bab i pendahuluan arang aktif nipah

6
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nipah (Nypa fructicans) merupakan salah satu spesies utama penyusun hutan mangrove yang termasuk famili Palmae, tumbuh di daerah pasang surut serta tersebar hampir merata diseluruh Indonesia. Luas areal tanaman nipah di seluruh Indonesia mencapai 700.000 ha atau 10% dari luas lahan pasang surut yang mencapai 7 juta ha, dengan rerata populasi pohon 8.000/ha diperkirakan total populasi nipah di Indonesia mencapai 5.600 juta pohon (Baharudin dan Taskirawati, 2009). Penyebarannya meliputi wilayah kepulauan Sumatra, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Maluku, dan Irian Jaya (Rachman dan Sudarto, 1992). Di wilayah Provinsi Kalimantan Barat, daerah sentra tanaman nipah tersebar di kawasan pesisir selatan hingga utara yang melingkupi wilayah kabupaten ketapang hingga kabupaten sambas yang terletak di bagian utara. Sejauh ini, pemanfaatan nipah oleh masyarakat Kalimantan Barat khususnya pesisir pantai dan sungai terbatas pada daun dan tulang daun (lidi), daun nipah yang telah tua banyak dimanfaatkan secara tradisional untuk membuat atap rumah yang daya tahannya mencapai 3-

