bab i pendahuluan a. latar belakangrepository.ump.ac.id/5894/2/praptowo suseno bab i.pdf ·...

12
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI), merupakan makanan pertama dan utama di awal kehidupan anak. Kandungan dan nutrisi ASI sangat dibutuhkan oleh bayi pada enam bulan pertama kelahirannya. ASI adalah nutrisi alamiah terbaik bagi bayi dengan kandungan gizi paling sesuai untuk tumbuh kembangnya (Siswono, 2006). Berdasarkan data Kemenkes RI (2013) persentase pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan di Indonesia pada tahun 2012 sebesar 48,6%. Persentase pemberian ASI eksklusif tertinggi terdapat di Nusa Tenggara Barat sebesar 69,84%, diikuti oleh Gorontalo sebesar 67,01% dan Bali sebesar 66,94%. Persentase pemberian ASI eksklusif terendah terdapat di Provinsi Papua Barat sebesar 20,57%, diikuti oleh Sulawesi Tengah 30,41% dan Sumatera Utara sebesar 32,22% Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Jawa Tengah menunjukkan cakupan pemberian ASI eksklusif tahun 2013 hanya sekitar 25,6%, menurun dibandingkan tahun 2012 sebesar 45,18%. Cakupan tertinggi adalah Kota Surakarta 46,1% sedangkan yang terendah adalah Kabupaten Brebes 2,8% (Dinkes Jateng, 2013). ASI banyak mengandung LCPUFAs (Long Chain Poly Unsaturated Fatty Acids), yaitu Arachidonic Acid (AA) dan Docosahexanoic Acid (DHA) dalam jumlah yang memadai untuk pertumbuhan otak anak. LCPUFAs Analisis Pertumbuhan dan..., Praptowo Suseno, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Upload: duongtu

Post on 08-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/5894/2/Praptowo Suseno BAB I.pdf · 2017-12-05 · dengan kandungan gizi paling sesuai untuktumbuh kembangnya (Siswono,

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air Susu Ibu (ASI), merupakan makanan pertama dan utama di awal

kehidupan anak. Kandungan dan nutrisi ASI sangat dibutuhkan oleh bayi pada

enam bulan pertama kelahirannya. ASI adalah nutrisi alamiah terbaik bagi bayi

dengan kandungan gizi paling sesuai untuk tumbuh kembangnya (Siswono,

2006).

Berdasarkan data Kemenkes RI (2013) persentase pemberian ASI

eksklusif pada bayi 0-6 bulan di Indonesia pada tahun 2012 sebesar 48,6%.

Persentase pemberian ASI eksklusif tertinggi terdapat di Nusa Tenggara Barat

sebesar 69,84%, diikuti oleh Gorontalo sebesar 67,01% dan Bali sebesar

66,94%. Persentase pemberian ASI eksklusif terendah terdapat di Provinsi

Papua Barat sebesar 20,57%, diikuti oleh Sulawesi Tengah 30,41% dan

Sumatera Utara sebesar 32,22%

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Jawa Tengah

menunjukkan cakupan pemberian ASI eksklusif tahun 2013 hanya sekitar

25,6%, menurun dibandingkan tahun 2012 sebesar 45,18%. Cakupan tertinggi

adalah Kota Surakarta 46,1% sedangkan yang terendah adalah Kabupaten

Brebes 2,8% (Dinkes Jateng, 2013).

ASI banyak mengandung LCPUFAs (Long Chain Poly Unsaturated

Fatty Acids), yaitu Arachidonic Acid (AA) dan Docosahexanoic Acid (DHA)

dalam jumlah yang memadai untuk pertumbuhan otak anak. LCPUFAs

Analisis Pertumbuhan dan..., Praptowo Suseno, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/5894/2/Praptowo Suseno BAB I.pdf · 2017-12-05 · dengan kandungan gizi paling sesuai untuktumbuh kembangnya (Siswono,

merupakan asam lemak utama pada otak dan retina. Sedangkan susu formula,

komposisinya menggunakan acuan ASI sebagai standarnya. Produk susu

formula memang memiliki kandungan gizi yang disamakan dengan ASI, namun

jumlahnya lebih kecil daripada kandungan gizi pada ASI (Narendra, 2010).

