pengetahuan teknologi dan informasi

% 10 10,00 100,00% Tinggi

1. 26 URUSAN PERPUSTAKAAN

Program pengembangan budaya baca

1. Jumlah peminjam buku % 35,00 34,00 97,14% Tinggi

Program Pembinaan Dan Peningkatan Kapasitas Perpustakaan

1. Jumlah koleksi bahan pustaka dan jumlah pengunjang perpustakaan

% 30,00 28,00 93,33% Tinggi

% 25,00 29,00 116,00% Tinggi

Program Penyelamatan Dan Pelestarian Koleksi Perpustakaan

1. Jumlah Koleksi bahan perpustakaan yang dipelihara

% 50,00 47,00 94,00% Tinggi

2. 01 URUSAN PILIHAN PERTANIAN

Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

1. Tingkat pendapatan petani % 332,00 312,95 94,26% Tinggi

Program Peningkatan Ketahanan Pangan pertanian/perkebunan

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.68

N0 SKPD / INDIKATOR SATU AN

EVALUASI HASIL RKPD TAHUN 2014

TARGET KINERJA

RKPD 2014

REALISASI KINERJA

S/D TW.3 2014

CAPAIAN KINERJA

THD TARGET

RKPD 2014

STATUS S/D

TW.3

1 3 4 5 6 7 8

1. Tingkat ketersedian bahan pangan daerah, khsusunya beras dan konsumsi pangan sumber karbohidrat non beras guna memenuhi kebutuhan pangan masy

% 10,50 10,10 96,19% Tinggi

2. Tersedianya pranata kebijakan pertanahan & infrastruktur pertanian dan pedesaan

RTS 20,00% 15% 75,00% Tinggi

Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan

1. Tingkat daya serap pasar terhadap hasil produksi pertanian/perkebunan daerah

% 99,88 99,86 99,98% Tinggi

Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan

1. Tingkat pemanfaatan teknologi tepat guna dalam menunjang peningkatan hasil produk komoditas hasil pertanian/perkebunan

% 99,51 99,46 99,95% Tinggi

Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan

1. Tingkat produktivitas, kualitas dan hasil produksi pertanian/perkebunan

% 99,01 98,77 99,76% Tinggi

% 100,00 100,00 100,00% Tinggi

Program pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan lapangan

1. Tingkat kinerja tenaga penyuluh pertanian lapangan

% 66,67 64,59 96,88% Tinggi

Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak

1. Angka kesakitan dan kematian ternak akibar penyakit menular

% 2,80 2,98 93,57% Tinggi

Program peningkatan produksi hasil peternakan

1. Tingkat produktivitas, kualitas dan hasil produksi komoditas peternakan

% 95,61 95,26 99,63% Tinggi

2. 02 URUSAN PILIHAN KEHUTANAN

Program rehabilitasi hutan dan lahan

1. Tingkat partisipasi masyarakat terhadap upaya pelestarian penghijauan /lahan

% 2,50 2,50 100,00% Tinggi

2. 03 URUSAN PILIHAN ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL

Program pengawasan dan penertiban kegiatan rakyat yang berpotensi merusak lingkungan

1. Menunnya pemanfaatan Air bawah % 0,33 0,15 45,45% Rendah

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.69

N0 SKPD / INDIKATOR SATU AN

EVALUASI HASIL RKPD TAHUN 2014

TARGET KINERJA

RKPD 2014

REALISASI KINERJA

S/D TW.3 2014

CAPAIAN KINERJA

THD TARGET

RKPD 2014

STATUS S/D

TW.3

1 3 4 5 6 7 8

tanah (ABT)

Program pembinaan dan pengawasan bidang pertambangan

1. Menurunnya jumlah kawasan penambangan galian Golongan C

% 0,25 0,20 80,00% Tinggi

2. 04 URUSAN PILIHAN PARIWISATA

Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata

1. Meningkatnya kunjungan wisata orang 2.061.678 2.675.779 129,79% Tinggi

Program Pengembangan Destinasi Pariwisata

1. Meningkatnya lama tinggal wisatawan asing

hari - - 100% Tinggi

Program Pengembangan Kemitraan Kepariwisataan

1. Tingkat okupansi hotel % - - 100% Tinggi

2. Meningkatnya jumlah destinasi wisata obyek 4 1 25,00% Rendah

3. Jenis dan jumlah rumah makan/restoran dan kawasan kuliner

lokasi 220 322 146,36% Tinggi

4. Jenis dan jumlah pelaku usaha pariwisata

pelaku 512 948 185,16% Tinggi

2. 05 URUSAN PILIHAN KELAUTAN PERIKANAN

Program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir

1. Cakupan bina kelompok pelaku perikanan dan kelautan 20% per tahun

kelompok

124 308 248,39% Tinggi

Program Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Kelautan

1. Jumlah Kelompok pelestari lingkungan kelompok

1 1 100,00% Tinggi

Program pengembangan budidaya perikanan

1. Meningkatkan produksi perikanan budidaya 15% per tahun

ton 733,70 1.238,39 168,79% Tinggi

Program pengembangan perikanan tangkap

1. Meningkatkan produksi perikanan tangkap 5% per tahun

ton 416,4 720,43 173,01% Tinggi

Program pengembangan sistem penyuluhan perikanan

1. Meningkatkat Pengetahuan masyarakat % 3,00 2,45 81,67% Tinggi

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.70

N0 SKPD / INDIKATOR SATU AN

EVALUASI HASIL RKPD TAHUN 2014

TARGET KINERJA

RKPD 2014

REALISASI KINERJA

S/D TW.3 2014

CAPAIAN KINERJA

THD TARGET

RKPD 2014

STATUS S/D

TW.3

1 3 4 5 6 7 8

perikanan dan masyarakat konsumsi ikan

Program optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan

1. Meningkatkan produksi ikan olahan 3 % per tahun

ton 12.614,00 11.200,45 88,79% Tinggi

2. Meningkatkan Konsumsi ikan 3 % per tahun

kg/kapita

25,93 19,49 75,16% Tinggi

2. 06 URUSAN PILIHAN PERDAGANGAN

Program Perlindungan Konsumen dan pengamanan perdagangan

1. Meningkatnya kesadaran pelaku usaha dan konsumen dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa 100 %

pelaku usaha

160 178 111,25% Tinggi

2. Jumlah penanganan barang/produk beredar dipasar tidak sesuai standar yang ditentukan

% 100,00 95,00 95,00% Tinggi

3. Jumlah kasus/kejadian yang diakibatkan oleh pemakaian produk/barang yang tidak sesuai dengan standar yang ditentukan (LPG, dll)

% kasus 10 0,00 200,00% Tinggi

Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor

1. Transaksi dan distribusi komoditas ekspor non migas 5% pertahun

US $ (5%) 1.076.026

.487,31

753.056.846

69,98% Sedang

Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negri

1. Stabilitas harga kebutuhan pokok dan jasa yang terjangkau oleh masyarakat 100%

pasar modern

1 1 100,00% Tinggi

2. Stabilitas harga kebutuhan pokok dan jasa yang terjangkau oleh masyarakat 100%

% 10,00 4,70 153,00% Tinggi

3. Jumlah kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat (bazar, pasar murah, dll)

% 100,00 100,00 100,00% Tinggi

Program Pembinaan pedagang kaki lima & asongan

1. Membina dan menata PKL 100% % 20,00 15,00 75,00% Tinggi

2. Jumlah Pedagang kaki lima yg dibina & memiliki kemandirian dalam usaha

% 100,00 75,00 75,00% Tinggi

2. 07 URUSAN PILIHAN PERINDUSTRIAN

Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.71

N0 SKPD / INDIKATOR SATU AN

EVALUASI HASIL RKPD TAHUN 2014

TARGET KINERJA

RKPD 2014

REALISASI KINERJA

S/D TW.3 2014

CAPAIAN KINERJA

THD TARGET

RKPD 2014

STATUS S/D

TW.3

1 3 4 5 6 7 8

1. Persentase industri kreatif terutama industri kecil/home industri

IKM 296 571 192,91% Tinggi

2. Jumlah cluster baru industri kecil dan menengah

buah 8 5 62,50% Sedang

Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri

1. Produksi dan transaksi penjualan IKM % 3,00 3,00 100,00% Tinggi

Program Penataan Struktur Industri

1. Peningkatan penataan struktur IKM % 3,00 3,00 100,00% Tinggi

Program Pengembangan sentra-sentra industri potensial

1. Penataan kawasan sentra-sentra industri potensial

sentra 16 14 87,50% Tinggi

Capaian Indikator Kinerja Program

Tabel 2.38

Evaluasi Pencapaian Target RPJMD 2010-2015 pada Triwulan ke-3 Tahun

2014 di Masing-masing Urusan SKPD

NO SKPD / INDIKATOR SATUAN

EVALUASI HASIL RPJMD TAHUN 2010-2015

TARGET KINERJA TAHUN AKHIR 2015

REALISASI KINERJA

s/d TW.3 TH.2014

CAPAIAN KINERJA THD

TARGET RPJMD 2010-

2015

STATUS s/d 2014 TW.3

1 2 3 4 5 6 7

1. 01 URUSAN PENDIDIKAN

Program Pendidikan Anak Usia Dini

1 Meningkatkan APK PAUD sebesar 84 %

% 100,00 65,85 65,85% Akan Tercapai

2 Penerapan sistem Pembelajaran berkarakter

% 100,00 80,00 80,00% Tercapai

Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

1 Mempertahan Angka Partisipasi Kasar SD

% 100,00 107,35 107,35% Tercapai

Mempertahan Angka Partisipasi Murni SD

% 100,00 91,90 91,90% Tercapai

2 Mempertahan Angka Partisipasi Kasar SMP

% 100,00 116,43 116,43% Tercapai

Mempertahan Angka Partisipasi Murni SMP

% 100,00 80,21 80,21% Tercapai

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.72

NO SKPD / INDIKATOR SATUAN

EVALUASI HASIL RPJMD TAHUN 2010-2015

TARGET KINERJA TAHUN AKHIR 2015

REALISASI KINERJA

s/d TW.3 TH.2014

CAPAIAN KINERJA THD

TARGET RPJMD 2010-

2015

STATUS s/d 2014 TW.3

1 2 3 4 5 6 7

3 Meningkatkan kualitas peserta didik dan kelulusan SD 99,99 %

% 100,00 99,99 99,99% Tercapai

Meningkatkan kualitas peserta didik dan kelulusan SMP 94 %

% 100,00 94,00 94,00% Tercapai

4 Meningkatkan kualitas ruang kelas SD

Ruang Kelas

351 210 59,83% Perlu Upaya Keras

5 Meningkatkan kualitas ruang kelas SMP

Ruang Kelas

108 599 554,63% Tercapai

6 Capaian 40 % SD pelaksanaan e-pembelajaran

% 40,00 32,00 80,00% Tercapai

7 Capaian 60 % pelaksanaan e-pembelajaran

% 60,00 53,33 88,88% Tercapai

8 Meningkatkan jumlah sekolah terakreditasi 95 %

% 95,00 93,39 98,31% Tercapai

9 Meningkatkan 90 % SD dan SMP terakreditasi minimal B

% 90,00 88,93 98,81% Tercapai

10 Mempertahankan jumlah SD SBI Sekolah

1 0 100,00% Tercapai

11 Mempertahankan jumlah SMP SBI

Sekolah

4 0 100,00% Tercapai

Program Pendidikan Menengah

1 Mempertahan Angka Partisipasi Kasar SMA/SMK

% 116,96 121,87 104,20% Tercapai

Mempertahan Angka Partisipasi Murni SMA/SMK

% 79,97 83,67 104,63% Tercapai

2 Meningkatkan kualitas peserta didik dan kelulusan SMA/SMK 96 %

% 96,00 99,84 104,00% Tercapai

3 Meningkatkan jumlah SMA terakreditasi B sebesar 90 %

% 90,00 88,16 97,96% Tercapai

4 Meningkatkan jumlah SMK terakreditasi B sebesar 90 %

% 90,00 71,91 79,90% Akan Tercapai

5 Mempertahankan jumlah sekolah SBI dan RSBI

% 4,00 0,00 100,00% Tercapai

6 Meningkatkan jumlah 11 SMK ber ISO 9001-2008

% 11,00 10,00 90,91% Tercapai

Program Pendidikan Non Formal

1 Mempertahankan Capaian APK Rata-rata

% 114,00 114,79 100,69% Tercapai

2 Meningkatkan jumlah lembaga kursus dan pelatihan bersertifikat sebesar 50 %

% 50,00 30,00 60,00% Akan Tercapai

3 Meningkatkan lulusan program kecakapan hidup bersertifikat kompetensi sebesar 20 %

% 20,00 18,00 90,00% Tercapai

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.73

NO SKPD / INDIKATOR SATUAN

EVALUASI HASIL RPJMD TAHUN 2010-2015

TARGET KINERJA TAHUN AKHIR 2015

REALISASI KINERJA

s/d TW.3 TH.2014

CAPAIAN KINERJA THD

TARGET RPJMD 2010-

2015

STATUS s/d 2014 TW.3

1 2 3 4 5 6 7

Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

1 Persentase guru SD/SDLB berkualifikasi S-1/D-4;

% 89,00 75,65 85,00% Tercapai

2 Persentase guru SMP/SMPLB berkualifikasi S-1/D-4

% 97,00 90,10 92,89% Tercapai

3 Presentase guru SMA/SMK berkualifikasi S-1/D-4 sebesar 90 %

% 90,00 94,42 104,91% Tercapai

4 Kualifikasi S-1 80 % Pendidik TK terlatih

% 60 60,00 100,00% Tercapai

Kualifikasi Pendidik PAUD Non Formal 70 % terlatih

% 70 55,00 78,57% Akan Tercapai

5 Meningkatkan kualitas kepala sekolah dan pengawas SMA/SMK

% 100,00 80,00 80,00% Tercapai

6 Jumlah guru SMA bersertifikat 90 %

% 90,00 98,90 109,89% Tercapai

Jumlah guru SMK bersertifikat 90 %

% 90,00 98,43 109,37% Tercapai

7 Meningkatkan jumlah SMA melaksananakan e-pembelajaran sebesar 60 %

% 60,00 40,00 66,67% Akan Tercapai

8 Meningkatkan jumlah SMK melaksananakan e-pembelajaran sebesar 60 %

% 65,00 50,00 76,92% Akan Tercapai

9 Meningkatkan presentase guru berkualifikasi S-1 88 % dan 98 %

% 88 ; 98 91,68 ; 93,49

99,79% Tercapai

10 Meningkatnya guru bersertifikat sebesar 90 %

% 80 ; 90 98,8 ; 98,4

116,42% Tercapai

11 Mempertahankan rasio pendidik dan peserta didik

1:20 1:16 120% Tercapai

Program Manajemen Pelayanan Pendidikan

1 Meningkatnya penyediaan data dan informasi bidang pendidikan

% 90,00 80,00 88,89% Tercapai

1. 02 URUSAN KESEHATAN 85,91%

Program Obat dan Perbekalan Kesehatan

1. Ketersediaan dan pemerataan obat di Puskesmas dan jaringannya

% 100,00 78,00 78,00% Akan Tercapai

Program Upaya Kesehatan Masyarakat

1. Meningkatnya mutu pelayanan puskesmas (ISO)

% 100,00 100,00 100,00% Tercapai

Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan masyarakat

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.74

NO SKPD / INDIKATOR SATUAN

EVALUASI HASIL RPJMD TAHUN 2010-2015

TARGET KINERJA TAHUN AKHIR 2015

REALISASI KINERJA

s/d TW.3 TH.2014

CAPAIAN KINERJA THD

TARGET RPJMD 2010-

2015

STATUS s/d 2014 TW.3

1 2 3 4 5 6 7

1. Rumah tangga sehat % 100,00 90,90 90,90% Tercapai

Program Perbaikan Gizi Masyarakat

1. Balita yg naik berat badannya % 100,00 89,83 89,83% Tercapai

Program Pengembangan Lingkungan Sehat

1. Angka kesakitan diare per 1000 penduduk

< 21 17,02 100,00% Tercapai

Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

1. Angka kesakitan, kematian dan kecacatan yang disebabkan oleha penyakit menular dan tidak menular

- Angka kematian DBD /10.000 penduduk

<1,5 1,80 80,00% Tercapai

- Angka kematian diare /10.000 penduduk

<1 0,00 100,00% Tercapai

- Angka kesakitan pnemoni balita /10.000 balita

280 193 131,07% Tercapai

- Prevalensi HIV-AIDS /10.000 penduduk

<2 0,60 100,00% Tercapai

Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan

1. Meningkatnya penerapan standar pelayanan publik di bidang kesehatan

% 100,00 80,00 80,00% Tercapai

Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/puskesmas pemb

1 Pemenuhan kebutuhan sarana dan prasaana pelayanan puskesmas sesuai standar pelayanan Puskesmas

% 100,00 75,00 75,00% Akan Tercapai

Program peningkatan pelayanan kesehatan anak balita

1. Pelayanan kesehatan bayi % 100,00 72,83 72,83% Akan Tercapai

2. Pelayanan kesehatan balita % 100,00 73,88 73,88% Akan Tercapai

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.75

NO SKPD / INDIKATOR SATUAN

EVALUASI HASIL RPJMD TAHUN 2010-2015

TARGET KINERJA TAHUN AKHIR 2015

REALISASI KINERJA

s/d TW.3 TH.2014

CAPAIAN KINERJA THD

TARGET RPJMD 2010-

2015

STATUS s/d 2014 TW.3

1 2 3 4 5 6 7

Program peningkatan pelayanan kesehatan lansia

1. Kualitas Pelayanan kesehatan lansia

% 100,00 78,58 78,58% Akan Tercapai

Program pengawasan dan pengendalian kesehatan makanan

1. Jaminan keamanan peredaran obat dan makanan

% 100,00 77,00 77,00% Akan Tercapai

Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak

1. Pelayanan kesehatan ibu hamil Persalinan oleh tenaga kesehatan

% 100,00 65,65 65,65% Akan Tercapai

` Program Informasi Kesehatan

1. Ketersediaan data dan informasi bidang kesehatan akurat dan tepat waktu

% 100,00 72,90 72,90% Akan Tercapai

Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit

1 Meningkatkan sarana prasarana pelayanan 70 %

% 75,00 65,00 86,67% Tercapai

Program Peningkatan Pelayanan Rumah Sakit BLU

1 Terselenggaranya pelayanan Rumah Sakit

% 100,00 80,00 80,00% Tercapai

1. 03 URUSAN PEKERJAAN UMUM

Program Pembangunan Jalan dan Jembatan

1. Tingkat kapasitas jalan, frekuensi pemanfaatan jalan dan waktu pelayanan jalan dalam kota

% 25,00 21,00 84,00% Tercapai

Program rehabilitasi/pemeliharaan Jalan & Jembatan

1. Jumlah prasarana jalan dan jembatan yang terpelihara secara mantap dan berfungsi

% 99,00 76,00 76,77% Akan Tercapai

Program Pembangunan sistem informasi/data base jalan dan jembatan

1. Tingkat ketersediaan data dan informasi jalan dan jembatan

% 100,00 80,00 80,00% Tercapai

Program peningkatan sarana dan

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.76

NO SKPD / INDIKATOR SATUAN

EVALUASI HASIL RPJMD TAHUN 2010-2015

TARGET KINERJA TAHUN AKHIR 2015

REALISASI KINERJA

s/d TW.3 TH.2014

CAPAIAN KINERJA THD

TARGET RPJMD 2010-

2015

STATUS s/d 2014 TW.3

1 2 3 4 5 6 7

prasarana kebinamargaan

1. Ketersediaan sarana dan prasarana kebinamargaan yang berfungsi dan terpelihara

% 99,00 77,00 77,78% Akan Tercapai

Program pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh

1. Tingkat pengendalian ruang wilayah strategis dan cepat tumbuh dalam kota

% 100,00 57,00 57,00% Perlu Upaya Keras

Program rehabilitasi/ pemeliharaan infrastruktur kewilayahan

1. Pengelolaan infrastruktur wilayah

% 100,00 78,60 78,60% Akan Tercapai

Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya

1. Jumlah prasarana sumberdaya air dan irigasi yang terpelihara dan berfungsi

% 30,00 25,00 83,33% Tercapai

Program Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong

1. Jumlah prasarana sumberdaya air dan irigasi yang terpelihara dan berfungsi

% 55,00 38,00 69,09% Akan Tercapai

Program penyediaan dan pengolahan air baku

1. Meningkatnya ketersediaan air baku masyarakat

% 30,00 22,50 75,00% Akan Tercapai

Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah

1. Meningkatnya sanitasi lingkungan masyarakat

% 20,00 15,00 75,00% Akan Tercapai

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Drainaase

1. Operasional peralatan Drainase unit 7 6 85,71% Tercapai

Program pengendalian banjir

1. Berkurangnya tinggi air rob dan banjir pada elevasi minimal 70 msl

% 34,00 22,50 66,18% Akan Tercapai

Program Penerangan Jalan Umum

1. Jumlah LPJU baru yang terpasang titik 18.663 5.257 28,17% Perlu Upaya Keras

2. Jumlah LPJU terpasang dan terpelihara

titik 3.255 24.377 748,91% Tercapai

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.77

NO SKPD / INDIKATOR SATUAN

EVALUASI HASIL RPJMD TAHUN 2010-2015

TARGET KINERJA TAHUN AKHIR 2015

REALISASI KINERJA

s/d TW.3 TH.2014

CAPAIAN KINERJA THD

TARGET RPJMD 2010-

2015

STATUS s/d 2014 TW.3

1 2 3 4 5 6 7

Program Pengelolaan Reklame

1. Jumlah titik reklame yang tertata dan terpelihara dengan baik

titik 4575 (915 selama 5 tahun)

3.795 82,95% Tercapai

Program inspeksi kondisi jalan dan jembatan

1. 04 URUSAN PERUMAHAN

Program Pengembangan Perumahan

1. Tingkat ketersediaan (jumlah) fasilitas perumahan sederhana bagi masyarakat miskin

% 100,00 78,00 78,00% Akan Tercapai

2. Rehab rumah miskin rumah 1.000,00

862 86,20% Tercapai

Program Lingkungan Sehat Perumahan

1. Jumlah pembangunan kawasan permukiman kumuh

% 40,00 28,00 70,00% Akan Tercapai

Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan

1. Tingkat partisipasi masyarakat dalam pelestarian lingkungan permukiman

% 35,00 23,00 65,71% Akan Tercapai

Program peningkatan kesiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran

1. Tingkat kinerja pelayanan penanggulangan bencana kebakaran

% 25,00 19,00 76,00% Akan Tercapai

Program pengelolaan areal pemakaman

1. Jumlah TPU yang berfungsi & terkelola dengan baik

% 25,00 18,50 74,00% Akan Tercapai

Program Pengembangan Teknologi & Konstruksi

1. Jumlah Rumah/Gedung yang terbangunan sesuai standar konstruksi

gedung

18 14 77,78% Akan Tercapai

2. Terbangunnya Gedung Kantor Diklat, Kantor Kec. Genuk, Kant. Kec. Gunungpati, Gedung Arsip, Gedung Satpol PP

gedung

5 4 80,00% Tercapai

1. 05 URUSAN PENATAAN RUANG

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.78

NO SKPD / INDIKATOR SATUAN

EVALUASI HASIL RPJMD TAHUN 2010-2015

TARGET KINERJA TAHUN AKHIR 2015

REALISASI KINERJA

s/d TW.3 TH.2014

CAPAIAN KINERJA THD

TARGET RPJMD 2010-

2015

STATUS s/d 2014 TW.3

1 2 3 4 5 6 7

Program Perencanaan Tata Ruang

1 Tingkat ketersediaan pranata tata ruang kota dan kawasan-kawasan khusus kota

% 100,00 72,00 72,00% Akan Tercapai

2 Kelestarian kawasan kota lama % 100,00 75,00 75,00% Akan Tercapai

Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang

1. Tingkat kesesuaian pemanfaatan ruang kota dan tingkat konflik pemanfaatan peruntukan lahan

% 100,00 75,00 75,00% Akan Tercapai

1. 06 URUSAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Program Pengembangan data/informasi

1. Tingkat ketersediaan data dan informasi untuk perencanaan dan pengendalian pembangunan kota, baik dari segi jumlah, jenis maupun akurasinya

% 95,00 87,50 92,11% Tercapai

Program Kerjasama Pembangunan

1. Tingkat kemantapan kerjasama pembangunan dengan domain pemerintah daerah, swasta dan masyarakat

% 100,00 95,00 95,00% Tercapai

Program Perencanaan Pengembangan Kota-kota menengah dan besar

1. Ketersediaan pranata perencanaan pembangunan dan pengembangan fasilitas kota

dokumen

15 15 100,00% Tercapai

Program peningkatan kapasitas kelembagaan perencanaan pembangunan daerah

1. Kapasitas kelembagaan dan personil perencana pembangunan daerah kota

% 100,00 76,10 76,10% Akan Tercapai

Program perencanaan pembangunan daerah

1. Tingkat partisipasi komponen masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan daerah

% 100,00 80,00 80,00% Tercapai

Program perencanaan pembangunan ekonomi

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.79

NO SKPD / INDIKATOR SATUAN

EVALUASI HASIL RPJMD TAHUN 2010-2015

TARGET KINERJA TAHUN AKHIR 2015

REALISASI KINERJA

s/d TW.3 TH.2014

CAPAIAN KINERJA THD

TARGET RPJMD 2010-

2015

STATUS s/d 2014 TW.3

1 2 3 4 5 6 7

1. Tingkat ketersediaan pranata perencanaan program pembangunan ekonomi

dokumen

10 13 130,00% Tercapai

Program perencanaan sosial budaya

1. Tingkat ketersediaan pranata perencanaan program pembangunan Sosial dan Budaya

dokumen

25 18 72,00% Akan Tercapai

Program perencanaan prasarana wilayah dan sumber daya alam

1. Tingkat ketersediaan pranata perencanaan program pembangunan prasarana wilayah dan sumber daya alam

dokumen

25 19 76,00% Akan Tercapai

1. 07 URUSAN PERHUBUNGAN

Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan

1. Tingkat ketersediaan aturan bidang perhubungan

Perda 4 5 125,00% Tercapai

2. Tingkat fasilitas perhubungan terpantau

% 100,00 75,00 75,00% Akan Tercapai

Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana & Fasilitas LLAJ

1. Meningkatnya jumlah penumpang di terminal

penumpang

21.217.240

18.955.765

89,34% Tercapai

Program peningkatan pelayanan angkutan

1. Pelayanan angkutan umum massal (BRT)

koridor

3 3 100,00% Tercapai

2. Tingkat pelanggaran angkutan umum di jalan rata-rata 10% per tahun

% 10,00 10,00 100,00% Tercapai

3. Tingkat Ketersediaan titik parkir on street

titik 1.342 1.127 116,02% Tercapai

4. Tingkat ketersediaan lokasi parkir off street

Lokasi 220 203 92,27% Tercapai

Program pengendalian dan pengamanan lalu lintas

1. Tingkat Ruas jalan /Simpul rawan kemacetan lalu lintas

% 45,00 50,00 88,89% Tercapai

Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan

1. Tingkat ketersediaan pemberhentian akhir angkutan

lokasi 7 2 28,57% Perlu Upaya

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.80

NO SKPD / INDIKATOR SATUAN

EVALUASI HASIL RPJMD TAHUN 2010-2015

TARGET KINERJA TAHUN AKHIR 2015

REALISASI KINERJA

s/d TW.3 TH.2014

CAPAIAN KINERJA THD

TARGET RPJMD 2010-

2015

STATUS s/d 2014 TW.3

1 2 3 4 5 6 7

penumpang umum Keras

2. Tingkat ketersediaan prasarana penunjang BRT

% 100,00 80,00 80,00% Tercapai

Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor

1. Tingkat kendaraan lulus uji laik jalan

unit 365.135

290.888 79,67% Akan Tercapai

Program Pengembangan Jaringan Komunikasi dan Informatika

1. Tertatanya Pembangunan Tower telekomunikasi dan informatika yang tertib dan teratur

% 100,00 80,00 80,00% Tercapai

1. 08 URUSAN LINGKUNGAN HIDUP

Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan

1. Tingkat luasan areal pelayanan persampahan kota

% 87,00 84,00 96,55% Tercapai

2. Tingkat cakupan pelayanan persampahan Wilayah

Kelurahan

177 132 74,58% Akan Tercapai

3 Tingkat cakupan pelayanan persampahan Wilayah

Kelurahan

177 177 100,00% Tercapai

Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

1 Pranata kebijakan pengelolaan persampahan

Pranata

1 3 300,00% Tercapai

2 Cakupan pelayanan K3 Wilayah Kecamatan

Titik Pantau

149 149 100,00% Tercapai

3 Tingkat pencemaran lingkungan hidup perkotaan

% 20,00 12,00 60,00% Akan Tercapai

Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam

1. Tingkat efektivitas upaya perlindungan dan konservasi sumber daya alam

Ha 70,00 41,00 141,43% Tercapai

Program Rehabilitasi & Pemulihan Cadangan SDA

1. Terwujudnya perencanaan dan penyusunan program pembangunan pengendalian SDA dan LH yang berkelanjutan dan akuntabel

dokumen perencanaan

11 9 81,82% Tercapai

Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.81

NO SKPD / INDIKATOR SATUAN

EVALUASI HASIL RPJMD TAHUN 2010-2015

TARGET KINERJA TAHUN AKHIR 2015

REALISASI KINERJA

s/d TW.3 TH.2014

CAPAIAN KINERJA THD

TARGET RPJMD 2010-

2015

STATUS s/d 2014 TW.3

1 2 3 4 5 6 7

1. Tingkat aksesbilitas informasi SDA dan LH

Kec 16 16 100,00% Tercapai

Program Peningkatan Pengendalian Polusi

1. Tingkat kualitas pencemaran udara perkotaan

Kendaraan / tahun

2.500 2.065 82,60% Tercapai

Program Pengelolaan dan rehabilitasi ekosistem pesisir dan laut

1. Cakupan wilayah rehabilitasi ekosistem pesisir/pantai

% 80,00 60,00 75,00% Akan Tercapai

Program Pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH)

1. Terbangunnya dan rehabilitasi Taman Kota

Unit 40 32 80,00% Tercapai

1. 09 URUSAN PERTANAHAN

Program Penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah

1. Tersedianya data pertanahan yg valid

% 100 35,02 35,02% Perlu Upaya Keras

1.10 URUSAN KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL

Program Penataan Administrasi Kependudukan

1. Rasio Penduduk ber KTP % 90,00 96,00 106,67% Tercapai

2. Rasio Bayi berakte kelahiran % 81,00 88,11 108,78% Tercapai

3. Rasio Pasangan berakte nikah % 100,00 84,99 84,99% Tercapai

4. Rasio keluarga ber KK % 100,00 100,00 100,00% Tercapai

5. Rasio Penduduk ber Akte Kelahiran/1000 kk

% 90,00 67,00 74,44% Akan Tercapai

6. Rasio penduduk ber NIK % 85,00 100,00 117,65% Tercapai

7. Rasio pasangan cerai ber Akta Perceraian

% 100,00 67,00 67,00% Akan Tercapai

8. Rasio penduduk meninggal berakta kematian

% 100,00 20,00 20,00% Perlu Upaya Keras

9. Tersedianya pranata dalam peningkatan kesadaran masyarakat dalam tertib administrasi kependudukan

% 100,00 80,00 80,00% Tercapai

10 Tersedianya pranata dalam peningkatan kesadaran masyarakat dalam tertib

% 100,00 75,00 75,00% Akan Tercapai

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.82

NO SKPD / INDIKATOR SATUAN

EVALUASI HASIL RPJMD TAHUN 2010-2015

TARGET KINERJA TAHUN AKHIR 2015

REALISASI KINERJA

s/d TW.3 TH.2014

CAPAIAN KINERJA THD

TARGET RPJMD 2010-

2015

STATUS s/d 2014 TW.3

1 2 3 4 5 6 7

administrasi kependudukan

1. 11 URUSAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

Program keserasian kebijakan peningkatan kualitas Anak dan Perempuan

1 Meningkatnya komitmen pemerintah terhadap anggaran responsif gender

% 40,00 37,00 92,50% Tercapai

Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak

a)meningkatnya kapasitas kelembagaan organisasi perempuan dan anak ; b) terwujudnya sinkronisasi program kegiatan organisasi yang responsif gender

% 35,00 43,00 122,86% Tercapai

Program Peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan

1 peningkatan peran gender dilembaga pemerintah dan swasta

% 40,00 63,50 158,75% Tercapai

Program Peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan

1 menurunkan angka KDRT & Anak % 40,00 51,30 128,25% Tercapai

1. 12 URUSAN KB DAN KELUARGA SEJAHTERA

Program Keluarga Berencana

1. Pengendalian angka kelahiran (TFR)

- 2,26 2,16 104,42% Tercapai

Program Kesehatan Reproduksi Remaja

1. Jumlah PUS dibwah 20 th. % 0,40 0,06 185,00% Tercapai

Program Pelayanan kontrasepsi

1. Peserta KB dari PUS unmet need/menurunnya PUS Unmet need

PA : % 75,65 76,41 101,00% Tercapai

Program Pembinaan Peran Serta Masyarakat dalam Pelayanan KB/KR yang Mandiri

1. Jejaring / kemitraan peduli KB (PPKBD Mandiri)

PPKBD % 88,00 86,44 98,23% Tercapai

Sub PPKBD % 44,50 47,98 107,82% Tercapai

Program pengembangan pusat pelayanan informasi dan konseling KRR

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.83

NO SKPD / INDIKATOR SATUAN

EVALUASI HASIL RPJMD TAHUN 2010-2015

TARGET KINERJA TAHUN AKHIR 2015

REALISASI KINERJA

s/d TW.3 TH.2014

CAPAIAN KINERJA THD

TARGET RPJMD 2010-

2015

STATUS s/d 2014 TW.3

1 2 3 4 5 6 7

1. Jumlah PIK Remaja per jumlah kelurahan

PIK KRR

60 61 101,67% Tercapai

Program peningkatan penanggulangan narkoba, PMS termasuk HIV/ AIDS

1. Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam memahami bahaya lahgun dan peredaran narkoba

% 100,00 100,00 100,00% Tercapai

Program penyiapan tenaga pendamping kelompok bina keluarga

1. Kelompok aktif BK

BKB % 96,00 99,67 103,82% Tercapai

BKR % 95,00 100,00 105,26% Tercapai

BKL % 96,00 99,00 103,13% Tercapai

1. 13 URUSAN SOSIAL

Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah

1. Persentase jumlah faktor miskin yang tertangani dihadapkan dengan jumlah fakir miskin yang ada =n/51.300)*100%; Persentase peningkatan jumlah PMKS yang tertangani dibandingkan dengan PMKS yang ada a/4792)*100%

% 17,80 7,99 44,89% Perlu Upaya Keras

Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial

1. % (prosentase) peningkatan penanganan, pelayanan dan rehabilitasi Kesejateraan Sosial yang ditangani

% 61,32 33,00 53,82% Perlu Upaya Keras

Program pembinaan anak terlantar

1. % (prosentase) jumlah anak terlantar yang terbina dihadapkan dengan jumlah anak terlantar yang ada

% 50,66 45,00 88,83% Tercapai

Program pembinaan para penyandang cacat dan trauma

1. persentase jumlah penyandang cacat dan trauma yang terbina dihadapkan dengan jumlah penyandang cacat dan trauma yang ada

% 26,36 30,00 113,81% Tercapai

Program pembinaan panti asuhan/ panti jompo

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.84

NO SKPD / INDIKATOR SATUAN

EVALUASI HASIL RPJMD TAHUN 2010-2015

TARGET KINERJA TAHUN AKHIR 2015

REALISASI KINERJA

s/d TW.3 TH.2014

CAPAIAN KINERJA THD

TARGET RPJMD 2010-

2015

STATUS s/d 2014 TW.3

1 2 3 4 5 6 7

1. jumlah sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo, panti rehabilitasi, rumah singgah dll yang terdapat di suatu daerah

Unit panti

137 132 96,35% Tercapai

Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial

1. Peningkatan jumlah Kelembagaan Kesejahteraan Sosial yang tertangani dengan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial yang

Organsasi

2.323 1.950 83,94% Tercapai

2. Jumlah Lembaga kesejahteraan sosial yang turut berpartisipasi dalam penyelenggaraan pembangunan

% 100,00 73,00 73,00% Akan Tercapai

3 Jumlah Lembaga kesejahteraan sosial yang turut berpartisipasi dalam penyelenggaraan pembangunan

% 100,00 73,80 73,80% Akan Tercapai

Program peningkatan kesiagaan dan pencegahan Bencana

1. Tingkat kesiapsiagaan penanggulangan bencana alam

% 70,00 65,00 92,86% Tercapai

1. 14 URUSAN KETENAGAKERJAAN

Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja

1. Meningkatnya ketrampilan tenaga kerja 2.310 orang

orang 2.310

1.749 75,71% Akan Tercapai

2. Meningkatnya kompetensi tenaga kepelatihan 25%

% 25,00 19,00 76,00% Akan Tercapai

3 Ketersediaan pranata pengelolaan DBHCHT dalam upaya peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja

% 100,00 100,00 100,00% Tercapai

Program Peningkatan Kesempatan Kerja

1. Tingkat pengangguran terbuka % 12,07 10,07 116,57% Tercapai

2. Meningkatnya Tingkat Partisipasi angkatan kerja sebesar 66,71%

% 66,71 53,90 80,80% Tercapai

3. Angka partisipasi kerja 63,51% % 63,51 60,10 94,63% Tercapai

4. Penempatan pencari kerja sebanyak 49.050 orang

orang 49.050 50.365 102,68% Tercapai

Program Perlindungan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan

1. Meningkatnya jumlah perusahaan yang menerapkan K3 sebanyak 570 perusahaan (45,8

perusahaan

570 451 79,12% Akan Tercapai

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.85

NO SKPD / INDIKATOR SATUAN

EVALUASI HASIL RPJMD TAHUN 2010-2015

TARGET KINERJA TAHUN AKHIR 2015

REALISASI KINERJA

s/d TW.3 TH.2014

CAPAIAN KINERJA THD

TARGET RPJMD 2010-

2015

STATUS s/d 2014 TW.3

1 2 3 4 5 6 7

%)

2. Menurunnya angka perselisihan hubungan industrial PHI/PHK/Unjuk rasa 2 % per tahun

kasus 227 57 174,89% Tercapai

1. 15 URUSAN KOPERASI DAN UKM

Program penciptaan iklim Usaha Kecil Menengah yang kondusif

1. Mempertahankan Koperasi aktif 75 %

% 100,00 105,69 105,69% Tercapai

Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah

1. Meningkatnya jumlah UMKM 10%

% 10,00 12,43 124,30% Tercapai

Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah

1. Jumlah penyerapan tenaga kerja pada sektor UMKM meningkat 2% per tahun

% 10,00 17,12 171,20% Tercapai

2. Meningkatkan akses pembiayaan Koperasi dan UMKM 25 % penguatan kelembagaan KSP/USP dan LKM

% 25,00 21,94 87,76% Tercapai

Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi

1. Meningkatnya peringkat kesehatan koperasi 55 % dari Koperasi aktif

% 55,00 42,34 76,98% Akan Tercapai

1. 16 URUSAN PENANAMAN MODAL

Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi

1. Jumlah dan nilai penanaman modal daerah

% 10,00 98,71 987,10% Tercapai

2. Ketersediaan pranata Penyertaan Modal PDAM Kota Semarang

% 100,00 76,00 76,00% Akan Tercapai

Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi

1. Tingkat daya tarik investasi dalam bentuk jumlah pelaku investasi pembangunan daerah

% 10,00 58,62 586,20% Tercapai

2. Jumlah Tenaga kerja yang terserap

orang 15.737 21.613 137,34% Tercapai

Program Penyiapan potensi sumberdaya, sarana dan prasarana daerah

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.86

NO SKPD / INDIKATOR SATUAN

EVALUASI HASIL RPJMD TAHUN 2010-2015

TARGET KINERJA TAHUN AKHIR 2015

REALISASI KINERJA

s/d TW.3 TH.2014

CAPAIAN KINERJA THD

TARGET RPJMD 2010-

2015

STATUS s/d 2014 TW.3

1 2 3 4 5 6 7

1. Ketersediaan pranata investasi % 100,00 75,00 75,00% Akan Tercapai

1. 17 URUSAN KEBUDAYAAN

Program Pengembangan Nilai Budaya

1. Meningkatkan kegiatan pelestarian kekayaan budaya sebesar 10 % per tahun

kegiatan

15 14 93,33% Tercapai

Program Pengelolaan Kekayaan Budaya

1. Meningkatkan kegiatan pelestarian kekayaan budaya sebesar 10 % per tahun

kegiatan

15 12 80,00% Tercapai

Program Pengelolaan Keragaman Budaya

1. Meningkatkan kegiatan pelestarian kekayaan budaya sebesar 10 % per tahun

kegiatan

15 27 180,00% Tercapai

Program pengembangan kerjasama pengelolaan kekayaan budaya

1. Meningkatnya kegiatan kerjasama pengelolaan kekayaan seni budaya daerah

kegiatan

15 12 80,00% Tercapai

1. 18 URUSAN PEMUDA DAN OLAHRAGA

Program Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Pemuda

1. % (prosentase) jumlah peserta dihadapkan dengan jumlah anggota organisasi kepemudaan dalam rangka peningkatan peran serta generasi muda dalam pembangunan

% 16,66 25,00 150,06% Tercapai

Program peningkatan peran serta kepemudaan

1. Jumlah Organisasi Kepemudaan Organisasi

47 47 100,00% Tercapai

Program peningkatan upaya penumbuhan kewirausahaan dan kecakapan hidup pemuda

1. % (prosentase) peningkatan fasilitasi/ bantuan Karang Taruna. 2. % (prosentase) peningkatan fasilitasi/bantuan Kepemudaan.

