bab i pendahuluan a. latar belakangeprints.umm.ac.id/38735/2/bab i.pdf · ekonomi ditinjau dari...

13
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kereta api merupakan moda transportasi yang banyak diminati banyak kalangan karena daya angkutnya yang memliki kapasitas besar, hemat energi dan juga ramah lingkungan sehingga suatu keharusan untuk dipertahankan tentunya dengan perawatan serta peningkatan pelayanan publik yang baik dan benar. Kereta api tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia. Kereta api perlu dikembangkan potensinya serta ditingkatkan peranannya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, pengembangan wilayah dan pemersatu wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam rangka mewujudkan Wawasan Nusantara, serta memperkukuh ketahanan nasional dalam usaha mencapai tujuan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, tentunya dalam menikmati moda transportasi kereta api tersebut haruslah dikenakan tarif. Pedoman perhitungan dan penetapan tarif kereta api telah diatur dalam Undang-Undang, Peraturan Pemerintah Dan Peraturan Menteri. Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian Bab XI Bagian Keenam mengatur tentang tarif angkutan kereta api sebagai angkutan masal terkait dengan tarif angkutan orang yaitu : (1) Pasal 151 ayat (2) menyatakan bahwa pedoman tarif angkutan orang dan tarif angkutan barang ditetapkan oleh Pemerintah.

Upload: others

Post on 12-Feb-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/38735/2/BAB I.pdf · ekonomi ditinjau dari asas keseimbangan dan asas keadilan pasal 2 UU No.23 Tahun 2007 tentang Perkeretapian

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kereta api merupakan moda transportasi yang banyak diminati banyak

kalangan karena daya angkutnya yang memliki kapasitas besar, hemat energi

dan juga ramah lingkungan sehingga suatu keharusan untuk dipertahankan

tentunya dengan perawatan serta peningkatan pelayanan publik yang baik dan

benar. Kereta api tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia.

Kereta api perlu dikembangkan potensinya serta ditingkatkan peranannya

dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, pengembangan wilayah dan

pemersatu wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam rangka

mewujudkan Wawasan Nusantara, serta memperkukuh ketahanan nasional

dalam usaha mencapai tujuan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, tentunya dalam

menikmati moda transportasi kereta api tersebut haruslah dikenakan tarif.

Pedoman perhitungan dan penetapan tarif kereta api telah diatur dalam

Undang-Undang, Peraturan Pemerintah Dan Peraturan Menteri. Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian Bab XI Bagian

Keenam mengatur tentang tarif angkutan kereta api sebagai angkutan masal

terkait dengan tarif angkutan orang yaitu :

(1) Pasal 151 ayat (2) menyatakan bahwa pedoman tarif angkutan orang

dan tarif angkutan barang ditetapkan oleh Pemerintah.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/38735/2/BAB I.pdf · ekonomi ditinjau dari asas keseimbangan dan asas keadilan pasal 2 UU No.23 Tahun 2007 tentang Perkeretapian

2

(2) Pasal 151 ayat (3) menyatakan bahwa pedoman penetapan tarif angkutan

berdasarkan perhitungan modal, biaya operasi, biaya perawatan, dan

keuntungan.

(3) Pasal 152 (1) menyatakan bahwa Tarif angkutan orang ditetapkan oleh

Penyelenggara Sarana Perkeretaapian dengan memperhatikan pedoman

tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 151 ayat (2).

(4) Pasal 152 ayat (2) menyatakan bahwa tarif angkutan orang dapat

ditetapkan oleh pemerintah atau pemerintah daerah untuk : a. Angkutan

pelayanan kelas ekonomi; dan b. Angkutan perintis.

