bab i pendahuluan a. latar...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan arus globalisasi dan informasi yang semakin meningkat dan
tingkat kemampuan negara-negara yang ada di dunia saat ini, menyebabkan setiap
negara saling membutuhkan. Era globalisasi yang ada saat ini membuka peluang
untuk terbukanya pasar bebas lintas negara1 serta dengan adanya MEA
(Masyarakat Ekonomi Asean). Dengan demikian masing – masing negara
didorong untuk turut aktif dalam pergaulan antar bangsa, jika bangsa itu ingin
maju dan tidak terisolasi dari pergaulan internasional. Dunia cenderung
terpengaruh pada keterbukaan dan kerja yang saling menguntungkan.
Semakin berkembangnya informasi akan mendorong timbulnya hubungan
anta negara yang satu dengan negara yang lain. Ha ini berhubungan dengan
kegiatan manusia antar negara. Pekerja asing mulai dibutuhkan di Indonesia
seiring dengan semakin meningkatnya kegiatan ekonomi. Indonesia tidak hanya
membutuhkan tenaga kerja dari dalam negeri saja tetapi dari luar negeri juga.
Masuknya warga negara asing untuk bekerja di Indonesia juga harus
membutuhkan surat izin untuk melakukan aktivitas ketenagakerjaan.
Pemerintah Indonesia memberikan wewenang kepada direktorat Jenderal
Imigrasi sebagai salah satu unit pelaksana teknis departemen hukum dan hak asasi
manusia (HAM) mempunyai peranan yang sangat penting untuk mengatur lalu
1 Muhammad Sood, Hukum Perdagangan Internasional, Jakarta: RajaGrafindo Persada,
2011, hlm. 1.
2
lintas orang asing antar negara dan mengawasi kedatangan, keberadaan serta
kegiatan orang asing antar negara dan mengawasi kedatangan , keberadaan serta
kegiatan orang asing sampai meninggalkan wilayah Republik Indonesia sebagai
acuan dalam mengatur masalah lalu lintas orang asing yang singgah maupun
tinggal dalam waktu tertentu maka pemerintah Indonesia mengeluarkan peraturan
dalam bentuk Undang-undang berupa Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011
perubahan atas Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian.
Pasal 1 angka 18 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian menyebutkan bahwa :
Visa Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Visa adalah
keterangan tertulis yang diberikan oleh pejabat yang berwenang di
Perwakilan Republik Indonesia atau di tempat lain yang ditetapkan oleh
Pemerintah Republik Indonesia yang memuat persetujuan bagi Orang Asing
untuk melakukan perjalanan ke Wilayah Indonesia dan menjadi dasar untuk
pemberian Izin Tinggal.
Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak pada tanggal 30 September 2015
menangkap lima WNA China saat bekerja pada pengerjaan instalasi listrik di PT
JA yang berada di Manyar, Gresik, Jawa Timur.2 Jumlah WNA yang dideportasi
pada bulan November 2016 kemarin sebanyak 15 WNA. Sebagian besar meraka
adalah WNA pekerja. Para WNA dipulangkan ke Philipina dan India.
Berdasarkan keterangan Kasubsi Pengawasan Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas
I Tanjung Perak Anton Sihombing bahwa proses deportasi terhadap WNA tidak
2 Indra Setiawan, imigrasi tanjung perak deportasi lima wna, dalam
http://www.antaranews.com, diakses 21 Maret 2017
3
hanya dilakukan waktu itu saja. Namun, pada Oktober sampai November 2016
Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak telah melakukan hal serupa terhadap WNA
yang terbukti melanggar keimigrasian. Tercatat WNA yang sudah dideportasi
sebanyak 22 orang. Dalam operasi tersebut, ada 39 WNA yang diamankan.