UNICEF (United Nation Child’s Fund) dan WHO (World Health

Organization) membuat rekomendasi pada ibu untuk menyusui eksklusif

selama 6 bulan kepada bayinya. Sesudah umur 6 bulan, bayi baru dapat

diberikan Makanan Pendamping - ASI (MP-ASI) dan ibu tetap memberikan

ASI sampai anak berumur minimal 2 tahun. Pemerintah Indonesia melalui

Kementerian Kesehatan juga merekomendasikan para ibu untuk menyusui

eksklusif selama 6 bulan kepada bayinya (Riskesdas, 2013).

Pentingnya pemberian ASI eksklusif terlihat dari peran dunia yaitu

pada tahun 2006 WHO mengeluarkan Standar Pertumbuhan Anak yang

kemudian diterapkan di seluruh dunia yang isinya adalah menekankan

pentingnya pemberian ASI saja kepada bayi sejak lahir sampai usia 6 bulan.

Setelah itu, barulah bayi mulai diberikan makanan pendamping ASI sambil

tetap disusui hingga usianya mencapai 2 tahun.

Selain itu pentingnya ASI juga terlihat pada acara dunia yaitu Pekan

ASI sedunia Agustus 2008, The World Alliance For Breast Feeding Action

(WABA) memilih tema Mother Support: Going For the Gold. Makna tema

tersebut adalah suatu gerakan untuk mengajak semua orang meningkatkan

dukungan kepada ibu untuk memberikan bayi-bayi mereka makanan yang

berstandar emas yaitu ASI yang diberikan eksklusif selama 6 bulan pertama

Analisis Pertumbuhan dan..., Praptowo Suseno, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/5894/2/Praptowo Suseno BAB I.pdf · 2017-12-05 · dengan kandungan gizi paling sesuai untuktumbuh kembangnya (Siswono,

dan melanjutkan ASI bersama makanan pendamping ASI lainnya yang sesuai

sampai bayi berusia 2 tahun atau lebih (Depkes, 2010).

Dari hasil penelitian UNICEF dari tahun 2005 hingga 2011 didapati

bayi Indonesia yang mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan pertama ialah

sebanyak 32% dan didapati 50% anak diberikan ASI Eksklusif sampai usia 23

bulan. Persentase ini masih rendah bila dibandingakan dengan negara

berkembang lain seperti Bangladesh didapati 43% anak diberikan ASI

Eksklusif selama 6 bulan dan 91% anak mendapat ASI sampai usia 23 bulan

(UNICEF, 2011).

Pemberian makanan yang tepat dan optimal sangat penting untuk

pertumbuhan dan perkembangan anak. Menurut Global Strategy for Infant and

Young Child Feeding, pemberian makanan yang tepat adalah menyusui bayi

sesegera mungkin setelah lahir, memberikan ASI eksklusif sampai umur 6

bulan, memberikan makanan pendamping ASI yang tepat dan adekuat sejak

usia 6 bulan dan melanjutkan pemberian ASI sampai umur 2 tahun atau lebih

(WHO, 2005).

Pentingnya manfaat ASI juga disebutkan dalam Al-Quran Surat Al-

Baqarah ayat 233 sebagaimana beikut:

ضاعة وعلى ٱلمول “ دهن حولين كاملين لمن أراد أن يتم ٱلر ت يرضعن أول لد ود لهۥ وٱلو

لدة بولده ا وال مولود لهۥ رزقهن وكسوتهن بٱلمعروف ال تكلف نفس إال وسعها ال تضار و

نهما وتشاور فال جناح لك فإن أرادا فصاال عن تراض م بولدهۦ وعلى ٱلوارث مثل ذ

دكم فال جناح عليكم إذا سلم ا ءاتيتم بٱلمعروف عليهما وإن أردتم أن تسترضعوا أول تم م

بما تعملون بصير وٱعلموا أن ٱہلل ,”وٱتقوا ٱہلل

Analisis Pertumbuhan dan..., Praptowo Suseno, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/5894/2/Praptowo Suseno BAB I.pdf · 2017-12-05 · dengan kandungan gizi paling sesuai untuktumbuh kembangnya (Siswono,

yang artinya adalah para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua

tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyusui secara sempurna (Q.S Al Baqarah

: 233).