(5) Pasal 153 ayat (1) menyatakan bahwa untuk pelayanan kelas ekonomi,

dalam hal tarif angkutan yang ditetapkan oleh Pemerintah atau

Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 152 ayat (2)

huruf a lebih rendah daripada tarif yang dihitung oleh penyelenggara

sarana perkeretaapian berdasarkan pedoman penetapan tarif yang

ditetapkan oleh Pemerintah, selisihnya menjadi tanggung jawab

Pemerintah atau Pemerintah Daerah dalam bentuk kewajiban pelayanan

publik.

Penetapan tarif kereta api yang demikian harus bedasarkan oleh Asas-

Asas dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 sebagaimana

diterangkan dalam pasal 2 yang memuat diantaranya Asas Keseimbangan dan

Asas Keadilan. Asas Hukum tersebut merupakan bagian penting dalam

menjalankan perintah Undang-Undang, sebab Asas masuk dalam staat

fundamental norm daripada Undang-Undang tersebut. Seperti halnya yang

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/38735/2/BAB I.pdf · ekonomi ditinjau dari asas keseimbangan dan asas keadilan pasal 2 UU No.23 Tahun 2007 tentang Perkeretapian

3

diungkapan oleh The Liang Gie “Asas Hukum merupakan suatu dalil umum

yang dinyatakan dalam istilah umum tanpa menyarankan cara-cara khusus

mengenai pelaksanaannya, yang diterapkan pada serangkaian perbuatan untuk

menjadi petunjuk yang tepat bagi perbuatan itu”.1 Kemudian dari fungsi asas

hukum dalam hukum adalah mendasarkan eksistensinya pada rumusan oleh

pembentuk undang-undang dan hakim (ini merupakan fungsi yang bersifat

mengesahkan) serta mempunyai pengaruh yang normatif dan mengikat para

pihak.2

Dalam Penetapan tarif oleh PT. KAI terdapat berbagai jenis klasifikasi

yaitu tarif untuk jenis ekonomi, bisnis, eksekutif namun yang menjadi fokus

penulis adalah jenis kereta api lokal ekonomi di stasion Malang kota Baru

untuk KA DHOHO PENATARAN jurusan Malang-Tulungang atau

Tulungagung-Malang. sebelumnya perlu diketahu bahwa jalur Kereta Api

Dhoho adalah Surabaya, Sepanjang, Krian, Mojokerto, Jombang, Kertosono,

Kediri, Tulungagung dan terakhir Blitar. Pada nomor kereta api 419, 421 dan

423 setelah sampai Stasiun Blitar menjadi kereta api Penataran. Karena

rutenya dari Blitar ke Surabaya lewat Malang.3 yang mana harga Tiket Kereta

Api Dhoho dibagi menjadi 3 tarif, pertama Surabaya Mojokerto 10.000,

Surabaya Kertosono 12.000, Surabaya Blitar 15.000. Misalkan dari Surabaya

ke Jombang berarti tarifnya 12.000. Dari Surabaya ke Kediri Rp 15.000 tarif

1 Mgid, Pengertian, Fungsi dan Macam Macam Asas Hukum, http://pengertian

pakar.com, akses 23/03/2018 2 Ibid.

3 Indonesia railway, harga tiket dan jadwal kerata api, Http://Hargatiket.web.id,

diakses tanggal 20/01/2018

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/38735/2/BAB I.pdf · ekonomi ditinjau dari asas keseimbangan dan asas keadilan pasal 2 UU No.23 Tahun 2007 tentang Perkeretapian

4

berlaku juga sebaliknya.4 harga tersebut harus dibayar pas kepada penikmat

jasa atau konsumen kereta api dalam keadaan bertempat duduk maupun tidak

bertempat duduk.

