bab i pendahuluan a. latar belakangeprints.umm.ac.id/56256/3/bab i.pdfpada penelitian ini peneliti...

6
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perindusrian di Indonesia di dominasi oleh usaha mikro kecil menengah, kehidupan kita sehari-hari tidak lepas dari usaha mikro kecil menengah mulai dari untuk memenuhi kebutuhan kita dari pagi hari seperti mencari sarapan bubur atau nasi pecel lalu membeli baju, usaha mikro kecil menengah telah berkembang dari waktu ke waktu. Dengan bertambahnya tahun jumlah usaha mikro kecil menengah (UMKM) mengalami peningkatan. Menurut Deputi Bidang Pembiayaan Koperasi dan UKM (Kemkop UKM) pada tahun 2018 (depkop.go.id) usaha mikro ada sebanyak 58,91 juta, usaha kecil ada sebanyak 59,260 juta unit, dan usaha besar ada sebanyak 4.987 unit, diketahui jumlah ini meningkat dari tahun 2017 sebesar 1,6 juta dari jumlah awal 12,7 juta pelaku usaha mikro kecil menengah. Disisi lain sebagian besar usaha mikro kecil menengah memiliki masalah yang penting seperti belum adanya pencatatan dan pembukuan, terutama tentang penyusunan laporan keuangan sesuai standar akuntansi keuangan yang berlaku, tidak ada pemisahan uang antara uang pribadi dan uang perusahaan, tidak ada pemisahan tugas, kurangnya sumber daya manusia. Menurut Tatik (2018) pelaku usaha mikro kecil menengah umumnya belum menggunakan standart yang berlaku dalam penyusunan laporan keuangan dan ada juga yang belum menyusun sama sekali laporan keuangan, mereka hanya menggunakan cash basis yang diambil dari sumber mutasi kas, membuat laporan keuangan dengan cara cash basis tentu tidak bisa mencerminkan keadaan perusahaan yang sebenarnya.

Upload: others

Post on 09-Dec-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/56256/3/BAB I.pdfPada penelitian ini peneliti tertarik meneliti usaha mikro kecil menengah berjenis usaha manufaktur yaitu mebel

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perindusrian di Indonesia di dominasi oleh usaha mikro kecil menengah,

kehidupan kita sehari-hari tidak lepas dari usaha mikro kecil menengah mulai dari

untuk memenuhi kebutuhan kita dari pagi hari seperti mencari sarapan bubur atau

nasi pecel lalu membeli baju, usaha mikro kecil menengah telah berkembang dari

waktu ke waktu. Dengan bertambahnya tahun jumlah usaha mikro kecil menengah

(UMKM) mengalami peningkatan. Menurut Deputi Bidang Pembiayaan Koperasi

dan UKM (Kemkop UKM) pada tahun 2018 (depkop.go.id) usaha mikro ada

sebanyak 58,91 juta, usaha kecil ada sebanyak 59,260 juta unit, dan usaha besar ada

sebanyak 4.987 unit, diketahui jumlah ini meningkat dari tahun 2017 sebesar 1,6

juta dari jumlah awal 12,7 juta pelaku usaha mikro kecil menengah. Disisi lain

sebagian besar usaha mikro kecil menengah memiliki masalah yang penting seperti

belum adanya pencatatan dan pembukuan, terutama tentang penyusunan laporan

keuangan sesuai standar akuntansi keuangan yang berlaku, tidak ada pemisahan

uang antara uang pribadi dan uang perusahaan, tidak ada pemisahan tugas,

kurangnya sumber daya manusia. Menurut Tatik (2018) pelaku usaha mikro kecil

menengah umumnya belum menggunakan standart yang berlaku dalam penyusunan

laporan keuangan dan ada juga yang belum menyusun sama sekali laporan

keuangan, mereka hanya menggunakan cash basis yang diambil dari sumber mutasi

kas, membuat laporan keuangan dengan cara cash basis tentu tidak bisa

mencerminkan keadaan perusahaan yang sebenarnya.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/56256/3/BAB I.pdfPada penelitian ini peneliti tertarik meneliti usaha mikro kecil menengah berjenis usaha manufaktur yaitu mebel