% 4,68 3,50 74,79% Akan Tercapai

Program Pengembangan Kebijakan dan Manajemen Olahraga

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.87

NO SKPD / INDIKATOR SATUAN

EVALUASI HASIL RPJMD TAHUN 2010-2015

TARGET KINERJA TAHUN AKHIR 2015

REALISASI KINERJA

s/d TW.3 TH.2014

CAPAIAN KINERJA THD

TARGET RPJMD 2010-

2015

STATUS s/d 2014 TW.3

1 2 3 4 5 6 7

1. Jumlah organisasi olahraga=23 organisasi(18 cabang olahraga dan 5 cabang olahraga baru/rekreasi)

Organisasi

23 44 191,30% Tercapai

Program Pembinaan & Pemasyarakatan Olahraga

1. Peningkatan Jumlah Atlet yang dibina, jumlah Medali yang diperoleh

Orang 48 37 77,08% Akan Tercapai

2. Jumlah medali yang diperoleh % (medali) dibanding cab. OR yg dipertandingkan

54,00 13,00 24,07% Perlu Upaya Keras

Program Peningkatan Sarana & Prasarana Olahraga

1. % (prosentase) Peningkatan jumlah pembangunan sarana olahraga di kota per 10000 penduduk

% 16,70 11,00 65,87% Akan Tercapai

1. 19 URUSAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DALAM NEGERI

Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan

1. Tingkat gangguan terhadap keamanan dan kenyamanan lingkungan

% 25,00 17,32 69,28% Akan Tercapai

Program pengembangan wawasan kebangsaan

1. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam menjaga persatuan dan kesatuan

% 100,00 80,00 80,00% Tercapai

2. Tingkat partisipasi masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

% 100,00 80,00 80,00% Tercapai

Program pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan

1. Menurunnya Jumlah kejadian terkait ketertiban dan keamanan

% 25,00 14,53 58,12% Perlu Upaya Keras

2. Menurunnya jumlah pelanggaraan perda 10 % per

% 50,00 27,09 54,18% Perlu Upaya

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.88

NO SKPD / INDIKATOR SATUAN

EVALUASI HASIL RPJMD TAHUN 2010-2015

TARGET KINERJA TAHUN AKHIR 2015

REALISASI KINERJA

s/d TW.3 TH.2014

CAPAIAN KINERJA THD

TARGET RPJMD 2010-

2015

STATUS s/d 2014 TW.3

1 2 3 4 5 6 7

tahun Keras

Program pendidikan politik masyarakat

1. Tingkat partisipasi masyarakat dalam bidang politik

% 75,00 70,00 93,33% Tercapai

2. Tersedianya Pranata dalam peningkatan kesadaran politik masyarakat

% 100,00 74,88 74,88% Akan Tercapai

Program Hari Anti Narkoba Internasional

1. Meningkatnya kesadarn masyarakat dalam memahami bahaya lahgun dan peredaran narkoba

( orang)

500 628 125,60% Tercapai

1. 20 URUSAN OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN

Program peningkatan kapasitas lembaga perwakilan rakyat daerah

1. Tingkat kinerja lembaga perwakilan rakyat dalam pelaksanaan fungsi legislasi, fungsi anggaran dan fungsi pengawasan (26 perda/32 prolegda)

Perda 139 60 43,17% Perlu Upaya Keras

Prolegda

160 136 85,00% Tercapai

Program peningkatan pelayanan kedinasan kepala daerah/ wakil kepala daerah

1. Efektivitas pelaksanaan tugas kedinasan KDH dan Wakil KDH

% 100,00 73,00 73,00% Akan Tercapai

Program peningkatan dan Pengembangan pengelolaan keuangan daerah

1. Rasio pendapatan asli daerah terhadap volume pendapatan daerah

% 27,10 36,39 134,28% Tercapai

2. Tertib administrasi keuangan daerah

% 100,00 77,60 77,60% Akan Tercapai

3. Akuntabilitas administrasi keuangan daerah

% 100,00 76,80 76,80% Akan Tercapai

4. Terbentuk unit pelayanan pengadaan (ULP) Kota Semarang

% 100,00 80,00 80,00% Tercapai

5. Ketersediaan pranata pelaksanaan pembangunan di Kota Semarang

% 100,00 80,00 80,00% Tercapai

6. Ketersediaan pranata dalam pengelolaan Badan Usaha Milik Daerah

% 100,00 77,00 77,00% Akan Tercapai

Program pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.89

NO SKPD / INDIKATOR SATUAN

EVALUASI HASIL RPJMD TAHUN 2010-2015

TARGET KINERJA TAHUN AKHIR 2015

REALISASI KINERJA

s/d TW.3 TH.2014

CAPAIAN KINERJA THD

TARGET RPJMD 2010-

2015

STATUS s/d 2014 TW.3

1 2 3 4 5 6 7

kabupaten/ kota

1. Tingkat kemampuan/kapasitas aparatur dalam pengelolaan keuangan

% 100,00 74,60 74,60% Akan Tercapai

Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH

1. Tingkat efektivitas pelaksanaan program kerja pengawasan tahunan

% 100,00 76,00 76,00% Akan Tercapai

2. Tingkat penyelesaian kasus yang muncul terkait penyelenggaraan pemerintah

% 100,00 76,00 76,00% Akan Tercapai

3. Menurunnya jumlah kasus pelanggaran oleh aparatur 90 %

% 90,00 64,47 71,63% Akan Tercapai

4. Penyelesaian kasus pelanggaran disiplin 95%

% 95,00 65,68 69,14% Akan Tercapai

Program Peningkatan Profesionalism tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan

1. Tingkat efektivitas pengawasan fungsional atas penyelenggaraan pemerintahan daerah

% 100,00 71,09 71,09% Akan Tercapai

Program optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi

1. Tingkat penerapan teknologi informasi dalam penyelenggaraan pemerintahan

% 90,00 85,00 94,44% Tercapai

1. Tingkat ketersediaan dan akurasi data informasi keuangan daerah

% 100,00 76,80 76,80% Akan Tercapai

2. Jumlah Web kota maupun SKPD yang aktif

Website

23 22 95,65% Tercapai

Program Mengintensifkan penanganan pengaduan masyarakat

1. Persentase pengaduan masyarakat yang ditangani

% 100,00 75,91 75,91% Akan Tercapai

Program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah

1. Ketersediaan pranata kerjasama antar pemerintah daerah, antara lembaga / institusi

% 100,00 80,00 80,00% Tercapai

2. Jumlah perjanjian/ kerjasama kemitraan pemerintah kota di berbagai bidang pembangunan

kerja sama

40 69 172,50% Tercapai

3. Jumlah kegiatan kerjasama kemitraan pembangunan antara pemerintah kota dengan

kegi atan

50 36 72,00% Akan Tercapai

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.90

NO SKPD / INDIKATOR SATUAN

EVALUASI HASIL RPJMD TAHUN 2010-2015

TARGET KINERJA TAHUN AKHIR 2015

REALISASI KINERJA

s/d TW.3 TH.2014

CAPAIAN KINERJA THD

TARGET RPJMD 2010-

2015

STATUS s/d 2014 TW.3

1 2 3 4 5 6 7

lembaga/pemerintah daerah (kegiatan/dialog/workshop/pameran/dll)

Program Penataan Peraturan Perundang-undangan

1. Jumlah produk hukum yang ditetapkan melalui Perda maupun Perwal

- LD Buku 4500 buku selama 5 tahun (22500 buku)

17.000 75,56% Akan Tercapai

- BD Buku 2350 buku selama 5 tahun (11750 buku)

9.750 82,98% Tercapai

2. Jumlah sosialisasi peraturan Perundang-undangan

Jenis 85 66 77,65% Akan Tercapai

3. Tindak lanjut dari peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi

Jenis 25 17 68,00% Akan Tercapai

Program Pembinaan dan Peningkatan Organisasi Perangkat Daerah

1. Tersedianya pranata dalam peningkatan organisasi / kelembagaan penyelenggaraan pemerintahan.

% 100,00 77,00 77,00% Akan Tercapai

2. Peningkatan kualitas pelayanan publik melalui tertib administrasi ketatalaksanaan

% 100,00 75,67 75,67% Akan Tercapai

3. Peningkatan program pemacu PAN dan tertib administrasi kepegawaian Setda dan Sekretariat DPRD

% 100,00 73,67 73,67% Akan Tercapai

4. Meningkatnya kinerja penyelenggaraan pemerintahan sesuai dengan standar pelayanan

% 95 100,00 105,26% Tercapai

5. Terlaksananya rintisan kelurahan sebagai SKPD 40 kelurahan

kelurahan

10 48,00 480,00% Tercapai

Program Pengelolaan Aset Daerah

1. Tingkat ketersediaan data aset pemerintah daerah

% 100,00 87,00 87,00% Tercapai

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.91

NO SKPD / INDIKATOR SATUAN

EVALUASI HASIL RPJMD TAHUN 2010-2015

TARGET KINERJA TAHUN AKHIR 2015

REALISASI KINERJA

s/d TW.3 TH.2014

CAPAIAN KINERJA THD

TARGET RPJMD 2010-

2015

STATUS s/d 2014 TW.3

1 2 3 4 5 6 7

2. Tingkat akurasi hasil inventarisasi aset pemerintah daerah

% 100,00 77,60 77,60% Akan Tercapai

Program peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur

1. Penyelenggaraan Diklat Prajab Gol I, II / III Honorer

% 100,00 100,00 100,00% Tercapai

2. Pengiriman Diklat Pim Tk II dan III dan Diklat Teknis dan Fungsiomal

Orang 294 855 290,82% Tercapai

3. Diklat Prajab Gol I, II dan III Umum

Orang 2916 836 100,00% Tercapai

4. Meningkatkan kompetensi teknis dan fungsional

Orang 150 300 200,00% Tercapai

Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur

1. Meningkatnya profesionalisme dalam pelaksanaan manajemen kepegawaian sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku secara 90% dalam waktu 5 tahun perencanaan

% 100 74,91 74,91% Akan Tercapai

2. Persentase jumlah aparatur pemerintah kecamatan dan kelurahan yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan teknis

% 90 80,00 88,89% Tercapai

3. Jumlah kelurahan yang berprestasi

kelurahan

15 12 80,00% Tercapai

1. 21 URUSAN KETAHANAN PANGAN

Program Ketahanan Pangan

1. Ketahanan pangan daerah dan kelancaran distribusi bahan pangan pokok

kg / 1000 penduduk

122.576

161.273 131,57% Tercapai

2. Lumbung pangan masyarakat kelurahan

22 42 190,91% Tercapai

3. Produk pangan /olahan pangan yang memenuhi standar mutu

PIRT 187 191 102,14% Tercapai

Program Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat

1. Kelurahan mandiri pangan kelurahan

14 16 114,29% Tercapai

2. Skor pola pangan harapan 95 91 95,37% Tercapai

3. Kelancaran akses pangan masyarakat miskin

KK 2.100 2.090 99,52% Tercapai

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.92

NO SKPD / INDIKATOR SATUAN

EVALUASI HASIL RPJMD TAHUN 2010-2015

TARGET KINERJA TAHUN AKHIR 2015

REALISASI KINERJA

s/d TW.3 TH.2014

CAPAIAN KINERJA THD

TARGET RPJMD 2010-

2015

STATUS s/d 2014 TW.3

1 2 3 4 5 6 7

1. 22 URUSAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN KELURAHAN

Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan

1. Tingkat kemampuan lembaga masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan wilayah

Organisasi

4 4 100,00% Tercapai

2. Keberdayaan msy/kader PKK dalam peningkatan Gizi Anak Usia Sekolah bagi Keluarga Kurang mampu

Kel 177 177 100,00% Tercapai

3. Meningkatnya kepedulian dan kesadaran masyarakat dalam penanganan pembangunan wilayah

% 50,00 37,50 75,00% Akan Tercapai

Program pengembangan lembaga ekonomi pedesaan

1. Jumlah kelompok masyarakat yang memanfaatkan TTG sesuai dengan kebutuhan

% 40,00 32,00 80,00% Tercapai

2. Jumlah Posyantek yang aktif / berfungsi

Posyantek

16 16 100,00% Tercapai

3. Meningkatnya kerjasama dan akses dalam program pemberdayaan ekonomi masyarakat

% 91,00 77,00 84,62% Tercapai

4. Meningkatkan Jumlah dan Kegiatan usaha ekonomi masyarakat

UPPKS 168 137 81,55% Tercapai

UED-SP

36 46 127,78% Tercapai

Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun kelurahan

1 Jumlah swadaya masyarakat dalam mendukung Program TMMD

Tahap 10 8 80,00% Tercapai

2 Jumlah swadaya masyarakat dalam mendukung program pengabdian masyarakat oleh PT (Program KKN)

Kel 44 123 279,55% Tercapai

3 Jumlah lokasi lingkungan Permukiman dan prasarana lingkungan RTM yang terfasilitasi

Lokasi 20 18 90,00% Tercapai

4 Meningkatnya pengetahuan kinerja Pokja Posyandu dalam rangka meningkatnya Gizi kesehatan Ibu dan Anak

% 1,20 1,20 100,00% Tercapai

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.93

NO SKPD / INDIKATOR SATUAN

EVALUASI HASIL RPJMD TAHUN 2010-2015

TARGET KINERJA TAHUN AKHIR 2015

REALISASI KINERJA

s/d TW.3 TH.2014

CAPAIAN KINERJA THD

TARGET RPJMD 2010-

2015

STATUS s/d 2014 TW.3

1 2 3 4 5 6 7

5. Tingkat partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan

kelura han

177 133 75,14% Akan Tercapai

6. Jumlah Fasilitasi Bantuan Infrastruktur dari pemerintah Lebih Tinggi (APBD Prov dan APBN)

kelura han

177 177 100,00% Tercapai

7. Tingkat partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan

kelurahan

177 177 100,00% Tercapai

kelurahan percon tohan

16 48 300,00% Tercapai

1. 23 URUSAN STATISTIK

Program pengembangan data/informasi/statistik daerah

1. Tingkat ketersediaan data statistik pembangunan daerah

% 10,00 7,50 75,00% Akan Tercapai

1. 24 URUSAN KEARSIPAN

Program penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah

1. Jumlah dokumen/arsip daerah yang diselamatkan / dipelihara

berkas 4.100 5.322 129,80% Tercapai

Program pemeliharaan rutin / berkala sarana dan prasarana kerasipan

1. Rasio ketersediaan Sarana/prasarana penyimpanan arsip yang berfungsi dan terpelihara

% 61,00 59,73 97,92% Tercapai

Program peningkatan kualitas pelayanan informasi

1. Aksesbilitas/ketersediaan layanan informasi kearsipan

% 55,00 49,25 89,55% Tercapai

Program perbaikan sistem administrasi kearsipan

1. Jumlah arsip dengan sistem administrasi yang baik

berkas 7.100 8.637 121,65% Tercapai

1. 25 URUSAN KOMUNIKASI DAN INFORMASI

Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa

1. Jumlah SIM di SKPD yang terbangun

SIM 26 64 246,15% Tercapai

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.94

NO SKPD / INDIKATOR SATUAN

EVALUASI HASIL RPJMD TAHUN 2010-2015

TARGET KINERJA TAHUN AKHIR 2015

REALISASI KINERJA

s/d TW.3 TH.2014

CAPAIAN KINERJA THD

TARGET RPJMD 2010-

2015

STATUS s/d 2014 TW.3

1 2 3 4 5 6 7

2. Persentase kebijakan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan yang dipublikasi masyarakat

% 100,00 75,00 75,00% Akan Tercapai

3. Persentase peliputan, dokumentasi dan informasi media penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan

% 100,00 75,00 75,00% Akan Tercapai

Program kerjasama informsi dan media massa

1. Jumlah kegiatan Press release, pantauan berita elektronik, analisa berita surat kabar, pemuatan berita di website dan jumpa pers

kali 225 kali selama 5 tahun (1125 kali)

2.996 266,31% Tercapai

2. Jumlah Dialog interaktif, publikasi, siaran langusng dan sosialsasi di media

kali 115 kali selama 5 tahun (575 kali)

1.074 186,78% Tercapai

Program fasilitasi Peningkatan SDM bidang komunikasi dan informasi

1. Meningkatnya aparatur yang mempunyai pengetahuan teknologi dan informasi

% 50 50,00 100,00% Tercapai

1. 26 URUSAN PERPUSTAKAAN

Program pengembangan budaya baca

1. Jumlah peminjam buku % 40,00 34,00 85,00% Tercapai

Program Pembinaan Dan Peningkatan Kapasitas Perpustakaan

1. Jumlah koleksi bahan pustaka dan jumlah pengunjang perpustakaan

% 35,00 28,00 80,00% Tercapai

% 30,00 29,00 96,67% Tercapai

Program Penyelamatan Dan Pelestarian Koleksi Perpustakaan

1. Jumlah Koleksi bahan perpustakaan yang dipelihara

% 60,00 47,00 78,33% Akan Tercapai

2. 01 URUSAN PILIHAN PERTANIAN

Program Peningkatan Kesejahteraan

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.95

NO SKPD / INDIKATOR SATUAN

EVALUASI HASIL RPJMD TAHUN 2010-2015

TARGET KINERJA TAHUN AKHIR 2015

REALISASI KINERJA

s/d TW.3 TH.2014

CAPAIAN KINERJA THD

TARGET RPJMD 2010-

2015

STATUS s/d 2014 TW.3

1 2 3 4 5 6 7

Petani

1. Tingkat pendapatan petani % 335,00 312,95 93,42% Tercapai

Program Peningkatan Ketahanan

Pangan pertanian/perkebunan

1. Tingkat ketersedian bahan pangan daerah, khsusunya beras dan konsumsi pangan sumber karbohidrat non beras guna memenuhi kebutuhan pangan masy

% 11,55 10,10 87,45% Tercapai

2. Tersedianya pranata kebijakan pertanahan & infrastruktur pertanian dan pedesaan

RTS

20,00% 15,00% 75,00% Akan Tercapai

Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan

1. Tingkat daya serap pasar terhadap hasil produksi pertanian/perkebunan daerah

% 99,98 99,86 99,88% Tercapai

Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan

1. Tingkat pemanfaatan teknologi tepat guna dalam menunjang peningkatan hasil produk komoditas hasil pertanian/perkebunan

% 99,71 99,46 99,75% Tercapai

Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan

1. Tingkat produktivitas, kualitas dan hasil produksi pertanian/perkebunan

% 100,00 98,77 98,77% Tercapai

% 100,00 100,00 100,00% Tercapai

Program pemberdayaan penyuluh

pertanian/perkebunan lapangan

1. Tingkat kinerja tenaga penyuluh pertanian lapangan

% 75,00 64,59 86,12% Tercapai

Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak

1. Angka kesakitan dan kematian ternak akibar penyakit menular

% 2,20 2,98 64,55% Akan Tercapai

Program peningkatan produksi hasil peternakan

1. Tingkat produktivitas, kualitas dan hasil produksi komoditas peternakan

% 97,04 95,26 98,17% Tercapai

2. 02 URUSAN PILIHAN KEHUTANAN

Program rehabilitasi hutan dan lahan

1. Tingkat partisipasi masyarakat terhadap upaya pelestarian penghijauan /lahan

% 15 12,50 83,33% Tercapai

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.96

NO SKPD / INDIKATOR SATUAN

EVALUASI HASIL RPJMD TAHUN 2010-2015

TARGET KINERJA TAHUN AKHIR 2015

REALISASI KINERJA

s/d TW.3 TH.2014

CAPAIAN KINERJA THD

TARGET RPJMD 2010-

2015

STATUS s/d 2014 TW.3

1 2 3 4 5 6 7

2. 03 URUSAN PILIHAN ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL

Program pengawasan dan penertiban kegiatan rakyat yang berpotensi merusak lingkungan

1. Menunnya pemanfaatan Air bawah tanah (ABT)

% 1,65 1,14 69,09% Akan Tercapai

Program pembinaan dan pengawasan bidang pertambangan

1. Menurunnya jumlah kawasan penambangan galian Golongan C

% 1,00 0,95 95,00% Tercapai

2. 04 URUSAN PILIHAN PARIWISATA

Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata

1. Meningkatnya kunjungan wisata orang 9.757.946

10.646.805

109,11% Tercapai

Program Pengembangan Destinasi Pariwisata

1. Meningkatnya lama tinggal wisatawan asing

hari - - 100% Tercapai

Program Pengembangan Kemitraan Kepariwisataan

1. Tingkat okupansi hotel % - - 100% Tercapai

2. Meningkatnya jumlah destinasi wisata

obyek 51 45 88,24% Tercapai

3. Jenis dan jumlah rumah makan/restoran dan kawasan kuliner

lokasi 242 322 133,06% Tercapai

4. Jenis dan jumlah pelaku usaha pariwisata

pelaku 564 948 168,09% Tercapai

2. 05 URUSAN PILIHAN KELAUTAN PERIKANAN

Program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir

1. Cakupan bina kelompok pelaku perikanan dan kelautan 20% per tahun

kelompok

149 308 206,71% Tercapai

Program Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Kelautan

1. Jumlah Kelompok pelestari lingkungan

kelompok

6 6 100,00% Tercapai

Program pengembangan

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.97

NO SKPD / INDIKATOR SATUAN

EVALUASI HASIL RPJMD TAHUN 2010-2015

TARGET KINERJA TAHUN AKHIR 2015

REALISASI KINERJA

s/d TW.3 TH.2014

CAPAIAN KINERJA THD

TARGET RPJMD 2010-

2015

STATUS s/d 2014 TW.3

1 2 3 4 5 6 7

budidaya perikanan

1. Meningkatkan produksi perikanan budidaya 15% per tahun

ton 3.252,70

6.590,89

202,63% Tercapai

Program pengembangan perikanan tangkap

1. Meningkatkan produksi perikanan tangkap 5% per tahun

ton 1.980,90

3.372,30

170,24% Tercapai

Program pengembangan sistem penyuluhan perikanan

1. Meningkatkat Pengetahuan masyarakat perikanan dan masyarakat konsumsi ikan

% 15,00 11,45 76,33% Akan Tercapai

Program optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan

1. Meningkatkan produksi ikan olahan 3 % per tahun

ton 60.391,00

44.924,38

74,39% Akan Tercapai

2. Meningkatkan Konsumsi ikan 3 % per tahun

kg/kapita

26,71 25,99 97,30% Tercapai

2. 06 URUSAN PILIHAN PERDAGANGAN

Program Perlindungan Konsumen dan pengamanan perdagangan

1. Meningkatnya kesadaran pelaku usaha dan konsumen dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa 100 %

pelaku usaha

160 178 111,25% Tercapai

2. Jumlah penanganan barang/produk beredar dipasar tidak sesuai standar yang ditentukan

% 100,00 79,00 79,00% Akan Tercapai

3. Jumlah kasus/kejadian yang diakibatkan oleh pemakaian produk/barang yang tidak sesuai dengan standar yang ditentukan (LPG, dll)

% kasus

5 6 80,00% Tercapai

Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor

1. Transaksi dan distribusi komoditas ekspor non migas 5% pertahun

US $ 5.136.141.310,09

3.702.633.691

72,09% Akan Tercapai

Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negri

1. Stabilitas harga kebutuhan pokok dan jasa yang terjangkau oleh masyarakat 100%

pasar modern

5 4 80,00% Tercapai

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.98

NO SKPD / INDIKATOR SATUAN

EVALUASI HASIL RPJMD TAHUN 2010-2015

TARGET KINERJA TAHUN AKHIR 2015

REALISASI KINERJA

s/d TW.3 TH.2014

CAPAIAN KINERJA THD

TARGET RPJMD 2010-

2015

STATUS s/d 2014 TW.3

1 2 3 4 5 6 7

2. Stabilitas harga kebutuhan pokok dan jasa yang terjangkau oleh masyarakat 100%

% 10,00 4,70 153,00% Tercapai

3. Jumlah kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat (bazar, pasar murah, dll)

% 100,00 80,00 80,00% Tercapai

Program Pembinaan pedagang kaki lima & asongan

1. Membina dan menata PKL 100% % 100,00 72,98 72,98% Akan Tercapai

2. Jumlah Pedagang kaki lima yg dibina & memiliki kemandirian dalam usaha

% 100,00 75,00 75,00% Akan Tercapai

2. 07 URUSAN PILIHAN PERINDUSTRIAN

Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah

1. Persentase industri kreatif terutama industri kecil/home industri

IKM 378 571 151,06% Tercapai

2. Jumlah cluster baru industri kecil dan menengah

buah 10 5,00 50,00% Perlu Upaya Keras

Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri

1. Produksi dan transaksi penjualan IKM

% 15,00 14,82 98,80% Tercapai

Program Penataan Struktur Industri

1. Peningkatan penataan struktur IKM

% 15,00 12,00 80,00% Tercapai

Program Pengembangan sentra-sentra industri potensial

1. Penataan kawasan sentra-sentra industri potensial

sentra 20 14,00 70,00% Akan Tercapai

Capaian Indikator Kinerja Program

Rekomendasi yang diberikan berdasarkan hasil evaluasi terhadap indikator

kinerja RPJMD Kota Semarang Tahun 2010-2015 adalah sebagai berikut :

1. SKPD di lingkungan pemerintah Kota Semarang perlu memperhatikan

indikator RPJMD yang berstatus perlu upaya keras, dan belum mencapai

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.99

target tahun 2014 dalam perencanaan program dan kegiatan dalam RKPD

tahun 2016.

2. APBD tahun 2016 perlu difokuskan kepada program/kegiatan prioritas yang

ditetapkan dalam RKPD dan mendukung pencapaian visi, misi, tujuan dan

sasaran RPJMD. Mengingat Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD) Kota Semarang tahun 2010-2015 berakhir pada tahun

2015, sedangkan RPJMD Kota Semarang tahun 2015-2020 belum ditetapkan,

maka perencanaan pembangunan tahun 2016 yang diwujudkan dalam

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Semarang tahun 2016

disusun dengan mendasarkan pada dokumen Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Daerah (RPJPD) Kota Semarang tahun 2005-2025.

3. Untuk mendorong konsistensi antar dokumen rencana maka perlu dilakukan

pengendalian terhadap pelaksanaan RPJMD dan RKPD secara periodik sesuai

peraturan perundangan.

4. Dalam rangka meningkatkan kapasitas SKPD, perlu dilakukan bimbingan

teknis tentang evaluasi RKPD dan evaluasi RPJMD secara berkala dalam

kaitannya dengan proses penyusunan terutama dokumen Renstra SKPD di

akhir tahun periode RPJMD & Renja SKPD tiap tahun perencanaan, serta

bimbingan teknis tentang tata cara evaluasi Renstra SKPD & evaluasi Renja

SKPD.

5. Evaluasi terhadap hasil RKPD dan evaluasi terhadap hasil RPJMD, maupun

evaluasi Renja SKPD dan evaluasi Renstra SKPD perlu dilakukan untuk

mengetahui pencapaian target kinerja yang ada serta kesesuaian program

dan kegiatan yang dilaksanakan.

6. Perlu disusun peraturan setingkat Peraturan Walikota yang mewajibkan

setiap SKPD memberikan laporan hasil evaluasi Rencana Strategis (Renstra)

SKPD dan evaluasi Rencana Kerja (Renja) SKPD setiap tahunnya, untuk

melihat capaian kinerja atas pelaksanaan Renstra dan Renja masing-masing

SKPD.

HASIL PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

SPM adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang

merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara

minimal. Hasil Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) di Kota

Semarang sampai dengan semester 1 tahun 2014 dapat terlihat pada tabel-

tabel dibawah ini:

A. Bidang Kesehatan

Hasil penerapan Standar Pelayanan Minimal di Bidang Kesehatan sebagai

berikut :

Tabel 2.38

Penerapan Standar Pelayanan Minimal di Bidang Kesehatan

No. Indikator SPM Target

Tahun 2014

Realisasi s/d

Semester I

Tahun 2014

1. Kunjungan ibu hamil K4 94% 39,72%

2. Komplikasi kebidanan yang ditangani 100% 100%

3. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

yang memiliki kompetensi kebidanan

94% 40,57%

4. Pelayanan nifas 90% 25,03%

5. Neonatus dengan komplikasi yang ditangani 98% 30,85%

6. Kunjungan bayi 95% 40,69%

7. Desa/kelurahan Universal Child 100% 44,63%

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.100

No. Indikator SPM Target

Tahun 2014

Realisasi s/d

Semester I

Tahun 2014

Immunization(UCI)

8. Pelayanan anak balita 94% 38,22%

9. Pemberian makanan pendamping ASI pada

anak usia 6-24 bulan keluarga miskin

100% 86,21%

10. Balita gizi buruk mendapat perawatan 100% 100%

11. Penjaringan kesehatan siswa SD dan

setingkat

100% Belum ada

data karena

belum

dilaksanaan

12. Cakupan peserta KB Aktif 70% 76,47%

13. Cakupan penemuan dan penanganan

penderita penyakit

a. Non polio AFP rate per 100.000 penduduk

< 15 tahun

100% 99,46%

b. Cakupan balita dengan pneumonia yang

ditangani

100% 19,25%

c. Penemuan pasien baru TB BTA positif TB

BTA (+)

100% 28,81%

d. Penderita DBD yang ditangani 100% 100%

e. Penderita diare yang ditangani 100% 30,46%

14. Pelayanan kesehatan dasar pasien

masyarakat miskin

100% 100%

15. Pelayanan kesehatan rujukan pasien

masyarakat miskin

100% 100%

16. Pelayanan gawat darurat level 1 yang harus

diberikan sarana kesehatan (RS) di Kab/Kota

100% 100%

17. Desa/kelurahan mengalami KLB yang

dilakukan penyelidikan epidemiologi <24 jam

100% 100%

18. Cakupan desa siaga aktif 100% 100%

B. Bidang Perumahan Rakyat

Hasil penerapan Standar Pelayanan Minimal di Bidang Perumahan Rakyat

sebagai berikut :

Tabel 2.39

Penerapan Standar Pelayanan Minimal di Bidang Perumahan Rakyat

No. Indikator SPM Target

Tahun 2014

Realisasi s/d

Semester I

Tahun 2014

1. Cakupan ketersediaan rumah layak huni 91,50% 91,50%

2. Cakupan layanan rumah layak huni yang

terjangkau

67,89% 67,89%

3. Cakupan Lingkungan yang Sehat dan Aman

yang didukung dengan PSU

63,84% 63,84%

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.101

C. Bidang Lingkungan Hidup

Hasil penerapan Standar Pelayanan Minimal di Bidang Lingkungan Hidup

sebagai berikut :

Tabel 2.40

Penerapan Standar Pelayanan Minimal di Bidang Lingkungan Hidup

No Indikator SPM

Target

Tahun

2014

Realisasi s/d

Semester I

Tahun 2014

1. Prosentase jumlah usaha dan /atau kegiatan

yang mentaati persyaratan administrasi dan

teknis pencegahan pencemaran air

100% 100%

2. Prosentase jumlah usaha dan /atau kegiatan

sumber tidak bergerak yang memenuhi

persyaratan administratif dan teknis

pencegahan pencemaran udara

100% 100%

3. Prosentase luasan lahan dan/atau tanah

untuk produksi biomassa yang telah

ditetapkan dan diinformasikan status

kerusakannya

100% 77%

(sedang dalam

proses

pengujian

kualitas tanah

di Kec. Mijen)

4. Prosentase jumlah pengaduan masyarakat

akibat adanya dugaan pencemaran dan

/atau perusakan lingkungan hidup yang

ditindaklanjuti

100% 100%

D. Bidang Sosial

Hasil penerapan Standar Pelayanan Minimal di Bidang Sosial sebagai berikut:

Tabel 2.41

Penerapan Standar Pelayanan Minimal di Bidang Sosial

No. Indikator SPM Target

Tahun 2014

Realisasi s/d

Semester I

Tahun 2014

1. Persentase (%) PMKS skala kab/kota yang

memperoleh bantuan sosial untuk

pemenuhan kebutuhan dasar

33% 0%

2. Persentase (%) PMKS skala kab/kota yang

menerima program pemberdayaan sosial

melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE)

atau kelompok sosial ekonomis sejenis

lainnya

80% 0%

3. Persentase (%) panti sosial skala kab/kota

yang menyediakan sarana prasarana

pelayanan kesejahteraan sosial

34% 37,5%

4. Persentase (%) wahana kesejahteraan

sosial berbasis masyarakat (WKSBM) yang

menyediakan sarana prasarana pelayanan

kesejahteraan sosial

48% 0%

5. Persentase (%) korban bencana skala

kab/kota yang menerima bantuan sosial

selama masa tanggap darurat

80% 100%

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.102

No. Indikator SPM Target

Tahun 2014

Realisasi s/d

Semester I

Tahun 2014

6. Persentase (%) korban bencana skala

kab/kota yang dievakuasi dengan

menggunakan sarana prasarana tanggap

darurat lengkap

80% 100%

7. Persentase (%) penyandang cacat fisik dan

mental, serta lanjut usia tidak potensial

yang telah menerima jaminan sosial

28% 0%

Catatan :

Berdasarkan surat KPK Nomor B-14/01-15/01/2014 tanggal 8 Januari 2014, KPK

meminta kepada para Kepala Daerah agar pengelolaan dana hibah dan bantuan

sosial mengacu pada Permendagri 32/2011 sebagaimana diubah dalam

Permendagri 39/2012 dan memperhatikan waktu pemberian dana hibah dan

bantuan sosial agar tidak terkesan dilaksanakan terkait pelaksanaan Pemilukada

maka s/d semester I Tahun 2014 pemberian bantuan hibah dan bantuan sosial

terkait dengan indikator SPM bidang sosial belum dilaksanakan sehingga

capaiannya masih 0%.