Rendahnya pemberian ASI dapat menjadi ancaman bagi Tumbuh

Kembang Anak (TKA). Kandungan ASI kaya akan karetonoid dan selenium,

sehingga ASI berperan dalam sistem pertahanan tubuh bayi untuk mencegah

berbagai penyakit. Setiap tetes ASI juga mengandung mineral dan enzim untuk

pencegahan penyakit dan antibodi yang lebih efektif dibandingkan dengan

kandungan yang terdapat dalam susu formula, sehingga jika anak mendapatkan

ASI bisa dihindarkan dari kematian yang seharusnya tidak perlu. Susu formula

dapat meningkatkan resiko terjadinya asma dan alergi. Sementara itu, menurut

Satuan Tugas ASI Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI),

pemberian ASI bisa menurunkan persentase kematian hingga 13 % (Dwiharso,

2010).

Berdasarkan data Kemenkes RI (2013), pada tahun 2013 terdapat 17,9%

balita kekurangan gizi yang terdiri dari 13,0% balita berstatus gizi kurang dan

4,9% berstatus gizi buruk. Sebesar 5,8% balita dengan status gizi lebih.

Dibandingkan tahun 2007, terjadi penurunan kekurangan gizi balita pada tahun

2013 dari 18,4% menjadi 17,9%. Berdasarkan prevalensi menurut provinsi,

prevalensi balita kekurangan gizi terendah dicapai Sulawesi Utara (10,6%),

Bali (10,9%) dan DKI Jakarta (11,3%). Sedangkan provinsi dengan prevalensi

tertinggi terjadi di Nusa Tenggara Barat (30,5%), Nusa Tenggara Timur

(29,4%) dan Kalimantan Barat (29,2%). Target MDGs yang harus dicapai pada

Analisis Pertumbuhan dan..., Praptowo Suseno, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/5894/2/Praptowo Suseno BAB I.pdf · 2017-12-05 · dengan kandungan gizi paling sesuai untuktumbuh kembangnya (Siswono,

tahun 2015 untuk indikator ini sebesar 15,5%. Dengan demikian dari 33

provinsi terdapat 9 provinsi di antaranya telah mencapai target tersebut pada

tahun 2010.

Berdasarkan data Dinkes Jateng (2013), persentase balita dengan gizi

kurang (BB/U) Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 sebesar 3,86%, lebih rendah

dibandingkan tahun 2012 yang sebesar 4,88%. Kejadian gizi kurang lebih

banyak pada kelompok balita laki-laki (3,94%) dibandingkan pada kelompok

perempuan (3,79%). Persentase balita dengan gizi kurang tertinggi di Kota

Tegal (14,10%) dan terendah di Kabupaten Pekalongan (0,52%).Balita Gizi

Buruk tahun 2013 berjumlah 2.475 (0,30%) meningkat apabila dibandingkan

tahun 2012 sejumlah 1.131 (0,06%). Kejadian gizi buruk lebih banyak terjadi di

balita perempuan (1.305 kasus) dibandingkan pada balita lakilaki (1.170 kasus).

Sementara persentase Balita Gizi Buruk mendapatkan perawatan tahun 2013

sebesar 100%.

Masa tumbuh kembang anak membutuhkan asupan gizi yang diperoleh

melalui pemberian ASI eksklusif. Analisis situasi kondisi ibu dan anak yang

menyangkut upaya peningkatan pemberian ASI hingga kini masih belum

menunjukkan kondisi yang menggembirakan. Gangguan tumbuh kembang

pada awal kehidupan bayi diantaranya disebabkan karena kekurangan gizi

sejak bayi, pemberian Makanan Pendamping - ASI (MP-ASI) yang terlalu dini

atau terlalu lambat, MP-ASI tidak cukup mengandung zat gizi yang

dibutuhkan bayi, perawatan bayi yang kurang memadai dan yang tidak kalah

pentingnya ibu tidak memberi ASI eksklusif kepada bayinya (Linkages, 2011).