Mereka berasal dari berbagai perusahaan di wilayah Lamongan, Bojonegoro,
Tuban, dan Gresik. Dari hasil pemeriksaan, 19 orang dinyatakan tidak
bermasalah. Sedangkan 20 orang lainnya dikembalikan ke negara asalnya.3
Keberadaan orang asing yang ada di Indonesia khususnya di Kota
Surabaya, tidak sedikit yang menyalahgunakan izin tinggal, seperti pada
kenyataannya Tim Pengawas Imigrasi mengamankan Warga Negara Asing
(WNA) di akhir Tahun 2016 kemarin. Mereka melakukan operasi waspada di
beberapa tempat yang berpotensi memperkejakan warga negara asing, seperti
perusahaan asing, hotel dan restoran. Tanggal 26 Desember 2016 tim pengawas
imigrasi Kota Surabaya mengamankan tujuh warga China yang bekerja di sebuah
perusahaan di Kecamatan Krian, Sidoarjo, Jawa Timur. Mereka terbukti
menggunakan visa kunjungan untuk bekerja di perusahaan tersebut, bukan visa
bekerja.4 Pada bulan Juni tahun 2016 Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak
mendeportasi dua Warga Negara Asing. Dua WNA yang dideportasi adalah satu
WN Malaysia dan satu WN China. WN Malaysia yang dideportasi berinisial AH.
Pria 19 tahun itu dideportasi karena overstay lebih dari 60 hari. Sementara WN
China yang dideportasi berinisial WG, Pria 35 tahun ini dideportasi karena
3 Jawa Pos, Imigrasi Perak Deportasi 15 WNA, http://www.pressreader.com
/indonesia/jawa-pos/20151129/282471412778621, diakses 21 Januari 2017 4 Indra Setiawan, petugas imigrasi surabaya jaring tujuh wn china,
http://www.antaranews.com, diakses 21 Januari 2017
4
memberikan data yang tidak benar dalam pengurusan visa. Dalam visa yang
diurusnya, WG mengaku disponsori oleh sebuah perusahaan di Jakarta untuk
bekerja di sana.5
Enam Warga Negara Asing (WNA) yang menyalahgunakan izin tinggal
ditangkap tim gabungan Imigrasi Kelas I Tanjung Perak, Imigrasi Kelas I
Khusus Surabaya, dan Divisi Imigrasi Kanwil Kemenkumham Jatim.
Razia yang dilakukan Kamis (19/1/2017) sampai Jumat (20/1/2017) dini
hari itu dilakukan di restoran asing, tempat hiburan malam dan beberapa
perusahaan yang terpencar di wilayah Sidoarjo dan Surabaya.
WNA yang diamankan di antaranya 3 wanita berkebangsaan Thailand, 2
berkebangsaan Mali dan seorang berkebangsaan Afghanistan.
"Tim gabungan terus melaksanakan operasi pengawasan orang asing
yang ada di wilayah Jatim," ujar Kepala Divisi Imigrasi
Kanwil Kemenkumham Jatim, Lucky Agung Binarto di kantor Imigrasi
Kelas I Surabaya, Waru, Sidoarjo, Jumat (20/1/2017).
Tiga perempuan berkebangsaan Thailand yang berinisial MSC (32),
MCC (31), dan MUC (35) itu bekerja sebagai therapist di sebuah tempat
hiburan di kawasan Surabaya Selatan.
"Tiga warga negara Thailand ini diduga melakukan pelanggaran izin
kunjungan untuk bekerja," kata Lucky didampingi Kepala Imigrasi Kelas
I Surabaya Agus Wijaya dan Kepala Imigrasi Kelas I Tanjung Perak,
Hasanudin.
Menurut Lucky, tim gabungan yang bergerak di Kabupaten Sidoarjo
menangkap tiga WNA di tempat berbeda.
Dua orang berkebangsaan Mali inisial AK dan ET. Ketika ditangkap,
keduanya tidak bisa menunjukkan dokumen keimigrasiannya.
"Keduanya mengaku sebagai pemain bola yang sedang menunggu
kontrak dari klub," kata Lucky menirukan ucapan kedua WNA itu.
Setelah keduanya diperiksa di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Surabaya
terungkap jika mereka datang sejak Oktober 2014.6
Surabaya - Pemkot Surabaya rajin merazia rumah kos yang diduga
ASEAN (MEA). Hasil razia, seorang WN Korea diamankan karena
menyalahi masa izin tinggal yang sudah kadaluarsa.