E. Bidang Layanan Terpadu Bagi Perempuan Dan Anak Korban Kekerasan

Hasil penerapan Standar Pelayanan Minimal di Bidang Layanan Terpadu Bagi

Perempuan Dan Anak Korban Kekerasan sebagai berikut :

Tabel 2.42

Penerapan Standar Pelayanan Minimal di Bidang Layanan Terpadu Bagi

Perempuan Dan Anak Korban Kekerasan

No. Indikator SPM

Target

Tahun

2014

Realisasi s/d

Semester I

Tahun 2014

1. Cakupan perempuan dan anak korban

kekerasan yang mendapatkan penanganan

pengaduan oleh petugas terlatih di dalam

unit pelayanan terpadu

100% 100%

2. Cakupan perempuan dan anak korban

kekerasan yang endapatkan layanan

kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih di

Puskesmas mampu tatalaksana KtP/A dan

PPT/PKT di Rumah Sakit

100% 100%

3. Cakupan layanan rehabilitasi sosial yang

diberikan oleh petugas rehabilitasi sosial

terlatih bagi perempuan dan anak korban

kekerasan di dalam unit pelayanan terpadu

75% 81%

4. Cakupan layanan bimbingan rohani yang

diberikan oleh petugas bimbingan rohani

terlatih bagi perempuan dan anak korban

kekerasan di dalam unit pelayanan terpadu

75% 100%

5. Cakupan penegakan hukum dari tingkat

penyidikan sampai dengan putusan

pengadilan atas kasus-kasus kekerasan

terhadap perempuan dan anak

80% 22%

6. Cakupan perempuan dan anak korban

kekerasan yang mendapatkan layanan

50% 17%

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.103

No. Indikator SPM

Target

Tahun

2014

Realisasi s/d

Semester I

Tahun 2014

bantuan hukum

7. Cakupan layanan pemulangan bagi

perempuan dan anak korban kekerasan

50% 50%

8. Cakupan layanan reintegrasi sosial bagi

perempuan dan anak korban kekerasan

100% 100%

F. Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

Hasil penerapan Standar Pelayanan Minimal di Bidang Keluarga Berencana

dan Keluarga Sejahtera sebagai berikut :

Tabel 2.43

Penerapan Standar Pelayanan Minimal di Bidang Keluarga Berencana dan

Keluarga Sejahtera

No. Indikator SPM

Target

Tahun

2014

Realisasi s/d

Semester I

Tahun 2014

1. Cakupan Pasangan Usia Subur yang

isterinya dibawah usia 20 tahun 3,5%

0,5% 0,5%

2. Cakupan sasaran Pasangan Usia Subur

menjadi Peserta KB aktif 65%

75% 76,47%

3. Cakupan Pasangan Usia Subur yang ingin

ber-KB tidak terpenuhi (Unmet Need) 5%

12% 12,03%

4. Cakupan Anggota Bina Keluarga Balita (BKB)

ber-KB 70%

87% 76,26%

5. Cakupan PUS Peserta KB Anggota Usaha

Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera

(UPPKS) yang ber-KB 87%

1:2 1:3

6. Ratio Petugas Lapangan Keluarga

Berencana/Penyuluh Keluarga Berencana

(PLKB/PKB) 1 Petugas di setiap 2 (dua )

Desa/Kelurahan

100% 100%

7. Ratio Pembantu Pembina Keluarga

Berencana (PPKBD) 1 (satu ) petugas di

setiap Desa/Kelurahan

100% 100%

8. Cakupan penyediaan alat dan obat

Kontrasepsi untuk memenuhi permintaan

masyarakat 30% setiap tahun

100% 100%

9. Cakupan penyediaan informasi data mikro

keluarga di setiap Desa/Kelurahan 100%

setiap tahun

100% 100%

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.104

G. Bidang Pendidikan Dasar

Hasil penerapan Standar Pelayanan Minimal di Bidang Pendidikan Dasar

sebagai berikut :

A. Bidang Pendidikan Dasar

Tabel 2.44

Penerapan Standar Pelayanan Minimal di Bidang Pendidikan Dasar

No. Indikator SPM

Target

Tahun

2014

Realisasi

s/d

Semester I

Tahun 2014

1. Tersedia satuan pendidikan dalam jarak yang

terjangkau dengan berjalan kaki yaitu maksimal 3

km untuk SD/MI dan 6 km untuk SMP/MTs dari

kelompok permukiman permanen di daerah

terpencil;

100% 100%

2. Jumlah peserta didik dalam setiap rombongan

belajar untuk SD/MI tidak melebihi 32 orang, dan

untuk SMP/MTs tidak melebihi 36 orang. Untuk

setiap rombongan belajar tersedia 1 (satu) ruang

kelas yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang

cukup untuk peserta didik dan guru, serta papan

tulis;

88% 86%

3. Di setiap SMP dan MTs tersedia ruang laboratorium

IPA yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang

cukup untuk 36 peserta didik dan minimal satu set

peralatan praktek IPA untuk demonstrasi dan

eksperimen peserta didik;

75% 78,74%

4. Di setiap SD/MI dan SMP/MTs tersedia satu ruang

guru yang dilengkapi dengan meja dan kursi untuk

setiap orang guru, kepala sekolah dan staf

kependidikan lainnya; dan di setiap SMP/MTs

tersedia ruang kepala sekolah yang terpisah dari

ruang guru;

100% 99,19%

5. Di setiap SD/MI tersedia 1 (satu) orang guru untuk

setiap 32 peserta didik dan 6 (enam) orang guru

untuk setiap satuan pendidikan, dan untuk daerah

khusus 4 (empat) orang guru setiap satuan

pendidikan;

100% 99,42%

6. Di setiap SMP/MTs tersedia 1 (satu) orang guru

untuk setiap mata pelajaran, dan untuk daerah

khusus tersedia satu orang guru untuk setiap

rumpun mata pelajaran;

100% 100%

7. Di setiap SD/MI tersedia 2 (dua) orang guru yang

memenuhi kualifikasi akademik S1 atau D-IV dan 2

(dua) orang guru yang telah memiliki sertifikat

pendidik;

100% 99,54%

8. Di setiap SMP/MTs tersedia guru dengan

kualifikasi akademik S-1 atau D-IV sebanyak 70%

dan separuh diantaranya (35% dari keseluruhan

guru) telah memiliki sertifikat pendidik, untuk

daerah khusus masing-masing sebanyak 40% dan

20%;

100% 95,17%

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.105

No. Indikator SPM

Target

Tahun

2014

Realisasi

s/d

Semester I

Tahun 2014

9. Di setiap SMP/MTs tersedia guru dengan

kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah

memiliki sertifikat pendidik masing-masing satu

orang untuk mata pelajaran Matematika, IPA,

Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris;

100% 100%

10. Di setiap Kabupaten/Kota semua kepala SD/MI

berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah

memiliki sertifikat pendidik;

100% 77,85%

11. Di setiap kab/kota semua kepala SMP/MTs

berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah

memiliki sertifikat pendidik;

100% 87,44%

12. Di setiap kab/kota semua pengawas sekolah dan

madrasah memiliki kualifikasi akademik S-1 atau

D-IV dan telah memiliki sertifikat Pendidik;

100% 100%

13. Pemerintah kab/kota memiliki rencana dan

melaksanakan kegiatan untuk membantu satuan

pendidikan dlm mengembangkan kurikulum &

proses pembelajaran yang efektif;

100% 100%

14. Kunjungan pengawas ke satuan pendidikan

dilakukan satu kali setiap bulan dan setiap

kunjungan dilakukan selama 3 jam untuk

melakukan supervisi dan pembinaan

100% 100%

B. Pencapaian Pendidikan Dasar oleh Satuan Pendidikan

Tabel 2.45

Penerapan Standar Pelayanan Minimal Dalam Hal Pencapaian Pendidikan

Dasar oleh Satuan Pendidikan

No. Indikator SPM

Target

Tahun

2014

Realisasi

s/d

Semester I

Tahun 2014

1. Setiap SD/MI menyediakan buku teks yang

sudah ditetapkan kelayakannya oleh Pemerintah

mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia,

Matematika, IPA, dan IPS dengan perbandingan

satu set untuk setiap peserta didik;

100% 100%

2. Setiap SMP/MTs menyediakan buku teks yang

sudah ditetapkan kelayakannya oleh Pemerintah

mencakup semua mata pelajaran dengan

perbandingan satu set untuk setiap perserta

didik;

100% 100%

3. Setiap SD/MI menyediakan satu set peraga IPA

dan bahan yang terdiri dari model kerangka

manusia, model tubuh manusia, bola dunia

(globe), contoh peralatan optik, kit IPA untuk

eksperimen dasar, dan poster/carta IPA;

76% 74%

4. Setiap SD/MI memiliki 100 judul buku

pengayaan dan 10 buku referensi,dan setiap 82% 82,91%

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.106

No. Indikator SPM

Target

Tahun

2014

Realisasi

s/d

Semester I

Tahun 2014

SMP/MTs memiliki 200 judul buku pengayaan

dan 20 buku referensi;

5. Setiap guru tetap bekerja 37,5 jam per minggu di

satuan pendidikan, termasuk merencanakan

pembelajaran, melaksanakan pembelajaran,

menilai hasil pembelajaran, membimbing atau

melatih peserta didik, dan melaksanakan tugas

tambahan;

100% 100%

6. Satuan pendidikan menyelenggarakan proses

pembelajaran selama 34 minggu per tahun

dengan kegiatan tatap muka sebagai berikut :

a) Kelas I – II : 18 jam per minggu;

b) Kelas III : 24 jam per minggu;

c) Kelas IV - VI : 27 jam per minggu; atau

d) Kelas VII - IX : 27 jam per minggu;

100% 100%

7. Satuan pendidikan menerapkan kurikulum

tingkat satuan pendidikan (KTSP) sesuai

ketentuan yang berlaku;

100% 100%

8. Setiap guru menerapkan rencana pelaksa-naan

pembelajaran (RPP) yang disusun berdasarkan

silabus untuk setiap mata pelajaran yang

diampunya;

100% 100%

9. Setiap guru mengembangkan dan menerapkan

program penilaian untuk membantu

meningkatkan kemampuan belajar peserta didik;

100% 100%

10. Kepala sekolah melakukan supervisi kelas dan

memberikan umpan balik kepada guru dua kali

dalam setiap semester;

100% 100%

11. Setiap guru menyampaikan laporan hasil evaluasi

mata pelajaran serta hasil penilaian setiap

peserta didik kepada kepala sekolah pada akhir

semester dalam bentuk laporan hasil prestasi

belajar peserta didik;

100% 100%

12. Kepala sekolah atau madrasah menyampaikan

laporan hasil ulangan akhir semester (UAS) dan

Ulangan Kenaikan Kelas (UKK) serta ujian akhir

(US/UN) kepada orang tua peserta didik dan

menyampaikan rekapitulasinya kepada Dinas

Pendidikan Kabupaten/Kota atau Kantor

Kementerian Agama di kab/kota pada setiap

akhir semester;

100% 100%

13. Setiap satuan pendidikan menerapkan prinsip-

prinsip manajemen berbasis sekolah (MBS). 100% 100%

H. Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Hasil penerapan Standar Pelayanan Minimal di Bidang Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang sebagai berikut :

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.107

Tabel 2.46

Penerapan Standar Pelayanan Minimal di Bidang Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang

No. Indikator SPM

Target

Tahun

2014

Realisasi s/d

Semester I

Tahun 2014

1. Tersedianya air baku untuk memenuhi

kebutuhan pokok minimal sehari hari.

68% 79,66%

2. Tersedianya air irigasi untuk pertanian rakyat

pada sistem irigasi yang sudah ada.

90% 76%

3. Tersedianya jalan yang menghubungkan pusat-

pusat kegiatan dalam wilayah kabupaten/kota.

100% 100%

4. Tersedianya jalan yang memudahkan masyarakat

per individu melakukan perjalanan.

100% 95%

5. Tersedianya jalan yang menjamin pengguna jalan

berkendara dengan selamat

60% 59%

6. Tersedianya jalan yang menjamin kendaraan

dapat berjalan dengan selamat dan nyaman.

60% 59%

7. Tersedianya jalan yang menjamin perjalanan

dapat dilakukan sesuai dengan kecepatan

rencana.

60% 59%

8. Tersedianya akses air minum yang aman melalui

Sistem Penyediaan Air Minum dengan jaringan

perpipaan dan bukan jaringan perpipaan

terlindungi dengan kebutuhan pokok minimal 60

liter/orang/hari

62,35% 96,82%

9. Tersedianya sistem air limbah setempat yang

memadai.

60% 52,38%

10. Tersedianya sistem air limbah skala

komunitas/kawasan/kota

5% 0%

11. Tersedianya fasilitas pengurangan sampah di

perkotaan.

20% 18%

12. Tersedianya sistem penanganan sampah di

perkotaan.

85% 85%

13. Tersedianya sistem jaringan drainase skala

kawasan dan skala kota sehingga tidak terjadi

genangan (lebih dari 30 cm, selama 2 jam) dan

tidak lebih dari 2 kali setahun

50% 46,50%

14. Berkurangnya luasan permukiman kumuh di

kawasan perkotaan.

10% 7,27%

15. Terlayaninya masyarakat dalam pengurusan IMB

di kab/kota.

100% 99,32%

16. Tersedianya pedoman Harga Standar Bangunan

Gedung Negara di kab/kota

Ada Ada

17. Penerbitan IUJK dalam waktu 10 (sepuluh) hari

kerja setelah persyaratan lengkap.

100% 100%

18. Tersedianya Sistem Informasi Jasa Konstruksi

setiap tahun

100% 100%

19. a. Tersedianya informasi mengenai Rencana Tata

Ruang (RTR) wilayah kab/kota beserta

rencana rincinya melalui peta analog dan peta

digital.

100% 100%

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.108

No. Indikator SPM

Target

Tahun

2014

Realisasi s/d

Semester I

Tahun 2014

20. Terlaksananya penjaringan aspirasi masyarakat

melalui forum konsultasi publik yang memenuhi

syarat inklusif dalam proses penyusunan RTR

dan program pemanfaatan ruang, yang

dilakukan minimal 2 (dua) kali setiap disusunnya

RTR dan program pemanfaatan ruang.

100% 100%

21. Terlayaninya masyarakat dalam pengurusan izin

pemanfaatan ruang sesuai dengan Peraturan

Daerah tentang RTR wilayah kab/kota beserta

rencana rincinya

100% 115,7%

22. Terlaksanakannya tindakan awal terhadap

pengaduan masyarakat tentang pelanggaran di

bidang penataan ruang, dalam waktu 5 (lima)

hari kerja.

100% 94,57%

23. Tersedianya luasan RTH publik sebesar 20% dari

luas wilayah kota/kawasan perkotaan.

25% 7,5%

I. Bidang Ketenagakerjaan

Hasil penerapan Standar Pelayanan Minimal di Bidang Ketenagakerjaan

sebagai berikut :

Tabel 2.47

Penerapan Standar Pelayanan Minimal di Bidang Ketenagakerjaan

No

. Indikator SPM

Target

Tahun

2014

Realisasi s/d

Semester I

Tahun 2014

1. Besaran tenaga kerja yang mendapatkan

pelatihan berbasis kompetensi

40% 25,20%

2. Besaran tenaga kerja yang mendapatkan

pelatihan berbasis masyarakat

Dihapus sesuai Permen

Tenaga Kerja No 2 Tahun

2014 tentang SPM Bidang

Ketenagakerjaan

3. Besaran tenaga kerja yang mendapatkan

pelatihan kewirausahaan

60% 87,26%

4. Besaran pencari kerja yang terdaftar yang

ditempatkan

40% 65,96%

5. Besaran Kasus yang diselesaikan dengan

Perjanjian Kerja

25% 56,19%

6. Besaran pekerja/buruh yang menjadi peserta

program Jamsostek

50% 93,25%

7. Besaran pemeriksaan perusahaaan 45% 53,25%

8. Besaran pengujian peralatan di perusahaan 35% 35,01%

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.109

J. Bidang Komunikasi dan Informasi

Hasil penerapan Standar Pelayanan Minimal di Bidang Komunikasi dan

Informatika sebagai berikut :

Tabel 2.48

Penerapan Standar Pelayanan Minimal di Bidang Komunikasi dan

Informasi

No. Indikator SPM Target

Tahun 2014

Realisasi s/d

Semester I

Tahun 2014

1. Pelaksanaaan Diseminasi dan pendistribusian

Informasi Nasional melalui:

a. Media massa, seperti majalah, radio dan

televisi

12 kali per

tahun

85 kali

b. Media baru, seperti website (media online) Setiap hari 155

c. Media tradisional seperti pertunjukan rakyat 12 kali per

tahun

6 kali

d. Media interpersonal seperti sarasehan,

ceramah/diskusi, dan lokakarya; dan/atau

12 kali per

tahun

1 kali

e. Media luar ruang seperti media buletin, leaflet,

booklet, brosur, spanduk, dan baliho.

12 kali per

tahun

110

2. Cakupan pengembangan dan pemberdaya-an

Kelompok Informasi Masyarakat di Tingkat

Kecamatan

50% 100%

K. Bidang Ketahanan Pangan

Hasil penerapan Standar Pelayanan Minimal di Bidang Ketahanan Pangan

sebagai berikut :

Tabel 2.49

Penerapan Standar Pelayanan Minimal di Bidang Ketahanan Pangan

No. Indikator SPM

Target

Tahun

2014

Realisasi s/d

Semester I

Tahun 2014

1. Ketersediaan Energi per Kapita 95% 121%

Ketersediaan Protein per kapita 100% 118%

2. Ketersediaan cadangan pangan 25% 20%

3. Ketersediaan informasi pasokan, harga dan

akses pangan di daerah

100% 100%

4. Stabilitas harga dan pasokan pangan 90% 100%

5. Skor pola pangan harapan (PPH) 95% 95%

6. Pengawasan dan pembinaan keamanan

pangan

100% 44%

7. Penanganan daerah rawan pangan 100% 95%

L. Bidang Kesenian

Hasil penerapan Standar Pelayanan Minimal di Bidang Kesenian sebagai

berikut :

Tabel 2.50

Penerapan Standar Pelayanan Minimal di Bidang Kesenian

No. Indikator SPM

Target

Tahun

2014

Realisasi s/d

Semester I

Tahun 2014

1. Cakupan Kajian Seni 50% 50% 33,3%

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.110

No. Indikator SPM

Target

Tahun

2014

Realisasi s/d

Semester I

Tahun 2014

2. Cakupan Fasilitasi Seni 30% 30% 42,8%

3. Cakupan Gelar Seni 75% 75% 100%

4. Misi Kesenian 100% 100% 100%

5. Cakupan Sumber Daya Manusia Kesenian 25% 25% 50%

6. Cakupan Tempat 100% 100% 200%

7. Cakupan Organisasi 34% 34% 100%

M. Bidang Perhubungan

Hasil penerapan Standar Pelayanan Minimal di Bidang Perhubungan sebagai

berikut :

Tabel 2.51

Penerapan Standar Pelayanan Minimal di Bidang Perhubungan

No. Indikator SPM

Target

Tahun

2014

Realisasi

s/d

Semester I

Tahun 2014

1. Tersedianya angkutan umum yang melayani

wilayah yang telah tersedia jaringan jalan untuk

jaringan jalan Kab/Kota

75% 90%

2. Tersedianya angkutan umum yang melayani

jaringan trayek yang menghubungkan daerah

tertinggal dan terpencil dengan wilayah yang

telah berkembang pada wilayah yang telah

tersedia jaringan jalan Kab/Kota.

60% 80%

3. Tersedianya halte pada setiap Kab/Kota yang

telah dilayani angkutan umum dalam trayek

100% 92,98%

4. Tersedianya terminal angkutan penumpang pada

setiap Kab/Kota yang telah dilayani angkutan

umum dalam trayek.

40% 71,49%

5. Tersedianya fasilitas perlengkapan jalan (rambu,

marka, dan guardrill) dan penerangan jalan

umum (PJU) pada jalan Kab/Kota.

60% 84%

6. Tersedianya unit pengujian kendaraan bermotor

bagi Kab/Kota yang memiliki populasi

kendaraan wajib uji minimal 4000 (empat ribu)

kendaraan wajib uji.

60% 100%

7. Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) di

bidang terminal pada Kab/Kota yang telah

memiliki terminal.

50% 71,33%

8. Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) di

bidang pengujian kendaraan bermotor pada

Kab/Kota yang telah melakukan pengujian

berkala kendaraan bermotor

100% 82,35%

9. Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) di

bidang MRLL, Evaluasi Andalalin, Pengelolaan

Parkir pada Kab/Kota

40% 100%

10. Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang

memiliki kompetensi sebagai pengawas kelaikan

kendaraan pada setiap perusahaan angkutan

100% 100%

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.111

No. Indikator SPM

Target

Tahun

2014

Realisasi

s/d

Semester I

Tahun 2014

umum

11. Terpenuhinya standar keselamatan bagi

angkutan umum yang melayani trayek di dalam

Kab/Kota.

100% 95%

N. Bidang Penanaman Modal

Hasil penerapan Standar Pelayanan Minimal di Bidang Penanaman Modal

sebagai berikut :

Tabel 2.52

Penerapan Standar Pelayanan Minimal di Bidang Penanaman Modal

No. Indikator SPM

Target

Tahun

2014

Realisasi s/d

Semester I

Tahun 2014

1. Tersedianya informasi peluang usaha

sektor/bidang usaha unggulan

1

kali/tahun

-

2. Tersedianya fasilitasi pemerintah daerah dalam

rangka kerjasama kemitraan: antara Usaha Mikro,

Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK) tingkat

kab/kota dengan pengusaha tingkat

provinsi/nasional

1

kali/tahun

1 kali

3. Tersedianya promosi peluang penanaman modal

kab/kota

6

kali/tahun

2 kali

4. Pendaftaran PMDN, Izin Prinsip PMDN, Izin Usaha

PMDN, TDP, SIUP, Perpanjangan Izin

Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) yang

bekerja di 1 (satu) kab/kota sesuai kewenangan

pemerintah kab/kota

6 5

5. Terselenggaranya bimbingan pelaksanaan

Kegiatan Penanaman Modal kepada masyarakat

dunia usaha

1

kali/tahun

1 kali

6. Terimplementasikannya Sistem Pelayanan

Informasi dan Perizinan Investasi Secara

Elektronik (SPIPISE)

100% 100%

7. Terselenggaranya sosialisasi kebijakan

penanaman modal kepada masyarakat dunia

usaha

1

kali/tahun

1 kali

O. Bidang Pemerintahan Dalam Negeri

Hasil penerapan Standar Pelayanan Minimal di Bidang Pemerintahan Dalam

Negeri sebagai berikut :

Tabel 2.53

Penerapan Standar Pelayanan Minimal di Bidang Pemerintahan Dalam

Negeri

No. Indikator SPM

Target

Tahun

2014

Realisasi s/d

Semester I

Tahun 2014

1. Cakupan penerbitan Kartu Keluarga 100% 35%

2. Cakupan penerbitan Kartu Tanda Penduduk 95% 87,64%

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.112

No. Indikator SPM

Target

Tahun

2014

Realisasi s/d

Semester I

Tahun 2014

(KTP)

3. Cakupan penerbitan akta kelahiran 92,37% 62,08%

4. Cakupan penerbitan Akta Kematian 38% 14%

5. Cakupan penegakan peraturan daerah dan

peraturan kepala daerah di Kabupaten/Kota

90% 100%

6. Cakupan patroli siaga penertiban umum dan

ketentraman masyarakat

3 x sehari 3 x tercapai

7. Cakupan rasio petugas perlindungan

masyarakat (Linmas) di Kabupaten/Kota

100% 80%

8. Cakupan pelayanan bencana kebakaran di

Kabupaten/Kota

80,21% 80,21%

9. Tingkat waktu tanggap (response time rate)

daerah layanan Wilayah Manajemen Kebakaran

(WMK)

75% 84,12%

10. Persentase Aparatur Pemadam Kebakaran yang

memenuhi standar Kualifikasi

23,33% 20,83%

11. Jumlah mobil pemadam kebakaran di atas

3000-5000 liter pada WMK

100% 100%

Dari capaian indikator SPM sampai dengan semester 1 tahun 2014

sementara ini didapat rangkuman permasalahan seperti tertampil dalam tabel

berikut dibawah ini:

2.3. PERMASALAHAN PEMBANGUNAN DAERAH

Permasalahan pembangunan daerah merupakan “gap expectation” antara

kinerja pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang direncanakan serta

antara apa yang ingin dicapai dimasa datang dengan kondisi riil saat perencanaan

sedang dibuat. Potensi permasalahan pembangunan daerah pada umumnya

timbul dari kekuatan yang belum didayagunakan secara optimal dan kelemahan

yang tidak diatasi. Faktor-faktor yang menjadi peluang maupun yang menjadi

faktor penghambat perlu ditelaah dan dianalisis lebih dalam.

Tujuan dari perumusan permasalahan pembangunan daerah adalah untuk

mengidentifikasi berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan/ kegagalan

kinerja pembangunan daerah dimasa lalu, khususnya yang berhubungan dengan

kemampuan manajemen pemerintahan dalam memberdayakan kewenangan yang

dimilikinya.

Selain itu tahun 2015 adalah periode tahun terakhir dari tahapan

Perencanaan Pembangunan Daerah Jangka Menengah RPJMD Kota Semarang

2010-2015. Untuk itulah sebagai tahun transisi, dokumen RKPD Tahun 2015 ini

harus mampu menyelesaikan tujuan akhir dari perencanaan RPJMD 2010-2015

sekaligus mempersiapkan jawaban dari tantangan yang akan datang dalam

RPJMD periode depan yakni periode tahun 2015-2020. Perencanaan

pembangunan tahun 2016 yang diwujudkan dalam Rencana Kerja Pemerintah

Daerah (RKPD) Kota Semarang tahun 2016 disusun dengan mendasarkan pada

dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Semarang

tahun 2005-2025

Evaluasi meliputi seluruh program dan kegiatan yang dikelompokkan

menurut kategori urusan wajib/pilihan pemerintahan daerah, menyangkut

realisasi capaian target kinerja keluaran kegiatan dan realisasi target capaian

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.113

kinerja program tahun lalu terhadap RPJMD, selanjutnya telaahan hasil evaluasi

mencakup

2.3.1 Permasalahan Daerah yang Berhubungan dengan Prioritas dan Sasaran

Pembangunan Daerah.

Permasalahan pembangunan Kota Semarang yang akan dihadapi di Tahun

2016 yang berhubungan dengan sasaran pembangunan daerah sebagaimana

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Semarang serta

prioritas lain dari kebijakan nasional/provinsi yang bersifat mandatory adalah

sebagai berikut:

Tabel 2.54

Permasalahan Tahun 2016 terkait dengan RPJMD

No Tujuan /Sasaran Pembangunan

(RPJMD) Kota Semarang

Permasalahan Tahun 2016* (data menggunakan

LKPJ 2013)

1. Mengembangkan pemerataan akses

dan mutu pendidikan dasar 9 tahun

dan rintisan wajar 12 tahun didukung

oleh sarana/prasarana yang memadai

dan tenaga pendidikan yang

profesional serta peningkatan tata

kelola pendidikan yang berskala

standar nasional

1. Kualitas sarana dan prasarana sekolah masih

belum merata, kondisi fisik ruang kelas untuk

kegiatan belajar terutama Sekolah-Sekolah di

wilayah pengembangan masih ada yang perlu

untuk diperhatikan

2. Masih dijumpai adanya siswa putus sekolah

Angka Putus Sekolah (APS) di th 2013, APS

SMP/MTs 0,46% ; APS SMA/MA/SMK 0,06%;

membutuhkan Pemantapan wajardikdas 12

tahun

3. Jumlah guru berkualifikasi masih belum

mencapai target; guru SD masih 70 dari 88%,

guru SMP masih 90 dari 98%.

4. Masih adanya kesenjangan mutu dan

pelayanan pendidikan diantara sekolah-

sekolah.

5. Relevansi Pendidikan belum mengarah pada

kebutuhan pasar kerja

2. Pengembangan pemerataan

jangkauan dan mutu pelayanan

kesehatan masyarakat dan pelayanan

kesehatan perseorangan /rujukan

dengan rintisan pengembangan

pelayanan berskala rumah sakit,

pengembangan profesionalisme dan

kompetensi tenaga kesehatan yang

didukung dengan pesebaran sarana

dan prasarana dan terwujudnya

jaminan pemeliharaan kesehatan

masyarakat.

1. Masih terdapat Jumlah penderita DBD 2.364

kasus naik 89,12% dari tahun lalu (1.250

kasus); Jml penderita baru TB BTA (+) 1.120

jiwa turun 0,7% dari tahun lalu.

2. Masih tingginya AKI 29 kasus.

3. Persiapan Puskesmas terhadap Program

Jaminan Kesehatan Nasional.

4. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien

masyarakat miskin yang cukup tinggi.

5. Masih belum optimalnya SDM Kesehatan serta

distribusi yang tidak merata di daerah.

6. Akses pelayanan kesehatan khususnya bagi

masyarakat yang kurang mampu sebagian

tidak mengenai sasaran yang tepat

3. Pengembangan sistem pengendalian

laju pertumbuhan dan

persebarannya, fasilitasi Keluarga

1. Masih tingginya urbanisasi sebagai dampak

Kota semarang merupakan pusat perdagangan,

pendidikan, jasa, pemerintah merupakan daya

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.114

No Tujuan /Sasaran Pembangunan

(RPJMD) Kota Semarang

Permasalahan Tahun 2016* (data menggunakan

LKPJ 2013)

Berencana dan sistem administrasi

kependudukan yang terintegrasi.

tarik penduduk

2. Diperlukan peningkatan pelayanan

administrasi kependudukan dan capil untuk

menunjang pelayanan publik yang cepat dan

efisien.

3. Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam

ber KB yang baru mencapai Cakupan Peserta

KB Aktif 76,46% th 2013.

4. Fasilitasi pengembangan kesempatan

kerja/ berusaha, kesejahteraan dan

perlindungan tenaga kerja, serta

kualitas tenaga kerja yang mampu

bersaing di era global

1. Meski Tingkat pengangguran terbuka turun

menjadi 5,4% (BPS) atau 8,89% (data skunder)

namun dirasa masih cukup tinggi.

2. Masih belum optimalnya Kualitas SDM tenaga

kerja yang secara tidak langsung berpengaruh

pada daya saing tenaga kerja

3. Masih tingginya angka kecelakaan kerja dan

jumlah perselisihan hubungan industrial

PHI/PHK/Unjukrasa yang ada dengan jumlah

perselisihan pekerja-pengusaha mencapai 211

kasus di th 2013.

5. Pengembangan peran pemuda dan

organisasi kepemudaan dalam

mendukung sikap dan perilaku,

kepeloporan, kemandirian, inovasi,

dan kreativititas serta wawasan

kebangsaan dan cinta tanah air guna

meningkatkan partisipasi dalam

pembangunan

1. Peran serta pemuda dalam pembangunan fisik

dan non fisik dirasa masih belum optimal;

2. Menurunnya sikap pemuda dalam mendukung

sikap dan perilaku, kepeloporan, kemandirian,

inovasi, dan kreativititas, wawasan kebangsaan

3. Terbatasnya akses pemuda dalam kepeloporan

6. Pengembangan pembudayaan

olahraga masyarakat dan fasilitasi

olahraga prestasi unggulan yang

didukung sarana prasarana olahraga

yang memadahi

1. Belum optimalnya prestasi olah raga dan

budaya olahraga, dan sarana dan prasarana

olahraga yang masih terbatas/ tidak

berkembang.

7. Pengembangan pelayanan dan

aksesbilitas perpustakaan berbasis

teknologi informasi, optimalisasi

minat baca masyarakat dan rintisan

Perpustakaan berbasis IT

1. Meski secara data jumlah perpustakaan/

rumah pintar meningkat menjadi 170unit,

namun budaya baca masyarakat harus terus

didukung melalui Gerakan Gemar Membaca

(GGM) ataupun melalui akses yang lebih

mudah dan merata (web/internet).

8. Pengembangan dan pelestarian seni

dan budaya tradisional, bangunan

bersejarah serta benda cagar budaya

dalam rangka memperkuat identitas

dan jati diri masyarakat

1. Masih belum tingginya minat generasi muda

terhadap seni dan budaya tradisional sehingga

sulit untuk menghasilkan generasi penerus

khususnya terhadap seni tradisi dan budaya

lokal;

2. Belum optimalnya kepedulian masyarakat

terhadap seni dan budaya;

3. Kurang lengkapnya fasilitas dan kualitas

sarana dan prasarana di obyek wisata

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.115

No Tujuan /Sasaran Pembangunan

(RPJMD) Kota Semarang

Permasalahan Tahun 2016* (data menggunakan

LKPJ 2013)

9. Peningkatan pemahaman,

penghayatan, dan pengamalan ajaran

agama/kepercayaan melalui

pemeliharaan kerukunan hubungan

antar dan inter umat beragama serta

fasilitasi sarana prasarana

peribadatan,

1. Menurunnya sikap dan perilaku masyarakat

yang tidak sesuai dengan norma /etika agama;

2. Pendidikan agama untuk anak-anak akan

semakin diperlukan dan menjadi kebutuhan di

masyarakat.

10. Pengembangan pemahaman politik

untuk mewujudkan budaya politik

demokratis yang santun dan

partisipasi politik yang didukung oleh

infra dan supra struktur politik yang

sehat

1. Masih rendahnya tingkat kesadaran

masyarakat dalam demokrasi politik;

11. Pengembangan kualitas

penyelenggaraan pemerintahan yang

efektif dan efisien sesuai dengan

prinsip-prinsip good governance yang

didukung penerapan e-government

menuju e-city,

1. Belum optimalnya keterlibatan masyarakat

dalam perencanaan, pelaksanaan pengawasan

serta pengendalian penyelenggaraan

pemerintahan dan pembangunan;

2. Masih terbatasnya kemampuan masyarakat

dalam penggunaan teknologi tepat guna

12. Pengembangan sumber-sumber

pendapatan daerah yang potensial

dan kreatif dengan tidak membebani

rakyat

1. Meskipun mengalami kenaikan secara jumlah

(rupiah) maupun prosentasenya terhadap

APBD, potensi pendapatan asli daerah masih

dapat ditingkatkan lagi melalui optimalisasi

sumber-sumber pendapatan yang sudah ada

atau melalui ekstensifikasi sumber-sumber

pendapatan yang lain;

2. Diperlukan SDM yang memadai untuk

mendukung pelaksanaan pengelolalan PBB dan

BPHTB

13. Pengembangan budaya kerja

aparatur yang profesional, bersih,

beretika, dan berwibawa serta anti

korupsi, kolusi dan nepotisme dalam

rangka tata kelola pemerintahan yang

baik yang didukung oleh

kelembagaan dan ketatalaksanaan

serta Sistem Informasi Manajemen

kepegawaian yang transparan dan

akuntabel serta Pengembangan

kerjasama daerah dengan berbagai

pihak baik tingkat lokal, nasional

maupun internasional

1. Meski terus ditingkatkan namun masih ada

keterbatasan kapasitas dan kuantitas PNS,

distribusi pegawai yang tidak merata. Hal ini

justru terutama dirasakan di kelurahan dan

kecamatan yang nota bene merupakan ujung

tombak pelayanan terhadap masyarakat.

14. Pengembangan sistem dan akses

pelayanan publik melalui peningkatan

kompetensi sesuai kewenangan pada

bidang pelayanan dasar dan

penunjang berbasis teknologi

infomatika guna mewujudkan

pelayanan prima.

1. Sebagai bagian dari akuntabilitas kepada

publik, ketersediaan akses informasi

perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan

pembangunan masih dirasakan belum optimal.

Untuk itu diperlukan adanya pengembangan

dan pemanfaatan teknologi informasi yang

dapat diakses oleh masyarakat, optimalisasi

pengelolaan Pusat Informasi Pembangunan

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.116

No Tujuan /Sasaran Pembangunan

(RPJMD) Kota Semarang

Permasalahan Tahun 2016* (data menggunakan

LKPJ 2013)

serta transparansi pelaporan keuangan daerah.