Analisis Pertumbuhan dan..., Praptowo Suseno, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/5894/2/Praptowo Suseno BAB I.pdf · 2017-12-05 · dengan kandungan gizi paling sesuai untuktumbuh kembangnya (Siswono,

Anak untuk menuju usia dewasa melalui berbagai tahapan

perkembangan. Tahapan yang terpenting adalah tahun – tahun pertama setelah

kelahiran, yaitu 3 tahun pertama. Masa ini disebut juga windows of opportunity,

yang berdampak buruk jika tidak diperhatikan dan berdampak baik jika pada

masa tersebut dimanfaatkan dengan sebaik – baiknya. Pada periode kritis

tersebut anak harus mendapat stimulasi mental dini yang memadai dan dijaga

kesehatannya agar kelak tumbuh kembangnya optimal. Selain stimulasi mental

dini, dari segi gizi anak harus mendapat gizi yang optimal. Perkembangan anak

meliputi perkembangan fisik, kognitif, emosi, bahasa, motorik (kasar dan

halus), personal sosial dan adaptif . Oleh karena itu pada semua bayi dianjurkan

untuk mendapat ASI (Air Susu Ibu) (Narendra, 2010).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Wilayah

Puskesmas Leksono diketahui bahwa cakupan ASI eksklusif pada bulan

November 2014 sebesar 90% dengan jumlah total bayi usia 0-6 bulan sebanyak

210 responden. Sedangkan data jumlah balita usia 3 tahun pada bulan

November 2014 sebanyak 330 responden. Hasil studi pendahuluan dengan

menggunakan lembar Denver II terhadap 10 balita yang ada di Wilayah

Puskesmas Leksono didapatkan hasil sebanyak 50% responden memiliki

tumbuh kembang kategori abnormal dan 50% mengalami tumbuh kembang

normal, dari 50% responden dengan tumbuh kembang abnormal diketahui

bahwa 80% responden tidak diberikan ASI sampai 2 tahun.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas maka peneliti

tertarik untuk meneliti tentang analisis pertumbuhan dan perkembangan anak

Analisis Pertumbuhan dan..., Praptowo Suseno, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/5894/2/Praptowo Suseno BAB I.pdf · 2017-12-05 · dengan kandungan gizi paling sesuai untuktumbuh kembangnya (Siswono,

pada balita usia 3 tahun yang diberi ASI 2 tahun dan tidak ASI 2 tahun di

Wilayah Puskesmas Leksono Wonosobo Tahun 2015.

B. Rumusan Masalah

Rendahnya pemberian ASI dapat menjadi ancaman bagi Tumbuh

Kembang Anak (TKA). Padahal, kandungan ASI kaya akan karetonoid dan

selenium, sehingga ASI berperan dalam sistem pertahanan tubuh bayi untuk

mencegah berbagai penyakit (Dwiharso, 2010). Masa tumbuh kembang anak

membutuhkan asupan gizi yang diperoleh melalui pemberian Air Susu Ibu

(ASI) eksklusif. Analisis situasi kondisi ibu dan anak yang menyangkut upaya

peningkatan pemberian ASI hingga kini masih belum menunjukkan kondisi

yang menggembirakan. Gangguan tumbuh kembang pada awal kehidupan bayi

diantaranya disebabkan karena kekurangan gizi sejak bayi, pemberian

Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang terlalu dini atau terlalu lambat,

MP-ASI tidak cukup mengandung zat gizi yang dibutuhkan bayi, perawatan

bayi yang kurang memadai, dan yang tidak kalah pentingnya ibu tidak

memberi ASI eksklusif kepada bayinya (Linkages, 2011).