Upload: adha-panca-wardanu

Post on 04-Sep-2015

64 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

agroindustri

TRANSCRIPT

4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangNipah (Nypa fructicans) merupakan salah satu spesies utama penyusun hutan mangrove yang termasuk famili Palmae, tumbuh di daerah pasang surut serta tersebar hampir merata diseluruh Indonesia. Luas areal tanaman nipah di seluruh Indonesia mencapai 700.000 ha atau 10% dari luas lahan pasang surut yang mencapai 7 juta ha, dengan rerata populasi pohon 8.000/ha diperkirakan total populasi nipah di Indonesia mencapai 5.600 juta pohon (Baharudin dan Taskirawati, 2009). Penyebarannya meliputi wilayah kepulauan Sumatra, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Maluku, dan Irian Jaya (Rachman dan Sudarto, 1992). Di wilayah Provinsi Kalimantan Barat, daerah sentra tanaman nipah tersebar di kawasan pesisir selatan hingga utara yang melingkupi wilayah kabupaten ketapang hingga kabupaten sambas yang terletak di bagian utara.Sejauh ini, pemanfaatan nipah oleh masyarakat Kalimantan Barat khususnya pesisir pantai dan sungai terbatas pada daun dan tulang daun (lidi), daun nipah yang telah tua banyak dimanfaatkan secara tradisional untuk membuat atap rumah yang daya tahannya mencapai 3-5 tahun. Daun nipah yang masih muda mirip janur kelapa, dapat dianyam untuk membuat dinding rumah dan untuk melindungi daratan/pantai dari abrasi air laut. Padahal banyak sekali manfaat yang dapat diambil dari tanaman nipah seperti nira untuk dibuat gula, dan buah untuk makanan segar atau dibuat tepung serta kulit untuk dibuat briket dan bahan baku pembuat kertas seni. Pemanfaatan kulit buah nipah masih belum optimal, mengingat potensi kulit nipah cukup besar ketersediaanya. Pada satu pohon nipah dapat menghasilkan buah kurang lebih seberat 5 kg dan menghasilkan limbah kulit buah kurang lebih sekitar 3 kg. Kulit buah nipah itu sendiri mengandung 36,5% selulosa dan kadar lignin sebesar 27,3% (Tamunaidu P dan Saka S, 2011). Menurut Baharudin dan Taskirawati (2009) dalam satu hektar terdapat kurang lebih 8.000 pohon, maka diperkirakan ada 48 ton limbah kulit buah dan pelepah nipah per hektar per tahun. Beberapa penelitian mengenai kulit buah nipah telah dilakukan diantaranya penelitian yang telah dilakukan Mulyadi dkk (2013), kulit nipah dapat dimanfaatkan menjadi biobriket sebagai bahan bakar alternatif. Selain itu menurut Binta, D., Wijana, S., Mulyadi, A.F., (2013), kulit buah nipah berpotensi untuk dijadikan pulp sebagai bahan baku pembuatan kertas. Untuk lebih memaksimalkan peningkatan nilai ekonomis kulit tanaman nipah selain dimanfaatkan menjadi briket dan pulp, juga perlu diversifikasi menjadi produk lain yang bernilai ekonomi, diantaranya adalah pemanfaatan kulit buah nipah untuk arang (karbon) aktif. Arang aktif merupakan suatu padatan berpori yang mengandung 85-95% karbon, dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon yang telah diaktifkan melalui aktivasi dengan menggunakan gas CO2, uap air, atau bahan-bahan kimia sehingga pori-porinya terbuka dan demikian daya adsorpsinya menjadi lebih tinggi terhadap zat warna dan bau. Daya adsopsi yang tinggi membuat arang aktif banyak digunakan untuk proses pemurnian dan penghilangan bau pada industri. Industri yang menggunakan arang aktif antara lain industri makanan dan minuman, air mineral, petrokimia, kimia, farmasi dan kedokteran. Seiring dengan peningkatan permintaan akan arang aktif maka industri arang aktif di Indonesia berkembang dengan pesat. Pada tahun 2006, ekspor arang aktif Indonesia tercatat sebesar 2.012.675.965 kg (Intan Kurniawan, K.G., dan Gentur Sutapa, J.P., 2009). Arang aktif dapat dibuat dari semua bahan yang mengandung karbon, baik organik maupun anorganik dengan syarat bahan tersebut mempunyai struktur berpori. Pada pembuatan karbon aktif dari sekam, dedak dan tempurung kelapa, arang hasil karbonisasi diaktivasi menggunakan bahan kimia yang berbeda, antara lain : HCl, HNO3, H2SO4, NaOH, NaCl, KCl, ZnCl2, dan CaCl2. Ternyata kualitas karbon aktif yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh jenis bahan baku dan zat aktivator yang digunakan. Pada pembuatan karbon aktif dari sekam padi dengan metode aktivasi kimia satu langkah dalam waktu retensi rendah menggunakan zat aktivator ZnCl2, NaOH, dan H3PO4, diperoleh hasil terbaik dari pembuatan menggunakan zat aktivator ZnCl2 dengan perbandingan massa sekam padi : ZnCl2 1:1 yang memiliki luas permukaan SBET Sebesar 750 m2/g (Sukir, 2008).Pembuatan arang aktif dari kulit buah nipah belum pernah dilakukan, untuk itu pada penelitian ini akan dilakukan pembuatan dan karakterisasi arang aktif dari kulit buah nipah dengan menggunakan aktivator ZnCl2 dan aplikasinya dalam meningkatkan mutu asap cair tempurung kelapa khususnya untuk mengurangi kandungan fenol didalam asap cair. Asap cair memiliki banyak manfaat antara lain sebagai biopreservatif, antioksidan dan perisa pada berbagai produk asapan. Visciano, dkk (2008) dalam Syahraeni Kadir, Darmadji, P., Hidayat, C., dan Supriyadi, (2011) mengemukakan bahwa pengasapan pada berbagai produk merupakan metode pengawetan yang memberikan citarasa dan warna khas pada produk tersebut serta meningkatkan daya simpannya. Akan tetapi selain memiliki peran penting, asap cair juga mengandung senyawa PAH (polycyclic aromatic hydrocarbons) yang beberapa diantaranya bersifat karsinogenik di mana implikasinya terhadap kanker payudara, paru-paru dan kolon telah dibuktikan pada hewan percobaan.Fenol merupakan salah satu senyawa organik dominan yang terkandung di dalam asap cair disamping dua senyawa dominan lainnya yakni asam dan karbonil. Fenol di dalam asap cair berperan sebagai antioksidan dan perisa pada produk pangan asap. Meskipun demikian, penggunaan fenol sebagai antioksidan dan sebagai perisa makanan harus dibatasi karena dapat berpengaruh negatif bagi kesehatan tubuh misalnya sebagai prooksidan atau menyebabkan aroma asap cair menjadi sangat kuat sehingga sulit diterima oleh konsumen. Asap cair komersial yang diizinkan mengandung fenol 1250 2500 mg/L (Syahraeni Kadir dkk, 2011). Hasil penelitian Syahraeni Kadir, dkk (2011) Penurunan konsentrasi fenol dari asap cair tempurung kelapa hibrida dapat dilakukan melalui adsorpsi dengan menggunakan arang aktif. Hal ini terbukti dengan meningkatnya kapasitas adsorpsi arang aktif pada berbagai konsentrasi fenol di dalam asap cair tempurung kelapa hibrida terutama pada suhu 30 C. 1.2. Rumusan Masalah1. Berapa konsentrasi ZnCl terbaik untuk menghasilkan arang aktif kulit buah nipah sesuai standar SNI ? 2. Berapa suhu aktivasi terbaik dalam pembuatan arang aktif kulit nipah ? 3. Bagaimana daya serap arang aktif kulit buah nipah terhadap kandungan fenol dalam asap cair tempurung kelapa ?1.3. Tujuan Penelitian1. Menentukan konsentrasi ZnCl terbaik yang ditambahkan dalam pembuatan arang aktif kulit nipah. 2. Menentukan suhu aktivasi terbaik untuk pembuatan arang aktif kulit nipah ?3. Mengetahui daya serap arang aktif terhadap fenol dalam asap cair tempurung kelapa. 1.4. Manfaat PenelitianManfaat dari hasil penelitian ini adalah diversifikasi produk dari tanaman nipah dalam upaya meningkatkan nilai tambah kulit buah nipah, sebagai sumber bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar minyak, serta memperbaiki kualitas asap cair tempurung kelapa.1.5. Target Luaran

Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Publikasi ilmiah dalam jurnal lokal atau Jurnal Nasional akreditasi. 2. Pengayaan mata kuliah teknologi pengolahan pada program studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan di Politeknik Ketapang.