2. Perlu ditingkatkannya kemampuan SDM

aparatur dalam mewujudkan pelayanan

kepada masyarakat bauk secara langsung

maupun secara sistem;

15. Pengembangan upaya perlindungan

masyarakat untuk menjaga dan

memelihara keamanan, ketertiban,

persatuan, dan kesatuan serta

kerukunan masyarakat dalam rangka

mewujudkan terjaminnya keamanan

dan ketertiban umum dan tegaknya

hukum serta terselenggaranya

perlindungan dan pengayoman

terhadap masyarakat yang didukung

oleh sarana prasarana keamanan

dan ketertiban yang memadahi

1. Kemajemukan masyarakat berpotensi

terjadinya konflik/ unjuk rasa/ gangguan

keamanan dan ketrtiban

2. Rendahnya kesadaran hukum masyarakat

dalam mematuhi peraturan daerah

(keterlambatan mengajukan ijin);

3. Masih adanya daerah rawan pelanggaran

16. Pengembangan komunikasi timbal

balik antara pemerintah dan

pemangku kepentingan yang

mendorong terwujudnya masyarakat

yang responsif terhadap informasi

yang didukung oleh keterbukaan

informasi publik yang

bertanggungjawab

1. Pemanfaatan teknologi informasi yang dapat

diakses oleh masyarakat, optimalisasi Pusat

Informasi Pembangunan serta transparansi

pelaporan keuangan daerah;

2. Tuntutan masyarakat untuk keterbukaan

publik dalam penyelenggaraan pemerintahan

akan semakin besar (UU no.14 ttg keterbukaan

informasi publik);

3. Meningkatnya kebutuhan sarana dan

prasarana pemerintahan dalam menunjang

teknologi informasi menuntut pengelolaan

manajemen yang lebih baik;

4. Masih terbatasnya kemampuan masyarakat

dalam penggunaan teknologi tepat guna;

5. Belum terkoordinasinya e-goverment dengan

sempurna di seluruh SKPD.

17. Mengembangkan peran koperasi dan

UMKM serta lembaga keuangan mikro

dalam pemenuhan kebutuhan pasar,

serta pengembangan kewirausahaan

dan pengembangan lokal untuk

mendorong daya saing,

1. Rendahnya kualitas SDM yang tercermin dari

masih rendahnya produktivitas dan

pemanfaatan peluang usaha dan pasar

2. Keterbatasan akses sumberdaya produktif baik

berupa akses permodalan, informasi dan

pemasaran;

3. Masih belum optimalnya sarana dan prasarana

usaha untuk memenuhi kebutuhan bagi

KUMKM;

4. Rendahnya kualitas SDM yang tercemin dari

masih rendahnya produktivitas dan

pemanfaatan peluang usaha dan pasar.

18. Mengembangkan struktur

perekonomian daerah melalui

pengembangan investasi, potensi dan

1. Dalam Pengembangan investasi kota masih

sangat dipengaruhi oleh kondisi perekonomian

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.117

No Tujuan /Sasaran Pembangunan

(RPJMD) Kota Semarang

Permasalahan Tahun 2016* (data menggunakan

LKPJ 2013)

produk unggulan daerah yang

berdaya saing serta mengembangkan

BUMD dan aset-aset daerah untuk

mendorong sektor riil dalam rangka

memperluas kesempatan kerja

makro nasional;

2. Meski sudah dilakukan, namun promosi

investasi masih perlu ditingkatkan (jar.

Komunikasi & web)

3. Masih rendahnya kualitas pengurusan

perijinan di Kota Semarang yang ditandai

dengan belum optimalnya integritas dan

transparansi serta akuntabilitas pengurusan

perijinan. Diperlukan adanya perbaikan tata

kelola perijinan dan peningkatan budaya

aparatur

4. Belum optimalnya kinerja BUMD, sehingga

belum memberikan kontribusi terhadap PAD.

19. Mengembangkan produktivitas

pertanian yang berorientasi pada

sistem agribisnis

1. Masih rendahnya kualitas SDM pertanian

ditingkat pelaku utama, yang disebabkan

lambatnya sistem alih regenerasi, sehingga

diperlukan sosialisasi lebih intensif (dalam hal

menarik minat);

2. Masih belum optimalnya akses petani dan

lembaga tani terhadap sumberdaya produktif,

termasuk akses permodalan dan infrastruktur.

20. Mengembangkan produktivitas bahan

pangan untuk menjaga ketersediaan

bahan pangan dan meningkatkan

ketahanan pangan

1. Kapasitas produksi pangan yang semakin

terbatas, dimana Kota Semarang bukan

merupakan daerah produksi pangan melainkan

pusat konsumen.

2. Kelembagaan pemasasaran hasil pangan belum

mampu berperan dalam menstabilkan harga;

3. Perilaku konsumsi masyarakat terhadap

pangan impor cenderung meningkat

khususnya di perkotaan.

4. Rendahnya kesadaran masyarakat tentang

keamanan pangan yang dihasilkan oleh

industri tumah tangga;

5. Masih banyak digunakan bahan tambahan

pangan yang berbahaya dalam

pengolahanpangan seperti pewarna tekstil,

boraks, formalin dsb.

21. Mengembangkan kualitas pariwisata

melalui pemanfaatan teknologi,

kelembagaan, obyek wisata dan

sarana prasarana pendukung

1. Belum optimalnya destinasi dan event-event

pariwisata;

2. Kurang efektifnya koordinasi antar asosiasi

pelaku pariwisata;

3. Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap

kepariwisataan.

22. Mengembangkan Produktivitas

kelautan dan perikanan yang

berorientasi pada sistem agribisnis

1. Berubahnya bentuk fisik pantai dan laut

akibat adanya reklamasi, erosi dan

sedimentasi pantai;

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.118

No Tujuan /Sasaran Pembangunan

(RPJMD) Kota Semarang

Permasalahan Tahun 2016* (data menggunakan

LKPJ 2013)

2. Terbatasnya infrastuktur di wilayah pesisir

dan belum lengkapnya dokumen pengelolaan

wilayah pesisir;

3. Terbatasnya kapasitas usaha perikanan,

mencakup permodalan, sarana prasarana

produksi dan teknologi serta produktifitas;

4. Terbatasnya pengetahuan dan ketrampilan

pelaku usaha perikanan;

5. Menurunnya lahan dari budidaya perikanan

dan masih adanya pengoperasian alat tangkap

yang tidak ramah lingkungan.

23. Rintisan pasar-pasar tradisional

modern dan perlindungan bagi

keberadaan pasar tradisional serta

pengembangan perdagangan dalam

negeri dan ekspor

1. Pengelolaan baik manajemen maupun

operasional dari pasar-pasar modern yang

telah dibangun;

2. Masih terdapat sarana perdagangan baik

bangunan maupun lingkungan yang belum

representatif.

3. Menjamurnya mini market/swalayan,

memerlukan regulasi yang lebih tegas.

4. Pengoptimalan pendapatan pasar tradisional.

24. Mengembangkan kualitas produk

sektor perindustrian melalui

pemanfaatan teknologi, kelembagaan

dan sarana prasarana pendukung

1. Masih belum optimalnya kualitas daya saing

produk dan akses pasar baik regional maupun

internasional;

2. Rendahnya kualitas SDM yang tercemin dari

masih rendahnya produktivitas dan

pemanfaatan peluang usaha dan pasar;

3. Keterbatasan akses sumberdaya produktif baik

berupa akses permodalan, informasi dan

pemasaran.

25. Meningkatkan penataan lahan kritis,

penataan lahan bekas galian C dan

penataan kawasan pantai dan

pengembangan kegiatan perlindungan

dan konservasi, rehabilitasi dan

pemulihan cadangan sumberdaya

alam dan pengendalian polusi

1. Menurunnya muka tanah (landsubsidance),

2. Rusaknya lingkungan bekas galian,

3. Tingginya bencana longsor

4. Menurunya debit sumber air baku

5. Tingginya tingkat sedimentasi sungai

6. Kejadian rob dan banjir

7. Antisiasi perubahan iklim

8. Masih adanya kasus pencemaran lingkungan.

26. Peningkatan kualitas dan kuantitas

prasarana dan sarana pengelolaan

sampah serta pengembangan kegiatan

penanganan sampah

1. Daya tampung TPA Jatibang melebihi

kapasitas,

2. Pelayanan persampahan masih mencakup 83%

dari seluruh wilayah Kota Semarang;

3. Pelayanan sampah terangkut baru mencapai +

4.014 m3/hari

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.119

No Tujuan /Sasaran Pembangunan

(RPJMD) Kota Semarang

Permasalahan Tahun 2016* (data menggunakan

LKPJ 2013)

4. Aksesbilitas ke TPA masih belum mudah

5. Kurngnya kesadaran masyarakat dalam

pengelolaan sampah 3R

27. Pengembangan kualitas dan kuantitas

Ruang Terbuka Hijau (RTH)

1. Luasan RTH baru mencapai 52,39%

(permendagri) atau 7,31% (permenPU)

2. Kebijakan yang belum sepenuhnya mengarah

kepada pembuatan lahan terbuka baru

3. Pergantian lahan untuk permukiman yang

cukup tinggi dikarenakan tuntutan dan

investasi

4. Terbatasnya anggaran untuk mengembangkan

taman atau ruang terbuka hijau

28. Perwujudan struktur tata ruang yang

seimbang, peningkatan pemanfaatan

ruang dan pengendalian pemanfaatan

ruang yang konsisten dengan rencana

tata ruang yang ditetapkan

1. Alih fungsi lahan yang begitu cepat

2. Kurang konsistennya SKPD terkait dalam

memahami rencana tata ruang wilayah (RTRW)

Kota Semarang 2011-2030

3. Terbatasnya pengawasan pemanfaatan lahan

dilapangan

29. Pengembangan pengelolaan

manajemen pelayanan transportasi

1. Menurunnya pelayanan angkutan umum

karena kurang nyaman dan rendahnya

pelayanan angkutan umum

2. Masih banyaknya parkir on street yang

berdampak pada penyempitan jalan sehingga

menggangu kelancaran lalu lintas;

3. Kurangnya integrasi antar moda angkutan

umum dan moda transportasi (darat, laut dan

udara);

30. Pengembangan manajemen pola

pergerakan angkutan barang yang

terintegrasi antar moda angkutan

darat dan laut

1. Kurangnya konsep yang terintegrasi dalam

penataan angkutan barang

2. Sarana dan prasaran yang kurang memadai

untuk sistem integrasi antar moda

31. Pengembangan kelengkapan jalan

(street furniture)

1. Penataan wajah kota yang sedang dalam proses

2. Terbatasnya penyediaan kelengkapan jalan

untuk daerah pedalaman / perbatasan

3. Pertumbuhan kendaraan yang tidak sebanding

dengan prasana jalan

4. Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi

baik yang belum terlalu besar yaitu sekitar

55,13%.

5. Akses wilayah dalam mendukung

pertumbuhan ekonomi wilayah khususnya

daerah pinggiran/terisolir

32. Penyediaan perumahan yang layak

huni bagi masyarakat dan

1. Masih adanya permukiman kumuh;

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.120

No Tujuan /Sasaran Pembangunan

(RPJMD) Kota Semarang

Permasalahan Tahun 2016* (data menggunakan

LKPJ 2013)

masyarakat berpenghasilan rendah

(MBR) dan fasilitas pendukungnya,

2. Masih adanya rumah yang tidak layak huni,

3. Keterbatasan masyarakat khususnya

masyarakat miskin untuk memiliki rumah yang

layak huni;

33. Pengembangan sarana dan prasarana

penanganan system jaringan drainase

1. Terbatasnya koordinasi antar pemeirintah dan

masyarakat dalam menjaga kebersihan dari

hulu hingga hilir;

2. Luas genangan rob dan banjir cenderung

meningkat

3. Kondisi hujan yang ekstrim akibat perubahan

iklim;

34. Pengembangan sarana dan prasarana

penyediaan air baku masyarakat dan

kerjasama antar wilayah, hulu hilir

dan antara Pemerintah Pusat,

Provinsi dan Kota dalam pengelolaan

air baku

1. Menurunnya kualitas dan kuantitas

Penyediaan air bersih, bagi masyarakat yang

tidak terlayani PDAM;

2. Penyediaan air baku untuk pertanian;

3. Tidak adanya program pengelolaan air hujan;

4. Belum jelasnya sistem kerjasama antar daerah

dalam pengelolaan air baku.

35. Pengembangan pengarusutamaan

gender melalui fasilitasi

pengembangan kelembagaan,

kesetaraan dan keadilan gender

dalam berbagai bidang kehidupan

serta perlindungan anak, remaja dan

perempuan dalam segala bentuk

diskriminasi dan eksploitasi

1. Masih tingginya kesenjangan gender diberbagai

bidang pembangunan.

2. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang

konsep kesetaraan dan keadilan gender;

3. Masih adanya tindak kekerasan terhadap

perempuan dan anak;

4. Belum optimalnya peran serta

lembaga/organisasi wanita dalam

pembangunan.

5. Belum terkoordinasinya penyusunan

perencanaan dan penganggaran responsive

gender di SKPD.

36. Pengembangan penanganan

Penyandang Masalah Kesejahteraan

Sosial (PMKS), lansia, anak jalanan

dan anak terlantar, anak

berkebutuhan khusus, korban napza,

penyandang HIV- AIDS, wanita rawan

sosial dan penyandang cacat secara

sistematis, berkelanjutan dan

bermartabat melalui pelayanan panti,

non panti maupun rumah singgah

dilandasi rasa kesetiakawanan sosial

1. Meski jumlah penanganan PMKS meningkat,

namun hal tsb belum bisa mengurangi jumlah

PMKS secara signifikan;

2. Dengan bertambahnya sarana sosial, maka

diperlukan pengelolaan sarana prasarana

pelayanan yang harus lebih memadai,

3. Masih perlu penanganan lebih intensif untuk

penderita cacat, anak jalanan, kenakalan

remaja, penyalahgunaan NAPZA, Gelandangan

dan pengemis serta penyandang masalah

kesejahteraan sosial (PMKS) lainnya;

4. Perlu ditingkatkannya partisipasi masyarakat

dan kerelawanan dunia usaha dalam

kepedulian sosial,

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.121

Permasalahan pembangunan Kota Semarang juga dapat diidentifikasi

dari capaian Indikator Standar Pelayanan Minimal sampai dengan Tahun

2014 semester pertama yang dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel. 2.55

Permasalahan dan Solusi dari Indikator Capaian Standar Pelayanan

Minimal (SPM) sampai dengan Semester 1 Tahun 2014

No. Indikator Kendala Solusi

Bidang Kesehatan

1. Cakupan penjaringan

kesehatan siswa SD dan

setingkat

Data Cakupan penjaringan

kesehatan siswa SD dan

setingkat belum ada karena

setiap tahun kegiatan tersebut

dilaksanakan di awal tahun

ajaran baru

Dilaksanakan pada bulan

Agustus

Bidang Perumahan Rakyat

1. Cakupan ketersediaan

rumah layak huni

Jumlah nominal anggaran per

rumah agar ditambah

Mengajukan tambahan

anggaran biaya per rumah

2. Cakupan layanan rumah

layak huni yang

terjangkau

a. Banyaknya kerusakan-

kerusakan pada

rusunawa/rusun sehingga

belum maksimal dalam

perbaikan

Mengajukan anggaran

rutin setiap tahun untuk

perbaikan / pemeliharaan

rusunawa / rusun

b. Banyaknya kendala dalam

penagihan sewa rusunawa /

rusun

Mengusulkan kendaraan

roda dua untuk penagihan

sewa rusunawa/rusun

3. Cakupan lingkungan

yang sehat dan aman

yang didukung dengan

PSU

Bantuan perbaikan lingkungan

permukiman saling tumpang

tindih antara SKPD satu

dengan lainnya

Diadakan kesepakatan

antara SKPD satu dengan

lainnya untuk pemberian

bantuan perbaikan

lingkungan permukiman

Bidang Lingkungan Hidup

1 Presentase luasan lahan

yang telah ditetapkan

status kerusakan lahan

dan/atau tanah untuk

produksi biomassa yang

diinformasikan.

a. Rumitnya prosedur

penetapan lahan dan/

tanah yang rusak untuk

produksi biomassa

b. Terbatasnya jumlah

laboratorium di Provinsi

Jawa Tengah yang

mempunyai kemampuan

dalam pengujian kualitas

tanah

c. Tingginya biaya yang

diperlukan untuk uji

kualitas tanah

d. Keterbatasan kapasitas

SDM dalam pencapaian

SPM, khususnya dalam

penyediaan informasi status

kerusakan lahan dan/atau

tanah untuk produksi

a. Dukungan anggaran

bagi Pemerintah

Daerah

Kabupaten/Kota dalam

Pencapaian SPM

b. Perlu adanya

assistensi dan

dukungan anggaran

utamanya untuk

pencapaian SPM

Pelayanan Informasi

Status Kerusakan

Lahan dan/atau Tanah

untuk Produksi

Biomassa

c. Penambahan anggaran

untuk uji kualitas

tanah

d. Penambahan personil

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.122

No. Indikator Kendala Solusi

biomassa

Bidang Sosial

No. Indikator Permasalahan Solusi

1. Persentase korban

bencana skala kab/kota

yang dievakuasi dengan

menggunakan sarana

prasana tanggap darurat

lengkap

a. Keterbatasan sarana dan

prasarana serta anggaran

operasional organisasi BPBD

Penambahan anggaran

untuk saran dan

prasarana operasional

b. Sistem dan Prosedur

pelayanan penanggulangan

bencana yang belum baku

Membakukan Sistem dan

prosedur pelayanan

pennaggulangan bencana

c. Kompetensi dan

profesionalisme SDM

penanggulangan bencana

yang masih perlu

ditingkatkan lagi secara

optimal

Diklat untuk SDM

penanggulangan bencana

d. Infrastuktur Daerah yang

belum sepenuhnya

mendukung peningkatan

pelayanan penanggulangan

bencana seperti jaringan

jalan, sistem komunikasi,

pos penanggulangan

bencana, dsb.

Pembangunan

infrastruktur yang

mendukung peningkatan

pelayanan

penanggulangan bencana

e. Koordinasi antar instansi

terkait masih belum

maksimal (misalnya dengan

non organisasi BPBD Kota

Semarang dalan satu

lingkup Pemerintah Daerah,

Kepolisian,dll)

Fasilitasi dan koordinasi

dengan instansi lain dalam

penanganan bencana

2. Persentase PMKS skala

Kab/Kota yang

memperoleh bantuan

sosial untuk pemenuhan

kebutuhan dasar

a. Terkait dengan Permendagri

No 32 Tahun 2011 tentang

Pedoman Pemberian Hibah

dan Bansos yang bersumber

dari APBD dan Permendagri

No 39 Tahun 2012 tentang

Perubahan atas

Permendagri No 32 Tahun

2011, mengakibatkan

beberapa proposal pemohon

yang telah masuk dana

telah dievaluasi serta dikaji

berdasarkan ketentuan

tersebut ternyata tidak

memenuhi persyaratan.

Meningkatkan intensitas

sosialiasasi kepaada

masyarakat khususnya

calon penerima hibah dan

bansos tentang tata cara

pemberian hibah dan

bansos

b. Masih sulitnya melakukan

pendataan secara valid

terhadap penyandang

masalah kesejahteraan

sosial terkait dengan PGOT

dan anak terlantar karena

bersifat dinamis serta sering

berpindah tempat

Meningkatkan intensitas

pendataan secara rutin

berkaitan dengan

penyusunan data base

PMKS sehingga valid

c. Masih merebaknya Meningkatkan koordinasi,

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.123

No. Indikator Kendala Solusi

pengemis, gelandangan,

orang terlantar dan anak

jalanan yang diindikasikan

dilakukan secara

terorganisir yang justru

dijadikan sebagai profesi

serta biasanya dilakukan

oleh warga yang berasal dari

luar Kota Semarang

sinergitas dan kerjasama

dengan instansi terkait

dan masyarakat

Bidang Layanan Terpadu Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan

1 Anggaran yang tidak maksimal

atau kecil menyebabkan

beberapa indikator yang perlu

dianggarkan tidak ada

anggarannya

Penambahan anggaran

yang selalu diusahakan

kepada Pemerintah Kota

Semarang

2 Pencatatan dan pelaporan

korban KDRT yang kurang

terintegrasi

Dibangunnya PPT Seruni

di 16 Kecamatan agar

korban KDRT dapat cepat

melaporkan dan ditangani

kasusnya

Bidang KB dan KS

1 Anggaran yang tidak maksimal

atau kecil menyebabkan

beberapa indikator yang perlu

dianggarkan tidak ada

anggarannya

Penambahan anggaran

yang selalu diusahakan

kepada Pemerintah Kota

Semarang

2 Rasio Penyuluh

Lapangan KB/Penyuluh

KB (PLKB/PKB) 1

petugas di setiap 2(dua)

Desa/Kelurahan

Kurangnya jumlah Penyuluh

Lapangan KB yang berimbas

pada capaian kinerja

Para penyuluh lapangan

KB diberikan pembinaan

daan pelatihan agar hasil

yang dicapai lebih optimal.

Bidang Pendidikan Dasar

No. Indikator Permasalahan Solusi

1. Standar Pelayanan Minimal

(SPM) Wajib Belajar Pendidikan

Dasar menyesuaikan

perubahan regulasi yang terbit

saat pelaksanaan SPM berjalan.

Perubahan regulasi ini

berdampak pada pelaksanaan

SPM di satuan pendidikan yang

serta merta mesti diikuti.

Implementasi ini memerlukan

waktu sosialisasi yang cukup

sehingga keluaran SPM belum

maksimal di tingkat satuan

pendidikan

Sosialisasi regulasi SPM di

tingkat satuan pendidikan

2. Kuantitas pendidik dan

kualitas pendidik dan tenaga

kependidikan belum

berbanding lurus dengan

kuantitas peserta didik/

rombongan belajar sehingga

sangat berpengaruh terhadap

keluaran SPM. Atas kondisi ini

Pemerintah Daerah dalam hal

ini Dinas Pendidikan Kota

Penambahan kuantitas

tenaga pendidik setiap

tahun

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.124

No. Indikator Kendala Solusi

Semarang tidak bisa

melakukan perubahan

kuantitas karena mesti

mengikuti regulasi kepegawaian

yang diterbitkan oleh

Pemerintah pusat Kemenpan

dan Kemendagri

Bidang Pekerjaan Umum

1. Tersedianya air baku

untuk memenuhi

kebutuhan pokok

minimal sehari hari.

a. Tidak tersajinya data dasar

Pembenahan administrasi

/ pembuatan data base

yang dinamis

Inventory dan identifikasi

sumber air baku, mata air

dan sumur dalam

b. Masih lemahnya penegakan

hukum dan pengawasan

dalam penerapan peraturan

di bidang SDA

Sosialisasi tingkat

kecamatan dan kelurahan

c. Kondisi geografis yang

spesifik (Laand Subsidence,

banjir, rob, longsor dan

daerah patahan)

Penghijauan

Terasering

d. Berkurangnya kawasan

konservasi daerah hulu

Penegakan Perda Tata

Ruang Kota

2. Tersedianya air irigasi

untuk pertanian rakyat

pada sistem irigasi yang

sudah ada.

a. Kurang sarana dan

prasarana untuk kegiatan

survey dan pengukuran

Pengadaan sarana

prasarana

b. Alih fungsi lahan pertanian

menjadi perumahan dan

industri

Penegakan Perda Tata

Ruang Kota

c. Kurangnya personil Mengajukan penambahan

personil melalui BKD

atau outsourcing

Pendidikan dan pelatihan

d. Lemahnya pemerintah

dalam menentukan

kebijakan peruntukan

kawasan konservasi

Penegakan Perda Tata

Ruang

e. Masih adanya areal irigasi

teknis

Dibuat irigasi non teknis

3. Tersedianya akses air

minum yang aman

melalui Sistem

Penyediaan Air Minum

dengan jaringan

perpipaan dan bukan

jaringan perpipaan

terlindungi dengan

kebutuhan pokok

minimal 60 liter/orang/

hari

a. Lemahnya penegakan

hukum dan pengawasan

dalam penerapan peraturan

di bidang SDA dan ESDM

Pembuatan surat

edaran

Sosialisasi di tingkat

kecamatan dan

kelurahan

Membentuk tim

gabungan untuk

kegiatan wasdal

b. Terbatasnya sumber dana

untuk pelaksanaan tupoksi

Usulan anggaran

Program kegiatan

c. Pengeboran liar dapat

merusak lingkungan

Penegakan Perda Air

Tanah

4. Tersedianya sistem

jaringan drainase skala

a. Jumlah kendaraan

operasional relatif kurang

Pengadaan sarana

prasarana

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.125

No. Indikator Kendala Solusi

kawasan dan skala kota

sehingga tidak terjadi

genangan (lebih dari 30

cm, selama 2 jam) dan

tidak lebih dari 2 kali

setahun

b. Kurangnya koordinasi

disebabkan Posisi kantor

induk dan beberapa

workshop masih tersebar

Peningkatan koordinasi

c. Masih lemahnya penegakan

dan pengawasan dalam

penerapan peraturan di

bidang SDA, Drainase dan

penataan bantaran sungai

Pembuatan surat

edaran

Sosialisasi di tingkat

kecamatan dan

kelurahan

Membentuk tim

gabungan untuk

kegiatan wasdal

d. Terbatasnya sumber dana

untuk pelaksanaan tupoksi

Penganggaran dan

program kerja

e. Terbatasnya kemampuan

SDM dalam perencanaan

dan pengawas

Pendidikan dan

pelatihan

Peran aktif warga

dalam pemeliharaan

saluran drainase

5. Keterbatasan anggaran Mengusulkan anggaran

tiap tahun untuk

program/kegiatan sesuai

dengan indikator-indikator

SPM

6. Keterbatasan kompetensi SDM

terhadap penguasaan teknologi

informasi

Meningkatkan kompetensi

SDM melalui pelatihan

atau jenjang pendidikan

lainnya

7. Keterbatasan sarana dan

prasarana kantor serta

peralatan yang didukung

teknologi informatika

Melakukan peningkatan /

pembangunan sarana

prasarana utilitas kerja

dan kantor yang didukung

teknologi informatika

8. Kesulitan memperoleh sumber

data peta tingkat bidang/persil

Kerjasama dengan BPN

dan instansi terkait

lainnya

9. Ruang Terbuka Hijau Target 20%RTH cukup berat

dalam pengadaan lahan dan

pembiayaannya

Alokasi anggaran bertahap

setiap tahaun dan

pembangunan taman-

taman baru

10. Air baku Keterbatasan air baku dan

jaringan pelayanan

Kerjasama Pemerintah dan

swasta dalam penyediaan

air minum

11. Fasilitas pengurangan

sampah

Belum mencukupi Penyediaan bank sampah

secara bertahap

12. Pengolahan limbah

rumah tangga

Belum ada Pengembangan sanitari

komunal secara bertahap,

diawali dengan beberapa

pilot project

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.126

No. Indikator Kendala Solusi

13. Kawasan kumuh Semakin bertambah Penataan lingkungan

permukiman kumuh

Bidang Ketenagakerjaan

1 Besaran tenaga kerja

yang mendapatkan

pelatihan berbasis

kompetensi

Pencapaian target besaran

tenaga kerja yang mendapatkan

pelatihan berbasis kompetensi

sangat sulit dilakukan karena

terbatasnya jumlah assesor

sebagai penguji

Mendorong LPKS yang ada

untuk lebih meningkatkan

SDM Instruktur yang ada

untuk mengikuti sertifikasi

kompetensi, meningkatkan

jumlah uji kompetensi

yang diselenggarakan

2 Besaran Kasus yang

diselesaikan dengan

Perjanjian Kerja

Pencapaian target Besaran

Kasus yang diselesaikan

dengan Perjanjian Bersama (PB)

terkendala banyaknya kasus

perselisihan tenaga kerja yang

yang akhirnya sampai tingkat

pengadilan, padahal sesuai

kewenangan Dinas Tenaga

Kerja Dan Transmigrasi Kota

Semarang dalam hal ini

mediator hanya sampai dengan

anjuran

Pengusulan penambahan

jumlah personil Mediator,

meningkatkan koordinasi

dan efektifitas LKS Bipartit

dan Tripartit.

3 Besaran pekerja/buruh

yang menjadi peserta

program Jamsostek

Pencapaian target Besaran

Pekerja/buruh yang menjadi

peserta Jamsostek terkendala

Dinas Tenaga Kerja Dan

Transmigrasi Kota semarang

hanya mempunyai fungsi

koordinasi dengan pihak terkait

Meningkatkan fungsi

pembinaan dan

pengawasan ke

perusahaan,

meningkatkan koordinasi

dengan instansi terkait,

kegiatan sosialisasi ke

perusahaan

Bidang Ketahanan Pangan

1. Stabilitas harga dan

pasokan pangan

Perbedaan penghitungan dalam

menentukan Realisasi dan

Target harga antara

Kementerian Pertanian dan

Kementerian Dalam Negeri

Diperlukan Pelatihan SPM

kembali untuk menghitung

Realisasi dan target harga

untuk indikator Stabilitas

harga dan Pasokan

2. Penanganan daerah

rawan pangan

Kesulitan dan menentukan

Pembilang dan penyebut untuk

menghitung indikator

Penanganan daerah rawan

pangan

Pelatihan SPM Kembali

dengan Konsultan yang

memahami bidang

Ketahanan Pangan

Bidang Kesenian

1 Kurangnya minat dan

kepedulian generasi muda

terhadap seni budaya

tradisional sehingga sulit untuk

menelurkan generasi penerus

khususnya terhadap seni

tradisi

Berupaya menumbuhkan

minat generasi muda

melalui pengembangan

atraksi budaya seni tradisi

secara kreatif

2 Terbatasnya fasilitas dan

kualitas sarana prasarana di

gedung pertunjukan kesenian

Meningaktkan fasilitas dan

kualitas sarana prasarana

di gedung pertunjukan

3 Kurangnya koordinasi dan

komunikasi antar kelompok

atau sanggar kesenian dan

Dewan Kesenian Semarang

dalam penyelenggaraan event

Meningkatkan koordinasi

dan komunikasi antar

kelompok / sanggar

kesenian dsn Dewan

Kesenian Semarang dalam

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.127

No. Indikator Kendala Solusi

kesenian penyelenggaraan event

keseniana melalui

pemberian dukungan,

penghargaan dan

kerjasama di bidang seni

budaya.

Bidang Komunikasi dan Informatika

1 Masih ada indikator bidang

komunikasi dan informatika

yang belum bisa dilaksanakan

karena anggaran yang masih

terbatas

SKPD yang melaksanakan

SPM bidang komunikasi

daan informatika akan

mencapai target sesuai

ketentuan dengan melalui

perencanaan anggaran

SKPD

Bidang Perhubungan

1. Tersedianya SDM di

bidang terminal pada

Kabupaten/Kota yang

telah memiliki terminal

Banyak pegawai yang pensiun

sehingga SDM yang memiliki

kompetensi di bidang terminal

kurang mencukupi.

Usulan kepaada BKD

untuk penambahan

pegawai

2. Terpenuhinya standar

keselamatan bagi

angkutan umum yang

melayani trayek di

dalam Kabupaten / Kota

Masih ada angkutan yang

berusia tua dan belum

diremajakan sehingga

membahayakan keselamatan di

jalan

- Peremajaan angkutan

yang sudah tua dengan

kendaraan yang baru

- Penambahan koridor

angkutan massal BRT

Bidang Penanaman Modal

1 Belum sepenuhnya perusahaan

dan atau kegiatan usaha yang

diawasi mentaati persyaratan

teknis dan administrasi

Melaksanakan

pemantauan dan

pembinaan kepada

industri untuk

menerapkan ketentuan-

ketentuan peraturan

perundang-undangan agar

pelaksanaan pemenuhan

standar pelayanan

minimal bidang

penanaman modal dapat

dilakukan secara efektif

dan efisien.

2. Perpanjangan ijin IMTA belum

ditangani oleh BPPT karena

belum BPPT belum diberi

kewenangana untuk menangani

IMTA

Bidang Pemerintahan Dalam Negeri

1. Penerbitan KTP elektronik

sampai dengan tahun 2014

masih menjadi kewenangan

Kementerian Dalam Negeri

sedangkan kewenangan daerah

Melakukan koordinasi

secaraa terus menerus

dengan Kmenterian Dalam

Negeri sebagai instansi

yang berwenang dalam

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.128

No. Indikator Kendala Solusi

untuk proses perekaman.

Untuk proses perekaman Kota

Semarang sampai dengan

semester I Tahun 2014 telah

mencapai 87,64% yaitu sebesar

1.052.404 data penduduk dari

target 1.205.691 data

penduduk.

penerbitan KTP elektronik.

Selanjutnya daerah

melakukan kegiatan

dengan meningkatkan

pelayanan perekaman

dengan kegiatan

pelayanan langsung ke

sekolah, perguruan tinggi,

instansi pemerintah dan

perusahaan untuk

mendorong peningkatan

pencapaian jumlah

perekaman KTP-elekrotik

2. Minat masyarakat untuk

mengurus Akta Kematian

rendah karena akta kematian

tidak menjadi persyaratan

pengurusan pelayanan publik

lainnya dan untuk pengurusan

administrasi kematian cukup

sampai di Kelurahan

Melaksanakan sosialisasi

tentang pentingnya

memiliki akta kelahiran

kepada masyarakat baik

langsung maupun melalui

media publikasi dan

mengajukan usulan

kegiatan pelayanan

langsung pengurusan akta

kematian bekerjasama

dengan kelurahan untuk

tahun 2014.

3. Kesulitan dalam menentukan

pembilang dalam indikator

cakupan penerbitan akta

kelahiran karena terdapat 2

jenis penerbitan Akta Kelahiran

yaitu untuk Kelahiran Umum

dan Kelahiran Terlambat

sehingga untuk jumlah

penerbitan

Melakukan perhitungan

pembilang untuk indikator

cakupan penerbitan akta

kelahiran dengan

menjumlahkan realisasi

penerbitan akta umum

dan terlambat sehingga

persentase capaian SPM

menjadi tinggi

4. Cakupan penegakan

peraturan daerah dan

peraturan kepala daerah

di Kabupaten/Kota

a. Tidak tersaji data dasar Pembuatan SIM data

base

Penunjukan petugas

khusus penanganan

pengaduan dan

pencatatan pelanggaran

Perda

b. Target pelanggaran / jumlah

pelanggar sulit untuk

ditentukan karena bukan

hanya berdasarkan

pantauan akan tetapi juga

dari pengaduan masyarakat

dan juga dinas/instansi

terkait.

Ditentukan berdasarkan

pelanggaran yang ada di

tahun sebelumnya.

Saran :

Apabila memungkinkan

pembilang dan penyebut

diganti dengan jumlah

yang absolut, misal :

(jml perda bersanksi yg

ditegakkan/jumlah

seluruh Perda bersanksi) x

100%

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.129

No. Indikator Kendala Solusi

Ket :

Perda bersanksi adalah

Perda yang mengandung

sanksi baik administrasi

maupun pidana / denda

yang sering dilanggar /

dilaporkan

5. Cakupan patroli siaga

ketertiban umum dan

ketentraman masyarakat

a. Kurangnya sarana dan

prasarana (mobil patroli)

Mengajukan tambahan

armada

b. Kurangnya personil Jumlah regu diperkecil

Mengajukan

penambahan personil

melalui BKD atau

outsourcing

6. Cakupan rasio petugas

perlindungan

masyarakat (Linmas) di

Kabupaten / Kota

a. Pertumbuhan pemukiman

penduduk yang relatif tinggi

(RT bertambah banyak)

tidak diimbangi dengan

penunjukan Linmas sesuai

jumlah RT

Pembuatan surat

edaran (sudah

dilakukan)

Sosialisasi di tingkat

kecamatan dan

kelurahan (akan

dilaksanakan pada

akhir tahun 2014)

c. Tidak banyak orang yang

mau menjadi Linmas karena

tidak ada perhatian dari

Pemda (pakaian/uang

harian)

Pakaian Linmas,

pemberian tali asaih,

pemberi uang transport

d. Di perumahan (terutama

perumahan menengah ke

atas) tidak ada warga yanag

mau menjadi Linmas karena

kesibukannya

Kelurahan diarahkan

untuk memenuhi petugas

Linmas sejumlah RT (tidak

harus berasal dari RT yang

bersangkutan)

7. Terbatasnya anggaran sehingga

pengalokasian anggaran untuk

kegiatan pendidikan dan

pelatihan pertolongan daan

pencegahan kebakaran sangat

rendah

Mengusulkan penambahan

anggaran untuk kegiatan

pendidikan dan pelatihan

pertolongan daan

pencegahan kebakaran

8. Adanya mutasi pejabat

struktural di lingkungan

Pemerintah Kota Semarang dan

staf Dinas Kebakaran ke

instansi lainnya sehingga

berakibat pejabat struktural

dan staf yang sudah dididik

sesuai standar kualifikasi

berkurang serta berkurangnya

jumlah personil memasuki

masa masa pensiun

Mengusulkan penambahan

personil satgas damkar

untuk mengisi kekurangan

personil di Dinas

Kebakaran terutama

Pasukan Pemadam

Kebakaran

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.130

2.3.2 Identifikasi Permasalahan Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan

Daerah

Permasalahan pada bagian ini merupakan permasalahan pembangunan yang

dibuat tiap urusan yang menyangkut layanan dasar dan tugas/fungsi tiap SKPD.