2

2

Akuntansi sangat penting bagi suatu perusahaan baik perusahaan besar atau

kecil sekalipun karena dengan akuntansi dapat diketahui keadaan perusahaan dan

dapat diambil keputusan yang tepat sesuai dengan kondisi apakah perusahaan akan

melakukan investasi ataupun melakukan pinjaman. Aset tetap adalah salah satu

penunjang utama bagi kegiatan produksi. Dalam melakukan kegiatan produksi agar

waktu dan jumlah produk yang dihasilkan efektif dan efisien maka dibutuhkan alat

atau mesin.

Pada revolusi industri sekarang ini banyak mesin digunakan pada kegiatan

produksi, hal ini sangat menekan biaya produksi dan waktu yang digunakan untuk

memproduksi suatu barang menjadi lebih cepat. Sebagai pelaku usaha, usaha mikro

kecil menengah juga membutuhkan mesin untuk membantu kegiatan produksi

mereka, karena pada era sekarang ini masyarakat ekonomi Asean (MEA) tengah

berlangsung. Semua negara anggota ASEAN bebas melakukan perdagangan, jika

usaha mikro kecil menengah di Indonesia tidak memperhatikan harga jual, dan

produk yang dihasilkan kualitasnya lebih rendah dari para pesaingnya, maka usaha

mikro kecil menengah di Indonesia bisa tergerus dan mengalami penurunan.

Usaha mikro kecil menengah sering kali tidak memperhatikan aset tetap

mereka, terutama permasalahan pengakuan dan pengukuran aset tetap. Padahal

penilaian aset yang terlalu besar ataupun terlalu kecil sangat mempengaruhi pada

penentuan harga pokok penjualan, dengan penentuan harga pokok penjualan yang

kurang tepat maka laba yang dilaporkan juga menjadi kurang tepat. Hal ini sangat

berpengaruh pada penyajian laporan keuangan.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/56256/3/BAB I.pdfPada penelitian ini peneliti tertarik meneliti usaha mikro kecil menengah berjenis usaha manufaktur yaitu mebel

3

3

Dikutip dari Dinkominfoblora (2017) Desa Randublatung terletak pada

Kabupaten Blora. Kabupaten Blora terkenal sejak dahulu sebagai penghasil kayu

jati terbesar dan terbaik di Indonesia. Desa Randublatung merupakan penyumbang

kayu jati yang terbaik, maka dari itu banyak dari masyarakat Randublatung

menjadikan salah satu kelebihan alam yaitu kayu jati sebagai mata pencaharian

dengan membangun usaha mebel. Usaha mikro kecil menengah yang ada pada desa

Randublatung pada umumnya belum menggunakan standar pelaporan keuangan

yang berlaku dalam pengakuan dan pengukuran aset, hal ini akan berdampak pada

laba yang dihasilkan dan juga ketika usaha mikro kecil menengah yang terkait akan

melakukan pembelian aset harus menyisihkan laba mereka untuk kemudian

dilakukan pembelian aset, tentu saja para pelaku tidak mau ada biaya yang dapat

mengurangi labanya.

Sebelumnya pernah dilakukan penelitian di kota Manado oleh Putra (2013)

menunjukkan bahwa CV. Kombos Manado telah melakukan pengakuan, dan

pengukuran aset tetap mengacu pada PSAK 16, dalam menghitung penyusutan

menggunakan metode saldo menurun akan tetapi dalam masih terdapat kesalahan.

Pada penelitian ini peneliti tertarik meneliti usaha mikro kecil menengah berjenis

usaha manufaktur yaitu mebel di desa Randublatung karena ciri khas dari kabupaten

Blora adalah kayu jati dan banyak dari pengrajin mebel di desa Randublatung yang

dirasa belum mengetahui dan menerapkan perlakuan terhadap aset tetap sesuai

dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku.