Berdasarkan nilai atau tarif dari harga tiket merupakan harga yang

cukup murah bagi pengguna kerata api dalam kelas ekonomi, namun yang

menjadi permasalahan adalah harga yang diberikan oleh PT. KAI untuk yang

tidak bertempat duduk. pasalnya tidak ada ketentuan lain yang

mengkhususkan penikamat jasa kereta api yang tidak bertempat duduk harus

membayar kurang dari harga yang sudah ditentukan diatas tidak kurang dan

tidak lebih, artinya harga yang sama namun berbeda fasilitas yang dinikmati,

sebut saja tiket Kerata Api Dhoho-Penataran tujuan Malang-Tulungagung dan

sebaliknya untuk harga tiket adalah Rp. 15.000 (lima belas ribu rupiah) untuk

sekali jalan. harga demikian harus dibayar penuh oleh pengguna moda

transportasi kerta api yang nantinya mendapatkan tempat duduk maupun

tidak bertempat duduk. meskipun juga pembelian tiket kerata api

dimunculkan informasi oleh petugas loket bahwa jam sekian untuk

pemberangkatan ke tujuan kota ini tidak ada kursi duduk. demikian ini

bertentangan dua Asas yaitu Asas Keadilan Dan Asas Keseimbangan yang

ada dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 Tentang

Perkeretaapian.

Asas keadilan dalam Perkertapian menyebutkan bahwa Perkeretaapian

harus dapat memberi pelayanan kepada segenap lapisan masyarakat dengan

4 Ibid.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/38735/2/BAB I.pdf · ekonomi ditinjau dari asas keseimbangan dan asas keadilan pasal 2 UU No.23 Tahun 2007 tentang Perkeretapian

5

biaya yang terjangkau serta memberi kesempatan berusaha dan perlindungan

yang sama kepada semua pihak yang terlibat dalam perkeretaapian. dalam

penjelasan Asas tersebut mengisyaratkan secara implisit bahwa harus terdapat

keadilan dalam memberlakukan tarif yang mana tarif tersebut harus

terjangkau oleh masyarakat, dan dilanjutkan dengan perlindungan yang sama

oleh semua pihak yang terlibat dalam pereketaapian dalam hal ini tidak

dijelaskan secara mendetail siapa yang dimaksudkan pihak, namun secara

implisit pula masyakat merupakan bagian dari pihak yang dimaksudkan

dalam Asas keadilan tersebut manakala masyaratkat itu berstatus penikmat

jasa yang mengikatkan diri untuk menikmati jasa keretapai tersebut.

Pemberian tiket namun tidak disertai tempat duduk bukan merupakan bagian

dalam Asas Keadilan mengingat tarif yang belaku adalah sama, sehingga

berkenaan dengan jasa transpoartasi kereta api ini seharusnya menggunakan

keadilan seperti yang rumuskan oleh aristoteles yaitu keadilan Destributif

yaitu keadilan dengan melihat dan menimbang antara hak dan kewajiban.

Selain bertentangan dengan Asas keadilan penentuan tarif juga

menciderai Asas keseimbangan. Asas keseimbangan dalam pasal 2 Undang-

Undang Perkeretaapian menjelaskan bawah “Perkeretaapian harus

diselenggarakan atas dasar keseimbangan antara sarana dan prasarana,

kepentingan pengguna jasa dan penyelenggara, kebutuhan dan ketersediaan,

kepentingan individu dan masyarakat, antardaerah dan antarwilayah, serta

antara kepentingan nasional dan internasional”. Keseimbangan dalam hal ini

paling menjadi sorotan adalah kepentingan pengguna jasa dan penyelenggara

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/38735/2/BAB I.pdf · ekonomi ditinjau dari asas keseimbangan dan asas keadilan pasal 2 UU No.23 Tahun 2007 tentang Perkeretapian

6

serta kebutuhan maupun ketersedian menjadi sorotan kedua ketika

kepentingan pengguna jasa dengan penyelenggara tersebut tidak mendapatkan

keseimbangan pemberlakuan tarif apabila harus dipatok dengan harga yang

sama namun berbeda pelayanan, selain itu dalam hal kebutuhan dan

ketersedian seorang penikmat jasa membutuhkan tempat duduk dengan tarif

harus dibayarkan sama dengan yang lain namun karena dengan alasan

ketersedian tempat duduk sudah habis maka penikmat jasa terpaksa harus

berdiri selama perjalanan yang menjadi bahaya pula adalah mereka yang

tidak bertempat duduk kebanyakan berdiri diantara pintu gerbong yang sangat

menggangu penikmat jasa transportasi yang lain.