Bersama dengan Polsek dan Trantib Kecamatan Sawahan merazia tempat
kos. WN Korea Selatan bernisial KY (26) terjaring razia di rumah kos
Jalan Halimun 21, Senin (21/3/2016).
5 Imam Wahyudiyanta, dua wna dideportasi kantor imigrasi tanjung perak,
http://news.detik.com, diakses 21 Maret 2017 6 Anas Miftakhudin, petugas imigrasi di surabaya tangkap 6 warga negara asing yang
salahi izin tinggal, http://surabaya.tribunnews.com , diakses 21 Maret 2017
5
Saat petugas gabungan datang, WN asal Negeri Ginseng tersebut dalam
kondisi tidur. Akhirnya KY (26) dibangunkan dimintai kartu identitasnya
serta izin tinggal di Indonesia.
Celakanya saat diperiksa ternyata visa-nya sudah habis tertanggal 13
Maret lalu serta menyalahgunakan visa wisata untuk bekerja sebagai guru
di salah satu sekolah swasta di kawasan Sawahan.
"Dia ternyata mengajar di salah satu sekolah swasta di kawasan
Sawahan. Artinya dia menyalahgunakan izin visa wisata dengan bekerja
di sini," kata Kasi Trantib Kecamatan Sawahan, Bimo Bijaksono.
Menurut Bimo, terkait keberadaan WN yang melanggar UU
Keimigrasian pihaknya langsung menyerahkan ke polisi.
"Setiap kali kita tanya dia selalu menjawab dengan menggunakan Bahasa
Korea. Kalaupun dengan bahasa Inggris itupun sepatah patah. Bahasa
Indonesianya hanya bisa selamat pagi..selamat makan," jelas Bimo.
Pihaknya juga memanggil pemilik kos yang telah menyalahgunakan izin
rumahnya. Karena rumahnya dijadikan tempat kos. Padahal izinnya
adalah rumah tinggal.
"Kami sudah laporkan ke Satpol PP Pemkot agar rumah kos tersebut
ditindaklanjuti perizinannya," tutur dia.
Sementara Camat Sawahan, M Yunus menyatakan terkait tertangkapnya
seorang WN Korea (KY) tersebut bisa dikenakan sanksi hukum dan
dijerat Pasal 122 UU No 6 tahun 2011 tentang Keimigrasian terkait
penyalahgunaan izin tinggal.
"Maksimal kurung penjara 5 tahun dan denda Rp 500 juta," tandasnya.
Selain menyerahkan kasus penyalahgunaan izin tinggal ke kepolisian,
Yunus juga akan melakukan koordinasi dengan pihak imigrasi untuk
menindaklanjuti temuan anggota trantib di lapangan. (ze/fat)7
Adanya kasus yang terjadi di Media Massa, didukung dengan data yang
diperoleh dari Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak bahwa Penyalahgunaan Ijin
Tinggal Keimigrasian dapat dikatakan banyak. Data dari tahun 2015 sampai
dengan juni tahun 2017 menyebutkan bahwa pelaku penyalahgunaan Ijin Tinggal
pada tahun 2015 sebanyak 31 (tiga puluh satu) dari 38 (tiga puluh delapan), tahun
2016 sebanyak 2 (dua) dari 30 (tiga puluh) pelaku pelanggaran dan tahun 2017
7 Zainal Effendi, wn korea kos di Surabaya salahi izin tinggal diamankan,
https://news.detik.com, diakses 21 Maret 2017
6
dari bulan januari sampai dengan juni sebanyak 14 (empat belas) dari 16 (enam
belas) pelaku pelanggaran.
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian telah
mengatur tentang pemberian sanksi, yaitu berupa Tindakan Administratif.
Menurut Pasal 1 angka 31 menyebutkan bahwa pengertian Tindakan Administratif
adalah sanksi administratif yang ditetapkan Pejabat Imigrasi terhadap Orang
Asing di luar proses peradilan. Macam-macam Tindakan Administratif dimuat
dalam Pasal 75 sebagai berikut :
1) Pejabat Imigrasi berwenang melakukan Tindakan Administratif
Keimigrasian terhadap Orang Asing yang berada di Wilayah Indonesia
yang melakukan kegiatan berbahaya dan patut diduga membahayakan
keamanan dan ketertiban umum atau tidak menghormati atau tidak
menaati peraturan perundang-undangan.