Suatu identifikasi permasalahan menjelaskan apa yang menjadi masalah dimasa

lalu dan masa mendatang serta gambaran solusi yang ditawarkan. Permasalahan

perurusan dapat disampaikan sebagai berikut:

1. Urusan Pendidikan, beberapa permasalahan yang dihadapi adalah: Jangkauan

akses pelayanan dan mutu pendidikan; kualitas sarana dan prasarana

pendidikan; Biaya penyelenggaraan pendidikan; Relevansi dan daya saing

pendidikan menengah umum dan khusus; dan Pendidikan karakter berbasis

moral dan budi pekerti.

Solusi: pendataan yang lebih akurat terkait sarana prasarana pendidikan yang

masih kurang terutama di daerah pengembangan, mulai lebih menggalakkan

pendidikan moral terutama kepada generasi muda dimulai dari usia dini

kedalam program kegiatan SKPD.

2. Urusan Kesehatan, beberapa permasalahan yang dihadapi adalah: Derajat

kesehatan masyarakat; pelaksananan jaminan kesehatan; penyediaan

pelayanan kesehatan yang berkualitas; peningkatan sarana dan prasarana

kesehatan; dan pencapaian Semarang sehat.

Solusi : penerapan standar mutu pelayanan kesehatan berbasis standar

pelayanan dan berbasis teknologi informasi.

3. Urusan Pekerjaan Umum, beberapa permasalahan yang dihadapi adalah: Rob

dan Banjir; Kelancaran arus barang dan jasa; Pengelolaan sanitasi; Kualitas

jalan yang belum optimal.

Solusi : pengelolaan sistem drainase yang terintegrasi dan konsisten,

pemanfaatan akses/ jalan-jalan baru sebagai pemecah arus lalu lintas (outer,

middle ring road), Peningkatan kualitas jalan dan saluran.

4. Urusan Perumahan, beberapa permasalahan yang dihadapi adalah: Masih

adanya Permukiman kumuh dan rumah yang tidak layak huni; kepemilikan

rumah; dan Keterbatasan lahan permukiman

Solusi : Perbaikan rumah tidak layak huni, Perbaikan sarpras perumahan

termasuk sanitasi/IPAL komunal, Pembangunan vertical housing yang bertata

lingkungan.

5. Urusan Penataan Ruang, beberapa permasalahan yang dihadapi adalah: Alih

fungsi lahan; Pengendalian bangunan Liar; dan Ketidaksesuaian tata ruang.

Solusi: Pengetatan pelaksanaan Perda RTRW.

6. Urusan Perencanaan Pembangunan, beberapa permasalahan yang dihadapi

adalah: Ketimpangan pertumbuhan wilayah; Koordinasi lintas sektoral;

keselarasan dokumen perencanaan; dan Keserasian pembangunan wilayah

perbatasan.

Solusi : proses pembuatan dokumen perencanaan yang melibatkan semua

stakeholder, pengetatan monitoring pelaksanaan pembangunan sesuai

dokumen perencanaan.

7. Urusan Perhubungan, beberapa permasalahan yang dihadapi adalah:

Pengembangan moda transportasi massal; Kemacetan lalu lintas; Kecelakaan

lalu lintas; Sarana prasarana perhubungan darat (terminal); dan tata kelola

parkir yang masih banyak lost income.

Solusi: Pengelolaan parkir yang efektif, Pengembangan moda transportasi

massal, Pengelolaan APILL berbasis teknologi informasi, perbaikan sarana

prasarana perhubungan darat.

8. Urusan Lingkungan Hidup, beberapa permasalahan yang dihadapi adalah:

Erosi, abrasi, reklamasi pantai, pengelolaan pesisir, penurunan muka tanah;

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.131

Perubahan iklim; Pencemaran dan kerusakan lingkungan; galian mineral non

logam (galian C); dan Pengelolaan sampah.

Solusi: Perencanaan program kegiatan berbasis kelestarian lingkungan hidup

(adaptasi & mitigasi dampak perubahan iklim), Pengetatan pelaksanaan Perda

galian C.

9. Urusan Pertanahan, beberapa permasalahan yang dihadapi adalah: Konflik

kepentingan pertanahan dan validitas data pertanahan yang belum baik.

Solusi : pendataan kepemilikan tanah serta batas-batas wilayah yang

terintegrasi dengan dokumen RTRW Kota Semarang.

10. Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil, beberapa permasalahan yang

dihadapi adalah: Urbanisasi; dan Administrasi kependudukan, integritas.

Solusi : pendataan administrasi kependudukan yang terintegrasi dengan data-

data administrasi yang lain.

11. Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, beberapa

permasalahan yang dihadapi adalah: Pengarusutamaan gender; Kekerasan

Dalam Rumah Tangga (KDRT); dan Diskriminasi, eksploitasi perdagangan

perempuan dan anak.

Solusi: sosialisasi gencar kepada masyarakat untuk melaporkan setiap

kejadian korban perempuan dan anak. Penyediaan fasilitas untuk

perlindungan perempuan dan anak.

12. Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera, beberapa permasalahan

yang dihadapi adalah: Angka kelahiran yang relatif tinggi; dan Kesehatan

reproduksi.

Solusi : memfasilitasi kegiatan untuk pengendalian angka kelahiran (TFR),

fasilitasi pembinaan keluarga menuju keluarga bahagia & sejahtera.

13. Urusan Sosial, beberapa permasalahan yang dihadapi adalah: Kemiskinan;

PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial); dan Mitigasi Bencana.

Solusi : menggalakkan program kegiatan dengan berorientasi mitigasi

bencana, memfasilitasi pembinaan sosial kemasyarakatan.

14. Urusan Ketenagakerjaan, beberapa permasalahan yang dihadapi adalah:

Pengangguran, kompetensi lulusan yang belum siap kerja; masih adanya

Konflik perburuhan.

Solusi : memfasilitasi forum antara buruh dan pengusaha, fasilitasi

peningkatan kompetensi lulusan siap kerja.

15. Urusan Koperasi dan UKM, beberapa permasalahan yang dihadapi adalah:

pemberdayaan dan peningkatan daya saing koperasi dan UKM.

Solusi: fasilitasi tumbuhnya klaster-klaster usaha kecil.

16. Urusan Penanaman Modal, beberapa permasalahan yang dihadapi adalah:

Daya Saing Daerah; Infrastruktur Kawasan Industri; dan Insentif dan

Disinsentif Investasi.

Solusi: efisiensi & efektifitas dalam proses perijinan.

17. Urusan Kebudayaan, beberapa permasalahan yang dihadapi adalah:

Lunturnya nilai-nilai budaya dan kesenian tradisional di kalangan

masyarakat; dan pelestarian cagar budaya dan bangunan bersejarah.

Solusi ; memfasilitasi dan menggalakkan kegiatan yang bersifat nguri-nguri

budaya Semarangan.

18. Urusan Pemuda dan Olah Raga, beberapa permasalahan yang dihadapi

adalah: Prestasi dan budaya olah raga; dan Potensi dan partisipasi pemuda.

Solusi: mengembangkan budaya berolahraga di masyarakat melalui

penyediaan sarana prasarana olahraga yang memadai.

19. Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri, beberapa permasalahan

yang dihadapi adalah: penyelenggaraan Pemilihan Walikota dan Wakil

Walikota; dan Kerukunan hidup berbangsa dan bernegara.

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.132

Solusi : fasilitasi kegiatan penyelenggaraan Pemilihan Walikota dan Wakil

Walikota.

20. Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, beberapa permasalahan yang

dihadapi adalah: Pelayanan publik; Optimalisasi PAD dan asset daerah; Rasio

kemandirian daerah; Pembudayaan zona integritas; dan pengelolaan anggaran;

optimalisasi Perusda dan BUMD, Profesionalisme Birokrasi.

Solusi: mendorong dengan kuat optimalisasi peningkatan PAD, efisiensi dan

transparansi dalam proses penyusunan anggaran.

21. Urusan Ketahanan Pangan, beberapa permasalahan yang dihadapi adalah:

pola konsumsi masyarakat yang masih kurang dalam memperhatikan

kandungan nutrisi;

Solusi : menggalakkan dan memfasilitasi gerakan konsumsi gizi dan nutrisi.

22. Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, beberapa permasalahan yang

dihadapi adalah: Partisipasi Masyarakat dalam pembangunan; dan Budaya

gotong royong masyarakat.

Solusi : menggalakan kegiatan-kegiatan yang bersifat membangun peran aktif

masyarakat dalam pembangunan.

23. Urusan Statistik, beberapa permasalahan yang dihadapi adalah: Akurasi data

base pembangunan; Unifikasi dan kodifikasi data; validitas dan ketersediaan

data untuk perencanaan.

Solusi : fasilitasi pendataan berbasis teknologi informasi serta berbasis

indikator pencapaian dalam pembangunan.

24. Urusan Kearsipan, beberapa permasalahan yang dihadapi adalah:

Inventarisasi arsip.

Solusi: fasilitasi pengarsipan berbasis sistem teknologi.

25. Urusan Komunikasi dan Informatika, beberapa permasalahan yang dihadapi

adalah: tuntutan masyarakat terhadap keterbukaan informasi publik; dan

Perkembangan Teknologi Informatika (E-Gov dan E-city) serta pendayagunaan

SDM Aparatur didalamnya.

Solusi: Sistem informasi semua SKPD yang terintegrasi dalam satu pintu

untuk mempermudah akses data, penegakan peraturan dalam pengendalian

jaringan telekomunikasi di Kota Semarang.

26. Urusan Perpustakaan, beberapa permasalahan yang dihadapi adalah: masih

belum optimalnya pusat-pusat buku/ informasi di seluruh wilayah Kota

Semarang, belum optimalnya minat baca; dan belum optimalnya persebaran

Rumah Pintar yang nyaman.

Solusi: menumbuhkan dan menggalakkan pusat-pusat baca baru, terus

memfasilitasi gerakan ayo membaca.

27. Urusan Pertanian, beberapa permasalahan yang dihadapi adalah: Penyediaan

bahan pangan pertanian; dan Konversi lahan pertanian menjadi non

pertanian.

Solusi : memfasilitasi petani yang masih aktif dalam mempertahankan dan

meningkatkan kualitas hasil panen, memfasilitasi dan sosialisasi

keanekaragaman (diversifikasi) olahan hasil pangan.

28. Urusan Kehutanan, beberapa permasalahan yang dihadapi adalah: Konservasi

lahan.

Solusi : menggalakkan partisipasi masyarakat terhadap upaya pelestarian

penghijauan/lahan

29. Urusan Energi & Sumberdaya Mineral, beberapa permasalahan yang dihadapi

Solusi;

30. Urusan Pariwisata, beberapa permasalahan yang dihadapi adalah: masih

belum optimalnya kegiatan kepariwisataan; masih terbatasnya pilihan tujuan

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 II.133

wisata; serta Kualitas dan kuantitas sarana prasarana pariwisata yang belum

optimal.

Solusi: Mengembangkan destinasi pariwisata dan event kepariwisataan,

memperbaiki dan memperbaharui sarpras kepariwisataan yang ada.

31. Urusan Kelautan dan Perikanan, beberapa permasalahan yang dihadapi

adalah: Rendahnya pengelolaan dan pemasaran Produk Hasil Perikanan dan

Kelautan; Semakin terbatasnya lahan budidaya; dan Semakin meluasnya

kerusakan pantai.

Solusi: meningkatkan kegiatan yang mendukung produksi hasil laut.

32. Urusan Perdagangan, beberapa permasalahan yang dihadapi adalah: semakin

menjamurnya jumlah PKL dan pasar semi modern; masih adanya kondisi

pasar tradisional yang tidak representatif.

Solusi : memfasilitasi sarpras perdagangan seperti Penataan PKL; Revitalisasi

pasar tradisional; dan Penataan pasar semi modern (retail modern)

33. Urusan Perindustrian, beberapa permasalahan yang dihadapi adalah:

Keterbatasan pusat-pusat industri kecil dan menengah; Ketergantungan

produk-produk industri;

Solusi: mendorong pertumbuhan pusat-pusat industri kecil dan menengah,

pengendalian dampak lingkungan dari pusat industri yang ada.

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 III.1

BAB III

RANCANGAN KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH

KOTA SEMARANG TAHUN 2016

Kondisi perekonomian Kota Semarang serta proyeksi perekonomian tahun

2016 dapat digambarkan melalui rancangan Kerangka Ekonomi Daerah yang juga

penjelasan atas analisis statistik perekonomian daerah.

Guna memperoleh gambaran kerangka ekonomi daerah tersebut, maka

disusun berbagai kebijakan untuk menghadapi tantangan dan penyelesaian

masalah agar arah pembangunan daerah dapat dicapai sesuai dengan berbagai

kebijakan yang akan ditetapkan. Pada sisi lain, perkiraan sumber-sumber

pendapatan dan besaran pendapatan dari sektor-sektor potensial merupakan

dasar kebijakan anggaran untuk mengalokasikan perencanaan anggaran berbasis

kinerja secara efektif dan efisien.

3.1. ARAH KEBIJAKAN EKONOMI DAERAH

Pada hakekatnya pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha yang

bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, memperluas lapangan

pekerjaan, pembagian pendapatan masyarakat yang merata, meningkatkan

hubungan ekonomi antar daerah, serta mengusahakan terjadinya pergeseran

kegiatan ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder atau tersier. Dan untuk

mewujudkan pembangunan ekonomi tersebut mutlak diperlukan perencanaan,

pengendalian dan evaluasi yang tepat, agar pembangunan yang dilaksanakan bisa

tepat waktu dan tepat sasaran sehingga dapat memaksimalkan sumber-sumber

pendapatan dan besaran pendapatan dari sektor-sektor potensial yang merupakan

dasar kebijakan anggaran untuk mengalokasikan secara efektif dan efisien dengan

perencanaan anggaran berbasis kinerja.

Sejalan dengan kebijakan nasional dan provinsi, maka kebijakan ekonomi

tahun 2016 diarahkan untuk meningkatkan investasi daerah, percepatan

pembangunan sararana dan prasarana, mengurangi kemiskinan dan

pengangguran, memperkuat perekonomian masyarakat dan keberlanjutan

pertumbuhan ekonomi. Dalam rangka pencapaian kerangka ekonomi makro yang

diinginkan Pemerintah Kota Semarang akan selalu meningkatkan peranan dan

partisipasi aktif masyarakat dan swasta dalam kegiatan pembangunan.

3.1.1. Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2014 dan Perkiraan Tahun 2015

Perekonomian suatu daerah tidak dapat terlepas dengan perekonomian

regional, perekonomian nasional bahkan perekonomian global. Ada beberapa

faktor-faktor perekonomian yang tidak dapat dikendalikan oleh daerah seperti hal-

hal yang berkaitan dengan kebijakan pemerintah pusat terkait sektor moneter

maupun sektor rill. Pengaruh perekonomian global seperti naik turunnya harga

minyak dunia, dan nilai tukar mata uang asing sangat berdampak pada

perekonomian di daerah.

Pertumbuhan ekonomi di Kota Semarang pada tahun 2014 mengalami

penurunan sebagai akibat dari beberapa kebijakan pemerintah pusat yang

berpengaruh langsung maupun tidak langsung di daerah. Pelaksanaan

Pemilihan Umum Legislatif dan Presiden, kenaikan tarif dasar listrik (TDL) serta

kebijkan pemerintah pusat pada triwulan IV tahun 2014 terkait pencabutan

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 III.2

subsidi BBM sangat berdampak pada kontribusi sektor-sektor lapangan usaha

terhadap PDRB di daerah.

Tabel 3.1

Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Semarang

Tahun LPE

2011 6,41

2012 6,42

2013 6,20

2014 *) 6,05

2015 *) 6,19

Sumber BPS Kota Semarang Th. 2013,

*) Data belum rilis/ asumsi prediksi Bappeda/ Angka sangat sementara

Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Semarang di tahun 2014 mengalami

pertumbuhan positif yakni sebesar 6,05% walaupun mengalami penurunan

dibanding tahun sebelumnya.

Pertumbuhan ekonomi Kota Semarang di tahun 2015 diharapkan akan

membaik sehingga dapat mencapai 6,10 % hingga 6,19% seiring dengan

stabilitas perekonomian nasional yang semakin membaik.

Struktur perekonomian daerah Kota Semarang pada tahun 2014, masih

dimoniasi oleh beberapa sektor basis yang menjadi potensi daerah.. Kontribusi

masing-masing sektor pada PDRB tahun 2014 berdasarkan atas harga konstan

tahun 2000 didominasi oleh sektor perdagangan dan jasa sebesar

Rp. 8.462.739,22 milyar atau sebesar 31,05 %, sektor industri pengolahan sebesar

Rp. 7.250.206,05 milyar atau sebesar 26,60 %, sektor bangunan sebesar

Rp. 4.228.425,44 milyar atau sebesar 15,52%, sektor jasa lainya sebesar

Rp. 3.297.471,09 milyar atau sebesar 12,10% dan sektor pengangkutan dan

komunikasi sebesar Rp. 2.615.104,71 milyar atau sebesar 9,60%. Sedangkan

kontribusi sektor lainnya yang meliputi sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan, Listrik gas, dan air bersih, pertanian, dan pertambangan dan

penggalian hanya dibawah 2,5 %.

Tabel 3.2.

Produk Domistik Regional Bruto Kota Semarang

Tahun 2011 – 2014 (atas dasar harga konstan th 2000)

Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014 *

1 2 3 4 5

1. Primer

1. Pertanian

2. Pertambangan

278.471,92

245.321,84

33.150,07

1,23

1,08

0,15

280.449,15

246.649,51

33.799,64

1,16

1,02

0,14

284.173,28

249.951,28

34.222,00

1,11

0,97

0,13

317.008,21

278.976,16

38.032,05

1,16

1,02

0,14

2. Sekunder

3. Industri

4. Listrik Gas dan

Air

5. Bangunan

9.866.494,83

6.047.907,66

284.108,72

3.534.478,44

43,40

26,60

1,25

15,55

10.474.856,83

6.432.298,02

294.792,96

3.747.765,85

43,29

26,58

1,22

14,49

11.144.977,44

6.842.639,52

315.936,70

3.986.401,22

43,37

26,63

1,23

15,51

11.814.505,50

7.250.206,06

335.874,00

4.228.425,44

43,35

26,60

1,23

15,52

3. Tersier

6. Perdagangan

7. Pengangkutan

8. Lembaga

Keuangan

9. Jasa-jasa

12.591.169,44

7.025.525,44

2.191.791,44

615.605,88

2.758.246,72

55,38

30,90

9,64

2,71

12,13

13.441.181,79

7.522.659,90

2.314.801,61

661.403,13

2.942.317,15

55,55

31,09

9,57

2,73

12,16

14.268.187,66

8.009.736,68

2.462.018,54

710.793,64

3.085.638,80

55,52

31,17

9,58

2,77

12,01

15.120.857,96

8.462.739,22

2.615.104,71

745.542,94

3.297.471,09

55,48

31,05

9,60

2,74

12,10

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 III.3

Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014 *

1 2 3 4 5

PDRB

22.736.136,19

24.196.487,77

25.697.338,39

27.252.371,67

Sumber : PDRB Kota Semarang 20011-2013 (BPS) ,

*) data belum rilis/ data proyeksi

Dari tabel tersebut diatas, sektor tersier sebagai sektor basis Kota

Semarang pada tahun 2014 sebesar 55,48% atau mengalami penurunan sebesar

minus 0,04% dibanding tahun 2013 yang tercatat sebesar 55,52%, kontribusi

sektor sekunder sebagai sektor basis kedua pada tahun 2014 sebesar 43,35%

atau mengalami penurunan sebesar minus 0,02% dibanding 2013 yang tercatat

sebesar 43,37%. Sedang sektor primer pada tahun 2014 sebesar 1,16% atau

mengalami peningkatan sebesar 0,05% dibanding tahun 2013 yang tercatat

sebesar 1,11%.

Struktur perekonomian Kota Semarang tahun 2014 mulai sedikit bergeser

dimana kelompok sektor primer mengalami peningkatan, sedangkan kelompok

sektor sekunder dan sektor tersier mengalami penurunan.

Sektor primer yang beberapa tahun mengalami penurunan, pada tahun

2014 menunjukkan pertumbuhan positif hal tersebut merupakan dampak dari

kebijakan Pemerintah Kota Semarang pada sektror primer khususnya pada

kelompok sektor peranian. Sedangkan kelompok sektor sekunder dan sektor

tersier pada tahun 2014 mengalami penurunan, hal tersebut menunjukkan bahwa

para pelaku usaha sektor sekunder dan tersier bergeser 0,06% ke kelompok sektor

primer.

Pertumbuhan ekonomi yang positif secara langsung akan berdampak pada

tingkat kesejahteraan masyarakat, hal tersebut dapat dilihat dari Pendapatan

Perkapita masyarakat.

Tabel 3.3.

PENDAPATAN PERKAPITA KOTA SEMARANG

Tahun 2011 – 2014

Tahun

Perkapita (RP.)

Pendapatan

Perkapita

Perkembangan

(%)

2011 26.400.736,96 9,74

2012 29.121.597,03 10,31

2013 32.136.359,30 10,35

2014 *) 35.466.967,34 10,36

2015 **) 39.173.342,40 10,45

*) angka sementara **) proyeksi

Pendapatan parkapita msyarakat kota Semarang pada tahun 2014 sebesar

Rp. 35.466.967,34 atau mengalami peningkatan sebesar 10,36%, hal tersebut

menunjukan tingkat pendapatan rata-rata masyarakat kota Semarang. Namun

dari sisi pemeratan Pendapatan, PDRB perkapita belum mencerminkan tingkat

pendapatan rill di masyarakat. Sedangkan pada tahun 2015 pendapatan per

kapita kota semarang diproyeksikan sebesar Rp. 39.173.342,40 dengan

pertumbuhan sebesar 10,45%.

Ketimpangan pendapatan masyarakat dapat dilihat dari angka Gini rasio,

Angka Gini rasio Kota Semarang pada tahun 2014 sebesar 0,3665 atau mengalami

peningkatan dibanding tahun 2013 yang tercatat sebesar 0,3514. Proyeksi

Pendapatan perkapita masyarakat tahun 2015 sebesar Rp. 39.173,342,40 dengan

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 III.4

angka gini rasio sebesar 0,4075. Semakin besar angka gini rasio menunjukan

besarnya ketimpangan pendapatan masyarakat, begitu sebaliknya semakin kecil

angka gini rasio maka semakin kecil ketimpangan pendapatan masyarakat.

Dari angka gini rasio tersebut pendapatan masyarakat Kota Semarang pada

tahun 2014 dan proyeksi tahun 2015 menunjukkan angka ketimpangan yang

meningkat, hal ini akan menjadi fokus perhatian pemerintah dalam merumuskan

kebijakan perekonomian di Kota Semarang pada tahun yang datang.

Tabel 3.4

Inflasi Kota Semarang

Tahun Inflasi (%)

2011 2,87

2012 4,85

2013 8,19

2014 * 5,24

2015 * 5,75

Laju Inflasi, Pertumbuhan ekonomi yang meningkat mendorong terjadinya

lajut inflasi, Inflasi Kota Semarang pada tahun 2014 sebesar 5,24% atau

mengalami penurunan dibanding tahun 2013 yang sebesar 8,19%. Laju inflasi

sangat dipengaruhi oleh berbagai kebijakan pemerintah pusat yang antara lain

berkaitan dengan Tarif Dasar Listrik (TDL), dan kenaikan bahan bakar minyak

(BBM). Laju inflasi pada tahun 2014 mengalami penurunan disebabkan oleh

deflasi kelompok bahan makanan yang mengalami penurunan sedangkan

kelompok pengeluaran konsumsi yang laninya mengalami kenaikan. Proyeksi

tahun 2015 angka inflasi kota Semarang diharapkan akan tetap berada di bawah

nilai laju pertumbuhan ekonomi yakni sebesar 5,75%.

Kondisi perekonomian kota Semarang dapat dilihat dari kondisi

kesejahreraan sosial masyarakat yakni Indeks Pembangunan Manusia (IPM),

jumlah penduduk miskin dan tingkat pengangguran.

Tabel 3.5

IPM, Penduduk Miskin dan Tingkat Pengangguran

Kota Semarang

Tahun IPM Penduduk Miskin Pengangguran

2011 77,42 6,92

2012 77,98 5,13 5,82

2013 78,37 5,96

2014 * 78,77 5,16

2015 * 79,33 4,40

*) data belum rilis/angka proyeksi

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator keberhasilan

pemerintah dalam pembangunan manusia. Capaian IPM Kota Semarang terus

menunjukkan peningkatan nilai dari tahun ke tahun, hal tersebut menunjukkan

keberhasilan Pemerintah Kota Semarang dalam melaksanakan program

pembangunan kesejahteraan sosial. Di tahun 2014 nilai IPM sebesar 78,77.

Perbaikan kondisi ekonomi dan program-program dari Pemerintah Kota Semarang

yang terkait dengan pembangunan mnusia di diharapkan dapat meningkatkan

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 III.5

indek pembangunan manusia, diharapkan pada tahun 2015 IPM dapat meningkat

menjadi sebesar 79,33.

Jumlah penduduk miskin, Jika berdasar indikator dan kriteria dari BPS,

penduduk miskin di Kota Semarang per September 2012 hanya sebesar 5,13%.

Prosentase ini merupakan yang terendah di Provinsi Jawa Tengah. Sedangkan jika

berdasar kepada indikator dan kriteria dari Pemerintah Kota Semarang, jumlah

warga miskin di tahun 2013 mencapai 373.978 jiwa atau mencapai 21,49 %.

Prosentase warga miskin ini menurun dari pendataan warga miskin di tahun 2011

yang sebesar 26,44%, atau terdapat penurunan 4,95% dalam kurun waktu 2011

hingga 2013. DI tahun 2014, angka kemiskinan ditargetkan akan dapat terus

diturunkan seiring dengan perbaikan kondisi makro perekonomian dan program-

program dari Pemerintah Kota Semarang.

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kota Semarang secara umum

menunjukkan penurunan. Pada tahun 2014 nilai TPT sebesar 5,16 %, sedang

pada tahun 2015 diproyeksikan sebesar 4,40%. Upaya yang dilakukan pemerintah

Kota Semarang melalui program-program pembangunan diharapkan dapat

berdampak langsung terhadap pengurangan angka pengangguran.

3.1.2. Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2016

Kondisi perekonomi daerah sangat dipengaruhi oleh perekonomian nasional

yang masih akan dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu pengelolaan arus modal

(capital inflow) dan nilai tukar (exchange rate) dimana harga-harga komoditas

cenderung mengalami kenaikan. Melihat perkemangan perekonomian Kota

Semarang tahun 2014 dan proyeksi perekonomian tahun 2015, maka

perekonomian Kota Semarang tahun 2016 diperkirakan akan mengalami

pertumbuhan positif.

Berdasarkan kondisi dan perkembangan perekonomian kota Semarang

serta mempertimbangkan kondisi lingkungan internal dan eksternal, maka

tantangan dan prospek perekonomian daerah yang dihadapi pada tahun 2016

antara lain :

- Kondisi perekonomian daerah sangat dipengaruhi oleh kondisi perekonomian

nasional maupun perekonomian global khususnya terkait kebijakan pemerintah

khususnya Tarif Dasar Listrik(TDL) dan Bahan Bakar Minyak (BBM). Jika

terjadi perubahan terhadap kebijakan tersebut, maka akan menganggu

distribusi barang dan jasa yang dapat berdampak pada peningkatan inflasi.

- Kondisi infrastruktur yang masih buruk di beberapa lokasi serta potensi

gangguan bencana yang berpotensi mengganggu distribusi barang dan jasa.

Perbaikan infrastruktur Kota Semarang merupakan suatu keharusan untuk

mendokung perekonomian lokal maupun provinsi dan nasional mengingat

posisi Kota Semarang dalam konstelasi ekonomi nasional dan regional.

- Jumlah penduduk yang besar dengan komposisi usia produktif yang terus

membesar dibandingkan dengan usia non produktif merupakan tantangan bagi

penyediaan lapangan pekerjaan. Selain itu, bonus demografi berupa

peningkatan usia harapan hidup menuntut penyediaan sarana prasarana dasar

kehidupan masyarakat yang memadai secara kuantitas dan kualitas.

- Potensi gangguan keamanan terkait dengan pelaksanaan Pemilu Walikota harus

diwaspadai dan perlu ada peningkatan upaya untuk menjamin keamanan dan

ketertiban di Kota Semarang tetap terjaga.

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 III.6

Selain tantangan, beberapa hal yang diharapkan akan mendukung prospek

perekonomian Kota Semarang di tahun 2016 antara lain:

- Posisi Kota Semarang yang sangat strategis, sebagai ibu kota provinsi, pusat

pemerintahan, pusat perdagangan dan jasa, pusat pendidikan dan fasilitas

lainnya sangat berpotensi terhadap kondisi perekonomian di daerah.

- Dukungan infratrukur kota, keberadaan Bandara A. Yani, Terminal bis dan

Stasiun KA merupakan faktor strategis sebagai daya dukung perekonomian di

daerah.

Dengan memperhatikan tantangan dan daya dukung yang ada di Kota

Semarang serta arah kebijakan pemerintah pusat dan pemerintah Provinsi Jawa

Tengah Tahun 2016 maka prospek perekonomian Daerah Kota Semarang adalah

sebagai berikut :

- Pertumbuhan ekonomi Kota Semarang Tahun 2016 diprediksi akan mengalami

pertumbuhan sebesar 6,00 – 6,20% atau masih diatas prediksi pertumbuhan

ekonomi Jawa Tengah yang tercatat sebesar 5,4 – 5,9%. Sedangkan tingkat

inflasi diprediksi pada kisaran 5 – 6% dengan asumsi semakin baiknya

kondisi distribusi barang dan jasa pada tahun rencana.

- Dengan laju pertumbuhan ekonomi yang mengalmai pertumbuhan positif

diharapkan akan berdampak pada menurunnya tingkat kemiskinan. Pada

tahun 2016 jumlah warga miskin diprediksi dapat menurun sebesar 5%,

melalui program/kegiatan pembangunan pro poor.

- Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPK) diprediksikan menjadi 3,5 – 4

% melalu upaya peningkatan produktivitas tenaga kerja pada sektor-sektor

yang mempunyai nilai tambah dan produktifitas tinggi.

3.2. ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

Efektifitas penyelenggaraan pemerintah tidak terlepas dari kapasitas

keuangan yang dapat dikelola oleh Pemerintah Kota Semarang, oleh karena itu

kebutuhan belanja pembangunan daerah akan selalu mempertimbangkan

kapasitas fiskal daerah sebagai salah satu penopang strategis dalam pelaksanaan

pembangunan di Kota Semarang.

Arah kebijakan keuangan daerah dalam kerangka peningkatan penerimaan

pendapatan daerah Kota Semarang tahun 2016 antara lain :

1. Mengoptimalkan penerimaan pendapatan asli daerah melalui pembenahan

manajemen penerimaan PAD, meningkatkan penerimaan pendapatan non-

konvensional, melakukan evaluasi dan revisi secara berkala peraturan

daerah pajak dan retribusi yang perlu disesuaikan, menetapkan target

penerimaan pendapatan berdasarkan potensi penerimaan daerah,

mengembangkan kelembagaan pengelolaan keuangan daerah sesuai dengan

kebutuhan daerah.

2. Mengoptimalkan kinerja Badan Usaha Milik Daerah untuk memberikan

kontribusi secara signifikan terhadap pendapatan daerah.

3. Meningkatkan pelayanan dan perlindungan masyarakat sebagai upaya

meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membasar retribusi daerah.

4. Melakukan koordinasi secara sinergis terkait dengan pendapatan daerah

dengan Pemerintah Pusat, Provinsi dan SKPD penghasil.

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 III.7

3.2.1. Evaluasi atas Hasil Perhitungan Kapasitas Keuangan Daerah RKPD

tahun 2014 dan tahun 015

Kapasitas fiskal daerah pada dasarnya akan tercermin dalam volume APBD,

APBD merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah dalam masa 1 (satu) tahun

anggaran, yang terdiri atas pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan

daerah (penerimaan dan pengeluaran pembiayaan daerah).

Untuk pendapatan daerah akan bersumber dari: 1) Pendapatan Asli Daerah

(PAD) yang terdiri dari kelompok Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil

Perusahaan milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang

dipisahkan dan lain-Lain Pendapatan Asli Daerah; 2) Dana Perimbangan yang Bagi

Hasil Pajak/Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus; 3)

Kelompok-lain-lain pendapatan daerah yang sah meliputi Hibah, Dana Darurat,

Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak dari Pemerintah Provinsi, Dana Penyesuaian

dan Dana Alternatif Khusus, dan Dana Bantuan Keuangan.

Selanjutnya untuk pembiayaan bersumber dari Sisa Lebih Perhitungan

Anggaran (SiLPA), Penerimaan Pinjaman Daerah, Dana Cadangan Daerah (DCD),

dan Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang dipisahkan. Selain dana dari

penerimaan daerah tersebut, daerah menerima dana yang bersumber dari

Pemerintah Pusat berupa dana dekonsentrasi, dana tugas pembantuan dan

urusan bersama, yang dialokasikan untuk menunjang program dan kegiatan

pembangunan yang dilakukan berdasarkan prioritas dan bersifat penugasan

kepada perangkat daerah.

Tabel 3.6

Realisasi 2014 dan target 2015

Pendapatan Daerah Kota Semarang

No.

Uraian Jenis

Sumber

Pendapatan

Realisasi

2013 %

Realisasi

2014 % Target 2015 %

Rata2

Pertumb

(Rp.) (Rp.) (Rp.) %

1.1 Pendapatan Asli

Daerah

778.866.930.000 16,62 891.280.705.000 14,43 1.052.732.041.00

0

18,11 16,39

1.1.1 Pajak Daerah 587.050.000.000 16,98 642.700.000.000 9,48 750.000.000.000 16,70 14,38

1.1.2 Retribusi Daerah 104.730.906.000 8,08 104.484.420.000 (0,24) 115.501.936.000 10,54 6,13

1.1.3 Hasil Pengelolaan

Kekayaan Daerah yang

Dipisahkan

6.872.760.000 8,04 7.989.867.000 16,25 9.306.898.000 16,48 13,59

1.1.4 Lain-lain Pendapatan

Yang Sah

80.213.264.000 27,78 136.106.418.000 68.68 177.923.207.000 30.72 42,73

1.2 Dana Perimbangan 1.219.637.347.00

0

10,17 1.266.631.093.0

00

3,85 1.272.530.064.00

0

1,78 4,83

1.2.1 Dana bagi hasil Pajak 114.600.538.000 17,77 120.850.000.000 5,45 118.900.000.000 (1,61

)

7,20

1.2.2 Dana bagi hasil bukan

Pajak

1.057.500.000 89,89 2.059.000.000 94,70 1.878.000.000 (8,79

)

58,53

1.2.3 Dana Alokasi Umum 1.054.002.569.00

0

12,50 1.104.739.473.0

00

4,81 1.126.847.634.00

0

2,00 6,44

1.2.4 Dana Alokasi Khusus 49.976.740.000 (30,8

5)

38.982.620.000 (22,0

0)

24.904.430.000 (36,1

1)

- (29,65)

1.3 Lain-lain Pendapatan

Daerah Yg Sah

596.058.411.000 18,39 707.597.780.000 18.71 717.894.975.000 1,46 12,85

1.3.1 Hibah - - - -

1.3.2 Dana Darurat - - - -

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 III.8

No.

Uraian Jenis

Sumber

Pendapatan

Realisasi

2013 %

Realisasi

2014 % Target 2015 %

Rata2

Pertumb

(Rp.) (Rp.) (Rp.) %

1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak

dari Provinsi dan

Pemerintah Daerah

Lainnya

244.901.850.000 10,12 345.255.000.000 40,98 344.158.000.000 (0,32

)

4,75

1.3.4 Dana Penguatan

Desentralisasi Fiskal &

Percepatan

Pembangunan Daerah

- Tambahan

Penghasilan Bagi

Guru PNSD dan

Tunjangan Profesi

Guru PNSD pada

Daerah/Prop/Kab/K

ota

266.894.650.000 39,33 283.917.499.000 6,38 353.006.952.000 24,33 5,55

1.3.5 Bantuan Keuangan dari

Provinsi

84.261.911.000 (5,86) 78.425.281.000 (6,93) 24.904.433.000 (73,5

7)

-28,79

Jumlah Pendapatan

Daerah

2.594.562.688.00

0

13,88 2.865.509.578.0

00

10,44 3.043.157.080.00

0

6,20 10,17

Dari tabel diatas, menunjukan penerimaan pendapatan daerah Kota

Semarang selama tiga tahun mengalami peningkatan rata-rata sebesar 10,17%.

Penerimaan pendapatan daerah Kota Semarang tahun 2014 sebesar Rp.

2.865.509.578.000,- atau mengalami peningkatan sebesar 10,44 % dibanding

tahun 2013 yang tercatat sebesar Rp. 2.594.562.688.000,-. Pada tahun 2015

penerimaan pendapatan ditargetkan mengalami peningkatan sebesar 6,20%

dibanding tahun 2014 atau sebesar Rp. 3.043.157.080.000,-.