Sehingga penulis berdasarakan latarbelakang diatas membuat tertarik

untuk mengkaji dan membahas lebih lanjut serta mengangkat kajian ini dalam

suatu bentuk karya ilmiah dengan judul “Implementasi Penetapan Tarif

Kereta Api Lokal Ekonomi Kepada Penumpang Tidak Bertempat

Duduk Ditinjau Dari Asas Keseimbangan Dan Asas Keadilan Pasal 2

Undang-Undang No. 23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian”.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/38735/2/BAB I.pdf · ekonomi ditinjau dari asas keseimbangan dan asas keadilan pasal 2 UU No.23 Tahun 2007 tentang Perkeretapian

7

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latarbelakang, maka penulis mengambil rumusan masalah sebagai

berikut :

1. Bagaimana sistem penetapan tarif kereta api lokal ekonomi ditinjau dari

asas keseimbangan dan asas keadilan pasal 2 UU No.23 Tahun 2007 tentang

Perkeretapian ?

2. Bagaimana implimentasi asas keseimbangan dan keadilan dalam

pemenuhan hak-hak penumpang sebagai pengguna jasa tranportasi kereta

api yang tidak bertempat duduk ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan tentunya memiliki tujuan-tujuan tertentu. Adapun

yang menjadi tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :

1. Menganalisa dan mengetahui sistem penetapan tarif kereta api lokal

ekonomi ditinjau dari asas keseimbangan dan asas keadilan pasal 2 UU

No.23 Tahun 2007 tentang Perkeretapian

2. Menganalisa dan mengetahui implementasi asas keseimbangan dan asas

keadilan dalam pemenuhan hak penumpang sebagai penikmat jasa

transportasi kereta api yang tidak bertempat duduk untuk rute Malang-

Tulungagung.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat teoritis

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/38735/2/BAB I.pdf · ekonomi ditinjau dari asas keseimbangan dan asas keadilan pasal 2 UU No.23 Tahun 2007 tentang Perkeretapian

8

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan baik kalangan

akademis (mahasiswa) maupun masyarakat umum terutama yang

berkaitan dengan asas keadilan dan keseimbangan dalam pemberkaluan tarif

kereta api.

2. Manfaat praktis

a. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi sebuah karya penulisan

ilmiah hukum sebagai tugas akhir untuk menyelesaikan pendidikan

pada tingkat strata satu (S-1) dan dapat menjadi penunjang serta

pengembang ilmu pada umumnya.

b. Bagi Perusahaan PT. KAI (Kereta Api Indonesia)

Penelitian ini diharapkan menjadi sebuah sumbangan pemikiran yang

bersifat solutif tentang masalah-masalah yang timbul akibat dari

implementasi asas keadilan maupun asas keseimbangan dalam hal

penetapan tarif kereta api yang dapat dikatan proporsional

c. Bagi Masyarakat Umum/ Konsumen

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sebuah kesadaran hukum

bagi masyarkat umum sebagai pengguna layanan jasa kereta api terkait

tarif pelayanan tiket kerta api yang tidak bertempat duduk.

E. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini berguna dalam rangka menigkatkan daya pikat terhadap

pendidikan dalam bidang ilmu hukum terkhusus konsentrasi hukum perdata

bisnis dan diharapkan dapat menjadi sebuah referensi dalam upaya perbaikan

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/38735/2/BAB I.pdf · ekonomi ditinjau dari asas keseimbangan dan asas keadilan pasal 2 UU No.23 Tahun 2007 tentang Perkeretapian

9

pelayanan kereta api. penelitian ini juga berguna untuk memahami

implementasi asas keadilan dan asas keseimbangan dari pentapan tarif kereta

api lokal ekonomi bagi penikmat jasa yang harus membeli harga tiket dengan

harga yang sama dengan penumpang yang bertempat duduk.