2) Tindakan Administratif Keimigrasian sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dapat berupa:
a. pencantuman dalam daftar Pencegahan atau Penangkalan;
b. pembatasan, perubahan, atau pembatalan Izin Tinggal;
c. larangan untuk berada di satu atau beberapa tempat tertentu di
Wilayah Indonesia;
d. keharusan untuk bertempat tinggal di suatu tempat tertentu di
Wilayah Indonesia;
e. pengenaan biaya beban; dan/atau
f. Deportasi dari Wilayah Indonesia.
3) Tindakan Administratif Keimigrasian berupa Deportasi dapat juga
dilakukan terhadap Orang Asing yang berada di Wilayah Indonesia
karena berusaha menghindarkan diri dari ancaman dan pelaksanaan
hukuman di negara asalnya.
Namun demikian, dalam undang-undang keimigrasian terdapat juga
ketentuan pidananya Pasal 113 sampai dengan Pasal 136. Ketentuan pidana
penyalahgunaan izin tinggal diatur dalam Pasal 122 menyebutkan bahwa :
7
Dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan pidana
denda paling paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah):
a. setiap Orang Asing yang dengan sengaja menyalahgunakan atau
melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan maksud dan tujuan pemberian
Izin Tinggal yang diberikan kepadanya;
b. setiap orang yang menyuruh atau memberikan kesempatan kepada Orang
Asing menyalahgunakan atau melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan
maksud atau tujuan pemberian Izin Tinggal yang diberikan kepadanya.
Merujuk pada penelitian terdahulu oleh Bambang Hartono, Pelaksanaan
penegakan hukum tindak pidana keimigrasian terhadap orang asing yang
melakukan pelanggaran hukum belum dilakukan secara maksimal karena pada
kenyataannya walaupun telah merujuk pada undang-undang keimigrasian tentang
tata cara pelaksanaan penegakan hukum melalui tindakan keimigrasian, namun
belum sepenuhnya dilaksanakan. Dimana penegakan hukum tindak pidana
keimigrasian hanya sebatas pengenaan tindakan yang berupa administratif tidak
sampai proses peradilan pidana (pro-justisia).8
Bertitik tolak pada uraian-uraian yang telah dikemukakan di atas, maka
penulis merasa tertarik untuk mengkaji dan melakukan penulisan Tugas Akhir
Skripsi yang berkaitan dengan pemidanaan pelaku tindak pidana keimigrasian
yaitu penyalahgunaan izin tinggal, dengan judul : “PENERAPAN SANKSI
TERHADAP PENYALAHGUNAAN IZIN TINGGAL WNA
BERDASARKAN UNDANG-UNDANG TENTANG KEIMIGRASIAN”
(Studi di Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak).
8 Bambang Hartono, 2012. Upaya Penegakan Hukum terhadap Tindak Pidana
Keimigrasian, Jurnal. Vol. 3 No. 1. Fakultas Hukum Universitas Bandar Lampung. Hal. 73
8
B. Rumusan Masalah :
1. Bagaimanakah bentuk-bentuk penyalahgunaan izin tinggal WNA di kantor
Imigrasi Kelas I Tanjung Perak ?
2. Apa saja faktor dan aktor yang menyebabkan terjadinya penyalahgunaan izin
tinggal WNA di Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak ?
3. Bagaimanakah pertimbangan penerapan sanksi Tindakan Administratif dan
sanksi pidana terhadap pelaku penyalahgunaan izin tinggal WNA di Kantor
Imigrasi Kelas I Tanjung Perak ditinjau dari Undang – Undang tentang
Keimigrasian ?
4. Bagaimana upaya mengoptimalisasikan agar tidak ada lagi penyalahgunaan
izin tinggal oleh Pejabat Imigrasi Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak ?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui bentuk-bentuk penyalahgunaan izin tinggal WNA di kantor
Imigrasi Kelas I Tanjung Perak.
2. Mengetahui faktor dan aktor yang menyebabkan terjadinya penyalahgunaan
izin tinggal WNA di Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak.