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan

permasalahan penelitian sebagai berikut "Analisis Pertumbuhan dan

Perkembangan Anak pada Balita Usia 3 Tahun yang Diberi ASI 2 Tahun Dan

Tidak ASI 2 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Leksono Wonosobo Tahun

2015?".

Analisis Pertumbuhan dan..., Praptowo Suseno, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/5894/2/Praptowo Suseno BAB I.pdf · 2017-12-05 · dengan kandungan gizi paling sesuai untuktumbuh kembangnya (Siswono,

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak pada balita

usia 3 tahun yang diberi ASI 2 tahun dan tidak ASI 2 tahun di Wilayah

Kerja Puskesmas Leksono Wonosobo Tahun 2015.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi karakteristik orang tua berdasarkan umur, pekerjaan,

pendidikan dan karakteristik balita usia 3 tahun berdasarkan jenis

kelamin di Wilayah Kerja Puskesmas Leksono Wonosobo Tahun 2015.

b. Mengidentifikasi pemberian ASI, pertumbuhan dan perkembangan

balita balita usia 3 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Leksono

Wonosobo Tahun 2015

c. Menganalisis hubungan pertumbuhan dengan pemberian ASI 2 tahun

pada balita usia 3 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Leksono

Wonosobo Tahun 2015.

d. Menganalisis hubungan perkembangan dengan pemberian ASI 2 tahun

pada balita usia 3 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Leksono

Wonosobo Tahun 2015.

Analisis Pertumbuhan dan..., Praptowo Suseno, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/5894/2/Praptowo Suseno BAB I.pdf · 2017-12-05 · dengan kandungan gizi paling sesuai untuktumbuh kembangnya (Siswono,

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Meneliti tentang perbedaan tumbuh kembang balita usia 3 tahun

yang diberi ASI Eksklusif 2 tahun dan tidak ASI Eksklusif 2 tahun berguna

untuk pengembangan ilmu pengetahuan di bidang keperawatan anak,

khususnya tentang pentingnya pemberian ASI bagi perkembangan anak.

2. Secara Praktis

a. Bagi Akademik

Dapat menjadi rujukan penelitian selanjutya bagi peneliti yang

tertarik meneliti permasalahan keperawatan anak dan perkembangan

anak.

b. Bagi Ibu

Menjadi masukan bagi para ibu untuk memberikan ASI secara

eksklusif kepada anaknya sehingga dapat mengoptimalkan

perkembangan sang anak.

c. Bagi Peneliti

Menambah pengalaman menerapkan ilmu pengetahuan yang telah

diperoleh dan dalam melakukan penelitian.

E. Keaslian Penelitian

Beberapa penelitian terkait dengan penelitian yang akan dilakukan adalah

sebagai berikut:

Analisis Pertumbuhan dan..., Praptowo Suseno, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/5894/2/Praptowo Suseno BAB I.pdf · 2017-12-05 · dengan kandungan gizi paling sesuai untuktumbuh kembangnya (Siswono,

1. Megawati (2011) tentang “Hubungan Pola Pemberian ASI Dan

Karakteristik Ibu Dengan Tumbuh Kembang Bayi 0-6 Bulan”. Jenis

penelitian yang digunakan yaitu cross sectional dengan sampel sebanyak

42 orang ibu yang memiliki bayi berusia 0-6 bulan dan masih menyusui.

Metode pengumpulan data menggunakan wawancara dengan panduan

kuesioner dan observasi. Analisis data menggunakan uji Chi-Square. Hasil

penelitian didapatkan Pola pemberian ASI dan karakteristik ibu

berhubungan dengan pertumbuhan bayi yaitu pemberian kolostrum

(p=0,000), frekuensi pemberian ASI (p=0,000), durasi pemberian ASI

(p=0,000), waktu antara pemberian ASI (p=0,000), usia ibu (p=0,003),

pendidikan ibu (p=0,000), pekerjaan ibu (p=0,000), jumlah anak ibu

(p=0,001). Pola pemberian ASI dan karakteristik ibu juga berhubungan

dengan perkembangan bayi yaitu pemberian kolostrum (p=0,002),

frekuensi pemberian ASI (p=0,002), durasi pemberian ASI (p=0,000),

waktu antara pemberian ASI (p=0,000), usia ibu (p=0,002), pendidikan ibu

(p=0,000), pekerjaan ibu (p=0,002), jumlah anak ibu (p=0,001).