F. Metode Penelitian

Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan

analisa dan kontruksi yang dilakukan secara metodologis, sistematis, dan

konsisten. Metodologis berarti sesuai dengan metode atau cara tertentu,

sistematis berarti berdasarkan pada suatu sistem, sedangkan konsisten berarti

tidak adanya hal-hal yang bertentangan dalam suatu kerangka tertentu.5

1. Metode pendekatan

Pendekatan masalah merupakan proses pemecahan atau

penyelesain terhadap sebuah masalah melalui tahap-tahap yang telah

ditentukan untuk mencapai tujuan penelitian atau penulisan.6 Penulisan ini

menggunakan metode pendekatan yuridis sosiologis, artinya penelitian ini

melakukan kajian terhadap keadaan nyata yang terjadi dimasyarakat atau

lingkungan masyarakat dengan tujuan untuk menemukan fakta-fakta yang

kemudian dilakukan identifikasi terhadap permasalahan yang ada yang

pada akhirnya menemukan sebuah penyelesaian masalah.7 Penulis dalam

penulisan hukum akan mengkaji mengenai implementasi penetapan tarif

5 Soejono Sukanto, 2006, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta, Universitas

Indonesia (UI) Press, hal. 433 6 Abdulkadir Muhammad, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum. Bandung, Penerbit

Citra Aditya Bakti, hal.112 7 Soejono Soekanto, 1982, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta, UI Press, Hal 10

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/38735/2/BAB I.pdf · ekonomi ditinjau dari asas keseimbangan dan asas keadilan pasal 2 UU No.23 Tahun 2007 tentang Perkeretapian

10

kereta api lokal ekonomi ditinjau dari asas keadilan dan asas

keseimbangan pasal 2 undang-undang nomor 23 tahun 2007 tentang

perkeretapian.

2. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian adalah sebuah tempat yang digunakan sebagai obyek

yang akan dikaji dalam penelitian yang dilakukan. Penentuan lokasi

penelitian menjadi unsur penting yang dapat mempermudah dalam

memperoleh data dan mempertanggungjawabkan data tersebut yang

digunakan sebagai penelitian. Dalam hal ini penulis melakukan penelitian

di Daerah Operasi VIII Surabaya yang memiliki wewenang secara

operasional untuk rute kerta api mulai dari Stasiun malang sampai dengan

stasiun Tulungagung terhadap Kerata Api Dhoho Penataran.

3. Sumber data

Penulis menggunakan sumber data dalam melakukan penelitian sebagai

berikut:

a. Sumber data Primer merupakan data yang diperoleh dan kemudian

dikumpulkan secara langsung dari sumber pertama terhadap

permasalahan yang dikaji. Sumber data primer melalui wawancara

dengan pihak PT.KAI di DAOP VIII Surabaya, Pihak Stasion Kota

Malang, dan masyarakat umum sebagai pengguna layanan transportasi

kerta api untuk keberangkatan Malang – Tulungagung sebanyak 30

orang dengan status penumpang dengan tempat duduk dan 30 orang

dengan status tanpa tempat duduk diambil secara acak.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/38735/2/BAB I.pdf · ekonomi ditinjau dari asas keseimbangan dan asas keadilan pasal 2 UU No.23 Tahun 2007 tentang Perkeretapian

11

b. Sumber data Sekunder, merupakan data yang diperoleh dari pihak lain

atau sumber lain yang pernah mengumpulkan dan mengelolah

sebelumnya yang dapat berupa data-data dari buku, Riset sebelumnya,

artikel ilmiah, jurnal ilmiah, doktrin dan undang-undang dengan

tujuan sebagai pelengkap dan pendukung dari data primer.