3. Mengetahui pertimbangan penerapan sanksi Tindakan Administratif dan
sanksi pidana terhadap pelaku penyalahgunaan izin tinggal WNA di Kantor
Imigrasi Kelas I Tanjung Perak ditinjau dari Undang – Undang tentang
Keimigrasian.
4. Mengetahui upaya mengoptimalisasikan agar tidak ada lagi penyalahgunaan
izin tinggal.
9
D. Manfaat
Manfaat dalam usulan penelitian ini sebagai berikut :
a. Manfaat teoritis
Manfaat teoritis, memberikan sumbangan ide/pemikiran tentang sanksi atas
penyalahgunaan izin tinggal dan memahami teori tentang Undang-Undang Nomor
6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian.
b. Manfaat praktis
Manfaat praktis, memberikan pemahaman bagi masyarakat khususnya WNA yang
ingin melakukan kepentingan-kepentingan di Indonesia tentang aturan
keimigrasian.
E. Kegunaan
a. Bagi Penulis
Memberikan wawasan baru dan ilmu tentang keimigrasian khususnya penggunaan
izin tinggal bagi WNA yang tinggal di Indonesia serta untuk memenuhi tugas
akhir sebagai langkah dan syarat memperoleh gelar kesarjanaan S-1 dibidang
ilmu hukum.
b. Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan hasil yang konkrit, sehingga
masyarakat khususnya WNA akan berpikir untuk menyalahgunakan izin tinggal
yang dimilikinya.
10
c. Bagi Aparat Penegak Hukum
Penelitian ini diharapapkan dapat dijadikan masukan kritik dan saran khususnya
bagi pegawai keimigrasian dalam menegakkan hukum penyalahgunaan izin
tinggal yang dilakukan oleh WNA.
F. Metode Penelitian
1. Metode Pendekatan
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat
empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu cara ilmiah, data, tujuan dan
kegunaan.9 Penelitian ini menggunakan metode yuridis sosiologis, artinya
penelitian hukum yang menggunakan data sekunder sebagai data awalnya, yang
kemudian dilanjutkan dengan data primer atau data lapangan, Meneliti efektivitas
suatu Undang-Undang dan Penelitian yang ingin mencari hubungan (korelasi)
antara berbagai gejala atau variabel sebagai alat pengumpul datanya terdiri dari
studi dokumen, pengamatan (observasi), dan wawancara (interview).10
2. Lokasi Penelitian
Alasan penulis memilih lokasi penelitian di di kantor Imigrasi Kelas I Perak
Kota Surabaya karena Surabaya merupakan ibukota dari Provinsi Jawa Timur. Di
Kota Surabaya dan di wilayah hukum Kantor Imigrasi Tanjung Perak banyak
9 Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: ALFABETA. Hal. 2 10 Amiruddin. 2012. Pengantar Metode Penelitian Hukum. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada. Hal. 9
11
terdapat perusahaan-perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja asing.
Semakin banyak tenaga kerja asing yang diserap akan semakin meningkatkan
kemungkinan timbulnya penyalahgunaan ijin tinggal.
3. Jenis Data
a. Data Primer
Data primer adalah jenis data, dokumen tertulis, file, rekaman, informasi,
pendapat dan lain – lain yang diperoleh dari sumber yang utama/pertama.11
Dalam penelitian ini, data yang diperoleh langsung adalah hasil wawancara
dengan Kepala Seksi Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian. Data
primer yang dicari adalah bagaimana penerapan sanksi yang dilakukan
pejabat keimigrasian terhadap penyalahgunaan ijin tinggal, kendala –
kendala terhadap tindakan pelaksanaan pelanggaran tersebut. Kedua,
melakukan wawancara dengan WNA (Warga Negara Asing) yang bekerja di
perusahaan untuk mengetahui penyebab penyalahgunaan ijin tinggal
keimigrasian.
b. Data Sekunder
Bahan penelitian ini berkaitan dengan penulisan yang dilakukan.