Penelitian ini akan dilakukan pada UD. Sido Makmur karena dirasa dapat

dijadikan contoh bagi usaha mikro kecil menengah terutama yang bergerak

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/56256/3/BAB I.pdfPada penelitian ini peneliti tertarik meneliti usaha mikro kecil menengah berjenis usaha manufaktur yaitu mebel

4

4

dibidang mebel pada desa Randublatung, karena merupakan usaha mebel dengan

omset terbesar mencapai Rp200.000.000,- per bulannya. Penelitian ini

dimaksudkan untuk mengimplementasikan metode perhitungan aset tetap sesuai

dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil Menengah (SAK

EMKM) khususnya pada UMKM dengan jenis usaha mebel kayu jati.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan diatas maka peneliti

membuat rumusan masalah :

1. Bagaimana UD. Sido Makmur melakukan penilaian dan pengukuran aset

tetap apakah sudah berdasarkan standar akuntansi keuangan entitas mikro

kecil menengah?

2. Apa kendala UD. Sido Makmur dalam melakukan penilaian dan pengukuran

aset tetap?

3. Bagaimana penilaian dan pengukuran aset tetap sesuai dengan standar

akuntansi keuangan entitasi mikro kecil menengah pada UD. Sido Makmur?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah yang telah disusun dapat disimpulkan tujuan dari

penelitian ini adalah :

1. Mendiskripsikan pengakuan dan pengukuran aset tetap UD. Sido

Makmur apakah sudah sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/56256/3/BAB I.pdfPada penelitian ini peneliti tertarik meneliti usaha mikro kecil menengah berjenis usaha manufaktur yaitu mebel

5

5

yaitu Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil Menengah

(SAK EMKM).

2. Mendiskripsikan kendala yang dialami oleh UD. Sido Makmur dalam

melakukan pengakuan dan pengukuran aset tetap.

3. Mendiskripsikan pengakuan dan pengukuran aset tetap UD. Sido

Makmur sesuai dengan standar akuntansi keuangan entitas mikro kecil

menengah (SAK EMKM)

2. Manfaat Penelitian

Aset Tetap sangat penting dihitung dan diukur karena sangat mempengaruhi

biaya produksi dan juga mempengaruhi kinerja perusahaan. Dengan adanya

penghitungan yang jelas maka dapat diambil keputusan yang tepat sesuai dengan

keadaan perusahaan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

pada perusahaan dalam hal :

• Efisiensi biaya, dengan menghitung aset tetap perusahaan maka terlihat

telah terjadi penyusutan dari tahun ke tahun, biaya penyusutan dikeluarkan

oleh perusahaan yang dialokasikan pada harga pokok produksi dapat

menggantikan aset yang sudah habis masa manfaatnya dengan aset yang

baru.

• Penentuan harga pokok penjualan yang tepat, dengan menghitung

penyusutan aset tetap maka dalam menentukan harga pokok penjualan

menjadi lebih tepat karena komponen dari harga pokok penjualan yaitu

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/56256/3/BAB I.pdfPada penelitian ini peneliti tertarik meneliti usaha mikro kecil menengah berjenis usaha manufaktur yaitu mebel

6

6

biaya overhead salah satunya adalah biaya penyusutan aset yang digunakan

untuk produksi.

• Memudahkan perusahaan melakukan pencatatan aset tetap, jika perusahaan

melakukan penghitungan aset tetap maka saat suatu aset tetap dihentikan

pemakaiannya dan mengkredit nilai total aset tetap maka perusahaan akan

menanggung kerugian yang besar.

• Kemudian penelitian ini juga diharapkan memberikan referensi usaha mikro

kecil menengah di desa Randublatung bagaimana cara mengakui, mengukur

dan menyajikan aset tetap pada laporan keuangan berstandar SAK EMKM.

Kontribusi bagi penelitian selanjutnya yaitu sebagai referensi dalam

melakukan penelitian terkait pengakuan dan penilaian aset tetap berdasarkan

standar akuntansi yang berlaku untuk usaha mikro kecil menengah yaitu standar

akuntansi keuangan entitas mikro kecil menengah.