Perbedaan dengan penelitian ini adalah jenis penelitian yang digunakan,

variabel yang diteliti dan analisa data. Sedangkan untuk persamaannya

adalah sama-sama meneliti tentang perkembangan anak, pendekatan yang

digunakan menggunakan cross sectional.

2. Adawiyah (2012) tentang “Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Dengan

Pertumbuhan Anak Batita Di Gampong Lambhuk Kecamatan Ulee Kareng

Kota Banda Aceh”. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan

Analisis Pertumbuhan dan..., Praptowo Suseno, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/5894/2/Praptowo Suseno BAB I.pdf · 2017-12-05 · dengan kandungan gizi paling sesuai untuktumbuh kembangnya (Siswono,

cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu – ibu yang

mempunyai anak usia 1 – 3 tahun. Besar sampel 40 responden. Tehnik

pengambilan sampel adalah total sampling. Menunjukkan bahwa

pertumbuhan batita ditinjau dari berat badan berada pada tingkat sesuai

standar dengan pemberian ASI Tidak Eksklusif 17 responden (56.7%),

pertumbuhan batita ditinjau dari tinggi badan berada pada tingkat sesuai

standar dengan pemberian ASI Tidak Eksklusif 14 responden (63.6%),

pertumbuhan batita ditinjau dari segi lingkar kepala berada pada tingkat

sesuai standar dengan pemberian ASI Tidak Eksklusif 13 responden

(59.1%). Dari penelitian yang telah dilakukan dikemukakan bahwa ada

hubungan pemberian ASI Eksklusif dengan pertumbuhan anak batita di

Gampong.

Perbedaan dengan penelitian ini adalah jenis penelitian yang digunakan,

variabel yang diteliti, teknik sampling dan analisa data. Sedangkan untuk

persamaannya adalah sama-sama meneliti tentang perkembangan anak,

pendekatan yang digunakan menggunakan cross sectional

3. Lidya (2013) tentang “Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Dengan

Tumbuh Kembang Anak Pada Usia 3 Sampai 6 Bulan Di Puskesmas

Karanganyar”. Desain penelitian yang digunakan adalah observasional

analitik dengan rancangan cross sectional. Sampel pada penelitian ini

adalah seluruh bayi yang berumur 3 – 6 bulan di Puskesmas Karanganyar

yang berjumlah 46 bayi. Alat ukur menggunakan kuesioner yang sudah

diuji validitas dan reliabilitas dengan jumlah responden ASI eksklusif

Analisis Pertumbuhan dan..., Praptowo Suseno, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/5894/2/Praptowo Suseno BAB I.pdf · 2017-12-05 · dengan kandungan gizi paling sesuai untuktumbuh kembangnya (Siswono,

sebanyak 30 responden, sedangkan analisis data menggunakan Uji Statistic

Chi Square. Perhitungan analisis bivariat menghasilkan koefisien korelasi

chi square sebesar 9,289 lebih besar dari chi kuadrat tabel dengan df = 2

dan α = 5 % adalah sebesar 5,591, maka x2 hitung > x2 tabel, sehingga Ho

ditolak dan Ha diterima, artinya ada hubungan yang signifikan pemberian

ASI eksklusif dengan tumbuh kembang pada anak umur 3 sampai 6 bulan.

Perbedaan dengan penelitian ini adalah jenis penelitian yang digunakan,

variabel yang diteliti, instrumen penelitian dan analisa data. Sedangkan

untuk persamaannya adalah sama-sama meneliti tentang perkembangan

anak, pendekatan yang digunakan menggunakan cross sectional

Analisis Pertumbuhan dan..., Praptowo Suseno, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015