Peningkatan pada masing-masing pos penerimaan pada tahun 2014

terbesar berasal dari Pos Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah yang tercatat

sebesar Rp. 18,43%, Pos Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar 14,43% dan Pos

Dana Perimbangan sebesar 3,85%.

Peningkatan pada pos Lain-lain pendapatan daerah yang sah dan pos Dana

Perimbangan merupakan pendapatan yang berasal dari pemerintah pusat dan

provinsi yang pengalokasiannya telah ditentukan sehingga pemerintah kota tidak

dapat secara langsung melakukan upaya dalam meningkatkan penerimaan

pendapatan, sehingga yang dapat secara langsung dalam peningkatan

penerimaan pendapatan adalah dengan Optimalisasi peningkatan Penerimaan

Daerah yang berasal dari PAD.

Penerimaan Pendapatan pada pos Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada

tahun 2014 sebesar Rp. 891.280.705,- atau mengalami peningkatan sebesar

14,43% dibanding tahun 2013 yang tercatat sebesar Rp. 778.866.930.000,-.

Kontribusi terbesar pada pos PAD berasal dari Penerimaan Pajak Daerah yang

tercatat sebesar 72,11%, pos lain-lain PAD yang sah yang tercatat sebesar

15,27%, Pos Retribusi Daerah sebesar 11,72% dan Pos Hasil Pengelolaan

Kekayaan Daerah yang dipisahkan sebesar 0,90%.

Dari pos Dana Perimbangan pada tahun 2014 tercatat sebesar Rp.

1.266.631.093.000,- atau mengalami peningkatan sebesar 3,85% dibanding tahun

2013 yang tercatat sebesar Rp. 1.219.637.347.000,-. Kontribusi terbesar pada pos

Dana Alokasi Umum (DAU) yang tercatat sebesar 87,22%, pos Dana Bagi Hasil

Pajak sebesar 9,54%, pos Dana Alokasi Khusus(DAK) sebesar 3,08% dan pos Bagi

Hasil Bukan Pajak sebesar 0,16%.

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 III.9

Penerimaan pendapatan pada pos Lain-lain pendapatan daerah yang sah

pada tahun 2014 tercatat sebesar Rp. 707.597.780.000,- atau mengalami

peningkatan sebesar 18,71% dibanding tahun 2013 yang tercatat sebesar Rp.

596.058.411.000,-. Kontribusi terbesar pada pos ini berasal dari pos Dana Hasil

Bukan dari Provinsi sebesar 48,79%, Dana Penguatan Desentralisasi Fiskal dan

percepatan Pembangunan Daerah yang diperuntukan untuk Tambahan

Penghasilan Bagi Guru PNSD dan Tunjangan Profesi Guru PNSD sebesar 40,12%

dan Bantuan Keuangan dari Provinsi sebesar 11,08%.

Tabel 3.7

Realisasi dan target 2015 Belanja Daerah Kota Semarang

Kode Uraian Belanja Tahun 2013 Tahun 2014 Grow

(%) Target 2015

Grow

%

AVG

(%)

2 Belanja Daerah

2.1 Belanja Tidak

Langsung

1.329.550.219.000 1.360.453.951.000 2,32 1.570.413.534.000 15,41 8,88

2.1.1 Belanja Pegawai 1.261.572.130.000 1.271.120.556.150 0,76 1.478.550.417.000 16,32 8,54

2.1.2 Belanja Bunga 1.000.000.000 200.000.000 (75,00) - - (37,50)

2.1.3 Belanja Subsidi - - - - -

2.1.4 Belanja Hibah 43.719.559.000 57.956.904.850 32,57 77.901.855.000 34,41 33,49

2.1.5 Belanja Bantuan

Sosial

4.006.400.0000 7.794.905.0000 94,56 2.277.000.000 (70,79) (15,35)

2.1.6 Belanja Bagi Hasil - - - -

2.1.7 Bantuan Keuangan 788.567.000 870.105.000 10,34 984.262.000 13,12 11,73

2.1.8 Belanja Tidak

Terduga

18.463.563.000 22.461.480.000 21,65 10.700.000.000 (52,79) (15,35)

2.2 Belanja Langsung 1.854.536.800.000 2.377.055.759.000 28,18 2.042.480.972.000 (14,08) 7,05

Jumlah Belanja 3.184.087.019.000 3.737.509.710.000 17,38 3.612.894.506.000 (3,33) 7,02

Belanja Daerah Kota Semarang tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar

17,38% dibanding tahun 2013. Dilihat dari Proporsi, belanja tidak langsung

sebesar 46,40 % dan belanja langsung sebesar 63,60 %. Perbandingan alokasi

belanja pada tahun 2014, belanja langsung memiliki porsi lebih besar dan sangat

signifikan hal tersebut mencerminkan bahwa fokus pemerintah kota dalam upaya

peningkatan pelayanan publik.

Pada tahun 2015 belanja daerah Kota Semarang ditargetkan sebesar Rp.

3.612.894.506.000,- atau mengalami penurunan dibanding tahun 2014 yang

tercatat sebesar Rp. 3.737.509.710.000 atau minus sebesar 3,33%.

Dilihat dari proporsi, belanja tidak langsung sebesar 43,47% dan belanja

langsung sebesar 56,53%. Dari berbandingan porsi belanja langsung pada tahun

2015 mengalami penurunan, hal tersebut disebabkan adanya kebijakan

pemerintah kota dalam meningkatkan kesejahetaraan aparatur.

Tabel 3.8

Realisasi 2014 dan target 2015 Pembiayaan Daerah Kota Semarang

Kode Uraian Belanja Tahun 2013 Tahun 2014 Grow

(%) Target 2015

Grow

%

AVG

(%)

3. Pembiayaan

Daerah

589.524.331.000 872.000.132.000 47,92 569.737.426.000 (34,66) 6,63

3.1 Penerimaan

Pembiayaan

635.424.331.000 920.179.046.000 44,81 611.423.426.000 (33,55) 5,63

3.1.1 Sisa Lebih

Perhitungan

635.424.331.000 912.721.021.842 548.441.535.450

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 III.10

Kode Uraian Belanja Tahun 2013 Tahun 2014 Grow

(%) Target 2015

Grow

%

AVG

(%)

Anggaran Tahun

Lalu (SILPA)

2.1.2 Pencairan Dana

Cadangan

- 7.478.024.158 62.981.890.550 -

3.2 Pengeluaran

Pembiayaan

45.900.000.000 48.178.914.000 4,96 41.686.000.000 (13,48) (4,26)

3.2.1 Pembentukan

Dana Cadangan

15.000.000.000 25.439.914.000 -

3.2.2 Penyertaan

Modal (Bank

Jateng)

15.000.000.000 8.339.000.000 18.361.000.000

3.2.3 Penyertaan

Modal (Bergulir

UKM, LKM &

Koperasi)

- - -

3.2.4 Penyertaan

Modal PDAM

10.000.000.000 10.000.000.000 20.000.000.000

3.2.5 Penyertaan

Modal BPR/BKK

1.000.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000

3.2.6 Penyertaan

Modal Bank

Pasar

1.000.000.000 - 1.000.000.000

3.2.7 Penyertaan

Modal Perusda

Percetakan

1.000.000.000 - 1.325.000.000

3.2.8 Penyertaan

Modal Perusda

RPH & BHP

1.000.000.000 1.500.000.000

3.2.9 Pembayaran

Pokok Hutang

1.900.000.000 1.900.000.000

3.2.10 Pemberian

Pinjaman

Daerah

-

3.2.11 Pengembalian

Sisa Dana DPPID

-

Jumlah Pembiayaan 589.524.331.000 872.000.132.000 47,92 569.737.426.000 (34,66) 5,63

Dari tabel tersebut diatas, penerimaan pembiayaan daerah Kota Semarang

Tahun 2014 mengalami peningkatan signifikan yang berasal dari Pos Penerimaan

Pembiayaan Sisa Lebih Tahun Anggaran Lalu (SILPA).

3.2.2 Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan Tahun 2016

Kecenderungan realisasi pendapatan daerah dari tahun 2013-2015 terlihat

mengalami peningkatan yang variatif, sedangkan pencapaian pendapatan

khususnya dari pos pendapatan PAD mengalami kenaikan yang cukup signifikan.

Namun demikian peningkatan pendapatan sangat dipengaruhi oleh kondisi

ekonomi masyarakat, sehingga perlu adanya upaya-upaya dalam peningkatan

pendapatan lebih intens dilakukan disertai dengan peningkatan pelayanan publik

serta upaya intensifikasi/ekstensifikasi yang lebih giat, sehingga diharapkan pada

tahun 2016 dapat mengalami peningkatan pendapatan daerah yang optimal.

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 III.11

Dengan melihat pertumbuhan pada masing-masing pos Penerimaan

Pendapatan diuraikan tersebut diatas, maka kerangka pendanaan tahun 2016

diproyeksikan meningkat sebesar 3,94% dibanding target tahun 2015.

Table 3.9

Proyeksi Penerimaan Pendapatan Kota Semarang Tahun 2016

No Uraian Proyeksi Tahun

2016 (Rp)

(1) (2) (3)

1 PENDAPATAN

1.1. Pendapatan Asli Daerah 1.172.541.093.000

Pajak Daerah 843.750.000.000

Retribusi Daerah 122.05.305.000

Hasil pengelolaan keuangan Daerah Yang Dipisahkan 10.470.260.000

Lain-Lain PAD yang sah 195.715.528.000

1.2. Dana Perimbangan 1.345.775.160.000

Dana Bagi Hasil Pajak 118.900.000.000

Bagi Hasil Bukan Pajak 1.878.000.000

Dana Alokasi Umum 1.200.092.730.000

Dana Alokasi Khusus 24.904.430.000

1.3. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah 717.894.975.000

1. Hibah -

2. Dana Darurat -

3. Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah

Lainnya 344.158.000.000

4.

Dana Penguatan Desentralisasi Fiskal & Percepatan

Pembangunan Daerah

- Tambahan Penghasilan Bagi Guru PNSD dan Tunjangan

Profesi Guru PNSD pada Daerah/Prop/Kab/Kota

353.006.952.000

5. Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah

Lainnya 20.730.023.000

Total Pendapatan 3.236.211.228.000

3.2.3 Analisis Sumber Pendapatan Daerah Tahun 2016

Dilihat dari pertumbuhan penerimaan pendanaan Kota Semarang kurun

waktu 2013-2015 mengalami pertumbuhan yang positif dengan rata-rata

pertumbuhan 10,17% pertahun. Dari tiga pos penerimaan pendapatan daerah

yang dapat secara langsung diupayakan untuk dapat meningkatkan adalah pada

Pos Penerimaan PAD, sedangkan untuk pos penerimaan Dana Perimbangan dan

Pos Penerimaan Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah tidak dapat secara

langsung.

Tabel 3.10

Prosentase Sumber Pendapatan Daerah

Kota Semarang 2013 - 2014 dan target 2015

No Uraian

APBD

2013

APBD

2014

Target

APBD 2015

Proyeksi

2016

(%) (%) (%) (%)

1 2 3 4 5

1. PENDAPATAN DAERAH

1.1 Pendapatan Asli Daerah 30,02 31,10 34,59 36,23

1.1.1 Pajak Daerah 22,63 22,43 24,65 26,07

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 III.12

No Uraian

APBD

2013

APBD

2014

Target

APBD 2015

Proyeksi

2016

(%) (%) (%) (%)

1.1.2 Retribusi Daerah 4,04 3,65 3,80 3,79

1.1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg

dipisahkan

0,26 0,28 0,31 0,32

1.1.4 Lain - lain PAD yang Sah 3,09 4,75 5,85 6,05

1.2 Dana Perimbangan 47,01 44,20 41,82 41,58

1.2.1 Dana Bagi Hasil Pajak 4,42 4,22 3,91 3,67

Dana Bagi Hasil Bukan Pajak 0,04 0,07 0,06 0,06

1.2.2 Dana Alokasi Umum 40,62 38,55 37,03 37,08

1.2.3 Dana Alokasi Khusus 1,93 1,36 0,82 0,77

1.3 Lain - Lain Pendapatan Daerah yg

Sah

22,97 24,69 23,59 22,18

1.3.1 Hibah - - -

1.3.2 Dana Darurat - - -

1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi 9,44 12,05 11,31 10,61

1.3.4 Dana Penguatan Desentralisasi Fiskal

& Percepatan Pembangunan Daerah :

- -

- Dana Percepatan Pemb

Infrastruktur Pendidikan dan Dana

Penguatan Infrastruktur dan

Prasarana Daerah

- - -

- Tambahan Penghasilan bagi Guru

PNSD

10,29 9,91 11,60 10,91

- Tunjangan Profesi Guru PNSD pada

Daerah

- - -

- Dana Bantuan Operasional Sekolah - - -

1.3.5 Bantuan Keuangan dari Propinsi atau

Pemerintah Daerah Lainnya

3,25 2,74 0,68 0,64

Jumlah 100 100 100 100

Penerimaan pendapatan kota Semarang tahun 2016 masih diperoleh dari

berbagai sumber yaitu pendapatan asli daerah, dana perimbangan dan lain-lain

pendaptan daerah yang sah. Berdasarkan Tabel 3.10 Diatas dapat disimpulkan

bahwa pendapatan terbesar diperoleh dari dana perimbangan dinama dana

tersebut diperoleh dari dana yang berasal dari APBD yang bertujuan untuk

menutup celah fiskal (fiscal gap) sebagai akibat selisih kebutuhan fiscal (fisal need)

dengan kapasitas fiscal (fiscal capacity).

Komposisi penerimaan pendapatan terbesar masih pada pos Dana

Perimbangan, hal tersebut mengindikasikan bahwa Pemerintah Kota Semarang

masih bergantung pada dana perimbangan. Jika ketergantungan tersebut

berlanjut maka pemerintah kota tidak akan optimal dalam mengembangkan sendi-

sendi perekonomian daerah sehingga untuk mengurangi ketergantungan tersebut

diperlukan upaya-upaya yang meminimalisir guna meningkatkan proporsi

pendapatan yang bersumber dari PAD dan lain-lain pendapatan daerah yang sah.

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 III.13

3.2.4 Analisis Penerimaan Pembiayaan Daerah

Penerimaan pembiayaan daerah Kota Semarang secara umum didominasi

oleh penerimaan dari Pos Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya

(SILPA), pada tahun 2016 Penerimaan pembiayaan masih berasal dari Pos SILPA.

Namun demikian pos ini seharusnya berbanding terbalik dengan pos penerimaan

pendapatan semakin kecil SILPA menunjukan kinerja semakin baik dalam

penyelenggaraan pemerintahan daerah. Dengan semakin baiknya penyelenggaran

Pemerintahan dan Pembangunan Kota Semarang pada tahun 2015 diharapkan

pada tahun 2016 penerimaan dari SILPA dapat menurun sebesar 39,91 % atau

sebesar Rp. 342.355.219.000,- dengan rincian pembiayaa daerah seperti tabel

Tabel 3.11.

Tabel 3.11

Proyeksi Pembiayaan Daerah Kota Semarang Tahun 2016

Kode Uraian Tahun 2013 2014 Target 2015 Proyeksi 2016*

3. Pembiayaan Daerah 589.524.331.000 872.000.132.000 569.737.426.000 339.355.219.000

3.1 Penerimaan

Pembiayaan

635.424.331.000 920.179.046.000 611.423.426.000 342.355.219.000

3.1.1 Sisa Lebih

Perhitungan

Anggaran

Sebelumnya (SILPA)

635.424.331.000 912.721.021.842 548.441.535.450 342.355.219.000

Pencairan Dana

Cadangan

- 7.458.024.158 62.981.890.550 -

3.2.5. Pengeluaran Daerah

3.2.5.1. Belanja daerah tahun 2016

Belanja daerah merupakan pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan dalam

rangka penyelenggaraan pemerintahan dan kepentingan pelaksanaan

pembangunan daerah, baik melalui belanja tidak langsung maupun belanja

langsung. Belanja tidak langsung digunakan untuk belanja Pegawai, Belanja

Subsidi, Belanja Hibah, Belanja Bantuan Sosial, Belanja Bantuan Keuangan

Keapda Pemerintah Desa dan Belanja Tidak terduga. Sedangkan belanja

langsung digunakan untuk membiayai program/kegiatan prioritas baik untuk

urusan wajib/pilihan maupun urusan pendukung yang akan dilaksanakan oleh

seluruh SKPD.

Belanja Daerah tahun 2016 diarahkan pada pengelolaan belanja daerah

(belanja langsung maupun tidak langsung) yang laksanakan dengan pola yang

proporsional, efisien dan efektif dalam rangka pencapaian prioritas dan sasaran

pembangunan daerah.

Kebijakan Belanja Tidak Langsung pada tahun 2016 adalah :

- Belanja pegawai diarahkan untuk mengantisipasi adanya kenaikan gaji

berkala, tunjangan keluarga, mutasi dan penambahan pegawai dengan

memperhitungkan besarnya dibatasi maksimum 2,5% dari jumlah belanja

pegawai (gaji pokok dan tunjangan).

- Mengalokasikan belanja pegawai yang merupakan belanja kompensasi, dalam

bentuk gaji dan tunjangan serta penghasilan laiinnya yang diberikan kepada

pegawai negeri sipil daerah yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

- Mengalokasikan dana jaminan kesehatan PNSD yang dibebankan pada APBD

dan berpedoman pada UU No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS.

- Mengalokasikan dana belanja hibah dan bantuan sosial kepada masyarakat

yang bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 III.14

- Anggaran bantuan keuangan kepada pemerintah daerah lainnya/desa harus

didasarkan pada pertimbangan untuk mengatasi kesenjangan masyarakat.

- Belanja tidak terduga diarahkan untuk mendanai kebutuhan tanggap darurat

bencana, penanggulangan bencana alam dan sosial yang tidak tertuang dalam

bentuk program/kegiatan.

Belanja langsung merupakan belanja yang kinerja dan manfaatnya dapat

dirasakan langsung oleh masyarakat dalam rangka peningkatan kualitas

pelayanan publik. Kebijakan belanja langsung pada tahun 2016 antara lain :

- Mengalokasikan dana anggaran belanja pegawai untuk mencapai target kinerja

kegiatan dengan memperhatikan aspek asas kepatutan, kewajaran dan

rasionalitas.

- Mengalokasikan dana belanja barang dan jasa yang diberikan kepada

masyarakat hanya diperkenankan dalam rangka pemberian hadiah yang

bersidat perlombaan atas suatu prestasi.

- Mengalokasikan belanja barang dan jasa habis pakai disesuaikan dengan

kebutuhan nyata yang didasarkan atas pelaksanaan tugas dan fungsi SKPD.

- Mengalokasi belanja perjalanan dinas dalam rangka kunjungan dinas dan

studi banding dilakukan secara efektif dengan memperhatikan target kinerja.

- Mengalokasikan anggaran untuk kegiatan rapat, pendidikan dan pelatihan

diprioritaskan menggunakan fasilitas aset daerah.

- Mengalokasikan belanja modal untuk pembangunan dan pengembangan

sarana dan prasarana yang terkait dengan peningkatan pelayanan kepada

masyarakat.

Tabel 3.13

Proyeksi Belanja Daerah Kota Semarang Tahun 2016

Kode Uraian Tahun 2013 2014 Target 2015 Proyeksi 2016*

3.2 BELANJA TIDAK

LANGSUNG

1.329.550.219.000 1.360.453.951.000 1.570.413.534.000 1.631.841.924.000

3.2.1 Belanja Gaji dan

Tunjangan

1.261.572.130.000 1.271.120.556.150 1.478.550.417.000 1.552.477.936.000

3.2.2 Belanja Bunga 1.000.000.000 250.000.000 - -

3.2.3 Belanja Subsidi - - - -

3.2.4 Belanja Hibah 43.719.559.000 57.956.904.850 77.901.855.000 66.216.576.000

3.2.6 Belanja Bantuan

Sosial

4.006.400.000 7.794.905.000 2.277.000.000 2.163.150.000

3.2.7 Belanja Bagi Hasil - - -

3.2.8 Belanja Bantuan

Keuangan

788.567.000 870.105.000 984.262.000 984.262.000

3.2.9 Belanja Tidak

Terduga

18.463.563.000 22.461.480.000 10.700.000.000 10.000.000.000

3.2.10 BELANJA

LANGSUNG

1.854.536.800.000 2.377.055.759.000 2.042.480.972.000 1.943.724.522.000

Belanja

Program/Kegiatan

1.854.536.800.000 2.377.055.759.000 2.042.480.972.000 1.943.724.522.000

JUMLAH BELANJA 3.184.087.019.000 3.737.509.710.000 3.612.894.506.000 3.575.566.446.000

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 III.15

3.2.5.2 Pengeluaran pembiayaan tahun 2016

Kebijakan pengeluaraan pembiayaan Kota Semarang tahun 2016 antara

lain :

1. Mengalokasikan anggaran untuk penambahan, peningkatan dan perluasan

sarana dan Prasarana dalam kerangka menggerakan perekonomian

masyarakat.

2. Menambahkan mondal yang disetor dan melakukan penambahan penyertaan

modal yang dilakukan pemerintah daerah pada BUMD untuk memperkuat

struktur permodalan sehingga BUMD dalam lebih berkomptesisi, tumbuh dan

berkembang.

Tabel 3.13

Proyeksi Pengeluaraan Pembiayaan Daerah Kota Semarang

Tahun 2012 – 2014 dan Proyeksi 2015

Kode Uraian Tahun 2013 2014 2015 2016*

3.2 Pengeluaran

Pembiayaan

45.900.000.000 48.178.914.000 41.686.000.000 3.000.000.000

3.2.1 Pembentukan Dana

Cdangan

15.000.000.000 25.439.914.000 - -

3.2.2 Penyertaan Modal

(Bangk Jateng)

15.000.000.000 8.339.000.000 18.361.000.000 -

3.2.3 Penyertaan Modal

(Dana Bergulir, UKM)

- - - -

3.2.4 Penyertaan Modal

(PDAM)

10.000.000.000 10.000.000.000 20.000.000.000 -

3.2.6 Penyertaan Modal

BPR/BKK

1.000.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000

3.2.7 Penyertaan Modal

Bank Pasar

1.000.000.000 - 1.000.000.000 1.000.000.000

3.2.8 Penyertaan Modal

Perusda Percetakan

1.000.000.000 - 1.325.000.000 1.000.000.000

3.2.9 Penyertaan Modal

Perusda RPH & BHP

1.000.000.000 1.500.000.000 - -

3.2.10 Pembayaran Pokok

Hutang

1.900.000.000 1.900.000.000 - -

3.2.11 Pemberiaan Pinjaman

daerah

- - - -

3.2.12 Pengembalian Sisa

dana DPPID

- - - -

Dari uraian tersebut diatas, pada tahun 2016 proyeksi keuangan dan

kerangka pendanaan Kota Semarang Tahun 20916 yang meliputi Penerimaan

Pendapatan Daerah, Belanja Daerah dan Pembiayaan Daerah Kota Semarang

Tahun 2016.

Table 3.14

Proyeksi Keuangan dan Kerangka Pendanaan Kota Semarang Tahun 2016

No Uraian Proyeksi Tahun

2016 (Rp)

(1) (2) (3)

1 PENDAPATAN 3.236.211.227.000

1.1. Pendapatan Asli Daerah 1.172.541.092.000

1.1.1 Pajak Daerah 843.750.000.000

1.1.2 Retribusi Daerah 122.05.305.000

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 III.16

No Uraian Proyeksi Tahun

2016 (Rp)

(1) (2) (3)

1.1.3 Hasil pengelolaan keuangan Daerah Yang Dipisahkan 10.470.260.000

1.1.4 Lain-Lain PAD yang sah 195.715.527.000

1.2. Dana Perimbangan 1.345.775.160.000

1.2.1 Dana Bagi Hasil Pajak 118.900.000.000

1.2.2 Bagi Hasil Bukan Pajak 1.878.000.000

1.2.3 Dana Alokasi Umum 1.200.092.730.000

1.2.4 Dana Alokasi Khusus 24.904.430.000

1.3. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah 717.894.975.000

1.3.1 Hibah -

1.3.2 Dana Darurat -

1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya 344.158.000.000

1.3.4

Dana Penguatan Desentralisasi Fiskal & Percepatan Pembangunan Daerah

- Tambahan Penghasilan Bagi Guru PNSD dan Tunjangan Profesi Guru

PNSD pada Daerah/Prop/Kab/Kota

353.006.952.000

1.3.5 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya 20.730.023.000

2. BELANJA DAERAH 3.575.566.446.000

2.1 Belanja Tidak Langsung 1.631.841.924.000

2.1.1 Belanja Pegawai dan Tunjangan 1.552.477.936.000

2.1.2 Belanja Bunga -

2.1.3 Belanja Subsidi -

2.1.4 Belanja Hibah 66.216.576.000

2.1.5 Belanja Bantuan Sosial 2.163.150.000

2.1.6 Belanja Bagi Hasil -

2.1.7 Belanja Bantuan Keuangan 984.262.000

2.1.8 Belanja Tak Terduga 10.000.000.000

2.2 Belanja Langsung 1.943.724.522.000

2.2.1 Belanja Program/Kegiatan 1.943.724.522.000

3. PEMBIAYAAN 339.355.219.000

3.1 Penerimaan Pembiayaan 342.355.219.000

3.1.1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu (SILPA) 342.355.219.000

3.1.2 Pencairan Dana Cadangan -

3.2 Pengeluaran Pembiayaan 3.000.000.000

3.2.1 Pembentukan Dana Cadangan -

3.2.2 Penyertaan Modal -

3.2.2.1 Penyertaan Modal Bank Jateng -

3.2.2.2 Dana Bergulir UKM, LKM & Koperasi -

3.2.2.3 PDAM -

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 III.17

No Uraian Proyeksi Tahun

2016 (Rp)

(1) (2) (3)

3.2.2.4 BPR / BKK 1.000.000.000

3.2.2.5 Bank Pasar 1.000.000.000

3.2.2.6 Perusda Percetakan 1.000.000.000

3.2.2.7 Perusda RPH & BHP -

3.2.3 Pembayaran Pokok Hutang -

3.2.4 Pembayaran Pinjaman Daerah -

Deifist Belanja ( Jumlah Belanja – Pendapatan ) ( 339.355.219.000 )

Defisit Belanja + Pembiayaan -

Surplus/Defisit -

Dari uraian tersebut, Proyeksi Belanja Daerah Kota Semarang Tahun 2016

sebesar Rp. 3.575.566.446.000,-, dengan Penerimaan pendapatan daerah Kota

Semarang sebesar Rp. 3.236.211.227.000,-, sehingga terjadi defisit belanja

sebesar 339.355.219.000,-.

Defisit belanja pada tahun 2016 akan ditutup dengan Pembiayaan daerah

Kota Semarang Tahun 2016 sebesar 339.355.219.000,- sehingga Anggaran Belanja

Daerah dan Pendapatan Kota Semarang Tahun 2016 akan mengalami anggaran

berimbang.

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 IV.1

BAB IV

PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

4.1. TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN

RKPD Kota Semarang Tahun 2016 sebenarnya merupakan penjabaran tahun

tahun pertama dari RPJMD Tahun 2015-2020 yang berisi capaian sasaran

pembangunan daerah, tingkat kemendesakan, dan daya ungkit bagi peningkatan

kinerja pembangunan daerah. Namun mengingat RPJMD Kota Semarang tahun

2015-2020 belum ditetapkan maka RKPD tahun 2016 disusun dengan

mendasarkan pada tujuan dan sasaran Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Daerah (RPJPD) Kota Semarang tahun 2005-2025 pada periode tahap ketiga.

Sasaran pada RPJMD disusun untuk mencapai visi dan misi yang telah

ditetapkan. Penyusunan Prioritas pembangunan di dalam RKPD Kota Semarang

penting untuk dilakukan mengingat keterbatasan sumber daya yang dimiliki

daerah untuk melakukan pembangunan.

Visi Pembangunan Daerah Kota Semarang yang tercantum didalam dokumen

RPJPD tahun 2005-2025 yaitu “Semarang Kota Metropolitan yang Religius,

Tertib dan Berbudaya“ Perwujudan visi tersebut mengandung filosofis bahwa

Kota Semarang diharapkan menjadi Kota yang dihuni oleh masyarakat dengan

senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai agama, etos kerja, tata cara, adat istiadat,

tradisi, norma kearifan lokal yang hidup dan berkembang sehingga terwujud

kehidupan pemerintahan dan kemasyarakatan yang teratur, sejahtera dan

didukung oleh aktivitas ekonomi utama yang berupa perdagangan, jasa, dan

industri.

Dalam mewujudkan Visi tersebut ditempuh melalui 5 (lima) misi

pembangunan daerah yaitu:

Misi 1. Mewujudkan sumberdaya manusia Kota Semarang yang berkualitas

Misi 2. Mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (good governance) dan

kehidupan politik yang demokratis dan bertanggung jawab

Misi 3. Mewujudkan kemandirian dan daya saing daerah

Misi 4. Mewujudkan tata ruang wilayah dan infrastruktur yang berkelanjutan

Misi 5. Mewujudkan Kesejahteraan Sosial Masyarakat

Makna visi pembangunan Jawa Tengah digambarkan sebagai berikut: - Kota Metropolitan, mengandung arti bahwa Kota Semarang mempunyai sarana

prasarana yang dapat melayani seluruh aktivitas masyarakat kota dan

hinterland-nya dengan aktivitas ekonomi utama berupa perdagangan, jasa, dan

industri serta didukung sektor ekonomi lainnya untuk mewujudkan masyarakat

yang sejahtera. Metropolitan juga mengandung makna dapat menjamin

kehidupan masyarakatnya yang aman, tentram, lancar, asri, sehat dan

berkelanjutan.

- Religius, mengandung arti bahwa masyarakat Kota Semarang meyakini

kebenaran ajaran dan nilai-nilai agama/kepercayaan serta mengamalkannya

dalam wujud keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan

menjunjung tinggi toleransi dan kepedulian dalam menjalankan kehidupannya.

- Tertib, mempunyai arti bahwa setiap masyarakat secara sadar menggunakan

hak dan menjalankan kewajibannya dengan sebaik-baiknya sehingga terwujud

kehidupan pemerintahan dan kemasyarakatan yang teratur dan pasti,

senantiasa berpedoman pada sistem ketentuan perundang-undangan yang

esensial untuk terciptanya sikap disiplin, teratur, menghargai waktu sebagai ciri

perilaku hidup masyarakat yang maju.

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 IV.2

- Berbudaya, mempunyai arti bahwa setiap perilaku kehidupan masyarakat yang

dilandasi oleh etos kerja, tata cara, adat istiadat, tradisi, kearifan lokal, norma

yang hidup dan berkembang dalam masyarakat serta diyakini sebagai nilai-nilai

budi pekerti yang luhur yang diwujudkan dalam perilaku interaksi sosial

sebagai identitas penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan

pembangunan

Pencapaian visi dan misi RPJPD Kota Semarang Tahun 2005-2025

ditetapkan dalam 4 (empat) tahapan pembangunan jangka menengah.

Pembangunan daerah Tahun 2016 merupakan periode lima tahun ketiga (tahap

III) RPJPD 2005-2025. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Daerah Kota Semarang

di tahun 2016 mengacu pada Visi dan Misi yang tertuang didalam dokumen

RPJPD 2005-2020 pada periode Lima Tahun Ketiga dengan prioritas pada

“Pemantapan Pembangunan Secara Menyeluruh di Berbagai Bidang”. Adapun

langkah konkrit yang akan dilakukan dapat terlihat melalui hubungan Visi/Misi,

Tujuan dan Sasaran Pembangunan Kota Semarang seperti tertera pada tabel

berikut:

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 IV.3

Tabel 4.1.

Hubungan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Pembangunan Daerah

Kota Semarang pada Lima Tahun Ketiga RPJPD 2005-2025

No Visi / Misi Tujuan dan Sasaran Pokok Arah Pembangunan Prioritas Pembangunan Tahap III RPJPD

Misi

1

Mewujudkan

sumberdaya

manusia Kota

Semarang

yang

berkualitas

Mewujudkan pembangunan yang diprioritaskan

pada peningkatan kualitas sumberdaya

manusia yang memiliki tingkat pendidikan dan

derajat kesehatan yang tinggi, berbudi luhur

disertai toleransi yang tinggi dengan tetap

memiliki kadar keimanan dan ketaqwaan

kepada Tuhan YME, dengan sasaran:

1. Mewujudkan pertumbuhan dan persebaran

penduduk yang terkendali;

2. Menurunnya jumlah pengangguran,

meningkatnya produktivitas kerja,

perlindungan dan kesejahteraan tenaga

kerja;

3. Meningkatnya aksesibilitas, kualitas,

relevansi dan tata kelola pendidikan

masyarakat minimal berpendidikan SLTA

atau sedejarat;

4. Meningkatnya budaya baca masyarakat

seiring dengan kemajuan teknologi;

5. Meningkatnya kualitas kesehatan

masyarakat dan mutu pelayanan kesehatan

menuju tercapainya masyarakat sehat;

6. Meningkatnya semangat kebangsaan dan

kepeloporan pemda serta partisipasi pemuda

dalam pembangunan dan berkembangnya

budaya olahraga masyarakat menuju olah

raga prestasi;

7. Meningkatnya kesadaran akan pelestarian,

penghayatan dan kebanggan nilai-nilai

budaya tradisional, benda dan bangunan

1. Pengendalian laju pertumbuhan melalui

pengendalian angka kelahiran pemerataan

persebaran penduduk dan pengaturan arus

urbanisasi serta mewujudkan keluarga

sejahtera;

2. Perluasan lapangan kerja, peningkatan

kualitas tenaga kerja, kesejahteraan dan

perlindungan serta kemandirian tenaga

kerja yang berwawasan wirausaha

(enterpreneur) sehingga mampu bersaing di

era global;

3. Peningkatan kualitas pendidikan melalui

pemerataan dan akses pelayanan

pendidikan yang bermutu dan terjangkau

pada semua jenis, jalur dan jenjang

pendidikan; peningkatan mutu, relevansi

dan daya saing pendidikan; akuntabilitas,

tata kelola dan pencitraan publik;

peningkatan sarana dan prasarana sekolah

yang berkualitas sebagai upaya pemenuhan

standar pendidikan dan pencapaian sekolah

standar nasional dan atau bertaraf

internasional;

4. Peningkatan pelayan, aksesibilitas, dan

sarana prasarana perpustakaan yang

sesuai dengan tuntutan perkembangan

teknologi dan budaya baca masyarakat;

5. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat

melalui peningkatan kualitas pelayanan

pada setiap strata pelayanan,

pengembangan jaminan kesehatan bagi

1. Penguatan sistem pengendalian laju

pertumbuhan penduduk persebarannya,

perwujudan keluarga sejahtera dan sistem

administrasi kependudukan yang terintegrasi;

2. Fasilitasi Penguatan lapangan kerja/

berusaha kesejahteraan, perlindungan dan

kualitas tenaga kerja yang mampu bersaing di

era global;

3. Penguatan pemerataan akses dan mutu

pendidikan dasar 9 tahun dan peningkatan

wajar 12 tahun didukung oleh sarana/

prasarana yang memadai, dan tenaga

pendidik/ kependidikan yang profesional serta

pengembangan tatakelola pendidikan

berstandar nasional dan atau internasional;

4. Peningkatan pelayanan, aksesibilitas dan

sarana prasarana perpustakaan berbasis

teknologi informasi yang dapat berfungsi

untuk mencerdaskan masyarakat;

5. Penguatan jangkauan, dan mutu pelayanan

kesehatan masyarakat dan pelayanan

kesehatan perseorangan/ rujukan berskala

rumah sakit, pengembangan profesionalisme

dan kompetensi tenaga kesehatan yang

didukung dengan sarana prasarana yang

memadahi serta terwujudnya jaminan

pemeliharaan kesehatan masyarakat yang

menyeluruh;

6. Penguatan peran pemuda dan organisasi

kepemudaan dalam mendukung sikap dan

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 IV.4

No Visi / Misi Tujuan dan Sasaran Pokok Arah Pembangunan Prioritas Pembangunan Tahap III RPJPD

bersejarah serta cagar budaya sebagai jati

diri dan identitas masyarakat;

8. Meningkatnya perilaku masyarakat yang

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berbudi luhur dan mempunyai

jiwa kepedulian sosial yang tinggi;

9. Meningkatnya dan menguatnya budaya

inovatif yang berorientasi pada

pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi dengan tetap mengembangkan

nilai-nilai kearifan lokal yang di dukung oleh

sumberdaya manusia dalam penguasaan

ilmu pengetahuan dan teknologi dalam

berbagai bidang.

masyarakat terutama keluarga miskin,

peningkatan kualitas dan kuantitas

pendayagunaan tenaga kesehatan,

peningkatan kualitas lingkungan sehat dan

peningkatan perilaku hidup bersih dan

sehat serta mendorong pemberdayaan

masyarakat; Pemerataan dan peningkatan

kualitas sarana dan prasarana kesehatan;

6. Peningkatan sikap dan perilaku pemuda

yang beriman, mandiri, inovatif, kreatif,

berwawasan kebangsaan dan cinta tanah air

sehingga mampu berpartisipasi pemuda

dalam pembangunan;

7. Peningkatan pembudayaan olahraga

masyarakat menuju masyarakat sehat dan

olah raga prestasi yang didukung oleh

sarana prasarana olahraga yang memadahi;

8. Peningkatan kesadaran akan pelestarian,

penghayatan dan kebanggan nilai-nilai

budaya tradisional, benda dan bangunan

bersejarah serta cagar budaya sebagai jati

diri dan identitas masyarakat;

9. Peningkatan keimanan dan ketaqwaan

masyarakat kepada Tuhan Yang Maha Esa

melalui pelayanan dan kemudahan bagi

umat beragama dalam melaksanakan ajaran

agama/kepercayaan, meningkatkan

pemahaman, penghayatan dan pengamalan

ajaran agama/kepercayaan dengan

mengembangkan dan menciptakan

harmonisasi antar dan inter kelompok umat

beragama yang penuh toleransi dan

tenggang rasa serta fasilitasi pengembangan

sarana prasarana peribadatan;

10. Peningkatan kemampuan sumberdaya

perilaku kepeloporan, kemandirian, inovasi,

dan kreativititas serta wawasan kebangsaan

dan cinta tanah air guna meningkatkan

partisipasi dalam pembangunan;

7. Penguatan pembudayaan olahraga masyarakat

dan fasilitasi olahraga prestasi jangka panjang

yang didukung sarana prasarana olahraga

yang memadahi;

8. Penguatan dan fasilitasi pengembangan dan

perlindungan serta pelestarian seni dan

budaya tradisional, bangunan bersejarah

serta benda cagar budaya dalam rangka

memperkuat identitas dan jati diri masyarakat;

9. Penguatan pemahaman, penghayatan dan

pengamalan ajaran agama/ kepercayaan

melalui pemeliharaan kerukunan hubungan

antar dan inter umat beragama serta fasilitasi

peningkatan sarana prasarana peribadatan;

10. Pengembangan hasil penelitian dan aplikasi

iptek yang sesuai dengan kebutuhan

masyarakat luas termasuk industri yang di

dukung oleh peningkatan kualitas

sumberdaya manusia dalam penguasaan

ilmu pengetahuan dan teknologi dalam

berbagai bidang.