Dalam penelitian ini sumber yang digunakan yaitu :
a) peraturan perundang-undangan,
b) buku – buku literatur
11 Fakultas Hukum. 2016. Pedoman Penulisan Hukum. Fakultas Hukum Universitas
Muhammadiyah Malang. Hal. 16
12
c. Data Tersier/Data Penunjang
Bahan hukum yang memberikan informasi dan penjelasan terhadap
bahan hukum primer dan sekunder adalah sebagai berikut :
a) skripsi,
b) jurnal,
c) media elektronik,
d) internet.
4. Teknik Pengumpulan Data Penelitian
a. Wawancara
Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak yaitu
pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara
(interviewer) yang memberikan jawaban atas pertanyaan.12 Untuk memperoleh
data-data yang diperlukan dalam penelitian ini disesuaikan dengan metode
pendekatan dan jenis data yang digunakan. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dengan mengadakan wawancara atau tanya jawab langsung dengan
responden yaitu Bapak Antonius Frizky S. Cahya Putra, A.Md.Im, SH., M.Si.,
dengan memakai pedoman wawancara yang telah dipersiapkan sebelumnya
dengan tidak menyimpang dari permasalahan. Wawancara adalah percakapan
yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara (interviewer) yang memberikan jawaban atas
12 Moleong, L. J, 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, Bandung. PT
Remaja Rosdakarya. Hal. 118
13
pertanyaan.13 Serta wawancara dengan dua WNA kebangsaan India yang diduga
melakukan penyalahgunaan Ijin Tinggal dengan Inisial SA dan AP.
b. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah informasi yang berasal dari catatan penting
baik dari lembaga atau organisasi maupun dari perorangan. Dokumentasi bisa
berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang.14 Studi
dokumentasi yaitu mengumpulkan dokumen dan data-data yang diperlukan dalam
permasalahan penelitian lalu ditelaah secara intens sehingga dapat mendukung
dan menambah kepercayaan dan pembuktian suatu kejadian.15
5. Teknik Analisa Data
Metode yang digunakan dalam penulisan hukum ini adalah metode analisis
Deskriptif-Kualitatif. Deskriptif karena bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa
yang saat ini berlaku. Di dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat,
analisis dan menginterpretasikan kondisi yang sekarang ini terjadi atau ada.
Dengan kata lain penelitian Deskriptif-Kualitatif ini bertujuan untuk
mendeskripsikan dan menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik
bersifat alamiah maupun rekayasa manusia, yang lebih memperhatikan mengenai
karakteristik, kualitas, keterkaitan antar kegiatan. Selain itu, Penelitian deskriptif
tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel
13 Moleong, L. J, 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, Bandung. PT
Remaja Rosdakarya. Hal. 118 14 Sugiyono, Op.cit. Hal. 240 15 Satori Djam’an., Komariah Aan. 2011. Metode Penelitian Kualitatif. Alfabeta:
bandung. Hal. 149
14
yang diteliti, melainkan menggambarkan suatu kondisi yang apa adanya. Satu-
satunya perlakuan yang diberikan hanyalah penelitian itu sendiri, yang dilakukan
melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.16
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini terdiri dari 4 bab yang tersusun secara sistematis
sehingga dapat dengan mudah dipahami, yang secara garis besar dapat diuraikan
sebagai berikut :
BAB 1 : PENDAHULUAN
Pada bab ini akan diuraikan tentang latar belakang yang memuat alasan
atau faktor pendorong untuk dilakukannya suatu penelitian berdasarkan
permasalahan yang ada, rumusan masalah, tujuan penelitian tersebut, manfaat
penelitian, kegunaan pemelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan ini.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan diuraikan tentang teori – teori yang bersumber dari
peraturan perundang – undangan maupun literatur lainnya berkaitan dengan
permasalahan tentang penelitian yang akan dilakukan oleh penulis.
BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan yang telah
dikaji dan dianalisa secara sistematis berdasarkan pada kajian pustaka
sebagaimana bab II.
16 Sukmadinata, Nana Syaodih. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, Hal. 73
15
BAB IV : PENUTUP
Pada bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran yang perlu
disampaikan terkait dengan permasalahan yang telah diteliti serta saran bagi
peneliti selanjutnya.