4. Teknik pengumpulan data

a. Wawancara

Wawancara merupakan suatu proses dimana terjadi interaksi

yang berupa dialog tanya jawab yang dilakukan oleh penanya dan

narasumber. Wawancara dimaksudkan untuk memperoleh jawaban-

jawaban yang benar dan akurat dari sumber yang ditentukan dalam

penelitian. Penulis dalam wawancara akan mencari informasi

kepada:

(1) Pihak PT.KAI DAOP VIII Surabaya.

(2) Pihak Stasion Kota Malang

(3) Masyarakat Umum sebagai pengguna jasa transportasi kereta

api khusus dhoho-penataran jalur Malang-Tulungagung.

b. Studi Dokumentasi, penulis melakukan pengumpulan data dengan

sumber data tertulis yang dapat berupa dokumen resmi.

Pengumpulan data terhadap data-data yang diperlukan dan relevan

dengan penelitian yang dibahas baik data yang diperoleh dari PT.

KAI DAOP VIII Surabya, Stasiun Kota Malang, maupun konsumen

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/38735/2/BAB I.pdf · ekonomi ditinjau dari asas keseimbangan dan asas keadilan pasal 2 UU No.23 Tahun 2007 tentang Perkeretapian

12

yang menggunakan jasa transportasi kereta api khusus rute Malang-

Tulungagung.

c. Observasi, Penulis melakukan pengumpulan data dan informasi

dengan cara memahami, melihat, mendengar dan merasakan segala

aktifitas dari fenomena yang menjadi obyek penelitian khususnya

bagaimana keadaan pengguna layanan jasa transpotasi kereta api

tanpa tempat duduk disetiap gerbong-gerbong kereta api.

5. Teknik Anslisa Data

Agar data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan dan

mendapatkan jawaban yang tepat terhadap masalah yang dirumuskan

maka pemilihan teknik analisa yang tepat sangat penting. Analisa

merupakan tindak lanjut dari penulis dalam mengolah hasil penelitian

menjadi sebuah laporan yang diharapakan. Teknik analisa yang

digunakan penulis adalah dengan cara menarik kesimpulan terhadap

permasalahan yang terjadi secara umum terhadap permasalahan yang

konkret yang dihadapi.

Dari data yang diperoleh kemudian penulis mencoba untuk

menganalisa secara deskriptif kualitatif. Deskriptif kualitatif yaitu

sebuah metode analisa data yang dilekukan denga cara

pengelompokan dan penyeleksian data yang didapatkan dari penelitian

dilapangan menurut kualitas kebenaran dan keakuratannya, kemudian

diselaraskkan dengan teori-teori, asas-asas dan kaidah-kaidah hukum

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/38735/2/BAB I.pdf · ekonomi ditinjau dari asas keseimbangan dan asas keadilan pasal 2 UU No.23 Tahun 2007 tentang Perkeretapian

13

yang diperoleh dari studi kepustakaan sehingga memperoleh jawaban

atas permasalahan yang diangkat.

G. SISTEMATIKA PENULISAN

Untuk mengetahui secara jelas isi dari skripsi ini maka sistematika

penulisan disusun sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, kegunaan penelitian, Kerangka teori,

Metode penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II : Tinjauan pustaka

Bab ini berisi tentang kajian-kajian, diskripsi atau uraian terkait dengan

permasalahan yang diangkat meliputi teori tentang perketaapain, asas-asas,

pelayanan, dan hak-hak penikmat jasa.

Bab III : Hasil dan pembahasan

Bab ini berisikan tentang uraian pembahasan terhadap permasalahan yang

diangkat dalam penelitian yang kemudian dianalisa kesesuain atau

keselarasan berdasarkan kenyataan yang terjadi dan didukung dengan

teori-teori.

Bab IV : Penutup

Bab ini merupakan bab terkahir yang berisikan kesimpulan dari bab dan

sub bab yang telah dibahas sebelumya serta saran penulis dalam

menghadpi permasalahan yang menjadi fokus pembahasan.