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 IV.5

No Visi / Misi Tujuan dan Sasaran Pokok Arah Pembangunan Prioritas Pembangunan Tahap III RPJPD

manusia dalam menguasai,

memanfaatkan, dan mengembangkan ilmu

pengetahuan dan teknologi untuk

menciptakan keunggulan kompetitif

daerah.

Misi

2

Mewujudkan

tata

kepemerintah

an yang baik

(good

governance)

dan

kehidupan

politik yang

demokratis,

dan

bertanggung

jawab.

Mewujudkan penyelenggaraan pemerintah yang

diprioritaskan pada pelaksanaan otonomi

daerah secara nyata, efektif, efisien dan

akuntabel dengan menerapkan prinsip-prinsip

tata kelola pemerintahan yang baik (Good

Governance) sehingga mampu memberikan

pelayanan yang prima kepada masyarakat yang

disertai dengan penegakan supremasi hukum

dan hak asasi manusia, dengan sasaran:

1. Meningkatnya partisipasi dan kesadaran

politik masyarakat dalam berbagai kegiatan

politik;

2. Meningkatnya kemampuan penyelenggaraan

pemerintahan sesuai dengan prinsip good

governance guna memperkuat pelaksanaan

otonomi daerah;

3. Meningkatnya kemandirian pembangunan

daerah;

4. Meningkatnya profesionalisme aparatur

pemerintah guna mewujudkan pemerintahan

yang bersih dan berwibawa;

5. Meningkatnya kualitas pelayanan publik

sesuai dengan standar mutu pelayanan yang

berorientasi pada terciptanya kepuasan

masyarakat;

6. Meningkatnya keamanan, ketertiban dan

perlindungan masyarakat;

7. Meningkatnya kesadaran dan kepatuhan

1. Peningkatan budaya politik yang santun

dalam kerangka menjaga momentum

demokratisasi, penguatan peran dan fungsi

infra maupun supra struktur politik,

penguatan pola seleksi dan pergantian

kepemimpinan politik lokal secara regulatif,

serta meningkatkan keserasian hubungan

antara pemerintah daerah dengan provinsi

maupun pemerintah pusat dalam tatanan

sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia

2. Peningkatan kemampuan penyelenggaraan

pemerintahan sesuai dengan prinsip good

governance guna memperkuat pelaksanaan

otonomi daerah yang di dukung oleh

penerapan e-government dan

pengembangan kerjasama antar wilayah

baik regional, nasional maupun

internasional;

3. Peningkatan kapasitas dan kemandirian

kemampuan keuangan daerah disertai

dengan intensifikasi dan ekstensifikasi

sumber-sumber pendapatan yang potensial

serta dikelola dengan mengembangkan

prinsip-prinsip akuntabel, transparan,

ekonomis, efisien dan efektif guna

mewujudkan kemandirian pembangunan

daerah;

4. Peningkatan profesionalisme aparatur

pemerintah dalam mewujudkan tata

pemerintahan yang baik, bersih, berwibawa,

1. Penguatan pemahaman politik untuk

mewujudkan budaya politik demokratis yang

santun dan partisipasi politik yang didukung

oleh infra dan supra struktur politik yang

sehat;

2. Penguatan sistem dan kualitas

penyelenggaraan pemerintahan yang efektif

dan efisien sesuai dengan prinsip-prinsip good

governance yang didukung penerapan e-

government menuju e-city;

3. Penguatan kerjasama daerah dengan berbagai

pihak baik tingkat lokal, nasional maupun

internasional;

4. Penguatan sumber-sumber pendapatan daerah

yang potensial dan kreatif dengan tidak

membebani rakyat serta dikelola sesuai

dengan prinsip-prinsip pengelolaan keuangan

yang efisien, efektif, transparan dan

akuntable;

5. Penguatan budaya kerja aparatur yang

profesional, bersih, beretika, dan berwibawa

serta anti korupsi, kolusi dan nepotisme dalam

rangka menunjang tata pengelolaan

pemerintahan yang baik yang didukung oleh

kelembagaan dan ketatalaksanaan serta

Sistem Informasi Manajemen kepegawaian

yang transparan dan akuntabel;

6. Penguatan sistem dan akses pelayanan publik

melalui peningkatan kompetensi sesuai

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 IV.6

No Visi / Misi Tujuan dan Sasaran Pokok Arah Pembangunan Prioritas Pembangunan Tahap III RPJPD

masyarakat dalam melaksanakan peraturan

dan perundang-undangan yang berlaku;

8. Meningkatnya fungsi komunikasi timbal balik

antara pemerintah dengan masyarakat yang

didukung oleh keterbukaan informasi publik

yang bertanggung jawab.

beretika dan bertanggungjawab serta anti

Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;

5. Pengembangan pelayanan pemerintahan

yang semakin baik, dengan menerapkan

sistem informasi manajemen daerah yang

didukung oleh infrastruktur teknologi

informasi yang handal untuk mewujudkan

pelayanan prima;

6. Penciptaan lingkungan yang aman dan

tertib serta antisipatif terhadap munculnya

kerawanan-kerawanan sosial, politik dan

ekonomi;

7. Peningkatan kesadaran hukum

masyarakat dalam rangka membentuk

budaya hukum dan penghargaan terhadap

hak asasi manusia (HAM) serta memperkuat

perwujudan sistem hukum nasional,

mendorong partisipasi masyarakat dalam

penegakkan dan ketaatan terhadap hukum;

8. Peningkatan peran dan fungsi komunikasi

yang mendorong terwujudnya masyarakat

yang responsif terhadap informasi yang

didukung oleh keterbukaan informasi

publik yang bertangunggung jawab

kewenangan pada bidang pelayanan dasar

dan penunjang berbasis teknologi informatika

guna mewujudkan pelayanan prima;

7. Penguatan upaya perlindungan masyarakat

untuk menjaga dan memelihara keamanan,

ketertiban, persatuan, dan kesatuan serta

kerukunan masyarakat dalam rangka

mewujudkan terjaminnya keamanan dan

ketertiban umum dan tegaknya hukum serta

terselenggaranya perlindungan dan

pengayoman terhadap masyarakat yang

didukung oleh sarana prasarana keamanan

dan ketertiban yang memadahi;

8. Penguatan dan sinkronisasi, harmonisasi

produk-produk hukum pusat dan daerah

sesuai dengan rasa keadilan dan dinamika

masyarakat serta pengembangan kesadaran

masyarakat dan aparat penegak hukum dalam

rangka meningkatkan kepastian hukum dan

HAM;

9. Penguatan komunikasi timbal balik antara

pemerintah dan pemangku kepentingan yang

mendorong terwujudnya masyarakat yang

responsif terhadap informasi yang didukung

oleh keterbukaan informasi publik yang

bertangung jawab

Misi

3

Mewujudkan

kemandirian

dan daya

saing daerah.

Mewujudkan pembangunan yang diprioritaskan

pada peningkatan kemampuan perekonomian

daerah dengan struktur perekonomian yang

kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif

yang berbasis pada potensi ekonomi lokal,

1. Pengembangan sektor-sektor ekonomi

daerah yang berorientasi pada peningkatan

nilai tambah dan berdaya saing global;

2. Pengembangan kualitas produk-produk

perindustrian secara kreatif dan inovatif

sehingga mampu bersaing dengan pasar

1. Peningkatan struktur perekonomian daerah

melalui pengembangan potensi, produk

unggulan daerah, BUMD, dan aset-aset

daerah;

2. Penguatan sektor perindustrian guna

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 IV.7

No Visi / Misi Tujuan dan Sasaran Pokok Arah Pembangunan Prioritas Pembangunan Tahap III RPJPD

berorientasi pada ekonomi kerakyatan dan

sektor ekonomi basis yang mempunyai daya

saing baik ditingkat lokal, nasional maupun

internasional, dengan sasaran:

1. Meningkatnya pertumbuhan perekonomian

daerah berkualitas dan berkesinambungan

dan peningkatan pendapatan perkapita

secara bertahap dan berkesinambungan

yang menumbuhkan kesejahteraan;

2. Meningkatnya lapangan kerja dan industri

lokal yang berdaya saing kompetitif dan

komparatif;

3. Mewujudkan ekonomi kerakyatan yang

mampu membuka lapangan kerja/ lapangan

usaha, peningkatkan pendapatan dan

pemerataan;

4. Meningkatnya daya tarik daerah bagi

penanam modal asing dan dalam negeri;

5. Meningkatnya produktivitas pertanian dan

mewujudkan pertanian lestari;

6. Mewujudkan industri perikanan pasca

tangkap dan mengembangkan perikanan

darat yang bernilai ekonomis;

7. Menurunnya kerusakan lingkungan dengan

pengendalian eksploitasi pertambangan;

8. Mewujudkan perdagangan dan jasa sebagai

basis perekonomian daerah dan

meningkatkan ketersediaan kebutuhan

pokok sesuai kebutuhan masyarakat;

9. Meningkatkan sarana, prasarana dan

fasilitasi dalam mewujudkan Kota Semarang

sebagai Daerah Tujuan Wisata.

global;

3. Pengembangan koperasi dan UMKM dalam

rangka membangun ekonomi kerakyatan

yang berorientasi pada kesejahteraan

anggota serta mampu memberikan nilai

lebih serta pengembangan lembaga

keuangan daerah untuk memberikan

alternatif pendanaan pada pelaku ekonomi;

4. Peningkatan pelayanan perijinan dan

pengembangan regulasi berusaha dalam

rangka mendorong tercapainya kebutuhan

investasi;

5. Pengembangan produk-produk pertanian

yang mempunyai nilai tinggi dan

berorientasi pada ketersediaan bahan

pangan, kelestarian sumberdaya lingkungan

dan peningkatan kesejahteraan masyarakat;

6. Pengembangan produk-produk perikanan

yang mempunyai nilai ekonomis dan

berorientasi pada ketersediaan bahan

pangan, kelestarian sumberdaya lingkungan

dan peningkatan kesejahteraan masyarakat;

7. Pengendalian eksploitasi dan eksplorasi

pemanfaatan komoditas pertambangan;

8. Pengembangan pasar tradisional yang maju,

mampu memberikan ruang usaha dan

lapangan kerja bagi masyarakat dan

mampu bersaing dengan pasar modern;

9. Pengembangan produk-produk wisata baik

berupa wisata alam, buatan, budaya

maupun wisata religius yang mampu

mendorong minat wisatawan

menghasilkan produk yang mempunyai

keunggulan komparatif dan kompetitif dan

penguatan kapasitas kelembagaan;

3. Penguatan koperasi dan UMKM yang

berorientasi pasar dan pengembangan

ekonomi lokal; serta penguatan fungsi lembaga

keuangan daerah;

4. Penguatan kelembagaan lokal dalam rangka

kerja sama dan kemitraan strategis pada

sektor-sektor unggulan daerah yang

mendukung peningkatan daya saing dan

pertumbuhan ekonomi;

5. Penguatan kelembagaan agribisnis guna

menjamin petersediaan pangan dalam rangka

Pemantapan swasembada pangan dan ekspor;

6. Penguatan kelembagaan agribisnis perikanan

guna menjamin ketersediaan pangan dalam

rangka Pemantapan swasembada pangan dan

ekspor;

7. Penguatan instrumen regulasi pemanfaatan

Air Bawah Tanah (ABT) dan bahan galian C;

8. Penguatan akses pasar baik domestik maupun

global untuk memacu pertumbuhan ekonomi

yang dinamis dalam rangka memperluas

kesempatan kerja dan Perwujudan Pasar

Tradisional Modern;

9. Penguatan kualitas dan pemasaran pariwisata

melalui pemanfaatan teknologi, kelembagaan,

obyek wisata dan sarana-prasarana

pendukung

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 IV.8

No Visi / Misi Tujuan dan Sasaran Pokok Arah Pembangunan Prioritas Pembangunan Tahap III RPJPD

Misi

4

Mewujudkan

tata ruang

wilayah dan

infrastruktur

yang

berkelanjutan

Mewujudkan pembangunan yang diprioritaskan

pada optimalisasi pemanfaatan tata ruang dan

peningkatan pembangunan infrastruktur

wilayah yang terencana, selaras, serasi,

seimbang dan berkeadilan dengan tetap

memperhatikan konsep pembangunan yang

berwawasan lingkungan dan berkelanjutan,

dengan sasaran:

1. Meningkatnya pengelolaan dan

pendayagunaan sumberdaya alam dan

pelestarian fungsi lingkungan hidup sesuai

dengan daya dukung dan daya tampung

wilayah serta antisipasi dampak perubahan

iklim (climate change);

2. Meningkatnya penyelenggaraan penataan

ruang yang optimal untuk mewujudkan

Kota Perdagangan dan Jasa dengan

mempertimbangkan keserasian fungsi

pelayanan nasional, regional dan lokal;

3. Meningkatnya infrastruktur kota yang

handal sehingga dapat meningkatkan

aksesbilitas dan mobilitas barang, jasa dan

orang;

4. Meningkatnya pemenuhan dan pemerataan

prasarana dan sarana pelayanan dasar

wilayah serta telekomunasi dan energi;

5. Meningkatnya pembangunan sarana

prasarana untuk menangani permasalahan

rob dan banjir;

6. Meningkatnya pemenuhan dan pemerataan

prasarana dan sarana telekomunikasi dan

energi.

1. Peningkatan pengelolaan lingkungan hidup

dan sumberdaya alam yang efektif

berdasarkan tata kelola yang baik melalui

pendidikan, perumusan kebijakan yang

berwawasan lingkungan, penegakan

hukum, dan partisipasi masyarakat;

2. Penanganan yang terintregrasi dalam sistem

pengelolaan sampah dan limbah yang

ramah terhadap lingkungan serta menjamin

daya dukung pembangunan berkelanjutan;

3. Pengelolaan ruang terbuka hijau dalam

rangka mencapai manfaat ekologi, sosialogi,

ekonomi dan estetika kota;

4. Pengembangan struktur ruang dan pola

ruang Kota Semarang dengan

mempertimbangkan fungsi nasional dan

regional, pengembangan kawasan

metropolitan Semarang, dan Pengembangan

struktur pelayanan kegiatan Kota

Semarang;

5. Pengembangan sistem transportasi yang

efektif dan efisien, serta terwujudnya sistem

transportasi yang terintegrasi antara moda

transportasi darat (jalan raya dan rel kereta

api), moda laut, dan moda tranportasi

udara. Pengembangan sistem transportasi

diprioritaskan bagi tersedianya moda

transportasi aman, nyaman, cepat dan

pengembangan transportasi masal (mass

rapid transport);

6. Pengembangan sistem jaringan jalan yang

efektif dan efisien sesuai dengan hirarki dan

fungsi jalan, serta terwujudnya sistem

jaringan jalan yang terintegrasi antara

moda transportasi darat (jalan raya dan rel

1. Pemeliharaan lahan bekas galian C, penataan

lahan kritis dan kawasan pantai dan

pengembangan kegiatan perlindungan dan

konservasi, rehabilitasi dan pemulihan

cadangan sumberdaya alam dan

pengendalian polusi.

2. Pemantapan kualitas dan kuantitas

prasarana dan sarana pengelolaan sampah

serta pengembangan kegiatan penanganan

sampah dalam bentuk pemilahan,

pengumpulan, pengangkutan, pengolahan

dan pemrosesan akhir

3. Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Ruang

Terbuka Hijau (RTH);

4. Peningkatan perwujudan struktur tata ruang

yang seimbang antar wilayah melalui :

Pembangunan Jalan Lingkar, Pengembangan

angkutan umum masal, pembangunan

sarana pusat pertumbuhan baru,

penanganan kawasan dan bangunan cagar

budaya serta Pengendalian Pemanfaatan

secara konsisten sesuai rencana tata

ruangdan pengembangan usaha investasi

dalam rangka pemanfataan ruang wilayah

Kota Semarang sesuai dengan rencana tata

ruang

5. Peningkatan fasilitas transportasi (terminal

tipe A, tipe B, tipe C, dan pemberhentian

akhir/stop station); dan peningkatan

perparkiran (on street parking dan off street

parking, pola pergerakan angkutan dan

terminal barang, pengembangan dan

pengelolaan lalu lintas (traffic management)

6. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 IV.9

No Visi / Misi Tujuan dan Sasaran Pokok Arah Pembangunan Prioritas Pembangunan Tahap III RPJPD

kereta api;

7. Pemenuhan kebutuhan rumah yang layak

huni dan lingkungan yang sehat, aman dan

nyaman, bagi masyarakat yang

berpenghasilan rendah serta terintegrasinya

sarana prasarana permukiman dan

mendorong tercapainya pengelolaan

kawasan perumahan permukiman berbasis

masyarakat;

8. Pengembangan sarana prasarana drainase

dengan pendekatan pengelolaan kawasan

hulu dan hilir dalam suatu daerah

tangkapan air (cathment area) / Daerah

Aliran Sungai yang berfungsi sebagai

penanganan banjir dan Rob serta koordinasi

penanganan terpadu antar wilayah dalam

satu daerah tangkapan air/ Daerah Aliran

Sungai;

9. Pengembangan sumber daya air untuk

penyediaan air yang berkelanjutan,

peningkatan cakupan pelayanan kebutuhan

air bersih serta penanganan sumber daya

air secara terpadu lintas wilayah;

10. Pengembangan fasilitas telekomunikasi

untuk mendukung kota dalam skala

metropolitan;

11. Peningkatan penyediaan energi untuk

memenuhi kebutuhan rumah tangga

dunia usaha dan transportasi

dan prasarana transportasi massal yang

melayani antar kawasan perkotaan, antar dan

intermoda angkutan darat, laut, udara;

7. Pengembangan jalan lingkar tengah (middle

ring road), jalan lingkar luar (outer ring road)

dan jalan radial; Pengembangan

persimpangan tidak sebidang

(overpass,underpass dan flyover)

8. Pengembangan kelengkapan jalan (street

furniture);

9. Perencanaan dan penyediaan lahan serta

pengembangan jalan tol Semarang – Demak;

10. Pemerataan penyediaan sarana dan

prasarana dasar permukiman;

11. Peningkatan kualitas sarana dan prasarana

sumber daya air guna mengurangi banjir dan

rob (normalisasi sungai, pembangunan dam/

waduk, kolam retensi/ polder, tanggul

pantai);

12. Peningkatan ketersediaan air baku dan

Pengembangan kelembagaan (Badan Air) dan

kerjasama antar wilayah, hulu hilir dan

antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kota;

13. Peningkatan kualitas sarana prasarana

telekomunikasi ke seluruh wilayah;

14. Peningkatan pasokan energi bagi

kepentingan rumah tangga, dunia usaha dan

transportasi serta fasilitasi energi yang

terbarukan.

Misi

5

Mewujudkan

Kesejahteraan

Sosial

Masyarakat

Mewujudkan pembangunan yang diprioritaskan

pada penanggulangan kemiskinan, penanganan

penyandang masalah kesejahteraan sosial,

pengarusutamaan gender dan perlindungan

1. Peningkatan perlindungan dan pemenuhan

hak-hak dasar warga miskin secara adil,

merata, partisipatif, koordinatif, sinergis

dan saling percaya guna mempercepat

1. Penguatan perlindungan dan pemenuhan hak-

hak dasar warga miskin secara adil, merata,

partisipatif, koordinatif, sinergis dan saling

percaya guna mempercepat penurunan jumlah

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 IV.10

No Visi / Misi Tujuan dan Sasaran Pokok Arah Pembangunan Prioritas Pembangunan Tahap III RPJPD

anak serta mitigasi bencana, dengan sasaran:

1. Meningkatnya perlindungan dan

pemenuhan hak-hak dasar warga miskin

serta mempercepat penurunan jumlah

warga miskin;

2. Meningkatnya indeks pembangunan

gender, pengarusutamaan gender, serta

perlindungan perempuan dan anak;

3. Berkurangnya penyandang masalah

kesejahteraan sosial;

4. Meningkatkan kualitas penanganan korban

bencana dan mitigasi bencana.

penurunan jumlah warga miskin;

2. Peningkatan sistem pengarusutamaan

gender dengan memperkuat kelembagaan

perempuan dan anak, kesetaraan dan

keadilan gender dalam berbagai bidang

kehidupan serta perlindungan anak, remaja

dan perempuan dari segala bentuk

diskriminasi dan eksploitasi;

3. Pencegahan, Penaggulangan, dan

pengurangan masalah-masalah sosial

dengan meningkatkan pemberdayaan

masyarakat penyandang masalah sosial

seperti fakir miskin, tuna susila,

gelandangan, pengemis, penjudi, korban

napza, penyandang HIV-AIDs,

wanita rawan sosial, lanjut usia, anak

terlantar, anak jalanan, serta keluarga

penyandang masalah sosial/ psikologis;

4. Peningkatan kualitas penanganan korban

bencana dan mitigasi bencana melalui

pengembangan partisipasi masyarakat dan

penyiapan sumberdaya manusia dan sarana

prasarana penanggulangan bencana

warga miskin.

2. Penguatan pengarusutamaan gender melalui

fasilitasi penguatan kelembagaan, kesetaraan

dan keadilan gender dalam berbagai bidang

kehidupan serta perlindungan anak, remaja

dan perempuan dari segala bentuk

diskriminasi dan eksploitasi;

3. Penguatan penanganan penyandang masalah

kesejahteraan sosial (PMKS), lansia, anak

jalanan dan anak terlantar, anak

berkebutuhan khusus korban napza,

penyandang HIV- AIDs, wanita rawan sosial

dan penyandang cacat secara sistematis,

berkelanjutan dan bermartabat melalui

pelayanan panti, non panti maupun rumah

singgah dilandasi rasa kesetiakawanan sosial;

4. Penguatan kesadaran masyarakat tentang

manajemen bencana serta mobilisasi kekuatan

fungsi kelembagaan masyarakat dalam rangka

pengurangan resiko bencana.

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 IV.11

4.2. PRIORITAS PEMBANGUNAN

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Semarang Tahun 2016

merupakan rencana kerja tahunan dalam pencapaian visi dan misi Pemerintah

Kota Semarang dalam RPJMD. Mengingat Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) Kota Semarang tahun 2010-2015 berakhir pada tahun

2015, sedangkan RPJMD Kota Semarang tahun 2015-2020 belum ditetapkan,

maka perencanaan pembangunan tahun 2016 yang diwujudkan dalam Rencana

Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Semarang tahun 2016 disusun dengan

mendasarkan pada dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

(RPJPD) Kota Semarang tahun 2005-2025.

Berlandaskan pada pelaksanaan, pencapaian, serta sebagai kelanjutan dari

RPJMD Pertama dan RPJMD Kedua, RPJMD tahun Ketiga diprioritaskan pada

pemantapan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang. Hasil ini

terutama yang menekankan pada pencapaian daya saing wilayah dan masyarakat

yang berlandaskan pada keunggulan sumber daya manusia yang berkualitas,

pelayanan dasar yang makin luas, infrastruktur wilayah yang makin berkualitas,

dan kondusivitas wilayah yang makin mantap serta kemampuan ilmu dan

teknologi yang makin meningkat.

Penyusunan prioritas pembangunan daerah terlebih dahulu dilakukan

identifikasi permasalahan-permasalahan pembangunan daerah yang bersifat

internal maupun eksternal dengan didasarkan pada kriteria-kriteria sebagai

berikut:

- Kesesuaian dengan dokumen perencanaan,

- Urgensi penanganan isu,

- Kemanfaatan pada hajat hidup masyarakat,

- Kelayakan teknis, dan

- Kesiapan bagi pelaksana kegiatan/usulan.

Selain itu penyusunan prioritas juga perlu memperhatikan Visi dan misi

pembangunan Kota Semarang dalam RPJPD 2005-2020, Isu Strategis Kota

Semarang 2016 serta Prioritas program pembangunan.

Kemampuan keuangan daerah Kota Semarang relatif cukup tinggi

dibandingkan kabupaten/ kota di Provinsi Jawa tengah lainnya, namun hal tersebut belum dapat untuk mendanai seluruh program kegiatan pembangunan

yang akan dilaksanakan Pemerintah Kota Semarang pada tahun 2016 nantinya. Hal ini mengharuskan disusunnya prioritas pembangunan daerah tahun 2016

dengan mendasarkan pada kriteria-kriteria seperti yang tercantum diatas. Prioritas pembangunan daerah yang tersusun ini nantinya akan menjadi

arah dan pedoman seluruh SKPD dalam menjabarkan program dan kegiatan serta

kebutuhan pendanaan untuk mencapai sasaran pembangunan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota Semarang pada tahun 2016.

4.2.1. Isu Strategis dari Permasalahan Pembangunan tahun 2016 yang

Dimunculkan

a. Kajian background study RPJMD 2015-2020

Tahun 2014 merupakan tahun terakhir periode RPJMD Kota Semarang 2010-

2015, sehingga perlu dipersiapkan penyusunan RPJMD 2015-2020 yang

merupakan periode ketiga dari RPJPD Kota Semarang 2005-2025. Penyusunan

RPJMD 2015-2020 ini dilakukan dengan menjadikan rencana pembangunan yang

sudah ada baik di tingkat nasional maupun provinsi sebagai acuan dan arahan

dalam melakukan sebuah proses perencanaan secara terstruktur dan terancang

dengan baik tanpa mengabaikan rencana pembangunan jangka panjang yang

telah dibuat sebelumnya.

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 IV.12

Dalam melakukan penyusunan RPJMD Kota Semarang 2015-2020, terdapat

proses yang harus dilalui sehingga rencana pembangunan yang dihasilkan dapat

memenuhi tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Salah satu tahapan kegiatan

dalam penyusunan RPJMD adalah melakukan kajian background study. Tahapan

Background Study ini sendiri merupakan salah satu tahapan penting yang harus

dilakukan.

Dengan mensintesakan berbagai analisis sebelumnya dan juga

memperhatikan apa yang menjadi mandat dalam pembangunan nasional (RPJMN),

pembangunan daerah yakni RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018 dan

juga Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Semarang

Tahun 2005-2025 maka dapat ditentukan isu strategis RPJMD Kota Semarang

Tahun 2015-2020.

Terdapat sembilan isu strategis yang bersifat penting dan mendesak untuk

diatasi oleh Pemerintah Kota Semarang dalam lima tahun mendatang (Tahun

2015-2020) yaitu:

1. Peningkatan Kualitas SDM

2. Peningkatan Pelayanan Kesehatan

3. Peningkatan Pelayanan Pendidikan

4. Pengembangan Sistem Transportasi Berkelanjutan

5. Tata Kelola & Reformasi Birokrasi

6. Peningkatan Infrastruktur, Ekonomi & Daya Saing Daerah

7. Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup

8. Pengembangan Teknologi dan Informasi

9. Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran

Kesembilan isu strategis tersebut selanjutnya akan dijadikan input/

masukan dalam melakukan tahapan penyusunan dokumen RPJMD 2015-2020

selanjutnya.

b. Hasil uraian deskripsi kondisi, potensi, permasalahan, dan prediksi

pembangunan daerah

Dari uraian deskripsi kondisi, potensi, permasalahan, dan prediksi

pembangunan daerah diberbagai bidang pembangunan maka dirumuskan isu-isu

strategis yang muncul sesuai dengan prioritas Pembangunan Daerah Kota

Semarang tahun 2016 yaitu:

Misi 1. Mewujudkan sumberdaya manusia Kota Semarang yang berkualitas

Belum seluruh sarana dan prasarana pendidikan dalam kondisi baik;

Angka Partisipasi Murni/Kasar masih perlu didorong untuk memantapkan

wajib belajar pendidikan dasar 12 tahun;

Peningkatan minat lulusan SMP untuk melanjutkan ke pendidikan kejuruan

menuntut peningkatan kualitas lulusan dan relevansinya dengan kebutuhan

pasar kerja;

Masih terus dibutuhkan peningkatan kualitas tenaga pendidik di semua jenjang

pendidikan

Masih dibutuhkan peningkatan kualitas pelayanan Jaminan Sosial di bidang

kesehatan

Masih tingginya angka kematian ibu melahirkan dan anak

Masih tingginya angka kesakitan diare dan demam berdarah

Masih diperlukan peningkatan kualitas sarana prasarana bidang kesehatan

terutama yang langsung bersentuhan dengan masyarakat

Misi 2. Mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (good governance) dan

kehidupan politik yang demokratis dan bertanggung jawab

• Kualitas dan kinerja aparatur pemerintahan dalam penyelenggaraan

pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat masih perlu ditingkatkan

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 IV.13

• Transparansi dan aksesbilitas informasi bagi masyarakat dari proses kebijakan,

perencanaan, pelaksanaan & pengawasan masih belum optimal

• Masih belum optimalnya pemanfaatan teknologi informasi dalam mendukung

penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik

• Potensi gangguan stabilitas keamanan sosial dan politik terkait

diselenggarakannya Pemilihan Kepala Daerah tahun 2015

• Peran serta masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan

serta evaluasi pembangunan masih perlu ditingkatkan.

• Pengelolaan penyusunan anggaran masih belum optimal, masih terdapat deviasi

antara dokumen perencanaan dengan dokumen anggaran

Misi 3. Mewujudkan kemandirian dan daya saing daerah

• Masih diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan pendapatan asli daerah

dan penggalian sumber-sumber pendapatan lain, dengan memanfaatkan

potensi dan aset yang dimiliki Pemerintah Kota

• Pengembangan sektor ekonomi ungg\ulan daerah

Misi 4. Mewujudkan tata ruang wilayah dan infrastruktur yang berkelanjutan

Masih terdapat genangan rob di 3.400 hektar wilayah dengan rata-rata lama

genangan 45 menit dan genangan banjir di 8.200 hektar wilayah dengan lama

genangan selama 240 menit saat musim penghujan

Masih terjadinya penurunan tanah hingga mencapai 0-14 cm per tahun

Masih belum optimalnya fungsi drainase kota

Masih tingginya sedimentasi saluran drainase

Masih kurang optimalnya kapasitas pompa / polder air.

Kurangnya pemberdayaan masyarakat dalam mengelola dan memelihara sistem

drainase

Kurangnya penanganan banjir dari sisi Daerah Aliran Sungai serta daerah hulu

dan pesisir

Masih kurangnya pembangunan aksesbilitas di wilayah pertumbuhan

Masih belum optimalnya kondisi kualitas jalan dan jembatan di Kota Semarang.

Pada tahun 2013 panjang jalan kondisi baik hanya mencapai 49,67% dari

keseluruhan panjang jalan 2.690 km.

Kemampuan PDAM dalam menyediakan air bersih untuk masyarakat di Kota

Semarang masih sangat terbatas

Masih kurangnya ketersediaan Lampu Penerangan Jalan Umum, terutama di

wilayah pertumbuhan.

Jumlah areal pemakaman yang ada di Kota Semarang masih terbatas.

Masih belum optimalnya kualitas layanan dan ketersediaan transportasi massal

yang terintegrasi antar moda.

Pelayanan persampahan masih mencakup 134 kelurahan (75,71%) dari seluruh

wilayah Kota Semarang dengan Pelayanan sampah terangkut baru 80,99% dari

total sampah + 4757,1 m3/hari. Disisi lain daya tampung TPA Jatibarang

sudah tidak mencukupi.

Penataan estetika wajah kota masih memerlukan peningkatan

Misi 5. Mewujudkan Kesejahteraan Sosial Masyarakat

Pelaksanaan jaminan kesehatan bagi warga miskin yang terintegrasi dengan

sistem jaminan kesehatan nasional masih perlu ditingkatkan kualitas

pelayanannya

Masih terdapat rumah-rumah tidak layak huni yang memerlukan penanganan

Pelaksanaan Wajib Belajar 12 tahun masih belum optimal, terutama dari sisi

kualitas dan akses bagi warga miskin

Penyediaan akses pangan bagi warga miskin masih kurang

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 IV.14

Masih diperlukan upaya-upaya peningkatan peluang kerja/usaha bagi

masyarakat miskin dan marginal

Akses pemasaran terhadap usaha produktif warga miskin masih terbatas

Munculnya bonus demografi memerlukan peningkatan kesempatan kerja yang

sesuai dengan kapasitas angkatan kerja yang tersedia

Pemantapan Semarang sebagai kota yang layak untuk anak masih memerlukan

dukungan lebih dari berbagai stakeholder terkait. Penerapan dalam program

kegiatan yang bersentuhan terhadap perkembangan positif anak masih sangat

perlu didorong. Masih diperlukan peningkatan implementasi menuju Kota

Layak Anak, terutama dukungan dari stakeholder terkait

Masih terjadinya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak

Masih perlu pengoptimalan anggaran yang responsif terhadap gender, terutama

dalam perencanaan dan pelaksanaan APBD

4.2.2. Prioritas Pembangunan Kota Semarang Tahun 2016

Memperhatikan sembilan isu strategis yang muncul di background study

Penyusunan RPJMD 2015-2020, dan dengan mempertimbangkan arah

pembangunan Kota Semarang Tahun 2016 yang tercantum dalam RPJPD Kota

Semarang Tahun 2005-2025 tahap ke III, serta arah kebijakan pembangunan

nasional, maka ditetapkan tujuan pembangunan Kota Semarang tahun 2016

adalah “Penguatan Kualitas Layanan Dasar Melalui Pelaksanaan Pembangunan

Yang Berkelanjutan, Inklusif dan Partisipatif Menuju Kota Semarang Yang

Sejahtera Dan Berbudaya”, yang selaras dengan tema Musrenbang Kota

Semarang Tahun 2016, dengan sasaran pembangunan yaitu

1. Meningkatnya pelayanan dasar bagi masyarakat

2. Meningkatnya sumberdaya manusia yang berkualitas

3. Menurunnya Kemiskinan dan Pengangguran

4. Meningkatnya Ekonomi & Daya Saing Daerah;

5. Meningkatnya kualitas & tata kelola infrastruktur dan transportasi;

6. Meningkatnya kualitas sumberdaya alam dan lingkungan hidup;

7. Mantapnya tata kepemerintahan yang baik (good governance) dan kehidupan

politik yang demokratis dan bertanggung jawab;

8. Mantapnya pengelolaan teknologi dan informasi.

Adapun tujuan dan sasaran pembangunan tahun 2016 yang ditetapkan

tersebut, diharapkan dapat mendukung pencapaian target dan sasaran

pembangunan nasional melalui target dan sasaran pokok pembangunan Kota

Semarang tahun 2016, yaitu :

a. Pertumbuhan ekonomi Kota Semarang mencapai 6,05 persen ± 1;

b. Tingkat inflasi Kota Semarang mencapai 7 ± 1 persen;

c. Tingkat kemiskinan Kota Semarang sebesar 16 persen dari jumlah

Penduduk Kota Semarang (sumber dispendukcapil);

d. Tingkat Pengangguran Terbuka Kota Semarang menjadi 4,5 ± 1 persen.

Dalam upaya mencapai tujuan dan sasaran pembangunan tersebut, maka

Pemerintah Kota Semarang menetapkan arah kebijakan pembangunan Kota

Semarang Tahun 2016, yaitu :

a. Peningkatan pelayanan kebutuhan dasar bagi masyarakat;

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 IV.15

b. Peningkatan sumberdaya manusia seluruh masyarakat Kota Semarang

(bukan hanya aparatur Kota) yang berkualitas guna meningkatkan

kesejahteraan masyarakat;

c. Peningkatan upaya-upaya untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan

dan pengangguran;

d. Peningkatan kemandirian daya saing ekonomi daerah yang berbasis pada

potensi unggulan daerah;

e. Peningkatan infrastruktur & transportasi terkait kualitas, kuantitas &

aksesibilitas dalam upaya mendukung tata ruang & wilayah yang

berkelanjutan;

f. Peningkatan upaya pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup

guna mencapai kualitas lingkungan kehidupan yang lebih baik melalui

adaptasi perubahan iklim dan pengurangan resiko bencana;

g. Pemantapan tata kepemerintahan yang baik (good governance) dan kehidupan

politik yang demokratis dan bertanggung jawab;

h. Pemantapan pengelolaan teknologi dan informasi dalam upaya mendukung

sinkronisasi dan aksesibilitas terkait proses perencanaan, penganggaran serta

evaluasi pelaksanaan pembangunan.

Adapun strategi pembangunan Kota Semarang Tahun 2016 yang ditempuh

adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan pelayanan kebutuhan dasar bagi masyarakat melalui upaya

peningkatan kualitas pendidikan, pemantapan aksesibilitas dan derajat

kesehatan masyarakat;

2. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui upaya Pemantapan Kota

Layak Anak dan Peningkatan Kualitas Pengarusutamaan gender dalam

Pembangunan

3. Meningkatkan upaya pemenuhan kebutuhan dasar warga miskin untuk

memantapkan pemberdayaan ekonominya serta memantapkan penurunan

angka pengangguran;

4. Meningkatkan kemandirian daya saing ekonomi daerah yang berbasis pada

potensi unggulan daerah

5. Meningkatkan Aksesbilitas, Kualitas, Kuantitas Sarana Prasarana Infrastruktur

Wilayah, Utilitas Wilayah serta pengoptimalan sarana dan prasarana

pengendalian banjir dan rob seerta Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai,

Konservasi Kawasan Hulu dan Hilir

6. Melaksanakan adaptasi perubahan iklim dan pengurangan resiko bencana

melalui antisipasi Pra Bencana, saat Tanggap Darurat, dan penanggulangan

pasca bencana alam

7. Meningkatkan tata kelola pemerintahan melalui akuntabilitas, kompetensi

dan profesionalisme aparatur dalam penyelenggaraan pemerintahan,

kualitas pelayanan publik, pengelolaan aset daerah serta pengembangan

sektor wisata;

8. Memantapkan pengelolaan teknologi dan informasi yang terintegrasi dalam

perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan dan

pelayanan publik.

Strategi pembangunan Kota Semarang dalam rangka pencapaian tujuan

pembangunan daerah dan mendukung pencapaian tujuan pembangunan nasional,

dijabarkan dalam prioritas dan fokus pembangunan Kota Semarang tahun 2016.

Dan oleh karena saat ini RPJMD Kota Semarang tahun 2015-2020 belum

ditetapkan maka prioritas pembangunan tahun 2016 disusun dengan

mendasarkan pada prioritas Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 IV.16

(RPJPD) Kota Semarang tahun 2005-2025 pada periode tahap ketiga yang

ditempuh melalui lima misi perencanaan pembangunan.

Prioritas pembangunan dalam RPJPD Kota Semarang Tahun 2005-2020

tahap III jika disandingkan dengan program prioritas pembangunan daerah (RKPD)

terlihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.2.

Prioritas Pembangunan Nasional

(Nawa Cita)

Prioritas Pembangunan Jawa

Tengah 2016

Prioritas RPJPD Kota Semarang

Tahun ke III (Misi)

1. Menghadirkan kembali negara untuk

melindungi segenap bangsa dan

memberikan rasa aman pada seluruh

warga negara

2. Membangun tata kelola pemerintahan

yang bersih, efektif, demokratis dan

terpercaya

3. Membangun Indonesia dari pinggiran

dengan memperkuat daerah-daerah

dan desa dalam kerangka negara

kesatuan

4. Memperkuat kehadiran negara dalam

melakukan reformasi sistem dan

penegakan hukum yang bebas korupsi,

bermartabat dan terpercaya

5. Meningkatkan kualitas hidup manusia

indonesia

6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan

daya saing di pasar internasional

7. Mewujudkan kemandirian ekonomi

dengan menggerakan sektor-sektor

strategis ekonomi domestik

8. Melakukan revolusi karakter bangsa

9. Memperteguh kebhinekaan dan

memperkuat restorasi sosial indonesia

1. Percepatan pengurangan

kemiskinan dan pengangguran

berdimensi kewilayahan;

2. Peningkatan perekonomian

daerah berbasis potensi unggulan

daerah;

3. Peningkatan kualitas hidup

masyarakat dan perluasan

cakupan layanan sosial dasar;

4. Optimalisasi pembangunan

infrastruktur dan pengembangan

teknologi guna meningkatkan

daya saing daerah;

5. Peningkatan pengendalian

pemanfaatan ruang dalam upaya

pemulihan daya dukung dan daya

tampung lingkungan serta

pengurangan potensi ancaman

bencana;

6. Peningkatan pelayanan publik,

penyelenggaraan tata kelola

pemerintahan dan penciptaan

kondusivitas wilayah.

1. Mewujudkan sumberdaya

manusia Kota Semarang yang

berkualitas

2. Mewujudkan tata

kepemerintahan yang baik (good

governance) dan kehidupan

politik yang demokratis dan

bertanggung jawab

3. Mewujudkan kemandirian dan

daya saing daerah

4. Mewujudkan tata ruang wilayah

dan infrastruktur yang

berkelanjutan

5. Mewujudkan kesejahteraan

sosial masyarakat

Untuk mencapai misi pembangunan Kota Semarang sesuai RPJPD 2005-

2025 tahap ke III, pada tahun 2016 ini diarahkan pada pemantapan

pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang Program yang dilaksanakan

melalui prioritas-prioritas sebagai berikut:

Misi. 1 Mewujudkan sumberdaya manusia Kota Semarang yang berkualitas,

dengan prioritas pada:

a. Peningkatan Kualitas Pendidikan, yang difokuskan pada:

1) Peningkatan kualitas dan kuantitas ruang kelas SD/MI, SMP/MTs;

2) Peningkatan kualitas sarana prasarana sekolah (mis: toilet,

perpustakaan, tempat olahraga, UKS, lab. IT, laboratorium, dll);

3) Pembelajaran berbasis IT;

4) Pendidikan karakter siswa di sekolah;

5) Penelusuran minat bakat siswa;

6) Peningkatan kualitas tenaga pendidik dan tenaga kependudukan;

7) Pendidikan Inklusi, PUS;

8) Peningkatan PAUD (peningkatan sarpras PAUD, peningkatan mutu

tenaga pendidik PAUD, pengaturan & penetapan regulasi PAUD);

9) Peningkatan kualitas pendidikan luar sekolah.

b. Peningkatan Pelayanan Puskesmas dan RSUD, yang difokuskan pada:

1) Pelayanan kesehatan terpadu berbasis IT (terkoneksi antara Puskesmas

dengan Rumah Sakit);

2) Peningkatan sarpras puskesmas, tenaga kesehatan;

3) Standarisasi pelayanan kesehatan di Puskesmas;

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 IV.17

4) Peningkatan sarpras pelayanan RSUD.

5) Rintisan Pembangunan RSUD tipe D khususnya di wilayah

Pengembangan

c. Menuju Semarang Kota Sehat, yang difokuskan pada:

1) Pemantapan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular;

2) Pelayanan Kartu Semarang Sehat yang terintegrasi dengan BPJS;

3) Peningkatan Kepesertaan Masyarakat dalam SJSN, baik dalam SJSN

Kesehatan maupun SJSN Ketenagakerjaaan (Formal dan Informal).

d. Peningkatan Kualitas Hidup Bermasyarakat, yang difokuskan pada:

1) Pengembangan Kemampuan Bahasa Asing di Masyarakat;

2) Peningkatan Harmonisasi Sosial dan Kerukunan Umat Beragama;

3) Revolusi mental masyarakat (Pengembangan budaya kepedulian &

memiliki terhadap Kota)

4) Peningkatan Stabilitas dan Rasa Aman Masyarakat (Pekat, Narkoba)

e. Peningkatan kegiatan & aktivitas kemasyarakatan, yang difokuskan pada:

1) Peningkatan even-even kebudayaan;

2) Fasilitasi kegiatan berbasis komunitas;

3) Peningkatan budaya olahraga & peningkatan prestasi olahraga di

tingkat provinsi dan nasional, dengan arahan kegiatan pada:

- Pembinaan atlit sejak usia dini

- Peningkatan kuantitas & kualitas kompetisi olahraga

- Peningkatan sarana & prasarana Olahraga di Tingkat Kecamatan

- Pengadaan lahan untuk sarpras Olahraga baru

4) Peningkatan Partisipasi Pemuda di Berbagai Bidang Pembangunan

Misi. 2 Mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (good governance) dan

kehidupan politik yang demokratis dan bertanggung jawab, dengan prioritas

pada:

a. Peningkatan Tata Kelola Pemerintahan, yang difokuskan pada:

1) Fasilitasi Pemilukada

2) Peningkatan Transparansi dan Akuntabilitas Kinerja Pemerintahan;

3) Kajian Review SOTK (mis termasuk: kajian kelurahan & kecamatan);

4) Kajian Pelimpahan Kewenangan SKPD ke Camat;

5) Intensifikasi dan Ekstensifikasi Sumber Pendapatan Daerah;

6) Optimalisasi pengelolaan BUMD dan pendayagunaan aset daerah;

7) Rintisan pengembangan pembiayaan pembangunan non konvensional

(mis: KPS, CSR, BOT);

8) Penyusunan RPJMD dan Renstra SKPD;

9) Peningkatan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan

pembangunan daerah termasuk melalui Penguatan Peran Lembaga-

lembaga Kemasyarakatan di tingkat Kelurahan & Kecamatan;

10) Peningkatan Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah;

11) Pengembangan sistem penyelenggaran pemerintahan terpadu (single

system untuk semua SIM pelayanan publik), dengan arahan kegiatan:

- integrasi sistem perencanaan, penganggaran, pelaksanaan

Pembangunan dan SKP

b. Keterbukaan Informasi Publik, yang difokuskan pada:

1) Pengembangan sistem pengaduan & pelaporan masyarakat terpadu;

2) Peningkatan publikasi data dan informasi penyelenggaraan

pembangunan.

c. Peningkatan kualitas SDM Aparatur, yang difokuskan pada:

1) Remunerasi PNS;

2) Peningkatan Kesempatan Belajar pada Jenjang S2;

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 IV.18

3) Pengembangan sistem penilaian kinerja pegawai (anjab).

d. Peningkatan Sarpras dan Pelayanan Publik Berbasis IT, yang difokuskan

pada:

1) Pengembangan pelayanan publik on-line;

2) Peningkatan Penguasaan dan Pemanfaatan IT oleh Masyarakat

terutama untuk mendukung usaha ekonomi produktif.

Misi. 3 Mewujudkan kemandirian dan daya saing daerah, dengan prioritas

pada:

a. Peningkatan Perekonomian Daerah Berbasis Potensi Unggulan Lokal, yang

difokuskan pada:

1) Peningkatan produksi perikanan dan pertanian;

2) Pemberdayaan nelayan dan petani lokal;

3) Pemberdayaan dan Peningkatan daya saing wirausaha, UMKM dan

Koperasi;

4) Pengembangan industri kecil dan menengah;

5) Fasilitasi Pengembangan Daya Saing Ekonomi Kreatif Berbasis Potensi

Lokal;

6) Peningkatan pasar-pasar tradisional;

7) Peningkatan Kualitas Destinasi Wisata dan Daya Saing Wisata

Misi. 4 Mewujudkan tata ruang wilayah dan infrastruktur yang berkelanjutan,

dengan prioritas pada:

a. Peningkatan Infrastruktur, yang difokuskan pada:

1) Pengembangan Wilayah Strategis & Wilayah Pengembangan, dengan

arah kegiatan:

- Pembangunan jalan-jalan baru (pembangunan outer ringroads

Mangkang-Mijen, Peningkatan jalan Jl. Sriwijaya);

- Pengadaan lahan untuk jalan (pengad lahan. outer ringroads,

middle ringroad Srondol – Sekaran);

- Pengadaan lahan untuk ducting utilitas terpadu terutama di jalan-

jalan protokol.

2) Peningkatan Infrastruktur Jalan, dengan arahan kegiatan:

- OM jalan & jembatan;

- Perbaikan jalan rusak sedang, berat;

- Peningkatan sarpras pelengkap jalan (trotoar, PJU, dll).

3) Peningkatan Layanan Air Minum, dengan arahan kegiatan:

- Peningkatan Layanan Air minum bagi Masyarakat Berpenghasilan

Rendah

b. Peningkatan dan pengoptimalan sarana dan prasarana pengendalian

banjir dan rob, yang difokuskan pada:

1) Pembangunan Embung dan pengoptimalan Polder;

2) Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai Serta Konservasi Kawasan Hulu dan

Hilir

c. Peningkatan Kualitas Wilayah, yang difokuskan pada:

1) Peningkatan RTH (pengadaan lahan RTH baru);

2) Peningkatan Pengelolaan Persampahan (bank sampah, Peningkatan

fungsi TPA Jatibarang)

d. Peningkatan Ekosistem Pesisir dan Laut, yang difokuskan pada:

1) Pengadaan lahan pesisir

2) Konservasi pesisir (pengoptimalan sabuk pantai, mangrove)

e. Pengelolaan dan Konservasi Lingkungan Hidup, yang difokuskan pada:

1) Pengurangan Resiko Bencana (Tanggap Pra Bencana, Saat Bencana &

Pasca Bencana; Peningkatan Partisipasi Masyarakat);

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 IV.19

2) Adaptasi dampak perubahan iklim (rain-harvesting, biopori, ABT);

3) Pengembangan Ekowisata

f. Pengembangan transportasi massal, yang difokuskan pada:

1) Integrasi antar moda transportasi;

2) Peningkatan layanan Angkutan Massal/ BRT, dengan arahan kegiatan:

- Peningkatan & pengoptimalan shelter bus (memperhatikan difable);

- Peningkatan & pengoptimalan bus;

- Pengoptimalan pelayanan e-ticketing;

- Penambahan & Pengoptimalan koridor BRT

3) Rintisan bus sharing (bus sekolah, bus karyawan)

g. Peningkatan sarpras & manajemen transportasi, dengan fokus kegiatan:

1) Pengoptimalan Terminal;

2) Peningkatan ATCS, rambu, APILL;

3) Peningkatan Pemanfaatan Angkutan Tidak bermotor

Misi. 5 Mewujudkan kesejahteraan sosial masyarakat, dengan prioritas pada:

a. Pemenuhan kebutuhan dasar warga miskin, yang difokuskan pada:

1) Peningkatan kualitas dan aksesbilitas pelayanan kesehatan

(Jamkesmas);

2) Peningkatan kualitas sarana dan prasarana lingkungan permukiman

masyarakat berpenghasilan bagi rendah, dengan arahan kegiatan:

- Pemugaran rumah tidak layak huni;

- Peningkatan Rusunawa;

- Pengoptimalan Pamsimas, Sanitasi Komunal.

3) Peningkatan fasilitasi akses pendidikan dasar dan menengah bagi

warga miskin (beasiswa miskin, kejar paket)

b. Peningkatan Akses Modal & Peralatan bagi Usaha Produktif Warga Miskin,

dengan fokus pada:

1) Pemberdayaan usaha ekonomi produktif warga miskin (Gerdu

kempling);

2) Peningkatan Akses Pasar bagi Usaha Produktif Warga Miskin;

3) Peningkatan Ketrampilan Wirausaha dan Ketrampilan Teknis yang

Mendukung Usaha Ekonomi Produktif Warga Miskin.

c. Pemantapan penurunan angka pengangguran, dengan fokus pada:

1) Mewujudkan masyarakat yang berwirausaha;

2) Peningkatan kapasitas kemampuan tenaga kerja dalam menghadapi

daya saing global;

3) Peningkatan kesempatan kerja;

4) Peningkatan kompetensi dan produktivitas tenaga kerja;

5) Peningkatan Sinergitas Tripartit

d. Peningkatan kesetaraan & keadilan gender, dengan fokus pada:

1) Pemberdayaan perempuan dalam Pembangunan

2) Pemantapan Kota Layak Anak (mis: taman bermain, zona aman

sekolah);

3) Perlindungan Perempuan & Anak terhadap kekerasan

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 IV.20

Tabel 4.2.

Keselarasan Program Prioritas Pembangunan

dalam RPJPD 2015-2020 Tahap III dengan Program Prioritas Pembangunan

Daerah dalam RKPD 2016

Prioritas Pembangunan Tahap III RPJPD Prioritas RKPD 2016

Misi 1. Mewujudkan sumberdaya manusia Kota Semarang yang berkualitas

1 Penguatan sistem pengendalian laju

pertumbuhan penduduk persebarannya,

perwujudan keluarga sejahtera dan sistem

administrasi kependudukan yang terintegrasi

a. Peningkatan Kualitas Pendidikan, yang

difokuskan pada:

1) Peningkatan kualitas dan kuantitas

ruang kelas SD/MI, SMP/MTs;

2) Peningkatan kualitas sarana prasarana

sekolah (mis: toilet, perpustakaan,

tempat olahraga, UKS, lab. IT,

laboratorium, dll);

3) Pembelajaran berbasis IT;

4) Pendidikan karakter siswa di sekolah;

5) Penelusuran minat bakat siswa;

6) Peningkatan kualitas tenaga pendidik

dan tenaga kependudukan;

7) Pendidikan Iklusi, PUS;

8) Peningkatan PAUD (peningkatan sarpras

PAUD, peningkatan mutu tenaga

pendidik PAUD, pengaturan &

penetapan regulasi PAUD);

9) Peningkatan kualitas pendidikan luar

sekolah.

b. Peningkatan Pelayanan Puskesmas dan

RSUD, yang difokuskan pada:

1) Pelayanan kesehatan terpadu berbasis

IT (terkoneksi antara Puskesmas dengan

Rumah Sakit);

2) Peningkatan sarpras puskesmas, tenaga

kesehatan;

3) Standarisasi pelayanan kesehatan di

Puskesmas;

4) Peningkatan sarpras pelayanan RSUD.

c. Menuju Semarang Kota Sehat, yang

difokuskan pada:

1) Pemantapan Pencegahan dan

Penanggulangan Penyakit Menular;

2) Pelayanan Kartu Semarang Sehat yang

terintegrasi dengan BPJS;

3) Peningkatan Kepesertaan Masyakarat

dalam SJSN, baik dalam SJSN

Kesehatan maupun SJSN

Ketenagakerjaaan (Formal dan Informal).

d. Peningkatan Kualitas Hidup

Bermasyarakat, yang difokuskan pada:

1) Pengembangan Kemampuan Bahasa

Asing di Masyarakat;

2) Peningkatan Harmonisasi Sosial dan

Kerukunan Umat Beragama;

3) Revolusi mental masyarakat

(Pengembangan budaya kepedulian &

memiliki terhadap Kota)

4) Peningkatan Stabilitas dan Rasa Aman

Masyarakat (Pekat, Narkoba)

e. Peningkatan kegiatan & aktivitas

kemasyarakatan, yang difokuskan pada:

1) Peningkatan even-even kebudayaan;

2 Fasilitasi Penguatan lapangan kerja/berusaha

kesejahteraan, perlindungan dan kualitas tenaga

kerja yang mampu bersaing di era global

3 Penguatan pemerataan akses dan mutu

pendidikan dasar 9 tahun dan peningkatan

wajar 12 tahun didukung oleh sarana/prasarana

yang memadai, dan tenaga pendidik/

kependidikan yang profesional serta

pengembangan tatakelola pendidikan berstandar

nasional dan atau internasional.

4 Peningkatan pelayanan, aksesibilitas dan sarana

prasarana perpustakaan berbasis teknologi

informasi yang dapat berfungsi untuk

mencerdaskan masyarakat

5 Penguatan jangkauan, dan mutu pelayanan

kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan

perseorangan/ rujukan berskala rumah sakit,

pengembangan profesionalisme dan kompetensi

tenaga kesehatan yang didukung dengan sarana

prasarana yang memadahi serta terwujudnya

jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat

yang menyeluruh

6 Penguatan peran pemuda dan organisasi

kepemudaan dalam mendukung sikap dan

perilaku kepeloporan, kemandirian, inovasi, dan

kreativititas serta wawasan kebangsaan dan

cinta tanah air guna meningkatkan partisipasi

dalam pembangunan

7 Penguatan pembudayaan olahraga masyarakat

dan fasilitasi olahraga prestasi jangka panjang

yang didukung sarana prasarana olahraga yang

memadahi

8 Penguatan dan fasilitasi pengembangan dan

perlindungan serta pelestarian seni dan budaya

tradisional, bangunan bersejarah serta benda

cagar budaya dalam rangka memperkuat

identitas dan jati diri masyarakat.

9 Penguatan pemahaman, penghayatan dan

pengamalan ajaran agama/kepercayaan melalui

pemeliharaan kerukunan hubungan antar dan

inter umat beragama serta fasilitasi peningkatan

sarana prasarana peribadatan

10 Pengembangan hasil penelitian dan aplikasi

iptek yang sesuai dengan kebutuhan

masyarakat luas termasuk industri yang di

dukung oleh peningkatan kualitas sumberdaya

manusia dalam penguasaan ilmu pengetahuan

dan teknologi dalam berbagai bidang

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 IV.21

Prioritas Pembangunan Tahap III RPJPD Prioritas RKPD 2016

2) Fasilitasi kegiatan berbasis komunitas;

3) Peningkatan budaya olahraga &

peningkatan prestasi olahraga di tingkat

provinsi dan nasional, dengan arahan

kegiatan pada:

- Pembinaan atlit sejak usia dini

- Peningkatan kuantitas & kualitas

kompetisi olahraga

- Peningkatan sarana & prasarana

Olahraga di Tingkat Kecamatan

- Pengadaan lahan untuk sarpras

Olahraga baru

4) Peningkatan Partisipasi Pemuda di

Berbagai Bidang Pembangunan

Misi 2. Mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (good governance) dan kehidupan politik

yang demokratis dan bertanggung jawab

1 Penguatan pemahaman politik untuk

mewujudkan budaya politik demokratis yang

santun dan partisipasi politik yang didukung

oleh infra dan supra struktur politik yang

sehat.

a. Peningkatan Tata Kelola Pemerintahan,

yang difokuskan pada:

1) Peningkatan Transparansi dan

Akuntabilitas Kinerja Pemerintahan;

2) Kajian Review SOTK (mis termasuk:

kajian kelurahan & kecamatan);

3) Kajian Pelimpahan Kewenangan SKPD

ke Camat;

4) Intensifikasi dan Ekstensifikasi Sumber

Pendapatan Daerah;

5) Optimalisasi pengelolaan BUMD dan

pendayagunaan aset daerah;

6) Rintisan pengembangan pembiayaan

pembangunan non konvensional (mis:

KPS, CSR, BOT);

7) Penyusunan RPJMD dan Renstra SKPD;

8) Peningkatan partisipasi masyarakat

dalam penyelenggaraan pembangunan

daerah;

9) Peningkatan Kinerja Pengelolaan

Keuangan Daerah;

10) Pengembangan sistem penyelenggaran

pemerintahan terpadu (single system

untuk semua SIM pelayanan publik),

dengan arahan kegiatan:

- integrasi sistem perencanaan,

penganggaran, pelaksanaan

Pembangunan dan SKP

b. Keterbukaan Informasi Publik, yang

difokuskan pada:

1) Pengembangan sistem pengaduan &

pelaporan masyarakat terpadu;

2) Peningkatan publikasi data dan

informasi penyelenggaraan

pembangunan.

c. Peningkatan kualitas SDM Aparatur, yang

difokuskan pada:

1) Remunerasi PNS;

2) Peningkatan Kesempatan Belajar pada

Jenjang S2;

3) Pengembangan sistem penilaian kinerja

pegawai (anjab).

d. Peningkatan Sarpras dan Pelayanan

Publik Berbasis IT, yang difokuskan pada:

1) Pengembangan pelayanan publik on-line;

2) Peningkatan Penguasaan dan

2 Penguatan sistem dan kualitas penyelenggaraan

pemerintahan yang efektif dan efisien sesuai

dengan prinsip-prinsip good governance yang

didukung penerapan e-government menuju e-

city.

3 Penguatan kerjasama daerah dengan berbagai

pihak baik tingkat lokal, nasional maupun

internasional

4 Penguatan sumber-sumber pendapatan daerah

yang potensial dan kreatif dengan tidak

membebani rakyat serta dikelola sesuai dengan

prinsip-prinsip pengelolaan keuangan yang

efisien, efektif, transparan dan akuntable

5 Penguatan budaya kerja aparatur yang

profesional, bersih, beretika, dan berwibawa

serta anti korupsi, kolusi dan nepotisme dalam

rangka menunjang tata pengelolaan

pemerintahan yang baik yang didukung oleh

kelembagaan dan ketatalaksanaan serta Sistem

Informasi Manajemen kepegawaian yang

transparan dan akuntabel

6 Penguatan sistem dan akses pelayanan publik

melalui peningkatan kompetensi sesuai

kewenangan pada bidang pelayanan dasar dan

penunjang berbasis teknologi informatika guna

mewujudkan pelayanan prima

7 Penguatan upaya perlindungan masyarakat

untuk menjaga dan memelihara keamanan,

ketertiban, persatuan, dan kesatuan serta

kerukunan masyarakat dalam rangka

mewujudkan terjaminnya keamanan dan

ketertiban umum dan tegaknya hukum serta

terselenggaranya perlindungan dan pengayoman

terhadap masyarakat yang didukung oleh

sarana prasarana keamanan dan ketertiban

yang memadahi.

8 Penguatan dan sinkronisasi, harmonisasi

produk-produk hukum pusat dan daerah sesuai

dengan rasa keadilan dan dinamika masyarakat

serta pengembangan kesadaran masyarakat

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 IV.22

Prioritas Pembangunan Tahap III RPJPD Prioritas RKPD 2016

dan aparat penegak hukum dalam rangka

meningkatkan kepastian hukum dan HAM

Pemanfaatan IT oleh Masyarakat

terutama untuk mendukung usaha

ekonomi produktif. 9 Penguatan komunikasi timbal balik antara

pemerintah dan pemangku kepentingan yang

mendorong terwujudnya masyarakat yang

responsif terhadap informasi yang didukung

oleh keterbukaan informasi publik yang

bertangung jawab

Misi 3. Mewujudkan kemandirian dan daya saing daerah

1 Peningkatan struktur perekonomian daerah

melalui pengembangan potensi, produk

unggulan daerah, BUMD, dan aset-aset daerah

a. Peningkatan Perekonomian Daerah

Berbasis Potensi Unggulan Lokal, yang

difokuskan pada:

1) Peningkatan produksi perikanan dan

pertanian;

2) Pemberdayaan nelayan dan petani lokal;

3) Pemberdayaan dan Peningkatan daya

saing wirausaha, UMKM dan Koperasi;

4) Pengembangan industri kecil dan

menengah;

5) Fasilitasi Pengembangan Daya Saing

Ekonomi Kreatif Berbasis Potensi Lokal;

6) Peningkatan pasar-pasar tradisional;

7) Peningkatan Kualitas Destinasi Wisata

dan Daya Saing Wisata

2 Penguatan sektor perindustrian guna

menghasilkan produk yang mempunyai

keunggulan komparatif dan kompetitif dan

penguatan kapasitas kelembagaan

3 Penguatan koperasi dan UMKM yang

berorientasi pasar dan pengembangan ekonomi

lokal; serta penguatan fungsi lembaga keuangan

daerah

4 Penguatan kelembagaan lokal dalam rangka

kerja sama dan kemitraan strategis pada sektor-

sektor unggulan daerah yang mendukung

peningkatan daya saing dan pertumbuhan

ekonomi

5 Penguatan kelembagaan agribisnis guna

menjamin petersediaan pangan dalam rangka

Pemantapan swasembada pangan dan ekspor.

6 Penguatan kelembagaan agribisnis perikanan

guna menjamin ketersediaan pangan dalam

rangka Pemantapan swasembada pangan dan

ekspor.

7 Penguatan instrumen regulasi pemanfaatan Air

Bawah Tanah (ABT) dan bahan galian C

8 Penguatan akses pasar baik domestik maupun

global untuk memacu pertumbuhan ekonomi

yang dinamis dalam rangka memperluas

kesempatan kerja dan Perwujudan Pasar

Tradisional Modern.

9 Penguatan kualitas dan pemasaran pariwisata

melalui pemanfaatan teknologi, kelembagaan,

obyek wisata dan sarana-prasarana pendukung.

Misi 4. Mewujudkan tata ruang wilayah dan infrastruktur yang berkelanjutan

1. Pemeliharaan lahan bekas galian C, penataan

lahan kritis dan kawasan pantai dan

ppengembangan kegiatan perlindungan dan

konservasi, rehabilitasi dan pemulihan

cadangan sumberdaya alam dan pengendalian

polusi.

a. Peningkatan Infrastruktur, yang

difokuskan pada:

1) Pengembangan Wilayah Strategis &

Wilayah Pengembangan, dengan arah

kegiatan:

- Pembangunan jalan-jalan baru

(pembangunan outer ringroads

Mangkang-Mijen, Peningkatan jalan

Jl. Sriwijaya);

- Pengadaan lahan untuk jalan

(pengad lahan. outer ringroads,

middle ringroad Srondol – Sekaran);

- Pengadaan lahan untuk ducting

utilitas jalan.

2) Peningkatan Infrastruktur Jalan, dengan

2. Pemantapan kualitas dan kuantitas prasarana

dan sarana pengelolaan sampah serta

pengembangan kegiatan penanganan sampah

dalam bentuk pemilahan, pengumpulan,

pengangkutan, pengolahan dan pemrosesan

akhir.

3. Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Ruang

Terbuka Hijau (RTH).

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 IV.23

Prioritas Pembangunan Tahap III RPJPD Prioritas RKPD 2016

4. Peningkatan fasilitas transportasi (terminal tipe

A, tipe B, tipe C, dan pemberhentian akhir/stop

station); dan peningkatan perparkiran (on street

parking dan off street parking, pola pergerakan

angkutan dan terminal barang, pengembangan

dan pengelolaan lalu lintas (traffic management)

arahan kegiatan:

- OM jalan & jembatan;

- Perbaikan jalan rusak sedang, berat;

- Peningkatan sarpras pelengkap jalan

(trotoar, PJU, dll).

3) Peningkatan Layanan Air Minum,

dengan arahan kegiatan:

- Peningkatan Layanan Air minum bagi

Masyarakat Berpenghasilan Rendah

b. Peningkatan dan pengoptimalan

sarana dan prasarana pengendalian

banjir dan rob, yang difokuskan pada:

1) Pembangunan Embung dan

pengoptimalan Polder;

2) Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai Serta

Konservasi Kawasan Hulu dan Hilir

c. Peningkatan Kualitas Wilayah, yang

difokuskan pada:

1) Peningkatan RTH (pengadaan lahan RTH

baru);

2) Peningkatan Pengelolaan Persampahan

(bank sampah, Peningkatan fungsi TPA

Jatibarang)

d. Peningkatan Ekosistem Pesisir dan Laut,

yang difokuskan pada:

1) Pengadaan lahan pesisir

2) Konservasi pesisir (pengoptimalan sabuk

pantai, mangrove)

e. Pengelolaan dan Konservasi Lingkungan

Hidup, yang difokuskan pada:

1) Pengurangan Resiko Bencana (Tanggap

Pra Bencana, Saat Bencana & Pasca

Bencana; Peningkatan Partisipasi

Masyarakat);

2) Adaptasi dampak perubahan iklim (rain-

harvesting, biopori, ABT);

3) Pengembangan Ekowisata

f. Pengembangan transportasi massal, yang

difokuskan pada:

1) Integrasi antar moda transportasi;

2) Peningkatan layanan Angkutan Massal/

BRT, dengan arahan kegiatan:

- Peningkatan & pengoptimalan shelter

bus (memperhatikan difable);

- Peningkatan & pengoptimalan bus;

- Pengoptimalan pelayanan e-ticketing;

- Penambahan & Pengoptimalan koridor

BRT

3) Rintisan bus sharing (bus sekolah, bus

karyawan)

g. Peningkatan sarpras & manajemen

transportasi, dengan fokus kegiatan:

1) Pengoptimalan Terminal;

2) Peningkatan ATCS, rambu, APILL;

3) Peningkatan Pemanfaatan Angkutan

Tidak bermotor

5. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan

prasarana transportasi massal yang melayani

antar kawasan perkotaan, antar dan intermoda

angkutan darat, laut, udara.

6. Peningkatan perwujudan struktur tata ruang

yang seimbang antar wilayah melalui:

Pembangunan Jalan Lingkar, Pengembangan

angkutan umum masal, pembangunan sarana

pusat pertumbuhan baru, penanganan kawasan

dan bangunan cagar budaya serta Pengendalian

Pemanfaatan secara konsisten sesuai rencana

tata ruangdan pengembangan usaha investasi

dalam rangka pemanfataan ruang wilayah Kota

Semarang sesuai dengan rencana tata ruang.

7 Pengembangan jalan lingkar tengah (middle ring

road), jalan lingkar luar (outer ring road) dan

jalan radial; Pengembangan persimpangan tidak

sebidang (overpass,underpass dan flyover)

8. Pengembangan kelengkapan jalan (street

furniture).

9 Perencanaan dan penyediaan lahan serta

pengembangan jalan tol Semarang - Demak

10 Pemerataan penyediaan sarana dan prasarana

dasar permukiman.

11 Peningkatan kualitas sarana dan prasarana

sumber daya air guna mengurangi banjir dan

rob (normalisasi sungai, pembangunan dam/

waduk, kolam retensi/ polder, tanggul pantai).

12 Peningkatan ketersediaan air baku dan

Pengembangan kelembagaan (Badan Air) dan

kerjasama antar wilayah, hulu hilir dan antara

Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kota.

13 Peningkatan kualitas sarana prasarana

telekomunikasi ke seluruh wilayah

14 Peningkatan pasokan energi bagi kepentingan

rumah tangga, dunia usaha dan transportasi

serta fasilitasi energi yang terbarukan

Misi 5. Mewujudkan kesejahteraan sosial masyarakat

1 Penguatan perlindungan dan pemenuhan hak-

hak dasar warga miskin secara adil, merata,

partisipatif, koordinatif, sinergis dan saling

percaya guna mempercepat penurunan jumlah

a. Pemenuhan kebutuhan dasar warga

miskin, yang difokuskan pada:

1) Peningkatan kualitas dan aksesbilitas

pelayanan kesehatan (Jamkesmas);

Rancangan Awal RKPD Kota Semarang Tahun 2016 IV.24

Prioritas Pembangunan Tahap III RPJPD Prioritas RKPD 2016

warga miskin. 2) Peningkatan kualitas sarana dan

prasarana lingkungan permukiman

masyarakat berpenghasilan bagi rendah,

dengan arahan kegiatan:

- Pemugaran rumah tidak layak huni;

- Peningkatan Rusunawa;

- Pengoptimalan Pamsimas, Sanitasi

Komunal.

3) Peningkatan fasilitasi akses pendidikan

dasar dan menengah bagi warga miskin

(beasiswa miskin, kejar paket)

b. Peningkatan Akses Modal & Peralatan bagi

Usaha Produktif Warga Miskin, dengan

fokus pada:

1) Pemberdayaan usaha ekonomi produktif

warga miskin (Gerdu kempling);

2) Peningkatan Akses Pasar bagi Usaha

Produktif Warga Miskin;

3) Peningkatan Ketrampilan Wirausaha

dan Ketrampilan Teknis yang

Mendukung Usaha Ekonomi Produktif

Warga Miskin.

c. Pemantapan penurunan angka

pengangguran, dengan fokus pada:

1) Mewujudkan masyarakat yang

berwirausaha;

2) Peningkatan kapasitas kemampuan

tenaga kerja dalam menghadapi daya

saing global;

3) Peningkatan kesempatan kerja;

4) Peningkatan kompetensi dan

produktivitas tenaga kerja;

5) Peningkatan Sinergitas Tripartit

d. Peningkatan kesetaraan & keadilan

gender, dengan fokus pada:

1) Pemberdayaan perempuan dalam

Pembangunan

2) Pemantapan Kota Layak Anak (mis:

taman bermain, zona aman sekolah);

3) Perlindungan Perempuan & Anak

terhadap kekerasan

2 Penguatan pengarusutamaan gender melalui

fasilitasi penguatan kelembagaan, kesetaraan

dan keadilan gender dalam berbagai bidang

kehidupan serta perlindungan anak, remaja

dan perempuan dari segala bentuk diskriminasi

dan eksploitasi.

3 Penguatan penanganan penyandang masalah

kesejahteraan sosial (PMKS), lansia, anak

jalanan dan anak terlantar, anak berkebutuhan

khusus korban napza, penyandang HIV- AIDs,

wanita rawan sosial dan penyandang cacat

secara sistematis, berkelanjutan dan

bermartabat melalui pelayanan panti, non panti

maupun rumah singgah dilandasi rasa

kesetiakawanan sosial.

4 Penguatan kesadaran masyarakat tentang

manajemen bencana serta mobilisasi kekuatan

fungsi kelembagaan masyarakat dalam rangka

pengurangan resiko bencana